karakter burung kutilang pycnonotus aurigaster

29
Karakter Burung Kutilang Pycnonotus aurigaster Tubuh berukuran sedang (20 cm). Topi hitam. Tunggir keputih-putihan. Tungging kuning jingga. Dagu dan kepala atas hi tunggir, dada, dan perut putih. Sayap hitam. Ekor coklat. Iris merah, paruh hitam, kaki hitam. Hidup dalam kelompok yang aktif dan ribut. Sering berbaur dengan cucak lain. Makanan:buah kecil, beberapa serangga. Sarang berbentuk cawan rapi, dari ranting, daun, serat halus. Telur berwarna kemerah-jambuan, berbintik halus padat warna ungu dan abu-abu, jumlah 2-3 butir. Berbiak setiap bulan kecuali November. Habitat Pepohonan terbuka, semak, tepi hutan, vegetasi sekunder, taman, pedesaan, perkotaan. Tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl. Penyebaran Cina selatan, Asia tenggara (kecuali Semenanjung Malaysia), Jawa. Introduksi: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Selatan. Penyebaran Lokal Dijumpai hampir di semua lokasi. Kebun, tegalan, daerah sub urban. Pemukiman, daerah urban, Semarang. Kawasan lahan basah, selain tepi laut. Hutan sekunder, kawasan Gunung Ungaran

Upload: wineng-shiro

Post on 22-Jul-2015

308 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Karakter Burung Kutilang Pycnonotus aurigaster Tubuh berukuran sedang (20 cm). Topi hitam. Tunggir keputih-putihan. Tungging kuning jingga. Dagu dan kepala atas hitam. Kerah, tunggir, dada, dan perut putih. Sayap hitam. Ekor coklat. Iris merah, paruh hitam, kaki hitam. Hidup dalam kelompok yang aktif dan ribut. Sering berbaur dengan cucak lain. Makanan:buah kecil, beberapa serangga. Sarang berbentuk cawan rapi, dari ranting, daun, serat halus. Telur berwarna kemerah-jambuan, berbintik halus padat warna ungu dan abu-abu, jumlah 2-3 butir. Berbiak setiap bulan kecuali November. Habitat Pepohonan terbuka, semak, tepi hutan, vegetasi sekunder, taman, pedesaan, perkotaan. Tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl. Penyebaran Cina selatan, Asia tenggara (kecuali Semenanjung Malaysia), Jawa. Introduksi: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Selatan. Penyebaran Lokal Dijumpai hampir di semua lokasi. Kebun, tegalan, daerah sub urban. Pemukiman, daerah urban, Semarang. Kawasan lahan basah, selain tepi laut. Hutan sekunder, kawasan Gunung Ungaran

Sepah

Berikut ini adalah deskripsi masing-masing jenis burung sepah 1. SEPAH PADANG (Pericrocotus divaricatus) (Inggris: Ashy Minivet; Melayu: Burung Mas Padang) Deskripsi: Burung sepah berukuran besar (20 cm), berwarna hitam, abu-abu, dan putih khas. Perbedaamaya dengan burung kapasan yaitu ukuran lebih besar dan tidak ada garis sayap, dengan Bentet-kedasi yaitu tubuh bagian bawah yang putih dan tunggir abu-abu. Jantan memiliki topi, setrip mata, dan bulu terbang hitam, serta bagian atas abu-abu dan bagian bawah putih. Betina lebih pucat dan lebih abu-abu. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.

