kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi … · triwulanan i tahun 2015 19 ... s.d januari...

128
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Triwulan I 2015

Upload: dinhthuy

Post on 07-May-2018

225 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Provinsi Jambi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

Triwulan I 2015

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741 - 62445 Fax : 0741 – 62112 Webiste : http://www.bi.go.id

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trust and Integrity, Profesionalism, Excellence, Public Interest, Coordination and Teamwork. Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

K A T A P E N G A N T A R

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Jambi

triwulan I 2015 dapat diselesaikan dengan baik. KEKR merupakan salah satu terbitan periodik

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi

dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun

eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan

terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh

masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KEKR mencakup

beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan

sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini

juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah.

Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi triwulan I 2015

tumbuh sebesar 5,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan I

2015 sebesar 4,7% (yoy), akan tetapi lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan

sebelumnya (6,5% (yoy)) dan triwulan I 2014 (10,3% (yoy)). Perekonomian Jambi pada triwulan

laporan menghasilkan output Rp31,1 triliun atau 1,4% dari perekonomian Indonesia (Rp2.157,5

triliun). Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 4,88% (yoy) lebih tinggi dari triwulan lalu

8,72% (yoy) dan inflasi nasional 6,38% (yoy).Sementara itu inflasi Bungo pada triwulan I 2015

tercatat sebesar 4,92% (yoy). Perkembangan perbankan sedikit mengalami peningkatan akibat

kenaikan pada dana pihak ketiga dan kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan

bank pelapor berada pada posisi yaitu sebesar 116,85% yang mengindikasikan masuknya dana

dari luar perbankan Provinsi Jambi. Kualitas kredit bank umum juga masih berada pada level yang

aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,89%. Pembenahan sektor riil

secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama

dalam rangka meningkatkan investasi.

Dalam penyusunan KEKR triwulan I 2015 kami banyak memperoleh support dari dinas-

dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu,

kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga

kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam

meningkatkan kualitas KEKR ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk

kemakmuran masyarakat Jambi.

Jambi, Mei 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI JAMBI

V. Carlusa Kepala Perwakilan

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

vii

DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... vii Daftar Tabel ......................................................................................... ix Daftar Grafik ......................................................................................... xi Tabel Indikator Ekonomi Terpilih ..................................................................... xiii Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional ........................................................ 7

A. Umum ............................................................................. 7

B. PDRB Sisi lapangan Usaha .................................................. 9

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan..................................................................... 10

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ... 13

3. Sektor Industri Pengolahan........................................ .. 14

5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... 15

C. PDRB Sisi Penggunaan ....................................................... 18

1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ... 20

2. Investasi ................................................................... ... 21

3. Perdagangan Eksternal.............................................. ... 23

3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... .. 24

3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... 26

Boks 1 Dampak Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Perekonomian

Provinsi Jambi 29

BAB II. Inflasi ....................................................................................... 33

A. Kajian Umum ................................................................. 33

B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang ............... 35

1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ... 40

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan

Tembakau ........... ....................................................... 43

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan

Bakar....................................................................... .... 43

4. Kelompok Sandang.................................................. .... 44

5. Kelompok Kesehatan ............................................... ... 44

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ .. 45

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 45

C. Inflasi Kota Bungo ............................................................... 46

BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .......................................... 51

A. Bank Umum .................................................................... 52

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I 2015

vii

i

1. Perkembangan Aset Bank ........................................ ... 52

2. Perkembangan Dana Masyarakat............................... .. 52

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana........................ . 57

4. Undisbursed Loan...................................................... .. 62

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing

Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi............... 63

6. Perkembangan Kredit UMKM ................................... .. 65

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 67

C. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai ....... 68

1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi....... . 69

2. Penyediaan Uang Layak Edar..................................... .. 69

3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. .. 70

4. Perkembangan Kliring Lokal...................................... ... 70

5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS).............. . 71

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 73

A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan IV Tahun 2014 ......... 73

B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan IV Tahun 2014 ................ 74

C. Keuangan Pemerintah Daerah ...................................... ..... 76

BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ......................... 77

A. Ketenagakerjaan Daerah ................................................... 77

B. Kesejahteraan............................................................... ..... 85

Boks 2 Bonus Demografi Sebagai Motor Penggerak Perekonomian ..... 87

BAB VI Prospek Perekonomian ............................................................. 95

A. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 96

B. Proyeksi Inflasi ................................................................... 99

C. Rekomendasi Kebijakan .................................................. .. 101

Lampiran Glosary

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI

JAMBI

ix

DAFTAR TABEL

1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy) 8

1.2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 15

1.3 Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan (yoy) 19

1.4 Indeks Tendensi Konsumen 20

1.5 PMA dan PMDN Provinsi Jambi 23

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 37

2.2 Sumbangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 38

2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode Triwulan I 2015 39

2.4 Perkembangan Inflasi Kota Bungo 47

2.5 Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Bungo berdasarkan

kelompok dan sub kelompok barang dan jasa 47

2.6 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Bungo berdasarkan komoditi

periode triwulan I - 2015 50

3.1 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 54

3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 56

3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 57

3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 58

3.5 Perkembangan Kredit Berdasarkan Lokasi di Proyek Provinsi Jambi 62

3.6 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 63

3.7 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

Jambi 64

3.8 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi

Jambi 68

3.9 Perkembangan Transaksi RTGS 72

4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan I 2015 74

4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan I Tahun 2015 75

5.1 Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja 78

5.2 Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama 80

5.3 Pekerja Berdasarkan Status Pada Lapangan Pekerjaan Utama 81

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I 2015

x

5.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor 84

6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha 97

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI

JAMBI

xi

DAFTAR GRAFIK

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 7 1.2 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2014 10 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2015 10 1.4 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi 11 1.5 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 12 1.6 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 13 1.7 Pertumbuhan Lifting (Barrel) Minyak 13 1.8 Pertumbuhan Lifting (MMBTU) Gas 13 1.9 Perkembangan Produksi Karet Jambi 15 1.10 Tingkat Hunian Hotel 16 1.11 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 17 1.12 Perkembangan Jumlah Pelanggan PLN 17 1.13 Perkembangan Total Pemakaian Air Bersih 17 1.14 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 18 1.15 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat barang 18 1.16 Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran Triwulanan I Tahun 2014 19 1.17 Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran Triwulanan I Tahun 2015 19 1.18 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 21 1.19 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 22 1.20 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 23 1.21 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 24 1.22 Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi 25 1.23 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 25 1.24 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 25 1.25 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi berdasarkan Negara Tujuan 26 1.26 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 27 1.27 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 27 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 33 2.2 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy) 34 2.3 Perbandingan Inflasi tahunan Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau

Sumatera per Maret 2015 35 2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 40 2.5 Perkembangan Harga Jagung 41 2.6 Perkembangan Harga Beras 41 2.7 Perkembangan Harga Tepung Terigu 42 2.8 Perkembangan Harga Daging 42 2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 43 2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 44 2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 46 2.12 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Bungo Tahun 2014-2015 46 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 52

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I 2015

xii

3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 54 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi 63 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi 65 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 66 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 66 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 69 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 71 4.1 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 76 5.1 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 85 6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2011 s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2011 s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun

2011 s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 100

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

c. Sistem Pembayaran

TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.IKliringNilai Kliring (juta Rp) 2,519,686 2,800,410 2,577,906 2,714,032 2,519,833 2,707,328 2,534,343 2,571,965 2,202,247 Volume Kliring (lembar warkat) 72,639 76,559 71,104 70,456 68,552 74,520 70,240 69,012 62,245 Cek dan BG KosongLembar 1,463 1,811 1,837 1,635 1,472 1,974 1,847 1,783 1,529 Nominal (juta Rp) 83,121 64,290 56,120 63,174 56,789 83,457 71,186 99,967 52,135 RTGSRTGS dari Jambi (miliar Rp) 15,535 19,666 20,189 22,181 19,684 26,992 38,703 40,778 34,079 RTGS ke Jambi (miliar Rp) 22,244 22,658 26,876 33,327 22,514 40,455 53,698 49,646 39,055 RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 4,032 4,695 7,422 6,521 5,072 11,033 12,937 4,833 4,347 Transaksi TunaiAliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 846,548 1,031,722 1,453,196 810,929 880,393 976,622 1,948,349 921,379 1,445,865 Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 1,034,718 1,682,989 2,605,130 2,836,373 1,734,894 1,861,714 2,788,527 2,309,258 1,285,175 Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (188,170) (651,267) (1,151,935) (2,025,444) (854,501) (885,091) (840,178) (1,387,878) 160,690

2015Uraian

2013 2014

ix

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

b. Perbankan

2015TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I

PERBANKANA. Bank Umum :Total Aset (Rp Juta) 26,618,428 27,833,632 28,538,630 28,676,080 29,691,060 34,853,104 34,345,898 32,675,144 34,622,605 DPK(Rp Juta) 18,376,298 19,154,658 19,520,974 19,415,015 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,986

- Tabungan 9,492,101 9,646,142 10,070,264 11,429,775 10,703,386 10,969,816 11,290,961 12,044,292 10,847,414 - Giro 3,753,003 4,120,387 3,744,864 3,343,467 3,179,483 4,051,589 3,707,342 3,008,463 3,842,142 - Deposito 5,131,194 5,388,129 5,705,847 4,641,773 6,186,567 7,285,993 7,528,836 6,912,149 8,044,430

26,471,507 28,211,297 29,925,232 26,955,932 31,946,454 32,458,037 33,257,510 34,124,108 34,107,025 - Modal Kerja 10,115,811 9,822,930 10,124,382 8,103,793 10,158,229 10,671,200 11,084,121 11,419,932 11,049,817 - Konsumsi 10,543,228 11,256,968 11,816,000 8,410,345 9,527,809 9,164,037 9,187,047 9,439,228 9,679,800 - Investasi 5,812,468 7,131,399 7,984,850 10,441,794 12,260,417 12,622,800 12,986,343 13,264,947 13,377,408 - Dana 18,732,803 19,527,917 19,916,444 19,898,809 20,473,410 22,719,313 22,958,027 22,508,985 23,275,384 - LDR 141.31 144.47 150.25 135.47 156.04 142.87 144.86 151.60 146.54

20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 - Modal Kerja 7,484,277 7,365,449 7,453,703 7,548,969 7,558,597 8,035,392 8,187,856 8,517,472 8,487,900- Konsumsi 8,644,788 9,376,743 9,931,771 10,207,932 5,959,299 10,762,104 6,134,277 6,430,084 6,663,743- Investasi 4,033,494 5,481,736 5,752,786 5,864,182 10,409,402 6,071,136 11,050,256 11,281,919 11,414,666

- LDR (%) 109.72 116.02 118.53 121.66 119.22 111.48 112.63 119.42 116.86- NPL Gross nominal 454,021 473,625 521,247 466,983 492,240 612,619 620,912 654,329 769,060- NPL Gross % 2.25 1.93 2.25 1.98 2.06 2.46 2.45 2.49 2.89

Kredit MKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,389,186 3,729,806 3,537,483 3,302,277 3,289,142 3,368,912 3,306,533 3,279,728 3,327,809

- Kredit Modal Kerja 1,498,112 1,313,147 1,309,646 1,260,845 1,317,572 1,415,511 1,376,943 1,424,349 1,457,647 - Kredit Investasi 282,423 623,343 608,907 597,628 618,466 638,798 636,627 647,195 669,772 - Kredit Konsumsi 1,608,652 1,793,316 1,618,930 1,443,804 1,353,104 1,314,602 1,292,963 1,208,184 1,200,391

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta)9,738,670 10,428,595 11,175,062 11,642,097 11,946,461 12,445,976 12,807,687 13,124,113 13,333,741 - Kredit Modal Kerja 2,147,246 1,827,369 1,887,664 1,914,038 1,895,776 1,949,111 2,015,340 2,020,090 1,998,536 - Kredit Investasi 1,203,160 1,714,598 1,782,084 1,829,234 1,853,755 1,912,349 1,925,125 1,990,458 2,055,800 - Kredit Konsumsi 6,388,264 6,886,628 7,505,314 7,898,825 8,196,931 8,584,516 8,867,222 9,113,566 9,279,404

3,874,659 4,259,169 4,451,803 4,563,050 4,488,941 4,669,116 4,743,308 4,945,156 4,965,324 - Kredit Modal Kerja 2,515,038 2,762,995 2,810,877 2,853,406 2,808,005 3,038,812 3,096,118 3,226,807 3,229,753 - Kredit Investasi 748,131 831,987 879,018 899,870 876,907 814,947 808,236 836,608 848,942 - Kredit Konsumsi 611,490 664,187 761,909 809,774 804,029 815,357 838,954 881,741 886,629

Total Kredit MKM (Rp Juta) 17,002,515 18,417,570 19,164,348 19,507,424 19,724,544 20,484,004 20,857,528 21,348,998 21,626,874 NPL MKM gross (%) 2.45 2.30 2.70 2.31 2.43 2.90 2.95 2.78 3.22- NPL MKM Gross Nominal 416,426 423,813 516,557 450,912 480,211 595,039 614,782 593,170 697,392

B. BPR : Total Aset (Rp Juta) 685,560 691,959 760,030 739,510 742,646 731,857 739,748 758,995 766,796DPK (Rp Juta) 501,520 506,701 551,278 532,417 541,824 539,797 550,872 566,501 580,220 - Tabungan (Rp Juta) 80,242 76,783 81,355 86,236 82,543 83,869 84,072 84,864 84,947- Deposito (Rp Juta) 421,278 429,918 469,923 446,181 459,281 455,928 466,800 481,637 495,273

Kredit (Rp Juta) 520,039 554,233 567,445 545,175 544,849 541,885 535,557 524,672 524,425 - Modal Kerja 127,272 141,934 156,969 172,919 164,194 171,394 178,183 180,501 189,211 - Investasi 101,531 110,867 111,650 94,718 104,588 105,345 107,637 107,056 107,172 - Konsumsi 291,236 301,432 298,826 277,538 276,067 265,146 249,737 237,115 228,042

Kredit UMKM (Rp Juta) 228,803 218,597 233,076 202,844 227,858 237,051 245,608 248,842 259,465 Rasio NPL Gross (%) 4.37 5.01 5.96 6.30 7.99 10.09 11.13 12.21 14.50- NPL Gross (Nominal) 22,726 27,743 33,804 34,367 43,534 54,692 59,612 64,046 76,061LDR (%) 80.43 87.12 81.21 84.26 82.57 85.60 84.13 79.40 80.46

2014INDIKATOR

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤

Rp5 miliar) ((Rp Juta)

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi

kantor cabang

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi

2013

viii

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

a. Inflasi dan PDRB

2015TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV 2014 TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I

MAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 142.02 144.61 149.71 110.41 110.41 111.51 112.09 113.91 120.04 116.95

Indeks Harga Konsumen Kota Bungo 4)

110.62 110.63 113.13 119.06 116.06

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 6.06 5.24 7.95 8.74 8.74 7.51 6.47 4.31 8.72 4.88

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Bungo 4)

6.28 4.58 5.21 8.99 4.92

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1)

26,633,836 28,438,144 28,682,759 29,057,847 120,696,234 29,367,667 30,026,427 30,351,235 30,950,905 31,106,943

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,383,223 7,604,251 7,304,336 7,475,238 31,442,141 7,728,317 7,972,361 7,700,862 8,040,601 8,324,239

Pertambangan dan Penggalian 7,241,637 7,508,507 7,967,823 7,883,183 31,808,635 7,697,413 7,840,131 8,180,838 8,090,252 7,944,791

Industri Pengolahan 3,060,013 3,131,704 3,109,797 3,242,247 13,130,435 3,233,516 3,294,254 3,312,883 3,289,782 3,286,629

Pengadaan Listrik, Gas 12,849 13,031 13,139 13,296 56,412 13,145 13,779 13,954 15,533 13,894

Pengadaan Air 40,479 39,852 39,515 38,116 160,471 39,210 39,683 40,235 41,343 40,756

Konstruksi 1,908,268 1,968,504 1,995,231 2,036,269 8,661,217 2,124,821 2,158,461 2,170,639 2,207,296 2,107,063

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,341,302 2,397,988 2,451,865 2,478,027 10,661,963 2,543,492 2,580,777 2,676,617 2,861,077 2,903,065

Transportasi dan Pergudangan 811,654 831,619 864,123 875,544 3,669,444 896,697 909,096 924,770 938,881 953,382

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 251,328 257,495 259,915 264,373 1,226,622 298,494 303,159 310,095 314,874 319,369

Informasi dan Komunikasi 882,325 893,838 915,730 930,468 3,876,302 942,422 955,154 979,937 998,789 1,029,423

Jasa Keuangan 660,094 668,313 674,820 662,418 2,772,481 673,188 686,360 692,399 720,535 724,964

Real Estate 421,022 424,594 428,306 421,574 1,732,795 425,585 430,236 436,359 440,616 449,598

Jasa Perusahaan 291,119 292,167 294,719 293,830 1,230,408 298,975 304,466 310,600 316,366 321,898

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 858,686 922,508 866,097 1,005,270 4,141,157 984,346 1,028,688 1,044,349 1,083,775 1,056,848

Jasa Pendidikan 938,377 940,292 952,179 854,158 3,694,199 875,384 909,678 943,625 965,511 980,258

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 260,830 270,458 267,833 303,834 1,269,477 308,834 313,943 320,742 325,957 343,763

Jasa lainnya 270,629 273,024 277,333 280,005 1,162,075 283,829 286,203 292,330 299,714 307,002

Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 261,826 295,320 302,121 283,939 1,020,560 263,619 278,279 223,628 255,033 248,706.46 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 814,244 1,161,680 1,144,006 994,049 3,814,802 860,882 1,107,025 840,332 1,006,563 1,089,054.93

Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 16,689 39,052 82,238 115,056 184,980 71,736 53,767 38,560 20,918 25,667.41 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 41,980 32,722 48,091 47,459 115,977 26,274 31,946 33,758 23,999 27,199.99

Catatan1) Tahun dasar 2010 angka sangat sementara, sumber : BPS Provinsi Jambi 2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang

berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2

digit 4) Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di

Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan

Muara Bungo

2014INDIKATOR

2013

vii

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

1

RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI

Perekonomian Jambi pada triwulan I 2015 menghasilkan output

Rp31,11 triliun1 dan tumbuh sebesar 5,9% (yoy), lebih tinggi dari

pertumbuhan ekonomi nasional triwulan I 2015 yang tercatat sebesar

4,71% (yoy), akan tetapi melambat dibandingkan dengan pertumbuhan

triwulan sebelumnya (6,5% (yoy)) dan triwulan I 2014 (10,3% (yoy)) (Grafik

1.1). Perlambatan pertumbuhan juga terlihat secara triwulanan, dimana

pertumbuhan perekonomian Jambi pada triwulan laporan lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya dari 1,98% (qtq) menjadi 0,5% (qtq).

Struktur perekonomian Jambi pada triwulan I 2015 menunjukkan

bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi

Jambi yaitu 46,21%, diikuti sektor sekunder sebesar 27,95% dan sektor

jasa-jasa (tersier) sebesar 25,8%.

Lima sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada

triwulan I 2015 adalah sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil

dan sepeda motor yang mencapai 14,1% (yoy) disusul oleh sektor

administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar

12,0% (yoy), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 11,3%

(yoy), sektor informasi dan komunikasi sebesar 9,2% (yoy) dan jasa lainnya

8,2% (yoy)

Dari sisi penggunaan, kenaikan ekspor sebesar 17,32% (yoy) di

triwulan I 2015 memberikan andil sebesar 11,53% terhadap pertumbuhan

ekonomi Provinsi Jambi triwulan laporan, disusul kenaikan konsumsi rumah

tangga sebesar 4,06% (yoy) yang memberikan andil sebesar 1,79% (yoy)

dan kenaikan konsumsi pemerintah sebesar 2,79% (yoy) dengan andil

terhadap pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan I 2015 sebesar 0,14%

(yoy).

1 Mulai triwulan IV 2014, perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk

menghitung pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi oleh BPS menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA (System of National Account) 2008.

Perekonomian Provinsi Jambi

triwulan I 2015 mengalami

pertumbuhan melambat yaitu

dari 6,5 menjadi 5,9%....

Pertumbuhan tertinggi

terdapat pada sektor

perdagangan besar, eceran,

reparasi mobil dan sepeda

motor....

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

2

II. Inflasi

Pada triwulan I 2015, inflasi kota Jambi tercatat 4,88%(yoy),

menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (8.72%(yoy)), dan lebih

rendah dari inflasi nasional (6,38%(yoy)) dan dari rata-rata inflasi triwulan I

dalam tiga tahun terakhir (5,83%(yoy)) (Grafik 2.1). Sementara itu inflasi

Bungo tercatat sebesar 4,92% (yoy) dan juga berada di bawah inflasi

nasional2.

Inflasi Kota Jambi utamanya disebabkan oleh inflasi administered

price yang mencapai 13,4% (yoy) (Grafik 2.2). Sumber utama inflasi

administered price adalah kenaikan harga BBM jenis Solar dan Bensin pada

bulan Maret 2015, kenaikan tarif angkutan udara seiring diberlakukannya

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 91 Tahun 2014 tentang

perubahan kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51

Tahun 2014 tentang mekanisme formulasi perhitungan dan penetapan tarif

batas atas penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga

berjadwal dalam negeri, kenaikan harga LPG 3 Kg sesuai Surat Edaran

Gubernur Jambi No. 611 tahun 2014 dan kenaikan harga LPG 12 Kg pada

bulan Maret 2015. Inflasi inti cenderung stabil di level 3,2% (yoy).

Sementara itu, kelompok volatile food justru mengalami deflasi sebesar

0,3% (yoy) yang utamanya disebabkan tren penurunan harga cabai merah

sepanjang triwulan I 2015.

Perkembangan harga di Kota Jambi pada triwulan laporan tercatat

mengalami deflasi 2,57% (qtq), menurun tajam dibandingkan inflasi pada

triwulan sebelumnya (5,38% (qtq)). Pergerakan angka deflasi bulanan

(mtm) pada bulan Januari, Februari dan Maret 2015 masing-masing sebesar

0,89%, 1,50% dan 0,20%.

Sementara itu, perkembangan harga di Bungo tercatat mengalami

deflasi sebesar 2,52% (qtq), menurun tajam dibandingkan inflasi triwulan

sebelumnya (5,24% (qtq)) dengan pergerakan angka deflasi bulanan (mtm)

pada bulan Januari, Februari dan Maret 2015 masing-masing sebesar

0,53%, 1,33% dan 0,68%.

2 Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota

Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari 66 kota menjadi 82 kota.

Pada triwulan I 2015, Kota

Jambi mengalami inflasi

sebesar 4,88%

(yoy) dan Kota Bungo 4,92%

(yoy)....

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

RINGKASAN EKSEKUTIF

TRIWULAN I 2015| KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

3

III. Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan pada triwulan I 2015 secara umum menunjukkan

sedikit peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset perbankan

mengalami peningkatan (5,9% (qtq)) dan diikuti dengan peningkatan dana

pihak ketiga (3,5% (qtq)) dan kredit (1,2% (qtq)). Hal tersebut

menyebabkan Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank

pelapor mengalami penurunan sebesar 256 bps menjadi sebesar 116,85%

dari triwulan sebelumnya 119,41%. Penurunan tersebut karena kenaikan

kredit lebih kecil dibandingkan kenaikan dana pihak ketiga. Penyaluran

kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp336,8 miliar (1,3%

(qtq)) yaitu dari Rp26,2 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp26,5

triliun. Suku bunga simpanan DPK (dana pihak ketiga) pada periode laporan

menurun dibandingkan triwulan IV 2014. Sejalan dengan hal tersebut, suku

bunga rata-rata tertimbang kredit yang disalurkan bank umum di Provinsi

Jambi juga menunjukkan penurunan. Kualitas kredit masih terjaga yang

tercermin dari rasio NPL di bawah 5% (2,89%), meskipun sedikit

memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya (rasio NPL 2,49%).

Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan

laporan, untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp1,2 triliun, turun

44,3% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya (grafik 3.7.) Sementara

aliran kas masuk (cash inflow) sebesar Rp1,4 triliun, naik signifikan 56,9%

(qtq). Pada triwulan laporan, Jambi mengalami net inflow sebesar Rp160,6

miliar setelah pada triwulan sebelumnya net outflow sebesar 1,3 triliun. Net

inflow tersebut pertama kali terjadi sejak tahun 2012.

Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan

laporan tercatat sebesar Rp2,20 triliun, menurun (14,4% (qtq))

dibandingkan triwulan sebelumnya (Rp 2,57 triliun). Pada triwulan laporan,

transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dari sisi nominal secara

total (keluar dan masuk/dari dan ke) menurun sebesar Rp17,7 triliun

(18,7% (qtq)) menjadi Rp77,4 triliun dan volume transaksi menurun tajam

sebesar 18.057 transaksi (40,4% (qtq)) dari 44.672 transaksi menjadi

26.615 transaksi.

Kinerja perbankan sedikit

meningkatditandai dengan

meningkatnya jumlah aset

perbankan, DPK, dan

penyaluran kredit....

Provinsi Jambi mencatat Net

Inflow untuk pertama kalinya

semenjak tahun 2012,

adapun aktifitas pembayaran

non tunai mengalami

penurunan.....

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

4

IV. Keuangan Pemerintah Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan I 2015

mencapai Rp522,6 miliar (terealisasi sebesar 15,9% dari APBD 2015),

meningkat 51,9% bila dibandingkan triwulan I 2014. Sementara itu,

realisasi belanja pada triwulan I 2015 mencapai Rp420,29 miliar (terealisasi

12,0%). Realisasi belanja tersebut meningkat lebih dari delapan kali lipat

jika dibandingkan realisasi belanja triwulan I 2014 sebesar Rp45,9 miliar.

Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk

pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan

ekonomi pada APBD 2015 hanya sebesar 22,7%, jauh lebih kecil

dibandingkan share belanja operasi yang mencapai 61,5%. Share belanja

modal pada tahun ini pun lebih kecil dibandingkan pada APBD-P 2014 dan

2013 ( 25,3% dan 31,5%).

V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Pada bulan Februari 2015, jumlah angkatan kerja di Jambi mengalami

peningkatan 122,1 ribu orang menjadi 1,69 juta orang dibandingkan

Februari 2014 (1,57 juta orang) sehingga Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) di Provinsi Jambi pada bulan Februari 2015 adalah 69,92%

atau meningkat dibandingkan Februari tahun lalu (66,51%). Selanjutnya

jumlah pekerja di Jambi juga mengalami peningkatan yaitu dari 1,53 juta

orang di Februari 2014 menjadi 1,65 juta orang. Namun demikian, jumlah

pengangguran juga menunjukkan peningkatan menjadi 46,2 ribu orang

dibandingkan Februari 2014 (39,3 ribu) sehingga tingkat pengangguran

terbuka naik menjadi 2,73% dari 2,50%.

VI.Prospek Perekonomian

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jambi pada triwulan II 2015 diperkirakan pada kisaran 3,6%-4,1%

(qtq), tumbuh relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan laporan (1,1% qtq).

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi pada triwulan II 2015

diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 7,7%(yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan laporan yang tumbuh 5,9% (yoy). Sementara proyeksi

Realisasi pendapatan

triwulan I 2015 baru

mencapai 15,9% dari

APBD sementara realisasi

belanja baru mencapai

12,0%...

Terjadi peningkatan pada

jumlah angkatan kerja Provinsi

Jambi sebanyak 122,1 ribu

orang dan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja ke level

69,

Laju pertumbuhan PDRB

triwulan II 2015 diperkirakan

berkisar 3,6%-4,1% (qtq).....

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

RINGKASAN EKSEKUTIF

TRIWULAN I 2015| KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

5

pertumbuhan ekonomi tahun 2015 diperkirakan berada pada kisaran 7,7%-

8,2%.

Berdasarkan analisis sisi penggunaan, pengeluaran konsumsi rumah

tangga dan konsumsi pemerintah akan menjadi sumber utama

perekonomian di triwulan mendatang. Bulan puasa akan menjadi faktor

pendorong konsumsi rumah tangga. Sejalan dengan konsumsi rumah

tangga, konsumsi pemerintah diperkirakan juga semakin meningkat seiring

dengan realisasi beberapa proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Ekspor

diperkirakan akan tumbuh meskipun masih relatif terbatas seiring mulai

membaiknya permintaan dan harga CPO global. Kondisi membaiknya

perekonomian negara lain seperti Amerika dan Jepang akan membantu

ekspor beberapa komoditas, terutama komoditas karet.

Inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan lebih tinggi

dibandingkan triwulan I 2015 yaitu berada pada kisaran 6,4%-6,9% (yoy)

dari sebelumnya 4,88% (yoy) pada triwulan laporan (grafik 6.2). Peningkatan

laju inflasi ini utamanya dipengaruhi oleh kelompok administered price dan

volatile food.

Faktor yang berpotensi memberikan tekanan inflasi selama triwulan

mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara

lain 1) anomali cuaca; 2) tekanan dari sektor eksternal berupa masih

lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika serikat yang berpotensi

meningkatkan inflasi inti (core inflation); 3) kondisi infrastruktur (jalan,

jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan

yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa;

4) ekpektasi inflasi yang diperkirakan meningkat sejalan dengan

meningkatnya beberapa komoditas administered price dan masuknya bulan

puasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan dapat menjadi pemicu

meningkatnya angka inflasi pada triwulan II tahun 2015.

Menyikapi kondisi perekonomian triwulan I 2015 serta proyeksi ekonomi

triwulan II 2015, beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:

1. Penguatan fungsi dan Peran TPID Provinsi Jambi serta TPID

Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dalam pengendalian inflasi.

Inflasi pada triwulan II 2015

diperkirakan berada pada

kisaran 6,4%-6,9% (yoy)

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

6

2. Peningkatan kualitas infrastruktur untuk menekan biaya distribusi dan

meningkatkan konektivitas antar daerah.

