kajian terapi kortikosteroid dosis rendah … · bagian ilmu penyakit dalam fk uns/rsud dr moewardi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
i
KAJIAN TERAPI KORTIKOSTEROID DOSIS RENDAH TERHADAP
KADAR HIGH-MOBILITY GROUP BOX 1, PRO-ADRENOMEDULLIN
DAN INTERLEUKIN-17 SERUM MENCIT MODEL SEPSIS
TAHAP AWAL INDUKSI LIPOPOLISAKARIDA
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Ilmu Biomedik
Oleh
Diding Heri Prasetyo
S 501008018
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillahirabbil'alamin penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT atas segala limpahan kasih sayang, rahmat dan hidayahNya sehingga
penyusunan tesis yang berjudul
Terhadap Kadar High-Mobility Group Box 1, Pro-Adrenomedullin dan
Interleukin-17 Serum Mencit Model Sepsis Tahap Awal Induksi
ini dapat terselesaikan. Penelitian ini untuk memenuhi
sebagian persyaratan dalam menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis
I bidang Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan
penghargaan yang tinggi kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kemudahan penulis dalam melaksanakan
pendidikan Pasca Sarjana Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat
utama Biomedik.
2. R. Basoeki Soetardjo, drg. MMR, sebagai Direktur RSUD Dr. Moewardi
beserta seluruh jajaran staf direksi yang telah berkenan dan mengijinkan untuk
menjalani program pendidikan PPDS I Ilmu Penyakit Dalam.
3. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S, sebagai Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf atas kebijakannya yang
mendukung dalam penulisan penelitian tesis ini.
4. Dr. Hari Wujoso, dr. SpF. MM, sebagai Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga sekaligus sebagai pembimbing II yang telah memberikan
dorongan dan arahan kepada penulis untuk pelaksanaan serta penulisan tesis
ini.
5. Ari Natalia Probandari, dr., MPH., PhD, sebagai Sekretaris Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga minat utama Ilmu Biomedik yang telah
memberikan dorongan kepada penulis untuk pelaksanaan dan penulisan tesis
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
6. Prof. Dr. H. Zainal Arifin Adnan, dr. SpPD-KR, FINASIM, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan kemudahan dan dukungan kepada penulis selama menjalani
pendidikan PPDS I Ilmu Penyakit Dalam.
7. Prof. Dr. HA. Guntur Hermawan, dr. SpPD-KPTI, FINASIM, selaku Kepala
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RSUD Dr Moewardi dan selaku
pembimbing I yang telah yang telah memberikan ide, membimbing dan
memberi pengarahan dalam penyusunan tesis ini, serta memberikan ijin dan
bimbingan sehingga tugas penulisan tesis ini terwujud.
8. Prof. Dr. HM. Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM, selaku Ketua
Program Studi PPDS I Ilmu Penyakit Dalam dan selaku pembimbing II yang
telah mendidik dan memberikan kemudahan penulis dalam melaksanakan
pendidikan.
9. Drs. Sumardi, MM, selaku pembimbing statistik yang telah sabar
membimbing dan membrikan pengarahan dalam penyusunan tesis.
10. Seluruh staf pengajar Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RSUD Dr Moewardi
Surakarta. Prof. Dr. HA. Guntur Hermawan, dr. SpPD-KPTI, FINASIM; Prof.
Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. SpPD-KR, FINASIM; Prof. Dr. Djoko Hardiman,
dr. SpPD-KEMD, FINASIM; Prof. Dr. HM. Bambang Purwanto, dr. SpPD-
KGH, FINASIM; Suradi Maryono, dr. SpPD-KHOM, FINASIM; Sumarmi
Soewoto, dr. SpPD-KGER, FINASIM; Tatar Sumandjar, dr. SpPD-KPTI,
FINASIM; Tantoro Harmono, dr. SpPD-KGEH, FINASIM; Tri Yuli Pramana,
dr. SpPD-KGEH, FINASIM; P. Kusnanto, dr. SpPD-KGEH, FINASIM; Dr.
