kajian ekonomi regional provinsi sumatera utara · demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi...

106

Upload: others

Post on 13-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

KAJIAN EKONOMI REGIONALPROVINSI SUMATERA UTARA

TRIWULAN II-2008

BANK INDONESIA MEDAN2008

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

i

KATA PENGANTAR

Di tengah kondisi ekonomi global yang masih kurang kondusif, kondisiekonomi Sumatera Utara selama triwulan II-2008 menunjukkanperkembangan yang cukup baik. Laju pertumbuhan ekonomi Sumut padatriwulan II-2008 diperkirakan mencapai 5,40% (yoy), lebih tinggidibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2008 sebesar 5,05% (yoy). Darisisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Sumut didorong oleh konsumsi daninvestasi, masing-masing tumbuh 8,61% dan 9,52%. Di sisi penawaran,pertumbuhan ekonomi didorong oleh sektor sektor jasa-jasa dan sektor

keuangan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 9,03% dan 8,59%, sementara sektorpertanian sebagai sektor andalan mengalami pertumbuhan sebesar 5,39%.

Dalam pada itu, perkembangan inflasi di Sumut pada akhir triwulan II-2008 (Juni)dipengaruhi oleh terjadinya kenaikan harga BBM bulan Mei 2008. Kenaikan harga BBMtersebut memberi dampak terhadap kenaikan harga beberapa komoditas khususnya kelompokvolatile food seperti beras, makanan jadi dan minyak goreng. Tingkat inflasi Sumut akhirtriwulan II-2008 tercatat 2,18% (mtm) atau 11,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan denganinflasi akhir triwulan I-2008. Namun demikian, inflasi Sumut masih relatif lebih rendahdibanding inflasi nasional yang mencapai 2,46% (mtm) dan 11,03% (yoy).

Sementara itu, kinerja perbankan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.Angka Loan to Deposit ratio (LDR) sebagai cerminan fungsi intermedasi perbankan terusmeningkat yaitu mencapai 82,33% pada akhir Juni 2008. Dana pihak ketiga, kredit dan asetbank umum masing-masing mencapai Rp75,72 triliun, Rp62,34 triliun dan Rp92,87 triliun padaakhir Juni 2008 atau masing-masing tumbuh 20,95%, 38,85% dan 24,41% dibandingkanperiode yang sama tahun sebelumnya.

Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku Kajian Ekonomi Regional (KER) ProvinsiSumatera Utara Triwulan II-2008. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada berbagai pihak atas bantuan berupa penyediaan data dan informasi sehinggakajian ini menjadi lebih informatif. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalinselama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2008BANK INDONESIA MEDAN

Romeo RissalPemimpin

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

Visi Bank Indonesia:“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupuninternasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasiyang rendah dan stabil”.

Misi Bank Indonesia:“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilanmoneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasionaljangka panjang yang berkesinambungan”.

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia:“Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak danatau berprilaku yang terdiri atas Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas danKebersamaan”.

Visi Kantor Bank Indonesia Medan:“Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatanperan dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan”.

Misi Kantor Bank Indonesia Medan:“Berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatanpelaksanaan tugas bidang ekonomi moneter, sistem pembayaran, pengawasan bank sertamemberikan saran kepada pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya”.

Kalender PublikasiPeriode Publikasi PublikasiKER Triwulan I Pertengahan MeiKER Triwulan II Pertengahan AgustusKER Triwulan III Pertengahan NovemberKER Triwulan IV Pertengahan Februari

Penerbit:Kantor Bank Indonesia MedanJl. Balai Kota No.4MEDAN, 20111 IndonesiaTelp : 061-4150500 psw. 1719, 1729Fax : 061-4152777 , 061-4534760Homepage : www.bi.go.id

www.d-bes.netEmail : [email protected]

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

ii

Daftar IsiKata Pengantar .............................................................................................................. iDaftar Isi .......................................................................................................................iiDaftar Tabel ..................................................................................................................ivDaftar Grafik ................................................................................................................ vDaftar Lampiran ............................................................................................................viTabel Indikator Ekonomi Sumatera Utara .........................................................................vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................... viii

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ..................................................... 11. Kondisi Umum ................................................................................................ 12. Sisi Produksi .................................................................................................... 2

2.1. Sektor Pertanian ........................................................................................42.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ..........................................................92.3. Sektor Industri Pengolahan ....................................................................... 102.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih................................................................. 102.5. Sektor Bangunan ..................................................................................... 112.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran..................................................... 122.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .......................................................142.8. Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan........................................................ 142.9. Sektor Jasa-jasa ....................................................................................... 15

3. Sisi Penggunaan ............................................................................................ 174. Ekspor dan Impor .......................................................................................... 19

4.1. Ekspor....................................................................................................204.2. Impor ....................................................................................................22

BOKS 1 Kelangkaan Pupuk Bersubsidi di Sumut dan Upaya Pengawasan Distribusi ................ 24

BOKS 2 Jalan Rusak di Sumut Mencapai 29% sedangkan Anggaran Perbaikan JalanTerbatas .......................................................................................................... 26

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ...................................................................... 271. Kondisi Umum .............................................................................................. 272. Perkembangan Inflasi di Sumatera Utara ........................................................... 28

BOKS 3 Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Kepada Rumah Tangga Miskin ................... 33

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH .............................................................. 351. Kondisi Umum .............................................................................................. 352. Perkembangan Bank Umum ........................................................................... 36

2.1. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Umum ...........................................382.2. Penyaluran Kredit Bank Umum ..................................................................39

2.2.1. Kredit Bank Umum Berdasar Lokasi Proyek .........................................402.2.2. Persetujuan Kredit Baru oleh Bank Umum ..........................................412.2.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ..............................42

2.3. Jumlah Bank dan Jaringan Kantor ..............................................................433. Bank Umum Konvensional .............................................................................. 444. Bank Umum Syariah ...................................................................................... 455. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ......................................................................... 46

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

iii

BOKS 4 Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Realisasi Penyaluran di Sumatera Utara .................... 47

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ............................................................... 491. Pendapatan Daerah ....................................................................................... 502. Belanja Daerah............................................................................................... 51

BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ............................................................. 531. Kegiatan Transaksi BI-RTGS Perbankan Sumatera Utara ....................................... 532. Transaksi Kliring ............................................................................................ 543. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow dan Outflow) ...................................... 564. Temuan Uang Palsu ....................................................................................... 585. Penyediaan Uang Yang Layak Edar .................................................................. 596. Transaksi Jual Beli UKA dan TC Pada PVA Non Bank ........................................... 60

BOKS 5 Survei Kebutuhan Jenis Pecahan Uang di Provinsi Sumatera Utara ........................... 62

BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................. 641. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah .......................................................... 64

1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka .................................................................641.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja .............................................................65

2. Perkembangan Kesejahteraan ......................................................................... 662.1. Jumlah Penduduk Miskin ..........................................................................662.2. Bantuan Langsung Tunai ..........................................................................672.3. Nilai Tukar Petani ....................................................................................68

BAB 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ........................................................ 71

LAMPIRAN

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

iv

Daftar Tabel1.1. Nilai PDRB Sumut Menurut Sektor Ekonomi Tw.I-08 dan Tw.II-08 (RpJuta) ...........................11.2. Pertumbuhan & Sumber Pertumbuhan PDRB Sumut Tw.I-08 & Tw.II-08 ..............................41.3. Luas Panen dan Produksi Padi di Sumut ..........................................................................71.4. Luas Panen dan Produksi Jagung di Sumut ......................................................................81.5. Luas Panen dan Produksi Kedelai di Sumut ......................................................................81.6. Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah di Sumut ............................................................91.7. Realisasi Pengadaan Semen (ton) .................................................................................121.8. Nilai PDRB Sumut Menurut Komponen Penggunaan Tw.I-08 – Tw. II-08 ............................171.9. Laju Pertumbuhan dan Struktur PDRB Sumut Menurut Komponen Penggunaan .................181.10. Sumber Pertumbuhan PDRB Triwulanan Sumut Menurut Komponen Penggunaan .............191.11. Perkembangan Realisasi Ekspor Non Migas Menurut Kelompok ISIC Sumut (ISIC) ................211.12. Ekspor Komoditi Non Migas Menurut Negara Tujuan Utama Sumut (USD) .........................221.13. Impor komoditi Non Migas Utama Sumut (USD) ............................................................232.1. Andil Beberapa Jenis Komoditi di Empat Kota Terhadap Inflasi/Deflasi Juni 2008 .................302.2. Realisasi & Perkiraan Indikator Harga Jual .......................................................................313.1. Perkembangan Rasio Keuangan Bank Umum Konvensional .............................................453.2. Perkembangan Rasio Bank Umum Syariah .....................................................................464.1. APBD Tahun 2007 Provinsi Sumut ................................................................................494.2. Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Tahun 2008 Provinsi Sumut .................................504.3. Rekapitulasi Perhitungan Pendapatan dan Pengeluaran Untuk Komponen Belanja

dan Pembiayaan APBD TA. 2008 .................................................................................525.1. Transaksi BI-RTGS Perbankan di Wilayah Sumut (RpMiliar) ................................................545.2. Perkembangan Transaksi Kliring dan Cek/BG Kosong (RpMiliar) ........................................565.3. Perkembangan Aliran Kas di Wilayah Sumut (RpMiliar) ....................................................575.4. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Sumut (Satuan Lembar) ........................................585.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC (Ribu USD) ...............................................617.1. Jumlah Rumah Tangga Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Sumut .........................68

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

v

Daftar Grafik1.1. Struktur PDRB Sumut Triwulan I-08 dan Tw.II-08 ..............................................................31.2. Pertumbuhan & Sumbangan Sektor Pertanian Terhadap PDRB Sumut Tw.II-08 (qtq) ..............51.3. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Sumut Tw.II-08 ........101.4. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor LGA Terhadap PDRB Sumut Tw. II-08 ............................111.5. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor PHR Terhadap PDRB Sumut Tw. II-08 ............................131.6. Perkembangan Indeks Nominal Penjualan Eceran di Kota Medan ......................................131.7. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Pengangkutan & Komunikasi .......................................141.8. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Keuangan & Jasa Terhadap PDRB Sumut Tw. II-08 ..........151.9. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Jasa-Jasa Terhadap PDRB Sumut Tw. II-08 ......................161.10. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Sumut ................................................................191.11. Perkembangan Lima Komoditi Ekspor Non Migas Terbesar di Sumut .................................202.1. Perkembangan Inflasi (yoy) ..........................................................................................282.2. Perkembangan Inflasi (mtm) ........................................................................................282.3. Perkembangan Inflasi Empat Kota (mtm) .......................................................................282.4. Perkembangan Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang & Jasa ...............................312.5. Perkembangan Link Index ...........................................................................................323.1. Pangsa Aset Perbankan Sumut Triwulan II-08 .................................................................363.2. Perkembangan Aset, DPK & Kredit Bank Umum di Sumut ...............................................373.3. Perkembangan LDR & NPL Bank Umum di Sumut ..........................................................373.4. Perkembangan LDR Bank Umum Konvensional & Syariah ................................................383.5. Perkembangan Suku Bunga (rata-rata tertimbang) ..........................................................383.6. Perkembangan Penghimpunan DPK Bank Umum Berdasar Jenis Simpanan ........................383.7. Pangsa Penghimpunan DPK Bank Umum Berdasar Kelompok Bank ..................................393.8. Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum Sumut Tw.II-08 ...................................................393.9. Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan ...................................393.10. Pangsa Penyaluran Kredit Bank umum Terbesar Berdasar Sektor Ekonomi ..........................403.11. Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum Terbesar Berdasar Sektor Ekonomi ..............403.12. Pangsa Penyaluran Kredit Terbesar Berdasar Lokasi Proyek Kab./Kota Tw.II-08 ....................413.13. Perkembangan Persetujuan Kredit Baru oleh Bank Umum ...............................................413.14. Pangsa Persetujuan Kredit Baru Berdasar Jenis Penggunaan .............................................413.15. Pangsa Penyaluran Kredit UMKM Triwulan II-08 .............................................................423.16. Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Jenis Penggunaan ............................423.17. Pangsa Penyaluran Kredit UMKM Berdasar Sektor Ekonomi .............................................433.18. NPL Kredit UMKM Terbesar Menurut Sektor Ekonomi (RpMiliar) .......................................433.19. Perkembangan Jumlah Kantor Bank .............................................................................433.20. Perkembangan Kinerja Bank Umum Syariah ..................................................................453.21. Perkembangan Kinerja Bank Perkreditan Rakyat .............................................................465.1. Perkembangan Transaksi Kliring ...................................................................................555.2. Grafik Penolakan Cek/BG Kosong ................................................................................555.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal Melalui KBI Medan dan KBI Sibolga ..............................575.4. Perkembangan Jumlah PTTB di Sumut ..........................................................................605.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC Melalui PVA Bukan Bank ...........................616.1. Perkembangan TPT Sumut dan Nasional .......................................................................656.2. Perkembangan TPAK Sumut dan Nasional .....................................................................656.3. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Yang Bekerja di Sumut dan Nasional .........................666.4. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Sumut dan Nasional (%) ....................................677.1. Perkembangan Hasil Survei Konsumen .........................................................................727.2. Ekspektasi 3 Bulan ke depan .......................................................................................727.3. Perubahan Harga Umum 3 dan 6 Bulan yad ..................................................................73

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

vi

Daftar Lampiran

A. PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha

B. PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut

Lapangan Usaha

C. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku

D. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000

E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku

F. Data Inflasi Regional

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

2005 2006IV-05 IV-06 I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08

Inflasi Tahunan (yoy, %) 22.51 6.08 6.69 5.73 6.92 6.60 7.27 11.01Inflasi Tahun Kalender (ytd, %) 22.51 6.08 1.78 1.20 3.36 6.60 2.45 7.03Inflasi Triwulanan (qtq, %) 13.41 3.44 1.78 (0.57) 2.14 2.45 2.41Inflasi Bahan Makanan ( yoy, %) 23.83 5.03 13.52 11.59 12.82 12.31 11.97Inflasi Makanan Jadi (yoy, %) 11.38 5.71 5.35 4.79 5.99 4.41 4.32Inflasi Perumahan (yoy, %) 17.00 10.28 4.12 3.63 4.31 3.47 4.16Inflasi Sandang (yoy, %) 8.76 8.67 7.29 3.66 7.43 9.50 16.69Inflasi Kesehatan (yoy, %) 4.76 7.63 1.85 0.80 0.45 0.33 3.08Inflasi Pendidikan (yoy, %) 4.00 7.89 6.58 6.40 11.73 11.99 11.85Inflasi Transport (yoy, %) 61.87 1.19 1.29 1.75 1.73 1.74 1.97Pertumbuhan PDRB (yoy, %) 4.50 9.63 8.37 8.55 6.68 4.18 5.05 5.40Pertumbuhan PDRB (qtq, %) 0.69 3.65 2.81 (1.21) 1.23 1.32 3.67 (0.88)Ekspor ( US $ juta)* 1,147.24 1,353.72 1,372.40 1,568.70 1,765.22 2,081.55 2,333.02 1,512.54Impor (US $ juta)* 270.52 332.56 432.72 511.60 500.21 531.01 635.70 519.22

Giro (Rp triliun) 9.53 12.68 11.58 13.57 14.72 14.48 15.08 16.09Tabungan (Rp triliun) 17.75 20.35 21.07 22.15 23.65 26.41 27.18 28.73Deposito (Rp triliun) 25.04 27.34 28.12 26.89 28.90 30.42 29.82 30.90DPK (Rp triliun) 52.31 60.37 60.77 62.61 67.26 71.30 72.08 75.72Kredit Umum (Rp triliun) 35.37 41.37 41.57 44.90 49.11 54.20 54.78 62.34Kredit UMKM (Rp triliun) 15.68 18.23 18.62 20.31 22.03 22.43 24.72 28.02Suku Bunga Kredit (%) 14.57 14.45 13.22 12.94 11.80 11.83 11.75 11.50Suku Bunga Deposito (%) 10.07 8.56 7.75 7.10 6.91 6.91 6.53 6.72LDR (%) 67.46 68.52 68.39 71.72 73.02 76.01 75.90 82.33NPL Gross (%) 9.31 9.36 8.60 8.37 8.01 6.24 3.63 3.32NPL Netto (%) 6.11 4.69 3.12 2.40 2.76 1.42 1.57 1.37NIM (%) 4.89 4.34 1.63 3.16 4.51 5.44 1.64 3.08

* Data s/d Mei 2008

INDIKATOR EKONOMI SUMATERA UTARA

2007 2008

MAKRO

PERBANKAN

INDIKATOR

vii

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

Ringkasan Eksekutif

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

viii

RINGKASAN EKSEKUTIF

PerekonomianSumuttriwulan II-2008diperkirakantumbuh5,40% (yoy).

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN EEEKKKOOONNNOOOMMMIII MMMAAAKKKRRROOO

Perekonomian Sumut triwulan II-2008 masih mengalami

perkembangan yang cukup baik dengan pertumbuhan diperkirakan

sebesar 5,40% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

triwulan I-2008 yang sebesar 5,05% (yoy).

Di sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor jasa-jasa,

sektor keuangan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran,

khususnya jasa sosial masyarakat serta bank dan lembaga keuangan

lain. Di samping itu, libur sekolah pada bulan Juni 2008,

memberikan stimulus bagi kegiatan di sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran (PHR), serta sektor industri khususnya industri

makanan, minuman, dan tembakau. Sementara itu, sektor

pertambangan, sektor listrik, gas, dan air (LGA), serta sektor

pengangkutan dan komunikasi juga mulai menunjukkan

perkembangan yang positif.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Sumut triwulan II-08

ditopang oleh pertumbuhan konsumsi dan investasi. Kegiatan

konsumsi rumah tangga tumbuh cukup tinggi yang didorong oleh

adanya kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil pada bulan April 2008,

membaiknya ekspektasi konsumen, dan meningkatnya dukungan

pembiayaan perbankan. Nilai ekspor Sumut masih tetap tumbuh

walaupun kondisi perekonomian global belum menunjukkan tanda-

tanda perbaikan. Sementara itu, stimulus fiskal pemerintah daerah

belum menunjukkan perkembangan yang berarti.

RINGKASAN EKSEKUTIF

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

ix

RINGKASAN EKSEKUTIF

Tekanan terhadapinflasi di Sumutmeningkatpada triwulan II-2008

Perkembanganperbankandi Sumut semakinmenunjukkanpeningkatan.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN IIINNNFFFLLLAAASSSIII

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan berlanjutnya

peningkatan harga komoditas pangan dunia memberikan dampak

signifikan terhadap inflasi selama triwulan II-08. Inflasi IHK pada Juni

2008 tercatat 2,18% (mtm) atau secara tahunan mencapai

11,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Maret 2008 yang sebesar

0,92% (mtm) atau 7,27% (yoy). Namun demikian, inflasi Sumut

tersebut masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang

mencapai 2,46% (mtm) atau 11,03% (yoy).

Inflasi di Sumatera Utara pada bulan Juni 2008 dipengaruhi oleh

adanya peningkatan harga pada beberapa komoditi barang seperti :

bensin, angkutan dalam kota, cabe merah, beras, bahan bakar

rumah tangga, angkutan antar kota, bahan bangunan dan ikan

segar.

Perkembangan inflasi selama setahun terakhir didominasi oleh sisi

penawaran, khususnya faktor eksternal. Kenaikan harga komoditas

pangan dan energi dunia yang merupakan bahan baku beberapa

komoditas domestik (imported inflation) memberikan pengaruh

signifikan terhadap kenaikan harga bahan makanan dan makanan

jadi. Kenaikan harga komoditas dunia juga mendorong kenaikan

harga emas perhiasan. Khusus harga bensin, minyak tanah dan gas

elpiji, kenaikannya terutama disebabkan kenaikan harga pada

bulan Mei 2008 serta masalah distribusi dan disparitas harga yang

menyebabkan kelangkaan di beberapa daerah.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN PPPEEERRRBBBAAANNNKKKAAANNN

Kegiatan intermediasi perbankan di Sumut pada triwulan II-2008

menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan posisi yang sama

tahun sebelumnya. Total aset tercatat sebesar Rp92,87 triliun,

tumbuh 24,41% (yoy) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) mencatat

angka 82,33%, lebih tinggi dibandingkan LDR triwulan

sebelumnya 76,01%.

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

x

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan nilaitransaksipembayaran melaluiBI-RTGS meningkatsignifikan

Penyaluran kredit oleh bank umum konvensional di Sumut tumbuh

38,13% (yoy) menjadi Rp59,52 triliun, lebih tinggi dibandingkan

posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp43,09 triliun.

Begitu juga dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK)

meningkat 20,26%, menjadi Rp74,18 triliun. Peningkatan

penyaluran kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan

peningkatan penghimpunan DPK menyebabkan rasio kredit

terhadap DPK (LDR) bank umum konvensional di Sumut meningkat

dari 69,86% menjadi 80,24%. Peningkatan LDR ini diikuti oleh

membaiknya rasio kredit bermasalah (NPL) netto, dari 2,39% pada

tahun sebelumnya menjadi 1,25% pada triwulan laporan.

Sementara itu, kegiatan intermediasi bank umum syariah selama

triwulan II-2008 juga menunjukkan perkembangan yang positif.

Pembiayaan yang disalurkan (PYD) meningkat menjadi Rp2,82

triliun, sementara DPK yang dihimpun mencapai Rp1,54 triliun.

Namun demikian, peningkatan penyaluran pembiayaan ini diikuti

oleh peningkatan jumlah pembiayaan yang bermasalah, tercermin

dari rasio pembiayaan bermasalah (NPF) netto yang meningkat dari

2,65% menjadi 3,88%.

Seperti halnya bank umum dan bank syariah, kinerja bank

perkreditan rakyat/syariah (BPR/S) juga mengalami peningkatan.

Kegiatan intermediasi yang tercermin dari LDR, mengalami

peningkatan menjadi 106,45% akibat kenaikan pada nominal

kredit yang disalurkan dan DPK yang dihimpun.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN SSSIIISSSTTTEEEMMM PPPEEEMMMBBBAAAYYYAAARRRAAANNN

Pada triwulan II 2008, perkembangan nilai transaksi pembayaran

non tunai melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement

(BI-RTGS) di wilayah perbankan Sumatera Utara meningkat cukup

signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Nilai transaksi Outgoing meningkat sebesar 61,80% menjadi

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

xi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Aliran uang kartalmenunjukkan posisiNetoutflow.

Realisasi APBD padasemester I-2008diperkirakan masihsangat rendah

Kondisiketenagakerjaandi Sumutmenunjukkanperkembanganyangmembaik

Rp73.948 miliar dengan volume transaksi yang juga meningkat

sebesar 72,34% menjadi 84.298 transaksi. Transaksi Incoming

meningkat sebesar 80,21% menjadi Rp66.256 miliar dengan

volume transaksi yang meningkat sebesar 77,05% menjadi 95.695

transaksi.

Aliran uang kartal menunjukkan posisi Netoutflow atau jumlah uang

kartal yang keluar (Outflow) dari Bank Indonesia melalui

pembayaran tunai ke perbankan, lebih besar dibanding jumlah uang

kartal yang masuk (Inflow) ke Bank Indonesia melalui penyetoran

tunai perbankan. Rata-rata per hari jumlah aliran uang kartal inflow

mencapai Rp65,2 miliar sedangkan outflow mencapai Rp74,0 miliar.

Sementara itu, jumlah temuan uang palsu yang dilaporkan ke KBI

Medan menunjukkan peningkatan baik jumlah bilyet maupun

jumlah nominal. Jumlah bilyet temuan uang palsu meningkat 48%

dengan nilai nominal yang juga meningkat 66%.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH

Sampai dengan Mei 2008, realisasi APBD tahun 2008 diperkirakan

masih sangat rendah. Hal ini disebabkan terlambatnya pengesahan

APBD Sumut. Keterlambatan ini berdampak kepada tertundanya

berbagai belanja pemerintah dan kegiatan pembangunan daerah

pada triwulan I-2008. Realisasi belanja pemerintah selama triwulan

I-2008 hanya dialokasikan untuk belanja rutin, terutama gaji

pegawai. Adapun belanja yang terkait langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan, belum dapat

terlaksana.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN KKKEEETTTEEENNNAAAGGGAAAKKKEEERRRJJJAAAAAANNN DDDAAANNN KKKEEESSSEEEJJJAAAHHHTTTEEERRRAAAAAANNN

Kondisi ketenagakerjaan di Sumut periode tahun 2005-2007

menunjukkan perkembangan yang membaik. Hal ini tercermin dari

meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja serta semakin

menurunnya jumlah pengangguran.

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

xii

RINGKASAN EKSEKUTIF

PerekonomianSumuttriwulan III-2008diperkirakantumbuh positif.

Turunnya jumlah pengangguran diikuti pula oleh menurunnya

statistik angka kemiskinan di Sumut. Dibandingkan dengan angka

pada tahun 2006 (1.979.702 orang), statistik angka kemiskinan

tahun 2007 di Sumut mengalami penurunan sebesar 211.302

orang, menjadi sekitar 1.768.400 orang, atau sekitar 13,78% dari

total jumlah penduduk Sumut yang sebesar 12,83 juta orang. Pada

bulan Maret 2008 angka kemiskinan menunjukkan penurunan

kembali sebanyak 154.600 orang atau menjadi 1.613.800 orang.

Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan salah satu

indikator kesejahteraan petani Provinsi Sumatera Utara bulan Mei

2008 tercatat sebesar 104,59 mengalami kenaikan 1,22% bila

dibandingkan dengan NTP bulan April 2008 sebesar 103,32 di

Sumut.

PPPRRROOOSSSPPPEEEKKK PPPEEERRREEEKKKOOONNNOOOMMMIIIAAANNN

Pada triwulan III-2008, pertumbuhan ekonomi Sumut diperkirakan

masih melanjutkan tren positif meskipun dalam periode tersebut akan

ditandai pula dengan sedikit tekanan sebagai dampak krisis ekonomi

dunia dan kenaikan harga BBM. Pertumbuhan ekonomi secara tahunan

(year on year) pada triwulan III-2008 diperkirakan masih lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2008 yang sebesar 5,40% (yoy),

terutama didorong konsumsi masyarakat sejalan dengan masuknya

bulan puasa, peningkatan realisasi belanja pemerintah daerah serta

peningkatan pembiayaan perbankan.

Sementara itu, dari sisi penawaran, kegiatan ekspor diproyeksikan juga

memberikan kontribusi positif terutama pada komoditas unggulan

Sumatera Utara seperti Crude Palm Oil (CPO) dan karet mentah

mengingat masih tingginya harga dan permintaan di pasar dunia.

Sesuai siklus musiman, dalam periode tersebut komoditas kelapa

sawit dan karet juga dalam periode/masa produksi yang baik.

Di sisi sektoral, pertumbuhan sektor-sektor dominan seperti sektor

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel &

restoran triwulan mendatang masih akan tertekan meskipun tumbuh

lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan sektor

industri diperkirakan tertekan oleh dampak kenaikan harga BBM Juni

2008. Kenaikan harga BBM memberikan efek kenaikan biaya

operasional sedangkan harga jual relatif sulit dinaikkan mengingat pada

saat bersamaan daya beli juga menurun akibat tekanan inflasi

Pada triwulan III-2008 mendatang laju inflasi gabungan empat kota

di Sumut secara triwulanan diperkirakan mengalami peningkatan

dibandingkan inflasi pada triwulan II-2008, terutama disebabkan

oleh kendala pada pasokan bahan makanan, khususnya beras, dan

kenaikan biaya jasa pendidikan pada tahun ajaran baru yang

diperkirakan akan mendorong permintaan terhadap alat tulis dan

perlengkapan sekolah. Di samping itu permintaan terhadap bahan

makanan dan makanan jadi diperkirakan meningkat menjelang bulan

Ramadhan.

Tekanan utama masih bersumber dari faktor eksternal berupa

tingginya harga komoditas internasional. Di samping itu, ekspektasi

inflasi yang semakin meningkat juga akan turut mendorong inflasi.

Perkiraan tersebut didukung oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

yang dilakukan KBI Medan menunjukkan bahwa para pelaku usaha,

memperkirakan harga jual/tarif barang dan jasa pada triwulan III-

2008 akan lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2008.

Melihat potensi tekanan inflasi yang semakin meningkat, peran

strategis pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, menjadi

semakin diperlukan dalam pengendalian inflasi. Pelaku usaha dan

masyarakat juga seyogyanya mendukung langkah-langkah kebijakan

yang diambil oleh pemerintah.

Fungsi intermediasi pada semester II-2008 diperkirakan meningkat

dibandingkan semester I-2008, sejalan dengan membaiknya kondisi

makroekonomi Sumut. Membaiknya ekspektasi pelaku usaha dan

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

xiv

RINGKASAN EKSEKUTIF

situasi bisnis diharapkan dapat lebih menggerakkan sektor riil Sumut

dan mendorong perbankan untuk lebih ekspansif dalam

menyalurkan kreditnya ke sektor produktif.

