kajian ekonomi regional triwulan ii-2012 provinsi papua ... · swasta yang memang umumnya terjadi...
TRANSCRIPT
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
i
Visi Bank Indonesia
maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki
serta
Misi Bank Indonesia
kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang
Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia
-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi,
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
ii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
berkatNya, Kajian Ekonomi Regional Provinsi Papua dan Papua Barat triwulan II tahun
2012 ini dapat terbit tepat waktu. Ditengah upaya mendorong pertumbuhan ekonomi,
kajian yang meliputi analisa makro ekonomi daerah, perbankan, sistem pembayaran,
ketenagakerjaan dan keuangan daerah menjadi sangat penting terutama bagi
pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan dan referensi bagi masyarakat luas.
Pada triwulan II-2012, perekonomian Provinsi Papua maupun Papua Barat
menunjukkan daya tahan yang cukup kuat (resilient) ditengah ketidakpastian
perekonomian global. Hal itu ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi kedua provinsi
yang sangat menggembirakan ditengah krisis ekonomi global yang terjadi. Ekonomi
Papua tumbuh sebesar 5,27% (yoy) sementara ekonomi Provinsi Papua Barat tumbuh
positif sangat signifikan sebesar 23,69% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan
ekonomi Papua terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi dan investasi
sedangkan dan ekonomi Papua Barat ditopang oleh kinerja sektor konsumsi, sektor
investasi, dan sektor eksternal (ekspor minus impor) yang masih cukup tinggi.
Inflasi di Propinsi Papua dihitung dari pergerakan harga barang dan jasa di Kota
Jayapura. Sampai dengan periode triwulan II-2012, inflasi Jayapura tercatat sebesar
1,80% (yoy) sedikit lebih rendah dari 1,90% (yoy) pada triwulan I-2012. Jika dilihat
secara triwulanan, inflasi kota Jayapura tercatat sebesar 0.71% (qtq) atau jauh lebih
tinggi dibanding deflasi sebesar 0,46% (qtq) pada triwulan I-2012. Peningkatan inflasi
yang signifikan tersebut terutama disebabkan siklus konsumsi Pemerintah maupun
Swasta yang memang umumnya terjadi pada triwulan II-2012 serta kenaikan harga
komoditas bahan makanan khususnya komoditas ikan-ikanan lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan I-2012.
Kinerja perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Jayapura yang meliputi
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada triwulan II-2012 cukup menggembirakan.
Secara umum, kinerja perbankan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada
triwulan II-2012 masih tetap menggembirakan. Hal itu tercermin dari pertumbuhan
Kata Pengantar
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
iii
beberapa indikator perbankan yang cukup signifikan. Total aktiva perbankan tumbuh
sebesar 15,18% (yoy) yang diikuti dengan pertumbuhan kredit yang sangat tinggi
sebesar 31,64% (yoy), serta penghimpunan dana pihak ketiga perbankan yang tumbuh
sebesar 21,66% (yoy).
Pada triwulan II-2012, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-RTGS dari Wilayah
Papua mencapai Rp 7,19 trilliun dengan jumlah warkat sebesar 7.336. Sedangkan dana
yang masuk ke wilayah Papua mencapai Rp. 11,00 triliun sebagai akibat masuknya
dana alokasi umum dan masuknya dana perimbangan yang akan digunakan oleh
Pemerintah Daerah sebagai alat pembiayaan bagi aktivitas Pemerintahan dan investasi
di wilayah Papua. Tercatat sampai dengan triwulan II-2012 dana perimbangan yang
sudah masuk mencapai Rp. 1,7 triliun dan dan dana alokasi umum bagi beberapa
Kabupaten yang mencapai Rp. 1,2 triliun.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari koordinasi berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan yang baik ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
semoga hubungan kerjasama yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di
masa yang akan datang. Akhirnya besar harapan kami kiranya laporan triwulan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam memahami perekonomian Provinsi Papua
dan Papua Barat.
Jayapura, September 2012
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT
Kepala Perwakilan Ttd.
Leo R. Tandiarrang Deputi Direktur
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ vi
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................................. viii
TABEL INDIKATOR MONETER ........................................................................................... ix
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................... xii BAB I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL .............................................. 1
I. Provinsi Papua ................................................................................................... 4 1.1. Sisi Permintaan ............................................................................................ 4
1.1.1. Konsumsi Rumah Tangga ................................................................. 5 1.1.2. Investasi ........................................................................................... 6 1.1.3. Ekspor dan Impor .............................................................................. 7
1.2. Sisi Penawaran ............................................................................................ 8 1.2.1. Sektor Pertanian ................................................................................ 8 1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ................................................ 10 1.2.3. Sektor Industri Pengolahan ................................................................ 10 1.2.4. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ........................................... 11 1.2.5. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ............................................... 11 1.2.6. Sektor Lainnya................................................................................... 12
II. Provinsi Papua Barat .......................................................................................... 13 2.1. Sisi Permintaan ............................................................................................ 13
2.1.1. Konsumsi .......................................................................................... 13 2.1.2. Ekspor Impor ..................................................................................... 15 2.2. Sisi Penawaran ............................................................................................ 16
2.2.1. Sektor Pertanian ............................................................................... 16 2.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran .......................................... 16 2.2.3. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .............................................. 17 2.2.4. Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan ............................. 18 2.1.5. Sektor Pertambangan dan Galian ...................................................... 19 2.1.6. Sektor Lainnya................................................................................... 19
BAB 2. PERKEMBANGAN HARGA ................................................................................. 20
I. Provinsi Papua.................................................................................................... 20 1.1. Kondisi Umum ............................................................................................ 20 1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi
Pada Periode Berjalan Di Kota Jayapura ........................................................ 21 1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas ......................................................... 22
1.3.1. Kelompok Bahan Makanan ................................................................ 22 1.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ................ 23 1.3.3. Kelompok Perumahan, Air dan Listrik ................................................. 23 1.3.4. Kelompok Sandang .......................................................................... 23 1.3.5. Kelompok Kesehatan......................................................................... 23 1.3.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga .................................... 23 1.3.7. Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan ............................ 24
Daftar Isi
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
v
II. Provinsi Papua Barat .......................................................................................... 24 2.1. Kondisi Umum ............................................................................................ 25 2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Selama Periode Berjalan ............... 25
2.2.1. Kelompok Bahan Makanan ................................................................ 25 2.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ................ 25 2.2.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar .................... 25 2.2.4. Kelompok Sandang ........................................................................... 25 2.2.5. Kelompok Kesehatan......................................................................... 25 2.2.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga .................................... 25 2.2.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan. ........................... 26
BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN ......................................................................... 27
I. Perkembangan Umum Perbankan Wilayah Papua ............................................. 28 II. Perbankan Provinsi Papua ................................................................................ 29
2.1. Perkembangan Umum .................................................................................. 29 2.2. Perkembangan Aset .................................................................................... 29 2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ............................................................. 30 2.4. Penyaluran Kredit Perbankan ....................................................................... 31 2.5. LDR dan NPL ............................................................................................... 32 2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ............................................................... 33
III. Perbankan Provinsi Papua Barat ....................................................................... 34 3.1. Perkembangan Umum ................................................................................. 34 3.2. Perkembangan Aset .................................................................................... 35 3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ............................................................. 36 3.4. Penyaluran Kredit Perbankan ....................................................................... 37 3.5. LDR dan NPL .............................................................................................. 37 3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ................................................................ 37
BAB 4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH .......................................................... 38
I. Keuangan Daerah Provinsi Papua ..................................................................... 38 1.1 Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Papua ........................................... 38 1.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................... 39
BAB 5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ...................................................... 41
I. Bank IndonesiaReal Time GrossSettlement (BI-RTGS) ......................................... 41 II. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) ................................................ 43 III. Perkembangan Uang Kartal .............................................................................. 43
BAB 6. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN ........................................................... 45 I. Ketenagakerjaan Provinsi Papua ....................................................................... 45
1.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua ............................................. 45 1.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ................................... 45
II. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat .............................................................. 46 2.1. Perkembangan Keadaan Tenaga Kerja
Provinsi Papua Barat .................................................................................. 46 2.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama .................................... 47
BAB 7. PRAKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ................................................ 50 I. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Daerah ............................................................. 50 II. Prospek Inflasi ................................................................................................... 50 III. Prospek Perbankan ............................................................................................ 51
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
vi
Tabel 1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat Dari Sisi Permintaan ............................................................ 2
Tabel 2 Kontribusi Komponen Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%) .............................................. 2
Tabel 3 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat Dari Sisi Penawaran (%) ............................................... 3
Tabel 4 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PertumbuhanEkonomi Tahunan (yoy)
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ............................................................. 4
Tabel 5 Perkembangan Penjualan PT. Freeport ................................................................ 8
Tabel 6 Perkembangan Produksi Ubi Kayu di Provinsi Papua ............................................ 9
Tabel 7 Perkembangan Produksi Ubi Jalar di Provinsi Papua ............................................. 9
Tabel 8 Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Papua ................................................... 9
Tabel 9 Perkembangan Produksi Perikanan di Provinsi Papua ........................................... 9
Tabel 10 Perkembangan Produksi PT. Freeport Indonesia .................................................. 10
Tabel 11 Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang Pelabuhan Papua .............................. 11
Tabel 12 Perkkembangan Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Papua .............................. 11
Tabel 13 Perkembangan Arus Bongkar Muat Barat di Pelabuhan Papua ............................. 12
Tabel 14 Pertumbuhan Sisi Permintaan Porvinsi Papua Barat .............................................. 13
Tabel 15 Pertumbuhan Sektoral PDRB Provinsi Papua Barat ............................................... 16
Tabel 16 Perkembangan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Provinsi Paua Barat ............... 18
Tabel 17 Perkembangan Arus Penumpang ........................................................................ 18
Tabel 18 Perkembangan Nilai Tambah Nilai Tambah Bank Papua Barat .............................. 18
Tabel 19 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura ................................................................... 20
Tabel 20 Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Volitile Food ..................................... 21
Tabel 21 Disagregasi Inflasi .............................................................................................. 22
Tabel 22 Perkembangan Infasi Papua Barat ....................................................................... 24
Tabel 23 Perkembangan Perbankan Wilayah Papua .......................................................... 27
Tabel 24 Perkembangan NPL persektor ............................................................................. 28
Tabel 25 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua ........................................................... 29
Tabel 26 Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua .................................................... 30
Tabel 27 Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua ................................... 31
Tabel 28 Perkembangan Indikator Perbankan Provinsi Papua ............................................. 33
Daftar Tabel
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
vii
Tabel 29 Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua ...................................................... 33
Tabel 30 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat .................................................. 34
Tabel 31 Kredit Perbankan Provinsi Papua Barat ................................................................ 36
Tabel 32 Kredit Perbankan Berdasarkan Sektor Ekonomi ................................................... 36
Tabel 33 Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua ..................................................... 36
Tabel 34 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan I-2012 ............................... 39
Tabel 35 Perkembangan APBD dan Realisasi Belanja Daerah
Provinsi Papua Triwulan I Tahun 2010-2011 ....................................................... 40
Tabel 36 Transaksi RTGS Wilayah Papua ........................................................................... 42
Tabel 37 Transaksi Kliring Wilayah Papua .......................................................................... 42
Tabel 38 Perkembangan Perkasan KBI Jayapura ................................................................ 43
Tabel 35 Penduduk Menurut Kegiatan Utama Provinsi Papua ............................................ 42
Tabel 39 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Papua ......................................... 45
Tabel 40 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja
Menurut Kegiatan Utama Provinsi Papua Barat .................................................. 46
Tabel 41 Penduduk Yang Bekerja Menurut Kegiatan Utama .............................................. 47
Tabel 42 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama .................................... 48
Tabel 43 Jumlah Penduduk Yang Miskin Provinsi Papua dan Papua Barat ........................... 49
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
viii
Grafik 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua
Dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua Barat ......................... 2
Grafik 2 Indeks Keyakinan ............................................................................................. 5
Grafik 3 Komponen Indeks Kondisi Ekonomi ................................................................. 5
Grafik 4 Konsumsi Listrik RT .......................................................................................... 6
Grafik 5 Kredit Konsumsi .............................................................................................. 6
Grafik 6 Realisasi Belanja Pegawai Pemda ...................................................................... 6
Grafik 7 Jumlah kendaraan Baru .................................................................................... 6
Grafik 8 Kredit Investasi Bank Umum ............................................................................. 7
Grafik 9 Realisasi Belanja Modal Pemrov. Papua ............................................................. 7
Grafik 10 Volume Ekspor Non Migas Papua ..................................................................... 7
Grafik 11 Nilai Ekspor Non Migas Papua .......................................................................... 7
Grafik 12 Volume Impor Non Migas Papua ...................................................................... 8
Grafik 13 Nilai Ekspor Non Migas Papua .......................................................................... 8
Grafik 14Nilai Tyukar Petani ............................................................................................. 10
Grafik 15 Perkembangan Konsumsi Listerik Industri ......................................................... 11
Grafik 16 Grafik Survey Konsumen ................................................................................... 14
Grafik 17 Grafik Kredit Konsumsi ..................................................................................... 14
Grafik 18 Pertumbuhan Konsumsi Listerik Papua Barat ..................................................... 14
Grafik 19 Tabel Perkembangan Ekspor ............................................................................. 15
Grafik 20 Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat .............................................................. 16
Grafik 21 Grafik Penggunaan Listerik .............................................................................. 17
Grafik 23 Perkembangan Disagregasi Inflasi Provinsi Papua .............................................. 22
Grafik 24 Perkembangan SEK ........................................................................................... 21
Grafik 25 Perkembangan Aset perbankan Provinsi Papua .................................................. 29
Grafik 26 Perkembangan Indiaktor Dana Pihak Ketiga Provinsi Papua ................................ 31
Grafik 27 Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua .................................. 32
Grafik 28 Perkembangan Indikator Perbankan .................................................................. 33
Grafik 29 Perkembangan Perbankan Papua Barat ............................................................. 35
Grafik 30 Perkembangan DPK Papua Barat ....................................................................... 35
Grafik 31 Perkembangan Kredit Papua Barat ................................................................... 36
Grafik 32 Perkembangan Indikator Perbankan Papua Barat .............................................. 37
Grafik 33 Nilai Transaksi RTGS .......................................................................................... 42
Grafik 34 Perkembangan Kliring Wilayah Papua ................................................................ 43
Daftar Grafik
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
ix
I I I I I I IV I I I I I I IV I I I
P E R T A N I A N 8,49% 4,59% 0,55% 3,28% 6,37% 1,39% 2,24% 4,93% -1,69% 1,60%
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -28,85% -37,90% -5,83% 12,49% 2,28% -5,20% -31,73% -60,44% -8,62% 0,12%
INDUSTRI PENGOLAHAN 6,25% 5,74% 9,12% 12,03% 14,31% 8,11% 5,24% 3,49% 5,11% 12,33%
LISTRIK DAN AIR BERSIH 5,23% 5,76% 7,98% 5,03% 5,27% 4,79% 3,86% 6,17% 5,02% 6,02%
B A N G U N A N 20,95% 23,94% 22,37% 22,23% 17,76% 16,76% 16,89% 15,12% 8,44% 10,58%
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 9,30% 9,32% 11,03% 12,10% 11,30% 10,81% 9,69% 7,46% 8,18% 8,68%
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 12,84% 13,62% 14,84% 13,49% 10,41% 9,44% 7,04% 10,41% 7,41% 7,97%
LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 0,84% -4,51% 14,36% 11,73% 4,03% 48,44% 27,86% -21,24% 42,46% 12,97%
JASA-JASA -1,60% 8,44% 18,60% 32,74% 14,67% 9,88% 11,29% 12,34% 32,46% 14,08%
