kajian sedimentasi dengan model musle pada das … · observasi das babon sy = 79,81 (q.qp)0,02...
TRANSCRIPT
i
KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE
PADA DAS BABON PROPINSI JAWA TENGAH
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Geografi
Oleh :
Tita Eka Sari
NIM. 3250406026
Geografi
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Purwadi Suhandini, M.Su. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si.
NIP: 194711031975011 001 NIP: 1962081119188032 002
Mengetahui: Ketua Jurusan Geografi,
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP: 19620904 1989011 001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Senin
Tanggal : 9 Mei, 2011
Penguji Utama
Drs. Suroso, M.Si NIP: 19600402 1986011 001
Penguji I Penguji II
Drs. Purwadi Suhandini, M.Su. Dr.Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si. NIP: 19471103 1975011 001 NIP: 1962081119188032 002
Mengetahui: Dekan,
Drs. Subagyo, M.Pd.
NIP: 19510808 1980031 003
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Tita Eka Sari NIM: 3250406026
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
”Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan
takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi
orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dalam
kemajuan selangkahpun” (Bung Karno).
”Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan
agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat
menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan
seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan
rendah hati” (Einstein).
”Saya lebih menyukai sesuatu yang saya dapat dari proses
yang cukup panjang, daripada sesuatu secara spontan tapi
tidak maksimal” (Anonimous).
Karya ini kupersembahkan kepada:
- Bapak dan Mbak Neneng.
- Momy dan adik Adi Rahman tsani.
- Kel. besar Alm. Kakung Abu dan Almh. Simbok Sijam.
- Almamaterku
- Class of Geographi ’06.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat beserta
hidayahnya, penulisan skripsi ini telah selesai sebagaimana mestinya. Kegiatan
penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat utama kelulusan untuk memperoleh
gelar sarjana geografi. Selain itu, penulisan skripsi ini adalah sebagai upaya
pematangan ilmu yang di dapat selama masa perkuliahan, untuk dapat diterapkan
di dalam dunia kerja bahkan di dalam hidup bermasyarakat. Dan puji syukur
Alhamdulillah, penyusunan skripsi yang berjudul ”Kajian Sedimentasi dengan
Model MUSLE Pada DAS Babon” telah selesai.
Atas terselenggaranya kegiatan ini, tak lupa penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap pihak-pihak
yang telah mernbantu dalam kegiatan ini dari awal pelaksanaan hingga akhir
kegiatan, kepada:
1. Drs. Subagyo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang.
2. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. selaku Ketua Jurusan Geografi
Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Purwadi Suhandini, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I penulisan
skripsi.
4. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si. selaku Dosen Pembimbing II
penulisan skripsi.
5. Drs. Suroso, M.Si. selaku penguji utama sidang ujian skripsi.
6. Kepala OP DAS Pemali Jragung beserta Staff.
7. Bapak lbu Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang.
8. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam pelaksanaan
penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.
vii
9. Temen-temen Kost Kawula Alit, Evi, Astri, Tim-tim, Indana, Nur,
Apit, Dyah, Meyrina, makasih buat keceriaan yang selama ini
dihadirkan.
10. Dearest Gun.
Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan yang luput
dari perhatian penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan skripsi ini.
Semarang,
Tita Eka Sari NIM: 3250406026
viii
SARI
Tita Eka Sari. 2011 Kajian Sedimentasi dengan Model MUSLE Pada DAS
Babon. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci: Model MUSLE, Hidrograf Aliran, Debit Puncak, Volume
Total Aliran, Sedimentasi.
Berkurangannya daerah resapan air hujan akibat pembukaan lahan di DAS Babon bagian hulu akan memperbesar volume aliran yang selanjutnya menambah
material yang terangkut pada suatu aliran sungai dan laju erosi pada hulu DAS Babon selanjutnya mengendap di dasar sungai. Besarnya transport sedimen dalam
aliran sungai merupakan fungsi dari suplai sedimen dan energi aliran sungai. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung Tebal aliran (Q) dan Debit puncak
(qp) berdasarkan hidrograf aliran, menghitung Tebal aliran dengan metode SCS dan Debit puncsk dengan metode Rasional, menghitung hasil debit sedimen
dengan pengukuran di lapangan, menghitung hasil sedimen dengan MUSLE Observasi dan menghitung hasil sedimen dengan MUSLE dalam penelitian ini.
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Sub DAS Gung dan Sub DAS Pengkol yang merupakan bagian dari DAS Babon yang secara administrasi masuk
dalam Kecamatan Ungaran, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Tembalang, dengan objek penelitian berupa sedimentasi tiap kejadian hujan antara bulan Mei
sampai dengan November dengan kejadian hujan terpilih (yang mempengaruhi kenaikan TMA). Data yang digunakan dalam penelitin meliputi data Primer dan
data Sekunder. Data Primer yang diperoleh dengan pengukuran dan pengamatan di lapangan seperti, Sampel Tanah, Kemiringan lereng, dan pengamatan
penggunaan lahan serta pola pengunaan lahan. Data Sekunder yang diperoleh dari instansi tertentu antara lain, data Curah Hujan, data Konsentrasi Sedimendata,
data Debit dan TMA rekaman AWRL. Tahap pertama analisis data dalam penelitian ini adalah membuat hidrograf aliran. Analisa hidrograf aliran dilakukan
untuk memperoleh Tebal aliran langsung dan debit puncak aliran tiap kejadian hujan, selain itu Tebal aliran langsung dan debit puncak yang berasal dari
Hidrograf aliran ini juga digunakan sebagai pembanding bagi debit puncak dan Tebal aliran langsung hasil metode Rasional dan SCS.
Aliran permukaan yang dihasilkan oleh hujan sesaat dapat dihitung secara tidak langsung dengan membuat grafik hubungan TMA dan Debit atau Discharge
Rating Curve, persamaan rating curve untuk daerah penelitian adalah Q = 31,22 (H)
1,51. Tahap kedua menganalisis data Laboratorium untuk sampel sedimen.
Data dari debit aliran dan debit sedimen melayang untuk berbagai kenaikkan debit aliran yang dilakukan akan didapatkan grafik hubungan antara debit aliran dan
debit sedimen melayang lengkung debit sedimen melayang (suspended rating curve), persamaan untuk debit sedimen adalah Qs = 0,00145 (Q)
0,0652. Analisis
Debit puncak (qp) dengan metode Rasional digunakan sebagai salah satu faktor
ix
dalam rumus MUSLE karena, teknik ini cukup memadai dan mudah untuk
menghitung besarnya qp. Analisis keempat dengan metode SCS, metode ini mengkaitkan karakteristik DAS seperti tanah, vegetasi dan tata guna lahan dengan
bilangan kurva larian CN (Curve Number) yang menunjukan potensi air larian untuk curah hujan tertentu. Analisis kelima adalah menghitung MUSLE
Observasi, sebelum menghitung MUSLE Observasi terlebih dahulu membuat persamaan untuk MUSLE Observasi, dari hasil analisis persamaan MUSLE
Observasi DAS Babon Sy = 79,81 (Q.qp)0,02
K,LS,CP. Faktor Q dan qp dalam MUSLE Observasi berasal dari perhitungan Hidrograf aliran. Analisis keenam
dalam perhitungan hasil sedimen pada DAS Babon adalah menghitung MUSLE Prediksi dari rumus bakunya Sy = 11,8 (Q.qp)
0,56 K,LS,CP. Faktor Q dan qp dari
perhitungan SCS dan metode Rasional. Berdasarkan uji t-tes hasil sedimen observasi dan prediksi tidak ada
perbedaan secara nyata meskipun keduanya tidak ada hubungan atau berdiri sendiri. Perhitungan sedimen yield berdasarkan MUSLE Observasi dan MUSLE
Prediksi tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu mencolok, meski peubah yang digunakan berbeda.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN.................................................................. iii
PERNYATAAN........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... v
PRAKATA.................................................................................................... vi
SARI............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................ x
DAFTAR TABEL.............................................................................. ........... xv
DAFTAR GAMBAR......................................................................... ........... xvi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... ........... xvii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Permasalahan.............................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... 4
1.5. Penegasan Istilah......................................................................... 4 6
1.6. Sistematika Skripsi..................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................ 7
2.1. Permodelan Hidrologi ........................................................... 7
2.2. Tebal Aliran Permukaan Karena Hujan Lebih.......................9
2.3. Debit Puncak.......................................................................... 11
2.4. Sedimentasi............................................................................ 13
2.5. Indeks Erodibilas Tanah........................................................ 14
2.6. Panjang Kemiringan Lereng.................................................. 14
xi
2.7. Indeks Pengelolaan Tanaman................................................ 15
2.8. Indeks Konservasi Tanah....................................................... 15
2.9. Metode Perhitungan Debit Sedimen...................................... 16
BAB III METODELOGI PENELITIAN....................................................... 18
3.1. Lokasi dan Objek Penelitian....................................................... 18
3.2. Variabel Penelitian...................................................................... 18
3.3. Metode Pengumpulan Data......................................................... 18
3.4. Alat dan Bahan............................................................................ 20
3.5. Teknik Analisis Data...................................................................21
3.6. Prosedur Penelitian..................................................................... 23
3.7. Diagram Alir Penelitian.............................................................. 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 27
4.1. Deskripsi Letak dan Batas Wilayah............................................ 27
4.2. Hidrologi..................................................................................... 28
4.3. Jenis Tanah.................................................................................. 29
4.4. Kemiringan Lereng..................................................................... 31
4.5. Geologi dan Geomorfologi......................................................... 32
4.6. Iklim............................................................................................ 33
4.7. Curah Hujan................................................................................ 35
4.8. Penggunaan Lahan...................................................................... 36
4.9. Perhitungan Tebal Aliran dan Debit Puncak
Berdasarkan Hidrograf Aliran..................................................... 37
4.10. Perhitungan Debit Sedimen Lapangan...................................... 39
4.11. Perhitungan Tebal Aliran SCS.................................................. 41
4.12. Perhitungan Debit Puncak Metpde Rasional............................ 45
4.13. Indeks Erodibilitas Tanah......................................................... 46
4.14. Indeks Lereng............................................................................ 49
4.15. Indeks Penutup Lahan dan Pengelolaannya.............................. 49
4.16. Perhitungan Sedimen MUSLE Observasi................................. 50
xii
4.17. Perhitungan Sedimen MUSLE Prediksi.................................... 51
4.18. Pembahasan...............................................................................52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 56
5.1. Kesimpulan................................................................................. 56
5.2. Saran........................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 58
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Luasan Jenis Tanah DAS Babon…….…….…………………… 31
Tabel 4.2. Luasan Kemiringan Lereng DAS Babon…….…………………. 32
Tabel 4.3. Penentuan Tipe Iklim…………………………………………… 34
Tabel 4.4. Tipe Iklim Daerah Penelitian…………………………………… 34
Tabel 4.5. Luasan Lahan Daerah Penelitian……………………………….. 37
Tabel 4.6. Debit Sedimen DAS Babon Hulu………………………………. 41
Tabel 4.7. Penentuan AMC………………………………………………… 41
Tabel 4.8. CN Tertimbang AMC II Daerah Penelitian…………………..… 41
Tabel 4.9. Perhitungan Tebal Aliran Metode SCS………………...……... 43
Tabel 4.10. Nilai C Tertimbang Metode Rasional…………………………. 44
Tabel 4.11. Debit Puncak Metode Rasional……………………………… 45
Tabel 4.12. Kandungan Bahan Organik……………………………………. 46
Tabel 4.13. Analisis Distribusi Ukuran Butir Tanah Tertimbang………….. 46
Tabel 4.14. Nilai Permeabilitas Tertimbang……………………………….. 47
Tabel 4.15. Nilai Indeks Erodibilitas Tanah ………………………………. 47
Tabel 4.16. Nilai Indek Penutup Lahan dan Pengelolaan Tanah…………... 49
Tabel 4.17. Nilai Indeks K,LS,CP…………………………………………. 50
Tabel 4.18. Hasil Sedimen Tiap Kejadian Hujan Berdasarkan
MUSLE Observasi……………………………………………. 50
Tabel 4.18. Hasil Sedimen Tiap Kejadian Hujan Berdasarkan
MUSLE Prediksi……………………………………………… 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Tahapan Perhitungan Limpasan dan Sedimen……………...22
Gambar 3.2. Diagram Alir Sedimen Model MUSLE………..…………….. 25
Gambar 3.3. Diagram Alir Perhitungan Tebal Aliran, Debit Puncak dan Sedimen
Observasi…………………………………………….………. 26
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2.1. Tabel Koefisien Runoff Didasarkan
Pada Daerah Pengalirannya.................................................. 59
Lampiran 2.1. Tabel Nilai Koefisien Runoff Untuk Metode......................... 59
Lampiran 2.1. Tabel Bilangan Kurva (CN) II Metode SCS
Berbagai Penutup Lahan....................................................... 60
Lampiran 2.1. Tabel Grup Hidrologi............................................................. 61
Lampiran 2.1. Tabel Kondisi AMC I dan II.................................................. 61
Lampiran 2.1. Tabel Penilaian Ukuran Butir Tanah (M) Berdasarkan
Kelas Tekstur USDA............................................................. 62
Lampiran 2.1. Tabel Kelas Kandungan Bahan Organik................................ 62
Lampiran 2.1. Tabel Indeks Struktur Tanah.................................................. 62
Lampiran 2.1. Tabel Kelas Permeabilitas Tanah........................................... 62
Lampiran 2.1. Tabel Penentuan Nilai Konstanta m Pada Lereng.................. 62
Lampiran 2.1. Tabel Nilai Indeks CP berbagai Pengelolaan Tanaman......... 63
Lampiran 2.1. Tabel Nilai Indeks P menurut Persamaan USLE................... 63
Lampiran 4.1. Gambar Batas DAS Daerah Penelitian................................... 64
Lampiran 4.2. Gambar Jenis Tanah Daerah Penelitian........................... 65
Lampiran 4.3. Gambar Kemiringan Lereng Daerah Penelitian.................... 66
Lampiran 4.4. Gambar Geologi Daerah Penelitian........................................ 67
Lampiran 4.5. Gambar Poligon Thiessen Daerah Penelitian......................... 68
Lampiran 4.6. Gambar Penggunaan Lahan Daerah Penelitian...................... 69
Lampiran 4.1 Tabel Data Curah Hujan Harian Tahun 2010 Daerah
Penelitian................................................................................70
Lampiran 4.2 Tabel Perhitungan Persamaan Discharge Rating
Curve DAS Babon Berdasarkan Hujan Terpilih.................... 74
Lampiran 4.3 Tabel Perhitungan Persamaan Discharge
Rating Curve.......................................................................... 72
Lampiran 4.3 Tabel Perhitungan Persamaan Sediment Discharge
xvi
Rating Curve.......................................................................... 77
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak
(Qp) Dan Hasil Sediment Terangkut (Qs) Berdasarkan
Hidrograf Aliran Tiap Kejadian Hujan................................ 79
Lampiran 4.4 Tabel Analisis Debit Puncak Metode Rasional....................... 124
Lampiran 4.4 Tabel Persamaan MUSLE Observasi...................................... 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan tata guna lahan dan praktek pengelolaan DAS juga
mempengaruhi terjadinya erosi dan pada gilirannya, akan mempengaruhi kualitas
air (Asdak, 2005:338).
Terjadinya erosi, banjir, kekeringan, pendangkalan sungai, waduk serta
jaringan irigasi merupakan kenyataan bahwa sedemikian merosotnya kondisi
hidrologis dan makin buruknya mutu sumber daya alam di hampir semua wilayah
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia. Dengan kondisi yang demikian usaha -
usaha pengelolaan wilayah DAS pada saat ini dirasakan kurang efektif dan kurang
efisien, keadaan ini tercermin dengan masih belum terkendalinya banjir di musim
hujan, terjadinya kekeringan dimusim kemarau dan menurunnya kualitas air.
Sementara itu, apabila dalam prakteknya pengelolaan DAS dan
penerapan tata guna lahan yang tidak dilakukan secara terpadu dan tidak
terencana dengan baik, maka dapat mempengaruhi proses terjadinya erosi dan
sedimentasi sebagai salah satu permasalahan yang sering terjadi selain dari
masalah banjir yang melanda kota-kota besar di Indonesia akhir-akhir ini. Dilain
pihak permasalahan banjir umumnya disebabkan karena tingginya intensitas hujan
yang terjadi dan sistem DAS yang telah rusak sehingga menyebabkan respon
DAS menjadi berkurang dan juga terjadinya pendangkalan sungai akibat
2
sedimentasi. Sedimentasi selain menyebabkan pendangkalan sungai, juga dapat
menyebakan pendangkalan di muara pantai dan perubahan garis pantai.
Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu tempat yang
tererosi disebut sedimen. Sedangkan sedimentasi (pengendapan) adalah proses
terangkutnya/terbawanya sedimen oleh suatu limpasan/aliran air yang mengendap
pada suatu tempat yang kecepatan airnya melambat atau terhenti seperti pada
saluran sungai, waduk, danau maupun kawasan tepi teluk/laut (Arsyad, 1989).
Erosi dapat mempengaruhi produktivitas lahan yang biasanya mendominasi DAS
bagian hulu dan dapat memberikan dampak negatif pada DAS bagian hilir (sekitar
muara sungai) berupa hasil sedimen, untuk melihat kondisi yang terjadi, maka
studi erosi dan sedimentasi dilakukan guna untuk mengetahui daerah-daerah yang
telah mengalami lahan kritis akibat erosi dan juga pemantauan sedimentasi yang
terjadi di sungai sebagai yil sedimen akibat erosi
Wilayah DAS Babon secara hidrologis meliputi Sub DAS Gung dan Sub
DAS Pengkol yang luasnya hampir 50% dari luas total DAS Babon. Bagian hulu
DAS Bbaon secara geomorfologis termasuk dalam wilayah yang tingkat bahaya
erosinya berat hingga sangat berat, menurut perkiraan BRLKT (1991) tingkat
erosi palin berat mencapai angka diatas 500 ton/ha/tahun atau sekitar 15 mm/th.
Hasil perkiraan Departemen Kehutanan tahun 1991 menunjukkan bahwa Sub
DAS Pengkol ini merupakan salah satu penyumbang sedimen yang terbesar
dengan potensi erosinya mencapai 265 ton/ha/th, jauh lebih besar dibandingkan
dengan Sub DAS Gung sekitar 149,77 ton/ha/th dan Sub DAS Babaon Hilir
sekitar 118 ton/ha/th (Tukidal Yunianto, 2003:83).
3
1.2. Permasalahan
Salah satu faktor yang menyebabkan erosi adalah hujan, aliran hujan
akan membawa material terangkut menuju daerah tangkapan sungai yang
akhirnya terendapkan. Beberapa penelitian untuk menduga besarnya sedimen
telah banyak dilakukan antara lain dengan Metode MUSLE, permasalahannya
apabila penerapan yang dihasilkan dari Negara lain seringkali tidak sesuai dengan
daerah penelitian karena perbedaan karakteristik wilayahnya Hasil penelitian dari
BP DAS Pemali Jratun menyatakan kekritisan lahan untuk wilayah DAS Babon
memiliki lahan kritis sebesar 16,78 % dari luas wilayah DAS Babon yaitu 24.583
ha. Perubahan tata guna lahan akan mempengaruhi debit aliran apabila hujan
datang, curah hujan yang tinggi akan berasosiasi dengan hidrograf aliran yang
tentunya akan berpengaruh terhadap debit sedimen di daerah tangkapan air.
berdasarkan ketersedian data-data mengenai debit aliran sungai dalam discharge
rating curve dan debit sedimen sungai dalam sediment rating curve yang terlebih
dahulu dilakukan pengukuran lapangan (bulan mei sampai oktober) dan uji
laboratorium mengenai massa sedimen sebagai data pembanding. Metode
MUSLE ( Modified Universal Soil Loss Equation) merupakan modifikasi metode
USLE yang ditujukan untuk menghitung hasil sedimen yang disebaban kejadian
hujan (strom) (William, 1982 dalam Gunendro, 1996:2).
Berdasarkan uraian permasalahan diatas batasan masalah yang dikaji
dalam penelitian ini adalah.
1. Berapakah hasil sedimen (sediment yield) tiap kejadiana hujan pada
DAS Babon?
4
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Menghitung dan mengetahui hasil sedimen (sediment yield) yang
dihasilkan oleh DAS Babon berdasarkan kejadian hujan dengan
metode MUSLE.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
akademik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Beberapa manfaat
penelitian ini adalah.
1. Hasil penelitian ini bagi pemerintah daerah Semarang dapat sebagai
masukan dan informasi dalam rencana kebijakan dalam pengelolaan DAS
dan keberlanjutan fungsinya DAS di daerah tangkapan air.
1.5. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian yang berjudul “KAJIAN
SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE PADA DAS BABON”
dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam menangkap isi dan
memperoleh gambaran dari objek yang dikaji. Adapun istilah yang diperlukan
penegasannya antara lain.
1. Model MUSLE
Model MUSLE merupakan metode untuk memprediksi hasil sedimen yang
keluar dari DAS yang disebabkan oleh kejadian hujan (storm).
5
2. Sedimentasi
Sedimen merupakan material atau fragmen yang terangkut melalui proses
suspensi maupun oleh air atau angin (Chow, 1964 dalam Murtiono,
2008:11). Hasil sedimen (sedimen yield) adalah besarnya sedimen yang
berasal dari erosi yang terjadi di cathment area yang diukur pada periode
waktu tertentu dan tempat tertentu.
3. DAS Babon
DAS Babon adalah bagian dari Satuan Pengelolaan DAS Bodri Jragung.
Luas wilayah DAS Babon seluas 24.583,38 ha dengan panjang sungai
utama 33,76 km. DAS Babon mempunyai 3 Sub DAS yaitu, Sub DAS
Babon Hilir seluas 9.201,76 ha (37,43%); Sub DAS Pengkol seluas
7.009,65 (28,51%); Sub DAS Gung seluas 8.371,97 (34,06%). Pada
penelitian ini kajian dibatasi pada Sub DAS Pengkol dan Sub DAS Gung.
1.6. Sistematika Skripsi
Skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Bagian
Awal (prawacana), Bagian Pokok, dan Bagian Akhir.
1. Bagian Awal
Halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,
pernyataan, motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar dabel,
daftar gambar dan daftar lampiran.
6
2. Bagian Pokok
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, permasalahan,
penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
skripsi.
Bab II Landasan Teori, terdiri atas pengertian permodelan hidrologi,
pengertian daerah aliran sungai, limpasan permukaan, pengertian erosi,
pengertian sedimentasi.
Bab III Metode Penelitian berisi tentang lokasi dan objek penelitian, data
penelitian, alat dan bahan, metode pengumpulan data, teknik analisis data
dan prosedur penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang hasil penelitian
dan pembahasan dari objek kajian.
Bab V Penutup berisi Kesimpulan dan Saran yang diungkapkan oleh
penulis dari hasil pemikiran dalam pembuatan karya ilmiah ini.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir berisikan daftar pustaka yang digunakan seebagai dasar
dalam skripsi.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Model MUSLE
Pemodelan hidrologi sudah diterapkan sejak lama. Prediksi debit
maksimum (metode rasional) yang berdasarkan pada curah hujan, luas DAS, dan
karakteristik daerah aliran sungai telah diperkenalkan pada tahun 1850 oleh
Mulvaney,Crawford dan Linsley (dalam Murtiono, 2008:160) memperkenalkan
model Stanford untuk memprediksi “ streamflow “ dan sedimen dari DAS.
Secara alamiah tidak semua besaran peubah sistem dalam proses
hidrologi dapat diukur secara langsung di lapangan (Setyowati, 1996:37).
Penelitian ini besaran peubah sistem sebagian diperoleh dari hasil pengukuran,
sebagian lagi dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus empiris.
