kalibrasi dan karakterisasi pencacah...

24
1 LAPORAN PENELITIAN HIBAH TEACHING DRANT PROGRAM SP4 BATCH I TAHUN ANGGARAN 2005 KALIBRASI DAN KARAKTERISASI PENCACAH PUTARAN BERBASIS MIKROKONTROLER Penanggung Jawab Kegiatan Penelitian : Drs. SUMARNA AGUS PURWANTO, M. Sc. Drs. A. MARYANTO RESTU WIDIATMONO, M. Si. PUJIANTO, S.Pd. Si. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2005 Penelitian ini dibiayai oleh : Program SP4 Batch I Tahun II Jurdik Fisika Nomor Kontrak : 04/Kontrak/J.35/KU/VI/2005 Tanggal 6 Juni 2005

Upload: lecong

Post on 16-Aug-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

LAPORAN PENELITIAN

HIBAH TEACHING DRANT PROGRAM SP4 BATCH I

TAHUN ANGGARAN 2005

KALIBRASI DAN KARAKTERISASI PENCACAH PUTARAN

BERBASIS MIKROKONTROLER

Penanggung Jawab Kegiatan Penelitian :

Drs. SUMARNA

AGUS PURWANTO, M. Sc.

Drs. A. MARYANTO

RESTU WIDIATMONO, M. Si.

PUJIANTO, S.Pd. Si.

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2005

Penelitian ini dibiayai oleh : Program SP4 Batch I Tahun II Jurdik Fisika

Nomor Kontrak : 04/Kontrak/J.35/KU/VI/2005 Tanggal 6 Juni 2005

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya dipanjatkan ke hadlirat Alloh S.w.t., Tuhan

seru sekalian alam, atas segala karunia-Nya sehingga dapat tersusun laporan penelitian

mengenai Kalibrasi dan Karakterisasi Pencacah Putaran Berbasis Mikrokontroler.

Penelitian ini dapat terlaksana juga karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya

disampaikan kepada :

1. Pimpinan Proyek Pengembangan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan kesempatan,

2. Pimpinan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan dorongan,

3. Teman-teman dosen di Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY atas diskusi dan

masukan-masukannya,

4. Berbagai pihak yang tidak sempat disebutkan satu per satu yang telah membantu

terselenggaranya penelitian ini.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat. Koreksi dan saran dari para pengguna

dan pemerhati diterima dengan hati terbuka dan penuh penghargaan.

Yogyakarta, 20 Nopember 2005

a/n. Tim Peneliti,

Sumarna

Agus Purwanto

A. Maryanto

Restu Widiatmono

Pujianto

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

2. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

3. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

4. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

BAB II KAJIAN TEORITIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

1. Konsep Dasar Pencacahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

2. Mikrokontroler AT89 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

1. Obyek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

2. Teknik Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

3. Instrumen Untuk Mendapatkan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

4. Teknik Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

1. Realisasi Instrumen Pencacah Putaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

2. Realisasi Program . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20

4

KALIBRASI DAN KARAKTERISASI PENCACAH PUTARAN

BERBASIS MIKROKONTROLER

(Oleh : Sumarna, Agus Purwanto, A. Maryanto, Restu Widiatmono, Pujianto)

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk membuat alat ukur pencacah putaran yang

berbasis mikrikontroler dengan waktu respon, ketepatan dan resolusi yang memadai (dapat

memenuhi kebutuhan pengukuran sederhana sehari-hari), serta untuk mengetahui putaran

tertinggi yang dapat terukur dengan benar.

Hasil dari penelitian ini adalah telah dibuat alat ukur pencacah putaran yang

berbasis mikrikontroler dengan waktu respon 7,89 x 10-3

detik; ketepatan 99,2 %; dan

resolusi 0,00789 putaran (untuk piringan dengan demensi seperti pada instrumen

penelitian). Putaran tertinggi yang dapat terukur dengan benar adalah 127 putaran per detik

atau 7620 rpm (putaran per menit).