3. Meningkatkan dan mempertahankan kinerja perkebunan dan industri

karet sebagai komoditas utama Provinsi Jambi.

4. Percepatan realisasi APBD Pemerintah Daerah di seluruh wilayah Provinsi

Jambi.

5. Pembangunan industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah.

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

7

BAB I

EKONOMI MAKRO REGIONAL

A. Umum

Perekonomian Jambi pada triwulan I 2015 menghasilkan output Rp31,11 triliun1

dan tumbuh sebesar 5,9% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional triwulan I

2015 yang tercatat sebesar 4,71% (yoy), akan tetapi melambat dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya (6,5% (yoy)) dan triwulan I 2014 (10,3% (yoy)) (Grafik

1.1). Perlambatan pertumbuhan juga terlihat secara triwulanan, dimana pertumbuhan

perekonomian Jambi pada triwulan laporan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

dari 1,98% (qtq) menjadi 0,5% (qtq).

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)

Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

menyumbangkan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan I 2015 sebesar

2,0% (yoy) diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda

motor serta sektor pertambangan dan penggalian, masing-masing sebesar 1,2% (yoy), dan

0,8% (yoy).

5 (lima) sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan I 2015

adalah sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang mencapai

14,1% (yoy) disusul oleh sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial

1 Mulai triwulan IV 2014, perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk menghitung

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi oleh BPS menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA (System of National Account) 2008.

30.5 32.733.4 35.4

35.838.6 40.9

38.638.99.3

10.7

5.1

2.5

10.3

5.6 5.8 6.5

5.9

(6.0)

6.8

0.9 1.3

1.1

2.2 1.1

2.0

0.5

-8-6-4-2024681012

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15

Sumber: BPS (diolah)

%

Output Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Jambi (yoy) Pertumbuhan Jambi (qtq)

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

8

wajib sebesar 12,0% (yoy), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 11,3% (yoy),

sektor informasi dan komunikasi sebesar 9,2% (yoy) dan jasa lainnya 8,2% (yoy) (Tabel 1.1).

Struktur perekonomian Jambi pada triwulan I 2015 menunjukkan bahwa sektor primer

masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 46,21%, diikuti sektor

sekunder sebesar 27,95% dan sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 25,8%.

Dari sisi penggunaan, kenaikan ekspor sebesar 17,32% (yoy) di triwulan I 2015

memberikan andil sebesar 11,53% terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan

laporan, disusul kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar 4,06% (yoy) yang memberikan

andil sebesar 1,79% (yoy) dan kenaikan konsumsi pemerintah sebesar 2,79% (yoy) dengan

andil terhadap pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan I 2015 sebesar 0,14% (yoy). (Tabel

1.1).

Tahun 2014

I I I I I I IV I I I I I I IV Growth Growth Andil

3.6 3.7 2.9 2.9 11.5 11.4 12.6 12.5 12.0 4.1 1.8

8.5 8.8 2.5 7.6 13.9 21.4 13.4 8.6 14.2 3.1 0.0

(0.8) (21.8) (20.5) 49.2 51.8 19.5 5.8 (25.5) (2.0) 2.8 0.1

(0.8) 12.4 17.2 25.0 13.9 (2.4) (17.4) (29.2) (11.2) (14.0) (3.5)

(25.6) 5.0 (205.4) (229.2) 56.0 (239.1) 18.8 307.4 (426.3) (47.0) (1.4)

13.3 8.8 3.0 (17.4) 1.8 (3.0) (0.7) 41.3 8.4 17.3 11.5

1.4 (2.9) 11.0 (10.3) 5.6 4.2 (9.8) 3.7 0.5 6.0 2.7

9.3 10.7 5.1 2.5 10.3 5.6 5.8 6.5 7.0 5.9 5.9

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga LNPRT

TW 2015

PDRB

2013 2014

Ekspor

Impor

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

Perubahan Inventori

JENIS PENGELUARAN

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy)

Tahun 2014

I II I I I IV I II I I I IV Growth Growth Andil

-0.7 15.2 3.7 5.8 21.1 4.8 5.4 7.6 9.3 7.7 2.0

7.6 4.1 8.1 -1.2 6.3 4.4 2.7 2.6 3.9 3.2 0.8

19.4 10.6 -0.3 1.3 5.7 5.2 6.5 1.5 4.7 1.6 0.2

10.8 10.4 8.9 3.9 2.3 5.7 6.2 16.8 7.8 5.7 0.0

11.0 8.9 5.6 -2.4 -3.1 -0.4 1.8 8.5 1.6 3.9 0.0

27.1 27.5 18.7 10.1 11.3 9.6 8.8 8.4 9.5 -0.8 -0.1

8.0 7.6 6.1 5.6 8.6 7.6 9.2 15.5 10.3 14.1 1.2

9.4 7.6 9.3 4.5 10.5 9.3 7.0 7.2 8.5 6.3 0.2

6.5 6.8 5.9 6.4 18.8 17.7 19.3 19.1 18.7 7.0 0.1

6.7 7.6 5.8 6.0 6.8 6.9 7.0 7.3 7.0 9.2 0.3

19.2 15.4 11.9 3.5 2.0 2.7 2.6 8.8 4.0 7.7 0.2

6.1 5.7 5.4 2.6 1.1 1.3 1.9 4.5 2.2 5.6 0.1

3.0 2.2 2.7 0.3 2.7 4.2 5.4 7.7 5.0 7.7 0.1

56.6 22.7 -21.4 -7.9 14.6 11.5 20.6 7.8 13.4 7.4 0.2

12.2 12.1 5.5 -8.9 -6.7 -3.3 -0.9 13.0 0.2 12.0 0.4

4.6 7.2 4.5 15.7 18.4 16.1 19.8 7.3 15.1 11.3 0.1

0.2 4.2 5.9 9.2 4.9 4.8 5.4 7.0 5.5 8.2 0.1

9.3 10.7 5.1 2.5 10.3 5.6 5.8 6.5 7.0 5.9 5.9

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Lainnya

Triwulan I 2015

PDRB

2013 2014

Pertanian, Kehutanan & Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik Dan Gas

Pengadaan Air

Konstruksi

Perdagangan Besar, Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan

Real Estate

Jasa Perusahaan

LAPANGAN USAHA

Sumber: BPS (diolah)

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

9

B.PDRB Sisi Lapangan Usaha

Pertumbuhan perekonomian Jambi pada triwulan I 2015 mengalami perlambatan yang

cukup signifikan dan hanya tumbuh sebesar 5,9% (yoy), lebih rendah dari pencapaian

triwulan I 2014 yaitu 10,3% (yoy). Dari sisi lapangan usaha, sumber utama pertumbuhan

Jambi pada triwulan I 2015 adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan

kontribusi 2,0%, diikuti sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor sebesar 1,2% dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,8%. Sementara

dari sisi tingkat pertumbuhan, pertumbuhan tahunan tertinggi pada triwulan I 2015 terjadi

pada sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,1%

(yoy), sektor jasa pendidikan sebesar 12,0% (yoy) diikuti sektor jasa kesehatan dan kegiatan

sosial sebesar 11,3% (yoy). Tingginya pertumbuhan 3 (tiga) sektor tersebut utamanya

didorong oleh pertumbuhan konsumsi awal tahun seiring kenaikan UMP dan dampak

penurunan harga BBM pada Januari 2015, penyelenggaraan pendidikan semester baru dan

peningkatan kuantitas pengguna jasa kesehatan.

Secara triwulanan, perekonomian Jambi pada triwulan laporan tumbuh sedikit lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dari 0,2% (qtq) menjadi 0,5% (qtq). Sektor jasa

kesehatan dan kegiatan sosial mencatat pertumbuhan triwulanan tertinggi yaitu 5,5% (qtq)

disusul oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 3,5% (qtq) serta sektor

informasi dan komunikasi sebesar 3,1%. Namun kontraksi yang dialami oleh sektor

pertambangan dan penggalian (-1,8% (qtq)) serta sektor konstruksi (-4,5% (qtq))

merupakan faktor penahan laju pertumbuhan Provinsi Jambi.

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku pada triwulan I 2015

tercatat sebesar Rp38,9 triliun, dan secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan sebesar 28,1%, pertambangan dan penggalian sebesar 18,1%

serta sektor industri pengolahan sebesar 10,9% (Grafik 1.3). Dengan demikian, struktur

ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan

triwulan IV 2014 (Grafik 1.2).

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

10

Grafik 1.2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2014

Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2015

1. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Produksi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan I 2015

mengalami pertumbuhan sebesar 7,7% (yoy) atau 3,5% (qtq). Secara tahunan sektor ini

mengalami pertumbuhan terbatas dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2014 (7,6%

(yoy)). Akan tetapi secara triwulanan, sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup

signifikan dibandingkan kontraksi yang terjadi di triwulan IV 2014 (-2,4% (qtq)).

Peningkatan pertumbuhan sektor ini disebabkan oleh harga Crude Palm Oil (CPO)

yang memiliki tren peningkatan pada triwulan laporan karena adanya peningkatan

permintaan dari industri pengolahan sawit. Di sisi lain, terdapat pula peningkatan pada

produksi komoditas karet di Provinsi Jambi. Namun demikian, pertumbuhan sektor

pertanian sedikit tertahan dengan belum membaiknya sub sektor perkebunan sejalan

dengan masih lesunya harga komoditas karet internasional seiring dengan melemahnya

permintaan global terhadap komoditas perkebunan utama Provinsi Jambi yang berimbas

pada harga karet alam di tingkat lokal yang belum ideal.

Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun pada triwulan

laporan tercatat sebesar Rp1.723,6/kg, naik 5,67% (qtq) dari harga triwulan lalu. Sementara

PERTANIAN, KEHUTANAN

DAN PERIKANAN,

26,7%

PERTAMBANGAN DAN

PENGGALIAN, 20,5%

INDUSTRI PENGOLAHAN,

10,8%

PERDAGANGAN BESAR,ECERAN DAN REPARASI MOBIL,SEPEDA MOTOR 9,3%

KONSTRUKSI, 7,2%

LAINNYA, 25,5%

PERTANIAN, KEHUTANAN

DANPERIKANAN,

28,1%

PERTAMBANGAN DAN

PENGGALIAN, 18,1%

INDUSTRI PENGOLAHAN,

10,9%

PERDAGANGAN BESAR, ECERAN DAN REPARASI

MOBIL DAN SEPEDA

MOTOR, 9,8%

KONSTRUKSI, 7,0%

LAINNYA, 26,0%

Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

11

itu harga CPO di Jambi sebesar Rp7.644,84/kg atau naik 1,52% (qtq). Di lain pihak harga

rata-rata CPO di tingkat internasional mengalami penurunan sebesar 4,45% (qtq) dari

USD654,57/metric ton pada Triwulan IV 2014 menjadi USD625,44/metric ton pada Triwulan

I 2015. (Grafik 1.4). Peningkatan harga jual di dalam negeri disebabkan oleh meningkatnya

permintaan dari industri pengolahan sawit. Sedangkan tren penurunan harga kelapa sawit

internasional, disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah turunnya permintaan negara

importir sawit.

Grafik 1.4. Perkembangan Harga CPO Internasional dan lokal,

Harga Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Berbeda dengan harga kelapa sawit, harga bahan olah karet (bokar) di Jambi masih

belum baik dan mengalami penurunan dari rata-rata Rp15.127/kg menjadi Rp14.874/kg

(turun 1,67% (qtq)) (Grafik 1.5). Penurunan harga bokar tersebut mengikuti tren

penurunan harga karet di tingkat internasional sebesar 4,49% (qtq) dari USD192,7/cent per

kg menjadi USD184,1/cent per kg (Grafik 1.8). Apabila dibandingkan dengan rata-rata

harga pada Triwulan I tahun 2014, harga bokar di Jambi turun cukup signifikan mencapai

29,8% (yoy). Hal tersebut sejalan dengan liaison yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Jambi bahwa tren menurunnya harga karet internasional utamanya

disebabkan antara lain oleh: 1.) masih lemahnya permintaan global serta tingginya

persediaan stok karet di negara konsumen, utamanya Tiongkok, 2) harga minyak mentah

dunia yang masih rendah sebagai bahan baku karet sintetis yang merupakan produk

substitusi karet alami.

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3

2012 2013 2014 2015

Harga (Rp)

CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dan Bloomberg

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

12

Grafik 1.5. Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

Walaupun kinerja sektor pertanian pada triwulan I 2015 belum maksimal, Nilai Tukar

Petani (NTP) tercatat mengalami sedikit peningkatan menjadi 95,95 dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 95,42. Peningkatan NTP terjadi karena penurunan harga

BBM yang berujung pada menurunnya biaya produksi serta meningkatnya permintaan akan

komoditas yang dihasilkan. Walaupun indeks yang diterima petani lebih kecil dari triwulan

IV 2014, tetapi indeks yang dibayar mengalami penurunan yang jauh lebih dalam, seperti

terlihat pada grafik 1.6.

Walaupun NTP mengalami sedikit peningkatan2, banyaknya petani yang masih

menggantungkan pada satu sumber pendapatan saja menjadi faktor risiko yang perlu

diperhatikan karena penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat

produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu perlu

dilakukan pembinaan kepada petani untuk memulai menjalankan program pertanian

terpadu. Selain itu, petani juga dapat diperkenalkan pada produk substitusi dari komoditas

yang dihasilkannya sekarang.

2 Untuk tanaman perkebunan rakyat, nilai NTP yang lebih tinggi karena indeks bayar turun akibat turunnya biaya produksi sebagai imbas dari penurunan harga BBM.

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

1 2345 678 9101112123 456 7891011121 2345 678 9101112123

2012 2013 2014 2015

USD cent/KgRp/Kg

Harga Bokar (Rp/kg)

Harga Karet Internasional (USD cent/kg)

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi dan Bloomberg

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

13

Grafik 1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian yang pada triwulan I 2015 menyumbangkan

nilai tambah sebesar Rp7,0 triliun (pangsa 18,1%), merupakan sektor ekonomi terbesar

kedua di Provinsi Jambi. Secara tahunan, sektor ini mampu tumbuh sebesar 3,2% (yoy),

jauh lebih rendah daripada triwulan yang sama pada tahun lalu yang meningkat sebesar

6,3% (yoy). Secara triwulanan, kinerja sektor ini juga relatif memburuk dan mengalami

penurunan atau kontraksi sebesar 1,8% (qtq), dibandingkan triwulan IV 2014 yang sudah

terkontraksi sebesar 1,1% (qtq).

Grafik 1.7. Pertumbuhan Lifting (Barrel) Minyak Grafik 1.8. Pertumbuhan Lifting (MMBTU) Gas

90

95

100

105

110

115

120

125

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2013 2014 2015

Penghitungan NTP menggunakan tahun dasar baru 2012=100

indeks terima indeks bayar NTP

-80

-60

-40

-20

0

20

40

-

500.00

1,000.00

1,500.00

2,000.00

2,500.00

3,000.00

TWI

TWII

TWIII

TWIV

TWI

TWII

TWIII

TWIV

TWI

TWII

TWIII

TWIV

TWI

TWII

TWIII

TWIV

TWI

2011 2012 2013 2014 2015

Th

ou

sa

nd

s

Lifting (Barel)

qtq Growth

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

-

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

30,000.00

TWI

TWII

TWIII

TWIV

TWI

TWII

TWIII

TWIV

TWI

TWII

TWIII

TWIV

TWI

TWII

TWIII

TWIV

TWI

2011 2012 2013 2014 2015

Th

ou

sa

nd

s

Lifting (MMBTU)

qtq growth

Sumber: BPS (diolah)

Sumber: BPS dan ESDM (diolah) Sumber: BPS dan ESDM (diolah)

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

14

Berdasarkan data dari ESDM, diketahui bahwa terdapat penurunan drastis pada

lifting Migas pada triwulan laporan. Hal ini disebabkan oleh penurunan produktifitas sumur-

sumur migas eksisting dan belum adanya penemuan sumber migas baru di Provinsi Jambi.

Penurunan serupa juga dialami hampir di setiap Provinsi penghasil migas. Sementara itu,

kinerja sub sektor pertambangan non migas di Provinsi Jambi pada triwulan laporan

cenderung stabil.

Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian secara tahunan lebih

disebabkan oleh faktor pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sehingga nilai

jual ekspor dalam rupiah menjadi lebih tinggi. Berdasarkan keterangan BPS, para pelaku

usaha saat ini cenderung untuk menjual stok dan mengurangi produksi. Hal ini sejalan

dengan data lifting migas Provinsi Jambi.

3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan menyumbang output terhadap perekonomian Jambi

sebesar Rp4,3 triliun (10,9%), sedikit meningkat sebesar 1,6% (yoy) dibandingkan triwulan

IV 2014 (1,5% (yoy)), akan tetapi jauh melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan I

2014 (5,7% (yoy). Secara triwulanan, sektor industri pengolahan mengalami penurunan

atau kontraksi sebesar 0,1% (qtq).

Penurunan kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan laporan dibandingkan

triwulan yang sama tahun lalu didorong oleh belum membaiknya harga jual pada sub sektor

industri pengolahan karet sejalan dengan masih lemahnya permintaan karet global. Hal ini

membuat para pelaku usaha tidak tergerak untuk meningkatkan pengolahan akan

komoditas karet. Selain itu, penurunan pada industri pengolahan juga mengindikasikan

bahwa terjadi perlambatan pada pertumbuhan ekonomi yang ditandai oleh berkurangnya

permintaan akan barang barang olahan (Tabel 1.2). Akan tetapi, jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya industri pengolahan karet sudah menunjukkan sedikit

perbaikan.

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

15

Tabel 1.2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

Walaupun industri

pengolahan secara umum

mengalami penurunan

secara triwulanan, kinerja

industri pengolahan karet

tetap mengalami

peningkatan walaupun

melambat. Hal ini

dikonfirmasi oleh data

Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, yang menyatakan

bahwa produksi karet dalam triwulan I 2015 sebesar 78.097 ton (Grafik 1.9), meningkat

5,57% (qtq) dibandingkan triwulan lalu. Akan tetapi jika dilihat secara tahunan,

produksi karet mengalami penurunan sebesar 14,5% (yoy) dibandingkan triwulan I

20143.

4. Sektor-sektor Lain

Pada triwulan I 2015, sektor perdagangan besar, eceran, dan reparasi mobil dan

sepeda motor menyumbangkan output perekonomian sebesar Rp3,8 triliun (pangsa 9,8%).

Pertumbuhan sektor ini mencapai 14,1% (yoy) dan merupakan sektor yang memiliki

pertumbuhan terbesar pada triwulan I 2015, dengan andil pertumbuhan 1,2% yang

utamanya didukung oleh tingginya perkembangan sub sektor perdagangan besar dan

eceran di Jambi. Peningkatan aktivitas perdagangan sejalan dengan meningkatnya konsumsi

3 Terdapat 11 (sebelas) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo

Trw I-14 Trw I I-14 Trw I I I-14 Trw IV-14 Trw I-15 Trw I-14 Trw I I-14 Trw I I I-14 Trw IV-14 Trw I-15

Industri Makanan -21.8 24.0 -1.5 1.9 -10.3 -6.4 17.6 9.3 0.5 11.2

Industri Minuman -2.8 3.5 -5.2 -7.5 -2.4 -1.1 -7.0 -10.6 -17.8 -17.4

Industri Karet dan Barang dari

Karet dan Barang dari Plastik

-1.1 14.5 -10.5 -12.4 -8.3 4.3 17.1 0.5 -11.5 -16.9

I B S -6.57 10.34 -5.44 -0.02 -2.70 -0.76 8.66 2.05 -1.95 1.40

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Jenis Industri qtq yoy

Pertumbuhan

Grafik 1.9. Perkembangan Produksi Karet Jambi

Sumber: Gapkindo Cabang Jambi

88,713 85,867

81,805

68,679 74,585

77,418 76,065

75,165

74,563

94,647 92,488

75,504

91,329 93,439

87,584

73,974 78,097

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I

2011 2012 2013 2014 2015

Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%qtq)

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

16

masyarakat sehubungan kenaikan UMR tahun 2015 serta efek dari penurunan harga BBM

pada awal tahun. Momen tahun ajaran baru dan tahun baru China juga turut menjadi

faktor peningkatan sub sektor perdagangan besar dan eceran.

Sektor penyediaan

akomodasi dan makan minum

tumbuh 7,0% (yoy), melambat

dibandingkan pertumbuhan

pada triwulan I 2014 yang

mencapai pertumbuhan

sebesar 18,8% (yoy).

Perlambatan ini disebabkan

oleh efek aturan pemerintah

yang melarang PNS untuk

mengadakan rapat di hotel yang berlaku selama bulan Januari dan Februari, namun telah

direvisi pada Maret 2015.

Berdasarkan data BPS, tingkat hunian hotel mengalami penurunan yang cukup

dalam pada triwulan I 2015 (Grafik 1.10). Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan

sebesar 37,6%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu (44,4%), serta triwulan

yang sama tahun lalu (44,87%). Jumlah tamu menginap pada triwulan laporan juga turun

signifikan sebesar 14,5% (yoy) atau 17,9% (qtq) menjadi 56.219 orang.

Sektor pengadaan listrik dan gas serta sektor pengadaan air masing-masing

tumbuh sebesar 6,1% (yoy) dan 4,1% (yoy). Akan tetapi secara triwulanan, sektor

pengadaan listrik dan gas mengalami kontraksi yang cukup signifikan, yaitu sebesar 10,3%

(qtq), memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 10,9%

(qtq)).

Terjadinya kontraksi pertumbuhan triwulanan sub sektor pengadaan listrik

tercermin dari menurunnya jumlah konsumsi listrik di Jambi sebesar 5,8% (qtq). Akan tetapi

jika dilihat secara tahunan, konsumsi listrik dan jumlah pelanggan tetap mengalami

kenaikan, sama dengan pertumbuhan sektor tersebut masing-masing sebesar 3,8% (yoy)

dan 7,2% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan laporan mencapai 253,0

Grafik 1.10. Tingkat Hunian Hotel

50,821

57,930

47,293

58,288 55,338

72,902

62,409 66,748 65,742

81,909

59,533

68,453

56,219

0

10

20

30

40

50

60

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I

2012 2013 2014 2015

Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)

Sumber : BPS (diolah)

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

17

MWH (Grafik 1.11) dengan jumlah pelanggan mencapai 377.065 rekening (Grafik 1.12).

Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah

tangga yang mencapai 565.400 rekening (91,9%) dengan konsumsi daya listrik mencapai

235,6 MWH (65,4%).

Grafik 1.11. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.12. Perkembangan Jumlah Pelanggan PLN

Peningkatan sektor pengadaan air juga didukung oleh peningkatan pemakaian air

bersih yang dicatat oleh PDAM Tirta Mayang (Grafik 1.13). Pada triwulan laporan

pemakaian air bersih menunjukkan peningkatan (3,8% (yoy)) atau 3,7% (qtq). Rata-rata

konsumsi air bersih bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 860,6

ribu M3, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (830,0 ribu M3).

Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 6,3% (yoy) dengan andil

pertumbuhan 0,2%, menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (7,2%

yoy) dan triwulan I 2014 (10,5% (yoy)). Perlambatan pertumbuhan tersebut utamanya

disebabkan oleh sudah berakhirnya momen liburan akhir tahun 2014.

200 210 225 220 230

242 240 249 244 260 265 268

253

-

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015

KW

H (

dal

am ju

ta)

Sumber: PLN Cabang Jambi (diolah)

295 302 308 318 324 331 338 345 352 357 362 371 377

-

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015

rib

u p

ela

ng

ga

n

Sumber: PLN Cabang Jambi (diolah)

858 852

863 857 853 867

854 847 837

844 833 830

861

-1.6

-0.7

1.3

-0.7 -0.5

1.7

-1.5-0.9 -1.1

0.8

-1.3

-0.3

3.7

(3)

(1)

1

3

5

700720740760780800820840860880900

Trw 1Trw 2Trw 3Trw 4Trw 1Trw 2Trw 3Trw 4Trw 1Trw 2Trw 3Trw 4Trw 1

2012 2013 2014 2015

Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2014

ribu M3

Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS)

Grafik 1.13. Perkembangan Total Pemakaian Air bersih

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

18

Perlambatan pertumbuhan ini juga dapat dilihat dari jumlah penumpang, baik yang

datang maupun berangkat dari bandara Sultan Thaha Jambi. Data dari PT Angkasa Pura II

(Persero) menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan IV 2014. Jumlah penumpang

(total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 296.572 orang,

menurun 9,5% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.14). Secara umum,

jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang

datang ke Jambi. Berdasarkan perkembangan jumlah bongkar dan muat barang di bandara

Sultan Thaha Jambi, terjadi kenaikan jumlah barang yang dibongkar sebesar 1,3% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya meskipun untuk barang yang dimuat dari kargo

pesawat mengalami penurunan sebesar 12,7% (qtq) (Grafik 1.15)

Sektor lain yang tumbuh cukup pesat pada Triwulan I 2015 adalah sektor jasa

pendidikan sebesar 12,0% (yoy) dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 11,3%

(yoy).

C. PDRB Sisi Penggunaan

Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan

laporan mengalami perlambatan utamanya didorong oleh kontraksi konsumsi pemerintah

yang turun cukup dalam hingga mencapai 55,6% (qtq) dengan andil sebesar -6,3% (Tabel

1.3), diikuti dengan kontraksi di Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Grafik 1.14. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang

Grafik 1.15. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang

020406080

100120140160180200

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015

Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

ribu orang

Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang

0

500

1000

1500

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015

Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

ton

Jumlah Bongkar Jumlah Muat

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

19

sebesar 7,2% (qtq) yang mencerminkan bahwa tingkat investasi di Provinsi Jambi berkurang

yang berujung pada pertumbuhan ekonomi Jambi yang relatif terbatas.

Berdasarkan strukturnya, 45,1% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi

rumah tangga, diikuti dengan investasi fisik (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto)

19,9%, Net Ekspor 28,2% dan konsumsi pemerintah 5,3% (Grafik 1.17). Pangsa struktur

tersebut cenderung tidak mengalami banyak perubahan berarti dari waktu ke waktu. Pada

triwulan I 2014, pangsa konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah masing-masing

sebesar 45,2% dan 5,1%. Adapun terdapat perubahan pangsa investasi fisik dari 24,6%

pada triwulan I 2014 yang mengindikasikan perlambatan pertumbuhan investasi (Grafik

1.16).

Tabel 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan terhadap Pertumbuhan (yoy)

Tahun 2014

I I I I I I IV I I I I I I IV Growth Growth Andil

3.6 3.7 2.9 2.9 11.5 11.4 12.6 12.5 12.0 4.1 1.8

8.5 8.8 2.5 7.6 13.9 21.4 13.4 8.6 14.2 3.1 0.0

(0.8) (21.8) (20.5) 49.2 51.8 19.5 5.8 (25.5) (2.0) 2.8 0.1

(0.8) 12.4 17.2 25.0 13.9 (2.4) (17.4) (29.2) (11.2) (14.0) (3.5)

(25.6) 5.0 (205.4) (229.2) 56.0 (239.1) 18.8 307.4 (426.3) (47.0) (1.4)

13.3 8.8 3.0 (17.4) 1.8 (3.0) (0.7) 41.3 8.4 17.3 11.5

1.4 (2.9) 11.0 (10.3) 5.6 4.2 (9.8) 3.7 0.5 6.0 2.7

9.3 10.7 5.1 2.5 10.3 5.6 5.8 6.5 7.0 5.9 5.9

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga LNPRT

TW 2015

PDRB

2013 2014

Ekspor

Impor

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

Perubahan Inventori

JENIS PENGELUARAN

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1.16. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Penggunaan Triwulan I tahun 2014

Grafik 1.17. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Penggunaan Triwulan I tahun 2015

Sumber : BPS (diolah)

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

20

1. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku mencapai Rp17,3

triliun atau 44,6% dari total PDRB Jambi. Pengeluaran konsumsi rumah tangga hanya

meningkat 4,06% (yoy), jauh melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2014

(11,49% yoy) maupun triwulan IV 2014 (12,5% (yoy)). Secara triwulanan, konsumsi rumah

tangga pada triwulan laporan hanya tumbuh 0,04% (qtq), jauh melambat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya (0,28% (qtq)) dan triwulan I 2014 (8,15% (qtq)). Hal ini

sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat yang disebabkan oleh turunnya

pendapatan akibat masih rendahnya harga komoditas kelapa sawit dan karet.

Melemahnya kinerja konsumsi rumah tangga juga tercermin dari angka indeks

tendensi konsumen (ITK), dimana bila angka indeks di bawah 100 maka terjadi penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I 2015 ITK hanya sebesar 91,74 , lebih

rendah dari triwulan sebelumnya (104,8) (Tabel 1.4). Hal ini dipengaruhi oleh ITK komoditas

makanan dan bukan makanan yang mengalami penurunan pada level 91,0, lebih rendah

dari triwulan sebelumnya yaitu sebesar 110,1. Penurunan juga dipengaruhi dari tingkat

pendapatan rumah tangga kini yang hanya sebesar 87,3 pada triwulan laporan, jauh lebih

rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 101,5 dan triwulan I 2014 sebesar 105,7.

Tabel 1.4. Indeks Tendensi Konsumen

Sementara itu, penyaluran kredit real estate juga menunjukkan perlambatan

pertumbuhan dari sebesar 3,6%(yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi hanya 0,9% (yoy)

pada triwulan I 2015. Jika dibandingkan dengan triwulan I 2014 (26,4% yoy), perlambatan

jelas sangat terlihat (Grafik 1.18). Hal ini seiring dengan belum kunjung membaiknya kinerja

4 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan

Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang perekonomian Jambi.

