kajian pengembangan pasar “pulpy jelly” rumput … · alternative solution by designing healty...

60
KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT LAUT DENGAN PENDEKATAN RISET AKSI DUWI ICHSAN YAHYA DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: dangkien

Post on 06-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

1

KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT LAUT

DENGAN PENDEKATAN RISET AKSI

DUWI ICHSAN YAHYA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

Page 2: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

2

Page 3: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Pengembangan

Pasar “Pulpy Jelly” Rumput Laut dengan Pendekatan Riset Aksi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014 Duwi Ichsan Yahya

NIM F34090128

Page 4: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

4

Page 5: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

5

ABSTRAK

DUWI ICHSAN YAHYA. Kajian Pengembangan Pasar “Pulpy Jelly” Rumput Laut dengan Pendekatan Riset Aksi. Dibimbing oleh AJI HERMAWAN.

Serat adalah komponen penting makanan yang diperlukan dalam sistem pencernaan manusia. Salah satu sumber serat alami di Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan berserat adalah rumput laut. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan terhadap kurangnya konsumsi serat yang ada di masyarakat, kemudian mencari alternatif solusi penyelesaian dari permasalahan tersebut melalui pengembangan produk kesehatan berserat dari rumput laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset aksi dengan menggunakan data primer yang diperoleh melaui proses wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja wanita usia 15-24 tahun memiliki masalah dengan konsumsi serat makanan. Sebanyak 76% responden menyatakan diri mereka kurang mengkonsumsi serat setiap harinya dan menginginkan adanya asupan serat tambahan dalam bentuk yang praktis. Berdasarkan data hasil pengujian solusi diketahui bahwa asupan serat tambahan yang diinginkan adalah dalam bentuk minuman. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yaitu sebanyak 70% responden menginginkan produk dalam bentuk minuman. Produk yang dibuat juga harus alami dan rendah kalori.

Kata kunci: pulpy jelly rumput laut, serat makanan, kanvas model bisnis, riset aksi

ABSTRACT

DUWI ICHSAN YAHYA. A Study of Customer Development of Seaweed “Pulpy Jelly” using Action Research Approach. Supervised by AJI HERMAWAN.

Fibre is an important part of a healthy diet. A high fibre diet can improve digestive health. One of the best natural source of fiber is seaweed. The aim of this research is to identify the lack of fiber intake in Indonesia, then find the alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology used was action research, implementing interview to collect data. The results showed that female aged 15-24 years had problems with the consumption of dietary fiber. As many as 76% of respondents realize their lack of fiber and they wanted extra fiber intake by consuming more practical product. Based on solution test data, 70% of respondents wanted product in the form of beverages. The products must be also natural and low calories. Seaweed “pulpy jelly” comes as a solution to solve the problem. Keywords : seaweed “pulpy jelly”, dietary fiber, business model canvas, action research

Page 6: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

6

Page 7: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

7

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pertanian pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT LAUT

DENGAN PENDEKATAN RISET AKSI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

DUWI ICHSAN YAHYA

Page 8: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

8

Page 9: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

9

Judul Skripsi : Kajian Pengembangan Pasar “Pulpy Jelly” Rumput Laut dengan Pendekatan Riset Aksi

Nama : Duwi Ichsan Yahya NIM : F34090128

Disetujui oleh

Dr Ir Aji Hermawan, MM Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

J udul Skripsi: Kajian ? _ :_ r "Pulpy Jelly" Rumput Laut dengan Pende ",1. ""

Nama NIM

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing

L/

Tanggal Lulus:

Page 11: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

10

Page 12: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

11

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini adalah Kajian Pengembangan Pasar “Pulpy Jelly” Rumput Laut dengan pendekatan Riset Aksi. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada Bapak Dr. Ir. Aji Hermawan, MM selaku Pembimbing Akademik atas bimbingannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi

Bogor, Februari 2014 Duwi Ichsan Yahya

Page 13: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

12

Page 14: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

13

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 1 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 2

METODE ............................................................................................................ 2 Instrumen Penelitian ......................................................................................... 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 5

Hipotesis Kanvas Model Bisnis ........................................................................ 5 Pengujian Masalah ........................................................................................... 8 Pengujian Solusi ............................................................................................... 8 Verifikasi Kanvas Model Bisnis ..................................................................... 10 Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 2 ........................................................ 14 Peta Penjualan (Roadmap Sales) ..................................................................... 14 Ukuran Pasar (Market Size) ............................................................................ 15 Product Positioning ........................................................................................ 16

SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 17 Simpulan ........................................................................................................ 17 Saran .............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18 LAMPIRAN ...................................................................................................... 19

Page 15: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

14

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Masalah dan Solusi yang Ditawarkan ................................... 9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan Penelitian.............................................................................. 3 Gambar 2. Skema Customer Relationships ........................................................... 6 Gambar 3. Hasil Pengujian Masalah ..................................................................... 9 Gambar 4. Hasil Pengujian Solusi ...................................................................... 11 Gambar 5. Nata de Seaweed ............................................................................... 12 Gambar 6. Juice Rumput Laut ............................................................................ 13 Gambar 7. “Pulpy Jelly” Rumput Laut ............................................................... 13 Gambar 8. Periode Konsumsi dan Harga Produk ................................................ 14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Panduan Wawancara Pengujian Masalah ........................................ 21 Lampiran 2. Panduan Wawancara Pengujian Solusi ........................................... 22 Lampiran 3. Presentasi Produk Pengujian Solusi ................................................ 24 Lampiran 4. Hipotesis Kanvas Model Bisnis Awal ............................................. 26 Lampiran 5. Daftar Responden Pengujian Masalah ............................................ 27 Lampiran 6. Kanvas Model Bisnis 1................................................................... 29 Lampiran 7. Daftar Responden Pengujian Solusi ................................................ 30 Lampiran 8. Kanvas Model Bisnis 2................................................................... 32 Lampiran 9. Kanvas Model Bisnis 3 .................................................................. 33 Lampiran 10. Proses Pembuatan Nata de Seaweed ............................................. 34 Lampiran 11. Analisis Keuangan Nata de Seaweed ............................................ 35 Lampiran 12. Proses Pembuatan Juice Rumput Laut .......................................... 36 Lampiran 13. Analisis Keuangan Juice Rumput Laut ......................................... 37 Lampiran 14. Kanvas Model Bisnis 4 ................................................................ 38 Lampiran 15. Proses Pembuatan “Pulpy Jelly” Rumput Laut .............................. 39 Lampiran 16. Analisis Keuangan “Pulpy Jelly” Rumput Laut............................. 40 Lampiran 17. Analisis Konsumen Potensial ....................................................... 41

Page 16: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Serat adalah komponen penting makanan yang harus dikonsumsi setiap hari dalam kadar yang cukup. Menurut Lubis (2008), fungsi serat bagi tubuh adalah menyerap racun dalam saluran cerna, menyerap kolesterol, dan menyerap sisa-sisa makanan yang menempel dalam saluran cerna. Tensiska (2008) menambahkan bahwa serat juga dapat mengurangi kecepatan absorpsi glukosa dalam tubuh, merespon aktivasi insulin, dan menurunkan kadar glukosa dalam darah. Mengkonsumsi cukup serat setiap hari dapat mengurangi resiko serangan jantung, stroke, dan obesitas.

Akan tetapi, konsumsi serat masyarakat Indonesia masih rendah. Hasil penelitian Puslitbang Gizi Bogor menunjukkan bahwa konsumsi serat rata-rata penduduk Indonesia sekitar 10,5 gram per hari, padahal menurut WHO batas bawah konsumsi serat per hari adalah 27 gram (Isnaharani 2009). Konsumsi serat masyarakat Indonesia masih jauh di bawah standar minimun konsumsi serat yang dibutuhkan oleh tubuh.

Di sisi lain, produksi rumput laut Indonesia sangat tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Winarno (1990) rumput laut mengandung serat alami yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Rumput laut juga mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak, abu, dan mineral seperti natrium dan kalsium (Winarno 1990). Menurut Rajagukguk (2009), pada tahun 2006 Indonesia adalah negara terbesar ketiga sebagai produsen rumput laut dunia dengan produksi rumput laut sebanyak 1.733.705 ton. Indonesia juga dinobatkan sebagai negara dengan volume ekspor rumput laut terbesar di dunia pada tahun 2006. Namun demikian, potensi rumput laut Indonesia yang melimpah masih belum dimanfaatkan secara optimal. Terbukti nilai ekspor komoditi rumput laut Indonesia masih sangat rendah yaitu berada di peringkat ke tujuh dunia, jauh di bawah Republik Korea, China, dan Maroco.

Keberadaan rumput laut yang melimpah di Indonesia ini sangat potensial untuk dijadikan sumber alternatif pelengkap kebutuhan serat harian masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan pasar produk minuman kesehatan berserat yang terbuat dari rumput laut sebagai alternatif pelengkap kebutuhan serat harian masyarakat Indonesia.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi masalah kebutuhan serat yang ada di masyarakat, mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan tersebut, sehingga didapatkan model bisnis produk berserat berbasis rumput laut dengan proses pengembangan pasar (customer development).

