kabupaten gunungkidul yogyakarta (kajian bentuk, …... · kondisi sosial budaya ... di dusun...

126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i RAMALAN ALAM DALAM PEMBUKAAN CUPU PANJALA DI DUSUN MENDAK-GIRISEKAR KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, Makna, dan Fungsi) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh STEFFI DENIS KURNIAWATI C0108081 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: ngothu

Post on 29-Apr-2019

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

RAMALAN ALAM DALAM PEMBUKAAN CUPU PANJALA

DI DUSUN MENDAK-GIRISEKAR

KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

(Kajian Bentuk, Makna, dan Fungsi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Mencapai Gelar Sarjana Jurusan Sastra Daerah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

STEFFI DENIS KURNIAWATI

C0108081

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“Sukses tidaklah datang dengan sendirinya, itu semua dibutuhkan upaya untuk

selalu membuka pikiran terhadap ha-hal yang baru dan kemauan mengubah diri

kita menjadi lebih baik.”

“Sesuatu yang dijalani dengan Ikhlas akan mendapatkan hasil yang Sempurna “

(Penulis)

Page 5: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Nama : Steffi Denis Kurniawati

NIM : C0108081

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Ramalan Alam Dalam

Upacara Pembukaan Cupu Panjala di Dusun Mendak-Girisekar, Gunungkidul,

Yogyakarta (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna) adalah betul–betul karya

sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal–hal yang bukan

karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta,

Yang menyatakan,

Steffi Denis Kurniawati

Page 6: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk

1. Kedua Orang tuaku, Papa dan Mama tercinta

2. Adikku Adit Mahendra, seluruh kelurga besarku dan teman-temanku

3. Pundi Firman yang selalu memberi semangat dan dukungan

4. Almamaterku tercinta.

Page 7: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi-Mu, Allah SWT, atas segala limpahan

nikmat, kesempatan, dan kesehatan-Mu. Adalah suatu keniscayaan penulis

mampu menyelesaikan Skripsi dengan judul “Ramalan Alam Dalam Upacara

Pembukaan Cupu Panjala di Dusun Mendak-Girisekar, Gunungkidul,

Yogyakarta (Kajian Bentuk, Makna, dan Fungsi)” tanpa pertolongan dan

kemurahan-Mu.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat dorongan, bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan beserta staf Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu dan menyelesaikan Skripsi ini.

2. Drs. Supardjo, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Sastra Daerah atas segala

kemudahan administratif dan bekal bagi penyelesaian skripsi ini.

3. Dra. Dyah Padmaningsih, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Sastra Daerah yang

telah memberikan nasihat dan motivasi yang berguna kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

4. Sahid Teguh Widodo, S.S., M. Hum, Ph. D., selaku dosen Pembimbing I yang

selalu memberikan semangat, kemudahan, dan bimbingan yang penuh dengan

kasih sayang selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Prasetya Adi Wisnu W., S.S., M. Hum., selaku dosen Pembimbing II yang telah

membimbing penulis dengan segenap perhatian, kearifan, dan kesabaran sehingga

penulisan skripsi ini selesai.

Page 8: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

6. Drs. Sisyono Eko Widodo, M. Hum., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi kepada penulis di masa perkuliahan

sampai penulisan skripsi ini selesai.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Sastra Daerah, atas segala bekal ilmu yang

bermanfaat bagi penulis.

8. Semua warga Mendak-Girisekar, Gunungkidul, Yogyakarta yang telah memberi

kemudahan dalam memperoleh informasi Penelitian ini.

9. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan Perpustakaan Pusat

Universitas Sebelas Maret yang telah menyediakan berbagai referensi.

10. Teman-teman Sastra Daerah Angkatan 2008. Terima kasih atas kebersamaan,

kebahagian yang telah terjalin.

11. Teman-teman kost Green House, mbak Nana, Lilis, mbak Wiwid, mbak Nurul,

mbak richa, Siti, Vera, mbak Tichan, mas Danang dan mas Rosyid.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi.

Terimakasih semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Mohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan

kepenulisan di masa yang akan datang. Besar harapan penulis, karya sederhana ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Surakarta,

Penulis

Page 9: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

JUDUL .............................................................................................................. i

PERSETUJUAN ............................................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................ iii

MOTTO ............................................................................................................ iv

PERNYATAAN ................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

ABSTRAK ........................................................................................................ xii

SARI PATHI ..................................................................................................... xiv

ABSTRACT........................................................................................ .............. xvi

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

1. Manfaat Teoretis .................................................................. 7

2. Manfaat Praktis .................................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 8

A. Pengertian Folklor ...................................................................... 8

B. Tradisi lisan ................................................................................ 11

C. Cerita Rakyat .............................................................................. 14

D. Pengertian Mitos ........................................................................ 17

E. Teori Struktural Folklor ............................................................ 19

Page 10: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 21

A. Lokasi Penelitian ........................................................................ 21

B. Bentuk Penelitian ....................................................................... 22

C. Sumber Data dan Data ............................................................... 23

1. Sumber Data ................................................................... 23

2. Data Penelitian ............................................................... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 24

E. Validitas Data ............................................................................. 26

F. Sampel Penelitian ...................................................................... 27

G. Teknik Analisis Data .................................................................. 27

BAB IV. PEMBAHASAN .............................................................................. 30

A. Profil Masyarakat Dusun Mendak-Girisekar ............................. 30

1. Kondisi Geografis ................................................................ 30

2. Mata Pencaharian ................................................................ 32

3. Kondisi Sosial Budaya ......................................................... 34

4. Agama dan Kepercayaan ..................................................... 39

5. Tradisi Masyarakat ............................................................... 43

6. Kondisi Masyarakat ............................................................. 45

B. Bentuk Upacara Pembukaan Cupu Panjala ................................ 51

1. Sejarah Cupu Panjala .......................................................... 51

2. Upacara Pembukaan Cupu Panjala ...................................... 54

a. Petugas dan Peserta ....................................................... 58

b. Sesaji................................................................... .......... 60

3. Prosesi Upacara Pembukaan Cupu Panjala .......................... 62

a. Wilujengan .................................................................. 62

b. Dhahar Kembul.................................................... ......... 66

Page 11: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

c. Doa..................................................................... ........... 67

d. Pembukaan.......................................................... .......... 69

e. Membaca Ramalan............................................... ......... 71

f. Ngalap Berkah.................................................... .......... 77

g. Penutupan............................................................ .......... 79

h. Larangan dan Pantangan........................................ ....... 79

C. Makna Upacara Pembukaan Cupu Panjala.......................... ...... 81

1. Makna Simbolik....................................................... ......... 84

2. Kearifan Lokal......................................................... .......... 89

D. Fungsi Upacara Pembukaan Cupu Panjala ................................ 90

1. Fungsi Religius .................................................................... 91

2. Fungsi Sosial ......................................................................... 91

3. Fungsi Budaya. ....................................................................... 92

4. Sebagai Sarana Proyeksi ........................................................ 94

5. Sebagai Pendididikan ............................................................ 96

6. Sebagai Pengawas Norma ...................................................... 99

7. Mengambil Sebuah Pengalaman ........................................... 101

BAB V. PENUTUP ........................................................................................ 103

A. Kesimpulan ................................................................................. 103

B. Saran ........................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 106

LAMPIRAN ...................................................................................................... 107

Page 12: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRAK

Steffi Denis Kurniawati. C0108081. 2012. Ramalan Alam dalam Pembukaan

Cupu Panjala, di Dusun Mendak-Girisekar, Gunungkidul, Yogyakarta (Kajian

Bentuk, Makna, dan Fungsi. Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar Belakang mendasari dilakukannya penelitian ini ialah bahwa

Upacara Pembukaan Cupu Panjala telah populer di masyarakat, tidak saja bagi

masyarakat Girisekar. Penelitian ini ingin mengetahui tentang tatacara Pembukaan

Cupu Panjala, di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, Yogyakarta. Upacara

Pembukaan Cupu Panjala merupakan aset kebudayaan sehingga penelitian ini

merupakan salah satu langkah dalam upaya melestarikan kebudayaan daerah

dengan cara melakukan dokumentasi terkini (2012).

Rumusan Masalah penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimanakah profil

masyarakat Desa Girisekar, Gunungkidul, Yogyakarta?, (2) Bagaimanakah bentuk

Upacara Pembukaan Cupu Panjala?, (3) Bagaimanakah makna yang terkandung

dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala? dan, (4) Bagaimanakah fungsi

Upacara Pembukaan Cupu Panjala bagi masyarakat pemiliknya di dusun

Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta?.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan profil masyarakat di

Desa Mendak-Girisekar, Gunungkidul, Yogyakarta (2) Mendeskripsikan bentuk

Upacara Pembukaan Cupu Panjala. (3) Mendeskripsikan makna yang terkandung

dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala. (4) Mengungkapkan fungsi Upacara

Pembukaan Cupu Panjala bagi masyarakat pemiliknya di dusun Mendak-

Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Penetian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif folklorik.

Sumber data berasal dari informan juru kunci, masyarakat dan pengunjung yang

datang yang mengetahui tentang keberadaan Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

Sumber data lain berasal dari buku-buku, foto dan referensi yang relevan dengan

penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

observasi langsung, wawancara, dokumentasi. Untuk menjamin validitas data

dipergunakan triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan tahap-tahap

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini adalah, (1) Profil masyarakat dusun Mendak-Girisekar,

Gunungkidul,Yogyakarta sebagai pendukung Upacara Pembukaan Cupu Panjala

ditinjau secara geografis, mata pencaharian, sosial budaya, agama dan

kepercayaan, tradisi masyarakat (2) Bentuk dari Upacara Pembukaan Cupu

Panjala terdiri dari sejarah dari Cupu Panjala, tatacara Upacara Pembukaan Cupu

Panjala dan prosesi Pembukaan Cupu Panjala (3) Makna Upacara Pembukaan

Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim tanam yang akan dilalui

dalam setiap tahunnya. Hal ini mengandung pengertian bahwa tanda-tanda dalam

pelaksanaan Upacara ini akan memberikan pengaruh dan pertanda keberhasilan

panen pada musim tanam. Ramalan jaman yang ada dalam Upacara Pembukaan

Page 13: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Cupu Panjala belum dapat dibuktikan, tetapi keberadaannya telah diyakini

masyarakat sebagai petunjuk hidup, mengetahui kejadian-kejadian yang akan

terjadi. (4) Fungsi Upacara Pembukaan Cupu Panjala yaitu Fungsi Religius Cupu

Panjala yang mampu memberi kesejahteraan dan memberikan petunjuk kepada

orang-orang yang mempercayai dan meyakininya. Fungsi Sosial dan

Kemasyarakatan Upacara Pembukaan Cupu, di mana Upacara tersebut tidak bisa

dilaksanakan oleh satu, dua, atau tiga orang saja. Kegiatan ini bersifat besar, yang

dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh masyarakat Dusun Mendak Dengan

demikian kegiatan ini memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat, sehingga

kerukunan hidup dan persatuan tetap terjaga. Fungsi Budaya dalam Upacara

Pembukaan Cupu Panjala, masyarakat telah memberikan sumbangan yang besar

dalam pelestarian kebudayaan dan memperkaya khasanah kebudayaan nasional.

(1) Sebagai sarana sistem proyeksi (projective system), yaitu alat pencerminan

angan-angan kelompok masyarakat tertentu (suatu kolektif), (2) Sebagai alat

pendidikan, (3) Sebagai pengawas norma-norma masyarakat yang harus dipatuhi

oleh kolektifnya, dan (4) Agar dapat mengambil sebuah pengalaman dari orang

terdahulu sehingga dapat bertindak lebih berhati-hati lagi.

Page 14: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

SARI PATHI

Steffi Denis Kurniawati. C0108081. 2012. Ramalan Alam dalam Pembukaan

Cupu Panjala, di Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul,

Yogyakarta (Kajian Bentuk, Makna, dan Fungsi). Skripsi: Jurusan Sastra

Dhaerah Fakultas Sastra lan Seni Rupa Pawiyatan Luhur Sebelas Maret Surakarta

Hadiningrat.

Prêkawis ingkang andhasari panalitèn punika bilih Upacara pambikakipun

Cupu Panjala sampun kawêntar wontên ing masyarakat, mbotên namung trumrap

masyarakat Mendhak-Girisêkar. Panalitèn punika badhe mangêrtosi babagan

tatacara pambikakipun Cupu Panjala, wontên ing dhusun Mêndhak-Girisêkar,

Gunungkidul, Yogyakarta. Upacara Pambikakipun Cupu Panjala minangka aset

kabudayan awit saking menika panalitèn punika minangka salah satunggalipun

cara anggènipun nglêstantunakên kabudayan dhaerah kanthi cara damêl

dokumèntasinipun (2012).

Prêkawis panalitèn punika inggih punika: (1) Kados pundi gêgambaran

masyarakat dhusun Mendhak-Girisêkar, Gunungkidul, Yogyakarta?, (2) Kados

pundi wujud Upacara Pambikakipun Cupu Panjala?, (3) Kadospundi makna

ingkang kakandhut wontên Upacara Pambikakipun Cupu Panjala?, saha (4) Kados

pundi mupangatipun Upacara Pambikakipun Cupu Panjala trumrap masyarakat

ingkang anggadhahi ing dhusun Mêndhak-Girisêkar, Kabupatèn Gunungkidul,

Yogyakarta?.

Ancasipun panalitèn punika (1) Anggambarakên masyarakat wontên ing

Desa Girisekar, Gunungkidul, Yogyakarta (2) Anggambarakên wujud Upacara

Pambikakipun Cupu Panjala (3) Anggambarakên makna ingkang kakandhut

wontên ing Upacara Pambikakan Cupu Panjala (4) Anggambarakên

mupangatipun Upacara Pambikakipun Cupu Panjala kagêm masyarakat ingkang

anggadhahi ing dhusun Mêndhak-Girisêkar, Kabupatèn Gunungkidul,

Yogyakarta.

Panalitèn punika panalitèn kanthi wujud panalitèn dèskriptif kualitatif.

Asaling sumbêr data saking informan inggih punika juru kunci, masyarakat, saha

masyarakat ingkang rawuh saha mangêrtosi kawontênan Upacara Pambikakipun

Cupu Panjala. Sumbêr data sanèsipun saking buku-buku, foto saha rèfêrènsi

ingkang jumbuh kaliyan panalitèn punika. Tèknik anggènipun ngêmpalakên data

ingkang dipunginakakên inggih punika obsêrvasi langsung, wawancara,

dokumèntasi. Wondene validitas data ngginakaken teknik triangulasi data Tèknik

analisis data ngginakakên kanthi urutan ngêmpalakên data, reduksi data,

penyajan data saha dudutan.

Asil panalitèn punika, (1) Gêgambaran masyarakat dhusun Mendhak-

Girisêkar, Gunungkidul, Yogyakarta minangka panyêngkuyung Upacara

Pambikakipun Cupu Panjala dipunpirsani saking babagan geografis, mata

pêncaharian, sosial budaya, agami /kapitadosanipun, saha tradhisi masyarakat (2)

Wujud saking Upacara Pambikakipun Cupu Panjala, sêjarah Cupu Panjala,

tatacara Upacara Pambikakipun Cupu Panjala saha prosèsi Pambikakipun Cupu

Page 15: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Panjala (3) Makna Upacara Pambikakipun Cupu Panjala dipunpitadosi paring

bêrkah wontên mangsa tanêm ingkang badhe dipunlampahi saben taunipun.

Punika ngêmot pangêrtosan bilih tandha-tandha wontên salêbêtipun Upacara

punika badhe paring daya pêngaruh saha pêrtandha mindhakipun kasil panèn

wontên ing mangsa tanêm. Ramalan jaman ingkang wontên ing Upacara

Pambikakipun Cupu Panjala dereng sagêd dipunbuktèkakên, nanging

kawontênannipun sampun dipunpitadosi masyarakat minangka pitêdahipun

gêsang, pitêdahipun kadadosan-kadadosan ingkang badhe kalampahan. (4)

Mupangating Upacara Pambikakipun Cupu Panjala mupangat religious Cupu

Panjala ingkang sagêd paring kasêjahtêraan saha paring pitêdah dhumatêng tiyang

ingkan pitados. Mupangat sosial saha kemasyarakatan Upacara Pambikakipun

Cupu Panjala, upacara punika mbotên sagêd dipun tindakaken dening satunggal,

kalih utawi tiga tiyang kemawon. Kegiatan punika sifatipun agêng, katindakakaen

kalian sadaya masyarakat dhusun Mêndak-Girisêkar. Kanthi makatên, kegiatan

punika ngiyatakên karukunan masyarakat, ingkang tundonipun karukunan gêsang

saha pêrsatuan saged dipun jagi. Mupangat budaya wontên Upacara

Pambikakipun Cupu Panjala, masyarakat sampun paring sumbangan ingkang

kathah nglêstantunakên kabudayan saha anambahi khasanah kabudayan nasional.

(1) Minangka sarana Sistêm Proyèksi (projective system), inggih punika

gêgambaran gêgayuhanipun kêlompok masyarakat (suatu kolèktif) (2) Minangka

alat alat pendidikan (3) minangka pangêndhali norma-norma masyarakat ingkang

kêdah dipunlampahi (4) supados sagêd dipunpundhut satunggal pêngalaman

saking lêluhur ingkang tundonipun sagêd tumindak langkung ngatos-atos.

Page 16: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT

Steffi Denis Kurniawati. C0108081. 2012. Natural Oracle in Cupu

Panjala Opening, in Dusun Mendak-Girisekar, Gunungkidul, Yogyakarta (A

Study on Form, Meaning, and Function). Thesis: Local Letters Department of

Faculty of Letters and Fine Arts of Surakarta Sebelas Maret University.

The background of research is that Cupu Panjala Opening Ritual has been

popular within the society, not only Girisekar people. This research wants to find

out the Cupu Panjala Opening custom, in Mendak-Girisekar hamlet,

Gunungkidul, Yogyakarta. Cupu Panjala Opening Ritual is a cultural asset so this

research is one measure in the attempt of preserving local culture by conducting

recent documentation (2012).

The problem statements of research are: (1) how is the profile of Girisekar

people, Gunungkidul, Yogyakarta?, (2) how is the form of Cupu Panjala Opening

Ritual, (3) what is the meaning contained in Cupu Panjala Opening Ritual?, and

(4) what is the function of Cupu Panjala Opening Ritual for the owner society in

Mendak-Girisekar hamlet, Gunungkidul Regency, Yogyakarta.

This study was a folkloric descriptive qualitative research. The data source

derived from the informants consisting of gatekeeper, society and coming visitors

knowledgeable about the existence of Cupu Panjala Opening Ritual. Other data

sources derived from books, photographs, and references relevant to the study.

Techniques of collecting data used by the author were direct observation,

interview, documentation and data validity. Technique of analyzing data used

such stages as data collection, data reduction, data display and conclusion

drawing.

The result of research showed (1) the profile of Girisekar people,

Gunungkidul, Yogyakarta as the proponent of Cupu Panjala Opening Ritual

viewed from geographic, livelihood, social-cultural, religion and belief, and

tradition aspects; (2) the form of Cupu Panjala Opening Ritual constituted the

history, custom and procession of Cupu Panjala Opening Ritual; (3) the meaning

of Cupu Panjala Opening Ritual was believed as bringing bless during planting

season that would be passed through annually. It meant t hat the signs in the

implementation of Ritual would give effect and indication of the harvest success

during planting season. The age oracle existing in the Cupu Panjala Opening

Ritual had not been proved, but its existence had been believed by the society as

life direction, the directions of events that would occur. (4) The function of Cupu

Panjala Opening Ritual could give welfare and guidelines to those who trust and

believe in it. The social and societal function of Cupu Panjala Opening Ritual was

that the ritual could be done by one, two or three people only. This activity was

massive, the implementation of which involved all people of Mendak hamlet.

Thus, this activity solidified the societal life concordance, so that life concordance

and unity would be preserved. The Cultural function of Cupu Panjala Opening

Ritual was that society had considerable contribution to the cultural preservation

Page 17: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

and to the national cultural vocabulary enrichment. (1) as the means of projective

system, the means of reflecting a certain society group’s (collective) imagination

(2) as education instrument, (3) as the supervisor of society norms that should be

complied with its collective, (4) in order to take an experience from the precursors

so that could act more cautiously.

Page 18: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RAMALAN ALAM DALAM PEMBUKAAN CUPU

PANJALA DI DUSUN MENDAK-GIRISEKAR

KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

(Kajian Bentuk, Makna, dan Fungsi)

Steffi Denis Kurniawati1

Sahid Teguh Widodo, S.S., M.Hum, Ph. D2 Prasetyo Adi Wisnu

W., SS., M. Hum3

ABSTRAK

2012. Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar Belakang mendasari dilakukannya penelitian ini ialah bahwa

Upacara Pembukaan Cupu Panjala telah populer di masyarakat,

tidak saja bagi masyarakat Girisekar. Penelitian ini ingin

mengetahui tentang tatacara Pembukaan Cupu Panjala, di dusun

Mendak-Girisekar, Gunung kidul, Yogyakarta. Upacara

Pembukaan Cupu Panjala merupakan aset kebudayaan sehingga

penelitian ini merupakan salah satu langkah dalam upaya

melestarikan kebudayaan daerah dengan cara melakukan

dokumentasi terkini (2012).

Rumusan Masalah penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimanakah profil

masyarakat Desa Girisekar, Gunungkidul, Yogyakarta?, (2)

Bagaimanakah bentuk Upacara Pembukaan Cupu Panjala?, (3)

Bagaimanakah makna yang terkandung dalam Upacara

Pembukaan Cupu Panjala? dan, (4) Bagaimanakah fungsi

Upacara Pembukaan Cupu Panjala bagi masyarakat pemiliknya di

dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta?.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan profil

masyarakat di Desa Mendak-Girisekar, Gunungkidul, Yogyakarta

(2) Mendeskripsikan bentuk Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

(3) Mendeskripsikan makna yang terkandung dalam Upacara

1 Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah dengan NIM C0108081

2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

Pembukaan Cupu Panjala. (4) Mengungkapkan fungsi Upacara

Pembukaan Cupu Panjala bagi masyarakat pemiliknya di dusun

Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Penetian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif

folklorik. Sumber data berasal dari informan juru kunci,

masyarakat dan pengunjung yang datang yang mengetahui tentang

keberadaan Upacara Pembukaan Cupu Panjala. Sumber data lain

berasal dari buku-buku, foto dan referensi yang relevan dengan

penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh

peneliti adalah observasi langsung, wawancara, dokumentasi.

Untuk menjamin validitas data dipergunakan triangulasi data.

Teknik analisis data menggunakan tahap-tahap pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini adalah, (1) Profil masyarakat dusun

Mendak-Girisekar, Gunungkidul,Yogyakarta sebagai pendukung

Upacara Pembukaan Cupu Panjala ditinjau secara geografis, mata

pencaharian, sosial budaya, agama dan kepercayaan, tradisi

masyarakat (2) Bentuk dari Upacara Pembukaan Cupu Panjala

terdiri dari sejarah dari Cupu Panjala, tatacara Upacara Pembukaan

Cupu Panjala dan prosesi Pembukaan Cupu Panjala (3) Makna

Upacara Pembukaan Cupu Panjala diyakini memberikan berkah

pada musim tanam yang akan dilalui dalam setiap tahunnya. Hal

ini mengandung pengertian bahwa tanda-tanda dalam pelaksanaan

Upacara ini akan memberikan pengaruh dan pertanda keberhasilan

panen pada musim tanam. Ramalan jaman yang ada dalam Upacara

Pembukaan Cupu Panjala belum dapat dibuktikan, tetapi

keberadaannya telah diyakini masyarakat sebagai petunjuk hidup,

mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi. (4) Fungsi

Upacara Pembukaan Cupu Panjala yaitu Fungsi Religius Cupu

Panjala yang mampu memberi kesejahteraan dan memberikan

petunjuk kepada orang-orang yang mempercayai dan meyakininya.

