kak site audit

8
KERANGKA ACUAN KERJA(KAK) Uraian Pendahuluan 1. Latar Belakang Evolusi teknologi telekomunikasi telah melahirkan berbagai varian dari sistem komunikasi nirkabel/ bergerak. Setelah berlalunya era telepon seluler generasi pertama, sistem seluler generasi kedua yang meliputi GSM dan CDMA mulai beroperasi dengan sasaran daerah layanan di seluruh wilayah Indonesia. Sejalan dengan itu saat ini sedang mulai berkembang pula industri seluler generasi ketiga atau 3G dengan variasi layanan yang lebih luas dan telah memulai tahap pembangunan jaringan seluler di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jenis layanan semula terbatas pada voice dan text, kini juga mencakup data kecepatan tinggi, dimana semakin memperbesar daya tarik sistem komunikasi seluler bagi masyarakat. Ketersediaan layanan diupayakan oleh sejumlah operator yang menawarkan berbagai sistem dan layanan bervariasi dengan pembangunan infrastruktur jaringan radio seluler, termasuk di dalamnya menara untuk antena BTS (base transceiver station) yang menjadi palang pintu pertama bagi akses pelanggan. Penambahan jumlah dan lokasi antena sudah merupakan tuntutan yang wajib dipenuhi oleh para operator. Langkah ini merupakan solusi terhadap dua permasalahan: a. Perluasan daerah cakupan pada wilayah baru maupun untuk mengatasi blank spot, yaitu daerah yang tidak mendapatkan layanan dengan kualitas sinyal yang memadai. b. Penerapan cell splitting dan pembentukan sel-sel mikro, di mana wilayah cakupan sel dipecah-pecah menjadi sejumlah segmen area yang lebih kecil untuk meningkatkan kapasitas layanan pada wilayah dengan kepadatan pelanggan yang tinggi dan terus meningkat. Pada suatu daerah jika sebuah operator seluler memerlukan 1000 menara BTS untuk dapat mencakup seluruh wilayah tertentu, maka jumlah total menara yang memenuhi ruang udara wilayah tersebut, proporsional dengan 1000 kali banyaknya operator yang beroperasi di Wilayah tersebut. Dewasa ini sedang terjadi pertambahan jumlah operator seluler sejalan dengan muncul dan berkembangnya teknologi 3G dan 4G. Tanpa adanya koordinasi pembangunan menara antar operator, baik atas prakarsa pihak operator maupun pihak ketiga seperti Pemda, maka pemandangan udara wilayah tersebut akan dipenuhi oleh menara- menara BTS yang tidak harmonis dan mengganggu. Fenomena di atas sudah akan terjadi di wilayah yang mencakup sejumlah area dengan potensi kepadatan pelanggan yang sangat tinggi. Dalam kenyataannya tentu saja kepadatan ini bervariasi dari satu area ke area lain. Beberapa area memiliki kepadatan yang lebih rendah, namun di area lain dengan densitas pelanggan yang sangat tinggi dapat terjadi kepadatan menara yang sangat tinggi pula. Kepadatan lokasi menara antena yang terlalu tinggi memiliki beberapa permasalahan yang berimbas kepada masyarakat. Di satu sisi, peningkatan jumlah lokasi menara memang akan mendukung tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap layanan telekomunikasi. Namun di pihak lain, penempatan menara yang terlalu banyak dan tanpa perencanaan yang tepat akan menimbulkan efek yang kurang baik seperti timbulnya potensi pelanggaran terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kemudian timbulnya potensi pelanggaran ketentuan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP). Selain itu Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara juga akan memberlakukan Regulasi tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi karena hal tersebut merupakan kebijakan Nasional yang termuat di dalam Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Upload: ksbgroup

Post on 17-Sep-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kak

TRANSCRIPT

  • KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)