Page 17: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

2

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian mengacu pada empat tahapan pengembangan pasar (customer development). Menurut Blank dan Dorf (2012), customer development terdiri atas empat tahapan yaitu tahap pencarian konsumen (customer discovery), validasi pasar (customer validation), kreasi pasar (customer creation), dan tahap pendirian perusahaan (company building).

Pada penelitian ini hanya dilakukan dua tahapan awal yaitu customer discovery dan customer validation. Customer discovery merupakan tahap awal dari proses customer development di mana visi misi perusahaan dituangkan dalam bentuk hipotesis yang kemudian akan diuji untuk menghasilkan kanvas model bisnis terverifikasi. Dalam customer discovery terdapat empat sub tahapan yaitu pembuatan hipotesis awal, pengujian masalah, pengujian solusi, dan verifikasi kanvas model bisnis. Pengujian hipotesis (pengujian masalah dan solusi) dilakukan dengan metode wawancara kepada 50 responden. Hasil wawancara kemudian dianalisis dengan teknik kualitatif. Tindakan iteratif dilakukan apabila hipotesis model bisnis yang dibuat belum sesuai dengan hasil analisis data.

Setelah tahapan customer discovery selesai dan didapat kanvas model bisnis yang terverifikasi, penelitian dilanjutkan pada tahap customer validation. Tahap ini merupakan tahap untuk memastikan kanvas model bisnis yang dibuat sudah scalable dan reapetable. Pada tahap ini terdapat empat sub tahapan yaitu persiapan penjualan, penjualan produk, product positioning, dan validasi model bisnis. Namun tahapan customer development ini berada pada tingkat riset, sehingga penelitian ini hanya menyelesaikan dua tahapan saja yaitu persiapan penjualan (pembuatan peta distribusi) dan product positioning.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Action Research yaitu terjun langsung ke lapangan dan mewawancarai responden. Menurut Gunawan (2004), action research adalah tindakan perbaikan suatu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya yang digarap secara sistematik sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. Pengambilan data dilakukan melalui proses wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan terbuka kepada 50 responden.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik reduksi dan kategorisasi. Menurut Miles dan Huberman (1992), teknik reduksi data adalah pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Teknik ini mempermudah dalam menentukan masalah apa yang benar-benar dialami oleh masyarakat kemudian solusi seperti apa yang mereka inginkan. Apabila hasil wawancara menunjukkan adanya ketidakcocokan dengan hipotesis yang dibuat maka perlu dilakukan iterasi. Iterasi adalah sebuah proses pengulangan tindakan berupa pengambilan data karena terjadinya perubahan pada model bisnis. Tindakan iterasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki model bisnis yang dibuat. Tahapan penelitan secara ringkas bisa dilihat pada Gambar 1.

Page 18: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

3

Instrumen Penelitian

Penelitian dilakukan selama bulan Mei hingga Desember 2013. Penelitian dilakukan di Bogor dan Laboratorium Dasar Ilmu Terapan Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB. Instrumen penelitian terdiri atas prototipe produk berserat dari rumput laut, kanvas model bisnis, dan formulir wawancara sebagai alat untuk mendapatkan data penelitian.

Gambar 1. Tahapan penelitian

Y

Ya

Tidak

Ya

Pembuatan Hipotesis Kanvas Model Bisnis:

1. Customer segment 2. Value propositions 3. Channels 4. Customer relationship 5. Revenue stream 6. Key resources 7. Key partner 8. Key activity 9. Cost structure

Pengujian Masalah - Desain pengujian - Wawancara responden - Memahami permasalahan - Mendapatkan gambaran target pasar

Mulai

Pengujian Solusi - Pembaharuan kanvas model bisnis - Pembuatan presentasi produk - Wawancara responden - Revisi kanvas model bisnis

Verifikasi Kanvas Model Bisnis

Apakah model bisnis sudah

layak?

Persiapan Penjualan 1. Pembuatan peta penjualan 2. Market share 3. Product positioning

Kanvas Model Bisnis

Page 19: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

4

1. Pembuatan hipotesis kanvas model bisnis Bagian ini merupakan tahap pendefinisian model bisnis secara singkat.

Model bisnis yang dimaksud adalah kanvas model bisnis yang dapat diartikan sebagai rancangan strategi mengenai bagaimana bisnis akan dijalankan. Hipotesis yang dibuat mencakup sembilan elemen model bisnis yaitu customer segment, value proposition, channel, customer relationship, revenue stream, key resource, key activities, key partner, dan cost structure. Hipotesis model bisnis dibuat berdasarkan asumsi awal peneliti dengan berbagai pertimbangan dari peneliti sendiri. 2. pengujian masalah

Bagian ini adalah tahap pengujian hipotesis terhadap asumsi masalah konsumsi serat yang saat ini dihadapi masyarakat. Pengujian dilakukan melalui wawancara langsung kepada responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan terbuka. Responden yang dipilih berjumlah 50 orang dengan kriteria sesuai segmen pasar. Tujuan dari pengujian masalah ini adalah untuk mengetahui apakah permasalahan yang sebenarnya sedang dihadapi masyarakat dan solusi apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Panduan wawancara pengujian masalah dapat dilihat pada Lampiran 1.

3. Pengujian solusi Setelah dilakukan pengujian masalah, tahap selanjutnya adalah pengujian

solusi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah asumsi hipotesis mengenai solusi yang ditawarkan sudah mampu menyelesaikan masalah yang ada pada masyarakat. Pengujian dilakukan kepada 50 responden yaitu campuran dari responden yang sama pada pengujian masalah dan responden baru. Responden lama dipilih sebagai responden pada pengujian solusi jika memungkinkan untuk dihubungi kembali dan mau untuk dijadikan responden pada saat pengujian solusi. Panduan wawancara pengujian solusi dapat dilihat pada Lampiran 2. Presentasi produk dapat dilihat pada Lampiran 3.

4. Verifikasi kanvas model bisnis

Pada tahap ini dilakukan analisis data hasil wawancara terhadap pengujian masalah dan solusi. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kelayakan model bisnis yang dibuat. Jika belum layak, maka harus dilakukan perubahan model bisnis dan perlu dilakukan pengujian kembali baik pada bagian pengujian masalah maupun pengujian solusi. Jika sudah layak, maka penelitian berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu validasi model bisnis.

5. Pembuatan peta penjualan Setelah dilakukan verifikasi terhadap kanvas model bisnis, tahap

selanjutnya ada pembuatan peta penjualan. Peta penjualan menjelaskan tahapan produk dapat tersampaikan ke tangan konsumen.

6. Product positioning

Tahapan ini adalah bagian dari penelitian yang menjelaskan posisi produk di mata konsumen. Posisi produk yang dijelaskan sebagian besar mencakup fitur dan manfaat produk bagi konsumen.

Page 20: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hipotesis Kanvas Model Bisnis

Hipotesis yang dibuat meliputi sembilan elemen model bisnis yaitu customer segments, value proposition, channels, customers relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost structure. Hipotesis kanvas model bisnis awal secara ringkas dapat dilihat pada Lampiran 4.

1. Customer segments

Segmen konsumen yang dipilih pada hipotesis model bisnis awal adalah remaja wanita ekonomi menengah ke atas usia 15-24 tahun. Segmen ini dipilih dengan asumsi bahwa masyarakat golongan ini memiliki kesibukan belajar yang padat dan memiliki kecenderungan untuk malas berolahraga. Remaja wanita ekonomi menengah ke atas juga termasuk golongan yang paling rentan dipengaruhi oleh gaya hidup modern.

Santoso et al (2004) menjelaskan bahwa gaya hidup modern yang tidak tepat seperti kurang minum air putih, kurang gerak, mengonsumsi makanan yang berkalori tinggi, kebiasaan istirahat yang tidak teratur dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi kesehatan. Saat ini banyak sekali penyakit modern yang ditimbulkan akibat perubahan gaya hidup khususnya kesehatan pencernaan. Bustan (2007) menegaskan bahwa perubahan gaya hidup seperti konsumsi makanan cepat saji, pola makan yang tidak baik, kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik, adalah salah satu pemicu untuk timbulnya penyakit berbahaya seperti diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan stroke.

2. Value propositions

Value propositions (nilai tambah) adalah manfaat atau nilai yang ditawarkan perusahaan kepada segmen pasar yang dilayani. Blank dan Dorf (2012) menjelaskan bahwa value propositions setidaknya memiliki MVP (minimum viable product). MVP adalah fitur minimum yang harus dimiliki oleh produk/jasa yang memungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan konsumen. Osterwalder dan Pigneur (2012) menegaskan bahwa value propositions merupakan nilai tambah suatu produk maupun jasa yang menjadi alasan pelanggan untuk mau menggunakannya.