Model prediksi kehilangan tanah akibat erosi yang banyak digunakan
yakni model yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (1978) dalam
(Gunendro, 1996:15). Model ini lebih dikenal dengan metode Universal Soil Loss
Equation (USLE). Model USLE sebenarnya cocok untuk diterapkan pada petak-
petak pertanian yang homogen dan tidak mempunyai kemiringan lereng yang
curam. Model ini dikembangkan untuk menghitung laju erosi tahunan khususnya
erosi lembar dan erosi alur. Namun William (1982) telah memodifikasi model
tersebut yang ditujukan untuk menghitung hasil sedimen yang keluar dari DAS
yang desebabkan oleh kejadian hujan (storm). Model ini disebut dengan MUSLE
(Modified Universal Soil Loss Equation).
8
Metode perhitungaan debit sedimen yang keluar dari cathment area
dihitung secara tidak langsung berdasarkan lengkung debit sedimen. Besarnya
jumlah sedimen di cathment area diasumsikan sebagai DAS yang dapat diketahui
pada setiap kejadian hujan. Dalam penelitian ini besarnya sedimen diperhitungkan
dengan mempergunakan model MUSLE, untuk mengetahui model tersebut bisa
dipergunakan atau tidak di daerah penelitian maka variabel-variabel yang ada
pada model harus diuji terlebih dahulu. Berdasarkan data lapangan akan diperoleh
data volume aliran, debit puncak dan debit sedimen. Hasil prediksi akan didapat
Tebal aliran dengan curve number, debit puncak dengan metode rasional.
Keberlakuan model MUSLE akan didasarkan pada perhitungan metode MUSLE
yang didapat dari hasil sedimen dimana volume aliran dan debit puncaknya
berdasarkan observasi yang dimasukkan dalam MUSLE sehingga diperoleh
SyMUSLE Observasi dan hasil sedimen yang diperoleh dari Tebal aliran dan debit
puncak hasil prediksi (SCS dan Rasional) dimasukkan dalam rumus MUSLE
sehingga diperoleh SyMUSLE Prediksi. Secara umum rumus dasar Model
MUSLE bisa dituliskan sebagai berikut.
Sy = a (Q.qp)b .K.LS.CP………………………………………………(2.1)
Dimana:
Sy = hasil sedimen tiap kejadian hujan sesaat (ton/hujan)
a,b = konstanta, masing-masing berkisar 11,8 dan o,56
Q = tebal aliran permukaan karena hujan lebih (mm)
qp = debit puncak (m3/dt)
K = faktor erodibilitas tanah
9
LS = faktor topografi
C = faktor penutup lahan
P = faktor pengelolaan tanaman
2.2. Tebal Aliran Permukaan Karena Hujan Lebih
Dalam memprakirakan tebal aliran dari suatu DAS, metode yang
dikembangkan oleh US. Soil Conversation Service atau juga dikenal sebagai
metode SCS paling banyak dimanfaatkan. Dengan mengetahui besarnya volume
air larian total dalam waktu tertentu, maka dapat direncanakan bangunan
pengendali banjir dan bangunan-bangunan lain yang berkaitan dengan
pemanfaatan sumberdaya air. Asdak (2005:182) dalam memperkirakan besarnya
volume runoff total dari suatu DAS, metode yang dikembangkan oleh US Soil
Conservation Service atau dikenal sebagai Metode SCS. Metode SCS berusaha
mengaitkan karakteristik DAS seperti tanah, vegetasi, dan tataguna lahan dengan
bilangan kurva air larian CN (runoff curve number) yang menunjukkan potensi air
larian untuk curah hujan tertentu. Persamaan yang berlaku untuk metode SCS
adalah sebagai berikut:
Q = (I-0,2 S)2/(I+0,8 S)…………………………………………..… (2.2)
Keterangan
Q = tebal aliran permukaan (mm)
I = curah hujan (mm)
S = perbedaan antara curah hujan dan air larian (mm)
10
Besarnya perbedaan antara curah hujan dan air larian (S), berhubungan
dengan angka kurva number (CN) dimana persamaannya adalah:
S = (25,400/N) - 254…………………………………………………(2.3)
N = bilangan kurva air larian (CN), bervariasi dari 0 hingga 100.
Angka CN (curve number) bervariasi dari 0-100 yang dipengaruhi oleh
kondisi grup hidrologi tanah AMC (antecedent moisture content), penggunaan
lahan dan cara bercocok tanam. Nilai CN pada Lampiran 2.1 tabel berasal dari
daerah beriklim sedang. Namun demikian, ia cukup memadai untuk digunakan
sebagai pengganti apabila nilai CN untuk daerah setempat belum tersedia. Adapun
grup hidrologi tanah dibedakan atas A,B,C,D dan untuk kondisi AMC II (rata-
rata), dikategorikan menurut besarnya laju ilfiltrasi dan tekstur tanah, nilainya
disajikan dalem Lampiran 2.1 tabel. Kondisi AMC(antecedent moisture content) I
(kering) dan III (jenuh air) angka CN diperoleh dari Lampiran 2.1 tabel.
didasarkan dari angka CN kondisi II. AMC dapat ditentukan secara sederhana
dengan pendekatan yakni mendasarkan pada jumlah hujan yang jatuh selama 5
hari sebelum perhitungan CN dilakukan. Simulasi perhitungan aliran dengan
metode curve number ditentukan berdasarkan AMC II, untuk menentukan indek
CN apabila kondisi AMC termasuk kelompok I atau II, rumus konvensinya
sebagai berikut (Arsyad, 1989:221).
CN I = ……………………...…………………………(2.4)
CN III =
………………………………………….………(2.5)
11
2.3. Debit Puncak (qp)
Debit puncak merupakan puncak dari laju aliran permukaan, jika suatu
hujan dengan intensitas tertentu telah berlangsung selama masa tersebut maka air
dari semua tempat dalam daerah aliran telah mencapai tempat keluar pada waktu
bersamaan dan laju aliran aliran permukaan akan mencapai puncaknya. Puncak
laju aliran permukaan dihitung berdasarkan persaman rasional (Pilgrim, 1087
dalam Gunendro, 1997:14). Metode rasional dalam menentukan laju puncak
alliran permukaan memperhitungkan masa konsentrasi waktu. Metode ini
digunakan dengan asumsi hujan yang terjadi merata di seluruh DAS dengan
durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi, luas DAS tidak berubah selama
hujan berlangsung, luas DAS kurang dari 100 km2 (Suhartadi & Martono,
2005:31 dalam Anam, 2008:20). Metode ini lebih mudah dipahami, sederhana dan
memberikan hasil yang masih dapat diterima (Susanto & Suroso, 2007:77 dalam
Anam, 2008:20). Persamaan matematik metode rasional untuk memprakirakan
besarnya air larian adalah:
qp = 0,278 C I A……………………………………………………………...(2.6)
Keterangan
qp = (debit) puncak (m3/dt)
C = koefisien runoff
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas wilayah DAS (ha)
Koefisien runoff didasarkan pada faktor-faktor daerah pengalirannya
seperti: jenis tanah, kemiringan, keadaan hutan penutupnya dan besar kecilnya
12
banjir, intensitas hujan selama time of concentration dan luas daerah pengaliran.
Intensitas hujan didapat dari persamaan:
I = (R/24).(24/Tc)2/3
…………………………………………………(2.7)
Keterangan
I = intensitas hujan selama time of concentration (mm/jam)
R = hujan sehari (mm)
Tc = time of concentration
Waktu konsentrasi (time of concentration) adalah waktu perjalanan yang
diperlukan oleh air dari tempat yang paling jauh (hulu DAS) sampai ke titik
pengamatan air (outlet). Salah satu teknik untuk menghitung Tc yang paling
umum dilakukan adalah persamaan matematik yang dikembangkan oleh Kirpich
(1940) dalam Asdak (2005:189):
Tc = (0,0195xL3)0,385
/H………………………………………………(2.8)
Keterangan
L = panjang sungai utama (Km2)
H = beda tinggi antara titik tertinggi dengan titik terendah pada cathment area.
Besarnya koefisien runoff (C) didasarkan pada keadaan daerah
pengaliran seperti pada Lampiran 2.1 tabel. Daerah bervegetasi umumnya
mempunyai C kecil, sedang pada daerah pembangunan dengan sebagian besar
tanah beraspal atau bentuk permukaan tanah yang kedap air (impervisous) lainnya
mempunyai C besar. Lampiran 2.1 tabel menunjukkan berbagai nilai C untuk
pemakaian model metode rasional.
13
2.4. Sedimentasi yield
Sedimen merupakan material atau fragmen yang terangkut melalui proses
suspensi maupun oleh air atau angin (Chow, 1964 dalam Murtiono:2008).
Sedimen secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: sedimen melayang
(suspended load) dan sedimen dasar (bed load). Sedimen melayang merupakan
partikel yang tersuspensi dalam air sungai, sedangkan sedimen dasar merupakan
partikel yang merayap atau menggelinding di dasar sungai (Asdak, 1995: 493).
Muatan sedimen timbul sebagai akibat adanya proses erosi, dengan
demikian faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi adalah sama dengan
faktor-faktor yang berpengaruh pada muatan sedimen, sedimen yang berasal dari
erosi disebut sedimen yield. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi produksi
sedimen dari sutai daerah tangkapan adalah iklim, jenis tanah, topografi dan
kondisi diatas permukaan tanah seperti vegetasi. Proses pengangkutans sedimen
dalam alur sungai merupakan hal yang kompleks, sehingga pengukuran laju
sedimen masih merupakan perkiraan terbaik terhadap besarnya hasil sedimen
yang terjadi pada suatu DAS (Soemarto, 1987 dalam Gunendro, 1996:6).
Williams (1982) dalam Gunendro (1996:7) telah memodifikasi metode
USLE yang ditujukan untuk menghitung hasil sedimen yang keluar dari DAS
yang disebabkan oleh kejadian hujan. Model ini disebut dengan MUSLE
(Modified Universal Soil Loss Equation). Persamaan rumus dari metode MUSLE
secara umum dapat dijabarkan pada rumus 2.1.
14
2.5. Indeks erodibilitas Tanah (K)
Erodibilitas tanah adalah nilai kepekan tanah terhadap erosi, yakni sifat
mudah tidaknya tererosi. Menurut Bennet (1926) dalam Gunendro (1996:18),
bahwa kepekaan tanah terhadap erosi pada masing-masing tanah yang berbeda
akan berbeda pula. Besarnya nilai erodibiltas tanah ditentukan oleh tekstur,
struktur, permeabilitas dan bahan organik tanah.
a. Formula yang dikembangkan oleh Hammer (1978) dalam Arsyad (2006:369),
untuk menghitung nilai K adalah sebagai berikut:
K = …………. .……...(2.9)
Keterangan:
K = indeks erodibilitas tanah
M = (%debu+pasir sangat halus)(100-%liat)
a = kelas kandungan bahan organik
b = indeks stuktur tanah
c = indeks permeabilitas tanah
Nilai M untuk beberapa kelas tekstur dapat dilihat pada Lampiran 2.1
tabel. Penentuan kelas kandungan bahan organik dapat dilihat pada Lampiran 2.1
tabel. Penentuan indeks struktur tanah dapat dilihat pada Lampiran 2.1 tabel.
Penilaian permeabilitas tanah dapat dilihat pada Lampiran 2.1 tabel.
2.6. Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)
Panjang dan kemiringan lereng. LS adalah satu kesatuan dari faktor bentuk
lahan dalam memperkirakan laju erosi yang akan terjadi. Formula yang diusulkan
15
oleh Wischmeier dan Smith (1978) dalam Hardiyatmo (2006: 409) untuk
menghitung LS sebagai berikut:
LS = +0,065 (2.10)
(Williams, 1965 dalam Hardiyatmo, 2006:409)
Keterangan:
s = kemiringan lereng (%)
= faktor panjang yang nilainya= (
Keterangan:
L = panjang lereng dalam meter.
m = nilai yang ditunjukkan pada Lampiran 2.1 tabel.
2.7. Indeks Pengelolaan Tanaman (C)
Indeks Pengelolaan Tanaman merupakan faktor penutup oleh tanaman
dan pengelolaan tanaman (tak berdimensi), yaitu perbandingan antara besarnya
erosi dari suatu bidang tanah dengan tanaman penutup yang disertai pengelolaan
tanaman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang identik tapi tanpa
tanaman (Hardiyatmo, 2006:400). Arsyad (1989) mengemukakan nilai indeks CP
berbagai pengelolaan tanaman yang dapat dilihat pada Lampiran 2.1 tabel.
2.8. Indeks Konservasi Tanah (P)
Indeks Konservasi Tanah merupakan faktor praktis pengontrol erosi atau
faktor tindakan khusus konservasi tanah (tak berdimensi), yaitu perbandingan
antara besarnya erosi dari suatu tanah yang diberi tindakan perlakuan konservasi,
16
terhadap besarnya erosi dan tanah yang diolah searah lereng dalam kondisi yang
identik (Hardiyatmo, 2006:400).
2.9. Metode Perhitungan Debit Sedimen Melayang Berdasarkan
Lengkung Debit Sedimen.
Lengkung sedimen melayang adalah grafik yang menggambarkan
hubungan antara konsentrasi sedimen dengan debit atau hubungan antara debit
sedimen melayang sesaat dengan debit (Soewarno, 1991:751). Lengkung sedimen
melayang dibutuhkan untuk mendapatkan debit sedimen harian, dengan
menggunakan lengkung sedimen untuk perhitungan debit sedimen melayang akan
dapat lebih menghemat penggunan tenaga, biaya, dan peraalatan serta waktu yang
diperlukan.
Kondisi aliran akan menghasilkan sedimen sedimen yang selalu berbeda
konsentrasinya, untuk membuat lengkung sedimen dapat dilaksanakan menurut
tahapan sebagai berikut (Soewarno, 1991:753).:
1. Pengumpulan data konsentrasi sedimen hasil analisa laboratorium beserta
data debitnya.
2. Apabila diinginkan lengkung sedimen itu merupakan hubungan antara
debit sedimen dan debit, hitung debit sedimen dari setiap besaran
konsentrasi.
3. Hitung persamaan lengkung sedimen dengan persamaan sebagai berikut:
Qs = a(Q)b
……………………………………………………………(2.11)
Keterangan:
Qs = debit sedimen (ton/hari)
17
Q = debit (m3/dtk)
a = konstanta
b = konstanta
2.10. Kerangka Berpikir
Model MUSLE dikembangkan dari model USLE, yang mana MUSLE
diaplikasikan untuk setiap kejadian hujan tunggal dalam menghasilkan sedimen
yield. Faktor R yang digunakan pada rumus USLE diubah dengan faktor baru
dimana Q untuk tebal aliran (mm) dan qp adalah debit puncak (m3/dtk). MUSLE
ini dalam prediksinya lebih mendekati nilai yang ada dilapangan daripada USLE.
MUSLE secara luas telah digunakan dibanyak tempat diseluruh dunia. Perbedaan
secara garis besar antara Model MUSLE dan USLE diringkas dalam diagram
gambar 2.10.
18
Gambar 2.1 Diagram Model MUSLE dan USLE
CP Q dan qp
Erodibilitas
Tanah
Karakteristik
fisik tanah
K
Land dan Crop
Manajemen
Kejadia Hujan
LS
Intensitas Hujan Topografi Landuse AMC Luas DAS
MUSLE
Crop Manajemen
Erosivitas Hujan
Erodibilitas
Tanah
Karakteristik
fisik tanah
K
Manajemen DAS
Land Manajemen
LS C P
Hujan
Energi
R
USLE
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Daerah Aliran Sungai Babon (Sub
DAS Gung dan Sub DAS Pengkol) yang secara administrasi masuk dalam tiga
Kecamatan yaitu Kecamatan Ungaran, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan
Tembalang. Objek penelitian berupa Tebal Aliran (Q), Debit puncak (qp) dan
Sedimen . Lokasi pemantauan dipusatkan di Kelurahan Pucanggading, dimana
AWRL didirikan.
3.2 Variabel Penelitian
1. Karakteristik hujan (intensitas, tebal, dan lama hujan)
2. Data tanah
3. Jenis pengelolaan tanaman
4. Kelerengan lahan
5. Data Hujan (mm)
6. Tebal aliran (mm)
7. Debit puncak (m3/dt)
20
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data-data yang
diperlukan untuk mengetahui hasil sedimenyang keluar dari daerah tangkapan
ututk memprediksinya dengan pendekatan MUSLE.
1) Sampel tanah, untuk uji struktur tanah, tekstur tanah dan permeabilitas
tanah. Pengambilan sampel bersifat random sampling sebanyak 10
berdasarkan peta satuan lahan, sampel 10 dalam penelitian ini dianggap
sudah mewakili daerah penelitian.
2) Pengamatan penggunaan lahan, tipe penggunaan lahan sebagai cek lapangan
dari interpretasi citra penginderaan jauh, pengecekan ini dimaksudkan untuk
membandingan hasil dari intepretasi citra dengan keadaan nyata di daerah
penelitian dan dan untuk mengetahui cara bercocok tanam atau cara
konservasi tanah.
3) Pengukuran kemiringan lereng, pengukuran ini dilakukan di tiap titik
pengambilan sampel.
4) Data Curah hujan
Data curah hujan yang diambil untuk penelitian ini merupakan data hujan
harian tahun 2010 dari empat stasiun hujan yaitu Klipang, Ungarang,
Banyumanik dan Susukan. Beberapa metoda untuk menghitung rata-rata
hujan DAS yaitu, Poligon Thiessen dan Isohyet (Setyowati, 1996:32).
Metode polygon thiessen digunakan dalam penelitian ini karena hasilnya
dianggap paling mendekati, cara ini mendasarkan pada pemberian bobot
pada setiap stasiun terhadap luas daerah yang diwakili. Luas daerah
21
ditentukan dengan menarik garis-garis yang menghubungkan stasiun satu
dengan yang lainnya sehingga terbentuk polygon, setiap polygon mewakili
sebuah stasiun, selanjutnya dihitung rata-rata curah hujan.
5) Data Debit
Data debit diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, data debit dalam
penelitian ini bersifat per jam pada setiap kejadian hujan harian yang
mempengaruhi kenaikan tinggi muka air di bendungan tempat pengamatan.
6) Data TMA (Tinggi muka air)
Data Tinggi Muka Air diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, pencatatan
TMA dilakukan secara automatic dengan AWRL (Automatic Water Level
Recorder) yang sudah diolah menjadi data angka.
7) Data sedimen hasil analisis laboratorium
Data sedimen diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, pengambilan sampel
sedimen didasarkan pada keadaan limpas aliran Sungai Babon pada
Bendungan Pucang gading. Sampel yang diambil sebanyak 12 sampel
dengan kejadian hujan terpilih, sampel diambil pada waktu debit puncak
saja.
3.4 Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1) Software Arc. View 3.3 dan Er. Mapper 7.0.
2) GPS untuk menentukan letak lokasi penelitian.
3) 1 unit Komputer.
22
4) Hand level untuk mengukur sudut kemiringan, panjang dan kemiringan
lereng.
5) Automatic Water Level Recorder (AWLR).
6) Bor tanah, kantong plastik dan kertas label untuk mengambil sampel tanah
dan alat-alat lain yang menunjang proses penelitian.
Bahan yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini meliputi:
1) Peta Rupa Bumi Indonesia (peta RBI) Kecamatan Semarang dan Kecamatan
Ngaliyan Kecamatn Tembalang skala 1:25.000, Peta Tanah skala 1:50.000,
Peta Topografi skala 1:50.000.
3.5 Teknik Analisis Data
1. Analisis SIG
Analisis ini digunakan untuk mengolah data spasial yang disajikan dalam
bentuk peta. Data spasial berupa peta diolah menggunakan software
arc.view 3.3 yang menghasilkan output berupa layout peta sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
2. Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium digunakan untuk mendapatkan nilai K (erosivitas
tanah) daearah penelitian. Pengambilan sampel tanah didasarkan pada unit
sataun lahan yang dibuat oleh peneliti, dalam penelitian ini diambil 10
sampel tanah.
3. Analisis Tebal aliran, debit puncak dan hasil sedimen berdasarkan
pengukuran langsung mengacu pada SPAS yang telah dilengkapi dengan
23
AWRL, digunakan untuk menghitung runoff, debit puncak dan hasil
sedimen pada setiap kejadian hujan. Gambar 3.1 menunjukkan tahapan
perhitungan runoff dan hasil sedimen.
TMA
pias AWRL
Waktu
Gambar 3.1. Tahapan perhitungan Runoff dan hasil sedimen lapangan
4. Data dari debit aliran dan debit sedimen melayang berdasarkan lengkung
debit sedimen (suspended rating curve), untuk membuat lengkung
sedimen dilaksanakan tahapan sebagai berikut.
a. Pengumpulan data konsentrasi sedimen hasil analisis laboratorium
beserta debitnnya.
b. Perhitungan debit sedimen berdasarkan pengukuran debit yang
dihitung dari setiap besaran konsentrasi.
Qs = Q × cs ……………………………………………………(3.1)
Keterangan
TMA
Debit = a(TMA)b
runoff
Rumus Qs = a(q)
b
Hasil Sedimen
24
Qs = debit sedimen
Q = debit
cs = konsentrasi sedimen
Qs = a(Q)b
……………………………………………………..(3.2)
Keterangan
Qs = debit sedimen (gram/dt)
Q = debit (m3/dt)
a,b = koefisien yang diperoleh dari analisa atas dasar data
pasangan Q dan Qs
5. Analisis Tebal aliran dengan metode SCS dengan persamaan 2.2.
6. Analisis debit puncak dengan metode rasional dengan persamaan 2.6.
7. Analisis metode MUSLE, merupakan modifikasi metode USLE dengan
nilai R diubah menjadi nilai perkalian qp (metode rasional) dan Q (metode
SCS). Metode MUSLE dengan persamaan 2.1.
3.6 Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yaitu:
1) Pengumpulan data
Tahap pengumpulan data dilaksanakan untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan dalam penelitian, pengumpulan data bekerjasama dengan instansi
BP DAS Jragung untuk data rekamanAWLR maupun data peta, instansi
BMKG untuk data curah hujan.
25
2) Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dimulai dengan membuat peta sementara sebagai
acuan dalam survei pendahuluan dilapangan dengan melakukan orientasi di
daerah penelitian, setelah survei pendahuluan dilanjutkan dengan
pelaksanaan survei utama dengan tujua mengambil sampel tanah yang akan
dianalisis, pengukuran ketinggian tempat, pengukuran koordinat,
pengukuran luas wilayah, serta deskripsi tataguna lahan dan cara bercocok
tanam.
3) Analisis laboratorium
Adapun bahan yang dianalisis di Laboratorium adalah analisis tekstur tanah,
permeabilitas tanah dan tekstur tanah yang selanjutnya hasil yang diperoleh
disesuaikan dengan daftar koefisien runoff (C) untuk menentukan besarnya
koefisien aliran. Hasil analisis tanah juga disesuaikan dengan daftar
erosivitas tanah untuk mendapatkan nilai K pada rumus MUSLE.
4) Analisis Data
Analisis data tahap pertama dilakukan dengan menghitung debit sedimen
yang ada di DAS Babon, menghitung debit puncak (qp) dan tebal aliran (Q)
dengan hidrograf aliran. Hasil perhitungan debit sedimen dan KLSCP dibuat
persamaan yang menghasilkan konstanta untuk rumus MUSLE, hasil dari
perhitungan MUSLE ini disebut sy MUSLE Observasi sebagai pembanding.
Hasil perhitungan (qp) dan (Q) dari pendekatan metode rasional dan SCS
dikalikan dengan KLSCP dari rumus MUSLE didapat hasil sedimen, yang
disebut sy MUSLE Prediksi.
26
3.7 Diagram Alur Penelitian
Gambar 3.2 Diagram Alir Tahap Perhitungan Hasil Sedimen Metode MUSLE
1. Menghitung
nilai C
2. Menghitung
nilai I
3. Menghitung
nilai A
Indeks Pengelolaan
Tanaman (C)
Mulai
Kejadian
Hujan
CN
Pengelolaa
n Tanaman
Data Fisik
Tanah Peta
Topografi
Tindakan Konserva
si
/Tebal Hujan
Efektif (Q) Debit Puncak
(qp)
Indeks
LS Indeks Erodibilitas
(K)
Indeks
Konservasi
(P)
SPAS/AWR
L
Prediksi Hasil Sedimen
MUSLE
Hasil Sedimen tiap
kejadian hujan
Peta
penggunaan lahan
DAS
Babon
qp = 0,278 CIA
1. Kandunga
n bahan
organik
2. Struktur
tanah
3. Permeabili
tas tanah
27
Gambar 3.3 Diagram Alir Perhitungan Tebal Aliran, Debit Puncak, dan Hasil
Sedimen Observasi.
