karya tulis ilmiah : studi kasus asuhan keperawatan...
TRANSCRIPT
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG
KONGESTIF ( GJK ) DENGAN MASALAH HIPERVOLEMIA
(Di Ruang Cardio Vaskular Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah
Bangil Pasuruan)
OLEH :
YOLA NAROLITA
151210034
PROGRAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG
KONGESTIF ( GJK ) DENGAN MASALAH HIPERVOLEMIA
(Di Ruang Cardio Vaskular Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah
Bangil Pasuruan)
OLEH :
YOLA NAROLITA
151210034
PROGRAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF (GJK)
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERVOLEMIA
( Di Ruang CVCU Rsud Bangil )
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya
Keperawatan (A.Md Kep) pada program studi Diploma III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
OLEH :
YOLA NAROLITA
151210034
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kediri, 19 Juli 1997 dari ayah yang bernama Alm.
Sunaryo dan ibu yang bernama Sarmini, penulis merupakan anak tunggal.
Tahun 2009 penulis lulus dari SDN Ngelo 2, tahun 2012 penulis lulus dari
SMP 2 Cepu, tahun 2015 penulis lulus dari SMAN 1 Kasiman, pada tahun 2015
penulis melanjutkan kuliah di STIKes ICME Jombang. Penulis mengambil
jurusan diploma III Keperawatan dari lima program studi yang ada di STIKes
ICME Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, Mei 2018
Yola Narolita
MOTTO
Seseorang bisa duduk di tempat teduh sekarang, karena seseorang
telah menanam pohon sejak lama.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dengan
rasa bangga saya persembahkan karya tulis ilmiah ini dan saya ucapkan terima
kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya bapak Sulaiman dan ibu Sarmini yang selalu
memberikan cinta dan kasih sayang dan doa tiada henti, serta semangat
dalam mengerjakan tugas akhir ini.
2. Tak lupa keluarga yang selalu memotivasi untuk mengejar cita-cita
3. Darsini,S.Kep.,Ns,M.Kes selaku pembimbing utama dan Harnanik
Nawangsari,S.ST,M.Keb selaku pembimbing anggota yang selalu
membimbing saya dengan penuh kesabaran.
4. Dosen STIKes ICME Jombang terima kasih telah memberi ilmu dan
pengalaman yang sangat berharga.
5. Johan Adi Saputra,S.Pd yang selalu memberi doa dan motivasi untuk
mengerjakan tugas akhir.
6. Tisa Kurniawati, Dwi Riski, Iis Maisaroh, Winna Purnama Putri, Julia
Arianti, MYTJ terima kasih atas kebersamaan yan telah tercipta 3 tahun
ini, semoga setelah lulus nanti tetap terjaga jalinan silaturahmi dan teman-
teman seangkatan terima kasih atas doa dan dukungannya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Kongestif (GJK) dengan masalah
Hipervolemia di ruang CVCU RSUD Bangil Pasuruan” sebagai syarat
menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
H.Imam Fathoni, S.KM.,MM selaku ketua STIKes ICME Jombang, Ibu Nita
Arisanti Y.S.Kep,Ns.M.Kes selaku kaprodi D3 Keperawatan.
Darsini,S.Kep.,Ns,M.Kes selaku pembimbing utama dan Harnanik
Nawangsari,S.ST,M.Keb selaku pembimbing anggota yang telah membimbing
dan memberikan saran hingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat berharap kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah.
Jombang, Februari 2018
Penulis
Yola Narolita
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG
KONEGSTIF DENGAN HIPERVOLEMIA DI RUANG CVCU
RUMAH SAKIT UMUM DAREAH BANGIL PASRUAN
Oleh:
Yola Narolita
Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian pertama, sekitar 17,5
juta orang meninggal dunia (WHO, 2015). Indonesia menempati nomor empat
negara dengan jumlah kematian akibat kardiovaskular. Tujuan dari studi kasus ini
adalah melasanakan asuhan keperawatan pada klien gagal jantung kongestif
dengan hipervolemia.
Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Partisipan yang
digunakan dank lien yang didiagnosa gagal jantung kongestif dengan masalah
hipervolemia. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi,
dokumentasi.
Hasil penelitian menyimpulkan sebagai berikut berdasarkan data pengkajian
bahwa Tn. H mengeluh sesak dan kaki kanan kiri bengkak didukung dengan data
obyektif suara nafas ronchi, RR 24x/menit, palpitasi pitting derajat 2 dengan
kedalam 3 mm sedangkan Tn. I mengatakan sesak dan kaki kanan bengkak
didukung dengan data obyektif suara nafas ronchi, RR 24x/menit, palpitasi
pitting derajat 1 dengan kedalaman 2 mm. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan
adalah hipervolemia. Intervensi yang dilakukan pada hipervolemia disusun
berdasarkan criteria NIC NOC tahun 2015 yang meliputi pengelolaan cairan dan
monitor cairan. Implementasi kepada klien Tn.H dan Tn.I dikembangkan dari
hasil kajian intervensi yang dilakukan dalam 3 kali pertemuan
Setelah dilakukan implementasi selama 3 kali pertemuan maka hasil
evaluasi akhir pada kedua pasien Tn.H dan Tn.I masalah teratasi sebagian.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Gagal Jantung Kongestif, Hipervolemia
ABSTRACT
NURSING CARE IN CLIENT OF CONGESTIVE HEART FAILURE
WITH HYPERVOLEMIA IN CVCU RSUD BANGIL ROOM
By :
Yola Narolita
Cardiovascular disease became the first cause of death, about 17,5 million
people died (WHO,2015). Indoensia ranks fourth with the number of deaths due
to cardiovascular disease. The purpose of this cause study is to treat nursing care
to a congestive heart failure client with hyervolemia.
This research design using case study method. Participants used dank lien
who were diagnosed with congestive heart failure with hyervolemia problems.
Data collection using interview method, observation, documentation.
The result of this study conclude as follows based on the assessment data
that Tn.H complained tightness and left swollen right leg supported with objective
data of ronchi breath sound, RR 24x/minute, palpitation pitting degree 2 with
3mm deep while Tn.I said tightness and swollen right leg supported with
objective data of breath sounf ronchi, RR 24x/minute, palpitation pitting degree 1
with a depth of 2 mm. the eatablished nursing diagnosis is hypervolemia.
Interventions performed on hypervolemia are based on the NIC NOC 2015 criteria
that include fluid management and fluid monitoring. Implementation to clients of
Tn.H and Tn.I was developed from the result of intervention studies conducted in
3 meetings.
After the implementation of 3 meetings, the final evaluation result on both
patients Tn.H dan Tn.I problem is partially resolved.
Keywords: Nursing Care, Congestive Heart Failure Client, Hyervolemia.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................. i
HALAMAN SAMPUL BELAKANG .................................................... ii
SURAT PERNYATAAN........................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi
MOTTO................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR. ........................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR. ............................................................................. xii
DAFTAR TABEL. .................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN. ....................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN. .......................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
1.2Batasan Masalah ......................................................................... 2
1.3Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.4Tujuan ........................................................................................ 3
1.5Manfaat ...................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5
2.1 Konsep Gagal Jantung ............................................................... 5
2.2 Konsep Dasar Hipervolemia ...................................................... 15
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan .......................................... 16
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN .................................................. 23
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 29
4.1 Hasil ........................................................................................... 29
4.2 Pembahasan ................................................................................ 44
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 51
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 51
5.2 Saran .......................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................ 54
Lampiran. ................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.6 Patway Gagal Jantung Kongestif. .................................... 12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan........................................................... 21
Tabel 4.1 Identitas Klien ......................................................................... 28
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit .................................................................... 29
Tabel 4.3 Pola Kesehatan ........................................................................ 30
Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik ................................................................... 32
Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik ................................................ 33
Tabel 4.6 Terapi ...................................................................................... 35
Tabel 4.7 Analisa Data ............................................................................ 35
Tabel 4.8 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 36
Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan........................................................... 37
Tabel 4.10 Implementasi Keperawatan ................................................... 38
Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan ........................................................... 43
DAFTAR SINGKATAN
ACE : Angitensin Converting Enzim
AGD : Analisa Gas Darah
AV : Arterio Ventricular
BP : Blood Pressure
BUN : Blood Ureum Nitrogen
CES : Cairan Ekstraseluler
CO₂ : Karbon Dioksida
CT-Scan : Cmputerized Tomography Scanner
CVCU : Cardio Vascular Care Unit
CVP : Central Venous Pressure
DM : Diabetes Melitus
EKG : Elektro Kardio Gram
GFR : Glomerural Filtration Rate
GJK : Gagal Jantung Kongestif
H₂O : Hidrogen
Hb : Hemoglobin
Hmt : Hematokrit
HR : Heart Rate
IPPA : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultas
JVP : Jugularis Venous Pressure
LV : Left Ventrikel
LVEDP : Left Ventrikel End Diastolik Pressure
MAP : Mean Aterial Pressure
MRS : Masuk Rumah Sakit
Na⁺ : Natrium
NYHA : New York Health Assotiation
O₂ : Oksigen
PAP : Pulmonary Arterial Pressure
PCO₂ : Parsial Karbon Dioksida
PCWP : Pulmonary Capilary Wedge Pressure
PND : Paroxysmal Nocturnal Dypsnea
RR : Respiration Rate
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
SDKI : Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
TTV : Tanda-Tanda Vital
WHO : Word Health Organitation
WOD : Wawancara, Observasi, Dokumentasi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Informed Consent
Lampiran 4 : Form Pengkajian Keperawatan Kegawat Daruratan
Lampiran 5: Lembar Surat Penelitian
Lampiran 6: Lembar Persetujuan Penelitian
Lampiran 7: Lembar Konsul
Lampiran 8 : Pernyataan Bebas Plagiasi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelebihan volume cairan atau hipervolemia merupakan perluasan isotonik
dan CES yang disebabkan oleh retensi air dan natrium yang diakibatkan oleh
gagal jantung kongestif (Brunner & Suddarth, 2002). Jika kemampuan
kontraktilitas jantung menurun maka darah yang dipompa tiap kontriksi akan
menurun sehingga menyebabkan penurunan darah keseluruh tubuh, hal ini
akan berpengaruh pada pelepasan renin-angiotensin, dan akan membentuk
angiotensin II (Kasron, 2012).
Pada tahun 2012, sekitar 17,5 juta orang didunia meninggal dikarenakan
penyakit kardiovaskular (WHO, 2015). Indonesia menempati nomor empat
negara dengan jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskuler (WHO,
2013). Menurut kementerian kesehatan RI pada tahun 2013 prevalensi
penyakit gagal jantung sebesar 0,13% sekitar 229.696 orang, sedangkan
diagnose dokter 0,3 diperkirakan sekiar 530.068 orang (Dinkes, 2013). Data
Riset Kesehatan Dasar, 2013 di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang
(1,3%).
Kelebihan volume cairan disebabkan oleh penurunan fungsi mekanisme
homeostatis. Gagal jantung kongestif, sirosis hepar, dan gagal ginjal
merupakan faktor penyebab kelebihan volume cairan (Brunner & Suddrat,
2002). Jika kelebihan volume cairan berlebihan pada jantung akan
menyebabkan edema perifer. Edema perifer akan timbul masalah nokturia
2
dimana vasokontriksi ginjal berkurang pada waktu istirahat dan retrisbusi
cairan dan absorbsi pada waktu berbaring (Kasron, 2012).
Penatalaksanaan pada pasien dengan kelebihan volume cairan dengan
pembatasan cairan sekitar 1,5-2 liter/hari. Selain itu anjurkan pasien untuk
membatasi konsumsi garam (Harbanu, 2007). Dan pasien dianjurkan untuk
memakan makanan yang banyak mengandung kalium seperti pisang.
1.2 Batasan Masalah
Asuhan keperawatan pada klien gagal jantung kongestif (GJK) dengan
masalah hipervolemia di ruang CVCU RSUD Bangil Pasuruan.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien gagal jantung kongestif
(GJK) dengan masalah hipervolemia di ruang CVCU RSUD Bangil Pasuruan?
