k3 kelistrikan - slametumy.files.wordpress.com · tujuan khusus k3 kelistrikan 1. menjamin...
TRANSCRIPT
K3 KELISTRIKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
MENGAPA PERLU K3 KELISTRIKAN
Keselamatan merupakan hal yang utama dan
sangat mendasar dalam penggunaan teknologi
untuk menunjang kehidupan.
Kecepatan perkembangan perlistrikan dengan
luasnya jangkauan dan besarnya daya pembangkit.
Tingkat kehidupan masyarakat yang beragam,
baik pendidikan, sosial ekonominya dan kebiasaan.
Perkembangan perlistrikan melampaui kesiapan
masyarakat yang masih terbatas pengetahuannya
tentang seluk beluk perlistrikan.
APA & TUJUAN K3 KELISTRIKAN
Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan
kerja yang bertalian dengan alat, bahan, proses,
tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan
pekerjaan.
Tujuan dari keselamatan kerja listrik adalah untuk
melindungi tenaga kerja atau orang dalam
melaksanakan tugas-tugas atau adanya tegangan
listrik disekitarnya, baik dalam bentuk instalasi
maupun jaringan.
TANGGUNG JAWAB K3
KELISTRIKAN
Pada dasarnya keselamatan kerja listrik adalah
tanggung jawab setiap orang yang menyediakan,
melayani dan menggunakan daya listrik
Upaya mewujudkan keselamatan kerja listrik
merupakan tugas setiap orang yang
menyediakan, melayani dan menggunakan daya
listrik
DASAR-DASAR KESELAMATAN
LISTRIK
Dasar hukum : UU No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Persyaratan keselamatan listrik tertuang pada
Keputusan Menaker No. : Kep. 311/BW/2002
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
merupakan rambu-rambu utama dalam
menanggulangi bahaya listrik yang diakibatkan
oleh pelayanan, penyediaan dan penggunaan
daya listrik
TUJUAN KHUSUS K3 KELISTRIKAN
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan
penggunaanya
2. Mencegah timbulnya akibat listrik :
Bahaya sentuhan langsung, sentuhan tubuh manusia
dengan kawat penghantar bertegangan
Bahaya sentuhan tidak langsung, sentuhan tubuh manusia
dengan bodi peralatan listrik karena terjadi kegagalan
isolasi
Bahaya kebakaran yang terjadi akibat percikan api yang
terjadi pada penyambungan yang kurang baik atau
panas lebih pada penghantar
Kecelakaan yang terjadi
karena listrik
Faktor ketidaksengajaan dan kurangnya
pengetahuan adalah sumber utama kecelakaan
listrik itu terjadi.
Kurang lebih 95% kecelakan listrik berakhir dengan
kematian;
Lebih dari 60% kecelakaan listrik yang terjadi
karena tegangan rendah;
Kurang lebih 50% dari kecelakaan listrik tersebut
disebabkan oleh pemakaian alat-alat listrik;
PENYEBAB BAHAYA LISTRIK
1. Kabel atau penghantar pada instalasi listrik terbuka
dan apabila tersentuh akan menimbulkan bahaya
kejut.
2. Jaringan dengan penghantar telanjang
3. Peralatan listrik yang rusak
4. Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan
rangka dari logam, apabila terjadi kebocoran arus
dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau
bodi peralatan
PENYEBAB BAHAYA LISTRIK
(lanjutan)
5. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan
terbuka
6. Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai
dengan kapasitasnya sehingga dapat menimbulkan
bahaya kebakaran
7. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak
(stop kontak) dengan kontak tusuk lebih dari satu
(bertumpuk).
TERJADINYA KEJUT LISTRIK
“Bagaimana listrik dapat mengalir melalui tubuh
manusia ?”
Kabel penghantar untuk menyalurkan arus listrik
terdiri dari penghantar fase (L) dan Netral (N).
Apabila orang berdiri dan kaki menyentuh tanah,
lalu tangan menyentuh kawat fase, maka arus listrik
mengalir melalui tubuh manusia ke kaki terus ke
tanah.
Perbedaan Tingkat Kejut Listrik
Besar arus : arus listrik maksimal yang diizinkan mengalir
kedalam tubuh manusia adalah 30 mA. (PUIL)
Jalur masuknya arus kedalam tubuh : contohnya kejut
listrik dari tangan ke organ yang lain melalui dada akan
fatal karena menyebabkan arus mengalir pada organ
penting seperti jantung dan bisa menyebabkan detak
jantung berhenti
Lamanya sengatan listrik : semakin lama kejut listrik terjadi
maka kondisi tubuh yang terkena akan semakin parah
Besar tegangan : tegangan diatas 50 V AC atau 120 V DC
merupakan batas tegangan maksimal bahaya untuk tubuh
manusia. (PUIL)
Prinsip- prinsip keselamatan
pemasangan instalasi listrik
Pemasangan harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disyahkan
Mengindahkan syarat-syarat yang telah ditetapkan PUIL
Harus menggunakan tenaga terlatih
Bertanggungjawab dan menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya
Orang yang diserahi tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus ahli di bidang listrik, memahami peraturan listrik dan memiliki sertifikat dari instansi yang berwenang.
Persyaratan Keselamatan Kerja
Bidang Ketenagalistrikan
Instalasi listrik yang telah selesai dipasang harus
diperiksa dan diuji sebelum dialiri listrik oleh pegawai
pengawas spesialis listrik
Instalasi listrik yang telah dialiri listrik, instalatir masih
terikat tanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi
selama satu tahun termasuk kebakaran akibat
kesalahan pemasangan instalasi
Seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah
terkena gangguan saja, tetapi juga pengaman ,
pelindung dan perlengkapannya harus terpelihara
dengan baik
Persyaratan Keselamatan Kerja
Bidang Ketenagalistrikan (lanjutan)
Jangan membiarkan instalasi yang aus, penuaan atau
mengalami kerusakan. Segera lakukan penggantian
sebelum terjadi bahaya.