5

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pencacah (counter) dan pewaktu (timer) merupakan piranti yang sangat berguna

dalam menentukan baik cacah (frekuensi) maupun selang (durasi) terjadinya suatu

peristiwa atau proses, terutama bagi peristiwa atau proses yang berulang (periodik). Salah

satu kegunanannya adalah dengan mengetahui frekuensi terjadinya suatu peristiwa dapat

ditentukan besaran lain yang terkait dengan frekuensi tersebut seperti energi. Persoalan

pencacah dan pewaktu pada umumnya terletak pada respon piranti, ketepatan, dan resolusi.

Untuk mencacah frekuensi tinggi (bahkan sangat tinggi) diperlukan komponen yang

memiliki respon cepat. Demikian juga halnya untuk mengukur selang waktu yang sangat

pendek diperlukan piranti sistem pewaktu dengan ketepatan dan resolusi yang memadai.

Kedua persoalan tersebut sebenarnya terkait, untuk dapat mengukur selang waktu yang

sangat pendek diperlukan komponen yang memiliki respon cepat.

Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika memiliki alat ukur frekuensi yang cukup

banyak dan bervariasi dalam hal kemampuannya. Salah satunya adalah frekuensimeter

yang dapat mengukur hingga 1 GHz. Tetapi dari sekian banyak alat ukur frekuensi belum

ada yang didesain untuk mengukur cacah putaran (mekanik). Padahal, banyak mahasiswa

yang memerlukan alat tersebut untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Misalnya ada yang

memerlukan untuk mengukur putaran kipas angin, mengukur cacah putaran pengaduk pada

alat semacam blender, mengukur putaran mesin sepeda motor, dan sebagainya. Semua itu

memerlukan alat pencacah putaran dengan spesifikasi tertentu. Spesifikasi yang paling

penting adalah bahwa alat tersebut dapat mengukur putaran yang relatif sangat cepat.

Dengan mencermati perkembangan teknologi alat-alat laboratorium, hal yang paling

mungkin untuk dapat mewujudkan alat yang dapat mengukur putaran cepat adalah dengan

memanfaatkan teknologi mikrokontroler. Pengndalian dan pemberian komando kepada alat

ukur secara manual hampir tidak bisa dipercaya bila dituntut memiliki ketepatan dan

kecepatan yang tinggi.

6

2. Rumusan Masalah

a. Dapatkah dibuat alat ukur pencacah putaran yang berbasis mikrikontroler

dengan waktu respon, ketepatan dan resolusi yang memadai (dapat memenuhi

kebutuhan pengukuran sederhana sehari-hari) ?

b. Putaran tertinggi berapakah yang dapat terukur dengan benar ?

3. Tujuan Penelitian

a. Membuat alat ukur pencacah putaran yang berbasis mikrikontroler dengan

waktu respon, ketepatan dan resolusi yang memadai (dapat memenuhi

kebutuhan pengukuran sederhana sehari-hari).

b. Mengetahui putaran tertinggi yang dapat terukur dengan benar.

2. Manfaat Penelitian

a. Tersedianya alat pencacah putaran (meskipun relatif terbatas) yang dapat

dimanfaatkan oleh para mahasiswa (dan dosen) untuk menyelesaikan

penelitinnya.

b. Oleh karena alat yang terwujud berbasis mikrokontroler, maka data hasil

pengukuran dapat langsung diolah melalui komputer.

7

BAB II

KAJIAN TEORITIK

1. Konsep Dasar Pencacahan

Pekerjaan mencacah suatu hal (dapat benda atau peristiwa) termasuk pekerjaan

pokok dalam mempelajari fenomena alam. Hal-hal yang dapat dicacah misalnya jumlah

pukulan, putaran, kedipan, atau apapun yang dapat dikelompokkan ke dalam kesatuan

(unit) yang diskrit. Jika hasil cacahan tersebut dikaitkan dengan waktu, maka diperoleh

besaran kejadian per satuan waktu (EPUT : events per unit time), sedangkan kejadian per

satuan waktu di bawah keadaan yang tetap (steady state) dikenal sebagai frekuensi.

Kejadian per satuan waktu tidak harus bergantung pada keadaan tetap, dan istilah tersebut

mencakup pencacahan yang terjadi secara sporadis ataupun sebentar-sebentar. Contohnya

adalah pencacahan berbagai partikel yang dipancarkan dari suatu sumber radioaktif.

