karya populer sli
DESCRIPTION
Kerja sama iklim dan pertanianTRANSCRIPT
PAHAM IKLIM, PRODUKSI PADI MENINGKAT
Pemahaman informasi cuaca dan iklim yang kurang
dari petani menimbulkan hambatan dalam produksi
pertanian di wilayah Kalimantan Barat. Informasi iklim
yang menggunakan bahasa teknis membuat informasi
yang diberikan oleh BMKG seringkali tidak diterapkan
bahkan diabaikan oleh petani. Tidak hanya petani, para
penyuluh pertanian juga banyak yang tidak memahami
informasi yang BMKG berikan. Pemahaman petani
yang masih sangat terbatas tentang cuaca dan iklim
menjadi menjadi salah satu penyebab lemahnya
antisipasi petani terhadap iklim ekstrim. Ditambah iklim
ekstrim yang saat ini yang semakin sering terjadi
menyebabkan sektor pertanian semakin terpuruk.
Banjir dan kekeringan merupakan contoh akibat kondisi
ekstrim dari curah hujan. Curah hujan yang tinggi dapat
mengakibatkan banjir, sebaliknya curah hujan yang rendah mengakibatkan kekeringan yang berkepanjangan. Kegagalan
panen yang diakibatkan iklim ekstrim juga semakin sering terjadi baik dari segi kualitas ataupun kuantitas.
Pemahaman yang kurang dan bahasa yang teknis Cuaca dan Iklim saat ini telah dijembatani dengan adanya kegiatan
Sekolah Lapangan Iklim. Merubah penyampaian informasi iklim dari bahasa teknis menjadi bahasa sehari hari yang
mudah dipahami oleh petani merupakan produk utama SLI. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi jawaban untuk
meningkatkan wawasan dan kewaspadaan petani menghadapi kondisi iklim di masa mendatang. Melalui kegiatan SLI
para petani diharapkan mampu mengaplikasikan informasi prakiraan iklim, meningkatkan pengetahuan petani tentang
iklim dan kemampuannya mengantisipasi kejadian iklim ekstrim, membantu petani mengamati unsur iklim dan
menggunakannya dalam mendukung usaha pertanianan serta mampu melakukan adaptasi apabila terjadi banjir,
kekeringan maupun bencana lainnya.
Kegiatan SLI dilakukan dengan tiga tahapan. Tiap tahapan memiliki metode pengajaran yang berbeda. Tahap pertama
Merupakan TOT (Training of Trainers) yang diberikan kepada penyuluh dari BMKG dan pertanian yang dititikberatkan
kepada latihan penyampaian informasi yang mudah dipahami. Untuk kegiatan SLI yang dilakukan di Kalimantan Barat
sendiri terdiri dari 2 tahap yaitu SLI tahap ke-2 dan tahap ke-3.
SLI tahap ke-2 dipandu oleh fasilitator yang berasal dari training of trainers SLI, pelatihan difokuskan menggunakan
simulasi, alat peraga, dan memasukkan jenis permainan yang digunakan sebagai media untuk mempermudah
pemahaman informasi cuaca dan iklim. Peserta diharapkan mampu membedakan jenis informasi iklim yang didapatkan
berdasarkan proses kejadiannya. Metode ini ditujukan kepada peserta dari penyuluh pertanian.
SLI tahap ke-3 pengajarannya lebih banyak pada praktek pengumpulan data di lapangan, menjelaskan istilah yang sering
dipakai pada informasi iklim dengan cara melibatkan langsung peserta melakukan pengukuran unsur iklim. Teknik
pembelajarannya menggunakan alat bantu pencatatan dan penanaman benih sehingga membutuhkan waktu 4 bulan
dengan frekuensi pertemuan setiap sepuluh hari (dasarian) sekali.
Pembelajaran pada SLI tahap 3 terdiri dari beberapa materi diantaranya adalah pengamatan agroekosistem, mengenal
alat ukur cuaca, pembuatan alat ukur curah hujan sederhana, pengenalan unsur Cuaca dan Iklim, Pemahaman
Informasi dan prakiraan musim, proses pembentukan awan dan terjadinya hujan, serta pemahaman neraca air lahan
dan dilengkapi dengan materi penunjang yang diberikan oleh penyuluh dinas pertanian antara lain pengruh cuaca dan
Iiklim terhadap hama dan penyakit tanaman, pencegahan dan pengendalian hama, kearifan lokal, pemahaman pola
tanam ladang berpindah yang merusak ekosistem serta cara panen dan penanganan pasca panen.
Hasil panen pada SLI tahap ke-3 tahun 2014 terjadi peningkatan produksi padi dari 5 ton/ha menjadi 7 ton/ha. Serta
peningkatan pemahaman peserta sebanyak 30 orang dari 47 % menjadi 85% menjadi bukti nyata pentingnya informasi
iklim dalam kaitannya dengan usaha pertanian. Kedepan kegiatan ini akan semakin ditingkatkan tidak hanya pada sektor
pertanian, tapi juga sektor unggulan lain di kalimantan barat seperti jagung dan palawija serta kerjasama dengan instansi
daerah agar informasi iklim dan cuaca yang diberikan oleh BMKG semakin mudah dipahami oleh petani khususnya dan
masyarakat pada umumnya.