Sugiarto, dr. SpPD, FINASIM; Supriyanto Kartodarsono, dr. SpPD-KEMD,
FINASIM; Supriyanto Muktiatmojo, dr. SpPD, FINASIM; Dhani Redhono,
dr, SpPD-KPTI, FINASIM; Wachid Putranto, dr. SpPD, FINASIM; Arifin, dr.
SpPD, FINASIM; Fatichati B, dr. SpPD; Agung Susanto, dr. SpPD; Arief
Nurudin, dr. SpPD; Agus Joko Susanto, dr. SpPD; Yulyani W, dr. SpPD; Sri
Marwanta, dr. SpPD, MKES; Aritantri, dr. SpPD; Bayu Basuki Wijaya, dr.
SpPD, MKES; Eva Niamuzisilawati, dr. SpPD, MKES; Evi Nurhayatun, dr.
SpPD. MKES; R. Satrio, dr. SpPD. MKES yang telah memberi dorongan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
bimbingan dan bantuan dalam segala bentuk sehingga penulis bisa
menyelesaikan penyusunan tesis ini.
11. Seluruh Staf dan Karyawan Laboratorium Biokimia FK UNS, yang telah
memberikan dorongan baik moril maupun meteriil selama menjalani
pendidikan PPDS I Ilmu Penyakit Dalam.
12. Seluruh teman sejawat Residen Penyakit Dalam yang telah memberikan
dukungan dan bantuan kepada penulis baik dalam penelitian ini maupun
selama menjalani pendidikan.
13. Seluruh Staf dan Tenaga Laboran Laboratorium Histologi dan Laboratorium
Biomedik FK UNS yang telah memberikan bantuan atas terlaksananya
penelitian ini.
14. Istri, anak-anak, orang tua, mertua, dan saudara yang telah memberikan
dorongan baik moril maupun meteriil selama menjalani pendidikan PPDS I
Ilmu Penyakit Dalam.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu atas terlaksananya penelitian ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan tesis ini
banyak terdapat kekurangan, untuk itu penyusun mohon maaf dan sangat
mengharapkan saran dan kritik dalam rangka perbaikan penulisan penelitian tesis
ini.
Surakarta, Desember 2014
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
Diding Heri Prasetyo. 2014. Kajian Terapi Kortikosteroid Dosis Rendah Terhadap Kadar High-Mobility Group Box 1, Pro-Adrenomedullin dan Interleukin-17Serum Mencit Model Sepsis Tahap Awal Induksi Lipopolisakarida. TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. dr. H. A. Guntur Hermawan, SpPD-KPTI, FINASIM, Pembimbing II: Prof.Dr. dr. HM Bambang Purwanto, Sp.PD-KGH, FINASIM.Program Studi Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Latar BelakangPenggunaan kortikosteroid dosis rendah pada penatalaksanaan sepsis tahap
awal masih diperdebatkan. Pemberian kortikosteroid dosis rendah pada sepsis dapat mengurangi respons inflamasi sitemik, menghambat produksi sitokin pro-inflamasi dan mediator inflamasi, serta menurunkan adhesi leukosit ke endotel.High-mobility group box 1 (HMGB1) mengaktivasi NF-kB sehingga menginduksirespons inflamasi. Proadrenomedulin (pro-ADM) merupakan prediktor keparahan sepsis. IL-17 merupakan regulator respons inflamasi dan mengkoordinasikan sistem imun bawaan dan adaptif pada proses inflamasi.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kortikosteroid dosis rendah terhadap kadar HMGB1, pro-ADM dan IL-17 pada sepsis tahap awal.Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris, dengan sampel 24 ekor mencit Balb/C jantan yang dibagi menjadi kelompok kontrol, sepsis, dan sepsis+kortikosteroid dosis rendah. Untuk membuat model sepsis,hewan coba diinokulasi lipopolisakarisa/LPS (E. Coli) dosis 0,1 mg/mencit secaraintraperitoneal (i.p). Kortikosteroid dosis rendah yang digunakan adalah metilprednisolon dosis 0,05 mg/mencit/12 jam secara i.p. Mencit kontrol tidak diinokulasi selama penelitian. Kadar HMGB1, pro-ADM dan IL-17 serum ditentukan menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Uji kadar HMGB1, pro-ADM dan IL-17 serum menggunakan analysis of variance (Anova) dan untuk menentukan perbedaan kemaknaan digunakan p<0,05.Hasil Penelitian
