kasus dugaan korupsi soeharto

7
Kasus dugaan korupsi Soeharto 1 Kasus dugaan korupsi Soeharto Ibu Tien (kiri) sedang menghitung uang pada acara pengumpulan dana "Gotong Royong" untuk bantuan kemanusiaan disaksikan oleh Mbak Tutut (tengah) dan Presiden Soeharto (kanan) (1986) Kasus dugaan korupsi Soeharto menyangkut penggunaan uang negara oleh 7 buah yayasan yang diketuainya, yaitu Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, Yayasan Supersemar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial (Dharmais), Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan, Yayasan Trikora. Pada 1995, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 1995. Keppres ini menghimbau para pengusaha untuk menyumbang 2 persen dari keuntungannya untuk Yayasan Dana Mandiri. Hasil penyidikan kasus tujuh yayasan Soeharto menghasilkan berkas setebal 2.000-an halaman. Berkas ini berisi hasil pemeriksaan 134 saksi fakta dan 9 saksi ahli, berikut ratusan dokumen otentik hasil penyitaan dua tim yang pernah dibentuk Kejaksaan Agung, sejak tahun 1999 Uang negara 400 miliar mengalir ke Yayasan Dana Mandiri antara tahun 1996 dan 1998. Asalnya dari pos Dana Reboisasi Departemen Kehutanan dan pos bantuan presiden. Dalam berkas kasus Soeharto, terungkap bahwa Haryono Suyono, yang saat itu Menteri Negara Kependudukan dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, mengalihkan dana itu untuk yayasan. Ketika itu, dia masih menjadi wakil ketua di Dana Mandiri. Bambang Trihatmodjo, yang menjadi bendahara yayasan ini, bersama Haryono, ternyata mengalirkan lagi dana Rp 400 miliar yang telah masuk ke yayasan itu ke dua bank miliknya, Bank Alfa dan Bank Andromeda, pada 1996-1997, dalam bentuk deposito. Dari data dalam berkas Soeharto, Bob Hasan paling besar merugikan keuangan negara, diduga mencapai Rp 3,3 triliun. Hal ini juga terungkap dari pengakuan Ali Affandi, Sekretaris Yayasan Supersemar, ketika diperiksa sebagai saksi kasus Soeharto. Dia membeberkan, Yayasan Supersemar, Dakab, dan Dharmais memiliki saham di 27 perusahaan Grup Nusamba milik Bob Hasan. Sebagian saham itu masih atas nama Bob Hasan pribadi, bukan yayasan. Hutomo Mandala Putra, putra bungsu Soeharto bersama bersama Tinton Suprapto, pernah memanfaatkan nama Yayasan Supersemar untuk mendapatkan lahan 144 hektare di Citeureup, Bogor, guna pembangunan Sirkuit Sentul. Sebelumnya, Tommy dan Tinton berusaha menguasai tanah itu lewat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tapi gagal. Surat Keputusan Penghentian Penuntutan Pada 12 Mei 2006, bertepatan dengan peringatan sewindu Tragedi Trisakti, Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya telah mengeluarkan Surat Keputusan Penghentian Penuntutan Perkara (SKP3) perkara mantan Presiden Soeharto, yang isinya menghentikan penuntutan dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto pada tujuh yayasan yang dipimpinnya dengan alasan kondisi fisik dan mental terdakwa yang tidak layak diajukan ke persidangan. SKPP itu dikeluarkan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan pada 11 Mei 2006.

