kak p2kh

21
tus 12 Februari 2014 KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN RUANG KOTA HIJAU PROVINSI …….. TAHUN 2015

Upload: cuteeve7102

Post on 05-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Menuju Kota Hijau

TRANSCRIPT

tus 12 Februari 2014KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBINAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN RUANG KOTA HIJAUPROVINSI ..TAHUN 2015

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYAKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

I. LATAR BELAKANG1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air

d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; dan

g. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

2. Gambaran Umum

Kota Hijau adalah suatu kota yang terencana dengan baik, bercirikan ramah lingkungan yang secara efektif mampu memanfaatkan sumber daya alam secara seimbang dalam rangka menjamin keberlanjutan kualitas dan daya dukung sumber daya alamnya.Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus menerus memupuk semua aset kota meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam, lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau juga merupakan kota yang melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau juga berarti pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam melakukan perubahan dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau di Indonesia memerlukan gerak bersama seluruh unsur pemangku kepentingan kota. Pengembangan Kota Hijau juga memerlukan perubahan/inovasi/prakarsa mendasar (dari praktek hingga nilai-nilai) dan masif.

Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR) secara tegas mengamanatkan 30% dari wilayah kota berwujud Ruang Terbuka Hijau (RTH), 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat. Pengalokasian 30% RTH ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW Kota dan RTRW Kabupaten.Penataan ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan amanat UUPR pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dengan lingkungan buatan. Upaya untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dan mewujudkan keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk perwujudan Kota Hijau.

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementerian Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, merupakan salah satu langkah nyata Pemerintah Pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah Kota/Kabupaten dalam memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait pemenuhan luasan RTH perkotaan, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia. P2KH merupakan inovasi program perwujudan RTH perkotaan yang berbasis komunitas.

Pada tahun 2011, kegiatan P2KH diawali dengan launching penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) 60 Kota/Kabupaten peserta P2KH oleh Menteri Pekerjaan Umum, serta penandatanganan Piagam Komitmen Kota Hijau oleh para Walikota/Bupati pada tanggal 7 November 2011 di Jakarta. Adapun pencanangan dimulainya P2KH dilaksanakan bersamaan dengan puncak peringatan Hari Tata Ruang 2011, dengan tema Empowerment for Green Cities: From Planning to Action pada tanggal 7 November 2011 di Jakarta.

Pada tahun 2012, Kementerian Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang telah memfasilitasi perwujudan RAKH yang telah disusun oleh 60 Kota/Kabupaten, selain itu 25 Kota/Kabupaten yang telah menyampikan konfirmasi keikutsertaan dalam P2KH akan mendapatkan fasilitasi penyusunan RAKH. Fasilitasi ini pada dasarnya merupakan bentuk insentif program bagi Kota/Kabupaten yang telah menyelesaikan RTRW-nya atau setidaknya telah memperoleh Persetujuan substansi dari Menteri Pekerjaan Umum. Hasil pelaksanaan P2KH tahun 2012 menunjukkan bahwa Kota/Kabupaten yang berpartisipasi telah mampu menginisiasi dengan memulai penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau dan mewujudkan program peningkatan kuantitas dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) sehingga pada tahun 2013 dilanjutkan dengan memperluas cakupan dan lingkup kegiatan pada Kota/Kabupaten yang menunjukkan partisipasi dan minat dalam pengembangan Kota Hijau.

P2KH adalah suatu upaya untuk kota yang berkelanjutan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota/Kabupaten dalam rangka mewujudkan 8 (delapan) atribut Kota Hijau, yaitu : (1) perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan; (2) ketersediaan ruang terbuka hijau; (3) konsumsi energi yang efisien; (4) pengelolaan air yang efektif; (5) pengelolaan sampah ramah lingkungan; (6) bangunan hijau; (7) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan; (8) peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau.

