karangan ilmiah

20
KARANGAN ILMIAH Materi oleh : Arni Mahyudi Karangan = wacana yang tertulis. Ilmiah = sistematis, logis dan disertai bukti-bukti yang empiris. Karangan Ilmiah menurut Brotowijoyo adalah Karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Jadi, karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya. Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

Upload: arnee

Post on 14-Feb-2016

36 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karangan Ilmiah

KARANGAN ILMIAH Materi oleh : Arni Mahyudi

Karangan = wacana yang tertulis.

Ilmiah = sistematis, logis dan disertai bukti-bukti yang empiris.

Karangan Ilmiah menurut Brotowijoyo adalah Karangan ilmu pengetahuan

yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan

benar. Jadi, karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil

pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut

metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.

Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan

tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang

telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan

etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat

berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar

atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan

produk dari kegiatan ilmuwan.

Page 2: Karangan Ilmiah

Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah biasa

dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau

pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah karya ilmiah harus memenuhi

syarat metode ilmiah.

Perbedaan antara karya ilmiah dan non-ilmiah

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat

lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada

juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari

bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah

baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya,

kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.

Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian

(faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek

yang diteliti.

Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi. Kedua,

karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah

digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur

dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.

Page 3: Karangan Ilmiah

Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah.

Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.

Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam

melakukan pengklasifikasian.

Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat

juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa

membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan

ilmiah dan nonilmiah. karakteristik yang membedakan antara karangan

semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan

kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus

dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu

teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah

lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah

khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati

kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,

sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi

bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu

terdapat pada karangan semiilmiah.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang

telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan,

Page 4: Karangan Ilmiah

makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain

artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah

anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya

tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi,

dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya

bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan

teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol,

tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif:

penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi

sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat

pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa

dukungan bukti.

Jenis Karya Ilmiah

Makalah

adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan permasalahan dan

pembahasannya berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan yang

bersifat empiris dan objektif.

Page 5: Karangan Ilmiah

Kertas Kerja

Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada

makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat

empiris dan objektif. Kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau

lokakarya.

Laporan Praktik Kerja

Laporan praktik kerja adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil

temuan di lapangan atau instansi perusahaan tempat kita bekerja. Jenis karya

ilmiah ini merupakan karya ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII).

Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis

berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis

untuk meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi tidak

langsung (studi kepustakaan).

Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru

dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya

lebih mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk

meraih gelar magister.

Page 6: Karangan Ilmiah

Disertasi

Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru

yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya

ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor.

Karakteristik Karya ilmiah

1. Mengacu kepada teori

Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai

landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah.

Fungsi teori :

a) Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan

b) Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )

Note :

Perbedaan antara makalah, kertas kerja dengan skripsi, tesis, dan disertasi

dapat dilihat dari hal-hal berikut:

(1) kegunaannya,

(2) tebal halaman,

(3) waktu pengerjaan, dan

(4) gelar akademik.

Page 7: Karangan Ilmiah

c) Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan

mendeskripsikan suatu gejala

d) Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.

2. Berdasarkan fakta

Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,

sebenarnya dan konkret.

3. Logis

Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri,

diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.

4. Objektif

Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak

pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi

oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.

5. Sistematis

Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah

disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan

sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.

6. Valid

Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar

menurut aturan ilmiah yang berlaku.

Page 8: Karangan Ilmiah

7. Jelas

Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-

jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan

pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.

8. Seksama

Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan

secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung

kesalahan betapa pun kecilnya.

9. Tuntas

Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi,

supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu

luas.

10. Bahasanya Baku

Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan

bahasa yamg dijadikan tolak ukur atau standar bagi betul tidaknya

penggunaan bahasa.

11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional) Akan

tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat

penulis bernaung tetap harus diperhatikan.

Page 9: Karangan Ilmiah

Langkah-langkah menyusun karangan ilmiah

Secara umum, langkah-langkah menyusun karangan ilmiah adalah sebagai berikut:

1) Memilih topik dan tema

Pengertian topik dan tema sering dikacaukan. Topik adalah bidang medan

atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian.

Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan

inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas

harus dibatasi menjadi sebuah tema.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah

berikut ini.

Isu-isu yang masih hangat.

Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.

Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan

permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.

Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot. Dalam pertimbangan

ini bila akan menulis karya ilmiah bidang pendidikan maka yang

menjadi pertimbangan adalah topic tentang pendidikan.