Variabel PembentukTriwulan

I - 2013

Triwulan

II - 2013

Triwulan

III - 2013

Triwulan

IV - 2013

Triwulan

I - 2014

Triwulan

II - 2014

Triwulan

III - 2014

Triwulan

IV - 2014

Triwulan

I - 2015

Pendapatan rumah tangga kini 101.7 106.9 112.2 108.4 104.5 117.1 117.6 101.5 87.3

Pengaruh inflasi terhadap tingkat

konsumsi 106.9 108.5 109.1 105.2 105.2 107.4 108.9 106.9 100.4

Tingkat konsumsi beberapa komoditi

makanan dan bukan makanan 100.7 104.2 116.8 106.2 109.0 106.2 115.1 110.1 91.0Indeks Tendensi Konsumen 102.9 106.7 112.3 107.1 105.7 112.2 114.7 104.8 91.7

Sumber : BPS (diolah)

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

21

kredit di sektor tersebut yang tercermin dari nilai NPL kredit kepada sub sektor pemilikan

rumah tinggal sampai dengan tipe 21 yang mengalami kenaikan (memburuk) dari 5,1%

menjadi 6,4%, jauh melebihi tingkat maksimal NPL sebesar 5%.

Grafik 1.18. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi

Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan laporan

sebesar Rp2,1 triliun dan hanya meningkat 2,8%(yoy), tetapi mengalami kontraksi jika

dihitung secara triwulanan (55,6% (qtq)). Hal ini sejalan dengan tren realisasi belanja APBD

yang masih minim pada triwulan I tetapi akan meningkat pada akhir tahun seiring

selesainya pelaksanaan proyek pemerintah. Realisasi belanja APBD provinsi Jambi triwulan I

2015 sebesar Rp420,3 miliar (baru sebesar 12,0% dari APBD 2015) namun lebih tinggi dari

realisasi pada triwulan yang sama tahun lalu (sebesar 1,4% dari APBD 2014).

2. Investasi

Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) triwulan I 2015 yang

mencerminkan nilai investasi di Provinsi Jambi mencapai Rp7,7 triliun dengan pangsa 19,9%

dari total PDRB Jambi (Grafik 1.18). Pangsa investasi triwulan I 2015 relatif lebih rendah

dibandingkan dengan pangsa pada triwulan yang sama tahun 2014 (24,6%). Secara

tahunan, PMTDB / investasi mengalami kontraksi sebesar 14,0% (yoy) dan menjadi faktor

penahan laju pertumbuhan Provinsi Jambi.

Secara triwulanan, investasi juga mengalami kontraksi sebesar 7,2% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan investasi disebabkan beberapa faktor

16.5

5.2

11.3

40.3

40.149.8

27.115.4 16.8 16.0

33.4

28.2

26.422.0

5.63.6

0.9

0

10

20

30

40

50

60

0500

1,0001,5002,0002,5003,0003,5004,0004,500

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I

2011 2012 2013 2014 2015

Rp

Milia

r

Kredit Real Estate Pertumbuhan (% yoy)

Sumber : Laporan Bank Umum (LBU) Bank Indonesia

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

22

diantaranya : 1.) realisasi belanja APBD 2015 yang yang masih minim pada awal tahun dan

2.) Proyek pemerintah dan swasta yang belum maksimal (penyerapan APDB pada triwulan I

2015 baru sebesar 15,87% pada pendapatan dan 11,96% pada pengeluaran).

Adapun penurunan investasi juga dikonfimasi oleh data indikator ekonomi konsumsi

semen yang tumbuh melambat sebesar 2,9% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya (20,5%(yoy)) dan triwulan I 2014 (10,0% (yoy)). (Grafik 1.19).

Grafik 1.19.Konsumsi Semen Provinsi Jambi

Perlambatan investasi tersebut dikonfirmasi juga dengan pertumbuhan kredit

investasi di Provinsi Jambi yang hanya sebesar 11,8% (yoy) jauh melambat dibandingkan

periode yang sama di tahun 2014 yang mampu tumbuh 47,7% (yoy) (Grafik 1.20). Secara

triwulanan, kredit investasi tumbuh sebesar 3,6% (qtq), relatif melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,8% (qtq).

11.9

20.0

1.8

(10.4)

8.8

10.3 12.4

37.9

(4.8)

12.8

(1.3)

41.3

10.0

23.3

34.5

20.54

2.9

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014 2015

(%)

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

KTon

Konsumsi Semen Pertumbuhan (yoy)

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

23

Grafik 1.20.Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi

Adapun berdasarkan data BKPM, total investasi yang ditanamkan di Provinsi Jambi baik dari

dalam maupun luar negeri pada triwulan I 2015 adalah sebesar Rp 59,2 triliun, dan

utamanya diinvestasikan pada sektor tanaman pangan dan perkebunan, kehutanan,

industri makanan, konstruksi dan peternakan. Jika dibandingkan dengan triwulan I 2014

dan triwulan IV 2014, terdapat penurunan yang cukup dalam sebesar 63,4% (yoy) atau

90,5% (qtq).

Tabel 1.5 PMA dan PMDN Provinsi Jambi

3. Perdagangan Eksternal

Berdasarkan data dari BPS, ekspor Provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah lain

pada triwulan I 2015 mencapai Rp28,1 triliun. Nilai ekspor tersebut (keluar daerah dan luar

negeri) meningkat sebesar 17,3% (yoy) tetapi secara triwulanan turun 2,5% (qtq). Hal ini

disebabkan oleh meningkatnya perdagangan antar daerah perbatasan Provinsi Jambi,

terutama beras dan beberapa komoditas pangan lainnya yang sedang mengalami panen

pada bulan Maret 2015.

Di sisi lain, Impor provinsi Jambi pada triwulan I 2015 mencapai Rp17,2 triliun atau

lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian, Provinsi Jambi mengalami net

12.8

6.6

46.9

41.3

43.2

33.2

41.9

48.9 49.8

92.6

76.9

57.547.7

10.86.6

9.6511.82

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

-

1

2

3

4

5

6

7

TW I TW II TWIII

TWIV

TW I TW II TWIII

TWIV

TW I TW II TWIII

TWIV

TW I TW II TWIII

TWIV

TW I

2011 2012 2013 2014 2015

Rp T

riliu

n

Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%)

2015

Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw I

PMA (USD juta) 16.4 6.1 11.2 0.6 24.2 5.6 5.5 16.1 17.9

PMDN (Rp miliar) - 1,302.7 288.5 1,208.5 161.7 65.5 55.9 621.7 59.2

Keterangan2013 2014

Sumber : LBU Bank Indonesia

Sumber : BKPM (diolah)

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

24

eskpor sebesar Rp11,0 triliun. Kinerja impor (dari luar daerah dan luar negeri) mengalami

peningkatan 6,0% (yoy).

3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi

Berdasarkan indikator

ekspor impor lainnya,

khususnya ekspor impor non

migas, Provinsi Jambi

mengalami penurunan. Hal ini

disebabkan oleh masih

lemahnya permintaan global

akan komoditas ekspor, akan

tetapi pelemahan nilai tukar

rupiah membantu

meningkatkan nilai ekspor barang/jasa menjadi lebih tinggi sehingga penurunan tidak

menjadi terlalu dalam. Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor

luar negeri Provinsi Jambi pada triwulan laporan sebesar USD248,7 juta, turun 5,7% (yoy)

dari triwulan yang sama tahun 2014 (USD263,6 juta). Sementara itu, impor luar negeri

sebesar USD25,7 juta. Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net ekspor

sebesar USD223,0 juta (Grafik 1.21).

Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas karet

mentah (crude rubber) sebesar USD84,5 juta atau 34% dari total ekspor non migas Jambi,

diikuti oleh fixed vegetable oil dan pulp and paper masing-masing USD52,7 juta dan

USD32,3 juta (Grafik 1.22 dan 1.24). Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat

bahwa ekspor produk primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun

pertambangan.

Grafik 1.21. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi

(dalam satuan juta USD)

561 550489

398

330380

285 295262

295 302 284 264 278223

255 249

2183

28 39 34 17 26 31 17 39 82 115 72 54 39 21 26

539467 462

359296

363

259 265 245256

220 169192

225184

234 223

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Trw I Trw II TrwIII

TrwIV

Trw I Trw II TrwIII

TrwIV

Trw I Trw II TrwIII

TrwIV

Trw I Trw II TrwIII

TrwIV

Trw I

2011 2012 2013 2014 2015

Ekspor Impor Net Ekspor

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

25

Grafik 1.22. Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi

Kenaikan nilai ekspor terbesar pada triwulanan laporan dialami komoditas minyak

dan lemak sayur (fixed vegetable oil), sebesar 178,0% (yoy), diikuti oleh komoditas pulp dan

kertas (41,1% (yoy)) serta komoditas batu bara (4,3% (yoy)). Sementara itu, penurunan nilai

ekspor Provinsi Jambi pada triwulan laporan utamanya terjadi pada komoditas karet mentah

sebesar 47,29% (yoy) atau (9,24% (qtq)).

Dari sisi volume, hampir semua komoditas mengalami peningkatan volume ekspor

dengan peningkatan tertinggi pada komoditas minyak dan lemak sayur sebesar

299,0%(yoy) diikuti oleh pulp dan kertas sebesar 45,9% (yoy) (Grafik 1.24). Meningkatnya

permintaan akan komoditas minyak dan lemak sayur (fixed vegetable oil) seperti CPO

menjadi penyebab utama akan kenaikan ini. Harga internasional CPO yang memiliki tren

meningkat juga penjadi penyumbang akan peningkatan ini. Adapun komoditas yang

mengalami penurunan volume ekspor adalah komoditas karet mentah (22,0% (yoy)) atau

(4,2% (qtq)). Melemahnya permintaan karet yang diikuti dengan merosotnya harga karet

internasional menyebabkan penurunan nilai dan volume ekspor karet mentah (crumb

148.9

77.9

42.8

-20.3-41.1

-31.0-41.7

-25.8

-20.7 -22.35.9

-3.90.7

-5.8-26.2

-10.2-5.7

-100.0

-50.0

0.0

50.0

100.0

150.0

200.0

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Trw I TrwII

TrwIII

TrwIV

Trw I TrwII

TrwIII

TrwIV

Trw I TrwII

TrwIII

TrwIV

Trw I TrwII

TrwIII

TrwIV

Tw I

2011 2012 2013 2014 2015

Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket

Fixed Vegetable Oil Crude Rubber

G. Ekspor

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Grafik 1.23. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditas Utama

Grafik 1.24. Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi

Volume (ton)

Sumber : SEKDA Bank Indonesia Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

26

rubber) Provinsi Jambi. Selain itu, rendahnya kualitas karet di Jambi yang memiliki karakter

karet kotor turut menyebabkan terbatasnya harga jual.

Grafik 1.25. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

Berdasarkan negara tujuan (Grafik 1.25), ekspor Provinsi Jambi didominasi tujuan ke

negara China yang mencapai USD 33,5 juta dan diikuti oleh Malaysia sebesar USD18,2 juta.

Meningkatnya ekspor Jambi ke China utamanya disumbangkan oleh ekspor komoditas CPO

seiring dengan usaha pemerintah China dalam meningkatkan perindustrian dalam menjaga

pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, dalam menjaga konektivitas dan kelancaran

distribusi ekspor, infrastruktur pelabuhan dan terbatasnya muatan kapal di Jambi menjadi

salah satu kendala yang dihadapi pelaku usaha dalam mengekspor secara langsung ke

negara tujuan.

3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi

Impor non migas provinsi Jambi (Grafik 1.27) tercatat sebesar USD25,7 juta, naik

sebesar 22,7% (qtq) tetapi mengalami penurunan bila dihitung secara tahunan (64,2%

(yoy)). Berdasarkan pangsanya (Grafik 1.27), impor Jambi didominasi oleh mesin industri

tertentu/khusus (USD7,8 juta atau 30,2%).

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Trw I TrwII

TrwIII

TrwIV

Trw I TrwII

TrwIII

TrwIV

Trw I TrwII

TrwIII

TrwIV

Trw I

2012 2013 2014 2015

Lainnya India Eropa RRC Jepang Malaysia Amerika Serikat

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

juta USD

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

27

Grafik 1.26. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi

Grafik 1.27. Lima Komoditas Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi

34

17

26 31

17

39

82

72 72

54

39

2126

-12.2

-50.2

53.5

17.3

-45.3

134.0

110.6

-11.9

-1.0

-25.0

-28.3

-45.8

22.7

-100

-50

0

50

100

150

200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I

2012 2013 2014 2015

Impor (juta USD) g. Impor (RHS)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Trw I TrwII

TrwIII

TrwIV

Trw I TrwII

TrwIII

TrwIV

Trw I TrwII

TrwIII

TrwIV

Trw I

2012 2013 2014 2015

Lainnya

Alat Pengangkutan Lainnya

Mesin Pembangkit Tenaga

Mesi Industri dan Perlengkapannya

Besi dan Baja

Mesin Industri Tertentu/Khusus

Impor (juta USD)

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

29

BOKS. 1 DAMPAK PELEMAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP

PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Boks.1

DAMPAK PELEMAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PEREKONOMIAN

PROVINSI JAMBI

Pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan penguatan nilai tukar dollar

Amerika dalam beberapa bulan terakhir memberikan dampak langsung maupun tidak

langsung terhadap perekonomian Indonesia. Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat

positif dan sebaliknya dapat juga berpengaruh negatif terhadap kinerja perekonomian.

Bagaimana dampak tersebut pelemahan nilai tukar rupiah terhadap perekonomian

Jambi, khususnya terhadap kinerja pelaku usaha? Berikut merupakan analisis dampak

pelemahan nilai tukar rupiah terhadap perekonomian Jambi berdasarkan hasil liaison

dan quick survey terhadap perusahaan di Provinsi Jambi yang bergerak di bidang

ekspor dan impor barang dan jasa.

Apa yang Menyebabkan Pelemahan Nilai Tukar Rupiah?

Terdapat dua faktor yang menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah. Dari

faktor eksternal, Pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan oleh menguatnya nilai tukar

dollar seiring dengan membaiknya perekonomian Amerika Serikat yang diperkirakan

akan tumbuh relatif tinggi di akhir tahun 2015 ini. Selain itu, rencana Federal Reserve

untuk menaikkan suku bunga acuan juga menjadi faktor penguatan nilai tukar dollar

Amerika Serikat.

Selain faktor eksternal, faktor domestik seperti defisit neraca berjalan (Current

Account Deficit) yang dialami oleh Indonesia, meskipun telah berhasil diminimalisir

pada bulan terakhir, merupakan salah satu faktor penyebab melemahnya nilai tukar

rupiah.

Apa Dampak Pelemahan Nilai Tukar Rupiah?

Secara teori ekonomi, pelemahan nilai tukar rupiah akan berdampak terhadap

kinerja usaha, khususnya yang menggunakan transaksi dalam bentuk valas atau

bentuk penjualan ataupun biaya produksi yang secara langsung maupun tidak

langsung dikaitkan dengan nilai valas.

Hasil liaison dan quick survey kepada beberapa pelaku usaha di Provinsi Jambi,

terutama perusahaan sawit dan karet, menginformasikan bahwa pelemahan nilai

tukar rupiah memberikan dampak positif di tengah melemahnya permintaan global

dan rendahnya harga internasional komoditas CPO dan Crumb Rubber. Meskipun

harga internasional relatif rendah, namun pelemahan nilai tukar rupiah menyebabkan

nilai penjualan perusahaan dalam rupiah menjadi lebih baik. Meskipun pelemahan

nilai tukar rupiah cenderung menguntungkan bagi perusahaan yang berorientasi

ekspor, namun tingkat permintaan dan harga internasional merupakan faktor yang

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

30

BOKS. 1 DAMPAK PELEMAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP

PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

lebih dominan sebagai determinan kinerja perusahaan. Apabila kondisi ini tetap

terjadi hingga triwulan II 2015, mayoritas perusahaan memperkirakan tidak akan ada

perubahan dalam kinerja perusahaan. Adapun sebagian besar lainnya mengatakan

penurunan dalam kinerja perusahaan dan tidak ada yang memperkirakan kenaikan.

Untuk harga jual produk, mayoritas perusahaan masih memperkirakan harga jual akan

tetap sama dengan triwulan I 2015.

Grafik 1. Perkiraan Kinerja Triwulan II 2015 Grafik 2. Perkiraan Harga Jual Produk Triwulan II

2015

Sebaliknya, pelemahan nilai tukar rupiah menyebabkan terjadinya kenaikan

biaya produksi perusahaan terutama untuk pembelian bahan baku yang

menggunakan konten impor. Mayoritas perusahaan (75%) (grafik 3), mengatakan

bahwa biaya perusahaan akan meningkat pada triwulan II 2015, dikarenakan bahan

baku yang digunakan belum dapat disediakan dari dalam negeri.

Kenaikan biaya produksi di tengah rendahnya harga komoditas global semakin

mengikis margin perusahaan. Pengikisan margin semakin terasa bagi perusahaan yang

menggunakan bahan baku dengan konten impor namun dengan orientasi penjualan

domestik. 58% dari total perusahaan (grafik 4) memperkirakan terdapat pengurangan

margin usaha jika pelemahan nilai tukar tetap terjadi hingga triwulan II 2015.

0%

58%

42%

Naik Tetap Turun

25%

42%

33%

Naik Tetap Turun

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

31

BOKS. 1 DAMPAK PELEMAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP

PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Grafik 3. Perkiraan Total Biaya Triwulan II 2015 Grafik 4. Perkiraan Margin Usaha Triwulan II 2015

Selain itu, pelemahan nilai tukar juga memberikan dampak negatif terhadap

iklim investasi perusahaan. Beberapa perusahaan melakukan penundaan investasi

hingga nilai tukar dirasa cukup stabil dan wajar dalam melakukan investasi. Saat ini,

investasi yang dilakukan perusahaan lebih banyak untuk investasi yang bersifat segera

seperti melakukan penggantian mesin atau sarana produksi dan maintenance.

Dari segi pembiayaan, mayoritas perusahaan tidak terpengaruh terhadap

pelemahan nilai tukar karena pembiayaan yang digunakan berasal dari dalam negeri

dan menggunakan mata uang rupiah. Bagi semua perusahaan, kestabilan nilai rupiah

sangat diharapkan oleh responden dan berpengaruh besar dalam perencanaan bisnis

dan investasi mereka.

Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan

Pelemahan nilai tukar rupiah memberikan dampak yang positif tetapi di sisi lain

juga memberikan dampak yang negatif terhadap kinerja perekonomian. Pelemahan

nilai tukar sangat membantu kinerja eksportir namun di sisi lain menyebabkan

bertambahnya biaya produksi usaha sejalan dengan meningkatnya harga barang dan

jasa yang mempunyai konten impor. Kestabilan nilai tukar rupiah sangatlah penting

bagi pelaku usaha dalam membuat perencanaan dan melakukan kebijakan bisnis

mereka.

Pada triwulan I 2015, rupiah secara rata-rata melemah sebesar 4,4% (qtq) ke

level Rp12.807 per dolar AS. Bank Indonesia terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah

sesuai dengan fundamentalnya, sehingga dapat mendukung stabilitas makroekonomi

yang terjaga dan penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih sehat dan

berkesinambungan.

75%

17% 8%

Perkiraan Total Biaya Triwulan II 2015

Naik Tetap Turun

8%

33% 58%

Perkiraan Margin Usaha Triwulan II 2015

Naik Tetap Turun

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

33

BAB II INFLASI

A. Kajian Umum

Pada triwulan I 2015, inflasi kota Jambi tercatat 4,88%(yoy), menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya (8.72%(yoy)), dan lebih rendah dari inflasi

nasional (6,38%(yoy)) dan dari rata-rata inflasi triwulan I dalam tiga tahun

terakhir (5,83%(yoy)) (Grafik 2.1). Sementara itu inflasi Bungo tercatat sebesar

4,92% (yoy) dan juga berada di bawah inflasi nasional5.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, penurunan inflasi di Kota Jambi

utamanya disebabkan oleh deflasi kelompok volatile food sebesar 0,3% (yoy)

yang utamanya disebabkan tren penurunan harga cabai merah sepanjang

triwulan I 2015. Sementara itu, inflasi terjadi pada kelompok administered price

yang mencapai 13,4% (yoy) (Grafik 2.2). Inflasi kelompok tersebut utamanya

disebabkan kenaikan harga BBM jenis Bensin dan Solar pada bulan Maret 2015,

kenaikan tarif angkutan udara seiring diberlakukannya Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 91 Tahun 2014 tentang perubahan kedua atas

5 Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya

hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari 66 kota menjadi 82 kota.

3.90

6.80

4.43

4.22

6.06

5.24

7.96

8.74 7.51

6.47

4.31

8.72

4.88

3.974.53

4.31

4.30 5.90

5.90

8.40

8.38

7.32

6.70

4.53

8.36 6.38

0

5

10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2012 2013 2014 2015

Persen (%)

Kota Jambi Nasional

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

34

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2014 tentang mekanisme

formulasi perhitungan dan penetapan tarif batas atas penumpang pelayanan

kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri, kenaikan harga

LPG 3 Kg sesuai Surat Edaran Gubernur Jambi No. 611 tahun 2014 dan kenaikan

harga LPG 12 Kg pada bulan Maret 2015. Inflasi inti cenderung stabil di level

3,2% (yoy).

Grafik 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Food, dan Administered Price(yoy)

Berdasarkan penghitungan triwulanan, perkembangan harga di Kota

Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami deflasi 2,57% (qtq), menurun

tajam dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya (5,38% (qtq)). Pergerakan

angka deflasi bulanan (mtm) pada bulan Januari, Februari dan Maret 2015

masing-masing sebesar 0,89%, 1,50% dan 0,20%.

Sementara itu, perkembangan harga di Bungo tercatat mengalami deflasi

sebesar 2,52% (qtq), menurun tajam dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya

(5,24% (qtq)) dengan pergerakan angka deflasi bulanan (mtm) pada bulan

Januari, Februari dan Maret 2015 masing-masing sebesar 0,53%, 1,33% dan

0,68%.

Tingkat inflasi tahunan (yoy) di Kota Jambi berada di urutan ke-3 (tiga)

terendah dari daftar kota dengan tingkat inflasi di Sumatera. Sementara Bungo

3.86 4.144.41 4.35 4.28 4.08 4.13 3.44 3.35 3.25

3.71 3.433.42 3.20

4.47 4.08 4.294.80

3.351.84

-1.81

3.48

1.36

8.39

11.77

4.24

1.89

-0.27

18.92 19.42 19.4817.69

13.43

6.60 6.08 6.117.21

10.75

16.20

13.6612.69 13.43

-5

0

5

10

15

20

25

Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15

Yoy Core Yoy Volatile Yoy Administered Yoy inflasi

Sumber : BPS Provinsi Jambi, diolah menggunakan pendekatan sub kelompok

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

35

menempati urutan ke-4 (empat) terendah. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung

Pinang, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Metro (Grafik 2.3).6

Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi tahunan Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera

per Maret 2015

B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang

Berdasarkan kelompoknya, penurunan inflasi kota Jambi utamanya

disebabkan oleh deflasi kelompok bahan makanan sebesar 0,20% (yoy) dengan

kontribusi inflasi sebesar -0,04%. Kelompok bahan makanan menjadi satu-

satunya kelompok yang mengalami deflasi secara year on year. Deflasi kelompok

bahan makanan tersebut disebabkan oleh menurunnya harga cabe merah dan

beras seiring dengan mulai stabilnya pasokan cabe merah dan beras. Panen raya

beras yang dimulai di Bulan Maret 2015, operasi pasar yang dilakukan BULOG

dan kebijakan Pemerintah untuk kembali membagikan raskin pada bulan Februari

2015 mampu menurunkan harga beras yang sempat mengalami kenaikan pada

awal tahun 2015. Secara triwulanan kelompok tersebut juga mengalami deflasi

6 Sumber: BPS Provinsi Jambi

0.00%

2.50%

5.00%

7.50%

10.00%

TAN

JUN

G P

INA

NG

BEN

GK

ULU

BA

ND

AR

LA

MP

UN

G

TAN

JUN

G P

AN

DA

N

PA

NG

KA

L P

INA

NG

PA

DA

NG

DU

MA

I

MED

AN

PA

LEM

BA

NG

SIB

OLG

A

PEK

AN

BA

RU

LUB

UK

LIN

GG

AU

BA

TAM

MEU

LAB

OH

TEM

BIL

AH

AN

LHO

KSE

UM

AW

E

BA

ND

A A

CEH

PA

DA

NG

SID

EMP

UA

N

PEM

ATA

NG

SIA

NTA

R

BU

NG

O

JAM

BI

BU

KIT

TIN

GG

I

MET

RO

Inflasi Nasional

Sumber: BPS (diolah)

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

36

yang cukup besar sebesar 10,52% (yoy) dengan kontribusi yang tinggi yaitu

sebesar -2,66%.

Sementara itu, sumbangan terbesar inflasi year on year di kota Jambi pada

triwulan ini bersumber dari kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar

yang mengalami lonjakan inflasi sebesar 9,59% (yoy) dengan sumbangan ke

inflasi tahunan mencapai 2,18% dan sumbangan ke inflasi triwulanan mencapai

0,30% (Tabel 2.1). Tingginya inflasi kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan

Bakar tersebut seiring dengan kenaikan harga LPG 3 Kg sesuai Surat Edaran

Gubernur Jambi No. 611 tahun 2014, kenaikan harga LPG 12 Kg pada bulan

Maret 2015 dan kenaikan tarif tenaga listrik untuk konsumen dengan

penggunaan daya diatas 2.200VA.

Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan mengalami inflasi

7,46% (yoy) dengan sumbangan ke inflasi tahunan mencapai 1,46%. Inflasi

kelompok tersebut secara tahunan disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan

udara seiring diberlakukannya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 91

Tahun 2014 dan kenaikan harga BBM jenis Bensin dan Solar pada bulan Maret

2015 yang diikuti oleh tarif angkutan antar kota. Namun, secara triwulanan

kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan mengalami deflasi

3,52%(qtq) yang disebabkan indeks yang tinggi pada kelompok tersebut per

Desember 2014 yang diakibatkan oleh naiknya harga BBM bersubsidi pada akhir

tahun 2014. Dikarenakan terjadi penurunan harga BBM jenis Bensin dan Solar

pada bulan Januari 2015, maka indeks kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa

Keuangan menjadi cenderung menurun dan mengalami deflasi jika dilihat secara

triwulanan.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau mengalami inflasi

sebesar 6,86% (yoy) dengan sumbangan kepada inflasi tahunan sebesar 1,15%

yang utamanya disumbangkan oleh sub kelompok makanan jadi berupa mie, nasi

dengan lauk, roti manis dan ayam goreng serta sub kelompok tembakau &

minuman beralkohol berupa rokok kretek filter. Secara triwulanan, kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar

2,43%(qtq) dengan sumbangan sebesar 0,39%.

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

37

Kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 0,73% (yoy) dengan

kontribusi sebesar 0,05% ke inflasi tahunan, sedangkan secara triwulanan

mengalami inflasi sebesar 0,76% (qtq) dengan andil sebesar 0,05%.

Kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 2,81% (yoy) dan

memberikan kontribusi sebesar 0,12% yang disebabkan oleh kenaikan harga

pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika serta obat-obatan masing-

masing sebesar 3,89%(yoy) dan 3,87%(yoy) (Tabel 2.2).

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi tahunan

sebesar 1,46%(yoy) dengan kontribusi sebesar 0,10% yang disumbangkan oleh

sub kelompok kursus dan pelatihan. Secara triwulanan mengalami inflasi sebesar

0,11% (qtq) dengan kontribusi sebesar 0,01%.

