kabar konaspi edisi 3

8
1 MEMANTAPKAN KARAKTER BANGSA MENUJU GENERASI 2045 Nomor 3 • 2 November 2012 BULETIN KHUSUS PEWARA DINAMIKA UNY | KONASPI VII ONLINE: KONASPI7.UNY.AC.ID KABAR KONASPI 2 NOVEMBER 2012 eynote awal dalam acara Konaspi VII tahun 2012 ini, disampaikan oleh Prof. Dr. Musliar Kasim, Ph.D. yang tak lain adalah Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan. Dalam sambutannya, Wakil Menteri memberikan pengantar singkat yang diberi judul “Menjawab Optimisme Dunia Terhadap Indonesia.” Judul yang digagas mengangkat isu tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa dibilang terus mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan data dari IMF. Oleh karena itu, Musliar menuturkan bahwa pandangan optimisme dunia terhadap Indonesia perlu untuk lebih ditegaskan. “Bila selama ini keburukan-keburukan Indonesia banyak, maka di pertemuan kali ini, kita akan membicarakan yang baik-baik,” terang Musliar. Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri memaparkan tentang tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi dunia global. Ia berasumsi bahwa dunia pen- didikan tinggi baik negeri mau- pun swasta, memiliki peran yang sangat penting. Lebih- lebih universitas-universitas yang tergabung dalam ALPTKI (Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Indone- sia), karena lembaga inilah yang mencetak tenaga pendidik. Menurutnya, lembaga tersebut yang harus selalu mengawal isu-isu pendidikan di Indonesia. Isu-isu pendidikan di Indo- nesia itulah, yang nantinya bisa dijadikan acuan dan evalu- asi bagi penyelenggaraan pendidikan. Seperti isu yang belum lama terjadi adalah isu tentang pemotongan jumlah mata pelajaran. Berawal dari isu-isu seperti itulah, ALPTKI hendaknya peka dan tang- gap dalam mencari so- lusi. “Isu pemotongan jumlah mata pelajaran, memang benar adanya. Mengapa demikian? Karena selama ini kita melihat realitas, di mana anak-anak kita menjalani sekolah dengan beban yang sangat berat,” jelas Musliar. Selain menjelaskan tentang berbagai fenomena pendidikan yang terjadi di Indonesia, di sesi penutup, Musliar menyampaikan inti sari sambutannya dalam lima kategori. Pertama, melalui acara KONASPI, hendaknya para civitas akademika bisa meningkatkan pendidikannya. Kedua, membina mahasiswa agar memiliki softskill yang baik dan terarah. Ketiga, KONASPI harus bisa mencari cara untuk meningkatkan kualitas dosen. Musliar menambahkan, bahwa pihak pemerintah telah menambah anggaran beasiswa bagi para dosen. Keempat, para dosen diminta untuk melaksanakan segala kewajibannya. Pihaknya menegaskan bahwa apabila ada dosen yang tak memenuhi segala kewajibannya, maka akan ada sanksi seperti dihambatnya tunjangan- tunjangan yang seharusnya didapat oleh si dosen. Terakhir, KONASPI yang digelar rutin hendaknya terus mengembangkan kemampuan para dosen dalam memberikan masukan khususnya di bidang kurikulum, agar bisa menjadi lebih baik. PRATINA Menjawab Optimisme Dunia Terhadap Indonesia K PERINGKAT INDONESIA DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI, SAAT INI BERADA DI NOMOR 63 DARI 144 NEGARA—BERHASIL NAIK HINGGA TUJUH POIN DARI PERINGKAT TAHUN SEBELUMNYA. NAMUN DEMIKIAN, DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA MASIH HARUS TERUS MEMPERBAIKI DIRI UNTUK BISA MENINGKATKAN PERINGKAT INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL. PROF. DR. MUSLIAR KASIM, PH.D. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, salah satu pemakalah kunci dalam Konaspi VII di Ballrom Royal Ambarukmo. BULETIN INI DAPAT JUGA DIAKSES MELALUI LAMAN KONASPI7. UNY.AC.ID

Upload: web-uny

Post on 27-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kabar Konaspi 7

TRANSCRIPT

Page 1: Kabar Konaspi Edisi 3

1

M E M A N T A P K A N K A R A K T E R B A N G S A M E N U J U G E N E R A S I 2 0 4 5

Nomor 3 • 2 November 2012Buletin Khusus Pewara DinamiKa unY | KOnasPi Vii Online: KOnasPi7.unY.ac.iD

