kajian ekonomi & keuangan regional - bi.go.id · grafik 1.25 jumlah tamu dan hunian kamar ......

87
KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan III - 2014

Upload: haphuc

Post on 29-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2014

Page 2: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

ii

KKKAAATTTAAA PPPEEENNNGGGAAANNNTTTAAARRR

Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia, Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur di daerah memiliki peran yang sangat

penting dalam memberikan kontribusi secara optimal dalam proses formulasi

kebijakan moneter. Secara triwulanan KPw BI Provinsi NTT melakukan pengkajian

dan penelitian terhadap perkembangan perekonomian daerah sebagai masukan

kepada Kantor Pusat Bank Indonesia dalam kaitan perumusan kebijakan moneter

tersebut. Selain itu kajian/analisis ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi eksternal stakeholder setempat, yaitu Pemda,

DPRD, akademisi, serta masyarakat lainnya.

Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Nusa Tenggara Timur ini mencakup

Makro Ekonomi Regional, Perkembangan Inflasi, Perkembangan Perbankan dan

Sistem Pembayaran, serta Prospek Perekonomian Daerah pada periode mendatang.

Dalam menyusun kajian ini digunakan data yang berasal dari internal Bank Indonesia

maupun dari eksternal, dalam hal ini dinas/instansi terkait.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kajian ini masih terdapat

kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari semua pihak untuk

meningkatkan kualitas isi dan penyajian laporan. Akhirnya kami mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam bentuk

penyampaian data maupun dalam bentuk saran, kritik, dan masukan sehingga kajian

ini dapat diselesaikan. Kami mengharapkan kerjasama yang telah terjalin dengan

baik selama ini, kiranya dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.

Kupang, November 2014

Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Naek Tigor Sinaga

Deputi Direktur

Page 3: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

iii

DDDAAAFFFTTTAAARRR IIISSSIII

Halaman Judul ------------------------------------------------------------------------------- i

Kata Pengantar ------------------------------------------------------------------------------ ii

Daftar Isi --------------------------------------------------------------------------------------- iii

Daftar Grafik -------------------------------------------------------------------------------- v

Daftar Tabel --------------------------------------------------------------------------------- vii

Ringkasan Umum --------------------------------------------------------------------------- x

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Provinsi Nusa Tenggara Timur ----------------- xiv

BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1 Kondisi Umum ------------------------------------------------------------------------- 1

1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan ---------------------------------------- 2

1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Sektoral --------------------------------------------- 7

BOKS 1. DAYA TARIK INVESTASI DI NTT --------------------------------------------- 15

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI

2.1 Kondisi Umum ------------------------------------------------------------------------- 19

2.2 Perkembangan Inflasi NTT ----------------------------------------------------------- 21

2.3 Disagregasi Inflasi ---------------------------------------------------------------------- 24

2.4 Inflasi NTT Berdasarkan Kota -------------------------------------------------------- 26

2.4.1 Inflasi Kota Kupang ------------------------------------------------------------ 26

2.4.2 Inflasi Kota Maumere --------------------------------------------------------- 28

BOKS 2. PENGUATAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

DALAM PENANGGULANGAN INFLASI ------------------------------------- 30

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

3.1 Kondisi Umum ------------------------------------------------------------------------- 33

3.2 Perkembangan Bank Umum -------------------------------------------------------- 35

3.2.1 Intermediasi Perbankan ------------------------------------------------------- 35

3.2.2 Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) --------------------- 40

3.2.3 Kinerja Perbankan Umum Berdasarkan Sebaran Pulau ----------------- 42

3.3 Sistem Pembayaran -------------------------------------------------------------------- 43

3.3.1 Transaksi Non Tunai------------------------------------------------------------ 43

3.3.2 Transaksi Tunai ------------------------------------------------------------------ 44

Page 4: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

iv

BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH

4.1 Kondisi Umum -------------------------------------------------------------------------- 47

4.2 Pendapatan Daerah -------------------------------------------------------------------- 48

4.2.1 Anggaran Pendapatan Daerah ---------------------------------------------- 48

4.2.2 Realisasi Pendapatan Daerah ------------------------------------------------ 50

4.3 Belanja Daerah ------------------------------------------------------------------------- 51

4.3.1 Anggaran Belanja Daerah ---------------------------------------------------- 51

4.3.2 Realisasi Belanja Daerah ------------------------------------------------------ 52

BAB V KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

5.1 Kondisi Umum -------------------------------------------------------------------------- 54

5.2 Perkembangan Ketenagakerjaan --------------------------------------------------- 55

5.2.1 Kondisi Ketenagakerjaan Umum ------------------------------------------- 55

5.2.2 Pengangguran ------------------------------------------------------------------ 57

5.3 Perkembangan Kesejahteraan ------------------------------------------------------- 57

5.3.1 Kondisi Kesejahteraan Umum ----------------------------------------------- 57

5.3.2 Tingkat Kemiskinan ------------------------------------------------------------ 59

5.3.3 Indeks Pembangunan Manusia --------------------------------------------- 61

BAB VI OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DI DAERAH

6.1 Pertumbuhan Ekonomi --------------------------------------------------------------- 64

6.1.1 Sisi Sektoral --------------------------------------------------------------------- 65

6.1.2 Sisi Penggunaan ---------------------------------------------------------------- 66

6.2 Inflasi -------------------------------------------------------------------------------------- 68

BOKS 3. RENCANA KENAIKAN BBM, AKANKAH

SETINGGI TAHUN LALU? ------------------------------------------------------ 71

Page 5: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

v

DDDAAAFFFTTTAAARRR GGGRRRAAAFFFIIIKKK

Grafik 1.1 Perkembangan PDRB NTT -------------------------------------------------- 2

Grafik 1.2 Perkembangan Struktur PDRB NTT -------------------------------------- 2

Grafik 1.3 Sumbangan Pertumbuhan Sisi Penggunaan Triwulan III-2014 ---- 2

Grafik 1.4 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama ---------------------------------- 3

Grafik 1.5 Indeks Tendensi Konsumen dan Pendapatan RT --------------------- 3

Grafik 1.6 Konsumsi Listrik Bisnis ------------------------------------------------------ 3

Grafik 1.7 Kredit Konsumsi ------------------------------------------------------------- 3

Grafik 1.8 Perkembangan IKE ---------------------------------------------------------- 4

Grafik 1.9 Perkembangan Listrik RT -------------------------------------------------- 4

Grafik 1.10 Konsumsi Semen ------------------------------------------------------------ 5

Grafik 1.11 Negara Tujuan Ekspor ----------------------------------------------------- 6

Grafik 1.12 PDRB Ekspor Impor ------------------------------------------------------- 6

Grafik 1.13 Perkembangan Bongkar Muat ------------------------------------------- 7

Grafik 1.14 Pertumbuhan Subsektor Pertanian -------------------------------------- 8

Grafik 1.15 Andil Subsektor Pertanian ------------------------------------------------ 8

Grafik 1.16 Perkembangan Pengiriman Ternak ------------------------------------- 8

Grafik 1.17 Kapasitas Produksi Pertanian --------------------------------------------- 9

Grafik 1.18 Pertumbuhan Kredit Pertanian ------------------------------------------- 9

Grafik 1.19 Share Sektor Jasa-Jasa ----------------------------------------------------- 10

Grafik 1.20 Hasil SKDU Sektor Jasa ----------------------------------------------------- 10

Grafik 1.21 Pertumbuhan Subsektor PHR --------------------------------------------- 11

Grafik 1.22 Perkembangan Peti Kemas ----------------------------------------------- 11

Grafik 1.23 Perkembangan Subsektor Perdagangan ------------------------------- 11

Grafik 1.24 Perkembangan Omzet dan Penjualan ----------------------------------- 12

Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ---------------------------------------- 12

Grafik 1.26 Arus Penumpang ------------------------------------------------------------ 12

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi di NTT --------------------------------------------- 20

Grafik 2.2 Inflasi Triwulanan NTT ----------------------------------------------------- 22

Grafik 2.3 Inflasi Bulanan Triwulan III-2014 NTT ----------------------------------- 22

Grafik 2.4 Struktur Inflasi Bulanan NTT ----------------------------------------------- 23

Grafik 2.5 Disagregasi Inflasi NTT ----------------------------------------------------- 24

Grafik 2.6 Ekspektasi Konsumen ------------------------------------------------------ 25

Grafik 2.7 Ekspektasi Pedagang ------------------------------------------------------- 25

Page 6: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

vi

Grafik 2.8 Perkembangan Inflasi Kupang ------------------------------------------- 26

Grafik 2.9 Inflasi Triwulanan Kupang ------------------------------------------------ 27

Grafik 2.10 Perkembangan Inflasi Maumere ----------------------------------------- 28

Grafik 2.11 Inflasi Triwulanan Maumere ---------------------------------------------- 29

Grafik 3.1 Perkembangan LDR --------------------------------------------------------- 35

Grafik 3.2 Perkembangan Undisbursed Loan -------------------------------------- 35

Grafik 3.3 Komposisi DPK -------------------------------------------------------------- 36

Grafik 3.4 DPK Menurut Golongan Pemilik ----------------------------------------- 36

Grafik 3.5 Perkembangan NPL Bank Umum ---------------------------------------- 39

Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ------------------------- 39

Grafik 3.7 Perkembangan Transaksi Kliring ----------------------------------------- 43

Grafik 3.8 Perkembangan Cek/BG Kosong ----------------------------------------- 43

Grafik 3.9 Nilai Transaksi RTGS -------------------------------------------------------- 44

Grafik 3.10 Volume Transaksi RTGS --------------------------------------------------- 44

Grafik 3.11 Perkembangan Transaksi Tunai ------------------------------------------ 45

Grafik 4.1 APBD Provinsi NTT ---------------------------------------------------------- 47

Grafik 4.2 Persentase Pendapatan Transfer ------------------------------------------ 49

Grafik 4.3 Persentase Dana Perimbangan -------------------------------------------- 49

Grafik 4.4 Persentase Anggaran Belanja Operasi ----------------------------------- 52

Grafik 4.5 Persentase Belanja Transfer ----------------------------------------------- 52

Grafik 5.1 Indeks Ketenagakerjaan NTT --------------------------------------------- 57

Grafik 5.2 Perkembangan UMP NTT ------------------------------------------------- 58

Grafik 5.3 Perkembangan Indeks Penghasilan ------------------------------------- 58

Grafik 5.4 Perkembangan NTP NTT --------------------------------------------------- 58

Grafik 6.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nusa Tenggara Timur ------------- 64

Grafik 6.2 Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen --------------------------- 67

Grafik 6.3 Perkembangan Ekspektasi Konsumen ---------------------------------- 67

Grafik 6.4 Ekspektasi Kondisi Usaha Provinsi NTT Triwulan IV-2014 ----------- 67

Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan NTT ---------------------------------------------- 70

Grafik 6.6 Ekspektasi Harga Konsumen ---------------------------------------------- 70

Page 7: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

vii

DDDAAAFFFTTTAAARRR TTTAAABBBEEELLL

Tabel 1.1 Penanaman Modal di NTT -------------------------------------------------- 5

Tabel 1.2 Kinerja Perbankan di NTT -------------------------------------------------- 13

Tabel 1.3 Perkembangan PDRB Sisi Sektoral ---------------------------------------- 13

Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB Sisi Sektoral ----------------------------- 14

Tabel 1.5 Perkembangan PDRB Sisi Penggunaan ---------------------------------- 14

Tabel 1.6 Pertumbuhan Tahunan PDRB Sisi Penggunaan ------------------------ 14

Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi di NTT ---------------------------------------------- 20

Tabel 2.2 Inflasi NTT per Kelompok Komoditas ------------------------------------ 21

Tabel 2.3 Inflasi Kupang per Kelompok Komoditas ------------------------------- 27

Tabel 2.4 Inflasi Maumere per Kelompok Komoditas ---------------------------- 28

Tabel 3.1 Perkembangan Kinerja Perbankan NTT (Bank Umum dan BPR) ---- 33

Tabel 3.2 Perkembangan Transaksi Non Tunai ------------------------------------- 34

Tabel 3.3 Perkembangan Transaksi Tunai -------------------------------------------- 34

Tabel 3.4 Perkembangan Kinerja DPK Bank Umum ------------------------------- 36

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum -------------------------------------- 37

Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Modal Kerja Bank Umum ---------------------- 37

Tabel 3.7 Perkembangan Kredit Investasi Bank Umum --------------------------- 38

Tabel 3.8 Perkembangan Penyaluran Kredit Sektoral Bank Umum ------------- 39

Tabel 3.9 Perkembangan Komponen Kredit UMKM Bank Umum -------------- 40

Tabel 3.10 Perkembangan Kredit UMKM Sektoral Bank Umum------------------ 41

Tabel 3.11 Indikator Perbankan Berdasarkan Sebaran Pulau ---------------------- 42

Tabel 3.12 Perkembangan Indikator Sistem Pembayaran Lain ------------------- 46

Tabel 4.1 Anggaran Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi NTT ------------ 49

Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan Daerah ----------------------------------------------- 50

Tabel 4.3 Anggaran Belanja Pemerintah Daerah Provinsi NTT ------------------- 51

Tabel 4.4 Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah Provinsi NTT ----------------- 52

Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Usia 15+ Menurut Kegiatan ------------------------ 55

Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Usia 15+ yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ----------------------------------- 56

Tabel 5.3 Jumlah Penduduk Usia 15+ Menurut Status Pekerjaan Utama ---- 56

Tabel 5.4 Pendapat Konsumen Mengenai Penghasilan Saat Ini

Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu ------------------------------------------ 58

Tabel 5.5 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di NTT

Page 8: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

viii

tahun 2005 s.d. Maret 2014 ----------------------------------------------- 59

Tabel 5.6 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

Menurut Daerah tahun 2005 s.d. Maret 2014 ------------------------- 60

Tabel 5.7 Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan ------------------------ 61

Tabel 5.8 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi NTT ---------------------------- 62

Tabel 5.9 Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Tahun 2012 -------------- 63

Tabel 6.1 Ekspektasi Kondisi Usaha Provinsi NTT

Triwulan IV-2014 (Indeks) -------------------------------------------------- 65

Tabel 6.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Global ------------------------ 68

Page 9: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

ix

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan

KPw BI Provinsi NTT

Jl. Tom Pello No. 2 Kupang NTT

[0380] 832-047 ; fax : [0380] 822-103

www.bi.go.id

Page 10: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

x

Ringkasan Umum

KER Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III-2014

EEEKKKOOONNNOOOMMMIII MMMAAAKKKRRROOO RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL

Pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan III tercatat sebesar 4,97% (yoy)

mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

5,03% (yoy). Dari sisi penggunaan, melambatnya perekonomian NTT disebabkan

oleh perlambatan kinerja konsumsi. Namun demikian, perlambatan kinerja konsumsi

masih dapat ditekan dengan peningkatan kinerja investasi.

Dari sisi sektoral, perlambatan ekonomi bersumber dari perlambatan sektor

pertanian dan jasa-jasa. Sektor pertanian dan sektor jasa-jasa yang memiliki andil

terbesar yakni masing-masing sebesar 32,42% dan 27,29% memberikan dampak

signifikan terhadap perlambatan perekonomian NTT pada triwulan laporan.

Sementara itu, sektor PHR yang yang memiliki andil terbesar setelah sektor

pertanian dan sektor jasa-jasa mengalami peningkatan.

Secara triwulanan, perkonomian NTT mengalami perlambatan menjadi

sebesar 3,66% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

4,84% (qtq). Dari sisi penggunaan, kinerja ekspor di NTT mengalami perlambatan

sementara impor meningkat. Aktivitas ekspor NTT melambat yakni dari 15,18% (qtq)

menjadi sebesar 12,05% (qtq). Dari sisi sektoral, sektor pertanian NTT mengalami

perlambatan cukup dalam yakni dari 2,46% (qtq) menjadi sebesar -1,77% (qtq),

kemudian diikuti sektor bangunan yang mengalami perlambatan pada triwulan

laporan yakni dari 6,59% (qtq) menjadi sebesar 3,90% (qtq) dan sektor PHR yang

mengalami perlambatan yakni dari sebesar 8,54% (qtq) pada triwulan laporan

menjadi sebesar 7,90% (qtq).

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN IIINNNFFFLLLAAASSSIII RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL

Inflasi pada triwulan III-2014 tercatat lebih rendah bila dibandingkan

triwulan sebelumnya maupun capaian inflasi nasional. Rendahnya pencapaian

inflasi pada periode laporan terutama disebabkan oleh hilangnya faktor teknikal

kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun 2013 dengan andil terhadap tekanan

inflasi mencapai 2,73% (yoy). Selanjutnya, koreksi harga pada semua kelompok

terutama kelompok administered prices dan bergejolak (volatile foods) turut

Page 11: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

xi

memberikan dorongan terhadap rendahnya pencapaian inflasi NTT. Selesainya

momen Hari Raya Idul Fitri dan musim liburan sekolah juga memberikan insentif laju

inflasi kelompok administered prices ke angka yang lebih rendah.

Berdasarkan kota pembentuk inflasi, Kota Kupang yang memiliki bobot

terbesar terhadap pembentukan inflasi NTT mengalami penurunan dibandingkan

triwulan sebelumnya yakni dari sebesar 8,31% (yoy) menjadi sebesar 4,27% (yoy).

Pasca musim liburan sekolah dan Hari Raya Idul Fitri yang disertai dengan kondisi

cuaca yang kondusif memberikan dorongan cukup signifikan terhadap rendahnya

laju inflasi Kota Kupang. Kondisi yang sama terjadi di Kota Maumere yang mencatat

inflasi sebesar 3,19% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

sebesar 6,70% (yoy). Rendahnya inflasi tersebut didorong oleh penurunan terutama

pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, keuangan & jasa

keuangan.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN PPPEEERRRBBBAAANNNKKKAAANNN DDDAAANNN SSS IIISSSTTTEEEMMM PPPEEEMMMBBBAAAYYYAAARRRAAANNN

Kinerja perbankan pada triwulan laporan relatif melambat. Dari sisi

kinerja keuangan, gabungan aset bank umum dan BPR tercatat Rp27,11 triliun atau

melambat sebesar 22,94% (yoy) dari 23,98% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Penyaluran kredit melambat sebesar 13,48% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang

mencapai 15,04% (yoy) dengan outstanding mencapai Rp16,53 triliun. Perlambatan

ini pun diiringi dengan memburuknya risiko kredit (non performing loans/NPL) ke

level 1,64% dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 1,50%. Di sisi lain,

penghimpunan DPK tumbuh positif sebesar 19,90% (yoy) dengan nominal Rp19,09

triliun. Fungsi intermediasi perbankan di NTT juga relatif baik yang tercermin dari

rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) yang sebesar 86,59%, meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 84,86%. Kinerja positif kredit konsumsi

yang memiliki andil paling besar terhadap total kredit menyebabkan laju

pertumbuhan kredit secara triwulanan lebih besar dibandingkan penghimpunan

DPK. Sesuai dengan hal tersebut LDR mengalami peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya.

Dari sisi sistem pembayaran, aktivitas transaksi non tunai melalui fasilitas

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) tercatat sebesar Rp607,52 miliar.

Sedangkan transaksi melalui fasilitas Real Time Gross Settlement (RTGS) tercatat

sebesar Rp24,09 triliun selama triwulan laporan. Sementara dari sisi transaksi tunai,

Page 12: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

xii

terjadi net outflow dimana jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia lebih besar

dibandingkan dengan uang yang masuk. Kondisi ini diperkirakan sebagai akibat

meningkatnya aktivitas pembayaran non-tunai selama triwulan laporan seiring

dengan pencairan proyek-proyek pemerintah.

KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN PPPEEEMMMEEERRRIIINNNTTTAAAHHH

Realisasi pendapatan sampai dengan triwulan laporan mencapai Rp2,07

triliun atau sebesar 76,29% dibandingkan dengan anggaran pendapatan yang

sebesar Rp 2,72 triliun. Realisasi PAD Provinsi NTT sampai dengan triwulan laporan

tercatat sebesar Rp527,79 miliar atau 75,90% dari target PAD akhir tahun.

Sumbangan realisasi terbesar PAD berasal dari pos pendapatan pajak daerah sebesar

Rp332,87 miliar sampai dengan triwulan III-2014, sedangkan pada triwulan laporan

sendiri sebesar Rp153,55 miliar atau meningkat 34,96% (yoy) dibandingan

pencapaian triwulan III-2013 yang sebesar Rp113,77 miliar.

Sementara itu, realisasi belanja daerah pemerintah Provinsi NTT adalah

sebesar Rp1,70 triliun atau 62,16% rencana anggaran belanja tahun 2014. Realisasi

tersebut masih lebih rendah dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar Rp1,57

triliun atau 65,51% dari rencana anggaran belanja 2013. Realisasi tertinggi berada

pada kelompok Belanja Operasi dengan persentase 67,82% yaitu sebesar Rp1,39

triliun. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan realisasi Belanja Operasi tahun lalu

yang sebesar Rp1,40 triliun atau 69,15% dibandingkan rencana anggaran.

KKKEEETTTEEENNNAAAGGGAAAKKKEEERRRJJJAAAAAANNN DDDAAANNN KKKEEESSSEEEJJJAAAHHHTTTEEERRRAAAAAANNN

Perkembangan ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat NTT pada

triwulan laporan secara umum menunjukkan kondisi yang positif. Berdasarkan

data BPS, kondisi ketenagakerjaan di Nusa Tenggara Timur pada Agustus 2014

memperlihatkan peningkatan yang tergambar dari bertambahnya kelompok

penduduk yang bekerja disertai meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK). Jumlah angkatan kerja pada bulan Agustus 2014 mencapai 2.174.228 jiwa,

meningkat sebesar 69.721 jiwa atau 3,31% (yoy) dibandingkan Agustus 2013.