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien gagal jantung
kongestif (GJK) dengan masalah hipervolemia di ruang CVCU RSUD
Bangil Pasuruan.
1.4.2 Tujuan khusus
1) Melakukan pengkajian keperawatan pada klien gagal jantung
kongestif (GJK) dengan masalah hipervolemia di ruang CVCU
RSUD Bangil Pasuruan.
2) Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien gagal jantung
kongestif (GJK) dengan masalah hipervolemia diruang CVCU
RSUD Bangil Pasuruan.
3
3) Menyusun perencanaan keperawatan pada klien gagal jantung
kongestif (GJK) dengan masalah hipervolemia diruang CVCU
RSUD Bangil Pasuruan.
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien gagal jantung
kongestif (GJK) dengan masalah hipervolemia di ruang CVCU
RSUD Bangil Pasuruan.
5) Melakukan evaluasi pada klien gagal jantung kongestif (GJK)
dengan masalah hipervolemia di ruang CVCU RSUD Bangil
Pasuruan.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis studi kasus ini adalah untuk pengembangan ilmu
keperawatan Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan Pada Klien
Gagal Jantung Kongestif (GJK) Dengan Masalah Hipervolemia.
1.5.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Perawat
Hasil penelitian ini dapa menjadi referensi bagi perawat dalam
peningkatan pelayanan dengan pasien gagal jantung kongestif (GJK)
dengan masalah hipervolemia.
2) Bagi Rumah Sakit
Dapat menin gkatkan mutu pelayanan pada kasus gagal jantung
kongestif dan bisa memperhatikan kondisi dan kebutuhan pasien
gagal jantung kongestif (GJK) dengan masalah hipervolemia.
4
3) Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan
pengajar dalam meningkatkan ilmu pengetahuan tentang proses
keperawatan pada kasus gagal jantung kongestif (GJK) dengan
masalah hipervolemia.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Gagal Jantung
Gagal jantung masuk kedalam penyakit aterosklerotik koroner.
Aterosklerosis merupakan radang yang disebabkan oleh penumpukan lemak.
Hal ini menyebabkan penyakit pembuluh darah perifer, stroke, jantung
iskemik atau infark miokardium. Gagal jantung merupakan komplikasi dari
iskemia dan infark, (Sylvia, 2005).
2.1.1 Definisi Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang kompleks, dimana
didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah
keseluruhan jaringan tubuh yang adekuat, mengakibatkan gangguan
struktural dan fungsional dari jantung. Pasien dengan gagal jantung
memiliki tanda dan gejala, sesak nafas yang spesifik pada saat istirahat
atau saat melakukan aktifitas, rasa lemah, tidak bertenaga, retensi air
seperti kongestif paru, edema tungkai, terjadi abnormalitas dari struktur
dan fungsi jantung, (Fajrin, 2016).
Gagal jantung dapat juga dinyatakan sebagai kelainan fungsi pada
jantung yang mengakibatkan jantung gagal dalam memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan, atau kemampuan
jantung hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel
kiri, (Kasron, 2012).
6
2.1.2 Etiologi Penyakit Gagal Jantung Kongestif
Patofisiologis utama gagal jatung dimana ketidakmampuan jantung
dalam mengisi atau mengosongkan ventrikel. Berikut beberapa
penyebab dari gagal jantung:
1) Kelainan Otot Jantung
Kelainan otot jantung disebabkan karena menurunnya
kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari kelainan fungsi otot
meliputi hipertensi arterial, aterosklerosis koroner, dan penyakit
degeratif atau inflamasi.
2) Hipertensi Pulmonal Atau Sistemik
Dimana beban kerja jantung mengalami peningkatan dan
mengakibatkan hipertrophi serabut otot jantung.
3) Arterosklerosisi Koroner
Berakibat pada gangguan fungsi miokardium kerena aliran darah
ke otot jatung mengalami gangguan. Terjadi asidosis (akibat
penumpukan asam laktat) dan hipoksia. Kematian sel jantung
(infark miokard) merupakan awal terjadinya gagal jantung.
Penyakit miokardium degeneratif dan peradangan berhubungan
dengan gagal jantung dimana secara langsung merusak serabut
jantung dan mnyebabkan penurunan kontraktilitas.
4) Penyakit Miokardium Degeneratif Dan Peradangan
Kondisi ini sangat terkait dengan gagal jantung dimana secara
langsung menyebabkan penurunan kontraktilitas.
7
5) Faktor Sistemik
Sejumlah fakor berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal ginjal. Laju metabolisme meningkat, terjadi hipoksia dan
anemia yang membutuhkan peningkatan curah jantung untuk
memenuhi kebutuhan akan oksigen. Terjadinya hipoksia dan
anemia dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Kontraktilitas
jantung akan menurun diakibatkan abnormalita elektronik dan
asidosis respiratori.
6) Penyakit Jantung Lain
Secara garis besar gagal jantung terjadi akibat penyaki jantung
yang sesungguhnya, dan secara langsung berpengaruh terhadap
jantung. Biasanya mekanisme mencakup gangguan aliran darah
yang masuk jantung (stenosis katup semiluner), ketidak mampuan
jantung untuk mengisi darah (tamponade, perikarditif konstriktif,
pericardium, stenosis AV), dan peningkatan mendadak afterload.
2.1.3 Klasifikasi Penyakit Gagal Jantung
Menurut Kasron 2012, dapat dibedakan menjadi beberapa
kelompok:
1) Gagal Jantung Akut-Kronik
a) Gagal jantung akut terjadi secara tiba-tiba, ditandai dengan
adanya penurunan cardiac output dan ketidak adekuat pada
perfusi jaringan. Yang berakibat pada edema paru dan kolaps
pada pembuluh darah.
8
b) Gagal jantung kronik terjadi secara perlahan, ditandai dengan
penyakit jantung iskemik, penyakit paru kronis. Pada gagal
jantung kronik ini terjadi retensi air dan sodium pada ventrikel
hingga menyebabkan hipervolemia, akibatnya ventrikel dilatasi
dan hipertrofi.
2) Gagal Jantung Kanan-Kiri
a) Gagal jantung kanan disebabkan adanya peningkatan tekanan
pada pulmo akibat dari gagal jantung kiri yang berlangsung
lama, sehingga cairan terbendung dan akan berakumulasi secara
sistemik pada kaki, hepatomegali, asites, dan efusi pleura.
b) Gagal jantung kiri dapat terjadi karena ventrikel gagal dalam
memompa darah secara adekuat sehingga menyebabkan
kongesti pulmonal, hipertensi dan kelainan katub aorta/mitral.
3) Gagal Jantung Sistolik-Diastolik
a) Gagal jantung sistolik terjadi karena penurunan pada
kontraktilitas ventrikel kiri sehingga tidak mampu untuk
memompa darah akibatnya penurunan pada cardiac output dan
ventrikel hipertrofi
b) Gagal jantung diastolik terjadi karena keidakmampuan pada
ventrikel dalam pengisan darah akibatnya stroke volume cardiac
output menurun.
9
2.1.4 Manifestasi Klinis
Meningkatnya volume intravaskuler mrupakan tanda paling umum
yang ditemukan pada klien gagal jantung. Tekanan arteri dan vena
terjadi akibat dari kongestif jaringan berakibat pada penurunan curah
jantung pada kegagalan jantung. Ventrikel kanan maupun kiri dapat
mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal pada ventrikel kiri akan
lebih dahulu terjadi, setelah itu berujung pada gagal pada ventrikel
kanan. Kegagalan pada salah satu ventrikel akan berakibat pada
turunnys perfusi jaringan, namun manifestasi kegagalan ventrikel
berbeda:
1) Gagal Jantung Kiri
Kongesti paru lebih pada gagal jantung pada ventrikel kiri
dikarenakan vetrikel kiri tidak mampu untuk memompa darah
yang datang dari paru-paru. Manifestasi klinis:
a) Dispnea terjadi akibat penumpukan cairan pada alveoli dan
mengganggu pertukaran gas. Dapat mengakibatkan ortopnea.
Sebagian klien dengan masalah dispnea mengalami ortopnea
pada malam hari (Paroksimal Nokturia Dyspnea).
b) Batuk
c) Mudah lelah terjadi akibat penurunan curah jantung dan
menghambat jaringan sirkulasi normal dan oksigen dan
menurunnya pembuangan sisa katabolisme terjadi dikarenakan
peningkatan energy yang digunakan untuk bernafas dan
insomnia terjadi karena distress nafas dan batuk.
10
d) Gelisah dan cemas terjadi akibat dari gangguan oksigenasi
jaringan, stress diakibatkan kesakitan dalam bernafas dan
jantung tidak berfungsi secara normal.
e) Sianosis
2) Gagal jantung kanan
a) Kongestif jaringan perifer dan visceral
b) Edema ekstremitas bawah
c) Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas yang
terjadi akibat pembesaran vena pada hepar
d) Mual dan anoreksia
e) Nokturia
f) Kelemahan
2.1.5 Patofisiologi Penyakit Gagal Jantung
Fungsi daripada jantung normal merupakan sebagai pemompa
darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi, setelah itu akan diedarkan
keseluruh tubuh. Namun jika pada keadaan gagal jantung, akan
mengalami perbedaan pada fungsi jantung. Berikut mekanisme
penyebab terjadinya gagal jantung (Kasron, 2012):
1) Preload (beban awal)
Volume darah yang mengisi jantung sama dengan tekanan yang
ditimbulkan panjangnya regangan pada serabut jantung.
2) Kontraktilitas
Perubahan pada kekuatan kontriksi terkait dengan panjangnya
regangan pada serabut jantung
11
3) Afterload (beban akhir)
Besarnya tekanan pada ventrikel yang harus dihasilkan untuk
memompa darah berlawanan dengan tekanan yang diperlukan oleh
tekanan arteri.
Apabila salah satu atau lebih dari keadaan diatas terganggu,
menyebabkan penurunan curah jantung, meliputi keadaan yang
menyebabkan terjadinya peningkatan prelood, contoh regurgitas
aorta, cacat septum ventrikel, yang menyebabkan afterlood
meningkat pada keadaan stenosis aorta dan hipertensi siskemik.
Kontraktilitas miokardium menurun pada infark miokardium dan
keadaan otot jantung. Mekanisme yang mendasari terjadinya gagal
jantung meliputi, menurunnya kemampuan kontraktillitas jantung.
Sehingga darah yang dipompa pada setiap kontriksi menurun dan
menyebabkan penurunan darah keseluruh tubuh. Apabila suplai
darah keginjal kurang akan berpengaruh pada mekanisme
pelepasan renin-angiotensin dan akan terbentuk angiotensin II,
mengakibatkan terangsangnya sekresi aldosteron dan menyebabkan
retensi air dan natrium. Perubahan ini meningkatkan cairan ektra-
intravaskuler sehingga terjadi ketidakseimbangan volume cairan
dan tekanan mengakibatkan edema. Edema perifer terjadi akibat
penimbunan cairan dalam ruang interstial. Pada proses ini akan
timbul masalah seperti, nokturia dimana berkurangnya
vasokontriksi ginjal pada waktu istirahat dan redistribusi cairan dan
absorpsi pada waktu berbaring. Gagal jantung dapat mengakibatkan
12
asites, dimana dapat menimbulkan gejala gastrointestinal seperti
muntah, mual, anoreksia. Apabila suplai darah diparu-paru tidak
lancar (tidak masuk kejantung) akan menimbulkan penumpukan
cairan diparu-paru dapat menurunkan perukaran O₂ dan CO₂ antara
darah dan udara diparu-paru. Sehingga oksigenasi arteri berkurang
dan terjadi peningkatan CO₂ yang akan membentuk asam dalam
tubuh. Kondisi ini akan menimbulkan gejala sesak nafas (dyspnea),
ortopnea (dyspnea saat berbaring) terjadi bila peningkata darah
pada ekstrimitas, aliran balik vena ke jantung dan paru-paru.
Namun bila pembesaran terjadi pada vena dihepar akan
mengakibatkan hepaomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan.
Suplai darah kurang pada daerah otot dan kulit menyebabkan kulit
menjadi pucat dan dingin dan timbul letih, lemah, lesu.