Upload: madep

Post on 07-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Kasus Dugaan Korupsi Soeharto

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Dugaan Korupsi Soeharto

Kasus dugaan korupsi Soeharto 1

Kasus dugaan korupsi Soeharto

Ibu Tien (kiri) sedang menghitung uang pada acara pengumpulan dana "GotongRoyong" untuk bantuan kemanusiaan disaksikan oleh Mbak Tutut (tengah) dan

Presiden Soeharto (kanan) (1986)

Kasus dugaan korupsi Soehartomenyangkut penggunaan uang negara oleh 7buah yayasan yang diketuainya, yaituYayasan Dana Sejahtera Mandiri, YayasanSupersemar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial(Dharmais), Yayasan Dana Abadi KaryaBhakti (Dakab), Yayasan Amal BhaktiMuslim Pancasila, Yayasan Dana GotongRoyong Kemanusiaan, Yayasan Trikora.Pada 1995, Soeharto mengeluarkanKeputusan Presiden Nomor 90 Tahun 1995.Keppres ini menghimbau para pengusahauntuk menyumbang 2 persen darikeuntungannya untuk Yayasan DanaMandiri.

Hasil penyidikan kasus tujuh yayasanSoeharto menghasilkan berkas setebal 2.000-an halaman. Berkas ini berisi hasil pemeriksaan 134 saksi fakta dan 9saksi ahli, berikut ratusan dokumen otentik hasil penyitaan dua tim yang pernah dibentuk Kejaksaan Agung, sejaktahun 1999

Uang negara 400 miliar mengalir ke Yayasan Dana Mandiri antara tahun 1996 dan 1998. Asalnya dari pos DanaReboisasi Departemen Kehutanan dan pos bantuan presiden. Dalam berkas kasus Soeharto, terungkap bahwaHaryono Suyono, yang saat itu Menteri Negara Kependudukan dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga BerencanaNasional, mengalihkan dana itu untuk yayasan. Ketika itu, dia masih menjadi wakil ketua di Dana Mandiri.Bambang Trihatmodjo, yang menjadi bendahara yayasan ini, bersama Haryono, ternyata mengalirkan lagi dana Rp400 miliar yang telah masuk ke yayasan itu ke dua bank miliknya, Bank Alfa dan Bank Andromeda, pada1996-1997, dalam bentuk deposito.

Dari data dalam berkas Soeharto, Bob Hasan paling besar merugikan keuangan negara, diduga mencapai Rp 3,3triliun. Hal ini juga terungkap dari pengakuan Ali Affandi, Sekretaris Yayasan Supersemar, ketika diperiksa sebagaisaksi kasus Soeharto. Dia membeberkan, Yayasan Supersemar, Dakab, dan Dharmais memiliki saham di 27perusahaan Grup Nusamba milik Bob Hasan. Sebagian saham itu masih atas nama Bob Hasan pribadi, bukanyayasan.Hutomo Mandala Putra, putra bungsu Soeharto bersama bersama Tinton Suprapto, pernah memanfaatkan namaYayasan Supersemar untuk mendapatkan lahan 144 hektare di Citeureup, Bogor, guna pembangunan Sirkuit Sentul.Sebelumnya, Tommy dan Tinton berusaha menguasai tanah itu lewat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tapi gagal.

Surat Keputusan Penghentian PenuntutanPada 12 Mei 2006, bertepatan dengan peringatan sewindu Tragedi Trisakti, Jaksa Agung Abdul Rahman Salehmengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya telah mengeluarkan Surat Keputusan Penghentian Penuntutan Perkara(SKP3) perkara mantan Presiden Soeharto, yang isinya menghentikan penuntutan dugaan korupsi mantan PresidenSoeharto pada tujuh yayasan yang dipimpinnya dengan alasan kondisi fisik dan mental terdakwa yang tidak layakdiajukan ke persidangan. SKPP itu dikeluarkan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan pada 11 Mei 2006.

