kajian kinerja dan perspektif usaha pakaian jadi (kasus ... · results for garment printing jaya...
TRANSCRIPT
KAJIAN KINERJA DAN
PERSPEKTIF USAHA PAKAIAN JADI
(KASUS JAYA PRINTING GARMENT, JAKARTA)
R. DEDDY HERMAWAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa Tugas
Akhir yang berjudul : Kajian Kinerja dan Perspektif Usaha Pakaian Jadi (Kasus
Jaya Printing Garment, Jakarta) merupakan hasil karya sendiri di bawah arahan
dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
pada program sejenis di perguruan tinggi lain serta belum pernah dipublikasikan.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah dicantumkan dalam teks dan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir ini.
Bogor, Juli 2011
R. Deddy Hermawan
F352060055
ABSTRACT
R. DEDDY HERMAWAN. Performance Assessment and Business Perspectives
Garment (Case Study at Jaya Printing Garment, Jakarta). Under the Guidance
MUHAMMAD SYAMSUN As Chairman and BUDI PURWANTO as Member.
The economic crisis that occurred in late 2007 caused by the subprime
mortgage crisis that occurred in America, impact on industry in Indonesia. One of
the industries that experienced heavy pressure is textiles and textile products. Jaya
Printing Garment Company, Jakarta as one of the companies engaged in the
apparel, survived until the present. Armed with the experience of 1997, these
companies continue to produce to meet the needs of the domestic market and
business development, by selling apparel products imported from China.
The purpose of this study were (1) Identify, analyze and evaluate the position and
the company's current condition, (2) Know the company's financial performance,
and (3) Identify the developments, enterprise, and develop appropriate of
marketing strategies in winning the business competition. This study uses
descriptive and analytical methods that are case studies. Processing and data
analysis using the method of calculation of financial ratios, such as liquidity
ratios, leverage, coverage, activity and profitability ratios. To formulate strategies
for using the matrix IFE, EFE, IE, and SWOT. The results of the identification of
factors internal strategy, labor-owned company is a major strength and its main
weakness is the promotion and sales force, value obtained for 2.889 IFE and EFE
values of 2.511, where the position of the company lies in the cell V. Market
penetration and product development is an alternative strategy that can be applied.
Demonstrate the company's financial performance, Liquidity Ratio - CR of 9.26x
and 4.2x for QR indicate company's current debt can still covered by current
assets. While the EBITDA Coverage Ratio/Debt amounting to 117.36%,
decreased due to the increased HPP. Profitability ratio decreased to 7.19% due to
increased HPP so companies have to lower profit margins in order to compete,
this is reflected in the decline in the company to 9.87% ROE. Sales growth rose to
Rp 1.75% due to increased demand from existing customers. Overall financial
condition of the company in 2010 showed a positive value. SWOT Analysis
Results for Garment Printing Jaya obtained alternative that can be applied, a
combination of (a) The S-O Strategy, namely Maintain relationships with
customers and suppliers, maintain product quality, (b) W-O Strategies:
Maximizing the capacity of their existing production, increase in promotional
activities (c) S-T Strategy: Increase creativity in creating new product designs,
Providing competitive rates, (d) W-T Strategies Provides ease of payment for
customers who have good payment history.
Keywords : alternatif strategic, business perspective, garment
RINGKASAN
R. DEDDY HERMAWAN. Kajian Pemasaran Usaha Pakaian Jadi (Kasus Jaya
Printing Garment, Jakarta). Di bawah bimbingan MUHAMMAD SYAMSUN dan
BUDI PURWANTO.
Krisis ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 2007 yang diakibatkan oleh
subprime mortgage yang terjadi di Amerika, berimbas terhadap perindustrian
yang ada di Indonesia. Salah satu industri yang mengalami tekanan cukup berat
adalah industri tekstil dan produk tekstil. Dengan penurunan kemampuan daya
beli masyarakat, maka turun pula demand terhadap produk tekstil tersebut.
Negara-negara EU, USA dan Jepang sebagai pasar utama produk negara, yang
juga terkena imbas krisis menurunkan permintaan tekstilnya dari Indonesia. Dari
hal tersebut banyak perusahaan tekstil di Indonesia yang gulung tikar.
Perusahaan Jaya Printing Garment, Jakarta sebagai salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang pakaian jadi, mampu bertahan sampai saat sekarang.
Dengan berbekal pengalaman dari tahun 1997, perusahaan ini terus berproduksi
untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan pengembangan usahanya, dengan
menjual produk import pakaian jadi dari China.
Tujuan dari kajian ini adalah (1) Melakukan identifikasi, analisa dan
evaluasi posisi dan kondisi perusahaan saat ini; (2) Mengetahui kinerja keuangan
perusahaan; dan (3) Mengidentifikasi perkembangan perkembangan perusahaan,
serta menyusun strategi pamasaran yang tepat dalam memenangkan persaingan
usaha.
Kajian ini menggunakan metode deskriptif dan analitik yang bersifat studi
kasus. Data yang telah terkumpul kemudian dideskripsikan sebagaimana adanya
untuk menjelaskan keadaan perusahaan. Pengolahan dan analisis data
menggunakan metode kuantitatif yang terutama bertujuan melihat kelayakan
usaha dari investasi yang telah dilakukan. Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan metode perhitungan rasio keuangan, seperti rasio likuiditas,
leverage, coverage, aktivitas, dan rasio rentabilitas. Sementara untuk
mengevaluasi kondisi lingkungan perusahaan serta merumuskan strategi
menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana alat analisa yang digunakan,
yaitu matriks IFE, EFE, IE dan SWOT untuk menentukan alternatif strateginya.
Hasil dari identifikasi faktor strategi internal, tenaga kerja yang dimiliki
merupakan kekuatan utama perusahaan dan kelemahan utamanya adalah promosi
dan tenaga pemasaran, Nilai IFE yang diperoleh sebesar 2,889 dan nilai EFE
sebesar 2,511, dimana posisi perusahaan terletak pada sel V. Penetrasi pasar dan
pengembangan produk merupakan alternatif strategi yang dapat diterapkan.
Dalam Kinerja Keuangan dengan menggunakan Rasio yang umum
dilakukan, Rasio Likiditas – CR sebesar 9.26x maupun QR sebesar 4.2x
menunjukkan hutang lancar perusahaan masih dapat dicover oleh asset lancer.
Sedangkan Rasio Coverage EBITDA/DEBT sebesar 117,36%, menurun karena
meningkatnya HPP. Rasio Profitabilitas menurun menjadi 7,19% dikarenakan
HPP meningkat sehingga perusahaan harus menurunkan profit marginnya supaya
bisa bersaing, dan ini tercermin dari turunnya ROE perusahaan menjadi 9.87%.
Pertumbuhan Penjualan meningkat menjadi sebesar 1.75% dikarenakan adanya
peningkatan permintaan dari pelanggan existing. Secara keseluruhan kondisi
keuangan perusahaan 2010 menunjukkan nilai yang positif.
Hasil Analisa SWOT untuk Jaya Printing Garment didapat alternative yang
dapat diterapkan, merupakan kombinasi dari (a) Strategi S-O, yaitu Menjaga
hubungan dengan pelanggan dan pemasok, Menjaga kualitas produk; (b) Strategi
W-O : Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada, Peningkatan
kegiatan promosi; (c) Strategi S-T : Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan
desain produk yang baru, Memberikan harga yang bersaing; (d) Strategi W-T
Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai sejarah
pembayaran yang baik.
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Karya Tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan
tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya
Tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
KAJIAN KINERJA DAN
PERSPEKTIF USAHA PAKAIAN JADI
(KASUS JAYA PRINTING GARMENT, JAKARTA)
R. DEDDY HERMAWAN
Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul Tugas Akhir : Kajian Kinerja dan Perspektif Usaha Pakaian Jadi (Kasus
Jaya Printing Garment, Jakarta)
Nama Mahasiswa : R. Deddy Hermawan
Nomor Pokok : F352060055
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr.Ir. Muhammad Syamsun, MSc Ir. Budi Purwanto, ME
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana
Industri Kecil Menengah
Prof.Dr.Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Dr.Ir. Dahrul Syah, MSc.Agr
Tanggal Ujian : 30 Juli 2011 Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul : Kajian Kinerja dan Perspektif Usaha Pakaian Jadi (Kasus Jaya
Printing Garment, Jakarta). Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar magister profesional dalam program Magister
Profesional Industri Kecil Menengah pada Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis telah mendapatkan banyak
bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.Ir. Muhammad
Syamsun, MSc selaku pembimbing utama dan Ir. Budi Purwanto, ME selaku
pembimbing kedua yang telah memberikan banyak pengetahuan dan bimbingan
yang sangat bermanfaat bagi penyusunan Tugas Akhir ini. Kepada Prof.Dr.Ir.
Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA selaku dosen penguji, terima kasih banyak atas
masukannya untuk dapat memperbaiki Tugas Akhir ini. Ungkapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada bapak, ibu, istri, anak serta seluruh keluarga dan
teman-teman atas segala doa, dan dukungannya.
Semoga Tugas Akhir ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi
dunia industri kecil pada umumnya dan industri garment pada khususnya. Saran
dan kritik atas Tugas Akhir ini diharapkan, agar menjadi lebih sempurna serta
memberikan manfaat bai pihak-pihak yang berkepentngan.
Jakarta, Juli 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 9 April 1973 sebagai anak
keempat dari lima bersaudara, pasangan Bapak Rukito Baheramsyah dan Ibu Edah
Djubaedah. Pada Tahun 2006 penulis menikah dengan Cahyo Ayu Setiyowati dan
sekarang telah dikaruniai seorang putri yang bernama Alisha Anandya Hermawan.
Penulis diterima di Universitas Pasundan dengan program Sarjana (S1)
pada tahun 1991 di Jurusan Ekonomi Manajemen dan selesai pada tahun 1996.
Penulis bekerja di PT BNI (Persero) Tbk. Mulai tahun 1997 memulai karir sebagai
tenaga frontliner di BNI Cab Kuningan Jawa Barat sampai tahun 2000. Setelah
bergabung dengan Divisi Tresuri tahun 2000, penulis berkesempatan untuk
menjadi Home Staff di BNI cabang New York selama 3 tahun. Sekarang penulis
di tempatkan di Medan sebagai Manager di Treasury Regional Area (TRA)
Medan. Penulis masuk kuliah di Program Studi Magister Profesional Industri
(MPI) IPB pada tahun 2006 sebagai Angkatan VIII. Sebagai tugas akhir di
program Pascasarjana, penulis melaksanakan penelitian yang berjudul “Kajian
Kinerja dan Perspektif Usaha Pakaian Jadi (Kasus Jaya Printing Garment,
Jakarta)” dibawah bimbingan Dr.Ir. Muhammad Syamsun, MSc dan Ir. Budi
Purwanto, ME.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .......................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ........................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Garment .............................................................. 4
B. Balance Score Card .......................................................... 5
C. Strategi Pemasaran ........................................................... 9
D. Matriks SWOT ................................................................. 12
E. Kinerja Keuangan ............................................................ 13
III. METODE KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu ........................................................... 15
B. Metode Kerja ................................................................. 15
C. Aspek Kajian ................................................................ 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ......................................... 25
B. Hal yang Dikaji ............................................................... 26
C. Analisis Kelayakan Usaha ...................................... 45
D. Perumusan Strategi ................................................. 46
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 49
B. Saran ........................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 51
LAMPIRAN .................................................................................. 52
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Model Matriks IFE dan EFE ......................................................... 17
2. Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal perusahaan …. 19
3. Jumlah mesin dan kapasitas produksi …………...……………… 28
4. Kinerja keuangan perusahaan …………………………………… 30
5. Realisasi omset perusahaan tahun 2008-2010 (juta Rp) ………… 35
6. Matriks IFE Jaya Printing Garment ....…………………….…….. 42
7. Matriks EFE Jaya Printing Garment ……………………….……. 43
8. Matriks SWOT Jaya Printing Garment …………………….……. 45
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Matriks Internal Eksternal .......………………………………….. 19
2. Matriks SWOT …………………………………………….……. 20
3. Tahapan proses pra produksi …………………………….……… 27
4. Tahapan proses produksi ………………………….…….………. 28
5. Sistem distribusi produk Jaya Printing Garment ….……….……. 33
6. Matriks IE Jaya Printing Garment ….……….…………………... 44
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor
strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta ..... 53
2. Kuesioner untuk penilaian pengembangan produk ……………… 59
3. Perhitungan bobot faktor strategi internal …………...................... 69
4. Perhitungan bobot faktor strategi eksternal ………….…............... 70
5. Rekap bobot faktor strategi internal dan eksternal .….…............... 71
6. Rekapitulasi perhitungan rating faktor strategi internal dan
eksternal …………..……………………….….............................. 72
7. Perhitungan matriks IFE dan EFE …………….............................. 73
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis global telah membawa dampak negatifpada perekonomian dunia
termasuk Indonesia.Imbas krisis di Indonesia mulai terasa terutama menjelang akhir
2008. Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6% sampai dengan Triwulan
III 2008, perekonomian Indonesia mulai mendapat tekanan berat pada Triwulan IV
tahun 2008. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia pun turut
merasakan akibatnya. Melemahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat
(AS), Uni Eropa (UE), dan Jepang, telah menurunkan daya beli masyarakatnya
dan sebagai akibatnya permintaan untuk TPT pun mengalami penurunan. Padahal
AS, UE, dan Jepang adalah pasar ekspor utama produk TPT dunia termasuk dari
Indonesia.
Selain itu, sejak di berlakukannya pasar bebas Asean dan Cina, cukup
banyak menganggu kinerja industri dalam negeri khususnya Garment. Industri
garment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan
pakaian. Yang dimaksud dengan pakaian jadi adalah segala macam pakaian dari
bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan bayi. Bahan bakunya adalah
kain tenun atau kain rajutan dan produknya antara lain berupa kemeja (shirts),
blus (blouses), rok (skirts), kaus (t-shirts, polo shirt, dan sportswear), pakaian
dalam (underwear) dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan
perlengkapan pakaian meliputi kaus kaki, sarung tangan, syal, selendang,
kerudung, cadar, saputangan, dasi dan sebagainya.
Ditengah kondisi perekonomian Indonesia tersebut, masih terdapat
perusahaan yang mampu bertahan, diantaranya adalah industri Jaya Printing
Garment yang dirintis sejak tahun 1997. Perusahaan ini bergerak dalam industri
pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi, kecuali bahan berbulu. Jenis
produk yang dihasilkan antara lain baju tidur dewasa dan anak-anak, kaos
oblong, dan lain-lain. Produk yang dihasilkan ditujukan untuk pasar menengah ke
bawah dan dijual secara grosir ke pelanggan melalui agen. Sejak pertengahan
tahun 2010, perusahaan telah melakukan ekspansi usaha di bidang perdagangan
pakaian yang diimpor dari China Usaha tersebut telah berjalan sejak pertengahan
tahun 2010 dan sampai saat ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik.
