kajian fiskal regional tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan...

133

Upload: truongthu

Post on 07-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada
Page 2: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada
Page 3: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

Kajian Fiskal Regional Tahunan (Annual Regional Fiscal Report)

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017

Page 4: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada
Page 5: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU i

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kita panjatkan kepada Allah SWT

atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan Kajian

Fiskal Regional Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 dengan baik.

Kajian Fiskal Regional diterbitkan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Nomor 30/PB/2013 dan Surat Edaran Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Nomor SE-61/PB/2017 sebagai sarana untuk membangun komunikasi

dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal

maupun eksternal.

Dengan demikian, diharapkan para pemangku kepentingan dalam hal ini

Pemerintah Daerah, Satuan Kerja Pemerintah Pusat, pelaku usaha, serta akademisi di

lingkup Provinsi Kepulauan Riau dapat memperoleh masukan dalam merumuskan

kebijakan pengembangan ekonomi daerah, sehingga bisa memberikan manfaat untuk

pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang.

Adapun beberapa aspek yang menjadi bahasan utama dalam kajian adalah

perkembangan ekonomi regional, perkembangan keuangan pemerintah pusat dan

daerah, keunggulan dan potensi daerah, serta tantangan fiskal yang dihadapi daerah.

Dalam penyusunan Kajian Fiskal Regional Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017

ini kami banyak memperoleh dukungan dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan

Riau, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, dan Seluruh Pemerintah

Daerah Lingkup Provinsi Kepulauan Riau. Oleh karena itu, kami menyampaikan

apresiasi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, semoga kerjasama yang telah

terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang.

Kami menyadari penyusunan Kajian Fiskal Regional ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas

Kajian Fiskal Regional ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, terutama untuk

kemakmuran masyarakat Kepulauan Riau.

Tanjungpinang, Februari 2017 Kepala Kantor

Heru Pudyo Nugroho NIP 19721112 199803 1 002

Page 6: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II ii

TIM PENYUSUN

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI

KEPULAUAN RIAU

Penanggungjawab: Kepala Kanwil DItjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Heru Pudyo Nugroho

Ketua Kepala Bidang PPA II

Edy Sutriono

Wakil Ketua: Haryando Anil

Penulis:

Dhika Habibi Zakaria Haryando Anil

Desain Cover dan Layout: Dhika Habibi Zakaria

Kontributor: Jaruli Simanullang

Mas Nursanto Benjamin Franklin Marudur Manurung

Page 7: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU iii

RINGKASAN EKSEKUTIF Kondisi laju pertumbuhan ekonomi Kepri mengalami perlambatan semenjak 5

(lima) tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Kepri berada pada angka 2,01 persen (yoy)

dan yang merupakan angka terendah dibandingkan dengan angka pertumbuhan

ekonomi pada periode yang sama selama kurun waktu 2012-2017. Melambatnya

pertumbuhan ekonomi Kepri di dorong oleh lesunya sektor industri pengolahan (43,91

persen), konstruksi (20,42 persen) dan pertambangan (18,08 persen) yang merupakan

sektor dominan dari sisi penawaran. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kepri

dipengaruhi oleh Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PDRB) (38,13 persen)

dan Konsumsi Rumah Tangga (37,45 persen). Inflasi Kepri 2017 terjaga di 3,61 persen

(target 4±1%), penyumbangan inflasi tertinggi ada pada kelompok bahan makanan yang

sangat sensitif terhadap kondisi cuaca dan gelombang laut (menghambat jalur

distribusi).

Dengan IPM sebesar 73,99, Kepri berada pada peringkat IPM ke-empat tertinggi

di Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan keberhasilan percepatan pembangunan di

Kepri khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Namun bila dilihat

secara parsial, masih terdapat 3 Kabupaten/Kota yang memiliki IPM di bawah Nasional

(70.18) yakni Kabupaten Karimun (69,84), Kabupaten Lingga (62,44), dan Kabupaten

Kepulauan Anambas (66,30). Tingkat kemiskinan (6,13 persen) dan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) (7,16 persen) mengalami peningkatan, diduga

merupakan dampak dari lesunya pertumbuhan ekonomi di Kepri yang sangat

dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global.

Tren negatif pertumbuhan ekonomi Kepri dianggap sebagai penyebab mayor

turunnya pendapatan Pemerintah Pusat. Realisasi pendapatan Pemerintah Pusat tahun

2017 sebesar 7,43 triliun, turun -4,65 persen dari tahun 2016 yang sebesar Rp7,78

triliun. Penambahan basis pajak dari hasil program Tax Amnesty 2016-2017 belum

mampu memperbaiki penerimaan pajak di akhir 2017. Namun terjadi peningkatan

belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1,08 triliun dari belanja Pemerintah Pusat tahun

2016 sebesar Rp5,22 triliun. Kondisi ini menyebabkan melebarnya celah defisit APBN

Kepri sebesar 7,80 persen (yoy) dengan nominal Rp5,63 triliun. Defisit APBN Kepri

tersebut belum memperhitungkan PNBP Sumber Daya Alam (SDA) yang dicatat

langsung sebagai penerimaan di Pusat. Selanjutnya, Alokasi Dana Transfer ke Daerah

dan Dana Desa untuk Kepri pada tahun 2017 mencapai Rp7,55 triliun, turun -7,65

persen dibandingkan tahun 2016. Harga migas yang terus terkoreksi turun di tahun

2017 merupakan salah satu satu faktor pendorong anjloknya total penerimaan Transfer

ke Daerah dan Dana Desa pada tahun 2017.

Page 8: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II iv

Selain penggunaan instrumen dana APBN, pemerintah pusat berupaya

mendorong laju perekonomian Kepri melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Penyaluran KUR pada tahun 2017 mencapai Rp390,69 triliun mengalami penurunan

37,89 persen dari penyaluran tahun lalu. Penurunan tersebut diduga karena gaung

rencana kebijakan pemerintah yang akan menurunkan suku bunga KUR menjadi 7

persen, sehingga masyarakat menahan diri untuk melakukan peminjaman KUR di tahun

2018. Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran KUR 2017 didominasi oleh sektor

perdagangan dengan 65,24%, sedangkan berdasarkan skema penyaluran didominasi

oleh KUR Mikro dengan porsi 58.02%. Jika dilihat letak geografis Kepri yang

bertetangga dengan Malaysia dan Singapura, seharusnya penyaluran KUR skema TKI

menjadi skema yang dominan di salurkan di Kepri. Namun di tahun 2017 tidak terdapat

penyaluran KUR TKI di Kepri. Rendahnya penyaluran ditengarai bersumber dari

maraknya praktek TKI ilegal sehingga calon TKI, TKI dan Purna TKI tidak memiliki

dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR.

Alokasi dan realisasi APBD lingkup Kepri dalam tren membaik pada tahun 2017.

Capaian realisasi pendapatan APBD turun 2,43 persen dari tahun 2016, namun secara

nominal realisasi tahun 2017 yang lebih tinggi Rp55,96 miliar dari tahun 2016. Kebijakan

penyaluran DAK Fisik Tambahan Penyelesaian Tahun 2016 yang di- carry over ke

tahun 2017 membawa dampak positif pada celah fiskal APBD lingkup Kepri. Dari sisi

pelaksanaan APBD, kinerja pendapatan asli daerah pada tahun 2017 dapat dikatakan

cukup baik dengan indikasi peningkatan PAD sebesar 27,11 persen dari tahun 2016.

Terjadi peningkatan pada komponen hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan sebesar 65,40 persen. Hal ini di dorong oleh penerimaan laba atas

penyertaan modal pada BUMD yang melebihi target yang telah ditetapkan.

Dari alokasi belanja APBD, hampir semua urusan mengalami kenaikan

anggaran dengan rata-rata peningkatan 48,31 persen. Berdasarkan porsinya, urusan

yang mendapatkan porsi alokasi terbesar merupakan urusan Administrasi

Pemerintahan (35,38 persen), Pendidikan (19,37 persen), Kesehatan (11,32 persen),

dan Pekerjaan Umum (10,55 persen). Porsi belanja tersebut menunjukkan bahwa

kebijakan Pemda menitikberatkan pada pelayanan pada masyarakat, pembangunan

sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan, serta pembangunan

infrastruktur untuk menunjang perekonomian. Hal tersebut juga tergambar dari,

pengalokasian belanja berdasarkan jenis belanja. Jeni Belanja Langsung yang

berhubungan langsung dengan pencapaian program dan kegiatan Pemda memiliki

porsi terbesar yaitu sebesar 58,34 persen, dibandingkan dengan porsi Belanja Tidak

Langsung sebesar 42,66 persen. Namun dari sisi eksekusi APBD, Belanja Langsung

Page 9: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU v

hanya terealisasi sebesar 88,22 persen lebih kecil dari realisasi Belanja Tidak Langsung

yang terealisasi sebesar 94,22 persen.

Kemudian untuk mengukur kesehatan fiskal masing-masing Pemerintah Daerah

di Kepri, dilakukan Ten Point Test yang dikembangkan oleh Kenneth W. Brown (1993).

Dalam ten point test, setiap rasio yang digunakan mengarah pada empat aspek

kesehatan fiskal yaitu pendapatan, pengeluaran, posisi operasi dan struktur utang. Dari

hasil tes di peroleh bahwa Pemda Kabupaten Bintan memiliki tingkat kesehatan fiskal

paling baik di Kepri. Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam

yang pada tahun 2016 berada pada posisi terbaik, memperoleh nilai tertinggi di 2 (dua)

indikator penilaian yaitu: (1) Kemampuan mendanai Belanja Daerah, dan (2)

Optimalisasi SiLPA.

Dari sisi Belanja Konsolidasian, komposisi belanja didominasi oleh belanja yang

bersifat konsumtif. Komposisi belanja barang dan belanja pegawai yang masing-masing

porsinya sebesar 40,88 persen dan 28,19 persen jauh lebih tinggi dibandingkan belanja

modal sebesar 21,63 persen. Dari analisis dampak kebijakan fiskal kesejahteraan

regional, diketahui bahwa laju tingkat kesejahteraan masyarakat tidak linier dengan

peningkatan alokasi anggaran oleh pemerintah. Ketidaklinearan tersebut menunjukkan

bahwa peningkatan anggaran yang digunakan oleh pemerintah tidak serta merta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilihat dari sisi kesenjangan, penciptaan

lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pembangunan manusia, dan

pengentasan kemiskinan. Untuk itu pemerintah perlu mengevaluasi setiap program dan

kegiatan agar berjalan secara efektif dan menghasilkan outcome sesuai dengan yang

diharapkan

Berdasarkan hasil analisis overlay (gabungan dari empat analisis: LQ, MRP, SS-

EM dan Shift Share) Kepri memiliki dua sektor unggulan yang potensial untuk

dikembangkan yaitu Sektor Listrik & Gas dan Sektor Konstruksi. Pengembangan sektor

Listrik & Gas telah menjadi urgensi bagi Kepri karena rasio elektrifikasi Kepri baru

mencapai 73,53 persen, jauh di bawah rasio elektrifikasi nasional (88,30 persen).

Bahkan, saat ini Kepri berada di peringkat ke-7 terbawah untuk rasio elektrifikasi. Hal

ini menunjukkan bahwa sektor ini memiliki ruang yang sangat luas untuk berkembang

karena masih banyak permintaan yang belum terpenuhi. Dan keberhasilan Kepri dalam

mencapai rasio elektrifikasi akan menjadi daya tawar kepada pihak investor. Sampai

saat ini perkembangan sektor konstruksi bidang sipil sebagian besar didorong oleh

belanja infrastruktur pemerintah. Hal tersebut diprioritaskan untuk menciptakan iklim

investasi yang kondusif dan menarik.

Pembangunan manusia dengan indikator kesehatan dan pendidikan serta

membangun kembali potensi Indonesia sebagai negara maritim dan agraris dengan

Page 10: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II vi

terwujudnya kedaulatan pangan merupakan program prioritas pemerintah di tahun 2017

sebagaimana diungkapkan dalam RKP 2017 maupun nota Keuangan APBNP 2017.

Pemerintah Pusat dan Daerah telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk

3 bidang tersebut dengan pembagian porsi Pemerintah Daerah sebesar 81,52 persen

(Rp4,91 triliun). Dan porsi yang pada anggaran K/L adalah sebesar 18,48 persen

(Rp1,11 triliun). Dalam rangka mewujudkan capaian prioritas nasional yang efektif dan

efisien di 3 bidang tersebut perlu dilakukan sinkronisasi pembangunan dari kedua

sumber dana tersebut. Sinkronisasi di bidang pendidikan telah berjalan efektif dan

efisien dengan berdampak pada naiknya partisipasi murni usia sekolah di Kepri. Di

bidang kesehatan, indikator keluhan kesehatan menunjukkan tren penurunan. Hal

tersebut merupakan dampak sinergi dari pemisahan fokus pada masing-masing

instansi, yaitu Instansi daerah fokus pada pemenuhan ketersediaan sarana kesehatan

sedangkan instansi vertikal fokus pada pengawasan dan pencegahan wabah penyakit.

Sedangkan di bidang ketahanan pangan perlu dilakukan evaluasi terhadap kegiatan

yang telah dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan masih bersifat pasif

atau hanya sebatas penyediaan sarana dan prasarana, belum menyentuh kepada

pengembangan kapasitas/kemampuan petani. Pencapaian ketahanan pangan melalui

produksi pangan mungkin objektifnya dapat diutamakan pada peningkatan pendapatan

petani dengan lebih terkonsentrasi pada pemberdayaan petani (UU No. 19 tahun 2013

tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani) melalui koperasi tani khususnya para

petani kecil, peningkatan kapasitas petani melalui pendidikan lapangan, maupun usaha

tani yang bersifat korporasi.

.

Page 11: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU vii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------------------------------------------- I

TIM PENYUSUN ------------------------------------------------------------------------------------------------------- II

RINGKASAN EKSEKUTIF ---------------------------------------------------------------------------------------------- III

DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- VII

DAFTAR GAMBAR ----------------------------------------------------------------------------------------------------- X

DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------------------------------------------ XIII

BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ------------------------------------------------------------ 1

1.1 INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL -------------------------------------------------------- 1

1.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) -------------------------------------------------------------- 1

1.1.2 Suku Bunga ------------------------------------------------------------------------------------------- 6

1.1.3 Inflasi ------------------------------------------------------------------------------------------------- 7

1.1.4 Nilai Tukar -------------------------------------------------------------------------------------------- 8

1.2 INDIKATOR PEMBANGUNAN ------------------------------------------------------------------------ 9

1.2.1 Indeks Pembangunan Manusia ------------------------------------------------------------------------ 9

1.2.2 Kemiskinan ------------------------------------------------------------------------------------------- 10

1.2.3 Ketimpangan ------------------------------------------------------------------------------------------ 11

1.2.4 Kondisi Ketenagakerjaan ------------------------------------------------------------------------------ 11

1.3 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL ---------------------- 13

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL -------------------------------- 15

2.1 APBN TINGKAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU ------------------------------------------------------ 15

2.2 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI ------------------------------------------- 16

2.2.1 Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi ---------------------------------------- 16

2.2.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak -------------------------------------------------------------------- 18

2.2.3 Pendapatan Hibah ------------------------------------------------------------------------------------ 19

2.2.4 Analisis Sensitivitas Pendapatan Pemerintah Pusat ------------------------------------------------- 19

2.3 BELANJA PEMERINTAH PUSAT -------------------------------------------------------------------- 20

2.3.1 Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi ------------------------------------------------- 20

2.3.2 Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Fungsi ----------------------------------------------------- 21

2.3.3 Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Jenis Belanja ---------------------------------------------- 23

2.3.4 Analisis Kapasitas dan Efisiensi Fiskal Pemerintah Pusat ------------------------------------------- 24

2.3.5 Analisis Belanja Pemerintah Pusat Untuk Pembangunan Manusia ----------------------------------- 25

2.3.6 Analisis Belanja Pemerintah Pusat Pendukung Sektor dan Subsektor Ekonomi Unggulan ----------- 26

2.3.7 Analisis Pengaruh Belanja Pemerintah Pusat Terhadap Indikator Ekonomi ------------------------- 27

2.4 ANALISIS CASH FLOW PEMERINTAH PUSAT ------------------------------------------------------- 29

2.5 TRANSFER KE DAERAH ---------------------------------------------------------------------------- 31

2.6 PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM PUSAT --------------------------------------------------- 32

2.6.1 Profil dan Jenis Layanan Satuan Kerja Badan Layanan Umum -------------------------------------- 33

Page 12: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II viii

2.6.2 Analisis Kemandirian Badan Layanan Umum --------------------------------------------------------- 34

2.6.3 Potensi Satker PNBP Menjadi Satker BLU ------------------------------------------------------------ 34

2.7 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI ---------------------------------------------------------- 35

2.7.1 Penerusan Pinjaman --------------------------------------------------------------------------------- 35

2.7.2 Kredit Program ------------------------------------------------------------------------------------- 36

2.7.3 Analisis Pertumbuhan KUR -------------------------------------------------------------------------- 39

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD -------------------------------------------------------- 41

3.1 APBD LINGKUP PROVINSI KEPULAUAN RIAU ------------------------------------------------------- 41

3.2 PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH -------------------------------------------------------------- 42

3.2.1 Penerimaan Pemerintah Daerah Berdasarkan Jenis Belanja ---------------------------------------- 42

3.2.2 Analisis Kesehatan Penerimaan APBD Agregat ------------------------------------------------------ 43

3.2.3 Analisis Sensitivitas Pendapatan Pemda ------------------------------------------------------------- 44

3.3 BELANJA PEMERINTAH DAERAH ------------------------------------------------------------------ 44

3.3.1 Belanja Pemerintah Daerah Berdasarkan Urusan --------------------------------------------------- 44

3.3.2 Belanja Pemerintah Daerah Berdasarkan Fungsi ---------------------------------------------------- 45

3.3.3 Belanja Pemerintah Daerah Berdasarkan Jenis Belanja --------------------------------------------- 46

3.4 PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH ------------------------------------------------- 47

3.4.1 Profil dan Jenis Layanan Satuan Kerja Badan Layanan Umum Daerah ------------------------------ 47

3.4.2 Perkembangan Pengelolaan Aset Badan Layanan Umum Daerah ------------------------------------ 48

3.4.3 Analisis Legal Badan Layanan Umum Daerah -------------------------------------------------------- 48

3.5 PENGELOLAAN INVESTASI DAERAH --------------------------------------------------------------- 49

3.5.1 Bentuk Investasi Daerah ----------------------------------------------------------------------------- 49

3.5.2 Profil dan Jenis BUMD ------------------------------------------------------------------------------- 49

3.6 SiLPA DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH DAERAH -------------------------------------------------- 49

3.6.1 Perkembangan Surplus/Defisit APBD --------------------------------------------------------------- 49

3.6.2 Pembiayaan Daerah ----------------------------------------------------------------------------------50

3.7 ANALISIS APBD LAINNYA -------------------------------------------------------------------------- 51

3.7.1 Analisis Horizontal dan Vertikal ---------------------------------------------------------------------- 51

3.7.2 Analisis Kesehatan Fiskal Daerah Dengan Ten Point Test -------------------------------------------- 53

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ------------ 61

4.1 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian ---------------------------------------------------- 61

4.2 Pendapatan Konsolidasian ----------------------------------------------------------------------- 62

4.2.1 Sensitivitas Pendapatan Konsolidasian Kepri -------------------------------------------------------- 62

4.3 Belanja Konsolidasian -------------------------------------------------------------------------------- 63

4.4 Analisis Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Kesejahteraan Regional -------------------------------- 64

BAB V KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN REGIONAL ---------------------------------------- 65

5.1 SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSIAL DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BERDASARKAN ANALISIS LQ,

MRP, DAN SS-EM --------------------------------------------------------------------------------- 65

5.3 SEKTOR POTENSIAL DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ---------------------------------------------- 66

Page 13: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU ix

5.3.1 Sektor Listrik dan Gas ---------------------------------------------------------------------------------- 67

5.3.2 Sektor Konstruksi ----------------------------------------------------------------------------------- 68

5.4 SUB SEKTOR POTENSIAL DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU -----------------------------------------69

5.4.1. Subsektor Industri Logam Dasar (Sektor Industri Pengolahan) ------------------------------------- 70

5.4.2. Subsektor Industri Komputer, Barang Elektronik, dan Optik (Sektor Industri Pengolahan) --------- 70

5.4.3. Subsektor Angkutan Laut (Sektor Transportasi dan Pergudangan) --------------------------------- 72

5.4.4. Subsektor Penyediaan Akomodasi (Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) ------------- 72

5.5 Tantangan Fiskal Regional ------------------------------------------------------------------------ 73

5.5.1 LINEARITAS PERKEMBANGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN DARI PERKEMBANGAN FISKAL REGIONAL ----- 74

5.5.2 OPTIMALISASI MANFAAT DANA DESA -------------------------------------------------------------------- 76

5.5.3 URGENSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ------------------------------ 77

5.5.4 KETERGANTUNGAN FISKAL PEMDA TERHADAP DANA TRANSFER --------------------------------------- 80

BAB VI ANALISIS TEMATIK ------------------------------------------------------------------------------------------- 81

6.1 Sinkronisasi APBN dan APBD dalam Sektor Pendidikan, Kesehatan, dan Ketahanan Pangan ---- 81

6.1.1 Sinkronisasi Bidang Pendidikan ---------------------------------------------------------------------- 83

6.1.2 Sinkronisasi bidang Kesehatan ---------------------------------------------------------------------- 86

6.1.3 Sinkronisasi bidang Ketahanan Pangan -------------------------------------------------------------- 88

6.2 Sinkronisasi Penggunaan Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD) -------------------90

BAB VII PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 95

7.1 KESIMPULAN -------------------------------------------------------------------------------------- 95

7.2 REKOMENDASI ------------------------------------------------------------------------------------98

DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------------------------------------------- A

DAFTAR ISTILAH ------------------------------------------------------------------------------------------------------ E

Page 14: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II x

DAFTAR GAMBAR GAMBAR I-1 PERTUMBUHAN PDRB KEPULAUAN RIAU DAN INDONESIA (YOY) ---------------------------------------------------- 1

GAMBAR I-2 TREN HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL ------------------------------------------------------------------------ 3

GAMBAR I-3 PERKEMBANGAN PDRB PER KAPITA KEPULAUAN RIAU (JUTAAN RUPIAH) ----------------------------------------- 5

GAMBAR I-4 PERKEMBANGAN SUKU BUNGA KREDIT ---------------------------------------------------------------------------- 6

GAMBAR I-5 PERKEMBANGAN SUKU BUNGA LUAR NEGERI --------------------------------------------------------------------- 6

GAMBAR I-6 PERKEMBANGAN INFLASI (YOY) ----------------------------------------------------------------------------------- 7

GAMBAR I-7 SCATTER PLOT HUBUNGAN INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (PHILLIPS CURVE) ----------------- 8

GAMBAR I-8 PERGERAKAN MATA UANG TIGA MITRA DAGANG TERBESAR KEPRI TERHADAP RUPIAH TAHUN 2017 --------------- 8

GAMBAR I-9 EKSPOR IMPOR KEPRI TAHUN 2017 ------------------------------------------------------------------------------- 9

GAMBAR I-10 HEAD COUNT INDEX OF POVERTY (HCI-P0) PROVINSI ----------------------------------------------------------- 10

GAMBAR I-11 INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) --------------------------------------------------------------------------- 10

GAMBAR I-12 INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2) -------------------------------------------------------------------------- 10

GAMBAR I-13 PERKEMBANGAN GINI RATIO ------------------------------------------------------------------------------------- 11

GAMBAR I-14 PERKEMBANGAN TENAGA KERJA INDUSTRI & INFORMAL (DALAM RIBUAN ORANG)------------------------------- 12

GAMBAR I-15 PERKEMBANGAN TINGKAT KRIMINALITAS ------------------------------------------------------------------------ 12

GAMBAR I-16 SCATTER PLOT HUBUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN (OKUN’S LAW) ------------ 12

GAMBAR I-17 ARUS KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER ------------------------------------------------------------------------ 13

GAMBAR I-18 KETERKAITAN KONDISI MARKO DAN PERTUMBUHAN EKONOMI --------------------------------------------------- 13

GAMBAR I-19 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH ----------------------------------------------------- 14

GAMBAR II-1 PERKEMBANGAN PAGU DAN REALISASI APBN KEPRI ------------------------------------------------------------- 15

GAMBAR II-2 PERKEMBANGAN CAPAIAN PENDAPATAN DAN BELANJA APBN DI KEPRI ----------------------------------------- 16

GAMBAR II-3 PERKEMBANGAN TAX TO GRDP RATIO KEPRI -------------------------------------------------------------------- 18

GAMBAR II-4 SCATTER PLOT SENSITIVITAS PENERIMAAN PEMERINTAH PUSAT DI KEPRI --------------------------------------- 19

GAMBAR II-5 SIKLUS PEREKONOMIAN DAN FISKAL ---------------------------------------------------------------------------- 27

GAMBAR II-6 PENGUJIAN EKONOMETRI BELANJA APBN TERHADAP PDRB KABUPATEN/KOTA LINGKUP KEPRI ----------------- 28

GAMBAR II-7 PENGUJIAN EKONOMETRI BELANJA APBN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA LINGKUP KEPRI ------------- 29

GAMBAR II-8 PERTUMBUHAN BELANJA 2016-2017 (YOY) -------------------------------------------------------------------- 30

GAMBAR II-9 ILUSTRASI CASH FLOW KEPRI 2017 ---------------------------------------------------------------------------- 30

GAMBAR II-10 SENSITIVITAS KUR -------------------------------------------------------------------------------------------- 39

GAMBAR III-1 PERKEMBANGAN CAPAIAN PENDAPATAN DAN BELANJA APBD DI KEPRI ----------------------------------------- 41

GAMBAR III-2 PERKEMBANGAN PENDAPATAN DAERAH KEPRI (DALAM JUTAAN) ----------------------------------------------- 43

GAMBAR III-3 SCATTER PLOT SENSITIVITAS PENERIMAAN PEMDA ------------------------------------------------------------- 44

GAMBAR III-4 PERKEMBANGAN BELANJA PER PEMDA TAHUN 2017 (DALAM JUTAAN RUPIAH) --------------------------------- 46

GAMBAR III-5 PORSI BELANJA DAERAH --------------------------------------------------------------------------------------- 47

Page 15: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU xi

GAMBAR III-6 PERKEMBANGAN PORSI REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA APBD DI KEPRI -------------------------------- 51

GAMBAR III-7 INDIKATOR PENDAPATAN DAERAH PER KAPITA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU --------------------------------- 54

GAMBAR III-8 INDIKATOR KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU --------------------------------- 54

GAMBAR III-9 INDIKATOR RUANG FISKAL DAERAH DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU--------------------------------------------- 55

GAMBAR III-10 INDIKATOR PENINGKATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU -------------------- 55

GAMBAR III-11 INDIKATOR KEMAMPUAN MENDANAI BELANJA DAERAH DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ------------------------- 56

GAMBAR III-12 INDIKATOR BELANJA MODAL DAERAH DI WILAYAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU -------------------------------- 56

GAMBAR III-13 INDIKATOR BELANJA PEGAWAI TIDAK LANGSUNG DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ------------------------------ 57

GAMBAR III-14 INDIKATOR OPTIMALISASI SILPA DAERAH DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU -------------------------------------- 57

GAMBAR III-15 INDIKATOR KEMAMPUAN PEMBAYARAN POKOK HUTANG DAN BUNGA DAERAH DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU - 58

GAMBAR III-16 SKOR KESEHATAN KEUANGAN DAERAH DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ---------------------------------------- 59

GAMBAR IV-1 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN KEPRI --------------------------------------------------------------------------- 62

GAMBAR IV-2 PORSI DAN REALISASI PENDAPATAN KEPRI--------------------------------------------------------------------- 62

GAMBAR IV-3 SCATTER PLOT SENSITIVITAS PENDAPATAN KONSILIDASIAN DI KEPRI ------------------------------------------ 63

GAMBAR IV-4 BELANJA KONSOLIDASIAN KEPRI ------------------------------------------------------------------------------- 63

GAMBAR IV-5 CAPAIAN BELANJA KONSOLIDASIAN ---------------------------------------------------------------------------- 64

GAMBAR IV-6 KOMPARASI PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN DAN FISKAL DI KEPRI ------------------------------------------ 64

GAMBAR V-1 NILAI KONSTRUKSI MENURUT BIDANG DAN PERKEMBANGAN ALOKASI INFRASTRUKTUR (RP. TRILIUN) ----------- 68

GAMBAR V-2 INDEKS INFRASTRUKTUR FISIK ---------------------------------------------------------------------------------- 69

GAMBAR V-3 PERBANDINGAN EKSPOR/IMPOR ICT TERHADAP TOTAL EKSPOR/IMPOR INDONESIA ----------------------------- 71

GAMBAR V-4 KONTRIBUSI WISMAN BERDASARKAN NEGARA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DAN BALI TAHUN 2017 ----------- 73

GAMBAR V-5 PERBANDINGAN PENINGKATAN/PENURUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN DAN FISKAL DI KEPRI --------------- 75

GAMBAR V-6 PERKEMBANGAN KONDISI KEMISKINAN DESA DI KEPRI ---------------------------------------------------------- 76

GAMBAR V-7 SEBARAN ALOKASI BELANJA INFRASTRUKTUR DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAUN 2017 ----------------------- 78

GAMBAR V-8 SEBARAN ALOKASI BELANJA INFRASTRUKTUR DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAUN 2016 ---------------------- 79

GAMBAR V-9 PERGESERAN STRUKTUR DANA TRANSFER DI KEPULAUAN RIAU ------------------------------------------------- 80

GAMBAR V-10 RASIO DANA TRANSFER TERHADAP PENERIMAAN PEMDA TA 2017 ---------------------------------------------- 80

GAMBAR VI-1 PORSI APBN DAN APBD ----------------------------------------------------------------------------------------- 81

GAMBAR VI-2 KOMPOSISI APBN DAN APBD ----------------------------------------------------------------------------------- 82

GAMBAR VI-3 PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS APBD DAN APBN ----------------------------------------------------------- 83

GAMBAR VI-4 PORSI APBN DAN APBD ---------------------------------------------------------------------------------------- 84

GAMBAR VI-5 ANGGARAN PENDIDIKAN DAN PERTUMBUHAN PARTISIPASI SEKOLAH ------------------------------------------- 85

GAMBAR VI-6 PORSI APBN DAN APBD ---------------------------------------------------------------------------------------- 86

GAMBAR VI-7 ANGGARAN KESEHATAN DAN KELUHAN KESEHATAN ------------------------------------------------------------- 87

GAMBAR VI-8 PORSI APBN DAN APBD ---------------------------------------------------------------------------------------- 88

Page 16: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II xii

GAMBAR VI-9 ANGGARAN KETAHANAN PANGAN DAN TANAMAN PANGAN ----------------------------------------------------- 89

GAMBAR VI-10 PORSI DD DAN ADD ------------------------------------------------------------------------------------------- 90

GAMBAR VI-11 PERBANDINGAN PENGGUNAAN DD DAN ADD (JUTAAN) -------------------------------------------------------- 90

GAMBAR VI-12 KELOMPOK PENGGUNAAN DD DAN ADD (JUTAAN) -------------------------------------------------------------- 91

Page 17: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU xiii

DAFTAR TABEL TABEL I-1 PDRB ADHK MENURUT LAPANGAN USAHA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN DASAR 2010 ...................................... 3

TABEL I-2 PERTUMBUHAN PDRB MENURUT PENGGUNAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN DASAR 2010 ............................. 5

TABEL I-3 PERKEMBANGAN IPM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERIODE TAHUN 2010-2016 ......................................................... 9

TABEL I-4 INDIKATOR KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU..................................................................................... 11

TABEL II-1 PERKEMBANGAN PAGU DAN REALISASI APBN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (DALAM MILIARAN RUPIAH) ............... 15

TABEL II-2 PERKEMBANGAN PENERIMAAN PERPAJAKAN PEMERINTAH PUSAT DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (DALAM MILIARAN

RUPIAH) ......................................................................................................................................................................... 17

TABEL II-3 PERKEMBANGAN PNBP PEMERINTAH PUSAT DI KEPRI BERDASARKAN JENIS (DALAM MILIARAN RUPIAH) ................ 18

TABEL II-4 PENERIMAAN HIBAH PEMERINTAH PUSAT DI KEPRI BERDASARKAN SUMBER (DALAM MILIARAN RUPIAH) ................ 19

TABEL II-5 PERKEMBANGAN BELANJA APBN, 10 BAGIAN ANGGARAN TERBESAR TA 2014-2016 (DALAM MILIAR RUPIAH) .......... 20

TABEL II-6 PERKEMBANGAN BELANJA APBN DI KEPRI BERDASARKAN FUNGSI (DALAM MILIARAN RUPIAH) .............................. 21

TABEL II-7 PERKEMBANGAN BELANJA APBN DI KEPRI BERDASARKAN JENIS BELANJA (DALAM MILIARAN RUPIAH) ................. 23

TABEL II-8 INDIKATOR KAPASITAS DAN EFISIENSI BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2016 DAN 2017 (DALAM MILIARAN

RUPIAH) ........................................................................................................................................................................24

TABEL II-9 RASIO BELANJA PEMERINTAH PUSAT UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA ................................................................. 25

TABEL II-10 RASIO BELANJA PEMERINTAH PUSAT PENDUKUNG SEKTOR DAN SUBSEKTOR EKONOMI UNGGULAN ...................... 26

TABEL II-11 ESTIMASI SURPLUS/DEFISIT CASHFLOW KEPRI (DALAM RUPIAH) ........................................................................... 31

TABEL II-12 PERKEMBANGAN DANA PERIMBANGAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (DALAM MILIARAN RUPIAH) ........................ 31

TABEL II-13 PROFIL BP BATAM (DALAM MILIARAN RUPIAH) ..................................................................................................... 33

TABEL II-14 KEMANDIRIAN SATKER BLU DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (DALAM MILIARAN RUPIAH) ........................................ 34

TABEL II-15 SATUAN KERJA PNBP YANG BERPOTENSI MENJADI BLU (DALAM MILIARAN RUPIAH) ............................................ 34

TABEL II-16 PROFIL PENERUSAN PINJAMAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ............................................................................ 35

TABEL II-17 SIMULASI DAMPAK PENGHAPUSAN UTANG TERHADAP KEUANGAN PDAM TIRTA KEPRI ........................................... 36

TABEL II-18 PENYALURAN KUR DI KEPRI BERDASARKAN SKEMA DAN BANK (DALAM MILIARAN RUPIAH) .................................. 37

TABEL II-19 PENYALURAN KUR DI KEPRI BERDASARKAN SEKTOR ............................................................................................ 38

TABEL II-20 PENYALURAN KUR DI KEPRI BERDASARKAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA ............................................................ 38

TABEL III-1 PERKEMBANGAN APBD LINGKUP PROVINSI KEPULAUAN RIAU (DALAM MILIARAN RUPIAH) ...................................... 41

TABEL III-2 PERKEMBANGAN PENDAPATAN PEMDA LINGKUP KEPRI (DALAM MILIARAN RUPIAH) ...............................................42

TABEL III-3 INDIKATOR KESEHATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU .................................... 43

TABEL III-4 PERKEMBANGAN BELANJA APBD BERDASARKAN JENIS URUSAN (DALAM MILIARAN RUPIAH) ................................ 44

TABEL III-5 PERKEMBANGAN BELANJA APBD BERDASARKAN FUNGSI (DALAM MILIARAN RUPIAH) ........................................... 45

TABEL III-6 PERKEMBANGAN BELANJA APBD BERDASARKAN JENIS BELANJA (DALAM MILIARAN RUPIAH) .............................. 46

TABEL III-7 PROFIL SATUAN KERJA BLUD DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (DALAM MILIARAN RUPIAH) ...................................... 47

TABEL III-8 PERKEMBANGAN PENGELOLAAN ASET BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (DALAM MILIARAN RUPIAH) ..................... 48

Page 18: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II xiv

TABEL III-9 INVESTASI DAERAH DI KEPRI (DALAM MILIARAN RUPIAH) ..................................................................................... 49

TABEL III-10 BUMD DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU .................................................................................................................. 49

TABEL III-11 RASIO DEFISIT APBD DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ............................................................................................ 50

TABEL III-12 KESEIMBANGAN PRIMER APBD DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (DALAM MILIAR RUPIAH) ...................................... 50

TABEL III-13 ANALISIS HORIZONTAL REALISASI APBD KEPRI TA 2017 (DALAM MILIARAN RUPIAH) ............................................. 51

TABEL III-14 ANALISIS VERTIKAL REALISASI PENDAPATAN APBD 2016 DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ..................................... 52

TABEL III-15 ANALISIS VERTIKAL REALISASI BELANJA APBD 2016 DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ........................................... 52

TABEL III-16 REKAPITULASI SKOR KESEHATAN KEUANGAN DAERAH DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ......................................... 58

TABEL IV-1 REALISASI KONSOLIDASIAN LINGKUP PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2017 (DALAM MILIAR RUPIAH) ...................... 61

TABEL V-1 HASIL ANALISIS POTENSI EKONOMI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2009-2015 ............................................... 65

TABEL V-2 KAPASITAS LISTRIK TERPASANG LINGKUP KEPRI BERDASARKAN JENIS DAN PENYEDIA ENERGI ............................. 67

TABEL V-3 PERKEMBANGAN ALOKASI BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH PUSAT (DALAM MILIARAN RUPIAH) .................. 77

TABEL VI-1 AKSES PENDUDUK KE SEKOLAH ............................................................................................................................. 84

TABEL VI-2 REALISASI PROYEK STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN (JUTAAN) ........................................................................ 84

TABEL VI-3 KELOMPOK KEGIATAN APBD DAN APBN ................................................................................................................. 85

TABEL VI-4 KEGIATAN PENAMBAHAN USB ............................................................................................................................... 85

TABEL VI-5 KONTRIBUSI PENDANAAN DI MASING-MASING PEMDA .......................................................................................... 86

TABEL VI-6 KELOMPOK PENDANAAN APBN DAN APBD (JUTAAN) ............................................................................................. 86

TABEL VI-7 KONTRIBUSI PENDANAAN MASING-MASING PEMDA (JUTAAN) ............................................................................... 88

TABEL VI-8 KELOMPOK KEGIATAN BIDANG KETAHANAN PANGAN (JUTAAN) ............................................................................. 89

TABEL VI-9 RINCIAN PENGGUNAAN DD DAN ADD...................................................................................................................... 91

TABEL VI-10 PENGGUNAAN DD DAN ADD DI BIDANG KESEHATAN ............................................................................................. 92

TABEL VI-11 PENGGUNAAN DD DAN ADD DI BIDANG PENDIDIKAN .............................................................................................. 92

TABEL VI-12 PENGGUNAAN DD DAN ADD DI BIDANG KETAHANAN PANGAN ............................................................................... 93

Page 19: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 1

BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

1.1 INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL

1.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pada tahun 2017, Produk

Domestik Regional Bruto Atas Dasar

Harga Konstan (PDRB ADHK)

Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)

mencapai Rp166,20 triliun, Tumbuh

melambat menjadi 2,01 persen

dibanding 5,03 persen pada tahun

2016. Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa terjadi kejenuhan pada

perekonomian kepri, dan ini merupakan titik terendah pada 5 tahun terakhir.

Dibandingkan dengan pertumbuhan secara nasional, pertumbuhan di tahun 2017

terpaut jauh (306 basis poin) dibandingkan dengan tahun 2016.

Berkebalikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, tren pertumbuhan Kepri

yang lebih cenderung terus melambat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sempat

melambat mengalami masa rebound sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi

global. Perekonomian nasional yang mampu bangkit kembali di tahun 2016 dan mampu

tumbuh serta bertahan di angka 5,07 persen yang hanya terpaut 5 basis poin

dibandingkan tahun 2017. Terus melambatnya pertumbuhan ekonomi Kepri

mengakibatkan Kepri berada pada peringkat pertumbuhan ekonomi ke-33 dari seluruh

provinsi se-Indonesia.

Pencapaian Sasaran Pembangunan RKP dan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017

Indikator Ekonomi Capaian Target RKP Target RPJMD Pertumbuhan Ekonomi (%) 2,01 7,00 5,85 Inflasi (%) 4,02 4,00 ± 1 5,0-7,0 Pengangguran (%) 7,16 4,60 6,25 Kemiskinan (%) 6,13 4,30 5,28

Gambar I-1 Pertumbuhan PDRB Kepulauan Riau dan Indonesia (yoy)

6,03%5,56%

5,02% 4,79%

5,02%

Indonesia 5,07%

7,63% 7,21%6,60%

6,01% 5,03%

Kepri2,01%1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

2012 2013 2014 2015 2016 2017

“Realisasi pertumbuhan ekonomi Kepri melenceng dari target Pemerintah Pusat (RKP) maupun target Pemerintah Daerah

(RPJMD)”

“Pertumbuhan ekonomi Kepri masih melambat di saat pertumbuhan nasional sudah memasuki fase

rebound”

Sumber: BPS (Pusat dan Kepri)

“Dari beberapa sasaran pembangunan RKP dan

RPJMD, hanya inflasi berhasil tercapai. Sedangkan

pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan

kemiskinan meleset dari target “

Page 20: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 2

Dikaitkan dengan kinerja pemerintah, pemerintah Pusat dan Pemerintah

Provinsi Kepri, sama-sama gagal dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. Dalam

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 Pemerintah Pusat menargetkan

pertumbuhan sebesar 7 persen dan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Kepri menargetkan pertumbuhan sebesar 5,85

persen.

Dihitung dengan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB tahun dasar 2010), nilai

PDRB Kepri mencapai Rp198,78 triliun. Nilai PDRB ADHB tersebut menyumbang 7,67

persen terhadap PDRB Pulau Sumatera berkurang 10 basis poin dari tahun 2016.

Sedangkan PDRB Pulau Sumatera sendiri menyumbang 21,69 persen terhadap

perekonomian Indonesia dan terpaut 34 basis poin dari pertumbuhan ekonomi di tahun

2016.

Keterpurukan perekonomian Kepri dimulai semenjak awal tahun 2017. Pada

triwulan II 2017, pertumbuhan ekonomi Kepri sempat terkontraksi di angka -2,76 persen

(yoy). Kejenuhan pada sektor industri merupakan faktor dominan penyebab

melambatnya pertumbuhan ekonomi Kepri. Hal tersebut diperparah dengan turunnya

minat investasi di Kepri yang diindikasikan dengan penurunan pertumbuhan PMTB di

triwulan II. Namun demikian, pada triwulan III tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Kepri

mampu tumbuh positif. Iklim investasi dan lonjakan pengeluaran pemerintah pada akhir

tahun adalah trigger mulai tumbuhnya kembali perekonomian Kepri di akhir tahun. Iklim

investasi yang membaik membuat arus modal masuk kembali ke Kepri sejalan dengan

membaiknya harga minyak dunia. Adanya one belt one road dan sea toll merupakan

salah satu daya tawar yang tidak dapat dialihkan dari para pemodal untuk berinvestasi.

Disamping itu, celah untuk meningkatkan kemampuan ekspor Kepri semakin terbuka

lebar dengan membaiknya kondisi negara tujuan ekspor seperti AS, Tiongkok, dan

terutama Singapura sebagai tujuan utama ekspor Kepri.

1.1.1.1 PDRB Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran, pada tahun 2017 pertumbuhan sektor-sektor utama

penggerak ekonomi Kepri tumbuh melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Sesuai

dengan penjelasan sebelumnya bahwa perekonomian Kepri di awal tahun 2017 sempat

melambat yang didorong oleh lesunya sektor-sektor dominan yaitu, Industri

Pengolahan, Konstruksi, dan Pertambangan. Sementara itu, sektor yang mampu

tumbuh baik di tahun 2017 adalah sektor pengadaan air, jasa kesehatan, jasa

pendidikan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum. Meskipun keempat sektor

tersebut mampu tumbuh di atas 10 persen, namun kontribusi yang kecil dalam PDRB

Kepri tidak mampu sumbangan kenaikan PDRB yang tinggi. Meskipun kontribusi

terhadap ekonomi harus mampu didiferensiasi ke sektor lain yang potensial, tidak dapat

“Perlambatan pertumbuhan ekonomi Kepri didorong oleh ketergantungan terhadap ekonomi global dan penurunan iklim

investasi”

“Sektor Industri Pengolahan yang memiliki porsi terbesar dalam perekonomian Kepri mencetak pertumbuhan terlambat di tahun

2016”

Page 21: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 3

dipungkiri bahwa hampir keseluruhan minat dan sumber daya terserap ke sektor

dominan tersebut.

Kontributor tertinggi terhadap perekonomian Kepri dipegang oleh sektor industri

pengolahan dengan kontribusi terhadap PDRB Kepri sebesar 43,91 persen. Tak

mengherankan bahwa naik/turunnya pertumbuhan industri pengolahan Kepri akan

berdampak cukup signifikan terhadap ekonomi Kepri. Pada triwulan I dan II tahun 2017,

sektor industri

pengolahan Kepri

mengalami kontraksi

dengan puncakanya

yang sempat tumbuh

sebesar -0,44 persen

(yoy). Harga

komoditas yang terus

menurun semenjak

awal tahun 2017

sampai dengan akhir

pertengahan tahun 2017 diduga sebagai salah satu penyebab lesunya pertumbuhan

industri pengolahan di Batam.

Porsi terbesar kedua dalam PDRB ADHK Kepri adalah sektor Konstruksi dan

disusul oleh sektor pertambangan dan penggalian yang masing-masing memiliki

kontribusi terhadap PDRB sebesar 20,42 persen dan 18,08 persen. Di saat sektor

industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian terkontraksi, sektor konstruksi

masih mampu tumbuh positif pada triwulan I 2017 sebesar 8,93 persen (yoy), dan pada

akhirnya terkontraksi pada triwulan II 2017 sebesar -0,06 persen (yoy) sebelum kembali

naik pada triwulan III 2017 pada angka 5 persen (yoy). Kinerja sektor konstruksi yang

mampu tumbuh cukup baik mampu menahan pertumbuhan ekonomi Kepri pada -2,67

persen (yoy) di triwulan II.

Tabel I-1 PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kepulauan Riau Tahun Dasar 2010 PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kepulauan Riau Tahun Dasar 2010

Lapangan Usaha Porsi dalam Struktur Ekonomi (%) Pertumbuhan (C to C,%)

2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 1. Pertanian 4,31% 4,33% 4,34% 4,15% 7,56% 5,78% 5,08% -1,31% 2. Pertambangan dan

Penggalian 18,64% 19,33% 19,55% 18,08% 5,24% 9,22% 5,96% -4,51%

3. Industri Pengolahan 45,13% 45,24% 44,63% 43,91% 5,95% 5,61% 3,36% 1,56% 4. Pengadaan Listrik,

Gas 1,06% 1,06% 1,11% 1,14% 9,68% 5,60% 8,75% 6,47%

5. Pengadaan Air 0,15% 0,15% 0,15% 0,16% 2,03% 2,85% 5,26% 10,09% 6. Konstruksi 20,79% 20,43% 20,37% 20,42% 9,04% 3,53% 4,47% 3,45% 7. Perdagangan 8,65% 8,93% 9,33% 9,61% 8,51% 8,66% 9,54% 6,27% 8. Transportasi dan

Pergudangan 3,16% 3,16% 3,23% 3,29% 5,97% 5,62% 6,92% 5,23%

9. Penyedia Akomodasi

2,28% 2,28% 2,29% 2,49% 6,64% 5,63% 5,20% 11,93%

10. Informasi dan Komunikasi

2,46% 2,46% 2,52% 2,63% 7,04% 5,00% 7,40% 7,69%

Sumber: blommberg.com

Gambar I-2 Tren Harga Komoditas Internasional

Page 22: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 4

11. Jasa Keuangan 3,18% 3,11% 3,14% 3,15% 5,79% 3,00% 5,79% 3,49% 12. Real Estate 1,80% 1,78% 1,77% 1,78% 6,39% 4,24% 4,40% 3,82% 13. Jasa Perusahaan 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 2,02% 2,77% 6,18% 7,25% 14. Adm.Pemerintahan,

dan Jaminan Sosial 2,52% 2,57% 2,63% 2,66% 4,01% 7,50% 6,88% 4,67%

15. Jasa Pendidikan 1,53% 1,54% 1,60% 1,71% 4,27% 6,15% 8,85% 10,30% 16. Jasa Kesehatan

dan Kegiatan Sosial 1,05% 1,07% 1,07% 1,14% 4,84% 7,15% 4,45% 10,29%

17. Jasa Lainnya 0,50% 0,50% 0,52% 0,53% 4,16% 6,55% 8,08% 6,43% Agregat 100% 100% 100% 100 6,60% 6,01% 5,03% 2,01%

Sumber: BPS Kepri (diolah)

Indikasi lesunya sektor Industri Pengolahan di tahun 2017 juga didukung oleh

data penyerapan tenaga kerja sektor Industri Pengolahan Lingkup Kepri dari BPS.