PDRB -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% 8,05% 8,20%
I II I I I IV I I I I I I IV I I I
PERTANIAN 6,91% 7,26% 5,53% 5,06% 4,66% 0,57% 0,56% 0,64% 0,74% 2,25%
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -2,08% -1,45% -0,80% -0,42% 2,95% 5,54% 7,95% 9,13% 15,71% 6,83%
INDUSTRI PENGOLAHAN 133,11% 167,18% 77,37% 142,58% 50,03% 66,20% 66,19% 72,43% 89,85% 52,04%
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7,18% 7,37% 6,13% 9,10% 8,97% 8,60% 9,83% 7,48% 10,08% 8,25%
KONSTRUKSI 7,15% 9,99% 8,07% 11,53% 16,04% 13,08% 13,61% 8,95% 10,58% 10,39%
PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2,81% 1,80% 1,16% 10,85% 12,33% 14,29% 15,58% 6,01% 8,77% 8,03%
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11,68% 10,35% 10,27% 12,61% 12,01% 13,30% 14,67% 10,74% 12,31% 9,45%
KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 13,08% 2,06% 13,92% -5,04% 7,01% 11,27% 12,45% 18,43% 8,05% 8,20%
JASA-JASA 20,68% 15,55% 16,54% 30,05% 17,58% 29,96% 30,90% 16,26% 12,90% 3,81%
PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 33,88% 20,16% 26,74% 31,80% 29,39% 35,87% 23,69%
2012
PERTUMBUHAN YOY PAPUA BARAT2010 2011 2012
PERTUMBUHAN YOY PAPUA2010 2011
TABEL INDIKATOR
INFLASI DAN PDRB
I II III IV I II III IV I II
P E R T A N I A N 866.178,43 965.000,16 972.866,94 903.474,29 921.347,23 978.422,47 994.626,61 948.018,08 905.776,46 994.051,54
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.170.592,17 2.070.592,48 2.649.987,49 2.583.862,91 2.219.974,34 1.962.842,40 1.809.088,78 1.022.164,73 2.028.612,55 1.965.264,00
INDUSTRI PENGOLAHAN 134.040,44 134.140,66 141.336,18 149.280,00 153.225,10 145.021,71 148.737,26 154.486,81 161.054,90 162.906,90
LISTRIK DAN AIR BERSIH 12.564,17 12.712,23 13.108,77 13.183,48 13.225,78 13.321,48 13.614,61 13.997,15 13.889,71 14.124,06
B A N G U N A N 445.000,64 465.193,05 519.883,94 611.215,71 524.022,94 543.174,13 607.685,01 703.607,77 568.250,47 600.635,01
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 395.493,63 403.534,92 424.356,96 454.104,88 440.189,35 447.169,07 465.485,91 487.994,12 476.196,84 485.967,65
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 409.029,33 422.461,13 448.946,61 466.979,13 451.629,20 462.345,00 480.551,75 515.587,22 485.094,92 499.171,42
LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 159.182,48 156.082,79 173.064,93 304.447,06 165.599,05 231.693,82 221.279,80 239.770,66 235.912,41 261.744,76
JASA-JASA 480.993,77 539.248,72 608.526,57 726.617,12 551.570,84 592.541,08 677.248,36 816.278,21 730.610,73 675.954,90
( P D R B ) 5.073.075,06 5.168.966,15 5.952.078,41 6.213.164,58 5.440.783,82 5.376.531,15 5.418.318,09 4.901.904,74 5.243.827,45 5.659.820,25
I II III IV I II III IV I II
P E R T A N I A N 489.736,52 501.882,13 509.698,23 513.007,52 512.555,03 504.754,22 512.575,32 515.833,52 516.356,67 516.094,04
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 267.439,89 270.040,14 273.427,27 279.144,23 275.337,62 284.987,40 295.157,74 300.480,78 318.584,90 304.453,43
INDUSTRI PENGOLAHAN 560.784,42 650.554,06 953.455,15 846.136,40 841.359,38 1.081.228,94 1.584.511,61 1.450.729,51 1.597.325,33 1.643.861,17
LISTRIK DAN AIR BERSIH 8.171,65 8.439,25 8.616,57 8.857,66 8.904,55 9.164,64 9.463,24 9.570,31 9.801,71 9.920,36
B A N G U N A N 165.803,19 175.375,57 181.383,36 195.906,11 192.390,27 198.320,63 206.069,68 209.617,14 212.741,75 218.932,53
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 179.470,23 181.094,65 183.125,24 200.191,72 201.605,70 206.980,59 211.653,97 213.717,93 219.292,13 223.602,25
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 145.849,64 149.612,04 155.064,49 161.674,88 163.362,38 169.510,14 177.805,35 180.911,08 183.469,15 185.529,23
LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 46.725,40 46.630,46 52.825,63 52.060,44 50.000,67 51.887,33 59.403,30 59.213,63 54.026,03 56.143,57
JASA-JASA 224.614,42 223.475,51 233.387,44 262.745,98 264.097,98 290.435,90 305.493,64 307.042,58 298.158,34 301.510,26
( P D R B ) 2.088.595,37 2.207.103,82 2.550.983,38 2.519.724,93 2.509.613,59 2.797.269,79 3.362.133,85 3.247.116,48 3.409.756,01 3.460.046,84
2012
2012
PDRB PROVINSI PAPUA2010 2011
2011PDRB PROVINSI PAPUA BARAT
2010
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
x
TABEL PERBANKAN
I II III IV I II III IV I IITotal Asset (Rp miliar) 32.676,02 36.113,46 35.486,72 35.596,46 39.286,55 40.675,97 44.407,51 42.424,53 43.003,87 46.849,46 15,18%
DPK (Rp miliar) 21.488,24 24.448,64 24.462,23 25.184,86 28.307,35 27.795,65 31.063,17 30.486,95 31.100,15 33.817,22 21,66%
Giro (Rp miliar) 7.276,03 10.239,88 9.638,36 7.837,68 11.228,45 11.921,16 13.969,19 9.868,75 11.994,74 14.210,36 19,20%
Deposito (Rp miliar) 4.604,97 5.239,50 5.425,56 4.827,33 5.587,11 5.262,86 5.643,69 5.697,11 6.078,42 6.108,55 16,07%
Tabungan (Rp miliar) 9.607,24 8.969,27 9.398,31 12.520,15 11.491,79 10.611,63 11.450,29 14.926,66 13.026,99 13.498,30 27,20%
Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 9.713,34 10.425,29 11.058,83 11.521,02 12.363,42 13.112,08 15.084,86 14.789,08 15.224,80 17.260,77 31,64%
Modal Kerja 3.533,45 4.402,81 5.071,35 5.443,82 5.401,75 6.022,17 6.644,90 6.602,85 6.764,81 7.317,05 21,50%
Investasi 1.540,15 1.084,57 1.087,05 1.115,70 1.179,97 1.411,10 2.455,39 1.736,39 1.702,51 2.467,77 74,88%
Konsumsi 4.639,74 4.937,90 4.900,44 4.961,50 5.781,69 5.911,17 5.984,58 6.498,98 6.757,48 7.475,95 26,47%
LDR 45,20% 42,64% 45,21% 45,75% 43,68% 47,17% 48,56% 48,51% 48,95% 51,04% 8,20%
NPL 1,95% 1,74% 1,84% 1,18% 1,39% 1,62% 1,53% 1,27% 1,32% 1,41% -13,23%
Kredit MKM (Rp miliar) 7.049,14 8.581,55 8.685,99 9.104,03 9.851,92 10.830,19 11.316,18 11.703,52 11.936,54 13.407,26 23,80%
Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 1.252,32 1.271,44 1.389,17 1.420,56 1.391,11 1.117,97 1.214,84 1.274,49 1.308,89 1.375,00 22,99%
Kredit Kecil 3.460,65 4.494,00 4.276,34 4.661,15 5.066,68 6.280,58 6.191,14 6.475,65 6.567,71 7.415,07 18,06%
Kredit Menengah 2.336,18 2.816,11 3.020,48 3.022,32 3.394,44 3.431,64 3.910,19 3.953,38 4.059,94 4.617,19 34,55%
Wilayah Papua Growth20122010 2011
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
xi
I II III IV I II III IV I II
Total Volume (lembar) 44.359 44.608 47.387 47.816 46.222 41.168 47.628 48.730 46.393 47.305 14,91%
Total Nominal Kliring (Rp Miliar) 1.065 1.113 1.146 1.346 1.179 1.175 1.328 1.394 1.206 1.203 2,37%
Rata-Rata Perputaran Kliring(per hari)
Rata-Rata Volume (lembar) 712 743 697 788 753 686 710 807 801 813 18,50%
Rata-Rata Nominal Perputaran Kliring Perhari
(Rp Milliar)16,85 18,56 17,39 22,21 25,74 19,58 21,62 22,70 26,62 21 5,79%
Nisbah Rata-Rata Penolakan
Volume (lembar) 1,29 1,28 1,40 1,34 1,32 0,82 1,66 1,34 1,49 1,12 35,64%
Nominal Nisbah Rata-Rata Penolakan(Rp Milliar) 1,59 2,06 2,10 1,53 1,62 0,90 1,78 1,40 1,25 1,40 54,98%
Growth
(YOY)Keterangan
2010 2011 2012
I I I I I I IV I I I I I I IV I I I
Outflow Nominal (Rp.milliar) 19.013,66 17.369,80 18.091,30 24.638,12 17.079,60 16.545,45 21.894,22 33.028,98 16.881,59 7.193,81 -56,52%
Lembar Warkat 8.564,00 8.033,00 9.936,00 8.760,00 9.497,00 10.521,00 10.337,00 11.701,00 10.341,50 7.366,00 -29,99%
Inflow Nominal (Rp.milliar) 7.519,57 10.866,86 12.622,90 16.777,64 10.617,20 8.484,09 13.406,81 14.788,83 10.545,44 11.003,62 29,70%
Lembar Warkat 14.807,00 12.587,00 18.978,00 22.478,00 13.717,00 11.382,00 15.272,00 15.088,00 14.090,36 13.374,00 17,50%
Net Outflow Nominal (Rp.milliar) 11.494,09 6.502,94 5.468,40 7.860,48 6.462,40 8.061,36 8.487,41 18.240,15 6.336,16 -3.809,81 -147,26%
Lembar Warkat -6.243,00 -4.554,00 -9.042,00 -13.718,00 -4.220,00 -861,00 -4.935,00 -3.387,00 -3.748,86 -6.008,00 597,79%
Intra Papua Nominal (Rp.milliar) 1.009,03 1.922,45 2.408,29 4.293,53 1.505,11 2.146,14 615,85 4.531,52 995,81 1.913,76 -10,83%
Lembar Warkat 1.187,00 1.534,00 1.541,00 1.797,00 1.473,00 1.748,00 605,00 2.112,00 1.574,41 1.646,00 -5,84%
Growth
(YOY)Keterangan
20112010 2012
I II III IV I II III IV I II
Inflow (Rp Miliar) 1.485,28 809,72 1.141,04 1.125,58 1.212,61 1.030,81 1.355,85 1.107,81 2.171,39 1.179,91 14,5%
Outflow (Rp Miliar) 653,36 1.709,60 2.268,54 4.067,95 937,77 2.047,72 2.095,87 4.716,16 1.006,40 2.374,08 15,9%
Net Flow (Rp Miliar) 831,92 (899,88) (1.127,50) (2.942,37) 274,84 (1.016,91) (740,02) (3.608,35) 1.164,99 (1.194,16) 17,4%
Saldo Kas BI Jap (Rp Miliar) 1.679,55 1.012,21 1.146,43 1.858,01 1.995,58 1.035,55 1.704,16 1.033,57 1.580,98 835,09 -19,4%
Saldo Persediaan Kas (Rp Miliar) 2.160,36 1.386,71 1.507,74 2.131,27 2.461,54 1.303,29 2.075,91 1.241,29 1.968,74 1.347,28 3,4%
Pemusnahan Uang Kertas - UTLE (Rp Miliar) 216,67 120,38 248,21 211,42 194,41 238,83 150,69 263,36 274,43 55,84 -76,6%
Saldo Kas Titipan (Rp Miliar) 480,81 374,50 361,31 273,25 465,96 267,73 371,74 207,72 387,77 512,19 91,3%
Remise (Rp Miliar) 40,48 20,85 1.438,93 3.769,78 267,43 105,20 2.033,99 227,00 190,43 42,40 -59,7%
UPAL (Rp juta) 3,24 0,75 0,20 0,68 - - - - - -
Indikator2012 Growth
(YOY)
2010 2011
TABEL SISTEM PEMBAYARAN
Tabel Transaksi Kliring
Tabel Transaksi RTGS
Tabel Perkasan KBI Jayapura
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
xii
RINGKASAN EKSEKUTIF
1. GAMBARAN UMUM
Pada triwulan II-2012, perekonomian Provinsi Papua maupun
Papua Barat menunjukkan daya tahan yang cukup kuat (resilient)
ditengah ketidakpastian perekonomian global. Hal itu ditunjukkan
oleh pertumbuhan ekonomi kedua provinsi yang sangat
menggembirakan ditengah krisis ekonomi global yang terjadi.
2. MAKRO EKONOMI
Pada periode triwulan II-2012, Ekonomi Papua tumbuh sebesar
5,27% (yoy) sementara ekonomi Provinsi Papua Barat tumbuh positif
sangat signifikan sebesar 23,69% (yoy). Dari sisi permintaan,
pertumbuhan ekonomi Papua terutama didorong oleh meningkatnya
konsumsi dan investasi sedangkan dan ekonomi Papua Barat
ditopang oleh kinerja sektor konsumsi, sektor investasi, dan sektor
eksternal (ekspor minus impor) yang masih cukup tinggi.
Dari sisi penawaran, ekonomi Papua terutama ditopang oleh
pertumbuhan pada sektor jasa-jasa; sektor lembaga keuangan;
sektor industri pengolahan; dan sektor bangunan. Dalam pada itu,
sektor industri pengolahan; konstruksi; pengangkutan dan
komunikasi; sektor keuangan; dan sektor listrik, gas, dan air bersih
menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Papua
Barat.
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
xiii
3. INFLASI
Inflasi di Propinsi Papua dihitung dari pergerakan harga barang
dan jasa di Kota Jayapura. Sampai dengan periode triwulan II-2012,
inflasi Jayapura tercatat sebesar 1,80% (yoy) sedikit lebih rendah dari
1,90% (yoy) pada triwulan I-2012. Jika dilihat secara triwulanan,
inflasi kota Jayapura tercatat sebesar 0.71% (qtq) atau jauh lebih
tinggi dibanding deflasi sebesar 0,46% (qtq) pada triwulan I-2012.
Peningkatan inflasi yang signifikan tersebut terutama disebabkan
siklus konsumsi Pemerintah maupun Swasta yang memang
umumnya terjadi pada triwulan II-2012 serta kenaikan harga
komoditas bahan makanan khususnya komoditas ikan-ikanan lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2012.
Inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat pada triwulan II-2012 terjadi
pada hampir semua sub kelompok komoditas. Hal itu terlihat dari
kenaikan harga kelompok bahan makanan sebesar 7,20%;
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,79%;
kelompok sandang sebesar 1,70%; kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,77%; kelompok kesehatan
sebesar 0,33%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan
bakar sebesar 0,28%; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan
olahraga sebesar 1,35%.
4. PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Secara umum, kinerja perbankan di Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat pada triwulan II-2012 masih tetap menggembirakan. Hal
itu tercermin dari pertumbuhan beberapa indikator perbankan yang
cukup signifikan. Total aktiva perbankan tumbuh sebesar 15,18%
(yoy) yang diikuti dengan pertumbuhan kredit yang sangat tinggi
sebesar 31,64% (yoy), serta penghimpunan dana pihak ketiga
perbankan yang tumbuh sebesar 21,66% (yoy).
Pada triwulan II-2012, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-
RTGS dari Wilayah Papua mencapai Rp 7,19 trilliun dengan jumlah
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
xiv
warkat sebesar 7.336. Sedangkan dana yang masuk ke wilayah
Papua mencapai Rp. 11,00 triliun sebagai akibat masuknya dana
alokasi umum dan masuknya dana perimbangan yang akan
digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai alat pembiayaan bagi
aktivitas Pemerintahan dan investasi di wilayah Papua. Tercatat
sampai dengan triwulan II-2012 dana perimbangan yang sudah
masuk mencapai Rp. 1,7 triliun dan dan dana alokasi umum bagi
beberapa Kabupaten yang mencapai Rp. 1,2 triliun.
5. PROSPEK PEREKONOMIAN
Melihat sumber pertumbuhan ekonomi Papua dan Papua Barat
yang masih di didominasi oleh sektor pertambangan dan sektor
industri pengolahan yang cenderung memiliki dampak penyerapan
tenaga kerja yang kecil, maka berbagai transformasi kebijakan yang
diarahkan mendorong pertumbuhan ekonomi pada pertumbuhan
sektor lainnya seperti sektor pertanian serta sektor perrdagangan,
hotel dan restoran dan sektor usaha lainnya yang bersifat padat
karya harus lebih diperhatikan.
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
1
BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Pada triwulan II-2012, perekonomian Provinsi Papua maupun Papua Barat
menunjukkan daya tahan yang cukup kuat (resilient) ditengah ketidakpastian
perekonomian global. Hal itu ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi kedua provinsi
yang sangat menggembirakan ditengah krisis ekonomi global yang terjadi. Ekonomi
Papua tumbuh sebesar 5,27% (yoy) sementara ekonomi Provinsi Papua Barat tumbuh
positif sangat signifikan sebesar 23,69% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan
ekonomi Papua terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi dan investasi
sedangkan dan ekonomi Papua Barat ditopang oleh kinerja sektor konsumsi, sektor
investasi, dan sektor eksternal (ekspor minus impor) yang masih cukup tinggi.
Dari sisi penawaran, ekonomi Papua terutama ditopang oleh pertumbuhan pada
sektor jasa-jasa; sektor lembaga keuangan; sektor industri pengolahan; dan sektor
bangunan. Dalam pada itu, sektor industri pengolahan; konstruksi; pengangkutan
dan komunikasi; sektor keuangan; dan sektor listrik, gas, dan air bersih menjadi
motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Papua Barat.
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
2
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012
P D R B 5073075 5168966 5952078 6213165 5440784 5376531 5418318 4901905 5243827 5.659.8
GROWTH -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62% 5,27%
-25,00%
-20,00%
-15,00%
-10,00%
-5,00%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
7000000 PDRB Papua
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012
P D R B 0 2088595 2207104 2550983 2519725 2509614 2797270 3362134 3247116 3409756 3460047
GROWTH 0 25,31% 29,43% 25,02% 34,42% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 35,87% 0,23694
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
4000000 PDRB Papua Barat
2012
I II III IV I II III IV I II
Konsumsi 6,34% 6,58% 8,44% 12,26% 11,17% 7,77% 5,97% 5,29% 7,43% 10,15%
Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,07% 2,83% 3,36% 5,11% 3,25% 3,59% 2,95% 3,33% 0,86% 1,97%
Ekspor -19,97% -11,01% -1,90% 4,16% -10,49% -6,71% ###### -36,13% -24,77% -21,03%
Impor 6,91% -1,37% 1,74% 26,84% 2,70% 6,56% 11,34% -22,35% -17,09% -14,67%
Net Ekspor -26,88% -9,64% -3,65% -22,69% -13,18% -13,27% ###### -13,78% -7,68% -6,35%
PDRB -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62% 5,27%
I II III IV I II III IV I IIKonsumsi 2,64% 6,39% 6,48% 8,64% 6,11% 4,94% 4,87% 3,97% 3,78% 4,09%Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,53% 1,54% 1,82% 3,88% 3,66% 2,36% 2,07% 1,51% 2,52% 2,85%Ekspor Barang dan Jasa 30,35% 33,46% 22,56% 31,67% 11,80% 16,97% 34,71% 45,46% 42,13% 28,43%Impor -0,93% 0,26% 2,81% 3,26% 1,71% 2,21% 3,51% 3,44% 23,59% 20,94%Net Ekspor 30,37% 33,46% 22,56% 31,65% 11,79% 16,97% 34,03% 44,93% 41,40% 28,41%PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 34,42% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 35,87% 23,69%
2011 2012
Kontribusi PDRB Provinsi Papua2010 2011
Kontribusi PDRB Papua Barat2010
I II III IV I II III IV I II
Konsumsi 7,97% 8,76% 10,03% 13,14% 11,52% 7,96% 6,63% 5,71% 7,37% 10,02%
Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,86% 8,55% 9,12% 12,28% 7,63% 8,38% 7,53% 8,12% 2,00% 4,42%
Ekspor -25,73% -17,81% -2,89% 6,75% -16,12% -11,05% -27,25% -62,65% -48,68% -40,51%
Impor 10,40% -2,14% 2,50% 38,80% 3,26% 8,76% 16,32% -26,51% -21,43% -18,72%
Net Ekspor -240,87% 417,01% 94,49% 296,35% 74,30% 92,98% 387,58% 51,72% 26,64% 23,99%
PDRB -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62% 5,27%
I II III IV I II III IV I II
Konsumsi 3,41% 8,36% 9,96% 12,04% 9,54% 7,73% 8,51% 6,63% 6,47% 7,53%
Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,95% 5,66% 7,86% 15,01% 16,46% 10,66% 10,34% 6,82% 11,68% 14,71%
Ekspor 91,24% 96,77% 52,42% 83,85% 23,25% 32,28% 66,16% 87,99% 80,90% 51,80%
Impor -2,22% 0,64% 8,18% 8,50% 5,21% 6,85% 11,84% 11,12% 82,20% 77,03%
Net Ekspor 91,38% 96,79% 52,42% 83,81% 23,22% 32,29% 64,87% 87,01% 79,53% 51,80%
PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 34,42% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 35,87% 23,69%
2011 2012Pertumbuhan PDRB Papua Barat
2010
2010 2011 2012Pertumbuhan PDRB Papua
Gafik 1.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua & Provinsi Papua Barat
Harga Konstan
Sumber : BPS Provinsi Papua & BPS Provinsi Papua Barat Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Dari Sisi Permintaan (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua & Papua Barat
Tabel 2. Kontribusi Komponen Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (yoy)
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua & Papua Barat
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
3
I II III IV I II III IV I II
P E R T A N I A N 8,49% 4,59% 0,55% 3,28% 6,37% 1,39% 2,24% 4,93% -1,69% 1,60%
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -28,85% -37,90% -5,83% 12,49% 2,28% -5,20% -31,73% -60,44% -8,62% 0,12%
INDUSTRI PENGOLAHAN 6,25% 5,74% 9,12% 12,03% 14,31% 8,11% 5,24% 3,49% 5,11% 12,33%
LISTRIK DAN AIR BERSIH 5,23% 5,76% 7,98% 5,03% 5,27% 4,79% 3,86% 6,17% 5,02% 6,02%
B A N G U N A N 20,95% 23,94% 22,37% 22,23% 17,76% 16,76% 16,89% 15,12% 8,44% 10,58%
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 9,30% 9,32% 11,03% 12,10% 11,30% 10,81% 9,69% 7,46% 8,18% 8,68%
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 12,84% 13,62% 14,84% 13,49% 10,41% 9,44% 7,04% 10,41% 7,41% 7,97%
LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 0,84% -4,51% 14,36% 11,73% 4,03% 48,44% 27,86% -21,24% 42,46% 12,97%
JASA-JASA -1,60% 8,44% 18,60% 32,74% 14,67% 9,88% 11,29% 12,34% 32,46% 14,08%
PDRB -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62% 5,27%
I II III IV I II III IV I II
PERTANIAN 6,91% 7,26% 5,53% 5,06% 4,66% 0,57% 0,56% 0,64% 0,74% 2,25%
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -2,08% -1,45% -0,80% -0,42% 2,95% 5,54% 7,95% 9,13% 15,71% 6,83%
INDUSTRI PENGOLAHAN 133,11% 167,18% 77,37% 142,58% 50,03% 66,20% 66,19% 72,43% 89,85% 52,04%
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7,18% 7,37% 6,13% 9,10% 8,97% 8,60% 9,83% 7,48% 10,08% 8,25%
KONSTRUKSI 7,15% 9,99% 8,07% 11,53% 16,04% 13,08% 13,61% 8,95% 10,58% 10,39%
PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2,81% 1,80% 1,16% 10,85% 12,33% 14,29% 15,58% 6,01% 8,77% 8,03%
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11,68% 10,35% 10,27% 12,61% 12,01% 13,30% 14,67% 10,74% 12,31% 9,45%
KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 13,08% 2,06% 13,92% -5,04% 7,01% 11,27% 12,45% 18,43% 8,05% 8,20%
JASA-JASA 20,68% 15,55% 16,54% 30,05% 17,58% 29,96% 30,90% 16,26% 12,90% 3,81%
PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 33,88% 20,16% 26,74% 31,80% 29,39% 35,87% 23,69%
2011 2012PERTUMBUHAN YOY PAPUA BARAT
2012PERTUMBUHAN YOY PAPUA
2010 2011
2010
Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Dari Sisi Penawaran (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua & Papua Barat
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
4
I I I I I I IV I I I I I I IV I I I
P E R T A N I A N 1,18% 0,69% 0,09% 0,53% 1,09% 0,26% 0,37% 0,72% -0,29% 0,29%
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -15,37% -20,47% -2,83% 5,26% 0,97% -2,08% -14,13% -25,14% -3,52% 0,05%
INDUSTRI PENGOLAHAN 0,14% 0,12% 0,20% 0,29% 0,38% 0,21% 0,12% 0,08% 0,14% 0,33%
LISTRIK DAN AIR BERSIH 0,01% 0,01% 0,02% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01%
B A N G U N A N 1,35% 1,46% 1,64% 2,04% 1,56% 1,51% 1,48% 1,49% 0,81% 1,07%
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 0,59% 0,56% 0,73% 0,90% 0,88% 0,84% 0,69% 0,55% 0,66% 0,72%
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0,81% 0,82% 1,00% 1,02% 0,84% 0,77% 0,53% 0,78% 0,62% 0,68%
LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 0,02% -0,12% 0,38% 0,59% 0,13% 1,46% 0,81% -1,04% 1,29% 0,56%
JASA-JASA -0,14% 0,68% 1,65% 3,29% 1,39% 1,03% 1,15% 1,44% 3,29% 1,55%
( P D R B ) -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62% 5,27%
I II I I I IV I I I I I I IV I I I
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,90% 1,72% 1,44% 5,76% 1,09% 0,13% 0,11% 0,13% 0,15% 0,41%
3. INDUSTRI PENGOLAHAN -0,33% -0,20% -0,12% -0,28% 0,38% 0,68% 0,85% 1,00% 1,72% 0,70%
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 19,01% 44,04% 14,32% 117,06% 13,43% 19,51% 24,74% 24,28% 30,12% 20,11%
5. KONSTRUKSI 0,03% 0,03% 0,03% 0,17% 0,04% 0,03% 0,03% 0,03% 0,04% 0,03%
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 0,67% 0,82% 0,74% 4,53% 1,27% 1,04% 0,97% 0,69% 0,81% 0,74%
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 0,29% 0,16% 0,11% 4,66% 1,06% 1,17% 1,12% 0,48% 0,70% 0,59%
8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 0,93% 0,71% 0,79% 4,17% 0,84% 0,90% 0,89% 0,70% 0,80% 0,57%
9. JASA-JASA 0,35% 0,05% 0,39% -0,56% 0,16% 0,24% 0,26% 0,37% 0,16% 0,15%
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 2,35% 1,53% 1,79% 14,11% 1,89% 3,03% 2,83% 1,71% 1,36% 0,40%
25,31% 29,43% 25,02% 148,12% 20,16% 26,74% 31,80% 29,39% 35,87% 23,69%
2012
2012KONTRIBUSI PDRB PAPUA
2010 2011
KONTRIBUSI PDRB PROVINSI PAPUA BARAT2010 2011
Tabel 4. Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (yoy)
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%)
Sumber: BPS Provinsi Papua & Papua Barat Diolah
I. Provinsi Papua
1.1. Sisi Permintaan
Pada triwulan II-2012, perekonomian Provinsi Papua tumbuh cukup kuat
sebesar 5,27% (yoy) jauh lebih tinggi dari triwulan I 2012 yang tercatat
tumbuh negatif sebesar -3,62% meskipun masih lebih rendah dari
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,4%. Dari sisi permintaan, perbaikan
kinerja ekonomi Papua ditopang oleh komponen konsumsi masyarakat, konsumsi
pemerintah, dan investasi (pembentukan modal tetap bruto) yang tumbuh cukup
menggembirakan sementara sektor eksternal justru mengalami kontraksi yang cukup
dalam. Beberapa hal yang mendorong tingginya konsumsi swasta pada periode
laporan antara lain adalah penerimaan gaji ke 13 PNS yang diikuti oleh awal tahun
ajaran baru. Sementara itu, konsumsi pemerintah yang tumbuh positif berkaitan
dengan persiapan Pemerintah Daerah dalam menggelar Pemilihan Kepala Daerah
(Pilgub dan Pilbup). Walau tidak tumbuh signifikan, kinerja Investasi juga masih
tumbuh positif. Namun demikian, produksi PT. Freeport Indonesia (sebagai salah satu
mesin pertumbuhan ekonomi Papua) yang mulai meningkat tidak serta merta
meningkatkan kinerja ekspor Papua.