Dalam rangka mewujudkan atribut tersebut, maka pemerintah akan melaksanakan kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Kota Hijau yang terdiri dari kegiatan Pengembangan Atribut Kota Hijau, FGD Aspirasi dan Visi Kota Hijau, Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (Festival Kota Hijau dan Aksi Komunitas), Perencanaan Peningkatan Kuantitas RTH Perkotaan (DED), Fasilitasi Implementasi Prakarsa Kota Hijau (Fisik RTH), dan Supervisi Fasilitasi Implementasi Prakarsa Kota Hijau.

Pada tahap inisiasi, P2KH difokuskan pada perwujudan 3 (tiga) atribut, yaitu: perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, ketersediaan ruang terbuka hijau, dan peningkatan peran masyarakat melalui komunitas hijau, namun pada tahap berikutnya diharapkan akan dapat lebih diperluas sehingga mencapai delapan atribut yang telah ditetapkan sebagai ciri Kota Hijau.Tercapainya 8 (delapan) atribut Kota Hijau bukanlah tujuan akhir, sehingga harus disadari bahwa perlu adanya suatu sistem manajemen yang menjamin keberlanjutan dan eksistensi suatu kota yang beratribut hijau. Dalam hal ini peran masyarakat sebagai mitra pemerintah daerah perlu diwujudkan dalam sistem collaborative community based management, sehingga sejak awal peran masyarakat perlu dibangkitkan, didorong, dan dikelola secara inklusif dan optimal untuk mewujudkan Kota Hijau yang berkelanjutan.

Tahun 2015 ini, P2KH difokuskan pada Kota/Kabupaten yang telah menunjukkan minat secara konsisten serta mampu menyusun rencana aksi dan telah memasukkan rencana aksi tersebut dalam rencana pembangunan daerah masing-masing. Berbagai bentuk fasilitasi program akan diberikan kepada pemerintah daerah, namun secara perlahan untuk mencapai ke-8 (delapan) atribut tersebut, pemerintah daerah akan didorong untuk melakukan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.II. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya Kota Hijau khususnya melalui perwujudan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan pengembangan atribut lainnya yang dalam rangka implememtasi RTRW Kota/Kabupaten dan untuk memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.2. Tujuan Tujuan dari kegiatan ini antara lain :a. Mengembangkan atribut Kota Hijau yang lainnya secara bertahap selain penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) guna mewujudkan Kota Hijau yang berkelanjutan;b. Mendorong masyarakat khususnya Forum Komunitas Hijau untuk berpartisipasi dalam merumuskan Visi Kota Hijau dalam Rekomendasi Langkah Strategis bagi pengambil keputusan di Kota/Kabupaten untuk Perwujudan Kota Hijau di masa mendatang dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun;c. Mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan Forum Komunitas Hijau (Aksi Komunitas Hijau dan Festival Kota Hijau) untuk memanfaatkan RTH sebagai bentuk peningkatan kesadaran tentang pentingnya Kota Hijau secara umum, khususnya pemanfaatan RTH yang berkonstribusi positif bagi kualitas ruang kota;d. Menyusun Detail Engineering Design (DED) RTH berdasarkan rencana induk (masterplan) RTH, sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, serta sebagai dokumen dalam kegiatan pengadaan jasa pemborongannya;e. Menambah luasan RTH publik yang terintegrasi dan aksesibel bagi lingkungan perkotaan sekitarnya serta dapat memberikan fungsi interaksi sosial secara aktif bagi masyarakat secara umum; danf. Melakukan supervisi terhadap proses pembangunan RTH publik yang memenuhi kriteria di dalam Petunjuk Teknis dan Manual P2KH 2015.III. SASARAN

Sasaran kegiatan ini terdiri atas :