2
Perkembangan dunia usaha tekstil dan produk tekstil pada beberapa tahun
belakangan ini berkembang dengan pesat sebagai akibat dukungan
perkembangan teknologi yang memungkinkan pembuatan produk dengan biaya
rendah dan mutu yang tinggi. Sebagai konsekuensinya persaingan untuk
memperebutkan pangsa pasar yang ada menjadi semakin ketat. Persaingan itu
menjadi semakin menarik seiring dengan meningkatnya perekonomian yang
berdampak pada meningkatnya permintaan. Berbagai perkembangan diatas hanya
dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi suatu perusahaan maupun negara
apabila strategi pemasaran yang ditempuh sudah tepat.
Beberapa faktor perlu mendapat perhatian dalam upaya pengembangan
usaha, di antaranya adalah produk yang terjamin mutunya, harga kompetitif, serta
keberlangsungan produksi. Faktor lain yang juga harus diperhatikan dalam
rangka pengembangan produk adalah peningkatan teknologi, rekayasa proses,
serta rancang bangun alat yang tepat guna, yang ditunjang secara kuat dengan
penelitian dan pengembangan terapan (David, 2006). Oleh karena itu perlu
adanya perencanaan dan penyusunan strategi untuk mengembangkan hasil
produksi. Dibutuhkan penerapan prinsip-prinsip manajemen strategik, terutama
pemasaran dalam kegiatan operasionalnya sehari-hari. Penerapan strategi
pemasaran yang tepat sangat menunjang keberhasilan suatu produk di pasar.
Strategi dapat dikatakan sebagai cara atau taktik bersaing, karena salah satu
tujuannya adalah untuk memenangkan persaingan, di samping sebagai usaha
untuk menembus pasar bagi produk baru.
Tidak bisa dipungkiri bahwa seluruh departemen dalam suatu perusahaan
turut memberi andil besar bagi pertumbuhan sebuah perusahaan, namun
departemen pemasaranlah yang bisa menghasilkan pendapatan. Dengan
demikian, bisa dikatakan bahwa bidang pemasaran merupakan tulang punggung
bagi perusahaan. Pemasaran begitu pentingnya sehingga tidak lagi dipandang
sebagai fungsi tersendiri, melainkan harus dipandang bahwa pemasaran
merupakan keseluruhan bisnis itu sendiri.
Tujuan akhir dari aktivitas pemasaran adalah untuk mempengaruhi sifat
dan jumlah permintaan pelanggan terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Dapat disimplifikasikan, maka manajemen pemasaran adalah
3
manajemen permintaan atas produk-produk perusahaan, karena semua kegiatan
pemasaran adalah ditujukan agar produknya dapat diterima dan kemudian
disenangi pasar. Untuk bisa disenangi atau diterima pasar inilah diperlukan
upaya-upaya sedemikian rupa sehingga produk yang dijual benar-benar bisa
memenuhi kebutuhan dan memuaskan konsumen. Upaya tersebut harus dimulai
sebelum suatu produk diproduksi hingga pemberian pelayanan setelah sebuah
produk sampai di tangan konsumen.
Sebagai industri yang memiliki posisi penting di perekonomian Indonesia
namun menghadapi permasalahan yang berat, maka dipandang sangat penting
untuk melakukan kajian yang komprehensif bagi industri garment ini untuk
mengetahui prospeknya di masa mendatang.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat disusun
perumusan masalah berikut:
1. Bagaimana posisi dan kondisi perusahaan saat ini ?
2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan ?
2. Bagaimana perkembangan perusahaan serta strategi pemasaran usaha apa yang
harus dilakukan perusahaan?
C. Tujuan
Tujuan dari kajian ini adalah :
1. Melakukan identifikasi, analisa dan evaluasi posisi dan kondisi perusahaan
saat ini
2. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
3. Mengidentifikasi perkembangan perkembangan perusahaan, serta menyusun
strategi pamasaran yang tepat dalam memenangkan persaingan usaha.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Garment
Industri garmen adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT),
bisnisyang global, yang akan terus eksis, dinamis dan berkembang. Karena di
dalambisnis ini berhubungan dengan cara mengekspresikan diri, emosi dan
identitas seseorang, yang akan sangat dipengaruhi oleh budaya dan kehidupan
sosialnya dalam masyarakat. Dalam industri ini akan sangat banyak melibatkan
pekerja dengan berbagai macam talenta dan kemampuan agar produk yang dibuat
sesuai dengan keinginan konsumen (ILO, 2006). Dalam hal ini Biro Pusat
Statistik membagi jenis usaha berdasarkan besarnya jumlah pekerja, yaitu
(Adiningsih, 2004): Kerajinan rumah tangga, dengan jumlah pekerja kurang dari
3 orang. Usaha kecil, dengan jumlah pekerja sebanyak 5-9 orang.Usaha
menengah, dengan jumlah pekerja sebanyak 20-99 orang. Usaha besar, dengan
jumlah pekerja lebih dari 100 orang.
Industri garmen sekarang ini sudah sangat jauh berkembang, sehingga
menyebabkan timbulnya persaingan bebas. Para pelaku pasar sedang berlomba-
lomba untuk menciptakan desain dan produk baru. Dengan adanya persaingan
yang global maka akan sangat berdampak pada industri yang ada di dalam negeri,
karena banyaknya produk dari luar negeri sudah menguasai pasar. Industri
garmen berkembang pesat pada negara-negara di Asia dan pemegang bisnis
garmen terbesar sampai saat ini adalah negara Cina, tercata sudah lebih dari 19
juta orang bekerja pada industri tekstil dan industri pakaian,yang mana semua
pekerjanya 70% didominasi oleh wanita (ILO, 2006). Produk-produk dari Cina
yang sekarang sudah menguasai sebagian besar pasar di Indonesia.Selain inovasi
yang terus berkembang, faktor utama yang menunjang adalah harga yang murah.
Pengembangan industri garmen merupakan salah satu bagian dariprioritas
pengembangan 10 kluster. Industri garmen menjadi salah satu industri yang
mempunyai peran strategis tidak saja karena kontribusinya terhadap perolehan
devisa tetapi juga dalam penyerapan terhadap tenaga kerja karena produk yang
demikian beragamdari hulu ke hilir, mulai dari bahan baku sampai barang
konsumsi. Karena itu, Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk
5
pengembangan klaster industri garmen, sebab Indonesia memiliki sumber daya
alam petrokimia sebagai bahan baku industri ini.
Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai potensi penyediaan
bahan baku yang cukup besar bagi industri garmen, baik berupa kayu
maupunnonkayu seperti limbah pertanian, bambu dan sumber serat lainnya.
Indonesia dewasa ini memiliki potensi produksi bahan baku industri garmen yang
cukupbesar, yaitu serat sintetis sebesar 1.408.700 ton/tahun, benang 1.920.258
ton/tahundan kain 1.312.106 ton/tahun (Indonesia, Departemen Perindustrian,
2005). Impor garmen di pasar dunia diperkirakan meningkat rata-rata 4%
pertahun, namun kemampuan Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar relatif
kecil. Hal itu terlihat dari kenyataan bahwa dengan peningkatan ekspor garmen
dunia tahun 2003 ke tahun 2004 sebesar US$ 614 juta, namun pangsa pasar
produk TPT Indonesia relatif tetap. Tujuan utama ekspor garmen Indonesia pun
relatif tetap, yaitu ke Amerika Serikat, Eropa dan Jepang (Indonesia, Departemen
Perindustrian, 2005).
Selain kondisi aktual di atas, industri garmen nasional juga dipengaruhi
oleh perilaku pasar (konsumen dan buyer di pasar dunia) yang antara lain
tercermin dari trend permintaan yang cepat berubah, konsumen makin sensitif
terhadap harga (persaingan harga yang semakin ketat), semakin pendeknya
waktupemesanan (lead time), dan perilaku konsumen yang makin sulit
diramalkan.
B. Balance Score Card
BSC merupakan konsep yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan
David P. Norton pada tahun 1992. Konsep BSC pada dasarnya merupakan
konsep manajemen dan dalam implementasinya difokuskan pada pengukuran
kinerja organisasi atau perusahaan dengan pendekatan keseimbangan (balance).
Pendekatan secara seimbang tersebut dilakukan dengan mengukur kinerja
berdasarkan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses
bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan (Nawawi,
2006).
6
Kebanyakan perhatian organisasi hanya bertumpu pada kepentingan
pemilik modal, sehingga hanya perspektif keuangan yang digunakan untuk
mengukur kinerja manajemen dan mengabaikan kinerja aspek non-keuangan
lainnya. Dalam lingkungan persaingan yang kian turbulen, proses pengambilan
keputusan manajemen perlu didukung dengan sistem tolok ukur kinerja integratif,
dimana secara internal konsisten dengan visi, misi dan strategi perusahaan
disertai umpan balik yang semakin cepat, serempak dan simultan.
BSC merupakan sarana pengukuran kinerja yang melintasi empat perspektif
yang seimbang dan terkait secara klausal dari hilir ke hulu. Aspek-aspek yang
diukur dalam BSC (Yuwono dkk, 2007) adalah :
1. Perspektif keuangan, yaitu mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus
kehidupan bisnis, yaitu growth, sustain dan harvest. Tiap tahapan memiliki
sasaran berbeda, sehingga penekanan pengukurannya berbeda pula. Growth
(tahap pertumbuhan) dimana pada umumnya perusahaan masih beroperasi
dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal rendah.
Tolok ukur yang cocok dalam tahap ini, misalnya ada atau tidaknya tingkat
pertumbuhan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan.
Sustain adalah tahap dimana perusahaan masih melakukan investasi dan
reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian yang baik, sehingga
tolok ukur keuangan diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas
investasi yang dilakukan. Harvest adalah tahap dimana sudah tidak ada lagi
investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru,
kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran
utamanya adalah keuangan, sehingga sebagai tolok ukur adalah
memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.
2. Perspektif pelanggan, dimana perspektif ini merupakan leading indicator,
sehingga kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah
pelanggan/nasabah di masa depan, meskipun saat ini kinerja keuangan
terlihat baik. Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran,
yaitu:
a. Customer Core Measurement yang memiliki beberapa komponen
pengukuran :
7
1) Markets share yang meliputi : jumlah pelanggan, jumlah penjualan
dan volume unit penjualan.
2) Customer retention : mengukur tingkat dimana perusahaan dapat
mempertahankan hubungan dengan konsumen.
3) Customer acquisition : mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis
mampu menarik pelanggan baru
4) Customer satisfaction : menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait
dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.
5) Customer profitability : mengukur laba bersih dari seorang pelanggan
atau segmen setelah dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk
mendukung pelanggan tersebut.
b. Customer Value Proposition menggambarkan pemicu kinerja yang
didasarkan pada atribut :
1) Product/service attributes : meliputi produk atau jasa, harga dan
kualitas. Perusahaan harus mengidentifikasi apa yang diinginkan
pelanggan atas produk yang ditawarkan, selanjutnya pengukuran
kinerja ditetapkan berdasarkan hal tersebut.
2) Customer relationship : menyangkut perasaan pelanggan terhadap
proses pembelian produk yang ditawarkan. Konsumen biasanya
menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai
faktor yang penting bagi kepuasannya.
3) Image and reputation : menggambarkan faktor-faktor yang menarik
konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun citra
dan reputasi dapat dilakukan melakukan iklan dan menjaga kualitas
seperti dijanjikan
3. Perspektif proses bisnis internal. Perspektif ini memungkinkan manajer
untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk
atau jasanya sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Pengukuran kinerja dalam
perspektif ini berpedoman pada proses-proses berikut :
a. Proses inovasi, yaitu proses menggali pemahaman tentang kebutuhan
pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang dibutuhkan.
8
b. Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk
atau jasa. Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi
dikelompokkan pada : waktu, mutu dan biaya.
c. Proses pelayanan purna jual merupakan jasa pelayanan pada pelanggan
setelah penjualan produk atau jasa dilakukan. Perusahaan dapat
mengukur, apakah upayanya dalam pelayanan purna jual telah memenuhi
harapan pelanggan.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Termasuk dalam perspektif ini
adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan
perbaikan individu dan organisasi. Dalam perspektif ini perusahaan
menggunakan tolok ukur :
a. Kemampuan pegawai (Imployee capabilities), yaitu adanya perencanaan
dan upaya implementasi reskilling pegawai, sehingga kecerdasan dan
kreativitas pegawai dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Tolok ukur kemampuan pegawai adalah tingkat kepuasan pegawai,
tingkat perputaran pegawai dan besarnya pendapatan perusahaan per
pegawai.
b. Kemampuan sistem informasi (Information systems capabilities), yaitu
adanya sistem informasi yang memadai, sehingga kebutuhan informasi
seluruh tingkatan pegawai dapat dipenuhi sebaik-baiknya. Adapun tolok
ukurnya adalah tingkat ketersediaan, ketepatan dan waktu untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
c. Motivasi dan pemberdayaan (Motivation and empowerment), yaitu
adanya proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian
motivasi dan inisiatif kepada karyawan, sehingga perlu dukungan
motivasi yang besar dan pemberdayaan pegawai berupa delegasi
wewenang yang memadai untuk mengambil keputusan. Adapun tolok
ukurnya adalah banyaknya pegawai yang telah mengetahui dan mengerti
tujuan dari perusahaan.
Dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah melalui
serangkaian indikator sebab akibat yang penting bagi organisasi dari mulai
aktivitas keuangan, operasional, bisnis, korporasi dan lain-lain, para pengambil
9
keputusan akan mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kinerja beragam
aktivitas perusahaan, namun tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling
terkait satu sama lain.
C. Strategi Pemasaran
Untuk mencapai suatu tujuan dan menciptakan keunggulan bersaing
setiap perusahaan menggunakan strategi yang tepat. Menurut Hamel dan
Prahalad yang dikutip Rangkuti (2005) mengatakan bahwa “Strategi merupakan
tindakan yang bersifat inkremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus,
serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh
para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir
selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang
terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari
kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Menurut David (2006), strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan
jangka panjang. Strategi bisnis berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi,
likuidasi dan join venture. Penetrasi pasar merupakan suatu strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan penjualan produk yang ada saat
ini kepada segmen pasar yang sekarang tanpa mengubah produk (Kotler dan
Amstrong, 2001).