Sementara tingkat partisipasi angkatan kerja tercatat sebesar 68,91% atau sedikit di

atas tahun sebelumnya yang sebesar 68,15%. Di sisi lain, tren perbaikan kondisi

ketenagakerjaan juga tercermin dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang

dilakukan KPw BI Provinsi NTT. Hasil SKDU triwulan III-2014 menunjukkan indeks

Page 13: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

xiii

ketenagakerjaan tercatat mengalami ekspansi sebesar 2,76 setelah pada triwulan

sebelumnya mengalami kontraksi sebesar -9,42.

Sementara itu, kondisi kesejahteraan masyarakat NTT per posisi Maret 2014

menunjukkan kondisi yang positif tercermin dari penurunan persentase penduduk

miskin dari 20,03% pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 19,82%.

Indeks keparahan dan kedalaman kemiskinan serta tingkat optimisme masyarakat

perkotaan juga membaik.

Di sisi lain, berdasarkan hasil Survei Konsumen bulan September 2014, terlihat

adanya kenaikan tingkat optimisme, khususnya pada masyarakat dengan

penghasilan menengah ke atas terhadap tingkat kesejahteraan saat ini dibandingkan

enam bulan yang lalu. Indikator kesejahteraan di daerah pedesaan yang tercermin

dari Nilai Tukar Petani (NTP) turut mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya.

PPPRRROOOSSSPPPEEEKKK PPPEEERRREEEKKKOOONNNOOOMMMIIIAAANNN

Pada triwulan IV-2014, pertumbuhan ekonomi NTT diperkirakan tumbuh

positif sedikit lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Berdasarkan berbagai

indikator ekonomi terakhir serta hasil survei maupun liaison mengindikasikan bahwa

pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT triwulan IV-2014 diperkirakan akan berada pada

rentang 4,85% - 5,25% (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan mendatang

diperkirakan berasal dari sektor PHR (terutama subsektor perdagangan) yang

diprediksi meningkat seiring momen Natal & Tahun Baru.

Pada triwulan IV atau akhir tahun 2014, inflasi diperkirakan meningkat.

Berdasarkan perkembangan harga terkini, inflasi NTT di akhir tahun diperkirakan

berada pada kisaran sebesar 4,23% - 4,63% (yoy). Adapun tekanan inflasi

diperkirakan bersumber dari meningkatnya permintaan pada perayaan Natal &

Tahun Baru. Sementara itu, inflasi pada kelompok pangan berpotensi meningkat

sebagai dampak dari penurunan produksi sektor pertanian akibat kekeringan. Inflasi

Administered Prices (AP) diperkirakan meningkat sejalan dengan diberlakukannya

kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) tahap akhir untuk beberapa kelompok termasuk

kelompok rumah tangga serta peningkatan tarif batas atas angkutan udara sebesar

20%. Terkait wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, setiap

kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.000,00/liter berpotensi untuk

Page 14: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

xiv

menambah angka inflasi sebesar 1% dari kondisi normal dan begitu pula

kelipatannya.

I. EKONOMI MAKRO REGIONAL

I II III IV I II III IV I II III

Produk Domestik Regional Bruto (yoy %) 5.44 4.87 5.86 5.47 5.38 5.58 5.64 5.62 5.02 5.03 4.97

Berdasarkan Sektor / Lapangan Usaha

1. Pertanian 2.8 3.0 3.7 3.1 2.7 2.7 2.4 2.8 3.2 2.9 2.0

2. Pertambangan & Penggalian 6.5 5.8 7.3 6.7 6.0 6.4 3.7 4.1 5.0 4.9 6.1

3. Industri Pengolahan 5.0 3.9 5.6 5.4 1.5 3.0 3.3 3.5 4.6 3.9 3.2

4. Listrik,Gas & Air Bersih 6.2 4.9 5.5 4.8 9.1 7.1 7.0 7.0 6.1 8.8 -1.2

5. Bangunan 8.5 5.1 8.4 8.3 6.5 6.1 4.1 4.4 5.7 4.0 4.0

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7.2 6.3 7.5 7.6 6.8 7.7 8.8 8.8 5.4 5.8 8.6

7. Angkutan & Komunikasi 6.8 5.2 5.6 4.9 6.1 4.1 5.6 6.2 3.4 5.1 4.0

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 7.3 8.1 7.9 7.4 8.1 7.7 9.9 9.9 7.4 7.4 6.0

9. Jasa - jasa 6.7 5.9 6.8 6.3 7.6 8.2 7.7 6.7 7.2 7.2 6.7

Berdasarkan Permintaan / Penggunaan

1. Konsumsi Rumah Tangga 2.65 5.53 6.74 7.87 3.64 5.08 1.90 1.70 7.72 2.70 3.25

2. Konsumsi Swasta Nirlaba 7.64 8.66 7.18 7.53 4.77 4.12 3.41 0.52 7.86 6.64 7.24

3. Konsumsi Pemerintah 4.10 6.25 1.06 5.10 9.01 6.72 12.23 4.10 4.30 7.12 0.71

4. PMTB/Investasi 15.75 12.30 7.09 8.61 6.63 7.50 10.99 6.37 7.46 4.41 14.58

5. Perubahan Stock -69.22 -40.21 -13.21 -14.57 1.68 0.43 -2.44 39.78 75.22 -18.01 18.72

6. Ekspor & Antar Pulau Keluar 6.80 9.31 0.62 3.64 8.08 7.83 9.26 3.32 2.03 6.23 11.54

7. Impor & Antar Pulau Masuk -4.80 2.11 0.04 5.60 5.43 6.24 4.63 2.74 11.19 0.60 9.04

Ekspor

Nilai Ekspor Nonmigas (ribu USD) 4,271 4,240 2,823 4,731 2,650 9,987 3,379 5,587 3,260 4,365 4,523

Volume Ekspor Nonmigas (ton) 10,731 7,093 8,454 10,558 12,759 9,172 13,951 16,478 9,475 16,477 17,274

Impor

Nilai Impor Nonmigas (ribu USD) 60,866 2,287 2,529 95 2,730 525 1 12,125 14,361 0 1,766

Volume Impor Nonmigas (ton) 200,167 28,308 46,424 141 46,044 147 45 2,476 45,010 9,579 20,003

Indeks Harga Konsumen

NTT 140.80 143.05 144.66 146.72 150.80 150.64 156.78 159.15 112.52 113.27 113.15

- Kota Kupang 139.94 141.74 143.21 145.43 149.82 149.62 155.92 158.28 112.91 113.63 113.50

- Maumere 146.43 151.64 154.19 155.17 157.23 157.29 162.40 164.85 110.00 110.93 110.85

Laju Inflasi Tahunan (yoy %)

NTT 3.60 5.02 5.21 5.33 7.11 5.26 8.29 8.41 7.78 8.10 4.13

- Kota Kupang 3.11 4.37 4.66 5.10 7.06 5.56 8.88 8.84 7.99 8.31 4.27

- Maumere 6.21 8.45 8.07 6.49 7.38 3.73 5.32 6.24 6.39 6.70 3.19

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INDIKATOR2012 2013 2014

II. PERBANKAN

I II III IV I II III IV I II III

A. Bank Umum Konvensional (dalam Rp. Miliar kecuali dinyatakan lain)

1. Total Aset 17,479 17,836 18,809 19,439 20,408 20,496 21,310 22,057 22,933 25,968 26,738

2. DPK 13,177 14,192 14,646 14,729 15,238 15,788 15,799 16,249 16,946 18,672 18,966

- Giro 3,393 3,419 3,381 2,869 3,765 3,983 3,880 2,903 4,119 5,506 5,072

- Tabungan 6,206 6,896 7,194 8,444 7,514 7,678 7,968 9,842 8,511 8,500 8,979

- Deposito 3,578 3,876 4,070 3,417 3,959 4,053 3,951 3,503 4,315 4,665 4,916

3. Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek 10,316 11,228 11,862 12,298 12,604 13,594 14,294 14,626 14,790 15,665 16,264

- Investasi 2,636 3,136 3,135 3,269 3,341 3,785 4,060 4,211 4,193 4,670 4,939

- Modal Kerja 575 621 674 763 753 913 1,001 1,056 1,114 1,169 1,201

- Konsumsi 7,106 7,471 8,053 8,265 8,510 8,895 9,234 9,359 9,483 9,827 10,124

3. Kredit Berdasarkan Lokasi Kantor Cabang 10,316 11,228 11,862 12,298 12,604 13,594 14,294 14,626 14,790 15,665 16,264

- Investasi 2,636 3,136 3,135 3,269 3,341 3,785 4,060 4,211 4,193 4,670 4,939

- Modal Kerja 575 621 674 763 753 913 1,001 1,056 1,114 1,169 1,201

- Konsumsi 7,106 7,471 8,053 8,265 8,510 8,895 9,234 9,359 9,483 9,827 10,124

LDR (%) 78.3% 79.1% 81.0% 83.5% 82.7% 86.1% 90.5% 90.0% 87.3% 83.9% 85.8%

Kredit UMKM 2,628 3,065 3,039 3,229 3,290 3,737 3,885 3,998 4,174 4,665 4,913

B. Bank Umum Syariah

Total Aset 289 285 689 461 610 795 745 377 383 429 375

Dana Pihak Ketiga 252 104 106 155 113 117 124 153 132 119 126

Pembiayaan berdasarkan Lokasi Kantor Cabang 162 169 190 229 240 268 274 286 133 282 268

FDR (%) 64.3% 162.7% 178.4% 147.8% 213.0% 228.4% 220.7% 187.3% 101.0% 236.3% 213.3%

C. Grand Total (A+B)

1. Total Aset 17,767 18,121 19,497 19,901 21,017 21,291 22,055 22,434 23,316 26,398 27,114

2. Dana Pihak Ketiga 13,430 14,296 14,752 14,884 15,351 15,906 15,923 16,402 17,078 18,791 19,092

3. Pembiayaan berdasarkan Lokasi Kantor Cabang 10,478 11,397 12,052 12,527 12,844 13,862 14,568 14,912 14,923 15,947 16,532

D. Pangsa Bank Umum Syariah Terhadap Grand Total

1. Total Aset (%) 1.6% 1.6% 3.5% 2.3% 2.9% 3.7% 3.4% 1.7% 1.6% 1.6% 1.4%

2. Dana Pihak Ketiga (%) 1.9% 0.7% 0.7% 1.0% 0.7% 0.7% 0.8% 0.9% 0.8% 0.6% 0.7%

3. Pembiayaan berdasarkan Lokasi Kantor Cabang (%) 1.5% 1.5% 1.6% 1.8% 1.9% 1.9% 1.9% 1.9% 0.9% 1.8% 1.6%

INDIKATOR2012 2013 2014

Page 15: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

xv

III. SISTEM PEMBAYARAN

I II III IV I II III IV I II III

Transaksi Tunai

Inflow (Rp. Triliun) 1.1 0.5 0.7 0.5 1.4 0.6 0.8 0.4 1.4 0.7 0.8

Outflow (Rp. Triliun) 0.3 1.2 1.2 1.7 0.4 1.0 1.4 1.9 0.3 0.8 1.3

Transaksi Non Tunai

BI-RTGS

Nominal Transaksi BI-RTGS (Rp. Triliun) 14 20 21 25 23 22 21 25 17 21 24

Volume Transaksi BI-RTGS 9,221 12,276 13,341 16,141 9,704 9,333 12,630 15,327 10,696 10,475 10,707

Kliring

Nominal Kliring Penyerahan (Rp. Triliun) 0.43 0.45 0.51 0.61 0.53 0.57 0.64 0.67 0.54 0.62 0.61

Volume Perputaran Kliring Penyerahan 16,782 16,843 17,192 17,639 17,275 18,431 19,000 19,113 16,971 18,456 18,119

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INDIKATOR2012 2013 2014

Page 16: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

1

EEEKKKOOONNNOOOMMMIII MMMAAAKKKRRROOO RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL

Kinerja pertumbuhan ekonomi sedikit melambat

Dari sisi penggunaan, perlambatan kinerja konsumsi menjadi faktor utama

sementara Dari sisi sektoral, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa

mengalami perlambatan.

11..11 KKoonnddiissii UUmmuumm

Perekonomian NTT pada triwulan III tumbuh positif namun tidak

setinggi triwulan lalu. Ekonomi NTT tumbuh sebesar 4,97% (yoy) melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar sebesar 5,03% (yoy).

Perlambatan ekonomi juga dialami sebagian provinsi lainnya, sehingga

perekonomian nasional sedikit melambat dari 5,12% (yoy) menjadi sebesar 5,11%

(yoy). Sementara secara triwulanan perkonomian NTT tercatat sebesar 3,66%

(qtq), melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar

4,83% (qtq).

Faktor penghambat kinerja ekonomi pada triwulan III-2014 adalah

melambatnya kinerja konsumsi. Kegiatan konsumsi, terutama konsumsi

pemerintah melambat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Meski

demikian membaiknya kinerja investasi dan kinerja konsumsi rumah tangga &

swasta sedikit membantu perekonomian secara umum sehingga tidak melambat

terlalu dalam.

Dari sisi sektoral, perlambatan sektor pertanian dan sektor jasa-jasa yang

memiliki andil cukup besar menjadi penyebab perlambatan perekonomian secara

umum. sementara itu, kinerja sektor perdagangan, hotel, dan restoran mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya dan mampu menahan

perlambatan perekonomian secara keseluruhan.

Page 17: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

2

Sumber : BPS Provinsi NTT, diolah

-8.00%

-6.00%

-4.00%

-2.00%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

-

500.00

1,000.00

1,500.00

2,000.00

2,500.00

3,000.00

3,500.00

4,000.00

4,500.00

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

PDRB (HK-miliar)Pertumbuhan Ekonomi (yoy-axis kanan)Pertumbuhan Ekonomi (qtq-axis kanan)

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Pertambangan

Industri

Listrik, Gas, Air

Bangunan

PHR

Pengakutan &Komunikasi

Keuangan, Persewaan,Jasa Perusahaan

Jasa-Jasa

Pertanian

11..22 PPeerrkkeemmbbaannggaann EEkkoonnoommii SSiissii PPeenngggguunnaaaann

Perekonomian NTT melambat

terutama disebabkan oleh perlambatan

kinerja konsumsi. Pada triwulan laporan,

kinerja konsumsi secara umum mengalami

perlambatan, yakni dari 3,69% (yoy) pada

triwulan II menjadi sebesar 2,87% (yoy).

Namun demikian, perlambatan kinerja

konsumsi masih dapat ditekan dengan

peningkatan kinerja investasi dan

konsumsi rumah tangga & swasta yakni

masing-masing mengalami peningkatan

sebesar 15,98% (yoy) dan 3,45% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yakni

sebesar -1,54% (yoy) dan 2,90% (yoy). Meskipun secara umum kinerja konsumsi

mengalami perlambatan, dilihat dari andilnya, kinerja konsumsi masih menjadi

penopang bagi perekonomian NTT terutama kinerja konsumsi rumah tangga dan

swasta.

1. Konsumsi

Musim libur sekolah, tahun ajaran baru dan perayaan Idul Fitri

meningkatkan konsumsi rumah tangga di NTT. Laju pertumbuhan konsumsi

rumah tangga pada periode laporan tumbuh sebesar 3,25% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,70% (yoy). Cukup baiknya

konsumsi rumah tangga tersebut disebabkan tiga faktor yang terjadi dalam waktu

berdekatan yakni musim libur sekolah, tahun ajaran baru, dan perayaan Idul Fitri.

Hal tersebut salah satunya terkonfirmasi dari peningkatan indeks ketepatan waktu

Grafik 1.1 Perkembangan PDRB NTT

Grafik 1.3 Sumbangan Pertumbuhan

Sisi Penggunaan Triwulan III-2014

Grafik 1.2 Perkembangan Struktur PDRB NTT

Sumber : BPS, diolah

Sumber : BPS, diolah

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00%

Perubahan Stok ImporEkspor PMTBKonsumsi Pemerintah Konsumsi NirlabaKonsumsi RT

Page 18: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

3

pembelian barang tahan lama (grafik 1.4). Konsumen juga merasakan adanya

kenaikan penghasilan rumah tangga serta peningkatan daya beli karena rendahnya

inflasi di triwulan laporan (grafik 1.5).

Sementara itu, konsumsi rumah tangga secara triwulanan mengalami

peningkatan cukup signifikan yakni 4,04% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya yang sebesar -7,25% (qtq). Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh

subkomponen dengan peningkatan tertinggi berasal dari subkomponen konsumsi

pemerintah yang mencapai 16,21% (qtq). Mulai optimalnya realisasi anggaran

pemerintah (34,78%) menjadi salah satu faktor utama peningkatan tersebut.

Sementara secera triwulanan, konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan,

yakni dari 1,28% (qtq) menjadi sebesar 1,48% (qtq).

85.00

90.00

95.00

100.00

105.00

110.00

115.00

120.00

I II III IV I II III

2013 2014

92

94

96

98

100

102

104

106

108

110

112

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Indeks

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pendapatan RT ITK

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Konsumsi (miliar Rp) y-o-y konsumsi

Sumber : PLN Wilayah NTT, diolah

Grafik 1.6 Konsumsi Listrik Bisnis Grafik 1.7 Kredit Konsumsi

Grafik 1.4 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama Grafik 1.5 Indeks Tendensi Konsumen &

Pendapatan RT

Page 19: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

4

Komponen konsumsi swasta nirlaba mengalami peningkatan pada

triwulan laporan. Pertumbuhan konsumsi swasta nirlaba meningkat pada triwulan

III-2014 yakni dari 6,64% (yoy) menjadi sebesar 7,24% (yoy). Kegiatan yang

dilakukan oleh swasta nirlaba (antara lain dari partai politik) terkait Pemilihan

Presiden (Pilpres) memberikan dorongan terhadap konsumsi swasta nirlaba. Secara

triwulanan, pertumbuhan konsumsi swasta nirlaba masih tumbuh positif namun

tidak setinggi triwulan lalu yakni dari 5,35% (qtq) menjadi sebesar 3,46% (qtq).

Perlambatan tersebut dikarenakan konsumsi swasta nirlaba terkait Pilpres

mayoritas terjadi di awal triwulan III. Sedangkan dipertengahan dan akhir triwulan

III merupakan masa tenang Pemilu. Peningkatan konsumsi listrik sektor bisnis

triwulan III secara keseluruhan sebesar 13,89% (yoy) namun kondisi tersebut

mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

21,27%.

Konsumsi pemerintah mengalami perlambatan cukup dalam pada

triwulan laporan. Konsumsi pemerintah tercatat hanya tumbuh 0,71% (yoy), jauh

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,12%

(yoy). Hal ini terkonfirmasi dari hasil liaison bahwa realisasi pembayaran gaji ke-13

yang terjadi di triwulan sebelumnya menjadi salah satu penyebabnya.

Melambatnya konsumsi juga tercermin dari peningkatan giro pemerintah di

perbankan, menunjukkan pencairan yang masih terbatas di triwulan III-2014. Data

realisasi APBD Provinsi NTT sampai dengan triwulan III-2014, menunjukkan

pendapatan telah terealisasi sebesar 76,29% dan realisasi belanja mencapai

62,16%.

Grafik 1.8 Perkembangan IKE Grafik 1.9 Perkembangan Listrik RT

Page 20: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

5

2. Investasi

Kinerja investasi pada

periode laporan mengalami

peningkatan cukup signifikan.

Secara tahunan, Pembentukan

Modal Tetap Bruto (PMTB)

mengalami peningkatan secara

signifikan yakni dari 4,41% (yoy)

pada triwulan sebelumnya menjadi

sebesar 14,58% (yoy). Peningkatan

kinerja investasi di NTT terindikasi dari pertumbuhan ekonomi sektor bangunan

yakni dari 3,97% (yoy) menjadi sebesar 4,05% (yoy). Hal ini juga terkonfirmasi dari

tingkat konsumsi semen pada triwulan III yang meningkat cukup signifikan yakni

sebesar 37,63% (yoy) lebih tinggi dbandingkan triwulan lalu yang sebesar 2,81%

(yoy) (grafik 1.10). Secara triwulanan pun kinerja investasi mengalami peningkatan

cukup signifikan yakni dari 14,49% (qtq) menjadi sebesar 19,15% (qtq). Indikasi

peningkatan investasi juga terkonfirmasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal

Daerah (BKPMD) Provinsi NTT yang menyatakan realisasi investasi hingga

September 2014 hampir mencapai target sebesar Rp 2 triliun melalui realisasi

beberapa proyek swasta seperti rumah sakit, hotel dan pabrik garam.

Sementara itu, realisasi investasi bentuk Penanaman Modal Asing (PMA)

sampai dengan triwulan laporan adalah sebesar Rp 390 miliar dan US$59,17 juta.

Sedangkan realisasi investasi dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) di triwulan laporan tercatat sebesar Rp 678 miliar dan US$41 ribu.

Tabel 1.1. Penanaman Modal di NTT

Nilai PMA PMDN Total

RP 390,257,958,604 678,678,198,241 1,068,936,156,845

US$ 59,165,580 41,216 59,206,796

Sumber : KBI Kupang

Grafik 1.10 Konsumsi Semen

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014

Rib

u t

on

Konsumsi Semen yoy (axis kanan)

Page 21: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

6

Grafik 1.12 PDRB Ekspor - Impor

Grafik 1.11 Negara Tujuan Ekspor

-20.00%

-15.00%

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2011 2012 2013 2014

Net Ekspor (Impor)

Ekspor-yoy

Impor-yoy

3. Net Ekspor

Kondisi perdagangan dari dan ke Provinsi NTT lebih baik dari triwulan

sebelumnya. Peningkatan kinerja ekspor yang lebih baik dibandingkan kinerja

impor menyebabkan terjadinya net ekspor secara umum. Pada triwulan laporan,

net ekspor tercatat sebesar 6,78% (yoy) mengalami peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencatatkan net impor sebesar -5,07% (yoy).

