kajian ekonomi regional - bi.go.id · pdf fileasesmen singkat kami terhadap perkembangan...
TRANSCRIPT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Kalimantan Timur
Kantor Bank Indonesia Samarinda
Triwulan III - 2009
i
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan
buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan III-2009 dapat
dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem
pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para
stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber
rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-
pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kaltim.
Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan
Timur (Kaltim) selama triwulan III-2009, adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang
positif sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang
mengalami kontraksi sebesar -1,06% (y-o-y). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai
4% (y-o-y).
2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan III-2009 mencapai 3,89% (y-o-y), menunjukkan
penurunan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 4,90% (y-o-y). Laju inflasi
tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat
sebesar 2,83% (y-o-y). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang
terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan
untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 3,69% (y-o-
y), 3,3% (y-o-y) dan 6,33% (y-o-y).
3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-
Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 42,95 triliun, mengalami peningkatan sebesar
9,15% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan
III-2009 mencapai sebesar Rp 23,53 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,55%
dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan lokasi
proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat
meningkat sebesar 14,91% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya
sehingga posisinya menjadi Rp 34,16 triliun pada triwulan III-2009 (s.d Agustus).
c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio
pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 82,9%, lebih
tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 54,78%.
d) Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank
umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 65,1% atau Rp 15,32
triliun dari total kredit sebesar Rp 23,53 triliun. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan III-
2009 tercatat meningkat sebesar 4,97% dibandingkan dengan triwulan II-2009.
4. Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan IV-2009
diperkirakan mencapai 1% - 2% (y-o-y), dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan lebih
tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
Dengan memperhatikan perkembangan ekonomi Kaltim yang mulai terimbas krisis ekonomi
global, stimulus fiskal baik yang berasal dari APBN maupun APBD menjadi kunci utama untuk
menyelamatkan sektor riil dari keterpurukan yang lebih dalam. Program pembangunan yang
ii
diarahkan kepada penguatan kemandirian ekonomi domestik dan peningkatan daya saing ekonomi
lokal perlu mendapat prioritas dan langkah nyata dari pemerintah daerah dan segenap unsur
masyarakat. Selain itu, sinergitas antara dunia usaha, perbankan dan pemerintah daerah perlu
dipupuk secara berkala sehingga setiap kendala yang menghambat jalannya perekonomian Kaltim
dapat dicarikan solusinya secara optimal didukung dengan aparat birokrat yang handal dan memilki
tata kelola yang baik (good governance).
Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus
menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan
balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam
penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti
perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih
informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang
setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan
dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.
Samarinda, November 2009
BANK INDONESIA SAMARINDA
Androecia Darwis
Pemimpin
iii
DDAAFFTTAARR IISSII
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….........................................................
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..........................................................
DAFTAR TABEL .....................………………………………………………................................................….
DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................................
i
iii
vi
vii
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………………………………
I. Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..
II. Asesmen Perekonomian ..............................................................................
III. Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................
1. Perbankan .........................................................................................
2. Sistem Pembayaran .............................................................................
V. Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..
VI. Anekdotal Informasi ………………………………………………………………………………………………
BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….……………………….
1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………
1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….
1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................
1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................
Boks. 1 Perkembangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Kalimanan Timur Tahun 2008 ………….....…………………………………….
BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………………………..…….
2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..
2.2. Inflasi Triwulanan (q-t-q)………………………………………………………………..……...…………….
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)…….………………………………………………
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)……………………………………….…………..
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)…………………………………………………………
1
1
1
2
2
2
3
3
4
5
5
5
6
7
7
8
11
11
12
13
13
14
14
15
15
16
17
19
19
20
20
20
21
iv
2.3. Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................………………………………………………
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………..
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..
21
21
22
22
BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH ………. …….…………………………………………………
3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………………………..
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..
b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..
3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)………………………………….………
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….
a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..
3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..
3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................
3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................
3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................
BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ...........................
4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………....................
4.2 Pendapatan .....................................................………………………………..................
4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….………………………. Boks Hasil Quick Survey Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Realisasi Belanja Pemerintah Daerah………………………………………………………………………………………….
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ………………………………………………………………………….
5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… ……………
5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….…………………………………..
5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………………………..
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai …………………………………………………………………………..
5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ……………………………………………………………………….
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………………………..
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................
6.1 Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Timur …………………………………. …………
BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH .....................................................
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2009 ..............................................
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi .........................................................................
LAMPIRAN
24
24
25
25
25
25
26
27
29
31
31
31
31
32
32
33
34
35
35
36
36
38
41
41
41
41
42
42
42
44
44
45
45
46
v
DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1 2.2 2.3 2.4
2.5
2.6
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
3.13 4.1 4.2
5.1
6.1
Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................
Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................
Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......
Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................…………
Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2009 ………………………………………………………...
Inflasi Triwulanan di Kota Samarinda................................................................
Inflasi Triwulanan di Kota Balikpapan.................................................................
Inflasi Triwulanan di Kota Tarakan ………………………………………………………………………………
Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa................
Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa.....................
Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa.....................
Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim ......
Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim...........................
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................
Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................
Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim .....
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................
Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi ………………………………………….................
Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) .....................
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas .....................................
Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum ......................
Struktur Jangka Waktu, Sebaran Nominal dan Rekening DPK ...............................
Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I-2009........................ Realisai Belanja Modal Lima SKPD dengan Share Belanja Modal Tertinggi APBD Kaltim Tahun 2009……………………………………………………………………………………………………
Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) ......................... Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2008 ………………………………….....................................
6
9
10
11 19
20 20
21 22
22
23
25 26
27
28 28
29
29
30
30
32
32
33
34
36
37
44
vi
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
1.19
1.20
1.21
1.22
1.23
1.24
1.25
1.26
1.27
1.28
1.29
1.30
1.31
2.1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..
Indeks Penjualan Barang Elektronik dan Penjualan Retail (Supermarket)...............
Perkembangan Kredit Konsumsi ....................................................…........…….
Perkembangan IKK, Kondisi Ekonomi Saat Ini & Ekspektasi Konsumen..................
Eksektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan ................................................
Konsumsi Pemda (APBD) …………........…..…………....................................…..…………
Perkembangan Kredit Investasi …………………………………………………………………………………
Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri ………………..…………
Perkembangan Ekspor & Impor di Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan………………
Indeks Ekpor Migas Kaltim dan Impor Migas Kaltim ……………………………..………………
Komoditas Penyumbang Ekspor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 ….…………………………
Kontribusi Pertumbuhan Ekspor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 per Negara…………….
Kontribusi Utama Pertumbuhan Impor Non Migas per Negara Asal Barang Tw III-
2009……………………………………………………………………………………………………………………………
Kontribusi Pertumbuhan Impor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 ..........................
Indeks Produksi Padi .....................................................................................
Indeks Sub Sektor Kehutanan dan Perikanan.....................................................
Perkembangan Kredit Sektor Pertanian ..........................................................
Indeks Produksi Minyak Mentah (Kondensat) & Gas Bumi di Kaltim ............……….
Indeks Produksi Batubara …………………………………………………………………………………..……
Indeks Sektor Industri Pengolahan …………..………………………………………………………………
Indeks Produksi Pengolahan Migas ……………….……………………………………………………….
Perkembangan Kredit Sektor Listrik …………………….………………………………………………..
Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indeks Nilai Bangunan Bukan Tempat
Tinggal ………………………………………………………………………………………………………………………….
Perkembangan Konsumsi Semen di Kalimantan Timur…………………………………………
Indeks Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………………………………………………
Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim …………………………………………………………
Indeks Sub Sektor Angkutan ……………………………………………………………………………………..
Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan……………………..
Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan ……………………………………………………….
Indeks Sewa Bangunan Tempat Tinggal & Bukan Tempat Tinggal ………………………..
Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum ………………………………………………………………….
Laju Inflasi Kalimantan Timur dan Nasional (y-o-y) …………..………………………………………
Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (q-t-q) ............
Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (y-o-y) ...............
Perkembangan Suku Bunga Simpanan dan BI-Rate..............................................
Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate .............................................
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................
Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................
Perkembangan Aset BPR .................................................................................
Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................
Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................
Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim .........................................
5
6
6
7
7
7
7
8
8
8
9
9
10
10
12
12
12
12
12
13
13
13
14
14
14
14
15
15
15
15
16
19
24
24
25
26
26
27
31
31
31
33
vii
3.11
3.12
4.1
4.2
5.1
5.2
5.3
5.4
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................
Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ..................................................
Anggaran dan Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim per Semester I-2009
Anggaran dan Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim per Semester I-2009
Perkembangan Pengedaran Uang Kartal di Kaltim …………..…………………………………………
Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..
Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….
Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................
Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen............... .........................................
Ketepatan Waktu untuk membeli barang tahan lama............................................
Perkembangan Survei Kegiatan Usaha ...........................................................
Ekspektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan ...............................................
Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang akan datang...................................
33
34
35
35
41
42
42
43
45
45
45
46
46
Ringkasan Eksekutif
1
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL
PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN IIIIII--22000099
I. Gambaran Umum
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2009 diperkirakan
mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06%. Dari sisi permintaan,
kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2009 ini berasal komponen
konsumsi rumah tangga, yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya
perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal dari
sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor angkutan; yang juga dipengaruhi oleh
meningkatnya permintaan masyarakat dan pola konsumsi musiman.
Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada periode berjalan
ini tercatat sebesar 3,89% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan laju inflasi triwulan II-2009
yang sebesar 4,90%. Namun lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional yang sebesar
2,83%. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat.
Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009
ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam hal
penghimpunan simpanan masyarakat (9,15%) dan penyaluran pinjaman baik kredit atas
dasar lokasi kantor (18,55%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (14,91%). Pada
triwulan IV-2009, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan tumbuh posisitf dalam
kisaran antara 1% sampai dengan 2% (y-o-y). Faktor yang diperkirakan akan menjadi
pendorong pergerakan ekonomi triwulan IV-2009 dari sisi permintaan adalah meningkatnya
permintaan masyarakat yang masih didorong oleh pola konsumsi musiman, yaitu dengan
adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun. Sementara dari sisi
penawaran, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor angkutan diperkirakan masih
akan tumbuh cukup tinggi.
Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009
diperkirakan masih akan mengalami peningkatan karena pengaruh meningkatnya permintaan
masyarakat karena adanya pengaruh pola konsumsi musiman.
II. Asesmen Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan III-2009
diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47% (y-o-y)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06% (y-o-
y).
Dari sisi permintaan, kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-
2009 ini berasal dari komponen konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0,73%, dengan
pertumbuhan mencapai 4,62% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun
sebelumnya, yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh
pola konsumsi musiman, yaitu dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Komponen
lainnya yang berkontribusi cukup besar adalah komponen penanaman modal tetap domestik
Ringkasan Eksekutif
2
bruto, dengan kotribusi sebesar 0,5%. Faktor yang mendorongnya adalah meningkatnya
realisasi investasi di Kalimantan Timur.
Dari sisi penawaran
, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal dari
pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang diperkirakan tumbuh sebesar
6,80% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar 0,57% terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan
Timur triwulan III-2009. Pertumbuhan sektor ini didorong oleh meningkatnya permintaan
masyarakat karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sektor lainnya yang juga
diperkirakan menjadi pendorong laju pertumbuhan triwulan berjalan adalah sektor
pengangkutan dan komunikasi yang diperkirakan menyumbang sebesar 0,37% terhadap laju
pertumbuhan triwulan berjalan, dengan pertumbuhan 7,07% (y-o-y). Faktor pola konsumsi
musiman juga menjadi faktor pendorong perkembangan sektor ini.
III. Asesmen Inflasi
Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009,
yang ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 3,89% (y-o-y), lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan II-2009 tercatat sebesar 4,90%. Namun laju inflasi tahunan
Kalimantan Timur ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang
tercatat sebesar 2,83%. Laju inflasi pada triwulan III-2009 dipengaruhi oleh meningkatnya
permitaan masyarakat akan barang dan jasa karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Laju inflasi tahunan Kota Samarinda
Laju inflasi tahunan
triwulan III-2009 mencapai 3,69% (y-o-y), lebih
rendah dibandingkan triwulan II-2009 sebesar 4,87%. Laju inflasi tahunan tertinggi di Kota
Samarinda terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu
sebesar 10,71% (y-o-y). Inflasi kelompok komoditas ini meningkatnya permintaan
masyarakat untuk komoditas ini akibat pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya
perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kemudian diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan
(8,3%) dan kelompok komoditas kesehatan (6,55%).
Kota Balikpapan
Laju inflasi tahunan
pada periode berjalan ini mencapai 3,3% (y-o-y),
lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,77%. Kelompok
komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi pada kelompok komoditas
pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 17,45% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh
meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau (9,23%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik,
gas dan bahan bakar (4,55%).
Kota Tarakan
triwulan III-2009 tercatat sebesar 6,33% (y-o-y), lebih
rendah dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan II-2009 yang mencapai 8,40%.
Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau merupakan kelompok
komoditas dengan laju inflasi tertinggi, yaitu sebesar 15,28% (y-o-y), diikuti oleh kelompok
komoditas bahan makanan (10,70%) dan kelompok komoditas sandang (8,99%).
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran
1. Perbankan
Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan III-2009 dari sisi
penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 1,42% (q-t-q) sehingga posisinya
menjadi Rp 42,95 triliun. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan
terutama berasal dari giro dan tabungan, yang masing-masing naik sebesar 4,2% dan
2,66%. Sementara itu, simpanan deposito hanya naik sebesar 0,38%.
Ringkasan Eksekutif
3
Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan
laporan mencapai Rp 23.527,9 miliar atau hanya tumbuh sebesar 5,75% (q-t-q), atau lebih
rendah dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,83% (q-t-q).
Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek pada periode laporan (s.d
Agustus 2009) tercatat berjumlah Rp 34.161 miliar atau mengalami peningkatan sebesar
11% dibandingkan posisi triwulan II-2009. Dengan perkembangan tersebut, LDR atas dasar
lokasi proyek mencapai 82,9% atau lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi
kantor yang sebesar 54,78%.
Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di
Kaltim pada Triwulan III-2009 mencapai Rp 15.321 miliar atau dengan pangsa 65,1%
terhadap total kredit. Searah dengan pertumbuhan kredit secara keseluruhan, kredit MKM
pada triwulan laporan juga tumbuh positif sebesar 4,97% (q-t-q). Dari segi kualitasnya,
persentase NPLs kredit MKM menunjukkan peningkatan, yakni dari 2,74% menjadi 2,92%.
Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan III-2009
menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan
dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 16,98% dan 27,74% (y-o-y). Jumlah
aset meningkat menjadi Rp 202,04 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 129,46 miliar.
Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 17,14% (y-o-y); menjadi
Rp 147,03 miliar; dengan persentase NPL menjadi 12,87% dari 12,74% pada triwulan II-
2009.
Hasil asesmen terhadap stabilitas perbankan Kaltim selama triwulan III-2009
menggambarkan tingkat risiko yang relatif terkendali meskipun dengan sedikit peningkatan
pada risiko kredit dan risiko likuiditas. Pada sisi risiko kredit, persentase NPL mencatat sedikit
kenaikan, dari 2,50% pada triwulan II-2009 menjadi 2,69% pada triwulan laporan.
Sementara dari risiko likuiditas, rasio alat likuid terhadap non-core deposits (NCD)
mengalami penurunan, dari 88,14% pada triwulan II-2009 menjadi 79,50% pada triwulan
III-2009.
2. Sistem Pembayaran
Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur dengan
Bank Indonesia pada triwulan III-2009 mencapai Rp 1.816 miliar, turun -41,85% (y-o-y)
dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar
tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 192 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp
1.624 miliar; sehingga pada triwulan III-2009 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net
outflow sebesar Rp 1.432,26 miliar. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan
dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 118
miliar atau turun -24,47% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan III-2008. Sementara jumlah
transaksi kliring di Kalimantan Timur tercatat sebesar Rp 4.719 miliar, mengalami kontraksi
sebesar -8,35% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan
transaksi RTGS mencapai Rp 35.194 miliar, atau mengalami kontraksi dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar -3,48% (y-o-y).
V. Perkiraan
1. Perekonomian
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan akan tumbuh
positif, yaitu berkisar antara 1% s.d. 2% (y-o-y). Berdasarkan PDRB sisi permintaan,
Ringkasan Eksekutif
4
kontribusi pertumbuhan diperkirakan berasal dari meningkatnya konsumsi rumah tangga
yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari Raya Idul Adha,
Natal dan pergantian tahun. Sementara dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan
diperkirakan dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan
restoran karena pengaruh pola konsumsi musiman.
2. Inflasi
Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan akan masih
akan mengalami peningkatan. Hal ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan
masyarakat karena dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari
Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun.
VI. Anekdotal Informasi
• El Nino berpotensi mengancam Produksi Beras di Kalimantan Timur
El Nino atau musim kering yang diperkirakan terjadi mulai bulan September 2008 hingga
April 2010, mengancam produksi padi di Kalimantan Timur (Kaltim) yang ditargetkan
sebesar 650.000 ton padi, yang dihasilkan dari 170.000 hektar lahan pertanian.
Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur,
jumlah sawah yang terkena dampak El Nino di Kaltim diperkirakan berkisar antara 15.000
ha s.d. 20.000 ha. Namun demikian, areal yang diperkirakan terkena Puso hanya sebesar
20% atau berkisar antara 3.000 ha hingga 4.000 ha; sehingga diperkirakan Kaltim hanya
kehilangan sebesar 11.400 ton hingga 15.200 ton padi akibat El Nino.
Sementara itu berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG), curah hujan di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi serta Maluku
umumnya masih normal dan diatas normal. Untuk wilayah Kalimantan Timur, curah hujan
diatas normal terjadi di sebagian Kaltim bagian Timur; sedangkan curah hujan normal
terjadi di sebagian Kaltim bagian Timur dan Kaltim bagian Tengah.
• PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berencana membangun Proyek Kaltim 5
PKT telah menandatangani nota kesepakatan antara PKT dengan Bank Mandiri yang
ditunjuk sebagai pengatur (arranger) dalam kredit sindikasi kepada PKT untuk membangun
Proyek Kaltim 5 dengan kapasitas 2.500 metrik ton per hari (mtpd) amoniak dan 3.500
mtpd urea di Bontang, Kaltim. Proyek ini bernilai investasi sebesar USD 700 juta atau
sekitar Rp 7 triliun, dengan komposisi 40% dalam Rupiah dan 60% dalam USD.
PKT saat ini merupakan produsen pupuk terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi
urea sebesar 2,98 juta ton per tahun, amoniak sebesar 1,85 juta ton amoniak. Hingga Juli
2009, PKT telah memproduksi 1,783 juta ton urea dan 1,133 juta ton amoniak.
5
PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO
RREEGGIIOONNAALL
1.1 Gambaran Umum
Perekonomian Kalimantan Timur pada
triwulan III-2009 diperkirakan mengalami
pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47%
(y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang
mengalami kontraksi sebesar -1,06%.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini
diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraan
pertumbuhan PDB Nasional sebesar 4% (Grafik
1.1.).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dipengaruhi oleh
pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga karena pengaruh pola konsumsi musiman yaitu
adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kontribusi lainnya berasal dari pertumbuhan komponen
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMDTB) dengan meningkatnya realisasi investasi dan
pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Timur.
Berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan
restoran dan sektor angkutan serta sektor industri pengolahan menjadi penopang utama
pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2009. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan masyarakat akan barang dan jasa, meningkatnya arus transportasi dan meningkatnya
permintaan akan bahan bakar minyak yang didorong oleh pola konsumsi musiman.
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan
Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, diperkirakan laju pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2009 menurut PDRB sisi permintaan, mengalami
pertumbuhan sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang
mengalami kontraksi sebesar -1,06%. Kontribusi terbesar pertumbuhan pada periode berjalan
diperkirakan berasal dari komponen konsumsi rumah tangga, yang dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya perayaan
Hari Raya Idul Fitri. Kontribusi lainnya yang juga cukup besar berasal dari komponen pembentukan
modal domestik tetap bruto (PMDTB) sebesar 0,50%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya realisasi
investasi di Kalimantan Timur.
Sementara faktor yang menjadi penghambat meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di
triwulan berjalan adalah komponen ekspor netor yang berkontribusi negatif karena pengaruh
komponen ekspor yang masih mengalami kontraksi, sedangkan komponen impor mengalami
pertumbuhan.
BBBAAABBB
III
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
6
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur
Q I-09 Q II-09 Q III-09* Q I-09 Q II-09 Q III-09*Konsumsi Rumah Tangga 3.43 2.48 4.62 0.53 0.39 0.73
Makanan 4.38 4.54 0.34 0.34Non Makanan 2.51 0.52 0.20 0.04
Pengeluaran KLSN 10.76 13.00 8.50 0.04 0.05 0.03Pengeluaran Pemerintah 3.20 4.81 6.43 0.16 0.25 0.33
Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 3.22 4.09 3.01 0.53 0.68 0.50Perubahan Stok 10.96 11.10 19.82 0.11 0.11 0.19
Ekspor Neto (a-b) -4.56 -4.10 -2.15 -2.81 -2.52 -1.31a. Ekspor -11.64 -11.64 -0.35 -11.64 -11.64 -0.43
Ekspor LN -12.97 -12.55 -12.97 -12.55Ekspor Antar Daerah -8.49 -9.50 -8.49 -9.50
b. Impor -18.85 -19.16 1.41 -18.85 -19.16 0.88Impor LN -29.76 -32.02 -29.76 -32.02
Impor Antar Daerah -5.05 -2.65 -5.05 -2.65PDRB Kaltim -1.44 -1.06 0.47 -1.44 -1.06 0.47Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah (Q III-09 perkiraan Bank Indonesia)
Jenis PenggunaanKontribusiPertumbuhan (y-o-y)
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar 4,62% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 2,48%. Meningkatnya konsumsi ini dipengaruhi oleh pola konsumsi
musiman, yaitu dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Hal ini terlihat dari Indeks
Penjualan Barang Elektronik dan Indeks Penjualan Retail (Supermarket) yang berada di atas
level optimis (100), dan terus menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan periode
sebelumnya (Grafik 1.2). Dari sisi perbankan, penyaluran kredit konsumsi masih
menunjukkan adanya pertumbuhan, yaitu sebesar 15,99% (y-o-y) dari Rp 6,33 triliun pada
triwulan III-2008 menjadi Rp 7,34 triliun. Namun demikian, pertumbuhan kredit konsumsi
pada periode berjalan ini masih lebih lambat dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang
tumbuh sebesar 20,55% (y-o-y) (Grafik 1.3).
Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia
Samarinda pada triwulan III-2009, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada diatas
level optimis 100, yaitu sebesar 123,25; lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada
triwulan II-2009 yang sebesar 116,25. Posisi ini dipengaruhi oleh Indeks Kondisi Ekonomi
(IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing juga berada di atas level
optimis, yaitu sebesar 109 dan 137,5 (Grafik 1.4). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
7
memiliki pandangan yang positif terhadap perkembangan ekonomi dan dipengaruhi juga
dengan adanya ekspektasi tambahan penghasilan yang mereka peroleh baik dari Tunjangan
Hari Raya (THR) maupun meningkatnya omset penjualan. Hal ini terlihat pada meningkatnya
Indeks Ekspektasi Penghasilan (Grafik 1.5)
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluran Pemerintah
pada triwulan II-2009 diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar -
6,43% (y-o-y), lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan
triwulan II-2009 yang tercatat
sebesar 4,81%. Hal ini dipengaruhi
oleh meningkatnya belanja
pemerintah daerah, yang terlihat
dari meningkatnya Indeks Konsumsi
Pemda (APBD), yang berada di atas level 100 (Grafik 1.6).
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto (PMDTB) Kalimantan
Timur pada triwulan III-2009
diperkirakan mengalami pertumbuhan
sebesar 3,01% (y-o-y), lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan
PMTDB pada triwulan II-2009 yang
mencapai 4,09%.
Dari sisi pembiayaan
perbankan, penyaluran kredit investasi
perbankan pada triwulan III-2009
mencapai Rp 5,92 triliun, atau masih
mengalami pertumbuhan sebesar
23,30% (y-o-y). Namun demikian,
pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009
yang sebesar 30,40% (y-o-y).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
8
Sementara itu, faktor
positif yang juga menjadi
pendorong meningkatnya kinerja
PMDTB pada periode berjalan ini
dapat terlihat dari Indeks Realisasi
Investasi dan Indeks Konsumsi
Listrik Industri yang berada di atas
level 100 (Grafik 1.8). Tingginya
kedua indeks tersebut
menunjukkan meningkatnya iklim
investasi di Kalimantan Timur.
1.2.4 Ekspor dan Impor
Laju pertumbuhan ekspor
Kalimantan Timur pada triwulan III-2009,
diperkirakan masih mengalami kontraksi
sebesar -0,35% (y-o-y), lebih rendah
dibandingkan dengan kontraksi yang
terjadi pada triwulan II-2009, yaitu
sebesar -11,64%. Perkembangan ekspor
ini terlihat dari melambatnya
pertumbuhan ekspor melalui pelabuhan
di Kota Samarinda dan Balikpapan yang
mengalami pertumbuhan sebesar
28,96% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009
yang sebesar 45,79%. Volume ekspor melalui kedua pelabuhan utama di Kalimantan Timur
pada periode berjalan mencapai 14 juta ton, lebih tinggi dibandingkan volume ekspor pada
triwulan II-2009 sebesar 10,6 juta ton. Sementara impor mengalami pertumbuhan sebesar
102,90% (y-o-y), dengan volume mencapai 2,2 juta ton (Grafik 1.9).
Sementara itu dari
ekspor dan impor migas masih
menunjukkan perkembangan
yang beragam. Sampai dengan
data bulan Juli 2009, Indeks
Ekspor migas Kalimantan Timur
masih berada di bawah level
optimis, yaitu sebesar 94,19.
Sedangkan Indeks Impor Migas
berada pada level 137,77
(Grafik 1.10). Hal ini
dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan pasokan migas untuk diolah menjadi bahan bakar
migas karena adanya peningkatan permintaan masyarakat.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
9
Sementara itu berdasarkan data
ekspor non migas yang berasal dari
Ditjen. Bea dan Cukai yang diolah oleh
Bank Indonesia, ekspor non migas
Kalimantan Timur triwulan II-2009
mencapai USD 1.558,6 juta, mengalami
kontraksi sebesar -7,72% dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya,
yang tercatat sebesar USD 1.688,9 juta.
Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan
ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 89,92%
dengan nilai USD 1.401,5 juta (Tabel 1.3). Nilai ekspor komoditas ini mengalami
pertumbuhan sebesar 8,02% dibandingkan dengan triwulan triwulan yang sama tahun
sebelumnya. Peningkatan ini dipengaruhi oleh masih relatif stabilnya permintaan batubara di
pasar dunia. Ekspor komoditas ini juga menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekspor
non migas pada periode berjalan, dengan kontribusi mencapai 6,16%. Kemudian diikuti oleh
komoditas lemak & minyak hewan/nabati (1,66%) dan komoditas kendaraan dan bagiannya
(0,07%) (Gafik 1.11).
Tabel 1.2. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 dijit, dalam USD)
Komoditas Jumlah Pangsa Negara Jumlah Pangsa
27 - Bahan Bakar Mineral 1,401,461,950 89.92% Taiwan 272,430,919 17.48%15 - Lemak & Minyak Hewan / Nabati 39,747,431 2.55% Cina 259,287,408 16.64%44 - Kayu, Barang dari Kayu 38,221,198 2.45% Jepang 257,555,714 16.53%28 - Bahan Kimia Anorganik 31,951,964 2.05% Korea Selatan 238,479,629 15.30%03 - Ikan dan Udang 20,766,529 1.33% India 131,972,799 8.47%29 - Bahan Kimia Organik 13,646,012 0.88% Hongkong 91,182,882 5.85%84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 5,344,802 0.34% Malaysia 85,690,388 5.50%73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 2,779,658 0.18% Thailand 63,736,922 4.09%87 - Kendaraan dan Bagiannya 1,225,791 0.08% Filipina 43,321,421 2.78%38 - Berbagai Produk Kimia 883,943 0.06% Italia 41,235,406 2.65%Lainnya 2,527,613 0.16% Lainnya 73,663,403 4.73%
Total 1,558,556,891 100% Total 1,558,556,891 100%Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah
Berdasarkan negara tujuan ekspor,
pangsa terbesar triwulan III-2009 ini masih
dimiliki oleh Taiwan (17,48%), diikuti oleh
Cina (16,64%), dan negara dengan pangsa
pasar terbesar ketiga adalah Jepang
(16,53%). Berdasarkan kontribusi terhadap
pertumbuhan, kontribusi terbesar
pertumbuhan berasal dari Cina (8,10%),
diikuti Hongkong (3,52%), India (2,11%),
Malaysia (1,71%) dan Filipina (0,99%) (Grafik
1.12). Kontribusi negara-negara di Asia yang cukup besar bagi pertumbuhan ekspor non
migas Kalimantan Timur menunjukkan masih adanya ketergantungan terhadap pasar
tradisional. Namun di sisi lain, imbas krisis finansial global terhadap negara-negara di
kawasan Asia tidaklah sebesar dampak yang diterima oleh negara-negara di Amerika dan
kawasan Eropa.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
10
Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan III-2009
diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 1,41% (y-o-y); lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -19,16% (y-
o-y). Dari perkembangan impor yang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kontraksi ini lebih rendah dibandingkan dengan pada triwulan I-2009 yang tercatat sebesar -
17,97%. Pertumbuhan impor ini juga terlihat dari perkembangan impor yang melalui
pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan, serta pertumbuhan impor migas Kalimantan Timur
(Grafik 1.9 dan 1.10).