Suara: Getaran gemerincing yang dikeluarkan sewaktu terbang. Penyebaran global: Asia timur laut dan Cina timur. Pada musim dingin, bermigrasi ke selatan sampai Asia tenggara, Filipina, dan Sunda Besar. Penyebaran lokal dan status: Tercatat di Sumatera dan Kalimantan bagian utara. Pengunjung tidak tetap di dataran rendah pesisir, jarang ditemukan pada ketinggian lebih dari 900 m. Kebiasaan: Memburu serangga pada tajuk pohon. Sewaktu terbang, kurang terlihat mencolok dibandingkan dengan burung sepah yang berwarna terang. Membentuk kelompok sampai 15 ekor. 2. SEPAH KECIL (Pericrocotus cinnamomeus) (Inggris: Small Minivet) Deskripsi: Berukuran kecil (15 cm), berwarna abu-abu, merah, dan hitam. Perbedaannya dengan burung sepah lain adalah kepala dan mantel jantan abu-abu serta tubuh bagian bawah betina keputih-putihan dan lebih buram. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Suara: Bernada tinggi, berdering tsyi-tsyi-tsyi-tsyi, merupakan panggilan di antara anggota kelompok. ` Penyebaran global: India, Asia tenggara (kecuali Semenanjung Malaysia), Kalimantan,jawa, dan Bali. Penyebaran lokal dan status: Status di Kalimantan tidak diketahui. Pada akhir abad yang lalu, seekor dikoleksi di Kalimantan selatan, mungkin merupakan pengembara dari Jawa. Penghuni tetap di Jawa dan Bali, tersebar luas dan cukup umum terdapat di dataran rendah. Di Sumatera dan Kalimantan, digantikan keberadaannya oleh Sepah tulin. Kebiasaan: Lebih menyukai hutan terbuka, hutan mangrove, tanah pertanian, dan pedesaan. Terbang dalam kelompok kecil yang aktif dan ribut, mencari makan di puncak pohon-pohon yang tinggi. 3. SEPAH TULIN (Pericrocotus igneus) (Inggris : Fierv Minivet; Melayu: Burung Mas Tulin) Deskripsi: Burung sepah berukuran kecil (15 cm), berwarna merah padam dan hitam. Jantan merah terang dengan kepala, punggung, sayap, dan tengah ekor hitam mengkilap serta sapuan jingga pada perut dan sisi ekor. Pada betina, kepala dan punggung abu-abu, muka dan tubuh bagian bawah kuning, berubah menjadi jingga pada penutup bawah ekor dan tunggir.

Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Suara: Meninggi, merdu swii-iit. Penyebaran global: Palawan, Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. Penyebaran lokal dan status: Penetap di Sumatera (termasuk pulau-pulau di sekitarnya) dan Kalimantan. Ditemukan di hutan mangrove dan hutan-hutan sampai ketinggian 200 m di Sumatera. Kebiasaan: Seperti burung sepah yang lain. Catatan: Beberapa pakar burung memperlakukan burung ini sebagai ras dari Sepah kecil. 4. SEPAH DAGU-KELABU (Pericrocotus solaris) (Inggris: Grey-chinned Minivet; Melayu: Burung Mas Dagu Abu-abu) Deskripsi: Burung sepah berukuran sedang (17 cm), berwarna merah atau kuning. Jantan berwarna merah, perbedaannya dengan burung sepah lain yaitu tenggorokan dan penutup telinga yang abu-abu gelap suram. Betina berwarna kuning, ciri utamanya yaitu tidak ada warna kuning pada dahi, penutup telinga, dan tenggorokan. Iris coklat gelap, paruh hitam, kaki hitam. Suara: Lembut, sedikit parau tsii-sip. Penyebaran global: Himalaya, Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. Penyebaran lokal dan status: Penghuni tetap yang umum di pegunungan Sumatera dan Kalimantan bagian utara (dari G. Kinabalu ke selatan sampai Liang Kubung dan Penrissen), di hutan-hutan pada ketinggian antara 1.200-2.000 m. Kebiasaan: Seperti burung sepah yang lain. 5. SEPAH GUNUNG (Pericrocotus miniatus) (Inggris: Sunda Minivet) Deskripsi: Burung sepah berukuran besar (19 cm), berwarna merah dan hitam dengan ekor panjang. Ciri-ciri betina adalah kombinasi kepala hitam, ekor sangat panjang, dan tidak ada warna merah pada bulu sektmder. Betina cukup unik dengan warna bulu hitam dan merah seperti jantan, warna merah meliputi tenggorokan, dagu, dan dahi, serta mantel yang kemerahan. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.