Ekspor pada triwulan laporan meningkat signifikan. Pertumbuhan ekspor

NTT tumbuh sebesar 11,54% (yoy) mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya yang sebesar 6,23% (yoy). Peningkatan tersebut terutama disebabkan

oleh peningkatan aktivitas ekspor antar daerah yakni dari sebesar 8,74% (yoy)

menjadi sebesar 13,12% (yoy). Hal tersebut terkonfirmasi dari aktivitas muat di

pelabuhan tenau (grafik 1.13) yang tumbuh sebesar -69,01% (yoy) meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -70,49% (yoy).

Dari sisi ekspor antar negara,

Kinerja ekspor luar negeri pada

triwulan laporan mengalami

peningkatan yakni dari semula

-56,30% (yoy) menjadi sebesar

33,85% (yoy) Timor Leste menjadi

tujuan utama ekspor NTT pada

triwulan laporan dimana komoditas

ekspor yang dominan adalah

komoditas semen. Volume ekspor luar

negeri pada triwulan laporan mencapai

17,27 ribu ton atau meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mencapai 16,60 ribu ton.

Sumber : BPS Provinsi NTT, diolah

Sumber : KPw BI Prov. NTT

Page 22: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

7

-100.00%

-80.00%

-60.00%

-40.00%

-20.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Net Loading - yoyUnloading - yoyLoading - yoy

Kinerja impor pada triwulan laporan mengalami peningkatan. Kinerja

impor tumbuh sebesar 9,04% (yoy) meningkat signifikan dibandingkan triwulan

lalu yang hanya sebesar 0,60% (yoy). Peningkatan kinerja impor terutama

didorong oleh impor antar daerah yang seiring momen libur sekolah, tahun ajaran

baru dan kegiatan keagamaan (Ramadhan). Hal ini terkonfirmasi dari peningkatan

jumlah peti kemas di pelabuhan tenau (grafik 1.17) yang mengalami peningkatan

yakni dari 2,57% (yoy) menjadi sebesar 12,75% (yoy).

Secara triwulanan, kinerja ekspor di NTT mengalami perlambatan

sementara impor meningkat. Aktivitas ekspor NTT melambat yakni dari 15,18%

(qtq) menjadi sebesar 12,05% (qtq). Hal tersebut terutama disebabkan oleh

perlambatan ekspor antar daerah yakni dari 15,87% (qtq) menjadi sebesar

12,01% (qtq). Sementara kinerja impor mengalami peningkatan cukup signifikan

yakni dari 15,11% (qtq) menjadi sebesar 22,06% (qtq) terutama impor antar

daerah yang tumbuh sebesar 22,31% (qtq) pada periode laporan.

11..33 PPeerrkkeemmbbaannggaann EEkkoonnoommii SSiissii SSeekkttoorraall

Perlambatan ekonomi NTT triwulan III-2014 sisi sektoral bersumber dari

perlambatan sektor pertanian dan jasa-jasa. Sektor pertanian dan sektor jasa-

jasa yang memiliki andil terbesar yakni masing-masing sebesar 32,42% dan

27,29% memberikan dampak signifikan terhadap perlambatan perekonomian NTT

pada triwulan laporan. Sementara itu, sektor PHR yang yang memiliki andil

terbesar setelah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengalami peningkatan.

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

-

2,500

5,000

7,500

10,000

12,500

15,000

17,500

20,000

22,500

25,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014Bo

x

Peti kemas yoy (axis kanan)

Grafik 1.13 Perkembangan Bongkar Muat

Sumber : PT Pelindo Tenau

Page 23: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

8

1. Sektor Pertanian

Gangguan panen tanaman

bahan makanan sebagai akibat

adanya El-Nino menjadi faktor

utama perlambatan sektor

pertanian. Pada periode laporan

tercatat pertumbuhan sektor

pertanian sebesar 2,00% (yoy)

melambat dibanding kinerja

triwulan sebelumnya yang sebesar

2,93% (yoy). Berdasarkan

subsektor pembentuknya, andil

cukup tinggi terhadap sektor pertanian berasal dari subsektor tanaman bahan

makanan (tabama) dan subsektor peternakan yakni masing-masing tercatat

sebesar 44,51% dan 31,59% pada triwulan III-2014 (grafik 1.18). Pada triwulan

laporan, subsektor tabama mengalami perlambatan cukup signifikan yakni dari

semula 1,37% (yoy) menjadi sebesar -0,07% (yoy). Selain itu, subsektor

peternakan pun turut mengalami perlambatan yakni dari 4,55% (yoy) menjadi

sebesar 3,73% (yoy). Perlambatan subsektor peternakan salah satunya disebabkan

oleh pembatasan penjualan sapi antar pulau yang hampir memenuhi kuota tahun

ini sebesar 60 ribu ekor per tahun. Hal ini terkonfirmasi dari perkembangan

pengiriman ternak pada triwulan III tercatat turun sebesar 55,63% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, kekeringan yang

berkepanjangan sebagai dampak El-Nino menyebabkan banyak ternak mati.

44.51%

12.03%

31.59%

0.71%

11.15%

Tanaman Bahan Makanan Tanaman PerkebunanPeternakan KehutananPerikanan

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

-

2,500

5,000

7,500

10,000

12,500

15,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014

Ek

or

Loading Ternak yoy (axis kanan)

Grafik 1.16 Perkembangan Pengiriman Ternak Grafik 1.15 Andil Subsektor Pertanian

Grafik 1.14 Pertumbuhan Subsektor Pertanian

Sumber : BPS Provinsi NTT, diolah

1.37%

3.95%

4.55%

3.82%

4.52%

-0.07%

3.12%

3.73%3.40%

4.42%

Tanaman BahanMakanan

TanamanPerkebunan

Peternakan Kehutanan Perikanan

Q2-14 Q3-14

Page 24: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

9

Grafik 1.18 pertumbuhan Kredit Pertanian

Perlambatan sektor pertanian terkonfirmasi juga dari kacamata pelaku

usaha. Hasil SKDU pada triwulan III mengkonfirmasi perlambatan sektor pertanian.

Menurut pelaku usaha, kapasitas produksi sektor pertanian pada triwulan III

sebesar 56,63% atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 61,50% (grafik 1.20). Begitu pula dari sisi perkembangan kredit sektor

pertanian, pada triwulan III mengalami perlambatan dibandingkan triwulan

sebelumnya, yakni dari semula 132,52% (yoy) menjadi sebesar 89,86% (yoy)

akibat mundurnya musim tanam. Meskipun demikian, porsi kredit sektor pertanian

di NTT masih mengalami trend peningkatan sejak triwulan II-2012 sampai sekarang

(grafik 1.18).

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw III

2012 2013 2014 0.00%

0.20%

0.40%

0.60%

0.80%

1.00%

1.20%

1.40%

1.60%

1.80%

-100.00%

0.00%

100.00%

200.00%

300.00%

400.00%

500.00%

600.00%

700.00%

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Pertanian-yoy

Kredit pertanian terhadaptotal (distribusi)

Secara triwulanan sektor pertanian juga mengalami perlambatan. Pada

triwulan III-2014, sektor pertanian NTT mengalami perlambatan cukup dalam yakni

dari 2,46% (qtq) menjadi sebesar -1,77% (qtq). Perlambatan tersebut terutama

disebabkan oleh perlambatan subsektor tabama yakni dari semula 2,19% (qtq)

pada triwulan II menjadi sebesar -8,71% (qtq). Gangguan panen sebagai dampak

El-Nino menjadi faktor utama berkurangnya produksi subsektor tabama di triwulan

ini. Namun demikian, subsektor lainnya hampir semuanya mengalami peningkatan

dengan peningkatan tertinggi berasal dari subsektor perikanan. Pada triwulan III

kinerja subsektor perikanan tercatat sebesar 6,85% (qtq), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 4,78% (qtq). Meningkatnya aktivitas

nelayan paska Ramadhan di awal triwulan III serta kondusifnya kondisi cuaca

menjadi faktor penyebabnya. Subsektor peternakan terutama sapi pun meningkat

pada triwulan laporan yakni dari 2,32% (qtq) menjadi sebesar 4,00% (qtq).

Grafik 1.17 Kapasitas Produksi Pertanian

Sumber : SKDU Bank Indonesia NTT

Page 25: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

10

Sumber: BPS Diolah

Berdasarkan informasi dari peternak di Kabupaten Malaka dan Kota Kupang

bahwa produksi sapi tahun ini mengalami peningkatan.

2. Sektor Jasa-jasa

Sektor jasa-jasa tumbuh

lebih rendah pada triwulan

laporan. Pertumbuhan sektor jasa-

jasa tercatat sebesar 6,69% (yoy)

melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang sebesar 7,15%

(yoy). Secara subsektornya,

perlambatan terjadi disemua

subsektor. Subsektor pemerintah

yang memiliki share tertinggi

melambat dari 7,66% (yoy) menjadi sebesar 7,38% (yoy). Tahun ajaran baru yang

terjadi di awal triwulan belum mampu mendongkrak kinerja subsektor jasa

pemerintahan. Bagitu pula subsektor jasa swasta turut mengalami perlambatan

yakni dari 5,55% (yoy) menjadi sebesar 4,47% (yoy). Musim liburan sekolah yang

juga terkonsentrasi di triwulan II menjadi faktor utama perlambatan.

Secara triwulanan, sektor jasa-jasa

tumbuh sebesar 6,35% (qtq), meningkat bila

dibandingkan triwulan lalu yang tercatat

sebesar 5,59% (qtq). Berdasarkan

subsektornya, jasa pemerintahan mengalami

peningkatan cukup signifikan yakni dari

5,98% (qtq) menjadi sebesar 7,28% (qtq).

Sementara subsektor jasa swasta melambat

dari 4,38% (qtq) menjadi sebesar 3,28% (qtq). Perlambatan subsektor jasa swasta

terkonfirmasi dari hasil SKDU triwulan III yang melambat dari 19,40 poin menjadi

18,76 poin (grafik 1.20).

Grafik 1.19 Share Sektor Jasa-jasa

76.75%Pemerinta

han

15,35%Sosial Kemasyarakatan

7,78%Perorangan

0,11%Hiburan & Rekreasi

23,25%Swasta

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw III

2012 2013 2014

Grafik 1.20 Hasil SKDU Sektor Jasa

Page 26: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

11

3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Musim liburan sekolah dan

momen keagamaan (Ramadhan)

mendorong peningkatan sektor PHR.

Laju pertumbuhan sektor PHR pada

periode laporan sebesar 8,57% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 5,84%

(yoy). Peningkatan kinerja sektor PHR

terjadi hanya pada subsektor

perdagangan yakni dari sebesar 5,77%

(yoy) menjadi sebesar 8,60% (yoy). Sementara subsektor hotel dan restoran justru

melambat yakni masing-masing dari 8,45% (yoy) dan 8,30% (yoy) menjadi sebesar

7,03% (yoy) dan 7,84% (yoy). Peningkatan pada subsektor perdagangan terutama

didorong oleh musim liburan sekolah, tahun ajaran baru, dan juga momen

keagamaan yang terjadi berdekatan. Hal ini terkonfirmasi dari perkembangan peti

kemas di pelabuhan Tenau yang pada triwulan laporan meningkat 12,75% (yoy)

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 2,57% (yoy)

(grafik 1.22). Begitu pula dengan perkembangan kredit subsektor perdagangan,

mengalami peningkatan yakni dari 18,96% (yoy) menjadi 20,63% (yoy) dengan

porsi kredit sebesar 24,75%.

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

-

2,500

5,000

7,500

10,000

12,500

15,000

17,500

20,000

22,500

25,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014Bo

x

Peti kemas yoy (axis kanan)

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Perdagangan - yoy Distribusi Perdagangan

Secara triwulanan, laju pertumbuhan sektor PHR mengalami perlambatan

yakni dari sebesar 8,54% (qtq) pada triwulan laporan menjadi sebesar 7,90%

(qtq). Perlambatan tersebut secera umum disebabkan oleh melambatnya subsektor

Grafik 1.23 Perkembangan Subsektor Perdagangan

Sumber PT Pelindo Tenau

Grafik 1.22 Perkembangan Peti Kemas

5.77%

8.45% 8.30%8.60%

7.03%7.84%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

PerdaganganBesar & Eceran

Hotel Restoran

Yo

Y

Q2-14 Q3-14

Grafik 1.21 Petumbuhan Subsektor PHR

Sumber BPS diolah

Page 27: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

12

perdagangan pada triwulan laporan yakni dari 8,67% (qtq) menjadi sebesar

7,93% (qtq). Hal tersebut terkonfirmasi dari hasil Survei Penjual Eceran (SPE)

triwulan III mengalami perlambatan baik dari sisi omset maupun penjualan (grafik

1.24). Sementara itu, subsektor hotel dan restoran mengalami peningkatan pada

triwulan III yakni masing-masing sebesar 8,10% (qtq) dan 5,82% (qtq).

Pelaksanaan Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE) menjadi salah satu

faktor pendorong peningkatan subsektor tersebut.

-25.00%

-20.00%

-15.00%

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Omset (qtq)

Penjualan (qtq)

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

2,000

7,000

12,000

17,000

22,000

27,000

32,000

37,000

42,000

47,000

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Jumlah Tamu(orang)

Tingkat HunianKamar (%)

4. Sektor Lainnya

Sektor pengangkutan dan

komunikasi mengalami perlambatan.

Laju pertumbuhan sektor pengangkutan

dan komunikasi sebesar 3,97% (yoy),

melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 5,14% (yoy).

Perlambatan tersebut terutama

disebabkan oleh perlambatan subsektor

pengangkutan yang melambat dari 4,37%

(yoy) menjadi sebesar 3,42% (yoy) dengan

porsi terbesar terhadap sektor tersebut sebesar 75,93%. Sementara secara

triwulanan, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami

peningkatan cukup tinggi yakni sebesar 5,49% (qtq) dari sebelumnya yang hanya

sebesar 2,15% (qtq). Peningkatan tersebut terutama berasal dari subsektor

pengangkutan yang meningkat sebesar 5,24% (qtq). Hal tersebut terkonfirmasi

Sumber BPS diolah

Grafik 1.25 Jumlah Tamu & Hunian Kamar Grafik 1.24 Perkembangan Omzet dan Penjualan

Grafik 1.26 Arus Penumpang

Sumber : BPS Provinsi NTT

-

100

200

300

400

500

600

700

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

2011 2012 2013 2014

rib

u o

ra

ng

Datang Pergi Total

Page 28: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

13

dari arus penumpang yang mengalami peningkatan yang sebesar 19,72% (qtq)

(grafik 1.26).

Sektor bangunan mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan sektor

bangungan meningkat dibanding kinerja triwulan sebelumnya yakni dari 3,97%

(yoy) menjadi sebesar 4,05% (yoy). Hal tersebut terkonfirmasi dari peningkatan

konsumsi semen (1.10) dan konsumsi listrik industri & swasta (grafik 1.6). Namun

demikian, secara triwulanan, sektor bangunan mengalami perlambatan pada

triwulan laporan yakni dari 6,59% (qtq) menjadi sebesar 3,90% (qtq).

Indikator

Utama I II III IV I II III IV I II III

Aset (miliar) 17,971 18,334 19,719 20,151 21,271 21,555 22,357 22,771 23,660 26,753 27,487

y-o-y aset 28.59% 21.22% 20.61% 19.35% 18.36% 17.56% 13.38% 13.00% 11.23% 24.12% 22.94%

Kredit (miliar) 10,632 11,564 12,222 12,702 13,025 14,074 14,810 15,174 15,341 16,241 16,838

y-o-y kredit 27.47% 27.02% 24.32% 22.88% 22.51% 21.70% 21.18% 19.46% 17.79% 15.40% 13.69%

DPK (miliar) 13,575 14,452 14,914 15,070 15,533 16,020 16,134 16,649 17,328 19,115 19,367

y-o-y DPK 24.49% 25.23% 24.77% 16.84% 14.42% 10.85% 8.18% 10.48% 11.56% 19.32% 20.04%

LDR 78.32% 80.02% 81.95% 84.29% 83.85% 87.85% 91.80% 91.14% 88.54% 84.97% 86.94%

NPL 1.68% 1.54% 1.63% 1.43% 1.64% 1.49% 1.56% 1.39% 1.53% 1.42% 1.63%

20142012 2013

(dalam miliar)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

1. PERTANIAN 1,204.36 1,236.67 1,229.20 1,239.65 1,236.52 1,270.10 1,258.99 1,274.61 1,275.94 1,307.30 1,284.19

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 43.05 45.41 49.42 50.15 45.62 48.32 51.25 52.20 47.88 50.70 54.40

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 46.50 48.26 51.18 52.52 47.21 49.71 52.85 54.34 49.41 51.67 54.52

4. L ISTRIK, GAS & AIR BERSIH 14.61 15.02 16.08 16.88 15.93 16.09 17.20 18.07 16.91 17.50 16.99

5. BANGUNAN 201.68 219.19 232.02 236.30 214.69 232.54 241.43 246.69 226.82 241.78 251.20

6. PERDAGANGAN, RESTORAN, HOTEL 573.04 614.31 639.65 654.54 612.01 661.48 695.83 712.28 645.05 700.13 755.43

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 250.59 256.46 269.79 273.67 265.83 267.05 284.88 290.63 274.86 280.78 296.19

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PRSHN 125.32 134.23 143.67 151.66 135.41 144.55 157.96 166.66 145.46 155.25 167.41

834.65 876.61 941.24 982.21 897.67 948.65 1,013.26 1,047.55 962.69 1,016.50 1,081.04

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3,293.80 3,446.15 3,572.27 3,657.56 3,470.90 3,638.49 3,773.66 3,863.01 3,645.03 3,821.61 3,961.38

LAPANGAN USAHA20142012 2013

Tabel 1.3 Perkembangan PDRB Sisi Sektoral

Sumber : BPS diolah

Tabel 1.2 Kinerja Perbankan NTT

Page 29: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

14

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

1. PERTANIAN 2.78% 2.99% 3.70% 3.10% 2.67% 2.70% 2.42% 2.82% 3.19% 2.93% 2.00%

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6.54% 5.78% 7.35% 6.70% 5.97% 6.41% 3.69% 4.10% 4.97% 4.92% 6.15%

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4.96% 3.90% 5.57% 5.44% 1.53% 3.02% 3.26% 3.48% 4.65% 3.94% 3.16%

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6.25% 4.91% 5.49% 4.82% 9.07% 7.10% 6.96% 7.02% 6.13% 8.77% -1.23%

5. BANGUNAN 8.52% 5.08% 8.38% 8.25% 6.45% 6.09% 4.05% 4.39% 5.65% 3.97% 4.05%

6. PERDAGANGAN, RESTORAN, HOTEL 7.22% 6.34% 7.50% 7.60% 6.80% 7.68% 8.78% 8.82% 5.40% 5.84% 8.57%

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 6.82% 5.19% 5.58% 4.86% 6.08% 4.13% 5.59% 6.20% 3.39% 5.14% 3.97%

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PRSHN 7.32% 8.15% 7.85% 7.36% 8.05% 7.69% 9.95% 9.89% 7.42% 7.41% 5.98%

6.75% 5.93% 6.77% 6.34% 7.55% 8.22% 7.65% 6.65% 7.24% 7.15% 6.69%

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.44% 4.87% 5.86% 5.47% 5.38% 5.58% 5.64% 5.62% 5.02% 5.03% 4.97%

LAPANGAN USAHA20142012 2013

(angka dalam milyar)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 2,713.11 2,842.13 2,958.40 3,036.34 2,811.76 2,986.59 3,014.68 3,087.95 3,028.69 3,067.32 3,112.64

2. KONSUMSI SWASTA NIRLABA 138.99 149.03 154.37 163.91 145.62 155.17 159.63 164.76 157.07 165.46 171.20

3. KONSUMSI PEMERINTAH 590.45 682.47 764.50 870.05 643.67 728.31 858.02 905.74 671.33 780.14 864.12

4. PMTB/ INVESTASI 472.90 552.71 581.23 621.11 504.24 594.18 645.09 660.71 541.84 620.35 739.15

5. EKSPOR & ANTAR PULAU KELUAR 875.66 970.88 1,022.61 1,101.46 946.44 1,046.94 1,117.30 1,138.02 965.60 1,112.20 1,246.23

6. IMPOR & ANTAR PULAU MASUK 1,555.95 1,964.51 2,246.21 2,404.60 1,640.45 2,087.04 2,350.21 2,470.58 1,823.96 2,099.60 2,562.72

7. PERUBAHAN STOK* 58.63 213.43 337.37 269.29 59.62 214.35 329.14 376.41 104.47 175.73 390.76

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3,293.80 3,446.15 3,572.27 3,657.56 3,470.90 3,638.49 3,773.66 3,863.01 3,645.03 3,821.61 3,961.38

PENGGUNAAN2012 2013 2014

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 2.65% 5.53% 6.74% 7.87% 3.64% 5.08% 1.90% 1.70% 7.72% 2.70% 3.25%

2. KONSUMSI SWASTA NIRLABA 7.64% 8.66% 7.18% 7.53% 4.77% 4.12% 3.41% 0.52% 7.86% 6.64% 7.24%

3. KONSUMSI PEMERINTAH 4.10% 6.25% 1.06% 5.10% 9.01% 6.72% 12.23% 4.10% 4.30% 7.12% 0.71%

4. PMTB/ INVESTASI 15.75% 12.30% 7.09% 8.61% 6.63% 7.50% 10.99% 6.37% 7.46% 4.41% 14.58%

5. EKSPOR & ANTAR PULAU KELUAR 6.80% 9.31% 0.62% 3.64% 8.08% 7.83% 9.26% 3.32% 2.03% 6.23% 11.54%

6. IMPOR & ANTAR PULAU MASUK -4.80% 2.11% 0.04% 5.60% 5.43% 6.24% 4.63% 2.74% 11.19% 0.60% 9.04%

7. PERUBAHAN STOK* -69.22% -40.21% -13.21% -14.57% 1.68% 0.43% -2.44% 39.78% 75.22% -18.01% 18.72%

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.44% 4.87% 5.86% 5.47% 5.38% 5.58% 5.64% 5.62% 5.02% 5.03% 4.97%

PENGGUNAAN2012 2013 2014

Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB Sisi Sektoral

Sumber : BPS diolah

Tabel 1.5 Perkembangan PDRB Sisi Penggunaan

Sumber : BPS diolah

Tabel 1.6 Pertumbuhan Tahunan PDRB Sisi Penggunaan

Sumber : BPS diolah

Page 30: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

15

DAYA TARIK INVESTASI DI NTT

Salah satu program yang dicanangkan oleh Pemerintah adalah Masterplan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

MP3EI mensyaratkan pemerintah menjadi motor penciptaan konektivitas antar

wilayah yang diwujudkan dalam bentuk: 1) Merealisasikan sistem yang terintegrasi

antara logistik nasional, sistem transportasi nasional, pengembangan wilayah, dan

sistem komunikasi dan informasi; 2) Identifikasi simpul-simpul transportasi

(transportation hubs) dan distribution centers untuk memfasilitasi kebutuhan logistik

bagi komoditi utama dan penunjang; 3) Penguatan konektivitas intra dan antar

koridor dan konektivitas internasional (global connectivity); 4) Peningkatan jaringan

komunikasi dan teknologi informasi untuk memfasilitasi seluruh aktifitas

ekonomi,aktivitas pemerintahan, dan sektor pendidikan nasional.

