pengendalian persediaan bahan baku pasir silika

14
1 PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) (Studi Pada CV. BUMI SILIKA JAYA) Oleh: Feby Zakaria Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya [email protected] Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Surachman, SE, MSIE ABSTRAK Pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan manajemen yang penting di dalam perusahaan. Perusahaan diharapkan mampu untuk mengelola persdiaan bahan baku secara efisien. Perusahaan CV. BUMI SILIKA JAYA memiliki masalah dalam mengelola persediaan pasir silika dengan baik. Perusahaan terlalu sering melakukan pemesanan serta terjadinya kekurangan persediaan di dalam gudang menjadi masalah pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui berapa jumlah pemesanan bahan baku yang tepat, efisiensi biaya persediaan, jumlah persediaan pengamanan dan titik pemesanan kembali dari persediaan bahan baku di gudang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan mengumpulkan beberapa informasi dokumen terkait persediaan bahan baku pasir silika. Data yang telah dikumpulkan digunakan untuk menghitung jumlah pemesanan ekonomis bahan baku pasir silika (Economic Order Quantity), frekuensi pemesanan menurut EOQ, tingkat persediaan yang tepat untuk melakukan pemesanan ulang bahan baku (Re- Order Point), dan jumlah persediaan pengamanan (safety stock) untuk mengantisipasi kekurangan persediaan pasir silika. Hasil dari penghitungan diketahui bahwa untuk dapat melakukan efisiensi biaya persediaan jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) yang diperoleh sebesar 11.366 ton. Frekuensi pemesanan dilakukan 25 kali. Re-Order Point persediaan pasir silika adalah 3.398 ton. Tingkat pelayanan yang diberikan perusahaan sebesar 95%, safety stock yang dibutuhkan adalah 2.452 ton. Kata Kunci: Economic Order Quantity (EOQ), Frekuensi Pemesanan, Safety Stock, Re-Order Point (ROP)

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

1

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

(Studi Pada CV. BUMI SILIKA JAYA)

Oleh:

Feby Zakaria

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

[email protected]

Dosen Pembimbing:

Prof. Dr. Surachman, SE, MSIE

ABSTRAK

Pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan manajemen yang

penting di dalam perusahaan. Perusahaan diharapkan mampu untuk mengelola

persdiaan bahan baku secara efisien. Perusahaan CV. BUMI SILIKA JAYA

memiliki masalah dalam mengelola persediaan pasir silika dengan baik.

Perusahaan terlalu sering melakukan pemesanan serta terjadinya kekurangan

persediaan di dalam gudang menjadi masalah pada penelitian ini.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui berapa jumlah pemesanan

bahan baku yang tepat, efisiensi biaya persediaan, jumlah persediaan pengamanan

dan titik pemesanan kembali dari persediaan bahan baku di gudang. Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara dan mengumpulkan beberapa

informasi dokumen terkait persediaan bahan baku pasir silika. Data yang telah

dikumpulkan digunakan untuk menghitung jumlah pemesanan ekonomis bahan

baku pasir silika (Economic Order Quantity), frekuensi pemesanan menurut EOQ,

tingkat persediaan yang tepat untuk melakukan pemesanan ulang bahan baku (Re-

Order Point), dan jumlah persediaan pengamanan (safety stock) untuk

mengantisipasi kekurangan persediaan pasir silika.

Hasil dari penghitungan diketahui bahwa untuk dapat melakukan efisiensi

biaya persediaan jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) yang diperoleh sebesar

11.366 ton. Frekuensi pemesanan dilakukan 25 kali. Re-Order Point persediaan

pasir silika adalah 3.398 ton. Tingkat pelayanan yang diberikan perusahaan

sebesar 95%, safety stock yang dibutuhkan adalah 2.452 ton.

Kata Kunci: Economic Order Quantity (EOQ), Frekuensi Pemesanan, Safety

Stock, Re-Order Point (ROP)

Page 2: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

2

SILICA SAND RAW MATERIAL INVENTORY CONTROL USING

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) METHOD

(Study On CV. BUMI SILIKA JAYA)

Feby Zakaria

Faculty of Economics and Business, University of Brawijaya

[email protected]

Supervisor:

Prof. Dr. Surachman, SE, MSIE

ABSTRACT

Inventory control is one of the pivotal management activities in a

company. Company is expected to be able to manage its raw material inventory

efficiently. CV. BUMI SILIKA JAYA faced a problem in managing its silica sand

inventory. The company frequently made sand orders and often experienced lack

of inventory at their storage.

The aim of this research is to know the proper number of raw material

order to achieve efficient inventory costs, to define the number of safety stock and

repeat order point and raw material inventory in storage unit. Data collection

technique was done through interview and silica sand inventory number

document. The collected data was utilized to calculate economic order quantity of

silica sand raw material, ordering frequency based on EOQ, proper inventory level

to make repeat order, and number of safety stock to anticipate a lack on silica sand

inventory.