Berdasarkan data yang
tercatat di Bea Cukai, nilai impor
non-migas Kaltim selama triwulan
III- 2009 berjumlah USD 393,39 juta
atau mengalami peningkatan sebesar
43,76%, dibandingkan dengan
triwulan II tahun 2008. Berdasarkan
negaranya, kontribusi terbesar
pertumbuhan impor non-migas
adalah impor dari Singapura yang
menyumbang sebesar 25,16% dari
kenaikan impor non migas
Kalimantan Timur; kemudian diikuti
oleh peningkatan impor yang berasal dari Cina (17,30%), Australia (10,64%), Perancis
(4,63%) dan Jerman (4,18%) (Gafik 1.13). Sedangkan berdasarkan pangsa pasarnya,
Singapura merupakan negara asal barang dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai
33% diikuti oleh Cina (15%), Australia (13,6%) dan Amerika Serikat (9,3%) (Tabel 1.6).
Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 Dijit, dalam USD)
Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa(USD) Pasar (USD) Pasar
89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 143,979,233 36.6% Singapura 129,714,176 33.0%84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 102,257,278 26.0% Cina 58,877,824 15.0%87 - Kendaraan dan Bagiannya 45,262,332 11.5% Australia 53,620,245 13.6%31 - Pupuk 27,999,524 7.1% Amerika Serikat 36,437,941 9.3%73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 18,890,230 4.8% Jepang 28,356,993 7.2%40 - Karet dan Barang dari Karet 18,533,950 4.7% Perancis 19,940,677 5.1%85 - Mesin / Peralatan Listik 8,864,558 2.3% Jerman 16,002,081 4.1%90 - Perangkat Optik 7,718,335 2.0% Italia 10,595,611 2.7%36 - Bahan Peledak 5,395,558 1.4% Malaysia 7,368,166 1.9%38 - Berbagai Produk Kimia 5,313,449 1.4% Filipina 6,993,324 1.8%Lainnya 9,171,969 2.3% Lainnya 25,479,378 6.5%Total 393,386,416 100% Total 393,386,416 100%Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah
NegaraKomoditas
Berdasarkan komoditasnya,
pertumbuhan impor non-migas Kaltim
pada triwulan II-2009 disumbang oleh
komoditas kapal laut dan bangunan
terapung (44,61%), mesin/peralatan
listrik (1,05%) dan komoditas benda-
benda dari besi dan baja (0,93%).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
11
Pangsa terbesar impor non migas Kalimantan Timur didominasi oleh komoditas kapal laut
dan bangunan terapung dengan pangsa sebesar 36,6% (Grafik 1.10). Meningkatnya impor
non migas Kalimantan Timur periode berjalan ini dipengaruhi oleh mulai meningkatnya
kembali aktivitas industri di wilayah ini paska tekanan pengaruh krisis global.
Perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan III-2009
mengalami masih mengalami net export (jumlah ekspor lebih besar dibandingkan dengan
impor) sebesar USD 1.165,2 juta.
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, berdasarkan
perkiraan Bank Indonesia Samarinda, mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 0,47% (y-o-y),
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi
sebesar -1,06%. Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan pada periode berjalan ini berasal dari
sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berkontribusi sebesar 0,57%, diikuti oleh kontribusi
dari sektor pengangkutan sebesar 0,37%. Kedua sektor ini dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari
Raya Idul Fitri, yang menyebabkan adanya lonjakan permintaan barang dan jasa. Sektor industri
pengolahan juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup tinggi pada periode berjalan ini,
yaitu sebesar 0,35%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pengilangan minyak Pertamina
karena meningkatnya permintaan.
Namun demikian, di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian, yang juga merupakan
salah satu sektor terbesar pembentuk PDRB Kalimantan Timur, mengalami kontraksi sebesar -
2,23% (y-o-y), sehingga berkontribusi negatif sebesar -0,88%. Hal ini dipengaruhi oleh produksi
minyak dan gas yang mengalami penurunan. Kemudian diikuti oleh sektor pertanian yang
mengalami kontraksi sebesar -3,24% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar -0,22%.
Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur
Q I-09 Q II-09 Q III-09* Q I-09 Q II-09 Q III-09*Pertanian -13.04 -10.97 -3.24 -1.00 -0.79 -0.22Pertambangan & penggalian -0.42 -0.90 -2.23 -0.16 -0.35 -0.88Industri Pengolahan -5.54 -5.15 1.11 -1.77 -1.64 0.35Listrik, gas, & air bersih 4.00 5.61 -3.28 0.01 0.02 -0.01Bangunan 6.09 7.85 2.50 0.21 0.27 0.09Perdagangan, hotel dan restoran 6.44 7.67 6.80 0.53 0.63 0.57Pengangkutan 7.96 8.99 7.07 0.41 0.47 0.37Keuangan 7.22 7.19 5.32 0.21 0.21 0.16Jasa-jasa 6.13 6.97 1.63 0.12 0.13 0.03PDRB -1.44 -1.06 0.47 -1.44 -1.06 0.47PDRB tanpa Migas -1.70 0.21 -0.06Sumber: BPS Kaltim & BI Samarinda, (Q III-09 perkiraan Bank Indonesia)
Sektor EkonomiKontribusi Pertumbuhan (y-o-y)
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan III-2009 diperkirakan masih
mengalami kontraksi sebesar -3,24% (y-o-y), lebih baik dibandingkan kontraksi yang terjadi pada
triwulan II-2009 yang mencapai -10,97%. Kontribusi sektor ini pada pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Timur periode berjalan sebesar -0,22%. Kontraksi ini diperkirakan dipengaruhi oleh
masih rendahnya produksi tanaman pangan yang dipengaruhi oleh bergesernya masa tanam akibat
adanya perubahan cuaca. Hal ini terlihat dari Indeks Produksi Padi Sawah dan Ladang yang masih
berada dibawah level optimis (100) (Grafik 1.15). Namun demikian, produksi pada sub sektor
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
12
lainnya, yaitu kehutanan dan perikanan diperkirakan mengalami peningkatan karena permintaan
yang mulai pulih, yang terlihat dari Indeks Produksi Kayu Log, Indeks Produksi Kayu Olahan,
Indeks Produksi Perairan Umum dan Indeks Produksi Tambak, sehingga hal ini berpengaruh pada
perbaikan kinerja sektor pertanian secara keseluruhan pada periode berjalan ini dibandingkan
dengan triwulan II-2009 (Grafik 1.16).
Sementara itu dari sisi pembiayaan perbankan,
penyaluran kredit pertanian triwulan III-2009
mencapai Rp 1,05 triliun, dengan pertumbuhan
sebesar 24,22% (y-o-y). Pertumbuhan ini lebih
lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada
triwulan II-2009 yang mencapai 52,68%.
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini diperkirakan masih mengalami kontraksi seperti halnya sektor pertanian, yaitu
sebesar -2,23% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang sebesar -0,90%.
Belum pulihnya permintaan masih menjadi faktor utama penyebab rendahnya produksi di sektor
ini. Hal ini terlihat dari Indeksi Produksi Minyak Mentah (kondensat) dan Gas Bumi yang masih
berada dibawah atau sedikit diatas level optimis, karena pengaruh cadangan migas yang berkurang
karena usia sumur yang sudah tua. Namun sementara itu, produksi batubara diperkirakan
menunjukkan perkembangan yang positif, seperti terlihat pada Indeks Produksi Batubara yang
berada di atas level optimis karena pengaruh permintaan yang masih relatif stabil (Grafik 1.18 dan
Grafik 1.19).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
13
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan
Sektor ini diperkirakan tumbuh positif sebesar 1,11% (y-o-y) pada triwulan III-2009, lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -5,15%.
Pertumbuhan sektor ini diperkirakan dipengaruhi oleh industri pengilangan minyak, seperti terlihat
pada Indeks Produksi Kilang Minyak yang berada di atas level optimis (100) (Grafik 1.20). Hal ini
dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan bahan bakar minyak domestik yang dipengaruhi oleh
adanya pola konsumsi musiman, yaitu perayaan Hari Raya Idul Fitri, yang berpengaruh pada
meningkatnya arus transportasi baik darat, laut dan udara karena masyarakat memiliki tradisi
pulang ke kampung halamannya atau mudik.
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih
Sektor listrik dan air bersih pada periode
laporan diperkirakan mengalami kontraksi
sebesar -3,28% (y-o-y), lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu
tumbuh sebesar 5,61%. Penyaluran kredit
perbankan untuk sektor ini pada triwulan III-
2009 mencapai Rp 80,5 miliar atau mengalami
pertumbuhan sebesar 193,36% (y-o-y) (Grafik
1.15).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
14
1.3.5 Sektor Bangunan
Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 2,50% (y-o-y), lebih lambat
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang tumbuh sebesar 7,85%.
Pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indek Nilai
Bangunan Bukan Tempat Tinggal yang berada di atas level optimis (100)(Grafik 1.23). Sementara
konsumsi semen di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 mencapai 227,7 ribu ton, mengalami
pertumbuhan sebesar 15,99% (y-o-y) (Grafik 1.24). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh masih
cukup tingginya permintaan masyarakat akan tempat tinggal/rumah.
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran
pada triwulan III-2009 diperkirakan mengalami
pertumbuhan sebesar 6,80% (y-o-y), lebih
lambat dibandingkan dengan triwulan II-2009
yang tumbuh sebesar 7,67%. Pertumbuhan pada
periode berjalan ini dipengaruhi oleh
meningkatnya permintaan masyarakat yang
dipengaruhi oleh adanya perayaan Hari Raya Idul
Fitri. Hal ini terlihat dari Indeks Harga
Perdagangan Besar, Indeks Penjualan Mobil dan Motor, serta Indeks Omzet Restoran yang berada
di atas level optimis (100) (Grafik 1.25).
Berdasarkan penyaluran kredit perbankan,
penyaluran kredit untuk sektor perdagangan pada
triwulan III-2009 mencapai Rp 5,2 triliun, mengalami
peningkatan sebesar 15,09% (y-o-y). Pertumbuhan
tersebut lebih lambat dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar
16,67% (Grafik 1.26).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
15
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan & komunikasi pada
triwulan III-2009 diprediksi mengalami pertumbuhan
sebesar 7,07% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang
sebesar 8,99%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh
meningkatnya aktivitas perjalanan masyarakat yang
memanfaatkan momen perayaan Hari Raya Idul Fitri
untuk pulang ke kampung halamannya. Pertumbuhan di
sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat dari
perkembangan Indeks Indeks Jumlah Angkutan Darat,
Laut dan Udara yang berada di atas level optimis (Grafik 1.27).
Sementara itu, berdasarkan jumlah penumpang pesawat yang melalui Bandara Sepinggan,
Balikpapan, jumlah penumpang yang
selama triwulan III-2009 mencapai
490.015 orang dengan pertumbuhan
sebesar 22,56% (y-o-y); sementara
jumlah penumpang yang berangkat
mencapai 543.017 orang, atau tumbuh
sebesar 17,84% (y-o-y). Sehingga jumlah
keseluruhan penumpang yang
menggunakan Bandara Sepinggan adalah
sebesar 1.033.032 orang, mengalami
pertumbuhan sebesar 20,03% (y-o-y) (Grafik 1.28).
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III-2009 ini diperkirakan
akan mengalami petumbuhan sebesar 5,32% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan II-2009 sebesar 7,19%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh penyaluran
kredit perbankan yang masih mengalami pertumbuhan. Penyaluran kredit perbankan pada triwulan
III-2009 mencapai Rp 23,5 triliun atau tumbuh sebesar 18,46% (y-o-y) (Grafik 1.29). Faktor
pendukung lainnya adalah meningkatnya nilai sewa bangunan, yang terlihat dari Indeks Sewa
Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, yang berada di atas level optimis (Grafik
1.30). Meningkatnya biaya sewa dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat akan
tempat tinggal, sebagai alternatif dari membeli rumah, dan tempat usaha.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
16
1.3.9 Sektor Jasa-jasa
Sektor ini pada periode laporan
diperkirakan mengalami pertumbuhan
sebesar 1,63% (y-o-y), lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan
II-2009 sebesar 6,97%. Salah satu indikator
meningkatnya sektor jasa-jasa terlihat dari
Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum yang
berada di atas level optimis (Grafik 1.31).
Hal ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan
gaji pegawai negeri sipil.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
17
Boks. 1 Perkembangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Wilayah Kalimantan Timur Tahun 2008
Pada tahun 2008, laju perkembangan ekonomi kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Timur
menunjukkan perkembangan yang positif, dengan hampir semua wilayah menunjukkan pertumbuhan,
kecuali Kabupaten Kutai Timur yang mengalami kontraksi. Berdasarkan PDRB dengan migas,
pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di Kota Balikpapan, yaitu dengan pertumbuhan sebear 12,32%
(y-o-y), sedangkan pertumbuhan terendah dicatat oleh Kota Bontang, yaitu sebesar 0,12% (y-o-y).
Sementara pertumbuhan berdasarkan PDRB tanpa migas, pertumbuhan tertinggi terjadi di Kabupaten
Nunukan yaitu sebesar 14,44% (y-o-y), dan yang terendah juga di Kota Bontang (3,15%). Sedangkan
Kabupaten Kutai Timur mengalami kontraksi, baik berdasarkan pertumbuhan dengan migas atau tanpa
migas, yang masing-masing sebesar -0,84% dan -1,01% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi rata-rata
seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur adalah sebesar 3,98% (y-o-y) dengan migas dan 4,75%
(y-o-y) tanpa migas. Sementara pertumbuhan ekonomi dengan migas Provinsi Kalimantan Timur tahun
2008 adalah sebesar 4,82% (y-o-y), atau 6,13% (y-o-y) tanpa migas.
