kak kajian peningkatan kelembagaan usaha ekonomi perempuan

9
KERANGKA ACUAN KERJA KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN USAHA EKONOMI PEREMPUAN 1. URAIAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam hal peningkatan ekonomi perempuan, perempuan memiliki keterbatasan dalam menjalankan aktivitasnya, keterbatasan tersebut seperti rendahnya pendidikan, keterampilan, sedikitnya kesempatan kerja, dan juga hambatan ideologis perempuan yang terkait rumah tangga. Selain itu perempuan juga dihadapkan pada kendala tertentu yang dikenal dengan istilah “tripple burden of women”, yaitu perempuan harus melakukan fungsi reproduksi, produksi dan fungsi sosial secara bersamaan di masyarakat. Hal tersebut menyebabkan kesempatan perempuan untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang ada menjadi sangat terbatas. Menurut Riant Nugroho (2008: 164), tujuan dari program pemberdayaan perempuan adalah : 1. meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk melibatkan diri dalam program pembangunan, sebagai partisipasi aktif (subjek) agar tidak sekedar menjadi objek pembagunan seperti yang terjadi selama ini, 2. meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam kepemimpinan, untuk meningkatkan posisi tawar-menawar dan keterlibatan dalam setiap pembangunan baik sebagai perencana, pelaksana, maupun melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan, 3. meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam mengelola usaha skala rumah tangga, industri kecil maupun industri besar untuk menunjang peningkatan kebutuhan rumah tangga, maupun untuk membuka peluang kerja produktif dan mandiri, 4. meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lokal sebagai wadah pemberdayaan kaum perempuan agar dapat terlibat secara aktif dalam program pembangunan pada wilayah tempat tinggalnya. Adapun program-program pemberdayaan perempuan yang ditawarkan menurut Riant Nugroho (2008:165-166) adalah : 1. penguatan organisasi kelompok perempuan di segala tingkat mulai dari kampung hingga nasional. Seperti misalnya PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), perkumpulan koperasi maupun yayasan sosial. Penguatan kelembagaan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan lembaga agar dapat berperan aktif sebagai perencana, pelaksana, maupun pengontrol, 2. peningkatan fungsi dan peran organisasi perempuan dalam pemasaran sosial program- program pemberdayaan. Hal ini penting mengingat selama ini program pemberdayaan yang ada, kurang disosialisasikan dan kurang melibatkan peran masyarakat, 3. pelibatan kelompok perempuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring semua program pembangunan yang ada. Keterlibatan perempuan meliputi program pembangunan fisik, penguatan ekonomi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, 4. peningkatan kemampuan kepemimpinan perempuan, agar mempunyai posisi tawar yang setara serta memiliki akses dan peluang untuk terlibat dalam pembangunan,

Upload: rana-zara-athaya

Post on 06-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Kerangka Acuan Kerja

TRANSCRIPT

  • KERANGKA ACUAN KERJA

    KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN USAHA EKONOMI PEREMPUAN

    1. URAIAN PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam hal peningkatan ekonomi perempuan, perempuan memiliki keterbatasan dalam

    menjalankan aktivitasnya, keterbatasan tersebut seperti rendahnya pendidikan, keterampilan,

    sedikitnya kesempatan kerja, dan juga hambatan ideologis perempuan yang terkait rumah

    tangga.

    Selain itu perempuan juga dihadapkan pada kendala tertentu yang dikenal dengan

    istilah tripple burden of women, yaitu perempuan harus melakukan fungsi reproduksi,

    produksi dan fungsi sosial secara bersamaan di masyarakat. Hal tersebut menyebabkan

    kesempatan perempuan untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang ada menjadi sangat terbatas.