    Uraian Pendahuluan

    1. Latar Belakang

    Evolusi teknologi telekomunikasi telah melahirkan berbagai varian dari sistem komunikasi nirkabel/ bergerak. Setelah berlalunya era telepon seluler generasi pertama, sistem seluler generasi kedua yang meliputi GSM dan CDMA mulai beroperasi dengan sasaran daerah layanan di seluruh wilayah Indonesia. Sejalan dengan itu saat ini sedang mulai berkembang pula industri seluler generasi ketiga atau 3G dengan variasi layanan yang lebih luas dan telah memulai tahap pembangunan jaringan seluler di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jenis layanan semula terbatas pada voice dan text, kini juga mencakup data kecepatan tinggi, dimana semakin memperbesar daya tarik sistem komunikasi seluler bagi masyarakat. Ketersediaan layanan diupayakan oleh sejumlah operator yang menawarkan berbagai sistem dan layanan bervariasi dengan pembangunan infrastruktur jaringan radio seluler, termasuk di dalamnya menara untuk antena BTS (base transceiver station) yang menjadi palang pintu pertama bagi akses pelanggan. Penambahan jumlah dan lokasi antena sudah merupakan tuntutan yang wajib dipenuhi oleh para operator. Langkah ini merupakan solusi terhadap dua permasalahan: a. Perluasan daerah cakupan pada wilayah baru maupun untuk

    mengatasi blank spot, yaitu daerah yang tidak mendapatkan layanan dengan kualitas sinyal yang memadai.

    b. Penerapan cell splitting dan pembentukan sel-sel mikro, di mana wilayah cakupan sel dipecah-pecah menjadi sejumlah segmen area yang lebih kecil untuk meningkatkan kapasitas layanan pada wilayah dengan kepadatan pelanggan yang tinggi dan terus meningkat.

    Pada suatu daerah jika sebuah operator seluler memerlukan 1000 menara BTS untuk dapat mencakup seluruh wilayah tertentu, maka jumlah total menara yang memenuhi ruang udara wilayah tersebut, proporsional dengan 1000 kali banyaknya operator yang beroperasi di Wilayah tersebut. Dewasa ini sedang terjadi pertambahan jumlah operator seluler sejalan dengan muncul dan berkembangnya teknologi 3G dan 4G. Tanpa adanya koordinasi pembangunan menara antar operator, baik atas prakarsa pihak operator maupun pihak ketiga seperti Pemda, maka pemandangan udara wilayah tersebut akan dipenuhi oleh menara-menara BTS yang tidak harmonis dan mengganggu. Fenomena di atas sudah akan terjadi di wilayah yang mencakup sejumlah area dengan potensi kepadatan pelanggan yang sangat tinggi. Dalam kenyataannya tentu saja kepadatan ini bervariasi dari satu area ke area lain. Beberapa area memiliki kepadatan yang lebih rendah, namun di area lain dengan densitas pelanggan yang sangat tinggi dapat terjadi kepadatan menara yang sangat tinggi pula. Kepadatan lokasi menara antena yang terlalu tinggi memiliki beberapa permasalahan yang berimbas kepada masyarakat. Di satu sisi, peningkatan jumlah lokasi menara memang akan mendukung tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap layanan telekomunikasi. Namun di pihak lain, penempatan menara yang terlalu banyak dan tanpa perencanaan yang tepat akan menimbulkan efek yang kurang baik seperti timbulnya potensi pelanggaran terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kemudian timbulnya potensi pelanggaran ketentuan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP). Selain itu Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara juga akan memberlakukan Regulasi tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi karena hal tersebut merupakan kebijakan Nasional yang termuat di dalam Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

  • ``2. Maksud dan Tujuan

    A. Penyedia Jasa dapat memberikan pendampingan kepada Pengguna Jasa dalam proses Site Audit dan Cell Planing menara Telekomunikasi di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

    B. Penyedia Jasa dapat membantu Pengguna Jasa dalam perencanaan aspek teknis berupa Penataan Peletakan dan Penyebaran menara telekomunikasi ke dalam pembagian zona dan kawasan (Zonasi Cell Plan)yang diselaraskan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kabupaten Kutai Kartanegara yang bertujuan untuk : 1. Melindungi ruang kota dengan meminimalkan dampak negatif

    dari Menara telekomunikasi Seluler; 2. Mengoptimalkan jumlah Menara komunikasi seluler di wilayah

    Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. 3. Memprioritaskan penggunaan Menara Telekomunikasi seluler

    sebagai menara bersama 4. Memastikan Menara Telekomunikasi seluler & antenna dipasang

    dengan penempatan yang tepat, landscape screening, teknik kamuflase yang sesuai sehingga tidak mengganggu estetika, tata ruang dan tidak melanggar aturan KKOP

    C. Penyedia Jasa dapat membantu Pengguna Jasa dalam perencanaan aspek manajemen dan sosial/politik berupa Peningkatan pelayanan bagi masyarakat dan efisiensi bagi para pelaku bisnis telekomunikasi selular melalui peningkatan fasilitas pelayanan kepada investasi provider jasa telekomunikasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tetap menjaga nilai estetika, tata ruang wilayah dan keselamatan publik.