Dalam waktu satu tahun, tenaga kerja sektor industri pada awal tahun cukup rendah

yaitu sebesar 155.686 pegawai yang merupakan dampak penurunan pada akhir tahun

tahun 2016 sebesar 17,61 persen. Sementara itu, pertumbuhan yang semakin membaik

pada industri pengolahan diindikasikan dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja

yang terjadi pada akhir tahun 2017. Terdapat peningkatan jumlah tenaga kerja pada

sektor industri pengolahan sebesar 23,05 persen atau sebesar 35.886 pegawai. Usaha-

usaha stakeholders dalam mengembalikan gairah investasi di Kepri dan melakukan

diversifikasi perekonomian diharapkan dapat mendorong kembali perekonomian Kepri

di tahun 2017 baik dari sektor Industri Pengolahan, maupun sektor-sektor potensial

seperti pariwisata dan perikanan.

1.1.1.2 PDRB Sisi Permintaan

Dilihat dari sisi permintaan, kegiatan ekspor dan impor di Kepri tahun 2017 lebih

baik dari pada tahun 2016. Ekspor Kepri (luar negeri) pada tahun 2017 tumbuh 1,56

persen (c to c) lebih besar dari 2016 yang terpaut 153 basis poin. Dan impor Kepri di

tahun 2017 mampu tumbuh positif (7,59 persen) setelah terkontraksi di tahun 2016 (-

2,76 persen). Porsi ekspor Kepri yang sangat tinggi di tahun 2017 sejalan dengan

membaiknya kondisi negara-negara tujuan ekspor Kepri terutama Singapura.

Pertumbuhan perubahan inventori yang cenderung terkontraksi semenjak tahun

2016 dan semakin turun di tahun 2017 mencapai -41,25 persen (c to c) menunjukkan

geliat industri untuk meningkatkan produksinya cenderung menurun dibandingkan

tahun 2016 (-38,95 persen). Namun demikian, distribusi perubahan inventori yang

rendah akan sejalan dengan dampak perubahannya terhadap PDRB Kepri.

Dengan demikian, kondisi perekonomian Kepri akan sangat dipengaruhi oleh

kegiatan ekspor dan impor luar negeri. Kondisi perekonomian di luar kurang baik,

terutama dalam pertukaran barang-barang intermediary akan menciptakan efek domino

terhadap sektor lainnya. Keunikan karakteristik Kepri yang lebih cenderung terpengaruh

oleh kondisi global tersebut antara lain disebabkan oleh lokasi Kepri pada pintu gerbang

perdagangan internasional, pemberlakuan Free Trade Zone Batam, Bintan, Karimun

“Sejalan dengan rendahnya pertumbuhan output sektor Industri Pengolahan, tenaga kerja di sektor tersebut mengalami penurunan yang

signifikan”

“Keunikan kondisi ekonomi Kepri terlihat dari komponen ekspor dan impor yang nilainya hampir menyetarai PDRB

Kepri sendiri”

Page 23: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 5

(BBK), serta kedekatan dengan salah satu financial centre terbesar di dunia

(Singapura).

Tabel I-2 Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau Tahun Dasar 2010 Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau Tahun Dasar 2010

Sumber Penggunaan/Pengeluaran Pertumbuhan 2017

(C to C) Sumber

Pertumbuhan Distribusi

2017 1. Konsumsi Rumah Tangga 6,45% 2,48 37,45% 2. Konsumsi LNPRT 5,09% 0,02 0,21% 3. Konsumsi Pemerintah 2,15% 0,28 5,45% 4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 3,13% 0,73 38,13% 5. Perubahan Inventori -41,25% 0,34 0,26% 6. Ekspor Barang dan Jasa Luar Negeri 1,56% 5,45 81,30% 7. Impor Barang dan Jasa Luar Negeri 7,59% 8,36 64,78% 8. Net Ekspor Antar Daerah 1,72% 1,63 1,98%

PDRB 2,01% 2,57 100% Sumber: BPS Kepri (diolah)

Dilihat dari sumber pertumbuhannya, kontributor utama pertumbuhan ekonomi

Kepri tahun 2017 adalah impor barang dan jasa luar negeri (836 basis poin), ekspor barang

dan jasa luar negeri (545 basis poin), dan konsumsi rumah tangga (248 basis poin). Dilihat

dari distribusi (dengan menggabungkan ekspor dan impor menjadi net ekspor),

perekonomian Kepri didominasi oleh investasi (pembentukan modal tetap bruto) dan

konsumsi (rumah tangga) dengan porsi masing-masing 38,13 persen dan 37,45 persen.

Perekonomian tahun 2018 diharapkan dapat memasuki fase rebound dengan

dorongan dari sisi konsumsi dan investasi. Dari sisi konsumsi, optimisme konsumen masih

terlihat baik dari perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan I 2018 oleh BPS. ITK

triwulan I 2018 diperkirakan berada pada angka 104,59 yang lebih rendah dari triwulan

sebelumnya (106,66). Optimisme konsumen terbentuk dari perkiraan pendapatan dan

rencana pembelian barang-barang yang didominasi dari hasil industri. Sementara itu,

dengan tren harga minyak yang semakin baik didukung dengan kondisi optimisme

konsumen akan hasil industri yang cukup baik pada perkiraan awal tahun 2018 diharapkan

mampu memberikan lampu hijau bagi para investor untuk melakukan penanaman modal di

Kepri. Disamping itu, apabila pemerintah dapat mempercepat perombakan BP Batam dan

pembentukan KEK Batam, maka gairah investasi di Kepri dapat kembali membaik.

1.1.1.3. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita atau rata-rata pendapatan

penduduk di Kepri pada tahun 2017 meningkat 3,19

persen menjadi 113,28,77 juta rupiah. Dengan nilai

lebih dari 2 kali lipat PDRB per kapita nasional,

kemakmuran penduduk Kepri dari segi ekonomi dapat

dikatakan jauh di atas rata-rata nasional.

Hal tersebut menunjukkan bahwa lokasi

Kepri yang strategis, didukung dengan pemberian

“Berbeda dengan kondisi ekonomi nasional yang didominasi oleh konsumsi rumah tangga, ekonomi Kepri lebih banyak disumbang dari

investasi”

“Pendapatan masyarakat Kepri lebih besar 2 kali lipat dibandingkan

rata-rata nasional”

Gambar I-3 Perkembangan PDRB Per Kapita Kepulauan Riau (Jutaan Rupiah)

*Data Kepri diestimasi dengan data penduduk yang ada Sumber: BPS (Pusat & Kepri)

Page 24: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 6

insentif fiskal melalui penetapan Free Trade Zone Batam, Bintan, Karimun (BBK) telah

memberikan kelebihan sendiri bagi perkembangan perekonomian Kepri.

1.1.2 Suku Bunga

Bank Indonesia melakukan

penguatan kerangka operasi moneter

dengan memperkenalkan suku bunga acuan

atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-

Day Repo Rate (BI 7DRR), yang efektif sejak

19 Agustus 2016. Sepanjang tahun 2017.

Bank Indonesia (BI) dengan kebijakan

moneternya berusaha untuk mendorong

kembali perekonomian yang sedang lesu. Kebijakan ekspansif tersebut tercermin dalam

BI 7DRR yang dipangkas hingga 25 basis poin dari 4,75 persen menjadi 4,50 persen

per Agustus 2017. Sampai dengan akhir tahun 2017, BI kembali melonggarkan

kebijakan moneter dengan memangkas 25 basis poin BI 7RRR dari 4,50 persen menjadi

4,25 persen.

Sejalan dengan kebijakan tersebut, pihak perbankan juga sudah mulai

menurunkan suku bunga dengan rata-rata penurunan sebesar 76 basis poin sepanjang

tahun 2017 untuk kredit modal kerja,

investasi, dan konsumsi (Bank Umum).

Pemangkasan yang dilakukan pada Bank

Umum lebih tinggi 26 basis poin

dibandingkan pada pemangkasan BI.

Respon Bank Umum yang cukup baik

terhadap kebijakan ekspansif dalam

peningkatan penyaluran kredit dengan

mendorong peredaran uang diharapkan

mampu memperbaiki kondisi perekonomian dan investasi di tengah kelesuan ekonomi

pada tengah tahun 2017.

Dibandingkan dengan beberapa negara lainnya, suku bunga bank sentral di

Indonesia masih cenderung lebih tinggi. Hal ini ditujukan untuk mendorong investor

asing mendorong modalnya masuk ke Indonesia. Dan arus modal masuk ini pada

gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar rupiah. Namun demikian, BI akan terus

memantau perkembangan apresiasi nilai tukar rupiah untuk menjaga pertumbuhan net

ekspor. Karena dampak apresiasi rupiah yang terlalu tinggi berkemungkinan

“Pemangkasan suku bunga acuan dan implementasi BI 7RRR diharapkan dapat membantu memberikan stimulus bagi kondisi

perekonomian”

Gambar I-4 Perkembangan Suku Bunga Kredit

Sumber: Bank Indonesia

Gambar I-5 Perkembangan Suku Bunga Luar Negeri

0%

1%

2%

3%

4%

5%

Des-16 Mar-17 Jun-17 Sep-17 Des-17Indonesia AS

Jepang Inggris

*) Suku Bunga Bank Central L:uar Negeri Sumber: Bank Indonesia

Page 25: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 7

mendorong aktifitas impor yang berlebih sehingga akan berdampak pada penurunan

pertumbuhan ekonomi nasional.

1.1.3 Inflasi

Inflasi tahun 2017 di Provinsi

Kepulauan Riau tercatat sebesar 4,02

persen (yoy). Angka tersebut lebih tinggi

41 basis poin dari nasional (3,61 persen),

namun masih sesuai dengan target inflasi

pemerintah, yakni 4±1%. Inflasi Provinsi

Kepulauan Riau tahun 2017 masih lebih

tinggi dibandingkan tahun 2016, namun

masih lebih rendah dibandingkan inflasi

tahun 2015. Dengan demikian pencapaian inflasi di Kepri juga jauh lebih baik

dibandingkan inflasi tahun 2015 yang tercatat 4,40% persen.

Dilihat dari kelompok pengeluarannya, inflasi terbesar di Kepri terjadi pada

kelompok bahan makanan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar,

serta pendidikan rekreasi dan olahraga yang masing-masing tercatat sebesar 6,95

persen dan 5,63 persen. Pada kelompok pertama inflasi yang tinggi berasal dari

komoditas tarif listrik. Kenaikan tarif listrik sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral RI No. 28 Tahun 2016 tentang tarif listrik yang disediakan oleh

PT PLN untuk pelanggan di luar Batam, dan Peraturan Gubernur Kepulauan Riau No.

21 tahun 2017 tentang Tarif Tenaga Listrik yang disediakan oleh PT. PLN Batam. Pada

kelompok kedua, inflasi yang tinggi didorong oleh tahun ajaran baru sekolah yang terjadi

pada bulan Juli dan September. Hal ini diindikasikan dengan tingginya inflasi tahun 2017

yang mencapai 5,98 persen di kota Batam.

Sementara itu, penyumbang inflasi tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau adalah

kelompok bahan makanan. Kontribusi kelompok bahan makanan di Kota Batam

sebesar 45 persen dan di Kota Tanjungpinang sebesar 66 persen. Potensi inflasi dari

bahan makanan Kepri cukup sensitif dipengaruhi kondisi cuaca dan gelombang laut

yang dapat menghambat jalur distribusi. Kemampuan Kepri untuk memproduksi barang

komoditas seperti bawang merah dan kacang panjang akan sangat mempengaruhi

inflasi bahan makanan di Kepri. Rendahnya inflasi tahunan bahan makanan Kepri pada

angka 2,61 persen menunjukkan bahwa kinerja TPID Kepri yang baik dalam menekan

inflasi Kepri khususnya pada kelompok bahan makanan sebagai kontributor terbesar

dalam inflasi Kepri.

“Inflasi di Kepri tercatat lebih tinggi dibandingkan nasional namun masih dalam batas target inflasi

4 ± 1%”

Gambar I-6 Perkembangan Inflasi (YoY)

Sumber: BPS (Pusat & Kepri)

“Inflasi komponen perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar didorong oleh kenaikan tarif

listrik”

Page 26: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 8

Dikaitkan dengan teori ekonom,

A.W. Phillips, yang menjelaskan mengenai

hubungan terbalik antara tingkat

pengangguran dan inflasi dalam Phillips

Curve, data perbandingan hubungan kedua

indikator tersebut di Kepri memiliki tren yang

cukup linear sebagaimana tercermin pada

kurva di samping. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa penurunan inflasi di Kepri terindikasi menghasilkan trade-off dengan

peningkatan tingkat pengangguran. Adapun koefisien -0,4367 mengindikasikan bahwa

setiap peningkatan inflasi sebesar 1%, TPT akan menurun 0,4367% dan sebaliknya.

1.1.4 Nilai Tukar

Singapura, China, dan

Malaysia merupakan mitra dagang

terbesar Provinsi Kepulauan Riau

dengan gabungan porsi ketiganya

mencapai 63,03 persen dari total nilai

perdagangan di Kepri. Nilai tukar

rupiah terhadap ketiga mata uang dari

negara tersebut cenderung melemah

pada tahun 2017, sebagaimana tercermin dari garis tren linear masing-masing mata

uang yang menanjak pada grafik pergerakan mata uang.

Sepanjang tahun 2017 nilai tukar Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dollar

Singapura (SGD), Ringgit Malaysia (MYR), dan Yuan China (CNY) terdepresiasi

masing-masing 8,76 persen, 11,11 persen dan 6,86 persen. Melemahnya nilai tukar

rupiah terhadap mata uang asing tersebut di atas tidak terlepas dari adanya gejolak

perekonomian global terutama mendekati akhir tahun 2017.

Adanya isu ketidakpastian gubernur The Fed dengan pengunduran diri gubernur

The Fed Janet Yellen di akhir 2017 dan adanya rencana kebijakan kenaikan bunga di

AS memicu ketidakstabilan global. Hal tersebut mendorong para investor asing untuk

melakukan sell off saham di bursa saham global. Melemahnya nilai tukar rupiah tersebut

telah ditekan dengan mengurangi ketergantungan pada mata uang USD melalui

kebijakan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi dagang antar negara yang saat

ini telah dilakukan atas kerja sama BI dengan bank sentral Malaysia dan Thailand.

Pelemahan mata uang akan menstimulus ekspor dan menurunkan impor

sehingga mengurangi defisit perdagangan (meningkatkan surplus), menguatnya mata

Gambar I-8 Pergerakan Mata Uang Tiga Mitra Dagang Terbesar Kepri terhadap Rupiah Tahun 2017

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Rp1.500

Rp2.000

Rp2.500

Rp3.000

Rp3.500

Rp9.000

Rp9.500

Rp10.000

Rp10.500

Rp11.000

SGD (LHS) MYR (RHS)CNY (RHS) Linear (SGD (LHS))Linear (MYR (RHS)) Linear (CNY (RHS))

Gambar I-7 Scatter Plot Hubungan Inflasi dan Tingkat Pengangguran Terbuka (Phillips Curve)

Sumber: BPS Kepri (diolah)

y = -0,4367x + 0,0799

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

5,00% 6,00% 7,00% 8,00%

Pen

gang

gura

n

Inflasi

“Phillips Curve dengan data Kepri mengindikasikan terjadinya trade-off inflasi dengan

pengangguran”

“Singapura, China, dan Malaysia merupakan mitra dagang terbesar Kepri dengan porsi mencapai

68,03 persen”

“IDR melemah terhadap SGD, CNY, dan MYR

sepanjang 2017”

Page 27: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 9

uang akan menekan ekspor dan merangsang impor yang kemudian diikuti nilai mata

uang akan bergerak kembali sebagai penyesuaian. Hal tersebut merupakan gambaran

umum korelasi antara perdagangan antar negara dan nilai tukar.

Data ekspor impor Kepri tahun 2017

menunjukkan bahwa perdagangan dengan

Singapura menghasilkan surplus sebesar

3.339,28 juta USD, sedangkan perdagangan

dengan Malaysia dan China menimbulkan

defisit, masing-masing sebesar 115,59 dan

455,11 juta USD. Dikaitkan dengan korelasi

antara perdagangan lintas negara dan nilai tukar, melemahnya rupiah terhadap SGD

akan meningkatkan net ekspor sedangkan melemahnya rupiah terhadap MYR dan CNY

berpotensi memperkecil defisit perdagangan pada periode berikutnya.

1.2 INDIKATOR PEMBANGUNAN

1.2.1 Indeks Pembangunan Manusia

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terakhir (tahun 2016)

menunjukkan bahwa , terdapat 3 Kabupaten/Kota yang memiliki IPM di bawah Nasional

yakni Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Dari ketiga Kabupaten tersebut, Lingga memiliki IPM terendah (62,44) sedangkan

Karimun (69,84) hanya terpaut 34 basis poin dibandingkan dengan nasional (70,18).

Kabupaten Lingga walaupun memiliki IPM terendah tetapi menunjukkan

pertumbuhan IPM tertinggi (5,15 persen) selama periode tahun 2012 sampai 2016. Dari

pertumbuhan yang tinggi tersebut, IPM Lingga yang masih 832 basis poin di bawah

IPM Nasional pada tahun 2012, Berhasil mengurangi selisihnya dengan IPM Nasional

hingga 58 basis poin pada tahun 2016 menjadi 774 basis poin.

Kepri dengan IPM sebesar 73,99 masih tetap bertahan sebagai Provinsi dengan

IPM ke-empat tertinggi di Indonesia, dua peringkat di atas Riau, induk daerah sebelum

Gambar I-9 Ekspor Impor Kepri Tahun 2017

Sumber: BPS Kepri (diolah)

6.316,92

611,37

758,37

2.977,64

726,96

1.213,48

- 2.000 4.000 6.000

Singapura

Malaysia

China Dalam Jutaan USD

ImporEkspor

Tabel I-3 Perkembangan IPM Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun 2010-2016 Perkembangan IPM Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun 2010-2016

Wilayah Indeks Pembangunan Manusia Pertumbuhan

2012 2013 2014 2015 2016 2015-2016 2012-2016 Kabupaten Bintan 71,01 71,31 71,65 71,92 72,38 0,64% 1,93% Kabupaten Karimun 67,67 68,52 68,72 69,21 69,84 0,91% 3,21% Kabupaten Natuna 68,80 70,06 70,06 70,87 71,23 0,51% 3,53% Kabupaten Lingga 59,38 60,13 60,75 61,28 62,44 1,89% 5,15% Kabupaten Kepulauan Anambas 64,32 64,86 65,12 65,86 66,30 0,67% 3,08% Kota Batam 78,39 78,65 79,13 79,34 79,79 0,57% 1,79% Kota Tanjungpinang 75,91 76,70 77,29 77,57 77,77 0,26% 2,45% Provinsi Kepulauan Riau 72,36 73,02 73,40 73,75 73,99 0,33% 2,25% Indonesia 67,70 68,31 68,90 69,55 70,18 0,91% 3,66% Sumber: BPS Kepri

“Ekspor Kepri yang terlalu dominan terhadap Singapura mengindikasikan adanya ketergantungan Kepri terhadap perdagangan dengan

Singapura”

“IPM Kepri menduduki peringkat 4

Nasional”

Page 28: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 10

pemekaran, dengan IPM 71,20. Hal tersebut mengindikasikan keberhasilan percepatan

pembangunan di Kepri, khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

1.2.2 Kemiskinan

Persentase penduduk miskin

atau head count index of poverty

(HCI-P0) di Kepri per September

2017 sebesar 6,13 persen,

mengalami kenaikan 7 basis poin

dibandingkan Maret 2017. Kenaikan

tersebut masih menguatkan tren

HCI-P0 di Kepri yang telah menurun

11 basis poin sejak Maret 2015. Di tingkat nasional, pada tahun 2017 HCI-P0 mendapat

ranking 8 dari 34 provinsi. Bahkan, persentase di Kepri lebih rendah 399 basis poin

dibandingkan angka Nasional (10,12 persen).

Namun demikian, pencapaian tersebut masih terpaut 85 basis poin dari target

pada RPJMD (5,28%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah harus berkerja

lebih keras untuk dapat mencapai target tahun 2018 (5,03 persen).

Berdasarkan pembagian wilayahnya, Perdesaan di Kepri terus mengalami

peningkatan persentase penduduk miskin dari tahun ke tahun di saat persentase

penduduk miskin di Perkotaan yang sempat menurun kembali naik di tahun 2017.

Meningkatnya kemiskinan di perdesaan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan

Dana Desa hingga 28% di tahun 2017 masih harus dioptimalkan kembali penggunaanya

untuk pemberdayaan perekonomian masyarakat.

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau

Dilihat dari komponen penyumbang kemiskinan di Perdesaan, komoditi

makanan masih menjadi kontributor utama dengan porsi 76,26 persen terhadap garis

kemiskinan, dengan beras dan rokok menjadi penyumbang terbesar masing-masing

22,87 persen dan 11,50 persen. Rokok menjadi hal yang perlu mendapat perhatian

khusus karena hanya sebagai kebutuhan sekunder tetapi berperan besar menyebabkan

kemiskinan. Untuk mencegah permasalahan lebih lanjut, baik dari segi ekonomi

Gambar I-10 Head Count Index of Poverty (HCI-P0) Provinsi

Sumber: BPS (Pusat & Kepri)

4%

7%

10%

13%

Mar

-12

Sep

-12

Mar

-13

Sep

-13

Mar

-14

Sep

-14

Mar

-15

Sep

-15

Mar

-16

Sep

-16

Mar

-17

Sep

-17

Perkotaan Perdesaan

Kep.Riau Nasional

“HCI-P0 Kepri relatif baik namun meleset dari target

RPJMD”

“Rokok menjadi kontributor utama garis kemiskinan

di perdesaan”

Gambar I-11 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

0,4

1,0

1,6

2,2

Mar

-12

Sep

-12

Mar

-13

Sep

-13

Mar

-14

Sep

-14

Mar

-15

Sep

-15

Mar

-16

Sep

-16

Mar

-17

Sep

-17

Perkotaan Perdesaan

Gambar I-12 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

0,0

0,2

0,4

0,6

Mar

-12

Sep

-12

Mar

-13

Sep

-13

Mar

-14

Sep

-14

Mar

-15

Sep

-15

Mar

-16

Sep

-16

Mar

-17

Sep

-17

Kep.Riau Nasional

Page 29: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 11

maupun kesehatan masyarakat, unit-unit pemerintah terkait harus lebih menggiatkan

sosialisasi anti rokok di perdesaan.

Dilihat dari Indeks P1 dan P2, kondisi kemiskinan di Kepri juga lebih baik

dibandingkan nasional. Per September 2017, P1 Kepri sebesar 1,183 saat P1 nasional

sebesar 1,790, sedangkan P2 Kepri sebesar 0,313 saat P2 nasional sebesar 0,460.

Selisih antara P1 Kepri dan P1 Nasional menunjukkan bahwa jarak antara

pengeluaran penduduk miskin dan garis kemiskinan di Kepri relatif lebih dekat,

sedangkan selisih P2 menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran antar penduduk

miskin di Kepri relatif lebih tipis. Dengan kondisi tersebut strategi penanggulangan

kemiskinan di Kepri dapat difokuskan pada pemerataan kue ekonomi untuk daerah

miskin karena penduduk miskinnya sendiri sudah hampir keluar dari jurang kemiskinan.

1.2.3 Ketimpangan

Koefisien gini (gini ratio) di

Kepulauan Riau meningkat 7,35 persen per

September 2017. Pada periode yang sama,

koefisien gini nasional berhasil diturunkan

-1,98 persen. Namun demikian, gini ratio

Kepri (0,359) masih di kategori sedang,

sedangkan gini ratio Nasional (0,391)

sudah mendekati kategori tinggi, sehingga menunjukkan bahwa kesenjangan

pendapatan di Kepri masih lebih baik. Dikaitkan dengan RPJMD, gini ratio Kepri sudah

melewati target baik tahun 2017 (0,39), maupun akhir periode RPJMD (0,36). Untuk itu,

kedepannya pemerintah perlu menjaga agar pertumbuhan ekonomi Kepri tetap merata

sehingga gini ratio tetap terjaga.

1.2.4 Kondisi Ketenagakerjaan

Perkembangan penyerapan tenaga kerja (TK) di Kepri menunjukkan tren yang

memburuk dimana Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), meningkat 190 basis poin

dari Februari 2014 menjadi 7,16 persen pada Agustus 2017, walaupun terdapat sedikit

perbaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu meningkat 53

basis poin. Perkembangan tersebut juga menyebabkan TPT Kepri selalu lebih buruk

dibandingkan TPT Nasional sejak Agustus 2014.

Tabel I-4 Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Riau Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Riau

Indikator 02/2014 08/2014 02/2015 08/2015 02/2016 08/2016 02/2017 08/2017 Angkatan Kerja Kepri (jiwa) 892.035 878.415 895.443 891.988 912.904 931.435 1.053.415 966.091 TPAK Kepri (%) 67,83% 65,95% 66,16% 65,07% 65,58% 65,93% 73,47% 66,41% TPT Kepri (%) 5,26% 6,69% 9,05% 6,20% 9,03% 7,69% 6,44% 7,16% TPT Nasional (%) 5,70% 5,94% 5,81% 6,18% 5,50% 5,61% 5,33% 5,50%

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau

Gambar I-13 Perkembangan Gini Ratio

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau

0,2

0,3

0,4

0,5

Perkotaan Perdesaan

Kep.Riau Nasional

“Kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan di Kepri relatif rendah”

“Gini ratio Kepri sudah melewati

target RPJMD”

“TPT dalam tren meningkat setelah turun 6,44 persen di

awal 2017”

Page 30: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 12

Adanya perbaikan TPT Agustus

2017 di Kepri dibandingkan periode yang

sama tahun lalu disebabkan oleh baiknya

kinerja sektor Industri akibat tingkat upah

yang mengalami kenaikan 45,51 persen

pada tahun 2017. Dampaknya tercermin

dari kenaikan TK sektor industri hingga

47 ribu orang atau 33,03 persen dalam

satu tahun terakhir. Walaupun di saat yang sama, TK sektor informal, yang diperkirakan

juga menjadi penyerap excess tenaga kerja ternyata menurun hingga 5,69 persen.

Masih tetap tingginya TPT dari

tahun ke tahun juga berbanding lurus

dengan tingginya tingkat kriminalitas di

Kepri. Jumlah kriminalitas dari tahun 2014

sampai dengan 2016 hampir tidak ada

perubahan berarti. Jumlah pencurian,

pembunuhan dan pemerkosaan masih

tetap berada dikisaran yang sama setiap

tahunnya. Hal ini terjadi akibat dari

ketidakmampuan pengganguran dalam memenuhi kebutuhannya sehingga memaksa

terjadinya perbuatan kriminal. Dalam hal ini pemerintah perlu bekerja keras untuk dapat

menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) agar tingkat kriminalitas juga dapat

ditekan sehingga masyarakat lebih merasa aman.

Capaian TPT tahun 2017 meleset 91 basis poin dari target 6,25 persen pada

RPJMD. Hal ini terjadi bersamaan dengan melambatnya pertumbuhan perekonomian

Kepri yang hanya 2,01 persen yang sangat jauh meleset dari target RPJMD 5,85

persen.

Arthur Melvin Okun dalam Okun’s

Law atau Okun’s Rule of Thumb

mempelajari bahwa terdapat hubungan

negatif antara pertumbuhan ekonomi

dengan tingkat pengangguran. Ketika

tingkat pengangguran meningkat,

pertumbuhan ekonomi melambat. IMF

(2014) dalam “Do Forecasters Believe in

Okun’s Law? An Assessment of

Unemployment and Output Forecasts” menyimpulkan hal yang sama dengan

Gambar I-14 Perkembangan Tenaga Kerja Industri & Informal (dalam ribuan orang)

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau

100

150

200

250

300

350

400

Feb-15 Aug-15 Feb-16 Aug-16 Feb-17 Aug-17

IndustriInformalExpon. (Industri)Expon. (Informal)

Gambar I-16 Scatter Plot Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran (Okun’s Law)

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau (Diolah)

y = -0,4721x - 0,0026

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

-3% -1% 1% 3%Δ P

erub

ahan

Per

tum

buha

n E

kono

mi Y

oY

Δ Perubahan TPT

“Tenaga kerja sektor industri yang merupakan Kontributor utama ekonomi Kepri menurun dan mulai terserap oleh sektor

informal”

“Target TPT dalam RPJMD meleset. Pemerintah perlu meningkatkan pertumbuhan untuk mencapai target TPT di tahun-tahun

berikutnya”

Gambar I-15 Perkembangan Tingkat Kriminalitas

Sumber: BPS Statistik Kriminal 2017

2147 2123 2077

17 17 8124 167 1320

500

1000

1500

2000

2500

2014 2015 2016

pencurian pembunuhan pemerkosaan

Page 31: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 13

membandingkan data perubahan pertumbuhan ekonomi dengan perubahan tingkat

pengangguran. Data di Kepri sendiri menunjukkan hal yang serupa sebagaimana

tercermin dari garis linear dan koefisien -0,4721 pada grafik di atas. Koefisien tersebut

mengindikasikan bahwa setiap penurunan TPT sebesar 1%, akan terjadi percepatan

pertumbuhan ekonomi sebesar 0,4721 persen. Sebaliknya, ketika TPT meningkat 1

persen, pertumbuhan ekonomi akan melambat 0,4721 persen.

1.3 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL

Perekonomian Kepri pada tahun 2017 merupakan yang terendah sejak tahun

2012. Melemahnya kondisi ekonomi global serta gejala ketidakstabilan ekonomi sangat

berdampak pada perekonomian Kepri yang sangat tergantung pada eksternal. Hal

tersebut di atas diindikasikan oleh besarnya porsi kegiatan ekspor-impor Kepri yang

cukup tinggi yang masing-masing mencapai porsi 81,30 persen dan 64,78 persen dari

PDRB Kepri tahun 2017.

Disamping melemahnya

perekonomian dunia di saat harga

komoditas migas yang mencapai titik

terendah di akhir semester I 2017,

adanya rencana kenaikan bunga

pinjaman luar negeri AS telah memicu

arus permodalan asing keluar dari

Indonesia. Bagi Kepri yang 59 persen

dari perekonomiannya digerakkan oleh sektor industri, hal tersebut secara signifikan

akan berdampak pada penurunan ekonomi Kepri. Sebagai wilayah FTZ, memang sudah

seharusnya sektor Industri Kepri dominan terhadap perekonomian, namun porsinya

yang sangat besar harus mulai dapat dikurangi dengan mulai membangun sektor

potensial lainnya.

Gambar I-18 Keterkaitan Kondisi Marko dan Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: BPS Provinsi Kepri

4,25%

2,57%

4,02%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

Des-16 Mar-17 Jun-17 Sep-17 Des-17

Kondisi Makro Kepri

BI 7RRR Pertumbuhan Ekonomi Kepri (yoy) Inflasi Kepri (yoy)

15,00%

51,24%

3,99%

-5,00%

0,00%

5,00%

-40,00%

-20,00%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

Des-16 Mar-17 Jun-17 Sep-17 Des-17

Pertumbuhan Industri Kepri

Ekspor (yoy) (LHS) Impor (yoy) (LHS)

Industri Pengolahan (RHS)

Harga Komoditas

Ekonomi

Moneter:

BI 7DRR

Bunga Pinjaman Luar

Negeri

PDRB Inflasi

Fiskal:

Pajak & Belanja Pemerintah

Arus Modal Keluar

Ekonomi

Pertumbuhan Ekspor-Impor

Dan geliat industri

Gambar I-17 Arus Kebijakan Fiskal dan Moneter

Sumber: Kanwil DJPb Kepri

Page 32: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 14

Kebijakan BI rate yang dilakukan melalui BI 7DRR merupakan refleksi atas

kondisi perekonomian nasional. Dikaitkan dengan kondisi ekonomi di tingkat regional

Kepri, menurunnya BI 7DRR yang dikelola oleh BI diduga merupakan feedback atas

lesunya perekonomian Kepri. Meskipun penurunan BI 7DRR tidak berdampak langsung

pada Kepri, perekonomian Kepri mulai membaik di triwulan III sejalan dengan

penurunan BI 7DRR.

Membaiknya kondisi ekonomi sejalan dengan pertumbuhan industri pengolahan

Kepri. Namun demikian, terdapat anomali disaat nilai tukar rupiah sedang melemah

terhadap negara-negara mitra dagang Kepri, kenaikan impor Kepri cukup tinggi

meskipun secara nominal nilai ekspor lebih tinggi dari pada nilai impor Kepri yang

menghasilkan surplus perdagangan sebesar US$ 3,44 miliar pada tahun 2017. Anomali

kenaikan impor tersebut merupakan arus impor barang baku produksi yang digunakan

pada sektor industri pengolahan hal diindikasikan dengan kenaikan impor nonmigas

hasil industri pada bulan September dan Desember yang masing-masing sebesar 34,90

persen dan 20,51 persen.

Beberapa penjelasan tersebut di atas menjelaskan bahwa ekonomi Kepri masih

sangat rapuh terhadap kondisi global. Hal ini dapat diperbaiki dengan meningkatkan

kemandirian Kepri melalui peningkatan produksi bahan baku industri.

Melalui capaian sasaran

pembangunan yang telah ditetapkan

pada tahun 2017, pemerintah perlu

melakukan koreksi atas kebijakannya,

khususnya di tingkat pemerintah daerah.

Capaian pertumbuhan ekonomi yang

berada di bawah target RKP maupun

RPJMD mencerminkan bahwa pada

tahun 2017 kebijakan pemerintah dalam

mendorong perekonomian kurang berdampak terutama dari sisi pemerintah sebagai

penyumbang pertumbuhan dari sisi permintaan (10,84 persen).

Dari sisi inflasi, kinerja PPID Kepri sangat baik dengan capaian inflasi yang

terjaga pada angka 4 persen yang berada masih berada pada target RKP dan berada

di bawah target RPJMD. Namun demikian, pertumbuhan pengangguran dan kemiskinan

Kepri tahun 2017 meleset cukup jauh dari target yang ditetapkan hal sejalan dengan

memburuknya kondisi ekonomi Kepri di tahun 2017.

2,57%

10,84%

3,01%

-10,00%

-5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

2016Q3 2016Q4 2017Q1 2017Q2 2017Q3 2017Q4

Pertumbuhan Ekonomi Kepri (yoy)

Porsi Pengeluaran Pemerintah (yoy)

Pengeluaran Pemerintah (yoy)

Gambar I-19 Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah

Sumber: BPS Kepri

Page 33: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 15

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT

REGIONAL

2.1 APBN TINGKAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Gambar II-1 Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN Kepri

Sumber: Monev PA dan OM SPAN DJPBN, DJP, dan DJBC Kemenkeu (diolah)

Secara umum, nominal alokasi dan realisasi APBN di Kepri tahun 2014-2017

memiliki tren yang cenderung fluktuatif mengikuti dengan penyesuaian belanja sesuai

dangan asumsi penerimaan tiap tahunnya. Namun demikian, peningkatan realisasi

belanja jauh melebihi realisasi pendapatan sehingga defisit anggaran meningkat.

Tabel II-1 Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran Rupiah) Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran Rupiah)

Uraian 2015 2016 2017

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi A. Pendapatan 9.492,68 7.663,84 9.864,58 7.787,57 9.476,94 7.425,60

Penerimaan Pajak 8.189,40 6.259,21 8.637,51 6.386,29 7.972,67 6.035,79 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 1.067,37 1.278,22 1.171,21 1.376,66 1.490,62 1.381,57 Hibah 235,91 126,41 55,86 24,62 13,65 8,24

B. Belanja Negara 12.815,02 12.342,69 14.295,25 13.009,74 13.735,17 13.055,03 Belanja Pemerintah Pusat 6.358,73 5.593,27 6.123,05 5.385,82 6.187,97 5.562,43 Transfer ke Daerah 6.456,29 6.749,42 8.172,20 7.623,92 7.547,20 7.492,59

C. Surplus (Defisit) (A-B) -3.322,34 -4.678,85 -4.387,61 -5.222,17 -4.258,23 -5.629,43 Sumber: Monev PA dan OM SPAN DJPBN, DJP, dan DJBC Kemenkeu (diolah)

Berdasarkan persentase capaian pendapatan, realisasi pendapatan semenjak

tahun 2014 terus mengalami penurunan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi ekonomi

di Provinsi Kepulauan Riau merupakan trigger pendapatan pemerintah terutama dari

7,32 9,49 9,86

9,48

12,86 12,82 14,30 13,74

-5,54-3,32 -4,39 -4,26

2014 2015 2016 2017

Perkembangan Pagu (dalam triliun)

Pendapatan Belanja Negara Surplus/Defisit

7,67 7,66 7,79 7,43

11,60 12,34 13,01 13,06

-3,93 -4,68 -5,22 -5,63

2014 2015 2016 2017

Perkembangan Realisasi(dalam triliun)

Pendapatan Belanja Negara Surplus/Defisit

”Alokasi dan realisasi APBN di Kepri dalam tren yang fluktuatif dan cenderung turun

di tahun 2017”

“Pendapatan Pemerintah Pusat di Kepri turun -4,65 persen dari tahun 2016. Berakhirnya program tax amnesty mendorong

turunnya pendapatan Pemerintah Pusat di Kepri ditambah lagi dengan penurunan harga komoditas, dan ketidakstabilan

perekonomian global di akhir 2017. Di sisil lain, terjadi peningkatan realisasi belanja pemerintah Kepri sejalan dengan

peningkatan alokasi belanjanya meskipun hanya sebesar 0,35 persen dibandingkan tahun 2016.”

Page 34: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 16

sektor pajak. Namun demikian, rekam pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah di

awal tahun diduga sebagai penyebab mayor turunnya pendapatan Pemerintah Provinsi

Kepulauan Riau.

Di sisi lain, persentase realisasi belanja

pemerintah pada tahun 2017 meningkat 404 basis

poin dibanding tahun 2016. Realisasi belanja pada

tahun 2017 dinilai lebih baik dari tahun 2016, hal ini

diindikasikan dengan kualitas belanja pada tahun

2017 dinilai lebih baik dengan adanya kebijakan

efisiensi belanja dan penggunaan belanja

perjalanan dinas yang lebih selektif. Selain itu,

penambahan alokasi belanja yang bersumber dari

hibah ikut mendorong realisasi belanja di tahun

2017.

2.2 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

Pendapatan Pemerintah Pusat di Kepri tahun 2017 turun -4,65 persen dari tahun

2016 yang sebelumnya sebesar Rp7,78 triliun menjadi 7,43 triliun. Pendapatan sektor

perpajakan yang mulai turun semenjak berakhirnya program tax amnesty mendorong

turunnya pendapatan Pemerintah Pusat di Kepri. Penerimaan pajak dengan porsi yang

tinggi yaitu 81,28 persen memiliki sensitivitas yang tinggi sekaligus kontributor tertinggi

terhadap total pendapatan Kepri.

Pendapatan Pemerintah Pusat di Kepri yang semakin turun selama dua tahun

terakhir didorong oleh pertumbuhan ekonomi Kepri yang semakin turun semenjak tahun

2012. Pertumbuhan ekonomi Kepri tahun 2017 merupakan yang terendah semenjak

tahun 2012 yaitu sebesar 2,57 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi Kepri yang

didominasi dan hanya terpusat pada kontributor utama (industri, konstruksi, dan

pertambangan) tidak dapat menjamin kelangsungan ekonomi Kepri apabila terjadi

permasalahan pada sektor utama tersebut. Dan pada awal tahun 2017 adanya

perubahan iklim investasi yang cenderung negatif ikut mempengaruhi di pertumbuhan

kontributor utama ekonomi Kepri. Sehingga meskipun pada tahun 2017 telah didukung

dengan penambahan basis pajak, lesunya pertumbuhan pada kontributor utama belum

mampu memperbaiki penerimaan pajak 2017.

2.2.1 Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi

Pada tahun 2017 Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat di Kepri mencapai

Rp6,04 triliun, turun sebesar -5,49 persen dari tahun 2016. Berdasarkan jenisnya, Pajak

Dalam Negeri memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap total penerimaan

“Turunnya pendapatan pemerintah pusat merupakan efek domino dari memburuknya iklim investasi yang berdampak pada sektor-sektor dominan di

Kepri”

Gambar II-2 Perkembangan Capaian Pendapatan dan Belanja APBN di Kepri

Sumber: Monev PA dan OM SPAN DJPBN, DJP, dan DJBC Kemenkeu (diolah)

104,78%

80,73%78,94%

78,35%

90,22%96,31%

91,01%95,05%

2014

-P

enda

pata

n

2015

-P

enda

pata

n

2016

-P

enda

pata

n

2017

-P

enda

pata

n

2014

- B

elan

ja

2015

- B

elan

ja

2016

- B

elan

ja

2017

- B

elan

ja

“Penerimaan Perpajakan Tahun 2017 sebesar -5,49 persen dari tahun 2016 yang didorong oleh

turunnya PPh”

Page 35: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 17

perpajakan yang mencapai 92,71 persen, disamping itu pendapatan Pajak

Perdagangan Internasional berkontribusi sebesar 7,29 persen. Namun demikian,

penerimaan Pajak Dalam Negeri menyumbang kontribusi negatif terhadap agregat

penerimaan perpajakan Kepri sebesar -7,32 persen dari tahun 2016. Pajak Penghasilan

(PPh) sebagai kontributor tertinggi Pendapatan Pajak Dalam Negeri sekaligus

Penerimaan Pajak Agregat berkontribusi negatif -15,25 persen dari tahun 2016. Hal ini

sejalan dengan berakhirnya masa tax amnesty yang diindikasikan dengan penerimaan

tebusan pajak 2017 yang hanya mencapai Rp177,38 miliar terpaut jauh -82,68 persen

dari tahun 2016 (Rp1,03 triliun). Namun demikian, Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

sebagai kontributor terbesar kedua pada tahun 2017 tumbuh cukup signifikan dari tahun

2016 yaitu sebesar 38,13 persen.

Meskipun pada tahun 2017 perekonomian Kepri mengalami keterpurukan,

masih terdapat celah yang menunjukkan bahwa Kepri masih mampu memperbaiki

kondisi ekonomi. Pertumbuhan Pajak Perdagangan Internasional yang terus meningkat

semenjak tahun 2015 menunjukkan bahwa perekonomian masih terus tumbuh dengan

adanya peningkatan ekspor dan impor. Pada tahun 2017 Pendapatan Pajak

Internasional Kepri tumbuh 26,33 persen dari tahun 2016. Peningkatan ini sejalan

dengan peningkatan aktivitas ekspor dan impor pada tahun 2017 yang masing-masing

tumbuh sebesar 10,56 persen dan 12,96 persen dengan surplus sebesar US$3,44 miliar

yang meningkat 4,88 persen dibanding surplus tahun 2016 sebesar US$3,28 miliar.

Tabel II-2 Perkembangan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran Rupiah)

Perkembangan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran Rupiah) Jenis Pendapatan 2015 2016 2017

Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Pendapatan Pajak Dalam Negeri 7.860,46 5.900,01 75,06% 8.271,14 6.037,90 73,00% 7.690,85 5.595,68 72,76% Pajak Penghasilan (PPh) 6.627,69 5.079,42 76,64% 6.898,52 5.246,81 76,06% 6.553,17 4.446,86 67,86% Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 1.088,50 710,77 65,30% 1.190,41 741,95 62,33% 1.067,20 1.024,84 96,03% Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 28,67 24,41 85,16% 23,75 26,40 111,17% 21,34 28,99 135,87% Cukai 19,43 22,53 115,94% 7,23 11,34 156,87% 0,39 8,70 2215,77% Pajak Lainnya 96,17 62,88 65,39% 151,23 11,39 7,53% 48,75 86,28 176,99% Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional

467,76 359,21 76,79% 366,37 348,39 95,09% 281,81 440,11 156,17%

Bea Masuk 467,72 359,17 76,79% 365,80 346,74 94,79% 281,81 424,58 150,66% Bea Keluar 0,03 0,03 96,19% 0,57 1,65 291,88% 0,00 15,53 0,00 Total Penerimaan Perpajakan 8.328,22 6.259,21 75,16% 8.637,51 6.386,29 73,94% 7.972,67 6.035,79 75,71% Sumber: OM SPAN DJPBN, DJP, dan DJBC Kemenkeu (diolah)

Dilihat dari kinerja perpajakan, tax ratio atau rasio penerimaan perpajakan

pemerintah pusat terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi

Kepulauan Riau memang berada jauh di bawah tax ratio nasional sebesar ±9,89 persen.

Rendahnya tax ratio di Provinsi Kepulauan Riau disebabkan oleh pemberian insentif

fiskal berupa pembebasan pajak, khususnya di area Free Trade Zone Batam.

Namun demikian, tax ratio penerimaan perpajakan di Provinsi Kepulauan Riau

juga terus menurun. Pada tahun 2015 tax ratio penerimaan perpajakan turun 47 basis

poin dari 3,61 persen di tahun 2014. Di tahun 2016, rasio pajak kembali turun 19 basis

“Tax Ratio Kepri jauh di bawah rata-rata nasional karena adanya pemberlakuan

Free Trade Zone”

Page 36: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 18

poin menjadi 2,95 persen. Dan di tahun 2017, rasio pajak mengalami penurunan 32

basis poin menjadi 2,63 persen.

Di sisi lain, berdasarkan

jenis pajaknya, Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak

Perdagangan Internasional tahun

2017 kembali naik sempat

menurun di tahun 2015 dan 2016.

Hal ini menunjukkan bahwa

meskipun kinerja penerimaan

perpajakan cenderung rendah, kinerja penerimaan PPN dan PPI masih mampu

mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kepri.

2.2.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pemerintah Pusat di Kepri pada tahun

2017 mencapai Rp1,38 triliun, meningkat tipis 0,36 persen dari tahun 2016. Peningkatan

PNBP tahun 2017 didorong oleh peningkatan signifikan oleh PNBP Pendapatan dari

Pengelolaan BMN dan PNBP Pendidikan yang masing-masing meningkat 28,88 persen

dan 24,67 persen dari tahun 2016.

PNBP Pengelolaan BMN didominasi oleh Pendapatan Penjualan Hasil

Sitaan/Rampasan dan Harta Peninggalan sebesar Rp7,82 miliar (49,97 persen dari total

PNBP Pengelolaan BMN). Peningkatan pendapatan Penjualan Hasil Sitaan/Rampasan

dan Harta Peninggalan sebesar 48 persen (dari tahun 2016) merupakan sumbangan

yang cukup signifikan bagi peningkatan PNBP Pengelolaan BMN di tahun 2017.