1) Tersusunnya dokumen Desain Pengembangan Atribut Kota Hijau;2) Terlaksananya kegiatan FGD Aspirasi dan Visi Kota Hijau serta tersusunnya laporan penyelenggaraan yang berisi rumusan Visi Kota Hijau dalam Rekomendasi Langkah Strategis bagi pengambil keputusan di Kota/Kabupaten untuk Perwujudan Kota Hijau di masa mendatang dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun;3) Terlaksananya kegiatan Forum Komunitas Hijau (Aksi Komunitas Hijau dan Festival Hijau) yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pemanfaatan RTH dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang Kota Hijau;4) Tersusunnya Dokumen Perencanaan Teknis (DED) RTH berdasarkan Masterplan RTH; 5) Bertambahnya luasan RTH publik yang terintegrasi dan aksesibel bagi lingkungan perkotaan; dan6) Terlaksananya pendampingan implementasi fisik Kegiatan Peningkatan Kuantitas RTH.IV. NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASAPengguna jasa untuk kegiatan ini adalah SNVT Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan Provinsi.., Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.V. SUMBER PENDANAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya Rp. . () yang bersumber dari dana APBN yang dilakukan secara swakelola dengan rincian kebutuhan biaya sebagaimana RAB terlampir.

VI. LINGKUP DAN LOKASI KEGIATAN

1. Lingkup Kegiatan

a. Pengembangan Atribut Kota Hijau

1) Pelaksanaan workshop dengan ketentuan sebagai berikut :

Peserta yang diundang adalah perwakilan tim swakelola, PPK Kota/Kabupaten, Tenaga Ahli, perwakilan Forum Komunitas Hijau, dan SKPD Kota/Kabupaten terkait;

Rapat koordinasi dapat mengundang narasumber (PMU, Tim Pendamping P2KH, SNVT, P2RKH, SKPD Provinsi, dan praktisi/akademisi setempat) sesuai dengan agenda terkait; dan

Dapat diselenggarakan di luar kantor.

2) Dokumen Desain Pengembangan Atribut Kota Hijau dicetak dalam ukuran A3 sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.

3) Peta Rencana Pengembangan Atribut Kota Hijau dicetak dalam ukuran A2 sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.

b. FGD Aspirasi Dan Visi Kota Hijau1) Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) Aspirasi dan Visi Kota Hijau sebagai salah satu bentuk partisipasi publik melalui :

FGD yang diselenggarakan oleh FKH dan berkoordinasi dengan Tim Teknis dan Tim Swakelola P2KH Kota/Kabupaten;

Peserta utama adalah FKH dan kelompok masyarakat di Kota/Kabupaten terkait;

Jumlah peserta adalah 25-30 orang; dan

FGD dipimpin oleh fasilitator setempat.

2) Hasil FGD akan disusun dalam bentuk laporan penyelenggaraan oleh FKH yang berisikan rumusan Visi Kota Hijau dalam Rekomendasi Langkah Strategis bagi pengambil keputusan di Kota/Kabupaten untuk Perwujudan Kota Hijau di masa mendatang dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.

3) Hasil FGD akan dipresentasikan kepada Walikota/Bupati, dan DPRD, kemudian hasil audiensi tersebut akan dicantumkan pula di dalam laporan penyelenggaraan FKH.

c. Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau1) Pelaksanaan kegiatan FKH dengan ketentuan sebagai berikut :

Festival Kota Hijau diselenggarakan di ruang terbuka hijau atau di salah satu taman kota yang layak;

Festival Kota Hijau dan Aksi Komunitas Hijau diselenggarakan oleh FKH dan berkoordinasi dengan Tim Teknis dan Tim Swakelola P2KH Kota/Kabupaten; dan

Festival Kota Hijau dan Aksi Komunitas Hijau dapat mengundang narasumber (PMU, Tim Pendamping P2KH, SNVT, P2RKH, dan SKPD Provinsi)

2) Laporan pelaksanaan kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH), termasuk foto-foto kegiatan :

Penyelenggaraan Festival Kota Hijau antara lain kegiatan seni di ruang terbuka hijau atau di salah satu taman kota yang layak; dan

Penyelenggaraan Aksi Komunitas Hijau terkait salah satu dari 8 (delapan) atribut Kota Hijau.

3) Keterlibatan Forum Komunitas Hijau dalam mendukung kegiatan P2KH.

d. Pelaksanaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis/DED1) Dokumen DED yang meliputi :

Siteplan;

Gambar kerja yang memadai untuk panduan pelaksanaan/ implementasi fisik;

Format kertas dalam ukuran A3, landscape/mendatar dengan kop di sisi kanan kertas.

