kajian pengadaan dan penerapan tempat

Upload: isna

Post on 05-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Kajian Pengadaan Dan Penerapan Tempat

    1/9

    KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT

    PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14

    KOTA PALANGKA RAYA

    Teguh Jaya Permana dan Yulinah Trihadiningrum

    Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman 

    Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITSProgram Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

    Email : [email protected]  

    ABSTRAK

    Seluruh area lahan penimbunan TPA km.14 seluas 7,5 ha telah tertimbunsampah, masih dimungkinkan untuk menimbun sampah hingga ketinggian 7 meter dari

    keadaan saat ini, dan diperkirakan 6 tahun mendatang TPA akan segera penuh. Upaya peran serta masyarakat dalam reduksi sampah disumber masih belum terlihat,

    sedangkan kegiatan reduksi yang dilakukan pemulung di TPS dan disumber sampah

    masih sangat kecil. Sehingga masih dibutuhkan reduksi sampah di TPA guna

    mengurangi sampah yang akan dibuang ke landfill.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengadaan dan penerapan TPST di TPA

    km.14 Kota Palangka Raya ditinjau dari aspek teknis, aspek finansial, dan aspek

    kelembagaan. Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda penelitian lapangan,

    kajian terhadap aspek teknis dilakukan dengan metoda analisis kebutuhan sarana dan

     prasarana TPST berdasarkan timbulan, komposisi, dan mass balance  sampah di TPA

    km.14, aspek finansial ditelaah kelayakan ekonomi dari penerapan TPST dengan

     parameter nilai  Net Present Value  (NPV) serta  Rasio Benefit Cost   (B/C) dan aspek

    kelembagaan digunakan analisis SWOT.

    Dari hasil kajian yang dilakukan nilai mass balance  menunjukkan sebesar

    79,97% sampah berpotensi dapat di daur ulang, terdiri dari 64,46% dapat diolah

    menjadi kompos dan 15,51% produk daur ulang (barang lapak). Hasil analisis finansial,nilai NPV dengan tingkat suku bunga 15% bernilai positif sebesar Rp. 1.601.765.377,-

    nilai IRR = 22,48% dan nilai rasio B/C = 1,09 sehingga bisa dikatakan penerapan TPST

    di TPA km.14 layak dilaksanakan. Analisis kelembagaan menghasilkan formulasi

    strategi berupa memaksimalkan fungsi dan peran bidang pengolahan limbah,khususnya

    seksi pengolahan limbah padat, memanfaatkan maksimal alokasi dana, dan

    meningkatkan keterlibatan peran serta masyarakat.

    Kata Kunci : TPST, Sampah Kota, TPA km.14 Kota Palangka Raya 

    PENDAHULUAN

    Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya sebagai pengelola TPA dan

    sistem persampahan di Kota Palangka Raya sudah seharusnya memberikan perhatian

    yang lebih dengan melakukan pengurangan timbulan sampah dengan menerapkan

     Reduce, Reuse  dan  Recycle  ( 3 R ) dengan harapan pada tahun 2025 tercapai “ Zero

    Waste“ (Permen PU  21/PRT/M/2006). Hal ini juga tercermin dalam UU No.18 tahun

    2008 tentang pengelolaan sampah dimana pada pasal 19 menyebutkan pengelolaan

  • 8/16/2019 Kajian Pengadaan Dan Penerapan Tempat

    2/9

    sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga terdiri dari pengurangan

    sampah dan penangangan sampah. Upaya peran serta masyarakat dalam reduksi sampah

    disumber sampah masih belum terlihat, sedangkan kegiatan reduksi yang dilakukan

     pemulung di TPS masih sangat kecil. Sehingga masih dibutuhkan reduksi sampah di

    TPA guna mengurangi sampah yang akan dibuang ke landfill, sehingga perlunya pengadaan dan penerapan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di TPA km.14yang akan menerima beban penanganan sampah Kota Palangka Raya. Dengan Tempat

    Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di TPA, dimana konsep TPST ini bertitik tolak

     pada aktifitas pengelolaan sampah untuk tujuan pemanfaatan kembali guna mereduksi

    sampah, didalamnya terdapat fasilitas untuk merubah sampah menjadi bentuk yang

    lebih berguna yang teknik pengolahan sampahnya seperti pemilahan sampah,

     penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan dan pemprosesan akhir sampah

    (UU No.18 2008).

    Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengadaan dan penerapan TPST di TPAkm.14 Kota Palangka Raya ditinjau dari aspek teknis, aspek finansial, dan aspek

    kelembagaan.Diharapkan adanya TPST dapat menghemat lahan landfill dan memperpanjang

    umur pakai TPA, membuka lapangan kerja baru serta dapat memberikan masukan

    keuangan sebagai pendapatan Kota Palangka Raya. 

    METODOLOGI PENELITIAN

    Metoda dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung di

    lapangan berupa pengukuran serta melakukan wawancara dan kuesioner terhadaplembaga yang menangani persampahan untuk memperoleh data baik data primer

    maupun data sekunder. Dari hasil data yang diperoleh akan dilakukan pengkajianterhadap aspek teknis, pembiayaan dan kelembagaan.

    Pengumpulan Data

    Data primer yang diukur dalam kajian ini meliputi (1) Data timbulan sampah

    menurut SNI 19-3964-1995, dengan mengukur sampah yang masuk ke TPA

     berdasarkan ritasi dan volume kendaraan, pengambilan sampling dilakukan berturut-

    turut 7 hari ; (2) Data komposisi dan recovery factor   sampah SNI 19-3964-1995, pengambilan sampling dilakukan terhadap 2 truck sampah selama 7 hari, teknik

     pengukuran dilakukan dengan teknik perempatan sebanyak 100 kg sampah ; (3) Data

    densitas sampah, sampah yang masuk di TPA ditimbang di jembatan timbang.Data sekunder yang diperlukan meliputi data kondisi wilayah, kependudukan, data

    mengenai TPA, data kelembagaan dinas pengelola sampah, data BOP pengelolaan

    sampah, data kondisi fisik alam serta data-data mengenai peraturan dan kebijakan

    daerah.

    Analisis dan Evaluasi

     Aspek Teknis

    Dalam analisis ini akan dikaji mengenai sistem TPST yang akan direncanakan

    untuk diterapkan di TPA km.14. Analisis ini meliputi proyeksi timbulan, potensi

    reduksi, mass balance, teknis operasional, kebutuhan tenaga kerja dan sarana prasarana

  • 8/16/2019 Kajian Pengadaan Dan Penerapan Tempat

    3/9

    serta analisis penimbunan akhir. Analisis dan evaluasi dilakukan menurut

    Tchobanoglous, Theisen dan Vigil (1993) dan Ditjen. Cipta Karya Dep. PU (2007)

     Aspek Finansial

    Analisis dilakukan berkaitan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untukinvestasi, operasional dan pemeliharaan (BOP), dan pendapatan. Kemudian dilakukan

     penilaian kelayakan dengan berpedoman pada beberapa kriteria investasi yang tersedia

    yaitu Net Present Value, Internal Rate Return dan Benefit/Cost Ratio.

     Aspek Kelembagaan

    Menggunakan analisis SWOT, yaitu suatu alat analisis yang dipergunakan untuk

    merumuskan formulasi strategi yang diambil oleh suatu organisasi (pemerintah, swasta

    atau lainnya). Analisis ini dilakukan melalui identifikasi berbagai faktor secara

    sistematis dengan mempertimbangkan segala aspek baik faktor internal maupun faktoreksternal (Rangkuti, 2008). 

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah

    Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, diketahui bahwa timbulan sampah

    rata-rata yang masuk ke TPA km.14 sebesar 213 m3/hari. yang menunjukkan tingkat

     pelayanan adalah 51,78 %. Untuk data densitas sampah di truck yang masuk ke TPA

    rata-rata sebesar 258 kg/m3. Komposisi timbulan sampah terdiri dari sampah basah yang

     berupa daun dan sisa makanan sebesar 70,06%, sampah plastik 14,95%, sampah kertas

    7,14%, sampah kayu, kaca, logam/aluminium, karet dan kain sebesar 5,46 % sisanya berupa sampah lain-lain (tercampur) sebanyak 2,39 % seperti pada Gambar 1.

    Komposisi ini menunjukkan prioritas pengolahan di Tempat Pengolahan Sampah

    Terpadu yang harus disediakan, dimana pengolahan terbesar adalah untuk jenis sampah

     basah dan plastik.