KABAR KONASPI • 2 NOVEMBER 2012

eynote awal dalam acara Konaspi VII tahun 2012 ini, disampaikan

oleh Prof. Dr. Musliar Kasim, Ph.D. yang tak lain adalah Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan. Dalam sambutannya, Wakil Menteri memberikan pengantar singkat yang diberi judul “Menjawab Optimisme Dunia Terhadap Indonesia.” Judul yang digagas mengangkat isu tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa dibilang terus mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan data dari IMF. Oleh karena itu, Musliar menuturkan bahwa pandangan optimisme dunia terhadap Indonesia perlu untuk lebih ditegaskan. “Bila selama ini keburukan-keburukan Indonesia banyak, maka di pertemuan kali ini, kita akan membicarakan yang baik-baik,” terang Musliar.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri memaparkan ten tang tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi dunia global. Ia berasumsi bahwa dunia pen-didikan tinggi baik negeri mau-pun swasta, memiliki peran

yang sangat penting. Lebih-lebih universitas-universitas yang tergabung dalam ALPTKI (Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Indo ne-sia), karena lembaga inilah yang mencetak tenaga pendidik. Menurutnya, lembaga tersebut yang harus selalu mengawal isu-isu pendidikan di Indonesia.

Isu-isu pendidikan di Indo-nesia itulah, yang nantinya bisa dijadikan acuan dan evalu-asi bagi penyelenggaraan pen didikan. Seperti isu yang belum lama terjadi adalah isu tentang pemotongan jumlah mata pelajaran. Berawal dari isu-isu seperti itulah, ALPTKI hendaknya peka dan tang-gap dalam mencari so-lusi. “Isu pemotongan jumlah mata pelajaran, memang benar adanya. Mengapa demikian? Ka rena selama ini kita melihat realitas, di mana anak-anak kita menjalani sekolah dengan beban yang sangat berat,” jelas Musliar.

Selain menjelaskan tentang berbagai fenomena pendidikan yang terjadi di Indonesia, di sesi penutup,

Musliar menyampaikan inti sari sambutannya dalam lima kategori. Pertama, melalui acara KONASPI, hendaknya para civitas akademika bisa meningkatkan pendidikannya. Kedua, membina mahasiswa agar memiliki softskill yang baik dan terarah. Ketiga, KONASPI harus bisa mencari cara untuk meningkatkan kualitas dosen. Musliar menambahkan, bahwa pihak pemerintah telah menambah anggaran beasiswa bagi para dosen. Keempat, para dosen diminta untuk melaksanakan segala kewajibannya. Pihaknya menegaskan bahwa apabila ada dosen yang tak memenuhi segala kewajibannya, maka akan ada sanksi seperti dihambatnya tunjangan-

tunjangan yang seharusnya didapat oleh si dosen.

Terakhir, KONASPI yang digelar rutin hendaknya terus mengembangkan kemampuan para dosen dalam memberikan masukan khususnya di bidang kurikulum, agar bisa menjadi lebih baik. PRATINA

Menjawab Optimisme Dunia Terhadap Indonesia

K

PERINGKAT INDONESIA DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI, SAAT INI BERADA DI NOMOR 63 DARI 144 NEGARA—BERHASIL NAIK HINGGA TUJUH POIN DARI PERINGKAT TAHUN SEBELUMNYA. NAMUN DEMIKIAN, DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA MASIH HARUS TERUS MEMPERBAIKI DIRI UNTUK BISA MENINGKATKAN PERINGKAT INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL.

PROF. DR. MUSLIAR KASIM, PH.D.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, salah satu pemakalah kunci dalam Konaspi VII di Ballrom Royal Ambarukmo.

BULETIN INI DAPAT JUGA DIAKSES

MELALUI LAMAN KONASPI7.UNY.AC.ID

Page 2: Kabar Konaspi Edisi 3

2 KABAR KONASPI • 2 NOVEMBER 2012

KABAR UTAMA

SELAIN mendatangkan Prof. B.J. Habibie sebagai keynote speaker pada hari kedua Kamis (1/11), Agen-da KONASPI VII juga meng-hadirkan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. Tu-juan kedatangannya ada-lah untuk memberikan sambutan dan dukungan. Namun demikian, agen-da Presiden RI di Buck-ingham membuat Djoko Santoso batal datang ka-rena ia harus ikut dengan Presiden ke Inggris. Seba-gai gantinya, Dr. Ir. Illah Sailah, M.S. memberikan sambutannya untuk me-wakili Dirjen Dikti.

Pada kesemptan terse-but, Illah Sailah memb-erikan pengantar sing kat-nya dengan mengangkat tema tentang karakter bangsa. Tema Direktur Di-rektorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti ini membahas ten-tang pemantapan karakter bangsa menuju generasi emas. Pemantapan terse-but bisa dilakukan melal-ui beberapa hal, seperti pe-nge tatan values system dan pembentukan leadership di sistem pendidikan. Illah Sailah juga menyampaikan pesan untuk para dosen agar bisa mengubah cara mengajar. “Mari kita beru-bah, dari dulu pendidik an hanya berbasis isi, sudah saatnya proses berbica ra, dan strategi mengajar se-per ti apa yang harus di-kem bangkan bapak ibu agar mampu merangsang pemikiran kritis maha-siswa,” tegasnya. PRATINA

ILLAH SAILAH

Proses MemainkanPeran Kunci

etua umum KONASPI VII, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd.,

M.A. memberikan laporannya tepat setelah tari penyambutan dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan di Ballroom Hotel Royal Ambarrukmo (31/10). Laporan dari Rochmat Wahab diawali dengan ucapan terima kasih kepada para hadirin yang telah bersedia mengikuti perhelatan KONASPI VII. “Sebagai sebuah agenda empat tahunan bagi LPTK yang tergabung dalam ALPTKI, KONASPI merupakan sebuah momentum untuk menjawab segala persoalan pendidikan di Indonesia,”ujar Rochmat Wahab.