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn

I Bahan Makanan 0.97 0.23 2.35 0.58 7.93 1.91 -10.52 -2.66 -0.20 -0.04

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.68 0.10 1.39 0.23 2.20 0.36 2.43 0.39 6.86 1.15

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 0.75 0.16 2.70 0.58 4.49 0.97 1.37 0.30 9.59 2.18

IV Sandang -0.03 -0.01 0.23 0.02 -0.23 -0.02 0.76 0.05 0.73 0.05

V Kesehatan 0.64 0.04 0.77 0.03 0.93 0.04 0.44 0.02 2.81 0.12

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.06 0.01 0.94 0.07 0.34 0.02 0.11 0.01 1.46 0.10

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -0.14 -0.02 0.66 0.13 10.80 2.00 -3.52 -0.69 7.46 1.46

0.50 0.52 1.62 1.62 5.38 5.38 (2.57) (2.59) 4.88 4.88

Sumber: BPS (diolah)

Triwulan I-2015

(y-o-y, %)

Triwulan I-2015

(q-t-q, %)

INFLASI

KELOMPOK

Triwulan II-2014

(q-t-q, %)

Triwulan III-2014

(q-t-q, %)

Triwulan IV-2014

(q-t-q, %)

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

38

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoyI. BAHAN MAKANAN 0.51 4.79 0.97 4.55 2.35 4.75 7.93 12.10 -10.52 -0.20a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 0.36 5.34 -1.93 5.37 3.29 3.90 5.58 7.34 0.14 7.10b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA -0.71 1.16 16.29 11.77 -1.72 4.05 -14.98 -3.53 -10.93 -13.45c. IKAN SEGAR 4.30 7.96 6.22 17.20 -0.27 8.70 -0.46 9.98 -1.91 3.44d. IKAN DIAWETKAN 10.08 20.74 -1.22 14.15 2.51 14.16 -3.24 7.85 2.37 0.30e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 0.81 3.27 7.62 14.57 2.80 11.65 -0.15 11.36 -1.00 9.36f. SAYUR-SAYURAN 9.31 19.57 -13.99 1.42 5.58 -12.42 5.74 4.96 -14.12 -17.54g. KACANG-KACANGAN 0.24 23.32 0.25 24.31 0.85 24.62 0.30 1.65 -3.76 -2.41h. BUAH-BUAHAN 7.67 1.66 3.31 12.49 -2.59 0.66 4.25 12.96 -6.82 -2.24i. BUMBU-BUMBUAN -22.17 -19.94 -13.41 -34.80 19.84 -37.07 95.66 58.02 -48.64 4.28j. LEMAK DAN MINYAK 7.50 12.33 -1.20 13.50 -2.92 7.21 0.35 3.47 0.74 -3.04k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 1.00 4.54 2.47 2.21 1.63 3.38 6.99 12.54 -0.05 11.37II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1.18 7.24 0.68 6.58 1.39 4.89 2.20 5.55 2.43 6.86a. MAKANAN JADI 1.67 9.66 0.76 8.33 1.07 7.23 1.68 5.29 2.67 6.32b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 0.60 0.05 0.05 -0.21 1.02 1.22 1.97 3.69 1.94 5.06c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 0.41 3.73 0.97 3.29 2.33 4.70 3.53 7.42 2.25 9.39III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 1.24 7.61 0.75 6.85 2.70 6.78 4.49 9.46 1.37 9.59a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 0.59 3.93 0.79 4.28 1.24 4.02 1.94 4.64 -0.15 3.87b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 2.48 15.98 0.38 10.89 6.53 17.26 10.52 21.11 3.89 22.79c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 1.05 3.73 0.79 4.36 1.04 5.18 1.43 4.39 1.49 4.84d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 1.26 3.78 1.53 4.17 0.85 4.73 2.23 5.99 0.92 5.63

IV. SANDANG 0.69 2.25 -0.03 4.22 0.23 1.42 -0.23 0.66 0.76 0.73

a. SANDANG LAKI-LAKI -0.12 2.23 0.07 1.58 0.25 0.91 -0.97 -0.77 0.01 -0.64b. SANDANG WANITA 0.65 1.64 0.70 1.72 -0.01 0.62 0.59 1.94 0.01 1.30c. SANDANG ANAK-ANAK 0.77 2.10 0.41 2.37 0.48 2.24 0.11 1.77 0.14 1.14d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA 1.30 -5.28 -1.04 3.12 0.19 2.74 -0.58 -0.15 2.55 1.08V. KESEHATAN 0.58 2.72 0.64 3.00 0.77 2.80 0.93 2.95 0.44 2.81a. JASA KESEHATAN 0.18 0.18 0.00 0.18 0.00 0.18 0.00 0.18 1.35 1.35b. OBAT-OBATAN 0.33 1.84 0.64 2.00 3.20 5.13 1.26 5.52 -1.24 3.87c. JASA PERAWATAN JASMANI 0.00 8.57 1.23 7.92 0.00 7.92 0.00 1.23 1.29 2.54d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 1.30 2.51 1.23 3.39 0.40 3.36 1.93 4.93 0.29 3.89VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.56 2.34 0.06 2.38 0.94 1.62 0.34 1.91 0.11 1.46a. JASA PENDIDIKAN 0.00 1.11 0.00 1.11 1.72 1.77 1.20 2.95 -1.19 1.72b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 1.28 5.34 0.00 5.34 3.84 5.16 -5.09 -0.19 5.36 3.84c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 3.37 2.82 0.62 4.24 -2.19 2.95 -8.19 -6.59 13.54 2.59d. REKREASI -0.49 1.41 -0.30 1.02 -0.04 -0.42 -1.12 -1.94 -0.26 -1.71e. OLAHRAGA 0.17 0.56 0.00 0.38 0.00 0.38 0.52 0.69 0.00 0.52

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 1.56 17.18 -0.14 11.93 0.66 2.93 10.80 13.12 -3.52 7.46

a. TRANSPOR 2.07 27.14 -0.14 26.61 1.14 2.22 15.02 18.58 -5.06 10.29b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.19 0.19 -0.36 -0.17 -0.75 -0.92 -0.12 -1.04 0.26 -0.97c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 1.06 2.58 0.45 3.04 0.29 2.40 0.16 1.97 1.71 2.63d. JASA KEUANGAN 0.00 0.41 0.00 0.00 0.00 0.00 16.67 16.67 0.00 16.67

INFLASI (UMUM) 1.00 7.51 0.51 6.47 1.62 4.31 5.38 8.72 -2.57 4.88

Sumber: BPS (diolah)

KELOMPOK/SUBKELOMPOKTriwulan I-2014 Triwulan II-2014 Triwulan III-2014 Triwulan IV-2014 Triwulan I-2015

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

39

Berdasarkan komoditasnya, tingginya deflasi bulanan pada triwulan I 2015

(Januari, Februari dan Maret 2015) utamanya disumbangkan oleh deflasi

komoditas bensin, cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, sedangkan

penyumbang inflasi adalah komoditas angkutan udara, angkutan antar kota,

bahan bakar rumah tangga dan bawang merah .

Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan I 2015

TW I-2015 TW I-2015

Sumbangan Sumbangan

JANUARI JANUARI

1 Daging Ayam Ras 0.3329 1 Bensin -0.9006

2 Angkutan Udara 0.2022 2 Cabai Merah -0.8643

3 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.1904 3 Nila -0.0857

4 Mie 0.0897 4 Cabai Rawit -0.0832

5 Udang Basah 0.0766 5 Tomat Buah -0.0321

6 Telur Ayam Ras 0.0508 6 Kacang Panjang -0.0279

7 Emas Perhiasan 0.0485 7 Batu Bata/Batu Tela -0.0274

8 Mobil 0.0430 8 Apel -0.0267

9 Roti Manis 0.0418 9 Daun Singkong -0.0263

10 Bawang Merah 0.0384 10 Solar -0.0237

1.1143 -2.0979

FEBRUARI FEBRUARI

1 Angkutan Udara 0.1573 1 Cabai Merah -0.8892

2 Beras 0.0579 2 Bensin -0.3855

3 Rokok Kretek Filter 0.0531 3 Daging Ayam Ras -0.3498

4 Ayam Goreng 0.0352 4 Angkutan Antar Kota -0.0761

5 Mobil 0.0335 5 Cabai Rawit -0.0640

6 Tarif Listrik 0.0301 6 Gabus -0.0422

7 Daun Singkong 0.0287 7 Udang Basah -0.0351

8 Nila 0.0201 8 Jeruk -0.0349

9 Tarif Rumah Sakit 0.0201 9 Semen -0.0317

10 Bayam 0.0185 10 Tomat Sayur -0.0306

0.4545 -1.9391

MARET MARET

1 Bensin 0.1788 1 Daging Ayam Ras -0.2733

2 Bawang merah 0.1759 2 Cabai -0.1701

3 Angkutan Antar Kota 0.0510 3 Telur Ayam ras -0.0947

4 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.0493 4 Beras -0.0729

5 Nasi dengan Lauk 0.0315 5 Bayam -0.0502

6 Apel 0.0299 6 Tomat Buah -0.0462

7 Dencis 0.0224 7 Kangkung -0.0435

8 Kontrak Rumah 0.0215 8 Batu Bata/Batu Tela -0.0281

9 Rokok Kretek Filter 0.0198 9 Cumi-cumi -0.0176

10 Gula Pasir 0.0180 10 Lambak -0.0153

0.5981 -0.8119

10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

40

1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan

makanan mengalami

deflasi sebesar 10,52%

(qtq) dengan sumbangan

mencapai -2,66% atau

deflasi secara tahunan

sebesar 0,20% (yoy).

Deflasi bahan makanan

tersebut didominasi oleh

sub kelompok bumbu-

bumbuan (48,64% (qtq)) . Beberapa sub kelompok lainnya yang juga mengalami

deflasi yang cukup tinggi adalah sub kelompok sayur-sayuran (14,12%, qtq),

daging dan hasil-hasilnya (10,93%, qtq) serta buah-buahan (6,82%, qtq). Namun

sebaliknya, sub kelompok ikan diawetkan dan lemak dan minyak mengalami

inflasi masing-masing sebesar 2,37% (qtq), dan 0,74% (qtq).

Bumbu-bumbuan, terutama komoditas cabai merah, pada triwulan

laporan mengalami deflasi yang cukup tinggi (Grafik 2.4). Harga rata-rata cabai

merah selama triwulan I 2015 menunjukkan tren penurunan yang cukup dalam

yaitu dari Rp71.833/kg pada Desember 2014 turun menjadi Rp34.533/kg per

Januari 2015, kemudian Rp22.176/kg (Februari 2015), dan turun lagi pada bulan

Maret menjadi Rp16.633/kg.

Penurunan harga cabai merah, terutama yang terjadi di bulan Februari

dan Maret 2015 disebabkan oleh melimpahnya pasokan cabai merah seiring

dimulainya masa panen raya di daerah produsen cabai merah di Pulau Jawa

(Magelang, Tasikmalaya dan Nganjuk). Berdasarkan data dan informasi Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Pasar Angso Duo selaku pasar

induk utama di Provinsi Jambi mendapatkan pasokan dari Kerinci dan dari luar

pulau yang dipasok dari Magelang dan Sumatera Barat.

Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2013 2014 2015

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/kg)

Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Merah

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

41

Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung

Grafik 2.6. Perkembangan Harga Beras

Harga beras di tingkat internasional menunjukkan kecenderungan

penurunan (Grafik 2.6). Secara rata-rata harga selama triwulan I 2015

mengalami sedikit penurunan (0,25% (qtq)) dibandingkan rata-rata triwulan

sebelumnya dari USD 375,8/metric ton menjadi USD 374,85/metric ton. Namun

demikian, penurunan harga beras di tingkat internasional tersebut tidak sejalan

dengan perkembangan harga beras di Jambi, dimana pada triwulan laporan

justru meningkat sebesar 3,52% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya

sebagai akibat pasokan yang terbatas seiring dengan terlambatnya masa panen

raya padi yang diprediksi dimulai pada bulan Februari 2015 ternyata bergeser ke

bulan Maret 2015. Selain itu, belum adanya kepastian pembagian raskin dari

Pemerintah Pusat hingga pertengahan Februari 2015 menyebabkan stok beras

di Provinsi Jambi berkurang. Namun demikian, kebijakan pemerintah pusat

untuk kembali membagikan raskin pada Bulan Februari 2015 dan dimulainya

masa panen raya padi di daerah produsen (Jawa, Sumatera Selatan, Lampung)

mampu menambah stok di pasar dan menurunkan harga beras di pasar.

Komoditas jagung internasional, secara rata - rata cenderung mengalami

kenaikan harga, dari USD 3,41/bushel menjadi USD 3,62/bushel yang diikuti

oleh kenaikan harga rata-rata jagung pipilan yang cukup tinggi pada triwulan I

2015 hingga 50%(qtq) (Grafik 2.6). Kenaikan harga jagung disebabkan

kurangnya stok seiring belum mulainya masa panen Jagung yang umumnya

terjadi pada subround II (Mei-Agustus). Harga Jagung diprediksi akan mulai

turun sejalan dengan dimulainya masa panen Jagung pada bulan Mei-Agustus

2015.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3

2012 2013 2014 2015

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Jagung internasional (aksis kiri) Jagung pipilan kering (aksis kanan)

-

50

100

150

200

250

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3

2013 2014 2015

Thousa

nds

(Rp ribu/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/CWT)

Beras internasional (aksis kiri) Beras King (aksis kanan)

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

42

Perkembangan harga

tepung terigu merk Segitiga

Biru pada triwulan laporan

stabil pada level harga

Rp7.500/kg meskipun terdapat

kecenderungan penurunan

harga gandum internasional

yang disebabkan oleh proyeksi

panen gandum Australia yang

melebihi target sebelumnya (Grafik 2.7) .7

Harga bawang merah pada triwulan laporan menunjukkan tren kenaikan.

Harga rata-rata bawang merah pada bulan Januari 2015 berada pada level

Rp15.800/kg, naik menjadi Rp16.667/kg pada bulan Februari 2015 dan melonjak

cukup tajam menjadi Rp23.889/kg pada bulan Maret 2015. Lonjakan harga

bawang merah disebabkan oleh pasokan yang yang berkurang drastis akibat

bencana banjir yang melanda daerah produsen bawang merah di Brebes, Jawa

Tengah.

Harga daging sapi pada triwulan I 2015 stabil pada level harga

Rp113.333/kg (Grafik 2.8). Sementara itu, harga daging ayam ras pada triwulan

laporan cenderung mengalami penurunan yang cukup dalam dari Rp24.727/kg

pada bulan Februari 2015 menjadi Rp20.756/kg pada bulan Maret 2015.

Penurunan ini disebabkan oleh surplus pasokan DOC (Day Old Chick) yang

menyebabkan meningkatnya stok daging ayam.

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Daging

7Satu bushel setara dengan 27 kg.

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

110,000

120,000

130,000

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2013 2014 2015

(Rp/Kg)

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/Kg)

Daging Ayam Broiler, LHS Daging Sapi Murni, RHS

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Tepung Terigu

5000

6000

7000

8000

9000

10000

11000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3

2012 2013 2014 2015

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan)

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

43

Harga rata-rata Crude Palm Oil

(CPO) di tingkat internasional

pada triwulan laporan

menurun 2,59% (qtq)

dibandingkan triwulan

sebelumnya, yaitu dari USD

652,1/metric ton menurun

menjadi USD 635,16/metric ton

yang diikuti turunnya harga

rata-rata minyak goreng lokal dari Rp10.912/liter pada triwulan lalu menjadi

Rp10.865/liter pada triwulan I 2015 (Grafik 2.9).

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami

inflasi sebesar 2,43%(qtq) atau 6,86% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya,

urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok makanan jadi yang

disebabkan kenaikan komoditas mie sebesar 10% (qtq) seiring penyesuaian harga

dari produsen pada awal tahun dengan mempertimbangkan UMP dan biaya

produksi. Diikuti oleh sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar

2,25% (qtq) atau 9,39% (yoy) yang disebabkan oleh mulai berlakunya tarif cukai

hasil tembakau baru sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor

2015/PMK.011/2014 yang berlaku mulai 1 Januari 2015 sedangkan sub

kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami inflasi sebesar 1,94%

(qtq).

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan I

2015 mengalami inflasi sebesar 1,37% (qtq) atau 9,59% (yoy), lebih rendah dari

triwulan sebelumnya (4,49% (qtq)). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi

tersebut disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar, penerangan, dan air

sebesar 3,89% (qtq) atau 22,79% (yoy) sejalan dengan kenaikan harga LPG 3 Kg

Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

11,000

12,000

0

500

1000

1500

2000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3

2012 2013 2014 2015

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD / Metric Ton)

CPO internasional (aksis kiri) Minyak goreng lokal (aksis kanan)

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

44

sesuai Surat Edaran Gubernur Jambi No. 611 tahun 2014 dan kenaikan harga

LPG 12 Kg pada bulan Maret 2015, kenaikan harga perlengkapan rumah tangga

sebesar 1,49% (qtq) atau 4,84% (yoy) dan penyelenggaraan rumah tangga

sebesar 0,92% (qtq) atau 5,63% (yoy) sedangkan sub kelompok biaya tempat

tinggal justru mengalami deflasi 0,15%(qtq).

4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang

pada triwulan I 2015 secara

tahunan mengalami inflasi

sebesar 0,76% (qtq),

dibanding triwulan

sebelumnya yang mengalami

deflasi sebesar 0,23% (qtq).

Secara triwulanan,

kelompok sandang

mengalami inflasi sebesar 0,76% (qtq). Terjadinya inflasi pada kelompok ini

terutama disebabkan oleh kenaikan harga barang pribadi dan sandang lainnya

sebesar 2,55% (qtq) yang disumbangkan inflasi komoditas emas perhiasan

sebesar 0,05%(qtq). Harga rata-rata emas global pada triwulan laporan

mengalami kenaikan dari dari USD 1.199,61/troy ounce pada triwulan IV 2014

menjadi USD 1.219,32/troy ounce8(Grafik 2.10).

5. Kelompok Kesehatan

Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami

inflasi sebesar 0,44%(qtq) atau 2,81%(yoy). Inflasi yang terjadi utamanya

bersumber dari meningkatnya permintaan akan jasa kesehatan dengan inflasi

1,35%(qtq) atau 1,35%(yoy) dan jasa perawatan jasmani dengan inflasi

1,29%(qtq) atau 2,54%(yoy). Sementara itu sub kelompok obat-obatan justru

mengalami deflasi 1,24%(qtq).

8Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram (http://en.wikipedia.org)

Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional

800

1000

1200

1400

1600

1800

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3

2013 2014 2015

Sumber: Bloomberg

(USD/troy ounce)

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

45

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar

1,46% (yoy) atau 0,11% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

(0,34% (qtq)). Sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami

inflasi terbesar sebesar 13,54%(qtq) atau 2,59%(yoy) diikuti sub kelompok

kursus-kursus/pelatihan sebesar 5,36%(qtq) atau 3,84%(yoy) seiring dimulainya

pembelajaran semester baru di awal tahun 2015. Sementara, sub kelompok jasa

pendidikan dan rekreasi mengalami deflasi masing-masing sebesar 1,19%(qtq)

dan 0,26%(qtq) akibat berkurangnya permintaan rekreasi.

7. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Secara triwulanan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan

mengalami deflasi sebesar 3,52% (qtq) meskipun secara tahunan mengalami

inflasi 7,46% (yoy). Deflasi secara triwulanan utamanya disebabkan fluktuasi

penyesuaian harga BBM jenis Bensin dan Solar yang diumumkan pemerintah.

Berdasarkan sub kelompoknya, deflasi terutama terjadi pada subsektor

transpor sebesar 5,06%(qtq). Sementara perkembangan harga pada subsektor

lainnya yaitu komunikasi dan pengiriman, sarana dan penunjang transpor dan

jasa keuangan masih relatif stabil.

Sementara itu, harga rata-rata minyak di pasar internasional terus

mengalami penurunan menuju level terendah dalam empat tahun terakhir. Pada

triwulan laporan, harga minyak dunia mengalami deflasi sebesar 33,63%(qtq)

dibandingkan periode triwulan IV 2014 yaitu dari USD 73,15/barrel, menjadi

USD 48,55/barrel (Grafik 2.11). Penurunan ini disebabkan oleh terus

meningkatnya produksi minyak akan tetapi di sisi lain terjadi penurunan

permintaan yang disebabkan oleh melambatnya perekonomian beberapa

negara importir minyak terbesar di dunia, antara lain Eropa dan China

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

46

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional

C. Inflasi Kabupaten Bungo Berdasarkan Kelompok Barang

Sejak Januari 2014, Bungo termasuk sebagai kota indikator inflasi di

Provinsi Jambi. Inflasi Bungo berada pada urutan 4 (empat) terendah dari 23 (dua

puluh tiga) kota di Sumatera yang dihitung inflasinya. Posisi inflasi Bungo di Pulau

Sumatera sampai dengan triwulan I 2015 memiliki kecenderungan menurun.

Inflasi bulanan (mtm) Bungo pada triwulan I 2015 berada pada level

terendah sejak terhitung sebagai kota indikator inflasi, dimana pada bulan Januari

2015 terjadi deflasi pada level 0,53%(mtm), deflasi 1,32% (mtm) pada Februari

2015 dan 0,68%(mtm) di bulan Maret 2015. Sama seperti Kota Jambi, deflasi

Bungo pada triwulan I 2015 lebih disebabkan oleh penurunan harga cabai merah,

bensin dan daging ayam ras.

Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo tahun 2014-2015

0.00

25.00

50.00

75.00

100.00

125.00

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3

2012 2013 2014 2015Sumber: Bloomberg

Harga Minyak (USD/Barrel)

1.11

0.51

(0.35) (0.28) (0.51)

0.80

1.21

0.44 0.44

0.80

2.29 2.07

(0.53)

(1.32)

(0.68)

(2.00)

(1.50)

(1.00)

(0.50)

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15

INFLASISumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

47

Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Bungo

Tabel 2.5. Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Bungo Berdasarkan Kelompok dan

Sub Kelompok Barang dan Jasa

Triwulan I-2015

(yoy, %)

mtm Smbgn mtm Smbgn mtm Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi

I Bahan Makanan 1.27 0.33 3.93 1.04 1.74 0.46 5.42 1.47 -9.23 -2.49 -2.32

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.05 0.01 1.04 0.21 0.13 0.03 4.77 0.96 1.84 0.36 5.18

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 2.27 0.41 0.79 0.15 1.84 0.33 12.13 2.14 1.38 0.25 11.31

IV Sandang 0.01 0.00 -0.52 -0.04 0.43 0.04 4.66 0.40 1.29 0.11 4.66

V Kesehatan 0.54 0.03 0.24 0.01 0.36 0.02 5.06 0.24 1.44 0.07 4.65

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.06 0.00 2.16 0.16 3.13 0.23 8.69 0.69 0.73 0.05 9.82

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.07 0.01 5.34 0.76 6.60 0.97 9.51 1.37 -5.79 -0.89 7.84

INFLASI 0.80 0.80 2.29 2.28 2.07 2.08 7.22 7.27 (2.52) (2.54) 4.92

Sumber: BPS (diolah)

November DesemberTriwulan I-2015

(qtq, %)

Triwulan IV-2014

(yoy, %) KELOMPOKOktober

qtq yoy qtq yoy qtq yoy

I. BAHAN MAKANAN 4.72 3.46 7.08 8.32 -9.23 -2.32a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 3.58 N/A 6.22 10.30 -1.59 8.59b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA -1.14 N/A -5.69 -4.47 -3.04 -8.08c. IKAN SEGAR 6.85 N/A -6.74 8.66 3.52 2.71d. IKAN DIAWETKAN 1.78 N/A 1.14 9.11 -0.40 6.16e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 4.67 N/A 0.74 12.78 5.00 13.10f. SAYUR-SAYURAN -6.94 N/A -2.12 -0.78 9.51 -3.96g. KACANG-KACANGAN 0.41 N/A 0.23 0.95 0.02 0.68h. BUAH-BUAHAN 2.94 N/A 0.95 7.26 -18.12 -12.22i. BUMBU-BUMBUAN 30.70 N/A 60.77 19.73 -48.64 -28.08j. LEMAK DAN MINYAK -1.38 N/A -0.14 2.95 -0.04 2.11k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 1.45 N/A 3.73 8.00 -0.10 5.12II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 0.03 4.35 1.23 5.22 1.84 5.18a. MAKANAN JADI 0.10 N/A 0.29 3.60 1.10 3.08b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL -0.22 N/A 0.27 2.99 1.11 1.34c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 0.00 N/A 3.66 9.85 3.66 11.72III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 3.50 12.25 4.98 13.13 1.38 11.31a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 0.43 N/A 0.72 4.29 -0.54 0.70b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 7.52 N/A 10.41 23.69 1.45 20.52c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 1.07 N/A 2.28 11.23 4.76 13.10d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 3.44 N/A 3.60 10.49 2.26 12.49IV. SANDANG 1.08 5.50 -0.08 3.99 1.29 4.66a. SANDANG LAKI-LAKI 0.08 N/A -0.48 3.65 0.53 3.86b. SANDANG WANITA 3.23 N/A -0.13 8.26 1.24 8.23c. SANDANG ANAK-ANAK 3.57 N/A 0.36 7.44 0.37 7.53d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA -3.29 N/A -0.16 -4.34 3.52 -1.71V. KESEHATAN 1.31 3.69 1.15 3.96 1.44 4.65a. JASA KESEHATAN 0.00 N/A 0.00 0.00 0.00 0.00b. OBAT-OBATAN -0.01 N/A 0.35 1.40 0.00 0.20c. JASA PERAWATAN JASMANI 0.00 N/A 0.00 0.00 6.89 6.89d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 2.84 N/A 2.37 8.33 1.93 8.90VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 2.05 3.97 5.43 9.40 0.73 9.82a. JASA PENDIDIKAN 3.09 N/A 3.30 7.56 0.84 8.90b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 9.44 N/A 0.00 16.14 2.83 12.54c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN -1.08 N/A 3.95 4.17 0.11 3.78d. REKREASI -0.10 N/A 14.98 15.85 0.41 17.23e. OLAHRAGA 1.47 N/A 4.05 18.99 -0.35 26.27VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0.71 2.38 12.38 14.94 -5.79 7.84a. TRANSPOR 0.60 N/A 17.31 19.36 -10.07 7.54b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.00 N/A -0.07 -0.06 0.18 0.11c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 2.58 N/A 6.34 16.51 8.52 21.07d. JASA KEUANGAN 0.00 N/A 23.64 23.64 0.00 23.64

INFLASI (UMUM) 2.26 5.21 5.24 8.99 -2.52 4.92

Sumber: BPS (diolah)

N/A : Kota Bungo sebagai indikator kota inflasi sejak Januari 2014

Triwulan III-2014 Triwulan IV-2014KELOMPOK/SUBKELOMPOK

Triwulan I - 2015

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

48

Berdasarkan kelompoknya, deflasi terbesar Bungo pada triwulan I 2015

terjadi pada kelompok bahan makanan yang mencapai 9,23% (qtq) dengan

sumbangan deflasi 2,49% atau secara tahunan mengalami deflasi 2,32% (yoy).

Deflasi kelompok tersebut didominasi oleh penurunan harga sub kelompok

bumbu-bumbuan sebesar 48,64% (qtq) dan buah-buahan sebesar 18,12% (qtq).

Adapun inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran sebesar 9,51%

(qtq), kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya (5,00% (qtq)), dan kelompok ikan

segar (3,52% (qtq)).

Sub kelompok bumbu-bumbuan mengalami deflasi yang tinggi akibat tren

penurunan harga cabai merah dan cabai rawit pada bulan Februari-Maret

2015.Apabila dirinci lebih lanjut, komoditas cabai merah pada triwulan I 2015

mengalami deflasi 68,64%(qtq) sedangkan komoditas cabai rawit mengalami

deflasi 37,75%(qtq). Untuk sub kelompok buah-buahan, deflasi diakibatkan oleh

penurunan harga komoditas jeruk.

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan merupakan kelompok

kedua penyumbang terbesar deflasi Bungo dengan deflasi sebesar 5,79%(qtq)

dan memberikan sumbangan inflasi sebesar -0,89%. Namun, secara tahunan

kelompok ini mengalami inflasi sebesar 7,84%(yoy). Berdasarkan sub

kelompoknya, transpor adalah satu-satunya sub kelompok yang mengalami

deflasi. Secara triwulanan, transpor mengalami deflasi sebesar 10,07%(qtq). Hal

ini disebabkan oleh penurunan harga BBM yang terjadi di awal tahun 2015 yang

disertai dengan penurunan tarif angkutan umum. Sub kelompok sarana dan

penunjang transpor mengalami inflasi 8,52%(qtq) yang disebabkan oleh

kenaikan biaya pemeliharaan/service sedangkan inflasi sub kelompok komunikasi

dan pengiriman serta jasa keuangan relatif stabil.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami

inflasi sebesar 1,84% (qtq) atau 5,18% (yoy) dengan sumbangan inflasi

triwulanan sebesar 0,36%. Inflasi kelompok ini utamanya disebabkan oleh inflasi

sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol yang mencapai 3,66% (qtq)

atau 11,72% (yoy) seiring mulai diberlakukannya kenaikan tarif cukai tembakau

yang mendorong kenaikan pada harga rokok kretek filter yang mencapai 3,85%

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

49

(qtq). Inflasi sub kelompok ini juga merupakan dampak lanjutan kenaikan harga

bahan bakar LPG 3 Kg pada awal Januari 2015.

Inflasi pada kelompok kesehatan pada triwulan laporan tercatat sebesar

1,44% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,07% atau secara tahunan mengalami

inflasi sebesar 4,65%(yoy). Sub kelompok jasa perawatan jasmani serta sub

kelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami inflasi masing-masing

sebesar 6,89%(qtq) dan 1,93%(qtq). Sementara itu, sub kelompok jasa

kesehatan dan obat-obatan cenderung stabil.

Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar mengalami inflasi

1,38%(qtq) atau 11,31%(yoy), dengan sumbangan inflasi triwulanan sebesar

0,25% yang didominasi oleh sub kelompok perlengkapan rumah tangga (4,76%

(qtq)), penyelenggaraan rumah tangga (2,26%(qtq)), dan bahan bakar,

penerangan dan air (1,45%(qtq)). Sementara itu sub kelompok biaya tempat

tinggal mengalami deflasi 0,54% (qtq).

Kelompok sandang secara triwulanan mengalami inflasi sebesar

1,29%(qtq) dengan sumbangan inflasi 0,11%. Mayoritas penyebab inflasi adalah

meningkatnya permintaan akan emas perhiasan seiring perayaan hari raya

keagamaan (imlek). Secara sub kelompok, barang pribadi dan sandang lainnya,

sandang wanita, sandang laki-laki dan sandang anak-anak mengalami inflasi

masing-masing 3,52%(qtq), 1,24%(qtq), 0,53%(qtq) dan 0,37%(qtq).

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi

0,73%(qtq) dengan sumbangan inflasi 0,05% atau secara tahunan sebesar

9,82% (yoy). Inflasi pada kelompok ini terutama dipicu oleh sub kelompok

kursus-kursus/pelatihan (2,83%(qtq)).

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

50

Tabel 2.6. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo Berdasarkan Komoditi Periode triwulan I 2015

Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.6), penyumbang pembentukan deflasi

terbesar Bungo pada triwulan I 2015 adalah cabai merah, bensin, jeruk dan cabai

rawit. Sementara itu, komoditas penyumbang utama Bungo pada triwulan I 2015

adalah sub komoditas bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran seperti bawang merah,

telur ayam ras, kentang, bayam serta sub komoditas bahan bakar rumah tangga.

