kak_tor rdtrk pusat ekonomi
DESCRIPTION
RDTR pusat ekonomiTRANSCRIPT
KERANGKA ACUAN KERJA
RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN
PUSAT EKONOMI TERPADU DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN RAWA
DI WILAYAH DAHA
I. LATAR BELAKANG
Perkembangan fisik Kawasan sangat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan spatial yang
dilakukan oleh penduduk seiring dengan peningkatanjumlah penduduk dan kebutuhan
akan ruang yang semakin bertambah. Hal tersebut juga dialami oleh Wilayah Daha
sebagai kawasan terjadinya berbagai kegiatan dan aktifitas.
Kawasan Daha yang sej ak dahulu (ekonoantropologis) dikenal sebagai Pusat ekonomi
kawasan sungai di DAS Barito (Barito Vally Authority/Ir.P.H.M.Noor 1967) memiliki kondisi
sosial ekonomi yang sangat dinamis berkembang pesat. Kriris ekonomi dan energi yang
terjadi saat mi temyata tetap menjadikan ekonomi sungai dan rawa di kawasan mi
semakin pesatnya perkembangannya. Tumbuhnya area dan sentra produksi,
perindustrian, perdagangan dan perumahan merupakan salahsatu indikator handalnya
potensi ekonomi kawasan mi. Perkembangan kawasan yang cukup pesat tersebut hams
diimbangi dengan perencanaan tata ruang yang dapat mengakomodasi perubahan-
perubahan yang akan terjadi.
Oleh karena itu Wilayah Daha yang merupakan salah satu pusat kawasan daerah aliran
sungai dan rawa di Wilayah Benua Enam (Negara Overall Basin River IJICA 1983) yang
sarat dengan aktivitas ekonomi memerlukan tindakan antisipasi dalam perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian ruang yang lebih mampu mengoptimalkan penggunaan
lahan dan kepentingankepentingan agar lebih efektif dan efisien.
Kawasan Daha sampai saat mi belum memiliki rencana ruang yang lebih detail dengan
konsentrasi pengembangan pusat ekonomi, maka perlu dilakukan perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang lebih baru yang mampu mengakomodir
perkembangan yang demikian pesat melalui penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTRK) Kawasan Pusat Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai dan Rawa di Wilayah
Daha.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan Tujuan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pusat Ekonomi
Terpadu Daerah Aliran Sungai dan Rawa Wilayah Daha adalah:
a. Mengembangkan aktivitas perekonomian pada kawasan daerah aliran sungai dan
rawa secara terpadu.
b. Membangun sistem jaringan ekonomi yang saling menunjang antar titik-titik pusat
ekonomi daerah aliran sungai dan rawa di wilayah Daha.
c. Menentukan spesialisasi sub kawasan daerah aliran sungai dan rawa di wilayah
Daha
d. Menciptakan keterpaduan pembangunan kawasan
e. Menyiapkan rencana tata ruang kawasan daerah aliran sungai dan rawa di
wilayah Daha.
III. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN
Pejabat Pengguna Anggaran Kegiatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pusat
Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai dan Rawa Wilayah Daha adalah Kepala Bappeda
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
IV. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan mi diperlukan biaya Rp. 155.000.000, ( Seratus Lima Puluh
Lima juta rupiah) termasuk PPN dibiayai APBD Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun
Anggaran 2009.
V. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN , DAN ALIH PENGETAHUAN
a. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan ini adalah:
1. Lingkup Wilayah Perencanaan
Lingkup wilayah perencanaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pusat
Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai dan rawa di wilayah Daha adalah seluruh
kecamatan-kecamatan di wilayah Daha yaitu Kecamatan Daha Utara, Daha Selatan, dan
Daha Barat.
2. Lingkup Produk Rencana
Produk penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pusat Ekonomi
Terpadu Daerah Aliran Sungai dan rawa di Wilayah Daha meliputi:
2.4.1 Tujuan pengembangan kawasan pusat ekonomi terpadu daerah aliran
sungai
Tujuan pengembangan kawasan fungsional dirumuskan sesuai dengan
permasalahan dan arah pengembangan sesuai dengan
urgnsi/keterdesakan penanganan kawasan tersebut.
2.4.2 Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Kawasan
1. Rencana Pengembangan Ekonomi Kawasan Daerah Aliran Sungai
1) Materi yang diatur
Perencanaan tara ruang Zona Regulation sektor ekonomi.