Page 2: Kasus Dugaan Korupsi Soeharto

Kasus dugaan korupsi Soeharto 2

12 Juni 2006, Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) mengabulkan permohonan praperadilanSoeharto yang diajukan oleh berbagai organisasi. Dalam sidang putusan praperadilan, hakim Andi Samsan Nganromenyatakan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan Perkara (SKP3) atas nama terdakwa HM Soeharto tanggal 11Mei 2006 adalah tidak sah menurut hukum, dan menyatakan tuntutan terhadap HM Soeharto tersebut dibuka dandilanjutkan. [1]

Garis waktu kasus dugaan korupsi Soeharto [2]

1998• 1 September 1998

• Tim Kejaksaan Agung menemukan indikasi penyimpangan penggunaan dana yayasan-yayasan yang dikelolaSoeharto, dari anggaran dasar lembaga tersebut.

• 6 September 1998• Soeharto mengumumkan kekayaannya melalui Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). "Saya tidak punya uang

satu sen pun...," kata Soeharto. Dalam wawancara dengan TPI, Soeharto menyatakan tak memiliki kekayaanseperti pernah dilansir media massa.

• 9 September 1998• Tim Konsultan Cendana meminta kepada Presiden Habibie serta Menteri Pertahanan dan Keamanan agar

memberikan perhatian ekstra ketat dan melindungi Soeharto dari penghinaan, cercaan, dan hujatan.• 11 September 1998

• Pemerintah Swiss menyatakan bersedia membantu pemerintah RI melacak rekening-rekening Soeharto di luarnegeri.

• 15 September 1998• Jaksa Agung Andi M. Ghalib ditunjuk sebagai Ketua Tim Investigasi Kekayaan Soeharto.

• 21 September 1998•• Jaksa Agung Andi M. Ghalib berkunjung ke rumah Soeharto di Jalan Cendana untuk mengklarifikasi kekayaan

Soeharto.• 25 September 1998

•• Soeharto datang ke Kantor Kejaksaan Agung untuk menyerahkan dua konsep surat kuasa untuk mengusutharta kekayaannya, baik di dalam maupun di luar negeri.

• 29 September 1998• Kejagung membentuk Tim Penyelidik, Peneliti dan Klarifikasi Harta Kekayaan Soeharto dipimpin Jampidsus

Antonius Sujata.• 13 Oktober 1998

•• Badan Pertanahan Nasional mengumumkan tanah Keluarga Cendana tersebar di 10 provinsi di Indonesia.• 22 Oktober 1998

•• Andi M Ghalib menyatakan, keputusan presiden yang diterbitkan mantan presiden Soeharto, sudah sah secarahukum. Kesalahan terletak pada pelaksanaannya.

• 28 Oktober 1998: Tim Pusat Intelijen Kejaksaan Agung memeriksa data tanah peternakan Tapos milik Soeharto.• 21 November 1998

•• Presiden Habibie mengusulkan pembentukan komisi independen mengusut harta Soeharto. Tapi, usulan inikandas.

• 22 November 1998

Page 3: Kasus Dugaan Korupsi Soeharto

Kasus dugaan korupsi Soeharto 3

• Soeharto menulis surat kepada Presiden Habibie, isinya tentang penyerahan tujuh yayasan yang dipimpinnyakepada pemerintah.

• 2 Desember 1998•• Presiden Habibie mengeluarkan Inpres No. 30/1998 tentang pengusutan kekayaan Soeharto.

• 5 Desember 1998•• Jaksa Agung mengirimkan surat panggilan kepada Soeharto.

• 7 Desember 1998• Di depan Komisi I DPR, Jaksa Agung mengungkapkan hasil pemeriksaan atas tujuh yayasan: Yayasan

Dharmais,Yayasan Dakab, Yayasan Supersemar,Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan DanaMandiri, Yayasan Gotong Royong, dan Yayasan Trikora. Sejumlah yayasan memiliki kekayaan senilai Rp4,014 triliun.

• Jaksa Agung juga menemukan rekening atas nama Soeharto di 72 bank di dalam negeri dengan nilai depositoRp 24 miliar, Rp 23 miliar tersimpan di rekening BCA, dan tanah seluas 400 ribu hektare atas nama KeluargaCendana.

