kajian yuridis perkembangan baitul mal...

238
KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL WATTANWIL SETELAH KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NO. 104.1/KEP/M.KUKM/X/2002 DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI NO. 01/PER/M.KUKM/I/2006 ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat S2 Program Study Magister Kenotariatan Oleh : Nasichin NIM B 4 B009191 PEMBIMBING Mochamad Djais, SH CN, M.Hum NIP. 195310281978021001 PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

Upload: hoangtuyen

Post on 19-Jul-2018

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL WATTANWIL SETELAH KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA

KECIL DAN MENENGAH NO. 104.1/KEP/M.KUKM/X/2002 DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI NO.

01/PER/M.KUKM/I/2006

( Studi Kasus di Kabupaten Semarang )

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat S2

Program Study Magister Kenotariatan

Oleh :

Nasichin

NIM B 4 B009191

PEMBIMBING

Mochamad Djais, SH CN, M.Hum

NIP. 195310281978021001

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2011

Page 2: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not
Page 3: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL WATTANWIL SETELAH KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA

KECIL DAN MENENGAH NO. 104.1/KEP/M.KUKM/X/2002 DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI NO.

01/PER/M.KUKM/I/2006

( Studi Kasus di Kabupaten Semarang )

Oleh :

Nasichin

B 4 B009191

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Pada Tanggal 24 Februari 2011

Tesis ini Telah Diterima Sebagai Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan

Pembimbing

Mochamad Djais, SH CN, M.Hum

NIP. 195310281978021001

Mengetahui

Ketua Program Studi

Magister Kenotariatan

H. Kashadi, SH, MH

NIP. 195406241982031001

Page 4: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not
Page 5: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

SURAT PERNYATAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : NASICHIN dengan ini

menyatakan hal-hal sebagai berikut:

1. Tesis ini hasil KARYA SAYA SENDIRI dan didalam tesis ini tidak

terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh

gelar di Perguruan Tinggi dan lembaga pendidikan manapun.

Pengambilan karya orang lain dalam tesis ini dilakukan dengan

menyebutkan sumbernya sebagaimana tercantum dalam Daftar

Pustaka;

2. Tidak berkeberatan untuk dipublikasikan oleh Universitas Diponegoro

dengan sarana apapun, baik seluruhnya atau sebagian, untuk

kepentingan akademik atau ilmiah yang non komersial sifatnya.

Semarang, 24 Februari 2011

Yang menyatakan,

NASICHIN

Page 6: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not
Page 7: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

ABSTRAK

JUDUL : Kajian Yuridis Perkembangan Baitul Mal Wattanwil Setelah Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah No. 104.1/Kep/M.Kukm/X/2002 Dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi No. 01/PER/M.KUKM/ I/2006 (Studi Kasus di Kabupaten Semarang).

Koperasi BMT merupakan lembaga keuangan mikro, operasional-nya berdasarkan Sistem Hukum Islam dengan konsekuensi setiap usaha yang dijalankan harus sejalan dengan aturan syariah dan tidak bertentangan dengan Hukum Positif. Judul dalam tesis ini adalah Kajian Yuridis Perkembangan Baitul Mal Wattanwil Setelah Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah No. 104.1/Kep/M.Kukm/ X/2002 Dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi No. 01/PER/M.KUKM/ I/2006 (Studi Kasus di Kabupaten Semarang). Permasalahan dalam penulisan tesis ini adalah: (1) Apakah BMT dapat disebut (memenuhi syarat) sebagai koperasi?, (2) Apa peran Notaris Pembuat Akta Koperasi terhadap Koperasi BMT ?, dan (3) Bagaimanakah proses pengesahan BMT sebagai Badan Hukum Koperasi?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami proses pendirian koperasi BMT sampai dengan memperoleh sebagai Badan Hukum, untuk mendapatkan informasi prosedur tata cara pendirian dan pengesahan koperasi BMT khususnya di Kabupaten Semarang, dan untuk mengetahui langkah-langkah Kementrian Koperasi dan UKM di Kabupaten Semarang terkait dengan regulasi BMT sebagai Koperasi. Metode Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Pendekatan Yuridis Empiris. Metode Pendekatan Yuridis Empiris dimaksudkan untuk melihat kenyataan secara langsung perkembangan Baitul mal Wattanwil setelah Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 104.1/KEP/M.KUKM/X/2002 dan Peubahan Anggaran Dasar Koperasi No. 01/PER/M.KUKM/I/2006 di Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Status Badan Hukum Koperasi BMT seetelah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi No. 01/Per/M.Kukm/I/2006 ada beberapa jenis: (1) Sudah berbadan hukum akta pendirian dibuat oleh Notaris selaku Pejabat Pembuat Akta Koperasi, dan (2) Belum berbadan hukum

Kata Kunci: Koperasi BMT, Notaris Pejabat Pembuat Akta Koperasi

Page 8: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

ABSTRACT

Titles : the development of the Baitul Mal Juridical Studies Wattanwil After the Decree of State Minister of Cooperatives and Small and Medium No. 104.1/Kep/M.Kukm /X/2002 And Cooperation No amendments. 01/PER/M.KUKM/I/2006 (Case Studies in Kabupaten Semarang)

Cooperative BMT is a microfinance institution, operating under the Islamic Legal System with the consequences of any business carried on must be in line with Islamic rules and not against the law Positive. Titles in this thesis is the development of the Baitul Mal Juridical Studies Wattanwil After the Decree of State Minister of Cooperatives and Small and Medium-No. 104.1/Kep/M.Kukm / X/2002 And Cooperation No amendments. 01/PER/M.KUKM / I/2006 (Case Studies in Kabupaten Semarang). Problems in the writing of this thesis are: (1) Is BMT can be referred to (qualify) as a cooperative?, (2) What role Notary Deed Makers Cooperative of Cooperatives BMT?, And (3) What is the process of ratification BMT as the Board of Cooperative?. The purpose of this research is to know and understand the process of establishing cooperative BMT up to obtain a legal entity, to obtain information on procedures and approval procedures for the establishment of cooperative BMT, especially in Semarang district, and to find out the steps the Ministry of Cooperatives and SMEs in Semarang district associated with regulation of BMT as a cooperative. Methods The approach used in this research is method of Juridical Empirical Approach. Empirical Legal Approach Method is intended to look at reality directly Baitul mal development Wattanwil after State Minister of Cooperatives and Small and Medium-No. 104.1/KEP/M.KUKM/ X/2002 and Peubahan Cooperative Association No. 01/PER/ M.KUKM/I/2006 in Semarang District. The results showed that the Legal Status of BMT seetelah Cooperative Law No. 25 of 1992 and amendment No. Cooperatives. 01/Per/M.Kukm/I/2006 there are several types: (1) It is a legal entity created by the Notary deed as the Official Builder Cooperatives Act, and (2) Not a legal entity Keywords: Cooperative BMT, Notary Deed Makers Cooperative Officer

Page 9: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not
Page 10: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

Tesis yang berjudul “KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL

WAT TAMWIL SETELAH KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI

DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NO. 104.1/KEP/M.KUKM/X/2020

DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI NO.

01/PER/M/KUKM /I/2006”.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangannya dan

masih jauh dari kesempurnaan, namun tulisan ini merupakan hasil

maksimal yang dapat penulis sajikan. Kritik dan saran konstruktif dari para

ahli dan segenap pembaca untuk kesempurnaan tesis ini sangat penulis

harapkan.

Penulis haturkan terima kasih dan penghargaan yang setulus-

tulusnya atas bimbingan, masukan, dan arahannya sehingga penulis

dapat menyelesaikan tesis ini, ucapan terima kasih tersebut penulis

haturkan kepada :

1. Bapak Haji Kashadi, SH, MH selaku Ketua Program Studi Magister

Kenotariatan UNDIP

Page 11: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

2. Bapak Prof. Dr. Budi santoso, SH, MS. Selaku Sekretaris I Program

Studi Magister Kenotariatan Program Sarjana Universitas Diponegoro

Semarang.

3. Bapak Prof. Dr. Suteki, SH, M.Hum. Selaku Sekretaris II Program Studi

Magister Kenotariatan Program Sarjana Universitas Diponegoro

Semarang.

4. Bapak .Mochamad Djais, SH CN, M.Hum Sebagai Pembimbing yang

dengan kesungguhan dan keiklasannya telah memberikan bimbingan

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

5. Para Dosen Program Studi Magister Kenotariatan UNDIP yang telah

memberikan bimbingan melalui perkuliahan.

6. Para Karyawan Fakultas Hukum khususnya yang menangani Program

Studi Magister Kenotariatan UNDIP yang telah memberikan fasilitas

kuliah

7. Bapak Drs. Riyanto, kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan

Menengah Kabupaten Semarang.

8. Bapak Darmanto, SH Ketua INI Kabupaten Semarang.

9. Bapak Achmad Dimyati, SH Notaris Ambarawa Kabupaten Semarang.

10. Ibu O Hartati, SH Notaris Pejabat Pembuat Akta Koperasi di Ungaran

Kabupaten Semarang.

11. Bapak Muhari, S.Ag dan Ibu Asroti, S.Pd, masing-masing sebagai

Manager dan pembukuan BMT Al Hikmah Babadan Ungaran, yang

Page 12: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data di BMT Al

Hikmah.

12. Bapak Hendra Aris Uripno, S.Pt. Manajer BMT Fajar Mulia Ungaran

Kabupaten Semarang.

13. Semua pihak yang tidak dapat menyebutkan, yang telah memberikan

kontribusi dalam penyelesaian Tesis ini.

Harapan penulis semoga Allah SWT membalas dengan balasan

yang bersifat ganda, Jazakumullah Khoirol Jaza, tidak terlupa teriring doa

kepada kedua orang tua al maghfur lahuma semoga jerih payahnya

mendidik penulis mendapatkan balasan dari Yang Maha Kuasa, akhirnya

penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat dan dapat diterima oleh tim

penguji. Amin Ya Rabbal Alamin.

Semarang, 24 Februari 2011

Penulis

NASICHIN

Page 13: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not
Page 14: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN........................................................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................... iv

ABSTRACT .......................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................... 13

C. Tujuan Penelitian ..................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ................................................... 13

E. Kerangka Pemikiran ................................................. 14

F. Metode Penelitian .................................................... 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang BMT

1. Sejarah Perkembangan BMT ............................... 43

2. Struktur Organisasi .............................................. 47

3. Kegiatan Usaha .................................................... 50

4. Penghimpunan Dana ........................................... 52

Page 15: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

B. Tinjauan umum tentang koperasi

1. Pengertian Koperasi ............................................. 55

2. Sejarah Koperasi .................................................. 57

3. Pendirian dan Organisasi Koperasi ...................... 92

C. Notaris Selaku Pejabat Pembuat Akta Koperasi

1. Sejarah Notaris .................................................... 108

2. Pengertian Notaris ............................................... 112

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. BMT Dapat Disebut (Memenuhi Syarat) Sebagai

Koperasi

1. Didirikan Dengan Akta Notaris ............................. 114

2. Disyahkan Oleh Dinas Koperasi ........................... 116

B. Peran Notaris Selaku Notaris Pembuat Akta Koperasi

Terhadap Koperasi BMT .......................................... 119

C. Proses Pengesahan BMT Sebagai Badan

Hukum Koperasi. ...................................................... 120

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................. 121

B. Saran-Saran ............................................................. 122

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not
Page 17: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004

tentang jabatan Notaris, Notaris adalah pejabat umum yang berwenang

untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana

dimaksud dalam undang-undang ini.

Dengan demikian maka Notarislah yang berhak membuat.

Selanjutnya kalau kita hubungkan dengan Pasal 1866 Kitab Undang-

undang hukum Perdata yang isinya sebagai berikut :

Alat-alat bukti terdiri atas :

1. Bukti tulisan

2. Bukti dengan saksi-saksi

3. Persangkaan-persangkaan

4. Pengakuan

5. Sumpah

Segala sesuatunya dengan mengindahkan aturan-aturan yang

diterapkan dalam bab-bab yang berikut.

Selanjutnya adalah Pasal 1867 Kitab Undang-undang Hukum

Perdata yang isinya sebagai berikut:

Page 18: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan tulisan-tulisan

autentik maupun tulisan-tulisan dibawah tangan. Sehingga kalau kita

hubungkan dengan Pasal berikutnya yaitu Pasal 1868 Kitab Undang-

undang Hukum Perdata yang isinya adalah sebagai berikut : suatu akta

otentik adalah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh

undang-undang, di buat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum

yang berkuasa untuk itu ditempat di mana akta dibuatnya.

Sehingga muncul pertanyaan “apakah koperasi dan siapa pembuat

akta pendirian agar memperoleh pengesahan sebagai badan hukum?”.

Untuk menjawab pertanyaan ini kita awali dengan pengertian

koperasi, menurut Pasal 1 ayat (1) undang-undang Nomor 25 Tahun

1992, tentang koperasi .

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotaan orang-seorang

atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sehubungan dengan

pengertian koperasi di atas, landasan koperasi adalah Pancasila dan

Undang-undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan, serta

bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan

Page 19: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

makmur, berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kwalitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

Pendirian koperasi merupakan usaha untuk mewujudkan dan

mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha

bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Untuk

itu maka pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian memuat

Anggaran Dasar dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah

Negara Republik Indonesia.

Anggaran Dasar koperasi berdasarkan Pasal 8 undang-undang

nomor 25 tahun 1992 tentang koperasi memuat sekurang-kurangnya :

1. Daftar nama pendiri

2. Nama dan tempat kedudukan

3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha

4. Ketentuan mengenai keanggotaan

5. Ketentuan mengenai Rapat Anggota

6. Ketentuan mengenai pengelolaan

7. Ketentuan mengenai permodalan

8. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya

9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha

10. Ketentuan mengenai sanksi

Setelah akta pendirian di buat oleh Notaris dan berisikan Anggaran

Dasar maka, proses berikutnya adalah agar koperasi tersebut berstatus

Page 20: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

sebagai Badan Hukum. Adapun prosesnya seperti tercantum dalam Pasal

10 Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang koperasi yang berbunyi

sebagai berikut:

1. untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

9, para pendiri mengajukan permintaan tertulis disertai akta pendirian

koperasi.

2. pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama

3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan.

3. pengesahan akta pendirian diumumkan dalam berita Negara Republik

Indonesia

Koperasi dilihat dari kegiatan usahanya ada beberapa jenis

koperasi, antara lain Koperasi BMT dengan nama sesuai keinginan

pendiri. Status Badan Hukum Koperasi mengalami perkembangan sejalan

dengan ketentuan yang mengaturnya. Adapun ketentuan dimaksud adalah

sebagai berikut :

1. Pasal 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 ; Koperasi

memperoleh status Badan Hukum setelah Akta pendiriannya disahkan

oleh Pemerintah.

2. Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 ; Koperasi

memperoleh status Badan Hukum setelah akta pendiriannya disahkan

Menteri. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) ; Menteri memberikan

penengesahan terhadap Akta pendirian Koperasi dst.

Page 21: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

3. Keputusan Menteri 104.1 / 2002 Pasal 5 ayat 6; (Formulir 2) a) Akta

dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta), b) Pasal 13 ayat (1) huruf biodata

Akta Pendirian dst.

4. Keputusan Menteri Nomor 123/2004 & Nomor 124/2004 ;

penyelenggaraan tugas pembantuan dalam rangka pengesahan Akta

Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi.

Koperasi BMT termasuk lembaga keuangan, sebab salah satu

kegiatan yang dilakukan berupa unit simpan pinjam. Lembaga keuangan

berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 2009 jo Undang-undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan ada dua yaitu Lembaga

Keuangan Perbankan, dan Lembaga Keuangan bukan Bank, adapun

lembaga keuangan non Bank terdiri dari :

1. Penggadaian

2. Koperasi

3. BKK

Kemudian sesuai dengan judul tesis ini konsentrasi pembahasan

pada koperasi.

Koperasi dilihat dari anggotanya, ada 2 macam yaitu :

1. Koperasi primer

Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh orang dan

beranggotakan orang seorang.

Jenis koperasi ini dapat berbentuk :

Page 22: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

a. Koperasi Serba Usaha

b. Koperasi Simpan Pinjam

Jenis koperasi simpan pinjam sebagai berikut :

a. Koperasi konvensional

b. Koperasi Syari’ah

Koperasi syariah dilihat awal ide/gagasan berdiri berupa koperasi

dengan nama Koperasi Syari’ah tetapi ada pula BMT yang dalam

perkembangan berubah menjadi Koperasi BMT.

2. Koperasi sekunder

Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan koperasi.

Koperasi jenis ini muncul dalam rangka memperkuat koperasi

primer baik berupa management maupun permodalan yang melayani

segmen yang belum tersentuh perbankan dengan menggunakan

bentuk seperti BMT.

Istilah BMT adalah penggabungan dari kata Bait al-Mal dan

Bait al Tamwil, Bait al Mal adalah lembaga keuangan yang

kegiatannya mengelola dana yang bersifat sosial, sementara sumber

dana diperoleh dari zakat, infak, shodakoh, atau sumber lain yang

halal. Kemudian dana itu disalurkan kepada pihak yang berhak

menerima atau untuk kebaikan. Adapun Bait al Tamwil adalah lembaga

keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana

Page 23: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

masyarakat yang bersifat Profit motive. Penghimpunan dana diperoleh

melalui simpanan pihak ketiga dan penyaluran dilakukan dalam bentuk

pembiayaan atau investasi yang dijalankan berdasarkan syariat Islam.

BMT ( Bait mal wa at-Tamwil ) adalah lembaga keuangan

mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh

kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat

dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin,

ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari anggota, dari tokoh

masyarakat setempat dengan berlandaskan pada system ekonomi

yang salam : keselamatan ( berintikan keadilan ), kedamaian dan

kesejahteraan.

Umat Islam hendaknya menyadari bahwa Islam memiliki

khasanah fight mu’amalah yang sangat kaya dan luas, di antaranya

adalah prinsip mudhorobah, musyarakat, murabahah, dan Ijarah.

Prinsip tersebut dapat diaplikasikan dalam bentuk lembaga keuangan

Islam, dan salah satu dari lembaga keuangan yang memberlakukan

operasional Murabahah yang terdapat di dalam adalah Bait al-Mal wa

al Tamwil (BMT). BMT pada dasarnya merupakan pengembangan dari

konsep ekonomi Islam terutama dalam bidang keuangan.

Koperasi BMT sebagai lembaga keuangan mempunyai peran

mempertemukan antara pihak yang mempunyai kelebihan dana (

Surplus of funds ) dengan pihak yang kekurangan dana ( luck of

Page 24: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

funds ). Pentingnya peranan lembaga keuangan sebagai salah satu

pilar ekonomi dapat dilihat dari berbagai kebijakan pengucuran dana

pinjaman usaha dari berbagai usaha. Efisien usaha lembaga keuangan

akan berpengaruh terhadap efisien dan efektifitas kegiatan ekonomi

dan dunia usaha.

Secara kelembagaan Koperasi BMT adalah usaha ekonomi

rakyat kecil yang beranggotakan orang-orang atau suatu badan hukum

berdasarkan prinsip syariat dan prinsip koperasi mendapat bantuan

berupa kredit lunak dari Pemerintah. Karena Koperasi BMT

berkedudukan sebagai badan hukum koperasi yang terlindungi

dengan Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Pokok

Perkoperasian, namun dari segi operasionalnya BMT mempunyai

system yang sama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yaitu berdasarkan prinsip syariah

yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut :

1. Harus beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

wilayah Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD

1945.

2. Pengoperasian Bank sesuai dengan syariat Islam harus

merupakan kebutuhan nyata dari masyarakat muslim setempat.

3. Kebutuhan untuk pengoperasian Bank Islam harus tumbuh dari /

dan mempunyai akar yang kuat di dalam masyarakat muslim

setempat.

Page 25: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

4. Sebagai lembaga keuangan yang berdiri di tengah-tengah

masyarakat yang terdiri dari berbagai agama dan kepercayaan

maka Bank Muamalat Indonesia harus tidak bersifat ekslusif dan

dapat memberikan sumbangan kepada pembangunan

masyarakat secara keseluruhan.

Sehubungan dengan hal tersebut segmen konsumennya

sektor riil, pedagang kecil dan perusahaan menengah ke bawah dalam

meningkatkan usahanya terbentur masalah pendanaan. Adanya

keterbatasan dana yang dimiliki akan menghambat perkembangan

dalam rangka meningkatkan kegiatan usaha, oleh karena itu,

masyarakat atau pengusaha membutuhkan tambahan modal/ dana

berupa kredit, dalam istilah lembaga keuangan syariah atau BMT

disebut pembiayaan.

Mengingat peran koperasi BMT dalam pemberdayaan

ekonomi rakyat dan dengan Inpres No. 6 Tahun 2007 tentang

kebijakan percepatan pengembangan sektor dan pemberdayaan

UMKM pada tanggal 8 Juni 2007. Regulasi tersebut mencapai

puncaknya untuk diaplikasikan dengan peluncuran Kredit Usaha

Rakyat ( KUR ) pada tanggal 5 Nopember 2007 .

Kemudian sebagai tindak lanjut Bank Syariah Mandiri, Bank

Rakyat Indonesia, Bank Bukopin, Bank Tabungan Negara, dan Bank

Negara Indonesia ditunjuk oleh Pemerintah dalam penyaluran KUR.

Page 26: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

KUR merupakan kredit yang diperlukan bagi usaha mikro,

kecil dan koperasi dengan pola penjaminan yaitu berupa kredit modal

kerja atau investasi dengan plafon kredit sampai dengan Rp 500 juta .

kredit tersebut diberikan kepada usaha mikrokecil dan koperasi yang

memiliki usaha produksi yang selanjutnya akan dimintakan pinjaman

dari perusahaan penjamin dalam hal ini adalah PT ( Persero ) Asuransi

Kredit Indonesia ( Askrindo ) dan / atau Perum. Sarana

Pembangunan Usaha.

KUR bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada usaha

Mikro kecil dan Koperasi untuk memperoleh fasilitas dari Bank, KUR

hanya diberikan kepada usaha mikro kecil dan koperasi yang

mempunyai usaha produktif dan layak namun belum bankable.

Usaha produktif dimaksud adalah usaha mikro kecil dan

koperasi yang mempunyai kemampuan dan untuk membayar kembali

kreditnya kepada Bank melalui analisis arus kas, karakter, kapasitas,

modal dan kondisi ekonomi.

Koperai BMT dalam menjalankan usahanya mempunyai

beberapa produk pembiyaan, jenis-jenis pembiayaan yang terdapat

dalam Koperai BMT diantaranya pembiayaan Musyarokah (MSA),

Murabahah (MBA), Mudharobah (MDA), Ijaroh, Bai’u Takjiri (Sewa

Beli), Qardhul Hasan (QH). Salah satu jenis pembiayaan yang banyak

Page 27: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

diminati pengusaha menengah ke bawah yaitu pembiayaan

Murobahah.

Koperasi BMT dan nasabah dalam menjalankan beberapa

ketentuan transaksi system murabahah telah menganut beberapa

pembiayaan, mekanisme margin tidak diinginkan. Aturan mengenai hal

ini secara teoritis berpedoman pada Literatur figh klasik murobahah

yang kemudian direaktualisasikan oleh para praktisi dean dan

akademisi perbankan syariah kontemporer.

Banyaknya lembaga keuangan atau perusahaan yang

collapse akan krisis ekonomi tahun 1997 / 1998 telah menghancurkan

perekonomian nasional. Fenomena yang memprihatinkan dapat kita

lihat dengan banyaknya Bank yang dilikuidasi atau diambil alih oleh

pemerintah. Koperasi BMT ternyata mampu menjadi alternative pilihan

dan sampai saat ini kurang lebih ada 3.000 Koperasi BMT di seluruh

Indonesia.

Ada tiga alasan mengapa koperasi BMT mempunyai daya

tarik yang cukup signifikan :

1. Karena pada umumnya tidak terdaftar di bawah peraturan

perundang-undangan seperti pada Bank sentral, karena bentuk

badan hukum dari BMT adalah Koperasi, sedang usaha yang

dilakukan oleh Koperasi salah satunya adalah jasa keuangan dan

pembiayaan, sehingga perlakuan akuntansinya mengacu pada

Page 28: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

akuntansi keuangan yang mengatur pada perlakuan akuntansi

dalam sector tersebut, yaitu PSAR No.59 karena bergerak di sector

mikro.

2. Lembaga yang terbentuk badan hukum koperasi BMT tersebut

dikembangkan dengan mementingkan kuantitas serta perbedaan.

3. Meskipun Negara kita terkena hantaman krisis, koperasi BMT

masih tetap beroperasi dengan lancar.

Koperasi BMT bersifat fleksibel, lebih mampu menggerakkan

seckor riil, serta beberapa kelebihannya tersebut, lebih diminati oleh

masyarakat, khususnya mereka yang berpenghasilan kecil.

Koperasi BMT secara operasionalnya berorientasi pada dua

aspek yaitu :

1. Aspek ritual oriented yaitu mengakumulasi dan mendistribusikan

zakat infak dan sodaqoh ( ZIS).

2. Aspek profit oriented ( mencari keuntungan ) yaitu koperasi BMT

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, menerima

simpanan dana masyarakat dan memberikan pinjaman kepada

masyarakat selalu berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat

pada setiap kegiatan usahanya, BMT untuk dapat menjalankan

operasionalnya dengan baik dapat memungut keuntungan. Salah

satu produk BMT yang beraspek profit oriented adalah murobahah.

Murobahah merupakan produk dari BMT yang diharapkan mampu

Page 29: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

menggerakkan sektor riil di samping untuk operasional

kelangsungan koperasi BMT.

Untuk menambah manfaat khasanah di bidang ilmu

pengetahuan bagi penulis maka Koperasi BMT di Kabupaten

Semarang, Kementrian Koperasi dan UKM Kabupaten Semarang serta

Notaris selaku Pejabat Pembuat Akta Koperasi sebagai obyek

penelitian untuk itu kami sampaikan saran sebagai berikut :

1. Koperasi BMT yang telah mendapatkan status badan hukum

koperasi supaya menjalankan aturan koperasi dengan

mengedepankan prinsip jasa Keuangan Syariah .Sehingga dalam

pelaksanaan kegiatan dan usaha koperasi pengurus dapat

mengangkat pengelola untuk melaksanakan kegiatan.

2. Setiap koperasi BMT wajib menerapkan 7 ( tujuh ) prinsip koperasi

Indonesia, sebagai berikut :

a. Keanggotaan bersifat terbuka

b. Pengelola dilakukan secara demokrasi

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

d. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal

e. Kemandirian

f. Pendidikan perkoperasian ke-BMT-an

g. Kerjasama antara koperasi dan BMT.

Page 30: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas penulisan tesis dapat

dirumuskan :

1. Apakah BMT dapat disebut (memenuhi syarat) sebagai koperasi?

2. Apa peran Notaris Pembuat Akta Koperasi terhadap Koperasi BMT?

3. Bagaimanakah proses pengesahan BMT sebagai Badan Hukum

Koperasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang

diuraikan tersebut diatas, maka tujuan penelitian kami rumuskan sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami proses pendirian koperasi BMT

sampai dengan memperoleh sebagai Badan Hukum.

2. Untuk mendapatkan informasi prosedur tata cara pendirian dan

pengesahan koperasi BMT khususnya di Kabupaten Semarang

3. Untuk mengetahui langkah-langkah Kementrian Koperasi dan UKM

di Kabupaten Semarang terkait dengan regulasi BMT sebagai

Koperasi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 31: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi

pengembang ilmu pengetahuan, khususnya Koperasi BMT.

2. Manfaat Praktis

a. untuk memberikan informasi kepada masyarakat berkaitan dengan

Koperasi BMT

b. memberikan masukan kepada pemerintah khususnya pemerintah

kabupaten Semarang dan kontribusi bagi pengembangan hukum

khususnya pendirian Koperasi BMT

c. untuk dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan

pokok bahasan yang dikaji dengan disertai pertanggungjawaban

ilmiah.

E. Kerangka Pemikiran

1. Konseptual

Koperasi dalam ilmu pengetahuan hukum tergolong Badan

Hukum privat yaitu Badan Hukum dengan proses pendiriannya diatur

dengan hukum privat. Selanjutnya Badan Hukum Privat kalau di lihat

dari tujuan yang akan di capai ada tiga macam yaitu

a Badan Hukum Privat tujuannya untuk mencari untung, contoh

Perseroan Terbatas.

Page 32: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

b Badan Hukum Privat tujuannya tidak mencari untung (social),

contoh Yayasan

c Badan Hukum Privat tujuannya mensejahterakan anggota, contoh

Koperasi

Proses pendirian Koperasi untuk memperjelas pada

pembahasan ini, kami kelompokkan menjadi 2 macam yaitu :

a. Proses pengesahan pendirian Badan Hukum Koperasi masa lalu

(tempo dulu)

Pada awalnya proses pendirian koperasi diawali dengan tahapan

sebagai berikut :

1) Gagasan guna memenuhi kebutuhan bersama dan

memecahkan masalah ekonomi melalui koperasi.

2) Sosialisasi kepada pemuka masyarakat dan anggota

masyarakat perihal maksud dan tujuan didirikan koperasi

tersebut.

3) Diselenggatakan rapat bagi calon anggota untuk

mendaftarkan diri sebagai anggota.

4) Memilih formatur untuk memilih pengurus dan pengawas

5) Anggota menyelenggarakan rapat untuk menyusun Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

6) Mengajukan pengesahan agar memperoleh status Badan

Hukum kepada Departemen koperasi kemudian sekarang

Page 33: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

diubah dengan nama kementerian Koperasi dan UKM sesuai

Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992.

b. Proses pengesahan pendirian Badan Hukum Koperasi kekinian

Proses pengesahan pendirian Badan Hukum Koperasi kekinian

adalah sebagai berikut:

1) Dasar hukum

Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian.

Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang

persyaratan dan tata cara pengesahan Akta Pendirian

dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2006 yaitu tentang

petunjuk pelaksanaan pembentukan ,pengesahan Akta

Pendirian dan Perubahan Anggatan Dasar Koperai.

2) Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang/anggota

masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan

ekonomi yang sama.

3) Proses pendirian koperasi dimulai dengan pelaksanaan Rapat

Pembentukan Koperasi dimana untuk Koperasi Primer

sekurang-kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri,

sedangkan untuk Koperasi Sekunder dihadiri sekurang-

kurangnya oleh 3 (tiga) koperasi melalui wakil-wakilnya.

Page 34: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

4) Dalam rapat pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran

Dasar Koperasi yang memuat antara lain

Nama dan tempat kedudukan

Maksud dan tujuan

Bidang usaha

Keanggotaan

Rapat anggota

Pengurus dan Pengawas

Sisa Hasil Usaha

5) Dalam rapat pembentukan koperasi tersebut sebaiknya

dihadiri oleh pejabat dari Instansi / Dinas / Badan yang

membidangi koperasi setempatdan oleh Notaris Pembuat Akta

Koperasi yaitu Notaris yang ditetapkan melalui Keputusan

menteri Negara Koperasi dan UKM untuk membantu membuat

/ menyusun akta pendirian, perubahan Anggaran Dasar dan

pembubaran koperasi.

6) Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi tersebut

di buat dihadapan atau oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi

dimaksud.

7) Selanjutnya notaris atau kuasa pendiri mengajukan

permohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang

berwenang yaitu :

Page 35: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Untuk koperasi primer yang anggotanya tersebar di lebih satu

propinsi dan untuk koperasi sekunder adalah Deputi Bidang

Kelembagaan Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan

UKM.

Untuk Koperasi Primer yang anggotanya meliputi satu propinsi

atau Kabupaten/Kota adalah kepala Dinas/Kantor/Badan yang

menangani urusan Perkoperasian Propinsi/Kabupaten/Kota

setempat.

8) Pejabat yang berwenang akan melakukan :

Penelitian terhadap menteri Anggaran Dasar yang

diajukan

Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut

9) Apabila Permohonan diterima maka pengesahan selambat-

lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap.

10) Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan

alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling

lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan.

11) Terhadap penolakan, para pendiri dapat mengajukan

permintaan ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam

jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan .

12) Apabila permohonan diterima dan disahkan diumumkan dalam

berita Negara Republik Indonesia . sehingga sudah sah

Page 36: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

sebagai koperasi berbadan Hukum sesuai nama dalam

permohonan termasuk kalau ada perubahan nama.

Tambahan yang perlu dilampirkan dalam pembentukan koperasi

yang mempunyai unit usaha simpan pinjam :

c. Surat bukti penyetoran modal tetap USP pada koperasi primer

sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dan

Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk USP pada koperasi

sekunder berupa depodito pada bank pemerintah yang disetorkan

atas nama Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil,dan menengah cq.

Ketua Kopersi yang bersangkutan.

d. Rencana kerja sekurang-kurangnya 1 tahun

e. Administrasi dan pembukuan koperasinya

f. Nama dan riwayat hidup pengurus, Pengawas dam calon pengelola

g. Daftar sarana kerja

h. Surat Perjanjian Kerja antara Pengurus Koperasi dengan

Pengelola/Manager/Direksi.

Terkait koperasi yang telah berbadan hukum kami paparkan

macam-macam badan hukum koperasi dilihat dari jenis kegiatan dan

landasan dalam operasional.

Badan hukum Koperasi ada 2 macam, yaitu :

a. Koperasi Konvensional

Page 37: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Koperasi konvensional adalah suatu koperasi yang didirikan

dengan akta Notaris tanpa perlu memahami Syariah ( Ilmu Fiqih )

sehingga hal ini merupakan tugas notaris pada umumnya berupa :

1) Koperasi Primer

2) Koperasi Sekunder dengan bidang usaha

Serba Usaha

Simpan Pinjam

b. Koperasi Syariah ( BMT )

Koperasi ini proses pendiriannya dilakukan dihadapan

Notaris yaitu dengan dibuatkan akta pendirian oleh Notaris.

Perbedaannya dengan Koperasi Konvensional pejabat pembuat

akta Koperasi BMT sejauh yang diatur dalam Undang-undang

nomor 30 tahun 2004 tentang jabatan Notaris. Dengan persyaratan

bagi Notaris yang bersangkutan harus mengikuti pelatihan

pembuatan akta koperasi dan pengetahuan dibidang syariah (

hukum fiqih ).

Adapun bentuk badan hukumnya berupa :

1) Koperasi Primer

2) Koperasi Sekunder dengan bidang usaha

a Serba Usaha

b Simpan Pinjam

Page 38: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Dilihat dari segi sejarah sebenarnya sejak zaman pra Islam

telah ada bentuk-bentuk perdagangan yang sekarang

dikembangkan di dunia bisnis modern. Bentuk-bentuk itu misalnya

musyawarah (Joint Venture), Takful (Insurance) Bai; bi s-saman’ajil

(Instament-sale), kredit pemilikan barang (Murobahah) dan

pinjaman tanpa bunga, asas-asas perbankan Islam dan lembaga-

lembaga terkait (BAMUI dan Takaruf) di Indonesia.

