kak pemda

10
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN TEKNIS REHABILITASI GEDUNG KANTOR BUPATI SEBELAH KANAN DAN KIRI I. PENDAHULUAN 1. Data Proyek Kegiatan : Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Gedung Kantor Pekerjaan : Perencanaan Teknis Rehabilitasi Gedung Kantor Bupati Sebelah Kanan Dan Kiri Lokasi : Kantor Bupati Kabupaten Sumenep Sumber Dana : APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran : 2015 Waktu Pelaksanaan : 45 (empat puluh lima) hari kalender 2. Latar Belakang a. Setiap bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan Mutu atau Kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur. b. Setiap Bangunan Negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik- baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan negara. c. Pemberi jasa perencanaan untuk Bangunan Negara dan prasarana lingkungannya perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional. d. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang, sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan. e. Rehabilitasi Gedung Kantor Bupati Sebelah Kanan dan Kiri yang berkontur rata, yang merupakan dasar rawa dan sebelumnya merupakan bekas bangunan sayap kanan dan kiri bangunan utama memiliki kondisi tanah yang labil sehingga dibutuhkan suatu rekayasa teknik pondasi untuk mencegah bangunan baru menjadi miring. f. Pembangunan Rehabilitasi Gedung Kantor Bupati Sebelah Kanan dan Kiri diharapkan menggunakan struktur bangunan baja dan beton (komposit) serta menggunakan material yang sudah fabrikasi dan teruji dari segi kekuatan dengan tujuan menjaga kualitas bangunan dan mempercepat waktu pelaksanaan pekerjaan.

Upload: rendra-kudo

Post on 09-Sep-2015

26 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

kak

TRANSCRIPT

  • KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN TEKNIS REHABILITASI GEDUNG KANTOR BUPATI

    SEBELAH KANAN DAN KIRI

    I. PENDAHULUAN

    1. Data Proyek

    Kegiatan : Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Gedung Kantor

    Pekerjaan : Perencanaan Teknis Rehabilitasi Gedung Kantor Bupati

    Sebelah Kanan Dan Kiri

    Lokasi : Kantor Bupati Kabupaten Sumenep

    Sumber Dana : APBD Kabupaten Sumenep

    Tahun Anggaran : 2015

    Waktu Pelaksanaan : 45 (empat puluh lima) hari kalender

    2. Latar Belakang

    a. Setiap bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan

    Mutu atau Kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya,

    dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi positif bagi

    perkembangan arsitektur.

    b. Setiap Bangunan Negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik- baiknya,

    sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan

    kriteria administrasi bagi bangunan negara.

    c. Pemberi jasa perencanaan untuk Bangunan Negara dan prasarana lingkungannya perlu

    diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya

    perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma

    serta tata laku profesional.

    d. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara

    matang, sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan

    kepentingan kegiatan.

    e. Rehabilitasi Gedung Kantor Bupati Sebelah Kanan dan Kiri yang berkontur rata, yang

    merupakan dasar rawa dan sebelumnya merupakan bekas bangunan sayap kanan dan kiri

    bangunan utama memiliki kondisi tanah yang labil sehingga dibutuhkan suatu rekayasa

    teknik pondasi untuk mencegah bangunan baru menjadi miring.

    f. Pembangunan Rehabilitasi Gedung Kantor Bupati Sebelah Kanan dan Kiri diharapkan

    menggunakan struktur bangunan baja dan beton (komposit) serta menggunakan material

    yang sudah fabrikasi dan teruji dari segi kekuatan dengan tujuan menjaga kualitas bangunan

    dan mempercepat waktu pelaksanaan pekerjaan.

  • g. Agar Pembangunan tersebut terlaksana dengan baik dengan memenuhi unsur kekuatan

    (struktur), kenyamanan pengguna (estetika), ekonomis, dan tidak mempunyai dampak

    buruk terhadap lingkungan sekitar, maka harus diawali dengan kegiatan perencanaan

    oleh penyedia jasa Konsultansi Perencana.

