kasbes radiodiagnostik sara

6
BAB 1 PENDAHULUAN Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum). Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. 1 Infeksi pada peritoneum dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi, penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan kegiatan seksual Infeksi dari rahim dan saluran telur, kelainan hati atau gagal jantung, pasca pembedahan, dialisa peritoneal, dan iritasi tanpa infeksi. 1 Peritonitis dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu spontaneus peritonitis, secondary peritonitis, dan dialysis associated peritonitis. Spontaneus peritonitis merupakan komplikasi utama dari cirrhotic ascites dengan prevalensi 15%-19%. Bakteri gram negatif merupakan agen penyebab utama pada lebih dari 70% kasus. 2 Studi observational prospektif yang dilakukan oleh Rémy Gauzit, Yves Péan, Xavier Barth, Frédéric Mistretta, Olivier Lalaude di Perancis terhadap 841 pasien dengan secondary peritonitis yang tidak terkait dengan post operasi menunjukkan bahwa peritonitis yang berasal dari colon (32%), appendix (31%), gaster/ duodenum (18%), usus halus (13%), dan traktus biliaris (6%). Sebanyak 78% pasien mengalami peritonitis generalisata, dan 26% pasien mengalami peritonitis berat. 3

Upload: cherieiesa-rifiranda

Post on 23-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum). Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam.1 Infeksi pada peritoneum dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi, penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan kegiatan seksual Infeksi dari rahim dan saluran telur, kelainan hati atau gagal jantung, pasca pembedahan, dialisa peritoneal, dan iritasi tanpa infeksi.1Peritonitis dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu spontaneus peritonitis, secondary peritonitis, dan dialysis associated peritonitis. Spontaneus peritonitis merupakan komplikasi utama dari cirrhotic ascites dengan prevalensi 15%-19%. Bakteri gram negatif merupakan agen penyebab utama pada lebih dari 70% kasus.2 Studi observational prospektif yang dilakukan oleh Rmy Gauzit, Yves Pan, Xavier Barth, Frdric Mistretta, Olivier Lalaude di Perancis terhadap 841 pasien dengan secondary peritonitis yang tidak terkait dengan post operasi menunjukkan bahwa peritonitis yang berasal dari colon (32%), appendix (31%), gaster/ duodenum (18%), usus halus (13%), dan traktus biliaris (6%). Sebanyak 78% pasien mengalami peritonitis generalisata, dan 26% pasien mengalami peritonitis berat.3Dialysis associated peritonitis dapat terjadi akibat infeksi dari microbial. Penelitian yang dilakukan oleh S Zelenitsky, L Barns, I Findlay, M Alfa, R Ariano, A Fine, G Harding dari Fakultas Farmasi dan Kedokteran, Universitas Manitoba, Canada terhadap 374 pasien dari tahun 1991-1998 menunjukkan jumlah peritonitis yang disebabkan oleh bakteri gram negatif sebanyak 16% dari episode peritonitis per tahun. Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Klebsiella merupakan penyebab terbanyak dari peritonitis gram negatif yaitu sebanyak 7,1%, 6,8%, dan 5,2%. Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus merupakan penyebab terbanyak dari peritonitis yaitu sebanyak 27,8% dan 19,3%.2Pada keadaan normal, peritoneum resisten terhadap infeksi bakteri (inokulasi dalam jumlah sedikit). Adanya kontaminasi yang terus menerus, bakteri yang virulen, resistensi yang menurun, dan benda asing atau enzim pencerna aktif, merupakan faktor-faktor yang memudahkan terjadinya peritonitis.4Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus segera diambil karena setiap keterlambatanakan menimbulkan penyakit yang berakibat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya tergantung dari kemampuan melakukan analisis pada data anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang termasuk pemeriksaan radiologi.4

BAB 2TINJAUAN PUSTAKAPeritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum). Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Peritonitis biasanya disebabkan oleh :1 1. Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi. Yang sering menyebabkan peritonitis adalah perforasi lambung, usus, kandung empedu atau usus buntu. Sebenarnya peritoneum sangat kebal terhadap infeksi. Jika pemaparan tidak berlangsung terus menerus, tidak akan terjadi peritonitis, dan peritoneum cenderung mengalami penyembuhan bila diobati. 2. Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan kegiatan seksual 3. Infeksi dari rahim dan saluran telur, yang mungkin disebabkan oleh beberapa jenis kuman (termasuk yang menyebabkan gonore dan infeksi chlamidia) 4. Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan bisa berkumpul di perut (asites) dan mengalami infeksi 5. Peritonitis dapat terjadi setelah suatu pembedahan. Cedera pada kandung empedu, ureter, kandung kemih atau usus selama pembedahan dapat memindahkan bakteri ke dalam perut. Kebocoran juga dapat terjadi selama pembedahan untuk menyambungkan bagian usus. 6. Dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal) sering mengakibatkan peritonitis. Penyebabnya biasanya adalah infeksi pada pipa saluran yang ditempatkan di dalam perut. 7. Iritasi tanpa infeksi. Misalnya peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau bubuk bedak pada sarung tangan dokter bedah juga dapat menyebabkan peritonitis tanpa infeksi. Peritonitis dapat dibedakan menjadi 3 jenis:51. Spontaneous peritonitisBiasanya disebabkan oleh infeksi dari ascites, kumpulan cairan yang terdapat di dalam cavum peritoneal. Biasanya berasal dari hepar atau gagal ginjal. Untuk penyebab dari hepar meliputi penggunaan alkohol yang berlebihan dan penyakit lain yang mengarah kepada sirosis misalnya hepatitis virus B dan C. Spontaneus peritonitis juga dapat terjadi pada pasien yang menjalani dialisis karena gagal ginjal. Faktor resiko yang berperan pada peritonitis ini adalah adanya malnutrisi, keganasan intraabdomen, imunosupresi, dan splenektomi. Kelompok resiko tinggi adalah pasien dengan sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus eritematosus sistemik, dan sirosis hepatis dengan asites.62. Secondary peritonitisSecondary peritonitis mempunyai beberapa penyebab utama. Bakteri dapat masuk ke peritoneum melalui sebuah lubang (perforasi) pada traktus gastrointestinal. Lubang tersebut dapat disebabkan oleh ruptur appendix, ulkus gaster, perforasi colon, atau trauma misalnya karena tertembak atau luka karena pisau.Secondary peritonitis juga dapat terjadi ketika empedu atau enzim pankreas masuk ke dalam cavum abdomen. Kontaminan asing juga dapat menyebabkan peritonitis jika masuk ke dalam cavum abdomen, misalnya catheter dialisis peritoneal atau NGT. Bayi prematur yang menderita necrotizing enterocolitis juga dapat mengalami secondary peritonitis. Inflamasi dari cavum peritoneum yang disebabkan oleh bakteri dapat mengakibatkan infeksi sistemik (sepsis) dan penyakit yang berat.3. Dialysis associated peritonitisDisebabkan oleh bakteri yang masuk selama proses pengerjaan prosedur dialisis. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri kulit atau jamur.