    KOMPOSISI SAMPAH

    70,06

    14,95

    7,14

    1,59

    1,01

    0,90

    0,67

    1,30

    2,39

    Sisa makanan +

     Daun-daunan

    Plastik

    Kertas

    Kayu

    Kaca/

    Gelas

    Karet/

    Kulit

    Logam/

    Alumunium

    Kain

    Lain-lain

     

    Gambar 1. Prosentase Komposisi Timbulan Sampah Yang Masuk TPA 

  • 8/16/2019 Kajian Pengadaan Dan Penerapan Tempat

    4/9

    Analisis mass balance dan Potensi Daur Ulang Sampah ( Recovery factor) 

    Hasil analisis nilai recovery factor  yang ditambah dengan bantuan pemulung dan

     petugas kebersihan, diperoleh nilai rata-rata recovery factor   untuk sampah basah

    sebesar 92,01%. Sedangkan untuk jenis sampah plastik 78,50%, kertas 40,87%,gelas/kaca 11,58%, dan logam/aluminium 100%. Komposisi sampah logam yang masukdi TPA sangat kecil yaitu sebesar 0,48 ton namun jenis sampah logam mempunyai nilai

    recovery factor   100%. Kecilnya volume sampah logam di TPA disebabkan sampah

    logam tersebut sebelum masuk ke TPA sudah diambil oleh para pemulung yang ada di

    sumber sampah dan TPS. Perhitungan mass balance berdasarkan rata-rata potensi daur

    ulang sampah yang ada pada tahun 2009 di TPA km.14 terdapat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Hasil Perhitungan Mass Balance Berdasarkan Rata-rata Potensi Daur Ulang

    untuk Produksi Sampah Tahun 2009 Yang Masuk ke TPA

    Reduksi Sampah Residu

    NoKomposisiSampah

    (%)Berat

    (ton/hr)

    RecoveryFactor

    (%)

    Sampahyang di

    Recovery(ton/hr)

    %

    Sampahyang

    dikomposkan

    (ton/hr)

    %

    Sampahyang

    ke landfill(ton/hr)

    %

    1 Sampah basah 70,06 50,03 92,01 46,03 64,46 4,00 5,60

    2 Plastik 14,95 10,68 78,50 8,38 11,74 2,30 3,21

    3 Kertas 7,14 5,10 40,87 2,08 2,92 3,01 4,22

    4 Kayu 1,59 1,13 0 0 0 1,13 1,59

    5 Kaca/Gelas 1,01 0,72 11,58 0,08 0,12 0,64 0,89

    6 Karet/Kulit 0,90 0,64 7,94 0,05 0,07 0,59 0,83

    7 Logam 0,67 0,48 100 0,48 0,67 0 0

    8 Kain 1,30 0,93 0 0 0 0,93 1,30

    9 Lain-lain 2,39 1,71 0 0 0 1,71 2,39

    JUMLAH 100 71,41 11,08 15,51 46,03 64,46 14,30 20,03

    Analisis Rencana Teknis Operasional Pengelolaan Sampah di TPST 

    Dalam perencanaan TPST di TPA km.14, proses pengelolaan sampah di TPSTdiawali dari pengangkutan sampah dari sumber sampah / TPS ke TPA, setelah melewati

     jembatan timbang, sampah diletakkan di area penerima sampah, selanjutnya dilakukan

     pemilahan sampah tahap pertama di tempat pemilahan dengan belt conveyor antara

    sampah kering dan residunya yang berupa sampah plastik, kertas,

    kaleng/besi/alumunium, botol/kaca, kain dan karet/kulit. Sedangkan untuk sisa

     pemilahan yang berupa sampah basah langsung ditampung pada lahan penampungan

    sebagai bahan kompos. Kemudian dilakukan pengemasan untuk barang lapak dan

     pengomposan untuk sampah basah. Untuk sampah plastik yang terpilah akan dilakukan pemilahan tahap kedua, dimana akan dipisahkan berdasarkan jenis plastiknya (PETE,

    HDPE, PVC, LDPE, PP, dan PS). Residu yang dihasilkan selanjutnya dibuang kelandfill, seperti digambarkan dalam diagram alir pada Gambar 2.

    Bangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di TPA km.14 terbagi

    menjadi 4 (empat) komponen utama, yaitu :

      Area penerimaan sampahArea ini terletak dekat dengan lahan/bangunan pemilahan untuk memudahkan

     proses penurunan dan pengangkutan sampah.

  • 8/16/2019 Kajian Pengadaan Dan Penerapan Tempat

    5/9

      Tempat pemilahan sampahTempat pemilahan ini adalah bangunan semi tertutup yang beratap. Dikatakan semi

    tertutup karena tidak semua sisinya tertutup dengan tembok. Bangunan pemilahan

    ini mendapatkan perhatian yang cukup besar mengingat pemilahan ini berguna

    untuk mendapatkan sebanyak mungkin sampah yang bisa dimanfaatkan kembaliuntuk proses lebih lanjut.