Dalam program MP3EI, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama NTB

dan Bali termasuk salah satu dari 5 (lima) Koridor Ekonomi (KE). Koridor Ekonomi

NTT memiliki tema pembangunan sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung

pangan Nasional melalui kegiatan-kegiatan ekonomi utama pada sektor pariwisata,

peternakan dan perikanan. Apabila melihat kontribusi sektoral terhadap PDRB

Provinsi NTT beberapa tahun terakhir, terlihat bahwa sektor pertanian masih

mendominasi kemudian disusul sektor jasa dan sektor perdagangan, hotel dan

restoran seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*

Pertanian 39.89% 39.52% 38.74% 37.56% 35.92% 35.15% 34.18% 33.88%

Pertambangan & Penggalian 1.31% 1.30% 1.29% 1.35% 1.33% 1.35% 1.34% 1.34%

Industri Pengolahan 1.58% 1.51% 1.50% 1.46% 1.43% 1.42% 1.38% 1.36%

Listrik, Gas & Air Bersih 0.39% 0.39% 0.40% 0.42% 0.45% 0.45% 0.46% 0.45%

Bangunan 6.45% 6.34% 6.30% 6.20% 6.24% 6.37% 6.34% 6.30%

Perdagangan, Restoran &

Hotel16.33% 16.42% 16.55% 17% 17.47% 17.76% 18.19% 18.36%

Pengangkutan & Komunikasi 7.13% 7.31% 7.36% 7.44% 7.51% 7.52% 7.52% 7.45%

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan3.59% 3.52% 3.66% 3.77% 3.89% 3.97% 4.10% 4.09%

Jasa-Jasa 23.33% 23.58% 24.19% 24.80% 25.77% 26.02% 26.50% 26.77%

TahunSektor

*Data PDRB Triwulan III-2014

Sumber: BPS diolah

BOKS 1

Page 31: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

16

Kontribusi sektor pertanian merupakan yang terbesar dalam pembentukan

PDRB Provinsi NTT dengan mencapai 33,88% dari total PDRB Provinsi NTT sampai

Triwulan III-2014, diikuti dengan sektor jasa-jasa sebesar 26,77% dan sektor

Perdagangan, Restoran dan Hotel sebesar 18,36%.

Terkait dengan perkembangan investasi di Provinsi NTT, Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi NTT bersama dengan Universitas Nusa Cendana telah

melakukan penelitian terkait Daya Tarik Investasi di Provinsi NTT. Berdasarkan

penelitian tersebut, diketahui bahwa Penanaman Modal Asing (PMA) di wilayah

Provinsi NTT terus mengalami kenaikan seiring dengan gencarnya promosi segitiga

emas (NTT; Indonesia RDTL Australia). Sektor yang mendominasi mendominasi

adalah sektor tersier dan sekunder, sedangkan rumpun sektor primer kurang

diminati investor asing. Di sisi lain, proyek investasi oleh Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) mendominasi rumpun sektor primer dan sebagian kecil rumpun

sektor tersier, sedangkan rumpun sektor sekunder tidak diminati PMDN. Artinya,

sektor pertanian beserta sub-sektornya yang merupakan sektor unggulan sesuai

potensi SDA dan SDM di Provinsi NTT bukan menjadi daya tarik investor asing dalam

menanamkan modalnya di NTT, PMA lebih dominan menanamkan modalnya pada

sektor jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Bila dikaitkan dengan

angka pertumbuhan ekonomi dan PDRB NTT maka terlihat dampak PMA pada

rumpun sektor tersier dimaksud. PEningkatan investasi dapat terlihat pada gambar

berikut:

Grafik Jumlah Proyek Investasi di Provinsi NTT Tahun 2011-2014

Keterangan :

Tahun 2010 BKPM baru

terbentuk sehingga belum

terdata

Tahun 2014 adalah data

triwulan II

Data tidak termasuk 10

kabupaten (TTU, Malaka,

Sabu Raijua, Nagekeo,

Ngada, Manggarai,

Manggarai Timur, Sumba

Timur, Sumba Barat dan

Sumba Tengah)

Sumber: BKPM

Page 32: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

17

Berdasarkan kesimpulan hasil kajian, diketahui pula bahwa faktor utama

yang menentukan daya tarik daerah terhadap investasi berdasarkan persepsi dunia

usaha di NTT adalah faktor kelembagaan dengan nilai persentase terbesar sebagai

daya tarik investasi yakni 22,54% diikuti oleh faktor infrastruktur 20,72%, faktor

sosial politik 20%, faktor keadaan perekonomian 18,41% dan faktor tenaga kerja

18,39%. Dari kondisi ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Nusa Tenggara

Timur belum mencapai kondisi yang ideal di mana masih dominanya faktor policy

variable sebagai penentu daya tarik investasi bukannya endowment variabel yang

mestinya dijadikan patokan bertumbuhnya investasi.

Sebagai tindak lanjut kajian, telah pula diadakan Focus Group Discussion

(FGD) Daya Tarik Investasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diikuti oleh

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi NTT, asosiasi pengusaha dan civitas

akademika. Beberapa permasalahan investasi yang teridentifikasi dalam FGD,

diantaranya:

1. Belum adanya standarisasi dan sinkronisasi perizinan di daerah sebagai dampak

dari otonomi daerah seperti regulasi yang berbeda di setiap daerah.

2. Minimnya infrastruktur di NTT, terutama infrastruktur energi. Hal ini menjadi

salah satu pertimbangan investor dalam menanamkan investasinya.

3. Kepastian hukum, khususnya kepemilikan tanah. Status kepemilikan tanah di

NTT terutama tanah milik adat atau milik keluarga masih bias.

4. Minimnya pengetahuan dan kepedulian aparatur daerah terhadap Rencana Tata

Kelola dan Rencana Wilayah (RTRW).

5. Pusat data informasi (database) terkait potensi investasi di NTT yang belum

komprehensif.

Terkait permasalahan tersebut, telah didapatkan beberapa masukan dan solusi

permasalahan investasi di Provinsi NTT, yaitu:

1. Peraturan Presiden (PERPRES) terkait penggabungan pelayanan perizinan antara

Badan Koordinasi & Penanaman Modal (BKPM) dan Lembaga perizinan. Dalam

peraturan tersebut diatur bahwa penggabungan harus dilaksanakan selambat-

lambatnya dalam jangka waktu 6 bulan.

2. Sentralisasi regulasi antar pemerintah daerah, sehingga tidak ada perbedaan

regulasi di setiap daerah.

Page 33: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

18

3. Wacana pengambilalihan lahan oleh pemerintah daerah. Kebijakan seperti

status tanah yang menjadi potensi untuk berinvestasi.

4. Pemerintah daerah segera melaksanakan analisa RTRW daerah sehingga didapat

sentra-sentra ekonomi baru yang memiliki konektifitas ekonomi antar wilayah

serta melaksanakan sinkronisasi antar pemerintah daerah guna mendukung hal

tersebut.

5. Peningkatan informasi dalam database untuk membantu investor dalam

melakukan investasi. Adapun hal-hal yang dapat diperkaya seperti informasi

infrastruktur, regulasi, sosial, budaya, dan pemetaan potensi daerah.

Page 34: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

19

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN IIINNNFFFLLLAAASSSIII

Hilangnya faktor teknikal kenaikan BBM tahun lalu serta normalnya

permintaan pasca Idul Fitri menyebabkan pencapaian inflasi triwulan III-

2014 cukup rendah.

Kelompok volatile foods dan administered memberikan andil tertinggi

terhadap penurunan inflasi triwulan III-2014.

Komoditas penghambat inflasi tertinggi berasal dari angkutan udara,

sementara pendorong inflasi berasal dari tarif listrik.

22..11 KKoonnddiissii UUmmuumm

Inflasi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada triwulan III-2014 tercatat lebih

rendah bila dibandingkan triwulan sebelumnya maupun capaian inflasi

nasional. Inflasi tahunan pada periode laporan tercatat sebesar 4,13% (yoy) lebih

rendah dibandingkan inflasi periode sebelumnya yang sebesar 8,10% (yoy)

maupun inflasi nasional yang mencapai 4,53% (yoy).

Rendahnya pencapaian inflasi pada periode laporan terutama

disebabkan oleh hilangnya faktor teknikal kenaikan Bahan Bakar Minyak

(BBM) tahun 2013 dengan andil terhadap tekanan inflasi mencapai 2,73%

(yoy). Selanjutnya, koreksi harga pada semua kelompok terutama kelompok

administered prices dan bergejolak (volatile foods) turut memberikan dorongan

terhadap rendahnya pencapaian inflasi NTT. Selesainya momen Hari Raya Idul Fitri

dan musim liburan sekolah memberikan insentif laju inflasi kelompok administered

prices ke angka yang lebih rendah. Selain itu, normalnya tingkat permintaan

konsumen komoditas kelompok bergejolak serta pasokan yang mencukupi

terutama komoditas yang berasal dari daerah lain, turut memberikan andil laju

inflasi menjadi lebih rendah. Seiring perlambatan yang terjadi pada kelompok

administered prices dan volatile foods, laju inflasi kelompok inti (core) pun tercatat

lebih rendah.

Berdasarkan kota pembentuk inflasi, Kota Kupang yang memiliki bobot

terbesar terhadap pembentukan inflasi NTT mengalami penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya yakni dari sebesar 8,31% (yoy) menjadi

sebesar 4,27% (yoy). Pasca musim liburan sekolah dan Hari Raya Idul Fitri yang

disertai dengan kondisi cuaca yang kondusif memberikan dorongan cukup

Page 35: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

20

signifikan terhadap rendahnya laju inflasi Kota Kupang. Kondisi yang sama terjadi

di Kota Maumere yang mencatat inflasi sebesar 3,19% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,70% (yoy). Rendahnya inflasi

tersebut didorong oleh penurunan terutama pada kelompok bahan makanan dan

kelompok transportasi, keuangan & jasa keuangan.

I I I I I I IV I I I I I I

year on year

Nasional 5.90% 5.90% 8.40% 8.38% 7.32% 6.70% 4.53%

NTT 7.11% 5.26% 8.29% 8.41% 7.78% 8.10% 4.13%

Kupang 7.06% 5.56% 8.88% 8.84% 7.99% 8.31% 4.27%

Maumere 7.38% 3.73% 5.32% 6.24% 6.39% 6.70% 3.19%

quarter to quarter

Nasional 2.43% 0.90% 4.08% 0.75% 1.42% 0.57% 1.68%

NTT 2.74% -0.11% 4.06% 1.51% 1.76% 0.66% -0.11%

Kupang 3.02% -0.13% 4.21% 1.51% 1.87% 0.64% -0.11%

Maumere 1.33% 0.04% 3.25% 1.51% 1.06% 0.85% -0.07%

year to date

Nasional 2.43% 3.35% 7.57% 8.38% 1.42% 2.00% 3.71%

NTT 2.74% 2.63% 6.80% 8.41% 1.76% 2.44% 2.33%

Kupang 3.02% 2.88% 7.21% 8.84% 1.87% 2.52% 2.40%

Maumere 1.33% 1.37% 4.66% 6.24% 1.06% 1.91% 1.84%

2013 2014Inflasi

Pencapaian inflasi NTT berada

dibawah pencapaian inflasi nasional.

Inflasi NTT tercatat sebesar 4,13% (yoy)

lebih rendah dibandingkan inflasi

nasional yang sebesar 4,53% (yoy).

Turunnya harga tiket pesawat pasca Hari

Raya Idul Fitri dan Musim liburan sekolah

serta normalnya permintaan barang

yang diiringi pasokan yang mencukupi

secara signifikan mampu mendorong

laju inflasi NTT ke level yang lebih

rendah. Selain itu, ekspektasi masyarakat, baik konsumen maupun pedagang turut

berkontribusi dalam rendahnya laju inflasi NTT. Sementara itu, peningkatan TTL

dan LPG 12 Kg dampaknya tidak terlalu signifikan bila dibandingkan yang terjadi

secara nasional.

Sumber : BPS diolah

Sumber : BPS diolah

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi di NTT

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi NTT

Sumber : BPS diolah

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

8.00%

9.00%

10.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2014

Nasional (yoy) NTT (yoy)

Page 36: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

21

2.2 Perkembangan Inflasi NTT

Hilangnya faktor kenaikan BBM tahun lalu secara signifikan

berpengaruh terhadap penurunan inflasi tahunan NTT periode laporan. Inflasi

NTT pada triwulan laporan sebesar 4,13% (yoy), lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar 8,10% (yoy). Rendahnya laju inflasi pada

periode laporan dipengaruhi oleh hilangnya faktor teknikal kenaikan BBM tahun

lalu yang memiliki andil terhadap inflasi sekitar 2,73% (yoy). Penurunan hampir

seluruh kelompok komoditas inflasi (kecuali kelompok pendidikan, rekreasi &

olahraga) memberikan faktor dorongan tambahan terhadap rendahnya

pencapaian inflasi NTT Triwulan III. Kelompok bahan makanan dan kelompok

transportasi, komunikasi & jasa keuangan mengalami penurunan inflasi tertinggi

yakni dari 7,03% (yoy) dan 12,79% (yoy) menjadi sebesar 1,08% (yoy) dan 0,08%

(yoy).

Pada kelompok bahan makanan, komoditas yang mengalami

penurunan inflasi tertinggi adalah subkelompok ikan segar dan subkelompok

bumbu-bumbuan yakni dari 17,98% (yoy) dan -0,11% (yoy) menjadi sebesar

4,43% (yoy) dan -14,93% (yoy). Peningkatan aktivitas nelayan yang didukung

kondisi cuaca yang kondusif meningkatkan supply ikan segar di pasaran sehingga

mampu menekan perkembangan harga lebih rendah. Di sisi lain, panen yang

terjadi terutama bagi komoditas yang berasal dari luar daerah seperti panen

bawang merah dari Jawa Tengah dan panen cabai dari Bali menjadi faktor utama

rendahnya inflasi subkelompok bumbu-bumbuan.

I II III IV I II III

UMUM 7.11% 5.26% 8.29% 8.41% 7.78% 8.10% 4.13%

BAHAN MAKANAN 7.80% 2.16% 5.41% 4.57% 1.43% 7.03% 1.08%

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 9.19% 7.89% 10.87% 9.97% 9.46% 8.97% 4.98%

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 8.27% 6.57% 6.69% 8.89% 10.06% 7.65% 6.86%

SANDANG 7.59% 5.94% 6.48% 5.71% 5.41% 5.31% 4.39%

KESEHATAN 2.40% 2.39% 4.59% 4.33% 4.48% 4.11% 2.36%

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 6.45% 7.14% 5.31% 7.12% 7.23% 6.55% 8.05%

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 2.98% 7.33% 17.20% 16.22% 15.35% 12.79% 0.08%

2014Komoditas

2013

Tabel 2.2 Inflasi NTT per Kelompok Komoditas

Sumber : BPS diolah

Page 37: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

22

Selanjutnya, Dari sisi kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan,

subkelompok transportasi mengalami penurunan paling signifikan yakni dari

17,45% (yoy) menjadi sebesar 0,09% (yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan

tiket pesawat pasca Idul Fitri dan liburan sekolah. Sementara itu, kelompok

pendidikan, rekreasi & olahraga mengalami peningkatan inflasi dari 6,55% (yoy)

menjadi sebesar 8,05% (yoy). Peningkatan tersebut secara dominan disebabkan

oleh peningkatan inflasi subkelompok pendidikan terutama biaya pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) seiring

tahun ajaran baru yang biasanya mengalami peningkatan setiap tahunnya.

-4.00% -3.00% -2.00% -1.00% 0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00%

UMUM

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK &…

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K

Tw-III 2014 Tw-II 2014 Tw-III 5 th terakhir

0.96%

-0.71% -0.35%

-0.80%

-0.60%

-0.40%

-0.20%

0.00%

0.20%

0.40%

0.60%

0.80%

1.00%

1.20%

Jul Aug Sep

Inflasi triwulanan pada periode laporan lebih rendah dibandingkan

periode sebelumnya. Tercatat laju inflasi NTT sebesar -0,11% (qtq) atau

mengalami deflasi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang mencapai

0,66% (qtq) dan rata-rata inflasi triwulan III lima tahun terakhir sebesar 2,42%.

Beberapa kelompok yang inflasi triwulanannya tercatat lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya maupun rata-rata lima tahun sebelumnya diantaranya

kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi, & jasa

keuangan. Sementara kelompok yang inflasinya lebih tinggi berasal dari kelompok

pendidikan, rekreasi & olahraga.

Secara bulanan, inflasi periode laporan tercatat lebih rendah seiring

berakhirnya Idul Fitri. Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Juli 2014,

memberikan tekanan cukup signifikan terhadap laju inflasi bulanan NTT. Tercatat

inflasi bulan Juli sebesar 0,96% (mtm) dengan andil tertinggi berasal dari

Grafik 2.2 Inflasi Triwulanan NTT Grafik 2.3 Inflasi Bulanan Triwulan III-2014 NTT

Sumber : BPS diolah Sumber : BPS diolah

Page 38: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

23

kelompok transportasi, komunikasi, & jasa keuangan terutama tarif angkutan

udara. Pada bulan Agustus, pasca Hari Raya Idul Fitri, terjadi deflasi cukup

signifikan yang mencapai -0,71% (mtm). Kembali normalnya permintaan

masyarakat terutama terhadap kelompok bahan makanan dan kelompok

transportasi, komunikasi, & jasa keuangan merupakan faktor utama rendahnya

pencapaian inflasi. Trend deflasi terus berlangsung pada bulan September yakni

sebesar -0,35% (mtm) meskipun tidak setinggi pencapaian deflasi bulan Agustus.

Subkelompok transprotasi terutama angkutan udara masih menjadi sumber deflasi

periode laporan disamping subkelompok bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran.

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013 2014

SANDANG KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K

BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB UMUM

Grafik 2.4 Struktur Inflasi Bulanan NTT

Sumber : BPS diolah

Page 39: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

24

2.3 Disagregasi Inflasi

Rendahnya pencapaian inflasi NTT pada triwulan laporan disebabkan

oleh penurunan semua kelompok inflasi. Dari ketiga kelompok inflasi, kelompok

administered prices mengalami penurunan inflasi paling tinggi yakni dari 12,58%

(yoy) menjadi sebesar 2,94% (yoy). Sementara kelompok volatile foods dan

kelompok inti berada pada posisi kedua dan ketiga setelah kelompok administered

prices dengan laju masing-masing sebesar -1,76% (yoy) dan 0,25% (yoy).

Hilangnya faktor teknikal kenaikan BBM menjadi penyebab utama rendahnya

pencapaian inflasi periode laporan. Selain itu, penurunan tiket pesawat dan

normalnya permintaan pasca Idul Fitri turut memberikan andil terhadap rendahnya

inflasi.

-6

-1

4

9

14

19

24

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012 2013 2014

%,yoyInflasi IHK (yoy) Core

Adm Price Volatile Foods

Sumber: BPS (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)

(2)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012 2013 2014

%,yoy Volatile Foods Adm Price Core

Sumber: BPS (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)

2.3.1 Kelompok Volatile Foods

Laju inflasi volatile foods tercatat lebih rendah dibandingkan periode

sebelumnya. Inflasi volatile foods turun dari 7,32% (yoy) menjadi sebesar 1,46%

(yoy). Rendahnya pencapaian inflasi volatile foods terutama didorong oleh

penurunan harga pada subkelompok ikan segar seiring peningkatan aktivitas

nelayan yang didukung kondisi cuaca kondusif. Selanjutnya, koreksi harga pada

subkelompok bumbu-bumbuan seiring panen yang terjadi terutama berasal dari

daerah lain seperti panen bawang merah di Jawa Tengah dan panen cabai di Bali.

Sementara dari NTT sendiri, panen bawang merah semakin mendorong laju inflasi

kelompok volatile foods lebih rendah.

2.3.2 Kelompok Administered Prices

Inflasi kelompok administered prices tercatat mengalami penurunan inflasi

paling signifikan. Setelah naik pada periode sebelumnya, inflasi kelompok ini pada

Grafik 2.5 Disagregasi Inflasi NTT

Page 40: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

25

triwulan III-2014 turun tajam dari 12,58% (yoy) menjadi sebesar 2,94% (yoy).

Andil terbesar penurunan kelompok ini berasal dari subkelompok transportasi

yakni dari 17,45% (yoy) menjadi sebesar 0,09% (yoy). Permintaan akan

transportasi udara yang kembali normal pasca hari raya Idul Fitri dan liburan

sekolah berdampak signifikan terhadap penurunan laju inflasi kelompok

administered prices. Sementara itu, dampak kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) di

bulan Juli belum cukup besar terhadap andil penurunan subkelompok transportasi

sehingga tidak begitu signifikan dampaknya terhadap laju inflasi kelompok ini

secara umum.