Suara: Keras bergetar cii-cii-cii atau suara keras berkepanjangan tsrii-ii. Penyebaran global: Endemik di Sumatera dan jawa. Penyebaran lokal dan status: Pegunungan di Sumatera (Leuser dan sepanjang Bukit Barisan sampai Dempu) dan jawa. Umum terdapat di hutan pegunungan pada ketinggian 1.200-2.400 m. Di Bali tidak tercatat. Kebiasaan: Hidup dalam kelompok besar sampai berjumlah 30 ekor. Sering mengunjungi puncak-puncak pohon di dalam serta di dekat hutan primer dan perkebunan pinus, kadangkadang mengunjungi lahan pertanian. 6. SEPAH HUTAN (Pericrocotus ammeus) (Inggris: Scarlet Minivet; Melayu: Burung Mas Belukar) Deskripsi: Burung sepah berukuran besar (19 cm), beraneka warna. Jantan berwarna hitam biru dengan dada dan perut merah, begini juga tungging, sisi terluar bulu ekor, dan dua bercak pada sayap. Betina berwarna lebih abu-abu pada punggung. Warna merah pada jantan diganti dengan warna kuning pada betina, yang melebar sampai tenggorokan, dagu, penutup telinga, dan dahi. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Suara: Lembut kru-u-u-ti-tip, ti-tirr atau herr berulang, serta suara bernada tinggi sigit-sigitsigit. Penyebaran global: India, Cina selatan, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, dan Lombok. Penyebaran lokal dan status: Penghuni tetap di Sumatera (termasuk pulau-pulau di sekitarnya), Kalimantan (distribusi terpencar tetapi tercatat di semua daerah), jawa, dan Bali. Secara lokal umum terdapat di dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.500 m (di Jawa lebih tinggi lagi). Gereja Passer montanusKarakter Tubuh berukuran sedang (14 cm). Mahkota warna coklat berangan. Dagu, tenggorokan, bercak pipi dan setrip mata warna hitam. Tubuh bagian bawah kuning tua keabu-abuan. Tubuh bagian atas berbintik coklat dengan tanda hitam dan putih. Remaja: berwarna lebih pucat dengan tanda khas yang kurang jelas.

Iris coklat, paruh abu-abu, kaki coklat. Hidup berkelompok. Mencari makan di tanah. Makanan: biji-bijian, buah kecil, serangga. Sarang berbentuk kubah tidak rapih, dari jalinan rumpur kering, dilapisi bulu di bagian dalam, pada vegetasi lebat, lubang pohon, sudut bangunan. Telur berwarna putih, berbintik halus coklat abu-abu, jumlah 3-6 butir. Berbiak sepanjang tahun. Habitat Berasosiasi dekat dengan manusia. Lahan pertanian, kebun, tegalan, sawah, pedesaan, perkotaan. Tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl. Penyebaran Erasia, India, Cina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Filipina, Australia, Pasifik. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Papua. Penyebaran Lokal Dijumpai hampir di semua lokasi. Kawasan lahan basah, sampai dekat pantai. Kebun, tegalan, daerah suburban. Pemukiman daerah urban, Semarang. Status Penetap. Jumlah sangat banyak dan frekuensi sangat sering. Peringkat perjumpaan: (1) sangat mudah.

Wallet Collocalia linchiiKarakter Tubuh berukuran kecil (9 cm). Warna hitam biru mengkilat. Ekor sedikit bertakik. Dagu abu-abu. Perut putih mencolok. Walet paling kecil dan paling umum di seluruh Sunda Besar dan Nusa Tenggara. Menukik untuk minum air di sungai atau kolam. Jarang sekali bertengger. Tidak menggunakan ekholokasi. Makanan: serangga kecil. Sarang berbentuk cawan dari lumut, rumput, atau tumbuhan, pada dekat mulut gua. Telur berbentuk lonjong, berwarna putih, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun. Habitat Semua tipe hutan, lahan pertanian, perkotaan. Penyebaran Sumatera pegunungan tinggi, Jawa, Timor. Penyebaran Lokal Dijumpai di hampir seluruh lokasi. Status Penetap. Jumlah banyak dan frekuensi sangat sering.