“Saya yakin jika KONASPI ini benar-benar hadir sebagai forum bersama yang solutif untuk menjawab tantangan masa depan bangsa,” imbuh Rochmat Wahab. Mengapa mengambil tema generasi 2045? Generasi 2045 diambil sebagai penanda satu abad bangsa ini dan diperkirakan investasi yang dilakukan dalam bidang pendidikan akan menuai hasil yang optimal, seperti terciptanya generasi yang berkarakter, unggul, peduli, produktif, dan kompetitif.

Tema utama KONASPI VII 2012 terurai dalam lima bahasan pokok. Pertama, sosok ideal manusia Indonesia generasi 2045. Kedua, pendidikan karakter untuk menyiapkan generasi 2045. Ketiga, sosok ideal

Sambutan Ketua KONASPI VIIPEMBUKAAN KONASPI

K

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. menyampaikan laporannya sebagai Ketua Umum Konaspi VII 2012 di Ballrom Royal Ambarukmo Hotel.

pendidik yang kompeten untuk menyiapkan manusia Indonesia generasi 2045. Keempat, sistem pendidikan yang memungkinkan dihasilkannya tenaga kependidikan yang kompeten untuk mempersiapkan manusia Indonesia generasi 2045. Kelima, tentang manajemen pendidik dan tenaga kependidikan.

Dalam rangka mendukung tema-tema tersebut, KONASPI VII menghadirkan 6 pemakalah kunci, 15 pemakalah utama, dan 90 pemakalah pendamping. Pemakalah-pemakalah tersebut merupakan tokoh-tokoh nasional, rektor, dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi baik LPTK ataupun non-LPTK. Rochmat Wahab selaku Ketua Umum KONASPI VII berharap jika dengan kegiatan ini cita-cita percepatan pembentukan generasi 2045 dapat diwujudkan.

Pada akhir laporan, Rochmat Wahab sekali lagi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyukseskan KONASPI VII. Ia menyampaikan bahwa UNY sebagai tuan rumah acara ingin memberikan layanan sebaik mungkin. “Segala saran konstruktif dalam rangka KONASPI VII ini sangat diharapkan,” ujarnya. NISRINA

REDAKSI KABAR KONASPI VII

Pimpinan Umum: Dr. Anwar Effendi, M.Si. • Pimpinan Redaksi: Dr. Nurhadi, M.Hum. • Redaktur Pelaksana: Sismono La Ode, M.A. • Sekretaris Redaksi: Tusti Handayani, A.Md. • Redaktur/Reporter: Dian D. Anisa, Pratina Ikhtiyarini, Nisrina Muthahari, M. Rodhi Asad, Mindiptono Akbar • Desainer: Kalam Jauhari • Fotografer: Heri Purwanto, SIP., Prasetyo Maulana.

Page 3: Kabar Konaspi Edisi 3

3KABAR KONASPI • 2 NOVEMBER 2012

KABAR UTAMA

dengan sentuhan aransemen yang berbeda. Kelompok orkestra ini merupakan gabungan dari beberapa mahasiswa Pendidikan Seni Musik UNY. Sedangkan tariannya dibawakan oleh mahasiswi Pendidikan seni tari UNY.

Memasuki acara sambutan, Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. memberikan ucapan terima kasih terhadap tamu-tamu undangan yang

Atas: Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd.,M.A. bersama para rektor dalam acara Welcome Party di Keraton Yogyakarta. Turut hadir Prabukusuma, Ketua Dewan Pertimbangan UNY (paling kiri).

iawali dengan tarian selamat datang Pudyastuti, acara Welcome

Party dimulai. Tidak kalah menarik dengan acara pembukaan sebelumnya, tamu-tamu KONASPI VII di keraton Yogyakarta dengan antusias menyimak pidato sambutan dari Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Welcome Party sendiri adalah agenda yang bertujuan untuk menyambut para tamu di Yogyakarta. Beberapa suguhan menarik ditampilkan oleh para mahasiswa UNY berupa pertunjukan-pertunjukan seni musik dan tari. Dalam pertunjukan musik misalnya, Violet Orkestra menampilkan kebolehannya saat membawakan lagu “Yogyakarta” dari Kla Project