Kortikosteroid dosis rendah secara bermakna menurunkan kadar HMGB1 (408,7±68,2 pg/mL vs 494,1±77,7 pg/mL; p =0,033), pro-ADM (33,0±2,7 pg/mL vs 48,5±5,7 pg/mL; p<0,001) dan IL-17 (33,3±3,7 pg/mL vs 47,1±5,5 pg/mL; p<0,001) dibandingkan kelompok sepsis. Perbedaan respons sekresi protein HMGB1, Pro-ADM dan IL-17 setelah pemberian steroid dosis rendah pada sepsis tahap awal, masing-masing adalah pro-ADM paling responsif (r = -0,882; p <0,01), IL-17 (r = -0,844; p <0,01) dan HMGB1 (r = -0,530; p =0,035).Kesimpulan
Kortikosteroid dosis rendah menurunkan kadar HMGB1, pro-ADM dan IL-17 pada sepsis tahap awal.
Kata kunci: adrenomedulin, HMGB1, IL-17, kortikosteroid, sepsis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
Diding Heri Prasetyo. 2014. Analysis of Effect of Low-Dose Corticosteroid onLevels of High-Mobility Group Box 1, Pro-Adrenomedullin and Interleukin-17Serum in Mice Model of Early Sepsis induced by lipopolysaccharide. THESIS. Supervisor I: Prof. Dr. dr. H. A. Guntur Hermawan, SpPD-KPTI, FINASIM, Supervisor II: Prof.Dr. dr. HM Bambang Purwanto, Sp.PD-KGH, FINASIM.Program Study of Medical Family, Post-graduate Program of Sebelas Maret University Surakarta.
ABSTRACT
BackgroundThe use of low-dose corticosteroids in the management of early stage of
sepsis is still debated. Low-dose corticosteroids in sepsis can reduce the systemicinflammatory response, inhibiting the production of pro-inflammatory cytokine,inflammatory mediators, and decrease adhesion of leukocytes to the endothelium.High-mobility group box 1 (HMGB1) activates NF-kB that induce an inflammatory response. Proadrenomedulin (pro-ADM) is a predictor of the severity of sepsis. IL-17 is a regulator of inflammatory responses and coordinating innate and adaptive immune system in inflammatory processes.Objectives
This study aimed to analyze the effects of the use of low-dosecorticosteroids on the levels of HMGB1, pro-ADM and IL-17 in early sepsis.Methods
This study was an experimental research laboratory, with 24 male Balb/C mice which were divided into control, sepsis, and sepsis+low-dose corticosteroidsgroups. Sepsis was induced in the male Balb/C mice by inoculating with an intraperitoneally (i.p) injection of lipopolysaccharide/LPS (E. Coli) dose of 0.1mg/mice/i.p., for sepsis mice model. Control mice were not inoculated during the study. Low-dose corticosteroids being used is methyl prednisolone at a dose of0.05 mg/mice/12hours/i.p. HMGB1, pro-ADM and IL-17 serum level was measured with enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). One way analysis of variance (Anova) for HMGB1, pro-ADM and IL-17 serum level and p<0.05 were used to determine the significant differences.Results
Low-dose corticosteroids significantly decreased HMGB1 (408.7±68.2 pg/mL vs 494.1±77.7 pg/mL; p =0.033), pro-ADM (33.0±2.7 pg/mL vs. 48.5±5.7pg/mL; p <0.001) and IL-17 (33.3±3.7 pg/mL vs 47.1±5.5 pg/mL; p <0.001) respectively compared sepsis group. The difference in response to protein secretion of HMGB1, pro-ADM and IL-17 after the administration of a low dose of steroids in early sepsis are the most responsive pro-ADM (r = -0.882; p <0.01), IL-17 (r = -0.844; p <0.01) and HMGB1 (r = -0.530; p = 0.035) respectively.Conclusions
The use of low-dose corticosteroids reduce levels of HMGB1, pro-ADM and IL-17 in early sepsis.