    Menurut Riant Nugroho (2008: 164), tujuan dari program pemberdayaan perempuan

    adalah :

    1. meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk melibatkan diri dalam program

    pembangunan, sebagai partisipasi aktif (subjek) agar tidak sekedar menjadi objek

    pembagunan seperti yang terjadi selama ini,

    2. meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam kepemimpinan, untuk meningkatkan

    posisi tawar-menawar dan keterlibatan dalam setiap pembangunan baik sebagai

    perencana, pelaksana, maupun melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan,

    3. meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam mengelola usaha skala rumah

    tangga, industri kecil maupun industri besar untuk menunjang peningkatan kebutuhan

    rumah tangga, maupun untuk membuka peluang kerja produktif dan mandiri,

    4. meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lokal sebagai wadah

    pemberdayaan kaum perempuan agar dapat terlibat secara aktif dalam program

    pembangunan pada wilayah tempat tinggalnya.

    Adapun program-program pemberdayaan perempuan yang ditawarkan menurut Riant

    Nugroho (2008:165-166) adalah :

    1. penguatan organisasi kelompok perempuan di segala tingkat mulai dari kampung

    hingga nasional. Seperti misalnya PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga),

    perkumpulan koperasi maupun yayasan sosial. Penguatan kelembagaan ditujukan untuk

    meningkatkan kemampuan lembaga agar dapat berperan aktif sebagai perencana,

    pelaksana, maupun pengontrol,

    2. peningkatan fungsi dan peran organisasi perempuan dalam pemasaran sosial program-

    program pemberdayaan. Hal ini penting mengingat selama ini program pemberdayaan

    yang ada, kurang disosialisasikan dan kurang melibatkan peran masyarakat,

    3. pelibatan kelompok perempuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring semua

    program pembangunan yang ada. Keterlibatan perempuan meliputi program

    pembangunan fisik, penguatan ekonomi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,

    4. peningkatan kemampuan kepemimpinan perempuan, agar mempunyai posisi tawar yang

    setara serta memiliki akses dan peluang untuk terlibat dalam pembangunan,

  • 5. peningkatan kemampuan anggota kelompok perempuan dalam bidang usaha (skala

    industri kecil/rumah tangga hingga skala industri besar) dengan berbagai keterampilan yang

    menunjang seperti kemampuan produksi, kemampuan manajemen usaha serta

    kemampuan untuk mengakses kredit dan pemasaran yang lebih luas.

    Di bidang ekonomi, permberdayaan perempuan lebih banyak ditekankan untuk

    meningkatkan kemampuan dalam mengelola usaha, khususnya dalam hal ini adalah pada

    penguatan kelembagaan.

    Menurut Mubyarto (1989), yang dimaksud lembaga adalah organisasi atau kaedah-kaedah

    baik formal maupun informal yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu

    baik dalam kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan

    tertentu. Pada dasarnya kelembagaan mempunyai dua pengertian yaitu : kelembagaan sebagai

    suatu aturan main (rule of the game) dalam interaksi personal dan kelembagaan sebagai suatu

    organisasi yang memiliki hierarki (Hayami dan Kikuchi, 1987). Kelembagaan sebagai aturan

    main diartikan sebagai sekumpulan aturan baik formal maupun informal, tertulis maupun tidak

    tertulis mengenai tata hubungan manusia dan lingkungannya yang menyangkut hak-hak dan

    perlindungan hak-hak serta tanggung jawabnya.

    Ada lima langkah penting yang perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan kemampuan

    berwirausaha bagi perempuan. Menurut IMF yang dikutip oleh Herri, dkk (2009: 5) lima

    langkah tersebut yaitu :

    1. membantu dan mendorong kaum perempuan untuk membangun dan mengembangkan

    pengetahuan serta kompetensi diri mereka, melalui berbagai program pelatihan,

    2. membantu kaum perempuan dalam strategi usaha dan pemasaran produk,

    3. memberikan pemahaman terhadap regulasi dan peraturan pemerintah terkait dengan

    legalitas dunia usaha,

    4. mendorong dan membantu kaum perempuan untuk mampu menggunakan teknologi

    informasi dan komunikasi secara optimal,

    5. membuat Usaha Mikro/Jaringan Usaha Mikro Perempuan/ Forum Pelatihan Usaha.

