karantina hewan terhadap penerimaan negara...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) SEKSI
KARANTINA HEWAN TERHADAP PENERIMAAN NEGARA BUKAN
PAJAK PADA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II
TANJUNGPINANG TAHUN 2011-2015
Yusraidah, Fatahurrazak
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitan Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penerimaan Negara
Bukan Pajak Seksi Karantina Hewan terhadap Penerimaan Negara Bukan
Pajak Pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 2011 –
2015. Data yang digunakan adalah Laporan Realisasi Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang diperoleh dari olahan data pada Balai Karantina Pertanian
Kelas II Tanjungpinang tahun 2011 – 2015 Variabel Independen yang
digunakan adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Seksi Karantina
Hewan (X) yang terdiri dari Media Pembawa berupa Hewan, Bahan Asal
Hewan (BAH), Benda Lain dan Sertifikat. Variabel dependen yang digunakan
adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II
Tanjungpinang (Y).
Model analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t dan uji f.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara parsial Penerimaan
Negara Bukan Pajak Media Pembawa Hewan, Penerimaan Negara Bukan Pajak
Media Pembawa Bahan Asal Hewan, Penerimaan Negara Bukan Pajak Media
Pembawa Benda Lain berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Negara
Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, sedangkan
Penerimaan Negara Bukan Pajak Sertifikat Karantina Hewan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian
Kelas II Tanjungpinang . Secara simultan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Media Pembawa Hewan, Penerimaan Negara Bukan Pajak Media Pembawa
Bahan Asal Hewan, Penerimaan Negara Bukan Pajak Benda Lain dan
Penerimaan Negara Sertifikat Karantina Hewan berpengaruh signifikan
terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II
Tanjungpinang.
Kata kunci : Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), PNBP Seksi Karantina
Hewan,PNBP BKP.
LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-undangNomor : 23 Tahun 2013, Penerimaan
Negara Bukan Pajak, yang selanjutnya disingkat PNBP adalah semua
2
Penerimaan Pemerintah Pusat yang diterima dalam bentuk penerimaan dari
sumber daya alam, pendapatan bagian laba Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), PNBP lainnya, serta pendapatan Badan Layanan Umum (BLU). Jika
dikaji secara yuridis, timbulnya Penerimaan Negara Bukan Pajak pada
hakikatnya tidak berbeda dengan retribusi yang ada di daerah sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Nomor :18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor : 34
Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-undang Nomor : 18 Tahun 1997tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pasalnya, subtansi dari Penerimaan Negara
Bukan Pajak adalah pada saat pemerintah memberikan pelayanan jasa, baik
yang terkait dengan sumber daya alam maupun kekayaan Negara kepada yang
membutuhkannya, jasa yang diberikan pemerintah dapat berbentuk jasa umum,
jasa usaha, atau jasa perizinan tertentu.
Sumber lainnya yang masih berpotensi untuk dioptimalkan
penerimaannya adalah PNBP Lainnya yang bersumber dari pengelolaan PNBP
fungsional dan umum oleh Kementerian Lembaga (K/L). PNBP dari K/L ini
pengenaan dan pengelolaannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP)
tentang Jenis dan Tarif PNBP pada masing-masing K/L. Beberapa jenis
penerimaan yang disetorkan dalam Pos PNBP adalah pemanfaatan aset K/L,
pungutan atas pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan fungsi masing-
masing, denda, dan sebagainya.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang merupakan salah satu
unit Pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian.
kegiatan operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang terdiri
dari kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan perkarantinaan tumbuhan.
Kegiatan opersional Perkarantinaan hewan meliputi Tindak Karantina Hewan
terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina. Menurut
Undang- Undang No16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina adalah berupa
Hewan, Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) dan
Benda Lain.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpiang memililki kewenangan
memungut Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang terkait dengan
tindakan karantina sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012
3
tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
Kementerian Pertanian.