Sementara itu, PNBP Pendidikan didominasi oleh Pendapatan Uang Pendidikan

sebesar Rp46,52 miliar (94,07 persen dari total PNBP Pendidikan).

Tabel II-3 Perkembangan PNBP Pemerintah Pusat di Kepri Berdasarkan Jenis (dalam miliaran rupiah) Perkembangan PNBP Pemerintah Pusat di Kepri

Jenis PNBP Tahun 2016 Tahun 2017 Realisasi Porsi PNBP Realisasi Porsi PNBP

1.Pendapatan dari Pengelolaan BMN 12,15 0,88% 15,66 1,13% 2.Pendapatan Iuran dan Denda 3,55 0,26% 3,08 0,22% 3.Pendapatan Lain-Lain 49,07 3,56% 9,28 0,67% PNBP Umum 64,77 4,70% 28,02 2,03% 1.Pertambangan Umum - 0,00% - 0,00% 2.Kehutanan - 0,00% - 0,00% 3.Perikanan - 0,00% - 0,00% 4.Jasa 309,46 22,48% 338,70 24,52% 5.Kejaksaan dan Peradilan 12,07 0,88% 7,35 0,53% 6.Pendidikan 39,67 2,88% 49,46 3,58% 7.Pendapatan Gratifikasi 11,38 0,83% 4,61 0,33% 8.Badan Layanan Umum (BLU) 939,3 68,23% 953,44 69,01% PNBP Fungsional 1.311,89 95,30% 1.353,55 97,97%

Sumber: OM SPAN DJPBN Kemenkeu (Diolah);

Gambar II-3 Perkembangan Tax to GRDP Ratio Kepri

Sumber: Monev PA DJPBN, DJP, DJBC Kemenkeu dan BPS Kepri (diolah);

3,61%3,14% 2,95%

2,63%2,57% 2,55% 2,42%

1,94%

0,42%0,36% 0,34% 0,45%

0,57%

0,18% 0,16% 0,22%

2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7

Total PPh PPN PPI

“Tax Ratio Kepri terus menurun dengan penurunan tertinggi terjadi pada komponen

PPh”

“PNBP Pengelolaan BMN dan PNBP pendidikan mendorong peningkatan PNBP 28,88 persen dan 24.67

persen”

PNBP Badan Layanan Umum (BLU) memiliki porsi terbesar dalam komposisi PNBP Kepri

Page 37: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 19

Di samping itu, PNBP Badan Layanan Umum (BLU) memiliki porsi terbesar

dalam komposisi PNBP Kepri (69,01 persen) dan porsinya meningkat 0,78 persen dari

tahun 2016. PNBP BLU tahun 2017 mengalami peningkatan tipis sebesar 1,51 persen

dari tahun 2016. PNBP BLU di Kepri sendiri disumbang oleh satu-satunya BLU di

lingkup Kepri, yakni Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam). Capaian yang baik di tahun 2017 dibandingkan

tahun 2016 didorong oleh dampak perubahan manajemen dan kebijakan strategis

pengelolaan kawasan otorita oleh BP Batam terutama dalam kemudahan perizinan.

Dilihat dari kinerjanya, rasio PNBP terhadap PDRB mengalami penurunan dari

0,641 persen di tahun 2015 menjadi 0,636 persen di tahun 2016, dan terus menurun

mencapai 0,601 persen di tahun 2017. Penurunan PNBP ratio tersebut dapat diartikan

bahwa peningkatan penerimaan PNBP Kepri belum mampu mengimbangi kecepatan

pertumbuhan ekonomi di Kepri.

2.2.3 Pendapatan Hibah

Penerimaan hibah di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2017 sebesar Rp8,24

miliar, anjlok -66,53 persen dibandingkan tahun 2016. Selisih komponen Hibah

Langsung Dalam Negeri (HLD) hingga Rp14,32 miliar menjadi penyebab penurunan

tersebut. Komponen HLD yang sangat rendah di tahun 2017 dibandingkan tahun 2016

diakibatkan karena adanya penurunan penerimaan hibah penyelenggaraan Pemilu

sebesar -87,64 persen dibandingkan tahun 2016, meskipun pada tahun 2016 dan 2017

tidak terdapat penyelenggaraan Pilkada di wilayah Kepri.

Tabel II-4 Penerimaan Hibah Pemerintah Pusat di Kepri Berdasarkan Sumber (dalam miliaran Rupiah) Penerimaan Hibah Pemerintah Pusat di Kepri Berdasarkan Sumber (dalam miliaran Rupiah)

Jenis Hibah 2015 2016 2017 Realisasi Porsi Hibah Realisasi Porsi Hibah Realisasi Porsi Hibah

Hibah Luar Negeri (HLN) 2,39 1,89% 2,06 8,37% - 0% Hibah Langsung Dalam Negeri (HLD) 124,02 98,11% 22,56 91,63% 8,24 100% Hibah Langsung Luar Negeri (HLL) - 0,00% - 0,00%

Sumber: Monev PA DJPBN Kemenkeu (Diolah)

2.2.4 Analisis Sensitivitas Pendapatan Pemerintah Pusat

Fenomena perlambatan pertumbuhan

ekonomi Kepri dimulai sejak tahun 2012.

Hasil uji sensitivitas terhadap penerimaan

Pemerintah Pusat selama periode

perlambatan tersebut menunjukkan hasil

yang beragam.

Untuk penerimaan perpajakan,

ditemui indikasi bahwa adanya hubungan

yang positif antara penurunan penerimaan

Gambar II-4 Scatter Plot Sensitivitas Penerimaan Pemerintah Pusat di Kepri

Sumber: BPS Kepri dan Kemenkeu (Diolah)

y = 4,8755x + 0,0663

y = 7,5574x + 0,1143

-35%

-15%

5%

25%

45%

-1,0% -0,9% -0,8% -0,7% -0,6% -0,5%

ΔP

erub

ahan

Pen

erim

aan

Δ Perubahan Pertumbuhan Ekonomi

Pajak PNBP

“Pendapatan hibah tahun 2017 anjlok -66,53 persen karena

tidak ada pilkada ”

“Setiap 1% perlambatan ekonomi menurunkan

pajak 4,88% ”

Page 38: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 20

dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Dampak dari setiap 1 persen perlambatan

pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mengurangi penerimaan perpajakan hingga

4,8755 persen. Begitupun dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang akan

mengurangi penerimaan hingga 7,5574 persen. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa

pada lingkup Kepri, penerimaan pajak dan PNBP relatif sensitif terhadap kondisi

perekonomian.

2.3 BELANJA PEMERINTAH PUSAT

Pada tahun 2017, alokasi belanja APBN Kepri mencapai sebesar Rp14,74 triliun

di Kepri, meningkat 3,10 persen dibandingkan tahun 2016. Peningkatan alokasi tahun

2017 terjadi karena adanya peningkatan belanja Pemerintah Pusat yang signifikan

mencapai 17,45 persen dari tahun 2016. Sementara itu, perkembangan alokasi Transfer

ke Daerah dan Dana Desa memberikan kontribusi negatif terhadap alokasi belanja

agregat Kepri karena mengalami penurunan -7,65 persen dari tahun 2016. Transformasi

kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa lebih diarahkan untuk pembangunan

sarana dan prasarana di daerah dari pada belanja yang bersifat konsumtif sehingga

pada tahun 2017 alokasi Dana Bagi Hasil cenderung menurun dan alokasi DAK

cenderung meningkat. Selain itu, peningkatan realisasi belanja pemerintah Kepri

sejalan dengan peningkatan alokasi belanja Kepri meskipun hanya sebesar 0,35 persen

dibandingkan tahun 2016. Peningkatan ini didorong oleh realisasi belanja pemerintah

pusat sebesar 3,28 persen.

2.3.1 Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi

APBN di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2017 dibagi ke dalam 46 Bagian

Anggaran (BA) yang terdiri dari 45 Kementerian/Lembaga Negara (K/L) dan 1 Bagian

Anggaran Bendahara Umum Negara (BA-BUN). Jumlah BA tersebut menurun

semenjak tahun 2015 dari 47 di tahun 2015 karena BA 020 (Kementerian ESDM) tidak

lagi mendapat alokasi.

Tabel II-5 Perkembangan Belanja APBN, 10 Bagian Anggaran Terbesar TA 2014-2016 (dalam miliar Rupiah)

Perkembangan Belanja APBN, 10 Bagian Anggaran Terbesar TA 2014-2016 (dalam miliar rupiah) Bagian Anggaran 2015 2016 2017

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi 112 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam

1.123,73 88,68% 1.616,66 87,66% 1.784,86 79,69%

33 Kementerian PUPERA 904,28 97,87% 947,56 84,48% 872,61 97,78% 60 Kepolisian RI 420,31 108,54% 542,85 93,13% 569,21 96,96% 22 Kementerian Perhubungan 1.262,99 75,89% 684,08 89,48% 523,10 96,40% 12 Kementerian Pertahanan 371,14 97,21% 416,04 95,58% 459,70 96,93% 15 Kementerian Keuangan 340,40 95,02% 354,69 92,76% 411,73 91,93% 25 Kementerian Agama 301,96 87,34% 254,08 89,59% 262,69 94,75% 24 Kementerian Kesehatan 149,53 75,13% 163,99 68,97% 155,80 90,24% 13 Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Ri

132,42 90,92% 144,88 94,30% 134,91 98,37%

“Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa menyumbang kontribusi negatif terhadap alokasi belanja agregat Kepri karena mengalami penurunan -7,65 persen dari tahun

2016 ”

Page 39: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 21

42 Kementerian Riset, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi

294,83 91,44% 127,96 93,59% 122,55 91,04%

TOTAL seluruh BA 6.358,73 87,96% 6.123,05 87,96% 7.191,30 90,02% Sumber: Monev PA DJPBN Kemenkeu (Diolah)

Alokasi belanja pada 10 pagu K/L terbesar di tahun 2017 mencapai Rp5,30

triliun dengan tingkat penyerapan 90,42 persen. Dari 10 K/L tersebut, alokasi BA 112

(BP Batam) mengalami peningkatan yoy tertinggi baik secara nominal (Rp168,20 miliar)

maupun secara persentase (10,40 persen). Meskipun terdapat kenaikan belanja BP

Batam secara agregat, dengan kepemimpinan yang baru yang dimulai pada periode

2017, terdapat perampingan organisasi, yang diindikasikan dari belanja gaji dan

tunjangan yang mengalami penurunan sebesar -4,74 persen. Sementara itu, kontributor

tertinggi terhadap peningkatan belanja BP Batam adalah belanja yang digunakan untuk

peningkatan kualitas layanan BP Batam yang diindikasikan dari tingginya belanja

penyediaan barang dan jasa BLU lainnya dengan peningkatan sebesar 1.233,33

persen.

Di sisi lain, BA 022 (Kementerian Perhubungan) mengalami penurunan (yoy)

terbesar, dengan persentase penurunan -23,53 persen. Penurunan pada belanja

Kementerian Perhubungan merupakan lanjutan dari tahun 2016 yang sebelumnya telah

mengalami penurunan 45,84 persen. Penurunan tertinggi disumbang dari sisi Belanja

Pegawai pada Eselon I Ditjen Perhubungan udara sebesar -83,71 persen yang

diakibatkan oleh perubahan jumlah pegawai akibat perpindahan pegawai dengan total

yang diindikasikan dari penurunan belanja tunjangan kompensasi kerja PNS. Dan

penurunan ini juga ditambahkan dari penurunan alokasi belanja pada Eselon I Ditjen

Perhubungan Darat dengan persentase penurunan sebesar -67,47 persen yang terjadi

pada belanja gedung dan bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda.

2.3.2 Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Fungsi

Belanja Pemerintah berdasarkan fungsi mengacu pada standar OECD tentang

Classification of The Functions of Government (COFOG). Klasifikasi data belanja ke

dalam fungsi-fungsi pemerintahan membantu organisasi pemerintah untuk

menganalisis kualitas belanja pemerintah dan mengevaluasi pencapaian sasaran fiskal.

Tabel II-6 Perkembangan Belanja APBN di Kepri Berdasarkan Fungsi (dalam miliaran Rupiah) Perkembangan Belanja APBN di Kepri Berdasarkan Fungsi (dalam miliaran Rupiah)

Fungsi 2015 2016 2017 Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

01 Pelayanan Umum 1.406,85 87,04% 638,31 88,29% 1.662,43 90,38% 02 Pertahanan 371,14 97,21% 416,04 95,58% 459,70 96,93% 03 Ketertiban dan Keamanan 452,71 94,57% 837,73 92,76% 862,01 95,95% 04 Ekonomi 3.030,21 85,82% 3.208,52 86,76% 3.230,92 86,88% 05 Lingkungan Hidup 96,05 81,43% 84,14 85,16% 105,44 73,44% 06 Perumahan dan Fasum 203,25 98,06% 278,56 82,60% 196,70 94,24% 07 Kesehatan 146,56 75,03% 199,32 71,39% 200,34 91,53% 08 Pariwisata dan Budaya 3,08 92,22% 5,49 86,82% 1,25 92,05% 09 Agama 53,17 82,59% 87,76 81,02% 77,17 92,28% 10 Pendidikan 582,97 91,39% 352,79 93,49% 381,12 94,09%

Pergantian pimpinan BP Batam diduga mendorong lonjakan belanja

BP Batam”

Page 40: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 22

11 Perlindungan Sosial 12,73 96,26% 14,40 97,78% 14,21 98,71% Total 6.358,73 87,96% 6.123,05 87,96% 7.191,30 90,02%

Sumber: Monev PA DJPBN Kemenkeu (Diolah)

Prioritas utama pemerintah pusat untuk Kepri adalah pada bidang ekonomi

sebagaimana tercermin dari share pagunya yang terbesar mulai dari 45,81% di tahun

2014, 48,65% di tahun 2015, 53,65% di tahun 2016, dan 44,93 persen di tahun 2017.

Di sisi lain, tren realisasi fungsi ekonomi masih belum sejalan sebagaimana tercermin

dari serapan yang masih stagnan dengan peningkatan realisasi hanya sebesar 0,83

persen. Namun demikian, hal tersebut terjadi di tengah-tengah kondisi penghematan

anggaran tahun 2017. Fungsi ekonomi memiliki komponen proyek yang banyak, ketika

proyek-proyek belum dilelang sampai dengan pertengahan tahun 2017 (berpotensi

tidak terealisasi), pemerintah menjadikan proyek-proyek tersebut sebagai sasaran

penghematan. Salah satunya adalah kegiatan Coremap-CTI pada Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Kepulauan Riau yang hanya mampu terserap 1,49 persen di tahun

2017.

Terdapat lonjakan alokasi tertinggi pada tahun 2017 yang terjadi pada fungsi

pelayanan umum sebesar 160,44 persen. Lonjakan alokasi yang sangat tinggi pada

fungsi tersebut dikarenakan adanya transformasi penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

melalui KPPN di Daerah pada tahun 2017. Penambahan alokasi penyaluran DAK Fisik

dan Dana Desa mencapai porsi 60,62 persen dari total alokasi fungsi pelayanan umum

pada tahun 2017. Sehingga secara sekilas fungsi pelayanan umum melonjak sangat

tinggi, namun apabila penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa dikeluarkan, fungsi

pelayanan umum akan anjlok -8,72 persen dari tahun 2016.

Kinerja realisasi tertinggi dilihat dari fungsi pada tahun 2017 terdapat pada fungsi

Kesehatan yang meningkat 28,21 persen dibandingkan tahun 2016. Fungsi kesehatan

dialokasikan pada Kementerian Kesehatan (74,67 persen), BPOM (10,82 persen), dan

BKKBN (14,51 persen). Kinerja yang tinggi ini didorong oleh tingginya kinerja belanja

pegawai yang mencapai 56,97 persen dari tahun 2016. Tingginya belanja pegawai

mengindikasikan adanya penambahan pegawai yang dicerminkan melalui penambahan

alokasi dan realisasi belanja gaji pada Kementerian Kesehatan.

Fungsi Pariwisata dan Budaya pada tahun 2017 melemah dibandingkan tahun

2016 yang diindikasikan dengan alokasi yang sangat rendah (turun 77,30 persen).

Namun demikian, kinerja tahun 2017 dinilai lebih efisien dari tahun 2016 karena ada

peningkatan serapan sebesar 6,02 persen dari serapan pada tahun 2016. Keinginan

pemerintah untuk mendukung perekonomian dari sektor pariwisata pada tahun 2017

memang tidak akan dapat dimaksimalkan disamping alokasi yang semakin berkurang,

terdapat pengurangan alokasi yang diperuntukkan promosi pariwisata lingkup Kepri

yang cukup besar (-73,08 persen).

“Share fungsi ekonomi mengalami tren meningkat sejalan dengan pemrioritasan

pemerintah”

“Lonjakan alokasi tertinggi pada tahun 2017 yang terjadi pada fungsi pelayanan umum sebesar 160,44

persen.”

“Alokasi fungsi pariwisata meroket turun

77,30 persen”

Page 41: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 23

2.3.3 Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Jenis Belanja

Belanja pemerintah pusat di Kepri berdasarkan jenisnya terdiri dari belanja

pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bantuan sosial dan belanja lain-lain.

Sementara itu, dengan adanya transformasi kebijakan Dana Transfer dan Dana Desa,

pada tahun 2017, DAK Fisik dan Dana Desa mulai disalurkan oleh KPPN di Daerah.

Tabel II-7 Perkembangan Belanja APBN di Kepri Berdasarkan Jenis Belanja (dalam miliaran Rupiah) Perkembangan Belanja APBN di Kepri Berdasarkan Jenis Belanja (dalam miliaran Rupiah)

Jenis Belanja 2015 2016 2017 Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja Pegawai 1.208,26 1.193,47 1.395,82 1.339,27 1.415,08 1.356,55 Belanja Barang 2.510,88 2.143,15 2.895,91 2.484,01 2.959,55 2.601,48 Belanja Modal 2.523,08 2.155,81 1.746,03 1.487,57 1.721,65 1.521,79 Belanja Bantuan Sosial 46,10 42,11 6,30 6,22 5,84 5,40 Belanja Lain-Lain 70,41 58,73 78,99 68,75 85,86 77,22 Dana Alokasi Khusus Fisik 0,00 0,00 0,00 0,00 775,14 682,68 Dana Desa 0,00 0,00 0,00 0,00 228,18 228,18

Total 6.358,73 5.593,27 6.123,05 5.385,82 7.191,30 6.473,30 Sumber: Monev PA DJPBN Kemenkeu (Diolah)

Kenaikan Belanja Pemerintah tertinggi di tahun 2017 terdapat pada belanja lain-

lain dengan peningkatan sebesar 8,70 persen. Alokasi Belanja DAK Fisik dan Dana

Desa memiliki porsi 13,95 persen dari total belanja pemerintah pusat di Kepri. Dengan

adanya belanja Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Dana Desa pada KPPN, alokasi

belanja Pemerintah Pusat di Kepri meningkat 17,45 persen. Sementara itu, tanpa

belanja DAK Fisik dan Dana Desa, alokasi belanja pemerintah pusat Kepri hanya

mengalami peningkatan 1,06 persen. Sehingga penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

di daerah memberikan sumbangan kenaikan alokasi total belanja pemerintah sebesar

16,39 persen.

Penurunan terbesar alokasi belanja tahun 2017 terdapat pada belanja Bantuan

Sosial yang mencapai 724 basis poin. Dan sejalan dengan penurunan realisasinya

sebesar 1304 basis poin. Penurunan tersebut didorong oleh turunnya alokasi baik

realisasi pada Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau dengan penurunan masing-masing

sebesar -23,65 persen dan -23,04 persen. Penurunan alokasi belanja bantuan sosial

pada Dinas sosial terbesar pada kegiatan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas

yang sejalan dengan berkurangnya penerima bantuan sosial.

Alokasi pagu belanja modal pada tahun 2017 mengalami penurunan kembali

sebesar -1,40 persen setelah sempat turun -30,80 persen di tahun 2016 karena proyek-

proyek APBN yang terselesaikan di tahun 2015 dan tahun 2016. Disamping itu,

penurunan alokasi belanja juga berasal dari penurunan alokasi belanja yang

sebelumnya merupakan belanja pembangunan beralih ke belanja

preservasi/pemeliharaan.

“Alokasi Belanja DAK Fisik dan Dana Desa memiliki porsi 13,95 persen dari total belanja pemerintah pusat

di Kepri”

Page 42: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 24

2.3.4 Analisis Kapasitas dan Efisiensi Fiskal Pemerintah Pusat

Instrumen fiskal merupakan salah satu komponen terpenting bagi pemerintah

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Kapasitas fiskal dan

efisiensi penganggaran sangatlah penting untuk memaksimalkan belanja produktif.

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukurnya adalah sebagai berikut.

Tabel II-8 Indikator Kapasitas dan Efisiensi Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2016 dan 2017 (dalam miliaran Rupiah) Indikator Kapasitas dan Efisiensi Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2016 dan 2017 (dalam miliaran Rupiah)

Uraian Provinsi Kepri Nasional 2016 2017 2016 2017

Rasio dana kelolaan belanja non pegawai 0,03 0,01 0,04 0,03 Rasio belanja modal APBN-APBD 0,85 0,70 0,83 1,06 Rasio belanja terhadap populasi Rp3.186.766,19 Rp3.644.854,38 Rp5.126.308,36 Rp8.292.623,92 Rasio belanja pegawai 0,22 0,20 0,26 0,16 Rasio belanja modal 0,30 0,24 0,21 0,11

Sumber: Monev PA & OM SPAN DJPBN, DJPK Kemenkeu, BPS Kepri & Pusat, dan Pemda Lingkup Kepri (Diolah)

Rasio dana kelolaan belanja non pegawai digunakan untuk mengukur beban

Pemerintah Pusat dalam membiayai belanja non pegawai Pemda. Kecilnya rasio di atas

menunjukkan bahwa belanja non pegawai yang dikelola Pemda jauh lebih banyak

menggunakan APBD dibandingkan APBN (Kewenangan DK/TP/UB). Rasio di Kepri

(0,01) yang lebih kecil dari rasio tingkat nasional (0,03) juga menunjukkan bahwa

pengalokasian APBN dalam kewenangan DK/TP/UB di Kepri lebih efisien karena

Pemda relatif lebih banyak menggunakan dana APBD. Disamping itu, semakin kecilnya

rasio tahun 2017 dari tahun 2016 menunjukkan bahwa beban pemerintah dalam

membantu pembiayaan pemerintah daerah semakin kecil.

Rasio belanja modal APBN-APBD membandingkan peranan Pemerintah Pusat

dan Pemda dalam mengalokasikan belanja modal. Nilai di bawah 1 menunjukkan

bahwa Pemda lebih banyak mengalokasikan belanja modal dibandingkan Pemerintah

Pusat, dan sebaliknya. Sesuai dengan NAWACITA Presiden Jokowi yang salah satunya

pembangunan dari pinggiran terlihat pada tabel di atas, bahwa peran pemerintah dalam

ikut membangun pemda secara nasional cukup besar (1,06). Dan dibandingkan dengan

tahun sebelumnya, peningkatan peran pemerintah terlihat cukup signifikan. Sementara

itu, di lingkup Kepri peran Pemda dalam pembangunan meningkat dari pada tahun

sebelumnya yang diindikasikan dengan turunnya Rasio belanja modal APBN-APBD

(0,70). Tingginya rasio belanja APBN-APBD nasional juga menunjukkan bahwa secara

agregat peran pemerintah dalam pembangunan di daerah lebih besar, namun demikian,

pemda lingkup Kepri dapat dikatakan memiliki rasio alokasi belanja modal yang lebih

besar dari pada Pemda pada umumnya.

Rasio belanja terhadap populasi digunakan untuk melihat kapasitas pemerintah

dalam membiayai layanan publik bagi masyarakat. Sejalan dengan peningkatan rasio

belanja APBN-APBD, kapasitas belanja pemerintah terhadap pemenuhan standar

layanan publik bagi masyarakat semakin meningkat. Konsentrasi pemerintah yang tidak

“Alokasi anggaran DK/TP/UB di Kepri lebih efisien dibandingkan

rata-rata nasional”

“Peranan belanja modal Pemda

dominan di Kepri”

“Kapasitas fiskal pemerintah pusat di Kepri lebih rendah dari-rata

nasional”

Page 43: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 25

hanya untuk menjamin ketersediaan infrastruktur juga ditunjukkan dengan

meningkatnya rasio belanja terhadap populasi. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

kapasitas pemerintah pusat di regional Kepri (Rp3,64 juta per orang) untuk membiayai

layanan publik masih lebih rendah dibandingkan rata-rata kapasitas pemerintah pusat di

tingkat nasional (Rp8,29 juta per orang).

Rasio belanja pegawai digunakan untuk melihat efisiensi pemerintah pusat

dalam mengalokasikan anggarannya. Semakin kecil rasionya, semakin efisien belanja

pemerintah karena porsi belanja pegawai yang merupakan belanja konsumtif semakin

sedikit. Rasio belanja pegawai pada tahun 2017 baik di tingkat regional maupun di

tingkat nasional mengalami penurunan yang menunjukkan bahwa pemerintah semakin

efisien dalam pengalokasian belanja. Perbandingan rasio tersebut menunjukkan bahwa

belanja pegawai di Kepri cukup efisien karena hanya menghabiskan 20% dari total pagu

APBN dibandingkan 16% (lebih efisien) dari total pagu di tingkat nasional.

Rasio belanja modal digunakan untuk melihat pemanfaatan kapasitas

pemerintah pusat dalam mengalokasikan anggarannya. Semakin besar rasionya,

semakin baik pemanfaatan anggaran karena porsi belanja modal yang merupakan

belanja modal semakin besar. Perbandingan rasio belanja modal yang lebih rendah di

tahun 2017 menunjukkan bahwa kapasitas pemerintah yang digunakan untuk belanja

modal semakin sempit. Dengan bertambahnya belanja yang bersifat mandatory seperti

Pendidikan, Kesehatan, Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa, kapasitas

pemerintah untuk menganggarkan belanjanya akan semakin terbatas. Berdasarkan

tabel di atas, Perbandingan rasio tersebut menunjukkan bahwa belanja modal di Kepri

lebih baik karena berporsi hingga 24% dari total pagu APBN dibandingkan 11% dari

total pagu di tingkat nasional.

2.3.5 Analisis Belanja Pemerintah Pusat Untuk Pembangunan Manusia

Dalam konteks pembangunan manusia, salah satu indikator utama yang

digunakan adalah Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan

Manusia (IPM). IPM sendiri merepresentasikan beberapa aspek yang menggambarkan

kesejahteraan masyarakat yakni ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Untuk

menganalisis pemrioritasan pemerintah pusat dalam meningkatkan IPM di Kepri,

beberapa kategori belanja pemerintah yang paling representatif, yakni belanja

infrastruktur (untuk ekonomi), belanja pendidikan, dan belanja kesehatan dibandingkan

dengan total pagu belanja APBN di Kepri.

Tabel II-9 Rasio Belanja Pemerintah Pusat Untuk Pembangunan Manusia Rasio Belanja Pemerintah Pusat Untuk Pembangunan Manusia

Uraian Provinsi Kepri Nasional 2016 2017 2016 2017

Rasio belanja infrastruktur 0,21 0,20 0,24 0,18

“Alokasi belanja pegawai di Kepri lebih besar dari

nasional”

“Alokasi belanja modal di Kepri lebih baik dibandingkan

rata-rata nasional”

Page 44: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 26

Rasio belanja pendidikan 0,06 0,05 0,11 0,20 Rasio belanja kesehatan 0,03 0,03 0,06 0,05

Sumber: Monev PA & OM SPAN DJPBN, DJPK Kemenkeu, BPS Kepri & Pusat, dan Pemda Lingkup Kepri (Diolah)

Sesuai dengan kebijakan belanja negara pada APBN 2017, pemerintah memiliki

komitmen untuk meningkatkan kualitas belanja negara melalui realokasi belanja pada subsidi

energi secara signifikan kepada belanja yang bersifat prioritas dan mandatory, yaitu

infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Sehingga pada tahun 2017 pemerintah

meningkatkan alokasi belanja untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan dengan

peningkatan masing-masing sebesar 123,4 persen, 27,4 persen, dan 83,2 persen. Dari ketiga

rasio belanja pembangunan pada tabel di atas, bahwa rasio pada tahun 2017 di tingkat

regional cenderung belum cukup baik dibandingkan tahun 2016. Sementara itu, di tingkat

nasional, kenaikan rasio belanja di tahun 2017 hanya terjadi pada belanja pendidikan. Dalam

konteks komparatif, pemrioritasan anggaran pemerintah pusat di regional Kepri untuk

kepentingan pembangunan masih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional,

sebagaimana tercermin dari kedua rasio belanja pembangunan manusia di Kepri yang lebih

kecil dan hanya pada rasio belanja infrastruktur yang berada di atas rata-rata nasional.

2.3.6 Analisis Belanja Pemerintah Pusat Pendukung Sektor dan Subsektor

Ekonomi Unggulan

Dikaitkan dengan belanja APBN yang mendukung sektor dan subsektor

ekonomi, dapat dibuat rasio belanja sektoral terhadap kontribusi sektor kepada PDRB

yang mencerminkan komitmen pemerintah pusat dalam mengembangkan sektor dan

subsektor tersebut. Rasio di atas angka 1 mengindikasikan bahwa pemerintah pusat

sudah memprioritaskan sektor tersebut dalam anggarannya.

Tabel II-10 Rasio Belanja Pemerintah Pusat Pendukung Sektor dan Subsektor Ekonomi Unggulan Rasio Belanja Pemerintah Pusat Pendukung Sektor dan Subsektor Ekonomi Unggulan

Kategori Belanja Porsi (%) PDRB (Sektor) Porsi (%) Rasio 2016 2017 2016 2017 2016 2017

Belanja Infrastruktur 20,71 20,22 Sektor Konstruksi 17,94 17,76 1,155 1,139 Belanja Subfungsi Bahan Bakar dan Energi

0,00 0,00 Sektor Listrik & Gas 1,14 1,16 0,000 0,000

Belanja Subfungsi Industri 0,06 0,04 Subsektor logam dasar dan subsektor Industri elektronik (Sektor Industri Pengolahan)

37,33 36,13 0,002 0,001

Belanja Fungsi Pariwisata 0,09 0,02 Subsektor Penyediaan Akomodasi

1,09 2,41 0,080 0,007

Belanja Kemaritiman Bidang Perhubungan Laut

6,05 8,28 Subsektor Angkutan Laut

1,00 3,12 6,074 2,653

Belanja Kemaritiman Bidang Perikanan

1,01 0,54 Subsektor Perikanan 2,36 3,41 0,428 0,157

Sumber: Monev PA & OM SPAN DJPBN dan BPS Kepri (Diolah)

Dari rasio tersebut, terlihat bahwa pemrioritasan pemerintah baru terjadi pada

sektor konstruksi (1,139) dan subsektor angkutan laut (2,653), sedangkan untuk sektor

dan subsektor lainnya yang memiliki rasio di bawah angka 1, masih memerlukan

“Prioritas pembangunan manusia oleh Pemerintah Pusat adalah jalur ekonomi (infrastruktur)”

Page 45: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 27

komitmen penganggaran lebih dari pemerintah. Disamping itu, sektor konstruksi dan

subsektor angkutan laut memiliki peranan yang sangat penting dalam interkonektivitas

wilayah kepulauan seperti di Kepri. Komitmen yang tinggi dalam dua bidang tersebut

berpotensi menciptakan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang juga akan berdampak

terhadap sektor/subsektor ekonomi unggulan lainnya. Sementara itu, turunnya rasio-

rasio pada tahun 2017 di atas menunjukkan bahwa peranan pemerintah semakin

berkurang dan digantikan oleh peran APBD dan bantuan dari sektor swasta.

Dengan demikian, perlu diperhatikan pula bahwa rasio tersebut baru

mencerminkan komitmen berupa anggaran yang terkait langsung dan tercatat dalam

APBN saja. Di luar itu, terdapat pembiayaan APBD, murni swasta atau Public Private

Partnership (PPP), serta regulasi yang mungkin sudah baik atau masih perlu diperbaiki

untuk mendukung pengembangan sektor dan subsektor unggulan tersebut.

2.3.7 Analisis Pengaruh Belanja Pemerintah Pusat Terhadap Indikator

Ekonomi

Kebijakan fiskal memiliki hubungan saling mempengaruhi dengan

pembangunan perekonomian di daerah. Semakin baik perekonomian di suatu daerah,

semakin tinggi penerimaan yang akan didapat pemerintah. Semakin tinggi penerimaan,

semakin tinggi pula belanja pemerintah yang akan menjadi stimulus bagi perekonomian.

Gambar II-5 Siklus Perekonomian dan Fiskal

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau, Kajian Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Perekonomian Regional Provinsi Kepulauan Riau

Kondisi ideal dimana perekonomian dan fiskal saling mendorong satu sama lain

tersebut pada kenyataannya tidak selalu terjadi. Pajak yang dikenakan pada

masyarakat akan menarik uang yang seharusnya beredar dalam perekonomian.

Semakin lama pajak tersebut tidak dikeluarkan kembali sebagai belanja pemerintah

pada perekonomian, semakin tinggi opportunity cost dari situasi dimana uang tersebut

tetap di tangan masyarakat. Timbulnya opportunity cost juga terjadi pada kondisi

dimana pajak yang ditarik dijadikan belanja pemerintah yang lebih banyak bersifat

“Dari 7 sektor dan subsektor ekonom unggulan Kepri, Hanya sektor konstruksi dan subsektor angkutan laut yang mendapatkan prioritas

anggaran”

”Eksekusi belanja yang lambat dan banyaknya belanja konsumtif dapat menciptakan opportunity cost yang lebih tinggi

dari manfaatnya”

Page 46: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 28

konsumtif, alih-alih menjadi stimulus, yang terjadi hanya penundaan dan pergeseran

belanja konsumtif dari masyarakat ke pemerintah. Hal serupa juga berlaku untuk belanja

pemerintah yang dibiayai dari pembiayaan. Berdasarkan nilainya, stimulus yang

disuntikkan ke perekonomian akan bertambah dalam jangka pendek namun, dalam

jangka panjang timbul kewajiban untuk membayar denda dan pokok hutang. Oleh

karena itu, dalam kasus pembiayaan idealnya terdapat perhitungan yang matang untuk

memastikan bahwa stimulus yang dihasilkan dari pembiayaan lebih besar dari

kewajiban yang akan timbul dalam jangka panjang.

Dalam Kajian “Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Perekonomian Regional

Provinsi Kepulauan Riau”, Kanwil DJPBN Provinsi Kepri melakukan analisis regresi

antara Belanja APBN dengan PDRB dan antara Belanja APBN dengan Penyerapan

Tenaga Kerja. Analisis regresi dilakukan dengan menggunakan aplikasi Eviews 8.1 dan

bertujuan untuk melihat pengaruh belanja APBN terhadap indikator ekonomi. Hasil

regresi tersebut menunjukkan bahwa APBN memiliki efek multiplier 23,27 kali terhadap

PDRB Kepri namun tidak berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

Pada analisis regresi APBN per Kabupaten/Kota sebagai variabel independen

dan PDRB ADHB per Kabupaten/Kota sebagai variabel dependen, digunakan fixed

effect untuk mengakomodir heteroskedastisitas atau kondisi awal perekonomian setiap

Kabupaten/Kota yang berbeda. Hasil regresi tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar II-6 Pengujian Ekonometri Belanja APBN terhadap PDRB Kabupaten/Kota lingkup Kepri Dependent Variable: PDRB? Method: Pooled Least Squares Date: 01/08/16 Time: 13:51 Sample: 2010 2014 Included observations: 5 Cross-sections included: 7 Total pool (balanced) observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

α0 1,10E+13 1,27E+12 8,711141 0,0000 βAPBN 23,26708 2,674606 8,699255 0,0000

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau, Kajian Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Perekonomian Regional Provinsi Kepulauan Riau

Dari hasil regresi tersebut, ditemukan koefisien variabel APBN sebesar 23,27.

Koefisien tersebut mengindikasikan bahwa belanja pemerintah berdampak positif

terhadap perekonomian Kepri (PDRB ADHB) dengan pengaruh sebesar Rp23,27 dari

setiap 1 rupiah yang dibelanjakan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa untuk

meningkatkan pertumbuhan perekonomian Kepri, pemerintah pusat dapat menjadikan

kebijakan fiskal ekspansif sebagai alternatif. Tentunya, alokasi belanja tetap harus

diprioritaskan pada belanja produktif agar dampaknya menjadi maksimal.

Selanjutnya, untuk mengukur pengaruh belanja pemerintah terhadap tenaga

kerja dilakukan regresi dengan data Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) per sektor

“Hasil regresi mengindikasikan APBN berdampak ppsitif pada

PDRB”

”Kebijakan fiskal ekspansif dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi Kepri”

Page 47: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 29

sebagai variabel dependen dan data APBN per output terkait sebagai variabel

independen. Analisis regresi menggunakan Fixed Effect dan White Cross-Section atau

Heteroscedasticity-Consistent Standard Errors untuk mengakomodir

heteroskedastisitas atau perbedaan mendasar pada masing-masing sektor . Hasil

regresi tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar II-7 Pengujian Ekonometri Belanja APBN terhadap Penyerapan Tenaga Kerja lingkup Kepri Dependent Variable: PTK? Method: Pooled Least Squares Date: 12/22/15 Time: 23:44 Sample: 2012/II 2015/I Included observations: 6 Cross-sections included: 6 Total pool (balanced) observations: 36 White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

α0 112973,7 4027,118 28,05324 0,0000 βAPBN? -3,69E-08 1,04E-08 -3,534828 0,0014

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau, Kajian Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Perekonomian Regional Provinsi Kepulauan Riau

Hasil regresi tidak menunjukkan pengaruh yang positif dari belanja pemerintah

pusat terhadap penyerapan tenaga kerja. Hipotesis penyebab hasil yang tidak positif

tersebut adalah ketergantungan Provinsi Kepulauan Riau akan barang kebutuhan dasar

seperti bahan makanan dan bahan bangunan sehingga penciptaan lapangan pekerjaan

dari belanja pemerintah banyak yang mengalir menjadi penciptaan lapangan pekerjaan

di wilayah lain. Ketergantungan tersebut dapat dilihat dari komponen net ekspor antar

wilayah di Kepri yang selalu mengalami defisit. Sebagai contoh, pada Triwulan III 2016

defisit tersebut sebesar -5,99 triliun rupiah atau sekitar 11,5% dari PDRB Provinsi

Kepulauan Riau. Untuk Bahan Makanan, ketergantungan tersebut tercermin juga dari

analisis BPS (2016) yang menunjukkan bahwa LQ subsektor Pertanian hanya 0,13.

2.4 ANALISIS CASH FLOW PEMERINTAH PUSAT

Total pengeluaran APBN Kepri tahun 2017 tumbuh 0,35 persen yang didorong

oleh pertumbuhan belanja yang cukup signifikan dari sisi belanja K/L sebesar 3,28

persen. Namun demikian, kinerja pengeluaran APBN ini dapat dikatakan stagnan

karena hanya mengalami pertumbuhan 0,35 persen dari tahun 2017. Kebijakan belanja

APBN yang lebih selektif dapat dikatakan sebagai salah satu penyebab pengeluaran

APBN yang cenderung stagnan. Pelaksanaan belanja pemerintah yang lebih selektif

dan mengalihkannya ke belanja yang lebih produktif dapat dilihat dari pertumbuhan per

jenis belanjanya, belanja modal satu-satunya belanja yang tumbuh menggembirakan

setelah sempat tumbuh negatif pada tahun 2016.

“Ketergantungan Kepri akan impor bahan kebutuhan dasar diduga menyebabkan berpindahnya

lapangan kerja”

Page 48: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 30

Gambar II-8 Pertumbuhan Belanja 2016-2017 (yoy)

Total Penerimaan APBN Kepri tahun 2017 tumbuh melambat -4,65 persen

dibandingkan tahun 2016. Besarnya rasio penerimaan pajak (81,28 persen) terhadap

total penerimaan pemerintah mengindikasikan bahwa pertumbuhan penerimaan pajak

akan sangat mempengaruhi realisasi penerimaan total Kepri. Melambatnya

pertumbuhan penerimaan pajak pada tahun 2017 sebesar -5,49 persen menjadi pemicu

utama turunnya penerimaan APBN Kepri. Berakhirnya masa tax amnesty di awal tahun

2017 merupakan pendorong turunnya penerimaan pajak tahun 2017 dibanding tahun

2016, namun demikian melambatanya perekonomian tahun 2017 memperkeruh kondisi

penerimaan pajak di tahun 2017.

Pada tahun 2017, pertumbuhan total pengeluaran Kepri tidak sebanding dengan

pertumbuhan penerimaannya. Kondisi ini menyebabkan melebarnya celah defisit APBN

Kepri. Defisit APBN Kepri tahun 2017 tumbuh 7,80 persen (yoy) dengan nominal –

Rp5,63 triliun. Rasio total penerimaan terhadap total pengeluaran yang rendah (56,88

12,22% 15,90%

-31,00%

-85,24%

17,07%1,29% 4,73% 2,30%

-13,04%

12,32%

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial Belanja Lain-lain

2016 2017

2,03% 7,70%

-80,53%

-5,49%

0,36%

-66,53%

Penerimaan Pajak PNBP Hibah

Pertumbuhan Penerimaan 2016 - 2017 (yoy)

2016 2017

Sumber: MONEV PA; OM SPAN

Sumber: MONEV PA; OM SPAN; DJPBC; DJPB

PEMERINTAH

PUSAT Pengeluaran APBN Rp13,06 T

Belanja K/L Rp5,56 T

Transfer Rp7,49 T Penerimaan APBN Rp7,42 T

Perpajakan Rp6,04 T

PNBP Rp1,38T

Hibah Rp8,24 T

Gambar II-9 Ilustrasi Cash Flow Kepri 2017

Sumber: MONEV PA; OM SPAN; DJPBC; DJPB

Page 49: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 31

persen) menunjukkan bahwa hampir sebagian APBN yang dikelola di Kepulauan Riau

merupakan subsidi silang dari provinsi lainnya.

Namun demikian, komponen penerimaan APBN Kepri tersebut di atas belum

termasuk PNBP Sumber Daya Alam (SDA) yang dicatat langsung sebagai penerimaan

di Pusat (Jakarta). Untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif, data

realisasi DBH per triwulan I dan ketentuan bagi hasil digunakan untuk mengestimasi

surplus/defisit riil di Provinsi Kepulauan Riau.

Tabel II-11 Estimasi Surplus/Defisit Cashflow Kepri (dalam rupiah) Estimasi Perkembangan Surplus/Defisit Riil Cash Flow Pemerintah Pusat di Kepri (dalam miliaran rupiah)

Uraian 2015 2016 2017 A Estimasi PNBP Gas Bumi 2.653,73 3.923,74 3.288,36 B Estimasi PNBP Minyak Bumi 2.625,11 986,63 696,00 C Estimasi PNBP Pertambangan Umum 172,34 45,97 85,46 D Estimasi PNBP Kehutanan Dana Reboisasi 0,39 0,88 2,18 E Estimasi PNBP Kehutanan Selain Dana Reboisasi 142,03 173,35 466,35 F Estimasi PNBP Perikanan 6,15 3,96 4,60 G Surplus/(Defisit) Konvensional (4.678,85) (5.222,17) (5.629,43) H Surplus/(Defisit) Estimasi Riil (A+B+C+D+E+F+G) 920,91 (87,64) (1.086,47)

Sumber: PA MONEV, OMSPAN, DJPK

Hasil estimasi tersebut di atas menunjukkan bahwa semenjak tahun 2016

Provinsi Kepulauan Riau terus mengalami defisit. Tingginya rasio penerimaan gas bumi

pada PNBP SDA menunjukkan bahwa perkembangan pertambangan Gas Bumi akan

sangat berpengaruh pada pertumbuhan penerimaan Kepri. Rasio penerimaan gas bumi

yang tinggi sejalan dengan potensi cadangan gas bumi di wilayah Kabupaten Natuna

dan Kepulauan Anambas. Namun demikian, pada tahun 2017 harga migas masih

tercatat rendah dibandingkan 7 tahun sebelumnya menyebabkan turunnya penerimaan

migas Kepri.

Dalam jangka panjang, muncul resiko pelemahan kapasitas fiskal Pemkab

Natuna dan Anambas yang mengandalkan DBH SDA Migas sebagai salah satu

penerimaan utama. Implementasi perubahan skema cost recovery menjadi gross split

serta upaya revisi Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2017 tentang Pengawasan

Pengusahaan Pada Kegiatan Usaha di Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral

diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi di sektor hulu migas ke depannya.

2.5 TRANSFER KE DAERAH

Transfer ke pemerintah daerah dalam bentuk dana perimbangan merupakan

konsekuensi dari pelaksanaan desentralisasi dan pergeseran kebutuhan fiskal yang

mengikuti. Dana perimbangan bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan antar-pemerintah daerah.

Tabel II-12 Perkembangan Dana Perimbangan di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran Rupiah) Perkembangan Dana Perimbangan di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran Rupiah)

DANA PERIMBANGAN 2015 2016 2017 PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI

TRANSFER KE DAERAH 6.377,09 104,60% 7.994,43 93,14% 7.319,01 99,25% A Dana Perimbangan 6.348,34 104,62% 7.934,03 93,09% 7.311,51 99,25%

“Transfer bertujuan mengurangi kesenjangan vertikal dan

horizontal”

Page 50: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 32

1 DANA TRANSFER UMUM 5.273,24 106,27% 6.404,45 94,67% 5.803,62 101,40% DBH 2.494,36 113,26% 2.567,20 86,69% 1.766,98 104,61% DBH Pajak 1.407,75 131,89% 1.142,95 73,08% 845,23 78,53% DBH SDA 1.086,61 89,13% 1.424,26 97,62% 921,76 128,52% DAU 2.778,88 100,00% 3.837,25 100,00% 4.036,64 100,00%

2 DANA TRANSFER KHUSUS 1.075,10 96,49% 1.529,58 86,49% 1.507,89 90,98% DAK Fisik 523,52 95,84% 959,45 80,04% 775,14 88,07% DAK Non Fisik 551,58 97,11% 570,13 97,34% 732,75 94,05%

B DID 28,75 100,00% 60,41 100,00% 7,50 100,00% C Dana Otsus 0,00 0,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

DANA DESA 79,20 100,00% 177,77 100,00% 228,18 100,00% TOTAL 6.456,29 104,54% 8.172,20 93,29% 7.547,20 99,28%

Sumber: Monev PA Perbendaharaan (diolah)

Alokasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa untuk Kepri pada tahun 2017

mencapai Rp7,55 triliun, turun -7,65 persen dibandingkan tahun 2016. Harga migas

yang terus terkoreksi turun di tahun 2017 merupakan salah satu faktor pendorong

anjloknya total penerimaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada tahun 2017. Tinggi

atau rendahnya share PNBP SDA dalam bentuk SDA ke setiap Pemda akan sejalan

dengan kenaikan/penurunan PNBP yang telah terkoreksi oleh harga migas dunia.

Meskipun secara agregat Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami

penurunan, terdapat peningkatan alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) Kepri tahun 2017

sebesar 5,20 persen sejalan dengan kebijakan earmark Dana Transfer Umum dalam

kebijakan belanja tahun 2017. Selain itu terdapat peningkatan alokasi Dana Desa Kepri

tahun 2017 sebesar 28,36 persen dan akan terus meningkat sejalan dengan program

pembangunan dari pinggiran dengan target Dana Desa yang diterima oleh setiap desa

sebesar Rp1 miliar.

