kabupaten majalengka

Upload: yulia

Post on 06-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kabupaten Majalengka, adalah sebuahkabupatendi Tatar PasundanProvinsiJawa Barat,Indonesia. Ibukotanya adalahMajalengka.Daftar isi[sembunyikan] 1Sejarah 1.1Zaman Kerajaan Budha di Talaga 1.1.1Pemerintahan Batara Gunung Picung 1.1.2Pemerintahan Prabu Darma Suci 1.1.3Pemerintahan Sunan Talaga Manggung 1.1.4Pemerintahan Sunan Talaga Manggung 1.1.5Pemerintahan Ratu Simbarkencana 1.1.6Pemerintahan Sunan Parung 1.2Zaman Kerajaan Islam di Talaga (Pengaruh Kasultanan Cirebon) 1.2.1Pemerintahan Ratu Sunyalarang 1.2.2Pemerintahan Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum 1.2.3Pemerintahan Sunan Wanaperih 1.3Masa Penjajahan Belanda 1.3.1Pembentukan Kabupaten Maja. 1.3.2Perubahan Nama Kabupaten Maja menjadi Kabupaten Majalengka. 1.4Masa Penjajahan Jepang 2Letak dan Pembagian Administrasi 2.1Pembagian Administrasi. 3Daftar Bupati 4Kondisi Alam 4.1Topografi dan Geografi 4.2Geologi 4.3Hidrologi 4.4Iklim 5Demografi 6Kesenian Daerah 7Makanan Khas dan Oleh-oleh 8Transportasi 8.1Transportasi Darat 8.1.1Angkutan Jalan Raya 8.1.1.1Prasarana Angkutan Jalan Raya 8.1.1.2Angkutan Dalam Kota 8.1.1.3Angkutan Perkotaan 8.1.1.4Angkutan Antar Kota 8.1.1.5Elf (Mikro Bus) 8.1.1.6Bus 8.1.2Kereta Api 8.2Transportasi Udara 9Obyek Wisata 9.1A. Wisata Air Terjun 9.2B. Wisata Danau 9.3C. Wisata Panorama Alam 9.4D. Wisata Sejarah dan Budaya 9.5E. Wisata Minat Khusus. 10Putera Daerah 11Referensi 12Pranala luarSejarah[sunting|sunting sumber]Zaman Kerajaan Budha di Talaga[sunting|sunting sumber]Pemerintahan Batara Gunung Picung[sunting|sunting sumber]Kerajaan Hindu di Talaga berdiri pada abad XIII Masehi, Raja tersebut masih keturunan Ratu Galuh bertahta di Ciamis, dia adalah putera V, juga ada hubungan darah dengan raja-raja di Pajajaran atau dikenal dengan Raja Siliwangi. Daerah kekuasaannya meliputi Talaga, Cikijing, Bantarujeg, Lemahsugih, Maja dan sebagian Selatan Majalengka.Pemerintahan Batara Gunung Picung sangat baik, agam yang dipeluk rakyat kerajaan ini adalah agama Hindu.Pada masa pemerintahaannya pembangunan prasarana jalan perekonomian telah dibuat sepanjang lebih 25 Km tepatnya Talaga - Salawangi di daerah Cakrabuana.Bidang Pembangunan lainnya, perbaikan pengairan di Cigowong yang meliputi saluran-saluran pengairan semuanya di daerah Cikijing.Tampuk pemerintahan Batara Gunung Picung berlangsung 2 windu.Raja berputera 6 orang yaitu:- Sunan Cungkilak - Sunan Benda - Sunan Gombang - Ratu Panggongsong Ramahiyang- Prabu Darma Suci- Ratu Mayang KarunaAkhir pemerintahannya kemudian dilanjutkan oleh Prabu Darma Suci.Pemerintahan Prabu Darma Suci[sunting|sunting sumber]Disebut juga Pandita Perabu Darma Suci. Dalam pemerintahan raja ini Agama Hindu berkembang dengan pesat (abad ke-XIII), nama dia dikenal diKerajaan Pajajaran, Jawa Tengah, Jayakarta sampai daerah Sumatera. Dalam seni pantun banyak diceritakan tentang kunjungan tamu-tamu tersebut dari kerajaan tetangga ke Talaga, apakah kunjungan tamu-tamu merupakan hubungan keluarga saja tidak banyak diketahui.Peninggalan yang masih ada dari kerajaan ini antara lain Benda Perunggu, Gong, Harnas atau Baju Besi.Pada