2) Dokumen lelang :

Rencana Anggaran Biaya (RAB);

Rincian volume pekerjaan (Bill of Quantity); dan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).

3) Dokumen Kontrak untuk pekerjaan Konstruksi Pembangunan Taman Kota Hijau.

e. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang Terbuka HijauKegiatan pendampingan implementasi fisik meliputi antara lain :1) Melakukan rapat-rapat lapangan secara berkala serta koordinasi dengan Tim Kontraktor, Tim Teknis, dan Tim Swakelola P2KH Kota/Kabupaten selama pelaksanaan kegiatan;

2) Melaporkan setiap kegiatan yang telah dilaksanakan secara berkala kepada SNVT Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan Provinsi..,, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam bentuk laporan bulanan kegiatan pendampingan; dan

3) Mendokumentasikan setiap tahap pelaksanaan perwujudan RTH di lapangan.

2. Lokasi

Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan di Kota/KabupatenProvinsi..peserta P2KH 2015.

VII. METODOLOGI

Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain terdiri atas :

1. Pengembangan Atribut Kota HijauMetodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain :

a) Melaksanakan diskusi dan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait atribut Kota Hijau lainnya ( selain tiga atribut utama) yang akan dikembangkan; dan

b) Pelaksanaan Workshop Pengembangan Atribut Kota Hijau dengan mengundang perwakilan tim swakelola, PPK Kota/Kabupaten, Tenaga Ahli, perwakilan Forum Komunitas Hijau, SKPD Kota/Kabupaten terkait serta narasumber terkait, yang kemudian dituangkan dalam bentuk dokumen Desain Pengembangan Atribut Kota Hijau.

2. FGD Aspirasi Dan Visi Kota HijauMetodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain :

a) Melaksanakan rapat koordinasi Forum Komunitas Hijau dengan Tim Teknis dan Tim Swakelola P2KH Kota/Kabupaten;

b) Menyelenggarakan FGD Aspirasi dan Visi Kota Hijau;

c) Merumuskan Visi Kota Hijau dalam Rekomendasi Langkah Strategis bagi pengambil keputusan di Kota/Kabupaten untuk Perwujudan Kota Hijau di masa mendatang dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun; dan

d) Mempresentasikan Visi Kota Hijau kepada Walikota/Bupati dan DPRD.

3. Pelaksanaan kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain :

a) Melaksanakan rapat koordinasi Forum Komunitas Hijau, pemerintah daerah dan instansi terkait; dan

b) Menyelenggarakan kegiatan Festival Kota Hijau dan Aksi Komunitas Hijau.

4. Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis (DED)

Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain :

a) Survey lapangan

Dilakukan untuk kegiatan peninjauan awal dan pengecekan kembali di lapangan.

b) Studi literatur

Dilakukan melalui studi bahan dan material untuk memperoleh gambaran mengenai desain ramah lingkungan sesuai 8 (delapan) atribut Kota Hijau dan menentukan spesifikasi bahan dan mutu material yang akan digunakan.

c) Perancangan/Desain

Dilakukan untuk membuat dokumen DED.d) Diskusi

Dilakukan dalam poses pembahasan dan pelaporan proses perencanaan.

5. Pendampingan Implementasi Fisik Peningkatan Kuantitas Ruang Terbuka HijauMetodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain :

a) Pengumpulan data terkait keseluruhan pelaksanaan kegiatan fisik;

b) Penyusunan jadwal pendampingan Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang Terbuka Hijau;c) Pengawasan terhadap keseluruhan pelaksanaan perwujudan ruang terbuka hijau di lapangan; dand) Melakukan pembahasan secara rutin baik melalui diskusi maupun rapat internal.