Kekhususan lembaga keuangan di atas, telah tampak dari

produk-produk yang ditawarkan dan lebih menjanjikan rasa

keadilan dan lebih Islami. Lembaga-lembaga ini telah menerapkan

produk-produknya sesuai dengan aturan Figh muamalah, sehingga

diharapkan akan memenuhi keinginan masyarakat muslim,

khususnya untuk melakukan transaksi tanpa harus berurusan

dengan masalah riba atau bunga yang selama ini menjadi polemik

apabila berhubungan dengan bank konvensional.

Upaya untuk mewujudkan lembaga-lembaga keuangan yang

bisa terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat menjadi urgen,

bila dikaitkan dengan keinginan pemerintah untuk mengentaskan

kemiskinan.

Page 39: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

2. Kerangka Teori

Berdasarkan data dari kementerian koordinator Bidang

Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, penyaluran KUR per Maret

2008 telah disalurkan plafon kredit secara total Rp 3.176 miliar dengan

jumlah total sebanyak 173.454 nasabah.

Sejalan dengan program pemerintah tersebut di atas Koperasi

BMT sebagai salah satu Badan Hukum yang mempunyai misi untuk

mengentaskan kemiskinan dengan pola koperasi dalam penyaluran

KUR dan hal ini sesuai dengan regulasi (peraturan perundang-

undangan).

Selanjutnya dampak kekuatan undang-undang terhadap

masyarakat akan efektif apabila memenuhi dua unsur, yaitu :

a. Unsur kewajiban yang murni

Abdul Khadir Audah, seorang ahli hukum Universitas Kairo

Mesir, mengajarkan unsur pertama di atas sebagai berikut:

Unsur kewajiban yang murni yaitu unsur yang

menghubungkan teks-teks undang-undang dengan jiwa-jiwa

individu dan kalbu mereka, sehingga menerima nash ( teks-teks )

untuk menghormatinya, dan merasakan dalam dirinya bahwa ia

berdosa dengan melanggar undang-undang.

b. Unsur adanya sanksi ( jaminan )

Page 40: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Unsur kedua yaitu adanya sanksi ( jaminan ), ialah bagian

konsekuensi yang disusun oleh undang-undang bagi siapa-siapa

yang melanggarnya seperti siksa, denda ( ganti kerugian ),

penolakan, pemisahan, pembatalan dan sebagainya. Mayoritas

penduduk Indonesia yang beragama Islam, idealnya tentu saja

akan lebih merasa tenang apabila dalam menjalankan kegiatan

ekonominya sejalan dengan syariat agama Islam. Koperasi BMT

sebagai aplikasi dari system ekonomi Islam diharapkan akan

menjadi alternative solusi tepat bagi umat Islam Indonesia,

khususnya di pedesaan untuk mampu keluar dari berbagai problem

ekonominya dan tepat mampu eksis di masa depan.

Masih ada praktek di masyarakat yang tidak mengindahkan

norma-norma dan system syariah. Sebagai bukti konkret dalam

masalah ini adalah kebiasaan masyarakat yang meminjam uang

kepada rentenir dan masih belum mau meminjam uang kepada Bank

Syariah, BPR Syariah, Koperasi Syariah maupun Koperasi BMT.

Sehubungan dengan hal tersebut calon pendiri koperasi dapat

memilih jenis koperasi BMT yang akan dikembangkan. Secara umum

pendiri koperasi BMT dapat memilih jenis sebagai berikut :

a. Koperasi BMT Primer, yaitu keanggotaan orang seorang yang

dibentuk oleh sekurang-kurangnya ( dua puluh ) orang

Page 41: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

b. Koperasi BMT Sekunder, yaitu koperasi BMT yang dibentuk dan

beranggotakan Koperasi BMT yang berstatus Badan Hukum,

sekurang-kurangnya 3 (tiga ) Koperasi BMT.

Salah satu bentuk produk koperasi BMT adalah produk

murobahah dalam aplikasinya akan lebih bernuansa keadilan

dibanding dengan produk-produk lain dari bank konvensional yang

berlaku selama ini. Produk-produk bank konvensional yang ada dalam

implementasinya, tidak berpihak pada nasabah sebagai pihak yang

lemah apabila terjadi kerugian dalam usahanya bank tidak mau ikut

menanggung kerugian. Kerugian sepenuhnya dibebankan kepada

debitur ( nasabah ), dengan demikian mereka akan sulit eksis kembali

apabila ternyata mengalami kebangkrutan.

Perkembangan masyarakat dewasa ini menunjukkan produk

lembaga keuangan seperti bank syariah termasuk koperasi BMT di

dalamnya didapati bahwa produk yang meskipun bukan paling

dominan dipasarkan adalah produk murobahah dengan menggunakan

periaktan atau akad memberikan prospek lebih menguntungkan bagi

nasabah maupun koperasi BMT.

Akad atau perikatan dalam pandangan Khalid Abdullah ialah

pertemuan ijab (penawaran) yang datang dari salah satu pihak dengan

Kobul yang diberikan oleh obyek akad. Ijab ( penawaran) adalah

pernyataan pertama yang muncul dari salah satu pihak tanpa melihat

pihak yang bersangkutan adalah pihak pertama yang melakukan

Page 42: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

pemindahan milih pihak kedua yang menerima pemindahan,

karenanya untuk terjadi suatu akad / perjanjian harus ada ijab yang

disambut dengan Kabul, dimana Kabul adalah pernyataan menerima

yang dinyatakan oleh pihak lain sebagai jawaban dari penawaran pihak

pertama.

Wirdaningsih menyatakan bahwa jumhur ulama berpendapat

jika akad adalah pertalian ijab dan kobul yang dibenarkan oleh syara’

yang menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya.

Koperasi BMT dalam setiap akad yang dilakukan harus sejalan

dengan syariat Islam tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunah

Rasullah SAW, baik dari segi tujuan pelaksanaan maupun obyeknya.

Jika sesuatu akad bertentangan ketentuan tersebut maka akad

tersebut tidak syah.

Selanjutnya Bentuk Badan Hukum Koperasi BMT dalam

pengumuman pendiriannya wajib memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

a. Aspek Permodalan

(1) Modal sendiri koperasi BMT boleh kurang jumlahnya dan harus

ditingkatkan seiring dengan perkembangan jaman.

(2) Setiap pembukuan jaringan kantor pelayanan, harus disediakan

tambahan modal sendiri.

Page 43: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

(3) Antara modal sendiri, modal penyertaan dan pinjaman jumlah

harus seimbang.

b. Aspek Likuiditas

(1) Penyediaan jumlah Aktiva Lancar ( AL ) yang cukup, sehingga

mampu memenuhi kewajiban jangka pendek.

(2) Selalu memperhatikan perbandingan antara jumlah pembiayaan

yang diberikan dengan jumlah dana yang berhasil dihimpun

atau perbandingan antara Loan to Deposit Ratio ( LDR ).

c. Aspek Solfabilitas

(1) Penghimpunan modal dan modal penyertaan harus diberikan

pada kemampuan membayar kembali.

(2) Perbandingan atau ratio antara modal pinjaman dan modal

penyertaan dengan jumlah kekayaan harus berimbang.

d. Aspek Rentabilitas

(1) Rencana perolehan laba yang pada jumlah yang wajar untuk

memupuk permodalan, pembagian kepada anggota,

peningkatan kualtis SDM, komitmen social dan pengembangan

usaha koperasi BMT dengan tepat memperhatikan kualitas

pelayanan.

(2) Perbandingan atau ratio antara jumlah lahan dengan jumlah

aktiva Koperasi BMT harus pada jumlah yang wajar.

Pendiriannya Koperasi BMT dengan tujuan secara umum

memiliki kesamaan dengan pendirian bank, baik bank umum syariah

Page 44: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Namun demikian, karena

perbedaan jangkauan pemasarannya ( segmentasi pasarnya ), maka

tujuan pendirian Koperasi BMT memiliki spesifikasi tersendiri. Tujuan

ini lebih dekat dengan tujuan pendirian BPR Syariah, meliputi :

a. Meinginkan kesejahteraan ekonomi umat islam, terutama

masyarakat golongan ekonomi

b. Menambah lapangan kerja terutama di daerah kecamatan

sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi.

c. Membina semangat ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi

dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita menuju

kulaitas hidup yang memadai.

Agar mampu eksis dalam persaingan usahanya koperasi BMT

menjalankan strategi sebagai berikut :

a. Koperasi BMT hendaknya tidak bersifat menunggu terhadap

datangnya permintaan fasilsitas, melainkan bersifat / bersikap

aktif melakukan sosialisasi / penelitian kepada usaha-usaha yang

berskala kecil yang perlu dibantu dengan tambahan modal,

sehingga memiliki prospek usaha yang lebih baik.

b. Koperasi BMT memiliki perputaran dana dengan jangka waktu

yang pendek dengan focus utamanya pada usaha berskala

menengah dan kecil.

Page 45: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

c. Koperasi BMT harus terus mengkaji dan mengenali pangsa pasar.

Tingkat kejenuhan serta tingkat persaingan dengan lembaga

keuangan yang sejenis.

Penulisan dan penelitian tentang murabahah sudah banyak

dilakukan diantaranya seperti karya Abdullah Saad. Dalam tulisannya

beliau membahas secara asal mula tumbuhnya bank Islam,

pandangan modernis dan neorevivalis mengenai riba dan bunga bank

serta produk-produk perbankan syariah seperti mudhorobah,

murabahah. Dalam bagian dari tulisannya beliau mengkritik penentuan

beserta mark-up murabahah yang ditentukan di awal perjanjian (

predetermine return ) dan tidak berubah sampai jangka waktu

perjanjian murabahah selesai dan mark-up murabahah dapat diketahui

secara pasti ( certainly return ). Bahwa beliau menegaskan bahwa

tidak ada perbedaan yang subtansial antara Mark-up dengan bunga.

Tulisan Muhammad yang menggambar mengenai manajemen

dalam perbankan syariah, dalam bagian dari tulisannya beliau juga

menjelaskan bahwa pada bank syariah dalam menentukan tingkat

Mark-up cenderung masih membandingkan tingkat suku bunga pasar

sebagai penentuan bunga kredit pada bank konvensional. Selain itu

apabila jangka waktunya, bahkan jangka waktu yang kepada nasabah

akumulasi akan lebih besar dari pada harga pokok pembiayaan,

sehingga terkesan bank syariat masih berdasarkan pada konsep time

Page 46: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

value of money yang sebenarnya tidak diberikan dalam perbankan

syariah.

Tulisan yang berkaitan dengan perkembangan koperasi BMT

seperti Zainal Arifin dalam karyanya “Memahami Bank Syariat Lingkup,

petualang, tantangan dan prospek”. Tahun 2000 Karya ini membahas

tentang lembaga, tentang perubahan Undang-undang No. 07 tahun

1992 mengenai perbankan syariah serta dalam buku yang berjudul “

Paradigma baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Gerakan Koperasi BMT

di lingkungan oleh Baihaqi Abdul Madjid yang membahas mengenai

refleksi koperasi BMT.

Model pembiayaan koperasi BMT dan dampaknya bagi

pengusaha kecil oleh Nurul Widyaningrum dan Hartono Widodo dalam

bukunya PAS ( Panduan Akuntansi Syariah ) panduan praktis panduan

Koperasi BMT tahun 1999 Warkum Sumitro dalam bukunya berjudul

asas-asas perbankan Islam dan lembaga terkait, BAMUI dan Takaful di

Indonesia, Fuad M.Fahrudin dalam bukunya “ Riba dalam Islam,

Koperasi, Perseroan dan Asuransi”. Samsul Anwar dalam bukunya

yang berjudul “ Produk Bank Syariah Study tentang Bai’bi as saman

ajil”.

Baitulmaal wa-Tamwil ( BMT ) adalah lembaga keuangan mikro

yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkan bisnis

usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta

Page 47: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

membela kepentingan kaum fakir miskin ditumbuhkan atas prakarsa

dan modal awal dari tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan

pada system ekonomi yang salam : keselamatan berintikan dan

kedamaian.

Koperasi BMT merupakan jembatan terjadinya komunikasi

yang saling membutuhkan yang didasarkan pada rasa saling bantu-

membantu dan tolong-menolong antara si pengusaha membutuhkan si

terampil yang kekurangan dana, dan si pengusaha membutuhkan si

kaya yang mampu kelebihan dana. Oleh karena itu tolong-menolong

sesama manusia merupakan sesuatu yang positif dan harus selalu

dikembangkan.

Koperasi BMT adalah Kelompok Swadaya Masyarakat ( KSM )

sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupa mengembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi dengna system bagi hasil untuk

meningkatkan kualits ekonomi pengusaha kecil dalam rangka upaya

pengentasan kemiskinan.

Koperasi BMT melakukan dua macam kegiatan yakni kegiatan

bisnis sebagai kegiatan utama dan kegiatan social sebagai kegiatan

penunjang. Kegiatan Baitul Tamwil adalah mengembangkan usaha-

usaha produktif dan investasi dengan wujud kegiatan antara lain

mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonomi. Sedangkan Baitul Mal adalah menerima titipan zakat, infak,

Page 48: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

dan shodaqoh dan menjalankan sesuai dengan peraturan dan

amanahnya.

Adanya koperasi BMT yang mempunyai peran strategis dan

positif bagi masyarakat dan system murobbah yang mengandung nilai-

nilai solidaritas yang luhur tentu saja akan menghasilkan system

transaksi dan komunikasi yang adil dan berbudaya.

Murobbah merupakan asas kerja sama usaha didalam pihak

pertama sebagai shahibul maal mengiyakan modal sedangkan pihak

yang lain sebagai pengelola atau mudarib. ( Al-Qur’an surat Al

Muzamil, ayat 20 dan surat Al Jum’ah ayat 10 ) menyediakan seluruh

ketrampilan, tenaga, dan waktu. Keuntungan dari investasi murobbah

didapat dari selisih harga pembelian dari shohibul maal dengan yang

dibeli dari sohibul maal dapat melakukan aktifitas perdagangan

sehingga kedua belah pihak beruntung. Sehingga tidak ada yang

dirugikan.

Berikut kami sampaikan ide-ide dalam rangka perbaikan1 :

a. Kondisi saat ini

Kerangka yang perlu kami sampaikan kondisi saat ini adalah

sebagai berikut:

1 Diklat seminar perbankan syariah, Nadratuzzaman Husein, Zon Hariianto, Dani Gunawan. 2007. Ikatan Notaris Indonesia (INI) pengurus wilayah Ikatan Notaris Indonesia Propinsi Daerah Iatimewa Yokyakarta

Page 49: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

(1) Akta Perkoperasian ( antara lain : Akta Pendirian, Perubahan

AD dan Berita Acara Rapat Anggota Koperasi ) dibuat dibawah

tangan dan dibuat oleh pihak-pihak yang tidak berwenang

membuat akta otentik.

(2) Tidak ada jaminan kepastian hukum bagi Pejabat Pemerintah

yang akan mengesahkan akta-akta Perkoperasian.

(3) Anggaran Dasar Koperasi belum dapat menjadi instrument yang

efektif untuk mengembangkan Organisasi dan Usaha Koperasi.

b. Kondisi yang diinginkan

Kondisi yang diinginkan adalah dilakukannya peningkatan, oleh

karena itu keadaannya sebagai berikut:

(1) Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar

Koperasi dengan AKta Otentik.

(2) Terwujudnya jaminan kepastian hukum terhadap Koperasi,

Pemerintah dan Masyarakat.

Anggaran Dasar menjadi alat yang efektif untuk pengembangan

Organisasi dan Usaha Koperasi.

c. Upaya yang dilakukan

Upaya yang sedang dilakukan adalah sebagai berikut:

(1) MOU dengan INI

(2) Peningkatan kapasitas Notaris dan Pejabat yang terkait dengan

proses pengesahan Badan Hukum Koperasi.

Page 50: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

(3) Penyusunan system dan Prosedur Pembuat Akta-akta

Perkoperasian oleh Notaris.

(4) Kurikulum untuk peningkatan kapasitas Notaris dan Pejabat

Pemerintah yang terkait denagn Proses Pengesahan Akta

Pendirian dan Perubahan AD Koperasi.

(5) Penyempurnaan Administrasi Pengesahan Akta Pendirian dan

Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

Agar tidak terjadi permasalahan di lapangan, dalam

pelaksanaan dilakukan koordinasi sebagai berikut :

a. Kementrian Koperasi dan UKM melakukan kegiatan berupa :

(1) Menetapkan Kebijakan

(2) Menerbitkan Juklak dan Juknis

(3) Mengeluarkan pedoman

b. Notaris melakukan tugas :

(1) Pembuatan Akta Perkoperasian

(2) Dokumentasi dan Administrasi

(3) Pengajuan permohonan pengesahan

Selanjutnya dalam masa transisi dilakukan kegiatan berupa

pembekalan bagi Notaris calon pembuat akta koperasi untuk

mendapatkan sertifikat dengan melalui proses sertifikasi.

Berikut uraian Notaris sebagai pembuat akta koperasi:

Page 51: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Pengertian notaris seperti yang tercantum dalam Pasal 1 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 itu adalah pengertian

secara umum. Sedangkan penegrtian Notaris sebagai pejabat

pembuat akta koperasi sebagai berikut : Notaris pembuat akta koperasi

adalah pejabat umum yang diangkat berdasarkan Undang-Undang

Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yang diberi

kewenangan antara lain untuk membuat akta pendirian, akta

perubahan anggaran dasar, dan akta-akta yang terkait dengan

kegiatan koperasi.2

Sebagai konsekuensi Notaris mendapat tugas lain berupa

pembuatan akta Koperasi maka perlu pemahaman hal-hal sebagai

berikut :

a. Kedudukan dan Tugas Pokok Notaris Pembuat Akta Koperasi

(1) Notaris pembuat akta koperasi berkedudukan sebagai pihak

yang bekerja berdasarkan kode etik jabatannya dan

memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam proses

pendirian, perubahan anggaran dasar dan akta-akta lain yang

terkait dengan kegaitan koperasi.

(2) Notaris pembuat akta koperasi mempunyai tugas pokok

membuat akta otentik sebagai bukti telah dilakukannya suatu

perbuatan hukum tertentu dalam proses pendirian, perubahan

2 Diklat pelatihan koperasi, Team kementerian Negara . Koperasi dan usaha kecil menengah. Republik Indonesia , 2007 Yogyakarta.

Page 52: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

anggaran dasar serta akta-akta lainnya yang terkaitn dengan

kegaitan koperasi untuk dimohonkan pengesahannya kepada

pejabat yang berwenang.

b. Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Notaris Pembuat Akta

Koperasi

(1) Untuk dapat ditetapkan sebagai Notaris pembuat akta Koperasi,

harus memnuhi persyaratan sebagai berikut:

Notaris yang telah berwenang menjalankan jabatan sesuai

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris.

Memiliki sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di

bidang perkoperasian yang ditandatangani Menteri.

(2) Notaris yang telah memnuhi syarat mengajukan permohonan

tertulis kepada Menteri, melalui Kepala Dinas/Instansi yang

membidangi koperasi tingkat Kabupaten/Kota pada tempat

kedudukan Notaris yang bersangktuan untuk ditetapkan sebagai

Notaris pembuat akta koperasi, dengan melampirkan :

Surat Keputusan Pengangkatan Notaris

Sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di bidang

perkoperasian.

Alamat kantor beserta contoh tanda tangan, contoh paraf

dan cap stempel Notaris.

Page 53: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

(3) Menteri menetapkan Notaris sebagai pembuat akta koperasi

denagn Surat Keputusan Menteri.

c. Pelaksanaan Tugas, Pembuat dan Tata Cara Pengesahan Akta

(1) Dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah

diterimanya surat Keputusan penetapan, Notaris pembuat akta

koperasi wajib menyampaikan foto copy dan menunjukkan asli

Surat Keputusan Menteri kepasa Kepala Dinas/Instansi yang

membidangi koperasi tingkat Kabupaten/Kota dan

melaksanakan jabatannya secara nyata.

(2) Akta pendirian dan akta perubahan anggaran dasar koperasi

serta akta-akta lain yang terkait dengan kegiatan koperasi

dibuat dengan bentuk dan isi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

(3) Pembuatan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar

koperasi untuk koperasi primer dan sekunder di tingkat

Kabupaten / Kota, propinsi maupun nasional, adalah

kewenangan Notaris sesuai dengan kedudukan kantor Koperasi

tersebut berada.

(4) Khusus untuk koperasi yang berkedudukan di daerah khusus

Ibu Kota Jakarta, pembuat akta pendirian dan perubahan

anggaran dasar koperasi adalah kewenangan Notaris yang

berkedudukan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Page 54: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

(5) Akta pendirian dan akta perubahan anggaran dasar koperasi

yang telah dibuat oleh Notaris pembuat akta koperasi

disampaikan kepada Menteri atau Pejabat yang berwenang

untuk dimintakan pengesahannya, sesuai peraturan yang

berlaku.

(6) Persyaratan dan tata cara pengesahan atau persetujaun akta

pendirian dan akta perubahan anggaran dasar koperasi serta

akta-akta lain yang terkait dengan kegiatan koperasi

dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

(7) Penyerahan protokol bagi Notaris pembuat akta koperasi yang

berhenti dari jabatannya diatur sesuai dengan Undang-undang

Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

(8) Dalam hal pada wilayah kerja Notaris tidak terdapat Notaris

pembuat akta koperasi, maka protokol dimaksud diserahkan

kepada Notaris lainnya, atas rekomendasi dari perkumpulan

profesi Notaris yang berbadan hukum pada tempat kedudukan

yang bersangkutan.

(9) Notaris pembuat akta koperasi wajib memberikan jasa tanpa

memungut biaya kepada mereka yang menyatakan tidak

mampu berdasarkan surat keterangan tidak mampu yang

dikeluarkan oleh Lurah/Kepala Desa/Instansi yang membidangi

Koperasi Kabupaten/Kota setempat.

Page 55: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

d. Pembinaan dan Pengendalian

(1) Menteri dan pejabat yang berwenang melaksanakan pembinaan

dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Notaris pembuat

akta koperasi.

(2) Notaris pembuat akta koperasi wajib mengirimkan laporan

tahunan mengenai akta-akta koperasi yang dibuatnya kepada

Menteri dengan tembusan kepada Pejabat yang berwenang

diwilayah kerjanya paling lambat pada bulan Pebruari, setelah

berakhirnya tahun berjalan.

(3) Ketentuan mengenai kode etik, pelaksanaan tugas,

kewenangan, kewajiban, cuti, Notaris pengganti, pemberhentian

dan administrasi jabatan Notaris yang belum diatur dalam

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan usaha Kecil Menengah

Nomro : 98/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris sebagai pejabat

pembuat akta koperasi dilaksanakan berdasarkan Undang-

Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Masalah

Metode Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Metode Pendekatan Yuridis Empiris. Metode Pendekatan

Yuridis Empiris dimaksudkan untuk melihat kenyataan secara langsung

perkembangan Baitul mal Wattanwil setelah Keputusan Menteri

Page 56: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.

104.1/KEP/M.KUKM/X/2002 dan Peubahan Anggaran Dasar Koperasi

No. 01/PER/M.KUKM/I/2006 di Kabupaten Semarang.

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analitis yang

bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan BMT

dan menganalisis permasalahan yang dikemukakan antara dua gejala

atau lebih, biasanya peneliti deskriptif seperti ini menggunakan metode

survey lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan postulat-

postulat yang diteliti secara lengkap sesuai temuan dilapangan dengan

rujukan bahan pustaka. Tahapan yang dilakukan antara lain:

a. Pra Lapangan

Yaitu pertama-tama di lakukan penelaahan literature

(pustaka), telaah pustaka ini dibutuhkan untuk pembuktian secara

empiris dan teoritik. Berbagai buku, jurnal, makalah, media massa

dan lain-lain ataupun penelitian terpadu yang menggambarkan

ekonomi Islam khususnya Koperasi BMT serta peran seorang

Notaris dalam proses pendirian.

b. Kegiatan Lapangan

Tahap ini dimaksudkan untuk pencairan khas ( data empiric )

yang dapat memberikan jawaban sebelumnya ( pra lapangan )

tentang kewenangan Notaris membuat akta pendirian koperasi

Page 57: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

BMT Al Hikmah Babadan, BMT Fajar Mulia Ungaran serta peran

kantor Kementrian Koperasi dan UKM Kabupaten Semarang.

Adapun data yang digali ialah data yang berkaitan langsung

dengan pendirian koperasi BMT.

c. Analisa Intensif

Penelitian melakukan kajian data empiris hasil dari kegiatan

lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan kemudian di analisis

dengan rujukan bahan pustaka

3. Sumber dan Jenis Data

Jenis data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

dengan titik berat pada data primer sedangkan data sekunder hanya

bersifat penunjang.3

Sumber data yang digunakan terdiri dari sumber primer dan

sumber sekunder.4

Data dalam penelitian ini diperoleh dari:

a. Data Primer

Data Primer diperoleh langsung dari sumber-sumber

pertama yang didapat melalui wawancara dengan narasumber dan

responden dari pihak koperasi BMT Notaris dan Kepala Kantor

3 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurumetri, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1990, hal 9-19; juga Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1986, hal 12 4 Lihat Ronny Hanitijo Soemitro, Ibid, hal 11-12 dan 53; juga Soerjono Soekanto dan Srimudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Rajawali, 1990. hal 14-15

Page 58: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Kementrian Koperasi dan UKM Kabupaten Semarang dengan

menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara adalah

alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian dengan

wawancara yang sifatnya terbuka, yaitu dengan menggunakan

tanya jawab secara langsung kepada narasumber dan responden

guna memperoleh penyelesaian dari permasalahan. Tipe pedoman

wawancara yang digunakan adalah tipe terstruktur dengan tipe

tidak terstruktur, artinya bahwa dalam wawancara dengan

narasumber dan responden telah disiapkan lebih dulu berupa daftar

pertanyaan. Namun tidak menutup kemungkinan dalam wawancara

atau daftar pertanyaan juga hal-hal lain diluar pedoman wawancara

atau daftar pertanyaan yang timbul secara langasung pada saat

wawancara berlangsung.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang guna menunjang

validitas dan efektivitas dalam pengambilan data, untuk itu dipakai

dokumen yang terdiri dari data-data yang menyangkut gambaran

umum lokasi. Disamping itu data diperoleh dari literature, laporan

penelitian, media massa, internet digunakan untuk menunjang

kelengkapan penelitian ini.

c. Data Tersier

Data tersier dalam penelitian ini akan memberikan informasi

lebih lanjut tentang data primer dan tersier berupa data analitis.

Page 59: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Sedangkan data primer ini diperoleh dari penelitian empiris dengan

melakukan wawancara dengan informasi terpilih kepada para

responden.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi dokumen (library research) dilakukan untuk memperileh data

sekunder.

b. Studi Lapangan (field research) yang dilakukan untuk mendukung

studi dokumen dalam memperoleh data primer, khususnya di BMT

Al Hikmah Babadan, BMT Fajar Mulia Ungaran serta peran kantor

Kementrian Koperasi dan UKM Kabupaten Semarang

5. Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisa data dalam

penelitian ini adalah metode diskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan

apa yang diungkapkan oleh responden baik lewat data primer maupun

suatu sekunder diteliti dan disaksikan dan selanjutnya dipejari sebagai

suatu kesatuan yang utuh kemudian dinalisa secara kualitatif yaitu dari

sekian data yang terkumpul akan dipilih dan diselesaikan yang

berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti, dengan

menggunakan metode yuridis normative, yaitu menganalisa masalah

yang dihadapi berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dalam

Page 60: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

penelitian ini norma yang dijadikan acuan penelitian adalah ketentuan-

ketentuan hukum tertulis . Sedang pola pikir yang digunakan adalah

induktif, yaitu : Hasil temuan dilapangan dalam suatu kasus kemudian

dihubungkan dengan teori yang ada.

Page 61: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TENTANG BMT.

1. Sejarah Perkembangan BMT

Setelah hadirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul

peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah.

Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan

menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga

keuangan mikro, seperti BPR syariah dan BMT yang bertujuan untuk

mengatasi hambatan operasionalisasi di daerah.

Disamping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang

hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya

pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi dari

aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi

masyarakat. Sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah saw,

“kefakiran itu mendekati kekufuran” maka keberadaan BMT diharapkan

mampu mengatasi masalah ini lewat pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan ekonomi masyarakat.

Di lain pihak, beberaapa masyarakat harus menghadapi

rentenir atau lintah darat. Maraknya rentenir di tengah-tengah

masyarakat mengakibatkan masyarakat semakin terjerumus pada

Page 62: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

masalah ekonomi yang tidak menentu. Besarnya pengaruh rentenir

tehadap perekenomian masyarakat tidak lain karena tidak adanya

unsur-unsur yang cukup akomodatif dalam menyelesaikan masalah

yang masyarakat hadapi. Oleh karena itu, BMT mampu berperan lebih

aktif dalam meperbaiki kondisi ini.

Dengan keadaan tersebut keberadaan BMT setidaknya

mampunnyai beberapa peran:

a. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non-syariah. Aktif

melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti penting

sistem ekonomi islami. Hal ini bisa dilakukan dengan pelatihan-

pelatihan mnegenai cara-cara bertransaksi yang islami, misalnya

supaya ada bukti dalam transaksi, dilarang curang dalam

menimbang barang, jujur terhadap konsumern dan sebagainya.

b. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus

bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan

mikro, misalnya dengan jalan pendampingan, pembinaan,

penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah atau

masyarakat umum.

c. Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang

masih tergantung pada rentenir disebabkan rentenir mampu

memenuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana dengan

segera. Maka BMT harus mampu melayani masyarakat lebih baik,

Page 63: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

misalnya selalu tersedia dana setiap saat, birokrasi yang sederhana

dan lain sebagainya.

d. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengna distribusi yang

merata. Fungsi BMT langsung berhadapan dengan masyarakat

yang kompleks dituntut harus pandai bersikap, oleh karena itu

langkah-langkah untuk melakukan evaluasi dalam rangka

pemetaan skala prioritas yang harus diperhatikan, misalnya dalam

masalah pembiayaan, BMT harus memperhatikan kelayakan

nasabah dalam hal golongan dan jenis pembiayaan.

BMT mempunyai beberapa komitmen yang harus dijaga

supaya konsisten terhadap perannya, komitmen tersebut adalah:

a. Menjaga nilai-nilai syariah dalam operasi BMT. Dalam operasinya

BMT bertanggung jawab bukan saja terhadap nilai keislaman

secara kelembagaan, tetapi juga nilai-nilai keislaman di masyarakat

dimana BMT itu berada. Maka setidaknya BMT memiliki majelis

taklim atau kelompok pengajian (usroh).

b. Memperbaikki permasalahan-permasalahan yang berhubungan

dengan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT tidak

menutup mata terhadap masalah nasabahnya, tidak saja dalam

aspek ekonomi, tetapi aspek kemasyarakatan nasabah yang

lainnya. Maka BMT setidaknya ada biro konsultasi bagi

masyarakat.bukan hanya berkaitan dengan masalah pendanaan

Page 64: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

atau pembiayaan tetapi juga masalah kehidupan sehari-hari

mereka.

c. Meningkatkan profesionalitas BMT dari waktu ke waktu. Tuntutan

ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk menciptakan

BMT yang mampu membantu kesulitan ekonomi masyarakat. Maka

setiap BMT dituntut mampu meningkatkan SDM dengan melalui

pendidikan dan pelatihan.

d. Ikut terlibat dalam memelihara kesinambungan usaha masyarakat.

Keterlibatan BMT di dalam kegiatan ekonomi masyarakat akan

membantu konsistensi masyarakat dalam memegang komitmen

sebagai seorang nasabah. Maka BMT yang bertugas sebagai

pengelola, zakat, infaq dan shadaqoh juga harus membantu

nasabah yang kesulitan dalam masalah pembayaran kredit.

Perkembangan BMT cukup pesat, hingga akhir 2010 Pinbuk

mendata ada 18 BMT terdaftar dan BMT yang melaporkan

kegiatannya. Adapun rincian jumlah BMT tersebut adalah sebagai

berikut:

Jumlah BMT per Kecamatan

Kecamatan Terdaftar Melaporkan

Kegiatan

Ungaran 1. Fajar Mulia

2. Al Hikmah - Babadan

Bergas Bina Usaha

Page 65: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Pringapus Bina Insani

Bawen Nabila

Tuntang Sumber Mulia

Suruh Amal Mulia

Pabelan 1. Assa Adah

2. Al Ijtihad

Getasan Andini

Bandungan 1. Blater

2. Hubbul Waton

Banyubiru Atina

Tengaran 1. Sumber Usaha

2. Berkah Makmur

Bringin Al Muawanah

Susukan Al Fatah

Bancak Ar Rafah

Sumber: Kementerian Koperasi 2010

2. Struktur Organisasi

Untuk memperlancar tugas BMT, maka diperlukan struktur

yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil

yang ada di dalam BMT tersebut. Struktur organisasi BMT meliputi,

Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok, Dewan Syariah,

Pembina Manajemen, Manajer, Pemasaran, Kasir dan Pembukuan.

Page 66: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Adapun tugas dari masing-masing struktur di atas adalah

sebagai berikut:

a. Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok memegang

kekuasaan tertinggi di dalam memutuskan kebijakan-kebijakan

makro BMT.

b. Dewan Syariah, bertugas mengawasi dan menilai operasionalisasi

BMT.

c. Pembinan Manajemen, bertugas untuk membina jalannya BMT

dalam merealisasikan programnya.

d. Manajer bertugas menjalankan amanat musyawarah anggota BMT

dan memimpin BMT dalam merealisasikan programnya.

e. Pemasaran bertugas untuk mensosialisasikan dan mengelola

produk-produk BMT.

f. Kasir bertugas melayani nasabah

g. Pembukuan bertugas untuk melakukan pembukuan atas aset dan

omzet BMT.

Dalam struktur organisasi standar dari PINBUK, musyawarah

anggota pemegang simpanan pokok melakukan koordinasi dengan

Dewan Syariah dan Pembina manajemen dalam mengambil kebijakan-

kebijakan yang akan dilakukan oleh manajer. Manajer memimpin

keberlangsungan maal dan tamwil. Tamwil terdiri dari pemasaran,

kasir, dan pembukuan. Sedangkan anggota dan anasabah

Page 67: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

berhubungan koordinatif dengan maal, pemasran, kasir, dan

pembukuan.

