kaidah-kaidah - web view(bentuk soal pilihan ganda ... mari segera kita geluti teknik pengembangan...

22
PENGEMBANGAN INSTRUMEN HASIL BELAJAR DOMAIN KOGNITIF (BENTUK SOAL PILIHAN GANDA, ISIAN DAN URAIAN) *) Oleh: Ngadimun Hd **) Pendahuluan Tugas guru terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran di kelas mencakup tiga hal, yaitu: merencanakan pembelajaran, menyelenggarakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi hasil belajar siswa. Kenyataan di lapangan, penyelenggaraan evaluasi hasil belajar, masih dijumpai banyak masalah. Penyusunan soal (tes) untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dengan soal bentuk pilihan ganda, isian, dan uraian sudah dikenal dan dilaksanakan oleh guru sejak lama, paling tidak sejak diberlakukannya kurikulum 1975. Namun hingga saat ini (setelah 30 tahun) masih banyak guru belum memahami secara tuntas dan belum terampil menyusun sesuai kaidahnya. Mengapa demikian? Penyebabnya antara lain seperti berikut. 1. Masih banyak guru belum mampu secara cermat mendalami dan menguasai isi ( content ) materi pelajaran sesuai tuntutan kurikulum, sehingga tes hasil belajar belum mengukur yang seharusnya diukur; 2. Belum dikuasainya secara tuntas teknik penyusunan soal , sehingga soal yang disusun cenderung mudah atau sulit; maka jika banyak soal mudah menjadikan siswa banyak memperoleh nilai baik, tetapi sebenarnya mereka belum dapat dianggap pandai, dan sebaliknya; 3. Dampak banyaknya penyelenggaraan tes seragam , menjadikan guru tidak terbiasa menyusun soal bermutu, akibatnya siswa kurang terbiasa menjawab soal bermutu. --------------------- *) Disampaikan dalam Sosialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. **) Anggota HEPI Unit Koordinasi Lampung/Dosen FKIP Universitas Lampung.

Upload: nguyenhanh

Post on 30-Jan-2018

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

PENGEMBANGAN INSTRUMEN HASIL BELAJAR DOMAIN KOGNITIF(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA, ISIAN DAN URAIAN) *)

Oleh: Ngadimun Hd **)

Pendahuluan

Tugas guru terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran di kelas mencakup tiga hal,

yaitu: merencanakan pembelajaran, menyelenggarakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi

hasil belajar siswa. Kenyataan di lapangan, penyelenggaraan evaluasi hasil belajar, masih

dijumpai banyak masalah. Penyusunan soal (tes) untuk mengukur kemampuan kognitif siswa

dengan soal bentuk pilihan ganda, isian, dan uraian sudah dikenal dan dilaksanakan oleh guru

sejak lama, paling tidak sejak diberlakukannya kurikulum 1975. Namun hingga saat ini

(setelah 30 tahun) masih banyak guru belum memahami secara tuntas dan belum terampil

menyusun sesuai kaidahnya. Mengapa demikian? Penyebabnya antara lain seperti berikut.

1. Masih banyak guru belum mampu secara cermat mendalami dan menguasai isi

( content ) materi pelajaran sesuai tuntutan kurikulum, sehingga tes hasil belajar belum

mengukur yang seharusnya diukur;

2. Belum dikuasainya secara tuntas teknik penyusunan soal, sehingga soal yang disusun

cenderung mudah atau sulit; maka jika banyak soal mudah menjadikan siswa banyak

memperoleh nilai baik, tetapi sebenarnya mereka belum dapat dianggap pandai, dan

sebaliknya;

3. Dampak banyaknya penyelenggaraan tes seragam, menjadikan guru tidak terbiasa

menyusun soal bermutu, akibatnya siswa kurang terbiasa menjawab soal bermutu.