Interval waktu (durasi) juga sering diukur, dan interval itu menjadi frekuensi ketika

durasinya merupakan siklus dari kejadian yang periodik. Peristiwa atau fenomena yang

terjadinya tidak menentu juga sering diukur interval waktunya, atau bahkan durasi peristiwa

sesaat (one shoot) seperti gaya atau tekanan impulsif.

Persoalan pencacahan atau pewaktuan terutama muncul ketika kejadiannya sangat

cepat yang ditentukan melalui pengamatan langsung, atau pada pengukuran interval waktu

yang durasinya sangat pendek, atau juga penentuan akurasi pengukuran waktu. Pada

umumnya terkait dengan pengukuran cacah dan waktu dapat digolongkan ke dalam :

1. Pencacahan dasar, menentukan total cacahan atau menentukan pencapaian cacahan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Jumlah kejadian atau hal per satuan waktu (EPUT) yang bebas terhadap laju

kejadian.

3. Frekuensi, atau jumlah siklus dari peristiwa-peristiwa yang berulang (eriodik) secara

serba sama (uniform) tiap satuan waktu.

4. Interval waktu antara dua keadaan atau kejadian yang ditentukan sebelumnya.

5. Hubungan fase, atau bagian periode antara peristiwa-peristiwa atau keadaan berulang

yang ditentukan sebelumnya.

8

2. Mikrokontroler AT89

Munculnya mikrokontroler berawal dari kebutuhan akan suatu alat khusus yang

dapat dijalankan secara otomatis, praktis, dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan

perintah-perintah yang diinginkan. Dalam hal penggunaannya, mikrokontroler lebih banyak

diaplikasikan secara deterministik, yaitu dipakai untuk keperluan khusus (pada umumnya

sebagai pengendali). Perkembangan teknologi semikonduktor memungkinkan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut.

Bagian fungsional utama suatu mikrokontroler adalah CPU / Mikroprosesor (yang

berisi ALU, unit kendali, register, dan pengkode), Memori dan Sistem I/O. Ketiga bagian

tersebut secara fungsional (dengan fungsi masing-masing) membentuk satu sistem

mikrokontroler dan berada di dalam satu chip. Jadi, sebuah mikroprosesor yang

digabungkan dengan I/O dan memori (RAM,ROM) dalam satu chip itulah yang dikenal

sebagai mikrokontroler. Perbedaan antara mikrokontroler dengan mikrokomputer (seperti

IBM PC) terletak pada arsitektur, penggunaan I/O interface dan media penyimpan yang

berbeda. Media penyimpan mikrokomputer antara lain menggunakan disket, sedangkan

pada mikrokontroler menggunakan EPROM.

Fasilitas yang terdapat di dalam chip mikrokontroler AT89S51 yang pokok di

antaranya adalah :

a. Dua (2) sistem Timer/Counter (T0 dan T1)

b. Empat (4) port paralel I/O yang masing-masing berukuran 8 bit (P0, P1, P2, dan P3).

c. Dua (2) sistem Interupsi (INT0 dan INT1).

d. Sepasang kendali komunikas (RXD dan TXD).

e. RAM 8 x 128 byte dan Flash memory 4 Kbyte.

Gambar chip mikrokontroler AT89S51 yang bertipe DIP-40 adalah sebagai berikut :

9

Untuk aplikasi dan keperluan belajar, di pasaran banyak tersedia pilihan chip

mikrokontroler. Salah satu pilihan tersebut adalah AT89S51 buatan ATMEL. Beberapa

pertimbangan memilih mikrokontroler tersebut antara lain :

a. Murah.

b. Sebagai model.

c. Populer di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa.

d. Cocok untuk menangani data dengan durasi detik.

e. Kompatibel dengan mikrokontroler buatan INTEL MCS-51 dan buatan ATMEL sendiri

seperti AT89C51/52/53, AT89S8252.

f. Memiliki Flash memory dengan cara dan alat perograman yang sederhana.

