kajian dan pengujian campuran silika organik dan …

44
KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN RESIN SEBAGAI BAHAN ISOLASI LISTRIK SKRIPSI untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S1 Disusun oleh: Renaldo Herry Yahendra 14524099 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2018 TA/SEKJUR/TE/2018/027

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK

DAN RESIN SEBAGAI BAHAN ISOLASI LISTRIK

SKRIPSI

untuk memenuhi salah satu persyaratan

mencapai derajat Sarjana S1

Disusun oleh:

Renaldo Herry Yahendra

14524099

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta

2018

TA/SEKJUR/TE/2018/027

Page 2: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

i

LEMBAR PENGESAHAN

KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN RESIN SEBAGAI

BAHAN ISOLASI LISTRIK

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Teknik

pada Program Studi Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Indonesia

Disusun oleh:

Renaldo Herry Yahendra

14524099

Yogyakarta, 10 Oktober 2018

Menyetujui,

Pembimbing

Dr.Eng. Hendra Setiawan, S.T., M.T

Page 3: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN RESIN SEBAGAI

BAHAN ISOLASI LISTRIK

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Renaldo Herry Yahendra

14524099

Telah dipertahankan di depan dewan penguji

Pada tanggal: 24 Oktober 2018

Susunan dewan penguji

Ketua Penguji : Dr.Eng. Hendra Setiawan, S.T., M.T, __________________

Anggota Penguji 1: Husein Mubarok, S.T, M.Eng, __________________

Anggota Penguji 2: Alvin Sahroni, S.T, M.Eng, Ph.D, __________________

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana

Tanggal: 26 Oktober 2018

Ketua Program Studi Teknik Elektro

Yusuf Aziz Amrullah, S.T., M.Sc., Ph.D

045240101

Page 4: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

iii

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini tidak mengandung karya yang diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak mengandung karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

2. Informasi dan materi Skripsi yang terkait hak milik, hak intelektual, dan paten merupakan

milik bersama antara tiga pihak yaitu penulis, dosen pembimbing, dan Universitas Islam

Indonesia. Dalam hal penggunaan informasi dan materi Skripsi terkait paten maka akan

diskusikan lebih lanjut untuk mendapatkan persetujuan dari ketiga pihak tersebut diatas.

Yogyakarta, 26 Oktober 2018

Renaldo Herry Yahendra

Page 5: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, rasa syukur dan terima kasih penulis haturkan

pada-Mu ya Rabb atas karunia nikmat yang telah diberikan sehingga skripsi yang

berjudul “Kajian dan Pengujian Campuran Silika Oerganik dan Resin Sebagai Bahan

Isolasi Listrik” telah selesai dengan cukup baik dan lancar. Tak lupa sholawat dan

salam tercurah kepada Rasulullah, Muhammad Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam. yang

menjadi teladan hidup bagi kita, dan mudah mudahan kita tetap menjadi umatnya

hingga akhir zaman.

Rasa syukur tak henti-hentinya penulis haturkan atas terselesaikannya skripsi

ini, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat

bagi seluruh pembaca kedepannya. Banyak sekali kesan dalam proses pengerjaan

skripsi ini.

Terima kasih juga terhaturkan kepada semua pihak yang terlibat dalam proses

pengerjaan skripsi ini. Atas bimbingan, dukungan, kerja sama, dan fasilitas diucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak dan Ibu terhebat serta kakak adik yang selalu memberikan semangat,

motivasi, dan juga inspirasi dalam bentuk apapun.

2. Bapak Dr. Eng. Hendra Setiawan, S.T, M.T selaku pembimbing skripsi yang

selalu memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Bapak Setyawan Wahyu Pratomo yang selalu memberikan bimbingan dan

semangat kepada penulis

Page 6: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

v

4. Seluruh dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia yang telah

membimbing penulis selama perkuliahan sehingga penulis bisa berada pada

tahap ini.

5. Teman-teman MILLAH, Ma’had dan para asatidz yang selalu mengingatkan

dan memberi dukungan ketika penulis mengerjakan skripsi.

6. Mas Pras dan Mas Daryadi selaku laboran Tegangan Tinggi Universitas Gadjah

Mada, terima kasih atas fasilitas yang diberikan dan mendampingi selama

jalannya proses pengerjaan skripsi.

7. Teman-teman Pengabdian Masyarakat Aceh yang selalu mengingatkan dan

memberi dukungan ketika penulis mengerjakan skripsi.

8. Abdul Manan, Firzananda, Erdian Prabowo yang telah membantu saya dalam

penelitian ini

9. Saudara-saudaraku jurusan teknik elektro yang selalu mendukung dan

membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Adanya kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan ilmu yang dimiliki

penulis. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis demi kesempurnaan

skripsi ini untuk kedepannya. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan

penggunanya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yogyakarta, 10 Oktober 2018

Penulis

Page 7: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

vi

ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

TEOS Tetraetil Ortosilikat

AC Alternating Current

DC Direct Current

IEC International Electrotechnical Commision

SVR Sliding Voltage Regulation

Page 8: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

vii

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada isolator berbahan resin eternal dengan bahan pengisi abu sekam

padi dan abu daun bambu serta campuran keduanya. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini

adalah pengujian tegangan flashover dan arus bocor. Semua bahan pengisi isolator memiliki

ukuran 100 Mesh. Dan pengujian ini dilakukan dalam kondisi basah dan kondisi kering. Sistem

pengujian tegangan flashover dan arus bocor pada bahan isolator mengacu pada standar yang

berlaku. Parameter hasil pengukuran digunakan untuk membandingkan dan menganalisa tegangan

flashover dan arus bocor yang terjadi pada ketiga jenis pengisi isolator dalam kondisi basah dan

kondisi kering. Kondisi kering adalah kondisi sampel uji tanpa adanya penambahan aquades,

sedangkan kondisi basah adalah kondisi sampel uji diberi penambahan aquades dengan cara

penyemprotan sebanyak 4-5 kali secara merata diseluruh permukaan sampel uji.

Dari hasil pengujian isolator ukuran 4 cm x 4 cm dengan ketebalan 5 mm, Dari pengujian

flashover yang dilakukan dalam keadaan kering, kita mendapati bahwasanya isolator dengan

bahan pengisi abu daun bambu memiliki nilai paling tinggi yaitu 23,21 kV dan isolator yang

memiliki nilai paling rendah adalah isolator dengan bahan pengisi abu sekam padi dengan nilai

21,98 kV. Kemudian, pengujian flashover yang dilakukan dalam keadaan basah, didapatkan

bahwasanya isolator dengan bahan pengisi abu daun bambu memiliki nilai paling tinggi yaitu

23,21 kV dan isolator yang memiliki nilai paling rendah adalah isolator dengan bahan pengisi abu

sekam padi dengan nilai 21,98 kV

Dari pengujian arus bocor yang dilakukan dalam keadaan kering, kita mendapati bahwasanya

isolator dengan bahan pengisi campuran antara abu daun bambu dan abu sekam padi memiliki

nilai paling tinggi yaitu 5,59 µA saat tegangan variannya bernilai 10 kV dan isolator yang memiliki

nilai paling rendah adalah isolator dengan bahan pengisi abu sekam padi dengan nilai 2,67 µA saat

tegangan variannya bernilai 10 kV. Kemudian, pengujian arus bocor yang dilakukan dalam

keadaan basah, didapatkan bahwasanya isolator dengan bahan pengisi campuran antara abu daun

bambu dan abu sekam padi memiliki nilai paling tinggi yaitu 3,86 µA saat tegangan variannya

bernilai 4 kV dan isolator yang memiliki nilai paling rendah adalah isolator dengan bahan pengisi

abu sekam padi dengan nilai 2,16 µA saat tegangan variannya bernilai 4 kV.

Kata Kunci: Isolator, Abu Sekam Padi, Abu Daun Bambu, tegangan flashover, arus bocor

Page 9: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................. ii

PERNYATAAN ............................................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... iv

ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ...................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... viiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Batasan Masalah .............................................................................................................. 2

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 4

2.1 Studi Literatur .................................................................................................................. 4

2.2 Tinjauan Teori .................................................................................................................. 4

2.2.1 Isolator .......................................................................................................................... 5

2.2.2 konstruksi dan jenis isolator ......................................................................................... 6

2.2.3 Karakteristik Isolator .................................................................................................... 7

2.2.4 kerusakan Dielektrik Padat ........................................................................................... 6

2.2.5 Flashover ...................................................................................................................... 9

2.2.6 Arus Bocor .................................................................................................................. 10

BAB 3 METODOLOGI ................................................................................................................ 12

Page 10: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

ix

3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................... 12

3.2 Mempersiapkan Alat dan Bahan .................................................................................... 12

3.2.1 Pembuatan Abu Sekam Padi dan Abu Daun Bambu .................................................. 12

3.3 Alur Penelitian ............................................................................................................. 113

3.4 Pengujian Tegangan Gagal/Flashover ........................................................................... 17

3.4.1 Diagram Alir Pengujian .............................................................................................. 17

3.4.2 Peralatan Pengujian ..................................................................................................... 17

3.4.3 Langkah – Langkah Pengujian ................................................................................... 18

3.5 Pengujian Arus Bocor .................................................................................................... 21

3.5.1 Diagram Alir Pengujian .............................................................................................. 21

3.5.2 Peralatan Pengujian ..................................................................................................... 21

3.5.3 Langkah – Langkah Pengujian ................................................................................... 22

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 25

4.1 Hasil Pengujian Tegangan Flashover ............................................................................ 25

4.1.1 Pengujian Kondisi Kering ........................................................................................... 25

4.1.2 Pengujian Kondisi Basah ............................................................................................ 27