Kejadian Hujan
SPAS/AWRL
Analisis
Laboratorium
Contoh
Muatan Suspensi
Debit Aliran
Kadar Suspensi
TMA
Discharg
e rating Curve
Debit Aliran
Kejadian Hujan
Debit Suspensi
Suspended rating
Curve
1. Debit Puncak
2. Tebal Aliran
3. Hasil Sedimen
Tiap kejadian
hujan
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Letak dan Batas Wilayah
Daerah aliran sungai (DAS) Babon merupakan salah satu DAS yang
berada di Jawa Tengah, dan terletak pada lereng utara Gunungapi Ungaran. Aliran
Sungai Babon berasal dari beberapa anak sungai yang berasal dari Gunung Butak
di Ungaran Kabupaten Semarang. DAS Babon terdiri dari tiga sub DAS yaitu Sub
DAS Gung (seluas 8.371,97 Ha), Sub DAS Pengkol (seluas 7.009,65 Ha) dan Sub
DAS Babon Hilir (seluas 9.201,76 Ha) dengan panjang sungai utama 33,76 km.
Kedudukan geografis, DAS Babon terletak diantara 6.55’15’’-7.10’00’’ LS dan
110. 24’42’’- 110.30’24’’BT.
DAS Babon terletak pada ketinggian antara 0-500 meter di atas permukaan
laut di bagian utara (hilir) hingga sekitar 200 meter di bagian hulu, meliputi
wilayah wilayah Kabupaten Semarang (Kecamatan Ungaran dan Kabupaten
Bergas), Kota Semarang (Kecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanik,
Kecamatan Gajah Mungkur, Kecamatan Candisari, Kecamatan Semarang Selatan,
Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Pedurungan,
Kecamatan Genuk, dan Kecamatan Semarang Utara), dan Kabupaten Demak
(Kecamatan Sayung dan Kecamatan Mranggen). Batas DAS Babon tersaji pada
Lampiran Gambar 4.1.
29
4.2. Hidrologi
Secara hidrologis DAS Babon terdiri dari Sub DAS Gung, Sub DAS
Pengkol dan Sub DAS Babon Hilir. Sub DAS Gung terletak di bagian hulu
dengan sungai utamanya adalah hulu Sungai Babon.
Sub DAS Pengkol merupakan cabang atau anak Sungai Babon yang berasal dari
bagian barat DAS yaitu dari daerah Meteseh dan sekitarnya. Sub DAS Babon
Hilir merupakan kumpulan dari beberapa sungai/anak sungai yang berasal dari
perbukitan Gombel antara lain Sungai Mangkang. Fluktuasi debit Sungai Babon
sangat mengikuti fluktuasi musim, artinya pada musim kemarau permukaan air
sungai menurun drastis, sedangkan pada musim hujan terjadi banjir. Perbedaan
debit tersebut dapat mencerminkan jenis sungainya.
Sungai intermitten adalah sungai yang mengalirkan air pada musim hujan
saja, namun pada musim kemarau tidak mengalirkan air (kecuali air dari hujan)
karena muka airtanah saat musim penghujan di atas dasar sungai dan saat musim
kering di bawah dasar sungai. Sungai perenial adalah sungai yang airnya mengalir
sepanjang tahun dan pada musim kemarau masih mempunyai air walaupun dalam
volume yang kecil. Berdasarkan kondisi tersebut, DAS Babon termasuk dalam
kategori sungai perenial. Aliran sungai di dalam DAS dihubungkan oleh suatu
jaringan satu arah dengan cabang dan anak sungai mengalir ke dalam sungai
induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola tertentu.
Pola ini tergantung pada kondisi topografi, geologi, iklim, dan vegetasi
yang terdapat di dalam DAS yang bersangkutan. Sungai yang ada di DAS Babon
membentuk pola aliran radial. Pola aliran ini biasanya dijumpai di daerah lereng
30
gunungapi atau daerah dengan topografi berbentuk kubah. Berdasarkan SK
Walikota Kepala Daerah Tingkat II Semarang No. 880.2/992/94 menetapkan
peruntukan Sungai Babon di Kota Semarang adalah sebagai berikut :
1. Air Sungai Babon dari bagian hulu di Kelurahan Meteseh, Kecamatan
Tembalang sampai dengan Bendung Pucanggading ditetapkan sebagai air
golongan B (air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga).
2. Air Sungai Babon setelah melewati Bendung Pucanggading sampai dengan
Bendung Karangroto ditetapkan sebagai air golongan C (air yang dapat
dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan).
3. Air Sungai Babon setelah melewati Bendung Karangroto sampai dengan
muara di pantai utara ditetapkan sebagai air golongan C (air yang dapat
dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan).
Pemanfaatan Sungai Babon selama ini selain untuk pembuangan limbah,
juga untuk pengendalian banjir Kota Semarang melalui pembangunan saluran
Banjir Kanal Timur, untuk irigasi, perikanan dan bahan baku air minum. Beberapa
permukiman padat membuang limbah rumah tangga ke saluran sungai.
4.3. Jenis Tanah
Berdasarkan data jenis tanah yang diperoleh dari Peta Tanah yang ada,
menggambarkan bahwa jenis tanah yang terdapat di DAS Babon terdiri dari
aluvial hidromorf, asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekelabuan,
mediteran coklat tua, latosol coklat tua, latosol coklat kemerahan, regosol kelabu
31
dan grumusol kelabu tua (BP-DAS Pemali-Jratun, 1991). Jenis tanah aluvial
hidromorf terletak pada daerah dataran dengan bahan induk liat yang mempunyai
sifat tidak peka terhadap erosi atau termasuk dalam klasifikasi kepekaan tanah
terhadap erosi yang sangat rendah. Jenis tanah asosiasi aluvial kelabu dan aluvial
coklat kekelabuan tersebar di daerah dataran rendah pada kecamatan-kecamatan
Genuk dan Sayung dengan bahan induk liat dan pasir, yang mempunyai sifat tidak
peka terhadap erosi atau termasuk dala klasifikasi kepekaan tanah terhadap erosi
yang sangat rendah.
Tanah dengan jenis mediteran coklat tua banyak dijumpai di wilayah
Kecamatan Ungaran, Tembalang, Banyumanik dan Genuk, dengan jenis tanahnya
mempunyai sifat peka terhadap erosi atau termasuk dalam klasifikasi kepekaan
tanah terhadap erosi sedang. Latosol coklat tua kemerahan banyak terdapat di
wilayah Kecamatan Ungaran dan Banyumanik dengan tingkat kepekaan tanah
terhadap erosi sedang. Jenis tanah lainnya yang terdapat di DAS Babon adalah
regosol kelabu dan grumusol kelabu tua, yang tersusun dari bahan induk abu/pasir
dan tuff intermediate serta memiliki sifat yang sangat peka terhadap erosi atau
dapat dikategorikan sebagai tanah dengan kepekaan tanah terhadap erosi tinggi.
Kedua jenis tanah ini mempunyai penyebaran di Kecamatan Mranggen
dan Sayung, peta jenis tanah pada Lampiran Gambar 4.1.
Berdasarkan analisis data fisik tanah yang diperoleh di lokasi penelitian
mempunyai tekstur dengan kandungan lempung 30,727%, kandungan debu
58,775% dan kandungan pasirnya 8,928% (sumber analisis data primer), sehingga
32
berdasarkan segitiga tekstur tanah menurut USDA (Arsyad, 1989:345) tanah
daerah penelitian termasuk dalam kelas pasir lempung berdebu.
Tabel 4.1 Luasan Jenis tanah DAS Babon
No Jenis Tanah Luas DAS (Ha) Persentase
1 Aluvial coklat kemerahan 6706,39 43,60
2 Latosol 3586,99 23,32
3 Mediteran coklat 1927,32 12,53
4 Regosol grumosol 2258,02 14,68
5 Alluvial hidromorf 902,90 5,87
Jumlah 15381,62 100,00
Sumber: BPDAS Pemali-Jratun, 2009
4.4. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng termasuk salah satu faktor yang sangat menentukan
besar kecilnya tingkat erosi, disamping jenis tanah dan intensitas curah hujan.
Hubungan antara kemiringan lereng dengan tingkat erosi adalah positif, semakin
besar faktor kemiringan lereng semakin besar potensi erosinya, demikian
sebaliknya. Kemiringan lahan pada DAS Babon dapat dikelompokkan dalam
empat (4) kelas, yaitu: kemiringan lereng datar, landai, agak miring, dan miring.
Sebagian besar wilayah DAS Babon mempunyai kemiringan lereng landai.
Kemiringan lereng landai terdapat di bagian utara, barat dan sebagian timur dari
DAS Babon, yaitu di Kecamatan Genuk dan Pedurungan. Kemiringan agak curam
hingga curam terdapat di bagian tengah DAS Babon, yaitu terletak di Kecamatan
Ungaran, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Tembalang. Berdasarkan
topografinya, DAS Babon memiliki ketinggian bervariasi, mulai dari dataran
rendah dibagian utara yang merupakan muara DAS di wilayah Kecamatan Genuk
dan dataran tinggi atau pegunungan disebelah selatan di wilayah Kecamatan
Ungaran. Ketinggian DAS Babon di daerah muara sekitar meter dari permukaan
33
laut di bagian utara, dan mencapai ketinggian 382 meter di sebelah selatan di
wilayah Kecamatan Ungaran. Dataran rendah tersebut merupakan daerah lahan
permukiman penduduk, pertanian dan tambak, sedangkan dataran tinggi sendiri
merupakan kawasan hutan dan pegunungan kecil, peta lereng tersaji pada
Lampiran Gambar 4.1.
Tabel 4.2 Luasan Kemiringan Lereng DAS Babon
No Kemiringan Luas Lereng (Ha) Persentase
1 Datar (0 – 3%) 9758,10 63,44
2 Landai (3 – 8%) 1784,27 11,60
3 Agak miring (8 – 15%) 1207,46 7,85
4 Miring (15 – 30%) 2630,26 17,10
Jumlah 15381,62 100,00
Sumber : BPDAS Pemali-Jratun,, 2009
4.5. Geologi dan Geomorfologi
Berdasarkan konsepsi yang dikemukakan oleh Pannekoek (1949), secara
umum geomorfologi Pulau Jawa dapat dibagi menjadi 3 (tiga) zona, yaitu: zona
utara, tengah dan selatan. Jika ditinjau dari konsepsi tersebut, maka DAS Babon
termasuk dalam zona utara dan tengah dari Pulau Jawa, yang dimulai dari gisik
(beach) dan dataran aluvial pesisir (coastal alluvial plain) bagian utara ke arah
selatan meliputi perbukitan struktural lipatan (folded hills) hingga deretan
perbukitan-pegunungan bergunungapi (volcanic) di bagian selatan wilayah studi
yang merupakan bagian dari zona tengah Pulau Jawa. Menurut Peta Geologi dan
Geomorfologi lembar Semarang skala 1:100.000 tahun 1989 yang diterbitkan oleh
Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung, maka secara geologis wilayah
studi dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok atau satuan, yaitu:
34
1. Bagian utara (DAS Babon Hilir) dan tengah (DAS Babon Tengah)
merupakan dataran aluvial pantai Semarang dan Demak serta dataran
aluvial yang tersusun oleh material endapan cekungan berupa lempung
dan pasiran yang terbentuk zaman Holosen dan Pleistosen Bawah.
2. Bagian selatan wilayah studi berupa deretan perbukitan hingga
pegunungan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Perbukitan rendah struktural lipatan yang merupakan bagian dari ujung-
ujung barat Perbukitan Kendeng, tersusun oleh material batugamping
dengan sisipan lempung tufaan dan konglomerat yang terbentuk sejak
zaman Pleistosen Bawah.
b. Bukit-bukit sisa dan perbukitan denudasional di bagian hulu DAS Babon
tersusun oleh material sedimen berupa batupasir tufaan, konglomerat dan
breksi tufaan yang terbentuk pada zaman Pliosen, serta di beberapa tempat
dijumpai pula singkapan batuan dari Formasi Damar.
c. Deretan pegunungan volkanik bagian dari Gunungapi Ungaran, yang
tersusun oleh material piroklastik berupa aliran lahar, pasir dan kerikil.
Peta Geologi DAS Babon tersaji dalam Lampiran Gambar 4.1.
4.6. Iklim/Klimatologi
Iklim merupakan kondisi rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lama.
Kondisi iklim biasanya terkait dengan temperatur, curah hujan dan tipe iklim.
Penentuan tipe iklim DAS Babon berdasarkan data dari empat stasiun hujan, yaitu
Stasiun Ungarang, Susukan, Banyumanik, Klipang, data curah hujan yang
35
digunakan merupakan data curah hujan harian tahun 2010. Penggolongan tipe
iklim menggunakan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, yang menggolongkan tipe
iklim berdasarkan nilai Quotient (Q) dari hasil perbandingan jumlah rata-rata
bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai Quotient (Q):
Q =
……………………………(3.1)
Makin kecil nilai Q makin basah suatu tempat dan makin besar nilai Q
makin kering suatu tempat. Dalam penentuan bulan basah maupun bulan kering
Schmidt dan Ferguson mendasarkan pada karakteristik Mohr (Setyowati,
1996:35) yaitu:
1. Bulan basah adalah suatu bulan yang curah hujannya lebih besar dari pada
penguapan.
2. Bulan kering adalah suatu bulan dimana curah hujannya lebih kecil 60
mm, curah hujan lebih kecil dari penguapan.
3. Bulan lembab adalah suatu bulan dimana curah hujan lebih besar dari pada
100 mm, curah hujan sama dengan penguapan.
Tabel 4.3 Penentuan Tipe Iklim Menurut Schmidt dan Ferguson
Tipe Curah Hujan Nilai Q (%) Keterangan
A 0≤Q<0,143 Sangat basah
B 0,143≤Q<0,333 Basah
C 0,333≤Q<0,600 Agak basah
D 0,600≤Q<1,000 sedang
E 1,000≤Q<1,670 Agak kering
F 1,670≤Q<3,000 Kering
G 3,000≤Q<7,000 Sangat kering
H 7,000≤Q Luar biasa kering
Sumber: Schmidt dan Ferguson dalam Setyowati (1996:35)
36
Tabel 4.4 Tipe Iklim Daerah Penelitian menurut Schmidt dan Ferguson
No Stasiun Bulan
kering
Bulan
basah Nilai Q
Klasifika
si Tipe iklim
1 Ungaran 34 265 0,128 A Sangat
basah
2 Susukan 24 315 0,276 B Basah
3 Banyumanik 40 251 0,159 B Basah
4 Klipang 39,5 39,5 0,076 A Sangat
basah
Sumber: Hasil analisis data penelitian tahun 2010, lampiran 4.1.
Dari hasil data curah hujan stasiun-stasiun yang ada di sekitar DAS Babon
masuk dalam kategori sangat basah dan basah dengan nilai Q berkisar 0,076
sampai 0,276. Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi curah hujan di daerah
penelitian mempunyai perbedaan yang relative kecil.
4.7. Curah Hujan
Curah hujan merupakan banyak air yang jatuh ke permukaan bumi,
dalam hal ini permukaan bumi dianggap datar dan kedap, tidak mengalami
penguapan dan tersebar merata serta dinyatakan sebagai ketebalan air. Curah
hujan merupakan input utama dalam proses hidrologi suatu kawasan (DAS).
Besarnya curah hujan inilah yang sebetulnya dialihragamkan menjadi aliran
sungai (stream flow), baik melalui aliran permukaan (surface runoff), aliran antara
(interflow, subsurface flow) maupun sebagai aliran airtanah (groundwater flow),
Soewarno,(2001:456).
Data curah hujan di DAS Babon dalam penelitian ini diambil dari data
curah hujan harian (tersaji di Lampiran 4.1 Tabel), untuk memperoleh rata-rata
sebaran hujan maksimum di daerah penelitian digunakan perhitungan dengan
poligon Thiessen dengan rumus (Setyowati, 2002:45) sebagai berikut:
37
Ch rerata = ………………………………(3.2)
Keterangan
LA, LB, LC : Luas Poligon Pengaruh Stasiun hujan A,B,C
CHA, CHB, CHC : Curah Hujan Pengaruh Stasiun A,B,C
Diketahui luas poligon (Peta polygon Thiessen pada Lampiran Gambar 4.1)
pengaruh stasiun hujan pada DAS Babon sebagai berikut:
Luas poligon A = 3250,24
Luas poligon B = 10467.62
Luas poligon C = 13231,11
Luas poligon D = 5198,73
Sedangakan jumlah curah hujan pada stasiun pengaruh sebagai berikut:
CHA = 246,33
CHB = 290,75
CHC = 232,91
CHD = 187,92
Berdasarkan rumus poligon thissen maka curah huja rata-rata di daerah penelitian
adalah:
= 245,8246 mm
4.8. Penggunaan lahan
Daerah penelitian yang dilakukan meliputi 1 daerah tangkapan
(catchment area) yang merupakan lokasi penelitian yang dipakai sebagai suatu
Sub DAS dengan jenis tanaman yang berbeda walaupun merupakan satu tata guna
38
lahan. Penggunaan lahan dibagian Hulu DAS Babon sebagian didominasi oleh
hutan argoforesty yaitu hutan dengan berbagai macam tanaman keras seperti karet
dan jati, areal hutan ini merupakan daerah penyangga dan kawasan resapan.
Tanaman ubi kayu, pisang, mangga, dan rambutan baynak ditanam di tegalan
daerah penelitian, kemudian sawah yang dikerjakan dengan sistem irigasi meski
ada juga sawah tanah hujan sebagian kecil. Pemukiman tersebar ada di wilayah
ungaran dan mulai banyumanik tembalang pola pemukiman mulai terbentuk
karena didorong oleh perkembangan perumahan. Sebaran penggunaan lahan
disajikan pada peta Lampiran Gambar 4.1. Penjelasan masing-masing penggunaan
lahan pada DAS Babon memiliki luasan yang diteliti sebagai berikut.
Tabel 4.5 Luasan Masing-masing Penggunaan Lahan Daerah Penelitian
No Luas Penggunaan
Lahan
Luas Penggunaan Lahan
(ha)
Proporsi
1
2
3
4
5
Pemukiman
Tegalan
Sawah
Semak belukar
Hutan Agroforesty
2361,08
1290,52
393
778,31
10556,41
15,35%
8,39%
2,56%
5,06%
68,63
Jumlah 15381,62 100%
Sumber: Citra Landsat tahun perekaman 2006
4.9. Perhitungan Tebal Aliran dan Debit Puncak Berdasarkan Hidrograf
Aliran
Sebagai dasar untuk perhitungan-perhitungan besarnya aliran sungai
maka suatu hubungan antara tinggi muka air dengan debit aliran sangat mutlak
diperlukan. Debit aliran sungai diukur secara langsung melalui pengukuran
39
langsung di lapangan berdasarkan kejadian hujan. Debit aliran dapat dihitung
dengan membaca tinggi muka air yang terekam pada AWLR (Automatic Water
Level Recorder) dengan mengetahui hubungan tinggi muka air dengan debit
aliran. Persamaan yang diperoleh dari perhitungan matematik sebagai berikut.
Q = 31,22 (H)^1,51 (r = 0,99) (Sumber Analisis Data Primer, Lampiran 4.2
Tabel).
Persamaan ini diperoleh dengan perhitungan Log Pearson III, perhitungan
Log Person III dimanfaatkan untuk mendeskripsikan data hidrologi seperti
kedalaman dan intensitas curah hujan, debit puncak (banjir) tahunan, aliran kecil,
dan jenis data hidrologi lainnya (Asdak, 2005:330).
Perhitungan debit puncak pada setiap periode hujan dapat dilihat langsung
dalam hidrograf alirannya. Aliran permukaaan yang dihasilkan oleh hujan sesaat
dapat dihitung secara tidak langsung dengan cara membuat grafik hubungan
tinggai muka air (TMA) dan debit (discharge rating curve). Hasil perhitungan
debit puncak untuk keadaan hujan di DAS Babon dapat dilihat dalam Lampiran
4.2 Tabel. Discharge Rating Curve ini digunakan untuk menghitung debit dari
data TMA rekaman AWRL.
Hidrograf aliran harus dipisahkan menjadi aliran dasar (base flow/BF) dan
aliran langsung (direct runoff/DRO) (Soewarno, 1991:556)..
1. Aliran Dasar (base flow)
Adalah debit minimum yang masih terjadi karena adanya aliran yang
keluar dari akifer, cara yang umum untuk pemisahan base flow
menggunakan Recession Curve (Lengkung Penyusutan), sebagai berikut.
40
a. Menggambarkan lengkung penyusutan pada kertas semilogaritmik,
data debit diplot pada skala logaritmik waktu pada skala normal,
b. Berdasarkan ploting tersebut diperoleh harga slope (penurunan) yang
berubah-ubah, Perubahan slope yang paling bawah dari grafik tersebut
merupakan titik akhir aliran langsung, (penggunaan kertas semilog
pada lampiran)
2. Aliran Langsung (DRO)
Adalah bagian dari limpasan yang segera masuk ke sungai setelah hujan
turun
a. Aliran langsung diperoleh dengan cara mengurangi ordinat hidrograf
dengan aliran dasarnya.
b. Aliran langsung rata-rata (rerata DRO) diperoleh dari aliran langsung
pada jam tersebut dijumlahkan dengan jam sebelumnya dibagi 2.
c. Volume aliran langsung diperoleh dari nilai Aliran langsung rata-rata
dikalikan dengan interval waktu.
d. Tebal aliran langsung diperoleh dengan membagi Jumlah volume
aliran langsung dengan Luas DAS.
Untuk mengetahui besarnya aliran sungai setelah terjadi hujan maka
hidrograf yang diperoleh dari sungai tersebut perlu dianalisis berdasarkan
komponen hidrograf aliran dalam mencapai sungai. Aliran permukaan tanah dan
hujan langsung jatuh pada permukaan sungai dikelompokkan ke dalam aliran
langsung (direct runoff,Perhitungan tersaji pada Lampiran 4.3 Tabel), karena
langsung memasuki sungai setelah terjadi hujan dan merupakan penyebab utama
banjir. Sedangkan aliran tanah dikelompokkan tersendiri karena baru mencapai
41
sungai beberapa saat setelah terjadi hujan sehingga tidak berpengaruh terhadap
kejadian banjir sungai.
4.10. Perhitungan Debit Sedimen Berdasarkan Lengkung Debit Sedimen
(Discharge Sediment Rating Curve)
Hasil sedimen pengukuran lapangan ini diawali dengan pengembilan
sampel sedimen per kejadian hujan terpilih di outlet DAS Babon yaitu di
Bendungan Pucang gading. Setelah konsentrasi kadar muatan suspense diperoleh
dari analisis laboratorium, maka debit suspensi dapat dihitung. Untuk mengetahui
hubungan debit aliran dengan debit suspensi maka dilakukan pengukuran debit
aliran dan pengambilan sampel air pada outlet DAS. Pengukuran debit dan
pengambilan air dilaksanakan beberapa kali pengukuran pada saat tinggi muka air
yang berbeda, sehingga akan diperoleh kurva hubungan debit dengan debit
suspensi (suspended rating curve).
Hasil persamaan untuk debit suspensi pada DAS Babon dinyatakan
sebagai berikut:
Qs = 0,00145(Q)^0,06522 (r = 0,880) (Sumber Analisis Data Primer,
Lampiran 4.3 Tabel).
Suspended rating curve yang diperoleh dipergunakan untuk mengetahui
debit suspensi, kejadian hujan tertentu yang mempunyai TMA tertentu pada outlet
daerah tangkapannya akan menghasilkan debit suspensi yang dapat diketahui
berdasarkan kurva tersebut, sehingga bila terjadi hujan yang telah diketahui
rekaman data tinggi muka air pada outlet DAS dan lamanya banjir akan dapat
diketahui sedimen yang keluar dari DAS yang disebabkan oleh kejadian hujan.
