karya tulis bahasa indonesia sma mengenai minat siswa terhadap pelajaran mengarang

14

Click here to load reader

Upload: sahrul-aza-hati

Post on 19-Jul-2015

527 views

Category:

Data & Analytics


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

i

KARYA TULIS ILMIAH

MINAT SISWA MA BAHRUL ULUM

TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

DISUSUN OLEH:

NAMA : WIDAYATI, S.Pd.I

NUPTK: 1637754657300002

MA BAHRUL ULUM

KAMPUNG GUNUNG SARI

KEC. REBANG TANGKAS KAB. WAY KANAN

TAHUN 2014

Page 2: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Berkat limpahan karunia-Nya, penulis

dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ini tepat waktu.

Penulis tetap menyadari bahwa penulisan karya tulis ini masih jauh dari yang diharapkan. Hal

ini disebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman penulis yang cukup dangkal dan terbatas.

Kendala ini dapat diatasi karena tidak sedikit perhatian dan bantuan yang telah diberikan oleh

berbagai pihak yang telah membantu penyelesaiannya. Untuk itu penulis merasa mempunyai

hutang budi yang tidak terhingga, dan dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih yang setulus-tulusnya dan dari lubuk hati yang paling dalam kepada :

1. Bapak Nur Cholis. M, selaku Ketua Yayasan PonPes Bahrul Ulum yang telah

membimbing penulis dalam penulisan karya tulis ;

2. Bapak Badri Tamam, selaku Kepala Sekolah MA Bahrul Ulum yang telah membantu

dan membimbing dalam penulisan karya tulis ;

3. Orangtua, yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis ;

4. Siswa-siswi MA Bahrul Ulum, yang telah membantu penulis dalam menjawab angket

yang diperlukan untuk penulisan karya tulis ;

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, telah banyak

membantu penulis dalam penulisan karya tulis.

Penulis berharap karya tulis ini dapat menambah wawasan masyarakat, khususnya para

pelajar, tentang pentingnya pelajaran mengarang. Terakhir, penulis tetap terbuka untuk

menerima segala bentuk kritikan dan perbaikan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan

ridho, taufiq, dan karuniaNya kepada kita semua.

Rebang Tangkas, .....................

Penulis

Page 3: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 3

2.1 Pengertian Mengarang ................................................................................................. 3

2.2 Pengertian Karangan .................................................................................................... 3

2.3 Manfaat Mengarang ..................................................................................................... 3

2.4 Pentingnya Mengarang ................................................................................................ 4

BAB III PROSES PENELITIAN ...................................................................................... 6

3.1 Lokasi Penelitian .......................................................................................................... 6

3.2 Populasi dan Sampel .................................................................................................... 6

3.2.1 Populasi ..................................................................................................................... 6

3.2.2 Sampel ....................................................................................................................... 6

3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 7

3.4 Teknik Analisa Data ..................................................................................................... 7

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................................... 8

4.1 Hasil Angket ................................................................................................................ 8

4.2 Analisis Data ................................................................................................................ 8

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................................... 9

BAB VI PENUTUP ........................................................................................................... 10

6.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 10

6.2 Saran ............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengarang merupakan kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya

paling tinggi. Empat jenjang kemampuan berbahasa yang melekat pada setiap manusia

normal adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis atau mengarang. Secara

kronologis, keempatnya tumbuh dalam diri setiap individu. Pada tingkatan paling

sederhana, yaitu dalam wujud kemampuan berkomunikasi langsung dengan bahasa lisan,

kita memiliki kemampuan menyimak dan berbicara. Selanjutnya tahap yang setingkat

lebih tinggi adalah membaca, dan yang paling rumit adalah menulis atau mengarang

dalam bentuk bahasa tulis.

Atas dasar asumsi di atas, sungguh tepat bila upaya untuk meningkatkan kemampuan

berbahasa Indonesia harus dijembatani dengan menggalakkan kegiatan menulis atau

mengarang. Hal ini disebabkan kemampuan mengarang membutuhkan penguasaan

materi-materi pendukung sebagai modal dasar, seperti penguasaan kosakata, diksi,

penyusunan kalimat, pembentukan paragraph, pemahaman secara aplikatif tentang ejaan

dan tanda baca, logika, serta struktur berpikir yang runtut.