Bentuk struktur organisasi BMT standar PINBUK dapat

diilustrasikan dalam gambar berikut:

Struktur Organisasi BMT Standar Pinbuk

Keterangan: Garis Koordinasi

Garis Komando

Tetapi dalam kenyataannya setiap BMT memiliki bentuk

struktur organisasi yang betrbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh:

a. Ruang lingkup atau wilayah operasi BMT.

Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok

Dewan Syariah Pembina Manajemen

Manajer

Maal

Pemasaran Kasir Pembukuan

Tamwil

Anggota dan Nasabah

Page 68: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

b. Efektivitas dalam pengelolaan organisasi BMT.

c. Orientasi program kerja yang akan direalisasikan dalam jangka

pendek dan jangka panjang.

d. Jumlah sumber daya manusia yang diperlukan dalam menjalankan

operasi BMT.

3. Kegiatan Usaha

Dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPR

syariah, yakni menggunakan prinsip-prinsip:

a. Prinsip bagi hasil

Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi

pinjaman denngan BMT.

- Al-Mudharabah

- Al-Musyarakah

- Al-Muzara’ah

- Al Musaqah

b. Sistem jual beli

Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam

pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang

diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan

kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjaul barang yang

telah dibelinya tersebut dengan ditambah mark-up. Keuntungan

BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana.

Page 69: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

- Bai’al al-Murabahah

- Bai’ as-Salam

- Bai’ al Istishna

- Bai’ Bitsaman Ajil

c. Sistem non-profit

Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan

ini merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan non-komersial.

Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja.

- Al-Qordhul Hasan

d. Akad bersyarikat

Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau

lebih dan masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam

berbagai bentuk) dengan perjanjian pembagian

keuntungan/kerugian yang disepakati.

- Al-Musyarakah

- Al-Mudharabah

e. Produk pembiayaan

Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam-meminjam diantara BMT dengan pihak lain

yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta

bagi hasil setelah jangka waktu tertentu.

- Pembiayaan al-Murabaha (MBA)

- Pembiayaan al-Bai’Bitsaman Ajil (BBA)

Page 70: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

- Pembiayaan al-Mudharabah (MDA)

- Pembiayaan al-Musyarakah (MSA)

Untuk meningkatkan peran BMT dalam kehidupan ekonomi

masyarakat, maka BMT terbuka untuk menciptakan produk baru.

Tetapi produk tersebut harus memenuhi syarat:

1) Sesuai dengan syariat dan disetujui oleh Dewan Syariah.

2) Dapat ditangani oleh sistem operasi BMT bersangkutan.

3) Membawa kemaslahatan bagi masyarakat.

4. Penghimpunan Dana

a. Penyimpanan dan Penggunaan Dana

1) Sumber dana BMT

- Dana masyarakat

- Simpanan biasa

- Simpanan berjangka atau deposito

- Lewat kerja antara lembaga atau institusi

- Dalam penggalangan dana BMT biasanya terjadi transaksi

yang berulang-ulang, baik penyetoran maupun

penarikannya.

2) Kebiasaan penggalangan dana

- Penyandang dana rutin tapi tetap, besarnya dana biasanya

variatif.

Page 71: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

- Penyandang dana rutin tidak tetap besarnya dana biasanya

variatif.

- Penyandang dana rutin temporal-deposito minimal Rp

1.000.000,- sampai Rp 5.000.000,-

3) Pengambilan dana

- Pengambilan dana rutin tertentu yang tetap

- Pengambilan dana tidak rutin tetapi tertentu

- Pengambilan dana tidak tentu

4) Pengambilan dana sejumlah tertentu tapi pasti

5) Penyimpanan dan penggalangan dalam mayarakat dipengaruhi

- Memperhatikan momentum

- Mampu memberikan keuntungan

- Pelayanan optimal

- Profesionalisme

b. Penggunaan Dana

1) Penggalangan dana digunakan untuk:

- Penyaluran melalui pembiayaan

- Kas tangan

- Ditabungkan di BPRS atau di bank syariah

2) Penggunaan dana masyarakat yang harus disalurkan kepada:

- Penggunaan dana BMT yang rutin dan tetap

- Penggunaan dana BMT yang rutin tapi tidak tetap

- Penggunaan dana BMT yang tidak tentu tapi tetap

Page 72: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

- Penggunaan dana BMT tidak tentu

3) Sistem pengangsuran atau pengembalian dana:

- Pengangsuran yang rutin dan tetap

- Pengangsuran yang tidak rutin dan tetap

- Pengangsuran yang jatuh tempo

- Pengangsuran yang tidak tentu (kredit macet)

4) Klasifikasi pembiayaan:

- Perdagangan

- Industri rumah tangga

- Pertanian/peternakan/perikanan

- Konveksi

- Kontruksi

- Percetakan

- Jasa-jasa/lain

5) Jenis angsuran

- Harian

- Mingguan

- 2 mingguan

- Bulanan

- Jatuh tempo

6) Antisipasi kemacetan dalam pembiayaan BMT:

- Evaluasi terhadap kegiatan pembiayaan

Page 73: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

- Merevisi segala kegiatan pembiayaan

- Pemindahan akad baru

- Mencarikan donator yang bisa menutup pembiayaan.

c. Pelayanan Zakat dan Shadaqoh

1) Penggalangan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqoh (ZIS)

- ZIS masyarakat

- Lewat kerjasama antara BMT dengan lembaga Badan Amil

Zakat, Infaq, dan Shadaqoh (BAZIS).

2) Dalam Penyaluran dana ZIS

- Digunakan untuk pemberian pembiayan yang sifatnya hanya

membantu

- Pemberian bea siswa bagi peserta yang berprestasi atau

kurang mampu dalam membayar SPP

- Penutupan terhadap pembiayaan yang macet karena factor

kesulitan pelunasan

- Membantu masyarakat yang perlu pengobatan.

B. TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI

1. Pengertian Koperasi

Di Indonesia pengertian koperasi menurut Undang-undang

Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokok-pokok perkoperasian

adalah sebagai berikut:

Page 74: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

“Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang

berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum

koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha

bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.”

Selain pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967

Nomor 12 di atas, dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) juga telah

digariskan bahwa: “Perekonomian Indonesia disusun secara usaha

bersama dan berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Kemudian di

tegaskan dalam Penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) bahwa :

“Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.”

Sedangkan dalam ketetapan MPR dinyatakan bahwa: “Koperasi harus

digunakan sebagai salah satu wadah utama untuk membina

kemampuan usaha golongan ekonomi lemah.”

Mengingat arti koperasi sebagaimana tersebut di atas, maka

koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun

usaha bersama dari orang-orang yang mempunyai kemampuan

ekonomi terbatas. Usaha ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

yang dirasakan bersama, yang pada akhirnya mengangkat harga diri,

meningkatkan kedudukan serta kemampuan untuk mempertahankan

diri dan membebaskan diri dari kesulitan.

Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang

memiliki kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka Pemerintah

Page 75: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan

perkumpulan-perkumpulan koperasi. Bahkan pemerintah secara

langsung membantu menumbuhkan, memelihara, mendorong, dan

membina koperasi-koperasi yang dibangun atas prakarsa rakyat

sendiri.

2. Sejarah Koperasi

Mula-mula Koperasi tumbuh dari awal abad ke 19, sebagai hasil

usaha spontan yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

kemampuan ekonomi terbatas serta akibat penderitaan sosial ekonomi

yang timbul dari sistem kapitalisme. Kemudian mereka

mempersatukan diri untuk menolong diri mereka sendiri, serta ikut

mengembangkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Ada bermacam-macam jenis dan bentuk Koperasi yang tumbuh

di berbagai Negara. Dinegara Eropa, pada umumnya banyak

berkembang Koperasi Konsumsi. Sedangkan di Amerika Serikat,

Koperasi tumbuh terutama sekali di kalangan petani. Dalam uraian di

muka dijelaskan, bahwa Koperasi dibentuk dan dibangun oleh orang-

orang yang mempunyai kepentingan dan cita-cita yang sama dan

diselenggarakan secara demokratis serta membantu memajukan

ekonomi dalam negeri, oleh Karena itu biasanya Koperasi mendapat

perlindungan dari Pemerintah di Negara masing-masing.

Page 76: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Koperasi tumbuh dan berkembang, terutama di Negara-negara

yang menganut paham demokratis, karena disini rakyatlah memiliki

kesempatan untuk melakukan sendiri pilihannya untuk menentukan

dan melakukan usaha yang sesuai dengan kepentingan dan

kemampuannya, untuk menolong dirinya sendiri secara bersama-

sama.

Koperasi pada mulanya tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya

pikiran-pikiran tentang pembaharuan masyarakat, yang terutama

dipelopori olehaliran gerakan sosialis. Aliran ini sangat kuat

pengaruhnya dalam pertumbuhan Koperasi, karena:

a. koperasi membentuk suatu dasar bagi organisasi kemasyarakatan

yang berbeda dengan bentuk dan cita-cita sistem kapitalisme yang

berkuasa di banyak Negara barat pada waktu itu. Motif uatam

sistem kapitalis adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya,

sehingga sistem ini menimbulkan akibat yang berat bagi kaum

buruh karena mereka menjadi kaum yang ditindas. Oleh karena itu

Gerakan sosialis berusaha melenyapkan penderitaan ini.

b. Dengan munculnya perkumpulan koperasi, maka Koperasi

dianggap oleh gerakan sosialis sebagai cara praktis bagi kaum

buruh dari produsen kecil untuk melepaskan diri dari penindasan

kaum kapitalis. Oleh karenaitu gerakan sosialis sangat

menganjurkan berdirinya Koperasi.

Page 77: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Namun kenyataannya, semakin lama gerakan Koperasi

menempuh jalannya sendiri yang berbeda dengan gerakan sosialis

baik dalam cita-cita maupun dalam cara-cara yang ditempuh untuk

mencapai tujuannya. Bahkan sekarang Koperasi tumbuh subur di

Negara-negara yang dikenal menganut sistem kapitalis, dan kemudian

Koperasi menjadi organisasi pengimbangan yang dapat melenyapkan

keburukan-keburukan sistem kapitalis itu sendiri.

Dewasa ini Koperasi tumbuh dan berkembang hampir di setiap

Negara di dunia seperti di Inggris, Swedia, Denmark, Amerika Serikat,

Perancis, Jerman, Korea, Jepang serta Negara-negara lain baik di

Eropa Barat maupun EropaTimur. Hal ini membuktikan bahwa koperasi

bukan saja terdapat di suatu Negara saja, melainkan Koperasi

merupakan pernyataan kebutuhan orang akan kerjasama yang

berhasill untuk mencapai kesejateraan bersama, yang meluas dihampir

seluruh dunia, juga di Indonesia.

Sejarah Koperasi Indonesia

Bibit Koperasi di Indonesia tumbuh di Purwokerto tahun 1896.

waktu itu seorang pamong praja bernama R. Aria Wiria Atmaja

mndirikan sebuah bank yang diberi nama “Hulph-en Spaar Bank”

(Bank Pertolongan dan Simpanan), Bank itudimaksudkan untuk

menolong para priyayi/pegawai negeriyang terjerat hutang pada lintah

Page 78: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

darat. Bank itu meminjamkan kepada para pegawai negeri dengan

bunga yang rendah dari dana yang dikumpulkan oleh para pegawai itu

sendiri. Jadi semacam Koperasi Simpan Pinjam saat ini. Usaha Wiria

Atmaja ini kemudian dibantu dan diteruskan oleh Asisten Residen

Belanda De Wolf van Delitzeh di Jerman pada masa cutinya. Akan

tetapi usahaDe Wolf ini tidak banyak berhasil karena:

- ia terlalu tergesa-gesa menerapkan prinsip koperasi yang modern,

- ekonomi kaum pribumi yang masih lemah,

- adanya kecurangan para pengurusnya, serta

- halangan dari pemerintah Belanda.

Pemerintah Belanda menghalangi berkembangnya Koperasi

waktu itu karena takut organisasi koperasi diperalat untuk alat politik

melawan penjajah dan kemampuan rakyat dalam berorganisasi lewat

Koperasi dapat menjadi embrio kemampuan berorganisasi politik.

Ternyata apa yang menjadi kekuatiran pemerintah Hindia Belanda ini,

akhirnya memang menjadi kenyataan. Berdirinya Budi Utomo pada

tahun 1908 yang disusul oleh sarekat Dagang Islam (kemudian

menjadi Serikat Islam) membangkitkan juga gerakan koperasi. Kedua

organisasi ini membangkitkan semangat rakyat dan mendorong

pembentukan koperasi rumah tangga (Koperasi Industri Kecil dan

Kerajinan) dan Koperasi Konsumsi yang merupakan alat

memperjuangkan secara mandiri peningkatan taraf hidup.

Page 79: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

The Stdie Club (1928), merupakan kelompok kaum intelektual

Indonesia yang juga menyadari peranan Koperasi sabagai salah sati

alat perjuangan, menganjurkab kepada parang anggotanya untuk ikut

memelopori Koperasi di tempatnya masing-masing.

Sekalipun terdapat kesulitan dalam mengembangkan koperasi

pada periode ini yaitu karena kekurangan skill dan modal, namun

banyak koperasi di kalangan pengusaha kecil, petani, dan pegawai

negeri berkembang pesat. Pada tahun 1939 jumlah koperasi telah

mencapai 1712 dan yang terdaftar 172 dengan anggota sebanyak

14.134. karena kewalahan membendung gerakan koperasi dikalangan

rakyat itu, maka pemerintah Hindia Belanda bermaksud mengaturnya.

Dan akhirnya keluarlah Undang-undang tentang Koperasi yang dikenal

dengan nama “Verodening op de Cooperatieve Verenigingen)” pada

tahun 1915. akan tetapi karena Undang-undang ini berkiblat pada

hukum perniagaan Eropa, maka lebih banyak menghambat daripada

mendorong pertumbuhan Koperasi. Salah satu contohnya adalah

Undang-undang itu pada salah satu Pasal-Pasalnya menyebutkan

bahwa akte atau rancangan pendirian koperasi harus diperiksa dan

disetujui oleh Gubernur Jenderal dengan rakyat kecil yang dijajah

sangatlah jauh, maka berarti mendapatkan akte pendirian koperasi

tidaklah mudah.

Melihat hal ini kaum nasionalis mendesak kepada pemerintah

Hindia Belanda untuk mengadakan peninjauan kembali terhadap

Page 80: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Undang-undang tersebut. Permintaan itu dikabulkan, sehingga

Belanda pada tahun 1920 membentuk Komisi Koperasi yang diketuai

oleh Prof. Dr. JH. Boeke. Setelah bekerja selama 7 tahun, komisi ini

melahirkan “Ordonansi Perkumpulan Koperasi Bumiputera” pada tahun

1927. ordonansi ini sudah lebih maju karena dikatakan dalam salah

satu Pasalnya bahwa koperasi adalah perkumpulan orang-orang

Indonesia sehingga baginya berlaku Hukum Sipil dan Hukum Dagang

Indonesia. Dengan demikian akte pendirian tidak diperiksa dan

disetujui oleh Gubernur Jenderal lagi, melainkan oleh “Penasehat

Urusan Perkreditan Rakyat dan Koperasi”. Koperasi berkembang

dengan cepat waktu itu, namun karena depresi dunia, maka pada

tahun 1932 banyak koperasi yang mati.

Ketika Jepang dating ke Indonesia tahun 1942 dan mengambil

alih penjajahan dari Belanda, didirikanlah pemerintah Jepang

semacam Koperasi yang disebut “Kumiai”. Pendirian Kumiai ini bisa

diduga untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Dalam kenyataannya

Kumiai ini hanyalah alat untuk mengumpulkan kebutuhan perang

tentara Jepang dari rakyat Indonesia, dengan cara membeli secara

paksa hasil-hasil bumi rakyat dengan harga sangat murah. Karena hal

ini, maka kepercayaan rakyat terhadap “koperasi” ala Jepang makin

memudar.

Pada saat awal Indonesia merdeka, para pengurus Kumiai

mengubah Kumiai menjadi Koperasi, karena Pasal 33 UUD 1945

Page 81: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

secara tegas menyatakan bahwa bangun usaha yang sesuai dengan

azas kekeluargaan dan usaha bersama adalah koperasi. Kemudian

pada tanggal 12 Juli 1947, di Tasikmalaya diselenggarakan Konggres

Koperasi Indonesia yang pertama (hari Koperasi pertama), yang

mengghasilkan beberapa keputusan, diantaranya yaitu:

a. membentuk organisasi yang diberi nama Sentral Organisasi

Koperasi Republik Indonesia (SOKRI)

b. menetapkan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi Indonesia yang

tiap tahun harus diperingati.

c. menetapkan Gotong Royong sebagi azas Koperasi

d. mengusahakan Koperasi Desa sebagai Dasar untuk memperkuat

susunan perekonomian

e. mengusahakan berdirinya Bank Koperasi untuk mengorganisasikan

permodalan Koperasi

f. memperhebat dan memperluas pendidikan Koperasi di kalangan

pengurus dan pegawai Koperasi serta dikalangan masyarakat

Pada periode 1950 – 1960 atau yang lebih dikenal sebagai

periode “ekonomi liberal”, koperasi harus berjuang susah payah

melawan kekuatan ekonomi lain, sementara bantuan dari pemerintah

belumlah mencukupi. Maka pada periode inisudah nampak adanya

konsolidasi organisasi koperasi dari tingkat daerah sampai tingkat

nasional. Pada periode ini, tepatnya tanggal 12 Juli 1953 dalam

Page 82: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Konggres Koperasi Indonesia II di Bandung, telah ditetapkan antara

lain:

a. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia (DKI), sebagai pengganti

SOKRI

b. Menetapkan Pendidikan Koperasi sebagai satu pelajaran di

Sekolah-sekolah Lanjutan

c. Dr. Moh Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia atas jasa beliau

mengembangkan perkoperasian di Indonesia

Kemudian telah dilangsungkan oleh DKI, Konggres Koperasi III

pada tahun 1956 di Jakarta dan Konggres Koperasi IV pada tahun

1959 di Surakarta.

Pada periode tahun 1960 – 1965 yang dikenal sebagai periode

“Ekonomi Terpimpin”, secara idiil Koperasi mengalami kemunduran.

Koperasi makin lama makin kehilangan kebebasannya karena

campur tangan pemerintah yang terlalu besar. Bahkan koperasi

dijadikan alat politik, dengan memasukkan konsep Nasakom

kedalamnya, daripada sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan

anggotanya, yang antara lain tercantum dalam Undang-undang nomor

14 tahun 1965 tentang Perkoperasian menggantikan Undang-undang

Nomor 79 tahun 1958. untunglah segera terjadi perubahan penting

dalam ketatanegaraan sehingga UUD Nomor 14/1965 itu tak sempat

Page 83: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

dijalankan. Namun demikian citra koperasi sempat buruk di mata

masyarakat.

Pada tanggal 21 s/d 24 April 1961 di Surabaya dilangsungkan

Konggres Koperasi V yang disebut Musyawarah Nasional Koperasi

(MUNASKOP I). dan DKI diubah menjadi Kesatuan Organisasi

Koperasi Seluruh Indonesia (KOKSI). KOKSI ini menjadi alat

pemerintah dan dipimpin langsung oleh Menteri urusan Koperasi

sejalan dengan Organisasi Kesatuan Gerakan Koperasi Indonesia.

Pokok-pokok Perkoperasian pada tanggal 23 Januari 1970 diresmikan

anggaran dasar baru dan GERKOPIN diganti dengan Dewan Koperasi

Indonesia (DEKOPIN).

Konggres Koperasi VIII diadakan di Jakarta pada tahun 1968,

juga MUNAS Koperasi IX di Jakarta pada 1973. sedangkan Konggres

Koperasi (MUNAS Koperasi X) terselenggara di Jakarta pada tanggal

7–8 Juli 1977. DEKOPIN-DEKOPIN diubah menjadi bentuk kesatuan

dan dalam pimpinannya dimasukkan unsur masyarakat, antara lain

Perguruan Tinggi, untuk selalu memberikan napas masyarakat ke

dalam Koperasi.

Menjelang runtuhnya orde lama dan pergantian ke orde baru,

keadaan tambah memburuk dengan adanya inflasi yang membumbung

tinggi sehingga makin sulit menyediakan barang-barang kebutuhan

anggota.

Page 84: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Setelah memasuki orde baru, langkah pertama yang diambil

adalah memurnikan kembali landasan, azas, dan sendi dasar Koperasi

Indonesia serta menata kembali perkoperasian. Pada bulan Desember

1967 dikeluarkan Undang-undang nomor 12 tahun 1967 tentang

Pokok-pokok Perkoperasian. Dalam Konsoliderans Undang-undang ini

dinyatakan bahwa UUD no. 14/1965, nyata hendak menyelewengkan

landasan, azas, serta sendi dasar Koperasi dari Kemurniannya.

Sesudah masa penyesuaian berakhir, yaitu permulaan tahun 1969

hanya ada sekitar 14.000 buah koperasi. Jumlah ini hampir sama

dengan jumlah koperasi pada akhir tahun 1959.

Langkah-langkah lebih lanjut dari orde baru untuk

mengembangkan koperasi makin mantap dan sistematis. Bantuan

teknis dan keuangan dari pemerintah makin besar, selain itu juga

diupayakan mendekatkan koperasi pada petani yang merupakan 80%

rakyat Indonesia, melalui konsep Badan Usaha Unit Desa (BUUD) dan

Koperasi Unit Desa (KUD) dengan melalui penyatuan (amalgamasi)

beberapa Koperasi Pertanian yang kecil-kecil dan sangat banyak

jumlahnya di pedesaan, yang dinilai amat tepat.

Kemudian dengan adanya program pembangunan di sector

pertanian sejak awal pelita I (1969 – 1970) dilakukan usaha

penyehatan Koperasi dan meningkatkan peranannya kembali dalam

usaha-usaha Bimbingan Massal (BIMAS) dan Intensifikasi Massal

(INMAS) dalam rangka peningkatan produksi pangan dan

Page 85: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

kesejahteraan petani. Pertumbuhan dan perkembangan BUUD/KUD

terus meningkat sejak awal 1978 didukung oleh adanya Inpres No.

2/1978. walaupun demikian, banyak juga koperasi yang kurang

berhasil dalam kegiatan usahanya, disamping banyak koperasi yang

berhasil. Kekurangberhasilan itu seringkali menyangkut masalah

kecurangan pengurusnya yang menimbulkan citra buruk koperasi

sehingga masyarakat enggan menerima kehadiran koperasi kalau

tidak diharuskan.

Saat ini Koperasi melakukan kegiatan dalam berbagai jenis

usaha seperti simpan pinjam, kerajinan/industri ringan, pertanian,

perikanan, peternakan, pengangkutan, pelistrikan desa, perasuransian

dan lain sebagainya. Selain itu golongan fungsional juga mendirikan

Koperasinya sendiri seperti pegawai negeri: Induk Koperasi Pegawai

Negeri (IKPN), dan ABRI: INKOPAD, INKOPAL, INKOPAU, dan

INKOPOL.

Landasan Koperasi

Untuk mendirikan koperasi yang kokoh perlu adanya landasan

tertentu. Landasan ini merupakan suatu dasar tempat berpijak yang

memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta

berkembang dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai

tujuan dan cita-citanya. Factor utama yang menentukan terbentuknya

Page 86: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

koperasi adalah adanya sekelompok orang yang telah seia sekata

untuk mengadakan kerjasama. Oleh karena itu landasan koperasi

terutama terletak pada anggota-anggotanya. Dalam sistem hukum di

Indonesia, koperasi telah mendapatkan tempat yang pasti, sehingga

landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat. Namun demikian

perlu disadari bahwa perubahan sistem hukum dapat berjalan lebih

cepat daripada perubahan alam pikiran dan kebudayaan masyarakat

sehingga koperasi dalam kenyataannya belum berkembang secepat

yang diinginkan meskipun memiliki landasan hukum yang kuat.

Tentang landasan-landasan koperasi dapat terbagi atas:

Landasan Idiil, Landasan Struktural dan Gerak, serta Landasan

Mental.

Sendi-sendi Dasar Koperasi Indonesia

Pengertian sendi dasar atau prinsip-prinsip Koperasi adalah

pedoman-pedoman utama yang menjiwai dan mendasari setiap gerak

langkah usaha dan bekerjanya Koperasi sebagai organisasi ekonomi

dari orang-orang yang terbatas kemampuan ekonominya.

Artinya dan peranan sendi-sendi dasar Koperasi adalah sebagai

berikut:

Page 87: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

a. Sendi dasar Koperasi sebagai pedoman untuk mencapai tujuan

koperasi.

b. Sendi dasar Koperasi merupakan cirri khas koperasi yang

membedakannya dengan organisasi ekonomi lainnya dan

membedakan watak.

Sendi-sendi dasar Koperasi yang pertama bersumber pada apa

yang ditemukan pelopor-pelopor rochdale dan dikenal sebagai “prinsip-

prinsip Rochdale” pada waktu koperasi berdiri di rochdale pada tahun

1844. Prinsip-prinsip Rochdale itu ternyata telah dijadikan contoh dan

pedoman bagi koperasi-koperasi di seluruh dunia. Tentu saja

pengambil alihan prinsip-prinsip ini kedalam koperasi di berbagai

Negara seringkali tidak sepenuhnya, melainkan disesuaikan dengan

keadaan Koperasi serta kebudayaan masyarakat setempat. Masa

sejak disusunnya prinsip-prinsip Rochdale, setiap organisasi Koperasi

tetap menggunakan beberapa prinsip tertentu, yang secara mutlak

memberikan ciri-ciri utama kepada koperasi. prinsip-prinsip ini

menentukan cara kerja koperasi yang berbeda dengan badan-badan

usaha dagang pada umumnya yang bukan koperasi.

Dr. Fauguet dalam bukunya The Cooperative Sector 1951,

menegaskan adanya 4 (empat) prinsip yang setidak-tidaknya harus

dipenuhi oleh setiap badan yang menamakan dirinya koperasi.

Prinsip-prinsip itu adalah:

Page 88: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

a. adanya ketentuan tentang perbandingan yang berimbang di dalam

hasil yang diperoleh atas pemanfaatan jasa-jasa oleh setiap

pemakai dalam koperasi. Bersumber dari ketentuan ini timbul

ketentuan-ketentuan tentang pembagian sisa hasil usaha,

kewajiban penyertaan uang simpanan untuk partisipasi dalam

pembiayaan koperasi, kewajiban ikut serta bertanggungjawab atas

kemungkinan kerugian yang terjadi pada koperasi, atau ikut serta

dalam pembentukan cadangan perorangan atau cadangan

bersama dalam koperasi.

b. adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara

para anggota.

c. adanya pengatuaran tentang keanggotaan organisasi yang

berasarkan kesukarelaan.

d. adanya ketentuan atau peraturan tentang patisipasi dari pihak

anggota dalam ketatalaksanaan dan usaha koperasi.

Sendi-sendi dasar koperasi tersebut diatas telah banyak

mengalami perkembangan dan perubahan sesuai dengan keadaan

dan syarat-syarat yang ada dalam tumbuh dan berkembangnya

koperasi pada berbagai waktu, keadaan dan tempat.

Perkembangan prinsip-prinsip koperasi dari waktu ke waktu

adalah sebagai berikut:

a. prinsip koperasi menurut prinsip-prinsip Rochdale.

b. Pengawasan oleh anggota secara demokratis

Page 89: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

c. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela.

d. Pembatasan atas bunga

e. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding dengan

pembelian yang dilakukan pada koperasi.

f. Penjualan dilakukan sepenuhnya atas dasar tunai

g. Penjualan hanya atas barang-barang yang sungguh-sungguh

bermutu dan tidak dipalsukan.

h. Menyelenggarakan usaha pendidikan bagi anggota sesuai dengan

prinsip-prinsip koperasi

i. Netral terhadap politik dan agama

Koperasi mempunyai sendi-sendi dasar sebagai berikut:

a. Keanggotaan sukarela

b. Pengawasan secara demokratis

c. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota menurut

perbandingan partisipasi masing-masing anggota dalam transaksi-

transaksi sosial atau jasa-jasa sosial dari usaha koperasi itu sendiri

d. Pembatasan bunga atas modal

Dalam pelaksanaannya di berbagai Negara, prinsip-prinsip

tersebut diperluas disesuaikan dengan tahap perkembangan gerakan

koperasi yang bersangkutan.

Dari perkembangan sejarah pertumbuhan dan perkembangan

sendi-sendi dasar Koperasi itu, Koperasi Indonesia sendiri telah

banyak memanfaatkan ketentuan-ketentuan sendi-sendi dasar tersebut

Page 90: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

untuk ditetapkan sesuai dengan keadaan perkembangan Koperasi di

Negara kita.

Sendi-sendi dasar koperasi di Indonesia menurut Undang-

undang No. 12 tahun 1967 Pasal 6 adalah sebagai berikut:

a. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warga

negara Indonesia.

b. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai

pencerminan demokrasi dalam koperasi.

c. Pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing

anggota

d. Adanya pembatasan bunga atas modal

e. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan

mayarakat pada umumnya

f. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka

g. Swadaya, swakerta, dan swasembada sebagai pencerminan

daripada prinsip dasar: percaya pada diri sendiri

Azas Koperasi Indonesia

Adapun sendi-sendi dasar Koperasi diatas dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warga

negara Indonesia.

Page 91: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

b. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai

pencerminan demokrasi dalam koperasi.

c. Pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing

anggota

d. Adanya pembatasan bunga atas modal

e. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan

mayarakat pada umumnya

f. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka

g. Swadaya, swakerta, dan swasembada sebagai pencerminan

daripada prinsip dasar: percaya pada diri sendiri

Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan dan kegotong

royongan. Azas ini sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia yang

juga menganut tata kehidupan yang berazaskan kekeluargaan dan

bekerjasama saling Bantu membantu. Koperasi Indonesia hendaknya

menyadari bahwa dalam dirinya terdapat suatu kepribadian Indonesia,

sebagai pencerminan dari garis pertumbuhan bangsa Indonesia dan

dipengaruhi oleh keadaan dan tempat lingkungan serta suasana waktu

sepanjang masa, dengan ciri-ciri ketuhanan yang maha esa,

kekeluargaan dan gotong royong dengan semboyan Bhineka Tunggal

Ika. Bagi koperasi azas gotong royong berarti terdapatnya keinsyafan

dan kesadaran semangat bekerjasama dan tanggungjawab bersama

terhadap akibat dari kerja tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri,

akan tetapi selalu untuk kesejahteraaan bersama. Masalah solidaritas

Page 92: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

merupakan unsur penting. Karena koperasi tidak dapat berkembang

secara sendiri satu sama lain harus saling membantu dan mengenal

terhadap kemajuan yang diperoleh.

Dari uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa azas koperasi

meliputi:

a. Azas kekeluargaan, yang mencerminkan adanya kesadaran dari

budi hati nurani manusia untuk bekerjasama dalam koperasi oleh

semua untuk semua, dibawah pimpinan pengurus serta penilikan

dari para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta

keberanian berkorban bagi kepentingan bersama.

b. Azas kegotong royongan, yang berarti bahwa pada koperasi

terdapat keinsyafan dan semangat bekerjasama, rasa

bertanggungjawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri

melainkan selalu untuk kesejahteraan bersama.

Azas gotong royong dan kekeluargaan dalam koperasi

hendaknya merupakan pikiran dinamis yang dapat menggambarkan

suatu kerjasama dalam pelaksanaan kewajiban dan hak yang bersifat

bantu membantu berdasarkan keadilan dan cinta kasih.

Page 93: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Jenis-jenis Koperasi

Secara umum penjenisan koperasi di indonesia telah diatur oleh

undang-undang, namun demikian dalam kenyataannya jenis koperasi

yang ada cukup beraneka ragam. Untuk maksud itulah orang

mendirikan koperasi termasuk koperasi BMT, Karena berbagai

keperluan dan bermacam-macam cara untuk memperoleh keperluan

hidup itu pulalah yang mendorong lahirnya koperasi yang beraneka

ragam.

Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha

untuk memperbaiki kehidupan. Secara garis besar jenis koperasi yang

ada dapat kita bagi menjadi 5 golongan yaitu:

a. koperasi konsumsi

b. koperasi kredit (koperasi simpan pinjam)

c. koperasi produksi

d. koperasi jasa

e. koperasi serba usaha

Drs. Parjiman Nurzain dan Drs. Djabaruddin Djohan dalam

bukunya materi pokok perkoperasian, menyatakan bahwa menurut

sifat kegiatan usahanya, koperasi dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis,

yaitu:

a. Koperasi tunggal usaha (single purpose) ialah koperasi yang

mengusahakan hanya satu macam kegiatan usaha, meskipun

Page 94: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

kebutuhan para anggota dan kesempatan untuk memperluas usaha

ada. Misalnya, koperasi kredit atau sering disebut “Credite Union”

bahkan di Jerman Barat, Kanada, Amerika Srikat, Korea Selatan,

dal lain-lain jenis. Koperasi ini sudah sangat maju dan

menggunakan sistem komputer, namun tetap setia untuk mengelola

hanya satu jenis usaha. Juga koperasi batik di Indonesia

b. Koperasi serba usaha (multy purpose) yaitu koperasi yang

menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan

ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya. Biasanya

koperasi demikian tidak dibentuk sekaligus untuk melakukan

bermacam-macam usaha, melainkan makin luas karena kebutuhan

anggota yang makin berkembang kesempatan usaha yan terbuka

dan lain-lain sebab. Namun tingkat kerumitan mengelola

bermacam-macam jenis usaha lebih tinggi dibandingkan dengan

hanya mengelola satu macam usaha saja. Apalagi kalau diingat,

tingkat resikonyapun lebih tinggi, dan sangat terbatasnya tenaga

yang memiliki kemampuan pengelolaan yang tinggi di dalam

lingkungan koperasi tu sendiri. Contoh dari koperasi ini adalah

KUD, KSU, dan koperasi di lingkungan karyawan, ABRI, Pegawai

Negeri dan lain-lain.

Menurut jenjang hierarki organisasinya, koperasi dapat dibagi menjadi

dua yaitu:

Page 95: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

a. Koperasi primer ialah koperasi yang anggotanya adalah orang-

orang yang memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan

melakukan kegiatan usaha yang langsung melayani para

anggotanya tersebut. Contohnya adalah KUD di desa-desa, dan

koperasi-koperasi tingkat primer lainnya

b. Koperasi sekunder yaitu koperasi yang beranggotakan badan-

badan hukum koperasi karena kesamaan kepentingan ekonomis

mereka berfederasi (bergabung) untuk tujuan efisiensi dan

kelayakan ekonomis dalam rangka melayani para anggotanya.

Jenjang penggabungan ini dapat bertingkat-tingkat, atau hanya

setingkat saja. Semua itu didasarkan kepada pertimbangan-

pertimbangan kelayakan dan efisiensi usaha dan pelayanan

kepada para anggota. Contohnya adalah pusat dan induk KUD dan

koperasi-koperasi tingkat sekunder lainnya.

