kasus pinjaman daerah & jawaban

8
Soal dan Jawaban Kasus Pinjaman Daerah 1 Manajemen Keuangan Sektor Publik Terapan Nama : Muhammad Avicinna Dipayana NIM : 146020306011026 Kelas BC STAR BPKP BATCH 4 Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya KASUS PINJAMAN DAERAH Dibawah ini adalah Perhitungan APBD Kabupaten X, untuk tahun anggaran 2008. Perhitungan APBD Kabupaten X Tahun 2008 PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah 15.387,46 Pajak Daerah 2.543,00 Retribusi Daerah 7.345,00 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 331,56 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 5.167,90 Dana Perimbangan 145.440,00 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 41.863,00 Dana Alokasi Umum 125.000,00 Dana Alokasi Khusus 8.440,00 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 29.863,64 Jumlah Pendapatan 190.691,10 BELANJA Belanja Pegawai/Personalia 140.607,19 Belanja Barang dan Jasa 68.955,30 Belanja Perjalanan Dinas 15.029,52 Belanja Pemeliharaan 33.724,04 Belanja Modal 84.522,64 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 31.847,45 Latihan Soal MKSPT Muhammad Avicinna Dipayana 1

Upload: muhammad-avicinna-dipayana

Post on 30-Jan-2016

106 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Soal dan Jawaban Mata Kuliah Manajemen Keuangan Sektor Publik Terapan

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Pinjaman Daerah & Jawaban

Soal dan Jawaban Kasus Pinjaman Daerah 1Manajemen Keuangan Sektor Publik Terapan

Nama : Muhammad Avicinna DipayanaNIM : 146020306011026

Kelas BC STAR BPKP BATCH 4Program Magister AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

KASUS PINJAMAN DAERAH

Dibawah ini adalah Perhitungan APBD Kabupaten X, untuk tahun anggaran 2008.

Perhitungan APBDKabupaten X Tahun 2008

PENDAPATANPendapatan Asli Daerah 15.387,46Pajak Daerah 2.543,00Retribusi Daerah 7.345,00Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 331,56Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 5.167,90

Dana Perimbangan 145.440,00Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 41.863,00Dana Alokasi Umum 125.000,00Dana Alokasi Khusus 8.440,00

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 29.863,64

Jumlah Pendapatan 190.691,10BELANJABelanja Pegawai/Personalia 140.607,19Belanja Barang dan Jasa 68.955,30Belanja Perjalanan Dinas 15.029,52Belanja Pemeliharaan 33.724,04

Belanja Modal 84.522,64Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 31.847,45Belanja Tidak Tersangka 6.482,03

Jumlah Belanja 381.168,17

Surplus/(Defisit) -190.477,07

PEMBIAYAAN

Latihan Soal MKSPT – Muhammad Avicinna Dipayana 1

Page 2: Kasus Pinjaman Daerah & Jawaban

Penerimaan DaerahSisa Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 21.000,00Transfer dari Dana Cadangan 22.458,00Transfer dari Dana Depresiasi 10.325,00Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 5.600,00Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Dipisahkan 0,00

Jumlah Penerimaan Daerah 59.383,00

Pengeluaran DaerahPenyertaan Modal 16.656,00Transfer Ke Dana Cadangan 15.325,00Transfer Ke Dana Depresiasi 6.500,00Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo 9.254,00Sisa Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan 15.711,00

Jumlah Pengeluaran Daerah 63.446,00

Jumlah Pembiayaan -4.063,00

PDRB 2.318.000,00Pinjaman tahun berjalan 560.000,00Biaya Bunga 7.200,00

Bupati Kabupaten X Mengajukan rancangan Pinjaman untuk membiayai dua proyek pembangunan yakni:

Proyek Pembangunan MallProyek ini bernilai Rp 600.201.000.000.- keseluruhannya akan dibiayai oleh pinjaman lunak 12%. Jika seluruh kapasitas tersewakan maka Pemda akan memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp 320.000.000 setiap tahunnya. Masa pinjaman 20 tahun.