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

BAB I

Perkembangan EkonomiMakro Regional

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

1

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Atas Dasar HargaBerlaku

Atas Dasar HargaKonstan 2000Sektor Ekonomi/

Lapangan UsahaTw I-08 Tw II - 08 Tw I-08 Tw II - 08

1. Pertanian 13,176,188.83 12,445,451.00 6,429,719.44 6,140,779.82

2. Pertambangan dan Penggalian 653,865.57 691,444.08 316,002.48 329,241.33

3. Industri Pengolahan 12,261,572.21 12,423,846.26 6,013,312.05 5,900,067.55

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 497,920.02 510,955.67 186,764.21 190,033.45

5. Bangunan 2,747,264.28 2,867,531.79 1,711,182.44 1,752,857.80

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,537,535.98 9,680,838.95 4,807,309.69 4,816,020.37

7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,423,403.45 4,493,364.99 2,410,534.28 2,403,803.03

8. Keuangan dan Jasa Perusahaan 3,225,153.26 3,342,207.75 1,785,232.63 1,808,456.65

9. Jasa-Jasa 4,805,282.92 5,086,726.28 2,539,835.99 2,627,023.37

PDRB Sumatera Utara 51,328,186.52 51,542,366.77 26,199,893.20 25,968,283.35

1. KONDISI UMUM

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan laporan

diperkirakan sebesar 5,40% (yoy). Angka pertumbuhan ini mengalami peningkatan

dibandingkan pertumbuhan triwulan I-08 yang sebesar 5,05% (yoy). Dari sisi sektoral,

tiga sektor yang dominan sebagai sumber pertumbuhan pada triwulan II-2008 adalah

sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor jasa-saja dengan

sumber pertumbuhan masing-masing sebesar 1,27%, 1,18% dan 0,91%. Sedangkan

angka pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dicapai sektor jasa-jasa (9,03%), sektor

keuangan dan jasa perusahaan (8,59%) serta sektor bangunan (8,42%).

Tabel 1.1Nilai PDRB Sumut Menurut Sektor EkonomiTriwulan I-08 dan Triwulan II-08 (Rp Juta)

Sumber : Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, Juni 2008

Sementara itu, secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Sumut pada periode

triwulan laporan mencapai -0,88% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mencapai 3,67%. Penurunan pertumbuhan terutama disebabkan oleh faktor siklus

musiman yang terjadi pada sektor pertanian dimana setiap triwulan II selalu terjadi

penurunan pertumbuhan dibandingkan triwulan I-2008. Sektor lain yang mengalami

penurunan adalah sektor industri pengolahan serta sektor pengangkutan dan

komunikasi terutama disebabkan oleh faktor peningkatan biaya produksi sebagai

dampak kebijakan kenaikan bahan bakar minyak bulan Juni 2008 serta krisis minyak dan

pangan dunia.

BBBAAABBB 111 PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN EEEKKKOOONNNOOOMMMIII MMMAAAKKKRRROOO RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

2

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi tahunan masih didorong oleh

variabel konsumsi, baik berupa konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah

serta variabel ekspor. Sumbangan konsumsi dalam Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) triwulan II-2008 mencapai 68,48% sedikit meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 67,77%. Kinerja ekspor dan impor pada triwulan

laporan juga menunjukkan peningkatan masing-masing sebesar 1,09% dan 3,17%. Di

sisi lain, aktivitas investasi di Sumut masih belum menunjukkan peningkatan berarti,

terkait masih rendahnya angka Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman

Modal Dalam negeri (PMDN) di Sumut selama periode laporan.

Dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi

Sumut pada triwulan laporan diperkirakan akan lebih rendah. Berdasarkan kondisi ini,

diperlukan suatu akselerasi dalam perekonomian daerah, agar perekonomian kembali

mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi. Pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun

2007 yang mencapai 6,9% atau di atas angka nasional sebesar 6,3%, membuktikan

bahwa perekonomian Sumut sebenarnya masih memiliki momentum akselerasi yang

sangat baik. Pergeseran pertumbuhan pada sektor-sektor tersier memberikan harapan

baru adanya perluasan sumber-sumber perekonomian daerah .

2. SISI PRODUKSI

Dilihat berdasarkan strukturnya, terjadi sedikit perubahan kontribusi sektoral

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor pertanian masih mendominasi struktur

PDRB, dengan share sebesar 23,65%, meskipun tercatat mengalami penurunan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 24,54%. Sementara itu, share

sektor industri pengolahan tercatat sebesar 22,72%. Menurunnya kontribusi sektor

pertanian tidak terlepas dari kondisi luas lahan, kondisi infrastruktur sektor pertanian serta

pangalihan lahan produktif, terutama yang terjadi pada sub sektor tanaman bahan

makanan. Sedangkan sektor-sektor lainnya relatif tidak mengalami perubahan kontribusi

yang berarti.

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

3

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.1.Struktur PDRB Sumut Triwulan I-08 dan Triwulan II-08

Tw I -08 Tw II-08

Pertambangan

; 1,27

Industri ; 23,89Listrik; 0,97

Bangunan;

5,35

Perdagangan;

18,58

Pengangkutan

; 8,62

Keuangan ;

6,28

Jasa-Jasa;

9,36

Pertanian;

25,67

Pertambangan

; 1,34

Industri ; 24,1Listrik; 0,99Bangunan;

5,56

Perdagangan;

18,78

Pengangkutan

; 8,72

Keuangan ;

6,48

Jasa-Jasa;

9,87

Pertanian;

24,15

Sumber :Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, Juni 2008

Secara triwulanan (quarter to quarter), pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara

mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,88%, terkait dengan pola musiman/siklikal

ekonomi Sumut yaitu berakhirnya masa panen sektor pertanian. Pada triwulan laporan,

sektor pertanian mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -4,49% diikuti sektor

industri pengolahan serta sektor pengangkutan dan komunikasi dengan pertumbuhan

masing-masing sebesar -1,88% dan -0,28%. Sementara itu sektor-sektor lainnya

memberi pertumbuhan positif yaitu sektor pertambangan dan penggalian tumbuh

sebesar 4,19%, sektor jasa-jasa 3,43%, sektor bangunan 2,44%, sektor listrik, gas dan

air bersih 1,75%, sektor keuangan dan jasa perusahaan 1,30% serta sektor

perdagangan hotel dan restoran 0,18%.

Secara tahunan (year on year), pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 5,40%

yang didukung oleh seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor

jasa-jasa 9,03%, sektor keuangan dan jasa perusahaan 8,59%, sektor bangunan 8,42%,

sektor pertambangan 7,32%, sektor pengangkutan dan komunikasi 7,24%, sektor

perdagangan hotel dan restoran 6,34%, sektor pertanian 5,39%. Sementara sektor

listrik, gas air bersih tumbuh 3,15% dan sektor pengolahan hanya tumbuh sebesar

0,70%. Sektor pertanian sebagai sektor utama Sumut, tetapi dilihat dari angka

pertumbuhannya secara tahunan justru lebih rendah dari sektor-sektor non primer

terutama sektor jasa dan keuangan. Kondisi ini tampaknya melanjutkan fenomena

pergeseran sumber pertumbuhan ekonomi Sumut ke arah sektor non primer.

Kinerja masing-masing sektor dapat tercermin dari sumber pertumbuhannya.

Sumber pertumbuhan (source of growth) merupakan salah satu indikator untuk melihat

seberapa besar bagian dari masing-masing sektor dalam penciptaan total laju

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

4

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya sumber pertumbuhan merupakan penghitungan

dari tingkat pertumbuhan dikalikan dengan penimbangnya.

Berdasarkan sumber pertumbuhan, pada triwulan I-08, sektor yang memberikan

sumber pertumbuhan terbesar adalah sektor jasa-jasa 0,35%, disusul oleh sektor

bangunan yang menyumbang 0,16%. Sedangkan sektor lainnya justru memberikan

seumber pertumbuhan ekonomi negatif yaitu sektor pertanian -1,06%, diikuti sektor

industri pengolahan -0,43%, serta sektor pengangkutan dan komunikasi -0,03%.

Tabel 1.2.Pertumbuhan & Sumber PertumbuhanPDRB Sumut Tw I-2008 & Tw II-2008

Tw I 08 Tw II 08 Tw I 08 Tw II 08 Tw I 08 Tw II 08 Tw I 08 Tw II 08

PERTANIAN 7,26 -4,49 1,78 -1,06 6,13 5,39 1,50 1,27

PERTAMBANGAN 2,39 4,19 0,03 0,05 3,25 7,32 0,04 0,09

INDUSTRI 1,80 -1,88 0,41 -0,43 0,68 0,70 0,16 0,16

LISTRIK 1,57 1,75 0,01 0,01 0,10 3,15 0,00 0,02

BANGUNAN 0,26 2,44 0,02 0,16 7,13 8,42 0,47 0,57

PERDAGANGAN 2,95 0,18 0,54 0,03 4,20 6,34 0,77 1,18

PENGANGKUTAN 3,49 -0,28 0,32 -0,03 8,19 7,24 0,75 0,67

KUANGAN 1,86 1,30 0,13 0,09 10,81 8,59 0,74 0,60

JASA-JASA 4,93 3,43 0,48 0,35 7,36 9,03 0,71 0,91

P D R B 3,67 -0,88 3,67 -0,88 5,05 5,40 5,05 5,40

Triwulanan (qtq)

Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

Tahunan (yoy)

Pertumbuhan Sumber PertumbuhanSEKTOR

Sumber : Survei Indikator Ekonomi Sumut, BI-BPS, Juni 2008

Berikut ini analisis singkat perkembangan sektor-sektor ekonomi di Sumut

selama triwulan II-08.

2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian mempunyai siklus pertumbuhan dengan pola hampir sama

setiap triwulan dalam satu tahun. Di sisi lain, kontribusi sektor pertanian cenderung

paling dominan, sehingga akan mempengaruhi pola pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan. Jika pada triwulan sebelumnya pertumbuhan sektor pertanian tumbuh

7,26%, maka pada triwulan ini sektor pertanian mengalami kontraksi sebesar -4,49%.

Kontraksi ini disebabkan oleh penurunan pertumbuhan sub sektor tanaman bahan

makanan terbesar -14,20%, diikuti oleh sub sektor kehutanan -0,37%. Sementara itu,

sub sektor lainnya mengalami pertumbuhan, meskipun secara keseluruhan tidak mampu

memberikan pertumbuhan positif pada sektor pertanian. Sub sektor perkebunan tumbuh

sebesar 1,41%, sub sektor perikanan 0,75% dan sub sektor peternakan 0,35%. Peranan

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

5

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

sektor pertanian terhadap total PDRB triwulan II-2008 mengalami penurunan dari

24,54% menjadi 23,65%.

Grafik 1.2. Pertumbuhan dan Sumbangan Sektor PertanianTerhadap PDRB Sumut Triwulan II-08 (qtq)

-14,20

1,410,35

-0,37

0,75

-4,49

23,65

2,51

1,33

7,67

9,64

2,50

-15

-10

-5

0

5

a. Tabama b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan Pertanian

0

5

10

15

20

25

Pertumbuhan (%) Sumbangan

Sumber: Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, Juni 2008

a. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan

Sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) meliputi kegiatan usaha

komoditas padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Pada triwulan II-2008, sub

sektor ini mengalami kontraksi yang cukup signifikan yaitu -14,20% setelah pada

triwulan sebelumnya tumbuh 19,04%. Peranan sub sektor ini pada total PDRB Sumatera

Utara pada triwulan II-2008 mencapai 9,10%.

Menurunnya pertumbuhan sektor ini tidak terlepas dari telah berlalunya musim

panen pada beberapa komoditi. Panen raya padi sebagai salah satu komoditi utama sub

sektor ini telah berlalu. Diperkirakan pada triwulan III-08, pertumbuhan sub sektor ini

akan mengalami peningkatan.

b. Sub Sektor Perkebunan

Sub sektor perkebunan meliputi tanaman keras seperti komoditas : kelapa sawit,

karet, coklat dan lainnya. Pada triwulan II-2008 kinerja sub sektor perkebunan

mengalami pertumbuhan 1,41%. Sementara jika dibandingkan dengan triwulan yang

sama pada tahun sebelumnya (year on year), sub sektor perkebunan mampu tumbuh

hingga sebesar 6,59 %.

Jika dilihat dari peranan terhadap total PDRB Sumatera Utara, maka sub sektor ini

merupakan penyumbang terbesar pertama dari sektor pertanian, dimana peranannya

pada triwulan II-2008 sebesar 9,90% lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 9,42%.

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

6

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

c. Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya

Sub sektor peternakan pada triwulan II-2008 juga mengalami pertumbuhan yang

relatif lambat, yaitu hanya tumbuh 0,35%, setelah pada triwulan I-2008 sebelumnya

mampu tumbuh 1,20%. Meskipun pertumbuhannya melambat, namun kontribusi sub

sektor ini terhadap total PDRB mengalami peningkatan, yaitu dari 2,06% menjadi 2,11%

pada triwulan ini. Sementara itu, pertumbuhan secara tahunan (year on year) sub sektor

ini tercatat sebesar 4,59 %.

d. Sub Sektor Kehutanan

Produk utama dari sub sektor ini adalah kayu dan non kayu misalnya rotan, kulit

kayu, tumbuhan obat-obatan, penangkaran hewan dan lain-lain. Produksi kayu

menyumbang sekitar 95% dari total sub sektor ini. Kegiatan sub sektor kehutanan pada

triwulan II-2008 mengalami kontraksi sebesar -0,37%, dimana pada triwulan

sebelumnya juga mengalami kontraksi sebesar -0,47%. Kontraksi ini terkait dengan

berkurangnya usaha di bidang perkayuan terkait dengan kelangkaan bahan produksi dan

penertiban pemanfaatan hasil hutan. Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB juga

tidak jauh beranjak dari 0,91% pada triwulan I-2008 menjadi 0,93% pada triwulan ini.

e. Sub Sektor Perikanan

Kinerja sub sektor perikanan di triwulan II-2008 juga menunjukkan pertumbuhan

yang melambat. Jika pada triwulan I-2008 kinerja sub sektor perikanan tumbuh sebesar

2,48 %, maka di triwulan II-2008 sub sektor ini hanya mampu tumbuh sebesar 0,75 %.

Pertumbuhan tahunan untuk triwulan yang sama, sub sektor ini tumbuh 4,14%.

Sementara, kontribusi sub sektor perikanan terhadap total PDRB pada triwulan II-2008,

sebesar 2,11%. Faktor cuaca diindikasikan sebagai salah satu penyebab perlambatan

pertumbuhan, terutama untuk perikanan laut.

Proyeksi Produksi Komoditi Pertanian 2008

Produksi padi tahun 2007 (Angka Tetap) sebesar 3.265.834 ton Gabah Kering

Giling (GKG) naik sebesar 258.198 ton atau 8,58% dibandingkan dengan produksi padi

tahun 2006. Kenaikan produksi padi tahun 2007 disebabkan kenaikan luas panen

sebesar 45.209 hektar atau 6,41%. Kenaikan luas panen padi pada tahun 2007

disebabkan karena perbaikan irigasi di beberapa kabupaten/kota dan adanya program

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

7

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

P2BN (Program Peningkatan Beras Nasional). Pada tahun 2007 Sumatera Utara

menyumbang sebesar 5,71% terhadap produksi padi nasional.

Sementara itu, produktivitas padi tahun 2007 tercatat sebesar 43,53 kuintal per

hektar (ku/ha), atau naik sebesar 0,87 ku/ha atau 2,04% dibandingkan produktivitas

padi tahun 2006 sebesar 42,66 ku/ha.

Produksi padi pada tahun 2008 (Angka Ramalan II/ARAM II) diperkirakan sebesar

3.274.061 ton yang mengalami kenaikan sebesar 8.227 ton atau 0,25% bila

dibandingkan produksi padi tahun 2007. Kenaikan produksi ini antara lain merupakan

dampak dari keberhasilan program pemerintah dibidang pertanian sehingga

produktivitas padi mengalami kenaikan sebesar 0,21 ku/ha atau 0,48%.

Tabel 1.3. Luas Panen dan Produksi Padi di Sumatera Utara.

2008

(Angka Ramalan)

Luas Panen Ha 705.023 750.232 748.448

Produktivitas Ku/Ha 42,66 43,53 43,74

Produksi*) Ton 3.007.636 3.265.834 3.274.061

Uraian Satuan 2006 2007

Keterangan *): Bentuk hasil produksi GKG (Gabah Kering Giling)Sumber: Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, Juni 2008

Sementara itu, produksi jagung Sumatera Utara tahun 2007 (Angka Tetap)

sebesar 804.850 ton naik sebesar 122.808 ton atau 18,01% dibandingkan produksi

tahun 2006. Peningkatan produksi jagung disebabkan kenaikan luas panen sebesar

29.736 hektar atau 14,86%. Kenaikan luas panen ini disebabkan adanya program

pengembangan jagung di lahan perkebunan, sedangkan produktivitas mengalami

peningkatan sebesar 0,93 ku/ha atau 2,73%.

Pada tahun 2008 komoditas jagung diperkirakan mengalami kenaikan produksi

sebesar 198.013 ton atau 24,60 % dibandingkan produksi jagung tahun 2007. Luas

panen juga mengalami kenaikan sebesar 12.287 hektar atau 5,34%, sedangkan

produktivitas mengalami kenaikan sebesar 6,40 ku/ha atau 18,28%.

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

8

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.4. Luas Panen dan Produksi Jagung di Sumatera Utara

2008(Angka Ramalan)

Luas Panen Ha 200.146 229.882 242.169Produktivitas Ku/Ha 34,08 35,01 41,41Produksi*) Ton 682.042 804.850 1.002.863

UraianSatuan 2006 2007

Keterangan *): Bentuk hasil produksi pipilan keringSumber: Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, Juni 2008

Produksi kedelai Sumatera Utara tahun 2007 (Angka Tetap) sebesar 4.345 ton

turun sebesar 2.697 ton atau 38,30% dibandingkan produksi kedelai tahun 2006.

Penurunan produksi kedelai disebabkan penurunan luas panen sebesar 2.564 hektar

atau 40,62 % sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,44 ku/ha atau

3,94%. Penurunan luas panen kedelai disebabkan minat masyarakat untuk menanam

kedelai semakin menurun karena keuntungan yang diterima petani lebih rendah

dibandingkan dengan komoditas palawija lainnya.

Tabel 1.5. Luas Panen dan Produksi Kedelai di Sumatera Utara

2008

(Angka Ramalan)

Luas Panen Ha 6.311 3.747 9.316

Produktivitas Ku/Ha 11,16 11,6 11,8

Produksi*) Ton 7.042 4.345 10.993

Uraian Satuan 2006 2007

Keterangan *): Bentuk hasil produksi biji keringSumber: Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, Juni 2008

Produksi kedelai pada tahun 2008 diperkirakan mengalami kenaikan

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Produksi kedelai pada tahun 2008 sebesar

10.993 ton naik sebesar 6.648 ton atau 153,00% dibanding tahun 2007. Kenaikan luas

panen sebesar 5.569 hektar atau 148,63% karena adanya program pemerintah yakni

salah satunya adalah kerjasama dengan perusahaan perkebunan yang ada di Sumut yaitu

penambahan areal tanam di lahan perkebunan, sedangkan produktivitas meningkat

sebesar 0,20 ku/ha atau 1,72 %.

Produksi kacang tanah Sumatera Utara tahun 2007 (Angka Tetap) sebesar

20.329 ton naik sebesar 210 ton (1,04%) dibandingkan produksi kacang tanah tahun

2006. Kenaikan produksi kacang tanah disebabkan oleh kenaikan produktivitas 0,31

ku/ha atau 2,77% sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 297 hektar

atau 1,65%.

Berbeda dengan perkiraan produksi kedelai yang akan meningkat tajam, maka

produksi kacang tanah pada tahun 2008 diperkirakan sebesar 20.177 ton, atau

mengalami penurunan sebesar 152 ton (0,74%). Penurunan ini disebabkan turunnya

luas panen sebesar 159 hektar atau 0,90% dibanding tahun 2007.

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

9

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.6. Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah di Sumatera Utara

2008

(Angka Ramalan)

Luas Panen Ha 17.991 17.694 17.535

Produktivitas Ku/Ha 11,18 11,49 11,51

Produksi*) Ton 20.119 20.329 20.177

Uraian Satuan 2006 2007

Keterangan *): Bentuk hasil produksi biji keringSumber: Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, Juni 2008

Produksi kacang hijau tahun 2007 (Angka Tetap) sebesar 4.855 ton turun sebesar

1.682 ton atau 25,73% dibandingkan produksi kacang hijau tahun 2006. Penurunan

produksi kacang hijau diperkirakan karena penurunan luas panen sebesar 1.604 hektar

atau 25,98%. Produktivitas kacang hijau mengalami peningkatan sebesar 0,04 ku/ha

atau 0,38% bila dibandingkan produktivitas pada tahun 2006.

Pada tahun 2008 produksi kacang hijau diperkirakan sebesar 5.601 ton, naik

sebesar 746 ton atau 15,37% dibanding produksi kacang hijau tahun 2007. Hal ini

dipengaruhi oleh kenaikan luas panen sebesar 656 hektar atau 14,36%, sedangkan

produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,03 ku/ha atau 0,28%.

Produksi ubi kayu tahun 2007 (Angka Tetap) sebesar 438.573 ton turun sebesar

13.877 ton, atau 3,07% dibandingkan produksi ubi kayu tahun 2006. Sementara, pada

tahun 2008 komoditas ubi kayu diperkirakan mengalami kenaikan luas panen dan

produksi dibandingkan dengan luas panen dan produksi tahun 2007. Kenaikan luas

panen ubi kayu sebesar 479 hektar, diiringi kenaikan produksi sebesar 118.631 ton.

2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2008 mengalami

peningkatan, yaitu tumbuh 4,19%, dimana pada triwulan sebelumnya 2,39%. Peranan

sektor ini terhadap total PDRB sebesar 1,34%. Meskipun termasuk dalam sektor primer,

namun peranan sektor ini terhadap perekonomian secara keseluruhan masih nampak

rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh belum optimalnya eksplorasi pertambangan,

terkait lokasi deposit tambang yang sebagian besar berada di wilayah hutan lindung.

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

10

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

2.3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini meliputi sub sektor industri migas dan industri non migas, dimana

industri non migas merupakan salah satu motor penggerak roda perekonomian di

Sumatera Utara. Kegiatan sub sektor industri pengilangan migas di Sumatera Utara

setiap triwulannya selalu berfluktuasi, adanya kecenderungan berfluktuasinya produksi

pertambangan migas di Sumatera Utara mempengaruhi pertumbuhan triwulanan pada

sub sektor industri migas ini. Pada triwulan II-2008 industri migas mengalami kontraksi

-0,80%, dimana pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 0,72%. Peranan sub sektor

ini terhadap total PDRB sedikit meningkat dari 0,15% menjadi 0,16%.

Grafik 1.3. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri PengolahanTerhadap PDRB Sumut Triwulan II-08 (qtq)

Kinerja sub sektor industri pengolahan non migas pada triwulan ini juga

mengalami kontraksi. Sub sektor industri pengolahan non migas terkontraksi -1,89 %,

setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 1,81%. Kondisi ini disebabkan karena

terjadinya penurunan kinerja dari kegiatan industri kertas dan barang cetakan yang

terkontraksi -12,40%, diikuti industri tekstil, barang, kulit dan alas kaki -7,10 %, industri

semen dan barang galian bukan logam -3,34%, industri makanan, minuman dan

tembakau -2,81%, industri barang kayu dan hasil hutan lainnya -2,16%, serta industri

alat angkutan, mesin dan peralatannya -0,90%. Sementara jenis industri lainnya tumbuh

positif, yaitu : industri pupuk, kimia dan barang dari karet 1,29%, industri logam dasar

besi dan baja 1,11%, dan industri barang lainnya 0,85%. Peranan sub sektor ini naik

dari 23,89% menjadi 24,10% pada triwulan laporan.

-0,80 -0,80-1,89

-2,81

-7,10

-2,16

-12,40

1,29

-3,34

1,11

-0,90

0,85

-1,88

0,12

22,60

13,85

0,131,26

0,17

4,31

1,02 1,240,59

0,04

22,72

-15

-10

-5

0

5

Ind. M

igas

minyak

bumi

Ind. N

onMiga

s

Mknn,m

nmn&tm

bku

Teksti

l

Brgka

yu

Krts&br

g cetak

an

Kimia&

brng drka

ret

galian

bkn lgm

Logam

Alatang

ktn

Brnglai

n

Industr

i

0

5

10

15

20

25

Pertumbuhan (%) Sumbangan

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

11

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

2.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (LGA)

Pada triwulan ini sektor LGA mengalami pertumbuhan 4,00%, dimana pada

triwulan sebelumnya mengalami kontraksi -0,74%. Pertumbuhan positif yang terjadi

pada sub sektor ini disebabkan peningkatan kinerja pada semua sub sektor, yaitu : sub

sektor listrik, sub sektor gas dan air bersih.

Grafik 1.4. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor LGATerhadap PDRB Sumut Triwulan II-08 (qtq)

Kinerja sub sektor listrik naik 1,81%, dimana pada triwulan sebelumnya tumbuh

0,74%. Sub sektor gas kota juga mengalami pertumbuhan meskipun hanya 1,86%

dimana pada triwulan sebelumnya tumbuh 5,23%. Selanjutnya kinerja sub sektor air

bersih tercatat sebesar 2,78%, sementara pada triwulan sebelumnya 1,56%. Sektor ini

merupakan penyumbang terkecil terhadap total PDRB Sumatera Utara. Kontribusinya

pada triwulan II-2008 sebesar 0,99%.

Setelah mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) pada tahun 2007, kondisi

kelistrikan di Sumut mulai menunjukkan perbaikan meskipun sampai saat ini masih

terjadi posisi defisit antara penyediaan pasokan dan permintaan pelanggan. Jumlah

pelanggan PT.PLN di wilayah Provinsi Sumatera Utara mencapai 2.295.831 pelanggan.

Total daya mampu yang dimiliki PT.PLN adalah sebesar 1.066 MW. Angka tersebut

sudah termasuk transfer dari PT. Inalum (44MW) dan transfer dari PT.PLN wilayah Riau

(7MW), sedangkan perkiraan beban puncak yang dimiliki mencapai 1.250 MW sehingga

terjadi defisit 184 MW.

2.5. Sektor Bangunan

Pada triwulan II-2008, sektor bangunan mengalami pertumbuhan sebesar

2,44%, setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 0,26%. Pertumbuhan tahunan (year

1,81

1,56

1,75

1,86

0,50

0,73

0,18

0,060

1

2

Listrik Gas Air brsh LGA

0

1

1

Pertumbuhan (%) Sumbangan

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

12

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

on year) sektor bangunan sebesar 8,42%. Sumbangan yang diberikan sektor ini

terhadap pembentukan PDRB Sumatera Utara triwulan II-2008 juga mengalami kenaikan.

Andil sektor bangunan pada triwulan II-2008 sebesar 5,56 % lebih rendah dari triwulan

sebelumnya sebesar 5,35%.

Tabel 1.7. Realisasi Pengadaan Semen (ton)

Tw.I Tw.II Tw.I Tw.II qtq yoySumut 426,480 495,499 536,142 566,046 5.58% 14.24%Sumatera 1,817,215 1,979,634 2,179,340 2,323,083 6.60% 17.35%Nasional 6,988,245 8,077,983 8,095,202 10,108,830 24.87% 25.14%

Growth20082007

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

Pertumbuhan sektor bangunan juga dapat dikonfirmasi dari realisasi

pengadaan semen yang terus meningkat. Pada triwulan II-07, pengadaan semen di

Sumatera Utara mencapai 495,50 ribu ton, sedangkan pada triwulan II-08

meningkat menjadi 566,05 ribu ton atau meningkat sebesar 14,24%.

2.6. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor ini merupakan salah satu sektor yang sangat dominan dalam

perekonomian, sehingga tak heran jika sektor ini sering menjadi penentu pertumbuhan

ekonomi. Meskipun masih mengalami peningkatan, namun kinerja sektor ini pada

triwulan II-2008 mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Jika pada triwulan sebelumnya sektor ini tumbuh 2,95%, maka pada triwulan ini

hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,18%. Hal ini terjadi pada semua sub sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Peranan sektor ini pada triwulan II-2008 lebih tinggi

dibanding triwulan sebelumnya. Jika pada triwulan sebelumnya sektor ini memberikan

sumbangan 18,58% maka pada triwulan II-2008 memberikan sumbangan 18,78%

terhadap total PDRB Sumatera Utara.

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

13

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.5. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PHRTerhadap PDRB Sumut Triwulan II-08 (qtq)

16,50

1,75

18,55

0,18

2,64

0,27

-1,08

0,29

-50%

-25%

0%

25%

50%

75%

100%

Prdgan bsr&eceran Hotel Restoran PHR

Pertumbuhan (%) Sumbangan

Pertumbuhan sub sektor perdagangan mengalami perlambatan kinerja dari

2,97% pada triwulan sebelumnya menjadi 0,27%. Sementara, pertumbuhan tahunan

(year on year) mengalami kenaikan 6,60%. Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB

pada triwulan II-2008, yaitu sebesar 16,61%.

