k3 industri meubel
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
1/51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari
bahaya selama melakukukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja
merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada
seorang pun di dunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakan.
Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan
dimana pekerjaan itu dilaksanakan (Cecep Triwibowo, 2013).
Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan agar tenaga
kerja secara aman melakukan pekerjaannya dengan kondisi kesehatannya yang
baik untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kerja. Dengan demikian,
tenaga kerja memiliki hak untuk memperoleh perlindungan keselamatan dan
kesehatan dari berbagai risiko atau kemungkinan yang dapat menimpa dan
mengganggu tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaannya. Kesimpulan
tersebut merupakan peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam
menyongsong globalisasi industri pada era persaingan pasar bebas (Depkes,
2009).
Keselamatan kerja bertujuan menjamin keadaan, keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmani maupun rohaniah manusia, serta hasil karya dan
budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan pekerja
pada khususnya. Jadi dapat disimpulkan, bahwa keselamatan kerja pada
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
2/51
2
hakekatnya adalah usaha manusia untuk melindungi hidupnya dan yang
berhuhubungan dengan itu, dengan melakukan tindakan preventif dan
pengamanan terhadap terjadinya kecelakaan kerja ketika kita sedang bekerja
(Daryanto, 2002).
Di dalam UU no.1 tahun 1970 mengenai keselamatan kerja, yang
memberikan perlindungan hukum kepada tenaga kerja agar tempat dan
peralatan produksi senantiasa dalam keadaan aman bagi mereka. Dalam UU
no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa Setiap pekerja
atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja, moral, dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan
harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
Banyak jenis kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dari yang ringan
sampai dengan berat, tetapi hal ini tidak dilaporkan secara benar untuk
ditindak lanjuti sebagai upaya pencegahannya. Pencegahan kecelakaan dapat
dipelajari dari kecelakaan itu sendiri dan kecelakaan yang hampir terjadi.
Dengan menginvestigasi setiap kejadian, kita bisa mengetahui tentang
penyebab kecelakaan dan dapat menentukan langkah untuk pencegahannya
atau memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan (Cecep Sucipto, 2014).
Tindakan yang tidak aman sebagai penyebab utama kecelakaan kerja yang
sering terjadi banyak disebabkan oleh faktor manusia dan sedikit yang
dipengaruhi oleh faktor alat diduga berhubungan dengan latar belakang
pendidikan, psikolgis, keterampilan, fisik, dan alat yang sudah rusak.
Kecelakaan disebabkan oleh dua golongan penyebab yaitu pertama tindak
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
3/51
3
perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)
dan yang kedua keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe
conditions). Dari penyelidikan-penyelidikan, ternyata faktor manusia dalam
timbulnya kecelakaan sangat penting. Selalu ditemui dari hasil hasil-hasil
penelitian, bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau
kesalahan manusia (Cecep Sucipto, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari International Labour Organization
(ILO) pada tahun 2014 ada 29 kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian
dalam 100.000 pekerja Indonesia. ILO juga mencatat bahwa setiap tahunnya
Indonesia mengalami 99.000 kecelakaan dengan 70% diantaranya
menyebabkan kematian dan cacat seumur hidup. Kecelakaan kerja Indonesia
telah membuat Negara Indonesia merugi hingga Rp. 280 Triliun (Depkes,
2014).
Perkembangan dan pertumbuhan industri di Kalimantan Selatan
berkembang sangat pesat mencapai pertumbuhan rata-rata 9,24% diatas laju
pertumbuhan ekonomi yang hanya sekitar 6,1%. Industri yang tumbuh pesat
adalah industri yang bergerak pada sektor informal, dimana terdapat 64.950
unit usaha dari semua jenis industri yang sekitar 67.474 buah (Disperindagkop
Kalsel, 2008).
Dari pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI jumlah kasus
kecelakaan akibat kerja tahun 2012-2013 di Kalimantan Selatan meningkat,
yaitu kecelakaan akibat kerja pada tahun 2011 terjadi 78 kasus dan pada
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
4/51
4
tahun 2013 meningkat menjadi 1651 kasus (Direktorat Bina Kesehatan Kerja
dan Olahraga Kementerian Kesehatan, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan
Perdagangan Kabupaten Hulu Sungai Utara bahwa pada tahun 2012 terdapat
21.071 unit industri kerajinan, pada tahun 2013 terdapat 22.045 unit usaha,
dan pada tahun 2014 terdapat 23.912 industri informal yang ada di Kabupaten
Hulu Sungai Utara. Dari data tersebut terlihat dari tahun ke tahun jumlahnya
mengalami kenaikan dan yang banyak mengalami kenaikan adalah industri
pembuatan meubel di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang bersentra di Desa
Banyu Tajun.