Menurut status hukum yang dimilikinya, Koperasi dapat dibagi

menjadi dua golongan. Pemagian ini sebenarnya hanya bersifat

sementara, karena pada dasarnya setiap organisasi yang melakukan

kegiatan kerjasama ekonomi dan memenuhi brbagai persyaratan

sebagai Koperasi menurut Undang-undang, berhak untuk memperoleh

badan hukum Koperasi atau perlindungan hukum lainnya.

a. Koperasi berbadan hukum (Koperasi Formal)

Adalah Koperasi yang telah memperoleh badan hukum

Koperasi dan karenanya dapat melakukan badan hukum Koperasi

Page 96: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

dan karenanya dapat melakukan tindakan hukum yang berkenaan

dengan seluruh kegiatan usahanya. Misalnya KUD, Koperasi di

lingkungan Pegawai Negeri, ABRI, dan lain sebagainya.

b. Lembaga kerjasama ekonomi masyarakat yang belum atau tidak

berbadan hukum.

Yaitu kegiatan kerjasama ekonomi masyarakat karena

kesamaan kebutuhan atau kepentingan ekonomi diantara para

anggotanya. Kelompok-kelompok atau lembaga-lembaga seperti ini

bekerja atas dasar kesepakatan para anggotanya saja yang

dituangkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

yang tertulis, namun belum memiliki badan hukum koperasi.

Banyak nama atau sebutan yang digunakan untuk menunjuk

kelompok-kelompok seperti ini, misalnya: Pra koperasi, koperasi

informal, lembaga swadaya masyarakat, kelompok usaha bersama

dan lain-lain nama. Seperti halnya dunia usaha sector informal

yang menyerap lebih dari 50 persen jumlah angakatan kerja, maka

kelompok-kelompok kerjasama ekonomi masyarakat inipun

berkembang dalam jumlah maupun luas jangkauan yang

mengesankan, umumnya terdiri dari para anggota masyarakat

golongan lemah di desa-desa atau kota. Untuk yang bergiat di

bidang simpan pinjam saja tidak kurang dari 100 unit/kelompok

yang terbesar di seluruh Indonesia dengan kekayaan permodalan

swadaya lebih dari 8 milyar rupiah. Contohnya adalah usaha

Page 97: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

bersama, kelompok KB Lestari, Kelompok PKK (Ibu-ibu), Credit

Union, Lumbung Desa, dan lain sebagainya.

Jelaslah bagi kita sekarang, bahwa keragaman jenis

Koperasi yang tengah berkembang tidak mudah untuk dibagi dalam

jenis-jenis yang baku. Seperti juga dikatakan di dalam Undang-

undang, malah hampir tidak mungkin mmbagi Koperasi ke dalam

jenis-jenis tertentu yang bersifat baku, karena Undang-undang pun

memberikan peluang untuk secara luwes memilih dan menentukan

jenis usahanya sendiri sesuai dengan kebutuhan, kepentingan

ekonomi para anggotanya serta kemampuan mereka untuk

menyelenggarakan usaha tersebut serta pengawasannya.

Namun yang tidak mungkin ditawar adalah kesetiaan

Koperasi jenis apapun untuk setiap azas, tujuan, dan sendi-sendi

dasar sebagaimana diatur di dalam Undang-undang Nomor 12

tahun 1967, tentang Pokok-pokok Perkoperasian.

Perkembangan Perundang-undangan Koperasi di Indonesia

Koperasi merupakan sistem perekonomian rakyat di Negara

Republik Indonesia (Co-operative Commonwealth) yang secara

normative dicantumkan dalam Undang-undang Dasar 1945 (Pasal 33

Page 98: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

ayat (1)), maupun dalam Undang-undang Dasar Sementara 1950

(Pasal 38 ayat (1)).

Hal ini berarti, bahwa pemerintah dengan sadar dan berencana

membimbing rakyat kea rah koperasi, sehingga pastilah pemerintah

Indonesia senantiasa mendukung Gerakan Koperasi. Untuk menjamin

hal itu, pemerintah tidak saja memberikan bimbingan, tetapi juga

menyediakan peralatan dengan mendirikan Direktorat Jenderal

Koperasi dengan kantor-kantor sampai ke Kabupaten-kabupaten yang

diberi tugas untuk menyelenggarakan seluruh aspek bimbingan

tersebut. Selain itu pemerintah juga menyediakan fasilitas-fasilitas dan

keringanan serta pemerintah juga menyediakan fasilitas-fasilitas dan

keringanan serta pemerintah secara aktif menyusun peraturan-

peraturan yang menyangkut segi legislative perkoperasian, misalnya

Undang-undang koperasi.

Perundang-undangan Koperasi Sebelum Kemerdekaan

a. Peraturan Koperasi tahun 1915, LN. No. 431

Peraturan ini banyak terdapat kekurangan dan tidak sesuai dengan

kebutuhan rakyat Indonesia, karena taraf pengetahuan bangsa

Indonesia yang masih rendah. Kekurangan penting lainnya adalah

bahwa peraturan itu tidak mewajibkan kepada Pemerintah untuk

membimbing dan mengaahkan rakyat Indonesia untuk berkoperasi.

Page 99: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

b. Peraturan Koperasi tahun 1927, LN. No. 91

Sebagai penyempurnaan atas kekurangan peraturan di atas, dan

bercermin kepada kebijaksanaan pemerintah India serta

perundang-undangan Koperasi di India, maka disusunlah Peraturan

Koperasi tahun 1927 Nomor 91.

Dalam peraturan ini tercermin, bahwa Pemerintah wajib

memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk menumbuhkan

Koperasi, namun demikian Pemerintah tidak menyediakan petugas-

petugas khusus yang diberi tugas untuk menyelenggarakan

pembinaan tersebut. Baru kemudian, pada tahun 1935 diangkat

seorang pegawai dan kemudian ditambah dua orang lagi yang

diserahi tugas pembinaan tersebut.

c. Peraturan Koperasi tahun 1933 LN. 108 Peraturan Perkumpulan

Koperasi yang baru ini berkiblat pada hukum barat dan berlaku baik

bagi orang Indonesia maupun orang asing.

Perundang-undangan Koperasi Setelah Kemerdekaan

Dalam zaman penjajahan jepang, arti Koperasi telah

disalahgunakan oleh penguasa, sehingga rakyat Indonesia yang

sebelumnya telah merasakan manfaat Kooperasi mulai hilang

kepencayaannya. Maka semakin berkuranglah kepercayaan rakyat

terhadap Koperasi. Setelah penyerahan kedaulatan, tindakan

Page 100: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

pemerintah yang pertama diambil adalah mengembalikan kepercayaan

rakyat.

Hal ini dilakukan melalui kegiatan penerangan-penerangan

(termasuk pendidikan kader dan upgrading pegawai) dan dalam

pembentukan koperasi lebih berhati-hati. Untuk lebih menjamin

kehiupan Koperasi, maka sebelum disahkan sebagai badan hukum,

diadakan terlebih dahulu fase-fase “percobaan”, yang secara teknis

disebut:

- fase penilikan

- fase pengamatan

- fase pengawasan

Adanya fase-fase tersebut dimaksudkan untuk menghindarkan

penyalahgunaan keringanan pajak (Koperasi mendapat kebebasan

pajak selama 5 tahun) oleh koperasi. Untuk itu, maka Koperasi baru

mendapat kebebasan, setelah mencapai fase pengamatan. Kebijakan

ini ternyata mencapai sasaran kearah pembentukan koperasi yang

bermutu, sekalipun waktu yang dibutuhkan hingga menjadi Badan

Hukum agak panjang.

Kebijakan lain yang diterapkan antara lain adalah sebagai

berikut:

Page 101: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

- menggantikan istilah “andil” dalam koperasi dengan simpanan

pokok, untuk menghilangkan kesan pada Perseroan Terbatas dan

organisasi ekonomi lainnya.

- Anjuran untuk menyimpan dalam koperasi, guna menambah modal

dengan kekuatan sendiri.

- Menentukan jumlah minimum pengurus, untuk memperkecil

kemungkinan penyalahgunaan koperasi.

- Memudahkan penyelenggaraan rapat anggota bila jumlah angota

terlalu besar yang menyulitkan mencari tempat yang memadahi.

- Penggunaan sisa hasil usaha, antara lain disisihkan untuk dana-

dana sosial, pendidikan dan dana pembangunan daerah kerja

Koperasi. Juga mengenai penggunaan sisa hasil usaha yang

berasal dari hubungan dengan pihak ke tiga.

- Hak suara dalam pusat-pusat koperasi.

Peraturan Koperasi tahun 1949, LN. No. 179

Pada tahun 1949, Peraturan Koperasi tahun 1927 No. 91

dicabut dan diganti dengan Peraturan koperasi tahun 1949 No. 179.

Diantara perubahan-perubahan penting yang termuat dalam

peraturan ini ialah:

Page 102: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

a. perjanjian dan segala sesuatu yang sebelumnya berlaku, diganti

dengan segala sesuatu yang brlaku bagi suatu perkumpulan yang

berbadan hukum

b. tanggungjawab para Pengurus sebagai akibat tindakannya selama

memimpin perkumpulan diperinci dengan jela (Pasal 18a dan 18b)

c. mengingat kurangnya petugas pengwasan terhadap Koperasi,

maka untuk memudahkan bimbingan dan pengawasan koperasi

dapat dibebankan pada badan yang diusulkan oleh Koperasi yang

bersangkutan. Penugasan/pembebanan ini sewaktu-waktu dapat

dicabut tanpa menunggu usul dari Koperasi.

Undang-undang Koperasi Tahun 1958. No. 79

Walaupun sejak tahun 1950, pemerintah beberapa kali

menyusun Rencana Undang-undang Koperasi namun RUU itu belum

sampai diajukan ke DPR. Baru pada tahun 1958 atas inisiatif anggota

(sdr. Soemadi), diajukan Rencana Undang-undang Koperasi yang

pada garis besarnya mencakup kebijakan-kebijakan baru yang telah

dinyatakan pemerintah mendahului lahirnya Undang-undang. Rencana

tersebut kemudian disahkan dan terdaftar sebagai Undang-undang

Koperasi tahun 1958, No. 79.

Dengan dikeluarkannya Undang-undang Koperasi tersebut,

maka dicabutlah:

Page 103: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Peraturan Koperasi Tahun 1949, LN. No.179

Peraturan Koperasi Tahun 1933, LN. No. 108

Sejak itu, yang dibenarkan menjadi anggota Koperasi hanya

warga Negara Indonesia.

Sedangkan yang mengatasi kesulitan penyelenggaraan Rapat

Anggota, Pasal 23 memuat ketentuan sebagai berikut:

“Jika sesuatu Koperasi mempunyai lebih dari 200 orang

anggota, maka dapat dibentuk “Badan Musyawarah” yang susunan,

kekuasaan dan tugas serta cara bekerjanya diatur lebih lanjut oleh

Menteri”.

Menurut ketentuan ini, anggota-anggota Koperasi dibagi

menjadi kelompok-kelompok yang besarnya apatditentukan oleh

Koperasi yang bersangkutan. Sebelum diadakan rapat tahunan

koperasi, maka prosedur yang harus dijalankan adalahmengadakan

rapat kelompok dengan acara yang sama seperti acara rapat tahunan,

yang dipimpin oleh pengurus. Hal-hal yang disetujui dan ditolak

dibahas, juga bila ada usul-usul, dicatat kemudian dibawa ke rapat

tahunan “lengkap” oleh wakil yang ditunjuk kelompok dengan

ketentuan, wakil itu hanya mengemukakan hal-hal yang diputuskan

dalam rapat kelompok. Hal yang sama dilakukan dalam kelompok-

kelompok selesai barulah dapat dilangsungkan rapat tahunan

“lengkap” atau rapat badan musyawarah.

Page 104: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Kemudian dalam rapat badan musyawarah diambil keputusan

menurut suara terbanyak. Kalau ada hal-hal baru yang dikemukakan,

maka hal itu harus dikembalikan ke kelompok. Memperhatikan hal

tesebut diatas, maka jelaslah cara yang dimaksudkan

untukmemudahkan penyelenggaraan rapat anggota malah harus

menempuh jalan yang sangat panjang danmemakan banyak waktu.

Dalam penggunaan sisa hasil usaha Koperasi, diatur dalam

Pasal 38 dan 39. dalam Pasal tersbut tercermin jiwa Koperasi

Indonesia yang tidak saja berhasrat meningkatkan kesejahteraan

anggota, tetapi juga masyarakat pada umumnya, seperti dinyatakan:

a. Menyisihkan dana-dana untuk pembangunan daerah kerja Koperasi

dan dana-dana sosial

b. Pemisahan hasil usaha yang berasal dari anggota dan buka

anggota dengan ketentuan bahwa yang bukan anggota tidak

mendapat pembagian

c. Sebagian terbesar digunakan untuk memajukan Koperasi berupa

cadangan dan dana-dana masyarakat.

Periode Sebelum G 30 S Pki (5 Juli 1959 – 30 September 1965)

Dekrit tanggal 5 Juli 1959 menyebabkanperubahan yang radikal

terhadap kebijakan perkoperasian di idonesia. Dengan diterapkannya

Demokrasi dan Ekonomi Terpimpin, maka makin nampaklah adanya

Page 105: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

pengaruh komunis. Untuk mencapai tujuan itu, maka syarat mutlak

adanya dengan cepat mendirikan perkumpulan-perkumpuln koperasi di

setiap desa dengan jenis yang terbatas. Hal ini sesuai dengan

kebijakan Lenin, yaitu: “Koperasi adalah cara yang tepat untuk

mengalihkan sistem pertanian dari struktur petani kecil menuju

pertanian yang besar. Koperasi konsumsi adalah alat yang penting

untuk menyiapkan petani menuju Koperasi dalam bidang produksi.

Koperasi adalah tempat melatih petani mencapai kemahiran bagi

ketatalaksanaan ekonomi kolektif”.

a. Peraturan Pemerintah No. 60

Peraturan ini dikeluarkan pada tahun 1959, yang merupakan

suplemen dari Undang-undang Koperasi tahun 1958 No. 79.

peraturan ini menggariskan kebijakan baru antara lain ditandaskan

campur tangan yang sangat jauh dari pemerintah dalam

perkoperasian, yang mana hal ini justru mengakibatkan hilangnya

kebebasan anggota.

Untuk menjamin pertumbuhan lebih cepat dan agar

pemerintah lebih dapat menguasai Gerakan Koperasi, Peraturan ini

disusul lagi dengan Instruksi Presiden/PM No.2 tahun 1960 tentang

Badan Penggerak Koperasi yang memuat ketentuan-ketentuan

sebagai berikut:

Page 106: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

1) Menumbuhkan dan memperluas Gerakan Koperasi yang

meliputi segala bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat

secara serentak, intensif, berencana dan terpimpin untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur.

2) Menumbuhkan, mendorong, membimbing, melindungi dan

mengawasi gerak/perkembangan koperasi secara aktif,

sehingga gerakan koperasi yang serentak, intensif, berencana

dan terpimpin itu dapat diselenggarakan dan dicapai sebaik-

baiknya.

3) Menjamin agar barang-barang yang di distribusikan untuk rakyat

dapat disalurkan melalui koperasi dan menjamin agar barang-

barang yang dihasilkan rakyat disalurkan melalui koperasi.

4) Mengadakan usaha-usaha untuk membantu mengatasi

kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan pertumbuhan

koperasi, misalnya dalam masalah finaciering/perkreditan,

persaingan dari swasta-swasta lain, fasilitas untuk gerakan

koperasi, penerangan dan sebagainya dengan tidak mengurangi

sifat swadaya dan pendidikan dari perkoperasian.

Selain Inpres diatas, juga dikeluarkan Instruksi Presiden

No.3 tahun 1960 tentang pendidikan koperasi.

Dari segi material untuk menjamin koperasi mendistribusikan

barang kepada masyarakat, maka pemerintah mengeluarkan PP

No. 140 tahun 1961 yang mengatur pembagian 9 bahan pokok

Page 107: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

dengan maksud agar pada akhirnya seluruhnya dapat dikuasai oleh

gerakan koperasi.

Dengan peraturan tambahan ini lengkaplah kekuasaan bagi

pemerintah untuk mengusai gerakan koperasi. Aspek negatif dari

kebijakan ini adalah :

1) Pengawasan pemerintah yang ketat, mematikan inisiatif dan

swadaya anggota.

2) Kebebasan anggota hilang sama sekali.

3) Tujuan menjadi anggota hanya untuk mendapat keuntungan-

keuntungan yang cepat tanpa kesadaran.

4) Kesempatan pejabat- pejabat koperasi melakukan kecurangan

semakin besar karena adanya 2 (dua) harga.

5) Karena mudahnya diperoleh keuntungan adakecenderungan di

kalangan koperasi untuk hidup berlebihan.

Pengaruh Partai Komunis Indonesia yang semakin dalam

menyebabkan lambat laun peraturan-peraturan atau kebijakan-

kebijakan yang dijalankan lebih banyak menguntungkan PKI.

Ketegangan-ketegangan dalam gerakan koperasi makin bertambah

dengan dijalankannya tindakan-tindakan pergeseran dalam

kepengurusan koperasi tanpa memperhatikan anggota untuk

memilih pengurus sendiri. Kebijakan tentang “nasakomisasi”

pengurus makin mendesak dasar-dasar perkopersian yang ada.

Page 108: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

b. Undang-undang Koperasi No. 14 tahun 1965

Undang-undang ini disahkan tanggal 2 Agustus 1965,

bersamaan dengan dilangsungkannya MUNAS Koperasi II di

Jakarta. Tetapi karena G-30 S meletus, maka belum sempat

disusun Peraturan Pelaksanaan Undang-undang tersebut,

sehingga secara formal Undang-undang tersebut belum

dilaksanakan.

Musyawarah Gerakan Koperasi Indonesia (GERKOPIN)

yang dilangsungkan di Jakarta setelah hari koperasi 12 Juli 1966

antara lain memutuskan dan menyerankan kepada pemerintah agar

Undang-undang Koperasui No. 14 dicabut dan diganti. Musyawarah

ini didahului oleh S.U. MPRS IV. Dengan keputusannya No. XXIII

tentang Kebijakan Perekonomian dan Koperasi. Kegiatan-kegiatyan

di atas diselenggarakan dalam rangka untuk memurnikan kembali

azas-azas koperasi Indonesia.

Sejak saat itu pemerintah dan gerakan koperasi bersama-

sama menyiapkan Undang-undang Koperasi yang baru secara idiil

dapat mencerminkan azas-azas dan hakekat Koperasi Indonesia

dan secara material dapat memenuhi maksud yang terkandung

dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1). akhirnya

dapatlah disusun Undang-undang Koperasi No. 12 tahun 1967

pada tanggal 18 Desember 1967. kemudian mulai tanggal 21

Oktober 1992 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan Undang-

Page 109: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

undang Republik Indonesia nomor 25 Tahun 1992, Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 116.

Aliran-aliran Koperasi

Aliran-aliran Koperasi yang ada dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Aliran Sosialis

Aliran ini menjadikan Koperasi sebagai batu loncatan untuk

mencapai sosialisme.

b. Aliran Persemakmuran Koperasi (Co-operative Commonwealth

School)

Aliran ini mengingatkan agar Koperasi menguasai kehidupan

ekonomi walaupun usaha swasta dapat diterima, namun swasta

hanya menduduki tempat kedua.

c. Koperasi sebagai Koreksi (Competitive Yardstick School)

Aliran ini dimaksudkan untuk menghilangkan kejahatan-kejahatan

yang ditimbulkan oleh sistem kapitalis ini merugikan konsumen dan

merupakan bagian apa yang disebut “Institusional economic

balance theory”.

d. Aliran Antigonish (aliran pendidikan)

Aliran ini menyatakan bahwa koperasi pertama-tama dimaksudkan

untuk tujuan pendidikan, baru kemudian tujuan ekonomi.

Page 110: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

e. Aliran Nimes

Aliran ini didasarkan pada religi dan filsafat. Dalam aliran ini tidak

terlalu menekankan pembagian sissa hasil menurut jasa dan

mencakup semua golongan.

Bila dilihat dari tujuan dan tempat koperasi Indonesia dalam

struktur perekonomian Negara, maka koperasi Indonesia dapat

digolongkan dalam aliran persemakmuran koperasi (Cooperative

Commonwealth). Hanya saja sejalan dengan perkembangan zaman

ternyata ada aliran baru yaitu Koperasi Syariah dengan nama Koperasi

BMT.

3. Pendirian dan Organisasi Koperasi

a. Cara Pendirian

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa ide untuk mendirikan

koperasi maupun Koperasi BMT bisa datang dari pihak yang

berkepentingan atau bisa dari pemerintah mereka yang mempunyai

kepentingan sendiri ialah mereka yang menjadi anggota koperasi

sendiri bisa petani, nelayan, karyawan dan lain-lainnya menurut

jenis koperasinya, memenuhi syarat-syarat keanggotaannya

sebagai yang tersebut dalam anggaran dasar koperasi yang akan

didirikan. Mereka ini dengan penuh kesadaran atas kehidupannya

merasakan hidupnya sehari-hari.

Page 111: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Walaupun calon-calon anggota yang hendak membentuk

koperasi itu merasakan kebutuhan untuk perbaikan hidupnya, dan

walau sekali dikalangan masyarakat desa dimana mereka berada,

telah ada unsur-unsur pemimpin yang bersedia untuk menyuarakan

isi hati mereka, akan tetapi untuk langsung mendirikan suatu

koperasi yang akan memenuhi syarat-syarat, ternyata bahwa dari

pihak pemerintah masih perlu untuk memberi bimbingan.

Memilih orang-orang yang tepat untuk bertindak sebagai

pelopor dalam pembentukan sesuatu kkoperasi, merupakan suatu

hal yang amat penting untuk menjamin kepercayaan masyarakat

sekelilingnya. Mengingat pentingnya kedudukan para pelopor

dalam mendirikan koperasi ini, maka agar dapat bertindak sebagai

pendiri yang akan memberi hasil yang baik, perlu rasanya beberapa

syarat yang harus dipenuhi oleh mereka.

Syarat-syarat itu antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:

(Depdagkop, 1980)

1) Mereka mempunyai minat yang besar, bercita-cita tinggi serta

mempunyai jiwa kemasyarakatan yang tebal untuk bekerja bagi

kepentingan orang banyak.

2) Mereka menyadari peranan dan tugas koperasi, yakni antara

lain untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan mempertinggi

taraf hidup rakyat.

Page 112: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

3) Mereka mempunyai keberanian, keuletan dan keyakinan

tentang berhasilnya koperasi untuk mencapai masyarakat adil

dan makmur.

4) Mereka mempunyai integritas yang tinggi.

5) Dari keterangan tersebut dapat kita simpukan bahwa mendirikan

koperasi hanya berdasarkan semangat saja tidaklah mencukupi,

apalagi jika kita menginginkan suatu koperasi yang benar-benar

akan dijadikan oleh rakyat banyak sebagai wadah persatuan

guna memperbaiki hidupnya bersama-sama.

Jika menurut penelitian telah dapat dikumpulkan keterangan

yang memberikan harapan untuk membentuk koperasi, maka dapat

dengan segera menghubungi Kantor Direktorat Jenderal Koperasi

ssetempat untuk memperoleh keterangan lebih lanjut tentang cara-

cara pendirian koperasi.

Kunjungan pertama kepada Pejabat Koperasi ini dilakukan

sebelum rapat pembentukan koperasi. Karena telah sering terjadi

jika kunjungan kepada pejabat dilakukan setelah Koperasi didirikan,

ada kemungkinan belum semua syarat-syarat yang ada telah

terpenuhi.

Dalam kunjungan ini, penelitian dilakukan oleh para pelopor

atau pendiri koperasi di atas, kemudian disampaikan kepada

pejabat Koperasi yang bersangkutan. Pejabat ini berwenang dan

berkewajiban untuk memberi petunjuk dan bimbingan yang

Page 113: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

diperlukan dalam pendirian koperasi tersebut, terutama

menhyangkut pengesahan koperasi sebagai badan hukum. Pejabat

tersebut juga akan meminta keterangan mengenai maksud dan

tujuan pendirian koperasi (jika disetujui maka dapat dirundingkan

tentang waktu kehadiran pejabat-pejabat tersebut untuk turut

menyaksikan dan memberi bimbingan pada rapat pembentukan

koperasi), dan bila syarat-syarat untuk pendirian terpenuhi, maka

pejabat tersebut akan menjelaskan tentang perlunya menyusun

anggaran dasar Koperasi yang tidak bertentangan dengan

peraturan yang berlaku. Karena tidak semua orang sanggup

menyusun Anggaran Dasar tersebut, maka pejabat perlu memberi

keterangan tentang Pasal-Pasal dalam Anggaran Dasar yang

dimaksud dan seterusnya dapat diberikan contoh Anggaran dasar

Koperasi sebagai pedoman.

Kunjungan Pejabat Koperasi tidak berhenti hanya mengenai

penyusunan Anggaran Dasar Koperasi saja, tetapi juga mengenai

persoalan hubungan Pemerintah dan Koperasi, maka akan

dibentuk suatu Panitia Pembentukan Koperasi.

Dengan terpilihnya Pengurus dan Badan Pemeriksa serta

telah ditunjukkannya wakil-wakil yang akan menandatangani akta

pendirian Koperasi, maka Panitia Pembentukan Koperasi berakhir

tugasnya dan membubarkan diri. Pelaksanaan pekerjaan Koperasi

Page 114: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

seperti telah ditetapkan oleh Rapat Pembentukan, akan dilanjutkan

oleh Pengurus yang terpilih dipimpin ketuanya.

Walaupun rapat pembentukan Koperasi sudah menyetujui

Anggaran Dasar dan memilih Pengurus dan Badan Pemeriksa,

serta pejabat Koperasi dan Pejabat-pejabat Pemerintah lainnya

juga sudah menyetujui danmerestui berdirinya Koperasi tersebut,

belum berarti bahwa usaha guna pengesahan perkumpulan yang

telah dibentuk itu sudah selesai. Hasil diatas baru merupakan

langkah pertama, oleh karenanya harus disusul langkah-langkah

lanjutan. Adapun yang harus dilakukan oleh Pengurus bersama

Pejabat Pemerintah selanjutnya adalah sebagai berikut:

1) Mengajukan kepada Pejabat akta pendirian Koperasi yang

dibuat rangkap 2 (dua) dan bermaterai, bersama-sama Petikan

Berita Acara tentang rapat pembentukan yang memuat catatan

tentang jumlah (calon) anggota beserta nama-nama yang diberi

kuasa untuk menandatangani Akta Pendirian Koperasi. Contoh

daftar isian dapat diperoleh dari Pejabat Koperasi.

2) Jika pejabat Koperasi telah menerima surat permohonan hak

badan hukum dengan lampiran-lampiran yang diperlukan, maka

pejabat tersebut menyerahkan tanda terima kepada pengurus

(pendiri koperasi). Dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan

sejak tanggal tanda terima tersebut, pejabat telah memberikan

pengesahan atas berdirinya koperasi tersebut.

Page 115: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

3) Sebagai tanda bukti persetujuan pejabat tersebut, maka ia

mendaftarkan Akta Pendirian Koperasi tersebut dalam Daftar

Umum yang disediakan untuk itu pada Kantor Wilayah Koperasi

tingkat Propinsi/Daerah Istimewa. Tanggal Pendaftaran Akta

Pendirian Koperasi tersebut berlaku sebagai tanggal resmi

berdirinya Koperasi. Hal ini juga berarti bahwa Koperasi itu

diakui sebagai Badan Hukum mulai tanggal yang sama.

4) Sebuah Akta Pendirian yaitu yang bermaterai, setelah dibubuhi

tanggal nomor pendaftaran serta tanda pengesahan oleh

Pejabat dikirimkan kepada Pengurus Koperasi, sedang yang

sebuah lagi (juga sudah dibubuhi tanggal, nomor pendaftaran

serta tanda pengesahan oleh pejabat sendiri), disimpan oleh

Pejabat di kantornya.

5) Seterusnya pejabat yang bersangkutan mengumumkan

pengesahan koperasi tersebut dalam Berita Negara. Dalam

memenuhi tata cara pengesahan Koperasi di atas, Pengurus

Kooperasi dan Pejabat Koperasi baik masing-masing meupun

bersama-sama mempunyai tanggungjawab untuk

menyelesaikannya. Selama pengurus Koperasi belum

seluruhnya mampu untuk mengerjakan sendiri, maka Pejabat

dapat memberikan bantuan untuk mencapai cita-cita Koperasi

tersebut. Dengan didaftarkannya Koperasi dalam daftar umum,

maka Koperasi telah disahkan sebagai badan hukum, hal ini

Page 116: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

berarti Koperasi dengan memakai namanya sepeerti disebut

dalam Anggaran Dasarnya, diakui sama dengan seorang

Indonesia menurut hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan

demikian koperasi sebagai badan hukum berhak memiliki,

memperjualbelikan, dan melakukan perbuatan dagang lainnya,

serta dapat menuntut dan dituntut di muka pengadilan, dan

sebagainya. Sebelum diperoleh badan hukum tersebut, hal

demikian belum dapat dilakukan, sehingga hanya orang-orang

yang diangkat menjadi pengurus oleh anggota-anggota lainnya

bertindak atas nama anggota-anggota tersebut. Dengan

demikian, maka harta benda yang dibeli adalah menjadi milik

bersama dari anggota-anggota tanpa mengguanakan nama

Koperasi. Setelah badan hukum, ada baiknya Koperasi

(sekalipun Undang-undang Koperasi tidak mengharuskan)

mengadakan rapat anggot Koperasi yang pertama kali untuk

meninjau kembali kebijakan-kebijakan yang telah dijalankan

sebelum berbadan hukum.

Dalam 20 tahun terakhir ini, ketentuan-ketentuan syarat-

syarat masuk bagi keanggotaan telah sangat diperketat sebagian

karena alas an-alasan timbulnya inflasi moneter, sebagian lagi

disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan capital yang disebabkan

kebutuhan permodalan untuk ekspansi usaha koperasi dan

Page 117: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

reorganisasi strukturil untukmenghadapi persaingan yang keras dan

taksebanding dengan kekuatan koperasi pada waktu itu. Dengan

demikian mewajibkan untuk menaikan kewajiban simpanan pokok

atau jumlah nilai uang tertentu atau kebijaksanaan atau tindakan

yang dapat dibenarkan secara umum, hal mana diharapkan tidak

akan menimbulkan pembatasan-pembatasan terhadap masuknya

anggota baru koperasi. Dalam keadaan dimana terdapat tingkat

employment yang stabil dan cukup baik serta terdapat kenaikan

upah, maka pembatasan-pembatasan keanggotaan koperasi

mungkin tidak akan disetujui, namun setiap saran untukmenaikkan

minimum simpanan pokok seyogyanya dapat dipertimbangkan

dengan seksama sebelum hal itu dapat ditetapkan.

Bentuk pembatasan keanggotaan yang kedua dapat

dikemukakan sebagai apa yang biasa disebut pembatasan

ideologis, istilah pembatasan ideologis ini digunakan untuk

menunjukkan pembatasan-pembatasan yang luas dan tak begitu

jelas batas-batasnya yang menyebankan memisahkan manusia

dalam kelompok-kelompok masyarakatnya, lepas dari kedudukan

ekonomi mereka. Pokok utama timbulnya pembatasan-pembatasan

yang mengelompokkan manusia yang memungkinkan timbulnya

konflik-konflik telah dari sejak dahulu berlangsung dan terus hingga

sekarang ialah yang biasa dikenal dengan factor-faktor pandangan

politik dan agama. Agak berbeda, tetapi masih mencakup pada

Page 118: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

pembatasan-pembatasan yang bersifat ideologis ini ialah,

peebedaan ras, warna kulit, perbedaan kasta, kebangsaan

kebudayaan, bahasa, yang salah satu atau mungkin semuanya

akan memudahkan timbulnya perselisihan-perselisihan, yang

dengan sendirinya akan membatasi masuknya seseorang ke dalam

koperasi.

Para tokoh-tokoh pemuka gerakan Koperasi yang pertama

melihat kenyataan, bahwa jika suatu perkumpulan Koperasi ingin

meningkatkan kemampuan ekonomi dari para anggotanya secara

maksimal baik secara nyata maupun secara potensial, maka

sungguh merupakan kekeliruan untuk menolak orang yang beritikad

baik untuk menjadi anggota hanya karena alas an-alasan

perbedaan dalam pandangan atau aktivitas politik kepercayaan

agama, perbedaan ras, warna kulit atau alas an-alasan lain yang

tak ada sangkut pautnya dengan usaha dantujuan-tujuan ekonomi

dan sosial dari koperasi. Memang harus diakui, bahwa sampai

sekarang dengan beberapa kekecualisan tertentu, pembatasan-

pembatasan masih saja dipraktekkan oleh koperasi-koperasi yang

mempunyai hubungan erat atau berafiliasi dengan partai politik atau

lembaga-lembaga keagamaan. Alasannya hanyalah kesetiaan atau

loyalitas dari anggota-anggotanya lebih dari apa yang dijanjikan

oleh para anggota itu sendiri, dan keputusan-keputusan yang

Page 119: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

demokratis sifatnya, dan akan menerima semua yang bersedia dan

dennganpenuh kesadaran membuktikan kesetiaannya.

Sebelum kita beralih ke masalah-masalah dan prospek-

prospek lain yang menyangkut koperasi dengan anggota-

anggotanya dan meninggalkan pembicaraan tentang masalah-

masalah keanggotaan, maka kami ingin menunjukkan akibat-akibat

yang ditimbulkan oleh pematasan-pembatasan keanggotaan

koperasi, bukan saja sekedar menghalang-halangi pembangunan

ekonomi dsari masyarakat, tapi juga membahayakan merosotnya

watak Koperasi adalah bahwa para nggota serta mereka yang

menerima pelayanan dari kooperasi mana saja adalah orangnya

itu-itu juga. Namun dalam kehidupan dunia usaha yang

sesungguhnya tidak mungkin untuk menghindarkan adanya

hubungan dengan yang bukan anggota, khususnya pada daerah-

daerah dimana perindustrian dan perdagangan telah mencapai

tingkat kemajuan yang tinggi. Orang-orang yang bukan anggota

akan merupakan anggota potensial. Sekali ia menerima dan

menikmati jasa-jasa dari koperasi dan merasa puas akan

pelayanan dari koperasi itu, maka orang-orang itu akan tetap terus

berhubungan dengan koperasi.