Selain itu, perkembangan sub sektor ini juga dapat dikonfirmasikan dari hasil

Survei Penjualan Eceran, dimana indeks penjualan secara agregat berada di atas 1.

Grafik 1.6. Perkembangan Indeks Nominal Penjualan Eceran di Kota Medan

1.171.10 1.10

1.01

1.07

0.95

1.08

1.031.01

1.00

1.01

1.03

1.02

1.08

0.20

0.60

1.00

1.40

Jun.

07Ju

l.07

Aug.0

7

Sep.0

7

Okt.07

Nov.0

7

Des.0

7

Jan.

08

Feb.0

8

Mar.08

Apr.08

Mei.08

Juni.

08*

Juli.0

8

Sumber: Survei Penjualan Eceran, BI Medan

Sementara itu, kinerja sub sektor hotel juga mengalami perlambatan terhadap

triwulan I-2008. Jika pada triwulan I-2008 sub sektor ini tumbuh sebesar 3,82%, maka

pada triwulan II-2008 sub sektor ini tumbuh hanya 2,64%. Sumbangan sub sektor hotel

pada triwulan ini terhadap total PDRB adalah sebesar 0,31%.

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

14

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kinerja sub sektor restoran pada triwulan ini mengalami kontraksi. Jika pada

triwulan I-2008 sub sektor ini tumbuh sebesar 2,68%, maka pada triwulan II-2008

kinerja sub sektor ini tumbuh -1,08%. Pertumbuhan tahunan (year on year) sub sektor

ini 3,33%. Sedangkan kontribusi yang diberikan terhadap total PDRB sebesar 1,87%.

2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi triwulan II-2008 terhadap triwulan

I-2008 mengalami kontraksi. Sektor ini tumbuh -0,28%, setelah pada triwulan

sebelumnya mengalami pertumbuhan 3,49%. Sedangkan pertumbuhan tahunan (year

on year) tercatat sebesar 7,24%.

Grafik 1.7. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Pengangkutan & KomunikasiTerhadap PDRB Sumut Triwulan II-08 (qtq)

-0,44

-1,59

-2,67

0,66

1,191,46

0,40

-0,28

7,51

3,09

1,74

1,33

0,04

0,50

2,55

9,26

-3

-2

-1

0

1

2

Penga

ngku

tan

Angktn

Rel

Angktn

jlnray

a

Angktn

laut&

sung

ai,da

nau

Angktn

udar

a

Jasa

pnnjn

g angk

tn

Komun

ikasi

Pngkta

n&Kom

.

0

5

10

Pertumbuhan (%) Sumbangan

Sementara, kontribusi sektor ini terhadap pembentukan PDRB mengalami

peningkatan. Jika pada triwulan sebelumnya mampu menyumbang sebesar 8,62%,

maka pada triwulan ini peranannya naik menjadi 8,72%. Pada triwulan II-2008 kinerja

sub sektor pengangkutan mengalami kontraksi dari 4,03% pada triwulan sebelumnya

menjadi -0,44%. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kinerja angkutan jalan rel dan

angkutan jalan raya. Bila dibandingkan terhadap triwulan yang sama tahun lalu sub

sektor pengangkutan mengalami peningkatan yang menggembirakan 7,41%. Peranan

sub sektor ini terhadap total PDRB mengalami peningkatan dari 7,05% menjadi 7,15%.

Sub sektor komunikasi, pada tiwulan ini mengalami perlambatan, jika pada

triwulan I-2008 mampu tumbuh 1,24% maka pada triwulan ini hanya tumbuh sebesar

0,40%. Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB berada pada kisaran 1,57%.

2.8. Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan

Kinerja sektor keuangan dan jasa perusahaan pada triwulan II-2008 mengalami

pertumbuhan yang melambat. Jika pada triwulan I-2008 sektor ini mampu tumbuh

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

15

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

sebesar 1,86%, maka pada triwulan II-2008 menjadi 1,30%. Peranan sektor ini terhadap

total PDRB mengalami peningkatan. Peranan sektor ini pada triwulan I-2008 sebesar

6,28 % , meningkat menjadi 6,48% pada triwulan ini.

Grafik 1.8. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Keuangan dan Jasa PerusahaanTerhadap PDRB Sumut Triwulan II-08 (qtq)

Pada triwulan II-2008 ini kinerja sub sektor bank dan lembaga keuangan lainnya

mengalami akselerasi dibanding dengan triwulan sebelumnya. Hal ini terlihat dari kinerja

sub sektor ini yang tumbuh 2,88 % pada triwulan I-2008 menjadi 4,62% pada triwulan

ini. Pertumbuhan tahunan (year on year) sub sektor ini tumbuh 19,34%. Pada triwulan

I-2008 peranannya terhadap total PDRB sebesar 2,09%, maka pada triwulan II-2008

peranannya meningkat menjadi 2,20%.

Sama seperti kinerja sub sektor bank dan lembaga keuangan lainya, sub sektor

sewa bangunan pada triwulan ini juga mengalami perlambatan, yaitu hanya mampu

tumbuh sebesar 0,35% setelah triwulan sebelumnya mampu tumbuh sebesar 1,10 %.

Peranannya dalam pembentukan PDRB juga mengalami peningkatan. Pada triwulan

sebelumnya sub sektor ini memberikan kontribusi sebesar 3,38%, maka pada triwulan II-

2008 kontribusinya sebesar 3,47%.

Tidak seperti kedua sub sektor diatas, kinerja sub sektor jasa perusahaan pada

triwulan ini mengalami kontraksi. Jika pada triwulan I-2008 tumbuh 2,33%, maka pada

triwulan II-2008 tumbuh -2,93%. Peranan sub sektor ini terhadap pembentukan total

PDRB sebesar 0,81%.

2.9. Sektor Jasa-jasa

Pada triwulan II-2008, kinerja sektor jasa-jasa menunjukkan pertumbuhan yang

melambat, pada triwulan ini sektor jasa-jasa hanya tumbuh sebesar 3,43% sedangkan

4,62

0,35

-2,93

1,30

3,63

0,952,39

6,96

-5

-3

0

3

5

8

10

Bank, LK lain Sewa Bangunan Jasa Prushan Keu,Sewa&Jasa

0

3

5

8

10

Pertumbuhan (%) Sumbangan

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

16

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

pada triwulan sebelumnya mampu tumbuh sebesar 4,93%. Bila dibandingkan terhadap

triwulan yang sama tahun lalu (year on year) sektor ini tumbuh sebesar 9,03%. Dilihat

dari peranannya terhadap PDRB, sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 9,87 %

pada triwulan ini, naik dibanding triwulan sebelumnya sebesar 9,36%.

Grafik 1.9. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Jasa-JasaTerhadap PDRB Sumut Triwulan II-08 (qtq)

4,99

0,47 0,990,14 0,29

3,436,72 10,12

1,01

3,39

1,80

0,59

0

5

10

15

Pmrnthn

umum

Swasta

Sos.&

kmas

yrktn

Hiburan

&rekre

asi

Perorg

n&rm

h tngga

Jasa

-Jasa

Pertumbuhan (%) Sumbangan

Sub sektor jasa pemerintahan umum pada triwulan II-2008 tumbuh 4,99 %, lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh hanya 4,47%. Bila dibandingkan terhadap

triwulan yang sama tahun lalu (year on year) mampu tumbuh 10,05%. Peranannya

terhadap PDRB naik dari 5,94% pada triwulan I-2008 menjadi 6,32%.

Pertumbuhan sub sektor jasa swasta pada triwulan II-2008 mengalami

perlambatan, yaitu tumbuh 0,47% setelah pada triwulan sebelumnya mampu tumbuh

5,82%. Melambatnya kinerja sub sektor ini dipicu oleh pertumbuhan yang melambat

pada jasa sosial kemasyaratakan, jasa hiburan dan rekreasi serta jasa perseorangan dan

rumah tangga. Jika pada triwulan sebelumnya jasa sosial kemasyarakatan mampu

tumbuh sebesar 7,78%, maka pada triwulan II-2008 meningkat menjadi 0,99%. Kondisi

yang sama terjadi pada sub sektor hiburan dan rekreasi yang tumbuh hanya 0,14%,

dimana pada triwulan sebelumnya mampu 5,28%. Demikian pula dengan jasa

perseorangan dan rumah tangga, jika pada triwulan sebelumnya sub sektor ini tumbuh

4,94%, maka pada triwulan ini hanya tumbuh 0,29%. Pertumbuhan secara tahunan

(year on year) sub sektor jasa-jasa swasta sebesar 7,07%.

Kontribusi sub sektor ini terhadap total PDRB secara keseluruhan triwulan ini

lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Jika pada triwulan sebelumnya sub sektor ini

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

17

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

mampu memberikan kontribusi sebesar 3,42%, maka pada triwulan II-2008 peranannya

naik menjadi sebesar 3,55%.

3. SISI PENGGUNAAN

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Sumatera Utara

pada triwulan II-08 tercatat sebesar Rp51,54 triliun dengan nilai konsumsi rumah tangga

mencapai Rp30,43 triliun atau share-nya mencapai 59,04% dari total PDRB. Komponen

penggunaan lainnya adalah konsumsi pemerintah sebesar Rp4,87 triliun (9,44%),

pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp8,26 triliun (16,03%), transaksi ekspor

sebesar Rp23,24 (45,09%) dan impor sebesar Rp15,55 triliun (share 30,16%).

Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp51,33 triliun,

pencapaian PDRB atas dasar harga berlaku triwulan II-08 meningkat sebesar 0,42%.

Tabel 1.8. Nilai PDRB Sumatera Utara menurut Komponen PenggunaanTriwulan I-2008 - Triwulan II-2008*) (Milyar Rupiah)

Tw I 08 Tw II 08 Tw I 08 Tw II 08

Konsumsi Rumah Tangga 30,19 30,43 16,01 16,08

Konsumsi Pemerintah 4,60 4,87 2,24 2,36

Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,11 8,26 4,30 4,31

Residual 0,50 0,29 0,53 0,27

Ekspor 22,34 23,24 12,84 12,98

Dikurangi Impor 14,41 15,55 9,72 10,03

PDRB 51,33 51,54 26,20 25,97

Komponen PenggunaanADH Berlaku ADH Konstan

Sumber : Survei Indikator Ekonomi Sumut, BI-BPS, Juni 2008

Berdasarkan atas dasar harga konstan, PDRB Sumatera Utara pada triwulan II-08

menunjukkan kontraksi pertumbuhan (-0,88%) jika dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan konsumsi

rumah tangga dan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto serta kegiatan ekspor,

sedangkan untuk komponen penggunaan lainnya mengalami kenaikan walaupun

pertumbuhannya menunjukkan trend yang berbeda untuk tiap komponen.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga baik atas dasar harga berlaku maupun

harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan yang melambat, masing-masing 0,81%

dan 0,40%. Sedangkan pertumbuhan triwulan II–08 terhadap triwulan II–2007 (year on

year) mengalami peningkatan yang cukup berarti yang mencapai 9,13 %.

Konsumsi pemerintah pada triwulan II-08 mengalami pertumbuhan sebesar

5,27% yaitu dari Rp2,24 triliun pada triwulan I-08 menjadi Rp2,36 triliun pada triwulan

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

18

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

II-08. Sedangkan pertumbuhan triwulan II-08 terhadap triwulan II-2007 (year on year)

meningkat 12,66%. Secara keseluruhan penyerapan dana untuk konsumsi pemerintah

terutama untuk belanja barang dan jasa sudah mulai aktif di triwulan II. Demikian juga

dengan belanja pegawai mengalami sedikit kenaikan karena adanya penerimaan rapel

kenaikan gaji yang dibayarkan di bulan April dan keluarnya tunjangan gaji ke-13 serta

adanya pilkada Gubernur yang berlangsung pada April 2008.

Tabel 1.9. Laju Pertumbuhan dan Struktur PDRB Sumatera UtaraMenurut Komponen Penggunaan

Triwulan I-2008 - Triwulan II-2008 *) (%)

Trw I-08 Trw II-08

Trw II-08

(yoy) Trw I-08 Trw II-08Konsumsi Rumah Tangga 3,04 0,4 9,13 58,81 59,04Konsumsi Pemerintah 1,23 5,27 12,66 8,96 9,44Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,9 0,37 5,02 15,81 16,03Residual - - - 0,97, 0,56

Ekspor 1,61 1,09 10,44 43,52 45,09Impor 1,73 3,17 21,28 28,07 30,16PDRB 3,67 -0,88 5,4 100 100

Komponen Penggunaan

StrukturLaju Pertumbuhan

Sumber : Survei Indikator Ekonomi Sumut, BI-BPS, Juni 2008

Kegiatan investasi yang tercermin dari pencapaian nilai Pembentukan Modal

Tetap Bruto (PMTB) pada triwulan II-08 mengalami pertumbuhan sebesar 0,37%,

sementara jika dibandingkan pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (year on

year) menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,02%. Kegiatan investasi pada triwulan ini

menunjukkan pertumbuhan yang melambat. Perlambatan ini secara umum dipengaruhi

tingginya biaya produksi akibat meningkatnya biaya energi (bahan bakar minyak) serta

menurunnya permintaan masyarakat maupun dunia usaha.

Kegiatan transaksi ekspor-impor pada triwulan II-08 diperkirakan mengalami

peningkatan masing-masing 1,09% dan 3,17% dari triwulan I-08 dan jika dibandingkan

pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (year on year) pertumbuhan ekspor

mencapai 10,44% dan 21,28% untuk impor. Peningkatan ekspor Sumatera Utara ini

didukung oleh komoditi andalan yaitu karet dan barang dari karet, lemak dan minyak

hewan/nabati, berbagai produk kimia, aluminium, kopi, teh, rempah-rempah, kayu,

barang dari kayu, ikan dan udang, tembakau, ampas/sisa industri makanan dan

kakao/coklat.

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

19

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.10. Sumber Pertumbuhan pada PDRB Triwulanan Sumatera UtaraMenurut Komponen Penggunaan Triwulan I-2008- Triwulan II- 2008 (%)

Trw I-08 Trw II-08 Trw I-08 Trw II-08Konsumsi Rumah Tangga 3,04 0,4 1,87 0,25Konsumsi Pemerintah 1,23 5,27 0,11 0,45Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,9 0,37 0,15 0,06Residual - - - -Ekspor 1,61 1,09 0,81 0,53Impor 1,73 3,17 - -PDRB 3,67 -0,88 -

Komponen PenggunaanLaju Pertumbuhan

Sumber

Pertumbuhan

Sumber: Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, Juni 2008

4. EKSPOR DAN IMPOR

Nilai ekspor non-migas Sumut periode April-Mei 2008 mencapai USD1.513 juta,

meningkat sebesar 43,64% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang

sebesar USD1.053 juta. Sementara itu, nilai impor non migas Sumut periode April-Mei

2008 juga meningkat sebesar 37,64% yaitu dari USD377 juta menjadi USD519 juta.

Kondisi ini membuat Sumut mencatat posisi net export sebesar USD993 juta pada

triwulan II-08*.

Grafik 1.10. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Sumut ( US$)

0

1,000

2,000

3,000

0

100

200

300

400

500

600

700

Ekspor 1,133.12 1,295.61 1,375.94 1,353.72 1,372.40 1,053.01 1,568.71 1,765.22 1,335.21 2,333.02 1,512.54

Impor 359.16 392.03 442.00 429.13 432.72 377.24 511.60 500.21 354.69 635.70 519.22

Tw .I Tw .II Tw .III Tw .IV Tw .I Apr-Mei Tw .II Tw .III Tw .IV* Tw .I Apr-Mei

2006 2007 2008

Sumber : Bank Indonesia, diolahKet : * data sampai Mei 2008

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

20

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

4.1. Ekspor

Komoditi utama yang mengalami peningkatan ekspor paling besar adalah

komoditi minyak hewan, nabati, Crude Palm Oil (CPO) dengan kenaikan mencapai

54,39% dari USD467,50 juta pada periode April-Mei 2007, menjadi USD721,78 juta

pada periode April-Mei 2008. Ekspor komoditi ini menyumbangkan 47,72% dari total

ekspor Sumatera Utara.

Selain CPO, aluminium dan karet mentah juga mengalami peningkatan ekspor

yang cukup baik, yaitu sebesar 43,61% dan 28,52% menjadi USD87,05 juta dan

USD281,45 juta. Kontribusi kedua komoditi ini terhadap total ekspor Sumatera Utara

adalah 5,76% dan 18,61%. Sedangkan, komoditi yang masih mengalami penurunan

ekspor adalah komoditi pulp dan bagiannya, yaitu turun -6,73% dari USD17,98 juta

pada periode April-Mei tahun 2007 menjadi USD16,77 juta. Perlambatan pertumbuhan

ekspor komoditi ini merupakan efek lanjutan dari penurunan pada triwulan sebelumnya,

dikarenakan penertiban dari kebijakan perkayuan yang mengakibatkan persediaan bahan

baku bagi ekspor mengalami penurunan yang signifikan.

Berdasarkan data tersebut, komoditi ekspor non migas di Sumut didominasi oleh

lima komoditi utama, yaitu minyak hewan, nabati & CPO, karet, aluminium, kayu &

barang dari kayu, serta kopi, teh & rempah yang secara keseluruhan menyumbang

77,48% terhadap total ekspor nonmigas Sumut pada triwulan II-08. Grafik berikut

menunjukkan perkembangan lima komoditi ekspor utama di Sumut.

Grafik 1.11. Perkembangan Lima Komoditi Ekspor Non Migas Terbesar di Sumut

0

100,000,000

200,000,000

300,000,000

400,000,000

500,000,000

600,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2007 2008

Kopi, Teh Minyak nabati, CPOKaret AluminiumKayu

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

21

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Berdasarkan klasifikasi Standard International Trade Commodities (SITC),

komoditi ekspor non migas Sumut terbesar pada triwulan II-08 adalah minyak

hewan dan nabati sebesar USD693,83 juta (data sampai Mei 2008), disusul oleh

karet sebesar USD238,83 juta. Perkembangan nilai ekspor komoditi ini, juga

dipengaruhi oleh harga Crude Palm Oil (CPO) yang cenderung meningkat. Namun

demikian, jika dicermati terlihat bahwa tren volume ekspor tidak serta merta

langsung meningkat. Hal ini disebabkan oleh produksi kelapa sawit yang tidak

dapat dengan segera menyesuaikan peningkatan permintaan. Produksi kelapa sawit

dalam bentuk tandan buah segar (TBS) sebagai bahan dasar pembuatan CPO

tergantung kepada varietas tanaman, musim, usia tanaman serta faktor lain.

Kinerja ekspor juga dapat dilihat berdasarkan kelompok ISIC (International

Standard Industrial Classification), yaitu pengelompokan komoditi ekspor berdasarkan

klasifikasi industri atau sektoral. Berdasarkan kelompok ISIC, ekspor Sumut pada

triwulan II-08 didominasi oleh ekspor kelompok industri manufaktur, yaitu sebesar

USD1.190,10 juta atau 78,68% dari total ekspor non migas. Ekspor kelompok industri

manufaktur tersebut didominasi oleh ekspor industri makanan dan minuman sebesar

USD791,32 juta (66,49%), industri kimia & produk kimia sebesar USD127,89 juta

(10,75%) dan logam mulia sebesar USD87,69 juta (7,37%).

Tabel 1.11. Perkembangan Realisasi Ekspor Non Migas Menurut Kelompok ISICProvinsi Sumatera Utara (USD)

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw.I II (Apr-Mei)

PERTANIAN 1,372,400,603 1,568,705,579 1,765,223,034 2,081,547,238 2,333,018,099 1,512,539,961

Pertanian & Perkebunan 379,977,341 381,134,666 363,525,261 415,257,174 480,104,043 322,388,056

Kehutanan 369,738,121 371,788,605 354,784,470 407,656,234 471,581,379 315,145,325

Perikanan 4,496,433 4,089,516 4,128,866 3,018,632 3,701,475 3,108,642

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 24,800 72,237 405,056 2,124,525 736,754 51,871

INDUSTRI MANUFAKTUR 992,398,462 1,187,498,676 1,401,292,717 1,664,165,539 1,852,177,302 1,190,100,034

Makanan & Minuman 552,676,225 737,591,217 973,492,264 1,174,421,699 1,364,204,907 791,320,368

Tembakau 30,100,307 31,674,661 29,052,105 29,676,653 36,062,821 29,225,682

Tekstil & sejenisnya 557,552 395,058 442,888 188,503 243,773 403,947

Kayu & Produk Kayu 59,453,943 61,585,815 57,245,519 54,794,346 52,831,936 44,473,741

Kertas & Produk Kertas 25,012,237 28,322,205 31,708,154 35,246,417 14,519,083 19,812,509

Kimia & Produk Kimia 98,091,415 111,381,218 109,409,063 161,737,396 173,600,786 127,890,607

Karet & Plastik 52,097,800 56,552,767 59,225,832 63,950,692 63,236,342 47,873,976

Mineral non Logam 2,619,096 4,069,250 4,330,159 4,756,540 3,473,830 2,957,586

Logam Mulia 134,473,933 114,122,570 97,797,705 98,444,334 100,753,708 87,691,349

Mebel & sejenisnya 17,738,702 19,451,959 19,143,432 17,741,360 19,836,736 16,031,629

TOTAL 1,372,400,603 1,568,705,579 1,765,223,034 2,081,547,238 2,333,018,099 1,512,539,961

Sektor20082007

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Sebagai salah satu sektor andalan, pertanian tanaman bahan makanan dan

perkebunan juga memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu USD322,39 juta

(21,31%). Berdasarkan mapping ekspor sektoral tersebut, terlihat bahwa ekspor

Sumatera Utara masih sangat mengandalkan industri dan sektor yang berjenis

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

22

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

padat karya. Terlihat misalnya pada makanan dan minuman serta perkebunan.

Secara ideal, hal ini akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja dan

penyerapan tenaga kerja yang luas. Faktor keunggulan berupa ketersediaan

angkatan kerja yang memadai, bisa dijadikan sebagai salah satu keunggulan dan

meningkatkan daya saing Sumatera Utara untuk lebih berperan dalam kancah

perdagangan internasional.

Apabila dilihat per kawasan, maka tujuan utama ekspor masih bertumpu pada

negara-negara di Asia, dengan kontribusi sebesar 59,70%. Di posisi berikutnya, adalah

negara-negara di kawasan Eropa, yaitu sebesar 17,46% dari total ekspor. Pada

triwulan II-08 (April-Mei), negara tujuan ekspor terbesar adalah India. Ekspor ke India

tercatat sebesar USD240,66 juta, lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai ekspor ke

Jepang yang mencapai USD187,49 juta. Negara tujuan utama ekspor lainnya adalah

RRC mencapai USD105,80 juta, Amerika Serikat USD95,97 juta, Singapura USD56,82

juta, Jerman USD38,98 juta dan Malaysia USD38,57, diikuti oleh Pakistan, Belanda dan

Italia. Total nilai ekspor dari sepuluh negara tersebut adalah USD869,83 juta atau

setara dengan 57% nilai ekspor Sumatera Utara pada triwulan II-08.

Tabel 1.12. Ekspor Komoditi Non Migas MenurutNegara Tujuan Utama Provinsi Sumatera Utara (USD)

I II III IV I II (Apr-Mei)

Jepang 253,342,686 236,130,775 199,080,933 217,611,553 248,040,775 187,492,754

China 120,599,440 122,641,442 173,449,992 147,573,946 195,550,174 105,798,583

Amerika Serikat 100,821,260 114,893,782 118,527,826 143,123,498 150,958,007 95,968,029

India 116,521,445 196,604,394 275,076,369 291,723,033 428,038,762 240,660,923

Belanda 61,366,515 46,097,537 111,981,026 193,293,780 95,587,084 36,302,672

Singapura 62,774,960 54,832,409 76,125,834 98,334,769 60,338,853 56,815,935

Jerman 70,244,325 54,300,154 78,291,073 86,663,782 79,186,247 38,979,898

Malaysia 44,451,783 63,895,720 50,397,747 53,055,372 145,506,400 38,570,965

Pakistan 26,661,129 40,753,660 29,300,622 44,916,429 47,756,367 36,322,153

Italia 27,660,555 22,664,816 27,742,237 54,801,662 54,764,389 32,913,880

TOTAL 1,372,400,603 1,568,705,579 1,765,223,034 2,081,547,238 2,333,018,099 1,512,539,961

2007 2008Negara

Juta U SDSumber : Bank Indonesia, diolah

4.2. Impor

Sementara itu, nilai impor komoditi non migas selama triwulan II-08 (data

sampai Mei 2008) tercatat sebesar USD519,22 juta, atau naik 37,64% dari nilai

impor periode yang sama tahun 2007 sebesar USD377,24 juta. Komoditi impor non

migas Sumut terbesar pada triwulan ini adalah besi dan baja sebesar USD100,08 juta

(19,28%), diikuti bahan-bahan sisa dari industri makanan sebesar USD52,12

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

23

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

(10,04%), bahan-bahan reaktor nuklir sebesar USD42,94 juta (8,27%) dan pupuk

sebesar USD42,31 juta (8,15%).

Tabel 1.13. Impor Komoditi Non Migas UtamaProvinsi Sumatera Utara (USD)

I II III IV I II (Apr-Mei)

28 - Inorganic chemicals 58,984,819 87,446,845 57,464,726 56,488,359 66,057,221 21,699,903

84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 41,631,752 38,047,062 67,888,677 73,446,420 72,874,512 42,943,298

31 - Fertilizers 24,226,181 36,355,200 41,257,196 42,319,570 92,665,539 42,313,500

23 - Res. and waste from food industries 35,714,943 23,402,066 40,069,021 41,184,474 52,668,489 52,117,651

72 - Iron and steel 30,717,673 35,236,258 31,667,531 35,500,045 57,114,376 100,080,482

85 - Elect. machinery, sound rec., tvetc 11,311,069 12,986,515 33,260,269 44,122,216 35,148,903 20,612,237

10 - Cereals 11,997,353 31,871,690 5,541,236 25,214,814 6,469,579 28,132,061

39 - Plastics and articles thereof 18,018,396 17,814,499 18,017,232 19,836,928 23,561,969 25,079,001

73 - Articles of iron and steel 10,645,915 17,649,952 16,798,052 16,468,044 20,474,116 26,671,858

24 - Tobacco and manufc. tobacco subst. 13,236,544 27,234,608 16,443,921 1,632,412 1,197,022 7,886,369

Total Impor 432,716,907 511,601,157 500,212,631 531,006,804 635,704,118 519,218,255

Komoditi2007 2008

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Menurut kawasan asal barang impor, wilayah Asia masih mendominasi

dengan pangsa sebesar 57,57%, diikuti Eropa 19,56% dan Amerika sebesar

10,96%. Sementara jika dilihat per negara, maka 26,41% impor berasal dari RRC

dengan nilai USD108,64 juta (20,92%). Negara asal barang impor lainnya yang

cukup dominan adalah Australia sebesar USD48,14 juta (9,27%), Malaysia sebesar

USD45,71 juta (8,80%) dan Amerika Serikat sebesar USD24,36 juta (4,69%).

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

24

KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5

Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Dalam rangka pengawasan pupuk dan pestisida, pemerintah dalam hal ini

Departemen Pertanian (Deptan) akan memberlakukan Standard Operating Procedure (SOP).

Ketetapan ini terkait dengan cara pendistribusian yang masih mengacu pada Peraturan

Menteri Perdagangan RI Nomor : 03/M-DAG/PER/2/2006 yang berisi tentang pengadaan dan

penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian.

Peraturan yang dibuat selama ini didasarkan pada sistem tertutup berdasarkan

Rancangan Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Sedangkan untuk SOP yang baru,

pendistribusian pupuk dilakukan dengan sistem terbuka, agar semua pihak mengerti jalur

pendistribusian dari produsen sampai ke petani. Didalam ketetapan yang merupakan hasil

dari rapat Dinas Pertanian tanggal 13 Juni 2008, tercantum tugas dan tanggung jawab dari

pihak-pihak yang terkait mulai dari Departemen Pertanian propinsi/kabupaten/kota,

produsen, distributor sampai pada pengecer.

Sementara itu, pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan meminta tambahan alokasi

pupuk urea bersubsidi ke pemerintah pusat sekaligus melakukan realokasi antar kabupaten

untuk menekan terjadinya kekurangan pupuk yang bisa berdampak pada tidak tercapainya

target produksi tanaman pangan. Pada tahun 2008, Sumut meminta alokasi 289.353 ton

pupuk urea bersubsidi untuk kebutuhan tanaman pangan dan hortikultura, akan tetapi masih

diberikan 168 ribu ton, sehingga dipastikan kekurangan pupuk masih terus terjadi.