2.1.6 Patway Gagal Jantung Kongestif (Mutaqqin, 2008)
A
ritmia
ventik
ular
A
ktifitas
↑ dan
re-entry
Gaga
l jantung
K
ematia
n
menda
dak
Kongesti pulmonalis
Curah
jantung ↓
Aktivasi sistem
rennin- angiotensin-
aldosteron
↑aktifitas
adrenergik
simpatik
Hipertrof
i ventrikel
T
ekanan
hidrosta
tik&tek
anan
osmotik
Vas
okontriksi
sistematis
A
ngiotens
in
P
endeka
tan
miokar
d
Perem
besan cairan
ke alveoli
G
FR
nefr
on ↓
Vas
okontriksi
ginjal
Pe
ngeluara
n
aldostero
n
LV ↓
(LVEDP) ↓ K
erusak
an
pertuk
aran
gas
Ekskr
esi Na⁺↓ dan
H₂O dalam
urine
Rear
bsorbsi Na⁺
dan H₂O↑
oleh
tubulus
Al
iran
tidak
adekuat
ke
jantung
dan otak
Ed
ema paru
Peng
embangan
paru tidak
optimal
13
Gambar 2.1.6 Patway Gagal Jantung Kongestif (Muttaqin, 2008)
2.1.7 Penatalaksanaan Penyakit Gagal Jantung Kongestif
Penatalaksanaan menurut NYHA:
1) Kelas I : terapi non farmakologi, meliputi batasi cairan, diet rendah
garam, menurunkan berat badan, menghindari alcohol dan
rokok, aktifitas fisik, dan manajemen stress.
2) Kelas II, III : terapi farmakologi, meliputi, diuretic, vasodilatasor,
ace inhibitor, digitalis, dopamineroik, oksigen.
3) Kelas IV : kombinasi diuretic, ACE inhibitor seumur hidup.
Urine
output ↓ volume
plasma↑ tekanan
hidrostatik ↑
R
esti
↓tingk
at
kesada
ran
Re
siko
terjadin
ya gagal
ginjal
Resti
gangguan
perfusi
jaringan R
esiko
pola
nafas
tidak
efektif Kele
bihan
volume
cairan
Kel
ebihan
volume
cairan
Resti
penurunan
curah
jantung
Kelem
ahan fisik
↓s
uplai O₂ ke
miokardi
um ↑
hipoksia
jaringan
miokardi
um
Gangg
uan
pemenuhan
aktivitas
sehari-hari
Sy
ok
kardioge
nik
K
ematia
n
Per
ubahan
metabolis
me
miokardiu
m N
yeri
dada Pemenuh
an nutrisi
kurang dari
kebutuhan
K
onstipas
i
14
2.1.8 Komplikasi Penyakit Gagal Jantung Kongestif
1) Syok kardiogenik
2) Tromboli karena pemebentukan bekuan vena karena stasis darah
3) Efusi dan tamponade perikardium
4) Toksilitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang Gagal Jantung Kongestif
1) EKG (Elektro Kardio Gram)
Hipertopi atrial atau ventikuler, penyimpangan aksis, iskemia,
distrimia, takikardi, fibrilasi atrial.
2) Uji stress
Pemeriksaan non-invasif bertujuan untuk menentukan
kemungkinan iskemia atau infark yang terjadi sebelumnya.
3) Ekokardiografi
a) Ekokardiografi model M berguna unuk mengevaluasi volume
balik dan kelainan regional, model ini sering dipakai dan
ditayangkan bersamaan dengan EKG.
b) Ekokardiografi dua dimensi ( CT-Scan ).
c) Ekokardiografi doppler memeberikan pencitraan dan pendekatan
transesofageal terhadap jatung.
4) Kateterisasi jantung
Tekanan yang abnormal merupakan indikasi dan membantu
memebadakan gagal jantung kanan, kiri dan stenosis katup
infusiensi.
15
5) Radiografi dada
Menunjukkan pembesaran pada jantung, bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam
pembuluh darah yang abnormal.
6) Elektrolit
Dapat berubah karena perpindahan cairan atau penurunan
fungsi ginjal, terapi diuretic.
7) Oksimetri nadi
Rendahnya saturasi oksigen terutama gagal janung kongestif
akut menjadi kronis
8) Analisa gas darah (AGD)
Gagalnya ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori
ringan atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
9) Blood ureum nitrogen (BUN)
Menunjukkan penurunan fugsi ginjal, naiknya BUN dan
kreatinin merupakan indikasi dari gagal ginjal.
10) Pemeriksaan tiroid
Peningkatan ktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid
sebagai pencetus dari gagal jantung.
2.2 Konsep Hipervolemia
2.2.1 Definisi Hipervolemia
Hipervolemia merupakan volume cairan intravaskuler, intestinal
dan intraseluler mengalami peningkatan, (SDKI, 2017). Dengan kata
lain hipervolemia merupakan perluasan isotonic dari CES yang
16
disebabkan oleh retensi air dana natrium yang abnormal, (Brunner &
Suddarth, 2002)
2.2.2 Penyebab Hipervolemia
1) Gangguan mekanismen regulasi
2) Kelebihan asupan cairan
3) Kelebihan asupan natrium
4) Gangguan aliran balik vena
5) Efek agen farmakologis
2.2.3 Gejala dan Tanda
1) Mayor
Objektif
a) Edema anasarka atau edema perifer
b) Berat badan meningkat dalam waktu singkat
c) JVP (Jugular Venous Pressure) dan CVP (Central Venous
Pressure) meningkat
d) Reflex hepatojugular positif
Subjektif
a) Ortopnea
b) Dyspne
c) PND (Paroxysmal Nocturnal Dyspnea)
2) Minor
a) Distensi vena jugularis
b) Terdengar suara nafas tambahan
c) Hepatomegali
17
d) Kadar Hb/Ht turun
e) Oliguri
f) Intake lebih banyak daripada ouput
g) Kongesti paru
2.2.4 Kondisi Klinis yang Terkait
a) Gagal ginjal akut/kronis
b) Hipoalbuminea
c) Gagal jantung kongestif
d) Kelainan hormone
e) Penyakit hati (sirosis, asites, kanker hati)
f) Penyakit vena perifer (varises vena, trombus vena, plebitis)
g) Imobilitas
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gagal Jantung Konegstif
2.3.1 Pengkajian
1) Biodata
a) Nama
b) Umur
c) Jenis Kelamin
d) Suku
2) Keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang
a) Keluhan utama
Seperti, dispnea, kelemahan fisik, dan edema sistemik.
18
b) Riwayat penyakit sekarang
Munculnya dispnea, ortopnea, batuk, dan edema pulmonal
akut. Tanyakan juga gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.
3) Riwayat penyakit dahulu
a) Hipertensi
b) Nyeri miokardium
c) DM
d) Hiperlipidemia
4) Riwayat penyakit keluarga
Seseorang yang mengidap riwayat penyaki jantung, maka
akan beresiko mengalami penyaki jantung pula.
5) Pola kebiasaan setiap hari
a) Aktifitas / istirahat
1) Gejala
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktivitas,
dispnea.
2) Tanda
Perubahan status mental, gelisah, TTV berubah saat
melakukan aktifitas.
b) Makanan atau cairan
1) Gejala
Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan
berat badan yang signifikan, pembengkakan pada ekstremitas
bawah.
19
2) Tanda
Penambahan berat badan yang signifikan, asites, edema.
c) Nyeri
1) Gejala
Nyeri pada dada dan abdomen
2) Tanda
Gelisah
d) Pernafasan
1) Gejala
Dispnea saat beraktifitas, batuk dengan atau tanpa
sputum, menggunakan alat bantu oksigen.
2) Tanda
Pernafasan takipnea, nafas dangkal, bunyi nafas
terdengar krekels, dan mengi, sputum terkadang bercampur
darah bahkan berbuih.
e) Hygine
1) Gejala
Mengalami keletihan saat melakukan perawatan diri.
2) Tanda
Pasien menunjukkan kelainan pada perawatan
kebersihan.
f) Eleminasi
1) Gejala
20
Nokturia, urin berwarna gelap, penurunan berkemih,
konstipasi
6) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
1) Kesadaran : composmentis hingga koma
2) Lemah
b) Tanda-tanda vital
1) Tensi :meningkat
2) Nadi :meningkat
3) Suhu :normal namun dapat juga meningkat
4) Pernafasan :meningkat dan tidak teratur
c) Berat badan
Terjadi peningkatan berat badan yang signifikan bila pasien
mengalami edema.
d) Pemeriksaan
1) Kepala
a) Konjungtiva pucat
b) Cyanosis, bibir kering
2) Dada
a) Pernafasan
1) Ronchi, krekel
2) Dispnea, takipnea, orthopnea
3) Batuk dengan atau tanpa sputum
b) Sirkulasi
21
1) Takikardia
2) Nyeri saat melakukan aktifitas
3) Tekanan darah dapat naik maupun turun
3) Pemeriksaan abdomen
a) Asites
b) Pembesaran pada hati
c) Nyeri tekan
4) Pemeriksaan integumen dan ekstremitas
a) Pucat
b) Akral dingin
c) Cianosis perifer
d) Edema pada tungkai
7) Pemeriksaan penunjang
Pada pasien dengan gagal jantung pemeriksaan penunjang
meliputi rontgen toraks, EKG, dan ekokardiografi.
2.3.2 Diagnosa Keperwatan
Kelebihan volume cairan
2.3.3 Intervensi keperawatan
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan (Nurarif, Amin Huda &
Kusuma H, 2015)
DIAGNOSA NOC NIC
Kelebihan volume
cairan
Definisi :
peningkatan retensi cairan
isotonik
Batasan karakteristik
1. Edema
2. Ansietas
3. Dispnea
4. Oliguria
1. Elektrolit dan
keseimbangan basa
2. Keseimbangan cairan
3. Hidrasi
Kriteria hasil:
1. Terbebas dari edema,
efusi dan anasarka
2. Bunyi nafas bersih,
tidak ada lagi dipsnea
atau oropnea
Pengelolaan cairan
1. Timbang popok
2. Pertahankan catatn
intake dan output
3. Pasang kateter jika
perlu
4. Monitor hasil Hb yang
sesuai dengan retensi
cairan (BUN, Hmt,
osmodalitas urin)
22
5. Ortopnea
6. Penambahan berat
badan dalam waktu
singkat
7. Gangguan elektrolit
8. Kelebihan asupan
natrium
3. Terbebas dari distensi
vena jugularis
4. Terbebas dari kelelahan,
kecemasan
5. Menjelaskan indikator
kelebihan cairan
6. Memelihara tekanan
vena sentral, tekanan
kapiler paru, output
jantung dan vital sign
dalam batas normal
5. Monitor status
osmodinamik (CVP,
MAP, PAP, PCWP)
6. Monitor vital sign
7. Monitor indikasi
retensi/kelebihan
cairan (CVP, edema,
distensi vena leher,
asites)
8. Kaji lokasi dan luas
edema
9. Monitor masukan
makanan
10. Monitor status nutrisi
11. Kolaborasi pemberian
diuretik sesuai
instruksi
12. Batasi pemasukan
cairan pada keadaan
hiponaremi diisi
dengan serum Na<130
mEq/l
13. Kolaborasi dengan
dokter bila tanda cairan
belebih dan memburuk
Monitor cairan:
1. Tentukan riwayat
jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminasi
2. Tentukan
kemungkinan faktor
resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(hpertermia, terapi
diuretic, kelainan
renal, gagal jantung,
daporsesis, disfungsi
hati)
3. Monitor berat badan
4. Monitor BP, HR, RR
5. Catat intake dan output
6. Monitor adanya
distensi leher, ronchi,
edema pperifer, dan
penambahan berat
badan
7. Monitor tanda dan
gejala odema
2.3.4 Implementasi
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
23
tindakan disusun dan ditunjukkan pada perintah keperawatan untuk
membantu klien dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
pada klien (Muttaqin, 2009).