TW I-2015 TW I-2015

Sumbangan Sumbangan

JANUARI JANUARI

1 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.1533 1 Bensin -0.7083

2 Emas Perhiasan 0.0570 2 Jeruk -0.1768

3 Beras 0.0533 3 Cabai Merah -0.0887

4 Udang Basah 0.0466 4 Angkutan Udara -0.0808

5 Telur Ayam Ras 0.0444 5 Cabai Rawit -0.0534

6 Tarip Sewa Motor 0.0400 6 Laptop/Notebook -0.0401

7 Jengkol 0.0395 7 Solar -0.0347

8 Daging Ayam Ras 0.0374 8 Salak -0.0314

9 Lemari Pakaian 0.0374 9 Teri -0.0256

10 Cuci Kendaraan 0.0281 10 Kacang Panjang -0.0235

0.5370 -1.2633

FEBRUARI FEBRUARI

1 Kentang 0.1237 1 Cabai Merah -1.5560

2 Bayam 0.1010 2 Bensin -0.3108

3 Telur Ayam Ras 0.0880 3 Beras -0.1028

4 Pemeliharaan/Service 0.0731 4 Cabai Rawit -0.0981

5 Jengkol 0.0693 5 Angkutan Antar Kota -0.0695

6 Kangkung 0.0610 6 Daging Ayam Ras -0.0439

7 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.0472 7 Daun Singkong -0.0411

8 Lemari Pakaian 0.0430 8 Solar -0.0284

9 Rokok Putih 0.0374 9 Angkutan Udara -0.0189

10 Laptop/Notebook 0.0369 10 Tarip Kendaraan Travel -0.0155

0.6806 -2.2850

MARET MARET

1 Bawang Merah 0.1702 1 Cabai Merah -0.7674

2 Bensin 0.1428 2 Jeruk -0.1240

3 Lontong Sayur 0.1014 3 Bahan Bakar Rumah Tangga -0.1215

4 Rokok Kretek Filter 0.0960 4 Bayam -0.1088

5 Udang Basah 0.0499 5 Kentang -0.0958

6 Jengkol 0.0491 6 Kangkung -0.0658

7 Pemeliharaan/Service 0.0462 7 Beras -0.0467

8 Tongkol/Ambu-Ambu 0.0394 8 Mas -0.0422

9 Terong Panjang 0.0175 9 Daging Ayam Ras -0.0416

10 Rokok Kretek 0.0154 10 Apel -0.0301

0.7279 -1.4439Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumber: BPS

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

51

BAB III

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan pada triwulan I 2015 secara umum menunjukkan sedikit

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset perbankan mengalami

peningkatan (5,9% (qtq)) dan diikuti dengan peningkatan dana pihak ketiga (3,5%

(qtq)) dan kredit (1,2% (qtq)). Hal tersebut menyebabkan Loan to Deposits Ratio (LDR)

perbankan berdasarkan bank pelapor mengalami penurunan sebesar 256 bps menjadi

sebesar 116,85% dari triwulan sebelumnya 119,41%. Penurunan tersebut karena

kenaikan kredit lebih kecil dibandingkan kenaikan dana pihak ketiga.

Sementara itu kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan sedikit meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya (3,6% (qtq)) dan secara tahunan mengalami

peningkatan (13,5% (yoy)), sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total

kredit (11,0% (yoy)). Suku bunga simpanan DPK (dana pihak ketiga) pada periode

laporan menurun dibandingkan triwulan IV 2014. Sejalan dengan hal tersebut, suku

bunga rata-rata tertimbang kredit yang disalurkan bank umum di Provinsi Jambi juga

menunjukkan penurunan. Kualitas kredit masih terjaga yang tercermin dari rasio NPL

di bawah 5% (2,89%), meskipun sedikit memburuk dibandingkan triwulan

sebelumnya (rasio NPL 2,49%).

Kebutuhan pembayaran tunai dari sisi aliran kas keluar (cash outflow) yang

mengalami penurunan sementara aliran kas masuk (cash inflow) mengalami

peningkatan. Sementara itu perlambatan ekonomi juga tercermin dari kinerja

pembayaran non tunai sebagai berikut:

Nilai dan volume kliring turun sebesar 14,4% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya menjadi Rp2,2 triliun dan 9,8% (qtq) menjadi 62.245 (Tabel 3.8.).

Nilai RTGS dari, ke serta dari dan ke Jambi menurun masing-masing 16,4%,

21,3% dan 10,1%.

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

52

B.Bank Umum

1. Perkembangan Aset Bank

Secara triwulanan, total aset bank umum di Provinsi Jambi sedikit meningkat

(5,9% (qtq)) dari Rp32,6 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp34,6 triliun

pada periode laporan. Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan aset bank

pemerintah yaitu sebesar Rp2,1 triliun (9,6%(qtq)). Sebaliknya bank swasta dan bank

syariah mengalami penurunan aset masing-masing sebesar Rp133,1 juta (1,5%(qtq))

dan Rp19,9 juta (1,0%(qtq)) (Grafik 3.1.). Secara tahunan, pertumbuhan aset

perbankan pada triwulan I 2015 (16,6%) (yoy)) mengalami pertumbuhan yang lebih

baik dibandingkan triwulan IV 2014 (13,9% (yoy)).

Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah

Rp23,9 triliun (69,1%), diikuti oleh bank swasta Rp8,6 triliun (25,0%) dan bank

syariah Rp2,0 triliun (5,9%)

Grafik 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi

(dalam satuan triliun rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

2. Perkembangan Dana Masyarakat

Secara triwulanan, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank

umum sebesar Rp22,7 triliun, meningkat 3,5% (qtq) (Rp769,0 miliar) dari triwulan

sebelumnya (Rp21,9 triliun) seiring dengan peningkatan giro dan deposito berjangka

23 24 24 24

27 28 29 29

30

35 34 33 35

9.8

3.2 1.6 1.3

8.84.6

2.50.5

3.5

17.4

-1.5

-4.9

6.0

24.4

19.216.8 16.5

15.517.0

18.1 17.2

11.5

25.2

20.3

13.9

16.6

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

-

5

10

15

20

25

30

35

40

Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15

Persen

Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%)

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

53

masing-masing sebesar 27,7% (qtq) dan 16,4% (qtq) (Grafik 3.2. dan tabel 3.2.).

Sebaliknya, DPK dalam bentuk tabungan mengalami penurunan 9,9%(qtq).

DPK bank pemerintah meningkat 7,0% (qtq) sedangkan bank syariah dan

swasta masing-masing menurun 4,6% (qtq) dan 3,5% (qtq). Kenaikan DPK bank

pemerintah didorong oleh kenaikan giro dan deposito golongan pemerintah daerah

sementara tabungan mengalami penurunan seiring dengan menurunnya tabungan

perseorangan. Penurunan DPK di bank swasta utamanya terjadi pada golongan

perseorangan. Penurunan giro dipengaruhi golongan bukan lembaga keuangan dan

perseorangan sedangkan penurunan tabungan dipengaruhi oleh golongan

perseorangan.

Selanjutnya, penurunan DPK bank syariah didominasi penurunan giro

golongan pemerintah daerah namun sebaliknya terdapat kenaikan deposito oleh

golongan pemerintah daerah. Penurunan tabungan terjadi pada golongan sektor

swasta lainnya dan perseorangan.

Secara tahunan, DPK tumbuh sebesar 13,3% (sebesar Rp2,6 triliun) yang

didominasi oleh kenaikan deposito Rp1,8 triliun (30,0% (yoy)), giro Rp662,6 miliar

(20,8% (yoy)), dan tabungan sebesar Rp144,0 juta (1,3% (yoy)). Kenaikan deposito

yang tidak setinggi kenaikan triwulan IV 2014 (48,9% (yoy)) disebabkan oleh

penurunan suku bunga deposito seiring dengan penurunan BI Rate dari 7,75%

(November 2014) menjadi 7,50% pada bulan Februari 2015 hingga sampai akhir

triwulan laporan.

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

54

Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Tabel 3.1. Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari

bank pemerintah dan mencapai Rp15,7 triliun (69,4%), diikuti oleh bank swasta

nasional Rp6,0 triliun (26,4%) dan bank syariah Rp945,2 juta (4,2%) (Tabel 3.2). Bank

pemerintah mampu mencapai pertumbuhan penghimpunan DPK mencapai 19,2%

3,753 4,120 3,745 3,343 3,179 4,052 3,707 3,008 3,842

5,131 5,388 5,706 4,642 6,187

7,286 7,529 6,912

8,044

9,492 9,646 10,070 11,430

10,703

10,970 11,291 12,044

10,847

18,376 19,155 19,521 19,415 20,069

22,307 22,527 21,965 22,734

-

4,000

8,000

12,000

16,000

20,000

24,000

Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15

Rp (dalam miliar) Tabungan Simp Berjangka Giro DPK

Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I q-t-q y -o-y

12,422,771 13,244,757 15,422,489 15,485,172 14,754,448 15,784,692 7.0% 19.2%

1 2,459,884 2,446,629 3,253,415 2,927,275 2,170,558 3,151,412 45.2% 28.8%

2 7,365,988 6,811,479 7,016,344 7,251,664 8,017,609 7,213,510 -10.0% 5.9%

3 Simpanan Berjangka 2,596,900 3,986,649 5,152,731 5,306,234 4,566,281 5,419,770 18.7% 35.9%

6,101,268 5,916,091 5,957,636 6,040,234 6,219,164 6,004,004 -3.5% 1.5%

1 745,775 679,344 749,585 723,222 728,768 639,409 -12.3% -5.9%

2 3,543,220 3,371,287 3,400,929 3,451,743 3,390,026 3,036,639 -10.4% -9.9%

3 Simpanan Berjangka 1,812,272 1,865,460 1,807,122 1,865,269 2,100,369 2,327,956 10.8% 24.8%

890,976 908,588 927,272 1,001,733 991,292 945,290 -4.6% 4.0%

1 137,808 53,510 48,589 56,845 109,137 51,321 -53.0% -4.1%

2 520,567 520,620 552,542 587,554 636,657 597,265 -6.2% 14.7%

3 232,601 334,458 326,140 357,334 245,499 296,705 20.9% -11.3%

1,693,139 3,152,739

19,415,015 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,986 3.5% 13.3%

1 3,343,467 3,179,483 4,051,589 3,707,342 3,008,463 3,842,142 27.7% 20.8%

2 11,429,775 10,703,386 10,969,816 11,290,961 12,044,292 10,847,414 -9.9% 1.3%

3 4,641,773 6,186,567 7,285,993 7,528,836 6,912,149 8,044,430 16.4% 30.0%

Giro

Tabungan

Giro

Giro

Simpanan Berjangka

Simpanan Berjangka

Jumlah

Bank Syariah

Tabungan

Giro

Bank Pemerintah

Bank Konvensional

PertumbuhanURAIAN

20152013

Tabungan

Bank Swasta Nasional

2014

Tabungan

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

55

(yoy), sementara bank syariah dan bank swasta nasional hanya mampu tumbuh

masing-masing sebesar 4,0% (yoy) dan 1,5% (yoy).

Berdasarkan golongan pemilik, tumbuhnya DPK secara triwulanan terutama

berasal dari pemerintah daerah (Pemda), pemerintah pusat dan Lembaga Keuangan

Non Bank masing-masing 158,1% (qtq) menjadi Rp3,5 triliun, 37,9% (qtq) menjadi

Rp50,9 miliar dan 4,4% (qtq) menjadi Rp441,7 miliar. Kenaikan DPK pada

pemerintah daerah (Pemda) didominasi oleh giro dan deposito, sementara pada

golongan pemerintah pusat dan Lembaga Keuangan Non Bank didominasi oleh

deposito. Kenaikan dana golongan pemerintah daerah tersebut didorong oleh

realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan I 2015 yang mencapai

Rp522,6 miliar (terealisasi sebesar 15,9% dari APBD 2015), meningkat 51,9% bila

dibandingkan triwulan I 2014.

Secara tahunan, pertumbuhan DPK ditopang oleh golongan Lembaga

Keuangan Non Bank (88,7% (yoy)), Bukan Lembaga Keuangan (44,4% (yoy)),

pemerintah daerah (pemda) (19,2% (yoy)), dan perseorangan (10,3% (yoy)). (Tabel

3.3.). Kenaikan DPK secara tahunan tersebut didominasi kenaikan giro dan deposito

mengingat suku bunga giro dan deposito bulan laporan sedikit lebih tinggi

dibandingkan posisi yang sama tahun lalu9.

9 Meskipun posisi BI rate sama-sama di posisi 7,50%, namun tingkat suku bunga pada triwulan I 2015

lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2014. BI rate 7,50% pada periode laporan adalah hasil

penurunan sejak Februari 2015 sedangkan BI rate 7,50% pada posisi yang sama tahun lalu adalah

lanjutan BI rate sejak November 2013, sehingga keputusan manajemen dalam penentuan tingkat

suku bunga bank menjadi berbeda.

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

56

Tabel 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan lokasi , secara triwulanan pertumbuhan DPK tertinggi terjadi di

Kabupaten Muara Jambi sebesar 456,1% (qtq), Kabupaten Tebo sebesar 170,4%

(qtq) dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 81,1% (qtq). Kenaikan yang

signifikan di Muara Jambi tersebut seiring dengan beroperasinya Kantor Cabang

Muaro Jambi PT. BPD Jambi. Sementara itu terdapat penurunan DPK di Kabupaten

Bungo, Kabupaten Batanghari dan Kota Jambi. (Tabel 3.4.).

Secara tahunan, pertumbuhan DPK didominasi oleh Kabupaten Tebo (83,4%

(yoy)), Kabupaten Kerinci (23,2% (yoy)) dan Kota Jambi (12,7% (yoy)) (Tabel 3.4.).

Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi

dan mencapai Rp15,6 triliun (68,8%) diikuti oleh Kerinci dan Bungo masing-masing

sebesar Rp1,4 triliun (6,3%) dan 1,3 triliun (5,7%).

Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share yoy Andil

Penduduk/Residents

1 Pemerintah Pusat 35,692 127,212 124,323 127,570 36,967 50,973 0.2% -59.9% -0.1%

2 Pemerintah Daerah (Pemda) 1,701,695 2,967,960 4,151,802 3,889,246 1,370,397 3,537,138 15.6% 19.2% 3.0%

3 Badan Dan Lembaga Pemerintah 32,249 24,238 25,400 24,001 30,811 23,604 0.1% -2.6% 0.0%

4 BUMN Atau Pemerintah Campuran 553,401 997,696 1,239,891 1,235,340 860,883 865,923 3.8% -13.2% -0.5%

5 BUMD 47,010 119,318 100,426 107,854 112,541 112,609 0.5% -5.6% 0.0%

6 Lembaga Keuangan Non Bank 187,916 234,135 339,842 361,514 423,224 441,793 1.9% 88.7% 1.7%

7 Bukan Lembaga Keuangan 2,285,904 1,632,625 1,717,251 1,730,849 2,874,686 2,358,029 10.4% 44.4% 4.6%

8 Sektor Swasta Lainnya 113,914 110,337 74,787 37,413 75,647 63,344 0.3% -42.6% -0.1%

9 Perseorangan 14,452,207 13,850,893 14,531,744 15,011,753 16,178,221 15,278,982 67.2% 10.3% 6.9%

Jumlah 19,409,987 20,064,415 22,305,466 22,525,540 21,963,379 22,732,395

Bukan Penduduk/Non-Residents 5,026 5,022 1,931 1,598 1,525 1,593 0.0% -68.3% 0.0%

19,415,013 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,988 100.0% 13.3% 13.3%

Trw.IV-2014Trw .IV-2013 Trw .I-2015

Penduduk dan bukan penduduk

No. Golongan PemilikTrw .III-2014Trw .II-2014Trw .I-2014

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

57

Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam jutaan rupiah)

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana

Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp336,8 miliar

(1,3% (qtq)) yaitu dari Rp26,2 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp26,5 triliun

(Tabel 3.5.). Pertumbuhan kredit tersebut jauh melambat dibandingkan pertumbuhan

pada triwulan sebelumnya (3,4% (qtq)). Jika dibandingkan triwulan yang sama tahun

2014, pertumbuhan penyaluran kredit pada triwulan I 2015 hanya mencapai sebesar

11,0% (yoy), atau jauh melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2014 yang

dapat mencapai 18,7% (yoy).

Hal tersebut seiring dengan hasil liaison yang dilakukan Bank Indonesia

Provinsi Jambi yang menyatakan bahwa dunia usaha saat ini lebih memilih untuk

memaksimalkan ketersediaan modal pemilik dan kantor pusat terlebih dahulu

sebelum memanfaatkan fasilitas kredit perbankan.

Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal Persen Nominal Persen

1 Kota Jambi 13,666,724 13,886,280 15,168,952 15,518,127 15,758,165 15,650,453 68.8 (107,712.1) (0.7) 1,764,172 12.7

3 Kab. Kerinci 1,112,837 1,170,097 1,274,541 1,338,217 1,287,077 1,441,853 6.3 154,775.2 12.0 271,756 23.2

2 Kab. Bungo 1,416,378 1,413,445 1,541,924 1,463,065 1,438,515 1,304,995 5.7 (133,520.3) (9.3) (108,450) (7.7)

4 Tanjung Jabung Barat 1,159,956 1,165,207 1,428,596 1,442,128 1,127,828 1,161,155 5.1 33,327.1 3.0 (4,052) (0.3)

5 Kab. Merangin 761,310 860,365 1,003,186 951,992 895,078 973,374 4.3 78,296.2 8.7 113,009 13.1

6 Kab. Batanghari 532,202 596,299 656,535 636,131 693,234 656,017 2.9 (37,217.1) (5.4) 59,718 10.0

8 Kab. Tebo 243,659 308,651 349,467 368,023 209,323 565,926 2.5 356,603.5 170.4 257,275 83.4

7 Kab. Sarolangun 325,766 413,629 472,262 424,943 354,016 486,306 2.1 132,289.9 37.4 72,677 17.6

9 Tanjung Jabung Timur 196,183 255,464 411,933 384,511 167,343 303,041 1.3 135,697.7 81.1 47,577 18.6

10 Kab. Muaro Jambi - - - - 34,325 190,869 0.8 156,544.4 456.1 190,869 #DIV/0!

19,415,015 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,988 100 769,084.4 3.5 2,664,552 13.3

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Trw . I-15 Pertumbuhan (yoy )Pertumbuhan (qtq)Trw . IV-14Trw . I-14

JUMLAH

Trw . IV-13No. Kota/Kabupaten

Trw . II-14 Trw . III-14

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

58

Tabel 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami oleh bank

konvensional sebesar 1,6% (qtq) atau 12,6% (yoy), sementara bank syariah

mengalami penurunan pembiayaan sebesar 2,9% (qtq) atau 5,4% (yoy). Pangsa

kredit bank konvensional mencapai 92,8% sementara bank syariah sebesar 7,2%.

Bank pemerintah dan swasta mengalami kenaikan jumlah kredit masing-masing yaitu

1,9% (qtq) atau 14,0% (yoy) dan 1,0% (qtq) atau 9,2% (yoy). Sementara bank

syariah baik secara triwulan dan tahunan mengalami penurunan pembiayaan yaitu

sebesar 2,9% (qtq) dan 5,4% (yoy). Kenaikan kredit bank pemerintah tersebut

didorong oleh kredit investasi sektor pertanian dan sektor industri pengolahan dan

kredit jenis penggunaan konsumsi. Sedangkan kredit modal kerja mengalami

penurunan sejalan dengan penurunan kredit modal kerja sektor perdagangan besar

dan eceran serta sektor konstruksi.

Kenaikan kredit bank swasta didorong oleh kenaikan kredit modal kerja dan

konsumsi dimana kenaikan kredit modal kerja didorong oleh kenaikan kredit ke

sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan besar dan eceran. Sebaliknya,

2015

TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I q-t-q y-o-y

Kelompok Bank 23,621,083 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 1.3% 11.0%

1 Bank Pemerintah 15,048,876 15,394,481 16,092,175 16,541,833 17,223,936 17,545,224 1.9% 14.0%

2 Bank Swasta*) 6,525,991 6,503,079 6,749,181 6,832,952 7,028,372 7,100,958 1.0% 9.2%

3 Bank Syariah 2,046,216 2,029,739 2,027,277 1,997,604 1,977,167 1,920,127 -2.9% -5.4%

Jenis Penggunaan 23,621,083 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 1.3% 11.0%

1 Modal Kerja 7,548,969 7,558,597 8,035,392 8,187,856 8,517,472 8,487,900 -0.3% 12.3%

2 Investasi 5,864,182 5,959,299 6,071,136 6,134,277 6,430,084 6,663,743 3.6% 11.8%

3 Konsumsi 10,207,932 10,409,402 10,762,104 11,050,256 11,281,919 11,414,666 1.2% 9.7%

Sektor Ekonomi 23,621,083 23,927,298 24,868,632 25,371,531 26,229,475 26,563,556 1.3% 11.0%

1 Pertanian 4,031,009 4,231,411 4,551,324 4,623,883 4,844,114 5,052,401 4.3% 19.4%

2 Pertambangan dan Penggalian 96,338 114,741 136,051 149,907 137,590 131,001 -4.8% 14.2%

3 Industri 859,670 787,946 804,571 820,967 974,021 944,211 -3.1% 19.8%

4 LGA 5,610 4,126 3,177 3,922 3,660 6,099 66.7% 47.8%

5 Konstruksi 804,912 746,132 876,089 880,225 859,266 818,603 -4.7% 9.7%

6 Perdagangan Hotel dan Restoran 5,775,325 5,778,262 6,165,280 6,287,606 6,491,044 6,544,280 0.8% 13.3%

7 Pengangkutan dan Komunikasi 326,683 310,465 333,691 320,157 333,392 338,174 1.4% 8.9%

8

Keuangan,Real estate dan Jasa

Perusahaan 1,132,014 1,135,751 704,085 673,888 674,966 700,696 3.8% -38.3%

9 Jasa-jasa 381,591 409,063 403,233 482,693 544,056 597,609 9.8% 46.1%

10 Bukan Lapangan Usaha 10,207,932 10,409,402 10,891,132 11,128,283 11,367,367 11,430,482 0.6% 0.6%

*) Termasuk bank asing dan campuran 20,419,076

2014URAIAN

2013 Pertumbuhan

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

59

pada kredit investasi, sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan besar dan

eceran menjadi dalah satu kontributor utama penyumbang penurunan kredit

investasi.

Penurunan pembiayaan pada bank syariah didominasi oleh penurunan

pembiayaan modal kerja sektor perdagangan besar dan eceran dan pembiayaan

konsumsi. Sebaliknya, pembiayaan investasi meningkat yang didominasi oleh sektor

pertanian, perburuan dan kehutanan.

Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang

mencapai 43,0%, diikuti oleh kredit modal kerja (31,9%) dan kredit investasi

(25,1%). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada kredit investasi

(3,6% (qtq)), diikuti oleh kredit konsumsi (1,2% (qtq)) sementara kredit modal kerja

mengalami sedikit penurunan (0,3% (qtq)). Pertumbuhan kredit tersebut cenderung

melambat dibandingkan pertumbuhan kredit triwulan IV 2014 (kredit investasi (4,8%

(qtq)), kredit modal kerja (4,0% (qtq)), dan kredit konsumsi (2,1% (qtq)).

Berdasarkan liaison, seperti triwulan sebelumnya, dunia usaha masih konsisten

menggunakan fasilitas kredit investasi berupa bangunan kantor dan peralatan

produksi.

Secara tahunan, kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi

menunjukkan pertumbuhan masing-masing sebesar 12,3% (yoy), 11,5% (yoy) dan

9,7% (yoy), jauh melambat dibandingkan 2014.

Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada

sektor listrik, gas dan air (LGA) (66,7% (qtq)), sektor jasa-jasa (9,8% (qtq)) dan sektor

pertanian (4,3%(qtq)). Namun sektor yang paling berkontribusi atas pertumbuhan

kredit adalah sektor bukan lapangan usaha, sektor perdagangan hotel dan restoran

dan sektor pertanian. Pertumbuhan sektor listrik, gas dan air (LGA) tersebut didorong

oleh kenaikan kredit jenis penggunaan modal kerja sub sektor gas terkait proyek city

gas di Kota Jambi dan investasi sub sektor pengadaan dan penyaluran air bersih.

Pertumbuhan kredit pada sektor jasa jasa didorong oleh kredit modal kerja sub sektor

jasa kegiatan lainnya dan kredit modal kerja jasa kesehatan manusia - rumah sakit.

Sementara pertumbuhan kredit pada sektor pertanian didorong kenaikan kredit

investasi sub sektor perkebunan kelapa sawit seiring dengan kenaikan luas lahan

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

60

sawit menjadi 593.433 hektar pada tahun 2013 dan sebelumnya 323.517 hektar

(sumber : Jambi Dalam Angka 2013 dan 2014).

Secara tahunan, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas

dan air (LGA) dan jasa-jasa yang masing-masing mencapai 47,8% (yoy) dan 46,1%

(yoy), diikuti oleh sektor industri (19,8% (yoy)), dan sektor pertanian (19,4% (yoy)).

Kontribusi sektor bukan lapangan usaha atas pertumbuhan kredit didorong

oleh kredit konsumsi sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe 22

s.d. 70 dan kredit konsumsi lainnya berupa sub sektor rumah tangga untuk keperluan

yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, sub sektor bukan lapangan usaha lainnya

dan rumah tangga untuk keperluan multiguna. Kenaikan kredit konsumsi pemilikan

rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 mendorong developer membangun rumah tipe tersebut

dengan alasan calon pembeli yang potensial dan mendorong kenaikan kredit secara

triwulan terhadap sektor real estate perumahan sederhana - selain perumnas s.d. tipe

22 s.d. 70.

Kenaikan sektor perdagangan hotel dan restoran didongrak oleh peningkatan

sektor perdagangan besar dan eceran sebaliknya sektor penyediaan akomodasi dan

penyediaan makan minum mengalami sedikit penurunan. Peningkatan perdagangan

besar dan eceran tersebut didominasi kenaikan kredit modal kerja yaitu pada sub

sektor penjualan mobil, perdagangan dalam negeri pupuk dan obat hama,

perdagangan eceran bahan konstruksi, perdagangan eceran perlengkapan rumah

tangga dan perlengkapan dapur serta perdagangan kelapa dan kelapa sawit.

Kenaikan kredit sektor perdagangan tersebut seiring dengan tetap bergeraknya

perekonomian di sektor perdagangan yang terlihat dari relatif besarnya kontribusi

sektor perdagangan terhadap perekonomian Jambi selama triwulan I 2015 (1,2% dari

5,9% (qtq)).

Sementara itu kredit penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum

sedikit menurun seiring dengan menurunnya tingkat penghunian kamar dari 43,33%

(Desember 2014) menjadi 40,97% (Maret 2015) (sumber BPS Provinsi Jambi).

Berdasarkan liaison diperoleh informasi bahwa salah satu penyebab penurunan

tersebut adalah menurunnya aktifitas bisnis di sektor perkebunan yang

mempengaruhi kunjungan tamu menginap. Selain itu keluarnya Surat Edaran

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

61

Kemenpan dan RB tentang larangan bagi seluruh jajaran aparatur sipil negara

melakukan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan di luar instansi pemerintahan

yang berlaku mulai 1 Desember 2014 turut mempengaruhi kinerja sektor penyediaan

akomodasi dan penyediaan makan minum.

Pada triwulan laporan, pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit

kepada bukan lapangan usaha, yaitu sebesar 43,3%, diikuti oleh sektor perdagangan,

hotel dan restoran (24,6%) dan sektor pertanian (19,0%). Dominasi penyaluran kredit

pada ketiga sektor tersebut mencapai 86,7% dari total outstanding kredit.

Berdasarkan lokasi proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi

oleh perbankan sebesar Rp34,10 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang

disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp26,5 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat

Rp7,6 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar Provinsi Jambi. Terjadi

sedikit penurunan sebesar 0,1% (qtq) dari sebelumnya Rp34,12 triliun pada triwulan

lalu. Sementara secara tahunan terjadi peningkatan 6,8% (yoy) dari sebelumnya

Rp31,9 triliun (Tabel 3.6.).

Penurunan secara triwulan tersebut disebabkan menurunnya kredit di

Kabupaten Muaro Jambi (31,1% (qtq)), Kabupaten Batanghari (1,4% (qtq)), Kota

Jambi (1,4% (qtq)), dan Kabupaten Merangin (0,3% (qtq)). Secara sektor ekonomi,

penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya kredit sektor konstruksi, sektor

industri pengolahan serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan.

Sementara itu secara tahunan terdapat kenaikan kredit hampir di semua

kabupaten/kota di Provinsi Jambi kecuali Kota Jambi. Kenaikan tersebut secara sektor

ekonomi didorong oleh kenaikan kredit sektor pinjaman kepada bukan lapangan

usaha, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertambangan dan

penggalian.

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

62

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum dan BPR Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah)

4. Undisbursed Loan

Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp1,8 triliun,

menurun sebesar Rp186,3 miliar (9,2% (qtq)) dari triwulan sebelumnya (Rp2,0 triliun)

(Tabel 3.7.). Penurunan undisbursed loan tersebut disebabkan oleh menurunnya

kelonggaran tarik kredit konsumsi dan investasi masing-masing sebesar Rp129,6

miliar (65,9% (qtq)) dan Rp128,4 miliar (35,3% (qtq)). Sementara kelonggaran tarik

kredit modal kerja meningkat Rp71,6 miliar (4,9% (qtq)).

Peningkatan kelonggaran tarik kredit modal kerja seiring dengan peningkatan

persetujuan kredit modal kerja sektor perdagangan besar dan eceran sub sektor

penjualan mobil, sub sektor perdagangan dalam negeri makanan, minuman dan

tembakau lainnya dan sub sektor industri minyak goreng dari kelapa.

Sementara itu penurunan kelonggaran tarik kredit konsumsi disebabkan

menurunnya persetujuan kredit konsumsi sub sektor rumah tangga untuk pemilikan

rumah tinggal tipe s.d. Tipe 21 dan tipe diatas 70. Sedangkan penurunan

kelonggaran tarik kredit investasi disebabkan semakin terealisasinya komitmen kredit

sub sektor industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah.