2) Kedalaman Materi yang diatur
Perencanaan Zona Regulation sektor ekonomi tersebut meliputi
aspek:
a. Klasifikasi perekonomian sampai pada block plan.
b. Sektor ekonomi unggulan
c. Nilai Strategis
d. Jaringan Bahan Baku - Produksi - Pemasaran
3) Pengelompokan Materi yang diatur
a. Berdasarkan jenis aktivitas ekonomi
b. Pola ruang fungsi-fungsi penunjang ekonomi.
2. Rencana Distribusi Penduduk Kawasan
1) Materi yang diatur
Distribusi penduduk sampai dengan akhir tahun perencanaan.
2) Kedalaman materi yang diatur
Rencana distribusi penduduk kawasan yang rinci dalam blok-blok
peruntukan.
3) Pengelompokan materi yang diatur
Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk setiap blok
peruntukan.
3. Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan Kawasan
1) Materi yang diatur
Tata jenjang kapasitas dan intensitas menurut lokasi dan jenis
pelayanan kegiatan dalam kawasan.
2) Kedalaman materi yang diatur
Distribusi pusat-pusat pelayanan kegiatan kawasan dirinci sampai
pusat pelayanan lingkungan permukiman kawasan.
3) Pengelompokan materi yang diatur
Perdagangan yang terdiri dan
perdagangan skala regional;
perdagangan skala kota;
perdagangan skala lingkungan
Lembaga Perekonomian
Layanan Lembaga Keuangan
Layanan Lembaga ekonomi lainnya
Pendidikan yang terdiri dan:
perguruan tinggi;
sekolah lanjutan tingkat atas
sekolah lanjutan tingkat pertama;
sekolah dasar;
taman kanak-kanak.
Pelayanan kesehatan yang terdiri dan:
rumah sakit umum
Puskesmas rawat map
Puskesmas
Puskesmas pembantu
Pelayanan rekreasi dan atau olah raga yang terdiri dan:
pelayanan skala kota;
pelayanan skala lingkungan
4. Rencana Sistem Jaringan Pergerakan
1) Materi yang diatur
Sistem jaringan pergerakan dan prasarana penunjang (terminal,
dermagalpelabuhan, jalan, lingkungan perparkiran, dan lokasi
bongkar muat barang) bagi angkutan jalan raya.
2) Kedalaman mateni yang diatur
Angkutan jalan raya, meliputi seluruh sistem primer, jaringan arteri
sekunder dan kolektor sekunder, sampai dengan jalan lokal
sekunder. Derrmaga pelabuhan, berisi tentang kajian transportasi
sungai.
3) Pengelompokan materi yang diatur Angkutan jalan raya, terdiri
dan:
Jaringan jalan arteri sekunder, jaringan jalan kolektor sekunder,
jaringan jalan lokal sekunder, sistem primer (jumlah lajur,
daerah pengawasan jalan, daerah milikjalan, persimpangan
utama);
Terminal penumpang dan barang;
Janingan trayek angkutan penumpang dan janingan lintas
angkutan barang.
5. Rencana Sistem Jaringan Utilitas
1) Materi yang diatur
Sistem janingan utilitas dalam kawasan hingga akhir tahun
perencanaan.
2) Kedalaman materi yang diatur
Seluruh janingan telepon (hingga jaringan kabel sekunder);
Seluruh janingan listnik (tegangan menengah hingga gardu
distribusi);
Seluruh jaringan air bersih (hingga jaringan distribusi
sekunder/per blok peruntukan);
Seluruh jaringan air hujan dan sungai;
Seluruh jaringan air limbah;
Seluruh jaringan persampahan (hingga TPS komunal).
3) Pengelompokan materi yang diatur
saluran telepon, yang terdiri dan:
Stasiun telepon otomat;
Rumah kabel dan kotak pembagi;
Jaringan kabel sekunder;
Janingan telepon seluler.
Sistem televisi kabel, yang terdiri dan:
Stasiun transmisi;
Jaringan kabel distribusi.
Sistem jaringan listrik, yang terdiri dan:
Bangunan pembangkit;
Gardu induk tegangan ekstra tinggi;
Gardu induk;
Gardu distribusi.