Pada masa sekarang, khususnya di lingkungan MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas, jarang

sekali ditemukan siswa yang berminat dengan pelajaran mengarang. Siswa yang berminat

terhadap pelajaran mengarang bahkan dapat dihitung dengan jari. Mengapa hal itu

terjadi? Apa yang menyebabkan mereka kurang berminat dengan pelajaran mengarang?

1.2 Rumusan Masalah

Menurut Hadari Nawawi (1985:15), suatu masalah muncul karena tidak terdapatnya

keseimbangan antara yang diharapkan berdasarkan teori-teori atau buku-buku yang

menjadi tolak ukur dengan kenyataan sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa

demikian atau apa sebabnya demikian. Di samping itu, masalah juga dapat muncul karena

keragu-raguan tentang keadaan sesuatu dan kurang objektif.

Page 5: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

2

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah

dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan mengarang?

2. Apa yang dengan karangan?

3. Apa manfaat mengarang?

4. Mengapa mengarang itu penting?

5. Mengapa siswa MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas kurang berminat terhadap

pelajaran mengarang?

6. Apa penyebab siswa MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas kurang berminat terhadap

pelajaran mengarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui minat siswa MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas terhadap pelajaran

mengarang

Mengetahui penyebab kurangnya minat siswa MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas

terhadap pelajaran mengarang

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Agar siswa MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas yang kurang berminat pada pelajaran

mengarang mengetahui betapa pentingnya kegiatan mengarang.

Agar siswa MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas yang awalnya kurang berminat pada

pelajaran mengarang menjadi berminat.

Page 6: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mengarang

Mengarang berarti menyusun atau merangkai. Secara luas, mengarang dapat diartikan

sebagai pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau

mengulas topic dan tema tertentu guna memeperoleh hasil akhir berupa karangan.

Sebagai bahan perbandingan, di sini dikutipkan pendapat Widyamartaya dan Sudiati

(1997:77). Menurut keduanya, mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan

seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis

kepada para pembaca untuk dipahami.

2.2 Pengertian Karangan

Karangan merupakan hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang

suatu topic atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan

uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea.

2.3 Manfaat Mengarang

Seorang pengajar karang-mengarang bernama Bernerd Percy dalam bukunya yang

berjudul The Power of Creative Writing mengungkapkan sekurang-kurangnya ada enam

manfaat karang mengarang, yaitu sebagai berikut.

1. Sarana untuk pengungkapan diri

Kadang hati seseorang dapat begitu tersenuth saat mengalami peristiwa atau kejadian

tertentu sehingga orang itu merasa perlu mengungkapkan gejolak yang ada dalam

dirinya. Cara pengungkapan diri ini biasanya berbeda antara satu orang dengan orang

yang lain. Ada orang yang mengungkapkannya dengan bersiul-siul, berjingkrak-

jingkrak, melahap makanan dalam jumlah banyak, menciptakan lagu, dan

sebagainya. Mengarang seuntai sajak atau menulis serangkaian kalimat juga

merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.

2. Sarana untuk memahami sesuatu

Pada saat mengarang, seseorang mengungkapkan gagasannya dan menyempurnakan

penangkapannya terhapad sesuatu sehingga akhirnya ia dapat memperoleh

pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang sedang ditulisnya.

Page 7: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

4

3. Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi , kebanggaan, dan rasa harga diri

Rasa bangga, puas, dan harga diri merupakan imbalan dari keberhasilan seseorang

melahirkan suatu karya tulis. Selanjutnya, perasaan itu akan membangkitkan

kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri untuk terus menciptakan karya-karya

tulis lainnya.

4. Sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap terhadap lingkungan

sekeliling

Dengan sering mengarang, seseorang dapat mempertinggi kesiagaan indranya dan

mengembangkan daya serapnya pada tingkat jasmani, perasaan, maupun kerohanian.

5. Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat

Dengan jalan mengarang atau menulis, seseorang dapat mengungkapkan gagasan,

menciptakan sesuatu, dan secara giat melibatkan diri dengan hasil ciptaannya.

6. Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa

Tujuan paling umum seseorang masuk sekolah adalah untuk mencapai kemampuan

membaca, mengerti apa yang ditulis orang, serta kemampuan memakai kata-kata

dalam tulisan untuk menyampaikan keterangan pada orang lain. Jelaslah bahwa

kegiatan mengarang sangat bermanfaat untuk membantu tercapainya tujuan tersebut.

2.4 Pentingnya Mengarang

Menurut Hairston (1986), ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengenai

pentingnya mengarang, antara lain sebagai berikut.

1. Sarana untuk menemukan sesuatu

Dengan menulis, kita dapat merangsang daya piker sehingga bila dilakukan secara

intensif akan dapat membuka penyumbat otak dalam rangka mengangkat ide dan

informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.

2. Memunculkan ide baru

Hal ini terjadi kalu kita membuat hubungan antara ide yang satu dengan ide yang

lain, kemudian melihat keterkaitannya secara keseluruhan.

Page 8: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

5

3. Melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide

Pada saat menuliskan berbagai ide tersebut berarti kita harus dapat mengaturnya di

dalam suatu bentuk tulisan yang padu.

4. Melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang

Dengan menuliskan ide-ide tersebut ke dalam suatu tulisan, berate kita akan melatih

diri kita untuk membiasakan diri membuat jarak tertentu terhadap ide yang kita

hadapi dan mengevaluasinya.

5. Membantu untuk menyerap dan memproses informasi

Bila kita akan menulis sebuah topic, kita harus belajar tentang topic itu dengan baik.

Apabila kegiatan seperti itu dilakukan terus-menerus maka kita akan dapat

mempertajam kemampuan dalam menyerap dan memproses informasi.

6. Melatih untuk berpikir aktif

Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi

aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.

Dengan berbagai alasan yang dikemukakan di atas, jelaslah bahwa mengarang akan membuat

kita semakin arif, pikiran dan perasaan mudah tergerak, serta tanggap dan mampu

memberikan reaksi positif terhadap perkembangan di lingkungan yang selalu dinamis.

Page 9: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

6

BAB III

PROSES PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada para siswa MA Bahrul

Ulum Rebang Tangkas. Responden yang terpilih adalah respond yang memenuhi syarat,

antara lain: sekolah di MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas dan mengerti apa yang dimaksud

dengan mengarang.

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di lingkungan MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 1994:5).

Dengan demikian populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti. Dalam penelitian

ini, populasi terdiri dari seluruh siswa MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas.

TABEL 1

No Kelas Jumlah Siswa Keterangan

1 X IPS 26

2 XI IPS 15

3 XII IPS 24

3.2.2 Sampel

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam suatu wilayah

penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi. Tetapi apabila yang hendak

diteliti hanya sebahagian dari populasi, maka penelitiannya disebut penelitian sampel.

Sugiyono (1994:7) menyatakan bahwa sampel adalah sebahagian dari jumlah populasi.

Sedangkan menurut Hadi (Narbuko dan Ahmadi, 1991:107) sampel adalah sebahagian

individu yang diselidiki dari kesuluruhan individu penelitian.

Page 10: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

7

Dalam penelitian ini, sampel terdiri dari 15 orang siswa kelas X IPS, 15 orang siswa

kelas XI IPS, 15 orang siswa kelas XII IPS.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini berpedoman kepada

pendapat Komaruddin (1974:122), sebagai berikut : “Teknik pengumpulan data yang

kerap kali dipergunakan dalam penyelidikan misalnya wawancara, daftar pertanyaan

skala objektif, teknik proyeksi, dan pengamatan tindak-tanduk.

Atas dasar pernyataan tersebut, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data:

1. Daftar Pertanyaan (Angket), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membagikan

daftar pertanyaan kepada responden yang ada relevansinya dengan kegiatan mengarang.

3.4 Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan responden ke dalam tiga

kelompok, yaitu kelompok pendukung, bukan pendukung, dan acuk tak tidak.

Pengelompokan tersebut diperolah dari hasil pertanyaan-pertanyaan angket.