TW IV Tw I Tw I I Tw I I I Tw IV

Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share % %

Batanghari 2,178,008 2,201,840 2,554,343 2,021,404 2,208,433 2,177,564.4 6.4 -1.4 -1.1

Sarolangun 1,464,682 1,465,886 1,461,979 1,611,055 1,601,980 1,623,578 4.8 1.3 9.8

Kerinci 1,388,026 1,409,393 1,455,886 1,502,649 1,531,300 1,571,827 4.6 2.6 10.6

Muaro Jambi 2,587,306 2,327,113 2,341,866 2,538,992 2,788,879 2,701,710 7.9 -3.1 13.4

Tanjung Jabung Barat 1,567,439 1,886,052 1,888,412 1,976,223 1,996,109 2,012,352 5.9 0.8 6.3

Tanjung Jabung Timur 624,633 646,870 676,988 714,146 731,542 739,897 2.2 1.1 12.7

Tebo 1,533,388 1,567,330 1,696,419 2,027,604 1,973,200 2,137,947 6.3 8.3 28.9

Merangin 2,552,180 2,543,205 2,656,927 2,765,615 2,803,795 2,796,085 8.2 -0.3 9.0

Bungo 3,153,216 3,173,820 3,197,338 3,248,205 3,332,761 3,378,293 9.9 1.4 6.1

Sungai Penuh 13,428 14,897 19,102 22,872 26,442 45,102 0.1 70.6 114.2

Jambi 14,341,352 14,710,048 14,508,777 14,828,745 15,129,667 14,922,669 43.8 -1.4 1.4

T O T A L 31,403,658 31,946,454 32,458,037 33,257,510 34,124,108 34,107,025 100.0 -0.1 6.8

Tw I qtq yoy

2015 Pertumbuhan20142013

Kabupaten/Kota

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

63

Tabel 3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross

Bank Umum di Provinsi Jambi

Loan to Deposits Ratio (LDR)10 pada triwulan laporan mengalami penurunan

sebesar 259 bps dikarenakan peningkatan DPK (3,5% (qtq)) lebih tinggi daripada

kenaikan kredit (1,2% (qtq)). LDR berdasarkan bank pelapor sebesar 116,85% (Grafik

3.3.). LDR bank umum yang sudah melebihi 100% tersebut mengindikasikan

masuknya dana dari luar perbankan Provinsi Jambi yang perlu diimbangi dengan

pemantauan terhadap risiko kredit sejalan dengan prinsip kehati-hatian.

Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

10

LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.

2015

TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I Nominal %

1 Investasi 277,568 237,033 405,173 310,246 363,863 235,459 (128,404) (35.3)

2 Konsumsi 2,009 2,908 6,533 6,975 196,564 66,937 (129,627) (65.9)

3 Modal kerja 1,862,807 1,837,862 1,711,830 1,540,901 1,463,888 1,535,554 71,666 4.9

2,142,384 2,077,803 2,123,535 1,858,122 2,024,315 1,837,950 (186,365) (9.2)

* Mulai tahun 2010 perhitungan Undisbursed Loan berdasarkan laporan LBU Bassel

Pertumbuhan (qtq)2013 2014

Jenis Penggunaan

Total

Kategori

1.1

1.2

1.2

1.2

1.2

1.11.1

1.21.2

102%

104%

106%

108%

110%

112%

114%

116%

118%

120%

122%

124%

0

5

10

15

20

25

30

Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15

Rp triliun

Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Perbankan Jambi (persen)

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

64

Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non

Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,89% (Rp769,0 miliar) (di

bawah ketentuan 5%), meskipun sedikit memburuk dibandingkan triwulan lalu

(2,49% atau Rp654,3 miliar) (Tabel 3.8.).

Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor

pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi dan sektor LGA masing-masing

sebesar 27,13%, 7,68% dan 4,46%. Tingginya NPL sektor pertambangan

disumbangkan sub sektor pertambangan batubara, penggalian gambut, dan

gasifikasi batubara seiring belum membaiknya harga batu bara dan penerapan

Undang-Undang Mineral dan Batubara yang melarang ekspor bahan mentah

hasil tambang terhitung sejak tanggal 12 Januari 2014 serta adanya Perda yang

mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai,

yang mengakibatkan sebagian besar perusahaan pertambangan batubara

menghentikan sementara aktivitas kegiatan tambang. Sementara itu

memburuknya NPL sektor konstruksi dan sektor LGA disumbangkan oleh sub

sektor konstruksi khusus dan sub sektor ketenagalistrikan lainnya seiring dengan

tertahannya pertumbuhan ekonomi kedua sektor tersebut.

Tabel 3.7 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin rata-rata

tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito perbankan di

Provinsi Jambi kembali meningkat dari 4,7% menjadi 4,8% seiring dengan

penurunan suku bunga deposito yang lebih tinggi dibandingkan penurunan suku

Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%)

1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 4,844,114 117,242 2.42 5,052,401 134,992 2.67

2. Pertambangan dan Penggalian 137,590 33,893 24.63 131,001 35,540 27.13

3. Industri 974,021 19,413 1.99 944,211 19,732 2.09

4. LGA 3,660 395 10.79 6,099 272 4.46

5. Konstruksi 859,266 36,196 4.21 818,603 62,880 7.68

6. Perdagangan Hotel dan Restoran 6,491,044 240,902 3.71 6,544,280 275,331 4.21

7 Pengangkutan dan Komunikasi 333,392 5,816 1.74 338,174 5,770 1.71

8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 674,966 14,212 2.11 703,449 20,011 2.84

9. Jasa-jasa 544,056 182,182 33.49 597,609 15,797 2.64

10. Bukan Lapangan Usaha 11,367,367 4,057 0.04 11,430,482 198,717 1.74

26,229,475 654,309 2.49 26,566,309 769,042 2.89

2015

J U M L A H

No Sektor EkonomiTW IV-14

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

65

bunga kredit. (Grafik 3.4.). Suku bunga deposito pada periode laporan tercatat

sebesar 8,5% atau menurun dibandingkan triwulan IV 2014 (8,6%) dan suku bunga

rata-rata tertimbang kredit yang disalurkan pada periode laporan tercatat di level

13,3% menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (13,4%).

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi

(dalam satuan %)

6. Perkembangan Kredit UMKM

Kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan sebesar Rp9,9 triliun, meningkat

(3,6% (qtq)) dibandingkan triwulan sebelumnya (Rp9,6 triliun) dan secara tahunan

mengalami peningkatan 13,5% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

total kredit (11,0% (yoy))(Grafik 3.5.).

10.17.2 7.2 7.7 8.0 8.3 8.3 8.2 8.0 7.8 7.4 6.3 5.6 5.1 4.9 4.7

4.8

0

5

10

15

20

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

2011 2012 2013 2014 2015

Margin Deposito Kredit BI-rate

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

66

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi cenderung sedikit

meningkat yaitu dari 36,7% di triwulan lalu menjadi 37,6% (Grafik 3.6.). Berdasarkan

distribusinya, kredit menengah memiliki pangsa terbesar yaitu 35,2%, kredit mikro

sebesar 32,8%, dan kredit kecil sebesar 32,1% dari total kredit UMKM. Kredit UMKM

tersebut didominasi oleh perdagangan besar dan eceran, sektor pertanian, perburuan

dan kehutanan serta konstruksi masing-masing sebesar 48,80%, 29,05% dan

4,59%.

Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

18.6

16.6 19.0

13.0

9.9

5.0

7.2

9.2

13.5

28.331.9 28.9

22.5

18.7

11.9

9.7 11.011.0

0

5

10

15

20

25

30

35

-

2

4

6

8

10

12

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

2013 2014 2015

Rp T

riliu

n

Mikro Kecil Menengah Pertumbuhan UMKM (%) yoy Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy

11.9 11.4 11.3 11.1 11.1 12.5 11.8 12.4 12.3

13.9 13.8 13.6 13.8 13.7 12.0 12.6 11.9 12.0

13.9 14.2 13.0 12.5 12.0 12.6 12.8 12.5 13.2

60.3 60.6 62.1 62.6 63.2 63.0 62.8 63.3 62.4

0%

20%

40%

60%

80%

100%

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

2013 2014 2015

Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

67

C.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan dibanding

triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset dan DPK yang mengalami

peningkatan meskipun dari sisi kredit yang diberikan mengalami sedikit penurunan.

Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi mengalami peningkatan sebesar Rp7,8

miliar (1,0% (qtq)) dari sebesar Rp758,9 miliar menjadi Rp766,7 miliar. Dana pihak

ketiga (DPK) juga sedikit meningkat sebesar Rp13,7 miliar (2,4% (qtq)) dari

sebelumnya Rp566,5 miliar menjadi Rp580,2 miliar. Peningkatan DPK tersebut terjadi

pada deposito berjangka dan tabungan masing-masing sebesar Rp13,6 miliar (2,8%

(qtq)) menjadi Rp495,2 miliar dan Rp83,0 juta (0,1% (qtq)) menjadi Rp84,9 miliar.

Sebaliknya, jumlah penyaluran kredit mengalami penurunan sebesar Rp247,0

juta (2,0% (qtq)) menjadi Rp524,4 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh

penurunan kredit konsumsi sebesar Rp9,0 miliar (3,8% (qtq)) menjadi Rp228,0 miliar.

Sedangkan kredit modal kerja dan kredit investasi mengalami peningkatan sebesar

Rp8,7 miliar (4,8% (qtq)) menjadi Rp189,2 miliar dan Rp116,0 juta (0,1% (qtq))

menjadi Rp107,1 miliar

Kualitas kredit BPR pada triwulan laporan menunjukkan penurunan yang

ditandai dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan (NPL) dari 12,2%

menjadi 14,5% atau semakin jauh melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5%,

sehingga memerlukan perhatian khusus. Kenaikan NPL tersebut terjadi di semua jenis

penggunaan kredit dengan didominasi kredit konsumsi, lalu diikuti modal kerja dan

investasi. Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dan penyumbang NPL terbesar

adalah sektor bukan lapangan usaha diikuti sektor pertanian, peternakan, kehutanan

dan perikanan serta sektor jasa-jasa. Kenaikan NPL tersebut disebabkan belum

pulihnya harga komoditi karet dan sawit seiring dengan belum membaiknya harga

internasional sehingga mempengaruhi kemampuan membayar debitur.

Kinerja BPR dalam menjalankan fungsi intermediasinya cukup baik, yang

tercermin dari LDR BPR yang berada pada level 80,46% sedikit meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya (79,40%).

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

68

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai

Bank Indonesia secara berkelanjutan mendukung Gerakan Nasional Non Tunai

(GNNT) yaitu optimalisasi penggunaan alat pembayaran non tunai seperti kartu ATM

debit, kartu kredit dan e-money. Dalam rangka mendukung GNNT, pada tahun 2015

ini Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi memberikan edukasi kepada

kalangan pendidik (guru dan kepala sekolah SD, SMP dan SMA) di 6 (enam)

kabupaten di kota/kabupaten Provinsi Jambi. Langkah awal sosialisasi melalui

kalangan pendidik tersebut dilakukan dengan harapan para pendidik dapat

mentransfer materi GNNT dengan baik dan efektif kepada masyarakat khususnya

para pelajar.

Pada periode triwulan I 2015, perlambatan ekonomi tercermin dari kebutuhan

pembayaran tunai dari sisi aliran kas keluar (cash outflow) yang mengalami

penurunan sementara aliran kas masuk (cash inflow) mengalami peningkatan.

Sementara itu perlambatan ekonomi juga tercermin dari kinerja pembayaran non

tunai sebagai berikut:

Nilai dan volume kliring turun sebesar 14,4% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya menjadi Rp2,2 triliun dan 9,8% (qtq) menjadi 62.245 (Tabel 3.9.).

Nilai RTGS dari, ke serta dari dan ke Jambi menurun masing-masing 16,4%,

21,3% dan 10,1%.

Tabel 3.8 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Nominal Persen

Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) 2,714,032 2,519,833 2,707,328 2,534,343 2,571,965 2,202,247 (369,718) (14.4)

Volume Kliring (lembar warkat) 70,456 68,552 74,520 70,240 69,012 62,245 (6,767) (9.8)

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 810,929 880,393 976,622 1,948,349 921,379 1,445,865 524,486 56.9

Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 2,836,373 1,734,894 1,861,714 2,788,527 2,309,258 1,285,175 (1,024,083) (44.3)

Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (2,025,444) (854,501) (885,091) (840,178) (1,387,878) 160,690 1,548,569 (111.6)

RTGS dari Jambi (miliar Rp) 22,181 19,684 26,992 38,703 40,778 34,079 (6,699) (16.4)

RTGS ke Jambi (miliar Rp) 33,327 22,514 40,455 53,698 49,646 39,055 (10,591) (21.3)

RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 6,521 5,072 11,033 12,937 4,833 4,347 (487) (10.1)

Cek dan BG Kosong

Lembar 1,635 1,472 1,974 1,847 1,783 1,529 (254) (14.2)

Nominal (juta Rp) 63,174 56,789 83,457 71,186 99,967 52,135 (47,832) (47.8)

UraianPertumbuhan (qtq)2013 2014 2015

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

69

D.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi

Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan,

untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp1,2 triliun, turun 44,3% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya (grafik 3.7.) Sementara aliran kas masuk (cash

inflow) sebesar Rp1,4 triliun, naik signifikan 56,9% (qtq). Pada triwulan laporan,

Jambi mengalami net inflow sebesar Rp160,6 miliar setelah pada triwulan

sebelumnya net outflow sebesar 1,3 triliun. Net inflow tersebut pertama kali terjadi

sejak tahun 2012. Hal tersebut menunjukkan uang kartal yang masuk ke Bank

Indonesia dari perbankan (inflow) lebih besar dibandingkan dengan jumlah aliran

uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (outflow) sejalan dengan

perlambatan ekonomi yang terjadi.

Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi

D.2.Penyediaan Uang Layak Edar

Sebagai salah satu upaya terpenuhinya kebutuhan uang layak edar bagi

masyarakat, secara rutin Bank Indonesia Provinsi Jambi melayani penukaran uang

tidak layak edar dengan uang layak edar melalui layanan kas dalam kantor dan kas

keliling ke daerah terpencil yang akses perbankannya terbatas. Selain itu, secara

(1,500,000)

(1,000,000)

(500,000)

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2014 2015

Rp (juta)

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp)

Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp)

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

70

berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melaksanakan pemusnahan

uang yang tidak layar edar (UTLE). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelayakan

uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemusnahan UTLE di

Provinsi Jambi sebesar Rp778,4 miliar, atau mencapai 53,8% dari total inflow Provinsi

Jambi dan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (45,3%).

Dalam rangka mengendalikan jumlah uang yang tidak layak edar yang

dimusnahkan, Bank Indonesia terus melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat

mengenai pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang melalui pamflet dan

edukasi perbankan sehingga diharapkan usia uang dapat lebih panjang dan volume

UTLE dapat dikendalikan sehingga dapat mengurangi biaya percetakan uang baru.

D.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan

Pada triwulan laporan ditemukan uang yang tidak sesuai dengan ciri ciri

keaslian uang rupiah yang mencapai 176 lembar yang beredar di wilayah kerja Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi atau menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya sebanyak 206 lembar. Dalam rangka mengantisipasi peredaran uang

palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara

berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan

masyarakat.

D.4.Perkembangan Kliring Lokal

Perlambatan ekonomi juga tercermin dari kinerja pembayaran non tunai. Lalu

lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat

sebesar Rp2,20 triliun, menurun (14,4% (qtq)) dibandingkan triwulan sebelumnya

(Rp 2,57 triliun) (Grafik 3.8.). Demikian juga halnya volume kliring mengalami

penurunan sebesar 9,8% (qtq), yaitu dari 69.012 lembar warkat menjadi 62.245

lembar warkat.

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

71

Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring

Seiring dengan penurunan aktivitas pembayaran non tunai melalui kliring,

nilai cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga mengalami penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp99,9 miliar menjadi Rp52,1 miliar dan

dari sisi jumlah lembar menurun dari 1.783 lembar menjadi 1.529 lembar.

D.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)11

Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dari sisi

nominal secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) menurun sebesar Rp17,7 triliun

(18,7% (qtq)) menjadi Rp77,4 triliun dan volume transaksi menurun tajam sebesar

18.057 transaksi (40,4% (qtq)) dari 44.672 transaksi menjadi 26.615 transaksi.

Penurunan nominal RTGS tersebut seiring perlambatan perekonomian Provinsi Jambi

triwulan I 2015 dan penurunan volume transaksi RTGS yang signifikan juga terkait

dengan berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia No.16/18/DPSP tanggal 28

November 2014 yang salah satunya mengatur mengenai pembatasan nilai nominal

transaksi melalui BI-RTGS (berlaku mulai 15 Desember 2014).

11

Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secara seketika (real time).

40,000

60,000

80,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

2,000,000

2,200,000

2,400,000

2,600,000

2,800,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2014 2015

Perkembangan Transaksi Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat)

Page 88: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2015

72

Sementara itu, secara tahunan nominal RTGS meningkat sebesar Rp30,2

triliun (63,9%) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu dari Rp47,2 triliun

menjadi Rp77,4 triliun (Tabel 3.10.). Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi

merupakan yang terbesar dan mencapai Rp39,0 triliun, diikuti oleh transfer ke luar

Jambi Rp34,0 triliun dan transfer di dalam Provinsi Jambi Rp4,3 triliun. Aliran RTGS

menunjukkan bahwa uang masuk ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar.

Tabel 3.9 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)

Nilai Nilai Nilai Nilai

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Tw 1 - 11 12,383 16,923 23,289 19,391 2,756 5,487 38,428 41,801

Tw 2 - 11 11,499 17,064 19,826 19,311 2,768 5,570 34,093 41,945

Tw 3 - 11 14,353 18,840 22,515 20,637 3,291 6,009 40,159 45,486

Tw 4 - 11 14,986 21,865 23,761 21,639 3,723 6,665 42,470 50,169

Tw 1 - 12 10,339 16,644 51,804 17,758 2,653 4,966 64,796 39,368

Tw 2 - 12 15,139 19,391 54,010 19,519 3,543 5,720 72,692 44,630

Tw 3 - 12 15,677 19,313 29,104 19,344 3,350 5,662 48,131 44,319

Tw 4 - 12 18,270 21,580 29,431 20,622 4,702 6,449 52,403 48,651

Tw 1 - 13 15,535 16,648 22,244 17,183 4,032 4,973 41,811 38,804

Tw 2 - 13 19,666 18,860 22,658 18,685 4,695 5,773 47,019 43,318

Tw 3 - 13 20,189 18,663 26,876 17,988 7,422 5,691 54,487 42,342

Tw 4 - 13 22,181 22,643 33,327 21,351 6,521 6,711 62,029 50,705

Tw 1 - 14 19,684 19,031 22,514 22,854 5,072 5,347 47,269 47,232

Tw 2 - 14 26,992 17,544 40,455 18,347 11,033 5,322 78,480 41,213

Tw 3 - 14 38,703 18,758 53,698 17,401 12,937 5,595 105,337 41,754

Tw 4 - 14 40,778 20,307 49,646 18,365 4,833 6,000 95,257 44,672

Tw 1 - 15 34,079 11,300 39,055 11,549 4,347 3,766 77,481 26,615

Periode

TOTAL

Volume

Dari Provinsi Jambi Ke Provinsi Jambi

Volume Volume

Dari dan Ke Provinsi

Jambi

Volume

Page 89: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

73

BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan I 2015

mencapai Rp522,6 miliar (terealisasi sebesar 15,9% dari APBD 2015), meningkat

51,9% bila dibandingkan triwulan I 2014. Sementara itu, realisasi belanja pada

triwulan I 2015 mencapai Rp420,29 miliar (terealisasi 12,0%). Realisasi belanja

tersebut meningkat lebih dari delapan kali lipat jika dibandingkan realisasi belanja

triwulan I 2014 sebesar Rp45,9 miliar.

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp157,8 miliar (30,2%

dari total pendapatan), meningkat enam kali lipat dibandingkan realisasi PAD

triwulan I 2014. Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang

mencapai Rp127,2 miliar pada awal tahun 2015 (80,6% dari total PAD).

Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk

pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi

pada APBD 2015 hanya sebesar 22,7%, jauh lebih kecil dibandingkan share

belanja operasi yang mencapai 61,5%. Share belanja modal pada tahun ini pun

lebih kecil dibandingkan pada APBD-P 2014 dan 2013 ( 25,3% dan 31,5%).

A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan I Tahun 2015

Pada Triwulan I tahun 2015, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi

Jambi sebesar Rp522,6 miliar atau mencapai 15,9% dari target pendapatan

dalam APBD tahun 2015 (Rp3,3 triliun). Berdasarkan jenisnya, pendapatan

terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai

Rp364,8 miliar (69,8% dari total pendapatan). Adapun proporsi terbesar dalam

pendapatan transfer dari APBN tersebut dalam bentuk Dana Alokasi Umum

(DAU) yang mencapai Rp252,3 miliar (48,3% dari total pendapatan Pemerintah

Provinsi Jambi) (Tabel 4.1).

Page 90: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

74

Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui

pajak, retribusi, serta pengelolaan kekayaan daerah dan lainnya mencapai

Rp157,8 miliar (30,2% dari total pendapatan). Angka pendapatan tersebut

meningkat enam kali lipat dibandingkan realisasi PAD triwulan I 2014.

Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp127,2

miliar pada awal tahun 2015 (80,6% dari total PAD).

Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi s.d Triwulan I Tahun - 2015 (dalam miliar rupiah)

Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)

B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan I Tahun 2015

Pada triwulan I 2015, realisasi belanja Pemerintah Provinsi Jambi mencapai

Rp420,3 miliar atau mencapai 12,0% dari target belanja APBD 2015 (Rp3,5

triliun). Nilai realisasi tersebut meningkat Rp374,4 miliar atau lebih dari delapan

kali lipat dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan jenisnya,

realisasi belanja operasional masih menjadi yang terbesar, yaitu sebesar Rp254,1

miliar atau 60,4% dari total belanja triwulan I tahun 2015 (terealisasi sebesar

11,8% dari target dalam APBD 2015) (Tabel 4.2). Komponen belanja operasional

terbesar adalah untuk belanja hibah yang mencapai Rp111,9 miliar (terealisasi

44,0% dari target dalam APBD 2015) dan diikuti oleh belanja pegawai Rp107,3

miliar (terealisasi sebesar 15,4% dari target dalam APBD 2015).

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp.

Miliar)

Persen

PENDAPATAN 343.97 11.53 1,604.62 53.81 3,127.13 2,550.08 81.55 3,208.86 102.61 3,293.25 522.55 15.87

Pendapatan Asli Daerah 21.50 2.21 535.65 55.05 1,208.84 971.76 80.39 1,324.03 109.53 1,218.12 157.76 12.95

Pajak Daerah 0.00 0.00 386.90 47.86 1,021.87 721.20 70.58 1,010.56 98.89 1,019.76 127.20 12.47

Retribusi Daerah 1.28 7.81 5.56 33.91 15.66 10.12 64.67 14.59 93.18 18.14 2.28 12.57

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 0.23 0.56 30.36 75.89 43.20 33.91 78.50 33.91 78.50 50.02 0.23 0.46

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 20.00 18.48 112.84 104.24 128.12 206.52 161.20 264.97 206.82 130.20 28.05 21.54

Pendapatan Transfer 322.45 16.06 1,068.89 53.23 1,917.29 1,578.14 82.31 1,883.45 98.23 2,074.12 364.79 17.59

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 237.08 14.53 802.21 49.17 1,556.19 1,215.90 78.13 1,514.52 97.32 1,713.01 252.29 14.73

Dana Bagi Hasil Pajak 0.00 0.00 80.14 33.52 179.30 122.59 68.37 194.97 108.74 251.04 - 0.00

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 0.00 0.00 154.07 39.04 379.20 266.01 70.15 321.85 84.88 414.40 - 0.00

Dana Alokasi Umum 237.08 25.00 553.20 58.33 948.34 790.28 83.33 948.34 100.00 995.75 252.29 25.34

Dana Alokasi Khusus 0.00 0.00 14.81 30.00 49.36 37.02 75.00 49.36 100.00 51.82 - 0.00

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 85.36 22.67 266.68 70.84 361.11 362.24 100.31 368.93 102.17 361.11 112.50 31.15

Dana Penyesuaian 85.36 22.67 266.68 70.84 361.11 362.24 100.31 368.93 102.17 361.11 112.50 31.15

Lain-lain Pendapatan yang Sah 0.02 1.85 0.08 8.28 1.00 0.18 18.32 1.37 137.44 1.00 - - Pendapatan Hibah 0.02 1.85 0.08 8.28 1.00 0.18 18.32 1.37 137.44 1.00 - 0.00

APBD 2015URAIAN

S.D TRW I-2015S.D TRW I-2014 S.D TRW II-2014 S.D TRW III-2014

APBD-P 2014

S.D TRW IV-2014

Page 91: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan

Pemerintah Dareah

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

75

Sementara itu, realisasi belanja modal yang bertujuan untuk

pembangunan infrastruktur terealisasi sebesar Rp69,4 miliar (mencapai 8,7% dari

target belanja modal APBD 2015). Sesuai siklusnya, realisasi belanja modal dalam

APBD Provinsi Jambi pada triwulan I 2015 umumnya masih dalam prosentase

kecil yang disebabkan masih berlangsungnya perencanaan maupun pengadaan

kegiatan pembangunan sehingga pembayaran belum dapat dilakukan pada

triwulan I 2015. Alokasi belanja modal dalam APBD 2015 hanya sebesar 22,7%,

lebih rendah dibandingkan APBD-P 2014 (25,3%) bahkan lebih rendah

dibandingkan alokasi belanja modal pada APBD-P 2013 yang mencapai 31,5%.

Nilai realisasi belanja modal terbesar adalah belanja jalan, irigasi dan

jaringan dengan total Rp64,9 miliar (terealisasi 11,9% dari target dalam APBD

2015). Belanja ini digunakan untuk membangun infrastruktur yang paling

berdampak pada kehidupan masyarakat Provinsi Jambi. Secara tahunan, nilai

realisasi belanja modal meningkat hampir tujuh kali lipat dibandingkan realisasi

belanja jalan, irigasi dan jaringan pada triwulan I 2014. Hal tersebut menunjukkan

komitmen Pemerintah Provinsi Jambi dalam mendorong percepatan

pembangungan infrastruktur. Infrastruktur yang dibangun beserta sarana dan

prasarananya tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi yang

lebih tinggi di tahun 2015.

Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi S.d Triwulan I Tahun -2015 (dalam miliar rupiah)

Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp. Miliar) Persen

Nominal

(Rp.

Miliar)

Persen

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

BELANJA 45.87 1.40 920.98 28.20 3,641.24 1,759.54 48.32 3,212.01 88.21 3,514.24 420.29 11.96

Belanja Operasi 36.15 1.69 611.53 28.53 2,198.58 1,106.32 50.32 1,926.78 87.64 2,161.50 254.07 11.75

Belanja Pegawai 30.81 4.54 223.29 32.89 657.66 392.15 59.63 570.35 86.72 694.43 107.32 15.45

Belanja Barang 5.33 0.61 163.26 18.75 946.67 389.24 41.12 812.87 85.87 833.89 34.83 4.18

Belanja Subsidi - - - - - - - - - - - 0.00

Belanja Hibah - - 169.78 41.86 413.68 262.54 63.46 385.13 93.10 491.45 111.92 22.77

Belanja Bantuan Sosial - - - - 25.50 - 0.00 19.87 77.91 141.73 - 0.00

Belanja Bantuan Keuangan - - 55.20 36.14 155.07 62.40 40.24 138.55 89.35 - - 0.00

Belanja Modal 9.72 1.12 191.57 22.03 919.30 445.79 48.49 821.02 89.31 798.65 69.37 8.69

Belanja Tanah - - 0.01 0.02 43.58 8.38 19.22 15.18 34.83 17.68 - 0.00

Belanja Peralatan dan Mesin 0.32 0.23 16.16 11.54 146.56 40.73 27.79 129.52 88.38 78.72 3.53 4.48

Belanja Bangunan dan Gedung 0.10 0.07 8.73 5.90 134.34 42.73 31.81 127.23 94.70 151.98 0.89 0.59

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 9.30 1.74 165.85 31.11 591.14 353.08 59.73 547.08 92.55 547.13 64.93 11.87

Belanja Aset Tetap Lainnya - - 0.54 12.96 2.60 0.35 13.28 0.98 37.86 2.06 0.02 0.97

Belanja Aset Lainnya - 0.27 35.17 1.08 0.53 48.83 1.02 95.07 1.08 - 0.00

Belanja Tak Terduga 0.00 0.00 0.18 9.00 2.00 0.18 9.00 1.86 93.03 3.50 - -

Belanja Tak Terduga - - 0.18 9.00 2.00 0.18 9.00 1.86 93.03 3.50 - 0.00#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Transfer 0.00 0.00 117.70 47.08 521.36 207.25 39.75 462.36 88.68 550.59 96.85 17.59

Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa - - 117.70 47.08 521.36 207.25 39.75 462.36 88.68 550.59 96.85 17.59Bagi Hasil Pajak - - 117.70 47.08 521.36 207.25 39.75 462.36 88.68 550.59 96.85 17.59

APBD 2015URAIAN

S.D TRW I-2015S.D TRW I-2014 S.D TRW II-2014 S.D TRW III-2014

APBD-P 2014

S.D TRW IV-2014

Page 92: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

76

C. Keuangan Pemerintah Daerah

Jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi pada triwulan I

2015 meningkat 41,5% dibandingkan triwulan I 2014 menjadi Rp3,5 triliun

seiring dengan masih minimnya komponen belanja pada Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2015 (Grafik 4.4).

Peningkatan simpanan terbesar disebabkan oleh naiknya simpanan giro

dari Rp1,4 triliun pada triwulan I 2014 menjadi Rp2,1 triliun pada triwulan

laporan atau naik sebesar 52,3%. Adapun simpanan deposito mengalami

penurunan dari Rp1,5 triliun pada triwulan yang sama tahun lalu menjadi Rp1,4

triliun pada triwulan laporan atau turun sebesar 10,7%.