Suguhan Keraton Yogyakarta untuk KONASPI VIIWELCOME PARTY

D

PAGELARAN Keraton Ngayogyakarta meriah oleh acara welcome dinner dalam rangka KONASPI VII (31/10). Salah satu yang membuat meriah acara malam ini adalah penampilan tari-tarian dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari UNY. Pada sesi pertama, ada lima orang mahasiswa membawakan tarian selamat datang. Tari yang dibawakan adalah Tari Pudyastuti, semacam tarian untuk mengungkapkan selamat datang dan rasa syukur. Yoqta Gita salah satu penarinya menuturkan bahwa latihan tari untuk menyambut KONASPI dilakukan sejak (27/10). Ia mengakui bahwa pada dasarnya para penari telah mengetahui gerakan-gerakan sejak awal, sehingga waktu latihan pun singkat. “Kami hanya latihan sedikit untuk menyesuaikan dengan tata panggung saja,”ujarnya.

Tarian pada sesi dua menampilkan Tari Menak, fragmen Kelasworo Boyong. “Tari Menak terinspirasi oleh Serat Menak sedangkan gerakannya terinspirasi dari golek kayu,”ungkap Titik Putraningsih salah satu dosen tari UNY. Naskah Tari Menak pada sesi ini digubah oleh Kuswarsantyo, salah satu tim dosen tari gaya Yogyakarta. Prabu Kelanjajali, Tiyang Agung Jayengrana, Kelaswara, dan Adaninggar adalah tokoh-tokoh yang tampil dalam tarian ini. Dalam tarian ini Tiyang Agung Jayengrana diperebutkan oleh putri Cina dan putri Jawa. Menurut Titik Putraningsih, Tari Menak dipilih karena merupakan tarian khas dari Keraton Ngayogyakarta yang menampilkan simbol-simbol garuda di dalamnya. NISRINA

Persembahan Pendidikan Seni Tari UNYPERTUNJUKAN

telah berkenan datang di acara tersebut. Selain itu menurut Rochmat, Welcome Party juga memiliki tujuan untuk memperkenalkan para tamu undangan terhadap budaya Jawa khususnya Yogyakarta. Tidak lupa Rektor UNY juga mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga keraton yang dengan hangat mau menerima kedatangan para tamu KONASPI VII.

Sambutan kedua oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X diwakilkan kepada kerabat keraton selaku Sekretaris Daerah. Gubernur DIY tidak bisa datang di acara tersebut dikarenakan ada agenda penting saat itu juga. Walaupun demikian, melalui perwakilannya, Sri Sultan mengungkapkan rasa gembira dan menyampaikan selamat datang kepada para tamu KONASPI VII di Yogyakarta.

Acara di keraton ini juga dilengkapi dengan menu-menu kuliner khas Indonesia. Para tamu sangat menikmati acara makan malam tersebut karena diiringi oleh lagu-lagu Jawa atau dikenal dengan sebutan uyon-uyon. Alunan uyon-uyon tersebut terasa istimewa karena dibawakan oleh para abdi dalem keraton.

Sebagai penutup acara, fragmen “Kelasworo Boyong” atau “Tari Menak” menjadi salah satu tari penutup. Selang beberapa menit, penampilan Violet orkestra kembali menggaung untuk mengakhiri pelaksanaan kegiatan hari pertama KONASPI VII kali ini. Para tamu yang telah puas menyaksikan pagelaran-pagelaran yang ada, akhirnya meninggalkan keraton dan menuju kembali ke hotel untuk beristirahat. DIAN

Page 4: Kabar Konaspi Edisi 3

4 KABAR KONASPI • 2 NOVEMBER 2012

KABAR UTAMA

KEYNOTE YANG DISAMPAIKAN OLEH BERBAGAI TOKOH TERSOHOR INDONESIA, TELAH CUKUP MERANGSANG PESERTA KONASPI VII UNTUK BERGEGAS MENATA PENDIDIKAN INDONESIA YANG LEBIH BAIK. PADA HARI KAMIS (1/11) GILIRAN PARA PAKAR PENDIDIKANLAH YANG MENYAMPAIKAN GAGASAN-GAGASAN VISIONERNYA.

ari kedua pelaksanaan KONASPI VII adalah hari di mana

makalah-makalah utama dan pendamping dipresentasikan. Banyaknya jumlah makalah yang masuk mengakibatkan dipecahnya acara presentasi. Masih bertempat di Royal Ambarrukmo Hotel, setidaknya ada lima ruangan yang dipakai untuk melaksanakan presentasi makalah, yaitu Ruang Keraton 1 sebagai ruang sidang 1, Ruang Keraton 2 sebagai ruang sidang 2, Ruang Kencana sebagai ruang sidang 3, Ruang Pendopo sebagai ruang sidang 4, dan terakhir Ruang Gadri sebagai ruang sidang 5.