Fungsi Sosial dan Kemasyarakatan Upacara Pembukaan Cupu, di

mana Upacara tersebut tidak bisa dilaksanakan oleh satu, dua, atau

tiga orang saja. Kegiatan ini bersifat besar, yang dalam

pelaksanaannya melibatkan seluruh masyarakat Dusun Mendak

Dengan demikian kegiatan ini memperkokoh kerukunan hidup

bermasyarakat, sehingga kerukunan hidup dan persatuan tetap

terjaga. Fungsi Budaya dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala,

Page 19: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masyarakat telah memberikan sumbangan yang besar dalam

pelestarian kebudayaan dan memperkaya khasanah kebudayaan

nasional. (1) Sebagai sarana sistem proyeksi (projective system),

yaitu alat pencerminan angan-angan kelompok masyarakat tertentu

(suatu kolektif), (2) Sebagai alat pendidikan, (3) Sebagai pengawas

norma-norma masyarakat yang harus dipatuhi oleh kolektifnya,

dan (4) Agar dapat mengambil sebuah pengalaman dari orang

terdahulu sehingga dapat bertindak lebih berhati-hati lagi.

Page 20: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah upacara yang bersifat tradisional

dan merupakan tradisi dari Keraton Yogyakarta yang dilaksanakan di Dusun

Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Cerita lisan yang

dimiliki oleh masyarakat diwariskan secara turun-temurun secara lisan dari waktu-

ke waktu dan masih memegang teguh tradisinya (Brunvard dalam James

Dananjaja, 1986: 4 ).

Cerita ini dimulai ketika salah satu murid Sunan Kalijaga yang benama

Eyang Wonowongso mencari anaknya bernama Kyai Sayek yang hilang di lautan.

Jika ingin menemukan anaknya, harus berpuasa tujuh hari tujuh malam,

membawa nasi segenggam dan jala karena menurut cerita Sayek dibawa masuk

oleh penguasa pantai laut selatan. Ketika melempar jala ke arah laut, menemukan

anaknya membawa beberapa barang berharga, salah satunya berupa Cupu.

Cupu Panjala terdiri dari tiga macam Cupu. Cupu paling besar bernama

Semar Tinandhu, yang berukuran sedang adalah Kalang Kinantang dan yang

paling kecil Kenthiwiri. Cupu ini sekarang tersimpan dalam sebuah peti kecil

berukuran kurang lebih panjang 20 cm, lebar 10 cm dan tinggi 7 cm.

Selanjutnya peti kecil ini akan dibungkus dan dibalut dengan kain mori berjumlah

kurang lebih 500 lembar. Cupu itu berbentuk cawan kecil, dibungkus oleh kain

mori, disimpan dalam Senthong tertutup dan diyakini sebagai benda berpetuah.

Page 21: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Ketika satu tahun kemudian dibuka, pada kain tersebut terdapat pola-pola air

lembab yang bisa dibaca sebagai prediksi peristiwa yang akan terjadi. Selain itu,

kadang pada kain tersebut terdapat jarum, kulit kacang, gabah kering atau hal-hal

lainnya. Barang-barang tersebut juga dapat mendukung prediksi yang akan terjadi.

Pada tiap-tiap lembar mori ini ditemukan benda atau gambar yang dipercayai

sebagai ramalan jaman yang selalu dihubung-hubungkan dengan keadaan alam,

pemerintahan Keraton Yogyakarta, pertanian, peternakan, kesuksesan dan

kehidupan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dahulu upacara ini lebih

mengutamakan nilai kesakralannya, keyakinan, kekerabatan, ungkapan syukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi kini berkembang menjadi sangat pesat di

mana lebih dominan nilai ekonominya.

Tradisi merupakan bentuk warisan panjang. Lisan adalah bentuk

pewarisan yang khas. Tradisi lisan adalah warisan leluhur Jawa yang abadi.

Sebuah mutiara kultur leluhur yang hampir terlupakan oleh banyak orang, namun

tetap bertahan. Tradisi itu ada, lestari, hidup, berkembang, tanpa paksaan dan

tekanan (Suwardi Endraswara, 2005: 1).

Upacara pembukaan Cupu Panjala dilaksanakan pada hari Senin Wage

malam Selasa Kliwon mangsa Kapapat bulan Jawa Dulkangidah setahun sekali

menjelang musim labuh atau musim bercocok tanam. Menurut cerita Cupu

Panjala sudah berusia 500 tahun. Upacara Pembukaan Cupu Panjala harus

melaksanakan prosesi kenduri (wilujengan) dan dhahar kembul, sehingga peziarah

dan pengunjung diwajibkan untuk makan bersama sebanyak dua kali dengan

syarat satu piring dimakan untuk dua orang.

Page 22: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Masyarakat setempat dan masyarakat pengunjung yang datang

mempercayai berbagai jenis benda ataupun gambar yang menempel pada kain

mori menandakan peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang sehingga

masyarakat lebih waspada. Oleh karena kepercayaan masyarakat sekitar sangatlah

kuat yang menjadikan Upacara Pembukaan Cupu Panjala sampai sekarang masih

tetap eksis keberadaannya. Masyarakat tradisional merupakan warisan yang harus

dijaga dan dilestarikan keberadaannya (Sapardi Djoko Damono, 1984: 42 ).

Banyak pengunjung yang datang untuk mendapatkan berkah permohonannya

dalam hal perdagangan, ketenteraman hidup rumah tangga, naik pangkat,

kesehatan, melamar pegawai negeri sipil, maupun perjodohan.

Cerita lisan lahir dari masyarakat tradisional yang masih memegang teguh

tradisi lisannya. Cerita lisan bersifat anonim sehingga sulit untuk diketahui

sumber aslinya serta tidak memiliki bentuk tetap. Cerita lisan sebagian besar

dimiliki oleh masyarakat tertentu yang digunakan sebagai alat untuk menggalang

rasa kesetia kawanan dan alat untuk memperkuat nilai-nilai sosial budaya yang

ada dan berlaku dalam masyarakat tersebut. Sebagai produk sosial cerita lisan

mempunyai kesatuan dinamis yang bermakna sebagai nilai dan peristiwa pada

jamannya (Goldman, dalam Sapardi Djoko Damono, 1984: 42 ).

Adanya kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang dimiliki oleh Cupu

Panjala maka banyak orang yang meminta pertolongan dan memohon sesuatu

yang diinginkan. Menghadapi hal tersebut muncullah mitos-mitos yang kemudian

dijadikan pedoman untuk mengatasi masalah yang sering muncul dalam

kehidupan manusia. Melalui mitos manusia dapat turut serta mengambil bagian

Page 23: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dalam kejadian-kejadian sekitarnya, dan dapat menanggapi daya-daya kekuatan

alam (Van Peursen, 2007: 37).

Masyarakat yang percaya akan kekuatan ramalan Cupu Panjala percaya

bahwa doanya akan terkabul, akan tetapi harus disertai dengan usaha dan tetap

berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut keterangan juru kunci ketika

peneliti mengadakan wawancara bahwa banyak orang yang terkabul keinginannya

tetapi semua itu tergantung kepada diri pribadi masing-masing. Cupu Panjala

mampu memberikan petunjuk-petunjuk tentang kejadian yang akan terjadi,

sehingga masyarakat dapat lebih waspada.

Upacara Pembukaan Cupu Panjala mengandung nilai-nilai kultural,

sejarah dan nilai filosofi. Merupakan nilai kultural karena Upacara Pembukaan

Cupu Panjala ini merupakan bagian dari budaya Jawa yang mengandung nilai

sejarah karena telah ada sejak jaman para wali. Jadi Upacara ini telah menempuh

masa perjalanan sejarah yang cukup lama.

Berdasarkan latar belakang seperti yang telah diuraikan di depan maka

penelitian ini perlu pertimbangan atau alasan dilakukannya penelitian yaitu peneliti

tertarik dengan Upacara pembukaan Cupu panjala, di Dusun Mendak-Girisekar,

Kabupaten Gunung kidul, Yogyakarta.

Peneliti ingin mengetahui tentang tatacara Pembukaan Cupu Panjala, di

Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunung kidul,Yogyakarta. Peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian lapangan terkait dengan keberadaan Upacara

Pembukaan Cupu Panjala dengan tujuan untuk melakukan dokumentasi terkini

Page 24: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

(2012) dari cerita rakyat tersebut berikut perkembangan tradisi budaya yang

terkait dengan cerita serta untuk melihat sejauh mana perkembangan masyarakat

Mendak-Girisekar sebagai pemilik cerita Cupu Panjala. Di samping itu ingin

budaya Jawa dalam wujud Upacara Pembukaan Cupu Panjala mampu membawa

keharuman bangsa sesuai dengan sabda Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana

X yaitu Kuncaraning ruming bangsa dumunung heneng luhuring budaya berarti

keharuman suatu bangsa berada pada keluhuran budayanya (Dinas Pariwisata

Gunungkidul, 2008: 07 ).

Page 25: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan

permasalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah profil masyarakat Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten

Gunungkidul, Yogyakarta?

2. Bagaimanakah bentuk Upacara Pembukaan Cupu Panjala di Dusun Mendak-

Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta?

3. Bagaimanakah makna yang terkandung dalam Upacara Pembukaan Cupu

Panjala di Dusun Mendak- Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta?

4. Bagaimanakah fungsi Upacara Pembukaan Cupu Panjala bagi masyarakat

pemiliknya Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penulis mengadakan penelitian tentang ritual Pembukaan Cupu Panjala

memiliki tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan profil masyarakat Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten

Gunungkidul, Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan bentuk Upacara Pembukaan Cupu Panjala di Dusun

Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Page 26: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. Mendeskripsikan makna yang terkandung dalam Upacara Pembukaan Cupu

Panjala di Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

4. Mengungkapkan fungsi Upacara Pembukaan Cupu Panjala bagi masyarakat

pemiliknya Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis sebagai berikut.

1) Manfaat Teoretis.

Penelitian ini banyak memanfaatkan teori- teori sastra ( lisan ), folkor dan budaya.

Secara Teoretis, penelitian ini dapat memperluas dan menambah wawasan

penelitian sastra lisan bagi kepentingan pengembangan Ilmu Pengetahuan.

2) Manfaat Praktis.

Secara praktis manfaat yang dicapai dalam penelitian ini adalah dokumentasi

Upacara Pembukaan Cupu Panjala di dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten

Gunungkidul, Yogyakarta (2012), sebagai salah satu aset kekayaan sastra lisan

Nusantara. Selain itu penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Dinas Pariwisata dan

peneliti-peneliti lain dalam rangka pendataan dan inventarisasi kebudayaan

tradisional yang masih banyak tersimpan di berbagai pelosok tanah air.

Page 27: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Folklor

Foklor berasal dari kata folklore ( bahasa Inggris ) yang terdiri dari dua

kata yaitu Folk artinya rakyat dan lore artinya tradisi. Fokl adalah kelompok

kolektif yang memiliki ciri-ciri pengenalan kebudayaan yang membedakan

dengan kelompok lain. Lore merupakan wujud tradisi dari folk, Tradisi tersebut

diturunkan secara turun- temurun. Foklor berarti tradisi rakyat yang disampaikan

secara lisan (James Dananjaja, 1984: 2 ).

Menurut Jan Harold Brunvand, seorang ahli folklor dari Amerika Serikat

(AS), folklor dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan

tipenya yaitu folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan.

1. Folklor Lisan

Folklor yang bentuknya memang murni lisan. Bentuk-bentuknya (genre)

folkor yang termasuk ke dalam kelompok besar ini antara lain: a) bahasa rakyat

(folk speech) seperti logat, julukan, pangkat tradisional dan titel kebangsawanan,

b) ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah, dan pameo, c) pertanyaan

tradisional, seperti teka-teki, d) puisi rakyat, seperti pantun, gurindam dan syair,

e) cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda dan dongeng, f) nyanyian rakyat.

Page 28: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Folklor Sebagian Lisan

Folkor yang sebagian bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan

bukan lisan. Bentuk–bentuk folklor yang termasuk kelompok besar selain

kepercayaan rakyat adalah permainan rakyat, tarian rakyat, adat istiadat, upacara,

pesta rakyat, dan lain-lain (James Dananjaya, 1984: 21).

3. Folklor Bukan Lisan

Folklor yang bentuknya bukan lisan walaupun cara pembuatannya

disampaikan secara lisan. Kelompok ini dibagi menjadi yang material dan yang

bukan material. Bentuk yang material antara lain : arsitektur rakyat (bentuk rumah

asli daerah, bentuk lumbung padi dan sebagainya). Kerajinan tangan rakyat,

pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan minuman rakyat serta obat-obatan

tradisional. Adapun folklor yang termasuk bukan material adalah : gerak isyarat

tradisional, bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat (kentongan tanda bahaya di

Jawa atau bunyi gendang untuk mengirim berita seperti yang dilakukan

masyarakat Afrika.) dan musik rakyat (James Dananjaya, 1984: 21 - 22).

Folkor adalah bagian budaya yang sering disampaikan secara lisan. Aspek

tradisi menjadi penting dalam folklor. Tradisi tersebut dilakukan pada ciri

pembeda folklor yang lain. Ternyata aspek folklor yang penting terletak pada sifat

ketradisionalan dan kelisanan (Suwardi Endraswara, 2005: 11).

Berbagai hal yang melingkupi folklor dari waktu ke waktu bisa berubah.

Telah diyakini, bahwa dengan memahami makna folklor, penelitian tidak akan

salah arah. Folklor memang sulit diartikan secara harfiah. Pengertian secara

leterlek tentu akan mementahkan kandungan maknanya. Paham secara umum,

Page 29: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

folklor sering diartikan sebagai kisah lisan. Makna ciri kelisanan, dari mulut ke

mulut sangat menonjol dalam folklor. Namun dalam perkembangan selanjutnya

folklor tidak hanya lisan, setengah lisan dan ada pula yang berupa fisik, seperti

lukisan, rumah, keris, dan sebagainya. Dari sekian macam definisi folklor sering

berbenturan satu sama lain.

Folklor dapat dimaknai sebagai kekayaan tradisi, sastra, seni, hukum,

pelaku dan apa saja yang dihasilkan oleh folkl secara kolektif. Folklor memiliki

jiwa dan milik bersama, folklor pun merupakan ekspresi masyarakat berbudaya.

Penelitian folklor amat terbuka, meliputi segala hal tentang manusia.

Teori Fungsi dalam Penelitian Folklor Dundes menyatakan bahwa fungsi folklor

secara umum ( Metodologi Penelitian Sastra, 2008: 127 ) sebagai berikut.

1. Membantu mendidik anak muda

2. Meningkatkan perasaan solidaritas kelompok

3. Memberikan sanksi sosial agar orang berperilaku baik / memberi hukuman

4. Sebagai sarana kritik sosial

5. Memberikan suatu pelarian yang menyenangkan dari kenyataan

6. Mengubah pekerjaan yang membosankan menjadi pemainan

Page 30: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

B. Tradisi Lisan

Pesan itu sangat erat kaitanya dengan karakteristik tradisi lisan. Di sini

muncul sekurang - kurangnya tiga hal, yang berhubungan dengan ciri tradisi lisan

(Suwardi Endraswara, 2005: 4) yaitu : (1) tak reliable, artinya tradisi lisan itu

cenderung berubah- ubah, tak ajeg, dan rentan perubahan, (2) berisi kebenaran

terbatas, tradisi lisan hanya memuat kebenaran intern, dan tak harus bersifat

universal, (3) memuat aspek-aspek historis masa lalu. Dengan kata lain, tradisi

lisan akan terjadi apabila ada kesaksian seseorang secara lisan terhadap peristiwa.

Kesaksian itu diteruskan orang lain secara lisan pula, sehingga menyebar ke mana

saja. Keterulangan kesaksian peristiwa inilah yang menciptakan sebuah tradisi

lisan. Cerita lisan merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan

berkembang di tengah-tengah masyarakat dan diwariskan secara turun temurun

secara lisan sebagai milik bersama. Cerita rakyat merupakan pencerminan situasi

kondisi dan tata krama masyarakat pendukungnya (Depdikbud,1995).

Menurut Hutomo dalam Suwardi Endraswara (2011: 8) bahan sastra lisan

dapat dibedakan menjadi tiga bagian sebagai berikut.

1. Bahan yang bercorak cerita: cerita biasa (tales), mitos (myths), legenda

(legends), epic (epics), cerita tutur (ballads), memori (memorates)

2. Bahan yang bercorak bukan cerita: ungkapan (folk speech), nyanyian (songs),

peribahasa (proverbs), teka – teki (riddles), puisi lisan (rhymes), nyanyian

sedih pemakaman (dirge), undang – undang atau peraturan adat (law).

3. Bahan yang bercorak tingkah laku (drama): drama panggung dan drama arena.

Page 31: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Genre folklor adalah keberagaman folklor. Genre akan memuat aneka macam

bentuk foklor. Setiap genre akan memiliki sub genre lagi yang lebih kecil. Jadi,

genre foklor Jawa amat beragam. Dari sekian genre, dapat digolongkan ke dalam

lingkup yang lebih besar yang disebut bentuk foklor. Dari batasan, tampaknya

gagasan Utley ( Dalam Suwardi Endraswara, 2008 :36), yang cukup merujuk pada

ciri pengenal folklor. Dia menyatakan bahwa folklor itu bercirikan:lisan(oral), ada

persebaran (transmission), tradisi (tradition), pelestarian (survival), dan kolektif

(communal).

Hutomo (2008: 20) mengatakan bahwa ciri folklor: bersifat lisan, bersifat

tradisional, keberadaannya sering memiliki varian / versi, selalu anonym,

cederung memiliki formula/rumus yang jelas. Ciri tersebut menandakan bahwa

folklor adalah budaya asli, namun perlu diresapi bahwa ciri tersebut sering kali

juga menjebak peneliti sendiri maksudnya jika hanya berpegang pada aspek lisan,

karena kini telah ada budaya tulis.

Perbedaan antara tradisi lisan dan tradisi tulis adalah sebagai berikut.

1. Tradisi lisan membutuhkan audien agar mendengarkan, sehingga ada kontak

psikologis. Hubungan pencipta atau pelantun dan penikmat biasanya berada

pada suatu ruang dan waktu yang kurang lebih sama. Berbeda dengan tradisi

tulis, hubungan pencipta dan penikmat tidak harus satu ruang dan waktu.

2. Tradisi lisan keberadaannya menjadi amat tentatif, sejauh orang dapat

mengingat. Jika pelantun dan pencipta telah tiada, kalau pewarisan tidak

segera dilakukan maka akan punah. Berarti tradisi lisan memiliki

kecenderungan mudah punah dibanding tradisi tulis.

Page 32: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3. Jarang dilakukan penghargaan tertentu kepada pencipta tradisi lisan karena

tidak tahu siapa penciptanya. Penghargaan hanya biasa dilakukan pada

perlombaan memahami atau melantunkan tradisi lisan. Dalam kaitan yang

diutamakan adalah aspek kelisanan. Sedangkan pencipta tradisi tulis, sering

diberi penghargaan yang memadai. Hal ini amat memicu perkembangan

tradisi tulis dibanding tradisi lisan.

4. Tradisi lisan cenderung bisa mendukung bidang lain, terutama ke arah

performance art (seni pertunjukan) atau poetry reading (mendengarkan

puisi). Hal ini memungkinkan tradisi lisan dapat menyumbangkan perannya

pada bidang-bidang strategis, seperti pariwisata. Sedangkan tradisi tulis

sebagian besar hanya dinikmati untuk dibaca dan diteliti keindahannya.

Pengkajian tradisi lisan sering jauh lebih lama di lapangan jika

dibandingkan dengan tradisi tulis yang dapat diakses sewaktu-waktu.

Dokumentasi tradisi lisan masih sangat jarang dibandingkan tradisi tulis. Tradisi

lisan sebagian masih banyak di berbagai wilayah daerah.

Menurut Brunvard dalam James Dananjaja ( 1986: 4) cerita lisan yaitu

suatu tradisi lisan yang berupa kisah berbentuk cerita prosa rakyat atau cerita yang

merakyat. Prosa rakyat mudah diingat oleh pemiliknya, terutama tokoh-tokoh

penting yang sering menjadi idola. Cerita lisan merupakan bagian dari suatu

kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dan

diwariskan secara turun temurun secara lisan sebagai milik bersama.

Page 33: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

C. Cerita Rakyat

Cerita rakyat merupakan pencerminan situasi kondisi dan tata krama

masyarakat pendukungnya (Depdikbud, 1995). Pertumbuhan dan perkembangan

sastra suatu masyarakat merupakan pertumbuhan dan gerak dinamis pewarisnya

dalam melestarikan nilai budaya leluhurnya. Dalam hal ini, sastra lisan berperan

sebagai modal apresiasi sastra yang telah membimbing anggota masyarakat ke

arah pemahaman gagasan dan peristiwa berdasarkan praktik. Apresiasi sastra ini

telah menjadi tradisi selama berabad-abad sebagai dasar komunikasi antara

pencipta dan masyarakat yaitu ciptaan yang berdasarkan lisan. Dengan demikian,

sastra lisan akan lebih mudah dipahami sebab ada unsurnya yang mudah dikenal

oleh masyarakat (Yus Rusyana, 1981 ).

Ciri-ciri dan bentuk cerita rakyat berdasarkan pendapat James Dananjaya

(1984: 4) folklor mempunyai beberapa ciri pengenal yang membedakan dari

kesusasteraan secara tertulis. Ciri cerita rakyat adalah sebagai berikut.

1. Penyebarannya dan pewarisannya dilakukan secara lisan yaitu disebarkan dari

mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2. Memiliki versi yang berbeda-beda karena penyebarannya secara lisan.

3. Bersifat tradisional dan disebar dalam bentuk relative tetap atau dalam bentuk

standar disebarkan di antara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama.

4. Bersifat anonim karena pengarangnya tidak diketahui lagi, maka cerita rakyat

telah menjadi milik masyarakat pendukungnya.

Page 34: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

5. Menggunakan bentuk berpola yaitu menggunakan kata-kata klise, ungkapan-

ungkapan tradisional, ulangan-ulangan dan mempunyai pembukaan dan

penutupan yang baku. Gaya ini berlatar belakang kultur terhadap peristiwa dan

tokoh utamanya.

6. Mempunyai kegunaan dalam kehidupan kolektif, yaitu sebagai sarana

pendidikan, pelipur lara, proses sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.

7. Bersifat pralogis, dalam arti mempunyai logika tersendiri, yaitu tentu saja lain

dengan logika umum.

8. Menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Dasar anggapan ini sebagai

akibat sifatnya yang anonim.

9. Bersifat polos dan lugu, sehingga sering kelihatan kasar, terlalu spontan.

Cerita rakyat memiliki ciri-ciri seperti yang telah disebutkan di depan dan

memiliki bentuk-bentuk seperti di bawah ini.

1. Mite mengandung tokoh-tokoh dewa atau setengah dewa. Tempat terjadinya

di tempat lain jauh pada masa purba.

2. Legenda adalah cerita yang mengandung ciri-ciri hampir sama dengan mite.

Tokoh dalam legenda disakralkan oleh pendukungnya. Tokoh merupakan

manusia biasa yang mempunyai kekuatan atau kemampuan yang luar biasa,

tempat terjadinya di dunia kita. Legenda tidak setua mite. Legenda

menceritakan terjadinya tempat, seperti: pulau, gunung, daerah atau desa, danau

atau sungai, dan sebagainya.

3. Dongeng adalah cerita yang dianggap tidak benar-benar terjadi dan tidak terikat

oleh ketentuan tentang pelaku atau tokoh, waktu, dan tempat. Dongeng

Page 35: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

hanyalah khayalan belaka. Menurut Jan Harold Brunvard (dalam James

Danandjaja, 1997: 67) membagi legenda menjadi enam kelompok yaitu 1)

legenda keagamaan (religius legend) mengisahkan tentang tokoh-tokoh agama

seperti pada jaman para wali, 2) legenda alam gaib (supernatural legend) yang

mengisahkan tentang hal-hal yang gaib atau tempat-tempat yang dipercaya ada

roh penunggunya, 3) legenda perseorangan (personal legend) mengisahkan

tentang tokoh sentral satu orang, 4) legenda setempat (local legend)

mengisahkan tentang peristiwa terjadinya tempat atau suatu daerah.

Fungsi cerita rakyat menurut James Dananjaja (1994: 19) adalah sebagai

berikut.

1. Sistem proyeksi (projective system), yaitu pencerminan angan-angan suatu

kolektif.

2. Alat pendidikan anak (pedagogical device).

3. Alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat dipatuhi.

4. Alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan.

Menurut Yus Rusyana (1978: 11) fungsi cerita rakyat antara lain, agar orang

dan anak cucu :

1. Mengetahui asal-usul nenek moyangnya.

2. Mengetahui dan menghargai jasa orang yang telah melakukan perbuatan

yang bermanfaat bagi umum.