Value propositions yang ditawarkan adalah berupa produk kesehatan yang kaya serat untuk memenuhi kecukupan konsumsi serat harian masyarakat. Nilai tambah dari produk berbasis rumput laut ini antara lain mengandung serat, praktis, dan tersedia dalam berbagai varian rasa. Serat baik untuk memelihara pencernaan tubuh. Hal ini diharapkan dapat membantu kesimbangan konsumsi masyarakat dengan gaya hidup modern yang cenderung kurang memperhatikan pola makan yang sehat, terutama konsumsi serat harian. Poin kepraktisan dalam produk ini sengaja ditambahkan mengingat kebiasaan hidup masyarakat modern yang menyukai hal-hal yang praktis/instant.

Page 21: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

6

3. Channels

Channels (saluran distribusi) merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan value propositions kepada customer segments yang dilayani. Pada hipotesis model bisnis awal yang dibuat, channels yang diperlukan antara lain berupa penjualan langsung (direct selling), supermarket, minimarket, distributor makanan/minuman, hotel, dan pasar tradisional. Pemilihan channels ini didasarkan pada kebiasaan tempat membeli produk-produk sejenis oleh konsumen pada segmen pasar yang ditargetkan.

4. Customer relationships

Customer relationships menjelaskan langkah-langkah perusahaan menjalin hubungan baik dengan pelanggannya. Ada tiga prinsip penting dalam customer relationships menurut Blank dan Dorf (2012) yaitu “Get, Keep, Grow”. Get yang dimaksudkan disini adalah getting customers, yaitu upaya mengarahkan konsumen pada saluran penjualan produk perusahaan. Tahapan berikutnya adalah Keep (keeping customers), upaya menjaga pelanggan yang sudah didapatkan untuk terus percaya dan berlangganan kepada produk/jasa yang kita tawarkan. Kemudian yang ketiga adalah Grow (growing customers), yaitu upaya memperbanyak pelanggan untuk meningkatkan penjualan. Skema customer relationships disajikan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Skema customer relationships

• Mengikuti pameran produk retail dan kesehatan• Promosi melalui media sosial (web, twitter,

facebook, dan online shop)Get

• Menyediakan layanan customer service terhadapproduk melalui sms, telepon, dan email.

• Menyediakan layanan konsultasi seputar serat dankesehatan malalui forum online.

Keep

• Melakukan promosi melalui media komersial(koran, majalah, radio, dan televisi)

• Melakukan inovasi pada fitur dan benefit produk.Grow

Page 22: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

7

5. Revenue streams

Revenue streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-masing segmen pasar. Revenue streams biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. Dalam hipotesis model bisnis awal yang dibuat, revenue streams perusahaan diperoleh dari penjualan produk yang bersifat langsung (direct selling) dan penjualan tidak langsung (indirect selling). Penentuan harga jual produk didasarkan pada harga-harga minuman di minimarket dan supermarket karena fitur produk yang ingin dibuat yaitu berbentuk minuman. Harga jual produk yang ditawarkan adalah Rp 5.000,- per kemasan botol 250ml.

6. Key resources

Key resources yang diperlukan mencakup empat kategori sumber yaitu bahan baku produksi, teknologi, sumber daya modal, dan sumberdaya manusia. Sumber daya bahan baku meliputi rumput laut, karagenan, tepung konjak, gula stevia, sukrosa, garam, dan bahan tambahan makanan lainnya. Sumber daya teknologi adalah ilmu pembuatan produk dan peralatan yang digunakan. Sumber daya teknologi ini bersifat unik dan rahasia. Sumber daya modal adalah sumber-sumber pendanaan yang memungkinkan untuk menjalankan aktivitas industri. Sumber daya modal diperoleh dari modal pribadi dan investor dengan sistem pembagian saham. Sumber daya manusia yang dibutuhkan meliputi direktur, manajer, dan staf pekerja.

7. Key activities

Key activities adalah aktivitas utama yang harus dikuasai perusahaan untuk menjalankan bisnis (Blank dan Dorf 2012). Pada bisnis minuman kesehatan berserat dari rumput laut ini aktivitas utama yang harus dikuasai antara lain pengadaan bahan baku produksi (rumput laut, karagenan, tepung konjak, air bersih, dan raw material lainnya), proses produksi, dan sistem pemasaran.

8. Key partners

Key partners (kemitraan) merupakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut. Partner yang dimaksudkan dalam bisnis model adalah sosok perantara yang bukan miliki perusahaan namun berperan dalam mengubah produk/nilai menjadi uang. Partner dari bisnis ini antara lain: a. Supplier rumput laut. Rumput laut diperoleh dari supplier yang berada di

daerah Jawa Barat dan Jakarta dengan spesifikasi rumput laut yang sudah bersih

b. Supplier bahan tambahan makanan. Bahan tambahan makanan berupa perisa dan pewarna makanan diperoleh dari Jakarta yang memiliki sertifikasi halal.

c. Produsen kemasan. Kemasan diperoleh dari produsen di Jakarta.

Page 23: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

8

9. Cost structure

Cost structure (struktur biaya) adalah bagian dalam elemen kanvas model bisnis yang menjelaskan biaya yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Pada penelitian ini, analisis biaya menggunakan metode full-costing untuk menghitung seluruh komponen biaya yang ada dalam pengoperasian bisnis. Dalam metode ini terdapat dua komponen utama yaitu biaya produksi (production cost) dan biaya non produksi (non production cost). Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku langsung (direct material), biaya tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead.

Pengujian Masalah

Pengujian permasalahan dilakukan pada segmen remaja wanita sebanyak 50 responden. Daftar responden tercantum dalam Lampiran 5. Dari pengujian yang dilakukan langsung melalui proses wawancara kepada responden, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: a. Remaja wanita ekonomi menengah ke atas kurang mengkonsumsi sayur

karena mereka lebih menyukai mengkonsumsi makanan berlemak seperti daging, bakso, dan restoran cepat saji.

b. Sebagian besar remaja wanita bermasalah dengan berat tubuhnya. Mereka menganggap bahwa tubuh wanita mudah sekali gemuk.

c. Remaja wanita jarang melakukan aktivitas fisik yang berat seperti olahraga. d. Remaja wanita kurang memperhatikan apa yang mereka makan, terutama serat.

Banyak yang hanya berfikir makan untuk kenyang dan yang mereka sukai. e. Remaja wanita sebenarnya sadar jika mereka kurang mengkonsumsi serat,

untuk itu mereka mengharapkan adanya produk serat tambahan yang praktis. Hasil pengujian permasalahan dapat dilihat pada Gambar 3. Pengujian

permasalahan ini menghendaki adanya perubahan model bisnis pada elemen value propositions dari yang semula semua memposisikan produk sebagai produk diet untuk menurunkan berat badan menjadi produk diet dan sekaligus pelengkap kebutuhan serat harian. Perubahan ini dilakukan karena sebesar 82% dari responden menginginkan produk berserat adalah untuk memenuhi kebutuhan serat harian karena mereka sadar kurang mengonsumsi serat setiap harinya. Namun hanya sebesar 56% responden yang mengharapkan produk serat untuk menurunkan berat badan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan serat harian. Hasil pengubahan model bisnis pertama dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pengujian Solusi

Pengujian solusi dilakukan dengan menggunakan responden campuran antara responden pada pengujian masalah dan responden baru. Responden baru diwawancarai untuk menggantikan responden lama yang tidak dapat diwawancarai karena suatu kendala. Daftar responden pengujian solusi dapat dilihat pada Lampiran 7. Pada uji solusi ini peneliti mengembangkan produk minuman berserat yang berbentuk nata namun terbuat dari rumput laut (nata de seaweed). Produk ini dipilih sebagai solusi karena unik dan diharapkan dapat menarik perhatian konsumen.

Page 24: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

9

Gambar 3. Hasil pengujian masalah [(a) bermasalah dengan diet tubuh, (b) sibuk, (c) tidak terlalu mempedulikan makanan yang dikonsumsi, (d) menyadari bahwa kurang mengkonsumsi serat, (e) menginginkan konsumsi serat tambahan]

Tabel 1. Identifikasi masalah dan solusi yang ditawarkan

Masalah Konsumen Solusi yang Ditawarkan - Kurang mengkonsumsi serat karena kurang

tertarik mengkonsumsi sayur setiap hari - Kurang aktivitas fisik, sangat jarang olahraga - Bermasalah dengan diet tubuh - Kurang memperhatikan konsumsi makanan,

terutama serat - Lebih suka mengkonsumsi makanan berlemak

seperti daging, dan makanan restoran cepat saji - Menginginkan konsumsi serat tambahan dalam

bentuk yang praktis

- Produk minuman serat dari rumput laut (berbentuk nata)

- Baik untuk kesehatan pencernaan dan menjaga diet tubuh

- Sebagai asupan serat tambahan untuk memenuhi kebutuhan serat harian

- Praktis - Segar - Banyak pilihan rasa

Hasil pengujian nilai tambah produk menunjukkan hasil yang positif, yaitu segmen pasar yang di targetkan memang membutuhkan asupan serat tambahan

(c) (d)

(e)

(a) (b)

Page 25: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

10

yang praktis dalam bentuk minuman. Selain nilai produk diatas, hasil wawancara menunjukkan bahwa konsumen juga menginginkan adanya nilai tambah lainnya yaitu produk harus alami (tanpa pengawet dan pemanis buatan), rendah kalori supaya lebih aman dikonsumsi, dan segar supaya lebih nikmat. Hasil pengujian solusi dituangkan dalam Gambar 4.