Proyek Pembangunan Jalan Lingkar dan Reklamasi PantaiProyek ini akan menghabiskan dana Rp 800.500.000.000 keseluruhan biaya akan dibebankan melalui pinjaman dengan tingkat bunga 10% masa pinjaman 25 tahun. Jika proyek ini selesai, diharapkan dapat menghubungkan daerah pusat pertanian yang terisolasi dengan pusat kota, diharapkan juga tingkat pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 9,3% pertahun. Di daerah itu juga akan dibangun pusat pertokoan, hotel, sedang jalan lingkar akan menguhubungkan kota dengan daerah pusat Industri yang akan dibangun.

Tugas:1. Tentukanlah proyek mana yang dapat dibiayai dengan hutang dan dengan

obligasi daerah ?2. Langkah pembiayaan bagaimana yang memungkinkan pemda tidak melakukan

kebijakan yang bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia?3. Proyek mana yang sebaiknya perlu dilakukan oleh pemda?

JAWABAN

Latihan Soal MKSPT – Muhammad Avicinna Dipayana 2

Page 3: Kasus Pinjaman Daerah & Jawaban

Sebelum menjawab pertanyaan terkait dengan soal, ada beberapa batasan yang saya tentukan dikarenakan kurangnya informasi yang terdapat dalam soal. Adapun batasan yang saya tentukan adalah sebagai berikut:1. APBD Kabupaten X yang disajikan dalam soal merupakan APBD yang belum mengacu

pada Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, beserta perubahannya. Ini dapat dilihat dari struktur belanja yang disajikan. Batasan: Menyesuaikan dengan peraturan terbaru terkait dengan APBD, maka saya menyesuaikan struktur APBD Kabupaten X berdasarkan struktur APBD sebagaimana dimaksud dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, beserta perubahannya.

2. Peraturan perundang undangan terbaru yang mengatur tentang Pinjaman Daerah adalah PP No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah, yang menggantikan PP No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah.Batasan: Saya mengasumsikan APBD Kabupaten X dalam soal dalam Tahun Anggaran 2013, mengingat PP No. 30 Tahun 2011 terbit pada tanggal 6 Juni 2011, sehingga akan berlaku efektif pada tahun 2012. Sedangkan pemilihan Tahun Anggaran 2013 dikarenakan bahwa dalam menghitung pinjaman daerah, wajib memperhitungkan data APBD tahun sebelumnya.

3. Tidak terdapat ukuran pengali dalam angka-angka dalam soal, sehingga akan mustahil bila Kabupaten X akan mengadakan pinjaman daerah dengan Pendapatan hanya berjumlah Rp 15.387,46.Batasan: Dalam kaitannya dengan nominal alternatif kebijakan pinjaman daerah dalam soal, maka saya asumsikan angka-angka dalam soal x Rp 1.000.000 (satu juta rupiah).

4. Tidak adanya data realisasi APBD 3 tahun sebelumnya untuk menghitung DSCR dan tahun anggaran sebelumnya untuk mentukan batas pinjaman baru yang diperbolehkan, merupakan kekurangan dalam soal, mengingat hal ini merupakan salah satu persyaratan dalam menghitung pinjaman daerah sesuai pasal 15 PP No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah.Batasan: Nominal APBD yang tercantum dalam soal dipergunakan dalam menghitung DSCR dan batasan pinjaman baru yang diperbolehkan.

1. a. Dengan Pinjaman daerahSesuai dengan PP 30/2011 tentang Pinjaman Daerah, persyaratan umum bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan pinjaman adalah sebagai berikut:1. Jumlah sisa pinjaman daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak

melebihi 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya. Penerimaan umum APBD tahun sebelumnya adalah seluruh penerimaan APBD tidak termasuk Dana Alokasi Khusus, Dana Darurat, dana pinjaman lama, dan penerimaan lain yang kegunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran tertentu.

2. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah. Nilai rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman (Debt Service Coverage Ratio/DSCR) paling sedikit 2,5 (dua koma lima). DSCR dihitung dengan rumus sebagai berikut:

DSCR = (PAD       +         (DBH       -       DBHDR)         +         DAU)         –         BW   ≥ 2,5Angsuran Pokok Pinjaman + Bunga + Biaya Lain 

Latihan Soal MKSPT – Muhammad Avicinna Dipayana 3

Page 4: Kasus Pinjaman Daerah & Jawaban

 3. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah harus tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.