    Terkait dengan Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan, hal yang perlu

    dilakukan adalah penciptaan iklim yang kondusif. Penciptaan iklim yang kondusif tersebut

    dapat dilakukan dengan :

    a. mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki,

    b. menciptakan aksesbilitas terhadap berbagai peluang yang menjadikannya semakin

    berdaya,

    c. tindakan perlindungan terhadap potensi sebagai bukti keberpihakan untuk

    mencegah dan membatasi persaingan yang tidak seimbang dan cenderung eksploitasi

    terhadap yang lemah oleh yang kuat (Roosganda Elizabeth, 2007: 131).

    Perekonomian di Kota Malang secara makro telah tumbuh pesat dan semakin kuat, dengan

    angka pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 8 % per tahun, sehingga kota malang merupakan

    penyumbang terbesar atau angka pertumbuhan ekonomi nya lebih tinggi dari Jatim . Namun hal

    ini belum diikuti dengan tingkat pendapatan secara merata di seluruh lapisan masyarakat di

    wilayah Kota Malang.

  • Salah satu syarat agar suatu wilayah akan maju apabila memiliki tenaga

    enterpreunership/wirausaha yang tangguh untuk itu perlu upaya bersama dalam mendorong

    pencapaian pertumbuhan wirausaha.

    Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemandirian ekonomi masyarakat hanya dapat

    dilakukan melalui pemberdayaan, dan harus ditangani secara terkoordinir antar Intansi

    terkait/SKPD karena peningkatan ekonomi keluarga tidak dapat dilaksanakan oleh satu

    pemangku kepentingan saja.

    Dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga dan partisipasi kelompok masyarakat mulai

    dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, serta tersedianya sarana dan prasarana harus sinergi

    dan integrasi antar SKPD dan perlu disinkronkan/diintegrasikan dengan seluruh stakeholders.

    Perempuan sudah mulai memiliki peran dalam menyumbang perekonomian keluarga,

    namun belum diikuti dengan upaya pada penguatan kelembagaan yang dilakukan melalui

    pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan sinergitas dan integritas antara masyarakat,

    pemerintah, dan dunia usaha, dengan pendekatan pendampingan usaha mikro yang

    berkesinambungan.

    Pengalaman koperasi dalam menggalang pengrajin dan atau usaha keluarga berhasil

    menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan dan berhasil meningkatkan ekonomi

    perempuan.

    Belum semua kelompok masyarakat bisa mengakses program dan kegiatan dari SKPD, oleh

    karena itu perlu sosialisasi dan pendampingan secara intensif untuk meningkatkan kemampuan

    dan pengetahuan kewirausahaan dalam mengakses program dan kegiatan.

    Proses pemberdayaan perempuan memerlukan perencanaan yang tersusun secara matang

    dan selanjutnya adalah mobilitas sumberdaya yang diperlukan. Pada dasarnya penerapan

    demokrasi pada program perempuan sama dengan penerapan nilai-nilai demokrasi pada

    masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Jadi pada intinya berupa dana (modal),

    sumberdaya manusia, teknologi dan organisasi atau kelembagaan.

    Penyelenggaraan Program dalam rangka mendukung kemampuan perempuan serta

    peningkatan kualitas kelembagaan dan organisasi perempuan yang masih perlu dioptimalkan.

    Oleh karena itu kajian peningkatan kelembagaan usaha ekonomi perempuan diperlukan karena

    pada dasarnya perempuan memiliki potensi yang luar biasa dalam perekonomian. Hasil kajian

    ini diharapkan mampu memberikan bahan masukan bagi penyusunan kebijakan dalam program

    bidang ekonomi pada kapasitas peningkatan kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan dengan

    harapan dapat meningkatkan keberdayaan kaum perempuan

    1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran

    Maksud

    Maksud dari kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan adalah

    menyusun dokumen Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota

    Malang dengan sasaran :

    a. Mengembangkan kelembagaan usaha ekonomi yang dikelola oleh perempuan

    b. Mengadakan kerjasama dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi dalam rangka

    memandirikan perempuan

  • Tujuan

    Tujuan dari kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan adalah

    menyediakan Rancangan dan gambaran seutuhnya tentang Peningkatan Kelembagaan Usaha

    Ekonomi Perempuan di Kota Malang.