VIII. TENAGA AHLI

Tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan ini disyaratkan dengan jenjang pendidikan S1 dan memiliki pengalaman profesional di bidang masing-masing sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun antara lain :

1.Ahli Perencanaan Kota1 orang

2.Ahli Lansekap/Arsitektur1 orang

3.Ahli Pemetaan/Transportasi/Teknik Lingkungan/Teknik Elektro1 orang

4.Ahli Teknik Sipil1 orang

Waktu pekerjaan tenaga ahli dapat dilihat dari timeline berikut ini :NoTenaga AhliBULANKet Jumlah

12345

1Ahli Perencanaan Kota5 bulan

Pengembangan Atribut Kota Hijau

2Ahli Lansekap/Arsitektur5 bulan

Pengembangan Atribut Kota Hijau

Penyusunan DED

3Ahli Pemetaan/Transportasi/Teknik Lingkungan/Teknik Elektro2 bulan

Pengembangan Atribut Kota Hijau

Penyusunan DED

4Ahli Teknik Sipil3 bulan

Penyusunan DED

IX. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan ini akan dilakukan selama 9 (sembilan) bulan dengan rencana jadwal pelaksanaan berikut ini :NoUraianBulan

123456789

1Pengembangan Atribut Kota Hijau

2FGD Aspirasi dan Visi Kota Hijau

3Pelaksanaan Kegiatan FKH

4Penyusunan Dokumen Teknis (DED)

5Pendampingan Implementasi Fisik

6Pelaporan

X. OUTPUT/KELUARAN

Terdapat beberapa keluaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini antara lain :1. Kegiatan Pengembangan Atribut Kota Hijau, antara lain :

a. Dokumen Desain Pengembangan Atribut Kota Hijau dicetak dalam ukuran A3 sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar; dan

b. Peta Rencana Pengembangan Atribut Kota Hijau dicetak dalam ukuran A2 sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.

2. Kegiatan FGD Aspirasi Dan Visi Kota Hijau, antara lain :

a. Laporan penyelenggaraan yang berisikan rumusan visi Kota Hijau dalam rekomendasi langkah strategis bagi pengambil keputusan di Kota/Kabupaten untuk perwujudan Kota Hijau di masa mendatang dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.

3. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)

a. Laporan pelaksanaan kegiatan FKH (termasuk foto-foto kegiatan) :

Penyelenggaraan Festival Kota Hijau berupa kegiatan seni di ruang terbuka hijau atau di salah satu taman kota yang layak; dan

Penyelenggaraan Aksi Komunitas Hijau sesuai dengan rencana aksi FKH yang telah disusun.

4. Kegiatan Penyusunan DEDa. Dokumen DED yang meliputi :

Laporan perencanaan arsitektur lansekap lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan;

Rencana siteplan mencakup seluruh elemen lansekap;

Gambar DED softscape dan hardscape lengkap dalam ukuran kertas A3.b. Dokumen lelang :

Rencana Anggaran Biaya (RAB/EE);

Rincian volume pekerjaan (BQ);

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).

c. Dokumen pengadaan jasa pemborongan implementasi pengembangan RTH.

5. Pendampingan Implementasi Fisik Peningkatan Kuantitas Ruang Terbuka Hijaua. Laporan hasil pendampingan implementasi fisik peningkatan kuantitas ruang terbuka hijau; dan

b. Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan perwujudan fisik atau pembangunan RTH di lapangan.

XI. OUTCOME/MANFAAT

Terlaksananya rangkaian kegiatan P2KH untuk jangka pendek, menengah dan panjang bagi aktor-aktor di daerah, swasta dan masyarakat sekaligus sebagai respon terhadap perubahan iklim.XII. LAPORAN

Laporan-laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini terdiri atas :

1) Laporan I (dibuat rangkap 10), memuat metode dan persiapan :

a. Kegiatan Pengembangan Atribut Kota Hijau;b. Kegiatan FGD Aspirasi dan Visi Kota Hijau;c. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan FKH;d. Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknis (DED);e. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang Terbuka Hijau.2) Laporan II (dibuat rangkap 10), memuat hasil pelaksanaan kegiatan, mencakup laporan penyelenggaraan dan dokumentasi :

a. Kegiatan Pengembangan Atribut Kota Hijau;b. Kegiatan FGD Aspirasi dan Visi Kota Hijau;c. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan FKH;d. Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknis (DED);e. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang Terbuka Hijau.Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jambi, Maret 2015

An. Kepala Satker Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan Provinsi Jambi

MARLINA, ST

NIP. 19750922 200812 2 001

14