karsinoma esofagus
TRANSCRIPT
Seputar Kanker Esofagus
Nanda Cendikia 102011025
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Semester 4
Fakultas Kedokteran UKRIDA 2011
Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
www.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvasi jaringan di
sekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh. Kanker adalah penyakit yang
mempengaruhi sel-sel, unit dasar kehidupan tubuh. Untuk mengerti segala tipe dari kanker,
adalah berguna untuk mengetahuii tentang sel-sel normal dan apa yang terjadi ketika mereka
menjadi bersifat kanker.1
Kanker esofagus adalah suatu keganasan yang terjadi pada esofagus. Kanker esophagus
adalah kanker yang mengacu pada setiap bagian di sel jaringan kerongkongan, displasia
terjadi dengan pembentukan penyakit yang ganas, merupakan salah satu tumor ganas umum
dari sistem pencernaan, kemudian rentan terhadap penyalahgunaan sistemik dan proliferasi.1
1
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong pasien. Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis dilakukan
dengan cara yang khas, berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasar-dasar
dikeluhkan oleh pasien.2
Tujuan melakukan anamnesis adalah mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis
pasien dan membuat diagnosis banding. Walaupun telah banyak kemajuan dalam
pemeriksaan diagnostik modern, namun anamnesis klinis masih sangat dipelukan untuk
mendapatkan diagnosis yang akurat. Akan tetapi, proses ini juga memungkinkan dokter untuk
mengenal pasiennya serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar
belakang sosial pasien. Anamnesis pada umumnya pertamakali menanyakan identitas, usia
dan pekerjaan. Lalu setelah itu menanyakan Riwayat Penyakit sekarang (RPS), Riwayat
Penyakit Dahulu (RPD), Riwayat Penyakit Keluarga, Riwayat Sosial Ekonom.2
Keluhan Utama (KU)
Keluhan utama adalah keluhan yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk mencari pertolongan, pada kasus kami seorang laki-laki berumur 50 tahun
muntah setiap makan dan minum setelah 10-15 menit setelah makan sejak 1 minggu yang
lalu. Keluhan utama ini sebaiknya tidak lebih dari satu keluhan.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Anamnesis secara sistematis yaitu dengan menanyakan Onset / awitan dan kronologis (saat
apa terjadinya muntah ? berapa kali sehari ?), Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa
sering terjadi ?), Faktor-faktor yang memperberat keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Ditanyakan adakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan kapan terjadinya dan
sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta mencari penyakit yang relevan dengan
keadaan sekarang dan penyakit kronik (pada kasus, pasien didapati memiliki gastritis selama
10 tahun), perawatan lama, rawat inap, imunisasi, riwayat pengobatan.
2
Riwayat Penyakit Keluarga
Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari pihak keluarga
atau riwayat penyakit yang menular. Apakah keluarga pasien juga ada yang menderita
penyakit yang serupa dengan pasien.
Riwayat sosial dan ekonomi
Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang meliputi pendidikan, pekerjaan,
pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum alkohol atau merokok, obat-
obatan, aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi kesehatan dan kepercayaan). Di mana
kita ketahui bahwa rokok dan alkohol merupakan etiologi dari penyakit kanker esofagus.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisis tidak banyak membantu dalam menegakkan diagnosis kanker esofagus.
Tidak ada tanda fisik yang spesifik, kelaianan biasanya akibat sumbatan esofagus atau
infiltrasi ke n. laryngeus rekurens yang menyebabkan suara serak. Pasien menjadi kurus
karena gangguan menelan dan anoreksia. Jika telah lanjut, terdapat pembesaran kelenjar
getah bening daerah supraklavikula, dan aksila, serta hepatomegali.3
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan darah rutin: LED meningkat, gannguan fatal hati dan ginjal. Pada
pemeriksaan radiologi dilakukan fluoroskopi posisi tegak dan miring untuk melihat
kelenturan esofagus, foto polos toraks dengan posisi lateral, dan esofagogram dengan kontras
ganda. tanda khasnya adalah lumen yang memnyempit dan iregular, serta kekakuan dinding
esofagus. Tomografi komput, dan MRI dapat menentukan stadium tumor lebih tepat.