Dalam KBK, guru agar mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Jangan terulang kembali bahwa kurikulum sudah dilaksanakan berpuluh tahun,

tetapi sistem evaluasi belum juga dikuasai guru secara baik. Maka, mari segera kita geluti

teknik pengembangan instrumen penilaian hasil belajar siswa sesuai tuntutan KBK. Jika ini

dapat kita lakukan, berarti merupakan indikasi bahwa kinerja guru meningkat sejalan dengan

perkembangan dan tuntutan masyarakat. Dalam makalah ini, secara ringkas disajikan tentang

teknik pengembangan instrumen untuk menilai hasil belajar ranah kognitif. Dikemukakan

oleh George E.Dickson dan Ricahrd W. Saxe (dalam Suharsimi, 1993:134-137 dan Cece

Rahmat dan Didi Suherdi, 1998: 57-66 dan Benyamin S. Bloom dalam Safari, 2004:1415),

kata-kata kerja operasional berkenaan dengan ranah kognitif adalah seperti terlihat pada

halaman berikut.

--------------------- *) Disampaikan dalam Sosialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.**) Anggota HEPI Unit Koordinasi Lampung/Dosen FKIP Universitas Lampung.

Page 2: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

Pengertian Ranah Kognitif (Cognitive Domain)

Perilaku kognitif adalah bentuk perilaku yang perlu dimiliki siswa dalam mengenal dan

memahami materi atau bahan pelajaran. Jenis perilaku ini meliputi enam tingkatan kemam-

puan, mulai yang paling rendah sampai tertinggi yaitu kemampuan mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, mensintesis, dana mengevaluasi. Secara berturut-turut dikemu-

kakan seperti berikut ini.

a. Kemampuan Mengetahui (knowledge)

Kemampun ini merupakan jenjang paling rendah yang merupakan kemampuan mengingat

atau menghafalkan fakta-fakta istilah, prinsip, teori yang telah dipelajari, seperti:

menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan kembali, mendeskripsikan, mengidentifi-

kasikan, mendaftarkan, menjodohkan, mereproduser.

b. Kemampuan Memahami (comprehension)

Kemampuan ini merupakan kemampuan berfikir siswa dalam memahami materi pelajaran,

sehingga mereka dapat menjelaskan, menerjemahkan, atau mengorganisir materi pelajaran

yang diterima dengan bahasanya sendiri. Kata-kata kerja operasionalnya seperti: menje-

laskan, menerangkan, mempertahankan, membedakan, menduga (estimasi), memperluas,

menyimpulkan, menggeneralisir, memberi contoh, menuliskan kembali, memperkirakan.

c. Kemampuan Menerapkan (aplikasi)

Kemampun ini merupakan kemampuan menerapkan atau menggunakan rumus-rumus,

teori-teori, atau abstraksi-abstraksi ke dalam situasi tertentu atau situasi konkrit. Kata-kata

kerja operasionalnya seperti: mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan,

memanipulasikan, memodifikasikan, mengoperasikan, meramalkan, menyiapkan, meng-

hasilkan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.

d. Kemampuan Menganalisis

Kemampun ini merupakan kemampuan menguraikan suatu keseluruhan atau suatu sistem

hubungan ke dalam unsur-unsurnya. Kata-kata kerja operasionalnya seperti: memisahkan,

memerinci, mengidentifikasikan, memilih, mengatur diagram, membedakan, mengilus-

trasikan, menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan, membagi.

2

Page 3: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

e. Kemampuan Mensintesis

Kemampun ini merupakan kebalikan daripada kemampuan menganalisis, yaitu kemampuan

siswa memadukan, menyusun atau menyatukaan baagian-bagian atau unsur-unsur menjadi

suaatu pola struktur atau sistem. Kata-kata kerja operasionalnya seperti: mengkategorisir,

mengkombinir, mengarang, menciptakan, membuat design, menjelaskan, memodifikasikan,

mengorganisasikan, menyusun, membuat rencana, mengatur kembali, merekonstruksikan,

menghubungkan, mereorganisasikan, merevisi, menuliskan kembali, menuliskan, mence-

ritakan.

f. Kemampuan Mengevaluasi

Kemampun ini merupakaan tingkatan yang paling tinggi atau paling komplek, karena

siswa dikatakan memiliki kemampuan ini jika ditaandai oleh kemampuan memper-

timbaangkan, membaandingkan daan menilai sesuatu berdasarkan suaatu aaturan atau

kriteria tertentu. Kata-kata kerja operasionalnya seperti: menilai, membandingkan, me-

nyimpulkan, mempertentangkan, mengeritik, mendeskripsikan, membedakan, menerang-

kan, memutuskan, menafsirkan, menghubungkan, membantu.