4.2 Hasil Pengujian Arus Bocor .......................................................................................... 30

4.2.1 Pengujian Kondisi Kering ........................................................................................... 30

4.2.2 Pengujian Kondisi Basah ............................................................................................ 34

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 38

5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 38

5.2 Saran ............................................................................................................................ 330

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 31

LAMPIRAN .................................................................................................................................. 40

Page 11: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rangkaian pembagi tegangan .................................................................................... 10

Gambar 3.1 Sekam padi dalam wadah porselen ........................................................................... 13

Gambar 3.2 Proses furnace sekam padi ........................................................................................ 13

Gambar 3.3 Abu sekam padi setelah di blender ............................................................................ 13

Gambar 3.4 Pemotongan daun bambu .......................................................................................... 14

Gambar 3.5 Flowchart penelitian .................................................................................................. 16

Gambar 3.6 Diagram alir tegangan flashover ............................................................................... 17

Gambar 3.7 Trafo tegangan tinggi AC .......................................................................................... 17

Gambar 3.8 Panel kontrol operator ............................................................................................... 18

Gambar 3.9 Elektroda batang dan dudukannya ............................................................................ 18

Gambar 3.10 Sampel Pengujian .................................................................................................... 18

Gambar 3.11 Grounding Stick dan kabel penghubungnya ............................................................ 19

Gambar 3.12 Diagram alir pengujian arus bocor .......................................................................... 21

Gambar 3.13 Pembagi tegangan .................................................................................................... 22

Gambar 3.14 Osiloskop dan isolating trafo ................................................................................... 22

Gambar 3.15 Rangkaian penguji arus bocor ................................................................................. 22

Gambar 3.16 Rangkaian pembagi tegangan .................................................................................. 23

Gambar 4.1 Grafik diagram batang tegangan flashover kondisi kering ....................................... 26

Gambar 4.2 Grafik diagram batang tegangan flashover kondisi basah ......................................... 28

Gambar 4.3 Grafik diagram batang arus bocor kondisi kering dengan tegangan varian 2 kV ..... 32

Gambar 4.4 Grafik diagram batang arus bocor kondisi kering dengan tegangan varian 6 kV ..... 32

Gambar 4.5 Grafik diagram batang arus bocor kondisi kering dengan tegangan varian 10 kV ... 33

Gambar 4.6 Grafik diagram batang arus bocor kondisi basah dengan tegangan varian 4 kV ...... 36

Gambar 4.7 Grafik diagram batang arus bocor kondisi basah dengan tegangan varian 2 kV ...... 36

Page 12: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tegangan flashover isolator bahan uji kondisi kering .................................................. 25

Tabel 4.2 Tegangan flashover isolator bahan uji kondisi basah ................................................... 26

Tabel 4.3 Tabel hasil pengujian arus bocor kondisi kering ........................................................... 31

Tabel 4.4 Tabel hasil pengujian arus bocor kondisi basah ............................................................ 34

Page 13: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Listrik telah menjadi salah satu elemen penting dalam kehidupan manusia saat ini.

Hampir semua bidang kehidupan tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan listrik. Oleh karena

hal tersebut, keandalan sistem kelistrikan mutlak diperlukan. Untuk menjaga peralatan sistem

tenaga listrik dari berbagai gangguan, dibutuhkan sistem isolasi yang baik. Sistem isolasi

merupakan perangkat yang dibuat khusus untuk mengisolasi listrik pada suatu sistem

tertentu[1].

Isolator tegangan tinggi merupakan bagian dari peralatan sistem tenaga listrik yang sangat

penting.. Agar mendapatkan kinerja isolator tegangan tinggi yang optimal, maka pemilihan bahan

isolasi untuk isolator tersebut merupakan hal yang penting[1].

Dewasa ini isolator yang ada terbuat dari bahan2 kimia yang masih mengandung bahan

berbahaya dan beracun (B3). Hal ini diakibatkan degradable yang tidak teratur dapat

menyebabkan permasalahan lingkungan yang tentu saja dapat mengganggu kesehatan manusia.

Basel Action Network mengartikan e-waste sebagai semua benda elektronik seperti lemari es,

ponsel, dan perangkat elektronik konsumtif lainnya yang telah dibuang dan tidak digunakan lagi.

Jumlah timbulan e-waste secara global pada tahun 2010 mencapai 20 - 50 Mt per tahun atau setara

dengan 1 – 3 % dari total sampah dunia[2].

Industri elektronik sangatlah membutuhkan material kelistrikan untuk produksinya.

Kebanyakan material kelistrikan menggunakan komposit yang terbuat dari plastik dengan silica

dan akan menjadi limbah dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terdegradasi. [3].

Indonesia merupakan negara agraris yang berarti penduduk Indonesia mayoritas memiliki

mata pencaharian pada sektor pertanian. Dan umumnya limbah dari padi hanya digunakan untuk

pakan ternak dan pupuk. Serta tentunya sudah ada beberapa orang yang menggunakan hasil

pembakaran sekam padi untuk dijadikan beberapa penemuan seperti briket yang dilakukan oleh

Daud Patabang dari Universitas Tadulako[4].

Dengan letak geografis Indonesia yang di lewati oleh garis khatulistiwa, tentunya membuat

Indonesia menjadi surganya tanaman. Dan salah satu tanaman paling banyak tumbuh di Indonesia

adalah pohon bambu. Namun masyarakat menggunakan tanaman bambu biasanya pada bagian

batang untuk dijadikan sebagai bahan dalam industri makanan, pembuatan kertas, bangunan,

Page 14: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

2

kerajinan tangan, dan bahkan obat-obatan. Sejauh ini daun bambu belum dimanfaatkan secara

spesifik untuk kegiatan industri tertentu sehingga kajian potensinya sangatlah menarik[5].

Dari penjelasan diatas maka perlunya pengkajian dan pengujian abu sekam padi dan abu

daun bambu. Agar kita dapat mengembangkan limbah tersebut menjadi bahan pengganti isolasi

listrik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah: “Bagaimana unjuk kerja isolator dengan bahan resin eternal dengan campuran silika

organik dari segi nilai tegangan flashover dan arus bocornya”.

1.3 Batasan Masalah

Agar tujuan penelitian tercapai maka penelitian ini diberi batasan – batasan sebagai berikut :

1. Bahan resin yang digunakan adalah resin eternal.

2. Bahan abu sekam padi dan abu daun bambu yang digunakan hanya hasil pemanggangan

dengan suhu 900° C dengan ukuran 100 Mesh.

3. Variabel pencampuran bahan hanya dengan perbandingan resin dan abu sebagai berikut

80%:20% ; 85%:15% ; 90%:10% ; 95%:5%.

4. Jenis pengujian adalah pengujian tegangan flashover isolator padat dan pengujian arus bocor

isolator padat.

5. Pengujian dilakukan dalam kondisi kering dan kondisi basah (kondisi sampel uji diberi

penambahan aquades dengan cara penyemprotan 4 – 5 kali secara merata diseluruh permukaan

uji).

6. Ikatan karbon tidak menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini

7. Kekuatan mekanis bahan tidak menjadi pembahasan dalam penelitian ini

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil unjuk kerja isolator dengan bahan

resin eternal dengan campuran silika organik dari segi nilai tegangan flashover dan arus bocornya.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini ialah dapat menjadi bahan alternatif dalam pengembangan

bahan pengganti isolasi listrik.

Page 15: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Literatur

Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk menganalisis perbedaan nilai tegangan

flashover dan arus bocor pada beberapa jenis resin sebagai bahan isolator. Ada 3 jenis resin yang

diuji antara lain: epoksi cd, HSCP, dan bening super dengan panjang 5 cm, lebar 5 cm dan tebal 5

mm. Nilai dari pengujian rata-rata untuk uji tegangan flashover kondisi kering sekitar: 26 kV,

kondisi basah: 17 kV, dan pengujian tegangan tembus: 13 kV. Hasil analisa menunjukan bahwa

resin bening super adalah bahan paling bagus diantara resin uji lainnya untuk tegangan flashover

dan arus bocor[6].

Penelitian ini dilakukan pada isolator berbahan dasar plastik dengan keadaan berpori – pori

kecil dan berpori – pori lebih besar. Parameter hasil pengukuran digunakan untuk membandingkan

dan menganalisa tegangan flashover dan tegangan tembus yang terjadi pada dua keadaan sampel

plastik dalam kondisi basah dan kondisi kering. Sampel bahan dengan diameter 12 cm dan tebal

0,35 cm mempunyai tegangan flashover rata-rata 41,68 kV pada kondisi kering dan 40,47 kV pada

kondisi basah. Sampel dengan ketebalan 0,09 cm dan diameter 4 cm mempunyai tegangan tembus

rata-rata adalah 21,4 kV. Sehingga kekuatan dielektrinya 237.77 kV/cm[1].

Makalah ini melaporkan hasil penelitian mengenai unjuk kerja isolator 20 kV yang terbuat

dari bahan resin epoksi silane silica. Pengujian dilakukan di laboratorium dalam kondisi basah dan

kondisi kering. Parameter unjuk kerja isolator yang diamati adalah sudut kontak, arus bocor, dan

tegangan flashover. Hasil pengujian dan analisa menunjukkan bahwa nilai tegangan flashover

kondisi basah lebih kecil daripada saat kondisi kering dan arus bocor pada kondisi basah lebih

besar daripada saat kondisi kering. Tegangan flashover isolator kondisi basah adalah 60,688 kV;

dan pada tegangan terapan 18,64 kV diperoleh nilai arus bocor 103,207 μA. Sementara tegangan

flashover pada kondisi kering diperoleh 111,320 kV dan nilai arus bocor 42,701 μA. Sudut kontak

permukaan isolator diperoleh nilai 66,1180 - 74,7170 yang dapat dikategorikan bersifat partially

wetted (basah sebagian)[7].