3. Mengetahui hubungan kekerabatan, sehingga walaupun telah terpisah

karena mengembara ke tempat lain, hubungan itu tidak terputus.

Page 36: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

4. Mengetahui bagaimana asal-usul sebuah tempat dibangun dengan penuh

kesukaran.

5. Mengetahui keadaan kampung halamannya, baik keadaan alamnya

maupun kebiasaanya.

6. Mengetahui benda-benda pusaka yang ada di suatu tempat.

7. Dapat mengambil sebuah pengalaman dari orang terdahulu sehingga dapat

bertindak lebih hati-hati lagi.

8. Terhibur, sehingga pekerjaan yang berat menjadi ringan.

D. Pengertian Mitos

Mitos adalah sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah tertentu

kepada sekelompok orang. Cerita itu dapat dituturkan, tetapi juga dapat

diungkapkan lewat tari-tarian atau pementassan wayang misalnya (Van Peursen,

2007: 37). Melalui mitos manusia dapat turut serta mengambil bagian dalam

kejadian-kejadian sekitarnya, dan dapat menanggapi daya-daya kekuatan alam.

Adapun fungsi mitos sebagai berikut.

1. Mitos menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan-kekuatan ajaib. Mitos itu

tidak memberikan bahan informasi mengenai kekuatan-kekuatan itu, tetapi

membantu manusia agar dapat menghayati daya-daya itu sebagai suatu

kekuatan yang mempengaruhi dan menguasai alam dan kehidupan sukunya.

2. Mitos memberikan jaminan bagi masa kini. Namun juga dapat diperagakan

dalam sebuah tarian, bagaimana pada jaman dulu para dewa juga mulai

Page 37: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

menggarap sawahnya dan memperoleh hasil yang melimpah. Cerita itu seolah-

olah mementaskan kembali suatu peristiwa yang dulu pernah terjadi. Dengan

demikian dijamin keberhasilan usaha serupa dewasa ini.

3. Mitos memberikan pengetahuan tentang dunia. Artinya, fungsi ini mirip

dengan fungsi ilmu pengetahuan dan filsafat dalam pikiran modern misalnya

cerita-cerita terjadinya langit dan bumi.

Mitos adalah suatu cerita yang benar-benar menjadi milik mereka yang

paling berharga, karena merupakan suatu yang suci, bermakna dan menjadi

contoh model bagi tindakan manusia. Mitos bukan hanya merupakan pemikiran

intelektual dan bukan hasil logika, tetapi terlebih dulu merupakan orientasi

spiritual dan mental yang berhubungan dengan Illahi (Hari Susanto 1987: 91).

Mitos yang dipercayai oleh masyarakat pendukung cerita rakyat ada dua

macam yaitu mitos pembebasan dan pengukuhan. Mitos pembebasan adalah mitos

pendobrak, yang dapat diterobos oleh masyarakat yang sifatnya bebas. Dan mitos

pengukuhan adalah mitos yang masih dipercaya masyarakat dan sampai sekarang

diyakini dan dilestarikan keberadaannya serta dikukuhkan oleh pendukungnya

(James Dananjaya, 1984: 51).

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mitos adalah suatu

cerita yang paling berharga karena sesuatu yang suci dan bermakna, sehingga

mitos mampu memberikan arah dan pedoman tingkah laku manusia sehingga

mampu bersikap bijaksana. Namun mitos juga merupakan jawaban dari

penghayatan manusia ketika ilmu pengetahuan belum sanggup menjelaskan hal-

Page 38: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

hal yang dianggap supranatural. Mitos merupakan cerita yang sanggup

memberikan arah serta pedoman dalam kehidupan, karena manusia tidak dapat

dilepaskan dengan mitos begitu saja. Meskipun kebenaran mitos belum menjamin

dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

E. Teori Struktural Folklor

1. Pada awalnya, teori struktural yang dirangkai ini hanya untuk penelitian

tradisi lisan ( Suwardi Endraswara, 2005: 221-233). Yang dimaksud tradisi

lisan, awalnya khusus puisi lisan, yakni, puisi yang disampaikan dari mulut

ke mulut. Namun, perkembangan selanjutnya teori struktual juga dapat

dimanfaatkan bagi folklor pada umumnya hampir setiap genre folklor

memiliki struktur tertentu. Tiap struktur terkait dengan makna secara

keseluruhan.

2. Struktur naratif yang bisa digunakan dalam kajian sastra lisan adalah ala

Dundes. Menurut dia sastra lisan, terutama cerita (dongeng ) memiliki

struktur yang saling terkait antara satu sama lain. Dalam sastra lisan unsur

cerita yang paling utama adalah motif. Motif dapat berupa gejala alam,

binatang, penipuan, dan lain-lain. Cerita rakyat dapat dipotong menjadi

beberapa bagian. Setiap bagian disebut dengan motifen. Motifen ini akan

membentuk struktur yang teratur. Tentu saja teori ini lebih banyak digunakan

untuk menarik garis cerita-cerita di suatu wilayah. Garis itu yang disebut

dengan kecenderungan motif.

Page 39: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Menurut Finnegan (1977: 45) (dalam Suwardi Endraswara Tradisi Lisan,

2009: 168 ) masyarakat primitif memiliki ciri– ciri seperti lebih homogeny,

berskala kecil, konformis, lebih menekankan kelisanan, dibanding tradisi

keberaksaraan, kekerabatan masih kental, komunal dan didominasi oleh religi

dan norma tradisi, lebih bersifat tertutup. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kajian

folklor akan diarahkan kepada fungsi terhadap kolektif. Perbandingan fungsi

folklor bagi dua kolektif ini akan memperhatikan bahwa folklor tertentu

masih hidup dan berkembang, atau sebaliknaya telah punah.

4. Menurut teori Etnosentrisme folklor memang membuat folklor itu sendiri

lebih tertutup. Etnosentris sendiri mempunyai sebuah wawasan yang

mementingkan wawasan dirinya yang lebih hebat. Maka dari itu orang Jawa

menganggap folklor Jawa lah yang paling hebat. Hal itu yang membuat orang

Jawa mengenal folkways atau gaya hidup yang membingkainya agar dapat

mengantisipasi Etnosetrisme itu sendiri.

5. Wawasan teori Fetisme adalah adanya anggapan bahwa sebuah fenomena

menguntungkan dan berpengaruh besar terhadap pendukungnya. Pemujaan

terhadap roh leluhur, juga pantas menjadi objek kajian folklor fetisme

Page 40: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB III

METODE PENELITIAN

Suatu penelitian tidak akan mencapai hasil yang memuaskan tanpa adanya

suatu metode. Metode penelitian pada prinsipnya adalah suatu cara kerja untuk

memahami objek yang menjadi sasaran ilmu-ilmu yang bersangkutan. Dapat

dipahami bahwa metode penelitian adalah suatu cara kerja yang digunakan

peneliti untuk memahami objek kajian yang akan diteliti.

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten

Gunungkidul, Yogyakarta. Untuk menempuh perjalanan lokasi Upacara

pembukaan Cupu Panjala membutuhkan waktu 3,5 jam bila ditempuh dari Solo

dengan rute Solo-Baki-Wonosari(Klaten)-Karangdowo-Pedan-Cawas-Semin-

Karangmojo-Wonosari-Playen-Paliyan. Dalam perjalanan banyak melewati hutan

yang sangat luas tetapi dalam perjalanan menuju Desa Mendak-Girisekar, bisa

ditempuh dengan menggunakan bus dengan jurusan Solo-Semin turun di Pasar

Semin lalu naik bus Jurusan Wonosari turun di terminal, naik bus lagi jurusan

Panggang turun di desa Mendak, dan berjalan kira-kira 0,5 kilometer.

Page 41: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Bentuk Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dalam bentuk

Penelitian Foklorik yang mengkaji tentang Ramalan Alam dalam Pembukaan

Cupu Panjala di Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Penelitian kualitatif yaitu dilakukan tidak mengutamakan pada angka-angka,

tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep

yang sedang dikaji secara empiris. Semua penelitian kualitatif mencerminkan

suatu perspektif fenomenologis. Artinya, penelitian yang menggunakan perspektif

fenomenologis berusaha untuk memahami makna dari peristiwa-peristiwa dan

interaksi-interaksi manusia dalam situasi tertentu (Atar Semi, 1990: 25-26).

Penelitian deskriptif kualitatif, adalah pengumpulan data berupa kata-kata,

gambar, dan bukan angka-angka. Data yang dimaksud untuk memberikan

gambaran penyajian laporan, data berasal dari naskah wawancara, catatan

lapangan, foto, video, tape, catatan atau memo, buku-buku penunjang dan

dokumen resmi lainnya ( Lexy J. Moleong, 2007: 11). Tujuan penelitian deskriptif

kualitatif adalah memperoleh gambaran atau deskripsi mengenai kualitas dari

objek kajian yang berbentuk cerita rakyat atau folklor.

Dalam penelitian ini peneliti cenderung terjun langsung ke lapangan, dan

peneliti secara langsung mendata, memproses dan menganalisisnya. Dapat

dikatakan bahwa peneliti adalah kunci utama dalam penelitian sehingga peneliti

harus teliti agar bisa tercapai penelitian yang akurat dan sempurna, data yang

diperoleh sesuai fakta yang ada di lapangan ( H.B Sutopo, 2002: 35 ).

Page 42: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan demikian penelitian deskriptif kualitatif dalam bentuk penelitian

folklorik diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai bentuk,

makna, dan fungsi Upacara Pembukaan Cupu Panjala di Dusun Mendak-

Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Dalam penelitian ini yang

diutamakan adalah penyajian hasil melalui kata-kata atau kalimat dalam struktur

logis, sehingga mampu menjelaskan sebuah fenomena budaya.

C. Sumber Data dan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian terdapat dua sumber yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Menurut Lofland (1984: 47) dalam (Lexy J.

Moleong, 2007: 112). Sumber data primer atau utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata, tindakan dan selebihnya adalah data tambahan. Dengan

demikian dalam penelitian peneliti harus mengadakan pengamatan dan

wawancara langsung. Sumber data yang digunakan dalam penelitian yaitu orang

atau informan, tempat (Dusun Mendak-Girisekar), dan peristiwa (Upacara

Pembukaan Cupu Panjala). Orang yang diperkirakan mengetahui cerita dan

Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah juru kunci, masyarakat setempat, para

peziarah yang datang serta tokoh-tokoh masyarakat. Alasan pemilihan informan

mengacu pada informan yang mengetahui tentang cerita dan Upacara Pembukaan

Cupu Panjala. Jarak tempat tinggal informan dan tempat Upacara Pembukaan

Cupu Panjala, dan umur informan 18- 80 tahun yang mengetahui tentang Upacara

Page 43: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembukaan Cupu Panjala. Tempat observasi dalam penelitian ini berada di Dusun

Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Sumber data sekunder adalah sumber data penunjang penelitian yang

dalam hal ini adalah Dinas kebudayaan dan Pariwisata, serta foto dan video terkait

dengan Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

2. Data Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data dari hasil wawancara

yang berupa informasi dan kata-kata yang diucapkan oleh informan. Nama yang

dijadikan sebagai informan yaitu juru kunci Cupu Panjala, Kepala Desa Girisekar,

tokoh masyarakat dan pihak- pihak yang datang selama penelitian berlangsung.

Data yang lain yaitu foto dan video yang memberikan informasi tentang Upacara

Pembukaan Cupu Panjala.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Obsevasi langsung

Observasi langsung adalah salah satu pengumpulan data dengan cara

melihat fenomena yang terdapat dalam lokasi penelitian untuk diungkapkan.

Teknik ini merupakan pengamatan langsung menggunakan alat indera segala

sesuatu yang berhubungan langsung dengan objek penelitian.

Page 44: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data adalah wawancara. Wawancara

adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh 2 orang

pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyan tersebut ( Lexy J. Moeleong, 2007: 186).

Wawancara merupakan salah satu pengumpulan data dengan cara menanyakan

masalah-masalah yang terkait dalam penelitian kepada narasumber. Narasumber

atau informan adalah masyarakat pendukung yang mengetahui masalah yang akan

diteliti.

Jenis wawancara yang digunakan ada dua macam yaitu wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang

dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-pertamyaan yang telah disiapakan

sebelumnya. Wawancara terstruktur dilakukan dalam pencarian data sehubungan

dengan penelitian. Dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang sudah tersusun dan sudah berbentuk daftar tertulis. Sedangkan wawancara

tidak terstruktur dilakukan dengan luwes dan akrab dengan para informan dengan

pertanyaan yang lebih luas dan tidak terikat. Wawancara tidak terstruktur

digunakan dalam pencarian informasi di masyarakat untuk mengetahui

pemahaman masyarakat. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan

menggunakan metode tidak berstruktur yaitu dilakukan dalam suasana akrab dan

kekeluargaan dengan membuka pertanyaan yang bersifat terbuka mengalir seperti

percakapan sehari-hari (Lexy J. Moleong, 2007: 190).

Page 45: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Content Analysis

Teknik ini sering disebut juga sebagai kajian isi. Menurut Weber (dalam

Lexy J. Moleong, 2002: 163) menyatakan bahwa kajian isi adalah metodologi

penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan

yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Analisis yang dimaksud adalah

analisis terhadap analisis dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek

penelitian, serta buku-buku referensi yang berkaitan dengan objek penelitian ini.

E. Validitas Data

Data yang dikumpulkan wajib diusahakan kemantapannya, artinya

peneliti harus berupaya meningkatkan validitas data yang diperoleh. Dalam

penelitian mengenai Upacara Pembukaan Cupu Panjala ini, peneliti hanya

menggunakan teknik triangulasi data. Teknik triangulasi data adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data untuk pengecekan sebagai pembanding data.

Triangulasi data ialah peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk

mengumpulkan data yang sama. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih

mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Dengan

demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji bilamana

dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda

(H.B. Sutopo, 2002: 71). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa

sumber data untuk mengumpulkan data yang sama, yaitu lisan dan tertulis. Hal ini

Page 46: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen untuk

mengecek balik derajat kepercayaan data yang diperoleh.

F. Sampel Penelitian

Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jelas berbeda dengan yang non

kualitatif. Pada penelitian non kualitatif sampel itu dipilih dari suatu populasi

sehingga dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi.

Penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor

kontekstual. Jadi maksud sampel dalam hal untuk menjaring sebanyak mungkin

informasi dari pelbagai sumber dan bangunannya maka dalam penelitian ini

penentuan sampel dengan cara purposive sampling. Dalam purposive sampling

subjeknya didasarkan atas diri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan

mengetahui keberadaan Upacara Pembukaan Cupu Panjala dan informan tersebut

antara lain adalah tokoh-tokoh Masyarakat, masyarakat setempat, masyarakat

pendatang yang datang ke rumah Juru Kunci untuk mencari berkah dan orang-

orang tertentu yang mengetahui cerita tersebut yang berumur sekitar 18 hingga 80

tahun, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan sebanyak 5 sampai 10 0rang.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

Page 47: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan olah data

( Lexy . J. Moelong, 2007: 128 ).

Tahap-tahap analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

a. Pengumpulan Data yaitu dengan cara mengumpulkan data informasi melalui

wawancara. kepustakaan, dokumen tertulis ( artikel-artikel ) tentang Upacara

Pembukaan Cupu Panjala.

b. Reduksi data. Setelah data mengenai Upacara Pembukaan Cupu Panjala

terkumpul kemudian dilanjutkan dengan proses seleksi, pemfokusan,

penyederhanaan, dari hasil observasi data yang masih bersifat belum tertata,

tujuanya untuk memilah-milah data yang digunakan maksudnya untuk

menyaring data sesuai dengan tujuan penelitian.

c. Penyajian data merupakan kegiatan penyatuan data yang telah direduksi

mengenai Upacara Pembukaan Cupu Panjala, maka dapat diketahui segala

sesuatu yang terjadi, sehingga berguna dalam analisis upacara Pembukaan

Cupu Panjala selanjutnya.

d. Penarikan kesimpulan. Verifikasi atau penarikan kesimpulan sebagai langkah

yang esensial dalam proses penelitian. Penarikan kesimpulan ini didasarkan

atas pengorganisasian informasi yang diperoleh dalam analisis data yang

berhubungan dengan Upacara Pembukaan Cupu Panjala. Kemudian dilakukan

penafsiran intelektual terhadap kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh.

Peneliti menarik kesimpulan dan verifikasi berdasarkan reduksi maupun sajian

data. Apabila kesimpulan kurang mantap karena kurangnya reduksi dan sajian

Page 48: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

data, maka peneliti wajib kembali melakukan kegiatan pengumpulan data

yang sudah terfokus untuk mencari pendukung kesimpulan yang ada dan juga

pendalaman untuk menjamin mantapnya hasil penelitian mengenai Upacara

Pembukaan Cupu Panjala (H.B. Sutopo, 2002: 88).

Di dalam penelitian ini, peneliti mempergunakan metode komparatif yaitu

membandingkan antara data yang diperoleh dari hasil wawancara observasi,

Sedangkan dalam menganalisa data dipergunakan teknik kualitatif, yaitu suatu

analisis yang berdasarkan pada hubungan sebab akibat dari fenomena sejarah

dalam waktu dan situasi tertentu. Dari hasil analisis data itu akan dihasilkan suatu

tulisan yang bersifat deskriptif analisis.

Page 49: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Profil Masyarakat Dusun Mendak-Girisekar

1. Kondisi Geografis dan Demografi Masyarakat Mendak-Girisekar

Dusun Mendak yang masih termasuk wilayah desa Girisekar merupakan

suatu wilayah kesatuan hukum yang dihuni oleh masyarakat. Dusun Mendak-

Girisekar berada di wilayah Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.

Dusun Mendak-Girisekar masih termasuk dalam wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta. Secara administrasi Dusun Mendak-Girisekar berdampingan atau

dibatasi oleh desa/kelurahan yang lain. Batas wilayah Dusun Mendak-Girisekar

adalah sebagai berikut.

Sebelah Utara : Desa Girisuko

Sebelah Selatan : Desa Girikarto

Sebelah Barat : Desa Girimulyo

Sebelah Timur : Desa Jetis Saptosari

Dusun Mendak-Girisekar terletak di wilayah perbukitan. Oleh karena itu

keadaan tanah Dusun Mendak-Girisekar yang berbukit-bukit inilah yang

menyebabkan wilayah Dusun Mendak-Girisekar berhawa sejuk sehingga

walaupun pada siang hari udara masih terasa sangat sejuk dan pada malam hari

udara terasa semakin dingin. Wilayah Dusun Mendak-Girisekar memiliki iklim

tropis sehingga sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani

(Data Monografi Dusun Mendak-Girisekar, 2011).

Page 50: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Dusun Mendak di desa Girisekar berada pada ketinggian kurang lebih 400

m dari permukaan laut. Curah hujan 70 mm/th dari suhu rata-rata 38ºC.

Berdasarkan data monografi yang diperoleh dari kantor Desa Girisekar,

Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul tahun 2011, luas wilayah Desa

Girisekar seluruhnya kurang lebih 2.115 Ha. Perincian luas wilayah Desa

Girisekar menurut luas penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 1 sebagai

berikut.

Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa Girisekar

Penggunaan lahan Luas Lahan (Ha)

Luas Wilayah :

1. Tanah sawah

a) Irigasi Teknis

b) Irigasi setengah teknis

c) Sederhana

d) Tadah hujan

2. Tanah kering

a) Pekarangan

b) Tegalan

c) Perkebunan Negara/lain-lain

2.155

1254

-

-

-

25.45095

110.6500

1593.5110

-

Sumber: Data Monografi Kelurahan Girisekar, KecamatanPanggang, Kabupaten

Gunung Kidul, Januari 2011.

Dusun Mendak-Girisekar ditinjau dari demografi merupakan dataran

tinggi berupa perbukitan yang memiliki jumlah penduduk yang sangat padat.

Jumlah penduduk di Desa Girisekar seluruhnya sebanyak 7.330 jiwa, terdiri dari

penduduk laki-laki sebanyak 3.563 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 3.767

Page 51: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.589 jiwa. Jumlah

penduduk Desa Girisekar berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Girisekar Bulan Januari 2011

No Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Penduduk 3.563 3.767 7.330

a. Pindah 16 11 27

b. Datang 14 6 20

c. Lahir 11 17 28

d. Mati 12 5 17

Sumber: Data Monografi Kelurahan Girisekar, KecamatanPanggang, Kabupaten

Gunung Kidul, Januari 2011.

2. Mata Pencaharian Masyarakat Mendak-Girisekar

Masyarakat di dusun Mendak atau secara umum di desa Girisekar

sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan pedagang. Hal ini

disebabkan karena Desa Girisekar dan Dusun Mendak pada khususnya, sebagian

besar wilayahnya terdiri dari dataran tinggi yang berupa perbukitan dan memiliki

hawa yang sangat sejuk, sehingga lahan-lahan yang ada sangat cocok sekali

digunakan untuk bercocok tanam padi dan jagung. Hasil-hasil panen yang ada

biasanya diperjual-belikan oleh warga masyarakat Desa Girisekar ke pasar

Wonosari dan kepada tengkulak yang mendatangi rumah para warga.

Petani dan pedagang penduduk Desa Girisekar sebagian juga bermata

pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), buruh tani, buruh bangunan dan

Page 52: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

buruh industri. Adanya faktor tersebut mengakibatkan masyarakat Desa Girisekar

khususnya Dusun Mendak lebih memilih bermatapencaharian sebagai petani.

Masyarakat Desa Girisekar khususnya Dusun Mendak menganggap menjadi

petani lebih menguntungkan daripada menjadi pegawai pemerintahan karena

dengan menghasilkan panen yang melimpah kemudian menjualnya, mereka akan

mendapatkan uang yang lebih banyak dibandingkan dengan penghasilan sebagai

pegawai pemerintahan. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa mobilitas penduduk Desa Girisekar pada sebagian kecil

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pengrajin industri kecil, pedagang,

TNI/POLRI, pensiunan (TNI/POLRI/PNS). Adapun proposisi penduduk Desa

Girisekar berdasarkan mata pencaharian dapat diamati pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Komposisi Penduduk Desa Girisekar, Kecamatan Panggang Menurut

Mata Pencahariannya

No Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1 Petani 218

2 Buruh Tani 114

3 Nelayan 6

4 Pengusaha Sedang/Besar 23

5 Pengusaha Industri Kecil 46

6 Buruh Industri 72

7 Buruh Bangunan 624

8 Buruh Pertambangan 31

9 Buruh Perkebunan 126

Page 53: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

10 Pedagang 122

11 Pengangkutan 69

12 PNS 167

13 TNI/POLRI 14

14 Pensiunan (TNI/POLRI/PNS) 38

15 Peternak 8

Sumber : Data Monografi Kelurahan Girisekar, Kecamatan Panggang, Januari

2011.

3. Kondisi Sosial Budaya Dusun Mendak-Girisekar

Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan dari

tingkah laku manusia. Antara masyarakat dan kebudayaan dalam kehidupan nyata,

keduanya tidak dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwi tunggal, bagaikan

dua sisi mata uang. Tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan

ataupun sebaliknya, tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah atau

pendukungnya. Jadi, masyarakat bukan sekedar jumlah penduduk saja melainkan

sebagai suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar mereka, sehingga

menampilkan suatu realita tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri

(Koentjaraningrat, 1984: 69). Dalam hal pemerintahan dan keadaan wilayah desa

Girisekar merupakan daerah yang sedang berkembang, karena fasilitas sosial

kemasyarakatan masih belum lengkap.

Page 54: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Berikut ini kondisi sosial budaya masyarakat di Dusun Mendak-Girisekar

dari segi pendidikan dan segi perhubungan.

a. Pendidikan

Sarana pendidikan merupakan unsur yang terpenting guna menunjang

kemajuan dan perkembangan bagi suatu daerah, karena hal tersebut sangat

berhubungan erat dengan pola sikap dan tingkah laku masyarakat di suatu daerah.