Tes hasil belajar dikatakan baik jika minimal memiliki ciri-ciri atau memenuhi per-

syaratan (a) validitas, (b) reliabilitas, (c) tingkat kesukaran, (d) daya beda, dan (e) nilai

kepraktisan. Secara berturut-turut berikut ini akan dikemukakan penjelasan ciri-ciri tersebut.

a. Validitas tes

Validitas berasal dari kata valid artinya tepat, tidak cacad, atau sahih. Jadi jika

dibicarakan nilai validitas (nilai ketetapatan/kesahihan) tes adalah seberapa tepat tes

sebagai alat ukur dapat mengukur apa-apa yang memang perlu diukur. Ada empat jenis

validitas, yaitu :

1) Validitas logis, terdiri dari validitas isi (content validity) dan validitas konstruksi

(construct validity).

2) Validitas empiris, terdiri dari validitas validitas ada sekarang (concurrent validity) dan

validitas prediksi (predictive validity).

(lebih rinci baca Suharsimi, 1993: 64-107)

Untuk menilai hasil belajar siswa, telah dianggap baik jika tes yang disusun guru

memenuhi tuntutan validitas isi. Validitas isi suatu tes dimaksudkan aspek-aspek yang

3

Page 4: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

diukur (dibuat soalnya) mencakup seluruh pokok bahasan yang diajarkan sesuai GBPP

pada kurikulum. Maka validitas isi juga disebut validitas kurikulum.

b. Reliabilitas tes

Reliabitas berasal dari kata reliabel artinya tetap. Nilai reliabilitas tes artinya nilai

ketetapan suatu tes. Tes dikatakan memiliki nilai reliabilitas tinggi jika suatu tes diberikan

kepada dua kelompok berbeda atau dua kelompok sama dalam waktu berbeda, memiliki

nilai reliabilitas tinggi. Ada beberapa jenis penghitungan nilai reliabilitas tes, misalnya

dengan rumus belah dua (genap ganjil atau awal akhir), rumus Planagan, atau Rulon

c. Tingkat kesukaran soal

Soal atau tes dikatakan baik jika tingkat kesukaran soal tidak terlalu mudah atau

terlalu sulit. Jika soal terlalu mudah, tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkan

soal dan soal yang terlalu sulit akan membuat siswa putus asa karena banyak soal yang

tidak dapat terjawab. Yang dimaksud dengan tingkat kesukaran soal ialah proporsi peserta

tes menjawab benar terhadap setiap soal. Tingkat kesukaran soal dilambangkan dengan p

(huruf p kecil), yaitu sebaran nilai antara 0,00 s.d. 1.00, Maknanya semakin tinggi nilai p

berarti soal itu semakin mudah.

d. Daya beda soal

Yang dimaksud dengan daya beda soal ialah indeks yang menunjukkan tingkat

kemampuan soal dalam membedakan kelompok siswa pandai dengan yang kurang pandai.

Indeks diskriminasi (daya beda) soal biasanya dilambangkan dengan huruf D (huruf d

besar), sebarannya antara -1,00 s.d 1,00. Semakin tinggi nilai D, maka soal itu semakin

baik dalam membedakan siswa pandai dengan yang kurang pandai.

e. Nilai kepraktisan

Suatu tes dikatakan baik, antara lain jika memenuhi nilai kepraktisan, artinya soal itu

mudah digunakan dalam siswa menjawab soal. Mudah diadministrasikan, artinya mudah

dalam setingnya, mudah dilaksanakan, dan efisien dalam biayanya.

Agar diperoleh soal yang bermutu baik, penyusunan soal perlu dilakukan dengan 11

tahapan, yaitu: (a) menetapkan tujuan tes, (b) analisis kurikulum, (c) analisis buku sumber, (d)

penyusunan kisi-kisi, (e) penulisan butir soal, (f) reproduksi tes terbatas, (g) uji-coba tes, (h)

analisis hasil uji-coba, (i) revisi soal, dan (j) merakit soal menjadi tes. Berdasarkan kajian

tentang kebaikan dan ketidak-baikan berbagai bentuk tes, untuk menilai ranah kognitif banyak

4

Page 5: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

digunakan bentuk pilihan ganda, isian dan uraian. Secara singkat konsep ketiga bentuk soal

tersebut beserta teknik penilaiannya dikemukakan seperti berikut (Contoh kisi-kisi dan kartu

telaah soal terlampir).