Perkutut jawa Geopelia striata

Karakter Tubuh berukuran kecil (21 cm). Tubuh ramping, ekor panjang. Kepala abu-abu, leher dan bagian sisi bergaris halus, punggung coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar ekor kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh abu-abu biru, kaki merah jambu tua. Hidup berpasangan atau kelompok kecil. Makan di permukaan tanah. Kadang berkumpul untuk minum di sumber air. Makanan: biji-bijian, serangga. Sarang berbentuk datar tipis dari ranting-ranting. Telur berwarna putih, jumlah 2 butir. Berbiak bulan Januari-September. Habitat Hutan terbuka. Penyebaran Filipina, Semenanjung Malaysia. Sumatera, Jawa, Bali, Lombok. Introduksi: Asia tenggara dan pulau lain di Indonesia. Tersebar sampai ketinggian 900 m dpl. Penyebaran Lokal Wanawisata Tinjomoyo, Gunungpati, Semarang: hutan sekunder. Status Penetap.

Jumlah dan frekuensi sangat jarang. Peringkat perjumpaan: (4) agak sulit.

Cikrak muda Seicercus grammiceps

Karakter Tubuh berukuran kecil (10 cm). Kepala coklat berangan. Alis mata gelap. Lingkar mata putih sempit. Tubuh bagian atas zaitun keabuabuan. Tunggir keputihan (Jawa) atau abu (Sumatera). Pinggir penutup sayap kuning, membentuk dua garis melintang pada sayap. Tubuh bagian bawah keputihan. Iris coklat kemerahan, paruh hitam, kaki jingga. Bergabung dalam kelompok campuran. Berburu serangga di lapisan bawah hutan.

Makanan: ulat kupu, tempayak, telur serangga, serangga kecil. Sarang berbentuk bola berongga, dari akar, lumut, tersembunyi pada lumut epifit atau semak rendah. Telur berwarna putih, jumlah 2-3 butir. Berbiak bulan Januari, Februari, April, Juni-September. Habitat Hutan lebat, tepi hutan, hutan pegunungan. Tersebar pada ketinggian 800-2.500 m dpl. Penyebaran Sumatera, Jawa, Bali. Penyebaran Lokal Hutan primer, kawasan Gunung Ungaran: Gedongsongo, Ambarawa. Medini, Limbangan, Kendal. Status Penetap. Endemik. Jumlah sedang dan frekuensi agak sering. Peringkat perjumpaan: (3) sedang. Cabai jawa Dicaeum trochileum

Karakter Tubuh berukuran sangat kecil (8 cm). Jantan: Kepala, punggung, tunggir, dada merah padam atau agak kejinggaan. Sayap dan ujung ekor hitam. Perut putih keabu-abuan. Ada bercak putih pada lengkung sayap. Betina: Tunggir merah. Tubuh bagian atas lainnya coklat, tersapu merah pada kepala dan mantel. Tubuh bagian bawah putih buram. Muda: Tubuh bagian atas coklat kehijauan. Bercak jingga pada tunggir. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Bersifat aktif terbang hilir mudik dengan cepat. Sering mengunjungi benalu untuk memakan buahnya yang lengket. Makanan: buah benalu, biji, serangga kecil. Sarang berbentuk kantung menggantung, dari rumput dilapisi kapas rumput, pada ujung pohon tinggi. Telur berbintik tipis, jumlah 2 butir. Berbiak bulan Januari-Oktober, April, Mei. Habitat Pekarangan, perkotaan, habitat terbuka, pantai, hutan mangrove.