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
5
Dari sisi penawaran, ekonomi Papua terutama ditopang oleh pertumbuhan pada
sektor jasa-jasa; sektor lembaga keuangan; sektor industri pengolahan; dan sektor
bangunan.
1.1.1 Konsumsi Rumah Tangga
Pada triwulan II-2012, komponen konsumsi masyarakat tumbuh
mencapai 10,83% (yoy) atau sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 10,88%. Tingginya pertumbuhan konsumsi
masyarakat terutama dipengaruhi oleh musim liburan sekolah, dan persiapan tahun
ajaran baru. Membaiknya konsumsi juga terekam dari survei konsumen di Kota
Jayapura. Hasil Survey Konsumen menunjukkan terdapat kecenderungan konsumen
untuk melakukan pembelian barang-barang durable goods dengan Indeks mencapai
100,7 di triwulan II-2012 sementara Indeks Keyakinan Konsumen secara keseluruhan
yang tercatat sebesar 131,9 masih tergolong sangat optimis dan sedikit lebih tinggi
dibanding triwulan I-2012.
Peningkatan komponen konsumsi juga tergambar dari perkembangan konsumsi
listrik rumah tangga yang tumbuh 12,35% (yoy) pada triwulan II-2012 walau sedikit
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,25% (yoy). Hal lain yang
juga dapat menjadi potret peningkatan komponen juga tercermin dari pertumbuhan
penyaluran kredit konsumsi oleh Bank Umum yang tumbuh sebesar 24,10% (yoy)
pada triwulan II-2012 serta peningkatan jumlah kenderaan baru sebesar 18,17%
(yoy).
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
6
-40
-20
0
20
40
60
80
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2
2009 2010 2011 2012
%Rp Juta
Realisasi Belanja Pegawai Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
-20,00%
-10,00%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
TW I TW II TWIII
TWIV
TW I TW II TWIII
TWIV
TW I TW II TWIII
TWIV
TW I TW II
2009 2010 2011 2012
(Unit)
Jumlah Kendaraan Baru Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
Disisi lain, pengeluaran pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 7,31%
meskipun sedikit lebih rendah dari triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 7,86%.
Peran pemerintah dalam peningkatan konsumsi juga cukup besar seperti terlihat
dari peningkatan realisasi belanja pegawai sebesar 56,24% (yoy).
1.1.2 Investasi
Realisasi investasi pada periode triwulan II-2012 tumbuh lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan I-2012. Hal itu terlihat dari Pembentukan Modal
Tetap Bruto yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,42% (yoy) jauh lebih tinggi
dibandingkan 2,00% pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan investasi tidak
terlepas dari semakin membaiknya animo masyarakat untuk melakukan ekspansi
bisnis seperti tercermin dari semakin tingginya penyaluran kredit untuk pembiayaan
kegiatan investasi. Pada periode triwulan II-2012, realisasi kredit investasi tercatat
sebesar Rp 1,97 triliun atau tumbuh 19,47% (yoy). Tingginya minat ekspansi bisnis
Grafik 7. Jumlah Kendaraan Baru Papua
Sumber: Dispenda Provinsi Papua, diolah
Grafik 6. Realisasi Belanja Pegawai PEMDA Prov. Papua
Sumber: BPKAD Provinsi Papua,
diolah
Sumber: PLN Wilayah Papua, diolah
Sumber: BPKAD Provinsi Papua, diolah
Sumber: BKAD Provinsi Papua, diolah
Grafik 5. Kredit Konsumsi Bank Umum Papua
Sumber: Kantor Bank Indoensia Jayapura
Grafik 4. Konsumsi Listrik Rumah Tangga Papua
Sumber: PLN Wilayah Papua, diolah
-
2
4
6
8
10
12
14
16
20
30
40
50
60
70
80
90
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2011 2012
(%)(Juta Kwh)
Konsumsi Listrik Rumah Tangga Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011 2012
Kredit Konsumsi
Rp. Miliar
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
7
tersebut mencerminkan peningkatan peran investasi swasta dalam mendorong
pengembangan ekonomi Papua yang semakin meningkat. Selain faktor
pembiayaan perbankan, pertumbuhan investasi di triwulan II-2012 juga didorong
oleh meningkatnya realisasi belanja modal Pemerintah Daerah (PEMDA) Provinsi
Papua yang tumbuh mencapai 10,79% (yoy). Pertumbuhan tersebut terutama
didorong oleh realisasi pengerjaan beberapa proyek infrastruktur PEMDA.
1.1.3 Ekspor dan Impor
Ekspor Provinsi Papua pada triwulan II-2011 mengalami kontraksi yang
sangat dalam sebesar -40,51% (yoy) sementara impor juga mengalami
kontraksi sebesar -18,72% namun demikian net expor menjadi bertumbuh
positif sebesar 23,99%. Turunnya ekspor non migas sebesar -17,80% (yoy) menjadi
penyebab utama kontraksi ekspor Papua pada periode laporan. Kelompok komoditas
utama ekspor non migas Papua meliputi produk mineral dengan komoditas antara
lain berupa konsentrat tembaga dan konsentrat emas produksi PT. Freeport
Indonesia (PT.FI). Kontraksi ekspor Papua tersebut juga searah dengan penurunan
Sumber: BPKAD Provinsi Papua, diolah
Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah
Grafik 10. Volume Ekspor Non Migas Papua Grafik 11. Nilai Ekspor Non Migas Papua
-100,00-80,00-60,00-40,00-20,000,0020,0040,0060,0080,00100,00120,00
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
TW1
TW2
TW3
TW4
TW1
TW2
TW3
TW4
TW1
TW2
TW3
TW4
TW1
TW2
2009 2010 2011 2012
Volume ekspor Non Migas (Ton) Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
-80,00
-60,00
-40,00
-20,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
-
5.000,00
10.000,00
15.000,00
20.000,00
25.000,00
TW1
TW2
TW3
TW4
TW1
TW2
TW3
TW4
TW1
TW2
TW3
TW4
Tw1
TW2
2009 2010 2011 2012
Nilai ekspor Non Migas (US$ Ribu)
Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
Grafik 8. Kredit Investasi Bank Umum Papua
Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat
0
500
1000
1500
2000
2500
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011 2012
Investasi
Rp. Miliar
-100
-50
0
50
100
150
200
250
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
TW1
TW2
TW3
TW4
TW1
TW2
TW3
TW4
TW1
TW2
TW3
TW4
TW1
TW2
TW3
Tw4
Tw1
TW2
2008 2009 2010 2011 2012
%Rp Juta
Realisasi Belanja Modal PEMDA Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
Sumber:BKAD Provinsi Papua
Grafik 9. Belanja Modal
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
8
Tabel 5. Perkembangan Penjualan PT. Freeport Indonesia
I II III IV I II III IV I II
Produksi Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 279 276 358 309 284 261 233 68 123 173
Pertumbuhan Tahunan Produksi Tembaga (%) -30,94 -31,51 8,16 12,77 1,79 -5,43 -34,92 -77,99 -56,69 -33,72
Konsentrat Emas (Ribu Ons) 429 294 462 601 441 325 357 148 229 230
Pertumbuhan Tahunan Produksi Emas (%) -24,74 -62,21 -32,55 12,34 2,80 10,54 -22,73 -75,37 -48,07 -29,23
2010 2011Jenis Komoditas
2012
Penjualan PT Freeport baik komoditas tembaga dan komoditas emas yang mengalami
penurunan masing-masing sebesar -33,72% dan -29,23%.
.
Sumber: Laporan Keuangan Freeport-McMoran Cooper and Gold
Melambatnya kinerja impor antara lain tercermin dari penurunan volume impor
non migas Papua yang tumbuh negatif pada triwulan laporan sebesar -37,89%
(yoy). Sejalan dengan penurunan volume, nilai impor Papua juga mengalami
penurunan kinerja dengan pertumbuhan negatif yang mencapai -10,09% (yoy).
1.2. Sisi Penawaran
Pada sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua didorong oleh
pertumbuhan positif seluruh sektor dengan sektor jasa-saja; sektor lembaga
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor industri pengolahan; dan sektor
bangunan mampu mencatat pertumbuhan double digit masing-masing sebesar
14,08%; 12,97%; 12,33%; dan 10,58%. Sementara sektor perdagangan, hotel, dan
restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor listrik dan air bersih; juga
tumbuh cukup baik masing-masing 8,68%; 7,97%; dan 6,02%. Sektor
pertambangan dan sektor pertanian yang memiliki share terbesar hanya tumbuh
masing-masing sebesar 1,60% dan 0,12%.
1.2.1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian pada periode triwulan II-2012 tumbuh positif sebesar
1,60% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tumbuh negatif sebesar -1,69%. Pertumbuhan tersebut juga terlihat dari
(80)
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
-
5
10
15
20
25
30
35
40
45
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011 2012
%Ribu Ton
Volume Impor Non Migas (Ribu Ton) Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
I II III IV I II III IV I II III IV I
2009 2010 2011 2012
%Juta USD
Nilai Impor Non Migas (US$ Juta) Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
Grafik 12. Volume Impor Non Migas Papua Grafik 13. Nilai Impor Non Migas Papua
Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
9
Keterangan 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
yoy (%)
Luas Panen (Ha) 26.336 26.686 29.262 27.572 -5,78
Produktivitas (Ku/Ha) 37,41 38,45 39,45 40,32 2,21
Produksi (Ton) 98.510 102.610 115.437 111.252 -3,63
Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2
LAUT
Produksi (Ton) 57.750 56.916 57.058 58.502 58.510 67.349 67.922 68.360 67.343 71.710
Pertumbuhan Tahunan (%) 2 -0,12 0,05 1,68 1,32 18,33 19,34 16,85 15,10 6,48
PERAIRAN UMUM
Produksi (Ton) 1.914 1.877 1.887 1.925,8 1.926 1.901 1.903 1.930 2.616 2.344
Pertumbuhan Tahunan (%) 2,00 -0,09 0,41 2,39 0,63 1,27 1,35 0,21 35,80 23,29
BUDIDAYA
Produksi (Ton) 584 613 643 656,3 656,4 587,5 590 1.030 1.640 1.558
Pertumbuhan Tahunan (%) 45,31 9,10 19,79 -16,78 12,46 -4,13 -3,69 56,94 149,85 165,19
TOTAL PRODUKSI (Ton) 60.247 59.407 59.588 61.084 61.093 69.837 70.415 71.320 71.599 75.612
PERTUMBUHAN TAHUNAN (%) 2,25 -0,07 0,21 1,43 1,40 17,56 18,53 16,76 17,20 8,27
20122011
2
3
No URAIAN
1
2010
perkembangan produksi beberapa komoditas tanaman seperti komoditas ubi kayu
dan ubi jalar yang merupakan 2 komoditas dengan jumlah produksi yang cukup
signifikan di Papua diprakirakan masing-masing 3,51% dan 0,66%.
Walaupun tumbuh negatif sebesar -3,63% pada triwulan I-2012, pertumbuhan
produktifitas padi masih menunjukkan pertumbuhan positif 2,21% (yoy) yang
didorong oleh peningkatan intensifikasi dan perbaikan pola tanam dan pemupukan.
Sub sektor perikanan sebagai salah satu sub sektor pendorong pertumbuhan
sektor pertanian pada periode triwulan ini tumbuh sebesar 8,27% (yoy). Peningkatan
kinerja sub sektor perikanan tercermin dari peningkatan volume produksi seluruh
jenis komoditas perikanan baik perikanan laut, perikanan perairan umum maupun
perikanan budidaya. Sepanjang periode triwulan II-2012, total volume hasil produksi
perikanan mencapai 75.612 ton.
Tabel 9. Perkembangan Produksi Perikanan Provinsi Papua
Pertumbuhan sektor pertanian juga tercermin dari pertumbuhan nilai NTP Papua pda triwulan II-2012 sebesar 101,74 lebih tinggi dari tiwulan II-2012 sebesae 101,11. Hal ini disebabkan adanya peningkatan pada kapasitas lahan dan membaiknya hasil panen komoditas pertanian.
Keterangan 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
yoy (%)
Produksi Ubi Kayu (Ton) 36.500 35.530 34.899 36.125 3,51
Produktivitas (Ku/Ha) 119,83 118,91 121,73 122,58 0,70
Luas Panen (Ha) 3.046 2.988 2.867 2.947 2,79
Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah
Keterangan2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
yoy (%)
Produksi Ubi Jalar (Ton) 343.325 349.135 348.438 350.742 0,66
Produktivitas (Ku/Ha) 98,01 100,70 101,25 101,09 -0,16
Luas Panen (Ha) 35.028 34.670 35.810 37.444 4,56
Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah
Tabel 6. Perkembangan Produksi Ubi Kayu di Provinsi Papua
Tabel 7. Perkembangan Produksi Ubi Jalar di Provinsi Papua
Tabel 8. Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Papua
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua,
diolah
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
10
99
99,5
100
100,5
101
101,5
102
102,5
103
103,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2010 2011 2012
Papua Barat
Sumber: BPS Provinsi Papua
1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2012 mengalami
pertumbuhan sebesar 0,12% (yoy) atau lebih tinggi dari pertumbuhan
negatif sebesar -8,62% pada triwulan I-2012. Sebagai penyumbang utama sektor
tambang, kegiatan produksi PT. Freeport Indonesia yang telah mulai beroperasi
normal walaupun belum dengan utilitasasi penuh sangat berperan dalam kinerjas
sektor tambang.
Tabel 10. Perkembangan Produksi PT. Freeport Indonesia
Laporan Keuangan Publikasi periode triwulan II-2012 Freeport-McMoran Copper
and Gold (holding company dari PT.Freeport Indonesia) menunjukkan pertumbuhan
sebesar 40,65%. Pada periode yang sama, volume produksi komoditas konsentrat
emas juga mengalami peningkatan sebesar 0,44%
1.2.3. Sektor pengolahan
Industri pengolahan pada triwulan II-2012 diperkirakan tumbuh sebesar
12,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
mencapai 5,11% (yoy). Pertumbuhan ini juga terekam dari dan sejalan dengan
peningkatan konsumsi listrik sektor industri yang tercatat mencapai sebesar 678 ribu
Kwh sepanjang periode triwulan II-2012 atau tumbuh mencapai 14,04% (yoy).
I II III IV I II III IV I II
Produksi Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 279 276 358 309 284 261 233 68 123 173
Pertumbuhan Tahunan Produksi Tembaga (%) -30,94 -31,51 8,16 12,77 1,79 -5,43 -34,92 -77,99 -56,69 -33,72
Konsentrat Emas (Ribu Ons) 429 294 462 601 441 325 357 148 229 230
Pertumbuhan Tahunan Produksi Emas (%) -24,74 -62,21 -32,55 12,34 2,80 10,54 -22,73 -75,37 -48,07 -29,23
2010 2011Jenis Komoditas
Sumber: Laporan Keuangan Freeport-McMoran Cooper and Gold
2012
Grafik 14. Nilai Tukar Petani Papua
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
11
-100
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
0
100
200
300
400
500
600
700
800
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2011 2012
%Ribu Kwh
Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
Grafik 15 Perkembangan Konsumsi Listerik Industri
Sumber: PT PLN Wilayah Papua
1.2.4. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran
Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan I-2012
diperkirakan tumbuh sebesar 8,68% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
triwulan I-2012 yang mencapai 8,18% (yoy). Pertumbuhan sektor PHR yang
signifikan pada periode triwulan ini didorong adanya persiapan PILKADA yang
mendorong peningkatan occupancy rate hotel, musim liburan dan persiapan tahun
ajaran baru, serta meningkatnya kegiatan PEMDA untuk membahas berbagai
program kerja.
Tabel 11 Okupansi Hotel Jayapura
1.2.5. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan II-2012 tumbuh
mencapai 7,97% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan
I-2012 yang tercatat sebesar 7,41% (yoy). Pertumbuhan sektor ini didorong sub
sektor-sub sektor yang dominan yaitu angkutan laut, angkutan udara dan
I II III IV II I III IV I I I*
-3,75 -8,44 -7,89 19,42 2,95 8,54 3,80 21,00 27,81 46,09
*) Proyeksi KBI Jayapura, Sumber BPS Provinsi Papua
70,00
2011
56,81 77,62
2012
80,00
2010
50,45 53,20 Tingkat Hunian Hotel
Bintang di Papua
Growth (yoy)
Indikator
54,76 54,73 64,15 54,77
Sumber: PT. Pelindo IV Wilayah Papua
Tabel 12. Perkembangan Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Papua
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2
Perkembangan Arus
Penumpang (orang)43.191 102.685 153.247 210.308 46.971 48.683 81.078 232.699 47.419 73.964
Pertumbuhan Tahunan (%) -29,72 -6,44 2,84 17,08 8,75 -52,59 -47,09 10,65 0,95 51,93
2011Indikator
2010 2011
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
12
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2
-Menurut Jenis Perdagangan (Ton/M3) 208.463 506.208 761.284 1.072.523 250.156 297.747 254.740 922.370 284.266 350.915
-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Perdagangan (%) -4,25 12,70 7,11 32,09 20,00 -41,18 -66,54 -14,00 13,64 17,86
-Menurut Jenis Distribusi (Ton/M3) 208.463 506.207 761.284 1.269.775 245.986 297.746 254.740 922.370 284.266 350.915
-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Distribusi (%) -4,25 12,70 7,11 56,38 18,00 -41,18 -66,54 -14,00 15,56 17,86
-Menurut Jenis Kemasan (Ton/M3) 208.463 506.208 761.039 1.107.456 252.240 290.998 255.625 919.188 284.265 298.702
-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Kemasan (%) -4,25 9,67 7,07 35,08 21,00 -42,51 -66,41 -17,00 12,70 2,65
2012Perkembangan Arus Bongkar
Muat Barang
2010 2011
komunikasi, serta sub sektor angkutan jalan raya yang tetap tumbuh pada periode
triwulan ini dibadingkan triwulan sebelumnya. Sesuai kondisi geografis, sarana
transportasi laut dan angkutan udara merupakan transportasi dominan di Provinsi
Papua dalam menunjang mobilitas arus distribusi barang maupun orang.
Pertumbuhan siginifikan yang terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi juga
tercermin dari peningkatan jumlah penumpang menjadi sebesar 73.964 orang
tumbuh 51,93% (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Perbaikan kinerja sektor Pengangkutan dan Komunikasi juga terekam melalui
arus bongkar muat barang di Pelabuhan Papua. Arus bongkar muat barang yang
dibagi menjadi 3 kategori tumbuh positif pada triwulan II-2012, masing-masing
sebesar: menurut jenis perdagangan 17,86%, menurut jenis distribusi 17,86% dan
menurut jenis kemasan 2,85 %. Perbaikan tersebut disebabkan oleh semakin baiknya
perencanaan yang dilakukan oleh para distributor untuk memasok kebutuhan pokok
di Wilayah Papua.
Tabel 13. Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Papua
Sumber: PT Pelindo Papua
1.2.7. Sektor Lainnya
Beberapa sektor lainnya yaitu sektor listrik dan air bersih, sektor bangunan,
sektor jasa-jasa pada periode triwulan II-2012 masing-masing tumbuh sebesar
6,02% (yoy), 10,58% (yoy), 14,08% (yoy) lebih tinggi bila dibandingkan periode
triwulan sebelumnya.