Selain meminta tambahan alokasi hingga mencapai 289.353 ton, Pemprov Sumut

juga akan melakukan realokasi pupuk dari kabupaten yang daya serapnya rendah ke daerah

yang kebutuhannya banyak. Penambahan alokasi dan realokasi pupuk itu karena saat ini

Sumut sedang memasuki musim tanam sehingga tidak mengganggu pencapaian target

produksi pangan khususnya gabah kering giling yang ditargetkan tahun 2008 sebanyak 3,3

juta ton.

Persoalan pupuk yang terus langka dan distribusi kebutuhan yang tidak sama satu

dengan daerah lain di Sumut terutama pupuk bersubsidi membuat posisi para petani terus

berada dalam kesulitan. Untuk itu, Komisi B DPRD Sumut merekomendasikan agar Gubsu

mengeluarkan SK Relokasi Pupuk agar ada pola distribusi dan penggunaan pupuk secara

merata. Pendistribusian pupuk sudah memiliki aturan yakni dalam Permendag Nomor

21/2008 yang menegaskan dalam proses distribusi pupuk bersubsidi dilengkapi dengan

badan pengawasan serta alat perlengkapan distribusi lainnya.

BOKS 1 KELANGKAAN PUPUK BERSUBSIDI DI SUMUT DANUPAYA PENGAWASAN DISTRIBUSI

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

25

Bila dirinci tugasnya, pemerintah menetapkan kuota dan harga eceran tertinggi (HET)

pupuk bersubsidi, menetapkan SK, memantau, mengkoordinasi, melatih, mensosialisasikan,

meminta laporan realisasi, evaluasi dan melakukan pengawalan penyaluran dan penggunaan

pupuk di tingkat petani. Tugas produsen, dalam hal ini PT. Pusri dan PT. Petrokimia Gresik

adalah menyediakan pupuk, menentukan wilayah kerja dan kuota, mewajibkan adanya

kantor dan gudang distributor, melaksanakan realokasi pupuk bila diperlukan, menerbitkan

delivery order (DO), menyalurkan pupuk berdasarkan RDKK, memantau distribusi,

menyediakan kuota pupuk non-subsidi untuk perkebunan/industri, menginformasikan stok,

dan memberikan laporan ke Distan setempat.

Sedangkan di tingkat distributor, tanggung jawab mereka adalah dalam penyediaan

pupuk ke pengecer binaan, menentukan wilayah kerja dan alokasi, menetapkan kantor

distributor, mencatat penyaluran ke pengecer sesuai RDKK, melaporkan bila ada kelangkaan

pupuk dan memantau. Pengecer mempunyai tugas menyediakan pupuk sesuai jumlah,

menginformasikan ke Distan setempat, menyalurkan pupuk dan menjaga HET, mencatat

penyaluran pupuk atau kurang pasokan segera mengajukan tambahan kepada distributor

sesuai RDKK. Maka, setelah persetujuan dari Gubsu, akan dikirimkan surat kepada Dinas

pertanian di seluruh kabupaten/kota untuk memberitahukan ketetapan SOP ini. Sehingga

dengan adanya SOP ini, diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan pupuk dan

kendala dalam pendistribusian.

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

26

KRISABOKS 5

Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Dari total panjang jalan yang ada di Sumatera Utara, baik klasifikasi jalan

negara/nasional maupun jalan provinsi sekitar 29% diantaranya atau 1.399,29 kilometer (km)

dalam kondisi rusak parah dan rusak ringan. Sedangkan jalan dalam kondisi baik mencapai

47,23% atau 2.279,24 km dan sisanya23,77% dalam kondisi sedang (lihat tabel). Apabila

dibandingkan dengan provinsi lain, panjang jalan negara dan jalan provinsi di Provinsi

Sumatera Utara merupakan yang terpanjang di Indonesia, namun alokasi dana penanganan

yang diterima dari Pemerintah Pusat tergolong minim.

Berdasarkan perkiraan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, untuk memperbaiki jalan

rusak yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara sehingga klasifikasi jalan meningkat dari

rusak menjadi baik dibutuhkan sedikitnya dana sebesar Rp.8 triliun dengan rincian sebesar

Rp.3 triliun dimanfaatkan untuk memperbaiki kerusakan jalan negara dan Rp.5 triliun untuk

memperbaiki kerusakan jalan provinsi.

Pagu dana yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Sumut 2008 untuk penanganan jalan provinsi mencapai Rp.429,4 miliar masih jauh dari

kebutuhan sebesar Rp.5 triliun. Padahal, pagu dana APBD tersebut didalamnya sudah

termasuk dana yang disiapkan untuk membebaskan tanah warga yang terkena proyek jalan

non tol menuju Bandara Kuala Namu, Kabupaten Deli Serdang.

Sedangkan untuk memperbaiki jalan negara, Balai Besar Jalan Nasional Wilayah I

Sumatera Utara menerima alokasi anggaran dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(APBN) sebesar Rp.519 miliar. Jika dibandingkan dengan kebutuhan perbaikan jalan sebesar

Rp.3 triliun, tentunya nilai anggaran sebesar Rp.519 miliar masih tidak memadai.

.

KilometerKondisi Jalan Provinsi Jalan Negara Total %

Baik 1,875.22 404.14 2,279.36 47.23%Sedang 511.95 635.34 1,147.29 23.77%Rusak 365.24 1,034.05 1,399.29 29.00%Total 2,752.41 2,073.53 4,825.94 100.00%Sumber : Berbagai sumber, diolah.

Kondisi Jalan Provinsi Sumut

BOKS 2JALAN RUSAK DI SUMUT MENCAPAI 29% SEDANGKANANGGARAN PERBAIKAN JALAN TERBATAS

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

BAB II

Perkembangan InflasiDaerah

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

27

Perkembangan Inflasi Daerah

1. KONDISI UMUM

Tekanan inflasi pada triwulan II-2008 mengalami peningkatan. Inflasi gabungan

empat kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut pada triwulan II-08, baik secara

triwulanan maupun tahunan, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya maupun

triwulan yang sama tahun sebelumnya. Perkembangan ini berbeda dengan pola inflasi

triwulan II pada dua tahun terakhir, yang selalu lebih rendah dibandingkan triwulan tahun

sebelumnya. Namun demikian, inflasi Sumut masih lebih rendah dibandingkan inflasi

nasional.

Inflasi Sumut bulan Juni 2008 tercatat sebesar 2,18% (mtm). Angka tersebut lebih

tinggi dibandingkan inflasi Sumut pada bulan Maret 2008 (0,92%) maupun Desember

2007 (1,58%), tetapi lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 2,46%.

Sementara itu secara tahunan, laju inflasi di Sumatera Utara pada bulan Juni 2008 tercatat

11,01%(yoy), mengalami peningkatan dibandingkan dengan Maret 2008 sebesar 7,27%

(yoy). Namun, sebagaimana periode sebelumnya, laju inflasi ini lebih rendah dibandingkan

dengan inflasi nasional Juni 2008 yang sebesar 11,03%(yoy). Dinamika harga beberapa

komoditi, khususnya kelompok bahan bakar dan bahan makanan, mewarnai

perkembangan inflasi sepanjang triwulan II-08. Kenaikan harga BBM diperkirakan turut

mempengaruhi kenaikan harga-harga bahan makanan.

Menurut kelompok barang dan jasa, yang memberikan kontribusi inflasi paling besar

terhadap inflasi Sumut yaitu kelompok bahan makanan, yaitu sebesar 3,81% (yoy), dengan

inflasi sebesar 11,97% (yoy). Kelompok barang dan jasa lainnya yang memberikan andil inflasi

cukup besar adalah sandang, dengan andil 0,99% (yoy).

Diantara empat kota di Sumut, inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang Sidempuan

mencapai 8,71% (yoy), sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Medan sebesar 7,02% (yoy).

Determinan inflasi di sebagian besar kota adalah kenaikan harga pada kelompok bahan

makanan. Selain kelompok bahan makanan, kenaikan harga yang cukup signifikan juga

terjadi pada kelompok makanan jadi, kelompok pendidikan, dan kelompok sandang.

Secara tahunan, pencapaian inflasi Sumut pada periode laporan mengalami

peningkatan dari 6,56% (yoy) pada Maret 2007 menjadi 7,22% (yoy) pada posisi Juni 2008.

Determinan inflasi tahunan di Sumut masih bersumber dari kenaikan harga pada

BBBAAABBB 222 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

28

Perkembangan Inflasi Daerah

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6

2007 2008

% Sumut Nasional

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6

2007 2008

% Sumut Nasional

kelompok sandang yaitu 16,69% (yoy) dan bahan makanan, yaitu mencapai 11,97% (yoy).

Kelompok pengeluaran lainnya yang juga mengalami peningkatan harga cukup tinggi

antara lain kelompok pendidikan 11,85% (yoy).

Grafik 2.1 Grafik 2.2Perkembangan Inflasi (yoy) Perkembangan Inflasi (mtm)

2. PERKEMBANGAN INFLASI DI SUMATERA UTARA

Laju inflasi Sumut hingga bulan Juni 2008 cenderung menunjukkan peningkatan.

Tekanan inflasi yang bersumber dari administered price memiliki pengaruh yang besar,

terutama pada komoditi bensin karena naiknya harga BBM. Begitu pula tekanan inflasi yang

bersumber dari volatile foods seperti harga beras, bawang merah dan cabe merah.

Grafik 2.3Perkembangan Inflasi Empat Kota (mtm)

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2007 2008

%

Medan P. Siantar Sibolga P. Sidempuan

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

29

Perkembangan Inflasi Daerah

April 2008

Bulan April 2008, dari empat kota yang menghitung inflasi di Sumut, tiga kota

mengalami inflasi yaitu Medan sebesar 0,21%, Pematang Siantar sebesar 0,48% dan

Padang Sidempuan sebesar 0,24%, sedangkan satu kota mengalami deflasi yaitu Sibolga

sebesar 0,62%. Secara tahunan, Sumut mengalami inflasi sebesar 8,69% dengan masing-

masing kota adalah : Medan 8,40%, Pematang Siantar 10,08%, Sibolga 9,81%, Padang

Sidimpuan 10,47% dan Sumatera Utara 8,69%.

Inflasi di Sumatera Utara pada bulan April 2008 dipengaruhi oleh adanya

peningkatan harga pada beberapa komoditas barang seperti : bawang merah, daging

ayam ras, gula pasir, sabun deterjen bubuk, sabun mandi, susu bubuk, cabe hijau, dan

jeruk. Khusus untuk Kota Medan, komoditas yang mengalami peningkatan harga cukup

tinggi adalah : Minyak tanah meningkat sebesar 5,71%, Ayam goreng meningkat sebesar

19,50%, Daging ayam ras meningkat sebesar 10,47%, Bawang merah meningkat sebesar

20,34%, Sabun mandi meningkat sebesar 23,61%, Angkutan udara meningkat sebesar

83,41%, Gula pasir meningkat sebesar 5,19%, Kelapa meningkat sebesar 4,03%, Sabun

deterjen bubuk meningkat sebesar 10,34%.

Mei 2008

Pada Mei 2008, Sumut mengalami inflasi sebesar 1,57% dengan seluruh kota

yang menghitung IHK di Sumut mengalami inflasi yaitu Medan sebesar 1,57%, Pematang

Siantar sebesar 1,95%, Sibolga sebesar 1,71% dan Padangsidimpuan sebesar 0,72%.

Inflasi year on year Sumut yaitu sebesar 10,72% dan masing-masing kota adalah : Medan

10,30%, Pematang Siantar 13,14%, Sibolga 11,89% dan Padang Sidimpuan 12,94%.

Inflasi bulan ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan harga pada beberapa

komoditas barang seperti : bensin, bawang merah, tomat sayur, daging ayam ras, beras,

minyak tanah, tongkol, dan surat kabar harian.

Juni 2008

Bulan Juni 2008, merupakan babak baru dalam penghitungan inflasi di Indonesia,

dimana pada bulan ini dimulainya tahun dasar IHK 2007=100. Pada bulan ini keempat

kota IHK di Sumatera Utara mengalami inflasi yaitu Medan 2,07 %, Pematang Siantar 2,88

%, Sibolga 2,33 %, dan Padang Sidimpuan 2,53 %. Sementara Sumatera Utara pada

bulan Juni 2008 mengalami inflasi sebesar 2,18 %.

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

30

Perkembangan Inflasi Daerah

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Angktn dlm kota 0,6034 Tongkol -0,10386

Bensin 0,5886 Kangkung -0,03003

Beras 0,2793 Teri -0,02645

Tomat buah 0,2577 Kembung/gembung -0,02342

Cabe merah 0,1775 Dencis -0,01982

Angkutan antar kota 0,1748 Lele -0,01934

Batu bata/batu tela 0,089 Wortel -0,01634

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Bensin 0.8699 Daging ayam ras -0,06337

Angktn dlm kota 0.5781 Emas perhiasan -0,03043

Cabe merah 0.1836 Dencis -0,02043

Bhn bkr rmh tangga 0.1390 Gula pasir -0,02037

Taman kanak-kanak 0.0757 Kembung/gembung -0,01749

Telur ayam ras 0.0335 Wortel -0,01543

Kain gorden 0.0277 Cabe hijau -0,01122

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Angktn dlm kota 0,4091 Aso-aso -0,07121

Bhn bkr rmh tangga 0,2371 Tongkol -0,06338

Cabe merah 0,233 Udang basah -0,01193

Angkutan antar kota 0,1828 Wortel -0,01113

Pisang 0,124 Emas perhiasan -0,0076

Kue basah 0,0697 Bumbu masak jadi -0,00363

Tahu mentah 0,0502 Ketimun -0,00351

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Cabe merah 0,6175 Telepon seluler -0,07252

Angktn dlm kota 0,593 Jeruk -0,06877

Bensin 0,5115 Komputer/desktop -0,02201

Tongkol 0,1408 Teter -0,01211

Angkutan antar kota 0,09 Daging ayam ras -0,00326

Dencis 0,0799 Ayam hidup -0,00314

Kembung/gembung 0,0619 Mujair -0,00249

Terjadinya inflasi pada bulan Juni 2008 menyebabkan laju inflasi tahun kalender

(Januari-Juni 2008) masing-masing kota sebagai berikut : Medan 6,89 %, Pematang

Siantar 7,24 %, Sibolga 6,65 % dan Padang Sidimpuan 9,22 %. Sedangkan inflasi

kalender untuk Sumatera Utara sebesar 7,03 %.

Inflasi year on year (Juni 2008 terhadap Juni 2007) masing-masing kota adalah :

Medan 10,86 %, Pematang Siantar 11,09 %, Sibolga 10,10 %, Padang Sidimpuan 14,34

% dan Sumatera Utara 11,01%.

Inflasi di Sumatera Utara pada bulan Juni 2008 dipengaruhi oleh adanya

peningkatan harga pada beberapa komoditi barang seperti: bensin, angkutan dalam

kota, cabe merah, beras, bahan bakar rumah tangga, angkutan antar kota, bahan

bangunan dan ikan segar. Untuk Kota Medan, komoditas yang mengalami peningkatan

harga cukup tinggi adalah : Bensin meningkat sebesar 13,52%, Angkutan dalam kota

meningkat sebesar 25,00%, Cabe merah meningkat sebesar 16,44%, Bahan bakar

rumah tangga meningkat sebesar 10,06%, Taman kanak-kanak meningkat sebesar

40,00%, Telur ayam ras meningkat sebesar 4,37%, Kain gorden meningkat sebesar

19,87%, Tukang bukan mandor meningkat sebesar 3,85%.

Tabel 2.1Andil Beberapa Jenis Komoditas di Empat Kota Terhadap Inflasi/Deflasi Juni 2008

Kota Medan Kota P. Siantar

Kota P. Sidempuan Kota Sibolga

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

31

Perkembangan Inflasi Daerah

140.00

150.00

160.00

170.00

180.00

190.00

200.00

Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

2007 2008

Indeks Perubahan harga umum 3 bulan y ad

Perubahan harga umum 6 bulan y ad

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

Dari hasil SKDU triwulan I-2008, harga jual yang ditetapkan perusahaan pada

triwulan II-2008 diperkirakan masih tetap meningkat. Hal ini diindikasikan dari nilai SBT

yang mencapai 18,54%. Peningkatan harga jual tertinggi terutama pada sektor

perdagangan, hotel dan restoran.

Penyebab terjadinya peningkatan harga jual produk oleh perusahaan adalah

tingginya upah tenaga kerja, meningkatnya biaya operasional, meningkatnya harga bahan

baku, peningkatan harga pembelian produk, kelangkaan bahan baku, peningkatan

permintaan serta adanya peningkatan harga secara global di pasar internasional.

Tabel 2.2Realisasi & Perkiraan Indikator Harga Jual

Tw. I-08 Tw. II-08*

1. Pertanian 8.65 4.20

2. Industri Pengolahan 7.54 5.13

3. Listrik 0.00 0.00

4. Bangunan 1.15 1.15

5. Perdagangan, hotel, restoran 5.68 9.02

6. Pengangkutan & Komunikasi 0.58 0.19

7. Keuangan -1.12 -0.55

8. Jasa-jasa 0.23 -0.60

Total Seluruh Sektor 22.71 18.54

SektorSaldo Bersih Tertimbang (%)

Ket : * proyeksi

Peningkatan harga jual/tarif produsen pada survei ini sejalan juga dengan survei

konsumen bulan Juni 2008. Sementara itu, dari hasil survei triwulan I-08, diperoleh sebanyak

77,48% responden memperkirakan rata-rata laju inflasi tahun 2008 sebesar 6%-10%.

Survei Konsumen (SK) Grafik 2.4. Perkembangan Ekspektasi KonsumenTerhadap Harga Barang & Jasa

Berdasarkan hasil Survei Konsumen

bulan Juni 2008, konsumen

mengekspektasikan akan terjadi kenaikan

harga pada tiga bulan maupun enam bulan

mendatang. Hal ini terlihat dari nilai

Balance Score (BS) masing-masing

mencapai 188.57 dan 180.00. Nilai BS

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

32

Perkembangan Inflasi Daerah

0.97

1.17

1.10

1.02 1.031.07

0.95

1.08

1.01 1.00 1.01 1.03

1.10

1.01

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

Mei.

07

Jun.07

Jul.0

7

Aug.07

Sep.

07

Okt.07

Nov.07

Des.0

7

Jan.

08

Feb.08

Mar

.08

Apr.08

Mei.

08

Juni.

08*

ekspektasi harga tiga bulan ke depan dibandingkan dengan bulan Maret 2008

memperlihatkan nilai BS yang meningkat sebesar 8.57 poin (dari 180.00 menjadi 188.57).

Berdasarkan data perkembangan harga mulai bulan Juni 2007 hingga Juni 2008

terlihat bahwa ekspektasi konsumen terhadap harga untuk tiga bulan yang akan datang

menunjukkan tren yang cenderung meningkat.

Kenaikan ekspektasi harga untuk tiga bulan ke depan diperkirakan terjadi pada

kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, perumahan,

listrik, gas dan bahan bakar, sandang, kesehatan, transportasi, komunikasi dan jasa

keuangan serta pendidikan, rekreasi dan olah raga.

Survei Penjualan Eceran (SPE) Grafik 2.5. Perkembangan Link Index

Jika diamati pergerakan indeks

mengalami peningkatan. Bulan Juni

2007 adalah nilai indeks tertinggi

kemudian menurun dan berfluktuatif.

Pada bulan Desember 2007

mengalami peningkatan yang

dipengaruhi oleh permintaan akhir

tahun dan kemudian menurun dengan

halus (smooth downward) mengikuti

perkembangan ekonomi, lalu pada

Mei 2008 meningkat lagi karena didorong kekhawatiran kenaikan harga minyak sehingga

timbul aksi borong oleh masyarakat. Hal ini terbukti dimana akhirnya pemerintah terpaksa

menaikkan harga minyak karena tidak sanggup menanggung subsidi, akibatnya memicu

kenaikan harga dalam negeri, sehingga indeks pada bulan Juni mengalami penurunan

walaupun nilai penjualan meningkat.

Survei yang dilakukan pada bulan Juni 2008 menunjukkan bahwa resistensi

responden terhadap perubahan harga cukup tinggi, terlihat dari jawaban yang ada hampir

82% menyatakan harga akan naik sebesar 10% untuk 3 bulan ke depan, keyakinan ini

bertambah tinggi jika dilihat dari persentase responden yang menjawab harga untuk 6

bulan ke depan dimana sebagian besar responden (84%) menyatakan harga akan naik

berada pada kisaran 10%. Sementara untuk akhir tahun keyakinan ini menurun dimana

hanya 56% responden yang menyatakan harga akan naik sebesar 10%.

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

33

BOKS 5

Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Kebijakan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada bulan Mei 2008 telah

memberikan dampak ekonomi dan sosial yang cukup luas di masyarakat. Kebijakan tersebut diambil

untuk mengurangi besarnya subsidi yang harus ditanggung Pemerintah sehubungan meroketnya

harga minyak di pasar dunia sehingga Pemerintah harus tetap menjaga kesinambungan anggaran

belanja negara. Sejalan dengan keputusan menaikkan harga BBM, Pemerintah juga berupaya

mempertahankan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan rendah melalui serangkaian

program kompensasi baik melalui program Jangka Panjang dan program jangka pendek.

Program kompensasi jangka panjang antara lain Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri (PNPM), program keluarga harapan, program JAMKESNAS, program beasiswa,

program pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sedangkan

program jangka pendek antara lain program pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), perluasan

program beras untuk orang miskin (raskin), program penjualan minyak goreng bersubsidi serta

program pasar beras murah. Program jangka pendek bersifat sementara dan diarahkan sedemikian

rupa sehingga tidak menimbulkan ketergantungan bagi penerima serta tidak mendorong

menguatnya culture of poverty.

Pemberian bantuan melalui uang tunai dimaksudkan untuk mencegah turunnya daya beli

masyarakat miskin secara langsung yang disebabkan kenaikan harga BBM. Besarnya Bantuan

Langsung Tunai adalah Rp100.000/bulan per rumah tangga sasaran (RTS). Pemerintah menyalurkan

dana BLT kepada penduduk miskin RTS (Rumah Tangga Sasaran) untuk 10 Kota di Indonesia yang

dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2008. Dalam pelaksanaan penyaluran BLT ke penerima,

pemerintah menunjuk PT. Pos Indonesia.

Penyaluran Bantuan Langsung Tunai di Provinsi Sumatera Utara mencapai 936.793 Rumah

Tangga Miskin (RTM). Penyaluran diberikan dalam dua periode, yaitu kupon pertama untuk

pencairan Rp300 ribu periode Juni-Juli-Agustus dan Rp400 ribu untuk periode September-Oktober-

November-Desember dengan masa pencairan bisa dilakukan sampai Desember 2008. Untuk tahap I

realisasi bayar sudah mencapai Rp197,24 miliar untuk 657.481 RTS.

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.kompensasi.info, terlihat bahwa daya serap

penyaluran tahap I mencapai 70,18% (lihat tabel). Daya serap tertinggi terjadi di Kota Medan yaitu

sebesar 94,76% disusul Kota Binjai dengan daya serap sebesar 94,68%. Sedangkan realisasi

terendah terjadi di Kabupaten Nias dan Nias Selatan. Dilihat dari alokasi RTS, jumlah tertinggi terjadi

di Kabupaten Langkat dan daya serap BLT mencapai 86,54%.

BOKS 3 PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI(BLT) KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

34

Realisasi Bayar Provinsi Sumatera UtaraBLT 2008 Tahap I

DISTRIBUSI DAYA SERAP

KARTU ALOKASI BLT

(RTS) (RTS) (RTS) (RUPIAH) (%)

1 KAB. ASAHAN 61.885 61.885 51.911 15.573.300.000 83,88

2 KOTA BINJAI 7.656 7.656 7.249 2.174.700.000 94,68

3 KAB. DAIRI 30.311 30.311 21.977 6.593.100.000 72,51

4 KAB. DELI SERDANG 92.18 92.18 73.87 22.161.000.000 80,14

5 KAB. HUMBANG HASUNDUTAN 15.705 15.705 13.335 4.000.500.000 84,91

6 KAB. KARO 31.665 31.665 23.293 6.987.900.000 73,56

7 KAB. LABUHAN BATU 57.333 57.333 42.11 12.633.000.000 73,45

8 KAB. LANGKAT 96.907 96.907 83.863 25.158.900.000 86,54

9 KAB. MANDAILING NATAL 41.83 41.83 35.768 10.730.400.000 85,51

10 KOTA MEDAN 83.525 83.525 79.15 23.745.000.000 94,76

11 KAB. NIAS 59.654 59.654 0 0 0,00

12 KAB. NIAS SELATAN 38.438 38.438 0 0 0,00

13 KOTA PADANGSIDIMPUAN 10.305 10.305 9.127 2.738.100.000 88,57

14 KAB. PAPAK BHARAT 5.599 5.599 4.973 1.491.900.000 88,82

15 KOTA PEMATANG SIANTAR 11.908 11.908 8.494 2.548.200.000 71,33

16 KAB. SAMOSIR 17.164 17.164 14.811 4.443.300.000 86,29

17 KAB. SERDANG BEDAGAI 46.562 46.562 22.79 6.837.000.000 48,95

18 KOTA SIBOLGA 4.542 4.542 3.242 972.600.000 71,38

19 KAB. SIMALUNGUN 65.22 65.22 46.734 14.020.200.000 71,66

20 KOTA TANJUNG BALAI 9.269 9.269 5.063 1.518.900.000 54,62

21 KAB. TAPANULI SELATAN 65.712 65.712 44.612 13.383.600.000 67,89

22 KAB. TAPANULI TENGAH 34.9 34.9 25.463 7.638.900.000 72,96

23 KAB. TAPANULI UTARA 24.731 24.731 22.358 6.707.400.000 90,40

24 KOTA TEBING TINGGI 5.263 5.263 3.887 1.166.100.000 73,86

25 KAB. TOBA SAMOSIR 18.529 18.529 13.401 4.020.300.000 72,32

936.793 936.793 657.481 197.244.300.000 70,18JUMLAH

NO. KOTA/KABUPATENALOKASI BLT REALISASI BAYAR

Sumber : www.kompensasi.info

Jumlah RTS Penerima BLT seluruh IndonesiaNO. NAMA PROPINSI JUMLAH RTS

1 NANGROE ACEH DARUSSALAM 495,668

2 SUMATERA UTARA 936,793

3 SUMATERA BARAT 312,442

4 RIAU 293,707

5 JAMBI 198,176

6 SUMATERA SELATAN 683,181

7 BENGKULU 163,936

8 LAMPUNG 785,041

9 KEP. BANGKA BELITUNG 33,652

10 KEPULAUAN RIAU 73,679

11 DKI JAKARTA 157,515

12 JAWA BARAT 2,897,807

13 JAWA TENGAH 3,157,816

14 D.I. YOGYAKARTA 272,651

15 JAWA TIMUR 3,224,901

16 BANTEN 700,743

17 BALI 145,490

18 NUSA TENGGARA BARAT 566,142

19 NUSA TENGGARA TIMUR 619,429

20 KALIMANTAN BARAT 359,042

21 KALIMANTAN TENGAH 197,473

22 KALIMANTAN SELATAN 244,305

23 KALIMANTAN TIMUR 226,594

24 SULAWESI UTARA 123,447

25 SULAWESI TENGAH 210,378

26 SULAWESI SELATAN 594,966

27 SULAWESI TENGGARA 271,042

28 GORONTALO 101,212

29 SULAWESI BARAT 111,902

30 MALUKU 182,174

31 MALUKU UTARA 65,354

32 IRIAN JAYA BARAT 124,543

33 PAPUA 486,857

19,018,058TOTAL RTS

Sumber : www.kompensasi.info

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

BAB III

Perkembangan PerbankanDaerah

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

35

Perkembangan Perbankan Daerah

1. KONDISI UMUM

Pada triwulan II-2008, perkembangan perbankan di Sumut semakin

menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari meningkatnya beberapa indikator seperti aset,

DPK dan kredit/pembiayaan yang disalurkan serta menurunnya risiko kredit. Kondisi ini juga sejalan

dengan LDR perbankan yang meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sebagian besar aset perbankan (97%) di Sumut merupakan aset bank umum

konvensional. Sementara itu, sisanya sebesar 3% berasal dari aset bank umum syariah.

Perkembangan bank umum konvensional pada triwulan II-2008 meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya maupun secara tahunan. Begitu pula dengan perkembangan bank

umum syariah dan BPR/S di Sumut sampai dengan triwulan II-2008, tetap mengalami

pertumbuhan.

Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum konvensional di Sumut

mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya.

Perkembangan ini didorong oleh peningkatan jenis simpanan deposito, giro dan tabungan.

Peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan yang

besar terhadap produk-produk perbankan di tengah semakin beragamnya produk investasi yang

ditawarkan lembaga keuangan lain.

Outstanding kredit yang disalurkan sampai dengan triwulan II-2008

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Begitu pula dengan laju

pertumbuhan secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy) pada periode triwulan laporan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, kualitas kredit baik

secara nominal maupun persentasenya membaik. Hal ini diindikasikan oleh penurunan

persentase gross NPL dari 3,63% di triwulan I-2008 menjadi 3,32% pada triwulan laporan.