    3. Maksud dan Tujuan

    Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan Gambaran tentang Perencanaan Rehabilitasi

    Gedung Kantor Bupati Sebelah Kanan dan Kiri yang sesuai dengan estetika bangunan yang ada

    serta peraturan perundang-undangan tentang bangunan gedung negara.

    Sedangkan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan hasil perencanaan berupa Detail

    Engenering Design, Rencana Anggaran Biaya, Rencana Kerja dan Syarat-syarat, dan Spesifikasi

    Teknis Bangunan Gedung.

    4. Sasaran Kegiatan.

    a. Sasaran Kegiatan adalah Perencanaan Teknis Pembangunan Rehabilitasi Gedung Kantor

    Bupati Sebelah Kanan dan Kiri

    b. Lingkup Pekerjaan Perencanaan Pembangunan yang terdiri dari komponen kegiatan :

    1. Pekerjaan Persiapan.

    2. Pekerjaan Sipil / Struktur.

    3. Pekerjaan Arsitektur.

    4. Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal (M/E).

    5. Pekerjaan Utilitas.

    c. Tahap-Tahap yang akan dilaksanakan adalah:

    1. Persiapan Perencanaan termasuk survey.

    2. Penyusunan Pra Rencana Lanjutan.

    3. Pengembangan Rencana Lanjutan.

    4. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Lanjutan.

    5. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Lanjutan.

    6. Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dll).

    7. Persiapan Pelelangan.

    8. Pelaksanaan Pelelangan.

    9. Pengawasan Berkala.

    II. KEGIATAN PERENCANAAN

    1. Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana berpedoman pada ketentuan yang

    berlaku, khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : PRT/45/M/2007 tanggal

    27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

  • 2. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah meliputi tugas-tugas

    perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara

    yang terdiri dari:

    a. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat

    interpretasi secara garis besar terhadap KAK dan Laporan Pendahuluan.

    b. Menyusun Pra Rencana seperti program dan konsep ruang, perkiraan biaya.

    c. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:

    1. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.

    2. Rencana arsitektur, dan uraian konsep yang mudah dimengerti.

    3. Rencana sistem Mekanikal / Elektrikal.

    4. Rencana utilitas.

    5. Perkiraan biaya dan Laporan Artara.

    d. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :

    1. Gambar-gambar detail Arsitektur, Struktur, Utilitas dan M/E, yang sesuai dengan

    gambar rencana yang telah disetujui.

    2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

    3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan.

    4. Laporan akhir perencanaan.

    3. Membantu Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) dan Pejabat Pembuat

    Komitmen (PPK) di dalam menyusun dokumen pelelangan dan pelaksanaan pelelangan.

    4. Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun Berita

    Acara Penjelasan Pekerjaan, menyusun kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas-

    tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

    5. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan

    kegiatan seperti:

    a. Membantu Konsultan Pengawas dalam hal melakukan penyesuaian gambar dan

    spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.

    b. Memberikan saran-saran.

    III. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN

    1. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung

    jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

    2. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang

    dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.

    3. Secara umum tanggung jawab Konsultan Perencana adalah sebagai berikut :

    a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar

    perencanaan yang berlaku.

  • b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan- batasan

    yang telah diberikan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA),

    termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan

    dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.

    c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar,

    dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada

    umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.

    IV. BIAYA.

    1. Biaya Pekerjaan Perencanaan dan tata cara pembayaran akan diatur secara kontraktual

    setelah melalui tahapan proses Seleksi Pengadaan Jasa Konsultansi sesuai peraturan yang

    berlaku, antara lain terdiri dari:

    a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.

    b. Materi dan penggandaan laporan.

    c. Pembelian dan atau sewa peralatan.

    d. Biaya rapat-rapat.

    e. Jasa dan over head Perencanaan.

    f. Pajak dan iuran daerah lainnya.

    2. Sumber Dana.

    Sumber dana pekerjaan perencanaan dibebankan pada APBD Kabupaten Sumenep pada

    Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2015.

    V. K R I T E R I A

    1. Kriteria Umum.

    Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti yang dimaksud pada

    KAK ini harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan

    kompleksitas bangunan yaitu:

    a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas.

    1. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai gedung Kantor

    dan Gedung Pertemuan.