2.2 Tinjauan Teori

Berikut landasan teori yang digunakan dalam mendukung proses penyelesaian tugas akhir ini:

2.2.1 Sekam Padi

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan

yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras, sekam akan

terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam padi

Page 16: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

4

dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan

baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya

diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8-12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot

awal gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem

lingkungan[4].

Menurut Irwan dkk, kadar silika pada sekam padi cukup tinggi dan mempunyai fase amorf

serta kemurnian sekitar 95,35%, sehingga cukup layak untuk dikembangkan dalam pengembangan

material berbasis silika nabati[8].

Menurut Nuryono, sekam padi yang dibakar pada temperatur 700-900°C akan menghasilkan

silika dengan kadar yang tinggi yaitu 87-97% dan abu sekitar 16-25%. Pada umumnya kandungan

silika dari abu sekam padi adalah 94-96%. Kadar silika yang tinggi dalam abu sekam padi dapat

dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan material listrik berbasis silika. Pemanfaatan tersebut

dapat diterapkan dalam pembuatan silika xerogel yang secara umum digunakan sebagai adsorben,

pengisi pada kolom kromatografi, dan isolator[9].

2.2.2 Daun Bambu

Bambu merupakan biomasa yang pemanfaatnnya belum maksimal. Saat ini mulai

dikembangkan pemanfaatan limbah biomassa untuk meningkatkan nilai ekonomis dan

mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Pemanfaatan daun bambu biasanya digunakan

sebagai pupuk organik. Daun bambu memiliki banyak kandungan senyawa kimia yang cukup

banyak, salah satunya yaitu kadar silika yang cukup banyak sekitar 58,3% yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan silika[10].

Sintesis Silika Mesopori menggunakan TEOS sebagai sumber silika dimana bahan tersebut

sangat toksik. Saat ini sudah mulai dikembangkan pembuatan Silika Mesopori dengan

menggunakan bahan dasar biomasa seperti sekam padi, ampas tebu, daun jagung dan daun bambu

yang memiliki kadar silika yang cukup besar[10]. Silika mesopori adalah suatu material yang solid

dan berpori yang memiliki diameter pori 2 nm sampai 50 nm. Material ini dapat diaplikasikan pada

berbagai bidang seperti penukar ion, separasi, katalis, sensor, template untuk carbon nanotube dan

pemurnian material[10].

2.2.3 Resin

Cairan resin merupakan cairan yang memiiki sifat kekentalan yang rendah sehingga mudah

bercampur (masuk tahap termoset) didalam pembuatannya. Cairan resin diantaranya :epoxy,

eternal, epophenolic, polyester, acrylics dibuat dalam proses yang sama dan mempunyai

kombinasi antara lain : Sifat kekentalan rendah, mudah dibentuk, penyusutan rendah, kerekatan

tinggi, sifat mekanis tinggi, isolasi listrik yang tinggi, ketahanan kimia baik[7]

Page 17: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

5

2.2.4 Bahan Pengisi Isolator

Penggunaan bahan pengisi pada suatu produk tuangan mengandung dua tujuan secara teknis

dan secara ekonomis. Secara teknis, penggunaan bahan pengisi dimaksudkan sebagai upaya

memodifikasi kinerja polimer tersebut seperti untuk meningkatkan sifat mekanis dan untuk

menurunkan sifat absorbsi air[7]. Bahan pengisi yang digunakan adalah abu sekam padi, abu daun

bambu dan campuran antara abu sekam padi dan abu daun bambu . Bahan campuran ini digunakan

untuk memperbaiki karakteristik dari isolator polimer tersebut. Dan perbandingan komposisi dari

bahan pengisi antara resin dengan abu adalah 80%(resin) : 20%(abu sekam padi/abu daun

bambu/abu campuran); 85%:15%; 90% : 10%; 95% : 5%.

2.2.5 Isolator

Isolator mempunyai sifat atau kemampuan untuk dapat memisahkan secara elektris dua buah

penghantar atau lebih yang berdekatan sehingga arus listrik tidak mengalir dari konduktor jaringan

ke tanah. Dengan demikian, konstruksi harus sangat diperhatikan dan bahan isolasi haruslah

mempunyai kekuatan dielektrik yang baik sehingga sifat hantarannya dapat dikurangi[7]. Selain

sifat elektrisnya, maka yang perlu diperhatikan untuk bahan isolasi terutama bahan isolasi padat

adalah sifat-sifat lainnya seperti[11]:

1. Sifat Mekanis

• Kekuatan Tarik

• Kekuatan Tekan

• Kerapuhan

• Kelenturan

2. Sifat Panas

Temperatur sangat mempengaruhi sifat bahan isolasi, maka pada umumnya jika temperatur

naik maka sifat isolasi jadi tidak baik. Selain sifat isolasinya menurun, maka sifat mekaniknya juga

terganggu sehingga dapat merusak struktur bahan, baik sementara maupun permanen (hangus

terbakar).

• Jika terlalu lama berada pada suhu yang tinggi, mengakibatkan penuaan bahan dapat lebih

cepat.

• Ketahanan panas bahan adalah ketahanan bahan terhadap suhu tertentu dalam waktu tertentu

pula (relatif pendek).

3. Sifat Kimia

Ketahanan kimia dari bahan sangat penting, sebab beberapa bahan isolasi sangat peka

terhadap pengaruh bahan-bahan kimia, misalnya gas, air, asam, basa, dan alkali. Pada tegangan

Page 18: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

6

tinggi dapat timbul ozon, beberapa bahan akan terpengaruh ketahanan isolasinya (karet tidak tahan

terhadap ozon).

4. Hidroskopisiti

Kemampuan atau kapasitas suatu bahan untuk menarik uap air dari udara, makin sedikit

kapasitas uap air yang dapat diserap maka akan semakin baik isolasi tersebut.

5. Penyerapan Air (%)

Kemampuan atau kapasitas suatu bahan menyerap air bila bahan tersebut dimasukkan ke

dalam air. Suatu bahan dikeringkan, ditimbang kemudian dicelupkan ke dalam air, setelah

diangkat ditimbang lagi.

6. Lain-Lain

Yang perlu mendapat perhatian dari sifat-sifat bahan isolasi selain yang disebutkan di atas,

adalah:

• Titik leleh.

• Sifat larut dari bahan.

• Pengaruh daya tembus dari kelembapan.

Untuk daerah tropis dimana kelembapan tinggi, maka keadaan lingkungan juga harus

diperhatikan seperti:

• Daerah kering

• Daerah basah

• Daerah hujan yang tinggi

• Angin

• Rayap, jamur, serangga, dan lain – lain [1]

2.2.6 Konstruksi dan Jenis Isolator

Bagian utama dari suatu isolator terdiri dari bahan dielektrik, jepitan logam dan tonggak

logam.Umumnya dielektrik isolator terbuat dari bahan porselen, gelas, polimer dan karet-silikon

(silicon rubber)[12][13], sedangkan jepitan terbuat dari besi tuangan atau baja [11]. Dilihat dari

lokasi pemasangan, isolator terdiri dari isolator pasang dalam (indoor) dan isolator pasang luar

(outdoor)[7]. Isolator pasang luar dibuat bersirip untuk memperpanjang lintasan arus bocor dan

mencegah terjadinya jembatan air yang terbentuk jika isolator dibasahi oleh air hujan. Dilihat dari

konstruksinya isolator terdiri dari isolator pendukung dan isolator gantung/suspension. Isolator

pendukung terdiri dari tiga jenis, yaitu : isolator pin, isolator post, dan isolator pin – post. Dilihat

dari bentuknya, isolator gantung terdiri dari dua jenis yaitu isolator piring dan isolator silinder [6].

Page 19: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

7

2.2.7 Karakteristik Isolator

Karakteristik isolator dibagi menjadi 2, yaitu karakteristik elektrik isolator dan karakteristik

mekanis isolator.

A. Karakteristik Elektrik Isolator

Karakteristik elektrik dari isolator yang dimaksud adalah kemampuan menahan tegangan

flashover dan arus bocor. Isolator yang terpasang pada jaringan udara (terutama jaringan

outdoor) sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan kondisi lingkungan udara sekitar.

Perubahan-perubahan tersebut dapat mempengaruhi kinerja dari isolator, yaitu kemampuan

isolator menahan tegangan. Apabila di permukaan isolator terbentuk lapisan polutan akan

mempengaruhi kinerja dari isolator tersebut. Kinerja isolator juga akan berbeda apabila

permukaan isolator dalam kondisi basah dan dalam kondisi kering [1].

B. Karakteristik Mekanis Isolator

Karakteristik mekanis suatu isolator ditandai dengan kekuatan mekanisnya, yaitu beban

mekanis terendah yang mengakibatkan isolator tersebut rusak. Kekuatan mekanis ini ditentukan

dengan membebani isolator dengan beban yang bertambah secara bertahap hingga isolator terlihat

rusak. Kekuatan mekanis suatu isolator dinyatakan dalam tiga keadaan beban, yaitu kekuatan

mekanis tarik, kekuatan mekanis tekan dan kekuatan mekanis tekuk[6].