Sumber: PT. Pelindo IV Wilayah Papua
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
13
II. Provinsi Papua Barat
2.1. Sisi Permintaan
Pada triwulan II-2012, ekonomi Papua Barat masih tumbuh cukup
signifikan sebesar 23,69% (yoy) walaupun lebih rendah dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 35,87% (yoy) tetapi masih jauh di
atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,4%. Masih tingginya kinerja
ekonomi Papua Barat tetap ditopang oleh seluruh komponen pengeluaran seperti
konsumsi, investasi (pembentukan modal tetap bruto), pengeluaran pemerintah, dan
sektor eksternal (ekspor minus impor). Beberapa hal yang mendorong tingginya
konsumsi swasta pada periode laporan antara lain adalah penerimaan gaji ke 13 PNS
yang diikuti dengan masuknya awal tahun ajaran baru 2012/2013. Di sisi lain,
pengeluaran pemerintah yang tumbuh positif berkaitan percepatan realisasi
anggaran baik untuk infrastruktur maupun program kerja rutin Pemerintah Daerah.
Sementara itu, kinerja sektor eksternal yang tumbuh 67,69% juga turut memberikan
sumbangsih yang cukup berarti bagi kinerja perekonomian Papua Barat.
Tabel 14 Pertumbuhan Sisi Permintaan Provinsi Papua Barat
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
Sementara itu, dari sisi penawaran, kinerja perekonomian Papua Barat lebih
banyak ditopang oleh pertumbuhan sektor industri pengolahan 52,04%; sektor
konstruksi yang tumbuh 10,39%; angkutan dan komunikasi 9,45%; sektor listrik,
gas, dan air bersih 8,25%; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan 8,20%;
dan sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar 6,83%.
2.1.1 Konsumsi
Konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2012 tumbuh sebesar 7,78%
(yoy), sedikit lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat
7,04% (yoy). Relatif tingginya pertumbuhan konsumsi tersebut merupakan salah
I II III IV I II III IV I II
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1.64% 4.99% 7.38% 11.61% 11.92% 10.37% 10.43% 7.31% 7.04% 7.78%
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 6.67% -0.56% 6.27% 10.25% 6.34% 5.38% 8.67% 9.06% 5.22% 4.55%
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9.38% 19.61% 18.36% 13.37% 2.02% 0.02% 2.83% 4.56% 4.50% 6.74%
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.95% 5.66% 7.86% 15.01% 16.46% 10.66% 10.34% 6.82% 11.68% 14.71%
5. Perubahan Stok 179.02% 258.91% 251.55% 278.79% 20.64% 3.96% -0.58% 8.91% 2.79% 20.10%
6. Diskrepansi Statistik
7. Ekspor Barang dan Jasa 46.72% 42.53% 30.66% 48.49% 60.64% 82.63% 93.85% 132.75% 80.90% 51.80%
8. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -2.22% 0.64% 8.18% 8.50% 5.21% 6.85% 11.84% 11.12% 82.20% 77.03%
PDRB 25.31% 29.43% 25.02% 34.42% 20.16% 26.74% 31.80% 28.87% 35.87% 23.69%
Pertumbuhan PDRB Papua Barat2010 2011 2012
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
14
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
0
20
40
60
80
100
120
140
160
9 10 11 12 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2010 2011 2012
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Garis 100 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
50.00%
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012Konsumsi Pertumbuhan Konsumsi
0
5
10
15
20
25
30
0
5
10
15
20
25
30
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2011 2012
(Juta Kwh) (%)
Jumlah Konsumsi Listrik Komersial Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
-5
0
5
10
15
20
25
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2011 2012
(%)(Juta Kwh)
Jumlah Konsumsi Listrik RT Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
indikator akan membaiknya pendapatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan hasil
Survey Konsumen Bank Indonesia di Kota Manokwari yang terus menunjukkan
peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Pada triwulan II-2012 IKK naik
menjadi sebesar 142,3 dari 129,4 pada triwulan I-2012. Ini berarti bahwa konsumen
masih tetap optimis akan kondisi ekonomi ke depan sehingga masih akan dapat
meningkatkan konsumsinya seperti tercermin dari masih tingginya indeks pembelian
durable goods yang mencapai sebesar 112,0.
Selanjutnya, komponen konsumsi masyarakat tersebut memberikan kontribusi
pertumbuhan ekonomi sebesar 3,23% pada triwulan II-2012. Pertumbuhan yang
signifikan tersebut antara lain didorong oleh peningkatan penyaluran kredit konsumsi
perbankan. Pada periode triwulan II-2012, realisasi kredit konsumsi tercatat sebesar
Rp 1,86 trilliun atau tumbuh sebesar 34,20% (yoy). Peningkatan kinerja konsumsi
masyarakat juga tercermin dari konsumsi listrik rumah tangga yang pada periode
laporan tercatat sebesar 48,98 juta Kwh atau tumbuh sebesar 22,31% (yoy)
Grafik 16. Grafik Survey Konsumen
Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat Sumber: Survei Konsumen KPwBI Papua & Papua Barat
Grafik 17. Kredit Konsumsi
Papua Barat
Grafik 18. Konsumsi Listrik Papua Barat
Sumber: PLN Wilyah Papuua
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
15
-120.00%
-100.00%
-80.00%
-60.00%
-40.00%
-20.00%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
0
500
1000
1500
2000
2500
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012
Produksi LNG Tangguh Growth
2.1.2. Ekspor Impor
Perkembangan ekspor Provinsi Papua Barat pada periode triwulan II-2012
diperkirakan tumbuh mencapai 51,80% (yoy), lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan triwulan I-2012 sebesar 80,90%. Tinginya nilai ekspor Provinsi
Papua Barat didominasi antara lain oleh ekspor gas alam cair hasil produksi LNG
Tangguh. Namun demikian juga terdapat ekspor non migas khususnya Nikel hasil
produksi usaha tambang di Kabupaten Raja Ampat dengan volume ekspor sebesar
2.558.341 ton.
Disisi lain, impor juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi yakni sebesar
77,03% (yoy) meskipun lebih rendah dari 82,20% pada triwulan I-2012. Meskipun
pertumbuhan impor lebih besar dari pertumbuhan ekspor, namun secara netto sekor
external masih mengalami surplus dan tumbuh cukup signifikan yakni sebesar
67,69%.
2.2. Sisi Penawaran
Dari sisi penawaran, seluruh sektor utama ekonomi mengalami pertumbuhan
yang sangat menggembirakan dengan sektor industri pengolahan menjadi sektor
yang tumbuh paling tinggi yakni sebesar 52,04% (yoy) diikuti oleh sektor konstruksi;
sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estat, dan jasa
perusahaan; sektor listrik, gas dan air bersih; serta sektor PHR yang masing-masing
Tabel 19. Tabel Perkembangan Ekspor
Sumber: Laporan Keuangan LNG Tangguh, Proyeksi KPwBI Papua & Papua
Barat
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
16
0
20
40
60
80
100
120
140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
2010 2011 2012
Papua Barat
tumbuh sebesar 10,39%; 9,45%; 8,25%; 8,20%; dan 8,03%. Lebih lanjut rincian
pertumbuhan masing-masing sektor disajikan pada tabel berikut:
Tabel 15 Pertumbuhan Sektoral PDRB Provinsi Papua Barat
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
2.2.1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian pada periode triwulan I-2012 diperkirakan tumbuh
sebesar 2,25% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2012
yang tercatat sebesar 0,74%. Masuknya musim panen pada beberapa komoditas
seperti padi merupakan salah satu penyebab masih positif pertumbuhan sektor ini.
Indikasi musim panen juga terlihat dari kenaikan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) pada
triwulan II-2012 menjadi sebesar 102,68 dari sebesar 102,56 pada triwulan I-2012.
Grafik 20 Nilai Tukar Provinsi Papua Barat
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
2.2.2. Sektor Industri Pengolahan Sektor-sektor Industri Pengolahan tumbuh sangat signifikan sebesar 52,04%
(yoy). Walau angka tersebut lebih rendah dari pertumbuhan 89,85% (yoy) pada
triwulan I-2012, sektor ini masih tetap menjadi sektor penyumbang pertumbuhan
I II III IV I II III IV I II
PERTANIAN 6.91% 7.26% 5.53% 5.06% 4.66% 0.57% 0.56% 0.64% 0.74% 2.25%
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -2.08% -1.45% -0.80% -0.42% 2.95% 5.54% 7.95% 9.13% 15.71% 6.83%
INDUSTRI PENGOLAHAN 133.11% 167.18% 77.37% 142.58% 50.03% 66.20% 66.19% 72.43% 89.85% 52.04%
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.18% 7.37% 6.13% 9.10% 8.97% 8.60% 9.83% 7.48% 10.08% 8.25%
KONSTRUKSI 7.15% 9.99% 8.07% 11.53% 16.04% 13.08% 13.61% 8.95% 10.58% 10.39%
PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2.81% 1.80% 1.16% 10.85% 12.33% 14.29% 15.58% 6.01% 8.77% 8.03%
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11.68% 10.35% 10.27% 12.61% 12.01% 13.30% 14.67% 10.74% 12.31% 9.45%
KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 13.08% 2.06% 13.92% -5.04% 7.01% 11.27% 12.45% 18.43% 8.05% 8.20%
JASA-JASA 20.68% 15.55% 16.54% 30.05% 17.58% 29.96% 30.90% 16.26% 12.90% 3.81%
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 25.31% 29.43% 25.02% 33.88% 20.16% 26.74% 31.80% 29.39% 35.87% 23.69%
Pertumbuhan PDRB Provinsi Papua Barat2010 2011 2012
Sumber: PT.Pelindo IV Cabang Manokwari Sumber: Bank Indonesia
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
17
-100
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
0
100
200
300
400
500
600
700
800
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2011 2012
%Ribu Kwh
Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)
terbesar dengan andil 20,11% bagi ekonomi Papua Barat. Kinerja sektor industri
pengolahan didominasi oleh sub sektor gas alam cair yang disumbang oleh LNG
Tangguh. Masih tingginya kinerja sektor ini juga tercermin dari penggunaan listrik
industri sebesar 677 ribu kWh yang tumbuh sebesar 14,04% pada triwulan II-2012.
Grafik 21 Penggunaan Listerik
Sumber: PLN Wilayah Papua
2.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran
Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan II-2012
diperkirakan tumbuh sebesar 8,03% (yoy), atau sedikit lebih rendah
dibandingkan triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 8,77% (yoy). Perbaikan
kinerja sektor PHR juga tercermin dari meningkatnya konsumsi listrik konsumen
komersial yang tumbuh mencapai 4,90% (yoy) sebagai akibat dari meningkatnya
aktivitas bisnis atau dengan jumlah konsumsi listrik mencapai sebesar 24,78 juta
Kwh.
2.2.4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Pada triwulan II-2012, sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan
tumbuh mencapai 9,45% (yoy), atau jauh lebih rendah dibandingkan
triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 12,31% (yoy). Perkembangan sektor
pengangkutan dan komunikasi tercermin dari tumbuhnya sub sektor angkutan udara
dan angkutan laut sebagai jenis angkutan yang paling banyak dipergunakan
masyarakat di Papua Barat. Tumbuhnya sektor pengangkutan dan komunikasi
tercermin dari perkembangan arus penumpang kapal di Pelabuhan Papua Barat
tumbuh mencapai 15,43% (yoy)
Sumber: PLN Wilayah Papua
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
18
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
A. PENDEKATAN PENDAPATAN
1. Biaya Tenaga Kerja 22.14 25.47 7.65 48.16 24.53 7.81
2. Surplus -0.46 64.70 24.90 13.84 5.56 35.33
3. Pajak Tak Langsung Neto 354.17 -55.85 213.36 -25.97 -38.45 33.80
4. Penyusutan 32.98 35.59 24.60 28.06 10.06 7.71
PRODUK BRUTO / NILAI TAMBAH BRUTO 4.15 52.25 19.72 22.76 9.45 28.06
B. PENDEKATAN PRODUKSI
1. Hasil imputasi jasa 1.64 50.53 27.59 31.95 15.26 32.52
2. Penerimaan neto dari transaksi devisa 2,426.98 32.98 -275.50 -285.08 -112.88 -220.58
3. Provisi dan komisi 21.69 27.48 -37.88 2.07 -2.54 -4.47
4. Pendapatan operasional lainnya 34.81 11.96 302.33 60.58 69.12 51.52
GROSS OUTPUT 5.22 45.50 20.36 28.40 13.22 27.33
5. Biaya-biaya antara 12.07 20.62 23.55 52.35 35.58 23.91
NILAI TAMBAH BRUTO / PRODUK BRUTO 4.15 52.25 19.72 22.76 9.45 28.06
KOMPONEN2011 2012
Peningkatan kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi juga tercermin dari
pertumbuhan arus bongkar muat barang di pelabuhan Provinsi Papua Barat yang
tumbuh menurut jenis perdagangan, menurut jenis distribusi maupun menurut jenis
kemasan yang masing-masing tumbuh sebesar 7,75% (yoy).
2.2.5. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Pada periode laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
tumbuh sebesar 8,20% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan I-2012 sebesar 8,05% (yoy). Sub sektor bank memberikan andil yang
cukup signifikan pada pertumbuhan sektor ini seperti tercermin dari pertumbuhan
tahunan Nilai Tambah Bank (NTB) sebesar 28,09% (yoy).
Tabel 18 Nilai Tambah Bank
Tabel 16. Perkembangan Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Provinsi Papua Barat
Sumber: PT.Pelindo IV Cabang Manokwari dan Proyeksi KPwBI Papua & Papua
Barat
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2
Perkembangan Arus Penumpang (orang) 51,951 43,468 51,336 39,237 58,412 46,280 64,293 54,649 62,846 53,419
Pertumbuhan Tahunan Arus Penumpang (%) 16.52 10.91 3.02 -9.56 12.44 6.47 25.24 39.28 7.59 15.43
2011 2012Keterangan
2010
Tabel 17. Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Provinsi Papua Barat
Sumber: PT. Pelindo IV Cabang Manokwari dan Proyeksi KPwBI Papua & Papua Barat
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2
Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang
-Menurut Jenis Perdagangan (Ton/M3) 70,069 79,171 86,510 82,650 89,713 79,459 82,478 102,272.10 95,768.63 87,206.25
-Pertumbuhan Tahunan (%) 16.75 1.60 25.05 16.27 28.04 0.36 -4.66 23.74 6.75 9.75
-Menurut Jenis Distribusi (Ton/M3) 70,069 79,162 86,510 82,650 89,713 79,459 82,478 102,272.10 95,768.63 85,521.72
-Pertumbuhan Tahunan (%) 16.75 1.59 25.05 16.27 28.04 0.38 -4.66 23.74 6.75 7.63
-Menurut Jenis Kemasan (Ton/M3) 70,069 79,162 86,510 82,650 89,713 79,459 82,478 102,272.10 95,768.63 85,617.07
-Pertumbuhan Tahunan (%) 16.76 1.59 25.05 16.27 28.04 0.38 -4.66 23.74 6.75 7.75
20122011Keterangan 2010
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
19
-200,0%
-100,0%
0,0%
100,0%
200,0%
300,0%
400,0%
500,0%
600,0%
700,0%
800,0%
900,0%
-
5.000,00
10.000,00
15.000,00
20.000,00
25.000,00
30.000,00
35.000,00
I II III IV I II III IV I II
Papua Barat Growth
2.2.6. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Pada periode laporan, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh
6,83% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I-2012 sebesar
15,71% (yoy). Kecenderungan penurunan harga komoditas di pasar internasional
ditengarai menjadi salah satu penyebab penurunan kinerja sektor ini.
2.2.7. Sektor Konstruksi
Pada periode laporan, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh
10,39% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I-2012
yang tercatat sebesar 10,58% (yoy). Kecenderungan penurunan harga komoditas
ditengarai menjadi salah satu penyebab penurunan kinerja sektor ini. Pertumbuhan
sektor konstruksi tersebut sejalan dengan perkembangan penggunaan semen pda
triwulan berjalan yang mencapai 127% (yoy) jauh dengan nilai pengadaan 12.687
sak.
Grafik 22 Perkembangan Semen
Sumber: Departemen Statistik & Ekonomi Moneter
2.2.8. Sektor Lainnya
Sementara itu, 2 sektor lainnya yakni sektor listrik, gas, dan air bersih serta
sektor jasa-jasa pada periode triwulan ini tumbuh positif masing-masing sebesar
8,25%; dan 3,81% atau masing-masing lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat 10,08% dan 12,90%. Kedua sektor ini masing-masing
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat sebesar 0,03%
dan 0,40%.
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
20
IHK MTM YOY IHK MTM YOY IHK MTM YOY IHK MTM QTQ YOY IHK MTM QTQ YOY
Bahan Makanan 135.97 (0.03) 2.79 136.41 (2.87) 1.34 140.26 (0.36) 6.00 137.38 (5.71) (2.05) 0.43 140.20 2.45 2.05 3.11
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 144.76 (0.01) 5.43 145.14 (0.07) 5.43 145.66 0.30 2.12 146.80 0.47 0.78 2.72 145.75 0.21 (0.72) 0.68
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 115.71 0.10 4.65 116.05 0.13 2.44 116.67 0.42 1.93 117.50 0.38 0.71 2.13 118.04 0.29 0.46 2.01
Sandang 120.54 0.05 3.14 126.53 1.48 9.20 129.03 0.26 8.40 129.50 0.08 0.36 8.47 128.14 (0.33) (1.05) 6.30
Kesehatan 114.67 0.14 1.34 115.16 0.38 1.67 114.87 0.01 0.50 115.42 0.25 0.48 1.19 115.62 0.21 0.17 0.83
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 108.32 - 0.24 108.76 - 0.62 108.74 (0.12) 0.38 108.75 - 0.01 0.41 108.92 0.16 0.16 0.55
Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 118.63 2.74 5.26 117.50 (1.71) 2.62 118.72 1.52 2.50 117.59 0.19 (0.95) 2.11 118.69 0.94 0.94 0.05
Inflasi Jayapura (Inflasi MTM,YOY = %) 125.03 0.60 3.93 125.38 (1.07) 2.82 126.97 0.36 3.40 126.38 (1.52) (0.46) 1.94 127.28 0.96 0.71 1.80
Kelompok Komoditi TW IITW IV
2011
TW I
2012
TW II TW III
BAB 2 PERKEMBANGAN HARGA
1. Provinsi Papua
1.1. Kondisi Umum
Inflasi di Propinsi Papua dihitung dari pergerakan harga barang dan jasa di Kota
Jayapura. Sampai dengan periode triwulan II-2012, inflasi Jayapura tercatat sebesar 1,80%
(yoy) sedikit lebih rendah dari 1,90% (yoy) pada triwulan I-2012. Jika dilihat secara
triwulanan, inflasi kota Jayapura tercatat sebesar 0.71% (qtq) atau jauh lebih tinggi
dibanding deflasi sebesar 0,46% (qtq) pada triwulan I-2012. Peningkatan inflasi yang
signifikan tersebut terutama disebabkan siklus konsumsi Pemerintah maupun Swasta yang
memang umumnya terjadi pada triwulan II-2012 serta kenaikan harga komoditas bahan
makanan khususnya komoditas ikan-ikanan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-
2012.
Tabel 19. Perkembangan Inflasi Kota Jayapura
Sumber: BPS Provinsi Papua
Inflasi pada triwulan berjalan terutama disumbang oleh kenaikan indeks pada
kelompok barang dan jasa sebagai berikut; kelompok Bahan Makanan sebesar 2,05%,
kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,46%, kelompok
Kesehatan sebesar 0,17%, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,16%, kelompok
Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 0,94%. Sementara itu, penurunan
indeks kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar -0,72% dan
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
21
kelompok Sandang sebesar -1,05% menjadi penahan inflasi tidak naik ke level yang lebih
tinggi.
Dengan demikian, secara umum kenaikan harga (inflasi) yang terjadi pada triwulan II
2012 juga searah dengan hasil pemantauan Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Papua & Papua Barat melalui Survei Pemantauan Harga (SPH) baik di pasar
tradisional maupun pasar modern di Kota Jayapura. Hasil SPH mengindikasikan
terjadi kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti ikan ekor kuning 8,30%
(qtq), ikan kembung 6,1% (qtq), ikan cakalang 8,0 (qtq), ikan tongkol 5,80% (mtm),
udang basah 1,90% (qtq).
Tabel 20. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Volatile Food
Sumber: Survei Pemantauan Harga KBI Jayapura Bekerjasama Dengan KEDUA UNCEN
1.2. Disagregasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi
Keseluruhan kelompok inflasi (core, volatile food, dan administered) tercatat
mengalami inflasi yang bervariasi. Inflasi kelompok inti (core) tercatat sebesar 1,76%
(yoy) tetapi secara triwulanan mengalami deflasi sebesar -0,19% (qtq). Penyumbang
inflasi pada kelompok ini adalah sub kelompok bahan makanan lainnya 3,32%,
makan jadi 0,01%, minuman yang tidak beralkohol 0,30%, biaya tempat tinggal
0,42%, peyelenggaraan rumah tangga 0,19%, sandang wanita 0,03%,
perlengkapan dan peralatan pendidikan 1,00%, perwatan jasmani dan kosmetika
0,49%.
Selanjutnya, inflasi pada kelompok volatile food masing-masing tercatat 2,96% (yoy)
dan secara triwulanan sebesar 2,16% (qtq). Sub kelompok yang signifikan menjadi
penyebab inflasi pada kelompok ini adalah ikan segar 9,05%, ikan diawetkan
6,28%, bumbu-bumbuan 3,54%, sayur-sayuran 3,31%, buah-buahan 2,46%,
kacang-kacangan 0,98%.
