kajian pengolahan air gambut dengan upflow anaerobic...
TRANSCRIPT
Kajian Pengolahan Air GambutDengan Upflow Anaerobic Filter
danSlow Sand Filter
Oleh:Iva Rustanti Eri / 3307201001
Tujuan PenelitianMelakukan kajian terhadap:1. kondisi lingkungan (pH) yang optimum agar proses
peruraian zat organik secara anaerobik dapat berjalan baik
2. efektifitas UAF yang dilekati biofilm bakteri hasil isolasi air gambut dalam menurunkan zat organik, Fe dan Mn air gambut dalam menurunkan zat organik, Fe dan Mn air gambut
3. efektifitas SSF dalam menyempurnakan kualitas efluen Upflow Anaerobic Filter (zat organik, warna, kekeruhan, Fe, dan Mn) sehingga diperoleh air bersih yang memenuhi syarat PERMENKES No.416/ MENKES /PER/IX/1990
Ruang Lingkup1. Penelitian ini adalah penelitian laboratorium yang
dilakukan selama kurang lebih 7 bulan di Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Depkes Surabaya
2. Air Gambut yang digunakan sebagai air baku diambil dari Dusun Rasau Jaya, Desa Kuala Dua, Kec. Sungai Raya, Kab. Kubu Raya, Kalimantan BaratKubu Raya, Kalimantan Barat
3. Reaktor penelitian ini adalah Upflow Anaerobik Filter (UAF) dan Slow Sand Filter (SSF)
4. Debit influen air baku menggunakan debit skala pilot plant5. Biofilm UAF berasal dari bakteri anaerobik dan fakultatif
anaerobik yang diisolasi dari air gambut
Variasi kondisi lingkungan terhadap perkembangan bakteri penurunan warna air gambut pada berbagai variasi pH (5 – 9)
1 ml suspensi bakteri dimasukkan masing-masing ke dalam 5 buah tabung ulir ukuran 10 ml yang 1/4 bagiannya telah berisi
media cair biakan bakteri.
diisi 5 ml sampel air gambut (steril) yang telah diukur konsentrasi warnanya. Campuran diatur pada berbagai variasi pH (5 – 9)
dengan menambahkan Ca(OH)2 1%
diisi kembali media cair biakan bakteri yang telah berisi 2 gram/ diisi kembali media cair biakan bakteri yang telah berisi 2 gram/ liter glukosa steril, hingga mencapai volume 10 ml dan ditutup
rapat
Campuran diinkubasi pada suhu 30oC selama 5 hari, selanjutnya dipipet 10 ml untuk disentrifugasi pada 2.790 x g selama 30 menit untuk
menghilangkan padatan tersuspensi yang ada
konsentrasi warna air gambut diukur menggunakan spektrofotometer
Persiapan Alat :
Upflow Anaerobic Filter• Terbuat dari pipa PVC• Dimensi, Diameter : 12 inch, tinggi 110 cm Tinggi lapisan media filter : 80 cm
• Beban hidrolik filter: 3,0 m3/m2 hari• Variasi Media :
1. kerikil 1 inch 2. PVC 2,5cm x 2 cm3. Botol plastik bekas Yakult
Kerikil 1 inch
PVC 2,5 x 2 cm
Variasi Media UAF
Kerikil 1 inch
Botol Plastik Yakult
Sebelum reaktor UAF dioperasikan, terlebih dahulu selama 7 hari dilakukan amobilisasi media filter dengan konsorsium bakteri anerobik hingga terbentuk biofilm pada permukaan masing-masing media
Amobilisasi Media UAF
Tujuan, untuk membentuk biofilm pada media UAF. Reaktor :
• PVC, dimensi h = 60 cm, d = 4 in• Arah aliran : upflow• Beban hidrolik filter : 3,0 m3/m2 hari, dengan debit 1,5 • Beban hidrolik filter : 3,0 m3/m2 hari, dengan debit 1,5