Sistem penyediaan air bersih, yang terdiri dan:
Bangunan pengambil air baku;
Seluruh pipa transmisi air baku instalasi produksi;
Seluruh pipa transmisi air bersih;
Bak penampung;
Hingga pipa distribusi sekunder/distribusi hingga blok
pertukaran
Sistem pembuangan air hujan, yang terdiri dan:
Seluruh saluran;
Waduk penampungan;
Sistem pembuangan air limbah, yang terdiri dan:
Seluruh saluran;
Bangunan pengolahan
Waduk penampungan;
Sistem persampahan, yang terdiri dan:
Tempat pembuangan akhir;
Tempat pembuangan sementara
Bangunan pengolahan sampah;
2.4.3 Rencana Blok Pemanfaatan Ruang (Block Plan)
Rencana pemanfaatan ruang Kawasan yang menggambarkan ukuran,
fungsi serta karakter kegiatan manusia, kegiatan ekonomi dan atau
kegiatan alam, yang dituangkan dalam blok-blok peruntukan.
1) Materi yang diatur
Luas dan lahan peruntukan sampai dengan akhir tahun perencanaan.
2) Kedalaman materi yang diatur
Pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang dirinci dalam blok-blok
peruntukan.
3) Pengelompokan materi yang diatur
a. Kawasan Industri, meliputi
Industri Rumah Tangga
Insdustri Menengah
Pemetaan berdasarkan j enis hasil produksi
Penggunaan teknologi industri
b. Kawasan Ekonomi, meliputi
Area pasar
Lokasi Pelabuhan dan pergudangan
c. Kawasan Pertanian, meliputi
Deleneasi area persawahan
Budidaya tanaman hortikultura lainnya
d. Kawasan Perkebunan
Perkebunan skala besar
Kebun campur
e. Kawasan Perikanan dan Peternakan
Budidaya ikan dan ternak unggas
Penangkapan ikan
Kerbau Rawa
f. Kawasan Budidaya Perkotaan, meliputi:
Perumahan dan permukiman, yang dirinci menurut ketinggian
bangunan, jenis penggunaan, pengelompokan berdasarkan
perpetakkan;
Pendidikan, yang dirinci menurut tingkatan pelayanan mulai
dan pendidikan umum: PT, SLTA, SLTP, SD, dan TK; serta
pendidikan Islam: Pondok Pesantren.
Kesehatan, yang dirinci menurut tingkat pelayanan mulai dan
RS Umum puskesmas rawat map, puskesmas, puskesmas
pembantu;
Sarana Peribadatan, yang dirinci menurut jenisnya mulai dan
mesjid besar, mesjid kecil, dan surau/mushalla
Rekreasi, yang dirinci menurut jenisnya, antara lain tanaman
bermain, tanaman rekreasi, taman lingkungan, taman kota, dli;
Olabraga, yang dirinci menurut tingkat pelayanannya, antara
lain stadion, gelanggang, dli;
Fasilitas sosial lainnya, yang dirinci menurut jenisnya, seperti
panti asuhan, panti werda, dil;
Perkotaan pemerintahan dan niaga, yang dirinci menurut
instansinya;
Taman pemakaman umum, taman pemakaman pahlawan;
Tempat pembuangan sampah sementara.
g. Kawasan Lindung, meliputi:
Kawasan resapan air dan kawasan yang memberikan
perlindungan bagi kawasan bawahan lainnya;
Sempadan sungai, sekitar mata air, dan kawasan terbuka hijau
kota termasuk jalur hijau;
Kawasan cagar budaya;
Kawasan rawan tanah longsor dan rawan banjir.
2.4.4 Pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan perkotaan
1. Arahan Kepadatan Bangunan
1) Materi yang diatur
Perbandingan luas lahan yang tertutup bangunan dan bangunan-
bangunan dalam tiap petak peruntukan dibandingkan dengan
luas petak peruntukan.
2) Kedalaman materi yang diatur
Kepadatan bangunan yang dirinci untuk setiap blok-blok
peruntukan.