Pendapatan jasa dari tindak karantina yang dilakukan, seyogyanya
memberikan sumbangan yang besar terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak
pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menegetahui pengaruh
penerimaan Negara bukan pajak media pembawa hewan, media pembawa bahan
asal hewan,media pembawa benda lain dan sertifikat karantina hewan terhadap
penerimaan Negara bukan pajak pada balai karantina pertanian kelas II
Tanjungpinang
LANDASAN TEORI
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Pengertian Penerimaan Negara Bukan Pajak berdasarkan Undang-
undang Nomor : 20 Tahun 1997 yang dimaksud dengan Penerimaan Negara
Bukan Pajak adalah seluruh penerimaan pemerintah Pusat yang tidak berasal
dari penerimaan perpajakan. Undang-undang Nomor : 20 tahun 1997 dijabarkan
dalam bentuk Peraturan pemerintah agar dapat dijalankan sehingga menambah
sumber Pendapatan Negara secara sah.
Menurut Muhammad Djafar Saidi (2008) Penerimaan Negara Bukan
Pajak merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah diluar perpajakan atas
pelayanan dan pemanfaatan sumber daya alam yang diberikan dan
dipaksakan.dicantumkannya kata “dapat dipaksakan” karena memiliki sanksi
berdasarkan Undang-undang Nomor : 20 Tahun 1997, baik berupa sanksi
administratif maupun sanksi pidana, kedua jenis sanksi hukum tersebut dapat
dikenakan secara terpisah maupun secara bersamaan kepada pihak-pihak yang
tidak menaatinya.
Karantina Hewan
Karantina Hewan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan adalah tindakan
sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan
dari Luar Negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam Negeriatau keluarnya
dari dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
4
Karantina hewan sebagai unit kerja pelayanan masyarakat mempunyai
tugas melakukan pelayanan, pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan terhadap
semua komoditas yang dapat membawa hama penyakit hewan karantina (media
pembawa), yang dilalulintaskan baik antar Negara (ekspor dan impor) maupun
antar area (antar pulau/interinsulan).
Pelaksanaan tugas pelayanan ini dilaksanakan oleh petugas karantina
hewan disetiap pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yakni pelabuhan laut
dan Bandar udara serta pos perbatasan dengan mengacu pada kebijakan teknis
karanrtina hewan.
Karantina hewan sebagai bagian dari System Perkarantinaan Nasioanl
termasuk kedalam suatu kesisteman internasional yang dikenal dengan “Custom
Imigration and Quarantine (CIQ)”. Pengakuan kesisteman ini menunjukkan
bahwa karantina ditingkat Internasional mempunyai posisi dan peran yang
strategis dipandang dari berbagai aspek, baik aspek Sosial,Ekonomi dan
Ketahanan
Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II
Tanjungpinang
Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II
Tanjungpiang terdiri dari Pendapatan Jasa,yaitu pendapatan jasa yang di peroleh
dari jasa yang diberikan terhadap tindak karantina yang dilakukan yaitu dari
tindak Karantina Tumbuhan dan tindak Karantina Hewan.
Yang dimaksud dengan “tindakan yang dilakukan” adalah tindakan
karantina dan/atau penerbitan dokumen karantina.
Tindak Karantina Hewan meliputi tindak karantina hewan terhadap
Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina. Menurut Undang-
Undang No16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina adalah berupa Hewan,
Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) dan Benda Lain.
Penerimaan Negara Bukan Pajak Seksi Karantina Hewan pada Balai
Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang terdiri dari :
1. PNBP Media pembawa Hewan
Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang dipelihara
maupun yang hidup secara liar, hewan dalam pengertian tersebut termasuk
5
hewan atau satwa yang dilindungi menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Media Pembawa Hewan pada
Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang bersumber dari lalu lintas
pemasukan dan pengeluaran domestik, ekspor hewan dari dan luar daerah
kepulauan riau
2. PNBP Media pembawa Bahan Asal Hewan (BAH)
Bahan asal hewan adalah bahan yang berasal dari hewan yang dapat diolah
lebih lanjut, bahan asal hewan dalam pengertian tersebut termasuk
diantaranya daging, susu, telur, bulu, tanduk, kuku, kulit, tulang, mani,
Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Bahan Asal Hewanpada Balai
Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinangberasal dari pemasukan dan
pengeluaran Domestik, Ekspor dan Impor
3. PNBP Media pembawa Benda Lain
Benda lain adalah media pembawa yang bukan tergolong hewan, dalam
pengertian tersebut diantaranya bahan patogenik, bahan biologik, media
pertumbuhan lainnya dan vektor.
Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Media Pembawa Benda Lain pada
Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang berasal dari pemasukan
Domestik dan Impor.
4. PNBP Sertifikat Karantina Hewan
Sertifikat/Dokumen Karantina adalah semua formulir resmi yang
ditetapkan oleh Menteri dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan karantina.
Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Sertifikat Karantina Hewan pada
Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang berasal dari penerbitan
Sertifikat Kesehatan / AnimalHealth Certificate, Sertifikat sanitasi produk
hewan/ Sanitary certificate of animal product, Sertifikat untuk benda lain /
Sertificate of other product, sertifikat pelepasan Karantina Hewan/ Certificate of
animal quarantine release, dan beberapa sertifikat pendukung lainnya.
Hipotesis Penelitian
H1 : Diduga Penerimaan Negara Bukan Pajak dari media pembawa Hewan
berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai
Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang.
6
H2 : Diduga Penerimaan Negara Bukan Pajak dari media pembawa Bahan
Asal Hewan (BAH) berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Negara
Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang.
H3: Diduga Penerimaan Negara Bukan Pajak dari media pembawa Benda
Lain berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak
Balai Karantina Pertanian Kelas II.
H4: Diduga Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Sertifikat Karantina
Hewan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan
Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang.
H5 : Diduga PNBP media pembawa Hewan, PNBP media pembawa Bahan
Asal Hewan, PNBP media pembawa benda lain dan PNBP Sertifikat
Karantina Hewan secara bersama – sama atau simultan berpengaruh
signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina
Pertanian Kelas II Tanjungpinang.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode Kuantitatif
dengan analisis deskriptif .Model analisis data yang digunakan adalah regresi
linear berganda, pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, Akantetapi
sebelum melakukan uji asumsi klasik yang harus dilakukan adalah mendeteksi
adanya data outlier. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan
variabel independen, Variabel dependen yang digunakan adalah Penerimaan
Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang (Y) dan
Variabel independennya adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Seksi
Karantina Hewan (X) yang terdiri dari Media Pembawa berupa Hewan, Bahan
Asal Hewan (BAH), Benda Laindan Sertifikat.Data yang digunakan adalah
Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak yang diperoleh dari olahan
data pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 2011-2015.
PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran
terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang mencakup
nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standard deviasi dengan
7
menggunakan program IBM SPPS V 21.0 . Hasilnya dapat dilihat pada tabel
4.1 berikut :
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
HEWAN 60 32.378.490 134.969.250 87.408.649,47 17.007.386,953
BAH 60 5.152.248 20.109.497 9.043.728,33 2.593.012,728
BENDA LAIN 60 27.404.930 91.648.400 37.854.077,33 9.791.490,222
SERTIFIKAT 60 1.445.000 3.755.000 2.214.833,33 444.178,891
PNBP BKP 60 98.056.348 187.898.474 141.756.334,52 15.799.355,802
Valid N (listwise) 60
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
Uji Outlier
Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang
terlihat sangat berbeda jauh dari observasi – observasi lainnya dan muncul
dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variable tunggal atau variable
kombinasi.
Setelah melakukan uji outlier data outlier terdapat pada bulan Januari 2011,
Februari 2011, November 2011, Februari 2013, September 2013, Mei 2014,
September 2014, November 2014, Desember 2014 dan Januari 2015, setelah
data outlier tersebut dikeluarkan, maka data observasi menjadi 50 bulan yang
sebelumnya 60 bulan hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Uji Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
HEWAN 50 65.282.690 102.731.235 87.458.547,46 11.303.078,690
BAH 50 6.184.966 12.428.918 9.060.550,93 1.896.638,174
BENDA LAIN 50 27.404.930 46.156.760 36.390.217,40 5.164.313,935
SERTIFIKAT 50 1.595.000 2.905.000 2.168.500,00 298.558,185
PNBP BKP 50 117.177.666 160.882.438 140.044.586,69 12.102.058,047
Valid N (listwise) 50
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
Nilai minimum dan maksimum pada tabel diatas dinyatakan sudah bebas
dari outlier, selanjutnya data ini digunakan untuk hasil uji regresi.