Kabupaten di Hulu Sungai Utara selain sudah dikenal sebagai
lumbung peternakan Itik dan Kerbau, namun dikenal juga sebagai sentra
pengolahan meubel kayu dan alumunium atau industri yang bergerak pada
sektor informal sebagai komoditas unggulan. Sebagai daerah yang tidak
banyak memiliki potensi sumber daya alam, Kabupaten Hulu Sungai Utara
dipacu untuk terus berkreasi dengan memajukan komuditas
unggulannya tersebut, yakni dijadikan juga sebagai potensi pendapatan
daerah.
Berdasarkan data hasil survey pendahuluan melalui wawancara dari
beberapa pemilik industri yang memiliki industri meubelaluminium ini yang
berjumlah 16 buah industri di desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan
yang masing-masing rumah memiliki 3 pekerja dengan jam kerja selama 10
jam bahkan lebih serta semua pekerja tidak pernah memakai alat pelindung
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
5/51
5
diri saat melakukan pekerjaanya. Dalam pengolahan meubel kayu cuma
terkendala bahan baku yang harganya mahal, kayu yang sering digunakan
adalah kayu lurus, kayu Jati hanya untuk pesanan saja. Mahalnya bahan baku
itulah, membuat para pengrajin pindah ke pengolahan meubel alumunium,
disamping bahan bakunya mudah didapat, harganya juga murah dan mata
pencaharian masyarakat tersebut adalah pengrajin meubel aluminium mereka
melakukan pekerjaan ini bisa dibilang secara turun-temurun dan tidak ada
perusahan yang resmi yang menaungi pengrajin tersebut. Pengarajin meubel di
Banyu Tajun melakukan kegiatan atau usahanya di masing-masing rumah
mereka serta dari pembelian bahan baku melalui pengeluaran mereka sendiri.
Setiap kegiatan produksi pembuatan meubel aluminium (lemari, rak
sepatu, rak piring, jemuran, dsb) di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai
pandan tidak terlepas dari penggunaan bahan baku, tahapan produksi, dan
penggunaan mesin atau peralatan. Tahapan produksi tersebut meliputi proses
penyiapan bahan baku, proses pemotongan, proses pembentukan, proses
perakitan, dan proses finishing. Setiap tahapan produksi tersebut bisa
menimbulkan potensi bahaya, yaitu kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tidak
terjadi secara kebetulan melainkan ada sebabnya. Penyebab kecelakaan dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu golongan pertama adalah faktor manusia,
sedangkan golongan kedua adalah faktor mekanis dan lingkungan.
Kejadian kecelakaan kerja pada industri sektor informal dengan proses
produksi hampir sama dengan sentra di industri meubel di Desa Banyu Tajun.
Pada saat produksi meubelaluminium sering terjadi kecelakaan kerja seperti
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
6/51
6
tersayat, terpotong, kejatuhan barang, terpeleset, dan terjatuh. Kecelakaan
akibat kerja tersebut disebabkan oleh kurangnya hati-hati dalam bekerja serta
tidak mempedulikan kondisi lingkungan sekitar. Kejadian kecelakaan kerja
tersebut dihubungkan dengan faktorunsafe action yaitu tindakan tenaga kerja
yang tidak benar.
Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan faktor manusia dengan terjadinya kecelakaan kerja di sentra
industri pembuatan meubel aluminium yang berada di Desa Banyu Tajun,
Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: Apakah ada hubungan faktor manusia dengan terjadinya
kecelakaan kerja pada sentra industri meubelaluminium di Desa Banyu Tajun,
Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016?.
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini hanya dibatasi pada faktor manusia yang
mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja meliputi : usia, tingkat
pendidikan, masa kerja, dan status perkawinan pada pekerja di sentra industri
meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan,
Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
7/51
7
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan faktor manusia dengan terjadinya kecelakaan
kerja pada sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun,
Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik pekerja (usia, tingkat pendidikan, masa
kerja, status perkawinan) di sentra industri meubelaluminium di Desa
Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara
tahun 2016.
b. Mengetahui tahapan proses produksi di sentra industri meubel
aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten
Hulu Sungai Utara tahun 2016.
c. Mengetahui hazard potensial kegiatan proses produksi di sentra Industri
meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan,
Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.
d. Mengetahui klasifikasi kecelakaan akibat kerja berdasarkan jenis luka,
sifat luka, dan letak luka di sentra Industri meubelaluminium di Desa
Banyu Tajun Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara
tahun 2016.
e. Mengetahui hubungan usia dengan terjadinya kecelakaan kerja di sentra
industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai
Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
8/51
8
f. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan terjadinya kecelakaan
kerja di sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun,
Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.
g. Mengetahui hubungan masa kerja dengan terjadinya kecelakaan kerja di
sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan
Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun tahun 2016.
h. Mengetahui hubungan status perkawinan dengan terjadinya kecelakaan
kerja di sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun,
Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.