Key words: adrenomedullin, corticosteroids, HMGB1, IL-17, sepsis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
DAFTAR ISI
Halaman
... i
HALAMAN PENGESAHAN ii
iii
... iv
KATA . v
.. viii
ix
... x
.. xiii
DAFTAR TABEL .. xiv
DAFTAR xv
BAB I. 1
A. 1
B. 5
C. 5
D. . 6
BAB II. 8
A. 8
1. 8
a. Definisi 8
b. 10
c. 11
2. Peran high-mobility group box 1 pada sepsis 20
a. 23
3. Peran pro-adrenomedulin pada sepsis . 27
4. Peran IL-17 pada sepsis .. 30
a. Struktur dan fungsi IL-17 ... 31
5. Terapi kortikosteroid pada sepsis 33
6. Nuclear factor-kappa B 41
7. Hewan coba model sepsis ... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
a. Model non-bedah 44
1) Model aplikasi endotoksin 44
2) Model pemberian patogen intravaskuler ... 46
b. Model bedah 47
1) Model cecal ligation and puncture 482) Model insersi stent pada kolon asenden ... 49
3) Model implantasi patogen 49
B. 50
C. 52
1. Kerangka konseptual 522. Penjelasan (narasi) kerangka konseptual
penelitian 53D. Hipotesis Penelitian 55
57
A. Tempat dan Waktu Penelitian 57
B. Jenis Penelitian 57
C. Subjek Penelitian dan Besar Sampel ..................... 59
D. Variabel Penelitian dan Definisi operasional ...... 60
1. Klasifikasi variabel penelitian 60
2. Definisi operasional variabel 61
E. Teknik Pengumpulan Data .................................... 63
F. Teknik Pendeteksian dan Pengukuran Data .......... 65
66
67
A. Hasil Penelitian 67
1. 67
2. 693. Analisis pengaruh steroid terhadap kadar
HMGB1, Pro-ADM dan IL-17 7081
1. 81
2. 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
a. Pengaruh pemberian kortikosteroid dosis rendah terhadap kadar HMGB1 pada sepsis tahap awal 83
b. Pengaruh pemberian kortikosteroid dosis rendah terhadap kadar proADM pada sepsis tahap awal 85
c. Pengaruh pemberian kortikosteroid dosis rendah terhadap kadar IL-17 pada sepsis tahap awal 87
d. Perbedaan respons sekresi protein HMGB1, pro-ADM dan IL-17 terhadap pemberian kortikosteroid dosis rendah pada sepsis tahap awal 90
3. 90
4. 91
5. 92
93
A. 93
B. 93
C. 94
DAFTAR PUSTAKA 95
105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Jalur sinyal TLR pada mamalia 13
Gambar 2.2 Proses intraseluler pada sistem pertahanan alamiah 15
Gambar 2.3 Imunopatogenesis sepsis 17
Gambar 2.4 Respons tubuh terhadap molekul berbahaya 21
Gambar 2.5 22
Gambar 2.6 24
Gambar 2.7 Jalur sinyal HMGB1 pada sepsis 25
Gambar 2.8 Mediator awal dibandingkan akhir dari septik yang mematikan 26
Gambar 2.9 Struktur adrenomedulin 29
Gambar 2.10 Diferensiasi sel Th17 32
Gambar 2.11 Aktivasi ekspresi gen anti-inflamasi pada kortikosteroid dosis tinggi 34
Gambar 2.12 Penekanan aktivasi ekspresi gen inflamasi pada kortikosteroid dosis rendah 36
Gambar 2.13 Efek penghambatan kortikosteroid pada aktivasi NF- B 37
Gambar 2.14 Peran steroid dosis rendah dalam penatalaksanaan sepsis 39
Gambar 2.15 Mekanisme kerja reseptor glukokortikoid 43
Gambar 2.16 52
Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian 58
Gambar 3.2 Kerangka operasional kajian molekuler steroid dosis rendah terhadap kadar HMGB1, pro-ADM, IL-17mencit Balb/C model sepsis 64