1. Soal Bentuk Pilihan Ganda

Soal ini terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban

terdiri dari kunci jawaban atau jawaban benar; dan pengecoh (distractor) atau jawaban

salah namun memungkinkan dijawab oleh peserta uji yang tidak menguasai bahan1. Selama

ini dikenal adanya tiga ragam soal bentuk Pilihan Ganda, yaitu: ragam Pilihan Ganda

Biasa, Pilihan Ganda Komplek, dan Hubungan Sebab-akibat. Pembahasan selanjutnya,

hanya akan dikemukakan ragam Pilihan Ganda Biasa karena ragam ini yang manyak

digunakan.

Saran Djaali, dkk2, Noehi Nasoetion dan Adi Suryanto3, Syaifuddin Azwar4, dan

Depdikbud5 penyusunan soal Pilihan Ganda agar ….

a. Dibuat dalam dua bentuk, bisa dalam bentuk kalimat yang belum lengkap atau kalimat

tanya. Jika menggunakan bentuk kalimat yang belum lengkap, agar diakhiri dengan

empat buah titik.

Dalam firman Allah surat At-Taubah terdapat lafaz:

Lafaz tersebut artinya ….

a. orang yang mengurus zakat

b. orang yang sedang bepergian

c. orang yang baru masuk Islam

d. fisabilillah

e. orang yang banyak hutang.

b. Inti permasalahan yang ditanyakan agar dirumuskan secara jelas pada pokok soal,

sehingga peserta tes mengerti tentang yang ditanyakan oleh butir soal tersebut.

1 Depdikbud. Pengelolaan Pengujian. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. 1999. p.41.2 Djaali, Muljono Pudji, dan Ramly. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: UNJ. 2000. pp. 98-

99.3 Noehi Nasoetion dan Adi Suryanto. Tes, Pengukuran dan Evaluasi. Jakarta: Universitas Terbuka. 2003. pp.322-326.4 Syaifuddin Azwar. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1996. pp.83-95.5 Depdikbud. Pengelolaan Pengujian. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. 1999. pp.42-45.

5

Page 6: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

c. Pada option, satu di antaranya sebagai kunci dan lainnya agar berfungsi sebagai

pengecoh; artinya pada siswa yang kurang cermat memungkinkan akan memilih

pengecoh.

d. Option dalam bentuk angka, agar disusun urut mulai dari kecil ke besar atau

sebaliknya.

e. Jangan menjebak siswa dengan menanyakan hal yang tidak ada jawabannya, contoh

yang kurang baik:

Hasil penjumlahan dan perkalian bilangan 9 x (-6) + (-6) = ….

a. 108

b. 60

c. 48

d. semua jawaban di atas salah

f. Letak kunci jangan teratur dan jumlahnya agar relatif sama pada posisi berbeda.

g. Untuk tes yang digunakan pada level lebih tinggi, seperti soal ujian tengah semester,

diperlukan keterampilan menampilkan gambar dengan komputer. Misalnya:

pembuatan tabel, grafik, gambar, teks dengan huruf arab, dan sebagainya.

Teknik Penyusunan Soal Ragam Pilihan Ganda, yang perlu diperhatikan al.

1) Inti persoalan yang ditanyakan (stem) merupakan kalimat pernyataan yang belum

lengkap atau kalimat pertanyaan.;

2) Jumlah option untuk soal siswa SD maksimum 4 buah;

3) Hindari kata yang berulang dalam option;

4) Option homogin, dan disusun secara sistematis;

5) Pada option harus hanya ada satu jawaban yang paling tepat, lainnya agar

berfungsi sebagai pengecoh;

6) Jika ingin mengukur kemampuan berfikir komplek, gunakan grafik atau tabel

dalam stem dan option-nya.

