kak pasar
DESCRIPTION
Contoh KAK PasarTRANSCRIPT
1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Program : Pengembangan Sarana dan Prasarana Perdagangan
Kegiatan : Penyusunan DED Pasar Satelit (3 Pasar Satelit)
Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultansi DED/Perubahan Design (DED) Pasar Raya
Inpres Blok III
Satker : Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota
Padang
Lokasi : Kota Padang
Tahun Anggaran : 2015
-------------------------------------------------------------------------------------------
I. PENDAHULUAN
Setiap bangunan gedung Negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal serta berkontribusi
positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
Setiap bangunan gedung Negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-
baiknya sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi
mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung Negara.
Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu diarahkan secara
baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis
bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku
professional.
A. Latar Belakang
Pembangunan Pasaraya telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir. Dalam
pelaksanaannya, ada beberapa hal yang direvisi dari Dokumen Perencanaan
yang telah dibuat oleh konsultan perencana terdahulu. Perubahan yang
dilakukan menyesuaikan kondisi lahan dan lapangan.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan
secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan
yang sesuai dengan kepentingan proyek.
2
B. Maksud dan Tujuan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan
Perencana yang memuat masukan azaz, kriteria, keluaran dan proses yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan kedalam
pelaksanaan tugas perencanaan.
Dengan KAK ini diharapkan konsultan Perencana dapat melakukan tugas
dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud.
C. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan adalah menyusun Perubahan Design (DED) Pembangunan
Pasar Raya Blok III.
Lingkup pekerjaan yang akan dibuat rencana teknisnya adalah penyesuaian
gambar dan Dokumen Perencanaan yang ada dengan kondisi lahan dan
lapangan yang ada sekarang.
II. KEGIATAN PERENCANAAN
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No 45 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002, yang dapat meliputi tugas-tugas
perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan dan prasarana fisik bangunan
gedung Negara yang terdiri dari :
1. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan
(termasuk data penyelidikan tanah dan Dokumen Perencanaan terdahulu),
membuat interprestasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi
dengan pemerintah setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan
bangunan.
2. Menilai, membuat perhitungan dan memberi masukan terhadap Dokumen
Perencanaan dibandingkan dengan kondisi lahan dan lapangan yang ada.
3. Penyusunan Perubahan rencana, antara lain membuat :
a. Arsitektur.
3
b. Struktur.
c. Utilitas.
d. Biaya.
4. Penyusunan rencana seperti rencana tapak, rencana bangunan termasuk
program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan
sampai mendapatkan keterangan rencana kota, keterangan persyaratan
bangunan dan lingkungan, dan IMB pendahuluan dari Pemerintah Daerah
Setempat.
5. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:
a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang
sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya
pekerjaan konstruksi.
d. Laporan akhir perencanaan.
6. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu PPK didalam menyusun
dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan menyusun program
dalam pelaksanaan pelelangan.
7. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya
termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal
elektrikal bangunan.
III. DATA PENUNJANG
Sebagai penunjang kegiatan ini, maka data yang tersedia adalah :
1. Doumen Perencana
2. Data Penelitian Tanah (sondir dan boring)
3. Data Perhitung Struktur
4. Dan lainnya
4
IV. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN
Konsultan Perencana bertanggung jawab secara professional atas jasa perencanaan
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-
batasan yang telah diberikan PPK, termasuk melalui KAK, seperti dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan
diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan
gedung pada umumnya dan khusus untuk bangunan gedung Negara.
V. BIAYA
A. Biaya Perencanaan
Besarnya biaya pekerjaan perencanaan ini senilai Rp. 200.000.000,- (Dua
Ratus Juta Rupiah) yang merupakan besarnya biaya konsultan Perencana
merupakan biaya tetap dan pasti. Serta ketentuan pembiayaan lebih lanjut
mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan yang dibuat oleh PPK dan
Konsultan Perencana.