A cooperative is association of person, usually of limited

economic, adalah pernyataan yang tegas membedakan dasar

usahakoperasi yang menitikberatkan pada orang sebagai anggota

Page 120: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

koperasi, dengan usaha lainnya yang menitikberatkan dasar

usahanya pada besarnya modal. Pernyataan ini sekaligus

menekankan bahwa pada dasarnya manajemen Koperasi tertumpu

pada masalah keanggotaan. Namun dalam literature-literatur

koperasi, masalah keanggotaan ini jarang dibicarakan secara

eksplisit.

Banyak terdapat anggapan di dalam masyarakat, bahwa

masalah keanggotaan akan menjadi terselesaikan jika modal yang

diperlukan suatu koperasi sudah cukup tersedia. Anggota koperasi

akan berlebihan, jika usaha koperasi sudah lancer dan

berkembang, profitable, sanggup membayar gaji karyawan dan

manajer atau pengurus dengan mahal dan dipimpin oleh seorang

sarjana.

Anggapan yang demikian, mungkin ada benarnya disamping

tidak benarnya, karena anggapan seperti itu jelas tidak sesuai

dengan konsep-konsep dasar koperasi. Seandainya anggapan

yang demikian benar seluruhnya, tentu koperasi Rochdale di

Inggris tidak akan lahir pada tahun1844, atau koperasi Raiffeisen

tahuun 1846 dan koperasi Schulze Delitzch 1859 di Jerman atau

koperasi produksi model Phalanstree Charles Fourier dengan nama

“Familistree du Curse” di Perancis dengan kegagalan ataupun

koperasi-koperasi lainnya yang tumbuh dan berkembang di

berbagai Negara lainnya. (P. Hasibuan, 1986).

Page 121: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

b. Organisasi Koperasi

Struktur organisasi koperasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

- Segi intern Organisasi Koperasi

- Segi Ekstern Organisasi Koperasi

Intern Organisasi Koperasi ialah organisasi yang berhubungan dengan

tingkat-tingkat koperasi itu, yaitu hubungan antara Koperasi Primer,

Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan dan Koperasi Induk. Dalam

Ekstern organisasi ini juga termasuk hubungan tingkat-tingkat koperasi

itu dengan Dewan Koperasi Indonesia, yaitu Dewan yang

mempersatukan berbagai jenis koperasi dari berbagai tingkat itu ke

dalam satuorganisasi tunggal yang meliputi seluruh Indonesia.

a. Struktur Intern Organisasi Koperasi

Intern Organisasi Koperasi terdiri dari 3 unsur, yaitu:

1) Unsur alat-alat perlengkapan organisasi:

Rapat Anggota

Pengurus

Badan Pemeriksa

2) Unsur dewan penasehat atau penasehat

3) Unsur pelaksana-pelaksana, yaitu manajer dan keryawan-

karyawan Koperasi lainnya.

b. Struktur Ekstern Organisasi Koperasi

Page 122: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Di dalam Undang-undang No. 12/1967 tentang Pokok-pokok

Perkoperasian dikenal adanya Koperasi Primer, Koperasi Pusat,

Koperasi Gabungan dan Koperasi Induk seperti yang dikemukakan

dalam strutur intern organisasi koperasi di atas.

Dilihat dari segi pemusatan, maka Koperasi Pusat, Koperasi

Gabungan dan Koperasi Induk juga disebut Koperasi Sekunder

sebagai koperasi yang tingkatnya lebih atas dari koperasi primer,

dan dillihat dari segi fungsinya, maka Koperasi-koperasi Sekunder

tersebut juga disebut “organisasi pembantu” (auxiliary

organizations) yang fungsinya membantu Koperasi Primer

mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, maka Koperasi Sekunder

pada dasarnya menjalankan usaha-usaha yang tidak dapat

dilakukan dengan baik oleh anggota-anggota perorangan secara

sendiri-sendiri. Maka dipandang dari segi fungsinya itu, perlu

tidaknya salah satu tingkat organisasi tergantung pada keperluan

dan efisiensi, yang artinya kalau tidak diperlukan atau tidak efisien

Karena dibandingkan dengan manfaatnya tidakmemadahi, tingkat

organisasi tersebut dapat diadakan. Dengan demikian jumlah

tingkat organisasi dapat kurang dari 4 (empat).

Tentang tingkat-tingkat organisasi tersebut dapat lebih

dijelaskan sebagai berikut:

a. Koperasi Primer

Page 123: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Koperasi yang anggotanya terdiri dari orang perorang

disebut “Koperasi Prmer”. Koperasi serupa itu baru dibentuk,

apabila dapat dihimpun paling sedikit 20 orang sebagai

pendirinya. Dalam seluruh struktur gerakan koperasi, maka

koperasi Primer, yang dimilliki dan diawasi secara demokratis

oleh para anggotanya, merupakan dasar dari gerakan itu

sendiri. Karena dalam Koperasi Primer inilah anggota menanam

modalnya serta dalam Rapat Anggota Koperasi Primer inilah

mereka sendiri menjalankan haknya untuk menentukan usaha-

usaha apa yang diselenggarakan oleh koperasi guna

kepentingannya. Dan melalui Koperasi Primer ini pulalah setiap

anggota mengharapkan memperoleh pelayanan guna

kepentingan usahanya atau keperluan hidupnya.

b. Koperasi Pusat

Kalau pada kOperasi Primer sejumlah paling sedikit 20

orang menggabungkan diri agar dapat mempersatukan

kekuatan-kekuatan yang kecil menjadi suatu kekuatan yang

besar dalam mengejar cita-citanya, maka untuk tujuan dan

maksud yang sama, sekurang-kurangnya 5 (lima) Koperasi

Primer dapat pula menggabungkan diri dalam suatu tingkatan

organisasi yang lebih tinggi, yaitu Koperasi Pusat.

c. Koperasi Gabungan

Page 124: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Dengan maksud yang sama seperti diatas, maka 3 (tiga)

Koperasi Pusat yang telah diakui sebagai badan hukum juga

dapat membentuk tingkat organisasi lebih atas lagi, yang

disebut Koperasi Gabungan.

d. Koperasi Induk

Seterusnya 3 (tiga) Koperasi Gabungan yang telah

berbadan hukum dapat pula membentuk Koperasi Induk.

Oleh karena pemusatan-pemusatan sebagai diutarakan

diatas, tiada lain maksudnya untukmenyusun kekuatan yang lebih

besar, maka suatu jenis Koperasi yang organisasinya tersusun dari

Koperasi Primer hingga Koperasi Induk itu, pada hakikatnya

merupakan satu kesatuan organisasi ekonomi yang tidak dapat

dipisahkan satu dari yang lain.

Perlu diperhatikan, bahwa walaupun oleh Undang-undang

No. 12/1967 dibenarkan adanya 4 tingkat organisasi, hal ini bukan

berarti bahwa untuk semua jenis Koperasi tanpa mengingat taraf

perkembangannya serta jumlah anggota-anggotanya, sekaligus

harus dibentuk tingkat primer sampai tingkat induk. Pengalaman,

baik di Indonesia maupun di luar negeri, telah membuktikan bahwa

tingkat-tingkat organisasi yang berlebihan akhirnya merupakan

beban yang terlalu berat yang tiap tahunnya digambarkan dengan

biaya kepengurusan (management cost) yang terlalu tinggi,

Page 125: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

sehingga dimana-mana telah mulai dikurangi tingkat-tingkat

organisasi yang ternyata tidak diperlukan. Juga di Indonesia, telah

dialami adanya ketentuan bahwa tingkat-tingkat organisasni di atas

Koperasi Primer disejajarkan dengan tingkat administrasi

Pemerintah, seperti: Koperasi Pusat di tingkat Kabupaten atau

Kotamadya, Koperasi Gabungan di tingkat Propinsi atau daerah

Istimewa dan Koperasi Induk yang meliputi daerah nasional seluruh

Indonesia. Kebutuhan manajemen koperasi sebagai badan

ekonomi tidakmungkin selalu sama dengan ketentuan batas-batas

administrasi pemerintahan. Dimasa lampau hampir semua jenis

koperasi mengikuti ke empat tingkat organisasi itu tanpa

memperhitungkan apakah hal itu tidak mengkibatkan tinggimya

biaya operasional, kelambatan komunikasi atau kekaburan

penyelenggaraan dasar-dasar demokrasi. Seperti ditentukian oleh

Undang-undang No 12/1967 (Pasal 15 ayat (2)), Koperasi tingkat

terbawah sampai dengan tingkat teratas dalam huibungan

pemusatan terbawah samapai dengan tingkat teratas dalam

hubungan pemusatan sebagai tersebut diatas, merupakan satu

kesatuan ketatalaksanaan, dimana Koperasi Pusat, Koperasi

Gabungan dan Kioperasi Induk pada dasarnya tidak lain dari

usaha-uasah yang menunjang tercapainya maksud-maksud tujuan

dari Koperasi Primer, yaitu memajukan kepentingan orang-orang

(anggota Koperasi) yang bersatu dalam kopersai terbawah

Page 126: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

iini.makin jelaslah bahwa organisasi-organisasi tingkat atas itu

berfungsi sebagai organisai pembantu. Hal ini akan lebih nampak

pada pembagian tugas antara tingkat organisasi.

C. NOTARIS SELAKU PEJABAT PEMBUAT AKTA KOPERASI

1. Sejarah Notaris

Di Negara kita, lembaga notary sudah dikenal semenjak

Belanda menjajah Indonesia. Kita semua tahu bahwa sebagai akibat

dari azas konkordansi dari zaman penjajahan dulu, masih tetap ada

dualisme system hukum kita bagikan menurut hemat kami tidak hanya

dualisme yang berarti dua saja, melainkan pluralism. Hal ini dapat kita

ketahui dengan masih berlakunya Pasal 131. I.S.

Untuk itu maka bagi para notaries dibekali dengan

pengetahuan hukum yang mendalam, karena mereka tidak hanya

berkewajiban mengesahkan tanda tangan belaka, melainkan

menyusun aktanya dan memberikan advisnya dimana perlu, sebelum

dibuatnya akta.

Oleh Karen itu di tanah air Notaris dapat memberi banyak

sumbangan yang penting untuk perkembangan Notariat dan Hukum

Nasional.

Page 127: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Perkataan Notaris berasal dari perkataan Notarius, ialah nama

yang ada zaman Romawi, diberikan kepada orang-orang yang

menjalankan pekerjaan menulis. Notariat tidak hanya berkembang di

Italia, melainkan juga berkembang di Perancis. Berlakunya Undang-

undang Perancis yang dinamakan Ventosewet (sekitar tahun 1803

yang berlaku juga di negara Belanda yang menjadi tanah jajahan

Perancis. Selanjutnya dengan amanat (decreet) Raja tanggal 8

Nopember 1810, maka Undang-undang 25 Ventose an XI (Ventosewt)

yang memuat peraturan tentang Notariat diperlukan untuk negeri

Belanda.

Dengan demikian maka notariat Perancis telah dipindahkan

(diperlakukan) di negeri Belanda, dan terjadilah “peraturan umum”

yang pertama, tentang Notariat di negeri Belanda itu kemudian menjadi

dasar perundang-undanganNotariat di Negara Belanda yaitu Hindia

Belanda.

Sebagaimana kita ketahui dasar hukum untuk jabatan Notaris

di Indonesia adalah Notaris Reglement – Stb 1860 – 3. Setelah perang

Dunia ke II telah diusahakan memperbaharui Reglement tersebut.

Hal tersebut sangat kita rasakan setelah bangsa Republik

Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17

Agustus 1945. Untuk selanjutnya maka dengan berdasarkan pada

Page 128: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Pasal II Aturan Peralihan, maka Notaris Reglement masih berlaku

sampai sekarang dengan beberapa perubahan.

Tetapi ada hal yang menggembirakan kita yaitu pada tahun

1954 telah diundangkan “Undang-undang tentang Wakil Notaris

Sementara” (LN 1954 – 101).

Sejarah Notariat Indonesia, sebagaimana juga halnya notariat

di Negara lain mengenal masa kejayaan dan masa kemerosotannya.

Sebagai contoh di Italia pada akhir abad ke 14, karena pada

waktu itu jabatan notaries lambat laun jatuh ke tangan orang-orang

yang tidak mempunyai keahlian di bidang Notariat. Hal ini sebagian

besar terjadi disebabkan tindakan dari penguasa sendiri pada waktu

itu, yang karena kekurangan uang, menjual jabatan-jabatan notaries

kepada orang-orang yang tanpa mengindahkan apakah mereka

mempunyai cukup keahlian di bidang Notariat.

Tidak mengherankan apabila karenanya kalangan masyarakat

terdengar dan timbul banyak keluhan mengenai kebodohan para

notaries dan kekurangankepercayaan terhadap mereka. Dari orang-

orang yang merasa dirugikan terdengar ucapan-ucapan ‘ognorantia

notariotum panis advocatorum” yang berarti kebodohan dari para

notaries adalah pencahariaan bagi para pengacara dan stultitia

notariorum mundus perit yang berarti dunia akan mengalami

kehancuran karena kebodohan para notaries. Dalam periode 1960

Page 129: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

sampai 1965 terutama di zaman cabinet 100 menteri, notariat banyak

mengalami kegoncangan-kegoncangan. Tanpa mengindahkan

peraturan yang berlaku, maka pada waktu itu dikeluarkan Surat

Keputusan yang bertujuan mengadakan peremajaan di kalangan para

notaries, sekalipun mengenai batas umum bagi para notaries untuk

dapat dipensiunkan telah diatur dalam Undang-undang (PJN.) dalam

pada itu sangat mengherankan bahwa dia antara para notaries yang

terkena peremajaan ada yang diangkat kembali berdasarkan

dispensasi. Dipengaruhi oleh keadaaan pada waktu itu terjadilah

pengangkatan notaries atau wakil Notaris dengan tidak lagi

berpedoman pada ketentuan berlaku bahkan ada kalangannya sudah

merupakan pengangkatan politis. Selanjutnya dalam konggres VII

Ikatan Notaris Indonesia (INI) yang diselenggarakan di Solo tahun

1970 Prof. Subekti, SH pada waktu itu ketua Mahkamah Agung RI,

menegmukakan bahwa pada waktu sinmgkat Indonesia memiliki 2000

notaris, agar tiap-tiap kabupaten/dalam daerah hukum dari tiap-tiap

pengadilan negeri terdapat sekurang-kurangnya 2 notaris. Yang

menjadi pertanyaan dalam hal ini ialah bagaimana agar keinginan

tersebut menjadi kenyataan sebab pada saat ini pendidikan notaries di

Indonesia baru ada di beberapa tempat saja.yaitu:

Universitas Indonesia di Jakarta

Universitas Pajajaran di Bandung

Universitas Gajah mada di Yogyakarta

Page 130: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Universitas Sumatera Utara di Medan

Universitas Diponegoro di Semarang

Universitas Erlangga di Surabaya

Untuk mewujudkan gagasan tersebut di atas agar menjadi

kenyataan, sekarang ini telah diambil langkah-langkah yang diperlukan

bagi realisasinya.

Dalam hubungannya dengan pendidikan dan pembinaan

profesi Notariat, pada beberapa tahun terakhir ini terlihat dengan jelas

perhatian pemerintah di bidang itu. Hal mana disambut dengan hangat

oleh ikatan Notaris Indonesia (INI) dan para Notaris sendiri demi untuk

peningkatan mutu dan pendidikan Notariat di dalam pengabdiannya

kepada masyarakat umum. Langkah-langkah yang nyata adalah

sebelum memangku jabatannya sebagai Notaris terlebih dahulu harus

lulus ujian etika yang diselenggarakan oleh Ikatan Notaris Indonesia

(INI).

Di dalam kehidupan yang dinamis sekarang ini bagi Notaris

juga merupakan suatu keharusan, untuk lebih tajam melihat ke depan

dari pada masa-masa silam. Untuk itu diperlukan pengetahuan

terutama sejarah perkembangannya. Sejalan dengan peningkatan

jumlah dan kualitas Notaris diundangkanlah Undang-Undang nomor 30

Tahun 2004 tentang jabatan Notaris

Page 131: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

2. Pengertian Notaris

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 30 Tahun

2004 tentang jabatan Notaris, Notaris adalah pejabat umum yang

berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya

sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

Dengan demikian maka Notarislah yang berhak membuat.

Selanjutnya kalau kita hubungkan dengan Pasal 1866 Kitab Undang-

undang hukum Perdata yang isinya sebagai berikut :

Alat-alat bukti terdiri atas :

Bukti tulisan

Bukti dengan saksi-saksi

Persangkaan-persangkaan

Pengakuan

Sumpah

Segala sesuatunya dengan mengindahkan aturan-aturan yang

diterapkan dalam bab-bab yang berikut.

Selanjutnya adalah Pasal 1867 Kitab Undang-undang Hukum

Perdata yang isinya sebagai berikut:

Pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan tulisan-tulisan

autentik maupun tulisan-tulisan dibawah tangan. Sehingga kalau kita

hubungkan dengan Pasal berikutnya yaitu Pasal 1868 Kitab Undang-

Page 132: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

undang Hukum Perdata yang isinya adalah sebagai berikut : suatu

akta otentik adalah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan

oleh undang-undang, di buat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai

umum yang berkuasa untuk itu ditempat di mana akta dibuatnya.

Page 133: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. BMT Dapat Disebut (Memenuhi Syarat) Sebagai Koperasi

1. Didirikan Dengan Akta Notaris

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 30 Tahun

2004 tentang jabatan Notaris, Notaris adalah pejabat umum yang

berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya

sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

Dengan demikian maka Notarislah yang berhak membuat.

Selanjutnya alat-alat bukti terdiri atas :

a. Bukti tulisan

b. Bukti dengan saksi-saksi

c. Persangkaan-persangkaan

d. Pengakuan

e. Sumpah

Segala sesuatunya dengan mengindahkan aturan-aturan yang

diterapkan dalam bab-bab yang berikut.

Selanjutnya adalah Pasal 1867 Kitab Undang-undang Hukum

Perdata yang isinya sebagai berikut:

Page 134: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan tulisan-tulisan

autentik maupun tulisan-tulisan dibawah tangan. Sehingga kalau kita

hubungkan dengan Pasal berikutnya yaitu Pasal 1868 Kitab Undang-

undang Hukum Perdata yang isinya adalah sebagai berikut : suatu

akta otentik adalah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan

oleh undang-undang, di buat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai

umum yang berkuasa untuk itu ditempat di mana akta dibuatnya.

Sehingga muncul pertanyaan apakah Koperasi dan Siapa

Pembuat Akta Pendirian agar memperoleh pengesahan sebagai badan

hukum. Untuk menjawab pertanyaan ini kita awali dengan pengertian

koperasi menurut Pasal 1 ayat (1) undang-undang Nomor 25 Tahun

1992, tentang koperasi .

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotaan orang-

seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Sehubungan dengan pengertian koperasi di atas, landasan koperasi

adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta berdasar atas

asas kekeluargaan, serta bertujuan memajukan kesejahteraan anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut

membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, berperan

Page 135: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

secara aktif dalam upaya mempertinggi kwalitas kehidupan manusia

dan masyarakat.

Selanjutnya diperjelas lagi dengan Keputusan Menteri Negara

Koperasi dan UKM Nomor 98/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris

sebagai Pembuat Akta Koperasi. Sehingga akta notaris mempunyai

fungsi sebagai berikut:

a. Konstitutif artinya membentuk dan mendirikan

b. Alat bukti autentik artinya sebagai alat bukti tertulis dan mempunyai

kekuatan mengikat menurut hukum sesuai Pasal 1887 KUH

Perdata.

c. Hal ini penting sekali bagi pengurus, pengawas, dan anggota

koperasi, sehingga apabila dikemudian hari ada hal-hal yang perlu

diselesaikan. Terkait dengan koperasi, akta pendirian tersebut

sebagai rujukan (dasar hukumnya)

2. Disyahkan oleh Dinas Koperasi

Hal tersebut dapat diartikan bahwa Setelah akta pendirian

dibuat oleh Notaris dan berisikan Anggaran Dasar maka, proses

berikutnya adalah agar koperasi tersebut berstatus sebagai Badan

Hukum. Adapun prosesnya seperti tercantum dalam Pasal 10

Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang koperasi yang berbunyi

sebagai berikut:

Page 136: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

a. Untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9, para pendiri mengajukan permintaan tertulis disertai akta

pendirian koperasi.

b. Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling

lama 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan.

c. Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam berita Negara

Republik Indonesia

Koperasi dilihat dari kegiatan usahanya ada beberapa jenis

koperasi, antara lain Koperasi BMT dengan nama sesuai keinginan

pendiri. Status Badan Hukum Koperasi mengalami perkembangan

sejalan dengan ketentuan yang mengaturnya. Adapun ketentuan

dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Pasal 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 ; Koperasi

memperoleh status Badan Hukum setelah Akta pendiriannya

disahkan oleh Pemerintah.

b. Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 ; Koperasi

memperoleh status Badan Hukum setelah akta pendiriannya

disahkan Menteri. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) ; Menteri

memberikan penengesahan terhadap Akta pendirian Koperasi dst.

c. Keputusan Menteri 104.1 / 2002 Pasal 5 ayat (6); (Formulir 2) a)

Akta dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta), b) Pasal 13 ayat (1) huruf

biodata Akta Pendirian dst.

Page 137: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

d. Keputusan Menteri Nomor 123/2004 & Nomor 124/2004 ;

penyelenggaraan tugas pembantuan dalam rangka pengesahan

Akta Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran

Koperasi.

Koperasi BMT termasuk lembaga keuangan, sebab salah satu

kegiatan yang dilakukan berupa unit simpan pinjam. Lembaga

keuangan berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 2009 jo

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan ada dua

yaitu Lembaga Keuangan Perbankan, dan Lembaga Keuangan bukan

Bank, adapun lembaga keuangan non Bank terdiri dari :

a. Penggadaian

b. Koperasi

c. BKK

3. Organisasi Koperasi

Organisasi Koperasi terdiri dari:

a. Rapat Anggota Tahunan

b. Pengurus

c. Badan Pemeriksa

d. Penasehat

e. Unsur Pelaksana yaitu Manajer dan Karyawan

Page 138: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

4. Modal Koperasi

Modal Koperasi dapat berupa:

a. Simpanan pokok bagi anggota

b. Simpanan wajib bagi anggota

c. Simpanan sukarela

5. Keanggotaan Koperasi

Keanggotaan koperasi dapat dikelompokkan berdasarkan jenis

koperasi ada 2 yaitu:

a. Koperasi Primer

Dalam koperasi primer ini anggota dapat dikelompokkan menjadi:

(1) Angggota biasa

(2) Anggota luar biasa

(3) Jumlah minimal anggota biasa 20 orang

b. Koperasi Sekunder

Koperasi sekunder yaitu koperasi yang beranggotakan

badan-badan hukum koperasi karena kesamaan kepentingan

ekonomis mereka berfederasi (bergabung) untuk tujuan efisiensi

dan kelayakan ekonomis dalam rangka melayani para anggotanya.

Jenjang penggabungan ini dapat bertingkat-tingkat, atau hanya

setingkat saja. Semua itu didasarkan kepada pertimbangan-

Page 139: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

pertimbangan kelayakan dan efisiensi usaha dan pelayanan

kepada para anggota. Contohnya adalah pusat dan induk KUD dan

koperasi-koperasi tingkat sekunder lainnya.

B. Peran Notaris selaku Notaris Pembuat Akta Koperasi terhadap Koperasi

BMT.

Adapun peran Notaris selaku Pembuat Akta Koperasi adalah:

1. Membuat Akta Pendirian

2. Mengajukan permohonan pengesahan kepada Dinas Koperasi

Sebelum tugas tersebut diatas dilakukan maka notaries melakukan

langkah-langkah memberikan penyuluhan hukum:

1. Syarat pendirian yang terdiri dari jumlah anggota, domisili

Koperasi, ijin-ijin, pajak

2. Hak, kewajiban, wewenang koperasi sebagai Badan Hukum.

C. Proses pengesahan BMT sebagai Badan Hukum Koperasi.

Setelah kami mengadakan wawancara dan penelitian khususnya di Dinas

Koperasi Kabupaten Semarang, maka tahapannya sebagai berikut:

1. Para pengawas Koperasi datang ke Notaris Pembuat Akta Koperasi

untuk dibuatkan akta pendirian koperasi dengan nama yang telah ia

sepakati untuk dibuatkan akta pendirian oleh Notaris

Page 140: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

2. Isi akta pendirian dapat berupa menyusun dan membuat akta pendirian

anggaran dasar dan anggarab rumah tangga dan pembubaran

kjoperasi.

3. Ijin- ijiin yang diperlukan

4. Setelah persyaratan dipenuhi maka diputuskan berupa:

a. Penolakan

b. Pengesahan

Page 141: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not
Page 142: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan kajian-kajian akademik dan

melakukan penelitian akhirnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Koperasi BMT di Kabupaten Semarang dilihat dari jumlah anggotanya

ada 2 (dua) jenis yaitu Koperasi Primer dan Sekunder.

2. Koperasi BMT Kabupaten Semarang dilihat dari Badan Hukum adalah

sebagai berikut:

a. Belum didaftarkan dan disahkan menjadi Badan Hukum sejumlah

18.

b. Sudah disahkan menjadi Badan Hukum oleh Departemen Koperasi

sejumlah 18.

c. Sudah dibuatkan akta pendirian oleh Notaris selaku Notaris

Pembuat Akta Koperasi dan disahkan menjadi Badan Hukum

Koperasi oleh Departemen Koperasi berjumlah 3.

3. Peran Notaris selaku Notaris Pembuat Akta Koperasi telah berjalan

dengan baik, artinya haknya sama antara Dinas Koperasi dan INI

berjalan harmonis.

4. Proses pengesahan BMT menjadi Koperasi BMT berjalan lancar

sehingga setelah akta pendirian dibuat oleh Notaris selaku Pejabat

Page 143: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Pembuat Akta Koperasi berdasarkan surat kuasa kemudian diproses

dan berjalan lancar.

B. Saran-saran

Berdasarkan jumlah BMT di Kabupaten Semarang yang cukup

banyak dan status Badan Hukumnya berbeda, perlu dilakukan langkah-

langkah oleh Pemerintah Kabupaten Semarang dalam hal ini Dinas

Koperasi melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Bekerjasama dengan Fakultas Hukum UNDARIS dalam rangka

sosialisasi terhadap Koperasi agar Berbadan Hukum.

2. Kerjasama dengan INI Kebupaten Semarang dalam rangka sering

guna menyamakan persepsi khususnya untuk beaya pembuatan akta

koperasi.

3. Mengambil inisiatif penyelenggaraan pertemuan ilmiah untuk mengkaji

kendala-kendala terkait dengan pembuatan akta, pembuatan kontrak

bagi para praktisi dibidang Lembaga Keuangan Syariah khususnya

Koperasi BMT di Kabupaten Semarang,

Page 144: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not
Page 145: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Al Maliki, Abdurrohman, 2001. Politik Ekonomi Islam. Bairut: Al Izzah

Ali, H. Zaenuddin, 2008. Hukum Ekonomi Syariah. Jakarta: Sinar

Grafika

Anshori, Abdul Ghofur, 2008. Kapita Selekta Perbankan Syariah di

Indonesia. Yogyakarta: UII press

Azis, MA. 1992. Membangun Bank Islam di Indonesia. Jakarta: Bangkit

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum

Bigha, Mustofa Dibul, 1994. Ikhtisar Hukum Islam Praktis. Terjemahan

Usman Mahmud dan Zaenudin Sholihin. 2000. Semarang: Asy

Syifa.

Bogdan, Robert C. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung,

Remaja Rosda Karya.

Burhan Ashshofa SH., 2007. Metode Penelitian Hukum, Jakarta;

Rineka

Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Direktorat

Jenderal Koperasi Perkotaan, Petunjuk Teknis Koperasi Simpan

Pinjam/Unit Simpan Pinjam

Page 146: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Firdaus NH, Muhammad, 2005. Konsep dan Implementasi Bank

Syariah, Jakarta: Renavran.

Glasse, Cyril. 1989. Ensiklopedi Islam. Terjemahan Ghufran A Masadi,

Jakarta: PT Rajawali Indo Persada 2002

Hamid, M. Arifin. 2008. Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia

Prospektif Sosio Yuridis. Jakarta: ECSAS

Hamid, M. Lutfi. Jejak Ekonomi Syariah 2008. Jakarta : Senayan Abadi

Publishing.

Hasan, M Ali, 2003. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Ilmi, Mahlul. 2002. Teori dam Praktek Lembaga Mikro Keuangan

Syariah Yogyakarta: UII Press.

J Supranto, 2003 Metode Penelitian Hukum dan Statistikl, PT Rineka

Cipta, Jakarta

Kamil Ahmad dan M Fauzan, 2001. Kitab Undang-undang Hukum

Perbankan dan Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana.

Karim, M. Rusli dkk.1992. Berbagai Aspek Ekonomi Islam. Yogyakarta:

PT. Tiara Wacana Bekerja sama dengan P3EI UII.

Lubis, Suhrawati K. 1998. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar.

Page 147: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

M. Saefudin Ahmad, 1987 Ekonomi dan Masyarakat Prospektif Islam,

Rajawali, Jakarta

Muhammad, 2000. Lembaga-lembaga Keuangan Umat (Kontemporer),

Yogyakarta: STIS

Parmudi, Muhammad, 2005. Sejarah dan Doktrin Bank Islam.

Yogyakarta: Kutub

Peke, Ibnu Elmi A.S. 2008. Gagasan Tatanan dan Penerapan Ekonomi

Syariah dalam Perspektif Politik Hukum. Malang: Santana Press

PINBUK, Peraturan Dasar dan Contoh. AD-ART BMT. Jakarta. Tanpa

Tahun.

Ridwan, Muhamad. 2006. Sistem dan Prosedur Pendirian Baitul Mal

Wat-Tamlil (BMT), Yogyakarta: Citra Media.

Ronny Hanitijo Soemitro, 1990. Metode Penelitian dan Yurimetri,

Jakarta; Ghalia Indonesia.

Saefudin, Ahmad M. 1987. Ekonomi dan Masyarakat dan Perpektif

Islam. Jakarta: Rajawali

Shiddigy, M.N. i996. Kemitraan Usaha Bagi Hasil dalam Islam.

Yogyakarta: Dana Bakti Prima.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi, 1984. Metode Penelitian

Survey, Jakarta: LP3ES.

Page 148: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Soekanto Soerjono, 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta; Press

Subekti, 1996. Hukum Perjanjian cetakan 4, Jakarta: Intermasa.

Sumanto, 1995 Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan,

Yogyakarta: Anah Offset.

Sumitro, Warkum. 2002. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-

Lembaga terkait, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Suparmono, Gatot. 1995. Perbankan dan Masalah Kredit: Suatu

Tinjauan Yuridis, Jakarta: Djambatan.

Supranto J, 2003. Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta; PT

Rineka Cipta.

Surakhmat Winarno, 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode

Teknik, Bandung; TARSITO.

Susanto, Burhanuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.

Yogyakarta: UII Press.

Suyatno, Thomas Dkk. 1999. Kelembagaan Perbankan. Edisi ke-3.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian 2009, Yogyakarta; Pustaka

Pelajar.

Widodo, Hertanto. 2000. Panduan Praktis Operasional BMT. Bandung:

Mizan.

Page 149: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Yuliadi, Imadudin. 2001. Sebuah Pengantar Ekonomi Islam,

Yogyakarta: LPPI UMY.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2998 tentang

Perbankan Syari’ah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang

Perubahan Atas Undang-undang Nomor 26 Tahun 2001 tentang

Yayasan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas

Page 150: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 tentang

Jaminan Fidusia

C. MAKALAH/JURNAL

Ali, Surya Darma. 2004. Bagaimana Mendapatkan Dana Pinjaman.

Makalah disajikan dalam pelatihan Nasional Pengembangan

Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Yogyakarta 15-16 Juni

2004.

Perwataatmadja, Karnen A. 1990. Bank yang Beroperasi Sesuai

dengan Prinsip Syariah Islam. Makalah disajikan dalam work

shop bank and banking interest. Cisarua Bogor 19-12 Agustus

1990.

Pusat Komunikasi, 2005. Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,

Jakarta: Gd Arthaloka.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII

Yogyakarta, Ekonomi Islam, Yogyakarta. PT. Raja Grafindo,

2008

Team Kementeriaan Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

(UKM). Republik Indonesia, 2007, Pelatihan Koperasi Ikatan

Notaris Indonesia. Pengurus Wilayah Ikatan Notaris Indonesia,

Yogyakarta.

Page 151: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not
Page 152: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

AKTA PERUBAHAN

ANGGARAN DASAR KOPERASI

BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) “SUMBER MULIA"

Nomor : 72.