42
Hasil perhitungan banyaknya sedimen yang keluar dari DAS Babon pada Tabel
4.6
Tabel 4.6 Debit Sedimen DAS Babon
No Tanggal Total Sedimen yang keluar
dari DAS (kg)
1 19-20 Mei’10 0,233
2 23-24 Mei’10 0,32567
3 26 Mei’10 0,40048
4 27-28 Mei’10 0.43089
5 8-9 Juni’10 0,3359
6 6-7 Sept 0,4589
7 8-9 Sept 0,38520
8 12-13 Sept 0,34581
9 15-16 Sept 0,6254
10 16-17 Sept 0,43119
11 25-26 Sept 0,3362
12 30 Sept 01 Okt’10 0,03551
13 27-28 Okt’10 0,492313
14 9-10 Nov’10 0,54156
15 15-16 Nov 0,37744
Jumlah 5,755
Sumber: Analisis data hitungan. Lampiran 4.3.
4.11. Perhitungan Tebal Aliran Langsung (Q) berdasarkan Metode SCS
Metode SCS/ Curve Number ini dikembangkan untuk menghitung volume
aliran dengan jalan prediksi. Ada tiga faktor yang harus diidentifikasi untuk
menghitung nilai CN, yaitu 1) klasifikasi kelompok tanah, 2) klasifikasi kelompok
penutup tanah, dan 3) kandungan air tanah sebelumnya (AMC). Berikut tabel
penentuan AMC berdasarkan curah hujan 5 hari sebelumnya.
43
Tabel 4.7 Tabel Penentuan AMC No Kondisi AMC Keterangan
1
2
3
AMC I (< 35)
AMC II (35-53)
AMC III (> 53)
Kering
Sedang
Jenuh air/basah
Sumber: (Mc. Quen, 1982 dalam Arsyad, 1989:221).
Nilai CN DAS wilayah yang diteliti ditentukan berdasarkan Lampiran 2.1
tabel dengan terlebih dahulu memperhatikan klasifikasi kelompok tanah
(Lampiran 2.1 tabel). Klasifikasi kelompok tanah yang digunakan pada wilayah
ini didasarkan pada analisis fisik tanah di laboratorium dimana tanah wilayah
penelitian termasuk lempung berdebu, sehingga nilai CN yang dipakai
berdasarkan anggapan atau asumsi kondisi hidrologi tanah B.
Terdapat 5 macam penggunaan lahan di daerah penelitian yaitu hutan,
semak belukar, sawah, pemukiman, tegalan memiliki nilai rata-rata CN AMC II
adalah 66,09.
Tabel 4.8. Perhitungan CN Tertimbang AMC II di daerah Penelitian
Penggunaan lahan,
perlakuan dan kondisi
hidrologi
Luas Nilai CN CN Tertimbang
2 1 3 4 (3*1)
Pemukiman
Tegalan
Sawah
Semak belukar
Hutan Agroforestry
2361,08
1290,52
393,77
778,31
10556,41
85
72
75
77
60
200691,8
92917,44
29532,75
59929,87
633384
Jumlah 15381,62 1016456
Nilai CN 1016456/15381,62 = 66,09
Sumber: Analisis perhitungan
44
Simulasi perhitungan aliran metode curve ditentukanberdasarkan AMC II, untuk
menentukan nilai CN pada kondisi AMC I dan II maka digunakan rumus
konvensinya sebagai berikut.
CN I = = = 45,01
CN III = = = 81,30
Hasil analisis Tebal Aliran dengan metode SCS pada kejadian hujan terpilih
disajikan dalam Tabel 4.9.
45
Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Tebal Aliran Permukaan Tanah dengan
Menggunakan Metode SCS pada DAS Babon
Tanggal AMC
CH 5
hari
sblmnya
P
(curah
hujan
mm
CN S Qv (mm) A
(km^2)
Vol aliran
(m^3)
1 2 3 4
5
(25400/CN)-
254
6 (P-
0,2*S)^2/(P+0,8*S) 7 8 (6*7)
19 Mei’10 III 71,75 15 81,30 58,4223 0,1781 15,38 2738,78
20 Mei’10 III 63,75 9,8 81,30 58,4223 0,0628 15,38 966,14
23 Mei’10 II 40,25 9,3 66,09 130,3244 2,4750 15,38 38069,70
24 Mei’10 II 48,75 0,8 66,09 130,3244 6,0757 15,38 85390,34
26 Mei’10 II 46,75 1,8 66,09 130,3244 5,5515 15,38 30287,03
27 Mei’10 II 44,25 11 66,09 130,3244 1,9690 15,38 151380,32
8 Juni’10 I 34,25 11,5 45,01 310,2962 9,8416 15,38 134,94
9 Juni’10 II 42,25 25 66,09 130,3244 0,0088 15,38 190133,14
6 Sept’10 I 23,5 12,5 45,01 310,2962 9,4199 15,38 144893,45
7 Sept’10 I 33,5 6 45,01 310,2962 12,3611 15,38 95961,30
8 Sept’10 II 37,75 12,5 66,09 130,3244 1,5759 15,38 234340,99
9 Sept’10 II 34,25 0,5 66,09 130,3244 6,2387 15,38 219250,41
12 Sept’10 I 24 7,5 45,01 310,2962 11,6397 15,38 179038,00
13 Sept’10 I 25,5 4 45,01 310,2962 13,3639 15,38 205558,79
15 Sept’10 I 21,25 3,8 45,01 310,2962 13,4668 15,38 207141,67
16 Sept’10 I 22,75 12 45,01 310,2962 9,6294 15,38 148115,88
17 Sept’10 I 32 25 45,01 310,2962 5,0264 15,38 77313,56
25 Sept’10 I 27,5 14 45,01 310,2962 8,8076 15,38 135475,88
26 Sept’10 II 40 19,5 66,09 130,3244 0,3482 15,38 5356,45
30 Sept’10 I 26 6,8 45,01 310,2962 11,9731 15,38 184165,71
01 Okt’10 I 9,5 2,5 45,01 310,2962 14,1475 15,38 217611,59
27 Okt’10 II 45,75 2,3 66,09 130,3244 5,3000 15,38 81523,18
28 Okt’10 II 39,5 12 66,09 130,3244 1,7015 15,38 26172,53
9 Nov’10 I 28,5 28 45,01 310,2962 4,1994 15,38 64593,71
10 Nov’10 II 51,75 12 66,09 130,3244 1,7015 15,38 26172,53
15 Nov’10 II 47 8,5 66,09 130,3244 2,7361 15,38 42086,16
16 Nov’10 II 44 13 66,09 130,3244 1,4557 15,38 22390,56
Sumber: Analisis data tahun 2010.
46
4.12. Perhitungan Debit Puncak (qp) Metode Rasional
Persamaan debit puncak metode Rasional tersebut didasarkan pada
asumsi Hujan yang jatuh mempunyai intensitas yang seragam dan merata di
seluruh DAS, durasi hujan saman dengan waktu konsentrasi dan efek genangan
diabaikan. Dalam metode ini perlu diperhatikannyan nilai koefisien aliran (C).
Penentuan nilai koefisien aliran untuk masing-masing penggunaan lahan daerah
penelitian dapat dilihat pada tabel Tabel 4.7 dan perhitungan debit puncak pada
Tabel 4.10 Penentuan Nilai C untuk berbagai Penggunaan Lahan pada DAS
Babon
No
Penggunaan
Lahan Luasan (ha) C C*A
1 2 (1×2) 3
1 hutan 10556,41 0,05 211,13
2 semak belukar 778,31 0,29 225,71
3 sawah 393,77 0,18 70,88
4 tegalan 1290,52 0,2 258,10
5 pemukiman 2361,08 0,5 1180.54
Jumlah
15381,62 1,19 1946,36
Nilai
Tertimbang Jumlah (3:1) = 0,126539
Sumber: Analisis Data dengan lampiran tabel 2..1.
Analisis hujan yang dipakai dalam penelitian ini adalah hujan yang
mempunyai lama hujan sama atau lebih besar dari waktu konsentrasi (Time
Consentration, Tc pada persamaan 2.3) pada obyek penelitian. Tc penelitian
adalah:
Panjang sungai utama: 33,76 Km
Kemiringan rata-rata sungai utama: 0.58 %
Maka Tc berdasarkan rumus Kirpich adalah.
Tc = 0,0195 x L0,77
S-0,385
Tc = 0,0195 x 34.000,77
0,58-0,386
Tc = 1 jam 22 menit
47
Tabel 4.11 Debit Puncak Setiap Kejadian Hujan pada DAS Babon Hulu dengan
Metode Rasional
Sumber: Analisis data tahun 2010, lampiran 4.4.
4.13. Indeks Erodibilitas Tanah
Nilai indeks erodibilitas tanah diperlukan untuk menghitung besarnya hasil
sedimen dengan menggunakan pendekatan MUSLE. Nilai ini ditentukan
berdasarkan karakteristik tanah seperti tekstur tanah, kandungan bahan organik,
struktur tanah dan permeabilitas tanah. Karakteristik tanah ditentukan berdasarkan
Tanggal Konstanta Koefisien Runoff
(C)
Intensitas
Hujan (mm) (I)
Luas DAS
(Km2) (A)
Debit Puncak
(m^3/dt)
1 2 3 4 (1×2×3×4) 5
19 Mei’10 0,278 0,127 4,53 15,38 2,45
20 Mei’10 0,278 0,127 2,96 15,38 1,60
23 Mei’10 0,278 0,127 2,81 15,38 1,52
24 Mei’10 0,278 0,127 0,24 15,38 0,13
26 Mei’10 0,278 0,127 0,54 15,38 0,29
27 Mei’10 0,278 0,127 3,32 15,38 1,80
8 Juni’10 0,278 0,127 3,47 15,38 1,88
9 Juni’10 0,278 0,127 7,55 15,38 1,88
6 Sept’10 0,278 0,127 3,77 15,38 4,08
7 Sep’10 0,278 0,127 1,81 15,38 2,04
8 Sep’10 0,278 0,127 3,77 15,38 0,98
12 Sep’10 0,278 0,127 2,26 15,38 2,04
13 Sep’10 0,278 0,127 1,21 15,38 0,08
15 Sep’10 0,278 0,127 1,15 15,38 1,23
16 Sep’10 0,278 0,127 3,62 15,38 0,65
17 Sep’10 0,278 0,127 7,55 15,38 0,62
25 Sep’10 0,278 0,127 4,23 15,38 1,96
26 Sep’10 0,278 0,127 5,88 15,38 4,08
30 Sep’10 0,278 0,127 2,05 15,38 2,29
01 Okt’10 0,278 0,127 0,75 15,38 3,19
27 Okt’10 0,278 0,127 0,69 15,38 1,11
28 Okt’10 0,278 0,127 3,62 15,38 0,41
9 Nov’10 0,278 0,127 8,45 15,38 0,38
10 Nov’10 0,278 0,127 3,62 15,38 1,96
15 Nov’10 0,278 0,127 2,57 15,38 1,39
16 Nov’10 0,278 0,127 3,93 15,38 2,12
48
analisis laboratorium dengan pengambilan sampel tanah masing-masing daerah
penggunaan lahan. Analisis distribusi ukuran butir tanah tertimbang dari daerah
penelitian sebagai berikut.
Tabel 4.12 Kandungan Bahan Organik
No Lokasi Kandungan Bahan Organik (%)
1 Banyumanik (pemukiman padat) 30-50
2 Beji, Ungaran timur (Hutan Agroforesty) 30-50
3 Kebon batur (tegalan) 30-51
4 Leyangan (pemukiman) 30-52
5 Pudak payung (tegalan) 30-53
6 Tembalang (kota/perumahan) 20-30
7 Kebon batur (sawah) 30-50
8 Tembalang (sawah) 30-51
9 Banyumanik (kebon sengon) 30-50
10 pedurungan (pemukiman) 20-30
Jumlah
rata-rata tertimbang
Sumber: Analisis Laboratorium dengan Lampiran tabel 2.1
Tabel 4.13 Analisis Distribusi Ukuran Butir Tanah Tertimbang
No Daerah Pengambilan sampel
Fraksi dalam persen
Krikil Pasir kasar
Pasir Halus
Debu Lempung Keterangan
1 Banyumanik (pemukiman padat) 0 0 5,24 75,13 12,75
2 Beji, Ungaran timur (Hutan Agroforesty) 0 0 7,9 67,07 25,04
3 Kebon batur (tegalan) 0 6,4 6,4 62,98 20,82
4 Leyangan (pemukiman) 0 0 10,11 49,17 40,72
5 Pudak payung (tegalan) 0 0 11,41 49,61 39,98
6 Tembalang (kota/perumahan) 0 0 7,19 60,76 32,05
7 Kebon batur (sawah) 0 0 8,64 58,51 32,84
8 Tembalang (belukar) 0 0 10,13 49,89 39,97
9 Banyumanik (kebon sengon) 0 0 13,6 54,35 32,04
10 pedurungan (pemukiman) 0 0 8,66 60,28 31,06
Jumlah 0,64 89,28 587,75 307,27
Rata-rata tertimbang 8,928 58,775 30,727
Lempung
debuan
Sumber: Analisis Laboratorium dengan Lampiran tabel 2.1.
49
Tabel 4.14 Nilai Permeabilitas Tertimbang
No Lokasi Nilai permeabilitas (cm/jam)
1 Banyumanik (pemukiman padat) 0,00764577
2 Beji, Ungaran timur (Hutan Agroforesty) 0,00664937
3 Kebon batur (tegalan) 0,00889128
4 Leyangan (pemukiman) 0,00747919
5 Pudak payung (tegalan) 0,00731431
6 Tembalang (kota/perumahan) 0,00747919
7 Kebon batur (sawah) 0,00889128
8 Tembalang (sawah) 0,00783535
9 Banyumanik (kebon sengon) 0,0808298
10 pedurungan (pemukiman) 0,0698184
Jumlah 0,21283394
rata-rata tertimbang 0,021283394
Sumber: Analisis laboratorium dengan Lampiran tabel 2.1.
Kandungan organik menurut lampiran tabel 2.1 tergolong tinggi dengan nilai 3.
Indeks struktur tanah menurut hasil laboratorium termasuk bentuk block massif
dengan nilai 4. Permeabilitas daerah sampel penelitian senilai 0,021283394,
dalam kelas nilai permeabilitas masuk kelas 6 dengan keterangan sangat lambat
(Soewarno, 1991:771).
K =
Pada Tabel 4.12 disajikan besarnya nilai indeks erodibilitas tanah pada
DAS Babon.
Tabel 4.15 Nilai Indeks Erodibilitas Tanah DAS Babon secara Keseluruhan No Lokasi Tekstur M a b c K
1 DAS Babon Hulu Lempung
berdebu 2830 4 2 3 0,269386
Sumber: Analisis Data Primer
50
4.14. Indeks Lereng
Seperti halnya indeks erodibilitas tanah, indeks lereng juga diperlukan
untuk menghitung hasil sedimen dengan menggunakan MUSLE, dalam penelitian
ini indeks lereng dihitung dengan persamaan:
LS = + +0,065 (Williams, 1965 dalam Hardiyatmo,
2006: 409).
Keterangan:
s = kemiringan lereng (%)
= faktor panjang yang nilainya= (
Keterangan:
L = panjang lereng dalam meter
m = nilai eksponen rata-rata yang umun dipakai adalah 0,5
Berdasarkan perhitungan, kemiringan rata-rata daerah Sub DAS Babon
adalah 0,588% dengan indeks lereng rata-rata 0,282 (sumber analisis data primer).
+ +0,065×(0,282) = 0,133
4.15. Indeks Penutup Lahan dan Pengelolaannya
Indeks penutup lahan dan pengelolaan tanaman ditentuka berdasarkan
tataguna lahan yang ada pada DAS yang bersangkutan, Penilaian indeks
pengelolaan tanaman pada masing-masing daerah tangkapan didasarkan pada
tataguna lahan yang ada kemudian disesuaikan dengan tabel indeks C seperti yang
51
tercantum pada lampiran TabeL 2.12 Penilaian indeks C dan P pada DAS Babon
Hulu tersaji pada Tabel 4.11 sebagai berikut.
Tabel 4.16 Nilai Indeks CP DAS Babon Hulu secara Keseluruhan No Penggunaan Lahan CP
1
2
3
4
5
Hutan tanpa seresah
Semak Belukar sebagian rumput
Sawah padi irigasi
Tegalan dan atau kebun pekarangan
Pemukiman
0,05
0,1
0,02
0,2
1
Jumlah Rata-rata 0,274
Sumber: Analisis data tahun 2010 dengan Lampiran tabel 2.1
4.16. Perhitungan Sedimen MUSLE Observasi
Metode MUSLE adalah modifikasi dari USLE yang dikembangkan untuk
menghitung hasil sedimen yang dihasilkan oleh suatu hujan sesaat pada suatu
DAS,. Dilihat dari persamaan yang ada MUSLE yang sudah ada bersifat universal
sehingga belum tentu sesuai bila diterapkan di daerah penelitian, mengingat
karakteristik fisik tiap DAS berbeda. Persamaan untuk MUSLE observasi ini
digunakan untuk mencari peubah yang harganya disesuaikan dengan karakteristik
daerah penelitian, data yang digunakan untuk mencari persamaan merupakan data
pengamatan dan pengukuran di lapangan. Perhitungan untuk mencari peubah
MUSLE observasi tersaji dalam Lampiran 4.4 Tabel. Berdasarkan hasil analisis
data primer persamaan untuk MUSLE observasi adalah.
79,81 (Q.qp)0,02
K.LS.CP………………………………………(4.1)
Perhitungan MUSLE Observasi ini nilai tebal aliran (Q) dan debit puncak (qp)
berdasarkan perhitungan hidrograf aliran kemudian dikalikan nilai KLSCP (nilai
52
KLSCP tersaji pada Tabel 4.15), sehingga didapat hasil sedimen (sy) tiap kejadian
hujan pada daerah penelitian tersaji pada tabel 4.16.
Tabel 4.17 Nilai perhitungan indeks KLSCP
No K LS C P Nilai KLSCP
1 2 3 5 (1*2*3)
1 0,269 0,133 0,274 0,00980
Sunber: Analisis data tahun 2010
Tabel 4.18 Hasil Sedimen Tiap Kejadian Hujan Berdasarkan MUSLE Observasi
No Tanggal
Konstanta Q (tebal
aliran )
mm
Qp (debit
puncak)
m^3/dt
KLSCP
Sy MULSE
Observasi
(Ton) a b
1 2 3 4 5
1 19-20 Mei’10 79,81 0,02 1,694 26,6 0,00980 0,854
2 23-24 Mei’10 79,81 0,02 1,896 26,6 0,00980 0,856
3 26 Mei’10 79,81 0,02 1,206 18,2 0,00980 0,840
4 27-28 Mei’10 79,81 0,02 1,146 14,4 0,00980 0,839
5 8-9 Juni’10 79,81 0,02 0,625 31,2 0,00980 0,823
6 6-7 Sept 79,81 0,02 0,207 26,6 0,00980 0,817
7 8-9 Sept 79,81 0,02 1,538 22,3 0,00980 0,852
8 12-13 Sept 79,81 0,02 1,795 26,6 0,00980 0,852
9 15-16 Sept 79,81 0,02 2,114 31,2 0,00980 0,858
10 16-17 Sept 79,81 0,02 2,143 26,6 0,00980 0,862
11 25-26 Sept 79,81 0,02 1,283 26,6 0,00980 0,849
12 30 Sept 01 Okt’10 79,81 0,02 1,236 26,6 0,00980 0,848
13 27-28 Okt’10 79,81 0,02 0,122 26,6 0,00980 0,804
14 9-10 Nov’10 79,81 0,02 3,549 51,8 0,00980 0,882
15 15-16 Nov 79,81 0,02 0,955 18,3 0,00980 0,836
Jumlah 12,670
Sumber: Analisis data tahun 2010.
4.17. Perhitungan Sedimen MUSLE Prediksi
Estimasi untuk menghitung tebal aliran langsung (Q) digunakan
pendekatan metode SCS, model ini dikembangan dari hasil pengamatan hujan
53
(Asdak, 2005:182). Estimasi untuk debit puncak digunakan metode rasional
karena model ini mengkaji respon DAS oleh hujan dalam serial waktu.
Tabel 4.19 Hasil Sedimen Tiap Kejadian Hujan Berdasarkan MUSLE Prediksi No Tanggal Konstanta
Q (tebal
aliran) mm
Qp (debit
puncak)
m^3/dt
KLSCP Sy MUSLE
Prediksi (ton)
a B
1 2 3 4 5
1 19-20 Mei’10 11,8 0,56 0,241 4,256 0,00980 0,117
2 23-24 Mei’10 11,8 0,56 8,551 1,733 0,00980 0,524
3 26 Mei’10 11,8 0,56 5,551 0,677 0,00980 0,243
4 27-28 Mei’10 11,8 0,56 11,811 3,775 0,00980 0,970
5 8-9 Juni’10 11,8 0,56 12,370 6,264 0,00980 1,322
6 6-7 Sept 11,8 0,56 15,659 2,231 0,00980 0,846
7 8-9 Sept 11,8 0,56 29,489 1,974 0,00980 1,126
8 12-13 Sept 11,8 0,56 25,004 2,711 0,00980 1,227
9 15-16 Sept 11,8 0,56 23,096 6,350 0,00980 1,890
10 16-17 Sept 11,8 0,56 14,656 6,350 0,00980 1,465
11 25-26 Sept 11,8 0,56 9,156 5,749 0,00980 1,065
12 30 Sept 01 Okt’10 11,8 0,56 26,121 1,596 0,00980 0,934
13 27-28 Okt’10 11,8 0,56 7,002 2,454 0,00980 0,569
14 9-10 Nov’10 11,8 0,56 5,901 6,864 0,00980 0,920
15 15-16 Nov 11,8 0,56 4,192 3,690 0,00980 0,536
Jumlah 13,756
Sumber: Analisis Data tahun 2010.
4.18. Pembahasan
Hasil Prediksi Debit puncak metode Rasional dan Tebal aliran metode
SCS pada DAS Babon dibandingkan hasil dari Hidrograf aliran terdapat
perbedaan yang nyata. Prediksi Tebal aliran dengan metode SCS bergantung pada
faktor AMC (kelembaban awal), angka CN dan nilai S(perbedaan curha hujan dan
air larian). Tebal aliran observasi dalam diperoleh melalui tahapan-tahapan yang
pemisahan aliran permukaan.
54
Debit puncak metode Rasional dipengaruhi oleh faktor time konsentrasi,
intensitas hujan dan nilai curve number , sedangakan Debit puncak observasi
didasarkan pada angka AWRL yang ada di SPAS. Kekurang teletian dalam
penentuan nilai dari karakteristik DAS dan nilai koefisien alirannya akan sangat
mempengaruhi besarnya debit puncak, begitupun ketika debit puncak observasi
alat AWRL tidak dikalibrasi maka besarnya debit puncak juga akan jauh berbeda.
Besarnya konstanta a dan b pada persamaan MUSLE untuk lokasi
penelitian dapat dicari dengan membuat simulasi berdasarkan data observasi, Data
yang digunakan dalam simulasi ini meliputi tebal aliran (Q), debit puncak (qp)
dan hasil sedimen yang keluar daerah outlet DAS, Perhitungan besarnya a dan b
untuk lokasi penelitian DAS Babon memiliki nilai besaran konstanta a = 79,812
dan b = 0,023. Penentuan konstanta MUSLE pada lokasi penelitian (observasi) ini
dengan asumsi perhitungan faktor erodibilitas tanah (K), indeks kelerengan (LS),
pengelolaan tanaman (C) dan tindakan konservasi (P) tidak berubah dan dianggap
benar. Apabila perhitungan MUSLE Prediksi dengan formula yang bersifat baku
11,8 (Q.qp)0,56
.KLSCP dibandingkan dengan MUSLE Observasi dengan formula
simulai 79,812 (Q.qp)0,023
.KLSCP, jumlah sedimen yield yang dihasilkan sedikit
lebih besar MUSLE Prediksi.