Biaya pekerjaan konsultan Perencana dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang terdiri dari :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
b. Materi dan penggandaan laporan.
c. Pembelian dan atau sewa peralatan.
d. Sewa kendaraan.
e. Biaya rapat-rapat.
f. Jasa dan overhead perencanaan.
g. Pajak dan iuran daerah lainnya.
5
Pembayaran biaya konsultan Perencana didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan perencanaan.
B. Sumber Dana.
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan dibebankan pada APBD-P Kota
Padang Tahun 2015.
VI. KELUARAN.
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja ini meliputi :
A. Tahap Persiapan Rencana Teknis
1. Tahap penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah
dan kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab
waktu perencanaan.
2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi
hubungan ruang, dll.
3. Mengumpulkan data-data, Laporan-laporan dan Dokumen Perencanaan
yang ada pada pihak proyek, termasuk di dalamnya Perhitungan
Struktur dan Data Penyidikan Tanah (Sondir dan Boring).
B. Tahap Perubahan Design
1. Arsitektur.
2. Struktur.
3. Utilitas.
4. Perkiraan Biaya.
C. Tahap Rencana Teknis
1. Gambar-gambar rencana tapak.
2. Gambar-gambar pra rencana bangunan.
3. Perkiraan biaya pembangunan.
4. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
5. Hasil konsultasi rencana dengan Pemerintah setempat.
6
D. Tahap Pengembangan Rencana
1. Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur dan utilitas.
2. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan..
3. Draft rencana anggaran biaya.
4. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
E. Tahap Rencana Detail
1. Gambar rencana teknis bangunan lengkap.
2. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3. Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ).
4. Rencana Anggaran Biaya.
5. Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, lengkap dengan
perhitungan–perhitungannya yang diperlukan.
6. Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan peralatan/
perlengkapan/bangunan (bila ada).
F. Tahap Presentasi
Setiap tahapan perencanaan konsultan menyampaikan laporan tersebut dalam
bentuk presentasi di hadapan pengguna jasa dan instasi terkait.
Produk perencanaan yang harus diserahkan sebagai lampiran Berita Acara
Serah Terima, hasilnya dibuat sesuai kebutuhan dan disimpan dalam data
(Harddisk, DVD)
VII. LAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pengguna Jasa adalah :
A. Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Laporan Pendahuluan merupakan laporan hasil temuan awal yang membahas
mengenai metodologi dan rencana kerja konsultan dalam menangani
kegiatan ini. Laporan Pendahuluan dibuat rangkap 7 (tujuh) dengan sampul
warna putih dan diserahkan paling lambat hari ke 15 (lima belas) Hari
Kalender setelah menerima SPK.
7
Laporan Pendahuluan berisi :
1. Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
2. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
3. Jadwal kegiatan penyedia jasa.
B. Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report)
Konsep Laporan Akhir merupakan Konsep Laporan setelah pembahasan dan
mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen. Konsep Laporan Akhir
dibuat rangkap 7 (tujuh) dengan sampul warna biru dan diserahkan paling
lambat hari ke 60 (enam puluh) Hari Kalender setelah menerima SPK.
C. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan Akhir merupakan laporan hasil penyempurnaan konsep laporan
akhir setelah pembahasan dan mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen. Laporan Akhir dibuat rangkap 7 (tujuh) dengan sampul warna
biru dan diserahkan paling lambat hari ke 60 (enam puluh) Hari Kalender
setelah menerima SPK. Laporan akhir diserahkan setelah tidak ada
perubahan lagi dan mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen
dan tim teknis.
D. Dokumen Perencanaan dan Dokumen Lelang
- Rencana Anggaran Biaya
- BQ untuk Lelang
- Spesifikasi Teknis
- Perhitungan Volume
- Perhitungan Struktur (bila diperlukan)
- Gambar Rencana (A3)
- Dokumentasi
Konsultan diwajibkan untuk menyerahkan perhitungan volume pekerjaan dan
perkiraan biaya pelaksanaan berdasarkan harga satuan yang berlaku di daerah
bersangkutan pada saat itu.
8
E. Softcopy External
Semua hasil soft copy dituangkan dalam bentuk berupa Compact Disk.