Sementara itu, pendapatan per kapita berdasarkan PDRB migas kabupaten/kota tahun 2008,
Kota Bontang merupakan daerah dengan pendapatan per kapita terbesar, yaitu mencapai Rp
568.617.639,- per kapita per tahun, sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Penajam Paser
Utara (PPU) yaitu sebesar Rp 19.297.339,- per kapita per tahun. Sedangkan berdasarkan PDRB non
migas, pendapatan per kapita tertinggi tercatat di Kabupaten Kutai Timur, yaitu sebesar Rp
122.269.450,- per kapita per tahun; dan yang terendah di Kabupaten PPU yaitu sebesar 11.283.445,-
per kapita per tahun. Pendapatan per kapita di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008 adalah Rp
101.858.133,- per kapita per tahun berdasarkan PDRB migas; dan Rp 41.403.529,- per kapita per
tahun berdasarkan PDRB non migas.
Untuk melihat sejauh mana perkembangan kabupaten/kota di Kalimantan Timur, maka
digunakan Tipologi Klassen dengan mendasarkan pada komponen pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan per kapita berdasarkan PDRB non migas, dan data Provinsi Kalimatan Timur digunakan
sebagai tolok ukurnya.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
18
Hasil Tipologi Klassen menunjukkan bahwa sebagian besar kabupaten/kota di Kalimantan Timur berada
pada kategori berkembang cepat, yaitu daerah dengan laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi
dibandingkan dengan Prov. Kalimantan Timur, namun pendapatan per kapita lebih rendah. Daerah yang
berada dalam kategori ini antara lain Kab. Kutai Barat, Kab. Malinau, Kab. Bulungan, Kab. Nunukan,
Kab. Penajam Paser Utara, Kab. Pasir, Kota Balikpapan dan Kota Tarakan. Daerah yang termasuk dalam
kategori ini umumnya pangsa PDRB sektoralnya relatif berimbang, tidak terdapat satu sektor yang
sangat mendominasi. Kemudian pada kategori daerah yang maju tertekan, terdapat dua daerah yaitu
Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, yang memiliki pendapatan per kapita tinggi namun
pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur. Kedua
daerah ini memiliki satu sektor ekonomi yang sangat mendominasi yaitu sub sektor pertambangan non
migas di Kab. Kutai Timur dan sub sektor industri pengolahan LNG di Kota Bontang. Sementara daerah
yang termasuk dalam kategori cepat maju dan cepat tumbuh, yang merupakan kategori terbaik, adalah
Kabupaten Kutai Kartanegara, yang memiliki pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan ekonomi
lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur. PDRB Kabupaten ini didominasi oleh sektor
pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 88,05%; yang 77,86%-nya adalah pertambangan migas.
Adanya kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia yang pernah mencapai USD 147 per barel pada
tahun 2008 menjadi salah satu faktor tingginya pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan ekonomi
daerah ini pada tahun 2008.
Daerah yang termasuk dalam kategori relatif tertinggal, daerah yang memiliki pendapatan per kapita
dan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur,
yaitu Kota Samarinda dan Kabupaten Berau.
19
EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII
2.1 Gambaran Umum
Laju perkembangan perubahan
harga barang dan jasa tahunan di
Kalimantan Timur pada triwulan III-
2009, yang dihitung dari perubahan
Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat
sebesar 3,89% (y-o-y); lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan II-2009
sebesar 4,90% (y-o-y). Namun masih
lebih tinggi dibandingkan dengan laju
inflasi tahunan nasional yang sebesar
2,83% (y-o-y). Berdasarkan
komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau, yaitu sebesar 10,75% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan,
rekreasi dan olahraga (8,99%), dan kelompok komoditas bahan makanan (5,49%). Sementara
kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan satu-satunya
kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -6,50%.
Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan
terjadi di Tarakan yakni sebesar 6,33% (y-o-y), diikuti oleh Samarinda dan Balikpapan masing-
masing sebesar 3,69% (y-o-y) dan 3,30% (y-o-y).
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan III
2009, meliputi:
• Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyaratkat dipengaruhi oleh pola konsumsi
musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri.
• Dari sisi penawaran, meningkatnya ekspektasi harga dari penjual yang memanfaatkan momen
perayaan Idul Fitri untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2009
Kelompok Inflasi (Q 3-09)
Q-t-Q Y-o-Y Bahan Makanan 3.13 5.49 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.87 10.75 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1.07 3.07 Sandang 2.25 4.57 Kesehatan 2.18 5.01 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 7.40 8.99 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.46 -6.50
UMUM 2.33 3.89 Sumber: BPS, diolah
BBBAAABBB
IIIIII
Evaluasi Perkembangan Inflasi
20
2.2 Inflasi Triwulanan (q-t-q)
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)
Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada
triwulan III-2009 mencapai 1,81% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada
triwulan II-2009 yang sebesar 0,42%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas
kesehatan yaitu sebesar 3,74% (q-t-q), diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan
(3,62%). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya biaya kesehatan dan adanya pola konsumsi
musiman karena pengaruh perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sementara inflasi terendah terjadi
pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,39%).
Tabel 2.2
Inflasi Triwulanan di Kota Samarinda
Kelompok Inflasi Q-t-Q (%)
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan 2.44 0.43 3.62 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.94 1.03 2.23
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3.36 0.73 0.46 Sandang 2.59 -2.03 2.69 Kesehatan 1.86 0.08 3.74 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.36 1.07 0.52 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -3.82 0.32 0.39
UMUM 1.49 0.42 1.81 Sumber: BPS, diolah
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)
Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2009 tercatat sebesar 2,55%
(q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang sebesar 0,31%. Kelompok
komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas
pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 16,44% (q-t-q) yang dipengaruhi oleh
meningkatnya biaya pendidikan; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau (2,56%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar (1,96%). Sedangkan laju inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas transpor,
komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar 0,75%.
Tabel 2.3 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan
Kelompok Inflasi Q-t-Q (%)
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan -0.84 -1.40 1.29 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.82 1.81 2.56 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1.13 1.19 1.96 Sandang 1.82 -0.71 1.52 Kesehatan 0.84 0.56 0.41 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.07 0.31 16.44 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -4.30 0.02 0.75
UMUM 0.03 0.31 2.55 Sumber: BPS, diolah
Evaluasi Perkembangan Inflasi
21
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)
Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan III-2009 mencapai 3,52% (q-t-q), merupakan
yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Kalimantan Timur, lebih tinggi dibandingkan
triwulan II-2009 yang mencapai 1,34%. Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan
makanan yang mencapai 6,44% (q-t-q), diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau (6,06%) dan kelompok komoditas sandang (2,72%). Hal ini dipengaruhi oleh
meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman dengan adanya
perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sementara deflasi terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi
dan jasa keuangan yaitu sebesar -0,08% (q-t-q).
Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan di Kota Tarakan
Kelompok Q-t-Q (%)
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan 1.92 -1.00 6.44 Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.33 6.52 6.06 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.30 0.97 0.67 Sandang 4.89 -0.99 2.72 Kesehatan 0.07 2.74 1.52 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.00 2.22 0.64 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -4.11 0.97 -0.08
UMUM 0.53 1.34 3.52 Sumber: BPS, diolah
2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y)
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda
Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan III-2009 tercatat sebesar 3,69%
(y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,87%.
Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara
nasional yang tercatat sebesar 2,83%.
Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 10,71%, diikuti oleh kelompok komoditas
bahan makanan (8,30%) dan kelompok komoditas kesehatan (6,55%). Hal ini dipengaruhi
oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri dan
kenaikan biaya kesehatan (Tabel 2.5). Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok komoditas
transpor, komunikasi dan jasa keuangan (-6,18%), yang dipengaruhi oleh penurunan ongkos
angkutan.
Evaluasi Perkembangan Inflasi
22
Tabel 2.4
Inflasi tahunan Samarinda menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Inflasi Y-o-Y (%)
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan 11.28 6.55 8.30 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 14.88 10.87 10.71 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 18.07 7.25 2.05 Sandang 5.44 2.82 4.05 Kesehatan 8.43 6.80 6.55 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 7.77 8.40 2.35 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -0.52 -6.19 -6.18
UMUM 10.52 4.87 3.69 Sumber: BPS, diolah
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan
Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 3,30% (y-o-y),
lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II-2009 yang mencapai 3,77%. Laju
inflasi tahunan Kota Balikpapan ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan
nasional yang tercatat sebesar 2,83%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada
kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 17,45% (y-o-y), yang
dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan. Kelompok komoditas lainnya yang juga
memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan III-2009 adalah kelompok komoditas
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,23%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan karena adanya pola konsumsi musiman; dan kelompok komoditas perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar (4,55%). Sementara satu-satunya kelompok komoditas yang
mengalami deflasi adalah kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan, yang
dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan kota.
Tabel 2.5 Inflasi tahunan Balikpapan menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Inflasi Y-o-Y (%)
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan 9.21 3.22 0.35 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8.12 9.33 9.23 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 10.57 4.84 4.55 Sandang 3.59 3.75 3.77 Kesehatan 4.68 4.02 2.77 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 13.69 13.63 17.45 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -2.27 -6.37 -6.03
UMUM 7.29 3.77 3.30 Sumber: BPS, diolah
2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan
Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan III-2009 mencapai 6,33% (y-o-y),
merupakan yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Berdasarkan
Evaluasi Perkembangan Inflasi
23
kelompok komoditasnya, kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok & tembakau
merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 15,28% (y-o-y); diikuti
oleh kelompok komoditas bahan makanan (10,70%), dan kelompok komoditas sandang (8,99%).
Hal ini juga dipengaruh pola konsumsi musiman. Sementara deflasi terjadi pada kelompok
komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar -8,83% (y-o-y).
Tabel 2.6 Inflasi tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Y-o-Y (%)
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan 21.31 15.42 10.70 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 13.46 14.86 15.28 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 7.53 5.92 2.39 Sandang 8.89 7.16 8.99 Kesehatan 7.46 7.31 5.80 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.68 3.49 3.09 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.56 -8.63 -8.83
UMUM 11.69 8.40 6.33 Sumber: BPS, diolah
26
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1. Gambaran Umum
Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum
menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal ini tercermin
dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset,
penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit.
Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Agustus 2009) menurut pertumbuhan
triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan nasional menunjukkan
perkembangan yang searah. Jumlah aset, DPK, dan kredit bank umum secara nasional
mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 3,24%, 3,55%, dan 4,64%. Sementara
pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit
masing-masing sebesar 1,44%, 1,42%, dan 5,67%. Berdasarkan pertumbuhan tahunan (yoy),
jumlah aset dan penghimpunan DPK bank umum di Kaltim mengalami peningkatan masing-
masing sebesar 8,25% dan 9,15%, lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan
nasional yang mengalami peningkatan secara signifikan masing-masing sebesar 17,7% dan
21,04%. Namun dari sisi kredit, prosentase kredit bank umum di Kaltim naik 18,46% atau lebih
tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit secara nasional sebesar 13,28%.
Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini
terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 16,98% (y-o-y). Demikian juga
halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 27,74% (y-o-y), sementara kredit hanya
mampu tumbuh sebesar 17,14% (y-o-y) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya.
Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan
terjadinya peningkatan risiko kredit dan risiko likuiditas namun tetap dalam kondisi yang
terkendali.
BBBAAABBB
IIIIIIIII
3.24
3.55
4.64
1.44
1.42
5.67
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
Aset
DPK
Kredit
Nasional
Kaltim
Grafik 3.1
Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)
17.77
21.04
13.28
8.25
9.15
18.46
- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
Aset
DPK
Kredit
Grafik 3.2
Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)
Perkembangan Perbankan Daerah
27
3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif
Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan III-2009 tercatat Rp
53.404 miliar, mengalami peningkatan 14.22% (qtq) dibandingkan posisi triwulan
sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang
cukup signifikan dialami oleh bank pemerintah, yakni sebesar 20,59% sedangkan bank
swasta mencatat penurunan aset bersih sebesar 1,18%. Jika dibandingkan dengan posisi
triwulan III-2008, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 3.05% (yoy).
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim
Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw3-09 Tw2-09 Tw3-09 qtq yoy
Jumlah Aset Bersih 51,823 46,465 46,756 53,404 100.00% 100.00% 14.22% 3.05%
Bank Pemerintah 39,096 32,634 33,074 39,883 70.74% 74.68% 20.59% 2.01%
Bank Swasta 12,727 13,832 13,682 13,521 29.26% 25.32% -1.18% 6.24%
Aktiva Produktif 29,997 30,487 31,368 31,702 100.00% 100.00% 1.07% 5.68%
Penempatan pada Bank Indonesia 8,483 7,891 7,505 6,616 23.93% 20.87% -11.85% -22.01%
Penempatan pada Bank Lain 353 790 248 311 0.79% 0.98% 25.38% -11.90%
Surat berharga yang dimiliki 1,283 1,308 1,355 1,447 4.32% 4.56% 6.76% 12.78%
Kredit yang diberikan 19,846 20,474 22,249 23,318 70.93% 73.55% 4.80% 17.49%
Lainnya 32 24 10 10 0.03% 0.03% 2.39% -68.94%
Pertumb. Tw3-09Keterangan
Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi
Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi
oleh aktiva kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 73,55% dan penempatan pada BI
dengan pangsa 20,87%. Penurunan suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan,
diperkirakan ikut berpengaruh terhadap penurunan penempatan pada BI sebesar 11,85%,
dari Rp 7.505 miliar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 6.616 miliar pada triwulan laporan.
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat
Dana masyarakat yang berhasil
dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada
triwulan III-2009 mencapai Rp 42.948
miliar, atau meningkat 1,42% (qtq)
dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan
posisi triwulan III-2008, penghimpunan
dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami
pertumbuhan sebesar 9,15% (yoy).
Peningkatan dana pada triwulan
laporan berasal dari deposito dan
tabungan, sementara giro mengalami kontraksi. Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq),
tabungan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 4,92%, diikuti oleh deposito dengan
pertumbuhan sebesar 2,88%; sedangkan giro mengalami kontraksi sebesar -4,2%.
Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank milik swasta, yakni
sebesar 4,99% sedangkan bank milik pemerintah hanya tumbuh sebesar 0,10%. Hal ini
dipengaruhi oleh simpanan giro yang turun sebesar -5,69% (qtq).