Tujuan akhir dari strategi penetrasi pasar adalah untuk menguasai dan
mempertahankan pangsa terdepan dari pasar total untuk produk baru (Boyd et
al., 2000). Dapat pula diartikan bahwa strategi adalah bakal tindakan yang
menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang
banyak untuk merealisasikannya. Dua peubah yang sangat penting untuk
pelaksanaan strategi adalah segmentasi pasar dan pemosisian produk, kedua hal
tersebut merupakan kontribusi penting bagi manajemen strategis dalam
pemasaran (David, 2004). Positioning adalah citra produk atau jasa yang ingin
dilihat oleh konsumen. Kunci dari positioning adalah persepsi konsumen
terhadap produk atau jasa (Sumarwan, 2004). Hal lainnya, bargaining power
pelanggan meningkat sedemikian rupa, sehingga industri atau dunia usaha harus
10
melayaninya, kalau tidak mau tersingkir dari kancah persaingan yang semakin
dahsyat (Purnomo dan Zulkieflimansyah, 1999).
Menurut Rangkuti (2005), segmentasi pasar merupakan tindakan
mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli/konsumen secara terpisah.
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki, sedangkan positioning merupakan penetapan posisi pasar, yang
bertujuan untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing
produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen. Menetapkan pasar sasaran
adalah proses mengevaluasi daya tarik dari masing-masing segmen pasar dan
memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki (Kotler dan Amstrong, 2001).
Menurut Buttle (2004), segmen pasar adalah proses memilah-milah pasar
menjadi sub-sub kelompok bersifat kurang lebih homogen yang memungkinkan
diberi proposisi nilai yang berbeda dan pada akhir proses tersebut, perusahaan
dapat menentukan segmen-segmen mana yang ingin dilayaninya. Menurut Kotler
dan Amstrong (2001), segmen pasar adalah suatu kelompok konsumen yang
memberikan respon dengan cara yang sama terhadap serangkaian usaha-usaha
pemasaran tertentu.
Pendekatan umum yang dilakukan oleh produsen dalam mengidentifikasi
segmen utama suatu pasar terdiri dari tiga langkah, yaitu tahap survei adalah
melakukan wawancara terhadap kelompok pengamatan untuk mendapatkan
pemahaman atas motivasi, sikap dan perilaku konsumen; Tahap analisis dengan
analisis faktor dan analisis kelompok untuk menghasilkan segmen yang berbeda;
Tahap pembentukan bertujuan membentuk kelompok berdasarkan perbedaan
sikap, perilaku demografis, psikografis dan pola media (Kotler dan Susanto,
1999).
Peubah dalam melakukan segmentasi pasar konsumen, terdiri atas
segmentasi geografis, demografis, psikografis dan perilaku, sedangkan peubah
dalam melakukan segmentasi pasar bisnis adalah demografis, operasional,
pendekatan pembelian, situasi dan karakteristik pribadi (Purnama, 2002).
Segmentasi yang efektif dapat diukur, besar, dapat diakses, dapat dibedakan dan
dapat diambil tindakan.
11
Menurut Etzel,dkk dalam Saladin (2004) menyatakan bahwa Marketing is
a total system of business designed to plan, price, promote and distribute want
satiffying product to target markets to achieve organizational objective.
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai
sasaran serta tujuan organisasi”.
Pemasaran menurut Kotler dan Susanto (1999), merupakan proses sosial
dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginannya dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang
bernilai satu sama lain. Sama halnya dengan Rangkuti (2005), mengatakan
bahwa Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh
berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan
menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
McLeod Jr dan Schell (2001) mengatakan bahwa pemasaran terdiri dari
kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat
hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui
penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga barang, jasa dan
gagasan. Proses pemasarannya sendiri menurut Kotler dan Amstrong (2001)
adalah proses menganalisis peluang pemasaran, menyeleksi pasar sasaran,
mengembangkan bauran pemasaran dan mengatur usaha pemasaran. Jadi, tugas
pemasaran yang penting adalah meyakinkan sebanyak mungkin calon pelanggan
untuk mengadopsi produk pelopor dengan cepat untuk kemudian menurunkan
biaya unit dan membantun sejumlah besar pelanggan yang setia sebelum para
pesaing masuk ke pasar (Boyd et al., 2000).
Dari semua pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang dituju untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial. Sementara itu, strategi pemasaran adalah logika
pemasaran dan berdasarkan itu unit usaha diharapkan mencapai sasaran-sasaran
12
pemasarannya. Dalam mendesain suatu strategi pemasaran, hal penting yang
dilakukan oleh perusahaan adalah menerapkan konsep segmentation, targeting
dan positioning (STP). Perusahaan perlu memilih pasar sasaran yang akan
dilayani sesuai dengan kemampuannya.
Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau
perilaku konsumen, agar mampu memasarkan produknya dengan baik. Para
pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil
keputusan konsumsi, sehingga pasar dapat merancang strategi pemasaran dengan
lebih baik.
D. Matriks SWOT
Analisis matriks Strenghts, Weaknesses, Opportunities danThreats (SWOT)
merupakan salah satu alat analisis yang dapat menggambarkan secara jelas
keadaan yang dihadapi oleh perusahaan. Rangkuti (2005) menyatakan analisis
SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor yang secara sistematis untuk
merumuskan strategi yang didasarkan pada logika untuk memaksimalkan
kekuatan yang dimiliki dan peluang yang ada dan secara bersamaan mampu
meminimalkan kelemahan dan ancaman yang timbul yag berasal dari intern dan
ekstern perusahaan.
Menurut David (2006), teknis perumusan strategi yang digunakan untuk
membantu menganalisa, mengevaluasi dan memilih strategi terdiri dari tiga
tahap, yaitu : (1) tahap mengumpulkan data yang meringkas informasi input
dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi, (2) tahap pencocokan,
berfokus pada strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor
eksternal dan internal, (3) tahap keputusan, merupakan tahap untuk memilih
strategi yang spesifik dan terbaik dari berbagai strategi alternatif yang ada untuk
diimplementasikan.
Alat analisis untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan dengan
menggunakan matriks SWOT, dapat menggambarkan dengan jelas peluang dan
ancaman dari luar yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks ini menghasilkan empat set
alternatif strategis, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT.
13
E. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan dapat diukur dengan melakukan analisis laporan
keuangan dalam periode waktu tertentu. Laporan keuangan dimaksudkan untuk
memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan. Laporan
Keuangan adalah “wakil perusahaan” dalam menjelaskan keuangannya. Dua
jenis laporan keuangan yang paling banyak dipakai adalah Neraca (Balance
Sheet) dan Laporan Rugi/Laba (Income Statementatau Profit and Loss
Statement). Neraca terdiri dari komposisi aktiva sertakomposisi hutang dan
modal. Sedangkan Laporan Rugi/Laba terdiri dari komposisi penjualan, harga
pokok dan biaya-biaya perusahaan dalam periode tertentu (Mulyono, 1994).
Rasio merupakan gambaran hubungan atau perimbangan (mathematical
judgement) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir,
1995). Sedangkan Riyanto (2001) menyatakan bahwa rasio merupakan alat yang
dinyatakan dalam ‘arithmethical term’ yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan dua data, dan jika dihubungkan dengan masalah keuangan maka akan
menjadi data keuangan.
Menurut Jusuf (2008), secara umum jenis-jenis rasio keuangan dapat dibagi
lima golongan, yaitu rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan
pertumbuhan. Dari setiap golongan tersebut dapat dijelaskan rasio-rasio yang
terkait di dalamnya.
a. Rasio Likuiditas. Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban
jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek).Rasio
yang termasuk dalam golongan ini adalah current ratio dan quick
ratio.Current ratio adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana kewajiban
lancar (current liabilities) dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar (current
asset). Quick ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar menggunakan aktiva yang
paling likuid (quick asset) berwujud kas, surat berharga dan piutang.
14
b. Rasio Leverage. Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besarharta
perusahaan diperoleh atau didanai dengan hutang. Rasio yang termasuk
golongan ini antara lain adalah debt to equity ratio dan liabilitiesto total
asset. Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
proporsi hutang terhadap modal sendiri.Liabilities to total assetadalah rasio
yang menjelaskan seberapa besar harta yang dimiliki perusahaan didanai
dengan hutang.
c. Coverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keamanan
bank dalam pemberian kredit, rasio yang dipergunakan adalah Timesinterest
earned ratio atau EBIT Coverage Ratio (Earning before interestand taxed
coverage ratio). Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga pinjaman.
d. Rasio Aktivitas. Rasio yang dipergunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang terdapat dalam
perusahaan. Beberapa rasio yang masuk dalam golongan ini adalah
assetturnover, accounts receivable turnover dan inventory turnover. Asset
turn over (perputaran aktiva) menunjukkan manajemen mengelola seluruh
investasi (aktiva) guna menghasilkan penjualan. Accounts receivable turn
over adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur perputaran dana yang
tertanam pada piutang periode tertentu. Inventory turnover adalah rasio yang
mengukur perputaran dana yang tertanam pada inventory.
e. Rasio Rentabilitas. Rasio yang dipergunakan untuk mengukur efektivitas
manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan
besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Rasio yang masuk golongan ini di
antaranya adalah gross profit margin, net profit margin ratio, return onequity
dan return on asset. Gross profit margin adalah rasio yang menunjukkan
berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk. Net profit
margin ratio adalah rasio yang mengukur perbandingan persentase laba
bersih terhadap penjualan. Return on Investment (ROI)atau yang biasa dikenal
juga dengan istilah Return on asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan
tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan.
Return on equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur keuntungan bersih yang
diperoleh dari modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan (pemegang
saham).
15
III. METODE KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu
Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan
sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25
RT/RW 010/012 Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Waktu yang diperlukan
kurang lebih selama tiga bulan, mulai Mei – Juli 2011.
B. Metode Kerja
Kajian ini menggunakan metode deskriptif yang bersifat studi kasus (case
study). Data yang telah terkumpul kemudian dideskripsikan sebagaimana adanya
untuk menjelaskan keadaan perusahaan.
1. Pengumpulan data
Dalam membahas dan menganalisis masalah pada kajian ini
dibutuhkan data primer dan sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik observasi
langsung di lapangan, meliputi wawancara langsung dengan pemilik dan
karyawan meliputi manajemen umum perusahaan dengan menggunakan
kuesioner (Lampiran 1) dan melakukan pemantauan terhadap lingkungan,
baik internal maupun eksternal yang dapat memberikan gambaran kondisi
perusahaan. Pemilihan responden secara purposive, dengan pertimbangan
kesediaan pihak manajemen untuk memberikan data yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kajian ini.Selain itu, dilakukan wawancara untuk
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan, serta penentuan bobot dan peringkat untuk
masing-masing faktor tersebut (Lampiran 2).
Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka sebagai sumber analisa
teori manajemenstrategik dan pemasaran, serta pengembangan usaha yang
sesuai dengan kondisi perusahaan, juga data-data lainnya yang relevan
dengan topik kajian.Selain itu, data sekunder yang diperlukan dalam
menganalisa kelayakan usaha, diantaranya kapasitas produksi, kebutuhan
16
bahan baku, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung dan proyeksi harga-
harga, serta asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan kegiatan usaha.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data menggunakan metode kuantitatif dan
deskriptif kualitatif.Analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui aspek
pasar yang meliputi pemasaran, aspek produk meliputi kajian mengenai
produk yang dihasilkan perusahaan, serta aspek pengembangan usaha.Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan
SWOT, dengan penjabaran sebagai berikut :
a. Matriks IFE dan EFE
Matriks IFE dan EFE bertujuan untuk menganalisis faktor lingkungan,
baik internal maupun eksternal perusahaan.Faktor-faktor internal
diklasifikasikan menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dan
dianalisis dengan matriks IFE. Faktor-faktor eksternal diklasifikasikan atas
peluang dan ancaman bagi perusahaan dan dianalisis dengan matriks EFE.
Tahapan dalam pembuatan matriks IFE dan EFE (David, 2006) sebagai
berikut :
i. Tentukan dalam kolom 1 faktor strategis eksternal yang menjadi
peluang dan ancaman dan faktor internal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan perusahaan
ii. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dalam kolom 2, dari 0,0
(tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Penjumlahan dari seluruh
bobot yang diberikan semua faktor harus sama dengan 1,0.
iii. Berikan peringkat 1 - 4 dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor
kunci, tentang seberapa efektif strategi perusahaan dalam merespon
faktor tersebut, dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik)
hingga 1 (di bawah rataan).
iv. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk
menentukan nilai tertimbang.
v. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing peubah untuk
menentukan total dari nilai tertimbang bagi perusahaan.
17
Adapun bentuk matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Model Matriks IFE dan EFE
Faktor Internal/Eksternal Bobot
(a)
Peringkat
(b)
Nilai tertimbang
(axb)
A. Kekuatan/Peluang
1. .............
2. .............
n ..............
Jumlah (A)
B. Kelemahan/Ancaman
1. .............
2. .............
n ..............
Jumlah (B)
Dalam matriks IFE, total keseluruhan nilai yang dibobot berkisar
antara 1,0 – 4,0 dengan nilai rataan 2,5. Nilai di bawah 2,5 menandakan
bahwa secara internal perusahaan lemah dan nilai di atas 2,5 menunjukkan
posisi internal yang kuat.Total nilai 4,0 menunjukkan perusahaan mampu
menggunakan kekuatan yang ada untuk mengantisipasi kelemahan dan
total nilai 1,0 berarti perusahaan tidak dapat mengantisipasi kelemahan
dengan menggunakan kekuatan yang dimilikinya.
Dalam matriks EFE, total keseluruhan nilai yang dibobot tertinggi
adalah 4,0 yang mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon
peluang yang ada dan menghindari ancaman di pasar industri. Nilai
terendah adalah 1,0 yang menunjukkan strategi yang dilakukan perusahaan
tidak dapat memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman yang
ada. Setelah tersusun matriks IFE dan EFE, dilakukan kombinasi alternatif
strategi dengan menggunakan matriks IE dan SWOT.
b. Penentuan Pembobotan
Teknik yang digunakan untuk menentukan penilaian terhadap bobot dari
faktor internal dan eksternal (Matriks IFE dan EFE) adalah teknik Paired
Comparison (Kinnear and Taylor, 1991). Teknik ini membandingkan
18
secara berpasangan setiap peubah pada baris (horizontal) dengan peubah
pada kolom (vertikal). Perbandingan berpasangan merupakan kuantifikasi
hal-hal yang bersifat kualitatif, sehingga tidak semata-mata dengan
pemberian bobot terhadap semua parameter secara simultan, tetapi dengan
persepsi pembandingan atau perbandingan yang diskalakan secara
berpasangan. Penentuan bobot setiap peubah yang dibandingkan
menggunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan menunjukkan :
1 =jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 =jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 =jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Adapun bentuk dari penilaian bobot dengan metode Paired Comparison
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal perusahaan
Faktor strategik
internal/eksternal A B .... Total Bobot
A
B
.....