VIII. K R I T E R I A
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti yang
dimaksud pada KAK harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. Menjamin bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di daerah
yang bersangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan.
2. Persyaratan Arsitektural dan Lingkungan :
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan
berdasarkan karateristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan,
dan budaya daerah, sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan
lingkungannya (fisik, sosial dan budaya).
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
c. Menjamin bangunan gedung yang dibangun dan dimanfaatkan
dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Bangunan :
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung
beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
b. Menjamin keselamatan manusia dan kemungkinan kecelakaan
atau luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
9
c. Menjamin kepentingan manusia dan kehilangan atau kerusakan
benda yang disebabkan oleh perilaku struktur.
d. Menjamin perlindungan property lainnya dan kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
4. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran :
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung
beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun
sedemikian rupa sehingga mampu secara struktural stabil selama
kebakaran, sehingga :
~ Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
~ Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api.
~ Dapat menghindari kerusakan pada property lainnya.
5. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses
yang layak, aman dan nyaman kedalam bangunan dan fasilitas
serta layanan didalamnya.
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan
atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat.
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat
khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
6. Persyaratan Mobilisasi dalam Gedung :
a. Menjamin tersedianya sarana mobilisasi yang layak, aman dan
nyaman di dalam bangunan gedung.
b. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat
khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
7. PersyaratanPencahayaan Darurat, Tanda Arah Keluar, dan Sistem
Peringatan Bahaya :
10
a. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif didalam
bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat.
b. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman
apabila terjadi keadaan darurat.
8. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi :
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan
penghuninya dari bahaya akibat petir.
c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
9. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan :
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam
menunjang kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan
kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
sanitasi secara baik.
10. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara :
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan
dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata
udara secara baik
11. Persyaratan Pencahayaan :
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik
alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya-
11
kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik.
12. Persyaratan Kebisingan dan Getaran :
a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan
suara dan getaran yang tidak diinginkan.
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan
yang menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu
melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau mencegah
perusakan lingkungan.
B. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari
segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya :
1. Dikaitkan dengan upaya kelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar,
seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya
setempat, geografi, klimatologi, dll.
IX. AZAZ-AZAZ
Selain dari kriteria diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana
hendaknya memperhatikan azaz-azaz bangunan gedung Negara sebagai berikut:
1. Bangunan gedung Negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi
tidak berlebihan.
2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara
fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan
pelayanan kepada masyarakat.
12
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan
serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan
dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya.
5. Bangunan gedung Negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan disekitarnya.
X. PROSES PERENCANAAN
1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang
diminta, konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala
dengan pengelola kegiatan.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok
yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan keluaran yang ditetapkan dalam
KAK ini.
3. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen
perencanaan untuk siap dilelangkan adalah 60 (enam puluh) hari kalender.
XI. M A S U K A N
A. Informasi
1. Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan Perencana harus mencari
sendiri informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) termasuk melalui Kerangka
Acuan Kerja ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaaan tugasnya, baik yang berasal dari PPK
maupun yang dicari sendiri.
3. Kesalahan atau kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan Perencana.
13
4. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dapat diperoleh dan hasil yang
diperoleh untuk bahan perencanaan diantaranya mengenai hal-hal
sebagai berikut :
a. Informasi tentang lahan, meliputi:
i. Kondisi fisik lokasi seperti: luasan, batas-batas dan
topografi
ii. Kondisi tanah (hasil soil test yang ada di Dinas
Perindagtamben Kota Padang)
iii. Keadaan air tanah
iv. Peruntukan tanah
v. Koefisien dasar bangunan
vi. Koefisien lantai bangunan
vii. Perincian penggunaan lahan, pekarangan, penghijauan
dan lain-lain.
b. Pemakai bangunan:
i. Struktur organisasi
ii. Jumlah personil-personil sekarang dan proyeksi
pengembangan untuk tahun mendatang (umumnya 5
tahun).
iii. Kegiatan utama, penunjang, pelengkap.