Endoskopi mutlak dikerjakan pada khasus yang diduga kanker esofagus terutama jika
esofagogram normal. Pada endoskopi juga dilakukan biopsi jaringan.3
Diagnosis Kerja (Kanker Esofagus)
Etiologi
Beberapa sumber mengatakan bahwa iritasi kronik misalnya merokok, minum alkohol,
kebiasaan minum panas pada beberapa penderita dapat menimbulkan terjadinya karsinoma.
Sedangkan sumber lain mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman menunjukan 3
kebanyakan penderita yang menderita karsinoma di esofagus mempunyai riwayat penyakit
corrosive injuries yang lama, striktura kronis dan akhalasia.3
Faktor Resiko
Penyebab-penyebab yang tepat dari kanker esophagus tidak diketahui secara pasti.
Bagaimanapun, studi-studi menunjukan bahwa apa saja dari faktor-faktor berikut dapat
meningkatkan risiko mengembangkan kanker esophagus.1
1. Umur
Kanker esophagus lebih mungkin terjadi ketika orang-orang menjadi tua; kebanyakan orang-
orang yang mengembangkan kanker esophagus adalah berumur diatas 60 tahun.
2. Kelamin
Kanker esophagus adalah lebih umum pada pria-pria daripada pada wanita-wanita.
3. Penggunaan Tembakau
Merokok sigaret-sigaret atau menggunakan tembakau yang tidak berasap adalah satu dari
faktor-faktor risiko utama untuk kanker esophagus.
4. Penggunaan Alkohol
Penggunaan alkohol yang kronis dan/atau berat adalah faktor risiko utama yang lain untuk
kanker esophagus. Orang-orang yang menggunakan keduanya alkohol dan tembakau
mempunyai suatu risiko yang terutama tinggi dari kanker esophagus. Ilmuwan-ilmuwan
percaya bahwa senyawa-senyawa ini meningkatkan efek-efek yang berbahaya lain dari
setiapnya.
5. Barrett's Esophagus
Iritasi jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker esophagus. Jaringan-jaringan pada
dasar dari kerongkongan dapat menjadi teiritasi jika asam lambung secara sering balik masuk
kedalam esophagus -- persoalan yang disebut gastric reflux. Melalui waktu, sel-sel dibagian
yang teriritasi dari esophagus mungkin berubah dan mulai menyerupai sel-sel yang melapisi
4
lambung. Kondisi ini, dikenal sebagaiBarrett esophagus, adalah kondisi sebelum ganas
(premalignant) yang mungkin berkembang kedalam adenocarcinoma dari esophagus.
6. Tipe-Tipe Iritasi Lain.
Penyebab-penyebab lain dari iritasi atau kerusakan yang signifikan pada lapisan esophagus,
seperti menelan cairan alkali atau senyawa-senyawa caustic (tajam) lain, dapat meningkatkan
risiko mengembangkan kanker esophagus.
7. Sejarah Medis
Pasien-pasien yang telah mempunyai kanker-kanker kepala dan leher lainya mempuyai
kesempatan yang meningkat dari pengembangan suatu kanker kedua pada area kepala dan
leher, termasuk kanker esophagus.
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, kanker esofagus relatif jarang dijumpai akan tetapi sangat letal. Pada
tahun 2003 ditemukan 13.900 kasus baru dan 13.000 kematian akibat penyakit ini. Penyakit
ini sering ditemukan di daerah yang dikenal dengan julukan Asian esophageal cancer belt
yang terbentang dari tepi laut selatan Kaspi di sebelah barat sampai utara Cina meliput Iran,
Asia tengah, Afganistan, Siberia dan Mongolia. Di Amerika Utara dan Eropa Barat, penyakit
ini lebih sering terdapat pada laki-laki kulit hitam berusia lebih dari 50 tahun dengan status
sosio-ekonomi rendah.4
Patofisiologi
Cedera esofagus akibat pajanan dengan materi kaustik atau dari ingesti berulang cairan yang
sangat panas(seperti teh). Pada akhirnya penyakit refluk gastroesofagus dapat menstimulasi
perkembangan kanker esofagus.5
Secara fisiologis jaringan esophagus distratafikasi oleh epitel nonkeratin skuamosa.