• 9 Desember 1998• Soeharto diperiksa Tim Kejaksaan Agung menyangkut dugaan penyalahgunaan dana sejumlah yayasan,

program Mobil Nasional (mobnas), kekayaan di luar negeri, perkebunan dan peternakan Tapos.•• Soeharto diperiksa oleh Tim 13 Kejaksaan Agung diketuai JAM. Pidsus Antonius Sujata selama 4 jam di

Gedung Kejaksaan Tinggi Jakarta. Dengan alasan keamanan Soeharto, tempat pemeriksaan tidak jadidilakukan di Gedung Kejaksaan Agung.

• 28 Desember 1998• Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Hasan Basri Durin mengungkapkan, keluarga

Cendana atas nama pribadi dan badan hukum atau perusahaan menguasai 204.983 hektare tanah bersertifikathak guna bangunan (HGB) dan hak milik (HM).

• 30 Desember 1998• Mantan Wakil Sekretaris Kabinet Bambang Kesowo, seusai dimintai keterangan di Kejaksaan Agung,

menyatakan pembuatan Keppres dan Inpres tentang proyek mobil nasional Timor adalah perintah langsungdari mantan presiden Soeharto.

1999• 12 Januari 1999

•• Tim 13 Kejaksaan Agung mengungkapkan, mereka menemukan indikasi unsur perbuatan melawan hukumyang dilakukan Soeharto.

• 4 Februari 1999• Kejaksaan Agung memeriksa Siti Hardiyanti Rukmana, putri sulung Soeharto, sebagai bendahara Yayasan

Dana Gotong Royong Kemanusiaan yang dipimpin Soeharto.• 9 Februari 1999

•• Soeharto melalui tujuh yayasan yang dipimpinnya mengembalikan uang negara sebesar Rp 5,7 triliun.• Jaksa Agung Andi M. Ghalib melaporkan hasil investigasi 15 kedutaan besar RI yang menyimpulkan tidak

ditemukan harta kekayaan Soeharto di luar negeri. Laporan dari Belanda menyebutkan ada sebuah masjid didaerah Reswijk, Belanda yang dibangun atas sumbangan Probosutedjo, adik tiri Soeharto. Kastorius Sinaga,anggota Gerakan Masyarakat Peduli Harta Negara (Gempita), meragukan laporan Jaksa Agung itu.

• 11 Maret 1999• Soeharto, melalui kuasa hukumnya, Juan Felix Tampubolon, meminta Jaksa Agung menghentikan

penyelidikan terhadapnya atas dugaan KKN.

Page 4: Kasus Dugaan Korupsi Soeharto

Kasus dugaan korupsi Soeharto 4

• 13 Maret 1999• Soeharto menjalani pemeriksaan tim dokter yang dibentuk Kejaksaan Agung di RSCM.

• 16 Maret 1999• Koran The Independent, London, memberitakan Keluarga Cendana menjual properti di London senilai 11 juta

poundsterling (setara Rp 165 miliar).• 26 Mei 1999

•• JAM Pidsus Antonius Sujata, Ketua Tim Pemeriksaan Soeharto dimutasikan.• 27 Mei 1999

• Soeharto menyerahkan surat kuasa kepada Kejagung untuk mencari fakta dan data berkaitan dengan simpanankekayaan di bank-bank luar negeri (Swiss dan Austria) .

• 28 Mei 1999•• Soeharto mengulangi pernyataannya, bahwa dia tidak punya uang sesen pun.

• 30 Mei 1999• Andi Ghalib dan Menteri Kehutanan Muladi berangkat ke Swiss untuk menyelidiki dugaan transfer uang

sebesar US$ 9 miliar dan melacak harta Soeharto lainnya.• 11 Juni 1999

•• Muladi menyampaikan hasil penyelidikannya bahwa pihaknya tidak menemukan simpanan uang Soeharto dibank-bank Swiss dan Austria.