Secara agregat, DAU memiliki porsi yang terbesar dibandingkan dengan

komponen transfer yang lain. Namun demikian, DAU akan terbagi habis untuk mengisi

kebutuhan gaji pegawai Pemda dan mengisi celah fiskal yang timbul akibat rendahnya

kapasitas fiskal daerah. Saat ini, yang masih dapat diharapkan untuk dapat bangkit

dalam mendorong penerimaan transfer adalah bangkitnya penerimaan dari sektor

Migas. Perkembangan harga migas yang terkoreksi tertinggi di akhir tahun 2017 pada

US$ 60 per barrel dan mencapai US$ 70 per barrel. Pengelolaan Blok East Natuna yang

masih belum dilakukan pada tahun 2017 setelah penandatanganan kontrak

menunjukkan adanya potensi peningkatan penerimaan Migas di Natuna. Selain itu,

semenjak berlakunya one belt one road dan sea toll, luar negeri semakin melirik Natuna

untuk ikut dalam konsorsium Migas di wilayah Blok East Natuna.

2.6 PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM PUSAT

Badan Layanan Umum (BLU) merupakan instansi pemerintah yang bertujuan

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan fasilitas berupa fleksibilitas

dalam pengelolaan keuangan. Satuan kerja (Instansi Pemerintah) menjadi BLU ketika

menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU (PPK-BLU) yaitu pola pengelolaan

“Penguatan desentralisasi mendorong lonjakan alokasi

transfer”

”Fleksibilitas keuangan pada BLU diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas layanan

publik ”

Page 51: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 33

keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan penerapan praktek bisnis

yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Di lingkup Kepri sendiri

hanya terdapat 1 entitas BLU yakni Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas

dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam).

2.6.1 Profil dan Jenis Layanan Satuan Kerja Badan Layanan Umum

BP Batam yang mulai resmi menerapkan PPK-BLU berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2011 tanggal 4 Februari 2011, merupakan BLU dengan

jenis layanan pengelola kawasan, bersifat non-sruktural/non-eselon, serta bertindak

sebagai regulator kawasan sekaligus sebagai operator.

Tabel II-13 Profil BP Batam (dalam miliaran Rupiah) Profil BP Batam (dalam miliaran Rupiah)

Tahun Nilai Aset Nilai Ekuitas Pagu RM Pagu PLN Pagu RMP Pagu BLU 2015 28.426,63 27.081,46 214,68 123,56 - 909,05 2016 28.085,95 26.724,97 146,78 0 11,02 1.458,86 2017 54.164,64 52.827,10 283,61 0 22,75 1.478,50 Perubahan (2017-2016) 92,85% 97,67% 93,23% 0,00% 106,45% 1,35%

Sumber: Monev PA DJPBN Kemenkeu dan LK BP Batam (diolah)

Terlepas dari signifikansi kenaikan pagu anggaran BP Batam di tahun 2017

(10,40 persen atau Rp168,21 miliar), nilai ekuitas BP Batam meningkat signifikan 97,67

persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa depresiasi asset BP Batam lebih kecil

dibandingkan realisasi belanja modalnya. Disamping itu, porsi belanja modal BP Batam

memang relatif kecil dibandingkan porsi belanja barangnya. Pagu belanja modal BP

Batam senilai Rp608,78 miliar atau hanya berporsi 34,11 persen dari pagu agregat

sedangkan share pagu belanja barang mencapai 65,89 persen. Ketimpangan tersebut

sejalan dalam konteks realisasi dimana sampai akhir tahun 2017 realisasi belanja modal

hanya 72,86 persen sedangkan realisasi belanja barang mencapai 83,22 persen.

Namun demikian, pertumbuhan pagu dan realisasi belanja modal tumbuh lebih

signifikan dibandingkan belanja barang. Pertumbuhan pagu dan realisasi belanja modal

masing-masing sebesar 32,58 persen (yoy) dan 19,63 persen (yoy). Sementara itu,

pertumbuhan pagu dan realisasi belanja barang masing-masing sebesar 1,61 persen

(yoy) dan -6,47 persen (yoy).

Dalam membiayai pagu belanja BLU-nya yang mencapai Rp1,48 triliun, BP

memiliki layanan penghasil PNBP BLU yang sangat beragam, yakni:

a. Sembilan pelabuhan laut yang terdiri dari pelabuhan umum, terminal internasional,

terminal domestik dan beberapa pelabuhan khusus.

b. Bandara Internasional Hang Nadim dengan pergerakan jumlah penumpang

mencapai 4,77 juta orang tahun 2014, dan frekuensi pergerakan pesawat udara

mencapai 39.797 kali setahun.

c. Pengelolaan air baku dan limbah.

d. Rumah sakit kelas B plus non pendidikan (Rumah Sakit Otorita Batam)

”Nilai asset dan ekuitas BP Batam meningkat sejalan dengan realisasi

belanja modal ”

Page 52: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 34

e. Pengelolaan lahan d areal pulau Batam dan lima pulau di sekitarnya berdasarkan

Keppres No.41 Tahun 1973 ditindaklanjuti dengan Kepmendagri No.43 Tahun 1977

dan Kepmen Agraria/Kepala BPN No.9-VIII Tahun 1993.

f. Pengelolaan industri pertanian terpadu sesuai Keputusan Ketua Otorita Batam No.

03/KPTS/KA/I/2003 dan persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi. Usaha yang dikelola meliputi Kawasan Industri Pertanian

Terpadu Sei Temiang (KIPTS) seluas 60-80 Ha, instalasi peternakan di Sei Temiang,

pusat hatchery di Tanjung Riau, pusat pengembangan budidaya dengan sistem

jaring apung di Pulau Galang, dan pusat diklat di Tanjung Riau.

g. Pelayanan hosting dan pelatihan bersertifikat pada IT Center.

h. Pengelolaan rumah susun di Sekupang, Muka Kuning, Batu Ampar dan Kabil.

2.6.2 Analisis Kemandirian Badan Layanan Umum

BLU ditujukan untuk menumbuhkan jiwa wiraswasta pada pemerintah

(enterprising the government). Oleh karenanya entitas BLU didorong untuak mandiri

yang dapat dilihat dari rasio pagu BLU terhadap pagu lainnya (RM, PLN, RMP, dsb)

Tabel II-14 Kemandirian Satker BLU di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran Rupiah) Kemandirian Satker BLU di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran Rupiah)

Satuan Kerja 2016 2017 Pagu BLU % Pagu Lain % Pagu BLU % Pagu Lain %

BP Batam 1.458,86 81,91 322,24 18,09 1.478,50 82,84 306,3676 17,16 Sumber: Monev PA DJPBN Kemenkeu (diolah)

Dilihat dari alokasi pagu, tingkat kemandirian BP Batam di tahun 2017 meningkat

93 basis poin dari 81,91 persen menjadi 82,84 persen. Hal tersebut menjadi sentimen

positif di tengah perombakan jajaran direksi BP Batam dan rencana perombakan

sebagian wilayah Batam menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri. Dengan

kinerja pengelolaan keuangan yang lebih baik, BP Batam diharapkan dapat lebih aktif

menjadi motor perekonomian Kepri di tahun-tahun berikutnya.

2.6.3 Potensi Satker PNBP Menjadi Satker BLU

Per akhir tahun 2017 terdapat 5 satker yang berpotensi menerapkan PPK-BLU

di lingkup Kepri. Tiga satker bergerak di bidang layanan pendidikan yang memang

secara proses bisnis sangat memungkinkan dibuat BLU. Dua Satker lainnya bergerak

di bidang layanan ekonomi sub-bidang transportasi (pelabuhan) dengan salah satu

kriteria porsi pagu PNBP sangat tinggi yaitu sebesar 73,07 persen. Penerapan PPK-

BLU pada pelabuhan juga sesuai dengan kebijakan Kementerian Perhubungan saat ini

dalam upayanya meningkatkan layanan (Berita Satu, 2017).

Tabel II-15 Satuan Kerja PNBP yang Berpotensi menjadi BLU (dalam miliaran Rupiah) Satuan Kerja PNBP yang Berpotensi menjadi BLU (dalam miliaran Rupiah)

Satuan Kerja Layanan Pagu 2016 Pagu 2017 PNBP Lain-

nya Porsi PNBP

PNBP Lain-nya

Porsi PNBP

Politeknik Negeri Batam Pendidikan 21,73 45,84 32,16% 26,34 46,94 35,95%

“Tingkat kemandiran BP Batam meningkat

93 basis poin”

“3 satker pendidikan dan 2 satker pelabuhan di Kepri berpotensi

menjadi BLU”

Page 53: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 35

Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)

Pendidikan 16,30 44,09 26,99% 19,89 29,38 40,37%

Politeknik Kesehatan Tanjungpinang Pendidikan 3,02 17,52 14,72% 3,99 25,50 13,52% Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pulau Sambu

Ekonomi (Transportasi)

3,18 3,59 46,96% 7,40 2,73 73,07%

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Balai Karimun

Ekonomi (Transportasi)

6,00 8,35 41,85% 3,15 7,76 28,87%

Sumber: Monev PA Perbendaharaan (diolah)

Porsi PNBP pada satker potensial dengan layanan pendidikan rata-rata

meningkat di TA 2017. Namun demikian, terjadi penurunan porsi PNBP yang cukup

besar pada KSOP Tanjung Balai Karimun sejalan dengan pengurangan porsi belanja

dari PNBP terutama untuk layanan perkantoran yang dipangkas sampai Rp2,33 miliar

atau sebesar -46,59 persen.

2.7 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI

Investasi pemerintah di lingkup Provinsi Kepulauan Riau yang ditatausahakan

oleh Ditjen Perbendaharaan meliputi penerusan pinjaman dan kredit.

2.7.1 Penerusan Pinjaman

Penerusan pinjaman (Subsidiary Loan Agreement-SLA) merupakan pinjaman

yang diteruspinjamkan oleh Pemerintah kepada BUMN/ Pemerindah Daerah/BUMD.

Untuk lingkup Kepri, hanya terdapat satu Penerusan Pinjaman Dalam Negeri di Provinsi

dengan sumber dananya berasal dari Rekening Pembangunan Daerah (RPD).

Tabel II-16 Profil Penerusan Pinjaman di Provinsi Kepulauan Riau Loan ID Nomor Pinjaman Debitur Hak Tagih Pemerintah 2071501 RDA-259/DP3/1996 (23 Mei 1996) PDAM Tirta Kepri 22,33 miliar rupiah

Sumber: SLIM DJPBN Kemenkeu

Pada tahun 2016, Pemerintah Pusat memutuskan untuk menghapus utang

PDAM dalam rangka pencapaian sasaran 100% akses air bersih. PDAM Tirta Kepri

termasuk salah satu PDAM yang berhasil menyelesaikan persyaratan administratifnya

sehingga per akhir tahun 2016, kewajiban pembayaran utang PDAM Tirta Kepri telah

dihapuskan dan pada tahun 2017 peresmian penutupan utang akan dilaksanakan.

Skema penghapusan yang telah dilakukan tersebut adalah skema Hibah-PMD.

Untuk mengukur dampak penghapusan utang tersebut terhadap kinerja PDAM,

digunakan dua indikator finansial yakni Debt to Equity Ratio (DER) atau Rasio Utang

Pada Ekuitas dan Debt to Income Ratio (DTI) atau Rasio Pembayaran Utang Pada

Pendapatan. DER digunakan untuk melihat leverage atau kebijakan pembiayaan

perusahaan dalam rangka ekspansi usaha. DTI digunakan untuk melihat kemampuan

sebuah perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya. Bagi investor, kedua indikator

finansial tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan ketika memutuskan untuk

berinvestasi atau tidak pada suatu perusahaan.

“Hutang PDAM Tirta Kepri dihapuskan pada

akhir tahun 2016”

Page 54: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 36

Tabel II-17 Simulasi Dampak Penghapusan Utang Terhadap Keuangan PDAM Tirta Kepri Simulasi Dampak Penghapusan Utang Terhadap Keuangan PDAM Tirta Kepri

Indikator Finansial Sebelum Penghapusan (a)

Setelah Penghapusan (b)

Perubahan (a-b)

Debt to Equity Ratio (DER) 436,74% <18,00% Berkurang 38.474 basis poin Debt to Income Ratio (DTI) 81,00% <1,00% Berkurang 8.000 basis poin

Sumber: SLIM DJPBN Kemenkeu dan LK PDAM Tirta Kepri (diolah)

Hasil analisis finansial dengan menggunakan rasio utang pada ekuitas (DER)

dan rasio pembayaran utang pada pendapatan (DTI) PDAM Tirta Kepri sebelum

penghapusan utang menunjukkan bahwa:

1. Nilai DER terakhir sebelum penghapusan mencapai 436,74 persen sehingga dapat

diartikan bahwa utang PDAM 4 kali lebih besar dari aset bersihnya.

2. Nilai DTI rata-rata sebelum penghapusan mencapai 81,00 persen sehingga dapat

diartikan bahwa PDAM hanya memiliki sisa 19,00 persen dari pendapatan untuk

dapat berinvestasi pada peningkatan layanannya.

Hasil simulasi dampak penghapusan utang terhadap keuangan PDAM Tirta

Kepri menunjukkan bahwa:

1. Penurunan DER diperkirakan lebih dari 38.474 basis poin sehingga DER menjadi

kurang dari 18,00 persen. Hal ini membuka peluang bagi PDAM Tirta Kepri guna

menarik minat investor/lembaga pembiayaan untuk melaksanakan pengembangan

usaha.

2. Penurunan DTI diperkirakan lebih dari 8.000 basis poin sehingga DTI menjadi

kurang dari 1,00 persen. Mengacu pada rata-rata pendapatan PDAM Tirta Kepri

dalam 4 tahun terakhir, PDAM Tirta Kepri diperkirakan memiliki ekstra Rp.1,65

miliar per tahun yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanannya.

Penghapusan tersebut diharapkan dapat memperbaiki kapasitas keuangan

PDAM sebagaimana tercermin pada estimasi penurunan DER dan DTI. Dengan

kapasitas keuangan yang lebih baik, PDAM Tirta Kepri diharpakan dapat menambah

investasi untuk meningkatkan layanannya bagi masyarakat, khususnya mengingat

akses air minum di Kepri yang diharapkan mencapai target 100 persen pada tahun

2019.

2.7.2 Kredit Program

Saat ini, pemerintah telah mengintegrasikan berbagai skema kredit program

menjadi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan sumber pendanaan dari Perbankan.

Pemerintah melakukan intervensi dengan mensubsidi bunga KUR sehingga bunga

efektif yang ditanggung oleh pelaku usaha dapat ditekan hingga 9%. Sejalan dengan

program KUR, untuk menjangkau pembiayaan usaha rakyat yang tidak dilirik

perbankan, pemerintah meluncurkan skema pembiayaan UMI (Ultra Mikro) dengan

plafond pinjaman di bawah Rp10 juta.

“Kondisi keuangan PDAM Tirta Kepri sebelum penghapusan

utang tidak sehat”

“Penghapusan utang mendorong PDAM TIrta Kepri menjadi

layak investasi”

“Kredit program bertujuan mempermudah pembiayaan bagi UMKM dan menciptakan resiliensi

ekonomi”

Page 55: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 37

Dengan adanya perubahan tata kelola dan kebijakan penyaluran KUR minat

masyarakat terutama pengelola UMKM akan Kredit Program dengan skema KUR

semakin meningkat. Penyaluran KUR di Kepri pada tahun 2017 mencapai Rp389,50

miliar dengan jumlah debitur yang menerima KUR mencapai 13.297 orang/badan.

Dibandingkan dengan penyaluran KUR tahun 2016, terdapat penurunan penyaluran

jumlah kredit sebesar -37,89 persen dan jumlah debitur turun sebesar -24,52 persen.

Penurunan tersebut diduga karena gaungya kebijakan pemerintah untuk menurunkan

suku bunga KUR di bulan November 2017. Dan secara normal, masyarakat yang akan

melakukan peminjaman KUR menunggu suku bunga KUR turun di tahun 2018

(economy.okezone.com, 2017).

Berdasarkan skemanya, Kredit Program untuk UMKM ini dapat dibagi menjadi

KUR Mikro, KUR Ritel, KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dan UMi. Kur Ritel dan KUR

Mikro mendominasi penyaluran KUR di Kepri tahun 2017 dengan porsi masing-masing

bedasarkan nilai akad adalah 46,79% dan 53,20%. Sejalan dengan penyaluran KUR

yang menyasar UMKM dengan kapasitas menengah ke atas, program kredit yang

menyasar kelas bawah cukup diminati oleh masyarakat. Pada tahun 2017, penyaluran

kredit Umi mencapai Rp1,20 miliar dengan debitur sebanyak 184 debitur. Sehingga,

sebanyak 1,36 persen dari total 13.481 debitur merupakan kegiatan usaha yang

dijalankan oleh pengusaha mikro.

Rendahnya Penyaluran KUR TKI merupakan salah satu kesempatan yang

kurang dimanfaatkan bagi para calon TKI, TKI, maupun purna TKI. Kesempatan untuk

mendapatkan pendanaan sebelum dan sesudah masa kerja TKI tidak begitu

dimanfaatkan. Kurangnya pengetahuan adanya program KUR Penempatan TKI dapat

menjadi salah satu alasan pemicunya. Namun demikian, rendahnya penyaluran KUR

TKI lingkup Kepri sebagian besar bersumber dari maraknya TKI ilegal karena tidak

memiliki dokumen resmi atauapun terdaftar di instansi pemerintah sehingga tidak dapat

memanfaatkan KUR TKI. Kepri sebagai wilayah yang bertetangga dengan negara

Singapura dan Malaysia merupakan tempat strategis yang digunakan sebagai tempat

Tabel II-18 Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Skema dan Bank (dalam miliaran rupiah) Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Skema dan Bank (dalam miliaran rupiah)

No. Skema - Bank Tahun 2016 Tahun 2017 Perubahan Akad Debitur Akad Debitur Akad Debitur

1 Mikro - BRI 268,56 15.089 213,17 11.726 -20,63% -22,29% 2 Mikro - Bank Mandiri 19,22 916 7,70 358 -59,94% -60,92% 3 Mikro - Lainnya 0,37 20 5,82 257 1.467,39% 1185,00% 4 Ritel - BNI 179,28 633 72,61 362 -59,50% -42,81% 5 Ritel - Bank Mandiri 116,92 1.008 53,48 425 -54,26% -57,84% 6 Ritel - Lainnya 44,62 185 36,72 169 -17,70% -8,65% 7 TKI 0,11 9 0,00 0 -100,00% -100,00% 8 UMi 0,00 0 1,20 184 - -

Total 629,08 17.860 390,69 13.297 -37,89% -25,55% Sumber: SIKP DJPBN Kemenkeu (Diolah)

”Skema KUR RItel dan KUR Mikro mendominasi penyaluran di

Kepri”

”Permasalahan TKI Ilegal menyebabkan rendahnya penyaluran KUR

TKI di Kepri”

Page 56: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 38

pelatihan TKI ilegal mampu menarik calon TKI dari berbagai wilayah di luar Kepri

(Fokusriau.com, 2017).

Berdasarkan Bank penyalurnya, KUR Mikro didominasi oleh Bank Rakyat

Indonesia (BRI) dengan porsi 94,04 persen dari total KUR Mikro tahun 2017. Pada

penyaluran KUR Ritel, Bank Rakyat Indonesia (BNI) dan Bank mandiri mendominasi

dengan porsi masing-masing 44,60 persen dan 32,85 persen dari total KUR Ritel tahun

2017. Sedangkan untuk UMi lingkup Kepri yang disalurkan pada tahun 2017,

seluruhnya disalurkan oleh pegadaian.

Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran KUR di Kepri tahun 2017

didominasi oleh sektor perdagangan dengan share 65,24 persen dari nilai akad total.

Sektor dengan share terbesar ke-2, 3, dan 4, yakni jasa kemasyarakatan, akomodasi

dan rumah makan, serta perikanan hanya mendapat share masing-masing 7,63 persen,

7,16 persen, dan 6,04 persen. Dikaitkan dengan sektor ekonomi yang ingin

dikembangkan oleh pemerintah di Kepri, yakni sektor jasa, pariwisata, dan pertanian,

penyaluran KUR ini menjadi kurang tepat.

Fenomena serupa juga terjadi di seluruh Indonesia karena pada dasarnya,

karakteristik dasar sektor perdagangan memang menjadikannya lebih fesibel di mata

perbankan. Untuk itu, pemerintah pusat telah mengakui penyaluran yang kurang tepat

sasaran tersebut dan mendesain skema KUR khusus sektor-sektor prioritas (The

Jakarta Post, 2017).

Untuk selanjutnya, Pemerintah Daerah juga diharapkan lebih aktif dalam

mendata calon debitur potensial yang sektor ekonominya ingin di prioritaskan di daerah

Tabel II-19 Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Sektor Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Sektor

No. Sektor Tahun 2016 Tahun 2017 Perubahan Akad Debitur Akad Debitur Akad Debitur

1 Perdagangan 439,62 11.342 254,90 7.989 -42,02% -29,56% 2 Pertanian 41,49 1.155 19,81 840 -52,26% -27,27% 3 Akomodasi dan Rumah Makan 33,94 791 27,97 938 -17,60% 18,58% 4 Perikanan 27,61 1.465 23,59 1.179 -14,57% -19,52% 5 Real Estate, Sewa, Jasa 24,39 806 12,27 345 -49,69% -57,20% 6 Jasa Kemasyarakatan 22,86 1.121 29,81 1.501 30,38% 33,90% 7 Lainnya 39,17 1.180 22,35 689 -42,94% -41,61%

Total 629,08 17.860 390,69 13.297 -37,89% -25,55% Sumber: SIKP DJPBN Kemenkeu (Diolah)

Tabel II-20 Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Wilayah Kabupaten/Kota Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Wilayah Kabupaten/Kota

No. Kabupaten/Kota Tahun 2015 Tahun 2016 Perubahan Akad Debitur Akad Debitur Akad Debitur

1 Kabupaten Bintan 65,20 2.352 51,34 1.970 -21,26% -16,24% 2 Kabupaten Karimun 74,15 1.948 57,54 1.618 -22,40% -16,94% 3 Kabupaten Natuna 19,68 806 12,32 577 -37,41% -28,41% 4 Kabupaten Lingga 21,71 1.429 15,51 987 -28,55% -30,93% 5 Kabupaten Kep. Anambas 19,05 1.039 15,53 755 -18,47% -27,33% 6 Kota Batam 330,99 7.288 174,69 5.161 -47,22% -29,18% 7 Kota Tanjungpinang 98,29 2.998 63,77 2.413 -35,13% -19,51%

Total 629,08 17.860 390,69 13.481 -37,89% -24,52% Sumber: SIKP DJPBN Kemenkeu (Diolah)

“Fesibilitas sektor perdagangan di mata bank penyalur menjadikannya paling dominan dalam penyaluran

KUR”

Page 57: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 39

masing-masing ke dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP). Pendataan calon

debitur potensial pada SIKP akan membantu pihak perbankan agar penyaluran KUR

berjalan lebih efektif.

Dilihat dari wilayah administrasi penyaluran KUR lingkup Kepulauan Riau di

tahun 2017, penyebaran KUR relatif sudah merata apabila dibobot berdasarkan jumlah

populasi di masing-masing wilayah. Secara nilai akad, Bintan, Karimun, Natuna, Lingga,

Kepulauan Anambas, Batam dan Tanjungpinang masing-masing mendapatkan porsi

13,14 persen, 14,73 pesen, 3,15 persen, 3,97 persen, 3,98 persen, 44,71 persen, dan

16,32 persen. Secara jumlah debitur, share masing-masing Kabupaten/Kota adalah

14,61 persen, 12 persen, 4,28 persen, 7,32 persen, 5,60 persen, 38,28 persen dan

17,90 persen. Sejalan dengan proporsi tersebut, share populasi Kabupaten/Kota

lingkup Provinsi Kepulauan Riau secara berturut-turut adalah 19,85 persen, 9,54

persen, 3,25 persen, 4,21 persen, 1,85 persen, 52,24 persen, dan 9,07 persen.

2.7.3 Analisis Pertumbuhan KUR

Fenomena pertambahan jumlah debitur KUR idealnya sejalan dengan

penambahan jumlah tenaga kerja yang terserap bahkan penambahan cabang usaha.

Selain itu, fenomena perubahan jumlah debitur mikro maupun ritel dapat

mengindikasikan bahwa suatu usaha mampu secara mandiri memutar permodalannya

atau bahkan UMKM tersebut telah naik kelas ke taraf yang lebih baik.

Terdapat hubungan positif antara penurunan jumlah akad KUR dan peningkatan

jumlah akad KUR terhadap perubahan pertumbuhan ekonomi di Kepri. Dampak dari

setiap penambahan 1 persen perubahan akad KUR akan menambah pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,0046 persen. Dan begitupun sebaliknya apabila terdapat penurunan

Akad KUR sebesar 1 persen akan menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar -

0,0046 persen. Hubungan positif ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah UMKM di

Kepri akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Kepri.

Gambar II-10 Sensitivitas KUR

Identitas debitur KUR yang mengacu pada e-KTP sebagai salah satu identitas

yang tidak akan sama dengan debitur lainnya dapat digunakan sebagai salah satu

indikator akurat peningkatan jumlah debitur KUR. Berdasarkan data dari tahun 2015

Sumber: BPS Kepri dan Kemenkeu (Diolah)

Sumber: BPS Kepri dan Kemenkeu (Diolah)

y = 0,0046x - 0,0229

-3%

-2%

-1%

0%

-40,0% 40,0% 120,0% 200,0% 280,0%

ΔP

erub

ahan

P

ertu

mbu

han

Eko

nom

i

Δ Perubahan Akad KUR

Sensitivitas KUR terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tren Debtur KUR

Tren Pengangguran (TPT)

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

0

5.000

10.000

15.000

20.000

2015 2016 2017

Pertumbuhan KUR dan Pengangguran

Debitur KUR Pengangguran (TPT)

“Penyaluran KUR pada Kab./Kota di Kepri relatif merata dibandingkan dengan porsi populasi masing-

masing”

Page 58: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 40

sampai dengan tahun 2017 terdapat hubungan yang negatif antara tren peningkatan

jumlah debitur KUR dan tren peningkatan jumlah pengangguran di Kepri. Dengan

demikian, peningkatan jumlah debitur KUR di Kepri dapat diartikan mampu menyerap

tenaga kerja Kepri yang ditunjukkan dengan tren pengangguran Kepri yang semakin

menurun. Jumlah Debitur KUR yang diharapkan semakin meningkat pada tahun 2018

diharapkan dapat membantu mendorong penurunan pengangguran Kepri disamping

faktor-faktor lain.

Page 59: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 41

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

3.1 APBD LINGKUP PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Pada lingkup Provinsi Kepulauan Riau, terdapat delapan APBD yang berasal

dari Pemprov Kepri, Pemkab Bintan, Pemkab Karimun, Pemkab Natuna, Pemkab

Lingga, Pemkab Kepulauan Anambas. Pemkot Tanjungpinang dan Pemkot Batam.

Tabel III-1 Perkembangan APBD Lingkup Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran rupiah) Perkembangan APBD Lingkup Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran rupiah)

Uraian 2015 2016 2017 Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A.PENDAPATAN 10.694,79 7.309,89 11.409,21 10.913,23 11.767,05 10.969,19 PAD 2.670,28 1.681,21 2.812,79 2.614,48 3.186,85 2.974,19 Dana Perimbangan 7.016,19 4.999,74 7.723,24 7.509,69 8.514,91 7.943,04 LLPD yang Sah 1.008,31 405,54 873,17 789,06 65,29 51,96

B.BELANJA 11.362,78 9.442,47 11.530,21 10.468,32 12.323,46 11.180,16 Belanja Tidak Langsung 4.970,97 4.340,15 5.364,49 5.034,03 5.134,16 4.837,45 Belanja Langsung 7.441,31 5.940,40 6.165,72 5.434,29 7.189,30 6.342,71

C.SURPLUS(DEFISIT) A-B -667,99 -2.132,62 -121,01 444,91 -556,41 -210,97 D.PEMBIAYAAN 539,65 80,41 9,91 68,92 901,08 598,89

Penerimaan Pembiayaan 570,08 106,26 149,57 93,25 912,66 606,69 Pengeluaran Pembiayaan 30,43 25,87 24,45 24,33 11,58 7,80

*Data pemerintah daerah bersifat sementara per 15 Februari 2018 Sumber: Pemda (diolah)

Secara umum, alokasi dan realisasi APBD

lingkup Kepri dalam tren membaik pada tahun

2017. Kebijakan penyaluran DAK Fisik Tambahan

Penyelesaian Tahun 2016 yang carry over sampai

dengan tahun 2017 membawa angin segar bagi

APBD lingkup Kepri. Kegiatan DAK yang

penyelesaiannya dibebankan ke APBD telah

diganti adanya DAK Fisik tambahan penyelesaian

tahun 2016.

Capaian realisasi pendapatan tahun 2017

mencapai 93,22 persen, lebih rendah 2,43 persen

dari tahun 2016 yang realisasinya mencapai 95,65

Gambar III-1 Perkembangan Capaian Pendapatan dan Belanja APBD di Kepri

Sumber: Pemda (diolah)

2015

- P

enda

pata

n

2016

- P

enda

pata

n

2017

- P

enda

pata

n

2015

- B

elan

ja

2016

- B

elan

ja

2017

- B

elan

ja

68,3

5% 95,6

5%

93,2

2%

83,1

0%

90,7

9%

90,7

2%

“Pemda di Kepri terdiri dari 1 Pemprov, 5 Pemkab, dan 2

Pemkot”

“Alokasi dan realisasi APBD meningkat di

tahun 2016”

“Ditinjau dari berbagai aspek, kesehatan keuangan Pemerintah Daerah di lingkup Provinsi Kepri membaik di tengah arus

penguatan desentralisasi fiskal dari Pemerintah Pusat. Namun demikian, efisiensi alokasi belanja APBD masih perlu ditinjau.

Porsi belanja infrastruktur yang masih rendah dapat berakibat fatal bagi pembangunan daerah kepulauan seperti Kepri yang

sangat membutuhkan interkonektivitas wilayah”.

Page 60: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 42

persen. Namun secara nominal, realisasi tahun 2017 yang lebih tinggi (Rp55,96 miliar)

dari tahun 2016. Capaian realisasi yang lebih rendah dari tahun 2016 merupakan

refleksi dampak anjloknya perekonomian Kepri di tahun 2017. Meskipun demikian,

kenaikan PAD Kepri sampai sebesar 13,76 persen (dari tahun 2016) merupakan

indikator bahwa dari sisi absolut, kegiatan perekonomian Kepri masih sangat baik.

3.2 PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH

3.2.1 Penerimaan Pemerintah Daerah Berdasarkan Jenis Belanja

Realisasi pendapatan APBD tahun 2017 mengalami peningkatan 0,51 persen

dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi pendapatan APBD yang cenderung stagnan

dari pada tahun sebelumnya karena adanya pengaruh turunnya dana perimbangan (-

0,23 persen) yang porsinya mencapai 68,30 persen. Sementara itu, kinerja pendapatan

asli daerah pada tahun 2017 dapat dikatakan cukup baik dengan indikasi peningkatan

PAD sebesar 27,11 persen dari tahun 2016.

Tabel III-2 Perkembangan Pendapatan Pemda Lingkup Kepri (dalam miliaran rupiah) Perkembangan Pendapatan Pemda Lingkup Kepri (dalam miliaran rupiah)

Pendapatan 2015 2016 2017

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

Pendapatan Asli Daerah 2.670,28 1.681,21 62,96 2.812,79 2.614,48 92,95 3.186,85

2.974,19 93,33

Pajak Daerah 2.183,33 1.267,64 58,06 2.215,91 1.863,17 84,08 2.320,74

2.247,94 96,86

Retribusi Daerah 120,72 72,72 60,24 126,97 128,87 101,50 191,01 119,74 62,69

HPKD yang Dipisahkan 29,38 29,49 100,39 33,70 27,97 83,00 43,34 46,26 106,76

Lain-Lain PAD yang Sah 311,44 287,96 92,46 436,21 594,46 136,28 631,76 560,25 88,68

Dana Perimbangan 7.016,19 5.261,44 74,99 7.723,24 7.509,69 97,23 7.737,80

7.492,49 96,83

DBH 3.130,56 2.002,93 63,98 2.294,70 2.301,92 100,31 1.985,46

1.848,41 93,10

DAU 2.793,98 1.779,49 63,69 3.693,52 3.729,47 100,97 4.029,02

4.036,64 100,19

DAK 530,61 391,96 73,87 1.193,23 1.112,08 93,20 1.487,64

1.330,93 89,47

Dana Penyesuaian 561,04 464,77 82,84 541,78 366,22 67,60 235,68 276,52 117,33

LLPD 1.008,31 367,53 36,45 873,17 789,06 90,37 594,65 502,51 84,50

Hibah 48,5 28,07 57,87 42,11 3,51 8,32 0,00 0,00 0,00

Transfer Dari Provinsi 720,52 350,58 48,66 694,10 617,40 88,95 529,37 450,55 85,11

Lain-lain 239,29 87,68 36,64 136,96 168,15 122,77 65,29 51,96 79,58 Sumber: DJPK, Pemda di Kepulauan Riau, (diolah)

Secara persentase, peningkatan terbesar terjadi pada komponen hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yang mengalami peningkatan 65,40

persen dan penurunan terbesar terjadi pada komponen lain-lain pendapatan yang turun

sebesar -69,10 persen. Kenaikan sebesar 65,40 persen pada pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan didorong oleh penerimaan laba atas penyertaan modal pada

BUMD yang melebihi target yang telah ditetapkan.

“Penguatan desentralisasi fiskal dan rebound harga komoditas mendorong peningkatan penerimaan

Pemda”

“Realisasi Pendapatan 2017

naik 0,51 persen”

Page 61: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 43

Gambar III-2 Perkembangan Pendapatan Daerah Kepri (dalam jutaan)

Sumber: DJPK, Pemda di Kepulauan Riau, (diolah)

Dalam konteks pendapatan relatif, Pemkab Kepulauan Anambas memiliki

pendapatan yang terbesar (Rp19,08 juta/kapita) jika dibandingkan dengan daerah

lainnya. Hal ini sejalan dengan jumlah penduduk pada Kabupaten Kepulauan Anambas

yang terkecil se-Kepri.

3.2.2 Analisis Kesehatan Penerimaan APBD Agregat

Berdasarkan beberapa indikator, kesehatan keuangan Pemda di Kepri mulai

membaik di tahun 2017 di tengah-tengah melemahnya harga komoditas dan penguatan

desentralisasi fiskal. Dan pada tahun 2017 perbaikan pada Keuangan Daerah bahkan

sudah melampaui level tertinggi sebelumnya di tahun 2014. Namun demikian, kapasitas

fiskal pemda pada tahun 2017 tidak sejalan dengan kenaikan jumlah Penduduk Kepri.

Pendapatan Daerah per Kapita yang mencapai Rp5,41 juta per orang turun -

0,02 persen dibandingkan tahun 2016. Artinya, kapasitas fiskal Pemda di Kepri untuk

melayani masyarakatnya di tahun 2017 berkurang. Dari indikator ketergantungan

daerah, pada tahun 2017 adalah pencapaian indikator yang tertinggi dari indikator yang

tercatat semenjak 2014, terjadi kenaikan 162 basis poin dibandingkan tahun 2016. Hal

tersebut menunjukkan bahwa ketergantungan daerah akan pendapatan dari transfer

pusat sudah berkurang di tahun 2017. Namun demikian, angka 26,60 persen tersebut

menunjukkan bahwa Pemda baru bisa membiayai ±¼ dari belanjanya dengan

pendapatan sendiri, sehingga masih memerlukan banyak peningkatan.

Tabel III-3 Indikator Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Kepulauan Riau Indikator Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Kepulauan Riau

Tahun Pendapatan Daerah Per kapita

PAD terhadap PDRB Kemandirian Keuangan Daerah

Ketergantungan Daerah

Pendapatan/Jumlah Penduduk

PAD/PDRB Pajak+Retribusi/PDRB

PAD/Pendapatan PAD/Belanja

2014 Rp5.529.772,12 1,40% 1,20% 24,17% 22,44% 2015 Rp3.704.902,92 0,83% 0,71% 23,00% 17,80% 2016 Rp5.531.288,94 1,21% 0,92% 23,96% 24,98% 2017 Rp5.408.419,48 1,29% 1,03% 27,11% 26,60%

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau & Pemda (diolah)

Pemprov Bintan Karimun Natuna Lingga Anambas Batam Tjpinang

2016 (LHS) 2.456.734 1.039.420 1.368.978 1.207.203 748.501 926.692 2.215.680 950.024

2017 (LHS) 3.249.244 1.027.483 1.147.462 961.930 742.438 771.135 2.157.538 911.959

/Kapita 2017 (RHS) 1,65 6,715 5,093 12,908 8,381 19,081 1,815 4,510

- 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00

-

1.000

2.000

3.000

4.000

“Kesehatan keuangan APBD agregat membaik

di tahun 2017”

Page 62: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 44

3.2.3 Analisis Sensitivitas Pendapatan Pemda

Berbeda dengan penerimaan

perpajakan pusat yang cenderung

melambat mengikuti tren kebijakan

pemerintah dan pertumbuhan

ekonomi yang saat ini sedang

melambat, penerimaan Pemda di

Kepri cenderung resilien terhadap

tren perlambatan pertumbuhan

ekonomi. Hal tersebut terlihat pada

tren ketiga jenis Penerimaan Pemda

pada scatter plot. Baik PAD, Dana

Perimbangan, maupun LLPD memiliki koefisien negatif yang artinya ketika

pertumbuhan ekonomi melambat, penerimaan-penerimaan tersebut malah meningkat.

3.3 BELANJA PEMERINTAH DAERAH

3.3.1 Belanja Pemerintah Daerah Berdasarkan Urusan

Belanja dalam APBD digunakan untuk membiayai Urusan wajib yang

merupakan urusan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara, dan

urusan pilihan adalah urusan yang sesuai kekhasan dan potensi unggulan daerah.

Tabel III-4 Perkembangan Belanja APBD berdasarkan Jenis Urusan (dalam miliaran Rupiah) Perkembangan Belanja APBD berdasarkan Jenis Urusan (dalam miliaran Rupiah)

Urusan Pemerintahan 2014 2015 2016 2017 Pagu Pagu Pagu Porsi Pagu Pagu Porsi Pagu

Urusan Wajib 1.Pendidikan 2.242,76 1.760,20 1.786,15 16,47% 3.081,86 20,06% 2.Kesehatan 1.219,76 1.091,43 1.107,48 10,21% 1.801,54 11,73% 3.Pekerjaan Umum 1.891,59 1.835,84 1.862,94 17,18% 1.678,91 10,93% 4.Perumahan 149,59 73,63 74,72 0,69% 815,59 5,31% 5.Penataan Ruang 53,71 34,90 35,40 0,33% 0,00 0,00% 6.Perencanaan Pembangunan 247,97 200,21 203,16 1,87% 9,99 0,07% 7.Perhubungan 355,90 380,22 385,80 3,56% 386,74 2,52% 8.Lingkungan Hidup 244,15 167,51 169,96 1,57% 268,52 1,75% 9.Pertanahan 41,01 28,67 29,06 0,27% 77,28 0,50% 10.Kependudukan dan Catatan Sipil 68,50 48,35 49,00 0,45% 61,12 0,40% 11.Pemberdayaan Perempuan 48,35 36,40 36,90 0,34% 70,84 0,46% 12.Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera

10,48 16,22 16,49 0,15% 15,55 0,10%

13.Sosial 118,77 98,03 99,51 0,92% 138,17 0,90% 14.Tenaga Kerja 76,08 61,43 62,38 0,58% 115,64 0,75% 15.Koperasi dan UKM 64,18 46,20 46,93 0,43% 55,06 0,36% 16.Penanaman Modal 54,30 42,47 43,12 0,40% 79,49 0,52% 17.Kebudayaan 84,91 38,35 38,86 0,36% 59,29 0,39% 18.Pemuda dan Olahraga 118,33 122,51 124,3 1,15% 134,04 0,87% 19.Kesatuan Bangsa & Politik Dlm.Negeri 232,43 175,46 178,03 1,64% 32,52 0,21% 20.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum 4.350,29 4.199,02 4.260,87 39,30% - 0,00% 21.Ketahanan Pangan 22,08 19,36 19,6 0,18% 32,99 0,21% 22.Pemberdayaan Masy. dan Desa 73,34 65,78 66,76 0,62% 308,06 2,01% 23.Statistik 2,55 1,68 1,73 0,02% 1,32 0,01% 24.Kearsipan 5,9 19,51 19,83 0,18% 7,04 0,05%

Gambar III-3 Scatter Plot Sensitivitas Penerimaan Pemda

Sumber: BPS Kepri dan Pemda (Diolah)

y = 13,306x + 0,5087

y = -1,0195x + 0,0494

y = 17,952x + 0,2937

-80%

-40%

0%

40%

80%

120%

-1,0% -0,9% -0,8% -0,7% -0,6% -0,5%

ΔP

ER

UB

AH

AN

PE

NE

RIM

AA

N

Δ PERUBAHAN PERTUMBUHAN EKONOMI

PAD Dana Perimbangan LLPD

“Pendapatan APBD cenderung lebih resilien dibandingkan APBN”

Page 63: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 45

25.Komunikasi dan Informatika 59,37 64,76 65,72 0,61% 89,35 0,58% 26.Perpustakaan 42,47 57,17 58 0,53% 64,13 0,42% 27. Administrasi Pemerintahan 0 0 0 0,00% 5.630,82 36,65% 28. Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat

0 0 0 0,00% 261,99 1,71%

29. Persandian 0 0 0 0,00% 0,35 0,00% 30. Urusan Lainnya 0 0 0 0,00% 84,69 0,55% Urusan Pilihan 1.Pertanian 129,99 118,87 120,61 17,54% 119,55 21,71% 2.Kehutanan 30,98 20,14 20,41 2,97% 0,34 0,06% 3.Energi dan SD Mineral 120,37 112,92 114,61 16,67% - 0,00% 4.Pariwisata 101,19 77,51 78,64 11,44% 103,51 18,80% 5.Kelautan dan Perikanan 248,6 209,47 212,62 30,93% 224,49 40,77% 6.Perdagangan 55,06 79,25 80,37 11,69% 75,35 13,68% 7.Perindustrian 42 59,25 60,07 8,74% 26,83 4,87% 8.Transmigrasi 0,33 0,08 0,12 0,02% 0,57 0,10%

Sumber: Pemda, data sementara (diolah)

Dilihat dari alokasinya, hampir semua urusan mengalami kenaikan anggaran

dengan rata-rata peningkatan 48,31 persen. Berdasarkan porsinya, urusan yang

mendapatkan porsi alokasi terbesar merupakan urusan Administrasi Pemerintahan

(35,38 persen), Pendidikan (19,37 persen), Kesehatan (11,32 persen), dan Pekerjaan

Umum (10,55 persen). Selain urusan tersebut, 30 urusan lainnya memiliki porsi masing-

masing dibawah 4% dengan total mencapai 22,71 persen. Porsi tersebut menunjukkan

bahwa kebijakan Pemda menitikberatkan pada pelayanan pada masyarakat,

pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan, serta

pembangunan infrastruktur untuk menunjang perekonomian.

3.3.2 Belanja Pemerintah Daerah Berdasarkan Fungsi

Mengacu pada standar COFOG dari OECD, belanja Pemda di Kepri dapat

dibagi menjadi Sembilan fungsi pemerintahan.

Tabel III-5 Perkembangan Belanja APBD Berdasarkan Fungsi (dalam miliaran Rupiah) Perkembangan Belanja APBD Berdasarkan Fungsi (dalam miliaran Rupiah)

Fungsi 2014 2015 2016 2017 Pagu Pagu Pagu Porsi Pagu Pagu Porsi Pagu

01 Pelayanan Umum 4.666,08 4.485,18 4.550,98 39,47% 4.056,88 32,54% 02 Ketertiban dan Keamanan 232,43 175,46 177,57 1,54% 257,60 2,07% 03 Ekonomi 1.272,88 1.215,43 1.233,73 10,70% 1.154,20 9,26% 04 Lingkungan Hidup 338,87 231,07 234,06 2,03% 328,14 2,63% 05 Perumahan dan Fasilitas Umum

2.041,17 1.909,47 1.937,08 16,80% 2.118,37 16,99%

06 Kesehatan 1.230,24 1.107,65 1.124,20 9,75% 1.554,12 12,46% 07 Pariwisata dan Budaya 186,09 115,86 117,61 1,02% 127,17 1,02% 08 Pendidikan 2.403,57 1.939,88 1.968,21 17,07% 2.639,94 21,17% 09 Perlindungan Sosial 235,95 182,78 186,79 1,62% 231,52 1,86%

Sumber: Pemda (diolah).

Secara alokasi terdapat lima fungsi pemerintahan yang mendapatkan porsi

APBD besar yakni fungsi pelayanan umum (32,54 persen), pendidikan (21,17 persen),

fasilitas umum (16,99 persen), dan kesehatan (12,46 persen). Selain fungsi tersebut,

memiliki porsi masing-masing di bawah 10 persen dengan total mencapai 16,83 persen.

Sejalan dengan indikasi dari belanja berdasarkan urusan, dari jenis fungsinya, kebijakan

“Fokus anggaran Pemda untuk pelayanan, pembangunan SDM, dan infrastruktur”

Page 64: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 46

pemda di Lingkup Kepri juga terindikasi menitikberatkan pada pelayanan masyarakat,

pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.

3.3.3 Belanja Pemerintah Daerah Berdasarkan Jenis Belanja

Berdasarkan jenis belanja umum, kenaikan APBD tahun 2017 dibandingkan

tahun 2016 disebabkan oleh pagu Belanja Langsung yang meningkat 16,60 persen dan

mampu mendorong APBD agregat walaupun pagu Belanja Tidak Langsung menurun -

4,29 persen.

Tabel III-6 Perkembangan Belanja APBD Berdasarkan Jenis Belanja (dalam miliaran Rupiah) Perkembangan Belanja APBD Berdasarkan Jenis Belanja (dalam miliaran Rupiah)

Jenis Belanja 2014 2015 2016 2017 Pagu Pagu Pagu Pagu Realisasi Porsi Realisasi

Belanja Tidak Langsung 5.386,12 4.970,97 5.364,49 5.134,16 94,22% 43,27% Belanja Pegawai 3.528,43 3.198,13 3.483,61 3.618,17 92,95% 30,08% Belanja Subsidi 68,88 49,75 24,19 0,91 99,56% 0,01% Belanja Hibah 738,25 796,65 514,51 476,20 97,99% 4,17% Bantuan Sosial 312,93 228,13 70,37 32,27 69,12% 0,20% Belanja Transfer 733,65 632,43 1.261,03 997,32 98,52% 8,79% Belanja Tidak Terduga 3,98 65,88 10,79 9,30 19,81% 0,02%

Belanja Langsung 7.221,16 6.391,81 6.165,72 7.189,30 88,22% 56,73% Belanja Barang & Jasa 4.353,04 4.038,47 3.911,84 4.716,46 89,96% 37,95% Belanja Modal 2.868,11 2.353,34 2.253,88 2.472,84 84,91% 18,78%

Sumber: Pemda (diolah)

Berdasarkan porsi pagu, Belanja Langsung memiliki Porsi yang terbesar yaitu

58,34 persen dari total alokasi agregat Kepri, sementara Belanja Tidak Langsung hanya

memiliki Porsi 41,66 persen. Belanja belanja Barang & Jasa, Belanja Pegawai, dan

Belanja Modal mendapatkan porsi terbesar dengan porsi masing-masing 38,27 persen,

29,36 persen, dan 20,07 persen. Kebijakan Pemda Kepri masih kurang

memprioritaskan belanja modal sebagaimana terlihat dari porsinya yang masih di

bawah belanja konsumtif tersebut. Namun demikian, peningkatan alokasi belanja modal

pada tahun 2017 mencapai 9,71 persen (dari tahun 2016) lebih tinggi 5,85 persen dari

belanja pegawai dan lebih rendah 10,85 persen dari belanja barang dan jasa.