Pada pengujian solusi juga diketahui bahwa responden lebih memilih minimarket sebagai saluran pembelian utama dimana mereka bisa mengakses produk minuman berserat ini, lalu disusul supermarket. Sementara untuk hotel dan pasar tradisional maupun toko kurang diminati. Adanya permintaan konsumen yang menginginkan produk harus rendah kalori mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi bahan baku pembuatan, sehingga terjadi perubahan model bisnis pada elemen key partner. Pada elemen ini terjadi penambahan partner berupa supplier gula stevia dan HFCS (high fructose corn syrup). Distributor juga masuk kedalam kategori partner yang harus dijaga karena merupakan salah satu jalur penjualan produk.

Dengan demikian, terjadi perubahan model bisnis pada elemen value propositions dan channels. Pada elemen value propositions terjadi penambahan value alami, rendah kalori, dan segar. Sedangkan pada channels, jalur penjualan hotel, direct selling, dan pasar tradisional dihapuskan karena memakan biaya tanpa dapat menjual produk dengan jumlah yang signifikan. Perubahan kanvas model bisnis kedua selengkapnya disajikan dalam Lampiran 8.

Verifikasi Kanvas Model Bisnis

Verifikasi model bisnis dilakukan pada kesembilan elemen model bisnis. Dari sembilan model bisnis tersebut ternyata terdapat satu elemen yang masih belum layak, sehingga perlu dilakukan iterasi. Iterasi adalah suatu aktivitas pengulangan pengujian yang bertujuan untuk membuat model bisnis menjadi lebih baik. Ketidaklayakan terjadi pada elemen cost structure yang didasarkan atas dua alasan yaitu: a. Pada harga pokok produksi (HPP) produk nata de seaweed sangat tinggi

karena menggunakan komponen gula pada tahap fermentasi, sehingga keuntungan yang bisa diperoleh sedikit. Biaya produksi yang tinggi juga mengurangi daya saing produk di pasar karena produk harus dijual dengan harga yang mahal untuk memperoleh keuntungan.

b. Waktu fermentasi yang dibutuhkan adalah 20 hari. Dalam proses produksi nata de seaweed, lama waktu fermentasi ini menunjukkan banyaknya ruang produksi yang harus disediakan untuk proses fermentasi. Hal ini sangat tidak efisien karena akan memakan banyak tempat. Contoh produk nata de seaweed dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 26: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

11

(a) (b)

(c)

(f)

Gambar 4. Hasil pengujian solusi [(a) menginginkan produk berserat tinggi, (b)

menginginkan produk yang praktis, (c) bentuk produk yang diinginkan, (d) menginginkan produk yang alami, (e) menginginkan produk yang rendah kalori, (f) menginginkan produk yang segar]

(e) (d)

Page 27: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

12

Gambar 5. Nata de seaweed

Penelitian dilanjutkan dengan melakukan proses iterasi. Proses iterasi

diawali dengan pengembangan produk alternatif baru. Produk baru yang dikembangkan adalah juice rumput laut. Juice rumput laut adalah minuman berserat dari rumput laut yang diolah sehingga berbentuk seperti juice. Produk ini dipilih karena pengolahannya tidak membutuhkan fermentasi serta masyarakat pada umumnya biasa mengkonsumsi juice buah-buahan. Perubaham kanvas model bisnis karena terjadinya iterasi dari produk nata de seaweed menjadi juice rumput laut bisa dilihat pada Lampiran 9. Perubahan produk mengakibatkan terjadinya perubahan aktivitas proses dan analisis keuangan. Tahapan proses pembuatan produk nata de seaweed dan struktur keuangan secara berturut-turut disajikan pada Lampiran 10 dan 11. Kemudian untuk tahapan proses pembuatan produk juice rumput laut dan analisis keuangannya secara berturut-turut disajikan pada Lampiran 12 dan 13.

Selanjutnya produk juice rumput laut ini diujikan kepada responden sehingga dapat dilakukan verifikasi ulang terhadap hasil wawancara. Hasil wawancara adalah sebagai berikut: a. Konsumen menyukai fitur serat rumput laut yang ditawarkan b. Kehadirannya sebagai produk kesehatan yang alami dan rendah kalori

disambut dengan baik oleh konsumen. c. Penempatan juice rumput laut sebagai produk yang ready to drink sangat

praktis untuk asupan pemenuhan konsumsi serat harian. d. Rasa yang tidak terlalu manis dan khas rumput laut menjadi daya tarik

tersendiri bagi konsumen e. Variasi rasa direkomendasikan karena kesukaan konsumen terhadap rasa

berbeda beda. Rasa yang paling banyak diminati adalah jeruk, leci, strawberry, dan melon.

f. Desain kemasan kurang menarik terutama bentuk botol yang digunakan g. Tekstur produk lembek (kental khasnya juice) sehingga terasa aneh di mulut. h. Konsumen menghendaki adanya perubahan tekstur dan kemasan namun

dengan tetap mempertahankan manfaatnya sebagai produk minuman kesehatan berserat yang praktis, alami, dan rendah kalori.

Page 28: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

13

Setelah dilakukan verifikasi ternyata tekstur juice rumput laut yang lembek (kental) sangat berpengaruh terhadap minat beli konsumen, sehingga produk ini tidak disukai konsumen. Dengan demikian, iterasi kembali dilakukan untuk membenahi tekstur juice sesuai permintaan konsumen. Contoh produk juice rumput laut dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Juice Rumput Laut

Penelitian dilanjutkan dengan mengembangkan produk alternatif lainnya yaitu “pulpy jelly” rumput laut. Produk “pulpy jelly” rumput laut bisa dilihat pada Gambar 7. “Pulpy jelly” rumput laut merupakan minuman kesehatan berserat dari rumput laut dimana serat yang terkandung dalam rumput laut dibuat menjadi butiran-butiran yang kenyal. Perubahan kanvas model bisnis dari juice rumput laut ke “pulpy jelly” rumput laut dapat dilihat pada Lampiran 14. Perubahan produk mengakibatkan terjadinya perubahan aktivitas proses dan struktur keuangan. Tahapan proses pembuatan produk “pulpy jelly” rumput laut dan analisis keuangannya secara berturut-turut disajikan pada Lampiran 15 dan 16.

Gambar 7. “Pulpy jelly” rumput laut

Page 29: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

14

Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 2

Verifikasi tahap dua dilakukan dengan mengecek kembali seluruh elemen model bisnis yang telah diuji. Hasil verifikasi tahap dua menyatakan kesembilan elemen model bisnis sudah sesuai dan layak untuk dijadikan sebagai model untuk start-up business. Berdasarkan data wawancara yang dilakukan, sebagian besar konsumen ingin membeli produk “Pulpy Jelly” Rumput Laut ini sebanyak 3 kali dalam seminggu untuk pemenuhan serat harian mereka. Harga yang diharapkan per kemasan botol 250ml adalah Rp 5.000,-. Hasil wawancara mengenai periode konsumsi produk dan harga yang diinginkan konsumen disajikan pada Gambar 8.

Peta Penjualan (Roadmap Sales)

Peta penjualan merupakan skema saluran penjualan produk yang digunakan untuk menjalankan model bisnis. Terdapat dua macam saluran penjualan dalam model bisnis ini yaitu penjualan melalui minimarket, dan penjualan melalui distributor.

Gambar 8. (a) Periode konsumsi produk per minggu, (b) Harga yang diinginkan

konsumen untuk satu botol produk.

(a)

(b)

x x x

x x

x

Page 30: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

15

1. Saluran penjualan minimarket

Saluran penjualan ini adalah saluran penjualan utama dari produk.

Menjamurnya minimarket di seluruh wilayah perkotaan dan pedesaan menjadi sebuah peluang untuk melakukan penjualan secara luas ke seluruh bagian Indonesia. Masyarakat saat ini juga lebih banyak yang beralih ke minimarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Mekanisme dan aturan penjualan pada saluran penjualan ini mengikuti aturan yang telah ditentukan oleh pihak pengelola minimarket. Pada saluran penjualan ini, pihak minimarket mendapatkan potongan harga sebesar 30% dari harga jual normal. Analisis konsumen potensial yang diperoleh dari hasil wawancara disajikan pada Lampiran 17.

2. Saluran penjualan distributor

Saluran penjualan ini dibuat untuk memperbesar penjualan produk dengan

memanfaatkan distributor-distributor produk makanan dan minuman. Saluran ini memberi kesempatan kepada distributor untuk ikut mengambil keuntungan dari kegiatan bisnis perusahaan. Keuntungan bagi perusahaan adalah meningkatnya volume penjualan karena distributor akan berusaha mencari bagian konsumen yang sulit dijangkau oleh minimarket pada kondisi tertentu misalnya di kantin sekolah. Pada saluran penjualan ini distributor mendapat potongan harga sebesar 20% dari harga normal.