    D. Penyedia Jasa dapat membantu Pengguna Jasa dalam perencanaan aspek ekonomi/bisnis dengan menciptakan sumber penghasilan pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dari aspek telekomunikasi dengan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui potensi pemanfaatan infrastruktur menara telekomunikasi.

    E. Penyedia Jasa dapat membantu Pengguna Jasa dalam perencanaan aspek Hukum dengan membuat dan menyusun Peraturan Daerah dan /atau Peraturan Bupati tentang Penataan Peletakan dan Penyebaran menara telekomunikasi termasuk Mobile Site ke dalam pembagian zona dan kawasan (Zonasi Cell Plan) di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, analisa kebijakan pemutihan menara eksisting dan analisa kebijakan penggunaan teknologi micro cell/pico cell sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah.

    F. Penyedia Jasa dapat membantu Pengguna Jasa dalam pembuatan software aplikasi terkait Peletakan dan Penyebaran menara telekomunikasi ke dalam pembagian zona dan kawasan (Zonasi Cell Plan)di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang diselaraskan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kabupaten Kutai Kartanegara

    3. Sasaran

    1. Penyedia Jasa dapat memberikan pendampingan kepada Pengguna

    Jasa dalam proses Site Audit dan Cell Planing menara Telekomunikasi di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

    2. Penyedia Jasa dapat memberikan Dokumen Teknis, Manajerial, Bisnis Plan dan Regulasi untuk peningkatan fasilitas pelayanan kepada investasi provider jasa telekomunikasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tetap menjaga nilai estetika, tata ruang wilayah dan keselamatan publik.

  • 4. Lokasi Pekerjaan

    Kecamatan Tenggarong dan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara

    5. Sumber

    Pendanaan

    ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Anggaran 2015. No. DPA : 1.25.01.15.15.5.2

    6. Nama dan

    Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen

    Nama PPK : Awang Febrian Sofyar, S.Sos., M.Si Satuan Kerja : Dinas Komunikasi dan Informatika

    Data Penunjang

    7. Standar Teknis Berpengalaman di Bidang Telekomunikasi dan Tata Ruang

    8. Studi-Studi Terdahulu

    -

    9. Referensi Hukum A. Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999, tentang Telekomunikasi B. Peraturan Menteri Kominfo Nomor 2/PER/M.KOMINFO/3/2008,

    tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi

    C. Peraturan Bersama Menteri Nomor 18, 07/PRT/M/2009, Nomor 19/PER/M.KOMINFO/03/2009 dan Nomor 3/P/2009 Tahun 2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi.

    D. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 5049);

    E. Surat edaran Dirjen Pajak Nomor SE-17/PJ.6//2003, tentang Petunjuk Teknis Penilaian Bangunan Khusus.

    F. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 5 Tahun 2009 tentang Penataan dan Pengendalian Menara Telekomunikasi Bersama

  • Ruang Lingkup

    10. Lingkup Pekerjaan

    1. Pendampingan kepada Pengguna Jasa dalam proses Site Audit dan Cell Planing Menara Telekomunikasi di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

    2. Merencanaan aspek teknis berupa:

    a. Penyusunan Data berupa angka dan peta digital pola persebaran menara telekomunikasi seluler existing di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dimulai dengan Kecamatan Tenggarong dan Kecamatan Loa Kulu yang selaras dengan RTRW dan RDTR Kabupaten Kutai Kartanegara.

    b. Penyusunan Data karakteristik dan hasil kajian menara telekomunikasi existing di Kecamatan Tenggarong dan Kecamatan Loa Kulu.

    c. Pembuatan Software aplikasi Zonasi Cell Plan (Zona Bebas Menara Telekomunikasi, Zona Menara Telekomunikasi Kamuflase dan Zona Menara Telekomunikasi) di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang selaras dengan RTRW dan RDTR Kabupaten Kutai Kartanegara.