Gambar III-4 Perkembangan Belanja per Pemda tahun 2017 (dalam jutaan rupiah)

Sumber: Pemda (diolah)

Pada tahun 2017 pemda dengan tingkat penyerapan terbaik adalah Pemprov

Kepulauan Riau (93,60 persen) dan Kabupaten Lingga (92,12 persen). Dilihat dari

realisasi/populasi, Pemda yang telah mengeluarkan anggaran terbanyak untuk per

Provinsi Bintan Karimun Natuna Lingga Anambas Batam Tjpinang

Pagu 2017 (LHS) 3.496.355 1.128.652 1.334.087 1.220.531 809.389 861.588 2.495.948 976.910

Realisasi 2017 (LHS) 3.272.641 987.871 1.188.952 1.080.828 745.619 773.653 2.225.338 905.261

Realisasi/Kapita 2017 (RHS) 1,66 6,46 5,28 14,50 8,42 19,14 1,87 4,48

% Realisasi 93,60% 87,53% 89,12% 88,55% 92,12% 89,79% 89,16% 92,67%

93,60%

87,53% 89,12% 88,55%92,12% 89,79%

89,16%

92,67%

- 4,0 8,0 12,0 16,0 20,0

01.000.0002.000.0003.000.0004.000.000

“Kenaikan APBD tahun 2017 didorong komponen Belanja

Langsung”

Page 65: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 47

kapita masyarakatnya adalah Anambas dan Natuna dengan realisasi mencapai

Rp19,14 juta/kapita dan Rp14,50 juta/kapita.

Sumber: Pemda (diolah)

Sementara itu, pemda yang memiliki kontribusi tertinggi terhadap pendapatan

Belanja APBD Kepri adalah Pemprov Kepulauan Riau dengan kontribusi sebesar 29,27

persen. Namun demikian, apabila dilihat dari segi komponen belanjanya, belanja secara

keseluruhan alokasi untuk belanja modal masih relatif kecil, karena sebagian besar

dialokasikan untuk belanja pegawai dan belanja barang. Hanya 2 pemda yang memiliki

alokasi belanja modal di atas 20 persen, yaitu Pemkab Batam (25,03 persen) dan

Pemkab Natuna (21,94 persen).

3.4 PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

3.4.1 Profil dan Jenis Layanan Satuan Kerja Badan Layanan Umum Daerah

Per akhir tahun 2017, terdapat 12 entitas BLUD di lingkup Kepri. Berdasarkan

jenis layanannya, 9 BLUD bergerak di bidang kesehatan, 2 di bidang pengelolaan dana

bergulir dan 1 di bidang pelayanan air bersih. Berdasarkan induk Pemerintah

Daerahnya, 7 BLUD merupakan entitas dari Pemkab Bintan, 3 dari Pemkot Batam, 1

dari Pemprov Kepri, dan 1 dari Pemkab Natuna. Profil 12 Satuan Kerja BLUD tersebut

adalah sebagai berikut.

Tabel III-7 Profil Satuan Kerja BLUD di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran rupiah) Profil Satuan Kerja BLUD di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran rupiah)

Jenis Layanan/ Nama BLUD Pemerintah Daerah Nilai Aset/Tanggal

Kesehatan

RSUD Provinsi Kepri (Kelas B) Pemprov Kepulauan Riau 266,44 / per 31 Desember 2015

RSUD Embung Fatimah (Kelas B) Pemkot Batam 181,22 / per 31 Desember 2015

RSUD Kabupaten Natuna (Kelas C) Pemkab Natuna 29,24 / per 31 Desember 2017

RSUD Kabupaten Bintan (Kelas D) Pemkab Bintan 2,10 / per 30 Juni 2016

PPK BLUD Puskesmas Kawal Pemkab Bintan 0,30 / per 31 Desember 2015

PPK BLUD Puskesmas Kijang Pemkab Bintan 0,29 / per 31 Desember 2015

PPK BLUD Puskesmas Tanjung Uban Pemkab Bintan 0,49 / per 31 Desember 2015

PPK BLUD Puskesmas Teluk Sasah Pemkab Bintan 0,22 / per 31 Desember 2015

PPK BLUD Puskesmas Teluk Sebong Pemkab Bintan 0,14 / per 31 Desember 2015

Lainnya

PPK BLUD Dana Bergulir Pemkab Bintan 4.337,81 / per 30 Juni 2016

UPT Pengelolaan Dana Bergulir Pemkot Batam 26,50 / per 31 Desember 2015

UPT Pelayanan Air Bersih Pemkot Batam 0,38 / per 31 Desember 2015 Sumber: Pemda (diolah)

“Kepri memiliki 9 BLUD di bidang kesehatan dan 3 BLUD di bidang

lainnya”

18,26%

43,62%

32,57%

24,90%

36,91%

28,30%

33,71%

47,94%

30,08%

39,51%

26,19%

45,55%41,81%

31,77%37,67%

39,31%

32,58%

37,95%

15,15%

19,93%

16,49%

21,94%

14,65%

19,74%

25,03%

17,10%

18,78%

Provinsi

Bintan

Karimun

Natuna

Lingga

Anambas

Batam

Tjgpinang

Agregat

Pegawai Barang Modal Lainnya

Provinsi29,27%

Bintan8,84%

Karimun10,63%

Natuna9,67%

Lingga6,67%

Anambas6,92%

Batam19,90%

Tanjungpinang8,10%

Gambar III-5 Porsi Belanja Daerah

Page 66: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 48

Pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) mengubah pola

pengelolaan keuangan menjadi lebih fleksibel, sehingga diharapkan pelayanan bagi

masyarakat dapat ditingkatkan. Saat ini, puskesmas lingkup Kepri lainnya juga sedang

diusahakan untuk dapat menggunakan pola pengelolaan keuangan BLUD.

3.4.2 Perkembangan Pengelolaan Aset Badan Layanan Umum Daerah

Dari 5 BLUD yang sudah berdiri sejak tahun 2014, hanya PPK-BLUD Dana

Bergulir Kabupaten Bintan yang nilai asetnya meningkat (11,00%). Hal tersebut

menunjukkan bahwa pendapatan dari 4 RSUD di Kepri belum mampu untuk menutupi

beban operasional dan depresiasinya. Untuk menanggulanginya, RSUD-RSUD

tersebut perlu meninjau kembali kinerja operasionalnya baik dari sisi kesesuaian tarif,

beban operasional, maupun kualitas layanan yang diberikan.

Tabel III-8 Perkembangan Pengelolaan Aset Badan Layanan Umum Daerah (dalam miliaran Rupiah) Perkembangan Pengelolaan Aset Badan Layanan Umum Daerah (dalam miliaran Rupiah)

BLUD 2014 2015 Perubahan (%) RSUD Provinsi Kepulauan Riau 272,77 266,44 -2,32% RSUD Embung Fatimah 242,01 181,22 -25,12% RSUD Kabupaten Natuna 22,11 18,27 -17,39% RSUD Kabupaten Bintan 11,47 10,53 -8,21% PPK-BLUD Dana Bergulir 3,88 4,30 11,00%

Sumber: Pemda (diolah)

3.4.3 Analisis Legal Badan Layanan Umum Daerah

Dilihat dari aspek legal, penyusunan peraturan daerah tentang pelayanan

kesehatan BLUD mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 tahun 2007

tanggal 7 November 2007 tentang pedoman teknis PK-BLUD, dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 23 tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 jo.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2012 tentang PK-BLU.

Kesesuaian penyusunan tersebut dapat dilihat dari analisis kelembagaan, tata

kelola, SDM, dan pengendalian. Dalam aspek kelembagaan, penetapan dengan Perda

setelah memenuhi persyaratan substantif, teknis dan administratif. Analisis tata kelola

meninjau fleksibilitas dalam pengeluaran biaya dengan mempertimbangkan volume

pelayanan. Dalam analisis SDM, pengelola BLUD terdiri dari pemimpin BLUD, pejabat

keuangan, dan pejabat teknis. Dalam aspek pengendalian, diperlukan adanya evaluasi

dan penilaian kinerja oleh kepala daerah/badan pengawas. Berdasarkan Perda Provinsi

Kepri Nomor 9/2010 tentang Pelayanan Kesehatan RSUD Provinsi Kepri sebagai BLUD

dan Perda Bintan Nomor 6/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Pada RSUD Kabupaten

Bintan, kedua RSUD tersebut telah memenuhi aspek legal. Untuk BLUD lainnya,

penarikan kesimpulan masih membutuhkan penelaahan lebih lanjut.

“Puskesmas di Kepri didorong untuk menjadi BLUD agar dapat meningkatkan

kualitas layanan”

“BLUD-BLUD Kesehatan di Kepri mengalami

kerugian”

“Pembentukan RSUD Provinsi Kepri dan RSUD Kabupaten Bintan sudah memenuhi

aspek legal”

Page 67: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 49

3.5 PENGELOLAAN INVESTASI DAERAH

3.5.1 Bentuk Investasi Daerah

Investasi pemerintah

daerah merupakan

penempatan sejumlah dana

dan/atau barang milik

daerah dalam jangka

panjang dengan tujuan

mendapatkan manfaat

dalam jangka waktu tertentu. Pada tahun 2017, anggaran penyertaan modal di Kepri

sementara masih terealisasi 67,34 persen (Rp7,8 miliar). Dari nilai tersebut, 74,10

persen merupakan penyertaan modal daerah (PMD) dan 25,90 persen merupakan

pemberian pinjaman. Sebesar 71,43 persen dari penyertaan modal daerah merupakan

PMD yang dilakukan oleh Kabupaten Natuna sebesar Rp5 miliar pada Bank Riau Kepri.

3.5.2 Profil dan Jenis BUMD

Selain sebagai bentuk investasi, BUMD berperan dalam mewujudkan prioritas

kebijakan pemerintah daerah dan perintis kegiatan yang kurang mendapat perhatian

swasta. Di Kepri, terdapat empat BUMD dengan jenis usaha yang berbeda-beda. PT

Pembangunan Kepri milik Pemprov Kepri berusaha di bidang eksplorasi dan eksploitasi

SDA, distribusi perdagangan, agrobisnis dan sektor primer, industri manufaktur,

pariwisata, telekomunikasi, energi, dan jasa keuangan. PT Bintan Inti Sukses milik

Pemkab Bintan berusaha pada investasi pengembangan kawasan Bintan. PDAM Tirta

Kepri Pemprov Kepri bertugas menyediakan air bersih bagi masyarakat Pulau Bintan.

PT Pelabuhan Kepri milik Pemprov Kepri bertugas menyediakan jasa pelabuhan.

Tabel III-10 BUMD di Provinsi Kepulauan Riau BUMD di Provinsi Kepulauan Riau

Nama BUMD Jenis Usaha Berdiri Dasar Hukum Modal Awal (miliaran rupiah) 1.PT.Pembangunan Kepri Multi usaha 2006 Perda no.2/2006 10,00 2.PT Bintan Inti Sukses Investasi 2007 Perda no.2/2007 27,76 3.PDAM Tirta Kepri Penyediaan air minum 2008 Perda no.4/2008 31,76 4.PT.Pelabuhan Kepri Transportasi laut 2013 Perda no.2/2013 100,00

Sumber: Pemda (diolah)

3.6 SiLPA DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH DAERAH

3.6.1 Perkembangan Surplus/Defisit APBD

Kebijakan anggaran pada APBD di Provinsi Kepulauan Riau adalah kebijakan

ekspansif dengan defisit anggaran yang ditujukan untuk menggerakkan perekonomian.

Empat rasio berikut dapat digunakan untuk mengukur kebijakan defisit.

Tabel III-9 Investasi Daerah di Kepri (dalam miliaran rupiah) Investasi Daerah di Kepri (dalam miliaran rupiah)

Investasi Langsung

2015 2016 2017 Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Penyertaan Modal

26,50 90,57% 24,33 100% 8,58 81,55%

Pemberian Pinjaman

3,90 47,95% - - 3,00 26,67%

Jumlah Investasi

30,40 85,10% 24,33 100% 11,58 67,34%

Sumber: Pemda, data sementara (diolah)

“Kepri memiliki 4 BUMD yang bergerak di bidang multi usaha, investasi, air minum, dan

pelabuhan”

“Kebijakan APBD di Kepri cenderung

ekspansif”

Page 68: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 50

Tabel III-11 Rasio Defisit APBD di Provinsi Kepulauan Riau Rasio Defisit APBD di Provinsi Kepulauan Riau

Tahun Defisit terhadap Pendapatan Defisit terhadap Realisasi Dana Transfer

Defisit Terhadap PDRB SILPA terhadap Alokasi Belanja

Defisit/Pendapatan Defisit/Dana Transfer Defisit/PDRB SILPA/Belanja 2014 0,0772 0,1104 0,0158 0,0615 2015 0,2917 0,4054 0,0105 0,0489 2016 0,0020 0,0027 0,0001 0,0089 2017 0,0235 0,0324 0,0011 0,0492

Sumber: BPS dan Pemda (diolah)

Di tengah-tengah capaian pendapatan yang tinggi, ke-empat rasio menunjukkan

penurunan yang signifikan. Rasio defisit terhadap pendapatan yang menurun

mencerminkan kemampuan pendapatan untuk membiayai defisit meningkat. Mengacu

pada PMK 191/2017 yang mengatur batas defisit APBD dan PMK 37/2016 yang

mengatur Kapasitas Fiskal Daerah, batas defisit untuk Kepri adalah 4,25 persen, masih

jauh dibandingkan rasio 0,0235 (2,35%) tersebut.

Rasio defisit terhadap realisasi dana transfer yang menurun menunjukkan

ketergantungan pemerintah daerah terhadap dana transfer untuk membiayai ekspansi

fiskalnya kembali naik. Rasio defisit terhadap PDRB menggambarkan kesehatan

ekonomi regional, rasio yang kecil menunjukkan Provinsi Kepulauan Riau dapat dengan

mudah menggali potensi pajak di daerahnya untuk menutupi defisit. Rasio SILPA

terhadap alokasi Belanja APBD yang kembali naik mencerminkan realisasi belanja

daerah yang tidak lebih efektif di tahun sebelumnya.

3.6.2 Pembiayaan Daerah

Pada tahun 2017, realisasi penerimaan pembiayaan di Kepri sebesar Rp606,69

miliar terdiri dari 99,87% SiLPA dan sisanya berupa penerimaan kembali piutang.

Sedangkan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp7,80 miliar terdiri dari penyertaan

modal daerah (89,74 persen) dan pemberian pinjaman daerah (10,26 persen).

Dalam APBD lingkup Kepri, penggunaan pinjaman daerah sangat terbatas, oleh

karena itu perkembangan pembiayaan hanya dapat dilihat berdasarkan keseimbangan

primer. Keseimbangan primer mencerminkan indikasi likuiditas tanpa dipengaruhi

belanja terkait hutang, semakin besar surplus keseimbangan primer semakin baik

kemampuan daerah untuk menutup bunga utang atau melakukan ekspansi fiskal.

Tabel III-12 Keseimbangan Primer APBD di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliar rupiah) Keseimbangan Primer 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Pendapatan – Belanja + Belanja Bunga -1.502,81 -1.120,05 -808,10 -2.131,61 444,91 -210,97

Sumber: Pemda (diolah)

Pada tahun 2017, terjadi defisit keseimbangan primer APBD di Kepri setelah

sempat mengalami surplus di tahun 2016. Kondisi pendapatan daerah yang belum

maksimal dengan disandingkan kebijakan APBD yang cenderung ekspansif di tahun

2017 mendorong munculnya defisit keseimbangan primer di tahun 2017. Kondisi

“Seluruh rasio defisit menunjukkan adanya penurunan pada

APBD Kepri”

“Kebijakan utang APBD di Kepri cenderung

konservatif”

“Surplus keseimbangan primer di Kepri dapat dimanfaatkan untuk ekspansi

fiskal”

Page 69: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 51

ekonomi yang sedang terpuruk di tahun 2017 pun ikut mendorong rendahnya

pendapatan daerah.

3.7 ANALISIS APBD LAINNYA

3.7.1 Analisis Horizontal dan Vertikal

Analisis ini digunakan untuk menilai kinerja pelaksanaan APBD di wilayah

Provinsi Kepulauan Riau dengan membuat komparasi.

3.7.1.1 Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis yang membandingkan angka-angka

dalam laporan realisasi Pemda satu dengan lainnya dalam satu provinsi. Analisis ini

bertujuan untuk menyajikan informasi utuh terkait kinerja suatu pos antar pemerintah

daerah dan perkembangannya dari waktu ke waktu.

Tabel III-13 Analisis Horizontal Realisasi APBD Kepri TA 2017 (dalam miliaran Rupiah) Analisis Horizontal Realisasi APBD Kepri TA 2017 (dalam miliaran Rupiah)

Uraian Pemprov Bintan Karimun Natuna Lingga Kep. Anambas

Batam Tanjungpinang

Pendapatan 3.249,24 1.027,48 1.147,46 961,93 742,44 771,14 2.157,54 911,96 PAD 1.091,80 224,94 394,65 68,55 19,83 34,68 974,00 165,74 Dana Perimbangan 2.156,27 751,77 702,74 849,90 675,77 701,30 962,50 692,25 LLPD 1,18 50,78 50,08 43,48 46,84 35,15 221,04 53,97 Belanja 3.272,64 987,87 1.188,95 1.080,83 745,62 773,65 2.225,34 905,26 Tidak Langsung 1.483,91 532,25 451,32 391,83 399,45 329,54 793,67 455,49 Langsung 1.788,73 455,63 737,63 689,00 346,17 444,11 1.431,67 449,77

Surplus/Defisit -23,40 39,61 -41,49 -118,90 -3,18 -2,52 -67,80 6,70 Pembiayaan 0,00 136,32 0,31 130,99 81,74 97,57 133,30 18,65

*Data pemerintah daerah bersifat sementara per 20 Februari 2017 Sumber: Pemda (diolah)

Pemda dengan pendapatan terbesar Pemprov Kepri dan Pemkot Batam yang

mencapai lebih dari Rp2 triliun, didukung oleh PAD yang juga tertinggi. Sedangkan

Pemda dengan pendapatan terkecil adalah Pemkab Lingga (Rp742,44 miliar).

Sejalan dengan kondisi pendapatan, belanja terbesar direalisasikan oleh

Pemprov Kepri dan Pemkot Batam. Dilihat dari komposisinya, proporsi realisasi belanja

langsung pada Pemda Provinsi, Karimun, Natuna, Kepulauan Anambas, dan Batam

lebih besar dibandingkan realisasi belanja tidak langsungnya. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa ke-lima pemda tersebut dapat lebih baik mengatur belanja

produktifnya.

Gambar III-6 Perkembangan Porsi Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD di Kepri

Sumber: Pemda (diolah)

0%

20%

40%

60%

80%

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Porsi Pendapatan

PAD Dana Perimbangan LLPD

0%10%20%30%40%50%

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Porsi Belanja

B.Pegawai B.Barang B.Modal

“Alokasi anggaran pada Pemda Provinsi, Karimun, Natuna, Kepulauan Anambas, dan Batam relatif lebih produktif”

Page 70: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 52

Dari sisi pendapatan, kontribusi dana perimbangan terhadap pendapatan

daerah di Provinsi Kepulauan Riau masih sangat dominan (61,17 persen per tahun

2017) walaupun perkembangan kontribusi PAD (22,90 persen per tahun 2017) turun -

4,40 persen dari tahun 2016. Dari sisi belanja, porsi belanja modal masih kecil (21,63

persen per 2017) dan dalam tren menurun (26,19% per tahun 2012). Hal tersebut

mencerminkan bahwa respon Pemerintah Daerah terhadap kebijakan pemrioritasan

pembangunan infrastruktur dari pemerintah pusat masih belum baik.

3.7.1.2 Analisis Vertikal

Analisis vertikal membandingkan kontribusi pos pada APBD masing-masing.

Tabel III-14 Analisis Vertikal Realisasi Pendapatan APBD 2016 di Provinsi Kepulauan Riau Analisis Vertikal Realisasi Pendapatan APBD 2016 di Provinsi Kepulauan Riau

Uraian Pemprov Bintan Karimun Natuna Lingga Anambas Batam Tjpinang

PAD 33,60% 21,89% 34,39% 7,13% 2,72% 4,50% 45,14% 18,17%

Pajak dan Retribusi 30,28% 18,49% 28,32% 2,01% 1,33% 1,96% 34,43% 8,98%

HPKD dan LLPAD 3,32% 3,40% 6,07% 5,12% 1,40% 2,54% 10,71% 9,19%

Dana Perimbangan 66,36% 73,17% 61,24% 88,35% 92,74% 90,94% 44,61% 75,91%

DBH 16,21% 11,88% 15,24% 34,41% 15,61% 29,64% 10,23% 14,34%

DAU 32,62% 43,77% 33,58% 36,52% 56,51% 45,76% 26,75% 49,20%

DAK 17,54% 13,71% 9,30% 11,49% 12,41% 9,85% 5,74% 12,37%

Dana Penyesuaian 0,00% 3,80% 3,12% 5,94% 8,20% 5,70% 1,89% 0,00%

LLPD 0,04% 4,94% 4,36% 4,52% 4,54% 4,56% 10,24% 5,92%

Hibah 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Transfer dari Provinsi 0,00% 0,00% 4,36% 4,52% 4,54% 4,56% 10,24% 5,92%

Lain-lain 0,04% 4,94% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% Sumber: Pemda (diolah)

Tingginya porsi dana perimbangan di hampir seluruh Pemda menunjukkan

ketergantungan terhadap dana perimbangan masih besar. Bahkan di tiga pemerintah

daerah, yakni Pemda Kepulauan Anambas dan Lingga porsinya diatas 90 persen.

Selain itu, kebijakan penguatan desentralisasi fiskal (melalui DAU dan DAK) juga

menyebabkan tingginya sumbangan DAU di masing-masing Pemda. Di Pemda Lingga,

DAU bahkan menyumbang lebih dari setengah pendapatan karena kapasitas fiskalnya

yang masih rendah. Untuk komponen DBH, Pemda Natuna dan Kepulauan Anambas

sebagai penghasil migas memiliki porsi DBH yang paling tinggi.

Dari 8 Pemda di Kepri, 5 pemda diantaranya memiliki kontribusi PAD yang

signifikan (di atas 15 persen), yakni Pemda Provinsi, Bintan, Karimun, Batam, dan

Tanjungpinang. Tingginya PAD di Karimun yang baru saja melonjak disumbang oleh

aktivitas penambangan pasir dan granit yang semakin berkembang. Sedangkan

sumbangan PAD di Pemda Bintan dan Batam didorong oleh sektor pariwisata yang

cukup berkembang di dua daerah tersebut.

Tabel III-15 Analisis Vertikal Realisasi Belanja APBD 2016 di Provinsi Kepulauan Riau Analisis Vertikal Realisasi Belanja APBD 2016 di Provinsi Kepulauan Riau

Uraian Provinsi Bintan Karimun Natuna Lingga Anambas Batam Tjpinang Bel.Tidak Langsung 45,34% 16,26% 13,79% 11,97% 12,21% 10,07% 24,25% 13,92% B.Pegawai 18,26% 13,17% 11,83% 8,22% 8,41% 6,69% 22,92% 13,26% Subsidi 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,03%

“Respon Pemda terhadap pemrioritasan pembangunan infrastruktur masih kurang

baik”

“Penguatan desentralisasi fiskal mendorong dominasi

penerimaan DAU”

“Komposisi PAD pada 4 pemda sudah dapat menyumbang

lebih dari 15%”

Page 71: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 53

Hibah 11,43% 0,28% 0,22% 0,15% 0,14% 0,25% 1,21% 0,57% Bantuan Sosial 0,10% 0,12% 0,00% 0,08% 0,24% 0,08% 0,06% 0,00% Bagi Hasil ke Pemda 15,54% 2,70% 1,70% 3,52% 3,41% 3,05% 0,06% 0,06% B.Tidak Terduga 0,00% 0,00% 0,04% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,01% Bel.Langsung 54,66% 13,92% 22,54% 21,05% 10,58% 13,57% 43,75% 13,74% B.Barang & Jasa 39,51% 7,91% 16,55% 13,81% 7,24% 8,90% 26,73% 9,01% B.Modal 15,15% 6,02% 5,99% 7,25% 3,34% 4,67% 17,02% 4,73% Sumber: Pemda (diolah)

Belanja Pemda lingkup Kepri masih didominasi oleh belanja konsumtif (Belanja

Pegawai dan Barang). Dari 8 Pemda, hanya Pemprov dan Batam yang porsi belanja

modalnya signifikan (di atas 15 persen). Untuk itu, perlu disosialisasikan kembali pada

pihak Pemda mengenai pentingnya belanja modal, khususnya yang berkaitan dengan

infrastruktur. Mengingat adanya kebijakan penguatan desentralisasi, tingginya porsi

belanja infrastruktur di Pemda menjadi sangat krusial untuk mendorong perekonomian

di daerah tersebut.

3.7.2 Analisis Kesehatan Fiskal Daerah Dengan Ten Point Test

Ten point test yang dikembangkan oleh Kenneth W. Brown (1993) merupakan

salah satu alat analisis terbaik untuk mengukur kesehatan fiskal suatu daerah. Dalam

ten point test, setiap rasio yang digunakan mengarah pada empat aspek kesehatan

fiskal yaitu pendapatan, pengeluaran, posisi operasi dan struktur utang. Untuk memotret

kesehatan keuangan daerah di Kepri, metode ten point test tersebut dimodifikasi untuk

disesuaikan dengan perbedaan standardisasi data dan informasi keuangan daerah

yang terbatas sehingga indikator keuangan yang digunakan hanya 9.

Mengacu pada penggunaan ten point test oleh DJPK, Kementerian Keuangan

(2012), Untuk menilai kesehatan keuangan masing-masing Pemda, setiap Pemda

mendapatkan skor dari masing-masing indikator sehingga terbentuk perbandingan yang

komprehensif. Skor yang diberikan dalam setiap indikator adalah +1, +2, +3, atau +4

untuk masing-masing pemda tergantung dari kuartil yang diraih.

Skor tengah atau skor median dari 8 Pemda lingkup Kepri digunakan sebagai

titik 50%. Nilai yang berada di di bawah persentil ke-25 masuk kuartil pertama. Nilai

antara persentil 25 dan 50 masuk kuartil kedua. Nilai antara persentil 50 dan 75 masuk

kuartil ketiga. Nilai di atas persentil 75 masuk kuartil keempat. Selanjutnya, pemberian

skor tergantung dari sifat masing-masing indikator, apabila semakin tinggi semakin baik

maka kuartil keempat yang mendapatkan nilai maksimal (+4), apabila semakin rendah

semakin baik maka kuartil pertama yang mendapatkan nilai maksimal.

Perlakuan khusus diberikan untuk indikator ke-lima (Kemampuan Membiayai

Belanja Daerah). Kuartil pertama (+1) diberikan untuk pemda yang nilainya di bawah

100%. Pemda dengan nilai diatas 100% dibagi ke dalam 3 kelompok dengan batas

persentil 0-33, 34-66, 67-100.

“Pemda perlu sosialisasi pentingnya

infrastruktur”

“Ten point test memberikan gambaran yang komprehesnif mengenai kesehatan fiskal daerah”

Page 72: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 54

3.7.2.1 Indikator I (Pendapatan Daerah Per kapita)

Indikator pendapatan daerah per kapita menunjukkan besarnya jumlah

pendapatan pemerintah daerah yang dapat digunakan untuk melayani sejumlah

penduduk daerah tersebut sehingga merupakan ukuran rill dari pendapatan daerah.

Indikator pendapatan daerah per kapita dihitung berdasarkan formula sebagai berikut:

Indikator Pendapatan Daerah Per kapita = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

Rata-rata kemampuan daerah di Indonesia dalam melayani penduduknya

sebesar Rp2,51 juta per orang. Untuk agregat Kepri angka tersebut mencapai Rp5,41

juta/penduduk. Hal tersebut menunjukkan bahwa kapasitas Provinsi Kepulauan Riau

untuk melayani masyarakatnya berada di atas rata-rata nasional.

Gambar III-7 Indikator Pendapatan Daerah Per kapita di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: DJPK Kemenkeu, Pemda, dan BPS Kepri (diolah)

3.7.2.2 Indikator II (Kemandirian Keuangan Daerah)

Kemandirian keuangan daerah menunjukkan local taxing power atau seberapa

besar kemampuan PAD mendanai belanja untuk memberikan pelayanan publik. Rasio

menunjukkan tingkat kemandirian semakin baik bila terus meningkat. Indikator

kemandirian keuangan daerah dihitung berdasarkan formula sebagai berikut:

Indikator Kemandirian Keuangan Daerah = 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑙𝑖 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

Rasio PAD terhadap pendapatan daerah di Provinsi Kepulauan Riau secara

agregat mencapai 28,41 persen, sedikit di atas nasional. Hal tersebut menunjukkan

bahwa Pemda lingkup Kepri sedikit lebih mandiri di atas rata-rata nasional.

Gambar III-8 Indikator Kemandirian Keuangan Daerah di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: DJPK Kemenkeu dan Pemda (diolah)

3.7.2.3 Indikator III (Ruang Fiskal Daerah)

Ruang fiskal merupakan pendapatan daerah selain yang sudah memiliki

earmark (DAK, hibah, dana penyesuaian dan otsus, dan dana darurat) yang dapat

digunakan untuk membiayai belanja diskresi (belanja selain belanja yang bersifat wajib

2,515,41

1,606,65

5,0512,78

8,3418,84

1,754,45

Ak.NasionalAk.Prov/Kab./KotaPemprov.Kep.Riau

Pemkab.BintanPemkab.KarimunPemkab.NatunaPemkab.Lingga

Pemkab.Kep.AnambasPemko.Batam

Pemko.Tanjungpinang

23,08%28,41%

33,36%22,77%

33,19%6,34%

2,66%4,48%

43,77%18,31%

Ak.Nasional

Ak.Prov/Kab./Kota

Pemprov.Kep.Riau

Pemkab.Bintan

Pemkab.Karimun

Pemkab.Natuna

Pemkab.Lingga

Pemkab.Kep.Anambas

Pemko.Batam

Pemko.Tanjungpinang

“Kapasitas fiskal Kepri untuk melayani masyarakat lebih

baik dari nasional”

“Kemandirian keuangan Kepri lebih baik dari

nasional”

Page 73: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 55

seperti belanja pegawai dan belanja bunga). Semakin besar ruang fiskal, semakin

leluasa pemda menyesuaikan dana dengan prioritas daerah. Indikator ruang fiskal

daerah dihitung berdasarkan formula sebagai berikut:

Indikator Ruang Fiskal Daerah = 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑓𝑖𝑠𝑘𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

Rasio ruang fiskal daerah agregat Kepri mencapai 85,35 persen, jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan rasio nasional (47,51 persen). Artinya, Pemda lingkup Kepri jauh

lebih leluasa dalam mengalokasikan dana yang menjadi prioritas pembangunannya.

Gambar III-9 Indikator Ruang Fiskal Daerah di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: DJPK Kemenkeu dan Pemda (diolah)

3.7.2.4 Indikator IV (Peningkatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

Indikator peningkatan pajak dan retribusi daerah menunjukkan tingkat

kemampuan daerah dalam menggali potensi pajak dan retribusi daerah. Rasio yang

semakin besar menunjukkan kemampuan daerah dalam mengkonversi potensi

penerimaan menjadi realisasi penerimaan semakin besar. Indikator peningkatan pajak

daerah dan retribusi daerah dihitung berdasarkan formula sebagai berikut:

Indikator Pajak Daerah dan Retribusi Daerah = 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

𝑃𝐷𝑅𝐵

Rasio agregat di Kepri hanya mencapai 1,112 persen, jauh lebih rendah

dibandingkan dengan rasio nasional. Artinya, Pemda Kepri masih belum optimal dalam

menggali potensi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah.

Gambar III-10 Indikator Peningkatan Pajak dan Retribusi Daerah di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: DJPK Kemenkeu, Pemda, dan BPS Kepri (diolah)

3.7.2.5 Indikator V (Kemampuan Mendanai Belanja Daerah)

Indikator kemampuan mendanai belanja daerah tercermin dalam rasio total

pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan terhadap total belanja daerah dan

pengeluaran pembiayaan. Semakin besar rasio, semakin besar kemampuan mendanai

47,51%85,35%

82,46%82,49%

87,58%82,57%

79,77%84,45%

87,63%

Ak.NasionalAk.Prov/Kab./KotaPemprov.Kep.Riau

Pemkab.BintanPemkab.KarimunPemkab.NatunaPemkab.Lingga

Pemkab.Kep.AnambasPemko.Batam

Pemko.Tanjungpinang

5,038%1,122%

0,466%1,109%

3,067%0,103%

0,294%0,115%

0,568%0,472%

Ak.NasionalAk.Prov/Kab./KotaPemprov.Kep.Riau

Pemkab.BintanPemkab.KarimunPemkab.NatunaPemkab.Lingga

Pemkab.Kep.AnambasPemko.Batam

Pemko.Tanjungpinang

“Ruang fiskal Kepri jauh lebih besar

dari nasional”

“Penggalian potensi fiskal oleh Pemda Kepri

belum optimal”

Page 74: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 56

suatu daerah dalam mendanai belanja. Indikator kemampuan mendanai belanja daerah

dihitung berdasarkan formula sebagai berikut:

Kemampuan Mendanai Belanja Daerah = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

Rasio agregat Kepri (103,47 persen) yang berada di atas 100% menunjukkan

bahwa Kepri sudah mampu mendanai seluruh belanjanya. Dibandingkan dengan rasio

nasional (99,95 persen), Rasio agregat Kepri juga menunjukkan bahwa kemampuannya

dalam mendanai belanja berada di atas rata-rata nasional.

Gambar III-11 Indikator Kemampuan Mendanai Belanja Daerah di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: DJPK Kemenkeu dan Pemda (diolah)

3.7.2.6 Indikator VI (Belanja Modal)

Indikator belanja modal merupakan salah satu ukuran kualitas belanja daerah.

Porsi belanja modal yang besar diharapkan akan memberikan dampak yang positif bagi

pertumbuhan ekonomi di daerah dan pada akhirnya meningkatkan juga potensi

penerimaan. Semakin besar rasio, semakin baik kinerja suatu daerah dalam

memprioritaskan alokasi belanja modal dalam struktur anggarannya. Indikator belanja

modal daerah dihitung berdasarkan formula sebagai berikut:

Indikator Belanja Modal = 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

Rasio agregat Kepri baru mencapai 18,78 persen, terpaut hingga 605 basis poin

dibandingkan rata-rata nasional (24,83 persen). Hal tersebut menunjukkan bahwa

Pemda Kepri masih kurang efektif dalam mengalokasikan anggarannya untuk belanja

modal.

Dikaitkan dengan kebijakan penguatan desentralisasi dari pemerintah pusat,

Hal ini mengindikasikan terjadinya kesalahpahaman dalam menangkap maksud dari

tingginya dana transfer adalah untuk digunakan pada belanja infrastruktur.

Gambar III-12 Indikator Belanja Modal Daerah di Wilayah Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: DJPK dan Pemda (diolah)

99,95%

103,47%

99,29%

117,77%

96,54%

101,11%

110,54%

112,27%

102,94%102,80%

Ak.Nasional

Ak.Prov/Kab./Kota

Pemprov.Kep.Riau

Pemkab.Bintan

Pemkab.Karimun

Pemkab.Natuna

Pemkab.Lingga

Pemkab.Kep.Anambas

Pemko.Batam

Pemko.Tanjungpinang

24,83%18,78%

15,15%19,93%

16,49%21,94%

14,65%19,74%

25,03%17,10%

Ak.NasionalAk.Prov/Kab./KotaPemprov.Kep.Riau

Pemkab.BintanPemkab.KarimunPemkab.NatunaPemkab.Lingga

Pemkab.Kep.AnambasPemko.Batam

Pemko.Tanjungpinang

“Kapasitas pendanaan belanja Kepri lebih

baik dari nasional”

“Alokasi belanja modal di Kepri

kurang optimal”

“Pengalihan fiskal dari pusat ke daerah disertai rendahnya alokasi belanja infrastruktur daerah akan menghambat pembangunan daerah”

Page 75: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 57

3.7.2.7 Indikator VII (Belanja Pegawai Tidak Langsung)

Semakin rendah rasio belanja pegawai tidak langsung, semakin besar porsi

APBD yang dapat dialokasikan untuk belanja produktif dan semakin rendah beban non-

discretionary bagi APBD. Indikator belanja pegawai tidak langsung dihitung

berdasarkan formula sebagai berikut:

Indikator Belanja Pegawai Tidak Langsung = 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

Rasio agregat Kepri sebesar 30,08 persen lebih rendah dibandingkan rasio rata-

rata nasional (33,82 persen). Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pengalokasian

belanja pegawai tidak langsung di Kepri lebih efisien dari nasional.

Gambar III-13 Indikator Belanja Pegawai Tidak Langsung di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: DJPK dan Pemda (diolah)

3.7.2.8 Indikator VIII (Optimalisasi SiLPA)

Indikator optimalisasi SiLPA digunakan untuk mengukur penggunaan SiLPA.

Semakin besar rasio optimalisasi SiLPA, semakin besar kemampuan pengoptimalan

SiLPA. Indikator optimalisasi SiLPA dihitung berdasarkan formula sebagai berikut:

Indikator optimalisasi SiLPA = 𝑆𝑖𝐿𝑃𝐴 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

Rasio agregat lingkup Provinsi Kepulauan Riau hanya mencapai 5,42 persen

dibandingkan dengan rasio agregat APBD seluruh Indonesia (7,89 persen). Hal tersebut

menunjukkan bahwa rata-rata tingkat optimalisasi di Kepri masih jauh di bawah rata-

rata nasional. Namun demikian, dengan semakin berkurangnya dana transfer yang

bersifat non-mandatory di tahun 2017 seperti DBH, Kabupaten Bintan, Natuna, Lingga,

dan Kepulauan Anambas memiliki rasio yang lebih tinggi dari pada rasio nasional

menunjukkan bahwa Pemda memaksimalkan SiLPA yang tersedia.

Gambar III-14 Indikator Optimalisasi SiLPA Daerah di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: DJPK dan Pemda (diolah)

33,82%

30,08%

18,26%

43,62%

32,57%

24,90%

36,91%

28,30%

33,71%

47,94%

Ak.Nasional

Ak.Prov/Kab./Kota

Pemprov.Kep.Riau

Pemkab.Bintan

Pemkab.Karimun

Pemkab.Natuna

Pemkab.Lingga

Pemkab.Kep.Anambas

Pemko.Batam

Pemko.Tanjungpinang

7,89%5,42%

0,00%14,00%

0,00%12,58%

10,96%12,65%

5,99%2,06%

Ak.NasionalAk.Prov/Kab./KotaPemprov.Kep.Riau

Pemkab.BintanPemkab.KarimunPemkab.NatunaPemkab.Lingga

Pemkab.Kep.AnambasPemko.Batam

Pemko.Tanjungpinang

“Alokasi belanja pegawai di Kepri relatif lebih efisien”

“Penggunaan SiLPA di Kepri

sudah optimal”

Page 76: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 58

3.7.2.9 Indikator IX (Kemampuan Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga Daerah)

Indikator kemampuan pembayaran pokok hutang dan bunga daerah

menunjukkan porsi pendapatan daerah yang digunakan untuk membayar pokok

pinjaman beserta bunganya dalam satu periode. Semakin kecil rasionya maka daerah

semakin tinggi jaminan pengembalian utang dari suatu pemda. Indikator kemampuan

pembayaran pokok hutang dan bunga daerah dihitung berdasarkan formula berikut:

Kemampuan Pembayaran Pokok & Bunga Hutang = 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

Kuatnya kapasitas fiskal menyebabkan tidak adanya pengambilan pinjaman

oleh Pemda di lingkup Provinsi Kepulauan Riau. Rasio yang sangat rendah tersebut

dapat diartikan bahwa kemampuan Pemda lingkup Provinsi Kepulauan Riau untuk

membayar utangnya (apabila dilakukan peminjaman) sangat tinggi.

Gambar III-15 Indikator Kemampuan Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga Daerah di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: DJPK dan Pemda (diolah)

3.7.2.10 Gambaran Tingkat Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi

Kepulauan Riau

Berdasarkan indikator-indikator kesehatan keuangan daerah (sembilan

indikator di atas) tersebut, Hasil penilaian dengan memberikan pembobotan terhadap

setiap pemerintah daerah adalah sebagai berikut:

Tabel III-16 Rekapitulasi Skor Kesehatan Keuangan Daerah di Provinsi Kepulauan Riau Rekapitulasi Skor Kesehatan Keuangan Daerah di Provinsi Kepulauan Riau

Uraian Pemprov Bintan Karimun Natuna Lingga Anambas Batam Tjpinang

Indikator I 1 3 2 4 3 4 1 2

Indikator II 4 3 4 1 1 1 4 2

Indikator III 2 2 3 2 2 3 3 3

Indikator IV 2 4 4 1 2 1 3 3

Indikator V 1 4 1 2 3 3 2 2

Indikator VI 2 3 2 3 2 3 3 2

Indikator VII 3 2 3 3 2 3 2 2

Indikator VIII 1 4 1 3 3 3 2 1

Indikator IX 4 4 4 4 4 4 4 4

Total Skor 20 29 24 23 22 25 24 21 Sumber: KFR Provinsi Kepulauan Riau 2017

Dari skor agregat tersebut terlihat bahwa pada tahun 2017 Pemerintah

Kabupaten Bintan merupakan Pemda dengan tingkat kesehatan keuangan paling baik

di Kepri. Hal tersebut menggeser Pemko Batam ke peringkat ketiga sebagai pemda

dengan kesehatan keuangan terbaik di tahun 2016. Hal ini sejalan dengan konsentrasi

Pemkab Bintan untuk memperbaiki ekonomi Kabupaten Bintan dengan menjaring lebih

0,32%0,00%0,00%0,00%0,00%0,00%0,00%0,00%0,00%0,00%

Ak.NasionalAk.Prov/Kab./KotaPemprov.Kep.Riau

Pemkab.BintanPemkab.KarimunPemkab.NatunaPemkab.Lingga

Pemkab.Kep.AnambasPemko.Batam

Pemko.Tanjungpinang

“Pelunasan utang Pemda di Kepri

terjamin”

“Membaiknya Kondisi Bintan didorong kebijakan pembiayaan bagi

UMKM Bintan”

Page 77: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 59

banyak sektor UMKM untuk mendapatkan pembiayaan dari KUR. Selain itu,

sumbangan PAD Kabupaten Bintan ditunjang dari sektor sektor pariwisata di daerah

Lagoy dan Trikora.

Pada posisi terakhir, Pemda dengan skor terendah adalah Pemprov Kepri

dengan skor 20 poin. Peringkat Pemprov Kepri pada posisi terakhir tersebut disebabkan

oleh karakteristik Pemda yang sebagian besar ekonomi dan pendapatannya (melalui

Dana Bagi Hasil) disumbang dari sektor migas. Sektor migas sendiri merupakan sektor

yang kurang dapat diandalkan dalam jangka panjang karena adanya risiko volatilitas

harga dan deplesi cadangan sumber daya alam.

Gambar III-16 Skor Kesehatan Keuangan Daerah di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: KFR Provinsi Kepulauan Riau 2017

2029

2423

2225

2421

Pemerintah Provinsi

Pemkab.Bintan

Pemkab.Karimun

Pemkab.Natuna

Pemkab.Lingga

Pemkab.Kep.Anambas

Pemko.Batam

Pemko.Tanjungpinang

Page 78: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada
Page 79: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 61

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

4.1 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

Total pendapatan negara di tahun 2017 mencapai Rp18,39 triliun. Dibandingkan

dengan pendapatan pada tahun 2016, di tahun pendapatan tahun 2017 turun tipis (-

1,64 persen) dibandingkan pada tahun 2016. Penurunan tersebut didorong oleh

turunnya penerimaan transfer ke daerah pada sebesar -0,23 persen.

Tabel IV-1 Realisasi Konsolidasian Lingkup Provinsi Kepulauan Riau TA 2017 (dalam miliar rupiah) Realisasi Konsolidasian Lingkup Provinsi Kepulauan Riau tahun anggaran 2017 (dalam miliaran rupiah)

Uraian 2017 2016

Pusat Daerah Konsolidasi Δ (%) Konsolidasi

Pendapatan Negara 7.425,60 10.969,19 18.394,79 -1,64% 18.700,79

Pendapatan Perpajakan 6.035,8 2.247,9 8.283,72 0,42% 8.249,46

Pendapatan Bukan Pajak 1.381,6 1.228,8 2.610,33 -10,51% 2.917,02

Hibah 8,2 - 8,24 -66,53% 24,62

Transfer*) - 7.492,5 7.492,49 -0,23% 7.509,69

Belanja Negara 13.055,0 11.180,2 24.235,2 3,22% 23.478,1

Belanja Pemerintah 5.562,4 10.197,6 15.760,07 7,51% 14.658,48

Transfer*) 7.492,6 982,5 8.475,12 -3,91% 8.819,58

Surplus/(Defisit) - 5.629,4 - 211,0 - 5.840,4 22,25% - 4.777,3

Pembiayaan - 614,5 614,5 422,59% 117,6

Penerimaan Pembiayaan Daerah - 606,7 606,69 550,60% 93,25

Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 7,8 7,80 -67,95% 24,33

Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran - 5.629,4 - 825,5 - 6.454,9 31,87% - 4.894,9 *) Pendapatan Transfer dieleminisasi dengan Pengeluaran Transfer ; Sumber: Kemenkeu dan Pemda (diolah)

Total belanja tahun 2017 mencapai Rp24,91 triliun. Dibandingkan dengan

belanja negara pada tahun 2016, terdapat kenaikan realisasi belanja negara sebesar

6,12 persen. Kenaikan belanja negara pada tahun 2017 secara dominan didorong oleh

kenaikan belanja pemerintah (porsi terhadap belanja negara 63,26 persen) sebesar

7,51 persen. Namun demikian, kebijakan belanja pemerintah yang cenderung ekspansif

di tahun 2017 tidak didukung oleh peningkatan penerimaan daerah di tahun 2017

sehingga terjadi peningkatan defisit di tahun 2017 sebesar 36,48 persen.

“Realisasi penerimaan mencapai Rp7,43 triliun, sedangkan belanja negara mencapai Rp13,06 triliun. Dari nilai tersebut, defisit

cash flow mencapai Rp5,63 triliun atau -43,14 persen dari total belanja, meningkat 299 basis poin dari defisit -40,15 persen di

tahun 2016.

Page 80: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 62

4.2 Pendapatan Konsolidasian

Komposisi pendapatan pemerintah di tahun

2017 tidak berbeda dengan tahun 2016.

Pendapatan konsolidasian Kepri di tahun 2017

masih didominasi oleh pendapatan dari Pemerintah

Daerah. Pada tahun 2017, kontribusi pendapatan

Pemda meningkat 30 basis poin dibandingkan

tahun 2016. Sementara itu, kontribusi pendapatan

pemerintah pusat mengalami turun 194 basis poin

dibandingkan pada tahun 2016. Kondisi

perekonomian yang cenderung kurang kondusif di

tahun 2017 mempengaruhi perkembangan realisasi

pendapatan Kepri di tahun 2017 sehingga secara

agregat pendapatan cenderung stagnan meskipun

mengalami penurunan -0,11 persen.

Berdasarkan klasifikasi penerimaan

konsolidasian, kontributor penerimaan negara

terbesar adalah penerimaan PPh yang mencapai

43,23 persen. Sementara itu, kontributor tertinggi

kedua adalah penerimaan pajak daerah yang

mencapai 21,85 persen. Masa tax amnesty yang

dimulai semenjak tahun 2016 diduga sebagai salah

satu pendorong penerimaan pajak terutama

pembayaran tebusan yang masuk melalui akun

PPh Non Migas lainnya. Namun demikian,

penerimaan

Sementara itu, capaian realisasi pada

tahun 2017 yang terendah terdapat pada sektor

PPh yang hanya mencapai 67,86 persen.