I I I I I I IV V I II I I I IV I I I I I I IV
IKAN BANDENG/EKOR KUNING 39000 40000 41000 40500 39500 42.500 43.000 42000 42.500 6,3% 10,3% 7,7% 9,0% 8,3%
IKAN KEMBUNG 39000 39000 41000 41000 41000 41.000 42.000 41500 42.000 2,5% 7,7% 6,4% 7,7% 6,1%
IKAN MAS/CAKALANG 39500 39500 39500 40000 39500 42.000 40.500 45000 42.000 5,0% 3,8% 15,4% 7,7% 8,0%
IKAN TONGKOL 41000 41500 42000 41000 40500 40.000 41.000 42000 43.000 0,0% 5,1% 7,7% 10,3% 5,8%
UDANG BASAH 39500 42500 41500 41000 42000 42.000 41.000 38500 38500 5,0% 5,1% -1,3% -1,3% 1,9%
Mei Juni Growth Rata-Rata
Growth (qtq)KOMODITAS
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
22
-10
-5
0
5
10
15
20
25
4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2009 2010 2011 2012
%,yoyDisagregasi Inflasi Papua
Inflasi IHK (yoy) Core
Adm Price Volatile Foods
Sumber: BPS (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
Sementara itu, inflasi pada kelompok administered prices tercatat sebesar 0,57%
(yoy) dan 0,93 (qtq). Inflasi pada kelompok ini disumbang oleh sub kelompok
transpor 1,21% serta sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,72%.
Tabel 21. Disagregasi Inflasi
Sumber: KBI Jayapura
Grafik 23. Perkembangan Disagregasi Grafik 24. Perkembangan SEK Inflasi Provinsi Papua
Sumber: KBI Jayapura Sumber: KBI Jayapura
1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas
1.3.1 Kelompok Bahan Makanan
Kelompok Bahan Makanan pada triwulan II-2012 mengalami inflasi sebesar
3,11% (yoy) atau 2,05% (qtq). Adapun sub kelompok yang menyebabkan kenaikan
harga pada kelompok ini adalah: sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar
0,05%, sub kelompok ikan segar sebesar 0,38%, sub kelompok sayur- sayuran
sebesar 7,72%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 4,36%, sub kelompok
I II III IV I II III IV I II
Index 112.77 114.54 114.78 116.78 117.19 117.89 118.83 119.45 120.20 119.97
Kontribusi (mtm) 0.04 0.28 0.18 0.47 0.04 0.01 0.03 0.11 0.08 0.12
Kotribusi qtq 0.13 0.66 0.13 0.77 0.16 0.26 0.32 0.21 0.30 -0.05
Kontribusi (yoy) 0.77 1.53 1.07 1.71 1.75 1.33 1.55 0.98 1.11 0.78
Inflasi Core (mtm) 0.09 0.66 0.37 1.07 0.09 0.01 0.09 0.23 0.12 0.22
Inflasi Core (qtq) 0.27 1.56 0.21 1.74 0.35 0.60 0.80 0.52 0.62 -0.19
Inflasi Core (yoy) 1.83 3.40 2.40 3.83 3.91 2.93 3.53 2.29 2.57 1.76
Index 130.82 131.90 134.52 132.35 136.60 135.99 136.32 140.10 137.08 140.04
Kontribusi (mtm) 0.46 0.42 0.33 0.97 0.00 -0.01 -0.76 -0.08 -1.38 0.69
Kontribusi (qtq) 1.18 0.20 0.58 -0.40 1.13 -0.12 -0.09 0.94 -0.56 0.55
Kontribusi (yoy) 0.58 1.50 2.70 1.40 1.48 1.05 0.53 1.78 0.16 0.67
Inflasi Volatile (mtm) 1.68 1.98 1.38 3.81 -0.27 0.05 -2.79 -0.38 -5.56 2.36
Inflasi Volatile (qtq) 4.42 0.82 1.98 -1.61 3.21 -0.44 0.24 2.78 -2.16 2.16
Inflasi Volatile (yoy) 2.38 5.90 9.55 5.64 4.41 3.11 1.34 5.86 0.35 2.98
Index 120.55 120.77 124.47 125.99 125.61 129.18 128.29 129.70 128.73 129.92
Kontribusi (mtm) 0.06 -0.02 0.04 0.33 0.00 0.54 -0.31 0.33 0.06 0.21
Kontribusi QTQ) 0.01 0.04 0.78 0.28 -0.06 0.65 -0.15 0.25 -0.17 0.21
Kontribusi (yoy) 1.76 1.45 0.93 1.12 1.04 1.66 0.71 0.68 0.57 0.14
Inflasi Adm Price (mtm) 0.25 -0.09 0.18 1.46 0.00 2.39 -1.42 1.47 0.25 0.91
Inflasi Adm (qtq) 0.03 0.18 3.06 1.22 -0.30 2.84 -0.69 1.10 -0.75 0.93
Inflasi Adm Price (yoy) 7.67 6.34 3.64 4.54 4.19 6.96 3.07 2.94 2.48 0.57
20122011
Core
Volatile
Foods
Adm Price
2010Komponen Disagregasi
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
23
buah-buahan sebesar 1,70%, sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 16,65% dan
sub kelompok bahan makanan Lainnya sebesar 3,31%.
1.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok ini pada triwulan II-2012 mengalami inflasi 0,68% (yoy) tetapi secara
triwulanan mengalami deflasi sebesar -0,72% (qtq). Dari tiga sub kelompok dalam
kelompok ini, sub kelompok yang menyebabkan deflasi adalah sub kelompok
minuman yang tidak beralkohol -4,66%.
1.3.3 Kelompok Perumahan, Air Dan Listrik.
Kelompok ini pada triwulan II-2012 mengalami inflasi 2,01% (yoy) dan 0,46%
(qtq). Adapun yang mendorong kenaikan inflasi kelompok tersebut adalah sub
kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,68% dan sub kelompok penyelenggaraan
rumah tangga sebesar 0,22%.
1.3.4. Kelompok Sandang
Kelompok ini pada triwulan II- 2012 mengalami inflasi 6,30% (yoy), namun
demikian secara triwulanan mengalami deflasi -1,05 (qtq). Deflasi triwulanan tersebut
disumbang oleh deflasi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang Lainnya
sebesar -2,94% dan sub kelompok sandang laki-laki -0,07%, serta sub kelompok
sandang wanita -0,09%.
1.3.5 Kelompok Kesehatan
Kelompok ini pada triwulan II- 2012 mengalami inflasi 0,83% (yoy) atau 0,17%
(qtq) yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga sebesar 0,39% pada sub kelompok
perawatan jasmani dan kosmetika. Kelompok ini secara keseluruhan memberikan
andil/sumbangan inflasi sebesar 0,01%.
1.3.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga pada triwulan II-2012 mengalami
inflasi 0,55% (yoy) dan 0,16 (qtq). Penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah
kenaikan harga pada sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar
1,00%.
1.3.7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan pada triwulan II-2012
mengalami inflasi sebesar 0,05% (yoy) dan 0,94 (qtq). Sub kelompok yang
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
24
IHK MTM YOY IHK MTM YOY IHK MTM YOY IHK MTM QTQ YOY IHK MTM QTQ YOY
Bahan Makanan 155.53 3.60 3.75 157.40 (1.06) (0.11) 156.45 2.19 (0.26) 153.30 (0.18) (2.01) 0.17 164.33 4.08 7.20 5.65
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 159.66 0.15 3.75 159.95 0.08 1.66 162.15 0.86 1.75 163.22 0.27 0.66 2.96 166.11 0.42 1.77 4.04
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 140.34 0.05 5.82 141.76 0.08 4.52 142.76 0.19 3.85 143.68 0.10 0.64 3.41 144.06 0.03 0.26 2.65
Sandang 121.40 0.12 3.05 123.11 - 3.90 123.39 (0.34) 2.73 123.85 0.15 0.37 2.59 125.96 0.04 1.70 3.76
Kesehatan 132.04 (0.51) 1.97 134.46 (0.01) 3.43 134.98 0.26 3.89 136.78 0.56 1.33 3.30 137.23 0.05 0.33 3.93
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 121.18 0.26 6.38 123.55 1.67 3.01 123.89 - 2.82 124.66 0.17 0.62 3.27 126.34 0.01 1.35 4.25
Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 116.33 2.50 4.43 120.22 (2.92) 3.95 116.62 2.74 5.96 119.21 (0.44) 2.22 6.08 124.92 2.04 4.79 7.39
Inflasi Papua Barat (Inflasi MTM,YOY = %) 141.50 1,67 4.38 143.49 (0.76) 2.22 144.44 1.32 2.36 143.02 (0.05) (0.98) 2.65 148.31 1.80 3.70 4.81
Kelompok Komoditi TW II
2011
TW IV
2012
TW IITW ITW III
menyebabkan kenaikan dalam kelompok ini adalah sub kelompok Transpor yang
mencatat inflasi sebesar 1,21%.
2. Provinsi Papua Barat
2.1. Kondisi Umum
Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota
Manokwari dan Kota Sorong. Pada triwulan II- 2012, inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat
tercatat sebesar 1.80 % (yoy) dan 3,70% (qtq) atau lebih rendah dari triwulan I-2012 yang
tercatat inflasi 2,65% (yoy) dan deflasi 0,98% (qtq). Pada triwulan laporan, inflasi di Kota
Manokwari dan Sorong masing-masing tercatat sebesar 3,65% (qtq) dan 3,74% (qtq).
Peningkatan inflasi pada triwulan II-2012 tersebut ditengarai antara lain disebabkan oleh
masuknya tahun ajaran baru yang diperkirakan dapat mendorong kenaikan harga-harga
pada sektor pendidikan, pembayaran gaji ke-13 kepada para Pegawai Negeri Sipil yang
diperkirakan akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat, serta masuknya bulan puasa
yang diperkirakan mendorong kenaikan harga kebutuhan pokok seperti telur, daging ayam
ras, minyak goreng, gula, dan bahan makanan lainnya.
Tabel 22. Perkembangan Inflasi Provinsi Papua Barat
Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter, BPS Provinsi Papua Barat
2.2. Disagregasi dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi
Inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat pada triwulan II-2012 terjadi pada hampir
semua sub kelompok komoditas. Hal itu terlihat dari kenaikan harga kelompok bahan
makanan sebesar 7,20%; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,79%;
kelompok sandang sebesar 1,70%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
sebesar 1,77%; kelompok kesehatan sebesar 0,33%; kelompok perumahan, air, listrik, gas,
dan bahan bakar sebesar 0,28%; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar
1,35%.
Beberapa sub kelompok yang mencatat kenaikan harga antara lain meliputi: sub
kelompok ikan segar 6,79%; sub kelompok sub kelompok bumbu-bumbuan 31,34%; sub
kelompok barang pribadi dan sandang lainnya 13,91%; sub kelompok sayur-sayuran 7,79%;
sub kelompok tembakau dan minuman tidak beralkohol beralkohol 4,12%; sub kelompok
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
25
buah-buahan 3,43%; sub kelompok transpor 3,34%; sub kelompok padi-padian, umbi-
umbian, dan hasilnya sebesar 1,62%; serta sub kelompok minuman yang beralkohol 1,61%.
2.2.1 Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada triwulan II-2012 mengalami inflasi sebesar 5,65% (yoy)
dan 7,78 (qtq). Relatif tingginya inflasi tersebut antara lain didorong oleh kenaikan harga
pada sub kelompok sebagai berikut: sub kelompok ikan segar sebesar 6,71%, sub kelompok
bumbu-bumbuan sebesar 31,34%, sub kelompk sayur-sayuran 7,99%, buah-buahan
3,43%.
2.2.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan II-2012 tercatat
mengalami inflasi sebesar 4,04% (yoy) dan 1,83% (qtq). Kelompok komoditas yang
memberikan andil kenaikan inflasi antara lain meliputi sub kelompok sebagai berikut: sub
kelompok tembakau dan minuman tidak beralkohol sebesar 4,12%; sedangkan sub
kelompok kelompok makanan jadi sebesar 0,61%; dan sub kelompok tembaku dan
minuman beralkohol 1,61%.
2.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan II-2012 mengalami
inflasi sebesar 2,65% (yoy) dan 0,12% (qtq). Inflasi pada kelompok ini disumban oleh
kenaikan harga pada sub kelompok biaya tempat tinggal yang mencatat inflasi sebesar
0,19%.
2.2.4. Kelompok Sandang
Kelompok sandang pada bulan triwulan II-2012 mengalami inflasi sebesar 3,76% (yoy)
dan 2,92% (qtq). Adapun kenaikan inflasi kelompok tersebut disebabkan oleh kenaikan tiga
sub kelompok, yakni sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 13,91%; sub
kelompok sandang laki-laki sebesar 0,08%; serta sub kelompok sandang anak-anak sebesar
0,12%,
2.2.5. Kelompok Kesehatan
Kelompok kesehatan pada triwulan II-2012 mengalami inflasi sebesar 3,93% (yoy) dan
0,32% (qtq). Sub kelompok penyumbang inflasi pada kelompok ini antara lain meliputi: sub
kelompok jasa kesehatan 0,05%; sub kelompok obat-obatan sebesar 0,37%; dan sub
kelompok jasa perawatan jasmanidan kosmetika 0,42%.
2.2.6 Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada triwulan II-2012 mengalami inflasi
sebesar 4,25% (yoy) atau 2,34% (qtq). Penyumbang inflasi pada kelompok ini antara lain
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
26
adalah sub kelompok kursus-kursus/pelatihan yang mengalami inflasi sebesar 0,51% dan sub
kelompok jasa pendidikan yang tercatat mengalami inflasi sebesar 4,36%
2.2.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada triwulan II-2012 mengalami
inflasi sebesar 7,39% (yoy) 2,87% (qtq). Penyebab kenaikan inflasi pada kelompok ini adalah
sub kelompok transpor sebesar 3,87% dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor
sebesar 0,51%. Masa liburan yang biasanya diikuti dengan masa peak season bagi
transportasi udara, laut, dan darat diyakini menjadi penyebab utama kenaikan harga pada
kelompok ini.
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
27
BAB 3
PERKEMBANGAN PERBANKAN
I. Perkembangangan Umum Perbankan Wilayah Papua
Secara umum, kinerja perbankan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
pada triwulan II-2012 masih tetap menggembirakan. Hal itu tercermin dari
pertumbuhan beberapa indikator perbankan yang cukup signifikan. Total aktiva
perbankan tumbuh sebesar 15,18% (yoy) yang diikuti dengan pertumbuhan kredit
yang sangat tinggi sebesar 31,64% (yoy), serta penghimpunan dana pihak ketiga
perbankan yang tumbuh sebesar 21,66% (yoy).
Tabel 23. Perkembangan Perbankan Wilayah Papua (Miliar)
Sumber: KBI Jayapura
Pertumbuhan aset perbankan didominasi oleh tingginya pertumbuhan kredit
yang sangat pesat (31,64%). Kredit konsumsi kredit dan modal kerja menjadi porsi
terbesar dalam kredit yang diberikan dengan total share mencapai + 85% dan
tumbuh cukup tinggi masing-masing sebesar 26,47% dan 21,50% dibandingkan
dengan posisi yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, walau dengan share
yang lebih kecil, kredit investasi juga menyiratkan geliat yang sangat signifikan
I II III IV I II III IV I II qtq yoyTotal Asset (Rp miliar) 32.676,02 36.113,46 35.486,72 35.596,46 39.286,55 40.675,97 44.407,51 42.424,53 43.003,87 46.849,46 8,94% 15,18%
DPK (Rp miliar) 21.488,24 24.448,64 24.462,23 25.184,86 28.307,35 27.795,65 31.063,17 30.486,95 31.100,15 33.817,22 8,74% 21,66%
Giro (Rp miliar) 7.276,03 10.239,88 9.638,36 7.837,68 11.228,45 11.921,16 13.969,19 9.868,75 11.994,74 14.210,36 18,47% 19,20%
Deposito (Rp miliar) 4.604,97 5.239,50 5.425,56 4.827,33 5.587,11 5.262,86 5.643,69 5.697,11 6.078,42 6.108,55 0,50% 16,07%
Tabungan (Rp miliar) 9.607,24 8.969,27 9.398,31 12.520,15 11.491,79 10.611,63 11.450,29 14.926,66 13.026,99 13.498,30 3,62% 27,20%
Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 9.713,34 10.425,29 11.058,83 11.521,02 12.363,42 13.112,08 15.084,86 14.789,08 15.224,80 17.260,77 13,37% 31,64%
Modal Kerja 3.533,45 4.402,81 5.071,35 5.443,82 5.401,75 6.022,17 6.644,90 6.602,85 6.764,81 7.317,05 8,16% 21,50%
Investasi 1.540,15 1.084,57 1.087,05 1.115,70 1.179,97 1.411,10 2.455,39 1.736,39 1.702,51 2.467,77 44,95% 74,88%
Konsumsi 4.639,74 4.937,90 4.900,44 4.961,50 5.781,69 5.911,17 5.984,58 6.498,98 6.757,48 7.475,95 10,63% 26,47%
LDR 45,20% 42,64% 45,21% 45,75% 43,68% 47,17% 48,56% 48,51% 48,95% 51,04% 4,26% 8,20%
NPL 1,95% 1,74% 1,84% 1,18% 1,39% 1,62% 1,53% 1,27% 1,32% 1,41% 6,90% -13,23%
Kredit MKM (Rp miliar) 7.049,14 8.581,55 8.685,99 9.104,03 9.851,92 10.830,19 11.316,18 11.703,52 11.936,54 13.407,26 12,32% 23,80%
Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 1.252,32 1.271,44 1.389,17 1.420,56 1.391,11 1.117,97 1.214,84 1.274,49 1.308,89 1.375,00 5,05% 22,99%
Kredit Kecil 3.460,65 4.494,00 4.276,34 4.661,15 5.066,68 6.280,58 6.191,14 6.475,65 6.567,71 7.415,07 12,90% 18,06%
Kredit Menengah 2.336,18 2.816,11 3.020,48 3.022,32 3.394,44 3.431,64 3.910,19 3.953,38 4.059,94 4.617,19 13,73% 34,55%
Growth2010 2011 2012Wilayah Papua
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
28
dengan pertumbuhan sebesar 74,88%. Pesatnya pertumbuhan kredit tersebut juga
diimbangi oleh kualitas kredit yang sangat baik seperti tercermin dari rendahnya
tingkat Non Performing Loan (NPL) yang hanya sebesar 1,41%. Walau angka NPL ini
meningkat dari 1,28% pada atau jauh di bawah batas maksimum 5% seperti yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Tabel 24. Perkembangan NPL Persektor
Sumber: KBI Jayapura
Selanjutnya dari seluruh dana pihak ketiga, peningkatan komponen tabungan
berada diperingkat tertinggi dengan pertumbuhan sebesar 27,20% diikuti oleh
pertumbuhan giro sebesar 19,20% dan pertumbuhan deposito sebesar 16,07%
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011. Masuknya dana otonomi
khusus dan tranfer sejumlah dana APBD ke wilayah Papua ditengarai menjadi salah
satu penyebab naiknya giro perbankan di wilayah Papua. Sedangkan kenaikan
tabungan diperkirakan disebabkan oleh pembayaran gaji ke 13 kepada para Pegawai
Negeri Sipil.
Namun demikian, fungsi intermediasi perbankan masih relatif stagnan dan
belum seperti yang diharapkan. Hal itu tercermin dari LDR yang hanya sebesar
51,08%, yang meski sedikit meningkat dari 48,95% pada triwulan I-2012 namun
masih jauh dari range minimal 78% seperti yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
I II III IV I II III IV I II
Tani 3,97% 0,21% 1,17% 1,44% 1,33% 1,55% 1,46% 1,14% 1,23% 1,30%
Tambang 0,31% 0,00% 0,00% 0,44% 0,41% 0,48% 0,45% 0,36% 0,38% 0,41%
Industri 0,57% 3,23% 2,01% 1,36% 1,29% 1,51% 1,43% 1,21% 1,19% 1,32%
Listrik,Gas 0,41% 24,34% 17,14% 9,70% 9,16% 10,66% 9,98% 7,78% 8,49% 8,94%
Konstruksi 4,24% 2,30% 1,89% 1,57% 1,47% 1,71% 1,65% 1,30% 1,34% 1,45%
Dagang/Hotel 2,12% 1,96% 2,17% 1,33% 1,26% 1,47% 1,39% 1,16% 1,16% 1,28%
Angkut/Komunikasi 1,60% 2,90% 1,77% 1,21% 1,15% 1,36% 1,28% 1,19% 1,07% 1,25%
JS.Dunia Usaha 2,56% 1,54% 0,43% 0,50% 0,39% 0,46% 0,42% 0,39% 0,36% 0,42%
JS.Sosial 3,94% 0,30% 2,20% 1,62% 1,53% 1,78% 1,67% 1,33% 1,42% 1,51%
Lain-2 1,13% 1,54% 1,53% 1,52% 1,46% 1,71% 1,60% 1,34% 1,35% 1,49%
Total 1,69% 1,64% 1,79% 1,46% 1,39% 1,62% 1,53% 1,27% 1,28% 1,41%
2012NPL PAPUA &
PAPUA BARAT (%)
2010 2011
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
29
II. Perbankan Provinsi Papua
2.1. Perkembangan Umum
Secara umum kinerja perbankan di Provinsi Papua masih cukup menggembirakan
seperti tercermin dari beberapa indikator, antara lain: pertumbuhan aset sebesar
10,52% (yoy), DPK sebesar 21,50 (yoy), dan kredit yang disalurkan sebesar 31,27%
(yoy), sementara LDR mencapai 49,12% dengan rasio kredit bermasalah sebesar
1,38%.