Penyebaran Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Lombok. Penyebaran Lokal Dijumpai hampir di semua lokasi. Kebun, Tegalan, daerah sub urban. Pemukiman, daerah urban, Semarang. Tidak dijumpai di kawasan lahan basah, dekat pantai. Status Penetap. Jumlah sedang dan frekuensi sering. Peringkat perjumpaan: (1) sangat mudah. Tekukur biasa Streptopelia chinensis

Karakter Tubuh berukuran sedang (30 cm). Warna coklat kemerahjambuan. Ekor tampak panjang. Bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh. Ada bercak-bercak hitam putih khas pada leher. Iris jingga, paruh hitam, kaki merah. Hidup dekat dengan manusia. Mencari makan di permukaan tanah. Sering duduk berpasangan di tempat terbuka. Bila terganggu terbang rendah di permukaan tanah, dengan kepakan sayap pelan. Makanan: biji rumput. Sarang sederhana, datar, berupa ranting tersusun pada semak-semak rendah. Telur berwarna putih polos, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang waktu.

Habitat Tempat terbuka, lapangan, kebun, tegalan, perkampungan. Penyebaran Asia tenggara, Sunda Besar. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara. Introduksi: Sulawesi, Maluku. Penyebaran Lokal Bandara A. Yani, Semarang: kawasan lahan basah. Jrakah, Tugu, Semarang: kawasan lahan basah. Sungai Banjirkanal Timur, Genuk, Semarang: kawasan lahan basah. Tambaksari, Sayung, Demak: kawasan lahan basah. Tembalang, Semarang: kebun, tegalan. Sekaran, Gunungpati, Semarang: kebun, tegalan. Wanawisata Tinjomoyo, Gunungpati, Semarang: hutan sekunder. Wanawisata Penggaron, Ungaran: hutan sekunder. Status Penetap. Jumlah sedang dan frekuensi sering. Peringkat perjumpaan: (1) sangat mudah. Wallet sarang putih Collocalia fuciphaga

Karakter Tubuh berukuran agak kecil (12 cm). Tubuh bagian atas coklat kehitaman. Tunggir coklat atau abu-abu pucat (Jawa), atau coklat tua (Sumatera, Kalimantan, ras vestita). Ekor sedikit menggarpu. Tubuh bagian bawah coklat. Iris coklat tua, paruh dan kaki hitam. Hampir sulit dibedakan dengan W. sarang-hitam, W. sarang-lumut, dan W. gunung, kecuali dalam sarang. Makanan: serangga kecil. Sarang berupa air liur pada celah batu karang atau gua. Telur berwarna putih, jumlah 2 butir. Habitat Umum terdapat di semua tempat.

Tersebar sampai ketinggian 2.800 m dpl. Penyebaran Cina selatan, Asia tenggara, Filipina, Sunda Besar. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara. Penyebaran Lokal Kota lama, daerah pesisir Semarang (budidaya). Status Penetap. Jumlah dan frekuensi sedang. Peringkat perjumpaan: (3) sedang.

Srigunting kelabu Dicrurus leucophaeus

Karakter Tubuh berukuran sedang (29 cm). Tubuh warna abu-abu. Ekor panjang menggarpu dalam. Ras bervariasi dalam kepucatan warna.

Ras Kalimantan stigmatops mempunyai bercak keputihan di sekitar mata. Iris merah, paruh hitam abu-abu, kaki hitam. Hidup berpasangan, hinggap pada cabang terbuka atau tanaman merambat di tempat terbuka. Menyambar serangga yang lewat. Terbang naik atau menukik untuk menangkap mangsa yang terbang. Makanan: semut, lebah, belalang, jengkerik, kumbang. Sarang berbentuk cawan terjalin pada cabang menggarpu sekitar 10 m dari permukaan tanah. Telur berwarna keputih-putihan berbintik coklat, jumlah 2-3 butir. Berbiak bulan Januari-Agustus. Habitat Hutan terbuka, tepi hutan, perbukitan, gunung. Tersebar pada ketinggian 600-2.500 m dpl. Penyebaran Afganishtan, Cina, Asia tenggara, Palawan, Sunda Besar. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara. Penyebaran Lokal Gedongsongo, Ambarawa: hutan pinus, hutan sekunder. Medini, Limbangan, Kendal: hutan primer. Status Penetap. Jumlah dan frekuensi sangat jarang. Peringkat perjumpaan: (5) sangat sulit.