3) Pengelompokan materi yang diatur
Blok peruntukan dengan koefisien dasar bangunan sangat
tinggi (lebih besar dan 75%);
Blok peruntukan dengan koefisien dasar bangunan
menengah (20-50%);
Blok peruntukan dengan koefisien dasar bangunan rendah
(5-20%);
Blok peruntukan dengan koefisien dasar bangunan sangat
rendah (>5%);
2. Arahan Ketinggian Bangunan
1) Materi yang diatur
Rencana ketinggian maksimum atau maksimum dan minimum
bangunan untuk setiap blok peruntukan (koefisien lantai
bangunan);
2) Kedalaman materi yang diatur
Ketinggian bangunan yang dirinci untuk setiap blok peruntukan
3) Pengelompokan materi yang diatur
Blok peruntukan ketinggian bangunan sangat rendah
adalab blok dengan tidak bertingkat dan bertingkat
maksimum dua lantai (KLB maksimum = 2 x KDB) dengan
tinggi puncak bangunan maksimum 12 m dan lantai dasar;
Blok peeruntukan ketinggian bangunan rendah adalah blok
dengan bangunan bertingkat maksimum 4 lantai (KLB
maksimum = 4 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan
maksimum 20 m dan minimum 12 m dan lantai;
Blok peruntukan ketinggian bangunan sedang adalah blok
dengan bangunan bertingkat maksimum 8 Iantai (KLB
maksimum = 8 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan
maksimum 36 , dan minimum 24 m dan lantai dasar.
Blok peruntukan ketinggian bangunan tinggi bangunan
tinggi adalah blok dengan bangunan bertingkat minimum 9
lantai (KLB maksimum = 9 x KDB) dengan tinggi puncak
bangunan minimum 80 m dan lantai dasar.
3. Arahan Perpetakan Bangunan
1) Materi yang diatur
Luas petak-petak peruntukan yang terdapat pada setiap blok
peruntukan dalam kawasan.
2) Kedalaman materi yang diatur.
Luas petaak peruntukan pada setiap blok peruntukan dan pada
setiap penggal jalan.
3) Pengelompokkan materi yang diatur
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak kiasifikasi
I (diatas 2500 m2);
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi
II (1000 -2500 m2);
Blok peruntukan dan penggal j alan dengan petak
kiasifikasi III (600 - 1000 m2);
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasiflkasi
IV (250 - 6600 m2);
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak kiasifikasi
V (100-250 m2);
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak kiasifikasi
VI (50 - 100 m2);
Blok peruntukan dan penggal j alan dengan petak
klasifikasi VII (dibawah 50 m2);
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasiflkasi
VIII (rumah susunlflat).
4. Arahan Garis Sempadan
1) Materi yang diatur
Jarak antara as jalan sungai dengan bangunan maupun dengan
pagar halaman, dan jaringan bangunan dengan batas persil.
2) Kedalaman materi yang diatur
Berbagai garis sempadan yang dirinci sampai dengan blok
peruntukan untuk tiap penggal jalan sungai.
3) Pengelompokan materi yang diatur
Sempadan muka bangunan;
Sempadanpagar;
Sempadan sampingan bangunan.
Sempadan lajur sungai
5. Rencana Penanganan Blok Peruntukan
1) Materi yang diatur
Penanganan blok peruntukan dan j aringan pergerakan serta
utilitas yang akan dilaksanakan dalam kawasan, baik kebutuhan
akan konservasi, pengembangan baru pemugaran atau
penanganan khusus.
2) Kedalaman materi yang diatur
Penanganan blok peruntukan dan jaringan pergerakan yang
dirinci untuk setiap blok peruntukan dan penggal jalan!sungai.
3) Pengelompokan materi yang diatur
Bangunanljaringan barn yang akan dibangun;
Bangunanljaringan yang akan ditingkatkan;
Bangunanljaringan yang akan diperbaiki;
Bangunan/jaringan yang akan diperbaharui;
Bangunan!j aringan yang akan dipugar;
BangunanJjaringan yang akan dilindungi.
6. Rencana Penanganan Prasarana dan Sarana
1) Materi yang diatur
Penanganan prasana dan sarana yang akan dilaksanakan dalam
kawasan, baik kebutuhan akan konversasi, pengembangan baru
pemugaran atau penanganan khusus
2) Kedalaman materi yang diatur
Penanganan prasarana dan sarana yang dirinci untuk setiap blok
peruntukan dan penggal jalanlsungai.
3) Pengelompokan materi yang diatur
Jaringan prasarana dan sarana baru yang akan dibangun;
Jaringan prasarana dan sarana yang akan ditingkatkan;
Jaringan prasarana dan sarana yang akan diperbaiki;
Jaringan prasarana dan sarana yang akan diperbaharui;
Jaringan prasarana dan sarana yang akan dipugar.