Ukuran Pasar (Market Size)

Ukuran pasar ditentukan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan jumlah penduduk masyarakat Indonesia yang berada pada segmen remaja wanita kelas ekonomi menengah keatas.

1. Total addressable market (TAM)

Total addressable market merupakan keseluruhan potensi pasar yang berpeluang untuk menjadi konsumen dari produk/jasa sejenis yang ditawarkan. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), pada tahun 2010 jumlah remaja wanita di Indonesia usia 15-24 tahun adalah sebanyak 20.683.052 jiwa. Sementara menurut Wakil Menteri Perdagangan yang dikutip dari www.tempo.co.id masyarakat kalangan atas di Indonesia adalah sebanyak 20% dari jumlah penduduk. Dengan demikian jumlah potensi pasar bisa diperkirakan sebesar 4.136.610 jiwa. Data wawancara penelitian menunjukkan bahwa konsumen ingin membeli produk sebanyak 3 kali dalam seminggu. Dengan demikian total addressable market dapat diasumsikan sebesar 1.772.833 kemasan botol per hari atau sebesar Rp 8,86 milyar per hari karena harga jual produk adalah sebesar Rp 5.000,- per kemasan botol 250ml.

Produsen Minimarket Konsumen

Produsen Distributor Toko Konsumen

Page 31: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

16

2. Served available market (SAM) Served available market merupakan bagian potensi pasar yang memiliki

kencenderungan untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Berdasarkan hasil wawancara penelitian diperoleh bahwa sebanyak 82% responden ingin mengkonsumsi produk untuk memenuhi kebutuhan serat harian mereka. Sementara 56% responden ingin mengkonsumsi produk untuk memenuhi kebutuhan serat harian dan sekaligus menjaga berat tubuh. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pangsa pasar yang benar-benar menginginkan value dari produk adalah sebesar 56%. Sehingga served available market diperkirakan sebesar 992.786 botol per hari atau senilai dengan Rp 4,96 milyar per hari.

3. Target market (TM)

Target market merupakan bagian dari pangsa pasar yang benar-benar menjadi pengguna dari produk/jasa perusahaan. Target market diasumsikan sebesar 1% dari keseluruhan SAM yaitu sebesar 9.928 botol produk atau senilai dengan Rp 49,6 juta per hari.

Product Positioning

1. Target pengguna Target pengguna dari produk ini adalah remaja wanita kelas ekonomi

menengah keatas. Segmen ini memiliki masalah kurang mengkonsumsi serat. Kesadaran kurang mengkonsumsi serat ini dinilai kurang baik dan membuat mereka ingin mengkonsumsi serat tambahan dalam bentuk yang praktis. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa segmen ini tertarik dengan produk “pulpy jelly” rumput laut. Ketertarikan segmen konsumen terhadap produk ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi serat setiap hari.

2. Nama dan kategori produk

Produk yang ditawarkan bernama “pulpy jelly” rumput laut. Produk ini masuk ke dalam kategori minuman kesehatan yang mengandung serat alami rumput laut. Produk ini didesain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi serat harian masyarakat terutama remaja wanita yang notabenenya kurang mengkonsumsi serat.

3. Tagline produk

“be healthy with complete your daily fiber consumtion”

4. Fitur produk a. Wujud produk adalah berbentuk minuman yang siap untuk langsung

diminum (ready to drink). Wujud minuman ini dipilih berdasarkan hasil wawancara penelitian yang menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai produk dalam bentuk minuman.

b. Kemasan produk adalah botol bening dengan ukuran 250ml. Kemasan botol dipilih karena praktis dibawa dan mudah untuk diminum setiap saat. Sementara volume produk dibuat 250ml per kemasan supaya habis dalam sekali minum karena tidak menggunakan pengawet.

Page 32: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

17

c. Serat yang terkandung berbentuk “pulpy jelly” yaitu butiran-butiran rumput laut yang teksturnya dibuat seperti jelly. Tekstur jelly ini diharapkan dapat meningkatkan kenikmatan saat mengkonsumsi produk.

d. Stiker kemasan dibuat dengan kombinasi warna dominan biru dan hijau. Warna biru dan hijau dipilih untuk memberikan kesan alami dan segar.

e. Produk “pulpy jelly” rumput laut ini dibuat dengan kombinasi varian rasa. Variasi rasa dibuat agar tidak menimbulkan efek jenuh bisa dikonsumsi secara rutin. Hal tersebut juga memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk memilih rasa yang paling disukai.

5. Benefit produk a. Produk ini mengandung serat alami rumput laut yang dapat membantu

menjaga berat tubuh tetap normal. b. Produk ini berperan untuk memenuhi kebutuhan serat harian. Fungsi serat

bagi tubuh antara lain menyerap kolesterol, menyerap sisa-sisa makanan dan racun dalam saluran cerna, menurunkan kadar glukosa dalam darah, mengurangi resiko serangan jantung, stroke, dan obesitas.

c. Produk “pulpy jelly” rumput laut ini alami, dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet dan pemanis buatan. Sehingga produk ini aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.

d. Produk ini dibuat dengan campuran gula stevia dan sedikit sukrosa sehingga kadar kalorinya rendah. Kalori yang rendah aman dikonsumsi bagi penderita diabetes.

e. Produk ini mengandung serat alami yang bisa langsung dikonsumsi tanpa harus dimasak atau diolah terlebih dahulu oleh konsumen (praktis).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pendekatan riset aksi (action research) adalah metode penelitian yang tepat dalam upaya mendapatkan pasar dari produk minuman kesehatan berserat (“pulpy jelly” rumput laut). Pengujian masalah menunjukkan bahwa sebanyak 76% responden mengaku kurang mengkonsumsi cukup serat setiap hari dan merasa membutuhkan asupan serat tambahan, sementara itu 56% dari 50 responden menyatakan memiliki masalah dengan berat badannya dan berharap ada suatu produk yang alami dan bisa membantu menurunkan berat badan maupun menjaganya agar tetap ideal. Berdasarkan hasil pengujian solusi diperoleh bahwa bentuk produk yang paling diminati responden adalah minuman. Hal ini ditunjukkan dengan hasil wawancara bahwa sebanyak 70% responden menginginkan produk berserat dalam bentuk minuman. Kehadiran produk “pulpy jelly” rumput laut ini dinilai oleh responden dapat memenuhi kebutuhan konsumsi serat harian mereka sekaligus menjadi minuman diet untuk menurunkan berat badan bagi remaja wanita yang memiliki tubuh gemuk atau yang sekedar ingin menjaga tubuhnya tetap ideal.

Page 33: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

18

Saran

Tahapan customer validation pada dasarnya terdapat empat sub tahapan yaitu persiapan penjualan, penjualan, product posisioning, dan validasi model bisnis. Namun pada penelitian ini tahapan customer validation hanya dilakukan dua sub tahapan saja yaitu persiapan penjualan (roadmap sales distribution) dan product positioning. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika tahapan customer validation ini dilakukan secara menyeluruh supaya model bisnis yang dihasilkan menjadi lebih tervalidasi secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2012. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia

Blank S, Dorf B. 2012. The Startup Owner’s Manual: The Step-by Step Guide for Building a Great Company. United State of America: K&S Ranch, Inc. Publisher

Bustan MN. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Gunawan. 2004. Makalah untuk Pertemuan Dosen UKDW yang akan

melaksanakan penelitian pada tahun 2005. URL : http://uny.ac.id Isnaharani Y. 2009. Pemanfaatan Tepung Jerami Nangka (Artocarpus

heterophyllus Lmk.) Dalam Pembuatan Cookies Tinggi Serat [skripsi]. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor

Lubis Z. 2008. Mencegak Infeksi Difertikula dengan Asupan Serat Makanan yang Cukup [skripsi]. Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Miles MB, Huberman AM. 1992. Qualitative Data Analysis : A Sourcebook of New Methods. Beverly Hills

Osterwalder A, Pigneur Y. 2012. Business Model Generation. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Rajagukguk MM. 2009. Analisis Daya Saing Rumput Laut Indonesia di Pasar Internasional [skripsi]. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor

Santoso S, Ranti, Lies A. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Tensiska. 2008. Serat Makanan. Jurusan Teknologi Pangan. Universitas

Padjajaran. Winarno FG. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama

Page 34: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

19

LAMPIRAN

Page 35: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

20

Page 36: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

21

Lampiran 1. Panduan wawancara pengujian masalah (test the problem)

A. Identitas Responden:

Nama : Jenis kelamin : Usia : tahun Profesi : Penghasilan rata2/bulan : Rp Berat / tinggi badan : kg / cm Alamat / no.telp :

B. Konten yang ingin didapatkan 1. Mengetahui aktivitas/kesibukan responden sehari-hari.

2. Mengetahui pengaruh aktivitas/kesibukan terhadap kepedulian menjaga

kesehatan.