Sarana pendidikan yang memadai akan memungkinkan perkembangan masyarakat

dan budaya semakin baik. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka akan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga dapat membawa Bahasa

Indonesia pada pada umumnya ke arah yang lebih maju.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Desa Girisekar, Kecamatan

Panggang, Kabupaten Gunung Kidul (2011) diketahui bahwa tingkat pendidikan

penduduk dari waktu ke waktu terus terjadi peningkatan. Kesadaran akan

pentingnya pendidikan melalui jenjang sekolah sangat tertanam dalam

masyarakat, meskipun Dusun Mendak-Girisekar berada dalam posisi jauh dari

pusat kota, hal ini juga yang menyebabkan faktor ekonomi yang serba kekurangan

sehingga biaya pendidikan yang sangat tinggi yang tidak terjangkau oleh

masyarakat Girisekar. Mayoritas masyarakat Dusun Mendak Desa Girisekar sudah

bisa membaca dan menulis, serta kesadaran untuk belajar sangat tinggi. Fasilitas

pendidikan yang terdapat di Desa Girisekar hanya untuk tingkat SD/Sederajat

yaitu terdapat 3 (tiga) buah gedung TK (Taman Kanak-kanak) dan 5 (lima) buah

gedung SD (Sekolah Dasar). Keterbatasan ini yang menyebabkan anak-anak ingin

melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi harus keluar desanya. Dengan

Page 55: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

demikian akan menambah kebutuhan biaya sekolah dan biaya hidup warga seperti

biaya transportasi, uang saku, uang makan, biaya untuk kost bila anak-anak

melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi karena anak harus keluar daerah. Bagi

orang tua yang tidak mampu harus puas putra-putrinya hanya tamat SD dan ikut

membantu orang tuanya bekerja di rumah ataupun bertani. Bagi orang tua yang

mampu atau terpelajar dapat melanjutkan pendidikan putra-putrinya hingga ke

SMP, SMA, bahkan sampai ke Perguruan Tinggi.

Masyarakat desa Girisekar mayoritas lulusan SD’ mbak karena dulu

fasilitas sekolah masih sangat kurang, orang tua dulu berfikir” ora sekolah

ora apa-apa sing penting kowe isoh nyambut gawe tur sekolah ki ya

butuhke dhuwit sing akeh” maka dari Monografi desa Girisekar dapat

dilihat ’mba banyak penduduk tamatan SD. Alasan yang lain mbak,

kurangnya pengalaman orang tua sangat berpengaruh mbak’ dalam

pendidikan ” sing penting isoh maca lan nulis ben ora diapusi uwong.

Terjemahan” Masyarakat desa Girisekar mayoritas lulusan SD’ mbak

karena dulu fasilitas sekolah masih sangat kurang, orang tua dulu berfikir”

tidak sekolah tidak apa-apa yang penting bisa bekerja, sekolah harus

membutuhkan biaya yang sangat banyak” maka dari Monografi desa

Girisekar dapat dilihat ’mbak banyak penduduk tamatan SD. Alasan yang

lain mbak kurangnya berpengalaman orang tua sangat berpengaruh mba’

dalam pendidikan ” yang penting bisa membaca dan menulis biar tidak

dibohongi orang. ( Suhartadi, Wawancara 23 November 2011).

Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Girisekar beserta jumlahnya dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5. Jumlah penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Girisekar

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

1. TK (Taman Kanak-kanak) 167

2. SD (Sekolah Dasar) 687

3 SMP 398

Page 56: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

4. SMA 308

5. Akademi (D1-D3) 61

6. Sarjana (S1-S3) 3

7. Pondok Pesantren 37

8. Kursus/keterampilan 25

Sumber: Data Monografi Kelurahan Girisekar, Kecamatan Panggang, Tahun

2011.

Tabel data 5 menunjukan bahwa pendidikan di Desa Girisekar berurut-

turut yang paling banyak adalah tamatan SD, kemudian tamatan SMP, tamatan

SMA dan Diploma. Hal ini menunjukan bahwa di Desa Girisekar masih rendah

pendidikanya.

b. Sarana Perhubungan

Sarana perhubungan ataupun transportasi merupakan hal yang paling

penting terutama untuk mempelancar arus perekonomian dari daerah ke daerah

lainnya. Arus perekonomian akan lancar apabila ditunjang dengan adanya sarana

dan prasarana perhubungan yang memadai baik jalan maupun kendaraan.

Berikut ini adalah alat-alat transportasi yang sering hilir-mudik ataupun

digunakan oleh sebagian besar masyarakat di Desa Girisekar, Kecamatan

Panggang, Kabupaten Gunung Kidul yang perinciannya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Page 57: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 6. Sarana Transportasi Desa Girisekar.

No. Jenis Transportasi Jumlah (buah)

1. Sepeda 217

2. Dokar/Delman -

3. Gerobag 32

4. Becak -

5. Sepeda Motor 193

6. Oplet/Mikrolet -

7. Taksi -

8. Mobil 58

9. Bus Umum 6

10. Truk 19

Sumber: Data Monografi Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Januari 2011.

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jenis transportasi atau sarana

perhubungan yang terbanyak adalah jenis sepeda dan sepeda motor yaitu 1193

buah dan 217 buah dari keseluruhan jumlah transportasi yang ada di Desa

Grisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Hal ini disebabkan

karena sebagian besar wilayah Desa Girisekar termasuk Dusun Mendak adalah

dataran tinggi. Sedangkan sepeda motor dan mobil dapat digunakan oleh

pengunjung untuk menuju objek penelitian ini yaitu Upacara Pembukaan Cupu

Panjala. Di tempat ini angkutan umum yang tersedia sebagai penunjang

transportasi hanyalah ojek dan bus umum.

Mobil biasanya digunakan oleh masyarakat di Dusun Mendak Desa

Girisekar sebagai sarana perhubungan atau alat transportasi ke kantor, ataupun ke

Page 58: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

suatu tempat yang hendak mereka tuju apabila jarak tempuhnya sangat jauh.

Selain sepeda, sepeda motor, serta mobil masih ada alat transportasi yang

digunakan oleh masyarakat desa Girisekar yaitu bus dan truk. Mobil bak terbuka

digunakan oleh masyarakat desa Girisekar sebagai alat untuk mengangkut benih

padi yang akan ditanam ataupun hasil panennya. Jenis truk dapat digunakan

masyarakat Desa Girisekar untuk akses pengangkutan barang-barang yang akan

diperdagangkan. Dengan alat transportasi model ini, masyarakat Desa Girisekar

dapat mengangkut barang-barangnya dalam jumlah yang cukup banyak untuk

sekali angkut saja, sehingga membuat waktu, tenaga dan biaya menjadi lebih

efisien.

4. Agama dan Kepercayaan

Masyarakat desa Girisekar adalah masyarakat yang heterogen, baik profesi

maupun agamanya. Pengakuan dan keyakinan atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa

tercermin dalam pemeluk agama di Desa Girisekar yaitu Hindu, Islam, Kristen

dan Katholik. Warga Desa Girisekar khususnya Dusun Mendak sebagian besar

yang memeluk agama Islam. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini merupakan

Jumlah Penduduk di Desa Girisekar menurut agama atau kepercayaan yang

mereka anut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 7. Banyaknya Pemeluk Agama di Desa Girisekar.

No. Agama Jumlah (jiwa)

1. Islam 7128

2. Kristen 112

Page 59: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3. Katholik 73

4. Hindu 18

5. Budha -

Sumber: Data Monografi Kelurahan Girisekar, Kecamatan Panggang, Januari

2011

Macam-macam sarana peribadatan yang berada di Desa Girisekar,

Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 8. Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Girisekar.

No. Sarana Peribadatan Jumlah

1. Masjid 24

2. Musholla 10

3. Gereja 2

4. Wihara -

5. Pura -

Sumber: Data Monografi Kelurahan Girisekar, Kecamatan Panggang, Januari

2011

Berdasarkan tabel 7 dan 8 dapat diketahui keberagaman agama yang dianut oleh

masyarakat desa Girisekar dapat disimpulkan bahwa 97% masyarakat desa

Girisekar beragama Islam. Tiga perempat luas wilayah pulau Jawa masyarakatnya

memeluk agama Islam. Kepercayaan asli dengan sistem religi animisme dan

dinamisme masyarakat yang masih mempercayai adanya roh nenek moyang yang

telah meninggal dunia. Konsep tentang leluhur selalu ada dan hidup dalam

Page 60: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

pemikiran mereka. Hal ini merupakan inti dari tradisi kebudayaan Jawa, dalam

bentuk penyembahan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan terhadap roh

nenek moyang sudah mengakar dari dulu sebelum masuknya agama Hindu dan

Budha (Koentjaraningrat, 1984: 14 ).

Mayoritas penduduk di Desa Girisekar memeluk agama Islam dan

sebagian kecilnya memeluk agama Kristen dan Khatolik. Hal ini terbukti adanya

sarana ibadah yang ada di Desa Girisekar yaitu Masjid, Musholla, dan Gereja.

Kehidupan kerukunan beragama tetap terjalin dengan baik. Masing-masing

pemeluk agama tidak pernah terjadi perselisihan dan tidak saling mengganggu di

dalam melaksanakan peribadatan. Meskipun berlainan agama, akan tetapi mereka

hidup rukun secara berdampingan karena mereka memiliki toleransi beragama

yang kuat dan patut dijadikan contoh. Penduduk di Dusun Mendak-Girisekar yang

beragama Islam masih ikut serta melakukan kegiatan keagamaan yang dilakukan

oleh sebagian besar lapisan masyarakat. Kegiatan agama ini meliputi Tahlilan

atau Wiridan dan pengajian yang diselenggarakan oleh kelompok pria dan

kelompok wanita. Sedangkan upacara-upacara keagamaan atau ritual biasanya

dilakukan bersama dengan upacara tradisi leluhur, yaitu berupa Selamatan

(Kenduren), memberi sesaji untuk roh-roh penunggu atau roh-roh leluhur yang

telah meninggal.

Masyarakat Mendak-Girisekar merupakan masyarakat agraris, yaitu

sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani di mana masih

mempengaruhi kepercayaan asli berupa sistem religi Animisme. Animisme adalah

merupakan inti dari tradisi kebudayaan Jawa asli yang dijelmakan dalam bentuk

Page 61: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

penyembahan roh nenek moyang. Para petani biasanya selalu mengadakan

upacara ritual, seperti selamatan dan sesaji serta doa yang dilakukan dalam rangka

memulai usaha seperti halnya akan menanam padi, menanam palawija, dan lain-

lain serta ketika akan panen. Mereka melakukan hal itu untuk menjaga

keseimbangan dengan alam sekitarnya. Di samping dilakukan Selamatan dengan

doa secara Islam, juga dilakukan persembahan berupa makanan atau sesaji untuk

roh-roh leluhur atau roh-roh lain yang dianggap dapat membantu untuk

terkabulnya doa mereka. Orang Jawa khususnya masyarakat Desa Girisekar masih

melakukan tradisi dan tindakan berdasarkan pada pandangan hidup atau filsafat

hidup yang religius dan mistik seperti dalam menjalankan upacara dan

peribadatan. Sikap hidup yang etis dan menjunjung tinggi moral atau derajat

hidup. Pandangan hidup orang Jawa ini merupakan hasil gabungan antara alam

pikiran Jawa Tradisional, kepercayaan Hindu dan ajaran Tasawuf dalam Islam.

Mereka percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, Rasul dan Nabi,

tetapi mereka juga percaya akan adanya alam gaib/makhluk gaib dan kejadian

aneh yang kadang muncul di sekitarnya yang tidak bisa dijangkau oleh alam

pikiran manusia, namun mereka semua tidak memuja penghuni alam gaib.

Kepercayaan, tradisi dan adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka

masih merupakan hal yang paling utama di dalam kehidupan mereka, sehingga

tidak mengherankan apabila ada hari-hari tertentu yang dianggap keramat oleh

masyarakat desa pada umumnya yaitu seperti halnya malam Selasa Kliwon dan

Jumat Kliwon, masih sering dijumpai orang-orang melakukan Wiridan atau

Page 62: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tahlilan, dan Selamatan (Kenduren), dianggap hari baik atau istimewa. Karena

hari (malam) tersebut dipercayai merupakan malam yang penuh berkah.

5. Tradisi dan Adat Istiadat Masyarakat Mendak-Girisekar.

Kepercayaan terhadap danyang-danyang desa maupun pepundhen desa

berkembang, terutama desa-desa yang mayoritas penduduknya memeluk agama

Islam Kejawen atau agama Jawi. Hal ini disebabkan oleh keyakinan masyarakat

bahwa keselamatan terhadap desanya juga disebabkan oleh bantuan Danyang

Desa. Semua warga Dusun Mendak Desa Girisekar pada umumnya turut serta

dalam segala ritual yang dilakukan guna menjaga keselamatan dirinya dan

desanya. Masyarakat Dusun Mendak Desa Girisekar menerapkan sistem

kekeluargaan dan gotong-royong untuk kehidupan bermasyarakat. Hal ini

mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri

dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Bentuk gotong-royong itu misalnya

pada saat panen tiba, penduduk saling membantu untuk mewujudkan kerukunan

di antara mereka. Gotong-royong juga dilaksanakan oleh masyarakat dusun

Mendak Desa Girisekar ketika ada salah satu penduduk yang mempunyai hajatan

misalnya pernikahan, kelahira bayi, khitanan dan sebagainya.

Warga masyarakat Dusun Mendak Desa Girisekar mempunyai beraneka

ragam aktifitas kemasyarakatan yang mengakar dan menjadi suatu tradisi. Tradisi

tersebut sangat erat dengan kegiatan sosial keagamaan dan peringatan hari-hari

besar agama. Upacara sosial keagamaan sangat menonjol dalam kehidupan

masyarakat, tujuan kegiatan tersebut untuk menumbuhkan rasa kebersamaan.

Page 63: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Dengan upacara sosial keagamaan masyarakat dapat berkumpul bersama bertemu

sehingga terjalinnya rasa persatuan dan kesatuan.

a. Bersih Desa

Tradisi yang ada dan hidup di masyarakat perlu dijaga alasannya untuk

mempertahankan tradisi yang telah ada sejak dulu, serta menumbuhkan keutuhan

hidup sosial masyarakat. Dengan masih terpeliharanya tradisi masyarakat yang

ada rasa kekeluargaan dan gotong-royong nampak jelas terlihat di masyarakat

Dusun Mendak Desa Girisekar .

b. Nyadran

Pada akhir bulan Ruwah masyarakat melakukan tradisi nyadran berupa

kegiatan memanjatkan doa ke makam leluhur dengan membawa makanan sesaji

guna untuk berkenduri bersama agar arwah para leluhur diterima oleh Tuhan

Yang Maha Esa. Sebelum melakukan Nyadran diadakan acara bersih desa yang

dilakukan menjelang bulan Ruwah, berupa kerja bakti membersihkan jalan desa

serta acara ini diharapkan dapat membersihkan diri sebelum mengirim doa kepada

leluhur.

c. Labuhan

Salah satu bentuk upacara labuhan pantai Selatan yang terkenal adalah

labuhan di Pantai Gesing, Gunungkidul. Upacara tradisional itu diberi nama

upacara Tradisional labuhan. Istilah labuhan berasal dari kata labuh yang menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti membuang atau mencampakkan ke air.

Page 64: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Arti ini hampir sama dengan kata labuh dalam bahasa Jawa yang berarti

ngudhunake.

Dalam hubungannya dengan upacara tradisional, yaitu upacara tradisional

labuhan berarti memberi sesaji kepada penguasa Laut Selatan, yang

menurut kepercayaan sebagian warga masyarakat setempat ialah Kanjeng

Ratu Kidul. Seperti yang diketahui bahwa Keraton Yogyakarta berada

pada empat kiblat, timur Kanjeng Sunan Gunung Lawu, Selatan Kanjeng

Ratu Kidul dan para abdinya, Barat Kanjeng Ratu Kedhaton gunung

Merapi dan Merbabu, Utara Kanjeng Ratu Kalayuwati ing alas

Krendhawahana (Sastro Dinomo, Wawancara, 23 November 2011).

d. Tradisi yang lain di masyarakat Dusun Mendak Desa Girisekar

Tradisi yang begitu kuat mengikat dan melekat dalam diri mereka

semenjak mereka masih di dalam kandungan sampai mereka meninggal. Tradisi

tersebut berupa Sepasaran, Selapanan, Khitanan, Perkawinan dan seterusnya.

Sampai pada upacara kematian dan peringatannya seperti Mendhak Telung Dina

(memperingati tiga hari), Mendhak Pitung Dina (tujuh hari), Patang Puluh Dina

(empat puluh hari), Satus Dina (seratus hari), Nyewu Dina (seribu hari), dan

seterusnya.

6. Kondisi Masyarakat Dusun Mendak-Girisekar dan Pelaksanaan

Upacara Pembukaan Cupu Panjala

Upacara ritual merupakan ekpresi diri dalam upaya mencapai

keharmonisan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, dan

manusia dengan Tuhan. Jadi esistensinya manusia tidak hanya berfungsi religi

tetapi juga sangat berpengaruh dan bermanfaat untuk aspek sosial. Dari penjelasan

diatas pelaksanaan Upacara Pembukaan Cupu Panjala dipengaruhi beberapa

faktor, sebagai berikut.

Page 65: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

a. Pengaruh Keadaan Alam Dusun Mendak-Girisekar

Dusun Mendak Desa Girisekar berada di Kecamatan Panggang, Kabupaten

Gunungkidul, Yogyakarta. Apabila ingin menempuh perjalanan ke ibukota

Kabupaten harus menempuh 29 Km sedangkan untuk ke Ibukota Provinsi harus

menempuh 40 Km dari Desa Girisekar. Dengan demikian bila ditinjau dari

kondisi Geografis masyarakat Dusun Mendak Desa Girisekar tidak

mempengaruhi dalam penyelenggaraan Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

Mengenai letak tempat disimpannya Cupu Panjala, walaupun jauh dari kota

kabupaten yang harus ditempuh dengan waktu 1 jam tidak ada pengaruh.

Masyarakat tetap banyak yang datang dan antusias untuk menyaksikan Upacara

Pembukaan Cupu Panjala. Mereka berasal dari Wonosari, Bantul, Sleman, Klaten,

Karanganyar dan lain sebagainya.

b. Pengaruh Mata Pencaharian

Masyarakat Dusun Mendak Desa Girisekar banyak yang memiliki

pekerjaan sebagai petani hal ini disebabkan karena Desa Girisekar wilayahnya

terdiri dari dataran tinggi yang berupa perbukitan, sehingga lahan-lahanya sangat

cocok digunakan untuk bercocok tanam padi dan dan jagung. Masyarakat Dusun

Mendak Desa Girisekar menganggap bekerja menjadi petani lebih

menguntungkan dari pada bekerja sebagai pegawai pemerintahan karena petani

bisa menghasilkan panen yang melimpah.

Masyarakat pendukung Upacara Pembukaan Cupu Panjala banyak

masyarakat yang datang khususnya petani desa di sekitar Desa Girisekar,

Page 66: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Girimulyo, Girisuko, Giriwungu, Giriharjo dan Girikarto. Mereka yang datang

ingin ngalap berkah atau mencari berkah dari Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

Menurut sejarahnya Upacara Pembukaan Cupu Panjala dahulu

dilaksanakan sebagai upaya untuk meramal kondisi pertanian. Cupu Panjala

diyakini sebagai benda berpetuah maka Cupu Panjala disimpan dalam kotak yang

dibungkus dengan kain mori. Pada saat Cupu tersebut dibuka ditemukanlah tanda-

tanda bercak air yang menempel dan dimanfaatkan untuk memprediksi situasi

pertanian. Dengan demikian Cupu Panjala dibuka satu tahun sekali menjelang

musim tanam atau labuh. Masyarakat biasanya datang mencari berkah dengan dua

cara, yaitu

1. Memohon bantuan Cupu Panjala supaya diberi hasil panen melimpah dengan

membawa persyaratan permohonan yang berupa, 3 macam bunga (mawar,

kenanga dan kanthil), kemenyan Jawa dan wajib (sejumlah uang sesuai

keikhlasan dari pemohon)

2. Dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala terdiri dari 2 prosesi kenduri yaitu:

a. Prosesi Wilujengan atau kenduri nasi ambengan yang terdiri nasi gurih, ayam

suwir dan rawisan, apabila sudah didoakan oleh juru kunci kepada seluruh

pengunjung yang datang.

b. Prosesi Dhahar kembul yang terdiri nasi gurih, srondreng dan peyek putih

Perbedaan wilujengan atau kenduri dan dhahar kembul terletak pada

isinya dan cara memakannya untuk nasi wilujengan dimakan untuk satu orang

satu piring sedangkan nasi dhahar kembul sepiring dimakan harus dimakan

berdua. Warga masyarakat yang datang ada yang tidak memakan nasi wilujengan

Page 67: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

maupun dhahar kembul tetapi dimasukkan ke dalam plastik yang telah disiapkan

untuk dibawa pulang dan dijemur. Pada saat menanam padi dan jagung

disebarkan ke sawah atau kebun yang akan ditanami. Warga masyarakat percaya

akan mendapatkan hasil yang melimpah. Masyarakat yang datang untuk

menyaksikan Upacara Pembukaan Cupu Panjala ingin mendengarkan dan melihat

bagaimana ramalan alam atau keadaan alam.

c. Pengaruh Kondisi Sosial Budaya

Faktor yang sangat penting di dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia di suatu wilayah, kesadaran akan pentinya pendidikan juga tertanam

dalam masyarakat Dusun Mendak Desa Girisekar , meskipun letak desa Girisekar

berada jauh dari pusat kota.

Masyarakat Dusun Mendak atau seluruh warga Desa Girisekar menurut

Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas tamatan SD, warga desa sangat

menghormati benda Cupu Panjala. Mengapa demikian karena warga desa sangat

minim pengalaman, apabila mengalami masalah atau tekanan hidup masyarakat

akan mencari benda-benda magis yang dapat dipercaya sebagai pegangan hidup.

Seiring dengan berkembangnya jaman, masyarakat di Dusun Mendak-Girisekar

taraf pendidikanya semakin maju, akan tetapi masyarakatnya tidak meninggalkan

tradisi Upacara Pembukaan Cupu Panjala. Kepercayaan terhadap Cupu Panjala

terdapat pada nilai-nilai kultural, sejarah dan nilai-nilai fililosofinya.

Sarana transportasi di Dusun Mendak Desa Girisekar cukup memadai

apalagi ditunjang dengan jalan yang sebagian sudah beraspal, dengan kondisi

jalan dan sarana transportasi yang mudah dan murah merupakan modal bagi

Page 68: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

masyarakat Dusun Mendak Desa Girisekar dalam melakukan aktifitas sehari-hari,

kegiatan perekonomian, berpergian ke Ibukota Kecamatan, Kabupaten dan

Provinsi. Transportasi yang sangat mudah diakses mempermudah untuk

mendatangi rumah Bapak Dwijo Sumarto Juru kunci Cupu Panjala tempat

digelarnya Upacara Pembukaan Cupu Panjala. Untuk mendatangi rumah juru

kunci bila ditempuh dengan menggunakan transportasi umum contohnya Bis

sangat mudah, Bis dari terminal Wonosari menggunakan Bis yang mempunyai

jurusan ke Panggang, turun di Coloreja-Mendak, jalan kaki 0,5km akan sampai di

rumah Bapak Dwijo Sumarto.

d. Pengaruh Agama dan Kepercayaan

Mayoritas penduduk Dusun Mendak dan desa Girisekar pada umumnya

beragama Islam dan bermata pencaharian sebagai petani. Masyarakat Dusun

Mendak Desa Girisekar masih sangat dipengaruhi oleh kepercayaan asli berupa

kepercayaan Animisme yaitu tradisi kebudayaan Jawa asli dengan menyembah roh

nenek moyang. Para petani mengadakan upacara ritual sebelum menanam padi

dilakukan supaya mendapatkan hasil yang melimpah, apabila panen tiba sebelum

padi di sawah dipanen para petani melakukan ritual lagi dan merupakan ungkapan

terima kasih ke pada Dewi Sri. Masyarakat masih melaukan hal tersebut untuk

menjaga keseimbangan dengan alam.