8
Uji Asumsi Klasik
Ciri-ciri model regresi yang baik antara lain, tidak terjadi multikolenieritas,
tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi heteroskedastisitas, normalitas dan
linearitas. Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik.
Hasil perhitungan uji asumsi klasik akan dijelaskan masing-masing sebagai
berikut :
Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas data dilakukan dengan IBM SPPS V 21.0 hasilnya
dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogrov Smirnov (Sebelum Uji Outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 4015539,77417
916
Most Extreme Differences
Absolute ,249
Positive ,249
Negative -,135
Kolmogorov-Smirnov Z 1,926
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
Dari hasil uji statistik dengan uji Kolmogorov Smirnov (Tabel 4.5).
Besarnya nilai signifikansi adalah lebih kecil dari 0,05 yaitu0,001<0,05 berarti
data residual tidak terdistribusi secara normal.
Untuk mengubah data ini menjadi normal, peneliti melakukan uji
outlier,Berikut hasil uji normalitas atas data yang telah dioutlier:
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogrov Smirnov(Setelah uji Outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
9
Unstandardi
zed
Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
3268574,03
834244
Most Extreme
Differences
Absolute ,191
Positive ,191
Negative -,117
Kolmogorov-Smirnov Z 1,349
Asymp. Sig. (2-tailed) ,053
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
Setelah outlier data dilakukan, hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan bahwa besarnya nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,053
> 0,05 maka dapat disimpulakan data dalam penelitian ini telah terdistribusi
secara normal.
Uji Multikolinieritas
Berikut ini adalah hasil uji Multikolinieritas dengan menggunakan IBM
SPSS V 21.0.
Tabel : 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
HEWAN ,461 2,169
BAH ,908 1,102
BENDA LAIN ,715 1,399
SERTIFIKAT ,431 2,323
a. Dependent Variable: PNBP BKP
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.5 menunjukkan hasil perhitungan
nilai Tolerance > dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
10
independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflator Faktor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih <dari 10. Jadi disimpulkan bahwa
tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heteroskesdastisitas dengan uji Grafik sebagai berikut :
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskesdatisitas dengan Grafik
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
Dari grafik scater plot (gambar 4.3) dapat dilihat bahwa data menyebar
secara acak, tidak beraturan, dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas dan
tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, maka
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Berikut hasil pengujian heteroskesdatisitas dengan uji glejser yang
dilakukan dengan menggunakan IBM SPPS V 21.0. Hasil uji tersebut dapat
dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejer
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -
10232466,795
5360614,612 -1,909 ,063
HEWAN ,007 ,047 ,032 ,155 ,877
BAH ,207 ,198 ,154 1,049 ,300
BENDA LAIN ,149 ,082 ,301 1,823 ,075
SERTIFIKAT 1,992 1,822 ,233 1,093 ,280
a. Dependent Variable: ABSUT
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
11
Hasil tampilan output SPSS pada tabel 4.6 dengan jelas menunjukkan bahwa
tidak ada satupun varibel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen absolut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikansi variable Hewan 0,877, variabel BAH 0,300, variabel Benda
Lain0,075, variabel Sertifikat 0.280, semuanya diatas tingkat kepercayaan 5%.Jadi
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas dan
konsisten dengan uji grafik scater plot.
Uji Autokorelasi
Berikut hasil pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson yang
dilakukan dengan menggunakan IBM SPPS V 21.0. Hasil uji tersebut dapat dilihat
dari tabel berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,963a ,927 ,921 3410751,745 1,918
a. Predictors: (Constant), SERTIFIKAT, BAH, BENDA LAIN, HEWAN
b. Dependent Variable: PNBP BKP
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
Pada tabel pengambilan keputusan uji Durbin Watson maka didapat nilai
du<d <4-du (1,721<1,918 < 2,279) dengan keputusan tidak ada autokorelasi
positif atau negatif tidak ditolak.