Gambar 4.1 Kadar HMGB1 masing-masing kelompok perlakuan ... 72
Gambar 4.2 Kadar pro-ADM masing-masing kelompok perlakuan ... 75
Gambar 4.3 Kadar IL-17 masing-masing kelompok perlakuan ........ 78
Gambar 4.4 Aspek-aspek Nilai-nilai Kebaruan 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kriteria SIRS, sepsis, sepsis berat dan syok septik berdasarkan konsensus ACCP/SCCM tahun 1991 8
Tabel 2.2 Kriteria sepsis berdasarkan konsensus SCCM/ACCP/ 9
Tabel 2.3 Aksi glukokortikoid selama respons 38
Tabel 2.4 Dosis ekuivalen kortikosteroid dosis rendah 40
Tabel 3.1 Jadwal penelitian 57
Tabel 4.1 Deskripsi dan Uji Normalitas Data Variabel Kadar HMGB1, Pro-ADM dan IL-17 Berdasarkan Kelompok Sampel 69
Tabel 4.2 Variasi atau Perbedaan Tiga Rerata Kadar HMGB1 menurut Kelompok Sampel 71
Tabel 4.3 Penelusuran Beda Dua Rerata Kadar HMGB1 antar 73
Tabel 4.4 Variasi atau Perbedaan Tiga Rerata Kadar Pro-ADM menurut Kelompok Sampel 74
Tabel 4.5 Penelusuran Beda Dua Rerata Kadar Pro-ADM antar Kelompok Sampel
76
Tabel 4.6 Variasi atau Perbedaan Tiga Rerata Kadar IL-17 menurut Kelompok Sampel ... 77
Tabel 4.7 Penelusuran Beda Dua Rerata Kadar IL-17 antar Kelompok Sampel 79
Tabel 4.8 Perbandingan Respons Variabel Kadar HMGB1, Pro-ADM dan IL-17 Setelah Pemberian Steroid Dosis Rendah pada Sepsis Awal 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
DAFTAR SINGKATAN
ACCP : american collage of chest physicians
ADM : adrenomedulin
AGEPs : advanced glycation end products
AMP : adenosine monophosphate
AP-1 : activator protein 1
APACHE II : acute physiology and chronic health evaluation
APC : antigen presenting cell
CARS : compensatory anti-inflammatory response syndrome
CASP : colon ascendens stent peritonitis
CBP : cAMP-response-element-binding-protein
CD : clusters of differentiation
CFU : colony-forming unit
CLP : caecal ligation and puncture
COX2 : cyclooxygenase
CREB : cyclic AMP-responsive element-binding protein
CRP : C-reactive protein
CSF : coloni stimulating factor
DAMPs : damage associated molecular patterns
DC : dendritic cells
DIC : disseminated intravascular coagulation
DNA : deoxyribonucleic acid
dsRNA : double-stranded RNA
ELISA : enzyme-linked immunosorbent assay
G-CSF : granulocyte colony-stimulating factor
GILZ : glucocorticoid-induced leucine zipper
GM-CSF : granulocyte-macrophage colony-stimulating factor
GREs : glucocorticoid response elements
GRO- : growth regulated oncogene-alpha
GRs : glucocorticoid receptors
HAT : histone acetyltransferase
HDAC2 : histone deacetylase-2
HLA : human leucocyte antigen
HMGB1 : high-mobility group box 1
HPA : hipotalamus-pituitari-adrenal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
Hsp : heat shock factor
ICU : intensive care unit
IFN : interferon-
IKB : inhibitor of NF-
IKK : inhibitor of NF-
IL : interleukin
iNOS : inducible nitric oxide synthase
IRAKs : IL-1R-associated kinases
IRFs : interferon-regulatory factors
JNK : JUN N-terminal kinase
LBP : lipopolysaccharide binding protein
LD50 : lethal dose 50%
LDL : low-density lipoprotein