      Tempat pengemasan dan penyimpanan sampah keringBangunan pengemasan dan penyimpanan sampah kering adalah tempat pengemasan

    dan tempat sementara sampah kering yang telah dikemas atau didaur ulang yang

    nantinya akan dijual ke bandar lapak atau pabrik yang menerima bahan hasil daur

    ulang sampah.

      Tempat pengolahan sampah basah (Pengomposan)Pengolahan sampah basah pada Tempat Pengolahan Sampah Terpadu ini adalah

    dengan proses komposting. Pada proses komposting ini, peran mikroorganismesangat besar, dimana mikroorganisme yang ada dalam sampah mendapatkan

    makanan dari sampah itu sendiri. Kondisi lingkungan berpengaruh bagimikroorganisme dalam proses komposting terutama kadar air dan pengaturan aerasi

    (Tchobanaglous Theisen dan Vigil, 1993).

    Sedangkan komponen-komponen penunjang terdiri dari :

      Area parkir kontainer residu

      Kantor administrasi

      Gudang peralatan

      Toilet

    Gambar 2. Diagram Alir Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu di TPA km.14 

    Pengangkutan

    Sampah

    Proses Pemilahan I

    Sampah Basah Sampah Kering

    Layak

    KomposTidak Layak

    Kompos

     Landfill

    TPA km.14

    Residu

    ProsesKomposting

    Kompos

    Gudang

    Penyimpananan

    Pengolahan Lindi

    Pemilahan IIPengemasan :Kertas, logam,

    gelas, karet

    Residu

    Jenis plastik :

    PETE, HDPE, PVC,

    LDPE, PP, PS

    Bak penampung

    Lindi

  • 8/16/2019 Kajian Pengadaan Dan Penerapan Tempat

    6/9

    Kebutuhan Lahan, Peralatan dan Tenaga kerja

    Kebutuhan lahan, peralatan dan tenaga kerja dalam unit TPST diperhitungkan

    untuk rencana sampai 10 (sepuluh) tahun kedepan dimana sampah yang diolah setiap

    harinya sebesar 91,95 ton sampah basah dan 34,97 ton sampah kering. Perhitungankebutuhan lahan dalam unit TPST di TPA km.14 ditunjukkan pada Tabel 2, kebutuhan

     peralatan pengolahan ditunjukkan pada Tabel 3, sedangkan kebutuhan tenaga kerja

    ditunjukan pada Tabel 4. 

    Tabel 2. Hasil Perhitungan Kebutuhan Lahan TPST 

    No. LahanKebutuhan Lahan

    (m2)

    1 Area penerimaan sampah 154

    2 Tempat pemilahan sampah dengan Conveyor 475

    3 Tempat memilah sampah plastik terpilah 65

    4 Tempat penyimpanan sampah daur ulang 1705 Tempat penampungan sampah basah dan alat pencacah 114

    6 Lahan pengomposan 5.400

    7 Lahan pematangan 198

    8 Pengayakan dan pengemasan 60

    9 Gudang penyimpanan kompos 100

    10 Bak penampung lindi kompos 72

    11 Toilet 8

    12 Area kontainer residu 30

    13 Kantor 50

    14 Gudang peralatan dan toilet 23

    15 Jembatan timbang 30

    Jumlah 6.949

    Tabel 2 memperlihatkan bahwa kebutuhan lahan terbesar adalah untuk pengolahan

    sampah basah (pengomposan), yaitu sebesar 5.400 m2  dengan kebutuhan mesin

     pencacah sebanyak 8 buah (Tabel 3). Sistem pengomposan yang direncanakan adalah

    dengan metoda open bin (Ditjen Cipta Karya, 2008) yaitu cara pengomposan yang

    dilakukan dengan menempatkan sampah dalam kotak permanen. Kotak dibuat sesuaidengan volume sampah yang akan dikomposkan. Dibuat parallel atau kotak-kotak

     pengomposan diletakan dalam satu kotak besar kemudian dibuat sekat menjadi kotakkecil pengomposan. Sistem pengudaraan, selain diperoleh dengan melakukan

     pembalikan, diperoleh pula dengan menempatkan lubang-lubang pada bagian tepi kotak.