    3. Perencanaan aspek manajemen dan sosial/politik berupa :

    Perencanaan coverage area berdasarkan pola persebaran menara telekomunikasi eksisting dan kebutuhan 5 tahun kedepan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

    4. Perencanaan aspek ekonomi/bisnis berupa :

    Menyusun Estimasi Nilai Bangunan Menara Telekomunikasi seluler eksisting dan bangunan pendukung di Kecamatan Tenggarong dan Kecamatan Loa Kulu.

    5. Perencanaan aspek Hukum berupa :

    a. Penyusunan Draft Peraturan Daerah dan / atau Peraturan Bupati tentang Penataan Peletakan dan Penyebaran menara telekomunikasi termasuk Mobile Site ke dalam pembagian zona dan kawasan (Zonasi Cell Plan)di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

    b. Analisa Kebijakan Pemutihan Menara Telekomunikasi eksisting di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dari aspek perizinan dan Penempatan menara telekomunikasi Zonasi Cell Plan.

    c. Analisa Kebijakan penggunakan teknologi micro cell dan pico cell sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah.

  • 11. Keluaran

    1. Dokumen Perencanaan Aspek Teknis :

    a. Data dan peta digital pola persebaran menara telekomunikasi seluler existing Kabupaten Kutai Kartanegara yang dimulai dari Kecamatan Tenggarong dan Kecamatan Loa Kulu.

    b. Data karakteristik dan hasil kajian menara telekomunikasi existing di

    Kecamatan Tenggarong dan Kecamatan Loa Kulu.

    c. Software aplikasi Penentuan Peletakan dan Penyebaran menara telekomunikasi ke dalam pembagian zona dan kawasan (Zonasi Cell Plan : Zona Bebas Menara Telekomunikasi, Zona Menara Telekomunikasi Kamuflase dan Zona Menara Telekomunikasi) di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang selaras dengan RTRW dan RDTR Kabupaten Kutai Kartanegara.

    2. Dokumen Perencanaan Aspek Ekonomi/Bisnis : Dokumen Estimasi Nilai Bangunan Menara Telekomunikasi seluler dan bangunan pendukung di Kecamatan Tenggarong dan Kecamatan Loa Kulu.

    3. Dokumen Perencanaan Aspek Manajemen : Dokumen Perencanaan Coverage area berdasarkan pola persebaran menara eksisting dan kebutuhan 5 tahun kedepan di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

    4. Dokumen Perencanaan Aspek Hukum : a. Draft Peraturan Daerah dan/ atau Peraturan Bupati tentang

    Peletakan dan Penyebaran menara telekomunikasi ke dalam pembagian zona dan kawasan (Zonasi Cell Plan).

    b. Dokumen Analisa Kebijakan Pemutihan Pembangunan Menara Telekomunikasi dari aspek perizinan dan penempatan menara telekomunikasi dalam Zonasi Cell Plandi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    c. DokumenAnalisa Kebijakan penggunaan teknologi micro cell dan pico cell sebagai sumber pendapatan asli daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    12. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan

    90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender

    13. Personil Sertifikat Keahlian/Posisi/Pengalaman

    Kerja/Tugas & Tanggung jawab Kualifikasi

    Jumlah

    Orang Bulan

    I. Ahli Muda Telekomunikasi

    a. Posisi : Team Leader b. Pengalaman : 7 Tahun c. Tugas dan Tanggung Jawab : i. Memimpin team dalam

    pelaksanaan dan pencapaian target pekerjaan team

    ii. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan hasil pekerjaan team

    iii. Melakukan analisa, kajian dan penyusunan data yang berkaitan dengan site audit dan zona cell plan dari aspek Analisis Coverage area dan prediction, Analisis Kapasitas trafik dan cell planning

    S1 Telekomunikasi

    1 (satu)

  • II. Ahli Muda GIS

    a. Posisi : Tenaga Ahli Muda GIS b. Pengalaman : 5 Tahun c. Tugas dan Tanggung Jawab