Pada hari pertama pelaksa-naan presentasi makalah, ada beberapa pemakalah utama yang memaparkan gagasannya. Pada ruang sidang 1, terdapat rektor dari Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Negeri Jakarta yang menyampaikan subtema mengenai sosok ideal manusia Indonesia generasi 2045. Sedangkan di ruang sidang 2, pemaparan makalah disampaikan oleh rektor Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Negeri Surabaya dengan mengangkat subtema tentang pendidikan karakter untuk menyiapkan generasi 2045.

Sementara itu ruang sidang 3 terdapat rektor Universitas

Lima Ruang Sidang Menjadi Oase Bagi Pendidikan Karakter Bangsa

PELAKSANAAN SIDANG KONASPI VII

H

Sidang makalah utama di Pendopo yang dibawakan oleh para rektor dari UNM, UM, dan UPI.

Pendidikan Ganesha dan Universitas Negeri Padang. Duet kedua rektor ini mengusung subtema tentang sosok ideal pendidik yang berkompeten untuk menyiapkan manusia Indonesia generasi 2045. Tak jauh berbeda, di ruang sidang 4, rektor Universitas Negeri Makasar dan Universitas Pendidikan Indonesia membicarakan subtema tentang sistem pendidikan yang memungkinkan dihasilkannya pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten untuk mempersiapkan manusia generasi 2045. Terakhir, di ruang sidang 5, menampilkan pemakalah dari rektor Universitas Negeri Manado dan Universitas Negeri Medan. Keduanya membahas subtema tentang manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan.

Selain menampilkan pemakalah utama, juga terdapat

makalah-makalah pendamping yang ikut mempresentasikan gagasan-gagasannya. Pada makalah pendamping, presenter atau pemakalahnya adalah para dosen-dosen LPTK. Mereka menyampaikan isi makalahnya seusai makalah utama selesai disampaikan. Hal ini memang bertujuan untuk mengetahui bagaimana partisipasi para dosen dalam ajang empat tahunan ini.

Peserta yang hadir pada KONASPI VII dipersilakan oleh panitia untuk mengunjungi para pemakalah. Dengan pembagian di lima titik pusat pertemuan itulah, peserta berpencar. Seperti yang telah diamati, rata-rata jumlah pengunjung di setiap titik berkisar antara lima puluhan peserta. Di setiap presentasi makalah, panitia juga menyediakan modul makalah. PRATINA

Page 5: Kabar Konaspi Edisi 3

5KABAR KONASPI • 2 NOVEMBER 2012

KABAR UTAMA

seorang guru membuat peserta didik di sekolah memiliki nilai tambah dan mampu berdaya saing tinggi dengan bangsa lain. Menurutnya, cikal bakal proses nilai tambah berasal dari lembaga sekolah.

Dalam makalahnya, B.J. Habibie mengatakan bahwa adalah suatu strategi yang

B. J. Habibie, Presiden Republik Indonesia ke-3.

alah satu pemakalah kunci dalam KONASPI VII adalah Presiden

Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie yang mempresentasikan makalah berjudul “Sumber Manusia Andalan Masyarakat Madani”. Acara yang diadakan pada Kamis (1/11) ini digelar di Ballroom Royal Hotel Ambarrukmo.

Sebelum penyajian makalahnya, B. J. Habibie memuji para peserta konvensi yang notabene adalah tenaga pendidik. Menurutnya, guru adalah pribadi yang berfungsi sebagai pembuat nilai tambah pribadi bangsa. Melalui penjelasan yang cukup panjang, ia merunut bagaimana proses

Guru Ialah Pencipta Nilai Tambah Pribadi BangsaPEMAKALAH KUNCI

Ssalah jika Indonesia hanya mengandalkan produk agrarianya. Dengan perhitungan matematis, ia membandingkan bagaimana 1 kilogram notebook, sama dengan 800 kg beras. Itu berarti, 1 kg beras tidak memiliki arti lebih dalam dunia pasar saat ini dibandingkan 1 kg notebook. B.J. Habibie juga berpendapat bahwa perlu adanya perubahan cara pandang Indonesia yang dominan masyarakat agraria sehingga Indonesia tidak hanya mengandalkan ekspor sumber daya alam yang berinvestasi rendah dan kembali modal dengan cepat melainkan juga menambah investasi dalam bidang telekomunikasi, transportasi, dan komunikasi. Karena salah persepsi ini akan membuat neraca perdagangan Indonesia tidak pernah seimbang, walaupun tidak berada dalam kondisi negatif.

B.J. Habibie juga mengilustrasikan bagaimana hubungan antara pendidikan karakter dan industri di Indonesia. Banyaknya kesalahpahaman masyarakat Indonesia yang bersedia menjadi tenaga kasar membuat banyak orang tua meninggalkan keluarga beserta anak-anaknya untuk bekerja. Pada tahap inilah kemudian banyak orang tua terputus kontak dengan anak dan tidak mengajarkan bagaimana bersosialisasi dan menghasilkan karater yang baik.

Walaupun begitu, suami dari mendiang Hasri Ainun Habibie ini, mengajak para peserta untuk tidak lupa pada permasalahan bangsa yang saat ini masih karut-marut dan tidak larut mempersiapkan generasi menghadapi Indonesia Emas 2045. DIAN

RUANG Kencana Royal Ambarrukmo Hotel sedikit lengang, diskusi panel pemakalah utama sore ini, Kamis (1/11) dimulai sekira pukul 16.00 WIB. Prof. Dr. Sukardi, M.Pd., M.Ed., Rektor UNDIKSHA dan Prof. Phil. Yanuar Kiram, Rektor UNP, menyampaikan makalah kepada para peserta KONASPI VII yang berminat mengikuti sesi tersebut. Ada sekitar 40-an peserta yang tertarik mengikuti sesi tersebut, sementara kursi-kursi lain dalam ruangan tersebut sebagian kosong. Kedua pemakalah secara garis besar membicarakan tentang profesi pendidik dalam rangka menyiapkan manusia Indonesia generasi 2045. Pendidikan menurut Sukardi memiliki peran vital untuk menyiapkan generasi muda yang unggul.

“Semangat dan nilai-nilai nasionalisme 2045 perlu menjadi landasan etos kerja dalam mewujudkan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program pendidikan,” ucap Sukardi. Ia juga menuturkan agar pendidikan haruslah menjadi wahana nation and character building dengan tujuan menyiapkan sumber daya manusia muda Indonesia yang unggul pada 2045. Kompetisi yang diharapkan adalah think globally act locall, commit nationally, and respect to the pluralism. Mewujudkan cita-cita generasi di tahun 2045, dibutuhkan sosok pendidik profesional yang berkarakter kebangsaan atau nasionalisme.

Sedangkan Yanuar Kiram di awal pembicaraan membahas akronim Pentip dan Pendip. Pendidikan tanpa ilmu pendidikan (Pentip) perlu segera diakhiri dan digantikan oleh Pendidikan dengan ilmu pendidikan (Pendip). Peran lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) tentu sangat signifikan untuk generasi 2045 bangsa Indonesia. “Generasi 2045 Indonesia, merupakan harapan dan tantangan bagi kita semua. Harapan dan tantangan itu berada di tangan LPTK,” ujarnya. NISRINA

Sosok Pendidik Ideal Bagi Generasi 2045SIDANG KOMISI

Page 6: Kabar Konaspi Edisi 3

6 KABAR KONASPI • 2 NOVEMBER 2012

KABAR UTAMA

ertempat di Ballrom Royal Ambarrukmo Hotel, Kamis (1/11), Gubernur Daerah

Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi salah satu pembicara kunci KONASPI VII. Sri Sultan mula-mula memaparkan mengenai kondisi Indonesia yang menurut data indeks pembangunan manusia (IPM) berada di urutan ke-124. Menurut Sultan kondisi sumber daya manusia Indonesia dengan negara maju tentu berbeda dari segi kualitas. Sri Sultan kemudian mengambil beberapa kutipan, salah satunya dengan mengambil semangat Ki Hajar Dewantara yang sarat nilai filosofis dan inspirasi: guru hendaknya ditempatkan bukan hanya transfer ilmu saja, tapi juga transfer nilai-nilai. Guru berperan sebagai role model atau tulodho yang bisa diteladani oleh para murid.

Ki Hajar Dewantara mengaitkan pendidikan dengan kebudayaan. Menurut Bapak Pendidikan Nasional Indonesia ini, kebudayaan adalah buah budi melalui cipta, rasa, karsa, dan karya serta terkandung totalitas yang perlu dikembangkan secara terintegrasi, termasuk di dalamnya adalah pendidikan karakter. Sedangkan pendidikan karakter sendiri adalah upaya yang melibatkan semua pihak, keluarga,

Orang Beradab Adalah yang Mampu Menghargai Pendapat Orang Lain

SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO X

B

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

lembaga, masyarakat. “Untuk itu, perlu menyambung kembali tri pusat pendidikan yang sempat terputus,” papar Sultan.

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini juga membeberkan bahwa fakta pendidikan sekarang terlalu banyak murid atau mahasiswa

menjadi pendengar yang baik. Namun di sisi

lain mereka kurang mengembangkan bagaimana membangun dialog argumentasi akademik di dalam berproses untuk mencapai peradaban yang utuh. “Pendidikan kita diharapkan menjadi orang pandai tapi

belum tentu beradab karena belum dibiasakan untuk menghargai pendapat orang lain,”tutur Sultan. Menurut Sultan, generasi yang akan datang di tahun 2045 hendaknya merupakan generasi yang bermartabat, punya karakter, dan integritas. Hal ini diwujudkan bukan hanya lewat pendidikan, tapi dimatangkan lewat proses dalam masyarakat.

“Tantangan di masa depan bukan berani mati untuk berjuang, tapi menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bentuk daya saing bangsa Indonesia di masa depan,”ujar Sultan. Sultan menyayangkan kondisi sebagian anak muda yang maunya kerja enak, tidak bekerja keras, gajinya tinggi, punya rumah, mobil, dan istri cantik. “Mana ada seperti itu tanpa proses pendewasaan pada dirinya,” kata Sultan.

