k4 kamis, 31 maret 2016bigcms.bisnis.com/file-data/1/1371/eb858304_des15-bankriaukepri.pdf ·...

2
k4 Kamis, 31 Maret 2016

Upload: ngophuc

Post on 18-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

k4 Kamis, 31 Maret 2016

K O R P O R A S I K5Kamis, 31 Maret 2016

PROTEKSI FINANSIAL KELUARGA

PENGUATAN ASURANSI

Belanja SDM Harus DipenuhiJAKARTA — Perusahaan asuran-

si diimbau untuk menyisihkan 5% belanja guna mengembangkan sum-ber daya manusia yang dimiliki.

Maryoso Sumaryono, Maryoso Sumaryono, Ketua Bidang Best Practice dan Regulasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), mengatakan selain tingkat literasi dan penetrasi asuransi di tengah masyarakat, penyediaan sumber daya menjadi isu sentral di dalam industri.

“Terutama untuk underwriting, akutaria serta reasuransi,” ujar Mar-yoso di sela-sela workshop ca dangan tek nis bagi asuransi jiwa di Jakarta, Rabu (30/3).

Dia mengatakan tingginya pertum-buhan industri membuat kebutuhan tenaga siap pakai juga ikut tumbuh. Akibatnya migrasi pekerja antar perusahaan di dalam industri sema-kin tinggi. Maryoso, yang juga men-jabat sebagai Direktur Utama Taspen

Life ini mengatakan jika setiap ang-gota industri konsisten menyisihkan belanja modal untuk pengembangan sumber daya manusia maka dalam jangka panjang masalah itu dapat terselesaikan.

Teddy Hailamsah, Direktur Utama PT Asuransi Central Asia (ACA), mengatakan untuk membangun sumber daya yang kuat perusahaan melakukan perekrutan sejak calon pekerja tamat sekolah menengah atas. Dia mengatakan pola ini lebih kuat dibandingkan dengan jalur management trainee maupun rek-rutmen tenaga kerja berpengalaman.

“Tingkat turnover-nya sangat ren-dah, 75% masih bertahan,” katanya.

Dia menuturkan perusahaan juga memberikan beasiswa kuliah kepa-da calon pekerja magang. Dengan induksi yang lebih panjang, katanya, kesetiaan dan loyalitas kepada per-usahaam bakal lebih tinggi.

“Kami sudah memiliki 23 angkat-an artinya kami sudah menjalankan lebih dari 23 tahun. Banyak dari perektutan model ini mengisi posisi kunci di dalam perusahaan.”

Sebelumnya sejumlah kalangan menyatakan tantangan bagi perusa-haan asuransi semakin tinggi deng-an integrasi pasar regional Asean. Namun, kesiapan Indonesia untuk menghadapinya justru dinilai masih kurang. Salah satunya terkait dengan minimnya jumlah aktuaris.

Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) mencatat hingga awal tahun ini baru memiliki 399 anggota. Dari jumlah tersebut, 206 anggota telah meraih gelar Aktuaris atau Fellow of the Society of Actuaries of Indonesia (FSAI), sedangkan 193 anggota lain-nya masih berstatus sebagai Ajun Aktuaris atau Associate of the Society of Actuaries of Indonesia (ASAI). (Anggara Pernando)

PENGUATAN BISNIS

Bank BJB Suntik Modal 27 BPR

Abdalah [email protected]

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) Agus Mulyana mengatakan perseroan menyuntikkan dana sebesar Rp61 miliar bagi bank perkreditan rakyat (BPR) milik Bank BJB.

“Di RBB [rencana bisnis bank] kami, sudah dianggarkan. Saya kira ini hal penting, pihak otoritas selalu menekankan kewajiban BPR memenuhi modal minimum,” kata-nya selepas acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Tata Kelola dan Manajemen Risiko Terintegrasi an tara Bank BJB dan Anggota Kong-lo merasi Bank BJB, Rabu (30/3).

Menurutnya, BPR memerlukan kekuatan modal untuk berekspan-si. Perseroan bersama pemerintah daerah di wilayah Jabar dan Banten, katanya, berkomitmen untuk turut mendukung pengembangan BPR tersebut.