    Sasaran

    Adapun Sasaran dari kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi

    Perempuan adalah sebagai berikut:

    1. Melembaganya nilai keluarga harmonis sejahtera;

    2. Meningkatnya kemampuan berkomunikasi dan jejaring antar perempuan tingkat kota dan

    propinsi;

    3. Menguatnya kapasitas perempuan dalam berbagai bidang kehidupan;

    4. Berdirinya forum komunikasi dan lembaga ekonomi yang memadai.

    1.3 Lingkup Wilayah

    Wilayah studi kegiatan Penyusunan kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha

    Ekonomi Perempuan adalah seluruh wilayah Kota Malang, yang meliputi luas Kota Malang

    110,06 km2, yang terdiri dari 5 Kecamatan dan 57 Kelurahan, dengan batas-batas wilayah, yaitu:

    Utara : Kecamatan Karangploso, Kecamatan Singosari (Kab. Malang),

    Barat : Kecamatan Dau (Kota Batu), Kecamatan Wagir (Kab. Malang),

    Selatan : Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Tajinan (Kab. Malang),

    Timur : Kecamatan Pakis, Kecamatan Tumpang (Kab. Malang).

    1.4 Sumber Pembiayaan

    Sumber pendanaan kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi

    Perempuan di Kota Malang adalah APBD Kota Malang Tahun 2015, dengan pagu biaya adalah

    Rp. 84.868.000,- . termasuk PPN 10%.

    1.5 Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen

    Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Dra. RUKAYAH, M.Si

    Satuan Kerja : Badan Perencanaan dan Pembangunan

    Kota Malang

    2. DATA PENUNJANG

    2.1 Standar Teknis

    Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada standar teknis atau Kerangka Acuan Kerja yang sudah

    di tetapkan.

    2.2 Dasar Hukum

    Landasan hukum yang dipergunakan dalam kegiatan Penyusunan Kajian Peningkatan

    Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan adalah sebagai berikut:

    1. Undang undang nomor 11 tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on

    economic , Social and Cultural Rights ( Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi

    Sosial dan Budaya ) Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 118.

  • 2. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

    2011 tentang Strategi Nasional Sosial Budaya Untuk Mewujudkan Kesetaraan Gender.

    3. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

    2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan;

    4. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun

    2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat.

    5. RUANG LINGKUP

    3.1 Lingkup Kegiatan dan Substantif

    Secara garis besar lingkup kegiatan Penyusunan kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan

    Usaha Ekonomi Perempuan terbagi ke dalam 3 (tiga) hal, yaitu lingkup fisik (territorial),

    lingkup kegiatan dan substansi, serta lingkup waktu. Lingkup fisik menunjukkan batas fisik

    wilayah perencanaan, lingkup kegiatan dan substansi mengacu pada tahapan proses dan materi

    rencana yang akan dibahas dan dihasilkan dalam kegiatan ini, sedangkan lingkup waktu

    perencanaan adalah lamanya kurun waktu implementasi rencana kegiatan.

    Ruang lingkup kegiatan dan substantif untuk kegiatan Penyusunan kegiatan Kajian

    Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan ini meliputi:

    1. Tahap Persiapan;

    Kegiatan persiapan bertujuan membuat persiapan khusus yang diperlukan bagi pelaksanaan

    kegiatan, termasuk melakukan koordinasi tim dalam menyusun jadwal dan langkah-langkah

    pelaksanaan kegiatan yang efektif, sehingga tidak melebihi waktu yang telah ditetapkan.