Selain pengetahuan persambungan dalam hardware, pemahaman akan peta memori

dan register di dalam chip AT89S51 memiliki peran yang sangat penting dalam proses

penyusunan program. Register terletak di dalam CPU (mikroprosesor) dan pada umumnya

Vcc

P0.0 (AD0)

P0.1 (AD1)

P0.2 (AD2)

P0.3 (AD3)

P0.4 (AD4)

P0.5 (AD5)

P0.6 (AD6)

P0.7 (AD7)

EA/VPP

ALE/PROG

PSEN

P2.7 (A15)

P2.6 (A14)

P2.5 (A13)

P2.4 (A12)

P2.3 (A11)

P2.2 (A10)

P2.1 (A9)

P2.0 (A8)

P1.0

P1.1

P1.2

P1.3

P1.4

(MOSI) P1.5

(MISO) P1.6

(SCK) P1.7

RST

(RXD) P3.0

(TXD) P3.1

(INT0) P3.2

(INT1) P3.3

(T0) P3.4

(T1) P3.5

(WR) P3.6

(RD) P3.7

XTAL2

XTAL1

GND

40

39

38

37

36

35

34

33

32

31

30

29

28

27

26

25

24

23

22

21

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

10

berguna untuk menampung data sementara. Selain untuk menampung data sementara, ada

register yang berfungsi sebagai tempat terjadinya operasi aritmatik dan logik, yaitu register

accumulator (register A). Memori (berupa ROM atau RAM) berguna sebagai tempat

untuk menampung data dan instruksi yang terletak di luar CPU (mikropsosesor). AT89S51

memiliki struktur memori yang terdiri atas :

1. RAM Internal, biasanya digunakan untuk menyimpan variabel atau data yang bersifat

sementara. Di dalam RAM internal terdapat 8 (delapan) Bank Register dengan

mnemonik R0, R1, R2, R3, R4, R5, R6, dan R7. Delapan buah register pertama terletak

pada alamat 00 h hingga 07 h dan membentuk Bank 0 (sebagai default). Posisi R0 s/d

R7 dapat dipindahkan ke bank yang lain dengan mengatur bit RS0 dan RS1. Bank 1

beralamatkan 08 h s/d 0F h. Bank 2 terletak pada alamat 10 h s/d 17 h, dan bank 3

menempati alamat 18 h s/d 1F h. R0 dan R1 adalah dua buah register yang dapat

digunakan sebagai pointer dari sebuah lokasi memori pada RAM internal tersebut. Di

dalam RAM internal pada alamat 20 h hingga 2F h dapat diakses dengan cara

pengalamatan bit sehingga hanya dengan sebuah instruksi setiap bit dalam daerah ini

dapat di-set, di-clear, di-AND dan di-OR. Di dalam RAM internal juga terdapat RAM

untuk keperluan umum yang dimulai dari alamat 30 h hingga 7F h.

2. SFR (Special Function Register), berisi register-register yang memiliki fungsi khusus

yang disediakan oleh chip AT89S51. SFR terletak pada alamat antara 80 h hingga FF

h. Berikut ini disampaikan daftar register di dalam chip AT89S51 dengan fungsi khusus

(SFR : Special Function Register).

11

No. Register Mnemonic Alamat

1. Akumulator A atau ACC E0 h

2. B B F0 h

3. Port 0 P0 80 h

4. Port 1 P1 90 h

5. Port 2 P2 A0 h

6. Port 3 P3 B0 h

7. Interupt Enable IE A8 h

8. Stack Pointer SP 81 h

9. Data Pointer (total) DPTR 82 h – 83 h

10. Data Pointer Low Byte DPL 82 h

11. Data Pointer High Byte DPH 83 h

12. Power Control PCON 87 h

13. Timer/Counter Control TCON 88 h

14. Timer/Counter Control Mode TMOD 89 h

15. Timer/Counter 0 Low Byte TL0 8A h

16. Timer/Counter 1 Low Byte TL1 8B h

17. Timer/Counter 0 High Byte TH0 8C h

18. Timer/Counter 1 High Byte TH1 8D h

19. Serial Port Control SCON 98 h

20. Serial Data Port SBUF 99 h

21. Interupt Control Priority IP B8 h

22. Program Status Word PSW D0 h

3. Flash PEROM (Programmable and Erasable ROM), digunakan untuk menyimpan

program aplikasi yang disusun oleh pemrogram. Flash PEROM tersebut dapat ditulis

atau dihapus berulang-ulang (1000 kali) menggunakan perangkat pemrogram

(downloader), misalnya dengan AEC_ISP. Program yang ada dalam Flash PEROM

dapat dijalankan jika pada saat sitem di-reset, maka pena EA/VPP berlogika 1 (satu).