Dalam pembicaraanya, Sultan menyoroti proses belajar instan yang amat sangat disayangkan. Ia mencontohkan anak yang masuk ke museum, anak hendaknya tidak sekadar melihat barang secara artefak namun harus ada dialog dengan pengelola musuem sehingga ada proses. Hal itu dilakukan sebagai upaya agar anak didik memahami aspek budaya, filosofi, dan tradisi.

Pada akhir acara diadakan sesi tanya jawab, Hamzah peserta KONASPI dari Universitas Negeri Makasar menanggapi bahwa sudah seharusnya KONASPI ini menghasilkan nomenklatur atau paradigma. Begitu pun dengan Sultan yang mengharapkan agar dari KONASPI ini ada rekomendasi yang sangat menentukan jalnnya anak bangsa ke depan. “Saya mohon pertemuan ini bisa merekomendasikan sesuatu yang urgen dan menyeluruh dalam upaya memberikan masukan kepada pemerintah pusat agar cita-cita generasi emas 2045 bisa diwujudkan,” ujarnya mengakhiri pembi-caraan. NISRINA

Page 7: Kabar Konaspi Edisi 3

7KABAR KONASPI • 2 NOVEMBER 2012

KABAR UTAMA

karakter pada generasi muda yang cukup serius.

Menurut Ary Ginanjar, pertemuan KONASPI VII ini dilandasi dengan rasa kepedulian dan tanggung jawab untuk memikirkan generasi Indonesia 2045.

Ary Ginanjar Agustian, salah satu pembicara kunci dalam KONASPI VII.

engan iringan back sound di Ballroom Royal Ambarrukmo Hotel,

Ary Ginanjar Agustian menjadi salah satu pembicara kunci dalam KONASPI VII, Kamis (1/11). Di awal pembicaraan, ia memulai dengan menceritakan problematika yang dihadapi oleh dunia saat ini. Ary juga menceritakan tentang kebobrokan sebagian generasi muda sekarang, mulai dari penggunaan narkotika hingga akses terhadap situs-situs porno yang semakin menjadi-jadi. Fenomena tawuran yang terus meningkat baik dari segi jumlah maupun agresivitasnya menunjukkan persoalan

Melapangkan Ruang Aktualisasi DiriDr. (HC) ARY GINANJAR AGUSTIAN

D“Kita di sini semua berpikir untuk menyelamatkan bangsa Indonesia, dan sekelompok kecil orang ini berkumpul untuk generasi 2045,” ucapnya pada para peserta. “Hanya orang-orang yang berbasis spirituallah yang berpikir seperti ini,” imbuhnya.

Membangun nilai dan karakter dalam sistem pendidikan menurut Ary Ginanjar bisa dibagi menjadi dua. Pertama, diperlukan sebuah disiplin pendidikan yang tidak hanya mengutamakan kecerdasan intelektual namun juga kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Kedua, dengan membalik konsep pada piramida Abraham Maslow. Basic need dalam konsep Maslow yang sering menjadi masalah adalah manusia yang tidak puas-puasnya dengan kompensasi, diputar posisi menjadi di atas. Sedangkan self actualization yang semula dalam piramda Maslow berada di atas kini justru menjadi paling dasar.

Setiap manusia yang terjun di dunia pendidikan baik mahasiswa, dosen, ataupun staf harus memiliki meaning dalam menjalankan misi suci pendidikan yang tak lain adalah sebuah panggilan suci. Ketika self actualization menjadi dasar, basic need akan terpenuhi dengan sendirinya bahkan lebih dari yang diharapkan. Ari Ginanjar lantas berkesimpulan bahwa tidak cukup untuk meng-ajarkan intelektual kepada anak didik, tidak cukup juga untuk mengajarkan kecerdasaran emosional. Namun kecerdasan spiritual juga harus diajarkan kepada anak didik. “Tidak akan ada harganya jika tidak jujur, meski punya mobil Mercy atau BMW,” pesannya. NISRINA

RUANG sidang Gadri tepat di utara Pendopo Hotel Ambarrukmo memang tak terlihat mencolok bila dibanding dengan ruang-ruang lainnya. Mungkin inilah yang mempengaruhi jumlah peserta diskusi panel yang dihadiri sekira 30-an peserta. Diskusi panel ini menghadirkan pemakalah utama Prof. Dr. Ph. E.A. Tureah, M.Si., D.E.A. selaku Rektor UNIMA dan Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. sebagai Rektor UNIMED. Tuerah dalam diskusi panel tersebut membicarakan manajemen pengembangan pendidikan, sedangkan Ibnu Hajar Damanik membicarakan penyiapan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkarakter.