abad XIIX Masehi dia wafat dengan meninggalkan 2 orang putera yakni:- Bagawan Garasiang - Sunan Talaga ManggungPemerintahan Sunan Talaga Manggung[sunting|sunting sumber]Tahta untuk sementara dipangku oleh Begawan Garasiang,.namun dia sangat mementingkan Kehidupan Kepercayaan sehingga akhirnya tak lama kemudian tahta diserahkan kepada adiknya Sunan Talaga Manggung.Tak banyak yang diketahui pada masa pemerintahan raja ini selain kepindahan dia dari Talaga ke daerah Cihaur Maja.Pemerintahan Sunan Talaga Manggung[sunting|sunting sumber]Sunan Talaga Manggung merupakan raja yang terkenal sampai sekarang karena sikap dia yang adil dan bijaksana serta perhatian dia terhadap agama Hindu, pertanian, pengairan, kerajinan serta kesenian rakyat.Hubungan baik terjalin dengan kerajaan-kerajaan tetangga maupun kerajaan yang jauh, seperti misalnya dengan Kerajaan Majapahit, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Cirebon maupun Kerajaan Sriwijaya.Dia berputera dua, yaitu:- Raden Pangrurah - Ratu Simbarkencana Raja wafat akibat penikaman yang dilakukan oleh suruhan Patih Palembang Gunung bernama Centangbarang. Kemudian Palembang Gunung menggantikan Sunan Talaga Manggung dengan beristrikan Ratu Simbarkencana. Tidak beberapa lama kemudian Ratu Simbarkencana membunuh Palembang Gunung atas petunjuk hulubalang Citrasinga dengan tusuk konde sewaktu tidur.Dengan meninggalnya Palembang Gunung, kemudian Ratu Simbarkencana menikah dengan turunan Panjalu bernama Raden Kusumalaya Ajar Kutamanggu dan dianugrahi 8 orang putera diantaranya yang terkenal sekali putera pertama Sunan Parung.Pemerintahan Ratu Simbarkencana[sunting|sunting sumber]Sekitar awal abad XIV Masehi, dalam tampuk pemerintahannya Agama Islam menyebar ke daerah-daerah kekuasaannya dibawa oleh para Santri dari Cirebon.juga diketahui bahwa tahta pemerintahan waktu itu dipindahkan ke suatu daerah disebelah Utara Talaga bernama Walangsuji dekat kampung Buniasih (Desa Kagok Banjaran) .Ratu Simbarkencana setelah wafat digantikan oleh puteranya Sunan Parung.Pemerintahan Sunan Parung[sunting|sunting sumber]Pemerintahan Sunan Parung tidak lama, hanya beberapa tahun saja.Hal yang penting pada masa pemerintahannya adalah sudah adanya Perwakilan Pemerintahan yang disebut Dalem, antara lain ditempatkan di daerah Kulur, Sindangkasih, Jerokaso Maja.Sunan Parung mempunyai puteri tunggal bernama Ratu Sunyalarang atau Ratu Parung.Zaman Kerajaan Islam di Talaga (Pengaruh Kasultanan Cirebon)[sunting|sunting sumber]Pemerintahan Ratu Sunyalarang[sunting|sunting sumber]Sebagai puteri tunggal dia naik tahta menggantikan ayahandanya Sunan Parung dan menikah dengan turunan putera Prabu Siliwangi bernama Raden Rangga Mantri atau lebih dikenal dengan Prabu Pucuk Umum.Pada masa pemerintahannya Agama Islam sudah berkembang dengan pesat. Banyak rakyatnya yang memeluk agama tersebut hingga akhirnya baik Ratu Sunyalarang maupun Prabu Pucuk Umum memeluk Agama Islam. Agama Islam berpengaruh besar ke daerah-daerah kekuasaannya antara lain Maja, Rajagaluh dan Majalengka.Prabu Pucuk Umum adalah Raja Talaga ke-2 yang memeluk Agama Islam. Hubungan pemerintahan Talaga dengan Cirebon maupun Kerajaan Pajajaran baik sekali. Sebagaimana