Masyarakat Dusun Mendak dan warga Desa Girisekar pada umumnya

sangat mendukung terselenggaranya Upacara Pembukaan Cupu Panjala. Hal ini

dapat dilihat ketika pagi hari warga masyarakat semua datang untuk menyiapkan

Page 69: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kebutuhan apa saja yang akan dipakai ketika Upacara Pembukaan Cupu Panjala

nanti malam. Dapat disimpulkan bahawa masyarakat desa Girisekar seluruhnya

(termasuk dusun Mendak) masih berpegang pada Kejawen yaitu beragama Islam

tetapi dipengaruhi oleh kepercayaan Dinamisme dan Animisme. Upacara

Pembukaan Cupu Panjala mendapat hati tersendiri di masyarakat Girisekar dan

masih dijaga kelestariannya oleh seluruh masyarakat desa Girisekar.

e. Pengaruh Tradisi Masyarakat

Penduduk Dusun Mendak Desa Girisekar berpendapat alam yang tidak

tampak oleh mata itu ada yang gaib, roh yang menguasai semua daya gaib dan

Roh yang watak baik dan buruk. Orang Jawa bersandar kepada gaib dengan cara

memohon, memuji dengan upacara ritual tertentu dengan tujuan agar daya gaib

yang berkuasa bisa membantu agar manusia terhindar dari godaan roh halus yang

bersifat buruk. Beraneka ragam akifitas kemasyarakatan telah mengakar dan

menjadi tradisi di desa Girisekar. Upacara Pembukaan Cupu Panjala sangat

menonjol dan berpengaruh di dalam kehidupan masyarakat Dusun Mendak desa

Girisekar. Selain ingin mengetahui ramalan alam yang akan terjadi tradisi tersebut

untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dalam acara Upacara Pembukaan Cupu

Panjala masyarakat betemu sehingga terjalin rasa persatuan dan kesatuan.

Masyarakat Dusun Mendak dan Desa Girisekar pada umumnya merupakan

masyarakat yang masih memegang teguh tradisi yang telah ada maka Upacara

Pembukaan Cupu Panjala akan selalu dilestarikan dan dijaga. Upacara Pembukaan

Cupu Panjala ini merupakan salah satu tujuan ziarah spiritual.

Page 70: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

B. Bentuk Upacara Pembukaan Cupu Panjala

1. Sejarah Cupu Panjala

Nama Cupu Panjala berasal dari kata Cupu yang mempunyai arti gelas,

guci kecil, cepukan cilik tempat minyak wangi. Panjala yang berasal dari kata Pa-

(N)-jala. Jala artinya Jala atau Jaring untuk ikan (Kamus Bahasa Jawa, 2001:

321 ). Karena peristiwa yang dialaminya di Pantai Gesing, Sayek dapat berkumpul

kembali bersama keluarganya karena dijala atau dijaring. Dan ketiga Cupu

(cawan kecil) yang menjadi benda pusaka Sayek diberi nama Cupu Panjala.

Sesuai dengan perintah Sayek Kyai Panjala, bahwa Cupu tersebut harus dirawat

oleh keluarga trah Panjala, karena Cupu tersebut mampu memberikan petuah

sebagai benda pusaka. Trah Panjala merupakan orang-orang yang mempunyai

hubungan kekerabatan dengan juru kunci Cupu Panjala sekarang.

Upacara Pembukaan Cupu Panjala merupakan salah satu bagian dari

kebudayaan yang hidup Gunungkidul. Upacara pembukaan Cupu Panjala

merupakan salah satu bentuk ritual adat yang cukup popular di wilayah Kabupaten

Gunungkidul khususnya di kecamatan Panggang, Upacara ini tidak ada dengan

sendirinya, hal ini diceritakan oleh Dwijo Sumarto (67 tahun) juru kunci

keturunan ke-7 trah Panjala sebagai berikut.

Upacara pembukaan Cupu Panjala telah dilaksanakan sejak 500 tahun

yang lalu, oleh generasi pertama trah Panjala. Cupu panjala diturunkan

secara bergantian dari trah tertua panjala, sampai keturunan sekarang ini.

Cupu Panjala telah mengalami tiga kali perpindahan tempat. Pertama kali

Cupu panjala berada di rumah Mbah Setro Dinomo di Dusun Mendak,

selanjutnya Cupu panjala diwariskan kepada Mbah Atmo Pawiro di

Girisuko, setelah itu Cupu Panjala diwariskan kepada Mbah Rono Prawiro

Page 71: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

di Dusun Mendak, sejak Mei tahun 1957 Cupu panjala di Dusun Mendak.

( Dwijo Sumarto, Wawancara, 02 Oktober 2011).

Keterangan Bapak Dwijo Sumarto ini dapat diketahui bahwa Upacara adat

ini telah ada sejak 500 tahun yang lalu. Upacara Pembukaan Cupu Panjala

dilaksanakan dari generasi pertama keturunan trah Panjala. Dwijo Sumarto pada

saat ini merupakan generasi ke tujuh keturunan trah Panjala. Cupu Panjala telah

mengalami perpindahan tempat sebanyak 3 kali. Cupu Panjala yang sangat

terkenal, karena petuah nya yang terkenal tersebut diturunkan secara bergantian

dari Trah tertua, dari generasi ke generasi berikutnya. Cupu Panjala hanya dapat

diwariskan atau diturunkan kepada Trah Panjala. Menurut Dwijo Sumarto

sebelum berada di rumahnya, pertama kali Cupu Panjala diketahui berada di

rumah Mbah Setro Dinomo di dusun Mendak. Setelah Mbah Setro meninggal

dunia, Cupu Panjala diwariskan kepada Mbah Atmo Pawiro yang bertempat

tinggal di Girisuko, dan setelah Mbah Atmo Pawiro meninggal dunia, Cupu

Panjala selanjutnya diwariskan kepada Mbah Rono Pawiro yang bertempat tinggal

di desa Mendak. Sejak Mei 1957 hingga saat ini Cupu Panjala berada di Dusun

Mendak-Girisekar, di rumah bapak Dwijo Sumarto, yang merupakan generasi ke-

7 dari Trah Panjala.

Upacara Pembukaan Cupu Panjala berasal dari sebuah kisah perjalanan

hidup seseorang yang bernama Sayek. Awal mula ditemukan ketiga benda pusaka

tersebut adalah tidak lepas dari masa kecil kehidupan Sayek. Kurang dari 600

tahun yang lalu pada zaman para Wali, kehidupan keagamaan di wilayah

Kabupaten Gunungkidul masih belum maju dan berkembang seperti sekarang ini.

Page 72: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Kabupaten Gunungkidul konon menjadi tempat pelarian para punggawa Kerajaan

Majapahit yang tidak mau pindah memeluk agama Islam (Dinas Pariwisata

Gunungkidul, 2008: 11). Darmanto (47 tahun), Staf Dinas Pariwisata

Gunungkidul

“Berbagai penelitian arkeologis dapat ditemukan data-data di wilayah

Gunungkidul, yaitu di Karangmojo, Playen, dan Ponjong banyak diketahui cerita-

cerita rakyat yang senantiasa selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh dari

kerajaan Majapahit yang melarikan diri pada waktu agama Islam mulai

mendapat pengaruhnya di Jawa”

Pendapat di atas diperkuat oleh pernyataan Menurut Medi Suminarno (71

tahun) yang menyatakan,

Dahulu kala ada seorang yang bernama Eyang Wonowongso dan istrinya

Nyai Wonowongso merupakan salah seorang pelarian dari kerajaan

Majapahit yang pada waktu itu tinggal menetap di dusun Kembang

Lampir, Kecamatan Panggang. Eyang Wonowongso mempunyai anak

yang bernama Sayek, sejak kecil sayek mengikuti ayahnya mendalami

ilmu kesaktian dan ilmu kebatinan. Dalam kisah nya Sayek masih berumur

5 tahun, dalam usianya yang masih anak-anak dia telah belajar dari

ayahnya. Pada suatu hari, Sayek bermain di halaman rumahnya. Nyai

Wonowongso seperti biasanya, memasak dan setelah selesai memasak

langsung ke sawah. Pada suatu hari, setelah bermain Sayek merasakan

perutnya lapar, Sayek pergi ke pawon ( dapur) untuk mencari makanan. Ia

melihat makanan (nasi) yang ditempatkan pada sebuah tebok kecil yang

digantungkan, tanpa minta ijin Sayek memakan nasi tersebut tanpa

menurunkan dan mengambil nasi tersebut, tetapi Sayek memakan nasi

langsung dari gantungan ngiras. Pada saat itu bersamaan Nyai

Wonowongso yang baru pulang dari sawah mengetahui perilaku Sayek,

Nyai Wonowongso menjadi marah atas perilaku Sayek yang dianggapnya

tidak mempunyai sopan santun dan berperilaku kurang tata susila. Dengan

muka merah dan wajah yang marah dipukullah Sayek dengan

menggunakan enthong ( sendok nasi) yang terbuat dari kayu. Sayek yang

masih kecil menangis dan merasa kecewa atas tindakan Nyai

Wonowongso, Sayek berlari terus menangis menuju ke arah selatan,

konon Sayek berlari sampai pantai Gesing, Pantai selatan. Kejadian

tersebut dilaporkan kepada Eyang Wonowongso yang kebetulan bersama

Sunan Kalijogo. Mendengar cerita tersebut Sunan Kalijogo segera

menyusul Sayek menuju pantai Gesing. Sunan Kalijogo dan Eyang

Wonowongso mencari ke seluruh pesisir pantai selatan, konon pencarian

tersebut sampai berbulan-bulan, tetapi Sayek belum diketemukan. Dengan

Page 73: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

kekuatan kebatinan, Eyang Wonowongso mencari Sayek. Beliau meminta

petunjuk Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Eyang Wonowongso menelusuri

di tepi pantai untuk mencari Sayek. “dalam pencarian tersebut Eyang

Wonowongso bertemu dengan tiga orang yang bertapa atau melakukan

laku prihatin di tepi Pantai Gesing. Salah seorang pertapa yang bertubuh

hitam (geseng), apakah sang pertapa mengetauhi keberadaan putra Eyang

Wonowongso, pertapa tersebut memberikan petunjuk kepada Eyang

Wonowongso untuk melakukan puasa selama tujuh hari tujuh malam, dan

melakukan meditasi di pantai gesing, setelah itu Eyang Wonowongso

disuruh membawa jala dan nasi putih. Karena menurut wangsit yang

diterima Sayek dibawa masuk ke dalam laut oleh penguasa pantai selatan.

Beliau mendapat perintah dalam wangsit, untuk mengambil sayek, ada

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Sayek harus di beri umpan nasi

segenggam (satu kepel) nasi putih dan jala dengan mengguanakan jala atau

jaring yang biasa dipergunakan untuk menjala ikan”. Dalam peristiwa

tersebut, Sayek tersangkut jala, dan membawa tiga buah Guci kecil yang

selanjutnya di sebut Cupu. Setelah Peristiwa itu Sayek dibawa pulang oleh

Eyang Wonowongso. Setelah kejadian tersebut dalam kesehariannya

Sayek mendalami ilmu kebatinan, melakukam laku prihatin dan olah

spiritual, dan ketiga Cupu tersebut mampu memberikan kekuatan dalam

melakukan olah spiritual.

Sayek pada masa tua nya menjadi orang yang sakti mandraguna dan

menjadi tokoh yang sangat disegani. Kehidupan Sayek sampai pada akhirnya

menjalani hidupnya dengan kesendirian, Sayek tidak menikah, tidak mempunyai

istri seumur hidupnya, menjadi orang santun, suka membantu orang yang

kesusahan, bijaksana, dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit.

2. Upacara Pembukaan Cupu Panjala

Upacara mengandung arti berbagai aturan yang wajib dipatuhi oleh setiap

warga masyarakat pendukungnya. Aturan itu tumbuh dan berkembang di dalam

kehidupan masyarakat secara turun-temurun, yang merupakan wujud dari sistem

sosial yang telah terbentuk dan wajib dilaksanakan (Herusatoto, 2003: 54). Cupu

Panjala merupakan sebuah Guci kecil dan merupakan benda pusaka yang

mempunyai daya magis dan kekuatan gaib, yang diyakini mampu memberikan

Page 74: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

petuah kepada orang yang mempercayainya, jelas Mbah Dwijo Sumarto selaku

juru kunci.

“Upacara Pembukaan Cupu Panjala merupakan upacara adat yang diikuti

oleh semua agama, baik Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha”

(Dwijo Sumarto, Wawancara 01 Oktober 2011).

Upacara pembukaan Cupu panjala muncul sebagai aktivitas sosial

masyarakat Jawa di Kabupaten Gunungkidul. Upacara ini merupakan upacara

keagaaman secara global atau kepercayaan, artinya Upacara tersebut dilaksanakan

dari berbagai unsur agama atau keyakinan. Aktivitas Upacara Pembukaan Cupu

Panjala yang berfungsi sebagai penyelaras keharmonisan hubungan antara

manusia. Upacara ini berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat untuk

mempresentasikan emosi keagamaan. Kegiatan Upacara Pembukaan Cupu Panjala

merupakan bentuk partisipasi seluruh anggota masyarakat di dalam menjaga

hubungan-hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber Dokumentasi Peneliti.

Foto : Cupu Panjala

Page 75: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Upacara Pembukaan Cupu Panjala biasanya menggunakan sarana dan

prasarana berupa sesaji, merupakan bentuk persembahan Kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan segala manifestasinya-Nya. Disebut Upacara Pembukaan Cupu

Panjala, karena Cupu yang terbungkus lembaran-lembaran kain tersebut dibuka

pada waktunya yaitu dibuka setiap satu tahun sekali. Ketiga Cupu tersebut

diletakkan dalam sebuah kotak yang terbuat dari kayu. Cupu yang paling besar

bernama Semar Tinandhu, Cupu yang berukuran sedang bernama Palang

Kinantang dan yang paling kecil bernama Kenthiwiri. Dan dibungkus dengan

lembaran-lembaran kain putih (kain Mori) yang berasal dari sejumlah peziarah

yang mempunyai keinginan atau permohonan secara pribadi.

Tradisi Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah merupakan tradisi

membaca tanda yang muncul pada lembaran-lembaran kain pembungkus Cupu

Panjala yang dibuka oleh ahli waris dari keluarga trah Panjala, selanjutnya kondisi

Cupu akan dilihat disaksikan oleh para pengunjung. Selama prosesi membuka

kain pembungkus Cupu Panjala lembar demi lembar dilihat, dicermati baik

kondisi kain atau ada tanda-tanda yang berupa bercak gambar atau adanya benda

asing yang berada dalam lembaran-lembaran kain tersebut. Selanjutnya tanda-

tanda yang ada di dalam setiap lembaran kain tersebut dibaca dan disampaikan

oleh Juru Kunci Cupu Panjala. Tanda-tanda tersebut diyakini sebagai ramalan

jaman atau tanda-tanda jaman dianggap muncul dari kekuatan gaib Cupu Panjala,

yang merupakan pesan dari Sang Maha Pencipta melalui kekuatan gaib-Nya.

Ramalan jaman yang muncul dari lembaran kain pembungkus Cupu Panjala

merupakan sesuatu yang harus disampaikan oleh keluarga pewaris Cupu Panjala

Page 76: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kepada masyarakat luas, ramalan jaman tersebut merupakan sebuah persepsi yang

sangat ditunggu dan dinantikan oleh pengunjung.

Upacara pembukaan Cupu Panjala pada dasarnya adalah upacara sesaji

dan wilujengan yang ada di keraton Yogyakarta termasuk adat, tradisi yang ada

kaitannya dengan kepercayaan. Oleh karena itu sesaji dan wilujengan yang

dikenal di kalangan keraton Yogyakarta tidak lain berdasarkan budaya Jawa.

Upacara pembukaan Cupu Panjala merupakan Upacara tradisional yang

mengandung nilai pendidikan bagi masyarakat Dusun Mendak, Girisekar, untuk

mengadakan hubungan yang harmonis secara vertikal kepada Tuhan Yang Maha

Esa, hubungan horisontal kepada sesama manusia dan lingkungan. Upacara

tersebut juga ditujukan kepada kegiatan teknis sehari-hari, akan tetapi kaitannya

dengan kepercayaan akan adanya kekuatan di luar kemampuan manusia itu, yaitu

adanya Tuhan Yang Maha Esa, dan dapat diartikan pula sebagai Supranatural,

seperti: Roh nenek moyang. Upacara-upacara tradisional biasanya mengandung

berbagai aturan yang wajib dipatuhi oleh setiap warga masyarakat pendukungnya.

Aturan-aturan itu tumbuh dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat secara

turun-termurun, dengan perannya dapat melestarikan ketertiban masyarakat.

Biasanya kepatuhan setiap warga masyarakat terhadap aturan dalam bentuk

Upacara tradisional itu disertai keseganan atau ketakutan terhadap sangsi yang

bersifat magis ( Purwadi, 2005: 25).

Dalam Upacara pembukaan Cupu Panjala terdapat unsur-unsur yang

membangun, sebagai berikut.

Page 77: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

a. Petugas dan peserta Upacara pembukaan Cupu Panjala

Sebuah upacara tidak dapat berdiri sendiri, dalam pelaksanaan upacara

melibatkan berbagai unsur suatu tatanan masyarakat kehidupan bermasyarakat.

“Salah keluarga pewaris Cupu Panjala dalam Upacara Pembukaan Cupu

Panjala melibatkan seluruh warga dusun Mendak pada khususnya”.

( Sugiyorejo, Wawancara, 02 Oktober 2011).

Keluarga pewaris Cupu Panjala tidak dapat melaksanakan prosesi sendiri,

harus ada bantuan dari pihak lain. Warga masyarakat yang datang saling bahu

membahu untuk mempersiapkan Upacara yang akan berlangsung malam nanti.

Adapun petugas dan peserta Upacara Pembukaan Cupu Panjala dalah

sebagai berikut.

1. Juru Kunci dan Ahli waris

Cupu Panjala sebagai benda pusaka yang mempunyai kekuatan gaib, yang

diwariskan secara turun-temurun dari keluarga Kyai Panjala (Sayek) beratus-ratus

tahun yang lalu. Keluarga ahli waris inilah yang mempunyai hak atas Cupu

Panjala dan berkewajiban melaksanakan Upacara Pembukaan Cupu Panjala dalam

setiap tahunya. Ahli waris merupakan Abdi Dalem keraton Yogyakarta. Yang

bertindak sebagai Juru kunci saat ini adalah Bapak Dwijo Sumarto. Di rumah

bapak Dwijo Sumarto inilah Cupu Panjala ditempatkan, sehingga beliaulah yang

secara langsung menerima pengunjung sehari-hari dan pada saat dilaksanakannya

Upacara Pembukaan Cupu Panjala, Juru Kuncilah yang menangani Upacara ritual

adalah Dwijo Sumarto, Medi Suminarno, dan Sugiyorejo.

Page 78: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2. Seluruh Perangkat Desa Girisekar

Perangkat desa yang menjadi panutan para warga yang hadir sehingga

kehadirannya menjadikan penduduk desa hatinya merasa diayomi. Para perangkat

desa berfungsi sebagai among tamu.

3. Utusan Keraton Yogyakarta

Utusan keraton Yogyakarta, ikut dan menyaksikan Upacara Pembukaan Cupu

Panjala karena ahli waris Cupu Panjala merupakan abdi dalem keraton

Yogyakarta.

4. Peziarah

Perziarah adalah peserta Upacara Pembukaan Cupu Panjala yang berniat dan

mempunyai keinginan khusus, yang disampaikan kepada Juru kunci Cupu

Panjala. Peziarah membawa persyaratan- persyaratan khusus yang diserahkan

kepada Juru kunci sebagai syarat dan sarana permohonan.

5. Pengunjung

Pengunjung adalah seluruh peserta yang datang dalam Upacara Pembukaan Cupu

Panjala, baik laki-laki maupun perempuan. Pengunjung hadir untuk mengikuti dan

menyaksikan Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

Upacara Pembukaan Cupu Panjala merupakan sebuah rangkaian kegiatan

keluarga ahli waris Trah Panjala dan masyarakat Mendak, yang dilaksanakan pada

hari Senin Wage malam Selasa Kliwon pada mangsa kapapat yaitu menjelang

musim labuh atau musim tanam.

Page 79: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b. Sesaji dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

Sesaji yang digunakan dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala

merupakan sesaji yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui Cupu

Panjala. Sesaji-sesaji tersebut merupakan sebuah persembahan yang dibawa oleh

peziarah sebagai bentuk persyaratan dari nadar atau permohonan yang diharapkan.

Sesaji dan Wilujengan tersebut merupakan sebuah persyaratan yang harus ada

dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

“Beberapa persyaratan untuk dapat melaksanakan Upacara pembukaan

Cupu Panjala membuat wilujengan yaitu berupa, Nasi gurih, adrem, abon

kelapa, dan peyek putih sedangkan sesajinya berupa minyak wangi dan

kemenyan” ( Dwijo Sumarto, Wawancara, 02 0ktober 2001).

Sesaji dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah sebagai berikut.

a. Bunga

Bunga yang dipergunakan dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala

adalah bunga Kanthil, Kenaga, dan Mawar. Bunga-bunga tersebut dipergunakan

sebagai sesaji dalam menghantarkan doa-doa oleh juru kunci Cupu Panjala. Selain

itu, bunga dipergunakan sebagai sarana untuk memberi wewangian ketiga Cupu

Panjala, setelah Upacara Pembukaan selesai.

b. Kemenyan

Kemenyan yang dipergunakan adalah kemenyan semar atau kemenyan

Jawa. Kemenyan tersebut dibakar selama Upacara Pembukaan Cupu Panjala

berlangsung. Kemenyan dipergunakan sebagai sarana untuk menghubungkan

dengan dunia gaib.

c. Minyak Wangi

Minyak wangi yang dipergunakan dalam Upacara Pembukaan Cupu

Panjala adalah jenis Fambo ( Dwijo Sumarto, Wawancara, 02 Oktober 2011 ).

Page 80: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Upacara Pembukaan Cupu Panjala, sejak sore hari rumah Mbah Dwijo

Sumarto telah dipadati oleh para pengunjung yang datang untuk ngalap berkah.

Menurut Dwijo Sumarto, banyak pengunjung yang datang pada Upacara

Pembukaan Cupu Panjala. Mereka datang dari luar Dusun Mendak-Girisekar,

misalnya dari Ngawen, Semin, Playen, Wonosari bahkan ada yang datang dari

luar kota Gunungkidul, misalnya dari Bantul, Sleman, Klaten, Wonogiri,

Karanganyar. Peziarah harus dalam keadaan suci lahir dan batin.

Peziarah yang dimaksud adalah orang datang yang mempunyai nadzar dan

tujuan khusus serta membawa persyaratan yang ditujukan kepada kekuatan Tuhan

yang melalui Cupu Panjala. Peziarah diwajibkan menyampaikan persyaratan

kepada Juru kunci yang berupa:

1) Bunga (Kanthil, Mawar, dan Kenanga).

Bunga yang dipergunakan dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala digunakan

sebagai sesaji dalam menghatarkan doa-doa oleh Juru kunci.

2) Kemenyan

Kemenyan digunakan ada kemenyan semar atau kemenyan jawa. Kemenyan

tersebut dibakar sebagai sarana untuk menghubungkan dengan Dunia Gaib.

3) Wajib ( Sejumlah uang sesuai dengan keiklasan dari peziarah). Selanjutnya

setelah ubarampe ritual telah siap, maka dengan dipimpin oleh Juru kunci

dilaksanakan Dupaan, yaitu acara berdoa bersama-sama diiringi denga membakar

kemenyan dengan tujuan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Agar segala permintaan dan permohonan dari para peziarah dapat dikabulkan.

Page 81: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Bagi peziarah yang melakukan nadzar, dalam arti permohonannya telah

terkabul. Peziarah tersebut menyampaikan syukuran atau slametan dengan

menyampaikan asung dhahar dan kain mori untuk menyelimuti Cupu Panjala

sesuai dengan janjinya terdahulu.

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Foto: Persyaratan yang dibawa peziarah yang mempunyai keinginan

3. Prosesi Upacara Pembukaan Cupu Panjala

a. Wilujengan ( Kenduri )

Wilujengan (selamatan) adalah ditujukan kepada pinisepuh atau sesepuh

yang dianggap dipercaya bisa memberi restu ( pangestu) kepada yang

mengadakan wilujengan. Wilujengan ini berupa nasi gurih dan ingkung yang

ditempatkan pada bakul besar (tenggok), Wilujengan tersebut diperoleh dari para

peziarah yang telah terkabul permohonanya. Berikut ini adalah keteranganya.

“Keleresan ingkang kabul panyuwunane wonten 54 tiyang. Lha dhaharan

ingkang kagem wilujengan menika wau saking tiyang-tiyang menika”

Page 82: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Terjemahan

Kebetulan yang terkabul permohonannya ada 54 orang. Lha makanan ini

lah berasal dari mereka untuk wilujengan.

Wilujengan merupakan syarat yang harus ada dalam Upacara Pembukaan

Cupu Panjala untuk membuka Cupu panjala. Wilujengan atau sarana yang

digunakan dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala sebagai berikut.