Diharapkan PPh pada tahun 2018 akan meningkat

sejalan dengan meningkatnya basis pajak selepas

masa tax amnesty.

4.2.1 Sensitivitas Pendapatan Konsolidasian Kepri

Fase rebound pertumbuhan ekonomi Kepri yang diharapkan segera muncul

untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi Kepri mulai muncul di akhir tahun 2017. Dan

diharapkan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan kontribusi pemerintah

41,64% 39,71%

58,36% 58,66%

0,00

10,00

20,00

2016 2017

Tril

iun

rupi

ah

Pendapatan Konsolidasian(dalam miliar rupiah)

Pendapatan Pempus Pendapatan Pemda

PPh40,82%

PPN9,41%

Pajak Lain

5,18%

PNBP12,68%

Pajak Daerah20,63%

Retribusi1,10%

lainnya10,18%

Komposisi Realisasi Penerimaan Konsolidasian tanpa transfer

Gambar IV-1 Pendapatan Konsolidasian Kepri

Sumber: OMSPAN, Monev PA, Pemda (diolah)

PPh Non Migas

97,87% PPN 99,52% Bea

Masuk 75,27%

Pajak Daerah 64,66%

DAU 53,88%

PPNBM 0,48% Cukai, PBB,

& Pajak Lainnya24,73%

PNBP Lainnya 30,99%

Retribusi3,44%

DBH SDA 24,67%

Lainnya 17,45%

DAK 17,76%

PPh PPN Pajak Lain PNBP PAD Transfer

67,86%

96,03% 92,68%

78,35%

95,22%87,61%

PPh PPN PNBP Pem.Pusat

Pemda Agregat

Gambar IV-2 Porsi dan Realisasi Pendapatan Kepri

Sumber: OMSPAN, Monev PA, Pemda (diolah)

Page 81: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 63

terhadap pertumbuhan ekonomi yang telah mencapai 10,84 persen (yoy) di akhir tahun

2017.

Berdasarkan hasil uji sensitivitas

pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap

penerimaan pemerintah pusat pada bab II

ditemukan hasil positif bahwa melambatnya

pertumbuhan ekonomi mempengaruhi turunnya

penerimaan perpajakan. Namun demikian,

ditemukan hasil negatif bahwa melambatnya

pertumbuhan ekonomi berpengaruh pada

turunnya pendapatan perpajakan

konsolidasian. Berdasarkan hasil uji sensitivitas pendapatan konsilidasian ditemukan

bahwa 1 persen perlambatan ekonomi akan menambah penerimaan perpajakan

konsolidasian sebesar 3,3002 persen. Sementara itu, 1 persen perlambatan ekonomi

akan berpengaruh pada turunnya penerimaan non perpajakan sebesar 7,9402 persen.

4.3 Belanja Konsolidasian

Komposisi belanja konsolidasian Kepri di

tahun 2017 berkebalikan dengan komposisi

pendapatan konsolidasian 2017. Kontributor

tertinggi dalam belanja konsolidasian adalah

belanja pemerintah pusat baik di tahun 2017

maupun di tahun 2016. Baik dari sisi absolut

maupun persentase, belanja pemerintah pusat

memiliki kontribusi terbesar dengan tren yang

terus meningkat. Namun demikian, belanja

pemerintah daerah pada tahun 2017 telah

menyerap lebih banyak SiLPA dibandingkan pada

tahun 2016. Hal ini mengindikasikan, meskipun

belanja pemerintah daerah lebih kecil

dibandingkan belanja pemerintah pusat, namun

kebijakan ekspansif yang dilaksanakan di tahun

2017 dinilai lebih efisien dengan memanfaatkan

pendanaan dari SiLPA tahun-tahun sebelumnya.

Gambar IV-3 Scatter Plot Sensitivitas Pendapatan Konsilidasian di Kepri

Sumber: BPS Kepri dan Kemenkeu (Diolah)

y = 7,9402x + 0,2085

y = -3,3002x - 0,0528

-35%

-15%

5%

25%

45%

-1,0% -0,9% -0,8% -0,7% -0,6% -0,5%

ΔP

eru

bah

an P

ener

imaa

n

Δ Perubahan Pertumbuhan Ekonomi

Non Perpajakan Perpajakan

55,41% 58,50%

44.59% 47,62%

0,00

10,00

20,00

30,00

2016 2017

Tril

iun

rupi

ah

Belanja Konsolidasian(dalam miliar rupiah)

Belanja Pempus Belanja Pemda

Pegawai28,19%

Barang40,88%

Modal21,63%

Bansos0,17%

Lain-lain9,13%

Komposisi Realisasi Belanja Konsolidasian tanpa transfer

Gambar IV-4 Belanja Konsolidasian Kepri

Sumber: OMSPAN, Monev PA, Pemda (diolah)

Page 82: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 64

Dari segi komposisinya, realisasi

belanja konsolidasian masih didominasi oleh

belanja yang bersifat konsumtif. Komposisi

belanja barang dan belanja pegawai yang

masing-masing porsinya sebesar 40,88 persen

dan 28,19 persen jauh lebih tinggi dibandingkan belanja modal sebesar 21,63 persen.

Namun diharapkan, pada tahun anggaran berikutnya pada tahun 2018 komposisi

belanja modal akan semakin dominan mengingat kebutuhan Kepri akan infrastruktur

khususnya interkoneksi antar wilayah.

Dari sisi capaian belanja pemerintah di tahun 2017, yang terendah adalah

Belanja Bansos dengan capaian sebesar 72,71 persen. Namun apabila sembari

memperhatikan porsinya terhadap total belanja konsolidasian, maka pemerintah pusat

dan daerah harus bekerja sama untuk mendorong kontribusi pemerintah terhadap

pembangunan di Kepri. Hal ini sejalan dengan capaian realisasi belanja modal baik

pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang tidak mencapai 90 persen.

4.4 Analisis Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Kesejahteraan Regional

Peningkatan anggaran tidak sejalan dengan perbaikan indikator kesejahteraan

terutama pada jumlah penduduk miskin yang terus meningkat. Ketidaklinearan tersebut

menunjukkan bahwa peningkatan anggaran yang digunakan oleh pemerintah tidak

serta merta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilihat dari sisi kesenjangan,

penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pembangunan manusia, dan

pengentasan kemiskinan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa implementasi program

pemerintah di lapangan belum efektif. Untuk itu, pemerintah perlu mengevaluasi

efektifitas setiap program dan kegiatan mengingat opportunity cost yang ditimbulkan

dari permasalahan ini akan terus terakumulasi dari tahun ke tahun, khususnya

mengingat sebagian belanja negara dibiayai dari hutang

Gambar IV-6 Komparasi Perkembangan Kesejahteraan dan Fiskal di Kepri

-10,00%

0,00%

10,00%

-40,00%

-20,00%

0,00%

20,00%

40,00%

2014 2015 2016 2017

Belanja APBN & APBD (LHS) Penerimaan APBN & APBD (LHS) Gini Ratio (LHS)

Penganggur (LHS) PDRB (RHS) Inflasi (RHS)

IPM (RHS) Orang Miskin (RHS)

93,77%89,17% 86,34%

72,71%97,42%99,28%93,00%

Pegawai Barang Modal Bansos Lain-lainTransfer Agregat

Sumber: OMSPAN, Monev PA, Pemda (diolah)

Gambar IV-5 Capaian Belanja Konsolidasian

Sumber: OMSPAN, Monev PA, Pemda, BPS (diolah)

Page 83: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 65

BAB V KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN

REGIONAL

5.1 SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSIAL DI PROVINSI KEPULAUAN

RIAU BERDASARKAN ANALISIS LQ, MRP, DAN SS-EM

BPS Provinsi Kepulauan Riau (2016) membuat kajian penentuan sektor

ekonomi potensial di Kepri yang dapat digunakan dalam penentuan strategi

menghadapi pasar bebas terutama sebagai kawasan berikat BBK (Batam, Bintan, dan

Karimun). Alat analisis yang digunakan adalah analisis Location Quotient (LQ), analisis

Model Rasio Pertumbuhan (MRP), analisis Shift-Share Modifikasi Esteban Marquillas

(SS-EM), dan analisis Overlay.

Analisis LQ mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu sektor di Provinsi

Kepulauan Riau terhadap Nasiona. Analisis MRP melihat potensi sektor ekonomi

berdasarkan kriteria rasio pertumbuhan. Analisis SS-EM mengidentifikasi keunggulan

kompetitif dari suatu sektor dalam suatu wilayah. Analisis Shift Share menggambarkan

kinerja sektor ekonomi dengan menambahkan pengukuran pengaruh spesialisasi

perekonomian wilayah.

Empat analisis tersebut digabungkan dalam analisis overlay sehingga

identifikasi sektor dan sub sektor ekonomi potensial menjadi lebih komprehensif dengan

melihat dari sisi pertumbuhan, keunggulan komparatif, spesialisasi dan keunggulan

kompetitif. Analisis dilakukan menggunakan PDRB Kepri dan PDB Indonesia yang

dibagi berdasarkan sektor dan sub sektor dengan periode observasi tahun 2009-2015.

Tabel V-1 Hasil Analisis Potensi Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2015 Hasil Analisis Potensi Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2015

Sektor/Sub Sektor Ekonomi MRP LQ Analisis SS-EM Overlay RPs rij-rin Eij-E*ij 1 2 3 4

1.Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,68 0,30 -0,10 -17.730 - - - - 1.a. Perikanan 0,85 1,19 -0,05 831 - + - +

Provinsi Kepulauan Riau memiliki keunggulan dan potensi tinggi di sektor konstruksi, sektor listrik & gas, dua subsektor industri,

subsektor angkutan laut, dan subsektor penyediaan akomodasi (pariwisata). Selain itu, terdapat potensi yang belum

dioptimalkan dari sektor perikanan.

Page 84: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 66

2.Industri Pengolahan 0,98 2,47 -0,11 16.361 - + - + 2.a.Industri Logam Dasar 1,12 7,85 0,07 5.026 + + + + 2.b.Industri Komputer, Barang Elektronik, dan Optik 1,43 10,21 0,13 15.231 + + + + 3.Listrik dan Gas 1,03 1,37 0,64 632 + + + + 4.Konstruksi 1,14 1,96 0,08 7.486 + + + + 5.Transportasi dan Pergudangan 1,10 0,83 0,20 -513 + - + - 5.a.Angkutan Laut 1,31 2,88 0,16 582 + + + + 6. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,36 0,70 0,31 -814 + - + - 6.a.Penyediaan Akomodasi 1,47 1,80 0,80 450 + + + +

Sumber: BPS Kepri, Analisis Sektor Unggulan Kepulauan Riau Tahun 2016 (disesuaikan dengan fokus pembahasan selanjutnya) Keterangan tabel:

a. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) RPs adalah rasio pertumbuhan suatu sektor/subsektor di Kepri terhadap terhadap pertumbuhan sektor/sub sektor yang sama di Indonesia. RPs>1 berarti laju pertumbuhan sektor/subsektor tersebut di Kepri lebih tinggi dibanding di Indonesia;

b. LQ adalah rasio perbandingan share suatu sektor/subsektor di Kepri dengan share sektor/subsektor yang sama di Indonesia. LQ>1 berarti konsentrasi sektor/subsektor tersebut di Kepri lebih besar dibanding di Indonesia;

c. (rij-rin) adalah selisih laju pertumbuhan sektor/subsektor yang sama di Kepri dengan di Indonesia; d. (Eij-Eij*) adalah perubahan nilai PDRB sektor/subsektor tertentu dari periode awal ke periode akhir analisis di Kepri; e. Jika nilai RPs > 1, maka overlay 1 bertanda (+) yang berarti sektor/sub sektor tersebut pertumbuhannya menonjol; f. Jika nilai LQ > 1, maka overlay 2 bertanda (+) yang berarti sektor/sub sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif; g. Jika nilai (rij-rin) > 0, maka overlay bertanda (+) yang berarti sektor/sub sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif; h. Jika nilai (Eij-Eij*) > 0, maka overlay bertanda (+) yang berarti sektor/sub sektor tersebut memiliki spesialisasi.

Berdasarkan hasil analisis overlay yang menggabungkan hasil analisis LQ,

MRP, dan SS-EM, dapat disimpulkan bahwa sektor dan subsektor unggulan yang

potensial (memiliki keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, dan spesialisasi)

untuk dikembangkan di Provinsi Kepulauan Riau meliputi:

1. Sektor listrik & gas 2. Sektor konstruksi 3. Subsektor industri logam dasar (sektor industri pengolahan) 4. Subsektor industri komputer, barang elektronik, dan optik (sektor industri pengolahan) 5. sub sektor angkutan laut (Sektor Transportasi dan Pergudangan) 6. subsektor penyediaan akomodasi (Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum)

Sementara itu, terdapat anomali pada sub sektor perikanan yang seharusnya

potensial namun pertumbuhannya melambat dan berada di bawah pertumbuhan

nasional. Padahal, 95% wilayah Kepri berupa laut, potensi perikanan di Kepri terbesar

di Indonesia (WPP 711), LQ >1, serta terdapat visi kemaritiman di pusat dan daerah.

5.3 SEKTOR POTENSIAL DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Berdasarkan analisis overlay pada Sub Bab 5.1, terdapat dua sektor unggulan

yang potensial untuk dikembangkan di Kepri yakni Sektor Listrik & Gas dan Sektor

Konstruksi. Mengacu pada Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) 2015, cakupan

kegiatan ekonomi pada masing-masing sektor tersebut adalah:

1. Sektor listrik dan gas terbagi atas sub kategori ketenagalistrikan dan sub kategori

gas. Ketenagalistrikan mencakup kegiatan pembangkitan, transmisi, distribusi,

serta aktivitas penunjang kelistrikan. Gas mencakup pengadaan dan distribusi gas

alam dan gas buatan.

2. Sektor konstruksi meliputi:

“Terdapat 2 Sektor, dan 4 Subsektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan di Kepri ”

“Terjadi anomali pada sub sektor perikanan yang seharusnya

potensial”

Page 85: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 67

a. Konstruksi gedung (gedung tempat tinggal, perkantoran, industri, perbelanjaan,

kesehatan, pendidikan, penginapan, tempat hiburan, tempat olahraga, tempat

ibadah, terminal/stasiun, bangunan monumental, bangunan bandara, gudang dan

lainnya.)

b. Konstruksi bangunan sipil (jalan dan jalan rel, sistem irigasi, komunikasi dan

limbah, fasilitas industri selain bangunannya, serta konstruksi sungai/kanal,

bendungan dan pelabuhan)

c. Konstruksi khusus (pembongkaran dan penyiapan lahan, instalasi konstruksi,

finishing bangunan, dan konstruksi lainnya yang membutuhkan peralatan atau

keterampilan khusus).

5.3.1 Sektor Listrik dan Gas

Sektor listrik dan gas merupakan sektor unggulan yang potensial untuk

dikembangkan. Pengembangan sektor ini sendiri telah menjadi prioritas pemerintah

sebagaimana dicantumkan pada PP Nomor 14/2015 (Industri Pembangkit Energi) dan

juga pada target peningkatan kapasitas listrik sebesar 35.000 MW.

Kapasitas Listrik Terpasang lingkup Kepri Berdasarkan Jenis dan Penyedia Energi

Penyedia Energi

Kapasitas ListrikTerpasang Berdasarkan Jenis (dalam MW) PLTUB (Batu Bara)

PLTG (Gas)

PLTGU (Gas)

PLTMG (Gas)

PLTD (Minyak Bumi)

PLTS (Tenaga Surya)

Total

PLN (Produksi) 14,00 - - - 90,58 0,20 104,78 PLN (Sewa) - - - - 89,15 - 89,15 Swasta (IPP) - - - 15,00 2,44 - 17,44 Swasta (PPU) 130,00 255,20 22,00 35,20 243,70 - 686,10 Total 144,00 255,20 22,00 50,20 425,87 0,20 897,47

Sumber: Kementerian ESDM, 2016 (diolah)

Urgensi untuk mengembangkan sektor ini juga terlihat dari rasio elektrifikasi

Kepri yang baru mencapai 73,53%, jauh di bawah rasio elektrifikasi nasional (88,30%).

Bahkan, apabila dibandingkan antar Provinsi, Kepri mendapatkan peringkat ke-7

terbawah untuk rasio elektrifikasi. Pada satu sisi, hal tersebut menunjukkan bahwa

sektor ini memiliki ruang yang sangat luas untuk berkembang karena masih banyak

permintaan yang belum terpenuhi. Di sisi lain, hal tersebut dapat berakibat negatif

terhadap iklim investasi karena listrik sebagai infrastruktur dasar sangat dibutuhkan.

Dilihat dari jenis pembangkit listriknya, Kepri masih banyak menggunakan

pembangkit listrik yang berbahan bakar batu bara dan minyak bumi dalam memenuhi

kebutuhan masyarakatnya. Padahal Provinsi Kepulauan Riau memiliki dua jenis sumber

daya alam lokal yang dapat menjadi alternatif.

Alternatif yang pertama adalah gas dimana hampir setengah dari cadangan gas

yang sudah ditemukan di Indonesia berada di di Kabupaten Natuna dan Kabupaten

Kepulauan Anambas. Selama ini, sebagian besar pemanfaatan gas di Natuna baru

Tabel V-2 Kapasitas Listrik Terpasang lingkup Kepri Berdasarkan Jenis dan Penyedia Energi

“Rasio elektrifikasi Kepri (peringkat 7 terbawah) beresiko menurunkan iklim

investasi”

Page 86: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 68

berupa ekspor. Apabila pemerintah memilih pembangkit listrik tenaga gas untuk

pengembangan berikutnya, Kepri dapat mengurangi ketergantungan akan pasokan

sumber energi dari wilayah lain dan berpotensi untuk meningkatkan efisiensi. Selain itu,

apabila pasokan cadangan sumber energi melimpah, maka perencanaan

pembangunan pembangkit listrik barupun akan lebih feasible. Tentunya pemerintah

harus terlebih dahulu bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang

mengekstraksi gas untuk dapat memanfaatkan keberlimpahan gas tersebut.

Alternatif kedua adalah pemanfaatan tenaga surya karena lokasi yang

berdekatan dengan garis khatulistiwa. Dikaitkan dengan ciri kepulauan, potensi yang

lebih besar lagi timbul dari kemungkinan efisiensi biaya yang dapat diciptakan dari

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dengan kondisi geografis kepulauan yang

terpisah lautan satu sama lainnya, pembangkit listrik yang memiliki skala ekonomi besar

membutuhkan biaya ekstra untuk pembangunan jaringan penyambung listrik antar

pulau. Di sisi lain, PLTS dapat dibangun secara kecil-kecilan dan tidak perlu tersambung

ke jaringan luas, sehingga PLTS sebagai alternatif akan memotong biaya pembangunan

jaringan yang membebani daerah kepulauan. Permasalahan tersebut juga merupakan

salah satu penyebab rendahnya rasio elektrifikasi Kepri. Dengan begitu, komitmen

pemerintah dalam pengembangan penggunaan PLTS juga berpotensi membantu

meningkatkan rasio elektrifikasi yang dalam RPJMD ditargetkan dapat mencapai 86%

di tahun 2017.

Dalam skala nasional, pemilihan PLTS sebagai alternatif juga dapat membantu

negara Indonesia dalam mencapai target diversifikasi sumber energi listrik dimana porsi

New and Renewable Energy (NRE) atau energi baru dan terbarukan harus mencapai

25,9% pada tahun 2025, 30,9% pada tahun 2030, dan 39,5% pada tahun 2050.

5.3.2 Sektor Konstruksi

Kinerja sektor

konstruksi yang unggul di

Provinsi Kepulauan Riau

sejalan dengan porsi

komponen Pembentukan

Modal Tetap Bruto (PMTB)

yang dominan pada PDRB

Provinsi Kepri dimana porsi

tersebut mencapai 42,36% di tahun 2016.

Berdasarkan bidangnya, konstruksi bangunan sipil mengalami kenaikan nominal

terbesar (Rp.0,84 triliun) dalam periode tahun 2013-2015. Kenaikan tersebut sejalan

Gambar V-1 Nilai Konstruksi Menurut Bidang dan Perkembangan Alokasi Infrastruktur (Rp. Triliun)

Sumber: Monev PA DJPBN & BPS Provinsi Kepulauan Riau, Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 (diolah)

3,27 3,60 3,693,954,52 4,79

0,94 1,09 1,17

1,07 1,111,72

2013 2014 2015

-2,00-1,80-1,60-1,40-1,20-1,00-0,80-0,60-0,40-0,200,000,200,400,600,801,001,201,401,601,802,00

0,00

5,00Gedung

Sipil

Khusus

Infrastruktur

“Kinerja sektor konstruksi sejalan dengan porsi

komponen PMTB”

Page 87: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 69

dengan pagu infrastruktur APBN yang meningkat Rp0,65 triliun pada periode yang

sama. Berdasarkan proporsinya bidang bangunan sipil mendominasi dengan porsi

49,64% disusul oleh bidang bangunan gedung dengan porsi 38,24%.

Berkembangnya konstruksi bidang sipil yang sebagian besar didorong oleh

belanja infrastruktur pemerintah berpotensi menciptakan iklim investasi yang kondusif

dan menarik investasi asing (FDI). Konstruksi sipil juga menjadi kunci dalam

memaksimalkan peluang dari jalur perdagangan internasional, memitigasi kelemahan

interkoneksi wilayah kepulauan dan memenangkan persaingan dengan negara

tetangga dalam mendatangkan investasi

Berdasarkan indeks dari

Political and Economic Risk

Consultancy (PERC), infrastruktur di

Kepri, khususnya di Kota Batam (pusat

industri provinsi), telah memiliki

infrastruktur fisik yang lebih baik dari

negara-negara ASEAN yang menjadi

kompetitornya (Thailand, Filipina, dan Vietnam). Bahkan, Kota Batam dengan nilai 5,69,

berada jauh di atas rata-rata nasional dengan nilai 2,59.

Pada satu sisi, hal tersebut menunjukkan komitmen pemerintah akan

pembangunan infrastruktur industri yang terintegrasi di Kepri dan menjadi daya tarik

bagi investor asing. Namun, seiring dengan semakin ketatnya kompetisi antar negara

ASEAN, pemerintah harus menjaga prioritas pada sektor konstruksi bangunan sipil.

Skema pembiayaan seperti Public-Private Partnership (PPP) dan Pembiayaan

Infrastruktur Non Anggaran (PINA) harus dioptimalkan untuk mempercepat stimulus

tanpa harus menunggu ketersediaan fiskal yang terbatas.

5.4 SUB SEKTOR POTENSIAL DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Terdapat empat subsektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan di

Kepri yakni Subsektor industri logam dasar, Subsektor industri barang dari logam,

komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, subsektor angkutan laut, dan

subsektor penyediaan akomodasi. Mengacu pada Klasifikasi Lapangan Usaha

Indonesia (KLBI) 2015, cakupan kegiatan ekonomi pada masing-masing subsektor

tersebut adalah:

1. Subsektor industri logam dasar yang meliputi kegiatan pengolahan logam dasar

besi dan baja, logam dasar mulia, dan logam dasar bukan besi lainnya,

Gambar V-2 Indeks Infrastruktur Fisik

Sumber: Political and Economic Risk Consultancy (diolah)

9.486.05 5.69 5.29

3.73 3.55 2.85 2.59

“Konstruksi bidang sipil meningkatkan

iklim investasi”

“PPP dan PINA berpotensi membantu memenangkan kompetisi menarik

investasi”

Page 88: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 70

2. Subsektor industri komputer, barang elektronik, dan optik meliputi kegiatan

pembuatan computer, perlengkapan computer, peralatan komunikasi, dan barang-

barang elektronik sejenis beserta komponennya.

3. Subsektor angkutan laut meliputi usaha pengangkutan penumpang atau barang

pada kapal, termasuk angkutan penarik atau pendorong tongkang, kapal minyak,

dan kapal angkutan lainnya.

4. Subsektor penyediaan akomodasi meliputi penyediaan akomodasi jangka pendek

(hotel, losmen, hostel, villa, bungalo, dan penginapan lainnya), dan penyediaan

akomodasi untuk jangka yang lebih lama (kamar atau asrama untuk pelajar, pekerja

musiman dan sejenisnya).

5.4.1. Subsektor Industri Logam Dasar (Sektor Industri Pengolahan)

Industri yang memproduksi komoditas hasil pemrosesan seperti besi baja,

alumunium, tembaga, nikel, dan lain sebagainya ini merupakan industri yang sangat

berpotensi untuk ditingkatkan nilai tambahnya mengingat Indonesia saat ini masih

banyak mengekspor bahan mineral mentah untuk industri tersebut.

Dengan mempertimbangkan keadaan sumber daya mineral di Indonesia yang

berlimpah dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, serta pemanfaatannya yang

selama ini masih dalam ekspor bahan mentah, letak Kepri di pintu gerbang

perdagangan internasional dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pusat industri logam

dasar.

Pemusatan industri logam dasar di Kepri yang berada di jalur perdagangan

internasional akan mempercepat proses ekspor sehingga biaya logistik dapat ditekan

dan hasil produksi semakin kompetitif. Pemerintah dapat membantu pembentukan

pusat industri logam dasar tersebut dengan memberikan fasilitas tax holiday khusus

untuk perusahaan yang bergerak di bidang industri logam dasar. Selain itu, pemerintah

juga dapat merancang PPP untuk membangun kawasan industri khusus. Alternatif

lainnya, rencana pembentukan KEK Batam dengan bentuk enclave dapat dimanfaatkan

untuk mendedikasikan salah satu enclave menjadi pusat industri logam dasar

5.4.2. Subsektor Industri Komputer, Barang Elektronik, dan Optik (Sektor

Industri Pengolahan)

Subsektor dengan tingkat teknologi menengah-tinggi ini berpotensi untuk

menciptakan nilai tambah yang besar dan transfer knowledge apabila pemrosesan dari

hulu ke hilir dapat dilakukan di Indonesia.

Untuk pengembangannya, pemerintah dapat mengadopsi konsep Sillicon Valley

dimana industri IT terpusat dalam satu kawasan. Pemusatan tersebut telah berhasil

Page 89: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 71

menciptakan skala ekonomi yang besar, mobilisasi tenaga kerja yang efisien, dan

kompetisi yang sehat, sehingga industri IT dapat berkembang pesat.

Adanya kawasan-kawasan yang ditetapkan sebagai Free Trade Zone atau KEK

nantinya dapat dicanangkan untuk pusat industri IT tersebut. Untuk merealisasikannya,

hal-hal yang dapat dilakukan pemerintah antara lain:

Untuk pengembangannya, pemerintah dapat mengadopsi konsep Sillicon Valley

dimana industri IT terpusat dalam satu kawasan. Pemusatan tersebut telah berhasil

menciptakan skala ekonomi yang besar, mobilisasi tenaga kerja yang efisien, dan

kompetisi yang sehat, sehingga industri IT dapat berkembang pesat.

Adanya kawasan-kawasan yang ditetapkan sebagai Free Trade Zone atau KEK

nantinya dapat dicanangkan untuk pusat industri IT tersebut. Untuk merealisasikannya,

hal-hal yang dapat dilakukan pemerintah antara lain:

1. Kementerian Keuangan memberikan tax holiday bagi perusahaan IT yang bersedia

berinvestasi dalam skala besar di Kawasan Ekonomi Khusus IT.

2. Pemerintah Daerah membentuk Technology Center seperti Bandung Techno Park

di Kawasan Ekonomi Khusus IT.

3. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi atau universitas setempat

mengarahkan akademisi, mahasiswa, maupun lulusan universitas dengan basis

keilmuan di bidang IT untuk menjalankan risetnya di Technology Center.

4. Kementerian Ketenagakerjaan atau Dinas Tenaga Kerja setempat

mengembangkan pelatihan-pelatihan yang bertema IT.

5. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau Badan Penanaman Modal

Daerah (BPMD) bersikap proaktif dengan membuat proposal untuk menggaet

kerjasama dari perusahaan ICT ternama dalam membentuk PPP seperti yang telah

dilakukan oleh Investment Promotion Agency (IPA) Costa Rica dengan Intel.

Dikaitkan dengan tren ekspor impor

barang Information and Communication

Technology (ICT).di Indonesia, tren porsi

impor ICT terus menaik sementara tren

porsi ekspor ICT terus menurun. Hal

tersebut menunjukkan bahwa basis industri

ICT di Indonesia belum baik tren

penggunaan barang-barang berteknologi tinggi terus meningkat. Akibatnya, Indonesia

beresiko menjadi ketergantungan pada pasokan impor barang-barang berteknologi

tinggi. Oleh karena itu, industri ICT memiliki urgensi tersendiri untuk lebih diprioritaskan

dibandingkan industri-industri lainnya.

Gambar V-3 Perbandingan Ekspor/Impor ICT terhadap total Ekspor/Impor Indonesia

Sumber: World Bank (diolah)

9,315%

3,615%3,515%

7,093%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Ekspor ImporExpon. (Ekspor) Expon. (Impor)

“Ketergantungan pada impor di Indonesia ICT

meningkat”

“Resiliensi jangka panjang menjadikan prospek industri

ICT sangat cerah”

Page 90: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 72

Adapun apabila dilihat dari karakteristiknya, di tengah-tengah ketidakstabilan

perekonomian global, industri ICT cenderung lebih resilien karena karakteristiknya yang

selalu berkembang mengikuti kebutuhan barang berteknologi yang terus menignkat.

Oleh karena itu, prospek jangka panjang dari industri ICT sangat baik khususnya bila

dibandingkan industri-industri lain seperti industri berbasis komoditas yang rawan

terkena dampak perubahan teknologi.

5.4.3. Subsektor Angkutan Laut (Sektor Transportasi dan Pergudangan)

Pada dasarnya, pertumbuhan di subsektor angkutan laut bergantung dari arus

barang dan penumpang antar atau di dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Arus

barang dan penumpang sendiri lebih banyak ditentukan oleh kinerja dari sektor atau

sub sektor lainnya sedangkan fungsi dari sub sektor angkutan laut adalah sebagai

pendukung dari sektor atau sub sektor lain tersebut. Sektor atau sub sektor yang sangat

mempengaruhi sub sektor angkutan lautnya diantaranya, namun tidak terbatas pada

sektor industri pengolahan, sektor pariwisata dan penyediaan infrastruktur pelabuhan.

Kepri yang bercirikan kepulauan, berada di jalur perdagangan internasional,

memiliki pariwisata yang potensial, dan merupakan wilayah industri pengolahan

seyogyanya memiliki sub sektor angkutan laut yang kuat. Namun, demikian

keterjangkauan biaya logistik di Kepri masih terbatas pada wilayah empat (Batam,

Bintang, Karimun, Tanjungpinang) dari delapan Kabupaten/Kota di Kepri. Hal tersebut

menunjukkan bahwa masih banyak sekali potensi yang belum digali dari sub sektor

angkutan laut di Provinsi Kepulauan Riau.

Akan tetapi, untuk mengoptimalkan potensi tersebut, pemerintah sebaiknya

berfokus pada hal-hal di luar industri angkutan laut itu sendiri yakni penguatan industri

pengolahan, pariwisata, serta pembangunan infrastruktur pelabuhan yang kompetitif.

Untuk sub sektor angkutan laut sendiri, pemberlakuan kebijakan cabotage yang

mengharuskan pengangkutan jalur laut domestik untuk dikerjakan perusahaan

pelayaran Indonesia sudah cukup membantu pertumbuhannya.

5.4.4. Subsektor Penyediaan Akomodasi (Sektor Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum)

Sejalan dengan pertumbuhan pesat sub sektor penyediaan akomodasi,

kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Kepri terus meningkat dengan rata-

rata peningkatan pada periode tahun 2012-2014 sebesar 5,67%. Sementara itu, pada

periode yang sama, Provinsi Bali sebagai destinasi utama wisman dan benchmark

pariwisata di Indonesia mencatatkan rata-rata peningkatan sebesar 13,02%. Mengingat

utilisasi daerah pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau baru terkonsentrasi di pulau

Batam dan Bintan, dapat disimpulkan bahwa dengan pembangunan infrastruktur dan

“Subsektor angkutan laut bersifat supporting dan interdependen dengan sektor

lain”

Page 91: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 73

promosi pariwisata yang tepat sasaran, sub sektor penyediaan akomodasi di Provinsi

Kepulauan Riau dapat bertumbuh lebih cepat lagi bahkan mungkin menyaingi

pertumbuhan di Provinsi Bali.

Dalam konteks menciptakan

promosi pariwisata yang efektif dan

efisien, pada dasarnya sektor

pariwisata memiliki keterbatasan

pasar dimana walaupun jumlah

wisman terus bertambah seiring

dengan bertumbuhnya

perekonomian dunia, akan tetapi

masing-masing wisman memiliki

waktu yang terbatas. Ketika

seorang wisman memilih satu destinasi, wisman tersebut tidak dapat mengunjungi

destinasi lainnya yang berjauhan dengan destinasi pilihan. Koordinasi dalam promosi

antara Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Bali dengan melihat perbandingan

kontribusi wisman berdasarkan negara asal di masing-masing provinsi dapat membantu

menciptakan strategi promosi yang efektif dan menghindari opportunity cost bagi satu

sama lainnya. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa Provinsi Bali sebaiknya

memfokuskan promosi pariwisata di negara Australia, RRC, dan Jepang dimana Bali

sudah memiliki keunggulan dan reputasi. Untuk wisman Korea Selatan, Malaysia, dan

India dapat diarahkan ke Kepri.

5.5 Tantangan Fiskal Regional

Keseimbangan fiskal pemerintah pusat di Kepri dilihat dari selisih cash flow

antara realisasi pendapatan dan belanja. Tahun 2017, realisasi penerimaan mencapai

Rp7,43 triliun, sedangkan belanja negara mencapai Rp13,06 triliun. Dari nilai tersebut,

defisit cash flow mencapai Rp5,63 triliun atau -43,14 persen dari total belanja,

Gambar V-4 Kontribusi Wisman Berdasarkan Negara di Provinsi Kepulauan Riau dan Bali tahun 2017

Sumber: BPS Bali dan BPS Kepri (diolah)

1.094.974 1.385.85

0

737.494

Australia

RRC

Malaysia

JepangSingapura

India

Korea Selatan

orang (ribuan)

Bali Kepulauan Riau

Belanja Pemerintah Pusat: Rp13,06 t KP+KD+DK+TP+UB: Rp.5,56t

Transfer ke Daerah: Rp.7,49t APBN

Penerimaan: Rp7,43 t PPh: Rp.4,44t

PPN: Rp.1,02t

Pajak Lainnya:Rp.0,05t

PPI: Rp.0,44t

PNBP: Rp.1,38t

Hibah: Rp.0,08t

out flow > in flow defisit Rp5,63t

Provinsi

Kepulauan Riau

Page 92: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 74

meningkat 299 basis poin dari defisit -40,15 persen di tahun 2016. Defisit tersebut

menjadikan Kepri sebagai penerima cross subsidy dari daerah lain yang mengalami

surplus cash flow.

Fenomena defisit itu sendiri telah terjadi selama beberapa tahun, namun defisit

di tahun 2017 meningkat tajam akibat lonjakan di sisi belanja tidak diiringi dengan

peningkatan di sisi penerimaan. Lonjakan di sisi belanja disebabkan oleh kebijakan

penguatan desentralisasi yang mendorong kenaikan dana transfer. Di sisi penerimaan,

perpajakan yang menjadi andalan sulit untuk meningkat di tengah-tengah perubahan

struktur perekonomian di Kepri. Kepri sendiri merupakan daerah yang mendapatkan

insentif fiskal di Free Trade Zone Batam, Bintan, Karimun berupa pembebasan

beberapa komponen pajak sehingga porsi penerimaan pajak secara relatif memang

tidak dapat sebesar wilayah lainnya.

5.5.1 LINEARITAS PERKEMBANGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN DARI

PERKEMBANGAN FISKAL REGIONAL

Penerimaan pemerintah di Kepri meningkat hingga 0,46% dari Rp.10,91 triliun

di tahun 2016 menjadi Rp.10,96 triliun di tahun 2017. Faktor pertama yang menjadi

pendorong peningkatan penerimaan tersebut adalah penguatan desentralisasi fiskal

yang mendorong penerimaan dana transfer Pemda hingga Rp7,59 triliun. Faktor kedua

adalah optimalisasi penggalian potensi penerimaan pemda yang meningkatkan PAD

hingga Rp.360 miliar.

Di sisi belanja, terjadi peningkatan 11,35% dari Rp.15,85 triliun di tahun 2016

menjadi Rp17,65 triliun di tahun 2017. Dari klasifikasi jenis belanja, kenaikan tersebut

didorong oleh peningkatan belanja pegawai hingga Rp.644,66 miliar dan peningkatan

belanja barang hingga Rp.442,75 miliar. Hal yang perlu diperhatikan adalah

menurunnya realisasi belanja modal hingga -Rp.457,61 miliar, padahal infrastruktur

menjadi prioritas utama pemerintah saat ini dalam mendorong perekonomian nasional.

Dari sisi perkembangan kesejahteraan, perekonomian Kepri menurun 8,21% di

tahun 2017 sebagaimana tercermin juga pada PDRB ADHB yang menurun Rp.17,8

triliun. Untuk menganalisis pengaruh perkembangan fiskal terhadap kesejahteraan

masyarakat di Kepri, linearitas antara perubahan indikator kesejahteraan dengan

perubahan fiskal (belanja dan penerimaan pusat dan daerah) dapat menjadi salah satu

indikator. Grafik di bawah menggambarkan perubahan pada variabel-variabel

Page 93: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 75

kesejahteraan dan fiskal pada suatu tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya

(selama 3 tahun terakhir).

Secara umum terlihat bahwa dibandingkan tahun sebelumnya, keadaan fiskal

pada tahun 2015, baik belanja maupun penerimaan mengalami peningkatan. Di tahun

2016, keduanya mengalami penurunan sedangkan di tahun 2017, kembali meningkat.

Dikaitkan dengan gini ratio (garis oranye), terlihat bahwa kesenjangan pada

masyarakat meningkat ketika keadaan fiskal meningkat, dan menurun ketika keadaan

fiskal juga menurun. Artinya, terdapat indikasi bahwa perbaikan kondisi fiskal belum bisa

mendorong adanya pemerataan ekonomi masyarakat.

Dikaitkan dengan jumlah penganggur (garis biru muda), terlihat bahwa ketika

keadaan fiskal meningkat, jumlah penganggur meningkat, dan ketika keadaan fiskal

menurun, jumlah penganggur menurun. Artinya, terdapat indikasi bahwa perbaikan

kondisi fiskal juga belum bisa mendorong penciptaan lapangan pekerjaan.

Dikaitkan dengan pertumbuhan PDRB (garis hijau), terlihat bahwa pertumbuhan

ekonomi Kepri terus menurun terlepas dari apa yang terjadi terhadap kondisi fiskal di

Kepri. Artinya, terdapat indikasi bahwa terjadi divergensi antara kondisi fiskal dan

pertumbuhan ekonomi atau dengan kata lain, ekspansi fiskal tidak mampu mendorong

pertumbuhan ekonomi Kepri.

Perkembangan tingkat inflasi (garis ungu) juga memiliki hubungan yang serupa

dengan pertumbuhan ekonomi. Sepanjang periode 2015-2017, tingkat inflasi terus

menurun terlepas dari apa yang terjadi pada kondisi fiskal Kepri.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kepri (garis biru tua) terus meningkat

dari tahun ke tahun. Di saat yang sama, kondisi fiskal di Kepri mengalami fluktuasi.

Gambar V-5 Perbandingan Peningkatan/Penurunan Indikator Kesejahteraan dan Fiskal di Kepri

Sumber: Kemenkeu, Pemda, dan BPS (diolah)

-8,00%

-4,00%

0,00%

4,00%

8,00%

-40,00%

-20,00%

0,00%

20,00%

40,00%

2015 2016 2017Belanja APBN & APBD (LHS) Penerimaan APBN & APBD (LHS)Gini Ratio (LHS) Penganggur (LHS)PDRB (RHS) Inflasi (RHS)IPM (RHS) Orang Miskin (RHS)

Page 94: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 76

Sama halnya seperti jumlah

penganggur, jumlah orang miskin di Kepri

(garis merah) mengalami peningkatan ketika

kondisi fiskal meningkat, dan mengalami

penurunan ketika kondisi fiskal menurun.

Artinya, terdapat indikasi bahwa perbaikan

kondisi fiskal belum bisa mendorong penduduk

miskin keluar dari jurang kemiskinan.

Hubungan yang tidak linear tersebut

menunjukkan bahwa peningkatan anggaran yang digunakan oleh pemerintah tidak

serta merta meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dilihat dari sisi kesenjangan,

penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pembangunan manusia,

maupun pengentasan kemiskinan. Ketika penggunaan anggaran meningkat namun

dampaknya kurang dirasakan oleh masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa

permasalahan utama terletak pada program dan kegiatan pemerintah di lapangan yang

belum efektif. Untuk itu, pemerintah harus segera mengevaluasi efektifitas setiap

program dan kegiatan mengingat opportunity cost yang ditimbulkan dari permasalahan

ini akan terus terakumulasi dari tahun ke tahun.

5.5.2 OPTIMALISASI MANFAAT DANA DESA

Sejalan dengan peningkatan alokasi dana desa di Indonesia, alokasi dana desa

di Kepri meningkat 28,81% dari Rp.177,77 miliar di tahun 2016 menjadi Rp228,28 miliar

di tahun 2017. Adapun realisasi dana desa baik di tahun 2016 maupun tahun 2017

mencapai 100,00% dari alokasi yang dapat diartikan bahwa Pemdes lingkup Kepri telah

menggunakan sebagian besar dananya dan melaporkan penggunaannya.

Hasil sampling data beberapa desa di Kabupaten Bintan dan Kabupaten

Karimun menunjukkan bahwa sebagian besar dana desa digunakan untuk prioritas

Pembangunan Desa. Dikaitkan dengan pelaksanaan dana desa di tahun sebelumnya,

perkembangan tersebut menunjukkan adanya indikasi positif bahwa dana desa sudah

digunakan untuk belanja yang lebih produktif.

Namun demikian, perkembangan indikator kemiskinan di desa dalam tren yang

memburuk. Persentase penduduk miskin meningkat 26 basis poin dari 10,23% di awal

tahun 2015 menjadi 10,49% di akhir tahun 2017. Walaupun di saat yang sama, indeks

P1 yang menunjukkan kedalaman kemiskinan menurun dari -1,262 menjadi 0,877.

Artinya, pendapatan penduduk miskin terus menurun jauh di bawah garis kemiskinan

selama periode tersebut. Dikaitkan dengan alokasi dana desa yang terus meningkat

Gambar V-6 Perkembangan Kondisi Kemiskinan Desa di Kepri

Sumber: BPS Kepri (diolah)

0,10

0,85

1,60

9%

10%

11%

P1 (RHS) % Kemiskinan (LHS)

Page 95: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 77

hingga tahun 2017, kondisi ini menciptakan urgensi untuk mengoptimalkan dana desa

dalam rangka pengentasan kemiskinan di desa.

Beberapa permasalahan yang diduga turut berkontribusi terhadap kurang

optimalnya pemanfaatan dana desa meliputi kualitas pembangunan desa dan SDM

pendamping desa. Dari segi kualitas pembangunan, ditemukan bahwa banyak desa

yang membangun infrastruktur non-ekonomi seperti Gedung Serba Guna (GSG), dan

parit yang pada dasarnya tidak self-sustaining, sehingga tidak menciptakan produksi

ekonomi setelahnya. Dari segi SDM, perwakilan desa-desa di Kabupaten Bintan pada

FGD Dana Desa di Bintan menyampaikan bahwa jumlah tenaga pendamping yang

dialokasikan masih kurang sehingga pendampingan tidak berjalan optimal. Selain itu,

rancangan perekrutan tenaga pendamping dilakukan secara terpusat sehingga latar

belakang tenaga yang direkrut bisa jadi kurang sesuai dengan kebutuhan daerah.

Untuk memitigasi permasalahan kualitas pembangunan, Pemkab sebaiknya

mengarahkan agar Pemdes menggunakan dana desa untuk menghasilkan pendapatan

berkelanjutan bagi masyarakat desa. Salah satu alternatifnya adalah menggunakan

dana desa untuk merealisasikan konsep one village one product. Untuk merealisasikan

hal tersebut, beberapa program yang dapat dilaksanakan adalah:

1. Pembuatan home industry kerajinan tangan, souvenir, atau kesenian lainnya. Saat

ini, zona pariwisata eksklusif seperti Lagoy dapat menarik banyak turis asing untuk

berkunjung ke Kepri.

2. Pembuatan tempat pelelangan ikan dan cold storage.

3. Pembuatan komponen atau bahan baku untuk Industri di Batam.

Untuk mitigasi permasalahan SDM, Pemerintah Kabupaten dapat memetakan

desa berdasarkan fokus daerahnya masing-masing (contoh: perikanan, pariwisata,

pertanian, industri). Hasil pemetaan tersebut dapat diusulkan pada Kemendesa PDTT

sehingga untuk perekrutan tenaga pendamping selanjutnya, persyaratan latar belakang

calon pendamping (contoh: sarjana perikanan, sarjana ekonomi, sarjalan pertanian)

dapat benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan desa.

5.5.3 URGENSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI KEPULAUAN

RIAU

Tabel V-3 Perkembangan Alokasi Belanja Infrastruktur Pemerintah Pusat (dalam miliaran rupiah) Perkembangan Alokasi Belanja Infrastruktur Pemerintah Pusat (dalam miliaran rupiah)

No. Jenis Infrastruktur Pagu Perubahan 2015-

2017 (%) 2015 2016 2017 1 Gedung dan Bangunan 204,71 223,23 195,25 -4,62% 2 Jalan dan Jembatan 382,72 386,44 423,31 10,61% 3 Bandar Udara 79,75 318,06 238,11 198,59% 4 Pelabuhan 281,50 435,69 116,12 -58,75% 5 Utilities 49,23 51,44 329,39 569,04% T O T A L 997,91 1414,86 1302,18 30,49%

Sumber: OM SPAN DJPBN Kemenkeu (diolah)

Page 96: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 78

Dari sisi infrastruktur, Pemerintah Pusat berada pada jalur yang tepat untuk

meningkatkan daya saing Provinsi Kepulauan Riau dengan peningkatan alokasi belanja

infrastruktur dengan kenaikan 30,49% pada periode tahun 2015-2017. Adapun pada

tahun 2017, fokus besar belanja infrastruktur adalah untuk Utilities (Sumber Daya Air

dan Listrik) sebagaimana tercermin dari kenaikan alokasinya yang paling signifikan.

Gambar V-7 Sebaran Alokasi Belanja Infrastruktur di Provinsi Kepulauan Riau Taun 2017

Sumber: OM SPAN DJPBN Kemenkeu (diolah)

Berdasarkan lokasinya, pembangunan infrastruktur di tahun 2017 masih

terkonsentrasi di Batam dengan porsi yang mencapai 45,94%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur masih terkonsentrasi di FTZ Batam

yang kualitas infrastrukturnya sudah dapat bersaing dengan negara-negara ASEAN

lainnya. Sementara itu, wilayah FTZ Tanjungpinang, Bintan, dan Karimun yang masih

harus mengejar ketertinggalan kualitas infrastruktur belum mendapatkan perhatian

yang maksimal dari pihak pemerintah. Dalam konteks kesejahteraan regional Provinsi

Kepulauan Riau, hal tersebut dapat menghambat terbentuknya wilayah investasi

kompetitif baru yang akan menarik lebih banyak FDI dan meningkatkan pemerataan

pembangunan.