    Lingkup kegiatannya meliputi :

    a) Perencanaan survei;

    b) Pembuatan mapping sumber informasi dan perolehan data;

    c) Persiapan alat survei;

    2. Tahap Survei dan Studi Literatur;

    Kegiatan survei dan studi literatur bertujuan mengumpulkan data lapangan, data

    instansional, dan data pustaka. Lingkup kegiatannya meliputi :

    a) Pelaksanaan survei instansional, untuk memperoleh data sekunder hal-hal yang

    terkait dengan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota Malang;

    b) Pelaksanaan survey lapangan, untuk memperoleh data primer terkait pada

    Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan;

    c) Pelaksanaan studi literatur dan aturan untuk memperoleh acuan implementatif

    Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan dan tinjauan sektoral terkait ;

    d) Pembuatan mapping upaya peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan

    serta permasalahannya di wilayah Kota Malang;

    e) Pembuatan dokumentasi survey masing-masing bidang;

    3. Tahap Analisis Data;

    Data hasil survey disajikan dan disusun secara sistematis, kemudian dilakukan pengolahan

    dan analisis. Analisis data dilakukan berdasarkan maksud yang ingin dicapai dalam kegiatan

    ini. Adapun analisis data adalah sebagai berikut:

    a. Identifikasi bentuk Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan baik formal maupun

    non formal yang ada di Kota Malang dilakukan dengan analisis deskriptif. Analisis

    deskriptif menggambarkan kondisi riil yang terjadi, yaitu melakukan pendataan

  • kepada seluruh bentuk kelembagaan usaha ekonomi perempuan di Kota Malang baik

    yang bersifat formal maupun non formal. Analisis ini membutuhkan survey untuk

    memastikan bahwa kelembagaan usaha-usaha ekonomi perempuan yang dilakukan

    pendataan masih eksis di Kota Malang.

    b. Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan kelembagaan usaha

    ekonomi perempuan dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama yaitu dilakukan

    wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung kepada para pelaku usaha

    ekonomi perempuan yang ada di Kota Malang. Dan cara kedua adalah dengan

    melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan para stakeholder yang terkait

    dengan kelembagaan usaha ekonomi perempuan untuk membahas segala

    permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha ekonomi

    perempuan tersebut.

    c. Analisis kebijakan terkait Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota Malang

    dilakukan dengan analisis SWOT (Strengthen, Weakness, Opportunity, Threat) atau

    analisis AHP (Analysis Hierarchi Process).

    Analisis-analisis tersebut membutuhkan Focus Group Discussion (FGD) stakeholder

    terkait yang mewakili unsur akademisi, government, dan community (masyarakat).

    FGD dari para stakeholder untuk meminimalisir subyektifitas dari peneliti. Unsur

    akademisi yaitu dosen/guru besar perwakilan dari perguruan tinggi di Malang yang

    ahli di bidang ekonomi maupun kebijakan publik. Unsur government seperti

    Walikota Malang, Sekretaris Daerah Kota Malang, Kepala Bappeda Kota Malang,

    Kepala BKBPM Kota Malang, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang, dan

    Kepala Dinas Sosial Kota Malang. Sedangkan unsur community adalah perwakilan

    dari masyarakat yaitu para pelaku usaha ekonomi perempuan dan komunitas-

    komunitas yang terkait dengan usaha ekonomi perempuan di Kota Malang.

    Metode analisis SWOT adalah metode untuk mengetahui internal factor dan external

    factor yang digunakan untuk merumuskan suatu strategi kebijakan dengan cara

    meminimalisir kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) serta memaksimalkan

    potensi kekuatan (strengthen) dan kesempatan (opportunity) dalam rangka

    pengembangan kelembagaan usaha ekonomi perempuan di Kota Malang.

    Metode AHP digunakan untuk merumuskan strategi kebijakan yang menjadi

    prioritas dari beberapa alternatif solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Metode

    AHP dapat menggunakan FGD maupun kuesioner kepada para stakeholder. Hasil

    kuesioner dianalisis dengan menggunakan software expert choice for window.

    d. Analisis peningkatan produktivitas kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan

    Produktivitas dapat didefinisikan sebagai rasio antara efektivitas pencapaian tujuan

    pada tingkat kualitas tertentu (output) dan efisiensi penggunaan sumber daya (input).