c. Kebutuhan bangunan:
i. Program ruang
ii. Keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan
dengan pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam
ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
14
i. Air bersih
1) Kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang)
2) Sumber air, jaringan dan kapasitasnya
ii. Air hujan dan air buangan :
1) Letak saluran kota
2) Cara pembuangan keluar tapak
iii. Air kotor dan sampah
iv. Tata Udara / A.C (bila dipersyaratkan) :
1) Beban (Ton ref)
2) Pembagian beban
3) System yang diinginkan
v. Transportasi vertical dalam bangunan (bila
dipersyaratkan) :
1) Tipe dan kapasitas yang akan dipilih
2) Interval dan waktu tunggu (Waiting Time)
3) Penggunaan escalator dan conveyor
vi. Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan) :
1) Detector (jenis, tipe)
2) Fire alarm (jenis)
3) Peralatan pemadam kebakaran
vii. Pengamanan dari bahaya pencurian dan perusakan (bila
dipersyaratkan) :
1) Alarm (jenis, tipe)
2) System yang dipilih
viii. Jaringan listrik :
1) Kebutuhan daya
2) Sumber daya dan spesifikasinya
15
3) Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi)
ix. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom)
B. Tenaga
Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan perencana harus menyediakan
tenaga yang memenuhi ketentuan proyek/kegiatan, baik ditinjau dari segi
lengkap (besar) proyek maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan adalah
yang berpengalaman dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan
Kegiatan Perencanaan ini minimal terdiri dari : (kualifikasi masing-masing
tenaga ahli disesuaikan berdasarkan kebutuhan/kompleksitas pekerjaan)
yaitu:
1. Tenaga Ahli Profesional
Adapun kebutuhan Tenaga Ahli Profesional ini meliputi :
1. Team Leader
Team Leader disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Dua (S 2)
Jurusan Teknik Arsitektur, berpengalaman sesuai bidang
pekerjaannya tersebut di atas, sekurang-kurangnya 4 (Empat) tahun
sebanyak 1 (satu) orang. Memiliki sertifikat keahlian arsitek dengan
kompetensi madya sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah:
a. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua
kegiatan serta personil yang terlibat, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
b. Memimpin rapat koordinasi dengan pihak pelaksana dan dinas
yang dilaksanakan 2 kali dalam sebulan, atau koordinasi
lapangan.
c. Menetapkan metode kerja untuk menyesuaikan waktu
konstruksi.
d. Menyelaraskan desain arsitektural dengan perhitungan struktur
- Memastikan progres perencanaan sesuai dengan jadwal.
16
2. Tenaga Ahli Arsitektur
Tenaga Ahli Arsitektur disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata
Satu (S1) Jurusan Teknik Arsitektur, berpengalaman sesuai bidang
pekerjaannya tersebut di atas, sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun
sebanyak 1 (satu) orang. Memiliki sertifikat keahlian Ahli Arsitek
dengan kompetensi madya. Sebagai Tenaga Ahli Arsitektur, tugas
utamanya adalah:
a. Merencanakan seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
Arsitektur berdasarkan standart dan acuan yang berlaku.
b. Merekomendasikan metode pekerjaan Arsitektur kepada team
leader.
c. Membuat barchart skedul pelaksanaan pekerjaan Arsitektur.
3. Tenaga Ahli Sipil/Struktur
Tenaga Ahli Sipil/Struktur disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata
Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil, berpengalaman sesuai bidang
pekerjaannya tersebut di atas, sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun
sebanyak 1 (satu) orang. Memiliki sertifikat keahlian Ahli Bangunan
Gedung dengan kompetensi madya. Sebagai Tenaga Ahli
Sipil/Struktur, tugas utamanya adalah:
a. Merencanakan seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
sipil berdasarkan standart dan acuan yang berlaku.
b. Merekomendasikan metode pekerjaan pembetonan dan
pembesian serta struktur yang telah lolos uji kepada team
leader.
c. Membuat barchart skedul pelaksanaan pekerjaan sipil.