-10%-5%0%5%10%15%20%25%30%35%40%
05
101520253035404550
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2006 2007 2008 2009
DPK (triliun Rp)
DPK (sumbu kiri) g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan Masyarakat
Perkembangan Perbankan Daerah
28
Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim
KomposisiTw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw 3-09 Tw3-09 q-t-q y-o-y
Total DPK 35,113 39,350 41,518 41,367 42,346 42,948 100.0% 1.42% 9.15%Giro 11,013 13,532 12,917 12,597 13,126 12,575 31.0% -4.20% -7.07%Tabungan 14,031 14,474 15,525 14,920 15,316 16,069 36.2% 4.92% 11.02%Deposito 10,069 11,344 13,075 13,851 13,903 14,303 32.8% 2.88% 26.09%
Bank Pemerintah 25,797 29,183 29,940 29,852 30,902 30,934 73.0% 0.10% 6.00%Giro 9,099 11,643 10,859 10,586 10,907 10,287 25.8% -5.69% -11.65%Tabungan 10,168 10,405 10,962 10,326 10,717 11,154 25.3% 4.08% 7.20%Deposito 6,530 7,135 8,119 8,941 9,278 9,493 21.9% 2.32% 33.04%
Bank Swasta 9,315 10,166 11,578 11,515 11,443 12,014 27.0% 4.99% 18.17%Giro 1,914 1,889 2,059 2,011 2,219 2,289 5.2% 3.15% 21.16%Tabungan 3,863 4,069 4,563 4,594 4,599 4,915 10.9% 6.87% 20.79%Deposito 3,538 4,208 4,957 4,910 4,625 4,810 10.9% 4.00% 14.31%
Jenis SimpananPert. Tw3-09Posisi (dalam Rp Miliar)
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum
Penyaluran kredit bank umum di Kaltim
pada triwulan III-2009 menunjukkan
perlambatan namun masih tercatat positif.
Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terjadi
ditengah mulai turunnya tingkat bunga
pinjaman. Akan tetapi, penurunan suku bunga
simpanan tersebut tidak secepat penurunan BI-
rate sehingga tingkat bunga pinjaman yang
berlaku dinilai masih relatif tinggi. Adapun BI-
rate selama triwulan laporan telah turun sebanyak 50 basis poin, yakni dari 7% pada akhir
triwulan II-2009 menjadi 6.5% pada akhir triwulan laporan (Grafik 3.4).
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim
Jumlah kredit yang disalurkan bank
umum yang berkantor di Kaltim pada
triwulan III-2009 mencapai Rp 23.527,9
miliar (tabel 3.3). Secara triwulanan,
pertumbuhan kredit pada triwulan laporan
tercatat 5,75% (qtq) atau lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan pada
triwulan II-2009 sebesar 5,89%. Jika
dibandingkan dengan posisi triwulan III-
2008, penyaluran kredit pada triwulan III-
2009 telah tumbuh sebesar 18,55% (yoy)
atau melambat dibanding pertumbuhan
tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 22,18% (grafik 3.5). Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp
15.392,6 miliar (pangsa 65,4%) atau mengalami peningkatan 6,88% dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada
triwulan laporan meningkat sebesar 3,67%, menjadi Rp 8.135,3 miliar (pangsa 34,6%).
Berdasarkan jenis penggunaannya, semua jenis kredit mengalami pertumbuhan
yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit investasi (pangsa 25,2%) mencatat
68
101214161820
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2007 2008 2009
Suku
Bun
ga (%
)
K. Inv K. Kons KMK BI-rate
Grafik 3.4.
Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate
0%5%10%15%20%25%30%35%40%
0
5
10
15
20
25
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2006 2007 2008 2009
Kredit (triliun Rp)
Kredit g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.5.
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
Perkembangan Perbankan Daerah
29
pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 7,71% menjadi Rp 5.926,7 miliar. Selanjutnya kredit
konsumsi (pangsa 31,2%) meningkat sebesar 5,35% menjadi Rp 7.350,7 miliar, diikuti
kredit modal kerja (pangsa 43,6%) yang meningkat 4,92% menjadi Rp 10.250,5 miliar.
Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan
air (98,53%), diikuti sektor pertambangan (19,79%), sektor perindustrian (10,22%) dan
sektor konstruksi (6,96%).
Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
KomposisiTw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw3-09 Tw3-09 q-t-q y-o-y
Kredit 18,209.6 19,846.9 20,473.8 21,012.4 22,249.1 23,527.9 100.0% 5.75% 18.55% Kelompok Bank
Bank Pemerintah 11,144.0 11,938.4 12,028.3 13,167.5 14,402.1 15,392.6 65.4% 6.88% 28.93%Bank Swasta 7,065.6 7,908.5 8,445.5 7,844.9 7,847.0 8,135.3 34.6% 3.67% 2.87%
Jenis PenggunaanModal Kerja 8,202.2 8,713.7 8,958.4 9,024.0 9,769.5 10,250.5 43.6% 4.92% 17.64%Investasi 4,219.6 4,804.4 5,030.6 5,324.5 5,502.3 5,926.7 25.2% 7.71% 23.36%Konsumsi 5,787.9 6,328.8 6,484.7 6,664.0 6,977.2 7,350.7 31.2% 5.35% 16.15%
Sektor EkonomiPertanian 665.9 846.0 887.4 915.9 1,016.7 1,051.0 4.5% 3.37% 24.22%Pertambangan 583.0 478.7 555.5 680.7 768.4 920.5 3.9% 19.79% 92.31%Perindustrian 710.5 767.5 864.7 785.9 737.2 812.6 3.5% 10.22% 5.88%Listrik, Gas dan Air 14.9 27.4 27.2 34.6 40.5 80.5 0.3% 98.53% 193.36%Konstruksi 2,384.7 2,719.9 2,476.4 2,627.5 3,041.2 3,252.8 13.8% 6.96% 19.59%Perdagangan 4,319.5 4,524.9 4,765.4 4,771.3 5,039.5 5,236.9 22.3% 3.92% 15.74%Angkutan 703.8 813.8 889.9 950.3 1,008.5 1,032.3 4.4% 2.36% 26.85%Jasa Dunia Usaha 2,803.6 3,090.1 3,254.6 3,311.0 3,342.0 3,504.7 14.9% 4.87% 13.42%Jasa Sosial 222.4 238.8 254.7 260.7 267.8 272.8 1.2% 1.86% 14.20%Lain-Lain 5,801.2 6,339.8 6,498.0 6,674.7 6,987.2 7,363.8 31.3% 5.39% 16.15%
LDR 51.86% 50.44% 49.31% 50.79% 52.54% 54.78%
Pert. Tw3-09Keterangan
Posisi (dalam Rp Miliar)
Dengan terjadinya pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan dengan
pertumbuhan simpanan maka nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank
umum yang berkantor di Kaltim mengalami kenaikan dari 52,54% pada triwulan II-2009
menjadi 54,78% pada triwulan laporan.
b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim
Jumlah kredit yang disalurkan secara
nasional untuk membiayai proyek yang
berlokasi di wilayah Kaltim pada periode
laporan (s.d Agustus 2009) tercatat sebesar
Rp 34.161 miliar, mengalami peningkatan
sebesar 11% (qtq) dibandingkan dengan
posisi kredit pada triwulan sebelumnya
(Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan
dengan triwulan III tahun 2008, kredit
berdasarkan lokasi proyek mengalami
pertumbuhan sebesar 14,91% (yoy) atau
mengalami kenaikan dibanding triwulan
sebelumnya sebesar 11,00% (Grafik 3.6).
Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kalimantan Timur
-5.00.05.0
10.015.020.025.030.035.040.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2006 2007 2008 2009
Kred
it (tr
iliun
Rp)
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)
Perkembangan Perbankan Daerah
30
Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan triwulanan menunjukkan peningkatan
yang cukup positif bank pemerintah maupun bank swasta yang mengalami peningkatan
kredit masing-masing sebesar 8,72% dan 13,57%. Menurut sektor ekonomi, keseluruhan
sektor ekonomi mengalami pertumbuhan kredit yang positif dengan pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh sektor pertambangan (38,76%) dan sektor listrik, gas dan air (30,34%).
Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja
memiliki pangsa yang tertinggi yaitu 45,8%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 32,6%.
Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah sektor perdagangan dan
pertambangan dengan pangsa masing-masing sebesar 17,3% dan 15,9%.
Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim
Komposisi
Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw3-09 Tw3-09 q-t-q y -o-y
Kredit Lokasi Proyek 29,728.4 30,166.0 30,777.0 34,161.1 100.0% 11.00% 14.91% Kelompok Bank
Bank Pemerintah 14,086.1 15,116.8 16,316.5 17,739.1 51.9% 8.72% 25.93%Bank Swasta 15,642.3 15,049.2 14,460.4 16,422.0 48.1% 13.57% 4.98%
Jenis PenggunaanModal Kerja 14,257.1 13,693.4 12,293.8 15,648.1 45.8% 27.28% 9.76%Investasi 9,160.0 9,961.0 10,225.4 11,145.3 32.6% 9.00% 21.67%Konsumsi 6,311.3 6,511.6 6,591.0 7,367.4 21.6% 11.78% 16.73%
Sektor EkonomiPertanian 2,213.0 2,438.5 3,000.2 3,087.9 9.0% 2.92% 39.53%Pertambangan 5,220.0 4,617.3 3,923.0 5,443.6 15.9% 38.76% 4.28%Perindustrian 1,492.1 1,688.4 1,685.4 1,881.0 5.5% 11.61% 26.07%Listrik, Gas dan Air 348.2 335.7 342.0 445.8 1.3% 30.34% 28.03%Konstruksi 3,315.2 3,109.7 3,510.0 3,614.6 10.6% 2.98% 9.03%Perdagangan 5,173.5 5,417.6 5,536.6 5,897.4 17.3% 6.52% 13.99%Angkutan 1,164.2 1,277.0 1,363.6 1,611.1 4.7% 18.15% 38.39%Jasa Dunia Usaha 4,292.3 4,547.6 4,484.1 4,540.2 13.3% 1.25% 5.78%Jasa Sosial 198.5 222.6 225.9 242.7 0.7% 7.44% 22.27%Lain-Lain 6,311.4 6,511.6 6,706.1 7,396.8 21.7% 10.30% 17.20%
LDR - lokasi proyek 75.5% 72.7% 72.7% 82.9%
Pert. Tw3-09Keterangan
Posisi (dalam Rp Miliar)
Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek
di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur.
Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 10.146 miliar
(pangsa 30,26%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara)
sebesar Rp 9.472 miliar (pangsa 28,25%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh
Kabupaten Malinau sebesar Rp 94 miliar (pangsa 0,28%).
Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim
Kredit DPK Kredit DPKKab. Kutai 3,432 2,540 10.23% 6.18% 135.12%Kab. Berau 1,764 1,918 5.26% 4.66% 91.97%Kab. Pasir 972 1,036 2.90% 2.52% 93.82%Kab. Bulungan 492 1,256 1.47% 3.05% 39.17%Kab. Kutai Barat 440 288 1.31% 0.70% 152.78%Kab. Kutai Timur 932 1,565 2.78% 3.81% 59.55%Kab. Malinau 94 638 0.28% 1.55% 14.73%Kab. Nunukan 253 604 0.75% 1.47% 41.89%Kodya Samarinda 10,146 14,949 30.26% 36.35% 67.87%Kodya Balikpapan 9,472 10,741 28.25% 26.12% 88.19%Kodya Tarakan 1,293 3,445 3.86% 8.38% 37.53%Kodya Bontang 4,243 2,146 12.65% 5.22% 197.72%
Kabupaten/KotaNominal* (Rp M) Pangsa
LDR
Perkembangan Perbankan Daerah
31
Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi
terjadi di kota Bontang sebesar 197,72%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat sebesar
152,78%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (135,12%) dan kota Balikpapan
(88,19%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau dengan nisbah
14,73% (Tabel 3.5).
3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)
Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim
pada Triwulan III-2009 mencapai Rp 15.321 miliar atau dengan pangsa 65,1% terhadap total
kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan
mencapai 6,04% (qtq) atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang
sebesar 5,75%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit berskala
kecil (plafon Rp 50 juta hingga Rp 500 juta) sebesar 8,13%, diikuti kredit besar (> 5 miliar)
tumbuh sebesar 7,23% dan kredit UMKM (s.d Rp. 5 miliar) yang tumbuh sebesar 4,97.
Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit
Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw3-09 Tw 3-09 q-t-q y-o-y
Mikro (s.d Rp 50 jt) 3,499 3,523 3,818 3,932 16.7% 3.00% 12.38%
Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 4,212 4,248 4,706 5,089 21.6% 8.13% 20.81%
Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 5,705 5,804 6,072 6,300 26.8% 3.76% 10.44%
Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 13,416 13,575 14,596 15,321 65.1% 4.97% 14.20%
Besar (> Rp 5 miliar) 6,431 6,899 7,654 8,207 34.9% 7.23% 27.61%
Total 19,847 20,474 22,249 23,528 100.0% 5.75% 18.55%
Pert. Tw3-09Skala Kredit
KomposisiPosisi (miliar Rp)
Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan
laporan tercatat Rp 9.363 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 7,11% jika dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Sebaliknya, jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta
tercatat Rp 5.775 miliar atau mengalami penurunan sebesar 1,33% dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).
Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank,
Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi
Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw 3-09 Tw2-09 Tw3-09 q-t-q y -o-y
Kredit UMKM 13,415.7 13,574.6 14,595.5 15,139.7 100.0% 100.0% 3.73% 12.85% Kelompok Bank
Bank Pemerintah 7,504.4 7,228.8 8,742.0 9,363.7 59.9% 61.8% 7.11% 24.78%
Bank Swasta 5,911.3 6,345.8 5,853.6 5,775.9 40.1% 38.2% -1.33% -2.29% Jenis Penggunaan
Modal Kerja 5,426.3 5,459.4 5,845.1 6,222.2 40.0% 41.1% 6.45% 14.67%Investasi 1,749.6 1,793.9 1,926.7 1,875.0 13.2% 12.4% -2.68% 7.17%Konsumsi 6,239.8 6,321.2 6,823.7 7,042.5 46.8% 46.5% 3.21% 12.87%
Sektor Ekonomi .Pertanian 321.7 351.5 413.3 522.2 2.8% 3.4% 26.35% 62.34%Pertambangan 138.7 139.5 143.4 183.9 1.0% 1.2% 28.28% 32.59%Perindustrian 189.6 184.4 185.3 185.8 1.3% 1.2% 0.30% -2.02%Listrik, Gas dan Air 21.1 20.8 28.2 29.1 0.2% 0.2% 3.21% 38.18%Konstruksi 1,063.8 969.2 1,132.2 1,276.2 7.8% 8.4% 12.72% 19.97%Perdagangan 3,356.7 3,462.9 3,717.1 3,836.4 25.5% 25.3% 3.21% 14.29%Angkutan 333.7 372.3 340.0 350.5 2.3% 2.3% 3.09% 5.02%Jasa Dunia Usaha 1,640.7 1,641.8 1,698.9 1,571.1 11.6% 10.4% -7.53% -4.25%Jasa Sosial 98.9 97.7 103.5 119.8 0.7% 0.8% 15.82% 21.19%Lain-Lain 6,250.8 6,334.5 6,833.7 7,064.7 46.8% 46.7% 3.38% 13.02%
Pert. Tw3-09Keterangan
Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi
Perkembangan Perbankan Daerah
32
Peningkatan penyaluran kredit MKM pada triwulan laporan juga didukung oleh penyaluran
kredit usaha rakyat (KUR) di Kalimantan Timur yang pada triwulan laporan mencapai Rp 332
miliar dengan jumlah debitur sebanyak 35.857 debitur.