12

Peta Lokasi di dalam RAM AT89S51 :

7F

30

RAM Keperluan Umum

2F 7F 7E 7D 7C 7B 7A 79 78

2E 77 76 75 74 73 72 71 70

2D 6F 6E 6D 6C 6B 6A 69 68

2C 67 66 65 64 63 62 61 60

2B 5F 5E 5D 5C 5B 5A 59 58

2A 57 56 55 54 53 52 51 50

29 4F 4E 4D 4C 4B 4A 49 48

28 47 46 45 44 43 42 41 40

27 3F 3E 3D 3C 3B 3A 39 38

26 37 36 35 34 33 32 31 30

25 2F 2E 2D 2C 2B 2A 29 28

24 27 26 25 24 23 22 21 20

23 1F 1E 1D 1C 1B 1A 19 18

22 17 16 15 14 13 12 11 10

21 0F 0E 0D 0C 0B 0A 09 08

20 07 06 05 04 03 02 01 00

1F

18

Bank-3

17

10

Bank-2

0F

08

Bank-1

07

00

Bank-0

Default bank register

Untuk R0 – R7

Alamat

Byte Alamat Bit

RAM

Lokasi

yang

dapat

dialamati

secara bit

13

Peta Lokasi di dalam SFR AT89S51 :

FF

F0 F7 F6 F5 F4 F3 F2 F1 F0 B

E0 E7 E6 E5 E4 E3 E2 E1 E0 A

D0 D7 D6 D5 D4 D3 D2 - D0 PSW

B8 - - - BC BB BA B9 B8 IP

B0 B7 B6 B5 B4 B3 B2 B1 B0 P3

A8 AF - - AC AB AA A9 A8 IE

A0 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 P2

99 Tidak dapat dialamati secara bit SBUF

98 9F 9E 9D 9C 9B 9A 99 98 SCON

90 97 96 95 94 93 92 91 90 P1

8D Tidak dapat dialamati secara bit TH1

8C Tidak dapat dialamati secara bit TH0

8B Tidak dapat dialamati secara bit TL1

8A Tidak dapat dialamati secara bit TL0

89 Tidak dapat dialamati secara bit TMOD

88 8F 8E 8D 8C 8B 8A 89 88 TCON

87 Tidak dapat dialamai secara bit PCON

83 Tidak dapat dialamati secara bit DPH

82 Tidak dapat dialamati secara bit DPL

81 Tidak dapat dialamati secara bit SP

80 87 86 85 84 83 82 81 80 P0

Alamat Bit Alamat

Byte

Register Fungsi Khusus (SFR)

Nama

Register

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Obyek Penelitian

Penelitian ini mengambil obyek alat pencacah putaran (counter) yang juga dapat

digunakan sebagai alat pengukur selang waktu (timer) yang dirancang dan dirangkai sendiri

dengan memanfaatkan komponen-komponen yang beredar di pasaran (tidak memesan

secara khusus ke pabrik).

2. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi. Variabel terikat yang diamati

adalah cacah putaran dari sebuah piringan yang laju putarannya dapat divariasi. Cacah

putaran tersebut juga ditampilkan melalui layar CRO sebagai piranti standar untuk

kalibrasi. Sedangkan variabel bebasnya adalah cacah putaran (frekuensi) yang muncul

dalam tampilan 7-segmen. Variabel bebas yang lain adalah cacah putaran tertinggi yang

dapat terukur dengan benar. Dalam menentukan cacah putaran tertinggi ditempuh dengan

memprbesar laju putaran piringan hingga putaran tertinggi di mana frekuensi putaran pada

alat standar (CRO dan SG) sama dengan cacah yang tampil pada 7-segmen.

3. Instrumen Untuk Mendapatkan Data

Instrumen yang dipergunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini berupa

sistem peralatan pengukur cacah putran berbasis mikrokontroler buatan sendiri, SG (Signal

Generator), osiloskop (CRO), komputer, dan penguat sinyal. Keberadaan AFG adalah

tentatif sebagai pembanding, karena dengan osiloskop saja telah dapat mengukur frekuensi

putaran. Komputer digunakan untuk memasukkan program (download) ke dalam

mikrokontroler. Semua peralatan tersebut (kecuali komponen rangkaian pencacah) telah

tersedia di Laboratorium Pendidikan Fisika, FMIPA, UNY.

