kapitalisme valentine

8
MAKALAH GLOBALISASI DAN KAPITALISME “PERAYAAN VALENTINE’S DAY SEBAGAI PROYEK GLOBALISASI BUDAYA” Disusun oleh: Deska Rullyta A F1A012077 Fuad Ma’mun Imron F1A012079 KEME!ERIA "EDIDIKA DA KE#$DA%AA A&I'A( $I)ER&I!A& *EDERA( &'EDIRMA FAK$(!A& I(M$ &'&IA( DA I(M$ "'(I!IK *$R$&A &'&I'('+I "$R,'KER!' 201- "endahuluan 0

Upload: fuad-mamun-imron

Post on 05-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Makalah GKD

TRANSCRIPT

MAKALAH GLOBALISASI DAN KAPITALISMEPERAYAAN VALENTINES DAY SEBAGAI PROYEK GLOBALISASI BUDAYA

Disusun oleh:

Deska Rullyta AF1A012077Fuad Mamun ImronF1A012079

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKJURUSAN SOSIOLOGIPURWOKERTO2015

PendahuluanA. Latar Belakang Globalisasi merupakan fenomena kehidupan manusia yang terus bergerak dalam masyarakat dan merupakan bagian dari proses manusia global itu sendiri. Dengan adanya teknologi komunikasi dan teknologi informasi mempercepat dan mempermudah proses globalisasi tersebut. Globalisasi terdapat diseluruh aspek penting kehidupan manusia dan menciptakan permasalahan baru yang harus diselesaikan agar globalisasi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kehidupan manusia. Globalisasi adalah istilah yang muncul sekitar 25 tahun yang lalu dan menjadi ideologi baru sekitar 15 tahun terakhir. Globalisasi sangat mudah dikenal dan diterima oleh masyarakat diseluruh dunia karena keberadaannya ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat mengubah dunia secara mendasar. Pengertian dari globalisasi yaitu bergerak bebas dan terbukanya perdagangan dalam hal barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain yang masuk tidak hanya barang dan jasa saja tetapi teknologi, pendidikan, pola konsumsi dan nilai budaya. Karena dunia ditandai dengan kemajemukan budaya atau pluralitas budaya sehingga globalisasi ditandai dengan peristiwa yang terjadi diseluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus saling mempengaruhi antar budaya. Pertemuan antar budaya tidak selalu sebagai proses dua arah yang seimbang tetapi juga dapat mendominasi antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya, misalnya seperti pengaruh budaya Barat lebih kuat daripada budaya negara Timur. Globalisasi telah mempengaruhi semua aspek kehidupan dalam masyarakat, mulai dari aspek ekonomi, pendidikan, dan bahkan budaya. Kebudayaan sendiri dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau persepsi yang dianut oleh masyarakat mengenai suatu hal. Nilai dan perspektif berkaitan erat dengan kejiwaan manusia yang disadarinya. Sedangkan, kejiwaan sendiri berkaitan dengan apa yang dipikirkan. Pemikiran ini muncul karena adanya pendidikan dari apa yang dipelajari di lingkungan. Sedangkan lingkungan menyediakan berbagai hal yang baik maupun yang buruk dan semua itu sebelum diambil haruslah melalui pemilihan-pemilihan yang baik, karena tanpa penyaringan pemilihan akan terjadi adopsi nilai yang buruk dan pada akhirnya menghasilkan manusia yang berbudaya buruk pula.Salah satu bentuk kebudayaan yang sudah mengglobal salah satunya adalah perayaan hari valentine di setiap tanggal 14 Februari yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja bahkan orang tua sekalipun. Setiap memasuki Bulan Februari, di pusat-pusat perbelanjaan, media massa dan berbagai event show di tempat umum lainnya digelar dengan menyuguhkan satu tema, Valentines day yang jatuh setiap tanggal 14 Februari.

Para remaja hingga orang dewasa di Indonesia merayakan hari valentine sebagai hari kasih sayang kepada sesama umat manusia. Hari valentine identik dengan memberikan coklat kepada orang yang disayangi, memberikan bunga, atau sekedar ucapan-ucapan yang menunjukkan kasih sayang. Perayaan hari valentine diketahui oleh masyarakat Indonesia dikarenakan pengaruh globalisasi yang menyebar secara luas. Masyarakat Indonesia menganggap apabila mengikuti kebudayaan barat akan dikatakan sebagai masyarakat yang modern dan tidak ketinggalan zaman.