    Output adalah hasil yang diperoleh, sedangkan input adalah sumber daya yang

    digunakan untuk menghasilkan

    Pengukuran produktivitas yang hanya memperhitungkan salah satu sumber daya

    sebagai variabel input dikenal sebagai produktivitas faktor tunggal (single-factor

    productivity). Sementara pengukuran produktivitas yang memperhitungkan semua

    variabel input dikenal sebagai produktivitas multifaktor (multyfactor productivity)

    atau produktivitas faktor total.

  • Pengukuran produktifitas tersebut memiliki 2 makna, yaitu produktifitas

    kelembagaan dan produktifitas ekonomi. Penentuan apakah pengukuran produktifitas

    lebih dititikberatkan pada kelembagaan atau ekonomi disesuaikan dengan

    kesepakatan yang diperoleh dari hasil FGD para stakeholder.

    4. Tahap Penyusunan Buku Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di

    Kota Malang

    Buku dibuat komunikatif, berwarna, dilengkapi dokumentasi program dan kegiatan, serta

    menarik untuk dipelajari.

    3.2 Keluaran

    Format Pelaporan

    1. Seluruh Pelaporan disusun dengan format lay out :

    - Batas atas : 3 cm

    - Batas sisi kiri : 3,5 cm

    - Batas bawah : 2,5 cm

    - Batas sisi kanan : 2,5 cm

    2. Dalam cover buku, informasi minimal yang harus ada : jenis laporan, nama kegiatan, logo

    Pemerintah Kota Malang berwarna, dan Tahun Anggaran dilaksanakannya kegiatan.

    3. Pada samping jilidan, informasi minimal yang harus ada : Logo Pemerintah Kota Malang

    berwarna, jenis laporan, nama kegiatan, dan Tahun Anggaran dilaksanakannya kegiatan.

    Jenis huruf bebas, dengan ukuran huruf proporsional sesuai ketebalan buku.

    Substansi Pelaporan

    Substansi pelaporan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi terdiri dari:

    (1). LAPORAN PENDAHULUAN (Inception Report), dibuat dalam rangka persiapan

    pekerjaan survei berisikan latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan, ruang lingkup

    studi, metodologi pendekatan studi dan teknik analisa, jadual pelaksanaan pekerjaan

    penyusunan, sistematika laporan kemajuan pekerjaan, struktur organisasi pelaksana

    pekerjaan, komposisi dan pendayagunaan tenaga ahli maupun instrumen-instrumen survei

    yang akan digunakan di lapangan pada saat survei lapangan.

    (2). LAPORAN ANTARA (Interim Report), merupakan hasil penyajian, pengolahan dan

    analisa data hasil survei lapangan dan studi literatur, di wilayah perencanaan, dilengkapi

    dengan Dokumentasi survey lapangan.

    (3). LAPORAN AKHIR (Final Report), merupakan hasil analisis dan pengkajian dari Laporan

    Antara yang memuat Maksud, Tujuan dan Sasaran Penyusunan Kajian Peningkatan

    Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan

    (4). RINGKASAN EKSEKUTIF (Executive Summary), merupakan ringkasan Laporan Akhir

    yang dimampatkan dan dipilah sebagai informasi awal dan data pendukung bagi pimpinan

    untuk pengambilan keputusan.

    (5) BUKU Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan merupakan buku

    Kajian dilengkapi analisa dan dokumentasi survey serta hasil program dan kegiatan

    pembangunan khususnya pada Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan

    Kota Malang. Buku disusun secara menarik dan penuh warna.

  • Jenis Pelaporan

    1. LAPORAN PENDAHULUAN

    Adapun spesifikasi buku Laporan Pendahuluan adalah sebagai berikut :

    Judul Buku : Laporan Pendahuluan

    Jumlah Buku : 11 Eksemplar Draft Laporan Pendahuluan yang diserahkan sebelum

    pembahasan dan

    5 Eksemplar Laporan Pendahuluan yang diserahkan setelah revisi hasil

    pembahasan

    Ukuran Buku : A4 (29,7 cm X 21,5 cm)

    Pengetikan : 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos

    2. LAPORAN ANTARA

    Adapun spesifikasi buku Laporan Antara adalah sebagai berikut :