E. Manfaat penelitian
1. Bagi pekerja
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pekerja tentang
kecelakaan kerja berdasarkan faktor manusia sebagi penyebab kecelakaan
kerja.
2. Bagi Instansi terkait
Penelitian ini dapat memberikan informsi dan masukan mengenai
analisis kecelakaan kerja di tempat kerja dalam rangka upaya pembinaan
industri sektor informal yang berhubungan dengan masalah kecelakaan
kerja pada industri pembuatan meubel.
3. Bagi Pengusaha
Penelitian ini dijadikan masukan bagi pengusaha industri pembuatan
meubel aluminium di Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam perencanaan
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
9/51
9
program kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat dilakukan upaya
pencegahan dan pengendalian terhadap terjadinya kecelakaan kerja.
F. Keaslian penelitian
Dari studi yang dilakukan ada penelitian serupa :
1. Mega Andriana merupakan mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin jurusan Kesehatan lingkungan dengan judul Analisis
kecelakaan kerja pada pekerja industri pembuatan pintu, kusen, dan
jendela di kota Banjarbaru tahun 2008. Perbedaannya dapat terlihat jelas
pada penelitian saya yang berjudul Hubungan Faktor Manusia Dengan
Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Sentra Industri Meubel Aluminium Di
Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai
Utara tahun 2016, dari tujuan, tempat penelitan, jenis bahan baku yang
digunakan, populasi dan sampel yang digunakan serta penulisannya
bersifat analitik.
2. Evi Dwi Erliyanti merupakan mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin jurusan Kesehatan Lingkungan dengan Judul Hubungan
faktor manusia dengan terjadinya kecelakaan kerja pada industri kayu
lapis PT. Basirih industrial corporation di kota Banjarmasin tahun 2009.
Perbedaannya dapat terlihat jelas pada penelitian saya yang berjudul
Hubungan Faktor Manusia Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Di
Sentra Industri Meubel Aluminium Di Desa Banyu Tajun, Kecamatan
Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016 , dari tujuan,
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
10/51
10
tempat penelitan, jenis bahan baku yang digunakan, serta populasi dan
sampel yang digunakan.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
11/51
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian-pengertian
1. Kecelakaan kerja
Kecelakaan akibat kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak
diharapkan. Tidak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak
terdapat unsur kesengajaan,lebih-lebih dalam bentuk perencanaan yang
berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan atau perkantoran.
Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan dapat terjadi
dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan
(Cecep Triwibowo, 2013).
2. Keselamatan kerja
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan
kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga
kerja. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan
distribusi,baik barang maupun jasa (Sumamur, 1996).
3. Industri informal
Industri informal adalah kegiatan ekonomi tradisional,usaha-usaha
diluar sektor modern atau formal yang mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
12/51
12
a. Pada umumnya dilakukan oleh golongan masyarakat yang berpendapat
rendah. Tidak mempunyai keterikatan dengan usaha lain yang lebih
besar.
b. Pada umumnya tidak tersentuh oleh peraturan dan ketentuan yang
diharapkan pemerintah, modal, peraturan, perlengkapan dan
pemasukan diusahakan atas dasar hitungan harian.
c. Tidak selalu membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus,
sehingga secara luwes dapat menyerap tenaga kerja dengan bermacam-
macam tingkat pendidikan (Depkes RI, 2003).
B. Teori Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh berbagai faktor penyebab,
berikut teori-teori mengenai terjadinya suatu kecelakaan :
1. Pure Chance Theory ( Teori Kebetulan Murni)
Teori yang menyimpulkan bahwa kecelakaan terjadi atas kehendak
Tuhan, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam rangkaian
peristiwanya,karena itu kecelakaan terjadi secara kebetulan saja.
2. Accident Prone Theory (Teori Kecenderungan Kecelakaan)
Teori ini berpendapat bahwa pada pekerja tertentu lebih sering
tertimpa kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang memang cenderung
untuk mengalami kecelakaan kerja.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
13/51
13
3. Three Main Factor(Teori Tiga Faktor)
Menyebutkan bahwa penyebab kecelakan peralatan,lingkungan dan
faktor manusia pekerja itu sendiri.
4. Two Main Factor(Teori Dua Faktor)
Kecelakaan disebabkan oleh kondisi berbahaya (unsafe condition)
dan tidak berbahaya (unsafe action).