Menurut jenis penggunaan, lebih dari separoh kredit MKM disalurkan untuk usaha
produktif yang pangsanya mencapai 53,5%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi
masing-masing berjumlah Rp 6.222,2 miliar (pangsa 41,1%) dan Rp 1.875,0 miliar (pangsa
12,4%). Sementara sisanya sebesar Rp 7.042,5 miliar (pangsa 46,5%) merupakan kredit
konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan (qtq), kredit modal kerja tumbuh
paling tinggi yaitu sebesar 6,45%, diikuti kredit konsumsi yang meningkat 3,21%. Sedangkan
kredit investasi mengalami penurunan sebesar 2,68%.
Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor
utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,3%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 10,4%) dan
sektor konstruksi (pangsa 8,4%). Dilihat dari pertumbuhan triwulanannya (qtq), hampir semua
sektor mencatat pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor pertambangan
dan pertanian, masing-masing sebesar 28,28% dan 26,35%. Sedangkan, sektor jasa dunia
usaha merupakan satu-satunya sektor yang mengalami penurunan kredit (-7,53%).
Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan
menunjukkan kinerja yang menurun seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto
(gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,94% atau mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,74%.
Tabel 3.8
Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi
Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw3-09 +/- (Rp M) q-t-q Tw2-09 Tw3-09
NPLs Kredit UMKM 358.2 326.1 399.5 442.1 42.6 10.66% 2.74% 2.92% Jenis Penggunaan
Modal Kerja 162.1 164.6 195.2 219.7 24.5 12.53% 3.34% 3.53%Investasi 72.6 45.5 60.0 61.0 1.0 1.66% 3.12% 3.26%Konsumsi 123.5 116.0 144.3 161.4 17.1 11.88% 2.11% 2.29%
Sektor EkonomiPertanian 13.7 10.6 11.7 11.4 -0.2 -1.87% 2.82% 2.19%Pertambangan 5.0 3.3 6.5 6.4 -0.1 -1.51% 4.51% 3.46%Perindustrian 12.0 5.0 4.0 9.9 5.9 148.48% 2.15% 5.34%Listrik, Gas dan Air 0.0 0.2 - - 0.0 0.00% 0.00%Konstruksi 38.7 32.5 59.9 56.3 -3.5 -5.93% 5.29% 4.41%Perdagangan 108.1 92.9 121.2 125.0 3.8 3.12% 3.26% 3.26%Angkutan 5.9 5.3 3.9 8.3 4.4 114.76% 1.13% 2.36%Jasa Dunia Usaha 41.9 51.0 37.7 48.3 10.6 28.09% 2.22% 3.07%Jasa Sosial 7.4 7.0 7.1 10.8 3.7 52.75% 6.85% 9.03%Lain-Lain 125.4 118.4 147.7 165.7 18.0 12.19% 2.16% 2.35%
KeteranganNisbah NPLPert. Tw3-09Posisi (Rp miliar)
Dilihat dari jenis penggunaan kredit (tabel 3.9), persentase NPLs UMKM untuk kredit
modal kerja merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 3,53%, lebih tinggi dibanding persentase
NPLs triwulan sebelumnya yang sebesar 3,34%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk
kredit investasi dan konsumsi juga mengalami kenaikan masing-masing menjadi 3,26% dan
2,29%, atau lebih tinggi jika dibanding persentase NPLs triwulan sebelumnya sebesar 3,12% dan
2,11%. Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor jasa sosial
(9,03%) dan sektor perindustrian (5,34%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat
persentase NPLs di bawah 5%.
Perkembangan Perbankan Daerah
33
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1
a. Perkembangan Aset BPR
Jumlah aset BPR di wilayah Kalimantan Timur pada
triwulan III-2009 mengalami pertumbuhan sebesar
16,98% (y-o-y), dengan total nilai mencapai Rp 202,04
miliar. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar
18,95%. Sementara secara triwulanan aset BPR tumbuh
sebesar 5,32% (q-t-q) dibandingkan dengan jumlah aset
pada triwulan II-2009.
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR
Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di Kalimantan
Timur pada triwulan III-2009 ini mengalami
peningkatan sebesar 27,74% (y-o-y) dibandingkan
triwulan II-2008, dengan nilai Rp 129,46 miliar.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar
24,29%. Pertumbuhan DPK periode berjalan ini
dipengaruhi oleh peningkatan jumlah deposito sebesar
31,07% (y-o-y) menjadi Rp 79,19 miliar, dan
pertumbuhan tabungan yang mencapai 22,84% (y-o-y)
menjadi Rp 50,27 miliar.
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR
Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan laporan
mencapai Rp 147,03 miliar, atau mengalami
peningkatan sebesar 17,14% (y-o-y) dibandingkan
triwulan II-2008. Pertumbuhan ini lebih lambat
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2009
yang sebesar 21,87%. Peningkatan DPK periode
berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pada
setiap komponen kredit, yaitu modal kerja yang
tumbuh 4,39% (y-o-y) menjadi Rp 84,52 miliar;
investasi tumbuh 52,85% (y-o-y) menjadi Rp 14,22
miliar dan kredit konsumsi yang tumbuh sebesar
37,01% (y-o-y) menjadi Rp 48,29 miliar.
1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
Perkembangan Perbankan Daerah
34
Tabel 3.9. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur
(dalam juta rupiah)
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q-t-Q Y-o-YJumlah BPR 11 11 11 11 11 11 11Aset 143,155 161,276 172,714 182,727 184,786 191,841 202,043 5.32 16.98Kredit 94,943 117,144 125,516 136,050 137,695 142,763 147,030 2.99 17.14
Modal Kerja 59,157 73,120 80,966 86,113 82,183 82,675 84,519 2.23 4.39Investasi 6,951 8,632 9,301 12,727 13,116 14,198 14,217 0.13 52.85Konsumsi 28,836 35,391 35,248 37,209 42,396 45,890 48,294 5.24 37.01
DPK 86,408 93,546 101,344 104,923 114,939 116,265 129,460 11.35 27.74Deposito 48,714 54,247 60,423 61,081 67,147 69,410 79,194 14.10 31.07Tabungan 37,694 39,299 40,920 43,842 47,791 46,855 50,265 7.28 22.84LDR (%) 109.88 125.23 123.85 129.67 119.80 122.79 113.57 NPLs (%) 7.86 7.74 6.59 8.83 11.14 12.74 12.87
Sumber : Laporan bulanan BPR Kalimantan Timur, diolah kembali.
2008 2009Keterangan
Q III-2009
3.5. Asesmen Risiko Perbankan
3.5.1 Risiko Kredit
Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim masih kondusif
meskipun terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs)
pada jenis penggunaan kredit untuk modal kerja dan sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.
Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan
mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan III-2009 sebesar
2,69% atau sedikit lebih tinggi dibanding nisbah NPLs triwulan II-2009 sebesar 2,55% (Tabel
3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat meningkat sejumlah
Rp 67,3 miliar (11,88%) bila dibandingkan dengan posisi triwulan II-2009.
Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum
Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw3-09 Tw2-09 Tw3-09 +/- (Rp M) q-t-q
1-Lancar 17,986.9 18,868.7 19,816.1 20,429.2 89.06% 86.83% 613.2 3.09%
2-Dalam Perhatian Khusus 1,337.9 1,155.4 1,866.5 2,075.2 8.39% 8.82% 208.6 11.18%
3-Kurang lancar 86.5 64.9 87.6 98.7 0.39% 0.42% 11.2 12.76%
4-Diragukan 71.5 103.4 113.2 112.9 0.51% 0.48% -0.3 -0.27%
5-Macet 364.1 281.4 365.7 422.2 1.64% 1.79% 56.4 15.43%
NPLs (3+4+5) 522.1 449.7 566.5 633.8 2.55% 2.69% 67.3 11.88%
Total Kredit 19,846.9 20,473.8 22,249.1 23,528 100.00% 100.00% 1,278.8 5.75%
Pert. Tw3-09Sektor
Kolektibilitas (Rp M) Komposisi
Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah menghadapi risiko kredit yang relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit
bermasalah (NPLs) pada bank pemerintah yang tercatat 2,82%, atau lebih tinggi
dibandingkan dengan nisbah NPLs bank swasta sebesar 2,45%. Dilihat dari
perkembangannya, baik bank pemerintah maupun bank swasta mengalami peningkatan
nisbah NPLs dibanding triwulan sebelumnya (Tabel 3.11).
Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga
dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada
kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,37%.
Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing
sebesar 2,14% dan 2,20%. Dilihat dari perkembangannya, hanya kredit investasi yang
mengalami penurunan persentase NPLs sedangkan persentase NPLs kredit modal kerja dan
konsumsi pada triwulan laporan tercatat lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya.
Perkembangan Perbankan Daerah
35
Tabel 3.11. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum
Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 TW3-09 +/- (Rp M) q-t-q Tw2-09 Tw3-09
Kelompok BankBank Pemerintah 383.07 280.67 377.64 434.32 56.68 15.0% 2.62 2.82 Bank Swasta 139.08 169.01 188.82 199.46 10.63 5.6% 2.41 2.45
Jenis PenggunaanModal Kerja 218.78 255.09 300.92 345.64 44.72 14.9% 3.08 3.37 Investasi 179.88 78.59 121.28 126.73 5.45 4.5% 2.20 2.14 Konsumsi 123.48 116.00 144.26 161.41 17.14 11.9% 2.07 2.20
Sektor EkonomiPertanian 24.22 21.04 11.67 11.47 -0.19 -1.7% 1.15 1.09 Pertambangan 5.02 15.92 37.02 36.69 -0.33 -0.9% 4.82 3.99 Perindustrian 20.63 4.96 3.99 9.92 5.93 148.5% 0.54 1.22 Listrik, Gas & Air 0.02 0.20 - - - - Konstruksi 144.49 82.30 145.97 162.49 16.52 11.3% 4.80 5.00 Perdagangan 133.87 114.44 136.63 140.19 3.56 2.6% 2.71 2.68 Angkutan 5.91 5.32 8.87 13.29 4.42 49.9% 0.88 1.29 Jasa Dunia Usaha 49.64 74.79 62.33 78.01 15.68 25.2% 1.87 2.23 Jasa Sosial 12.92 12.30 12.26 16.00 3.74 30.5% 4.58 5.86 Lain-Lain 125.42 118.41 147.73 165.74 18.01 12.2% 2.11 2.25
522.14 449.68 566.46 633.78 67.32 11.9% 2.55 2.69
Keterangan
Total
Pert. Tw3-09Nominal NPL (Rp M) Nisbah NPL (%)
Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar sektor ekonomi mencatat nisbah NPLs
yang relatif rendah (dibawah 5%) kecuali nisbah jasa sosial dan jasa konstruksi dengan
persentase NPLs masing-masing sebesar 5,86% dan 5,00%.
3.5.2 Risiko Likuiditas
Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang
dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan
simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan.
Kondisi likuiditas perbankan Kaltim selama triwulan laporan cukup terkendali
meskipun sedikit mengetat. Ketahanan likuiditas perbankan Kaltim yang tercermin dari rasio
antara jumlah alat likuid terhadap jumlah non-core deposit (NCD) tercatat sebesar 79,50%
atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 88,14%. Penurunan ini berasal
79.50
88.1489.6397.30104.55
84.1393.71
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
T1-08T2-08T3-08T4-08T1-09T2-09T3-09
(Rp
trili
un)
0
20
40
60
80
100
120
(%)
Alat Likuid NCD Alat Likuid/NCD
Grafik 3.10. Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim
11.3
2.6
2.2
11.6
3.9
2.6
24.8
11.2
4.1
1.2
24.4
8.8
5.2
2.1
21.6
10.1
4.1
3.6
23.324.2
0 5 10 15 20 25 30
Perorangan
Pemda
Perus. Swasta
Lainnya
DPK (Rp m iliar )
Tw3-09
Tw2-09
Tw1-09
Tw4-08
Tw3-08
Grafik 3.11.
Struktur Kepemilikan Simpanan
Perkembangan Perbankan Daerah
36
dari lebih besarnya peningkatan kewajiban jangka pendek dibanding peningkatan alat likuid
(Grafik 3.10).
Dari segi struktur kepemilikan diketahui bahwa 62,6% simpanan di bank umum pada
triwulan laporan merupakan milik perorangan, yakni mencapai Rp 23.296 miliar. Selanjutnya
dana milik pemerintah daerah tercatat Rp 11.264 miliar dengan pangsa 30,3% dan dana
milik perusahaan swasta sebesar Rp 2.612 miliar dengan pangsa 7,03% (Grafik 3.11).
Tabel 3.12
Struktur Jangka Waktu DPK
Tw2-09 Tw3-09 Tw2-09 Tw3-09
Jangka pendek
Giro 13,126 12,575 31.0% 29.3%
Tabungan 15,316 16,069 36.2% 37.4%
Simpanan berjangka s.d 3 bulan 11,495 11,823 27.1% 27.5%
Total DPK s.d 3 bulan 39,937 40,468 94.3% 94.2% Jangka menengah panjang
Total DPK > 3 bulan 2,409 2,480 5.7% 5.8%42,346 42,948 100.0% 100.0%Total DPK
KeteranganPosisi nominal (miliar
Rp)Komposisi
Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada
simpanan jangka pendek dengan pangsa 94,2% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang
didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara
tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar.
3.5.3 Risiko Pasar
Berdasarkan analisis grafis yang
menghubungkan antara suku bunga kredit
dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-
2006 s.d triwulan III-2009 (Grafik 3.12),
terlihat pergerakan yang acak antara nisbah
NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini
didukung oleh hasil penghitungan koefisien
korelasi2
kedua variabel tersebut yang
hanya 0,47. Oleh karenanya dapat dikatakan
bahwa persentase NPLs tidak sensitif
terhadap perubahan tingkat bunga kredit.