    2. Menjamin keselamatan pengguna baik pegawai kantor, masyarakat dan kelestarian

    lingkungan sekitar.

    b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan.

    1. Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan dan

    keserasian bangunan terhadap lingkungannya.

    2. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik tidak

    menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

  • c. Persyaratan Struktur Bangunan.

    1. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul akibat

    perilaku alam dan manusia.

    2. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang

    disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan.

    3. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang

    disebabkan oleh perilaku struktur.

    4. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh

    kegagalan struktur.

    d. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran.

    1. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul akibat

    perilaku alam dan manusia.

    2. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa, secara

    struktur stabil selama kebakaran sehingga :

    a. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.

    b. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk

    memadamkan api.

    c. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.

    e. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi.

    1. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi penggunanya maupun

    pemeliharaannya.

    2. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya

    akibat petir.

    3. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang

    terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan

    fungsinya.

    f. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara.

    1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik dari alam maupun buatan

    dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan

    fungsinya.

    2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara secara baik.

    g. Persyaratan Pencahayaan.

    1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam maupun

    buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan

    fungsinya.

    2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik.

  • 2. Kriteria Khusus.

    Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan

    dengan bangunan yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan tersebut

    dan segi teknis lainnya, antara lain:

    a. Pondasi bangunan direncanakan sedemikian rupa sehingga mengurangi dampak penurunan

    bangunan.

    b. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti dalam

    rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.

    c. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografi

    klimatologi, dan lain-lain.

    d. Model bangunan permanen dengan 2 lantai.

    e. Jumlah dan Jenis ruangan :

    1) Lantai I (berfungsi sebagai ruang kantor lainnya)

    2) Lantai II (berfungsi sebagai ruang kantor dan pertemuan)

    f. Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan bangunan yang tersedia di lokasi Kabupaten

    Sumenep atau yang didatangkan dari Kota lain (Fabrikasi).

    VI. AZAS AZAS.

    Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana

    hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:

    1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak

    berlebihan.

    2. Kreativitas disain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan material,

    tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial

    bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.

    3. Dengan batasan tidak mengganggu kenyamanan penghuninya, biaya investasi dan

    pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.

    4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat

    dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.

    5. Bangunan Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi

    acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

    VII. PENDEKATAN METODOLOGI

    1. Konsep Bangunan pengembangan harus selaras/menyesuaikan dengan bangunan di

    lingkungan sekitarnya.

    2. Dalam perencanaan harus menyediakan fasilitas penampung air untuk antisipasi

    terhadap bahaya kebakaran.

  • 3. Teknis konstruksi yang disyaratkan oleh perencana hendaknya meggunakan teknologi

    sederhana sampai dengan teknologi tinggi atau Hightech, karena merupakan bangunan

    monumental dan waktu pelaksanaan sangat terbatas, dari pekerjaan pondasi sampai

    dengan finishing.

    4. Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga perencana wajib menjelaskan rencana

    pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di luar lokasi.

    5. Lokasi pekerjaan berada di dalam wilayah Kantor Bupati Kabupaten Sumenep, sehingga untuk

    pengadaan material ke lokasi proyek harus ada peraturan yang khusus supaya tidak

    terganggu akses lalu lintas.

    VIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

    1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,

    Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengguna Anggaran

    / Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen

    2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus

    dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.

    3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu

    pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

    4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk

    siap dilelangkan maksimal 45 (empat puluh lima) hari Kalender sejak dikeluarkannya

    Kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja.

    IX. INFORMASI DAN TENAGA AHLI

    1. Informasi.

    a. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi yang

    dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna

    Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen.

    b. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam

    pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna

    Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian

    pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab

    Konsultan Perencana.

    2. Tenaga Ahli.

    a. Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus menyediakan Tenaga Ahli yang

    memenuhi ketentuan dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat

    Pembuat Komitmen, baik ditinjau dari segi lingkup kegiatan maupun tingkat kompleksitas

    pekerjaan.