Contoh soal ragam pilihan ganda, misalnya:

Zat karbo hidrat terdapat dalam makanan ....

a. sayur-sayuranb. buah-buahanc. lauk-paukd. makanan pokok

h. Gunakan bahasa Indonesia yang sederhana, mudah dipahami siswa dan memenuhi

kaidah baku.

6

Page 7: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

Pemberian skor tes pilihan ganda ada dua cara, yaitu :

1) Tanpa memperhatikan unsur menebak. Kemungkinan siswa dengan hanya menebak-

nebak dalam menjawab soal tidak dipertimbangkan dalam menentukan skor jawaban soal

dan tidak diberi pembobotan kesulitan jawaban. Misalnya, setiap jawaban benar diberi

skor satu, dan seorang siswa menjawab benar pada 25 nomor soal maka skornya 25.

2) Dengan memperhatikan unsur menebak, cara menentukan skor jawaban siswa dengan

rumus seperti berikut.

S Keterangan: B = jawaban benar Skor = B - --------- S = jawaban salah

n - 1 n = jumlah option

Ketentuan lain penggunaan rumus ini adalah soal yang tidak dijawab, tidak diperhitungkan

sebagai jawaban salah.

2. Soal Bentuk Isian

Soal bentuk Isian juga biasa disebut Completion Test. Soal bentuk ini menuntut siswa

menjawab dengan cara mengisi titik-titik pada kalimat pertanyaan dengan jawaban benar.

Bedanya dengan bentuk Pilihan Ganda, pada soal bentuk isian tidak disediakan kemung-

kinan jawabannya, sehingga peserta uji agar memikirkan sendiri jawabannya. Maka dalam

menjawab soal bentuk isian tidak akan terjadi kemungkinan menebak. Kaidah yang perlu

dipatuhi dalam penyusunan soal bentuk Isian bedanya dengan bentuk Pilihan Ganda adalah

hanya pada option. Pada bentuk Isian tidak disediakan alternatif jawaban, melainkan siswa

harus memikirkan sendiri jawabannya, maka petunjuk khususnya adalah seperti berikut.

a. Pertanyaan soal ini merupakan kalimat pernyataan yang belum lengkap dan diakhiri

dengan empat buah titik, tiga titik jika titik-titik di tengah kalimat.

b. Hitung lebih dahulu jawaban soalnya, baru dirumuskan kalimat pertanyaannya.

c. Soal bentuk isian agar dirumuskan untuk dapat dijawab dengan jawaban pendek.

d. Kalimat pertanyaan agar jelas, artinya tidak memberikan penafsiran berbeda-beda;

e. Jawabannya hanya satu-dua kata atau satu frase;

f. Jangan menggunakan kalimat langsung dari buku;

g. Untuk menanyakan istilah, pakailah kalimat tanya.

Contoh soal jawaban singkat, misalnya:

Pusat pelayanan kesehatan di desa yang melayani masyarakat dalam bidang

kesehatan yaitu ....

7

Page 8: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

Pemberian skor tes jawaban singkat ada dua cara, yaitu :

1) Dengan pemberian bobot soal, yaitu antar kelompok soal diberi bobot berbeda.

Kelompok soal sulit diberi skor lebih tinggi daripada soal yang taraf kesulitannya

lebih mudah; atau

2) Tanpa pemberian bobot, misalnya setiap jawaban benar diberi bobot 2 maka jika

seorang siswa menjawab benar pada 28 soal, skornya 56.

3. Soal Bentuk Uraian

Soal bentuk Uraian adalah soal yang menuntut siswa untuk menjawab dengan cara

mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan dalam bentuk uraian tertulis. Khusus

untuk mata pelajaran eksak (termasuk Matematika) berfungsi mengukur kemampuan siswa

dalam menyelesaikan hitungan-hitungan tentang materi atau konsep tertentu6. Soal bentuk

Uraian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: bentuk Uraian Objektif dan bentuk Uraian Non

Objektif. Pada penyusunan soal Matematika hanya menggunakan bentuk Uraian Objektif,

artinya jawaban soal ini menuntut sehimpunan jawaban atau konsep tertentu sehingga pen-

skorannya dapat dilakukan secara objektif. Kaidah yang perlu dipatuhi dalam penyusunan

soal bentuk uraian dalam mata pelajaran Matematika seperti berikut.