The calculation result demonstrated that to achieve efficient and economic

order quantity of the inventory (EOQ), it total order was 11,336 tons. The

ordering frequency was 25 times. Repeat order point of silica sand inventory was

3,398 tons. For service level provided by the company at 95%, the safety stock

required was 2,452 tons.

Keywords: Economic Order Quantity (EOQ), Ordering Frequency, Safety Stock,

Repeat Order Point (ROP)

Page 3: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

3

PENDAHULUAN

Pada saat ini perkembangan dunia

usaha mengalami peningkatan yang sangat

signifikan dan terbilang sangat pesat untuk

semua sektor. Perkembangan yang terjadi

secara global memberikan dampak hampir

ke semua negara termasuk negara

Indonesia. Perkembangan yang terjadi

karena adanya peningkatan keberagaman

kebutuhan manusia yang semakin

meningkat dari waktu ke waktu. Banyak

perusahaan dan perseorangan yang jeli

membaca situasi tersebut dan

memanfaatkan peluang untuk membuka

suatu usaha guna memenuhi kebutuhan

dan mendapatkan keuntungan dari keadaan

yang terjadi saat ini.

Salah satu bentuk usaha yang sangat

diminati oleh perusahaan dan

perseorangan adalah usaha yang bergerak

pada bidang pertambangan sumberdaya

alam. Usaha pertambangan meliputi

banyak sumberdaya alam yang diantaranya

seperti minyak, gas alam, batu bara, logam

mulia, pasir dan masih banyak lainnya.

Salah satu usaha pertambangan yang

tengah diminati saat ini adalah pasir silika

yang digunakan sebagai bahan baku untuk

pembuatan batu bata ringan, semen mortar,

kaca dan internit.

Kebutuhan akan pasir silika meningkat

secara signifikan dengan adanya kebijakan

yang menetapkan untuk semua bangun

tinggi di Indonesia menggunakan batu bata

ringan yang memiliki banyak keunggulan

dibandingkan batu bata merah. Peraturan

tersebut tertulis dalam Perpres RI Nomor

70 Tahun 2012.

Dengan semakin meningkatnya

kebutuhan pasir silika, maka perusahaan-

perusahaan yang bergerak dalam jual beli

pasir silika harus mampu untuk

memanajemen dengan baik persediaan

bahan baku. Ketersediaan bahan baku

merupakan hal yang penting di dalam

perusahaan guna untuk tetap menjaga

kelancaran proses produksi perusahaan.

Pengendalian persediaan bahan baku harus

melalui proses koordinasi dan integrasi

kegiatan yang dilakukan secara efektif dan

efisien (Susanto, 2009: 3). Perusahaan

harus mampu untuk menentukan jumlah

persediaan yang disimpan, jumlah

persediaan yang harus dipesan serta kapan

harus melakukan pemesanaan ulang

(Lestari, 2012: 8).

Tujuan diadakan persediaan oleh

perusahaan karena persediaan berguna

untuk menghilangkan resiko keterlambatan

barang atau bahan yang dibutuhkan oleh

perusahaan, menghilangkan resiko kualitas

bahan yang dipesan sehingga bahan

tersebut harus dikembalikan, untuk bisa

menjaga stok bahan-bahan yang bersifat

musiman, mempertahankan stabilitas

operasi perusahaan, mencapai penggunaan

mesin yang optimal, memaksimalkan

pelayanan kepada pelanggan dimana

keinginan pelanggan bisa tetap terpenuhi

(Assauri: 2008).

Salah satu bentuk manajemen

persediaan yang baik adalah dengan

menerapkan Economic Order Quantity di

dalam perusahaan. Menurut Heizer dan

Render (2015: 561), Economic Order

Quantity (EOQ) adalah salah satu teknik

pengendalian persediaan yang sederhana

dimana konsep pengendalian tersebut

mampu untuk menentukan jumlah (Q)

setiap kali melakukan pesanan sehingga

biaya total persediaan dapat diturunkan.

Konsep Economic Order Quantity (EOQ)

memberikan gambaran keputusan yang

dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu

mengenai berapa jumlah bahan baku yang

dipesan berdasarkan kebutuhan dan

kapasitas gudang serta waktu untuk

melakukan pesanan ulang persediaan.

CV. BUMI SILIKA JAYA merupakan

salah satu perusahaan yang bergerak pada

jual beli hasil pertambangan yaitu pasir

silika. Perusahaan tersebut beroperasi di

kecamatan Bancar, kabupaten Tuban. Saat

ini perusahaan CV. BUMI SILIKA JAYA

masih menerapkan metode sederhana

dalam menghitung kebutuhan bahan baku.

Page 4: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

4

Perusahaan tersebut belum menerapkan

metode Economic Order Quantity (EOQ)

dalam menganilisis dan menghitung

kebutuhan persediaan bahan baku

sehingga perusahaan pernah mengalami

kehabisan stok bahan baku. Perusahaan

juga cenderung untuk terlalu sering

melakukan pesanan sehingga biaya

pemesanan belum terkendali secara

maksimal.