Grafik 4.1. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia

3.82 4.23

3.95

1.70

2.97

4.15 3.89

1.37

3.54

0

1

2

3

4

5

Tw I-13 Tw II-13 Tw III-13 TW IV-13

Tw I-14 Tw II-14 Tw III-14 Tw IV-14 Tw I-15

(Rp triliun)

Giro Deposito Tabungan

Page 93: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

77

BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Pada bulan Februari 2015, jumlah angkatan kerja di Jambi mengalami

peningkatan 122,1 ribu orang menjadi 1,69 juta orang dibandingkan Februari

2014 (1,57 juta orang) sehingga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di

Provinsi Jambi pada bulan Februari 2015 adalah 69,92% atau meningkat

dibandingkan Februari tahun lalu (66,51%). Selanjutnya jumlah pekerja di Jambi

juga mengalami peningkatan yaitu dari 1,53 juta orang di Februari 2014 menjadi

1,65 juta orang. Namun demikian, jumlah pengangguran juga menunjukkan

peningkatan menjadi 46,2 ribu orang dibandingkan Februari 2014 (39,3 ribu)

sehingga tingkat pengangguran terbuka naik menjadi 2,73% dari 2,50%.

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan jika

dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 95,81 dari 95,06 pada triwulan

lalu yang disebabkan meningkatnya panen raya petani tanaman pangan padi di

Provinsi Jambi kecuali Kota Jambi.

A. Ketenagakerjaan Daerah

Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat

Statistik Provinsi Jambi, angkatan kerja pada Februari 2015 adalah 1,69 juta

orang atau bertambah 122,1 ribu orang dibandingkan Februari 2014 sehingga

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jambi pada bulan Februari

2015 adalah 69,92% atau meningkat dibandingkan Februari tahun lalu

(66,51%). Peningkatan 122,1 ribu orang angkatan kerja tersebut sebanyak 115,1

ribu orang (94,3%) dapat diserap oleh dunia kerja dan sisanya 6,9 ribu orang

(5,7%) belum diserap dunia kerja.

Penyerapan angkatan kerja diatas menyebabkan jumlah pekerja di Jambi

meningkat sebesar 7,52% menjadi 1,65 juta orang dan yang belum terserap

Page 94: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I 2015

78

membuat pengangguran Provinsi Jambi pada bulan laporan menjadi 46,2 ribu

orang, lebih tinggi dari bulan Februari 2014 yang sebanyak 39,3 ribu orang.

Tingkat pengangguran pun meningkat dari 2,50% pada Februari 2014 menjadi

2,73% seiring dengan pelemahan ekonomi triwulan I 2015. Hal tersebut juga

sejalan dengan hasil liaison yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jambi bahwa sebagian besar responden menyatakan tingkat tenaga

kerja pada triwulan I 2015 cenderung tetap dibandingkan dengan tenaga kerja

pada tahun sebelumnya namun demikian sebagian lainnya menyatakan bahwa

terdapat penurunan yang disebabkan pengunduran diri dan pensiun karyawan.

Fenomena kenaikan tingkat pengangguran tersebut juga patut diwaspadai

mengingat dunia usaha merencanakan berinvestasi pada mesin untuk secara

perlahan menggantikan tenaga manusia demi mengejar efisiensi.

Tabel 5.1. Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja (ribu orang)

Selain itu meningkatnya tingkat pengangguran tersebut juga karena

lapangan kerja yang tersedia tidak cukup menampung penduduk yang masuk

angkatan kerja. Selama triwulan I 2015 belum terdapat pembukaan penerimaan

CPNS sementara banyak penduduk yang masuk angkatan kerja berminat

melamar CPNS.

Sementara itu jumlah pekerja penuh mengalami kenaikan menjadi 932,6

ribu orang dari 840,5 ribu orang (Februari 2014) dan pekerja tidak penuh juga

2015

FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI

1 Angkatan Kerja 1,602.53 1,466.96 1,570.3 1,570.8 1,692.4

- Bekerja 1,556.7 1,397.2 1,531.1 1,491.0 1,646.2

- Penganggur 45.8 69.8 39.3 79.8 46.2

2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69.09 62.68 66.51 65.59 69.92

3 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 2.86 4.76 2.50 5.08 2.73

4 Pekerja penuh 754.0 698.6 840.5 812.6 932.6

5 Pekerja tidak penuh 802.7 698.6 690.6 678.4 713.6

Setengah penganggur 187.4 125.3 164.3 143.6 191.5

Paruh waktu 615.4 573.3 526.3 534.8 522.1

Sumber: BPS Provinsi Jambi

2013KEGIATAN UTAMA

2014

Page 95: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

79

meningkat menjadi 713,6 ribu orang dari 690,6 ribu orang seiring dengan

peningkatan pekerja setengah penganggur12.

Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, penyerapan tenaga kerja di Jambi

didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 821,1 ribu orang (49,88%)

seiring dengan bergeraknya sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai

sumber utama pertumbuhan perekonomian Jambi.

Sektor perdagangan menyerap tenaga kerja sebesar 276,5 ribu orang

(16,80%) sejalan dengan pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran;

reparasi mobil dan sepeda motor pada triwulan I 2015 yang mampu tumbuh

1,5% (qtq) atau 14,1% (yoy) dan memberikan kontribusi pertumbuhan 1,2%

atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan I 2015 sebesar 5,9% (yoy).

Walaupun perdagangan merupakan salah satu lapangan pekerjaan utama

terbesar, namun dibandingkan Februari 2014 sektor tersebut mengalami

penurunan pekerja yang disebabkan pada posisi Februari 2014 terjadi perubahan

cuaca yang mempengaruhi panen pangan sehingga pekerja sektor pertanian

berimigrasi ke sektor perdagangan

Selanjutnya distribusi terbesar ketiga adalah sektor jasa kemasyarakatan

yang mencapai 250,5 ribu orang (15,22%).

Meningkatnya jumlah pekerja di bulan laporan disebabkan oleh

meningkatnya jumlah pekerja sektor lapangan pekerjaan yang didominasi sektor

pertanian seiring panen raya tanaman pangan padi yang membutuhkan banyak

tenaga kerja, lalu diikuti lapangan pekerjaan industri dan konstruksi yang

disebabkan pemberian kredit terhadap kedua sektor tersebut cenderung

membaik dibandingkan triwulan I tahun sebelumnya dan sedang berjalannya

beberapa pembangunan proyek yang bersifat jangka panjang seperti hotel,

jembatan dan infrastruktur lainnya. Sementara itu sektor perdagangan,

keuangan dan jasa kemasyarakatan menurun disebabkan tertahannya mobilitas

sektor tersebut seiring dengan perlambatan ekonomi.

12

Pekerja Tidak Penuh adalah pekerja yang jumlah jam kerjanya dalam seminggu kurang dari 35 jam

Page 96: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I 2015

80

Tabel 5.2. Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama (ribu orang)

Berdasarkan status pekerjaan utama, sebagian besar pekerja bekerja

sebagai buruh/karyawan yaitu sebanyak 662,7 ribu orang dengan pangsa

40,26%, berusaha sendiri sebanyak 329,3 ribu orang (20,00%) dan pekerja

keluarga/tak dibayar sebanyak 253,7 ribu orang (15,41%). Meningkatnya jumlah

pekerja di bulan laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya pekerja

dengan status buruh/karyawan, pekerja bebas di non pertanian dan pekerja

pekerja bebas di pertanian.

Penyerapan tenaga kerja formal (berusaha dibantu buruh tetap dan

buruh/karyawan) mengalami sedikit peningkatan seiring dengan peningkatan

pekerja pada lapangan pekerjaan industri sedangkan sektor informal stabil

meskupun sedikit menurun dari 914,3 ribu orang (Februari 2014) menjadi 913,7

ribu orang seiring dengan menurunnya pekerja pada lapangan pekerjaan

perdagangan.

2015

FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI

1 Pertanian 846.9 735.8 755.6 736.2 821.1

2 Industri 52.7 52.5 44.0 52.5 90.1

3 Konstruksi 62.8 60.7 54.3 61.8 82.1

4 Perdagangan 251.2 233.5 287.2 251.8 276.5

5 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 49.9 52.8 54.5 55.5 55.1

6 Keuangan 25.0 21.9 37.3 25.4 19.2

7 Jasa Kemasyarakatan 242.6 212.2 272.5 269.6 250.5

8 Lainnya ***) 25.5 27.8 25.6 38.2 51.6

TOTAL 1,556.7 1,397.2 1,531.0 1,491.0 1,646.2

Sumber: BPS Provinsi Jambi

***) Lapangan pekerjaan utama/sektor lainnya terdiri dari: sektor pertambangan, listrik, gas dan air

2013Lapangan Pekerjaaan Utama

2014

Page 97: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

81

Tabel 5.3. Pekerja Berdasarkan Status Pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam ribuan)

B. Kesejahteraan

Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan,

antara lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada

bulan Maret 2015, NTP sebesar 95,81 atau naik 75 bps dibandingkan Desember

2014.13 Hal tersebut disebabkan oleh indeks yang diterima petani dan indeks

yang dibayar petani sama sama mengalami penurunan namun penurunan indeks

yang dibayar lebih besar (2,27%) dibandingkan indeks yang diterima (1,51%).

Secara keseluruhan semua sub sektor mengalami penurunan indeks yang

diterima dan dibayar petani namun pada sub sektor tanaman pangan dan

peternakan terjadi kenaikan indeks diterima.

Nilai tukar petani sub sektor tanaman pangan berupa padi dan palawija

mengalami sedikit kenaikan menjadi 101,72 dari triwulan sebelumnya 94,71

disebabkan indeks yang dibayar petani mengalami penurunan 2,27% sementara

indeks diterima petani meningkat 4,41%. Namun indeks diterima petani

13

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

2015

FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI

A Pekerja Formal

1 Berusaha dibantu buruh tetap 72.6 62.1 75.1 61.9 69.8

2 Buruh/karyawan 541.6 511.1 541.7 496.3 662.7

Total Pekerja Formal 614.3 573.3 616.8 558.2 732.5

B Pekerja Informal

1 Berusaha Sendiri 283.7 335.1 338.3 319.9 329.3

2 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 241.0 206.4 241.3 263.2 231.5

3 Pekerja bebas di pertanian 76.3 56.5 53.9 53.7 61.8

4 Pekerja bebas di non pertanian 48.3 36.5 24.3 45.6 37.3

5 Pekerja keluarga /tak dibayar 293.2 189.5 256.4 250.5 253.7

Total Pekerja Informal 942.5 824.0 914.2 932.9 913.6

TOTAL 1,556.7 1,397.2 1,531.0 1,491.1 1,646.1

Sumber: BPS Provinsi Jambi

2013 2014Lapangan Pekerjaaan Utama

Page 98: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I 2015

82

tanaman pangan tersebut hanya indeks petani padi yang mengalami

peningkatan sedangkan petani palawija sedikit menurun disebabkan beberapa

komponen palawija seperti tempe, wortel dan ketimun mengalami deflasi pada

Maret 2015. Padi mengalami kenaikan indeks disebabkan bulan Januari sd

Maret 2015 terdapat panen beras atas penanaman padi September sd

Desember 2014 di seluruh kabupaten/kota kecuali Kota Jambi sehingga NTP

tanaman pangan padi mengalami kenaikan.

Nilai tukar petani hortikultura mengalami penurunan dari sebelumnya

94,11 menjadi 92,76 yang disebabkan menurunnya indeks diterima petani

hortikultura sayur sayuran dan tanaman obat. Penurunan tersebut didominasi

penurunan harga cabai merah yang selama triwulan I 2015 menjadi komponen

utama deflasi. Harga rata rata yang pada Desember 2014 sebesar

Rp64.000,00/kg turun tajam menjadi Rp16.633,00/kg. Penurunan harga cabai

merah tersebut disebabkan persediaan yang melimpah yang masuk dari luar

Provinsi Jambi.

Nilai tukar petani tanaman perkebunan rakyat menurun menjadi 92,91

dari sebelumnya 94,31. NTP tersebut adalah NTP tanaman perkebunan rakyat

terendah sejak Desember 2013 seiring belum membaiknya harga karet selama

triwulan I 2015 dimana rata rata harga bokar 2013 berkisar Rp22.456,74/kg,

tahun 2014 Rp17.558,67/kg dan triwulan I 2015 hanya sebesar Rp14.874,00/kg.

Sementara itu harga TBS triwulan I 2015 berada pada kisaran harga rata rata

Rp1.723,64/kg belum membaik sebagaimana rata rata harga 2014 yang

mencapai Rp1.808,49/kg seriring dengan belum membaiknya harga

internasional dibandingkan tahun sebelumnya.

Nilai tukar petani peternakan mengalami kenaikan menjadi 100,31 dari

triwulan sebelumnya 98,10. Kenaikan NTP tersebut didominasi kenaikan indeks

diterima petani ternak besar dan ternak kecil. Meskipun pada saat triwulan

laporan harga sapi stabil dan daging ayam mengalami deflasi yang

mengindikasikan bahwa kenaikan indeks diterima tersebut disebabkan

pedagang mengambil margin yang lebih kecil dari peternak.

Page 99: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

83

Nilai tukar perikanan pada triwulan laporan mengalami peningkatan

menjadi 100,56 setelah sebelumnya per Desember 2014 berada pada 99,50.

Kenaikan nilai tukar perikanan tersebut disebabkan indeks harga yang diterima

nelayan dan pembudidaya ikan mengalami penurunan yang lebih kecil (0,66%

(qtq)) dibandingkan indeksi harga yang dibayar nelayan dan pembudidaya ikan

(1,72% (qtq)).

Sementara itu secara per sub sektor, nilai tukar perikanan tangkap dan

perikanan budidaya sama sama mengalami peningkatan . Nilai tukar perikanan

tangkap mengalami kenaikan dari 101,09 menjadi 102,86 (1,75%) sementara

nilai tukar perikanan budidaya mengalami kenaikan dari 97,72 menjadi 98,04

(0,33%). Indeks harga yang diterima dan dibayar nelayan (perikanan tangkap)

dan perikanan budidaya sama sama mengalami penurunan namun penurunan

indeks dibayar lebih besar dibandingkan indeks diterima sehingga nilai tukar

perikanan tangkap dan budidaya mengalami kenaikan. Penurunan nilai diterima

dan dibayar tersebut disebabkan frekuensi nelayan melaut berkurang seiring

dengan gelombang tinggi dan keluarnya Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan No.1 dan 2 tahun 2015 yang mengatur alat tangkap nelayan yang

mempengaruhi hasil tangkapan dan biaya produksi nelayan. Demikian juga

halnya dengan perikanan budidaya, penurunan indeks diterima dan dibayar

disebabkan curah hujan yang tinggi selama triwulan I 2015 mempengaruhi hasil

tangkapan ikan mengingat perikanan budidaya di Provinsi Jambi sebagian besar

adalah tadah hujan.

Page 100: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I 2015

84

Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2012=100)

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog

Divre Jambi) untuk mensukseskan program pemerintah dalam hal

penanggulangan kemiskinan yaitu secara rutin membagikan beras miskin (raskin)

kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin

mencapai sebesar 4.154 ton, meningkat 58,76% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya (2.616 ton) (grafik 5.1). Penyaluran raskin tahun 2015 baru terealisasi

sejak Februari 2015 yang disebabkan pada awal tahun masing-masing

pemerintah daerah kota/kabupaten masih menyusun juknis penyaluran raskin

tahun 2015.

Des Maret Juni Agustus September Desember Jan Feb Maret

1

a Indeks Diterima Petani 105.74 110.05 108.28 108.91 108.65 114.47 117.21 117.98 119.52 4.41

b Indeks Dibayar Petani 111.08 112.10 112.26 114.30 115.01 120.87 119.68 117.59 117.50 -2.79

Nilai Tukar Petani (NTP-P) 95.19 98.18 96.45 95.29 94.47 94.71 97.93 100.33 101.72 7.40

2

a Indeks Diterima Petani 105.74 105.28 103.89 106.99 108.44 113.11 110.93 109.59 108.73 -3.87

b Indeks Dibayar Petani 111.08 111.52 111.97 113.56 114.20 120.18 119.01 117.24 117.21 -2.47

Nilai Tukar Petani (NTP-H) 95.19 94.40 92.78 94.21 94.96 94.11 93.21 93.48 92.76 -1.43

3

a Indeks Diterima Petani 108.63 111.23 110.08 111.26 109.78 113.29 112.01 110.73 109.04 -3.75

b Indeks Dibayar Petani 110.58 111.87 112.08 113.89 114.52 121.10 118.97 117.35 117.36 -3.09

Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 98.24 99.43 98.22 97.69 95.86 94.31 94.15 94.36 92.91 -1.48

4

a Indeks Diterima Petani 105.89 106.66 108.60 109.92 110.72 112.92 113.65 113.72 113.86 0.83

b Indeks Dibayar Petani 108.64 109.47 109.84 110.84 111.30 115.11 114.25 113.36 113.51 -1.39

Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 97.47 97.43 98.87 99.17 99.48 98.10 99.47 100.31 100.31 2.25

5

a Indeks Diterima Petani 107.25 110.75 113.12 116.00 115.85 118.18 117.88 117.25 117.40 -0.66

b Indeks Dibayar Petani 109.49 108.59 111.10 112.46 112.90 118.78 117.87 116.62 116.74 -1.72

Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 97.95 100.10 101.82 103.15 102.62 99.50 100.01 100.54 100.56 1.07

a INDEKS YANG DITERIMA (It) 107.26 109.42 108.70 110.14 109.70 113.57 113.21 112.52 111.86 -1.51

b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 110.33 111.46 111.73 113.41 114.03 119.47 118.36 116.75 116.76 -2.27

c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 97.21 98.17 97.29 97.12 96.21 95.06 95.65 96.38 95.81 0.79

KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK

2013 20152014

Perikanan

PERUBAHAN (%)

( Des 2014 ke Maret 2015)

PROVINSI JAMBI

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

Hortikultura

Tanaman Pangan

Tanaman Perkebunan Rakyat

Peternakan

Page 101: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

85

Grafik 5.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi

Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)

6.1

3.3

7.8

12.4

4.2

9.3

10.8

12.5

8.1

9.88.7

2.6

4.2

(100.00)

(50.00)

-

50.00

100.00

150.00

-

2

4

6

8

10

12

14

TW I TW II TW III TRWIV

TW I TW II TW III TRWIV

TW I TW II TW III TW IV TW I

2012 2013 2014 2015

Rib

u t

on

Pertumbuhan Raskin (%)

Page 102: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 103: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

87

BOKS. 2 BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MOTOR

PENGGERAK PEREKONOMIAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Boks.2

BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PEREKONOMIAN

Apa itu Bonus Demografi?

Sejak lebih dari tiga dasawarsa terakhir, Indonesia mulai mengalami proses perubahan

struktur demografi. Hal ini dapat dilihat dari hasil sensus penduduk tahun 2000.

Penduduk di bawah usia 15 tahun hampir tidak mengalami pertambahan, dari jumlah

sekitar 60 juta di tahun 1970-1980an menjadi sekitar 63-65 juta di tahun 2000.

Namun sebaliknya, penduduk usia produktif 15-64 tahun pada tahun 1970 yang

berjumlah sebanyak 63-65 juta telah berkembang menjadi lebih dari 133-135 juta,

atau mengalami kenaikan hingga dua kali lipat selama 30 tahun. Perubahan struktur

demografi ini utamanya terjadi atas keberhasilan penerapan program Keluarga

Berencana (KB) pada tahun 1970.

Kita dapat menganalisis perubahan struktur ini melalui metode pengukuran yang

dependency ratio), yaitu rasio yang menunjukkan

perbandingan antara kelompok usia produktif dan non produktif. Rasio ini

menggambarkan berapa banyak orang usia non produktif yang hidupnya harus

ditanggung oleh kelompok usia produktif. Berdasarkan hasil sensus penduduk

tersebut, beban ketergantungan telah turun secara tajam dari 85-90 persen di

tahun1970 hingga menjadi sekitar 54-55 persen di tahun 2000.

Fenomena tersebut juga terjadi di Provinsi Jambi, sebagaimana dapat dilihat pada hasil

sensus penduduk tahun 2010. Porsi penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun)

mencapai 66,6% dari jumlah total penduduk sebanyak 3,3 juta jiwa. Bahkan 36,1%

di antaranya merupakan pekerja usia muda (berusia 15-34 tahun) sebanyak 1,2 juta

jiwa.

5 - 9

15 - 19

25 - 29

35 - 39

45 - 49

55 - 59

65 - 69

75+

Grafik 1: Demografi Penduduk Provinsi Jambi 2013

Laki-laki Perempuan

51,0%

Sumber: BPS

49,0%

36,1%

Dependency Ratio: 50,2%

Page 104: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

88

BOKS. 2 BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MOTOR

PENGGERAK PEREKONOMIAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Transisi demografi ini lazim dikenal sebagai bonus demografi (demographic devident)

yang juga dimaknai secara ekonomi sebagai jendela kesempatan (window of

opportunity). Jambi saat ini sedang menikmati masa keemasan bonus demografi

dengan dependency ratio yg rendah sebesar 50,2%, bahkan termasuk cukup rendah

se-Indonesia. Fenomena yang hanya terjadi sekali dalam ratusan tahun ini diperkirakan

akan terus berlangsung hingga mencapai puncaknya pada tahun 2030, saat para

penduduk usia produktif ini menua dan beban ketergantungan kembali ke level 70-80

persen.

Gambar 1: Dependency Ratio di Indonesia

Apa Keuntungan Dari Bonus Demografi?

Idealnya, bonus demografi ini dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di masa kontraksi ekonomi saat ini.

Pertumbuhan perekonomian Jambi pada triwulan I 2015 mengalami perlambatan

yang cukup signifikan dan hanya tumbuh sebesar 5,9% (yoy), lebih rendah dari

pencapaian triwulan I 2014 yaitu 10,3% (yoy).

Sumber:Kominfo

Page 105: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

89

BOKS. 2 BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MOTOR

PENGGERAK PEREKONOMIAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Grafik 2: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi

Namun bonus demografi ini baru dapat memberikan keuntungan ekonomi bila

didukung oleh angkatan kerja yang berkualitas. Apabila kita melihat Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan ukuran harapan hidup, melek huruf,

pendidikan, dan standar hidup di daerah, maka kualitas tenaga kerja di Jambi belum

terlalu baik. Pada kurun 1996 hingga 2013, IPM Jambi belum bergerak dari urutan ke-

13 se-Indonesia dengan IPM 74,35 atau hanya sedikit lebih tinggi dari rata-rata

nasional sebesar 73,81. Angka ini masih kalah dibandingkan provinsi tetangga seperti

Sumatera Barat (75,01), Riau (77,25), Sumatera Selatan (74,36), dan Bengkulu

(74,41).

Tabel 1: Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Sumber: BPS

Bagaimana Dengan Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Jambi?

Indikasi penurunan tenaga kerja di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi dapat

dilihat dari data BPS per Februari 2015. BPS menyebutkan bahwa Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai angka 2,7% persen, meski mengalami

30.5 32.733.4 35.4

35.838.6 40.9

38.638.99.3

10.7

5.1

2.5

10.3

5.6 5.8 6.5

5.9

(6.0)

6.8

0.9 1.3

1.1

2.2 1.1

2.0

0.5

-8-6-4-2024681012

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15

Sumber: BPS (diolah)

%

Output Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Jambi (yoy) Pertumbuhan Jambi (qtq)

Page 106: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

90

BOKS. 2 BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MOTOR

PENGGERAK PEREKONOMIAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

penurunan dibanding TPT Agustus 2014 sebesar 5,1%, namun lebih tinggi

dibandingkan TPT Feb 2014 sebesar 2,5%. Selain itu, jumlah pengangguran pada

Februari 2015 mencapai 46,2 ribu orang, lebih besar dari periode yang sama satu

tahun sebelumnya sebesar 39,3 ribu orang. Kenaikan tingkat pengangguran tersebut

perlu diwaspadai mengingat dunia usaha merencanakan berinvestasi pada mesin

untuk secara perlahan menggantikan tenaga manusia demi mengejar efisiensi. Selain

itu, mayoritas angkatan kerja masih mengandalkan penerimaan CPNS sementara

posisi yang ditawarkan cukup terbatas.

Sumber: BPS (diolah)

Dalam struktur ketenagakerjaan Jambi, 732,5 ribu orang (45,5%) bekerja pada sektor

formal sementara sisanya 913,7 ribu orang (55,5%) bekerja pada sektor informal.

Besarnya angka pekerja informal tersebut didasarkan pada kualitas tenaga kerja Jambi

yang tidak berimbang. Sebagian masih didominasi pendidikan rendah yaitu SD dan

SMP. Akibatnya tenaga kerja yang masih dalam level mendasar tersebut mempunyai

kecenderungan dibayar murah sehingga kesejahteraan pun menurun.

Dengan semakin rendahnya kesejahteraan tenaga kerja maka akan semakin sulit bagi

perekonomian Jambi untuk mengandalkan penguatan permintaan domestik. Selain

itu, tidak ada porsi pendapatan yang disisihkan untuk tabungan/investasi sebagai

pemacu pertumbuhan ekonomi. Hasil financial literacy baseline survey yang dilakukan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi menunjukkan 47% rumah tangga

belum tersentuh perbankan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

-

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1.4

1.6

1.8

Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Juta

ora

ng

Grafik 3: Angkatan Kerja Provinsi Jambi Feb 2015

Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) LHS

Tingkat Penggangguran Terbuka (%) LHS

Page 107: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

91

BOKS. 2 BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MOTOR

PENGGERAK PEREKONOMIAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Apa Yang Dapat Dimanfaatkan Dari Bonus Demografi?

Selain peluang dari sisi produksi, bonus demografi juga merupakan pangsa ekonomi

besar bagi industri. Harus diakui bahwa konsumsi memiliki peran yang sangat penting

bagi pertumbuhan ekonomi Jambi dengan kontribusinya yang mencapai 45,1% dari

PDRB. Di tengah perlambatan perekonomian dunia dan Indonesia, terutama

disebabkan oleh pembalikan arus modal ke negara asal dan pelemahan harga

komoditas, pertumbuhan Jambi masih cukup terjaga berkat angka konsumsi

penduduk yang besar.

Grafik 4: Distribusi PDRB Menurut Kegunaan

Sumber: BPS (diolah)

Seiring ledakan penduduk usia produktif, proporsi kelas menengah di Indonesia

melonjak lebih dari dua kali lipat selama satu dekade terakhir. Bank Dunia mencatat

lonjakan rasio kelas menengah Indonesia dari sekitar 20 persen jumlah penduduk

pada tahun 2000 menjadi 56,5 persen pada tahun 2010. Kelas menengah menurut

Bank Dunia adalah warga dengan pendapatan per hari antara 2 sampai 20 dolar AS.

Dengan kriteria tersebut, jumlah mereka di Indonesia sekitar 134 juta berdasarkan

data Sensus Penduduk 2010.

Dalam kurun waktu itu pula, kontribusi dari pengeluaran bukan makanan oleh rumah

tangga menjadi lebih besar daripada kontribusi dari pengeluaran makanan oleh rumah

tangga. Hal ini mengkonfirmasi terjadinya transformasi perekonomian yang dipicu

oleh pola konsumsi kelas menengah Indonesia yang mengarah pada kebutuhan gaya

hidup (lifestyle) dan mewakili kelas sosial tertentu. Dengan demikian boleh dikatakan

bahwa fondasi terbentuknya kelas menengah tersebut masih sangat rentan, bahkan

berpotensi mendorong negara menuju apa yang disebut middle income trap.

Istilah tersebut untuk negara-

tidak mampu melakukan lompatan menjadi negara maju baru karena minimnya

investasi sumber daya manusia. Besarnya angka konsumsi tanpa diimbangi

produktivitas membuat potensi bonus demografi menjadi tak bermanfaat. Padahal

seharusnya bonus demografi adalah kelas menengah yang mandiri dan memiliki usaha

produktivitas sendiri sehingga mampu memacu ekonomi negaranya. Negara yang

Konsumsi Rumah

Tangga dan LNPRT, 45.1%

Konsumsi Pemerintah,

5,3%

Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto, 19,9%

Perubahan Inventori,

1,6%

Net Ekspor, 28,2%

Page 108: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

92

BOKS. 2 BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MOTOR

PENGGERAK PEREKONOMIAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

terindikasi terkena jebakan tersebut umumnya memiliki populasi besar dengan tingkat

konsumsi pangan dan non pangan yang hampir seimbang, namun perekonomian

bukan digerakkan oleh industri manufaktur melainkan dari hasil sumber daya alam

dan jasa. Industri di negara menengah menjadi berbiaya mahal sehingga tidak

kompetitif di bandingkan negara yang masih berpenghasilan rendah.

Apa Upaya Pemerintah Dalam Memanfaatkan Bonus Demografi?

Meskipun Indonesia sedang dan akan mengalami periode bonus demografi pada

tahun 2012 hingga 2035 mendatang, namun belum banyak yang menyadari akan hal

ini. Padahal, bonus yang dinikmati suatu negara akibat dari lebih besarnya jumlah

penduduk usia produktif dibandingkan dengan usia nonproduktif tersebut

menawarkan peluang sekaligus tantangan yang sangat besar. Jika momentum yang

langka ini berhasil dimanfaatkan dengan baik, maka keuntungan sosial-ekonomi yang

diperoleh akan luar biasa. Untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat maka perlu dilakukan upaya

sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kuantitas

dan kualitas pendidikan. Penduduk usia kerja harus dibekali dengan

pendidikan dan keterampilan untuk mendukung pertumbuhan. Hal ini

khususnya dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA) melalui peningkatan daya saing.

b. Menciptakan lapangan pekerjaan formal atau modern yang seluas-luasnya.

Kondisi angkatan kerja yang sebagian besar berpendidikan rendah ini

diperkirakan belum akan berubah secara berarti sampai 10 tahun ke depan.