a. Soal bentuk Uraian dalam mata pelajaran Matematika, menanyakan hasil perhitungan

dan prosedur penyelesaiannya; maka pada petunjuk khusus menjawab soal ini agar

ditulis secara jelas, misalnya “Kerjakan soal di bawah ini dengan menggunakan lang-

kah-langkah penyelesaiannya?”

b. Soal harus sesuai dengan indikator, artinya materi soal bentuk uraian ini tidak melebar

kepada indikator lain.

c. Sebaiknya tulis terlebih dahulu langkah-langkah menjawab soal, baru kemudian

dirumuskan kalimat atau soalnya.

d. Tabel, grafik, atau gambar agar dibuat dengan cetakan yang jelas, agar tidak

menimbulkan kesulitan dalam membacanya.

e. Kalimat soal agar disusun secara singkat tetapi jelas dan dengan menggunakan bahasa

Indonesia baku.

6 Ibid. p.49.

8

Page 9: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

Pemberian skor tes uraian ada dua cara, yaitu :

1) Dengan pemberian bobot soal, yaitu antar kelompok soal diberi bobot berbeda.

Kelompok soal sulit diberi skor lebih tinggi daripada soal yang taraf kesulitannya

lebih mudah; atau

2) Tanpa pemberian bobot, misalnya setiap jawaban benar diberi bobot 2 maka jika

seorang siswa menjawab benar pada 28 soal, skornya 56.

CONTOH KARTU SOAL BENTUK URAIAN

Mata Pelajaran : Matematika Bahan Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . Bentuk Soal : . . . . . . . . . . . . . . . . . Penguji : . . . . . . . . . . . . . . . . . Tahun Pelajaran: . . . . . . . . . . . . . . . . .

NOMOR SOAL : 46

KOMPETENSIYANG DIUJI : Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan keliling dan luas bangun datar

INDIKATOR : Siswa dapat menghitung keliling dan aplikaisnya, jika diberikan soal cerita tentang bangun datar

SOAL : Sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 195 m, lebar 30 meter. Di sekeliling tanah tersebut diberi pagar tiang dengan jarak antar tiang 1,5 m.

a. Berapa keliling tanah tersebut?b. Berapa banyak tiang yang ada?

KUNCI JAWABAN : ……………….. (untuk bentuk pilihan ganda atau isian)PEDOMAN SKORING :

Jawaban Skora. Keliling

b. Jumlah tiang

= 2 x panjang + 2 x lebar= 2 x 195 m + 2 x 30 m . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .= 390 m + 60 m . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . … . . . .= 450 m . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

= 450 : 1,5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .= 300 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

111

11

Skor maksimum = 5

KETERANGAN SOALNo Digunakan Tgl. Jlh Siswa TK DP Proporsi Pemilih Aspek Ket

A B C D E Omit

9

Page 10: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

Kartu soal bentuk pilihan ganda dan bentuk isian, lebih mudah, karena hanya diperlukan

kunci jawaban tanpa pedoman skoring. Guru dalam praktik menghitung nilai akhir dengan

menggunakan bobot masih dilakukan secara manual dengan bantuan kalkulator. Maka

disarankan agar cara menghitung nilai dengan menggunakan komputerisasi (pelajari program

Excel), keuntungannya di samping akan diperoleh perhitungan yang akurat, hasilnya dapat

langsung dicetak.

Perakitan, Telaah, Revisi Soal dan Penggandaan Soal

1. Perakitan Soal

Setelah penyusunan butir soal selesai, dilanjutkan dengan perakitan soal untuk keperluan

telaah soal. Lalu, digandakan dalam jumlah terbatas, sesuai dengan jumlah anggota tim

penelaah soal. Mulai tahap ini, petugas perakit soal agar dapat bekerja secara cermat agar

kerahasiaan soal dapat terjaga. Suatu perbuatan sengaja atau tidak sengaja, yang

menjadikan kebocoran soal adalah salah satu pertanda kinerja guru yang kurang baik.