2.3.5 Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan penilaian akhir berdasarkan tujuan
keperawatan. Keberhasilan pada asuhan keperawatan berdasarkan
pada perubahan hasil yang telah ditetapkan yaitu, adaptasi pada
klien, (Nursalam, 2003).
24
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus
merupakan suatu rancangan penelitian meliputi pengkajian satu unit
penelitian secara terus-menerus (Nursalam, 2013). Studi kasus yang menjadi
inti pembahasan dalam penelitian ini digunakan untuk mengeksporasi
masalah Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Kongestif (GJK)
Dengan Masalah Hipervolemia di Ruang Cardio Vaskular Care Unit
(CVCU), Rumah Sakit Umum Daerah Bangil, Pasuruan.
3.2 Batasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka
peneliti perlu memberikan batasan istilah yang digunakan dalam penelitian
ini:
1) Asuhan keperawatan merupakan suatu metode yang sistemeatis dan
terorganisir dalam pemberian asuhan keperawatan, difokuskan pada reaksi
dan respon individu pada suatu kelompok dan perorangan terhadap
gangguan kesehatan yang dialami baik aktual maupun potensial.
2) Klien merupakan individu yang mencari maupun menerima perawatan
medis dan masalah keperawatan yang sama.
3) Gagal Jantung Kongestif (GJK) merupakan kelainan pada fungsi jantung
dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan,
25
atau kemampuan jantung hanya ada kalau disertai peninggian tekanan
peninggian ventrikel kiri (Kasron, 2012).
4) Hipervolemia merupakan volume cairan intravaskuler, intestinal dan
intraseluler mengalami peningkatan (SDKI, 2017).
3.3 Partisipan
Subyek yang digunakan dalam penelitian adalah 2 klien dengan diagnosa
medik Gagal Jantung Kongestif dengan masalah Hipervolemia, di RSUD
Bangil Pasuruan.
1) 2 klien dengan diagnosa Gagal Jantung Kongestif
2) 2 klien dengan masalah keperawatan Hipervolemia
3) 2 klien MRS hari ke 1 di ruang CVCU
4) 2 klien yang kooperatif
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi penelitian
Studi kasus individu di ruang CVCU RSUD Bangil Jalan Raya Raci
Bangil Pasuruan Jawa Timur.
3.4.2 Waktu penelitian
Klien yang dipilih adalah klien yang dirawat sejak pertama kali MRS
sampai pulang dan minimal dirawat selama 3 hari, klien yang
mengalami masalah hipervolemia. Penelitian dilakukan mulai bulan
April 2018.
3.5 Pengumpulan data
26
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data agar diperoleh data yang
sesuai menggunakan metode sebagai berikut:
1) Wawancara : pengumpulan data dengan cara Tanya jawab secara
langsung, hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
keluarga, sumber data dari klien, keluarga bahkan perawat lainnya.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik : Dilakukan dengan cara IPPA
(inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) pada sistem tubuh klien.
3) Studi dokumentaasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan
data lain yang relevan).
3.5 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau
informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data
dengan validitas tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi
instrument utama), uji keabsahan data dapat dilakukan dengan :
1) Uji keabsahan data dilakukan dengan memperpanjang waktu pengamatan
atau tindakan.
2) Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber
data utama yaitu klien, perawat serta keluarga klien yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
3.6 Analisa Data
Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan
cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang
27
ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis
yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian
yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik analisis digunakan
dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan
data untuk selanjutnya diinterpretasikan oleh peneliti dibandingkan teori yang
ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.
Urutan dalam analisis yaitu :
1) Pengumpulan data
Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,
dokumentasi). Hasil ditulis dalam catatan lapangan, kemudian disalin
dalam bentuk transkrip.
2) Mereduksi data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan
lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokan
menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil
pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan nilai normal.
3) Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan
maupun teks naratif. Kerahsiaan dari responden dijamin dengan jalan
mengaburkan identitas dari responden.
4) Kesimpulan
28
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan
dengan hasil-hasil penelitian trdahulu dan secara teoritis dengan perilaku
kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.
3.7 Etik Penelitian
Beberapa etik penelitian yang harus di perhatikan dalam penelitian:
1) Informed Consent (persetujuan menjadi klien), dimana klien harus
mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan daripada
penelitian ini, dari klien berhak untuk menolak maupun menerima.
Informed consent ini perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh
hanya untuk pengembangan ilmu.
2) Anonymity (tanpa nama) dimana klien berhak untuk meminta data
yang yang telah diberikan harus dirahasiakan
3) Confidentiality (rahasia) dimana peneliti harus menjaga dengan baik
rahasia klien dengan cara mengaburkan identitas klien
(Nursalam,2003).
55
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Gambaran Lokasi Pengumpulan Data
Lokasi yang digunakan dalam penyusunan KTI studi kasus dengan
pengambilan data adalah di Ruang CVCU (Cardio Vascular Care Unit)
dengan kapasitas 5 pasien. Lokasi ini beralamat di Jl. Raya Raci -Bangil
Pasuruan, Jawa Timur.
4.1.2 Pengkajian
1. Tabel 4.1 Identitas Klien
IDENTIT
AS KLIEN
Klien 1 Klien 2
Nama
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Status
Perkawinan
Alamat
Suku/bang
sa
Tanggal
MRS
Tanggal
Pengkajian
Jam
Masuk
No.RM
Diagnosa
Masuk
Tn. H
55 Th
Islam
SD
Karyawan
swasta
Sudah
menikah
Gunung
Gangsir, Beji,
Pasuruan
Jawa/WNI
31 Maret
2017
1 April
2017
04:37
000071629
0XXX
Gagal
Jantung
Kongestif
Tn. I
40 Th
Islam
SMP
Wiraswasta
Sudah
menikah
Prigen,
Pasuruan
Jawa/WNI
1 April
2017
1 April
2017
21:00
00359XXX
Gagal
Jantung Kongestif
56
2. Tabel 4.2 Riwayat Penyakit
RIWAY
AT
PENYAKIT
Klien 1 Klien 2
Keluhan
Utama
Riwayat
penyakit
sekarang
Riwayat
penyakit
dahulu
Riwayat
penyakit
keluarga
Riwayat
psikososial
Klien
mengatakan sesak dan
kaki kanan kiri
bengkak
Klien
mengatakan dada
sesak sejak kemarin
malam, batuk namun
dahak tidak dapat
keluar dan kaki kanan
kiri bengkak.
Kemudian keluarga
membawa klien ke
IGD RSUD Bangil
Pasuruan pukul 04:37
WIB untuk
mendapatkan
pertolongan pertama,
kemudian klien
dirawat di rawat inap
ruang CVCU(Cardio
Vascular Care Unit)
Klien
mengatakan memiliki
riwayat jantung
sebelumnya.
Keluarga klien
mengatakan, keluarga
tidak memiliki
penyakit yang sama
dengan klien
1. Respon pasien
terhadap penyakitnya:
Tn. H menganggap
penyakit ini cobaan
dari Tuhan
2. Pengaruh penyakit
terhadap perannya
dikeluarga dan
masyarakat: Tn. H
hanya bisa berbaring
ditempat tidur dan
tidak bias melakukan
apa-apa. Pasien tidak
bisa berkumpul
dengan semua
kelarganya dan
masyarakat
Klien
mengatakan sesak,
kaki sebelah kanan
bengkak dan lemas
Klien
mengatakan sesak
kaki kanan bengkak
sudah 5 hari yang lalu
disertai nyeri dada
kanan tembus
punggung . Sesak
semakin parah pada
tanggal 31 Maret
2018. Kemudian
keluarga klien
membawa klien ke
IGD RSUD Bangil
Pasuruan pukul 21:00
WIB untuk mendapat
perolongan pertama,
kemudian klien
dirawat di ruang rawat
inap ruang CVCU
(Cardio Vascular Care
Unit)
Klien
mengatakan memiliki
riwayat hipertensi.
Keluarga lien
mengatakan tidak ada
keluarga yang
memiliki penyakit
yang sama dengan
klien
1. Respon pasien
terhadap
penyakitnya: Tn. I
menganggap
penyakit ini cobaan
dari Tuhan
2. Pengaruh penyakit
terhadap perannya
dikeluarga dan
masyarakat: Tn. I
hanya bias berbaring
ditempat tidurdan
tidak bisa apa-apa.
Pasien tidak bisa
berkumpul dengan
semua keluarganya
dan msyarakat
57
3. Tabel 4.3 Pola Kesehatan
POLA
KESEHATAN
KLIEN 1 KLIEN 2
Pola
managemen
kesehatan
Pola nutrisi
Pola eliminasi
Klien mengatakan
saat sakit berobat ke
dokter yang berada tidak
jauh dari rumah klien,
saat kondisi klien mulai
parah akhirnya berobat
ke RSUD Bangil
Di Rumah : Klien
mengatakan sebelum
sakit selara makan baik,
makan 3x/ hari dengan
menu nasi dan lauk pauk,
minum air putih, kopi,
dan minuman penambah
energy, total keseluruhan
±2000ml/hari
Di Rumah Sakit :
Klien mengatakan selera
makan menurun, karena
tidak terbiasa makan
makanan diet yang
diberikan oleh tim gizi,
makan 3x/ hari menu
nasi dan lauk pauk,
minum air putih
±700ml/hari, klien diit
rendah lemak tinggi
protein
Di Rumah : Klien
mengatakan kebiasaan
BAK dirumah ±7x/hari
warna kuning
kecoklatan, bau khas urin
BAB 2x/hari warna
kuning, bau khas feses.
Di Rumah Sakit :
Klien terpasang alat
bantu kateter BAK
250cc/3jam warna
kuning gelap bau khas
urin
Klien mengatakan
belum BAB
Klien mengatakan
saat sakit berobat ke
dokteryang tidak berada
jauh dari rumah. Klien
bahkan sering ke dokter
untuk memeriksa
tekanan darah karena
klien memiliki riwayat
hipertensi. Namun saat
keadaan klien memburuk
keluarga klien
memutuskan untuk
membawa klien berobat
ke RSUD Bangil
Di Rumah : Klien
mengatakan sebelum
sakit selera makan baik
makan 3x/ hari dengan
menu nasi dan lauk pauk,
minum air putih ±1500
ml/hari
Di Rumah Sakit :
Klien mengatakan
mengalami penurunan
selara makan, karena
klien merasa makanan
yang diberikan oleh tim
gizi berasa hambar,
karena sudah terbiasa
makan makanan
berbumbu kuat yang
menggunakan penyedap
rasa, makan 3x/hari
menu nasi tim dan lauk
pauk, minum air putih ±
500m/hari, klien diit
rendah lemak tinggi
protein
Di Rumah : Klien
mengatakan kebiasaan
BAK dirumah ±5x/hari
warna kuning
kecoklatan, bau khas
urin. BAB 3x/hari warna
kuning, bau khas feses.
Di Rumah Sakit :
Klien terpasang alat
bantu kateter BAK
100cc/5jam warna
kuning gelap bau khas
urin
Klien mengatakan
58
Pola istirahat –
tidur
Pola aktivitas
Pola
penanggulangan
stress
Pola reproduksi
seksual
Di Rumah : Klien
mengatakan ketika
istirahat tidur dirumah 7-
8 jam/hari dengan
perlengkapan selimut
dan lampu yang menyala
Di Rumah Sakit :
Klien mengatakan susah
tidur karena bising
mendengar monitor yang
selalu berbunyi dan tidak
nyaman karena sesak
tersebut, tidur ± 4-5
jam/hari dengan
perlengkapan selimut
dan penerangan lampu
Di Rumah : Klien
saat masih sehat dapat
melakukan aktivitas
sendiri tanpa bantuan
orang lain, mandi dan
bekerja
Di Rumah Sakit :
Klien saat sakit hanya
dapat berbaring ditempat
tidur dan mandi diseka
oleh keluarga Tn. H
sudah menikah dan
memiliki 2 anak. Tn. H
menglami stress
semenjak dirinya sakit
karena klien tidak bisa
bekerja sementara
anaknya masih
memerlukan biaya untuk
sekolah
Klien sudah
menikah dan memiliki 2
orang anak, istri masih
hidup. Klien sudah tiak
lagi melakuan hubungan
seksual dikarenakan
sakit.
ingin BAB namun sulit
Di Rumah : Klien
mengatakan ketika masih
sehat klien jarang tidur
siang karena harus
menjaga toko dan tidur
malam ± 8 jam dengan
perlengkapan selimut
dan lampu yang
dimatikan
Di Rumah Sakit :
Klien mengatakan tidur
siang ± 3 jam dan pada
malam hari ± 6 jam .
dengan perlengkapan
selimut dan penerangan
lampu yang tidak sesuia
dengan kebiasaan klien
saat dirumah
Di Rumah : Klien
saat masih sehat dapat
mandi dengan mandiri
dan menjaga toko
Di Rumah Sakit :
Klien saat sakit hanya
diseka oleh keluarga dan
tidur ditempat tidur Tn. I
sudah menikah dan
sudah memiliki 1 anak.