• 9 Juli 1999• Tiga kroni Soeharto yaitu Bob Hasan, Kim Yohannes Mulia dan Deddy Darwis diperiksa Kejagung dalam

kasus yayasan yang dikelola Soeharto.• 19 Juli 1999

• Soeharto terserang stroke dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.• 11 Oktober 1999

•• Pemerintah menyatakan tuduhan korupsi Soeharto tak terbukti karena minimnya bukti. Kejagungmengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) terhadap kasus Soeharto. Aset yang ditemukandiserahkan kepada pemerintah.

• 6 Desember 1999•• Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid membuka kembali pemeriksaan kekayaan Soeharto.

• 6 Desember 1999•• Jaksa Agung baru, Marzuki Darusman mencabut SP3 Soeharto.

• 29 Desember 1999•• Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak gugatan praperadilan Soeharto atas pencabutan SP3.

2000• 14 Februari 2000

•• Kejagung memanggil Soeharto guna menjalani pemeriksaan sebagai tersangka tapi tidak hadir dengan alasansakit.

• 16 Februari 2000•• Jaksa Agung Marzuki Darusman membentuk Tim Medis untuk memeriksa kesehatan Soeharto.

• 31 Maret 2000•• Soeharto dinyatakan sebagai tersangka penyalahgunaan uang dana yayasan sosial yang dipimpinnya.

• 3 April 2000

Page 5: Kasus Dugaan Korupsi Soeharto

Kasus dugaan korupsi Soeharto 5

•• Tim Pemeriksa Kejagung mendatangi kediaman Soeharto di Jalan Cendana. Baru diajukan dua pertanyaan,tiba-tiba tekanan darah Soeharto naik.

• 13 April 2000•• Soeharto dinyatakan sebagai tahanan kota.

• 29 Mei 2000•• Soeharto dikenakan tahanan rumah.

• 7 Juli 2000•• Kejagung mengeluarkan surat perpanjangan kedua masa tahanan rumah Soeharto.

• 14 Juli 2000•• Pemeriksaan Soeharto dinyatakan cukup dengan meminta keterangan 140 saksi dan siap diberkas Tim

Kejagung.• 15 Juli 2000

•• Kejagung menyita aset dan rekening yayasan-yayasan Soeharto.• 3 Agustus 2000

• Soeharto resmi sebagai tersangka penyalahgunaan dana yayasan sosial yang didirikannya dan dinyatakansebagai terdakwa berbarengan dengan pelimpahan berkas perkara ke Kejaksaan Tinggi Jakarta.

• 8 Agustus 2000•• Kejaksaan Agung menyerahkan berkas perkara ke PN Jakarta Selatan.

• 22 Agustus 2000•• Menkumdang Yusril Ihza Mahendra menyatakan proses peradilan Soeharto dilakukan di Departemen

Pertanian, Jakarta Selatan.• 23 Agustus 2000

•• PN Jakarta Selatan memutuskan sidang pengadilan HM Soeharto digelar pada 31 Agustus 2000 dan Soehartodiperintahkan hadir.

• 31 Agustus 2000•• Soeharto tidak hadir dalam sidang pengadilan pertamanya. Tim Dokter menyatakan Soeharto tidak mungkin

mengikuti persidangan dan Hakim Ketua Lalu Mariyun memutuskan memanggil tim dokter pribadi Soehartodan tim dokter RSCM untuk menjelaskan perihal kesehatan Soeharto.

• 14 September 2000•• Soeharto kembali tidak hadir di persidangan dengan alasan sakit.

• 23 September 2000•• Soeharto menjalani pemeriksaan di RS Pertamina selama sembilan jam oleh 24 dokter yang diketuai Prof dr M

Djakaria. Hasil pemeriksaan menunjukkan, Soeharto sehat secara fisik, namun mengalami berbagai gangguansyaraf dan mental sehingga sulit diajak komunikasi. Berdasar hasil tes kesehatan ini, pengacara Soehartomenolak menghadirkan kliennya di persidangan.