3. Mengetahui pandangan konsumen terhadap makanan/minuman kesehatan.

4. Mengetahui pengaruh aktivitas/kesibukan responden terhadap pola makan,

pola istirahat, dan kebiasaan olahraga.

5. Mengetahui kesadaran responden terhadap konsumsi makanan/minuman

yang sehat.

6. Mengetahui seberapa jauh pengetahuan responden terhadap pentingnya

serat bagi tubuh.

7. Mengetahui kebiasaan dan kebutuhan menjaga berat tubuh responden.

8. Mengetahui minat responden terhadap konsumsi makanan/minuman

kesehatan berserat.

Page 37: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

22

Lampiran 2. Panduan wawancara pengujian solusi

A. Identitas Responden:

Nama : Jenis kelamin : Usia : tahun Profesi : Penghasilan rata2/bulan : Rp Berat / tinggi badan : kg / cm Alamat / no.telp :

B. Pengujian Permasalahan

Masalah Konsumen Solusi yang Ditawarkan - Kurang mengkonsumsi serat karena kurang

tertarik mengkonsumsi sayur setiap hari - Kurang aktivitas fisik, sangat jarang olahraga - Bermasalah dengan berat tubuh - Kurang memperhatikan konsumsi makanan,

terutama serat - Lebih suka mengkonsumsi makanan berlemak

seperti daging, dan makanan restoran cepat saji - Menginginkan konsumsi serat tambahan dalam

bentuk yang praktis

- Produk minuman serat dari rumput laut (berbentuk nata)

- Baik untuk kesehatan pencernaan dan menjaga diet tubuh

- Sebagai asupan serat tambahan untuk memenuhi kebutuhan serat harian

- Praktis - Segar - Banyak pilihan rasa

Tanggapan mengenai produk : 1. Bentuk kemasan dibuat botol supaya lebih praktis, mudah diminum, dan

mudah dibawa. Apakah Anda menyukai produk ini dengan bentuk kemasan botol seperti ini? Alasan: …

2. Produk dibuat dalam bentuk minuman supaya lebih mudah dinikmati dan

lebih segar, serta bisa diminum kapan saja. Apakah Anda setuju jika produk kesehatan berserat ini dibuat dalam bentuk minuman? Apakah Anda lebih menyukainya dalam bentuk minuman seperti ini? Jawaban: …

Page 38: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

23

Lampiran 2. Panduan wawancara pengujian solusi (lanjutan)

3. Produk ini dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet, bagaimana tanggapan Anda mengenai hal tersebut? Jawaban: …

4. Produk ini dibuat tanpa menggunakan gula sintetis (buatan), bagaimana

tanggapan Anda? Jawab: …

5. Produk ini dibuat menggunakan gula pasir dan gula stevia. Gula stevia adalah

gula alami yg diperoleh dari hasil ekstraksi daun stevia dengan kandungan kalori 0%. Sehingga, meskipun rasanya manis namun produk ini memiliki kalori yang rendah dan tetap aman untuk penderita diabetes, serta baik untuk menjaga berat tubuh tetap ideal. Bagaimana tanggapan Anda? Jawab: …

6. Produk ini dibuat dari 100% rumput laut pilihan berkualitas. Sehingga serat

yg terkandung dalam minuman ini adalah serat yang berasal dari rumput laut. Bagaimana tanggapan Anda? Jawab: …

7. Dengan keunggulan dan manfaat yang dimiliki oleh produk ini. Menurut

Anda, berapakah harga jual yang pantas untuk produk pulpy “jelly” rumput laut ini? Jawab: …

8. Dengan keunggulan dan manfaat yang dimiliki oleh produk ini. Menurut

Anda, apakah Anda merasa memerlukan produk minuman berserat seperti ini? Jawab: …

9. Jika Anda merasa memerlukan, baik difungsikan untuk menjaga berat tubuh, melancarkan pencernaan, menurunkan kolesterol, dan sebagainya. Intinya menjaga kesehatan, berapa kali Anda akan mengkonsumsi produk ini dalam seminggu? Jawab: …

Komentar tambahan:

Page 39: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

24

Lampiran 3. Presentasi produk pengujian solusi

Page 40: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

25

Lampiran 3. Presentasi pengujian solusi (lanjutan)

Page 41: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan
Page 42: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

1

Lampiran 4. Hipotesis kanvas model bisnis awal

• Supplier rumput laut,

bahan tambahan

makanan (BTM)

• Supplier kemasan

produk

• Pengadaan bahan baku

produksi

• Proses produksi

(teknologi)

• Sistem dan strategi

pemasaran

• Serat rumput laut

• Praktis

• Varian rasa

• Penyebaran informasi (online & offlline)

• Pengisian stand di acara kuliner, kesehatan, ekspo, dll

• Customer services (media sosial dan sms)

• Sample produk gratis

• Remaja wanita ekonomi menengah keatas

• Direct selling • Retail (minimarket,

super market) • Distributor minuman • Hotel • Pasar tradisional

• Physical resources • Financial resource

• Human resource

• Biaya produksi direct materials direct labor overhead

• Biaya non produksi

• Penjualan produk

26

Page 43: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 5. Daftar responden pengujian masalah

No Nama (inisial) Usia (tahun) Alamat 1 S G T 23 Bogor Kabupaten 2 N S 22 Lampung Timur 3 D P R 16 Lampung Timur 4 V F 22 Lampung Timur 5 M S 21 Magelang 6 T A K 21 Semarang 7 S L M 39 Bogor Kabupaten 8 R O 21 Bogor Kabupaten 9 W R 22 Lampung Timur 10 I R 22 Bogor Kabupaten 11 M m 28 Bogor Kota 12 A A 20 Bogor Kota 13 E N 42 Bogor Kota 14 W P 22 Bogor Kabupaten 15 N S 23 Bogor Kabupaten 16 J A A 22 Lampung Timur 17 S F 22 Lampung Timur 18 S S 22 Lampung Timur 19 E H 22 Lampung Timur 20 S P 22 Lampung Timur 21 S T 23 Lampung Timur 22 I Z A 22 Lampung Timur 23 I I 38 Bogor Timur 24 D K 35 Bogor Kota 25 I K 31 Bogor Kabupaten 26 G H 19 Bogor Kota 27 A H 20 Bogor Kabupaten 28 K P 20 Bogor Kabupaten 29 F J 21 Bogor Kabupaten 30 F P 21 Bogor Kabupaten 31 H D 20 Bogor Kabupaten 32 N G 21 Bogor Kabupaten 33 A S 21 Bogor Kabupaten

Lampiran 5. Daftar responden pengujian masalah (lanjutan)

29

27

29

28

Page 44: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

3

No Nama (inisial) Usia (tahun) Alamat 34 H S 20 Bogor Kabupaten 35 G K 21 Bogor Kabupaten 36 Y H 21 Bogor Kabupaten 37 N M 22 Bogor Kabupaten 38 F R 19 Bogor Kabupaten 39 H F 19 Bogor Kabupaten 40 M E 16 Bogor Kabupaten 41 L Y 22 Bogor Kabupaten 42 U K 23 Bogor Kabupaten 43 P A 23 Bogor Kabupaten 44 F T 21 Bogor Kabupaten 45 I D 28 Bogor Kabupaten 46 A D S 19 Bogor Kabupaten 47 R S 19 Bogor Kabupaten 48 N V 19 Bogor Kota 49 N H 18 Bogor Kota 50 A S Y 18 Bogor Kota

Page 45: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 6. Kanvas model bisnis 1 (perubahan pertama)

• Supplier rumput laut,

bahan tambahan

makanan (BTM)

• Supplier kemasan

produk

• Pengadaan bahan baku

produksi

• Proses produksi

(teknologi)

• Sistem dan strategi

pemasaran

• Serat rumput laut sebagai pelangkap konsumsi serat harian

• Praktis • Varian rasa

• Penyebaran informasi (online & offlline)

• Pengisian stand di acara kuliner, kesehatan, ekspo, dll

• Customer services (media sosial dan sms)

• Sample produk gratis

• Remaja wanita ekonomi menengah keatas

• Direct selling • Retail (minimarket,

super market) • Distributor minuman • Hotel • Pasar tradisional

• Physical resources • Financial resource

• Human resource

• Penjualan produk • Biaya produksi direct materials direct labor overhead

• Biaya non produksi 29

Page 46: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 7. Responden pengujian solusi