Karsinoma sel skuamosa yang meningkat dari epitel terjadi akibat stimulus iritasi kronik agen
iritan. Alcohol, tembakau, dan beberapa komponen nitrogen diidentifikasi sebagai
karsinogenik iritan.5
Penggunaan alcohol dan tembakau secara prinsip menjadi factor risiko utama terbentuknya
karsinoma sel skuamosa. American cancer society mencatat bahwa kombinasi yang lama
5
antara minum alcohol dan tembakau akan meningkatkan pembentukan substansi factor risiko
yang lebih tinggi. Nitrosamine dan komponen lain nitrosildi dalam acar (asinan), daging
bakar, atau makanan ikan yang di asinkan memberikan konstribusi peningkatan karsinoma sel
skuamosa pada esophagus.5
Pendapat lain menyebutkan adanya hubungan antara peningkatan kejadian karsinoma sel
skuamosa pada esophagus dengan konsumsi kronik air hangat, konsumsi sirih, asbestos,
polusi udara dan diet tinggi bumbu rempah. Akan tetapi, pendapat lain menyebutkan hal
sebaliknya, di mana konsumsi diet tinggi buah dans ayur-sayuran justru menjadi factor
protektif untuk terjadinya karsinoma sel skuamosa.5
Beberapa kondisi media yang dipercaya meningkatkan karsinoma selskuamosa, seperti
akalasia, striktur, tumor kepala dan leher, penyakit plummer-vinson syndrome, serta terpajan
dari radiasi. Karsinoma sel skuamosa meningkat pada akalasia setelah periode 20 tahun
kemudian.Hal inidipercaya akibat iritasi yang lama dari material lambung.Pada pasien
striktur, akibat kondisi kontak dengan cairan alkali akan meningkatkan sekitar 3% karsinoma
sel skuamosa setelah 20-40 tahun. Tumor kepala dan leher dihubungkan dengan karsinoma
sel skuamosa yang disebabkan oleh factor penggunaan alcohol dan tembakau. Penyakit
plummer-vinson syndrome akan mengalami disfagia, anemia defisiensibesi, dan web
esophagus. Kondisi ini akan meningkatkan insiden kejadian karsinoma sel skuamosa post
krikoid.5
Adenokarsinoma esophagus sering terjadi pada bagian tengah dan bagian bawah esophagus.
Peningkatan abnormal mukosa esophageal sering dihubungkan dengan refluksgastro
esofageal kronik. Metaplasia pada stratifikasi normal epitelium skuamosa bagian distal akan
terjadi dan menghasilkan epitelium grandular yang berisi sel-sel goblet yang disebut
epitelbarret. Perubahan genetic pada epitelium meningkatkan kondisi dysplasia dan secara
progresif membentuk adenokarsinoma pada esophagus.5
Penyakit refluks gastroesofageal merupakan factor penting terbentuknya epitel barret.Pada
pasien dengan penyakit refluks gastroesofageal, sekitar 10% menghadirkan epitel barret dan
dengan pasien dengan adanya epitel barret sekitar 1% akan terbentuk adenokarsinoma
esophagus. Oleh karena itu diperlukan untuk dilakukan biopsy endoskopik untuk
menurunkan risiko keganasan pada esophagus.5
6
Manifestasi Klinis
Gejala awal sering kurang diperhatikan pasien. Gejala digolongkan dalam gejala sumbatan,
gejala penyebaran tumor ke mediastinum, dan gejala metastasis ke kelenjar limfe.