1. Ingkung

Ingkung adalah ayam yang dimasak secara utuh, tanpa dipotong setelah

jerohannya dikeluarkan. Ingkung yang digunakan diharuskan ayam jantan jenis

ayam jawa. Ingkung yang digunakan berasal dari para peziarah, ingkung inilah

yang nanti akan dibagikan kepada pengunjung yang hadir pada saat Upacara

Pembukaan Cupu Panjala.

2. Nasi Gurih

Nasi gurih adalah nasi yang dimasak dengan diberi santan dan bumbu. Nasi gurih

tersebut ditempatkan pada tenggok adalah semacam bakul terbuat dari bambu

yang mempunyai ukuran dengan diameter 75 cm. Nasi gurih tersebut berasal dari

para peziarah yang mempunyai permohonan. Dan biasanya disebut dengan Asung

dhahar

3. Adrem

Adrem berasal dari beras yang ditumbuk halus dicampur dengan gula merah dan

parutan kelapa. Kemudian digoreng berbentuk bulat, setelah matang adrem

tersebut diiris kecil-kecil. Adrem bentuknya menyerupai kue cucur.

(Dwijo Sumarto, Wawancara, 02 Oktober 2011).

Page 83: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4. Srondeng atau Abon kelapa

Srondreng (Abon kelapa) berupa parutan kelapa, yang bentuknya seperti abon.

Srondeng yang terbuat dari parutan kelapa yang digoreng kering yang diberi

bumbu dan gula jawa.

5. Peyek Putih

Peyek putih yang terbuat dari bahan dasar beras yang ditumbuk halus dibuat

adonan dengan dicampur air. Adonan tersebut digoreng tipis-tipis. Peyek tersebut

digoreng dan warnanya putih karena peyek putih dimasak tanpa ditambah bumbu.

6. Rawisan

Rawisan adalah sayuran yang dicampur atau diurap yang terdiri dari kubis,

kecambah, mlandhing atau petai cina. Ketiga sayuran dicampur diberi bumbu

lombok dan bawang putih yang telah diuleg.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto: Rawisan

Page 84: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Wilujengan dalam upacara Pembukaan Cupu Panjala tersebut ditujukan

kepada Kyai Panjala (Kyai Sayek) melalui benda saktinya yang berupa Cupu,

dengan pimpinan Juru kunci. Beliau diharapkan menghaturkan doa-doa dan beliau

melalui kekuatan gaibnya bisa memberi perlindungan kepada seluruh peserta

Upacara Pembukaan Cupu Panjala, kepada Dusun Mendak, masyarakatnya,

memberi petunjuk, keselamatan alam semesta, dan mohon agar segala

permohonan dari para peziarah dapat terkabulkan. Wilujengan ini sebagai

ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya Upacara

Pembukaan Cupu Panjala. Harapan akan keselamatan merupakan ungkapan doa

dalam wilujengan ini. Setelah wilujengan didoakan dibagikan kepada seluruh

pengunjung dan peziarah yang datang.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto: Wilujengan yang akan dibagikan kepada pungunjung dan peziarah

Page 85: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto: Prosesi Pembagian Wilujengan ( Kenduren)

b. Dhahar Kembul

Setelah selesai menghaturkan wilujengan dilanjutkan dengan dhahar

kembul, yaitu makan sepiring berdua. Dhahar kembul merupakan bagian penting

dari Upacara Pembukaan Cupu Panjala, para peserta dibagikan sepiring makanan

yang terdiri dari nasi gurih, srondreng (abon kelapa), adrem dan peyek putih. Para

pengunjung yang datang diharuskan untuk mencari pasangan untuk menghabiskan

makanan tersebut dan harus habis tanpa sisa. Apabila tidak habis, makanan bisa

dibawa pulang. Hal ini merupakan bagian dari ngalap berkah, yaitu suatu

keyakinan bahwa dengan mengikuti suatu proses ritual tertentu, mereka akan

mendapat berkah dan anugerah dari dilaksanakannya Pembukan Cupu Panjala

tersebut. Dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala, para pengunjung dan perserta

berharap Cupu Panjala memberi berkah sesuai dengan permohonan dan doa

masing-masing pengunjung.

Page 86: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto: Dhahar Kembul

c. Doa dalam Pembukaan Cupu Panjala

Selamatan merupakan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dalam

kehidupanya diberi keselamatan, kesejahteraan, terbebas dari malapetaka,

terhindar dari hal-hal yang menjebak mereka sehingga gagal meraih kebahagiaan

dunia dan akhirat (Purwadi, 2007: 37). Pada umumnya upacara rangkaiaan suatu

perangkat lambang bisa berupa kegiatan fisik, hubungan dengan kejadian tertentu,

upacara merupakan usaha menanggapi gejala-gejala alam.

Wilujengan merupakan bentuk persembahan yang dibawa oleh para

peziarah sebagai bentuk persyaratan dari nadzar atau permohonan. Sebelum

wilujengan dibagikan kepada seluruh pengunjung yang datang maka akan di

doakan terlebih dahulu oleh juru kunci bapak Meidi Suminarno.

Doa dalam Pembukaan Cupu Panjala dalam wilijengan sebagai berikut.

- Allohuma turunsih pinasihan para wali. Amin

Page 87: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

- Allohuma turunsih pinasihan sepadha-padha. Amin

- Lailaah Hailalloh

- Allohuma panca baya seka wetan tinulak bali mangetan tumpakane lembu

putih, sing putih padha nisih kinadhangan rajah iman slamet. Amin

- Allohuma panca baya seka kidul tinulak, bali mangidul tumpakane lembu

abang, sing abang padha nyompang kinadhangan rajah iman slamet. Amin

- Allohuma panca baya seka kulon tinulak bali mangulon tumpakane lembu

kuning sing kuning pada nyliring kinadhangan rajah iman slamet. Amin

- Allohuma panca baya seka lor tinulak bali mangalor tumpakane lembu ireng

sing ireng padha meneng kinadhangan rajah iman slamet. Amin

- Allohuma panca baya seko nduwur tinulak bali manduwur tumpakane lembu

biru sing biru padha mlayu kinadhangan rajah iman slamet. Amin

- Allohuma panca baya seka ngisor tinulak bali mangisor tumpakane lembu

sanggabuwana sing werna-werna padha lunga kinadhangan rajah iman

slamet. Amin

- Allohuma ini asaluka tan geni wa baidan duni ngelmi wabarik ngala rezeki

waba dha maut. Amin

- Allohuma fitdunya khasanah wak fiil aqiroti khasanah. Amin

Dhahar kembul adalah prosesi yang penting dalam Upacara Pembukaan

Cupu Panjala para pengunjung yang datang harus mencari pasangan. Pasangan

yang dimaksud di sini adalah mencari teman untuk memakan dhahar kembul,

tidak harus laki-laki dengan perempuan. Dalam prosesi ini satu piring diharuskan

Page 88: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dimakan untuk 2 orang. Ada keyakinan bahwa mengikuti prosesi Upacara

Pembukaan Cupu Panjala mereka akan mendapatkan berkah.

Doa dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala pada Prosesi Dhahar Kembul.

- Allohuma salim ala wa sayidina Muhammad. Amin

- Allohuma ketawang wa salim ala Muhammad. Amin

- Alhamdulilah hirobil alamin. 3x

- Allohuma adus banyu rohni, lailah hailaloh Muhammad da rasullulloh. amin

- Allhuma ketawang dudu ketawang ketawang kersaning Allah lailah hailalloh.

Amin

- Allohuma dur bayana geni. Amin

- Slameta keluargane kene. Amin

- Slameta anak putune kene. Amin

- Slameta sing padha rewang. Amin

- Slameta tamune kene ing wekdal kalenggahan menika. Amin

- Allohuma robifirli wali-wali daya rabaya qi so qiro. Amin

- Allohuma amdullana ang fusana walla anta firlana nana ku minal qosirin.

Amin

d. Pembukan Selimut Cupu Panjala

Dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala, acara membuka kain ini yang

paling ditunggu oleh semua pengunjung. Yaitu membuka kain penutup (Jawa:

kemul) yang menutupi kotak Cupu Panjala. Kain-kain tersebut diperoleh dari para

peziarah yang mempunyai nadzar atau permohonan kepada Cupu Panjala.

Menurut mbah Dwijo Sumarto sebagai Juru kunci, kain penutup Cupu Panjala

Page 89: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

berjumlah kurang lebih 500 lembar kain mori. Tidak setiap orang dapat membuka

kain/ kemul yang membungkus Cupu Panjala. Kain penutup Cupu Panjala hanya

boleh dibuka oleh keluarga ahli waris Cupu Panjala dengan dipimpin oleh Juru

kunci.

Setelah berdoa bersama selesai dikuti oleh seluruh pengunjung yang

datang, Cupu Panjala yang dibalut kain dikeluarkan dari tempatnya yang berada di

dalam Senthong (Jawa) merupakan tempat untuk menyimpan Cupu Panjala. Cupu

tersebut lalu diangkat dan dibawa ke ruang tengah yang telah disiapkan untuk

membuka kain (kemu ) Cupu Panjala. Cupu Panjala selanjutnya diletakkan di

sebuah meja yang berukuran dengan panjang 2 meter, setelah diletakkan pada

meja para ahli waris trah Cupu Panjala yang laki-laki semua duduk melingkar,

yang mengelilingi Cupu Panjala yang masih terbungkus dengan kain. Diawali

dengan doa dari Juru kunci, lembaran-lembaran kain pembungkus Cupu Panjala

mulai dibuka. Para pengunjung wanita tidak diperbolehkan berada di ruangan

tempat Cupu Panjala dibuka. Para pengunjung tidak diperkenankan untuk berdiri

untuk menyaksikan prosesi pembukaan lembaran-lembaran kain pembungkus

Cupu Panjala. Setelah peserta mengikuti prosesi membuka kain pembungkus

Cupu Panjala ini dengan tertib, bagi peserta yang berjenis kelamin perempuan

tidak diperkenankan berada di ruangan (nDhapa) tempat Cupu Panjala akan

dibuka. Seluruh peserta yang berada di ruangan tersebut tidak diperkenankan

berdiri untuk menyaksikan prosesi pembukaan lembar-lembaran kain pembungkus

Cupu Panjala.

Page 90: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala, lembaran-lembaran kain

pembungkus Cupu Panjala dibuka satu persatu, acara ini identik dengan acara

membaca tanda, yang diyakini oleh masyarakat sebagai sebuah ramalan jaman.

Setiap lembaran kain yang dibuka dipercaya menunjukkan sebuah tanda. Tanda

tersebut dapat berupa benda, hewan, tanaman, yang masuk atau berada di dalam

balutan kain yang membungkus Cupu panjala. Tanda yang banyak ditemukan

adalah tanda yang berbentuk lukisan air yang berbentuk dan menyerupai gambar

tertentu.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto: Prosesi Pembukaaan selimut Cupu Panjala

e. Tradisi membaca Ramalan Cupu Panjala

Tanda dan gambar yang ada pada lembaran kain pembungkus Cupu

Panjala dibuka satu per satu. Acara ini identik dengan tradisi membaca tanda,

yang diyakini oleh masyarakat sebagai sebuah tanda. Tanda dan gambar dilihat,

diindentifikasi, dan dibacakan oleh para ahli waris yang membuka dan

Page 91: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

membacakan tanda-tanda tersebut untuk diketahui masyarakat secara luas. Tanda-

tanda tersebut dibaca dan disaksikan lebih dari satu orang (ahli waris), hal ini

dilakukan untuk memastikan pembacaan tanda secara tepat.

Cupu Panjala merupakan media komunikasi antara anak turun dengan

leluhur sendiri. Bagi leluhur yang sudah berada di alam kamulyan tak ada lagi

realitas kehidupan yang tetutup tabir rahasia. Sehingga dengan mudah mengetahui

apa yang bakal dialami oleh anak turun generasi penerusnya. Bukan hal yang sulit

untuk menyampaikan tanda-tanda peringatan, pepeling, nasehat kepada yang

masih hidup di dunia. Salah satunya melalui tanda-tanda jaman seperti

perlambang yang tertera dalam kain pembungkus Cupu Panjala. Memang benar

bahwa Tuhan Yang Maha kuasa, namun Tuhan menyampaikan petunjuk tidak

selalu langsung kepada umat manusia. Terkadang melalui orang tua, saudara,

teman dan lain-lain.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto : Membaca tanda yang tergambar dalam selimut Cupu Panjala.

Page 92: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Berikut ini adalah tanda-tanda yang tertera pada lembaran kain

pembungkus Cupu Panjala yang dibuka pada hari Selasa Kliwon, 3 Oktober 2011.

1. Di sebelah barat daya dan tenggara ada darah kering

2. Pada tengah-tengah ada gambar rantai berbentuk lingkaran

3. Di sebelah barat daya ada gambar Wayang Togog dari dada sampai kepala

4. Di sebalah barat tengah-tengah ada gambar kuda

5. Di sebelah barat ada gambar kuda berdiri

6. Di bagian tenggara ada gambar pistol

7. Di bagian barat ada gambar orang besar menghadap ke utara diatasnya ada

titik 3

8. Di sebelah barat daya ada gambar wayang Durna naik kewan dan dibelakang

ada gambar telapak kaki

9. Di sebelah barat daya ada gambar Gathotkaca sebadan penuh

10. Pada sisi utara kain kotor dan pada sisi timur kain bersih

11. Di sebelah barat ada Buta yang membuka mulutnya dan menghadap ke utara

12. Di sebelah barat di tengah-tengah ada gambar pancing

13. Di sisi timur selimut atau kain pembungkusnya dalam keadaan nylemek

14. Di bagian tenggara ada bercak darah agak kuning dan agak basah

15. Pada arah barat laut ada gamabar kepala monyet

16. Di sebelah barat ada wujudnya kulit kayu

17. Pada sebelah barat laut ada gambar ayam kecil

18. Pada bagian tenggara ada gambar telapak kaki

19. Pada bagian barat laut ada gambar orang menghadap ke atas

20. Pada bagian tenggara ada wujud Semar

Page 93: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

21. Pada bagian barat daya ada gambar seorang wanita dalam keadaan telanjang

dan bersimpuh

22. Pada tengah- tenganh bagian barat ada gunung Merapi dan ada angka 5

23. Pada bagian barat ada anjing menghadap ke selatan dan membuka mulutnya

24. Pada bagian barat ada wujudnya rambut selimutnya dalam keadaan nglemek

25. Selimutnya berbintik-bintik melingkarinya

26. Pada bagian barat ada gambar burung kokok beruk

27. Di sebelah timur ada gambar huruf S

28. Pada sebelah barat ada gambar anak kecil kunciran memegang botol

29. Pada bagian tenggara ada ganbar perempuan memakai selempang

30. Pada bagian timur ada gambar kura-kura

31. Di sebelah utara ada wujudnya benang biru

32. Di sebelah utara ada gambar kuda kaki keatas

33. Di sebelah timur ada wujud rambut pendek

34. Disebelah selatan ada kapas berwarna biru

35. Di sebelah barat ada nasi aking

36. Di sebelah tenggara selimutnya bintik-bintik

37. Di sebelah barat selimutnya bintik-bintik

38. Pada sisi barat selimutnya nglemek

39. Ada gambar candi Borobudur

40. Di sebelah selatan ada wujud serat bambu

41. 2 lembar selimutnya basah

42. Di sebelah barat ada gambar pulau panjang

Page 94: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

43. Di sebelah timur laut ada gambar olahraga

44. Selimut dekat kotak penyimpanan Cupu Panjala kemrisik garing

45. Kotak penyimpanan Cupu Panjala doyong ke timur

46. Cupu Semar Tinandhu dalam keadaan berdiri tegak

47. Cupu Kalang Kinantang dalam keadaan berdiri tegak

48. Cupu Kenthiwiri dalam keadaan doyong timur.

Sumber: Catatan lapangan peneliti

Berdasarkan tanda-tanda yang ada pada lembar kain pembungkus Cupu

Panjala tersebut, masyarakat memprediksi dan memnghubungkan-hubungkan

dengan keadaan alam yang akan terjadi. Masyarakat menganggap tanda-tanda

tersebut sebagai pertanda jaman, ramalan dan dapat digunakan sebagai pathokan

masyarakat dalam menentukan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Ramalan

dapat dipergunakan seseorang untuk dapat bertindak untuk lebih hati-hati, dapat

digunakan sebagai petunjuk yang mungkin dikuti oleh orang yang

mempercayainya.

Selesai membaca tanda-tanda yang muncul pada pembungkus selimut

Cupu Panjala, lalu sebuah kotak dari kayu yang digunakan untuk meletakkan

ketiga Cupu tersebut: Semar Tinandhu, Kalang Kinantang, dan Kenthiwiri segera

dibuka, dan ketiga Cupu segera dikeluarkan dari dalam kotak. Sebelum

dikeluarkan dari dalam kotak, Juru kunci telah menyiapkan ritual dengan

membakar kemenyan sebagai sesaji kepada Cupu Panjala. Karena Cupu Panjala

merupakan sebuah benda pusaka, maka Cupu tersebut diperlakukan sebagai

Page 95: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

sebuah benda yang mempunyai kekuatan gaib, tidak diperlakukan sembarangan,

Cupu tersebut sangat dihormati dan diperlakukan dengan hormat layaknya orang

yang terhomat. Setelah kotak dibuka, Juru kunci melihat secara cermat kedudukan

dan posisi Cupu Panjala. Posisi Cupu Panjala disampaikan kepada seluruh

pengunjung yang datang. Dan yang paling membuat Mbah Dwijo Sumarto dan

Mbah Meidi Suminarno adalah kotak yang untuk menyimpan Cupu Panjala dalam

keadaan doyong ke timur. Selama 60 tahun keduanya menjabat sebagai Juru

kunci, baru pada pembukaan kali ini kotak dalam keadaan miring ke timur. Oleh

karena itu sebelum membukanya, Mbah Dwijo selaku Juru kunci berdoa terlebih

dahulu supaya tidak terjadi apa-apa, karena keadaan ini merupakan hal yang di

luar kuasa manusia.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto: Kotak penyimpanan Cupu Panjala yang saat dibuka doyong ke timur

Page 96: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

f. Ngalap Berkah Cupu Panjala

Di samping tradisi membaca tanda atau membaca ramalan yang muncul

dari kain pembukaan Cupu Panjala, setelah seluruh kain pembungkus tersebut

dibuka semua, terlihat sebuah kotak dari kayu yang digunakan untuk meletakkan

ke tiga Cupu tersebut. Sebelum dikeluarkan dari kotak, Juru kunci menyiapkan

ritual membakar kemenyan untuk memberi sesaji kepada Cupu tersebut. Karena

Cupu Panjala merupakan benda pusaka, maka Cupu tersebut diperlakukan sebagai

sebuah benda yang mempunyai kekuatan gaib, tidak diperlakukan sembarangan,

Cupu tersebut sangat dihormati dan diperlakukan dengan hormat layaknya sebagai

orang yang terhormat. Setelah kotak dibuka Juru kunci dengan cermat melihat

kedudukan dan posisi Cupu Panjala. Posisi Cupu Panjala disampaikan kepada

seluruh pengunjung yang datang.

Ritual ngalap berkah dalam ritual ini, ketiga Cupu tersebut dipegang dan

diputar-putar dengan telapak tangan berlawanan arah jarum jam ( kearah kiri-

kanan). Ritual memutar ketiga diawali dari Juri kunci, dan dilanjutkan kepada

seluruh peserta yang hadir secara bergiliran. Peserta memegang dan memutar-

mutar Cupu Panjala, mereka sambil berdoa dalam hatinya, menyampaikan

permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui ngalap berkah. Dengan cara

inilah para pengunjung yang datang segala permohonan yang disampaikan

diyakini dapat terkabul.

Ngalap berkah tidak hanya dengan memegang dan memutar-mutar Cupu

Panjala, tetapi bisa juga dilakukan membagi-bagikan bunga yang digunakan

sebagai wewangian Cupu Panjala, yaitu bunga kenanga, bunga kanthil, bunga

mawar, dan bunga melati yang dimasukkan ke dalam kotak Cupu Panjala. Bunga

Page 97: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

yang telah mengering, karena berada dalam kotak Cupu Panjala selama satu

tahun, dianggap mempunyai kekuatan dan membawa berkah kepada yang

memilikinya. Ritual ngalap tidak hanya dilakukan oleh para peziarah yang

mempunyai nadzar dan permohonan, tetapi seluruh peserta ritual yang berjenis

kelamin laki-laki. Para pengunjung wanita yang datang tidak diperkenankan untuk

melihat dan memegang Cupa Panjala secara langsung. Hal ini merupakan

persyaratan yang dilaksanakan secara turun-temurun sesuai perintah dari Kyai

Panjala.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto : Prosesi Ngalap Berkah Cupu Panjala

Page 98: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

g. Penutupan Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

Tanda Upacara Pembukaan selesai ketika Cupu Panjala diputar-putar oleh

seluruh peserta yang hadir, selanjutnya adalah acara penutupan Upacara

pembukaan Cupu panjala. Cupu Panjala kembali dimasukkan ke dalam kotak,

Mbah Dwijo Sumarto menempatkan ketiga Cupu tersebut dan memberi

wewangian berupa bunga kenanga, bunga kanthil, bunga mawar, dan bunga melati

yang dimasukkan ke dalam kotak Cupu Panjala, selanjutnya kotak dibungkus

kembali dengan kain mori. Kain yang digunakan sebagai pembungkus atau

selimut yang tadinya telah digunakan untuk membungkus Cupu panjala,

selanjutnya ditumpangi dengan kain mori yang baru yang dibawa oleh peziarah,

dan dilakukan prosesi menyelimuti (ngemuli) Cupu Panjala. Setelah selesai

membungkus, selanjutnya Cupu Panjala kembali ditempatkan pada Senthong,

ruangan khusus tempat menyimpan Cupu Panjala. Apabila terdapat kain

pembungkus Cupu Panjala yang rusak dan tidak dapat dipergunakan kembali

maka kain tersebut harus dilabuh di pantai Gesing.

h. Larangan atau Pantangan dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala

Larangan-larangan atau pantangan dalam pelaksanaan Upacara

Pembukaan Cupu Panjala, Upacara ini bersifat ritual oleh karena itu masyarakat

setempat masih tetap memegang adat yang sudah menjadi kesepakatan yaitu harus

dilaksanakan secara sadar dan penuh ketekunan. Larangan-larangan tersebut

adalah sebagai berikut.

Page 99: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

1. Peserta atau pengunjung yang datang tidak boleh bertingkah yang tidak baik,

seluruh pengunjung yang datang tidak boleh berkata kotor, dan berpikiran

negatif.

2. Bagi mereka yang belum suci dilarang mengikuti upacara Pembukaan Cupu

Panjala

3. Bagi wanita yang berkadas besar karena haid nipas tidak boleh mengikuti

upacara Pembukaan Cupu Panjala

4. Malam menjelang upacara pembukaan dilaksanakan, antara suami istri tidak

boleh melakukan hubungan badan

5. Wanita tidak diperbolehkan dan diperkenankan melihat secara langsung Cupu

Panjala

6. Anak laki-laki yang belum aqil baliq juga tidak diperkenakan melihat dan

memengang Cupu Panjala.

7. Tidak boleh mengahadap sowahan untuk memohon atau berdoa secara pribadi

sebelum upacara inti selesai

Larangan-larangan tersebut telah diketahui oleh sebagian besar

pengunjung, sehingga mereka selalu menjaga agar tidak melanggar pantangan-

pantangan tersebut yang merupakan perintah dari Kyai Panjala. Karena Kyai

Panjala semasa hidupnya tidak menikah, maka bagi kaum wanita tidak

diperkenankan melihat secara langsung atau berada di ruangan tempat Cupu

Panjala dibuka. Wanita tidak diperbolehkan memegang Cupu Panjala. Larangan

dan pantangan ini sangat disadari secara penuh oleh pengunjung yang datang.

Upacara pembukaan Cupu Panjala merupakan bukan ajang untuk main-main,

Page 100: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

tetapi ajang untuk olah spiritual dan laku prihatin, sehingga terdapat aturan untuk

menjaga kesakralan Upacara Pembukaan Cupu Panjala. Pendapat tersebut juga

diungkapkan oleh pengunjung Ibu Endang ( 47 tahun )

“Larangan atau pantangan tersebut tidak berani dilanggar. Ada keyakinan

dalam dirinya, bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk bakalan terjadi pada

orang yang melanggarnya. Jadi, dengan adanya larangan tersebut para

pengunjung yang datang bertindak sangatlah hati-hati”

(Wawancara, 03 Oktober 2011).