4. Tenaga Ahli Mekanikal/Elektrikal
Tenaga Ahli Mesin/Elektro disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Mesin/Elektro, berpengalaman
sesuai bidang pekerjaannya tersebut di atas, sekurang-kurangnya 3
(Tiga) tahun sebanyak 1 (satu) orang. Memiliki sertifikat keahlian
Ahli Mekanikal atau Ahli Teknik Tenaga Listrik dengan kompetensi
madya. Sebagai Tenaga Ahli Mekanikal/Elektrikal, tugas utamanya
adalah:
17
a. Merencanakan seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
Mekanikal/Elektrikal berdasarkan standart dan acuan yang
berlaku.
b. Merekomendasikan metode pekerjaan Mekanikal/Elektrikal
yang telah lolos uji kepada team leader.
c. Membuat barchart skedul pelaksanaan pekerjaan
Mekanikal/Elektrikal.
5. Tenaga Ahli Estimasi Biaya
Tenaga Ahli Estimasi Biaya disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil, berpengalaman sesuai bidang
pekerjaannya tersebut di atas, sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun
sebanyak 1 (satu) orang. Memiliki sertifikat keahlian Ahli Bangunan
Gedung dengan kompetensi madya. Sebagai Tenaga Ahli Estimasi
Biaya, tugas utamanya adalah:
a. Menghitung Volume, membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB).
b. Merekomendasikan Jangka Pelaksanaan.
2. Tenaga Pendukung
Adapun kebutuhan tenaga pendukung ini meliputi :
1. Draftman
Tenaga Draftman dipersyaratkan adalah seorang tamatan Diploma
III Teknik Sipil/Arsitektur dari universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang disamakan/terakreditasi yang
berpengalaman sekurang–kurangnya minimal 2 (dua) tahun.
Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 3 (tiga) orang.
2. Surveyor
Tenaga Draftman dipersyaratkan adalah seorang tamatan Diploma
III Teknik Sipil/Arsitektur dari universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang disamakan/terakreditasi yang
berpengalaman sekurang–kurangnya minimal 2 (dua) tahun.
Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 2 (dua) orang.
18
3. Administrasi/Keuangan
Tenaga Administrasi/Keuangan dipersyaratkan adalah seorang
tamatan Diploma III Ekonomi dari universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang disamakan/terakreditasi
yang berpengalaman sekurang–kurangnya minimal 2 (dua) tahun.
Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 1 (satu) orang.
4. Operator Komputer
Tenaga Operator Komputer dipersyaratkan adalah seorang tamatan
Diploma III Komputer dari universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang disamakan/terakreditasi yang
berpengalaman sekurang–kurangnya minimal 2 (dua) tahun.
Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 2 (dua) orang.
5. Driver
Tenaga Driver dipersyaratkan adalah orang yang mampu
melaksanakan pekerjaan driver. Jumlah tenaga yang dibutuhkan
adalah 1 (satu) orang.
6. Office Boy
Tenaga Office Boy dipersyaratkan adalah orang yang mampu
melaksanakan pekerjaan. Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 1
(satu) orang.
XII. PROGRAM KERJA
Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
1. Jadwal kegiatan secara detail.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga
yang diusulkan oleh konsultan Perencana harus mendapatkan persetujuan
dari PPK.
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
Program kerja secara keseluruhan mendapatkan persetujuan dari PPK, setelah
sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan Perencana dan mendapatkan pendapat
teknis dari PPTK.
19
XIII. P E N U T U P
Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan lain yang dibutuhkan.
Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja
untuk dibahas dengan PPK.
Dibuat di : PadangTanggal : September 2015
Mengetahui :
KEPALA DINAS PERINDAGTAMBENKOTA PADANG SELAKU PENGGUNA
ANGGARAN/PPK
HENDRIZAL AZHAR, SH, MMNIP. 19740520 200212 1 008
KABID PERDAGANGANSELAKU PEJABAT PELAKSANA TEKNIS
KEGIATAN (PPTK)
MALYUSDI, SH. MHNIP. 19640922 198603 1 003