C. Sumber Bahaya di Lingkungan Kerja IndustriAluminium
Hampir semua industri, kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
terjadi karena adanya sumber-sumber bahaya dilingkungan kerja tersebut.
Sumber bahaya tersebut dapat berasal terutama dari : peralatan, tempat kerja,
bahan, proses, dan cara kerja. Bahaya-bahaya yang ditimbulkan berupa faktor
fisik, kimia, biologi, dan ergonomi. Berikut ini merupakan bahaya yang
umumnya dijumpai pada berbagai jenis industri :
1. Peralatan mesin dan tempat kerja
Sebagian besar industri menggunakan berbagai peralatan/mesin.
Antara lain : gergaji, mesin potong, gerindra, peralatan tangan, dan
sebagainya, dimana penggunaan peralatan tersebut dapat menimbulkan
kecelakaan (terpotong, tertimpa, terbentur, sengatan listrik, kebakaran,
dsb), menimbulkan kebisingan, getaran, dan panas. Demikian juga desain
ruangan tempat kerja, pencahayaan, dan ventilasi yang tidak sesuai dapat
menimbulkan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
14/51
14
2. Bahan
Bahan baku itu sendiri, bahan, pengawat, pencuci/pelarut, perekat,
dsb, dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit, yaitu : kebakaran
peledakan, alergi,iritasi, penyakit, pada jaringan tubuh, keracunan, kanker,
dsb.
3. Proses kerja
Bahaya proses kerja bermacam-macam tergantung dari teknik yang
digunakan. Misalnya : pemotongan aluminium dan kaca menyebabkan
pemaparan debu dari aluminium, tersayat ataupun tergesek gerakan
mekanis yang tidak seirama dengan tenaga kerja menyebabkan
kecelakaan.
4. Cara kerja
Cara kerja dan sikap yang salah dapat menimbulkan bahaya,antara
lain :
a. Cara dan posisi tubuh dalam mengangkat, mengangkut, dan sebagainya
yang tidak ergonomis menyebabkan cedera terutama pada tulang
punggung.
b. Pemakaian alat pelindung diri yang salah dan tidak semestinya
membahayakan tenaga kerja itu sendiri.
D. Kecenderungan Untuk Celaka
Accident Pronenes adalah kenyataan, bahwa untuk pekerja-pekerja
tertentu terdapat tanda-tanda kecendrungan untuk mengalami kecelakaan-
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
15/51
15
kecelakaan. Disini jelas faktor manusia sangat memegang peranan pokok.
Memang terdapat orang yang sembrono, semuanya, terlalu berani, selalu
bergegas, sehingga mempunyai kecendrungan untuk celaka. Menurut
penyelidikan 85 % kecelakaan kecil adalah akibat dari faktor manusia. Hal
ini antara lain disebabkan bekerja tanpa pengetahuan, bekerja dengan tidak
hati-hati, tidak menggunakan alat pengaman, mengambil kedudukan atau
sikap yang tidak aman, waktu bekerja berolok-olok dan lain sebagainya
(Sumamur, 1996).
E. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja
Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan
Internasional tahun 1962 adalah sebagai berikut :
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
a. Terjatuh.
b. Tertimpa benda jatuh.
c. Tertumbuk atau terkena benda-benda,terkecuali benda jatuh.
d. Terjepit oleh benda.
e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan.
f. Pengaruh suhu tinggi.
g. Terkena arus listrik.
h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
16/51
16
i. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang data-datanya
tidak cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk
klasifikasi tersebut.
2. Klasifikasi menurut penyebab
a. Mesin
1) Pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik.
2) Mesin penyalur.
3) Mesin-mesin untuk menggerjakan logam
4) Mesin-mesin pengolah kayu.
5) Mesin-mesin pertanian.
6) Mesin-mesin pertambangan.
7) Mesin-mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut.
b. Alat angkut dan alat angkat
1) Mesin angkat dan peralatannya.
2) Alat angkutan diatas rel.
3) Alat angkutan lain yang beroda, terkecuali kereta api.
4) Alat angkutan udara.
5) Alat angkutan air.
6) Alat-alat angkutan lain.
c. Peralatan lain.
1) Bejana bertekanan.
2) Dapur pembakar dan pemanas.
3) Instalasi pendingin.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
17/51
17
4) Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat-alat
listrik (tangan).
5) Alat-alat listrik tangan.
6) Alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik.
7) Tangga.
8) Perancah.
9) Peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut.
d. Bahan-bahan, zat dan radiasi.
1) Bahan-bahan, zat dan radiasi.
2) Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak.