2.3.3 Kelompok Inti (core)

Laju inflasi kelompok inti mengalami penurunan namun tidak sebesar

penurunan kelompok lainnya. Pada periode laporan tercatat sebesar 5,12% (yoy)

lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 6,74% (yoy) dengan

andil 2,74% atau penyumbang terbesar diantara kelompok lainnya. Penurunan

tersebut terindikasikan dari subkelompok makanan jadi dan biaya tempat tinggal

yang memiliki bobot terbesar dengan laju inflasi masing-masing sebesar 3,30%

(yoy) dan 6,99% (yoy) lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang

tercatat sebesar 4,41% (yoy) dan 8,67% (yoy). Sementara itu, dari sisi ekspektasi

relatif terjaga. Hasil survei menunjukkan indeks ekspektasi harga konsumen

cenderung mengalami penurunan. Sementara dari sisi pedagang ekspektasi harga

relatif stabil.

140.00

150.00

160.00

170.00

180.00

190.00

200.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2013 2014

3 Bulan YAD 6 Bulan YAD

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2013 2014

3 Bln YAD 6 Bln YAD

Grafik 2.6 Ekspektasi Konsumen Grafik 2.7 Ekspektasi Pedagang

Page 41: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

26

2.4 Inflasi NTT Berdasarkan Kota

2.4.1 Inflasi Kota Kupang

Hilangnya faktor teknikal BBM

memberikan dampak signfikan

terhadap rendahnya inflasi Kota

Kupang triwulan III-2014. Inflasi Kota

Kupang tercatat sebesar 4,27% (yoy)

atau lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencapai

8,31% (yoy). Faktor utama rendahnya

pencapaian inflasi Kota Kupang adalah

hilangnya faktor kenaikan BBM tahun

lalu. Berdasarkan kelompok pembentuk inflasi, kelompok bahan makanan dan

kelompok transportasi, komunikasi, & jasa keuangan tercatat mengalami

penurunan inflasi terendah yakni dari 7,01% (yoy) dan 13,17% (yoy) menjadi

sebesar 0,98% (yoy) dan 0,41% (yoy). dari sisi kelompok bahan makanan,

subkelompok ikan segar dan subkelompok bumbu-bumbuan mengalami

penurunan inflasi tertinggi yang pada periode laporan tercatat masing-masing

sebesar 6,21% (yoy) dan 14,00% (yoy). Sementara dari sisi kelompok transportasi,

komunikasi, & jasa keuangan, penurunan inflasi tertinggi berasal dari subkelompok

transportasi yakni dari 17,45% (yoy) menjadi sebesar 0,59% (yoy) terutama

penurunan tarif angkutan udara pasca Idul Fitri dan liburan sekolah.

Berdasarkan faktor ekspektasi, dari sisi konsumen, ekspektasi terhadap

perkembangan harga 3 bulan maupun 6 bulan cenderung lebih rendah bila

dibandingkan ekspektasi periode sebelumnya. Sementara dari sisi pedagang,

cenderung stabil.

Grafik 2.8 Perkembangan Inflasi Kupang

Sumber : BPS diolah

-2.00%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2013 2014

Kupang - mtm

Kupang - yoy

Page 42: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

27

I I I I I I IV I I I I I I

UMUM 7.06% 5.56% 8.88% 8.84% 7.99% 8.31% 4.27%

BAHAN MAKANAN 7.81% 2.88% 5.58% 4.90% 0.88% 7.01% 0.98%

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU9.19% 7.64% 11.48% 9.11% 8.88% 8.61% 3.89%

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 8.61% 6.60% 7.50% 9.80% 11.15% 8.32% 7.53%

SANDANG 8.06% 6.45% 7.13% 6.23% 5.98% 5.60% 4.73%

KESEHATAN 2.21% 2.37% 4.85% 4.30% 4.56% 4.03% 2.30%

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 3.34% 4.32% 5.61% 7.69% 7.69% 6.73% 9.11%

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN3.39% 7.82% 17.37% 16.47% 15.60% 13.17% 0.41%

2013KOMODITAS

2014

Secara triwulanan, Kota

Kupang tercatat mengalami deflasi

sebesar -0,11% (qtq), lebih rendah

dibandingkan inflasi triwulan II-2014

yang sebesar 0,64% (qtq). Tekanan

inflasi tertinggi selama periode

laporan terjadi pada kelompok

pendidikan, rekreasi, & olahraga

dengan inflasi sebesar 6,06% (qtq).

Peningkatan pada kelompok tersebut

diakibatkan oleh peningkatan biaya pendidikan seiring memasuki tahun ajaran

baru. Sementara itu, inflasi teredah berasal dari kelompok bahan makanan yang

tercatat sebesar -2,87% (qtq). Pasokan supply yang memadai yang disertai

normalnya permintaan pasca Idul Fitri dan liburan sekolah.

Secara bulanan, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli yang tercatat sebesar

1,08% (mtm). Tingginya inflasi pada periode tersebut disebabkan oleh

peningkatan inflasi kelompok transportasi, komunikasi, & jasa keuangan terutama

transportasi udara menjelang Hari Raya Idul Fitri dan liburan sekolah. Selanjutnya,

pada bulan Agustus inflasi Kota Kupang tecatat sebesar -0,87% (mtm). Hal ini

disebabkan kembali normalnya permintaan akan angkutan udara pasca Idul Fitri

dan liburan sekolah serta pasokan bahan makanan yang kembali normal. Pada

bulan September trend penurunan inflasi masih terjadi meskipun tidak sebesar

bulan Agustus yakni sebesar 0,32% (mtm). Turunnya tarif angkutan udara dari

subkelompok transportasi masih berlangsung yang diiringi oleh penurunan harga

kelompok bahan makanan terutama subkelompok daging dan subkelompok ikan

diawetkan.

Grafik 2.9 Inflasi Triwulanan Kupang

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.3 Inflasi Kupang per Kelompok Komoditas

Sumber : BPS diolah

-1% 1% 3% 5% 7%

umum

bahan makanan

makanan jadi,rokok,tembakau

perumahan,listrik,air

sandang

kesehatan

pendidikan,rekreasi,olah raga

transpor,komunikasi,jasa

-0.11%

-2.87%

1.18%

1.43%

1.17%

0.99%

6.06%

-2.81%

Page 43: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

28

2.4.2 Inflasi Kota Maumere

Faktor cuaca yang kondusif

berpengaruh dalam pergerakan laju

inflasi di Kota Maumere. Inflasi

tahunan Kota Maumere pada

triwulan laporan sebesar 3,38% (yoy),

lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 6,70%

(yoy). Kelompok barang dan jasa yang

mengalami penurunan inflasi tertinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya

adalah kelompok bahan makanan

dan kelompok transportasi, komunikasi, & jasa keuangan dengan inflasi masing-

masing sebesar 2,55% (yoy) dan -2,26% (yoy) turun cukup signifikan

dibandingkan sebelumnya yang masing-masing sebesar 7,81% (yoy) dan 9,90%

(yoy). Penurunan inflasi pada kelompok bahan makanan disebabkan oleh cuaca

yang kondusif sehingga hasil panen dapat optimal. Sementara itu, normalnya

permintaan akan angkutan udara pasca liburan sekolah memberikan insentif

terhadap penurunan inflasi kelompok tersebut.

I I I I I I IV I I I I I I

UMUM 7.38% 3.73% 5.32% 6.24% 6.39% 6.70% 3.19%

BAHAN MAKANAN 7.77% -1.20% 4.63% 2.99% 4.07% 7.81% 2.55%

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 9.12% 9.27% 7.50% 14.93% 12.90% 11.09% 11.49%

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 6.57% 6.45% 2.60% 4.23% 4.02% 3.70% 2.83%

SANDANG 4.84% 2.88% 2.62% 2.60% 1.90% 3.33% 2.06%

KESEHATAN 3.49% 2.52% 3.12% 4.50% 4.01% 4.52% 2.60%

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 22.77% 21.89% 4.01% 4.58% 5.24% 5.83% 2.11%

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 0.24% 4.10% 16.06% 14.57% 13.55% 9.90% -2.26%

2013KOMODITAS

2014

Secara triwulanan, inflasi Kota Maumere tercatat sebesar -0,07% (qtq) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,85% (qtq)

namun masih lebih tinggi bila dibandingkan inflasi Kota Kupang yang mencapai -

0,11% (qtq). Tingginya inflasi yang terjadi terutama disebabkan oleh kelompok

makanan jadi dengan inflasi sebesar 1,92% (qtq). Hal ini disebabkan oleh

Grafik 2.10 Perkembangan Inflasi Maumere

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.4 Inflasi Maumere per Kelompok Komoditas

Sumber : BPS diolah

-4.00%

-2.00%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2013 2014

Inflasi Bulanan

Inflasi Tahunan

Page 44: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

29

peningkatan seluruh subkelompok dengan inflasi tertinggi berasal dari

subkelompok tembakau & minuman beralkohol yakni sebesar 4,40% (qtq).

Sedangkan tekanan inflasi terendah berasal dari kelompok bahan makanan yakni

sebesar -1,53% (qtq) terutama subkelompok sayur-sayuran dan subkelompok

kacang-kacangan masing-masing sebesar -9,76% (qtq) dan -9,38% (qtq).

Secara bulanan, bulan Juli terjadi inflasi yakni sebesar 0,13% (mtm) dengan

sumber inflasi berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau

sebesar 0,61% (mtm). Pada bulan Agustus terjadi inflasi tertinggi yakni mencapai

0,35% (mtm). Sumber tekanan inflasi masih berasal dari kelompok makanan jadi,

minuman, rokok, & tembakau terutama subkelompok tembakau & minuman

beralkohol dengan inflasi mencapai 3,22% (mtm). Hal berbeda terjadi pada bulan

September, Kota Maumere mengalami deflasi cukup dalam yakni sebesar -0,55%

(mtm). Kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi, & jasa

keuangan mengalami penurunan inflasi terdalam yakni masing-masing sebesar

-1,55% (mtm) dan -1,04% (mtm). Dari kelompok bahan makanan, inflasi terendah

berasal dari subkelompok kacang-kacangan yakni sebesar 5,15% (mtm).

Sementara dari kelompok transportasi, komunikasi, & jasa keuangan berasal dari

subkelompok transportasi yakni mencapai -1,56% (mtm).

-1% 0% 1% 2%

umum

bahan makanan

makanan jadi,rokok,tembakau

perumahan,listrik,air

sandang

kesehatan

pendidikan,rekreasi,olah raga

transpor,komunikasi,jasa

-0.07%

-1.53%

1.92%

1.10%

-0.06%

0.26%

0.01%

-1.15%

Grafik 2.11 Inflasi Triwulanan Maumere

Sumber : BPS diolah

Page 45: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

30

PENGUATAN KERJA SAMA ANTAR DAERAH DALAM

PENANGGULANGAN INFLASI

Perkembangan suplai komoditas pangan merupakan salah satu faktor yang

penting dalam menyumbang peningkatan inflasi terutama volatile food di suatu

daerah. Pada tahun 2013, komoditas pangan seperti bawang merah dan sapi,

termasuk dalam komoditas utama penyumbang inflasi di Indonesia.

Pentingnya suplai komoditas dan keanekaragaman produksi komoditas

utama di masing-masing daerah, meningkatkan kesadaran perlunya penguatan

kerja sama antar daerah dalam penanggulangan inflasi, terutama penyediaan

suplai pangan. Hal ini diperkuat dalam salah satu butir kesepakatan pada Rapat

Koordinasi Nasional (Rakornas) V Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tanggal 21

Mei 2014, di Jakarta, yaitu meningkatkan kerjasama antardaerah di bidang

ketahanan pangan melalui dukungan perencanaan program kerja dan penyediaan

anggaran di daerah.

Sebagai implementasi butir kesepakatan tersebut, Provinsi Nusa Tenggara

Timur telah melakukan kerja sama dengan Provinsi DKI Jakarta dalam hal

penyediaan komoditas sapi. Kerja sama tersebut, diinisiasi pada bulan Oktober

2013 dengan pertemuan antara Gubernur NTT (Frans Lebu Raya) dan Gubernur

DKI Jakarta (Joko Widodo/ Presiden RI saat ini). Inisiasi tersebut ditindaklanjuti

dengan penandatanganan MoU kerja sama bidang peternakan antara Provini NTT

dan Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 29 April 2014 di peternakan sapi, Ponain,

Amarisi, Kabupaten Kupang, NTT. Bentuk Kerja sama yang dilakukan bernilai

investasi sebesar Rp 2 triliun untuk kerja sama selama lima tahun ke depan, yang

akan digunakan untuk:

1. Pembangunan pusat pembibitan ternak (breeding center), dan

2. Program penggemukan sapi potong.

Selanjutnya sedang disusun Draft Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara kedua

daerah. Kerja sama tersebut juga didukung dengan Kementerian Perhubungan

yang akan menyiapkan satu unit kapal dengan kapasits angkut 5.000 ekor sapi

disiapkan Kementerian Perhubungan sebagai dukungan sarana transportasi

pengiriman sapi dari NTT ke Jakarta pada tahun 2016. Kebutuhan daging sapi di

BOKS 2

Page 46: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

31

Jakarta sebesar 150 ton per hari atau 52.500 ton per tahun dimana 30%-40%

berasal dari impor.

Perkembangan produksi sapi di Provinsi NTT sendiri telah berkembang sejak

tahun 2011 dengan dicanangkan sebagai Provinsi Ternak dalam Program Desa

Mandiri Anggaran Menuju Kesejahteraan (Anggur Merah). Potensi ternak (sapi)

NTT dalam dua tahun terakhir (2012-2013) masing-masing tercatat 814.450 ekor

dan 803.450 ekor. Data terakhir menunjukkan populasi sapi di NTT saat ini :

Tabel Produksi Sapi di Provinsi NTT

No Lokasi Jenis Sapi Jumlah

1 Pulau Timor Sapi Bali 600.000

2 Pulau Flores Sapi Bali 155.195

3 Pulau Sumba Sapi Onggol 60.000

Total 815.195

Sumber : Dinas Peternakan Prov. NTT

Disamping itu, NTT memiliki lahan pengembangbiakkan untuk lima tahun

mendatang seluas 1,5 juta hektar. Produksi daging sapi Provinsi NTT sendiri pada

tahun 2013 mengalami surplus dibandingkan dengan konsumsi lokal dengan

kelebihan produksi diekspor ke Provinsi lain di Indonesia, terutama di DKI Jakarta,

Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.

Tabel Produksi Daging Sapi di Provinsi NTT

Page 47: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

32

Gambar Ekspor Daging Sapi Provinsi NTT

Perkembangan komoditas sapi juga didukung dengan enam program

strategis Provinsi NTT 2015, yang dikenal dengan 6 tekad, yakni Provinsi Ternak,

Provinsi Cendana, Provinsi Jagung, Provinsi Koperasi, Provinsi Pariwisata dan

Provinsi Kelautan.

Page 48: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

33

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN PPPEEERRRBBBAAANNNKKKAAANNN DDDAAANNN

SSSIIISSSTTTEEEMMM PPPEEEMMMBBBAAAYYYAAARRRAAANNN

Kinerja perbankan secara umum mengalami perlambatan.

Perlambatan kredit secara umum didorong perlambatan kredit pada sektor

unggulan yaitu sektor perdagangan, sektor jasa-jasa dan sektor pertanian.

Momen perayaan Idul Fitri pada triwulan laporan mendorong peningkatan

cash outflow.

33..11 KKoonnddiissii UUmmuumm

Kinerja perbankan pada triwulan laporan relatif melambat. Dari sisi

kinerja keuangan, gabungan aset bank umum dan BPR tercatat Rp27,11 triliun

atau melambat sebesar 22,94% (yoy) dari 23,98% (yoy) pada triwulan

sebelumnya. Penyaluran kredit melambat sebesar 13,48% (yoy) dari triwulan

sebelumnya yang mencapai 15,04% (yoy) dengan outstanding mencapai Rp16,53

triliun. Perlambatan ini pun diiringi dengan memburuknya risiko kredit (non

performing loans/NPL) ke level 1,64% dibandingkan triwulan sebelumnya yang

hanya 1,50%. Di sisi lain, penghimpunan DPK tumbuh positif sebesar 19,90%

(yoy) dengan nominal Rp19,09 triliun. Fungsi intermediasi perbankan di NTT juga

relatif baik yang tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) yang sebesar

86,59%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar

84,86%. Kinerja positif kredit konsumsi yang memiliki andil paling besar terhadap

total kredit menyebabkan laju pertumbuhan kredit secara triwulanan lebih besar

dibandingkan penghimpunan DPK.

Tabel 3.1 Perkembangan Kinerja Perbankan NTT (Bank Umum dan BPR)

Page 49: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

34

Dari sisi sistem pembayaran, aktivitas transaksi non tunai melalui fasilitas

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) tercatat turun sebesar 5,75% (yoy)

menjadi sebesar Rp607,52 miliar. Kompensasinya, transaksi melalui fasilitas Real

Time Gross Settlement (RTGS) tercatat mengalami peningkatan 16,29% (yoy) yakni

sebesar Rp24,09 triliun selama triwulan laporan.

Sementara dari sisi transaksi tunai, pada triwulan laporan kembali terjadi net

outflow yaitu jumlah uang keluar dari Bank Indonesia (outflow) lebih tinggi

dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk (inflow) meski jumlahnya menurun

dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan aktivitas pembayaran non-tunai selama

triwulan laporan diperkirakan menjadi penyebab menurunnya arus uang keluar dari

Bank Indonesia.

Tabel 3.3 Perkembangan Transaksi Tunai

Tabel 3.2 Perkembangan Transaksi Non Tunai

Page 50: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

35

0%

2%

4%

6%

8%

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Nominal (Miliar) Rasio thd Kredit

33..22 PPeerrkkeemmbbaannggaann BBaannkk UUmmuumm

33..22..11.. IInntteerrmmeeddiiaassii PPeerrbbaannkkaann

Fungsi intermediasi perbankan yang direpresentasikan oleh rasio LDR

(Loan to Deposit Ratio) meningkat. Pada triwulan III-2014, rasio penyaluran

kredit terhadap penghimpunan dana (LDR) tercatat sebesar 86,59%. Rasio ini

meningkat, namun lebih disebabkan oleh kualitas penghimpunan DPK yang masih

relatif rendah. Hal ini terkonfirmasi dari masih relatif rendahnya nilai DPK

walaupun pada triwulan laporan mengalami peningkatan hampir 20% (yoy). Di

sisi lain, penyaluran kredit hanya mengalami peningkatan sebesar 13,48% (yoy)

atau melambat dibandingkan kinerja periode sebelumnya. Indikator lainnya, rasio

kredit yang belum disalurkan kepada masyarakat (undisbursed loan) terhadap

total kredit juga sedikit meningkat dari 4,35% menjadi 4,57% pada triwulan

laporan dengan nominal mencapai Rp754,94 miliar.

Penghimpunan dana masyarakat (DPK) pada triwulan laporan tumbuh

sebesar 19,90% (yoy). Hal ini melanjutkan tren positif yang terjadi sejak triwulan

IV-2013. Total dana masyarakat yang ada pada Bank Umum di wilayah NTT

mencapai Rp19,09 triliun. Peningkatan laju pertumbuhan dana masyarakat pada

triwulan laporan bersumber dari peningkatan dana pada rekening deposito sebesar

24,31% (yoy). Deposito perorangan masih mendominasi dengan porsi 54,36%

dari total deposito perbankan NTT, diikuti oleh deposito pemerintah sebesar

40,11%. Pertumbuhan deposito perorangan mencapai 24,62% (yoy), sementara

pertumbuhan deposito pemerintah sebesar 2,91% (yoy).

Grafik 3.1 Perkembangan LDR Grafik 3.2 Perkembangan Undisbursed Loan

Page 51: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

36

Rekening giro tumbuh melambat sebesar 30,43% (yoy). Pada triwulan

laporan, total dana yang tercatat pada rekening giro Bank Umum sebesar Rp5,09

triliun. Giro milik pemerintah masih mendominasi rekening giro di perbankan NTT

dengan nominal Rp4,37 triliun atau 85,95% dari total giro di wilayah NTT.

Sementara itu, tabungan meningkat dari 10,54% (yoy) pada triwulan

sebelumnya menjadi 12,60% (yoy) pada triwulan laporan. Hal ini terutama

didorong oleh pertumbuhan tabungan perorangan yang tumbuh sebesar 10,59%

(yoy). Tabungan perorangan sendiri masih menjadi penyumbang utama dengan

porsi sebesar 89,05% dari jumlah tabungan perbankan umum di NTT.

Penyaluran kredit Bank Umum kembali melambat dengan pertumbuhan

sebesar 13,48% (yoy) dengan total outstanding kredit mencapai Rp16,53

triliun. Secara struktural, porsi kredit konsumtif terhadap total kredit menurun

pada triwulan laporan. Total 62,24% penyaluran kredit perbankan didominasi oleh

kredit jenis konsumsi, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang

sebesar 63,73% dari total kredit. Sementara kredit produktif jenis modal kerja dan

investasi menyumbang share masing-masing sebesar 30,29% dan 7,47%.

Tabel 3.4 Perkembangan Kinerja DPK Bank Umum

Grafik 3.4 DPK Menurut Golongan Pemilik Grafik 3.3 Komposisi DPK

Page 52: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

37

Melambatnya pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan laporan

menyebabkan perlambatan pada penyaluran kredit, khususnya Kredit Modal

Kerja. Perlambatan pada kredit modal kerja seiring dengan melambatnya

permintaan kredit pada sektor-sektor dominan yaitu sektor perdagangan besar dan

eceran. Pertumbuhan kredit pada sektor tersebut kembali melambat dari 21,94%

(yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 20,04% (yoy). Porsi sektor perdagangan

besar dan eceran dalam penyaluran kredit modal kerja tercatat sebesar 69,36%.

Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan penyaluran kredit secara

umum apabila terjadi perlambatan pada kinerja penyaluran kredit modal kerja.

Selain itu, kinerja penyaluran kredit modal kerja pada sektor pertanian, termasuk di

dalamnya sektor perikanan, melambat cukup dalam dari 157,82% pada triwulan

sebelumnya menjadi sebesar 103,11%.

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum

Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Modal Kerja Bank Umum

Page 53: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

38

Kondisi yang sama terjadi pada pertumbuhan penyaluran kredit

investasi. Melambatnya laju pertumbuhan kredit investasi relatif dalam

dibandingkan kredit modal kerja. Perlambatan penyaluran kredit investasi didorong

oleh perlambatan penyaluran kredit pada sektor perdagangan besar dan sektor

konstruksi yang mempunyai share cukup besar terhadap total kredit investasi.

Demikian pula pada sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum

serta sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi. Berdasarkan hasil liaison

kepada kontak selama triwulan laporan, kondisi ini terjadi akibat sikap menunggu

yang dilakukan para pengusaha sebelum memutuskan melakukan investasi. Hal ini

terkait dengan kepastian ekonomi dan politik sehubungan dengan

penyelenggaraan pemilihan presiden.

Secara sektoral, penyaluran kredit produktif masih didominasi sektor

perdagangan. Secara umum, share sektor perdagangan besar dan eceran masih

menjadi sektor unggulan dalam penyaluran kredit perbankan terutama untuk

kredit produktif. Pangsa sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 23,19%

dari total penyaluran kredit pada triwulan laporan. Perlambatan masih terjadi pada

sektor ini yaitu dari 19,90% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 19,22% (yoy)

pada triwulan laporan. Sementara kredit konsumtif yang tercermin dari sektor

penerima kredit bukan lapangan usaha juga masih melambat dari 11,59% (yoy)

pada triwulan lalu menjadi 10,62% pada triwulan laporan.

Tabel 3.7 Perkembangan Kredit Investasi Bank Umum

Page 54: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

39

Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank

Umum

Grafik 3.5 Perkembangan NPL Bank Umum

Penyaluran kredit bank umum diimbangi dengan risiko kredit yang

tetap terkendali pada level rendah, meski terjadi peningkatan rasio Non

Performing Loan (NPL) perbankan pada triwulan III-2014 ke level 1,64%

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,50%. Rasio NPL kredit investasi

tercatat naik menjadi 2,92% dari sebelumnya 2,51%, sementara rasio NPL kredit

modal kerja naik menjadi 3,29% dari sebelumnya 2,97%. Di sisi lain, rasio NPL

kredit konsumsi relative stabil dengan angka sebesar 0,68%.

Kenaikan BI Rate menjadi 7,50% masih mempengaruhi perbankan di

NTT untuk menaikkan suku bunga kredit pada triwulan laporan. Suku bunga

Tabel 3.8 Perkembangan Penyaluran Kredit Sektoral Bank Umum

Page 55: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

40

kredit tertimbang perbankan pada triwulan III-2014 untuk kredit modal kerja naik

ke level 14,15% dari sebelumnya 14,11%. Kenaikan suku bunga kredit juga terjadi

pada jenis kredit modal investasi dari 15,17% pada triwulan sebelumnya menjadi

15,19% pada triwulan laporan. Meski demikian, penurunan suku bunga

tertimbang kredit konsumsi dari 14,69% menjadi 14,62% cukup mampu

membuat penurunan suku bunga tertimbang secara umum ke angka 14,65% dari

sebelumnya 14,66%.

33..22..22.. KKrreeddiitt UUssaahhaa MMiikkrroo KKeecciill ddaann MMeenneennggaahh ((UUMMKKMM))

Penyaluran kredit kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

tumbuh sebesar 28,58% (yoy). Pertumbuhan kredit UMKM meningkat

dibandingkan dengan pertumbuhan kredit secara keseluruhan, terutama kredit

produktif yang menunjukkan tendensi melambat. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa sektor UMKM masih menjadi primadona bagi perbankan dalam penyaluran

kredit produktifnya. Hal tersebut terkonfirmasi dari meningkatnya rasio kredit

UMKM terhadap total kredit produktif ke angka 80,10%. Rasio kredit UMKM

terhadap total kredit pada triwulan laporan juga meningkat menjadi 30,25%.

Peningkatan laju pertumbuhan penyaluran kredit UMKM triwulan

laporan terjadi pada kategori usaha kecil dan menengah. Penyaluran kredit

untuk UMKM jenis kecil tumbuh sebesar 17,29% (yoy) dengan outstanding kredit

mencapai Rp2,32 triliun dan jumlah debitur sebanyak 10.462 unit usaha.

Tabel 3.9 Perkembangan Komponen Kredit UMKM Bank Umum

Page 56: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

41

Penggunaan kredit untuk usaha kecil didominasi untuk keperluan modal kerja yaitu

sebesar 83,30% dibandingkan untuk investasi yang hanya sebesar 16,70%.

Penyaluran kredit pada usaha jenis menengah juga tumbuh sebesar 34,16%

(yoy) dengan outstanding kredit sebesar Rp1,43 triliun dan jumlah debitur

mencapai 1.925 unit usaha. Penggunaan kredit untuk kebutuhan modal kerja

sebesar 83,32% dan investasi sebesar 16,68%.

Sementara kredit UMKM pada usaha jenis mikro mengalami perlambatan

pertumbuhan dari 56,27% (yoy) menjadi 47,82% (yoy) dengan outstanding kredit

sebesar Rp1,26 triliun dan jumlah debitur sebesar 71.149 unit usaha. Penggunaan

kredit untuk kebutuhan modal kerja mencapai 80,84% dan investasi sebesar

19,16%.

Secara sektoral, sektor yang dominan dibiayai oleh perbankan adalah sektor

perdagangan besar dan eceran dengan proporsi sebesar 66,54% dari total

penyaluran kredit UMKM. Sektor lain yang memiliki pangsa cukup besar adalah

sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya dengan

proporsi sebesar 10,62%. Risiko penyaluran kredit (NPLs) kepada UMKM juga

cukup terjaga dengan rasio sebesar 3,47%.

Tabel 3.10 Perkembangan Kredit UMKM Sektoral Bank Umum

Page 57: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

42

Rp Miliar % yoy Rp Miliar % yoy Rp Miliar % yoy LDR NPL

Pulau Timor 17.773 25,07% 10.960 16,74% 9.317 -0,76% 85,00% 1,80%

Pulau Flores 7.280 17,42% 6.390 23,76% 5.637 9,18% 88,22% 1,57%

Pulau Sumba 2.061 25,27% 1.741 27,01% 1.578 15,08% 90,61% 0,95%

NTT 27.114 22,94% 19.092 19,90% 16.532 3,83% 86,59% 1,64%

WILAYAH

ASET DPK KREDIT RASIO

33..22..33.. KKiinneerrjjaa PPeerrbbaannkkaann UUmmuumm BBeerrddaassaarrkkaann SSeebbaarraann PPuullaauu

Secara geografis, kinerja perbankan umum di Provinsi NTT masih

terkonsentrasi di Pulau Timor. Pusat pemerintahan dan ekonomi yang dominan

di Pulau Timor, khususnya Kota Kupang menjadi faktor utama terpusatnya

kegiatan perbankan di Pulau Timor. Aset bank umum di Pulau Timor sebesar

Rp17,77 triliun atau 65,55% dari total aset bank umum di Provinsi NTT. Sementara

di Pulau Flores sebesar Rp7,28 triliun atau 26,85% dari total aset, dan aset bank

umum di Pulau Sumba sebesar Rp2,06 triliun atau 7,60% dari total aset bank

umum di Provinsi NTT.

Walaupun masih terkonsentrasi di Pulau Timor, namun tidak semua

perkembangan indikator di pulau lainnya berada di bawah Pulau Timor. Pada

triwulan laporan, perkembangan penghimpunan DPK terbesar terdapat di Pulau

Sumba yaitu sebesar 27,01% (yoy) dengan nominal Rp1,74 triliun, diikuti dengan

Pulau Flores sebesar 23,76% (yoy) dengan nominal Rp6,39 triliun. Sisi intermediasi

yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat Pulau Sumba masih

menunjukkan nilai tertinggi, yaitu sebesar 90,61% diikuti oleh Pulau Flores sebesar

88,22%.

Di sisi lain, perkembangan penyaluran kredit tertinggi pada triwulan laporan

juga terdapat di Pulau Sumba yaitu sebesar 15,08% (yoy). Sementara dari risiko

kredit yang tercermin dari rasio NPL, perbankan di Pulau Sumba kembali

menunjukkan kinerja terbaik dengan angka NPL sebesar 0,95%.

Tabel 3.11 Indikator Perbankan Berdasarkan Sebaran Pulau

Page 58: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

43

33..33 SSiisstteemm PPeemmbbaayyaarraann

33..33..11.. TTrraannssaakkssii NNoonn TTuunnaaii

aa.. TTrraannssaakkssii KKlliirriinngg

Aktivitas transaksi non tunai melalui SKNBI pada triwulan

laporan turun sebesar 5,75% (yoy) dibandingkan triwulan

sebelumnya. Transaksi kliring pada triwulan laporan tercatat sebesar

Rp607,52 miliar dengan jumlah warkat sebanyak 18.456 lembar.

Peningkatan transaksi melalui SKNBI diikuti dengan peningkatan

kualitas yang tercermin dari penurunan jumlah cek/BG kosong. Jumlah

nominal cek/BG kosong di wilayah Kantor Bank Indonesia Provinsi NTT

pada triwulan laporan sebesar Rp5,85 miliar. Meski begitu, angka ini

turun sebesar 54,62% (yoy). Namun jumlah warkat kosong naik hingga

21,13% (yoy) menjadi 258 lembar pada bulan laporan mengindikasikan

penurunan kualitas pembayaran cek/BG, meski jumlah tolakan per

lembar secara rata-rata turun menjadi Rp22,69 juta dari sebelumnya

sebesar Rp33,65 juta.

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014

Lem

ba

r

Rp

Ju

ta

Nominal Kliring

Lembar Kliring

0

50

100

150

200

250

300

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014

Lem

ba

r

Rp

Ju

ta

Nominal Cek/BG Kosong (Juta)

Lembar Cek/BG Kosong

bb.. TTrraannssaakkssii RRTTGGSS

Transaksi menggunakan sistem RTGS meningkat. Pada triwulan

laporan, transaksi RTGS yang berasal dari (from) NTT naik sebesar

16,29% (yoy) dengan jumlah nominal Rp24,09 triliun yang berasal dari

10.707 transaksi. Secara volume, terjadi penurunan transaksi RTGS yang

Grafik 3.7 Perkembangan Transaksi Kliring

Sumber : KBI Kupang

Grafik 3.8 Perkembangan Cek/BG Kosong

Page 59: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

44

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014Lem

ba

r

From NTT To NTT

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Rp

mili

ar

From NTT To NTT

berasal dari (from) NTT sebesar 15,23% (yoy). Sementara transaksi RTGS

menuju (to) NTT juga naik signifikan sebesar 67,84% (yoy) dengan

jumlah nominal Rp29,84 triliun yang berasal dari 8.776 transaksi. Secara

volume, pertumbuhan transaksi RTGS menuju (to) NTT melambat dari

28,10% (yoy) menjadi 6,91% (yoy).

Transaksi melalui sistem RTGS pada triwulan laporan lebih

didominasi oleh transaksi menuju Provinsi NTT. Secara rerata, transaksi

RTGS dari (from) NTT tercatat sebesar Rp2,25 miliar per transaksi,

sementara transaksi RTGS menuju (to) NTT sebesar Rp3,40 miliar per

transaksi.

33..33..22.. TTrraannssaakkssii TTuunnaaii

Aktivitas perekonomian dari sisi transaksi tunai menunjukkan

penurunan. Data yang tercatat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT

menunjukkan bahwa transaksi uang tunai yang masuk ke Bank Indonesia (inflow)

dan yang keluar dari Bank Indonesia (outflow) sebesar Rp2.110,62 miliar. Angka

ini turun sebesar 0,88% (yoy). Pada triwulan laporan terjadi net outflow dimana

jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia lebih besar dibandingkan dengan

uang yang masuk. Jumlah uang yang masuk ke Bank Indonesia pada triwulan

laporan sebesar Rp766,83 miliar atau turun 0,51% (yoy). Sementara jumlah uang

yang keluar dari Bank Indonesia tercatat sebesar Rp1.343,79 miliar atau turun

sebesar 1,09% (yoy). Penurunan jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia

pada triwulan laporan menunjukkan bahwa kebutuhan uang kartal menurun yang

terindikasi dari stagnannya pertumbuhan ekonomi triwulan laporan. Meski begitu,

Grafik 3.9 Nilai Transaksi RTGS Grafik 3.10 Volume Transaksi RTGS

Page 60: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

45

arus uang keluar meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya mengingat

momen bulan puasa dan Idul Fitri pada triwulan laporan. Di sisi lain, penurunan

aktivitas penggunaan uang kartal menunjukkan preferensi masyarakat yang mulai

beralih menggunakan alat pembayaran non-tunai seperti APMK (Alat Pembayaran

Menggunakan Kartu) hingga transaksi melalui SKNBI dan RTGS, seiring gencarnya

sosialisasi penggunaan APMK oleh perbankan.

Volume pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) meningkat

signifikan pada triwulan laporan. Pada triwulan laporan, nominal UTLE yang

terserap di wilayah Provinsi NTT naik dengan nominal sebesar Rp233,33 miliar

atau meningkat signifikan sebesar 106,44% (yoy) dibandingkan tahun

sebelumnya. Setoran dari perbankan masih merupakan sarana utama dalam

menjaring UTLE di masyarakat. Selain itu, peningkatan kegiatan kas keliling

merupakan salah satu upaya dalam menjaring UTLE di masyarakat agar terwujud

clean money policy di Provinsi NTT. Hal tersebut sudah mulai memperlihatkan

hasil, yang dapat dilihat dari semakin tingginya jumlah UTLE yang dimusnahkan

oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT. Di sisi lain, harus diakui

bahwa hal tersebut belumlah optimal mengingat kondisi geografis wilayah NTT

yang berpulau-pulau menjadi kendala. Upaya untuk mewujudkan clean money

policy pun terus dilakukan, terutama di wilayah-wilayah terpencil.

Grafik 3.11 Perkembangan Transaksi Tunai

Page 61: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

46

Sementara itu, jumlah uang palsu (upal) yang dilaporkan ke Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur pada triwulan

laporan sebesar Rp3.600.000. Jumlah uang palsu yang tercatat pada triwulan

laporan masih didominasi oleh uang dengan nominal besar yaitu denominasi

Rp100.000,00.

Bank Indonesia terus berusaha menekan jumlah uang palsu yang beredar di

masyarakat dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri

keaslian uang rupiah dengan metode 3D (Dilihat, Diraba dan Diterawang) serta

mengeluarkan desain uang baru denominasi Rp 20.000,00, Rp 50.000,00, dan Rp

100.000,00 dengan penambahan features pengaman. Sosialisasi ciri-ciri keaslian

uang Rupiah ini terus dilakukan ke berbagai kalangan masyarakat, mulai dari

masyarakat umum, anak sekolah hingga instansi pemerintah dan swasta, baik

secara langsung maupun tidak langsung melalui selebaran (leaflet) yang diberikan.

Tabel 3.12 Perkembangan Indikator Sistem Pembayaran Lain

Page 62: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

47

KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN PPPEEEMMMEEERRRIIINNNTTTAAAHHH

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mengalami peningkatan

cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Realisasi pendapatan pada triwulan III-2014 mencapai 76,29%.

Pada periode yang sama, realisasi belanja mencapai 62,16%.

4.1. Kondisi Umum

Seiring dengan peningkatan pertumbuhan daerah, Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Rencana anggaran

pendapatan daerah tahun 2014 mencapai Rp 2,72 triliun atau meningkat

sebesar 16,16% (yoy) dari rencana anggaran pendapatan daerah tahun 2013

yang sebesar Rp 2,34 triliun. Selain pendapatan, anggaran belanja pun tercatat

meningkat. Rencana anggaran belanja daerah tahun 2014 mencapai Rp 2,74

triliun atau meningkat sebesar 14,05% (yoy) dibandingkan tahun 2013 yang

sebesar Rp 2,40 triliun.

Grafik 4.1. APBD Provinsi NTT

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014Rp

Mili

ar

Pendapatan Belanja

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. NTT

Berdasarkan data Ditjen Perimbangan Keuangan Kementerian

Keuangan, hingga bulan Agustus 2014 realisasi belanja daerah Pemerintah

Provinsi NTT diestimasikan berada di bawah rata-rata. Estimasi rata-rata

persentase realisasi seluruh provinsi di Indonesia adalah 24,6%, lebih rendah

Page 63: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

48

dibandingkan realisasi tahun lalu dengan persentase 27%. Besarnya estimasi

realisasi belanja 34 provinsi sampai dengan bulan Agustus 2014 mencapai

Rp200,66 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada periode yang

sama pada tahun 2013 dan 2012 yang hanya sebesar Rp190,85 triliun dan

Rp155,99 triliun.

4.2. Pendapatan Daerah

4.2.1 Anggaran Pendapatan Daerah

Anggaran Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi NTT pada tahun

anggaran 2014 mencapai RP 2,72 triliun atau meningkat sebesar 16,16% (yoy)

dari anggaran pendapatan daerah tahun 2013 yang sebesar Rp 2,34 triliun.

Peningkatan tertinggi adalah pada Pendapatan Retribusi Daerah dengan

kontribusi sebesar 163,66%. Selain itu, posisi tertinggi selanjutnya adalah Dana

Bagi hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam), Penerimaan dari Pihak Ketiga, dan

Pendapatan Hibah yang masing-masing memiliki persentase peningkatan

sebesar 100%. Sementara itu, pada tahun 2014 tidak terdapat anggaran

pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak. Penurunan anggaran juga terjadi pada

angaran Dana Alokasi Khusus yang turun menjadi sebesar Rp 74,23 miliar

dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp 77,82 miliar dengan persentase

4,61%.

Struktur pendapatan daerah di Provinsi NTT didominasi Pendapatan

Transfer yang dianggarkan pada tahun 2014 sebesar 74% dari rencana

pendapatan yang mayoritas bersumber dari Transfer Pemerintah Pusat (Dana

Perimbangan). Sementara itu, proporsi Pendapatan Asli Daerah untuk mengisi

celah fiscal (fiscal gap) adalah 26% dari rencana pendapatan. Tidak terdapat

pendapatan anggaran Pendapatan Lain-lain Yang Sah.

Page 64: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

49

Tabel 4.1. Anggaran Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi NTT

Uraian

Rencana Rencana

%

2014 2013

PENDAPATAN 2,720,974 2,342,342 16.16%

PENDAPATAN ASLI DAERAH 695,416 433,414 60.45%

Pendapatan Pajak Daerah 528,048 295,488 78.70%

Pendapatan Retribusi Daerah 29,712 11,269 163.66%

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan 55,817 45,050 23.90%

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 81,840 81,607 0.28%

PENDAPATAN TRANSFER 2,013,685 1,901,949 5.87%

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1,290,418 1,187,411 8.67%

Dana Bagi Hasil Pajak - 105,596 -100.00%

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 84,495 - 100.00%

Dana Alokasi Umum 1,131,688 1,003,992 12.72%

Dana Alokasi Khusus 74,236 77,823 -4.61%

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 723,266 714,538 1.22%

Dana Otonomi Khusus & Dana Penyesuaian 717,288 714,538 0.38%

Penerimaan dari Pihak Ketiga 5,979 - 100.00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 11,873 100.00%

Pendapatan Hibah 11,873 - 100.00%

Pendapatan Dana Darurat/Pihak ketiga - - 0.00%

Pendapatan lainnya - 0.00%

- 0%

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. NTT

Berdasarkan grafik, Dana Perimbangan masih menjadi sumber

pendapatan terbesar dengan proporsi sebesar 64,08% dibandingkan total

Pendapatan Transfer yang direncanakan tahun 2014, sisanya sebesar 35,92%

merupakan persentase Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya. Proporsi tersebut

meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 5,87%. Di dalam Dana

Perimbangan, proporsi yang terbesar berada pada Dana Alokasi Umum dengan

persentase sebesar 87,70% dari total Dana Perimbangan.

Grafik 4.2. Persentase Pendapatan Transfer Grafik 4.3. Persentase Dana Perimbangan

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. NTT

Page 65: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

50

4.2.2 Realisasi Pendapatan Daerah

Realisasi pendapatan sampai dengan triwulan laporan mencapai Rp2,07

triliun atau sebesar 76,29% dibandingkan dengan anggaran pendapatan yang

sebesar Rp 2,72 triliun. Realisasi PAD Provinsi NTT sampai dengan triwulan

laporan tercatat sebesar Rp527,79 miliar atau 75,90% dari target PAD akhir

tahun. Sumbangan realisasi terbesar PAD berasal dari pos pendapatan pajak

daerah sebesar Rp332,87 miliar sampai dengan triwulan III-2014, sedangkan

pada triwulan laporan sendiri sebesar Rp153,55 miliar atau meningkat 34,96%

(yoy) dibandingan pencapaian triwulan III-2013 yang sebesar Rp113,77 miliar.

Realisasi pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat sampai dengan

triwulan laporan tercatat sebesar Rp1,54 triliun atau 76,71% dari rencana

pendapatan transfer. Sumbangan terbesar berasal dari pos dana perimbangan

dengan realisasi mencapai Rp931,79 miliar atau sebesar 76,71% dari rencana

pendapatan. Untuk realisasi dana otonomi khusus dan dana penyesuaian

adalah sebesar Rp549,44 miliar atau sebesar 75,97% dari rencana 2014 yang

sebesar Rp723,27 miliar.

Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan Daerah

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. NTT

Page 66: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

51

4.3. Belanja Daerah

4.3.1 Anggaran Belanja Daerah

Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Provinsi NTT pada tahun 2014

tercatat sebesar Rp 2,74 triliun atau meningkat 14,05% dibandingkan

anggaran belanja tahun 2013 yang tercatat Rp 2,4 triliun. Berdasarkan

kelompoknya, Transfer mencatat peningkatan tertinggi yaitu 114,04%, diikuti

Belanja Modal (77,15%) dan Belanja Operasi (1,11%). Untuk belanja tidak

terduga, anggaran diturunkan sebesar 3,47% dari Rp 18,13 miliar di tahun

2013 menjadi Rp 17,5 miliar di tahun 2014.

Tabel 4.3. Anggaran Belanja Pemerintah Daerah Provinsi NTT

Uraian

Rencana Rencana

%

2014 2013

BELANJA 2,738,061 2,400,818 14.05%

BELANJA OPERASI

2,053,459 2,030,871 1.11%

Belanja Pegawai 564,111 581,347 -2.96%

Belanja Barang 490,392 421,322 16.39%

Belanja Bunga - - -

Belanja Subsidi - - -

Belanja Hibah 923,508 973,099 -5.10%

Belanja Bantuan Sosial 40,940 42,801 -4.35%

Belanja Bantuan Keuangan 34,508 12,302 180.50%

BELANJA MODAL 412,577 232,901 77.15%

BELANJA TIDAK TERDUGA 17,500 18,130 -3.47%

Belanja Tidak Terduga - 18,130 -100.00%

TRANSFER 254,525 118,916 114.04%

Bagi Hasil Pajak - 118,916 -100.00%

Bagi Hasil Retribusi - - 0.00%

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - - 0.00%

- - 0.00%

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. NTT

Untuk, proporsinya Anggaran Belanja Operasi masih didominasi oleh

Belanja Operasi dengan persentase sebesar 74,99% dari rencana anggaran

belanja di tahun 2014. Persentase terbesar selanjutnya adalah Belanja Modal

dengan persentase 15,07%, diikuti Transfer (9,29%) dan Belanja Tak Terduga

(0,65%).

Page 67: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

52

Grafik 4.4. Persentase Anggaran Belanja Operasi Grafik 4.5. Persentase Belanja Transfer

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. NTT

4.3.2 Realisasi Belanja Daerah

Sampai dengan Triwulan III 2014, realisasi belanja daerah pemerintah

Provinsi NTT adalah sebesar Rp1,70 triliun atau 62,16% rencana anggaran

belanja tahun 2014. Realisasi tersebut masih lebih rendah dibandingkan

realisasi tahun lalu yang sebesar Rp1,57 triliun atau 65,51% dari rencana

anggaran belanja 2013.

Tabel 4.4. Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah Provinsi NTT

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. NTT

Page 68: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

53

Realisasi tertinggi berada pada kelompok Belanja Operasi dengan

persentase 67,82% yaitu sebesar Rp1,39 triliun. Realisasi ini lebih rendah

dibandingkan realisasi Belanja Operasi tahun lalu yang sebesar Rp1,40 triliun

atau 69,15% dibandingkan rencana anggaran.

Komponen realisasi Belanja Operasi dengan realisasi tertinggi adalah

Belanja Hibah dengan persentase 75,88% sebesar Rp700,78 miliar dari rencana

anggaran sebesar Rp923,51 miliar. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan

realisasi triwulan III-2013 yang sebesar 77,70% dengan nilai Rp756,13 juta

rupiah.

Page 69: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

54

KKKEEETTTEEENNNAAAGGGAAAKKKEEERRRJJJAAAAAANNN &&& KKKEEESSSEEEJJJAAAHHHTTTEEERRRAAAAAANNN

Perkembangan ketenagakerjaan dan kesejahteraan menunjukkan kondisi

positif.

Jumlah angkatan kerja naik 3,31% (yoy) sehingga menjadi 2.174.228 jiwa

pada triwulan laporan.

Partisipasi angkatan kerja meningkat dari 68,15% menjadi 68,91%.

Angka kemiskinan turun menjadi 19,82% (yoy).

55..11.. KKoonnddiissii UUmmuumm

Perkembangan ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat NTT

pada triwulan laporan secara umum menunjukkan kondisi yang positif.

Berdasarkan data BPS, kondisi ketenagakerjaan di Nusa Tenggara Timur pada

Agustus 2014 memperlihatkan peningkatan yang tergambar dari bertambahnya

kelompok penduduk yang bekerja disertai meningkatnya Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK). Jumlah angkatan kerja pada bulan Agustus 2014 mencapai

2.174.228 jiwa, meningkat sebesar 69.721 jiwa atau 3,31% (yoy) dibandingkan

Agustus 2013. Sementara tingkat partisipasi angkatan kerja tercatat sebesar

68,91% atau sedikit di atas tahun sebelumnya yang sebesar 68,15%. Di sisi lain,

tren perbaikan kondisi ketenagakerjaan juga tercermin dari hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan KPw BI Provinsi NTT. Hasil SKDU triwulan III-

2014 menunjukkan indeks ketenagakerjaan1

tercatat mengalami ekspansi sebesar

2,76 setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar -9,42.

Sementara itu, kondisi kesejahteraan masyarakat NTT per posisi Maret 2014

menunjukkan kondisi yang positif tercermin dari penurunan persentase penduduk

miskin dari 20,03% pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 19,82%.

Indeks keparahan dan kedalaman kemiskinan serta tingkat optimisme masyarakat

perkotaan juga membaik. Berdasarkan hasil Survei Konsumen bulan September

2014, terlihat adanya kenaikan tingkat optimisme, khususnya pada masyarakat

dengan penghasilan menengah ke atas terhadap tingkat kesejahteraan saat ini

dibandingkan enam bulan yang lalu. Indikator kesejahteraan di daerah pedesaan

1 angka indeks dihitung dengan metode SBT (Saldo Bersih Tertimbang) yang merupakan selisih dari

disesuaikan dengan bobot masing-masing

sektor.

Page 70: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

55

yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) turut mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya.

55..22.. PPeerrkkeemmbbaannggaann KKeetteennaaggaakkeerrjjaaaann

55..22..11 KKoonnddiissii KKeetteennaaggaakkeerrjjaaaann UUmmuumm

Kondisi ketenagakerjaan di Nusa Tenggara Timur pada Agustus 2014

memperlihatkan peningkatan yang tergambar dari bertambahnya kelompok

penduduk yang bekerja. Dari total angkatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja

tercatat sebesar 2.174.228 jiwa, bertambah 69.721 jiwa atau 3,31% (yoy). Namun

kondisi ini diiringi sedikit naiknya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari

3,25% menjadi 3,26%.

Ditinjau dari lapangan pekerjaan utama, komposisi ketenagakerjaan menurut

sektor ekonomi relatif sama dengan kondisi tahun-tahun sebelumnya, dengan

sebagian besar penduduk (60,77%) bekerja di sektor pertanian. Hal ini disebabkan

karena sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi utama di NTT

sehingga mayoritas penduduk memiliki mata pencaharian pada sektor tersebut.

Jumlah pekerja di sektor pertanian tercatat meningkat dibandingkan dengan

Agustus 2013 sebesar 36.683 jiwa atau naik 2,86% (yoy).

Jumlah tenaga kerja di sektor industri juga mengalami peningkatan. Tenaga

kerja di sektor industri tercatat naik sebesar 15.196 jiwa atau 10,06% (yoy)

dibandingkan bulan Agustus 2013. Selain di sektor industri, sektor jasa-jasa juga

menunjukkan peningkatan. Jumlah tenaga kerja di sektor jasa-jasa tercatat

meningkat sebesar 17.820 jiwa atau 6,51% (yoy) dibandingkan dengan Agustus

2013.

Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Usia 15+ Menurut Kegiatan

Sumber : BPS Provinsi NTT

Page 71: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

56

Dari 7 (tujuh) klasifikasi status pekerjaan yang terekam pada Survei Angkatan

Kerja Nasional (Sakernas), diidentifikasikan dua kelompok utama terkait kegiatan

ekonomi yaitu formal dan informal. Kegiatan formal terdiri dari mereka yang

berstatus berusaha dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan. Sementara kelompok

kegiatan informal adalah mereka yang berstatus di luar itu. Melihat status pekerjaan

berdasarkan klasifikasi formal dan informal, sebanyak 78,91% tenaga kerja di NTT

pada bulan Agustus 2014 bekerja pada kegiatan informal.

Kondisi ini diperkuat oleh hasil SKDU, dimana daya serap tenaga kerja pada

triwulan laporan tercatat meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini

dipengaruhi oleh peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor pengangkutan

dan komunikasi serta sektor keuangan. Sementara, sektor pertanian yang

merupakan sektor penyerap tenaga kerja paling besar di Provinsi NTT tak berubah

Sumber : BPS Provinsi NTT

Tabel 5.3 Jumlah Penduduk Usia 15+ yang Bekerja

Menurut Status Pekerjaan Utama

Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Usia 15+ yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber : BPS Provinsi NTT

Page 72: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

57

dibandingkan trwulan sebelumnya. Faktor ini mempengaruhi penyerapan tenaga

kerja secara umum pada hasil SKDU.

55..22..22 PPeennggaanngggguurraann

Pengangguran merupakan salah satu indikator utama pada bidang

ketenagakerjaan. Klasifikasi penduduk yang menganggur adalah penduduk yang

sedang mencari pekerjaan ditambah penduduk yang sedang mempersiapkan usaha

(tidak bekerja), yang mendapatkan pekerjaan tetapi belum mulai bekerja serta yang

tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi NTT, jumlah

pengangguran pada bulan Agustus 2014 sebanyak 73.210 jiwa, meningkat

sebanyak 2.546 jiwa atau 3,60% dibandingkan dengan bulan Agustus 2013. Meski

demikian, meningkatnya partisipasi angkatan kerja menyebabkan angka Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) hanya naik sedikit dari 3,25% menjadi 3,26% pada

Agustus 2014.

55..33 PPeerrkkeemmbbaannggaann KKeesseejjaahhtteerraaaann

55..33..11 KKoonnddiissii KKeesseejjaahhtteerraaaann UUmmuumm

Kondisi kesejahteraan secara umum sedikit membaik berdasarkan hasil

Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi NTT. Pada triwulan laporan terlihat adanya kenaikan tingkat optimisme,

Grafik 5.1 Indeks Ketenagakerjaan NTT

Sumber : SKDU Triwulan III-2014 KPw BI Provinsi NTT

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2011 2012 2013 2014

ind

eks

*Perkiraan

Indeks Ekspektasi Jumlah Kary. Indeks Jumlah Kary.

Page 73: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

58

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yang lalu

2001 2003 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

KHL 274 350 403 671 735 785 880 935 932 1,16 1,36 1,49

UMP 275 350 450 550 600 650 775 800 850 925 1,01 1,15

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

Rp

rib

u

khususnya pada masyarakat perkotaan dengan penghasilan menengah ke atas

terhadap tingkat kesejahteraan. Hal ini tercermin dari indeks penghasilan saat ini

dibandingkan 6 (enam) bulan yang lalu hasil SK bulan Juli sampai dengan

September 2014. Berdasarkan hasil survei, indeks SBT mengalami sedikit kenaikan

pada triwulan laporan. Momen bulan puasa dan hari raya Idul Fitri yang jatuh pada

triwulan laporan, dan umumnya diiringi pembayaran insentif tunjangan hari raya

(THR), diperkirakan menjadi pendorong peningkatan optimisme responden

terhadap penghasilan mereka. Namun, pengaruh kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL)

masih cukup berpengaruh menahan optimisme masyarakat.

Di wilayah pedesaan, ukuran

daya beli masyarakat diukur melalui

Nilai Tukar Petani (NTP). Pada triwulan

laporan, angka NTP pun meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Pada akhir triwulan laporan, dengan

menggunakan tahun 2012 sebagai tahun

dasar menggantikan tahun dasar 2007,

Grafik 5.2 Perkembangan UMP NTT

Sumber : BPS Provinsi NTT

Grafik 5.4 Perkembangan NTP NTT

Sumber : Survei Konsumen KPw BI Provinsi NTT

Grafik 5.3 Perkembangan Indeks Penghasilan

Sumber : BPS Provinsi NTT

Tabel 5.4 Pendapat Konsumen Mengenai Penghasilan Saat

Ini Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu

Sumber : SK Triwulan III-2014 KPw BI Provinsi NTT

Pengeluaran

per Bulan Lebih Baik Sama Lebih Buruk Jumlah

1-2 Juta 49.50% 44.55% 5.94% 100.00%

2.1-3 Juta 49.15% 45.76% 5.08% 100.00%

3.1-4 Juta 50.00% 45.00% 5.00% 100.00%

4.1-5 Juta 58.33% 33.33% 8.33% 100.00%

5Juta ke atas 75.00% 25.00% 0.00% 100.00%

Jumlah 51.00% 43.50% 5.50% 100.00%

Penghasilan Saat Ini Dibanding 6 Bulan yll

95,00

96,00

97,00

98,00

99,00

100,00

101,00

102,00

103,00

104,00

100

102

104

106

108

110

112

114

116

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2014

NTP - axis kanan Indeks yang dibayar Indeks yang diterima

Page 74: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

59

indeks yang diterima (IT) tercatat sebesar 114,27. Sementara, indeks yang dibayar

(IB) tercatat sebesar 111,26 sehingga angka NTP tercatat sebesar 102,71 atau

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dimana nilai NTP tercatat sebesar

99,65. Akselerasi peningkatan pendapatan petani selama triwulan laporan melebihi

akselerasi peningkatan pengeluaran yang menyebabkan NTP pada triwulan laporan

berada di atas 100. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan petani

mulai membaik karena penghasilan dari penjualan produk pertanian berada di atas

pengeluaran kebutuhan harian mereka, baik untuk kebutuhan pokok maupun

kebutuhan produksi seperti pupuk/pangan maupun bibit.

55..33..22 TTiinnggkkaatt KKeemmiisskkiinnaann

Jumlah penduduk miskin atau penduduk yang berada di bawah garis

kemiskinan pada bulan Maret 2014 tercatat sebesar 994,67 ribu jiwa atau 19,82%

dari jumlah penduduk NTT. Angka tersebut meningkat sebesar 1,11 ribu jiwa atau

0,11% dibandingkan dengan bulan Maret 2013 (yoy), yang tercatat sebesar 993,56

ribu jiwa atau 20,03% dari total penduduk NTT. Namun angka tersebut menurun

sebesar 14,48 ribu jiwa atau -1,43% dibandingkan bulan September 2013.

Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa

2005 133.50 1,037.70 1,171.20 17.85 30.46 28.19

2006 148.00 1,125.90 1,273.90 18.77 31.68 29.34

2007 124.90 1,038.70 1,163.60 16.41 29.95 27.51

2008 119.30 979.10 1,098.40 15.50 27.88 25.65

2009 109.40 903.70 1,013.10 14.01 25.35 23.31

2010 107.40 906.70 1,014.10 13.57 25.10 23.03

2011 117.04 895.87 1,012.91 12.50 23.36 21.23

Maret 2012 115.50 897.10 1,012.60 12.22 22.98 20.88

Sept 2012 117.40 882.90 1,000.30 12.21 22.41 20.41

Maret 2013 113.57 879.99 993.56 11.54 22.13 20.03

Sept 2013 98.05 911.10 1,009.15 10.10 22.69 20.24

Maret 2014 100.34 894.33 994.67 10.23 22.15 19.82

Tahun

Jumlah Penduduk Miskin (000) Persentase Penduduk Miskin

Garis kemiskinan juga mengalami peningkatan dalam kurun waktu satu

tahun terakhir sebesar 12,79% dari Rp235.805,00 per kapita/bulan menjadi

Rp265.955,00 per kapita/bulan. Berdasarkan pembagian kelompok kemiskinan

antara perkotaan dan pedesaan, garis kemiskinan di perkotaan dalam setahun

terakhir tercatat mengalami peningkatan sebesar 9,51% dari Rp308.060,00 per

Tabel 5.5 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di

NTT tahun 2005 s.d. Maret 2014

Sumber : BPS Provinsi NTT

Page 75: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

60

kapita/bulan menjadi Rp337.367,00 per kapita/bulan. Sementara garis kemiskinan

di pedesaan mengalami peningkatan sebesar 14,08% dari Rp217.918,00 per

kapita/bulan menjadi Rp248.607,00 per kapita/bulan.

Jumlah Persentase

Bukan Penduduk Penduduk

Makanan Miskin (ribu) Miskin

Perkotaan

Maret 2012 201,314 80,968 282,282 115.50 12.22

Sept 2012 209,582 84,325 293,907 117.40 12.21

Maret 2013 218,807 89,253 308,060 113.57 11.54

Sept 2013 226,641 94,522 321,163 98.05 10.10

Maret 2014 240,824 96,543 337,367 100.34 10.23

Perdesaan

Maret 2012 159,990 34,732 194,722 897.10 22.98

Sept 2012 167,986 37,097 205,083 882.90 22.41

Maret 2013 177,215 40,703 217,918 879.99 22.13

Sept 2013 192,038 42,104 234,142 911.10 22.69

Maret 2014 203,864 44,743 248,607 894.33 22.15

Kota + Desa

Maret 2012 168,044 43,743 211,787 1,012.60 20.88

Sept 2012 176,145 46,361 222,506 1,000.30 20.41

Maret 2013 185,468 50,337 235,805 993.56 20.03

Sept 2013 198,773 52,307 251,080 1,009.15 20.24

Maret 2014 211,088 54,867 265,955 994.67 19.82

Daerah/Tahun

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln)

Makanan Total

Secara besaran, peranan komoditas makanan meningkat sebesar 13,81%

dari Rp185.468,00 per kapita/bulan menjadi Rp211.088,00 per kapita/bulan.

Kondisi ini dipertegas dengan peranan komoditas makanan pada garis kemiskinan

berdasarkan komponen yang mengalami kenaikan dari 78,65% pada Maret 2013

menjadi 79,37% pada Maret 2014. Sementara itu, pada komponen bukan

makanan peningkatan tercatat hanya sebesar 9,00% dari Rp50.337,00 per

kapita/bulan menjadi Rp54.867,00 per kapita/bulan. Peranannya pun menurun

sedikit dari 21,35% pada Maret 2013 menjadi 20,63% pada Maret 2014.

Persoalan kemiskinan tidak hanya sekadar jumlah dan persentase penduduk

miskin saja. Ada dimensi lain yang perlu diperhatikan selain upaya memperkecil

jumlah penduduk miskin, terutama dalam kebijakan penanggulangan kemiskinan.

Dimensi tersebut adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Badan

Pusat Statistik mengukur dua hal tersebut menggunakan indeks kedalaman

kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P

2). Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-

masing penduduk miskin terhadap batas miskin. Semakin tinggi nilai indeks ini

maka semakin besar rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap

Tabel 5.6 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk

Miskin Menurut Daerah tahun 2012 s.d. Maret 2014

Sumber : BPS Provinsi NTT

Page 76: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

61

garis kemiskinan atau dengan kata lain semakin tinggi nilai indeks menunjukkan

kehidupan ekonomi penduduk miskin semakin terpuruk. Sedangkan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran

pengeluaran diantara penduduk miskin, dan dapat juga digunakan untuk

mengetahui intensitas kemiskinan.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2012 2.588 3.680 3.466

Maret 2013 1.411 3.884 3.393

September 2013 1.908 3.308 3.035

Maret 2014 1.820 3.707 3.338

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2012 0.809 0.933 0.908

Maret 2013 0.453 0.980 0.875

September 2013 0.500 0.734 0.689

Maret 2014 0.555 0.892 0.826

Tahun Kota Desa Kota+Desa

Berdasarkan tabel 5.7, indeks kedalaman dan indeks keparahan kemiskinan

di NTT pada Maret 2014 menurun dibandingkan Maret 2013. Hal ini

mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin

mendekati garis kemiskinan, dengan kesenjangan pengeluaran yang juga tidak

selebar sebelumnya.

55..33..33 IInnddeekkss PPeemmbbaanngguunnaann MMaannuussiiaa

Pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang bertujuan

agar manusia, dalam hal ini penduduk, mampu memiliki lebih banyak pilihan

khususnya dalam pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Pembangunan manusia

sebagai ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui tiga

dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan

serta kehidupan yang layak, dan masing-masing dimensi direpresentasikan oleh

indikator. Dimensi umur panjang dan sehat direpresentasikan oleh indikator angka

harapan hidup. Dimensi pengetahuan direpresentasikan oleh angka melek huruf

dan rata-rata lama sekolah, sementara dimensi kehidupan yang layak

direpresentasikan oleh indikator kemampuan daya beli. Semua indikator yang

merepresentasikan ketiga dimensi pembangunan manusia ini terangkum dalam

satu nilai tunggal yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Sumber : BPS Provinsi NTT

Tabel 5.7 Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan

Tabel 5.8 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi NTT

Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012*

IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 63.60 64.83 65.36 66.15 66.60 67.26 67.75 68.28

- Angka harapan hidup (tahun) 64.90 66.50 66.70 67.00 67.25 67.50 67.76 68.04

- Angka melek huruf (persen) 85.60 86.50 87.25 87.66 87.96 88.59 88.74 89.23

- Rata-rata lama sekolah (tahun) 6.30 6.40 6.42 6.55 6.60 6.99 7.05 7.09

- Pengeluaran Riil/Kapita disesuaikan (Rp. 000) 598.80 591.20 594.28 599.93 602.60 603.75 607.31 610.29

*) data sementara

Page 77: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

62

IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengacu pada rilis yang dikeluarkan oleh

Badan Pusat Statistik, terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada

tahun 2005, angka IPM Provinsi NTT hanya sebesar 63,60 dengan angka harapan

hidup selama 64,90 tahun, angka melek huruf sebanyak 85,60% dari total

penduduk, rata-rata lama sekolah 6,30 tahun serta pengeluaran riil per kapita

sebesar Rp598,80 ribu. Menurut data terakhir tahun 2012, angka IPM Provinsi NTT

telah mencapai 68,28 dengan angka harapan hidup selama 68,04 tahun, angka

melek huruf sebanyak 89,23% dari total penduduk, rata-rata lama sekolah 7,09

tahun serta pengeluaran riil per kapita sebesar Rp610,29 ribu. Meskipun masih

menempati peringkat 31 dari 33 provinsi yang ada (data tahun 2012), namun

Provinsi NTT merupakan provinsi dengan perkembangan IPM terbaik ketiga di

Indonesia dengan kenaikan IPM sebesar 4,68 poin.