Cara yang mudah untuk mencari topik adalah dengan membaca secara

cepat berbagai sumber informasi, khususnya tentang pendidikan. Hal ini

bertujuan antara lain:

Page 10: Karangan Ilmiah

o menetapkan topik yang akan dikembangkan,

o mencari kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, dan

o mencari verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan

penulisan atau penelitian.

Selanjutnya penulis perlu membatasi topik. Karena itu, penulis hendaknya:

memilih salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya,

membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan

memilih peristiwa khusus dari pembatasan tersebut.

2) Mengumpulkan bahan

Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai

mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak

maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang

relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang

relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara

sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul

tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan

sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut.

3) Merencanakan kerangka penulisan

Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, serta mengumpulkan

bahan yang relevan, penulis mulai merencanakan susunan kerangka

Page 11: Karangan Ilmiah

penulisan. Ada tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga

alasan tersebut adalah:

penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan

ide-idenya,

penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan, dan

penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.

4) Penulisan

Setelah kerangka penulisan karangan ilmiah tersusun, langkah selanjutnya

yang dilakukan penulis adalah mengembangkan kerangka penulisan tersebut

menjadi paragraf-paragraf pengembangan.

Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal berikut

ini :

Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.

Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada

kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam

paragraf).

Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan

dengan beberapa ide penjelas.

Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.

Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan.

Page 12: Karangan Ilmiah

Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.

5) Penyuntingan, revisi, dan draf final

Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan

memperhatikan beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya

adalah penyuntingan. Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu

sendiri, dapat juga dengan bantuan orang lain.

Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu:

o teknis penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca),

o kalimat,

o paragraf,

o bahasa, dan

o isi.

Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya

tulisnya. Pada akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun

dan dipublikasikan.

Page 13: Karangan Ilmiah

Sikap ilmiah

Sikap ilmiah bagi peneliti adalah sebagai berikut:

sikap ingin tahu : bertanya mengapa, apa, dan bagaimana;

sikap kritis : mencari informasi sebanyak mungkin;

sikap terbuka : menerima pendapat orang lain;

sikap objektif : menyatakan apa adanya;

sikap menghargai orang lain : mengutip karangan orang lain dengan

mencantumkan nama pengarang;

sikap berani mempertahankan hasil penelitian;

sikap futuristik : mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.

Manfaat penyusunan karya ilmiah :

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;

Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;

Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;

Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;

Memperoleh kepuasan intelektual;

Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Page 14: Karangan Ilmiah

Teknik penyajian pengertian dan definisi dalam karangan ilmiah

Dilakukan untuk memberikan kejelasan terhadap judul atau istilah-istilah

yang digunakan dalam karangan atau permasalahan yang dikupas.

Penyajian pengertian dapat dilakukan dengan cara :

Eksplikasi

Memberikan pengertian secara langsung atas suatu istilah.

Contoh :

“yang dimaksud konformitas dalam tulisan ini adala kesesuaian sikap perilaku

dengan nilai dan kaidah yang berlaku”.

Analisis

Memberikan penguraian terhadap suatu objek menjadi bagian-bagian yang

lebih rinci dan setiap bagian didefinisikan lagi sehingga memperjelas bagian

utamanya.

Contoh :

mendefinisikan pohon, maka dilakukan dengan mengurai bagian pohon ke

dalam dahannya- kemudian jadi ranting, kemudian diuraikan lagi ke daun.

Deskripsi

Merupakan pemaparan dengan kata-kata yang jelas.

Page 15: Karangan Ilmiah

Ilustrasi

Penyajian definisi dengan menyertakan gambar, bagan, atau diagram untuk

membantu memberikan penjelasan makna definisi yang diharapkan.

Perbandingan

Diungkapkan dengan melakukan perbandingan, baik membandingkan

definisi lain maupun dengan bagian-bagian objek yang mendefinisikan

sebelumnya. Cara penyajian definisi perbandingan dapat juga dilakukan

dengan mengungkapkan ciri-ciri dari suatu istilah dengan istilah lainnya.

Istilah satu dengan istilah yang lain. Bisa yang bertentangan bisa juga

perbandingan yang sama.

Contoh :

“pendekatan kualitatif ini tentu berbeda dengan pendekatan kuantitatif, pada

pendekatan ini kesimpulannya berupa pemaparan disertai bukti-bukti yang

empiris sedangkan dalam kuantitatif kesimpulannya dinyatakan dengan

angka-angka yang dianalisa.