Dikaitkan dengan peluang dalam bidang pelabuhan transshipment dan jasa

perkapalan yang masih jauh dari optimal, infrastruktur pelabuhan di Kepri telah menjadi

hambatan utamanya. Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo dalam Rapat

Koordinasi Bank Indonesia, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada tanggal 12

Agustus 2016 di Batam, mengemukakan bahwa kedalaman dermaga Indonesia,

khususnya Batam, masih kalah jauh dari Port of Singapore, Port of Klang, dan Port of

Kab. Kep. Anambas Rp.184,06 miliar (16,20%)

Kab. Natuna

Rp.145,37 miliar (12,80%)

Kab. Lingga

Rp.52,72 miliar (4,64%)

Kab. Bintan

Rp.169,65 miliar (2,02%)

Kab. Karimun

Rp.132,75 miliar (11,69%)

Kota Batam

Rp.521,84 miliar (45,94%)

Kota Tanjungpinang

Rp. 95,78 miliar (8,43%)

Page 97: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 79

Tanjung Pelepas. Kedalaman dermaga tersebut sebagaimana digambarkan di bawah

ini menyebabkan keterbatasan jenis kapal yang dapat bersandar (maksimal 1.500 TEU

di Batam). Akibatnya, skala ekonomi logistik sulit didapatkan dan pelabuhan Batam

menjadi kurang kompetitif.

Gambar V-8 Sebaran Alokasi Belanja Infrastruktur di Provinsi Kepulauan Riau Taun 2016

Sumber: Bank Indonesia

Bank Indonesia dalam Growth Diagnostic (2016) mengidentifikasi hambatan-

hambatan pertumbuhan ekonomi pada masing-masing Provinsi di Indonesia dan

menemukan rekomendasi pembangunan yang dapat memberikan efek multiplier paling

besar terhadap perekonomian Provinsi tersebut. Menguatkan temuan sebelumnya,

pembangunan infrastruktur, khususnya pelabuhan, dapat menciptakan efek multiplier

ekonomi terbesar di Kepri.

Adapun dalam prakteknya, terdapat beberapa tantangan dalam pelaksanaan

pembangunan infrastruktur di Kepri. Tantangan tersebut meliputi gangguan supply alat

dan material pendukung konstruksi akibat kurangnya produksi lokal dan dampak

musiman cuaca terhadap transportasi laut. Untuk menanggulangi permasalahan

tersebut, pemerintah sebaiknya membangun pusat-pusat logistik atau mendorong pihak

swasta untuk membangunnya di beberapa kabupaten/kota kepulauan yang menjadi

prioritas pembangunan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan fasilitas pembuatan Pusat Logistik Berikat (PLB) yang telah

diluncurkan pemerintah untuk meminimalisir biaya operasional pembangunan;

2. Menjamin keberlangsungan demand untuk proyek konstruksi agar pembangunan

pusat logistic menjadi cukup fesibel secara finansial. Penjaminan tersebut dapat

berupa komitmen pembangunan infrastruktur di Kepri. Dari sisi Pemda, komitmen

tersebut dapat dituangkan dalam Perda alokasi minimal anggaran infrastruktur.

Page 98: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 80

5.5.4 KETERGANTUNGAN FISKAL PEMDA TERHADAP DANA TRANSFER

Beberapa Pemda di Kepri sendiri

termasuk ke dalam Pemda yang

mengalami resiko fiskal karena selama ini

memiliki porsi pendapatan DBH SDA Migas

yang besar. Dampak dari volatilitas

tersebut terlihat pada struktur dana transfer

Pemda lingkup Kepri dimana DBH yang

pada tahun 2011 menyumbang 60.33%

terhadap Dana Transfer tahun 2011,

mengalami penurunan kontribusi hingga 3.468 basis poin menjadi hanya 25,65% di

tahun 2017.

Adanya perkembangan teknologi, pergeseran penggunaan bahan bakar listrik

ke energi renewable, dan kebijakan negara produsen mayoritas seperti OPEC

memberikan gambaran yang tidak pasti terhadap prospek migas di masa depan.

Terlepas dari perbaikan harga migas yang berjalan sejak paruh kedua tahun 2016, tidak

munutup kemungkinan bahwa faktor-faktor tersebut akan kembali menggoncang harga

migas ke depannya. Untuk itu, Pemda lingkup Kepri yang mengandalkan penerimaan

transfer perlu memperbaiki

struktur fiskalnya untuk

memitigasi terjadinya

volatilitas kembali di masa

depan.

Pemda yang memiliki

ketergantungan tinggi

terhadap transfer dapat dilihat

dari rasio penerimaan dana

transfer terhadap total penerimaan Pemda. Di tahun anggaran 2016, terdapat 3 Pemda

di Kepri yang lebih dari 80% penerimaannya berasal dari Dana Transfer yakni, Pemkab

Natuna, Pemkab Lingga dan Pemkab Kepulauan Anambas. Dari 3 Pemda tersebut,

pendapatan Pemkab Natuna, Pemkab Lingga dan Pemkab Kepulauan Anambas

bahkan hampir seluruhnya berasal dari dana transfer dengan porsi masing-masing

81.61%, 83.79%, dan 85.11%. Tingginya porsi dana transfer pada Pemkab Natuna dan

Pemkab Kepulauan Anambas disebabkan oleh posisinya sebagai penghasil migas di

Kepri, sedangkan tingginya porsi dana transfer di Pemkab Lingga disebabkan oleh

kapasitas fiskalnya yang masih rendah.

Gambar V-9 Pergeseran Struktur Dana Transfer di Kepulauan Riau

Sumber: DJPK Kemenkeu (diolah)

60,33%

59,35%

56,51%

53,18%

39,70%

27,50%

25,65%

33,39%

33,76%

35,77%

36,46%

42,30%

48,91%

52,07%

2,94%

2,73%

3,47%

3,42%

7,97%

20,56%

19,21%

2 0 1 1

2 0 1 2

2 0 1 3

2 0 1 4

2 0 1 5

2 0 1 6

2 0 1 7

DBH DAU DAK

D. Penyesuaian Dana Desa DID

Gambar V-10 Rasio Dana Transfer terhadap Penerimaan Pemda TA 2017

Sumber: DJPK Kemenkeu (diolah)

66,59%70,02%

57,19%

81,61%

83,79%

85,11%

47,66%

75,47%

Pemprov

Bintan

Karimun

Natuna

Lingga

Anambas

Batam

Tjgpinang

Page 99: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 81

BAB VI ANALISIS TEMATIK

6.1 Sinkronisasi APBN dan APBD dalam Sektor Pendidikan, Kesehatan,

dan Ketahanan Pangan

Belanja Pemerintah yang digelontorkan untuk Kepri pada tahun 2017 mencapai

Rp13,73 triliun yang terbagi ke dalam belanja satuan kerja K/L dan belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa. Belanja Pemerintah yang dikelola oleh K/L sebesar 40,50

persen dan belanja transfer yang diperuntukkan bagi Pemerintah Daerah sebesar 59,50

persen. Disamping itu, belanja Pemerintah Daerah di Kepri pun telah mencapai Rp11,18

triliun yang sebagainya merupakan belanja yang bersumber dari transfer dari

pemerintah pusat. Total perputaran uang yang dikeluarkan kegiatan pemerintahan di

Kepri pada tahun 2017 mencapai Rp24,91 triliun atau sebesar 1,24 persen dari realisasi

belanja APBN tahun 2017.

Di tahun 2017, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dituntut untuk mampu

mengeksekusi anggarannya dengan efektif dan efisien mengingat semakin terbatasnya

kemampuan fiskal sejalan dengan bertambahnya beban mandatory spending.

Sehingga sinergi antara pemerintah dan pemerintah baik di tataran kebijakan maupun

pelaksanaan merupakan hal yang wajib untuk mencapai prioritas nasional. Oleh

karenanya, basis pembangunan manusia dengan indikator kesehatan dan pendidikan

serta membangun kembali potensi Indonesia di sebagai negara maritim dan agraris

dengan terwujudnya kedaulatan pangan merupakan

program prioritas yang semakin dikuatkan di tahun

2017 sebagaimana diungkapkan dalam RKP 2017

maupun nota Keuangan APBNP 2017.

Baik Pemerintah Pusat melalui K/L, maupun

Pemerintah Daerah telah mengalokasikan anggaran

yang cukup besar untuk bidang pendidikan,

kesehatan, dan ketahanan pangan di Kepri. Porsi

“Kegiatan APBN dan APBN di Kepri secara terintegrasi telah digunakan untuk pencapaian prioritas Kesehatan, Pendidikan, dan

Ketahanan Pangan. Baik pendanaan APBN maupun APBD melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan peran, kemampuan,

dan kewenangannya masing-masing.”

APBN K/L

18,48%

APBD Murni+Transfer

81,52%

Gambar VI-1 Porsi APBN dan APBD

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Page 100: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 82

yang sangat besar dalam anggaran ketiga kegiatan prioritas tersebut dipegang oleh

Pemerintah Daerah sebesar 81,52 persen (Rp4,91 triliun). Sementara itu, porsi yang

pada anggaran K/L adalah sebesar 18,48 persen (Rp1,11 triliun).

Sinkronisasi kegiatan APBN dan APBD dilakukan berdasarkan kategori atas

masing-masing output yang dikelompokkan secara mandiri. Pendanaan APBN kegiatan

prioritas di atas diperoleh berdasarkan pengelompokan sesuai fungsi program

pendidikan dan kesehatan. Sementara, untuk program ketahanan pangan diperoleh

dari satker K/L Kementerian Pertanian,

satker Kementerian Kelautan dan

Perikanan, serta eliminasi output tidak

tekait pada satker Kementerian PU dan

PERA yang terdapat di Kepri. Dan data

APBD kegiatan prioritas diperoleh

berdasarkan pengelompokan sesuai

dengan urusan pendidikan, kesehatan.

dan ketahanan pangan. Sementara,

untuk data APBD DAK Fisik sesuai dengan jenis nya baik pendidikan, kesehatan, serta

irigasi dan pertanian untuk prioritas ketahanan pangan.

Kontribusi Pemda yang sangat baik dalam usaha pemerintah untuk pencapaian

ketiga prioritas tersebut terindikasikan melalui besarnya alokasi dana yang telah

dialokasikan. Porsi pemerintah daerah untuk anggaran pada prioritas pendidikan dan

kesehatan di Kepri telah mampu melampaui alokasi APBN di Kepri yang masing-masing

mencapai 88,99 persen (Rp3,08 triliun) dan 89,99 persen (Rp1,80 triliun). Sedangkan

alokasi untuk program prioritas ketahanan pangan di Kepri masih lebih kecil

dibandingkan nasional dengan porsi yang hanya sebesar 5,83 persen (Rp32,99 miliar).

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepri melakukan tracking terhadap output-

output bidang pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan yang dinilai strategis dan

terealisasikan pada tahun 2017. Sehingga total anggaran yang terealisasikan di tahun

2017 untuk bidang pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan masing-masing

sebesar Rp347,92 miliar, Rp164,28 miliar, dan Rp56,04 miliar.

Berdasarkan hasil tracking, output strategis di bidang kesehatan yang dinilai

strategis antara lain layanan imunisasi, peningkatan kualitas layanan, pengendalian

penyakit TB, penyediaan makanan ibu hamil dan anak sekolah. Output bidang

pendidikan yang dinilai strategis antara lain penyaluran BOS, Program Indonesia Pintar,

dan penyediaan sarana dan sarana sekolah (pembangunan/rehab gedung sekolah).

Sementara itu, output bidang ketahanan pangan yang dinilai strategis antara lain

Pendidikan KesehatanKetahanan

Pangan

APBD 2017 3.081,86 1.801,54 32,99

APBN 2017 381,12 200,34 532,77

APBN 201711,01%

APBN 201710,01%

APBN 201794,17%

APBD 201788,99%

APBD 201789,99%

APBD 20175,83%

Gambar VI-2 Komposisi APBN dan APBD (jutaan)

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Page 101: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 83

perluasan sawah, optimalisasi lahan, pengadaan alat dan mesin pertanian, serta

produksi benih.

6.1.1 Sinkronisasi Bidang Pendidikan

Sekolah sebagai salah tempat memperoleh pembelajaran secara reguler

merupakan fasilitas wajib yang harus disediakan oleh pemerintah. Sebagai gambaran

bahwa jumlah sekolah tingkat menengah di Kepri sebanyak 122 SMA, 96 SMK, dan 34

MAN (Kepri dalam angka; 2017).

Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki jumlah sekolah tingkat menengah

paling sedikit dengan total 11 sekolah tingkat menengah. Namun demikian, sejalan

dengan jumlah penduduk terbanyak terdapat total 120 sekolah menengah di Kota

Pemkab Natuna APBN KL: -Pendidikan Rp4,10 miliar APBD Murni: -Kesehatan Rp700 juta -Pendidikan Rp4,91 miliar APBD DAK: -Kesehatan Rp9,86 miliar -Pendidikan Rp4,76 miliar -Pangan Rp691,30 juta

Pemkab Kepulauan Anambas APBN K/L: -Pendidikan Rp630,63 juta APBD Murni: -Kesehatan Rp1,50 miliar -Pendidikan Rp10,14 miliar APBD DAK: -Kesehatan Rp17,58 miliar -Pendidikan Rp3,02 miliar

Pemko Tanjungpinang APBN K/L: -Kesehatan Rp69,89 juta -Pendidikan Rp5,63 miliar APBD Murni: -Kesehatan Rp1,05 miliar -Pendidikan Rp22,19 miliar -Pangan Rp187 juta APBD DAK: -Kesehatan Rp8,43 miliar -Pendidikan Rp6,89 miliar

Pemkab Bintan APBN K/L: -Pendidikan Rp3,09 miliar APBD Murni: -Kesehatan Rp425 juta -Pendidikan Rp11,23 miliar -Pangan Rp126,78 juta APBD DAK: -Kesehatan Rp13,34 miliar -Pendidikan Rp1,93 miliar

-Pangan Rp529,42 juta

Pemkab Lingga APBN K/L: -Pendidikan Rp1,41 miliar APBD Murni: -Kesehatan Rp8,56 miliar -Pendidikan Rp8,88 miliar -Pangan Rp112,94 juta APBD DAK: -Kesehatan Rp23,85 miliar -Pendidikan Rp3,18 miliar -Pangan Rp5,90 miliar

Pemkab Karimun APBN K/L: -Kesehatan Rp86,42 juta -Pendidikan Rp5,04 miliar APBD Murni: -Kesehatan Rp2,09 miliar -Pendidikan Rp25,66 miliar -Pangan Rp4,32 juta APBD DAK: -Kesehatan Rp13,69 miliar -Pendidikan Rp3,21 miliar

Pemko Batam APBN K/L: -Kesehatan Rp122,93 juta -Pendidikan Rp17,37 miliar -Pangan Rp6,73 miliar APBD Murni: -Kesehatan Rp3,90 miliar -Pendidikan Rp49,85 miliar -Pangan Rp1,03 miliar APBD DAK: -Kesehatan Rp15,75 miliar -Pendidikan Rp15,81 miliar

Pemprov Kepulauan Riau APBN K/L: -Kesehatan Rp1,80 miliar -Pendidikan Rp6,19 miliar -Pangan Rp36,41 miliar APBD Murni: -Kesehatan Rp8,57 miliar -Pendidikan Rp103,59 miliar APBD DAK: -Kesehatan Rp32,91 miliar -Pendidikan Rp29,20 miliar

Gambar VI-3 Pelaksanaan Proyek Strategis APBD dan APBN

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Page 102: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 84

Batam. Namun demikian apabila dikaitkan dengan jumlah penduduk Kota Batam maka

setiap satu sekolah di Kota Batam akan diakses oleh 10.303 jiwa/sekolah dan angka ini

berada di atas rata-rata Kepri (6.957 jiwa/sekolah) yang mengindikasikan bahwa Kota

Batam sangat memerlukan tambahan jumlah sekolah begitu pun dengan Kota

Tanjungpinang.

Tabel VI-1 Akses Penduduk ke Sekolah Akses Penduduk ke Sekolah

No Pemda SMA SMK MAN Total Jumlah Penduduk

(jiwa) Tingkat Akses setiap penduduk ke

Sekolah (jiwa/sekolah) 1 Karimun 17 8 5 30 227.277 7.576 2 Bintan 10 8 3 21 154.584 7.361 3 Natuna 14 6 5 25 75.282 3.011 4 Lingga 11 5 3 19 88.971 4.683 5 Kepulauan

Anambas 5 3 3 11 40.921 3.720

6 Batam 53 54 13 120 1.236.399 10.303 7 Tanjungpinang 12 3 2 17 204.735 12.043

Sumber: BPS Kepri

Tiga sumber pendanaan bidang pendidikan yang dilaksanakan di Kepri terdiri

dari APBN, APBD, dan APBD DAK. Kontribusi masing-masing pendanaan di bidang

pendidikan sebesar 12,49 persen (Rp43,47 miliar), 67,96 persen (Rp236,45 miliar),

19,54 persen (Rp67,99 miliar). APBD Kepri memiliki

kontribusi terbesar dalam pendanaan bidang

pendidikan.

Pelaksanaan kegiatan dengan sumber

pendanaan dari APBN terbesar kontribusinya di

laksanakan oleh satuan kerja yang berada di Kota

Batam dengan kontribusi sebesar 39,96 persen.

Jumlah penduduk Kota Batam yang mencapai 60,96

persen dari total populasi Kepri merupakan salah satu proxy besarnya pendanaan yang

bersumber dari APBN. Sementara itu, untuk kontribusi terbesar pada pendanaan dari

APBD Murni dan APBD Transfer adalah organisasi perangkat daerah yang berada pada

tingkat provinsi dengan pelaksanaan kegiatan yang menyebar pada setiap

kabupaten/kota.

Tabel VI-2 Realisasi Proyek Strategis di Bidang Pendidikan (jutaan) Realisasi Proyek Strategis di Bidang Pendidikan (Jutaan)

Instansi Pemerintah APBN K/L Porsi APBN APBD Murni Porsi APBD DAK Porsi Kepulauan Riau 6.185,13 14,23% 103.597,86 43,81% 29.200,31 42,94% Bintan 3.092,29 7,11% 11.228,88 4,75% 1.927,16 2,83% Karimun 5.044,54 11,61% 25.656,14 10,85% 3.214,22 4,73% Lingga 1.411,09 3,25% 8.877,52 3,75% 3.177,63 4,67% Natuna 4.102,72 9,44% 4.909,43 2,08% 4.755,23 6,99% Anambas 630,63 1,45% 10.141,60 4,29% 3.018,91 4,44% Batam 17.369,74 39,96% 49.847,35 21,08% 15.808,02 23,25% Tanjungpinang 5.629,70 12,95% 22.194,99 9,39% 6.894,45 10,14%

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Apabila dilakukan penelaahan lebih mendetail ke setiap kegiatan yang terdapat

di bidang pendidikan, baik melalui APBN maupun APBD memiliki karakteristik yang

APBN K/L

12,49%

APBD Murni67,96%

APBD DAK19,54%

Gambar VI-4 Porsi APBN dan APBD

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Page 103: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 85

hampir sama. Kegiatan di bidang pendidikan dapat dikelompokkan menjadi empat

kelompok, yaitu (1) pembangunan gedung untuk mendukung pembelajaran yang dapat

berbentuk baik berupa rehab maupun pembangunan ruang kelas baru atau pendirian

sekolah baru, (2) pengadaan alat bantu kegiatan belajar, (3) peningkatan mutu

pendidikan yang sebagian besar dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah (OPD)

melalui perlombaan atau festival pendidikan, dan (4) kemudahan akses pendidikan

yang direalisasikan melalui program BOS dan KIP. Masing-masing dari kelompok

tersebut memiliki porsi 42,10 persen, 31,53 persen, 4,62 persen, dan 21,75 persen.

Pengelompokan tersebut merupakan hasil asumsi output atas analisis terhadap

kegiatan dan belanja yang dilakukan oleh instansi terkait.

Tabel VI-3 Kelompok Kegiatan APBD dan APBN Kelompok Kegiatan APBD dan APBN

Kelompok Kegiatan APBD (jutaan) APBN (jutaan) Gedung dan Bangunan 128.762,53 17.711,50 Peningkatan Mutu Pendidikan 16.079,04 - Alat Bantu Kegiatan Belajar 109.702,17 - Kemudahan Akses Pendidikan (BOS dan KIP) 49.905,94 25.754,33

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Melalui pendanaan APBD, sebesar 16,64 persen dari kelompok kegiatan

gedung dan bangunan merupakan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB).

Pembangunan tersebut dilakukan pada sekolah tingkat SMA/SMK negeri yang

pelaksanaannya dilakukan oleh Pemprov Kepri, Pemko Batam, Pemko Tanjungpinang,

Pemko Karimun, dan Pemkab Lingga. Dan diharapkan dengan penambahan unit

sekolah baru di berbagai tempat dimaksud dapat semakin mempermudah masyarakat

untuk mendapatkan layanan pendidikan.

Tabel VI-4 Kegiatan Penambahan USB Penambahan USB

Pemda Pendanaan (jutaan) Keterangan Pemkab Karimun 9.509,53 - Pemko Batam 6.848,37 5 unit sekolah baru Pemko Tanjungpinang 1.994,79 - Pemkab Lingga 591,64 - Pemprov Kepulauan Riau 2.475,48 -

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan anggaran

pendidikan, peningkatan kualitas

pendidikan yang bernilai positif

mengindikasikan bahwa kebijakan tersebut

telah efektif dan efisien. Peningkatan

anggaran pendidikan di Kepri telah mampu

mendorong naiknya partisipasi murni usia

sekolah di Kepri. Terlihat jelas bahwa

kenaikan anggaran pendidikan telah

-

20

40

60

80

100

120

2.200

2.300

2.400

2.500

2.600

2.700

2.800

2013 2014 2015 2016

dala

m m

iliar

Anggaran Pendidikan APM SMA/sederajat

APM SD/sederajat APM SMP/sederajat

Gambar VI-5 Anggaran Pendidikan dan Pertumbuhan Partisipasi Sekolah

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda, BPS

Page 104: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 86

direspon positif oleh kenaikan angka partisipasi murni untuk siswa SMA/sederajat di

Kepri.

6.1.2 Sinkronisasi bidang Kesehatan

Tiga sumber pendanaan Kepri di bidang kesehatan sebagian besar merupakan

kontribusi APBD yang berasal dari DAK Fisik sebesar

82,42 persen (Rp135,41 miliar). Besarnya porsi APBD

murni dibandingkan porsi APBN K/L merupakan salah

satu dampak penerapan UU No. 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan yang mewajibkan Pemerintah Daerah untuk

mengalokasikan sebesar 10 persen dari APBD-nya

untuk bidang kesehatan.

Pelaksanaan kegiatan prioritas bidang

kesehatan di Kepri didominasi oleh kegiatan yang

dilaksanakan oleh Pemprov Kepri dengan porsi sebesar

26,35 persen dari total anggaran pendidikan di Kepri. Rata-rata kontribusi APBD baik

itu transfer maupun APBD murni dalam kegiatan di bidang kesehatan Kepri sebesar

12,34 persen. Kontribusi Pemprov Kepri yang tinggi ini merupakan sumbangan dari

realisasi DAK Fisik Reguler Bidang Kesehatan dan KB.

Tabel VI-5 Kontribusi Pendanaan di masing-masing Pemda Kontribusi Pendanaan di masing-masing Pemda

Instansi Pemerintah APBN K/L Porsi APBD Murni Porsi APBD DAK Porsi Kepulauan Riau 1.799,39 86,57% 8.574,93 32,00% 32.906,01 24,30% Bintan - - 425,00 1,59% 13.339,64 9,85% Karimun 86,42 4,16% 2.088,21 7,79% 13.686,84 10,11% Lingga - - 8.562,00 31,95% 23.852,38 17,62% Natuna - - 700,00 2,61% 9.864,14 7,28% Anambas - - 1.497,78 5,59% 17.575,22 12,98% Batam 122,93 5,91% 3.900,00 14,55% 15.747,09 11,63% Tanjungpinang 69,89 3,36% 1.050,00 3,92% 8.434,37 6,23%

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Berdasarkan penelaahan lebih mendetail terhadap kegiatan di bidang

kesehatan Kepri yang dinilai strategis, terdapat perbedaan karakteristik antara kegiatan

yang didanai oleh APBD dan APBN. Kegiatan satker yang bersumber dari APBN lebih

menitikberatkan pada pengawasan dan pencegahan wabah penyakit, serta

peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil, balita, dan anak sekolah melalui penyediaan

suplemen tambahan. Sedangkan, kegiatan-kegiatan strategis pada APBD lebih

cenderung pada pemenuhan ketersediaan sarana kesehatan baik berupa obat-obatan,

peralatan kesehatan, bahkan peningkatan daya tampung Puskesmas suatu wilayah.

Tabel VI-6 Kelompok Pendanaan APBN dan APBD (jutaan) Kelompok Pendanaan APBN dan APBD (jutaan)

Kelompok Kegiatan APBD Pendanaan

(jutaan) Porsi Kelompok Kegiatan APBN

Pendanaan (jutaan)

Porsi

Alat Kesehatan 70.185,87 41,82% Alat Kesehatan 465,08 22,37%

APBN K/L

1,27%

APBD Murni16,31%

APBD DAK82,42%

Gambar VI-6 Porsi APBN dan APBD

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Page 105: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 87

Gedung 52.708,01 31,41% Pengawasan Kualitas Kesehatan

1.213,46 58,38%

Kendaraan Bermotor 5.213,00 3,11% Pencegahan Wabah Penyakit 400,08 19,25% Obat-obatan 25.866,61 15,41% Perlengkapan Operasional Kantor

7.595,95 4,53%

Uji Laboratorium 18,00 0,01% Publikasi 626,09 0,37% Pembinaan Kualitas Kesehatan 2.393,48 1,43% Pengawasan Kualitas Kesehatan

3.219,55 1,92%

Total APBD 167.826,56 100,00% Total APBN 2.078,62 100,00% TOTAL APBD+APBN 169.905,19

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Kelompok kegiatan di atas merupakan asumsi output yang diambil berdasarkan

analisis terhadap kegiatan dan belanja yang dilakukan oleh instansi terkait. Dari sisi

pendanaan APBD porsi kegiatan dengan kelompok pengadaan alat kesehatan memiliki

porsi yang dominan (41,82 persen) dan porsi terbesar kedua dalam bidang pendidikan

berada pada pembangunan gedung (31,41 persen). Dari sisi pendanaan APBN, porsi

alat kesehatan bukan merupakan porsi yang tertinggi. Pendanaan kegiatan melalui

APBN lebih difokuskan untuk kelompok kegiatan pengawasan kualitas kesehatan

seperti penyediaan suplemen tambahan pada ibu hamil, balita, dan anak sekolah, uji

sampel obat KB dengan parameter kritis, serta layanan imunisasi.

Terdapat kesamaan objektif antara

kelompok kegiatan pembinaan kualitas

kesehatan (APBD) dan pencegahan

wabah penyakit (APBN) yang merupakan

pencegahan penyebaran wabah penyakit.

Namun, kelompok kegiatan pencegahan

wabah penyakit (APBN) merupakan

kegiatan yang lebih cenderung pada

langkah koordinasi untuk memperkuat kerja sama antar instansi. Sementara, kelompok

kegiatan pembinaan kualitas kesehatan (APBD) cenderung menyasar pada edukasi

masyarakat agar mandiri sehingga mampu mendeteksi gejala dini untuk mencegah

penyebaran wabah penyakit.

Dua fokus yang berbeda merupakan dampak prioritas yang ditetapkan dalam

perencanaan masing-masing instansi. Namun demikian, pelaksanaan baik APBN

maupun APBD di Kepri di bidang kesehatan dapat dinilai lebih tersinergi dengan

pemisahan fokus pada masing-masing instansi untuk mencapai target di Kepri secara

keseluruhan.

Kebijakan Pemerintah dalam mengalokasikan anggaran di bidang kesehatan

cenderung bertambah setiap tahunnya sejalan dengan bertambahnya alokasi APBN

setiap tahun. Dan pertumbuhan indikator keluhan kesehatan (diperoleh pada bulan

0

1.000

2.000

3.000

2014 2015 2016 2017

20

21

22

23

trili

un r

upia

h

Persentase Keluhan Kesehatan*

Anggaran Kesehatan Kepri

Gambar VI-7 Anggaran Kesehatan dan Keluhan Kesehatan

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda, BPS

Page 106: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 88

sensus oleh BPS Kepri) yang menunjukkan tren menurun di tahun 2017 menunjukkan

bahwa peningkatan anggaran di bidang kesehatan ikut mendorong pengurangan

keluhan masyarakat atas permasalahan kesehatan.

6.1.3 Sinkronisasi bidang Ketahanan Pangan

Pendanaan kegiatan strategis di bidang ketahanan pangan berbeda dengan dua

bidang yang telah dibahas sebelumnya.

Pendanaannya didominasi dari APBN dengan

kontribusi APBN sebesar 76,99 persen terhadap

kegiatan di bidang ketahanan pangan Kepri.

Sementara untuk APBD DAK sebesar 12, 71 persen,

dan yang paling kecil adalah APBD murni sebesar

10,30 persen. Kecilnya porsi APBD murni didorong

oleh terbatasnya kemampuan Kepri untuk

memproduksi bahan pangan, terutama pertanian yang

terkendala oleh faktor kandungan tanah yang memiliki kandungan bauksit (bijih

aluminium yang tinggi). Disamping itu, sebagai gambaran bahwa Kepri sebagai wilayah

kepulauan memiliki hasil perikanan (ikan dan udang) yang sangat rendah yang

diindikasikan dengan kontribusinya terhadap ekspor-impor yang tidak mencapai 1

persen (kumulatif s.d. Desember 2017).

Tabel VI-7 Kontribusi Pendanaan Masing-masing Pemda (jutaan) Kontribusi Pendanaan di masing-masing Pemda (jutaan)

Instansi Pemerintah APBN K/L Porsi APBD Murni Porsi APBD DAK Porsi Kepulauan Riau 36.413,48 84,40% - - - - Bintan - - 126,78 2,20% 529,42 7,43% Karimun - - 4.315,07 74,73% - - Lingga - - 112,94 1,96% 5.901,15 82,86% Natuna - - - - 691,30 9,71% Anambas - - - - - - Batam 6.731,01 15,60% 1.032,06 17,87% - - Tanjungpinang - - 187,00 3,24% - -

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Besarnya porsi pendanaan APBN pada instansi pemerintah di tingkat Provinsi

dikarenakan kegiatan yang dilakukan bertempat pada lokasi yang berbeda-beda di

kota/kabupaten lain di Kepri. Sementara itu, pada tahun 2017, terdapat DAK Fisik yang

tidak dapat dilaksanakan yaitu DAK Fisik Penugasan Bidang Irigasi Kabupaten

Kepulauan Anambas dan DAK Fisik Reguler bidang Pertanian dan DAK Fisik

Penugasan bidang Irigasi Kabupaten Karimun.

Berdasarkan penelaahan lebih lanjut terhadap kegiatan strategis di bidang

ketahanan pangan, terdapat kesamaan karakteristik antara kegiatan dengan

pendanaan APBN dan kegiatan dengan pendanaan APBD. Dari kedua kelompok

kegiatan tersebut, keduanya memiliki objektif peningkatan kapasitas produksi pangan

APBN K/L;

76,99%

APBD Murni; 10,30

%

APBD DAK; 12,71

%

Gambar VI-8 Porsi APBN dan APBD

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Page 107: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 89

melalui belanja modal seperti pembangunan embung, pembangunan saluran irigasi,

serta pembangunan sumur serta penyediaan pompa air bahkan penyediaan bibit

unggul.

Tabel VI-8 Kelompok Kegiatan Bidang Ketahanan Pangan (jutaan) Kelompok Kegiatan Bidang Ketahanan Pangan (jutaan)

Kelompok Kegiatan APBD

Pendanaan (jutaan)

Porsi Kelompok Kegiatan APBN Pendanaan

(jutaan) Porsi

Ketersediaan Air 1.326,30 10,28% Alat dan Mesin Pertanian 11,26 0,05% Jaringan Irigasi 10.301,74 79,84% Pengawasan Pupuk Subsidi 176,09 0,84% Ketersediaan Air 1.274,33 9,88% Induk unggul 65,30 0,31%

Kawasan budidaya yang prasarananya mampu dioperasionalkan secara tepat guna

3.370,29 15,99%

Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 333,12 1,58% Optimasi Lahan 198,00 0,94% Perluasan Sawah 13.164,87 62,44% Produksi Benih 3.764,67 17,86%

Total APBD 12.902,36 100,00% Total APBN 21.083,61 100,00% TOTAL APBD+APBN 33.985,97

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepri telah melakukan pengelompokan

terhadap kegiatan di bidang ketahanan pangan yang dilakukan atas dasar asumsi

output atas analisis terhadap kegiatan dan belanja yang dilakukan oleh instansi terkait.

Berdasarkan pengelompokan tersebut, kegiatan yang memberikan kontribusi terbesar

di sisi APBD adalah kegiatan dengan kelompok penyediaan jaringan irigasi. Dan pada

sisi APBN kegiatannya didominasi oleh kegiatan dengan kelompok peningkatan hasil

produksi pangan melalui perluasan sawah.

Namun demikian,

kelompok kegiatan pemerintah di

atas dinilai masih bersifat pasif.

Kurangnya pengembangan

kapasitas/kemampuan petani

lambat laun akan menggerus

profesi petani. Nilai Tukar Petani

Kepri yang berada di bawah

angka 97,54 di tahun 2017

menunjukkan bahwa petani mengalami defisit karena pendapatan lebih kecil dari

pengeluarannya. Tren penurunan ini dikhawatirkan akan berdampak pada pengurangan

profesi petani di Kepri. Oleh karenanya, pencapaian ketahanan pangan melalui produksi

pangan mungkin objektifnya dapat diutamakan pada peningkatan pendapatan petani

dengan lebih terkonsentrasi pada pemberdayaan petani (UU No. 19 tahun 2013 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani) melalui koperasi tani khususnya para petani

kecil, peningkatan kapasitas petani melalui pendidikan lapangan, maupun usaha tani

yang bersifat korporasi.

Tanaman Pangan; 96,09

Tanaman Hortikultura;

98,44

Tanaman Perkebunan

Rakyat; 80,82

Peternakan; 103,86

Perikanan ; 110,25

104,66 104,96100,93 99,45 98,16Kepri; 97,54

60

70

80

90

100

110

120

130

140

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Gambar VI-9 Anggaran Ketahanan Pangan dan Tanaman Pangan

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda, BPS

Page 108: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 90

6.2 Sinkronisasi Penggunaan Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana

Desa (APBD)

Sinkronisasi kegiatan-kegiatan antara Dana Desa yang bersumber dari APBN

dan Alokasi Dana Desa yang bersumber dari APBD didasarkan atas pengelompokan

output atas setiap kegiatan. Dari sejumlah 275 desa di Kepri, Kanwil Ditjen

Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau mengambil sampel 80 desa. Desa dimaksud

adalah 20 desa dari Kabupaten Bintan (berdekatan dengan pemerintahan provinsi), 20

desa dari Kabupaten Karimun (berdekatan dengan Batam dan Pulau Sumatera), 20

desa dari Kabupaten Natuna (wilayah terluar Indonesia), dan 20 desa dari Kabupaten

Lingga (salah satu wilayah Kepri yang memiliki potensi di bidang pertanian).

Berdasarkan hasil analisis

pada sampel 80 desa dimaksud,

baik pelaksanaan yang bersumber

dari Alokasi Dana Desa (ADD) dan

Dana Desa (DD), keduanya telah

mencakup 4 bidang, yaitu bidang

pembangunan desa, pemberdayaan

masyarakat desa, pembinaan

masyarakat desa, serta

penyelenggaraan pemerintahan desa. Dari 4 bidang tersebut, DD mendominasi

penggunaan pada pembangunan desa yang kegiatannya bersifat pembangunan fisik

baik jalan desa maupun bangunan

posyandu/poskesdes. Sementara itu, ADD

mendominasi penggunaan di bidang

penyelenggaraan pemerintahan yang

kegiatannya bersifat fisik maupun nonfisik

untuk kegiatan yang mendukung

operasional kantor desa.

Kontribusi DD yang sangat tinggi di

bidang pembangunan desa

mengindikasikan bahwa pembangunan

infrastruktur di desa masih sangat kurang.

Hal dimaksud ditunjukkan melalui

besarnya realisasi DD sebesar pada 80

desa yang mencapai 82,13 persen dari

total alokasi DD. Sementara itu, untuk menutup operasional kantor desa, pemerintah

10.1

82

2.42

9 7.54

6

44.3

78

39.8

66

8.42

7

187

63

P E M B A N G U N A N D E S A

P E M B E R D A Y A A N M A S Y A R A K A T

D E S A

P E M B I N A A N M A S Y A R A K A T

D E S A

P E M E R I N T A H A N D E S A

ADD DD

Pembangunan Desa82,13%

Pemberdayaan Masyarakat

17,36%

Pembinaan Masyarakat

0,38%

Pemerintahan Desa0,13%

DD

Pembangunan 15,78%

Pemberdayaan Masyarakat

3,76%Pembinaan Masyarakat

11,69%

Pemerintahan Desa

68,77%

DD

Gambar VI-11 Perbandingan Penggunaan DD dan ADD (Jutaan)

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda, BPS

Gambar VI-10 Porsi DD dan ADD

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Page 109: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 91

desa menggunakan 68,77 persen dari total ADD nya untuk bidang penyelenggaraan

pemerintahan desa

Berdasarkan pengelompokan mandiri yang telah dilakukan oleh Kanwil Ditjen

Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau, terdapat 16 kelompok output atas kegiatan

DD dan ADD di Kepri. Realisasi terbesar adalah kegiatan dengan kelompok operasional

Kantor Desa sebesar Rp27,07 miliar yang terdiri dari belanja modal, barang dan jasa

untuk operasional kantor seperti gaji maupun tunjangan pegawai pemerintah desa.

Sementara itu, realisasi tertinggi kedua adalah kegiatan pada kelompok transportasi

yang merupakan kegiatan dengan fokus tujuan peningkatan/penambahan sarana dan

prasarana transportasi baik jalan desa, jembatan, dan pelabuhan desa.

Gambar VI-12 Kelompok Penggunaan DD dan ADD (jutaan)

Kegiatan dengan kelompok operasional Kantor Desa sebagian besar memang

sebagian besar didanai oleh ADD (99,97 persen), dan kelompok transportasi sebagian

besar didanai oleh DD (88,59 persen). Hal ini mengindikasikan bahwa berdasarkan hasil

analisis pada 80 desa di Provinsi Kepulauan Riau kegiatan Dana Desa sebagian besar

digunakan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur di desa. Hal ini sesuai dengan

tujuan pengalokasian Dana Desa bagi pemerintah desa yaitu untuk pencapaian

kesuksesan pembangunan dari pinggiran.

Tabel VI-9 Rincian Penggunaan DD dan ADD Rincian Penggunaan DD dan ADD

No. Kelompok Penggunaan ADD (jutaan) DD (jutaan) 1 BUMDes 71,17 2.841,89 2 ekonomi 241,56 1.262,29 3 energi 319,97 335,80 4 Gedung Kantor Desa 823,09 233,85 5 Kebudayaan 401,00 880,13 6 Kesehatan 1.035,64 2.842,22 7 komunikasi 79,32 81,72 8 Lainnya 9.032,43 2.915,23 9 Operasional Kantor Desa 27.062,25 6,83 10 Pelatihan aparat desa 17.970,88 957,52 11 Pendidikan 404,76 2.877,58 12 Permukiman 3.360,25 4.926,43 13 Pertanian Perikanan Perkebunan 0,00 1.587,40

2 .913 ,061 .503 ,85

655 ,761 .056 ,941 .281 ,14

3 .877 ,87161 ,04

11 .947 ,6627 .069 ,07

18 .928 ,403 .282 ,34

8 .286 ,681 .587 ,40

3 .516 ,60289 ,33

26 .764 ,20

BUMDesEkonomi

energ iGedung Kan to r Desa

KebudayaanKeseha tan

komun ikas iLa innya

Operas iona l Kan to r DesaPe la t i han Apara tu r Desa

pend id i kanpermuk iman

Per tan ian Per i kanan Perkebunansumber daya a i r

Tempat IbadahTranspor tas i

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Page 110: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 92

14 sumber daya air 389,34 3.127,26 15 Tempat Ibadah 289,33 0,00 16 transportasi 3.053,00 23.711,20 Total 64.533,99 48.587,35

Beralih kepada usaha pencapaian prioritas pembangunan nasional yang telah

terdapat pada rencana kerja pemerintah, 80 (delapan puluh) pemerintah desa di Kepri

telah melaksanakan kegiatan di bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Ketahanan

pangan. Kelompok kegiatan yang dapat digolongkan kepada prioritas ketahanan

pangan yaitu kelompok pertanian, perikanan, perkebunan dan penyediaan sumber daya

air.

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau mengambil sampel

pelaksanaan kegiatan di bidang kesehatan yang terdapat pada Kabupaten Natuna dan

Bintan, baik melalui ADD maupun DD keduanya melaksanakan kegiatan yang

berhubungan dengan fasilitas desa. Sesuai dengan cakupannya, kegiatan

pembangunan hanya terbatas pada memaksimalkan peran fasilitas kesehatan seperti

Poskesdes, Posyandu, dan Polindes.

Tabel VI-10 Penggunaan DD dan ADD di Bidang Kesehatan Kelompok Penggunaan DD dan ADD di Bidang Kesehatan

No Pemdes Jenis Kegiatan di Kelompok Kesehatan 1 Natuna Pemeliharaan Posyandu dan Poskesdes Pembangunan Posyandu Peningkatan peran Posyandu 2 Bintan Pemeliharaan Posyandu dan Poskesdes Pembangunan dan pemeliharaan Polindes

Untuk kelompok kegiatan di bidang pendidikan, Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Provinsi Kepulauan Riau telah mengambil data dari sampel pada Kabupaten Bintan dan

Kabupaten Natuna. Berdasarkan sampel pada Kabupaten Bintan dan Natuna, dapat

diketahui bahwa kegiatan di bidang pendidikan formal lebih berfokus pada penyediaan

fasilitas pendidikan bagi anak usia dini serta pendidikan keagamaan. Dan di bidang

pendidikan non formal, pemerintah desa melakukan penyediaan fasilitas pelatihan bagi

masyarakat secara umum.

Tabel VI-11 Penggunaan DD dan ADD di Bidang Pendidikan Penggunaan DD dan ADD di Bidang Pendidikan

No Pemdes Jenis Kegiatan di Kelompok Pendidikan 1 Natuna Pendirian balai pelatihan/kegiatan belajar untuk masyarakat Pemberian alat pendidikan dan kebudayaan 2 Bintan Pembangunan dan pemeliharaan PAUD Pemberian alat pendidikan dan kebudayaan Pengadaan meja dan bangku pada PAUD dan TPA

Beralih ke bidang ketahanan pangan, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi

Kepulauan Riau untuk mengambil sampel kegiatan pemerintah desa pada Kabupaten

Bintan dan Kabupaten Natuna. Berdasarkan baik dari sisi DD maupun ADD pada

pemerintah desa, kegiatan yang dilaksanakan oleh pendanaan dari keduanya memiliki

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Page 111: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 93

objektif pada peningkatan skill untuk meningkatkan kemandirian masing-masing petani

serta ketersediaan sumber daya untuk peningkatan hasil panen.

Tabel VI-12 Penggunaan DD dan ADD di Bidang Ketahanan Pangan Penggunaan DD dan ADD di Bidang Ketahanan Pangan

No Pemdes Jenis Kegiatan di Kelompok Pertanian, Perikanan, dan Perkebunan serta Sumber Daya Air 1 Natuna Pelatihan usaha pertanian, perikanan, dan perkebunan yang diaplikasikan pada industri

kecil dan perdagangan Pembangunan saluran air bersih 2 Bintan Pembangunan sumur air bersih Pelatihan usaha pertanian, perikanan, dan perkebunan yang diaplikasikan pada industri

kecil dan perdagangan Pembangunan saluran air bersih Pembudidayaan ikan air tawar Pelatihan pembuatan pupuk organik Pengadaan bibit ternak sapi

Berdasarkan hal tersebut di atas, kegiatan antara pemerintah desa baik ADD

maupun DD dapat dinilai telah terintegrasi. Kesimpulan ini diambil berdasarkan kegiatan

pemerintah desa yang telah sesuai dengan tujuan pengalokasian Dana Desa yang

difokuskan untuk prioritas Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Dan ADD lebih banyak digunakan untuk operasional pemerintah desa. Disamping itu,

dengan ADD dan DD pemerintah desa juga telah ikut membantu pemerintah dalam

mencapai prioritas pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, dan ketahanan

pangan.

Sumber: Monev PA, OMSPAN, Pemda

Page 112: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada
Page 113: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 95

BAB VII PENUTUP 7.1 KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:

1. Dari empat target ekonomi di tahun 2017, hanya inflasi yang berhasil mencapai

target 4±1% dengan realisasi sebesar 4,02 persen. Sementara untuk target

pertumbuhan ekonomi sebesar 7,00 persen pada RKP dan 5,85 persen pada

RPJMD, realisasi hanya mencapai 2,01 persen. Realisasi TPT Kepri mencapai 7,16

persen dan Realisasi tingkat kemiskinan sebesar 6,13 persen juga meleset dari

target RKP yaitu masing-masing 4,60 persen dan 4,30 persen. Menurunnya iklim

investasi menjadi penyebab utama kurang baiknya realisasi indikator ekonomi

sebagaimana tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang melambat di tahun 2017

dan ini merupakan titik terendah pada 5 tahun terakhir;

2. Realisasi penerimaan pemerintah pusat dan daerah di Kepri tahun 2017 mencapai

Rp18,39 triliun, turun -1,64 persen dibandingkan tahun 2016. Pendapatan

Pemerintah Pusat di Kepri tahun 2017 turun -4,65 persen dari tahun 2016 yang

sebelumnya sebesar Rp7,78 triliun menjadi 7,43 triliun. Selesainya masa tax

amnesty dan lambatnya pertumbuhan ekonomi tahun 2017 merupakan faktor

pendorong turunnya penerimaan pemerintah pusat Kepri. Sementara, realisasi

pendapatan APBD tahun 2017 mengalami peningkatan 0,51 persen dibandingkan

tahun sebelumnya. Kondisi pendapatan APBD yang cenderung stagnan dari pada

tahun sebelumnya karena adanya pengaruh turunnya dana perimbangan (-0,23

persen) yang porsinya mencapai 68,30 persen;

3. Analisis sensitivitas penerimaan pemerintah pusat dan daerah menunjukkan bahwa

penerimaan perpajakan cenderung terpengaruh perlambatan pertumbuhan

ekonomi sedangkan PNBP dan penerimaan Pemda menunjukkan resiliensi

terhadap kondisi tersebut;

4. Realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah tahun 2017 didominasi oleh belanja

pemerintah pusat baik dari sisi absolut maupun dari sisi relatif. Dari segi

komposisinya, realisasi belanja konsolidasian masih didominasi oleh belanja yang

bersifat konsumtif. Komposisi belanja barang dan belanja pegawai yang masing-

masing porsinya sebesar 40,88 persen dan 28,19 persen jauh lebih tinggi

dibandingkan belanja modal sebesar 21,63 persen;

5. Pola alokasi belanja pemerintah pusat di Kepri menunjukkan rasio belanja

pembangunan manusia dan rasio belanja pendukung sektor ekonomi unggulan

relatif masih rendah dibandingkan rata-rata nasional.

Page 114: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 96

6. Analisis pengaruh belanja pemerintah pusat terhadap perekonomian menunjukkan

bahwa kebijakan fiskal ekspansif dapat mendorong pertumbuhan, khususnya

apabila dialokasikan ke belanja produktif. Namun demikian, pengaruh terhadap

penyerapan tenaga kerja menunjukkan hasil yang tidak positif yang diduga

merupakan akibat dari ketergantungan Provinsi Kepulauan Riau akan pasokan

bahan makanan dan bahan bangunan dari luar.