Total
Selanjutnya bobot setiap faktor strategik diperoleh dengan
menentukan total nilai setiap faktor strategik terhadap jumlah keseluruhan
faktor strategik dengan menggunakan rumus berikut :
Ai =
n
i
Xi
Xi
1
Dimana :
Ai = bobot faktor strategik untuk faktor ke-i
Xi = nilai faktor strategik untuk faktor ke-i
i = 1, 2, 3, ..... n
n = jumlah faktor strategik
19
c. Matriks IE
Matriks IE digunakan untuk melakukan pemetaan terhadap skor total
matriks IFE dan EFE yang dihasilkan dari audit eksternal dan internal
perusahaan.Matriks IE terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari
matriks IFE dan total skor dari matriks EFE. Total skor matriks IFE
dipetakan pada sumbu X dengan skor 1,0 – 1,99 yang menyatakan posisi
internal adalah lemah, skor 2,0 – 2,99 posisinya rataan, serta skor 3,0 – 4,0
adalah posisi kuat. Total skor dari matriks EFE dipetakan pada sumbu Y
dengan skor 1,0 – 1,99 adalah posisi rendah, skor 2,0 – 2,99 adalah posisi
rataan dan skor 3,0 – 4,0 adalah posisi tinggi.
Matriks ini bermanfaat untuk menentukan posisi perusahaan, yang
terdiri atas sembilan sel, namun secara garis besar dibagi menjadi tiga
bagian utama yang mempunyai dampak strategi yang berbeda, yaitu (1)
strategi tumbuh dan kembangkan (grow and build) yang meliputi sel I, II
atau IV dan strategi yang cocok untuk diterapkan, antara lain strategi
intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk)
atau strategi integratif (integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal); (2)
jaga dan pertahankan, meliputi sel III, V atau VII, dapat dikelola dengan
strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk; (3) tuai atau divestasi,
meliputi sel VI, VIII dan IX. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 1
(David, 2006).
T
ota
l S
kor
Fak
tor
Str
ateg
i E
kst
ernal
Total Skor Faktor Strategi Internal
Kuat Rataan Lemah
4,0 3,0 2,0
Tinggi I II III
Menengah IV V VI
Rendah VII VIII IX
Gambar 1. Matriks Internal Eksternal
3,0
2,0
1,0
1,0
20
d. Matriks SWOT
Manajemen perusahaan dapat menetapkan arah yang ingin dituju di
masa depan, baik kesiapan menghadapi persaingan global maupun
kemampuan memenuhi keinginan konsumen dengan melihat kondisi
lingkungan eksternal dan internal perusahaan yang dituangkan dalam
matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan alat untuk merumuskan
berbagai alternatif strategi yang diterapkan. Metode ini menggambarkan
secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan,
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Dari matriks SWOT, dapat dihasilkan empat tipe kemungkinan
alternatif strategic, yaitu strategi SO, ST, WO dan WT. Strategi SO
merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang dan strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk menghindari/mengurangi dampak ancaman.Strategi WO bertujuan
untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang dan strategi
WT bertujuan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai
kekuatan yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang
berhasil.Kombinasi dari faktor internal dan eksternal dalam Matriks
SWOT dapat dilihat pada Gambar 2 (Rangkuti, 2005).
IFE
EFE
STRENGTHS (S)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
kekuatan internal
WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kelemahan
internal
OPPORTUNITIES
(O)
tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal
STRATEGI SO :
Ciptakan strategi
menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang
STRATEGI WO :
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
THREATS (T)
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
STRATEGI ST :
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman
STRATEGI WT :
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Gambar 2. Matriks SWOT
21
Analisis kuantitatif, terutama bertujuan melihat kinerja keuangan
perusahaan dari investasi yang telah dilakukan.Analisa aspek keuangan
seperti rasio likuiditas, aktivitas dan profitabilitas berguna untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan dan keadaan keuangan perusahaan serta
proyeksi pengembangan perusahaan.
Jenis rasio laporan keuangan, dikelompokkan ke dalam empat
kelompok rasio (Sartono, 2001 dan Jusuf, 2008), yaitu :
1. Liquidity Ratio, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada
waktunya. Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain :
a) Current Ratio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas
(solvabilitas jangka pendek), yaitu kemampuan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
Formulasinya :
Aktiva Lancar
Current Ratio = ---------------------- x 1 kali
Kewajiban lancar
b) Quick Ratio merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid.
Formulasinya :
(Aktiva lancar – persediaan)
Quick Ratio = ----------------------------------- x1 kali
Kewajiban lancar
2. Leverage Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai dengan hutang.. Rasio - rasio ini antara lain :
a) Debt to Equity Ratio, yaitu perbandingan antara total kewajiban (total
hutang) dengan total modal sendiri (equity).
Formulasinya :
Total Kewajian
Debt to Total Assets Ratio = --------------------- x1 kali
Modal Sendiri
b) Long Term Leverage, yaitu perbandingan anatara kewajiban jangka
panjang dengan modal sendiri.
22
Formulasinya :
Kewajiban jangka panjang
Long Term Leverage = ----------------------------------- x 1 kali
Modal sendiri
3. Profitability Ratio, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio - rasio
ini antara lain :
Laba bersih
a) Net profit margin = --------------- x 100%
Penjulan
Laba bersih
b) Return on invest = ------------------- x 100%
Total Aktiva
Laba bersih
c) Return on equity = ------------------- x 100%
Modal sendiri
4. Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan
dalam menggunakan sumber daya - sumber dayanya. Rasio-rasio ini
antara lain:
a) Receivable Turn Over
Sales
Receivable turnover = -----------------------
Account receivable
b)Periode Pengumpulan Piutang
360
Average collection period = --------------------------
Receivable turnover
c) Inventory Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan
persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang
tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode
tertentu.
Formulasinya :
Cost of Goods Sold
Inventory Turnover = -------------------------
Average Inventory
360
Average days in inventory = ------------------------
Inventory turnover
23
d) Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi
penggunaan aktiva secara keseluruhan.
Formulasinya :
Sales
Total Assets Turnover = ---------------
Total Assets
5. Growth Ratio/Rasio pertumbuhan, yaitu mengukur kemampuan suatu
perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam
partumbuhan ekonomidan industri. Rasio-rasio ini antara lain (1) Rasio
pertumbuhan laba merupakan perbandingan harga pokok penjualan dan
biaya operasional dibagi dengan penjulan; (2) Rasio tingkat pertumbuhan
penjualan, membandingkan antara penjualan pada akhir periode dengan
penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai perbandingannya
makin besar, maka tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan makin
baik.
C. Aspek Kajian
Secara umum, aspek yang dikaji dalam kajian ini adalah aspek operasional
dan pengembangan usaha.
1. Aspek operasional, meliputi sarana dan prasarana, proses produksi, kapasitas
produksi, ketersediaan bahan baku, SDM dan pembiayaan.
a. Sarana dan prasarana
Untuk mengetahui berbagai peralatan yang digunakan untuk menunjang
kelancaran kegiatan proses produksi.
b. Proses dan kapasitas produksi
Hal ini memberikan gambaran tentang proses pengolahan produk sampai
dengan pemasaran. Selain itu, untuk mengetahui kapasitas produksi dan
mutu produk, maka perlu diamati sejauhmana kapasitas produksi sudah
dapat memenuhi permintaan pasar.
c. Ketersediaan bahan baku
Untuk mengetahui ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan. Hal ini
penting untuk menjaga keberlangsungan kegiatan produksi.
24
d. Sumber daya manusia
Untuk mengetahui jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan, tingkat
pendidikan yang diperlukan dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan
tenaga kerja yang dimaksud.
e. Keuangan
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dalam mengembangkan
usaha, melalui pendekatan kriteria investasi yang digunakan beserta
perhitungannya, seperti Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability
Ratio, dan Activity Ratio.
2. Aspek pengembangan usaha meliputi prospek dan kondisi pasar, persaingan
usaha, efisiensi, serta sistem dan strategi pemasaran.
a. Prospek dan kondisi pasar
Memberikan gambaran tentang permintaan produk untuk memenuhi
kebutuhan pasar, juga memberikan gambaran tentang hasil produksi dan
faktor keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Selain itu juga
memberikan gambaran tentang mekanisme penetapan harga jual produk
dalam hal ini adalah hubungan antara harga jual dengan permintaan dan
penawaran oleh pihak pembeli, serta faktor yang mempengaruhi harga
jualnya.
b. Persaingan usaha
Memberikan gambaran tentang pasar yang akan dituju, serta peluang dan
kendalanya.
c. Sistem dan strategi pengembangan usaha serta pemasarannya
Memberikan gambaran tentang sistem pemasaran dan menyusun strategi
yang tepat untuk diterapkan dalam memenangkan persaingan usaha.
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
Usaha Jaya Printing Garment bergerak di bidang industri pakaian jadi yang
dirintis sejak tahun 1997. Dalam menjalankan usahanya pemilik dibantu oleh
istrinya. Usaha berbentuk perusahaan perseorangan dengan sistem manajemen
yang sederhana dimana seluruh tanggung jawab dan pengendalian usaha
ditangani langsung oleh pemilik beserta istrinya. Sampai saat ini usaha
berkembang dengan baik dan telah mampu bertahan ditengah persaingan usaha
yang cukup ketat serta kondisi perekonomian global yang memburuk di tahun
2008 dan 2009 dimana banyak perusahaan sejenis yang gulung tikar. Perusahaan
ini adalah salah satu yang bertahan.
Jenis produk yang dihasilkan antara lain baju tidur dewasa dan anak-anak,
kaos oblong, dan lain-lain. Produk yang dihasilkan ditujukan untuk pasar
menengah ke bawah dan dijual secara grosir ke pelanggan melalui agen. Sejak
pertengahan tahun 2010, perusahaan telah melakukan ekspansi usaha di bidang
perdagangan pakaian yang diimpor dari China dengan nama “Toko Indanno”
yang berlokasi di Pasar Metro Tanah Abang. Usaha tersebut telah berjalan sejak
pertengahan tahun 2010 dan sampai saat ini menunjukkan perkembangan yang
cukup baik.
Ekspansi usaha dilatar belakangi adanya CAFTA yang membuat pasar di
Indonesia dipenuhi oleh produk-produk dari China. Hal ini menyebabkan
sebagian masyarakat beralih menggunakan produk dari China yang relatif murah,
berkualitas cukup baik dan model yang lebih beragam, segmen pasar inilah yang
ingin dibidik oleh Jaya Printing Garment.
Sejak pertama kali dikembangkan usaha berjalan dengan cukup baik,
namun pemilik mempunyai permasalahan dalam hal memperoleh persediaan
karena saat ini pembelian dilakukan langsung di China dengan sistem
pembayaran tunai di awal. Hal ini menyebabkan persediaan yang ada jumlahnya
sangat sedikit mengingat adanya keterbatasan modal.
26
Permohonan modal kerja ini akan dipergunakan untuk mengembangkan
usaha perdagangan pakaian impor yaitu untuk menambah jumlah persediaan
produk China sehingga dapat memenuhi permintaan pasar.
Lokasi usaha saat ini berada di beberapa tempat antara lain :
- Jl. Wader No.24-25, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara yang berstatus
milik sendiri. Lokasi ini digunakan untuk tempat usaha sekaligus tempat
tinggal.
- Jl.Moa No.51, Pejagalan, Penjaringan, Jakut yang berada di belakang
bangunan Jl. Wader No.24-25 yang merupakan milik kerabat pemilik.
- Jl. Rosela 1 Blok B No. 63, Jelambar, Jakarta Barat yang berstatus sewa.
Lokasi ini digunakan sebagai tempat sablon.
- 1 unit kios yang berada di Pasar Metro Tanah Abang lantai 1 Blok B No. 26
yang berstatus sewa. Tempat ini digunakan untuk menjual pakaian impor.
B. Hal yang Dikaji
1. Aspek operasional
a. Sarana dan prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimiliki cukup menunjang kelancaran usaha,
terdiri dari workshop, gudang, inventaris kantor, listrik, air, telpon dan
sarana lainnya, antara lain:
- 1 unit mobil box, 1 unit mobil Fortuner dan 1 unit mobil CR-V.
- Mesin-mesin terdiri dari 50 unit mesin jahit, 40 mesin obras, 3unit
mesin bordir dengan sistem komputer, 4 unit mesin cam, 1 unit mesin
karet, 1unit mesin lubang kancing, 1 unit mesin pasang kancing.
- Seluruh sarana usaha yang dimiliki masih layak dipakai.
b. Proses dan kapasitas produksi
Proses produksi terdiri dari dua bagian, yaitu :
1) Tahap Pra Produksi
Tahap pra produksi dimulai dari pembuatan design oleh bagian
design. Untuk mengetahui design yang up to date, pemilik selalu
mencari informasi tentang perkembangan mode, misalnya melalui
27
majalah. Selanjutnya dibuatkan contoh untuk design tersebut. Contoh
akan dikirim kepada agen penjual, apabila tersebut disetujui maka
akan ditentukan jumlah yang harus diproduksi. Setelah itu pemilik
akan melakukan pembelian bahan baku dan bahan pendukung lainnya.
Pembelian secara tunai atau DP dan sisanya kredit dengan jangka
waktu sampai 1 bulan. Pembayaran secara tunai akan mendapat
potongan harga sampai dengan 5%.
Gambar 3. Tahapan proses pra produksi
Pengadaan bahan baku disupply oleh beberapa pemasok antara
lain Parisma, Pratama, Herotex, PT. Sinar Bumi Khatulistiwa, Bintang
Terang dan Karina Knitting. Hubungan bisnis ini telah berjalan lebih
dari 5 tahun dan sampai saat ini masih berjalan lancar dan baik.
Pengangkutan bahan baku dikirim langsung oleh supplier ke tempat
usaha. Manajemen persediaan dilakukan dengan cukup baik dengan
menggunakan sistem manual (kartu kontrol).
2) Tahap Produksi
Tahap produksi dimulai dengan pembuatan pola sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki yang dilanjutkan dengan pemotongan bahan.
Setelah bahan dipotong akan dilakukan sablon dan atau bordir pada
bahan yang telah dipotong sesuai dengan design yang telah dibuat
sebelumnya. Setelah itu kain yang telah disablon dan atau bordir akan
dijahit. Tahap selanjutnya adalah pembuatan lubang kancing serta
pemasangan kancing. Kemudian dilakukan finishing yaitu dengan
membersihkan sisa-sisa benang, setrika dengan menggunakan setrika
28
uap, dan pemasangan tag merk. Setelah itu produk akan dipacking dan
siap untuk didistribusikan.
Gambar 4. Tahapan proses produksi
Kapasitas produksi yang dihasilkan per hari sebanyak +200
lusin. Saat ini kapasitas mesin terpakai saat ini sudah 90% (Tabel 3),
dimana 1 Shift dimulai pukul 08.00 – 20.00 wib).