Tn. I tidak mengalami
stress panjang karena
semua permasalahan
diselesaikan dengan
musyawarah keluarga
untuk menemukan jalan
keluar
Klien sudah
menikah dan memiliki 1
orang anak, istri masih
hidup. Klien sudah tidak
melakukan hubungan
seksual dikarenakan
sakit.
59
4. Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik (pendekatan head to toe)
Observasi Klien 1 Klien 2
S
N
TD
RR
GCS
Kesadaran
Keadaan umum
GDA
Kepala
Kulit Kepala
Rambut
Wajah
Mata
Hidung
Telinga
Leher
Dada
Abdomen
Ekstremitas
atas
Ekstremitas
bawah
36, 5 °C
93x/menit
140/90 mmHg
24x/menit
4,5,6
Composmentis
Lemas
103mg/dL
Inspeksi : bersih,
tidak ada benjolan, tidak
ada bekas luka
Inspeksi : hitam,
tidak rontok penyebaran
merata
Inspeksi : simetris,
tidak ada bekas luka
Inspeksi : simetris,
fungsi penglihatan baik,
konjungtiva kemerahan,
sklera putih, pupil isokor
Inspeksi : simetris,
fungsi penciuman baik,
adanya pernafasan
cuping hidung, terpasang
O₂ nasal kanul 4 lpm
Inspeksi : fungsi
pendengaran baik,
bersih, tidak ada
benjolan abnormal
Inspeksi : tidak ada
pemebsaran kelenjar
tyroid
Inspeksi : simetris
kiri dan kanan
Perkusi : kanan
dan kiri sonor
Palpasi : suara
peka
Auskultasi :
whezzing +/+
Inspeksi : datar
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan
Perkusi : tidak
kembung
Auskultasi : bising
usus normal
Inspeksi : tida ada
oedem, tangan kanan
terpasang infus natrium
klorida 7 tpm
Palpasi : akral
hangat
36°C
90x/menit
150/90 mmHg
24x/menit
4,5,6
Composmentis
Lemas
125 mg/dL
Inspeksi : bersih,
tidak ada benjolan dan
tidak ada bekas luka
Inspeksi :hitam
tidak mudah rontok dan
penyebaran merata
Inspeksi : simetris,
tidak ada bekas luka
Inspeksi : simetris,
fungsi penglihatan baik,
konjungtiva kemerahan
sklera putih, pupil isokor
Inspeksi : simetris,
fungsi penciuman baik,
adanya pernafasan
cuping hidung, terpasang
O₂ nasal kanul 4 lpm
Inspeksi : fungsi
pendengaran baik bersih,
tidak ada benjolan
abnormal
Inspeksi :tidak ada
pembesaran kelenjar
tyroid
Inspeksi : simetris
kanan dan kiri
Perkusi : kanan
dan kiri sonor
Palpasi : suara
pekak
Auskultasi :
whessing +/+
Inspeksi : datar
Palpasi : tiak ada
nyeri tekan
Perkusi : tidak
kembung
Auskultasi : bising
usus normal
Inspeksi : tidak ada
oedem tangan kanan
terpasang infus natrium
klorida 7 tpm
Palpasi : akral
hangat
60
Integumen
Genetalia
Inspeksi : terdapat
oedem pada kaki kanan
Palpasi : akral
hangat
Inspeksi : warna
sawo matang tidak ada
iritasi
Palpasi : turgor
kulit baik
Inspeksi :
terpasang kateter produsi
urin 1000cc/hari warna
kuning kecoklatan
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan
Inspeksi : terdapat
oedem pada kaki kanan
Palpasi : akral
hangat
Inspeksi : warna
sawo matang tidak ada
iritasi
Palpasi : turgor
kulit baik
Inspeksi :
terpasang kateter
produksi urine
1000cc/hari warna
kuning kecolatan
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan
5. Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Klien 1 Tn. H
a. Pemerikasaan laboratorium pada tanggal 31-04-2018
Pemeriksaan Hasil
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Leukosit (WBC)
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil %
Limfosit %
Monosit %
Eosinofil %
Basofil %
Eritrosit (RBC)
Hemoglobin
(HGB)
Hematokrit (HCT)
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
KIMIA KLINIK
FAAL GINJAL
BUN
Kreatinin
PEMERIKSAAN
PATOLOGI KLINIK
CK-MB
7,634
3,9
2,2
0,7
0,7
0,1
50,8
28,9
9,4
9,6
1,3
4,416
11,9
34,1
85,08
30,70
36,08
12,85
169
9,838
6
1,104
11,4
3,70-10,1
39,3-73,7 %
18,0-48,3 %
4,40-12,7%
0,600-7,30%
0,00-1,70%
4,6-6,2 10 ⁶/µL
13,5-18,0 g/dL
40-54%
81,1-96,0 µm³
27,0-31,2 pg
31,8-35,4 g/dL
11,5-14,5%
155-366 10³/µL
6,90-10,6 fL
7,8-20,23
mg/dL
0,8-1,3 mg/dL
61
JANTUNG
Troponin I
GULA DARAH
Gula Darah
Sewaktu
0,14
103
<=24
0,06 mg/L
< 200
Klien 2 Tn. I
a. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 1 April 2018
Pemeriksaan Hasil
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Leukosit (WBC)
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil %
Limfosit %
Monosit %
Eosinofil %
Basofil %
Eritrosit (RBC)
Hemoglobin
(HGB)
Hematokrit (HCT)
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
KIMIA KLINIK
LEMAK
Trigliserida
Kolesterol
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
FAAL GINJAL
BUN
Kreatinin
PEMERIKSAAN
PATOLOGI KLINIK
CK-MB
JANTUNG
Troponin I
ELEKTROLIT
ELEKTROLIT
SERUM
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorida (CI)
Kalsium Ion
12,7
10,0
1,5
0,5
0,1
0,1
82,1
12,4
3,9
0,8
0,8
5,256
12,45
36,12
77,78
26,30
33,81
11,45
186
8,497
88
245
47,52
157,02
12
0,807
35,9
1,60
146,80
4,35
105,80
1,250
3,70-10,1
39,3-73,7 %
18,0-48,3 %
4,40-12,7%
0,600-7,30%
0,00-1,70%
4,6-6,2 10 ⁶/µL
13,5-18,0 g/dL
40-54%
81,1-96,0 µm³
27,0-31,2 pg
31,8-35,4 g/dL
11,5-14,5%
155-366 10³/µL
6,90-10,6 fL
<150 mg/dL
<200 mg/dL
>44 mg/dL
<100 mg/dL
7,8-20,23
mg/dL
0,6-1,0 mg/dL
<=24
0,06
135-147
mmol/L
3,5-5 mmol/L
95-105 mmol/L
1,16-1,32
mmol/L
62
6. Tabel 4.6 Terapi
Klien 1 Klien 2
Infus :
Ns 500cc/24jam
Injeksi :
Arixtra 1x2,5 mg
Furosemide 2x40 mg
Pumpicel 1x40 mg
Oral :
ASA 1x80 mg
CPG1x75 mg
ISDN 3x75 mg
Infus :
Ns 500cc/24jam
Injeksi :
Arixtra 1x2,5 mg
Furosemide 2x40 mg
Pumpicel 1x 40 mg
Oral :
ASA 1x80 mg
CPG 1x75 mg
ISDN 3x75mg
4.1.3 Tabel 4.7 Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASAL
AH
KLIEN 1
Data subjektif:
Klien mengatakan
sesak dan kaki kanan kiri
oedema
Data objektif:
a. Keadaan umum : lemas
b. Klien tampak sesak
c. Klien terpasang alat bantu
nafas O₂ 4 lpm
d. Penggunaan otot bantu
nafas
e. Kesadaran: komposmentis
GCS: 456
f. Terdapat oedem pada kaki
dengan palpitasi pitting
derajat 2 dengan
kedalaman 3mm
g. TTV
S: 36, 5 °C
N:93x/menit
TD:140/90 mmHg
RR:24x/menit
h. Suara nafas wheezing
i. Klien batu namun tidak
mengeluarkan sputum
Gagal
jantung
↓
Curah
jantung ↓
↓
Aktifitas
adrenergik
simpatik
meningkat
↓
Vasokontrik
si sistematis
↓
Vasokontrik
si ginjal
↓
Eksresi Na⁺ menurun dan HO₂
dalam urin
↓
Cairan
output menurun
volume plasma
naik tekanan
hidrostatik
meningkat
↓
Hipervol
emia
63
Hipervolemi
a (kelebihan
volume cairan)
DATA ETIOLOGI MASA
LAH KLIEN 2 Data subjektif:
Klien mengatakan
sesak, kaki kanan oedema
dan lemas
Data objektif:
a. Keadaan umum : lemas
b. Klien tampak sesak
c. Klien terpasang alat bantu
nafas O₂ 4 lpm
d. Penggunaan otot bantu
nafas
e. Kesadaran: komposmentis
GCS: 456
f. Terdapat oedem pada
kaki, palpitasi pitting
derajat 1 dengan
kedalaman 2mm
g. TTV
S: 36°C
N:90x/menit
TD:150/90 mmHg
RR:24x/menit
h. Suara nafas wheezing
i. Klien batuk namun tidak
mengeluarkan sputum
Gagal
jantung
↓
Curah
jantung ↓
↓
Aktifitas
adrenergik
simpatik
meningkat
↓
Vasokontrik
si sistematis
↓
Vasokontrik
si ginjal
↓
Eksresi Na⁺ menurun dan H₂O
dalam urin
↓
Cairan
output menurun
volume plasma
naik tekanan
hidrostatik
meningkat
↓
Hipervolemi
a (kelebihan
volume cairan)
Hiperv
olemia
4.1.4 Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.8 Diagnosa Keperawatan
Data Etiologi Masalah
keperawatan
KLIEN 1
Data subjektif:
Klien
mengatakan sesak dan
Cairan
output menurun
volume plasma
HIPERVOL
EMIA
64
kaki kanan kiri
bengkak
Data objektif:
a. Keadaan umum : lemas
b. Klien tampak sesak
c. Klien terpasang alat
bantu nafas O₂ 4 lpm
d. Penggunaan otot bantu
nafas
e. Kesadaran:
komposmentis GCS:
456
f. Terdapat oedem pada
kaki kanan kiri
g. TTV
S: 36, 5 °C
N:93x/menit
TD:140/90
mmHg
RR:24x/menit
h. Suara nafas wheezing
i. Klien batuk namun
tidak mengeluarkan
Sputum
j. Palpitasi pitting derajat
2 dengan kedalaman 3
mm
naik tekanan
hidrostatik
meningkat
KLIEN 2
Data subjektif:
Klien
mengatakan sesak dan
lemas dan kaki
bengkak
Data objektif:
a. Keadaan umum : lemas
b. Klien tampak sesak
c. Klien terpasang alat
bantu nafas O2 4 lpm
d. Penggunaan otot bantu
nafas
e. Kesadaran:
komposmentis GCS:
456
f. Terdapat oedem pada
kaki kanan
g. TTV
S: 36°C
N:90x/menit
TD:150/90
mmHg
RR:24x/menit
h. Suara nafas wheezing
i. Klien batuk namun
tidak mengeluarkan
sputum
j. Dengan palpitasi pitting
derajat 1 dengan
kedalaman 3mm
Cairan
output menurun
volume plasma
naik tekanan
hidrostatik
meningkat
HIPERVOL
EMIA
65
4.1.5 Intervensi Keperawatan
Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan
Diagno
se
Keperawatan
NOC (Nursing
Outcome
Calsification)
NIC (Nursing
Income
Calsification)
Klien 1
Hiperv
olemia
berhubungan
dengan
Cairan
output
menurun
volume
plasma naik
tekanan
hidrostatik
meningkat
Klien 2
Hiperv
olemia
berhubungan
dengan
Cairan
output
menurun
volume
plasma naik
tekanan
hidrostatik
meningkat
NOC: Setelah
dilakukan peraatan
selama 3x 24 jam,
hipervolemia teratasi
dengan kriteria hasil :
1. Terbebas dari edema,
efusi dan anasarka
2. Bunyi nafas bersih,
tidak ada lagi dipsnea
atau oropnea
3. Terbebas dari
kelelahan, kecemasan
NOC: Setelah
dilakukan peraatan
selama 3x 24 jam,
hipervolemia teratasi
dengan kriteria hasil :
1. Terbebas dari edema,
efusi dan anasarka
2. Bunyi nafas bersih,
tidak ada lagi dipsnea
atau oropnea
3. Terbebas dari
kelelahan, kecemasan
1. Pertahankan catatan
intake dan output
2. Pasang kateter jika
perlu
3. Monitor hasil Hb
yang sesuai dengan
retensi cairan BUN,
Hmt
4. Monitor BP, HR, RR
5. Kolaborasi dengan
dokter bila tanda
cairan belebih dan
memburuk
1. Pertahankan catatan
intake dan output
2. Pasang kateter jika
perlu.