7. Analisis kesehatan keuangan Pemda lingkup Kepri menunjukkan adanya perbaikan

fiskal di tahun 2017. Pemerintah Kabupaten Bintan merupakan Pemda dengan

tingkat kesehatan keuangan paling baik di Kepri. Hal tersebut menggeser Pemko

Batam ke peringkat ketiga sebagai pemda dengan kesehatan keuangan terbaik di

tahun 2016.

8. Perkembangan positf BLU/BLUD terlihat dari peningkatan PNBP BP Batam yang

masih mampu menyumbangkan pendapatannya ditengah melemahnya ekonomi

Kepri sejalan dengan perubahan manajemen dan kebijakan strategis pengelolaan

kawasan otorita BP Batam.

9. Perkembangan manajemen investasi di bidang penerusan pinjaman menunjukkan

dampak yang positif dari kebijakan penghapusan utang terhadap kondisi keuangan

PDAM Tirta Kepri. DER dan DTI PDAM diperkirakan menurun 38.474 dan 8.000

basis poin. Di bidang kredit program, penyaluran KUR untuk sektor produktif seperti

perikanan, industri, pariwisata, dan pertanian, serta KUR TKI masih belum optimal.

10. Terdapat 2 sektor dan 4 subsektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan

di Kepri. Selain itu, terdapat anomali pada subsektor perikanan yang sebetulnya

juga potensial. Dua sektor unggulan yang layak diprioritaskan meliputi:

a. Sektor Listrik & Gas, khususnya dengan pemanfaatan tenaga surya dan gas.

Tenaga surya memiliki potensi optimal di daerah dekat garis khatulistiwa dan

dapat dimanfaatkan di wilayah kepulauan dengan sistem off-grid, sedangkan

untuk gas, Kepri merupakan wilayah dengan cadangan terbesar.

b. Sektor Konstruksi, khususnya pada jenis Bangunan Sipil (Infrastruktur) karena

akan mendukung iklim investasi di era persaingan ASEAN.

Sedangkan empat subsektor unggulan dan satu subsektor anomali yang layak

diprioritaskan meliputi:

a. Subsektor industri logam untuk menjawab amanah UU 4/2009 dan PP 45/2015

dengan cara sentralisasi pemrosesan mineral mentah.

b. Subsektor ICT karena prospek jangka panjang yang baik, karakteristik resilien,

dan ketergantungan Indonesia akan impor produk ICT yang tinggi.

Page 115: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 97

c. Subsektor angkutan laut yang nantinya akan mendukung pembangunan

provinsi kepulauan dengan menekan biaya logistik, meningkatkan

interkonektivitas wilayah dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

d. Subsektor penyediaan akomodasi karena potensi keindahan alam Provinsi

Kepulauan Riau dan tingkat kunjungan wisatawan nomor 3 di Indonesia.

e. Subsektor perikanan karena potensi perikanan terbesar di Indonesia berada di

wilayah Kepri dan masih kurang dioptimalkan. Anomali pada sektor ini diduga

terjadi karena permasalahan skala ekonomi, monopoli, ketiadaan TPI dan cold

storage, program pembiayaan, serta hibah kapal yang kurang tepat.

11. Defisit cash flow mencapai 5,63 triliun atau 43,14 persen dari total pengeluaran

APBN di. Namun demikian, nilai defisit tersebut belum memperhitungkan PNBP

SDA dari Kepri. Hasil estimasi kasar PNBP SDA dari kepri menunjukkan bahwa

defisit hanya sebesar Rp1,08 triliun.

12. Perbaikan kondisi fiskal tahun 2017 tidak disertai dengan linearitas perkembangan

indikator kesejahteraan. Hal ini mengindikasikan kualitas belanja yang kurang baik.

13. Hasil simulasi penciptaan lapangan kerja dari percepatan pelaksanaan anggaran

menunjukkan bahwa percepatan pelaksanaan anggaran berpotensi menciptakan

efek multiplier bagi pertumbuhan ekonomi.

14. Perkembangan realisasi dana desa dan tingkat kemiskinan di desa menunjukkan

perlunya optimalisasi dana desa untuk pengentasan kemiskinan.

15. Terdapat urgensi percepatan pembangunan infrastruktur untuk mempertahankan

iklim investasi di Kepri yang membutuhkan investasi besar dalam mengembangkan

industrinya. Urgensi tersebut didorong oleh persaingan negara-negara ASEAN

dalam menarik PMA yang semakin ketat sebagaimana tercermin juga dalam

proporsi PMA Indonesia yang terus tergerus selama beberapa tahun. Selain itu,

kapasitas pelabuhan di Kepri juga masih kalah jauh dibandingkan pelabuhan

tetangga (Port of Singapore, Port of Klang, dan Port of Tanjung Pelepas). Adapun

dalam prakteknya, pembangunan infrastruktur di Kepri masih menghadapi kendala-

kendala seperti permasalahan kurangnya bahan bangunan, cuaca ekstrim,

kegagalan feasibility study, serta sengketa lahan.

16. Realisasi APBN dan APBD di bidang pendidikan di secara garis besar memiliki

kesamaan karakteristik. Realisasi APBN dan APBD di bidang kesehatan baik

pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki karakteristik yang berbeda.

Pemerintah pusat lebih cenderung pada sosialisasi maupun pembinaan

pencegahan penyebaran wabah penyakit dan pada sisi pemda kegiatannya

cenderung pada penyediaan sarana/prasarana fasilitas kesehatan.

Page 116: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 98

17. Realisasi APBN dan APBD di bidang ketahanan pangan sebagian besar cenderung

pada penyediaan dan pemenuhan sumber daya, namun demikian masih terdapat

kekurangan pada faktor peningkatan keterampilan/skill para petani sebagai pelaku

untuk dapat memaksimalkan sumber daya yang telah disediakan oleh APBN dan

APBD.

18. Realisasi Dana Desa dan ADD secara garis besar memiliki perbedaan karakteristik

karena terdapat perbedaan kebijakan penggunaan. Dana Desa sebagian besar

digunakan untuk bidang pembangunan desa, sedangkan ADD sebagian besar

digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa. sehingga

implementasi Dana Desa di lapangan cenderung lebih banyak pada kegiatan fisik

dibandingkan pada ADD

7.2 REKOMENDASI

Rekomendasi atas dasar kesimpulan-kesimpulan tersebut di atas meliputi:

1. Melihat deviasi realisasi target ekonomi yang cukup besar, Pemda sebaiknya

mempertimbangkan untuk merevisi target dalam RPJMD agar menjadi lebih realistis

untuk tahun-tahun berikutnya. Mengacu pada Permendagri 54/2010 pasal 282 (2),

penurunan kinerja sektor industri yang merupakan motor utama perekonomian Kepri

dapat menjadi alas an untuk revisi RPJMD.

2. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mungkin perlu mempertimbangkan

kemudahan dalam memperoleh insentif pajak bagi para investor seperti tax holiday

dan tax allowance untuk menarik minat para investor sekaligus menambah basis

pajak untuk penerimaan pada periode selanjutnya.

3. Direktorat Jenderal Pajak perlu merasionalisasi target penerimaan pajak lingkup

Kepri di tahun-tahun berikutnya mengingat karakteristik penerimaan pajak yang

sensitif terhadap perumbuhan ekonomi dan masih berlangsungnya fenomena

perlambatan pertumbuhan ekonomi di Kepri.

4. Agar terhindar dari terulangnya penghematan anggaran, pemerintah pusat perlu

merasionalisasi anggaran di tahun-tahun berikutnya agar lebih kredibel.

5. Pemerintah pusat dan daerah perlu memperbaiki struktur belanjanya. Porsi alokasi

terhadap belanja infrastruktur dan fasilitas pendukung investasi lainnya harus

diprioritaskan untuk dapat meningkatkan iklim investasi dan menarik banyak PMA

di tengah era persaingan negara ASEAN saat ini. Tidak tercapainya target RKP dan

RPJMD menunjukkan bahwa hal ini harus segera dilakukan untuk membalikkan tren

perlambatan pertumbuhan dan memperbaiki pencapaian target di tahun berikutnya.

6. Alokasi belanja juga dapat diarahkan untuk mendukung pengembangan produksi

bahan makanan dan bahan bangunan di Kepri. Dengan begitu, ketergantungan

Page 117: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 99

akan impor bahan akan berkurang, nilai tambah produksi di Kepri meningkat, serta

dampak positif dari ekspansi fiskal tidak akan berlarian ke wilayah lain.

7. Berkaitan dengan performa negatif BLUD kesehatan (RSUD), Pemda perlu

mengevaluasi kinerja operasional RSUD baik dari sisi kesesuaian tarif, beban

operasional, maupun kualitas layanan. Apabila performa negatif RSUD terus

berlanjut, fiskal Pemda akan terbebani dan prinsip dasar penerapan BLUD untuk

meningkatkan layanan sendiri tidak tercapai.

8. Dalam rangka merubah realisasi KUR yang didominasi sektor perdagangan,

Pemerintah Pusat sebaiknya segera merealisasikan KUR sektoral dengan kuotanya

masing-masing sehingga sektor-sektor produktif dapat diprioritaskan.

9. Optimalisasi dana desa perlu dilakukan untuk menanggulangi peningkatan

kemiskinan perdesaan di Kepri. Salah satu alternatif implementasi adalah dengan

merealisasikan konsep one village one product dalam bentuk:

a. Desa prioritas pariwisata atau pendukung pariwisata dapat diarahkan menjadi

home industry kerajinan tangan, suvenir, atau barang kesenian lainnya dengan

BUMDes yang dibiayai dana desa. Saat ini, area pariwisata seperti Lagoy,

Bintan hanya menjual suvenir impor karena tidak adanya produk lokal.

b. Desa prioritas perikanan dapat diarahkan untuk membuat tempat pelelangan

ikan dan cold storage dengan Dana Desa untuk menghilangkan monopoli.

c. Desa prioritas industri dapat diarahkan untuk menjadi supplier komponen atau

bahan baku industri dengan BUMDes yang dimodali dana desa. Pemerintah

dapat memetakan komponen atau bahan baku industri yang dapat disediakan

oleh home industry dan mendorong kerja sama antara perusahaan industri

besar dengan desa-desa terkait.

10. Mengacu pada Growth Diagnostic dan perbandingan kapasitas pelabuhan dari BI,

urgensi pembangunan infrastruktur dapat difokuskan pada infrastruktur pelabuhan.

Pembangunan infrastruktur pelabuhan diperkirakan memberi efek multiplier

terbesar bagi perekonomian Kepri. Fokus pembangunan pelabuhan juga dapat

diarahkan pada pendalaman dermaga dengan skala besar seperti proyek Tanjung

Sauh. Dengan begitu, Kepri dapat memanfaatkan potensi pelabuhan transshipment

dan jasa perkapalan yang saat ini masih didominasi Singapura dan Malaysia. Selain

itu, pelabuhan juga akan membantu menekan biaya logistik dan meningkatkan

interkonektivitas wilayah yang selama ini menjadi tantangan utama pembangunan

wilayah Kepulauan seperti Kepri. Adapun untuk mengatasi kendala-kendala seperti

permasalahan kurangnya bahan bangunan, cuaca ekstrim, kegagalan feasibility

study, serta sengketa lahan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 118: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II 100

a. Pemda sebaiknya membangun pusat-pusat logistik atau mendorong pihak

swasta untuk membangunnya di wilayah prioritas pembangunan dengan cara:

i. Memanfaatkan fasilitas pembuatan Pusat Logistik Berikat (PLB) untuk

meminimalisir biaya penimbunan bahan dalam mengantisipasi kondisi cuaca

yang tidak mendukung transportasi alat/bahan bangunan.

ii. Menjamin keberlangsungan demand proyek konstruksi agar pembangunan

pusat logistik menjadi fesibel secara ekonomi. Penjaminan dapat berupa

Perda alokasi minimal anggaran infrastruktur setiap tahun (seperti konsep

20% anggaran pendidikan di pusat).

b. Pemerintah sebaiknya membuat beberapa feasibility study sekaligus dalam 1

tahun anggaran sehingga terdapat banyak alternatif proyek pada tahun

anggaran berikutnya ketika beberapa proyek tidak fesibel.

c. Terkait permasalahan lahan, Pemda sebaiknya memfasilitasi koordinasi antara

Satker penanggung jawab pembangunan infrastruktur dan BPN agar ada

kesamaan visi mengenai pentingnya pembangunan infrastruktur di daerah.

11. Dalam rangka mencapai keberhasilan target ketahanan pangan nasional,

diperlukan kegiatan pembinaan yang lebih pada peningkatan skill/kemampuan

seperti perkumpulan petani mandiri yang mampu menghasilkan memproduksi

pupuk secara mandiri dan memahami teknologi tani terkini.

.

Page 119: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU a

DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Salman. Maret 2014. Selection of renewable energy sources for sustainable

development of electricity generation system using analytic hierarchy process: A case of Malaysia. Pahang: Universiti Malaysia Pahang

Anugrah, D.F., Anglingkusumo, R., Aji, P., Yusuf, A.A., Horridge, M., Fridayanti, Y., . . . Rizkia, A.P. 2016. Growth Diagnostic: Strategi Pertumbuhan untuk Mendukung Reformasi Struktural di Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia dan Asian Development Bank

Ariyanti, F. 19 Februari, 2016. 30% Pabrik di Batam Berencana Pindah ke Vietnam dan Malaysia. Liputan 6. (http://bisnis.liputan6.com/read/2440668/30-pabrik-di-batam-berencana-pindah-ke-vietnam-dan-malaysia terakhir diakses tanggal 27 Februari 2017)

Arsyad, Lincoln. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.

Asdhiana, I M. 13 Maret, 2015. Menpar: Potensi Pariwisata Kepri Melebihi Bali. Kompas. (http://travel.kompas.com/read/2015/03/13/201500127/Menpar.Potensi.Pariwisata.Kepri.Melebihi.Bali terakhir diakses tanggal 22 Februari 2017)

Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Daerah Kota Batam Tahun 2014. Batam: Badan Pusat Statistik Kota Batam.

--------------. 2015. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

--------------. 2015. Statistik Daerah Provinsi Bali Tahun 2015. Denpasar: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.

--------------. 2016. Analisis Sektor Unggulan Kepulauan Riau Tahun 2016. Tanjungpinang: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau.

--------------. 2016. Kajian Pertumbuhan Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015 Melalui Pendekatan Tahun Dasar 2010. Tanjungpinang: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau.

--------------. 2016. Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016. Tanjungpinang: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau.

Bank Indonesia. 2016. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kepulauan Riau November 2016. Batam: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau.

Batam Pos. 25 Januari, 2017. Praktik TKI Ilegal Tak Akan Habis. Batam Pos. (http://batampos.co.id/2017/01/25/praktik-tki-ilegal-tak-habis/ terakhir diakses tanggal 16 Februari 2017)

Batam Pos. 20 Februari, 2017. Batam Banjir Penangguran. Batam Pos. (http://batampos.co.id/2017/02/20/batam-banjir-pengangguran/ terakhir diakses tanggal 27 Februari 2017)

Page 120: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II b

Haughton, Jonathan dan S.R. Khandkher. 2009. Handbook on Poverty and Inequality: Chapter 4,. World Bank. (http://siteresources.worldbank.org/INTPA/Resources/ 4299661259774805724/Poverty_Inequality_Handbook_Ch04.pdf terakhir diakses tanggal 13 Februari 2017).

Ball, L., J.T. Jalles, dan P. Loungani. 2014. Do Forecasters Believe in Okun’s Law? An Assessment of Unemployment and Output Forecasts. IMF Working Papers. (https://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2014/wp1424.pdf terakhir diakses tanggal 14 Februari 2017).

Broadfoot, C. Robert. 2003. Final Batam Report. Hong Kong: Political and Economic Risk Consultancy, Ltd.- PERC

Brown, Ken W. 1993. The 10-Point Test of Financial Condition: Toward an Easy-to-Use Assessment Tool for Smaller Cities. Government Finance Review.

Council for the Development of Cambodia (CDC) Cambodian Investment Board (CIB) & Cambodian Special Economic Zone Board (CSEZB). 2017. Investment Incentives. (http://www.cambodiainvestment.gov.kh/investment-scheme/investme nt-incentives.html terakhir diakses tanggal 2 Maret 2017)

Demographia. 2015. Demographia World Urban Areas 11th Annual Edition: 2015:01. Belleville: Demographia

Dodo. 27 Agustus, 2013. Kawasan Industri Lobam Terus Alami Kemunduran. Batam Today. (http://www.batamtoday.com/berita32548-Kawasan-Industri-Lobam-Terus-Alami-Kemunduran.htmsl terakhir diakses tanggal 28 Februari 2017)

Dung, Nguyen Tan. Mei 2014. Why Foreign Investment in Vietnam is Booming. World Economic Forum. (https://www.weforum.org/agenda/2014/05/foreign-investment-booming-vietnam/ terakhir diakses tanggal 2 Maret 2017)

Fajarta, Carlos Roy. 10 Januari, 2017. Optimalkan Layanan, Kemhub dan Pemprov DKI Bentuk BLU. Berita Satu. (http://www.beritasatu.com/megapolitan/408618-optimalkan-layanan-kemhub-dan-pemprov-dki-bentuk-blu.html terakhir diakses tanggal 16 Februari 2017)

Haluan Kepri. 20 Februari, 2016. 30% Perusahaan di Batam Ingin Hengkang. Haluan Kepri. (http://haluankepri.com/nasional/87899-30-perusahaan-di-batam-ingin-hengkang.html diakses tanggal 27 Februari 2017)

Heymann, Eric: Container Shipping. 25 April 2006. Deutsche Bank Research (http://www.dbresearch.com/PROD/DBR_INTERNET_DE-%20PROD/PROD00 00000000198081.PDF terakhir diakses tanggal 2 Maret 2017)

Hirst, Tomas. Mei 2014. The World’s Most Important Trade Route. World Economic Forum (https://www.weforum.org/agenda/2014/05/world-most-important-trade-route/ terakhir diakses tanggal 2 Maret 2017)

Hoover, Kevin D. 2008. Phillips Curve. Library of Economics and Liberty (http://www.econlib.org/library/Enc/PhillipsCurve.html#lfHendersonCEE2-126_figure_036 terakhir diakses tanggal 14 Februari 2017)

Page 121: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU c

Jatmiko, B.P. 13 Januari, 2016. Pemodal Siap Hengkang dari Batam. Kompas. (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/01/13/150633026/Pemodal.Siap.Hengkang.dari.Batam terakhir diakses tanggal 27 Februari 2017)

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Berita Negara RI Tahun 2010, No. 517. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. 2016. Statistik Ketenagalistrikan 2015 . Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2015. Kelautan dan Perikanan dalam Angka Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2013. Analisis Realisasi APBD Tahun Anggaran 2012. Jakarta: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.

--------------. 2014. Surat Edaran Nomor SE-43/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional. Jakarta: Direktorat Jenderal Perbendaharaan

--------------. 2015. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.07/2015 tentang Batas Maksimal Kumulatif Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Batas Maksimal Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Batas Maksimal Kumulatif Pinjaman Daerah Tahun Anggaran 2016. Berita Negara RI Tahun 2015, No. 1181. Jakarta: Kementerian Keuangan

--------------. 2016. Informasi APBN 2016. Jakarta: Direktorat Jenderal Anggaran.

--------------. 2016. Kajian Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Perekonomian Regional Provinsi Kepulauan Riau. Tanjungpinang: Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau.

--------------. 2016. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.07/2016 tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah. Berita Negara RI Tahun 2016, No. 400. Kementerian Keuangan. Jakarta

--------------. 2017. Penelitian dan Kajian Pelaksanaan Dana Desa Provinsi Kepulauan Riau. Tanjungpinang: Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2015. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035. Jakarta: Kementerian Perindustrian.

Koshpasharin, S., dan K. Yasue. 2014. Study on the Development Potential of the Content Industry in East Asia and the ASEAN Region: SWOT Analysis, ERIA Research Project Report 2012-13, pp.95-117.Jakarta: ERIA.

Marinevesseltraffic. Malacca Strait Marine Traffic. Juli 2013. (http://www.marinevessel traffic.com/ terakhir diakses tanggal 21 Februari 2016)

Moran, Theodore H. 2016. Attracting Foreign Direct Investment: The Case of Costa Rica, GeorgetownX, Washington, United States of America. 6 mins.

Page 122: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II d

Moran, Theodore H. 2016. Who’s Investing?, GeorgetownX, Washington, United States of America. 8 mins.

Nor-Afidah. 2005. Growth Triangle. Singapura: Singapore National Library Board.

OECD. 2015. Government at a Glance 2015, Paris:OECD Publishing. (http://dx.doi.org/ 10.1787/gov_glance-2015-en terakhir diakses tanggal 14 Februari 2017)

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kepri. 2015. Laporan Keuangan PDAM Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014. Tanjungpinang: PDAM Tirta Kepri.

Pemerintah Kabupaten Bintan. 2014. Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bintan. Lembaran Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2014, No. 6. Sekretariat Daerah. Bandar Seri Bentan

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. 2010. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau Sebagai Badan Layanan Umum Daerah. Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010, No. 9. Sekretariat Daerah. Tanjungpinang

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 4959. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2012 tentang Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Tata Laksana Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Ke Dan Dari Serta Berada Di Kawasan Yang Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Lembaran Negara RI Tahun 2012, No. 5277. Sekretariat Negara. Jakarta

Supriadi, A. dan S. Primadhita. 23 Agustus, 2016. Alasan Kriminalisasi dan Masalah Klasik Penyerapan Anggaran. CNN Indonesia. (http://www.cnnindonesia.com/ ekonomi/20160823173021-78-153323/alasan-kriminalisasi-dan-masalah-klasik-penyerapan-anggaran/ terakhir diakses tanggal 19 Februari 2017)

The Jakarta Post. 15 Februari, 2017. Govt credit program fails to reach farmers, minister admits. The Jakarta Post (http://www.thejakartapost.com/news/2017/02/15/govt-credit-program-fails-to-reach-farmers-minister-admits.html terakhir diakses tanggal 16 Februari 2017)

Tribunnews. 3 November, 2016. Kepala BP Batam Akui Tujuan UWTO untuk Menyetop Pertumbuhan Rumah Mewah. Tribunnews (http://www.tribunnews.com/nasional /2016/11/03/kepala-bp-batam-akui-tujuan-uwto-untuk-menyetop-pertumbuhan-rumah-mewah?page=1 terakhir diakses tanggal 28 Februari 2017)

Winosa, Yosi. 26 November, 2016. Kenaikan Tarif Lahan di Batam Maksimal 150%. Berita Satu. (http://www.beritasatu.com/makro/401312-kenaikan-tarif-lahan-di-batam-mak simal-150.html terakhir diakses tanggal 28 Februari 2017)

Page 123: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU e

DAFTAR ISTILAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran daerah selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBD, perubahan APBD (APBD-P), dan pertanggungjawaban APBD setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, perubahan APBN (APBN-P), dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.

Badan Layanan Umum (BLU) instansi di lingkungan Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. BLU memiliki fleksibilitas pengelolaan keuangan berupa keleluasaan untuk menggunakan langsung pendapatannya (tanpa harus menyetor ke Rekening Kas Umum Negara/RKUN) dan menetapkan praktek-praktek bisnis yang sehat dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. (Contoh: BLU Perguruan Tinggi Negeri, BLU Rumah Sakit Pemerintah, dan BLUD Pengelola Dana Bergulir).

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) instansi di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. BLUD memiliki fleksibilitas pengelolaan keuangan berupa keleluasaan untuk menggunakan langsung pendapatannya (tanpa harus menyetor ke Rekening Kas Umum Daerah/RKUD) dan menetapkan praktek-praktek bisnis yang sehat dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. (Contoh: BLUD Rumah Sakit Umum Daerah dan BLUD Pengelola Dana Bergulir).

Bagian Anggaran (BA) adalah kelompok anggaran menurut nomenklatur Kementerian/Lembaga (K/L) dan menurut fungsi Bendahara Umum Negara (Contoh: 001 = Majelis Permusyawaratan Rakyat; 015: Kementerian Keuangan; 054 = Badan Pusat Statistik 999 = Bendahara Umum Negara).

Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA-BUN) adalah bagian anggaran yang tidak dikelompokkan dalam bagian anggaran K/L seperti subsidi, pembayaran utang, penerusan pinjaman, investasi pemerintah dan dana transfer.

Basis Poin/Basis Point (BPS) adalah unit pengukuran suku bunga dan persentase lainnya di bidang keuangan. Satu basis poin sama dengan 1/100 dari 1% atau 0,01%, dan digunakan untuk menunjukkan perubahan persentase.

Bea Masuk (BM)/Impor Duty adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang yang dikenakan terhadap barang yang memasuki daerah pabean. Pengenaan bea masuk biasanya memiliki tujuan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah, memberikan proteksi terhadap produksi local, dan/atau untuk menghukum negara tertentu dengan mengenakan tarif yang sangat tinggi untuk negara tersebut.

Page 124: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II f

Bea Keluar (BK)/Export Duty adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang yang dikenakan terhadap barang yang keluar dari daerah pabean. Saat ini, pengenaan bea keluar sudah jarang diterapkan karena tidak sejalan dengan kebijakan berorientasi ekspor yang membutuhkan harga kompetitif di pasar internasional.

Belanja Diskresi/Discretionary Spending adalah belanja yang alokasinya didasarkan pada tujuan pemerintah, rencana program untuk mencapainya, serta dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program. Kebutuhan tersebut diusulkan oleh pemerintah untuk ditelaah dan disetujui oleh DPR/DPRD. Perbedaan utama dengan belanja non-diskresi (mandatory spending), yang jumlah atau porsi alokasinya sudah ditentukan, adalah pada belanja diskresi porsi yang dialokasikan pada setiap awal tahun anggaran dapat berubah-rubah tergantung pada prioritas yang ingin dilaksanakan pemerintahan saat itu dan persetujuan DPR/DPRD.

Belanja Non-Diskresi atau Belanja Wajib/Non-Discretionary Spending atau Mandatory Spending adalah belanja yang besarannya sudah diatur sebelumnya seperti alokasi anggaran pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan minimal 20% dari APBN dan minimal 20% dari APBD yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu, yaitu: konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup, atau pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan (Contoh: minuman beralkohol dan tembakau).

Cumulative to Cumulative (C to C) adalah metode perbandingan dua peristiwa yang diukur dengan basis kumulatif waktu. (Contoh: penerimaan pemerintah pada Triwulan I s.d Triwulan III 2016 dibandingkan dengan penerimaan pemerintah pada Triwulan I s.d Triwulan III Agustus 2016)

Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) dana pada ABPN yang dialokasikan untuk ditransfer kepada pemerintah daerah dengan penggunaan yang sudah ditentukan sebelumnya dan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan pembangunan fisik. (Contoh penggunaan: gedung sekolah, infrastruktur irigasi, energy skala kecil, prasarana pemerintah daerah, infrastruktur jalan, transportasi perdesaan sarpras pasar, dan lain sebagainya).

Dana Alokasi Khusus Non Fisik (DAK Non Fisik) dana pada ABPN yang dialokasikan untuk ditransfer kepada pemerintah daerah dengan penggunaan yang sudah ditentukan sebelumnya dan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan non fisik. (Contoh penggunaan: bantuan operasional sekolah (BOS), tunjangan profesi guru PNSD, bantuan operasional kesehatan, dan lain sebagainya)

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana transfer yang dialokasikan kepada setiap Daerah Otonom (Provinsi/Kabupaten/Kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU merupakan salah satu komponen belanja pada APBN, dan menjadi salah satu komponen pendapatan pada APBD. Tujuan DAU adalah sebagai pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan Daerah Otonom dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Bagi Hasil terdiri dari DBH Pajak dan DBH Sumber Daya Alam (SDA).

Page 125: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU g

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa dan Desa Adat yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintahan, pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. kenario awal Dana Desa ini diberikan dengan mengganti program pemerintah yang dulunya disebut PNPM,

Dana Insentif Daerah (DID) adalah dana yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah tertentu berdasarkan kriteria tertentu dengan tujuan untuk memberikan penghargaan atas pencapaian kinerja tertentu

Dana Perimbangan/Dana Transfer merupakan dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. tujuan transfer adalah mengurangi kesenjangan horizontal antar daerah, mengurangi kesenjangan vertikal Pusat-Daerah, mengatasi persoalan efek pelayanan publik antar daerah, dan untuk menciptakan stabilitas aktivitas perekonomian di daerah

Dekonsentrasi (DK) pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur. Untuk mendukung pelaksanaan dekonsentrasi, dibutuhkan dana dekonsentrasi, yaitu dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Dana dekonsentrasi tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

Defisit/Surplus Anggaran adalah kebijakan atau realisasi pengeluaran dan penerimaan negara. Pengeluaran lebih besar dari penerimaan disebut sebagai defisit anggaran, sedangkan pengeluaran lebih kecil dari penerimaan disebut sebagai surplus anggaran.

Earmarked Tax/Spending dalam ranah keuangan publik adalah kebijakan untuk mengalokasikan penggunaan atas jenis penerimaan tertentu pada tujuan-tujuan tertentu yang biasanya berkaitan. (Contoh: pajak kendaraan bermotor dialokasikan khusus untuk anggaran perbaikan jalan; cukai rokok dialokasikan khusus untuk anggaran kesehatan).

Federal Government Spending (FGS) adalah pengeluaran pemerintah federal (pemerintah pusat) di amerika. Padanan dari FGS di Indonesia adalah Belanja pada APBN.

Fossil Fuels adalah bahan bakar (sumber energy) berbahan dasar karbon yang terbentuk dari proses natural dekomposisi anaerobik organisme yang terkubur dalam tanah seperti minyak, batu bara, dan gas. Sumber energi ini saat ini mulai ditinggalkan oleh negara maju karena tidak dapat diperbaharui dan besarnya polusi yang dihasilkan dapat berdampak buruk terhadap iklim (global warming).

Free Trade Zone (FTZ)/Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Kawasan Bebas) merupakan kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari daerah pabean, sehingga bebas dari pengenaan Bea Masuk, PPN, PPnBM, dan Cukai.

Grace Period dalam ranah keuangan adalah ketentuan masa tenggang dalam suatu kewajiban pembayaran dimana dalam masa tersebut, kewajiban pembayaran dapat ditunda tanpa dikenakan penalti.

Page 126: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II h

Global Supply Chain atau rantai pasokan global merupakan jaringan pada perusahaan multinasional dalam melakukan produksi dan distribusi produk tertentu.

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan (HPKD) merupakan pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal dari bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD, BUMN, Perusahaan Swasta atau kelompok usaha masyarakat.

Indeks Kedalaman Kemiskinan/Poverty Gap Index (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran pesuduk dari garis kemiskinan.

Indeks Keparahan Kemiskinan/Poverty Severity Index (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Indeks Pembangunan Manusia/Human Development Index (IPM/HDI) menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM dibentuk oleh 3 dimensi dasar yakni umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak.

Independent Power Producer (IPP) merupakan entitas yang memiliki fasilitas

pembangkit listrik dan menjual energi listrik yang dihasilkan ke PLN.

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang

Inflasi Tahun Kalender adalah perubahan kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/jasa, atau merosotnya daya beli atau nilai riil uang selama satu tahun kalender (dari bulan Januari tahun ini sampai dengan bulan ini tahun ini). Ini dihitung dari persentase perubahan IHK bulan ini tahun ini terhadap IHK bulan Desember tahun lalu.

Informed Judgement/Informed Decision Making adalah pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang komprehensif, tidak semata-mata berdasarkan perasaan atau kepercayaan pengambil keputusan. Dalam konteks sektor publik, Informed Judgement oleh pejabat publik sangat penting untuk menciptakan program/kegiatan yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/Special Economic Zone (SEZ) adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Nega Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu..

Keunggulan Komparatif/Comparative Advantage adalah kondisi ekonomi dimana suatu daerah dapat memproduksi suatu barang dengan lebih sedikit opportunity cost. Kondisi tersebut berasal dari teori yang dikemukakan oleh David Ricardo dalam menjelaskan perdagangan antar negara.

Keunggulan Kompetitif/Keunggulan Bersaing/Competitive Advantage adalah kemampuan yang diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan atau wilayah untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan atau wilayah lain pada industri atau pasar yang sama.

Page 127: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU i

Kredit Program merupakan program kredit/pembiayaan pemerintah dengan berbagai

skema yang ditujukan untuk pengembangan sektor prioritas,

Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan salah satu skema kredit program yang sumber dananya berasal dari bank dengan suku bunga rendah yang disubsidi oleh pemerintah. Secara umum, KUR bertujuan untuk mempercepat pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) Meningkatkan akses pembiayaan UMKMK kepada Lembaga Keuangan.

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah (LLPAD) merupakan pos penganggaran penerimaan asli daerah yang tidak termasuk ke dalam pajak daerah, retribusi daerah, dan HPKD. LLPAD meliputi jasa giro, bunga, tuntutan ganti rugi, denda pajak, denda retribusi, pendapatan BLUD, dan lain sebagainya.

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah (LLPD) merupakan pos penerimaan Pemda untuk menampung penerimaan selain PAD dan Dana Perimbangan. Pos LLPD meliputi hibah, dana darurat, DBH dari provinsi, bantuan keuangan, dan lain sebagainya.

Leverage dalam ranah finansial adalah penggunaan berbagai macam instrumen pembiayaan untuk meningkatkan keuntungan dari investasi. Perusahaan dengan porsi pembiayaan (utang) yang jauh lebih tinggi dibandingkan ekuitasnya disebut dengan perusahaan dengan leverage yang tinggi. Perusahaan dengan leverage yang terlalu tinggi biasanya tidak terlalu diminati investor karena resiko kebangkrutannya tinggi.

Location Quotient (LQ) merupakan metode kuantifikasi tingkat konsentrasi suatu sektor pada suatu wilayah dalam suatu negara dibandingkan dengan negara itu sendiri. Dengan LQ, keunikan suatu wilayah dibandingkan rata-rata nasional dapat terlihat. Nilai LQ lebih besar dari 1 dapat diartikan bahwa sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif.

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) adalah perbandingan pertumbuhan suatu sektorr

antara skala yang lebih luas dan skala yang lebih kecil

MRP Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) adalah MRP yang membandingkan pertumbuhan sektor dalam suatu wilayah yang lebih kecil dengan wilayah yang lebih besar (contoh: kabupaten dengan provinsi, provinsi dengan negara).

Month on Month (MoM) adalah metode perbandingan dua peristiwa yang diukur dengan basis bulanan. (Contoh: penerimaan pemerintah pada bulan September 2016 dibandingkan dengan penerimaan pemerintah pada bulan Agustus 2016)

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) dalam perbankan adalah kredit bermasalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah.

Okun’s Law merupakan teori dari Arthur Melvin Okun yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara tingkat pengangguran dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Ketika tingkat pengangguran meningkat, maka pertumbuhan PDB akan menurun, dan begitu pula sebaliknya.

Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) merupakan organisasi lintas negara yang dibentuk oleh negara-negara pengekspor minyak untuk berkoordinasi dan menyatukan kebijakan perminyakan diantara negara anggota.

Page 128: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II j

Overlay dalam analisis ekonomi merupakan metode analisis yang digunakan untuk menggabungkan beberapa analisis lainnya sehingga kesimpulan yang dihasilkan menjadi lebih komprehensif.

Pagu Anggaran merupakan plafon atau batasan tertinggi belanja yang dialokasikan pada entitas pemerintah untuk dibelanjakan.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)/Property Tax adalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya.

Pajak Daerah/Local Tax adalah pajak yang kewenangan pemungutannya berada di tangan Pemerintah Daerah. Pajak daerah meliputi pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak parkir dan sebagainya.

Pajak Penghasilan (PPh)/Income Tax adalah pajak yang dibebankan pada

penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya.

Pajak Perdagangan Internasional (PPI) adalah semua penerimaan negara yang

berasal dari bea masuk dan bea keluar.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)/Value Added Tax (VAT)/Goods and Services Tax (GST) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. PPN termasuk jenis pajak tidak langsung, maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen akhir) tidak menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung.

Pelabuhan Transshipment/Transshipment Port adalah pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat singgah dalam proses pengiriman barang atau kontainer sebelum mencapai tujuan akhir.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan kelompok pendapatan pemerintah daerah yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan LLPAD.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Menurut UU no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.

Penerimaan Negara Bukan Pajak Umum (PNBP Umum) adalah PNBP yang tidak berasal dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi entitas penerima PNBP. Contoh PNBP Umum adalah hasil penjualan barang inventaris kantor, hasil penyewaan BMN, jasa giro, penerimaan kembali uang persekot gaji/tunjangan.

Penerimaan Negara Bukan Pajak Fungsional (PNBP Fungsional) penerimaan yang berasal dari hasil hasil pungutan kementerian negara/lembaga atas jasa yang diberikan sehubungan dengan tugas pokok dan fungsinya. Contoh PNBP Fungsional meliputi PNBP dari pendidikan, kejaksaan dan peradilan, badan layanan umum, dan lain sebagainya.

Penerusan Pinjaman/Subsidiary Loan Agreement (SLA) merupakan metode pembiayaan berupa pinjaman oleh pemerintah pusat yang diteruspinjamkan kepada BUMN/Pemerintah Daerah/BUMD.

Page 129: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU k

Penyertaan Modal Daerah (PMD) merupakan bentuk investasi pemerintah daerah pada Badan Usaha dengan mendapat hak kepemilikan, termasuk pendirian perseroan terbatas dan/atau pengambilalihan perseroan terbatas

Penyertaan Modal Negara (PMN) merupakan bentuk investasi pemerintah pusat pada Badan Usaha dengan mendapat hak kepemilikan, termasuk pendirian perseroan terbatas dan/atau pengambilalihan perseroan terbatas

Phillips Curve merupakan model ekonomi dari Alban William Phillips yang menggambarkan hubungan berkebalikan antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi. Artinya, ketika tingkat pengangguran menurun, tingkat inflasi meningkat, dan begitu pula sebaliknya.

PNBP Ratio/Non-Tax Ratio adalah rasio yang membandingkan antara realisasi PNBP dengan PDB/PDRB pada periode yang sama. Rasio tersebut menjadi indikator keberhasilan penggalian potensi PNBP.

Private Power Utility (PPU) adalah pembangkit listrik swasta terintegrasi yang biasanya menyediakan listrik untuk kawasan industri tertentu.

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai tambah dari semua barang dan jasa (output) yang diproduksi oleh suatu negara pada periode waktu tertentu.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai tambah dari semua barang dan jasa (output) yang diproduksi oleh suatu wilayah (Provinsi/Kabupaten/Kota) pada periode waktu tertentu.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB) adalah PDRB yang menghitung nilai barang dan jasanya berdasarkan harga berlaku.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) adalah PDRB yang menghitung nilai barang dan jasanya dengan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya. Dengan kata lain, PDRB ADHK murni menghitung nilai tambah output tanpa memperhitungkan kenaikan/penurunan harga.

Produk Domestik Regional Bruto per Kapita (PDRB/Kapita) merupakan nilai PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. PDRB/Kapita digunakan sebagai indikator standar hidup penduduk suatu wilayah.

Purchasing Power Parity (PPP) merupakan metode penyesuaian PDB/PDRB dengan menggunakan konversi nilai berdasarkan daya beli mata uang masing-masing negara. Penyesuaian dengan PPP menghasilkan PDB/PDRB yang lebih riil dalam konteks nilai output yang dihasilkan.

Pusat Logistik Berikat (PLB) adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang asal luar daerah pabean dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, dapat disertai 1 (satu) atau lebih kegiatan sederhana jangka waktu tertentu untuk dikeluarkan kembali. PLB diselenggarakan oleh badan hukum yang melakukan kegiatan penyediaan dan pengelolaan kawasan PLB.

Quarter to Quarter (Q-to-Q) adalah metode perbandingan dua peristiwa yang diukur dengan basis kuartalan. (Contoh: penerimaan pemerintah pada triwulan III 2016 dibandingkan dengan penerimaan pemerintah pada triwulan II 2016)

Rasio Belanja Kesehatan adalah rasio perbandingan belanja untuk kesehatan dengan total belanja. Rasio ini digunakan untuk melihat pemrioritasan pemerintah pada sektor kesehatan.

Page 130: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II l

Rasio Belanja Infrastruktur adalah rasio perbandingan belanja untuk infrastruktur dengan total belanja. Rasio ini digunakan untuk melihat pemrioritasan pemerintah pada pembangunan infastruktur.

Rasio Belanja Pendidikan adalah rasio perbandingan belanja untuk pendidikan dengan total belanja. Rasio ini digunakan untuk melihat pemrioritasan pemerintah pada sektor pendidikan.

Rasio Belanja Sektoral Terhadap Kontribusi Sektor Kepada PDRB adalah perbandingan indikatif antara fokus anggaran pemerintah dengan kontribusi sektor unggulan. Rasio ini digunakan untuk melihat pemrioritasan pemerintah pada sektor-sektor unggulan pada suatu wilayah.

Rasio Utang Terhadap Ekuitas/Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang membandingkan antara utang dan ekuitas (aset bersih) suatu entitas. DER yang tinggi menunjukkan bahwa entitas tersebut memiliki derajat leverage yang tinggi sehingga memiliki resiko yang tinggi dan dapat menjadi kurang menarik di mata investor.

Rasio Utang Terhadap Pendapatan/Debt to Income Ratio (DTI) adalah rasio yang membandingkan antara pembayaran utang dan pendapatan bersih pada suatu periode. DTI yang tinggi menunjukkan bahwa pembayaran utang menggerus keuntungan perusahaan sehingga dapat menjadi kurang menarik di mata investor.

Rebound dalam perekonomian adalah fase dimana kondisi yang kurang baik atau bahkan negatif, mulai berubah menjadi lebih baik. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi, rebound berarti pertumbuhan ekonomi mulai meningkat atau mengalami percepatan.

Regresi dalam ekonometrika adalah salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel(-variabel) yang lain

Regresi dalam ekonometrika dengan Fixed Effect adalah metode regresi untuk data panel dimana karakteristik masing-masing variabel dependen (contoh: variabel dependen adalah pertumbuhan ekonomi beberapa kabupaten/kota)

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) merupakan rencana tahunan pemerintah pusat yang dijabarkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). RKP memuat rancangan kerangka ekonomi makro yang termasuk didalamnya arah kebijakan fiskal dan moneter, prioritas pembangunan, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan rencana tahunan pemerintah daerah yang dijabarkan dari dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Pada prinsipnya, RKPD serupa dengan RKP, namun dengan lingkup wilayah yang lebih kecil (Provinsi/Kabupaten/Kota)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk perioda 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden dengan berpedoman pada RPJPN.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk perioda 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJP Daerah serta memerhatikan RPJM Nasional.

Page 131: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU m

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Pelaksanaan RPJPN terbagi dalam tahap-tahap perencanaan pembangunan dalam periodisasi perencanaan pembangunan jangka menengah nasional 5 (lima) tahunan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. RPJPD yang memuat visi, misi, dan arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah disusun dengan mengacu kepada RPJPN.

Renewable Energy/Energi Terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang secara alami dapat dipulihkan seiring berjalannya waktu seperti sinar matahari, angin, air, pasang surut gelombang, ombak, panas bumi, dan bioenergi. Saat ini, negara-negara maju mulai mengalihkan sumber energinya ke energy terbarukan karena tidak menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit polusi yang dapat berkontribusi terhadap global warming.

Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Retribusi daerah meliputi retribusi izin mendirikan bangunan (IMB), retribusi parkir, retribusi pelayanan pasar, retribusi terminal dan sebagainya.

Satuan Kerja (Satker) adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program. Dalam konteks akuntansi, kata Satker ini bisa dipersamakan dengan entitas.

Shale Oil adalah minyak non konvensional yang diproduksi dari serpihan batu yang mengandung shale oil. Teknologi untuk mengekstraksi minyak dari batuan tersebut relatif baru ditemukan dan memiliki biaya operasional yang lebih besar dibandingkan dengan minyak konvensional.

Sisa Lebih/Kurang Perhitungan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. Selisih positif (sisa lebih) dapat digunakan untuk membiayai defisit anggaran di tahun anggaran berikutnya.

Skala Ekonomi/Economy of Scale merupakan fenomena turunnya biaya produksi per unit dari suatu perusahaan yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya jumlah produksi (output). Dalam konteks industrialisasi, skala ekonomi menciptakan efisiensi bagi suatu unit produksi sampai dengan titik tertentu.

Spesialisasi dalam ekonomi adalah metode produksi dimana suatu negara, daerah, atau unit produksi memproduksi beberapa jenis barang atau jasa saja untuk meningkatkan efisiensi pada sistem produksi secara keseluruhan

Supply Glut dalam makroekonomi adalah kelebihan penawaran dibandingkan dengan permintaan, khususnya ketika terdapat kelebihan produksi dibandingkan dengan sumber daya yang ada untuk mengkonsumsi produksi tersebut.

Tax Ratio adalah rasio yang membandingkan antara realisasi pajak dengan PDB/PDRB pada periode yang sama. Rasio tersebut menjadi indikator keberhasilan penggalian potensi pajak.

Tingkat Kemiskinan/Persentase Penduduk Miskin/Head Count Index (HCI-Po) adalah persentase penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan (GK).

Page 132: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

BIDANG PEMBINAAN PELAKSANAAN ANGGARAN II n

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. TPAK dihitung dengan cara membagi jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk berusia 15 tahun keatas. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Kegunaan dari indikator pengangguran terbuka ini baik dalam satuan unit (orang) maupun persen berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. TPT dihitung dengan cara membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.

Trickle-down adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan ditujukan untuk memberi keuntungan bagi kelompok orang-orang kaya, maka keuntungan itu akan menetes kebawah kepada golongan miskin melalui perluasan kesempatan kerja, distribusi pendapatan melalui upah dan perluasan pasar. Dalam konteks geografis, trickle-down dapat diartikan bahwa perekonomian dari suatu wilayah yang lebih makmur menyebar ke wilayah sekitarnya karena adanya mobilisasi tenaga kerja, distribusi pendapatan, dan repatriasi.

Tugas Pembantuan (TP) adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Untuk pelaksanaanya, diberikan dana tugas pembantuan dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran.

Urusan Bersama (UB) merupakan kegiatan bersama pusat dan daerah yang dilaksanakan langsung oleh masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan bersifat bantuan langsung ke masyarakat dan biasanya dialokasikan dalam bantuan sosial. Pendanaan UB berasal dari APBN dan disertai dengan Dana Pendamping dari APBD.

Vokasional dalam konteks pendidikan/pelatihan merupakan pendidikan/pelatihan yang lebih terfokus pada sisi keahlian atau kemahiran praktis dalam berkerja dibandingkan sisi akademik. Di era cepatnya perubahan teknologi seperti saat ini, kebutuhan akan keahlian seorang pekerja seringkali berubah-ubah sehingga permintaan akan pendidikan/pelatihan vokasional terus meningkat.

Volatilitas/Volatility dalam konteks ekonomi merupakan kecenderungan suatu variabel untuk berubah-ubah. Semakin tinggi volatilitas, semakin sering suatu variabel berubah-ubah.

Year on Year (YoY) adalah metode perbandingan dua peristiwa yang diukur dengan basis tahunan. (Contoh: penerimaan pemerintah pada triwulan III 2016 dibandingkan dengan penerimaan pemerintah pada triwulan III 2015)

Page 133: Kajian Fiskal Regional Tahunan - djpbn.kemenkeu.go.id · dokumen resmi dan untuk mengajukan pinjaman KUR. ... Pemda Kabupaten Bintan berhasil menggeser Pemda Kota Batam yang pada

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 15