Pengujian untuk menguji ada tidaknya hubungan antara kedua model
MUSLE (observasi dan prediksi) menggunakan analisis Table t-test paired
sample test. Hasil analisis output SPSS sebagai berikut.
1. Pada bagian pertama terlihat ringkasan statistik dari kedua sampel, untuk
rata rata Observasi 0,8446662 dan untuk rata-rata Prediksi 0,9170647.
55
2. Bagian ketiga adalah Paired Sample Test. Hipotesis dalam penelitian ini.
Ho = Kedua hasil sedimen adalah tidak berbeda.
Ho = Kedua hasil sedimen memang berbeda secara nyata.
Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel sebagai berikut: t hitung
dari output adalah 0,601, t tabel dengan df (degree off freedo ) 14 adalah
1,753, dengan demikian t hitung < t tabel (0,601<1,753) maka Ho diterima.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil yang didapat dari rumus metode Rasional berbeda jauh dengan data
dari rekaman AWRL dan pencatatan di SPAS DAS Babon, nilai dari metode
Rasional lebih kecil daripada data rekaman SPAS. Faktor yang mungkin
mempengaruhi perbedaan ini adalah penerapan metode Rasional itu sendiri dan
data di SPAS, dalam penggunaan metode Rasional perhitungan Debit Puncak (qp)
didapat dari perkalian konstanta dengan Variabel curah hujan dan waktu
konsentrasinya, sedangkan untuk qp observasi murni pencatatan di SPAS. Hasil
perhitungan Tebal hujan (Q) metode SCS dengan Q metode hidrograf aliran juga
terdapat perbedaan jauh yang mencolok tetapi disini nilai Q metode SCS hasilnya
lebih besar dibandingkan Q Hidrograf Aliran, hal ini disebabkan nilai yang tetap
yang bersala dari rumus baku untuk penentuan nilai subyektifitas dalam
penentuan CN. Perhitungan sedimen yield berdasarkan MUSLE Observasi dan
MUSLE Prediksi tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu mencolok, meski
peubah yang digunakan berbeda.
57
5.2 Saran
Saran atau pun rekomen dasi sebagai tindak lanjut dari penelitian ini
adalah
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh limpasan
permukaan, volume aliran tanah, debit aliran dan tingkat sedimentasi
terhadap kondisi hidrologi DAS Babon Hulu dengan metode/pendekatan
yang lain.
2. Model MUSLE yang rumusnya baku bersifat universal, sehingga bila akan
digunakan perlu disesuaikan konstantanya dengan karakter DAS yang
ingin diteliti, meski begitu ketersediaan data dan ketelitian untuk
perhitungan dan kedua MUSLE ini sangat berpengaruh pada keakuratan
jumlah sedimen yield yang ada pada suatu DAS.
58
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Choirul., 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1995 dan
2005 di DAS Kreo Terhadap Debit Maksimum Sub DAS Kreo, Skripsi, UNNES:Semarang.
Arsyad, Sitanala.,1989. Konservasi Tanah dan Air. Bandung: IPB Press.
Asdak, Chay., 2005. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (edisi
revisi 3), Yogyakarta: Gadjah University Press.
Gunendro., 1996. Keberlakuan Metode MUSLE dalam Pendugaan Erosi Sedimentasi di Kawasan Hutan (Studi Kasus di KPH Banyumas Timur,
Jawa Tengah), Skripsi, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Hardiyatmo, H,C., 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Jaramillo, Fernando., 2007. Estimating and Modelling Soil Loss and Sediment
Yield in the Maracas-ST Joseph River Cathment with Empirical Models (RUSLE and MUSLE) and Physically Based Models (Erosion 3D), Thesis,
McGill University:Montreal.
Murtiono, Ugro Hari., 2008. Kajian Model Estimasi Volume Limpasan Permukaan, Debit Puncak Aliran, dan Erosi Tanah Dengan Model Soil
Conservation Service (SCS), Rasional dan Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE) (Studi Kasus di DAS Wonogiri), Laporan Kelompok
Peneliti Konservasi Tanah dan Air, Solo.
Sabari Yunus, Hadi., 2003. Hasil-hasil Penelitian Fakultas Geografi, UGM:Yogyakarta.
Setyowati, Dewi Liesnoor., 1996. Analisis Ketersediaan Air Untuk Perencanaan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Tesis, UGM: Yogyakarta.
S.H. Sadeghi., 2004. Aplication Of MUSLE Prediction Of Sediment Yield In Iranian Condition, Sharing Solution Of International Soil Conservation,
Brisbane.
Soewarno., 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengelolaan Data Aliran Sungai (Hidrometri), Nova : Bandung.
Suyono, Takeda Kensu., 1997. Hidrologi untuk Pengairan, Pradnya Paramita:
Jakarta.
59
Lampiran 2.1 Tabel Perhitungan Koefisien Runoff didasarkan pada daerah
pengalirannya No Keadaan daerah pengaliran Koefisien runoff
1 Bergunung dan curam 0,75 – 0,90
2 Pegunungan tersier 0,70 – 0,80
3 Sungai dengan tanah dan hutan dibagi atas dan
bawah
0,50 – 0,75
4 Tanah dasar yang diairi 0,45 – 0,60
5 Sawah waktu diairi 0,70 – 0,80
6 Sungai bergunung 0,75 – 0,85
7 Sungai dataran 0,45 – 0,75
Sumber: Murtiono (2008:178)
60
Lampiran 2.1 Tabel Nilai Koefisien Runoff, C, untuk persamaan Rasional (USCS) Tataguna lahan C Tataguna lahan C
Perkantoran
Daerah pusat kota
Daerah sekitar kota
0,70 – 0,95
0,50 – 0,70
Tanah lapang
Berpasir, datar 2%
Berpasir, agak rata 2-7%
Berpasir, miring 7%
Tanah berat, datar 2%
Tanah berat, agak rata 2-7%
Tanah berat, miring 7%
0,05 – 0,10
0,10 – 0,15
0,15 – 0,20
0,13 – 0,17
0,18 – 0,22
0,25 - 035
Perumahan
Rumah tunggal
Rumah susun, terpisah
Rumah susun, bersambung
Pinggiran kota
0,30 – 0,50
0,40 – 0,60
0,60 – 0,75
0,25 – 0,40
Tanah pertanian, 0-30%
Tanah kosong
Rata
kasar
0,30 – 0,60
0,20 – 0,50
Daerah industri
Kurang padat industri
Padat industri
0,50 – 0,80
0,60 – 0,90
Ladang garapan
Tanah berat tnp vegetasi
Tanah berat dgn vegetasi
Berpasir, tnp vegetasi
Berpasir, dgn vegetasi
0,30 – 0,60
0,20 – 0,50
0,20 – 0,25
0,10 – 0,25
Taman, kuburan
Tempat bermain
Daerah stasiun KA
Daerah tak berkembang
0,10 – 0,25
0,20 – 0,35
0,20 – 0,40
0,10 – 0,30
Padang rumput
Tanah berat
Berpasir
Hutan/vegetasi
0,15 – 0,45
0,05 – 0,25
0,05 - 0,25
Jalan raya
Beraspal
Berbeton
Berbatu bata
Trotoar
Daerah beratap
0,70 – 0,95
0,80 – 0,95
0,70 – 0,85
0,75 – 0,85
0,75 – 0,95
Tanah tidak produktif
Rata, kedap air
kasar
0,70 – 0,90
0,50 – 0,70
Sumber: Asdak (2005:164)
61
Lampiran 2.1 Tabel Bilangan kurva (CN) aliran permukaan SCS berbagai tanah-penutup tanah
(kandungan lengas tanah sebelumnya: II, dan Ia: 0,2 S) Penggunaan tanah/perlakuan/kondisi Hidrologi Kelompok hidrologi tanah
A B C D
1. Permukiman:¹ Persentase rata-rata²
Luas kapling Kedap air
- 500m² dan lebih 1 kecil 65
- 1000m² 38
- 1300m² 30
- 2000m² 25
- 4000m² 20
77
61
57
54
51
85
75
72
70
68
90
83
81
80
79
92
87
86
85
84
2. Tempat parker diaspal, atap, dan jalan aspal dan lain-lain 98 98 98 98
3. Jalan umum
- Beraspal dan saluran pembuang air
- Kerikil
- Tanah
98
76
72
98
85
82
98
89
87
98
91
89
4. Daerah perdagangan dan pertokoan (85% kedap) 89 92 94 95
5. Tempat terbuka, padang rumput yang dipelihara, taman, lapangan golf, kuburan dan
lain-lain
- Kondisi baik: 75% atau lebih tertutup rumput
- Kondisi sedang: 50%-75% tertutup rumput
39
49
61
69
74
79
80
84
6. Bera-larikan menurut lereng 77 86 91 94
7. Daerah industri (72% kedap) 81 88 91 93
8. Tanaman semusim dalam baris
- Menurut lereng-buruk
- Menurut lereng-baik
- Menurut kontur-buruk
- Menurut kontur-baik
- Kontur dan teras-buruk
- Kontur dan teras-baik
72
67
70
65
66
62
81
79
79
75
74
71
88
85
84
82
80
78
91
89
88
86
82
81
9. Padi-padian
- Menurut lereng-buruk
- Menurut lereng-baik
- Menurut kontur-buruk
- Menurut kontur-baik
- Kontur dan teras-buruk
- Kontur dan teras-baik
65
63
63
61
61
59
76
75
74
73
72
70
84
83
82
81
79
78
88
87
85
84
82
81
10. Leguminosa ditanam rapat atau giliran tanaman padang rumput
- Menurut lereng-buruk
- Menurut lereng-baik - Menurut kontur-buruk
- Menurut kontur-baik
- Kontur dan teras-buruk
- Kontur dan teras-baik
66
58 64
55
63
51
77
72 72
69
73
67
85
81 83
78
80
76
89
85 85
83
83
80
11. Padang rumput pengembalaan
- Buruk
- Sedang
- Baik
- Menurut kontur buruk
- Menurut kontur sedang
- Menurut kontur baik
68
49
39
47
25
6
79
69
61
67
59
35
86
79
74
81
75
70
89
84
80
88
83
79
12. Padang rumput potong 30 58 71 78
13. Hutan
- Buruk
- Sedang
- Baik
45
36
25
66
60
55
77
73
70
83
79
77
14. Perumahan petani 59 74 82 86
Sumber: Chow et.al, 1988 dalam Arsyad (1989:50)
¹) Bilangan kurva hitung berdasarkan asumsi bahwa aliran permukaan dari rumah dan jalan masuk diarahkan ke jalan umum dengan sejumlah minimum air dari atap diarahkan ke
halaman rumput dimana infiltrasi terjadi.
²) Areal sisa yang tidak kedap air (pekarangan berumput) dianggap berada sebagai rumput
yang baik
62
Lampiran 2.1 Tabel Grup Hidrologi kondisi hujan awal II (U.S. SCS, 1972) Kelompok tanah Keterangan (mm/jam) Laju infiltrasi
A
Potensi air larian paling kecil, termasuk tanah
pasir dalam dengan unsure debu dan liat. Laju
infiltrasi.
8-12
B
Potensi air larian kecil, tanah berpasir lebih
dangkal dari A. tekstur halus sampai sedang.
Laju infiltrasi sedang.
4-8
C
Potensi air larian sedang, tanah dangkal dan
mengandung cukup liat. Tekstur sedang sampai
halus. Laju infiltrasi rendah.
1-4
D
Potensi air larian tinggi, kebanyakan tanah liat,
dangkal dengan lapisan kedap air dekat
permukaan tanah. Infiltrasi paling rendah.
0-1
Sumber: Asdak (2001:183-184)
Lampiran 2.1 Tabel Kondisi AMC I dan III
CN untuk kondisi II CN setara untuk kondisi
I III
100 100 100
95 87 99
90 78 98
85 70 97
80 83 94
75 57 91
70 51 87
65 45 83
60 40 79
55 35 75
50 31 70
45 27 65
40 23 60
35 19 55
30 15 50
25 12 45
20 9 39
15 7 33
10 4 26
5 2 17
0 0 0
Sumber: (Arsyad, 1989:225)
63
Lampiran 2.1 Tabel Penilaian Ukuran Butir Tanah (M) Berdasarkan Kelas
Tekstur USDA Kelas tekstur
(USDA) Nilai M Kelas tekstur
(USDA) Nilai M
Lempung berat 210 Pasir geluhan 3245 Lempung sedang 750 Geluh berlempung debuan 3770 Lempung ringan 1212 Geluh pasiran 4005 Geluh lempung pasir 2160 Geluh debuan 6330 Lempung debuan 2830 Debu 8245 Geluh lempungan
Pasir
2830
3035
Campuran merata 4000
Sumber: Hammer, 1987 dalam Gunendro, 1996:40
Lampiran 2.1 Tabel Kelas kandungan bahan organik Kelas Penilaian Prosentase (%)
Sangat rendah 0 < 1
Rendah 1 1-2
Sedang 2 2,1-3
Tinggi 3 3,1-5
Sangat tinggi 4 >5
Sumber: Arsyad, 1989:321
Lampiran 2.1 Tabel Indeks struktur tanah Kelas Ukuran
Diameter (mm)
Prosentase
(%)
Granuler sangat halus 0 < 1
Granuler halus 1 1-2
Granuler sedang-kasar 2 2,1-3
Bentuk blok, blocky, plat, masif 3 3,1-5
Sumber: Arsyad, 1989:321
Lampiran 2.1 Tabel Kelas Permeabilitas tanah
Kelas Permeabilitas cm/jam Penilaian
Cepat 25,4 1
Sedang sampai cepat 12,7-25,4 2
Sedang 6,3-12,7 3
Sedang sampai lambat 2,0-6,3 4
Lambat 0,5-2,0 5
Sangat lambat >0,5 6
Sumber: Soewarno (1991:771)
Lampiran 2.1 Tabel Penentuan nilai m
Kemiringan lereng (s) m
<1% 25,4
1% ≤ s <3% 12,7-25,4
3% ≤ s <5% 6,3-12,7
s ≥5% 2,0-6,3
Sumber: Hardiyatmo, (2006:371)
64
Tabel 2.1 Perkiraan Nilai Faktor CP Berbagai Jenis Penggunaan Lahan di Jawa
Konservasi dan Pengelolaan Tanaman Nilai CP
Hutan
a. tak terganggu 0,01
b. disertai seresah 0,05
c. tanpa seresah 0,50
Semak
a. tak terganggu 0,01
b. sebagian berumput 0,10
Kebun
a. kebun-talun 0,02
b. kebun pekarangan 0,20
Perkebunan
a. penutup tanah sempurna 0,01
b. penutup tanah sebagian 0,07
Perumputan
a. penutup tanah sempurna 0,01
b. penutup tanah sebagian, ditumbuhi alang-alang 0,02
c. alang-alang 0,06
d. serai wangi 0,65
Tanaman Pertanian
a. umbi-umbian 0,51
b. biji-bijian 0,51
c. kacang-kacangan 0,36
d. campuran 0,43
e. padi irigasi 0,02
Perladangan
a. 1 tahun tanam-1 tahun bero 0,28
b. 1 tahun tanam-2 tahun bero 0,19
Pertanian dengan konservasi
a. mulsa 0,14
b. tera bangku 0,04
c. penanaman kontur 0,14
Sumber: Abdurachman dkk1984; Ambar dan Syarifuddin, 1978 dalam Asdak (2005:376)
65
Lampiran 4.1 Tabel Data Curah Hujan Harian (dalam mm) Tahun 2010 Daerah Penelitian
KABUPATEN Semarang
79
KECAMATAN Klipang
78
NOSTA
Tahun Bulan/
Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2010 Januari
5 5 0 0 9 3 44 32 37 18 9 0 0 0 2 17 1 84 2 0 4
2010 Februari 19 7 9 8 1 37 5 148 40 24 1 21 1 3 0 49 0 0 3 2 2 44 22 5 1
2010 Maret 1 56 35 2 0 2 71 14 0 0 8 21 0
2010 April 4 0 0 11 0 37 2 6 0 35 43 26 2 28 0 3 11
2010 Mei 43 12 20 2 3 8 3 15 4 1 17 0 0 0 0 11 1 41 0 0 42
2010 Juni 38 12 4 0 9 68 9 3 1 0
2010 Juli 17 19 0
2010 Agustus 0 0 0
2010 September 18 0 0 0 74 11
2010 Oktober 0 0 11 3 0 0 0 4 0 4 0 1 18 2 0
2010 November 0 22 0 0 11 69 33 11 13 0 3 39 32 9 3 0 4 0 0
2010 Desember 0 0 0 5 4 15 0 74 74 0 1 0 0 10 0 0 79 4 5 35 2 8
Tabel Jumlah hari Hujan pada Stasiun Klipang
Bulan Jumlah hari hujan Jumlah hujan
Januari 21 272
Februari 25 452
Maret 13 210
April 17 208
Mei 21 223
Juni 10 144
Juli 3 36
Agustus 3 0
September 7 103
Oktober 14 43
November 19 249
Desember 20 316
Rata-rata bulan basah 241,9
Rata-rata bulan kering 39,5
66
KABUPATEN
Semarang
KECAMATAN Ungaran
NOSTA 10065B
Tahun Bulan/tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2010 Januari 37 1 19 29 2 1 6 8 89 16 1 8 5 1 9 24 14 9 15 2 34 20 1 5
2010 Februari 13 5 28 1 13 1 3 2 22 17 5 20 13
2010 Maret 30 9 1 15 14 7 53 1 7 11 17 34 25 25 46 5 5 18
2010 April 20 12 5 1 1 3 61 3 42 8 7 11 44 36 9 4
2010 Mei 51 2 4 8 22 85 4 8 16 49 51 32 33 16 48 7 43 8 4
2010 Juni 12 14 37 4 11 26 1 2
2010 Juli 4 9 12 2 3 2 2
2010 Agustus 23 2 7 3 33 6 10 8
2010 September 7 6 38 50 30 3 15 34 8 28 9 17 5 5 27
2010 Oktober 3 12 2 9 10 30 9 5 37 50 1 63 1 5
2010 November 6 21 13 45 1 3 8 86 9 5 1 7 1 6 1 12 2 1
2010 Desember 19 3 15 27 7 24 1 48 28 11 19 9 5 21 6 39 80 15 8 11
Tabel Jumlah hari Hujan pada Stasiun Ungaran
Bulan Jumlah hari hujan Jumlah hujan
Januari 24 356
Februari 13 143
Maret 18 323
April 16 267
Mei 20 491
Juni 8 107
Juli 7 34
Agustus 8 92
September 15 282
Oktober 14 237
November 18 228
Desember 20 396
Rata-rata bulan basah 265
Rata-rata bulan kering 34
67
KABUPATEN Semarang
KECAMATAN Banyumanik
NOSTA
Tahun Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2010 Januari
2010 Februari 4 5 36 18 19 6 10 9 3 34 2 31 77 2 22 7 3 7 1 7 36 14 44 1 34
2010 Maret 5 0 6 0 15 17 2 43 28 1 113 25 3 4 8
2010 April 4 0 11 9 23 7 30 3 9 51 36 40 57 42 2 3 33
2010 Mei 19 1 2 0 2 14 3 2 8 10 2 0 11 106
2010 Juni 0 4 0 6 9 14 5 49 67 9 2 4 59 1 11 9 2.5
2010 Juli 27 30 44 0 6 19 3 2 28 0 6 10 9 7
2010 Agustus 3 9 0 10 3 6 2 2 5
2010 September 58 5 2 17 7 2 0 11 0 13 5 14 13 12 5 7 3 2 6 19 4 2
2010 Oktober 10 3 2 2 2 2 3 2 5 3 2 3 34 2 24 22 9 15 2 4
2010 November 5 2 14 6 0 5 8 5 46 2 5 4 24 39 0 2
2010 Desember 5 2 4 3 1 0 6 9 37 3 0 117 9 3 14 26 2 7 1 4 7 7 32 9 1
Tabel Jumlah hari hujan pada Stasiun Banyumanik
Bulan Jumlah hari hujan Jumlah hujan
Januari - -
Februari 23 432
Maret 15 270
April 17 360
Mei 16 180
Juni 16 251,5
Juli 14 191
Agustus 10 40
September 21 207
Oktober 20 151
November 16 167
Desember 25 309
Rata-rata bulan basah 251
Rata-rata bulan kering 40
68
KABUPATEN Semarang
KECAMATAN Susukan
NOSTA
Tahun Bulan/Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2010 Januari 23 26 20 13 21 29 32 13 22 9 69 23 72 67 32 54 22 17 27 12
2010 Februari 10 21 24 42 51 10 24 18 47 38 49 18 29 19 24 20 9 21 0
2010 Maret 17 5 9 12 16 7 12 35 15 21 15 20 17 42 50
2010 April 11 10 15 12 49 23 41 21 39 87 42 112
2010 Mei 9 21 18 20 43 55 54 29 37 17
2010 Juni 14 17 26 24 10 31 20
2010 Juli 24
2010 Agustus 24 17 25 29 23
2010 September 7 9 14 11 27 28 20 25 11 32 14
2010 Oktober 9 16 17 24 20 28 27 31 28 23 26 21 19 16
2010 November 7 18 13 35 26 47 29 41
2010 Desember 29 15 32 30 12 18 33 16 8 23 19 22 16 17 30 18 13
Tabel Jumlah hari hujan pada Stasiun Susukan
Bulan Jumlah hari hujan Jumlah hujan
Januari 20 603
Februari 19 474
Maret 15 293
April 12 462
Mei 10 303
Juni 10 142
Juli 1 24
Agustus 5 118
September 12 198
Oktober 14 305
November 8 216
Desember 17 351
Rata-rata bulan basah 315
Rata-bulan kering 24
69
Lampiran 4.2 Tabel Perhitungan Persamaan Discharge Rating Curve DAS Babon Berdasarkan Hujan Terpilih
x’ y’ x y Q model
NO Tanggal TMA
Q
(Debit)
m^3/dt
Log
x’
Log
y’ x-xr y-yr (x-xr)*(y-yr) (x-xr)² (y-yr)² Logaritmik Selisih
1 19 Mei’10 0,40 7,85 -0,40 0,89 -0,29 -0,43 0,12 0,08 0,19 7,86 7,86 7,85 -0,01
2 8 Juni’10 0,50 11,00 -0,30 1,04 -0,19 -0,29 0,05 0,04 0,08 11,00 11,00 11,00 0,00
3 7 Sept’10 0,60 14,40 -0,22 1,16 -0,11 -0,17 0,02 0,01 0,03 14,47 14,47 14,40 -0,07
4 13 sept’10 0,70 18,40 -0,15 1,26 -0,04 -0,06 0,00 0,00 0,00 18,25 18,25 18,40 0,15
5 15 sept’10 0,80 22,50 -0,10 1,35 0,01 0,02 0,00 0,00 0,00 22,31 22,31 22,50 0,19
6 17 sept’10 0,90 26,50 -0,05 1,42 0,06 0,09 0,01 0,00 0,01 26,64 26,64 26,50 -0,14
7 28 okt’10 1,00 31,00 0,00 1,49 0,11 0,16 0,02 0,01 0,03 31,22 31,22 31,00 -0,22
8 9 Nov’10 1,20 41,00 0,08 1,61 0,19 0,28 0,05 0,04 0,08 41,08 41,08 41,00 -0,08
9 9 Nov’10 1,40 52,00 0,15 1,72 0,26 0,39 0,10 0,07 0,15 51,81 51,81 52,00 0,19