Kenaikan pertumbuhan kredit yang disertai dengan meningkatnya pertumbuhan DPK

mengakibatkan LDR bank umum di Sumut juga naik dari 76,01% di triwulan I

menjadi 82,23% pada triwulan II-2008.

Perkembangan bank umum syariah di Sumut juga cukup menggembirakan,

bahkan tumbuh diatas bank umum konvensional. Secara triwulanan maupun tahunan

indikator utama tetap mengalami kenaikan. Program akselerasi perbankan syariah diharapkan

semakin meningkatkan perkembangan perbankan syariah secara signifikan. Pembiayaan yang

disalurkan (PYD) meningkat menjadi Rp2,82 triliun, sementara DPK yang dihimpun

BBBAAABBB 333PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

36

Perkembangan Perbankan Daerah

96,93%

2,60% 0,46%

BU Konvensional BU Syariah BPR

mencapai Rp1,54 triliun. Namun demikian, peningkatan penyaluran kredit ini diikuti oleh

peningkatan jumlah pembiayaan yang bermasalah, tercermin dari rasio pembiayaan

bermasalah (NPF) gross yang meningkat dari 4,93% menjadi 5,62%.

Perkembangan bank perkreditan rakyat/syariah (BPR/S) di Sumut tetap

mengalami peningkatan, baik secara tahunan maupun triwulanan. Hal ini dicerminkan

oleh meningkatnya total aset, DPK maupun penyaluran kredit/pembiayaan.

Demikian pula, beberapa indikator kinerja bank seperti rasio beban operasional

terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan untuk bank-bank tersebut menunjukkan

perbaikan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Grafik 3.1. Pangsa Aset Perbankan SumutTriwulan II-08

Total aset perbankan di Sumut yang meliputi aset bank umum dan BPR mencapai

Rp93,30 triliun, tumbuh 2,93% (qtq) dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Peningkatan ini didorong oleh peningkatan total aset pada bank umum pemerintah, bank

swasta dan bank asing serta campuran. Pangsa total aset perbankan di Sumut masih

didominasi oleh bank umum konvensional. (Grafik 3.1).

2. Perkembangan Bank Umum

Perkembangan bank umum di Sumut ditandai dengan meningkatnya total aset, DPK

dan kredit yang disalurkan pada triwulan II-2008. Penyaluran kredit mengalami peningkatan

sebesar 13,79%, menjadi Rp62,34 triliun (qtq), meskipun BI Rate meningkat menjadi 8,50%

pada bulan Juni 2008. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan penyerapan kredit

pada lima dari sembilan sektor ekonomi. Penyerapan kredit terbesar dialami oleh sektor

industri pengolahan yaitu sebesar Rp17,40 triliun atau 28,05% dari total kredit.

Berdasarkan jenis penggunaannya, lebih dari 50% total kredit pada triwulan ini

disalurkan untuk kegiatan produktif, yaitu berupa kredit modal kerja, diikuti oleh penyaluran

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

37

Perkembangan Perbankan Daerah

-

20

40

60

80

100

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2007 2008

RpTriliun

Aset DPK Kredit

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2007 2008

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%LDR NPL Gross

kredit konsumsi dan investasi. Penyaluran kredit modal kerja mencapai Rp36,69 triliun,

sementara penyaluran kredit investasi mencapai Rp11,17 triliun. Adapun penyaluran kredit

konsumsi juga meningkat menjadi Rp14,48 triliun, dengan pangsa 23% dari total kredit.

Seperti halnya dengan penyaluran kredit, kegiatan penghimpunan DPK pada triwulan

II-2008 juga meningkat sebesar 5,06%, menjadi Rp75,72 triliun. Peningkatan DPK ini

menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan semakin besar.

Peningkatan penghimpunan DPK dialami oleh semua jenis bank, dimana penghimpunan

terbesar dialami oleh bank swasta, yang mencapai Rp35,40 triliun. Sementara itu, pada bank

pemerintah dan bank asing serta campuran, penghimpunan DPK masing-masing sebesar

Rp32,81 triliun dan Rp7,20 triliun. Dilihat dari jenis simpanan, penurunan DPK terjadi pada

giro dan deposito, sedangkan tabungan masih meningkat.

Peningkatan penyaluran kredit yang lebih besar dari pada peningkatan penghimpunan

DPK tersebut, mengakibatkan rasio LDR meningkat menjadi 82,33% pada triwulan II-2008

(Grafik 3.3). Peningkatan LDR tersebut tidak diikuti dengan peningkatan jumlah kredit

bermasalah yang tercermin dari penurunan rasio NPL gross menjadi 3,32%.

Grafik 3.2. Perkembangan Aset, DPK & Kredit Grafik 3.3. Perkembangan LDR & NPLBank Umum di Sumut Bank Umum di Sumut

Semakin membaiknya angka LDR perbankan, sekaligus dapat merefleksikan

membaiknya fungsi intermediasi perbankan di tengah terjadinya krisis ekonomi global

maupun kecenderungan perlambatan ekonomi nasional. Kecenderungan tersebut dapat

tercermin dari beberapa variabel ekonomi seperti suku bunga yang cenderung naik dan

angka inflasi yang semakin meningkat. Sebagaimana terlihat pada grafik perkembangan

suku bunga, tren peningkatan BI rate (8,50%) mulai direspon dengan peningkatan suku

bunga deposito (6,72%) dan suku bunga giro (2,42%).

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

38

Perkembangan Perbankan Daerah

0

5

10

15

20

25

30

35

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2007 2008

Rp

Tri

liu

n

Giro Tabungan Deposito

0%10%

20%30%

40%50%

60%70%

80%90%

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2007 2008

0%

50%

100%

150%

200%

250%

Konvensional Syariah

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

3 6 9 12 1 2 3 4 5 6

2007 2008

%

Giro Tabungan Deposito Kredit BI Rate

Grafik 3.4. Perkembangan LDR Grafik 3.5. Perkembangan Suku BungaBank Umum Konvensional & Syariah (rata-rata tertimbang)

2.1. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Umum

Penghimpunan DPK pada bank umum di Sumut meningkat dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Adanya alternatif investasi lain ternyata tidak ikut berpengaruh terhadap

penghimpunan DPK ini. Berdasarkan jenis simpanan, peningkatan terbesar terjadi pada giro

sebesar 6,70%, diikuti tabungan sebesar 5,72% dan deposito sebesar 3,62%.

Grafik 3.6. Perkembangan PenghimpunanDPK Bank Umum

Berdasar Jenis SimpananPeningkatan simpanan deposito sejalan

dengan peningkatan rata-rata tingkat suku bunga

deposito yang diberikan oleh bank umum dari

6,53% pada akhir Maret 2008 menjadi 6,72%

pada akhir Juni 2008.

Peningkatan nilai/posisi simpanan tabungan

mendominasi pangsa DPK perbankan Sumut. Nominal

tabungan yang sebesar Rp28,73 triliun memiliki pangsa

37,94% terhadap total DPK, sementara pangsa

deposito mencapai 40,81% dan pangsa giro sebesar 21,25% dari total DPK.

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

39

Perkembangan Perbankan Daerah

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2007 2008

BU PemerintahBank Asing & CampuranBU Swasta Nasional

23.35%

58.63%18.03%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2007 2008

RpTriliun

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Grafik 3.7. Pangsa Penghimpunan DPK BUBerdasar Kelompok Bank

Dilihat berdasarkan kelompok bank,

pada triwulan II-2008, DPK yang dihimpun

oleh Bank Umum Pemerintah (BUP), Bank

Asing dan Campuran (BAC), dan Bank Umum

Swasta Nasional (BUSN) masing-masing

sebesar Rp32,81 triliun (43,51%), Rp7,20

triliun (9,55%), dan Rp35,40 triliun (46,94%).

Sementara itu, dilihat dari pertumbuhannya,

penghimpunan DPK oleh kelompok BUP

mengalami kenaikan sebesar 6,25% (qtq),

lebih besar daripada pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,38% (qtq). Untuk

kelompok BAC, tumbuh 11,11% (qtq), lebih kecil dibandingkan pertumbuhan triwulan

lalu sebesar 7,64% (qtq). Pada kelompok BUSN meningkat 2,94% (qtq), meskipun pada

triwulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,38% (qtq). Sama halnya dengan

triwulan sebelumnya, pangsa terbesar DPK masih didominasi oleh kelompok BUSN.

2.2. Penyaluran Kredit Bank Umum

Selama triwulan II-08, kredit yang disalurkan oleh bank umum di Sumut mencapai

Rp62,34 triliun atau tumbuh 13,79% (qtq). Penyaluran kredit terbesar diserap oleh empat

sektor ekonomi yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pertanian dan sektor jasa dunia usaha. Sementara itu, bila dilihat dari pertumbuhan

penyerapan kredit, penyaluran kredit pada sektor pertanian mengalami penurunan 1,56%.

Grafik 3.8. Pangsa Penyaluran Kredit Grafik 3.9. Perkembangan Kredit Bank UmumBank Umum Sumut Tw. II-08 Berdasarkan Jenis Penggunaan

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

40

Perkembangan Perbankan Daerah

14.67%0.46%

28.05%

0.01%22.88%

1.46%

1.53%

22.78%

5.02%

3.15%

Pertanian Pertambangan Ind.PengolahanListrik,Gas&Air Konstruksi Perdag.Htl,RestPengaktn, Gudang Jasa Dunia Usaha Jasa Sos MasyLainny a

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00T

w.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2007 2008

RpTri

liun

Ind.Pengolahan PHR Pertanian

Berdasarkan jenis penggunaannya, sebagian besar kredit perbankan di Sumut

disalurkan untuk kegiatan produktif (modal kerja). Posisi kredit modal kerja (KMK) tercatat

sebesar Rp36,69 triliun, sementara posisi kredit investasi (KI) mencapai Rp11,17 triliun dan

kredit konsumsi (KK) mencapai Rp14,48 triliun. Pertumbuhan kredit terutama terjadi pada

KMK sebesar Rp5,79 triliun (18,74%), KK sebesar Rp1,34 triliun (10,20%) dan KI sebesar

Rp430miliar (4,00%).

Berdasarkan sektor ekonomi, sektor industri pengolahan paling besar menyerap

kredit, yakni mencapai Rp17,40 triliun, dengan pangsa terhadap seluruh sektor mencapai

28,05%. Hal ini didukung dengan hasil survei indikator ekonomi triwulan II-08 yang

menunjukkan bahwa industri pengolahan menempati urutan kedua dalam struktur PDRB

Sumut sebesar 22,72%.

Grafik 3.10. Pangsa Penyaluran Kredit Grafik 3.11. Perkembangan PenyaluranBank Umum Terbesar Kredit Bank Umum Terbesar

Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan II-08 Berdasarkan Sektor Ekonomi

Sementara itu, penyaluran kredit terbesar lainnya adalah ke sektor perdagangan,hotel

dan restoran yang mencapai Rp14,19 triliun, atau dengan pangsa sebesar 22,88%. Besarnya

penyerapan pada subsektor ini mengindikasikan bahwa kegiatan perdagangan eceran

mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan hasil survei penjualan eceran triwulan II-08

yang menunjukkan adanya peningkatan nilai penjualan akibat peningkatan harga komoditas.

2.2.1. Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek

Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit oleh bank yang berlokasi di Sumut,

peningkatan juga terjadi pada kredit yang diserap di wilayah Sumut sebesar 2,75%, menjadi

Rp54,25 triliun. Dilihat berdasarkan kabupaten/kota penerima kredit, Kota Medan

merupakan daerah yang menyerap kredit terbesar, mencapai Rp35,15 triliun atau sekitar

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

41

Perkembangan Perbankan Daerah

56,75%

7,15%

4,24% 2,75% 2,18%

Medan Deli Serdang Labuhan Batu

Asahan Langkat

Konsumsi,

27.18%

Investasi,

9.18%

M odal Kerja,

63.64%

56,75% dari total kredit yang tersalur di Sumut. Daerah lainnya yang menyerap kredit cukup

besar adalah Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp3,88 triliun (7,15%).

Grafik 3.12. Pangsa Penyaluran Kredit TerbesarBerdasar Lokasi Proyek Kab./Kota Tw.II-08

.

2.2.2. Persetujuan Kredit Baru Oleh Bank Umum

Persetujuan kredit baru pada triwulan II-08 sebesar Rp4,29 triliun, menurun 6,74%

dibanding pada triwulan I-08 yang sebesar Rp4,60 triliun. Akan tetapi secara tahunan, lebih

tinggi dibandingkan dengan persetujuan kredit baru pada triwulan II-07, yaitu meningkat

85,71%.

Grafik 3.13. Perkembangan Persetujuan Grafik 3.14. Pangsa Persetujuan Kredit BaruKredit Baru Oleh Bank Umum Berdasar Jenis Penggunaan

1.54

2.08

3.22

4.604.29

1.48

1.62

2.742.71

2.31

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2007 2008

RpTri

liun

Penurunan ini menunjukkan bahwa peningkatan BI Rate berpengaruh cukup

signifikan terhadap penurunan persetujuan kredit baru oleh Bank Umum di Sumut. Sekitar

90,91% dari total kredit baru merupakan kredit produktif, yaitu kredit modal kerja Rp2,73

triliun dengan pangsa 63,64%. Diikuti oleh kredit konsumsi yang mencapai Rp1,17 triliun

(27,27%), sedangkan sisanya sebesar 9,18% merupakan kredit investasi Rp393,28 miliar.

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

42

Perkembangan Perbankan Daerah

0

5

10

15

20T

w.

I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2007 2008

RpTriliun

Mikro Kecil MenengahMikro,

4.63%

Menengah,

62.04%

Kecil,

33.33%

2.2.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah

Sejalan dengan perkembangan total kredit oleh perbankan di Sumut, penyaluran

kredit UMKM juga mengalami peningkatan, bahkan melebihi pertumbuhan total kredit.

Penyaluran kredit MKM mencapai Rp27,70 triliun, tumbuh 13,52% dibandingkan periode

sebelumnya. Nilai kredit MKM ini mencapai 44,66% dari total kredit bank umum di Sumut.

Sekitar 73% dari posisi kredit MKM tersebut merupakan kredit modal kerja (63,65%) dan

investasi (9,18%), sedangkan sisanya merupakan kredit konsumsi (27,18%). Menurut skala

kreditnya, lebih dari 60% kredit MKM disalurkan dalam bentuk kredit menengah, yang

mencapai posisi Rp17,95 triliun, sedangkan untuk kredit kecil dan mikro masing-masing sebesar

Rp9,23 triliun dan Rp1,28 triliun.

Grafik 3.15. Pangsa Penyaluran Kredit MKM Grafik 3.16. Perkembangan Kredit MKMTriwulan II-08 Bank Umum Menurut Jenis Penggunaan

Dari total kredit MKM, sektor PHR menyerap kredit sebesar 34,06% dengan sub

sektor penyerap terbesar oleh perdagangan eceran. Selanjutnya, sektor industri pengolahan

adalah sektor yang menyerap kredit MKM terbesar kedua, mencapai Rp2,69 triliun (9,70%)

dan diikuti oleh sektor jasa dunia usaha sebesar Rp2,18 triliun (7,86). Dilihat dari resiko

kredit, besarnya penyerapan sektor PHR juga sejalan dengan besarnya NPL. NPL kredit MKM

terbesar berada pada sektor PHR (Rp370,03 miliar).

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

43

Perkembangan Perbankan Daerah

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Un

it

KC KCP KK Kas Mobil P. Point ATM

0.07%

2.21%7.86%

35.71%0.02%

9.70%5.52%

34.06%1.17%

3.70%

Pertanian Pertambangan Ind.PengolahanListrik,Gas&Air Konstruksi Perdag.Htl,RestPengaktn, Gudang Jasa Dunia Usaha Jasa Sos MasyLainny a

370.03

124.00103.78

57.45 52.07

0

50

100

150

200

250

300

350

400

RpM

ilyar

PHR Ind.

Pengolahan

Konstruksi Jasa Dunia

Usaha

Pertanian

Grafik 3.17. Pangsa Penyaluran Kredit UMKM Grafik 3.18. NPL Kredit UMKM TerbesarBerdasar Sektor Ekonomi Tw.II-08 Menurut Sektor Ekonomi (RpMilyar)

2.3. Jumlah Bank dan Jaringan Kantor

Secara kelembagaan, jumlah Kantor Cabang dan Cabang Pembantu yang

beroperasi di Sumatera Utara sampai dengan Juni 2008 sebanyak 559 kantor atau

bertambah 43 kantor dibandingkan dengan Juni 2007 yang sebanyak 516 kantor.

Grafik 3.19Perkembangan Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Kas mengalami peningkatan dari 154 unit menjadi 163 unit. Begitu

juga dengan pertambahan jumlah kantor cabang, kantor cabang pembantu dan jaringan

mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang sampai dengan Juni 2008 masing-masing

bertambah 7 kantor cabang, 36 kantor cabang pembantu dan 34 mesin ATM.

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

44

Perkembangan Perbankan Daerah

3. Bank Umum Konvensional

Dari sisi likuiditas, perbankan konvensional di Sumut terlihat mengalami

penurunan. Sampai dengan Juni 2008 rasio likuiditas perbankan tercatat sebesar 6,70%

atau turun jika dibandingkan dengan rasio akhir triwulan I-08 sebesar 7,51%. Namun,

menurunnya kondisi likuiditas perbankan tersebut tidak diiringi dengan penurunan Loan

to Deposit Ratio (LDR) yang sampai dengan bulan Juni 2008 tercatat sebesar 80,24% atau

meningkat jika dibandingkan dengan rasio akhir triwulan I-08 sebesar 74,04%. Hal ini

menunjukkan bahwa, penurunan kondisi likuiditas bank tidak serta merta menurunkan

kemampuan bank dalam penyaluran kredit.

Sejalan dengan hal itu, meningkatnya aktivitas perbankan tersebut juga didukung

oleh peningkatan perolehan keuntungan atas aset atau Return on Asset (ROA) perbankan.

Sampai dengan bulan Juni 2008, ROA tercatat sebesar 1,99% atau mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan rasio periode sebelumnya sebesar 1,97%. Hal

tersebut dapat menggambarkan meningkatnya kemampuan perbankan dalam

pengelolaan sejumlah aset tertentu juga seiring dengan peningkatan perolehan labanya.

Meningkatnya aktivitas perbankan tersebut juga berpengaruh terhadap kualitas

aktiva produktifnya. Terlihat pada tabel dibawah, dibandingkan akhir triwulan I-08

perkembangan rasio NPL (gross) menunjukkan arah yang positif yaitu 3,21% per Juni

2008 atau membaik dibandingkan akhir triwulan I-08 sebesar 3,57%. Akan tetapi, kondisi

peningkatan tersebut tidak membawa dampak yang membaik terhadap tingkat efisiensi

operasional usaha perbankan yang tercermin dari rasio Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) per Juni 2008 tercatat sebesar 80,32% atau meningkat

jika dibandingkan dengan posisi akhir triwulan I-08 sebesar 78,83%.

Peningkatan rasio BOPO tersebut ternyata tidak sejalan dengan rasio Net Interest

Margin (NIM) yang cenderung semakin membaik. Jika rasio NIM pada akhir triwulan I-08

tercatat sebesar 1,55%, maka sampai dengan Juni 2008 angkanya naik menjadi 2,93%.

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

45

Perkembangan Perbankan Daerah

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00T

w.

I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2007 2008

Rp

Tri

liu

n

Aset Pembiayaan DPK

Tabel 3.1. Perkembangan Rasio keuanganBank Umum Konvensional

Gross Netto

Jun-07 1.41% 69.69% 9.41% 100.24% 3.01% 8.96% 8.54% 2.39%

Sep-07 2.35% 70.94% 9.05% 89.86% 4.29% 8.58% 8.14% 2.73%

Dec-07 2.31% 74.14% 7.98% 87.51% 5.44% 7.39% 6.30% 1.34%

Jan-08 1.40% 73.78% 7.38% 86.59% 0.51% 7.05% 6.31% 1.56%

Feb-08 1.32% 73.85% 7.34% 78.22% 0.99% 7.34% 6.38% 2.79%

Mar-08 1.97% 73.92% 7.51% 78.83% 1.55% 4.64% 3.57% 1.48%

Apr-08 1.86% 75.48% 7.02% 79.97% 2.05% 4.68% 3.50% 1.44%

May-08 2.33% 77.93% 6.98% 80.08% 2.50% 4.10% 3.34% 1.31%

Jun-08 1.99% 80.13% 6.70% 80.32% 2.93% 3.98% 3.21% 1.25%

NIMNPL

Tahun ROA LDR Likuiditas BOPO KAP

4. Bank Umum Syariah Grafik 3.20. Perkembangan KinerjaBank Umum Syariah

Kinerja bank umum syariah dalam triwulan

II-08 juga menunjukkan perkembangan positif,

dilihat dari kenaikan di posisi aset dan DPK yang

dihimpun, serta pembiayaan yang disalurkan

(PYD).

Total aset meningkat dari Rp2,20 triliun

pada triwulan I-08 menjadi Rp2,44 triliun pada

triwulan II-08. DPK yang dihimpun naik 20,31%

(qtq) menjadi Rp1,54 triliun pada triwulan II-08,

sementara PYD tumbuh 19,49% (qtq) menjadi

Rp2,82triliun. FDR bank umum syariah pada triwulan II-08 menurun, dari 185,08% pada

triwulan sebelumnya menjadi 182,77%. Penurunan FDR tidak diikuti oleh penurunan kualitas

pembiayaan/penurunan pembiayaan bermasalah. Rasio NPF meningkat dari rasio 4,93% pada

triwulan sebelumnya menjadi 5,62% pada triwulan II-08.

Sementara itu, tingkat profitabilitas kelompok bank ini terhadap aset yang dimiliki,

menunjukkan rasio yang meningkat. Sampai dengan bulan Juni 2008 rasio ROA tercatat

sebesar 2,35% atau naik jika dibandingkan dengan triwulan I-08 sebesar 1,30%.

Demikian halnya dengan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) pada bulan Juni 2008 mencatat peningkatan sebesar 55,02%, dimana pada

triwulan sebelumnya sebesar 53,29%.

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

46

Perkembangan Perbankan Daerah

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0.45

0.50

Tw . I Tw .II Tw .III Tw .IV Tw .I Tw .II Tw .III Tw .IV Tw .I Tw .II*

2006 2007 2008

Rp

Tri

liu

n

Aset Kredit DPK

Tabel 3.2.Perkembangan Rasio Bank Umum Syariah

Gross Netto

Jun-07 2.06% 195.81% 3.23% 60.53% 0.15% 7.93% 4.16% 2.65%

Sep-07 2.90% 195.63% 3.23% 58.92% 0.22% 6.52% 4.95% 3.47%

Dec-07 3.70% 181.39% 10.05% 58.52% 0.28% 5.54% 4.99% 3.23%

Jan-08 0.44% 175.35% 3.32% 52.63% 0.03% 6.12% 5.14% 3.36%

Feb-08 0.86% 171.24% 3.42% 53.78% 0.05% 6.31% 5.13% 3.26%

Mar-08 1.30% 185.08% 3.54% 53.29% 0.08% 6.03% 4.93% 3.61%

Apr-08 1.75% 179.75% 6.49% 52.66% 0.11% 6.27% 5.40% 3.66%

May-08 2.02% 180.16% 2.57% 54.85% 0.13% 6.15% 5.32% 3.60%

Jun-08 2.35% 182.77% 2.84% 55.02% 0.15% 5.75% 5.62% 3.88%

NIMNPF

Tahun ROA FDR Likuiditas KAPBOPO

5. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Grafik 3.21. Perkembangan KinerjaBank Perkreditan Rakyat

Perkembangan kegiatan intermediasi BPR

pada triwulan II-08 (data per Mei 2008) naik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Rasio antara kredit dengan pembiayaan

(LDR) pada triwulan ini sebesar 103,03%,

lebih tinggi dibandingkan dengan periode

sebelumnya sebesar 100,00%.

Penyaluran kredit oleh BPR di Sumut pada

triwulan II-08 mencapai Rp0,34 triliun.

Dibandingkan dengan total kredit bank umum konvensional, nilai kredit BPR ini jauh lebih

rendah. Namun demikian, peranan BPR cukup penting bagi pengembangan ekonomi di Sumut

karena lebih dapat menjangkau nasabah/debitur BPR di wilayah pedesaan. Sementara itu,

penghimpunan DPK oleh BPR mencapai Rp0,33 triliun, dengan 58% diantaranya berupa

simpanan deposito.

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

47

BOKS 5

Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Dalam rangka mendukung pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM) terutama dari sisi pembiayaan, pemerintah telah meluncurkan Program Kredit

Usaha Rakyat (KUR) pada bulan November 2007. Program tersebut menetapkan bunga

pinjaman kepada debitur sebesar 16% dengan fee penjaminan/asuransi ditanggung oleh

pemerintah melalui lembaga penjaminan.

Penyaluran program KUR diprioritaskan kepada pengusaha UMKM yang belum

pernah mendapatkan fasilitas pinjaman dari bank. Usaha yang akan dibiayai harus feasible

(layak) tetapi belum bankable seperti terkait dengan persyaratan agunan (collateral).

Adapun lembaga penjamin yang ditunjuk pemerintah adalah PT. Askrindo dan PT. Sarana

Pengembangan Usaha.

Program KUR memiliki dua skim yaitu KUR dengan plafon sampai Rp500 juta

dengan suku bunga maksimal sebesar 16% efektif p.a (per annum). Pemerintah

memberikan penjaminan sebesar 70% dari plafon dan 30% penjaminan oleh bank

pelaksana. Program KUR difokuskan pada lima sektor usaha yaitu sektor kelautan, sektor

pertanian, sektor kehutanan, sektor perindustrian serta sektor perdagangan dan pada

perkembangan selanjutnya tanggal 14 Mei 2008, terdapat KUR dengan plafon sampai

dengan Rp5 juta tanpa agunan dengan suku bunga 24%.

Pada tahap awal, program KUR diikuti oleh enam bank, yaitu Bank BRI, Bank BNI,

Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank BTN, dan Bank Syariah Mandiri (BSM). Melalui program

KUR tersebut, kegiatan akses pendanaan dari bank kepada pengusaha UMKM dapat

terealisasi dengan lebih mudah. Pemerintah mentargetkan pada tahun 2008 realisasi

debitur sekurang-kurangnya 650 ribu pengusaha UMKM.

Berdasarkan laporan bank-bank pelaksana di Provinsi Sumatera Utara,

perkembangan program KUR di Sumut tahun 2008 terus menunjukkan peningkatan.

Sampai dengan bulan April 2008, posisi baki debet KUR di Provinsi Sumut mencapai

Rp315,70 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 22.311, kemudian pada bulan Mei

meningkat menjadi Rp335,79 miliar dan 33.357 debitur. Pada bulan Juni 2008 total baki

debet KUR sudah mencapai Rp399,260 miliar atau meningkat 18,90% dibandingkan posisi

bulan Mei dengan jumlah debitur mencapai 40.682.

BOKS 4KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DAN REALISASIPENYALURAN DI SUMATERA UTARA

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

48

Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR)Enam Bank Pelaksana Di Sumut

April Mei Juni April Mei Juni315,707,748,368 335,796,793,189 399,260,746,532 22,311 33,357 40,682

Jumlah DebiturBaki Debet

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

BAB IV

Perkembangan KeuanganDaerah

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

49

Perkembangan Keuangan Daerah

Sampai dengan semester I-2008, realisasi Belanja Langsung pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumut tahun 2008 diperkirakan

masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh terlambatnya penetapan APBD, dimana

Peraturan daerah mengenai APBD murni 2008 baru dapat ditetapkan pada akhir

triwulan I-2008. Keterlambatan ini berdampak kepada tertundanya berbagai belanja

pemerintah dan kegiatan pembangunan daerah pada semester I-2008.

Tabel 4.1APBD Tahun 2007 Provinsi Sumatera Utara

Anggaran Stlh Perubahan Realisasi % Realisasi

PENDAPATAN DAERAH 2,557,107,963,604 2,685,787,990,864 105.03

PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,594,015,781,604 1,693,846,304,223 106.26

Pendapatan Pajak Daerah 1,458,400,000,000 1,542,508,890,319 105.77

Hasil Retribusi Daerah 12,711,860,000 13,611,810,781 107.08

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 74,213,550,509 74,138,550,508 99.90

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 48,690,371,095 63,587,052,614 130.59

Dana Perimbangan 925,673,994,000 951,081,298,819 102.74

Lain-lain Pendapatan yang sah 37,418,188,000 40,860,387,822 109.20

Pendapatan Hibah 17,418,188,000 22,860,387,822 131.24

Dana Darurat - -

Dana Bagi Hasil Pajak - -

2,826,291,498,974 2,560,723,359,026 90.60

1,447,001,992,399 1,359,749,003,596 93.971,379,289,506,575 1,200,974,355,430 87.07

(269,183,535,370) 125,064,631,838 (46.46)

PEMBIAYAAN289,362,661,010 289,362,661,009 100.00

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Thn Sblmnya 289,362,661,010 289,362,661,009 100.0020,179,125,640 20,168,463,018 99.95

269,183,535,370 269,194,197,991 100.00

- 394,258,829,829

Belanja Tidak LangsungBelanja Langsung

SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN

BELANJA DAERAH

APBD 2007Uraian

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

SURPLUS / DEFISIT

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

PEEMBIAYAAN NETTO

Sumber : Biro Perekonomian Sumut

Selama triwulan I-2008, realisasi belanja pemerintah hanya dialokasikan untuk

belanja rutin, terutama untuk gaji pegawai. Adapun untuk belanja program, yang terkait

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah, belum dapat

terlaksana. Untuk itu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mendorong kepada Pemerintah

Kabupaten/Kota agar mengoptimalkan pemanfaatan APBD guna mempercepat

pergerakan ekonomi di daerah menjadi hal yang secara terus menerus mutlak dilakukan.