“Apalagi BPR ini sebagian besar bergerak di sektor UMKM, khu-susnya mikro. Yang memang rata-rata pemda memiliki kepentingan untuk mengembangkan ekonomi daerah, terutama masyarakat kecil atau mikro. Kontribusi BPR sangat besar.”

Bank BJB juga akan mengintegra-sikan tata kelola dan manajemen risi-ko BPR anak usahanya. Hal itu dila-kukan untuk memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.18/POJK.03/2014 tentang Tata Ke lola Terintegrasi Konglomerasi

Ke uangan dan POJK No.17/POJK.03/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Teritegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.

Sebagai tindak lanjut dari per-aturan tersebut, Bank BJB meneken perjanjian kerja sama (PKS) dengan sepuluh direktur utama BPR, yakni PT BPR Intan Jabar, PT BPR Karya Utama, PT BPR Cipatujah Jabar, PD BPR LPK Cimerak Ciamis, dan PT BPR Cianjur Jabar.

Direksi BPR terafiliasi dengan Bank BJB yang turut menandata-ngani kerja sama itu yakni PD BPR LPK Cigasong, PD BPR LPK Panyingkiran, PD BPR Cingambul, PD BPR LPK Banjaran, dan PD BPR LPK Bekasi.

“Ini bertahap. Kami punya BPR yang terafiliasi dan terkonsolidasi dengan BJB ada 32 BPR, setelah merger tinggal 27 BPR. Ini tahap pertama, selanjutnya akan kami lak-sanakan penandatanganan PKS kait-annya dengan tata kelola integrasi, yang lainnya menyusul,” ujarnya.

Dia menilai pada era persaingan seperti sekarang, BPR tidak perlu khawatir karena memiliki keunik-an yakni dari sisi segmentasi pasar yang khusus, yaitu sektor nasabah mikro. Menurutnya, hal yang perlu

dibenahi ialah tata kelola dan mana-jemen risiko.

“Contohnya ada satu BPR kami yang nol NPL-nya. Itu suatu ke -banggaan tersendiri bagi kami, bagaimana pengelolaannya. Saya arahkan dari pemilik ke sektor-sek-tor mikro. Ada multiplier effect bagi pembangunan ekonomi daerah,” katanya.

Sony Samsu Adisudarma, Kepala Biro Investasi dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jabar, mengharapkan melalui pen-dampingan yang diberikan, BPR di Jabar bisa tumbuh dan kuat dalam melayani masyarakat, sehingga per-ekonomian Jabar dapat menggeliat.

SEKTOR MIKROUpaya memperkuat sektor mikro

juga dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM Pekanbaru dengan mem-berikan kemudahan kepada peng-usaha mikro dan kecil untuk men-dapatkan legalitas. Pasalnya adanya legalitas bakal memudahkan akses pembiayaan ke perbankan maupun lembaga keuangan nonbank.

Sekretaris Diskop UMKM Pe kan-baru Ardiansyah mengatakan untuk mendorong pengusaha kecil meng-urus legalitasnya, Pemkot telah men delegasikan kewenangan per-izinan usaha skala mikro dan kecil ke tingkat kecamatan.

“Sejak adanya peraturan Wali Kota Pekanbaru yang mendelega-sikan kewenangan kepada keca-matan, minat dan keinginan peng-usaha kecil mendaftarkan bidang usahanya terus meningkat,” katanya kepada Bisnis, Rabu (30/3).

Dari data terakhir yang dimiliki Pemkot, saat ini sudah ada seba-nyak 2.600 usaha mikro kecil yang mendapatkan izin usaha mikro kecil (IUMK) dari kecamatan. Setelah mendapatkan IUMK, usaha mikro kecil itu akan mendapatkan kartu yang telah disiapkan perbankan yang telah bekerja sama dengan Diskop UMKM Pekanbaru. (k14/Arif

Gunawan)

DISKUSI PERBANKAN SYARIAH

Chief Syariah Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk Pandji P. Djajanegara (kiri) bersama Deputy Head of Syariah Banking Rusdi Dahardin, menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela diskusi perbankan syariah di Jakarta, Rabu (30/3). CIMB

Niaga Syariah berhasil mencatatkan total pembiayaan sebesar Rp7,28 triliun per 31 Desember 2015, dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp6,44 triliun.

Bisnis/Endang Muchtar

INVESTASI DI JABAR

MAMI Gaet 5.700 Investor RitelBANDUNG — PT Manulife Asset

Management Indonesia telah meng-gaet 5.700 investor ritel di Jawa Barat.

Sebanyak 2.000 investor di antara-nya berada di Bandung dan sekitar-nya. Saat ini total investor aktif PT Manulife Asset Management In do nesia (MAMI) secara nasional mencapai 60.300 investor.

Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro menyebut-kan dana kelolaan reksa dana yang berasal dari investor ritel di Jawa Barat per Desember 2015 tercatat Rp115 miliar. Adapun jumlah dana yang dikelola langsung oleh perse-roan sebesar Rp13,2 triliun.

Dana kelolaan secara total terma-suk hasil kerja sama dengan par-tner dan kontrak pengelolaan dana (KPD) mencapai Rp44,6 triliun. Saat ini, MAMI bekerja sama dengan 20 partner yang terdiri dari 18 bank dan dua perusahaan sekuritas.

Jawa Barat terutama Bandung, kata Legowo, merupakan daerah yang penting. “Dari data client base

kami, Jawa Barat lumayan. Ada di peringkat keempat atau kelima sete-lah Jakarta, Surabaya, dan Medan. Tidak beda jauh dengan Semarang,” katanya, Rabu (30/3).

Tahun lalu, MAMI mendapat 13.500 investor reksa dana baru. Jumlah tersebut lebih besar ketim-bang 2014 yang tercatat sebanyak 12.500 investor. “Kami berharap tahun ini bisa sama dengan 2015,” ujar Legowo.

Dia mengatakan mulai positifnya ekonomi membuat MAMI menya-rankan investor untuk masuk ke reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana saham ketimbang reksa dana pasar uang.

“Di saat lesu memang benar harus cari tempat yang aman, tapi yang juga optimum seperti reksa dana pasar uang. Kalau sekarang, kami mulai menyarankan agar mereka coba masuk ke pendapatan tetap atau saham. Tetapi, porsinya tidak langsung besar, sedikit-sedikit anta-ra 5%-10%.”

Setelah beberapa waktu, katanya, barulah porsi investasi ditingkatkan.

Legowo mengatakan sulit untuk langsung mengubah profil investasi seseorang. Namun, strategi inves-tasi tersebut tetap mesti disesuaikan dengan profil risiko tiap nasabah yang berbeda-beda.

Sementara itu, Direktur Pengem-bangan Bisnis MAMI Putut Endro Andanawarih menuturkan selama tiga bulan pertama 2016 sentimen ekonomi dan investor terlihat positif dan bergairah.

Menurutnya, hal ini terlihat dari kinerja pasar modal yang terbilang baik, angka konsumsi listrik ke PT PLN (Persero) yang naik dalam dua bulan terakhir, serta BI Rate yang terus turun sejak awal tahun.

“Investor tahun lalu lebih banyak menyimpan uangnya. Sekarang, mereka mulai investasi lagi. Di tem-pat kami juga ada peningkatan,” katanya.

Dia menuturkan tingkat bunga deposito yang makin sempit dengan BI Rate mendorong investor untuk mencari instrumen inves tasi lain yang lebih menguntungkan. (Annisa

Margrit)

BJB menyuntikkan dana Rp61 miliar bagi BPR yang terafi liasi.

BPR dinilai memiliki keunikan segmentasi pasar yaitu nasabah mikro.

BANDUNG — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. menyuntikkan modal

kepada 27 bank perkreditan rakyat yang terafiliasi guna memperkuat bisnis sekaligus memenuhi

ketentuan otoritas.

Wakil Presiden Direktur PT Panin Dai-ichi Life Simon Imanto (kiri) bersama Direktur Jutany Japit meluncurkan solusi proteksi finansial Premier Heritage Plan di Jakarta, Selasa (29/3). Premier Heritage Plan adalah produk asuransi jiwa seumur hidup dengan pilihan masa pembayaran premi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah yaitu 5, 10, 15 dan 20 tahun untuk masa perlindung-an hingga nasabah berusia 99 tahun.

Bisnis/Dedi Gunawan