No Nama Usia (tahun) Alamat 1 S G T 23 Bogor Kabupaten 2 S L M 39 Bogor Kabupaten 3 R O 21 Bogor Kabupaten 4 I R 22 Bogor Kabupaten 5 M M 28 Bogor Kota 6 A A 20 Bogor Kota 7 E N 42 Bogor Kota 8 W P 22 Bogor Kabupaten 9 N S 23 Bogor Kabupaten 10 I I 38 Bogor Timur 11 D K 35 Bogor Kota 12 I K 31 Bogor Kabupaten 13 G H 19 Bogor Kota 14 A H 20 Bogor Kabupaten 15 K P 20 Bogor Kabupaten 16 F J 21 Bogor Kabupaten 17 F P 21 Bogor Kabupaten 18 H D 20 Bogor Kabupaten 19 N G 21 Bogor Kabupaten 20 A S 21 Bogor Kabupaten 21 H S 20 Bogor Kabupaten 22 G K 21 Bogor Kabupaten 23 Y H 21 Bogor Kabupaten 24 N M 22 Bogor Kabupaten 25 F R 19 Bogor Kabupaten 26 H F 19 Bogor Kabupaten 27 M E 16 Bogor Kabupaten 28 L Y 22 Bogor Kabupaten 29 U K 23 Bogor Kabupaten 30 P A 23 Bogor Kabupaten 31 F T 21 Bogor Kabupaten 32 I D 28 Bogor Kabupaten 33 A D S 19 Bogor Kabupaten

Lampiran 7. Responden pengujian solusi (lanjutan)

30 31

Page 47: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

No Nama (inisial) Usia (tahun) Alamat 34 R S 19 Bogor Kabupaten 35 N V 19 Bogor Kota 36 N H 18 Bogor Kota 37 A S Y 18 Bogor Kota 38 V A 23 Bogor Kota 39 S R 21 Bogor Kabupaten 40 A J N 21 Bogor Kabupaten 41 S Y 22 Bogor Kabupaten 42 R D 17 Bogor Kota 43 R E S 22 Bogor Kabupaten 44 A A 23 Bogor Kota 45 S A 23 Bogor Kota 46 S T 22 Bogor Kota 47 L N 22 Bogor Kota 48 S R I 23 Bogor Kota 49 S Y 23 Bogor Kota 50 N I 22 Bogor Kota

Page 48: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 8. Kanvas Model Bisnis 2 (perubahan kedua)

32

• Supplier rumput laut,

bahan tambahan

makanan (BTM)

• Supplier kemasan

produk

• Supplier gula stevia

dan HFCS

• Distributor

• Pengadaan bahan baku

produksi

• Proses produksi

(teknologi)

• Sistem dan strategi

pemasaran

• Serat rumput laut

(bentuk nata)

• Praktis

• Varian rasa

• Alami

• Segar • Rendah kalori

• Penyebaran informasi (online & offlline)

• Pengisian stand di acara kuliner, kesehatan, ekspo, dll

• Customer services (media sosial dan sms)

• Sample produk gratis

• Wanita remaja ekonomi menengah keatas

• Direct selling • Minimarket • Reseller (distributor) • Hotel • Pasar traditional

• Physical resources • Financial resource

• Human resource

• Penjualan produk • Biaya produksi direct materials direct labor overhead

• Biaya non produksi

Page 49: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 9. Kanvas model bisnis 3 (perubahan ketiga)

• Supplier rumput laut,

bahan tambahan

makanan (BTM)

• Supplier kemasan

produk

• Supplier gula stevia

dan HFCS

• Distributor

• Pengadaan bahan baku

produksi

• Proses produksi

(teknologi)

• Sistem dan strategi

pemasaran

• Serat rumput laut

(berbentuk juice) • Praktis

• Varian rasa

• Alami

• Segar

• Rendah kalori

• Penyebaran informasi (online & offlline)

• Pengisian stand di acara kuliner, kesehatan, ekspo, dll

• Customer services (media sosial dan sms)

• Sample produk gratis

• Wanita remaja ekonomi menengah keatas

• Minimarket • Reseller (distributor) • Physical resources

• Financial resource

• Human resource

• Penjualan produk • Biaya produksi direct materials direct labor overhead

• Biaya non produksi 33

Page 50: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 10. Proses pembuatan nata de seaweed

34

Starter bakteri

Penyesuaian biakan

Rumput laut

Perendaman

Pencucian

Air Air

Air Air

Perebusan

Penyaringan

Filtrat rumput laut

Fermentasi

Nata lembaran

Pencucian

Pemotongan

Air Air

Nata berbentuk dadu

Bahan pembuat sirup

Perebusan Air

Sirup

Perebusan

Penurunan suhu

Pengemasan

Nata de Seaweed

Page 51: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 11. Analisis keuangan nata de seaweed

A. Biaya produksi (production cost)

Komponen Kuantitas Satuan Harga/satuan Jumlah Direct material Rumput laut basah 2.500 kg Rp 3.000 Rp 7.500.000 Gula untuk fermentasi 10.000 kg Rp 12.000 Rp 120.000.000 Asam 625 kg Rp 20.000 Rp 12.500.000 Sukrosa 7.500 kg Rp 12.000 Rp 90.000.000 Bahan tambahan makanan 25 kg Rp 500.000 Rp 12.500.000 Garam 250 kg Rp 16.000 Rp 4.000.000 ZA 250 kg Rp 2.500 Rp 625.000 Bahan bakar gas 1.400 kg Rp 7.000 Rp 9.800.000 Kemasan 200.000 botol Rp 500 Rp 100.000.000 Direct labor Mandor 3 orang Rp 3.000.000 Rp 9.000.000 Karyawan 20 orang Rp 2.500.000 Rp 50.000.000 Keamanan 1 orang Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 Overhead Listrik Rp 2.000.000 pemeliharaan alat Rp 1.000.000 pemeliharaan bangunan Rp 1.000.000 penyusutan alat Rp 4.145.833 sumbangan sosial Rp 5.000.000 Biaya pokok produksi Rp 431.570.833

B. Biaya non produksi (non production cost)

Komponen Biaya Biaya pemasaran Distribusi Rp 5.000.000 Promosi Rp 10.000.000 Biaya administrasi Administrasi umum Rp 2.500.000 Total biaya non produksi Rp 17.500.000

C. Harga pokok produksi

Biaya pokok produksi Rp 431.570.833 Keterangan: Biaya non produksi Rp 17.500.000 hari kerja 25 hari/bulan Jumlah produk 200.000 botol jam kerja 8 jam/hari Harga pokok produksi Rp 449.070.833 skala produksi 8.000 botol/hari HPP / botol 250 ml Rp 2.245

35

Page 52: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

11

Lampiran 12. Proses pembuatan juice rumput laut

36

Rumput laut

Perendaman

Pencucian

Air Air

Air Air

Pelumatan

Perebusan

Filtrat juice rumput laut

Air

Penurunan suhu

Bahan tambahan

Perebusan Air

Penurunan suhu

Mixing

Pengemasan

Juice Rumput Laut

Page 53: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 13. Analisis keuangan juice rumput laut

A. Biaya produksi (production cost)

Komponen Kuantitas Satuan Harga/satuan Jumlah Direct material Rumput laut basah 10.000 kg Rp 3.000 Rp 30.000.000 Sukrosa 7.500 kg Rp 12.000 Rp 90.000.000 Garam 250 kg Rp 16.000 Rp 4.000.000 Bahan tambahan makanan 25 kg Rp 500.000 Rp 12.500.000 Bahan bakar gas 800 kg Rp 7.000 Rp 5.600.000 Kemasan 200.000 botol Rp 500 Rp 100.000.000 Direct labor Mandor 3 orang Rp 3.000.000 Rp 9.000.000 Karyawan 10 orang Rp 2.500.000 Rp 25.000.000 Keamanan 1 orang Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 Overhead Listrik Rp 2.000.000 pemeliharaan alat Rp 1.000.000 pemeliharaan bangunan Rp 1.000.000 penyusutan alat Rp 1.550.833 sumbangan sosial Rp 5.000.000 Biaya pokok produksi Rp 289.150.833

B. Biaya non produksi (non production cost)

Komponen Biaya Biaya pemasaran Distribusi Rp 5.000.000 Promosi Rp 10.000.000 Biaya administrasi Administrasi umum Rp 2.500.000 Total biaya non produksi Rp 17.500.000

C. Harga pokok produksi

Biaya pokok produksi Rp 289.150.833 Keterangan: Biaya non produksi Rp 17.500.000 hari kerja 25 hari/bulan Jumlah produk 200.000 botol jam kerja 8 jam/hari Harga pokok produksi Rp 306.650.833 skala produksi 8.000 botol/hari HPP / botol 250 ml Rp 1.533

37

Page 54: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 14. Kanvas model bisnis 4 (final)

Lampiran 11. Kanvas Model Bisnis 4 (Kanvas Model Bisnis Final / Verified)

38

• Supplier rumput laut,

Bahan Tambahan

Makanan (BTM)

• Supplier kemasan

produk

• Supplier gula stevia

dan HFCS

• Distributor

• Pengadaan bahan baku

produksi

• Proses produksi

(teknologi)

• Sistem dan strategi

pemasaran

• Serat rumput laut

(berbentuk pulpy Jelly)

• Praktis

• Varian rasa

• Alami

• Segar

• Rendah kalori

• Penyebaran informasi (online & offlline)

• Pengisian stand di acara kuliner, kesehatan, ekspo, dll

• Customer services (media sosial dan sms)

• Sample produk gratis

• Wanita remaja ekonomi menengah keatas

• Minimarket • Reseller (distributor) • Physical resources

• Financial resource

• Human resource

• Penjualan produk • Biaya produksi direct materials direct labor overhead

• Biaya non produksi

Page 55: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 15. Proses pembuatan “pulpy jelly” rumput laut