    Agar proses pengomposan berjalan optimal dan cepat, sampah basah setelah dicacah

    dicampur dengan bioaktivator.

    Tabel 3. Hasil Perhitungan Kebutuhan peralatan pengolahan di TPST 

    No. Lahan Kebutuhan Alat

    1 Pencacah sampah basah 8 unit

    2 Pengayak kompos 2 unit

    3 Pemadat (mesin press) 1 unit

    4 Belt conveyor panjang 55 meter 1 unit

  • 8/16/2019 Kajian Pengadaan Dan Penerapan Tempat

    7/9

    Tabel 4. Hasil Perhitungan Kebutuhan tenaga kerja di TPST 

    No. Tenaga Kerja Penerimaan Pemilahan Pengolahan Penyimpanan Total

    1. Manajer Operasional 1 1

    2. Manajer Teknik 1 13. Tenaga Pengangkut

    Di Area Penerima15 15

    4. Tenaga Pemilah DiConveyor

    50 50

    5. Tenaga PemilahPlastik tercampur

    10 10

    6. Tenaga pengemasanbarang lapak

    8 8

    7. TenagaPengomposan

    42 14 56

    8. Operator Peralatandan Teknik

    6 6

    9. Operator danPengawasPenimbangan

    1 2 1 4

    10. Administrasi 1 1 1 3

    11. Keamanan 3 3

    Total 157

    Dari hasil analisis kebutuhan tenaga kerja (Tabel 4), mempelihatkan bahwa

    kebutuhan tenaga terbesar pada area pemilahan sebesar 50 orang, hal ini disebabkan

    sampah yang berasal dari sumber sampah masih tercampur antara sampah basah dan

    sampah kering, sehingga dibutuhan tenaga yang banyak untuk melakukan pemisahannya.

    Analisis Pembiayaan

    a.  Biaya Investasi

    Biaya untuk pembangunan/pengadaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu diTPA km.14 direncanakan dilaksanakan tahun 2010 dengan perkiraan biaya sebesar

    Rp 5.081.283.000,-. Biaya tersebut meliputi biaya konstruksi dan perencanaan

     pembangunan TPST. Untuk peralatan pengolahan dan jembatan timbang sebesar

    Rp. 940.500.000,-.

    b.  Biaya Operasional

    Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, dengan analisis aspekteknis, didapatkan biaya yang dibutuhkan setiap tahun untuk pengadaan perlengkapan

    dan peralatan pendukung sebesar Rp. 226.170.000,-. Biaya bahan bakar dan pemeliharaan peralatan sebesar Rp 210.100.000,- pembelian bahan bioaktivator

    Rp 477.855.000,- dan biaya listrik dan air sebesar Rp 33.605.190,- setiap tahunnya.

    Biaya gaji diperhitungkan sesuai UMR Kota Palangka Raya, tunjangan setiap tahun,

    asuransi kesehatan dan upah lembur masing-masing pegawai dengan jumlah per tahun

    sebesar Rp 1.979.428.738,-

    c.  Potensi PendapatanDari hasil perhitungan potensi ekonomi sampah selama 10 (sepuluh) tahun dari

    tahun 2011 sampai dengan tahun 2019, diperoleh perkiraan potensi pendapatan dari

     penjualan daur ulang sampah sebesar Rp. 3.724.699.814,- pada tahun 2011. Pada tahun

  • 8/16/2019 Kajian Pengadaan Dan Penerapan Tempat

    8/9

    2019 pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk daur ulang mencapai

    Rp. 5.751.850.359,-. Namun demikian, perhitungan pendapatan ini diperhitungkan

    dengan asumsi pemasaran produk daur ulang yang ada berjalan dengan lancar dan

     produk terjual sempurna. Oleh karena itu perhitungan pendapatan masih belum

    memperhitungkan bagaimana kondisi pemasaran produk daur ulang sampah di KotaPalangka Raya.

    Dengan menggunakan hasil perhitungan biaya dan pendapatan tersebut, dapat

    dilakukan analisis kelayakan investasi dengan melakukan perhitungan terhadap NPV

    ( Net Present Value), IRR ( Internal Rate of Return) dan B/C Ratio ( Benefit/Cost Ratio).