    Melakukan analisa, kajian dan penyusunan data dan / peta digital yang berkaitan dengan pola persebaran existing, morfologi area, Data Informasi Site dan Geolokasi Site

    III. Ahli Muda Sipil a. Posisi : Tenaga Ahli Muda Sipil b. Pengalaman : 5 Tahun c. Tugas dan Tanggung Jawab :

    Melakukan analisa, kajian dan penyusunan data dan /atau peta yang berkaitan Data Teknis Menara Telekomunikasi Seluler eksisting

    IV. Ahli Muda Penilai/ Appraisal

    Specialist a. Posisi : Tenaga Ahli Muda Penilai b. Pengalaman : 5 Tahun c. Tugas dan Tanggung Jawab :

    Melakukan analisa, kajian dan estimasi nilai bangunan menara telekomunikasi dan bangunan pendukung yang terkait dengan penghitungan retribusi pengendalian Menara Telekomunikasi

    V. Ahli Muda Hukum

    a. Posisi : Tenaga Ahli Muda Hukum b. Pengalaman : 5 Tahun c. Tugas dan Tanggung Jawab :

    Melakukan analisa, kajian dan Penyusunan Draft Perda / Perbup tentang Peletakan dan Penyebaran Menara Telekomunikasi (Zona Cell Plan), analisa kebijakan pemutihan pembangunan menara telekomunikasi dari aspek perizinan dan zonasi cell plan dan analisa kebijakan penggunaan mobile site, micro cell dan pico cell

    VI. Ahli Muda Tata Ruang a. Posisi : Tenaga Ahli Muda Tata

    Ruang b. Pengalaman : 5 Tahun c. Tugas dan Tanggung Jawab :

    Melakukan analisa, kajian dan penyusunan data dan / peta digital yang berkaitan dengan pola persebaran dan penempatan

    S1 Sistem Informasi Geo Spasial S1 Teknik Sipil S1 Ekonomi /S1 Teknik S1 Hukum S1 Planologi

    1 (Satu) 1 (Satu) 1 (Satu) 1 (Satu) 1 (Satu)

  • menara telekomunikasi existing berikut perencanaan coverage area untuk 5 tahun ke depan

    VII. Ahli Muda Programmer

    a. Posisi : Tenaga Ahli Muda Programmer

    b. Pengalaman : 5 Tahun c. Tugas dan Tanggung Jawab :

    Membuat software aplikasi Penempatan/Peletakan dan persebaran menara telekomunikasi di Kabupaten Kutai Kartanegara

    S1 Infromatika

    1 (satu)

    Catatan : untuk tenaga Ahli wajib memiliki sertifikasi keahlian

    Tenaga Pendukung (jika ada):

    Surveyor Administrasi Operator Komputer

    D3 Teknik Telekomunikasi D3 Administrasi SMA/SMK

    2 (dua) 1 (Satu) 1 (Satu)

    Laporan

    14. Laporan Pendahuluan

    Laporan Pendahuluan memuat : 1. Informasi Pekerjaan yang akan dilaksanakan; 2. Organisasi Kerja; 3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan; 4. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan tenaga pendukung; 5. Prosedur pelaksanaan pekerjaan; 6. Prosedur instruksi kerja; 7. Pelaksana kerja

    Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 14 (Empat Belas) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan.

    15. Laporan Bulanan Laporan Bulanan memuat : 1. Progres Pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 30 (Tiga Puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan.

    16. Laporan Antara Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan yang sedang dilaksanakan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 75 (Tujuh Puluh Lima) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan.

    17. Laporan Akhir Laporan Akhir memuat hasil pekerjaan yang tertuang di dalam lingkup pekerjaan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 130 (Seratus Tiga Puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan dan cakram padat (compact disc).

  • Hal-Hal Lain

    18. Produksi dalam

    Negeri

    Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

    19. Persyaratan Kerjasama

    Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi : Mendapatkan persetujuan dari Pengguna Anggaran sebelum melakukan perjanjian kerjasama dengan penyedia jasa konsultan lainnya.

    20. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan

    Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Sesuai dengan Data Existing; 2. Sumber data akurat.

    21. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen berikut :

    1. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan; 2. Staf Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.