Dari berbagai penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan penerapan metode

Economic Order Quantity (EOQ) dapat

mencegah habisnya stok persediaan di

dalam perusahaan dan mampu untuk

meminimalisir biaya persediaan. Metode

ini mampu menunjukkan kuantitas

pesanan ekonomis, frekuensi pemesanan

ekonomis, dan waktu untuk melakukan

pemesanan ulang Re-Order Point (ROP)

yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

Berdasarkan latar belakang diatas

tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(1) Mengetahui proses pengendalian

persediaan bahan baku yang dilakukan

oleh perusahaan, (2) berapa kuantitas

pesanan ekonomis yang harus dilakukan

oleh perusahaan berdasarkan metode EOQ,

(3) berapa jumlah frekuensi pemesanan

ekonomis yang dapat dilakukan oleh

perusahaan berdasarkan metode EOQ, (4)

jumlah persediaan pengamanan yang harus

disediakan oleh perusahaan, (5) berapa

kuantitas pemesanan kembali (Re-Order

Point) yang harus dilakukan oleh

perusahaan, dan (6) pengaruh analisis

Economic Order Quantity (EOQ) terhadap

biaya persediaan jika diterapkan pada

pengendalian persediaan pada CV. BUMI

SILIKA JAYA.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Manajemen Operasi

Menurut Roger G. Schroeder (1997: 4)

manajemen operasi merupakan suatu

kajian pengambilan keputusan pada suatu

fungsi operasi di dalam industri atau

organisasi. Manajemen operasi

bertanggung dalam menghasilkan barang

atau jasa di dalam suatu organisasi atau

industri. Manajer operasi mengambil

keputusan yang berkaitan dengan suatu

sistem perubahan dan fungsi operasi yang

digunakan.

Sedangkan menurut Heizer dan Render

(2015: 3) manajemen operasi merupakan

serangkaian kegiatan yang menciptakan

nilai suatu barang dan jasa dengan

mengubah masukan menjadi hasil.

Persediaan

Haming dan Nurnajamudin (2012: 3)

mendefinisikan persedian adalah

sumberdaya ekonomi yang berwujud yang

perlu diadakan dan dipelihara untuk

menunjang proses produksi, meliputi

bahan baku, produk jadi, komponen

rakitan, bahan pembantu dan barang

sedang dalam proses pengerjaan.

Fungsi Persediaan

Heizer dan Render (2015: 553)

menjelaskan empat fungsi persediaan bagi

perusahaan sebagai berikut:

a. Untuk memberikan pilihan barang

untuk dapat memenuhi permintaan

pelanggan yang diantisipasi dan

menghindari perusahaan dari fluktuasi

permintaan.

b. Untuk memisahkan beberapa tahapan

dalam proses produksi.

c. Mengambil keuntungan dari potongan

jumlah pembelian yang besar.

d. Menghindari inflasi harga.

Masalam Umum Persediaan

Nasution dan Prasetyawan (2008:116)

menjelaskan terdapat dua masalah umum

yang dihadapi perusahaan dalam

mengelola persediaan, yaitu:

Page 5: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

5

a. Masalah kuantitatif, yaitu masalah yang

berkaitan dengan penentuan

kebijaksanaan persediaan, antara lain:

Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.

Kapan waktu pemesanan harus

dilakukan.

Berapa jumlah persediaan pengamannya.

Memilih metode pengendalian persediaan yang tepat.

b. Masalah kaulitatif, yaitu hal-hal yang

berkaitan dengan sistem pengoperasian

persediaan yang akan menjamin

kelancaran pengelolaan sistem

persediaan seperti:

Jenis barang apa yang dimiliki.

Letak barang tersebut berada.

Berapa jumlah barang yang dipesan.

Siapa saja yang menjadi pemasok masing-masing item barang.

Manajemen Pesediaan

Dalam melakukan penyimpanan stok

bahan baku akan menimbulkan adanya

waktu tunggu (lead time) yang terjadi di

dalam kegiatan operasional perusahaan

yang dimulai dari waktu tunggu ketika

melakukan pemesanan bahan baku hingga

bahan baku sampai pendistribusian barang

yang siap untuk dijual. Saling padunya

seluruh kegiatan operasional perusahaan

akan menciptakan proses pengendalian

bahan baku yang baik di dalam suatu

perusahaan.

Perlu adanya pengendalian persediaan

bahan baku di dalam penyimpanan.

Menurut Assauri (2008: 176) pengendalian

persediaan merupakan salah satu kegiatan

dalam proses operasi perusahaan sesuai

dengan apa yang direncanakan baik waktu,

jumlah, dan biayanya. Jumlah bahan baku

yang terlalu banyak dapat menimbulkan

biaya yang cukup besar sedangkan apabila

jumlah bahan baku terlalu sedikit maka

akan dapat mengganggu proses produksi di

dalam perusahaan. Oleh sebab itu, jumlah

persediaan perlu diatur dan dianalisis

dengan baik sesuai dengan kapasitas dan

kebutuhan perusahaan.

Jenis Persediaan

Assauri (2008: 171) jenis persediaan

dibedakan sebagai berikut:

1. Raw Material Stock (persediaan bahan

baku).

Persediaan yang digunakan dalam

proses produksi yang diperoleh dari

sumber daya alam atau yang dibeli dari

pemasok yang menghasilkan bahan

baku bagi perusahaan yang

menggunakannya.

2. Purchased Part (persediaan bagian

produk).

Persediaan barang-barang yang terdiri

dari bagian yang diperoleh dari

perusahaan lain yang dapat langsung

dipasangkan dengan bagian lain tanpa

melalui proses produksi.

3. Supplies Stock (persediaan bahan

pembantu atau pelengkap).

Persediaan barang-barang yang

diperlukan dalam proses produksi untuk

membantu keberhasilan produksi tetapi

tidak bukan merupakan bagian atau

komponen dari barang jadi.

4. Work in Process Stock (persediaan

barang setengah jadi).

Persediaan barang-barang yang telah

diolah menjadi suati bentuk tetapi perlu

diproses kembali untuk kemudian

diproses lagi menjadi barang jadi.

5. Finished Good Stock (persediaan

barang jadi).

Persediaan berupa barang-barang yang

telah selesai diproses dan siap untuk

dijual kepada pelanggan atau

perusahaan lain.

Biaya Persediaan

Haming dan Nurnajamudin (2012: 8)

biaya persediaan utamanya terbagi

menjadi dua yaitu:

Page 6: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

6

a. Ordering Cost atau biaya pemesanan

Biaya pemesanan meliputi biaya

menuggu pemesanan, biaya

pengiriman, biaya penerimaan dan

biaya pemeriksaan pemesanan. Jika

perusahaan melakukan pemesanan

dalam jumlah yang kecil maka

frekuensi pemesanan akan mejadi

tinggi. Sebaliknya, apabila jumlah

pemesanan besar maka frekuensi

pemesanan akan semakin berkurang.

b. Storage cost / holding cost / carrying

cost atau biaya penyimpanan

Biaya penyimpanan merupakan biaya

persediaan yang muncul akibat adanya

aktivitas penyimpanan persediaan.

Biaya penyimpanan umumnya terdiri

dari biaya sewa, biaya penerangan dan

biaya perawatan.

Sedangkan menurut Siswanto (2007:

122) menjelaskan biaya-biaya persediaan

sebagai berikut:

a. Ordering Cost (Biaya Persediaan)

Biaya yang muncul pada saat proses

pemesanan suatu barang. Biaya-biaya

yang termasuk di dalam biaya

persediaan diantaranya biaya

pembuatan surat, biaya telepon, biaya

fax, dan biaya-biaya overhead lainnya

yang secara proporsional timbul karena

adanya proses pembuatan sebuah

pesanan.

b. Carrying Cost / Holding Cost (Biaya

Simpan)

Biaya yang muncul karena adanya

proses penyimpanan suatu barang.

Biaya-biaya yang termasuk di dalam

biaya simpan diantaranya biaya sewa

gudang, biaya premi asuransi, biaya

keamanan dan biaya overhead lainnya

yang secara proporsional timbul karena

adanya proses penyimpanan suatu

barang.

c. Stockout Cost (Biaya Kehabisan

Persediaan)

Biaya yang muncul pada saat

persediaan habis atau tidak tersedia.

Biaya yang termasuk di dalam biaya

kehabisan stok adalah biaya kerugian

karena mesin atau karyawan yang

berhenti bekerja.

d. Purchase Cost (Biaya Pembelian)

Biaya yang muncul pada saat

pembelian suatu barang yaitu sejumlah

biaya yang harus dikeluarkan untuk

membayar pembelian persediaan.

Economic Order Quantity (EOQ)

Heizer dan Render (2015: 561)

Economic Order Quantity (EOQ) adalah

salah satu teknik pengendalian persediaan

yang sederhana untuk digunakan. Model

persediaan ini untuk permintaan

independen yang artinya permintaan yang

tidak terpengaruh oleh permintaan produk

lain.

Konsep Economic Order Quantity

(EOQ) dalam penggunaannya harus

memperhatikan beberapa asumsi sebagai

berikut:

a. Jumlah permintaan diketahui, cukup

konstan dan independen.

b. Adanya waktu tunggu yang diketahui

dan bersifat konstan.

c. Setiap pesanan segera diterima dan

selesai seluruhnya.

d. Tidak tersedia diskon kuantitas.

e. Biaya variabel hanya biaya untuk

memesan dan biaya menyimpan

persediaan dalam waktu tertentu.

f. Kehabisan persediaan dapat

sepenuhnya dihindari.

Heizer dan Render (2015: 563),

penghitungan Economic Order Quantity

(EOQ) dapat menggunakan rumus sebagai

berikut:

Sedangkan untuk total biaya persediaan

bahan baku dapat dirumuskan sebagai berikut:

[

] [

]

Page 7: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

7

Keterangan:

D = Jumlah permintaan (per tahun)

S = Biaya pemesanan (per tahun)

H = Biaya penyimpanan (per unit/tahun)

Q = Jumlah unit yang dipesan

= Rata-rata persediaan

= Jumlah pemesanan per tahun

Persediaan Pengamanan (Safety Stock)

Haming dan Nurnajamudin (2012: 17)

persediaan pengamanan adalah unit

persediaan yang harus selalu ada dalam

perusahaan untuk mengantisipasi fluktuasi

permintaan dan menghindari terjadinya

kehabisan stok.

Assauri (2008: 265), untuk menentukan

jumlah persediaan pengamanan digunakan

analisis statistik yaitu dengan standar

deviasi yang bertujuan untuk

mempertimbangkan penyimpangan-

penyimpangan yang telah terjadi antara

perkiraan pemakaian bahan baku dengan

pemakaian bahan baku sebenarnya yang

kemudian ditentukan menggunakan tingkat

pelayanan (service level) yang dapat

diberikan oleh perusahaan. Adapun rumus

standar deviasi adalah sebagai berikut:

√ x

Keterangan:

x = pemakaian bahan baku sesungguhnya

x = perkiraan pemakaian bahan baku

n = jumlah data

Sedangkan rumus yang digunakan

dalam mencari jumlah persediaan

pengamanan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Z = tingkat pelayanan (service level) yang

ditentukan

Re-Order Point (ROP)

Heizer dan Render (2015: 567) titik

pemesanan ulang (Reorder Point) adalah

tingkat persediaan dimana ketika

persediaan mencapai tingkat tersebut maka

harus dilakukan pemesanan kembali.

Rumus untuk menentukan titik

pemesanan ulang (Reorder Point) menurut

Heizer dan Render (2015: 567) sebagai

berikut:

Keterangan:

d = Permintaan per hari L = Waktu tunggu pesanan baru (dalam hari)

Permintaan per hari (d) dihitung

berdasarkan permintaan tahunannya (D)

atas jumlah hari kerja dalam satu tahun,

dapat dirumuskan dengan :

Rumus ROP akan berubah apabila

disertakan persediaan pengamanan.

Berikut adalah rumus ROP dengan

persediaan pengamanan:

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang

menggunakan metode kuantittatif

deskriptif dalam penyelesaiannya sesuai

dengan pendapat Narbuko dan Achmadi

(2013: 44) yang menegaskan bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang

berusaha untuk menjelaskan sebuah

penyelesaian masalah dan sifatnya

komparatif berdasarkan data yang

Page 8: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

8

dikumpulkan, dianalisis lalu

diinterpretasikan.

Data dan Metode Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini adalah primer

dan data sekunder. Data primer, yaitu

sumber data yang berasal dari objek

penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti

untuk dianalisis. Data primer yang

dikumpulkan meliputi profil perusahaan,

struktur organisasi perusahaan, data

penggunaan bahan baku perusahaan, data

persediaan bahan baku perusahaan dan

data biaya persediaan bahan baku

perusahaan.

Data sekunder, yaitu sumber data yang

sudah diolah sebelumnya yang berasal dari

objek penelitian maupun dari perantara.

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi

hasil studi literatur pada berbagai sumber

seperti buku, jurnal, dan atau penelitian –

penelitian terdahulu sebagai bahan

reverensi sebagai berikut: biaya

persediaan, Economic Order Quantity

(EOQ), frekuensi pemesanan, standar

deviasi, Persediaan pengamanan (safety

stock), dan Re-Order Point (ROP).

Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa

variabel operasional yang terdiri atas :

1. Penggunaan bahan baku

Dalam penelitian ini digunakan untuk

menghitung rata-rata kuantitas

penggunaan bahan baku dalam satu

periode waktu. Variabel ini dapat

diukur dengan formulasi matematis

sebagai berikut (Heizer dan Render,

2015) :

Keterangan:

t = periode waktu (hari/bulan/tahun).

2. Biaya pemesanan

Biaya pemesanan meliputi biaya

menuggu pemesanan, biaya

pengiriman, biaya penerimaan dan

biaya pemeriksaan pemesanan (Haming

dan Nurnajamudin, 2012: 8).

Pengukuran variabel biaya pemesanan

dilakukan dengan formulasi matematis

sebagai berikut :

Biaya pemesanan = biaya sms dan

telepon + biaya bongkar muat

3. Biaya penyimpanan

Biaya penyimpanan merupakan biaya

persediaan yang muncuk akibat adanya

aktivitas penyimpanan persediaan.

Biaya penyimpanan umumnya terdiri

dari biaya sewa gudang, biaya

penerangan dan biaya keamanan

(Siswanto, 2007: 122). Pengukuran

variabel biaya penyimpanan dilakukan

dengan formulasi sebagai berikut:

Biaya penyimpanan = biaya listrik +

biaya sewa + biaya keamanan

Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini

dilakukan dengan cara menghitung

kuantitas optimum pemesanan berdasarkan

metode EOQ, perhitungan total biaya

persediaan, persediaan pengaman dan

menghitung titik pemesanan ulang bahan

baku pasir silika. Perhitungan tersebut

dapat dilakukan dengan rumus sebagai

berikut :

Penghitungan Economic Order Quantity

(EOQ)

Total biaya persediaan (total cost / TC)

[

] [

]

Page 9: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

9

Frekuensi pembelian optimal

Persediaan pengamanan (safety stock)

√ x x

Untuk menentukan besarnya persediaan

pengamanan dengan rumus sebagai

berikut:

Titik pemesanan ulang (reorder point /

ROP)

Re-Order Point dengan persediaan

pengamanan (safety stock)

PEMBAHASAN

Pengendaliaan Persediaan Bahan Baku

Dengan Metode Aktual Perusahaan

Pengendalian persediaan pasir silika

dilakukan dengan cara penghitungan yang

sederhana, data dan penjualan ditulis

berdasarkan jumlah satuan ritase per truk

dengan jumlah 1 rit sama dengan 10 ton

untuk truk kecil dan 3,5 rit sama dengan

35 ton untuk truk besar. Kapasitas

persediaan gudang sebesar kurang lebih

20.000 ton.

Pada penelitian terdapat dua jenis pasir

yang akan dijumlahkan menurut data

penjualan perusahaan, yaitu pasir cucian

dan pasir non cucian. Konsumen pasir

cucian umumnya adalah perusahaan yang

memproduksi kaca, internit, batu bata

ringan dan lainnya. Sementara untuk

konsumen pasir non cucian adalah

perusahaan semen yang beroperasi di

daerah sekitar seperti perusahaan semen

Holcim dan perusahaan semen Gresik.

Penggunaan Pasir Silika Aktual

Perusahaan

Penggunaan bahan baku pasir silika

oleh perusaahaan dalam kurun waktu satu

tahun terakhir tersaji dalam dalam tabel

berikut:

Tabel 1

Data Penjualan Pasir Silika Tahun

2015-2016

Bulan Penjualan Total

Non

Cucian

Cucian

Mei 17.500 4.550 22.050

Juni 17.700 4.900 22.600

Juli 17.900 2.870 20.770

Agustus 18.700 5.460 24.160

September 17.600 5.670 23..270

Oktober 18.800 5.740 24.540

November 19.400 5.670 25.070

Desember 19.700 5.460 25.160

Januari 20.000 4.900 24.900

Februari 20.900 5.040 25.940

Maret 19.200 5.250 24.450

April 18.400 5.180 23.580

Total 286.490

Sumber: data diolah, 2016.

Rata-rata Penggunaan Bahan Baku per

Bulan

Dari tabel diatas diketahui bahwa

penggunaan pasir silika dalam satu tahun

adalah sebesar 286.490 ton. Rata-rata

penggunaan bahan baku per bulan adalah:

Page 10: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

10

Atau dibulatkan menjadi 23.874 ton.

Penggunaan pasir silika diasumsikan sama

dengan rata-rata kebutuhan pasir per

bulan, setiap bulannya perusahaan harus

memenuhi jumlah kebutuhan pasir silika

sebesar angka tersebut.

Biaya Pemesanan

Penghitungan biaya pemesanan

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2

Penghitungan Biaya Pemesanan

Komponen Biaya Jumlah Biaya

Biaya Telepon Rp 1.000

Biaya Bongkar Muat Rp 50.000

Total Rp 51.000

Dari tabel tersebut diketahui bahwa biaya

pemesanan bahan baku yang dikeluarkan

untuk satu kali pemesanan adalah sebesar

Rp 51.000

Biaya Penyimpanan

Penghitungan biaya penyimpanan

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3

Penghitungan Biaya Penyimpanan

Komponen Biaya

Penyimpanan

Jumlah Biaya per

Bulan

Biaya sewa Rp 750.000

Biaya listrik Rp 150.000

Biaya keamanan Rp 4.500.000

Total Rp 5.400.000

Dari tabel tersebut diketahui bahwa

total biaya penyimpanan per bulan sebesar

Rp 5.400.000. Maka besarnya biaya

penyimpanan per tahun adalah Rp

5.400.000 x 12 = Rp 64.800.000.

Total Biaya Persediaan (TIC)

Berdasarkan metode aktual perusahaan

diketahui bahwa permintaan (D) pasir

silika dalam satu tahun 286.490 ton,

jumlah unit tiap pemesanan (Q) 2.000 ton,

biaya pemesanan (S) Rp 51.000 dan biaya

penyimpanan (H) Rp 64.800.000 : 286.490

= Rp 226,186 sehingga dapat dihitung

dalam rumus berikut:

Total biaya persediaan bahan baku pasir

yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

dibulatkan menjadi Rp 7.531.700.

Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Metode Economic Order Quantity

(EOQ)

Analisis pengendalian bahan baku

dengan menggunakan metode EOQ harus

memperhatikan beberapa komponen

terkait yaitu:

Biaya pemesanan (S) = Rp 51.000

Biaya penyimpanan (H) = Rp 64.800.000 : 286.490 = Rp 226,186

Jumlah kebutuhan bahan baku (D) = 286.490 ton.

Rata-rata penjualan per bulan = 286.490

: 12 = 23.874,167 ton.

Waktu tunggu (L) = 1 hari

Economic Order Quantity (EOQ)

Page 11: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

11

Frekuensi Pemesanan menurut

Economic Order Quantity (EOQ)

=

Persediaan pengamanan (Safety Stock)

Tujuan persediaan pengamanan adalah

untuk menjaga ketersediaan bahan baku

agar terhindar dari kehabisan stok.

Langkah pertama dalam menentukan

persediaan pengamanan adalah dengan

menentukan standar deviasi yang

bertujuan mencari penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi selama

pemakaian pasir silika. Penyimpangan

dapat diketahui dengan cara penggunaan

pasir silika sebenarnya dikurangi rata-rata

penggunaan pasir silika per bulan. Berikut

penghitungan standar deviasi:

√ ( x x )

Dengan pemakaian asumsi bahwa

perusahaan CV. BUMI SILIKA JAYA

menerapkan persediaan untuk mampu

memenuhi permintaan konsumen (service

level) yaitu sebesar 95% sehingga dapat

diperoleh Z dengan tabel normal sebesar

1,65 deviasi standar diatas dari rata – rata.

Maka besarya persediaan pengamanan

(safety stock) dapat dihitung sebagai

berikut:

SS = SD x Z

SS = 1.486 x 1,65 = 2.451,9 = 2.452 ton.

Persediaan bahan baku yang harus

disediakan oleh perusahaan sebagai

persediaan pengamanan adalah sebesar

2.452 ton.

Titik Pemesanan Ulang (Re-Oder

Point/ROP)

Untuk menentukan besarnya bahan

baku yang digunakan per hari dapat

menggunakan rumus (Heizer dan Render,

2015: 567):

Langkah selanjutnya adalah

menentukan titik pemesanan kembali

(ROP):

Total Biaya Persediaan (TC) menurut

Economic Order Quantity (EOQ)

Besarnya biaya persediaan bahan baku

pasir silika yang harus dikeluarkan

perusahaan setelah menggunakan metode

Economic Order Quantity (EOQ) adalah

sebesar Rp 2.848.200 dengan melakukan

dua puluh lima kali pemesanan dalam satu

tahun.

Perbandingan

Penghitungan biaya persediaan pasir

silika berdasarkan metode aktual dan

metode Economic Order Quantity (EOQ)

menunjukkan hasil yang berbeda.

Perbandingan hasil penghitungan tersebut

disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 12: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

12

Tabel 4

Perbandingan Metode Aktual dan

Economic Order Quantity (EOQ)

No Uraian Metode

Aktual

Metode

EOQ

1. Unit yang

dipesan 2.000 ton 11.366 ton

2. Total biaya

persediaan Rp 7.531.681 Rp 2.848.174

3. Biaya

pemesanan Rp 7.305.495 Rp 1.285.455

4. Biaya

penyimpanan Rp 226.186 Rp 1.562.719

5. Selisih biaya Rp 4.683.507

6. Frekuensi

pemesanan 143 kali 25 kali

7. Safety Stock - 2.452 ton

8. Re-Order

Point - 3.398 ton

Tabel 4 memberikan informasi bahwa

metode Economic Order Quantity (EOQ)

memberikan hasil yang lebih baik bila

dibandingkan dengan metode aktual

perusahaan. Total biaya persediaan dapat

diminimalisir sebesar Rp 4.683.507.

Kuantitas pesanan pasir silika diperbesar

sehingga biaya pemesanan menjadi lebih

kecil dan biaya penyimpanan menjadi

lebih besar.

KESIMPULAN

1. Proses pengendalian bahan baku pasir

silika yang dilakukan perusahan masih

dilakukan dengan cara sederhana

dengan jumlah biaya persediaan sebesar

Rp 7.531.681. Metode Economic Order

Quantity (EOQ) memberikan hasil

besarnya biaya yang dikeluarkan

sebesar Rp 2.848.174. Dengan

penerapan metode Economic Order

Quantity (EOQ) terjadi penghematan

biaya persediaan sebesar Rp 4.683.507.

2. Kuantitas pesanan yang dilakukan

perusahaan setiap melakukan

berdasarkan metode EOQ memberikan

hasil jumlah unit yang dipesan menjadi

lebih tinggi yaitu sebesar 11.366 ton per

pemesanan.

3. Frekuensi pemesanan yang dilakukan

perusahaan adalah sebanyak 143 kali

dalam satu tahun. Sedangkan apabila

menggunakan metode EOQ frekuensi

pemesanan menjadi 25 kali dalam satu

tahun.

4. Dengan menggunakan metode EOQ,

jumlah persediaan pengamanan yang

dibutuhkan perusahaan untuk

mengantisipasi kekurangan persediaan

pasir silika di gudang adalah sebesar

2.452 ton.

5. Pemesanan kembali harus dilakukan

perusahaan apabila persediaan bahan

baku pasir silika berada pada titik 3.398

ton.

SARAN

1. Perusahaan sebaiknya menggunakan

metode Economic Order Quantity

(EOQ) dalam melakukan pengendalian

persediaan bahan baku agar dapat

melakukan efisiensi biaya persediaan

bahan baku sehingga perusahaan dapat

meminimalisir terjadinya pemborosan

biaya. Metode Economic Order

Quantity (EOQ) juga dapat

meningkatkan laba perusahaan dengan

menghemat biaya persediaan sebesar

62%.

2. Perusahaan sebaiknya meningkatkan

jumlah bahan baku pasir silika dalam

melakukan pemesanan, meningkatkan

jumlah persediaan pengamanan serta

mengetahui pada jumlah berapa bahan

baku pasir harus dilakukan pemesanan

kembali.

3. Semakin meningkatnya jumlah

kuantitas bahan baku yang dipesan,

perusahaan juga diharap untuk mampu

Page 13: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

13

membuat bak penampungan pasir guna

menghindari terjadinya material pasir

yang dapat terangkut bersama air ketika

terjadi musim penghujan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Abu., Cholid Narbuko, 2013,

Metodologi Penelitian, Bumi

Aksara, Jakarta.

Adolph, Matz., Milton F. Usry., 1994,

Akuntansi Biaya Perencanaan dan

Pengendalian, Edisi Kedelapan,

Erlangga, Jakarta.

Agarwal, Sachin., 2014, Economic Order

Quantity Model: A Review,

International Journal of Mechanical,

Civil, Automobile and Production

Engineering, Volume IV, e-ISSN

2249-830.

Assauri, Sofjan., 2008, Manajemen

Produksi dan Operasi, Edisi Revisi

2008. Lembaga Penerbit FE-UI,

Jakarta.

Barry Render, Jay Heizer., 2015,

Manajemen Operasi - Manajemen

Keberlangsungan dan Rantai

Pasokan, Salemba Empat, Jakarta.

Budi Susanto., 2009, Analisis

Pengendalian Persediaan Air

Mineral (Studi Kasus pada Agen

Tirta Indah), Skripsi, Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Chita Dwi Lestari., 2012, Analisi

Penerapan Economic Order

Quantity Dalam Manajemen

Persediaan Dan Pengaruhnya

Terhadap Efektivitas, Efisiensi Dan

Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus

pada PT X), Skripsi, Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia,

Jakarta.

Fess, Warren Reeve., 2008, Accounting –

Pengantar Akuntansi, Salemba

Empat, Jakarta.

Gonzales, Jose L., Gonzales, Daniel.,

2010, Analysis of an Economic

Order Quantity and Reorder Point

Inventory Control Model for

Company XYZ, California

Polytechnic State University,

California.

Haming, Murfudin. Mahfud

Nurnajamudin., 2012, Manajemen

Produksi Modern Operasi

Manufaktur Dan Jasa, Bumi aksara,

Jakarta.

Handoko, Tani., 1999, Dasar-dasar

Manajemen Operasi dan Produksi,

Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Happy Ganadial Stephyna., 2009, Analisis

Kinerja Manajemen Persediaan

Pada Pt. United Tractors, Tbk

Cabang Semarang, Jurnal,

Universitas Diponegoro, Semarang.

Kulkarni S.M Samak., Rajhans, N.R.,

2013, Determination of Optimum

Inventory Model for Minimizing

Total Inventory Cost, Procedia

Engineering 51, pp 803-809.

Mathew, Aju., et.al., 2013, Demand

Forecasting for Economic Order

Quantity in Inventory Managament,

International Journal of Scientific

and Research Publications, Volume

3, Issue 10, ISSN 2250-3153.

Nasution Arman, Hakim., Prasetyawan,

Yudha., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Produksi, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Republik Indonesia, 2012, Peraturan

Presiden Nomor 70 Tahun 2012,

Tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintahan, Jakarta.

Page 14: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PASIR SILIKA

14

Roger G. Schroeder. 1997. Manajemen

Operasi “Pengambilan Keputusan

dalam Fungsi Operasi.” Jilid 1 Edisi

Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Santoso, Budi., 2009, Manajemen Proyek

Konsep & Implementasi, Edisi

Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sekaran, Uma., 2006, Research Methods

For business, Salemba Empat,

Jakarta.

Stevenson, William J., Chuong Sum

Chee., 2014, Manajemen Operasi

Perspektif Asia, Salemba Empat,

Jakarta.

Zaidi, Syed A.H et.al., 2012,

Implementation of Inventory

Management System in a Furniture

Company: A Real Case study,

International Journal of Engineering

and Technology. Volume 2 No.8,

ISSN 2049-3444.