15

4. Teknik Analisis Data

Berkenaan dengan fenomena yang akan dipelajari melalui penelitian ini, maka data

percobaannya akan dianalisis dengan metode deskriftif kuantitatif. Cacah putaran yang

muncul pada tampilan 7-segmen dibandingkan dengan frekuensi pulsa yang terukur melalui

CRO. Untuk lebih meyakinkan lagi, akan digunakan generator sinyal (SG) sebagai

frekuensi pembanding atau standar yang lain.

16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Realisasi Instrumen Pencacah Putaran

Rangkaian Peraga 7-Segmen :

Rangkaian Pengendali Motor DC :

1 k

22 k

A 733

1 k

22 k

A 733

1 k

22 k

A 733

Vcc

180

180

b

a

f g

e

d

c

p

CA

E1

IN1

OUT1

GND

GND

OUT2

IN2

VC

VSS

IN4

OUT4

GND

GND

OUT3

IN3

E2

L293D

Mak. + 12 volt

+ 5 volt

Arah putar

Enable

7404

1 k

Motor DC

17

Rangkaian Sensor Rotari Enkoder :

Rangkaian Mikrokontroler (Sistem Minimal) :

+ 5 volt

Sensor Optis

(Optocoupler) Ke mikrokontroler 1 k

1 k

74LS14

1 40

2

3 39

4 38

5 37

6 36

7 35

8 34

33

9 32

10 31

11 30

12 29

13

14 28

15 27

16 26

17 25

24

18 23

19 22

20 21

P1.0

P1.1

P1.2

P1.3

P1.4

P1.5

P1.6

P1.7

P3.0

P3.1

P3.2

P3.3

P3.4

P3.5

P3.6

P3.7

RST

P0.0

P0.1

P0.2

P0.3

P0.4

P0.5

P0.6

P0.7

P2.7

P2.6

P2.5

P2.4

P2.3

P2.2

P2.1

P2.0

+Vcc

EA

ALE

PSEN

XTAL-2

XTAL-1

P1.5

P1.6

P1.7

RST

GND

GND

AT89S51

Ke Komputer

18

Diagram Blok Rangkaian Penelitian :

Diagram rangkaian piringan bercelah dan sensor optis (optocoupler) :

Motor DC dan

Piringan bercelah

Pengendali

Motor DC

Sensor Rotari

Enkoder

Mikrokontroler

Peraga

7-Segmen

CRO Signal Generator Komputer

Tegangan Pengendali Laju Putar

Motor DC

Optocoupler

Piringan bercelah

Penerima Infra

merah (LDR)

Pemancar Infra

merah (LED)

Ke rangkaian

rotary encoder

Pengendali

Motor DC

Celah

19

2. Realisasi Program

Realisasi program dalam assembly :