Dukungan terhadap penyederhanaan proses tender proyek, mulai dari persiapan tender

BBBAAABBB 444 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

50

Perkembangan Keuangan Daerah

hingga pelaksanaan proyek sehingga terciptanya pengelolaan kebijakan yang fleksibel

dalam mempercepat pencairan anggaran belanja pemerintah untuk mendukung

pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja diharapkan dapat segera terwujud.

Tabel 4.2Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Tahun 2008

Provinsi Sumatera Utara

PENDAPATAN DAERAH 3,357,275,712,000.00 1,578,996,224,979.00 47.03

PENDAPATAN ASLI DAERAH 2,297,496,352,000.00 1,210,375,045,611.00 52.68

Pendapatan Pajak Daerah 1,767,210,948,000.00 778,867,035,877.00 44.07

Pendapatan Retribusi Daerah 20,412,110,000.00 11,551,758,716.00 56.59

Pdptn Hsl Pengelolaan Kekayaan Daerah Yg Dipshkn 76,411,156,000.00 4,325,000,000.00 5.66

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 33,462,138,000.00 39,176,890,584.00 117.08

PENDAPATAN TRANSFER

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1,036,905,790,000.00 366,378,930,760.00 35.33

Dana Bagi Hasil Pajak 300,800,630,000.00 60,950,129,004.00 20.26

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 8,194,340,000.00 2,132,626,756.00 26.03

Dana Alokasi Umum 727,910,820,000.00 303,296,175,000.00 41.67

Lain-lain Pendapatan yang sah 22,873,570,000.00 2,085,372,500.00 9.12

Pendapatan Hibah 22,873,570,000.00 2,085,372,500.00 9.12

3,289,251,471,220.00 646,103,716,552.00 19.64

1,930,594,847,132.00 516,706,558,171.00 26.76

1,358,656,624,088.00 129,397,158,381.00 9.52

68,024,240,780.00 932,892,508,427.00 1,371.41

PEMBIAYAAN

42,173,585,000.00 33,621,876,800.00 79.72

% RealisasiREALISASI s.d Mei 2008Target APBDURAIAN

Belanja Langsung

BELANJA DAERAH

Belanja Tidak Langsung

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

SURPLUS / DEFISIT

SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN

Rendahnya realisasi belanja program diperkirakan akan berdampak kepada

rendahnya akselerasi kegiatan investasi di Sumut. Sampai dengan Mei 2008, kegiatan

investasi di Sumut didominasi oleh maraknya kegiatan pembangunan yang dilakukan

oleh pihak swasta, terutama di sektor bangunan. Dari sisi pembiayaan, rendahnya

stimulus fiskal juga tercermin dari pertumbuhan investasi yang masih ditopang oleh

tingginya penyaluran kredit bank umum untuk jenis penggunaan investasi.

1. Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah dalam APBD 2008 tercatat sebesar Rp3,357 triliun, meningkat

Rp800 miliar dibandingkan APBD perubahan tahun 2007 yang sebesar Rp2,557 triliun atau

naik 31,29%. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pendapatan daerah sebagian

besar masih berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD dalam APBD murni 2008

dianggarkan sebesar Rp2,297 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp703 miliar dari

PAD tahun 2007 yang sebesar Rp1,594 triliun, atau naik 44,10%. Sementara itu, Dana

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

51

Perkembangan Keuangan Daerah

Perimbangan yang semula Rp926 miliar naik sebesar Rp111 miliar menjadi Rp1,037

triliun, atau naik 11,99%. Sementara itu, komponen hasil retribusi daerah mengalami

persentase peningkatan tertinggi, yaitu 60,58%, atau naik sekitar Rp7,70 miliar menjadi

Rp20,41 miliar pada APBD tahun 2008.

Semakin meningkatnya kontribusi PAD terhadap APBD menunjukkan

bahwa Pemerintah Provinsi Sumut memiliki kemampuan self-supporting atau

kemandirian dalam bidang keuangan untuk membiayai kegiatan pembangunan

daerahnya. Faktor kemandirian keuangan merupakan komponen yang penting dalam

mengukur tingkat kemampuan daerah pada pelaksanaan otonomi.

2. Belanja Daerah

Pada APBD murni Tahun 2008, pos Belanja Daerah Sumut, yang terdiri dari

Belanja Langsung dan Tidak Langsung, meningkat sebesar Rp463 miliar, atau

naik 16,38% menjadi sebesar Rp3,289 triliun. Peningkatan tersebut terutama

disebabkan oleh peningkatan pada komponen Belanja Tidak Langsung, yaitu sebesar

Rp484 miliar, atau naik 33,45% menjadi sebesar Rp1,931 triliun. Sementara itu, untuk

komponen Belanja Langsung mengalami penurunan 1,45%, atau turun Rp20 miliar

menjadi sebesar Rp1,359 triliun.

Peningkatan pada pos Belanja Tidak Langsung terutama terjadi pada

komponen Belanja Pegawai dan Belanja Hibah, dimana masing-masing

meningkat 23,25% dan 20,08%. Tingginya peningkatan pada komponen Belanja

Pegawai antara lain terkait pembayaran rapel tunjangan fungsional pada bulan April

2008. Alokasi belanja pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tahun

anggaran 2008 naik hampir tiga kali lipat. Kenaikan tidak diimbangi dengan belanja

modal pembangunan untuk masyarakat.

Alokasi yang sudah disepakati eksekutif dan legislatif itu berpotensi bocor. Belanja

pegawai yang mestinya untuk honorarium dan upah kegiatan pegawai terjadi

peningkatan Rp88,84 miliar dari tahun 2007. Dana ini tidak wajar karena belanja modal

nilainya turun. Honor pegawai berbanding lurus dengan belanja modal, karena honor

yang diterima pegawai berdasarkan kegiatan.

Tiga tahun terakhir belanja pegawai di Sumut selalu naik. Pada 2006, belanja

pegawai (masuk belanja langsung) senilai Rp49,97 miliar, tahun 2007 senilai Rp59,87

miliar dan tahun 2008 menjadi Rp 148,72 miliar. Adapun belanja modal yang dianggarkan

untuk tahun 2008 senilai Rp629,39 miliar. Nilai ini lebih kecil Rp128,8 miliar daripada

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

52

Perkembangan Keuangan Daerah

anggaran sebelumnya Rp758,19 miliar.

Tabel 4.3Rekapitulasi Perhitungan Pendapatan dan Pengeluaran

Untuk Komponen Belanja dan Pembiayaan APBD TA. 2008 Bulan : Mei

PENDAPATAN

Sisa Kas (Desember 2007) Rp376,454,360,434

Penerimaan (s.d Mei 2008) Rp1,202,541,864,545

Jumlah Pendapatan Rp1,578,996,224,979

BELANJA

Tidak Langsung Rp516,706,558,171

Langsung Rp129,397,158,381

Pengeluaran Pembiayaan Rp33,621,876,800

Jumlah Pengeluaran Rp679,725,593,352

Sisa Kas s.d 30 Mei 2008 Rp899,270,631,627

Rekapitulasi APBD SUMUT 2008

Pemerintah Daerah Provinsi Sumut telah menetapkan volume Tahun

Anggaran 2008 meningkat dibandingkan volume APBD Perubahan tahun 2007.

Kenaikan volume APBD tahun 2008 ini untuk menutup defisit anggaran tahun

2007, akibat lebih tingginya peningkatan pada pos pendapatan dibandingkan

peningkatan pada pos belanja daerah. Sehingga anggaran untuk pos pembiayaan

tahun 2008, yang digunakan untuk menutup defisit anggaran mengalami peningkatan,

yaitu dari Rp20,18 miliar pada tahun 2007, menjadi Rp42,17 miliar pada tahun

anggaran 2008. Secara keseluruhan, pos pendapatan maupun belanja daerah tetap

mengalami peningkatan dibandingkan anggaran tahun sebelumnya.

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

BAB V

PerkembanganSistem Pembayaran

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

53

Perkembangan Sistem Pembayaran

1. Kegiatan Transaksi BI-RTGS Perbankan Sumatera Utara

Pada triwulan II 2008, perkembangan nilai transaksi pembayaran non tunai melalui

sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) di wilayah perbankan

Sumatera Utara yang meliputi wilayah kerja KBI Medan dan KBI Sibolga, meningkat cukup

signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terlihat

dari meningkatnya nilai nominal dan volume transaksi BI-RTGS, baik transaksi yang keluar

dari wilayah perbankan Sumatera Utara (Outgoing) maupun transaksi yang masuk ke

wilayah perbankan Sumatera Utara (Incoming) dan nilai nominal transaksi BI-RTGS yang

berasal dari dan ke perbankan yang ada di wilayah perbankan Sumatera Utara (From To),

setelah pada periode sebelumnya nilai transaksi from to mengalami penurunan.

Pada triwulan laporan, nilai transaksi Outgoing meningkat sebesar 61,80% atau

dari Rp45.703 miliar pada triwulan II 2007 menjadi Rp73.948 miliar dengan volume

transaksi yang juga meningkat sebesar 72,34% atau dari 48.914 transaksi menjadi 84.298

transaksi. Transaksi Incoming meningkat sebesar 80,21% atau dari Rp36.765 miliar pada

triwulan II 2007 menjadi Rp66.256 miliar dengan volume transaksi yang meningkat

sebesar 77,05% atau dari 54.050 transaksi menjadi 95.695 transaksi. Nilai transaksi yang

berasal dari dan ke perbankan yang ada di wilayah perbankan Sumatera Utara (From To)

meningkat sebesar 63,46% dari Rp17.492 miliar menjadi Rp28.592 miliar pada periode

laporan dengan volume transaksi yang juga meningkat 74,53% atau dari 19.130 transaksi

menjadi 33.387 transaksi. Dibanding triwulan sebelumnya, nilai transaksi Outgoing dan

transaksi Incoming maupun nilai transaksi yang berasal dari dan ke perbankan yang ada di

wilayah perbankan Sumatera Utara meningkat, masing-masing sebesar 37,19%, 29,34%

dan 46,72%.

Rata-rata perhari nilai transaksi Outgoing BI-RTGS selama periode triwulan II 2008

adalah sebesar Rp1.173,8 miliar dengan rata-rata volume transaksi sebanyak 1.338

transaksi dan nilai transaksi Incoming BI-RTGS sebesar Rp1.051,7 miliar dengan volume

transaksi sebanyak 1.519 transaksi. Sementara itu transaksi antar bank dari dan ke

perbankan yang ada di wilayah perbankan Sumatera Utara perharinya tercatat sebesar

Rp453,8 miliar dengan volume transaksi sebanyak 530 transaksi. Data perkembangan

transaksi BI-RTGS terlihat pada tabel dibawah ini.

BBBAAABBB 555 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

54

Perkembangan Sistem Pembayaran

Tabel 5.1. Transaksi BI-RTGS Perbankan di Wilayah Sumatera Utara (RpMiliar)

Meningkatnya transaksi melalui BI-RTGS ini mengindikasikan tingginya kebutuhan

masyarakat pengguna jasa perbankan terhadap transfer dana antar bank dan wilayah

yang cepat, aman, efisien dan transfer dana antar bank melalui media BI-RTGS menjadi

salah satu alternatif pengiriman dana yang diminati oleh masyarakat mengingat

pengiriman dan penerimaan dana dapat dilakukan dengan cepat dan singkat.

2. Transaksi Kliring

Pada periode triwulan II 2008, nilai transaksi kliring di wilayah perbankan Sumatera

Utara meningkat cukup signifikan, baik jumlah nominal kliring maupun volume transaksi

kliring. Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), nilai nominal transaksi

kliring meningkat sebesar 26,69% atau dari Rp23.376 miliar pada triwulan II 2007

menjadi Rp29.615 miliar dengan volume transaksi kliring yang juga meningkat sebesar

12,74% atau dari 939.235 transaksi pada triwulan II 2007 menjadi 1.058.927 transaksi.

Dibanding triwulan sebelumnya, nilai transaksi kliring baik nominal kliring maupun volume

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

55

Perkembangan Sistem Pembayaran

(warkat) kliring juga meningkat, masing-masing sebesar 4,74% dan 6,85%.

Rata-rata perhari nilai nominal transaksi kliring pada periode laporan mencapai

Rp470,1 miliar dengan volume transaksi mencapai 16.808 transaksi. Pertumbuhan nilai

transaksi kliring tersebut seiring dengan meningkatnya volume transaksi kliring selama

periode laporan dan jumlah kantor bank umum yang operasional di Sumatera Utara.

Grafik 5.1 Grafik 5.2Perkembangan Transaksi Kliring Grafik Penolakan Cek/BG Kosong

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

I-06 II-06 III-06 IV-06 I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000Volume Kliring Nominal Kliring

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

I-06 II-06 III-06 IV-06 I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08

-

50

100

150

200

250Cek/BG Kosong Nominal Cek/BG Kosong

Sementara itu, perkembangan jumlah penolakan Cek dan Bilyet Giro Kosong di

wilayah perbankan Sumatera Utara meningkat cukup signifikan, baik nilai nominal

maupun jumlah warkat kiring penolakan. Nilai nominal cek dan bilyet giro kosong

meningkat sebesar 142,86%, dari Rp84 miliar pada triwulan II 2007 menjadi Rp204 miliar.

Jumlah warkat juga meningkat cukup tinggi yang mencapai 106,17% dari 4.493 warkat

pada triwulan II 2007 menjadi 9.263 warkat.

Dibanding periode triwulan sebelumnya, jumlah penolakan Cek dan Bilyet Giro

Kosong juga meningkat, baik nilai nominal maupun jumlah warkat. Nilai nominal cek dan

bilyet giro kosong meningkat 10,27% dari Rp185 miliar pada triwulan I 2008 menjadi

Rp204 miliar, sedangkan jumlah warkat meningkat tipis sebesar 0,54% dari 9.213 warkat

menjadi 9.263 warkat.

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

56

Perkembangan Sistem Pembayaran

Tabel 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring dan Cek/BG Kosong (RpMiliar)

3. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow dan Outflow)

Pada triwulan II-2008, aliran uang kartal melalui Bank Indonesia Medan dan Bank

Indonesia Sibolga (Sumatera Utara) menunjukkan posisi Netoutflow atau jumlah uang

kartal yang keluar (Outflow) dari Bank Indonesia melalui pembayaran tunai ke perbankan,

lebih besar dibanding jumlah uang kartal yang masuk (Inflow) ke Bank Indonesia melalui

penyetoran tunai perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Medan. Berbeda

dengan periode sebelumnya yang menunjukan posisi netinflow sebesar Rp1.592 miliar,

pada periode laporan posisi netoutflow yang tercatat sebesar Rp553 miliar. Posisi

netoutflow ini dipengaruhi oleh meningkatnya penarikan uang kartal oleh perbankan

seiring dengan pembayaran gaji ketiga belas bagi pegawai negeri sipil (PNS), pembayaran

Bantuan Tunai Langsung (BLT) bagi keluarga miskin dan masih cukup tingginya harga CPO

pada triwulan II 2008.

Jumlah aliran uang kartal di Provinsi Sumatera Utara secara tahunan (yoy)

meningkat namun relatif kecil, baik Inflow maupun Outflow. Aliran uang kartal Inflow

meningkat 0,46%, dari Rp4.089 miliar pada triwulan II 2007 menjadi Rp4.108 miliar dan

aliran uang kartal Outflow meningkat 2,91%, dari Rp4.529 miliar pada triwulan II 2007

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

57

Perkembangan Sistem Pembayaran

menjadi Rp4.661 miliar. Sementara itu dibanding triwulan sebelumnya, jumlah aliran uang

kartal Inflow menunjukkan penurunan sebesar 25,63%, dimana inflow triwulan

sebelumnya sebesar Rp5.524 miliar sedangkan jumlah aliran uang kartal Outflow

mengalami peningkatan sebesar 18,54%, dimana outflow triwulan sebelumnya hanya

sebesar hanya Rp3.932 miliar.

Pada periode laporan, rata-rata per hari jumlah aliran uang kartal inflow mencapai

Rp65,2 miliar sedangkan outflow mencapai Rp74,0 miliar.

Grafik 5.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal Melalui KBI Medan dan KBI Sibolga

-2,000

-1,000

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

I-5 II-5 III-5 IV-5 I-6 II-6 III-6 IV-6 I-7 II-7 III-7 IV-7 I-8 II-8

(mily

arRp.)

Inflow outflow Netflow

Posisi Kas Bank Indonesia yang tercatat pada di KBI Medan dan KBI Sibolga,

sampai dengan akhir periode triwulan II-2008 tercatat sebesar Rp747 miliar, lebih besar

21,27% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp616

miliar. Dibanding periode triwulan sebelumnya, posisi Kas pada triwulan laporan lebih kecil

62,94% atau dari Rp2.016 milyar menjadi Rp747 milyar. Penurunan posisi Kas tersebut

menunjukkan meningkatnya penarikan uang kartal oleh perbankan di Sumatera Utara

seiring dengan meningkatnya kebutuhan uang tunai masyarakat dan semakin dinamisnya

perekonomian di provinsi Sumatera Utara.

Tabel 5.3. Perkembangan Aliran Kas di Wilayah Sumatera Utara (RpMiliar)

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

58

Perkembangan Sistem Pembayaran

4. Temuan Uang Palsu

Pada triwulan II 2008, jumlah temuan uang palsu yang dilaporkan ke KBI Medan

menunjukkan peningkatan baik jumlah bilyet maupun jumlah nominal. Data temuan uang

palsu tersebut merupakan data temuan yang dilaporkan oleh masyarakat maupun oleh

perbankan yang ada di wilayah kerja KBI Medan. Pada triwulan laporan tercatat sebanyak

111 bilyet uang palsu dengan nilai nominal sebesar Rp5.725.000. Dibanding periode

triwulan sebelumnya, jumlah bilyet temuan uang palsu tersebut meningkat 48,00%

dengan nilai nominal yang juga meningkat 66,42%. Apabila dilihat dari jumlah uang

masuk ke Bank Indonesia (Inflow) pada periode laporan, ratio jumlah temuan uang palsu

tersebut relatif kecil yaitu sebesar 0,00000139%.

Sama dengan periode sebelumnya, denominasi pecahan Rupiah, uang kertas

pecahan Rp50.000,- merupakan jenis pecahan uang Rupiah yang paling banyak

dipalsukan yaitu sebanyak 46 bilyet atau 41,44% dari total temuan uang palsu, diikuti

pecahan Rp100.000,- (26,13%), pecahan Rp10.000,- (16,22%), pecahan Rp20.000,-

(15,32%) dan pecahan Rp5.000,- (0,90%). Sementara itu dari KBI Sibolga tidak terdapat

laporan temuan uang palsu pada periode laporan.

Tabel 5.4. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Sumatera Utara (Satuan Lembar)

Untuk menekan jumlah beredarnya uang palsu di wilayah Sumatera Utara, KBI

Medan dan KBI Sibolga tetap melakukan upaya penanggulangan secara kontinyu, baik

preventif maupun represif. Langkah preventif dimaksud antara lain meningkatkan

pemahaman masyarakat dengan melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah

kepada kalangan pelajar, mahasiswa, akademisi, masyarakat, pelaku usaha, pegawai

negeri, kepolisian serta penyebaran informasi kepada perbankan di wilayah Sumatera

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

59

Perkembangan Sistem Pembayaran

Utara. Upaya represif yang dilakukan adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan

pihak-pihak instansi pemerintah yang berwenang.

5. Penyedian Uang Yang Layak Edar

Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong perbankan Indonesia untuk

senantiasa memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan teknologi informasi tersebut, guna

menciptakan sistem perbankan yang efisien, efektif dan aman. Pemanfaatan teknologi

informasi di bidang sistem pembayaran dewasa ini telah menunjukkan perkembangan

yang cepat, misal penggunaan kartu kredit, ATM, kartu debet dan lain-lain. Namun

demikian, keberadaan uang kartal yaitu uang kertas dan uang logam, masih memegang

peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Uang kartal masih merupakan alat

pembayaran yang efisien terutama dalam transaksi yang bersifat retail dan bernilai

nominal kecil.

Sesuai UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah

dengan UU No.3 tahun 2004 dalam Pasal 20, Bank Indonesia adalah lembaga negara yang

berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan

memusnahkan uang yang tidak layak edar dari peredaran. Dalam menjalankan fungsi dan

tugas tersebut, guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang kartal baik dari jumlah

maupun kualitas, Bank Indonesia senantiasa memantau dan menghitung jumlah uang

yang berada di masyarakat dan perbankan. Dari sisi moneter, pemantauan tersebut

ditujukan untuk menjaga kecukupan likuiditas perekonomian, sedangkan secara fisik

pemantauan dilakukan untuk menjaga kecukupan uang Rupiah sesuai dengan kebutuhan

transaksi masyarakat. Selain itu, Bank Indonesia secara periodik dan berkesinambungan

melakukan penyortiran dan peracikan uang kartal yang tidak memenuhi persyaratan uang

yang layak edar, dengan menggunakan Mesin Sortir Uang Kertas (MSUK) dan Mesin Racik

Uang Kertas (MRUK). Uang yang termasuk dalam kategori tidak layak edar (lusuh/rusak)

dan uang dengan emisi yang telah ditarik dari peredaran, kemudian dicatat sebagai

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB), yang selanjutnya dilakukan pemusnahan.

Pada triwulan II 2008 jumlah uang kartal yang telah dicatat sebagai PTTB relatif

sama dengan periode sebelumnya yaitu mencapai Rp1.203 milyar (29,3%) dimana pada

triwulan I 2008 mencapai sebesar Rp1.285 milyar (23,3%). Meningkatnya ratio PTTB

tersebut pada periode laporan dipengaruhi oleh relatif lebih kecilnya jumlah uang kartal

yang kembali ke Bank Indonesia (Inflow) pada periode laporan yaitu sebesar Rp4.108

milyar dibanding periode triwulan I 2008 yang mencapai Rp5.524 milyar.

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

60

Perkembangan Sistem Pembayaran

Grafik 5.4. Perkembangan Jumlah PTTB di Sumatera Utara

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

I-5 II-5 III-5 IV-5 I-6 II-6 III-6 IV-6 I-7 II-7 III-7 IV-7 I-8 II-8

(milyar Rp.)

-

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

45.0

50.0

% PTTB

Inflow % PTTB terhadap Inflow

Dalam rangka menjaga jumlah uang yang layak edar serta upaya meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam hal perlakuan atas uang kartal disetiap aktivitas ekonomi

masyarakat misalnya transaksi keuangan, langkah preventif yang dilakukan oleh Bank

Indonesia adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik kepada kalangan

perbankan, pegawai pemerintahan, perusahaan, anak sekolah, masyarakat umum yang

ada di Sumatera Utara secara kontinyu. Hal ini dilakukan dengan harapan agar masyarakat

lebih memahami bagaimana memperlakukan uang kertas dengan baik sebagai alat

pembayaran.

6. Transaksi Jual Beli UKA dan TC Pada PVA Non Bank

Pedagang Valuta Asing (PVA) sebagai lembaga penunjang sektor keuangan

memiliki peranan yang cukup strategis, khususnya dalam perkembangan pasar valuta

asing domestik antara lain mendukung peningkatan penerimaan devisa nasional melalui

pengembangan pariwisata. Dengan peranan yang cukup strategis ini, Bank Indonesia

secara berkesinambungan melakukan upaya pembinaan dan pengawasan kepada PVA.

Dengan langkah ini diharapkan akan tercipta iklim usaha yang lebih sehat, akuntabilitas

transaksi serta kesinambungan kegiatan usaha yang dikelola oleh pelaku-pelaku usaha

PVA. Kegiatan usaha PVA adalah Jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan Pembelian

Traveller’s Cheque (TC).

Dalam kegiatan usahanya PVA bukan bank berkewajiban berpedoman pada

ketentuan yang mengatur mekanisme transaksi jual beli UKA dan TC melalui PVA bukan

bank di wilayah Republik Indonesia yang diatur dalam PBI No.9/11/PBI/2007 tanggal 5

September 2007 tentang Pedagang Valuta Asing dengan ketentuan teknis pelaksanaan

diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.9/23/DPM tanggal 8 Oktober 2007 tentang

Tata cara perizinan, penerapan prinsip mengenal nasabah, pengawasan, pelaporan dan

pengenaan sanksi bagi pedagang valuta asing bukan bank. Maksud dan tujuan usaha PVA

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

61

Perkembangan Sistem Pembayaran

adalah melakukan kegiatan usaha jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan Pembelian

Traveller’s Cheque (TC).

Perkembangan transaksi PVA bukan bank di wilayah Provinsi Sumatera Utara

menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada triwulan I 2008, transaksi beli UKA

maupun TC tercatat sebesar $12.186 ribu atau meningkat 12,14% dibanding periode

yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar $10.867 ribu. Sementara itu nilai

transaksi jual UKA maupun TC tercatat sebesar $12.115 ribu atau meningkat 13,15%

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar $10.707 ribu.

Tabel 5.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC (Ribu USD)

Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatera Utara

diperkirakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya nilai transaksi

jual beli valuta asing melalui PVA bukan bank.

Meningkatnya nilai transaksi valuta asing melalui PVA bukan bank di wilayah

Provinsi Sumatera Utara, dipengaruhi meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara

(wisman) yang berkunjung ke Sumatera Utara, perjalanan keluar negeri, keperluan medis

ke luar negeri (Malaysia dan Singapura), pendidikan, menunaikan ibadah haji, wisata

rohani ke luar negeri dan perdagangan.

Grafik 5.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TCMelalui PVA Bukan Bank di Sumatera Utara

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

I-5 II-5 III-5 IV-5 I-6 II-6 III-6 IV-6 I-7 II-7 III-7 IV-7 I-8

(Rib

uan

US$

)

Beli UKA/TC Jual UKA/TC

Seperti periode sebelumnya, dalam transaksi jual dan beli UKA melalui PVA Bukan

Bank di Sumatera Utara didominasi jenis valuta UKA US Dollar (USD), Malaysia Ringgit

(MYR) dan Singapura Dollar (SGD).

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

62

KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5

Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Sesuai dengan Undang-undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.3 tahun 2004, salah satu tugas Bank

Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengeluarkan,

mengedarkan, mencabut dan menarik serta memusnahkan uang rupiah.

Dalam rangka melaksanakan kewenangan tunggal di bidang pembayaran tunai, Bank

Indonesia berupaya memenuhi kebutuhan uang Rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal

yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar

melalui sistem perencanaan pengadaan uang dan distribusinya.

Kantor Bank Indonesia (KBI) Medan pada periode semester I 2008 telah melakukan

Survei Kebutuhan Masyarakat terhadap Jenis Pecahan Uang Rupiah. Survei ini dilakukan

mengingat penggunaan uang kartal di Provinsi Sumatera Utara dalam transaksi ekonomi

masih cukup tinggi.

Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh informasi dari masyarakat di wilayah kerja

Kantor Bank Indonesia (KBI) Medan mengenai indikasi komposisi pecahan yang diperlukan

masyarakat Sumatera Utara baik jumlah nominal maupun jenis pecahan. Adapun responden

survei adalah Perbankan (Bank Umum & BPR/S), masyarakat serta institusi/ perusahaan.

Berdasarkan hasil survei tersebut, dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Beberapa pecahan yang jumlahnya dirasakan kurang sebagai berikut :

a. Pecahan Rp.100.000 pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan transaksi

perbankan melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Dari hasil survei dapat

dijelaskan bahwa jenis pecahan ini perlu penambahan (penyesuaian positif) sebesar

24% dibandingkan yang ada selama ini.

b. Pecahan Rp.10.000 jumlahnya dinilai masih kurang sehingga perlu penambahan

(penyesuaian positif) sebesar 67%. Kebutuhan terhadap pecahan ini didominasi

perbankan untuk memenuhi nasabah corporate yang selama ini tidak memperoleh

pelayanan Perusahaan Penukaran Uang Rupiah Pecahan Kecil (PPUPK) karena

jumlahnya yang relatif besar. Demikian pula untuk pecahan lain yang perlu

penambahan (penyesuaian positif) yaitu pecahan Rp.5.000 dan Rp.1.000 masing-

masing sebesar 11% dan 15%.