4. Khusus untuk Pinjaman Jangka Menengah dan Jangka Panjang wajib mendapatkan persetujuan dari DPRD.

Berkaitan dengan itu maka untuk menjawab soal di atas, poin 1, 3 dan 4 tidak diatur dalam soal, sehingga yang dilakukan adalah menghitung (Debt Service Coverage Ratio/DSCR) dari masing-masing alternatif sebagai berikut:

Proyek Pembangunan MallProyek ini bernilai Rp 600.201.000.000.- keseluruhannya akan dibiayai oleh pinjaman lunak 12%. Jika seluruh kapasitas tersewakan maka Pemda akan memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp 320.000.000 setiap tahunnya. Masa pinjaman 20 tahun.DSCR = (PAD       +         (DBH       -       DBHDR)         +         DAU)         –         BW   ≥ 2,5

Angsuran Pokok Pinjaman + Bunga + Biaya Lain  = (15.387.460.000 + 41.863.000.000   + 125.000.000.000) – 140.607.190.000   ≥ 2,5

30.010.050.000 + 72.024.120.000 = 41.643.270.000,00  ≥ 2,5

102.034.170.000 = 0,41  ≥ 2,5

Proyek Pembangunan Jalan Lingkar dan Reklamasi PantaiProyek ini akan menghabiskan dana Rp 800.500.000.000 keseluruhan biaya akan dibebankan melalui pinjaman dengan tingkat bunga 10% masa pinjaman 25 tahun. Jika proyek ini selesai, diharapkan dapat menghubungkan daerah pusat pertanian yang terisolasi dengan pusat kota, diharapkan juga tingkat pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 9,3% pertahun. Di daerah itu juga akan dibangun pusat pertokoan, hotel, sedang jalan lingkar akan menguhubungkan kota dengan daerah pusat Industri yang akan dibangun.DSCR = (PAD       +         (DBH       -       DBHDR)         +         DAU)         –         BW   ≥ 2,5

Angsuran Pokok Pinjaman + Bunga + Biaya Lain  

= (15.387.460.000 + 41.863.000.000   + 125.000.000.000) – 140.607.190.000   ≥ 2,532.020.000.000 + 80.050.000.000

= 41.643.270.000,00  ≥ 2,5112.070.000.000 

= 0,37  ≥ 2,5

Dengan melihat ketentuan tentang Nilai rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman (Debt Service Coverage Ratio/DSCR) paling sedikit 2,5 (dua koma lima), maka baik Proyek Pembangunan Mall maupun Proyek Pembangunan Jalan Lingkar dan Reklamasi Pantai tidak memenuhi kriteria di atas, sehingga keduanya tidak bisa dilakukan oleh Kabupaten X.

b. Dengan Obligasi daerahSesuai dengan PP 30/2011 tentang Pinjaman Daerah, prinsip umum bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan obligasi daerah adalah sebagai berikut:1. Penerbitan Obligasi Daerah hanya dapat dilakukan di pasar modal domestik dan

dalam mata uang Rupiah;

Latihan Soal MKSPT – Muhammad Avicinna Dipayana 4

Page 5: Kasus Pinjaman Daerah & Jawaban

2. Obligasi Daerah merupakan efek yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah dan tidak dijamin oleh Pemerintah;

3. Pemerintah Daerah dapat menerbitkan Obligasi Daerah hanya untuk membiayai kegiatan investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang menjadi urusan Pemerintah Daerah. Dengan ketentuan tersebut, maka Obligasi Daerah yang diterbitkan Pemerintah Daerah hanya jenis Obligasi Pendapatan (Revenue Bond);

4. Nilai Obligasi Daerah pada saat jatuh tempo sama dengan nilai Obligasi Daerah pada saat diterbitkan. Dengan ketentuan ini maka Pemerintah Daerah dilarang menerbitkan Obligasi Daerah dengan jenis index bond yaitu Obligasi Daerah yang nilai jatuh temponya dinilai dengan index tertentu dari nilai nominal.