2.2.8 Kekuatan Dielektrik

Dielektrik adalah material isolator listrik yang mudah terpolarisasi dan mempunyai tahanan

listrik (impedance) yang tinggi. Sebuah dielektrik yang ditempatkan pada medan listrik tidak akan

mengalirkan muatan-muatan listrik yang terdapat didalamnya melainkan mengkutubkan muatan

positif menuju kutub negatif medan listrik dan muatan negatif menuju kutub positif medan listrik

sehingga menimbulkan arus internal pada materialnya. Kemampuan material untuk polarisasi

dinyatakan sebagai permitivitas dan konstanta dielektrik adalah perbandingan antara permitivitas

material dengan permitivitas ruang hampa. Nilai kualitas dielektrik ditentukan oleh tingginya nilai

konstanta dielektrik dan ketahan dielektrik. Pada material dielektrik, struktur penyusun material

sangat menentukan tinggi rendahnya nilai konstanta permitivitas, umumnya material dengan

struktur kristal memiliki nilai konstanta permitivitas yang lebih rendah dibandingkan material

berstruktur amorf. Polimer dengan struktur rantai asimetris memiliki nilai konstanta permitivitas

yang tinggi hal ini terkait dengan kekuatan dipol molekulernya. Bahan dielektrik dapat ditemukan

dalam beberapa jenis yaitu padat (solid), cair (liquid) dan udara (gas)[14].

Page 20: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

8

2.2.9 Kerusakan Dielektrik Padat

Kerusakan pada dielektrik padat tergantung pada beberapa faktor antara lain:

A. Sifat/karakter medan listrik

• AC/DC

• Impulse

• Frekuensi rendah

• Frekuensi tinggi

B. Adanya kesalahan/kerusakan dari bahan sendiri

C. Pendinginan/pemanasan bahan dielektrik

D. Proses penuaan/waktu penggunaan[1]

2.2.10 Breakdown Voltage

Breakdown voltage dapat berarti besarnya tegangan listrik searah pada ujung – ujung

kapasitor yang menyebabkan dielektrik kapasitor tersebut tidak mampu lagi mengisolasi, atau

tegangan balik pada dioda yang menyebabkan dioda tidak lagi bersifat menyumbat. Apabila suatu

kapasitor diberikan tegangan searah yang lebih tinggi dari pada tegangan tembusnya, kapasitor

tidak lagi merupakan isolator bagi arus searah.

2.2.11 Flashover

Tegangan flashover yang terjadi pada permukaan isolator padat disebabkan oleh tegangan

yang harus ditahan oleh permukaan isolator melebihi kemampuannya. Kemampuan permukaan

isolator menahan tegangan ditentukan oleh besarnya resistansi permukaan bahan dan jenis bahan,

juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti adanya kontaminasi pada permukaan isolator,

kelembaban udara, suhu udara dan tekanan udara[11]. Selain itu, panjang jarak rambat dan luas

penampang serta ketebalan dari bentuk desain suatu bahan isolator juga dapat mempengaruhi

besarnya nilai tegangan flashover yang dapat ditahan[1].

Berhubung tegangan flashover dipengaruhi oleh kondisi udara sekitar, maka data pengujian

harus dikoreksi dengan kondisi udara standar, yang mengacu pada standar IEC 60 – 1 (1989),

sehingga tegangan flashover yang diperoleh selama pengujian harus dikoreksi dengan persamaan

berikut:

𝑉𝑠 = 𝑉𝑏

δ........................................................................................................................... (2.1)

δ = 𝑏

1013×

273+20

273+𝑡............................................................................................................ (2.2)

dimana

Vs : tegangan lompatan dalam keadaan standar (kV)

Vb : tegangan lompatan yang diukur pada keadaan sebenarnya (kV)

δ : kepadatan udara relatif

Page 21: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

9

t : suhu sekeliling pada saat pengujian (°C)

b : tekanan udara pada saat pengujian (mbar) [7].

2.2.12 Arus Bocor

Pengujian arus bocor ini bertujuan untuk mendapatkan data yang berupa nilai arus bocor dari

bahan resin, untuk melakukan pengamatan ini maka dibutuhkan osiloskop sebagai alat bantunya.

Input tegangan yang masuk ke dalam osiloskop harus sesuai dengan karakteristik kemampuan

osiloskop tersebut[6]. Piranti pengamanan dan perlindungan bagi osiloskop diperlukan untuk

membatasi tegangan besar yang masuk ke dalam osiloskop, yaitu dengan cara memasang

rangkaian pembagi tegangan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Rangkaian Pembagi Tegangan

Berdasarkan rangkaian pada gambar 2.1 dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui

besarnya arus I1 dengan nilai tegangan input osiloskop melalui persamaan berikut :

(I1 − I2)R1 = I2(R2 + R3)............................................................................................(2.3)

I2 R3 = VCF.....................................................................................................................(2.4)

Dimana:

I1 : Arus yang mengalir pada loop 1

I2 : Arus yang mengalir pada loop 2

R1, R2,R3 : Hambatan pada rangkaian

VCF : Nilai tegangan pada osiloskop (Vrms)

Persamaan – persamaan tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan nilai arus bocor sesuai

dengan rangkaian pengujian arus bocor dimana I2 mewakili nilai arus bocor (I1) yang diamati dan

VCF menunjukkan nilai tegangan (Vrms) yang terbaca pada osiloskop atau yang nantinya akan

dilambangkan sebagai Vrms.

Page 22: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

10

BAB 3

METODOLOGI

Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, serta alir penelitian. Pada

alir penelitian akan dilakukan beberapa langkah yaitu persiapan alat dan bahan, perancangan

dan pembuatan alat, pengujian isolator dan pembuatan laporan hasil penelitian. Penjelasan lebih

rinci tentang metodologi penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut:

3.1 Alat dan Bahan

Objek pada penelitian ini adalah

1. Campuran resin eternal dengan abu sekam padi

2. Campuran resin eternal dengan Abu daun bambu

3. Campuran antara resin eternal, abu sekam padi dan abu daun bambu

Abu yang telah dibuat akan disaring hingga memiliki ukuran 100 Mesh. Sampel isolator

akan dibuat dengan 4 variable pencampuran antara resin dengan abu yaitu 80%:20% ; 85%:15% ;

90%:10% ; 95%:5%.Dengan ukuran panjang 4 cm, lebar 4 cm dan tebal 5 mm. Pengujian yang

dilakukan terhadap sampel adalah pengujian tegangan flashover dan pengujian arus bocor dengan

kondisi kering dan basah guna mengetahui karakteristik dan perbedaan setiap sampel terhadap

tegangan dan arus yang diberikan. Pengujian ini akan dilakukan di Laboratorium Tegangan Tinggi

Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.

3.2 Mempersiapkan alat dan bahan

Persiapan alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan demi menunjang

penelitian sebagai berikut:

3.2.1 Pembuatan Abu Sekam Padi dan Abu Daun Bambu

1. Pembuatan Abu sekam Padi

a) Alat dan Bahan

• Sekam Padi

• Cawan porselen

• Furnace

• Blender

• Saringan mesh

b) Proses Pembuatan

Adapun langkah – langkah pembuatan abu sekam padi sebagai berikut:

1) Menyiapkan sekam padi yang akan di furnace

Page 23: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

11

2) Menyalin sekam padi pada wadah cawan porselen sebagai media penampung abu setelah

di furnace. Cawan yang digunakan adalah cawan dengan ukuran 50 mL dan 125 mL,

seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Sekam padi dalam wadah cawan porselen

3) Melakukan furnace hingga suhu 900° C. Penaikan suhu dilakukan secara bertahap, dari

suhu 300° C, kemudian 600 ° C lalu diamkan saat suhu telah mencapai suhu 900° C.

Seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Proses furnace sekam padi

4) Menghaluskan hasil furnace hingga menjadi bubuk yang halus dengan blender seperti

pada gambar 3.3 berikut.

Gambar 3.3 Abu sekam padi setelah diblender

5) Melakukan penyaringan abu pembakaran dengan saringan mesh dengan ukuran 100

Mesh

2. Pembuatan Abu Daun Bambu

a) Alat dan Bahan

• Daun Bambu

• Gunting

Page 24: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

12

• Cawan porselen

• Furnace

• Blender

• Saringan mesh

b) Proses Pembuatan

1) Menyiapkan daun bambu yang akan di furnace

2) Memotong – motong daun bambu dengan blender agar mudah menyalinnya pada cawan

porselen. Seperti pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Pemotongan daun bambu

3) Menyalin potongan daun bambu ke wadah cawan porselen

4) Melakukan furnace hingga suhu 900° C

5) Menghaluskan hasil furnace hingga menjadi bubuk yang halus dengan blender

6) Melakukan penyaringan abu pembakaran dengan saringan mesh dengan ukuran 100 Mesh

3. Pembuatan Isolator

a) Alat dan Bahan

• Resin eternal dan katalist

• Abu sekam padi

• Abu daun bambu

• Cetakan kaca

• Wadah plastik (sebagai wadah pencampuran resin dengan abu)

• Tangkai adukan

• Kertas mika

• Lakban

• Gerinda

• Timbangan digital

• Penggaris

b) Proses Pembuatan

1) Melapisi cetakan kaca dengan kertas mika

Page 25: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

13

2) Membuat adonan resin dengan ditimbang sesuai dengan variable yang diinginkan

3) Mencampurkan adonan resin sebelumnya dengan abu yang telah disiapkan serta di

sesuaikan dengan variable yang diinginkan.

4) Aduk campuran bahan tersebut dengan tangkai adukan hingga resin dan abu tercampur

dengan rata

5) Menambahkan katalist pada adonan campuran resin dan abu serta kembali mengaduknya

hingga rata

6) Tuangkan adonan ke dalam cetakan kaca yang sudah di persiapkan sebelumnya

7) Diamkan adonan hingga mengeras. Maksimal dalam waktu 24 jam

8) Apabila adonan sudah mengeras dan menjadi lempengan isolator lalu lepaskan

lempengan isolator dari cetakan kaca

9) Ukur lempengan isolator dengan penggaris menjadi ukuran persegi 4x4 cm dan ditandai

dengan spidol

10) Potong lempengan isolator dengan menggunakan gerinda sesuai dengan yang telah

ditandai spidol

11) Cuci bersih lempengan isolator dan keringkan dengan maksud menghilangkan debu –

debu yang menempel pada permukaan isolator

12) Lempengan isolator siap dijadikan sampel uji untuk pengujian flashover dan arus bocor

3.3 Alur Penelitian

Alur penelitian kajian dan pengujian campuran silika organik dan resin sebagai bahan isolasi

listrik tercantum pad gambar 3.5 sebagai berikut.