Page 78: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014

63

IPM Harapan Hidup Melek Huruf Lama Sekolah Pengeluaran

1 DKI JAKARTA   78.33 73.49   99.21   10.98   635.29  

2 SULAWESI UTARA   76.95 72.44   99.53   9.00   643.20  

3 RIAU   76.90 71.69   98.45   8.64   654.48  

4 D I YOGYAKARTA   76.75 73.33   92.02   9.21   653.78  

5 KALIMANTAN TIMUR   76.71 71.58   97.55   9.22   649.85  

6 KEPULAUAN RIAU   76.20 69.91   97.80   9.81   648.92  

7 KALIMANTAN TENGAH   75.46 71.41   97.88   8.15   644.21  

8 SUMATERA UTARA   75.13 69.81   97.51   9.07   643.63  

9 SUMATERA BARAT   74.70 70.02   97.23   8.60   641.85  

10 SUMATERA SELATAN   73.99 70.05   97.50   7.99   637.47  

11 BENGKULU   73.93 70.39   95.69   8.48   634.74  

12 JAMBI   73.78 69.44   96.20   8.20   640.82  

12 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG   73.78 69.21   95.88   7.68   648.49  

14 BALI   73.49 70.84   90.17   8.57   640.86  

15 JAWA TENGAH   73.36 71.71   90.45   7.39   643.53  

16 JAWA BARAT   73.11 68.60   96.39   8.08   638.90  

17 JAWA TIMUR   72.83 70.09   89.28   7.45   651.04  

18 SULAWESI SELATAN   72.70 70.45   88.73   7.95   643.59  

19 NANGGROE ACEH DARUSSALAM   72.51 68.94   96.99   8.93   618.79  

20 LAMPUNG   72.45 70.05   95.13   7.87   625.52  

21 MALUKU   72.42 67.84   98.17   9.15   620.08  

22 SULAWESI TENGAH   72.14 67.11   96.16   8.13   637.34  

23 BANTEN   71.49 65.23   96.51   8.61   636.73  

24 GORONTALO   71.31 67.47   96.16   7.49   630.01  

25 KALIMANTAN SELATAN   71.08 64.52   96.43   7.89   643.66  

26 SULAWESI TENGGARA   71.05 68.21   92.04   8.25   625.81  

27 SULAWESI BARAT   70.73 68.27   88.79   7.32   639.56  

28 KALIMANTAN BARAT   70.31 66.92   91.13   7.14   638.82  

29 PAPUA BARAT   70.22 69.14   93.74   8.45   601.56  

30 MALUKU UTARA   69.98 66.65   96.43   8.71   606.22  

31 NUSA TENGGARA TIMUR   68.28 68.04   89.23   7.09   610.29  

32 NUSA TENGGARA BARAT   66.89 62.73   83.68   7.19   645.72  

33 PAPUA   65.86 69.12   75.83   6.87   611.99  

INDONESIA   73.29 69.87   93.25   8.08   641.04  

No. Provinsi2012

Tabel 5.9 Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Tahun 2012

Page 79: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

64

OOOUUUTTTLLLOOOOOOKKK PPPEEERRRTTTUUUMMMBBBUUUHHHAAANNN EEEKKKOOONNNOOOMMMIII DDDAAANNN

IIINNNFFFLLLAAASSSIII DDDIII DDDAAAEEERRRAAAHHH

Peningkatan kinerja konsumsi dan sektor PHR menjelang akhir tahun

menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi NTT.

Laju perekonomian NTT pada triwulan IV-2014 diperkirakan mengalami

perlambatan seiring melambatnya kinerja sektor Pertanian dan sektor

Jasa-jasa.

Tekanan Inflasi pada triwulan mendatang diperkirakan meningkat

menjelang momen akhir tahun dan kekeringan sebagai dampak dari El-

Nino.

66..11.. PPeerrttuummbbuuhhaann EEkkoonnoommii

Pada triwulan IV-2014, pertumbuhan ekonomi NTT diperkirakan

tumbuh positif sedikit lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.

Berdasarkan berbagai indikator ekonomi terakhir serta hasil survei maupun

liaison mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT triwulan IV-

2014 diperkirakan akan berada pada rentang 4,85% - 5,25% (yoy).

Dari sisi sektoral, kinerja sektor Pertanian dan Jasa-jasa diperkirakan

mengalami perlambatan sementara sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR)

diperkiran meningkat. Pada sektor pertanian, kekeringan yang melanda NTT

akibat adanya El-Nino berdampak terhadap mundurnya musim tanam

2014/2015. Selanjutnya, realisasi APBD yang tidak setinggi pada triwulan III

diperkirakan menjadi penyebab utama perlambatan pada sektor Jasa-jasa.

Grafik 6.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nusa Tenggara Timur

Sumber : BPS dan Bank Indonesia diolah

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

8.00%

9.00%

10.00%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

I II III IV I II III IV I II III IV*

2012 2013 2014

PDRB Pertanian

PHR Jasa-Jasa

Page 80: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

65

Sementara sektor PHR (terutama subsektor perdagangan) diperkirakan

meningkat seiring momen Natal & Tahun Baru.

Dari sisi penggunaan, konsumen masih cukup optimis atas kondisi

ekonomi kedepan dan diikuti membaiknya ekspektasi pelaku usaha menjelang

akhir tahun. Sementara kinerja investasi diperkirakan melambat seiring realisasi

investasi pemerintah yang telah terealisasi pada triwulan sebelumnya. Begitu

pula kinerja net ekspor yang diperkirakan masih dalam trend perlambatan seiring

pelemahan nilai tukar.

66..11..11 SSiissii SSeekkttoorraall

Musim kering sebagai dampak El-Nino merupakan salah satu

penyebab melambatnya kinerja sektor pertanian. Musim kering yang lebih

buruk dibandingkan tahun lalu menyebabkan kegagalan panen di beberapa

sentra produksi terutama subsektor tabama dan perkebunan. Berdasarkan

informasi dari BMKG Kota Kupang, musim kering sebagai dampak El-Nino

diperkirakan berlangsung sampai akhir November 2014. Hal ini menyebabkan

mundurnya musim tanam 2014/2015 yang semula diperkirakan pada minggu I-II

November 2014. Sementara itu, dalam rangka mengdongkrak hasil produksi

pertanian pada musim tanam 2014-2015, Dinas Pertanian dan Perkebunan

Provinsi NTT mengucurkan dana Rp1,7 miliar untuk pengadaan alat mesin

pertanian (alsintan) bagi para petani di wilayah NTT. Saat ini Pemerintah Provinsi

NTT melalui Dinas Pertanian sedang melakukan penangkaran benih untuk

memenuhi kebutuhan pada saat musim tanam.

No Sektor Kegiatan Usaha Harga Jual

Realisasi Tw III-14

Ekspektasi Tw IV-14

Fluktuasi Realisasi Tw III-14

Ekspektasi Tw IV-14

Fluktuasi

1 Pertanian 10.64 23.53 121.17% 16.72 16.66 -0.34%

2 Pertambangan

3 Industri Pengolahan 0.24 0.47 97.92% 0.72 0.96 32.98%

4 Listrik, Gas dan Air Bersih

0.53 0.53 0.00% 0.53 0.53 0.00%

5 Bangunan 1.35 1.35 0.00% 0.00 0.00 0.00%

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

5.67 6.39 12.71% 3.88 6.19 59.28%

7 Pengangkutan dan Komunikasi

3.01 3.01 0.00% 3.01 2.42 -19.69%

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

0.55 1.09 100.00% 2.25 0.00 -100.00%

9 Jasa-jasa 18.76 19.26 2.64% 0.00 0.00 -100.00%

TOTAL 40.75 10.64 36.53% 27.12 26.76 -1.32%

Sumber: Survey Kegiatan Dunia Usaha diolah

Tabel 6.1 Ekspektasi Kondisi Usaha Provinsi NTT Triwulan IV-2014 (Indeks)

Page 81: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

66

Untuk subsektor perternakan diperkirakan turut mengalami

perlambatan. Meskipun informasi yang didapat dari peternak di Kabupaten

Malaka dan Kota Kupang bahwa produksi sapi tahun ini mengalami

peningkatan, namun terkendala dengan pembatasan penjualan sapi antar pulau

yang hampir memenuhi kuota tahun ini sebanyak 60 ribu ekor per tahun.

Sementara kinerja subsektor perikanan diperkirakan mengalami peningkatan

dengan adanya El-Nino menyebabkan kondisi perairan cenderung kondusif dan

ikan yang melimpah. Namun demikian, musim hujan yang diperkirakan muncul

pada bulan Desember 2014 yang biasanya diiringi dengan gelombang tinggi dan

angin kencang perlu diwaspadai. Hasil Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

menunjukkan bahwa kinerja sektor pertanian pada triwulan IV diperkirakan

meningkat cukup signifikan (tabel 6.1).

Menjelang Hari Raya Natal & Tahun Baru menjadi stimulus bagi

peningkatan sektor PHR. Momen Natal & Tahun Baru diperkirakan cukup

signifikan dampaknya terhadap peningkatan kinerja subsektor perdagangan.

Dimana pada perayaan tersebut biasanya tingkat konsumsi masyarakat NTT

meningkat. Hasil SKDU pun menunjukkan bahwa subsektor perdagangan

mengalami peningkatan. Sementara itu, subsektor Hotel & Restoran diperkirakan

stabil. Musim liburan yang cukup panjang pada akhir tahun dimanfaatkan oleh

sebagian besar masyarakat NTT untuk berkunjung ke rumah kerabat atau pun ke

luar NTT. Namun demikian, hal tersebut masih terkompensasi oleh kedatangan

wisatawan.

Realisasi APBD yang tidak setinggi triwulan sebelumnya

menyebabkan kinerja sektor Jasa-jasa mengalami perlambatan. Berdasarkan

pola historis dan komposisi pembentuk sektor Jasa-jasa yang mayoritas berasal

dari subsektor jasa pemerintahan, pada triwulan IV biasanya realisasi anggaran

APBD tidak terlalu tinggi karena realisasi tersebut telah dimaksimalkan pada

triwulan sebelumnya.

66..11..22 SSiissii PPeenngggguunnaaaann

Dari sisi penggunaan, kinerja konsumsi rumah tangga tercermin dari

hasil Survey Konsumen (SK) dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU).

Peningkatan kinerja tingkat konsumsi triwulan IV distimulasi oleh momen akhir

tahun seperti perayaan Natal & Tahun Baru. Hasil SK pun menunjukkan

Page 82: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

67

peningkatan indeks pembelian barang tahan lama dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Perkembangan kinerja komponen investasi diperkirakan akan

mengalami perlambatan. Berdasarkan SKDU, perkiraan perkembangan

kegiatan usaha mengalami perlambatan pada Triwulan IV. Hal ini dikarenakan

adanya dampak kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) tahap IV pada bulan

November yang merupakan salah satu komponen biaya utama dalam dunia

usaha. Begitu pula investasi subsektor pemerintahan diperkirakan turut

melambat. Mayoritas investasi yang terealisasi pada triwulan III menjadi faktor

utama perlambatan tersebut.

Grafik 6.2 Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Grafik 6.3 Perkembangan Ekspektasi Konsumen

85

90

95

100

105

110

115

I II III IV I II III IV I II III IV*

2012 2013 2014

Indeks

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur

ITK Pendapatan RT Rencana Pembelian Barang Tahan Lama

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

I II III IV I II III IV I II III IV*

2012 2013 2014

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber: SK diolah

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

-8.00%

-6.00%

-4.00%

-2.00%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III TwIV*

2012 2013 2014

Indeks

PDRB (qtq) SKDU - Kegiatan Usaha

SKDU - Harga Jual

Sumber : SKDU diolah

Grafik 6.4 Ekspektasi Kondisi Usaha Provinsi NTT Triwulan IV-2014

Page 83: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

68

Berdasarkan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Global, perkembangan

kinerja ekspor-impor pada triwulan IV-2014 diperkirakan masih mengalami

perlambatan. Meskipun saat ini perkembangan ekonomi global mulai

menunjukkan hal positif, namun perlambatan perkembangan ekonomi negara-

negara tujuan ekspor terutama negara Tiongkok masih terus berlanjut.

Berdasarkan consensus forecast, Negara Tiongkok diproyeksikan masih dalam

trend perlambatan. Selain itu, kondisi nilai tukar rupiah yang masih berada di

level Rp 12.000,00 atau trend peningkatan.

Tabel 6.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Global

2013

Proyeksi

2014 2015

PDB Dunia 3.1 3.4 3.8

Negara Maju 1.4 2.0 2.4

Amerika Serikat 2.2 2.1 3.0

Kawasan Eropa -0.4 1.1 1.5

Jepang 1.5 1.6 1.1

Negara Emerging Market dan berkembang 4.7 4.6 5.0

Tiongkok 7.7 7.4 7.1

India 4.6 5.4 6.4

Negara Emerging Market Lainnya 3.1 3.1 3.6

Sumber: Recent Economic Development Indonesia, Edisi Oktober 2014

66..22.. IInnffllaassii

Pada triwulan IV atau akhir tahun 2014, inflasi diperkirakan

meningkat. Berdasarkan perkembangan harga terkini, inflasi NTT di akhir tahun

diperkirakan berada pada kisaran sebesar 4,23% - 4,63% (yoy). Adapun tekanan

inflasi diperkirakan bersumber dari meningkatnya permintaan pada perayaan

Natal & Tahun Baru. Sementara itu, inflasi pada kelompok pangan berpotensi

meningkat sebagai dampak dari penurunan produksi sektor pertanian akibat

kekeringan. Inflasi Administered Prices (AP) diperkirakan meningkat sejalan

dengan diberlakukannya kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) tahap akhir untuk

beberapa kelompok termasuk kelompok rumah tangga serta peningkatan tarif

batas atas angkutan udara sebesar 20%. Terkait wacana kenaikan harga Bahan

Bakan Minyak (BBM) bersubsidi, setiap kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar

Rp 1.000,00/liter berpotensi untuk menambah angka inflasi sebesar 1% dari

kondisi normal dan begitu pula kelipatannya.

Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Global

Page 84: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

69

Komoditas bahan makanan diperkirakan masih mendominasi andil

tertinggi terhadap laju inflasi NTT. Secara spasial, berdasarkan data historis

selama 3 tahun terakhir (2011-2013), tingginya inflasi Kota Kupang terutama

berasal dari komoditas beras, bawang merah dan tomat sayur. Sementara Kota

Maumere, andil terbesar sebagian besar berasal dari kelompok ikan segar.

Kekeringan yang berkepanjangan sebagai dampak dari El-Nino

memberikan tekanan terhadap laju inflasi Volatile Foods. Beberapa daerah

sentra produksi pangan terutama padi terancam gagal panen sebagai dampak

kekeringan yang terjadi. Apabila hal ini terus berlanjut, tekanan harga terutama

komoditas beras dengan andil cukup tinggi sebesar 6,54% dapat memicu

peningkatan inflasi NTT secara umum. Begitu pula risiko eksternal diperkirakan

turut menekan inflasi NTT seiring gagal panen di sentra produksi di Indonesia.

Meskipun base effect kenaikan BBM telah hilang, namun adanya

kenaikan TTL dan peningkatan tarif batas atas angkutan udara diperkirakan

mampu menekan inflasi administered prices ke level lebih tinggi. Selain itu,

faktor musiman menjelang akhir tahun akan mendorong peningkatan harga

transportasi terutama transportasi udara. Sama seperti komoditas beras, shock

dari transportasi udara dampaknya sangat signifikan terhadap perkembangan

inflasi administered prices. Selain itu, rencana pemerintah mengurangi subsidi

BBM turut memperburuk shock inflasi administered prices.

Inflasi inti (core) cenderung meningkat. Menjelang akhir tahun,

diperkirakan permintaan terhadap subkelompok sandang, rekreasi, dan

makanan jadi meningkat seiring perayaan Natal & Tahun Baru. Selain itu,

tekanan cost push inflation sebagai dampak peningkatan TTL meningkatkan

risiko inflasi inti terutama subkelompok biaya tempat tinggal dan makanan jadi.

Page 85: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

70

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

8.00%

9.00%

10.00%

I II III IV I II III IV*

2013 2014

year on year NTT

150

160

170

180

190

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2013 2014

Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yang akan datangEkspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yang akan datang

Sumber: BPS dan Proyeksi BI Sumber: SK diolah

Dari sisi konsumen, ekspektasi inflasi diperkirakan meningkat. Hasil

Survei Konsumen terhadap perkembangan Harga 3 Bulan yang Akan datang

menunjukkan peningkatan indeks yakni dari 182 menjadi 185. Peningkatan

ekspektasi konsumen didorong oleh momen akhir tahun seperti Natal & Tahun

Baru.

Beberapa program TPID di NTT diperkirakan mampu meredam inflasi

menjelang akhir tahun. P

keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi publik, yang

diperkirakan mampu menjaga stabilitas harga antara lain:

a. Melaksanakan operasi pasar.

b. Tinjauan langsung ke gudang-gudang sembako dalam rangka mengantisipasi

kelangkaan persediaan.

c. Pengendalian ekspektasi masyarakat melalui media informasi.

Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan NTT Grafik 6.6 Ekspektasi Harga Konsumen

Page 86: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

71

RENCANA KENAIKAN BBM, AKANKAH SETINGGI TAHUN LALU?

Secara umum, terjadinya peningkatan peningkatan kebutuhan energi

mempunyai keterkaitan erat dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi

dan bertambahnya jumlah penduduk. Di Indonesia, dengan jumlah penduduk yang

setiap tahunnya terus mengalami peningkatan serta tingginya dinamika aktivitas

ekonomi, maka peningkatan kebutuhan energi adalah sesuatu hal yang tidak bisa

dihindari. Untuk saat ini, jenis energi yang paling banyak dikonsumsi oleh

masyakarat Indonesia yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM). BBM merupakan unsur vital

dalam proses produksi dan distribusi barang & jasa.

Pemerintah baru di era Presiden Joko Widodo berencana menaikkan harga

BBM bersubsidi. Langkah yang diambil pemerintah bukan berarti tanpa

perhitungan. Subsidi BBM yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,

tentunya membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tahun

2014 saja, subsidi BBM yang dipikul oleh negara mencapai Rp246 triliun dengan

kuota BBM 46 juta Kilo liter atau lebih besar dibandingkan tahun 2013 yang hanya

Rp199 triliun. Menilik hal tersebut, bagaimanakah dampak rencana kenaikan harga

BBM di Provinsi NTT?

Berdasaran karakteristiknya, inflasi NTT salah satunya amat dipengaruhi

faktor eksternal. Pemenuhan permintaan akan barang yang masih mengandalkan

daerah lain, menyebabkan inflasi NTT rentan terhadap tekanan dari luar (imported

inflation). Selain faktor eksternal, kondisi geografis di NTT yang merupakan

kepulauan dan kondisi iklim yang bersifat kering turut mempengaruhi pergerakan

inflasi.

Rencana pemerintah meningkatkan harga BBM tentu akan berdampak

terhadap naiknya inflasi NTT secara signifikan. Berkaca dari pengalaman

sebelumnya, kenaikan harga BBM yang terjadi pada tahun 2013 menyebabkan

inflasi tahunan NTT naik cukup tinggi sebesar 2,74%(yoy). Laju inflasi yang tinggi

terutama dipengaruhi oleh kelompok transportasi dimana kelompok tersebut

terkena dampak langsung dari kenaikan BBM. Tidak hanya disitu saja, dampak

lanjutan dari kenaikan BBM adalah peningkatan harga bahan makanan dan harga

barang jadi (cost push).

BOKS 3

Page 87: KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · Grafik 1.25 Jumlah Tamu dan Hunian Kamar ... Grafik 3.6 NPL Konsumsi dan Modal Kerja Bank Umum ... Grafik 6.5 Proyeksi Inflasi Tahunan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III – 2014 |

72

Gambar Event Analysis Inflasi NTT

Skema rencana kenaikan BBM tahun 2014 memiliki berbagai opsi antara lain

kenaikan sebesar Rp1.000/L, kenaikan Rp2.000/L, dan yang tertinggi sebesar

Rp3000,-/L. Berikut analisa terkait kenaikan BBM bersubsidi masing-masing skema:

Tabel Simulasi kenaikan BBM

Rp 3000 Rp 2000 Rp 1000

Dampak Langsung 1.24% 0.83% 0.41%

Bensin 1.14% 0.76% 0.38%

Solar 0.10% 0.07% 0.03%

Tak Langsung 1.77% 1.18% 0.59%

Angkutan dalam kota 1.68% 1.12% 0.56%

Angkutan luar kota 0.08% 0.05% 0.03%

Angkutan laut 0.00% 0.00% 0.00%

Angkutan SDP 0.00% 0.00% 0.00%

Tarif Taksi 0.00% 0.00% 0.00%

Total Dampak 3.01% 2.01% 1.00%

Kenaikan Harga BBMItem

Berdasarkan skema di atas, kenaikan tertinggi memberikan andil terhadap

inflasi tahunan sebesar 3,01%(yoy). Andil tersebut apabila dibandingkan dengan

kenaikan tahun lalu tidak terlalu tinggi. Namun demikian, apabila kenaikan BBM

terjadi pada awal bulan Desember yang bertepatan dengan momen akhir tahun

(Natal & tahun Baru), diperkirakan inflasi NTT tahun 2014 mencapai 7,44%.