Tabel 3. Jumlah mesin dan kapasitas produksi
Jumlah
Mesin
(unit)
Kapasitas/unit/hari
(lusin)
Total
Kapasitas
(lusin)
%
Mesin
terpasang
50 5 250 100%
Mesin
terpakai
45 5 225 90%
Hal ini memberikan gambaran tentang proses pengolahan produk
sampai dengan pemasaran. Selain itu, untuk mengetahui kapasitas
produksi dan mutu produk, maka perlu diamati sejauhmana kapasitas
produksi sudah dapat memenuhi permintaan pasar.
c. Sumber daya manusia
Perusahaan dengan nama badan Jaya Printing Garmen memiliki
struktur organisasi yang sederhana dengan pembagian kerja yang jelas
dan penempatan posisi pegawai sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
Namun untuk pengambil keputusan, pengawas keuangan, pengendalian
usaha dan pencatatan administrasi masih ditangani sendiri dan istri.
29
Jumlah karyawan yang ada sebanyak 80 orang yang terdiri dari
bagian design, bagian potong, bagian jahit, bagian sablon, bagian bordir,
bagian finishing dan bagian packing. Sistem pengupahan adalah sistem
pengupahan harian dimana uoah dibayarkan setiap satu minggu sekali.
Selama ini kredibilitas manajemen debitur dinilai cukup baik
karena pemilik dikenal cukup baik karakter dan integritasnya, serta cukup
terbuka dalam menjelaskan kondisi usahanya dan cukup kooperatif dalam
memberikan data-data keuangan. Selain itu juga mempunyai citra yang
positif di mata pemasok dan pelanggannya. Namun hingga saat ini
pembinaan kader belum dilakukan dengan serius dikarenakan putra
pertama masih duduk di bangku kuliah serta umur pemilik dan istri yang
masih dalam usia produktif, yaitu 54 dan 44 tahun.
d. Keuangan
Berdasarkan analisis past performance dan hasil proyeksi, dapat dilihat
kinerja keuangan perusahaan (Tabel 4) berdasarkan kriteria berikut :
Rasio Likuiditas
1) CR rata-rata perusahaan di atas CR minimal yang disyaratkan dan
hutang lancar perusahaan masih dapat dicover oleh aset lancar. CR
2010 sebesar 9,26x meningkat dibanding periode Desember 2009
sebagai akibat meningkatnya harta lancar perusahaan dan
menurunnya hutang lancar. Harta lancar mayoritas terdistribusikan
ke dalam piutang dan persediaan, hal ini dikarenakan ada
peningkatan jumlah produksi dan adanya pembelian persediaan
dalam jumlah cukup besar sebagai antisipasi adanya kenaikan harga.
2) Quick Ratio 2010 sebesar 4,20x meningkat dibanding periode
Desember 2009 karena adanya peningkatan piutang. Dengan nilai
QR sebesar 4,20x, artinya di luar persediaan barang yang mungkin
masih jauh dari tunai, setiap Rp.1 Kewajiban Lancar dijamin oleh
Aktiva Lancar sebesar Rp.4,20,-.
30
Tabel 4. Kinerja keuangan perusahaan
TANGGAL/BULAN/TAHUN 31-12-2008 30-12-2009 31-12-2010
RASIO LIKIDITAS RASIO LIKUIDITAS
CURRENT RATIO (X) 3.92 4.31 CURRENT RATIO
QUICK RATIO (X) 1.91 2.01 QUICK RATIO
RASIO LEVERAGE RASIO LEVERAGE
DER (TOTAL LIABILITY/MODAL) (X) 0.21 0.18 0.16
LONGTERM LEVERAGE (LT.DEB/MODAL) (X) 0.00 0.00 0.07
RASIO CASH FLOW RASIO CASH FLOW
EBITDA : TOTAL DEBT (%pa) 133.08% 134.65% 117.36%
EBITDA : INTEREST (%pa) 754.77% 755.44% EBITDA : INTEREST
DSC (EAT + BUNGA) : (ANGSURAN + BUNGA) (X) 5 5 3
PROFITABILITAS PROFITABILITAS
PROFIT MARGIN (EAT : PENJUALAN BERSIH) (%pa) 10.58% 9.58% 7.19%
ROE (EAT : MODAL) (%pa) 16.44% 14.05% ROE (EAT : MODAL)
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN BERSIH (%pa) 12.55% 1.66% 1.75%
EFISIENSI EFISIENSI
LAMA TERTAGIHNYA PIUTANG (Hari) 66 63 81
LAMANYA PENGENDAPAN PERSEDIAAN (Hari) 87 87 102
CAPACITY CAPACITY
TANGIBLE NET WORTH (Rp.Jt) 8.087.526 8.711.734 9.465.695
MODAL KERJA NETTO (Rp.Jt) 5.043.710 5.164.975 6.532.340
Rasio Solvabilitas
DER rata-rata perusahaan masih dibawah DER maksimal yang
disyaratkan yaitu 2,10 x. DER semester 2010 sebesar 0.16x. Hal ini
merepresentasikan bahwa modal usaha yang bersangkutan masih mampu
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang.
31
Rasio Coverage
1) EBITDA/DEBT 2010 sebesar 117,36% menurun jika dibanding
Desember 2009 dikarenakan meningkatnya HPP pada tahun 2010.
Peningkatan HPP ini disebabkan oleh meningkatnya harga bahan
baku.
2) EBITDA/interest 2010 sebesar 1450,53%, meningkat dibandingkan
tahun 2009 dikarenakan switching fasilitas kreditnya.
3) DSC 2010 sebesar 3 yang berarti kemampuan membayar kewajiban
(bunga dan pokok) bisa dipenuhi sebanyak 3 kali dari EAT ditambah
bunga (pendapatan bersih ditambah bunga).
Rasio Profitabilitas
1) Profit Margin 2010 menurun menjadi 7,19% dikarenakan HPP
mengalami peningkatan akibat adanya kenaikan harga bahan baku
sehingga perusahaan mengambil kebijakan untuk menurunkan profit
margin supaya tetap bisa bersaing di pasar dan menambah volume
penjualan untuk tetap meraih keuntungan.
2) ROE perusahaan 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar
9,87%. Kondisi ini diakibatkan oleh menurunnya profit margin yang
diambil oleh perusahaan.
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan pada 2010 meningkat 1,75% dibandingkan
dengan 2009. Hal ini lebih disebabkan karena ada peningkatan
permintaan dari pelanggan exisiting.
Rasio Aktivitas
1) Lama tertagih piutang 2010 terlihat semakin lama, yaitu menjadi 81
hari. Namun hal ini dinilai masih wajar karena masih berada dalam
batas ketentuan pembayaran piutang yang ditentukan, yaitu selama
90 hari.
32
2) Lama pengendapan persediaan terlihat semakin lambat yaitu menjadi
102 hari. Hal ini disebabkan karena adanya pembelian persediaan di
awal sebagai antisipasi adanya kenaikan harga kain.
Modal Kerja Netto
1) Tangible Net Worth 2010 mengalami peningkatan karena
bertambahnya laba dan perolehan proceed tahun berjalan.
2) Modal kerja Netto (NWC) tahun 2009 dan 2010 tidak meningkat
sebesar laba yang diperoleh karena adanya prive.
Secara keseluruhan kondisi keuangan perusahaan 2010 menunjukkan
gejala positif yang akan terjadi di periode selanjutnya.
Proyeksi
Berdasarkan perhitungan kebutuhan modal kerja dengan menggunakan
metode Cash Flows dengan asumsi :
- Penjualan tahun 2011 diperkirakan akan meningkat sebesar 20%.
Asumsi ini dibuat dengan pertimbangan bahwa penjualan dari
industri pakaian jadi tetap sedangkan penjualan dari perdagangan
pakaian jadi meningkat 100% seiring adanya tambahan modal untuk
pembelian persediaan. Pertumbuhan penjualan tahun kedua
disumsikan meningkat 10% dan tahun ketiga sebesar 5% serta tahun
keempat dan kelima diasumsikan sama dengan tahun ketiga dengan
pertimbangan pertumbuhan penjualannya relatif stabil.
- Proporsi penjualan tiap bulannya diasumsikan berdasarkan siklus
permintaan. Permintaan akan meningkat terutama menjelang hari
raya idul fitri dan natal.
- Rata jumlah persediaan barang tahun 2011 diperkirakan sama dengan
periode sebelumnya.
- HPP sebesar 76.5% yang diasumsikan meningkat dari periode tahun
2010. Hal ini terkait dengan adanya kenaikan harga bahan baku kain.
- Biaya umum dan operasional meningkat menjadi sebesar 10%.
Asumsi kenaikan ini dengan pertimbangan adanya kenaikan tariff
dasar listrik, kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan
UMR.
33
e. Aspek pengembangan usaha
Pembelian barang untuk usaha perdagangan pakaian impor dilakukan
langsung di China. Kurang lebih setiap 2 bulan sekali pemilik datang ke
China sehingga pemilihan model pakaian dilakukan langsung. Rata-rata
sekali pembelian sebesar Rp 100 juta dan dibayar secara tunai. Pengiriman
barang diserahkan sepenuhnya kepada jasa ekspedisi, sehingga perusahaan
tidak perlu mengurus dokumen-dokumen berkaitan dengan import.
Pengiriman barang biasanya memakan waktu kurang lebih satu bulan.
f. Aspek Pemasaran
1) Sistem Distribusi, Pelanggan dan Syarat Penjualan
Pemasaran produk dilakukan dengan memakai sistem agen/
penampung. Perusahaan menjual produknya kepada agen/penampung
dan agen inilah yang akan mendistribusikan produk kepada para
pedagang. Rata-rata pelanggan adalah pedagang pakaian yang menjual
kembali baik secara eceran maupun secara grosir. Daerah pemasaran
meliputi seluruh wilayah Indonesia. Produk yang ditawarkan antara lain
baju tidur anak-anak, baju tidur dewasa, kaos oblong dewasa, kaos
oblong anak-anak, baju kaos untuk promosi, jasa sablon, serta jasa
border.
Gambar 5. Sistem distribusi produk Jaya Printing Garment
Kualitas dari produk yang diproduksi cukup baik dan diakui oleh
pelanggannya. Harga produk berkisar Rp. 400.000,- s/d Rp. 500.000,-
per lusin. Syarat pembayaran sebagian besar dilakukan secara kredit
dengan jangka waktu 1-3 bulan. Piutang yang ada seluruhnya merupakan
piutang lancar.
Pola/sifat permintaan relatif stabil dan bersifat repeat order, karena
pelanggan rata-rata merupakan pedagang lama di Pasar Tanah Abang dan
34
mereka secara kontinu melakukan order untuk memenuhi permintaan
dari pelanggan. Namun ada permintaan pada bulan-bulan tertentu yang
relatif lebih banyak yaitu beberapa bulan menjelang lebaran, akhir tahun
dan liburan sekolah. Daya beli pelanggan juga cukup baik dapat terlihat
dari pemenuhan kewajiban pembayaran selama ini dengan rata-rata
piutang 1-3 bulan.
Pada tahun 2010 dominasi pemasaran dikirim ke Solo melalui agen
mereka yang kemudian akan dijual secara grosir kepada penjual di
sekitar Solo. Untuk penjualan ke daerah Sumatera terutama ke Lampung
saat ini, jumlah pemasaran masih sedikit, karena belum lama berjalan.
Beberapa pelanggan saat ini adalah pedagang di Tanah Abang
antara lain Toko Surya Busana, Toko Fallen Timber, dan Toko Allycia.
2) Posisi Persaingan
Persaingan usaha cukup ketat, dimana di kawasan tempat usaha
terdapat beberapa usaha sejenis, namun jenis produk dan pelanggan yang
dilayani berbeda-beda. Persaingan masih dapat diatasi dengan berbekal
kreativitas dalam membuat desain pakaian yang disesuaikan dengan
segala sesuatu yang sedang digemari pasar saat ini. Pengalaman
menjalankan bisnis selama +13 tahun ini cukup membantu dalam
mengatasi persaingan usaha yang semakin ketat.
3) Prospek Usaha
Prospek usaha kedepan dinilai masih cukup baik, mengingat produk
yang ditawarkan adalah kebutuhan utama (sandang). Meskipun
persaingan cukup ketat namun telah memiliki pelanggan tetap dan
merupakan pemain cukup lama dan cukup menguasai bisnis. Selain itu
potensi pasar untuk pakaian anak-anak dan dewasa dari bahan kaos
dengan segmen pasar menengah kebawah yang dibidik masih cukup
terbuka, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pusat perbelanjaan yang
semakin eksis dan baru, baik di Jakarta maupun di daerah lain. Hampir
disetiap pusat perbelanjaan terdapat pakaian yang diproduksinya, hal ini
menunjukkan pasar untuk produk yang dihasilkan masih terbuka.
35
Realisasi pencapaian omset perusahaan dari tahun 2008-2010 terus
mengalami peningkatan (Tabel 5).
Tabel 5. Realisasi omset perusahaan tahun 2008-2010 (juta Rp)
Tahun Realisasi Omset Omset/bulan Pertumbuhan
(%)
Des 2008 Rp.12.565,00 Rp 1.047,08 10,5
Des 2009 Rp.12.774,15 Rp.1.064,51 1,66
Des 2010 Rp.12.997,69 Rp.1.083,17 1,75
Realisasi penjualan tahun 2010 sebesar Rp. 1.064,51 juta atau atau
97,15% dari target penjualan ditetapkan Rp. 1.095,75 juta per bulan
dengan pertumbuhan naik hanya 1,66%, hal ini dikarenakan adanya
krisis global, sehingga menyebabkan omset penjualan relatif stabil
dibandingkan dengan tahun 2008 selain itu tingkat persaingan saat ini
sangat ketat.
2. Identifikasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal
Hasil identifikasi faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan ancaman) akan dievaluasi sehingga menghasilkan
alternatif strategi.
1) Kekuatan
a. Tenaga kerja
Secara konseptual, seorang pekerja dalam perusahaan yang
memiliki kompetensi tinggi akan dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya secara optimal, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang hendak
diwujudkan. Fadhilah (1997) mengemukakan lima ciri atau karakteristik
yang melekat dalam diri orang yang mempunyai kompetensi tinggi, yaitu
(1) Bersifat terbuka, (2) Siap menerima kritik, (3) Tanggap terhadap
perubahan serta kemajuan ilmu dan teknologi, terutama yang berkaitan
dengan bidang keahliannya, (4) Berpikir obyektif rasional dan (5)
Bersedia mengabdikan keahliannya untuk kepentingan umum.
36
b. Mutu produk
Mutu merupakan kesesuaian serangkaian karakteristik produk
dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat,
kebutuhan dan keinginan konsumen (Muhandri dan Kadarisman, 2006).