    Judul Buku : Laporan Antara

    Jumlah Buku : 11 Eksemplar Draft Laporan Antara yang diserahkan sebelum

    pembahasan dan

    5 Eksemplar Laporan Antara yang diserahkan setelah revisi hasil

    pembahasan

    Ukuran Buku : A4 (29,7 cm X 21,5 cm)

    Pengetikan : 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos

    3. LAPORAN AKHIR

    Adapun spesifikasi buku Laporan Akhir adalah sebagai berikut :

    Judul Buku : Laporan Akhir

    Jumlah Buku : 11 Eksemplar Draft Laporan Akhir yang diserahkan sebelum

    pembahasan dan

    5 Eksemplar Laporan Akhir yang diserahkan setelah revisi hasil

    pembahasan

    Ukuran

    Buku

    : A4 (29,7 cm X 21,5 cm)

    Pengetikan : 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos

    4. RINGKASAN EKSEKUTIF

    Adapun spesifikasi buku Ringkasan Eksekutif adalah sebagai berikut :

    Judul Buku : Ringkasan Eksekutif

    Jumlah

    Buku

    : 10 Eksemplar Ringkasan Eksekutif diserahkan setelah dilakukan revisi

    hasil Laporan Akhir

    Ukuran Buku : A4 (29,7 cm X 21,5 cm)

    Pengetikan : 1 spasi pada kertas HVS putih polos

    5. BUKU Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota Malang

    Merupakan sajian data menyeluruh dengan tampilan menarik dan mudah dipahami sebagai

    informasi terhadap Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan

    Adapun spesifikasi buku Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di

  • Kota Malang adalah sebagai berikut :

    Judul Buku : Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota

    Malang

    Jumlah Buku : 5 draft buku kajian dan 20 Eksemplar buku kajian yang diserahkan

    setelah dilakukan revisi

    Ukuran Buku : B5 (17,6 x 25 cm)

    Pengetikan : Disesuaikan, dengan tampilan menarik

    6.

    7.

    DOKUMENTASI KEGIATAN, yang merupakan kumpulan foto proses pelaksanaan

    pekerjaan sebanyak 2 set.

    CAKRAM PADAT / COMPACT DISK, yang merupakan back-up seluruh pelaporan dan

    presentasi pembahasan sebanyak 5 keping.

    .3 Lingkup Waktu

    Pekerjaan Penyusunan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan ini

    harus diselesaikan dalam waktu 5 (lima) bulan sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja

    (SPMK) dari Pejabat Pembuat Komitmen.

    3.4 Tenaga Ahli yang Dibutuhkan

    Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban membentuk Tim Penyusun yang secara fungsional

    dapat langsung berhubungan dengan pemberi tugas dalam rangka penyelesaian produk rencana.

    Adapun tim penyusun terdiri atas :

    a. Tenaga Ahli Manajemen merangkap Team Leader (S2 Manajemen dengan pengalaman 3

    tahun);

    b. Tenaga Ahli Sosial (S1 Sosial dengan pengalaman 2 tahun);

    c. Tenaga Ahli Ekonomi Akuntansi (S1 Ekonomi Akuntansi dengan pengalaman 2 tahun);

    d. Tenaga Pendukung :

    - Tenaga Administrasi, berpendidikan SMA/sederajat dengan pengalaman dibidangnya 2

    tahun;

    - Tenaga Surveyor (2 orang), berpendidikan sekurang-kurangnya Diploma III berbagai

    disiplin ilmu dengan pengalaman professional dibidangnya 2 tahun.

    Mengetahui,

    KEPALA BAPPEDA KOTA MALANG

    Selaku Pengguna Anggaran

    Drs. WASTO, SH, MH.

    Pembina Utama Muda

    NIP. 19610212 198303 1 025

    Malang, Januari 2015

    Pejabat Pembuat Komitmen

    Bidang Litbang BAPPEDA Kota Malang

    Tahun Anggaran 2015

    Dra. RUKAYAH, M.Si. Pembina

    NIP. 19620622 199103 2 003