Dengan melihat ketentuan di atas, maka:* Proyek Pembangunan Mall dapat dilakukan karena merupakan kegiatan

investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang menjadi urusan Pemerintah Daerah, dan

* Proyek Pembangunan Jalan Lingkar dan Reklamasi Pantai tidak memenuhi kriteria karena tidak menghasilkan penerimaan walaupun memberikan manfaat bagi masyarakat yang menjadi urusan Pemerintah Daerah

2. Langkah pembiayaan yang memungkinkan pemda Kabupaten X tidak melakukan kebijakan yang bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia adalah dengan menghitung berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:a. Persyaratan jumlah pinjaman yang bisa ditarik (poin a ayat (1) Pasal 15 PP No. 31

Tahun 2011)

sisa pinjaman + pinjaman yang akan ditarik ≤ 75% penerimaan umum APBD tahun sebelumnya

Berkaitan dengan itu, dapat diacu tabel perhitungan sebagaimana diatur dalam PMK No. 137/PMK.07/2012 tentang Batasan Maksimal Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Batas Maksimal Kumulatif Pinjaman Daerah Tahun Anggaran 2013 sebagai berikut:

Poin

Uraian Nilai (dlm juta Rp)

a Penerimaan APBD 220.554,10b DAK APBD 8.440,00c Dana Darurat APBD 0d Dana Pinjaman APBD 0e Peneriman Lain yang Kegunaannya Dibatasi pada

APBD0

f Penerimaan Umum APBD (a-(b+c+d+e)) 212.114,10g 75% dari Penerimaan Umum APBD (75% x f) 159.085,58h Sisa Pinjaman Lama 560.000,00i Nilai Usulan Pinjaman Baru dan Obligasi 1.400.701,00j Total Pinjaman (h+i) 1.960.701,00

Latihan Soal MKSPT – Muhammad Avicinna Dipayana 5

Page 6: Kasus Pinjaman Daerah & Jawaban

Dari perhitungan di atas, dapat diketahui sebenarnya Kabupaten X tidak boleh mengajukan pinjaman lagi, karena 75% dari peneriman umum APBD hanya berjumlah Rp 159.085.580.000 sedangkan sisa pinjaman lama sudah sangat besar melebihi, yaitu sejumlah Rp 560.000.000.000 sehingga apabila ditambah pinjaman baru akan sangat jauh melebihi kemampuan Kabupaten X dalam membayarnya.

b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan daerah (DSCR) untuk mengembalikan pinjaman (poin b ayat (1) Pasal 15 PP No. 31 Tahun 2011)

Berkaitan penghitungan DSCR di atas, Kabupaten X tidak memiliki kemampuan dalam mengembalikan pinjaman, dimana DSCR Proyek Pembangunan Mall hanya berjumlah 0,41 dan Proyek Pembangunan Jalan Lingkar dan Reklamasi Pantai berjumlah 0,37. Keduanya jauh di bawah standar 2,5 yang dipersyaratkan sebagai ketentuan dalam kemampuan daerah untuk mengembalikan pinjaman.

c. Memenuhi ketentuan persyaratan lain yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman (poin c ayat (1) Pasal 15 PP No. 31 Tahun 2011)

Di dalam soal, tidak dijelaskan tentang siapa yang memberi pinjaman serta persyaratan yang diberikan oleh pemberi pinjaman, sehingga ketentuan ini tidak dapat dijawab untuk menjawab soal.

3. Sehubungan dengan proyek mana yang sebaiknya dilakukan oleh Pemda, maka dapat dilakukan oleh Pemda Kabupaten X, maka jawabannya berhubungan dengan jawaban pertanyaan No. 1 dan 2, yaitu:a. Baik Proyek Pembangunan Mall maupun Proyek Pembangunan Jalan Lingkar dan

Reklamasi Pantai tidak dapat dilakukan oleh Pemda Kabupaten X melalui Pinjaman Daerah (mengacu pada jawaban no.2)

b. Proyek Pembangunan Mall dapat dilakukan melalui obligasi daerah, karena merupakan kegiatan investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang menjadi urusan Pemerintah Daerah. Sedangkan Proyek Pembangunan Jalan Lingkar dan Reklamasi Pantai tidak dapat dilakukan melalui obligasi daerah, karena tidak menghasilkan penerimaan walaupun memberikan manfaat bagi masyarakat yang menjadi urusan Pemerintah Daerah.

Latihan Soal MKSPT – Muhammad Avicinna Dipayana 6