Jumlah
-0,99 11,96 0,00 0,00 0,38 0,25 0,57 224,65 224,65
Rata-rata
-0,11 1,33
Sumber: Analisis Data Primer
dx = = = 0,18
dy = = = 0,27
70
dx = 0,18
dy = 0,27
dy/dx = 1,51
r = =
r = 0,999
ryx = 0,999*1,51
ryx = 1,51
a = 31,22
b = 1,51
Persamaan Debit = 31,22 (H)1,51
71
Gambar 12 Discharge Rating Curve
Q = 31.22*(H)^1.51
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Q (
m³/
de
tik)
TMA (m)
Discharge Rating Curve
72
Lampiran 4.3 Tabel Perhitungan Persamaan Sediment Discharge Rating Curve DAS Babon Berdasarkan Hujan Terpilih
No Tanggal Q
(m^3/dt)
Qs
(ton/hr) log x log y x-xr y-yr (x-xr)*(y-yr) x-xr^2 y-yr^2
Q model
logaritmik
x y
1 12 Juni’10 16,946 0,034 1,229076 -1,4713 -0,072579 -0,50631 0,036747 0,005268 0,256349 0,00173809
1
2 15 Agst’10 13,998 0,0403 1,146057 -1,39435 -0,155598 -0,42937 0,066809 0,024211 0,184357
0,00171655
6
3 15 Agst’10 13,998 0,0027 1,146057 -2,57601 -0,155598 -1,61103 0,250673 0,024211 2,595410
0,00171655
6
4 7 Mei’10 18,522 0,057 1,267678 -1,24695 -0,033977 -0,28197 0,009580 0,001154 0,079504
0,00174819
6
5 7 Mei’10 18,522 0,036 1,267678 -1,44181 -0,033977 -0,47682 0,016201 0,001154 0,227358
0,001748196
6 2 Agst’10 18,522 0,0201 1,267678 -1,69676 -0,033977 -0,73177 0,024864 0,001154 0,535490
0,00174819
6
7 2 Agst’10 18,522 0,0316 1,267678 -1,49976 -0,033977 -0,53478 0,018170 0,001154 0,285988 0001748196
8 01 Juni 20,896 0,085 1,320057 -1,0731 0,018401 -0,10812 -0,001989 0,000339 0,011689
0,00176200
2
9 01 Juni 20,896 0,066 1,320057 -1,17996 0,018401 -0,21497 -0,003955 0,000339 0,046212
0,001762002
10 01 Nov’10 22,423 0,0998 1,350697 -1,00075 0,049041 -0,03577 -0,001753 0,002405 0,001279
0,00177012
9
11 01 Nov’10 22,423 0,0317 1,350697 -1,49856 0,049041 -0,53357 -0,026167 0,002405 0,284700
0,00177012
9
12 10 Mei’10 31,193 58,689 1,494057 1,768554 0,192401 2,733539 0,525936 0,037018 7,472237
0,00180865
2
13 10 Mei’10 31,193 58,338 1,494057 1,765948 0,192401 2,730933 0,525435 0,037018 7,457996
0,001808652
Jumlah 16,92152 -12,5448 0 0 1,440552 0,137832
19,4385755
4
Rata-rata 1,301656 -0,96499
73
dx = = = 0,107173
dy = = = 1,27274
dx = 0,107173 dy = 1,27274
r = =
r = 0,880 ryx = 0,07410
a = 0,00145 b = 0,06522
Persamaan Debit sedimen Qs = 0,001445*(Q)0,0652
74
Gambar 13 Sediment Discharge Rating Curve
Qs = 0,001445 (Q)^0,0652
0,0017
0,00172
0,00174
0,00176
0,00178
0,0018
0,00182
0 2 4 6 8 10 12 14
Qs
(to
n/h
r)
Q debit (m^3/dt)
Sediment Discharge Rating Curve
75
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 19-20 Mei 2010 di DAS Babon
Waktu
(WIB)
TMA
(m)
Q (Debit)
l/dt BF (l/dt)
DRO
(l/dt)
Rerata DRO
(l/dt) Int Waktu (dt) Volume Aliran (m3 /dt) Qs (ton/hari) Kg/hari Gr/dt
Jumlah
Suspensi (gr)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
21:00 0,20 2,75 2,00 0,75 0,3737 900 336,3541 0,00154 1,5436 0,0179 16,0790
21:15 0,28 4,57 2,00 2,57 1,6575 900 1491,7185 0,00160 1,5956 0,0185 16,6207
21:30 0,37 6,96 2,00 4,96 3,7620 900 3385,8173 0,00164 1,6400 0,0190 17,0832
21:45 0,41 8,12 2,00 6,12 5,5402 900 4986,1365 0,00166 1,6567 0,0192 17,2568
22:00 0,50 10,96 1,79 9,17 7,6475 900 6882,7804 0,00169 1,6894 0,0196 17,5974
22:15 0,66 16,67 1,79 14,88 12,0260 900 10823,4108 0,00174 1,7362 0,0201 18,0852
22:30 0,73 19,41 1,79 17,62 16,2507 900 14625,6497 0,00175 1,7535 0,0203 18,2656
22:45 0,85 24,43 1,79 22,64 20,1286 900 18115,7795 0,00178 1,7800 0,0206 18,5415
23:00 0,88 25,74 1,85 23,89 23,2629 900 20936,5975 0,00179 1,7861 0,0207 18,6049
23:15 0,90 26,63 1,85 24,78 24,3338 900 21900,4333 0,00179 1,7900 0,0207 18,6461
23:30 0,86 24,86 1,85 23,01 23,8947 900 21505,2444 0,00178 1,7820 0,0206 18,5628
23:45 0,83 23,56 1,90 21,66 22,3375 900 20103,7294 0,00178 1,7758 0,0206 18,4980
0:30 0,80 22,29 1,90 20,39 21,0265 900 18923,8392 0,00177 1,7694 0,0205 18,4311
0:45 0,78 21,45 1,90 19,55 19,9714 900 17974,2608 0,00176 1,7650 0,0204 18,3852
1:00 0,70 18,22 2,00 16,22 17,8863 900 16097,6924 0,00175 1,7463 0,0202 18,1903
1:15 0,69 17,83 2,00 15,83 16,0235 900 14421,1305 0,00174 1,7438 0,0202 18,1645
1:30 0,60 14,44 2,35 12,09 13,9568 900 12561,0761 0,00172 1,7200 0,0199 17,9162
1:45 0,55 12,66 2,35 10,31 11,1971 900 10077,4193 0,00171 1,7053 0,0197 17,7634
2:00 0,54 12,31 2,40 9,91 10,1105 900 9099,4436 0,00170 1,7022 0,0197 17,7313
2:15 0,44 9,04 2,50 6,54 8,2250 900 7402,4982 0,00167 1,6682 0,0193 17,3772
76
2:30 0,39 7,53 2,60 4,93 5,7350 900 5161,4928 0,00165 1,6485 0,0191 17,1720
2:45 0,30 5,07 2,70 2,37 3,6505 900 3285,4946 0,00161 1,6065 0,0186 16,7340
3:00 0,20 2,75 2,70 0,05 1,2082 900 1087,3781 0,00154 1,5436 0,0179 16.0790
Jumlah
260488,3363
407,786
Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
Volume Runoff : 260488,3363 m3 = 260488336,3 dm
3
Tebal aliran langsung : 260488336,3 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,0169 dm = 1,694 mm
Debit puncak : 26,6138
Jumlah suspensi : 407,786 gr = 0,408kg = 0,000408 ton
77
Kurva Base Flow tanggal 19-20 Mei 2010
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,0026,0027,0028,0029,0030,00
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
23
:15
23
:30
23
:45
0:3
0
0:4
5
1:0
0
1:1
5
1:3
0
1:4
5
2:0
0
2:1
5
2:3
0
2:4
5
3:0
0
3:1
5
3:3
0
3:4
5
4:0
0
4:1
5
4:3
0
Q
D
e
b
i
t
waktu
BF
78
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 23-24 Mei 2010 di DAS Babon
Time
(WIB) TMA (m)
Q
(m^3/dt) Q BF (l/dt) DRO (l/dt) Rerata DRO Int waktu V (m³/dt) Jumlah suspensi (gr)
1 2 3 4 (2-3) 5 6 7 (5 × 6) 8
20:15 0,30 5,08 1,00 4,08 0
20:30 0,30 5,08 1,00 4,0839129 4,083913 900 3675,52158 16,73730823
20:45 0,40 7,84 1,00 6,8424415 5,463177 900 4916,859476 17,21724564
21:00 0,50 10,98 1,00 9,9767003 8,409571 900 7568,613835 17,59897117
21:15 0,60 14,45 1,10 13,347053 11,66188 900 10495,68889 17,91713768
21:30 0,60 14,45 1,10 13,347053 13,34705 900 12012,34749 17,91713768
21:45 0,60 14,45 1,20 13,247053 13,29705 900 11967,34749 17,91713768
22:00 0,60 14,45 1,20 13,247053 13,24705 900 11922,34749 17,91713768
22:15 0,70 18,22 1,25 16,974359 15,11071 900 13599,63548 18,19062705
22:30 0,80 22,29 1,35 20,936017 18,95519 900 17059,6692 18,43090635
22:45 0,90 26,61 1,40 25,213821 23,07492 900 20767,42684 18,64548079
23:00 0,90 26,61 1,45 25163821 25,18882 900 22669,93875 18,64548079
23:15 0,90 26,61 2,00 24,613821 24,88882 900 22399,93875 18,64548079
23:30 0,90 26,61 2,00 24,613821 24,61382 900 22152,43875 18,64548079
23:45 0,80 22,29 2,00 20,286017 22,44992 900 20204,92684 18,43090635
00:00 0,80 22,29 2,05 20,236017 20,26102 900 18234,91493 18,43090635
0:15 0,80 22,29 2,10 20,186017 20,21102 900 18189,91493 18,43090635
0:30 0,70 18,22 2,40 15,824359 18,00519 900 16204,6692 18,19062705
0:45 0,55 12,67 2,50 10,171873 12,99812 900 11698,30464 17,76458428
Jumlah 291632,0466 325,6734627
79
Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
Volume Runoff : 291632,0466 m3 = 291632046,6 dm
3
Tebal aliran langsung : 291632046,6 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,019 dm = 1,896 mm
Debit puncak : 26,6138
Jumlah suspensi : 325,673427 gr = 0,325673462 kg = 0,000325673 ton
80
Kurva Base Flow tanggal 23-24 Mei 2010
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,0026,0027,0028,0029,0030,00
18
:30
18
:45
19
:00
19
:15
19
:30
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
23
:15
23
:30
23
:45
0:0
0
0:1
5
0:3
0
0:4
5
1:0
0
1:1
5
1:3
0
1:4
5
2:0
0
2:1
5
2:4
5
3:0
0
3:1
5
3:3
0
3:4
5
4:0
0
Q
D
e
b
i
t
Waktu
BF
81
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 26 Mei 2010 di DAS Babon
Time
(WIB)
TMA
(m)
Q
(m^3/dt) Q BF (l/dt)
DRO
(l/dt) Rerata DRO Int waktu V (m³/dt) Jumlah suspensi (gr)
1 2 3 4 (2-3) 5 6 7 (5 × 6) 8
14:45 0,20 2,7598 1,05 1,7098 1,7348 900 1561,2772 16,0835
15:00 0,30 5,0839 1,1 3,9839 2,8468 900 2562,1494 16,7373
15:15 0,30 5,0839 1,1 3,9839 3,9839 900 3585,5216 16,7373
15:30 0,40 7,8424 1,2 6,6424 5,3132 900 4781,8595 17,2172
15:45 0,45 9,3654 1,25 8,1154 7,3789 900 6641,0261 17,4177
16:00 0,50 10,9767 1,25 9,7267 8,9210 900 8028,9426 17,5990
16:15 0,60 14,4471 1,25 13,1971 11,4619 900 10315,6889 17,9171
16:30 0,65 16,2989 1,3 14,9989 14,0980 900 12688,1661 18,0586
16:45 0,70 18,2244 1,3 16,9244 15,9616 900 14365,4541 18,1906
17:00 0,70 18,2244 1,4 16,8244 16,8744 900 15186,9235 18,1906
17:15 0,70 18,2244 1,4 16,8244 16,8244 900 15141,9235 18,1906
17:30 0,70 18,2244 1,45 16,7744 16,7994 900 15119,4235 18,1906
17:45 0,60 14,4471 2 12,4471 14,6107 900 13149,6355 17,9171
18:00 0,60 14,4471 2 12,4471 12,4471 900 11202,3475 17,9171
18:15 0,55 12,6719 2 10,6719 11,5595 900 10403,5166 17,7646
18:30 055 12,6719 2,05 10,6219 10,6469 900 9582,1858 17,7646
18:45 0,50 10,9767 2,1 8,8767 9,7493 900 8774,3581 17,5990
19:00 0,45 9,3654 2,1 7,2654 8,0710 900 7263,9426 17,4177
19:15 0,40 7,8424 2,15 5,6924 6,4789 900 5831,0261 17,2172
19:30 0,30 5,0839 2,25 2,8339 4,2632 900 3836,8595 16,7373
19:45 0,30 5,0839 2,25 2,8339 2,8339 900 2550,5216 16,7373
82
20:00 0,25 3,8627 2,35 1,5127 2,1733 900 1955,9745 16,4401
20:15 0,25 3,8627 2,75 1,1127 1,3127 900 1181,4273 16,4401
Jumlah 185450,6913 400,8246
Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
Volume Runoff : 185450,6913 m3 = 185450691,3 dm
3
Tebal aliran langsung : 185450691,3 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,012 dm = 1,206 mm
Debit puncak : 18,2243595
Jumlah suspensi : 400,4824562 gr = 0,4004824 kg = 0,000400482 ton
83
Kurve Base Flow tanggal 26 Mei 2010
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
14
:00
14
:15
14
:30
14
:45
15
:00
15
:15
15
:30
15
:45
16
:00
16
:15
16
:30
16
:45
17
:00
17
:15
17
:30
17
:45
18
:00
18
:15
18
:30
18
:45
19
:00
19
:15
19
:30
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
Waktu
BF
84
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 27-28 Mei 2010 di DAS Babon
Time
(WIB)
TMA
(m) Q (m^3/dt) Q BF (l/dt) DRO (l/dt) Rerata DRO Int waktu V (m³/dt) Jumlah suspensi (gr)
1 2 3 4 (2-3) 5 6 7 (5 × 6) 8
19:45 0,1 0,9712
20:00 0,15 1,7890 1 0,7890 0
20:15 0,15 1,7890 1 0,7890 0,7890 900 710,1245 15,635170
20:30 0,25 3,8627 1,05 2,8127 1,8009 900 1620,776 16,440093
20:45 0,25 3,8627 1,1 2,7627 2,7877 900 2508,927 16,440093
21:00 0,25 3,8627 1,25 2,6127 2,6877 900 2418,927 16,440093
21:15 0,3 5,0839 1,25 3,8339 3,2233 900 2900,974 16,737308
21:30 0,4 7,8424 1,45 6,3924 5,1132 900 4601,859 17,217246
21:45 0,5 10,9767 1,5 9,4767 7,9346 900 7141,114 17,598971
22:00 0,55 12,6719 1,5 11,1719 10,3243 900 9291,858 17,764584
22:15 0,55 12,6719 1,55 11,1219 11,1469 900 10032,19 17,764584
22:30 0,6 14,4471 1,75 12,6971 11,9095 900 10718,52 17,917138
22:45 0,7 18,2244 1,75 16,4744 14,5857 900 13127,14 18,190627
23:00 0,7 18,2244 1,8 16,4244 16,4494 900 14804,42 18,190627
23:15 0,7 18,2244 1,9 16,3244 16,3744 900 14736,92 18,190627
23:30 0,65 16,2989 2 14,2989 15,3116 900 13780,45 18,058630
23:45 0,65 16,2989 2 14,2989 14,2989 900 12868,98 18,058630
0:00 0,6 14,4471 2 12,4471 13,3730 900 12035,67 17,917138
0:15 0,5 10,9767 2,05 8,9267 10,6869 900 9618,189 17,598971
0:30 0,5 10,9767 2,2 8,7767 8,8517 900 7966,53 17,598971
0:45 0,45 9,3654 2,3 7,0654 7,9210 900 7128,943 17,417691
1:00 0,4 7,8424 2,4 5,4424 6,2539 900 5628,526 17,217246
1:15 0,3 5,0839 2,5 2,5839 4,0132 900 3611,859 16,737308
85
1:30 0,25 3,8627 2,5 1,3627 1,9733 900 1775,974 16,440093
1:45 0,25 3,8627 2,5 1,3627 1,3627 900 1226,427 16,440093
2:00 0,25 3,8627 2,5 1,3627 1,3627 900 1226,427 16,440093
2:15 0,25 3,8627 2,6 1,2627 1,3127 900 1181,427 16,440093
Jumlah 1763325,7689 43089212
Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 1763325,7689 m3 = 176325768,9 dm
3
Tebal aliran langsung : 176325768,9 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,011dm = 1,146 mm
Debit puncak : 18,2243595
Jumlah suspensi : 430,8921152 gr = 0,430892115 kg = 0,000430892 ton
86
Kurve Base Flow tanggal 27-28 Mei 2010
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
23
:15
23
:30
23
:45
0:0
0
0:1
5
0:3
0
0:4
5
1:0
0
1:1
5
1:3
0
1:4
5
2:0
0
2:1
5
2:3
0
2:4
5
3:0
0
3:1
5
3:3
0
3:4
5
4:0
0
4:1
5
4:3
0
4:4
5
5:0
0
Q
D
e
b
i
t
Waktu
BF
87
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 8-9 Juni 2010 di DAS Babon
Time (WIB) TMA (m) Q (m^3/dt) Q BF (l/dt) DRO (l/dt) Rerata DRO Int waktu V (m³/dt) Jumlah suspensi (gr)
23:45 0,2 2,7598 1,05 1,7098 0,0000
0:00 0,2 2,7598 1,1 1,6598 1,6848 900 1516,2772 16,08350
0:15 0,3 5,0839 1,15 3,9339 2,7968 900 2517,1494 16,73731
0:30 0,3 5,0839 1,15 3,9339 3,9339 900 3540,5216 16,73731
0:45 0,3 5,0839 0,2 4,8839 4,4089 900 3968,0216 16,73731
1:00 0,3 5,0839 1,25 3,8339 4,3589 900 3923,0216 16,73731
1:15 0,5 10,9767 1,25 9,7267 6,7803 900 6102,2759 17,59897
1:30 0,6 14,4471 1,25 13,1971 11,4619 900 10315,6889 17,91714
1:45 0,6 14,4471 1,3 13,1471 13,1721 900 11854,8475 17,91714
2:00 0,6 14,4471 1,3 13,1471 13,1471 900 11832,3475 17,91714
2:15 0,6 14,4471 1,35 13,0971 13,1221 900 11809,8475 17,91714
2:30 0,6 14,4471 1,4 13,0471 13,0721 900 11764,8475 1791714
2:45 0,25 3,8627 1,4 2,4627 7,7549 900 6979,3874 16,44009
3:00 0,25 3,8627 1,45 2,4127 2,4377 900 2193,9273 16,44009
3:15 0,25 3,8627 1,45 2,4127 2,4127 900 2171,4273 16,44009
3:30 0,25 3,8627 1,5 2,3627 2,3877 900 2148,9273 16,44009
3:45 0,2 2,7598 1,5 1,2598 1,8112 900 1630,1023 16,08350
4:00 0,2 2,7598 1,5 1,2598 1,2598 900 1133,7772 16,08350
4:15 0,2 2,7598 1,5 1,2598 1,2598 900 1133,7772 16,08350
88
4:30 0,2 2,7598 1,55 1,2098 1,2348 900 1111,2772 16,08350
4:45 0,15 1,7890 1,79 -0,0010 0,6044 900 543,9508 15,63517
Jumlah 96196,818 335,94695
Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 96196,818 m3 = 96196818 dm
3
Tebal aliran langsung : 96196818 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,006 dm = 0,625 mm
Debit puncak : 14,4471
Jumlah suspensi : 335,9469507 gr = 0,33546951 kg = 0,000335947 ton
89
Kurve Base Flow tanggal 8-9 Juni 2010
0,000,501,001,502,002,503,003,504,004,505,005,506,006,507,007,508,008,509,009,50
10,0010,5011,0011,5012,0012,5013,0013,5014,0014,5015,0015,5016,00
Q
D
e
b
i
t
Waktu
BF
90
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 6-7 september 2010 di DAS Babon Waktu
(WIB)
TMA
(m)
Debit
(m^3/dt)
BF
(lt/dt)
DRO
(lt/dt)
Rerata DRO
(l/dt)
Int. Waktu
(dt)
Volume Aliran
(m3/dt) Debit Suspensi (ton/hr) Kg/hr Gr/hr Gr/detik
Jumlah
Suspensi (gr)
16:45 0,16 1,96 1,96 0,00 0 0 0 0 0
17:00 0,20 2,75 2,00 0,75 0,3748 900 337,3274 0,001544 1,54358 1543,5800 0,01787 16,07896
17:15 0,25 3,85 2,25 1,60 1,1733 900 1055,9667 0,001578 1,57788 1577,8772 0,01826 16,43622
17:30 0,28 4,57 2,35 2,22 1,9079 900 1717,1477 0,001596 1,59559 1595,5866 0,01847 16,62069
17:45 0,30 5,07 2,45 2,62 2,4178 900 2176,0591 0,001606 1,60647 1606,4650 0,01859 16,73401
18:00 0,35 6,40 2,55 3,85 3,2328 900 2909,5047 0,001631 1,63104 1631,0393 0,01888 16,98999
18:15 0,40 7,83 2,65 5,18 4,5115 900 4060,3749 0,001653 1,65263 1652,6303 0,01913 17,21490
18:30 0,43 8,73 2,75 5,98 5,5776 900 5019,8318 0,001664 1,66444 1664,4430 0,01926 17,33795
18:45 0,45 9,35 2,85 6,50 6,2393 900 5615,3327 0,001672 1,67191 1671,9119 0,01935 17,41575
19:00 0,50 10,96 3,00 7,96 7,2305 900 6507,4920 0,001689 1,68935 1689,3505 0,01955 17,59740
19:15 0,57 13,36 3,15 10,21 9,0858 900 8177,2265 0,001711 1,71129 1711,2914 0,01981 17,82595
19:30 0,60 14,44 3,25 11,19 10,6979 900 9628,0814 0,001720 1,71996 1719,9579 0,01991 17,91623
19:45 0,70 18,22 3,35 14,87 13,0275 900 11724,7873 0,001746 1,74627 1746,2684 0,02021 18,19030
20:00 0,95 28,89 3,45 25,44 20,1562 900 18140,6079 0,001800 1,79959 1799,5853 0,02083 18,74568
20:15 1,00 31,22 3,55 27,67 26,5566 900 23900,9370 0,001809 1,80870 1808,6990 0,02093 18,84062
20:30 0,98 30,28 3,65 26,63 27,1510 900 24435,8911 0,001805 1,80510 1805,1040 0,02089 18,80317
20:45 0,96 29,35 3,75 25,60 26,1178 900 23506,0443 0,001801 1,80144 1801,4421 0,02085 18,76502
21:00 0,94 28,44 3,85 24,59 25,0944 900 22584,9834 0,001798 1,79771 1797,7109 0,02081 18,72615
21:15 0,90 26,63 3,95 22,68 23,6316 900 21268,4452 0,001790 1,79003 1790,0285 0,02072 18,64613
21:30 0,87 25,30 4,00 21,30 21,9886 900 19789,7597 0,001784 1,78406 1784,0620 0,02065 18,58398
21:45 0,80 22,29 4,00 18,29 19,7943 900 17814,8840 0,001769 1,76938 1769,3846 0,02048 18,43109
22:00 0,70 18,22 4,15 14,07 16,1793 900 14561,4101 0,001746 1,74627 1746,2684 0,02021 18,19030
22:15 0,64 15,91 4,25 11,66 12,8664 900 11579,7286 0,001731 1,73092 1730,9248 0,02003 18,03047
22:30 0,63 15,54 4,35 11,19 11,4265 900 10283,8341 0,001728 1,72824 1728,2423 0,02000 18,00252
22:45 0,61 14,80 4,45 10,35 10,7701 900 9693,0714 0,001723 1,72276 1722,7601 0,01994 17,94542