• 28 September 2000•• Majelis Hakim menetapkan penuntutan perkara pidana HM Soeharto tidak dapat diterima dan sidang

dihentikan. Tidak ada jaminan Soeharto dapat dihadapkan ke persidangan karena alasan kesehatan. Majelisjuga membebaskan Soeharto dari tahanan kota.

Page 6: Kasus Dugaan Korupsi Soeharto

Kasus dugaan korupsi Soeharto 6

2006[3]

• 11 Mei 2006, Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3)Soeharto melalui Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

• 5 Juni 2006, Gerakan Masyarakat Adili Soeharto (Gemas), Asosiasi Penasihat Hukum dan HAM (APHI) danKomite Tanpa Nama, mengajukan gugatan pra-peradilan atas dikeluarkannya Surat Keputusan PenghentianPenuntutan Perkara (SKP3) Soeharto.

• 12 Juni 2006, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membatalkan SKP3 Soeharto dan menyatakan bahwa tuntutandugaan korupsi atas Soeharto harus dilanjutkan

• 1 Agustus 2006, Pengadilan Tinggi Jakarta menyatakan SKP3 Soeharto adalah sah menurut hukum.

2007• 9 Agustus 2007, sidang perdata kasus Soeharto kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Kejagung

melakukan gugatan perdata terhadap Soeharto dan Yayasan Supersemar atas dugaan perbuatan melawan hukum.Kejagung menuntut ganti rugi materiil sebesar 420 juta US$ dan Rp 185 miliar serta immateriil sebesar Rp 10triliun.

• 30 Agustus 2007, majelis hakim kasasi Mahkamah Agung memenangkan gugatan Soeharto terhadap majalahTime Asia. Pihak Time diharuskan membayar ganti rugi sebesar Rp 1 triliun dan meminta maaf kepada publik.

2008• 4 Januari 2008 Soeharto kembali dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta.• 27 Januari 2008, Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, dalam usia 87 setelah dirawat selama 24 hari

(sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.

Catatan kaki[1] PN Jaksel: SKP3 Soeharto Tak Sah, Tuntutan Dilanjutkan (http:/ / www. detiknews. com/ index. php/ detik. read/ tahun/ 2006/ bulan/ 06/ tgl/

12/ time/ 113322/ idnews/ 614249/ idkanal/ 10) - Detiknews.com, Senin, 12/06/2006[2] Kronologi Kasus Dugaan Korupsi Soeharto (http:/ / www. tempointeraktif. com/ hg/ timeline/ 2004/ 05/ 31/ tml,20040531-01,id. html) -

Tempointeraktif.com, Senin, 31 Mei 2004[3] 4 Presiden & 8 Jaksa Agung Gagal Buktikan Soeharto Korupsi (http:/ / www. detiknews. com/ index. php/ detik. read/ tahun/ 2008/ bulan/ 01/

tgl/ 15/ time/ 064443/ idnews/ 878988/ idkanal/ 10) - Detiknews.com, Selasa, 15/01/2008

Page 7: Kasus Dugaan Korupsi Soeharto

Sumber dan Kontributor Artikel 7

Sumber dan Kontributor ArtikelKasus dugaan korupsi Soeharto  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?oldid=6380498  Kontributor: -iNu-, Albertus Aditya, Ciko, Denny eR Ge, Ennio morricone, Golput, Hayabusafuture, Imamsmakansa, IvanLanin, Mimihitam, Redyka94, Serenity, Teddy s, 11 suntingan anonim

Sumber Gambar, Lisensi dan KontributorBerkas:Tien-Tutut-Soeharto.jpg.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Tien-Tutut-Soeharto.jpg.jpg  Lisensi: tidak diketahui  Kontributor: Serenity

LisensiCreative Commons Attribution-Share Alike 3.0//creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/