Contoh :

“sebenarnya pakar politik ekonomi neommarxis masih memiliki pandangan

sama dengan pakar dari mazhab marxis walaupun mereka menyebut mereka

sebagai institutional economists, mereka berpandangan bahwa ekonomi

merupakan barometer dalam politik suatu negara.

Page 16: Karangan Ilmiah

Analogi

Biasanya dilakukan dengan membandingkan suatu subjek dengan jenis yang

berbeda. Misalnya membandingkan kegiatan manusia dengan fenomena

alam.

Contoh :

“memberikan pelajaran kepada anak autis perlu pendekatan personal yang

ada banyak tahapannya seperti halnya membuat sebuah kue yang enak tentu

didukung oleh tahapannya yang benar.

Contoh :

“cintaku kepadamu takkan pernah goyah bagaikan karang di laut.

Eliminasi

Cara mengungkapkan definisi dalam bentuk negasi (penyangkalan, sangkalan

seperti tidak, bukan), yaitu mengeliminasi atau memberi batasan-batasan

definisi tersebut dari aspek-aspek lainnya sehingga ruang lingkupnya

terbatasi oleh pembatas negasi.

Contoh :

“pendekatan linguistik entografi adalah pendekatan penelitian kebahasaan

yang meneliti kebudayaan masyarakat dalam sisi sejarah. ....bahwa penelitian

ini tidak bersifat instant research.”

Page 17: Karangan Ilmiah

Etimologi

Pendefinisian suatu istilah dengan terlebih dahulu mengartikan asal usul

kata atau unsur-unsur pembentuknya.

Contoh :

Secara etimologi, Filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu philia yang berarti

persahabatn atau cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan.

Teknik penyajian penguraian masalah/rumusan masalah

Penguraian dari permasalahan suatu pemikiran ilmiah ke dalam bagian-

bagiannya untuk mempermudah penelitian dan juga penyajian argumen penulis

yang akan disampaikan kepada pembaca.

Penyajian rumusan masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara :

Abstrak

Menuntun pihak pembaca untuk berfikir abstraksi atau menggunakan

kerangka berfikir abstrak dalam memahami masalah. Tidak digambarkan

secara langsung apa masalah yang diangkat, hanya berupa gambaran.

Contoh :

“Banyak sekali masalah yang dihadapi oleh guru saat sekarang dalam

kegiatan belajar mengajar di kelas, hal ini salah satu dampak dari lingkungan

sosial anak yang buruk yang berpengaruh pada perilakunya di kelas”.

Page 18: Karangan Ilmiah

Jelas atau lengkap

Masalah dalam penelitian diuraikan secara lengkap.

Contoh :

“Banyak sekali masalah yang dihadapi oleh guru saat sekarang dalam

kegiatan belajar mengajar di kelas, beberapa masalah itu seperti anak-anak

memiliki kesulitan belajar, anak susah konsentrasi, semakin banyak anak yang

hiperaktif. Hal ini salah satu dampak dari lingkungan sosial anak yang buruk

yang berpengaruh pada perilakunya di kelas”.

Objektif

Mengungkapkan masalah dengan data yang tepat secara objektif.

Contoh :

Tahun 1990, sejak pertama kali diperkenalkan metode communicative

language teaching sudah menjadi metode yang berkembang pesat karena

metode ini sangat tepat dalam mengajarkan bahasa asing.

Bernalar

Menguraikan masalah menggunakan pola hubungan kausal (sebab akibat).

Contoh :

Pengaruh media masa sangat berperan besar terhadap pembentukan

mentalitas anak. Salah satunya tentang kekerasan. Ada proses imitasi sikap

Page 19: Karangan Ilmiah

dari apa yang mereka tonton tersebut yang menyebabkan mereka memiliki

karakter negatif.

Konseptual

Menguraikan masalah didasarkan pada konsep-konsep keilmuan atau sudut

pandang para ahli.

Contoh :

Kepribadian manusia yang ada sekarang merupakan pembentukan dari

segala sesuatu dari masa lalu, hal ini diungkapkan oleh Alfred Adler dalam

teori psokoanalisanya. Untuk itulah peneliti merasa tertarik meneliti tentang

kepribadian manusia.

Page 20: Karangan Ilmiah

Source :

Arifin, Zainal. & Tasai, Amran. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

Mahmudi. 2013. Penuntun Penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo. Ngalimun., Dewi, Candra., Mahmudi. 2013. Bahasa Indonesia di Perguruan

Tinggi. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Suherli. 2010. Menulis Karangan Ilmiah : Kajian dan Penuntun dalam

Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Depok: Arya Duta.