39

Rumput laut

Perendaman

Pencucian

Air Air

Air Air

Pelumatan

Perebusan

Jelly rumput laut

Air

Pencetakan

Karagenan

Pendinginan

Pemotongan

Bahan pembuat sirup

Perebusan

Penurunan suhu

Air

Sirup

Mixing

Pengemasan

“Pulpy Jelly” Rumput Laut

Page 56: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

15

Lampiran 16. Analisis keuangan “pulpy jelly” rumput laut

A. Biaya produksi (production cost)

Komponen Kuantitas Satuan Harga/satuan Jumlah Direct material Rumput laut basah 5.000 kg Rp 3.000 Rp 15.000.000 Karagenan 400 kg Rp 200.000 Rp 80.000.000 Tepung konjak 150 kg Rp 250.000 Rp 37.500.000 Sukrosa 2.500 kg Rp 12.000 Rp 30.000.000 Gula stevia 50 kg Rp 300.000 Rp 15.000.000 Garam 250 kg Rp 16.000 Rp 4.000.000 Bahan tambahan makanan 25 kg Rp 500.000 Rp 12.500.000 bahan bakar gas 1.200 kg Rp 7.000 Rp 8.400.000 kemasan 200.000 botol Rp 500 Rp 100.000.000 Direct labor Mandor 3 orang Rp 3.000.000 Rp 9.000.000 Karyawan 10 orang Rp 2.500.000 Rp 25.000.000 Keamanan 1 orang Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 Overhead Listrik Rp 2.000.000 pemeliharaan alat Rp 1.000.000 pemeliharaan bangunan Rp 1.000.000 penyusutan alat Rp 1.468.333 sumbangan sosial Rp 5.000.000 Biaya pokok produksi Rp 349.368.333

B. Biaya non produksi (non production cost)

Komponen Biaya Biaya pemasaran Distribusi Rp 5.000.000 Promosi Rp 10.000.000 Biaya administrasi Administrasi umum Rp 2.500.000 Total biaya non produksi Rp 17.500.000

C. Harga pokok produksi

Biaya pokok produksi Rp 349.368.333 Keterangan: Biaya non produksi Rp 17.500.000 hari kerja 25 hari/bulan Jumlah produk 200.000 botol jam kerja 8 jam/hari Harga pokok produksi Rp 366.868.333 skala produksi 8.000 botol/hari HPP / botol 250 ml Rp 1.834

40

Page 57: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 17. Analisis konsumen potensial

No Nama (inisial)

Parameter Intensitas Konsumsi

(15%)

Ketertarikan terhadap

produk (35%)

Harga yang dapat dibayarkan

(30%)

Akses terhadap

Produk (10%)

Pengeluaran per hari (10%)

Total Bobot

Potensial/Tidak Potensial

1 S G T 2 1 3 3 2 2 TIDAK POTENSIAL 2 S L M 2 1 2 3 2 1.75 TIDAK POTENSIAL 3 R O 3 3 3 3 2 2.9 POTENSIAL 4 I R 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 5 M M 3 2 3 3 2 2.55 POTENSIAL 6 A A 3 3 2 3 2 2.65 POTENSIAL 7 E N 1 1 2 3 3 1.65 TIDAK POTENSIAL 8 W P 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 9 N S 3 2 3 3 3 2.65 POTENSIAL

10 I I 1 2 3 3 3 2.25 TIDAK POTENSIAL 11 D K 2 2 3 3 2 2.35 TIDAK POTENSIAL 12 I K 2 3 3 3 2 2.7 POTENSIAL 13 G H 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 14 A H 3 1 3 3 3 2.3 TIDAK POTENSIAL 15 K P 2 3 3 3 2 2.7 POTENSIAL 16 F J 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 17 F P 3 3 2 3 3 2.75 POTENSIAL 18 H D 1 3 3 3 3 2.6 POTENSIAL

41

Page 58: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

17

Lampiran 17. Analisis konsumen potensial (lanjutan)

No Nama (inisial)

Parameter Intensitas Konsumsi

(15%)

Ketertarikan terhadap

produk (35%)

Harga yang dapat dibayarkan

(30%)

Akses terhadap

Produk (10%)

Pengeluaran per hari (10%)

Total Bobot Potensial/Tidak Potensial

19 N G 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 20 A S 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 21 H S 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 22 G K 3 3 2 3 2 2.65 POTENSIAL 23 Y H 2 3 3 3 3 2.8 POTENSIAL 24 N M 1 2 3 3 3 2.25 TIDAK POTENSIAL 25 F R 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 26 H F 2 2 3 3 3 2.45 POTENSIAL 27 M E 1 1 3 3 3 1.9 TIDAK POTENSIAL 28 L Y 3 3 3 3 2 2.9 POTENSIAL 29 U K 2 1 3 3 3 2.1 TIDAK POTENSIAL 30 P A 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 31 F T 2 2 3 3 3 2.45 POTENSIAL 32 I D 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 33 A D S 2 2 3 3 3 2.45 POTENSIAL 34 R S 2 2 3 3 3 2.45 POTENSIAL 35 N V 2 1 3 3 2 2 TIDAK POTENSIAL 36 N H 3 2 3 3 3 2.65 POTENSIAL

42

Page 59: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

Lampiran 17. Analisis konsumen potensial (lanjutan)

No Nama (inisial)

Parameter Intensitas Konsumsi

(15%)

Ketertarikan terhadap

produk (35%)

Harga yang dapat dibayarkan (30%)

Akses terhadap

Produk (10%)

Pengeluaran per hari (10%)

Total Bobot

Potensial/Tidak Potensial

37 A S Y 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 38 V A 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 39 S R 2 2 3 3 2 2.35 TIDAK POTENSIAL 40 A J N 3 3 3 3 3 3 POTENSIAL 41 S Y I 2 2 3 3 2 2.35 TIDAK POTENSIAL 42 R D 2 2 3 3 2 2.35 TIDAK POTENSIAL 43 R E S 1 2 3 3 2 2.15 TIDAK POTENSIAL 44 A A 2 2 3 3 3 2.45 POTENSIAL 45 S A 1 2 3 3 3 2.25 TIDAK POTENSIAL 46 S T 3 2 3 3 2 2.55 POTENSIAL 47 L N 2 3 3 3 2 2.7 POTENSIAL 48 S R I 2 1 1 1 3 1.4 TIDAK POTENSIAL 49 S Y 2 2 3 3 2 2.35 TIDAK POTENSIAL 50 N I 2 3 3 3 2 2.7 POTENSIAL

Keterangan:

Intensitas konsumsi Ketertariakan Harga yang dapat dibayar Akses produk Pengeluaran/hari Total bobot ≥ 3 kali / minggu (3) 1-2 kali / minggu (2) Tidak pernah (1)

Tertarik: (3) Biasa saja (2) Tidak tertarik (1)

≥ Rp 5.000,- (3) Rp 3.000-5.000,- (2) ˂ Rp 3.000,- (1)

Minimarket (3) Toko kelontong (2) Pasar tradisional (1)

≥ Rp 50.000,- (3) Rp 30.000-50.000,- (2) ˂ Rp 30.000,- (1)

≥ 2.4 = Potensial ˂ 2.4 = Tidak Potensial

43

Page 60: KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR “PULPY JELLY” RUMPUT … · alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology ... Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan

19

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, pada tanggal 20 Maret 1992 dari pasangan suami-isteri Waryoko (ayah) dan Suharti (ibu). Penulis berdarah Jawa ini menempuh jenjang studi pertamanya di SD Muhammadiyah Desa Teluk Dalem, Kabupaten Lampung Timur (1997-2003). Kemudian melanjutkan studi di SMP N 1 Way Jepara Lampung Timur (2003-2006), SMA N 1 Way Jepara Lampung Timur (2006-2009), dan diterima di Departemen Teknologi

Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB melalui jalur SNMPTN pada tahun 2009. Penulis melaksanakan Praktek Lapang pada bulan Juli-Agustus 2012 di PT.Kusuma Agrowisata Grup, Batu-Jawa Timur.

Selama masa perkulihan penulis pernah menjabat sebagai Ketua Biro Advokasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fateta (BEM-F) periode 2010-2011 dan Ketua Bidang II (Bidang Sosial dan Kesejahteraan Mahasiswa) Badan Eksekutif Mahasiswa Fateta periode 2011-2012. Penulis juga pernah mejadi asisten mata kuliah Teknologi Pati, Gula, dan Sukrokimia pada tahun 2013 di Departemen Teknologi Industri Pertanian. Prestasi lomba yang pernah diikuti penulis antara lain menjadi finalis IPB Business Model Competition pada tahun 2013, Runner-up ESPRIEX Business Model Competition (National Category) pada tahun 2013 di Universitas Brawijaya-Malang, dan menjadi Runner-up Stand-up Comedy “Mie ABC goes to campus” pada tahun 2012 di Institut Pertanian Bogor.

44