BOKS 5 SURVEI KEBUTUHAN JENIS PECAHAN UANG DIPROVINSI SUMATERA UTARA

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

63

c. Untuk pecahan logam seperti Rp.500, Rp.200 dan Rp.100 pada umumnya masih

kurang terutama untuk perbankan guna memenuhi keperluan nasabahnya. Dari survei

terungkap untuk pecahan ini perlu penambahan (penyesuaian positif) masing-masing

sebesar 19 %, 20% dan 18%. Selai n itu, terdapat keluhan masyarakat & BPR bahwa

dirasakan terdapat kesulitan melakukan setoran pecahan uang logam ke bank.

2. Sementara itu, beberapa pecahan yang jumlahnya dirasakan berlebih adalah :

a. Pecahan Rp.50.000 dan Rp.20.000. Hasil survei menunjukkan bahwa kedua pecahan

perlu pengurangan (penyesuaian negatif) masing-masing sebesar 53% dan 25%.

b. Sementara itu, untuk uang logam pecahan Rp.50 dan Rp.25 perlu pengurangan

(penyesuaian negatif) masing-masing sebesar 30% dan 59%.

Berdasarkan kesesuaian terhadap kebutuhan responden, terungkap bahwa hampir

seluruh pecahan belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Tanda ( - ) menyatakan bahwa pecahan tersebut berlebih sehingga harus dikurangi.

Responden Rp100,000 Rp50,000 Rp20,000 Rp10,000 Rp5,000 Rp1,000 Rp500 Rp200 Rp100 Rp50 Rp25Masyarakat -1.04% -0.24% -0.42% -0.33% -0.32% -0.05% 0.18% 0.36% 0.43% 0.24% -0.19%BPR -1.21% -0.36% -0.71% -0.26% -0.26% 0.00% -0.29% -0.37% -0.40% -0.18% -0.13%Bank 37.20% -25.40% -32.90% 65.60% 11.60% 15.10% 19.10% 20.00% 18.00% -30.10% -58.70%Total 35.00% -26.00% -34.00% 65.00% 11.00% 15.00% 19.00% 20.00% 18.00% -30.00% -59.00%

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

BAB VI

PerkembanganKetenagakerjaan Daerahdan Kesejahteraan

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku
Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

64

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

1. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

Memasuki triwulan II tahun 2008, perekonomian Indonesia dihadapkan pada

suatu tantangan baik dari internal maupun eksternal yang memberikan tekanan berat

pada stabilitas makroekonomi dalam negeri. Sementara itu, harga komoditas yang tetap

bertahan tinggi berpotensi pada peningkatan tekanan inflasi.

Meskipun demikian, di tengah gejolak yang mewarnai perekonomian global,

diperkirakan permintaan domestik berupa konsumsi rumah tangga dan investasi akan

semakin berperan dalam menggerakkan roda perekonomian. Perbaikan daya beli

masyarakat yang antara lain didorong oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP)

diperkirakan mendorong pertumbuhan konsumsi swasta.

Kondisi perekonomian tersebut di atas secara langsung maupun tidak langsung

akan mempengaruhi kesejahteraan rakyat Sumut. Kondisi ini ditunjukkan dengan masih

dibayanginya kinerja perekonomian Sumut oleh tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada

bulan Februari 2008 yang berada pada posisi 9,55% dan jumlah penduduk miskin tahun

2008 sebesar 12,55% serta masih rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP).

1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka

Situasi ketenagakerjaan di Sumut dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, 2006-

2008, menunjukkan arah perbaikan. Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah

penduduk yang bekerja serta semakin menurunnya jumlah pengangguran. Tingkat

pengangguran terbuka (TPT) Sumut pada bulan Februari 2008 sudah berada pada posisi

9,55%, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan angka Februari 2006 sebesar

14,82%. Menurunnya angka pengangguran merupakan indikasi bahwa situasi

perekonomian Sumut semakin membaik.

Turunnya jumlah pengangguran merupakan cerminan dari peningkatan jumlah

penduduk yang bekerja di Sumut. Dari peningkatan tersebut, kawasan pedesaan dengan

kekuatan ekonomi pertanianlah yang menyerap tenaga kerja terbanyak. Pada Agustus

2006, sektor pertanian menyerap tenaga kerja sebanyak 49,6% dari jumlah penduduk

dan pada Agustus 2007 turun menjadi 47,6% dari jumlah penduduk. Penurunan angka

itu menunjukkan sektor pertanian saat ini sudah mulai ditinggalkan. Setelah pertanian,

sektor yang menyerap tenaga kerja adalah perdagangan, yakni 19,2% dari jumlah

BBBAAABBB 666PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAHDAN KESEJAHTERAAN

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

65

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

penduduk pada Agustus 2006, sedangkan pada Agustus 2007 turun menjadi 18,8%.

Sektor di urutan ketiga adalah jasa kemasyarakatan yang naik dari 11,8% pada tahun

2006 menjadi 12,9% tahun 2007.

Grafik 6.1Perkembangan TPT Sumut dan Nasional

14.82

9.558.46

11.51 10.6310.1

10.459.11

9.7510.28

0

4

8

12

16

Feb Agt Feb Agt Feb

2006 2007 2008

%

Sumatera Utara Nasional

Sumber : Badan Pusat Statistik, Sumut

1.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Dari sisi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi yang diukur

dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), pada periode Februari 2006 hingga

Februari 2008 menunjukkan kecenderungan menurun. Pada Februari 2006, TPAK Sumut

berada pada posisi 70,15%, menurun menjadi 68,15% pada bulan Februari 2007 hingga

mencapai posisi 67,44% pada bulan Februari 2008.

Grafik 6.2Perkembangan TPAK Sumut dan Nasional

70.15

68.15

66.967.49 67.44

66.74

66.1666.6

66.99 67.33

64

65

66

67

68

69

70

71

Feb Agt Feb Agt Feb

2006 2007 2008

%

Sumatera Utara Nasional

Jumlah tenaga kerja yang bekerja semakin menunjukkan peningkatan. Pada

Februari 2006 tercatat sebanyak 4,87 juta orang, kemudian pada tahun berikutnya

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

66

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

meningkat menjadi 5,05 juta orang dan pada Februari 2008 meningkat kembali menjadi

5,36 juta orang.

Grafik 6.3Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Yang Bekerja di Sumut dan Nasional

97.58

99.93

95.4695.18

102.055.36

5.085.05

4.864.87

9092949698

100102104

Feb Agt Feb Agt Feb

2006 2007 2008

%

4.4

4.6

4.8

5

5.2

5.4

%

Sumatera Utara Nasional

2. PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN

2.1. Jumlah Penduduk Miskin

Dengan menggunakan pendekatan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan

dasar (basic needs approach), kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi

ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur

dari sisi pengeluaran. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata

pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada bulan Maret 2008, jumlah

penduduk miskin di Provinsi Sumut sebanyak 1.613.800 orang atau sebesar 12,55%

terhadap jumlah penduduk Sumut pada tahun 2008. Namun demikian, kondisi ini masih

lebih baik atau mengalami penurunan sebesar 154.600 orang jika dibandingkan dengan

tahun 2007 dimana jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 1.768.400 orang atau

13,90% dari jumlah penduduk.

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

67

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Grafik 6.4Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Sumut dan Nasional (%)

16.7415.84 15.89

14.93 14.6815.66

13.9

12.55

23.43

18.217.42

16.6615.97

17.7516.58

15.42

5

10

15

20

25

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

%

Sumatera Utara Nasional

2.2. Bantuan Langsung Tunai

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) secara langsung menyebabkan

kenaikan harga bahan pokok di beberapa daerah. Inflasi telah terjadi akibat ekspektasi

masyarakat terhadap kenaikan harga BBM. Dasar utama kenaikan harga BBM adalah

besarnya dana yang harus dialokasikan untuk subsidi BBM akibat kondisi global yaitu

terjadinya kenaikan harga minyak bumi. Harga minyak bumi saat ini tercatat pada posisi

US$120/barel, melebihi asumsi pemerintah sebesar US$95/barel.

Penghematan BBM adalah salah satu upaya mengamankan APBN 2008. Untuk

mengurangi beban masyarakat miskin yang terkena dampak langsung oleh kebijakan

menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pemerintah memberikan kompensasi

dengan meluncurkan Bantuan Tunai Langsung (BLT) Plus. Program BLT Plus dilaksanakan

untuk melanjutkan program pemberantasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah.

BLT Plus adalah bantuan subsidi langsung sebesar Rp100.000/bulan untuk rumah

tangga miskin. Tidak hanya mendapatkan bantuan uang tunai, rumah tangga miskin juga

mendapatkan bantuan berupa minyak goreng dan gula. Program BLT juga telah dilakukan

pada tahun 2005 sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga BBM pada Oktober 2005.

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

68

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Tabel 6.1Jumlah Rumah Tangga Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Sumut

2005 2008

01. Nias 61.660 59.654

02. Mandailing Natal 41.830 41.830

03. Tapanuli Selatan 65.712 65.712

04. Tapanuli Tengah 35.861 34.900

05. Tapanuli Utara 24.731 24.731

06. Toba Samosir 18.529 18.529

07. Labuhan Batu 57.333 57.333

08. A s a h a n 61.885 61.885

09. Simalungun 65.220 65.220

10. D a i r i 30.311 30.311

11 . K a r o 31.665 31.665

12. Deli Serdang 92.180 92.180

13. L a n g k a t 96.907 96.907

14. Nias Selatan 39.339 38.438

15. Humbang Hasundutan 15.705 15.705

16. Pakpak Bharat 5.599 5.599

17. Samosir 17.164 17.164

18. Serdang Bedagai 46.562 46.562

19. Batu Bara x x

20. Padang Lawas Utara x x

21. Padang Lawas x x

22. S I b o l g a 4.542 4.542

23. Tanjung Balai 9.269 9.269

24. Pematang Siantar 11.908 11.908

25. Tebing Tinggi 5.263 5.263

26. M e d a n 87.836 83.525

27. B i n j a i 7.656 7.656

28. Padangsidimpuan 10.305 10.305

Sumut 944.972 936.793

Sumber : BPS Sumut

Kabupaten/KotaRumah Tangga Penerima BLT

2.3. Nilai Tukar Petani

Kemampuan daya beli petani di Sumatera Utara (Sumut) meningkat. Hal itu

ditandai dengan naiknya nilai tukar petani (NTP) pada Mei 2008 yang mencapai 104,59

atau naik 1,22% bila dibandingkan dengan NTP bulan April 2008 sebesar 103,32.

Kenaikan NTP disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang relatif lebih

tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani dan

termasuk untuk keperluan produksi pertanian.

Pada bulan Mei 2008, NTP Provinsi Sumut masing-masing tercatat sebesar 96,34

untuk subsektor padi & palawija (NTPP), 108,99 untuk subsektor hortikultura (NTPH),

118,17 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 99,20 untuk subsektor

peternakan (NTPT), dan 100,66 untuk subsektor perikanan (NTN).

Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)

Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) dari kelima subsektor (tanaman pangan,

hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan) menunjukkan

Page 93: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

69

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Mei

2008, IT naik sebesar 2,90% dibanding April 2008, yaitu dari 111,91 menjadi 115,15.

Kenaikan ini terjadi pada subsektor tanaman pangan (padi dan palawija), hortikultura,

tanaman perkebunan rakyat dan peternakan, masing-masing sebesar 1,93%, 6,49%,

4,14% dan 1,10%, sedangkan penurunan IT terjadi pada subsektor perikanan sebesar

2,36%.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (IB) dapat dilihat fluktuasi harga barang

dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan

bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk

memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Mei 2008, IB naik sebesar 1,65% dibanding

April 2008, yaitu dari 108,31 menjadi 110,10. Kenaikan terjadi pada keseluruhan

subsektor, masing-masing sebesar 1,70%, 1,65%, 1,72%, 1,84% dan 1,09%.

NTP Subsektor

1. Subsektor Padi dan Palawija (NTPP)

Pada bulan Mei 2008, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,23%, dikarenakan

perubahan IT (1,93%) relatif lebih tinggi dibandingkan perubahan pada IB (1,70%).

Kenaikan yang terjadi pada IT karena perubahan yang signifikan pada subkelompok

padi yang naik sebesar 1,64% yaitu dari 102,17 menjadi 103,84 dan palawija naik

2,72% yaitu dari 114,16 menjadi 117,27. Di sisi lain perubahan kenaikan pada IB tidak

seperti perubahan pada IT, yaitu indeks pada subkelompok konsumsi rumahtangga

(IKRT) hanya terjadi kenaikan sebesar 1,50% dan indeks biaya produksi dan

penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 2,54%.

2. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada bulan Mei 2008, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) naik

sebesar 4,76%, dikarenakan perubahan IT (6,49%) lebih tinggi dibandingkan

perubahan IB (1,65%). Kenaikan yang terjadi karena perubahan yang signifikan pada

subkelompok sayur-sayuran yang naik sebesar 2,86% yaitu dari 117,07 menjadi

120,42 dan subkelompok buah-buahan naik sebesar 7,96% yaitu dari 111,93 menjadi

120,84.

Page 94: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

70

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

3. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Mei 2008, NTPR naik sebesar 2,39%, akibat perubahan IT (4,14%) relatif

lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (1,72%). Kenaikan yang terjadi pada IT

karena perubahan yang signifikan pada subkelompok tanaman perkebunan rakyat

sebesar 4,15% yaitu dari 123,99 menjadi 129,13. Di sisi lain perubahan kenaikan pada

IB tidak sama dengan perubahan pada IT, yaitu indeks pada subkelompok konsumsi

rumahtangga (IKRT) hanya naik sebesar 1,54%, indeks biaya produksi dan

penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 2,44%.

4. Subsektor Peternakan (NTPT)

NTPT bulan Mei 2008 menurun sebesar 0,73%, hal ini karena perubahan IT (1,10%)

lebih rendah dibanding perubahan IB (1,84%). Kenaikan yang terjadi pada IT karena

kenaikan pada seluruh subkelompok yang ada, yaitu ternak besar, ternak kecil, unggas

dan hasil ternak masing-masing sebesar 0,55%, 1,39%, 3,38% dan 1,79%.

5. Subsektor Perikanan (NTN)

NTN bulan Mei 2008 menurun sebesar 3,41%, dikarenakan perubahan IT (-2,36%)

lebih rendah dibandingkan perubahan pada IB (1,09%). Penurunan yang terjadi pada

IT karena perubahan yang signifikan pada subkelompok penangkapan ikan yaitu turun

sebesar 2,69%, sedangkan subkelompok budidaya ikan naik sebesar 1,09%. Di sisi

lain, kenaikan yang terjadi pada IB karena perubahan pada subkelompok IKRT dan

BPPBM masing-masing naik sebesar 1,42% dan 0,41%.

Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka

Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Mei 2008, terjadi inflasi di wilayah

pedesaan Sumut sebesar 1,48% yang disebabkan naiknya seluruh IKRT yaitu indeks

kelompok bahan makanan naik sebesar 2,93%, makanan jadi naik sebesar 0,19%,

perumahan naik sebesar 0,46%, sandang naik sebesar0,09%, kesehatan naik sebesar

0,55%, pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 0,58%, serta transportasi dan

komunikasi naik sebesar 0,37%.

Page 95: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

BAB VII

Perkiraan Ekonomi danInflasi Daerah

Page 96: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

71

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

7.1. Perkiraan Ekonomi

Pada triwulan III-2008, pertumbuhan ekonomi Sumut diperkirakan masih

melanjutkan tren positif meskipun dalam periode tersebut akan ditandai pula dengan sedikit

tekanan sebagai dampak krisis ekonomi dunia dan kenaikan harga BBM. Pertumbuhan

ekonomi secara tahunan (year on year) pada triwulan III-2008 diperkirakan masih lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2008 yang sebesar 5,40% (yoy), terutama didorong

konsumsi masyarakat sejalan dengan masuknya bulan puasa, peningkatan realisasi

belanja pemerintah daerah serta peningkatan pembiayaan perbankan.

Sementara itu, dari sisi penggunaan, kegiatan ekspor diproyeksikan juga

memberikan kontribusi positif terutama pada komoditas unggulan Sumatera Utara seperti

Crude Palm Oil (CPO) dan karet mentah mengingat masih tingginya harga dan

permintaan di pasar dunia. Sesuai siklus musiman, dalam periode tersebut komoditas

kelapa sawit dan karet juga dalam periode/masa produksi yang baik.

Di sisi sektoral, pertumbuhan sektor-sektor dominan seperti sektor pertanian, sektor

industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel & restoran triwulan mendatang masih

akan tertekan meskipun tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan

sektor industri diperkirakan tertekan oleh dampak kenaikan harga BBM Mei 2008. Kenaikan

harga BBM memberikan efek kenaikan biaya operasional sedangkan harga jual relatif sulit

dinaikkan mengingat pada saat bersamaan daya beli juga menurun akibat tekanan inflasi.

Sub sektor telekomunikasi terutama untuk komunikasi seluler masih akan terus

berkontribusi positif meskipun pertumbuhannya tidak setinggi periode sebelumnya

mengingat semakin kompetitifnya sub sektor ini. Sementara itu sub sektor pengangkutan

diperkirakan akan tumbuh positif sejalan dengan mulai masuknya puasa Ramadhan dan

menjelang hari raya Idul Fitri. Sektor konstruksi juga akan mengalami peningkatan terkait

dengan meningkatnya belanja pemerintah untuk rehabilitasi sarana infrastruktur. Selain

itu, kegiatan konstruksi dunia usaha juga tumbuh positif yang ditandai dengan maraknya

pembangunan perumahan.

Kinerja sektor utama Sumut di luar sektor pertanian seperti sektor perdagangan,

hotel dan restoran (PHR) dan sektor jasa-jasa diperkirakan juga akan tumbuh positif

BAB 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

Page 97: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

72

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

100.00

110.00

120.00

130.00

140.00

150.00

160.00

170.00

180.00

Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb M ar Apr M ei Jun

2007 2008

indeks

Bhn M knan M knan jd, M inuman, Rokok & TembakauPerum., Listrik, Gas & Bhn Bkr SandangKesehatan Transpor, Kom. & Jasa Keu.Penddkn, Rekreasi & Olah Raga

70.00

80.00

90.00

100.00

110.00

120.00

130.00

Juni

Juli

Agu

st

Sep O

kt

Nov

Des Ja

n

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

IndeksIndeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat IniIndeks Ekspektasi Konsumen

menopang pertumbuhan. Sektor PHR, khususnya subsektor perdagangan, diperkirakan

mengalami peningkatan sejalan dengan pelaksanaan program promosi wisata yang terus

digalakkan pemerintah. Sementara itu kegiatan investasi diperkirakan relatif belum tumbuh

optimal meskipun pergantian kepemimpinan di Sumut diharapkan memberikan sinyal

positif bagi investor untuk melakukan investasi di Sumut.

7.2. Perkiraan Inflasi Daerah

Tekanan utama inflasi pada triwulan mendatang masih bersumber dari faktor

eksternal berupa tingginya harga komoditas internasional seperti yang telah terjadi sejak

pertengahan tahun 2007 dan efek lanjutan kenaikan harga BBM, sehingga inflasi pada

triwulan III-2008 akan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga bensin, beras

dan bahan bakar rumah tangga yang menjadi pendorong inflasi pada triwulan II-2008

diperkirakan masih akan menjadi penyumbang inflasi pada triwulan mendatang, sedangkan

ekspektasi masyarakat relatif stabil tercermin dari hasil ekspektasi Survei Penjualan Eceran.

Grafik 7.1 Grafik 7.2Perkembangan Hasil Survei Konsumen Ekspektasi 3 Bulan ke depan

Kenaikan harga pangan dan energi dunia diperkirakan masih akan berlanjut dan

memberikan dampak kenaikan harga berbagai komoditas domestik. Di samping harga CPO,

gandum, kedelai, jagung dan minyak bumi, harga beras dunia juga telah menunjukkan tren

meningkat. Hal ini diperkirakan akan berpengaruh terhadap harga beras domestik. Selain

faktor eksternal, tekanan inflasi bersumber dari meningkatnya ekspektasi masyarakat

terhadap inflasi.

Potensi peningkatan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi dapat dilihat dari hasil

survei yang dilakukan terhadap pengusaha, pedagang eceran, dan konsumen di Sumut.

Page 98: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

73

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Pedagang eceran dan konsumen memperkirakan harga barang secara umum akan

mengalami kenaikan. Menurut konsumen, kenaikan harga diperkirakan akan terjadi

terutama pada kelompok bahan makanan yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok

dan tembakau serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar.

Grafik 7.3Perubahan Harga Umum 3 dan 6 Bulan yad

140.00

150.00

160.00

170.00

180.00

190.00

200.00

Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

2007 2008

Indeks Perubahan harga umum 3 bulan y ad

Perubahan harga umum 6 bulan y ad

Perkembangan ini tentunya memerlukan antisipasi yang lebih baik dari pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah, serta dukungan dari pelaku usaha dan masyarakat.

Pemerintah daerah diharapkan dapat menciptakan kondisi yang baik sehingga dapat menjamin

pasokan barang kebutuhan pokok yang pada gilirannya dapat mengurangi tekanan harga

barang dan jasa. Di samping itu, kelancaran distribusi barang juga harus menjadi prioritas

dalam pengendalian harga di daerah.

Page 99: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

Lampiran

Page 100: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Trw.I Trw.II

1. PERTANIAN 8,499,279.30 11,663,509.31 9,335,211.88 10,400,071.73 9,728,906.56 13,176,188.83 12,445,451.00a. Tanaman Bahan Makanan 2,551,534.31 4,908,342.68 2,975,324.93 3,570,534.99 2,833,619.10 5,747,548.06 4,692,774.62b. Tanaman Perkebunan 3,686,896.20 4,327,561.32 4,085,002.50 4,520,670.25 4,390,786.87 4,837,538.79 5,101,866.78c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 918,955.77 948,668.95 814,333.24 854,883.55 1,027,924.46 1,055,987.85 1,085,966.75d. K e h u t a n a n 409,904.93 510,775.53 484,557.12 448,553.92 454,837.38 468,321.76 479,406.43e. P e r i k a n a n 931,988.08 968,160.82 975,994.08 1,005,429.02 1,021,738.76 1,066,792.36 1,085,436.42

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 533,941.78 606,054.31 613,626.10 622,921.26 635,149.62 653,865.57 691,444.08

a. Minyak dan gas bumi 248,119.61 304,993.27 308,644.11 310,497.17 311,896.72 325,462.81 345,590.08

b. Penggalian. 285,822.18 301,061.04 304,981.99 312,424.09 323,252.90 328,402.76 345,854.00

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 10,986,024.69 10,955,457.68 11,089,780.89 11,621,239.02 11,799,264.52 12,261,572.21 12,423,846.26

a. Industri M i g a s 69,278.90 67,673.88 69,018.25 72,354.52 74,271.89 77,974.94 79,984.50

1). Pengilangan Minyak Bumi 69,278.90 67,673.88 69,018.25 72,354.52 74,271.89 77,974.94 79,984.50

2). Gas Alam Cairb. Industri bukan Migas 10,916,745.79 10,887,783.80 11,020,762.65 11,548,884.51 11,724,992.63 12,183,597.27 12,343,861.76

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 6,251,144.62 6,030,256.93 6,136,413.06 6,513,578.28 6,621,908.76 6,792,951.82 6,821,202.282). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 54,206.31 57,573.85 55,877.03 57,109.64 57,584.80 62,260.33 62,305.883). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 538,660.87 552,286.87 535,652.63 552,968.25 565,477.98 602,683.13 613,075.134). Kertas dan Barang cetakan 100,634.39 102,402.40 103,786.18 106,499.13 107,046.28 121,444.45 117,955.325). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 1,841,151.71 1,948,980.62 1,943,966.50 2,009,197.66 2,032,229.75 2,123,367.86 2,203,017.776). Semen & Brg. Galian bukan logam 555,295.41 557,701.25 577,562.86 601,739.00 613,632.27 650,419.16 644,843.667). Logam Dasar Besi & Baja 1,139,483.41 1,212,759.83 1,234,997.11 1,251,708.03 1,263,231.34 1,352,819.89 1,398,953.868). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 420,804.13 410,814.29 416,613.92 439,846.95 447,310.44 460,505.03 464,756.339). Barang lainnya 15,364.94 15,007.76 15,893.34 16,237.56 16,571.02 17,145.60 17,751.55

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 442,505.84 444,704.72 454,048.65 478,352.24 478,680.87 497,920.02 510,955.67a. L i s t r i k 259,903.93 274,165.55 282,433.65 306,732.50 311,922.49 320,517.68 328,111.97b. Gas Kota 81,776.11 70,149.29 69,178.00 66,294.90 60,337.96 64,526.85 66,512.99c. Air bersih 100,825.80 100,389.88 102,437.00 105,324.84 106,420.41 112,875.50 116,330.71

5. B A N G U N A N 2,498,602.04 2,445,127.52 2,483,033.24 2,573,848.45 2,666,455.45 2,747,264.28 2,867,531.79

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 8,336,205.53 8,617,168.68 8,602,966.54 8,818,158.21 8,974,345.35 9,537,535.98 9,680,838.95a. Perdagangan Besar dan Eceran 7,409,063.04 7,692,927.64 7,666,394.20 7,829,359.28 7,961,671.63 8,437,987.72 8,560,965.98b. H o t e l 121,972.79 125,395.13 126,296.98 130,920.95 131,379.01 147,795.08 158,096.88c. R e s t o r a n 805,169.70 798,845.91 810,275.36 857,877.98 881,294.71 951,753.19 961,776.09

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 3,820,406.44 3,903,088.70 3,984,268.22 4,189,050.73 4,251,581.68 4,423,403.45 4,493,364.99a. P e n g a n g k u t a n 3,070,269.06 3,181,814.74 3,212,197.82 3,380,951.39 3,420,246.36 3,618,063.93 3,685,499.29

1). Angkutan Rel 24,621.92 24,838.27 24,770.59 26,658.63 26,710.66 28,470.89 28,577.992). Angkutan Jalan raya 1,648,774.34 1,698,072.36 1,730,740.00 1,822,350.54 1,836,481.51 1,935,064.65 1,964,387.363). Angkutan laut, & SDP 232,583.68 254,150.43 242,983.94 245,438.79 250,452.30 273,891.10 281,998.844). Angkutan Udara 670,972.39 695,456.41 712,234.85 768,519.82 781,122.86 822,037.67 837,797.285). Jasa Penunjang Angkutan 493,316.73 509,297.27 501,468.44 517,983.60 525,479.03 558,599.61 572,737.82

b. K o m u n i k a s i 750,137.38 721,273.96 772,070.40 808,099.34 831,335.32 805,339.52 807,865.70

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 2,667,397.04 2,749,254.98 2,842,358.71 2,977,020.77 3,094,690.17 3,225,153.26 3,342,207.75a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 795,474.68 879,485.50 887,161.19 935,238.30 990,634.07 1,072,969.13 1,133,668.98b. Sewa Bangunan 1,517,933.04 1,513,973.60 1,580,689.94 1,652,304.64 1,702,847.87 1,735,919.16 1,788,634.54c. Jasa Perusahaan 353,989.31 355,795.88 374,507.58 389,477.84 401,208.23 416,264.96 419,904.24

9. JASA - JASA 4,205,844.61 4,391,758.46 4,419,456.98 4,483,145.25 4,519,726.12 4,805,282.92 5,086,726.28a. Pemerintahan Umum 2,778,632.09 2,805,935.65 2,820,349.49 2,864,273.14 2,891,344.97 3,048,646.01 3,256,594.85b. S w a s t a 1,427,212.52 1,585,822.81 1,599,107.49 1,618,872.12 1,628,381.14 1,756,636.91 1,830,131.43

1). Sosial Kemasyarakatan 560,233.56 609,862.91 604,916.44 615,032.53 619,915.04 668,697.58 692,722.432). Hiburan dan Rekreasi 212,543.37 220,797.02 223,619.77 228,634.46 230,234.09 248,698.02 257,627.993). Perorangan dan RT 654,435.59 755,162.88 770,571.28 775,205.13 778,232.01 839,241.31 879,781.01

P D R B 41,990,207.28 45,776,124.35 43,824,751.2 46,163,807.7 46,148,800.3 51,328,186.5 51,542,366.8

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

2008

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAMPIRAN APDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah)Gross Domestic Regional Product at Current Prices

2007LAPANGAN USAHA

2006

Page 101: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

2006Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw.II

1. PERTANIAN 5,818,734.23 6,058,392.29 5,826,698.12 5,976,708.64 5,994,355.59 6,429,719.44 6,140,779.82a. Tanaman Bahan Makanan 1,891,762.16 2,099,137.42 1,889,908.67 1,974,632.40 1,948,973.77 2,320,131.40 1,990,621.91b. Tanaman Perkebunan 2,404,180.54 2,389,148.43 2,349,010.74 2,396,799.66 2,426,643.57 2,469,156.47 2,503,866.51c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 599,072.60 617,942.22 620,314.09 626,178.56 638,830.51 646,511.28 648,786.30d. K e h u t a n a n 320,284.85 329,423.02 342,167.72 349,706.76 349,212.28 347,586.27 346,294.24e. P e r i k a n a n 603,434.09 622,741.20 625,296.91 629,391.27 630,695.47 646,334.01 651,210.86