Dengan demikian lapangan kerja yang akan diciptakan perlu

mempertimbangkan tingkat keterampilan pekerja yang tersedia, yaitu padat

karya, industri menengah dan kecil, serta berorientasi ekspor.

c. Menciptakan fleksibilitas pasar kerja dengan memperbaiki aturan main

ketenagakerjaan yang berkaitan dengan rekrutmen, outsourcing,

pengupahan, PHK, serta memperbaiki aturan main yang mengakibatkan

perlindungan yang berlebihan.

d. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan peningkatan investasi. Iklim

usaha yang kondusif memerlukan stabilitas ekonomi, politik dan keamanan,

kemudahan perizinan, birokrasi yang efisien, biaya produksi yang rendah,

kepastian hukum serta peningkatan ketersediaan infrastruktur.

e. Meningkatkan kesadaran menabung melalui peningkatan akses inklusi

keuangan. Potensi unbanked people yang sedemikian besar tersebut dapat

digarap oleh perbankan bekerja sama dengan lembaga yang memiliki basis

jaringan distribusi luas sampai ke pelosok seperti Kantor Pos Indonesia atau

dengan perusahaan yang memiliki basis infrastruktur teknologi informasi,

Page 109: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

93

BOKS. 2 BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MOTOR

PENGGERAK PEREKONOMIAN

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

seperti penyedia jaringan seluler. Tabungan ini selanjutnya diinvestasikan

untuk hal-hal yang produktif, bukan konsumtif.

f. Meningkatkan usia produktif melalui peningkatan teknologi dan layanan

kesehatan. Dengan berkurangnya jumlah penduduk di bawah usia 15

tahun maka anggaran yang diperuntukkan bagi kelompok penduduk

tersebut dapat dialihkan untuk melaksanakan pelatihan, pendidikan, dan

upaya pemeliharaan kesehatan remaja.

g. Meningkatkan partisipasi tenaga kerja perempuan. Pada keluarga dengan

jumlah anak yang sedikit, perempuan memiliki kesempatan untuk

memasuki pasar kerja dan menambah penghasilan keluarga.

h. Perlu persiapan menghadapi masalah-masalah yang timbul pasca

berakhirnya masa bonus demografi yang ditandai dengan peningkatan

jumlah lansia dan pembengkakan biaya untuk sistem jaminan sosial dan

pensiun.

Page 110: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 111: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

95

BAB VI

PROSPEK PEREKONOMIAN

Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan II 2015

diperkirakan relatif membaik pada kisaran 6,4% (yoy) dibandingkan triwulan I

2015 (5,9% (yoy)). Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan menjadi

kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Tren

kenaikan harga komoditas kelapa sawit menjadi faktor utama yang menaikkan

daya beli masyarakat. Selain itu, tingkat konsumsi diperkirakan akan meningkat

sejalan dengan masuknya bulan puasa dan liburan sekolah.

Realisasi beberapa proyek-proyek infrastruktur pemerintah Provinsi Jambi

juga akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan juga

akan didukung oleh meningkatnya investasi dan ekspor seiring dengan kenaikan

harga komoditas CPO dan minyak mentah serta kenaikan permintaan ekspor

karet

Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih akan

didominasi sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor

industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil

dan sepeda motor. Adapun sektor konstruksi yang mengalami kontraksi pada

triwulan laporan juga akan mengalami perbaikan pada triwulan II 2015 seiring

dengan pembangunan proyek infrastruktur.

Inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan lebih tinggi yaitu berada

pada kisaran 6,4%-6,9% (yoy) dari sebelumnya 4,88% (yoy) pada triwulan I

2015. Peningkatan laju inflasi ini utamanya dipengaruhi oleh kelompok

administered price dan volatile food.

Dari sisi administered price, keputusan Pemerintah untuk menaikkan harga

BBM bersubsidi per tanggal 28 Maret 2015, kenaikan harga jual LPG 12 Kg dan

kenaikan TTL untuk rumah tangga per 1 April 2015 akan menjadi penyumbang

utama kenaikan inflasi pada Triwulan II 2015.

Page 112: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

96

Sementara itu dari sisi volatile food, masuknya bulan puasa pada Juni

2015 diyakini akan meningkatkan permintaan komoditas pangan utama sehingga

apabila tidak didukung oleh pasokan barang yang cukup, maka dapat memicu

terjadinya inflasi yang tinggi. Akan tetapi, masuknya musim panen pada

beberapa komoditas pangan utama seperti beras serta mulai stabilnya pasokan

komoditas cabai merah dan bawang merah pada triwulan II 2015 diperkirakan

akan menurunkan tekanan inflasi pada sisi volatile food.

Selain itu, kebijakan pemerintah untuk melanjutkan program raskin pada

tahun 2015 diperkirakan juga berkontribusi pada penurunan tekanan inflasi pada

sisi volatile food. Disamping itu, prakiraan cuaca yang cukup baik bagi sektor

pertanian selama triwulan II 2015 dapat meningkatkan produksi dan pasokan

bahan makanan.

Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih tinggi

dari perkiraan antara lain: 1) anomali cuaca; 2) tekanan dari sektor eksternal

berupa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika serikat yang

berpotensi meningkatkan inflasi inti (core inflation); 3) ekspektasi inflasi yang

cenderung meningkat sejalan dengan kenaikan beberapa komoditas administered

price dan masuknya bulan puasa.

A. Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi pada triwulan II 2015 diperkirakan pada kisaran 2,8% (qtq), tumbuh relatif

lebih tinggi dibandingkan triwulan laporan (1,1% qtq). Sementara itu,

pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan

tumbuh pada kisaran 6,4%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan laporan yang

tumbuh 5,9%(yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015

diperkirakan berada pada kisaran 6,7%-7,2%.

Berdasarkan analisis sisi penggunaan, pengeluaran konsumsi rumah

tangga dan konsumsi pemerintah akan menjadi sumber utama perekonomian di

triwulan mendatang. Bulan puasa akan menjadi faktor pendorong konsumsi

Page 113: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

97

rumah tangga. Sejalan dengan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah

diperkirakan juga semakin meningkat seiring dengan realisasi beberapa proyek-

proyek infrastruktur pemerintah. Ekspor diperkirakan akan tumbuh meskipun

masih relatif terbatas seiring mulai membaiknya permintaan dan harga CPO

global. Kondisi membaiknya perekonomian negara lain seperti Amerika dan

Jepang akan membantu ekspor beberapa komoditas, terutama komoditas karet.

Namun demikian, masih relatif belum membaiknya harga komoditas

terutama karet di pasar global, diperkirakan masih akan berimbas pada

menurunnya pendapatan masyarakat dan kinerja ekspor sehingga berpotensi

menahan laju pertumbuhan ekonomi Jambi. Pelemahan nilai tukar rupiah saat ini

mampu membantu kinerja ekspor Provinsi Jambi ditengah rendahnya harga

internasional komoditas.

Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang

diperkirakan membaik dibandingkan triwulan laporan, hasil SKDU triwulan I 2015

menyatakan bahwa perekonomian akan mengalami ekspansi dan responden

optimis dalam memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini tercermin

dari nilai SBT perkiraan perkembangan dunia usaha pada triwulan II 2015 sebesar

28,57. Adapun sektor bangunan/konstruksi memiliki SBT negatif yang disebabkan

oleh masih pesimisnya pelaku usaha terhadap perkembangan pembangunan

pusat bisnis, hiburan dan rekreasi serta perhotelan oleh perusahaan swasta (tabel

6.1).

Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha

Triw ulan

I-2013

Triw ulan

I I-2013

Triw ulan

I I I-2013

Triw ulan

IV-2013

Triw ulan

I-2014

Triw ulan

I I-2014

Triw ulan

I I I-2014

Triw ulan

IV-2014

Triw ulan

I-2015

Triw ulan

I I-2015*

1 Pertanian 0.7 (0.7) 1.5 - (6.9) - - (10.5) 19.0 9.4

2 Pertambangan dan Penggalian (3.1) (1.0) - (1.0) (1.4) 1.4 (1.4) (1.4) - -

3 Industri Pengolahan - - 1.1 - (0.5) (1.0) (0.2) 0.9 12.0 13.1

4 Listrik dan Air Minum 0.3 0.1 (0.2) - 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.6

5 Bangunan - - (0.7) - (3.4) (3.4) (3.4) (3.4) (2.7) (2.7)

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran (0.9) - (0.9) 0.9 (4.6) (6.3) (7.0) (1.6) (3.1) 0.3

7 Pengangkutan dan Komunikasi 2.0 1.3 (0.7) - 7.1 6.1 - - 6.1 6.1

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.4 1.4 1.4 1.8 1.2 1.8 1.1 1.4 1.8 1.8

9 Jasa-jasa (1.0) - (1.6) (0.5) 1.2 1.4 0.3 1.2 (0.2) -

(0.6) 1.1 0.1 1.1 (6.9) 0.5 (10.2) (13.0) 33.3 28.6

No Sektor/Subsektor

Total

Keterangan : *) Angka perkiraan

Saldo Bersih Tertimbang

Page 114: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

98

Sektor pertanian diperkirakan tumbuh pada triwulan mendatang.

Peningkatan kinerja perkebunan karet yang didukung oleh kondisi cuaca yang

kondunsif seiring masuknya musim panas bagi penyadapan karet berpotensi

meningkatkan produksi crumb rubber. Sejalan dengan hal tersebut, sub sektor

tanaman bahan makanan (tabama) juga diperkirakan akan tumbuh seiring

dengan masuknya masa panen pada triwulan II 2015. Namun demikian, masih

rendahnya harga karet global berpotensi memberikan tekanan pada

pertumbuhan sektor perkebunan dan menjadi faktor penahan laju pertumbuhan

sektor pertanian.

Membaiknya tren harga komoditas internasional serta mulai

meningkatnya permintaan global produk Crude Palm Oil (CPO) dan faktor cuaca

masuknya musim panas yang berdampak baik bagi produktivitas tanaman karet

akan mendorong pertumbuhan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan

mendatang.

Relatif membaiknya pertumbuhan pada sektor pertanian khususnya

perkebunan kelapa sawit yang diindikasikan oleh tren peningkatan harga sawit

internasional akan berdampak positif pada pertumbuhan sektor industri

pengolahan khususnya kelapa sawit. Dari sisi eksternal, potensi harga minyak

dunia yang mulai membaik pada triwulan II 2015 diperkirakan berdampak positif

bagi pertumbuhan industri pengolahan karet dan berpotensi mendukung laju

pertumbuhan sektor industri pengolahan.

Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan sudah dapat kembali

mencapai tingkat produksi seperti kondisi optimal di tahun 2012. Tren

peningkatan harga minyak dunia pada akhir triwulan I 2015 sampai triwulan II

2015 akan menjadi pendorong pertumbuhan di sektor pertambangan migas.

Adapun faktor lainnya yang menjadi penghambat pertumbuhan sektor ini adalah

masih stagnannya harga batu bara internasional, terjadinya kelebihan stok, serta

rendahnya kadar kalori batubara Jambi.

Page 115: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

99

B. Proyeksi Inflasi

Inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan

triwulan I 2015 yaitu berada pada kisaran 6,4%-6,9% (yoy) dari sebelumnya

4,88% (yoy) pada triwulan laporan (grafik 6.2). Peningkatan laju inflasi ini

utamanya dipengaruhi oleh kelompok administered price dan volatile food.

Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi

Periode Tahun 2011 s.d. Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015

Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi

Periode Tahun 2011 s.d. Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Mei - Juni 2015 adalah angka perkiraan dengan deviasi 0,5%

m-t-m (%)

2013 2011 2012 2015 2014

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Mei - Juni 2015 adalah angka perkiraan dengan deviasi 0,5%

y-o-y (%)

2011 2013 2012 2015 2014

Page 116: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

100

Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2011 s.d. Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015

Dari sisi administered price, keputusan Pemerintah untuk menaikkan

harga BBM bersubsidi jenis Premium dan Solar sebesar Rp 500,00 pada 28 Maret

2015 memberikan dampak inflasi secara langsung maupun tidak langsung pada

bulan April 2015. Faktor lainnya adalah adanya kenaikan harga elpiji 12 kg

sebesar Rp6.300 Rp8.000 per tabung mulai 1 April 2015.

Sementara itu dari sisi volatile food, harga bawang merah yang cukup

tinggi pada April 2015 akan menjadi faktor penyebab tingginya inflasi volatile

food. Adapun penyebab kenaikan harga bawang merah adalah karena belum

memasuki musim panen serta gagalnya beberapa lahan panen akibat banjir di

brebes. Akan tetapi, panen yang diprediksi pada bulan Mei 2015 akan menjadi

faktor penahan laju inflasi. Selain bawang merah, harga cabai merah sebagai

komoditas penyumbang inflasi terbesar di Provinsi Jambi cenderung naik

semenjak April 2015 seiring dengan berkurangnya pasokan di Pasar Induk Angso

Duo akan sangat berpengaruh pada inflasi.

Komoditas beras hingga Mei 2015 mengalami penurunan harga yang

diakibatkan oleh meningkatnya pasokan dari beras lokal. Berdasarkan informasi

dari BPS, harga beras akan turun secara bertahap yang disebabkan oleh

masuknya musim panen di daerah sentra produksi beras di Provinsi Jambi, antara

lain Kabupaten Kerinci, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Selain

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Mei - Juni 2015 adalah angka perkiraan dengan deviasi 0,5%

y-t-d (%)

2011 2012 2013 2014 2015

Page 117: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

101

di Provinsi Jambi, beberapa daerah penyangga produksi padi di luar Jambi juga

memasuki musim panen, antara lain di Sumatera Selatan dan Lampung.

Disamping itu, prakiraan cuaca yang cukup baik bagi sektor pertanian

selama triwulan I 2015 yang diperkirakan masih akan berlanjut sampai dengan

awal triwulan II 2015 dapat meningkatkan produksi dan pasokan bahan

makanan.

Beberapa komoditas yang akan menjadi penyumbang utama inflasi di

triwulan mendatang adalah bensin, solar, tarif listrik, bahan bakar rumah tangga,

serta beberapa komoditas bahan makanan seperti cabai merah, daging ayam ras,

bawang merah dan telur ayam ras. Di sisi lain, komoditas yang akan menjadi

penyumbang utama deflasi datang dari kelompok volatile food seperti beras dan

udang.

Faktor yang berpotensi memberikan tekanan inflasi selama triwulan

mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)

anomali cuaca; 2) tekanan dari sektor eksternal berupa masih lemahnya nilai

tukar rupiah terhadap dollar amerika serikat yang berpotensi meningkatkan inflasi

inti (core inflation); 3) kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih

terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya

distribusi dan transportasi barang dan jasa; 4) ekpektasi inflasi yang diperkirakan

meningkat sejalan dengan meningkatnya beberapa komoditas administered price

dan masuknya bulan puasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan dapat menjadi

pemicu meningkatnya angka inflasi pada triwulan II tahun 2015.

C. Rekomendasi Kebijakan

Menyikapi kondisi perekonomian triwulan I 2015 serta proyeksi ekonomi

triwulan II 2015, beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:

1. Penguatan fungsi dan Peran TPID Provinsi Jambi serta TPID

Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dalam pengendalian inflasi melalui:

a) Pembentukan roadmap/blue print pengendalian inflasi jangka panjang;

Page 118: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

102

b) Perencanaan dan pelaksanaan program kerja/aksi nyata baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang yang bersentuhan langsung

dengan masyarakat;

c) Penyusunan peta surplus/defisit komoditas pangan di setiap

Kabupaten/Kota;

d) Optimalisasi fungsi koordinasi antara TPID bersama SKPD terkait dalam

rangka pengawasan produksi dan distribusi barang/komoditas utama

penyumbang inflasi;

e) Sosialisasi dan pembangunan Sistem Resi Gudang (SRG) yang dapat

membantu mengendalikan gejolak harga komoditas penjualan dan

meningkatkan nilai jual petani.

f) Sosialisasi dan memperkenalkan perdagangan melalui sistem pasar

lelang forward

g) Memperkuat fungsi TPID dalam mengendalikan ekspektasi inflasi

masyarakat melalui strategi komunikasi yang tepat sasaran.

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur untuk menekan biaya

distribusi dan meningkatkan konektivitas antar daerah melalui:

a) Mempercepat pembangunan jalan penghubung antara daerah

produsen komoditas unggulan (karet dan kelapa sawit) menuju

kawasan industri pengolahan dan pelabuhan, serta jalan penghubung

daerah produsen bahan pangan menuju daerah konsumen;

b) Perbaikan jalur transportasi darat untuk efisiensi biaya distribusi;

c) Optimalisasi dan penguatan fungsi jembatan timbang di Provinsi Jambi

untuk menjaga kualitas jalan sekaligus memantau arus barang yang

masuk dan keluar Jambi sebagai modal untuk penyusunan peta

surplus/defisit Provinsi Jambi;

d) Optimalisasi jalur pengangkutan sungai dan laut untuk mendukung

jalur distribusi via darat;

e) Percepatan realisasi pembangunan pelabuhan Ujung Jabung untuk

meningkatkan kinerja ekspor Provinsi Jambi;

Page 119: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN I 2015 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

103

f) Pembukaan jalur penerbangan baru yang terhubung dengan kota-kota

di Pulau Sumatera untuk meningkatkan kerjasama antar daerah dan

memperlancar jalur distribusi barang/jasa;

g) Pembangunan Pembangkit listrik untuk meningkatkan elektrifikasi di

Provinsi Jambi

3. Meningkatkan dan mempertahankan kinerja perkebunan sekaligus industri

sawit dan karet terutamanya sebagai komoditas utama Provinsi Jambi

melalui:

a) Revitalisasi/replanting perkebunan sawit dan karet untuk

meningkatkan produktivitas tanaman;

b) Meningkatkan ketrampilan SDM khususnya petani karet melalui

pendampingan dan konsultasi teknis dan penguasaan teknologi di

bidang karet;

c) Menggalakkan penertiban praktek karet kotor;

d) Membangun jaringan kelembagaan petani dengan industri pengolahan

untuk mengurangi rantai perdagangan yang tidak sehat;

e) Memperbaiki sistem tata niaga karet melalui proses lelang yang

melibatkan koperasi petani karet;

f) Membangun pusat informasi harga karet dan komoditas utama lainnya

yang mudah diakses sampai ke level petani.

g) Membangun industri hilir berbasis komoditas karet dengan

memberikan kemudahan izin, pembiayaan, dan pengembangan;

h) Mengembangkan industri karet yang terintegrasi meliputi industri inti,

penunjang, dan industri terkait lainnya.

4. Percepatan realisasi APBD Pemerintah Daerah di seluruh wilayah Provinsi

Jambi:

a) Untuk mempercepat stimulus pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi Provinsi Jambi dan mengendalikan laju inflasi Provinsi Jambi

b) Memprioritaskan pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan,

pelabuhan, pembangkit listrik) dalam rangka mempermudah dan

mempercepat distribusi barang dan pengembangan daerah.

Page 120: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I 2015

104

c) Mengalokasikan dana APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk

Pengendalian laju inflasi Provinsi Jambi. Salah satu upaya pengendalian

inflasi melalui pengembangan klaster ketahanan pangan

(pengembangan teknologi dan kapabilitas SDM untuk meningkatkan

produktivitas) dapat meningkatkan pasokan bahan pangan dan

berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

5. Pembangunan industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah

Pemerintah Daerah perlu menarik investor lokal maupun asing

untuk menanamkan modalnya ke Provinsi Jambi dalam bentuk

pembangunan industri hilir, utamanya industri hilir yang memanfaatkan

bahan baku karet, sawit, dan batubara. Adanya industri hilir tersebut

diharapkan dapat menjamin permintaan domestik yang stabil terhadap

komoditas karet dan batubara di tengah melambatnya permintaan global

dan rendahnya harga komoditas internasional. Kestabilan permintaan

akan menjamin pendapatan petani karet dan pelaku usaha batubara.

Pembangunan industri hilir juga akan menciptakan tambahan lapangan

pekerjaan baru bagi masyarakat. Selain itu, penciptaan nilai tambah pada

produk hasil industri hilir dapat menaikkan harga jual sehingga akan

memberikan dorongan positif bagi kinerja ekspor yang pada akhirnya akan

semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi.

Bentuk dukungan nyata yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah

dimulai dari promosi sektor unggulan dan potensi industri hilir di Provinsi

Jambi, memberikan kemudahan perizinan dan memberikan insentif bagi

calon investor yang akan mendirikan industri hilir di Provinsi Jambi.

Percepatan pembangunan kawasan ekonomi Ujung Jabung dapat menjadi

langkah awal dalam menarik investor untuk membangun industri hilir

seperti pabrik ban dan produk turunan karet serta pabrik produk turunan

CPO.

Page 121: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI DAM KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI JAMBI

Page 122: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 123: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Sumber: BPS

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Sumber: BPS

2015

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total TW I

1 2 3 4 5 6 7

1. PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 9,156,313 11,152,526 12,170,928 10,311,750 42,791,516 10,946,993

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 9,132,302 9,175,253 9,138,816 7,936,480 35,382,850 7,024,935

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,890,700 4,058,368 4,138,534 4,177,834 16,265,437 4,255,028

4. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 14,074 15,273 14,848 18,214 62,409 17,379

5. PENGADAAN AIR 51,079 50,864 52,175 52,777 206,895 55,681

6. KONSTRUKSI 2,399,450 2,470,055 2,595,139 2,796,045 10,260,688 2,730,061

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN DAN REPARASI MOBIL

DAN SEPEDA MOTOR3,143,885 3,328,578 3,515,492 3,580,138 13,568,092 3,811,962

8. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 1,126,549 1,182,278 1,272,358 1,376,224 4,957,408 1,424,456

9. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 372,787 393,363 407,482 421,497 1,595,130 437,588

10. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 997,303 1,004,357 1,030,754 1,034,973 4,067,387 1,090,745

11. JASA KEUANGAN 892,309 917,961 953,756 985,239 3,749,265 1,008,588

12. REAL ESTATE 481,260 487,812 505,670 515,695 1,990,437 536,014

13. JASA PERUSAHAAN 375,066 387,898 401,468 414,096 1,578,528 431,632

14. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN

SOSIAL WAJIB1,699,267 1,851,052 2,133,518 2,274,775 7,958,612 2,214,801

15. JASA PENDIDIKAN 1,381,896 1,448,749 1,830,965 2,021,536 6,683,146 2,126,046

16. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 327,615 347,564 376,664 388,069 1,439,912 425,187

17. JASA LAINNYA 309,953 318,468 327,027 343,980 1,299,428 353,525

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 35,751,807 38,590,419 40,865,594 38,649,320 153,857,140 38,890,622

2014LAPANGAN USAHA

2015

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total TW I

1 2 3 4 5 6 7

1. PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 7,728,317 7,972,361 7,700,862 8,040,601 31,442,141 8,324,239

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 7,697,413 7,840,131 8,180,838 8,090,252 31,808,635 7,944,791

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,233,516 3,294,254 3,312,883 3,289,782 13,130,435 3,286,629

4. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 13,145 13,779 13,954 15,533 56,412 13,894

5. PENGADAAN AIR 39,210 39,683 40,235 41,343 160,471 40,756

6. KONSTRUKSI 2,124,821 2,158,461 2,170,639 2,207,296 8,661,217 2,107,063

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN DAN REPARASI MOBIL

DAN SEPEDA MOTOR2,543,492 2,580,777 2,676,617 2,861,077 10,661,963 2,903,065

8. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 896,697 909,096 924,770 938,881 3,669,444 953,382

9. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 298,494 303,159 310,095 314,874 1,226,622 319,369

10. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 942,422 955,154 979,937 998,789 3,876,302 1,029,423

11. JASA KEUANGAN 673,188 686,360 692,399 720,535 2,772,481 724,964

12. REAL ESTATE 425,585 430,236 436,359 440,616 1,732,795 449,598

13. JASA PERUSAHAAN 298,975 304,466 310,600 316,366 1,230,408 321,898

14. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN

SOSIAL WAJIB984,346 1,028,688 1,044,349 1,083,775 4,141,157 1,056,848

15. JASA PENDIDIKAN 875,384 909,678 943,625 965,511 3,694,199 980,258

16. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 308,834 313,943 320,742 325,957 1,269,477 343,763

17. JASA LAINNYA 283,829 286,203 292,330 299,714 1,162,075 307,002

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 29,367,667 30,026,427 30,351,235 30,950,905 120,696,234 31,106,943

2014LAPANGAN USAHA

Page 124: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Sumber: BPS

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Sumber: BPS

2015

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I

2 3 4 5 6 7

1. Konsumsi Rumah Tangga 15,988,717 16,276,454 17,019,881 17,517,304 66,802,356 17,327,060

2. Konsumsi Rumah Tangga LNPRT 186,080 196,253 193,026 200,847 776,206 194,802

3. Konsumsi Pemerintah 1,832,803 2,782,996 3,390,668 4,665,285 12,671,752 2,063,399

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 8,782,127 8,349,676 8,321,165 8,223,845 33,676,813 7,734,722

5. Perubahan Inventori 970,169 812,734 1,034,405 -3,478,704 -661,396 613,510

6. Ekspor Barang dan Jasa 23,485,980 26,135,132 27,799,176 29,096,064 106,516,352 28,108,403

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 15,494,069 15,962,826 16,892,727 17,575,321 65,924,944 17,151,273

PDRB 35,751,807 38,590,419 40,865,594 38,649,320 153,857,140 38,890,622

2014Komponen

1

2015

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I

1. Konsumsi Rumah Tangga 12,948,858 13,072,903 13,432,427 13,469,809 52,923,998 13,474,615

2. Konsumsi Rumah Tangga LNPRT 152,140 160,818 155,190 157,867 626,015 156,789

3. Konsumsi Pemerintah 1,508,736 2,161,335 2,440,105 3,490,348 9,600,524 1,550,842

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 7,373,398 6,981,786 6,938,230 6,832,986 28,126,400 6,338,902

5. Perubahan Inventori 850,704 705,311 809,495 -2,617,093 -251,583 450,963

6. Ekspor Barang dan Jasa 19,549,612 20,241,797 20,201,508 23,529,308 83,522,225 22,936,063

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 13,015,780 13,297,523 13,625,720 13,912,321 53,851,344 13,801,232

PDRB 29,367,667 30,026,427 30,351,235 30,950,905 120,696,234 31,106,943

Komponen2014

Page 125: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Jambi dan Bungo Tahun Dasar 2012=100

Sumber : BPS Provinsi Jambi

Sumber : BPS Provinsi Jambi

No URAIAN KOTA JAMBI Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15

1 UMUM / TOTAL 112.13 111.26 111.51 111.67 111.93 112.09 113.58 113.76 113.91 114.49 116.99 120.04 118.97 117.19 116.95

2 BAHAN MAKANAN 117.32 113.12 112.7 112.66 113.27 113.79 117.77 116.18 116.46 116.26 121.91 125.70 122.98 115.35 112.48

3 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 109.90 110.19 111.03 111.46 111.56 111.79 113.00 113.25 113.34 114.00 114.12 115.83 116.96 117.92 118.65

4 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 110.14 109.66 110.09 110.41 110.69 110.92 111.24 113.08 113.91 116.13 116.69 119.02 120.34 120.38 120.65

5 SANDANG 102.78 103.13 102.85 102.67 102.87 102.82 103.61 103.39 103.06 103.09 102.38 102.82 103.6 103.83 103.6

6 KESEHATAN 103.56 103.71 103.73 104.16 104.26 104.39 104.89 104.89 105.19 105.53 105.80 106.17 106.26 106.56 106.64

7 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 103.09 103.27 103.67 103.79 103.81 103.73 103.92 104.75 104.70 104.65 104.67 105.06 105.16 105.13 105.18

8 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 119.90 120.73 121.37 121.42 121.47 121.20 122.14 122.52 122.00 122.07 127.97 135.18 130.67 128.84 130.42

No URAIAN KABUPATEN BUNGO Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15

1 UMUM / TOTAL 110.45 111.01 110.62 110.31 109.75 110.63 111.97 112.46 113.13 114.03 116.64 119.06 118.43 116.86 116.06

2 BAHAN MAKANAN 113.33 113.46 111.63 109.34 106.39 107.13 110.21 110.93 112.19 113.61 118.08 120.13 119.47 113.55 109.04

3 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 109.75 111.04 110.94 111.09 111.15 113.16 113.2 113.18 113.19 113.25 114.43 114.58 114.98 115.35 116.69

4 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 113.39 114.08 114.46 114.78 115.19 115.66 116.13 118.02 119.71 122.43 123.4 125.67 127.14 128.22 127.40

5 SANDANG 109.85 110.42 110.46 110.01 111.15 113.01 114.29 114.56 114.23 114.24 113.65 114.14 114.97 115.68 115.61

6 KESEHATAN 105.46 106.18 106.77 107.02 107.30 107.48 107.78 107.88 108.89 109.48 109.74 110.14 110.8 111.31 111.73

7 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 106.44 106.44 106.54 107.58 107.84 107.96 110.39 110.36 110.17 110.24 112.62 116.15 115.69 117.01 117.00

8 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 106.98 107.35 107.39 108.50 108.48 108.62 109.48 109.18 109.39 109.47 115.32 122.93 117.15 114.13 115.81

Page 126: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 127: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

TIM PENYUSUN

PENANGGUNG JAWAB

V. Carlusa, Meily Ika Permata

KOORDINATOR PENYUSUN

Ihsan Wahyu Prabawa

TIM PENULIS

Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan

Widyastanto Nugroho

Galih Riyandi Chandra Apriyanto

Nurcahaya Elisabet Sitinjak

KONTRIBUTOR

Unit Statistik, Survei dan Liaison

Unit Operasional Kas

Unit Layanan Nasabah, Kliring, Perizinan & Pengawasan Sistem Pembayaran

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI

Tim Ekonomi dan Keuangan

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura, Jambi 36122

No. Telp. (0741) 62245, Fax No.(0741) 62112

Softcopy dapat diunduh di http://bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi_Regional/KER/Jambi

Email : [email protected], [email protected] , [email protected] , [email protected]

Page 128: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi … · Triwulanan I Tahun 2015 19 ... s.d Januari 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2015 99 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender

Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang

bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.

PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.

Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.

Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.

Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.

Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.

Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.

Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.

Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.