LPS : lipopolysaccharide
MAL : MYD88-adaptor-like
MAPKs : mitogen-activated protein kinases
MARS : mixed antagonist response syndrome
MHC : major histocompability complex
MIF : macrophage migration inhibitory factor
MKK : MAP kinase kinase
MKP : mitogen-activated protein kinase phosphatase
MOF : multiple organ failure
mRNA : messenger RNA
MR-proADM : mid-regional pro-adrenomedullin
MyD88 : myeloid differentiation 88
NF- B : nuclear factor kappa beta
NICU : neonatal intensive-care unit
NK : natural killer
NLS : nuclear localization signal
NO : nitric oxide
PAF : platelet activating factor
PAMPs : pathogen-associated molecular patterns
pCAF : p300/CBP-activating factor
PGE2 : prostaglandin E-2
PI3K : phosphoinositide 3-kinases/AKT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvii
PICU : pediatric intensive care unit
PRRs : pattern recognition receptors
RAGE : receptor for advanced glycation end-product
RIP1 : receptor-interacting protein 1
RNA : ribonucleic acid
rRNA : ribosomal RNA
SAPS II : simplified acute physiology score
SCCM : society of critial care medicine
SIRS : systemic inflammatory response syndrome
SLPI : secretory leukoprotease inhibitor
SRC : steroid receptor coactivator
ssRNA : single-stranded RNA
sTNFR : soluble tumour necrosis factor receptor
TAB : TAK1-binding protein
TAK -activated kinase
TBK1 : TANK-binding kinase 1
TCR : T-cell receptor
TGF : transforming growth factor
Th : T helper
TIR : Toll IL-1-resistence
TLRs : Toll-like receptors
TMB : tetramethylbenzidine
TNF- : tumor necrosis factor-
TRAFs : TNF receptor-associated factors
TREM-1 : triggering receptor expressed on myeloid cells-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepsis adalah suatu sindroma klinik sebagai manifestasi proses inflamasi
imunologik yang terjadi karena adanya respons tubuh (imunitas) berlebihan
terhadap rangsangan produk mikroorganisme (Guntur, 2008). Sepsis dan sepsis
berat merupakan penyebab paling umum kematian pasien sakit kritis di unit
perawatan intensif (ICU) dengan biaya perawatan yang mahal. Oleh karena itu,
sepsis dan sepsis berat merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting.
Insiden sepsis terus meningkat, meskipun sejumlah besar penelitian baik ilmu
klinis dan dasar telah dikembangkan, pengobatan sepsis berat dan syok septik
tetap menjadi tantangan bagi para klinisi (Cioffi dan Connolly, 2014). Mortalitas
sepsis di Indonesia masih sangat tinggi, hasil penelitian selama Januari Desember
2007 di bagian PICU/NICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi
Surakarta-Indonesia, tingkat mortalitas sepsis sebesar 50,2% (Pudjiastuti, 2008).
Perubahan patofisiologis di mikrovaskular secara bermakna mempengaruhi
morbiditas dan mortalitas sepsis. Penelitian menunjukkan sejumlah sitokin
dilepaskan sel inflamasi yang diaktifkan lipopolisakarida (LPS) selama terjadinya
respons endotoksin (De Backer dkk., 2014). Sepsis dicirikan sebagai
ketidakseimbangan antara sitokin proinflamasi seperti tumor necrosis factor-
(TNF- ), interleukin-1 (IL-1 ), IL-6, IL-12, interferon- (IFN ), dan