    Perhitungan NPV pada tingkat suku bunga 15%, NPV yang didapatkan bernilai positif

    sebesar Rp 1.601.765.377,-. Untuk nilai IRR ( Internal Rate Return), perhitungan

    dilakukan dengan tujuan mencari nilai suku bunga (discount rate) yang menyebabkan

    manfaat sama dengan biaya pada  present value. Dengan tingkat suku bunga awal 15%,

    didapatkan nilai IRR = 22,48 dan B/C ratio didapatkan nilai 1,09. Dengan Nilai NPV positif, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga awal dan B/C Ratio lebih besar

    dari 1 maka investasi untuk pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di TPAkm.14 Kota Palangka Raya ini bisa dikatakan layak.

    Analisis Kelembagaan

    Pengelolaan kebersihan di Kota Palangka Raya sepenuhnya tanggung jawab Dinas

    Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya. Berdasarkan visi, misi dan tupoksi DPK

    Kota Palangka Raya, dapat diidentifikasi potensi dan kendala kemudian dikaji adanya

    kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi. Analisis dilakukan

    dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan evaluasi faktor eksternal dan internal

    dengan menggunakan pembobotan pada faktor-faktor yang teridentifikasi, didapatkan

     bahwa instansi pengelola berada pada posisi mewujudkan formulasi strategismemaksimalkan keadaan internal (kekuatan) dengan memanfaatkan peluang. Formulasi

    ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

    1.  Melakukan pemanfaatan alokasi dana pengelolaan sampah yang tersedia di APBDsemaksimal mungkin, serta berupaya mendapatkan dukungan dana tambahan baik

    yang berasal dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat serta pihak swasta yang

     berminat berperan aktif dalam pengolahan sampah, khususnya upaya mereduksi

    sampah yang dibuang ke landfill.

    2.  Meningkatkan peran Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya sebagaiinstansi pengelola persampahan berperan sebagai penggerak (leader)  pelaksanaan

     program 3 R dengan melibatkan peran serta masyarakat dan pihak Kecamatan danKelurahan dalam rencana penerapan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di TPA

    km.14. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah melakukan pemilahan sampah

    sejak di sumber sampah yang diikuti dengan pengumpulan dan pengangkutan

    terpilah. Hal ini untuk membantu meringankan beban kerja TPST nantinya.

    3.  Mempersiapkan tupoksi dan SOP yg jelas agar penerapan TPST di TPA km.14 berjalan baik dan lancar.

    4.  Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak pemanfaat produk daur ulang untukmenjamin pemasaran yang lancar jika penerapan TPST di TPA km.14 dilakukan.

    5.  Memaksimalkan fungsi dan peran Bidang Pengolahan Limbah khususnya SeksiPengolahan Limbah Padat dalam upaya mereduksi sampah yang akan dibuang ke

    landfill, baik di sumber sampah maupun di TPA serta mempersiapkan struktur

  • 8/16/2019 Kajian Pengadaan Dan Penerapan Tempat

    9/9

    organisasi rencana penerapan TPST di TPA km.14. Kepala TPST direncanakan

     berada di bawah tanggung jawab Kepala Seksi Pengolahan Limbah Padat.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapakesimpulan sebagai berikut:

    -  Pendaur ulangan sampah yang terangkut ke TPA dengan pengelolaan sampah terpadu berpotensi besar mereduksi jumlah sampah menuju lahan penimbunan akhir yang

    mempengaruhi umur pakai TPA km.14.

    -  Berdasarkan analisis pembiayaan didapatkan Nilai NPV positif, nilai IRR lebih besardari tingkat suku bunga awal dan B/C Ratio lebih besar dari 1 maka   investasi untuk

     pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di TPA km.14 Kota Palangka

    Raya ini bisa dikatakan layak.

    -  Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan, formulasi strategi adalahmemaksimalkan keadaan internal (kekuatan) dengan memanfaatkan peluang yaitu

     berupa memaksimalkan fungsi dan peran bidang pengolahan limbah,khususnya seksi

     pengolahan limbah padat, memanfaatkan maksimal alokasi dana, dan meningkatkan

    keterlibatan peran serta masyarakat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Badan Standarisasi Nasional – BSN, (1995). Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh

    Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI 19-3964-1995, LPMB, Bandung.

    Direktur Jendral Cipta Karya, (2008),  Pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan

    Permukiman, Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006, (2006),  tentang 

    Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan

    Persampahan. Rangkuti, F., (2008),  Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia

    Pustaka Utama, Jakarta.Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S.A, (1993),  Integrated Solid Waste

     Management , Mc.Graw Hill lnc, International Editions, New York.

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008, (2008),  tentang

    Pengelolaan Sampah, Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta.