kabupaten kutai timur - adbang.kutaitimurkab.go.id

110
KABUPATEN KUTAI TIMUR DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KUTAI TIMUR

Upload: others

Post on 07-May-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

KABUPATEN KUTAI TIMUR

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN KUTAI TIMUR

Page 2: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN KUTAI TIMUR

2016 - 2021

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN KUTAI TIMUR

Page 3: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

iii | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karuniaNya, Perubahan Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Kutai Timur Tahun 2016-2021 dapat diselesaikan.

Penyusunan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan

Hidup Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021 berdasarkan adanya perubahan

RPJMD Kabupaten kutai Timur Tahun 2016 – 2021, dengan demikian untuk

membentuk susunan rencana dan program pembangunan yang optimal serta

berkesinambungan maka dalam penyusunan Perubahan Renstra ini berpedoman

pada Perubahan RPJMD Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 - 2021.

Akhirnya, tanpa menyebutkan satu persatu dengan rasa hormat yang

sedalam-dalamnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak di

Pemerintahan Kabupaten Kutai Timur yang telah membantu penyusunan

perubahan rencana strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai

Timur Tahun 2016-2021. Harapan kami renstra ini dapat dilaksanakan secara

konsisten, profesional dan penuh tanggungjawab.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Kutai Timur

Aji Wijaya Effendie, S.Hut

Page 4: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

iv | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Daftar lsi

Kata Pengantar iii

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar viii

Daftar Istilah ix

Daftar Singkatan xii

BAB I

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

1

1

B. Landasan Hukum 5

C. Maksud dan Tujuan 7

1. Maksud 7

2. Tujuan 7

D. Sistematika Penulisan 8

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

13

A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi OPD 13

1. Tugas Dinas Lingkungan Hidup 13

2. Fungsi Dinas Lingkungan Hidup 13

3. Struktur Organisasi 18

B. Sumber Daya DLH Kabupaten Kutai Timur 19

C. Kinerja Pelayanan OPD 20

D. Gambaran Umum Kondisi Lingkungan di

Kabupaten Kutai Timur

23

1. Iklim Investasi di Kabupaten Kutai Timur 23

2. Laju Deforestasi dan Emisi Gas Rumah Kaea 24

3. Pengelolaan Persampahan, Sanitasi,

Limbah Domestik, dan Air Bersih

27

4. Tanah Longsor dan Lahan Kritis 30

5. Ruang Terbuka Hijau (RTH) 32

6. Keanekaragaman Hayati 32

7. Kualitas Udara dan Tanah 40

8. Pelanggaran Lingkungan dan

Ketidaktaatan Masyarakat dan Pelaku

Usaha terhadap Regulasi Lingkungan Hidup

41

E. Tantangan dan Peluang Pengembangan

Pelayanan 42

BAB III

A.

ISU-ISU STRATEGIS

Telaahan Visi-Misi dan Program Kepala

44

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 44

B. Telaahan RPJMN dan Renstra K/L 45

C. Telaahan RPJMD dan Renstra DLH Provinsi

Kalimantan Timur

46

Page 5: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

v | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

1. Tujuan 1: Meningkatkan Pengelolaan

Biodiversity/keanekaragaman hayati dan

Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup

59

2. Tujuan 2: Meningkatkan Daya Dukung dan

Daya Tampung Lingkungan

62

3. Tujuan 3: Meningkatkan Tata Kelola

Lingkungan Hidup

65

Strategi dan Kebijakan Dinas Lingkungan Hidup 67

1. Strategi dan Arah Kebijakan Tujuan

1: Meningkatkan Pengelolaan

Biodiversity/keanekaragaman hayati dan

Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup

68

2. Strategi dan Arah Kebijakan Tujuan 2:

Meningkatkan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan

69

3. Meningkatkan Tata Kelola Lingkungan Hidup 71

1. Kutai Timur sebagai Wilayah Strategis

Andalan Nasional 46

2. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan

ekonomi 47

3. Pengelolaan sanitasi lingkungan dan air minum 47

4. Investasi Tinggi 47

D. Telaahan RTRW Kabupaten Kutai Timur

dan KLHS Kabupaten Kutai Timur 49

E. Penentuan Isu-Isu Strategis 49

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN,

STRATEGI DAN KEBIJAKAN 58

A. Visi dan Misi OPD 58

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD 59

C.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN

KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN

PENDANAAN INDIKATIF

72

A. Tujuan 1: Meningkatkan Pengelolaan

Biodiversity/ Keanekaragaman Hayati

72

B. Tujuan 2. Meningkatkan Daya Dukung dan

Daya Tampung Lingkungan

73

C. Tujuan 3: Meningkatkan Tata Kelola

Lingkungan Hidup

74

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG

MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD 88

BAB VII PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH

PELAKSANAAN 93

Referensi 94

Page 6: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

vi | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Daftar Tabel

Tabel 2. 1 Sumber Daya Manusia Dinas Lingkungan Hidup

Kab. Kutai Timur 19

Tabel 2. 2 Data Sarana dan Prasarana 20

Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan

Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Kutai Timur 22

Tabel 2. 3 Realisasi Investasi Daerah (PMDN) Kabupaten/

Kota Provinsi Kalimantan Timur Tahun

2009-2013 (Jtan) 23

Tabel 2. 4 Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing

(PMA) Kabupaten/Kota Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2009-2013 (Jtan) 24

Tabel 2. 5 Laju Tutupan Lahan Kabupaten Timur 2015 25

Tabel 2. 6 Luas Areal, Jumlah Produksi, dan Jumlah

Produktivitas Kelapa Sawit di Kabupaten

Kutai Timur 26

Tabel 2. 7 Data Laju Timbunan Sampah (Ton/Tahun) 27

Tabel 2. 8 Data Jumlah Sampah yang Diangkut ke

TPA(Ton/Tahun) 28

Tabel 2. 9 Wilayah Perkotaan yang Beresiko Masalah

Sanitasi Drainase 29

Tabel 2. 10 Kondisi dan Tingkat Pencemaran Septik Tank

Masyarakat 29

Tabel 2. 11 Persentase Masyarakat dalam mengakses

Jamban Tahun 2015 29

Tabel 2. 12 Persentase Penduduk Berakses Air Minum di

Kalimantan Timur 2008-2011 30

Tabel 2. 13 Tingkat Kerawanan Longsor di Kabupaten

Kutai Timur Tahun 2015 30

Tabel 2. 14 Sumber Mata Air dan Potensi Bencana di

Karangan dan Kaliorang 31

Tabel 2. 15 Prosentase Luas Lahan yang Rusak s/d 2015 31

Tabel 2. 16 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Kutai Timur 31

Tabel 2. 17 Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kabupaten

Kutai Timur 32

Page 7: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

vii | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Tabel 2. 18 Taman Nasional, Cagar Alam, dan Hutan

Lindung di Kutai Timur 33

Tabel 2. 19 Sebaran dan Luasan Rencana Hutan Lindung

di Kabupaten Kutai Timur 34

Tabel 2. 20 Persentase Luas Kawasan Konservasi dan

Lindung di Kabupaten Kutai Timur 34

Tabel 2. 21 Jumlah Spesies Flora dan Fauna Berdasarkan

Golongan di Kutai Timur 34

Tabel 2. 22 Jumlah Spesies, Genus dan Famili Flora di

Kutai Timur 35

Tabel 2. 23 Golongan Keanekaragaman Hayati yang ada di

Kabupaten Kutai Timur 35

Tabel 2. 24 Luas Potensi Karst di Tiap Kecamatan Tahun 2015 36

Tabel 2. 25 Luas Wilayah Konservasi Mangrove di Tiap

Kecamatan Tahun 2015 38

Tabel 2. 26 Jumlah Kebakaran Hutan di Kutai Timur Tahun 201539

Tabel 2. 27 Indeks Kualitas Udara Prov. Kutim 2009-2012 40

Tabel 2. 28 Hasil Uji Udara Ambien Tahun 2014 40

Tabel 2. 29 Izin Lingkungan dan Pengaduan Masyarakat

terkait LH di Kabupaten Kutai Timur 42

Tabel 4. 1 Tujuan 1 dan Sasaran Jangka Menengah

Pelayanan DLH Kabupaten Kutai Timur 60

Tabel 4. 2 Tujuan 2 dan Sasaran Jangka Menengah

Pelayanan DLH Kabupaten Kutai Timur 62

Tabel 4. 3 Tujuan 3 dan Sasaran Jangka Menengah Dinas

Lingkungan Hidup 66

Tabel 4. 4 Strategi dan Arah Kebijakan Tujuan 1 Dinas

Lingkungan Hidup 68

Tabel 4. 5 Strategi dan Arah Kebijakan Tujuan 2 Dinas

Lingkungan Hidup 69

Tabel 4. 6 Strategi dan Arah Kebijakan Tujuan Dinas

Lingkungan Hidup 71

Tabel 5. 1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja,

Kelompok Sasaran, dan Pendanaan

Indikatif DLH Kabupaten Kutai Timur 74

Tabel 6. 1 Indikator Kinerja OPD yang Mengacu pada

Tujuan dan Sasaran RPJMD 89

Page 8: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

viii | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Daftar Gambar

Gambar 1. 1 Bagan Alir Penyusunan Renstra OPD 2

Gambar 1. 2 Keterkaitan Antar Dokumen

4

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Kutai Timur

Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2013

18

Page 9: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

ix | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Daftar lstilah

Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin

dicapai OPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5

(lima) tahun yang akan datang.

Misi adalah Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan visi.

Indikator Sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran

untuk diwujudkan pada tahun tertentu.

Pendanaan Indikatif adalah standar anggaran yang ditetapkan pemerintah

untuk perencanaan program pembangunan.

Nomenklatur adalah pembentukan tata susunan dan aturan pemberian nama

objek pemerintahan sesuai tugas dan fungsinya.

Ekowisata adalah kegiatan wisata alam yang bertanggung jawab dengan

menjaga keaslian dan kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan

penduduk setempat.

Deforestasi adalah proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan

untuk diambil kayunya atau mengubah peruntukan lahan hutan menjadi non-

hutan. Bisa juga disebabkan oleh kebakaran hutan baik yang disengaja atau

terjadi secara alami.

HutanPrimer adalahhutan yangtelahmencapai umurlanjut dan ciri struktural

tertentu yang sesuai dengan kematangannya; serta dengan demikian memiliki

sifat-sifat ekologis yang unik.

Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan

semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan

menggunakan sedikit sumber daya.

Page 10: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

x | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

UNICEF adalah organisasi PBB untuk melindungi hak-hak anak dan kaum

muda.

WWF Indonesia (World Wide Fund for Nature) adalah sebuah organisasi

non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang

konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan yang berada di Indonesia.

Udara Ambien adalah udara sekitar kehidupan yang apa adanya yang sehari-

hari dihirup oleh makhluk hidup yang bernafas.

IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural

Resources) adalah lembaga yang membantu dunia dalam mencari solusi untuk

menangani permasalahan lingkungan yang paling mendesak dalam tantangan

pembangunan. Lembaga ini berkompeten menangani lora dan fauna, termasuk

spesies anggrek.

Biodiversity/Keanekaragaman Hayati adalah kesatuan kehidupan yang

mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan

menurut skala organisasi biologisnya.

Daya Dukung adalah kemampuan lingkungan hidup mendukung kehidupan

diatasnya secara alamiah.

Daya Tampung adalah kemampuan lingkungan hidup yang lebih bersifat

antroposentris (mengutamakan kepentingan manusia).

EmisiGas Rumah Kaca adalahgas-gas yangada di atmosferyangmenyebabkan

efek rumah kaca atau pemanasan global.

Lahan Kritis adalah lahan yang sangat tandus dan gundul dengan tingkat

kesuburan yang sangat rendah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai lahan

pertanian. Lahan ini masih dapat dikelola walaupun produktivitasnya rendah.

Areal Konsesi adalah kawasan yang diberikan izin oleh pemerintah untuk

dikelola oleh perusahaan, individu atau entitas legal lainnya.

Flora dan Fauna Endemik adalah tumbuhan dan hewan yang hanya ada

diwilayah tertentu dan spesi ik.

Kawasan Konservasi adalah suatu kawasan atau wilayah yang dilestarikan

atau dilindungi.

Spesies Mamalia adalah hewan yang menyusui anaknya, biasanya tubuhnya

ditutup oleh rambut.

Spesies Amphibi adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di

dua alam; yakni di air dan di daratan.

Page 11: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

xi | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Spesies Reptil adalah (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan

vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya

Spesies Molusca adalah kelompok hewan triploblastik selomata yang bertubuh

lunak, seperti jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya.

Spesies Krustasea adalah suatu kelompok hewan yang biasanya dianggap

sebagai suatu sub ilum. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup

dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip.

Spesies Palmae adalah sekelompok tumbuhan berbunga yang banyak

anggotanya memiliki nilai penting dalam kehidupan manusia seperti kelapa.

Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak.

Troglobion adalah Fauna khas gua yang hanya bisa dijumpai di gua.

Produksi Biomassa adalah pengelohan bahan biologis yang berasal dari

organisme atau makhluk hidup.

Normalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk memperbaiki

kondisi yang telah rusak.

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan

kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya.

Green Economy adalah kebijakan pembangunan daerah Provinsi Kalimantan

Timur mengenai pembangunan yang berkelanJtn, di mana aspek-aspek

kelestarian lingkungan menjadi bagian vital dalam kebijakan pembangunan

daerah lainnya.

Agribisnis adalahbisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang

mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir.

Agroindustri adalahkegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai

bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan

tersebut.

Sumber Daya Alam Nabati adalah Tumbuhan.

Sumber Daya Alam Hewani adalah Hewan.

Ekoregion adalah geogra is ekosistem, artinya pola susunan berbagai

ekosistem dan proses di antara ekosistem tersebut yang terikat dalam suatu

satuan geogra is. Penetapan ekoregion menghasilkan batas (boundary) sebagai

satuan unit analisis dengan mempertimbangkan ekosistem pada sistem yang

lebih besar.

Page 12: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

xii | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Daftar Singkatan

RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menenengah Nasional

RPJPD Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Renstra Rencana Strategis

OPD Organisasi Perangkat Daerah

RKPD Rencana Kerja Pembangunan Daerah

UPTD Unit Pelaksana Teknis Dinas

Renja Rencana Kerja

UU Undang-undang

Permen Peraturan Menteri

SPPN Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

PP Peraturan Pemerintah

DLH Dinas Lingkungan Hidup

RTRW Rencana Tata Ruang dan Wilayah

KLHS Kajian Lingkungan Hidup Strategis

K/L Kementerian atau Lembaga

MDGs Millennium Development Goals adalah Deklarasi Milenium hasil

kesepakatan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) berupa delapan

butir tujuan, dan diantaranya mengenai lingkungan

SPM Standar Pelayanan Minimum

Page 13: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

xiii | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Limbah B3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

DAS Daerah Aliran Sungai

SDA Sumber Daya Alam

S2 Sarjana 2 atau Magister

PNS Pegawai Negeri Sipil

CPNS Calon Pegawai Negeri Sipil

TK2D Tenaga Kerja Kontrak Daerah

PMA Penanaman Modal Asing

PDRB Produk Domestik Regional Bruto

DOB Daerah Otonomi Baru

Ha Hektar

Km2 Kilo Meter Persegi

CSR Coorporate Social Responsibility

3R Reuse, Reduce, Recycle

TPA Tempat Pembungan Akhir (Persampahan)

SSK Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota

IPLT lnstalasi Pengolahan Lumpur Tinja

IPAL lnstalasi Pengelolaan Air Limbah

RTH Ruang Terbuka Hijau

TNK Taman Nasional Kutai Timur

Kehati Keanekaragaman Hayati

IUPHHK-HA Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam

MoU MemorandumofUnderstanding(SuratPerjanjianatauKesepakatan_

BPS Badan Pusat Statistika

SIPD Sistem lnformasi Pembangunan Daerah

IKL Indeks Kualitas Lingkungan

LH Lingkungan Hidup

AMDAL Analisis Mengenai dampak Lingkungan

Page 14: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

xiv | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

UPL/UKL Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup

SPPLH Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan

Lingkungan Hidup

PPLHD Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah

PPLH Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

SLHD Status Lingkungan Hidup Daerah

PMA Penanaman Modal Asing

UKM Usaha Kecil Menengah

Page 15: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konteks pembangunan, perencanaan memegang peranan yang

sangat penting. Perancanaan menjadi penting karena berkaitan dengan

keterbatasan sumber daya yang diperlukan sebagai modal pembangunan.

Untuk itu, proses perencanaan yang baik perlu dilakukan untuk memberikan

intervensi agar tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dapat tercapai

meskipun dengan sumber daya yang terbatas.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus

memiliki Rencana Strategi (Renstra) Perangkat Daerah yang berpedoman pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Renstra disusun untuk

mewujudkan capaian visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, indikasi

program/kegiatan, target indikator kinerja dan pagu dana indikatif serta sumber-

sumber pembiayaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yang mengacu pada tugas

pokok dan fungsi perangkat daerah.

Penyusunan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021 berdasarkan adanya perubahan RPJMD

Kabupaten kutai Timur Tahun 2016 – 2021, dengan demikian untuk membentuk

susunan rencana dan program pembangunan yang optimal serta berkesinambungan

maka dalam penyusunan Perubahan Renstra ini berpedoman pada Perubahan RPJMD

Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016 - 2021.

Dalam konteks Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kutai Timur,

Renstra DLH Kabupaten Kutai Timur merupakan komitmen DLH yang digunakan

sebagai tolak ukur dan alat bantu dalam perumusan kebijakan penyelenggaraan

pemerintahan serta sebagai pedoman dan acuan dalam mengembangkan dan

meningkatkan kinerja sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi DLH

dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta

tantangan yang dihadapi dalam rangka mencapai visi Kabupaten Kutai Timur.

Page 16: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

2 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Secara garis besar, Renstra OPD disusun melalui tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan penyusunan Renstra OPD;

b. Penyusunan rancangan renstra OPD; c. Penyusunan rancangan akhir Renstra OPD; dan d. Penetapan Renstra OPD.

Gambar 1. 1 Bagan Alir Penyusunan Renstra OPD

Sumber : lampiran IV Permendagri No 54/2010

Selanjutnya, penyajian rancangan Renstra OPD Kabupaten Kutai Timur

sekurang-kurangnya mencakup sistematika berikut ini:

a. Pendahuluan

b. Gambaran pelayanan OPD;

c. Tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan;

d. Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan

pendanaan indikatif; dan

e. indikator kinerja OPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.

Page 17: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

3 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Rancangan Renstra OPD yang telah disusun, dibahas dengan seluruh unit kerja

dilingkungan OPD untuk dibahas bersama dengan pemangku kepentingan

sesuai dengan kebutuhan dalam forum OPD. Pembahasan ini dilakukan untuk

memperoleh masukan dalam rangka penajaman pencapaian sasaran program

dan kegiatan pelayanan OPD. Selanjutnya, setelah pembahasan tersebut

dilakukan, Kepala OPD menyampaikan rancangan Renstra OPD kepada Kepala

Bappeda untuk diveri ikasi. Proses ini sekaligus dilakukan untuk

menyempurnakan rancangan awal RPJMD. Apabila dalam proses tersebut

ditemukan hal-hal yang perlu disempurnakan, hasil penyempurnaan rancangan

renstra OPD tersebut kembali disampaikan oleh kepala OPD kepada kepala

Bappeda paling lama 7 (tujuh hari kerja sejak veri ikasi dilakukan.

Apabila proses-proses tersebut telah selesai dilakukan, maka tahapan

selanjutnya adalah penyusunan rancangan akhir Renstra OPD. Penyusunan

rancangan akhir Renstra OPD merupakan penyempurnaan rancangan Renstra

OPD, yang berpedoman pada RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan

Daerah. Rancangan akhir Renstra OPD selanjutnya disampaikan Kepala OPD

kepada Kepala Bappeda untuk memperoleh pengesahan kepala daerah.

Rancangan akhir tersebut kemudian diveri ikasi oleh Bappeda. Proses veri ikasi

dilakukan untuk menjamin kesesuaian visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program, dan kegiatan OPD dengan RPJMD, dan keterpaduan dengan rancangan

akhir Renstra OPD lainnya.

Selanjutnya, Bappeda menghimpun seluruh rancangan akhir Renstra OPD yang

telah diteliti melalui veri ikasi akhir, untuk diajukan kepada Bupati guna

memperoleh pengesahan. Pengesahan tersebut ditetapkan dengan keputusan

kepala daerah. Berdasarkan keputusan kepala daerah tentang pengesahan

Renstra OPD, kepala OPD menetapkan Renstra OPD menjadi pedoman unit kerja

di lingkungan OPD dalam menyusun rancangan Renja OPD. Pengesahan

rancangan akhir Renstra OPD dengan keputusan kepala daerah, paling lama 1

(satu) bulan setelah Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan. Penetapan

Renstra OPD oleh kepala OPD paling lama 7 (tujuh) hari setelah Renstra OPD

disahkan oleh kepala daerah.

Sebagai sebuah produk perencanaan, Renstra tetap tidak dapat dipisahkan

keberadaannya dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya.

Renstra merupakan dokumen perencaan yang terintegrasi dan menjadi satu

kesatuan dengan dokumen perencanaan lainnya, baik di tingkat nasional

maupun daerah, terutama dengan dokumen perencanaan dan penganggaran

yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah. Dokumen tersebut antara lain

RPJPD, RPJMD, Renstra OPD, RKPD dan Renja OPD. Semua dokumen

perencanaan sebagaimana dimaksud di atas, dari sisi waktu mencakup 3 (tiga)

Page 18: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

4 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

kerangka waktu, yaitu kerangka jangka panjang (20 tahun). Rencana jangka

menengah (5 tahun), dan rencana jangka pendek (1 tahun).

Secara substantif, keberadaan Renstra OPD dengen dokumen perencanaan tersebut

membentuk keterkaitan yang bersifat hierarkis, yaitu dokumen dengan jangka

waktu lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen dengan jangka waktu lebih

pendek. Secara sederhana keterkaitan hubungan antara dokumen Renstra OPD

dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya tersebut dapat dilihat

pada gambar berikut;

Gambar 1. 2 Keterkaitan Antar Dokumen

Sumber: Permendagri No 54 tahun 2

Page 19: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

5 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

B. Landasan Hukum

Penyusunan rencana strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai timur

tahun 2016-2021 dilakukan berdasar pada beberapa peraturan, perundangan,

antara lain seperti :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679 Dalam Perubahan

Kedua UU Nomor 23 Tahun 2014 yang diatur UU Nomor 9 tahun 2015)

sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup;

4. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2000 tentang Pembentukan Kabupaten

Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai

Timur, dan Kota Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 74);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No.5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4355);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Keuangan Negara;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan

keuangan daerah (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan

pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang pembinaan dan

pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah;

11. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, Pemerintahan daerah Kabupaten / Kota;

Page 20: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

6 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

12. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, Tata

Cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang rencana Pembanguan

Jangka Menengah Nasional (RPJM-Nas) 2015-2019;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan keuangan Daerah;

15. Peraturan MenteriDalamNegeri Nomor54 tahun 2010tentang Pelaksanan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan

Daerah ;

16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah provinsi dan

daerah Kabupaten/Kota;

17. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 15 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi kalimantam

Timur tahun 2005-2025;

18. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 01 Tahun 2016

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi KalimantanTimur Tahun

2016-2036;

19. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 07 Tahun 2014

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi

Kalimantan Timur 2013-2018 dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS);

20. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 07 Tahun 2014

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2013-2018;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 05 Tahun 2013 tentang

Organisasi dan Tata Kerja lnspektorat Wilayah Kabupaten, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga

Teknis Daerah Lainnya Kabupaten Kutai Timur.

22. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 01 Tahun 2016 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013-2032;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor ... Tahun ... tentang

Kajian Lingkugan Hidup Strategis;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 04 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kutai

Timur Tahun 2006-2025;

Page 21: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

7 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

25. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor .... Tahun ... tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Kutai Timur Tahun 2016-2021;

26. Surat Edaran Bupati Kutai Timur No. 47/1/050/B.1/04/2016 perihal

pedoman penyusunan rancangan renstra OPD.

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur

Tahun 2016 - 2021 adalah sebagai pedoman kerja Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Kutai Timur selama 5 (lima) tahun kedepan yang merupakan

pedoman pembangunan daerah, baik yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan

Hidup Kabupaten Kutai Timur, Lembaga Pemerintah, swasta dan masyarakat

untuk periode pembangunan tahun 2016-2021.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan rencana strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021 adalah membentuk susunan rencana

dan program pembangunan yang optimal serta berkesinambungan dalam

kurun waktu 5 tahun kedepan didasarkan pada kecenderungan perkembangan

wilayah kabupaten yang lalu, posisi wilayah kabupaten dalam konteks wilayah

lebih luas dan aspirasi masyarakat kemasa depan, berpedoman pada RPJMD

Kabupaten Kutai Timur.

D. Sistematika Penulisan

Rencana strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur

Tahun 2016-2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan gambaran umum penyusunan rancangan awal RENSTRA, agar

subtansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik. Bab ini

memuat:

Page 22: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

8 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

1.1 Latar Belakang yang secara ringkas mengemukakan tentang:

• Pengertian Renstra OPD,

• Fungsi Renstra OPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah,

• Proses penyusunan Renstra OPD, keterkaitan Renstra OPD dengan

RPJMD,

• Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja

OPD.

1.2 Landasan Hukum

Memuat daftar peraturan perundang-undangan yang harus diperhatikan

dalam penyusunan Renstra OPD seperti:

• undang-undang,

• peraturan pemerintah dan peraturan menteri dalam negeri,

• peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.

1.3 Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra

OPD.

1.4 Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra OPD, serta

susunan garis besar isi dokumen.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN OPD

Memuat uraian tentang:

• peran (tugas dan fungsi) OPD dalam penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah,

• sumber daya yang dimiliki OPD dalam penyelenggaraan tugas dan

fungsinya,

• capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra

OPD periode sebelumnya,

• capaian program prioritas OPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan

RPJMD periode sebelumnya, dan

Page 23: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

9 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

• hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi

melalui Renstra OPD ini.

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi OPD

Memuat penjelasan umum tentang:

• dasar hukum pembentukan OPD,

• struktur organisasi OPD,

• serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon di bawah

kepala OPD. Uraian tentang struktur organisasi OPD ditujukan untuk

menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana OPD

(proses, prosedur, mekanisme).

2.2 Sumber Daya OPD

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki

OPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup:

• sumber daya manusia,

• asset/modal, dan

• unit usaha yang masih operasional.

2.3 Kinerja Pelayanan OPD

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja OPD berdasarkan

sasaran/target Renstra OPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk

urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan OPD dan/atau

indikator lainnya seperti MDGs.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD

Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap:

• renstra K/L dan Renstra OPD provinsi,

• hasil telaahan terhadap RTRW, dan

• hasil analisis terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi

pengembangan pelayanan OPD pada lima tahun mendatang. Bagian ini

mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan

pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang

dibutuhkan.

Page 24: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

10 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identi ikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

OPD

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan

OPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala

daerah Terpilih

Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi OPD yang terkait

dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah

terpilih. Selanjutnya berdasarkan identi ikasi permasalahan pelayanan

OPD (Tabel 3.1.), dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan

pendorong pelayanan OPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan

misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah

yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis

pelayanan OPD.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra

Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun

faktor-faktor pendorong dari pelayanan OPD yang mempengaruhi

permasalahan pelayanan OPD ditinjau dari sasaran jangka menengah

Renstra K/L ataupun Renstra OPD provinsi/kabupaten/kota.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan

pendorong dari pelayanan OPD yang mempengaruhi permasalahan

pelayanan OPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan OPD yang

mempengaruhi permasalahan pelayanan OPD ditinjau dari:

• gambaran pelayanan OPD;

• sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;

• sasaran jangka menengah dari Renstra OPD provinsi/kabupaten/

kota;

• implikasi RTRW bagi pelayanan OPD; dan

• implikasi KLHS bagi pelayanan OPD.

Page 25: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

11 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Selanjutnya dikemukakan metode penentuan isu-isu strategis dan hasil

penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini

diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani

melalui Renstra OPD tahun rencana.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi OPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi OPD.

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran

jangka menengah OPD. Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah

OPD beserta indikator kinerjanya.

4.3 Strategi dan Kebijakan OPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan

OPD dalam lima tahun mendatang.

• Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan

bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya

dijabarkan dalam serangkaian kebijakan.

• Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan

tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah

dalam mencapai tujuan dan sasaran.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,

kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja OPD yang secara langsung

menunjukkan kinerja yang akan dicapai OPD dalam lima tahun mendatang

sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

Page 26: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

12 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

BAB VII PENUTUP

Memuat kaidah pelaksanaan yang meliputi penjelasan Renstra OPD

merupakan pedoman dalam penyusunan Renja

Page 27: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

13 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

BAB II

GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Timur merupakan badan

pelaksana teknis terkait pencegahan, pengendalian, dan melakukan pemulihan

terhadap dampak lingkungan di daerah Kabupaten Kutai Timur. Nomenklatur

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kutai Timur di bentuk berdasarkan

Perda Nomor 05 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnspektorat

Wilayah Kabupaten, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga

Teknis Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Lainnya di Kabupaten Kutai Timur.

Berdasarkan peraturan ini, DLH Kabupaten Kutai Timur memiliki tugas, fungsi,

dan struktur organisasi sebagai berikut:

A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi OPD

1. Tugas Dinas Lingkungan Hidup

Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang

lingkungan

2. Fungsi Dinas Lingkungan Hidup a. Perumusan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di

Bidang Lingkungan Hidup;

c. Pembinaan pelaksanaan pengelolaan Lingkungan Hidup; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Page 28: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

14 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

a. Kepala Dinas

Dinas Lingkungan Hidup dipimpin oleh 1 (satu) orang Kepala Dinas dan

dibantu oleh 1 (satu) kesekretariatan dan 4 bidang meliputi bidang tata

lingkungan, bidang pengelolaan sampah dan limbah B3, bidang

pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan dan bidang

penaatan dan pengembangan kapasitas lingkungan hidup. Adapun tugas

kepala Dinas Lingkungan Hidup sebagai berikut:

1. Tugas :

Menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang lingkungan

hidup sesuai peraturan yang berlaku;

2. Fungsi :

a. Penetapan kebijkan teknis bidang lingkungan hidup sesuai

dengan rencana strategis yang ditetapkan pemerintah daerah;

b. Perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di

bidang lingkungan hidup;

c. Perencanaan, pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian

kebijakan teknis bidang tata lingkungan;

d. Perencanaan, pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian

kebijakan teknis bidang pengendalian pencemaran lingkungan;

e. Perencanaan, pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian

kebijakan teknis bidang pengendalian kerusakan dan perubahan

iklim;

f. Perencanaan, pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian

kebijakan teknis bidang penaatan dan pengembangan kapasitas

lingkungan hidup;

g. Pembinaan penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas;

h. Pembinaan unit pelaksana teknis dinas;

i. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;

b. Sekretariat

Bidang ini dipimpin oleh seorang sekretaris dan dibantu oleh 3 (tiga) sub

bagian, yaitu Sub bagian perencanaan program, sub bagian umum dan

kepegawaian, sub bagian keuangan. Adapun tugas dan fungsi bidang ini

adalah sebagai berikut:

1. Tugas :

Membantu Kepala Dinas dalam koordinasi pelaksanaan tugas bidang

dan pelayanan teknis serta administrasi kepada seluruh satuan

Page 29: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

15 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Organisasi dalam lingkungan Dinas Lingkungan Hidup yang meliputi

perencanaan program, umum, dan keuangan.

2. Fungsi:

a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana kerja, anggaran dan

laporan program/kegiatan dinas;

b. Pengelolaan dan koordinasi administrasi umum, kepegawaian,

perlengkapan, rumah tangga dinas, dokumentasi dan pengarsipan;

c. Penyelenggaraan pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi

barang milik negara;

d. Pelaksanaan hubungan masyarakat dan keprotokolan;

e. Pengelolaan administrasi keuangan.

c. Bidang Tata Lingkungan

Bidang ini bertugas menangani berbagai persoalan yang berkaitan dengan

tata lingkungan. Bidang ini dipimpin oleh seorang kepala bidang dan

dibantu oleh 3 (tiga) seksi, yaitu Seksi Inventarisasi dan Kajian Strategis

Lingkungan Hidup, Seksi Kajian Dampak Lingkungan dan Seksi

Perlindungan Lingkungan Hidup. Adapun tugas dan fungsi bidang ini

adalah sebagai berikut:

1. Tugas :

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi,

pembinaan dan bimbingan, pengendalian seksi inventarisasi dan

kajian strategis lingkungan hidup, seksi kajian dampak lingkungan

hidup dan seksi perlindungan lingkungan hidup.

2. Fungsi :

a. Penyusunan dan perencanaan program kegiatan di bidang tata

lingkungan;

b. Perumusan kebijakan dalam bidang tata lingkungan;

c. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang tata lingkungan; d.

Perumusan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan

teknis dalam seksi inventarisasi dan kajian strategis lingkungan

hidup;

e. Perumusan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan

teknis dalam seksi dampak lingkungan hidup;

f. Perumusan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan

teknis dalam seksi perlindungan lingkungan.

Page 30: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

16 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

d. Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3

Bidang ini bertugas menangani persoalan pengelolaan sampah dan limbah

B3. Bidang ini dipimpin oleh seorang kepala bidang dan dibantu oleh 3

(tiga) seksi, yaitu Seksi Pengurangan Sampah, Seksi Pengelolaan Sampah

dan Seksi Pengelolaan Limbah B3. Adapun tugas dan fungsi bidang ini

adalah sebagai berikut:

1. Tugas :

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi,

pembinaan dan bimbingan, pengendalian teknis seksi pengurangan

sampah, seksi pengelolaan sampah, dan seksi pengelolaan limbah B3.

2. Fungsi :

a. Penyusunan dan perencanaan program kegiatan di bidang

pengelolaan sampah dan limbah B3;

b. Perumusan kebijakan dalam bidang pengelolaan sampah dan

limbah B3;

c. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang pengelolaan

sampah dan limbah B3;

d. Perumusan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan

pengaturan teknis dalam pengurangan sampah;

e. Perumusan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan

pengaturan teknis dalam pengelolaan sampah;

f. Perumusan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan

pengaturan teknis dalam pengelolaan limbah B3;

e. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Bidang ini dibentuk menangani persoalan pencemaran dan kerusakan

lingkungan hidup di Kabupaten Kutai Timur. Bidang ini dipimpin oleh

seorang kepala bidang dan dibantu oleh 3 (tiga) seksi, yaitu Seksi

Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup, Seksi Pemantauan

Lingkungan dan Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan. Adapun tugas

dan fungsi bidang ini adalah sebagai berikut:

1. Tugas :

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi,

pembinaan dan bimbingan, pengendalian teknis seksi pengendalian

pencemaran lingkungan, seksi pemantauan lingkungan dan seksi

pengendalian kerusakan lingkungan.

Page 31: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

17 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

2. Fungsi:

a. Penyusunan dan perencanaan program kegiatan di bidang

pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;

b. Perumusan kebijakan dalam bidang pengendalian pencemaran

c. dan kerusakan lingkungan;

d. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang pengendalian

pencemaran dan kerusakan lingkungan;

e. Perumusan, pembinaan, bimbingan, pengendalian dan

pengaturan teknis dalam pengendalian pencemaran lingkungan;

f. Perumusan, pembinaan, bimbingan, pengendalian dan

pengaturan teknis dalam pemantauan lingkungan;

g. Perumusan, pembinaan, bimbingan, pengendalian dan

pengaturan teknis dalam pengendalian kerusakan lingkungan;

f. Bidang Penaatan dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup

Bidang ini bertugas menjalankan fungsi penaatan dan pengembangan

kapasitas lingkungan hidup di Kabupaten Kutai Timur. Bidang ini dipimpin

oleh seorang kepala bidang dan dibantu oleh 3 (tiga) seksi, yaitu Seksi

Penaatan Lingkungan, Seksi Pengaduan dan Penegakan Hukum Lingkungan

Hidup dan Seksi Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup. Adapun tugas

dan fungsi bidang ini adalah sebagai berikut:

2. Tugas :

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan

dan bimbingan, pengendalian teknis seksi penaatan lingkungan hidup,

seksi pengaduan dan penegakan hukum lingkungan hidup, dan seksi

pengembangan kapasitas lingkungan hidup.

3. Fungsi :

a. Penyusunan dan perencanaan program kegiatan di bidang

penaatan dan pengembangan kapasitas lingkungan hidup;

b. Perumusan kebijakan dalam bidang penaatan dan

pengembangan kapasitas lingkungan hidup;

c. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang penaatan dan

pengembangan kapasitas lingkungan hidup;

d. Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan

pengaturan teknis dalam penaatan lingkungan hidup;

e. Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan

pengaturan teknis dalam pengaduan penegakan hukum

lingkungan hidup;

f. Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan

pengaturan teknis dalam pengembangan kapasitas lingkungan hidup.

Page 32: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

18 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

3. Struktur Organisasi

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan

Hidup Kabupaten Kutai Timur Peraturan Bupati Nomor

26 Tahun 2016

Page 33: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

19 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

B. Sumber Daya DLH Kabupaten Kutai Timur

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, DLH Kabupaten Kutai Timur

didukung oleh sumber daya manusia dengan tingkat pendidikan mulai dari SMA

hingga S2, dengan latar belakang bidang pendidikan lingkungan, kehutanan,

administrasi pemerintahan, hukum, ekonomi, kimia, teknik pertanian, teknik

industri dan lain-lain. Pegawai DLH Kabupaten Kutai Timur per bulan

Desember 2015 berjumlah 77 orang, yang terdiri dari 53 orang PNS, 2 orang

CPNS, dan 22 orang TK2D. Adapun rincian pegawaian DLH Kabupaten Kutai

Timur adalah sebagai berikut:

Tabet 2. 1 Sumber Daya Manusia Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur

No Uraian Jumlah

(Orang)

I MENURUT GOLONGAN

Golongan IV 9 Golongan III 48 Golongan III 21 Golongan I 24

JUMLAH 102

II MENURUT PENDIDIKAN PNS

S2 20 S1 33 D3 1 SLTA 23 SLTP 5 SD 20

JUMLAH 102

III MENURUT PENDIDIKAN TK2D

S2 - S1 21 D3 3 D1 1 SLTA 25 SLTP 3 SD 8

JUMLAH 61

IV MENURUT PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN PERJENJANGAN

SPAMEN/ Diklat PIM II - SPAMA/ Diklat PIM III 2 ADUM/ ADUMLA/ Diklat PIM IV 11

JUMLAH 13

Page 34: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

20 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Sumber: DLH Kabupaten Kutai Timur 2019

Aspek lain yang juga turut mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DLH Kabupaten

Kutai Timur adalah kepemilikan sarana prasarana, adapun sarana prasarana yang

dimiliki DLH adalah sebagai berikut

label 2. 2 Data Sarana dan Prasarana

No

Jenis Barang

Jumlah

1 Gedung Kantor 1 Unit

2 Kendaraan Roda 4 7 Unit

3 Kendaraan Roda 2 19 Unit

4 Kamera trap (kamera jebakan yang dilet di dalam hutan Wehea)

6 Unit

Sumber: Kesekretariatan DLH Kabupaten Kutai Timur 2015

Keberadaan gedung kantor terletak di area perkantoran Kabupaten Kutai

Timur, gedung ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang perkantoran.

Fasilitas yang belum dimiliki di gedung kantor DLH Kabupaten Kutai Timur

adalah laboratorium lingkungan sehingga dalam pelaksanaan kajian uji kualitas

udara, air, dan udara masih bekerjasama dengan laboratorium universitas di

Ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Sementara itu, kendaraan roda 4 dan 2

digunakan untuk transportasi dalam melakukan pengawasan lingkungan ke

berbagai perusahaan, kecamatan, dan desa di Kabupaten Kutai Timur. Kamera

trap sendiri digunakan untuk melakukan pemantauan vegetasi lora dan

habitat fauna di area Hutan Lindung Wehea.

C. Kinerja Pelayanan OPD

Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, sub bab ini menyajikan

tingkat capaian kinerja DLH Kabupaten Kutai Timur berdasarkan sasaran/

target Renstra DLH Kabupaten Kutai Timur periode 2011-2015, yang

merupakan realisasi capaian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Tahun 2011-

2015. Capaian ini mencakup telaahan terhadap hasil evaluasi status dan

kedudukan capaian kinerja pembangunan daerah pada DLH Kabupaten

Kutai Timur dari Tahun 2011 hingga 2015 dalam kurun waktu 5 (lima) tahun

terakhir.

Evaluasi kegiatan ini meliputi seluruh program dan kegiatan yang terdapat

dalam Renstra DLH Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011-2015 yang

dikelompokkan menurut kategori program dan kegiatan sesuai bidang

lingkungan hidup terhadap RPJMD, SPM, dan kewenangan menurut pembagian

wilayah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah. Program yang telah dijalankan oleh DLH Kabupaten

Kutai Timur selama Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

Page 35: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

21 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

1. Perlindungan dan konservasi SDA

2. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

3. Penaatan Hukum Lingkungan

4. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

5. Peningkatan Kualitas Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup

6. Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA

7. Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan d Kawasan-kawasan

Konservasi Laut dan Hutan

8. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

9. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Telahaan terhadap capaian kinerja OPD berdasarkan Permendagri Nomor

54 Tahun 2010 menghendaki adanya 2 (dua) tabel analisis mengenai capaian

indikator kinerja dan realisasi anggaran yang digunakan dalam mencapai

indikator kinerja. Namun untuk lebih mencerminkan lingkup koord. bisnis/

kinerja yang harus dilakukan oleh DLH Kabupaten Kutai Timur. Dengan

demikian, sub bab ini dimodi ikasi dengan turut menampilkan berbagai aspek

yang menunjukkan kondisi lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Kutai

Timur.

Page 36: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

22 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur

Page 37: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

23 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

No Kabupaten Kota 2009 2010 2011 2012 2013

1 Paser - 19.590 435.829,76 912.596,60 2.187.513,90

2 Kutai Barat - - - 326.456,60 913.799,40

3 Mahakam Ulu

D. Gambaran Umum Kondisi Lingkungan di Kabupaten

Kutai Timur

Perkembangan pembangunan dan keberadaan perusahaan tambang dan non

tambang membawa dampak bagi perubahan dan penurunan kuantitas dan

kualitas lingkungan yang ada di Kabupaten Kutai Timur. Beberapa kondisi

umum yang mampu menggambarkan kondisi lingkungan di Kabupaten Kutai

Timur dapat dilihat melalui berbagai informasi di bawah ini:

1. Iklim Investasi di Kabupaten Kutai Timur

Iklim investasi terbagi menjadi dua, investasi Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Berikut adalah tabel investasi

daerah Provinsi Kalimantan Timur:

Tabel 2. 3 Realisasi lnvestasi Daerah (PMDN)

Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2009-2013 (Jtan)

4 Kukar 1.449.732,40 1.978.658 2.919.953,05 45.149,50 1.713.879,00

5 Kutim - 1.027.850 1.250.904,26 4.390.650,60 3.522.274,80

6 Berau - 270.654 876.411,63 2.279.420,90 386.842,30

7 Penajam Pasir Utara 31.300 25.950 8.644,00 3.111,00 3.811.0

8 Balikpapan 2.200 234.759,79 527.300,00 - -

9 Samarinda 6.000 2.444.062,78 230.370,00 - 60.861,30

10 Bontang 11.238 471.712 8.220.305,15 651.094,30 858.769,90

Sumber: RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa nilai investasi daerah dalam

negeri untuk Kabupaten Kutai Timur mencapai Rp. 3.522.274,80. Angka ini

merupakanangkainvestasitertinggidiKalimantanTimur,denganmenyumbang

38 % dari total investasi dalam negeri yang ada di Kalimantan Timur.

Page 38: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

24 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

No Kabupaten Kota 2009 2010 2011 2012 2013

1 Paser 5.800 1.936,34 3.548,15 26.093,90 422.087,04

2 Kutai Barat - 65.809,43 103.236,08 142.024,70 200.549,47

3 Mahakam Ulu

Tabel 2. 4 Realisasi lnvestasi Penanaman Modal

Asing (PMA) Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan

Timur Tahun 2009-2013 (Jtan)

4 Kukar 25.708,67 68.559,95 62.531,90 133.854,00 860.900,26

5 Kutim 3.850 63.155,28 134.704,69 61.629,30 946.284,77

6 Berau 168.887,10 19.668,41 125.448,50 19.779,60 189.479,14

7 Penajam Pasir Utara - 1.000,00 21,00 17.314,40 3.616,61

8 Balikpapan 47.063,67 505.286,12 3.200,10 1.547.616,00 7.854.905,28

9 Samarinda 1.540,16 9.874,43 66.276,70 40.859,20 400.479,55

10 Bontang 200,00 182.082,14 669.650,00 448.825,70 387,36

Sumber: RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018

Kecenderungan tingginya nilai investasi juga terlihat pada penanaman

modal asing di Kabupaten Kutai Timur, berdasarkan data di atas pada Tahun

2013 menunjukkan bahwa nilai investasi asing di Kabupaten Kutai Timur

menunjukkan urutan ke dua setelah Balikpapan. Sumbangan investasi asing di

Kabupaten Timur terhadap Provinsi Kalimantan Timur adalah sebesar 8,69%.

Tingginya investasi nilai investasi PMD dan PMA di Kabupaten Kutai Timur

didominasi oleh banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang tambang dan

perkebunan kelapa sawit. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Kutai Timur Menurut Lapangan Usaha pada Tahun 2013

sebesar 3,43% dengan migas dan non migas sebesar 3,98%. Kaitanya dengan

isu lingkungan di Kabupaten Kutai Timur, kedua jenis usaha ini memiliki resiko

tinggi terhadap kerusakan lingkungan.

2. Laju Deforestasi dan Emisi Gas Rumah Kaea

Hutan Kalimantan termasuk dalam 11 wilayah di dunia yang berkontribusi

terhadap lebih dari 80% deforestasi secara global hingga tahun 2030 (WWF

Indonesia). Kabupaten Kutai Timur sebagai salah satu wilayah yang memiliki

komposisi 17% (357474,50 Km2) dari total wilayah di Kalimantan Timur turut

mengalami laju deforestasi. Kondisi ini dapat tergambar dari perubahan luas

lahan hutan yang terus menyusut, disusul dengan penambahan luas lahan

untuk peruntukkan lain seperti pertambangan dan perkebunan. Adapun

informasi lebih detail mengenai laju perubahan tutupan lahan dapat dilihat

melalui tabel dibawah ini:

Page 39: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

25 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Tabet 2. 5 Laju Tutupan Lahan Kabupaten Kutai Timur 2015

No

Tipe Penggunaan Lahan

Luas Penggunaan Lahan (Ha)

Luas Perubahan Tutupan Lahan (Ha)

2000 2005 2010

2014 2000-2005 2005-2010 2010-2014

1 No data 3720649 3769390 3788904 3745120 48741 19514 -43784

2 Hutan primer 946862 815202 727175 699769 -131660 -88027 -27406

3 Hutan sekunder kerapatan tinggi 742264 652185 641639 558027 -90079 -10546 -83612

4 Hutan sekunder kerapatan rendah 651679 619419 606604 619552 -32260 -12815 12948

5 Hutan rawa primer 17727 6812 6812 6372 -10915 0 -440

6 Hutan rawa sekunder 53693 62357 58226 56166 8664 -4131 -2060

7 Hutan mangrove primer 30069 23574 16266 12796 -6495 -7308 -3470

8 Hutan mangrove sekunder 11619 14371 15776 16825 2752 1405 1049

9 Kelapa agroforestri 4597 5082 2173 5885 485 -2909 3712

10 Karet agroforestri 23298 133652 121825 104820 110354 -11827 -17005

11 Kebun buah campuran 104227 58369 19066 34131 -45858 -39303 15065

12 Monokultur lainnya 21414 4618 6602 11892 -16796 1984 5290

13 Sawit monokultur 41595 137758 360433 560754 96163 222675 200321

14 Karet monokultur 12511 85424 229817 181112 72913 144393 -48705

15 Hutan tanaman jati 769 407 40839 23029 -362 40432 -17810

16 Hutan tanaman lainnya 2134 24494 18294 15285 22360 -6200 -3009

17 Hutan tanaman akasia 6233 43284 30081 51346 37051 -13203 21265

18 Semak belukar 567566 380652 156614 148505 -186914 -224038 -8109

19 Padi sawah 1529 4502 1791 1307 2973 -2711 -484

20 Pertanian lainnya 1097 54307 47436 32660 53210 -6871 -14776

21 Padang rumput 6687 38017 22293 22245 31330 -15724 -48

22 Pertambangan 3940 16204 20359 26587 12264 4155 6228

23 Lahan terbuka 27798 41001 16160 17210 13203 -24841 1050

24 Permukiman 5609 13783 49443 53194 8174 35660 3751

25 Tambak 2213 2915 3151 3190 702 236 39

25 Tubuh air 39965 39965 39965 39965 0 0 0

Page 40: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

26 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Penyusutan lahan paling ektrim selama tahun 2000 hingga 2014 terjadi pada

hutanprimerdansemakbelukar, hal iniberbandingterbalikdenganpenambahan

luas lahan tutupan untuk sawit monokultur, pertambangan, dan permukiman.

Peningkatan luas lahan tutupan secara drastis pada sawit monokultur dan

pertambangan terjadi pada rentang waktu 2000 hingga 2005. Kondisi ini

berbanding lurus dengan pengurangan areal hutan primer dan semak belukar,

bukan tidak mungkin pengurangan luas areal ini diakibatkan olehperluasan areal

pertambangan dan bukaan lahan baru untuk perkebunan sawit. Sementara itu,

penambahan luas lahan tutupan untuk permukiman terjadi pada rentang waktu

2005 hingga 2010, pada rentang tahun ini terjadi pembangunan yang gencar di

Kutai Timur seiring penetapan Kabupaten Timur sebagai DOB pada Tahun 1999.

Perkebunan sawit

Perkebunan sawit merupakan komoditi dengan luas tanaman dan hasil

produksi dominan pada sektor perkebunan di Kabupaten Kutai Timur. Pada

Tahun 2014 saja tercatat bahwa produksi kelapa sawit mencapai 5.203.078,8

ton dari luas tanaman 404.087,21 Ha (Kutai Timur Dalam Angka,2015). Angka

ini menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit menempati 95.7% total areal

perkebunan.

Tabel 2. 6 Luas Areal, Jumlah Produksi, dan

Jumlah Produktivitas Kelapa Sawit di Kabupaten

Kutai Timur

Tahun

2012 2013 2014 2015

Luas Areal (Ha) 307.629.20 359.519.53 404.087.21 424.311.10

Jumlah Produksi (Ton) 2.519.717.36 3.402.407.20 5.212.078.80 6.238.327.31

Jumlah Produktivitas (kg/Ha) 20.054.48 20.985.61 21.005.98 21.985.30

Sumber: Laporan Laju Deforestasi DLH Kabupaten Kutai Timur 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap tahun terjadi kenaikan

luas area perkebunan sawit dengan rata-rata kenaikan luas lahan sebesar

38.893,97 Ha. Adapun total penambahan luas areal perkebunan sawit sebesar

116.681,90 Ha dari tahun 2013 hingga 2015. Total luas areal perkebunan sawit

hingga tahun 2015 memiliki kapasitas luas hampir dua kali lipat dari total luas

kawasan yang di lindungi seluas 219.538,38 Ha. Jumlah luas ini belum di bagi

dengan luas kawasan tambang, pemukiman dan saranan prasarana umum.

Page 41: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

27 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Emisi Gas Rumah Kaea

Dalam pembangunan green economic di Provinsi Kalimantan Timur, rencana

penurunan tingkat emisi gas rumah kaca digenjot hingga 1.250 ton/1jt US$

pada Tahun 2018, saat ini wilayahProvinsi Kalimantan Timurterdapat emisi gas

rumah kaca sebesar 1.517 ton/1jt US$. Hal ini mengartikan bahwa Pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur cukup serius terkait penurunan emisi gas rumah

kaca. Rencana ini perlu disambut baik oleh Kabupaten/Kota yang berada di

wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Demikian halnya dengan Kabupaten Kutai

Timur, yang sampai saat ini belum memiliki data pasti mengenai kondisi emisi

gas rumah kaca yang ada di kabupaten ini.

3. Pengelolaan Persampahan, Sanitasi, Limbah Domestik, dan Air Bersih

Pengelolaan sampah di Kabupaten Kutai Timur dilakukan oleh UPTD

Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman. Pengelolaan sampah oleh Pemda

Kutai Timur baru dapat dilaksanakan di Sangatta Utara dan Selatan. Wilayah

ini memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan kepadatan yang paling tinggi

di antara kecamatan lainnya. Adapun laju timbulan sampah per tahun dapat

dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabet 2. 7 Data Laju Timbunan Sampah (Ton/

Tahun)

No

Tahun

Laju Timbulan (Ton/Tahun)

Jumlah Penduduk Sangatta Utara

dan Sangatta Selatan (Jiwa)

1 2010 69357 91085

2 2011 71540 90350

3 2012 73723,4 95522

4 2013 87600 100990

5 2014 125560 103771

6 2015 189800 112883

Sumber: UPTD Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kutai Timur

2016

Data yang ada menunjukkan bahwa peningkatan jumlah sampah berbanding

lurus dengan peningkatan jumlah penduduk, sementara itu pengelolaan

sampah oleh masyarakat secara mandiri hanya 11,1% dan 88,9% lainnya

belum dikelola secara mandiri. Penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam

pengelolaan sampah yang belum masif digalakkan oleh Pemda maupun

Page 42: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

28 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

masyarakat mampu menjadi pemicu terjadinya penumpukkan sampah seiring

dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk setiap tahunya. Salah satu

potensi yang perlu terus didorong dalam pengelolaan sampah adalah

keberadaan 6 (enam) bank sampah milik masyarakat dari hasil binaan program

CSR PT. KPC dan DLH Kutai Timur.

Tabet 2. 8 Data Jumtah Sampah yang Diangkut ke

TPA (Ton/Tahun)

No Tahun Jumlah Sampah Masuk Ke TPA

(Ton/Tahun)

1 2010 55888.8

2 2011 57144.4

3 2012 58400

4 2013 68620

5 2014 109500

6 2015 146584

Sumber: UPTD Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kutai Timur

2016

Keberadaan 1 (satu) TPA yang ada di Kabupaten Kutai Timur berbanding

terbalik dengan laju peningkatan sampah yang diangkut ke TPA. Pada tahun

2014 ke 2015 saja sudah ada penambahan 37084 ton sampah setiap tahunya.

Sementara itu, kondisi TPA yang ada saat ini tidak memenuhi persyaratan

teknis sesuai dengan standar nasional karena tidak adanya alokasi lahan TPA

di RTRW.

Sanitasi dan Limbah Domestik

Sanitasi dan limbah domestik merupakan aspek yang mampu mempengaruhi

kondisi lingkungan. Berdasarkan dokumen SSK Kutim Tahun 2015, terdapat

60,2% daerah di Kabupaten Kutai Timur mengalami genangan air sedangkan

sisanya 39,8% tidak mengalami genangan atau banjir. Adapun wilayah yang

beresiko mengalami permasalahan drainase di daerah padat penduduk adalah

sebagai berikut:

Page 43: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

29 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Tabet 2. 9 Witayah Perkotaan yang Beresiko

Masatah Sanitasi Drainase

No Area Beresiko Wilayah Prioritas

(Drainase Perkotaan)

1 Beresiko sangat tinggi

• Sangatta Utara

• Muara Bengkal

2 Beresiko tinggi • Sangatta Utara

• Sangatta Selatan

• Muara Bengkal

• Muara Ancalong

Sumber: Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kutai

Timur Tahun 2015

Pengukuran mengenai jumlah dan tingkat pencemaran limbah domestik

berupa tinja masyarakat sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun

terdapat beberapa gambaran kondisi umum dari data-data di bawah ini:

Tabet 2. 10 Kondisi dan Tingkat Pencemaran

Septik Tank Masyarakat

Satuan

Tidak Aman Aman

Kondisi Septik tank Persen 29% 70.9%

Pencemaran septik tank Persen 94.3% 5.7%

Sumber: Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kutai

Timur Tahun 2015

Tabet 2. 11 Persentase Masyarakat datam

mengakses Jamban Tahun 2015

No Kondisi (Persen)

Jumlah KK

1 BABS (11%) 8412

2 Akses terhadap jamban tidak layak (25%) 18949

3 Akses terhadap jamban bersama layak (5%) 3503

Sumber: Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kutai

Timur Tahun 2015

Sampai Tahun 2015 belum ada sarana maupun prasarana untuk penanganan

air limbah domestik di Kabupaten Kutai Timur dan baru ada pembangunan

IPLT dan IPAL Kawasan. Selama ini hampir tidak pernah dilakukan pengurasan

tinja, belum ada truk tinja, dan belum ada rancangan pengelolaan air limbah.

Kondisi bisa menjadi gambaran awal terkait kondisi pencemaran lingkungan,

walaupun demikian perlu ada pengujian lebih lanjut terjait tingkat pencemaran

lingkungan akibat limbah domestik.

Page 44: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

30 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Air Bersih

Prosentase rumah tangga dengan akses ke sumber air bersih yang lebih baik di

Indonesia (UNICEF RI, 2012), Kaltim urutan ke 12, dan terbaik adalah Jawa

tengah. Sementara itu persentase penduduk berakses air minum dari Tahun

2008 hingga 2011 adalah sebagai berikut:

label 2. 12 Persentase Penduduk Berakses Air

Minum di Kalimantan limur 2008-2011

Tahun

Penduduk Mengakses Air

Minum

(%)

2008 52,79

2009 64,85

2010 65,71

2011 75,20

Sumber: RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2015-2019

4. Tanah Longsor dan Lahan Kritis

Wilayah daratan Kabupaten Timur terdiri dari gugusan gunung/pegunungan

yang jumlahnya sekitar 8 (delapan) gunung dan yang tertinggi adalah Gunung

Menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m di atas permukaan air laut,

juga terdapat daratan landai seperti kawasan gambut. Keberdaan pegunungan

dengan lereng yang curam memiliki potensi terhadap kerawanan longsor.

Adapun kerawanan bencana alam longsor dapat dilihat melalui tabel di bawah

ini:

Tabet 2. 13 Tingkat Kerawanan Longsor di

Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015

No

Kategori

Luas (Ha)

Luas (%)

1 Tidak Rawan 1233613,14 83,89

2 Agak Rawan 1324383,79 41,76

3 Sedang 357201,55 11,26

4 Rawan 109631,61 3,46

5 Sangat Rawan 1469191,62 4,63

Jumlah 3171749,72 100

Sumber: Dokumen lndektifikasi Kerusakan Sumber-sumber Mata Air dan

Tanah Longsor di Kab. Kutai Timur 2015

Page 45: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

31 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

No Sumber Air Curam

Problem/Potensi Bencan

1 Air Panas Karangan 25-45% Erosi,longsor,banjir (18,37%)

2 Kaliorang 25-45% Erosi,longsor,banjir (7,78%)

Sekitar 83,89% kawasan di Kabupaten masuk dalam potensi tidak rawan longsor,

namun demikian sekitar setengah diantaranya memiliki potensi longsor dengan

kategori agak rawan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat potensi rawan longsor

yang cukup besar di wilayah Kabupaten Kutai Timur. Keberadaan kawasan rawan

longsor ini memiliki pengaruh yang signi ikan terhadap kerusakan sumber mata

air. Sebagai salah satu contoh dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabet 2. 14 Sumber Mata Air dan Potensi Bencana

di Karangan dan Katiorang

Kondisi Lereng

a

Sumber: Dokumen lndektifikasi Kerusakan Sumber-sumber Mata Air dan

Tanah Longsor di Kab. Kutai Timur 2015

Tabel di atas menunjukkan bahwa keberadaan sumber mata air pada lereng

curam 25-45% memiliki potensi bencana seperti longsor. Potensi bencana ini

mampu mengancam keberadaan sumber mata air di Kabupaten Kutai Timur

yang umumnya berada di lereng pegunungan.

Tabet 2. 15 Prosentase Luas Lahan yang Rusak s/d

2015

No Area Lahan Rusak Hektar (Ha)

1 Total lahan yang rusak 2013 s/d 2015 24009.19023

2 Jumlah lahan untuk produksi biomassa 25,890.73

3 Prosentase status kerusakan lahan 92.73%

Sumber: Potensi dan Status Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa

Kab. Kutai Timur 2015

Tabet 2. 16 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Kutai Timur

No Status Tanah Luas (Ha)

1 Lahan agak kritis 1780783,57

2 Lahan yang sangat kritis 110,01

3 Lahan kritis 23268,93

Total 1804162,51

Sumber: Dokumen Status Lingkungan Hidup Daerah Kab. Kutai Timur

2015

Page 46: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

32 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Total lahan kritis di Kabupaten Kutai Timur mencapai 50,46% dari total wilayah

Kabupaten Kutai Timur. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar

daratan berupa lahan memiliki potensi lahan kritis dengan kategori agak kritis,

sangat kritis dan kritis. Kondisi ini harus diantisipasi dengan berbagai upaya

pelestarian seperti penghijauan agar tidak terjadi penambahan lahan kritis.

Jika laju perluasan lahan kritis semakin meningkat, maka kondisi lahan yang

sangat tandus dan gundul dengan tingkat kesuburan yang sangat rendahpun

turut mendominasi wilayah daratan Kabupaten Kutai Timur. Lahan ini tidak

dapat digunakan sebagai lahan pertanian, walaupun masih dapat dikelola

namun produktivitasnya rendah.

5. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan SPM mengenai lingkungan hidup, salah satu aspek daya du

kung lingkungan adalah keberadaan RTH di lokasi pemukiman, industri,

pusat perdagangan, dan lokasi padat lalu lintas hingga 10% dari total luas

wilayahnya. Saat ini Kabupaten Kutai Timur memiliki dua kawasan ekonomi

dengan variasi kepadatan penduduk berbeda yaitu Kawasan Sangatta Utara

dan Muara Bengkal (lihat Tabel 2.17).

Tabet 2. 17 Ruang Terbuka Hijau (RTH) di

Kabupaten Kutai Timur

Wilayah

(kecmatan)

Luas RTH

(Ha)

Luas Wilayah

(Ha)

Persentase

Terhadap Luas

Wilayah

Kepadatan

Penduduk/Km2

Sangatta Utara 5 1262,59 0,39% 71,40

Muara Bengkal 1 1522,80 0,06% 9,40

Total 6 2785,39 0,21%

Sumber: Dinas Pembangunan Umum, 2015

Walaupun persentase RTH di dua kecamatan belum memenuhi SPM, namun

pada dasarnya wilayah Kabupaten Kutai Timur masih banyak memiliki

kawasan hijau yang belum terdata secara pasti luas areal hijau yang ada.

6. Keanekaragaman Hayati

Kabupaten Kutai Timur memiliki luas 35.747,50 Km2 atau sekitar 3.574.760 Ha.

Sebagian besar merupakan kawasan budidaya yang sudah memiliki hak konsesi

(pertambangan, perkebunan dan kehutanan), itu di luar kawasan lindung dan

koservasi (TNK) serta Cagar Alam Sedulang Muara Kaman. Semakin tinggi

Page 47: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

33 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

pemanfaatan lahan maka potensi kehilangan keanekaragaman hayati juga

menjadi tinggi, sehingga dibutuhkan upaya penilaian dan perencanaan dalam

rangka mengidenti ikasi resiko-resiko terhadap keanekaragaman hayati serta

membuat rancangan efektif dalam pencegahan, pengelolaan, rehabilitasi serta

pemantauan terpadu dan berkala terhadap populasi keanekaragaman hayati di

Kabupaten Kutai Timur. Berikut permasalahan Kehati yang terjadi di 3 (tiga)

kawasan di luar konsesi kehutanan, pertambangan dan perkebunan.

Tabel 2. 18 Taman Nasional, Cagar Alam, dan

Hutan Lindung di Kutai Timur

No

Nama

Lokasi

Luas (Ha)

Permasalahan terkait Kehati

1 Taman Nasional Kutai Sangatta Selatan, Utara, Teluk Pandan

136.559,16 • Upaya Enclave dari Masyarakat

• Illegal Logging

2 Cagar Alam Sedulang

Muara Kaman

Muara Bengkal, Muara Ancalong

44.979,22 • Illegal Logging

• Perburuan anggrek, burung dan fauna lainnya.

3 Hutan Lindung Wehea

Kecamatan Muara Wahau

38.000 • Sementara ini yang luas hutan legal di Kementerian Kehutanan sekitar 36.000, 2.000 Ha lainnya masuk di Kabupaten Brau

• Illegal Logging

Total (Ha) 219.538,38

Sumber: Profil Keanekaragaman Hayati DLH Kabupaten Kutai Timur Tahun

2013

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa luas kawasan taman nasional, cagar

alam, dan hutan lindung yang telah ada sekitar 7% dari luas wilayah Kutai

Timur dan itu belum termasuk luas areal konservasi dan kawasan lindung yang

ada pada areal konsesi (pertambangan, kehutanan dan perkebunan) yang

belum terindenti ikasi secara pasti. Dari data tersebut dan luas hutan yang

besar (sekitar 61,50 % dari luas total wilayah kabupaten) maka Kutai Timur

memiliki potensi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi terutama di

daratan. Namun demikian, keberadaan kawasan konservasi tidak luput dari

permasalahan yang mengancam ekosistem Kehati seperti illega loging dan

perburuan lora endemik di kawasan konservasi tersebut. Berikut beberapa

tabel yang menunjukkan keanekaragaman hayati yang ada di Kabupaten Kutai

Timur.

Page 48: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

34 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Tabet 2. 19 Sebaran dan Luasan Rencana Hutan

Lindung di Kabupaten Kutai Timur

No 1.

Kecamatan

Bengalon

Luas (ha)

26.065,39

2. Busang 131.108,96

3. Karangan 41.819,26

4. Kongbeng 0,15

5. Muara Wahau 132.382,32

6. Sandaran 4.854,82

7. Teluk Pandan 13.440,09

Luas Total (ha) 349.670,99

Sumber: Profil Keanekaragaman Hayati DLH Kabupaten Kutai Timur Tahun

2013

Tabet 2. 20 Persentase Luas Kawasan Konservasi

dan Lindung di Kabupaten Kutai Timur

No

Kawasan

Luas (ha)

% Luas kawasan

berdasarkan luas Kutim

1 TNK 136.559,16 3,82

2 Cagar Alam 44.979,22 1,26

3 Hutan Lindung Wehea 38.000 1,06

4 Rencana hutan lindung 349.670,99 9,78

5 Kawasan Lindung 92391,96 2,58

Total (ha) 661.601,33 18,51

Sumber: Profil Keanekaragaman Hayati DLH Kabupaten Kutai Timur Tahun

2013

Tabet 2. 21 Jumtah Spesies Ftora dan Fauna

Berdasarkan Gotongan di Kutai Timur

1

No Golongan

Mamalia

Jumlah spesies

36

2 Burung 58

3 Am ibi 26

4 Reftil 45

5 Tumbuhan Berkayu 465

6 Tumbuhan Bawah/Herba 102

7 Satwa Perairan (Pisces) 58

8 Tumbuhan Perairan Laut 3

Total 793

Sumber: Profil Keanekaragaman Hayati DLH Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

Page 49: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

35 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Orangutan merupakan salah satu fauna endemik di Kalimantan Timur,

keberadaan orangutan juga dapat ditemui di wilayah Kabupaten Kutai Timur.

Berdasarkan data yang dilansir oleh (The Nature Conservancy, 2015) 70%

Orangutan Kalimantan berada di luar kawasan konservasi dan merupakan

kawasanlUPHHK-HA,lUPHHK-Tl,perkebunansawit,arealtambang,perladangan

masyarakat, dan rawan terhadap perubahan lahan yang merupakan habitat.

Setiap tahun populasi orangutan di Kalimantan mengalami penurunan akibat

konversi hutan, kerusakan habitat, kebakaran hutan, dan fragmentasi lahan.

Pada Tahun 2015 dilakukan penandatanganan MoU Pengelolaan Kawasan

Bernilai Konservasi Tinggi di Kawasan Bentang Alam Wehea - Kelay Seluas

264.480Ha di Kecamatan Muara Wahau dan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur

dan Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. Pada

bentang alam Wehea terdapat fauna endemik seperti Beruang Madu, Macan

Dahan, Orangutan dan satwa lainnya yang bertumpang tindih dengan Kawasan

Logging, Kawasan Perkebunan dan Perladangan Masyarakat.

Tabel 2. 22 Jumlah Spesies, Genus dan Famili Flora

di Kutai Timur

No Golongan Tumbuhan Jumlah

Spesies Genus Famili

1 Tumbuhan berkayu 465 216 69

2 Tumbuhan bawah/herba 102 81 50

Sumber: Profil Keanekaragaman Hayati DLH Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

Tabel 2. 23 Golongan Keanekaragaman Hayati

yang ada di Kabupaten Kutai Timur

No

Golongan Keanekaragaman Hayati

Jumlah (Jenis)

Jumlah di tingkat nasional (Jenis)

1 Keanekaragaman Mamalia 36 -

2 Keanekaragaman Burung 58 -

3 Keanekaragaman Reptil 45 -

4 Keanekaragaman lnsekta 9 -

5 Keanekaragaman lkan 57 -

6 Keanekaragaman Ekosistem dan Tumbuhan Laut 3 -

7 Spesies Mamalia yang Dilindungi 10 127

8 Spesies Burung yang Dilindungi 12 382

9 Spesies Herpetofauna yang Dilindungi 12 -

10 Spesies Perairan yang Dilindungi 2 -

11 Spesies Tumbuhan yang Dilindungi 34 -

Sumber: Profil Keanekaragaman Hayati DLH Kabupaten Kutai

Timur Tahun 2013

Page 50: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

36 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Berdasarkan data pada Renstra Kementrian Lingkungan Hidup 2015-2019,

Indonesia merupakan rumah dari 17% total spesies yang ada: 35 ribu-40

ribu spesies tumbuhan (11-15%), 707 spesies mamalia (12%), 350 spesies

amphibi dan reptil (15%), 1.602 spesies burung (17%) dan 2.184 spesies ikan

air tawar (37%). Sementara untuk kelautan terdapat setidaknya 2.500 spesies

molusca, 2000 spesies krustasea, 6 spesies penyu laut, 30 spesies mamalia laut,

dan lebih dari 2.500 spesies ikan. Sebagian besar spesies tersebut harus

menghadapi ancaman kepunahan karena perusakan habitat dan perburuan

untuk beberapa spesies tertentu akibat tingginya permintaan. Jumlah spesies

yang dilindungi mencakup 31 spesies reptilia, 12 spesies palmae, 11 spesies

ra lesia, 29 spesies orchidaceae, 127 spesies mamalia 10 diantaranya berada

di Kabupaten Kutai Timur, 382 spesies burung dan 12 diantaranya berada di

kawasan hutan lindung Kabupaten Kutai Timur. Berdasarkan data IUCN, untuk

satwa ada 2 spesies berkategori punah, 66 spesies berkategori kritis, dan 167

spesies kondisi genting. Untuk tumbuhan, 1 spesies punah, 2 spesies punah,

115 spesies kritis, dan 72 spesies berstatus genting.

Potensi Karst

Karst merupakan salah satu potensi keanekaragaman hayati yang banyak

ditemui di Kabupaten Kutai Timur, luas kawasan karst dapat dilihat melalui

tabel di bawah ini:

Tabet 2. 24 Luas Potensi Karst di Tiap Kecamatan

Tahun 2015

No Kecamatan Luas Karst (Ha)

1 Muara Ancalong -

2 Busang -

3 Long Mesangat -

4 Muara Wahau -

5 Telen -

6 Kombeng 923,84

7 Muara Bengkal -

8 Batu Ampar -

9 Sangatta Utara -

10 Bengalon 8051,80

11 Teluk Pandan -

12 Sangatta Selatan -

Jumlah 58133,11

Page 51: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

37 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

No

Kecamatan

Luas Karst (Ha)

13 Rantau Pulung -

14 Sangkulirang -

15 Kaliorang -

16 Sandaran 34370,12

17 Kaubun -

18 Karangan 14787,35

Jumlah 58133,11

Sumber: Kutai Timur Dalam Angka 2015

Berdasarkan data BPS Kabupaten Kutai Timur luas wilayah karst tidak

mengalami perubahan dari Tahun 2013 hingga 2015 yaitu seluas 58133,11

Ha atau sebesar 1,62% dari total wilayah Kabupaten Kutai Timur. Karst ini

tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu Karangan, Sandaran, Bengalon, dan

Muara Bengkal. Besarnya potensi karst di wilayah Kabupaten Kutai Timur

merupakan potensi Kehati yang harus dilestarikan, keberadaan karst sendiri

banyak ditemui diwilayah hutan lindung dan kawasan konservasi.

Selain data yang tercantum pada data BPS Kutim 2015, terdapat pula potensi

karst yang cukup luas di wilayah Kailorang dan merupakan salah satu kawasan

cagar budaya yang direncanakan masuk dalam warisan budaya dunia. Fungsi

karst dalam keanekaragaman hayati adalah ekosistem biota yang unik dan

spesifik seperti troglobion (fauna khas gua yang hanya bisa dijumpai di gua .

Ekosistem Pesisir

Karakteristik ekosistem pesisir laut Indonesia ditunjukkan dengan keberadaan

hutan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang. Hutan mangrove di

Kabupaten Kutai Timur memiliki proporsi 3,53% dari total luas wilayah.

Kondisi hutan mangrove dari tahun ke tahun mengalami penyusutan, berikut

gambaran keberadaan konservasi mangrove Pada tahun 2015.

Page 52: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

38 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Tabet 2. 25 Luas Witayah Konservasi Mangrove di

Tiap Kecamatan Tahun 2015

No Kecamatan

Wilayah Konservasi

Mangrove

(Ha)

1 Muara Ancalong -

2 Busang -

3 Long Mesangat -

4 Muara Wahau -

5 Telen -

6 Kombeng -

7 Muara Bengkal -

8 Batu Ampar -

9 Sangatta Utara 921,25

10 Bengalon 277,02

11 Teluk Pandan 0,13

12 Sangatta Selatan 58,95

13 Rantau Pulung -

14 Sangkulirang 7926,71

15 Kaliorang 929,88

16 Sandaran 1986,55

17 Kaubun 526,38

18 Karangan -

Jumlah 626,87

Sumber: Kutai Timur Dalam Angka 2015

Pada Tahun 2013 terdapat luas konservasi mangrove sebesar 16.798,40Ha

(Pro il Kehati Kutim 2013 , sementara itu pada Tahun 2015 diketahui bahwa

luas kawasan konservasi mangrove di Kabupaten Timur seluas 12.626,87Ha

(BPS Kutim 2015), kondisi ini menunjukkan terjadi penurunan luas kawasan

hutan mangrove hingga 24,83%. Penyusutan luas kawasan mangrove ini

disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berpengaruh pada

peningkatan volumen air laut dan abrasi pantai. Tingginya aktivitas angkut

batu bara di kawasan pesisir juga turut memberikan sumbangsih terhadap

penurunan luas kawasan mangrove, sementara itu penanaman kembali hutan

mangrove belum digalakkan secara masif.

Page 53: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

39 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Kebakaran Hutan

Wilayah Kabupaten Kutai Timur terdiri dari perairan dan daratan dengan total

luas 35747,50 Km2 dengan potensi hutan lindung seluas 397098,56 Ha dan

kawasan gambut seluas 33611,32 Ha (BPS Kutai Timur 2015). Seperti wilayah

lainnya di Indonesia, Kabupaten Kutai Timur memiliki dua musim yaitu

musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau biasanya terjadi pada

bulan Mei s/d Oktober, sementara itu musim penghujan terjadi pada bulan

November s d April. Letak geora is Kabupaten Kutai Timur yang berada pada

garis horisontal khatulistiwa membuat terik matahari di wilayah ini jauh lebih

terik saat musim kemarau dibanding wilayah lainnya. Kondisi ini turut memicu

kebakaran hutan dibeberapa titik, selain karena disebabkan kondisi alam juga

terdapat beberapa kasus kebakaran hutan akibat ulah manusia yang sengaja

membakar hutan untuk membuka lahan baru perkebunan. Adapun kejadian

kebakaran hutan sepanjang Tahun 2015 di beberapa titik dapat dilihat melalui

tabel di bawah ini:

Tabet 2. 26 Jumtah Kebakaran Hutan di Kutai

Timur Tahun 2015

No

Wilayah

Jumlah

Kejadian

Kawasan Lindung

Luas Hutan Lindung (Ha)

Kawasan Resapan Air (Ha)

Kawasan Gambut (Ha)

1 Muara ancalong 1 kali - 144,41 33611,32

2 Sangatta utara 17 kali - 274,41 -

3 Telen 1 kali - - -

4 Kombeng 2 kali 3568,46 - -

5 Muara bengkal 4 kali - 292,41 -

6 Bengalon 2 kali 28237,14 7303,79 -

7 Rantau pulung 1 kali

Sumber: Data SfPD DLH & Kutai Timur Dalam Angka 2015

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kebakaran hutan terjadi di

beberapa titik pada 7 (tujuh) wilayah kecamatan. Kejadian kebakaran hutan

sepanjang Tahun 2015 paling sering terjadi di ibukota kabupaten yaitu Kecamatan

Sangatta Utara. Belum diketahui data secara pasti berapa luas areal kebakaran

hutan, selain itu belum adanya data time series mengenai kebakaran hutan di tiap

tahunnya menyulitkan perhitungan terkait sejauhmana laju kebakaran hutan yang

terjadi di Kabupaten Kutai Timur. Saat ini urusan mengenai kebakaran hutan di

tangani oleh Dinas Kehutanan, namun demikian DLH memiliki urusan mengenai

kebakaran hutan kaitanya dengan keberadaan kawasan lindung di tiap kecamatan

Page 54: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

40 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

seperti hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan gambut, dan kondisi kualitas

udara akibat kebakaran hutan.

7. Kualitas Udara dan Tanah

Kualitas Udara

Tanpa disadari atau tidak kegiatan pembangunan yang menggunakan sumber

daya alam yang ada memiliki pengaruh terhadap pencemaran lingkungan.

Salah satu pencemaran lingkungan dapat dilihat melalui kondisi kualitas

udara. Berikut indeks kualitas udara di Provinsi Kalimantan Timur:

Tabet 2. 27 lndeks Kuatitas Udara Provinsi Kutai

Timur 2009-2012

Tahun Indeks Kualitas Udara

2009 93,22

2010 92,30

2011 93,12

2012 92,49

Sumber: RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 201t-2019

Kualitas udara di Kabupaten Kutai Timur sendiri dapat dilihat dari hasil uji

kualitas udara ambien yang dilakukan DLH Kabupaten Kutai Timur pada Tahun

2014 menunjukkan data mengenai kualitas udara sebagai berikut:

Tabet 2. 28 Hasit Uji Udara Ambien Tahun 2014

Lokasi

Pengambilan

Sampel

Lama Pengujian

S02

(Sulfur Dioksida)

µ/Nm3

c0

(Karbon Monoksida)

µ/Nm3

N02

(Nitrogen

Dioksida)

µ/Nm3

TSP (Debu)

µ/Nm3

Sangatta Selatan 1 Jam 0,0764 1,3385 0,148 0,0327

Teluk Pandan 1 Jam 0,0725 1,2812 0,145 0,275

Sangatta Utara 1 Jam 0,1724 2,4837 0,222 0,0687

Rantau Pulung 1 Jam 0,0684 1,3419 0,149 0,0327

Baku Mutu Udara Nasional

1 Jam 900 30000 400 399,29

Sumber: Status Lingkungan Hidup Kab. Kutai Timur 201t

Page 55: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

41 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Dari keseluruhan uji kualitas udara ambein di beberapa titik di Kabupaten

Kutai Timur (tabel 2.28), dapat diketahui bahwa kualitas udara ambien yang

menjadi sampel pengujian masih berada di bawah ambang batas baku mutu.

Dengan demikian, bahan pencemar di udara masih dalam kategori aman

baik untuk makhluk hidup, tumbuhan dll. Namun demikian perlu dilakukan

pengujian yang lebih komprehensif terkait uji emisi, hal ini berkaitan dengan

tingginya aktivitas penambangan batu bara dan produksi kelapa sawit yang

memiliki dampak terhadap pencemaran udara.

Kualitas Tanah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup. Kerusakan

tanah untuk produksi biomassa ditandai dengan berubahnya sifat dasar tanah yang

melampaui kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi biomassa (PP No.150

Tahun 2000 . Parameter sifat dasar tanah mencakup sifat isik, sifat kimiawi, dan

sifat biologi tanah (PerMen LH No.07 Tahun 2006). Potensi kerusakan tanah di

Kabupaten Kutai Timur sebagian besar dalam taraf rendah dan sedang, secara

keseluruhan tidak lebih dari 2% potensi kerusakan tanah dalam taraf tinggi.

Uji kualitas tanah dilakukan dibeberapa lokasi dengan hasil sebagai berikut; Batu

Ampar, Long Masangat, dan Rantau Pulung memiliki potensi kerusakan tanah taraf

sedang berkisar dari 74-97% dari luas wilayahnya, sedang taraf tinggi berkisar 4-

11% dan terbesar ada di Long Masangat. Status kerusakan tanah secara umum di 3

daerah studi belum melebihi batas baku mutu yang ada, hanya terkonsentrasi pada

permeabilitas tanah yang melebihi ambang, hal tersebut wajar karena tanah

Kalimantan Timur atau daerah studi merupakan sebagian besar jenis tanah tua

dengan kandungan liat tinggi. Total keseluruhan status kerusakan di Kabupaten

Kutai Timur terjadi pada lahan seluas 23976,7

Ha (Dokumen Potensi dan Status Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa

Kab. Kutai Timur 2015).

8. Pelanggaran Lingkungan dan Ketidaktaatan Masyarakat dan Pelaku Usaha terhadap Regulasi Lingkungan Hidup

Izin lingkungan berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terdiri dari Amdal yang dilakukan

oleh KLH dan UPL/UKL yang dilakukan oleh DLH. Pada lingkup usaha yang lebih

kecil komitmen untuk ramah lingkungan dalam menjalankan usahanya tercantum

dalam SPPLH. Saat ini pengawasan wajib dilakukan pada izin usaha Amdal dan UPL

UKL dengan rentang waktu 2 kali dalam 1 tahun. Hal ini dilakukan untuk memantau

pelanggaran lingkungan atas izin lingkungan yang di miliki oleh suatu badan usaha.

Pada konteks Kabupaten Kutai Timur pengawasan terhadap pelanggaran

Page 56: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

42 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

lingkungan di Kabupaten Kutai Timur belum berjalan secara menyeluruh, hal ini

disebabkan oleh berbagai factor baik internal maupun eksternal. Berikut total izin

Amdal, UKL UPL, dan total pengaduan masyarakat terkait pelanggaran lingkungan:

Tabet 2. 29 lzin Lingkungan dan Pengaduan

Masyarakat terkait LH di Kabupaten Kutai Timur

Satuan

Jumlah

Total izin AMDAL (1991-2009 Izin 187

Total Izin UKL UPL (2003-2015 Izin 137

Pengaduan Masyarakat Aduan yang ditindaklanjuti 13

Sumber: Dokumen Laporan Bidang Pengkajian dan Penaatan, DLH Kutim

2015

Dari total izin lingkungan Amdal di Kabupaten Kutai Timur, baru 64 badan

usaha yang dilakukan pengawasan secara rutin 1 tahun sekali. Artinya

maih ada 123 perusahaan yang belum diawasi secara rutin kaitanya dengan

pelanggaran yang dilakukan.

E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan menuntut dikembangkanya suatu

sistem terpadu yang mampu mendokumentasikan berbagai kondisi lingkungan

yang ada di Kabupaten Kutai Timur, namun sampai saat ini Kabupaten Kutai

Timur dalam hal ini adalah DLH belum mampu meciptakan sistem data

tersebut. DLH perlu memprakarsai penerapan sistem data lingkungan terpadu

agar mampu menjadi alat untuk memantau sejauhmana daya dukung dan daya

tampung lingkungan di Kabupaten Kutai Timur.

Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk melaksanakan

pembangunan green economy harus didukung dengan komitmen kabupaten.

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur harus konsekuen dan taat untuk

menggunakan sumber daya alam yang selaras dan seimbang dengan fungsi

lingkungan hidup. Sebagai kosekuensinya, kebijakan, rencana, dan program

pembangunan harus dijiwai untuk melaksanakan pelestarian lingkungan hidup

dengan asas keberlanJtn. Salah satu wujud komitmen Pemda untuk

melestarikan lingkungan adalah dengan membuat Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS) sebagaimana amanat Undang-undang. Dokumen ini mampu

menjadi guide/arahan terkait daya tampung dan daya dukung lingkungan

Page 57: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

43 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

dalam melakukan pembangunan yang bekelanjutan. Dengan kata lain, KLHS

harus menjadi rujukan dalam setiap perencanaan pembangunan baik yang

dilakukan oleh Pemda, Perusahaan, maupun masyarakat. Namun sayangnya,

sampai saat ini Kabupaten Kutai Timur belum melakukan Kajian KLHS yang

berbasis pada pelestarian lingkungan.

Page 58: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

44 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS

A. Telaahan Visi-Misi dan Program Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Terpilih

Dalam Visi-Misi Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur terpilih, isu Lingkungan

Hidup diulas khusus pada misi keempat. Misi ini selain fokus pada persoalan

lingkungan hidup juga berkonsentrasi pada pengelolaan dan pemanfaatan

ruang. Secara teknis, DLH menjadi instansi yang paling penting dalam

mengawal misi ini, karena sesuai dengan Tugas dan Fungsi (tusi) DLH Kutai

Timur memiliki kewenangan yang diamanatkan regulasi untuk mengawal misi

ini.

Misi 4 Kutai Timur:

Meningkatkan Pengelolaan Ruang untuk Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang lebih baik, lebih sehat dan nyaman bagi

kehidupan manusia.

Jika dielaborasi lebih jauh, fokus misi ini bisa melahirkan beberapa tujuan,

antara lain: (1) Meningkatkan Pengelolaan Biodiversity/keanekaragaman

hayati dan Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup. Peningkatan kualitas

lingkungan hidup dan pengelolaan keanekaragaman hayati erat berhubungan

dengan penekanan Laju Deforestasi, Degradasi Lahan, Konservasi, Reklamasi

dan Rehabilitasi Lahan, Perlindungan flora dan fauna endemik, termasuk

perlindungan kawasan Karst dan ekosistem pesisir, (2) Meningkatkan Daya

Dukung dan Daya Tampung Lingkungan. Menindaklanjuti tujuan pertama,

penguatan daya tampung dan daya dukung lingkungan harus disertai dengan

pengelolaan dan pengendalian lingkungan khususnya mengenai pengelolaan

Sampah, limbah, Kualitas Sanitasi Lingkungan-Pemukiman-Pusat Kegiatan,

Page 59: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

45 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Kualitas Air, Udara, Tanah, DAS, sumber mata air dan pengelolaan limbah

B3. Terakhir, (3) Meningkatkan Tata Kelola Lingkungan Hidup. Tujuan ini

diharapkan bisa mengintervensi Partisipasi Masyarakat dan Pelaku Usaha

dalam Upaya Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Koordinasi

DLH dengan elemen horizontal maupun vertikal. Bagian ini juga diharapkan

bisa memberikan penjelasan dan argumen logis mengenai bagaimana

komunitas adat terpencil (KAT) bisa diberdayakan, relasi dengan OPD terkait,

perencanaan dan penyusunan regulasi lingkungan hidup, serta penyusunan

database lingkungan.

Dalam menindaklanjuti tujuan-tujuan ini, DLH Kutai Timur menjalankan

beberapa pedoman acuan yakni, (a) Implementasi Kebijakan dan Prosedur

Teknis (instrumentatif) sebagai satu-satunya OPD yang bertanggung jawab, (b

Berkoordinasi dengan OPD lain (horizontal seperti Dinas PU, Pertanian,

Perkebunan, Tata Ruang, dan sebagainya, dan (c) Berkoordinasi dengan Dinas,

Kementerian, Lembaga yang berada di level atas (vertikal), serta berkoordinasi

dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan Provinsi Kalimantan Timur.

B. Telaahan RPJMN dan Renstra K/L

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam arahan Rencana

Strategisnya sebagai relevansi dari penetapan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) menekankan beberapa poin terkait Lingkungan

Hidup, antara lain:

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merumuskan tujuan

pembangunan Tahun 2015-2019, yaitu memastikan kondisi lingkungan berada

pada toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya

berada rentang populasi yang aman, serta secara paralel meningkatkan

kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan sumbangan bagi

perekonomian nasional.

Terkait Poin strategis ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah

menetapkan pembangunan ekonomi berbasis keselamatan dan kelangsungan

lingkungan hidup dalam green economy, yang harus juga ditegaskan dalam

perencanaan strategis Kabupaten-Kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan

Timur.

Sasaran strategis pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun

2015-2019 adalah : (1) Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan

Page 60: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

46 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan

indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-

68,6, angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun dari

besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan hutan; (2)

Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari

untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang

berkeadilan, dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi SDH dan LH

terhadap devisa dan PNBP. Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu

produksi hasil hutan, baik kayu maupun non kayu (termasuk tumbuhan dan

satwa liar) dan ekspor; dan, (3) Melestarikan keseimbangan ekosistem dan

keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga

kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan indikator

kinerja derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini

merupakan agregasi berbagai penanda (penurunan jumlah hotpsot kebakaran

hutan dan lahan, peningkatan populasi spesies terancam punah, peningkatan

kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh para pihak, penurunan

konsumsi bahan perusak ozon, dan lain-lain .

C. Telaahan RPJMD dan Renstra DLH Provinsi Kalimantan Timur

1. Kutai Timur sebagai Wilayah Strategis Andalan Nasional

Sebagai dasar dalam pemenuhan kebutuhan pengembangan daerah, penataan

ruang nasional telah mengatur pembentukan kawasan untuk meningkatkan

ekonomi pada pusat pertumbuhan yaitu dengan Kawasan Andalan.

Kawasan andalan merupakan bagian dari kawasan budidaya yang

pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi

kawasan tersebut dan kawasan disekitarnya.

Kawasan Andalan Nasional yang terkait dengan wilayah Kabupaten Kutai

Timur antara lain Kawasan Andalan Sangkulirang - Sangatta - Muara Wahau

(SASAMAWA).

Pemerintah Kutai Timur melalui DLH dalam koordinasi dengan Pemerintah

Provinsi harus bisa mengembangkan pendekatan pembangunan yang lebih

terintegrasi, khususnya dalam mengembangkan dan mengelola kawasan-

kawasan strategis nasional yang ada di Kutai Timur.

Page 61: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

47 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

2. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ekonomi

Kepentingan Ekonomi yang menjadi dasar penentuan Kutai Timur sebagai

salah satu wilayah strategis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi provinsi meliputi:

a. Kawasan Industri dan Pelabuhan Maloy di Kabupaten Kutai Timur;

b. Kawasan Agropolitan Regional di Kabupaten Kutai Timur; dan

c. Kawasan Pusat Pertambangan Regional (klaster pertambangan) di

Kabupaten Kutai Timur.

3. Pengelolaan sanitasi lingkungan dan air minum

Padatahun2011rumahtanggayangmenggunakanairlayakuntukdiminumpaling

tinggi berada di Berau dan itupun hanya 48,98 persen. Sedangkan pengguna paling

minim air minum yang layak adalah Kutai Timur sebesar 19,68 persen. Kondisi

ini memerlukan kinerja dan perbaikan kinerja DLH Kutai Timur, selain itu perlu

juga meningkatkan kualitas air minum dengan agregat kabupaten, juga harus bisa

memberikan dampak positif bagi perbaikan kualitas pengelolaan area tangkapan

dan sumber air, kawasan karst dan juga zona-zona hidup lora dan fauna endemik.

4. Investasi Tinggi

Pada tahun 2013, Realisasi Investasi Daerah (PMA) di Kabupaten Kutai Timur

menempatiperingkat kedua setelahKota Balikpapan.Konsentrasi pada industri

ekstraktif dan perkebunan kelapa sawit menyebabkan Kutai Timur menjadi

Kabupaten dengan investasi paling tinggi, akan tetapi hal ini juga memberikan

dampak buruk bagi pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup. Kondisi

ini juga harus bisa mengembalikan orientasi dan target Kabupaten Kutai Timur,

bukan lagi pada pertumbuhan ekonomi berbasis pertambangan dan sawit,

melainkan pertumbuhan ekonomi berbasis perbaikan lingkungan dan

pengembangan sektor pertanian.

Telaah Visi-Misi RPJMD Provinsi Kalimantan Timur

1. Visi: Mewujudkan Kalimantan Timur Sejahtera yang Merata dan

Berkeadilan berbasis Agroindustri dan Energi Ramah Lingkungan.

Visi ini memberikan ruang lebih kepada pengarusutamaan peningkatan

kualitas lingkungan. DLH Kutai Timur harus bisa memanfaatkan peluang

ini sebagai bagian holistis dari upaya pengelolaan dan pengendalian

Lingkungan Hidup di Provinsi Kalimantan Timur.

Page 62: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

48 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

2. Misi IV adalah Misi yang Terkait Lingkungan Hidup: Mewujudkan

Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat serta berperspektif Perubahan

Iklim.

Sama halnya dengan visi RPJMD Provinsi Kalimantan Timur, Misi IV ini

memberikan ruang rasional, ruang kreativitas dan ruang teknis yang

cukup bagi peningkatan dan penguatan kualitas lingkungan. DLH Kutai

Timur diharapkan bisa memaksimalkan potensi dan peluang ini selain

dalam kolektivitas spirit pembangunan Kalimantan Timur, juga secara

khusus untuk perbaikan kualitas lingkungan hidup di Kutai Timur.

3. Tujuan 6: Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup

Telaahan Renstra DLH Kalimantan Timur

1. Visi: Terwujudnya Kualitas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur yang

baik

2. Misi: (1) Mewujudkan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Efektif melalui

Peran Aktif Pemangku Kepentingan, (2) Mewujudkan Pencegahan dan

Pengendalian Dampak Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup,

(3) Mewujudkan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berperspektif

Perubahan Iklim, dan (4) Berperan Aktif dalam Mendukung Terwujudnya

Pembangunan Daerah Berbasis Agroindustri dan Energi Ramah

Lingkungan

Indeks Kualitas Lingkungan (IKL) yang agregatnya disusun di Provinsi

merupakan sesuatu yang penting dan berasal dari hitung-hitungan indeks yang

diinput di Kabupaten. DLH Kutai Timur harus bisa merespon visi dan misi, baik

yang ada di RPJMD Kalimantan Timur maupun Renstra DLH Kalimantan Timur

karena posisi Kutai Timur sebagai destinasi pertambangan dan perkebunan

sawit turut mencitrakan kabupaten ini sebagai salah satu kabupaten dengan

tingkat deforestasi tinggi, degradasi lahan tinggi dan kualitas lingkungan hidup

yang cukup rendah.

Page 63: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

49 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

D. Telaahan RTRW Kabupaten Kutai Timur dan

KLHS Kabupaten Kutai Timur

Ulasan bagian ini belum bisa dibuat secara utuh, karena hingga saat ini regulasi

yang mengatur RTRW dan KLHS Kabupaten Kutai Timur belum disahkan.

E. Penentuan lsu-lsu Strategis

1. Rendahnya Pengelolaan persampahan, limbah 83 dari pelaku usaha, dan

limbah domestik.

Persoalan sampah masih diatur oleh UPTD Sampah yang berada di bawah Dinas

Pekerjaan Umum dan pergerakan kinerjanya masih sebatas wilayah Kota

Sangatta (Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan). Hal ini akan

berpengaruh pada persentase pengelolaan sampah dengan hitung- hitungan

agregat Kabupaten yang harus berupa rekapan hasil di seluruh wilayah

Kecamatan, yang berisi kinerja pengelolaan sampah di kompleks pemukiman

wilayah perkotaan, pedesaan, pusat-pusat kegiatan, dll.

Masalah persampahan masih menjadi persoalan yang rumit di Kabupaten Kutai

Timur karena, berdasarkan amanah UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah, pengelolaan sampah tidak berhenti pada kegiatan

pengangkutan dan penumpukan. Intervensi pemerintah dalam pengelolaan

sampah tidak harus berhenti pada level teknis dengan mengumpulkan dan

mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saja, melainkan harus

juga menjangkau pengelolaan yang lebih jauh yakni pendaur-ulangan,

pengelolaan sampah bersama pihak swasta dan pemberdayaan masyarakat yang

mengolah sampah. Konsentrasi pada level teknis pengumpulan dan

pengangkutan menyebabkan terabaikannya peran pemerintah dalam penguatan

kapasitas kognitif berupa kreativitas dan kesadaran dalam pengelolaan sampah.

DLH harus juga menjamin adanya sosialisasi dan penguatan kapasitas

masyarakat secara individu maupun kolektif dalam mengelola sampah baik

dengan metode 3R (reuse, reduce, dan recycle) dan tidak lagi mengandalkan

UPTD KPP sebagai satu-satunya institusi dalam menangani persoalan sampah.

Hal ini menjadi peran penting yang harus digagas dan dikembangkan oleh

Bidang Pengembangan Kapasitas yang dengan sendirinya akan memberikan

hasil yang maksimal bagi kinerja DLH khususnya dalam agregat persentase

pengelolaan sampah dengan unit hitung setiap desa hingga kecamatan.

Page 64: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

50 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

2. Belum adanya Tata Kelola Sanitasi Lingkungan dan Air Bersih yang

Baik.

Sanitasi lingkungan yang sesuai dengan kriteria umum di Indonesia

meliputi pengelolaan sanitasi tempat-tempat umum, fasilitas dan sumber

daya yang digunakan publik, lingkungan pemukiman dan arena publik.

Sanitasi lingkungan didata dengan melakukan pengendalian dan

pengawasan terhadap kualitas lokasi-lokasi tersebut. Hal ini ditopang

dengan sosialiasasi, pendampingan dan upaya peningkatan kesadaran

yang kontinu dari DLH dan (atau) OPD terkait lainnya.

Hal ini sejalan dengan de inisi operasional mengenai pengelolaan air

bersih. Air bersih yang dikonsumsi rumah tangga dan juga pusat kegiatan

(pemerintah, swasta dan publik) juga harus mendapat perhatian serius

dari DLH sebagai instansi yang paling bertanggung jawab terhadap

kualitas air dan OPD terkait lainnya.

Persoalan sanitasi dan air bersih untuk wilayah-wilayah pemukiman

masih menjadi bagian dari perencanaan di Bappeda yang eksekusinya

akan dilaksanakan oleh Dinas PU. Hal ini juga masih sebatas wacana yang

belum dieksekusi dalam program maupun kebijakan di level makro juga

belum diimplementasikan dalam kegiatan OPD. Beberapa persoalan

penting yang muncul di dalam pengelolaan sanitasi dan air bersih yang

masih amburadul ini antara lain, (1) Terbukanya peluang pelaku usaha

membuang limbah B3 ke aliran air sungai dan sumber air bersih, (2) Polusi

sungai yang tinggi akibat tidak adanya upaya revitalisasi dan normalisasi

sungai, (3) Pembuangan limbah domestik yang masif dilakukan oleh

hampir semua warga yang bermukim di sepanjang aliran sungai (warga

tidak memiliki lubang pembuangan limbah domestik dan semua bangunan

rumah membelakangi sungai), dan (4) Sungai dijadikan lubang sampah

terbuka oleh pelaku usaha maupun warga yang bermukim di sepanjang

aliran sungai.

3. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang belum terintegrasi.

Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat

kepadatan (densitas) yang sangat rendah. Potensi alokasi lahan untuk RTH

masih sangat potensial. Akan tetapi pengelolaan yang terintegrasi dan

terpusat masih menjadi wilayah garapan yang tidak memiliki kejelasan.

Hampir semua OPD memiliki lahan yang dikelola menjadi RTH masing-

masing OPD, baik dalam bentuk taman, arena rekreasi maupun spot-spot

hijau. Perencanaan dan strategi pelaksanaan program dan kegiatan terkait

Page 65: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

51 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

RTH sudah dilakukan oleh Bappeda, namun tidak pernah ada koordinasi

dengan DLH yang seharusnya dijadikan sebagai OPD yang mengawal

dan mengontrol perencanaan dan program tersebut. Hal ini secara

positif berimplikasi pada kompetisi untuk menata dan mengelola taman-

taman dan RTH yang ada, akan tetapi bila merujuk pada alur kebijakan dan

penetapan target kinerja, hal ini tidak memiliki relevansi yang tegas

dengan OPD-OPD yang sesuai amanah UU 23 tahun 2014 tidak memiliki

keterkaitan teknis dengan pengelolaan RTH. DLH Kutai Timur harus bisa

menjadi lembaga yang mampu mengintegrasikan potensi pengelolaan ini.

Hal ini bisa menjadi salah satu pintu masuk yang juga memberi peluang

bagi DLH Kutai Timur (masih dalam penggodokan regulasi nasional) untuk

menjadi Dinas Lingkungan Hidup. Alasan utamanya karena selain sudah

memiliki kuali ikasi A, beberapa fungsi yang selama ini tidak bisa maksimal

dijalankan oleh Dinas atau Badan bisa dimaksimalkan di bawah koordinasi

maupun kewenangan DLH.

4. Belum Maksimalnya Perlindungan Keanekaragaman Hayati.

Ada beberapa kewenangan terkait kehutanan yang sudah ditarik ke

Provinsi. Namun, DLH sebagai salah satu Badan yang memiliki Tugas

dan Fungsi yang jelas menyangkut perlindungan dan keberlangsungan

keanekaragaman hayati harus juga bisa memaksimalkan isu-isu

lingkungan terkini sebagai bagian penting dan syarat menentukan target-

target kinerja.

Sebagai contoh, terkait Luas dan Persentase Hutan Lindung, DLH bisa

memaksimalkan fungsi konservasinya dengan mengangkat karakteristik

keanekaragaman hayati yang ada di wilayah hutan lindung. Dengan

berkonsentrasi pada lora dan fauna endemik misalnya, DLH bisa turut

berkontribusi dalam menentukan luas sebaran dan habitat alami, yang

dengan sendirinya membantu proses perbaikan hutan yang diusahakan

di tingkat Provinsi serta bisa memberikan arahan bagi Provinsi untuk

menetapkan secara jelas batas-batas hutan dan bagaimana revitalisasi

hutan (reforestasi) bisa berjalan. Pengelolaan keanekaragaman hayati

ini juga bisa dimaksimalkan lewat upaya pembangunan (kembali) hutan

dari desa seperti yang tertuang dalam spirit pembangunan BupatifWakil

Bupati terpilih.

Page 66: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

52 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

5. Tingginya Kon lik Internal dan Eksternal KAT terkait Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

DLH masih harus berhadapan dengan pemberdayaan desa-desa

konservasi, penguatan kapasitas komunitas adat terpencil, kesadaran

tentang jenis dan batas hutan, penyelesaian sengkarut wilayah ulayat

dan Hutan Lindung Wehea yang diklaim menjadi hutan adat, hingga

pengembalian fungsi hutan dan hutan lindung yang selama ini dijadikan

wilayah pemukiman dan juga penyelesaian kon lik keulayatan baik

secara internal (antar anggota Komunitas Adat Terpencil/KAT), maupun

secara eksternal antara KAT dengan pelaku usaha, pemerintah di semua

level dan juga dengan instansi lainnya. Problem pemukiman masyarakat di

dalam hutan lindung menjadi sesuatu yang harus ditangani serius oleh

DLH bukan untuk mengamankan luas hutan lindung (kewenangan

Provinsi), melainkan untuk menjamin kelestarian keanekaragaman hayati

khususnya satwa dan tumbuhan endemik. Sekalipun sudah ada beberapa

kali revisi dan pembaruan luas wilayah lindung, posisi pemukiman yang

berada dalam wilayah hutan lindung harus bisa ditegaskan dengan

kebijakan dan langkah-langkah strategis pemerintah. Hal ini berimplikasi

pada penertiban pemukiman dan penguatan daya dukung lingkungan.

Salah satu pintu masuk yang sesuai dengan amanah Undang-Undang

adalah perlindungan keanekaragaman hayati. Dasar ini juga yang bisa

mencairkan relasi dan interaksi DLH dengan Provinsi yang memiliki

kewenangan atas luasan dan laju deforestasi (kawasan).

6. Belum Adanya Kajian Mengenai Daya Dukung dan Daya Tampung

Lingkungan

Terkait daya dukung dan daya tampung lingkungan, DLH Kutai Timur

belum sampai pada petunjuk dan pelaksanaan yang teknis. Beberapa

kendala yang diungkapkan adalah luas wilayah (geogra is dan rentang

kendali (spand of control , serta persoalan demogra i (Hak tenurial, dll ,

dan irisan fungsi dan kewenangan baik di level Kabupaten maupun antara

Kabupaten, Provinsi dan Pusat.

Masalah lain adalah minimnya sumber daya dalam hal ini tenaga ahli

dan tenaga fungsional yang bisa mengoperasikan petunjuk teknis terkait

peningkatan daya tampung dan daya dukung lingkungan. Ada tiga kendala

utama dalam persoalan ini yakni, (1) belum adanya regulasi yang mengatur

hal ini.

Tidak adanya Perda terkait Lingkungan, RPPLH-PPLH, dan KLHS, (2)

rendahnya tingkat kesadaran pelaku usaha (hanya ada 1 pelaku usaha yang

Page 67: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

53 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

tertib dan ramah lingkungan-dari 64 pelaku usaha yang diawasi oleh

PPLHD DLH Kutai Timur).(3) belum adanya petunjuk teknis operasional

dari Provinsi terkait,

kewenangan yang ditarik ke Provinsi sesuai amanah UU 23 2014

tentang Pemda. Akan tetapi spirit pembangunan green economy yang

digagas Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu pengarusutamaan

pembangunan bisa dijadikan rujukan karena secara gamblang sudah

mengatur poin-poin teknis tentang hal ini. Idealisme penyelamatan dan

revitalisasi fungsi hutan di wilayah Kalimantan Timur (dalam green

economy), kelesuan perdagangan bahan tambang (seperti batu bara)

menjadikan paradigma dan aksentuasi pembangunan dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi tidak lagi pada industri ekstraktif dan perkebunan

(khususnya sawit). Celah ini harus bisa dimaksimalkan DLH untuk ikut

berkontribusi dengan fungsi-fungsi penting yang ada dalam bidang-

bidang di DLH. Reklamasi dan rehabilitasi lahan pasca tambang yang

cenderung lamban, ekspansi atau perluasan lahan perkebunan kelapa

sawit, hingga revisi perijinan penggarapan lahan karst oleh pelaku usaha

harus bisa didorong dan dipercepat sebagai dasar untuk meningkatkan

daya tampung dan daya dukung lingkungan.

7. Belum Tertatanya Database Lingkungan Hidup

Tidak adanya database lingkungan hidup menjadikan DLH

KutaiTimurtidak bisa memiliki posisi tawar yang maksimal baik secara

internal di hadapan OPD yang lain dalam rangka penentuan target kinerja

dan realisasinya, maupun secara eksternal horizontal dengan para pelaku

usaha (swasta yang bisa diberdayakan untuk membantu perbaikan

kualitas lingkungan bahkan secara eksternal vertikal dengan DLH

Provinsi dan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) dalam

rangka penguatan sistem pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup

terpadu. Begitu banyak ide seperti pengembangan ekowisata,

peningkatan dan substitusi jasa lingkungan, pengelolaan limbah dan

sampah, sanitasi-air bersih- daerah aliran sungai (DAS), perbaikan

Indeks Kualitas Lingkungan (IKL) Air, Udara, Sungai, Hutan dan

Keanekaragaman Hayati tidak bisa maksimal dijalankan secara berkala

(periodik) maupun dalam penentuan kinerja satu tahun anggaran

karena DLH Kutai Timur tidak memiliki database lingkungan yang

terbarukan (updated) dan ditingkatkan kualitasnya secara konstan

(upgraded).

Page 68: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

54 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

8. Rendahnya Kualitas Air, Udara dan Belum Sempurnanya Pengukuran

Kualitas Tanah

Berdasarkan hasil observasi di beberapa titik yang menjadi sumber air

untuk masyarakat kota Sangatta (Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta

Selatan), kualitas air bersih untuk konsumsi rumah tangga sangat rendah

dan terancam bisa menjadi media yang membantu penularan beberapa

penyakit karena hampir tidak ada pengukuran kualitas air bersih yang

memenuhi kriteria dan standar kualitas air yang ada. Hal ini juga terjadi

dengan polusifpencemaran udara. Pengukuran emisi yang masih sebatas

emisi gas buang kendaraan merupakan sesuatu yang sama sekali tidak bisa

memberikan sumbangan bagi pengukuran kualitas udara. Sebagai salah

satu wilayah yang selama sekian tahun menjadi destinasi pertambangan

mineral dan perkebunan kelapa sawit, Kabupaten Kutai Timur sangat

bermasalah dengan kualitas udara. Rendahnya kualitas air dan udara juga

kian diperparah dengan belum pernah adanya pengukuran kualitas tanah

dan peluang pengembalian fungsi lahan (FGD DLH Kutai Timur, Selasa 12

April 2016).

9. Rendahnya Ketaatan Pelaku Usaha dan rendahnya

kesadaranmasyarakat terhadap regulasi lingkungan

Berdasarkan data PPLHD DLH Kutai Timur, hanya ada 1 (satu) dari 64

pelaku usaha di Kutai Timur yang memenuhi 5 aspek dan kewajiban pelaku

usaha terkait lingkungan hidup. Hal ini selain disebabkan oleh begitu

banyaknya regulasi Lingkungan Hidup yang belum selesai, problematika

ini juga turut dipantik oleh pembinaan, pengawasan dan penguatan

kesadaran dan kapasitas yang masih kurang. Rata-rata DLH hanya bisa

melakukan pengawasan terhadap komunitas masyarakat, pelaku usaha

dan instansi terkait dua kali dalam setahun. Hal ini tentunya sangat minim

data pengawasan dan hasil uji laboratorium dan penilaiaan ketaatan.

Faktor lain yang bisa saja dimanfaatkan secara negatif adalah pelanggaran

yang ada muncul karena lemahnya pengawasan dan interaksi DLH dengan

OPD terkait yang tidak terintegrasi sehingga kecurangan-kecurangan

pelaku usaha dan masyarakat tidak bisa ditelusuri secara lebih mendalam.

10. Semakin seringnya kejadian kebakaran hutan dan lahan setiap

tahunnya

Kebakaran hutan dan berkurangnya hutan dalam arti sesungguhnya

menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Akan

Page 69: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

55 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

tetapi, resiko dan persoalan eksternalitas menjadi bagian yang sangat

menyulitkan pemerintah Kabupaten Kutai timur. Laju deforestasi menjadi

sesuatu yang bisa melemahkan fungsi dan capaian kinerja DLH. Untuk

itu, perlu ada upaya yang terorganisir berupa penyesuaian target kinerja

dengan DLH dan Dinas Kehutanan Provinsi.

11. Berkurangnya Area Tangkapan dan Terdegradasinya Lahan di

Sekitar Sumher Air

Area tangkapan (catchment area) air (wilayah sekitar sumber air) menjadi

sesuatu yang paling penting ketika pemerintah melalui fungsi-fungsi OPD

ingin memaksimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat. Hilang dan

terus berkurangnya wilayah tangkapan air di Kabupaten Kutai Timur bisa

menjadikan layanan air minum (dari sisi kualitas maupun ketersediaan

dan kecukupan) bisa terganggu. DLH Kutai Timur harus bisa menjadikan

area tangkapan di sekitar sumber mata air menjadi area yang tidak lagi

terganggu oleh aktivitas ekonomi lainnya. Wilayah-wilayah strategis

seperti kawasan karst harus bisa dijaga kelangsungan keanekaragaman

hayatinya sehingga bisa memberikan kontribusi yang maksimal bagi

perbaikan kualitas dan jaminan kecukupan air bersih untuk waktu-waktu

mendatang. Posisi strategis ini juga harus dikawal baku mutunya agar

layanan kepada masyarakat benar-benar maksimal.

12. Meningkatnya Kerusakan Wilayah Karst

Wilayah Karst ditengarai sebagai salah satu wilayah yang cukup

diandalkan dalam pemurnian dan perbaikan kualitas air bersih. Akan

tetapi dalam beberapa waktu terakhir ancaman pengembangan ekonomi

lewat alihfungsi lahan justru mengurangi luas dan kualitas karst di

beberapa wilayah Kabupaten Kutai Timur. Hal ini harus memperoleh

respon penting dan teknis dari DLH karena kawasan karst adalah salah

satu kawasan strategis yang bisa memberikan banyak keunggulan bagi

Kabupaten Kutai Timur. Penguatan dan peningkatan kualitas kawasan

karst bisa diintervensi lewat strategi pengendalian dan pelestarian

keanekaragaman hayati.

13. Tingginya Laju Deforestasi dan Tingginya Emisi Gas Rumah Kaea

Laju deforestasi dan emisi GRK yang tinggi akan sangat mempengaruhi

kinerja dan target-target capaian kinerja yang sudah ditentukan oleh DLH

Page 70: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

56 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Kabupaten Kutai Timur. Hal ini dikarenakan isu lingkungan yang terkait

dengan dua hal ini sangat strategis dan berimplikasi pada kerusakan

lingkungan yang akut. Posisi Kutai Timur yang dijadikan sasaran

pengembangan industri ekstraktif dan perkebunan kelapa sawit bisa

membuat sejumlah OPD membiarkan kerusakan hutan dan alih fungsi

lahan yang terjadi secara masif. Padahal, kinerja positif dari OPD-OPD

terkait termasuk DLH sangat ditentukan oleh sejauh mana laju deforestasi

bisa ditekan dan emisi GRK bisa dikurangi.

14. Rusaknya Ekosistem Pesisir (Mangrove, Terumbu Karang, dan

Padang Lamun)

Pencemaran dan penurunan kualitas air, udara dan tanah di Kabupaten

Kutai Timur diikuti dengan kerusakan yang luar biasa di ekosistem

pesisir. Rusaknya ekosistem pesisir antara lain hilang dan rusaknya

mangrove, terumbu karang dan padang lamun merupakan ancaman lain

bagi kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan hidup. Perbaikan

sedini mungkin, pencegahan yang terarah dan memiliki fokus pada

kawasan ekosistem pesisir yang sudah rusak merupakan sesuatu yang

sangat penting dan sangat strategis untuk segera dilakukan oleh DLH. Hal

ini selain untuk menjamin adanya kinerja pengendalian dan penguatan

lingkungan hidup, juga bisa menjamin adanya dampak eksternalitas yang

lebih luas.

15. Reklamasi dan Rehabilitasi Lahan yang Belum Sesuai dengan Target

yang Diharapkan

DLH dalam koordinasinya dengan level pemerintahan yang lebih

tinggi (Provinsi) harus bisa mengupayakan upaya konstan dan kontinu

terhadap lahan-lahan yang rusak pasca pertambangan. Reklamasi dan

rehabilitasi lahan berperan penting dalam pengembalian (normalisasi)

dan penghidupan kembali (revitalisasi) lahan yang hancur akibat aktivitas

ekstraktif bahan tambang dan mineral. Hasil observasi menunjukkan

begitu banyak lahan bekas tambang di Kabupaten Kutai Timur belum

direklamasi dan direhabilitasi sama sekali. PemerintahKutai Timurmelalui

DLH harus bisa memberikan argumentasi yang logis dan berimbang

mengenai realitas lahan pasca tambang di Kabupaten Kutai Timur agar

langkah dan upaya perbaikan dari Provinsi Kalimantan Timur bisa segera

dikedepankan sebagai sesuatu yang benar-benar mendesak (urgent).

Page 71: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

57 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

16. Meluasnya Bukaan Lahan Setiap Tahun

Peningkatan ratusan ribu hektar lahan sawit dalam lima tahun terakhir

menunjukkan bahwa fokus dan orientasi pembangunan ekonomi di

Kabupaten Kutai Timur masih berputar di sekitar pengembangan

agroindustri perkebunan sawit yang sesungguhnya tidak sejalan dengan

ideal dan spirit green economy Provinsi Kalimantan Timur. Dengan

bertambah luasnya lahan sawit dari waktu ke waktu akan menimbulkan

ancaman yang besar bukan saja terhadap keseimbangan dan

kesinambungan ekosistem, melainkan juga akan memberikan pengaruh

yang signi ikan terhadap kualitas dan kecukupan air bersih, ruang hidup

pertanian dan komoditi andalan, perbaikan pengelolaan ketahanan

pangan dan lain sebagainya. Di atas semua itu, ekspansi perkebunan sawit

tentunya memberikan pengaruh luar biasa pada penurunan kualitas

lingkungan hidup, khususnya mengenai daya dukung dan daya tampung

lingkungan.

Page 72: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

58 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Bab ini akan memaparkan visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi dan

kebijakan.Visi,misi, tujuandansasaransertastrategidankebijakandirumuskan

sebagai upaya menyelesaikan permasalah lingkungan hidup di Kabupaten

Kutai Timur yang telah dipaparkan pada bab tiga. Berikut di bawah ini adalah

pemaparan visi, misi, tujuan, sasaran serta strategi dan arah kebijakan Dinas

Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kutai Timur periode 2016-2020.

A. Visi dan Misi OPD

Pada bagian ini akan dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi DLH. Visi dan

misi Kepala Daerah tersebut pada level berikutnya diturunkan ke tujuan, sasaran,

strategi dan kebijakan.Merujuk pada undang-undang No 23 tahun 2014 tentang

PemerintahDaerah,visidanmisiDLHmenggunakanvisidanmisiKepalaDaerahyang

dituangkan dalam RPJMD. Adapun visi yang dituangkan dalam RPJMD dan dijadikan

rujukan dalam penyusunan Restra DLH ini adalah 'Terwujudnya kemandirian Kutai

Timur melalui pembangunan agribisnis dan agroindustri'. Selanjutnya, misi yang

digunakan rujukan dalam penyusunan Renstra DLH ini adalah misi keempat, yaitu

meningkatkan pengelolaan ruang untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang

lebih baik, lebih sehat dan nyaman bagi kehidupan manusia.

Page 73: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

59 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD

Pada bagian ini akan dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan

sasaran jangka menengah DLH. Tujuan dan sasaran adalah tahap

perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi

dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang

selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja DLH

selama lima tahun. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal

yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi,

memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang

dihadapi.

Sementara itu, sasaran dide inisikan sebagai hasil yang diharapkan dari suatu

tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesi ik, mudah dicapai, rasional,

untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan

fungsi DLH atau kelompok sasaran yang dilayani, serta pro il pelayanan yang

terkait dengan indikator kinerja. Tujuan dan sasaran tersebut selanjutnya akan

diturunkan menjadi strategi dan arah kebijakan.

Dalam rangka mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan,

dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi, DLH Kabupaten Kutai

Timur menetapkan tiga tujuan dengan satu indikator tujuan indeks kualitas

lingkungan hidup. Adapun tiga tujuan dimaksud adalah:

1. Meningkatkan Pengelolaan Biodiversity/keanekaragaman hayati dan

Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup;

2. Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan;

3. Meningkatkan Tata Kelola Lingkungan Hidup.

Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah DLH beserta indikator

kinerjanya secara detil akan disajikan dalam narasi berikut:

1. Tujuan 1: Meningkatkan Pengelolaan Biodiversity/ keanekaragaman hayati dan Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup

Tujuan1terfokuspadapeningkatanpengelolaanbiodiversity/keanekaragaman

hayati. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya

alam hayati dan ekosistemnya, menjelaskan bahwa sumber daya alam hayati

adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati

(tumbuhan) dan hewani (satwa) yang bersama dengan unsur nonhayati

disekitarnya yang membentuk ekosistem. Pengelolaan sumber daya alam

hayati sendiri menjadi tanggungjawab pemerintah dalam hal ini pemerintah

Page 74: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

60 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

pusat dan daerah berikut juga masyarakat. Pentingnya pengelolaan sumber

daya alam hayati juga tertuang pada Renstra Kementrian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan Tahun 2015-2019 yang menempatkan keanekaragaman hayati

sebagai sasaran dalam pembangunan berkelanJtn dari aspek lingkungan hidup.

Di Indonesia berdasarkan data IUCN, terdapat 2 spesies satwa dalam kategori

punah, 66 spesies berkategori kritis, dan 167 spesies kondisi genting. Untuk

tumbuhan, 2 spesies punah, 11S spesies kritis, dan 72 spesies berstatus genting.

Sementara itu, di Kabupaten Kutai Timur terdapat 10 spesies mamalia yang

terancam punah dan 3 spesies diantaranya yaitu hewan yang dilindungi negara

yaitu Beruang Madu, Orangutan, dan Babi Hutan. Selain itu juga terdapat 6

spesies burung yang menjadi prioritas tinggi dilindungi dan 1 spesies prioritas

sangat tinggi (Permenhut No. S7 Tahun 2008). Untuk tumbuhan di Kabupaten

Kutai Timur terdapat 4 spesies yang terancam punah dan masuk dalam daftar

IUCN.

Tingginya sumber daya alam hayati di Kabupaten Kutai Timur berbanding

terbalik dengan alih fungsi lahan diantaranya hutan primer dan semak

belukar yang mengalami penyusutan paling ekstrim selama tahun

2000 hingga

2014, dan terjadi penambahan luas lahan tutupan untuk sawit

monokultur, pertambangan, dan permukiman selama tahun yang sama.

Dengan demikian, diperlukan rencana aksi terkait perlindungan

keaneragaman hayati di Kabupaten Kutai Timur yang meliputi

peningkatan pelestarian kawasan konservasi serta lora dan fauna yang

ada didalamnya, pemanfaatan lestari, dan peningkatan kualitas data dan

informasi keanekaragaman hayati

Page 75: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

61 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

No Tujuan Indikator Tujuan Target Akhir Sasaran Indikator Sasaran 1

2

3

4

5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Meningkatkan Indeks Kualitas Meningkatnya Persentase Kawasan 10% 10% 10% 10%

Pengelolaan Lingkungan konservasi sumber daya konservasi yang Biodiversity/ alam hayati dilestarikan

Keanekaragaman Meningkatnya Persentase luas kawasan 10% 10% 10% 10%

Hayati

pemanfaatan lestari konservasi yang siap sumber daya alam hayati untuk dimanfaatkan (pendidikan, ekowisata

dll)

Persentase luas RTH 28% 28% 28% 16% terhadap total luas kawasan perkotaan

Tabet 4. 1 Tujuan 1 dan Sasaran Jangka Menengah Petayanan DLH Kabupaten Kutai Timur

Target Kinerja Sasaran Pada Tahun Ke

Page 76: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

62 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

2. Tujuan 2: Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

Tujuan kedua dari Rencana strategis Dinas Lingkungan Hidup (DLH)

Kabupaten Kutai Timur memberi aksentuasi pada serangkaian upaya untuk

meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persoalan

ini menjadi sesuatu yang sangat signi ikan dan strategis karena dengan

holistisitas intervensi dan pengawalan daya dukung dan daya tampung

lingkungan, akar masalah lingkungan bisa diidenti ikasi dan bisa dijadikan

acuan dalam menyusun perencanaan dan implementasi pembangunan baik

yang berhubungan dengan lingkungan hidup maupun di sektor-sektor lain.

Persoalan daya dukung lingkungan yang harus ditingkatkan dan daya tampung

lingkungan yang harus dipertahankan agar tetap proporsional mengandaikan

adanya komitmen dan konsistensi daerah dalam merujuk capaian dan kinerja

DLH. Di titik ini kesempatan untuk kian memantapkan daya dukung dan daya

tampung lingkungan dari waktu ke waktu menjadi sesuatu yang harus segera

direspon DLH Kutai Timur.

Page 77: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

63 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Tabet 4. 2 Tujuan 2 dan Sasaran Jangka Menengah Petayanan DLH Kabupaten Kutai Timur

No Tujuan Indikator

Tujuan

Target

Akhir

Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran Target Kinerja Pada Tahun

I II III IV V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

2 Meningkatkan

Daya Dukung dan

Daya Tampung

Lingkungan

IKL Meningkatkan Daya

Dukung dan Tetap

Dipertahankannya

Daya Tampung

Lingkungan

Jumlah Pencemaran Lingkungan 15% 15% 15% 15% 15%

Jumlah Perusakan Lingkungan 1 data 1 data 1 data 1 data

Cakupan Pelaku Usaha yang Sudah

Menerapkan Pengelolaan Limbah dan limbah

B3

1 data 1 data 1 data 1 data

Cakupan Rumah Tangga di wilayah Perkotaan

yang sudah menerapkan pengelolaan limbah

20% 20% 20% 20% 20%

Cakupan UKM yang sudah menerapkan

pengelolaan limbah dan limbah B3

10 10 10 10

Cakupan Rumah Tangga di wilayah Perkotaan

yang sudah menerapkan pengelolaan limbah

2

IPAL

2 IPAL 2 IPAL 2

IPAL

Baku Mutu Lingkungan (Air, Udara, Tanah) 8 Kec 10

Kec

12 Kec 15 Kec 18

Kec

Page 78: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

64 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Tujuan kedua ini ditopang oleh satu sasaran yakni meningkatnya daya

dukung lingkungan dan dipertahankannya daya tampung lingkungan secara

proporsional. Sasaran ini akan bisa terwujud sebagai kinerja dan keberhasilan

DLH ketika 7 indikator sasaran bisa dipenuhi dan memberikan hasil yang

maksimal. Dengan meningkatnya daya dukung lingkungan diharapkan beberapa

ideal kebijakan yang lebih besar seperti spirit green economy Provinsi

Kalimantan Timur maupun target perbaikan Lingkungan Hidup secara nasional

bisa didukung oleh perbaikan peningkatan daya dukung lingkungan di tingkat

Kabupaten Kutai Timur. Hal yang sama berlaku juga untuk hitung-hitungan yang

proporsional dan seimbang mengenai posisi daya tampung lingkungan hidup di

Kutai Timur. Daya tampung lingkungan yang masih proporsional ini diharapkan

bisa dipertahankan untuk keberlanJtn maupun kelangsungan lingkungan hidup

yang tentunya berkontribusi bagi kemajuan dan pengembangan wilayah.

Sasaran ini memiliki tujuh indikator sasaran yakni:

a. Jumlah Pencemaran Lingkungan. Jumlah pencemaran Lingkungan

menjadi sesuatu yang harus ditekan hingga berada di angka nol. Namun,

ideal ini tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan sumber daya

yang ada. Pentahapan target capaian dalam 5 tahun periode Renstra

menjadi sesuatu yang penting untuk melihat tren penurunan jumlah

pencemaran lingkungan hingga angka nol.

b. Jumlah Perusakan Lingkungan. Jumlah perusakan lingkungan hidup

menjadi indikator yang juga bisa menggambarkan sejauh mana daya

dukung lingkungan nantinya bisa ditingkatkan. lnstrumentasi ini berbasis

pada isu lingkungan yang ada juga tugas dan fungsi DLH yang selama ini

dijalankan DLH.

c. Volume Sampah. Sebagai indikator yang diusahakan beberapa instansi,

volume sampah juga bisa menampung kinerja DLH, khususnya pada

perbaikan perilaku, kebiasaan dan kreativitas masyarakat. Jika secara

teknis, proses pengangkutan sampah ke TPA dilakukan oleh UPTD

Persampahan, maka DLH Kutai Timur dengan serangkaian kerjanya

akan memastikan bahwa masyarakat benar-benar teredukasi di level

kognisinya untuk mengerti dan paham mengenai apa itu, bahaya dan

ancaman lingkungan yang bisa terjadi dengan adanya pengelolaan sampah

yang buruk.

d. Cakupan Pelaku Usaha yang Sudah Menerapkan Pengelolaan Limbah

dan Limbah 83. Fokus indikator ini adalah pada penyadaran para pelaku

usaha yang kemudian disusul dengan pengawalan dan pengawasan di level

implementasinya.

e. Cakupan UKM yang sudah menerapkan pengelolaan limbah dan

limbah 83. Jika pada indikator sebelumnya titik tekan kinerja DLH ada

Page 79: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

65 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

pada interaksi dan konektivitasnya dengan pelaku usaha besar, makan

pada indikator ini, DLH terkoneksi dengan rangkaian upaya penyadaran

dan pengembangan kapasitas pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).

f. CakupanRumahTanggadiwilayahPerkotaanyangsudahmenerapkan

pengelolaan limbah. Indikator ini adalah kelanJtn pengukuran kinerja

DLH khususnya yang berkaitan dengan kinerja dan pelayanan DLH di

tengah masyarakat. Tingkat kesadaran dan kreativitas masyarakat dalam

mengelola limbah rumah tangga akan diuji di satu sisi dan di sisi lainnya

akan menjadi ukuran apakah DLH Kutai Timur berhasil dalam penguatan

pengelolaan limbah di level masyarakat.

g. Baku Mutu Lingkungan (Air, Udara, Tanah). Pengujian kelayakan untuk

menentukan baku mutu membutuhkan konsentrasi dan kerja serius dari

DLH Kutai Timur. Sebagai indikator yang nantinya mendukung tujuan

peningkatan daya dukung dan daya saing lingkungan hidup, perbaikan dan

peningkatan baku mutu lingkungan menjadi salah satu jawaban

bagaimana DLH berhasil dalam pelayanannya.

3. Tujuan 3: Meningkatkan Tata Kelola Lingkungan Hidup

Tujuan ketiga dari Renstra DLH ini dirumuskan guna meningkatkan

pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Kutai Timur. Sebagai Kabupaten

yang memiliki potensi alam yang besar, tata kelola lingkungan yang baik sangat

dibutuhkan untuk menjaga kualitas lingkungan hidup di Kutai Timur. Tata

kelola lingkungan ini dibutuhkan agar pemanfaatan lingkungan, baik itu

yang dilakukan oleh masyarakat, pelaku usaha maupun pemerintah,

memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Permasalahan yang banyak

ditemui selama ini adalah aspek pemanfaatan yang mengabaikan pelestarian

lingkungan. Akibatnya, terjadi degradasi lingkungan secara besar-besaran yang

berdampak pada keseimbangan alam yang salah satunya dicirikan dengan

munculnya sejumlah bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu

menjadi penting untuk meningkatkan tata kelola lingkungan dengan

menyediakan payung regulasi terkait pemanfaatan dan pelestarian lingkungan

hidup, mengawasi penerapan regulasi lingkungan hidup, menyediakan data

lingkungan hidup sebagai basis pengambilan kebijakan serta meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Page 80: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

66 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Tabet 4. 3 Tujuan 3 dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Lingkungan Hidup

Page 81: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

67 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Selanjutnya penetapan tujuan untuk meningkatkan tata kelola lingkungan

hidup dimaksudkan untuk mencapai kondisi meningkatnya kepatuhan

terhadap regulasi lingkungan hidup dan meningkatnya partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan lingkungan hidup. Masing-masing kondisi tersebut

memiliki ukuran keberhasilan pencapaian kinerja (indikator sasaran).

Sasaran meningkatnya kepatuhan terhadap regulasi lingkungan hidup memiliki

indikator sasaran persentase penerapan kebijakan lingkungan. Asumsinya

adalah bahwa untuk mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang baik,

dibutuhkan kebijakan yang mengatur pemanfaatan sekaligus pelestarian

lingkungan hidup. Untuk memastikan bahwa kebijakan yang tersedia

tersebut dipatuhi oleh masyarakat, pelaku usaha maupun pemerintah, maka

dilakukanlah serangkaian upaya yang dilakukan oleh DLH untuk mengetahui

bahwa kebijakan (dalam bentuk regulasi) lingkungan telah diterapkan secara

baik oleh masyarakat, pelaku usaha maupun pemerintah. Upaya yang dilakukan

oleh DLH tersebut selanjutnya digunakan sebagai indikator kinerja sasaran

OPD ini. Cara penghitungan indikator tersebut dilakukan dengan membagi

jumlah kebijakan lingkungan yang diterapkan dengan total jumlah kebijakan

yang ada dikalikan seratus persen.

Sasaran kedua dari tujuan ini adalah meningkatnya partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan lingkungan hidup dengan indikator sasaran persentase

kelompok masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Sebagai bagian terbesar dari entitas Kabupaten Kutai Timur, masyarakat

Kutai Timur memiliki peran strategis dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Lingkungan hidup yang memiliki dimensi yang cukup banyak membutuhkan

keterlibatan aktif dari masyarakat. Meningkatnya partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan lingkungan hidup ini selanjutnya dijadikan indikator

sasaran DLH.

C. Strategi dan Kebijakan Dinas Lingkungan Hidup

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan DLH

dalam lima tahun mendatang. Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan

perencanaan komperhensif tentang bagaimana OPD mencapai tujuan dan

sasaran dengan efektif dan e isien. Dengan pendekatan yang komprehensif,

strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategik tidak saja

mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program yang

Page 82: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

68 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

mendukung dan menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan

dengan baik, termasuk di dalamnya upaya memberbaiki kinerja dan kapasitas

birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi.

Berikut di bawah ini adalah strategi dan arah kebijakan DLH:

1. Strategi dan Arah Kebijakan Tujuan 1: Meningkatkan Pengelolaan

Biodiversity/keanekaragaman hayati dan Meningkatkan Kualitas

Lingkungan Hidup

Dalamrangka mengakselarasi tujuan pertama dan sasaranya, maka dirumuskan

strategi dan arah kebijakan untuk lebih menfokuskan program dan kegiatan,

sehingga meningkatkan pengelolaan biodiversity/keanekaragaman hayati

dapat diwujudkan. Adapun arah kebijakan yang akan diterapkan dalam kurun

waktu lima tahun ke depan adalah sebagai berikut:

Tabet 4. 4 Strategi dan Arah Kebijakan Tujuan 1

Dinas Lingkungan Hidup

Berikut ulasan strategi dan arah kebijakan yang berhubungan dengan tujuan

pertama:

a. Peningkatan konservasi sumber daya alam di kawasan konservasi dan

lindung. Strategi ini memerankan tugas DLH untuk terlibat secara langsung

dalam menjaga kelestarian sumber daya alam hayati. Adapun pelestarian

yang dilakukan terbatas pada kawasan ekosistem esensial sesuai dengan

kewenangan pemerintah Kabupaten Kutai Timur.

b. Pengembangan kawasan lindung dan konservasi sebagai kawasan

ekowisata. Strategi ini memberikan tantangan baru untuk DLH, tidak

hanya melakukan pelestarian sumber daya alam hayati, juga terlibat

Page 83: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

69 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

untuk promosi dan edukasi sumber daya alam hayati yang dimiliki oleh

Kabupaten Kutai Timur. Promosi dan edukasi yang dilakukan diharapkan

mampu mendorong partisipasi masyarakat untuk turut terlibat dalam

pelestarian sumber daya alam hayati.

c. Peningkatan luas kawasan RTH. Strategi ini sesuai dengan tugas dan

fungsi DLH untuk melaksanakan koordinasi dan mendorong perluasan

kawasan RTH diwilayah perkotaan. Adapun fokus pengembangan RTH ini

dilakukan hingga tingkat kecamatan, sehingga diakhir masa Renstra setiap

kecamatan memiliki RTH yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat dan

juga mendukung lingkungan yang lestari.

2. Strategi dan Arah Kebijakan Tujuan 2: Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

Untuk mengakselerasi, mendukung atau bahkan memastikan tujuan-tujuan

yang ada bisa diimplementasikan dalam program dan kegiatan DLH secara

maksimal, dibutuhkan beberapa strategi dan arah kebijakan yang diharapkan

bisa memberi kepastian mengenai pusat intervensi, aktor, sumber daya, lokasi,

dan batasan-batasan pengukuran kinerja lainnya yang objektif dan terpadu.

Berikut dipaparkan strategi dan arah kebijakan yang terkait dengan tujuan

kedua Renstra DLH Kutai Timur.

Tabet 4. 5 Strategi dan Arah Kebijakan Tujuan 2

Dinas Lingkungan Hidup

Tujuan: Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya Daya Dukung dan Tetap Dipertahankanya Daya Tampung Lingkungan

Peningkatan koordinasi antar stakeholder dalam pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan perusakan

Perlindungan kawasan daya tampung dan daya dukung lingkungan

Pencegahan pencemaran dan perusakan di kawasan-kawasan rawan bencana

lingkungan Peningkatan kualitas air rawa di Kawasan Esensial Lahan Basah

Pengembangan laboratorium lingkungan

Peningkatan kualitas air sungai Sangatta,

Sungai Bengalon, Sungai Muara Wahau, Sungai

Karangan

Peningkatan pengelolaan Pengembangan kebijakan dan teknologi

sampah pengelolaan sampah

Peningkatan pengelolaan Intensi ikasi pengawasan pengelolaan limbah

limbah secara mandiri perusahaan dan domestik

Peningkatan Kualitas Air, Peningkatan pengawasan dan pembinaan

Udara dan Tanah mengenai kualitas Air, Udara dan Tanah

Page 84: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

70 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Berikut ulasan strategi dan arah kebijakan yang berhubungan dengan tujuan

kedua:

a. Peningkatan Koordinasi antar-stakeholder dalam pencegahan dan

penanggulangan pencemaran dan perusakan lingkungan. Strategi

ini memainkan peran besar DLH sebagai koordinator lintar-sektor dan

stakeholder khususnya dalam merumuskan dan mencapai cita-cita besar

terkait pengentasan pencemaran dan perusakan lingkungan. Ujung dari

strategi ini adalah semakin membaiknya kualitas, daya dukung dan daya

tampung lingkungan dari waktu ke waktu. Beberapa arah kebijakan yang

dipakai dalam memperkuat strategi ini adalah: a. perlindungan kawasan

daya tampung dan daya dukung lingkungan, b. pencegahan pencemaran

dan perusakan di kawasan-kawasan rawan bencana, c. peningkatan

kualitas air rawa dan di kawasan esensial lahan basah, d. pengembangan

laboratorium lingkungan, dan e.peningkatan kualitas air Sungai Sangatta,

Bengalon, Muara Wahau dan Karangan.

b. Peningkatan Pengelolaan Sampah. Merujuk pada tugas bersama

DLH dan beberapa instansi terkait persoalan ini, sepantasnya gebrakan

kolaboratif yang holistis diintegrasikan dalam strategi ini. Pengelolaan

sampah jangan lagi dititikberatkan hanya kepada salah satu fungsi, unit

atau OPD. Dengan kapasitasnya yang harus kuat dalam perumusan dan

perencanaan, DLH Kutai Timur diharapkan mampu mendukung strategi ini

dengan arah kebijakannya yakni pengembangan kebijakan dan teknologi

pengelolaan sampah.

c. Peningkatan Pengelolaan limbah secara mandiri. Strategi ini berada

di level koordinasi yang diharapkan bisa memperkuat pengelolaan

lingkungan dari sudut pandang identi ikasi, penjaringan, pengembangan

dan penguatan partisipasi masyarakat secara luas. Tentunya fokus strategi

ini harus juga memberi ruang pada pelaku usaha besar-menengah-kecil

dan masyarakat kebanyakan. Dan untuk itu untuk mendukung strategi

ini DLH Kutai Timur menentukan arah kebijakan yang lebih merujuk

pada kedalaman dan inti partisipasi yakni, Intensi ikasi pengawasan

pengelolaan limbah perusahaan dan domestik.

d. Peningkatan Kualitas Air, Udara dan Tanah. Strategi ini dijalankan

sebagai salah satu kompetensi intifpenting DLH (core competency). Kinerja

DLH sebagai badan yang paling bertanggung jawab untuk soal perbaikan

dan peningkatan kualitas lingkungan hidup ditentukan salah satunya

melalui strategi ini. Arah kebijakan yang digunakan di sini adalah

Peningkatan pengawasan dan pembinaan mengenai kualitas Air, Udara

dan Tanah. Diharapkan dengan pendekatan yang integratif antara arah

kebijakan dan strategi yang diusung, cita-cita lingkungan sehat dan

nyaman bisa menjadi sesuatu yang nyata.

Page 85: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

71 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

3. Meningkatkan Tata Kelola Lingkungan Hidup

Untuk memastikan bahwa tujuan yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan

pemecahan permasalahan serta fokus dan lokus yang akan dituju, maka

dibutuhkan beberapa strategi dan arah kebijakan yang diharapkan bisa

memberi kepastian mengenai pusat intervensi, aktor, sumber daya, lokasi,

dan batasan-batasan pengukuran kinerja lainnya yang objektif dan terpadu.

Berikut dipaparkan strategi dan arah kebijakan yang terkait dengan tujuan

ketiga Renstra DLH Kutai Timur.

Tabet 4. 6 Strategi dan Arah Kebijakan Tujuan

Dinas Lingkungan Hidup

Dalam konteks ini DLH memiliki peran yang sangat strategis sebagai

penganggungjawab sebagian dari urusan lingkungan yang ada di Kabupaten

Kutai Timur. Sehingga, dalam rangka meningkatkan tata kelola lingkungan

hidup perlu dirumuskan strategi pembinaan dan penegakan hukum lingkungan

dilakukan. Strategi tersebut difokuskan padapembinaan dan Pengawasan

terhadap pelaku usaha dan masyarakat serta peningkatan Partisipasi

Masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan (air, udara, tanah). Asumsinya,

ketika tata kelola lingkungan hidup di Kabupaten Kutai Timur dari hulu sampai

hilir telah diintervensi dengan baik, maka resiko kerusakan lingkungan dapat

diminimalis

Page 86: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

72 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini akan dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator

kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif. Program DLH merupakan

program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi DLH. Rencana

program prioritas beserta indikator keluaran program dan pagu, selanjutnya

dijabarkan kedalam rencana kegiatan. Kegiatan dipilih berdasarkan strategi

dan kebijakan jangka menengah DLH. Indikator keluaran program prioritas

yang telah ditetapkan tersebut, merupakan indikator kinerja program yang

berisi outcome program. Outcome merupakan manfaat yang diperoleh

dalam jangka menengah untuk bene iciaries tertentu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

Berikut di bawah ini adalah paparan rencana program dan kegiatan, indikator

kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif yang disajikan pertujuan:

A. Tujuan 1: Meningkatkan Pengelolaan Biodiversity/

Keanekaragaman Hayati

Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya memiliki peranan penting dalam

lingkaran kehidupan. Unsur-unsur sumber daya alam hayati pada dasarnya

Page 87: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

73 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

memiliki ketergantungan satu sama lain, sehingga kerusakan dan kepunahan

salah satu unsur berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem. Sementara

itu, persoalan keanekaragaman hayati yang terjadi di Kabupaten Kutai Timur

adalah semakin meningkatnya kepunahan flora dan fauna akibat menyusutnya

luas hutan primer yang menjadi ekosistem akibat aktivitas manusia.

Dengan demikian diperlukan berbagai tindakan-tindakan seperti: pencegahan

hilangnya keanekaragaman hayati yang tidak dapat dipulihkan, merumuskan

solusi-solusi aternatif yang dapat memperkecil kepunahan keanekaragaman

hayati, mencari perluang mitigasi dan rehabilitasi terkait pemulihan

keanekaragaman hayati. Adapun program dan kegiatan yang dapat dilakukan

dalam kurun waktu 2016-2020 untuk menjaga kelestarian sumber daya alam

hayati adalah sebagai berikut:

1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

• Pendataan Keanekaragaman Hayati

• Perlindungan kawasan karst

• Perlindungan kawasan lahan basah

• Penyusunan dan penetapan dokumen wilayah ekoregion Kab. Kutai

Timur

2. Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan-

kawasan konservasi laut dan hutan

• Promosi kawasan ekowisata

• Edukasi dan sosialiasi sumber daya alam hayati di kawasan konservasi

• Pengembangan kerjasama dalam penelitian di kawasan konservasi

3. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

• Pengembangan kawasan RTH

B. Tujuan 2. Meningkatkan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan

Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup memberikan gambaran jelas

mengenai kesiapan dan ketangguhan pemerintah daerah dalam menjamin

adanya pengelolaan dan pengendalian yang maksimal terhadap lingkungan

hidup.Konsentrasipadapenyusunandokumenperencanaan,kajian,peyusunan

dokumen acuan sampai pada pelaksanaan program dan kegiatan pendukung

adalah hal-hal yang diharapkan bisa memberikan gambaran kinerja yang

Page 88: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

74 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

objektif mengenai daya dukung dan daya tampung lingkungan yang boleh jadi

selama ini terabaikan dalam dinamika kebijakan yang ada.

Tujuan 3: Meningkatkan Tata Kelola Lingkungan Hidup

Aspek tata kelola merupakan aspek yang cukup strategis dalam pengelolaan

lingkungan hidup. Denganya, hal-hal yang telah ditetapkan pada tujuan 1

dan tujuan 2 dapat bergerak sinergis dengan tetap memperhatikan aspek

kelestarian serta pelestarian lingkungan hidup. Aspek tata kelola ini sengaja

dirumuskan oleh DLH Kutai Timur sebagai garansi bahwa spirit pembangunan

yang diselenggarakan oleh Kabupaten Kutai Timur adalah pembangunan yang

berkelanjutan.

Selanjutnya untuk memastikan hal-hal tersebut kemudian disiapkanlah

seperangkat instrumen yang memayungi penataan dan pengelolaan

lingkungan hidup di Kutai Timur. Salah satu instrumen tersebut adalah

adanya regulasi yang mengatur penataan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Dinas Lingkungan Hidup memiliki kewajiban memantau penerapan sejumlah

regulasi lingkungan hidup dalam rangka mengendalikan pencemaran dan

perusakan lingkungan Hidup serta merehabilitasi serta memulihkan cadangan

alam. Upaya besar yang dibahasakan sebagai program tersebut didukung

oleh sejumlah kegiatan, diantaranya adalah penanganan kasus lingkungan,

Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan (Amdal, UKL-UPL, SPPL),

penyusunan RPPLH, penyusunan dokumen status lingkungan hidup daerah

(SLHD), penyusunan database lingkungan hidup, pengawasan pelaksanaan

terhadap izin lingkungan, penyusunan kebijakan teknis pengendalian

pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, pemantauan kualitas air sungai,

peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA

serta persipan dan evaluasi penilaian adipura.

Secara detail program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan

pendanaan indikatif untuk tujuan 1, tujuan 2, dantujuan 3 disajikan pada Tabel 5.1.

Page 89: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

75 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Tabel 5. 1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

2,05

2.05.01.01

2.05.01.01.02 Penyediaan Jasa

Komunikasi, Sumber

Daya Air dan Listrik

Peningkatan

Kapasitas

Pemerintahan

Tersedianya

Jasa

Komunikasi

Listrik dan Air

100% 40.000.000 100% 40.000.000 100% 65.000.000 100% 50.784.800 100% 195.784.800

2.05.01.01.07 Penyediaan Jasa

Administrasi

Keuangan

Persentase

Pelaksanaan

Jasa Keuangan

Terlaksananya

Jasa Keuangan

80% 546.967.500 100% 65.320.000 80% 160.000.000 100% 246.362.790 100% 340.532.200 100% 1.359.182.490

2.05.01.01.08 Penyediaan Jasa

Kebersihan Kantor

Peningkatan

Kapasitas

Pemerintahan

Terlaksananya

Kebersihan

Kantor

100% 222.852.000 100% 129.800.000 100% 352.652.000

2.05.01.01.10 Penyediaan Alat Tulis

Kantor

Jumlah Alat

Tulis Kantor

yang Tersedia

Tersedianya

Alat Tulis

Kantor

70% 48.556.000 75% 30.000.000 100% 47.813.800 100% 126.369.800

2.05.01.01.16 Penyediaan Makanan

dan Minuman Rapat

Peningkatan

Kapasitas

Pemerintahan

Tersedianya

Makan dan

Minum Rapat

10 Kali 30.000.000 11 Kali 33.280.000 11 Kali 55.384.800 50 Kali 118.664.800

2.05.01.01.17 Rapat-Rapat

Koordinasi dan

Konsultasi ke Luar

Daerah

Peningkatan

Kapasitas

Kelembagaan

Terlaksananya

Menghadiri

Rapat/

Undangan/Koor

dinasi/Konsulta

si

50 Kali 415.000.000 20 Kali 173.000.000 20 Kali 419.477.100 20 Kali 354.330.350 110 kali 1.361.807.450

2.05.01.01.19 Rapat-Rapat

Koordinasi dan

Konsultasi ke Dalam

Daerah

Peningkatan

Kapasitas

Pemerintahan

Meningkatnya

Jumlah

Menghadiri

Rapat/Koordina

si

30 Kali 118.000.000 10 Kali 40.000.000 20 Kali 60.000.000 20 Kali 106.177.600 80 kali 324.177.600

1.08.01.00.01.19 Rapat-rapat

Koordinasi dan

Konsultasi di Dalam

dan Luar Daerah

Peningkatan

Kapasitas

Kelembagaan

Terlaksananya

Menghadiri

Rapat/

Undangan/Koor

dinasi/Konsulta

si

18 Kali 494.620.262 18 kali 494.620.262

1.08.01.00.01.21 Penyediaan

Pelayanan

Operasional Kantor

Kelancaran

Operasional

Kantor

Terlaksananya

Pelayanan

Opersional

Kantor

80% 244.901.843 80% 244.901.843

1.08.01.00.01.22 Pembuatan Laporan

dan Evaluasi Program

dan Kegiatan

Jumlah Buku

Laporan dan

Evaluasi

Tersedianya

Laporan dan

Evaluasi

Program dan

Kegiatan

20 Buku 83.611.750 20 Buku 83.611.750

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan 2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH

Lingkungan Hidup

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2016Tujuan SasaranIndikator

Sasaran

Meningkatnya

kelancaran

administrasi

perkantoran

Meningkatny

apenyelengg

araan tata

pemerintaha

n di bidang

lingkungan

hidup yang

efektif,

efisien dan

akuntabel

Meningkatn

ya kinerja

penyelengga

raan tata

pemerintaha

n di bidang

lingkungan

hidup yang

efektif,

efisien,

transparan

dan

akuntabel

Page 90: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

76 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

2.05.01.02

2.05.01.02.05 Pengadaan kendaraan

dinas/operasional

Peningkatan

kelancaran

tugas

Terpeliharanya

kendaraan

dinas

3 Unit 1.500.000.000 4 Unit 1.840.295.600 4 Unit 581.000.000 11 Unit 3.921.295.600

2.05.01.01.02.10 Pengadaan Meubelair Peningkatan

kelancaran

tugas

Tersedianya

Meubeair

50% 200.000.000 50% 200.000.000

2.05.01.02.22 Pemeliharaan

rutin/berkala gedung

kantor

Peningkatan

Kapasitas

Pemerintahan

Terlaksananya

pemeliharaan

gedung kantor

80% 241.095.305 75% 90.000.000 100% 70.000.000 80% 88.018.500 80% 201.887.300 80% 691.001.105

2.05.01.02.23 Pemeliharaan

rutin/berkala mobil

jabatan

Peningkatan

kelancaran

tugas

Terpeliharanya

mobil dinas

5 Unit 288.500.000 3 Unit 80.000.000 5 Unit 55.000.000 5 unit 258.897.350 18 Unit 682.397.350

2.05.01.02.30 Pemeliharaan

rutin/berkala peralatan

kantor

Peningkatan

kelancaran

tugas

Terpeliharanya

peralatan

kantor

100% 111.500.000 100% 111.500.000

1.08.01.00.02.36 Pengadaan Meubelair,

Peralatan dan

Perlengkapan kantor

Persentase

Kebutuhan

Meubelair,

Peralatan dan

Perlengkapan

Kantor

Tersedianya

Meubelair,

Peralatan dan

Perlengkapan

Kantor

75% 165.733.000 75% 165.733.000

2.05.01.03

Meningkatnyapen

yelenggaraan tata

pemerintahan di

bidang lingkungan

hidup yang efektif,

efisien dan

akuntabel

Meningkatn

ya kinerja

penyelengga

raan tata

pemerintaha

n di bidang

lingkungan

hidup yang

efektif,

efisien,

transparan

dan

Meningkatnya

disiplin

aparatur (%)

2.05.01.03.02 Pengadaan pakaian

dinas beserta

perlengkapannya

Peningkatan

kelancaran

tugas

Tersedianya

pakaian dinas

untuk pegawai

100% 100.000.000 100% 100.000.000

Meningkatnyapen

yelenggaraan tata

pemerintahan di

bidang lingkungan

hidup yang efektif,

efisien dan

akuntabel

Meningkatn

ya kinerja

penyelengga

raan tata

pemerintaha

n di bidang

lingkungan

hidup yang

efektif,

efisien,

transparan

dan

akuntabel

Meningkatnya

kapasitas

aparatur

1.08.01.00.05.01 Pendidikan dan

Pelatihan Formal

Jumlah Personil

yang mengikuti

pelatihan teknis

Tersedianya

SDM yang

memiliki

kemampuan

teknis di BLH

33 Orang 98.227.688 33 Orang 98.227.688

2.05.01.06

2.05.01.01.06.07 Penyusunan Rencana

Strategis (Renstra)

Penyusunan

Rencana

Strategis

Tersedianya

Dokumen

Renstra Dinas

Lingkungan

Hidup

1 Buku 245.514.603 1 Buku 206.894.000 1 Buku 452.408.603

2.05.01.06.01 Penyusunan Laporan

Capaian Kinerja dan

Ikhtisar Realisasi

Kinerja SKPD

Pelaksanaan

Administrasi

Tertib Laporan

Tersedianya

Laporan

Capaian

Kinerja

2 Dokumen 86.600.000 2 Dokumen 70.000.000 2 Dokumen 98.672.400 6 Dokumen 255.272.400

2.05.01.06.50 Fasilitasi

Penyelesaian

Kewajiban Kepada

Pihak Ketiga

Persentase

terlaksananya

penyelesaian

kewajiban

kepada pihak

ketiga

Terselesaikann

ya kewajiban

kepada pihak

ketiga

100% 309.001.000 100% 401.350.000 100% 710.351.000

2.05.01.06.08 Penyusunan Laporan

Keuangan

Semesteran dan Akhir

Tahun

Pelaksanaan

Administrasi

Tertib Laporan

Tersedianya

Laporan

Keuangan

2 Laporan 156.680.000 2 Laporan 156.680.000

Meningkatnyapen

yelenggaraan tata

pemerintahan di

bidang lingkungan

hidup yang efektif,

efisien dan

akuntabel

Meningkatn

ya kinerja

penyelengga

raan tata

pemerintaha

n di bidang

lingkungan

hidup yang

efektif,

efisien,

transparan

dan

akuntabel

terpenuhinya

kebutuhan

sarana dan

prasarana

Meningkatnyapen

yelenggaraan tata

pemerintahan di

bidang lingkungan

hidup yang efektif,

efisien dan

akuntabel

Meningkatn

ya kinerja

penyelengga

raan tata

pemerintaha

n di bidang

lingkungan

hidup yang

efektif,

efisien,

transparan

dan

akuntabel

meningkatnya

akuntabilitas

kinerja

aparatur

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Tujuan SasaranIndikator

SasaranProgram dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan 2017 2018 2019 2020Kode

Page 91: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

77 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

1.08.01.00.17

Pendataan

Keanekaragaman

Hayati

Database Kehati Tersedianya

Database

Kehati

-

Perlindungan

Kawasan Karst

Luas Kawasan

Karst yang

Dilindungi

Tersedianya

Kawasan Karst

yang Dilindungi

-

Penyusunan Profil

Tutupan Lahan

Dokumen Profil

Tutupan Lahan

Tersedianya

Dokumen Profil

Tutupan Lahan

-

Identifikasi

Masyarakat Hukum

Adat dan Kearifan

Lokal

Dokumen MHA

dan Kearifan

Lokal

Tersedianya

Dokumen MHA

dan Kearifan

Lokal

-

Perlindungan Koridor

Orang Utan

Luas Koridor

Orang Utan

yang Dilindungi

Tersedianya

Koridor Orang

Utan yang

Dilindungi

-

Perlindungan

Kawasan Lahan

Basah

Luas Kawasan

Lahan Basah

Tersedianya

Kawasan

Lahan Basah

-

Penyusunan Dokumen

Wilayah Ekoregion

Kab. Kutai Timur

Peta Region Per

Kecamatan

Tersedianya

Peta Region

Per Kecamatan

-

1.08.01.00.17.01 Konservasi Sumber

Daya Air dan

Pengendalian

Kerusakan Sumber-

Sumber Air

Peningkatan

Pendataan

Sumber Daya

Air dan

Kerusakan

Sumber Daya

Air

Jumlah Lokasi

Sumber Daya

Air dan

Kerusakan

Sumber daya

Air

20 Lokasi 134.318.500 20 Lokasi 134.318.500

1.08.01.00.17.05 Pengendalian Dampak

Perubahan Iklim

Peningkatan

Rapat

Koordinasi Antar

Stakeholder

Dalam

Pengendalian

Dampak

Perubahan Iklim

Jumlah

Koordinasi

dalam

Pengendalian

Dampak

Perubahan

Iklim

4 Kali 72.626.400 4 Kali 72.626.400

1.08.01.00.17.08 Pengendalian dan

Pengawasan

Pemanfaatan SDA

Peningkatan

Pengawasan

dan Evaluasi

Pelaku Usaha/

Kegiatan yang

wajib AMDAL

Jumlah Pelaku

Usaha/

Kegiatan yang

diawasi dan di

Evaluasi

45 Usaha 193.723.199 45 Usaha 193.723.199

1.08.01.00.17.10 Pengelolaan

Keanekaragaman

Hayati dan Ekosistem

Peningkatan

Pendataan

Keanekaragama

n hayati dan

Ekosistem

Jumlah

Kecamatan

yang terdata

keanekaragam

an hayati dan

ekosistem

1

Kecamatan

9.439.250 1

Kecamatan

9.439.250

1.08.01.00.17.15 Koordinasi

Peningkatan

Pengelolaan Kawasan

Konservasi

Peningkatan

Koordinasi

Pengelolaan

Konservasi

Jumlah

Koordinasi

Pengelolaan

Kawasan

Konservasi

6 Kali 38.498.700 6 Kali 38.498.700

Program Perlindungan dan Konservasi SDA

Meningkatkan

Pengelolaan

Bioiversity/

Keanekaragam

an Hayati

Meningkatn

ya

Konservasi

SDA Hayati

Persentase

Kawasan

Konservasi

yang

Dilestarikan

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan 2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan SasaranIndikator

Sasaran

Page 92: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

78 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

2.05.01.01.24

2.05.01.01.24.12 Penataan RTH Jumlah Lokasi

Taman yang

Terbangun

Tersedianya

Lokasi Taman

yang

Terbangun

5 Lokasi 59.663.000 5 Lokasi 100.000.000 5 Lokasi 159.663.000

Pemeliharaan RTH Luas RTH

Terpelihara

Tersedianya

RTH yang

Terpelihara

-

Penyusunan dan

Analisis Data /

Informasi Pengelolaan

RTH

Database RTH Tersedianya

Database RTH

-

1.08.01.00.21

Promosi Kawasan

Ekowisata

Jumlah Informasi

yang

Disebarluaskan

Melalui Website

Daerah

Tersedianya

Informasi yang

Disebarluaskan

Melalui

Website

Daerah

-

Jumlah Leaflet

yang

Disebarluaskan

Tersedianya

Leaflet yang

Disebarluaskan

-

Jumlah Pameran

yang Dilakukan

Terlaksananya

Pameran

Promosi

Kawasan

Ekowisata

-

Edukasi Sosialisasi

SDA Hayati di

Kawasan Konservasi

Jumlah

Pengunjung

Kawasan

Konservasi yang

Teredukasi

Terwujudnya

Pengunjung

Kawasan

Konservasi

yang

Teredukasi

-

1.08.01.00.21.01 Pengembangan

Ekowisata dan Jasa

Lingkungan

Dikawasan Konservasi

Peningkatan

Persentase

Pengelolaan

Ekowisata dan

Jasa lingkungan

di Kawasan

Konservasi

PersentaseKeh

adiran Petugas

Penjaga Hutan

WEHEA

35% 295.940.650 35% 295.940.650

Program Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan di Kawasan Konservasi Laut dan Hutan

Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Meningkatkan

Pengelolaan

Bioiversity/

Keanekaragaman

Hayati

Meningkatn

ya

Pemanfaata

n Lestari

Sumber

Daya Alam

Hayati

Persentase

Luasan RTH

Terhadap

Total Luasan

Kawasan

Perkotaan

Meningkatn

ya

Pemanfaata

n Lestari

SDA Hayati

Persentase

Luas

Kawasan

Konservasi

yang Siap

untuk

dimanfaatkan

(Pendidikan,

ekowisata, dll)

Meningkatkan

Pengelolaan

Bioiversity/

Keanekaragaman

Hayati

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan 2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan SasaranIndikator

Sasaran

Page 93: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

79 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan Sasaran

Indikator

Sasaran

2.05.01.16

Penyusunan Kajian

Daya Dukung dan

Daya Tampung

Lingkungan Hidup

Dokumen Kajian

Daya Dukung

dan Daya

Tampung

Lingkungan

Hidup

Tersedianya

Dokumen

Kajian Daya

Dukung dan

Daya Tampung

Lingkungan

Hidup

-

Penyusunan

Masterplan

Peningkatan Kualitas

Air Sungai Sangatta

Dokumen

Masterplan

Tersedianya

Dokumen

Masterplan

-

Pengendalian

Kerusakan Rawa

Luas Area Rawa

Dalam Keadaan

Baik

Tersedianya

Area Rawa

Dalam

Keadaan Baik

-

2.05.01.16.29 Pendidikan dan

Pelatihan

Laboratorium

Lingkungan Hidup

Jumlah Peserta

dengan Nilai

Diklat

Lingkungan

Hidup A

Terwujudnya

Peserta

dengan Nilai

Diklat

Lingkungan

Hidup A

2 Orang 75.000.000 2 Orang 26.219.460 2 Orang 50.000.000 6 Orang 151.219.460

2.05.01.01.15.19 Pengadaan Sarana

dan Prasarana

Laboratorium

Lingkungan

Jumlah

Peralatan

Laboratorium

Lingkungan

Tersedianya

Peralatan

Laboratorium

Lingkungan

5 Unit 70.000.000 5 Unit 70.000.000

1.08.01.00.16.20 Peningkatan Sarana

dan Prasarana

Laboratorium

Lingkungan

Peningkatan

Sarana dan

Prasarana

Laboratorium

Lingkungan

Jumlah Sarana

dan Prasarana

Laboratorium

Lingkungan

40% 60.914.000 40% 60.914.000

Penetapan Kawasan

Rawan Bencana

Lingkungan

Peta Kawasan

Beresiko Rawan

Bencana

Lingkungan

Dengan Skala

1:50000

Tersedianya

Peta Kawasan

Beresiko

Rawan

Bencana

Lingkungan

Dengan Skala

1:50000

-

Pelaksanaan Proses

Perizinan Land

Application

Jumlah Izin LA Terlaksananya

Perizinan LA

-

2.05.01.16.30 Peningkatan

Konservasi Daerah

Tangkapan Air dan

Sumber-sumber Air

(DBH-DR)

Luas DTA di

Waduk

Tersedianya

DTA di Waduk

30 Ha 1.000.000.000 35 Ha 8.000.000.000 227 Ha 20.000.000.000 292 29.000.000.000

Luas DTA di

Danau

Tersedianya

DTA di Danau

-

Meningkatkan

Daya Dukung dan

daya Tampung

Lingkungan

Meningkatk

an Daya

Dukung dan

Tetap

Dipertahank

annya Daya

Tampung

Lingkungan

Jumlah

Pencemaran

dan

Perusakan

Lingkungan

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Page 94: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

80 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Danau DTA di Danau

Luas DTA di

Embung

Tersedianya

DTA di

Embung

-

Jumlah Sumber

Air yang

Dikonservasi

Terlaksananya

Sumber Air

yang

Dikonservasi

-

Luas DAS yang

Dikonservasi

Terlaksananya

DAS yang

Dikonservasi

-

2.05.01.01.16.31 Penghijauan di Area

Sempadan Sungai

(DBH-DR)

Luas

Penghijauan

pada Area

Sempadan

Sungai

Terlaksananya

Penghijauan

pada Area

Sempadan

Sungai

120 Ha 2.000.000.000 120 Ha 2.000.000.000

Pengawasan Baku

Mutu Air Limbah di

Sungai Sangatta

Dokumen Hasil

Pengawasan

yang Berisi

Rekomendasi

Tersedianya

Dokumen Hasil

Pengawasan

yang Berisi

Rekomendasi

-

Peningkatan

Partisipasi

Masyarakat Dalam

Pengelolaan Sungai

Sangatta

Jumlah

Kelompok

Masyarakat

yang

Berpartisipasi

Dalam

Pengelolaan

Sungai Sangatta

Terwujudnya

Peran Serta

Masyarakat

dalam

Pengelolaan

Sungai

Sangatta

-

1.08.01.00.16.14 Peningkatan Peran

Serta Masyarakat

Dalam Pengendalian

Lingkungan Hidup

Terlaksananya

Kegiatan

Sosialisasi

Lingkungan

Hidup

Jumlah

Penyuluhan

Untuk

Meningkatkan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

2

Kecamatan

47.684.125 2

Kecamatan

47.684.125

Pelaksanaan Diklat

LH

Jumlah Peserta

Diklat

Terwujudnya

Peserta yang

mengikuti

Diklat

-

Pelaksanaan

Pemberian

Penghargaan LH

Jumlah

Penghargaan LH

Terlaksananya

Pemberian

Penghargaan

LH

-

2.05.01.16.33 Pembangunan Ruang

Terbuka Hijau (RTH)

Lapangan Olahraga

(Bankeu)

Jumlah Luasan

Penanaman di

RTH Daerah

Pemukiman

Terlaksananya

Penanaman di

RTH Daerah

Pemukiman

0.5 Ha 200.000.000 200.000.000

2.05.01.16.35 Pembinaan Upaya

Pelestarian

Lingkungan Hidup

Database Kehati Tersusunya

data kehati

1 Data 100.000.000 100.000.000

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan 2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan SasaranIndikator

Sasaran

Page 95: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

81 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

2.05.01.01.20

Pengujian Kualitas

Udara Ambien

Data Kualitas

Udara

Terlaksananya

Pengujian

Kualitas Udara

-

1.08.01.00.16.21 Pemantauan Kualitas

Udara

Peningkatan

Pemantauan

Kualitas Udara

Jumlah Lokasi

Pemantauan

Kualitas Udara

Kab. Kutai

Timur

5 Lokasi 256.218.600 5 lokasi 256.218.600

Pemantauan Kualitas

Tanah

Data Kualitas

Tanah

Terlaksananya

Pemantauan

Kualitas Tanah

-

2.05.01.01.20.07 Penetapan Kelas Air Dokumen Kelas

Air

Tersedianya

Dokumen

Kelas Air

1 Sungai 150.000.000 1 Sungai 50.000.000 2 Sungai 200.000.000

Pemantauan Emisi

Gas Buang Industri

Data Emisi Gas

Buang

Terlaksananya

Pemantauan

Emisi Gas

Buang

-

2.05.01.01.20.08 Pemantauan Evaluasi

dan Pelaporan

Penurunan Emisi GRK

Penurunan

Emisi Gas

Rumah Kaca

(CO2Eq/th)

Terlaksananya

Pemantauan

Penurunan

Emisi GRK

1 Dokumen 50.000.000 1 Dokumen 50.000.000

Pemantauan Emisi

Kendaraan Bermotor

Data Emisi

Kendaraan

Bermotor

Tersedianya

Data Emisi

Kendaraan

Bermotor

-

Penyusunan Baku

Mutu Kerusakan

Lingkungan

Dokumen Baku

Mutu Kerusakan

lingkungan

Tersedianya

Dokumen Baku

Mutu

Kerusakan

lingkungan

-

2.05.01.01.30

Meningkatkan

Daya Dukung dan

daya Tampung

Lingkungan

Meningkatk

an Daya

Dukung dan

Tetap

Dipertahank

annya Daya

Tampung

Lingkungan

Jumlah

Pencemaran

dan

Perusakan

Lingkungan

2.05.01.01.30.01 Pemantauan Evaluasi

dan Pelaporan

Penurunan Emisi GRK

Penurunan

Emisi Gas

Rumah Kaca

(CO2Eq/th)

Terlaksananya

Pemantauan

Penurunan

Emisi GRK

1 Dokumen 127.106.000 1 Dokumen 48.700.000 2 Dokumen 175.806.000

Program Peningkatan Pengendalian Polusi

Program Penurunan Emisi Total (dalam juta)

Meningkatkan

Daya Dukung dan

daya Tampung

Lingkungan

Meningkatk

an Daya

Dukung dan

Tetap

Dipertahank

annya Daya

Tampung

Lingkungan

Jumlah

Pencemaran

dan

Perusakan

Lingkungan

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan 2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan SasaranIndikator

Sasaran

Page 96: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

82 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan Sasaran

Indikator

Sasaran

2.05.01.01.15

2.05.01.01.15.23 Penyusunan

Kebijakan Manajemen

Pengelolaan Sampah

Dokumen NSPK Tersedianya

Dokumen

NSPK

2 Dokumen 96.000.000 2 Dokumen 96.000.000

Pemeliharaan

Bangunan TPA

Jumlah

Bangunan TPA

yang Berkondisi

Baik (unit)

Tersedianya

Bangunan TPA

yang

Berkondisi

Baik (unit)

-

2.05.01.15.17 Operasional TPA,

Pengelolaan Limbah

Domestik dan Lumpur

Tinja

Persentase

Keterpenuhan

SKP

Terlaksananya

Keterpenuhan

SKP

100% 1.550.000.000 100% 1.252.000.000 100% 970.682.000 100% 3.772.682.000

Kerjasama

Pengelolaan

Persampahan

Jumlah

Kerjasama yang

Ditindak Lanjuti

Terlaksananya

Kerjasama

Pengelolaan

Persampahan

-

Penyusunan Database

TPS, TPST dan TPA

Sampah

Database TPS,

TPST, dan TPA

Tersedianya

Database TPS,

TPST, dan TPA

-

Peningkatan Jasa

Pelayanan Retribusi

Pengelolaan Sampah

dan Lumpur Tinja

Jumlah Retribusi Terlaksananya

Pelayanan

Retribusi

Pengelolaan

Sampah dan

Lumpur Tinja

-

Penyediaan dan

Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana TPA

Jumlah Sarana

dan Prasarana

Sampah yang

Berkondisi Baik

Tersedianya

Sarana dan

Prasarana

Sampah yang

Berkondisi

Baik

-

Pengembangan

Teknologi Pengelolaan

Persampahan

Persentase

Teknologi

Pengelolaan

Persampahan

yang Berkondisi

Baik

Terlaksananya

Pengembangan

Teknologi

Pengelolaan

Persampahan

yang

Berkondisi

Baik

-

Monitoring dan

Evaluasi Pengelolaan

TPA

Dokumen hasil

monitoring dan

evaluasi

pengelolaan

TPA yang

ditindaklanjuti

Tersedianya

Dokumen hasil

monitoring dan

evaluasi

pengelolaan

TPA

-

Pelaksanaan dan

Pembinaan

Pengelolaan Limbah

Domestik dan Lumpur

Tinja

Jumlah Rumah

Tangga yang

mengelola

Limbah Secara

Baik

Terlaksananya

Rumah Tangga

yang

mengelola

Limbah Secara

Baik

-

2.05.01.15.15 Peningkatan operasi

dan pemeliharaan

prasarana dan sarana

persampahan

Sangatta Utara

Unit Sarana dan

Prasarana

Persampahan

yang Berkondisi

Baik

Tersedianya

Sarana dan

Prasarana

Persampahan

yang

Berkondisi

Baik

100% 4.850.000.000 100% 4.343.850.000 100% 3.438.000.000 100% 12.631.850.000

Operasional UPT

Kebersihan Sangatta

Utara

Persentase

Keterpenuhan

SKP

Terlaksananya

Keterpenuhan

SKP

-

Operasional UPT

Kebersihan Sangatta

Selatan

Persentase

Keterpenuhan

SKP

Terlaksananya

Keterpenuhan

SKP

-

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Meningkatkan

Daya Dukung dan

daya Tampung

Lingkungan

Meningkatk

an Daya

Dukung dan

Tetap

Dipertahank

annya Daya

Tampung

Lingkungan

Volume

Sampah

Page 97: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

83 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan 2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan SasaranIndikator

Sasaran

Selatan SKP SKP

2.05.01.15.16 Peningkatan Operasi

dan Pemeliharaan

Prasarana dan Sarana

Persampahan

Sangatta Selatan

Unit Sarana dan

Prasarana

Persampahan

yang Berkondisi

Baik

Tersedianya

Sarana dan

Prasarana

Persampahan

yang

Berkondisi

Baik

100% 1.405.000.000 100% 1.200.000.000 100% 1.445.000.000 100% 4.050.000.000

Pengadaan Peralatan

Operasional UPT.

Kebersihan

Jumlah

Peralatan

Operasional

yang Baru

Diadakan

Tersedianya

Sarana dan

Prasarana

Persampahan

-

2.05.01.01.15.10 Sosialisasi Kebijakan

Pengelolaan

Persampahan

Jumlah Peserta

Sosialisasi yang

Menerapkan 3R

Terwujudnya

Peserta

Sosialisasi

yang

Menerapkan

3R

10% 450.000.000 10% 223.634.800 20% 673.634.800

Penerapan Teknologi

Daur Ulang Sampah

Jumlah

Kelompok yang

Melakukan

Pengelolaan

Sampah

Terwujudnya

Peran Serta

Masyarakat

Dalam

Pengelolaan

Persampahan

-

Pemberian

Penghargaan Bagi

Kecamatan Terbersih

Jumlah

Kecamatan

Penerima

Penghargaan

Terwujudnya

Peran Serta

Masyarakat

Dalam

Pengelolaan

Persampahan

-

2.05.01.01.15.11 Peningkatan Peran

Serta Masyarakat

Dalam Pengelolaan

Persampahan

Jumlah Rumah

Tangga yang

Memiliki Tempat

Sampah 3R

Terpenuhinya

SKP TPA

10 RT 65.937.250 10 RT 100.000.000 20 RT 165.937.250

2.05.01.15.20 Persiapan dan

Evaluasi Penilaian

Kota Adipura

Jumlah

Dokumen

Adipura

Tersedianya

Dokumen

Adipura

2 Dokumen 35.000.000 2 Dokumen 64.000.000 2 Dokumen 123.100.000 6 Dokumen 222.100.000

1.08.01.00.16.01 Koordinasi Penilaian

Kota Sehat/ Adipura

Peningkatan

Nilai Pada Titik

Pantau Adipura

Jumlah

Koordinasi

untuk meraih

penghargaan

Adipura Kota

Sangatta

7 Kali 46.464.000 7 Kali 46.464.000

2.05.01.01.15.21 Pengadaan Kendaraan

Operasional (DAK)

Jumlah

Kendaraan

Operasional

Tersedianya

Kendaraan

Operasional

10 Unit 648.942.000 10 Unit 420.000.000 20 Unit 1.068.942.000

2.05.01.01.15.22 Pendamping Dak Persentase

terlaksananya

kegiatan DAK

Terlaksananya

kegiatan DAK

100% 21.000.000 100% 21.000.000

Persiapan dan

Evaluasi Penilaian

Kota Sehat

Jumlah

Dokumen Kota

Sehat

Tersedianya

Dokumen Kota

Sehat

-

2.05.01.15.02 Penyediaan Sarana

dan Prasarana

Pengelolaan

Persampahan

Jumlah Sarana

dan Prasarana

Persampahan

Tersedianya

Sapras

Persampahan

10 Unit 28.322.675 10 Unit 317.000.000 10 Unit 997.000.000 12 Unit 248.761.800 9 unit 2.982.737.400 51 Unit 4.573.821.875

Pembinaan

Pembatasan

Timbunan Sampah

Kepada

Produsen/Industri

Jumlah

Produsen

Industri yang

dibina

Terpenuhinya

SKP

-

Penyediaan Fasilitas

Pendaur Ulangan

Sampah

Jumlah Alat

Daur Ulang

Tersedianya

Alat Daur

Ulang Sampah

-

Pengadaan Bank

Sampah

Jumlah Bank

Sampah

Tersedianya

Bank Sampah

-

Page 98: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

84 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan 2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan SasaranIndikator

Sasaran

Pengujian Kadar

Polusi Limbah Padat

dan Limbah Cair

Data Polusi

Limbah Padat

dan Limbah Cair

Tersedianya

Data Polusi

Limbah Padat

dan Limbah

Cair

-

Monitoring Sanitasi Database

Sanitasi

Tersedianya

Database

Sanitasi

-

Pelaksanaan

Perizinan

Penyimpanan

Sementara,

Pengumpulan,

Pengangkutan,

Penimbunan dan

Penguburan Limbah

B3 dan Limbah Medis

Jumlah Izin

Limbah B3

Tersedianya

data Izin

Limbah B3

-

Penyusunan Neraca

Limbah B3 Kabupaten

Data Neraca

Limbah B3

Kabupaten

Tersedianya

Data Neraca

Limbah B3

-

Pengelolaan Data

Base Limbah B3

Database

Limbah B3

Tersedianya

Database

Limbah B3

-

Fasilitasi Pembinaan

Teknik Pengolahan

Limbah

Jumlah Fasilitasi

yang

Ditindaklanjuti

Terfasilitasinya

Teknik

Pengolahan

Limbah

-

1.08.01.00.16.06 Pengelolaan B3 dan

Limbah B3

Peningkatan

Kualitas

Pengelolaan B3

dan Limbah B3

Jumlah Lokasi

Koordinasi

18 Lokasi 54.443.800 54.443.800

Program Peningkatan Pengendalian Polusi

Meningkatkan

Daya Dukung dan

daya Tampung

Lingkungan

Meningkatk

an Daya

Dukung dan

Tetap

Dipertahank

annya Daya

Tampung

Lingkungan

Baku Mutu

Lingkungan

(Air, Udara,

Tanah)

Page 99: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

85 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan Sasaran

Indikator

Sasaran

2.05.01.16

2.05.01.01.16.25 Penyusunan

Raperda/Perda di

Bidang Lingkungan

Hidup

Jumlah Raperda

PPLH, Perda

PPLH, Perda

MHA Dalam

Pengelolaan

Hutan Lindung

Tersedianya

Perda/Raperda/

RPPLH

1 Perda 150.000.000 1 Perda 180.000.000 1 Perda 48.000.000 3 Perda 378.000.000

Penyusunan

Instrument Ekonomi

Lingkungan Hidup

(PDB Dan PDRB

Hujau)

Dokumen

Instrument

Ekonomi

Lingkungan

Hidup

Tersedianya

Dokumen

Instrument

Ekonomi

Lingkungan

Hidup

-

Penyusunan Indeks

Kualitas Lingkungan

Hidup

Dokumen Indeks

Kualitas

Lingkungan

Hidup

Tersedianya

Dokumen

Indeks Kualitas

Lingkungan

-

1.08.01.00.16.07 Pengkajian Dampak

Lingkungan

Peningkatan

Kajian Dampak

Lingkungan

Jumlah Kajian

Dampak

Lingkungan

1 Kajian 55.924.500 1 Kajian 55.924.500

1.08.01.00.16.13 Koordinasi

Penyusunan AMDAL

Persentase

pemenuhan

kegiatan wajib

AMDAL oleh

pemrakarsa dan

Peningkatan

Kapasitas

kinerja aparatur

komisi AMDAL

Tersedianya

Aparatur

Komisi AMDAL

yang

Independen

85% 96.800.700 85% 96.800.700

Penilaian dan

Pemeriksaan

Dokumen (AMDAL,

UKL, UPL, SPPL)

Dokumen

AMDAL, UKL,

UPL, SPPL

Tersedianya

Dokumen

AMDAL, UKL,

UPL, SPPL

-

Peningkatan

Kapasitas Tim Komisi

dan Tim Teknis

AMDAL Daerah

Jumlah Personil

Tim Teknis

AMDAL Daerah

dan Tim Komisi

yang Terlatih

Terlatihnya

Personil Tim

Teknis dan Tim

Komisi AMDAL

Daerah

-

Pengelolaan Database

Kegiatan/Usaha

Database

Kegiatan/Usaha

Tersedianya

Database

Kegiatan/Usah

a

-

Pelaksanaan Proses

Izin Lingkungan

Jumlah Izin

Lingkungan

Tersedianya

Data Izin

Lingkungan

-

Penyusunan Data

Base LH

Database

Berbasis IT (SIL)

Tersedianya

Database

Lingkungan

-

Pelaksanaan

Pendataan Sumber-

sumber Pencemaran

Data-data

Sumber

Pencemar

Tersedianya

Data Sumber-

sumber

Pencemar

-

Penyusunan Baku

Mutu Sumber

Pencemar

Dokumen Baku

Mutu Sumber

Pencemar

Tersedianya

Dokumen Baku

Mutu Sumber

Pencemar

-

Pengelolaan Database Database Tersedianya -

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Meningkatkan

Tata Kelola

Lingkungan Hidup

Meningkatn

ya

kepatuhan

terhadap

regulasi

lingkungan

Persentase

penerapan

kebijakan

lingkungan

Page 100: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

86 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan Sasaran

Indikator

Sasaran

Pengelolaan Database

Pencemaran

Lingkungan

Database

Pencemaran

Lingkungan

Tersedianya

Database

Pencemaran

Lingkungan

-

Pelaksanaan Proses

Perizinan Air Limbah

Jumlah Izin

Pengelolaan Air

Limbah

Tersedianya

Data Izin

Pengelolaan

Air Limbah

-

2.05.01.16.22 Pemantauan Kualitas

Air Sungai

Data Kualitas

Air Sungai

Tersedianya

Data Kualitas

Air Sungai

5 Lokasi 64.150.000 5 Lokasi 150.000.000 10 Lokasi 214.150.000

1.08.01.00.16.03 Pemantauan Kualitas

Lingkungan

Hasil

Pemantauan

Kualitas Air

Sungai di Kab.

Kutai Timur

Jumlah Data

Hasil

Pemantauan

Air Sungai

9 Data

Kualitas

Air Sungai

78.439.635 9 Data

Kualitas Air

Sungai

78.439.635

2.05.01.16.27 Pengawasan

Pelaksanaan

Terhadap Izin

Lingkungan

Jumlah

Rekomendasi

yang

Ditindaklanjuti

Terwujudnya

Penerapan

Kebijakan

Lingkungan

48

Rekomendasi

150.000.000 13

Rekomendas

i

50.000.000 15

Rekomenda

si

270.000.000 15

Rekomenda

si

200.000.000 91

Rekomenda

si

670.000.000

Pembinaan

Pengelolaan

Lingkungan Bagi

Usaha

Jumlah Pelaku

Usaha yang

dibina

Terwujudnya

Penerapan

Kebijakan

Lingkungan

-

Pengelolaan Database

Status Ketaatan

Pelaku Usaha

dan/atau Kegiatan

Data Base

Ketaatan Pelaku

Usaha

Tersedianya

Database

Ketaatan

Pelaku Usaha

-

Peningkatan Sarana

dan Prasarana

Kegiatan Pengawasan

Pengelolaan

Lingkungan

Jumlah Sarana

dan Prasarana

Pengawasan

Tersedianya

Sarana dan

Prasarana

Pengawasan

-

2.05.01.16.26 Penanganan Kasus

Lingkungan

Jumlah Kasus

LH yang

Ditindaklanjuti

Terwujudnya

Penerapan

Kebijakan

Lingkungan

12 Kasus 125.000.000 8 Kasus 50.000.000 13 Kasus 120.000.000 13 Kasus 50.000.000 46 Kasus 345.000.000

1.08.01.00.26.02 Penegakan Hidup dan

Penyelesaian Kasus

Sengketa Lingkungan

Hidup

Peningkatan

Penegakan dan

Penyelesaian

Kasus Sengketa

Lingkungan

Hidup

Persentase

Kasus

Sengketa yang

tertangani

100% 109.196.200 100% 109.196.200

Sosialisasi Kebijakan

Pengaduan dan

Penyelesaian Kasus

Lingkungan

Jumlah Peserta Terwujudnya

Peran Serta

Masyarakat

Dalam

Pengawasan

Terhadap

Pencemaran

Lingkungan

-

Pengelolaan Database

Kasus LH

Database Kasus

LH

Tersedianya

Database

Kasus LH

-

1.08.01.00.16.23 Pengawasan

kerusakan Lahan dan

Kerusakan Tanah

untuk Produksi

Biomassa

Peningkatan

Pengawasan

Kerusakan lahan

dan Kerusakan

Tanah untuk

Produksi

Biomassa

Jumlah Lokasi

Pendataan

Kerusakan

Lahan dan

Tanah untuk

Produksi

Biomassa

5 Lokasi 90.730.850 5 Lokasi 90.730.850

Page 101: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

87 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Outcome Output Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Data

Pencapaian

Pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanIndikator Kinerja Program/

Kegiatan 2017 2018 2019 2020Kode Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode Renstra DLH2016Tujuan SasaranIndikator

Sasaran

2.05.01.01.28

2.05.01.01.28.01 Peningkatan

Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

Persentase

Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

UPT.

Kebersihan

Terlaksananya

pelayanan

administrasi

perkantoran

100% 6.153.990.000 100% 74.740.000 100% 6.228.730.000

2.05.01.01.18

Pemantauan dan

Evaluasi KLHS

Dokumen Hasil

Pemantauan

dan Evaluasi

KLHS yang

Ditindaklanjuti

Tersedianya

Dokumen

Informasi LH

-

Peningkatan Peran

Serta Masyarakat

Dalam Perlindungan

dan Konservasi SDA

Jumlah

Kelompok

Masyarakat

yang

Berpartisifasi

Dalam Upaya

Perlindungan

dan Konservasi

SDA

Terwujudnya

Kader LH

-

Jumlah MHA

yang

Berpartisipasi

Dalam Upaya

Perlindungan

dan Konservasi

SDA

Terwujudnya

MHA yang

Berpartisipasi

Dalam Upaya

Perlindungan

dan Konservasi

SDA

-

Penyusunan KLHS Dokumen KLHS Tersedianya

Dokumen

KLHS

-

2.05.01.01.18.12 Penyusunan Status

Lingkungan Hidup

Daerah Kab. Kutim

Jumlah Buku

Laporan dan Data

Status

Lingkungan

Hidup

Tersedianya

Data dan

Analisis

Lingkungan

Hidup

35 Buku 100.361.800 1 Buku 75.000.000 36 Buku 175.361.800

1.08.01.00.18.09 Pelaksanaan

Pengendalian Sumber

Daya Alam dan

lingkungan Hidup

Jumlah Kajian

Kriteria Baku

Mutu Lingkungan

Hidup Kab. Kutai

Timur

Tersedianya

Data Hasil

Perhitungan

Daya Tampung

Sungai Sangatta

1 Dokumen 47.184.970 1 Dokumen 47.184.970

2.05.2.05.01.19

2.05.01.19.01 Peningkatan Edukasi

dan Komunikasi di

Bidang Lingkungan

Jumlah sekolah

yang memenuhi

kriteria sekolah

adiwiyata

Meningkatnya

edukasi untuk

membentuk

sekolah

berbudaya

lingkungan

18 Sekolah 72.428.100 5 Sekolah 200.000.000 5 Sekolah 75.000.000 10 Sekolah 63.778.250 5 Sekolah 150.000.000 43 Sekolah 561.206.350

2.05.01.19.08 Penyusunan Dokumen

Informasi Kinerja

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Persentase

Kelompok

Masyarakat

yang Terlibat

Dalam

Pengelolaan LH

Tersedianya

Dokumen

Informasi LH

1 Dokumen 70.000.000 1 Dokumen 70.000.000

1.08.01.00.19.02 Pengembangan Data

dan Informasi

Lingkungan

Jumlah Data dan

Informasi

Lingkungan

Hidup Kab.

Kutai Timur

Tersedianya

Dokumen

Informasi

Lingkungan

Hidup Kab.

Kutai Timur

8 Data 63.456.675 8 Data 63.456.675

1.08.01.00.19.07 Monitoring Sanitasi Persentase

Penanganan

Sanitasi dan Air

Bersih

Tersedianya

Dokumen /

Data

Pengelolaan

Penanganan

Sanitasi dan

Air Bersih

25% 77.755.600 25% 77.755.600

82.061.504.430 TOTAL :

Program Peningkatan Administrasi Perkantoran

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

Meningkatkan

Tata Kelola

Lingkungan Hidup

Meningkatn

ya

kepatuhan

terhadap

regulasi

lingkungan

Persentase

Penerapan

Kebijakan

Lingkungan

Meningkatkan

Tata Kelola

Lingkungan Hidup

Meningkatn

ya

partisipasi

masyarakat

dalam

pengelolaan

lingkungan

hidup

Persentase

kelompok

masyarakat

yang terlibat

dalam

pengelolaan

lingkungan

hidup

Page 102: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

88 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

BAB VI

INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini akan dikemukakan indikator kinerja DLH yang secara langsung

menunjukkan kinerja yang akan dicapai DLH dalam lima tahun mendatang

sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

Indikator-indikator ini akan menjadi indikator kinerja utama DLH yang

menggambarkan langsung cita-cita DLH yang disesuaikan dengan cita-cita

daerah seperti yang sudah diulas pada bab-bab sebelumnya. Indikator kinerja

DLH yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini ditampilkan dalam

Tabel 6.1.

Page 103: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

89 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

No

Kondisi Kinerja pada

awal periode RPJMD Indikator

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja pada

akhir periode RPJMD

(Tahun 2014/2015)

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Tahun 5

Tabet 6. 1 lndikator Kinerja OPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

IKLH

Persentase Kawasan konservasi yang dilestarikan 10% 10% 10% 10% 10%

Persentase luas kawasan konservasi yang siap untuk dimanfaatkan (pendidikan, ekowisata dll)

10% 10% 10% 10% 10%

Persentase luas RTH terhadap total luas kawasan perkotaan 28% 28% 28% 16% 16%

Jumlah Pencemaran Lingkungan 15% 15% 15% 15% 15% 15%

Jumlah Perusakan Lingkungan 1 data 1 data 1 data 1 data 1 data

Volume Sampah 1 data 1 data 1 data 1 data 1 data

Cakupan Pelaku Usaha yang Sudah Menerapkan Pengelolaan Limbah dan Limbah B3

20% 20% 10% 25% 25% 25%

Cakupan UKM yang sudah menerapkan pengelolaan limbah dan limbah B3

10 10 10 10 10

Cakupan Rumah Tangga di wilayah Perkotaan yang sudah menerapkan pengelolaan limbah

2 IPAL 2 IPAL 2 IPAL 2 IPAL 2 IPAL

Baku Mutu Lingkungan (Air, Udara, Tanah) 8 kec 10 kec 12 kec 15 kec 18 kec 18 kec

Persentase penerapan kebijakan lingkungan 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Persentase kelompok masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan lingkungan hidup

15% 15% 15% 15% 15%

Presentase Kebutuhan Keuangan DLH 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%

Prosentase Kebutuhan Operasional Kantor 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%

Jumlah Buku Laporan dan Evaluasi 20 buku 20 buku 20 buku 20 buku 20 buku 20 buku 20 buku

Jumlah Menghadiri Undangan, Sosialisasi, Rapat dan Koordinasi 18 kali 20 kali 20 kali 20 kali 20 kali 20 kali 20 kali

Presentase Pemeliharaan Gedung Kantor 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%

Jumlah Jenis Mebeler, Peralatan dan Perlengkapan Kantor 75% 70% 80% 90% 95% 100% 100%

Jumlah Kendaraan Dinas (roda 4) 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit

Jumlah Personil yang Mengikuti Pelatihan Teknis 33 orang 30 orang 30 orang 30 orang 30 orang 30 orang 30 orang

Page 104: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

90 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Indikator-indikator kinerja OPD yang merujuk pada RPJMD haruslah menjadi

acuan dan rujukan utama dalam proses pengambilan keputusan seputar

kebijakan dan penganggaran bahkan koordinasi kerja sama dan kemitraan

pemerintah daerah umumnya dan OPD terkait khususnya. Berikut adalah

ulasan masing-masing indikator tersebut,

1. IKLH (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup). Adalah indikator utama

yang bisa memberikan gambaran dan informasi jelas dan tegas mengenai

situasi dan kondisi lingkungan hidup terkini dari suatu daerah. Indikator

ini juga menjadi dasar untuk mengukur pengelolaan dan pengendalian

lingkungan hidup. Komitmen dan konsistensi pengambil kebijakan di

semua level kepemimpinan haruslah mengikutsertakan temuan dan

masukandari indikatorini.Danuntukituperluadakajian,datadanaktivitas

intervensi teknis dan kebijakan lainnya yang sudah dielaborasikan dalam

perumusan dan penyusunan Renstra ini di Bab-Bab sebelumnya, yang

harus dilaksanakan secara serius. Dengan kata lain, di satu sisi indikator

ini memerlukan komitmen kebijakan dan kepemimpinan, di sisi lain,

indikator ini harus didukung oleh program dan kegiatan yang tepat.

2. Persentase Kawasan konservasi yang dilestarikan. Kawasan

konservasi yang dilestarikan adalah kawasan tempat hidup lora dan

fauna baik yang endemik, terancam punah, atau yang memiliki kontribusi

utama dalam rantai makanan dan keseimbangan ekosistem. Dalam

indikator ini, konsentrasi utama DLH bukan pada kawasan konservasi yang

sudah ditetapkan melalui mekanisme nasional dan provinsi, melainkan

persentase kawasan yang dilestarikan dimaksudkan untuk kawasan

yang dikawal DLH Kuta Timur dengan intervensi dan kebijakan yang

disesuaikan dengan tugas dan fungsi DLH. Konsentrasi konservasi juga

bisa mengambil beberapa wilayah irisan di dalam kawasan konservasi

nasional, tanpa mengganggu dan melecehkan kebijakan dan kewenangan

provinsi maupun pusat.

3. Persentase luas kawasan konservasi yang siap untuk dimanfaatkan

(pendidikan, ekowisata dll). Untuk tidak menabrak kewenangan

provinsi dan pusat, konsentrasi menyiapkan kawasan konservasi untuk

dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan ekowisata diarahkan

sesuai dengan tugas dan tanggung jawab DLH Kutai Timur. Tidak akan

ada tabrakan kepentingan dan kewenangan karena, DLH Kutai Timur

juga akan menjalankan fungsi koordinasi dan pendelegasian tugas-tugas

provinsi dan pusat sehubungan dengan lingkungan hidup sesuai dengan

kewenangan yang ada.

4. Persentase luas RTH terhadap total luas kawasan perkotaan. Luas

RTH terhadap total luas wilayah perkotaan menjadi salah satu tanggung

jawab DLH. Sekalipun RTH di wilayah perkotaan sudah menjadi garapan

Page 105: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

91 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

beberapa OPD lain, DLH Kutai Timur akan menjadi integrator yang

menjamin persentase yang proporsional. Selain itu, fokus DLH Kutai Timur

juga akan diarahkan untuk menjamin penggunaan dan pengelolaan ruang

terbuka hijau di setiap kota kecamatan melalui pembinaan, pendampingan,

fasilitasi dan koordinasi yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi.

5. Jumlah Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Jumlah pencemaran

dan perusakan lingkungan memiliki peran penting sebagai salah satu

indikator yang juga turut menentukan keberhasilan DLH Kutai Timur.

Dengan penurunan yang signi ikan bahkan ke angka nol, prestasi

dan keberhasilan daerah bisa disumbang oleh kinerja DLH juga. Hal

sebaliknya akan membahasakan kegagalan daerah dalam pembangunan,

jika pencemaran dan perusakan lingkungan tidak terkontrol dan bahkan

memiliki tren kenaikan yang konstan.

6. Volume Sampah. Seperti sudah diuraikan pada bagian sebelumnya,

indokator ini menjadi salah satu indikator utama OPD yang komposit dan

menggabungakn tugas penting beberapa OPD dan DLH termasuk salah

satu OPD yang bertanggung jawab dan berwenang untuk mengelola dan

menjamin kesuksesan dan bekerjanya indikator ini.

7. Cakupan Pelaku Usaha yang Sudah Menerapkan Pengelolaan Limbah

dan Limbah 83. Fokus indikator ini adalah pada penyadaran para pelaku

usaha yang kemudian disusul dengan pengawalan dan pengawasan

di level implementasinya. Indikator ini bisa menjamin keberhasilan

pembangunan dan kemajuan daerah khususnya ketika daerah gencar

melakukan serangkaian propaganda dan kampanye mengenai lingkungan

hidup yang nyaman, lestasi dan terawat.

8. Cakupan UKM yang sudah menerapkan pengelolaan limbah dan

limbah 83. Jika pada indikator sebelumnya titik tekan kinerja DLH ada

pada interaksi dan konektivitasnya dengan pelaku usaha besar, maka pada

indikator ini, DLH terkoneksi dengan rangkaian upaya penyadaran dan

pengembangan kapasitas pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Sebagai

bagian dari penentuan kinerja daerah melalui RPJMD, indikator ini harus

bisa dipastikan keberhasilannya oleh DLH di akhir periode renstra dan

disesuaikan dengan turunan indikator yang ada dalam RPJMD Kutai Timur.

9. CakupanRumahTanggadiwilayahPerkotaanyangsudahmenerapkan

pengelolaan limbah. Indikator ini adalah kelanJtn pengukuran kinerja

DLH khususnya yang berkaitan dengan kinerja dan pelayanan DLH di

tengah masyarakat. Tingkat kesadaran dan kreativitas masyarakat dalam

mengelola limbah rumah tangga akan diuji di satu sisi dan di sisi lainnya

akan menjadi ukuran apakah DLH Kutai Timur berhasil dalam penguatan

pengelolaan limbah di level masyarakat.

Page 106: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

92 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

10. Baku Mutu Lingkungan (Air, Udara, Tanah). Pengujian kelayakan untuk

menentukan baku mutu membutuhkan konsentrasi dan kerja serius dari

DLH Kutai Timur. Sebagai indikator yang nantinya mendukung tujuan

peningkatan daya dukung dan daya saing lingkungan hidup, perbaikan dan

peningkatan baku mutu lingkungan menjadi salah satu jawaban

bagaimana DLH berhasil dalam pelayanannya.

11. Persentase penerapan kebijakan lingkungan. Indikator ini menjadi

salah satu indikator yang di dalamnya terkandung kunci kesuksesan daerah

dalam mengimplementasikan, mengawal (monitoring), mengevaluasi dan

menjamin regulasi dan kebijakan lingkungan hidup yang ada terjamin

dan memperoleh basis legitimasinya. Persentase penerapan kebijakan

lingkungan hidup juga menelisik sejauh mana regulasi yang dihasilkan

pemerintah Kabupaten Kutai Timur diimplementasikan secara maksimal

atau tidak di level eksekusinya.

12. Persentase kelompok masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan

lingkungan hidup. Indikator ini termasuk indikator utama yang menjamin

adanya hubungan mutual dan resiprokal antara pemerintah, sektor swasta

dan masyarakat dalam mengelola dan mengendalikan kelestarian dan

keberlanJtn lingkungan hidup. Dengan demikian indikator ini menjadi

sesuatu yang harus bisa ditingkatkan capaiannya di akhir periode renstra

maupun RPJMD.

Page 107: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

93 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

BAB VII

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Dokumen Renstra ini merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja

(Renja) dan RKA tahun 2016-2021. Dokumen ini menjadi acuan perencanaan

hingga satu tahun pertama dibawah kepemimpinan kepala daerah dan

wakil kepala daerah terpilih pada periode selanjutnya karena untuk mengisi

kekosongan dokumen perencanaan di masa transisi. Sehingga Renja transisi

merupakan Renja tahun pertama yang digunakan oleh OPD pada periode

berikutnya. Oleh sebab itu, Renja transisi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Renstra pada periode berikutnya.

Dokumen Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur ini

merupakan komitmen OPD yang digunakan sebagai tolak ukur dan alat bantu

dalam perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan serta sebagai

pedoman dan acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja sesuai

dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi OPD dengan mempertimbangkan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta tantangan yang dihadapi dalam

rangka mencapai visi daerah.

Rencana pembangunan pada Renstra ini berusaha secara optimal dituntaskan.

Dokumen perencanaan di era transisi juga digunakan untuk menyelesaikan

masalah-masalah pembangunan lingkungan hidup yang belum sepenuhnya

tertangani sekaligus memberikan gambaran mengenai apa saja tantangan dan

hambatan yang akan dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup pada periode

berikutnya. Sehingga sebaiknya penyusunan Renstra periode berikutnya akan

disusun dengan memperhatikan keberlanjutan dari program-program yang

akan dilaksanakan pada periode ini.

Renstra ini merupakan pedoman bagi kepala OPD dan bidang-bidang dalam

menyusun Renja. Sehubungan dengan hal tersebut, hendaknya Renstra ini

dapat dilaksanakan secara konsisten, profesional dan penuh tanggungjawab.

Page 108: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

94 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Referensi

Kementerian Lingkungan Hidup. 2015. Renstra Kementrian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Tahun 2015-2019.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Timur. 2013. RPJMD

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018.

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. 2015. Status

Lingkungan Hidup Daerah.

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. 2015. RPJMD Kutai

Timur, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2021.

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantai Timur. 2015. Kutai Timur dalam

Angka.

Dinas Perkebunan, Kabupaten Kutai Timur. 2015. Laporan Dinas Perkebunan. Dinas

Pekerjaan Umum, Kabupaten Kutai Timur. 2015. Data Ruang Terbuka Hijau

(RTH) di Kabupaten Kutai Timur.

Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Kutai Timur. 2016. Data Persampahan.

Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Kutai Timur. 2015. Dokumen Pemutakhiran

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK), Kabupaten Kutai Timur.

Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Kutai Timur. 2015. Dokumen Indenti ikasi

Kerusakan Sumber-sumber Mata Air dan Tanah Longsor, Kabupaten Kutai Timur.

Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Kutai Timur. 2015. Data Kepegawaian. Dinas

Lingkungan Hidup, Kabupaten Kutai Timur. 2015. Data Keuangan. Dinas

Lingkungan Hidup, Kabupaten Kutai Timur. 2015. Potensi dan Status

Kerusakan Tanah untuk Proses Produksi Biomasa di Kabupaten Kutai Timur.

Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Kutai Timur. 2015. Kegiatan Peningkatan

Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan.

Page 109: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

95 | R e n s t r a D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p

Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Kutai Timur. 2013. Pro il Keanekaragaman

Hayati di Kabupaten Kutai Timur.

Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Kutai Timur. 2015. Sistem Informasi

Lingkungan.

Badan Pengelolaan Hutan Lindung Wehea Bekerjasama Dengan Orang Utan

Conservation Service Program-The Nature Cservancy. 2010. Penyusunan

Rencana Strategis Pengelolaan Hutan Lindung Wehea 2011-2015.

Page 110: KABUPATEN KUTAI TIMUR - adbang.kutaitimurkab.go.id

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN KUTAI TIMUR

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN KUTAI TIMUR