3. Monitor hasil Hb
yang sesuai dengan
retensi cairan BUN,
Hmt
4. Monitor BP, HR, RR
5. Kolaborasi dengan
dokter bila tanda
cairan belebih dan
memburuk
4.1.6 Implementasi Keperawatan
Tabel 4.10 Implementasi Keperawatan
Klien 1 Tn. H
N
o
T
anggal
Diagn
osa
Keper
awatan
J
am
Tindakan P
ara
f
66
1
.
2
.
1
April
2
018
2
April
2018
Hiper
volemia
berhubunga
n dengan
Cairan
output
menurun
volume
plasma naik
tekanan
hidrostatik
meningkat
Hiper
volemia
berhubunga
n dengan
Cairan
output
menurun
0
8.0
0
0
8.3
0
1
0.0
0
1
0.4
5
1
1.0
0
1
1.3
0
1. Melakukan bina
hubungan saling
percaya pada pasien
dan keluarga untuk
menjalin kerja sama
yang baik dan
menggunakan
komunikasi terapeutik
2. Mempertahankan
catatan intake dan
output, intake: infus 21
tpm, makan 150 ml,
minum 100 ml, injeksi
15 ml, total intake 286
ml output urine 200
ml, keringat 15 ml,
total output 215ml.
Total intake output 71.
3. Memonitor
tensi,nadi,respirasiTD:
140/90 mmHg, N:
93x/menit, RR:
24x/menit
4. Memasang
kateterukuran 18
dengan balon 30cc,
terpasang tanggal 31
maret 2018 pukul 05
5. Memonitor hasil
hemoglobin, hemtokrit
dan BUN. Dengan
hasil HB: 12,22,
Hematokrit:37,57,
BUN: 6
6. Mengkolaborasikan
dengan dokter bila
tanda cairan belebih
dan memburuk
Dengan pemberian
injeksi arixtra 2,5mg,
furosemide 40mg,
pumpicel
40mg.pemberian obat
oral ASA 1x80 mg,
CPG 1x75 mg, ISDN
3x75mg.
1. Mempertahankan
catatan intake dan
output, intake: infus 21
tpm, makan 150 ml,
minum 100 ml, injeksi
15 ml, total intake 286
ml output urine 250
ml, keringat 15 ml,
total output 265ml.
Total intake output 21.
2. Memonitor
67
3
.
3
April
2018
volume
plasma naik
tekanan
hidrostatik
meningkat
Hiper
volemia
berhubunga
n dengan
Cairan
output
menurun
volume
plasma naik
tekanan
hidrostatik
meningkat
1
4.0
0
1
4.3
0
1
4.4
5
1
5.1
5
0
8.0
0
0
tensi,nadi,respirasiTD:
130/90 mmHg, N:
90x/menit, RR:
22x/menit
3. Memonitor hasil
hemoglobin, hemtokrit
dan BUN. Dengan
hasil HB: 12,22,
Hematokrit:37,57,
BUN: 6
4. Mengkolaborasikan
dengan dokter bila
tanda cairan belebih
dan memburukDengan
pemberian injeksi
arixtra 2,5mg,
furosemide 40mg,
pumpicel 40mg.
pemberian obat oral
ASA 1x80 mg, CPG
1x75 mg, ISDN
3x75mg.
1. Mempertahankan
catatan intake dan
output, intake: infus 21
tpm, makan 150 ml,
minum 100 ml, injeksi
15 ml, total intake 286
ml output urine 300
ml, keringat 15 ml,
total output 315ml.
Total intake output -
29.
2. Memonitor
tensi,nadi,respirasiTD:
130/80 mmHg, N:
90x/menit, RR:
20x/menit
3. Memonitor hasil
hemoglobin, hemtokrit
dan BUN. Dengan
hasil HB: 12,22,
Hematokrit:37,57,
BUN: 6
4. Mengkolaborasikan
dengan dokter bila
tanda cairan belebih
dan memburukDengan
pemberian injeksi
arixtra 2,5mg,
furosemide 40mg,
pumpicel 40mg.
pemberian obat oral
ASA 1x80 mg, CPG
1x75 mg, ISDN
3x75mg.
68
9.0
0
0
9.3
0
1
0.0
0
Klien 2 Tn. I
N
o
T
anggal
Diagn
osa
keperawata
n
J
am
Tindakan P
ara
f
1
.
1
April
2018
Hiper
volemia
berhubunga
n dengan
urin
Caira
n output
menurun
volume
plasma naik
tekanan
0
8.0
0
0
1. Melakukan bina
hubungan saling
percaya pada pasien
dan keluarga untuk
menjalin kerja sama
yang baik dan
menggunakan
komunikasi terapeutik
2. Mempertahankan
catatan intake dan
output, intake: infus 21
69
2
.
2
April
2018
hidrostatik
meningkat
Hiper
volemia
berhubunga
n dengan
Cairan
output
menurun
volume
plasma naik
tekanan
hidrostatik
meningkat
8.3
0
1
0.0
0
1
0.4
5
1
1.0
1
1.4
5
1
4.0
0
tpm, makan 150 ml,
minum 100 ml, injeksi
10 ml, total intake 281
ml output urine 250
ml, keringat 15 ml,
total output 265ml.
Total intake output
16ml.
3. Memonitor
tensi,nadi,respirasiTD:
150/90 mmHg, N:
90x/menit, RR:
24x?menit
4. Memasang kateter
ukuran 18 dengan
balon 30cc, terpasang
tanggal 1 April 2018
pukul 22.00
5. Memonitor hasil
hemoglobin, hemtokrit
dan BUN. Dengan
hasil HB: 12,45,
Hematokrit:39,12,
BUN: 12
6. Mengkolaborasikan
dengan dokter bila
tanda cairan belebih
dan memburukDengan
pemberian injeksi
arixtra 2,5 mg,
furosemide 40 mg,
pumpicel 40 mg.
pemberian obat oral
ASA 1x80 mg, CPG
1x75 mg, ISDN 3x75
mg
1. Mempertahankan
catatan intake dan
output, intake: infus 21
tpm, makan 150 ml,
minum 100 ml, injeksi
10 ml, total intake 281
ml output urine 300
ml, keringat 15 ml,
total output 315ml.
Total intake output -
97ml.
2. Memonitor
tensi,nadi,respirasi TD:
130/80 mmHg, N:
90x/menit, RR:
22x/menit
3. Memonitor hasil
hemoglobin, hemtokrit
dan BUN. Dengan
hasil HB: 12,45,
Hematokrit:39,12,
70
3
.
3
April
2018
Hiper
volemia
berhubunga
n dengan
Cairan
output
menurun
volume
plasma naik
tekanan
hidrostatik
meningkat
1
4.3
0
1
5.1
5
1
6.0
0
0
8.0
0
0
9.0
0
0
9.5
5
BUN: 12
4. Mengkolaborasikan
dengan dokter bila
tanda cairan belebih
dan memburuk
Dengan pemberian
injeksi arixtra 2,5 mg,
furosemide 40 mg,
pumpicel 40 mg.
pemberian obat oral
ASA 1x80 mg, CPG
1x75 mg, ISDN 3x75
mg
1. Mempertahankan
catatan intake dan
output, intake: infus 21
tpm, makan 150 ml,
minum 100 ml, injeksi
10 ml, total intake 281
ml output urine 300
ml, keringat 15 ml,
total output 315ml.
Total intake output -
97ml.
2. Memonitor
tensi,nadi,respirasiTD:
135/90 mmHg, N:
90x/menit, RR:
20x/menit
3. Memonitor hasil
hemoglobin, hemtokrit
dan BUN. Dengan
hasil HB: 12,45,
Hematokrit:39,12,
BUN: 12
4. Mengkolaborasikan
dengan dokter bila
tanda cairan belebih
dan memburuk
Dengan pemberian
injeksi arixtra 2,5 mg,
furosemide 40 mg,
pumpicel 40 mg,
pemberian obat oral
ASA 80 mg, CPG 75
mg, ISDN 75 mg
71
1
0.1
5
4.1.7 Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.11 evaluasi keperawatan
Eva
luasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Klie
n 1
Tn.
H
S:Klien
mengatakan
sesak dan kaki
kanan kiri
bengkak
a. Keadaan umum :
lemas
b. Klien tampak sesak
c. Klien terpasang
alat bantu
nafas O2 4
lpm
d. Penggunaan otot bantu
nafas
e. Kesadaran: komposmenti
s GCS: 456
f. Terdapat oedem pada
kaki
g. TTV S: 36, 5
°C
N:93x/
menitTD:140
/90 mmHg
RR:24x/
menit
S:Klien
mengatakan sesak
berkurang dan
kaki kanan kiri
bengkak
berkurang
a. Keadaan umum : cukup
b. Klien sesak muai
berkurang
c. Klien terpasang alat
bantu nafas
O2 4 lpm
d. Kesadaran: komposmentis
GCS: 456
e. Terdapat oedem pada
kaki berkurang
f. TTV S: 36 °C
N:90x/m
enit
TD:130/9
0 mmHg
RR:22x/
menit
g. Suara nafas wheezing
berkurang
S:Klien
mengatakan sesak
berkurang dan
kaki kanan kiri
bengkak
berkurang
a. Keadaan umum : lemas
b. Klien sesak berkurang
c. Klien terpasang alat
bantu nafas
O2 4 lpm
d. Kesadaran: komposmentis
GCS: 456
e. Terdapat oedem pada
kaki berkurang
f. TTV S: 36,3
°C
N:90x/m
enit
TD:130/8
0 mmHg
RR:22x/
menit
g. Suara nafas wheezing
berkurang
72
h. Suara nafas wheezing
i. Klien batuK namun tidak
mengeluarka
n sputum
j. HB: 12,22, Hematokrit:3
7,57, BUN: 6
k. Dengan palpitasi
pitting
derajat 2
kedalaman
3mm
A:
Masalah
Belum
Teratasi
P: 1.
Lanjutkan
Intervensi
1. Pertahankan
catatan
intake dan
output
2. Pasang
kateter jika
perlu
3. Monitor hasil
Hb yang
sesuai
dengan
retensi cairan
BUN, Hmt
4. Monitor BP,
HR, RR
5. Kolaborasi
dengan
dokter bila
tanda cairan
belebih dan
memburuk
2.