Odinofagia, disfagia progresif, mula-mula hanya makanan padat kemudian diikuti kesulitan
menelan cairan. Disfagia biasanya timbul bila lumen esofagus sudah terisi massa tumor lebih
dari 50%. Regurgitasi disertai bercak merah segar , dan penurunan berat badan. Bila tumor
telah mecapai mediastinum akan timbul suara paru, nyeri di daerah retrostrenal, punggunng,
servikal, dan gejala bronkopulmoner. Sesak napas, batuk, dan stridor ekspirasi jika tumor
menginfiltrasi trakea.3
Diagnosis Banding
Dispepsia Organik at causa Gastritis Akut
Lesi mukosa akut berupa erosi dan perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau akibat
gangguan sirkulasi akut mukosa. Biasanya disebabkan oleh (OAINS), alkohol, gangguan
mikrosirkulasi mukosa lambung; trauma, luka bakar, sepsis. Secara makroskopik terdapat lesi
erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika ditemukan pada korpus dan fudus biasanya
disebabkan stres. Jika disebabkan karena OAINS, terutama ditemukan di daerah antrum,
namun dapat juga menyeluruh. Sedangkan secara mikroskopik, terdapat erosi dengan
regenerasi epitel, dan ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal.3
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu
keluhan yang paling sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa
hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca pedarahan.
Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan
atau bahkan bahan kimia tertentu.3
PRGE
Refluks gastroesofageal sebenarnya merupakan proses fisiologis yang banyak dialami orang
sehat, terutama sesudah makan. PRGE adalah kondisi patologis dimana sejumlah isi
lambung berbalik (refluks) ke esofagus melebihi jumlah normal, dan menimbulkan berbagai
keluhan. Refluks ini juga ternyata menimbulkan simptom ekstraesofageal, disamping
penyulit intraesofageal seperti striktur, bbarret's esophagus atau bahkan adenokarsinoma
7
esophagus. Gejala yang khas dari PGRE adalah heartburn, yaitu rasa terbakar di dada disertai
nyeri dan regurgitasi. Salah satu keduanya cukup untuk mendiagnosis PGRE secara klinis.
Selain kedua gejala tersebut, PGRE dapat menimbulkan keluhan nyeri atau rasa tidak enak di
epigastrium atau retrostrenal bahwah, disfagia, odinofagia, mual dan rasa pahit di lidah.4
Akalasia
Adalah gangguan motorik yang mengenai segmen otot polos di 2/3 bawah esofagus, akibat
dari degenerasi neuron pleksus mienterik intramural. Akibatnya terjadi gangguan relaksasi
LES dan hilangnya peristaltik, menimbulkan disfagia, nyeri dada dan regurgitasi. Akalasia
menyebabkan obstruksi fungsional dan berkurangnya peristaltik di esofagus, sehingga
mengganggu pengosongannya. Obstruksifungsional ini bisa diatasi bila tekanan hidrostatik
makanan melebihi tekanan LES. Hal ini menjelaskan kenapa pada tahap awal akalasia masih
bisa menelan makanan padat. Tiga manifestasi utama akalasia adalah disfagia, regurgitasi,
dan penurunan berat badan. Namun pada akalasia terjadinya regurgitasi berasal dari esofagus
karena tidak ada rasa asam atau pahit yang berasal dari lambung.4
Penatalaksanaan
Medika mentosa
Terapi tergantung lokasi, jenis, dan metastasis. Untuk pembedahan harus ditentukan apakah
dapat dioperasi atau tidak berdasarkan keadaan umum pasien secara klinis, tidak adanya
fiksasi tumor ke jaringan sekitar, atau tidak adanya metastasis ke organ lain.3
Pada stadium dini, di mana besar tumor kurang dari 2 cm, dilakukan pembedahan
enblocesophagectomy. Pada stadium lanjut dilakukan tindakan paliatif agar pasien dapat
menikmati makanan peroral, dengan operasi by pass berupa end to end esophagogastrostomy
atau side to end esophagocolostomy, dilatasi esofagus dengan dilaltator lentur/metal, dan
intubasi esofagus. Terapi radiasi diberikan untuk tujuan kuratif bagi pasien pasca bedah
dengan sisa tumor dan yang menolak pembedahan. Radiasi paliatif diberikan untuk stadium
lanjut.3
Non-medikamentosa
Pada pasien dengan kanker esofagus dan juga seorang perokok atau peminum alkohol
diharuskan untuk meninggalkan kebiasaan tersebut, karena mengingat etiologi dari penyakit
8
ini bahwa merokok dan meminum alkohol atau sejenisnya menyebabkan iritasi kronik yang
lama kelamaan bisa menjadi kanker.