2. Telaah dan Revisi Soal

Sebelum soal UAS digunakan, perlu dilakukan analisis soal. Ada dua macam analisis

soal, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif akan dilakukan

setelah soal diujikan. Untuk keperluan UAS, hanya dilakukan analisis kualitatif atau

disebut telaah soal, yaitu mencakup: (a) isi atau materi, (b) konstruksi, (c) bahasa7.

Setelah telaah soal selesai, agar segera dilakukan revisi soal. Ini dengan tujuan agar

koreksi atas kesalahan soal tidak sempat terlupakan. Revisi soal agar berdasarkan saran

telaah soal dan tidak boleh menyimpang dari indikator yang telah dirumuskan. Penjelasan

telaah soal secara kualitatif dikemukakan sebagai berikut.

a. Telaah Materi

Tujuan utama dilakukan telaah materi adalah untuk mengetahui apakah isi

pertanyaan telah sesuai dengan indikatornya. Pada soal Matematika yang menggunakan

kalimat agar hanya menguji kemampuan siswa menghitung soal bukan juga menguji

penguasaan bahasanya.

b. Telaah Konstruksi Soal

7 Depdikbud. Pengelolaan Pengujian. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. 1999. pp.64-66.

10

Page 11: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

Tujuan utama dilakukan telaah konstruksi adalah untuk mengetahui apakah butir

soal telah disusun sesuai dengan kaidah penyusunan soal. Telaah konstruksi juga dapat

menjawab pertanyaan “Sudah benarkah pokok soal dan sudah adakah kunci jawab-

annya”

c. Telaah Bahasa

Tujuan utama dilakukan telaah bahasa adalah untuk mengetahui apakah bahasa yang

digunakan sudah benar sesuai kaidah bahasa Indonesia baku, jelas, dan komunikatif.

Dianjurkan untuk soal semua mata pelajaran agar tentang kebenaran penggunaan bahasa

ditelaah oleh guru yang lebih menguasai bahasa Indonesia tulis.

Sebagai pedoman untuk melakukan telaah soal, dalam buku Pengelolaan Pengujian8

dianjurkan menggunakan kartu telaah soal bentuk Pilihan Ganda seperti pada lampiran.

3. Penggandaan Soal

Hasil revisi soal digunakan sebagai dasar perakitan akhir soal, lalu diakhiri dengan

pekerjaan penggandaan soal sesuai dengan jumlah peserta ujian. Ini adalah langkah

terakhir dari rangkaian penyusunan soal. Biasanya dalam proses penggandaan soal, guru

tidak dapat mengerjakan sendiri melainkan diserahkan kepada percetakan. Hal yang perlu

diperhatikan dalam mendelegasikan pekerjaan penggandaan soal kepada percetakan,

misal:

a. Perakitan soal benar-benar telah tuntas, tidak ada lagi kesalahan yang perlu diralat; dan

b. Dibuat kontrak kerja yang harus dipatuhi oleh kedua pihak, terutama oleh percetakan

harus dapat menyelesaikan pekerjaan dengan secara ketat menjaga rahasia, tepat

waktu, dan mutu sesuai yang disepakati.

DAFTAR PUSTAKA

- Depdikbud. (1999). Pengelolaan Pengujian. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. - Depdikbud. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian. Jakarta: Direktorat

Dikmenum. - Djaali, Muljono Pudji, dan Ramly. (2000). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.

Jakarta: UNJ. - Hasan, Hamid., dan Asmawi Zainul. (1993). Evaluasi Hasil Belajar. Depdikbud: Jakarta.- Noehi Nasoetion dan Adi Suryanto. (2003). Tes, Pengukuran dan Evaluasi. Jakarta:

Universitas Terbuka.- Suharsimi Arikunto. (1996). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.- Sumadi Suryabrata. (1987). Pengembangan Tes Hasil Belajar. Rajawali Pers: Jakarta.- Syaifuddin Azwar. (1996). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

8 Depdikbud. Pengelolaan Pengujian. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. 1999. p. 66.

11

Page 12: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

- Safari. (2004). Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi. Depdiknas: Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia.