Terapi :
Arixtra
1x2,5 mg
Furose
h. HB: 12,22, Hematokrit:37
,57, BUN: 6
i. Dengan palpitasi
pitting derajat
1 dengan
kedalaman
2mm
A:
Masalah
Teratasi
Sebagian
P: 1.
Lanjutkan
Intervensi
1. Pertahankan
catatan intake
dan output
2. Monitor hasil
Hb yang
sesuai dengan
retensi cairan
BUN, Hmt
3. Monitor BP,
HR, RR
4. Kolaborasi
dengan dokter
bila tanda
cairan belebih
dan memburuk
2. Terapi:
Arixtra
1x2,5 mg
Furosemi
de 1x 40 mg
Pumpisel
1x 40 mg
Oral :
ASA
1x80 mg
CPG
1x75 mg
ISDN
3x75 mg
h. HB: 12,22, Hematokrit:37
,57, BUN: 6
i. Dengan palpitasi
pitting derajat
1 dengan
kedalaman
1mm
A:Masal
ah Teratasi
Sebagian
pasien pindah
pulang
P:
Intervensi
dihentikan
pasien pulang
1. Memberikan
head edukasi
kontrol rutin
sesuai anjuran
dokter
2. Meminum
obat rutin
sesuai advis
dokter
3. Bila ada
keluhan segera
memeriksakan
diri
4. Memberi tau
tentang
pematasan
cairan
73
mide 1x 40
mg
Pumpis
el 1x 40 mg
Oral :
ASA
1x80 mg
CPG
1x75 mg
ISDN
3x75 mg
Tabel 4.12 evaluasi keperawatan
Eva
luasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Klie
n 2
S: Klien
mengatakan
sesak, lemas dan
kaki kanan
bengkak
a. Keadaan
umum :
lemas
b. Klien tampak
sesak
c. Klien
terpasang
alat bantu
nafas O2 4
lpm
d. Penggunaan
otot bantu
nafas
e. Kesadaran:
komposmenti
s GCS: 456
f. Terdapat
oedem pada
kaki
g. TTV S: 36°C
N:90x/
meni
TD:150/
90 mmHg
S:Klien
mengatakan
sesak, lemas dan
bengkak kaki
kanan berkurang
a. Keadaan
umum : cukup
b. Klien sesak
muai
berkurang
c. Klien
terpasang alat
bantu nafas
O2 4 lpm
d. Kesadaran:
komposmentis
GCS: 456
e. Terdapat
oedem pada
kaki berkurang
f. TTV
S: 36,5
°C
N:90x/m
enit TD:130/8
0 mmHg
RR:22x/
menit
g. Suara nafas
S:Klien
mengatakan
sesak, lemas dan
bengkak kaki
kanan berkurang
a. Keadaan
umum : cukup
b. Klien sesak
muai
berkurang
c. Klien
terpasang alat
bantu nafas
O2 4 lpm
d. Kesadaran:
komposmentis
GCS: 456
e. Terdapat
oedem pada
kaki berkurang
f. TTV
S: 36,5
°C
N:90x/m
enit TD:135/8
0 mmHg
RR:20x/
menit
g. Suara nafas
74
RR:24x/
menit
h. Suara nafas
wheezing
i. Klien batuk
namun tidak
mengeluarka
n sputum
j. HB: 12,45,
Hematokrit:3
9,12, BUN:
12
k. Palpitasi
pitting
derajat 1
dengan
kedalaman 2
mm
A:Masa
lah Belum
Teratasi
P:1.Lan
jutkan
Intervensi:
1. Pertahankan
catatan
intake dan
output
2. Pasang
kateter jika
perlu
3. Monitor hasil
Hb yang
sesuai
dengan
retensi cairan
BUN, Hmt
4. Monitor BP,
HR, RR
5. Kolaborasi
dengan
dokter bila
tanda cairan belebih dan
memburuk
2.
Terapi:
Arixtra
wheezing
berkurang
h. HB: 12,45,
Hematokrit:39
,12, BUN: 12
i. Palpitasi
pitting derajat
1 dengan
kedalaman 2
mm
A:Masal
ah Teratasi
Sebagian
P:1.Lanj
utkan
Intervensi
1. Pertahankan
catatan intake
dan output
2. Pasang kateter
jika perlu
3. Monitor hasil
Hb yang
sesuai dengan
retensi cairan
BUN, Hmt
4. Monitor BP,
HR, RR
5. Kolaborasi
dengan dokter
bila tanda
cairan belebih
dan memburuk
2.
Terapi:
Arixtra
1x2,5 mg
Furosemi
de 1x 40 mg
Pumpisel
1x 40 mg
Oral :
ASA 1x80 mg
CPG
1x75 mg
ISDN
3x75 mg
wheezing
berkurang
h. HB: 12,45,
Hematokrit:39
,12, BUN: 12
i. Palpitasi
pitting derajat
1 dengan
kedalaman
1mm
A:Masal
ah Teratasi
Sebagian
P:Interve
nsi dihentikan
pasien pulang
1. Memberikan
head edukasi
kontrol rutin
sesuai anjuran
dokter
2. Meminum
obat rutin
sesuai advis
dokter
3. Bila ada
keluhan segera
memeriksakan
diri
4. Memberi tau
tentang
pematasan
cairan
75
1x2,5 mg
Furose
mide 1x 40
mg
Pumpis
el 1x 40 mg
Oral :
ASA
1x80 mg
CPG
1x75 mg
ISDN
3x75 mg
4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada Tn.H dan Tn. I di ruang
CVCU(Cardio Vascular Care Unit) pada kasus Gagal Jantung Kongestif
dengan masalah Hipervolemia di dapatkan pengkajian pada:
4.2.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Klien, Tn. H mengatakan pada 31 Maret 2018 merasa sesak,
dan kaki bengak
b. Klien Tn. I mengatakan pada tanggal 1 April badan lemas,
sesak dan terdapat pembengkakan pada kaki.
2. Data Objektif
Data objektif dari pengkajian kedua klien mengalami
hipervolemia sehingga mengaibatkan oedema pada kedua kaki,
klien 1 lebih dahulu mengalami hipervolemia dibandingkan
76
dengan klien 2. Klien 1 dan klien 2 sama-sama membatasi jumlah
cairan dan sangat komprehensif untuk proses penyembuhan.
Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang kompleks,
dimana didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk
memompakan darah keseluruhan jaringan tubuh yang adekuat,
mengakibatkan gangguan struktural dan fungsional dari jantung.
Pasien dengan gagal jantung memiliki tanda dan gejala, sesak
nafas yang spesifik pada saat istirahat atau saat melakukan
aktifitas, rasa lemah, tidak bertenaga, retensi air seperti kongestif
paru, edema tungkai, terjadi abnormalitas dari struktur dan fungsi
jantung, (Fajrin, 2016). Pada pasien gagal jantung terjadi
peningkatan tekanan pada pulmo akibat dari gagal jantung kiri
yang berlangsung lama, sehingga akan menjadi hipervolemiaatau
penumpukan cairan.
Berdasaran penelitian pada lien Tn.H dan Tn. I hipervolemia
menyebabkan Cairan output menurun volume plasma naik
tekanan hidrostatik meningkat. Mengakibatkan oedema pada kaki,
sesak saat istirahat ataupun saat melakukan aktifitas kondisi ini
menyebabkan klien mengalami hambatan saat bekerja.
Hipervolemia merupakan perluasan isotonic dari CES yang
disebabkan oleh retensi air dana natrium yang abnormal (Brunner
& Suddarth, 2002)
4.2.2 Intervensi keperawatan
77
Intervensi keperawatan yang di lakukan pada studi kasus ini
mengarah Nursing Outcame Calssification (NOC) yang meliputi:
Elektrolit dan keseimbangan basa, Keseimbangan cairan, Hidrasi
(NIC) yang meliputi pengelolaan cairan yaitu Pertahankan
catatan intake dan output, memasang kateter , mencatat HB,BUN,
serta hematokrit dalam batas normal, mencatat tekanan darah,
nadi dan pernafasan pasien. Adapun untuk intervensi di sesuaikan
dengan kondisi obyektif masing – masing klien. Menurut
Nursalam (2008) rencana keperawatan dapat diartikan sebagai
suatu dokumentasi tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah,
tujuan dan intervensi keperawatan.
Menurut peneliti intervensi keperawatan yang di berikan pada
klien hipervolemia adalah sesuai dengan teori dan hasil penelitian
sehingga tidak di temukan kesenjangan antara hasil laporan kasus
dengan teori.
4.2.3 Implementasi Keperawatan
Implementasi yang di lakukan NIC pada Tn. H pengelolaan
cairan yaitu : Mempertahankan catatan intake dan output, intake:
infus 21 ml, makan 150 ml, minum 100 ml, injeksi 15 ml, total
intake 286 ml output urine 200 ml, keringat 15 ml, total output
215ml. Total intake output 71. Memonitor tensi,nadi,respirasi TD:
140/90 mmHg, N: 93x/menit, RR: 24x/menit Memasang
kateterukuran 18 dengan balon 30cc, terpasang tanggal 31 maret
2018 pukul 05.00. Memonitor hasil hemoglobin, hemtokrit dan
78
BUN. Dengan hasil HB: 12,22, Hematokrit:37,57, BUN: 6
Mengkolaborasikan dengan dokter bila tanda cairan belebih dan
memburuk Dengan pemberian injeksi arixtra 2,5mg, furosemide
40mg, pumpicel 40mg.
Implementasi yang dilakukan NIC pada Tn. I pengelolaan
cairan yaitu: Mempertahankan catatan intake dan output, intake:
infus 21 ml, makan 150 ml, minum 100 ml, injeksi 10 ml, total
intake 281 ml output urine 250 ml, keringat 15 ml, total output
265ml. Total intake output 16ml. Memonitor tensi,nadi,respirasi
TD: 150/90 mmHg, N: 90x/menit, RR: 24x/menit. Memasang
kateter ukuran 18 dengan balon 30cc, terpasang tanggal 1 April
2018 pukul 22.00. Memonitor hasil hemoglobin, hemtokrit dan
BUN. Dengan hasil HB: 12,45, Hematokrit:39,12, BUN: 12.
Mengkolaborasikan dengan dokter bila tanda cairan belebih dan
memburuk Dengan pemberian injeksi pumpicel 40 mg, lovenox 0,6
cc
Menurut muttain (2009) implementasi merupakan inisiatif dari
rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditunjukkan pada perintah keperawatan untuk membantu klien
dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan pada klien
79
Menurut peneliti implementasi keperawatan yang di berikan
pada klien hipervolemia adalah sesuai dengan intervensi yang
berisi kolaborasi dengan tim medis dalam perencanan pemberian
terapi tersebut untuk mengobati penyakit Gagal Jantung
Kongestif.
4.2.4 Evaluasi Keperawatan
Pada tanggal 1 April 2018 klien 1 mengatakan klien sesak, kaki
bengkak keadaan umum lemah, terdapat oedem pada kaki
kesadaran composmentis, GCS 456, TTV: S: 36, 5 °C N:93x/menit
TD:140/90 mmHg RR:24x/menit, terpasang nasal kanul 4 lpm,
Masalah belum teratasi, Intervensi dilanjutan.
Pada tanggal 2 April 2018 klien 1 mengatakan klien
mengatakan sesak dan bengkak pada kaki berkurang, keadaan
umum cukup, oedem pada kaki berkurang keadaran komposmentis,
GCS 456, TTV: S: 36 °C N:90x/menit TD:130/90 mmHg
RR:22x/menit, terpasang nasal kanul 4lpm, Masalah teratasi
sebagian, Intervensi dilanjutkan.
Pada tanggal 3 April 2018 klien 1 mengatakan sesak dan
bengkak pada kaki berkurang, oedema pada kaki sudah berkurang,
kesadaran composmentis, GCS 456, keadaan umum cukup, TTV:
S: 36,3 °C N:90x/menit TD:130/80 mmHg RR:22x/menit,
terpasang nasal kanul 4 lpm, Masalah teratasi sebagian, Intervensi
dihentikan pasien pulang .