B. Perumusan Masalah Bagaimana pengaruh perayaan Valentines day bagi masyarakat di Indonesia? Apakah perayaan Valentines day didukung sepenuhnya oleh kaum Kapitalis?

Pembahasan

A. Sejarah Valentines dayFelix Siauw (2013) dalam bukunya UdahPutusinAja! menjelaskan bahwa perayaan Valentines day dimulai pada saat peradaban Romawi serta Yunani. Jauh sebelum dunia mengenal hari kasih sayang, orang-orang Romawi sudah mengenalnya dengan nama Festival Lupercalia. Festival ini merupakan serangkaian perayaan yang khusus dipersembahkan kepada Lupercus sang Dewa Kesehatan dan Kesuburan dan Juno Februa yang juga Dewi Pernikahan dan Kesuburan. Festival Lupercalia rutin diselenggarakan setiap tahunnya pada 13-15 Februari. Lupercus dalam mitologi Romawi adalah Dewa Kesuburan Seksual yang diilustrasikan sebagai manusia berkaki dan berkepala kambing. Dewa Kesuburan ini menjadi lambang regeneratif lelaki dan wanita. Adapun Juno Februa, Dewi Pernikahan dan Kesuburan dilukiskan memakai mantel dari kulit kambing sebagai symbol kesuburan. Ia merupakan istri dari pemimpin para dewa, Jupiter.

Dalam satu kisah legenda diceritakan bahwa Lupercus mempunyai hubungan perselingkuhan dengan Dewi Kecantikan dan Dewi Cinta atau lebih dikenal dengan nama Aphrodite. Bahkan menurut legenda lainnya, Aphrodite sangat tertarik dengan ketampanan anaknya hasil hubungan dengan Lupercus sehingga melakukan hubungan badan dengan anaknya sendiri. Festival Lupercalia sendiri diselenggarakan pada tanggal 13-15 Februari untuk meneladani semangat Lupercus, Juno Februa serta Aphrodite. Perayaan festival ini dimulai dengan menaruh nama-nama wanita perawan di sebuah wadah dalam kertas-kertas yang berbeda. Kemudian kaum pria maju satu per satu untuk mengambilnya secara acak. Siapa yang terpilih itulah akan menjadi partner untuk melakukan hubungan layaknya suami-istri sepanjang malam itu. Setelah itu berlanjut menjadi pasangan hingga tahun berikutnya berganti pasangan lagi sesuai undian yang diperoleh secara acak.

B. Perayaan Valentine di IndonesiaIndonesia merupakan salah satu negara yang menganut budaya ketimuran dalam era saat ini turut ikut terpengaruh serta merayakan budaya yang dibawa oleh arus globalisasi. Perayaan Valentine di Indonesia saat ini semakin semarak. Sejumlah pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia sibuk mengadakan berbagai acara dan diskon besar-besaran terkait dengan momen hari kasih sayang. Beberapa mall mengubah penampilan pusat perbelanjaannya dengan warna serba pink, warna yang sering disimbolkan sebagai warna cinta. Sejumlah outlet berbenah membuat tempat khusus yang kental nuansa Valentine. Bunga dan boneka serta coklat tampak menjadi andalan mereka untuk menarik minat pengunjung. Karyawan outlet pun diwajibkan memakai baju pink.

Namun di era yang semakin bebas saat ini, perayaan hari Valentine di berbagai daerah Indonesia identik dengan perayaan seks bebas. Setidaknya fenomena itu terlihat dari peningkatan penjualan alat kontrasepsi di sejumlah tempat di Medan, yang meningkat hingga 100 persen dari penjualan di hari-hari biasanya. Seorang karyawan apotek yang bernama Tina di Jalan HM Yakin itu mengaku telah menjual setidaknya 70 bungkus kondom hari ini. Padahal di hari biasanya hanya sekitar 10 bungkus saja yang terjual. Tina mengaku, kebanyakan kondom yang terjual adalah kondom yang memiliki rasa. Padahal kondom jenis itu biasanya tak digunakan oleh pasangan suami istri yang bertujuan untuk mencegah kehamilan. Selain itu pembeli rata-rata masih muda-muda (Okezone.com, 2015).

Daerah lain di Indonesia tepatnya di Surabaya, beberapa gerai tidak malu-malu lagi memajang paket cokelat Valentine Day yang dibanderol langsung dengan sebungkus kondom. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku menemukan paket produk Hari Valentine berupa paket cokelat-kondom dan cokelat-kondom-minuman keras di sejumlah minimarket Surabaya. Dalam razia gabungan melibatkan Satpol PP, Linmas, TNI dan Polri yang digelar serentak di seluruh wilayah Surabaya, petugas menemukan paket produk di Surabaya selatan berupa paket cokelat dan kondom (Kompas.com, 2015).