Gambar 3.5 Flowchart Penelitian

Page 26: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

14

3.4 Pengujian Tegangan Gagal / Flashover

3.4.1 Diagram Alir Pengujian Tegangan Flashover

Berikut Diagram alir pengujian tegangan flashover tertera pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Diagram Alir Tegangan Flashover

3.4.2 Peralatan Pengujian

Adapun peralatan yang diperlukan dalam melakukan pengujian tegangan flashover antara

lain:

1. Transformator Pengujian (Test Transformer),seperti pada gambar 3.7 berikut

Gambar 3.7 Trafo Tegangan Tinggi AC

Page 27: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

15

2. Panel Kontrol Operator, dengan alat inilah kita menaikkan tegangan dan memantau nilai

tegangan yang mengalir. Bentuk dari panel kontrol operator ada pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Panel Kontrol Operator

3. Elektroda Batang dan Dudukan Elektroda, alat ini digunakan untuk meletakan sampel uji

dengan cara dijepitkan diantara 2 elektroda, seperti pada gambar 3.9

Gambar 3.9 Elektroda Batang dan Dudukannya

4. Sampel Uji, terdiri dari resin eternal murni, resin dengan campuran abu daun bambu , resin

dengan campuran abu sekam padi dan resin dengan campuran antar abu daun bambu dan abu

sekam padi, sampel uji berukuran 4X4 cm dengan ketebalan 5 mm seperti pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 Sampel Pengujian

Page 28: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

16

5. Tongkat Pentanahan (Ground Stick) dan Kabel Penghubung, alat ini berfungsi sebagai

penyalur listrik ke tanah, seperti pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Grounding Stick dan Kabel Penghubungnya

6. Thermometer, Hygrometer dan Barometer

7. Aquades dan Spray

3.4.3 Langkah – Langkah Pengujian Tegangan Flashover

Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengujian tegangan flashover antara lain yaitu:

1. Pastikan peralatan terhubung sesuai dengan skema rangkaian berikut.

Gambar 3.12 Rangkaian Tegangan Flashover

2. Mencatat kondisi lingkungan: temperatur t (oC), tekanan b (mbar) dan kelembaban h (%).

3. Apabila pengujian dalam kondisi basah, semprotkan aquades ke bahan uji secukupnya.

4. Menjepit bahan uji diantara batang elektroda penguji.

5. Menyalakan saklar utama, sehingga lampu menyala. Kemudian tekan push button ON.

6. Memutar perlahan-lahan SVR (Sliding Voltage Regulation) sampai terjadi lompatan bunga

api.

7. Mencatat tegangan flashover kondisi sebenarnya (𝑣𝑏).

8. Menguji sempel lainnya pada kondisi basah.

9. Mencatat tegangan flashover kondisi sebenarnya (𝑣𝑏)

Page 29: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

17

10. Menghitung nilai tegangan flashover standarnya (Vs) dengan menghitung nilai faktor

kerapatan udara (δ) Menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2, sebagai berikut :

Diketahui :

Tekanan udara (b) = 996 mBar

Temperatur ruangan (t) = 24 °C

Kelembaban udara = 51 %

δ = 𝑏

1013×273 + 20

273 + 𝑡

= 996

1013×273 + 20

273 + 24

= 291,828

300,861

= 0,969

Sehingga

𝑉𝑠 = 𝑉𝑏

0,969...................................................................................................................... (3.1)

11. Mencatat nilai flashover standarnya (Vs).

3.5 Pengujian Arus Bocor

3.5.1 Diagram Alir Pengujian Arus Bocor

Berikut diagram alir pengujian arus bocor pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Diagram Alir Pengujian Arus Bocor

Page 30: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

18

3.5.2 Peralatan Pengujian

Adapun peralatan yang diperlukan dala melakukan pengujian arus bocor antara lain:

1. Transformator pengujian (Test Transformer)

2. Panel kontrol operator

3. pembagi tegangan, pembagi tegangan yang kami gunakan memiliki 3 buah resistor dengan

nilai masing – masing: 100kΩ, 100 kΩ, 10 kΩ, seperti pada gambar 3.14

Gambar 3.14 Pembagi Tegangan

4. Osiloskop dan isolating transformer seperti pada gambar 3.15

Gambar 3.15 Osiloskop dan Isolating Trafo

5. Elektroda batang dan dudukan elektroda

6. Sampel uji

7. Tongkat pentanahan (Grounding stick) dan kabel penghubung

8. Thermometer, hydrometer, dan barometer

9. Aquades dan spray (alat penyemprot)

3.5.3 Langkah – Langkah Pengujian Arus Bocor

Adapun langkah – langkah dalam melakukan pengujian arus bocor antara lain yaitu :

1. Pastikan peralatan terhubung sesuai dengan skema rangkaian berikut.

Gambar 3.16 Rangkaian Pengujian Arus Bocor

Page 31: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

19

2. Catat kondisi lingkungan: temperatur t (°C), tekanan b (mBar) dan kelembaban h (%).

3. Jepitkanlah bahan uji diantara batang elektroda penguji.

4. Apabila pengujian dalam kondisi basah, semprotkan aquades ke bahan uji secukupnya.

5. Nyalakan saklar utama, sehingga lampu menyala

6. Kemudian tekan push button ON, sehingga lampu menyala.

7. Putar perlahan-lahan SVR (Sliding Voltage Regulation) hingga mencapai tegangan

variannya.

8. Amati osiloskop dan cari Vrms pada frekuensi ± 50 Hz.

9. Rekam dan cetak hasil yang diperoleh dari osiloskop.

10. Mengukur arus bocor menggunakan osiloskop. Untuk mengatasi tegangan besar masuk ke

dalam osiloskop, maka digunakan rangkaian pembagi tegangan seperti gambar 2.1. Dengan

persamaan (2.3) sampai persamaan (2.4), dengan nilai resistansi pada rangkaian pembagi

tegangan adalah sebagai berikut : R1 = 100.000 Ω, R2 = 100.000 Ω, R3 = 10.000 Ω, , maka

besarnya arus I1 berdasarkan nilai tegangan input osiloskop VCF dapat dicari sebagai berikut:

(I1 − I2)R1 = I2(R2 + R3)

(I1 − I2)100.000 = I2(100.000 + 10.000)

100.000(I1) = 110.000(I2) + 100.000(I2)

100.000(I1) = 210.000(I2)

1(I1) = 2,1(I2)......................................................................................................(3.1)

Dengan menggunakan persamaan (2.4) maka diperoleh:

I2 R3 = VCF

VCF = I2 . 10.000...................................................................................................(3.2)

Dengan melakukan subtitusi antara persamaan (3.1) dan persamaan (3.2) maka didapatkan:

VCF = 1(I1)

2,1. 10.000

I1 = 0,00021 VCF................................................................................................ (3.3)

Dengan I1 mewakili nilai arus bocor yang terjadi, dan VCF menunjukkan nilai tegangan

yang terbaca di osiloskop.

3.5.4 Mean dan Standar Deviasi

Setelah dilakukan pengujian tegangan flashover dan pengujian arus bocor, maka akan

diperoleh data hasil pengujian. Data ini kemudian nantinya akan dicari rata – ratanya dan standar

deviasinya. Adapun fungsi dari standar deviasi adalah untuk mengetahui besarnya nilai perbedaan

suatu data sampel terhadap rata-rata dari keseluruhan data sampel. Sehingga untuk mencari standar

deviasinya maka data yang diperoleh perlu dimasukkan ke persamaan 3.4 berikut ini:

Page 32: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

20

𝑠 = √∑𝑖=1𝑛 (𝑥𝑖−𝑥 )2

𝑛−1............................................................................................................................(3.4)

s = Standar Deviasi (simpangan baku)

xi = Data Sampel (Vs pada pengujian flashover dan Ib pada pengujian arus bocor)

𝑥̅ = Rata – rata dari jumlah xi

n = Jumlah data sampel

Page 33: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

21

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Tegangan Flashover

Pengujian flashover dilakukan dengan 2 keadaan, yaitu keadaan kering dan keadaan basah.