Dilarang menyimpan bahan yang mudah terbakar di
daerah yang dapat membahayakan instalasi listrik
Diruang dengan bahaya ledakan tidak diijinkan
mengadakan perbaikan dan perluasan instalasi pada
keadaan bertegangan, dan dalam keadaan aman,
perlengkapan listrik harus terpelihara dengan baik.
Pertolongan Pertama pada Korban
Kecelakaan Listrik
Korban kejut listrik akan merasa sedikit pusing atau
ototnya lemas karena arus listrik mengalir pada
bagian tubuhnya. Kejut listrik juga dapat
mematikan korban.
Perlu pertolongan pertama yang tepat agar tidak
berakibat semakin parah
Membebaskan penderita dari
aliran listrik
Memutuskan hubungan antara penderita
dan penghantar :
1. Upayakan penghantar bebas tegangan, dengan cara
memutuskan sakelar atau gawai pengaman.
2. Jika dengan cara tersebut di atas tidak bisa, tarik/
lepaskan penghantar sampai terlepas dari penderita,
dengan menggunakan benda kering bukan logam, misal
: kayu, plastik atau tali yang diikatkan pada penghantar.
3. Penderita dipindah (ditarik) dari tempat kecelakaan.
4. Penghantar dibumikan/ ditanahkan/ dihubungpendekkan.
Yang harus dilakukan oleh penolong
1. Penolong harus mengamankan diri terlebih dahulu dari
pengaruh arus listrik.
2. Penolong harus menempatkan diri pada papan yang
kering, kain kering, pakaian kering, kayu atau karet dan
hindarkan barang yang terbuat dari logam.
3. Jika dengan cara tersebut di atas tidak memungkinkan,
kedua tangan penolong dibalut dengan kain kering,
pakaian kering, kertas kering atau karet kering.
4. Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus
menjaga diri agar tubuhnya tidak bersentuhan dengan
benda logam.
Membebaskan penderita dari
aliran listrik (lanjutan)
Langkah-langkah untuk menolong
korban dari kejut listrik
Cepat matikan tegangan suplai: dengan
menurunkan MCB lokasi atau
menghubungsingkatkan sikrit, atau mencabut tusuk
kontak dari kotak kontaknya.
Jika tegangan tidak dapat dimatikan, cepat
lepaskan korban dari kontak listrik dengan
menggunakan alat-alat ini : kayu kering, tali yang
kuat atau kering, sabuk kulit, baju kering atau
bahkan dengan menendang dengan sepatu kulit
Langkah-langkah untuk menolong
korban dari kejut listrik (lanjutan)
Jauhkan korban dari area tersebut
Perhatikan kondisi korban, apakah masih bernafas
atau sudah tidak. Lakukan PERNAFASAN BUATAN
bila korban tidak bernafas lagi
Buatlah kondisi korban senyaman
mungkin, mungkin korban harus ditutupi selimut
agar hangat sebelum dilakukan pertolongan lain
bila perlu.
Pertolongan Pertama pada
Korban Luka Bakar
Cegah orang tersebut untuk berlari-lari;
Lemparkan ke tanah;
Matikan nyala api dengan membungkusnya dengan
selimut atau mengguling-gulingkan badannya
ketanah;
Bekas pakaian yang menempel pada kulit jangan
dilepas dahulu;
Kulit yang melepuh jangan dipecahkan;
Pertolongan Pertama pada
Korban Luka Bakar (lanjutan)
Balut luka dengan pembalut khusus (konsteril)
dengan longgar (hal ini tidak perlu bila lukanya
sangat luas);
Jangan gunakan tepung, minyak, atau salep untuk
luka bakar
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah,
dan;
Segera larikan kerumah sakit terdekat
Upaya pencegahan kecelakaan
kelistrikan
Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain :
Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi
Menjelaskan cara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang benar: antara lain : sepatu bot dari bahan karet atau berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki telanjang.
Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu bekerja yang berhubungan dengan instalasi listrik.
Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik yang mengandung risiko atau bahaya (voltage tinggi).
Upaya pencegahan kecelakaan
kelistrikan (lanjutan)
Memastikan sistem pentanahan (grounding) untuk
panel atau instalasi listrik yang dipergunakan untuk
bekerja sudah terpasang dengan baik.
Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap
panel atau instalasi listrik lainnya, bila petugas
pemeriksa menemukan pintu panel dalam keadaan
terbuka atau tidak terkunci maka petugas tersebut
harus memeriksa keadaan panel tersebut dan
segera mengunci.·
Upaya pencegahan kecelakaan
kelistrikan (lanjutan)
Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel
listrik dalam kondisi terkelupas atau sambungan tidak
dibalut dengan isolasi harus segera diperbaiki dengan
membungkus kabel listrik tersebut dengan bahan
isolator.
Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa
terhadap jaringan atau instalasi listrik untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik.
Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang
dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhan.
Upaya pencegahan kecelakaan
kelistrikan (lanjutan)
Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan
instalatur tidak diperkenankan melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan instalasi listrik.
Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran
listrik dalam kondisi mati dan memasang label/tanda
peringatan pada panel atau switch on/off “Aliran listrik
Jangan Dihidupkan” untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja akibat aliran listrik yang dihidupkan
dengan tiba-tiba oleh petugas yang lainnya atau pekerja.
Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran
listrik harus sudah dicabut dari stop kontak sebelum
meninggalkan pekerjaan.