Tabel 25. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua (Rp. Miliar)
Sumber: KBI Jayapura
2.2 Aset Perbankan
Total aset perbankan di Papua tercatat sebesar Rp 37,72 triliun. Dari jumlah itu,
bank-bank Pemerintah masih menjadi pelaku dominan dengan pangsa sebesar 82%
dengan total aset sebesar Rp. 30,86 triliun. Selanjutnya, total aset bank umum milik
swasta dan BPR masing-masing mencapai Rp 6,3 triliun dan Rp. 500,43 miliar.
Pertumbuhan aset tersebut tidak terlepas dari pertumbuhan aktiva produktif seperti
kredit yang mencapai 31,27%
Gafik 25. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Papua
Sumber: KBI Jayapura
I II III IV I II III IV I II qtq yoyTotal Asset (Rp miliar) 26.548,52 29.642,33 29.006,88 28.863,48 32.421,15 34.135,67 36.139,84 34.505,96 34.600,91 37.728,24 9,04% 10,52%
DPK (Rp miliar) 15.791,93 18.845,77 18.930,47 19.424,41 21.650,25 21.248,63 23.853,37 23.818,69 23.828,40 25.817,18 8,35% 21,50%
Giro (Rp miliar) 5.387,86 7.917,71 7.486,74 6.413,04 9.075,82 9.309,03 10.940,68 8.195,55 9.520,81 11.168,80 17,31% 19,98%
Deposito (Rp miliar) 3.611,98 4.242,79 4.445,09 3.727,20 4.416,20 4.073,42 4.364,10 4.398,87 4.670,07 4.659,55 -0,23% 14,39%
Tabungan (Rp miliar) 6.792,09 6.685,28 6.998,65 9.284,47 8.158,23 7.866,19 8.548,59 11.229,84 9.637,53 9.988,83 3,65% 26,98%
Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 6.789,69 7.695,52 8.170,85 8.456,83 9.161,73 9.661,12 11.418,50 11.021,55 11.093,31 12.682,48 14,33% 31,27%
Modal Kerja 2.530,38 3.127,69 3.589,64 3.781,28 3.810,77 4.269,84 4.727,65 4.753,89 4.807,51 5.101,17 6,11% 19,47%
Investasi 690,77 748,54 777,47 822,99 864,50 1.070,81 2.112,43 1.353,09 1.337,30 1.967,92 47,16% 83,78%
Konsumsi 3.568,54 3.819,29 3.803,74 3.852,55 4.486,46 4.523,30 4.578,42 4.963,71 4.948,50 5.613,38 13,44% 24,10%
LDR 42,99% 40,83% 43,16% 43,54% 42,32% 45,47% 47,78% 46,27% 46,55% 49,12% 5,52% 8,04%
NPL 2,29% 1,87% 2,04% 1,24% 1,42% 1,65% 1,54% 1.20% 1,36% 1,38% 1,77% -16,11%
Kredit MKM (Rp miliar) 5.302,39 6.421,55 6.431,20 6.778,37 7.324,77 7.934,95 8.334,09 8.628,87 8.672,99 9.689,41 11,72% 22,11%
Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 954,91 981,66 1.087,62 1.128,30 1.007,58 824,69 900,97 962,84 952,72 1.007,05 5,70% 22,11%
Kredit Kecil 2.634,28 3.404,16 3.194,84 3.482,35 3.863,35 4.657,95 4.615,10 4.839,76 4.847,16 5.435,45 12,14% 16,69%
Kredit Menengah 1.713,20 2.035,74 2.148,74 2.167,72 2.453,84 2.452,31 2.818,01 2.826,26 2.873,12 3.246,92 13,01% 32,40%
Growth2010 2011 2012Provinsi Papua
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012
Perkembangan Aset
Total Aset Pertumbuhan
Pertumbuhan (yoy)Rp. Miliar
Swasta17%
Pemerintah82%
BPR1%
Komposisi Aset Perbankan
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
30
2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan
DPK perbankan Provinsi Papua mencapai Rp 23,81 triliun yang terdiri dari giro
sebesar Rp 8,19 triliun, tabungan sebesar Rp 11,22 triliun dan deposito sebesar Rp
4,39 triliun. Dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya,
pertumbuhan giro berada diperingkat tertinggi yakni sebesar 22,62% diikuti oleh
pertumbuhan deposito sebesar 18,02% dan pertumbuhan tabungan sebesar
20,95%.
Sementara itu, dilihat dari share masing-masing kelompok bank, Bank
Pemerintah masih mendominasi dana pihak ketiga dengan share sebesar 78% diikuti
kelompok bank swasta 21% dan kelompok BPR 1%. Salah satu penyebab masih
tingginya dominasi Bank Pemerintah adalah kondisi infrastruktur yang masih terbatas
di Papua. Secara umum, peran swasta memang relatif lebih sedikit di wilayah dengan
kondisi infrastruktur yang terbatas. Khusus di daerah terpencil, peran Bank
Pembangunan Daerah (BPD) Papua juga sangat menonjol. Dalam kaitan jaringan
kantor, memang BPD Papua telah mampu memerankan fungsinya sebagai Bank
Regional Champion di wilayah Papua.
Tabel 26. Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua (Rp. Miliar)
Sumber: KBI Jayapura
I II III IV I II III IV I II qtq yoyBank Pemerintah 12.453,58 15.341,46 15.146,37 14.976,47 16.861,33 16.587,15 18.528,53 18.150,55 18.287,97 20.246,47 10,71 22,06
Giro 4.874,44 7.297,35 6.691,18 5.232,11 7.637,72 7.752,47 9.268,26 6.304,84 7.698,35 9.219,45 19,76 18,92
Deposito 2.206,06 2.769,19 2.940,39 2.282,30 2.782,29 2.638,03 2.653,35 2.656,07 2.955,54 3.004,90 1,67 13,91
Tabungan 5.373,08 5.274,93 5.514,81 7.462,27 6.441,32 6.196,64 6.606,92 9.189,64 7.634,08 8.022,12 5,08 29,46
Bank Swasta 3.181,94 3.338,99 3.610,59 4.447,94 4.601,51 4.661,29 4.922,20 5.444,50 5.303,38 5.364,02 1,14 15,08
Giro 513,41 620,36 795,56 1.180,83 1.438,11 1.556,55 1.672,43 1.890,71 1.822,46 1.949,36 6,96 25,24
Deposito 1.278,68 1.338,65 1.452,37 1.444,90 1.484,34 1.435,23 1.487,52 1.563,15 1.523,22 1.500,82 -1,47 4,57
Tabungan 1.389,85 1.379,98 1.362,66 1.822,20 1.679,06 1.669,51 1.762,25 1.996,22 1.957,70 1.913,85 -2,24 14,64
BPR 156,41 165,32 173,50 166,35 187,42 197,87 402,64 223,64 237,06 206,69 -12,81 4,46
Deposito 127,25 134,95 142,04 131,78 149,57 159,33 223,22 179,66 191,31 153,84 -19,59 -3,45
Tabungan 29,16 30,37 31,47 34,56 37,85 38,54 179,42 43,98 45,75 52,85 15,53 37,14
Total DPK 15.791,93 18.845,77 18.930,47 19.590,75 21.650,25 21.446,31 23.853,37 23.818,69 23.828,40 25.817,18 8,35 20,38
Giro 5.387,86 7.917,71 7.486,74 6.412,94 9.075,82 9.309,03 10.940,68 8.195,55 9.520,81 11.168,80 17,31 19,98
Deposito 3.611,98 4.242,79 4.445,09 3.858,99 4.416,20 4.232,59 4.364,10 4.398,87 4.670,07 4.659,55 -0,23 10,09
Tabungan 6.792,09 6.685,28 6.998,65 9.319,03 8.158,23 7.904,69 8.548,59 11.229,84 9.637,53 9.988,83 3,65 26,37
2012Kelomok Bank
Growth (%)2010 2011
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
31
0,00
5.000,00
10.000,00
15.000,00
20.000,00
25.000,00
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012
Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Pemerintah
Giro Deposito Tabungan
0,00
1.000,00
2.000,00
3.000,00
4.000,00
5.000,00
6.000,00
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012
Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Swasta
Giro Deposito Tabungan
0,0050,00
100,00150,00200,00250,00300,00350,00400,00450,00
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012
Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR
Deposito Tabungan
0,00
5.000,00
10.000,00
15.000,00
20.000,00
25.000,00
30.000,00
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012
Perkembangan Total Dana Pihak Ketiga
Giro Deposito Tabungan
I II III IV I II III IV I II
Pertanian 25,48 687,345 155,059414 156,629127 165,90 174,94 206,76 199,57 200,87 229,65 1,81%
Tambang 9,353 12,018 10,821 43,104 45,65 48,14 56,90 54,92 55,28 63,20 0,50%
Industri 186,159 343,521 305,976038 308,891 327,17 345,00 407,76 393,58 396,14 452,89 3,57%
Listrik,Gas 8,739 11,812 15,333 23,808 25,22 26,59 31,43 30,34 30,53 34,91 0,28%
Konstruksi 403,59 582,147 755,40 665,29 704,65 743,06 878,22 847,69 853,21 975,44 7,69%
Dagang/Hotel 1.501,03 1713,334 2.035,20 2.139,61 2.266,21 2.389,73 2.824,43 2.726,24 2.743,99 3.137,08 24,74%
Angkut/Komnikasi 42,517 46,539 46,241 53,19306 56,34 59,41 70,22 67,78 68,22 77,99 0,61%
JS.Dunia Usaha 95,27 145,9727 129,258851 149,59335 158,44 167,08 197,47 190,61 191,85 219,33 1,73%
JS.Sosial 431,64 579,442 573,45 512,665622 543,00 572,60 676,75 653,23 657,48 751,67 5,93%
Lain-2 4.085,92 4205,727 4.144,11 4.597,16 4.869,16 5.134,57 6.068,55 5.857,59 5.895,73 6.740,32 53,15%
Total 6.789,69 7.696,10 8.170,85 8.649,95 9.161,73 9.661,12 11.418,50 11.021,55 11.093,31 12.682,48 100,00%
Share2012
Sektor2010 2011
Grafik 26. Perkembangan Indikator Dana Pihak Ketiga Provinsi Papua
Sumber: KBI Jayapura
2.4. Penyaluran Kredit Perbankan
Total penyaluran kredit dibandingkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh
perbankan masih relatif kecil. Namun demikian perkembangan kredit di Papua
tumbuh cukup menggembirakan yakni sebesar 31,27% (yoy). Pertumbuhan oleh
kredit investasi yang tumbuh sebesar 83,78% (yoy) menjadi motor utama
pertumbuhan kredit diikuti oleh pertumbuhan kredit modal kerja sebesar 19,47%
(yoy) serta pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 24,10% (yoy). Tingginya
pertumbuhan kredit tersebut tidak lepas dari semakin membaiknya iklim investasi di
Provinsi Papua, sehingga sektor-sektor produktif yang bersifat jangka panjang seperti
pembangunan ruko, investasi berbagai alat berat untuk kebutuhan infrastruktur
berkembang dengan pesat.
Tabel 27. Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
32
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011 2012
Pertumbuhan Kredit
Modal Kerja Investasi Konsumsi
Rp. Miliar
Modal Kerja40%
Investasi16%
Konsumsi44%
Komposisi Kredit
Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat
Grafik 27. Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua
Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat
Lebih lanjut, jika dilihat dari sektornya, penyaluran kredit kepada sektor lain-lain
masih cukup dominan dengan share 53,13%, diikuti sektor perdagangan 24,74%,
konstruksi 7,69%. Pada umumnya sektor lain-lain ditujukan untuk penggunaan
kredit konsumtif seperti kredit kenderaan bermotor, kredit konsumsi di bidang
perumahan (ruko), serta pembelian alat-alat rumah tangga. Sedangkan untuk
perdagangan hotel dan restoran pada umumnya penggunaan kredit adalah untuk
hal-hal yang bersifat modal kerja seperti biaya pembelian barang modal ( barang
dagangan), biaya distribusi, penyediaan makan dan minum bagi restoran, dan lain-
lain.
2.5 LDR Dan NPL
Dari historis fungsi perbankan di Papua, peran sebagai sumber pembiayaan
(funding) masih belum bergeser. Fungsi lending masih belum dapat ditingkatkan
secara signifikan antara lain karena terbatasnya aktivitas industri manufaktur maupun
relatif terbatasnya aktivitas produksi selain sektor tambang dan pertanian. Hal itu
terlihat dari rendahnya fungsi intermediasi yang dilakukan seperti tercermin dari
rendahnya nisbah kredit terhadap DPK (LDR) yang hanya 49,12%. Namun demikian,
kualitas kredit perbankan Papua masih tergolong sangat baik seperti tercermin dari
NPL yang hanya sebesar 1,38%. Berdasarkan sektor ekonomi; sektor listrik, gas dan
air menjadi sektor yang paling berisiko seperti terlihat dari NPL sektor ini yang
mencapai 9,02%. Sektor-sektor ekonomi lainnya (sektor tambang, pertanian, idustri,
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
33
konstruksi, perdagangan, dunia usaha, jasa sosial) masih sangat menguntungkan
seperti tercermin dari NPL yang hanya berada pada kisaran 0,20%-2,09%.
2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)
Kredit MKM masih mendominasi penyaluran kredit perbankan di Papua. Hal itu
tercermin dari rasio kredit mikro, kecil dan menengah (UMKM) terhadap total kredit
yang mencapai sebesar 76,40% dengan nilai sebesarRp 9,68 triliun. Nilai itu
mengalami pertumbuhan sebesar 22,11% dibandingkan dengan posisi yang sama
tahun sebelumnya. Pangsa kredit MKM yang cukup besar tersebut antara lain
disebabkan oleh relatif terbatasnya perusahaan skala besar di Papua atau tingkat
delegasi kewenangan pemberian kredit oleh pejabat bank di Papua yang masih relatif
terbatas. Di sisi lain, perusahaan skala besar yang berada di Papua mendapat kredit
dari parent company di luar negeri maupun di luar Papua.
Tabel 29. Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Provinsi Papua
Sumber: KPWBI Papua & Papua Barat, penghitungan menggunakan pendekatan plafond.
I II III IV I II III IV I II
Kredit MKM (Rp miliar) 5.302 6.422 6.431 6.778 7.325 7.935 8.334 8.629 8.673 9.689
Growth MKM 64,51% 101,49% 81,86% 73,16% 38,14% 23,57% 29,59% 27,30% 18,41% 22,11%
Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 954,91 981,66 1.087,62 1.128,30 1.007,58 824,69 900,97 962,84 952,72 1.007,05
Growth Kredit Mikro 220,10% 229,74% 403,67% 474,31% 5,52% -15,99% -17,16% -14,66% -5,45% 22,11%
Kredit Kecil 2.634 3.404 3.195 3.482 3.863 4.658 4.615 4.840 4.847 5.435
Growth Kredit Kecil 177,47% 259,88% 184,15% 160,44% 46,66% 36,83% 44,46% 38,98% 25,47% 16,69%
Kredit Menengah 1.713 2.036 2.149 2.168 2.454 2.452 2.818 2.826 2.873 3.247
Growth Kredit Menengah -13,28% 4,75% -2,16% -8,96% 43,23% 20,46% 31,15% 30,38% 17,09% 32,40%
Provinsi Papua2010 2011 2012
0,00%
0,50%
1,00%
1,50%
2,00%
2,50%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011 2012
Perkembangan NPL dan LDR LDR
NPLI II III IV I II
Tani 1,45% 1,69% 1,58% 1,23% 1,35% 1,42%
Tambang 0,42% 0,48% 0,45% 0,35% 0,39% 0,41%
Industri 1,33% 1,55% 1,45% 1,13% 1,23% 1,30%
Listrik,Gas 9,24% 10,75% 10,06% 7,84% 8,57% 9,02%
Konstruksi 2,14% 2,49% 2,33% 1,81% 1,98% 2,09%
Dagang/Hotel 1,33% 1,54% 1,45% 1,13% 1,23% 1,30%
Angkut/Komunikasi 0,86% 1,01% 0,94% 0,73% 0,80% 0,84%
JS.Dunia Usaha 0,20% 0,24% 0,22% 0,17% 0,19% 0,20%
JS.Sosial 1,49% 1,73% 1,62% 1,27% 1,38% 1,46%
Lain-2 1,36% 1,59% 1,49% 1,16% 1,27% 1,33%
Total 1,42% 1,65% 1,54% 1,20% 1,31% 1,38%
2012NPL PAPUA (%)
2011
Tabel 28. Perkembangan Indikator Perbankan Grafik 28 . Perkembangan Indikator Perbankan
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
34
III. Perbankan Provinsi Papua Barat
3.1 Perkembangan Umum
Secara umum perbankan di Provinsi Papua Barat mengalami perkembangan yang
sangat baik. Hal tersebut tercermin dari beberapa indikator utama seperti total aktiva,
dan DPK Perbankan pada triwulan II 2012. Total aset perbankan Provinsi Barat pada
triwulan II-2012 mencapai Rp 9,12 triliun atau meningkat 39,46% (yoy) sementara
total DPK mencapai Rp 8 triliun atau meningkat 22,19% (yoy) dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya.
Searah dengan itu, penyaluran kredit mencapai Rp 4,57 triliun atau tumbuh
32,67% (yoy) dengan rasio LDR mencapai 57,23%. Pesatnya pertumbuhan kredit
tersebut juga diimbangi oleh kualitas kredit yang sangat baik dengan NPL hanya
1,47%, atau masih jauh di bawah ambang batas maksimal yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia sebesar 5%.
Tabel 30. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat
Sumber: KBI Jayapura
Sama seperti di Papua, masih rendahnya LDR perbankan di Papua Barat juga
disebabkan masih relatif terbatasnya sektor usaha yang layak dibiayai di Papua Barat
sementara usaha besar memperoleh pinjaman dari perbankan di luar Papua.
3.2 Total Aset
Secara total, aset perbankan Papua Barat mencapai Rp 9,12triliun atau tumbuh
39% dibanding periode yang sama tahun 2011. Sama seperti di Papua, dominasi
Bank-bank Pemerintah masih cukup tinggi di Papua Barat dengan pangsa 90%
sedangkan bank swasta hanya 9% dan BPR 1%.
I II III IV I II III IV I II qtq yoyTotal Asset (Rp miliar) 6.127,50 6.471,14 6.479,85 6.732,98 6.865,40 6.540,30 8.267,68 7.918,57 8.402,96 9.121,22 8,55% 39,46%
DPK (Rp miliar) 5.696,31 5.602,87 5.531,76 5.760,45 6.657,10 6.547,02 7.209,80 6.668,26 7.271,75 8.000,04 10,02% 22,19%
Giro (Rp miliar) 1.888,18 2.322,17 2.151,63 1.424,64 2.152,63 2.612,13 3.028,51 1.673,20 2.473,94 3.041,56 22,94% 16,44%
Deposito (Rp miliar) 992,99 996,71 980,47 1.100,13 1.170,91 1.189,44 1.279,59 1.298,24 1.408,36 1.449,00 2,89% 21,82%
Tabungan (Rp miliar) 2.815,14 2.283,99 2.399,66 3.235,69 3.333,56 2.745,44 2.901,70 3.696,82 3.389,45 3.509,48 3,54% 27,83%
Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 2.923,65 2.729,77 2.887,98 3.064,19 3.201,69 3.450,96 3.666,37 3.767,54 4.131,49 4.578,29 10,81% 32,67%
Modal Kerja 1.003,07 1.275,12 1.481,71 1.662,54 1.590,98 1.752,33 1.917,25 1.848,96 1.957,30 2.215,88 13,21% 26,45%
Investasi 849,38 336,03 309,58 292,71 315,47 340,30 342,96 383,30 365,21 499,84 36,86% 46,88%
Konsumsi 1.071,20 1.118,62 1.096,69 1.108,94 1.295,23 1.387,86 1.406,16 1.535,28 1.808,97 1.862,56 2,96% 34,20%
LDR 51,33% 48,72% 52,21% 53,19% 48,09% 52,71% 50,85% 56,50% 56,82% 57,23% 0,73% 8,57%
NPL 1,15% 1,38% 1,28% 1,03% 1,30% 1,55% 1,49% 1,47% 1,20% 1,47% 22,61% -4,71%
Kredit MKM (Rp miliar) 1.746,75 2.160,00 2.254,79 2.325,66 2.527,15 2.895,24 2.982,09 3.074,65 3.263,55 3.717,85 13,92% 28,41%
Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 297,41 289,78 301,55 292,26 383,53 293,28 313,87 311,65 356,17 367,96 3,31% 25,46%
Kredit Kecil 826,36 1.089,84 1.081,51 1.178,80 1.203,33 1.622,64 1.576,04 1.635,88 1.720,56 1.979,62 15,06% 22,00%
Kredit Menengah 622,98 780,37 871,74 854,60 940,59 979,33 1.092,18 1.127,12 1.186,82 1.370,28 15,46% 39,92%
Growth2010 2011 2012Provinsi Papua Barat
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
35
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
40,00%
45,00%
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012
Perkembangan Aset
Total Aset Pertumbuhan
Pertumbuhan (yoy)Rp. Miliar
Swasta9%
Pemerintah90%
BPR1%
Komposisi Aset Perbankan
-10,00%
-5,00%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
40,00%
45,00%
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012
DPK (Rp miliar) Giro (Rp miliar)Deposito (Rp miliar) Tabungan (Rp miliar)Pertumbuhan DPK Pertumbuhan Giro
Rp. Miliar Pertumbuhan.