Manajemen pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan menurut Tuerah adalah salah satu instrumen penting yang berfungsi mencerdaskan bangsa ataupun dalam rangka membentuk karakter bangsa. Kerangka strategis manajemen pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka mencerdaskan dan membentuk karakter bangsa ini terbagi menjadi tiga. Pertama, penguatan landasan-landasan fundamental values and character dalam keseluruhan proses manajemen pengembangan pendidikan dan tenaga kependidikan. Kedua, diperlukan kebijakan integratif dan komprehensif melalui grand planning and spesific planning. Dan ketiga adalah penguatan pilar-pilar manajemen.

Sedangkan Ibnu Hajar Damanik dalam diskusi panel ini menuturkan bahwa salah satu peran manusia Indonesia yang penting dipersiapkan adalah tenaga pendidik dan kependidikan. “Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan modal utama untuk menciptakan insan manusia yang berkarakter dan mampu bersaing secara global,” ujarnya. Pendidikan, menurut Ibnu Hajar Damanik merupakan faktor kunci dan strategis dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia. Maka dari itu berbagai pemikiran dan upaya diarahkan untuk mendorong semangat serta penguatan bangsa Indonesia guna menyiapkan generasi emas 2045. NISRINA

Pendidik dan Tenaga Pendidikan SIDANG KOMISI

Page 8: Kabar Konaspi Edisi 3

8

PROFIL | WAWANCARA KHUSUS

KABAR KONASPI • 2 NOVEMBER 2012

emasuki hari kedua acara KONASPI VII, Prof. B.J. Habibie datang sebagai salah satu pembicara

kunci. Setelah selesai dengan seminarnya, di ruang pertemuan Hotel Royal Amarrukmo, ia bertemu dengan teman-teman wartawan. Pada acara konferensi pers tersebut, B.J. Habibie mendapat beberapa pertanyaan oleh wartawan seputar kegiatan KONASPI yang sedang berlangsung. Berikut adalah petikan wawancaranya.

Bagaimana tanggapan Bapak tentang generasi 2045 dalam tema KONASPI tahun ini?

Seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa kita boleh memiliki cita-cita tinggi untuk persiapan tahun 2045. Akan tetapi, persoalan-persoalan yang terjadi pada masa sekarang ini tidak boleh diabaikan apalagi dilupakan. Intinya, jangan terlalu terkonsentrasi pada rencana-rencana yang masih jauh. Di acara ini, saya datang untuk menghadapi para pakar pendidikan. Maka dari itu, yang diharapkan dari pembicaraan saya di acara ini adalah supaya pakar pendidikan terangsang untuk bisa segera mengembangkan pendidikan yang baik. Kalau saya,

untuk kontribusi di dunia pendidikan, harus segera menuangkan pemikiran ke dalam bentuk buku. Mengapa? Supaya ilmu dan pengalaman yang telah saya capai bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.

Apa yang menjadi problematika pendidikan di Indonesia?

Permasalahan pendidikan di Indonesia itu tergantung dari wilayahnya. Seperti saya misalnya yang dari pelosok, harus menempuh jarak jauh untuk bisa sekolah. Maka dari itu, harus ada pengelompokkan dalam sistem pendidikan di seluruh Indonesia. Pengelompokkan itu nantinya disesuaikan dengan kultur dan geografis masing-masing wilayah RI. Kemudian, kita harus membuat pusat-pusat keahlian di daerah-daerah pelosok. Pusat keahlian inilah yang akan membangun sumber daya manusia yang bermutu.

Bagaimana cara terbaik untuk bisa membangun karakter bangsa ini?

Membangun sebuah karakter, tak bisa dijalankan dengan cara cepat atau instan. Kita butuh yang namanya proses panjang, tidak instan. Maka dari itu, kita butuh yang namanya pembudayaan perilaku. Tentu, pembudayaan atau pembiasaan itu

harus dilakukan sejak dari anak-anak, kalau perlu sejak dari janin. Apa yang bisa dihasilkan dari pembudayaan tersebut, tidak lain adalah nilai-nilai luhur Indonesia seperti keimanan dan ketaqwaan. Hal-hal itu, juga tak lepas dari sinergi-sinergi yang mendu-kungnya. Bila sinerginya postif, maka bisa untuk membangun pendidikan.

Perlu Pembudayaan Perilaku untuk Membangun Karakter

M

Tapi, bila sinergi yang ada negatif hasilnya pun pasti tak akan baik.

Koferensi pers tersebut ditutup B.J. Habibie dengan menceritakan kisah kehidupannya bersama almarhum istrinya, Hasri Ainun Habibie. Ia memaparkan bahwa apapun kondisi kehidupan seseorang, pada dasarnya tak menghentikan langkah seseorang untuk meraih pendidikan yang baik. PRATINA

MEMBANGUN SEBUAH KARAKTER, TAK BISA DIJALANKAN DENGAN CARA CEPAT ATAU INSTAN. KITA BUTUH YANG NAMANYA PROSES PANJANG, TIDAK INSTAN.

B.J. HABIBIE