Pengujian Regresi Linier Berganda
Tabel 4.8
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -4335148,280 7317111,4
83
-,592 ,557
HEWAN 1,004 ,063 ,938 15,815 ,000
BAH 1,030 ,270 ,161 3,820 ,000
BENDA LAIN 1,142 ,112 ,487 10,236 ,000
SERTIFIKAT 2,611 2,487 ,064 1,050 ,300
12
a. Dependent Variable: PNBP BKP
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
Dari hasil analisis regresi pada tabel 4.8.diatas, maka dapat disusun persamaan
regresi linier berganda :
PNBPBKP=-4.335.148,280+1,004(Hewan)+1,030(BAH)+1,142(BL)+2,611(SF)+e
Persamaan regresi diatas mempunyai arti sebagai berikut :
Konstanta sebesar -4.335.148,280menyatakan bahwa jika variabel independen 0
(nol), maka PNBP BKP sebesar -4.335.148,280.Koefesien regresi PNBP Hewan
(X1) sebesar 1,004 menyatakan bahwa setiap kenaikanPNBP Hewan sebesar 1%
akandiikuti oleh peningkatanPNBP BKP sebesar 1,004 % dengan asumsi variabel
lain Konstan.Koefesien regresi PNBP Bahan Asal Hewan (X2) sebesar
1,030menyatakan bahwa setiap kenaikan PNBP Bahan Asal Hewan sebesar 1% akan
diikuti oleh peningkatan PNBP BKP sebesar1,030% dengan asumsi variabel lain
Konstan.Koefesien regresi PNBP Benda Lain (X3) sebesar 1,142menyatakan bahwa
setiap kenaikan PNBP Bahan Asal Hewan sebesar 1% akan diikuti oleh peningkatan
PNBP BKP sebesar 1,142% dengan asumsi variabel lain Konstan.Koefesien regresi
PNBP Sertifikat Karantina Hewan (X4) sebesar2,611 menyatakan bahwa setiap
kenaikan PNBP Sertifikat sebesar 1% akan diikuti oleh peningkatan PNBP BKP
sebesar 2,611% dengan asumsi variabel lain Konstan.
Uji Parsial (Uji T)
Berikut hasil uji t dengan program IBM SPPS V 21.0. pada tabel 4.12
Tabel 4.9
Hasil Uji Parsial (Uji T)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -4335148,280 7317111,4
83
-,592 ,557
HEWAN 1,004 ,063 ,938 15,815 ,000
BAH 1,030 ,270 ,161 3,820 ,000
BENDA LAIN 1,142 ,112 ,487 10,236 ,000
SERTIFIKAT 2,611 2,487 ,064 1,050 ,300
a. Dependent Variable: PNBP BKP
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
13
Berdasarkan tabel 4.9 diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tampilan output SPSS pada tabel 4.12,variabel PNBP Hewan (X1) mempunyai nilai
probabilitas 0,000 dan signifikan pada 0,05 (p < 0,05), sedangkan nilai t hitung
15,815nilai ini akan dibandingkan dengan t tabel dengan signifikansi 5% (0,05)
dengan jumlah observasi (n) = 50, jumlah variabel independen (k) = 4 didapat nilai
t tabel = 2,0141 (df =50-4-1=45). Oleh karena t hitung > t tabel (15,815> 2,0141),
maka hipotesis H0 ditolak atau H1 diterima yang menyatakan PNBP Media
Pembawa Hewan(X1) secara parsial berpengaruh terhadap Penerimaan Negara
Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang (Y).
2. VariabelPNBP Bahan Asal Hewan (X2) menunjukkan nilai probabilitas 0,000 dan
signifikan pada 0,05 (p<0,05), sedangkan t hitung 3,820Oleh karena t hitung >
t tabel (3,820>2,0141), maka hipotesis H0 ditolak atau H1 diterima yang
menyatakan PNBP Media Pembawa Bahan Asal Hewan (X2) secara parsial
berpengaruh terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian
Kelas II Tanjungpinang (Y).