diketahui Prabu Pucuk Umum adalah keturunan dari prabu Siliwangi karena dalam hal ini ayah dia yang bernama Raden Munding Sari Ageung merupakan putera dari Prabu Siliwangi. Jadi pernikahan Prabu Pucuk Umum dengan Ratu Sunyalarang merupakan perkawinan keluarga dalam derajat ke-IV.Hal terpenting pada masa pemerintahan Ratu Sunyalarang adalah Talaga menjadi pusat perdagangan di sebelah Selatan.Pemerintahan Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum[sunting|sunting sumber]Dari pernikahan Raden Rangga Mantri dengan Ratu Parung (Ratu Sunyalarang putriSunan Parung, saudara sebapakRatu Pucuk UmunsuamiPangeran Santri) melahirkan 6 orang putera yaitu:- Prabu Haurkuning -Sunan Wanaperih- Dalem Lumaju Agung- Dalem Panuntun - Dalem Panaekan Akhir abad XV Masehi, penduduk Majalengka telah beragama Islam.Dia sebelum wafat telah menunjuk putera-puteranya untuk memerintah di daerah-daerah kekuasaannya, seperti halnya:Sunan Wanaperih memegang tampuk pemerintahan di Walagsuji; Dalem Lumaju Agung di kawasan Maja; Dalem Panuntun di Majalengka sedangkan putera pertamanya, Prabu Haurkuning, di Talaga yang selang kemudian di Ciamis. Kelak keturunan dia banyak yang menjabat sebagai Bupati.Sedangkan dalem Dalem Panaekan dulunya dari Walangsuji kemudian berpindah-pindah menuju Riung Gunung, sukamenak, nunuk Cibodas dan Kulur.Prabu Pucuk Umum dimakamkan di dekat Situ Sangiang Kecamatan Talaga.Pemerintahan Sunan Wanaperih[sunting|sunting sumber]TerkenalSunan Wanaperih, di Talaga sebagai seorang Raja yang memeluk Agama Islam pun juga seluruh rakyat di negeri ini semua telah memeluk Agama Islam. Dia berputera 6 orang, yaitu:- Dalem Cageur - Dalem Kulanata - Apun Surawijaya atau Sunan Kidul- Ratu Radeya - Ratu Putri -Dalem Wangsa Goparana. Diceritakan bahwa Ratu Radeya menikah dengan Arya Sarngsingan sedangkan Ratu Putri menikah dengan putraSyekh Abdul Muhyidari Pamijahan bernama Sayid Faqih Ibrahim lebih dikenenalSunan Cipager.Dalem Wangsa Goparanapindah keSagalaherang Cianjur, kelak keturunan dia ada yang menjabat sebagai bupati seperti Bupati Wiratanudatar I di Cikundul. Sunan Wanaperih memerintah di Walangsuji, tetapi dia digantikan oleh puteranya Apun Surawijaya, maka pusat pemerintahan kembali ke Talaga. Putera Apun Surawijaya bernama Pangeran Ciburuy atau disebut juga Sunan Ciburuy atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Surawijaya menikah dengan putri Cirebon bernma Ratu Raja Kertadiningrat saudara dari Panembahan Sultan Sepuh III Cirebon.Pangeran Surawijaya dianungrahi 6 orang anak yaitu - Dipati Suwarga-Mangunjaya - Jaya Wirya - Dipati Kusumayuda - Mangun Nagara - Ratu Tilarnagara Ratu Tilarnagara menikah denganBupati Panjalu(Kerajaan Panjalu Ciamis) yang bernamaPangeran Arya Sacanatayang masih keturunan Prabu Haur Kuning. Pengganti Pangeran Surawijaya ialah Dipati Suwarga menikah dengan Putri Nunuk dan berputera 2 orang, yaitu:- Pangeran Dipati Wiranata- Pangeran Secadilaga atau pangeran RajiPangeran Surawijaya wafat dan digantikan oleh Pangeran Dipati Wiranata dan setelah itu diteruskan oleh puteranya Pangeran Secanata Eyang Raga Sari yang menikah dengan Ratu Cirebon mengantikan Pangeran Secanata. Arya Secanata memerintah tahun 1762.Masa Penjajahan Belanda[sunting|sunting sumber]Pembentukan Kabupaten Maja.