2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah
10.011.012.013.014.015.016.017.018.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2006 2007 2008 2009
(%)
0.01.02.03.04.05.06.07.08.0
(%)
Bunga Kredit (sumbu kiri) Gross NPLs (sumbu kanan)
Grafik 3.12.
Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs
BAB IV KEUANGAN DAERAH
4.1 Gambaran Umum
Realisasi penggunaan APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 sampai dengan Semester I-
2009 masih cukup rendah. Realisasi komponen pendapatan baru mencapai 41.00% dari total
keseluruhan pendapatan APBD 2009, sementara pencapaian realisasi komponen belanja lebih rendah
lagi yaitu 27.41% dari total keseluruhan belanja APBD 2009.
Pada komponen pendapatan, rendahnya realisasi dipengaruhi oleh masih rendahnya realisasi
komponen dana perimbangan yang memiliki pangsa terbesar sebagai pembentuk komponen
pendapatan yang dipengaruhi oleh rendahnya realisasi penerimaan yang berasal dari dana bagi hasill
bukan pajak (sumber daya alam). Sementara pada sisi belanja, dipengaruhi oleh rendahnya realisasi
komponen belanja operasi sebagai pangsa terbesar pembentuk komponen belanja yang disebabkan
oleh relatif rendahnya realisasi belanja dan belanja bantuan keuangan.
Keuangan Daerah
36
4.2 Pendapatan
Realisasi komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur tahun 2009 hingga Semester I
mencapai 41% atau mencapai Rp 2.054,7 milyar dari Rp 5.011,28 milyiar. Pencapaian prosentase
realisasi ini mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2008
yaitu 38,86% atau mencapai Rp 1.587,7 milyar dari Rp 4.085,9 milyar. Realisasi pada Semester I tahun
2009 berasal dari realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 57,06%, diikuti oleh realisasi Dana
Perimbangan sebesar 36,46% dan komponen Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 1,12%.
Berdasarkan jenisnya, realisasi komponen PAD yang memiliki share 31,70% terhadap total
pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009 disumbangkan oleh realisasi pendapatan pajak daerah
sebesar 53,51% (Rp 655,90 milyar), pendapatan retribusi daerah sebesar 1,08% (Rp 1,67 milyar),
pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 123,54% (Rp 109,64 milyar)
dan realisasi lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 116,68% (Rp 113,12 milyar).
Sedangkan realisasi komponen dana perimbangan sebagai komponen terbesar dengan share 62,69%
terhadap total pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009, disumbangkan oleh realisasi dana bagi hasil
pajak sebesar 24,71% (Rp 119,63 milyar), dana bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam) sebesar
39,09% (Rp 1.014,088 milyar) dan realisasi dana alokasi umum (DAU) sebesar 16.51% (Rp 10,42
milyar). Sementara realisasi komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah yang memiliki share yang
kecil terhadap total pemdapatan, berasal dari realisasi pendapatan hibah sebesar 1,12% (Rp 3,16
milyar). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I Tahun 2009
(Rp Milyar) (%)PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,588.51 906.33 57.06%Pendapatan Pajak Daerah 1,225.85 655.90 53.51%Pendapatan Retribusi Daerah 154.68 1.67 1.08%Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 88.75 109.64 123.54%Lain-lain PAD yang Sah 119.23 139.12 116.68%
PENDAPATAN TRANSFER 3,141.57 1,145.28 36.46%Dana Perimbangan 3,141.57 1,145.28 36.46%Dana Bagi Hasil Pajak 484.11 119.63 24.71%Dana Bagi Hasil Pajak (SDA) 2,594.35 1,014.09 39.09%Dana Alokasi Umum 63.11 10.42 16.51%Dana Alokasi Khusus 0.00 1.14
LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH 281.20 3.16 1.12%Pendapatan Hibah 281.20 3.16 1.12%
Uraian Jumlah Anggaran (Rp Milyar)
Realisasi Semester I Tahun 2009
4.3 Belanja
Realisasi komponen Belanja APBD Kalimantan Timur tahun 2009 hingga semester 1 mencapai
27,14% atau sebesar Rp 1.473,52 milyar dari total keseluruhan belanja yang dianggaran sebesar Rp
5.429,28 milyar. Pencapaian prosentase realisasi ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2008 mencapai 35,84% atau sebesar Rp 1.817,7 milyar dari Rp 5.071,3
milyar. Realisasi belanja pada semester I tahun 2009 berasal dari realisasi komponen belanja operasi
sebesar 23,07% atau Rp 729, 04 milyar, komponen belanja modal dengan realisasi sebesar 26,4% atau
Rp 456,84 milyar dan realisasi transfer bagi hasil ke kabupaten/kota/desa sebesar 53,93% atau sebesar
Rp 287,62 milyar.
Keuangan Daerah
37
Berdasarkan jenisnya, realisasi pada komponen belanja operasi dipengaruhi masing-masing
oleh realisasi komponen belanja pegawai sebesar 32,28% (Rp 279,17 milyar), realisasi komponen
belanja barang sebesar 17,27% (Rp 138,47 milyar), belanja hibah dengan realisasi sebesar 7,06% (Rp
20,79 milyar), realisasi belanja bantuan sosial sebesar 6,03% (Rp 9,442 milyar), dan belanja bantuan
keuangan sebesar 26,96% (Rp 281,18 milyar). Sementara realisasi komponen belanja modal
dipengaruhi oleh realisasi komponen belanja tanah sebesar 7,55% (Rp 7,34 milyar), komponen belanja
peralatan dan mesin sebesar 11,62% (Rp 18,1 milyar), komponen belanja gedung dan bangunan
sebesar 26,75% (Rp 155,7 milyar), komponen belanja jalan, irigasi dan jaringan sebesar 31,36% (Rp
260,51 milyar) dan realisasi komponen belanja aset tetap lainnya sebesar 0,49% (Rp 0,39 milyar).
Sedangkan transfer bagi hasil ke kabupaten/kota telah terealisasi sebesar 53,93% (Rp 287,62 milyar).
Apabila dilihat realisasi komponen belanja modal dari lima SKPD yang memiliki share belanja
modal terbesar terhadap total belanja modal APBD Kalimantan Timur Tahun 2009, Dinas Pekerjaan
Umum dan RSUD AW Syahranie Samarinda merupakan SKPD yang memiliki realisasi belanja modal
terbesar masing-masing sebesar 31,37% dan 79,85%. Pada Dinas Pekerjaan Umum pencapaian
realisasi tersebut disumbangkan oleh jenis belanja perlatan dan mesin (41%) dan belanja jalan, irigasi
dan jaringan (36%). Sedangkan pemcapaian belanja modal RSUD AW Syahranie disumbangkan oleh
realisasi belanja bangunan dan gedung yang cukup tinggi yaitu sebesar 85%. Sementara itu tiga SKPD
lainnya yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan dan RSUD Tarakan memiliki pencapaian realisasi
belanja modal yang sangat kecil yaitu masing-masing sebesar 8,97%, 2,52% dan 6,08%.
Tabel 4.2 Realisai Belanja Modal Lima SKPD dengan Share Belanja Modal Tertinggi
APBD Kaltim Tahun 2009
(Rp Milyar) (%)Dinas Pekerjaan Umum 896.77 281.36 31.37%Dinas Pendidikan 111.99 10.05 8.97%Dinas Perhubungan 152.28 3.84 2.52%RSUD A Wahab Syahranie Samarinda 119.29 95.25 79.85%RSUD Tarakan 104.30 6.35 6.08%
Belanja ModalRealisasi Semester I 2009Jumlah Anggaran
(Rp Milyar)
41
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
5.1. Gambaran Umum
Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009
menunjukkan realita yang seragam, baik sistem pembayaran secara tunai maupun non tunai.
Sistem pembayaran tunai dilihat dari perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah uang
kartal yang masuk dan keluar dari kas bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, yang
menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini berpengaruh pula pada perkembangan uang kartal yang masuk dalam kategori PTTB.
Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari
perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, juga menunjukkan
perkembangan yang sama dengan sistem pembayaran tunai, yaitu mengalami kontraksi.
Menurunnya transaksi keuangan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, dipengaruhi oleh
kondisi perekonomian yang kurang baik bila dibandingkan dengan kondisi pada triwulan yang
sama tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan ekonomi global akibat adanya krisis
finansial global.
5.2. Perkembangan Transaksi Tunai
5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal
Transaksi tunai antara perbankan di
Kalimantan Timur dengan Kantor Bank
Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada
triwulan III-2009 mencapai Rp 1.816 miliar
atau mengalami kontraksi sebesar -41,85%
dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya. Kontraksi ini lebih besar
dibandingkan kontraksi pada triwulan II-
2009 yang sebesar -4,83% (grafik 5.1).
Namun demikian, bila dibandingkan
triwulan sebelumnya, perkembangan transaksi tunai di Kalimantan Timur mengalami
pertumbuhan sebesar 0,28% (q-t-q).
Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar
dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 1.624 miliar. Jumlah ini
mengalami penurunan sebesar -44,64% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama
tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari
perbankan mencapai Rp 192 miliar atau naik sebesar 1,61% (y-o-y). Secara keseluruhan,
pada triwulan III-2009 ini, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang masuk
lebih kecil dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp 1.432,26 miliar.
Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan
Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu
BBBAAABBB
VVV
Perkembangan Sistem Pembayaran
42
uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia
sudah tidak layak untuk menjadi alat
pembayaran, misalnya mengalami kelusuhan
dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis
uang yang termasuk dalam UTLE tersebut
kemudian masuk dalam klasifikasi untuk
dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB).
Jumlah uang yang termasuk dalam kategori
PTTB ini pada triwulan III-2009 mencapai Rp 118 miliar atau mengalami penurunan sebesar -
25,47% (y-o-y) dibandingkan triwulan II-2008 (grafik 5.2). Sedangkan secara triwulanan,
jumlah PTTB ini mengalami peningkatan sebesar 25,12% (y-o-y).
Menurunnya jumlah uang kartal yang termasuk dalam PTTB pada periode triwulan III-
2009 ini dipengaruhi juga oleh menurunnya volume peredaran uang kartal di wialyah
Kalimantan Timur pada periode berjalan ini.
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai
5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring
Transaksi kliring di wilayah
Kalimantan Timur pada triwulan III-2009
mengalami kontraksi dibandingkan
dengan triwulan yang sama tahun
sebelumnya (grafik 5.3). Jumlah transaksi
kliring triwulan III-2009 mencapai Rp
4.719 miliar atau berkontraksi sebesar -
8,35% (y-o-y); dengan jumlah volume
transaksi sebesar 158.000 transaksi.
Sementara dibandingkan dengan periode
triwulan II-2009, transaksi kliring juga
mengalami kontraksi, yaitu sebesar -
0,41% (q-t-q). Kontraksi ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang masih relatif belum
pulih dari tekanan krisis finansial global, sehingga transaksi keuangan pada periode berjalan
tidak setinggi periode yang sama tahun sebelumnya.
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS
Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan III-2009
mencapai Rp 35.194 miliar, atau mengalami kontraksi sebesar -3,48% (y-o-y) dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontraksi yang terjadi pada transaksi RTGS
periode berjalan ini dipengaruhi oleh kontraksi yang terjadi pada transaksi RTGS yang masuk
ke Kalimantan Timur yaitu sebesar -11,00% (y-o-y), sementara transaksi RTGS yang keluar
dari Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan sebesar 5,78% (y-o-y).
Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan III-2009 mengalami peningkatan
sebesar 3,01% (q-t-q) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan II-2009 yang sebesar
Rp 34.165 miliar. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi RTGS yang
Perkembangan Sistem Pembayaran
43
keluar dari Kalimantan Timur, yang tumbuh sebesar 7,87% (q-t-q), sedangkan transaksi
RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur mengalami kontraksi sebesar -1,28% (q-t-q).
Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar)
Transaksi RTGS 2008 2009 Q III-2009
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q-t-Q Y-o-Y
Keluar Kaltim
Jumlah 28,145 14,320 16,340 17,746 14,077 16,024 17,285 7.87 5.78
Volume 16,243 17,476 20,648 20,163 17,024 18,579 20,127 8.33 -2.52
Masuk Ke Kaltim
Jumlah 20,863 15,409 20,123 21,686 14,678 18,141 17,908 -1.28 -11.00
Volume 22,142 23,940 28,501 30,181 26,740 29,762 31,035 4.28 8.89
Total
Jumlah 49,008 29,729 36,463 39,431 28,755 34,165 35,194 3.01 -3.48
Volume 38,385 41,416 49,149 50,344 43,764 48,341 51,162 5.84 4.10
Sumber : Bank Indonesia
Berdasarkan lokasi Kantor Bank
Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, transaksi
RTGS di wilayah kerja KBI Samarinda pada
periode berjalan ini mencapai Rp 26.288,71
miliar dengan volume transaksi sebesar 31.490
transaksi. Jumlah transaksi RTGS di KBI
Samarinda mengalami kontraksi sebesar -
0,94% (y-o-y) dibandingkan dengan periode
yang sama tahun sebelumnya. Sementara
transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar
Rp 8.904,8 miliar atau menurun sebesar -10,26% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya.
44
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
6.1 Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Timur
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur
pencapaian pembangunan manusia di suatu wilayah dengan mendasarkan pada beberapa komponen
dasar kualitas hidup yang mencakup:
1. Angka harapan hidup, yang menggambarkan perkiraan rata-rata banyaknya tahun yang
dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup.
2. Tingkat pendidikan, yang menggambarkan tingkat melek huruf dan rata-rata lama
sekolah.
3. Standar hidup layak yang diukur dari paritas daya beli (Purchasing Power Parity), yang
dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita berdasarkan hasil survei SUSENAS
yang dilakukan oleh BPS.
IPM Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2008 mencapai 74,52; lebih baik dibandingkan
tahun 2007 yang sebesar 73,77. Meningkatnya IPM Prov. Kalimantan Timur ini dipengaruhi oleh
meningkatnya komponen-komponen dasar kualitas hidup, kecuali komponen rata-rata lama sekolah
yang tetap pada level 8,80. Komponen angka harapan hidup di Kalimantan Timur pada tahun 2008
adalah 70,80 tahun, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 yang 70,60 tahun. Komponen angka
melek huruf pada tahun 2008 sebesar 96,36 persen, meningkat dari 95,70 persen. Sementara
pengeluaran per kapita disesuaikan pada tahun 2008 sebesar 634,52 meningkat dari 628,10 pada
tahun 2007.