3. Variabel PNBP Benda Lain (X3) menunjukkan nilai probabilitas 0,000 dan
signifikan pada 0,05 (P<0,05), sedangkan t hitung 10,236Oleh karena t hitung > t
tabel (10,236>2,0141) maka hipotesis H0 ditolak atau H1 diterima yang menyatakan
PNBP Media Pembawa Benda Lain (X3) secara parsial berpengaruh terhadap
Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang
(Y).
4. VariabelPNBP SertifikatKarantina Hewan (X4) menunjukkan nilai probabilitas
0,300dan tidak signifikan pada 0,05 (P>0,05), sedangkan t hitung 1,050Oleh karena t
hitung < t tabel (1,050< 0,0141) maka hipotesis H0 tidak dapat ditolak atau H1tidak
dapat diterima yang menyatakan Penerimaan Negara Bukan Pajakdari sertifikat
Karantina Hewan (X4) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Penerimaan
Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang (Y).
Uji Simultan (Uji F)
Berikut Uji Simultan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows :
Tabel 4.10
14
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 6653035403724
253,000
4 1663258850931
063,000
142,975 ,000b
Residual 5234952359621
83,000
45 1163322746582
6,287
Total 7176530639686
436,000
49
a. Dependent Variable: PNBP BKP
b. Predictors: (Constant), SERTIFIKAT, BAH, BENDA LAIN, HEWAN
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.13 menghasilkan nilai F hitung
sebesar 142,975 dengan tingkat signifikansi 0.000 karena probabilitas signifikansi jauh
lebih kecil dari 0,05 (p=0,000<0,05) nilai ini akan dibandingkan dengan F tabel dengan
signifikansi 5% (0,05) dengan jumlah observasi (n) = 50, jumlah variabel independen
(k) = 4 didapat nilai F tabel = 2,61 (df =50-4-1=45). Oleh karena F hitung > F tabel
(142,975>2,61),maka hipotesis H0 ditolak atau H1 diterima yang menyatakan PNBP
Media Pembawa Hewan, PNBP Media Pembawa Bahan Asal Hewan, PNBP Media
Pembawa Benda Lain dan PNBP Sertifikat Karantina Hewan secara simultan
berpengaruh terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas
II Tanjungpinang.
Koefesien Determinasi
Berikut hasil pengujian koefesien determinasi dengan bantuanIBM SPPS V 21.0.
Tabel 4.11
Hasil Uji Determinasi (Uji R)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,963a ,927 ,921 3410751,745 1,918
a. Predictors: (Constant), SERTIFIKAT, BAH, BENDA LAIN, HEWAN
b. Dependent Variable: PNBP BKP
Sumber : Output IBM SPSS V.21.0
Dari tampilan output SPSS model summary pada tabel 4.14 besarnya adjusted
R2 adalah 0,921 hal ini berarti 92% PNBP BKP Kelas II Tanjungpinangdijelaskan atau
disumbang oleh variabel PNBP Media Pembawa Hewan, PNBP Media Pembawa
Bahan Asal Hewan, PNBP Media Pembawa Benda Lain dan PNBP Sertifikat Karantina
15
Hewan. Sedangkan sisanya (100% - 92% = 8%) dijelaskan atau disumbang dari
variabel diluar penelitian ini.
Kesimpulan
1. Secara parsial Penerimaan Negara Bukan Pajak Media Pembawa Hewan
berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina
Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama periode 2011-2015.
2. Secara parsial Penerimaan Negara Bukan Pajak Media Pembawa Bahan Asal Hewan
berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina
Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama periode 2011-2015.
3. Secara parsial Penerimaan Negara Bukan Pajak Media Pembawa Benda Lain
berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina
Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama periode 2011-2015.
4. Secara parsial Penerimaan Negara Bukan Pajak Sertifikat Karantina Hewan tidak
berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina
Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama periode 2011-2015.