2.4.5 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perkotaan diselenggarakan
melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang
berdasarkan mekanisme perijinan, pemberian insentif dan disinsentif.
Pemberian kompensasi, mekanisme pelaporan, mekanisme pemantauan,
mekanisme evaluasi dan mekanisme pengenaan sanksi.
a. Materi yang diatur
Ketentuan-ketentuan yang mencakup perijinan, pengawasan, dan
penertiban di ruang-ruang fungsional kawasan.
b. Kedalaman materi yang diatur
Kedalaman materi yang diatur meliputi pengaturan tentang mekanisme
(rekomendasi perencanaan) perijinan, pengawasan, dan penertiban.
c. Pengelompokan materi yang diatur
Mekanisme advis planning perijinan sampai dengan pemberian ijin
lokasi bagi kegiatan pemanfaatan ruang;
Mekanisme pemberian insentif dan disinsentif bagi kawasan yang
didorong pengembangannya, kawasan yang dibatasi
pengembangannya, serta terhadap upaya-upaya perwujudan ruang
yang menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian
perkembangan Bagian antar Kawasan, dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten;
Mekanisme pemberian kompensasi berupa mekanisme
penggantian yang diberikan kepada masyarakat pemegang hak
atas tanah, hak pengelolaan sumber daya alam seperti hutan,
tambang, bahan galian, kawasan lindung yang mengalami kerugian
akibat perubahan nilai ruang dan pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan rencana tata ruang;
Mekanisme pelaporan mencakup mekanisme pemberian informasi
secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan
oleh masyarakat dan instansi yang berwenang;
Mekanisme pemantauan yang mencakup pengamatan,
pemeriksaan dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan
lingkungan yang tidak sesuai dan dilakukan oleh instansi yang
berwenang;
Mekanisme evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan
pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang
yang dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang berwenang
Mekanisme pengenaan sanksi mencakup sanksi administratif,
pidana dan perdata.
3. Lingkup Program Peta
Program yang digunakan dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kawasan Pusat Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai dan Rawa di Wilayah Daha
untuk menampilkan peta di komputer, menggunakan Program Arc View . Ketelitian Peta
dengan skala 1: 10.000.
b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan Jasa Konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
c. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pengguna Anggaran Komitmen, maka
penyediajasa harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait
dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di
lingkungan organisasi Pejabat Pengguna Anggaran.
VI. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Dalam penyusunan dan penetapan rencana tata ruang, ditempuh langkah-langkah
penentuan kawasan perencanaan, identifikasi potensi dan masalah pembangunan,
perumusan dan penetapan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pusat Ekonomi
Terpadu Daerah Aliran Sungai dan Rawa.
1. Penentuan rencana peruntukan kawasan perekonomian
Untuk menentukan rencana kawasan perekonomian dengan berdasarkan kondisi
existing, potensi pengembangan, dan membangun jaringan link antar titik-titik
lokasi aktivitas ekonomi dan perdagangan, serta menentukan pusat layanan dan
herarkhi antar kawasan.
2. Pengembangan kawasan perencanaan perkotaan kecamatan;
Dalam menentukan kawasan perencanaan perkotaan dilakukan berdasarkan
tingkat urgensi / prioritas/keterdesakan penanganan kawasan tersebut.
3. Identifikasi permasalahan pembangunan dan perwujudan ruang kawasan;
Analisa yang didasarkan atas tuntutan pelaksanaan pembangunan suatu
kegiatan perkotaan yang selanjutnya didukung keputusan strategis dan
pemerintah daerah setempat untuk pengembangannya.
Terdapat suatu permasalahan dalam perwujudan ruang kawasan seperti
masalah rumah kumuh, dsb.
4. Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan;
Perkiraan ini didasarkan atas hasil analisis kependudukan, sektor / kegiatan
potensial, daya dukung lingkungan, kebutuhan prasarana dan sarana lingkungan,
sasaran pembangunan kawasan yang hendak dicapai, dan pertimbangan efisiensi
pelayanan. Perkiraan kebutuhan tersebut mencakup:
Perkiraan kebutuhan pengembangan kependudukan
Perkiraan kebutuhan pengembangan ekonomi kawasan
Perkiraan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi kawasan
Perkiraan kebutuhan pengembangan lahan kawasan
Kebutuhan ekstensifikasi
Kebutuhan intensifikasi
Perkiraan ketersediaan lahan bagi pengembangan
Perkiraan kebutuhan prasarana dan sarana kawasan
5. Perumusan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perumusan visi, misi, dan tujuan pembangunan kawasan pusat ekonomi terpadu
Daerah Aliran Sungai dan Rawa
Perkiraan kebutuhan pengembangan
Perumusan merupakan tahap akhir dan proses perencanaan yang merupakan
pengejawantahan dan tujuan pengembangan
6. Penetapan rencana tata ruang
Untuk mengoperasionalisasikan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan, perlu
adanya suatu upaya penetapan rencana tata ruang dalam bentuk Peraturan
Daerah.
VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pusat
Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai dan Rawa di Wilayah Daha mi adalah selama 5
(lima) bulan pada Tahun Anggaran 2009. Sedangkan masa berlakunya Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan Pusat Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai dan Rawa di
Wilayah Daha adalah selama 10 (sepuluh) tahun yaitu Tahun 2010— 2019.
VIII. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN MI
ADALAH TENAGA AHII:
a. Tenaga Ahli Planologi (Ketua Tim/Team Leader)
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Planologi Strata Satu (Sl) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah disamakan, berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerj aan di bidang Tata Lingkungan subbidang
Pengembangan Kota dan Wilayah sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Sebagai
ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan selama 4,5 (empat korna lima)
bulan penuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
b. Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik LingkunganlPenyehatan
Lingkungan Strata Satu (Si) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau yang
disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang Tata
Lingkungan subbidang Pengembangan Kota dan Wilayah sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun.
c. Tenaga Ahli Arsitektur
Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Arsitektur Strata Satu (Si)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang
berpengalaman meiaksanakan pekerjaan dibidang Tata Lingkungan subbidang
Pengembangan Kota dan Wilayah sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
d. Tenaga Ahli Sipil (Pengarian)
Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil (Pengairan) Strata Satu
(Si) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang
berpengaiaman melaksanakan pekerjaan dibidang Tata Lingkungan subbidang
Pengembangan Kota dan Wilayah sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
e. Tenaga Ahli Ekonomi
Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata Satu (Si) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Tata Lingkungan subbidang Pengembangan
Kota dan Wilayah sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
f. Tenaga Ahli Sosial
Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Sarjana sosial Strata Satu (Si) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Tata Lingkungan subbidang Pengembangan
Kota dan Wilayah sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
Tenaga Pendukung
a. Surveyor
Tenaga Pendukung yang disyaratkan adalah minimal Diploma Teknik Sipil (D2)
lulusan Politeknik negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Tata Lingkungan subbidang Pengembangan
Kota dan Wilayah sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun.
b. Draftmen
Tenaga Pendukung yang disyaratkan adalah minimal Diploma Teknik Sipil (D2)
lulusan Politeknik negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Tata Lingkungan subbidang Pengembangan
Kota dan Wilayah sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun.
c. Administrasi
Tenaga Pendukung yang disyaratkan adalah minimal lulusan Sekolah Menengah
Umum yang berpengalaman melaksanakan pekerj ann dibidang Tata Lingkungan
subbidang Pengembangan Kota dan Wilayah sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
IX. KELUARAN DAN LAPORAN
Keluaran yang dihasilkan dan pelaksanaan pekerjaan mi adalah:
a. Buku Laporan Pendahuluan : 10 buah
b. Buku Laporan Fakta dan Analisa : 10 buah
c. Buku Laporan Rencana 10 buah
d. AlbumPetaRencanaskala 1: 10.000 : 10 buah
e. Dengan ukuran format A0
f. Softcopy Buku Laporan dan Album Peta dalam Harddisk Eksternal.
Menetapkan
Kepala Bapeda
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Selaku Pengguna Anggaran
Drs. H.A MUHYANI RIZALIE, Msi
Pembina Utama Muda
NIP. 010.162.714
Kandangan Januari 2009
Dibuat oleh
Plt. Kepala Bidang Fisik dan Prasarana
Drs. HENDRO MARTONO, MT
Penata Tingkat 1
NIP; 010 250 869