[sunting|sunting sumber]Tahun1819dibentuk Karesidenan Cirebon yang terdiri atasKeregenaan(Kabupaten)Cirebon,Kuningan,Bengawan Wetan,Galuh (Ciamis Sekarang)danMaja. Kabupaten Maja adalah cikal bakal Kabupaten Majalengka. Pembentukan Kabupaten Maja berdasarkanBesluit(Surat Keputusan) Komisaris Gubernur JendralHindia BelandaNo.23 Tanggal5 Januari1819. Kabupaten Maja adalah gabungan dari tiga distrik yaitu. Distrik Sindangkasih, Distrik Talaga, dan Distrik Rajagaluh. Kabupaten Maja beribukota di Kota Kecamatan Maja sekarang. Bupati pertama Kabupaten Maja adalah RT Dendranegara. Kabupaten Maja mencakup wilayah Talaga, Maja, Sindangkasih, Rajagaluh, Palimanan dan Kedondong.Perubahan Nama Kabupaten Maja menjadi Kabupaten Majalengka.[sunting|sunting sumber]Tanggal11 Februari1840, keluar suratStaatsbladNo.7 danBesluitGubernur Jendral Hindia Belanda No.2 yang menjelasakan perpindahan Ibukota Kabupaten ke Wilayah Sindangkasih yang kemudian diberi nama 'Majalengka', kemudian nama Kabupaten disesuaikan dengan nama ibukota kabupaten yang baru, dari Kabupaten Maja menjadi Kabupaten Majalengka. Pemberian nama Majalengka atau dari mana asal usul Majalengka masih menjadi misteri, Nama Majalengka menurut Legenda adalah ucapan Majane Langka dari pasukan Cirebon serta Pangeran Muhammad dan Siti Armilah ketika tidak menemukan buah Maja setelah Hutan Pohon Maja dihilangkan oleh Nyi Rambut Kasih, Ratu Kerajaan Sindangkasih. Dalam BukuSejarah MajalengkaKarya N. Kartika yang mewawancarai Budayawan Ayatrohaedi, Nama Majalengka bila diartikan dalam bahasa Jawa Kuno yaitu kata Maja merupakan nama buah dan kata Lengka yang berati pahit, jadi kata 'Majalengka' adalah nama lain dari kataMajapahit. Majalengka sebagai ibukota kabupaten selanjutnya semakin dikuatkan dengan adanya SuratStaatsblad,1887No. 159 mengatur dan menjelaskan tentang batas-batas wilayah dariKota Majalengka.Masa Penjajahan Jepang[sunting|sunting sumber]Masapenjajahan Jepang (1942-1945)di Majalengka ditandai dengan adanya eksploitasiromushadan pembangunan Lapangan Terbang MiliterJepangdi KawasanLigung. Lapangan terbang ini diselesaikan pada tahun1944, dan pasukanJepangdari sana terbang untuk melakukan operasi militer diBurma (Myanmar)pada tahun1945Letak dan Pembagian Administrasi[sunting|sunting sumber]Secara geografis Kabupaten Majalengka terletak di bagian timurPropinsi Jawa Barat. Kabupaten Majalengka terletak pada titik koordinat yaitu Sebelah Barat 108 03' - 108 19 Bujur Timur, Sebelah Timur 108 12' - 108 25 Bujur Timur, Sebelah Utara 6 36' - 558 Lintang Selatan dan Sebelah Selatan 6 43' - 744.Bagian Utara wilayah kabupaten ini merupakan dataran rendah, sementara wilayah tengah berbukit-bukit dan wilayah selatan merupakan wilayah pegunungan dengan puncaknyaGunung Ceremaiyang berbatasan denganKabupaten Kuninganserta GunungCakrabuanayang berbatasan denganKabupaten TasikmalayadanKabupaten Sumedang. Secara administratif berbatasan dengan: Sebelah Utara:Kabupaten Indramayu. Sebelah Selatan:Kabupaten TasikmalayadanKabupaten Ciamis. Sebaleh Barat:Kabupaten Sumedang. Sebelah Timur:Kabupaten CirebondanKabupaten Kuningan.Pembagian Administrasi.