Untuk mengambil kesimpulan tentang minat siswa MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas

terhadap pelajaran mengarang, dapat dilihat dari hasil analisis data. Jika kelompok

pendukung lebih banyak daripada dua kelompok lain, maka minat siswa MA Bahrul

Ulum Rebang Tangkas terhadap pelajaran mengarang dapat dikatakan besar. Sebaliknya,

jika dua kelompok lain itu yang lebih besar maka dapat disimpulkan bahwa minat siswa

MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas terhadap pelajaran mengarang itu kurang atau dapat

dikatan mereka tidak berminat.

Page 11: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

8

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Angket

Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka. Angket ditujukan untuk

mengetahui secara umum gambaran bagaimana ketertarikan responden terhadap

pelajaran mengarang.

4.2 Analisis data

Pengelompokan penjawab dibagi menjadi tiga, yaitu kelompok A: kelompok pendukung,

B: kelompok bukan pendukung, dan C: kelompok yang acuh tak acuh. berdasarkan data

selanjutnya dapat dihitung kelompok siswa yang termasuk memilih A, B, atau C.

• Kelompok A :

13 siswa x 100% = 16,25%

• Kelompok B :

20 siswa x 100% = 61,25%

• Kelompok C :

12 siswa x 100% = 22,5%

TABEL 2

Hasil Persentase Angket

No Kelompok Persentase Keterangan

1 A 16,25%

2 B 61,25%

3 C 22,5%

Page 12: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

9

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil bahwa siswa MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas

kurang berminat terhadap pelajaran mengarang. Hal ini didasarkan pada hasil angket.

Kelompok pendukung mendapat persentase terkecil, yaitu 16,25%. Sedangkan kedua

kelompok lain mendapat persentase sebanyak 82,75%, dengan perincian kelompok bukan

pendukung sebanyak 61,25% dan kelompok acuh tak acuh sebanyak 22,5%.

Ketidakminatan para siswa tersebut didasarkan oleh berbagai macam factor, antara lain:

1. Sulit berbahasa Indonesia yang baik dan benar

Dalam mengarang, kita dituntut untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar. Pengetahuan siswa yang kurang tentang penggunaan bahasa Indonesia yang

baik dan benar, seperti pembentukan kata, penyusunan kelompok kata, penyusunan

kalimat, serta penguasaan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar menyulitkan

siswa untuk bebas mengutarakan isi pikirannya. Hal ini membuat siswa kurang

berminat untuk mengarang.

2. Sulit berimajinasi

Dalam mengarang, imajinasi sangat dibutuhkan. Namun beberapa siswa sangat sulit

untuk berimajinasi. Sehingga malas untuk mengarang.

3. Sulit menemukan topic/tema

Sebelum mengarang, kita harus menentukan topic atau tema. Topic atau tema inilah

yang menjiwai karangan dan harus dijabarkan dengan sebaik-baiknya, serta menjadi

benang merah karangan dari awal sampai akhir. Banyak dari siswa yang sangat sulit

untuk menemukan topic atau tema yang akan ia kembangkan menjadi sebuah

karangan.

4. Sulit membuat paragrap yang koheren satu sama lain

Karangan yang baik haruslah memiliki paragraph yang koheren satu sama lain.

Namun, beberapa siswa sangat sulit untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk

mendukung kekoherenan suatu paragraph. Sehingga mereka kurang berminat untuk

mengarang.

Page 13: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

10

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Pelajaran mengarang mempunyai kelompok pendukung paling sedikit.

2. Siswa MA Bahrul Ulum Rebang Tangkas kurang berminat terhadap pelajaran

mengarang.

3. Berdasarkan hasil angket yang disebarkan, mereka kurang berminat terhadap

pelajaran mengarang karena hal-hal berikut.

• Sulit berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

• Sulit berimajinasi.

• Sulit menemukan topik/tema.

• Sulit membuat paragrap yang koheren satu sama lain.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, penulis menyarankan:

1. Sebaiknya guru yang memberikan tugas mengarang dapat memberikan penjelasan

bagaimana mengarang yang mudah dan benar.

2. Hendaknya ada pelatihan khusus tentang karang-mengarang. Sehingga kesulitan-

kesulitan siswa dalam mengarang dapat teratasi.

Page 14: KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENGARANG

11

DAFTAR PUSTAKA

Tim Edukatif. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA kelas XI. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Nursisto. 2000. Penuntun Mengarang. Jakarta : Adicita.

Finoza Lamuddin. 2005. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Insan Media.