lt/jam• Tinggi filter (lapisan media) adalah 30 cm• Jumlah reaktor : 6 buah ( 2 buah untuk masing-masing
media filter), disusun seri
Mengalirkan air gambut ke dlm reaktor secara upflowRate : 1,5 L jam , selama 1 jam
Media dimasukkan ke dalam reaktor
PERSIAPAN PROSES AMOBILISASI1. PENCUCIAN & STERILISASI MEDIA
2. PEMBUBUHAN BAKTERI & PENAMBAHAN NUTRISI PADA AIR GAMBUT
Proses Amobilisasi Media
Pada hari ke 7, masing – masing variasi media diperiksa jumlah koloni bakteri (TPC)
Langkah 3 & 4 diulang sampai 3 kali
Proses didiamkan selama 2 x 24 jam
Rate : 1,5 L jam , selama 1 jam
Slow Sand Filter• Terbuat dari pipa PVC• Dimensi Filter Filtration Rate
(m3/m2.jam)Diameter Filter (in)
Ketebalan media (cm) Freeboard(cm)Pasir Kerikil
0,15 12 70 10 20
0,30 8 70 10 20
0,45 6 70 10 20
• Ukuran : Kerikil adalah 1 – 2 cm Pasir adalah ES: 0,25-0,6 mm (30 – 60 mesh)
• Sebelum SSF dioperasikan, terlebih dahulu dilakukan pembentukan biofilm didalam pasir (ripening ) selama 10 hari
Parameter PenelitianParameter Penelitian1. Zat organik (PV)
2. Warna
3. Fe
4. Mn
5. Kekeruhan
Diukur pada :• Influen – Efluen UAF • Influen – Efluen SSF
Influen – Efluen SSF5. Kekeruhan Influen – Efluen SSF
Analisa Air Baku Parameter Nilai
Warna (Pt.Co) 804
pH 4,80
PV (mg/L) 246,8
BOD (mg/L) 125BOD (mg/L) 125
Fe (mg/L) 5,9
Mn (mg/L) 3,6
89
90
91
92
93
94
Efi
sien
si P
enu
run
an W
arn
a (%
)
Clostridium sp
Bacillus sp.
Konsorsium
Pengaruh pH pada Efisiensi Penurunan Konsentrasi Warna Air Gambut Setelah Masa Inkubasi 5 hari
87
88
5 6 7 8 9
Efi
sien
si P
enu
run
an W
arn
a (%
)
pH
Efisiensi Penurunan warna dipengaruhi oleh pHpH optimum 7 - 8
Efisiensi konsorsium bakteri > efisiensi kultur tunggal
Pengaruh Jenis Media UAF
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Eis
ien
si P
enu
run
an Z
at O
rgan
ik (
%)
Kerikil
PVC
Botol Yakult Bekas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
hari ke
UAF Media kerikil menghasilkan efisiensi penurunan terbesar yi. 53,7–59,5% ( konsentrasi zat organik pada efluen 99,6 – 137,4 mg/L)
sesuai dengan hasil TPC bahwa media kerikil memiliki koloni bakteri terbesar
bakteri anaerobik hanya mampu merombak molekul asam humat yang berukuran besar molekul lebih sederhana
Pengaruh Variasi Kec. Filtrasi Pada SSFRata-Rata Efiensi Penurunan Zat Organik Pada Variasi Media UAF
dan Variasi Kec. Filtrasi SSF
10
20
30
40
50
60
70
Efi
sien
si P
enu
run
an Z
at O
rgan
ik (
%)
0
0,15 0,3 0,45 0,15 0,3 0,45 0,15 0,3 0,45
MEDIA KERIKIL MEDIA PVC MEDIA BOTOL BEKAS
Efi
sien
si P
enu
run
an Z
at O
rgan
ik (
%)
Efisiensi cukup tinggi karena media pasir SSF sudah mengalami ripening selama 10 hari
Kec. Filtrasi 0,15 m3/m2/jam mempunyai rata-rata efisiensi tertinggi untuk setiap jenis media UAF (kerikil 66% , PVC 63%, 59% botol plastik)
karena aliran yang kecil memperbesar waktu kontak zat organik dengan mikroorganisme.