  • b. Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga ahli yang cukup berpengalaman

    dibidangnya masing-masing, yaitu terdiri dari:

    1. SKA Arsitek - Madya posisi Team leader berpendidikan Magister T. Arsitektur (S2)

    lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, berpengalaman sekurang-

    kurangnya 2 (dua) tahun atau Sarjana T. Arsitektur (S1) lulusan universitas/perguruan

    tinggi negeri atau swasta, berpengalaman sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.

    2. SKA Teknik Bangunan Gedung - Muda posisi Tenaga Ahli Profesional

    berpendidikan Magister T. Sipil (S2) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau

    swasta, berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun atau Sarjana T. Sipil (S1)

    lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, berpengalaman

    sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

    3. SKA Arsitek - Muda posisi Tenaga Ahli Profesional minimal Sarjana T. Arsitektur

    (S1) lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau swasta, berpengalaman

    sekurang - kurangnya 5 (lima) tahun.

    4. SKA Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik - Muda Tenaga Ahli Profesional

    berpendidikan minimal Sarjana T. Elektro (S1) lulusan universitas / perguruan

    tinggi negeri atau swasta, berpengalaman sekurang - kurangnya 3 (tiga) tahun.

    5. TENAGA PENDUKUNG yang dibutuhkan terdiri dari tenaga Surveyor Pendidikan

    D-3 T. Sipil dengan pengalaman kerja 4 tahun, CAD Drafter Pendidikan D-3 T. Sipil

    pengalaman kerja 5 tahun, Operator Komputer, Tenaga administrasi, dan sopir.

    X. KELUARAN

    Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja

    ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:

    1. Tahap Konsep Rencana Teknis

    a. Konsep penyiapan rencana teknis dan uraian rencana kerja konsultan perencana.

    b. Konsep skematik rencana teknis.

    c. Laporan data, informasi lapangan

    d. Hasil sonder

    2. Tahap Pra-rencana Teknis

    a. Gambar-gambar Pra-rencana.

    b. Perkiraan biaya pembangunan.

    c. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

    3. Tahap Pengembangan Rencana

    a. Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur, ME dan utilitas.

    b. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.

    c. Draft rencana anggaran biaya.

    d. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

  • 4. Tahap Rencana Detail

    a. Gambar rencana teknis bangunan lengkap.

    b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

    c. Bill Of Quantity (BQ).

    d. Rencana anggaran biaya (RAB).

    5. Tahap Pelelangan.

    - Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.

    XI. LAPORAN.

    Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran

    dan Pejabat Pembuat Komitmen oleh Penyedia Jasa Konsultansi adalah meliputi :

    1. Laporan Pendahuluan, berisi Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan hasil orientasi

    lapangan serta kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan persiapan,

    pengurusan perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan, jadwal pelaksanaan dan jadwal

    penugasan personil atau tenaga ahli serta program kerja berikutnya diserahkan 5 (lima)

    hari setelah SPMK. Laporan Pendahuluan diserahkan kepada pemilik pekerjaan sebanyak 5

    (lima) set.

    2. Laporan Antara, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan, hasil sonder,

    Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-gambar pra-rencana. Laporan Antara harus

    diserahkan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kalender sejak tanggal Surat Perintah

    Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima) set.

    3. Laporan Akhir Perencanaan, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan

    Perencanaan, Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-Gambar Detail Hasil

    Perencanaan, Presentasi Laporan Akhir. Laporan Akhir Perencanaan tersebut

    diserahkan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak tanggal Surat

    Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima) set.

    XII. Lain-lain

    1. Sewaktu-waktu Penyedia Jasa dapat diminta oleh Pengguna Jasa mengadakan diskusi

    atau memberi penjelasan mengenai tahap atau hasil kerjanya;

    2. Penyedia Jasa harus menyerahkan foto Dokumentasi (dalam album) yang berkaitan

    dengan palaksanaan pekerjaan survey lapangan;

    3. Penyedia Jasa harus selalu mendiskusikan usulan-usulan hasil pekerjaan ini dengan

    Pemilik pekerjaan.

    4. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus

    disediakan oleh Penyedia Jasa;

  • 5. Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja ini akan dijelaskan dalam berita

    acara penjelasan pekerjaan.

    Membuat : Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah

    Kabupaten Sumenep

    CHAINUR RASYID, SE, M.Si

    NIP. 19691113 199503 1 003