kasus gordon
DESCRIPTION
kasus gordonTRANSCRIPT
Pengkajian Asuhan keperawatan dilakukan pada hari senin tanggal 21 Maret pukul 12.30 WIB
Ruang Flamboyan Penyakit Dalam RS Soewondo Kendal pada pasien Ny. S, umur 60 tahun,
alamat desa Patebon. Pasien masuk pada tanggal 20 Maret 2011 dengan penanggung jawab Ny.
K, 32 tahun sebagai anak pasien. Dari pengkajian yang telah dilakuan didapatkan data subyektif
sebagai berikut : Riwayat Kesehatan Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan cekot-cekot
pada luka dipunggung kaki kanan, dan luka tidak sembuh-sembuh. Dan saat ditanya tentang
riwayat kesehatan yang sekarang klien mengatakan kurang lebih 2 minggu sebelum masuk RS
klien mengeluh kaki kanan luka, sebelumnya kaki klien bengkak lama-kelamaan menjadi
melepuh seperti kena api kemudian pecah dan menjadi luka. Luka makin lama makin melebar,
terasa nyeri dan keluar nanah dari luka tersebut. Akhir-akhir ini klien sering merasa lemes dan
sering pusing. Klien mengatakan kakinya sering merasa kesemutan. Pada riwayat kesehatan
dahulu, Klien mengatakan mempunyai riwayat DM sudah 20 tahun yang lalu, klien minum obat
glibenclamide 1x5 mg tab dan setiap kali obatnya habis klien rutin kontrol diklinik 24 jam
didekat rumah. Klien juga mempunyai riwayat amputasi pada ibu jari kaki kiri kurang 35 lebih
bulan Agustus 2009 karena ulkus DM juga tetapi sekarang sudah kering dan sembuh. Klien
mempunyai riwayat hipertensi . Dan pada riwayat kesehatan keluarga keluarga tidak mempunyai
riwayat penyakit Diabetes Mellitus maupun hipertensi.
Pasien mengatakan kesehatan adalah hal yang sangat penting, apabila ada keluarga ataupun
dirinya sakit maka keluarga pasien membawa ke pelayanan kesehatan / dokter praktek terdekat.
Selama ini pasien mengetahui kalau dirinya menderita penyakit diabetus mellitus, sehingga
upaya pencegahan yang dilakukan yaitu dengan kontrol gula darah secara rutin diklinik dengan
gula darah terakhir sebelum masuk RS yaitu 145 gr/dl. Klien mengatakan sebelum sakit biasa
makan tiga kali sehari dan habis satu porsi diantaranya nasi 1 centong, gorengan ( tempe, tahu
dll), dan sayur. Klien sudah mengetahui kalau menderita DM, jadi untuk makanan tiap hari klien
mengurangi makanan yang manis seperti jajanan yang manis ataupun roti yang manis. Selama
sakit klien mengatakan tidak ada gangguan dalam hal nafsu makan, klien hanya makan makanan
yang sudah didiitkan oleh RS dan tidak makan makanan yang lain. Sebelum sakit dan dirawat di
RS klien banyak minum air putih kurang lebih 1500 ml, tetapi selama sakit klien minumnya
berkurang menjadi kira-kira 1000 ml saja. Klien tidak biasa minum kopi ataupun teh manis.
Klien sudah tidak bekerja lagi, setiap hari klien hanya menjaga cucucucunya selama anaknya
bekerja. Klien mengatakan pola tidur tidak tentu, setiap kali mengantuk langsung tidur.
Begitupun juga dimalam hari, setelah selesai sholat isya’ klien biasa tidur tetapi jam 12 malam
klien selalu bangun untuk melaksanakan sholat tahajut. Klien bangun jam 5 pagi. Sebelum
masuk RS klien memang tidak bekerja, setiap hari klien hanya menjaga cucunya dirumah. Segala
kegiatan rumah dikerjakan oleh anaknya. Selama klien dirawat dirumah sakit klien lebih banyak
tiduran karena kaki klien lebih sakit jika digunakan untuk menapak. Sebelum pasien sakit
biasanya pasien kencing ± 6-7 kali per hari, buang air besar tiga hari sekali. Setelah masuk RS
frekuensi buang air kecilnya berkurang yaitu 4-5 kali per hari. Pasien mengatakan 4 hari belum
buang air besar. Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan sensasi seperti pendengaran,
pengecapan, maupun penghidung. Gangguan sedikit terjadi pada indera peraba yaitu terjadi di
ujung kaki digiti ke 1,2,3 dan 4 dekat ulkus, ujung kaki klien sebelah kanan kurang peka bila
terjadi sensori dari luar. Pasien merasakan nyeri atau cekot-cekot di ulkus kaki kanannya.
Seberapa besar tingkat nyeri pasien dapat di ukur dengan pendekatan PQRST yaitu : P : nyeri
bertambah jika berjalan, nyeri berkurang jika kaki di topang dengan bantal Q : nyeri cekot cekot.
R : Nyeri terjadi disekitar ulkus, telapak kaki sampai kaki bagian atas. S : Derajat nyeri pasien
adalah 6. T : Sering terjadi pada waktu malam hari, lamanya sekitar 15 menit. Kadang hilang
timbul, nyeri berkurang jika tidak digunakan untuk menapak dan setiap habis ganti balut. Klien
adalah seorang ibu dengan 4 orang anak. Suami klien sudah meninggal karen kecelakaan sejak
anak terakhir klien lulus sekolah SD. Klien mengatakan saat ini pasien ingin cepat sembuh dan
lukanya cepat mengering serta tidak menjalar kemana-mana. Dengan kondisi yang sekarang ini
klien tidak putus asa, klien selalu optimis akan hidupnya. Klien sangat dekat dengan anak-
anaknya, Setiap klien mempunyai masalah klien selalu mendiskusikan dengan anaknya. Klien
maupun keluarga klien beragama islam, mereka selalu menjalankan ibadah sholat 5 waktu. klien
percaya bahwa segala sesuatu berasal dari Allah SWT dan kembali lagi kepadaNYA. Akan tetapi
setelah klien sakit, klien tidak pernah menjalankan ibadah sholat 5 waktu.