3) Benda-benda melayang.
4) Radiasi.
5) Bahan-bahan dan zat-zat lain yang belum termasuk golongan
tersebut.
e. Lingkungan kerja
1) Di luar bangunan.
2) Di dalam bangunan.
3) Dibawah tanah.
f. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan-golongan
tersebut.
1) Hewan.
2) Penyebab lain.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
18/51
18
g. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data
tak memadai.
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan
a. Patah tulang.
b. Dislokasi/ keseleo.
c. Regang otot/ urat.
d. Memar dan luka dalam yang lain.
e. Amputasi.
f. Luka-luka lain.
g. Luka dipermukaan.
h. Gegar dan remuk.
i. Luka bakar.
j. Keracunan-keracunan mendadak.
k. Akibat cuaca, dan lain-lain.
l. Mati lemas.
m. Pengaruh arus listrik.
n. Pengaruh radiasi.
o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya.
p. Lain-lain.
4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh
a. Kepala.
b. Leher.
c. Badan.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
19/51
19
d. Anggota atas.
e. Anggota bawah.
f. Banyak tempat.
g. Kelainan umum.
h. Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut.
Klasifikasi tersebut yang bersifat jamak adalah pencerminan
kenyataan, bahwa kecelakaan akibat kerja jarang sekali disebabkan oleh
suatu, melainkan oleh berbagai faktor. Penggolongan menurut jenis
menunjukkan peristiwa yang langsung mengakibatkan kecelakaan dan
menyebabkan terjadinya kecelakaan, sehingga sering dipandang sebagai
kunci bagi penyelidikan sebab lebih lanjut. Klasifikasi menurut penyebab
dapat dipakai untuk menggolongkan-golongan penyebab menurut kelainan
atau luka-luka akibat kecelakaan atau menurut jenis kecelakaan terjadi
yang diakibatkannya. (Sumamur, 1996).
F. Penyebab terjadinya kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja tidak begitu saja terjadi,melainkan ada peyebabnya
(accidents dont just happen, they are caused), banyak teori penyebab
kecelakaan mulai dari teori kebetulan murni, kecenderungan terjadinya, tiga
faktor utama, dua faktor utama, faktor manusia sampai teori yang menyatakan
bahwa kecelakaan kerja merupakan tanggung jawab dari manajemen
(Budiono, 2003).
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
20/51
20
1. Faktor Manusia
a. Karakteristik Pekerja
1) Usia
Usia pekerja dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan
kerja. Pada pekerjaan yang banyak memerlukan tenaga, biasanya
dipilih pekerja yang masih muda karena fisiknya masih kuat, tetapi
usia muda ini biasanya masih penuh dengan sikap emosi, ceroboh,
serta kurangnya pengalaman, sehingga sering menimbulkan
tindakan yang membahayakan keselamatan dirinya serta orang
lain.
2) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan pekerja sangat berkaitan erat dengan
kemampuan intelegensinya dan hal ini mempengaruhi kecakapan
seseorang dalam melakukan pekerjaan. Selain itu tingkat
pendidikan juga berhubungan dengan cepat atau lambatnya pekerja
dalam mengambil keputusan. Seorang pekerja yang tingkat
pendidikannya rendah akan sering terlambat atau ragu-ragu dalam
pengambilan keputusan, maka kondisi ini akan mengundang
terjadinya kecelakaan kerja.
3) Masa Kerja
Seorang pekerja yang baru memiliki masa kerja yang relatif
minim biasanya lebih cenderung untuk lebih banyak terkena
kecelakaan kerja karena dengan pengalaman kerjanya yang masih
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
21/51
21
relatif sedikit, pekerja tersebut belum sepenuhnya dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerjanya.
4) Latihan Kerja
Apabila sebelum atau selama bekerja seseorang tidak
diberikan latihan terlebih dahulu mengenai pekerjaan yang
ditanganinya, maka pekerja tersebut akan sulit untuk melaksanakan
dengan baik pekerjaannya dan ada kecenderungan akan banyak
kesalahan yang dilakukannya.
5) Disiplin Kerja
Pekerja yang bertindak kurang disiplin seperti melanggar
peraturan atau prosedur yang telah ditetapkan, tidak memakai alat
pelindung diri (APD) yang disyaratkan atau bisa juga mengganggu
rekan sekerja yang sedang menjalankan tugasnya, akan berakibat
fatal dan tidak jarang menyebabkan terjadinya kecelakaan terhadap
pekerja.