5. Secara simultan Penerimaan Negara Bukan Pajak Media Pembawa Hewan,
Penerimaan Negara Bukan Pajak Media Pembawa Bahan Asal Hewan, Penerimaan
Negara Bukan Pajak Benda Lain dan Penerimaan Negara Sertifikat Karantina
Hewan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Balai
Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama periode 2011-2015.
Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya fokus pada Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Seksi
Karantina Hewan saja.
2. Kurangnya penelitian terdahulu tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada
suatu instansi pemerintah.
Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti
memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu :
1. Karena dalam penelitian ini hanya fokus pada penerimaan Negara Bukan Pajak
dari Seksi Karantina Hewan peneliti menyarankan agar menambah variabel
penelitiannya dari Seksi Karantina Tumbuhan yang dapat mempengaruhi
Penerimaan Negara Bukan Pajak Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang.
2. Karena kurangnya penelitian terdahulu tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak
Pada Suatu Instansi Pemerintah peneliti menyarankan agar penelitian
16
selanjutnya melakukan penelitian tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada
instansi-instansi yang lain.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdul Halim. Penyunting, 2014.Manajemen Keuangan Sektor Publik
ProblematikaPenerimaan dan Pengeluaran Pemerintah.Jakarta :Salemba
Empat.
Baraniah, Abdullah.Muchtar., 2006. Mengenal Karantina Hewan di Indonesia. Jakarta
: cv. Denata Printing.
Budianto.2015. Analisis Pengaruh Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi
Pelayanan Kepelabuhanan dan Retribusi Izin Usaha Perikanan pada Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau terhadap Retribusi Daerah
Provinsi Kepulauan Riau.E-journal Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali
Haji
Djafar, Saidi. Muhammad.,dan Rohana Huseng. 2008. Hukum Penerimaan
NegaraBukan Pajak. Jakarta: Rajawali Pers.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2008. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor : 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-undang Republik
Indonesia Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-
undang Republik Indonesia Nomor : 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Komite Penyempurnaan
Manajemen Keuangan
Erlina, 2011.Metodologi Penelitian.Medan : Art Design, Publishing and
Printing.
Ghazali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi IV.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghazali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Laksono, Dimas. 2014. “ Pengaruh Retribusi Bongkar Muat dan Tambat Kapal
terhadap Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kota Tanjungpinang”, E-journal Mahasiswa
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Mardiasmo, 2002. Akuntansi SectorPublic. Yogyakarta :Andi.
Priyatnasari, Yeni. 2012. “ Pengaruh Retribusi daerah pada Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tegal
terhadap PendapatanAsli Daerah Kota Tegal “, E-journal Politeknik
Harapan Bersama Tegal,Vol.1.No.1.
Rohimah, Riza. 2014. “ Pengaruh Retribusi Parkir, Retribusi Pengujian
17
KenderaanBermotor, Retribusi Izin Trayek dan Retribusi Pelayanan
Kepelabuhanan terhadap Pendapatan Asli Daerah ( PAD) Kota
Tanjungpinang”. E-journal Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Saputra,Deny. 2015. “Pengaruh Retribusi Pelayanan Persampahan, Retribusi Rumah
Potong Hewan, Retribusi Pelayanan Parkir dan Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan terhadap Retribusi Daerah Studi Kasus pada Pemerintah Kota
Tanjungpinang”. E-journal Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Sugiyono, 2013.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R and D.Bandung
:Alfabeta.
Sulaiman, Alifin. 2011. Keuangan Negara pada Badan Usaha Milik Negara
dalam Perspektif Ilmu Hukum. Bandung:Alumni.
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta :CAPS.
Sufren dan Yonathan Natanael. 2013. Mahir Menggunakan SPSS Secara
Otodidak.Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
__________________,1997.Undang-undang Republik Indonesia Nomor :20
Tahun1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
__________________,1998. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor :52Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor : 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan
Negara Bukan Pajak.
__________________,2000.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor : 82Tahun 2000 tentang Karantina Hewan.
__________________,2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
:48Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku pada Kementerian Pertanian.
18