Keadaan basah dilakukan dengan menyemprotkan aquades permukaan isolator

4.1.1 Pengujian Kondisi Kering

Pada pengujian kondisi kering dilakukan dengan temperatur ruangan 24 oC, tekanan udara

996 mBar, dengan kelembaban 51%. Pada pengujian tegangan flashover kondisi kering, masing –

masing variable akan ada 3 sampel yang diuji . Hasil dari pengujian kemudian dihitung

menggunakan persamaan (3.1) untuk memperoleh nilai Vs. Berikut ini adalah tabel data hasil

pengujian tegangan flashover pada kondisi kering dan setelah perhitungan:

Tabel 4.1 Tegangan rata – rata flashover isolator bahan uji kondisi kering

Variable Tegangan rata -rata flashover (kV)

Standar Deviasi

Vb Vs

Resin Eternal 100% 21,23 21,90 0,98

Resin eternal + Abu sekam

padi

80% : 20% 21,9 22,44 0

85% : 15% 21,33 22,01 1,19

90% : 10% 21,16 21,98 0,57

95% : 5% 21,96 22,66 0,12

Resin eternal + Abu Daun

Bambu

80% : 20% 22,06 22,76 0,06

85% : 15% 21,63 22,32 0,57

90% : 10% 22,33 23,21 0,3

95% : 5% 21,83 22,52 0,29

Resin eternal + Abu Daun

Bambu + Abu Sekam Padi

80% : 10% : 10% 21,83 22,52 0,29

85% : 7,5% : 7,5% 21,16 21,83 0,3

90% : 5% : 5% 22 22,7 0,52

95% : 2,5% : 2,5% 21,66 22,35 0,79

Berdasarkan pada data hasil pengujian tegangan flash over diatas, maka didapatkan

grafik diagram berdasarkan nilai Vs seperti gambar 4.1

Gambar 4.1 Grafik diagram batang tegangan flashover kondisi kering

21,922,44

22,01 21,9822,66 22,76

22,3223,21

22,52 22,5221,83

22,7 22,35

0,98 0 1,190,57

0,12 0,06 0,57

0,3

0,29 0,29

0,3

0,520,79

20,521

21,522

22,523

23,524

100%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:10%

:10%

85%

:7,5

%:7

,5%

90%

:5%

:5%

95%

:2,5

%:2

,5%

Murni Abu Sekam Padi Abu Daun Bambu Abu Campuran

Tegangan FLashover rata - rata kondisi kering

Nilai Vs (kV) St.Deviasi

Page 34: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

22

Berdasarkan grafik diagram batang pada gambar 4.1 terlihat bahwa pada uji tegangan

flashover, bahan isolator resin eternal murni mampu menahan tegangan hingga flashover rata-rata

keseluruhan sebesar 21,90 kV. Lalu isolator dengan adanya campuran dengan takaran 80% : 20%

bisa kita ketahui bahwasanya isolator dengan campuran abu daun bambu memiliki nilai tegangan

flashover paling tinggi sebesar 22,76 kV, lalu diposisi kedua ada isolator dengan campuran abu

sekam padi dan abu daun bambu dengan nilai 22,52 kV, lalu isolator yang memiliki nilai tegangan

flashover terkecil adalah isolator dengan campuran abu sekam padi dengan nilai 22,44 .

Lalu isolator dengan komposisi bahan pengisi sebesar 85% : 15%, dapat kita ketahui

bahwasanya isolator yang memiliki nilai tegangan flashover tertinggi adalah isolator dengan bahan

pengisi abu daun bambu sebesar 22,32 kV, lalu diposisi kedua adalah isolator dengan bahan

pengisi abu sekam padi dengan nilai 22,01 kV, dan yang memiliki nilai tegangan flashover

terendah adalah isolator dengan bahan pengisi campuran antara abu daun bambu dan abu sekam

padi dengan nilai 21,83 kV.

Lalu isolator dengan komposisi bahan pengisi sebesar 90% : 10%, dapat kita ketahui

bahwasanya isolator yang memiliki nilai tegangan flashover tertinggi adalah isolator dengan bahan

pengisi abu daun bambu sebesar 23,21 kV, lalu diposisi kedua adalah isolator dengan bahan

pengisi campuran antara abu daun bambu dan abu sekam padi dengan nilai 22,7 kV, dan yang

memiliki nilai tegangan flashover terendah adalah isolator dengan bahan pengisi abu sekam padi

dengan nilai 21,98 kV.

Dan isolator dengan komposisi bahan pengisi sebesar 95% : 5%, dapat kita ketahui

bahwasanya isolator yang memiliki nilai tegangan flashover tertinggi adalah isolator dengan bahan

pengisi abu sekam padi sebesar 22,66 kV, lalu diposisi kedua adalah isolator dengan bahan pengisi

abu daun bambu dengan nilai 22,52 kV, dan yang memiliki nilai tegangan flashover terendah

adalah isolator dengan bahan pengisi campuran antara abu daun bambu dan abu sekam padi dengan

nilai 22,35 kV.

Dari pengujian ini bisa kita lihat bahwasanya isolator dengan bahan pengisi abu daun

bambu memiliki nilai tegangan flashover yang lebih tinggi. Namun pada pengujian isolator dengan

komposisi bahan 95% : 5%, isolator dengan abu sekam padi memiliki nilai yang lebih tinggi, hal

ini terjadi karena adanya polutan berupa debu saat pengujian.

Dan apabila dilihat secara keseluruhan untuk tegangan yang mampu ditahan bahan isolator

resin eternal murni, isolator dengan pengisi abu sekam padi, isolator dengan pengisi abu daun

bambu dan isolator dengan pengisi campuran abu sekam padi dan abu daun bambu memiliki selisih

nilai yang sedikit..Hal ini dapat disebabkan karena ukuran dan bentuk dari sampel-sampel dari

ketiga jenis resin tersebut adalah sama yaitu persegi dengan ukuran 4 x 4 cm dengan ketebalan 5

Page 35: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

23

mm. Serta keempat macam resin tersebut memiliki permukaan yang sama – sama halus. Sehingga

panjang jarak jalur rambat yang dilewati loncatan api juga sama. Hal ini dikarenakan panjang jarak

jalur rambat loncatan api.

4.1.2 Pengujian Kondisi Basah

Pengujian tegangan gagal/ flashover kondisi basah dilakukan dengan kondisi lingkungan

yang sama dengan pengujian kondisi kering. Perbedaan antara pengujian kondisi kering dan basah

terletak pada pemberian aquades. Sebelum dilakukan pengujian, sampel uji resin terlebih dahulu

diberi aquades dengan cara disemprotkan menggunakan spray (alat penyemprot). Berikut adalah

tabel data hasil pengujian tegangan flashover kondisi basah dan setelah perhitungan nilai Vs.

Tabel 4.2 Tegangan rata – rata flashover isolator bahan uji kondisi basah

Variable Tegangan Flashover (kV)

Standar Deviasi

Vb Vs

Resin Eternal 100% 8,8 9,08 1,73

Resin eternal + Abu sekam

padi

80% : 20% 9,16 9,45 2,74

85% : 15% 10 10,31 1,03

90% : 10% 11,66 12.03 1,07

95% : 5% 10,5 10,83 1,86

Resin eternal + Abu Daun

Bambu

80% : 20% 9 9,28 1,03

85% : 15% 8,83 9,11 2,09

90% : 10% 9,83 10,14 0,79

95% : 5% 7,6 7,9 1,3

Resin eternal + Abu Daun

Bambu + Abu Sekam Padi

80% : 10% : 10% 10,66 11 0,3

85% : 7,5% : 7,5% 8,83 9,11 1,81

90% : 5% : 5% 9,33 9,62 1,58

95% : 2,5% : 2,5% 9 9,28 1,79

Berdasarkan pada data hasil pengujian tegangan rata – rata flashover diatas, maka

didapatkan grafik diagram berdasarkan nilai Vs seperti gambar 4.2

Gambar 4.2 Grafik diagram batang tegangan flashover kondisi basah

Berdasarkan grafik diagram batang pada gambar 4.2 terlihat bahwa pada uji tegangan

flashover kondisi basah, bahan isolator resin eternal murni mampu menahan tegangan hingga

flashover rata-rata keseluruhan sebesar 9,08 kV. Lalu isolator dengan adanya campuran dengan

9,08 9,45 10,3112,03 10,83

9,28 9,11 10,147,9

119,11 9,62 9,28

1,732,74 1,03

1,071,86

1,03 2,09 0,79

1,3

0,31,81 1,58 1,79

0

2

4

6

8

10

12

14

100%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:10%

:10%

85%

:7,5

%:7

,5%

90%

:5%

:5%

95%

:2,5

%:2

,5%

Murni Abu Sekam Padi Abu Daun Bambu Abu Campuran

Tegangan FLashover rata - rata kondisi basah

Nilai Vs (kV) St.Deviasi

Page 36: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

24

takaran 80% : 20% bisa kita ketahui bahwasanya isolator dengan campuran antara abu daun bambu

dan abu sekam padi memiliki nilai tegangan flashover paling tinggi sebesar 11 kV, lalu diposisi

kedua ada isolator dengan campuran abu sekam padi dengan nilai 9,45 kV, lalu isolator yang

memiliki nilai tegangan flashover terkecil adalah isolator dengan campuran abu daun bambu

dengan nilai 9,28 kV.

Lalu isolator dengan komposisi bahan pengisi sebesar 85% : 15%, dapat kita ketahui

bahwasanya isolator yang memiliki nilai tegangan flashover tertinggi adalah isolator dengan bahan

pengisi abu sekam padi sebesar 10,31 kV, kemudian dibawahnya ada isolator dengan bahan

pengisi abu daun bambu dan isolator dengan bahan pengisi campuran antara abu sekam padi dan

abu daun bambu yang memiliki nilai yang sama yaitu 9,11 kV.

Lalu isolator dengan komposisi bahan pengisi sebesar 90% : 10%, dapat kita ketahui

bahwasanya isolator yang memiliki nilai tegangan flashover tertinggi adalah isolator dengan bahan

pengisi abu sekm padi sebesar 12,03 kV, lalu diposisi kedua adalah isolator dengan bahan pengisi

abu daun bambu dengan nilai 10,14 kV, dan yang memiliki nilai tegangan flashover terendah

adalah isolator dengan bahan pengisi campuran antara abu sekam padi dan abu daun bambu dengan

nilai 9,62 kV.

Dan isolator dengan komposisi bahan pengisi sebesar 95% : 5%, dapat kita ketahui

bahwasanya isolator yang memiliki nilai tegangan flashover tertinggi adalah isolator dengan bahan

pengisi abu sekam padi sebesar 10,38 kV, lalu diposisi kedua adalah isolator dengan bahan pengisi

campuran antara abu daun bambu dan abu sekam padi dengan nilai 9,28 kV, dan yang memiliki

nilai tegangan flashover terendah adalah isolator dengan bahan pengisi abu daun bambu dengan

nilai 7,9 kV.