6) Faktor Psikologis
Pekerja yang dalam menjalankan tugas dimana pikirannya
dibebani berbagai macam masalah, yaitu masalah rumah tangga
kaitannya dengan status perkawinan pekerja, dapat mempengaruhi
sikap dan emosi sehingga apabila terpapar dengan kondisi kerja
yang rawan akan dapat berakibat fatal pada dirinya.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
22/51
22
b. Faktor Mekanis
Timbulnya kecelakaan kerja akibat penggunaan mesin-mesin
atau peralatan kerja, disebabkan :
1) Kerusakan pada mesin-mesin yang tidak atau jarang diperbaiki.
2) Mesin-mesin yang letaknya salah, tidak ditutupi alat pengaman
serta alat pelindung.
3) Kurangnya perawatan mesin dan perawatan peralatan, serta
kesalahan desain.
4) Kurangnya peralatan yang memadai.
c. Faktor Lingkungan
1) Pencahayaan atau penerangan
Penerangan yang baik adalah salah satu komponen agar
pekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas,
cepat, nyaman dan aman. Lebih dari itu penerangan yang memadai
akan memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan
keadaan lingkungan yang menyegarkan.
2) Kebisingan
Kebisingan adalaah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia serta kebisingan yang
terus-menerus akan mengganggu perhatian konsentrasi kerja.
Kebisingan juga dapat menyebabkan kelelahan, sehingga dapat
menimbulkan kecelakaan kerja.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
23/51
23
3) Iklim atau cuaca kerja
Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan aliran udara dan suhu radiasi pada
suatu tempat kerja. Cuaca kerja dapat mempengaruhi kondisi
pekerja apalagi dalam suatu paparan tekanan panas yang tinggi.
Cuaca kerja hendaknya dijaga agar dapat mengurangi resiko
kecelakaan kerja. Suhu udara dianggap nikmat bagi orang
Indonesia ialah sekitar 24C sampai 26C dan selisih suhu di
dalam dan di luar tidak boleh lebih dari 5C.
Teori penyebab kecelakaan kerja yang masih populer
sampai sekarang adalah teori yang dikemukakan oleh H.W
Heinrich (1920) yang membagi 2 faktor penyebab kecelakaan kerja
yaitu :
a) Tindakan tidak aman (unsafe action) penyebab tidak langsung
yang biasanya disebabkan oleh pelanggaran terhadap prosedur
K3 yang dapat memberikan peluang terjadinya kecelakaan
kerja, misalnya :
- Mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnya/tanpa
perintah.
- Menjalankan mesin dengan kecepatan tinggi.
- Tidak memakai atau salah memakai alat pelindung diri.
- Mengabaikan tanda bahaya atau peringatan.
- Posisi kerja yang tidak sesuai atau tidak aman.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
24/51
24
- Bekerja sambil berkelakar atau bercanda.
- Bekerja tidak konsentrasi.
- Bekerja sambil merokok atau makan.
- Meminum-minuman keras (beralkohol)dan obat-obat
terlarang.
- Kelelahan dan kelesuan.
- Kondisi badan tidak sehat
b) Keadaan tidak aman (unsafe condition), penyebab langsung,
disebabkan oleh kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya
yang mungkin dapat langsung mengakibatkan kecelakaan,
misalnya :
- Mesin tidak diberi pagar pengaman.
- Pagar pengaman yang tidak berfungsi.
- Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
- Kerusakan alat, peralatan,dan substansi atau tempat kerja
yang tidak sesuai atau tidak aman.
- Tidak memenuhisistem tanda-tanda atau isyarat-isyarat atau
peringatan-peringatan (warning system) keselamatan di
tempat kerja atau pada peralatan yang digunakan.
- Pemeliharan kebersihan (housekepping) dibawah standar
atau tidak memenuhi;kondisi lingkungan tidak nyaman dan
berbahaya (panas, bising, debu, gas, radiasi).
- Cara menyimpan yang berbahaya.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
25/51
25
- Tidak ada prosuder operasional kerja.
- Proses yang tidak aman dari mesin, bahan kimia, listrik.
G. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
Kerugian akibat kecelakaan kerja sangat besar. Kecelakaan kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha atau perusahaan tetapi juga dapa mengganggu proses produksi
secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas (Depkes RI, 2008).
Kerugian akibat kecelakaan kerja dikategorikan atas dua kerugian,
yaitu :
1. Kerugian Langsung
Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan yang
langsung dirasakan dan membawa dampak terhadap organisasi atau
perusahaan. Kerugian langsung dapat berupa:
a. Biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan mengakibatkan cedera,
baik cedera ringan, berat, cacat atau menimbulkan kematian. Cedera
ini akan mengakibatkan seorang pekerja tidak mampu menjalan kan
tugasnya dengan baik sehingga mempengaruhi produktivitas. Jika
terjadi kecelakaan perusahaan harus mengeluarkan biaya pengobatan
dan tunjangan kecelakaan sesuai ketentuan yang berlaku.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
26/51
26
b. Kerusakan sarana produksi kerusakan langsung lainnya adalah
kerusakan sarana produksi akibat kecelakaan seperti kebakaran,
peledakan, dan kerusakan.