Grafik 29. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat
Sumber: KBI Jayapura
Hal tersebut juga disebabkan oleh terbatasnya infrastruktur di Papua Barat
sehingga mengurangi minat sektor perbankan swasta.
3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan
DPK perbankan Provinsi Papua Barat mencapai Rp 8,00 triliun yang terdiri dari
giro Rp 3,04 triliun, tabungan Rp 3,5 triliun dan deposito Rp 1,44 triliun. Apabila
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing
komponen tumbuh sebagai berikut: giro sebesar 16,44%, deposito sebesar 22,82%,
dan tabungan sebesar 27,18%. Searah dengan perkembangan aset, share bank
pemerintah masih mendominasi (90%) diikuti oleh kelompok bank swasta dengan
pangsa 9% dan BPR sebesar 1%.
Grafik 30. Perkembangan DPK Provinsi Papua Barat
Sumber: KBI Jayapura
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
36
I II III IV I II III IV I II
Pertanian 7,89 12,74 15,09 15,61 16,20 17,46 18,55 19,07 20,91 23,17 0,51%
Tambang 2,39 6,15 4,32 3,51 3,64 3,92 4,17 4,28 4,70 5,21 0,11%
Industri 48,24 68,88 86,16 156,59 162,53 175,19 186,12 191,26 209,74 232,42 5,08%
Listrik,Gas 0,00 0,02 0,01 0,21 0,22 0,23 0,25 0,26 0,28 0,31 0,01%
Konstruksi 226,93 312,87 380,34 418,65 434,55 468,38 497,62 511,35 560,75 621,39 13,57%
Dagang/Hotel 559,39 747,58 949,87 964,79 1001,44 1079,41 1.146,78 1.178,43 1.292,27 1.432,02 31,28%
Angkut/Komnikasi 79,38 78,44 72,29 64,42 66,86 72,07 76,57 78,68 86,28 95,61 2,09%
JS.Dunia Usaha 44,50 103,11 75,68 78,59 81,58 87,93 93,42 96,00 105,27 116,66 2,55%
JS.Sosial 18,67 40,80 43,60 32,58 33,82 36,45 38,72 39,79 43,64 48,36 1,06%
Lain-2 1936,27 1363,68 1260,62 1349,58 1400,85 1509,91 1.604,16 1.648,42 1.807,67 2.003,16 43,75%
Total 2923,65 2718,00 2887,98 3084,51 3201,69 3450,96 3666,37 3.767,54 4.131,49 4.578,29 100,00%
ShareSektor2010 2011 2012
3.4. Penyaluran Kredit Perbankan
Total penyaluran kredit sampai dengan triwulan II-2012 mencapai sebesar
Rp4,57 triliun atau tumbuh sebesar 32,67% dibanding periode yang sama tahun
2011. Berdasarkan penggunaannya, kredit modal kerja memiliki share terbesar yakni
48%, diikuti kredit konsumsi mencapai 41% dan kredit investasi 9%.
Tabel 31. Kredit Perbankan Provinsi Papua Barat
Grafik 31. Perkembangan Kredit Provinsi Papua Barat
Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat
Sementara itu, kredit berdasarkan alokasi sektornya, kredit pada sektor lain-lain
memiliki pangsa terbesar dengan share sebesar 43,75% diikuti kredit pada sektor
perdagangan, hotel dan restoran 31,28%, kredit sektor konstruksi sebesar 13,57%,
kredit sektor industri sebesar 5,08%.
Tabel 32. Kredit Perbankan Berdasarkan Sektor Ekonomi
Sumber: KBI Jayapura
2012
I II III IV I II III IV I II
Modal Kerja 1003,065 1275,118 1481,706 1662,535 1590,983 1752,327 1917,246 1848,957 1957,304 2215,884
Pertumbuhan Modal Kerja 41,45% 47,21% 60,60% 55,57% 58,61% 37,42% 29,39% 11,21% 23,02% 26,45%
Investasi 849,38 336,032 309,582 292,713 315,471 340,299 342,958 383,302 365,2137 499,8446
Pertumbuhan investasi 274,34% 8,52% 11,86% -5,17% -62,86% 1,27% 10,78% 30,95% 15,77% 46,88%
Konsumsi 1071,204 1118,615 1096,694 1108,944 1295,235 1387,864 1406,161 1535,277 1808,972 1862,564
Pertumbuhan Konsumsi 37,82% 42,96% 25,56% 11,64% 20,91% 24,07% 28,22% 38,44% 39,66% 34,20%
2011Provinsi Papua Barat
2010
-100,00%
-50,00%
0,00%
50,00%
100,00%
150,00%
200,00%
250,00%
300,00%
0
500
1000
1500
2000
2500
I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012Modal Kerja Investasi
Konsumsi Pertumbuhan Modal Kerja
Pertumbuhan investasi Pertumbuhan Konsumsi
Modal Kerja48%
Investasi11%
Konsumsi41%
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
37
I II III IV I II
Tani 0,09% 0,11% 0,11% 0,10% 0,08% 0,10%
Tambang 0,36% 0,42% 0,41% 0,40% 0,33% 0,40%
Industri 1,21% 1,44% 1,39% 1,37% 1,11% 1,37%
Listrik,Gas 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Konstruksi 0,39% 0,47% 0,45% 0,45% 0,36% 0,45%
Dagang/Hotel 1,09% 1,30% 1,25% 1,23% 1,00% 1,23%
Angkut/Komunikasi 1,40% 1,66% 1,60% 1,57% 1,28% 1,58%
JS.Dunia Usaha 0,74% 0,88% 0,85% 0,84% 0,68% 0,84%
JS.Sosial 2,10% 2,49% 2,40% 2,37% 1,92% 2,38%
Lain-2 1,77% 2,11% 2,03% 2,00% 1,62% 2,01%
Total 1,30% 1,55% 1,49% 1,47% 1,19% 1,47%
2012NPL PAPUA
BARAT (%)
2011
0,00%
0,20%
0,40%
0,60%
0,80%
1,00%
1,20%
1,40%
1,60%
1,80%
2,00%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011 2012
LDR
NPL
3.5. LDR dan NPL
Peningkatan dalam DPK dan Kredit perbankan juga diikuti oleh meningkatnya
fungsi intermediasi perbankan di Provinsi Papua Barat. Hal itu tercermin dari
peningkatan LDR menjadi 57,23 % pada triwulan II-2012 dari 56,82% pada triwulan
I-2012 atau naik 8,57%. Namun demikian, peningkatan LDR tersebut juga diikuti
oleh penurunan kualitas kredit seperti tercermin dari kenaikan NPL menjadi 1,47%
pada triwulan II-2012 dari 1,20% pada triwulan I-2012 walaupun masih tetap
dibawah ambang batas 5%.
Grafik 32. Perkembangan Indikator Perbankan Provinsi Papua Barat
Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat
3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah.
Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM) yang disalurkan perbankan Provinsi
Papua Barat pada triwulan II-2012 mencapai Rp 3,71 triliun. Kredit MKM tersebut
didominasi oleh kredit kecil dengan share 53%, kemudian kredit menengah sebesar
37% dan kredit usaha mikro sebesar 10%.
Besarnya porsi kredit kepada UMKM masih diakibatkan belum adanya
perusahaan dengan skala besar yang mengajukan kredit di Papua Barat yang
kemungkinan disebabkan oleh terbatasnya delegasi pemberian kredit oleh Pejabat
Bank di Papua Barat.
Tabel 33. Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua Barat (Rp Miliar)
Sumber: KBI Jayapura, Penghitungan masih menggunakan pendekatan berdasarkan plafond
I I I I I I IV I I I I I I IV I I I
Kredit MKM (Rp miliar) 1.746,75 2.160,00 2.254,79 2.325,66 2.527,15 2.895,24 2.982,09 3.074,65 3.263,55 3.717,85
Growth MKM 49,30% 68,98% 85,06% 62,27% 44,68% 34,04% 32,26% 32,21% 29,14% 28,41%
Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 297,41 289,78 301,55 292,26 383,53 293,28 313,87 311,65 356,17 367,96
Growth Kredit Mikro 276,82% 329,62% 299,93% 308,09% 28,96% 1,21% 4,09% 6,63% -7,13% 25,46%
Kredit Kecil 826,36 1.089,84 1.081,51 1.178,80 1.203,33 1.622,64 1.576,04 1.635,88 1.720,56 1.979,62
Growth Kredit Kecil 112,48% 187,93% 215,19% 205,49% 45,62% 48,89% 45,73% 38,78% 42,98% 22,00%
Kredit Menengah 622,98 780,37 871,74 854,60 940,59 979,33 1.092,18 1.127,12 1.186,82 1.370,28
Growth Kredit Menengah -11,27% -6,24% 8,98% -12,41% 50,98% 25,49% 25,29% 31,89% 26,18% 39,92%
Provinsi Papua Barat2010 2011 2012
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
38
BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
I. Keuangan Daerah Provinsi Papua
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu
komponen sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain
mempengaruhi langsung perekonomian, misalnya melalui pengeluaran pemerintah,
alokasi anggaran pemerintah dalam APBD juga menjadi acuan bagi sektor swasta
dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Disisi lain, rencana pendapatan dan
pengeluaran pemerintah juga sebagai acuan dalam memproyeksikan kegiatan
ekonomi ke depan. Peningkatan pendapatan pemerintah, misalnya dengan
menaikkan tarif Pajak, dapat mengakibatkan melemahnya gairah usaha dan
sebaliknya penurunan tarif pajak akan direspon pihak swasta dengan menambah
jumlah investasi.
Selanjutnya, realisasi pengeluaran pemerintah berdampak langsung dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang. Oleh karena itu, kecepatan dan ketepatan waktu realisasi
baik pengeluaran maupun pendapatan pemerintah akan berpengaruh pada proses
pembangunan ekonomi secara keseluruhan.
1.1 Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Papua
Anggaran pendapatan tahun 2012 mencapai sebesar Rp7,29 triliun atau
meningkat 35,88% dibandingkan dengan jumlah anggaran pada tahun 2011.
Kenaikan anggaran tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya rencana
Pendapatan melalui Dana Perimbangan (29,54%) khususnya dana alokasi umum
yang meningkat 21,52% menjadi Rp1,57 triliun dari hanya sebesar Rp744,5 miliar
pada tahun 2011. Komponen rencana pendatapan yang juga mengalami kenaikan
signifikan adalah pos lain-lain pendapatan daerah yang sah menjadi Rp4,17triliun
dari Rp3,49 triliun pada tahun 2011 atau meningkat 19,18%.
Sementara itu, realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua hingga triwulan II-
2012 baru mencapai 37,70% atau senilai Rp 2,75 triliun. Secara nilai absolut,
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
39
URAIAN Anggaran 2011 % Realisasi Triwulan
s.d II-2011 % Realisasi Anggaran 2012 %
Realisasi s.d
Triwulan II-2012
%
Realisasi
PENDAPATAN 5.369.147.179.000 100 2.265.104.744.337 42,19% 7.295.601.882.000 100 2.750.775.273.411 37,70%
PENDAPATAN ASLI DAERAH 304.175.000.000 5,67 173.332.813.294 56,98% 403.560.936.000 5,53 232.794.932.212 57,69%
Pajak Daerah 230.500.000.000 4,29 122.935.241.843 53,33% 273.920.000.000 3,75 150.596.076.893 54,98%
Retribusi Daerah 20.500.000.000 0,38 6.708.697.444 32,73% 15.500.000.000 0,21 7.504.012.534 48,41%
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan 29.175.000.000 0,54 19.887.905.137 68,17% 19.887.900.000 0,27 22.598.925.557 113,63%
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 24.000.000.000 0,45 23.800.968.870 99,17% 94.253.036.000 1,29 52.095.917.228 55,27%
DANA PERIMBANGAN 1.570.107.391.000 29,24 904.534.067.043 57,61% 2.155.377.790.000 29,54 1.038.706.884.199 48,19%
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 421.366.500.000 7,85 131.187.694.043 31,13% 479.404.176.000 6,57 253.815.660.199 52,94%
Dana Alokasi Umum 1.148.740.891.000 21,40 744.500.113.000 64,81% 1.569.782.444.000 21,52 784.891.224.000 50,00%
Dana Alokasi Khusus - 0,00 28.846.260.000 106.191.170.000 1,46 0,00 0,00%
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 3.494.864.788.000 65,09 1.187.237.864.000 33,97% 4.165.234.585.000 57,09 1.307.844.886.000 31,40%
Dana Penyesuaian/BOS 0,00 331.832.450.000 4,55 0,00%
Dana Otonomi Khusus 3.494.864.788.000 65,09 1.187.237.864.000 33,97% 3.833.402.135.000 52,54 171.428.571.000 4,47%
Dana Tambahan Infrastruktur 809.660.372.340 15,08 0,00% 571.428.571.000 7,83 0,00%
realisasi pendapatan memang meningkat 37,70% dibanding realisasi pendapatan
pada periode yang sama tahun 2011 namun dibanding kemampuan realisasi
pendapatan, pencapaian 37,70% jauh lebih rendah dengan pencapaian realisasi
pada tahun 2011 yang mencapai 42,19%. Dibanding tahun 2011, prosentasi
realisasi pendapatan tersebut justru mengalami penurunan sebesar 10,63%. Pos-pos
yang pencapaian realisasinya diatas 50% antara lain adalah PAD yang mencapai
Rp232,79 milliar (57,69%), Retribusi Daerah senilai Rp15,5 (54,98%), serta Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebesar Rp55,1 miliar (55,27%).
Tabel 34. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan II-2012
Sumber: Pemerintah Provinsi Papua
Namun demikian, walaupun baru mencapai target 37,70% hingga triwulan II
2012, pada akhir tahun diperkirakan target pendapatan tersebut akan tercapai. Pos-
pos yang belum mencapai 50% seperti Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang
dipisahkan serta Dana Penyesuaian/BOS diperkirakan juga akan dicapai pada akhir
tahun karena dana perimbangan secara umum hanya merupakan dana dropping dari
Pemerintah Pusat.
1.2. Pengeluaran Pemerintah Daerah Provinsi Papua
Total Anggaran Belanja Pemerintah Daerah (government expenditure) Provinsi
Papua pada tahun 2012 mencapai Rp 7,32 triliun atau mengalami kenaikan sebesar
Rp 1,9 triliun dibanding tahun 2011. Dengan jumlah anggaran pendapatan mencapai
7,30 triliun berarti Provinsi Papua, walau tidak terlalu besar menjalankan deficit
spending budget untuk tahun 2012 sebesar Rp19,93 miliar. Hingga triwulan II-2012,
realisasi belanja pemerintah baru mencapai sebesar Rp 1,34 triliun atau baru
mencapai 18,29% dari target. Beberapa penyebab terlambatnya realisasi
pengeluaran 2012 antara lain disebabkan oleh keterlampatan proses DIPA kepada
Provinsi Papua serta masih belum definitifnya Gubernur Papua hingga saat ini.
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
40
Memperhatikan struktur anggaran belanja tersebut (Tabel 31), jelaslah bahwa
kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengakselerasi pembangunan Papua masih
terbatas. Pengembangan infrastruktur yang sangat dibutuhkan antara lain untuk
membangun jalan, listrik, jaringan komunikasi masih sangat terbatas. Belanja modal
hanya sekitar 15,87% dari total anggaran sementara biaya terbesar adalah untuk
sektor non produktif seperti belanja pegawai, hibah, bantuan sosial serta bagi hasil
kepada Pemerintah Tingkat II yang mencapai 64,47%.
Tabel 35. Perkembangan APBD dan Realisasi Belanja Daerah
Provinsi Papua Triwulan II Tahun 2011 -2012
Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua
Ke depan, Pemerintah Provinsi diharapkan dapat mengalokasikan anggaran
yang lebih besar bagi pengembangan wilayah untuk membuka daerah-daerah
terisolir, mengembangkan dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, dan pembangunan lainnya yang berpotensi lebih meningkatkan
produktivitas masyarakat. Walaupun Pemerintah Pusat telah membentuk Unit
Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), namun akselerasi
pembukaan daerah terisolir belum begitu nyata. Untuk itu diharapkan, agar sinergi
antara Pemda (Pemprov dan Pemkab/Pemkot) dengan UP4B dapat ditingkatkan
sehingga tujuan percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat dapat
direalisasikan.
Selain itu, perlu pula meningkatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk
dapat membantu Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. BUMD misalnya
dapat dilengkapi dengan moda transportasi khususnya laut sehingga mempercepat
arus barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain di Papua (intra Papua).
BELANJA 5.369.147.179.000 100 1.357.414.905.046 25,28 7.315.534.707.900 100,00 1.338.230.491.338 18,29
BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.749.678.900.097 51,21 963.182.461.686 35,03 4.716.525.397.000 12,01 1.212.890.836.921 25,72
Belanja Pegawai 579.289.679.600 10,79 239.229.904.192 41,30 878.683.381.000 11,26 186.302.930.000 21,20
Belanja Hibah 176.929.306.460 3,30 89.081.398.894 50,35 823.817.450.000 2,99 28.705.450.800 3,48
Belanja Bantuan Sosial 237.774.875.037 4,43 113.774.071.100 47,85 219.031.522.000 36,18 795.000.000 0,36
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah 96.039.780.000 1,79 - 2.646.530.954.000 - 0,00 -
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, 1.638.377.659.000 30,51 519.830.250.000 31,73 2.646.530.954.000 1,48 565.188.488.700 21,36
Pemerintah Desa dan Partai Politik 21.267.600.000 0,40 - 108.336.720.000 0,55 -
Belanja Tidak Terduga - 1.266.837.500 40.125.370.000 35,53 0,00 -
BELANJA LANGSUNG 2.619.468.278.903 48,79 394.232.443.360 15,05 2.599.009.310.900 - 125.339.654.417 4,82
Belanja Pegawai 230.370.692.740 4,29 9.159.809.800 3,98 19,65
Belanja Barang dan Jasa 1.172.781.950.468 21,84 228.925.183.872 19,52 1.437.714.313.780 15,87 125.339.654.417 8,72
Belanja Modal 1.031.315.635.695 19,21 156.147.449.688 15,14 1.161.294.997.120 (0,27) -
SURPLUS / DEFISIT 185.000.000.000 3,45 977.566.128.506 528,41 (19.932.825.900) 1,03 1.412.544.782.073 (7.086,53)
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH - - 75.000.000.000 1,03 0,00 -
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya - 75.000.000.000 2,57 0,00 -
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 185.000.000.000 3,45 - - 187.968.488.000 1,37 0,00 -
Pembentukan Dana Cadangan 100.000.000.000 1,86 - - 100.000.000.000 1,16 0,00 -
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 85.000.000.000 1,58 - - 85.000.000.000 0,04 0,00 -
Pembayaran Pokok Utang - 2.968.488.000 (1,54) 0,00 -
PEMBIAYAAN NETTO (185.000.000.000) (3,45) - - (112.968.488.000) 0,66 0,00 -
SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN - 977.566.128.506 48.537.844.250 - 370.680.834.539 763,69
% TRIWULAN II-2012 %URAIAN ANGGARAN 2011 % TRIWULAN II-2011 % ANGGARAN 2012
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
41
BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Sistem Pembayaran merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan
sebagai salah satu ukuran dalam mengukur kemajuan ekonomi suatu daerah. Secara
umum, semakin tinggi frekuensi dan nilai transaksi sistem pembayaran suatu daerah
semakin besar besar pula kapasitas perekonomiannya. Dalam kaitan itu, otoritas
sistem pembayaran diharapkan dapat mendorong bertumbuhnya sistem pembayaran
yang cepat, efisien, handal, dan aman yang mampu memenuhi kebutuhan sistem
perekonomian. Dalam kaitan itu, Bank Indonesia Jayapura senantiasa menjaga
ketersediaan alat pembayaran tunai (uang kartal) baik dalam jumlah, denominasi,
maupun tingkat kelayakan edar uang pada seluruh wilayah kerja KBI Jayapura. Untuk
mendukung berkembangnya perekonomian, KBI Jayapura juga senantiasa berupaya
menjaga kelancaran, keamanan, dan efisiensi proses penyelesaian transaksi uang
giral (non tunai) dengan memastikan bahwa Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) dan dapat
berjalan dengan baik tanpa gangguan yang berarti.
I. Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
Pada triwulan II-2012, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-RTGS dari
Wilayah Papua mencapai Rp 7,19 trilliun dengan jumlah warkat sebesar 7.336.
Sedangkan dana yang masuk ke wilayah Papua mencapai Rp. 11,00 triliun sebagai
akibat masuknya dana alokasi umum dan masuknya dana perimbangan yang akan
digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai alat pembiayaan bagi aktivitas
Pemerintahan dan investasi di wilayah Papua. Tercatat sampai dengan triwulan II-
2012 dana perimbangan yang sudah masuk mencapai Rp. 1,7 triliun dan dan dana
alokasi umum bagi beberapa Kabupaten yang mencapai Rp. 1,2 triliun.
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
42
Tabel 36. Transaksi RTGS Wilayah Papua
Sumber:KBI Jayapura
Sebaliknya nilai transaksi yang menuju Wilayah Papua (inflow) tercatat sebesar
Rp. 11,00 trilliun dengan jumlah warkat sebanyak 13.374 lembar atau mengalami
peningkatan sebesar 29,70% (yoy).