- Pada hari ini, Sabtu, tanggal sepuluh Oktober tahun dua

ribu sembilan (10-10-2009) pukul 10.00 WIB (Waktu

Indonesia Barat). ---------------------------------------

- Menghadap kepada saya, MOCHAMMAD MACHFUDZ, Sarjana Hukum,

Notaris, yang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Nomor : 86/Kep/M.KUKM/IX/2005 Tanggal 23 September 2005

telah ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi di

wilayah Kabupaten Semarang berkedudukan di Klepu (sekarang

menjadi Kecamatan Bergas) dan berkantor di Jalan Lemahbang

Bandungan, Graha Mas Cluster Kav. A-11, Bergas, Ungaran

50552 dengan dihadiri Para saksi yang saya, Notaris

kenal, dan yang nama-namanya akan disebut pada bagian

akhir akta ini : -----------------------------------------

1. Tuan Insinyur PUDJIONO, Ketua Koperasi Baitul Maal

Wattamwil (BMT) “SUMBER MULIA", Lahir di Kabupaten

Semarang pada tanggal sembilan belas september tahun

seribu sembilan ratus lima puluh dua (19-09-1952),

bertempat tinggal Kabupaten Semarang, Kecamatan

Page 153: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Tuntang, Desa Kesongo, Dusun Kesongo Lor Rukun

Tetangga 004 Rukun Warga 003, ---------------------------

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : --------

33.2206.190952.0001 tanggal tiga September tahun dua

ribu tujuh (03-09-2007), Warga Negara Indonesia. ------

2. Tuan MUH FAUZI, Sarjana Agama, Magister Agama,

Sekretaris Koperasi Baitul Maal Wattamwil (BMT) "

SUMBER MULIA ", Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal enam Maret tahun seribu sembilan ratus tujuh

puluh satu (06-03-1971), bertempat tinggal di Kota

Salatiga, Kecamatan Sidomukti, Kelurahan Kecandran,

Jalan Imam Bonjol Winong Rukun Tetangga 04 Rukun Warga

01, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :--------------

3373040603710002 tanggal dua puluh tujuh Pebruari tahun

dua ribu tujuh (27-02-2007), Warga Negara Indonesia,

untuk sementara waktu sedang berada di Klepu (sekarang

menjadi Kecamatan Bergas), Kabupaten Semarang. --------

3. Tuan BAMBANG SLAMET LESTARI, Bendahara Koperasi Baitul

Maal Wattamwil (BMT) "SUMBER MULIA", Lahir di Kabupaten

Semarang pada tanggal satu Juni tahun seribu sembilan

ratus enam puluh satu (01-06-1961) bertempat

tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa

Kesongo, Dusun Sejambu Rukun Tetangga 003 Rukun Warga

005, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ------------

Page 154: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

33.2206.010661.0004 tanggal empat belas Maret tahun dua

ribu enam (14-03-2006), Warga Negara Indonesia. ----

- Yang selanjutnya dalam Akta Perubahan ini disebut

Para Penghadap. ------------------------------------

- menurut keterangan para penghadap, mereka bertindak

berdasarkan Surat Kuasa dibawah tangan, tertanggal

dua puluh enam Januari tahun dua ribu sembilan

(26-01-2009) bermeterai cukup, dan aslinya

dilekatkan pada asli akta ini, oleh karenanya sah

bertindak untuk dan atas nama : --------------------

1. Tuan Haji SUMARDI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua puluh lima Juni tahun seribu sembilan ratus

dua puluh delapan (25-06-1928), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Sejambu Rukun Tetangga 03 Rukun Warga 05,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ---------------

33.2206.250628.0001 tanggal dua puluh Agustus tahun dua

ribu tiga (20-08-2003), Warga Negara Indonesia. -------

2. Tuan Haji ZAIRI ROSYIDI, Lahir di Kabupaten Semarang

pada tanggal tiga puluh Desember tahun seribu sembilan

ratus tiga puluh dua (30-12-1932), bertempat tinggal

diKabupaten Semarang Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Sejambu Rukun Tetangga 03 Rukun Warga 05,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

Page 155: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

0102/00499/062007 tanggal dua puluh tiga Agustus tahun

dua ribu satu (23-08-2001), Warga Negara Indonesia. ---

3. Tuan MUHAMAD BAEDLOWI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal delapan Oktober tahun seribu sembilan ratus

empat puluh (08-10-1940), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Ngentaksari Rukun Tetangga 04 Rukun Warga 02,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -------

11.0111.081040.0001 tanggal dua puluh tujuh Agustus

tahun dua ribu tiga (27-08-2003), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

4. Nyonya Hajjah SRI SOEBANDIYAH, Bachaloreat of Arts,

Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal lima April

tahun seribu sembilan ratus empat puluh dua (05-04-

1942), bertempat tinggal di Kabupaten Semarang,

Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun Sejambu Rukun

Tetangga 001 Rukun Warga 005, Pemegang Kartu Tanda

Penduduk Nomor : 33.2206.450442.0001 tanggal dua puluh

delapan September tahun dua ribu lima (28-09-2005),

Warga Negara Indonesia. -------------------------------

5. Tuan KUSNADI, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

empat belas Agustus tahun seribu sembilan ratus empat

puluh dua (14-08-1942), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun

Page 156: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Kesongo Lor Rukun Tetangga 001 Rukun Warga 003,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.140842.0002 tanggal dua puluh Maret tahun dua

ribu enam (20-03-2006), Warga Negara Indonesia. -------

6. Tuan DARSONO, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

delapan Desember tahun seribu sembilan ratus empat

puluh empat (08-12-1944), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Sejambu Rukun Tetangga 002 Rukun Warga 005,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ----------------

33.2206.061244.0002 tanggal delapan Mei tahun dua ribu

delapan (08-05-2008), Warga Negara Indonesia. ---------

7. Tuan AHMAD NASA’I, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal enam Oktober tahun seribu sembilan ratus empat

puluh enam (06-10-1946), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tengaran, Desa Tengaran, Jalan KH.

Nekman 13/14 Rukun Tetangga 022 Rukun Warga 005,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

- 33.2202.061046.0001 tanggal lima belas Oktober tahun

dua ribu enam (15-10-2006), Warga Negara Indonesia. ---

8. Tuan TANWIR AL TANWIR WINOTO, Lahir di -------

Kabupaten Semarang pada tanggal lima belas Nopember

tahun seribu sembilan ratus empat puluh delapan (15-11-

1948), bertempat tinggal- di Kabupaten Semarang

Page 157: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun Sejambu Rukun

Tetangga 005 Rukun Warga 006, Pemegang Kartu Tanda

Penduduk Nomor : 33.2206.151148.0001 tanggal tiga belas

Maret tahun dua ribu delapan (13-03-2008), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

9. Nyonya SUNARI NINGSIH, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal tiga Januari tahun seribu sembilan ratus empat

puluh delapan (03-01-1948), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Ngentaksari Rukun Tetangga 003 Rukun Warga 002,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.430148.0001 tanggal dua puluh enam Pebruari

tahun dua ribu delapan (26-02-2008), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

10. Tuan RACHMAT, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

delapan belas Nopember tahun seribu sembilan ratus

empat puluh sembilan 18-11-1949), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Krajan Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 001,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ----------------

33.2206.181149.0001 tanggal dua puluh tujuh Juli tahun

dua ribu enam (27-07-2006), Warga Negara Indonesia. ---

11. Tuan LEGIMAN, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

empat belas Agustus tahun seribu sembilan ratus empat

Page 158: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

puluh sembilan (14-08-1949), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Sejambu Rukun Tetangga 001 Rukun Warga 005,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ---------------

33.2206.140849.0001 tanggal sembilan belas Juli tahun

dua ribu tujuh (19-07-2007), Warga Negara Indonesia. --

12. Tuan BUDI KOMSIDI DJURI, Lahir di Kabupaten Semarang

pada tanggal sembilan Agustus tahun seribu sembilan

ratus empat puluh sembilan -(09-08-1949), bertempat

tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang Desa

Kesongo, Dusun Krajan Rukun Tetangga 006 Rukun Warga

001, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :

33.2206.090849.0001 tanggal dua puluh dua Agustus tahun

dua ribu enam (22-08-2006), Warga Negara Indonesia. ---

13. Nyonya SITI HAFSOH, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal sembilan Nopember tahun seribu sembilan ratus

lima puluh satu (09-11-1951), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tengaran, Desa Tengaran,

Jalan KR. Nukman 13/14 Rukun Tetangga 025 Rukun Warga

005, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ------------

33.2202.491151.0001 tanggal empat belas September tahun

dua ribu enam (14-09-2006), Warga Negara Indonesia. ---

14. Tuan Haji CHOLIL SIRODJ, Bachaloreat of Arts, Lahir di

Kabupaten Semarang pada tanggal dua puluh Desember

Page 159: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

tahun seribu sembilan ratus lima puluh dua (20-12-

1952), bertempat tinggal di Kabupaten Semarang,

Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang, Dusun Gading Rukun

Tetangga 005 Rukun Warga 002, Pemegang Kartu Tanda

Penduduk Nomor : 33.7706.701252.0001 tanggal dua April

tahun dua ribu tujuh (02-04-2007), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

15. Nyonya RIFATUN, lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal tiga Pebruari tahun seribu sembilan ratus lima

puluh tiga (03-02-1953), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun

Sejambu Rukun Tetangga 002 Rukun Warga 006, Pemegang

Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.7206.430253.0001 tanggal dua Juni tahun dua ribu

delapan (02-06-2008), Warga Negara Indonesia. ---------

16. Tuan DJUMADI, Lahir di Salatiga pada tanggal tujuh

Oktober tahun seribu sembilan ratus lima puluh tiga

(07-10-1953), bertempat tinggal di Kabupaten Semarang,

Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun Ngentaksari

Rukun Tetangga 003 Rukun Warga 002, Pemegang Kartu

Tanda Penduduk Nomor : 33.2206.071053.0001 tanggal lima

Oktober tahun dua ribu tujuh (05-10-2007), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

17. Tuan SUHADI, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

Page 160: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

dua puluh sembilan Juli tahun seribu sembilan ratus

lima puluh lima (29-07-1955), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang,

Dusun Cikal Rukun Tetangga 002 Rukun Warga 003,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.290755.0003 tanggal tiga puluh satu Januari

tahun dua ribu delapan (31-01-2008), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

18. Tuan Doctorandus Haji SALIMINUDIN, Lahir di Kabupaten

Semarang pada tanggal tujuh belas Maret tahun seribu

sembilan ratus lima puluh lima (17-03-1955), bertempat

tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa

Kesongo, Dusun Sejambu Rukun Tetangga 003 Rukun Warga

005, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :

33.2206.170355.0001 tanggal sembilan belas September

tahun dua ribu lima (19-09-2005), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

19. Tuan BAGUS SUGITO, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal tujuh Januari tahun seribu sembilan ratus lima

puluh tujuh (07-01-1957),bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun Krajan

Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 001, Pemegang Kartu

Tanda Penduduk Nomor : 33.2206.070157.0001 tanggal dua

puluh Desember tahun dua ribu lima (20-12-2005), Warga

Page 161: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Negara Indonesia. –------------------------------------

20. Tuan ANWARI, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

tujuh Januari tahun seribu sembilan ratus lima puluh

sembilan (07-01-1959), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun

Sejambu Rukun Tetangga 002 Rukun Warga 005, Pemegang

Kartu Tanda Penduduk Nomor : 33.2206.070159.0001

tanggal dua puluh delapan Januari tahun dua ribu

delapan (28-01-2008), Warga Negara Indonesia. ---------

21. Tuan DIMYATI, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

tujuh Oktober tahun seribu sembilan ratus lima puluh

sembilan (07-10-1959), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun Krajan

Rukun Tetangga 005 Rukun Warga 001, Pemegang Kartu

Tanda Penduduk Nomor 33.2206.071059.0003 tanggal

sembilan Oktober tahun dua ribu delapan (09-10-2003),

Warga Negara Indonesia. -------------------------------

22. Tuan ZUBDATUL WA'IDHIN, Lahir di Kabupaten Semarang

pada tanggal sembilan belas Desember tahun seribu

sembilan ratus lima puluh sembilan (19-12-1959),

bertempat tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan

Tuntang Desa Kesongo, Dusun Krajan Rukun Tetangga 004

Rukun Warga 001, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :

33.2206.191259.0001 tanggal enam April tahun dua ribu

Page 162: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

sembilan (06-04-2009), Warga Negara Indonesia. --------

23. Tuan MUH SAERI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua belas Desember tahun seribu sembilan ratus

lima puluh sembilan (12-12-1959) bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Krajan Rukun Tetangga 003 Rukun Warga 001,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.121259.0002 tanggal dua puluh satu Juli tahun

dua ribu lima (21-07-2005), Warga Negara Indonesia. ---

24. Nyonya BASYIROH, Sarjana Pendidikan Islam, Lahir di

Kabupaten Semarang pada tanggal lima belas Oktober

tahun seribu sembilan ratus lima puluh sembilan (15-10-

1959), bertempat tinggal di Kabupaten Semarang,

Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun Sejambu Rukun

Tetangga 005 Rukun Warga 005, Pemegang Kartu Tanda

Penduduk Nomor : 33.2206.951059.0002 tanggal lima Mei

tahun dua ribu delapan (05-05-2008), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

25. Tuan AHMADI, Sarjana Pendidikan Islam, Lahir di

Grobogan pada tanggal tiga puluh satu Desember tahun

seribu sembilan ratus lima puluh sembilan (31-12-1959),

bertempat tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan

Tuntang, Desa Kesongo, Dusun Sejambu Rukun Tetangga 005

Rukun Warga 005, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :-

Page 163: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

33.2206.311259.0039 tanggal lima Mei tahun dua ribu

delapan (05-05-2008), Warga Negara Indonesia. ---------

26. Nyonya DYAH HARIYATI, lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal satu April tahun seribu sembilan ratus enam

puluh (01-04-1960), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun

Kesongo Lor Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 003 Pemegang

Kartu Tanda Penduduk Nomor : ------------------

33.2206.410460.0001 tanggal dua puluh dua Mei tahun dua

ribu delapan (22-05-2008), Warga Negara Indonesia. ----

27. Tuan LUJITO, lahir di Pati pada tanggal sebelas

September tahun seribu sembilan ratus enam puluh (11-

09-1960), bertempat tinggal di Kabupaten Semarang,

Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun Ngreco Rukun

Tetangga 001 Rukun Warga 004, Pemegang Kartu Tanda

Penduduk Nomor : 33.2206.110960.0005 tanggal dua puluh

delapan Nopember tahun dua ribu tujuh (28-11-2007),

Warga Negara Indonesia. -------------------------------

28. Nyonya RUSMINI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal tiga puluh Mei tahun seribu sembilan ratus enam

puluh satu (30-05-1961), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang, Dusun

Praguman Rukun Tetangga 002 Rukun Warga 005, Pemegang

Kartu Tanda Penduduk Nomor 33.2206.700561.0001 tanggal

Page 164: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

tiga belas Agustus tahun dua ribu tujuh (13-08-2007),

Warga Negara Indonesia. -------------------------------

29. Tuan ABDUL ZAENATUR ROCHIM, lahir di Godong pada

tanggal dua puluh lima Agustus tahun seribu sembilan

ratus enam puluh dua 25-08-1962), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Kesongo Lor Rukun Tetangga 001 Rukun Warga 003,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ------------

33.2206.250862.0001 tanggal sembilan Januari tahun dua

ribu delapan (09-01-2008), Warga Negara Indonesia. ----

30. Nyonya SITI ROKHMATUN, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal tujuh belas September tahun seribu sembilan

ratus enam puluh dua -(17-09-1962), bertempat tinggal

di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang,

Dusun Cikal Rukun Tetangga 003 Rukun Warga 003,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : --------

33.2206.570962.0002 tanggal dua puluh Juni tahun dua

ribu tujuh (20-07-2007), Warga Negara Indonesia. ------

31. Tuan AHMAD MUJAHIDDIN, lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua puluh dua Agustus tahun seribu sembilan

ratus enam puluh dua -(22-08-1962), bertempat tinggal

di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang,

Jalan Fatmawati 25 Tuntang Rukun Tetangga 001 Rukun

Warga 001, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :

Page 165: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

33.2206.220862.0001 tanggal tujuh Pebruari tahun dua

ribu tujuh (07-02-2007), Warga Negara Indonesia. ------

32. Tuan SUPANDI, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

dua puluh tujuh Desember tahun seribu sembilan ratus

enam puluh dua (27-12-1962), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Sejambu Rukun Tetangga 003 Rukun Warga 005,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

- 33.2206.271262.0001 tanggal dua Juni tahun dua ribu

delapan (02-06-2008), Warga Negara Indonesia. ---------

33. Tuan AHMAD MAMSURI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal lima belas Maret tahun seribu sembilan ratus

enam puluh dua (15-03-1962), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Banjaran Rukun Tetangga 002 Rukun Warga 008,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.150362.0001 tanggal dua puluh satu Juni tahun

dua ribu enam (21-06-2006), Warga Negara Indonesia. ---

34. Tuan MUKHLIDI, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

sembilan Juli tahun seribu sembilan ratus enam puluh

empat (09-07-1964) bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Watuagung, Dusun

Dukoh Rukun Tetangga 002 Rukun Warga 001, Pemegang

Kartu Tanda Penduduk Nomor : 33.2206.090764.0001

Page 166: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

tanggal dua puluh lima Juli tahun dua ribu tujuh (25-

07-2007), Warga Negara Indonesia. ---------------------

35. Tuan ARIFIN, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

empat Maret tahun seribu sembilan ratus enam puluh

empat (04-03-1964), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun Krajan

Rukun Tetangga 008 Rukun Warga 001, Pemegang Kartu

Tanda Penduduk Nomor : 33.2206.040364.0001 ------------

tanggal empat belas April tahun dua ribu delapan (14-

04-2008), Warga Negara Indonesia. ---------------------

36. Tuan KUKUH HIDAYAT, Lahir di Surabaya pada tanggal lima

Juni tahun seribu sembilan ratus enam puluh lima (05-

06-1965), bertempat tinggal di Kabupaten Semarang,

Kecamatan Tuntang Desa Kesongo, Dusun Kesongo Lor Rukun

Tetangga 001 Rukun Warga 003, Pemegang Kartu Tanda

Penduduk Nomor : 33.2206.050665.0001 tanggal dua puluh

delapan Agustus tahun dua ribu delapan (28-08-2008),

Warga Negara Indonesia. -------------------------------

37. Tuan HADIYUDDIN, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua belas Juni tahun seribu sembilan ratus enam

puluh lima (12-06-1965), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun ------

Ngentaksari Rukun Tetangga 007 Rukun Warga 002,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : --------------

Page 167: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

33.2206.120665.0002 tanggal dua puluh tiga Nopember

tahun dua ribu lima (23-11-2005), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

38. Nyonya Doctoranda NURUL AINI, Lahir di Kabupaten

Semarang pada tanggal tiga belas Maret tahun seribu

sembilan ratus enam puluh lima (13-03-1965), bertempat

tinggal diKabu paten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa

Kesongo, Dusun Sejambu Rukun Tetangga 005 Rukun Warga

005, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :

33.2206.530365.0002 tanggal empat September tahun dua

ribu tujuh (04-09-2007), Warga Negara Indonesia. ------

39. Tuan ACHMAD BAHTIAR ROFIK, Lahir di Kabupaten Semarang

pada tanggal dua belas April tahun seribu sembilan

ratus enam puluh tujuh 12-04-1967), bertempat tinggal

di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Krajan Rukun Tetangga 002 Rukun Warga 001,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ----------------

33.2206.120467.0008 tanggal dua puluh satu September

tahun dua ribu tujuh (21-09-2007), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

40. Tuan MOCHAMAD IRVAN, Lahir di Semarang pada tanggal

tiga Pebruari tahun seribu sembilan ratus enam puluh

delapan (03-02-1968), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang, Jalan ------

Page 168: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Fatmawati Nomor : 26 Tuntang Rukun Tetangga 002 Rukun

Warga 003, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ------

33.2206.030268.0003 tanggal dua belas Juli tahun dua

ribu tujuh (12-07-2007), Warga Negara Indonesia. ------

41. Tuan Doctorandus SUMBODO HERU BUDIYONO, Lahir di

Kabupaten Semarang pada tanggal tiga puluh satu

Desember tahun seribu sembilan ratus enam puluh delapan

(31-12-1968), bertempat tinggal di Kabupaten Semarang,

Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang, Dusun Cikal Rukun

Tetangga 001 Rukun Warga 003, Pemegang Kartu Tanda

Penduduk Nomor : 33.2206.311268.0003 tanggal dua puluh

delapan Januari tahun dua ribu sembilan 28-01-2009),

Warga Negara Indonesia. –------------------------------

42. Tuan NUR YAHYA ARIF, Lahir di Kabupaten Demak pada

tanggal sebelas April tahun seribu sembilan ratus enam

puluh sembilan (11-04-1969) bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Ngentaksari Rukun Tetangga 001 Rukun Warga 002,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ---------

33.2206.110469.0001 tanggal enam Mei tahun dua ribu

delapan (06-05-2008), Warga Negara Indonesia. -----

43. Tuan MUHAJIR AHSAN MAGHRIBI, Lahir di Kabupaten

Semarang pada tanggal dua puluh lima Oktober tahun

seribu sembilan ratus enam puluh sembilan (25-10-1969),

Page 169: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

bertempat tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan

Tuntang, Desa Tuntang, Dusun Cikal Rukun Tetangga 002

Rukun Warga 003, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :

33.2206.251069.0003 tanggal dua puluh sembilan Maret

tahun dua ribu tujuh (29-03-2007), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

44. Tuan MINTARDI, lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

sepuluh Oktober tahun seribu sembilan ratus enam puluh

sembilan (10-10-1969), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang, Dusun

Praguman Rukun Tetangga 002 Rukun Warga 005, Pemegang

Kartu Tanda Penduduk Nomor : 33.2206.101069.0001

tanggal tiga belas Oktober tahun dua ribu enam (13-10-

2006), Warga Negara Indonesia. ------------------------

45. Tuan MUH MASKURI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua puluh satu Desember tahun seribu sembilan

ratus enam puluh sembilan (21-12-1969), bertempat

tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa

Kesongo, Dusun Ngentaksari Rukun Tetangga 003 Rukun

Warga 002, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ------

33.2206.211269.0001 tanggal dua puluh enam Pebruari

tahun dua ribu delapan (26-02-2008), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

46. Nyonya UMI NAFIAH, Lahir di Kabupaten Semarang pada

Page 170: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

tanggal lima belas Januari tahun seribu sembilan ratus

tujuh puluh (15-01-1970), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Sejambu Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 005,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.550170.0001 tanggal tiga belas Pebruari tahun

dua ribu delapan (13-02-2008), Warga Negara Indonesia.

47. Tuan MUHAMAD YUSUF, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal satu Nopember tahun seribu sembilan ratus tujuh

puluh satu (01-11-1971), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun

Kesongo Lor Rukun Tetangga 003 Rukun Warga 003,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : --------

33.2206.011171.0002 tanggal delapan Januari tahun dua

ribu delapan (08-01-2008), Warga Negara Indonesia. ----

48. Nyonya NUR AENI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal sepuluh Agustus tahun seribu sembilan ratus

tujuh puluh empat (10-08-1974), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Krajan Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 001,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ----------------

33.2206.500874.0003 tanggal dua puluh empat Nopember

tahun dua ribu lima (24-11-2005), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

Page 171: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

49. Nyonya SITI ALIYAH, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal delapan Januari tahun seribu sembilan ratus

tujuh puluh satu (08-01-1971), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Kesongo Lor Rukun Tetangga 001 Rukun Warga 003,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.480171.0001 tanggal tiga belas Pebruari tahun

dua ribu delapan (13-02-2008), Warga Negara Indonesia.

50. Tuan EKO NUR MUNDJIANTO, Lahir di Salatiga pada tanggal

dua belas Pebruari tahun seribu sembilan ratus tujuh

puluh satu (12-02-1971), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun

Sejambu Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 005, Pemegang

Kartu Tanda Penduduk Nomor : ------------------

33.2206.120271.0001 tanggal tiga belas Pebruari tahun

dua ribu delapan (13-02-2008), Warga Negara Indonesia.

51. Tuan HADI SUTIKNO, Lahir di Boyolali pada tanggal tiga

puluh Agustus tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh

dua (30-08-1972), bertempat tinggal di Kabupaten

Boyolali, Kecamatan Karanggede, Desa Mojosari, Dusun

Banger Gunung Rukun Tetangga 04 Rukun Warga 02,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 300872/00253

tanggal sepuluh Juni tahun dua ribu empat (10-06-2004),

Warga Negara Indonesia, untuk sementara waktu sedang

Page 172: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

berada di Klepu (sekarang menjadi Kecamatan Bergas), --

Kabupaten Semarang. -----------------------------------

52. Tuan HARYONO, Lahir di Magelang pada tanggal tiga puluh

satu Oktober tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh

tiga (31-10-1973) bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun

Sejambu Rukun Tetangga 002 Rukun Warga 005, Pemegang

Kartu Tanda Penduduk Nomor : 33.2206.311073.0001

tanggal dua puluh satu Pebruari tahun dua ribu lima

(21-02-2005), Warga Negara Indonesia. -----------------

53. Nyonya SITI ROZIKOH, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua puluh lima Nopember tahun seribu sembilan

ratus tujuh puluh tiga (25-11-1973), bertempat tinggal

di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang Desa Kesongo,

Dusun Ngentaksari Rukun Tetangga 001 Rukun Warga 002,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :

33.2206.651173.0001 tanggal enam Nopember tahun dua

ribu tujuh (06-11-2007), Warga Negara Indonesia. ------

54. Nyonya MUSLIKHATUN, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal lima Juli tahun seribu sembilan ratus tujuh

puluh tiga (05-07-1973), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang, Dusun Gading

Rukun Tetangga 005 Rukun Warga 002, Pemegang Kartu

Tanda Penduduk Nomor : 33.2206.450773.0004 tanggal

Page 173: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

sembilan Januari tahun dua ribu enam (09-01-2006),

Warga Negara Indonesia. -------------------------------

55. Tuan MUBAKRI, Lahir di Kabupaten Semarang pada tangga

sembilan September tahun seribu sembilan ratus tujuh

puluh tiga (09-09-1973) bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun

Ngentaksari Rukun Tetangga 001 Rukun Warga 002,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.090973.0002 tanggal empat belas September tahun

dua ribu lima (14-09-2005), Warga Negara Indonesia. ---

56. Tuan LILIK SUGIYARNO, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua puluh satu Agustus tahun seribu sembilan

ratus tujuh puluh empat (21-08-1974), bertempat tinggal

di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Kesongo Lor Rukun Tetangga 003 Rukun Warga 003,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.210874.0002 tanggal dua puluh delapan Agustus

tahun dua ribu delapan (28-08-2008), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

57. Nyonya WIDI HARYANI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal sembilan belas September tahun seribu sembilan

ratus tujuh puluh empat (19-09-1974), bertempat tinggal

di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Krajan Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 001,

Page 174: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.590974.0002 tanggal dua puluh delapan Nopember

tahun dua ribu tujuh (28-11-2007), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

58. Tuan MANGSURI, Lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal

enam Oktober tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh

empat (06-10-1974), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun

Ngentaksari Rukun Tetangga 005 Rukun Warga 002, Kartu

Tanda Penduduk Nomor : 33.2206.061074.0002 tanggal

tujuh Agustus tahun dua ribu enam (07-08-2006), Warga

Negara Indonesia. -------------------------------------

59. Tuan ANDI SETYAWAN S, Ahli Madya, Lahir di Salatiga

pada tanggal dua belas Maret tahun seribu sembilan

ratus tujuh puluh lima Maret tahun seribu sembilan

ratus tujuh puluh lima (12-03-1975), bertempat tinggal

di Kota Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kelurahan

Salatiga, Perum Domas Blok OU.2 Rukun Tetangga 04 Rukun

Warga 10, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -------

5135.20692.100302 tanggal dua puluh empat Desember

tahun dua ribu lima (24-12-2005), Warga Negera

Indonesia, untuk sementara waktu sedang berada di Klepu

(sekarang menjadi Kecamatan Bergas), Kabupaten

Semarang. ---------------------------------------------

Page 175: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

60. Nyonya NANIK ATIANI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal enam belas Juni tahun seribu sembilan ratus

tujuh puluh lima 16-06-1975), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Sejambu Rukun Tetangga 005 Rukun Warga 005,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.560675.0003 tanggal dua puluh lima Januari

tahun dua ribu tujuh (25-01-2007), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

61. Tuan A. HANIEF AN NUKMAN, Lahir di Kabupaten Semarang

pada tanggal dua puluh empat September tahun seribu

sembilan ratus tujuh puluh lima (24-09-1975), bertempat

tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tengaran Desa

Tengaran, Jalan KH. Nukman 13/14 Rukun Tetangga 022

Rukun Warga 006, Pemegang Kartu Tanda Penduduk ------

Nomor : 33.2202.240975.0001 tanggal delapan belas

Pebruari tahun dua ribu sembilan 18-02-2009), Warga

Negara Indonesia. -------------------------------------

62. Nyonya MUNARSIH, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal tujuh Agustus tahun seribu sembilan ratus tujuh

puluh lima (07-08-1975) bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo, Dusun

Ngentaksari Rukun Tetangga 001 Rukun Warga 002,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

Page 176: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

33.2206.470875.0003 tanggal enam belas Nopember tahun

dua ribu lima (16-11-2005), Warga Negara Indonesia. ---

63. Tuan SYAFIUL HADI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua puluh delapan September tahun seribu

sembilan ratus tujuh puluh enam (28-09-1976), bertempat

tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan Pringapus,

Desa Klepu, Dusun Tawangsari Rukun Tetangga 004 Rukun

Warga 006, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ------

33.2215.280976.0001 tanggal delapan Juni tahun dua ribu

lima (08-06-2005), Warga Negara Indonesia. ------------

64. Tuan AHMAD SLAMET, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal lima belas Juli tahun seribu sembilan ratus

tujuh puluh enam (15-07-1976), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Sejambu Rukun Tetangga 003 Rukun Warga 006,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.150776.0005 tanggal dua puluh enam Maret tahun

dua ribu delapan (26-03-2008), Warga Negara Indonesia.-

65. Nona FARIDA SUSIANI, Lahir di Salatiga pada tanggal dua

puluh lima Maret tahun seribu sembilan ratus tujuh

puluh enam (25-03-1976), bertempat tinggal di Kota

Salatiga, Kecamatan Sidomukti, Kelurahan Kalicacing,

Jalan Muria Nomor 117 Rukun Tetangga 04 Rukun Warga 06,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 3373046503760002

Page 177: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

tanggal tiga puluh satu Maret tahun dua ribu delapan

(31-03-2008), Warga Negara Indonesia, untuk sementara

waktu sedang berada di Klepu (sekarang menjadi

Kecamatan Bergas), Kabupaten Semarang. ----------------

66. Nyonya NUR KHAMIDAH, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua puluh delapan Pebruari tahun seribu

sembilan ratus tujuh puluh enam (28-02-1976), bertempat

tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa

Kesongo, Dusun Ngentaksari Rukun Tetangga 002 Rukun

Warga 002, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ------

33.2206.680276.0001 tanggal empat Juni tahun dua ribu

delapan (04-06-2008), Warga Negara Indonesia. ---------

67. Tuan SULISTIYANTO, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal satu September tahun seribu sembilan ratus

tujuh puluh tujuh (01-09-1977), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang,

Dusun Gading Rukun Tetangga 005 Rukun Warga 002,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.010977.0001 tanggal dua puluh satu Desember

tahun dua ribu enam (21-12-2006), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

68. Nona RODLIYATUL HANIAH, Lahir di Kabupaten Semarang

pada tanggal sembilan belas juli tahun seribu sembilan

ratus tujuh puluh delapan (19-07-1978), bertempat

Page 178: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

tinggal di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa

Jombor, Jalan Jawa 13 Jombor Rukun Tetangga 001 Rukun

Warga 003, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :

33.2206.590778.0001 tanggal tiga belas Nopember tahun

dua ribu tujuh (13-11-2007), Warga Negara Indonesia. --

69. Tuan ARIF SUSANTO, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua puluh dua Juni tahun seribu sembilan ratus

tujuh puluh delapan (22-06-1978) bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Sejambu Rukun Tetangga 005 Rukun Warga 005,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : --------------

33.2206.220678.0002 tanggal dua puluh dua Nopember

tahun dua ribu tujuh (22-11-2007), Warga Negara

Indonesia. --------------------------------------------

70. Tuan SANTOSA HIDAYAT, Lahir di Salatiga pada tanggal

dua belas Januari tahun seribu sembilan ratus delapan

puluh (12-01-1980), bertempat tinggal di Kabupaten

Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Candirejo, Perum

Tapen Permai Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 011,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ---------------

33.2206.120180.0001 tanggal tiga Nopember tahun dua

ribu delapan (03-11-2008), Warga Negara Indonesia. ---

71. Tuan MUHAMMAD PRIYONO, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal lima belas Mei tahun seribu sembilan ratus

Page 179: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

delapan puluh satu 15-05-1981), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Krajan Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 001,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ----------------

33.2206.150581.0004 tanggal lima belas Nopember tahun

dua ribu enam (15-11-2006), Warga Negara Indonesia. ---

72. Nona JATMIKOWATI, Lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal dua puluh Juni tahun seribu sembilan ratus

delapan puluh tiga (20-06-1983), bertempat tinggal di

Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang, Desa Kesongo,

Dusun Krajan Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 001,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : -----------------

33.2206.600683.0001 tanggal tiga belas Maret tahun dua

ribu enam (13-03-2006), Warga Negara Indonesia. -------

73. Nyonya SITI NURHASANAH, Lahir di Kabupaten Semarang

pada tanggal sembilan Mei tahun seribu sembilan ratus

delapan puluh empat (09-0-1984), bertempat tinggal di

Kota Salatiga, Kecamatan Argomulyo, Kelurahan

Kumpulrejo, Promasan Rukun Tetangga 03 Rukun Warga 02,

Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 3373034905840001

tanggal dua puluh Juni tahun dua ribu delapan ------

(20-06-2008), Warga Negara Indonesia, untuk sementara

waktu sedang berada di Klepu (sekarang menjadi

Kecamatan Bergas), Kabupaten Semarang. ----------------

Page 180: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

- dengan demikian mereka bersama-sama bertindak untuk,

dan atas nama serta sah mewakili Koperasi Baitul Maal

Wattamwil (BMT) " SUMBER MULIA " berkedudukan di Jalan

Raya Salatiga-Semarang Km.1, Desa Kesongo, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang, yang Anggaran Dasarnya

didirikan berdasarkan Akta Pendirian Koperasi tanggal

dua puluh tujuh Juli tahun seribu sembilan ratus

sembilan puluh delapan 27-07-1998), yang telah

memperoleh pengesahan dari pihak yang berwenang sebagai

Badan Hukum Nomor : 095/BH/KDK/.11.1/IV/1999 dan telah

mendapat persetujuan dan kuasa dari Rapat Anggota

Khusus Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Baitul Maal

Wattamwil “ SUMBER MULIA “, berkedudukan di Jalan Raya

Salatiga-Semarang Km.1, Desa Kesongo, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang sebagaimana ternyata dalam