[sunting|sunting sumber]Kabupaten Majalengka terdiri dari 26Kecamatan, yang terbagi atas 330Desadan 13Kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten berada diKecamatan Majalengka.Berikut adalah kecamatan-kecamatan dalam wilayah Kabupaten Majalengka:1. KecamatanArgapura2. KecamatanBanjaran3. KecamatanBantarujeg4. KecamatanCigasong5. KecamatanCikijing6. KecamatanCingambul7. KecamatanDawuan8. KecamatanJatitujuh9. KecamatanJatiwangi10. KecamatanKadipaten.11. KecamatanKasokandel12. KecamatanKertajati13. KecamatanLemahsugih14. KecamatanLeuwimunding15. KecamatanLigung16. KecamatanMaja17. KecamatanMajalengka18. KecamatanMalausma19. KecamatanPalasah20. KecamatanPanyingkiran21. KecamatanRajagaluh22. KecamatanSindang23. KecamatanSindangwangi24. KecamatanSukahaji25. KecamatanSumberjaya26. KecamatanTalagaDaftar Bupati[sunting|sunting sumber]1. RT. Dendranegara 1819 - 1849 (Bupati KabupatenMaja1819-1840)2. RAA. Kartadiningrat 1849 - 18613. RAA. Kartadiningrat 1861 - 18684. Rd Tumenggung Soera Adhi Ningrat 1868 - 18865. RAA. Salmon Suriadiningrat 1886 - 18966. RMA. Supraadiningrat 1896 - 19027. RA. Sastraningrat 1902 - 19228. RMA.Suriatanudibrata1922 - 19449. RA. Umar Said 1944 - 194510. R. Enoch 1945 - 194711. R.H. Hamid 1947 - 194812. R. Sulaeman Nata Amijaya 1948 - 194913. M. Chavil 194914. RM. Nuratmadibrata 1949 - 195715. H. Aziz Halim 1957 - 196016. H. RA. Sutisna 1960 - 196617. R. Saleh Sediana 1966 - 197818. H. Moch. Saleh Paindra1978 - 198319. H. RE. Djaelani, SH. 1983 - 198820. Drs. H. Moch. Djufri Pringadi 1988 - 199321. Drs. H. Adam Hidayat, SH., M.Si 1993 - 199822. Hj. Tutty Hayati Anwar, SH., M.Si 1998 - 200823. H. Sutrisno, SE., M.Si 2008 - 2013Kondisi Alam[sunting|sunting sumber]Topografi dan Geografi[sunting|sunting sumber]Bagian utara wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian selatan berupa pegunungan.Gunung Ciremai(3.076 m) berada di bagian timur, yakni di perbatasan denganKabupaten Kuningan. Gunung ini adalah gunung tertinggi diProvinsi Jawa Barat, dan merupakan taman nasional, dengan namaTaman Nasional Gunung CiremaiKeadaan geografi khususnyamorfologidanfisiografiwilayahKabupaten Majalengkasangat bervariasi dan dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian suatu daerah dengan daerah lainnya, dengan distribusi sebagai berikut:Morfologi dataran rendah yang meliputiKecamatan Kadipaten,Kasokandel,Panyingkiran,Dawuan,Jatiwangi,Sumberjaya,Ligung,Jatitujuh,Kertajati,Cigasong,Majalengka,LeuwimundingdanPalasah. Kemiringan tanah di daerah ini antara 5%-8% dengan ketinggian antara 20-100 m di atas permukaan laut (dpl), kecuali diKecamatan Majalengkatersebar beberapa perbukitan rendah dengan kemiringan antara 15%-25%.Morfologi berbukit dan bergelombang meliputiKecamatan RajagaluhdanSukahajisebelah Selatan,Kecamatan Maja, sebagianKecamatan Majalengka. Kemiringan tanah di daerah ini berkisar antara 15-40%, dengan ketinggian 300-700 m dpl.Morfologi perbukitan terjal meliputi daerah sekitarGunung Ciremai, sebagian kecil KecamatanRajagaluh,Argapura,Sindang,Talaga, sebagian KecamatanSindangwangi,Cingambul,Banjaran,Bantarujeg,MalausmadanLemahsugihdanKecamatan Cikijingbagian