Bergeser sedikit ke kota Malang. Di daerah Batu, Malang ternyata ada sebuah baliho sebuah hotel yang berpromosi untuk paket valentine. Dalam promonya disebutkan berbagi kasih di bulan valentine Februari promo (weekday) dapatkan diskon 50% untuk setiap kekasih yang menginap (Surabaya.bisnis.com, 2015).

C. Valentines Day : Kapitalis cintaValentines day saat ini nampaknya merupakan bentuk nyata dari globalisasi kebudayaan. Globalisasi yang melanda dunia saat ini ditandai dengan homogenisasi food (makanan), fun (hiburan), fashion (mode) dan thought (pemikiran). Globalisasi yang sarat menyebarkan budaya konsumtif, bergaya hidup hedonis serta berfikir materialis. Kaum kapitalis terlihat lihai memanfaatkan momen ini dan sengaja menyebarkannya ke seluruh dunia. Tujuan mereka satu, yakni mencari keuntungan dengan sebanyak-banyaknya.

Di Indonesia, para pemilik modal atau kapitalis dengan cerdiknya menyebarkan virus Valentine agar produk dagangan mereka laku keras di pasaran. Valentine day kini sudah menjadi trend dan budaya generasi pemuda di negeri ini. Valentine day telat menjadi alat komoditas pagi para kaum pemilik modal untuk membentuk watak konsumeristik bagi masyarakat.

Seiring dengan berjalannya waktu pada tiap tahunnya, perayaan Valentine menjadi semacam suatu keharusan untuk dirayakan. Setiap tanggal 14 Februari, seakan-akan menjadi suatu keharusan memberikan cokelat atau hadiah kepada yang tercinta. Pertokoan di Indonesia turut serta membangun atmosfer hari Valentine. Dekorasi warna pink, promosi cokelat, pajangan, boneka hari dan sebagainya. Para anak muda, ABG, bahkan anak-anak beramai-ramai mendatangi toko membeli semua yang dibutuhkan untuk perayaan ini. Tak hanya itu, media massa juga turut bekerja sama dalam membangun atmosfer perayaan ini. Acara-acara di televisi memutarkan film-film cinta romantis, siaran di radio memutarkan lagu-lagu melankolis penuh arti. Restoran dan hotel-hotel menggelar berbagai promo paket Valentine, agen biro perkawinan memakai tema ini untuk bisnis dan sebagainya. Dan pada saat hari Valentine, mereka langsung memberikan hadiah dan cokelat mereka.

Penutup

Perayaan hari kasih sayang atau hari Valentine kini sudah menjadi salah satu perayaan budaya di Indonesia. Setiap tanggal 14 Februari dinilai tidak lebih dari bentuk kebebasan berbudaya yang diadopsi dari budaya barat, tanpa tahu dampak dari budaya tersebut bagi masyarakat Indonesia. Akibat dari globalisasi pula, kebebasan berbudaya terjadi di Indonesia. Kalangan remaja kini berada di dalam kondisi yang serba bebas, tanpa aturan main dan tidak sesuai dengan budaya ketimuran. Bisa dilihat dari berbagai kota di Indonesia bahwa penjualan kondom meningkat drastis bahkan ada baliho hotel yang menawarkan promo khusus bagi sepasang kekasih khusus di hari Valentine.

Masyarakat Indonesia hendaknya harus melihat lagi apakah budaya valentine sesuai dengan budaya Indonesia, tidak serta merta menerima budaya luar yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Selayaknya masyarakat harus mengedepankan nilai-nilai moral dalam setiap tindak-perilaku. Sehingga ada penguatan identitas diri sehingga tidak mudah terpengaruh budaya negatif globalisasi.

Daftar Pustaka

Felix Y. Siauw, 2013. UdahPutusinAja!. Mizan Pustaka. Bandunghttp://regional.kompas.com/read/2015/02/14/13211421/Risma.Paket.Cokelat.Kondom.dan.Bir.Ditemukan.di.Surabaya (Diakses 28 Mei 2015)http://news.okezone.com/read/2015/02/15/340/1105963/valentine-penjualan-kondom-di-medan-meningkat-100-persen (Diakses 28 Mei 2015)http://surabaya.bisnis.com/read/20150127/4/77862/diskon-50-untuk-kekasih-menginap-dewan-semprot-promosi-hotel (Diakses 28 Mei 2015)

7