23:00 0,57 13,36 4,55 8,81 9,5803 900 8622,2600 0,001711 1,71129 1711,2914 0,01981 17,82595
23:15 0,55 12,66 4,65 8,01 8,4092 900 7568,2679 0,001705 1,70528 1705,2822 0,01974 17,76336
23:30 0,54 12,31 4,75 7,56 7,7855 900 7006,9436 0,001702 1,70220 1702,2034 0,01970 17,73129
23:45 0,53 11,97 4,85 7,12 7,3412 900 6607,0826 0,001699 1,69907 1699,0727 0,01967 17,69867
0:00 0,47 9,98 5,00 4,98 6,0519 900 5446,7014 0,001679 1,67909 1679,0873 0,01943 17,49049
0:15 0,45 9,35 5,00 4,35 4,6667 900 4199,9901 0,001672 1,67191 1671,9119 0,01935 17,41575
0:30 0,30 5,07 5,07 0,00 2,1740 900 1956,5899 0,001606 1,60647 1606,4650 0,01859 16,73401
Jumlah 317896,5644
550,72841
91
Luas DAS : 15.381,62 ha = 153.816.200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 317896,564 m3 = 31789656,4 dm
3
Tebal aliran langsung : 31789656,4 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,002 dm = 0,207 mm
Debit puncak : 31,1928
Jumlah suspensi : 550,728 gr = 0,551 kg = 0.001 ton
92
Kurve Base Flow tanggal 6-7 September 2010
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,0026,0027,0028,0029,0030,0031,0032,0033,0034,0035,00
16:0016:3017:0017:3018:0018:3019:0019:3020:0020:3021:0021:3022:0022:3023:0023:30 0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00
Q
D
e
b
i
t
Waktu
BF
93
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 8-9 September 2010 di DAS Babon
Waktu
(WIB) TMA (m)
Debit
(m^3/dt)
BF
(lt/dt)
DRO
(lt/dt)
Rerata DRO
(l/dt)
Int. Waktu
(dt)
Volume Aliran
(m3/dt)
Debit
Suspensi
(ton/hr) Kg/hr Gr/hr Gr/detik Jumlah Suspensi (gr)
19:30 0,15 1,7796 1,78 0,00 0,00
19:45 0,16 1,9618 1,25 0,71 0,35592 900 320,3240 0,00151003 1,510028 1510,0283 0,0174772 15,729462
20:00 0,17 2,1499 1,45 0,70 0,70583 900 635,2470 0,00151907 1,519071 1519,0710 0,0175818 15,823656
20:15 0,20 2,7478 1,55 1,20 0,94884 900 853,9571 0,00154358 1,543580 1543,5800 0,0178655 16,078959
20:30 0,25 3,8488 1,85 2,00 1,59830 900 1438,4667 0,00157788 1,577877 1577,8772 0,0182625 16,436221
20:45 0,30 5,0686 1,95 3,12 2,55867 900 2302,8073 0,00160647 1,606465 1606,4650 0,0185933 16,734011
21:00 0,40 7,8261 2,00 5,83 4,47232 900 4025,0889 0,00165263 1,652630 1652,6303 0,0191277 17,214899
21:15 0,45 9,3494 2,15 7,20 6,51273 900 5861,4601 0,00167191 1,671912 1671,9119 0,0193508 17,415749
21:30 0,50 10,9617 2,25 8,71 7,95555 900 7159,9920 0,00168935 1,689350 1689,3505 0,0195527 17,597401
21:45 0,56 13,0076 2,00 11,01 9,85964 900 8873,6767 0,00170831 1,708311 1708,3110 0,0197721 17,794906
22:00 0,59 14,0741 2,15 11,92 11,46583 900 10319,2428 0,00171711 1,717113 1717,1134 0,0198740 17,886597
22:15 0,61 14,8007 2,25 12,55 12,23736 900 11013,6225 0,00172276 1,722760 1722,7601 0,0199394 17,945417
22:30 0,67 17,0532 2,35 14,70 13,62693 900 12264,2344 0,00173875 1,738751 1738,7515 0,0201244 18,111994
22:45 0,70 18,2193 2,45 15,77 15,23623 900 13712,6103 0,00174627 1,746268 1746,2684 0,0202114 18,190296
23:00 0,75 20,2197 2,55 17,67 16,71950 900 15047,5505 0,00175817 1,758174 1758,1741 0,0203492 18,314314
23:15 0,78 21,4534 2,65 18,80 18,23656 900 16412,9012 0,00176498 1,764978 1764,9784 0,0204280 18,385191
23:30 0,88 25,7396 2,75 22,99 20,89649 900 18806,8399 0,00178607 1,786071 1786,0712 0,0206721 18,604908
23:45 0,90 26,6280 3,00 23,63 23,30881 900 20977,9333 0,00179003 1,790028 1790,0285 0,0207179 18,646130
0:00 0,89 26,1825 3,25 22,93 23,28029 900 20952,2588 0,00178806 1,788060 1788,0598 0,0206951 18,625623
0:15 0,81 22,7115 3,35 19,36 21,14701 900 19032,3062 0,00177155 1,771551 1771,5507 0,0205041 18,453653
0:30 0,75 20,2197 3,45 16,77 18,06560 900 16259,0419 0,00175817 1,758174 1758,1741 0,0203492 18,314314
0:45 0,60 14,4358 3,55 10,89 13,82777 900 12444,9961 0,00171996 1,719958 1719,9579 0,0199069 17,916228
1:00 0,50 10,9617 3,65 7,31 9,09875 900 8188,8780 0,00168935 1,689350 1689,3505 0,0195527 17,597401
1:15 0,45 9,3494 3,65 5,70 6,50555 900 5854,9920 0,00167191 1,671912 1671,9119 0,0193508 17,415749
94
1:30 0,30 5,0686 3,75 1,32 3,50899 900 3158,0899 0,00160647 1,606465 1606,4650 0,0185933 16,734011
1:45 0,26 4,0836 3,85 0,23 0,77609 900 698,4771 0,00158398 1,583984 1583,9837 0,0183331 16,499830
Jumlah 236614,9944
438,466918
Luas DAS : 15.381,62 ha = 153.816.200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 236614,9944 m3 = 236614994,4 dm
3
Tebal aliran langsung : 236614994,4 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,015 dm = 1,538 mm
Debit puncak : 26,6139
Jumlah suspensi : 438,467 gr = 0,438 kg = 0,0004 ton/hr
95
Kurve Base Flow tanggal 8-9 September 2010
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,0026,0027,0028,0029,00
17
:00
17
:15
17
:30
17
:45
18
:00
18
:15
18
:30
18
:45
19
:00
19
:15
19
:30
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
23
:15
23
:30
23
:45
0:0
0
0:1
5
0:3
0
0:4
5
1:0
0
1:1
5
1:3
0
1:4
5
2:0
0
2:1
5
2:3
0
2:4
5
3:0
0
Q
D
e
b
i
t
Waktu
BF
96
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 12-13 September 2010 di DAS Babon
Waktu
(WIB) TMA (m)
Debit
(m^3/dt)
BF
(lt/dt)
DRO
(lt/dt)
Rerata DRO
(l/dt)
Int. Waktu
(dt)
Volume Aliran
(m3/dt)
Debit
Suspensi
(ton/hr) Kg/hr Gr/hr Gr/detik
Jumlah Suspensi
(gr)
18:00 0,12 1,2706 1,00 0,27 0,00
18:15 0,15 1,7796 1,00 0,78 0,525099 900 472,58916 0,0015005 1,500461 1500,4610 0,01737 15,629802
18:30 0,17 2,1499 1,00 1,15 0,964748 900 868,27363 0,0015191 1,519071 1519,0710 0,01758 15,823656
18:45 0,20 2,7478 1,00 1,75 1,448841 900 1303,95707 0,0015436 1,543580 1543,5800 0,01787 16,078959
19:00 0,24 3,6187 1,00 2,62 2,183257 900 1964,93110 0,0015715 1,571546 1571,5464 0,01819 16,370275
19:15 0,25 3,8488 1,00 2,85 2,733734 900 2460,36026 0,0015779 1,577877 1577,8772 0,01826 16,436221
19:30 0,28 4,5671 1,00 3,57 3,207942 900 2887,14766 0,0015956 1,595587 1595,5866 0,01847 16,620694
19:45 0,30 5,0686 1,05 4,02 3,792843 900 3413,55912 0,0016065 1,606465 1606,4650 0,01859 16,734011
20:00 0,36 6,6750 1,05 5,62 4,821776 900 4339,59833 0,0016356 1,635571 1635,5707 0,01893 17,037195
20:15 0,40 7,8261 1,10 6,73 6,175521 900 5557,96850 0,0016526 1,652630 1652,6303 0,01913 17,214899
20:30 0,50 10,9617 1,10 9,86 8,293879 900 7464,49105 0,0016894 1,689350 1689,3505 0,01955 17,597401
20:45 0,50 10,9617 1,15 9,81 9,836692 900 8853,02303 0,0016894 1,689350 1689,3505 0,01955 17,597401
21:00 0,60 14,4358 1,15 13,29 11,548753 900 10393,87795 0,0017200 1,719958 1719,9579 0,01991 17,916228
21:15 0,63 15,5395 1,20 14,34 13,812659 900 12431,39285 0,0017282 1,728242 1728,2423 0,02000 18,002524
21:30 0,66 16,6703 1,20 15,47 14,904917 900 13414,42568 0,0017362 1,736178 1736,1783 0,02009 18,085191
21:45 0,70 18,2193 1,15 17,07 16,269800 900 14642,82015 0,0017463 1,746268 1746,2684 0,02021 18,190296
22:00 0,74 19,8140 1,15 18,66 17,866649 900 16079,98396 0,0017559 1,755851 1755,8514 0,02032 18,290119
22:15 0,78 21,4534 1,20 20,25 19,458705 900 17512,83459 0,0017650 1,764978 1764,9784 0,02043 18,385191
22:30 0,80 22,2894 1,20 21,09 20,671401 900 18604,26078 0,0017694 1,769385 1769,3846 0,02048 18,431090
22:45 0,79 21,8701 1,25 20,62 20,854736 900 18769,26246 0,0017672 1,767194 1767,1941 0,02045 18,408272
23:00 0,75 20,2197 1,25 18,97 19,794892 900 17815,40283 0,0017582 1,758174 1758,1741 0,02035 18,314314
23:15 0,73 19,4111 1,30 18,11 18,540422 900 16686,38008 0,0017535 1,753500 1753,5003 0,02030 18,265628
23:30 0,70 18,2193 1,30 16,92 17,515190 900 15763,67132 0,0017463 1,746268 1746,2684 0,02021 18,190296
23:45 0,66 16,6703 1,35 15,32 16,119800 900 14507,82015 0,0017362 1,736178 1736,1783 0,02009 18,085191
0:00 0,65 16,2904 1,35 14,94 15,130372 900 13617,33465 0,0017336 1,733570 1733,5698 0,02006 18,058018
0:15 0,50 10,9617 1,40 9,56 12,251052 900 11025,94690 0,0016894 1,689350 1689,3505 0,01955 17,597401
0:30 0,40 7,8261 1,40 6,43 7,993879 900 7194,49105 0,0016526 1,652630 1652,6303 0,01913 17,214899
0:45 0,36 6,6750 1,45 5,22 5,825521 900 5242,96850 0,0016356 1,635571 1635,5707 0,01893 17,037195
1:00 0,34 6,1230 1,45 4,67 4,949000 900 4454,10041 0,0016264 1,626390 1626,3897 0,01882 16,941559
1:15 0,30 5,0686 1,50 3,57 4,120801 900 3708,72081 0,0016065 1,606465 1606,4650 0,01859 16,734011
1:30 0,25 3,8488 1,50 2,35 2,958675 900 2662,80727 0,0015779 1,577877 1577,8772 0,01826 16,436221
1:45 0,20 2,7478 1,65 1,10 1,723296 900 1550,96666 0,0015436 1,543580 1543,5800 0,01787 16,078959
2:00 0,15 1,7796 1,778 0,00 0,549727 900 494,75406 0,0015005 1,500461 1500,4610 0,01737 15,629802
Jumlah 276160,12200
553,432915
97
Luas DAS : 15.381,62 ha = 153.816.200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 276160.12200 m3 = 276160122 dm
3
Tebal aliran langsung : 276160122 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,018 dm = 1,795 mm
Debit puncak : 22,2861
Jumlah suspensi : 553,433 gr = 0, 553 kg = 0,0006 ton
98
Kurve Base Flow tanggal 12-13 September 2010
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,00
17
:00
17
:15
17
:30
17
:45
18
:00
18
:15
18
:30
18
:45
19
:00
19
:15
19
:30
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
23
:15
23
:30
23
:45
0:0
0
0:1
5
0:3
0
0:4
5
1:0
0
1:1
5
1:3
0
1:4
5
2:0
0
2:1
5
2:3
0
2:4
5
3:0
0
3:1
5
3:3
0
Q
D
e
b
i
t
Waktu
BF
99
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 15-16 September 2010 di DAS Babon Waktu
(WIB)
TMA
(m)
Q (Debit)
m^3dt
Q BF
(l/dt) Q DRO (l/dt)
Rerata DRO
(l/dt) Int waktu (dt) V (m³/dt) jumlah suspensi (gr)
14:30 0,2 2,75976 1 1,75976 0
14:45 0,2 2,75976 1 1,75976 1,75976 900 1583,7812 16,08351
15:00 0,4 7,84245 1 6,84245 4,30111 900 3870,9949 17,21725
15:15 0,4 7,84245 1 6,84245 6,84245 900 6158,2087 17,21725
15:30 0,45 9,36541 1 8,36541 7,60393 900 6843,5386 17,41769
15:45 0,45 9,36541 1,05 8,31541 8,34041 900 7506,3684 17,41769
16:00 0,45 9,36541 1,1 8,26541 8,29041 900 7461,3684 17,41769
16:15 0,45 9,36541 1,2 8,16541 8,21541 900 7393,8684 17,41769
16:30 0,45 9,36541 1,3 8,06541 8,11541 900 7303,8684 17,41769
16:45 0,45 9,36541 1,3 8,06541 8,06541 900 7258,8684 17,41769
17:00 0,45 9,36541 1,3 8,06541 8,06541 900 7258,8684 17,41769
17:15 0,45 9,36541 1,4 7,96541 8,01541 900 7213,8684 17,41769
17:30 0,45 9,36541 1,5 7,86541 7,91541 900 7123,8684 17,41769
17:45 0,45 9,36541 1,5 7,86541 7,86541 900 7078,8684 17,41769
18:00 0,45 9,36541 1,6 7,76541 7,81541 900 7033,8684 17,41769
18:15 0,6 14,44708 1,75 12,69708 10,23124 900 9208,1184 17,91714
18:30 0,6 14,44708 1,75 12,69708 12,69708 900 11427,3683 17,91714
18:45 0,6 14,44708 1,8 12,64708 12,67208 900 11404,8683 17,91714
19:00 0,9 26,61386 1,8 24,81386 18,73047 900 16857,4227 18,64548
19:15 0,9 26,61386 1,95 24,66386 24,73886 900 22264,9771 18,64548
19:30 0,9 26,61386 1,95 24,66386 24,66386 900 22197,4771 18,64548
19:45 0,9 26,61386 1,95 24,66386 24,66386 900 22197,4771 18,64548
20:00 0,8 22,28605 2 20,28605 22,47496 900 20227,4621 18,43091
20:15 0,8 22,28605 2 20,28605 20,28605 900 18257,4471 18,43091
20:30 0,7 18,22439 2 16,22439 18,25522 900 16429,6984 18,19063
20:45 0,6 1444708 2 12,44708 14,33573 900 12902,1590 17,91714
21:00 0,5 10,97672 2,05 8,92672 10,68690 900 9618,2072 17,59897
21:15 0,25 3,86270 2,05 1,81270 5,36971 900 4832,7395 16,44009
21:30 0,25 3,86270 2,1 1,76270 1,78770 900 1608,9329 16,44009
21:45 0,25 3,86270 2,1 1,76270 1,76270 900 1586,4329 16,44009
22:00 0,25 3,86270 2,2 1,66270 1,71270 900 1541,4329 16,44009
22:15 0,25 3,86270 2,3 1,56270 1,61270 900 1451,4329 16,44009
22:30 0,25 3,86270 2,4 1,46270 1,51270 900 1361,4329 16,44009
22:45 0,25 3,86270 2,5 1,36270 1,41270 900 1271,4329 16,44009
100
23:00 0,25 3,86270 2,6 1,26270 1,31270 900 1181,4329 16,44009
23:15 0,25 3,86270 2,7 1,16270 1,21270 900 1091,4329 16,44009
23:30 0,25 3,86270 2,8 1,06270 1,11270 900 1001,4329 16,44009
Jumlah 301011,0264 625,41547
Luas DAS : 15.381,62 ha = 153.816.200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 325242,854 m3 = 325242854 dm
3
Tebal aliran langsung : 325242854 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,021 dm = 2,114 mm
Debit puncak : 26,6139
Jumlah suspensi : 629,083 gr = 0,629 kg = 0,0006ton
101
Kurve Base Flow tanggal 15-16 September 2010
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,0026,0027,0028,00
Q
D
e
b
i
t
Waktu
BF
102
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 16-17 September 2010 di DAS Babon
Waktu
(WIB) TMA (m) Q (Debit) m^3dt Q BF (l/dt) Q DRO (l/dt) Rerata DRO (l/dt) Int waktu (dt) V (m³/dt) jumlah suspensi (gr)
16:00 0,20 2,75976 0,95 1,80976 0
16:15 0,30 5,08393 1 4,08393 2,94684 900 2652,15788 16,73731
16:30 0,40 7,84246 1 6,84246 5,46319 900 4916,87346 17,21725
16:45 0,50 10,97673 1 9,97673 8,40959 900 7568,63420 17,59897
17:00 0,60 14,44709 1,1 13,34709 11,66191 900 10495,71640 17,91714
17:15 0,70 18,22440 1,2 17,02440 15,18575 900 13667,17083 18,19063
17:30 0,80 22,28607 1,3 20,98607 19,00524 900 17104,71303 18,43091
17:45 0,90 26,61388 1,4 25,21388 23,09998 900 20789,97975 18,64548
18:00 1,00 31,19278 1,5 29,69278 27,45333 900 24707,99692 18,83954
18:15 1,00 31,19278 1,5 29,69278 29,69278 900 26723,49750 18,83954
18:30 1,00 31,19278 1,6 29,59278 29,64278 900 26678,49750 18,83954
18:45 1,00 31,19278 1,75 29,44278 29,51778 900 26565,99750 18,83954
19:00 0,90 26,61388 1,8 24,81388 27,12833 900 24415,49692 18,64548
19:15 0,90 26,61388 1,9 24,71388 24,76388 900 22287,49634 18,64548
19:30 0,80 22,28607 1,95 20,33607 22,52498 900 20272,47975 18,43091
19:45 0,80 22,28607 2 20,28607 20,31107 900 18279,96316 18,43091
20:00 0,70 18,22440 2 16,22440 18,25524 900 16429,71303 18,19063
20:15 0,70 18,22440 2,05 16,17440 16,19940 900 14579,46290 18,19063
20:30 0,60 14,44709 2,1 12,34709 14,26075 900 12834,67083 17,91714
20:45 0,60 14,44709 2,2 12,24709 12,29709 900 11067,37875 17,91714
21:00 0,50 10,97673 2,3 8,67673 10,46191 900 9415,71640 17,59897
21:15 0,40 7,84246 2,4 5,44246 7,05959 900 6353,63420 17,21725
21:30 0,30 5,08393 2,5 2,58393 4,01319 900 3611,87346 16,73731
21:45 0,30 5,08393 2,5 2,58393 2,58393 900 2325,53258 16,73731
22:00 0,25 3,86271 2,75 1,11271 1,84832 900 1663,48414 16,44010
Jumlah 329583,183 431,19513
103
Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 329583,183 m3 = 329583183,5 dm
3
Tebal aliran langsung : 329583183,5 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,021dm = 2,143 mm
Debit puncak : 31,1928
Jumlah suspensi : 429,502 gr = 0,430 kg = 0,0004 ton
104
Kurve Base Flow tanggal 16-17 September 2010
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,0026,0027,0028,0029,0030,0031,0032,0033,00
15
:00
15
:15
15
:30
15
:45
16
:00
16
:15
16
:30
16
:45
17
:00
17
:15
17
:30
17
:45
18
:00
18
:15
18
:30
18
:45
19
:00
19
:15
19
:30
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
23
:15
23
:30
23
:45
0:0
0
Q
D
e
b
i
t
Waktu
BF
105
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 25-26 September 2010 di DAS Babon Waktu
(WIB) TMA (m)
Q (Debit)
m^3dt Q BF (l/dt) Q DRO (l/dt) Rerata DRO (l/dt) Int waktu (dt) V (m³/dt) jumlah suspensi (gr)
1 2 3 4 (2-3) 5 6 7 (5 × 6) 8
17:00 0,20 2,74782 1,1 1,64782 0
17:15 0,40 7,82607 1,25 6,57607 4,111943 900 3700,7483 17,21490
17:30 0,50 10,96169 1,4 9,56169 8,068879 900 7261,9910 17,59740
17:45 0,60 14,43581 1,5 12,93581 11,248753 900 10123,8780 17,91623
18:00 0,70 18,21927 1,5 16,71927 14,827541 900 13344,7873 18,19030
18:15 0,80 22,28942 1,75 20,53942 18,629345 900 16766,4101 18,43109
18:30 0,90 26,61388 2 24,62803 22,583727 900 20325,3542 18,64613
18:45 0,90 26,61388 2 24,62803 24,628033 900 22165,2298 18,64613
19:00 0,80 22,28942 2,05 20,23942 22,433727 900 20190,3542 18,43109
19:15 0,70 18,21927 2,2 16,01927 18,129345 900 16316,4101 18,19030
19:30 0,70 18,21927 2,3 15,91927 15,969269 900 14372,3418 18,19030
19:45 0,60 14,43581 2,5 11,93581 13,927541 900 12534,7873 17,91623
20:00 0,60 14,43581 2,75 11,68581 11,810814 900 10629,7329 17,91623
20:15 0,50 10,96169 2,9 8,06169 9,873753 900 8886,3780 17,59740
20:30 0,50 10,96169 3 7,96169 8,011692 900 7210,5230 17,59740
20:45 0,40 7,82607 3 4,82607 6,393879 900 5754,4910 17,21490
21:00 0,40 7,82607 3,05 4,77607 4,801066 900 4320,9591 17,21490
21:15 0,30 5,06858 3,2 1,86858 3,322321 900 2990,0889 16,73401
21:30 0,30 5,06858 3,25 1,81858 1,843576 900 1659,2187 16,73401
21:45 0,25 3,84877 3,25 0,59877 1,208675 900 1087,8073 16,43622
Jumlah 197414,829 336,81515
106
Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 197414,83 m3 = 197414829,9 dm
3
Tebal aliran langsung : 197414829,9 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,013 dm = 1,283 mm
Debit puncak : 26,61388
Jumlah suspensi : 336,410 gr = 0,336 kg = 0,0003ton
107
Kurve Base Flow tanggal 25-26 September 2010