Menghasilkan produk bermutu merupakan langkah awal dalam
mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan
bisnis. Mutu produk yang dihasilkan sudah diakui pelanggan cukup baik.
c. Pengalaman berusaha
Perusahaan yang telah dirintis sejak 1997 ini, dapat dikatakan telah
memiliki pengalaman berusahan yang cukup lama. Dengan segala
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, dapat bertahan dan survive
hingga saat ini merupakan bukti nyata ketangguhan perusahaan dalam
menjalani usaha. Dengan kemampuan berusaha ditambah dukungan
fasilitas yang semakin lengkap, lebih memberikan kemudahan dalam
mengembangkan usahanya.
d. Loyalitas karyawan
Aset organisasi paling penting yang harus dimiliki oleh perusahaan
dan sangat diperhatikan oleh manajemen adalah aset manusia dari
organisasi tersebut. Menurut Simamora (2004), bagaimanapun
perusahaan memiliki keunggulan lainnya, perusahaan tidak akan dapat
memaksimalkan produktivitas dan laba usahanya tanpa adanya komunitas
karyawan kompeten yang berdedikasi tinggi terhadap terhadap keinginan
perusahaan. Salah satu penyebab tingginya loyalitas karyawan adalah
sistem kompensasi manajemen perusahaan yang baik sehingga karyawan
mendapat kepuasan kerja.
e. Ketersediaan bahan baku
Dalam memenuhi bahan baku produksi, hingga kini perusahaan
tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hal ini dikarenakan perusahaan
telah menjalin hubungan baik dengan para suppliernya.
37
2) Kelemahan
a. Manajemen bersifat kekeluargaan
Sifatnya kurang formal karena ada keterlibatan pihak keluarga
yang lain. Intervensi pihak keluarga terhadap kepemimpinan perusahaan
tetap tinggi meskipun sudah ada eksekutif profesional sehingga dapat
membingungkan anak buah. Keterlibatan anggota keluarga yang malas
dan hanya menginginkan bagian keuntungan dari perusahaan keluarga
akan dapat menimbulkan konflik dan dapat menghambat perkembangan
perusahaan, bahkan dapat menyebabkan berhentinya perusahaan.
b. Tenaga pemasaran
Pengalokasian sumber daya pemasaran produk merupakan aspek
strategi pemasaran yang paling penting agar produk dapat lebih cepat
berkembang dan dikenal masyarakat luas. Tenaga pemasaran Jaya
Printing Garment saat ini masih dilakukan langsung oleh pemilik
langsung dan menganggap masih belum perlu, mengingat posisi
perusahaan dalam pasar dan fokus bisnisnya, serta bagaimana mereka
secara individual memberikan kontribusi kesuksesan dan
pertumbuhannya. Untuk itu, kedepannya pemilik harus mencari dan
menempatkan pegawainya sebagai staf khusus dalam bagian pemasaran,
Staf pemasaran harus mampu membuat fungsi riset pasar, membuat
dasar yang kuat untuk ide dan rencana pemasaran. Kegiatan riset rutin
dan interaksi dengan peminat akan membentuk berbagai peluang.
Interaksi antara staf pemasaran dengan konsumen sebenarnya bermakna
sebuah proses penghantar pengetahuan dan pembelajaran. Konsumen
memiliki berbagai cara untuk berhubungan dengan perusahaan sebagai
usaha menyampaikan pendapat dan reaksi mereka. Jika perhatian pada
makna kompetisi, maka sebaiknya staf pemasaran tahu benar siapa
pesaing utamanya dan apa yang dapat mereka perbuat. Manajemen
perusahaan juga harus paham bagaimana penilaian konsumen terhadap
kompetisi itu.
38
c. Modal usaha
Industri TPT merupakan industri padat karya, dimana sebagian
besar proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah
jadi masih digunakan tenaga manusia, hal ini menyebabkan kurang
efisien dan tinggi biaya. Selama ini biaya pengembangan usaha dan
permodalan untuk operasional perusahaan masih didominasi dari
pinjaman bank. Tidak tertutup kemungkinan apabila kondisi perusahaan
tidak stabil, bank akan berpikir ulang untuk memberikan dana pinjaman,
sementara persaingan dalam perkembangan usaha membutuhkan biaya
tinggi.
d. Promosi
Konsumen merupakan stakeholder utama yang menentukan suatu
bisnis bisa survive atau tidak. Promosi merupakan sebuah aktifitas
menawarkan produk atau jasa yang bertujuan menarik orang lain untuk
membeli, menggunakan atau bahkan hanya melirik produk atau jasa yang
ditawarkan. Menurut Boyd et al (2000), promosi diartikan sebagai upaya
membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan.
Program pemasaran yang biasa dikembangkan oleh suatu
perusahaan antara lain penggunaan iklan baik media cetak maupun
elektronik, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan
masyarakat. Perusahaan Jaya Printing Garment sendiri dalam aktivitas
promosi dirasa belum maksimal. Kegiatan promosi yang telah dilakukan
berupa penjualan produk langsung.
3) Peluang
a. Kapasitas produksi
Kapasitas produksi yang terpakai perusahaan saat ini sebesar 90%,
sehinga tidak menutup kemungkinan untuk memaksimalkan kapasitas
yang ada untuk meningkatkan hasil produksinya.
b. Pangsa pasar
Pangsa pasar merupakan besarnya bagian pasar yang dikuasai suatu
perusahaan. Pangsa pasar ini dapat dipecah-pecah menurut wilayah
politis, kawasan geografis yang lebih besar, ukuran, pelanggan, tipe
39
pelanggan dan teknologinya. Hingga saat ini pangsa pasar difokuskan
untuk kalangan menengah ke bawah.
Dari data di atas dapat dikatakan bahwa peluang untuk
mengembangkan produksi masih cukup besar. Bila perusahaan mampu
memenangkan persaingan dengan industri sejenis, dengan kemampuan
berproduksi dan pengalaman berusahan yang cukup lama, kesempatan
merebut pasar masih terbuka lebar.
c. Kemajuan teknologi
Salah satu sumber utama perubahan yaitu teknologi, karena dengan
itu akan melahirkan penemuan-penemuan baru. Dalam kaitannya dengan
proses produksi, perubahan ini dapat mempengaruhi bahan baku, operasi
dan produk perusahaan. Namun demikian, perubahan teknologi dapat
memberikan peluang besar untuk peningkatan hasil dan tujuan
perusahaan. Teknologi yang terus berkembang memberikan kontribusi
yang besar bagi keberadaan perusahaan. Faktor teknologi turut
membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-
hari seperti mesin-mesin yang dapat membantu percepatan dan mutu
produksi. Peluang yang tidak terbatas dari perubahan teknologi menjadi
tantangan bagi perusahaan untuk mampu menghasilkan produk yang lebih
baik dan sesuai dengan keinginan konsumen.
Perusahaan Jaya Printing Garment sendiri saat ini telah memiliki
mesin-mesin produksi modern yang siap dioperasikan dalam rangka
pemenuhan pangsa pasar yang masih terbuka. Dengan begitu, selain dapat
meluaskan pangsa pasar, dukungan dan loyalitas konsumen terhadap
produk perusahaan akan dapat ditingkatkan.
d. Demografi dan sosial
Arus informasi yang semakin cepat dan global akibat berkembangnya
teknologi informasi menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Masyarakat lebih mengutamakan hal-hal yang praktis, temasuk dalam
memilih pakaian. Produk lokal dengan segala kelebihannya merupakan
pilihan terbesar saat ini.
40
e. Diversifikasi produk
Industri garment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi
dan perlengkapan pakaian. Pakaian jadi yang dimaksud adalah segala
macam pakaian dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan
bayi. Bahan bakunya adalah kain tenun atau kain rajutan dan produknya
antara lain berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok (skirts), kaus (t-
shirts, polo shirt, sportswear), pakaian dalam (underwear) dan lain-lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan perlengkapan pakaian meliputi kaus
kaki, sarung tangan, syal, selendang, kerudung, cadar, saputangan, dasi
dan sebagainya.
Perubahan dalam selera konsumen, teknologi dan persaingan yang
cepat, membuat perusahaan harus mengembangkan arus produk secara
terus menerus (Kotler dan Amstrong, 2001). Pengembangan produk baru
atau modifikasi produk merupakan peluang bagi Jaya Printing Garment
untuk menghadapi persaingan usaha sejenis.
4) Ancaman
a. Keberadaan perusahaan sejenis
Banyak perusahaan garmen sejenis dengan Jaya Printing Garment
dengan mengambil sementasi pasar dan target yang sama. Kondisi ini
menumbuhkan persaingan yang semakin ketat dan bila tidak diantisipasi
dengan baik, bukan tidak mungkin perusahanaan akan menutup kegiatan
produksinya.
b. Daya tawar menawar
Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam produk
sejenis menyebabkan persaingan semakin ketat, baik dalam merebut pasar
maupun dalam persaingan dalam pemenuhan bahan baku. Oleh karena
itu, pemasok bahan baku memiliki peran penting dalam tingkat
persaingan perusahaan, sehingga bargaining position para pemasok bahan
baku semakin tinggi dan strategis. Begitupula dengan beragam produk
yang dihasilkan, akan mempengaruhi harga yang ditawarkan kepada
konsumen yang memiliki kekuatan penawaran. Kekuatan tawar menawar
41
konsumen tersebut harus menjadi pertimbangan agar perusahaan mampu
mengatasi persaingan.
c. Perusahaan pendatang baru
Industri garment dapat dimasuki oleh siapa saja. Selain itu, pangsa
pasar industri garment dan pakaian jadi dapat dikatakan masih cukup luas,
terlihat dari perkembangan jumlah penduduk yang cukup tinggi, yang
berbanding lurus dengan kebutuhan akan pakaian, sehingga akan terus
mengalami peningkatan. Kondisi ini membuka peluang bagi perusahaan
baru untuk mencoba masuk dengan menawarkan produk yang lebih
bervariasi dan harga yang relatif bersaing. Dapat dikatakan, tingkat
persaingan dalam merebut pangsa pasar akan semakin tinggi.
d. Kondisi ekonomi dan politik
Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja
suatu industri. Faktor ekonomi suatu negara akan bercermin pada strategi
dan langkah perusahaan, dimana kesehatan suatu industri turut
mempengaruhi kesehatan negara, hal ini berarti antara negara dan
perusahaan terjadi hubungan yang saling bersinergi. Perekonomian
Indonesia sangat dipengaruhi oleh perekonomian global, hal ini
disebabkan karena negara-negara di dunia, termasuk Indonesia banyak
melakukan hubungan bisnis dengan negara besar di pasar keuangan
maupun kegiatan ekspor dan impor.
e. Kebijakan pemerintah
Sejak di berlakukannya pasar bebas Asean dan Cina (CAFTA),
cukup banyak mengganggu kinerja industri dalam negeri khususnya
garment. Pemerintah dengan kebijakannya mempengaruhi kelangsungan
hidup perusahaan/industri. Dengan dibukanya arus globalisasi, banyak
produk import yang mempunyai harga pokok jauh lebih murah tidak bisa
disaingi oleh produk domestik.
42
3. Perumusan Strategi Pemasaran
a. Analisis Matriks IFE dan EFE
Analisis matriks IFE dan EFE dilakukan terhadap lingkungan internal
dan eksternal perusahaan, sehingga diperoleh faktor-faktor kunci yang
termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Skor
yang diperoleh dari matriks ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta
menunjukkan kemampuan dalam meraih peluang dan mengatasi ancaman
eksternalnya.
1) Matriks IFE
Faktor yang menjadi kekuatan utama Jaya Printing Garment
adalah tenaga kerja dengan bobot sebesar 0,139 dan rating 4,000 sehingga
diperoleh skor 0,556. Selain itu, faktor kekuatan lain yang dapat
dimanfaatkan perusahaan adalah mutu produk (0,500), ketersediaan bahan
baku (0,472), loyalitas karyawan (0,444), dan pengalaman berusaha
(0,292). Kelemahan utama adalah tenaga pemasaran dengan bobot
sebesar 0,097 dan rating 1,000 sehingga diperoleh skor 0,097. Secara
lebih rinci hasil perhitungan faktor strategi internal dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Matriks IFE Jaya Printing Garment
FAKTOR INTERNAL Bobot
(a)
Rating
(b)
Skor
(axb)
A. Tenaga kerja 0,139 4,000 0,556
B. Mutu produk 0,125 4,000 0,500
C. Fasilitas penunjang 0,097 3,000 0,292
D. Loyalitas karyawan 0,111 4,000 0,444
E. Ketersediaan bahan baku 0,118 4,000 0,472
F. Perusahaan keluarga 0,104 2,000 0,208
G. Tenaga marketing 0,097 1,000 0,097
H. Modal usaha 0,111 2,000 0,222
I. Promosi 0,097 1,000 0,097
TOTAL 1,000 2,889
43
Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal didapatkan
total skor sebesar 2,889, nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50,
menunjukkan posisi internal perusahaan cukup kuat, dimana perusahaan
memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan
mengantisipasi kelemahan internal.
2) Matriks EFE
Kemajuan teknologi merupakan peluang utama Jaya Printing
Garment dengan bobot 0,117 dan rating 4,000 sehingga diperoleh skor
sebesar 0,467. Sementara itu, faktor yang menjadi ancaman utama
perusahaan adalah kebijakan pemerintah dengan bobot 0,078 dan rating
1,000 sehingga diperoleh skor 0,078 (Tabel 7).
Tabel 7. Matriks EFE Jaya Printing Garment
FAKTOR EKSTERNAL Bobot
(a)
Rating
(b)
Skor
(axb)
A. Kapasitas produksi 0,106 4,000 0,422
B. Pangsa pasar 0,106 4,000 0,422
C. Kemajuan teknologi 0,117 4,000 0,467
D. Demokrafi dan social 0,078 4,000 0,311
E. Diversifikasi produk 0,100 3,000 0,300
F. Keberadaan perusahaan sejenis 0,111 1,000 0,111
G. Daya tawar menawar 0,117 1,000 0,117
H. Perusahaan pendatang baru 0,094 1,000 0,094
I. Kondisi ekonomi dan politik 0,094 2,000 0,189
J. Kebijakan pemerintah 0,078 1,000 0,078
TOTAL 1,000 2,511
Dari hasil analisis perhitungan faktor strategi eksternal didapatkan total
skor sebesar 2,511. Nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50, ini
berarti menunjukkan bahwa perusahaan memiliki strategi efektif yang
dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman/pengaruh
negatif dari lingkungan eksternalnya.
b. Analisis Matriks IE
Penentuan posisi strategi perusahaan dalam matriks IE didasarkan pada
hasil total nilai matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai
44
matriks EFE pada sumbu y (David, 2006). Total nilai matriks IFE sebesar
2,889 dan nilai matriks EFE sebesar 2,511. Dengan demikian posisi
perusahaan terletak pada sel V. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada sel
ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil identifikasi dari
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta posisi
persaingannya yang berada pada sel V, selanjutnya akan digunakan untuk
merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Posisi
perusahaan berdasarkan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6.