2. Kerugian Tidak langsung
Disamping kerugian langsung, kecelakaan juga menimbulkan
kerugian tak langsung antara lain:
a. Kerugian jam kerja jika terjadi kecelakaan, kegiatan pasti akan terhenti
sementara untuk membantu korban yang cedera,penanggulangan
kejadian,perbaikan kerusakan atau penyelidikan kejadian. Kerugian
jam kerja yang hilang akibat kecelakaan jumlahnya cukup besar yang
dapat mempengaruhi produktivitas.
b. Kerugian produksi kecelakaan juga membawa kerugian terhadap
proses produksi akibat kerusakan atau cedera pada pekerja. Perusahaan
tidak bisa berproduksi sementara waktu sehingga kehilangan peluang
untuk mendapat keuntungan.
c. Kerugian Sosial kecelakaan dapat menimbulkan dampak sosial bagi
keluarga korban yang terkait langsung maupun lingkungan sosial
sekitarnya.
H. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Pencegahan kecelakaan kerja adalah seharusnya menjadi prioritas
utama. Tujuan utama penerapan sistem manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
27/51
27
yang mengakibatkan cedera atau kerugian materi. Pencegahan kecelakaan
kerja ditujukan untuk mengenal dan menemukan sebab-sebabnya bukan
gejala-gejalanya untuk kemudian sedapat mungkin dikurangi atau dihilangkan.
Pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja dapat dilakukan setelah
ditentukan sebab-sebab terjadinya kecelakaan dalam sistem atau proses
produksi, sehingga dapat disusun rekomendasi cara, sehingga dapat disusun
rekomendasi cara pengendalian kecelakaan kerja yang tepat.
Pengendalian kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan antara lain :
1. Pendekatan Energi
Kecelakaan bermula karena adanya sumber energi yang mengalir
mencapai penerima. Pendekatan energi untuk mengendalikan kecelakaan
dilakukan melalui 3 titik, yaitu:
a. Pengendalian pada sumber bahaya. Bahaya sebagai sumber terjadinya
kecelakaan dapat dikendalikan langsung pada sumbernya dengan
melakukan pengendalian secara teknis atau administratif.
b. Pendekatan pada jalan energi. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan
melakukan penetrasi pada jalan energi sehingga intesitas energi yang
mengalir ke penerima dapat dikurangi.
c. Pengendalian pada penerima. Pendekatan ini dilakukan melalui
pengendalian terhadap penerima baik manusia,benda atau material.
Pendekatan ini dapat dilakukan jika pengendalian pada sumber atau
jalannya energi tidak dapat dilakukan dengan efektif.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
28/51
28
2. Pendekatan Manusia
Pendekatan secara manusia didasarkan hasil statistik yang
menyatakan bahwa 85 % kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia
dengan tindakan yang tidak aman. Untuk meningkatkan kesadaran dan
kepedulian mengenai K3 dilakukan berbagai pendekatan dan program K3
antara lain :
a. Pembinaan dan Pelatihan.
b. Promosi K3 dan kampanye K3.
c. Pembinaan Perilaku Aman.
d. Pengawasan dan Inspeksi K3.
e. Audit K3.
f. Komunikasi K3.
g. Pengembangan prosedur kerja aman.
3. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralatan, material,
proses maupun lingkungan kerja yang tidak aman. Untuk mencegah
kecelakaan yang bersifat teknis dilakukan upaya keselamatan antara lain:
a. Rancang bangun yang aman yang disesuaikan dengan persyaratan
teknis dan standar yang berlaku untuk menjamin kelaikan instlasi atau
peralatan kerja
b. Sistem pengaman pada peralatan atau instalasi untuk mencegah
kecelakaan dalam pengoperasian alat atau instalasi.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
29/51
29
4. Pendekatan Administratif
Pendekatan secara administratif dapat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain:
a. Pengaturan waktu dan jam kerja sehingga tingkat kelelahan dan
paparan bahaya dapat dikurangi.
b. Penyediaan alat keselamatan kerja.
c. Mengembangkan dan menetapkan prosedur dan peraturan tentang K3.
d. Mengatur pola kerja, sistem produksi dan proses kerja.