Pencegahan
Tembakau dan alkohol adalah faktor risiko utama dalam pengembangan sel skuamosa
kanker esophagus, penghentian tembakau dan alkohol secara signifikan dapat mengurangi
resiko terjadinya kanker ini. Buah buahan dan sayur sayuran yang segar dibandingkan dengan
asupan makanan tinggi nitrosamine atau yang terkontaminasi dengan racun bakteri atau
jamur dapat menurunkan risiko sekitar 50% .
Komplikasi
Terjadi akibat invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumor. Selain itu, komplikasi dapat
timbul karena terapi terhadap tumor. Invasi oleh tumor sering terjadi ke struktur di sektitar
mediastinum. Invasi ke aorta mengakibatkan perdarahan masif, ke t terjadi temponade
jantung, atau sindrom vena kava superior. Invasi ke serabut saraf menyebabkan suara serak
atau disfagia. Invasi ke saluran napas mengakibatkan fistula trakeoesofageal dan
esofagaopulmonal, yang merupakan komplikasi serius dan progresif mempercepat kematian.
sering terjadi obstruksi esofagus dan menimbulkan komplikasi yang paling sering terjadi
pneumonia aspirasi yang pada gilirannya menyebabkan abses paru dan empiema. Selain itu,
juga dapat terjadi gagal napas yang disebabkan oleh obstruksi mekanik atau perdarahan.
Perdarahan yang terjadi pada tumornya sendiri dapat menyebabkan anemia defisiensi besi
sampai perdarahan akut masif. Pasien sering tampak malnutrisi, lemah, emasiasi, dan
gangguan sistem imun yang kemudian akan menyulitkan terapi.6
Prognosis
Prognosis kanker esofagus biasanya buruk, tetapi mengalami perbaikan dengan teknik
diagnostik yang lebih baik sehingga memungkinkan pengenalan penyakit dan terapi lebih
dini.
9
Kesimpulan
Kanker esophagus adalah kanker yang mengacu pada setiap bagian di sel jaringan
kerongkongan. Makanan yang mengandung banyak nitrosamine, seperti makanan berjamur
atau acar, Mencerna minuman panas berlebihan, Kebiasaan buruk seperti merokok, minum
minuman keras, dan Esofagitis yang tak teratasi. Sedangkan factor resikonya
yaitu Umur, Kelamin, Penggunaan Tembakau, Penggunaan Alkohol, Barrett's Esophagus
dan Tipe-Tipe Iritasi Lain.
Dimana tanda dan gejalanya yaitu: Pada tenggorokan terasa aneh, dan tersedak ketika
menelan makanan, Saat menelan tulang dada terasa panas, perih atau sakit seperti tertarik,
dan Kesulitan menelan, sehingga tidak bisa makan, sering disertai muntah, nyeri di perut,
penurunan berat badan dan gejala lain.
Daftar Pustaka
1. Muttaqin, Arif. Gangguan gastrointestinal. Jakarta :Salemba Medika; 2011.h. 319-27.
2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2007.h.12-21.
3. Hamdani C, Kusdijanto. Kapita Selekta Kedokteran. 3rd ed. Jakarta: Media Aesculapius
FKUI; 2001.h.137-8, 492-3.
4. Ndraha S. Bahan ajar gastroenterohepatologi. Jakarta: Biro Publikasi FK UKRIDA;
2013.h.13-22.
5. Corwin, Elizabeth J. BukuSakuPatofisiologi. 3rd ed. Jakarta: EGC; 2009.h. 613-4.
6. Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. 5thed. Jakarta: InternaPublishing;2009.h.499.
10