Notulen Rapat Anggota Khusus Perubahan Anggaran Dasar,

dibuat dibawah tangan bermeterai cukup tanggal dua

puluh enam Januari tahun dua ribu sembilan (26-01-2009)

yang aslinya dilekatkan pada minit akta ini. ----------

- Para Penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris. -

- Para Penghadap yang bertindak sebagaimana tersebut

diatas menerangkan terlebih dahulu : ---------------

- Bahwa pada hari Senin, tanggal dua puluh enam

Januari tahun dua ribu sembilan (26-01-2009) jam

Page 181: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

15.00 WIB sampai dengan jam 17.00 bertempat di

Kantor Koperasi Jalan Raya Salatiga-Semarang Km.1,

Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang

telah diadakan Rapat Anggota Khusus Perubahan

Anggaran Dasar Koperasi Baitul Maal Wattamwil BMT

" SUMBER MULIA ” sebagaimana dimuat dalam Notulen

dan Berita Acara Rapat Anggota Khusus Perubahan

Anggaran Dasar Koperasi Baitul Maal Wattamwil

(BMT) “ SUMBER MULIA " yang dibuat dibawah tangan

tanggal dua puluh enam Januari tahun dua ribu

sembilan (26-01-2009) bermeterai cukup dan

dilekatkan pada minuta akta ini (selanjutnya

disebut “ Rapat "), yang anggaran dasarnya dimuat

dalam Akta Pendirian Koperasi yang telah disahkan

oleh Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan

Nomor : 095/BH/KDK.11.1/IV/1999 tanggal sembilan

belas April tahun seribu sembilan ratus sembilan

puluh sembilan (19-04-1999), untuk selanjutnya

dalam akta ini disebut “ Koperasi ”. -------------

- Bahwa dalam rapat tersebut telah hadir 76 (tujuh

puluh enam) orang yang merupakan lebih dari 3/4

(tiga per empat) dari seluruh jumlah anggota yang

oleh koperasi sampai pada hari Rapat tersebut

Page 182: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

telah sah sebagai anggota, sehingga berdasarkan

pasal 22 ayat 1 Anggaran Dasar Koperasi, Rapat

tersebut dinyatakan sah dan dapat mangambil

keputusan secara sah dan mengikat dalam rapat. ---

- Bahwa dalam Rapat tersebut pengurus diberi kuasa

untuk menyatakan keputusan rapat tersebut dihadapan

Notaris/ Pejabat yang berwenang. -------------------

- Selanjutnya para penghadap yang bertindak

berdasarkan kuasa tersebut menyatakan bahwa Rapat

Anggota Khusus Perubahan Anggaran Dasar Koperasi

yang diadakan pada tanggal dua puluh enam Januari

tahun dua ribu sembilan (26-01-2009) telah

memutuskan secara musyawarah dan mufakat antara lain

sebagai berikut : ----------------------------------

- Merubah isi Anggaran Dasar : -----------------------

a. Merubah ketentuan tentang nama dan tempat

kedudukan Koperasi ; ----------------------------

b. Merubah ketentuan tentang landasan, maksud dan

tujuan Koperasi ; -------------------------------

c. Merubah ketentuan tentang Bidang Usaha Koperasi;

d. Merubah ketentuan tentang Keanggotaan Koperasi; -

e. Merubah ketentuan tentang Pengurus Koperasi;-----

f. Merubah ketentuan tentang Pengawas Koperasi; ----

g. Merubah ketentuan tentang Penasehat Syar’i; -----

Page 183: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

h. Merubah ketentuan tentang Rapat Anggota Koperasi;

i. Merubah ketentuan tentang Simpanan Anggota

Koperasi ; --------------------------------------

j. Merubah ketentuan tentang Sisa Hasil Usaha

Koperasi ; --------------------------------------

k. Menyetujui Susunan Pengurus dan Pengawas Koperasi

periode 2007-2009 ; -----------------------------

- Merubah Anggaran Dasar Koperasi yang sekaligus

merubah secara keseluruhan Anggaran Dasar Koperasi

tersebut, demikian itu dengan tidak mengurangi ijin

dan pihak/ instansi yang berwenang dan tidak

bertentangan dengan Undang-undang nomor 25 tahun

1992 dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara

Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor: 01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal

sembilan Januari tahun dua ribu enam (09-01-2006). -

- Sehingga Anggaran Dasar untuk selanjutnya dibaca dan

berbunyi sebagai berikut : -------------------------

------------------ ANGGARAN DASAR----------------------

----------------------- BAB I -------------------------

------------- NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ---------------

-------------------- Pasal 1 --------------------------

(1) Koperasi ini bernama Koperasi Baitul Maal Wattamwil

BMT " SUMBER MULIA " disingkat Koperasi BMT "

Page 184: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

SUMBER MULIA " dan untuk selanjutnya dalam Anggaran

Dasar ini disebut Koperasi ; ----------------------

(2) Koperasi ini termasuk janis Koperasi Serba Usaha;

(3) Koperasi berkedudukan di : Jalan Raya Salatiga ---

Semarang Km. 1. -----------------------------------

Dusun : Sejambu RT.02 RW.05. -----------------

Desa : Kesongo. -----------------------------

Kecamatan : Tuntang. -----------------------------

Kabupaten : Semarang. ----------------------------

Propinsi : Jawa Tengah. -------------------------

----------------------- BAB II ------------------------

------------- LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP --------------

---------------------- Pasal 2 ------------------------

(1) Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945 dan Syariat Islam serta berasaskan

kekeluargaan ; ------------------------------------

(2) Maksud dan tujuan Koperasi adalah memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

---------------------- Pasal 3 ------------------------

(1) Koperasi melakukan kegiatannya berdasarkan ------

Page 185: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

prinsip-prinsip Koperasi, yaitu : --------------

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka ; ----

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis ; ------

c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan

secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha

masing-masing anggota ; ------------------------

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap

modal ; ----------------------------------------

e. Kemandirian ; ----------------------------------

f. Melaksanakan pendidikan perkoperasian ; --------

g. Kerjasama antar Koperasi ; ---------------------

(2) Koperasi sebagai badan usaha dalam melaksanakan

kegiatannya yang mengorganisir pemanfaatan dan

pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya

atas dasar prinsip-prinsip tersebut pada ayat (1)

diatas dan kaidah-kaidah usaha ekonomi ; ----------

---------------------- BAB III ------------------------

-------------- TUJUAN DAN KEGIATAN USAHA --------------

---------------------- Pasal 4 ------------------------

- Tujuan didirikan Koperasi adalah untuk : -----------

a. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup

anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya ; ---------------------------------------

b. Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut

Page 186: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

membangun tatanan perekonomian nasional ; ---

---------------------- Pasal 5 ------------------------

(1) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud Pasal 4,

maka Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha

yang berkaitan dengan kegiatan usaha anggota,

sebagai berikut : ---------------------------------

a. Kegiatan Unit Jasa Keuangan dengan Pola Syariah

yang diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah

Tangga dan Peraturan Khusus ; -----------------

b. Mengadakan usaha kerjasama antar koperasi dan

Badan Usaha lainnya ; -------------------------

c. Kegiatan Waserda atau pertokoan untuk melayani

anggota ; -------------------------------------

d. Kegiatan pengadaan barang dan jasa ; ----------

e. Menghimpun dan mentasyarufkan dana maal (zakat,

infaq, shodaqoh) ; ----------------------------

f. Usaha jasa lainnya yang tidak bertentangan

dengan hukum, kesusilaan dan ketertiban umum.-

(2) Koperasi dapat membuka cabang atau perwakilan

ditempat lain, baik didalam maupun diluar wilayah

Republik Indonesia, pembukaan cabang atau -------

perwakilan harus mendapat persetujuan Rapat Anggota

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; ---

(3) Dalam melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana

Page 187: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

dimaksud dalam ayat (1), Koperasi dapat melakukan

kerjasama dengan Koperasi dan Badan Usaha lainnya,

baik didalam maupun diluar wilayah Republik

Indonesia ; ---------------------------------------

(4) Koperasi harus menyusun rencana kerja jangka

panjang dan rencana kerja jangka pendek --------

(tahunan) serta Rencana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Koperasi dan disahkan oleh Rapat Anggota; -

(5) Pengelola unit usaha simpan pinjam dilakukan secara

terpisah dari unit usaha lainnya ; ----------------

(6) Pengelolaan unit usaha simpan pinjam dilakukan oleh

tenaga pengelola yang mempunyai keahlian dibidang

keuangan, atau pernah mengikuti -------- pendidikan

simpan pinjam atau magang dalam usaha simpan

pinjam;

----------------------- BAB IV ------------------------

-------------------- KEANGGOTAAN ----------------------

---------------------- Pasal 6 ------------------------

- Persyaratan untuk diterima menjadi anggota sebagai

berikut : ---------------------------------------------

a. Warga Negara Indonesia ; ---------------------------

b. Mempunyai kemampuan panuh untuk melakukan tindakan

hukum ; --------------------------------------------

c. Mempunyai profesi/pekerjaan sebagai Pegawai, Petani

Page 188: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Nelayan, Buruh, Wiraswasta, Pedagang, Karyawan dan

masyarakat disekitarnya yang mempunyai potensi dan

memenuhi syarat serta bersedia menjadi Anggota

Koperasi ; ----------------------------------------

d. Bertempat tinggal di : Wilayah Kabupaten Semarang

dan sekitarnya ; -----------------------------------

e. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi

Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib sebagaimana

dimaksud dalam pasal 37 ayat (I) ;------------------

f. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-

ketentuan yang berlaku ; --------------------------

---------------------- Pasal 7 ------------------------

(1) Keanggotaan Koperasi diperoleh jika seluruh -----

persyaratan telah dipenuhi, simpanan pokok dan

simpanan wajib telah dilunasi dan yang --------

bersangkutan terdaftar dan telah menandatangani

Buku Daftar Anggota Koperasi ; --------------------

(2) Pengertian keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat

(I) diatas termasuk para pendiri Keanggotaan

tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun

dengan cara apapun ; ------------------------------

(3) Koperasi secara terbuka dapat menerima anggota lain

sebagai Anggota Luar Biasa ; ----------------------

(4) Anggota luar biasa adalah mereka yang bermaksud -

Page 189: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

menjadi anggota, namun tidak dapat memenuhi

semua/ seluruh syarat sebagai anggota ; ----------

(5) Tata cara penerimaan anggota sebagaimana dimaksud

ayat (4) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ; -----

---------------------- Pasal 8 ------------------------

- Setiap anggota mempunyai kewajiban : ---------------

a. Membayar simpanan wajib sesuai ketentuan yang

ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga atau

diputuskan dalam Rapat Anggota ; -------------

b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha simpan

pinjam; -----------------------------------------

c. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran ---

Rumah Tangga, kaputusan Rapat Anggota dan

ketentuan lainnya yang berlaku dalam Koperasi ;

d. Memelihara serta menjaga nama baik dan

kebersamaan dalam Koperasi ; -----------------

---------------------- Pasal 9 ------------------------

- Setiap Anggota berhak : ----------------------------

a. Memperoleh pelayanan dari Koperasi ; ------------

b. Menghadiri dan berbicara dalam Rapat Anggota ;---

c. Memiliki hak suara yang sama ; ------------------

d. Memilih dan dipilih menjadi Pengurus atau

Pengawas ; --------------------------------------

e. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk

Page 190: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

kebaikan dan kemajuan koperasi ; --------------

f. Memperoleh bagian Sisa Hasil Usaha ; ------------

---------------------- Pasal 10 -----------------------

(1) Bagi mereka yang telah melunasi pembayaran simpanan

pokok, akan tetapi secara formal belum-sepenuhnya

melengkapi persyaratan administratif, belum

menandatangani Buku Daftar Anggota atau belum

membayar seluruh simpanan pokok termasuk simpanan

wajib dan lain-lain sebagaimana diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga berstatus sebagai Calon

Anggota ; -----------------------------------------

(2) Calon Anggota mempunyai kewajiban : ---------------

a. Membayar simpanan wajib sesuai ketentuan yang

diputuskan Rapat Anggota ; --------------------

b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha Koperasi ;

c. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran

Rumah Tangga, Keputusan Rapat Anggota dan

ketentuan lainnya yang berlaku dalam Koperasi;

d. Memelihara dan menjaga nama baik dan

kebersamaan dalam Koperasi ; ------------------

(3) Calon anggota mempunyai hak : ---------------------

a. Memperoleh pelayanan Koperasi ; ----------------

b. Menghadiri dan berbicara Rapat Anggota ; -------

c. Mengajukan pendapat, saran, dan usul untuk

Page 191: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

kebaikan dan kemajuan Koperasi ; ---------------

---------------------- Pasal 11 -----------------------

(1) Setiap anggota luar biasa memiliki kewajiban : ----

a. Membayar simpanan pokok menurut ketentuan dalam

Anggaran Dasar dan membayar simpanan wajib

sesuai dengan keputusan Rapat Anggota ; ------

b. Berpartisipasi didalam kegiatan usaha --------

Koperasi ; -------------------------------------

c. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran

Rumah Tangga, keputusan Rapat Anggota dan

ketentuan lainnya yang berlaku dalam Koperasi;

d. Memelihara dan menjaga nama baik Koperasi dan

kebersamaan Koperasi ; -------------------------

(2) Setiap anggota Luar Biasa mempunyai hak : ---------

a. Memperoleh pelayanan Koperasi ; ----------------

b. Menghadiri dan berbicara didalam Rapat ------

Anggota ; --------------------------------------

c. Mengajukan pendapat, saran, dan usul untuk ---

kebaikan dan kemajuan Koperasi ; ---------------

---------------------- Pasal 12 -----------------------

(1) Keanggotaan berakhir bila : -----------------------

a. Anggota tersebut meninggal dunia ; -------------

b. Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan oleh

Pemerintah ; -----------------------------------

Page 192: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

c. Berhenti atas permintaan sendiri ; -------------

d. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak

memenuhi persyaratan keanggotaan dan atau

melanggar ketentuan Anggaran Dasar/ Anggaran

Rumah Tangga dan ketentuan lain yang berlaku

dalam koperasi ; -------------------------------

(2) Anggota yang diberhentikan oleh Pengurus dapat

meminta pertimbangan/ pembelaan kepada Rapat

Anggota ; -----------------------------------------

(3) Simpanan pokok, simpanan wajib dan bagian Sisa

Hasil Usaha anggota yang diberhentikan oleh -----

Pengurus, dikembalikan sesuai dengan ketentuan

Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Khusus ; -----

(4) Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku sah pada saat

penghapusan/ pencoretan nama anggota yang

bersangkutan dari buku daftar anggota ; -----------

------------------------ BAB V ------------------------

------------------- RAPAT ANGGOTA ---------------------

---------------------- Pasal 13 -----------------------

(1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan

tertinggi dalam Koperasi ; ----------------------

(2) Rapat Angqota dapat diadakan : --------------------

a. Atas kehendak pengurus ; -----------------------

b. Atas permintaan tertulis dari 1/3 (satu pertiga)

Page 193: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

dari jumlah anggota dengan catatan paling

sedikit 25 (dua puluh lima) orang ; ------------

c. Atas kehendak Pemerintah ; ---------------------

(3) Rapat Anggota dilaksanakan untuk menetapkan : -----

a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan

perubahan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga;

b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi,

manajemen dan usaha koperasi ; -----------------

c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian

pengurus dan Pengawas ; ------------------------

d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan

belanja koperasi serta pengesahan laporan

keuangan ; -------------------------------------

e. Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam

pelaksanaan tugasnya dan pelaksanaan tugas

pengawas bila koperasi mengangkat pengawas

tetap; -----------------------------------------

f. Pembagian Sisa Hasil Usaha ; -------------------

g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan

pembubaran Koperasi ; --------------------------

(4) Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya sekali

dalam 1 (satu) tahun ; ----------------------------

(5) Rapat Anggota dapat dilakukan secara langsung ---

atau melalui perwakilan yang pengaturannya

Page 194: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga ; ----------

(6) Rapat Anggota Koperasi terdiri dari : -------------

a. Rapat Anggota Tahunan ; ------------------------

b. Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja ; -----------------------

c. Rapat Anggota Khusus ; -------------------------

d. Rapat Anggota Luar Biasa ; ---------------------

---------------------- Pasal 14 -----------------------

(1) Rapat Anggota sah apabila dihadiri Anggota

dengan ketentuan sebagai berikut : ----------------

a. Jika Koperasi mempunyai Anggota sampai dengan 50

(lima puluh) orang, quorum untuk Rapat Anggota

adalah lebih dari 50% (lima puluh perseratus)

dari jumlah anggotanya, dengan minimal 20 (dua

puluh) orang ; ---------------------------------

b. Jika Koperasi mempunyai anggota 51 (lima puluh

satu) orang sampai dengan 500 (lima ratus)

orang, quorum untuk Rapat Anggota 20% (dua puluh

perseratus) dari jumlah Anggota dengan

ketentuan jumlah minimal 30 (tiga puluh) orang

c. Jika Koperasi mempunyai anggota 501 (lima ratus

satu) orang keatas, maka quorum untuk Rapat

Anggota berdasarkan ketentuan perwakilan anggota

yang diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah

Page 195: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Tangga ; ---------------------------------------

(2) Jika Rapat Anggota tidak dapat berlangsung karena

tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) pasal ini, maka dapat ditunda

paling lambat 14 (empat belas) hari dan bila rapat

kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut, maka

berlaku syarat-syarat seperti Rapat Anggota dalam

keadaan luar biasa ; ------------------------------

(3) Dalam keadaan yang istimewa/ luar biasa, maka Rapat

Anggota sah bila : --------------------------------

a. Jika Koperasi ini mempunyai Anggota sampai

dengan 500 (lima ratus) orang, maka quorum untuk

Rapat Anggota adalah lebih dari 20 % (dua puluh

perseratus) dari jumlah anggota Koperasi ; -----

b. Jika Koperasi ini mempunyai Anggota lebih dari

500 (lima ratus) orang, quorum untuk Rapat

Anggota ditetapkan berdasarkan perwakilan

anggota yang diatur lebih lanjut dalam Anggaran

Rumah Tangga ; ---------------------------------

(4) Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang

sama dengan Rapat Anggota sebagaimana dimaksud

dalam pasal 13 ; ----------------------------------

(5) Yang dimaksud dengan keadaan istimewa/ luar biasa

dalam ayat (3) pasal ini adalah : ----------------

Page 196: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

a. Apabila biaya untuk mengadakan rapat tidak

mungkin dibebankan atau sangat memberatkan

Koperasi ; -------------------------------------

b. Apabila keadaan negara atau karena peraturan-

peraturan, ketentuan-ketentuan penguasa, baik

Pusat maupun setempat tidak memungkinkan

mengadakan Rapat Anggota yang memenuhi

persyaratan termasuk dalam ayat (1) pasal ini;--

c. Apabila perubahan Anggaran Dasar harus diadakan

berhubung ketentuan Undang-undang atau

peraturan-peraturan/ ketentuan - ketentuan

pelaksanaannya ; -------------------------------

d. Apabila pada saat diadakan Rapat Anggota yang

tidak boleh tidak harus diadakan demi kelancaran

usaha Koperasi dan/ atau karena untuk memenuhi

ketentuan Anggaran Dasar sebagian besar Anggota

tidak dapat meninggalkan pekerjaan dengan

ketentuan ayat (3) pasal ini hanya sah bila

keputusan itu menguntungkan anggota dan/ atau

untuk menyelamatkan perusahaan Koperasi ; ----

(6) Keputusan Rapat Anggota sejauh mungkin diambil

berdasarkan hikmah dan kebijaksanaan dalam

permusyawaratan. Dalam hal ini tidak tercapai kata

mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan

Page 197: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

suara terbanyak dari anggota yang hadir ; --------

(7) Anggota yang tidak hadir tidak dapat diwakilkan

suaranya kepada orang lain ; -------------------

(8) Ketentuan pelaksanaan Rapat Anggota selanjutnya

diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ; --------------

---------------------- Pasal 15 -----------------------

(1) Pengambilan keputusan rapat anggota berdasarkan

musyawarah untuk mencapai mufakat ; ---------------

(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka pengambilan

keputusan oleh rapat anggota berdasarkan suara

terbanyak dari jumlah anggota yang hadir ; --------

(3) Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap

anggota mempunyai hak satu suara ; ----------------

(4) Anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakilkan

suaranya kepada anggota lain yang hadir dalam

Rapat Anggota tersebut ; --------------------------

(5) Pemungutan suara dapat dilakukan secara terbuka

dan/atau secara tertutup, kecuali mengenai diri

orang dilakukan secara tertutup ; -----------------

(6) Keputusan rapat anggota dicatat dalam Berita Acara

Rapat atau pernyataan keputusan rapat yang

ditandatangani Pimpinan Rapat ; -------------------

(7) Koperasi dapat juga mengambil keputusan terhadap

sesuatu hal tanpa mengadakan rapat anggota

Page 198: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

dengan ketentuan semua anggota koperasi harus

diberitahukan secara tertulis dan seluruh anggota

Koperasi memberikan persetujuan mengenai hal (usul

keputusan) tersebut secara tertulis serta

menandatangani persetujuan tersebut tanpa ada

tekanan dari Pengurus dan atau pihak-pihak

tertentu; -----------------------------------------

(8) Pengaturan selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah

Tangga ; ------------------------------------------

---------------------- Pasal 16 -----------------------

- Tempat acara, tata tertib dan bahan materi Rapat

Anggota harus sudah disampaikan terlebih dahulu

kepada anggota sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari

sebelum pelaksanaan Rapat Anggota ; ----------------

---------------------- Pasal 17 -----------------------

(1) Rapat Anggota diselenggarakan oleh Pengurus

Koperasi, kecuali Anggaran Dasar menentukan lain;

(2) Rapat Anggota dipimpin langsung oleh Pengurus

Koperasi dan/ atau oleh Pimpinan Sidang dan

Sekretaris Sidang yang dipilih dalam Rapat Anggota

tersebut ; ----------------------------------------

(3) Setiap Rapat Anggota harus dibuat Berita Acara

Rapat yang ditandatangani oleh Pimpinan Rapat ; ---

(4) Berita Acara keputusan Rapat Anggota yang telah

Page 199: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

ditandatangani oleh Pimpinan Rapat menjadi bukti-

yang sah terhadap semua anggota Koperasi dan

pihak ketiga ; ------------------------------------

---------------------- Pasal 18 -----------------------

(1) Rapat Anggota tahunan diadakan dalam waktu paling

lambat 3 (tiga) bulan sesudah tutup tahun buku,

kecuali ada pengaturan lain dalam anggaran dasar;

(2) Rapat Anggota tahunan membahas dan mengesahkan :---

a. Laporan pertanggung jawaban Pengurus atas

pelaksanaan tugasnya ; ------------------------

b. Neraca perhitungan laba rugi tahun buku yang

berakhir 31 (tiga puluh satu) Desember ; ------

c. Penggunaan dan pembagian Sisa Hasil Usaha ; ----

d. Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pengawas

dalam satu tahun buku ; ----------------------

(3) Acara Rapat Anggota Tahunan memuat antara lain :---

a. Pembukaan ; ------------------------------------

b. Pengesahan Susunan Acara dan Tata Tertib ; -----

c. Pembacaan dan pengesahan berita acara Rapat

Anggota yang lampau ; -----------------------

d. Laporan pengurus tentang Koperasi untuk tahun

buku yang lampau lengkap dengan Neraca dan

perhitungan keuangan tahunan serta surat bukti

yang perlu ; -----------------------------------

Page 200: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

e. Pengesahan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran

dan Pendapatan Koperasi untuk tahun buku

berikutnya dan peninjauan Anggaran Belanja

untuk tahun buku yang berjalan ; ---------------

f. Pengesahan-pengesahan : ------------------------

g. Laporan tutup tahun buku tahun lampau. ---------

h. Penetapan pembagian sisa hasil usaha. ----------

i. Pemilihan Anggota Pengurus (jika masa --------

jabatannya telah habis); --------------------

j. Tanya Jawab atau usul-usul ; -------------------

k. Lain-lain ; ------------------------------------

l. Penutup ; --------------------------------------

(4) Rapat anggota rencana kerja dan rencana anggaran

pendapatan dah belanja membahas dan mengesahkan

rencana kerja dan rencana Anggaran belanja

pendapatan dan belanja koperasi juga harus

dilaksanakan tiap tahun buku, paling lambat 1

(satu) bulan sebelum tahun buku/anggaran yang

bersangkutan dilaksanakan, yang diajukan oleh

Pengurus dan Pengawas ; ---------------------------

(5) Apabila Rapat Anggota rencana kerja dan rencana

Anggaran Pendapatan dan belanja seperti tersebut

pada ayat (3) diatas belum mampu dilaksanakan oleh

koperasi karena alasan yang obyektif dan rasional

Page 201: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

seperti efisiensi maka : --------------------------

a. Rapat Anggota rencana Kerja dan rencana Anggaran

Pendapatan dan belanja dapat dilaksanakan

bersama dengan Rapat Anggota Tahunan dengan

acara rapat tersendiri, dengan ketentuan Rapat

Anggota Tahunan harus dilaksanakan paling lambat

3 (tiga) bulan setelah tutup tahun buku ; -------

b. Selama Rapat Anggota rencana kerja dan

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja belum

disahkan oleh rapat Anggota dalam pelaksanaan

tugasnya pengurus berpedoman pada rapat anggota

rencana kerja dan rencana Anggaran Pendapatan

dan belanja tahun sebelumnya yang telah mendapat

persetujuan ; ----------------------------------

(6) Pengaturan selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah

Tangga atau Peraturan Khusus ; --------------------

---------------------- Pasal 19 -----------------------

(1) Rapat Anggota Khusus diadakan untuk : -------------

a. mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Koperasi dengan ketentuan : -----------

1. Jika Koperasi ini mempunyai anggota sampai

dengan 500 (lima ratus) orang, maka Rapat

Anggota Khusus sah apabila dihadiri sekurang-

kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah

Page 202: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Anggota Koperasi dan keputusannya harus

disetujui oleh paling kurang 3/4 (tiga per

empat) dari jumlah Anggota Koperasi yang

hadir. --------------------------------------

2. Jika Koperasi ini mempunyai Anggota 501 (lima

ratus satu) orang ke atas maka keabsahan

Rapat Anggota Khusus ditetapkan berdasarkan

ketentuan Perwakilan Anggota yang diatur

lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. ---

3. Jika perubahan Anggaran Dasar harus diadakan

berhubung dengan ketentuan Undang-undang atau

peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan

pelaksanaannya, maka Rapat Anggota sah

menurut pasal 14 ayat (3) Anggaran Dasar ini.

b. pembubaran, penggabungan, peleburan dan

pemecahan koperasi dengan ketentuan : -------

1. harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4---

tiga per empat) dari jumlah anggota ; -------

2. keputusannya harus disetujui oleh 3/4 (tiga

per empat) dari jumlah anggota yang hadir ;---

c. pemberhentian, pemilihan dan pengangkatan

pengurus dan pengawas dengan ketentuan : -------

1. harus dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per

dua) dari jumlah anggota ; -----------------

Page 203: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

2. keputusannya harus disetujui oleh 1/2 (satu

per dua) dari jumlah anggota yang hadir ; --

(2) Ketentuan dan pengaturan lebih lanjut diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga dan atau Ketentuan Khusus;

---------------------- Pasal 20 -----------------------

(1) Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan

apabila dipandang sangat diperlukan adanya

keputusan yang kewenangannya ada pada Rapat Anggota

dan tidak dapat menunggu dilaksanakannya- Rapat

Anggota biasa seperti diatur dalam pasal 18 diatas;

(2) Rapat Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatas diadakan apabila : ---------------

a. ada permintaan paling sedikit lebih dari 30 %

(tiga puluh prosen) dari jumlah anggota dan/

atau ; -----------------------------------------

b. atas keputusan Rapat Pengurus atau keputusan

rapat Pengurus dan Pengawas dan/ atau ; --------

c. dalam hal keadaan yang sangat mendesak untuk

segera memperoleh keputusan rapat anggota ; ---

d. Negara dalam keadaan bahaya, atau perang, tidak

memungkinkan diadakan Rapat Anggota biasa dan

Rapat Anggota Khusus seperti tersebut pada pasal

19 diatas ; ------------------------------------

(3) Rapat Anggota Luar Biasa sah dan keputusan mengikat

Page 204: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

seluruh anggota, apabila : ------------------------

a. Jika Koperasi ini mempunyai Anggota sampai

dengan 500 (lima ratus) orang, maka quorum

untuk Rapat Anggota adalah lebih dari 20 % (dua

puluh perseratus) dari jumlah Anggota Koperasi;

b. Jika Koperasi ini mempunyai Anggota lebih dari

500 (lima ratus) orang, quorum untuk Rapat

Anggota ditetapkan berdasarkan perwakilan

anggota yang diatur lebih lanjut dalam Anggaran

Rumah Tangga ; ---------------------------------

(4) Ketentuan dan pengaturan selanjutnya diatur didalam

Anggaran Rumah Tangga ; ---------------------------

----------------------- BAB VI ------------------------

---------------------- PENGURUS -----------------------

---------------------- Pasal 21 -----------------------

(1) Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggóta

dalam Rapat Anggota ; -----------------------------

(2) Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengurus

sebagai berikut : ---------------------------------

a. Mempunyai kemampuan pengetahuan tentang ------

perkoperasian, kejujuran, loyal dan ----------

berdedikasi terhadap koperasi ; ----------------

b. Mempunyai keterampilan kerja dan wawasan usaha

serta semangat kewirausahaan ; -----------------

Page 205: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

c. Antara Pengurus tidak mempunyai hubungan

keluarga sedarah dan semenda sampai derajat

ketiga ; ---------------------------------------

d. Telah menjadi anggota selama 5 (lima) tahun

berturut-turut ; -------------------------------

e. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga)

tahun ; ----------------------------------------

f. Anggota Pengurus yang telah diangkat dicatat

dalam Buku Daftar Pengurus ; -------------------

g. Anggota Pengurus yang masa jabatannya telah

berakhir dapat dipilih kembali unuk masa jabatan

berikutnya, apabila yang bersangkutan

berprestasi bagus dalam mengelola Koperasi ; ---

(3) Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai

pengurus harus terlebih dahulu mengucapkan sumpah

dan janji di depan Rapat Anggota; -----------------

(4) Tata cara pemilihan, pengangkatan, pemberhentian

dan sumpah pengurus diatur dan ditetapkan dalam

Anggaran Rumah Tangga ; ---------------------------

---------------------- Pasal 22 -----------------------

(1) Jumlah pengurus gasal sekurang-kurangnya 3 (tiga)

orang dan paling banyak terdiri dari 5 (lima)orang;

(2) Jumlah pengurus sekurang-kurangnya : --------------

a. seorang ketua ; --------------------------------

Page 206: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

b. seorang sekretaris ; ---------------------------

c. seorang bendahara ; ----------------------------

(3) Susunan pengurus Koperasi diatur lebih lanjut dalam

Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan kebutuhan

organisasi dan kegiatan usaha koperasi; -----------

(4) Pengurus dapat mengangkat manager yang diberi

wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha

koperasi ; ----------------------------------------

(5) Apabila Koperasi belum mampu mengangkat manager,

maka salah satu dari Pengurus dapat bertindak

sebagai pengelola dan pengurus yang

bersangkutan tidak harus melepaskan sementara

jabatannya sebagai pengurus ; ---------------------

(6) Pengaturan lebih lanjut tentang susunan, tugas --

pokok, wewenang dan tanggung jawab dan tata cara

pengangkatan Pengurus dan Pengawas diatur lebih

lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga ; ---------------

---------------------- Pasal 23 -----------------------

- Tugas dan kewajiban Pengurus adalah : --------------

a. Menyelenggarakan dan mengendalikan usaha ------

Koperasi ; --------------------------------------

b. Melakukan seluruh perbuatan hukum atas nama

Koperasi ; --------------------------------------

c. Mewakili Koperasi dalam dan diluar pengadilan ;--

Page 207: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

d. Mengajukan rencana kerja anggaran pendapatan dan

belanja Koperasi ; ------------------------------

e. Menyelenggarakan rapat anggota serta ----------

mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas -----

kepengurusannya ; -------------------------------

f. Memutuskan penerimaan anggota baru, penolakan

anggota baru serta pemberhentian anggota ; ----

g. Membantu pelaksanaan tugas pengawasan dengan

memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-

bukti yang diperlukan ; -------------------------

h. Memberikan kerukunan diantara anggota dan

mencegah segala hal yang menyebabkan ----------

perselisihan ; ----------------------------------

i. Menanggung kerugian koperasi sebagai akibat

karena kelalaiannya, dengan ketentuan : ---------

1. Jika kerugian yang timbul sebagai akibat

kelalaian seorang atau beberapa anggota

Pengurus maka kerugian ditanggung oleh anggota

pengurus yang bersangkutan ; -----------------

2. Jika kerugian yang timbul sebagai akibat

kebijaksanaan yang telah diputuskan dalam

Rapat Pengurus maka semua anggota pengurus

tanpa kecuali menanggung kerugian yang

diderita koperasi ; --------------------------

Page 208: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

j. Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan

tanggung jawab anggota pengurus, serta ketentuan

mengenai pelayanan terhadap anggota ; -----------

k. Meminta audit kepada koperasi jasa audit dan atau

Akuntan Publik yang biayanya ditanggung -------

l. oleh koperasi dan biaya audit tersebut dimasukkan

dalam anggaran biaya koperasi ; -----------------

m. Pengurus dan salah seorang yang ditunjuknya

berdasarkan ketentuan yang berlaku dapat

melakukan tindakan hukum yang bersifat Pengurusan

dan pemilikan dalam batas-batas tertentu

berdasarkan persetujuan tertulis dari Keputusan

Rapat Pengurus dan Pengawas Koperasi dalam

hal-hal sebagai berikut : -------------------

n. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Koperasi

dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dalam

Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus

Koperasi ; --------------------------------------

o. Membeli, menjual atau dengan cara lain memperoleh

atau melepaskan hak atas barang -bergerak milik

koperasi dengan jumlah tertentu, yang ditetapkan

dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan Khusus

Koperasi;-

---------------------- Pasal 24 -----------------------

Page 209: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

- Pengurus mempunyai hak : ---------------------------

a. Menerima imbalan balas jasa sesuai keputusan ;---

b. Mengangkat dan memberhentikan manager dan

karyawan Koperasi ; -----------------------------

c. Membuka cabang/ perwakilan usaha baik didalam

maupun diluar Wilayah Republik Indonesia

sesuai keputusan rapat anggota ; ----------------

d. Melakukan upaya-upaya dalam rangka ------------

mengembangkan usaha Koperasi ; ------------------

e. Meminta, laporan dari manager secara berkala dan

sewaktu-waktu bila diperlukan ; -----------------

---------------------- Pasal 25 -----------------------

(1) Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota

sebelum masa jabatannya berakhir apabila -------

terbukti : ----------------------------------------

a. Melakukan kecurangan atau penyelewengan yang

merugikan usaha dan keuangan dan nama baik

Koperasi ; -------------------------------------

b. Tidak mentaati ketentuan undang-undang

perkoperasian beserta peraturan dan ketentuan

pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah

Tangga dan keputusan Rapat Anggota ; -----------

c. Sikap maupun tindakannya menimbulkan akibat --

yang merugikan bagi koperasi khususnya dan

Page 210: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

gerakan koperasi pada umumnya ; ----------------

d. Melakukan dan terlibat dalam tindak pidana

terutama dibidang ekonomi dan keuangan dan

tindak pidana lain yang telah diputus oleh

pengadilan ; -----------------------------------

(2) Dalam hal salah seorang anggota pengurus berhenti

sebelum masa jabatan berakhir, Rapat Pengurus

dengan dihadiri wakil Pengawas dapat mengangkat

penggantinya dengan cara : ------------------------

a. Menunjuk salah seorang pengurus untuk merangkap

jabatan tersebut ; -----------------------------

b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki

jabatan pengurus tersebut ; --------------------

(3) Pengangkatan pengganti Pengurus yang berhenti

sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus

dipertanggung jawabkan oleh pengurus dan disahkan

dalam rapat anggota berikutnya ; ------------------

---------------------- Pasal 26 -----------------------

(1) Anggota Pengurus Koperasi ini tidak boleh,

merangkap jabatan Pengurus pada koperasi Primer

sejenis, kecuali pada Koperasi tingkat sekunder ;

