kata kerja operasional-semester 6

14
KATA KERJA OPERASIONAL KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap koqnitif sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan koqnitif siswa yang perlu dikembangkan secara khusus oleh guru yaitu: Strategi belajar memahami isi materi pelajaran Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut. Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya yang bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan koqnitif atau kebiasaan belajar. Pilihan tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam materi dana mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut. A. Ada dua prefensi koqnitif Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus atau naik kelas semata Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan materi-materi yang disajikan gurunya. Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral yang terkandung dan menyatu dalam pengetahuan. B. Kecakapan Afektif Kebersihan pengembangan koqnitif tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif akan tetapi membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi serta preferensi. Koqnitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif

Upload: adin

Post on 23-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Kata Kerja Operasional-semester 6

KATA KERJA OPERASIONAL KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR

Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap koqnitif sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan koqnitif siswa yang perlu dikembangkan secara khusus oleh guru yaitu:

Strategi belajar memahami isi materi pelajaran Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-

pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut.

Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya yang bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan koqnitif atau kebiasaan belajar. Pilihan tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam materi dana mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut.A. Ada dua prefensi koqnitif

Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus atau naik kelas semata

Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan materi-materi yang disajikan gurunya.

Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral yang terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.

B. Kecakapan AfektifKebersihan pengembangan koqnitif tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif akan tetapi membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi serta preferensi. Koqnitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif para siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap

C. Kecakapan psikomotorKeberhasilan pengembangan koqnitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor. Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnyaKetiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada

Page 2: Kata Kerja Operasional-semester 6

tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:

a) Ranah proses berfikir (cognitive domain)

b) Ranah nilai atau sikap (affective domain)

c) Ranah keterampilan (psychomotor domain)

Page 3: Kata Kerja Operasional-semester 6

CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)

Pengetahuan (Cl)

Pemahaman (C2)

Penerapan (C3)

Analisis (C4) Sintesis (C5) Penilaian (C6)

Mengutip Memperkirakan

Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi Membandingkan

Menyebutkan

Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan

Menjelaskan Mengkategorikan

Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai

Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan

Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkategorikan

Mengkritik

Mengidentiflkasi

Mengasosiasikan

Mengkalkulasi Mendiagnosis Mengkode Menimbang

Mendaftar Membandingkan

Memodifikasi Menyeleksi Mengkombinasikan

Memutuskan

Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi

Memerinci Menyusun Memisahkan

Memberi label

Mengkontrasikan

Menghitung Menominasikan

Mengarang Memprediksi

Memberi indek

Mengubah Membangun Mendiagramkan

Membangun Memperjelas

Memasangkan

Mempertahankan

Mengurutkan Mengkorelasikan

Menanggulangi Menugaskan

Menamai Menguraikan Membiasakan Merasionalka Menghubungka Menafsirkan

Page 4: Kata Kerja Operasional-semester 6

n n

Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan Mempertahankan

Membaca Membedakan Menentukan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci

Menyadap Mendiskusikan Menggambarkan

Menjelajah Mengoreksi Mengukur

Menghafal Menggali Menggunakan Membagankan

Merancang Merangkum

Menim Mencontohkan

Menilai Menyimpulkan

Merencanakan Membuktikan

Mencatat Menerangkan Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi

Mengulang Mengemukakan

Menggali Menelaah Meningkatkan Mengetes

Mereproduksi

Mempolakan Mengemukakan

Memaksimalkan

Memperjelas Mendukung

Meninjau Memperluas Mengadaptasi Memerintahkan

Memfasilitasi Memilih

Memilih Menyimpulkan

Menyelidiki Mengedit Membentuk Memproyeksikan

Menyatakan Meramalkan Mengoperasikan

Mengaitkan Merumuskan

Mempelajari Merangkum Mempersoalkan

Memilih Menggeneralisasi

Mentabulasi Menjabarkan Mengkonsepk Mengukur Menggabungka

Page 5: Kata Kerja Operasional-semester 6

an n

Memberi kode

Melaksanakan Melatih Memadukan

Menelusuri Meramalkan Mentransfer Membatasi

Menulis Memproduksi Mereparasi

Memproses

Mengaitkan Menampilkan

Mensuimulasikan

Menyiapkan

Memecahkan Memproduksi

Mel.akukan Merangkum

Mentabulasi Merekonstruksi

Menyusun

Memproses

meramalkan

Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:

Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan

Page 6: Kata Kerja Operasional-semester 6

untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Pemahaman (comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.

Penerapan (application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Analisis (analysis)

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-

Page 7: Kata Kerja Operasional-semester 6

tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

Sintesis (syntesis)

Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.

Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

Page 8: Kata Kerja Operasional-semester 6

CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)

Menerima (Al) Menanggapi (A2) Menilai (A3) Mengelola (A4) Menghayati (A5)

Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Mengubah prilaku

Mempertanyakan

Mem bantu Meyakini Mengubah Berakhlak mulia

Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi

Memberi Mengkompromikan

Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan

Menganut Menyenangi Memperjelas Mengkombinasikan

Mengkualifikasi

Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Melayani

Meminati Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan

Mendukung Mengundang Membentuk pendapat

Membuktikan

Menyetujui Menggabungkan

Memadukan memecahkan

Menampilkan Memperjelas Mengelola

Melaporkan Mengusulkan Menegosiasi

Memilih Menekankan Merembuk

Page 9: Kata Kerja Operasional-semester 6

Mengatakan Menyumbang

Memilah

Menolak

Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :

a. Penerimaan (recerving)

Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.

b. Pemberian respon atau partisipasi (responding)

Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.

c. Penilaian atau penentuan sikap (valung)

Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.

d. Organisasi (organization)

Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.

e. Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)

Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa

CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)

Page 10: Kata Kerja Operasional-semester 6

PENIRUAN (PI) MANIPULASI (P2) KETETAPAN (P3) ARTIKULASI (P4)

Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan

Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam

Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk

Melamar Memilah Mengirim Memadankan

Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan

Mengumpulkan Memperbaiki Mendorong Memulai

Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir

Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjelaskan

Membangun Menempatkan Mencampur Menempel

Mengubah Membuat Mengoperasikan Menskestsa

Membersihkan Memanipulasi Mengemas Mendengarkan

Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang

Mengkonstruksi Mencampur

Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :

Page 11: Kata Kerja Operasional-semester 6

a. Peniruan

terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.

b. Manipulasi

Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

c. Ketetapan

memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.

d. Artikulasi

Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.

e. Pengalamiahan

Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik