kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep...

Download KAJIAN ADMINISTRASI, FARMASETIK DAN KLINIS RESEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37789/1/SRI... · PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA 2017 . ii "UIN Syarif Hidayatullah

If you can't read please download the document

Upload: trandiep

Post on 02-Mar-2019

597 views

Category:

Documents


65 download

TRANSCRIPT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KAJIAN ADMINISTRASI, FARMASETIK DAN KLINIS

RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KOTA

TANGERANG SELATAN DAN RUMAH SAKIT

SWASTA CIPUTAT X PADA BULAN JANUARI 2017

SKRIPSI

SRI MARDIAH ISLAMI

1113102000005

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

2017

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KAJIAN ADMIISTRASI, FARMASETIK DAN KLINIS RESEP

PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KOTA TANGERANG

SELATAN DAN RUMAH SAKIT SWASTA CIPUTAT X

PADA BULAN JANUARI 2017

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

SRI MARDIAH ISLAMI

1113102000005

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

2017

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Sri Mardiah Islami

NIM : 1113102000005

Tanda Tangan :

Tanggal : September 2017

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sri Mardiah Islami

Nim : 1113102000005

Program Studi : Farmasi

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah

saya, dengan judul :

KAJIAN ADMINISTRASI, FARMASETIK DAN KLINIS RESEP PASIEN

RAWAT JALAN DI RSUD KOTA TANGERANG SELATAN DAN

RUMAH SAKIT SWASTA X CIPUTAT PADA BULAN JANUARI 2017

Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak

Cipta. Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat

dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 20 September 2017

Yang menyatakan,

(Sri Mardiah Islami)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta v

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Sri Mardiah Islami

NIM : 1113102000005

Judul :

Disetujui oleh

Kajian Administrasi, Farmasetik Dan Klinis Resep Pasien

Rawat Jalan Di RSUD Kota Tangerang Selatan Dan Rumah

Sakit Swasta Ciputat X Pada Bulan Januari 2017

Pembimbing I

Nelly Suryani M.Si.,Ph.D.,Apt NIP. 196510242005012001

Pembimbing II

Yardi M.Si.,Ph.D.,Apt NIP. 19741123 200801 1014

Mengetahui, Kepala Program Studi Farmasi

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Nurmeilis, Msi.,Apt

NIP. 197404302005012003

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta vi

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Sri Mardiah Islami

NIM : 1113102000005

Judul :

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi pada Progrm Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Nelly Suryani, M.Si., Ph.D., Apt

Pembimbing II : Yardi, M.Si., Ph.D., Apt

Penguji I : Dr. Delina Hasan, M.Kes., Apt

Penguji II : Suci Ahda Novitri, M.Si., Apt

Ditetapkan di : Ciputat

Tanggal : 2017

Kajian Administrasi, Farmasetik Dan Klinis Resep Pasien

Rawat Jalan Di RSUD Kota Tangerang Selatan Dan Rumah

Sakit Swasta Ciputat X Pada Bulan Januari 2017

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta vii

ABSTRACT

Name : Sri Mardiah Islami Program Study : Strata-1 Pharmacy Title : Analysis Administration, Pharmacetic and Clinical

Review of Outpatient Prescriptions in RSUD South Tangerang City and Private Hospital (RS X) on January 2017

Administration, Pharmacetic and Clinical Review of outpatient prescriptions at RSUD South Tangerang City and Private Hospital (RS X) in January 2017. The prescribing study is a very important aspect of pharmaceutical services in drug services because it can cause the occurrence of medication error. This study aims to see the compatibility of prescription service with the regulation of health minister number 58 year 2014 at RSUD South Tangerang City and Private Hospital Ciputat (RS X) outpatient recipe in January 2017. In this research using observational quantitative design with this research approach is cross sectional, and sampling method is done by using random sampling method, so that obtained as many as 138 sample sheets. The results of research on prescription administration study showed that according to the health minister's health number 58 year 2014: 100% patient name, 100% doctor identity, 100% SIP number and 100% physician physician for both hospitals, and unsuitable ie age of patient 51% for RSUD of South Tangerang City and 29% for Ciputat X Private Hospital. Prescription pharmacic study includes clarity of 53% dosage form for South Tangerang District Hospital and 34% for Private Hospital X. While prescribing clinical study with guidelines as much as 99.3% of the frequency of provision for RSUD South Tangerang City and 89.8% for Private Hospital X, drug interactions of 62.3% in Tangerang Selatan Regional Hospital and 53.8% in Private Hospital X and. The results of the prescribing prescribed health ministry regulation number 58 year 2016 is expected to help improve prescription services to patients to both hospitals and also can prevent the occurrence of errors in the treatment. Keywords: Analysis of administration, pharmacetic studies and prescription

clinical studies

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta viii

ABSTRAK

Nama : Sri Mardiah Islami

Program Studi : Strata-1 Farmasi

Judul : Kajian Administrasi, Farmasetik dan Klinis Resep Pasien Rawat Jalan di RSUD Kota Tangerang

Selatan dan Rumah Sakit Swasta (RS X) pada Bulan

Januari 2017

Kajian resep merupakan aspek yang sangat penting pada pelayanan kefarmasian dalam pelayanan obat karena dapat menyebabkan terjadinya medication error. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian antara pelayanan resep dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2014 pada RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X) resep rawat jalan pada bulan Januari 2017. Pada penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan penelitian ini adalah cross sectional, dan metode pangambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode random sampling, sehingga didapatkan sebanyak 138 lembar sampel. Hasil penelitian pada kajian administrasi resep menunjukan bahwa yang sesuai dengan Perarutan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2014 yaitu : nama pasien 100%, identitas dokter 100%, nomor SIP 100% dan paraf dokter 100% untuk kedua Rumah Sakit tersebut, dan yang tidak sesuai yaitu umur pasien 51% untuk RSUD Kota Tangerang Selatan dan 29% untuk Rumah Sakit Swasta Ciputat X. Kajian farmasetik resep meliputi kejelasan penulisan bentuk sediaan 53% untuk RSUD Kota Tangerang Selatan dan 34% untuk Rumah Sakit Swasta X. Sedangkan kajian klinis resep yang sesuai dengan pedoman sebanyak 99,3% frekuensi pemberian untuk RSUD Kota Tangerang Selatan dan 89,8% untuk Rumah Sakit Swasta X, interaksi obat yaitu 62,3% pada RSUD Kota Tangerang Selatan dan 53,8% pada Rumah Sakit Swasta X. Hasil pengkajian resep berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2016 ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pelayanan resep kepada pasien terhadap kedua rumah sakit tersebut dan juga dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam pengobatan.

Kata Kunci : kajian administrasi, kajian farmasetik dan kajian klinis resep

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, karunia serta nikmat iman dan Islam yang tak terhingga.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Syukur atas limpahan cinta dan kasihNya, sehingga penulis

menyelsaikan tugas akhir skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Arief Sumantri, M. Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakrta

2. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku Ketua Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakrta yang telah memberikan

pengarahan sekaligus motivasi

3. Ibu Nelly Suryani Ph.D. Apt sebagai pembimbing I dan Bapak

Yardi Ph.D. Apt sebagai pembimbing II yang telah memberikan

ilmu, nasehat dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

membimbing selama penelitian

4. Bapak dan Ibu pengajar Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakrta yang telah banyak memberikan bantuan

kepada saya selama proses perkuliahan di farmasi. Terima kasih

yang sebesar-besarnya untuk ilmu yang diberikan kepada saya.

5. Seluruh civitas Depertemen Farmasi RSUD Kota Tangerang

Selatan dan Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X) yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan kepada saya untuk

melakukan penelitian di tempatnya.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta x

6. Kedua orang tua tercinta, Bapak tersayang H. Arahim S.Pd dan

Mama tercinta HJ. Kalisom yang selalu ikhlas tanpa pamrih

memberikan kasih sayang dan doa yang tak pernah henti serta

dukungan baik moril maupun material. Tidak ada yang dapat

membalas kebaikan papa dan mama, hanya Allah senantiasa

memberikan kesehatan, keselamatan, kebahagiaan dan

perlindungan kepada papa dan mama.

7. Dae yang sangat saya sayangi, Ariyansah Sosilo (Dae Achil)

dan cece Tri Utami Ningsih tersayang yang telah menjadi

penyemangat saya untuk menjadi adik teladan untuk kalian,

terimakasih atas doa dan dukungannya.

8. Nasyidah Hannum Hasibuan, Nurul Fitria Pakpahan, Tri

Wahyuni dan Putri Agni Kreativita Ivada dan juga kelompok

Biokim (Ervina, Marisa, Vita, TW, dan Ghifar) yang senantiasa

menjadi sahabat penyemangat, terimakasih atas doa dan support

dan menjadi sahabat terbaik di hidup saya

9. Teman-teman seperjuangan farmasi angkatan 2013 terimakasih

kebersamaan kita selama 4 tahun lebih ini, semoga ukhuwah

yang terjalin tidak pernah putus dan akan terus berlanjut.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan

penelitian dan penulisan yang tidak dapat disebutkan satu per

satu.

Semoga semua bantuan yang diberikan mendapatkan balasan dari

Allah SWT. Kesempurnaan hanya milik Allah, begitu pun skripsi ini.

Tidak sedikit hambatan yang saya dapatkan dalam menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini,

oleh karena itu sangat dibutuhkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi

ini. Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk

banyak pihak dan tentunya untuk ilmu pengetahuan.

Ciputat, 20 September 2017

Penulis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. v

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5

2.1 Kajian Resep Berdasarkan PERMENKES No.58 Tahun 2014 ......... 5

2.1.1 Kajian Administrasi ................................................................. 5

2.1.2 Kajian Farmasetik .................................................................... 6

2.1.3 Pertimbangan Klinis ................................................................ 6

2.2 Resep ................................................................................................. 8

2.2.1 Definisi Resep .......................................................................... 8

2.2.2 Tujuan Penulisan Resep ........................................................... 9

2.2.3 Komponen Resep Dan Penulisan Resep .................................. 9

2.2.4 Pola Penulisan Resep ............................................................. 12

2.2.5 Contoh Resep ......................................................................... 13

2.3 Rumah Sakit .................................................................................... 14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xii

2.3.1 Rumah Sakit Pemerintah (RSUD Kota TangSel) .................. 14

2.3.2 Rumah Sakit Swasta Ciputat .................................................. 15

2.4 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ........................................................ 15

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 16

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................... 16

3.2 Rancangan Penelitian ...................................................................... 16

3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................... 16

3.3.1 Populasi ................................................................................................. 16

3.3.2 Sampel ................................................................................. 16

3.3.2.1 Ukuran Sampel ..................................................................... 17

3.3.2.2 Cara Pengambilan Sampel ............................................... 17

3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi .......................................................... 18

3.5 Kerangka Konsep ............................................................................ 19

3.6 Definisi Operasioal .......................................................................... 20

3.7 Tata Cara Penelitian ........................................................................ 23

3.8 Cara kerja ......................................................................................... 25

3.9 Analisi Data ..................................................................................... 26

BAB 5 PEMBAHASAN .................................................................................. 27

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 27

4.1.1 Analisis Kelengkapan Administrasi Resep .......................... 28

4.1.2 Analisis Kajian Farmasetik Resep ...................................... 30

4.1.3 Analisis Terkait Kajian Klinis Resep ................................. 31

4.2 Pembahasan Penelitian .................................................................... 33

4.2.1 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 33

4.2.1.1 Analisis Administrasi Resep .................................... 34

4.2.1.2 Kajian Farmasetik Resep ........................................ 36

4.2.1.3 Analisis Terkait Kajian Klinis Resep ...................... 38

4.2.2 Keterbatasan Penelitian ....................................................... 39

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xiii

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 40

5.2 Saran ................................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 41

LAMPIRAN ...................................................................................................... 42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Penulisan Resep ................................................................. 12

Gambar 2.2 Contoh Resep ............................................................................. 14

Gambar 1.1 Grafik Persentase Jumlah Kejelasan Ruangan atau Poli

RSUD Kota Tangerang Selatan .................................................. 47

Gambar 1.2 Grafik Persentase Jumlah Kejelasan Ruangan atau

Poli Rumah Sakit Swasta X ....................................................... 47

Gambar 2.1 Grafik Persentase Jumlah Aturan Pakai Obat pada RSUD

Kota Tangerang Selatan ............................................................. 47

Gambar 2.2 Grafik Persentase Jumlah Aturan Pakai Obat pada

Rumah Sakit Swasta X ............................................................... 47

Gambar 3.1 Grafik Persentase Terjadinya Interaksi Obat

pada Resep di RSUD Kota Tangerang Selatan ......................... 49

Gambar 3.2 Grafik Persentase Terjadinya Interaksi

Obat pada Resep di Rumah Sakit Swasta X ............................... 49

Gambar 4.1 Grafik Presentase Jumlah Kejelasan Bentuk

Sediaan di RSUD Kota Tangerang Selatan ................................ 49

Gambar 4.2 Grafik Persentase Jumlah Kejelasan Bentuk

Sediaan di Rumah Sakit Swasta X ............................................. 49

Gambar 5.1 Grafik Persentase Jumlah Adanya Paraf Dokter

dalam Resep di RSUD Kota Tangerang Selatan ........................ 49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xv

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Data Analisis Administrasi Resep ............................................................ 28

4.2 Analisis Resep terhadap Legalitas Narkotik ............................................. 29

4.3 Data Analisis Kajian Farmasetik Resep .................................................. 30

4.4 Data Analisis Kajian Klinis Resep ........................................................... 31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Grafik Persentase Analisis ......................................................... 45

Lampiran 2. Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian di RSUD

Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta

X Ciputat (RS X) ....................................................................... 50

Lampiran 3. Output SPSS Analisis Univariat ................................................ 51

Lampiran 4. Data Distribusi Interaksi Obat ................................................... 54

Lampiran 5. Nama Pasien ................................................................................ 6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELKANG Berdasarkan PERMENKES RI No. 58 tahun 2014 tentang standar

pelayanan kefarmasian di rumah sakit menyebutkan pelayanan farmasi klinik

merupakan pelayanan langsung yang diberikan oleh Apoteker kepada pasien

dalam rangka meningkatkan efek terapi dan meminimalkan resiko terjadinya efek

samping obat. Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi pengkajian dan

pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat,

Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, visit, Pemantauan Terapi Obat

(PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Evaluasi Penggunaan Obat

(EPO), dispensing sediaan steril, dan Pemantauan Kadar Obat dalam Darah

(PKOD).

Pada setiap tahapan alur pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan

terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). Medication error adalah

akibat kejadian yang merugikan pasien karena pemakaian atau penggunaan obat

selama dalam perawatan tenaga kesehatan (Permenkes, 2004). Kejadian

merugikan pasien tersebut yaitu terjadinya penyakit yang serius dan kematian.

Kegiatan untuk mencegah adanya masalah terkait obat yaitu melakukan

pengkajian resep oleh Apoteker dan juga harus dikonsultasikan kepada dokter

penulis resep. Apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan

administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis untuk pasien rawat

inap maupun rawat jalan (Permenkes, 2014)

Beberapa penelitian melaporkan terjadinya kesalahan penulisan resep,

kesalahan tersebut merupakan permasalahan yang perlu perhatian. Hal ini

dijelaskan pada penelitian (Khairunnisah dkk, 2013) tentang kelengkapan

persyaratan dan kesalahan penulisan resep pada apotek -apotek di kota Medan,

berdasarkan hasil penelitian tersebut melaporkan bahwa kelengkapan secara

administrasi hanya sebanyak 2,3% resep dilengkapi nama pasien, 22,3%

dilengkapi dengan SIP dokter, dan terdapat 55,0% tidak dilengkapi umur pasien.

Rendahnya kelengkapan administrasi resep juga terdapat pada penelitian yang

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2

dilakukan oleh (Siti Ulfa, 2015) dengan judul penelitian kajian administrasi,

farmasetik dan klinis di RUMKITAL DR. MINTOHARDJO pada bulan Januari,

yang menyebutkan dimana 88% resep yang tidak lengkap secara administasi.

Selain itu, penelitian itu juga melaporkan terdapat kesalahan secara farmasetik

sebanyak 32,8% untuk ketidakjelasan penulisan dosis sediaan, kesalahan

penulisan bentuk sediaan sebanyak 60,2%, rute pemberian 84,2% dan frekuensi

penggunaan obat 75,5% (Octavia, 2011). Interaksi farmakokinetik sebanyak

3,74% dan farmakodinamik sebanyak 59,81% (Siti Ulfa, 2015).

Penelitian lain yang dilakukan oleh (Mayasari, 2015) yang melibatkan 240

lembar resep, 107 lembar resep mengalami interaksi obat dengan mekanisme

interaksi farmakokinetik sebanyak 3,74%, farmakodinamik 59,81%. Selain itu,

penelitian yang dilakukan oleh (Octavia, 2011) menemukan kesalahan penulisan

bentuk sediaan sebanyak 60,2% dan rute pemberian 84,2%.

Tindakan nyata yang harus dilakukan oleh seorang Apoteker untuk

mencegah kesalahan penulisan resep yang mengakibatkan kesalahan pengobatan

pada pasien adalah melakukan skrining resep yang diterima. Menurut

PERMENKES RI No. 58 tahun 2014 tentang standar pengkajian resep dimulai

dari persyaratan administrasi (nama pasien, nama dokter, alamat, paraf dokter,

umur, berat badan, dan jenis kelamin), persyaratan farmasetik (bentuk sediaan,

kekuatan sediaan, stabilitas sediaan, aturan pakai, cara peggunaan dan

inkompatibilitas) dan persyaratan klinis (efek samping obat, alergi, kontraindikasi,

dan interaksi obat, serta manifestasi klinis lain). Kajian resep bertujuan untuk

mencegah terjadinya kesalahan pencantuman informasi, penulisan resep yang

tidak lengkap atau buruk, resep yang tidak tepat bahkan mencegah terjadinya

interaksi obat yang diberikan.

Dari uraian di atas, menunjukan bahwa sangat penting untuk melakukan

penelitian tentang kajian resep berdasarkan PERMENKES RI No. 58 tahun 2014.

Dengan demikian dapat di usulkan penelitian berjudul Kajian Administrasi,

Kajian Farmasetik dan Kajian Klinis Resep pada Pasien Rawat Jalan. Penelitian

ini menggunakan data resep pada bulan Januari 2017 yang diambil dari unit

instalasi farmasi rumah sakit yang berada di Kota Tangerang Selatan, yaitu

RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X Ciputat. Dari data

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3

tersebut kemudian dianalisis kelengkapan resepnya mulai dari kajian administrasi

resep, farmasetik, dan klinis. Sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan

kualitas pelayanan kepada pasien untuk mendapatkan outcome terapi yang

optimal serta mendukung patient safety di kedua rumah sakit tersebut.

Peneliti menyadari bahwa setiap aspek administrasi, farmasetik, dan klinis

resep harus diperhatikan untuk tercapainya tujuan terapi. Tetapi karena instalasi

farmasi di rumah sakit mempunyai keterbatasan informasi tentang latar belakang

pasien, maka pada penelitian ini hanya dibatasi meliputi kajian administratif,

kajian farmasetik (stabilitas dan inkompatibilitas sediaan) dan kajian klinis

(Duplikasi pengobatan Kontraindikasi Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan

(ROTD) dan alergi).

1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini yaitu:

1. Dari banyak penelitian, masih banyak ditemukan penulisan

resep yang tidak lengkap di berbagai rumah sakit di Indonesia.

Ketidaklengkapan resep tersebut mencakup administrasi,

farmasetik, dan klinis.

2. Jumlah resep yang masuk di RSUD Kota Tangerang Selatan

dan Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X) sangat banyak

dengan waktu pelayanan yang terbatas dan belum diketahui

berapa banyak resep yang sesuai dengan yang tercantum

Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 tahun 2014.

1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peresepan

pasien rawat jalan pada bulan Januari 2017 di RSUD Kota Tangerang Selatan dan

Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4

1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk melakukan kajian resep berdasarkan kajian

administratif, farmasetik, dan klinis sesuai dengan yang

tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 tahun

2017.

2. Mengetahui standar pelayanan resep yang terdapat pada kedua

rumah sakit tersebut, yaitu RSUD Kota Tangerang Selatan dan

Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS X).

1.4 MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dalam

bidang kefarmasian khususnya farmasis dibidang klinis

sehingga dapat menulis resep yang baik sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam

peresepan di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit

Swasta X Ciputat (RS X) sehingga dapat mendukung

keselamatan pasien di kedua rumah sakit tersebut.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Resep Berdasarkan Permenkes No. 58 Tahun 2014 Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan

Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan

dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan

maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Pekerjaan kefarmasian tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai keahlian dan kewenangan. Apoteker sangat berperan dalam hal ini,

Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi

tersebut antara lain adalah pelayanan farmasi klinis mencakup pemberian

informasi obat dan konseling kepada pasien, selain itu juga mencakup pengkajian

resep, pengkajian resep tersebut harus meliputi kajian administrasi, kesesuaian

farmasetik dan pertimbangan klinis.

2.1.1 Kajian Administrasi meliputi : 1. Nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.

Nama pasien harus ditulis dengan jelas agar memudahkan pemberiaan

informasi, untuk berat badan dan umur pasien juga ditulis supaya

memudahkan dalam menghitung kesesuain pemberian dosis obat.

2. Nama dokter, Nomor Surat Izin Praktek (SIP), alamat, nomor telpon

dan paraf dokter.

Nama dokter penulis resep harus ditulis diresep, alamat dan nomor

telepon juga dicantumkan agar mudah dikonfirmasi jika terjadi

ketidak jelasan dalam penulisan resep. Setelah signatura harus ada

paraf dokter atau tanda tangan oleh dokter yang bersangkutan,

menunjukan keabsahan atau legalitas dari resep tersebut.

3. Tanggal penulisan resep.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 6

2.1.2 Kajian Kasesuaian Farmasetik meliputi : 1. Bentuk sediaan

Bentukbentuk sediaan yang dapat digunakan beragam. Bentuk yang

sering digunakan adalah tablet, kapsul, kaplet, suspensi, dan berbagai

larutan sediaan farmasi (Ansel, 1989).

2. Kekuatan sediaan

Kekuatan sediaan adalah kadar zat aktif dalam obat (BPOM, 2011)

3. Stabilitas sediaan

Stabilitas sediaan merupakan suatu produk sesuai dengan batas batas

tertentu selama penyimpanan dan penggunaannya atau umur simpan

suatu produk dimana produk tersebut masih mempunyai sifat dan

karateristik yang sama, seperti pada waktu pembuatan (USP, 1990).

4. Kompatibilitas (ketercampuran obat)

Ketercampuran obat misalnya pencampuran intravena merupakan

suatu proses pencampuran obat stril dengan larutan intravena steril

untuk menghasilkan suatu sediaan steril yang bertujuan untuk

penggunaan intravena (Kastango, 2004).

2.1.3 Pertimbangan Klinis meliputi : 1. Ketepatan indikasi obat

Pasien diberikan obat sesuai dengan indikasi yang benar dari hasil

diagnosa dokter.

2. Dosis obat

Dosis obat yang digunakan harus sesuai dengan range terapi obat

tersebut. Obat yang memiliki karateristik farmakodinamik maupun

farmasetik yang akan mempengaruhi kadar obat di dalam darah dan

efek terapi obat, dosis juga disesuaikan dengan kondisi dari segi usia,

berat badan, maupun kelainan tertentu (Isti, 2014).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7

3. Aturan, Cara dan Lama Penggunaan Obat

Cara pemberian obat harus mempertimbangkan keamanan dan kondisi

pasien, hal ini juga berpengaruh pada bentuk sediaan dan saat

pemberian obat (Isti, 2014). Aturan dan lama pemberian obat juga

harus sesuai dengan kodisi dan penyakit yang dialami pasien.

Pemakaian yang rumit ditulis dengan S.U.C (signa usus cognitus =

pemakaian diketahui ). Penjelasan kepada pasien ditulis pada kertas

dengan bahasa yang dipahami.

3 Duplikasi dan / atau polifarmasi

4 Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat,

manifestasi klinis lain).

5 Kontra indikasi

Kontra indikasi merupakan situasi dimana obat atau terapi tertentu

tidak dianjurkan, karena dapat meningkatkan resiko terhadap pasien.

6 Interaksi

Interkasi obat juga didefinisikan adalah ketika obat bersaing satu

dengan yang lainnya, atau apa yang terjadi ketika obat hadir bersama

satu dengan yang lainnya (Stockley, 2008). Secara umum mekanisme

interaksi ada dua yaitu intekasi farmakokinetik dan interaksi

farmakodinamik. Interaksi dalam proses farmakokinetik, yaitu

Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan Eksresi (ADME) dapat

meningkatkan ataupun menurunkan kadar plasma obat (May RJ,

2000). Sedangkan interaksi farmakodinamik adalah interkasi antara

obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem

fisiologi yang sama sehingga terjadi efek yang aditif, sinergis,

ataupun antagonis tanpa ada perubahan kadar plasma ataupun profil

farmakokinetik lainnya (Dipiro, 2000).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 8

Jika ditemukan adanya ketidak sesuain dari hasil pengkajian maka Apoteker

harus menghubungi dokter penulis resep.

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi yang

telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan

berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di indonesia sebagai Apoteker

(Kepmenkes 1027, 2004). Apoteker memiliki beberapa tugas dan fungsi :

1. Sebagai sumber informasi obat, oleh karena itu, informasi obat yang

diberikan pada pasien haruslah informasi yang lengkap dan benar

sehinga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang digunakan dapat

mengobati penyakit yang dideritanya.

2. Apoteker juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu

apotek memperoleh suatu laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan

menjaga kelangsungan usahanya.

Dari uraian fungsi Apoteker di atas, bahwa Apoteker sangat berperan penting

dalam pelayanan kefarmasian baik di apotek maupun di rumah sakit kepada

pasien.

2.2 Resep 2.2.1 Definisi Resep

Berdasarkan PERMENKES No.1027/MENKES/SK/IX/2004, resep dapat

didefinisikan sebgai permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan

kepada pengelolaan apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi

penderita sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku. Penulisan resep

dapat diartikan sebagai bentuk aplikasi pengetahuan dokter dalam memberikan

obat kepada pasien melalui kertas. Resep menurut kaidah peraturan yang berlaku,

diajukan secara tertulis kepada Apoteker di apotek (Jas, 2009). Pada prinsipnya

resep adalah bentuk komunikasi antara dokter dan Apoteker, sehingga prinsip

dasar komunikasi berlaku dalam penulisan resep yaitu kejelasan informasi dari

dokter sehingga dapat dipahami oleh Apoteker.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 9

2.2.2 Tujuan Penulisan Resep Tujuan dalam penulisan resep, yaitu :

1. Memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi dan

meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.

2. Memudahkan pasien dalam mengakses obat-obatan yang diperlukan

sesuai dengan penyakitnya.

3. Melalui penulisan resep, peran dan tanggung jawab dokter dalam

pengawasan distribusi obat kepada masyarakat dapat ditingkatkan karena

tidak semua golongan obat dapat diserahkan kepada masyarakat secara

bebas.

4. Pemberian obat lebih rasional dibandingkan dispensing ( obat diberikan

sendiri oleh dokter), dokter bebas memilih obat secara tepat, ilmiah dan

selektif.

5. Penulisan resep dapat membentuk pelayanan berorentasi kepada pasien

(patient oriented).

2.2.3 Komponen Resep Dan Penulisan Resep Dalam penulisan resep yang lengkap harus mengandung komponen resep

agar jelas dan mudah dipahami, komponen dalam penulisan resep menurut Jas

(2010), meliputi :

a. INSCRIPTIO

Identitas dokter : nama, alamat dan nomor izin praktek dokter. Dapat

dilengkapi dengan nomor telepon, jam praktek serta hari praktek.

Nama kota dan tanggal penulisan resep

Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Tanda ini adalah

singkatan dari recipe yang berarti harap diambil

b. PRAESCRIPTIO

Inti resep dokter atau kombinasi berisi : Nama setiap jenis / bahan

obat, dan jumlah bahan obat (mg, g, ml, l) dengan angka arab. Untuk

penulisan jumlah obat dalam jumlah satuan biji (tablet, kapsul dan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 10

botol) dalam angka romawi. Jenis / bahan obat dalam resep terdiri

dari :

a. Remedium cardinal : obat pokok yang mutlak harus ada, dapat

berupa bahan tunggal atau beberapa bahan.

b. Remedium adjuvans : bahan yang membantu kerja obat pokok,

tidak mutlak ada dalam tiap resep.

c. Corrigens : bahan untuk memperbaiki rasa (corrigens saporis),

warna (corrigens coloring) atau bahan obat (corrigens adoris).

d. Konstituens atau vehikum : bahan pembawa, seringkali perlu

terutama pada formula magistralis. Misalnya konstituens obat

minum umumnya air.

Perintah pembuatan bentuk sediaan obat yang dikehendaki, misalnya

f.I.a pulv = fac lage artis pulveres = buatlah sesuai aturan, obat

berupa puyer.

c. SIGNATURA

Aturan pemakaian obat (frekuensi, jumlah obat dan saat obat

diminum, informasi lain), umumnya ditulis dengan singkatan

dalam bahasa Latin. Aturan pakai ditandai dengan signa yang

disingkat dengan S.

Identitas pasien di belakang kata Pro: Nama pasien, umur,

alamat lengkap. Bila penderita seorang anak harus ditulis

umurnya. Bila resep untuk orang dewasa dicantumkan

Tuan/Nyonya/Bapak/Ibu diikuti nama penderita dan umurnya.

d. SUBSCRIPTIO

Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep untuk

menjadikan suatu resep otentik. Resep obat dari golongan

narkotik harus dibubuhi tandatangan dokter, tidak cukup

dengan paraf saja. Selain itu, resep yang mengandung obat

golongan narkotik tidak boleh ada tanda iter (iterasi), m.i

(mihi ipsi), dan u.c (usus cognitus). Mihi ipsi artinya untuk

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 11

pemakaian sendiri dan resep tidak boleh diulang, harus dengan

resep asli, resep baru.

e. Ketentuan ketentuan dalam penulisan

Resep yang perlu penangan segera

Dalam penulisan tanda segera harus digaris bawahi dan diberi

tanda seru, kemudian diparaf atau tandatangan di belakang.

CITO (segera)

STATIM (penting)

URGENT (sangat penting )

PIM (berbahaya bila di tunda )

Urutan yang didahulukan : PIM, URGENT, STATIM, dan CITO

dan dituliskan disebelah kanan atas.

Resep yang dapat atau tidak dapat diulang

Dalam penulisan resep, ada resep :

ITER (Boleh diulang)

NI (ne iterator ) (tidak boleh di ulang)

Penulisan tanda iter (iterator) dan N.I (Ne Iteratur) disebelah kiri

atas dari resep apabila di ulang atau tidak diulang seluruhnya. Bila tidak

semua resep diulang, maka ditulis dibawah setiap resep. Demikian juga

untuk N.I. Resep yang mengandung narkotik tidak boleh diulang.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 12

2.2.4 Pola penulisan resep

RUMAH SAKIT SARI FARMA

Jl. Kerta mukti, Ciputat Timur No.88 Jakarta Selatan

Telp.09876556

No. Resep S/K/M:

Tanggal :

Dokter : No.

R/ nama obat, bentuk sediaan, wadah obat, jumlah wadah,

aturan pakai, regimen dosis, rute, interval waktu dan paraf

dokter.

Pro : Nama Pasien Alamat / No. Telp : .

TTL : . No. RM : .

Yang Menyerahkan

(..)

Yang Dilegalisir

(..)

Yang Menerima

(..)

Gambar 2.1 Pola Penulisan Resep

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 13

2.2.5 Contoh Resep

RUMAH SAKIT SARI FARMA

Jl. Kerta mukti, Ciputat Timur No.88 Jakarta Selatan

Telp.09876556

No. Resep S/K/M:

Tanggal :

Dokter : No.

R/ Amoxan cap mag 500 No. x

S. 1 dd tab I

.. paraf

R/ Curcuma Syr. Fls I

S 3 dd. Cth I

.. paraf

Pro : Nama Pasien Alamat / No. telp : ..

Tanggal Lahir : . No. RM : .

Yang Menyerahkan

(..)

Yang Dilegalisir

(..)

Yang Menerima

(..)

Gambar 2.2 Contoh Resep

PRESCRIPTIO

INSCRIPTIO

SIGNATURA

SUBSCRIPTIO

PRO

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 14

2.3 Rumah sakit Menurut WHO (Word Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komperehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Selain itu, rumah sakit juga

menyelenggarakan peranan dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan dan gawat darurat.

Setiap rumah sakit dilengkapi dengan instalasi farmasi, yaitu suatu intalasi

dibawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu oleh beberapa orang Apoteker

untuk menyediakan obat bagi pasien sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku. Resep yang masuk di instalasi farmasi dilakukan skrining terlebih dahulu

oleh Apoteker baru dilakukan penyiapan obat yang diresepkan tersebut.

Dalam penulisan resep sering terjadi kesalahan pencantuman informasi,

penulisan, penulisan resep yang tidak lengkap atau tidak bisa dibaca, resep yang

tidak tepat bahkan terjadinya interaksi obat yang diberikan kepada pasien. Sebagai

seorang farmasis, tindakan nyata yang dilakukan untuk mencegah hal tersebut

yaitu dengan melakukan pengkajian resep. Kajian resep tersebut meliputi kajian

administrasi, kajian farmasetik dan kajian klinis.

Untuk daerah Kota Tangerang Selatan sangat banyak rumah sakit yang

memberikan pelayanan untuk pasien rawat jalan, rawat inap maupun gawat

darurat, diantaranya rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta. Untuk rumah

sakit pemerintah sendiri yaitu RSUD Kota Tangerang Selatan dan untuk Rumah

Sakit Swasta salah satunya yaitu Rumah Sakit Swasta X Ciputat.

2.3.1 Rumah sakit pemerintah (RSUD Tangerang Selatan) Daerah Kota Tangerang Selatan terdapat banyak rumah sakit, baik rumah

sakit pemerintah dan juga rumah sakit swasta, salah satu dari rumah sakit

pemerintah dari kota Tangerang selatan adalah RSUD Kota Tangerang Selatan,

RSUD ini tipe kelas B dengan jumlah pasien instalasi gawat darurat (IGD)

berjumah 7.985 orang untuk empat bulan pertama di tahun 2015. Di RSUD ini

fasilitasnya sudah memenuhi standar dan juga lengkap sehingga pasien merasa

nyaman.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 15

2.3.2 Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X) Salah satu rumah sakit swasta yang berada di kota tengerang selatan yaitu

RS X, RS ini masih tipe C. Rumah sakit ini belum terlalu lengkap fasilitasnya

meski demikian sangat banyak pasien yang datang berobat di RS X ini baik pasien

rawat jalan, rawat inap bahkan gawat darurat sekalipun. Dengan demikian jumlah

resep yang masuk di instalasi farmasi sangat banyak.

Rumah sakit di daerah Kota Tangerang Selatan yaitu RSUD Kota

Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X Ciputat ini memiliki jumlah

peresepan yang banyak dan untuk peresepan tiap hari mencapai kira-kira 250

sampai 300 resep. Banyaknya resep yang masuk ke unit farmasi di RSUD Kota

Tangerang Selatan dan RS X ini memerlukan waktu yang cepat untuk dilakukan

proses pengolahan resep tersebut dan juga memerlukan penanganan khusus,

sehingga medication error dapat dicegah ataupun ditangani.

2.4 Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan 2014 instalasi farmasi di rumah

sakit adalah instalasi di rumah sakit yang dipimpin oleh seorang Apoteker dan

dibantu oleh beberapa Apoteker, tenaga ahli madya farmasi (D3) dan tenaga

menengah farmasi (AA) yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang

berlaku, dan merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung

jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang terdiri atas

pelayanan paripurna, mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, peyimpanan

perbekalan kesehatan, dispensing obat, pengendalian mutu dan pengendalian

distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit serta

pelayanan farmasi klinik.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 16

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit

Swasta X Ciputat dan waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari

Mei 2017.

3.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

rancangan penelitian deskriptif yang bersifat retfospektif. Penelitian deskriptif

berarti dua data yang didapatkan dideskripsikan secara objektif dengan

memaparkan fenomena yang terjadi dengan bantuan tabel atau gambar. Penelitian

ini bersifat retrospektif dengan melakukan pengamatan terhadap kajian

administrasi, kajian farmasetik dan kajian klinis resep pada bulan Januari 2017.

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan (Sujarweni, 2012). Populasi yang

digunakan sebagai objek penelitian adalah resep rawat jalan yang masuk ke

instalasi farmasi di RSUD Kota Tangerang Selatan dan RS Swasta Ciputat X pada

bulan Januari 2017.

3.3.2 Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,

2011). Sampel pada penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 17

3.3.2.1 Ukuran Sampel Dalam menghitung ukuran sampel yang diambil maka menggunakan teknik

Slovin (Sugiyono, 2014). Sampel pada penelitian ini adalah yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi.

n = !!!!"!

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung besarnya sampel (resep) dari

jumlah populasi yang ada yaitu sebagai barikut :

n =1500

1+ 1500 0,1 2

= 95

Berdasarkan hasil perhitungan bahwa resep yang diambil sebanyak 95

lembar masing masing setiap rumah sakit, untuk meyakinkan keakuratan sampel

maka diambil sebanyak 138 lembar resep setiap rumah sakit untuk dilakukan

dianalisis.

3.3.2.2 Cara Pengambilan Sampel Sampel yang diambil berdasarkan teknik sampling secara acak atau random

sampling. Pengambilan sampel secara acak merupakan suatu usaha untuk

mendapatkan sampel yang representatif. Salah satu cara Pengambilan sampel

dengan teknik secara acak yaitu sampel random sampling. Sampel random

sampling merupakan proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi

Keterangan : n : Sampel minimal/ jumlah sampel N : Jumlah populasi e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance) I : Konsatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 18

kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota

sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang

dilakukan secara random. Cara pengambilan, bila populasi besar (misalnya

populasi berjumlah 300) maka ditentukan nomor setiap unit populasi dan besar

sampel yang akan diambil.

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka

sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria sampel, meliputi

kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. Kriteria inklusi yaitu subjek penelitian dapat

mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel, dan

kriteria ekslusi adalah subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak

memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, dimana kriteria tersebut menentukan

dapat atau tidaknya sampel digunakan (Notoatmodjo, 2010). Adapun kriteria

inklusi dan kriteria ekslusi adalah sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

Kritria inklusi pada penelitian ini adalah :

1. Resep yang digunakan hanya pada bulan Januari 2017

pada pasien rawat jalan di RSUD Kota Tangerang

Selatan dan RS Swasta X Ciputat yang belum dilakukan

analisa.

2. Analisa resep dalam penelitian ini berdasarkan

PERMENKES RI No. 58 Tahun 2014

b. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah resep pada

bulan januari 2017 pada pasien rawat jalan di RSUD kota

Tangerang Selatan dan RS Swasta X Ciputat yang sudah

dianalisa oleh Apoteker.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 19

3.5 Kerangka Konsep Berdasarkan PERMENKES RI No. 58 Tahun 2014

Resep rawat jalan yang masuk ke instalasi farmasi RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X Ciputat bulan Januari 2017

Penetapan sampel yang memenuhi kriteria inklusi

Pengkajian resep dengan mengacu pada PERMENKES No.58 tahun 2014

Kajian administrasi Data pasien SIP Paraf dokter Nama dokter Alamat dokter Tanggal penulisan

resep; dan Ruangan/ unit asal

resep

Kesesuaian farmasetik Bentuk sediaan Kekuatan sediaan Stabilitas Nama obat Aturan dan cara

penggunaan. Dosis dan jumlah

obat

Pertimbangan klinis : Ketetapan indikasi Waktu penggunaan

obat dan dosis Duplikasi

pengobatan Kontraindikasi Reaksi Obat yang

Tidak Diingikan (ROTD) dan alergi

Sesuai Tidak sesuai

Memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 20

3.6 Kerangka Konsep Penelitian

Resep rawat jalan yang masuk ke instalasi farmasi RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X Ciputat bulan januari 2017

Penetapan sampel yang memenuhi kriteria inklusi

Pengkajian resep dengan mengacu pada PERMENKES No.58 tahun 2014

Kajian administrasi Data pasien SIP Paraf dokter Nama dokter Alamat dokter Tanggal penulisan

resep Unit asal resep/

ruangan

Kesesuaian farmasetik Nama obat Kekuatan sediaan Jumlah obat Bentuk sediaan Dosis Aturan pakai Cara penggunaan

Pertimbangan klinis : Ketetapan indikasi Ketepatan dosis Interaksi obat Frekuensi

pemberian.

Sesuai Tidak sesuai

Memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 21

3.7 Definisi Operasional Tabel 1 ( Definisi Operasional )

No. Variable Definisi Cara Ukur Skala

Ukur Kategori

1 Kelengkapan Administrasi

1. Nama Pasien Seseorang yang menerima

perawatan medis.

Melihat data

resep pasien

Nominal 0 Tidak ada

0. Ada

2. Umur Lamanya hidup seseorang

dilihat dari tanggal lahir atau

ulang tahun terakhir dan

dinyatakan dalam bulan dan

tahun.

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

2. Jenis Kelamin Kondisi fisik yang menentukan

status seseorang laki-laki atau

perempuan.

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

3. Berat Badan Ukuran tubuh dalam sisi

beratnya yang sedang di

timbang dengan alat akur berat

badan dengan suatu satuan

kilogram.

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

4. Paraf Dokter Tanda tangan atau stempel

nama dokter penulis resep yang

berguna sebagai legalitas resep

tersebut.

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

5. Tanggal

Penulisan Resep

Menjelaskan waktu penulisan

resep yang ditujukan untuk

memberikan informasi

mengenai tanggal penulisan

tersebut

Melihat data

resep

pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

6. Nomor Surat

Izin Praktek

(SIP)

Adalah nomor identitas seorang

dokter yang sudah disahkan

oleh IDI (Ikatan Dokter

Indonesia)

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 22

2. Kelengkapan Farmasetik

1. Bentuk sediaan Sediaan farmasi dalam bentuk

tertentu sesuai kebutuhan,

mengandung zat aktif atau lebih

dalam pembawa yang

digunakan sebagai obat dalam

ataupun obat luar. Bentuk

sediaan meliputi : sediaan padat

(pulvis, pulveres, tablet,

supositoria dan kapsul), sediaan

setengah padat ( salep, krim,

pasta dan sabun) dan sediaan

cair ( larutan, sirup, eliksir, obat

tetes dan injeksi ).

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

2. Kekuatan

sediaan

Zat aktif yang terdapat didalam

suatu unit sediaan.

Melihat data

resep pasien

Nominal 1. Tidak ada

2. Ada

3. Rute pemberian Jalur obat masuk kedalam

tubuh, meliputi : pemberian

secara oral, injeksi, rektal,

intramuscular, intravena,

subkutan, inhalasi dan topikal.

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

4. Stabilitas Kemampuan suatu produk

untuk mempertahankan sifat dan

karteristiknya agar sama dengan

yang dimilikinya pada saat

dibuat.

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

5. Kompatibilitas Ketercampuran obat secara

sempurna ketika dilakukan

pencampuran

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Non kompatibel

1. Kompatibel

3. Pertimbangan Klinis

1. Interaksi obat Situasi dimana suatu zat

mempengaruhi aktivitas suatu

obat, yaitu meningkatkan atau

menurunkan efeknya, atau

menghasilkan efek baru yang

Melihat

referansi

drug.com

Medscape,

dan drug

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 23

3.8 Tata Cara Penelitian Pada tahapan penelitian terdapat tiga tahapan yaitu tahapan perencanaan,

tahapan pengambilan data dan tahapan pengolahan data.

1 Tahapan perencanaan

Tahapan perencanaan dimulai dari penentuan masalah dan

analisis situasi. Penentuan masalah yaitu penentuan masalah yang

akan diteliti sedangkan analisis situasi yaitu perjanjian dan diskusi

dengan pihak mitra, pihak mitra yang dimaksud disini yaitu RSUD

Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS X).

2. Tahapan pengambilan data

Pada tahapan ini kedua pihak rumah sakit tersebut telah

memberikan ijin melakukan penelitian, maka dilakukan

tidak diinginkan atau

direncanakan

information

handbook

2. Ketepatan

indikasi

Ketetapatan pemilihan obat

berdasarkan hasil diagnosa

Melihat data

resep pasien

Nominal

0. Tidak tepat

1. Tepat

3. Dosis obat Takaran obat yang diberikan

kepada pasien yang mendapat

terapi, tercantum pada resep

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Dosis tidak tepat

1. Tepat dosis

4. Aturan

penggunaan

Waktu yang tepat untuk minum

obat agar didapatkan khasiat

yang maksimal dan sesuai

penggunaan harus sesuai

petunjuk penggunaan.

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak tepat

1. Tepat

5. Cara

penggunaan

Ketetapan cara dan lama

pemberian dosis pada pasein

sesuai dengan penyakit.

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

6. Kontraindikasi Terapi obat yang tidak

dianjurkan karena dapat

meningkatkan resiko terhadap

pasien

Melihat data

resep pasien

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 24

pengambilan data secara retrospektif yaitu pengambilan data pada

bulan Januari 2017, yang dilakukan adalah mengamati dan mencatat

terkait dengan kajian administrasi, kajian farmasetik dan kajian

klinis dari resep tersebut dan ditulis pada form yang telah di buat

atau buku penelitian.

a. Proses pengambilan data dilakukan pada RSUD Kota

Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS

X) pada resep rawat jalan bulan januari 2017 yang masuk

pada instalasi farmasi di kedua rumah sakit tersebut.

b. Tahap selanjutnya yaitu pengambilan sampel secara acak

dengan menggunakan rumus Slovin, dengan jumlah sampel

yang didapat sebanyak 95 lembar, agar meningkatkan

validasi dari hasil yang diperoleh maka jumlah sampel yang

dimbil yaitu 138 lembar resep.

3. Tahapan pengolahan data

Pengolahan data dimulai dari analisis kelengkapan secara

administrasi, analisis kajian farmasetik dan analisis kajian klinis

resep. Data yang diperoleh selanjutnya diolah atau diinput ke dalam

laptop dengan tujuan untuk melihat persentase kelengkapan resep

yang diteliti dan selanjutnya dilakukan analisis.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 25

3.9 Cara Kerja

Tahap pengambilan sampel di RSUD kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta X

Ciputat (RS X).

Kelengkapan administrasi

Sampel yang diambil berupa resep pasien rawat jalan pada bulan Januari

Pengumpulan data, data yang dikumpulkan meliputi kelengkapan administrasi, farmasetik dan klinis.

Kesesuaian farmasetik Pertimbangan klinis

Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien

Nama dokter , monor surat izin praktek (SIP), alamat, san nomor telepon dokter

Bentuk sediaan , Klasifikasi bentuk sediaan berdasarkan konsistensinya

Cair Padat Setengah padat

Tanggal penulisan resep

Kekuatan sediaan

Rute pemberian , meliputi : oral, parenteral, intravena, peritoneal, intra moskular, dan topical.

Stabilitas obat selama penyimpanan

Ketetapatan indikasi

Ketepatan dosis obat

Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain )

Kontra indikasi

Interaksi obat

Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan microsof axel dan tehnik statistic

Data diperoleh

Pengambilan data menggunakan teknik acak sederhana.

Memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

Kompatibilitas sediaan

Paraf dokter

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 26

3.10 Analisis Data Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis menggunakan Microsoft

Excel tahun 2016 dan SPSS (Statistical Package For The social Scince) versi 24

tahun 2017.

Pada pengolahan data pada penelitian ini yaitu dengan analisis univariat

adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis setiap variabel yang ada

secara deskriptif (Notoatmojo, 2003).

Pengolahan data dengan menggunakan analisis univariat yaitu kelengkapan

resep pada bulan Januari 2017 di RSUD Kota Tangerang selatan dan Rumah Sakit

Swasta Ciputat x. Analisis yang dilakukan didasarkan dari pengamatan satu

persatu dari resep yang diperoleh dari kedua rumah sakit tersebut.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 27

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS X) dan

RSUD Kota Tangerang selatan, dengan pengamatan meliputi kajian administrasi,

kajian farmasetik dan kajian klinis pada resep pasien rawat jalan bulan januari

2017.

4.1.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang dilakukan

dengan pendekatan cross sectioanal, yaitu suatu penelitian yang mempelajari

dinamika korelasi antara faktor faktor beresiko dengan efek dengan cara

pendekatan atau pengumpulan data.

4.1.2 Cara Pengambilan Sampel Pada setiap bulan jumlah resep yang masuk di bagian inslasi farmasi rumah

sakit swasta ciputat ( RS X) dan RSUD kota Tangerang Selatan sangat banyak,

yaitu sebanyak 4000 Ribu resep yang masuk ke RSUD Kota Tagerang Selatan

dan sebanyak 3000 ribu resep yang masuk ke rumah sakit swasta Kota Tangerang

Selatan (RS X) setiap bulan. Berdasarkan perhitungan, bahwa jumlah sampel

yang digunakan sebanyak 138 resep setip rumah sakit. Resep tersebut kemudian

dilakukan pengakajian secara administrasi sesuai dengan PERMENKES RI No.58

tahun 2014, dalam peraturan tersebut bahwa kajian administasi meliputi nama

pasien, nama dokter, alamat, paraf dokter, umur, berat badan, dan jenis kelamin).

Kajian farmasetik (nama obat, bentuk sediaan, kekuatan sediaan, dosis obat,

jumlah obat, aturan dan cara penggunaan). Selanjutnya kajian klinis (ketepatan

indikasi, ketepatan dosis, waktu penggunaan obat, alergi dan interaksi obat).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 28

4.1.3 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian Admnistrasi Resep yang diperoleh kemudian dilakukan pengkajian secara administrasi

sesuai dengan PERMENKES RI No. 58 tahun 2014, dalam peraturan tersebut

bahwa kajian administasi meliputi nama pasien, nama dokter, alamat, paraf

dokter, umur, berat badan, dan jenis kelamin.

Tabel 4.1

Data Analisis Kajian Administrasi Resep

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 58 Tahun 2014

No. Kelengkapan

resep

Jumlah resep di

RSUD Kota

Tangerang Selatan

Jumlah Resep Di

Rumah Sakit Swasta

X Ciputat

Ya

(%)

n=138

Tidak

(%)

n=138

Ya

(%)

n=138

Tidak

(%)

n=138

1

Kelengkapan data pasien

Nama pasien 138

(100) -

138

(100) -

Berat badan - - - -

Jenis kelamin 138

(100) -

138

(100) -

Umur 51

(37,0)

87

(63,0)

47

(34,1)

91

(65,9)

2 Paraf dokter 138

(100) -

138

(100) -

3 No. SIP 138

(100) -

138

(100) -

4 Nama dokter 138

(100) -

138

(100) -

5 Tanggal resep 127

(92,1)

11

(7,9)

105

(76,1)

33

(23,9)

6 Unit asal resep

/ Ruangan

94

(68,1)

44

(31,9)

85

(61,6)

53

(38,4)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 29

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa analisis kajian administrasi

resep yang dilakukan di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta

X Ciputat (RS X ) yang masih memenuhi standar pelayanan sesuai peraturan

menteri kesehatan yaitu: penulisan nama pasien 100% (138 lembar resep),

penulisan jenis kelamin 100%(138 lembar resep), untuk kedua rumah sakit

tersebut, untuk penulisan umur pasien sebanyak 63,0 % (87 lembar resep) dan

tanggal penulisan resep 91,1% (127 lembar) untuk RSUD Kota Tangerang Selatan

dan untuk Rumah Sakit Swasta X Ciputat sebanyak 51,4% (71 lembar) untuk

penulisan umur 76,1% (105 lembar) sedangkan untuk penulisan berat badan

pasien tidak dicantumkan pada resep di kedua Rumah Sakit tersebut. Selanjutnya

penulisan identitas dokter pada kedua Rumah Sakit tersebut yaitu : penulisan

nama dokter 100%, penulisan No. SIP 100%. Ketidak jelasan penulisan poli atau

ruangan untuk RSUD Kota Tangerang Selatan sebanyak 31,9% (44 lembar resep)

sedangkan Rumah Sakit Swasta X Ciputat sebanyak 62,6% (87 lembar resep).

Analisis kajian administrasi selanjutnya adalah analisis resep terhadap

legalitas sediaan narkotik yang diresepkan pada kedua rumah sakit tersebut. Data

hasil analisis legalitas resep untuk kedua rumah sakit tersebut dapat dilihat ditabel

berikut ini (tabel 5.2 ).

Tabel 4.2

Analisis resep terhadap legalitas narkotik

No.

Kajian

Farmasetik

Resep

Jumlah Resep

Di RSUD Kota

Tangerang

Selatan

Jumlah Resep

Di Rumah Sakit

Swasta Ciputat

(RS X)

1 Non narkotik 100%

(138 lembar)

100%

(137 lembar)

2 Narkotik 0 %

(0 lembar )

0 %

(0 lembar )

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 30

Berdasarkan tabel diatas bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya

obat golong narkotik di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta

Ciputat (RS X). Sehingga tidak dilakukan analisis untuk obat golongan narkotik.

Untuk golongan narkotik ini sendiri dilihat sesuai dengan peraturan pemerintah

yaitu pada UU Narkotika tahun 2009 dalam website atau akun resmi milik

menteri kesehatan Indonesia.

4.1.4 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian Farmasetik Analisis kelengkapan resep selanjutnya adalah berdasarkan kajian

farmasetik, kajiaan resep secara farmasetik ini meliputi : nama obat,bentuk

sediaan, dosis obat, aturan pakai, cara peggunaan obat. Data hasil analisis kedua

rumah sakit tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Data Kajian Farmasetik Resep

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 58 Tahun 2014

No. Kajian

Farmasetik

Jumlah Resep Di

RSUD Kota

Tangerang Selatan

Jumlah Resep Di

Rumah Sakit

Swasta (RS X)

Iya

(%)

n=138

Tidak

(%)

n=138

Iya

(%)

n=138

Tidak

(%)

n=138

1 Nama obat 138

(100) -

138

(100) -

2 Kekuatan

sediaan

117

(84,7)

21

(15,2)

81

(58.7)

56

(40.6)

3 Jumlah obat 138

(100) -

138

(100)

-

4 Bentuk

sediaan

137

(99,3)

1

(0,7)

132

(95,6)

6

(4,4)

5 Dosis obat 125 13 131 7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 31

(90,6) (9,4) (95,0) (5,0)

6 Aturan pakai 138

(100) -

138

(100) -

7 Cara

penggunaan

136

(98,6)

2

(1,4)

134

(97,1)

4

(2,9)

Berdasarkan hasil analisis diatas menjukan bahwa ketidak jelasan dalam

penulisan kekuatan sediaan untuk kedua rumah sakit tersebut lebih besar.

Penulisan kekuatan sediaan obat pada resep untuk rumah sakit RSUD Kota

Tangerang Selatan lebih tinggi yaitu sebanyak 84,7 % (117 lembar resep)

dibandingkan dengan swasta (RS X) sebanyak 58,7% (81 lembar resep)

sedangkan untuk bentuk sediaan sebanyak 99,3% ( 137 lembar ) dan untuk

Rumah Sakit Swasta X Ciputat sebanyak 92,7% (128 lembar) .

Berdasarkan tabel 4.3. Dapat diketahui kejelasan penulisan aturan pakai,

nama obat dan penulisan jumlah obat pada resep untuk kudua Rumah Sakit

tersebut yaitu 100% (138 lembar resep ), sedangkan dalam penentuan dosis obat

untuk kedua rumah sakit tersebut menunjukan masih ada untuk RSUD Kota

Tangerang Selatan sebanyak 90,6% (125 lembar resep) dan pada Rumah Sakit

Swasta X Ciputat yaitu 95,0% (131 lembar resep).

Hasil penelitian ini tentang penulisan bentuk sediaan sebanyak 99,3% (137

lembar resep) dan cara penggunaan yaitu 98,6% (136 lembar resep) untuk RSUD

Kota Tangerang Selatan, sedangkan pada Rumah Sakit Swasta X Ciputat untuk

penulisan bentuk sediaan sebanyak 92,7% (128 lembar resep) dan cara

penggunaan yaitu 97,1% (134 lembar resep).

4.1.5 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian klinis Penelitian ini selanjutnya dilakukan kajian klinis resep, berdasarkan

peraturan menteri kesehatan bahwa dalam kajian klinis resep meliputi ketepatan

indikasi, ketepatan dosis, waktu penggunan obat, kontraindikasi dan interaksi

obat. Data hasil analisis berdasarkan kajian klinis resep adalah sebagai berikut :

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 32

Tabel 4.4

Data Kajian Klinis Resep

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 58 Tahun 2014

No. Kajian

Klinis resep

Jumlah resep di

RSUD Kota

Tangerng Selatan

Jumlah Resep Di

Rumah Sakit Swasta

Ciputat (RS X)

Ya

(%)

n=138

Tidak

(%)

n=138

Ya

(%)

n=138

Tidak

(%)

n=138

1 Ketepatan

indikasi

138

(100) -

138

(100) -

2 Ketepatan

dosis

125

(90,6)

*

13 (9,4)

131

(95,0)

7

(5,0)

3 Frekuensi

pemberian

137

(99,3)

1

(0,7)

133

(96,4)

5

(3,6)

4 Interaksi

obat

86

(62,3)

52

(37,7)

74

(53,8)

64

(46,2)

Keterangan : * = Informasi yang kurang jelas dari pihak Rumah

Sakit Swasta X Ciputat

Jumlah resep yang dievaluasi sebanyak 138 lembar, memperlihatkan

bahwa sebanyak 86 lembar resep (62,3%) berpotensi terjadinya interaksi obat dan

sebanyak 52 lembar resep ( 37,7%) yang tidak berpotensi terjadi interaksi obat

pada RSUD Kota Tangerang Selatan. Sedangkan, hasil analisis dari Rumah Sakit

Swasta X Ciputat sebanyak 74 lembar resep (53,8%) yang perpotensi terjadinya

interaksi dan 64 lembar resep (46,2%) yang tidak berpotensi terjadinya interkasi

obat.

Berdasarkan hasil analisis resep tersebut, yang sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan No. 58 tahun 2014 yaitu sebanyak 100% (138 lembar resep)

untuk ketepatan indikasi pada kedua Rumah Sakit tersebut, dan sebanyak 90,6%

(125 lembar resep) yang tepat dosis untuk RSUD Kota Tangerang Selatan dan

95,0% (131 lembar resep) pada Rumah Sakit Swasta X Ciputat. Sedangkan untuk

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 33

frekuensi pemberian obat yang ditulis pada resep rawat jalan di RSUD Kota

Tangerang Selatan yaitu sebanyak 99,7% (137 lembar resep) sedangkan untuk

Rumah Sakit Swasta X Ciputat yaitu sebanyak 96,4% (133 lembar resep).

4.2 PEMBAHASAN PENELITIAN Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan,

pengkajian resep, penyimpanan sediaan farmasi. Pada setiap tahap alur pelayanan

resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.

Kegiatan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat, jika ditemukan adanya

masalah terkait obat atau medication error harus dikonsultasikan kepada dokter

penulis resep. Apoteker juga berperan dalam hal tersebut yaitu Apoteker harus

melakukan pengkajian resep sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia nomor 58 tahun 2014 yang mencakup kajian adminstrasi, kajian

farmasetik dan kajian klinis pada resep tersebut.

Pengkajian administrasi yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

nomor 58 tahun 2014 mencakup identitas pasien (nama,umur, jenis kelamin, berat

badan, dan tinggi pasien), identitas dokter penulis resep (nama, nomor izin,

alamat, dan paraf dokter) tanggal penulisan resep dan ruangan atau unit asal resep.

Sedangkan untuk kajian farmasetik meliputi nama obat, bentuk sediaan, kekuatan

sediaan, dosis, jumlah obat, aturan dan cara penggunaan. Persyaratan terakhir

yaitu persyaratan klinis meliputi ketepatan indikasi, waktu penggunaan obat,

kontraindikasi dan interaksi obat.

Pada penelitian ini dilakukan pada dua rumah sakit yang berada di Kota

Tangerang Selatan yaitu Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta, untuk

Rumah Sakit Pemerintah dilakukan pengkajian resep di RSUD Kota Tangerang

Selatan sedangkan untuk Rumah Sakit Swasta di lakukan di Rumah Sakit Swasta

X Ciputat (nama rumah sakit disamarkan). Pengkajian resep pada penelitian

menggunakan resep periode bulan Januari 2017 pada yang diperoleh dari kedua

rumah sakit tersebut.

4.2.1 Rancangan Penelitian Rancangan atau jenis penelitian ini adalah mengunakan rancangan

penelitian deskriptif, deskriptif artinya penelitian ini dilakukan terhadap

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 34

sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomenal (termasuk

kesehatan) yang terjadi di dalam populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010) metode

penelitian deskriptif ini yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional, yaitu

suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor faktor

beresiko dengan efek dengan cara pendekatan atau pengumpulan data sekaligus

(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini dilakukan pengkajian resep pada bulan

Januari 2017 dalam waktu tiga bulan.

4.2.2 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian Admnistrasi Pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi meliputi identitas pasien

(Nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien), identitas dokter

(Nama dokter, nomor Surat Izin Praktek (SIP), alamat, nomor telpon dan paraf

dokter ) dan tanggal penulisan resep. Berdasarkan tabel 5.1 untuk analisis

kelengkapan resep berdasarkan kajian administrasi pada kedua Rumah Sakit

tersebut. Untuk lengkapan data pasien didapatkan hasil yang mencakup : Nama

pasien 100% (138 lembar resep), jenis kelamin 100% (138 lembar resep) dan

umur pasien sebanyak 63,0% untuk RSUD Kota Tangerang Selatan, sedangkan

hasil untuk Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS X) sebanyak 100% (138 lembar

resep) untuk nama pasien, 100% (138 lembar resep) jenis kelamin dan 71%

pencantuman umur pasien pada resep.

Hasil ketidak lengkapan identitas pasien pada penulisan umur pasien sangat

penting, apabila umur pasien tidak dicantumkan maka akan kesulitan dalam

penghitungan ketepatan dosis pasien, sehingga dokter harus mencantumkan umur

pasien pada resep. Untuk nama pasien dan jenis kelamin pada kedua Rumah Sakit

tidak menimbulkan permasalahan. Sedangkan untuk identitas pasien sangatlah

penting dalam penulisan resep, hal ini sangat diperlukan karena identitas sebagai

pembeda antara pasien yang satu dengan yang lainnya, dan juga ada nomor

rekammedik pasien yang membedakan jika nama pasien sama. Dengan tujuan

agar terhindar dari kesalahan dalam pemberian dan pelayanan obat kepada pasien.

Bentuk ketidak lengkapan dari identitas pasien yaitu, berat badan dan tinggi

badan pasien. Untuk RSUD Kota Tangerang Selatan pada format resepnya sendiri

tidak dicantumkan berat badan pasien kecuali untuk resep anak-anak ditulis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 35

langsung samping nama pasien, sedangkan untuk Rumah Sakit Swasta Ciputat

(RS X) tetap mencantumkan penulisan berat badan, tanggal lahir pasien pada form

resep tersebut. Dari hasil analisis tersebut untuk hasil identitas pasien tidak

bermasalah dalam penelitian ini dan juga penulisan identitas pasien sudah sesuai

dengan peraturan menteri kesehatan yang berlaku kecuali penulisan berat badan

pada RSUD Kota Tangerang Selatan yang tidak dicantumkan. Seharusnya berat

badan pasien harus di cantumkan agar bisa menghitung ketepatan dosis obat untuk

pasien.

Pada hasil kesesuaian pada identitas dokter, untuk RSUD Kota Tangerang

Selatan mencakup : nama dokter 100% (138 lembar resep), nomor izin praktek

190% (138 lembar resep), alamat dan paraf dokter 100% ( lembar resep),

Sedangkan untuk Rumah Sakit Swasta X Ciputat (RS X) nama dokter 0% (lembar

resep), nomor izin praktek 0% (lembar resep), alamat dan paraf dokter 100% (

138 lembar resep). Pada RSUD Kota Tangerang Selatan untuk identitas dokter

langsung dibuat dalam bentuk stempel sehingga tidak tiperlukan lagi penulisan

identitas dokter secara manual. Stempel tersebut didalamnya tercantum, nama

dokter, dan nomor SIP. Berbeda dengan RSUD Kota Tangerang Selatan, pada

Rumah Sakit Swasta (RS X) untuk stempel itu sendiri hanya untuk dokter tetap

sedangkan dokter yang bukan tetap nama dan nomor SIP ditulis secara manual.

Akibatnya banyak sekali dokter yang tidak menuliskan nama dan hanya

menuliskan parafnya diresep tersebut.

Kajian administrasi selanjutnya yaitu paraf dokter, pada tabel 5.1 untuk

hasil paraf dokter 0% (lembar resep) pada RSUD Kota Tangerang Selatan dan 0%

(lembar resep) untuk Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS X). Paraf dokter dalam

penulisan resep sangat peran sekali karena dengan adanya tanda tangan dokter

penulisan resep menandakan keabsahan dan keaslian resep tersebut. Pada

penelitian ini untuk kedua rumah sakit tersebut semuanya mencantumkan tanda

tangan dokter dengan hasil 100% (138 lembar resep). Sehingga semua resep yang

diberikan kepada pasien di RSUD Kota Tangerang Selatan maupun Rumah Sakit

Swasta Ciputat (RS X) merupakan resep yang sah dan asli karena resep tersebut

diberikan oleh dokter yang bersangkutan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 36

Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya resep tanpa tanda tangan atau

stempel nama dokter. Dimana resep yang tidak mencantumkan tanda tangan

dokter maka diganti dengan menggunakan stampel nama dokter tersebut. Pada

stempel tersebut juga mengandung No. SIP dokter yang terletak dibawah nama

dokter. Tanda tangan dokter sangat berguna sekali karena menandakan keaslian

atau keabsahan dari resep tersebut. Data yang didapat untuk paraf dokter dan No.

SIP sebanyak 100 %, berarti hasil yang didapat sangat bagus, karena resep yang

diserahkan atau diberikan oleh dokter tersebut merupakan resep yang sah dan

legal.

Pada resep tersebut yang mencantumkan ruang / unit asal resep pada RSUD

Kota Tangerang Selatan sebanyak 62,6% dan Rumah Sakit Swasta Ciputat (RS

X) sebanyak 62,8%. Penulisan ruangan atau unuit asal resep itu sangat penting

apabila ada keselahan yang terdapat dalam resep yang ditulis oleh dokter maka

Apoteker dapat segera menghubungi dan mengkonfirmasi terkait masalah tersebut

kepada dokter yang bersangkutan.

4.2.3 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian Farmasetik Persyaratan secara farmasetik yang harus dimiliki resep menurut Keputusan

Menteri Kesehatan RI nomor 58 tahun 2016, meliputi : nama obat, bentuk

sediaan, kekuatan sediaan, dosis, jumlah obat, aturan dan cara penggunaan obat.

Dari data yang tertera pada tabel 5.3 untuk kajian farmasetik di RSUD Kota

Tangerang Selatan terhadap penulisan kekuatan sediaan sebanyak 84,7% (117

lembar resep), diketahui hanya sebanyak 15,2% (21 lembar resep) yang tidak

ditulis pada resep tersebut, sedangkan untuk Rumah Sakit Swasta X Ciputat yang

menuliskan kekuatan sediaan sebanyak 58,7% (81 lembar resep), dan yang tidak

menuliskan sebanyak 40,6% (56 lembar resep). Penulisan kekuatan bentuk

sediaan ini harus jelas agar memudahkan Apoteker dalam penyediaan obat yang

diresepkan. Tetapi ada kesepakatan pada RSUD Kota Tangerang Selatan dan

Rumah Sakit Swasta X Ciputat secara tidak tertulis dimana pada setiap rumah

sakit tersebut jika dalam pelayanan obat ditemukan resep yang tidak

mencantumkan kekuatan sediaan maka diberikan obat dengan kekuatan sediaan

kecil. Hasil ketidak jelasan penulisan kekuatan bentuk sediaan ini berbanding

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 37

terbalik dengan penelitian Siti Ulfa (2015) yang mendapatkan hasil ketidakjelasan

penulisan kekuatan sediaan obat yaitu sebanyak 73%.

Selanjutnya untuk hasil kejelasan penulisan bentuk sediaan didapatkan

hasil sebanyak 99,3% (137 lembar resep) pada RSUD Kota Tangerang Selatan

sedangkan pada Rumah Sakit Swasta X Ciputat sebanyak 92,7% (128 lembar

resep). Dengan demikian, pada resep tersebut seharusnya untuk penulisan bentuk

sediaan harus ditulis dengan jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian

obat yang digunakan oleh pasien pada kedua rumah sakit tersebut.

Resep yang dianalisis terhadap ketidakjelasan penulisan dosis sediaan pada

resep didapatkan hasil sebanyak 9,4% (13 lembar resep) untuk RSUD Kota

Tangerang Selatan dan sebanyak 5,0% (lembar resep) untuk Rumah Sakit Swasta

X Ciputat. Sedangan demikian sebanyak 99,3% (137 lembar resep) untuk RSUD

Kota Tangerang Selatan dan sebayak 92,7% untuk Rumah Sakit Swasta X

Ciputat yang jelas dalam penulisan dosis sediaan, dari jumlah resep yang ditulis

dengan jelas pada kedua rumah sakit tersebut dilakukan analisis berdasarkan

literatur, dosis yang diberikan pada kedua rumah sakit tersebut sudah tepat. Pada

penulisan dosis sediaan harus ditulis dengan jelas agar terhindar dari kesalahan

pemberian jumlah dosis dan juga diharapkan dapat meningkatkan efek terapi obat

yang diberikan kepada pasien, sehingga dosis sediaan yang diberikan harus tepat

atau sesuai.

Berdasarkan tabel 4.4 hasil data analisis farmasetik resep berkaitan dengan

kejelasan penulisan nama obat, jumlah obat dan aturan pemakaian obat pada resep

di RSUD Kota Tangerang Selatan dan Rumah Sakit Swasta Ciputat X sebyak

100% (138 lembar resep). Penulisan jumlah obat dan aturan pemakaian obat

dalam resep ini sangat berpengaruh pada saat pemberian obat kepada pasien

karena memberikan obat yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien, keadaan dan

kondisi pasien. Sedangkan untuk penulisan nama obat juga sangat penting dalam

peresepan obat karena untuk menghindari terjadinya kesalahan ketika pelayanan

pemberian obat kepada pasien dikedua Rumah Sakit tersebut.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 38

4.2.4 Analisis Kelengkapan Resep Berdasarkan Kajian Klinis Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 58 tahun 2014 yaitu

tentang pelayanan resep dirumah sakit yang berkaitan deng