Pengaruh Jenis Media UAF
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
% P
enu
run
an W
arn
a (P
t.C
o)
Media Kerikil
Media PVC
Media Botol Yakult
Hari Ke
Media kerikil efisiensi penurunan terbesar yi. 86,8 – 92,7% (Warna efluen UAF adalah kuning muda dengan intensitas warna sebesar 60 – 95 Pt.Co) sesuai dengan hasil TPC bahwa media kerikil memiliki koloni bakteri terbesarProses penurunan warna dipengaruhi oleh proses perombakan
asam humat
Pengaruh Variasi Kec. Filtrasi Pada SSF
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Efi
sien
si P
enu
run
an W
arn
a (%
)
Rata-Rata Efiensi Penurunan Warna Pada Variasi Media UAF dan Variasi Kec. Filtrasi SSF
0
10
0,15 0,3 0,45 0,15 0,3 0,45 0,15 0,3 0,45
MEDIA KERIKIL MEDIA PVC MEDIA BOTOL BEKAS
Efi
sien
si P
enu
run
an W
arn
a (%
)
Efisiensi cukup tinggi karena media pasir SSF sudah mengalami ripening selama 10 hari
Kec. Filtrasi 0,15 m3/m2/jam mempunyai rata-rata efisiensi tertinggi media kerikil 86%, PVC 83,5% dan botol plastik 78,3%.
Karena aliran yang kecil memperbesar waktu kontak dengan mikroorganisme.
Pengaruh Jenis Media UAF
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
% P
enu
run
an F
e
Hari Ke
Media Kerikil
Media PVC
Media Botol Yakult
Hari Ke
Media kerikil efisiensi penurunan terbesar yi. 27,7 – 40,6% ( konsentrasi Fe pada efluen 2,7 – 3,9 mg/L) sesuai dengan hasil TPC bahwa media kerikil memiliki koloni bakteri terbesarpH 7 – 10, asam humat memiliki kemampuan membentuk
kompleks dengan logam yang larut dalam air Fe organik, shg memungkinkan dirombak oleh bakteri (Alimin, 2005)
Pengaruh Variasi Kec. Filtrasi Pada SSF
60
65
70
75
80
85
Efi
sien
si P
enu
run
an F
e (%
)
Rata-Rata Efiensi Penurunan Fe Pada Variasi Media UAF dan Variasi Kec. Filtrasi SSF
60
0,15 0,3 0,45 0,15 0,3 0,45 0,15 0,3 0,45
MEDIA KERIKIL MEDIA PVC MEDIA BOTOL BEKAS
Efisiensi cukup tinggi karena media pasir SSF sudah mengalami ripening selama 10 hariKec. Filtrasi 0,15 m3/m2/jam mempunyai rata-rata efisiensi
tertinggi yaitu > 83% pada semua jenis mediaKarena aliran yang kecil, Fe dapat teradsorpsi dengan baik pada
permukaan pasir.