Cipoh kacat Aegithina tiphia

Karakter Tubuh berukuran kecil (14 cm). Berwarna hijau dan kuning dengan dua garis putih mencolok pada sayap. Tubuh bagian atas hijau zaitun. Sayap kehitaman. Sisi bulu sayap putih. Lingkar mata kuning. Tubuh bagian bawah kuning. Ras masing-masing pulau bervariasi warna hijaunya. Iris putih keabu-abuan, paruh hitam kebiruan, kaki hitam kebiruan. Hidup sendiri atau berpasangan. Berlompatan di cabang-cabang pohon kecil. Makanan: ulat kupu, semut, kumbang, laba-laba, telur serangga, biji-bijian. Sarang berbentuk cawan rapi, dari tumbuhan halus, diantara dahan pohon berdaun, biasanya hanya beberapa meter dari tanah.

Telur beranekawarna putih, merah jambu, abu-abu, berbintik atau berbercak merah, abu-abu, coklat, nila, jumlah 2 butir. Berbiak bulan Maret-Juni. Habitat Hutan terbuka, hutan sekunder, hutan mangrove, taman. Tersebar sampai ketinggian 1.000 m dpl. Penyebaran India, Cina barat daya, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Palawan, Sunda Besar. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali. Penyebaran Lokal Tembalang Semarang: kebun, tegalan. Semarang: Taman PKK. Kreo, Gunungpati, Semarang: hutan sekunder. Wanawisata Tinjomoyo, Gunungpati, Semarang: hutan sekunder. Sekaran, Gunungpati, Semarang: kebun, tegalan. Wanawisata Penggaron, Ungaran: hutan sekunder. Semirang, Ungaran: hutan sekunder. Gedongsongo, Ambarawa: hutan sekunder. Medini, Limbangan, Kendal: hutan sekunder. Gonoharjo, Limbangan, Kendal: hutan sekunder. Status Penetap.

Jumlah sedang dan frekuensi sangat sering. Peringkat perjumpaan: (1) sangat mudah. Bondol jawa Lonchura leucogastroides

Karakter Tubuh berukuran agak kecil (11 cm). Berwarna hitam, coklat, dan putih. Tubuh agak bulat. Tubuh bagian atas coklat tanpa coretan. Muka dan dada atas hitam. Sisi perut dan tubuh putih. Ekor bawah coklat tua. Iris coklat, paruh atas gelap, paruh bawah biru, kaku keabu-abuan. Membentuk kelompok besar saat musim panen padi, tapi biasanya berpasangan atau dalam kelompok kecil. Mencari makan di atas tanah atau memetik biji bulir rerumputan. Menghabiskan banyak waktu dengan bersuara gaduh dan menelisik di pepohon besar.

Makanan: biji-bijian rumput, padi. Sarang berbentuk bola berongga longgar, dari potongan rumput dan bahan lain, pada pohon cukup tinggi. Telur berwarna putih, jumlah 4-5 butir. Berbiak sepanjang tahun. Habitat Semua lahan pertanian, lahan berumput alami, pepohonan. Penyebaran Sumatera, Jawa, Bali, Lombok. Penyebaran Lokal Dijumpai di banyak lokasi. Lahan basah selain tepi pantai. Kebun, tegalan, daerah suburban. Taman kota. Status Penetap. Jumlah banyak dan frekuensi banyak. Peringkat perjumpaan: (1) sangat mudah.

Cica-koreng Jawa Megalurus palustris

Karakter Tubuh berukuran besar (26 cm). Warna coklat. Ada coretan hitam tebal pada punggung. Alis mata kuning tua. Ekor sangat memanjang dan menajam. Tubuh bagian atas coklat kemerahan terang. Coretan hitam pada punggung dan penutup sayap. Tubuh bagian bawah keputihan. Coretan hitam pada dada. Sisi tubuh dan penutup ekor tersapu merah karat. Iris coklat, paruh atas hitam, paruh bawah kemerahjambuan, kaki merah jambu. Hidup sebagian di atas tanah, berlari di bawah rumpun lebat. Sering bertengger mencolok di tempat terbuka sambil bernyanyi. Makanan: kumbang, belalang, serangga. Sarang berbentuk bola, teranyam pada gelagah.