Utara. Kemiringan di daerah ini berkisar 25%-40% dengan ketinggian antara 400-2000 m di atas permukaan laut.Geologi[sunting|sunting sumber]Menurut keadaan geologi yang meliputi sebaran dan struktur batuan, terdapat beberapa batuan dan formasi batuan yaitu Aluvium seluas 17.162 Ha (14,25%), Pleistocene Sedimentary Facies seluas 13.716 Ha (13,39%), Miocene Sedimentary Facies seluas 23,48 Ha (19,50%), Undiferentionet Vulcanic Product seluas 51.650 Ha (42,89%), Pliocene Sedimentary Facies, seluas 3.870 Ha (3,22%), Liparite Dacite seluas 179 Ha (0,15%), Eosene seluas 78 Ha (0,006%), Old Quartenary Volkanik Product seluas 10.283 Ha (8,54%). Jenis-jenis tanah di Kabupaten Majalengka ada beberapa macam, secara umum jenis tanah terdiri atas Latosol, Podsolik, Grumosol, Aluvial, Regosol, Mediteran, dan asosianya. Jenis-jenis tanah tersebut memegang peranan penting dalam menentukan tingkat kesuburan tanah dalam menunjang keberhasilan sektor pertanian.Hidrologi[sunting|sunting sumber]Dari aspek hidrologis di Kabupaten Majalengka mempunyai beberapa jenis potensi sumber daya air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Potensi sumber daya air tersebut meliputi:Air permukaan, seperti mata air, sungai, danau, waduk lapangan atau rawa, Air tanah, seperti sumur bor dan pompa pantek dan air hujan. Sungai yang besar di antaranya adalahCilutung, Cijurey, Cideres, Cikeruh, Ciherang, Cikadondong, Ciwaringin, Cilongkrang, Ciawi danCimanuk.Iklim[sunting|sunting sumber]Curah hujan tahunan rata-rata di Kabupaten Majalengka berkisar antara 2.400 mm-3.800 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan sebanyak 11 hari/bulan. Angin pada umumnya bertiup dari arah Selatan dan tenggara, kecuali pada bulan April sampai dengan Juli bertiup dari arah Barat Laut dengan kecepatan antara 3-6 knot (1 knot =1.285 m/jam).Demografi[sunting|sunting sumber]Jumlah Penduduk Kabupaten Majalengka BerdasarkanBPS Kabupaten MajalengkaTahun 2013 adalah 1.180.774 Jiwa terdiri dari 590.038 jiwa penduduk laki-laki dan 590.736 jiwa penduduk perempuan. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2013 adalah 981 jiwa/km. Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Jatiwangi dengan kepadatan 2.087 jiwa/km. Wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak adalah:1. Kecamatan Jatiwangi: 83.450 jiwa.2. Kecamatan Majalengka: 69.946 jiwa.3. Kecamatan Cikijing: 60.581 jiwa.4. Kecamatan Lemahsugih: 57.928 jiwa.5. Kecamatan Sumberjaya: 57.353 jiwa.Mayoritas Masyarakat Majalengka berasal dari etnisSunda. Bahasa yang digunakanBahasa Sunda, akan tetapi memiliki perbedaan beberapa arti dan kosakata dengan Bahasa Sunda di Kawasan Priangan. Bahasa Sunda di Majalengka merupakan bahasa Sunda dialek Tengah Timur. Dibeberapa wilayah Majalengka masyarakatnya merupakan EtnisCirebon/Wong Cerbondan menggunakanbahasa Cirebon, seperti di utara dan Timur Jatitujuh,Kertajati,Ligung,SumberjayadanDesa PatuanandiKecamatan Leuwimunding.Kesenian Daerah[sunting|sunting sumber]Sebagai wilayah yang dilalui oleh dua kebudayaan besar yaituSunda&Cirebonmaka Kabupaten Majalengka memiliki keragaman seni budaya yaitu Sampyong Wayang Golek Gaok Jaipong Sintren Tarling Tari topeng Beber Kuda Penca