Pengaruh Jenis Media UAF
0
5
10
15
20
25
30
35
40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
% P
enu
run
an M
n
Hari Ke
Media Kerikil
Media PVC
Media Botol Yakult
Media kerikil efisiensi penurunan terbesar yi. 29 – 36,4% (konsentrasi Mn pada efluen 2,1-2,8 mg/L) sesuai dengan hasil TPC bahwa media kerikil memiliki koloni bakteri terbesarpH 7 – 10, asam humat memiliki kemampuan membentuk
kompleks dengan logam yang larut dalam air Mn organik, shg memungkinkan dirombak oleh bakteri (Alimin, 2005)
Hari Ke
Pengaruh Variasi Kec. Filtrasi Pada SSFRata-Rata Efiensi Penurunan Mn Pada Variasi Media UAF
dan Variasi Kec. Filtrasi SSF
60
65
70
75
80
Efi
sien
si P
enu
run
an M
n (
%)
Efisiensi cukup tinggi karena media pasir SSF sudah mengalami ripening selama 10 hariKec. Filtrasi 0,15 m3/m2/jam mempunyai rata-rata efisiensi
tertinggi yaitu lebih dari 77% pada semua jenis mediaKarena aliran yang kecil, Mn dapat teradsorpsi dengan baik pada
permukaan pasir
55
0,15 0,3 0,45 0,15 0,3 0,45 0,15 0,3 0,45
MEDIA KERIKIL MEDIA PVC MEDIA BOTOL BEKAS
Pengaruh Variasi Kec. Filtrasi Pada SSFRata-Rata Efiensi Penurunan Kekeruhan Pada Variasi Media UAF
dan Variasi Kec. Filtrasi SSF
10
20
30
40
50
60
70
80
Efi
sien
si p
enu
run
an K
eker
uh
an (
%)
0
0,15 0,3 0,45 0,15 0,3 0,45 0,15 0,3 0,45
MEDIA KERIKIL MEDIA PVC MEDIA BOTOL BEKAS
Efi
sien
si p
enu
run
an K
eker
uh
an (
%)
Efisiensi cukup tinggi karena media pasir SSF sudah mengalami ripening selama 10 hari Kec. Filtrasi 0,15 m3/m2/jam mempunyai rata-rata efisiensi
tertinggi yaitu lebih dari 68% pada semua jenis mediaKarena aliran yang kecil, partikel penyebab kekeruhan dapat
tereduksi maksimal
Pada Kombinasi UAF Media Kerikil, Kec. Filtrasi SSF 0,15 m3/m2/jam dapat mengolah air gambut menjadi air olahan yang memiliki kualitas sbb:• konsentrasi zat organik 43,2 mg/L• Warna 11 Pt.Co• Kekeruhan 13 NTU• Fe 0,5 mg/L sudah sesuai PERMENKES 416• Mn 0,5 mg/L
Semua parameter yang diperiksa menunjukkan penurunan efisiensi, karena selama proses pengolahan tidak ditambahkannya nutrien yang mengandung trace element pada air baku.
Kesimpulan
Bakteri anaerobik yang diisolasi dari air gambut teridentifikasi 2 bakteri dominan yaitu Bacillus sp dan Clostridium sp. Kedua bakteri ini potensial digunakan mengolah secara biologi air gambut menjadi air bersih.
Aktivitas bakteri sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Aktivitas bakteri sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Kondisi lingkungan optimum yang diperlukan bakteri anaerobik untuk merombak zat organik air gambut adalah pada pH 7 – 8 dengan penambahan 2 gr/L glukosa.
Kesimpulan (Cont’d)
Pengolahan air gambut dengan sistem Upflow Anaerobic Filter bermedia kerikil dan dilanjutkan dengan Slow Sand Filter berkecepatan filtrasi 0,15 m3/m2.jam adalah kombinasi yang paling efisien dalam menurunkan parameter zat organik, warna, kekeruhan, Fe dan Mn. Efisiensi penurunan untuk parameter zat organik 86%, warna 98%, kekeruhan 76%, Fe 91% dan Mn 86%.76%, Fe 91% dan Mn 86%.
Pengolahan air gambut dengan sistem kombinasi UAF dan SSF menghasilkan kualitas air yang lebih baik dan mendekati syarat kualitas air bersih sesuai PERMENKES No.416/ MENKES /PER/IX/1990. Dengan demikian, sistem pengolahan air ini dapat dijadikan sebagai perhatian untuk diaplikasikan pada sistem penyediaan air bersih.