80
Pada tanggal 1 april 2018 klien 2 mengatakan lemas, sesak,
dan bengkak pada kaki, keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis, GCS 456, TTV: S: 36°C N:90x/menit TD:150/90
mmHg RR:24x/menit, terpasang nasal kanul 4 lpm, Masalah
teratasi sebagian, Intervensi dilanjutkan .
Pada tanggal 2 april 2018 klien 2 mengatakan sesak dan
bengkak sudah berkurang, keadaan umum cukup, kesadaran
composmentis, GCS 456, TTV: S: 36,5 °C N:90x/menit TD:130/80
mmHg RR:22x/menit, terpasang nasal kanul 4 lpm, Masalah
teratasi sebagian, Intervensi dilanjutkan.
Pada tanggal 3 april 2018 klien 2 mengatakan sesak dan
bengkak pada kaki berkurang, keadaan umum cukup, kesadaran
composmentis, GCS 456, TTV: S: 36,5 °C N:90x/menit TD:135/80
mmHg RR:20x/menit, terpasang nasal kanul 4 lpm, Masalah
teratasi sebagian, Intervensi dilanjutkan.
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan.
Tujuan evaluasi ialah untuk menentukan kondisi klien dari
serangkaian proses keperawatan yang telah diberikan apakah
berhasil atau tidaknya dalam memenuhi kebutuhan klien baik
secara biopsikososiospiritual dan akan di kaji ulang bila
kebutuhan pasien belum teratasi (Lismidar, 2012)
Berdasarkan hasil kajian kasus yang ada maka di ketahui
bahwa hasil evaluasi yang ada menentukan tindakan keperawatan
berikutnya , setelah di lakukan evaluasi pada hari pertama
81
perkembangan status sakit klien makan akan di lanjutkan dengan
menyusun implementasi selanjutnya agar kondisi klien sesuai
harapan yaitu membaik, kegiatan ini di lakukan dalam evaluasi
adalah intuk mengevaluasi kondisi klien berdasarkan penilaian
subyektif selama tindakan berlangsung kemudian hasil tersebut di
analisa untuk kemudian di ambil kesimpulan bahwa masalah
teratasi atau teratasi sebagian atau tidak teratasi kemudian di
susun intervensi lanjutan dan di laksanakan berdasarkan analisa
sebelumnya. Semua tahapan evaluasi tersebut telah di laksanakan
selama studi kasus dengan hasil analisa terakhir ( pengamatan
ketiga ) untuk Tn H masalah teratasi sebagian dan klien di
adviskan dokter untuk rawat jalan karena kondisinya membaik
setelah di lakukan perawatan 3 hari dan pada Tn I masalah teratasi
sebagian dan klien di adviskan dokter untuk rawat jalan karena
kondisinya membaik setelah di lakukan perawatan 3 hari.
Sehingga dari uraian di atas tidak ada kesenjangan antara konsep
teori dengan praktek di lapangan.
82
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini di sajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gagal jantung kongestif
dengan masalah hipervolemia
5.1 KESIMPULAN
1. Hasil pengkajian yang di dapat penulis pada tanggal 1 april 2018
pada Tn H di peroleh data subyektif klien mengatakan sesak nafas
dan bengkak pada kaki data obyektifnya palpitasi pitting derajat 2
dengan kedalaman 3mm, RR 24 x/ menit terpasang oksigen 4 lpm
dengan nasal kanul, HB: 12,22, Hematokrit:37,57, BUN: 6 ,
sedangkan pada tanggal 1 april 2018 pada Tn I mengeluhkan lemas,
sesak nafas, dan bengkak pada kaki data obyektifnya palpitasi pitting
derajat 1 dengan kedalaman 2mm RR 24 x / menit terpasang oksigen
4 lpm dengan nasal kanul, data laborat diantaranya HB: 12,45,
Hematokrit:39,12, BUN: 12.
2. Diagnosa keperawatan utama pada Tn H dan Tn I yaitu hipervolemia
berhubungan dengan cairan output menurun volume plasma naik
tekanan hidrostatik meningkat, didukung dengan palpitasi pitting
didukung oleh data-data subjektif pada Tn.H paplpitasi pitting
derajat 2 dengan kedalaman 3 mm, Tn.I palpitasi pitting derajat 1
dengan kedalaman 2 mm. Intervensi yang di berikan pada klien
sesuai dengan NIC 2015 mengenai kelebihan volume cairan adalah
dengan memonitor input dan output pasien. Implementasi
83
keperawatan yang di lakukan pada Tn H dan Tn I dengan mengontrol
input dan output pasien.
3. Setelah di lakukan tindakan keperawatan pada pasien penulis
mengevaluasi selama 3 hari hasil pada Tn H tanggal 3 april 2018
terlihat oedema pada kaki berkurang dan pasien tidak sesak
sedangkan pada Tn I pada tanggal 3 april 2018 terlihat oedema pada
kaki berkurang dan pasien mengatakan sesak sudah berkurang.
4. Implementasi klien yang mengalami gagal jantung kongestif
pada Tn. H dan Tn. I dengan masalah hipervolemia dilakukan secara
menyeluruh, tindakan keperawatan dilakukan sesuai perencanaan.
5. Evaluasi klien yang mengalami gagal jantung kongestif dengan
masalah hipervolemia, dari catatan perkembangan selama 3 hari pada
2 klien menunjukkan bahwa kedua klien mengalami perubahan yang
baik ditandai dengan klien tidak ada pembengkakan.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyimpulkan
saran antara lain :
1. Bagi perawat jaga CVCU
Diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan kepada
klien lebih optimal dan meningkatkan mutu rumah sakit.
84
2. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan waktu
seefektif mungkin.
85
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddrath. 20002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
Harbanu, H Mariyono & Anwar Santoso. 2007. Gagal Jantung. Jurnal Penyakit
Dalam. Vol. 8 No. 3
ICME Stikes. 2017. Buku Panduan Penyusun Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus.
Jombang: Stikes Icme.
Kasron. 2012. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Banjarmasin: Salemba Medika.
Nurarif, Huda Amin & Kusuma Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction
Jogja.
Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakara: Salemba
Medika.
Price, Sylvia Andreson & Wilson, McCarty Lorraine. 2005. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Syahputra, Fajrin Ziad, 2016, „Asuhan Keperawatan Gagal Jantung Pada Tn.J Di
Ruang Sekar Jagad RSUD Bendan Kota Pekalongan‟, Karya Tulis Ilmiah,
Stikes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Tim Pokja SDKI DPP PNI. 2016. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
86
87
58
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian tgl. : Jam :
MRS tanggal : No. RM :
Diagnosa Masuk :
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Penanggung jawab biaya :
Usia : Nama :
Jenis kelamin : Alamat :
Suku : Hub. Keluarga :
Agama : Telepon :
Pendidikan :
Alamat :
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Penyakit Sekarang
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis: ..... tidak
2. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis: ..... tidak
3. Riwayat Operasi ya, jenis: ..... tidak
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
ya: ................................................. tidak
Jelaskan:
E. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI POLA KEGIATAN DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
Makanan
Frekuensi ....... x/hari
Jenis .......
Diit .......
Pantangan ........
Alergi .......
makanan yang
disukai
Minum
Frekuensi ....... x/hari
Jenis .......
Alergi .......
Eliminasi
BAB
Frekuensi ....... x/hari
Warna .......
Konsistensi .......
BAK
Frekuensi ....... x/hari
Warna .......
Alat bantu .......
Kebersihan Diri
Mandi ....... x/hari
Keramas ....... x/hari
Sikat Gigi ....... x/hari
Memotong Kuku .......
Ganti Pakaian .......
Toileting .......
Istirahat/Tidur
Tidur siang ....... jam
Tidur malam .......
jam
Kebiasaan Merokok/Jamu
F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
S : ºC N : x/mnt TD : mmHg
RR : x/mnt
2. Sistem Pernafasan (B1)
a. Hidung:
Pernafasan cuping hidung ada tidak
Septum nasi simetris tidak simetris
Lain-lain
b. Bentuk dada simetris asimetris barrel chest
Funnel chest Pigeons chest
c. Keluhan sesak batuk nyeri waktu napas
d. Irama napas teratur tidak teratur
e. Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing D/S
rales D/S Lain-lain
Masalah Keperawatan :
3. Sistem Kardiovakuler (B2)
a. Keluhan nyeri dada ya tidak
b. Irama jantung teratur tidak teratur
c. CRT < 3 detik > 3 detik
d. Konjungtiva pucat ya tidak
e. JVP normal meningkat menurun
Lain-lain
Masalah Keperawatan :
4. Sistem Persarafan (B3)
a. Kesadaran composmentis apatis somnolen
sopor koma
GCS :
b. Keluhan pusing ya tidak
c. Pupil isokor anisokor
d. Nyeri tidak ya, skala nyeri: lokasi :
Lain-lain
Masalah Keperawatan :
5. Sistem Perkemihan (B4)
a. Keluhan kencing menetes inkontinensia retensi
gross hematuri disuria poliuri
oliguri anuri
b. Alat bantu (kateter, dll) ya tidak
c. Kandung kencing: membesar ya tidak
nyeri tekan ya tidak
d. Produksi urine : .......... ml/hari warna : .......... bau : ..........
e. Intake cairan : oral : .......... cc/hr parenteral : .......... cc/hr
Lain-lain
Masalah Keperawatan :
6. Sistem Pencernaan (B5)
a. TB : cm BB : kg
b. Mukosa mulut: lembab kering merah stomatitis
c. Tenggorokan nyeri telan sulit menelan
d. Abdomen supel tegang nyeri tekan, lokasi :
Luka operasi jejas, lokasi :
Pembesaran hepar ya tidak
Pembesaran lien ya tidak
Ascites ya tidak
Mual ya tidak
Muntah ya tidak
Terpasang NGT ya tidak
Bising usus : .......... x/mnt
e. BAB : ....... x/hr, konsistensi : lunak cair lendir/darah
konstipasi inkontinensia k olostomi
f. Diet padat lunak cair
Frekuensi : ........ x/hari jumlah: ....... jenis : .......
Masalah Keperawatan :
7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)
a. Pergerakan sendi bebas terbatas
b. Kelainan ekstremitas ya tidak
c. Kelainan tl. belakang ya tidak
d. Fraktur ya tidak
e. Traksi/spalk/gips ya tidak
f. Kompartemen sindr ya tidak
BAB :........x/hr,
BAB :........x
BAB :........x
BAB :........
BAB :......
BAB :......
g. Kulit ikterik sianosis kemerahan
hiperpigmentasi
h. Akral hangat panas dingin kering
basah
i. Turgor baik kurang jelek
j. Luka : jenis : ....... luas : ........ bersih kotor
Lain-lain
Masalah Keperawatan :
8. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kelenjar tyroid ya tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak
Lain-lain
Masalah Keperawatan :
G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Persepsi klien terhadap penyakitnya
cobaan Tuhan hukuman lainnya
2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
murung gelisah tegang marah/menangis
3. Reaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curiga
4. Gangguan konsep diri ya tidak
Lain-lain
Masalah Keperawatan :
H. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah sering kadang-kadang tidak pernah
Lain-lain
Masalah Keperawatan :
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)
J. TERAPI
Jombang, Juni 2018
Mahasiswa,
( Yola Narolita )
ANALISA DATA
Nama :………………………. No.RM: …………….
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
Data subyektif :
Data Obyektif :
SESUAI DENGAN
NANDA 2015-2017
Diagnosa Keperawatan yang muncul.
1. ……………………………………………….
2. ……………………………………………….
3. ……………………………………………….
4. ……………………………………………….
5. ………………………………………………
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama :………………………. No.RM: …………….
Hari/Tgl. DiagnosaKep Tujuan& kriteria
hasil Intervensi Rasional
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama :………………………. No.RM: …………….
Ha
ri/Tgl.
Diagnosa
Kep
Wakt
u
Implementa
si Keperawatan
P
araf
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama :………………………. No.RM: …………….
Hari/
Tgl.
Diagn
osa Kep
Wakt
u
Evalu
asi
Paraf
S :
O :
A :
P :
Lampiran 5
Lampiran 7
Lampiran 8