Tota
l S
kor
Fak
tor
Str
ateg
i E
kst
ernal
Total Skor Faktor Strategi Internal
Kuat Rata-rata Lemah
4,0 3,0 2,0
Tinggi I II III
Menengah IV V VI
Rendah VII VIII IX
Gambar 6. Matriks IE Jaya Printing Garment
c. Analisis Matriks SWOT
Pengembangan strategi pada matriks ini dilakukan sesuai hasil
matriks IE, dimana posisi perusahaan terletak pada kuadran V. Pencocokan
faktor strategi internal dan eksternal dilakukan dalam lingkup strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, EFE dan IE, maka dapat
disusun matriks SWOT yang akan menghasilkan empat tipe strategi yang
dapat dilakukan, yaitu strategi S-O, W-O, S-T dan W-T. Hasil analisis
SWOT dapat dilihat pada Tabel 8.
3,0
2,0
1,0
1,0
45
Tabel 8. Matriks SWOT Jaya Printing Garment
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
1. Tenaga kerja
2. Mutu produk
3. Pengalaman berusaha
4. Loyalitas karyawan
5. Ketersediaan bahan
baku
Kelemahan (W)
1. Manajemen bersifat
kekeluargaan
2. Tenaga pemasaran
3. Modal usaha
4. Promosi
Peluang (O)
1. Kapasitas produksi
2. Pangsa pasar
3. Kemajuan teknologi
4. Demografi dan sosial
5. Diversifikasi produk
Strategi S-O
- Menjaga hubungan
dengan pelanggan dan
pemasok (S1,S3,S5;
O2,O4,O5)
- Menjaga kualitas
produk (S1,S2,S5;
O1,O2,O3)
Strategi W-O
- Memaksimalkan
kapasitas produksi
yang masing ada
(W1,W3;
O1,O2,O3,O5)
- Peningkatan kegiatan
promosi (W2,W4;
O2,05)
Ancaman (T)
1. Keberadaan
perusahaan sejenis
2. Daya tawar menawar
3. Perusahaan pendatang
baru
4. Kondisi ekonomi dan
politik
5. Kebijakan pemerintah
Strategi S-T
- Meningkatkan
kreativitas dalam
menciptakan desain
produk yang baru
(S1,S2,S3;T1,T3)
- Memberikan harga
yang bersaing (S2,S5;
T1,T2,T3)
Strategi W-T
Memberikan kemudahan
pembayaran bagi pelanggan
yang mempunyai sejarah
pembayaran yang baik
(W1,W3; T4,T5)
Strategi Kekuatan-Peluang (SO)
1. Menjaga hubungan dengan pelanggan dan pemasok (S1,S3,S5;
O2,O4,O5)
Kondisi pasar yang semakin kompetitif saat ini, untuk mencari
keuntungan kompetitif tidak hanya dengan memperluas pengembangan
usaha, menjaga bagi kelangsungan hidup perusahaan lebih penting.
Komunikasi yang baik dan tidak membuat catatan hitam sangat penting
dalam menjaga hubungan baik dengan para pelanggan dan stakeholder.
Selain itu, sistem pembayaran tepat waktu adalah kunci menjaga
hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga keberlanjutan pasokan
bahan baku agar terjamin ketersediaan pasokan barang dan jasa yang
dibutuhkan untuk kelancaran operasi perusahaan.
46
Memberikan perlakuan istimewa terhadap seluruh pelanggan, serta
bersikap jujur dan adil dalam menjalankan transaksi jual-beli, merupakan
nilai tambah yang dapat dilakukan untuk menjaga loyalitas pelanggan.
Dengan terciptanya hubungan yang harmonis dengan para pelanggan,
memungkinkan menarik konsumen lain untuk menjadi mitra bisnis.
2. Menjaga kualitas produk (S1,S2,S5; O1,O2,O3)
Hasil pengamatan di lapangan, daya saing produk Jaya Printing
Garment cukup baik dibanding perusahaan sejenis karena produk yang
dihasilkan terlihat sudah berada di hampir setiap toko/departemen store
yang ada di kota-kota besar. Dengan pengalaman usaha dan memaksimal-
kan sumber daya yang dimiliki, baik tenaga kerja maupun ketersediaan
bahan baku, serta dukungan teknologi yang semakin canggih dapat
dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan mutu produk dalam rangka
peningkatan daya saing.
Strategi Kelemahan-Peluang (WO)
1. Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada (W3; O1,O2,
O3,O5)
Dengan dukung teknologi yang semakin modern, memungkinkan
perusahaann dapat meningkatkan kapasitas produksinya, karena saat ini
kapasitas produksi yang dihasilkan sekitar 90%. Namun demikian,
peningkatan produksi harus tetap menjaga mutu produk dan sesuai
spesifikasi yang diharapkan konsumen, berbeda dengan produk
pesaingnya.
2. Peningkatan kegiatan promosi (W2,W4; O2,05)
Peningkatan mutu produk sesuai spesifikasi yang diminta, serta
variasi produk, dapat menjadi sarana promosi yang efektif dalam
mengenalkan produk di pasaran. Untuk mengantisipasi persaingan dengan
pemain lama maupun baru, peningkatan kegiatan promosi merupakan
suatu keharusan agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan dan
produk tetap eksis di pasaran.
47
Strategi Kekuatan-Peluang (WO)
1. Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan desain produk yang baru
(S1,S2,S3; T1,T3)
Kekuatan dalam hal tenaga kerja dimiliki, kualitas produk dan
didukung pengalaman berusaha, memungkinkan perusahaan Jaya Printing
Garment melakukan inovasi baru dan berkreativitas dalam menciptakan
desain produk baru. Pengembangan produk juga dalam rangka
memperpanjang daur hidup produk, agar produk dapat terus diterima
konsumen.
2. Memberikan harga yang bersaing (S2,S5; T1,T2,T3)
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam
bidang yang sama, persaingan penetapan harga jual menjadi semakin
ketat. Penetapan harga jual produk di pasaran, walaupun dengan sedikit
perbedaan, sangat menentukan pilihan masyarakat dalam membeli produk
di pasar. Penetapan harga yang kompetitif dan bersaing dengan para
pesaing dapat dilakukan, selain melakukan potongan harga bila pembelian
melebihi batas tertentu.
Strategi Kelemahan-Ancaman (WT)
1. Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai
sejarah pembayaran yang baik (W1,W3; T4,T5)
Konsumen merupakan aset berharga yang harus dijaga dan
dipertahankan. Dengan semakin banyakya perusahaan sejenis yang
bermunculan menyebabkan posisi tawar konsumen semakin kuat.
Kekuatan bersaing pembeli bisa bergerak dari posisi lemah sampai kuat.
Untuk itu perlu dilakukan tindakan antisipasi untuk menjaga agar
konsumen tetap loyal, diantaranya dengan memberikan kemudahan bagi
pelanggan yang dinilai memiliki catatan yang baik dalam bertransaksi.
48
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil dari identifikasi faktor strategi internal, tenaga kerja yang dimiliki
merupakan kekuatan utama perusahaan dan kelemahan utamanya adalah
promosi dan tenaga pemasaran, Nilai IFE yang diperoleh sebesar 2,889 dan
nilai EFE sebesar 2,511, dimana posisi perusahaan terletak pada sel V.
2. Dalam Kinerja Keuangan dengan menggunakan Rasio yang umum dilakukan,
Rasio Likiditas – CR sebesar 9.26x maupun QR sebesar 4.2x menunjukkan
hutang lancar perusahaan masih dapat dicover oleh asset lancer. Sedangkan
Rasio Coverage EBITDA/DEBT sebesar 117,36%, menurun karena
meningkatnya HPP. Rasio Profitabilitas menurun menjadi 7,19% dikarenakan
HPP meningkat sehingga perusahaan harus menurunkan profit marginnya
supaya bisa bersaing, dan ini tercermin dari turunnya ROE perusahaan
menjadi 9.87%. Pertumbuhan Penjualan meningkat menjadi sebesar 1.75%
dikarenakan adanya peningkatan permintaan dari pelanggan existing. Secara
keseluruhan kondisi keuangan perusahaan 2010 menunjukkan nilai yang
positif.
3. Hasil Analisa SWOT untuk Jaya Printing Garment didapat alternative yang
dapat diterapkan, merupakan kombinasi dari (a) Strategi S-O, yaitu Menjaga
hubungan dengan pelanggan dan pemasok, Menjaga kualitas produk; (b)
Strategi W-O : Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada,
Peningkatan kegiatan promosi; (c) Strategi S-T : Meningkatkan kreativitas
dalam menciptakan desain produk yang baru, Memberikan harga yang
bersaing; (d) Strategi W-T Memberikan kemudahan pembayaran bagi
pelanggan yang mempunyai sejarah pembayaran yang baik.
A. Saran
1. Peningkatan promosi dan perekrutan tenaga pemasaran merupakan hal
penting yang perlu diperhatikan perusahaan untuk lebih mengenalkan produk
kepada masyarakat umum.
49
2. Untuk mengantisipasi piutang yang tertagih, perusahaan agar lebih selektif
dalam memilih pelanggan yang mendapat keringanan jangka waktu
pembayaran.
3. Peningkatan mutu produk agar lebih ditingkatkan, serta untuk menjaga
keberlangsungan produksi, diperlukan tindakan antisipasi terhadap
kemungkinan kelangkaan atau lonjakan harga bahan baku, diantaranya
dengan melakukan pembelian di awal (stok) dan bila memungkinkan
membuka jalur distribusi baru dalam pengadaan bahan baku.
50
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, H. W., O. C. Walker dan Jean-Claude Larréché. 2000. Manajemen
Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Buttle, F. 2004. Manajemen Hubungan Pelanggan: Concept and Tools (Terjemahan).
Bayumedia Publishing, Malang.
David, F.R. 2006. Manajemen Strategi (Terjemahan). PT. Prenhallindo, Jakarta.
__________. 2004. Manajemen Strategi: konsep-konsep. PT Indeks Kelompok
Gramedia, Jakarta.
Jusuf, J. 2008. Analisis Kredit Untuk Account Officer. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Kinnear, T.C. and J.R. Taylor. 1991. Marketing Research an Applied Approach.
Fourth Edition. Mc Graw Hill, New York.
Kotler, P. dan G. Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran (Terjemahan).
Erlangga. Jakarta.
Kotler, P. dan A.B. Susanto. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat, Jakarta.
McLeod, R., Jr dan George Schell. 2001. Sistem Informasi Manajemen. PT.
Intermasa, Jakarta.
Mulyono, TP. 1994. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Edisi Ketiga.
Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta.
Munawir, S. 1995. Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.
Nawawi H. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan
Industri. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Purnomo, S.H. dan Zulkieflimansyah. 1999. Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta.
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.
Saladin, D. 2004. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pengendalian. Linda Karya, Bandung.
Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Bogor. Ghalia Indonesia, Bogor.
Umar, H. 1997. Studi Kelayakan Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Yuwono, S., E. Sukarno dan M. Ichsan. 2007. Petunjuk Praktis Penyusunan
Balanced Score Card Menuju Organisasi yang berfokus pada Stratagi. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
51
LAMPIRAN
53
Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi
internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta
KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN
KAJIAN KINERJA DAN
PERSPEKTIF USAHA PAKAIAN JADI
(KASUS JAYA PRINTING GARMENT, JAKARTA)
Tujuan :
Mendapatkan penilaian responden mengenai faktor strategi internal dan eksternal
perusahaan dengan pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategik
tersebut untuk mempengaruhi atau menentukan keberhasilan analisa perumusan
strategi pemasaran
Petunjuk umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung dan tertulis oleh responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam mengisi kuesioner, responden diharapkan melakukannya secara
sekaligus (tidak menunda/sebagian) untuk menghindari inkonsistensi jawaban
Petunjuk khusus :
1. Pembobotan dengan metode Paired comparison yaitu penilaian bobot (weight)
dengan membandingkan setiap faktor strategi internal dan eksternal
organisasi, dimana setiap bobot peubah digunakan skala 1, 2 dan 3, dengan
keterangan berikut :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
2. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap
setiap faktor strategi internal dan eksternal perusahaan.
Lanjutan Lampiran 1.
I. Pertanyaan untuk Mendapatkan Bobot Faktor Strategi Internal
Faktor Internal A B C D E F G H I Total Bobot
A. Tenaga kerja
B. Mutu produk
C. Pengalaman berusaha
D. Loyalitas karyawan
E. Ketersediaan bahan baku
F. Manajemen bersifat kekeluargaan
G. Tenaga pemasaran
H. Modal usaha
I. Promosi
Contoh Pengisian :
- “Tenaga kerja” (A) pada baris/horizontal lebih penting dari “Mutu produk” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 3
- “Tenaga kerja” (A) pada baris/horizontal sama penting dengan “Mutu produk” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 2
- “Tenaga kerja” (A) pada baris/horizontal kurang penting dari “Mutu produk” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 1
55
28
Lanjutan Lampiran 1.
II. Pertanyaan untuk Mendapatkan Bobot Faktor Strategi Eksternal
Faktor Eksternal A B C D E F G H I J Total Bobot
A. Kapasitas produksi
B. Pangsa pasar
C. Kemajuan teknologi
D. Demografi dan sosial
E. Diversifikasi produk
F. Keberadaan perusahaan sejenis
G. Daya tawar menawar
H. Perusahaan pendatang baru
I. Kondisi ekonomi dan politik
J. Kebijakan pemerintah
Contoh Pengisian :
- “Kapasitas produksi” (A) pada baris/horizontal lebih penting dari “Pangsa pasar” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 3
- “Kapasitas produksi” (A) pada baris/horizontal sama penting dengan “Pangsa pasar” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 2
- “Kapasitas produksi” (A) pada baris/horizontal kurang penting dari “Pangsa pasar” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 1
56
57
Lanjutan Lampiran 1.
III. Pemberian nilai peringkat/rating terhadap faktor-faktor strategi internal
Petunjuk Pengisian :
1. Pemberian nilai peringkat/rating menunjukkan tingkat faktor strategi sebagai
kekuatan atau kelemahan. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada
keterangan berikut :
Nilai 4, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kekuatan utama
Nilai 3, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kekuatan kecil
Nilai 2, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kelemahan kecil
Nilai 1, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kelemahan utama
2. Pengisian kolom penilaian peringkat/rating menggunakan tanda silang (X)
Faktor Internal 4 3 2 1
Kekuatan
Tenaga kerja
Mutu produk
Pengalaman berusaha
Loyalitas karyawan
Ketersediaan bahan baku
Kelemahan
Manajemen bersifat kekeluargaan
Tenaga marketing
Modal usaha
Promosi
58
Lanjutan Lampiran 1.
