karakteristik perilaku komuter

5

Click here to load reader

Upload: nograito-wimardana

Post on 23-Jun-2015

87 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karakteristik Perilaku Komuter

CURRICULUM VITAE

NAMA : NOGRAITO WIMARDANA T.NIM : L2D007041TEMPAT/TGL LAHIR : KENDAL, 18 SEPTEMBER 1989ASAL : KENDALALAMAT : JL. PILANG NO. 34 RT01/RW08 KEC. BOJA KAB. KENDALNO. HP : 085641771907IPK : 3,53TEMA YANG INGIN DIAMBIL : KARAKTERISTIK PERILAKU KOMUTERALASAN PEMILIHAN TEMA :

Salah satu permasalahan yang ada pada kota-kota besar di Indonesia saat ini terkait bidang transportasi adalah semakin meningkatnya pergerakan yang dilakukan oleh komuter (penglaju) dari wilayah-wilayah pinggiran (sub urban) menuju ke pusat-pusat aktivitas di dalam kota tersebut. Pusat kota sebagai tempat dimana berbagai macam aktivitas berkumpul, seperti belajar, bekerja, hiburan, dan lainnya merupakan daya tarik atau generator utama bagi orang-orang di wilayah pinggiran untuk melakukan pergerakan. Hal tersebut didukung dengan kurangnya kuantitas maupun kualitas dari fasilitas-fasilitas penunjang aktivitas bermukim yang ada di wilayah pinggiran. Akibatnya, masyarakat wilayah pinggiran mau tidak mau harus terus melakukan pergerakan dari rumah ke pusat aktivitas setiap harinya untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Seperti yang kita ketahui, Kota Semarang merupakan salah satu tempat tujuan komuter dari wilayah-wilayah disekitarnya, seperti Kendal (dari arah Barat), Demak (dari arah Timur), hingga Solo (dari arah Selatan). Secara makro, pergerakan antar kota tersebut dapat mempengaruhi pola perkembangan dan struktur dari suatu kota. Akibat pembangunan jalan raya sebagai prasarana penujang pergerakan, struktur kota dapat berubah dan muncul pola dimana dalam kasus ini Kota Semarang sebagai pusat pembangunan dengan kelengkapan berbagai fasilitasnya sedangkan wilayah pinggirannya sebagai tempat untuk masyarakat bermukim dengan pola persebaran kawasannya yang tidak teratur. Hal ini terkadang menyebabkan ketimpangan karena daerah pusat kota menjadi semakin berkembang secara fisik maupun ekonomi sedangkan wilayah pinggiran memiliki keterbatasan untuk melakukan pembangunan. Keterbatasan tersebut bukannya tanpa alasan tetapi karena wilayah pinggiran biasanya dituntut agar sebagian wilayahnya berupa ruang hijau untuk menciptakan keseimbangan dengan tingginya tingkat pembangunan di pusat kota.

Pergerakan komuter yang terus meningkat juga berdampak pada tingginya volume lalu lintas kendaraan di dalam Kota Semarang yang kemudian mengakibatkan kemacetan sehingga meningkatnya polusi udara juga menjadi sulit untuk dihindari. Keadaan yang demikian membuat suasana dalam kota menjadi ruwet, sumpek, panas, dan kurang sehat bagi masyarakat yang beraktivitas di pusat kota karena mereka menghirup udara yang sudah tercemar dengan kadar timbal yang tinggi. Kondisi yang demikian perlu diwaspadai karena selain dapat memicu penyakit fisik, polusi dari asap kendaraan juga dapat memicu penyakit mental seperti sifat agresif dan gelisah (stres). Sebagai contoh, kita dapat melihatnya dari perilaku beberapa pengguna kendaraan yang kurang santun dan tertib bahkan terkadang ugal-ugalan dalam melakukan pergerakan.

Page 2: Karakteristik Perilaku Komuter

Pergerakan dari wilayah pinggiran ke Kota semarang tidak akan terjadi apabila tidak didukung dengan adanya sarana transportasi, baik itu kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Saat ini, kebanyakan masyarakat yang mampu secara ekonomi (golongan pilihwan) cenderung lebih memilih untuk menggunakan moda transportasi pribadi seperti mobil dan motor. Hal ini dikarenakan kendaraan pribadi pada kenyataannya memang lebih baik bagi pemiliknya ketimbang mereka menggunakan angkutan umum yang ada sekarang ini. Dengan kendaraan pribadi, orang dapat berpergian kemana saja mereka mau (aksesibilitas tinggi), waktu tempuh yang lebih singkat karena tidak nge-time, memperoleh kenyamanan, dan pastinya merasa lebih aman karena tidak ada risiko untuk kecopetan. Sedangkan bagi mereka yang kurang mampu (golongan paksawan) terpaksa harus menggunakan angkutan umum dengan berbagai keterbatasan dan ongkosnya yang saat ini semakin mahal.