C. Makna yang Terkandung Dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala

Menurut Blumer (dalam Triguna, 2000: 243) kata makna berasal dari

interaksi sosial dari seseorang dengan orang lain. Manusia bertindak terhadap

sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada seseorang dan makna-makna

tersebut disempurnakan pada proses interaksi sosial, karena simbol memiliki

makna mendalam acap kali bersifat religius yang relatif terbatas ruang

lingkupnya. Pemaknaan simbolisme pada masyarakat dusun Mendak-Girisekar,

Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta dalam arti tidak hanya terbatas pada simbol-

simbol Upacara Pembukaan Cupu Panjala, namun pemaknaan berarti pengggalian

dan penggambaran terhadap keseluruhan prosesi serta simbol-simbol yang

digunakan dalam Upacara tersebut.

Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana perilaku masyarakat Dusun

Mendak-Girisekar, Gunungkidul Yogyakarta dalam melaksanakan Upacara

Pembukaan Cupu Panjala. Dengan demikian dapat mengetahui bagaimana

interaksi antara perilaku masyarakat dengan berbagai simbol, sarana dan

prasarana. Selanjutnya akan ditarik kesimpulan makna terdalam dari pelaksanaan

Page 101: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Upacara Cupu Panjala, yaitu makna yang akan diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari.

Kepercayaan Keraton Yogyakarta dan masyarakat Dusun Mendak-

Girisekar, Kabupaten Gunungkidul merupakan warisan budaya yang masih

membekas di benak masyarakat, yang diwujudkan dam bentuk Upacara

Pembukaan Cupu Panjala. Masyarakat Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten

Gunungkidul yang multi keyakinan agama atau kepercayaan. Mereka hidup

berdampingan dengan rukun, penuh pengertian dan saling menghormati. Namun

pelaksanaan Upacara Pembukaan Cupu Panjala yang merupakan peninggalan

kebudayaan Jawa kuna, tetap dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Mendak-

Girisekar, Kabupaten Gunungkidul pada umumnya, karena upacara peninggalan

pada leluhur tersebut merupakan salah satu cara untuk berbakti kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Upacara Pembukaan Cupu Panjala bermakna magis. Magis berbeda

dengan mistis. Magis adalah kepercayaan terhadap alam gaib untuk memecahkan

persoalan-persoalan hidup, sedangkan mistis adalah keyakinan bahwa kebenaran

terakhir tentang kenyataan tidak dapat diperoleh melalui pengalaman biasa, pula

melalui akal budi, tetapi hanya melalui mistik atau melalui intuisi mistik yang non

rasional (Suwardi Endraswara, 2006: 46).

Makna magis Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah sebagai media

bagi masyarakat pendukungnya untuk memohon berkah, kesuburan, keberhasilan

panen, perlindungan, kesembuhan, dan rezeki. Bahkan petunjuk dari kekuatan

magis yang ada dalam pelaksanaan Upacara tersebut, diyakini sebagai ramalan

Page 102: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

jaman. Untuk memohon rezeki dan kelancaran bisnis dipuja kekuatannya, yaitu

Beliau sebagai pelindung masyarakat. Beliau juga dipuja sebagai kekuatan alam

semesta yang mampu memberikan petunjuk dan tuntunan kehidupan masyarakat.

Dalam tradisi Jawa banyak mengenal berbagai benda pusaka warisan

leluhur, di antaranya adalah Cupu Panjala. Pada masyarakat Yogyakarta Cupu

Panjala sangat popular, karena tuahnya yang terkenal keramat. Dalam satu tahun

sekali, kain pembungkus Cupu Panjala dibuka dan muncul tanda-tanda zaman

yang menjadi peringatan bagi anak turun dan masyarakat yang mempercayainya.

Ketenaran Cupu Panjala tidak lepas dari ketepatan prediksi atau mistik

ramalannya sebagaimana terdapat dalam gambar yang tertoreh di atas lembaran

kain mori pembungkusnya.

Upacara Pembukaan Cupu Panjala yang bermakna mitos, mitos yang

berkaitan dengan Upacara tersebut mitos tidak hanya sekedar laporan dari

peristiwa yang sudah terjadi saja, tetapi juga mengenai upacara-upacara tentang

dunia gaib (Van Peursen, 2007: 37). Dan bahkan mitos itu memberikan arah pada

kelakuan masyarakat Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul dan

merupakan suatu pedoman untuk kebijaksaannya. Mitos sebagai bagian dari sosial

masyarakat yang telah mendarah daging, dipercaya sebagai bentuk kekuatan yang

dipercaya sebagai bentuk kekuatan yang harus dipercaya demikian adanya tanpa

suatu alasan. Dengan demikian mitos ramalan jaman yang ada dalam Upacara

Pembukaan Cupu Panjala, merupakan sebuah kepercayaan yang telah hidup sejak

lama dalam masyarakat Dusun Mendak-Girisekar khususnya. Mitos ramalan

Page 103: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

jaman ini mampu memberikan arah berpikir masyarakat Gunungkidul kepada

kebijaksanaan.

1. Makna Simbolik

Ramalan jaman yang ada dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala,

merupakan sebuah kepercayaan yang telah hidup sejak lama dalam masyarakat

Yogyakarta. Mitos ramalan jaman ini mampu memberikan arah berpikir

masyarakat Gunungkidul kepada kebijaksanaannya. Kebenaran ramalan jaman

yang ada dalam ritual ini belum dapat dibuktikan, tetapi keberadaannya telah

diyakini masyarakat sebagai petunjuk hidup, petunjuk kejadian-kejadian yang

akan terjadi yang sifatnya masih tersirat dan tersembunyi dalam simbol-simbol

yang muncul dalam lembaran kain selimut cupu tersebut. Kebenaran yang tersirat

inilah yang mampu memberikan arahan kepada masyarakat Yogyakarta untuk

selalu bertindak hati-hati dalam kehidupannya.

Simbol-simbol yang muncul dalam ritual ini dianggap masyarakat sebagai

sebuah keyakinan terhadap mitos. Mitos ramalan jaman yang dalam Upacara

Pembukaan Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim tanam yang

akan dilalui dalam setiap tahunnya. Hal ini mengandung pengertian bahwa tanda-

tanda dalam pelaksanaan Upacara ini (dalam sehari semalam) akan memberikan

pengaruh dan pertanda keberhasilan panen pada musim tanam tahun ini. Pertanda-

pertanda seperti jumlah pengunjung, jumlah peziarah, cuaca, prosesi dan lain

sebagainya dianggap memberikan gambaran keadaan yang akan datang. Ritual

membuka kain yang membungkus Cupu Panjala dimulai, dipimpin oleh cicit

gantung siwur Cupu Panjala bernama Dwijo Sumarto, dalam setiap lembar kain

Page 104: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

yang ditemukan baik berupa gambar maupun barang atau benda menimbulkan

berbagai tafsir yang diindikasi sebagai ramalan kejadian setahun ke depan, yaitu

prediksi kejadian tahun 2012 yang akan datang.

Seperti telah disebutkan dalam bab sebelumnya, bahwa dalam Upacara

Pembukaan Cupu Panjala ini, terdapat tanda-tanda dan simbol-simbol

yang diyakini masyarakat sebagai mistik ramalan jaman, ramalan tersebut

diyakini akan terjadi dalam jangka waktu satu tahun ke depan sampai

Cupu Panjala kembali dibuka. Menurut Bapak Sucipto, salah seorang

tokoh spiritual dalam wawancara dengan peneliti menyatakan, bahwa

tanda-tanda yang muncul pada lembaran kain Cupu Panjala menandakan

bahwa Bangsa Indonesia pada tahun 2012 mendatang akan terjadi berbagai

macam keributan, hal ini ditandai dengan munculnya bercak darah kering

(getih garing) dan gambar gir rantai yang bulat melambangkan akan

terjadi keributan dalam masyarakat, seperti tawuran pelajar, tawuran antar

warga kampung, dan tawuran antar suku. Gambar sepucuk pistol

melambangkan polisi masih harus berjibaku untuk menegakkan kebenaran

dan keadilan dalam masyarakat, bahkan polisi dan tentara akan

menggunakan senjatanya untuk menegakkan ketertiban dalam masyarakat.

Di sisi lain, gambar tokoh wayang Togog memberikan pesan bahwa orang

yang bersalah tetap mendapatkan pembelaan. Hal inilah yang dapat

menjadi pemicu munculnya berbagai keributan dalam masyarakat

menengah ke bawah. Di selimut bagian barat menghadap utara terdapat

kepala berukuran beras yang di atasnya ada titik membentuk angka tiga.

Di bagian barat daya muncul Wayang Durna naik hewan dan

dibelakangnya ada telapak kaki. Disusul gambar Wayang Gatutkaca

kemudian gambar kepala raksasa (Buta) dengan mulut menganga dan siap

melahap siapa saja. Namun, yang menggelikan di selimut lain muncul

gambar wanita duduk tanpa busana diusus darah segar berwarna merah

kekuningan, gambar kepala monyet dan kepala manusia menghadap ke

atas. Bahkan, muncul gambar Gunung Merapi yang bagian atasnya ada

angka lima. Hal ini diramalkan dalam lima tahun ke depan, masih

membahayakan. Gambar berikutnya ada anak kecil berkucir pegang botol,

gambar anjing 'mendangak' menghadap selatan dan perempuan

menghadap barat memakai srempang. Lalu, gambar bulus ke arah selatan,

gambar kuda dengan kaki depan diangkat ke atas serta Candi Borobudur

berselimut lembab. Yang lebih mengejutkan kotak penyimpanan tiga cupu

terguling ke timur. Fenomena seperti ini jarang ditemui. Hingga 60 tahun

penyelenggaraan baru kali ini. Namun, posisi Cupu Kyai Semar Tinandhu

dan Kalang Tinantang tetap tegak. Sedangkan Kyai Kenthiwiri miring ke

kiri mengikuti tergulingnya kotak. Juru Kunci Cupu Kyai Panjala, Dwijo

Sumarto berharap tidak terjadi apapun dan semoga membawa berkah bagi

seluruh masyarakat. Hal ini menandakan suatu pertanda yang kurang baik

yang akan datang pada tahun 2012 mendatang, sehingga juru kunci

Page 105: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

mengharapkan warga peserta upaacara untuk tetap waspada dalam

menghadapi keungkinan terburuk keadaan, baik alam maupun sosial

masyarakat (Sucipto, Wawancara, Tanggal 5 Oktober 2011).

Sementara menurut Sumijo pada tahun 2012 ”kasus korupsi yang

dilambangkan Wayang Durna masih terus terjadi dengan jejak tak karuan. Wanita

bertelanjang melambangkan maraknya praktek prostitusi bahkan simpanan para

koruptor. "Pejabat tak malu melakukan korupsi dan makan uang rakyat. Saat

tertangkap, mengaku tidak tahu dan masih banyak aksi demonstrasi, kekerasan

hingga gara-gara" (Sumijo, wawancara, Tanggal 5 Oktober 2011).

Selanjutnya, menurut keterangan yang disampaikan oleh Sastra Dinomo,

salah seorang pengunjung yang mendalami spiritual memberikan keterangan,

sebagai berikut.

Wah..bakal ana kedadian kahanan kang ora apik iki, pratandha kang

muncul ana ing singep cupu mau paring pratandha kahanan kang ora becik

kabeh...kayata; getih garing, pistol, geer rantai, sirah munyuk, Togog,

Durna, buta mangap, lan posisi peti kang miring kuwi mau pratandha yen

bangsa iki bakal ana ontran-ontran lan keributan ana ing tengah-tengahing

warga masyarakat. Gambar tokoh pewayangan Gatotkaca mau pratandha

yen Bangsa Indonesia ini mbutuhake pemimpin kang kuat, otot kawat

balung wesi kaya Gatotkaca (Sastro Dinomo, wawancara, 23 November

2011).

Terjemahan

Wah..bakal ada kejadian yang tidak baik ini, tanda-tanda yang muncul

pada kain pembungkus Cupu Kyai Panjolo tadi memberikan tanda tentang

keadaan yang tidak baik semua...seperti; darah kering, pistol, geer rantai,

kepala monyet, togog, durna, butho dengan mulut terbuka, dan posisi peti

yang miring tersebut sebagai pertanda, bahwa bangsa ini akan ada hal-hal

yang tidak baik dan berbagai keributan di tengah-tengah masyarakat.

Gambar tokoh wayang Gatotkaca memberi petunjuk/ tanda kalau Bangsa

Indonesia ini membutuhkan seorang pemimpin yang kuat, berotot kawat,

tulang besi seperti Gatotkaca.

Dari keterangan mbah Sastro Dinomo tersebut di atas, dapat dipahami

bahwa pertanda yang muncul pada kain pembungkus Cupu Panjala

menunjukkan keadaan yang kurang baik. Pertanda yang muncul tersebut

menggambarkan kejadian yang akan terjadi pada tahun 2012. Kejadian

yang diramalkan tersebut bahwa, pada tahun 2012 bangsa Indonesia

kehilangan arah dan patokan di dalam menyelenggarakan pemerintahan,

pemimpin yang menjadi panutan dan penentu kebijakan, kalah dengan

bawahan yang mempunyai sifat dan watak yang licik, hal ini diramalkan

Page 106: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

dengan ditemukannya gambar tokoh wayang Durna, Togog pada lembar

pertama kain pembungkus cupu, yang dalam pewayangan kedua tokoh ini

mengabdi pada kejahatan, sehingga tahun 2012 diramalkan masih

banyaknya tokoh-tokoh bangsa ini melindungi kejahatan dan kelicikan

yang dilakukan atasannya. Pada lembar berikutnya, ditemukannya darah

kering (getih garing), sebagai pertanda bahwa satu tahun ke depan bangsa

ini akan banyak dilanda bencana, yang banyak menelan korban. Sega

garing (nasi kering/nasi aking) sebagai pertanda bahwa bangsa ini (tanah

Jawa) akan dilanda kekeringan (peterak), akan terjadi kemarau panjang,

dan pada akhirnya para petani gagal panen, yang mengakibatkan mahalnya

bahan makanan (larang pangan). Dari segi positifnya ditemukan gambar

tokoh wayang Gatotkaca, yaitu manusia kesatria yang selalu membela

kebenaran, hal ini menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia membutuhkan

tokoh yang mamiliki kemampuan, kekuatan, keberanian untuk membela

dan menegakkan kebenaran, untuk mewujudkan keadilan, ketenteraman

dan kedamaian dalam masyarakat (Sastro Dinomo, wawancara, 23

November 2011).

Keyakinan masyarakat terhadap munculnya tanda-tanda yang diyakini

sebagai ramalan jaman, berarti bahwa masyarakat sangat meyakini terhadap

adanya suatu makna dari penggunaan simbol dan lambang. Selain ramalan jaman

yang muncul sebagai asumsi masyarakat luas terhadap simbol yang muncul dalam

ritual tersebut, pamaknaan simbolik juga dilakukan terhadap berbagai macam

sarana dan prasarana yang dipergunakan dalam upacara adat tersebut. Seperti

dijelaskan Mbah Dwijo Sumarto yang memahami tentang berbagai pengunaan

sesaji dalam upacara, memberikan penjelasan tentang makna yang terkandung

dalam sesaji sebagai berikut.

1. Nasi Wuduk (Gurih) beserta lauknya.

Nasi wuduk adalah nasi yang diberi santan kelapa, hal ini merupakan gambaran

dan lambang kesuburan. Nasi Gurih (Wuduk) yang rasanya gurih, merupakan

sebuah harapan agar kehidupan ini enak, dalam pengertian damai, tenteram, dan

bahagia, selain itu agar pikiran yang jernih dan perasaan yang tenteram

Page 107: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

diharapkan dalam menempuh hidup ini dapat tercapai, seperti apa yang

diharapkan oleh keluarga yang melaksanakan kenduri selamatan dalam Upacara

Pembukaan Cupu Panjala

2. Ingkung Ayam.

Ingkung Ayam (Jantan) utuh mengandung makna, agar yang mbaureksa

(Danyang) bumi serta sekitarnya tetap terjaga, terutama untuk warga setempat.

Ingkung ini juga diartikan sebagai sebuah lambang, di mana unsur binatang

(ayam) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.

3. Rawisan melambangkan suatu pengaharapan rasa ayem tentrem karena

dambaan setiap manusia. Rawisan juga memberikan makna, bahwa dalam

kehidupan ini, terdapat berbagai macam perbedaan, tetapi perbedaan itu harus

dimaknai, sehingga memberikan rasa yang nikmat, enak, dan saling melengkapi

satu sama lain, karena peran masing-masing.

4. Kemenyan (Asepan), merupakan media untuk menghubungkan manusia

dengan dunia gaib. Asap yang dihasilkan dari kemenyan yang dibakar merupakan

media yang akan menghantarkan doa-doa, sampai kepada tujuan. Selain itu,

Asepan merupakan simbol dan perwujudan rasa pembasmi segala kejahatan,

sehingga Ritual Buka Cupu Kyai Panjala lancar, aman tertib dan selamat.

5. Kembang Setaman, sebagai rasa penghormatan terhadap Kekuasaan Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberi keselamatan bagi penduduk setempat.

Kembang setaman bermakna, bahwa kehidupan ini merupakan sesuatu yang

berbeda. Air yang diberi bunga, melambangkan bahwa kehidupan, harus diisi

dengan sesuatu yang bermakna, harum laksana kembang.

Page 108: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

6. Kembang merupakan bunga yang terdiri dari bunga Mawar, Kantil, dan

Kenanga. Kembang telon ini menyimbolkan pepundhen. Kembang telon

merupakan kesenangan Pepundhen yang Mbaureksa atau Dahnyang, di samping

juga sebagai tolak balak.

7. Wajib yang berwujud uang tersebut melambangkan keiklasan seseorang

melakukan hal ini merupakan tetebus, yang menjadi pengganti doa-doa yang

diharapkan oleh para peziarah atau pengunjung yang melakukan doa agar terkabul

keinginannya.

2. Kearifan Lokal

Dalam tradisi awalnya, upacara dalam adat Jawa merupakan upacara yang

melibatkan seluruh desa atau kampung. Begitu mengetahui tetangganya

mengadakan upacara syukuran atau selamatan, sanak saudara, kenalan dan orang

yang tinggal sekitar tempat acara syukuran diadakan akan datang menawarkan

bantuan tanpa diminta. Mereka terlibat langsung mulai dari persiapan sampai

dengan berakhirnya acara tersebut. Dengan demikian, seluruh komponen upacara

tersebut adalah atas hasil usaha bersama. Hal ini merupakan hal yang lazim terjadi

dalam hubungan kemasyarakatan orang Jawa yang menjunjung tinggi asas gotong

royong. Ada ungkapan Jawa yang berbunyi urip tulung-tinulung yang berarti

bahwa dalam hidup, orang harus saling tolong menolong. Ajaran ini berangkat

dari pandangan bahwa seseorang tidak mungkin hidup seorang diri. Sudah

merupakan kodrat seorang manusia yang membutuhkan orang lain. Oleh karena

itu kita harus hidup saling tolong menolong. Hal ini berhubungan dengan

ungkapan lain, yaitu nandur kebecikan, males budi (menanam kebaikan membalas

Page 109: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

budi). Konsep nandur kebecikan merupakan peringatan agar seseorang tidak

bersikap individualis atau sombong. Pengertian ungkapan ini juga mengandung

ajaran filosofis bahwa orang yang menanam pasti akan memetik hasilnya. Bila

menanam kebaikan, pasti akan memetik kebaikan pula (baik di dunia ataupun di

akhirat). Keyakinan ini membuahkan sikap murah hati untuk berbuat baik

terhadap orang lain. Bila kita menerima kebaikan dari orang lain, hendaknyalah

kita males budi atau membalas budi sehingga jangan sampai kita hidup dengan

berhutang jasa atau kebaikan terhadap orang lain. Nilai nandur kebecikan, males

budi yang tertanam dalam masyarakat akan menciptakan hubungan social

kemasyaratkan yang sangat harmonis yang salah satunya diwujudkan dalam sikap

gotong royong dalam mempersiapkan dan menjalankan sebuah upacara syukuran

atau selamatan.

D. Fungsi Upacara Pembukaan Cupu Panjala

Fungsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988: 245)

diartikan dengan (1) besaran yang berhubungan, jika besaran yang satu berubah

maka besaran lain juga berubah, dan (2) kegunaan suatu hal. Dalam kaitannya

dengan penelitian ini, fungsi dikaitkan dengan kegunaan sesuatu yang berkaitan

dengan besaran. Artinya jika unsur dan bentuk Upacara Pembukaan Cupu Panjala

maka akan diikuti dengan perubahan unsur lainnya. Penelitian ini diarahkan pada

kegunaan (fungsi) Upacara Pembukaan Cupu Panjala terhadap perkembangan

budaya masyarakat di dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul,

Yogyakarta.

Page 110: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

1. Fungsi Religius dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala

Masyarakat percaya apa yang ada dalam tradisi dengan memelihara dan

menghayati tradisi itu supaya tidak lekas punah begitu saja tanpa ada pelestarian

dan pengembangan (Suwardi Endraswara, 2005: 17). Dalam kaitannya dengan

penelitian ini, fungsi dikaitkan dengan kegunaan sesuatu yaitu fungsi dalam

Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

Fungsi religius tidak bisa lepas dari kerangka dasar keagamaan, agama

memberi pengaruh yang sangat besar terhadap aktivitas kepercayaan dan

keyakinan masyarakat baik tindakan, pakaian, kesenian, dan pola pikir masyarakat

itu sendiri. Upacara pembukaan Cupu Panjala tidak bisa dilepaskan dengan unsur

religius masyarakat Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, di mana

dalam Upacara tersebut terdapat kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, kekuatan gaib alam semesta, dan kepercayaan terhadap Roh

leluhur. Disamping itu terdapat keyakinan dan kepercayaan terhadap kekuatan

benda gaib, Cupu Panjala yang mampu memberi kesejahteraan dan memberikan

petunjuk kepada orang-orang yang mempercayai dan meyakininya.

2. Fungsi Sosial dan Kemasyarakatan Upacara Pembukaan Cupu Panjala

Manusia adalah mahluk sosial yang mempunyai akal dan budi sehingga

mampu menciptakan pola bagi kehidupannya, yaitu kebudayaan. Kebudayaan

adalah keseluruhan dari idedan gagasan, kelakuan berpola dari hasil belajar.

Sehingga perpaduan antara pemikiran yang abstrak dengan tata cara bertindak dan

tingkah laku dengan hasil kelakuan itu sendiri yang menghasilkan unsur-unsur

kebudayaan (Koentjaraningrat, 1984: 35).

Page 111: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tradisi sosial yang sering dilaksanakan di Dusun Mendak-Girisekar,

Kabupaten Gunungkidul, salah satunya adalah Upacara Pembukaan Cupu Panjala,

di mana Upacara tersebut tidak bisa dilaksanakan oleh satu, dua, atau tiga orang

saja. Kegiatan ini bersifat besar, yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh

masyarakat Dusun Mendak pada khusunya dan masyarakat dari berbagai daerah

pada umumya. Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah kegiatan sosial yang

harus dilakukan oleh ahli waris dan warga Dusun Mendak setiap menjelang

musim tanam (labuhan) mangsa kapapat. Kegiatan ini ada yang bersifat pribadi

maupun kolektif. Di sini terjadi hubungan yang serasi antara keluarga Keraton

Yogyakarta dengan masyarakat secara luas. Dengan demikian kegiatan ini

memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat, sehingga kerukunan hidup dan

persatuan tetap terjaga. Upacara Pembukaan Cupu Panjala merupakan upacara

ritual yang di dalamnya memaparkan mengenai sarana yang dipergunakan, yaitu

sesajen, kenduri (wilujengan) dan dhahar kembul dalam pelaksanaannya. Adapun

sarana dan prasarana yang dipergunakan berasal dari masyarakat yang mempunyai

nadzar dan permintaan. Jadi Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah kegiatan

sosial masyarakat Dusun Mendak-Girisekar.

3. Fungsi Budaya dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

Upacara Pembukaan Cupu Panjala, sebagai bagian dari kebudayaan

masyarakat Dusun Mendak-Grisekar, Kabupaten Gunungkidul, mengandung nilai

yang sangat luhur, mengandung nilai-nilai budaya sebagai warisan leluhur yang

turun-temurun dan telah diwariskan oleh generasi sebelumnya.