(2) Apabila Anggota Pengurus harian dan Koperasi ini

terpilih menjadi Pengurus Harian di Pusat,

Gabungan atau induknya, maka yang bersangkutan

Page 211: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

harus melepas jabatannya selaku Anggota Pengurus

Harian dari Koperasi ini ; ------------------------

----------------------- BAB VII -----------------------

---------------------- PENGAWAS -----------------------

---------------------- Pasal 27 -----------------------

(1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat

Anggota ; -----------------------------------------

(2) Yang dapat dipilih menjadi pengawas adalah anggota

yang memenuhi syarat sebagai berikut : ------------

a. Mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian,

pengawasan dan akuntansi, jujur, dan ---------

berdedikasi terhadap koperasi ; ----------------

b. Memiliki kemampuan keterampilan kerja dan

wawasan dibidang pengawasan ; ------------------

c. Sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 5

(lima) tahun ; ---------------------------------

(3) Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun;

(4) Pengawas terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga)

orang ; -------------------------------------------

(5) Sebelum melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai

Pengawas, harus terlebih dahulu mengucap sumpah

atau janji didepan Rapat Anggota ; ----------------

(6) Tata cara pemilihan, Pengangkatan dan pemberhentian

Pengawas dan sumpah Pengawas ditetapkan dalam

Page 212: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Anggaran Rumah Tangga ; ---------------------------

---------------------- Pasal 28 -----------------------

(1) Dalam hal koperasi telah mampu mengangkat Manager

yang profesional, maka pengawasan dapat diadakan

secara tetap atau diadakan sewaktu waktu,

sesuai dengan kebutuhan dan ditentukan dengan

keputusan Rapat Anggota ; -------------------------

(2) Audit Keuangan harus dilakukan oleh Akuntan

Publik; -------------------------------------------

(3) Pengaturan selanjutnya diatur didalam Anggaran

Rumah Tangga ; ------------------------------------

---------------------- Pasal 29 -----------------------

- Hak dan kewajiban pengawas adalah : ----------------

a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ----

kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi ; --------

b. meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada ----

c. Koperasi ; --------------------------------------

d. mendapatkan segala keterangan yang diperlukan ; -

e. memberikan koreksi, saran, teguran dan Peringatan

Kepada pengurus ; ------------------------------

f. merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak

ketiga ; ----------------------------------------

g. membuat laporan tertulis tentang hasil

pelaksanaan tugas pengawasan kepada rapat

Page 213: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Anggota; ----------------------------------------

---------------------- Pasal 30 -----------------------

- Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai

keputusan Rapat Anggota ; -----------------------------

---------------------- Pasal 31 -----------------------

(1) Pengawas dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota

sebelum masa jabatan berakhir apabila terbukti :---

a. melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan

keuangan dan nama baik Koperasi ; --------------

b. tidak mentaati ketentuan undang-undang

Perkoperasian beserta pengaturan, ketentuan

pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah

Tangga dengan keputusan Rapat Anggota ; --------

(2) Dalam hal salah seorang anggota Pengawas berhenti

sebelum masa jabatan berakhir, rapat Pengawas

dengan dihadiri oleh Wakil Pengurus dapat

mengangkat pengganti dengan cara : ----------------

a. jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh

anggota pengawas yang lain ; -------------------

b. mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki

jabatan pengawas tersebut ; --------------------

(3) Pengangkatan pengganti Pengawas sebagaimana

tersebut dalam ayat (2) diatas, dilaporkan oleh

Pengawas kepada Rapat Anggota yang terdekat setelah

Page 214: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Penggantian yang untuk diminta pengesahan atau

memilih mengangkat Pengawas yang lain ; -----------

---------------------- BAB VIII -----------------------

------------------ PENASEHAT SYAR’I -------------------

---------------------- Pasal 32 -----------------------

(1) Penasenat Syar'i dari anggota maupun luar anggota

yang memiliki pengertian luas tentang Hukum

Syari'at Islam dan diangkat oleh Pengurus dengan

masa jabatan 3 (tiga) tahun ; ---------------------

(2) Penasehat Syar'i bertugas melakukan pengawasan --

terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan ----------

pengelolaan koperasi dalam hal hukum syar'i dan

memberikan saran dan anjuran pada Pengurus dan

Pengawas baik diminta atau tidak ; ----------------

(3) Jumlah Penasehat Syar'i 3 (tiga) orang terdiri

dari: ---------------------------------------------

a. Seorang Ketua merangkap anggota ; --------------

b. 2 (dua) orang anggota ; ------------------------

(4) Anggota Penasehat Syar'i tidak menerima gaji, tapi

dapat diberikan uang kehormatan menurut ----

keputusan Rapat Anggota sesuai kemampuan --------

koperasi ; ----------------------------------------

----------------------- BAB IX ------------------------

------------- PENGELOLAAN USAHA/ MANAJER --------------

Page 215: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

---------------------- Pasal 33 -----------------------

(1) Pengelolaan usaha Koperasi dapat dilakukan oleh

manager dengan dibantu beberapa orang karyawan

yang diangkat oleh pengurus melalui perjanjian

atau kontrak kerja yang dibuat secara tertulis ;---

(2) Pengurus dapat secara langsung melakukan --------

pengelolaan kegiatan usaha koperasi ; -------------

(3) Pengangkatan seperti tersebut dalam ayat (1) harus

mendapat persetujuan Rapat Anggota ; --------------

(4) Persyaratan untuk diangkat jadi manager adalah :---

a. mempunyai keahlian dibidang usaha atau pernah

mengikuti pelatihan dibidang usaha koperasi atau

magang dalam usaha koperasi ; ------------------

b. mempunyai pengetahuan dan wawasan dibidang

usaha; -----------------------------------------

c. tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang

keuangan dan atau dihukum karena terbukti

melakukan tindak pidana dibidang keuangan ; ----

d. memiliki akhlak dan moral yang baik ; ----------

e. tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan

semenda sampai derajat ketiga dengan pengurus;

f. belum pernah terbukti melakukan tindak pidana

apapun ; ---------------------------------------

(5) Dalam melaksanakan tugasnya manager bertanggung

Page 216: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

jawab kepada Pengurus ; ---------------------------

(6) Dalam hal Pengurus menjadi Pengelola, maka

disamping harus memenuhi persyaratan Pasal 21 juga

harus memenuhi ketentuan pasal 23 ; ---------------

---------------------- Pasal 34 -----------------------

- Tugas dan kewajiban manager adalah : ---------------

a. melaksanakan kebijaksanaan pengurus dalam

mengelola usaha koperasi ; ----------------------

b. mengendalikan dan mengkoordinir semua kegiatan

usaha yang dilaksanakan oleh para karyawan ; ----

c. melakukan pembagian tugas secara jelas dan tegas

mengenai bidang dan pelaksanaannya ; -------------

d. mentaati segala ketentuan yang telah diatur dalam

Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan

Rapat Anggota, kontrak kerja dan ketentuan

lainnya yang berlaku pada koperasi yang berkaitan

dengan pekerjaannya ; ---------------------------

e. menanggung kerugian usaha koperasi sebagai akibat

dari kelalaian dan atau tindakan yang disengaja

atas pelaksanaan tugas yang dilimpahkan ; -------

---------------------- Pasal 35 -----------------------

(1) Hak dan wewenang manager : ----------------------

a. menerima penghasilan sesuai perjanjian kerja yang

telah disepakati dan ditandatangani bersama oleh

Page 217: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

pengurus dan Manager ; --------------------------

b. mengembangkan usaha dan kemampuan diri untuk -

melaksanakan tugas yang dibebankan ; ------------

c. membela diri atas segala tuntutan yang ditujukan

kepada dirinya ; --------------------------------

d. bertindak untuk dan atas nama pengurus dalam

rangka menjalankan usaha ; ----------------------

e. menetapkan pedoman pelaksanaan, pengelolaan usaha

atau standar operasional prosedur yang disahkan

oleh Rapat Anggota ; ----------------------------

(2) Manajer berhenti karena : -------------------------

a. Meninggal dunia ; ------------------------------

b. Atas permintaan sendiri ; ----------------------

c. Masa jabatan habis sesuai dengan kontrak ----

kerja ; ----------------------------------------

d. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak

memenuhi lagi sebagai Manajer ; ----------------

e. Diberhentikan tidak dengan hormat oleh -------

Pengurus karena mencemarkan nama baik Koperasi

dan melakukan penyimpangan penyimpangan dari

ketentuan yang berlaku ; -----------------------

(3) Untuk Pongelolaan Unit Jasa Keuangan Syariah,

Pengurus wajib mengangkat Manajer Unit Jasa

Keuangan Syariah dan tidak boleh merangkap

Page 218: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

eksekutif lainnya ; -------------------------------

(4) Pengelolaan Unit Jasa Keuangan Syariah oleh Manajer

harus terpisah dengan Unit Usaha lainnya; ---------

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, tugas,

kewajiban, hak dan wewenang manager dan karyawan

diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga,

ketentuan khusus dan kontrak kerja ; --------------

------------------------ BAB X ------------------------

----------------- PEMBUKUAN KOPERASI ------------------

---------------------- Pasal 36 -----------------------

(1) Tahun buku Koperasi adalah tanggal 1 (satu) Januari

sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu)

Desember, dan pada akhir bulan Desember tiap-

tiap akhir tahun pembukuan koperasi ditutup; ------

(2) Koperasi wajib menyelenggarakan pencatatan dan

pembukuan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku di Indonesia dan standar akuntansi

koperasi pada khususnya serta standar akuntansi

Indonesia pada umumnya ; --------------------------

(3) Dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah-

pembukuan Koperasi ditutup, maka pengurus wajib

menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan yang

telah diaudit oleh Pengawas sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan

Page 219: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

ditandatangani oleh semua anggota pengurus untuk

disampaikan kepada Rapat Anggota yang disertai

hasil audit pengawas ; ----------------------------

(4) Apabila diperlukan, laporan tahunan pengawas oleh

akuntan publik atas permintaan Rapat Anggota,

atau dalam hal Koperasi tidak mengangkat Pengawas

tetap, maka laporan tahunan pengurus harus diaudit

oleh akuntan publik sebelum diajukan ke -rapat

Anggota dan hasil audit tersebut menjadi

perbandingan laporan Pertanggungjawaban Pengurus;

----------------------- BAB XI ------------------------

------------------- MODAL KOPERASI --------------------

---------------------- Pasal 37 -----------------------

(1) Koperasi mempunyai modal yang diperoleh dari uang

simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela

uang pinjaman dan penerimaan lain yang sah ; ------

(2) Rapat Anggota menetapkan jumlah setinggi-

setingginya yang dapat disediakan sebagai uang kas

dan kelebihannya dengan segera harus disimpan atas

nama Koperasi pada Bank Pemerintah atau Bank lain;

(3) Simpanan sebagaimana diatur dalam ayat (2) diatas

penyimpanannya dilakukan dan ditandatangani oleh-

sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Pengurus

dan/atau pegawai yang ditunjuk Pengurus, untuk

Page 220: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

pelaksanannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga;--

(4) Uang kelebihan yang disimpan itu hanya dapat

diminta kembali dengan kuitansi yang ------------

ditandatangani oleh sekurang-kurangnya 2 (dua)

orang anggota pengurus atau lebih seorang pegawai

yang ditunjuk oleh pengurus ; ---------------------

(5) Koperasi dapat melakukan pemupukan modal yang

berasal dari modal penyertaan yang diatur dengan-

Peraturan Pemerintah ; ----------------------------

----------------------- BAB XII -----------------------

------------------ SIMPANAN ANGGOTA -------------------

---------------------- Pasal 38 -----------------------

(1) Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada

Koperasi, simpanan pokok sejumlah Rp. 25.000,00

(dua puluh lima ribu rupiah) yang pada waktu

keanggotaan diakhiri, merupakan suatu tagihan atas

koperasi sebesar tadi, jika perlu dikurangi dengan

bagian tanggungan kerugian ; ----------------------

(2) Uang simpanan pokok harus dibayar sekaligus ; -----

(3) Tiap anggota yang akan mengangsur simpanan pokok

harus menyatakan kesanggupan itu secara tertulis;--

(4) Tiap anggota diwajibkan untuk membayar simpanan

wajib atas namanya pada koperasi sebagaimana

ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga/peraturan

Page 221: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

khusus ; ------------------------------------------

(5) Setiap anggota digiatkan untuk mengadakan simpanan

sukarela atas namanya pada koperasi menurut

kehendaknya sendiri, tabungan atau simpanan

berjangka ; ---------------------------------------

(6) Anggota diperbolehkan meminjam uang setelah anggota

selama 3 (tiga) bulan ; ---------------------------

---------------------- Pasal 39 -----------------------

(1) Uang simpanan pokok tidak dapat diminta kembali

selama anggota belum berhenti sebagai anggota ;----

(2) Uang simpanan yang merupakan simpanan berjangka -

dapat diminta kembali menurut peraturan khusus atau

perjanjian ; --------------------------------------

(3) Jika diperlukan, koperasi dapat mengadakan simpanan

khusus yang diatur dalam peraturan khusus/ Anggaran

Rumah Tangga ; ------------------------------------

---------------------- Pasal 40 -----------------------

- Apabila keanggotaan berakhir menurut Pasal 12 huruf:

a. Uang simpanan pokok dan uang simpanan wajib

setelah dipotong dengan bagian tanggungan yang

ditatapkan, dikembalikan kepada yang berhak

dengan segera selambat-lambatnya 1 (satu) bulan;

b. Atau c, uang simpanan pokok dan uang simpanan

wajib setelah dipotong dengan bagian

Page 222: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

tanggungan yang ditetapkan, dikembalikan kepada

bekas anggota dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah

Rapat Anggota Tahunan yang akan datang ; ------

c. Uang simpanan pokok menjadi kekayaan koperasi dan

pengembalian simpanan wajib diserahkan kepada

Rapat Anggota dengan mempertimbangkan kesalahan

anggota yang mengakibatkan pemecatannya ; -----

---------------------- BAB XIII -----------------------

------------------ SISA HASIL USAHA -------------------

---------------------- Pasal 41 -----------------------

(1) Sisa Hasil Usaha yaitu pendapatan Koperasi yang

diparoleh dalam satu tahun buku dipotong dengan-

penyusutan nilai barang dan segala biaya yang

dikeluarkan termasuk zakat 2,5% dan pajak dalam

satu tahun buku yang bersangkutan, terdiri atas 3

(tiga) bagian : -----------------------------------

a. Yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan

untuk Anggota Koperasi ; ---------------------

b. Yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan

untuk bukan Anggota Koperasi ; ---------------

c. Pendapatan lain dari non operasional ; ---------

(2) Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang

diselenggarakan untuk anggota dibagi sebagai

berikut : -----------------------------------------

Page 223: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

a. 25% untuk Cadangan ; ---------------------------

b. 55% untuk Dana jasa Anggota ; ------------------

c. 7,5% untuk Dana Pengurus, Pengawas dan -------

Penasehat Syar’i ; -----------------------------

d. 5% untuk Dana Karyawan ; -----------------------

e. 2,5% untuk Dana Pendidikan ; -------------------

f. 2,5% untuk Dana Sosial ; -----------------------

g. 2,5% untuk Dana Pengembangan/Pembangunan

Koperasi ; -------------------------------------

(3) Penggunaan dana-dana pendidikan koperasi --------

pembangunan daerah kerja dapat diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga atau diputuskan dalam Rapat

Anggota Tahunan ; ---------------------------------

---------------------- Pasal 42 -----------------------

(1) Uang cadangan adalah kekayaan koperasi yang

disediakan untuk kerugian sehingga tidak boleh

dibagikan kepada anggota ; ----------------------

Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan

paling tinggi 75 % dari seluruh jumlah cadangan

untuk perluasan usaha koparasi ;-------------------

(2) Sekurang-kurangnya 25 % dari uang cadangan harus

disimpan dengan bersifat giro terutama pada Bank

Pemerintah atau pada Bank yang ditunjuk oleh

Pejabat ; ----------------------------------------

Page 224: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

----------------------- BAB XIV -----------------------

----------------- TANGGUNGAN ANGGOTA ---------------

---------------------- Pasal 43 -----------------------

(1) Bilamana koperasi dibubarkan dan pada saat

penyelesaian pembubaran ternyata bahwa kekayaan

Koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala

perjanjian dan kewajiban, maka anggota dan mereka

yang telah berhenti sebagai anggota dalam waktu

satu tahun sebelum pembubaran koperasi diwajibkan

menanggung kerugian itu masing-masing sebatas

sebanyak simpanan pokok dan simpanan wajib ; ------

(2) Bila menurut kenyataan ada anggota dan mereka yang

berhenti sebagai anggota dalam waktu 1 (satu) tahun

yang sebelum pembubaran koperasi, tidak mampu

memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam

pasal ini, maka kekurangan itu dibebankan kepada

anggota lain, sehingga jumlah kerugian yang menurut

perhitungan harus dibayar oleh para anggota dan

mereka yang berhenti sebagai anggota dapat

dipenuhi; -----------------------------------------

(3) Segala persoalan mengenai penentuan tindakan atau

(4) kejadian yang menyebabkan timbulnya kerugian

diselesaikan menurut ketentuan yang berlaku ; -----

(5) Segala persoalan mengenai penentuan tindakan atau

Page 225: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

kejadian yang menyebabkan kerugian, diselesaikan

menurut hukum yang berlaku ; ----------------------

---------------------- Pasal 44 -----------------------

(1) Kerugian yang diderita oleh koperasi pada akhir

tahun buku, ditutup dengan uang cadangan ; --------

(2) Jika kerugian yang diderita oleh koperasi pada

akhir suatu tahun buku tidak dapat ditutup dengan

uang cadangan sebagaimana dimaksud ayat (1), maka

rapat anggota dapat memutuskan untuk membebankan

bagian kerugian tersebut (jumlah kerugian dikurangi

dengan uang cadangan yang tersedia) kepada anggota

dan kepada mereka yang telah berhenti sebagai

anggota dalam tahun buku yang bersangkutan,

masing-masing terbatas simpanan pokok ; -----------

---------------------- Pasal 45 -----------------------

- Anggota-anggota yang telah berhenti dari Koperasi

tidak menanggung kerugian dari usaha yang tidak

turut diputuskan oleh mereka sesudah keluar dan

Koperasi ; ----------------------------------------

----------------------- BAB XV ------------------------

--------------------- PEMBUBARAN ----------------------

---------------------- Pasal 46 -----------------------

(1) Pembubaran Koperasi dapat dilaksanakan ------------

berdasarkan : -------------------------------------

Page 226: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

a. keputusan Rapat Anggota ; ----------------------

b. keputusan Pemerintah, apabila : ----------------

- terdapat bukti bahwa koperasi yang --------

bersangkutan tidak memenuhi ketentuan -----

undang-undang perkoperasian ; ---------------

- kegiatannya bertentangan dengan ketertiban

umum dan/atau kesusilaan ; ------------------

- kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi

diharapkan ; --------------------------------

(2) Pembubaran oleh Rapat Anggota didasarkan pada : ---

a. jangka waktu berdirinya koperasi telah -------

berakhir ; -------------------------------------

b. atas permintaan sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per

empat) dari jumlah anggota ; -------------------

c. koperasi tidak lagi melakukan kegiatan usaha ;

(3) Keputusan pembubaran koperasi oleh Rapat Anggota

diberitahukan secara tertulis oleh Kuasa Rapat

Anggota kepada : ----------------------------------

a. Semua kreditur ; -------------------------------

b. Pemerintah ; -----------------------------------

(4) Dalam pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat

3 disebutkan : ------------------------------------

a. Nama dan alamat Penyelesai ; -------------------

b. Ketentuan bahwa semua kreditur dapat mengajukan

Page 227: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

tagihan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan

sesudah tanggal diterimanya pemberitahuan

pembubaran ; -----------------------------------

---------------------- Pasal 47 -----------------------

(1) Dalam koperasi hendak dibubarkan maka Rapat Anggota

membentuk tim penyelesai yang terdiri dari unsur

anggota, pengurus dan pihak lain yang dianggap

perlu dan diberi kuasa untuk menyelesaikan

pembubaran koperasi ; ------------------------------

(2) Penyelesai mempunyai hak dan kewajiban : ----------

a. melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama

koperasi dalam penyelesaian ; ------------------

b. mengumpulkan keterangan yang diperlukan ; ----

c. memanggil pengurus, anggota dan bekas anggota

tertentu/ yang diperlukan baik sendiri-

sendiri maupun bersama-sama ; ------------------

d. memperoleh, menggunakan dan memeriksa segala

catatan dan arsip koperasi ; -------------------

e. menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk

menyelesaikan kewajiban koperasi baik kepada

anggota maupun kepada pihak ketiga ; -----------

f. membuat berita acara penyelesaian yang

ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan

menyampaikan kepada pemerintah ; ---------------

Page 228: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

(3) Pengurus Koperasi menyampaikan keputusan pembubaran

koperasi oleh Rapat Anggota tersebut kepada Pejabat

Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; ---

(4) Pembayaran biaya penyelesaian didahulukan dari ----

(5) pada pembayaran kewajiban lainnya ; ---------------

(6) Penyelesaian pembubaran Koperasi harus telah

selesai dalam jangka waktu paling lama 2 (dua)

tahun terhitung sejak dikeluarkan keputusan

pembubaran Koperasi ; -----------------------------

---------------------- Pasal 48 -----------------------

(1) Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang

timbul pada saat pembubaran koperasi ; ------------

(2) Tanggungan anggota terbatas pada simpanan pokok,

simpanan wajib yang sudah dibayarkan ; ----------

(3) Anggota yang telah keluar sebelum koperasi

dibubarkan wajib menanggung kerugian, apabila

kerugian tersebut terjadi selama anggota yang

bersangkutan masih menjadi anggota koperasi dan

apabila keluarnya sebagai anggota koperasi belum-

melewati jangka waktu 6 (enam) bulan ; ----------

---------------------- BAB XVI ------------------------

--------- KEADAAN KOPERASI TIDAK DIRAHASIAKAN -----

---------------------- Pasal 49 -----------------------

- Pada waktu kantor dibuka, maka Pengurus memberi

Page 229: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

kesempatan kepada : --------------------------------

a. Setiap anggota untuk menelaah ditempat itu tanpa

biaya, mengenai Akta Pendirian dan Akta

Perubahan serta untuk mendapatkan salinan atau

petikannya dengan membayar ongkos menyalin

seperlunya ; ------------------------------------

b. Setiap anggota untuk menelaah ditempat itu tanpa

biaya mengenai Daftar Anggota, Daftar

Pengurus, Perhitungan keuangan tahunan dan

laporan pengawasan dan untuk mendapatkan salinan

petikannya dengan membayar ongkos menyalin

seperlunya ; ------------------------------------

---------------------- BAB XVII -----------------------

----------- BIMBINGAN, PERLIDUNGAN, PEMBINAAN ---------

---------------------- Pasal 50 -----------------------

- Koperasi dibawah bimbingan perlindungan, dan

pembinaan Pemerintah yang dilakukan oleh Pejabat.

---------------------- Pasal 51 -----------------------

- Jika dipandang perlu Pejabat dapat menyarankan untuk

diselenggarakan rapat-rapat. -----------------------

---------------------- Pasal 52 -----------------------

- Pejabat bisa mengadakan pengawasan pada Koperasi :

a. Setiap kali dan setiap waktu menurut

pertimbangannya ; ------------------------------

Page 230: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

b. Atas permintaan sekurang-kurangnya 50 % (lima

puluh perseratus) dari jumlah anggota

Koperasi ; --------------------------------------

---------------------- Pasal 53 -----------------------

- Terhadap pihak ketiga yang tidak bersangkutan,

maka mereka yang melakukan pengawasan bidang tertentu

atas Koperasi diharuskan merahasiakan segala hal

mengenai kerumah tanggaan Koperasi yang didapatnya

dalam melakukan tugasnya. -----------------------------

-------------------- BAB XVIII ------------------------

------------------- SANKSI -------------------------

-------------------- Pasal 54 -------------------------

------------------- SANKSI ANGGOTA --------------------

(1) a. Anggota Koperasi yang tidak aktif dalam kegiatan

usaha sebagaimana diatur dalam pasal 8

Anggaran Dasar ini, tidak mendapatkan bagian

Sisa Hasil Usaha yang berasal dari kegiatan

usaha ; ----------------------------------------

b. Bilamana terjadi persengketaan antara anggota

sehingga kebersamaan berdasarkan atas azas

kekeluargaan tidak dapat berkembang dan

terpelihara, maka Pengurus memanggil pihak-

pihak yang bersengketa untuk dimusyawarahkan

guna mencapai mufakat ; ------------------------

Page 231: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

c. Jika persengkataan sebagaimana dimaksud dalam-

ayat (1) b pasal ini terjadi antara Pengurus -

dengan anggota atau Pengurus dengan Pengurus

maka musyawarah itu dipimpin oleh

Pemerintah;-------------------------------------

d. Jika musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) b pasal ini tidak mencapai mufakat, maka

Pengurus dan atau anggota dapat minta diadakan

Rapat Anggota Luar Biasa. Dalam Rapat Anggota

Luar Biasa dapat dilakukan pemberhentian

terhadap salah satu atau kedua belah pihak yang

bersengketa ; ----------------------------------

e. Pihak yang diberhentikan karena kesalahannya,

harus membayar ganti rugi yang diderita Koperasi

akibat adanya persengketaan tersebut; ----------

(4) Anggota yang tidak hadir dalam suatu Rapat Anggota

tidak dapat diwakilkan suaranya ; -----------------

---------------------- Pasal 55 -----------------------

----------------- SANKSI PENGURUS ---------------------

(1) a. Pengurus Koperasi yang tidak melaksanakan

kewajibannya sebagaimana diatur dalam pasal 23

Anggaran Dasar ini, dapat diminta pertanggung

jawabannya dalam Rapat Anggota/ Rapat Anggota

Luar Biasa yang diselenggarakan itu ; ----------

Page 232: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

b. Jika tindakan Pengurus oleh Rapat Anggota

dinilai merugikan Koperasi dapat diberhentikan

dari kedudukannya sebagai Pengurus ; -----------

(2) Apabila Pengurus/ Pengurus Harian melanggar -----

larangan tentang perangkapan jabatan sebagaimana-

diatur dalam pasa1 26 ayat (1) dan (2) akan -----

diberhentikan dari kedudukannya sebagai Pengurus

dalam Koperasi tersebut dan mempertanggung ------

jawabkan tugas pekerjaannya sesuai dengan -------

keputusan Rapat Anggota ; -------------------------

(3) Rapat Anggota dapat memberhentikan Pengurus setiap

waktu bila terbukti bahwa : -----------------------

a. Pengurus melakukan kecurangan dan merugikan

koperasi ; -------------------------------------

b. Pengurus tidak mentaati Undang-undang Koperasi

serta Peraturan-peraturan/ Ketentuan-ketentuan

pelaksanaannya ; -------------------------------

c. Pengurus, baik dalam sikap maupun tindakan-

tindakannya menimbulkan dalam pertentangan dalam

Gerakan Koperasi ; -----------------------------

d. Pengurus, baik dalam sikap maupun tindakan-

tindakannya menentang Pemerintah, Pancasila dan

Undang-undang Dasar 1945 ; ---------------------

---------------------- Pasal 56 -----------------------

Page 233: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

------------------ SANKSI MANAJER ---------------------

- Apabila Pengurus mengangkat manajer sebagaimana

diatur dalam pasal 31 ayat (1) Anggaran Dasar ini, maka

sanksi manajer dalam perjanjian kerja antara Pengurus

dan manajer yang diatur lebih lanjut dalam Anggaran

Rumah Tangga atau Peraturan Khusus ; ------------------

----------------------- BAB XIX -----------------------

-------------------- PERSELISIHAN --------------------

--------------------- Pasal 57 ------------------------

(1) Setiap perselisihan yang timbul dalam -----------

penyelenggaraan Koperasi diselesaikan secara intern

melalui musyawarah Pengurus dan Rapat Anggota ; ---

(2) Apabila tidak dapat diselesaikan menurut ketentuan

ayat (1), maka penyelesaiannya dapat minta bantuan

Pejabat yang berwenang atas persetujuan Rapat

Anggota ; -----------------------------------------

(3) Selanjutnya atas perselisihan yang tidak dapat

diselesaikan secara musyawarah dan mufakat sesuai

ayat (1), maka akan diselesaikan menurut ----------

ketentuan yang berlaku atas persetujuan Rapat Anggota;

----------------------- BAB XX ------------------------

---------- JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI ----------

---------------------- Pasal 58 -----------------------

(1) Koperasi dinyatakan layak menyelenggarakan ------

Page 234: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

kegiatan usahanya setelah mendapatkan pengesahan

sebagai Badan Hukum oleh Pemerintah sesuai dengan

ketentuan Undang-undang ; ------------------------

(2) Dalam hal Badan Hukum Koperasi melaksanakan

kegiatannya, apabila terjadi perubahan ----------

kebijaksanaan, maka diadakan perubahan sesuai

dengan kebijaksanaan dan atau peraturan yang

berlaku ; -----------------------------------------

(3) Koperasi dinyatakan hapus sejak tanggal ---------

pengumuman pembubaran Koperasi tersebut dalam -----

(4) Berita Negara Republik Indonesia ; ----------

(5) Koperasi didirikan dalam jangka waktu yang tidak

terbatas ; ----------------------------------------

----------------------- BAB XXI -----------------------

----- ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS ------

---------------------- Pasal 59 -----------------------

- Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan

Peraturan Khusus yang memuat Peraturan Pelaksanaan

berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Koperasi dan

tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini ; -----

---------------------- Pasal 60 -----------------------

- Anggaran Dasar ini disahkan olah Rapat Anggota

Khusus Perubahan Anggaran Dasar Koperasi yang

dilaksanakan pada hari Senin, tanggal dua puluh enam

Page 235: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Januari tahun dua ribu sembilan (26-01-2009) di

Jalan Raya Salatiga-Semarang Km. 1, Desa Kesongo,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang ; -

---------------------- BAB XXII --------------------

----------------------- PENUTUP --------------------

---------------------- Pasal 61 -----------------------

(1) Terhitung mulai tanggal dua puluh lima Pebruari

tahun dua ribu tujuh (25-02-2007) untuk periode -

tahun 2007-2009 telah diangkat sebagai : ----------

- Pengurus : -------------------------------------

1. Ketua ; ----------------------------------------

Tuan : IR. PUDJIONO. --------------

Lahir : di Kabupaten Semarang. -----

Pada tanggal : 19 September 1952. ---------

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil. ------

Pemegang KIP No. : 33.2206.190952.0001. -------

2. Sekretaris ; -----------------------------------

Tuan : MUH FAUZI, S.Ag. M.Ag. -----

Lahir : Kabupaten Semarang. --------

Pada tanggal : 06 Maret 1971. -------------

Pekerjaan : Swasta. --------------------

Pemegang KTP No. : 3373040603710002. --------

3. Bendahara ; ------------------------------------

Page 236: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Tuan : BAMBANG SLAMET LESTARI. ----

Lahir : di Kabupaten Semarang. -----

Pada tanggal : 01 Juni 1961. --------------

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil. ------

Pemegang KTP No. : 33.2206.010661.0004. -------

- Pengawas : -------------------------------------

1. Tuan : Drs. H. SALIMINUDIN, MM. ---

Lahir : di Kabupaten Semarang. -----

Pada tanggal : 17 Maret 1955. -------------

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil. ------

Pemegang KTP No. : 33.2206.170355.0001. -------

2. Tuan : AHMADI, S.Pd.I. ------------

Lahir : di Grobogan. ---------------

Pada tanggal : 31 Desember 1959. ----------

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil. ------

Pemegang KTP No. : 33.2206.311259.0039. -------

3. Tuan : DIMYATI. -------------------

Lahir : di Kabupaten Semarang. -----

Pada tanggal : 07 Oktober 1959. -----------

Pekerjaan : Pegawai Swasta. ------------

Pemegang KTP No. : 33.2206.071059.0003. -------

(7) Pengangkatan anggota pengurus dan pengawas tersebut

harus disahkan dalam Rapat Anggota yang pertama

diadakan, setelah Akta Perubahan ini mendapat

Page 237: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

pengesahan Menteri ; ------------------------------

---------------------- Pasal 62 -----------------------

- Tuan Insinyur PUDJIONO, bertempat tinggal di Dusun

Kesongo Lor Rukun Tetangga 004 Rukun Warga 003, Desa

Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang,

dikuasakan untuk mengajukan permohonan pengesahan

Akta Perubahan ini, dari kantor yang berwenang dan

menandatangani permohonan dan dokumen lainnya yang

diperlukan yang berkaitan dengan permohonan

pengesahan ; ---------------------------------------

- Dari segala sesuatu yang tersebut diatas -------

dibuatlah : ----------------------------------------

---------------------- AKTA INI -----------------------

- Dibuat sebagai minit dan diresmikan di Klepu

(sekarang menjadi Kecamatan Bergas), Kabupaten

Semarang pada hari, tanggal, bulan, dan tahun

sebagaimana tersebut pada kepala akta ini dengan

dihadiri oleh : ------------------------------------

1. Tuan FATAH ALI SUTANTO, Pegawai Kantor Notaris, -

-Lahir di Ungaran tanggal 19-04-1978 (Umur 31

tahun), bertempat tinggal di Dusun Rowosari

RT.02 RW.06, Kelurahan Karangjati, Kecamatan

Bergas, Kabupaten Semarang dan, ---------------

2. Nyonya VERY TRI ARTANTI, Pegawai Kantor Notaris,

Page 238: KAJIAN YURIDIS PERKEMBANGAN BAITUL MAL …eprints.undip.ac.id/52104/1/TESIS_lengkap_NASICHIN-2011.pdf · ( Studi Kasus di Kabupaten Semarang ) ... in line with Islamic rules and not

Lahir di Magelang tanggal 26-02-1983 (Umur 26

tahun), bertempat tinggal di Dusun Krajan RT.03

RW.02, Kelurahan Wujil, Kecamatan Bergas, -------

Kabupaten Semarang, sebagai saksi-saksi. --------

- Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris

Pembuat Akta Koperasi kepada para penghadap dan

saksi-saksi, maka dengan seketika akta ini ---------

- ditandatangani oleh para penghadap, para saksi, dan

saya, Notaris. -------------------------------------

- Dilangsungkan dengan dua perubahan yaitu berupa

empat tambahan dan satu coretan dengan penggantian;-

- Asli akta ini telah ditandatangani sebagaimana

mestinya. ------------------------------------------

- Dibuat sebagai SALINAN yang sama bunyinya. -------

Notaris Pembuat Akta Koperasi

Kabupaten Semarang,

Berkedudukan di Kecamatan Bergas,

( MOCHAMMAD MACHFUDZ, SH )