Org 0h

Jmp Mulai

Org 0003h

Jmp Intrp0

Org 000Bh

Jmp Pewaktu

Lama Equ -11250

Satuan Equ 30h

Puluhan Equ 31h

Ratusan Equ 32h

Ribuan Equ 33h

Mulai : Setb P2.4

Setb P2.3

Setb P2.2

Inisialisasi pencacah dan pewaktu ke nol

Enable pencacah dan pewaktu

Baca pencacah

Mengalikan hasil pencacahan dengan

konstanta kalibrasi

Mengubah ke desimal

Simpan di memori untuk ditampilkan

Ditampilkan ke peraga 7-segmen

Disable pencacah dan pewaktu

Mulai

20

Setb P2.1

Call Delay

Call Delay

Mov R5,#100

Mov R3,#0

Mov R4,#0

Mov R6,#0

Mov R7,#0

Mov TMOD,#1

Mov TH0,#High Lama

Mov TL0,#Low Lama

Setb EX0

Setb EA

Setb TR0

Setb ET0

Ulang : Mov Dptr,#Numeric

Clr A

Mov A,Satuan

MovC A,@A+Dptr

Mov P1,#11111101B

Mov P0,A

Dall Sdelay

Clr A

Mov A,Puluhan

MovC A,@A+Dptr

Mov P1,#11111011B

Mov P0,A

Dall Sdelay

Clr A

Mov A,Ratusan

MovC A,@A+Dptr

Mov P1,#11110111B

Mov P0,A

Dall Sdelay

Clr A

Mov A,Ribuan

MovC A,@A+Dptr

Mov P1,#11101111B

Mov P0,A

Dall Sdelay

21

Jnb P3.2,Ulang

Setb EX0

Jmp Ulang

Intrp0 : Clr EX0

Inc R7

Cjne R7,#10,Terus

Mov R7,#0

Inc R6

Cjne R6,#10,Terus

Mov R6,#0

Inc R4

Cjne R4,#10,Terus

Mov R4,#0

Inc R3

Cjne R3,#10,Terus

Mov R3,#0

Terus : Reti

Pewaktu : Mov TH0,#High Lama

Mov TL0,#Low Lama

Djnz R5, Lajeng

Mov R5,#100

Mov Satuan,R7

Mov Puluhan,R6

Mov Ratusan,R4

Mov Ribuan,R3

Mov R7,#0

Mov R6,#0

Mov R4,#0

Mov R3,#0

Lajeng : Reti

SDelay : Mov R2,#0FFh

Djnz R2,$

Ret

Delay : Mov R0,#0FFh

Delay1 : Mov R1,#0h

Delay2 : Nop

Djnz R1,Delay2

22

Djnz R0,Delay1

Ret

Numeric : DB 22h,77h,0A4h,25h,71h

DB 29h,28h,67h,20h,21h

End

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Telah dibuat alat ukur pencacah putaran yang berbasis mikrikontroler yang bagian-

bagiannya seperti telah disampaikan pada bagian a) Realisasi instrumen pencacah putaran

dan b) Realisasi program. Pencacah tersebut dapat mencacah putaran piringan dengan

waktu respon 7,89 x 10-3

detik, karena cacahan tertinggi yang masih dapat direspon dan

benar (sesuai dengan pembacaan melalui CRO dan AFG) adalah 127 putaran per detik.

Berdasarkan hasil observasi, kesalahan tertinggi yang terjadi adalah 1 putaran tiap 127

putaran per detik atau dengan ketepatan mencapai 99,2 %. Oleh karena dapat mencacah

127 putaran per detik dengan benar berarti rangkaian pencacah tersebut memiliki resolusi

(daya pisah) 0,00789 putaran (untuk piringan dengan demensi seperti pada instrumen

penelitian). Hal ini berarti bahwa pencacah tersebut mampu merespon 0,00789 putaran.

Putaran tertinggi yang dapat terukur dengan benar adalah 127 putaran per detik atau

7620 rpm (putaran per menit) yang secara praktis dapat digunakan sebagai alat pencacah

putaran yang sangat memadai.

23

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Telah dibuat alat ukur pencacah putaran yang berbasis mikrikontroler dengan

waktu respon 7,89 x 10-3

detik; ketepatan 99,2 %; dan resolusi 0,00789 putaran

(untuk piringan dengan demensi seperti pada instrumen penelitian).

b. Putaran tertinggi yang dapat terukur dengan benar adalah 127 putaran per detik

atau 7620 rpm (putaran per menit).

2. Saran

a. Waktu respon alat dapat ditingkatkan lagi dengan menggunakan jenis

mikrokontroler AVR dan optocoupler yang lebih responsif.

b. Jika menggunakan alat tersebut, maka putaran mekanik dari objek yang hendak

diukur harus dapat memutar piringan yang dikenakan pada optocoupler atau

semacamnya.

24

DAFTAR PUSTAKA

1. Agfianto Eko Putra, 2002, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, Teori dan

Aplikasi, Gava Media, Yogyakarta.

2. Paulus Andi Nalwan, 2003, Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler

AT89C51, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

3. Moh. Ibnu Malik, 2003, Belajar Mikrokontroler ATMEL AT89S8252, Gava Media,

Yogyakarta.

4. Arianto Widyatmo, Haryono Eduard, E. Fendy, 1994, Belajar Mikroprosesor-

Mikrokontroler melalui Komputer PC, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.