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,0026,0027,0028,0029,00
16
:00
16
:15
16
:30
16
:45
17
:00
17
:15
17
:30
17
:45
18
:00
18
:15
18
:30
18
:45
19
:00
19
:15
19
:30
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
23
:15
23
:30
23
:45
0:0
0
0:1
5
0:3
0
0:4
5
1:0
0
1:1
5
1:3
0
1:4
5
2:0
0
Q
D
e
b
i
t
Waktu
BF
108
Lampiran 4.1 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan Tanggal 30 Sept-01 Okt 2010 di DAS Babon
Waktu
(WIB)
TMA
(m)
Debit
(m^3/dt) BF (l/dt)
DRO
(l/dt)
Rerata DRO
(l/dt)
Int Waktu
(dt)
Volume Aliran
(m3/dt) Qs (Ton/hr) Kg/hr Gr/hr Gr/detik Jumlah Suspensi (gr)
22:00 0,14 160 100 0,60 0 900 0
22:15 0,17 2,15 1,00 1,15 0,876713 900 789,042 0,001519 1,519071 1519,0710 0,017582 15,823656
22:30 0,20 2,75 1,10 1,65 1,398841 900 1258,957 0,001544 1,543580 1543,5800 0,017866 16,078959
22:45 0,24 3,62 1,20 2,42 2,033257 900 1829,931 0,001572 1,571546 1571,5464 0,018189 16,370275
23:00 0,25 3,85 1,30 2,55 2,483734 900 2235,360 0,001578 1,577877 1577,8772 0,018262 16,436221
23:15 0,29 4,82 1,40 3,42 2,982206 900 2683,985 0,001601 1,601110 1601,1104 0,018531 16,678233
23:30 0,33 5,85 1,50 4,35 3,884389 900 3495,951 0,001622 1,621615 1621,6151 0,018769 16,891824
23:45 0,40 7,83 1,60 6,23 5,289603 900 4760,643 0,001653 1,652630 1652,6303 0,019128 17,214899
0:00 0,45 9,35 1,70 7,65 6,937733 900 6243,960 0,001672 1,671912 1671,9119 0,019351 17,415749
0:15 0,50 10,96 1,80 9,16 8,405547 900 7564,992 0,001689 1,689350 1689,3505 0,019553 17,597401
0:30 0,60 14,44 1,90 12,54 10,848753 900 9763,878 0,001720 1,719958 1719,9579 0,019907 17,916228
0:45 0,65 16,29 1,95 14,34 13,438113 900 12094,302 0,001734 1,733570 1733,5698 0,020064 18,058018
1:00 0,70 18,22 2,00 16,22 15,279840 900 13751,856 0,001746 1,746268 1746,2684 0,020211 18,190296
1:15 0,75 20,22 2,05 18,17 17,194501 900 1547,051 0,001758 1,758174 1758,1741 0,020349 18,314314
1:30 0,80 22,29 2,10 20,19 19,179577 900 17261,619 0,001769 1,769385 1769,3846 0,020479 18,431090
1:45 0,90 26,63 2,15 24,48 22,333727 900 20100,354 0,001790 1,790028 1790,0285 0,020718 18,646130
2:00 0,87 25,30 2,30 23,00 23,738622 900 21364,760 0,001784 1,784062 1784,0620 0,020649 18,583979
2:15 0,70 18,22 2,35 15,87 19,434240 900 17490,816 0,001746 1,746268 1746,2684 0,020211 18,190296
2:30 0,66 16,67 2,40 14,27 15,069800 900 13562,820 0,001736 1,736178 1736,1783 0,020095 18,085191
2:45 0,45 9,35 2,45 6,90 10,584866 900 9526,380 0,001672 1,671912 1671,9119 0,019351 17,415749
109
3:00 0,35 6.,40 2,50 3,90 5,398195 900 4858,376 0,001631 1,631039 1631,0393 0,018878 16,989993
3:15 0,30 5,07 2,55 2,52 3,207783 900 2887,005 0,001606 1,606465 1606,4650 0,018593 16,734011
3:30 0,20 2,75 2,75 0,00 1,258198 900 1132,378 0,001544 1,543580 1543,5800 0,017866 16,078959
Jumlah 190132,415
382,141468
Luas DAS :15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 190132,415 m3 = 190132414,5 dm
3
Tebal aliran langsung : 190132414,5 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,012 dm = 1,236 mm
Debit puncak : 26,613= 190132414.5 /
Jumlah suspensi : 382,141 gr = 0,382 kg = 0,0004 ton
110
Kurve Base Flow tanggal 30 Sept-01 Okt 2010
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,0026,0027,0028,0029,00
Q
D
e
b
i
t
Waktu
BF
111
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 27 -28 Okt 2010 di DAS Babon Waktu
(WIB) TMA (m)
Q (Debit)
m^3dt Q BF (l/dt) Q DRO (l/dt)
Rerata DRO
(l/dt) Int waktu (dt) V (m³/dt) jumlah suspensi (gr)
17:15 0,15 1,7890 1,00 0,7890 0
17:30 0,2 2,7598 1,00 1,7598 1,3799 900 1241,8906 16,08351
17:45 0,2 2,7598 1,00 1,7598 1,3799 900 1241,8906 16,08351
18:00 0,2 2,7598 1,00 1,7598 1,3799 900 1241,8906 16,08351
18:15 0,3 5,0839 1,00 4,0839 2,5420 900 2287,7645 16,73731
18:30 0,3 5,0839 1,00 4,0839 2,5420 900 2287,7645 16,73731
18:45 0,35 6,4132 1,00 5,4132 3,2066 900 2885,9202 16,99279
19:00 0,45 9,3654 1,05 8,3154 4,6827 900 4214,4342 17,41769
19:15 0,45 9,3654 1,05 8,3154 4,6827 900 4214,4342 17,41769
19:30 0,5 10,9767 1,05 9,9267 5,4884 900 4939,5231 17,59897
19:45 0,6 14,4471 1,10 13,3471 7,2235 900 6501,1842 17,91714
20:00 0,65 16,2989 1,10 15,1989 8,1494 900 7334,5042 18,05863
20:15 0,7 18,2244 1,10 17,1244 9,1122 900 8200,9749 18,19063
20:30 0,75 20,2209 1,10 19,1209 10,1104 900 9099,4048 18,31438
20:45 0,8 22,2861 1,15 21,1361 11,1430 900 10028,7235 18,43091
21:00 0,85 24,4177 1,50 22,9177 12,2088 900 10987,9622 18,54104
21:15 0,9 26,6139 1,20 25,4139 13,3069 900 11976,2386 18,64548
21:30 0,9 26,6139 1,20 25,4139 13,3069 900 11976,2386 18,64548
21:45 0,85 24,4177 1,25 23,1677 12,2088 900 10987,9622 18,54104
22:00 0,8 22,2861 1,25 21,0361 11,1430 900 10028,7235 18,43091
22:15 0,7 18,2244 1,30 16,9244 9,1122 900 8200,9749 18,19063
22:30 0,65 16,2989 1,30 14,9989 8,1494 900 7334,5042 18,05863
22:45 0,65 16,2989 1,40 14,8989 8,1494 900 7334,5042 18,05863
23:00 0,6 14,4471 1,50 12,9471 7,2235 900 6501,1842 17,91714
23:15 0,55 12,6719 1,50 11,1719 6,3359 900 5702,3520 17,76459
23:30 0,45 9,3654 1,60 7,7654 4,6827 900 4214,4342 17,41769
23:45 0,4 7,8425 1,75 6,0925 3,9212 900 3529,1043 17,21725
112
0:00 0,3 5,0839 1,80 3,2839 2,5420 900 2287,7645 16,73731
0:15 0,2 2,7598 1,80 0,9598 1,3799 900 1241,8906 16,08351
Jumlah 187239,984 492,31331
Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,052
ton/hari
Volume Runoff : 187239,984 m3 = 18723998,391 dm
3
Tebal aliran langsung : 18723998,391 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,001 dm = 0,122 mm
Debit puncak : 26,61388
Jumlah suspensi : 561,772 gr = 0,562 kg = 0,0006 ton
113
Kurve Base Flow tanggal 27-28 Oktober 2010
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
11,00
12,00
13,00
14,00
15,00
16,00
17,00
18,00
19,00
20,00
21,00
22,00
23,00
24,00
25,00
26,00
27,00
28,00
29,00
16
:00
16
:15
16
:30
16
:45
17
:00
17
:15
17
:30
17
:45
18
:00
18
:15
18
:30
18
:45
19
:00
19
:15
19
:30
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
23
:15
23
:30
23
:45
0:0
0
0:1
5
0:3
0
0:4
5
1:0
0
1:1
5
1:3
0
1:4
5
2:0
0
2:1
5
2:3
0
2:4
5
3:0
0
BF
114
Lampiran 4.1 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 9-10 Nov 2010 di DAS Babon Waktu
(WIB) TMA (m) Q (Debit) m^3dt Q BF (l/dt) Q DRO (l/dt) Rerata DRO (l/dt) Int waktu (dt) V (m³/dt) jumlah suspensi (gr)
16:00 0,20 2,7598 1 1,7598 0,0000
16:15 0,25 3,8627 1 2,8627 2,3112 900 2080,1071 16,4401
16:30 0,25 3,8627 1 2,8627 2,8627 900 2576,4329 16,4401
16:45 0,25 3,8627 1 2,8627 2,8627 900 2576,4329 16,4401
17:00 0,40 7,8425 1 6,8425 4,8526 900 4367,3208 17,2172
17:15 0,50 10,9767 1 9,9767 8,4096 900 7568,6274 17,5990
17:30 0,60 14,4471 1 13,4471 11,7119 900 10540,7072 17,9171
17:45 0,70 18,2244 1,1 17,1244 15,2857 900 13757,1590 18,1906
18:00 0,80 22,2861 1,2 21,0861 19,1052 900 17194,6984 18,4309
18:15 0,80 22,2861 1,3 20,9861 21,0361 900 18932,4471 18,4309
18:30 0,80 22,2861 1,4 20,8861 20,9361 900 18842,4471 18,4309
18:45 0,85 24,4177 1,5 22,9177 21,9019 900 19711,6857 18,5410
19:00 0,90 26,6139 1,6 25,0139 23,9658 900 21569,2008 18,6455
19:15 1,00 31,1928 1,6 29,5928 27,3033 900 24572,9761 18,8395
19:30 1,20 41,0545 1,75 39,3045 34,4486 900 31003,7773 19,1801
19:45 1,25 43,6590 1,75 41,9090 40,6068 900 36546,1079 19,2572
20:00 1,30 46,3169 1,75 44,5669 43,2380 900 38914,1693 19,3316
20:15 1,35 49,0271 1,75 47,2771 45,9220 900 41329,7805 19,4034
20:30 1,40 51,7886 1,75 50,0386 48,6578 900 43792,0469 19,4729
20:45 1,20 41,0545 1,8 39,2545 44,6466 900 40181,9075 19,1801
21:00 1,15 38,5045 1,8 36,7045 37,9795 900 34181,5447 19,1001
21:15 1,00 31,1928 1,85 29,3428 33,0236 900 29721,2424 18,8395
21:30 0,80 22,2861 1,85 20,4361 24,8894 900 22400,4610 18,4309
21:45 0,75 20,2209 1,9 18,3209 19,3785 900 17440,6284 18,3144
22:00 0,60 14,4471 1,9 12,5471 15,4340 900 13890,5890 17,9171
22:15 0,50 10,9767 1,95 9,0267 10,7869 900 9708,2072 17,5990
22:30 0,50 10,9767 1,95 9,0267 9,0267 900 8124,0461 17,5990
22:45 0,45 9,3654 2 7,3654 8,1961 900 7376,4573 17,4177
23:00 0,25 3,8627 2 1,8627 4,6141 900 4152,6507 16,4401
23:15 0,25 3,8627 2 1,8627 1,8627 900 1676,4329 16,4401
23:30 0,20 2,7598 2 0,7598 1,3112 900 1180,1071 16,0835
Jumlah 545910,3988 541,5699
115
Luas DAS : 15.381,62 ha = 15.3816.200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 545910,399 m3 = 545910398,84 dm
3
Tebal aliran langsung : 545910398,84 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,035 dm = 3,549 mm
Debit puncak : 51,789
Jumlah suspensi : 541,570 gr = 0,542 kg = 0,001 ton
116
Kurve Base Flow tanggal 09-10 November 2010
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00
22,00
24,00
26,00
28,00
30,00
32,00
34,00
36,00
38,00
40,00
42,00
44,00
46,00
48,00
50,00
52,00
54,00
56,00
14
:30
14
:45
15
:00
15
:15
15
:30
15
:45
16
:00
16
:15
16
:30
16
:45
17
:00
17
:15
17
:30
17
:45
18
:00
18
:15
18
:30
18
:45
19
:00
19
:15
19
:30
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
23
:15
23
:30
23
:45
0:0
0
0:1
5
0:3
0
0:4
5
1:0
0
1:1
5
1:3
0
1:4
5
2:0
0
2:1
5
2:3
0
2:4
5
3:0
0
3:1
5
3:3
0
BF
117
Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan
Tanggal 15-16 Nov 2010 di DAS Babon Waktu
(WIB)
TMA
(m)
Q (Debit)
m^3dt
Q BF
(l/dt) Q DRO (l/dt) Rerata DRO (l/dt) Int waktu (dt) V (m³/dt) jumlah suspensi (gr)
20:30 0,20 2,7598 1,00 1,7598 0
20:45 0,20 2,7598 1,10 1,6598 1,7098 900 1538,7812 16,0835
21:00 0,25 3,8627 1,10 2,7627 2,2112 900 1990,1071 16,4401
21:15 0,30 5,0839 1,20 3,8839 3,3233 900 2990,9809 16,7373
21:30 0,30 5,0839 1,20 3,8839 3,8839 900 3495,5289 16,7373
21:45 0,35 6,4132 1,25 5,1632 4,5235 900 4071,1847 16,9928
22:00 0,35 6,4132 1,25 5,1632 5,1632 900 4646,8404 16,9928
22:15 0,35 6,4132 1,25 5,1632 5,1632 900 4646,8404 16,9928
22:30 0,40 7,8425 1,25 6,5925 5,8778 900 5290,0246 17,2172
22:45 0,50 10,9767 1,25 9,7267 8,1596 900 7343,6274 17,5990
23:00 0,60 14,4471 1,25 13,1971 11,4619 900 10315,7072 17,9171
23:15 0,70 18,2244 1,30 16,9244 15,0607 900 13554,6590 18,1906
23:30 0,55 12,6719 1,40 11,2719 14,0981 900 12688,3269 17,7646
23:45 0,55 12,6719 1,45 11,2219 11,2469 900 10122,2041 17,7646
0:00 0,55 12,6719 1,50 11,1719 11,1969 900 10077,2041 17,7646
0:15 0,55 12,6719 1,50 11,1719 11,1719 900 10054,7041 17,7646
0:30 0,50 10,9767 1,50 9,4767 10,3243 900 9291,8751 17,5990
0:45 0,45 9,3654 1,50 7,8654 8,6711 900 7803,9573 17,4177
1:00 0,40 7,8425 1,55 6,2925 7,0789 900 6371,0386 17,2172
1:15 0,35 6,4132 1,55 4,8632 5,5778 900 5020,0246 16,9928
1:30 0,30 5,0839 1,60 3,4839 4,1735 900 3756,1847 16,7373
118
1:45 0,25 3,8627 1,75 2,1127 2,7983 900 2518,4809 16,4401
2:00 0,20 2,7598 1,75 1,0098 1,5612 900 1405,1071 16,0835
Jumlah 146871,317 377,4465
Luas DAS : 15.381,62 ha = 15.3816.200 m2 = 15.381.620.000 dm
2
Q : 31,22*(H)1,51
m/dt
Qs : 0,001445*(Q)0,0652
ton/hari
Volume Runoff : 146871,317 m3 = 146871317,173 dm
3
Tebal aliran langsung : 146871317,173 dm3/15.381.620.000 dm
2 = 0,010 dm = 0,955 mm
Debit puncak : 18,224
Jumlah suspensi : 378,486 gr = 0,378 kg = 0,0004 ton
119
Kurve Base Flow tanggal 15-16 November 2010
0,000,501,001,502,002,503,003,504,004,505,005,506,006,507,007,508,008,509,009,50
10,0010,5011,0011,5012,0012,5013,0013,5014,0014,5015,0015,5016,0016,5017,0017,5018,0018,5019,0019,5020,00
19
:30
19
:45
20
:00
20
:15
20
:30
20
:45
21
:00
21
:15
21
:30
21
:45
22
:00
22
:15
22
:30
22
:45
23
:00
23
:15
23
:30
23
:45
0:0
0
0:1
5
0:3
0
0:4
5
1:0
0
1:1
5
1:3
0
1:4
5
2:0
0
2:1
5
2:3
0
2:4
5
3:0
0
3:1
5
3:3
0
Q
D
e
b
i
t
Waktu
120
Lampiran 4.4 Tabel Analisis Debit Puncak Metode Rasional Tanggal R24 Tc (jam) R24/24 (24/tc)^2/3 I (mm/jam) C A Q (m^3/dt)
1 2 3 4 5 (3*4) 6 7 8 (5*6*7)
19 Mei’10 15 1,2298 0,6250 7,24700 4,52937 0,126539 32.31133 5,1483
20 Mei’10 9,8 1,2298 0,4083 7,24700 2,95919 0,126539 32.31133 3,3635
23 Mei’10 9,3 1,2298 0,3875 7,24700 2,80821 0,126539 32.31133 3,1919
24 Mei’10 0,8 1,2298 0,0333 7,24700 0,24157 0,126539 32.31133 0,2746
26 Mei’10 1,8 1,2298 0,0750 7,24700 0,54352 0,126539 32.31133 0,6178
27 Mei’10 11 1,2298 0,4583 7,24700 3,32154 0,126539 32.31133 3,7754
8 Juni’10 11,5 1,2298 0,4792 7,24700 3,47252 0,126539 32.31133 3,9470
9 Juni’10 25 1,2298 1,0417 7,24700 7,54896 0,126539 32.31133 8,5804
6 Sept’10 12,5 1,2298 0,5208 7,24700 3,77448 0,126539 32.31133 4,2902
7 Sept’10 6 1,2298 0,2500 7,24700 1,81175 0,126539 32.31133 2,0593
8 Sept’10 12,5 1,2298 0,5208 7,24700 3,77448 0,126539 32.31133 4,2902
9 Sept’10 0,5 1,2298 0,0208 7,24700 0,15098 0,126539 32.31133 0,1716
12 Sept’10 7,5 1,2298 0,3125 7,24700 2,26469 0,126539 32.31133 2,5741
13 Sept’10 4 1,2298 0,1667 7,24700 1,20783 0,126539 32.31133 1,3729
15 Sept’10 3,8 1,2298 0,1583 7,24700 1,14744 0,126539 32.31133 1,3042
16 Sept’10 12 1,2298 0,5000 7,24700 3,62350 0,126539 32.31133 4,1186
17 Sept’10 25 1,2298 1,0417 7,24700 7,54896 0,126539 32.31133 8,5804
25 Sept’10 14 1,2298 0,5833 7,24700 4,22742 0,126539 32.31133 4,8050
26 Sept’10 19,5 1,2298 0,8125 7,24700 5,88819 0,126539 32.31133 6,6927
30 Sept’10 6,8 1,2298 0,2833 7,24700 2,05332 0,126539 32.31133 2,3339
01 Okt’10 2,5 1,2298 0,1042 7,24700 0,75490 0,126539 32.31133 0,8580
27 Okt’10 2,3 1,2298 0,0958 7,24700 0,69450 0,126539 32.31133 0,7894
28 Okt’10 12 1,2298 0,5000 7,24700 3,62350 0,126539 32.31133 4,1186
9 Nov’10 28 1,2298 1,1667 7,24700 8,45483 0,126539 32.31133 9,6101
10 Nov’10 12 1,2298 0,5000 7,24700 3,62350 0,126539 32.31133 4,1186
15 Nov’10 8,5 1,2298 0,3542 7,24700 2,56665 0,126539 32.31133 2,9174
16 Nov’10 13 1,2298 0,5417 7,24700 3,92546 0,126539 32.31133 4,4618
R24 = Hujan yang terjadi pada tanggal tersebut I = Intensitas hujan
C = Nilai kurva tertimbang daerah penelitian A = Luas DAS
121
Lampiran 4.4 Tabel Persamaan untuk MUSLE Observasi
No Tanggal
hasil sedimen
(ton/hr) Q (mm/dt)
Qp
(m^3/dt) klscp Sedimen/klscp Q*Qp Log x Log y x-xr y-yr c*d (x-xr)^2 (y-yr)^2
1 2 3 4 5 (1/4) 6 7 (log 5) 8 (log 6) 9 10 11 (9*10) 12 13
1 19-20 mei 0,0004077 1,694 26,6138 0,009806 0,0416 45,0943 -1,3811 1,654 -0,228 -1,794 0,409 0,0520 3,2170
2 23-24 mei 0,0004754 1,896 26,6138 0,009806 0,0485 50,4862 -1,3144 1,703 -0,083 -1,624 0,135 0,0069 2,6368
3 26 mei 0,0004006 1,206 18,8243 0,009806 0,0408 21,9663 -1,3888 1,342 0,006 0,070 0,000 0,0000 0,0050
4 27-28 mei 0,0004320 1,146 18,2244 0,009806 0,0441 20,8855 -1,3560 1,320 0,038 0,025 0,001 0,0015 0,0006
5 8-9 juni 0,0003363 0,625 14,4471 0,009806 0,0343 9,0282 -1,4647 0,956 -0,070 -0,321 0,022 0,0049 0,1032
6 6-7 sept 0,0005507 0,207 31,1928 0,009806 0,0562 6,4523 -1,2506 0,810 0,066 0,534 0,035 0,0043 0,2855
7 8-9 sept 0,0004385 1,538 26,6139 0,009806 0,0447 40,9618 -1,3496 1,612 -0,010 0,270 -0,003 0,0001 0,0732
8 12-13 sept 0,0005534 1,795 22,2861 0,009806 0,0564 40,0182 -1,2484 1,602 -0,057 0,098 -0,006 0,0033 0,0095
9 15-16 sept 0,0006291 2,114 26,6139 0,009806 0,0642 56,3047 -1,1928 1,751 0,200 0,433 0,087 0,0400 0,1871
10 16-17 sept 0,0004295 2,143 31,1928 0,009806 0,0438 668370 -1,3585 1,825 0,039 0,559 0,022 0,0015 0,3127
11 25-26 sept 0,0003364 1,283 26,6238 0,009806 0,0343 34,1757 -1,4646 1,534 -0,069 0,252 -0,017 0,0047 0,0637
12 30 sept 01 oct 0,0003821 1,236 31,1928 0,009806 0,0390 32,9149 -1,4093 1,517 -0,046 0,411 -0,019 0,0021 0,1689
13 27-28 oct 0,0005618 0,122 26,6139 0,009806 0,0573 3,2414 -1,2419 0,511 0,096 0,177 0,017 0,0092 0,0314
14 9-10 nov 0,0005416 3,549 51,7886 0,009806 0,0552 183,8033 -1,2578 2,264 0,138 0,978 0,135 0,0189 0,9569
15 15-16 nov 0,0003785 0,955 18,2244 0,009806 0,0386 17,3967 -1,4134 1,240 -0,019 -0,070 0,001 0,0004 0,0048
Jumlah
20,09 21,64 0,000 0,000 0,8199 0,1499 8,0564
Rata-rata
1,34 1,44
r = 0,07
a = 79,81
b = 0,02 Persamaan MUSLE Observasi = 79,81(Q.Qp)0,02
122
Lampiran 4.5 Tabel Perbandingan Volume aliran SCS dengan Volume aliran observasi dan Qp Rasional dengan Qp Observasi
Tanggal Vol aliran SCS
(m3/det)
Vol.aliran obs
(m3/det) Qp Ras (m3/det) Qp Obs (m3/det)
19-20 Mei’10 7782,7264 261185,3767 8,5118 26.6138
23-24 Mei’10 276286,1441 265740,5046 3,4665 26.6138
26 Mei’10 179374,8278 185710,1510 0,6178 18.2243
27-28 Mei’10 381618,6829 172656,8889 7,7224 18.2243
8-9 Juni’10 399685,7679 98191,4003 12,5274 14.4471
6-7 Sept’10 252501,3814 326130,3141 12,8707 31.1928
8-9 Sept’10 952834,7096 208210,2551 4,4618 26.6139
12-13 Sept’10 807901,4942 167023,5013 3,9470 22.2861
15-16 Sept’10 746270,1589 301011,0264 5,4228 26.6138
16-17 Sept’10 473547,3196 345408,1374 8,5804 31.1928
25-26 Sept’10 295838,7990 1228014,694 11,4978 26.6138
30 Sept 01 Okt’10 843991,6643 245490,6818 3,1919 26.6138
27-28 Okt’10 226230,4931 168024,1421 4,9080 26.6138
9-10 Nov’10 190667,6805 545910,3988 13,7287 51.7886
15-16 Nov 135442,7145 138993,3892 7,37918 18.2243
Jumlah 6169974,564 4576100,9210