IV. Pemberian nilai peringkat/rating terhadap faktor-faktor strategi eksternal
A. Petunjuk Pengisian :
1. Pemberian nilai peringkat/rating didasarkan pada kemampuan organisasi
dalam meraih peluang. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan
berikut :
Nilai 4, jika organisasi mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam
meraih peluang tersebut
Nilai 3, jika organisasi mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih
peluang tersebut
Nilai 2, jika organisasi mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam
meraih peluang tersebut
Nilai 1, jika organisasi mempunyai kemampuan yang tidak baik dalam
meraih peluang tersebut
2. Pengisian kolom penilaian peringkat/rating menggunakan tanda check list ()
Faktor Eksternal 4 3 2 1
Peluang
Kapasitas produksi
Pangsa pasar
Kemajuan teknologi
Demografi dan social
Diversifikasi produk
B. Petunjuk Pengisian :
1. Pemberian nilai peringkat/rating didasarkan pada kemampuan organisasi
dalam meraih peluang. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan
berikut :
Nilai 4, jika faktor ancaman memberikan pengaruh yang sangat kuat
terhadap organisasi
Nilai 3, jika faktor ancaman memberikan pengaruh kuat terhadap organisasi
Nilai 2, jika faktor ancaman memberikan pengaruh biasa terhadap
organisasi
Nilai 1, jika faktor ancaman memberikan tidak memberikan pengaruh
terhadap organisasi
2. Pengisian kolom penilaian peringkat/rating menggunakan tanda check list ()
Faktor Eksternal 4 3 2 1
Ancaman
Keberadaan perusahaan sejenis
Daya tawar menawar
Perusahaan pendatang baru
Kondisi ekonomi dan politik
Kebijakan pemerintah
59
Lampiran 2. Kuesioner untuk penilaian pengembangan produk
KUESIONER : BAGI PEMILIK PERUSAHAAN
KAJIAN KINERJA DAN
PERSPEKTIF USAHA PAKAIAN JADI
(KASUS JAYA PRINTING GARMENT, JAKARTA)
Tujuan :
Mendapatkan penilaian responden mengenai prospek pengembangan usaha
melalui pendekatan rasio finansial (PBP, B/C Ratio, BEP, NPV dan IRR)
Petunjuk :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung dan tertulis oleh responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam mengisi kuesioner, responden diharapkan melakukannya secara
sekaligus (tidak menunda/sebagian) untuk menghindari inkonsistensi jawaban
Kegunaan :
Data yang diperoleh akan digunakan sebagai bahan dalam melakukan analisa
kelayakan pengembangan usaha, serta untuk mengetahui aspek teknis produksi
dan manajemen operasi.
Demikian yang dapat disampaikan. Atas perhatian, kesediaan dan kerjasamanya
dalam mengisi kuesioner ini, diucapkan terima kasih.
Hormat kami,
R.Deddy Hermawan
F352060055
60
Lanjutan Lampiran 2.
A. Profil Usaha
1. Nama Responden : ...................................................................
2. Alamat : ...................................................................
3. Pendidikan : ...................................................................
4. Usia : ...................................................................
5. Jabatan : ...................................................................
6. Modal awal : ...................................................................
7. Nilai aset : ...................................................................
8. Jenis modal : ( ) modal sendiri
( ) pinjaman bank, bunga : .........../tahun
( ) pinjaman koperasi
( ) lainya, sebutkan ..................
9. Kapasitas produksi : ...................................................................
10. Rataam omzet/bulan : ...................................................................
11. Jumlah karyawan : ...................................................................
a. Tetap : ...................................................................
b. Tidak tetap : ...................................................................
B. Keadaan Umum
1. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Bagaimana perkembangan usaha hingga saat ini ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
61
Lanjutan Lampiran 2.
3. Bagaimana lokasi dan kondisi geografis usaha ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
C. Aspek Teknis dan Produksi
Investasi dan peralatan proses produksi
1. Berapa luas lahan yang digunakan ?
........................................................................................................................
2. Berapa nilai lahan ?
........................................................................................................................
3. Kapan bangunan didirikan?
........................................................................................................................
4. Apa saja bangunan dan peralatan produksi yang digunakan, berapa umur
ekonomis dan penyusutan/tahun ?
No. Jenis pengeluaran Jumlah
(unit)
Umur
ekonomis
Penyusutan
/tahun
1. Bangunan
a……………..
b……………..
c……………..
2. Peralatan
a……………..
b……………..
c……………..
d……………..
e……………..
f……………...
g……………..
62
Lanjutan Lampiran 2.
Proses produksi dan layout
1. Bahan baku apa saja yang digunakan ? Berapa banyak penggunaan bahan
baku ?
No. Jenis bahan Satuan Asal
pasokan
Jumlah
pemesanan/bln
Sistem
pembayaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
2. Bagaimana proses produksi di Jaya Printing Garment, Jakarta ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
63
Lanjutan Lampiran 2.
3. Apakah ada standar mutu dari produk yang dihasilkan ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Jenis, kapasitas produksi dan tenaga kerja
1. Apa saja produk yang dihasilkan oleh Jaya Printing Garment, Jakarta ?
Berapa kapasitas masing-masing produk ? Berapa lama waktu produksi
untuk masing-masing produk ?
No. Jenis produk Kapasitas produksi Waktu produksi
1.
2.
3.
4.
5.
2. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan, baik tetap maupun tidak teta?
Karyawan tetap : ..................................................................................
Karyawan tidak tetap : .................................................................................
3. Bagaimana pembagian kerja dalam proses produksi ? Apa tugas masing-
masing posisi ?
No. Posisi Jumlah
(orang) Tugas
1.
2.
3.
4.
5.
64
Lanjutan Lampiran 2.
4. Bagaimana sistem pembayaran gaji ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
5. Besarnya gaji yang dibayarkan apakah berdasarkan pengalaman kerja/
masa kerja/lainnya ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
D. Aspek Komersial
1. Apakah keunggulan dari produk Jaya Printing Garment, Jakarta ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Bagaimana tingkat persaingan produk di pasaran ? Apakah persaingan
mempengaruhi penjualan produk ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3. Siapa pesaing yang paling berpengaruh ? Sebutkan :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
4. Berapa harga jual untuk masing-masing produk ?
No. Jenis produk Satuan Harga
1.
2.
3.
4.
5.
65
Lanjutan Lampiran 2.
5. Apakah ada perbedaan harga dengan pesaing ? Sebutkan (Rp.) :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
6. Bagaimana permintaan pasar terhadap produk Jaya Printing Garment,
Jakarta ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
7. Apakah ada peningkatan penjualan ? Berapa rata-rata peningkatan setiap
tahunnya ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
8. Kepada siapa saja produk dijual selama ini (segmen pasar) ? Bagaimana
sistem pembayarannya ?
No. Jenis konsumen Sistem pembayaran
Tunai Kredit
1. Pengguna akhir
2. Toko/swalayan
3. Industri farmasi
4. Lainnya, sebutkan ..........................
9. Apakah perusahaan memberlakukan potongan harga untuk pembelian
dalam jumlah besar ? Berapa besarnya ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
10. Bagaimana cara perusahaan memasarkan produk?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
11. Berapa besarnya biaya untuk promosi (beriklan) ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
66
Lanjutan Lampiran 2.
E. Aspek Manajemen
1. Bagaimana struktur organisasi di Jaya Printing Garment, Jakarta ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Apa saja kewenangan dan deskripsi tugas untuk masing-masing posisi ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
67
Lanjutan Lampiran 2.
F. Aspek keuangan
1. Berapa jumlah penerimaan setiap tahunnya (tiga tahun terakhir : 2007-
2009)?
No. Jenis penerimaan Tahun
2007 2008 2009
1. Penjualan produk
2. Nilai sisa
Total penerimaan
2. Berapa pengeluaran tunai, antara lain :
a. Investasi (nilai tanah, bangunan dan peralatan)
No. Jenis pengeluaran Jumlah
(unit)
Harga
satuan
(Rp)
Total
(Rp)
Umur
ekonomis
1. Tanah
2. Bangunan
a……………..
b……………..
c……………..
3. Peralatan
a……………..
b……………..
c……………..
d……………..
e……………..
f……………...
g……………..
h……………..
i……………...
j……………..
Total
68
Lanjutan Lampiran 2.
b. Operasional
No. Biaya operasional Biaya (Rp/th) %
1. Sewa lahan
2. Gaji
3. Pembelian bahan baku
4. Perawatan
5. Transportasi
6. Administrasi
7. Listrik, air dan telepon
8. Pemasaran
9. Biaya asuransi
10. Pajak
11. Bunga pinjaman (apabila
modal berupa pinjaman)
Total
Lampiran 3. Perhitungan bobot faktor strategi internal
Pemilik
FAKTOR INTERNAL A B C D E F G H I Total Bobot
A. Tenaga kerja 0 2 3 3 2 3 2 3 2 20 0,139
B. Mutu produk 2 0 2 2 2 3 2 2 3 18 0,125
C. Pengalaman berusaha 1 2 0 2 2 2 2 2 1 14 0,097
D. Loyalitas karyawan 1 2 2 0 2 2 3 2 2 16 0,111
E. Ketersediaan bahan baku 2 2 2 2 0 3 2 1 3 17 0,118
F. Manajemen bersifat kekeluargaan 1 1 2 2 1 0 3 2 3 15 0,104
G. Tenaga marketing 2 2 2 1 2 1 0 2 2 14 0,097
H. Modal usaha 1 2 2 2 3 2 2 0 2 16 0,111
I. Promosi 2 1 3 2 1 1 2 2 0 14 0,097
TOTAL 12 14 18 16 15 17 18 16 18 144 1,000
Lampiran 4. Perhitungan bobot faktor strategi eksternal
Pemilik
FAKTOR EKSTERNAL A B C D E F G H I J Total Bobot
A. Kapasitas produksi 0 1 2 3 2 2 2 2 2 3 19 0,106
B. Pangsa pasar 3 0 2 3 2 2 2 2 1 2 19 0,106
C. Kemajuan teknologi 2 2 0 2 2 2 3 3 2 3 21 0,117
D. Demokrafi dan sosial 1 1 2 0 2 1 1 2 2 2 14 0,078
E. Diversifikasi produk 2 2 2 2 0 3 1 2 3 1 18 0,100
F. Keberadaan perusahaan sejenis 2 2 2 3 1 0 2 2 3 3 20 0,111
G. Daya tawar menawar 2 2 1 3 3 2 0 3 2 3 21 0,117
H. Perusahaan pendatang baru 2 2 1 2 2 2 1 0 3 2 17 0,094
I. Kondisi ekonomi dan politik 2 3 2 2 1 1 2 1 0 3 17 0,094
J. Kebijakan pemerintah 1 2 1 2 3 1 1 2 1 0 14 0,078
TOTAL 17 17 15 22 18 16 15 19 19 22 180 1,000
Lampiran 5. Rekapitulasi bobot faktor strategi internal dan eksternal
FAKTOR INTERNAL Pemilik Jumlah Rata-rata
A. Tenaga kerja 0,139 0,139 0,139
B. Mutu produk 0,125 0,125 0,125
C. Pengalaman berusaha 0,097 0,097 0,097
D. Loyalitas karyawan 0,111 0,111 0,111
E. Ketersediaan bahan baku 0,118 0,118 0,118
F. Manajemen bersifat kekeluargaan 0,104 0,104 0,104
G. Tenaga marketing 0,097 0,097 0,097
H. Modal usaha 0,111 0,111 0,111
I. Promosi 0,097 0,097 0,097
TOTAL 1,000 1,000 1,000
FAKTOR EKSTERNAL Direktur Jumlah Rata-rata
A. Kapasitas produksi 0,106 0,106 0,106
B. Pangsa pasar 0,106 0,106 0,106
C. Kemajuan teknologi 0,117 0,117 0,117
D. Demokrafi dan sosial 0,078 0,078 0,078
E. Diversifikasi produk 0,100 0,100 0,100
F. Keberadaan perusahaan sejenis 0,111 0,111 0,111
G. Daya tawar menawar 0,117 0,117 0,117
H. Perusahaan pendatang baru 0,094 0,094 0,094
I. Kondisi ekonomi dan politik 0,094 0,094 0,094
J. Kebijakan pemerintah 0,078 0,078 0,078
TOTAL 1,000 1,000 1,000
Lampiran 6. Rekapitulasi perhitungan rating faktor strategi internal dan eksternal
FAKTOR INTERNAL Pemilik Jumlah Rata-rata
A. Tenaga kerja 4,000 4,000 4,000
B. Mutu produk 4,000 4,000 4,000
C. Pengalaman berusaha 3,000 3,000 3,000
D. Loyalitas karyawan 4,000 4,000 4,000
E. Ketersediaan bahan baku 4,000 4,000 4,000
F. Manajemen bersifat kekeluargaan 2,000 2,000 2,000
G. Tenaga marketing 1,000 1,000 1,000
H. Modal usaha 2,000 2,000 2,000
I. Promosi 1,000 1,000 1,000
TOTAL 25,000 25,000 2,778
FAKTOR EKSTERNAL Pemilik Jumlah Rata-rata
A. Kapasitas produksi 4,000 4,000 4,000
B. Pangsa pasar 4,000 4,000 4,000
C. Kemajuan teknologi 4,000 4,000 4,000
D. Demokrafi dan sosial 4,000 4,000 4,000
E. Diversifikasi produk 3,000 3,000 3,000
F. Keberadaan perusahaan sejenis 1,000 1,000 1,000
G. Daya tawar menawar 1,000 1,000 1,000
H. Perusahaan pendatang baru 1,000 1,000 1,000
I. Kondisi ekonomi dan politik 2,000 2,000 2,000
J. Kebijakan pemerintah 1,000 1,000 1,000
TOTAL 25,000 25,000 2,500
Lampiran 7. Perhitungan Matriks IFE dan EFE
Matriks IFE
FAKTOR INTERNAL Bobot Rating SkorA. Tenaga kerja 0,139 4,000 0,556B. Mutu produk 0,125 4,000 0,500C. Pengalaman berusaha 0,097 3,000 0,292D. Loyalitas karyawan 0,111 4,000 0,444E. Ketersediaan bahan baku 0,118 4,000 0,472
F. Manajemen bersifat kekeluargaan 0,104 2,000 0,208G. Tenaga marketing 0,097 1,000 0,097
H. Modal usaha 0,111 2,000 0,222
I. Promosi 0,097 1,000 0,097
TOTAL 1,000 2,889
Matriks EFE
FAKTOR EKSTERNAL Bobot Rating SkorA. Kapasitas produksi 0,106 4,000 0,422B. Pangsa pasar 0,106 4,000 0,422C. Kemajuan teknologi 0,117 4,000 0,467D. Demokrafi dan sosial 0,078 4,000 0,311E. Diversifikasi produk 0,100 3,000 0,300
F. Keberadaan perusahaan sejenis 0,111 1,000 0,111G. Daya tawar menawar 0,117 1,000 0,117
H. Perusahaan pendatang baru 0,094 1,000 0,094
I. Kondisi ekonomi dan politik 0,094 2,000 0,189J. Kebijakan pemerintah 0,078 1,000 0,078
TOTAL 1,000 2,511