Grafik 33. Nilai Transaksi RTGS
II. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)
Selain sistem BI-RTGS, KBI Jayapura juga menyelenggarakan kegiatan kliring
antar bank melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Kliring adalah jasa
penyelesaian utang piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat-
warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring (penagihan warkat seperti cek atau
bilyet giro yang berasal dari dalam kota). Penyelesaian transaksi melalui SKNBI adalah
untuk transaksi dengan nilai nominal yang relatif kecil. Terdapat perbedaan jeda
waktu settlement antara kiliring dan RTGS. Transaksi kliring membutuhkan proses
sttelment yang lebih lama dibanding RTGS.
Tabel 37 . Transaksi Kliring Wilayah Papua
Sumber: KBI Jayapura
I I I I I I IV I I I I I I IV I I I
Outflow Nominal (Rp.milliar) 19,013.66 17,369.80 18,091.30 24,638.12 17,079.60 16,545.45 21,894.22 33,028.98 16,881.59 7,193.81 -56.52%
Lembar Warkat 8,564.00 8,033.00 9,936.00 8,760.00 9,497.00 10,521.00 10,337.00 11,701.00 10,341.50 7,366.00 -29.99%
Inflow Nominal (Rp.milliar) 7,519.57 10,866.86 12,622.90 16,777.64 10,617.20 8,484.09 13,406.81 14,788.83 10,545.44 11,003.62 29.70%
Lembar Warkat 14,807.00 12,587.00 18,978.00 22,478.00 13,717.00 11,382.00 15,272.00 15,088.00 14,090.36 13,374.00 17.50%
Net Outflow Nominal (Rp.milliar) 11,494.09 6,502.94 5,468.40 7,860.48 6,462.40 8,061.36 8,487.41 18,240.15 6,336.16 -3,809.81 -147.26%
Lembar Warkat -6,243.00 -4,554.00 -9,042.00 -13,718.00 -4,220.00 -861.00 -4,935.00 -3,387.00 -3,748.86 -6,008.00 597.79%
Intra Papua Nominal (Rp.milliar) 1,009.03 1,922.45 2,408.29 4,293.53 1,505.11 2,146.14 615.85 4,531.52 995.81 1,913.76 -10.83%
Lembar Warkat 1,187.00 1,534.00 1,541.00 1,797.00 1,473.00 1,748.00 605.00 2,112.00 1,574.41 1,646.00 -5.84%
Growth
(YOY)Keterangan
20112010 2012
0.00
5,000.00
10,000.00
15,000.00
20,000.00
25,000.00
30,000.00
35,000.00
I II III IV I II III IV I II
Outflow Nominal (Rp.milliar) Outflow Lembar Warkat
0.00
5,000.00
10,000.00
15,000.00
20,000.00
25,000.00
I II III IV I II III IV I II
Inflow Nominal (Rp.milliar) Inflow Lembar Warkat
I II III IV I II III IV I II
Total Volume (lembar) 44,359 44,608 47,387 47,816 46,222 41,168 47,628 48,730 46,393 47,305 14.91%
Total Nominal Kliring (Rp Miliar) 1,065 1,113 1,146 1,346 1,179 1,175 1,328 1,394 1,206 1,203 2.37%
Rata-Rata Perputaran Kliring(per hari)
Rata-Rata Volume (lembar) 712 743 697 788 753 686 710 807 801 813 18.50%
Rata-Rata Nominal Perputaran Kliring Perhari
(Rp Milliar)16.85 18.56 17.39 22.21 25.74 19.58 21.62 22.70 26.62 21 5.79%
Nisbah Rata-Rata Penolakan
Volume (lembar) 1.29 1.28 1.40 1.34 1.32 0.82 1.66 1.34 1.49 1.12 35.64%
Nominal Nisbah Rata-Rata Penolakan(Rp Milliar) 1.59 2.06 2.10 1.53 1.62 0.90 1.78 1.40 1.25 1.40 54.98%
Growth
(YOY)Keterangan
2010 2011 2012
Sumber: KBI Jayapura
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
43
-10.00%
-5.00%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
36,000
38,000
40,000
42,000
44,000
46,000
48,000
50,000
I II III IV I II III IV I II
2010 2011
Total Volume (lembar) Pertumbuhan Volume
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
50.00%
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
I II III IV I II III IV I II
2010 2011
Total Nominal Kliring (Rp Miliar) Pertumbuhan Nominal Kliring
Sumber: KBI Jayapura
Perkembangan transaksi kliring selama periode triwulan II-2012 di wilayah
kerja KBI Jayapura secara nominal mencapai Rp. 1,20 triliun dengan jumlah warkat
sebesar 47.305 warkat. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya, terdapat peningkatan nilai nominal kliring sebesar 14,91%. Secara rata-
rata, perputaran kliring pada triwulan II-2012 sebesar Rp. 21 milliar/hari dengan rata-
rata warkat yang digunakan sebanyak 813 lembar. Nisbah rata-rata penolakan
sampai dengan triwulan I-2012 mencapai sebesar Rp 1,40 milliar dengan rata rata
penolakan warkat sebesar 1,12 lembar.
Grafik 34. Perkembangan Kliring Wilayah Papua
Sumber:Kantor Bank Indonesia Jayapura
III. Perkembangan Uang Kartal
Untuk mendukung aktivitas transaksi secara tunai, KBI Jayapura menyediakan
alat pembayaran berupa uang kartal yang cukup untuk menjamin terselenggaranya
transaksi tunai secara aman dan lancar.
Pada periode triwulan II-2012, jumlah uang kartal yang masuk (inflow) ke kas
KBI Jayapura mencapai Rp 1,17 triliun. Sementara itu, total outflow yang keluar dari
Kas KBI Jayapura sebesar Rp 2,37 Triliun. Secara keseluruhan KBI Jayapura
mengalami posisi net out flow sebesar Rp. 1.20 triliun.
Tabel 38. Perkembangan Perkasan KBI Jayapura
Sumber : KBI Jayapura
Sementara itu, untuk memastikan bahwa uang yang dipegang masyarakat
tetap dalam kondisi layak edar, KBI Jayapura melakukan berbagai upaya diantaranya:
I II III IV I II III IV I II
Inflow (Rp Miliar) 1,485.28 809.72 1,141.04 1,125.58 1,212.61 1,030.81 1,355.85 1,107.81 2,171.39 1,179.91
Outflow (Rp Miliar) 653.36 1,709.60 2,268.54 4,067.95 937.77 2,047.72 2,095.87 4,716.16 1,006.40 2,374.08
Net Flow (Rp Miliar) 831.92 (899.88) (1,127.50) (2,942.37) 274.84 (1,016.91) (740.02) (3,608.35) 1,164.99 (1,194.16)
Saldo Kas BI Jap (Rp Miliar) 1,679.55 1,012.21 1,146.43 1,858.01 1,995.58 1,035.55 1,704.16 1,033.57 1,580.98 835.09
Saldo Persediaan Kas (Rp Miliar) 2,160.36 1,386.71 1,507.74 2,131.27 2,461.54 1,303.29 2,075.91 1,241.29 1,968.74 1,347.28
Pemusnahan Uang Kertas - UTLE (Rp Miliar) 216.67 120.38 248.21 211.42 194.41 238.83 150.69 263.36 274.43 55.84
Saldo Kas Titipan (Rp Miliar) 480.81 374.50 361.31 273.25 465.96 267.73 371.74 207.72 387.77 512.19
Remise (Rp Miliar) 40.48 20.85 1,438.93 3,769.78 267.43 105.20 2,033.99 227.00 190.43 42.40
20122010 2011Indikator
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
44
mencabut uang yang sudah habis masa edar, memusnahkan uang tidak layak edar,
melaksanakan kas keliling dan membuka pelayanan kas titipan di perbankan untuk
kota Sorong, Merauke, Timika, Biak. Tercatat sampai dengan Juni 2012, kas titipan
yang dilakukan oleh Bank Indonesia Jayapura mencapai Rp.512,19 miliar dan
pemusnahan uang tidak layak edar sebesar Rp.55,84 miliar.
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
45
BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN
I. Ketenagakerjaan Provinsi Papua
1.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua1
Jumlah angkatan kerja di Papua pada Februari 2012 mencapai 1.591.693
orang, mengalami kenaikan sebesar 3,41% dibanding posisi yang sama tahun
sebelumnya. Dengan demikian, tingkat partisipasi kerja di Papua mencapai sebesar
79,29% atau mengalami penurunan sebesar 2,23% dibandingkan dengan posisi
yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka mengalami
penurunan dari 3,72% pada Februari 2011 menjadi 2,90% pada Februari 2012. Hal
itu menunjukkan bahwa ketersediaan lapangan kerja tumbuh lebih cepat
dibanding pertambahan jumlah angkatan kerja.
Tabel 39. Penduduk Menurut Kegiatan Utama
Februari 2012 Provinsi Papua
1.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap pada Februari 2012 mengalami
peningkatan sebesar 4,62% dibandingkan 6 bulan sebelumnya. Sektor pertanian
menyerap tenaga kerja terbesar dan daya serapnya meningkat sebesar 8,52% diikuti
1 Data ketenagakerjaan di release oleh BPS setiap bulan Februari dan Agustus.
2012
Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari 1. Penduduk 15+ 1.439.208 1.450.851 1.479.086 1.864.589 1.909.402 1.958.892 2.007.880
2. AngkatanKerja 1.089.950 1.128.036 1.166.346 1.510.176 1.556.336 1.536.728 1.591.693
Bekerja 1.044.927 1.082.028 1.118.779 1.456.545 1.498.454 1.476.227 1.545.467
Penganggur 45.023 46.008 47.567 53.631 57.882 60.501 46.226
3. Bukan Angkatan Kerja 349.258 322.815 31.274 354.413 353.066 422.164 416.187
4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 75,73 77,75 78,86 80,99 81,51 78.45 79,29
5. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,13 4,08 4,08 3,55 3,72 3.94 2,90
Kegiatan Utama2009 2010 2011
Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
46
sektor perdagangan dan sektor jasa-jasa yang masing-masing meningkat 3,60% dan
3,09%. Di sisi lain, sektor industri dan sektor lainnya justru mengalami penurunan
daya serap tenaga kerja. Kedua sektor ini mengalami kontraksi tenaga kerja masing-
masing 27,24% dan 16,24%.
Sementara itu, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sektor lainya
meningkat sangat pesat sebesar 15,59% (yoy) diikuti oleh peningkatan sektor
perdagangan sebesar 14,63% (yoy) serta sektor pertanian yang mengalami
peningkatan daya serap tenaga kerja sebesar 2,92% (yoy).
Sektor pertanian masih tetap mendominasi penyerapan tenaga kerja. Pada
Februari 2012, tenaga kerja yang berhasil diserap oleh sektor pertanian mencapai
72,78% diikuti oleh sektor lainnya yang menyerap tenaga kerja sebesar 9,87%.
Tabel 40. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut
Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2008 – Agustus 2011 Provinsi Papua
II. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat 2.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat
Sampai dengan periode bulan Februari 2012, jumlah angkatan kerja di Provinsi
Papua Barat mencapai 384.092 orang, atau mengalami peningkatan sebesar 4,57%
dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan angkatan kerja juga
diikuti oleh peningkatan tingkat pastisipasi angkatan kerja dari 71,50% pada
Februari 2011 menjadi 72,27% pada Februari 2012. Hal itu mengindikasikan bahwa
2012
Februari Agustus Februari Agustus Februari
Pertanian 840.696 1.133.982 1.092.878 1.036.520 1.124.829
Industri 10.601 15.671 24.645 19.885 14.468
Perdagangan 88.214 96.199 118.183 130.766 135.469
Jasa-Jasa 114.057 118.839 160.465 147.906 152.476
Lainnya 65.221 89.307 102.283 141.150 118.225
TOTAL 1.118.779 1.456.545 1.498.454 1.476.227 1.545.467
Pertanian 4,58 34,89 (3,62) (5,16) 8,52
Industri (44,41) 47,83 57,27 (19,31) (27,24)
Perdagangan (0,93) 9,05 22,85 10,65 3,60
Jasa-Jasa 21,97 4,19 35,03 (7,83) 3,09
Lainnya (14,81) 36,93 14,53 38,00 (16,24)
TOTAL 3,40 30,19 2,88 (1,48) 4,69
Pertanian 7,25 41,07 30,00 (8,59) 2,92
Industri (2,97) (17,82) 132,48 26,89 (41,29)
Perdagangan (1,16) 8,03 33,97 35,93 14,63
Jasa-Jasa 6,11 27,09 40,69 24,46 (4,98)
Lainnya 22,12 16,65 56,83 58,05 15,59
TOTAL 7,07 34,61 33,94 1,35 3,14
Lapangan
Pekerjaan Utama
2010 2011
Pertumbuhan Tenaga Kerja per semester
Pertumbuhan Tenaga Kerja per tahun
Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua (diolah)
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
47
terdapat peningkatan lapangan kerja di Propinsi Papua Barat sebagai dampak dari
tingginya pertumbuhan ekonomi Propinsi Papua Barat khususnya dalam 3 tahun
terakhir. Dengan perkembangan positif tersebut, tingkat pengangguran terbuka
menurun dari 8,28% pada Februari 2011 menjadi 6,57% pada Februari 2012.
Ke depan diharapkan daya serap lapangan kerja juga akan semakin meningkat
khususnya dengan adanya pemekaran kabupaten Manokwari. Pemekaran wilayah
tersebut tentu akan diikuti oleh kebutuhan akan tenaga kerja pada kabupaten yang
baru dibentuk.
Tabel 41. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama
Februari 2010– Februari 2012 Provinsi Papua Barat
2.2 Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Pada Februari 2012 seluruh sektor berhasil menyerap tenaga kerja yang lebih
besar jika dibandingkan dengan posisi Agustus 2011. Jumlah penduduk yang bekerja
pada Februari 2012 mencapai 358.846 orang. Sektor Pertanian masih menjadi sektor
yang paling banyak menyerap tenaga kerja (47,63%) dikuti oleh sektor jasa-jasa
(17,46%).
2012
Februari Agustus Februari Agustus Februari Penduduk 15+ 488.287 494.862 513.750 522.211 531.489
Angkatan Kerja 343.365 342.888 367.312 369.619 384.092
- Bekerja 316.700 316.547 366.890 336.588 358.846
- Penganggur 26.665 26.341 30.422 33.031 25.246
Bukan Angkatan Kerja 144.922 151.974 146.438 152.592 147.397
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 70,32 69,29 71,50 70,78 72,27
Tingkat Pengangguran terbuka (%) 7,77 7,68 8,28 8,94 6,57
2011 Keterangan
2010
Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua Barat
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
48
Tabel 42. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat
Namun jika dibandingkan dengan Februari 2011, tenaga kerja sektor pertanian
pada Februari 2012 justru mengalami penurunan sebesar 1,66% atau sebanyak
2.892 orang. Sementara sektor Industri dan sektor perdagangan menjadi sektor yang
mengalami peningkatan daya serap tenaga kerja tertinggi dengan pertumbuhan
masing-masing 57,22% dan 35,83%.
III. Penduduk Pra Sejahtra (Miskin)
Secara umum, tujuan akhir dari kebijakan Pemerintah adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat Papua, Pemerintah telah pula memberikan otonomi khusus kepada
Papua yang kemudian diikuti dengan pemekaran wilayah/daerah tingkat II. Namun
demikian, berbagai kebijakan tersebut kelihatannya masih belum sepenuhnya ampuh
dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, baik di Provinsi Papua
maupun Papua Barat.
2012
Februari Agustus Februari Agustus Februari
Pertanian 184.369 171.060 173.803 163.164 170.911
Industri 12.173 12.300 10.208 11.580 16.049
Perdagangan 33.843 37.852 41.668 56.325 56.596
Jasa-Jasa 44.068 54.070 62.532 58.731 62.655
Lainnya 51.306 41.265 48.679 46.788 52.635
TOTAL 325.759 316.547 336.890 336.588 358.846
Pertanian 13,52 (7,22) 1,60 (6,12) 4,75
Industri (7,65) 1,04 (17,01) 13,44 38,59
Perdagangan (7,33) 11,85 10,08 35,18 0,48
Jasa-Jasa (26,50) 22,70 15,65 (6,08) 6,68
Lainnya (15,51) (19,57) 17,97 (3,88) 12,50
TOTAL (2,11) (2,83) 6,43 (0,09) 6,61
Pertanian (0,82) 5,32 (5,73) (4,62) (1,66)
Industri 2,00 (6,68) (16,14) (5,85) 57,22
Perdagangan 10,29 3,65 23,12 48,80 35,83
Jasa-Jasa 0,00 (9,82) 41,90 8,62 0,20
Lainnya 17,61 (32,05) (5,12) 13,38 8,13
TOTAL 3,02 (4,88) 3,42 6,33 6,52
Lapangan Pekerjaan
Utama
2010 2011
Pertumbuhan Tenaga Kerja per semester
Pertumbuhan Tenaga Kerja per tahun
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
49
Tabel 43: Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Papua dan Papua Barat
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua dan Papua Barat
Hal itu tercermin dari jumlah penduduk miskin di kedua Provinsi yang
penurunannya relatif lambat walaupun secara relatif jumlah penduduk miskin Papua
Barat sedikit lebih cepat berkurang. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua hanya
menurun dari 35% pada tahun 2008 menjadi 31% pada Februari 2012 sementara di
Papua Barat jumlah itu menurun dari 37% pada tahun 2008 menjadi 28% pada
Februari 2012.
Provinsi
Jumlah
Penduduk
Miskin
%
Jumlah
Penduduk
Miskin
%
Jumlah
Penduduk
Miskin
%
Jumlah
Penduduk
Miskin
%
Jumlah
Penduduk
Miskin
%
Papua (ribu) 733.10 35.12 760,3 37,53 761.60 36,8 944.79 31,98 966.59 31.11
Papua Barat (ribu) 246.50 37.08 256,8 35,71 256.30 34,88 249.84 31,92 229.90 28.20
20122010 201120092008
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
50
BAB. 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH SERTA REKOMENDASI KEBIJAKAN
1. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
Pada triwulan III-2012, ekonomi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
diperkirakan mengalami pertumbuhan positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan
periode sebelumnya. Ekonomi Papua diprakirakan tumbuh pada kisaran 6-9%
terutama disebabkan membaiknya kinerja sektor tambang. Sementara itu
perekonomiaan Provinsi Papua Barat diprakirakan masih tumbuh signifikan pada
kisaran 20-23% terutama didorong oleh sektor pertanian dan sektor industri
pengolahan (peningkatan produksi LNG Tangguh).
Pada sisi permintaan, baik perekonomian Provinsi Papua maupun Papua Barat
diperkirakan masih didominasi oleh komponen konsumsi dan investasi.
2. PROSPEK INFLASI
Inflasi di wilayah Papua diperkirakan pada triwulan II-2012 akan berada 3+/-1%.
Target ini diperkirakan dapat dicapai sepanjang tidak ada guncangan signifikan dari
sisi supply (shock). Keyakinan pencapaian target tersebut juga ditopang oleh relatif
terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat serta peran aktif pemerintah dalam
pengendalian harga-harga khususnya kebutuhan bahan pokok melalui pemantauan
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
3. PROSPEK PERBANKAN
Perluasan aktivitas ekonomi seiring dengan pemekaran wilayah Tingkat II
dipastikan membutuhkan kehadiran perbankan. Pemekaran wilayah tersebut tentu
saja membutuhkan perluasan jaringan perbankan sehingga layanan jasa perbankan
diperkirakan akan meningkat seiring dengan prakiraan bertambahnya jaringan kantor
bank dalam bentuk penambahan ATM maupun KCP baru. Dari sisi permintaan
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
51
kredit, diperkirakan akan terjadi peningkatan kredit perbankan mengikuti stabilnya BI
Rate pada level 5,75%.
4. REKOMENDASI
Melihat sumber pertumbuhan ekonomi Papua dan Papua Barat yang masih di
didominasi oleh sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan yang
cenderung memiliki dampak penyerapan tenaga kerja yang kecil, maka berbagai
transformasi kebijakan yang diarahkan mendorong pertumbuhan ekonomi pada
pertumbuhan sektor lainnya seperti sektor pertanian serta sektor perrdagangan,
hotel dan restoran dan sektor usaha lainnya yang bersifat padat karya harus lebih
diperhatikan.
Meskipun penyaluran kredit mengalami pertumbuhan namun apabila
dibandingkan dengan jumlah Dana Pihak Ketiga, secara umum total kredit
tersebut masih tergolong rendsh. Loan to Deposit Ratio (LDR) masih tetap rendah
(sekitar 45-49%). Masih rendahnya tingkat penyaluran kredit tersebut
disebabkan oleh beberapa hal seperti kemampuan dunia usaha memenuhi
persyaratan bank teknis yang masih rendah serta masih rendahnya kemampuan
para pelaku dunia usaha khususnya UMKM dalam menyusun proposal kelayakan
usaha. Berkenaan dengan hal-hal tersebut dan dalam rangka memaksimalkan
peran perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan
koordinasi dengan semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi.
Tingkat inflasi di Provinsi Papua dan Papua Barat memang tergolong cukup
rendah namun karena inflasi tersebut lebih disebabkan oleh keterbatasan
pasokan dan atau masalah distribusi, maka koordinasi dengan Pemerintah dan
stakeholders lainnya harus semakin ditingkatkan. Untuk itu pengadaan
ketersediaan kebutuhan barang dan jasa khususnya kebutuhan pokok dan
kebutuhan strategis harus dikordinasikan dengan daerah lainnya yang menjadi
pemasok serta memberikan subsidi bagi nelayan dan petani agar produksi dapat
ditingkatkan. Selain itu, percepatan pembangunan infrastruktur harus
diprioritaskan agar distribusi dapat semakin lancar.