Seperti halnya Prov. Kalimantan Timur, IPM kabupaten/kota di Kalimantan Timur secara umum
juga mengalami peningkatan. IPM tertinggi dicapai oleh Kota Balikpapan, yaitu sebesar 77,31; diikuti
oleh Kota Samarinda (76,12), Kota Bontang (76,08) dan Kota Tarakan (75,92). IPM terendah dicapai
oleh Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar 70,68. Kabupaten ini merupakan kabupaten pemekaran
baru.
Tabel 6.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Kalimantan Timur
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2008
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008Kalimantan Timur 70.60 70.80 95.70 96.36 8.80 8.80 628.10 634.52 73.77 74.52 Pasir 72.06 72.39 94.61 94.61 7.38 7.61 620.52 625.82 72.70 73.46 Kutai Barat 69.70 69.89 95.49 95.49 7.75 7.75 621.50 623.05 71.93 72.16 Kutai Kartanegara 67.68 67.76 96.41 96.41 8.30 8.30 622.85 628.71 71.53 72.03 Kutai Timur 68.08 68.25 95.48 95.48 7.57 7.61 615.71 619.00 70.46 70.84 Berau 69.16 69.41 94.82 95.48 7.83 7.86 628.90 633.12 72.12 72.75 Malinau 68.01 68.11 92.33 92.33 7.61 7.61 640.82 641.32 71.68 71.78 Bulungan 72.52 72.55 93.58 95.50 7.58 7.72 626.40 631.82 73.33 74.30 Nunukan 70.84 71.07 93.30 93.30 7.40 7.40 626.00 633.26 72.17 72.86 Penajam Paser Utara 71.04 71.18 93.80 94.46 7.53 7.57 619.55 625.27 72.00 72.69 Tana Tidung - 72.58 - 88.00 - 7.00 - 613.17 - 70.68 Balikpapan 71.52 71.73 97.98 98.32 10.03 10.03 640.00 646.41 76.62 77.31 Samarinda 70.61 70.81 96.95 97.23 9.73 9.73 639.50 643.80 75.62 76.12 Tarakan 71.19 71.37 97.89 97.89 9.13 9.30 634.21 639.38 75.30 75.92 Bontang 71.89 72.11 98.10 98.34 9.90 9.97 625.25 628.37 75.61 76.08 Sumber: BPS Kalimantan Timur
Angka MelekHuruf (persen)
Angka HarapanHidup (tahun)Provinsi/Kab/Kota
IPMPengeluaran
per kapita disesuaikanRata-rata lamasekolah (tahun)
BBBAAABBB
VVVIII
45
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2009
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan
IV-2009 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan
yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan
berkisar antara 1% s.d. 2% (y-o-y). Salah satu
indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif
tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK)
yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan
Oktober 2009 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu
sebesar 136,83. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-
komponen IEK yang seluruhnya berada di atas level optimis (Grafik 7.1). Faktor yang diperkirakan
menjadi pendorong perekonomian di triwulan IV-2009 adalah pola konsumsi musiman, yaitu dengan
adanya Hari Raya Idul Adha, Natal dan perayaan pergantian
tahun, yang akan mendorong permintaan masyarakat akan
barang dan jasa. Indikator lainnya yang dapat
menggambarkan potensi meningkatnya permintaan
masyarakat adalah Indeks Ketepatan Membeli Barang Tahan
Lama yang pada bulan Oktober 2009 berada pada level
102,5. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen berencana
meningkatkan pengeluarannya pada periode mendatang
(Grafik 7.2).
Dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU),
para pelaku bisnis masih memiliki optimisme yang baik
terhadap kondisi perekonomian di triwulan IV-2009. Hal ini
terlihat dari ekspektasi situasi bisnis yang masih berada
dalam teritori positif (Grafik 7.3). Faktor yang diperkirakan
menjadi penunjang adalah laju inflasi yang relatif terkendali,
nilai tukar rupiah yang relatif stabil dan pemulihan situasi
ekonomi paska krisis finansial global.
Isu-isu strategis yang diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di
masa yang akan datang, antara lain:
• El Nino berpotensi mengancam Produksi Beras di Kalimantan Timur
El Nino atau musim kering yang diperkirakan terjadi mulai bulan September 2008 hingga April
2010, mengancam produksi padi di Kalimantan Timur (Kaltim) yang ditargetkan sebesar 650.000
ton padi, yang dihasilkan dari 170.000 hektar lahan pertanian. Berdasarkan informasi dari Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur, jumlah sawah yang terkena dampak El Nino
di Kaltim diperkirakan berkisar antara 15.000 ha s.d. 20.000 ha. Namun demikian, areal yang
diperkirakan terkena Puso hanya sebesar 20% atau berkisar antara 3.000 ha hingga 4.000 ha;
BBBAAABBB
VVVIIIIII
Prospek perekonomian Daerah
46
sehingga diperkirakan Kaltim hanya kehilangan sebesar 11.400 ton hingga 15.200 ton padi akibat
El Nino.
Sementara itu berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah
hujan di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi serta Maluku umumnya masih normal dan
diatas normal. Untuk wilayah Kalimantan Timur, curah hujan diatas normal terjadi di sebagian
Kaltim bagian Timur; sedangkan curah hujan normal terjadi di sebagian Kaltim bagian Timur dan
Kaltim bagian Tengah.
• PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berencana membangun Proyek Kaltim 5
PKT telah menandatangani nota kesepakatan antara PKT dengan Bank Mandiri yang ditunjuk
sebagai pengatur (arranger) dalam kredit sindikasi kepada PKT untuk membangun Proyek Kaltim 5
dengan kapasitas 2.500 metrik ton per hari (mtpd) amoniak dan 3.500 mtpd urea di Bontang,
Kaltim. Proyek ini bernilai investasi sebesar USD 700 juta atau sekitar Rp 7 triliun, dengan
komposisi 40% dalam Rupiah dan 60% dalam USD.
PKT saat ini merupakan produsen pupuk terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi urea
sebesar 2,98 juta ton per tahun, amoniak sebesar 1,85 juta ton amoniak. Hingga Juli 2009, PKT
telah memproduksi 1,783 juta ton urea dan 1,133 juta ton amoniak.
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi
Tekanan terhadap laju perkembangan
harga barang dan jasa pada triwulan IV-2009
diperkirakan akan masih cukup tinggi, namun tidak
sebesar tekanan pada triwulan III-2009. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya peningkatan konsumsi
masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya pola
konsumsi musiman, yaitu dengan adanya perayaan
Idul Adha, Natal dan pergantian tahun. Selain itu
juga dipengaruhi meningkatnya ekspektasi
penghasilan masyarakat, yang terlihat dari indeks ekspektasi penghasilan pada bulan Oktober 2009
yang sebesar 163, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan September 2009 sebesar 156,5. Sedangkan
indeks ekspektasi tabungan pada periode yang sama sebesar 153, sedikit lebih tinggi dibandingkan
dengan bulan September 2009 yang sebesar 151,5 (Grafik 7.4). Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat masih memiliki kecenderungan untuk meningkatkan konsumsinya, dibandingkan dengan
meningkatkan jumlah simpanan. Hal ini didukung pula dengan meningkatnya indeks ketepatan waktu
untuk membeli barang tahan lama (Gafik 7.2).
Sementara itu juga, indeks yang mengukur
perubahan harga umum 3 bulan yang akan datang dari
hasil SK bulan Oktober 2009 berada pada level 173,5;
lebih tinggi dibandingkan posisi bulan September 2009
yang sebesar 163 (Grafik 7.5) Hal ini menunjukkan
bahwa pada triwulan IV-2009, harga-harga berpotensi
untuk mengalami kenaikan.
Q III Q IV Q I Q II Q III*MAKRO EKONOMIIndeks Harga Konsumen (IHK) 116.35 116.63 117.54 118.13 120.88
Kota Samarinda 116.93 116.86 118.60 119.10 121.25 Kota Balikpapan 113.98 114.43 114.46 114.81 117.74 Kota Tarakan 121.55 122.55 123.20 124.85 129.25
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) 13.99 13.06 9.39 4.91 3.9Kota Samarinda 14.37 12.69 10.52 4.87 3.69 Kota Balikpapan 11.42 11.30 7.29 3.77 3.30 Kota Tarakan 20.68 19.85 11.69 8.40 6.33
PDRB - harga konstan (miliar Rp) 25,949.64 25,811.47 25,224.95 25,542.15 26,071.40 Pertanian 1,728.87 1,511.26 1,702.39 1,656.06 1,672.80 Pertambangan & Penggalian 10,184.14 10,429.62 9,817.48 9,950.89 9,957.01 Industri Pengolahan 8,231.40 8,010.76 7,712.68 7,808.72 8,322.83 Listrik, gas dan air bersih 80.24 80.35 81.79 83.75 77.60 Bangunan 907.53 913.97 927.59 962.56 930.19 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,162.06 2,190.87 2,243.81 2,279.90 2,309.19 Pengangkutan dan Komunikasi 1,375.70 1,382.01 1,433.89 1,468.38 1,472.96 Keuangan, Persewaan dan Jasa 764.74 767.97 779.90 798.76 805.44 Jasa 514.97 524.68 525.42 533.12 523.38
Pertumbuhan PDRB (y-o-y,%) 4.58 1.44 (1.44) (1.06) 0.47 Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 2,420.98 2,588.11 1,823.66 2,534.65 1,558.56 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 29,504 33,651 25,289 35,229 24,570 Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 370.31 693.46 1,268.89 500.30 393.39 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 115.06 154.17 157.03 135.06 103.45
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR2008 2009
Q III Q IV Q I Q II Q III*PERBANKANBank Umum:Total Aset (Rp triliun) 51.44 54.53 53.70 54.90 55.68 DPK (Rp triliun) 39.35 41.52 41.37 42.35 42.95
Tabungan (Rp triliun) 14.47 15.52 14.92 15.32 16.07 Giro (Rp triliun) 13.53 12.92 12.60 13.13 12.58 Deposito (Rp triliun) 11.34 13.08 13.85 13.90 14.30
Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek 29.75 29.83 30.15 30.77 34.16 Modal Kerja 14.26 12.85 12.29 13.96 15.65 Konsumsi 6.31 6.49 6.59 6.71 7.37 Investasi 9.18 10.49 10.23 10.11 11.15 LDR 75.59% 71.85% 72.88% 72.66% 79.54%
Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 19.85 20.47 21.01 22.25 23.51 Modal Kerja 8.71 8.96 9.02 9.77 10.25 Konsumsi 6.33 6.48 6.66 6.98 7.34 Investasi 4.80 5.03 5.32 5.50 5.92 LDR 50.43% 49.31% 50.79% 52.54% 54.74%
Kredit UMKM (Rp triliun)Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 3.50 3.52 3.69 3.82 3.93
Kredit Modal Kerja 0.44 0.42 0.44 0.49 0.58
Kredit Investasi 0.10 0.10 0.11 0.12 0.12 Kredit Konsumsi 2.95 3.00 3.14 3.21 3.22
Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ≤ Rp 500 juta) (Rp triliun) 4.21 4.25 4.34 4.71 5.09 Kredit Modal Kerja 1.42 1.39 1.36 1.46 1.55 Kredit Investasi 0.42 0.46 0.52 0.55 0.57 Kredit Konsumsi 2.37 2.40 2.45 2.69 2.96
Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ≤ Rp 5 miliar) (Rp triliun) 5.70 5.80 5.73 6.07 6.30 Kredit Modal Kerja 3.56 3.65 3.58 3.90 4.04 Kredit Investasi 1.23 1.24 1.26 1.26 1.33 Kredit Konsumsi 0.91 0.92 0.90 0.92 0.94
Total Kredit MKM (Rp triliun) 13.42 13.57 13.76 14.60 15.32 NPL MKM gross (%) 2.67 2.40 3.06 2.74 3.04
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR2008 2009
Q III Q IV Q I Q II Q III*PERBANKANBPR:Total Aset (Rp miliar) 172.71 182.73 184.79 191.84 202.04 DPK (Rp miliar) 101.34 104.92 114.94 116.27 129.46
Tabungan 40.92 43.84 47.79 46.85 50.27 Giro - - - - - Deposito 60.42 61.08 67.15 69.41 79.19
Kredit (Rp miliar) 125.52 136.05 137.69 142.76 147.03 Modal Kerja 80.97 86.11 82.18 82.68 84.52 Konsumsi 35.25 37.21 42.40 45.89 48.29 Investasi 9.30 12.73 13.12 14.20 14.22
Kredit UMKM (Rp miliar) 125.52 136.05 137.69 142.76 147.03 Rasio NPL Gross (%) 6.59 8.83 11.14 12.74 12.87 LDR 123.85% 129.67% 119.80% 122.79% 113.57%SISTEM PEMBAYARANPosisi Kas Gabungan (Rp triliun) 3.12 3.43 2.14 1.81 2.88 Inflow (Rp triliun) 0.19 0.86 1.12 0.23 0.27 Outflow (Rp triliun) 2.93 2.57 1.02 1.58 2.61 Pemusnahan Uang (Rp miliar) 158.32 194.35 51.67 94.31 118.00 Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) 36.46 39.43 28.75 34.16 35.19 Volume Transaksi RTGS (transaksi) 49,149 50,344 43,764 48,341 51,162 Rata-rata harian nominal transaksi RTGS 1.82 1.97 1.44 1.71 1.76 Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) 2,457 2,517 2,188 2,417 2,558 Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 0.58 0.60 0.47 0.51 0.35 Volume Kliring Kredit (transaksi) 50,120 47,198 43,756 44,734 31,524 Rata-rata harian Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 0.03 0.03 0.02 0.03 0.02 Rata-rata harian Volume Kliring Kredit (transaksi) 2,506 2,360 2,188 2,237 1,576 Nominall Kliring Debet (Rp triliun) 4.78 4.67 4.26 4.56 4.56 Volume Kliring Debet (transaksi) 192,414 181,856 185,374 191,834 131,839 Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) 0.24 0.23 0.21 0.23 0.23 Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) 9,621 9,093 9,269 9,592 6,592 Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) 0.12 0.13 0.13 0.19 0.11 Volume Kliring Pengembalian 3,073 3,341 3,805 4,446 3,218 Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian 0.006 0.007 0.007 0.010 0.005 Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian 154 167 190 222 161 Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.09 0.08 0.10 0.14 0.08 Volume Tolakan Cek/BG Kosong 2,111 2,380 2,744 3,314 2,372 Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.004 0.004 0.005 0.007 0.004 Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 106 119 137 166 119
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR2008 2009
Sumber: Bank Indonesia, BPS Kalimantan Timur
Keterangan: Q III-09, PDRB Kaltim (perkiraan Bank Indonesia Samarinda), Kredit Lokasi Proyek (Agustus 2009)