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 290,222.50 306,052.24 306,783.47 307,589.32 308,624.92 316,002.48 329,241.33

a. Minyak dan gas bumi 140,281.95 147,418.84 147,911.85 147,500.84 146,545.39 151,981.32 159,503.63

b. Penggalian. 149,940.54 158,633.40 158,871.62 160,088.48 162,079.53 164,021.15 169,737.70

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,804,079.00 5,972,603.38 5,858,831.02 5,876,877.80 5,906,887.84 6,013,312.05 5,900,067.55

a. Industri M i g a s 29,568.67 28,688.75 29,020.02 29,448.76 30,071.44 30,288.78 30,047.45

1). Pengilangan Minyak Bumi 29,568.67 28,688.75 29,020.02 29,448.76 30,071.44 30,288.78 30,047.45

2). Gas Alam Cairb. Industri bukan Migas 5,774,510.33 5,943,914.63 5,829,811.00 5,847,429.05 5,876,816.40 5,983,023.28 5,870,020.10

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 3,598,051.51 3,667,122.42 3,567,743.41 3,608,369.22 3,636,613.92 3,701,347.04 3,597,158.712). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 33,141.73 35,007.86 33,677.56 33,810.88 33,860.93 36,254.90 33,680.043). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 322,359.01 344,367.23 328,044.22 328,230.11 328,585.97 335,610.23 328,351.014). Kertas dan Barang cetakan 44,307.46 45,185.36 44,967.21 45,546.09 45,074.32 50,379.51 44,130.645). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 1,051,354.71 1,125,692.45 1,117,014.71 1,086,689.28 1,081,077.82 1,103,932.73 1,118,129.376). Semen & Brg. Galian bukan logam 258,995.24 258,230.02 266,080.21 269,031.99 274,000.58 273,441.19 264,296.437). Logam Dasar Besi & Baja 306,766.31 310,823.49 314,024.97 315,445.85 316,760.57 318,000.05 321,525.518). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 150,348.18 148,321.69 148,606.15 150,595.18 151,129.52 154,287.83 152,895.229). Barang lainnya 9,186.18 9,164.11 9,652.56 9,710.45 9,712.77 9,769.80 9,853.17

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAPANGAN USAHA2007 2008

LAMPIRAN BPDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara ADH Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah)Gross Domestic Regional Product at Constant Prices Year 2000

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 172,116.69 186,575.20 184,228.77 185,245.29 183,868.82 186,764.21 190,033.45a. L i s t r i k 108,193.15 126,075.83 124,950.42 125,886.51 125,611.20 126,544.72 128,830.83b. Gas Kota 20,244.11 17,970.14 15,838.99 15,532.46 13,987.37 14,719.55 14,992.61c. Air bersih 43,679.43 42,529.23 43,439.36 43,826.31 44,270.26 45,499.94 46,210.00

5. B A N G U N A N 1,588,115.04 1,597,362.32 1,616,690.41 1,638,456.94 1,706,786.12 1,711,182.44 1,752,857.80

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 4,502,037.25 4,613,748.88 4,528,820.31 4,574,353.78 4,669,356.54 4,807,309.69 4,816,020.37a. Perdagangan Besar dan Eceran 3,992,230.20 4,112,164.82 4,020,463.54 4,062,366.50 4,150,821.73 4,274,082.72 4,285,819.52b. H o t e l 68,115.05 66,828.91 68,469.14 69,797.26 70,990.12 73,699.88 75,646.19c. R e s t o r a n 441,692.00 434,755.15 439,887.62 442,190.02 447,544.69 459,527.08 454,554.65

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 2,168,562.01 2,227,957.90 2,241,537.75 2,277,934.20 2,329,132.46 2,410,534.28 2,403,803.03a. P e n g a n g k u t a n 1,772,466.45 1,804,887.54 1,816,634.48 1,844,574.70 1,883,928.30 1,959,818.95 1,951,265.60

1). Angkutan Rel 9,635.75 9,799.69 9,846.95 10,154.84 10,390.01 10,824.84 10,652.932). Angkutan Jalan raya 738,963.31 751,982.79 764,315.31 769,317.64 785,534.44 825,702.32 803,690.103). Angkutan laut, & SDP 119,691.81 127,610.37 121,459.18 122,208.28 122,972.56 129,192.67 130,042.084). Angkutan Udara 590,041.80 589,508.29 601,661.10 619,395.46 638,164.26 654,454.64 662,273.255). Jasa Penunjang Angkutan 314,133.78 325,986.40 319,351.94 323,498.48 326,867.02 339,644.47 344,607.26

b. K o m u n i k a s i 396,095.56 423,070.36 424,903.27 433,359.50 445,204.16 450,715.33 452,537.42

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 1,589,151.25 1,611,070.73 1,665,355.09 1,691,535.81 1,752,653.97 1,785,232.63 1,808,456.65a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 494,864.32 495,603.75 519,139.63 544,556.89 575,580.33 592,169.71 619,525.01b. Sewa Bangunan 851,599.47 874,984.02 902,413.83 902,772.17 929,716.72 939,938.04 943,219.15c. Jasa Perusahaan 242,687.46 240,482.96 243,801.63 244,206.75 247,356.93 253,124.87 245,712.49

9. JASA - JASA 2,324,212.60 2,365,742.96 2,409,367.95 2,413,650.82 2,420,435.60 2,539,835.99 2,627,023.37a. Pemerintahan Umum 1,543,706.87 1,556,126.72 1,586,381.59 1,586,765.91 1,591,709.47 1,662,838.24 1,745,873.22b. S w a s t a 780,505.73 809,616.23 822,986.36 826,884.91 828,726.13 876,997.75 881,150.15

1). Sosial Kemasyarakatan 230,545.12 234,710.49 237,714.78 240,169.23 240,339.10 259,045.84 261,620.102). Hiburan dan Rekreasi 138,159.93 139,988.78 142,830.55 143,567.79 145,089.32 152,752.83 152,962.413). Perorangan dan RT 411,800.67 434,916.97 442,441.03 443,147.89 443,297.71 465,199.08 466,567.65

P D R B 24,257,230.57 24,939,505.9 24,638,312.9 24,942,352.6 25,272,101.9 26,199,893.2 25,968,283.4

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

Page 102: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

Trw.I Trw.II Trw.III Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw.II

1. PERTANIAN 3.70 (0.71) 3.66 (32.85) 35.85 -19.15 11.41 -6.45 35.43 -5.55

a. Tanaman Bahan Makanan 14.42 (5.81) 5.40 (34.40) 89.75 -38.55 20.00 -20.64 102.83 -18.35

b. Tanaman Perkebunan (5.92) 4.77 3.91 (19.10) 15.99 -4.47 10.67 -2.87 10.17 5.46

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya (2.12) 4.91 2.17 (53.44) 3.23 -14.16 4.98 20.24 2.73 2.84

d. K e h u t a n a n 18.49 (31.95) 4.18 (35.72) 24.61 -5.13 -7.43 1.40 2.96 2.37

e. P e r i k a n a n 8.01 9.49 0.55 (41.71) 3.95 0.74 3.02 1.62 4.41 1.75

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 13.59 (2.84) 4.61 (34.44) 13.91 0.89 1.51 1.96 2.95 5.75

a. Minyak dan gas bumi 9.99 4.83 5.98 (47.01) 22.92 1.20 0.60 0.45 4.35 6.18

b. Penggalian. 17.88 (11.35) 2.81 (17.42) 6.09 0.58 2.44 3.47 1.59 5.31

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 11.90 (3.01) 5.12 6.84 0.32 0.63 4.79 1.53 3.92 1.32

a. Industri M i g a s 10.64 (8.74) 6.15 (31.50) -2.32 1.99 4.83 2.65 4.99 2.58

1). Pengilangan Minyak Bumi 10.64 (8.74) 6.15 (31.50) -2.32 1.99 4.83 2.65 4.99 2.58

2). Gas Alam Cairb. Industri bukan Migas 11.92 (2.95) 5.11 7.22 0.33 0.62 4.79 1.52 3.91 1.32

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 6.74 0.56 5.26 38.71 -2.61 0.79 6.15 1.66 2.58 0.42

2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 4.00 (7.65) 6.38 (93.51) 6.21 -2.95 2.21 0.83 8.12 0.07

3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 29.40 0.74 6.15 (44.03) 2.53 -3.01 3.23 2.26 6.58 1.72

4). Kertas dan Barang cetakan 9.46 2.06 4.42 (20.65) 1.98 1.13 2.61 0.51 13.45 -2.87

5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 7.44 (4.28) 2.93 6.75 5.86 -0.26 3.36 1.15 4.48 3.75

6). Semen & Brg. Galian bukan logam 34.65 (3.40) 6.14 7.39 0.43 3.56 4.19 1.98 5.99 -0.86

7). Logam Dasar Besi & Baja 49.09 (16.33) 5.34 102.17 7.08 1.22 1.35 0.92 7.09 3.41

8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 8.25 (7.44) 5.62 (41.92) -2.37 1.41 5.58 1.70 2.95 0.92

9). Barang lainnya 15.00 (5.00) 5.82 (93.03) -2.32 5.90 2.17 2.05 3.47 3.53

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 4.95 (1.89) (0.87) (3.64) 2.03 0.57 5.35 0.07 4.02 2.62

a. L i s t r i k 2.51 (5.86) (2.37) (17.41) 8.26 0.37 8.60 1.69 2.76 2.37

b. Gas Kota 11.62 9.65 0.46 0.30 -14.22 -1.38 -4.17 -8.99 6.94 3.08

c. Air bersih 12.48 7.16 5.35 60.06 -0.87 2.49 2.82 1.04 6.07 3.06

5. B A N G U N A N 5.71 (0.03) 3.45 52.89 -2.14 1.55 3.66 3.60 3.03 4.38

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 11.82 (1.81) 6.41 7.95 3.17 0.03 2.50 1.77 6.28 1.50

a. Perdagangan Besar dan Eceran 11.74 (1.92) 6.44 5.15 3.65 -0.17 2.13 1.69 5.98 1.46

b. H o t e l 15.29 (7.08) 7.94 26.11 0.41 3.12 3.66 0.35 12.50 6.97

c. R e s t o r a n 12.22 0.54 5.71 38.99 -0.79 1.43 5.87 2.73 7.99 1.05

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 10.64 (3.98) 5.21 23.22 3.10 1.15 5.14 1.49 4.04 1.58

a. P e n g a n g k u t a n 10.48 (8.30) 5.13 25.68 3.39 1.19 5.25 1.16 5.78 1.86

1). Angkutan Rel 3.70 (7.94) 3.64 129.93 -0.11 0.71 7.62 0.20 6.59 0.38

2). Angkutan Jalan raya 6.34 (10.61) 5.32 5.50 2.56 2.35 5.29 0.78 5.37 1.52

3). Angkutan laut, & SDP 0.35 (7.89) 2.68 79.60 9.27 -4.39 1.01 2.04 9.36 2.96

4). Angkutan Udara 50.85 (6.04) 4.92 139.01 3.65 2.41 7.90 1.64 5.24 1.92

5). Jasa Penunjang Angkutan 11.22 (1.18) 5.35 7.44 3.24 -1.54 3.29 1.45 6.30 2.53

b. K o m u n i k a s i 11.41 16.49 5.50 14.10 1.90 1.01 4.67 2.88 -3.13 0.31

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 9.34 5.72 6.07 21.30 2.68 3.78 4.74 3.95 4.22 3.63

a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 9.18 2.07 7.23 (7.66) 6.35 4.86 5.42 5.92 8.31 5.66

b. Sewa Bangunan 7.40 7.71 6.03 29.67 0.38 3.74 4.53 3.06 1.94 3.04

c. Jasa Perusahaan 25.96 11.31 0.68 112.14 4.25 1.49 4.00 3.01 3.75 0.87

9. JASA - JASA 8.69 8.63 4.10 20.82 3.01 2.01 1.44 0.82 6.32 5.86

a. Pemerintahan Umum 6.56 12.85 5.23 11.02 -0.63 2.14 1.56 0.95 5.44 6.82

b. S w a s t a 13.63 (0.52) 1.32 45.91 10.09 1.77 1.24 0.59 7.88 4.18

1). Sosial Kemasyarakatan 1.38 3.00 2.93 79.87 6.51 1.38 1.67 0.79 7.87 3.59

2). Hiburan dan Rekreasi 21.20 1.26 1.23 71.65 2.76 2.39 2.24 0.70 8.02 3.59

3). Perorangan dan RT 19.65 (2.77) 0.44 20.55 15.54 1.91 0.60 0.39 7.84 4.83

P D R B 8.54 (0.74) 4.74 -0.85 8.79 -4.07 5.34 -0.03 11.22 0.42

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

LAMPIRAN CPertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara

Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)Growth Rate of Economy

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAPANGAN USAHA2006 2007 2008

Page 103: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

Trw.I Trw. II Trw.III Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I TRW II

1. PERTANIAN (0.41) (4.86) 2.92 3.31 4.12 -3.82 2.57 0.30 7.26 -4.49a. Tanaman Bahan Makanan 8.31 (12.08) 3.67 2.11 10.96 -9.97 4.48 -1.30 19.04 -14.20b. Tanaman Perkebunan (7.27) (2.08) 5.11 4.96 -0.63 -1.68 2.03 1.25 1.75 1.41c. Peternakan dan Hasil-hasilnya (12.47) (4.13) (0.79) 3.05 3.15 0.38 0.95 2.02 1.20 0.35d. K e h u t a n a n 18.49 (2.76) (8.58) 1.40 2.85 3.87 2.20 -0.14 -0.47 -0.37e. P e r i k a n a n 7.91 3.27 1.73 1.62 3.20 0.41 0.65 0.21 2.48 0.75

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.14 0.48 3.45 2.42 5.45 0.24 0.26 0.34 2.39 4.19a. Minyak dan gas bumi (1.57) 3.95 4.96 1.95 5.09 0.33 -0.28 -0.65 3.71 4.95b. Penggalian. 5.27 (2.26) 2.18 2.81 5.80 0.15 0.77 1.24 1.20 3.49

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.90 (1.26) 2.51 2.76 2.90 -1.90 0.31 0.51 1.80 -1.88a. Industri M i g a s 0.36 (1.31) 2.88 4.35 -2.98 1.15 1.48 2.11 0.72 -0.80

1). Pengilangan Minyak Bumi 0.36 (1.31) 2.88 4.35 -2.98 1.15 1.48 2.11 0.72 -0.802). Gas Alam Cair #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

b. Industri bukan Migas 3.92 (1.25) 2.51 2.75 2.93 -1.92 0.30 0.50 1.81 -1.891). Makanan, Minuman dan Tembakau 2.04 1.05 3.99 3.53 1.92 -2.71 1.14 0.78 1.78 -2.812). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki (4.62) (5.67) 2.20 3.61 5.63 -3.80 0.40 0.15 7.07 -7.103). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 11.66 (0.76) (1.06) 0.22 6.83 -4.74 0.06 0.11 2.14 -2.164). Kertas dan Barang cetakan 5.61 (1.90) 1.66 3.44 1.98 -0.48 1.29 -1.04 11.77 -12.405). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 4.58 (2.93) 0.58 0.43 7.07 -0.77 -2.71 -0.52 2.11 1.296). Semen & Brg. Galian bukan logam 28.04 2.24 2.04 2.68 -0.30 3.04 1.11 1.85 -0.20 -3.347). Logam Dasar Besi & Baja (0.79) (4.92) 2.25 2.17 1.32 1.03 0.45 0.42 0.39 1.118). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 5.33 (4.17) 2.74 4.71 -1.35 0.19 1.34 0.35 2.09 -0.909). Barang lainnya 2.36 (8.79) 3.20 4.36 -0.24 5.33 0.60 0.02 0.59 0.85

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 1.87 (3.99) (1.94) (4.35) 8.40 -1.26 0.55 -0.74 1.57 1.75a. L i s t r i k 1.93 (6.77) (3.85) (7.48) 16.53 -0.89 0.75 -0.22 0.74 1.81b. Gas Kota 3.63 5.82 0.24 1.73 -11.23 -11.86 -1.94 -9.95 5.23 1.86c. Air bersih 0.86 4.88 5.16 5.11 -2.63 2.14 0.89 1.01 2.78 1.56

5. B A N G U N A N 3.53 (0.74) 2.82 4.25 0.58 1.21 1.35 4.17 0.26 2.44

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 10.03 (1.35) 3.53 5.29 2.48 -1.84 1.01 2.08 2.95 0.18a. Perdagangan Besar dan Eceran 10.20 (1.62) 3.57 5.37 3.00 -2.23 1.04 2.18 2.97 0.27b. H o t e l 2.01 0.92 2.55 3.64 -1.89 2.45 1.94 1.71 3.82 2.64c. R e s t o r a n 8.75 3.21 3.06 4.13 -1.57 1.18 0.52 1.21 2.68 -1.08

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 5.77 (2.33) 3.91 4.50 2.74 0.61 1.62 2.25 3.49 -0.28a. P e n g a n g k u t a n 4.29 (4.21) 3.96 4.51 1.83 0.65 1.54 2.13 4.03 -0.44

1). Angkutan Rel 2.70 (6.16) 3.51 4.27 1.70 0.48 3.13 2.32 4.19 -1.592). Angkutan Jalan raya 2.51 (4.23) 3.84 4.49 1.76 1.64 0.65 2.11 5.11 -2.673). Angkutan laut, & SDP (0.16) (10.03) 1.56 4.05 6.62 -4.82 0.62 0.63 5.06 0.664). Angkutan Udara 24.05 0.29 4.68 5.51 -0.09 2.06 2.95 3.03 2.55 1.195). Jasa Penunjang Angkutan 4.56 (3.66) 4.88 4.32 3.77 -2.04 1.30 1.04 3.91 1.46

b. K o m u n i k a s i 10.83 3.68 3.74 4.47 6.81 0.43 1.99 2.73 1.24 0.40

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 5.24 5.00 4.11 3.82 1.38 3.37 1.57 3.61 1.86 1.30a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 0.97 5.53 5.60 6.46 0.15 4.75 4.90 5.70 2.88 4.62b. Sewa Bangunan 7.40 4.40 3.05 2.20 2.75 3.13 0.04 2.98 1.10 0.35c. Jasa Perusahaan 11.23 8.88 6.70 4.50 -0.91 1.38 0.17 1.29 2.33 -2.93

9. JASA - JASA 3.72 5.35 2.75 3.26 3.14 1.84 0.18 0.28 4.93 3.43a. Pemerintahan Umum 1.18 8.20 2.91 3.79 2.45 1.94 0.02 0.31 4.47 4.99b. S w a s t a 10.74 (1.85) 2.28 1.76 4.52 1.65 0.48 0.22 5.82 0.47

1). Sosial Kemasyarakatan 1.03 1.86 2.52 1.47 4.05 1.28 1.03 0.07 7.78 0.992). Hiburan dan Rekreasi 14.06 (2.24) 3.24 3.67 2.43 2.03 0.52 1.06 5.28 0.143). Perorangan dan RT 16.88 (4.14) 1.76 1.24 5.47 1.73 0.16 0.03 4.94 0.29

P D R B 4.11 (1.37) 3.01 3.65 2.81 -1.21 1.23 1.32 3.67 -0.88

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

LAMPIRAN DPertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara

Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)Growth Rate of Economy

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAPANGAN USAHA2006 2007 2008

Page 104: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

Trw.I Trw. II Trw.III Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw. II

1. PERTANIAN 30.19 30.20 29.89 29.56 25.48 21.47 22.71 21.25 25.67 24.15a. Tanaman Bahan Makanan 9.62 9.13 9.18 9.02 10.72 6.87 7.83 6.22 11.20 9.10b. Tanaman Perkebunan 10.28 10.85 10.76 10.81 9.45 9.42 9.89 9.61 9.42 9.90c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4.52 4.78 4.66 4.57 2.07 1.86 1.85 2.22 2.06 2.11d. K e h u t a n a n 2.21 1.51 1.51 1.46 1.12 1.10 0.97 0.98 0.91 0.93e. P e r i k a n a n 3.57 3.93 3.78 3.69 2.11 2.22 2.17 2.21 2.08 2.11

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.97 1.93 1.92 1.89 1.32 1.39 1.34 1.37 1.27 1.34a. Minyak dan gas bumi 1.03 1.09 1.11 1.08 0.67 0.70 0.67 0.67 0.63 0.67b. Penggalian. 0.93 0.83 0.82 0.81 0.66 0.69 0.67 0.69 0.64 0.67

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 24.76 24.19 24.28 24.27 23.93 25.12 24.98 25.38 23.89 24.10a. Industri M i g a s 0.26 0.24 0.24 0.24 0.15 0.16 0.16 0.16 0.15 0.16

1). Pengilangan Minyak Bumi 0.26 0.24 0.24 0.24 0.15 0.16 0.16 0.16 0.15 0.162). Gas Alam Cair 0.00 0.00

b. Industri bukan Migas 24.50 23.96 24.04 24.04 23.78 24.96 24.82 25.22 23.74 23.951). Makanan, Minuman dan Tembakau 10.45 10.59 10.64 10.87 13.17 13.85 13.95 14.19 13.23 13.232). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 2.09 1.94 1.97 1.98 0.13 0.13 0.12 0.12 0.12 0.123). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 2.21 2.24 2.27 2.20 1.21 1.22 1.20 1.22 1.17 1.194). Kertas dan Barang cetakan 0.29 0.30 0.30 0.30 0.22 0.24 0.23 0.23 0.24 0.235). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 4.30 4.14 4.07 3.93 4.26 4.43 4.35 4.40 4.14 4.276). Semen & Brg. Galian bukan logam 1.24 1.20 1.22 1.21 1.22 1.32 1.30 1.33 1.27 1.257). Logam Dasar Besi & Baja 1.57 1.32 1.33 1.29 2.65 2.80 2.69 2.72 2.64 2.718). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 1.82 1.70 1.71 1.73 0.90 0.95 0.95 0.97 0.90 0.909). Barang lainnya 0.54 0.52 0.52 0.53 0.03 0.04 0.04 0.04 0.03 0.03

0.00 0.004. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 1.16 1.15 1.08 0.99 0.97 1.02 1.02 1.02 0.97 0.99

a. L i s t r i k 0.84 0.80 0.74 0.66 0.60 0.63 0.65 0.66 0.62 0.64b. Gas Kota 0.18 0.20 0.19 0.18 0.15 0.16 0.14 0.13 0.13 0.13c. Air bersih 0.14 0.15 0.15 0.15 0.22 0.23 0.23 0.23 0.22 0.23

5. B A N G U N A N 3.88 3.91 3.86 3.84 5.34 5.66 5.57 5.77 5.35 5.56

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 18.14 17.95 18.23 18.78 18.82 19.64 19.11 19.46 18.58 18.78a. Perdagangan Besar dan Eceran 16.57 16.37 16.64 17.19 16.81 17.50 16.96 17.26 16.44 16.61b. H o t e l 0.24 0.22 0.23 0.23 0.27 0.29 0.29 0.29 0.29 0.31c. R e s t o r a n 1.34 1.36 1.37 1.37 1.75 1.85 1.86 1.91 1.85 1.87

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 7.53 7.29 7.32 7.34 8.53 9.00 8.98 9.12 8.62 8.72a. P e n g a n g k u t a n 6.22 5.75 5.77 5.78 6.95 7.34 7.33 7.42 7.05 7.15

1). Angkutan Rel 0.03 0.03 0.03 0.03 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.062). Angkutan Jalan raya 4.07 3.67 3.69 3.70 3.71 3.96 3.96 3.99 3.77 3.813). Angkutan laut, & SDP 0.34 0.31 0.31 0.31 0.56 0.55 0.53 0.54 0.53 0.554). Angkutan Udara 0.70 0.66 0.66 0.67 1.52 1.62 1.66 1.69 1.60 1.635). Jasa Penunjang Angkutan 1.08 1.08 1.08 1.08 1.11 1.14 1.12 1.14 1.09 1.11

b. K o m u n i k a s i 1.31 1.54 1.55 1.56 1.58 1.66 1.65 1.70 1.57 1.57

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 4.81 5.13 5.19 5.23 6.01 6.50 6.47 6.73 6.28 6.48a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 1.93 1.99 2.03 2.08 1.92 2.10 2.10 2.23 2.09 2.20b. Sewa Bangunan 2.52 2.73 2.76 2.76 3.31 3.58 3.55 3.66 3.38 3.47c. Jasa Perusahaan 0.37 0.41 0.39 0.39 0.78 0.82 0.81 0.84 0.81 0.81

9. JASA - JASA 7.56 8.27 8.22 8.09 9.59 10.21 9.83 9.91 9.36 9.87a. Pemerintahan Umum 5.17 5.88 5.91 5.84 6.13 6.53 6.29 6.36 6.61 6.32b. S w a s t a 2.38 2.39 2.31 2.25 3.46 3.68 3.53 3.56 3.81 3.55

1). Sosial Kemasyarakatan 0.72 0.75 0.74 0.71 1.33 1.41 1.36 1.37 1.45 1.342). Hiburan dan Rekreasi 0.30 0.30 0.29 0.29 0.48 0.52 0.50 0.50 0.54 0.503). Perorangan dan RT 1.36 1.34 1.28 1.24 1.65 1.75 1.67 1.68 1.82 1.71

P D R B 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

LAMPIRAN EStruktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara

Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product at Current Prices

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAPANGAN USAHA2006 2007 2008

Page 105: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6

yoy 20.40 18.53 16.36 6.08 6.69 5.73 6.92 6.60 6.58 6.52 7.27 8.69 10.72 11.01

ytd 1.20 1.53 2.55 6.08 1.78 1.20 3.36 6.60 1.14 1.48 2.45 2.68 4.29 7.03

qtq 1.20 0.33 1.00 3.44 1.78 (0.57) 2.14 3.10 3.63 3.09 2.41

mtm 0.46 0.15 0.47 1.91 0.19 0.81 0.96 1.58 1.14 0.38 0.92 0.21 1.57 2.18

yoy 18.13 17.79 17.23 10.02 10.65 7.30 8.36 5.87 5.75 8.51 8.71

ytd 1.34 2.06 4.86 10.02 1.92 (0.47) 3.28 5.87 1.20 3.90 4.65 4.91 5.66 9.22

qtq 1.34 0.71 2.75 4.92 1.92 (2.35) 3.77 2.51 3.17 5.01 4.65

mtm 1.15 1.11 1.40 2.41 0.54 0.49 1.91 1.07 1.20 2.67 0.73 0.24 0.72 2.53

yoy 15.84 16.15 12.58 5.03 11.04 9.81 8.99 7.13 8.22 8.70 8.37

ytd (2.17) (1.35) 0.53 5.03 3.43 3.13 4.31 7.13 2.51 2.98 4.63 3.97 5.76 6.65

qtq (2.17) 0.83 1.91 4.48 3.43 (0.29) 1.15 2.69 4.40 4.28 4.63

mtm 0.65 1.74 1.91 3.37 1.91 1.85 0.49 1.26 2.51 0.46 1.60 -0.62 1.71 2.31

yoy 15.36 15.20 14.02 6.07 9.34 8.30 10.54 8.37 7.46 8.15 8.47

ytd (0.10) 0.30 1.98 6.07 2.98 2.41 6.28 8.37 1.12 2.09 3.07 3.57 5.59 7.24

qtq (0.10) 0.40 1.68 4.01 2.98 (0.55) 3.78 1.97 3.26 3.23 3.07

mtm 0.03 0.69 0.73 1.36 0.66 1.25 1.21 1.12 1.12 0.96 0.96 0.48 1.95 2.88

yoy 21.06 18.91 16.64 5.96 6.20 5.35 6.51 6.42 6.49 6.16 7.02

ytd 1.40 1.70 2.57 5.96 1.62 1.11 3.10 6.42 1.08 1.29 2.19 2.41 4.02 6.89

qtq 1.40 0.29 0.85 3.31 1.62 (0.51) 1.96 3.23 3.65 2.97 2.19mtm 0.47 0.02 0.37 1.90 0.08 0.75 0.92 1.67 1.08 0.20 0.90 0.21 1.57 2.07

Tahunan (year on year, yoy)

Akumulasi (year to date, ytd)

Triwulanan (quarter to quarter, qtq)

Bulanan (month on month, mtm)

LAMPIRAN FDATA INFLASI REGIONAL

20072006 2008

SUMUT

INFLASI

PADANGSIDIMPUAN

SIBOLGA

PEMATANG

MEDAN

Page 106: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA · Demikian sekilas gambaran perkembangan ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2008 yang uraiannya secara lengkap dicakup dalam buku

HHHaaalllaaammmaaannn iiinnniii ssseeennngggaaajjjaaa dddiiikkkooosssooonnngggkkkaaannn

TTThhhiiisss pppaaagggeee iiisss iiinnnttteeennntttiiiooonnnaaallllllyyy bbblllaaannnkkk