Page 112: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Di tengah-tengah perkembangan era globalisasi, Upacara Pembukaan

Cupu Panjala harus terus dilaksanakan dan dilestarikan sebagai bagian dari

kehidupan masyarakat Dusun Mendak-Girisekar. Upacara Pembukaan Cupu

Panjala merupakan perwujudan dari budaya daerah, merupakan kebanggaan

masyarakat Kabupaten Gunungkidul, upacara ini memiliki arti penting dalam

kehidupan masyarakat pemiliknya. Melihat pentingnya komponen budaya daerah

yang merupakan puncak-puncak budaya bangsa Indonesia, Upacara Pembukaan

Cupu Panjala perlu terus dilestarikan, karena Upacara Pembukaan Cupu Panjala

merupakan kebudayaan daerah yang menjadi identitas masyarakat Kabupaten

Gunungkidul dan menjadi bagian dari kebudayaan nasional. Dengan

dilaksanakanya Upacara Pembukaan Cupu Panjala, masyarakat telah memberikan

sumbangan yang besar dalam pelestarian kebudayaan dan memperkaya khasanah

kebudayaan nasional.

Upaya pelestarian Upacara Pembukaan Cupu Panjala merupakan

kewajiban masyarakat untuk hari esok sangatlah berat. Diharapkan adanya daya

pertahanan baik kini dan yang akan datang, mengingat perubahan dunia sangat

cepat dan global. Upacara Pembukaan Cupu Panjala yang telah mendarah daging

bagi masyarakat Gunungkidul dan merupakan tradisi yang harus tetap dijaga

kelestarianya.

Cerita rakyat bukan hanya pemikiran dengan intelektual dan bukan pula

dengan logika manusia tetapi lebih dari itu merupakan orientasi spiritual yang

supranatural untuk berhubungan dengan Illahi. Bagi masyarakat awam dan

tradisional dalam menghayati cerita rakyat itu merupakan cerita yang benar-benar

Page 113: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

terjadi dan realitas bahkan cerita tersebut merupakan barang yang berharga bagi

masyarakat pemiliknya, karena mempunyai sesuatu yang sakral, bermakna,

menjadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat sekitarnya.

Masyarakat percaya apa yang ada dalam cerita tersebut dengan memelihara dan

menghayati cerita itu supaya tidak lekas punah begitu saja tanpa ada pelestarian

dan pengembangan (James Dananjaja, 1984: 4).

Cerita rakyat merupakan salah satu bentuk cerita yang hidup dalam

masyarakat, sehingga memiliki fungsi tertentu bagi masyarakat pendukungnya.

Fungsi-fungsi Upacara Pembukaan Cupu Panjala menurut James Dananjaja

(1984: 19) adalah sebagai berikut.

1. Sebagai Sarana Sistem Proyeksi (projective system), yaitu alat pencerminan

angan-angan kelompok masyarakat tertentu (suatu kolektif).

Mengenai cerita sebagai Sistem Proyeksi harus dihadapkan dengan cara

berhati-hati. Hal ini disebabkan karena, apabila mempergunakan cerita rakyat

yang berbentuk prosa akan menimbulkan suatu pemuasan seseorang yang

diproyeksikan ke dalam bentuk cerita. Cerita rakyat yang mempunyai fungsi

sebagai sarana Sistem Proyeksi yaitu keberadaan Upacara Pembukaan Cupu

Panjala sebagai milik masyarakat yang berfungsi sebagai alat untuk

memproyeksikan alam pikiran masyarakat di dusun Mendak-Girisekar

(kelompok) atas pengakuan Cupu panjala sebagai benda yang sakral atau kramat,

karena masyarakat mempercayai adanya kekuatan-kekuatan supranatural yang di

mana tidak bisa dilihat dengan panca indra. Kekuatan-kekuatan supranatural yang

dipercaya masih melekat pada roh-roh yang akan kelihatan pada orang-orang

Page 114: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

tertentu saja, yaitu orang-orang yang mempunyai kebatinan atau kepercayaan

yang kuat. Dalam perkembangan kekuatan supranatural itu akan mempunyai

kehidupan yang ada di dalam diri manusia dan masyarakat. Kekuatan-kekuatan

yang berasal dari alam ada juga yang bersifat baik dan ada pula yang bersifat

jahat. Kekuatan yang ada pada diri manusia berupa kekuatan jahat, maka akan

mencelakakan orang lain. Kekuatan baik akan selalu menolong orang jika dalam

kesulitan. Hal itu tidak dapat dipungkiri karena masyarakat di dusun Mendak-

Girisekar masih menghormati para leluhurnya dan percaya terhadap makhluk

halus kekuatan gaib, kekuatan sakti dan lain sebagainya.

Pada sekarang ini kita sering mendengar bahkan mengetahui bahwa dalam

kehidupan nyata ini banyak hal-hal yang dikeramatkan. Demikian juga dengan

Cupu Panjala yang dianggap memiliki kekuatan gaib sehingga banyak orang yang

datang ke tempat tersebut dengan tujuan mendapatkan berkah, baik mendapatkah

penghormatan/kesembuhan bagi orang yang sedang sakit, mendapatkan rejeki

yang banyak bahkan kenaikan pangkat (tingkat kedudukan). Dengan kepercayaan

tersebut, meraka berharap mendapatkan berkah dari kekuatan gaib yang

ditimbulkannya, karena kekuatan tersebut dipercaya mampu membantu dalam

kehidupan mereka.

Cupu Panjala yang dikeramatkan oleh masyarakat di dusun Mendak-

Girisekar melestarikan peninggalan Kyai Sayek. Sedangkan pelestariannya

dilakukan oleh seluruh masyarakat Mendak-Girisekar, yaitu dengan cara setiap

satu tahun sekali masyarakat mendak-Girisekar dan keluarga Trah Panjala

menggelar Upacara pembukaan Cupu Panjala dilaksanakan pada hari Senin Wage

Page 115: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

malam Selasa Kliwon Mangsa Kapapat bulan Jawa Dulkangidah setahun sekali

menjelang musim labuh atau musim bercocok tanam.

Masyarakat Mendak-Girisekar pada khususnya masih mempercayai bahwa

kesaktian orang-orang terdahulu akan selalu melekat pada roh-roh tertentu,

sehingga dalam perkembangannya sangatlah mempengaruhi kehidupan manusia.

Daya magis dan kekuatan alam yang ditimbulkan oleh roh-roh atau benda-benda

pusaka itu muncul sebagai peninggalan yang dipercaya memiliki kekuatan gaib.

Dengan demikian, antara cerita rakyat dengan Cupu Panjala selalu mempunyai

hubungan, sebab adanya Cupu Panjala atau Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

2. Sebagai Alat Pendidikan

Berbicara mengenai soal pendidikan maka hal ini tidak akan lepas dari

pemahaman sebagai sistem pengendalian ketegangan sosial. Pendidikan dapat

digunakan sebagai sarana mempertebal keyakinan kepada masyarakat akan

kebaikan adat istiadat kelompoknya. Selanjutnya cara lain untuk mempertebal

keyakinan anggota masyarakat tentang kebaikan adat istiadat kelompok, ialah

dengan apa yang disebut Sugesti Sosial (sosial suggestion). Dalam hal ini

kebaikan adat istiadat ditunjukkan pada warga masyarakat melalui cerita rakyat,

dongeng, cerita tentang karya-karya orang besar, cerita tentang pahlawan yang

dikisahkan dengan menarik melalui lisan dengan kesabaran dan keberhasilan

berkat kepatuhannya kepada adat istiadat. Unsur pendidikan yang terdapat dalam

Upacara Pembukaan Cupu Panjala sebagai berikut.

a. Sebagai Alat Pendidikan

Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah salah satu dari sekian banyak

hasil kebudayaan warisan nenek moyang kita. Secara umum kebudayaan tersebut

Page 116: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

dapat dikelompokkan ke dalam dua unsur besar yaitu kebudayaan fisik dan non

fisik. Kebudayaan fisik berupa wujud tradisi itu sendiri, sedangkan kebudayaan

non fisik yaitu berupa pranata, norma, dan sistem nilai yang berlaku di tengah-

tengah masyarakat. Dengan adanya eksistensi kebudayaan non fisik inilah di mana

Cupu Panjala mengandung cerita rakyat dapat berfungsi sebagai alat pendidikan

anak dan hal ini digunakan oleh para orang tua agar anak-anak mereka mendapat

pesan moral yang dititipkan melalui cerita rakyat tersebut.

Pesan-pesan moral yang dilahirkan dari Cupu Panjala antara lain selalu

berbuat kebaikan selama hidup di dunia, selalu berusaha dan bekerja keras untuk

mencapai cita-cita, namun harus disertai pula dengan doa, selalu bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Apabila menjadi seorang laki-laki agar memiliki jiwa

kepemimpinan, harus memiliki sifat yang bertanggung jawab, memiliki sifat

bijaksana, dan lain sebagainya.

b. Mendidik Manusia Agar Selalu Ingat Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Harus diakui bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan hidup ini juga merupakan anugerah dari Tuhan

Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha setiap saat ingat kepada

Tuhan Yang Maha Esa dengan cara beribadah menurut agama dan kepercayaan

masing-masing dan mematuhi perintahnya serta menjauhkan larangannya. Nilai-

nilai pendidikan ini tersirat dalam kepercayaan terhadap Cupu Panjala.

Kemampun dan tekad yang bulat dengan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha

Esa melalui doa dan usaha sekuat tenaga tak mustahil kebahagiaan dan

Page 117: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

kenikmatan akan datang dengan sendirinya. Dengan adanya cerita tersebut, maka

masyarakat menjadi percaya tentang kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.

c. Mendidik Manusia Agar Tidak sombong

Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang

paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lainnya.

Namun pada kenyataanya manusia banyak memiliki kelemahan-kelemahan sifat

di dalam masing-masing dirinya sendiri. Salah satu unsur yang penting di dalam

Cupu Panjala yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mendidik agar manusia

berlaku tidak sombong, karena dengan kesombongan seorang manusia akan

binasa.

Seorang manusia hendaknya menyadari bahwa ia sebenarnya adalah

makhluk yang lemah walupun dengan segala kelebihan yang ia punya. Seperti

pepatah mengatakan bahwa “di atas langit masih ada langit” yang mencerminkan

bahwa dengan segala kelebihan yang dimilikinya, namun pasti masih ada yang

melebihinya lagi. Oleh karena itu kita harus bersifat rendah hati, dan tidak boleh

takabur.

d. Mendidik Manusia Agar Berbudi Pekerti yang Luhur

Manusia dapat dikatakan berbudi pekerti yang luhur apabila berusaha

menjalankan kehidupan dengan segala tabiat dan watak yang sesuai dengan sifat-

sifat yang dikehendaki oleh Tuhan. Manusia dilahirkan ke dunia ini saling tolong

menolong. Meskipun terdapat kelas sosial yang berbeda, semuanya haruslah

saling membantu dalam kesusahan. Karena di hadapan Tuhan Yang Maha Esa

semua manusia sama dan yang membedakan anatara manusia satu dengan yang

Page 118: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

lain hanyalah amal kebaikan masing-masing. Hidup dalam masyarakat tidaklah

mudah, karena banyak norma-naorma yang harus dipatuhi. Seperti halnya hidup

di desa, kita harus bersikap ramah kepada tetangga sekitar, karena komunikasi

yang baik antar sesama warga akan menimbulkan suasana lingkungan yang

nyaman dan aman. Jika hal tersebut dilakukan, maka akan tercapai suasana yang

kondusif dan itu semua tentu saja akan bermanfaat bagi semuanya. Karena apabila

semua norma-norma yang telah ditetapkan itu di langgar maka bagi si pelanggar

atau bagi masyarakat secara otomatis akan dikucilkan oleh masyarakat dan lebih

menyakitkan lagi apabila disingkirkan atau diusir dari lingkungan tempat

tinggalnya.

3. Sebagai Pengawas Norma-Norma Masyarakat yang Harus Dipatuhi oleh

Kolektifnya

Dari dalam diri masyarakat Jawa keberadaan alam mistis tidak dapat

dilepaskan. Mereka percaya bahwa gejala-gejala alam yang ada di sekelilingnya

dapat mempengaruhi dalam pikiran secara mendalam, kekuatan-kekuatan gaib

selalu mengelilinginya. Hubungan manusia dengan kekuatan gaib ini diwujudkan

dalam bentuk peringatan Upacara atau ritual. Rangkaian Upacara pada dasarnya

merupakan wujud riil pelaksanaan norma-norma kelakuan dalam religi mereka.

Peringatan Upacara dijadikan cermin kepercayaan masyarakat terhadap kejadian

di sekelilingnya, terutama kejadian yang berkaitan dengan Tokoh Kyai Sayek atau

Cupu Panjala. Melalui kepercayaan tersebut, maka Cupu Panjala dipakai sebagai

pedoman tingkah laku atau norma-norma masyarakat yang harus dipatuhi oleh

Page 119: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

kolektifnya. Sedangkan upacara ritualnya dijadikan pengawas norma-norma yang

berlaku pada masyarakat itu sendiri. Pada akhirnya diharapkan keserasian dan

ketentraman hidup dapat terwujud.

Cupu Panjala merupakan salah satu aspek kebudayaan nasional yang patut

dipertahankan. Dengan pelestarian dan pemeliharaan saja akan menyelamatkan

salah satu aset budaya nasional. Menurut James Dananjaja (1984: 6) bahwa cerita

rakyat merupakan salah satu bentuk warisan kebudayaan di dalamnya terkandung

ajaran-ajaran yang dapat membentuk pola tingkah laku manusia dan kebudayaan.

Cerita rakyat merupakan alat pengesahan pranata-pranata yang ada yaitu berupa

tradisi mempersembahkan sesajen, upacara yang dianggap sebagai suatu

penghormatan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap Cupu Panjala. Upacara

Pembukaan Cupu Panjala tradisi ini yaitu dengan cara setiap satu tahun sekali

masyarakat Mendak-Girisekar dan keluarga Trah Panjala menggelar Upacara

pembukaan Cupu Panjala dilaksanakan pada hari Senin wage malam Selasa

Kliwon Mangsa Kapapat bulan Jawa Dulkangidah setahun sekali. Prosesi-prosesi

Upacara yang ada mempunyai maksud dan tujuan yang terkandung di dalamnya

antara lain mengadakan upacara atau ritual dengan menggunakan sesaji untuk

mendapatkan sesuatu yang berharga, dan dapat berkomunikasi dengan roh atau

makhluk yang diharapkan akan memberikan pertolongan dan berkah dalam

hidupnya. Pranata Kebudayaan masih dipegang teguh, norma-norma yang ada

dalam masyarakat sifatnya mengikat dan mengatur, maka norma tersebut harus

dilaksanakan dalam pergaulan dengan masyarakat yang lain dapat berlangsung

Page 120: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

dengan baik. Sehingga tidak akan terjadi pertengkaran atau perselisihan, maka

dilakukan musyawarah mufakat semua warga masyarakat.

Warga masyarakat terutama masyarakat perkotaan semakin lama semakin

meninggalkan norma-norma masyarakat. Sedangkan untuk masyarakat pedesaan

masih memegang teguh norma-norma yang telah disepakati oleh masyarakatnya

baik disengaja maupun tidak disengaja akan mendapatkan sangsi atau hukuman

yang sesuai dengan tingkat kesalahannya yang diperbuat. Dalam memberikan

sangsi masyarakat selalu membuat yang bersangkutan menjadi jera antara lain

dengan cara mengucilkan dari masyarakat, bahkan ada yang mengusir dari

lingkungan tempat tinggalnya.

Fungsi cerita rakyat salah satu di antaranya agar dapat mengambil sebuah

pengalaman dari orang terdahulu sehingga dapat bertindak lebih hati-hati lagi

(Yus Rusyana, 1978: 11).

Cupu Panjala merupakan benda pusaka yang diwariskan secara turun-

temurun yang mempunyai daya magis dan kekuatan gaib, yang diyakini mampu

memberikan petuah kepada orang yang mempercayainya. Tradisi Upacara

Pembukaan Cupu Panjala adalah merupakan tradisi membaca tanda yang muncul

pada lembaran-lembaran kain pembungkus Cupu Panjala tersebut dibuka oleh ahli

waris dari keluarga trah Panjala, selanjutnya kondisi Cupu akan dilihat

disaksikan oleh para pengunjung, selama prosesi membuka kain pembungkus

Cupu Panjala lembar demi lembar dilihat, dicermati baik kondisi kain atau ada

tanda-tanda yang berupa bercak gambar atau adanya benda asing yang berada

dalam lembaran-lembaran kain tersebut. Selanjutnya tanda-tanda yang ada di

dalam setiap lembaran kain tersebut dibaca dan disampaikan oleh Juru Kunci

Cupu Panjala. Tanda-tanda tersebut diyakini sebagai ramalan jaman atau tanda-

Page 121: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

tanda jaman dianggap muncul dari kekuatan gaib Cupu Panjala, yang merupakan

pesan dari Sang Maha Pencipta melalui kekuatan gaib-Nya. Ramalan jaman yang

muncul dari lembaran kain pembungkus Cupu Panjala merupakan sesuatu yang

harus disampaikan oleh keluarga pewaris Cupu Panjala kepada masyarakat luas.

Ramalan jaman tersebut merupakan sebuah persepsi. memberikan petunjuk-

petunjuk tentang kejadian yang akan terjadi, sehingga masyarakat dapat lebih

waspada.

Page 122: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Masyarakat di Dusun Mendak-Girisekar Kecamatan Panggang Kabupaten

Gunungkidul, Yogyakarta pada umumnya merupakan bagian dari masyarakat

Jawa yang masih sarat dan melekat dengan tradisi leluhur dalam hidup sosial

dan kesehariannya. Diwarnai dengan tradisi yang sifatnya non religius.

Mayoritas penduduk Girisekar beragama Islam/Muslim, akan tetapi sebagai

orang Jawa mereka tidak meninggalkan sifat Jawa yang sudah mendarah

daging dan melekat pada diri mereka sejak mereka dalam kandungan sampai

mereka meninggal nantinya. Tradisi tersebut berupa bersih desa, nyadran,

labuhan, mitoni, sepasaran, salapanan, khitanan, perkawinan, dan seterusnya.

Sampai pada saat upacara kematian dan peringatannya seperti mendhak telung

dina, mendhak pitung dina, patang puluh dina, satus dina, nyewu dina, dan

seterusnya.

2. Upacara Pembukaan Cupu Panjala dilaksanakan menjelang musim labuh,

mangsa kapapat malam Selasa kliwon dalam Upacara Pembukaan Cupu

Panjala terdapat unsur yang membangun, 1). Petugas dan Peserta Upacara

Pembukaan Cupu Panjala, 2). Sesaji dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala,

3). Wilujengan, 4). Dhahar Kembul, 5). Doa dalam Upacara Pembukaan Cupu

Panjala, 6). Pembukaan Cupu Panjala, 7). Tradisi membaca ramalan, 8).

Ngalap berkah, 9). Larangan dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala.

Page 123: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

3. Makna yang terkandung dalam Upacara pembukaan Cupu Panjala mempunyai

makna simbolik dan kearifan lokal. Upacara Pembukaan Cupu Panjala

menggunakan lambang dan simbol untuk mengungkapkan sesuatu tanda-tanda

zaman yang menjadi peringatan bagi anak turun dan masyarakat yang

mempercayainya. Dalam jiwa masyarakat Girisekar akan menciptakan

hubungan sosial kemasyarakatan yang sangat harmonis yang salah satunya

diwujudkan dalam sikap gotong royong dalam mempersiapkan dan

menjalankan sebuah upacara syukuran atau selamatan, sebagai contoh dalam

Upacara Pembukaan Cupu Panjala

4. Fungsi dari Upacara Pembukaan Cupu Panjala sebagai media untuk

menghubungkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya diberikan berkah

dan kesuburan, terkait dengan musim tanam tiba, upacara ini juga berfungsi

sosial, yaitu sebagai kegiatan sosial kemasyarakatan untuk membina

solidaritas antara masyarakat dalam berinteraksi. Selain itu, Upacara

Pembukaan Cupu Panjala berfungsi sebagai tradisi yang telah mendarah

daging dalam masyarakat Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul

dan diyakini sebagai ramalan jaman tersebut merupakan sebuah persepsi.

memberikan petunjuk-petunjuk tentang kejadian yang akan terjadi, sehingga

masyarakat dapat lebih waspada. Upacara Pembukaan Cupu Panjala dapat

berfungsi sebagai 1). Sebagai sarana proyeksi masyarakat 2). Sebagai alat

pendidikan. 3). Sebagai pengawas norma-norma. 4). Sebuah pengalaman agar

lebih bertindak hati-hati.

Page 124: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

B. SARAN

Hasil penelitian ini bukanlah suatu hal yang dibanggakan, namun

sebaliknya, harus dimaknai sebagai realita masyarakat Jawa yang masih sangat

menjunjung tinggi budayanya sendiri.

1. Dalam skripsi ini, penulis memberikan saran kepada pembaca bahwa masih

banyak tradisi masyarakat Jawa yang ada dalam masyarakat tetapi belum

tersentuh dan tergarap. Oleh karena itu perlu adanya perhatian, kepedulian dan

penelitian sehingga akan kita ketahui keberadaan warisan budaya yang

mempunyai nilai tinggi dan sangat berguna bagi generasi sekarang maupun

mendatang. Tradisi ini dapat dikatakan sebagai aset kebudayaan Nasional

yang cukup membanggakan.

2. Kepada tokoh masyarakat agar tetap menjaga kelestarian, kemurnian Upacara

Pembukaan Cupu Panjala dan eksistensinya dengan melakukan pembinaan

mengenai budaya yang bersifat ilmiah. Upacara Pembukaan Cupu Panjala

hendaknya harus dilestarikan dan dipertahankan karena Upacara ini hanya ada

di Dusun Mendak-Girisekar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta yang

masih memegang teguh nilai-nilai budaya yang adiluhung sebagai warisan

leluhur.

3. Hendaknya dalam kegiatan Upacara Pembukaan Cupu Panjala, dapat diambil

nilai-nilai positifnya yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam

kehidupan, di samping itu diharapkan dapat memahami dan mengerti makna

yang terkandung di dalamnya.

4. Penulisan laporan penelitian ini jauh dari sempurna, diharapkan ada peneliti-

peneliti berikutnya yang meneliti tentang Upacara Pembukaan Cupu Panjala,

agar bisa menyempurnakan penelitian ini.

Page 125: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

DAFTARA PUSTAKA

Atar Semi. 1990. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gungungkidul. 2008. Panduan

Wisata. Gunungkidul: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Gunungkidul.

Desa Girisekar. 2011. Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul. Monografi

Desa Girisekar.

Hari Susanto. 1987. Mitos Menurut Pemikiran Mircea Eliade. Yogyakarta:

Kanisius.

H.B. Sutopo. 2008 . Pengantar penelitian Dasar – Dasar Teori dan Praktis .

Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press

James Danandjaja. 1984 . Folklor Indonesia “ Ilmu Gosip , Dongeng dan lain –

lain “ Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Koentjaraningrat. 1984 . Pengantar Ilmu Antropologi . Jakarta: Angkasa Baru.

Lexy J. Moleong. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT . Remaja

Rodakarya.

____________. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya

Nyoman Kutha Ratna. 2004, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra .

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pedoman Penulisan dan Pembimbingan Skripsi/ Tugas Akhir Fakultas Sastra dan

Seni Rupa. 2005. Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Pitoyo Amrih. 2008. Ilmu Kearifan Jawa. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Poerdarminta. 1939. Bausastra Djawa. Batavia: J.B Wolters Uitgevers

Maatcschappij.

Pusat Pengembangan Bahasa. 1998. Struktur Sastra Lisan Wolio. Jakarta:

Depdikbud.

Tri Guna. 2000. Teori Temtang Simbol. Denpasar: Widya Dharma.

Page 126: KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Kajian Bentuk, …... · Kondisi Sosial Budaya ... di dusun Mendak-Girisekar, Gunung kidul, ... Cupu Panjala diyakini memberikan berkah pada musim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Sapardi Djaka Darmono. 1984. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.

Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Bahasa.

Suwardi Endraswara. 2005. Tradisi Lisan Jawa. Yogyakarta: Narasi.

. 2008. Metode Penelitian Sastra: Konsep, Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Van Peursen. 1976. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Gunung Mulia.

_____________. 1988. Stategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Yus Rusyana. 1981. Cerita Rakyat Nusantara. Bandung: FKSS IKIP Bandung.