Telur berwarna merah jambu, berbintik halus merah dan ungu, jumlah 2-3 butir. Berbiak setiap tahun, kecuali bulan November. Habitat Lapangan rumput terbuka, rumpun gelagah, bambu, semak sekunder, kebun teh. Tersebar sampai ketinggian 2.000 m dpl. Penyebaran India, Cina, Filipina, Asia tenggara (kecuali Semenanjung Malaysia). Kalimantan, Jawa, Bali. Penyebaran Lokal Medini, Limbangan, Kendal: perkebunan teh. Status Penetap. Jumlah sedang dan frekuensi sangat sering. Peringkat perjumpaan: (1) sangat mudah.Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps

Karakter Tubuh berukuran kecil (11 cm). Jantan: Mahkota, dagu, tenggorokan, dan pipi merah karat. Bulu lain abu-abu. Perut putih. Betina: Kepala tidak semerah jantan. Pipi dan kerongkongan atas putih. Iris coklat kemerahan, paruh coklat, kaki merah jambu. Aktif di lantai hutan dan puncak pohon. Makanan: kaba-laba, ulat, serangga kecil. Sarang berupa kantung yang dijahit dari daun besar atau beberapa lembar daun kecil, direkatkan dengan jaring laba-laba. Sarang terbuat dari akar halus, biji kapuk, dihiasi kantung telur laba-laba dan kepompong kupu. Telur berwarna agak putih berbintik kemerah-jambuan, jumlah 2-3 butir. Berbiak sepanjang tahun, kecuali bulan Agustus.

Habitat Hutan terbuka, tepi hutan, hutan mangrove, semak tepi pantai, kebun, vegetasi sekunder, rumpun bambu. Tersebar sampai ketinggain 950 m dpl. Penyebaran Palawan, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar. Sumatera, Kalimantan, Jawa. Penyebaran Lokal Jrakah, Tugu, Semarang: kawasan lahan basah. Wanawisata Tinjomoyo, Semarang: hutan sekunder. Gua Kreo, Gunungpati, Semarang: hutan sekunder. Jimbaran, Bawen: hutan sekunder. Medini, Limbangan, Kendal: hutan primer. Gonoharjo, Limbangan, Kendal: kebun campur. Wanawisata Penggaron, Ungaran: hutan sekunder. Semirang, Ungaran: hutan sekunder. Tambaksari, Sayung, Demak: mangrove, kawasan lahan basah. Status Penetap. Jumlah sedang dan frekuensi agak jarang. Peringkat perjumpaan: (3) sedang.

Pipit bengala Amandava amandava (Estrildidae) Red Avadavat

Karakter Tubuh ukuran kecil (10 cm). Jantan: Warna merah padam. Sayap dan ekor kehitaman. Ada bintik-bintik pada sisi tubuh. Sayap dan tunggir berbintik putih kecil. Betina: Tubuh bagian bawah kuning tua abu-abu. Mantel coklat. Tunggir merah. Sayap dan ekor kehitaman. Ada beberapa bintik putih pada sayap. Iris coklat, paruh merah, kaki merah daging. Terbang cepat dalam kelompok yang tidak kenal lelah. Makanan: padi, biji rumput. Sarang berbentuk bola khas, dari rumput, pada vegetasi rendah berpaya atau berumput. Telur berwarna putih, jumlah 5-6 butir.

Berbiak bulan Mei, Juni, Desember. Habitat Semak, padang rumput, lahan pertanian, sawah, rumpun gelagah. Tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl. Penyebaran Pakistan, Cina barat daya, Asia tenggara. Jawa, Bali, Nusa Tenggara. Introduksi: Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Filipina. Penyebaran Lokal Tercatat sekali di Wanawisata Penggaron, Ungaran. Pedalangan, Banyumanik, Semarang: persawahan. Status Status menunggu konfirmasi.