Dari pengujian ini bisa kita lihat bahwasanya isolator dengan bahan pengisi abu sekam

padi memiliki nilai tegangan flashover yang lebih tinggi dalam keadaan basah. Namun pada

pengujian isolator dengan komposisi bahan 80% : 20%, isolator dengan bahan pengisi campuran

antara abu sekam padi dan abu daun bambu memiliki nilai yang lebih tinggi, hal ini terjadi karena

adanya polutan berupa debu saat pengujian.

Dan apabila dilihat secara keseluruhan untuk tegangan yang mampu ditahan bahan isolator

resin eternal murni, isolator dengan pengisi abu sekam padi, isolator dengan pengisi abu daun

bambu dan isolator dengan pengisi campuran abu sekam padi dan abu daun bambu memiliki selisih

nilai yang sedikit..Hal ini dapat disebabkan karena ukuran dan bentuk dari sampel-sampel dari

ketiga jenis resin tersebut adalah sama yaitu persegi dengan ukuran 4 x 4 cm dengan ketebalan 5

mm. Serta keempat macam resin tersebut memiliki permukaan yang sama – sama halus. Sehingga

Page 37: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

25

panjang jarak jalur rambat yang dilewati loncatan api juga sama. Hal ini dikarenakan panjang jarak

jalur rambat loncatan api.

4.2 Hasil Pengujian Arus Bocor

Pengujian arus bocor dilakukan dengan 2 keadaan, yaitu keadaan kering dan keadaan

basah. Keadaan basah dilakukan dengan menyemprotkan aquades permukaan isolator.

4.2.1 Pengujian Kondisi Kering

Besarnya nilai arus bocor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.2) sebagai

berikut ini :

I1(Ib arus bocor) = 0,00021 VCF(Vrms osiloskop)

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka hasil pengujian arus bocor pada kondisi

kering dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3 Tabel hasil pengujian arus bocor kondisi kering

Variable

Tegangan

Variasi(kV) Vrms (mV) Arus Bocor (µA)

Jenis Komposisi Takaran Komposisi

Resin Eternal 100%

10 11,96 2,5116

6 10,01 2,102

2 10,73 2,2533

Resin eternal + Abu

sekam padi

80% : 20%

10 13,73 2,6833

6 16,03 3,3663

2 12,66 2,6586

85% : 15%

10 12,7 2,667

6 10,22 2,1462

2 11,96 2,5116

90% : 10%

10 15,06 3,1626

6 12,56 2,6376

2 14,13 2,9673

95% : 5%

10 16,46 3,4566

6 14,23 2,9883

2 16,83 3,5343

Resin eternal + Abu

Daun Bambu

80% : 20%

10 18,03 3,7863

6 14,4 3,024

2 13,13 2,7573

85% : 15%

10 22,3 4,683

6 15,3 3,213

2 12,4 2,604

90% : 10%

10 23,86 5,0106

6 20,56 4,3176

2 18,16 3,8136

95% : 5%

10 19,63 4,1223

6 17,76 3,7296

2 15,76 3,3096

Resin eternal + Abu

Daun Bambu + Abu

Sekam Padi

80% : 10% : 10%

10 24,46 5,1366

6 19,6 4,116

2 14,26 2,9946

85% : 7,5% : 7,5%

10 20,06 4,2126

6 19,53 4,1013

2 20,66 4,3386

90% : 5% : 5%

10 26,6 5,586

6 20,5 4,395

2 20,1 4,221

95% : 2,5% : 2,5% 10 17,36 3,6456

Page 38: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

26

6 15,73 3,3033

2 21,2 4,452

Berdasarkan data hasil pengujian tegangan flash over pada tabel 4.3, maka didapatkan grafik

diagram berdasarkan nilai Vs seperti gambar berikut :

Gambar 4.3 Grafik diagram batang arus bocor kondisi kering dengan tegangan varian 2 kV

Gambar 4.4 Grafik diagram batang arus bocor kondisi kering dengan tegangan varian 6 kV

Gambar 4.5 Grafik diagram batang arus bocor kondisi kering dengan tegangan varian 10 kV

2,13,37

2,15 2,64 2,99 3,02 3,224,32

3,73 4,12 4,1 4,313,3

1,46

1,58

0,51

1,17 0,7 0,44

2,75 0,580,6

0,611,88 1,35

1,25

0

1

2

3

4

5

6

7

100%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:10%

:10%

85%

:7,5

%:7

,5%

90%

:5%

:5%

95%

:2,5

%:2

,5%

Murni Abu Sekam Padi Abu Daun Bambu Abu Campuran

Arus Bocor Dengan Tegangan Varian 6 kV

Arus Bocor(µA) St.Deviasi

2,51 2,88 2,67 3,16 3,46 3,794,68 5,03

4,125,14

4,215,59

3,65

1,31 0,31 0,260,67 0,7 0,68

0,36

2,61

0,12

0,381,33

2,55

0,12

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

100%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:10%

:10%

85%

:7,5

%:7

,5%

90%

:5%

:5%

95%

:2,5

%:2

,5%

Murni Abu Sekam Padi Abu Daun Bambu Abu Campuran

Arus Bocor Dengan Tegangan Varian 10 kV

Arus Bocor(µA) St.Deviasi

2,25 2,66 2,51 2,973,54

2,76 2,63,82

3,28 3

4,34 4,22 4,450,75 0,42 0,23

0,58

1,16

0,29 0,62

0,42 1,661,5

0,65 0,530,87

0

1

2

3

4

5

6

100%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:10%

:10%

85%

:7,5

%:7

,5%

90%

:5%

:5%

95%

:2,5

%:2

,5%

Murni Abu Sekam Padi Abu Daun Bambu Abu Campuran

Arus Bocor Dengan Tegangan Varian 2 kV

Arus Bocor(µA) St.Deviasi

Page 39: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

27

Berdasarkan grafik pada gambar 4.3, 4.4, 4.5 terlihat bahwa nilai rata – rata arus bocor pada

resin eternal murni cenderung mengalami peningkatan setiap tegangan variannya dinaikkan, tetapi

pada saat tegangan variannya sebesar 6 kV, Vrms yang didapat lebih kecil dari tegangan 2 kV

sehingga nilai arus bocor yang didapat pun juga lebih kecil. Hal ini dapat disebabkan karena faktor

kondisi polutan/debu yang menempel pada permukaan isolator selama proses pengujian dan

kondisi udara disekitar alat pengujian. Pengujian arus bocor pada resin eternal pada penelitian ini

akan dijadikan sebagai patokan utk melihat arus bocor yang terjadi pada isolator lainnya pada

penelitian ini.

Pada pengujian arus bocor dengan kondisi kering ini dapat kita lihat bahwasanya, terlihat

dengan jelas dari semua jenis komposisi tambahan pada isolator membuat peningkatan pada arus

bocornya. Dimulai dari komposisi abu sekam padi yang terkecil dari ketiga jenis komposisi, diikuti

abu daun bambu, lalu yang paling besar memberikan lonjakan arus bocor adalah isolator dengan

komposisi campuran abu sekam padi dan abu daun bambu.

Dan dari setiap peningkatan tegangan varian dapat kita ketahui bahwasanya semakin besar

nilai tegangan variasi yang diberikan maka nilai dari arus bocor cenderung semakin besar.

Sehingga jika dilihat secara keseluruhan maka nilai arus bocor berbanding lurus dengan nilai

tegangan variannya, semakin besar tegangan varian yang diberikan maka semakin besar nilai arus

bocornya dan begitupun sebaliknya.

4.2.2 Pengujian Kondisi Basah

Perhitungan arus bocor pada kondisi basah sama seperti kondisi kering dimana :

I1(Ib arus bocor) = 0,00021 VCF(Vrms osiloskop)

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka hasil pengujian arus bocor pada

kondisi kering dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4 Tabel hasil pengujian arus bocor kondisi basah

Variable Tegangan

Variasi(kV) Vrms Arus Bocor(µA)

Jenis Komposisi Takaran Komposisi

Resin Eternal 100% 4 11,11 2,3331

2 10,04 2,1084

Resin eternal + Abu

sekam padi

80% : 20% 4 11,6 2,436

2 16,93 3,5553

85% : 15% 4 13,1 2,751

2 10,9 2,289

90% : 10% 4 10,3 2,163

2 10,3 2,163

95% : 5% 4 13,6 2,856

2 12,86 2,7006

Resin eternal + Abu

Daun Bambu

80% : 20% 4 14,93 3,1353

2 10,6 2,226

85% : 15% 4 15,9 3,339

2 17,56 3,6876

90% : 10% 4 13,96 2,9316

Page 40: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

28

2 14,66 3,0786

95% : 5% 4 17,93 3,765

2 16,86 3,5406

Resin eternal + Abu

Daun Bambu + Abu

Sekam Padi

80% : 10% : 10% 4 18,4 3,864

2 16,4 3,444

85% : 7,5% : 7,5% 4 15,83 3,3243

2 15,73 3,3033

90% : 5% : 5% 4 13,3 2,793

2 13,6 2,856

95% : 2,5% : 2,5% 4 15,6 3,276

2 17,03 3,5763

Berdasarkan data hasil pengujian tegangan flash over pada tabel 4.4, maka didapatkan grafik

diagram berdasarkan nilai Vs seperti gambar berikut :

Gambar 4.6 Grafik diagram batang arus bocor kondisi basah dengan tegangan varian 4 kV

Gambar 4.7 Grafik diagram batang arus bocor kondisi basah dengan tegangan varian 2 kV

Berdasarkan grafik pada gambar 4.6 dan 4.7 terlihat bahwa nilai rata – rata arus bocor pada

resin eternal murni cenderung mengalami peningkatan ketika tegangan variannya dinaikkan.

Pengujian arus bocor pada resin eternal murni pada penelitian ini akan dijadikan sebagai patokan

utk melihat arus bocor yang terjadi pada isolator lainnya pada penelitian ini.

2,33 2,442,75

2,182,7

3,14 3,342,93

3,77 3,863,33

2,793,28

0,28 0,04

0,51

0,007

0,68 0,060,33

0,55

0,24 0,02

0,12

0,18

0,09

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

100%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:10%

:10%

85%

:7,5

%:7

,5%

90%

:5%

:5%

95%

:2,5

%:2

,5%

Murni Abu Sekam Padi Abu Daun Bambu Abu Campuran

Arus Bocor Dengan Tegangan Varian 4 kV

Arus Bocor(µA) St.Deviasi

2,11

3,56

2,29 2,162,7

2,23

3,693,08

3,54 3,44 3,32,86

3,580,11

0,05

0,170,07

0,08

0,14

0,08

0,14

0,18 0,04 0,040,11

0,21

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

100%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:20%

85%

:15%

90%

:10%

95%

:5%

80%

:10%

:10%

85%

:7,5

%:7

,5%

90%

:5%

:5%

95%

:2,5

%:2

,5%

Murni Abu Sekam Padi Abu Daun Bambu Abu Campuran

Chart Title

Arus Bocor(µA) St.Deviasi

Page 41: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

29

Pada pengujian arus bocor dengan kondisi basah ini dapat kita lihat bahwasanya, terlihat

dengan jelas dari semua jenis komposisi tambahan pada isolator membuat peningkatan pada arus

bocornya. Dimulai dari komposisi abu sekam padi yang terkecil dari ketiga jenis komposisi, diikuti

abu daun bambu, lalu yang paling besar memberikan lonjakan arus bocor adalah isolator dengan

komposisi campuran abu sekam padi dan abu daun bambu. Namun pada grafik bisa kita lihat

lonjakan arus bocor yang terjadi pada isolator dengan campuran abu daun bambu dengan takaran

95% : 5% yang terjadi pada tegangan varian 2 kV dan 4 kV, serta juga terjadi pada isolator dengan

campuran abu sekam padi dengan takaran 80% : 20%, lalu juga terjadi pada isolator dengan

campuran daun bambu dengan takaran 85% : 15%. Hal ini dapat disebabkan karena faktor kondisi

polutan/debu yang menempel pada permukaan isolator selama proses pengujian dan kondisi udara

disekitar alat pengujian

Dan dari setiap peningkatan tegangan varian dapat kita ketahui bahwasanya semakin besar

nilai tegangan variasi yang diberikan maka nilai dari arus bocor cenderung semakin besar.

Sehingga jika dilihat secara keseluruhan maka nilai arus bocor berbanding lurus dengan nilai

tegangan variannya, semakin besar tegangan varian yang diberikan maka semakin besar nilai arus

bocornya dan begitupun sebaliknya.

Apabila secara keseluruhan arus bocor pada kondisi basah dibandingkan dengan kondisi

kering, maka terlihat bahwa nilai arus bocor pada kondisi basah lebih besar daripada kondisi

kering. Hal ini disebabkan karena pada kondisi basah permukaan resin mengalami peningkatan

kelembaban sehingga arus dengan mudah merambat melalui permukaan resin.

Page 42: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

30

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Dari pengujian flashover yang kita lakukan pada kondisi basah, bisa kita ketahui

bahwasanya nilai tegangan flashover yang didapat adalah setengah dari nilai saat pengujian

kondisi kering bahkan kurang dari itu.

b. Dari pengujian flashover yang dilakukan dalam keadaan kering, isolator dengan bahan

pengisi abu daun bambu memiliki nilai paling tinggi yaitu 23,21 kV dan isolator yang

memiliki nilai paling rendah adalah isolator dengan bahan pengisi abu sekam padi dengan

nilai 21,98 kV. Kemudian, pengujian yang dilakukan dalam keadaan basah, didapatkan

bahwasanya isolator dengan bahan pengisi abu sekam padi memiliki nilai paling tinggi yaitu

12,03 kV dan isolator yang memiliki nilai paling rendah adalah isolator dengan bahan

pengisi campuran antara abu sekam padi dan abu daun bambu dengan nilai 7,9 kV.

c. Dari pengujian flashover dapat kita ketahui bahwasanya dari semua sampel yang diuji pada

penelitian ini, isolator terbaik adalah isolator dengan bahan pengisi abu daun bambu dengan

komposisi 90%:10%. Hal ini diketahui karena tingkat tegangan flashovernya yang tinggi,

dikarenakan semakin tinggi nilai tegangan flashovernya maka semakin baik pula isolasi dari

isolator tersebut.

d. Dari pengujian arus bocor yang dilakukan dalam keadaan kering, kita mendapati

bahwasanya isolator dengan bahan pengisi campuran antara abu daun bambu dan abu sekam

padi memiliki nilai paling tinggi yaitu 5,59 µA saat tegangan variannya bernilai 10 kV dan

isolator yang memiliki nilai paling rendah adalah isolator dengan bahan pengisi abu sekam

padi dengan nilai 2,67 µA saat tegangan variannya bernilai 10 kV. Kemudian, pengujian

arus bocor yang dilakukan dalam keadaan basah, didapatkan bahwasanya isolator dengan

bahan pengisi campuran antara abu daun bambu dan abu sekam padi memiliki nilai paling

tinggi yaitu 3,86 µA saat tegangan variannya bernilai 4 kV dan isolator yang memiliki nilai

paling rendah adalah isolator dengan bahan pengisi abu sekam padi dengan nilai 2,16 µA

saat tegangan variannya bernilai 4 kV.

5.2 Saran

a. Melakukan pengujian tambahan yaitu pengujian tegangan tembus agar mengtahui pengaruh

komposisi bahan

b. Sampel uji dalam kondisi bersih dan steril agar tidak ada polutan selama masa pengujian

c. Mencoba menggunakan resin jenis lainnya.

Page 43: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

31

BAB 6

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Wira Pradipta, “Uji Nilai Tegangan Flashover Dan Tembus Pada Bahan Isolator Dari

Limbah Sampah Botol Plastik PET (Polyethylene Terephthalate),” Universitas Islam

Indonesia, 2017.

[2] A. Nindyapuspa and Y. Trihadiningrum, “Kajian Tentang Pengelolaan Limbah Elektronik,”

Jur. Tek. lingkungan, Fak. Tek. sipil dan perencanaan, Inst. Teknol. sepuluh

november(ITS), 2013.

[3] A. H. Saputra and H. N. Anindita, “Synthesis of nata de coco fiber composite with

conductive filler as an eco-friendly semiconductor material,” Int. J. Technol., vol. 6, no. 7,

pp. 1198–1204, 2015.

[4] D. Patabang, “Karakteristik Termal Briket Arang Sekam Padi Dengan Variasi Bahan

Perekat,” Jur. Tek. Mesin , Unirsitas Tadulako, 2012.

[5] D. U. Trisnawati, “PEMANFAATAN LIMBAH DAUN BAMBU SEBAGAI BAHAN

BIOGENIK SILIKA DALAM PRODUKSI FOTOKATALIS TiO2-SiO2

MENGGUNAKAN PREKURSOR TITANIUM (IV) PROPOKSIDA,” Universitas Islam

Indonesia, 2017.

[6] T. Rachmatullah, “Perbedaan Nilai Tegangan Flashover dan Arus Bocor Pada Beberapa

Jenis Resin Sebagai Bahan Isolator,” Universitas Islam Indonesia, 2016.

[7] A. Syakur, “Unjuk Kerja Isolator 20 kV Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah

dan Kering,” J. Transm., 2012.

[8] I. G. Suka, W. Simanjuntak, S. Sembiring, and E. Trisnawati, “Karakteristik Silika Sekam

Padi Dari Provinsi Lampung Yang Diperoleh Dengan Metode Ekstraksi,” Mipa, vol. 37,

no. 1, pp. 47–52, 2008.

[9] E. S. K. Dwi Rasy Mujiyanti, Nuryono, “SINTESIS DAN KARAKTERISASI SILIKA

GEL DARI ABU SEKAM PADI YANG DIIMOBILISASI DENGAN 3-

(TRIMETOKSISILIL)-1-PROPANTIOL,” in sains dan terapan kimia, vol. 4, no. 2,

Yogyakarta, 2010, pp. 150–167.

[10] S. C. Precelia, R. R. Dirgarini, J. Nurlianti, and C. Saleh, “SINTESIS SILIKA MESOPORI

TERSULFONASI DARI ABU DAUN BAMBU PETUNG ( Dendrocalamus asper )

SYNTHESIS OF SULFONATED MESOPOROUS SILICA FROM BAMBOO LEVES

ASH ( Dendrocalamus asper ),” J. At., vol. 3, no. 1, pp. 61–67, 2018.

[11] B. L. Tobing, Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.

[12] A. N. Afandi, “Hydrofobic analysis of rubber materials on high voltage insulation,” Tekno

J., no. April, 2007.

[13] A. S. H. B. tumiran Rochmadi, “Leakage Current Monitoring for Silane Epoxy Resin

Insulator under Tropical Climate Conditions,” 2012 Int. Conf. IEEE Cond. Monit.

Diagnosis, 2012.

[14] S. R. E. Putri, “Pengujian Karakteristik Pengisian Dan Pengosongan Film Tebal Kitosan

Sebagai Dielektrik Kapasitor,” Universitas Sumatra Utara, 2017.

Page 44: KAJIAN DAN PENGUJIAN CAMPURAN SILIKA ORGANIK DAN …

1

LAMPIRAN