kadar karet kering

4
Kadar karet kering Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Pengeringan lateks dalam oven untuk menentukan kadar karet kering Kadar karet kering (KKK) adalah kandungan padatan karet per satuan berat yang dihitung dalam satuan persen (%) [1] . KKK lateks atau bekuan sangat penting untuk diketahui karena selain dapat digunakan sebagai pedoman penentuan harga juga merupakan standar dalam pemberian bahan kimia untuk pengolahan RSS , TPC, dan lateks pekat. Kadar karet kering pada lateks tergantung dari beberapa faktor antara lain jenis klon, umur pohon , waktu penyadapan , musim , suhu udara serta letak tinggi dari permukaan laut . Terdapat beberapa metode dalam penentuan KKK, salah satu diantaranya adalah metode laboratorium . Prinsip dalam metode laboratorium adalah pemisahan karet dari lateks yang dilakukan dengan cara pembekuan, pencucian dan pengeringan . Alat yang diperlukan adalah gelas piala 50 ml, mangkuk bersih, penangas air, desikator , timbangan analitik, dan oven. Sebagai bahan pembeku digunakan asam asetat atau asam semut 2%. Prosedur pengujian dengan metode laboratorium adalah sebagai berikut : 1. Lateks dituangkan ke dalam gelas ukur 50 ml yang sebelumnya telah diketahui beratnya, secara perlahan- lahan, kemudian catat beratnya (berat lateks adalah berat total dikurangi dengan berat gelas ukur/ wadah). 2. Lateks dibekukan dengan asam asetat atau asam format 2% dan dipanaskan di atas penangas air pada suhu 80 oC sampai serumnya menjadi jernih. 3. Koagulan atau bekuan digiling menjadi crepe dengan ketebalan 1-2 mm, dan dicuci.

Upload: rahmat-nur-c

Post on 08-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

save

TRANSCRIPT

Kadar karet keringDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum Diperiksa

Pengeringan lateks dalam oven untuk menentukan kadar karet keringKadar karet kering (KKK) adalah kandungan padatan karet per satuan berat yang dihitung dalam satuan persen (%)[1]. KKK lateks atau bekuan sangat penting untuk diketahui karena selain dapat digunakan sebagai pedoman penentuan harga juga merupakan standar dalam pemberian bahan kimia untuk pengolahan RSS, TPC, dan lateks pekat. Kadar karet kering pada lateks tergantung dari beberapa faktor antara lain jenis klon, umur pohon, waktu penyadapan, musim, suhu udara serta letak tinggi dari permukaan laut. Terdapat beberapa metode dalam penentuan KKK, salah satu diantaranya adalah metode laboratorium. Prinsip dalam metode laboratorium adalah pemisahan karet dari lateks yang dilakukan dengan cara pembekuan, pencucian dan pengeringan. Alat yang diperlukan adalah gelas piala 50 ml, mangkuk bersih, penangas air, desikator, timbangan analitik, dan oven. Sebagai bahan pembeku digunakan asam asetat atau asam semut 2%. Prosedur pengujian dengan metode laboratorium adalah sebagai berikut:1. Lateks dituangkan ke dalam gelas ukur 50 ml yang sebelumnya telah diketahui beratnya, secara perlahan-lahan, kemudian catat beratnya (berat lateks adalah berat total dikurangi dengan berat gelas ukur/ wadah).2. Lateks dibekukan dengan asam asetat atau asam format 2% dan dipanaskan di atas penangas air pada suhu 80 oC sampai serumnya menjadi jernih.3. Koagulan atau bekuan digiling menjadi crepe dengan ketebalan 1-2 mm, dan dicuci.4. Crepe kemudian dikeringkan di dalam oven, setelah itu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Rumus perhitungan KKK adalah ditunjukkan pada persamaan berikut[2]: Kadar karet kering = berat krep kering/berat lateks x 100%Rujukan1. ^ Dewan Standardisasi Nasional Indonesia. 2002. SNI 06-2047-2002 Bahan Olahan Karet. Standardisasi Nasional Indonesia, Jakarta.2. ^ Dewan Standardisasi Nasional Indonesia. 2002. SNI 06-2047-2002 Bahan Olahan Karet. Standardisasi Nasional Indonesia, Jakarta.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Lateks1) Iklim

Musim hujan akan mendorong terjadinya prokoagulasi, sedangkan musim kemarau akan mengakibatkan keadaan lateks menjadi tidak stabil.2) Alat alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (baik yang terbuat dari aluminium maupun yang terbuat dari baja tahan karat). Peralatan yang digunakan harus dijaga kebersihannya agar kualitas lateks tetap terjaga.3) Pengaruh pH.

Perubahan pH dapat terjadi dengan penambahan asam, basa atau karena penambahan elektrolit. Dengan penurunan pH maka akan mengganggu kestabilan atau kemantapan lateks akibatnya lateks akan menggumpal.4) Pengaruh Jasad Renik

Setelah lateks keluar dari pohon, lateks itu akan segera tercemar oleh jasad renik yang berasal dari udara luar atau dari peralatan yang digunakan. Jasad renik tersebut mula mula akan menyerang karbohidrat terutama gula yang terdapat dalam serum dan menghasilkan asam lemak yang mudah menguap (asam eteris). Terbentuknya asam lemak eteris ini secara perlahan lahan akan menurunkan pH lateks akibatnya lateks akan menggumpal. Sehingga makin tinggi jumlah asam asam lemak eteris, semakin buruk kualitas lateks.5) Pengaruh Mekanis

Jika lateks sering tergoncang akan dapat mengganggu gerakan Brown dalam sistem koloid lateks, sehingga partikel mungkin akan bertubrukan satu sama lain. Tubrukan tubrukan tersebut dapat menyebabkan terpecahnya lapisan pelindung, dan akan mengakibatkan penggumpalan. (Handayani, 2008)