Gambaran singkat yang telah dijabarkan sebelumnya inilah yang membuat saya tertarik dengan tema “Karakteristik Perilaku Komuter”. Perilaku pergerakan komuter ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perkembangan Kota Semarang. Di satu sisi, dengan adanya komuter maka pusat kota akan menjadi terus berkembang baik itu secara fisik maupun ekonomi. Namun di sisi transportasi, pembangunan terus menerus tersebut akan menjadi masalah apabila tidak diarahkan dan dikendalikan dengan baik karena akan menyebabkan aktivitas pergerakan pusat Kota Semarang sebagai generator menjadi sangat sibuk hingga mungkin pada akhirnya akan terjadi kemacetan total. Selain itu, perilaku komuter juga menyebabkan aktivitas pergerakan jarak jauh menjadi semakin meningkat. Itu berarti, terjadi pemborosan energi dalam jumlah besar dan lebih jauh lagi akan meningkatkan dampak dari pemanasan global.

Berdasarkan pengamatan saya selama ini, apabila nanti setiap pelaku komuter mempunyai kendaraan pribadi masing-masing maka saya pikir hampir semua dari mereka tidak akan mau lagi menggunakan moda transportasi umum. Hal tersebut bisa saja terjadi karena menurut saya saat ini angkutan umum tidak memiliki keunggulan yang benar-benar bermanfaat bagi para penggunanya. Mulai dari waktu tempuh yang lama, kondisi yang tidak aman dan nyaman, pengendara ugal-ugalan, sampai tarifnya yang semakin mahal. Inovasi pemerintah seperti Bus Trans Semarang pun ternyata juga kurang berhasil menarik minat masyarakat. Sebenarnya perilaku komuter tidak bisa disalahkan pada satu pihak tertentu saja. Pemerintah mungkin sudah membuat perencanaan dan kebijakan-kebijakan yang baik namun mungkin belum sepenuhnya telah dilaksanakan. Sedangkan pelaku komuter, juga tidak bisa disalahkan karena setiap orang berhak memilih dimana mereka akan melakukan aktivitas dan memenuhi kebutuhan mereka. Kemudian mungkin terdapat juga faktor-faktor lain yang belum saya ketahui mengenai apa yang mengakibatkan susahnya memperbaiki dan membuat sistem transportasi di Indonesia agar berkelanjutan, khususnya di Kota Semarang. Untuk itu, jika diijinkan saya ingin ikut melakukan penelitian tentang “Karakteristik Perilaku Komuter”. Saya akan menggunakan metode kuantitatif maupun kualitatif untuk melihat bagaimana aktivitas pergerakan komuter ini dapat memberi dampak bagi perkembangan wilayah dan kota. Itulah pandangan saya sebagai mahasiswa yang pernah belajar tentang perencanaan dan pemodelan transportasi. Saya sangat tertarik untuk mendalami ilmu terkait transportasi ini. Untuk itu, sekiranya Bu Anita mengijinkan saya untuk turut serta menjadi anak bimbingnya dalam penyusunan Tugas Akhir semester 8 nanti.

Page 3: Karakteristik Perilaku Komuter

TIMELINE PENELITIAN DAN PENYUSUNAN TUGAS AKHIRSeptember 2010 Oktober 2010 November 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011

Awal perkuliahan semester 7

Masih dalam proses KP

Tugas kuliah semester 7 mulai dikeluarkan

KP selesai, mulai menyusun laporan KP

Mulai mencari bahan dan kajian literatur terkait dengan TA

Persiapan menghadapi UTS Masih dalam proses laporan KP dan

menyelesaikan hal-hal lain terkait KP

Masih mengumpulkan bahan TA dan mencoba menemui dosen pembimbing terkait dengan judul TA

Kursus TOEFL

Menyelesaikan laporan KP dan melakukan asistensi

Pendaftaran KKN Menyiapkan

penyusunan lapoan proposal TA

Asistensi Bab I

KKN Sidang KP Revisi Bab I Mulai

mengerjakan Bab II

KKN selesai Revisi laporan

KP Asistensi bab II Revisi Bab II Survei primer

dan sekunder untuk Bab III, yaitu gambaran umum

Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Asistensi dan

revisi Bab III Mulai menyusun

Bab IV dan jadwal pembuatan TA

Asistensi Bab IV dan revisi

UAS Membuat Bab V

Asistensi dan revisi Bab V dan keseluruhan isi laporan

Sidang Proposal Jika isi proposal

disetujui maka selanjutnya mulai membuat TA

Membuat Bab I dan II diselingi dengan survei pertama

Revisis Bab I dan II

Bab III asistensi hingga revisi Survei kedua Bab IV dimulai asistensi hingga revisi Survei ketiga untuk mengecek

kelengkapan data Bab V asistensi hingga revisi

Bab VI asistensi hingga revisi

Sidang awal Revisi Sidang

pembahasan Revisi

pembahasan

1-10 juli revisi dan kelengkapan TA selesai

Penjilidan dan pengurusan TA dan hingga selesai

Pendaftaran wisuda