12

Page 13: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

KARTU TELAAH SOALMata Pelajaran : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Bentuk Soal : Pilihan GandaNomor Soal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Penelaah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DimensiTelaah Aspek Telaah Ya Tidak

Materi 1. Soal sesuai dengan indikator2. Pilihan jawaban homogen dan logis3. Hanya ada satu pilihan jawaban paling tepat

…….…….…….

…….…….…….

Konstruksi 5. Pokok soal singkat, jelas, dan tegas 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan yang

diperlukan7. Pokok soal tidak memberi petunjuk menjawab soal8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda9. Gambar, grafik, tabel diagram, dan sejenisnya jelas dan

berfungsi10. Panjang pilihan jawaban relatif sama11. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan yang berbunyi

semua jawaban di atas salah atau benar dan sejenisnya12. Pilihan jawaban angka atau waktu diurutkan menurut besar-

kecilnya angka atau kronologis13. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya

…….

…….…….…….

…….…….

…….

…….…….

…….

…….…….…….

…….…….

…….

…….…….

Bahasa 13. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

14. Menggunakan bahasa yang komunikatif15. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat16. Pilihan jawaban tidak mengulang/kelompok kata yang sama

…….…….…….…….

…….…….…….…….

Catatan: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

------------ potong di sini potong di sini -----------------

KARTU TELAAH SOALMata Pelajaran : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Bentuk Soal : IsianNomor Soal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Penelaah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DimensiTelaah Aspek Telaah Ya Tidak

Materi 1. Soal sesuai dengan indikator2. Jawaban singkat

……..……..

……..……..

Konstruksi 3. Pokok soal singkat, jelas, dan tegas 4. Rumusan pokok soal hanya yang diperlukan saja5. Pokok soal tidak memberi petunjuk menjawab soal6. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda7. Gambar, grafik, tabel diagram, dan sejenisnya jelas dan

berfungsi8. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya

……..……..……..……..

……..……..

……..……..……..……..

……..……..

Bahasa 9. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

10. Menggunakan bahasa yang komunikatif11. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat

……..……..……..

……..……..……..

Catatan: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

13

Page 14: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

KARTU TELAAH

Mata Pelajaran : MatematikaBentuk Soal : UraianNomor Soal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Penelaah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

No.Aspek Telaah

Ya Tidak

1. Tipe tes ini paling tepat untuk mengukur indikator yang ada.2. Dapat digunakan untuk mengukur jenjang berfikir tinggi.3. Pertanyaan dapat mengukur indikator yang diinginkan.4. Pertanyaan dirumuskan dengan jelas sehingga siswa tahu apa yang harus

dijawab5. Jika butir soal tersebut direvisi, apakah masih tetap dapat mengukur TPK

yang sama?6. Jumlah skor maksimal pada setiap butir soal sudah tepat dan sudah

dicantumkan.7. Butir soal ini sudah ditulis berdasarkan kisi-kisi.8. Jumlah butir soal tsb dapat dikerjakan dalam satu waktu ujian yang telah

ditetapkan.

------ potong di sini potong di sini ------------

KARTU TELAAH

Mata Pelajaran : MatematikaBentuk Soal : UraianNomor Soal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Penelaah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

No.Aspek Telaah

Ya Tidak

1. Tipe tes ini paling tepat untuk mengukur indikator yang ada.2. Dapat digunakan untuk mengukur jenjang berfikir tinggi.3. Pertanyaan dapat mengukur indikator yang diinginkan.4. Pertanyaan dirumuskan dengan jelas sehingga siswa tahu apa yang harus

dijawab5. Jika butir soal tersebut direvisi, apakah masih tetap dapat mengukur TPK

yang sama?6. Jumlah skor maksimal pada setiap butir soal sudah tepat dan sudah

dicantumkan.7. Butir soal ini sudah ditulis berdasarkan kisi-kisi.8. Jumlah butir soal tsb dapat dikerjakan dalam satu waktu ujian yang telah

ditetapkan.

14

Page 15: KAIDAH-KAIDAH - Web view(BENTUK SOAL PILIHAN GANDA ... mari segera kita geluti teknik pengembangan instrumen penilaian hasil ... karena hanya diperlukan kunci jawaban tanpa pedoman

15