5. Pendekatan Manajemen
Banyak kecelakaan yang disebabkan faktor manajemen yang tidak
kondusif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan. Upaya pencegahan
yang dapat dilakukan antara lain:
a. Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3).
b. Mengembangkan organisasi K3 yang efektif.
c. Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan dalam K3, khususnya
untuk manajemen tingkat atas.
I. Kebijakan dan Undang-undang
Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan ketentuan perundangan
dan memiliki landasan hukum yang wajib dipatuhi semua pihak, baik pekerja,
pengusaha atau pihak terkait lainnya. Ada beberapa peratutan perundangan
yang berlaku di Indonesia, beberapa diantaranya :
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
30/51
30
1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
31/51
31
J. Kerangka Teori
Keterangan:
= tidak diteliti
= diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian
4. Latihan Kerja
Mekanis :
1. Mesin
2. Peralatan
Proses
Produksi
Faktor Manusia
Faktor Mekanis &
Lingkungan
Karakteristik Pekerja :1. Usia
2. Tingkat Pendidikan
3. Masa Kerja
5. Disiplin Kerja :
-Pemakaian APD
-SOP
6. Faktor Psikologis :
-Status Perkawinan
Mekanis :
1. Mesin
2. Peralatan
Lingkungan :
1. Kebisingan
2. Penerangan
3. Iklim/Cuaca
4. Kimia udara
Kecelakaan
Kerja
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
32/51
32
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel terikat
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
B. Hipotesis
1. Ada hubungan usia dengan terjadinya kecelakaan kerja di sentra
industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai
Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
2. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan terjadinya kecelakaan kerja
di sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun,
Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
3. Ada hubungan masa kerja dengan terjadinya kecelakaan kerja di
sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan
Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
4. Ada hubungan status perkawinan dengan terjadinya kecelakaan kerja
di sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun,
Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Faktor Manusia
1. Usia
2. Tingkat pendidikan
3. Masa Kerja
4. Status Perkawinan
Kecelakaan Kerja
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
33/51
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini bersifat analitik dengan menghubungan faktor
manusia dengan kejadian kecelakaan kerja di sentra industri meubel
aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu
Sungai Utara Tahun 2016.
B. Desain/ Rancang Bangun Penelitian
Rancang bangun dalam penelitian ini adalah dengan Cross Sectional,
yaitu data yang menyangkut variabel bebas (usia, tingkat pendidikan, masa
kerja, status perkawinan) dan variabel terikat (kecelakaan kerja) akan
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan secara langsung
(Notoatmodjo, 2005)
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada sentra industri pmbuatan meubel
aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten
Hulu Sungai Utara.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
34/51
34
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan
Juni tahun 2016.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Popolasi penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja pada unit usaha di
sentra industri pembuatan meubelaluminium yang ada di Desa Banyu
Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara
berjumlah 48 orang pekerja.
2. Sampel penelitian
Sampel penelitian ini adalah semua pekerja di sentra industri
pembuatan meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai
Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan jumlah pekerja 48 orang.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas adalah :
1) Usia
2) Tingkat Pendidikan
3) Masa Kerja
4) Status Perkawinan
b. Variabel terikat : Kecelakaan kerja
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
35/51
35
2. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
Variabel
Alat Ukur Skala Dan Hasil
Ukur1 2 3 4 5
1 Bebas
Usia Pekerja dihitung
mulai saat kelahiran
sampai dengan ulang
tahun terakhir pada
dilaksanakannya
penelitian
Kuesioner Ordinal
- Muda(30 tahun)
= 1
-Tua
(>30 tahun) = 2
a. Usia
b. Tingkat
Pendidikan
Tingkat pendidikan
formal terakhir yang
dimiliki oleh pekerja
Kuesioner Ordinal
-Pendidikan dasar
(SDSMP)= 1
-Pendidikan
menengah(SLT
A sederajat)
= 2
c Masa Kerja Lamanya pekerja bekerja
dihitung mulai saat
bekerja sampai dengan
tahun dilaksanakannya
penelitian
Kuesioner Ordinal
-Baru (3 tahun)
= 1
-Lama (>3 tahun)
= 2
d Status
Perkawinan
Status perkawinan
pekerja selama masa
bekerja
Kuesioner Nominal
-Kawin
-Belum Kawin
2 Terikat Kejadian Kecelakaan
kerja yang dialami oleh
tenaga kerja saat
melakukan pekerjaan
Kuesioner Ordinal
-Pernah
-Tidak pernahKecelakaan
Kerja
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
36/51
36
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 2006). Menggunakan teknik angket
dengan instrument kuesioener serta alat tulis.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah secara manual, disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi. Untuk mengetahui hubungan faktor manusia
dengan terjadinya kecelakaan kerja di Industri Pembuatan MeubelAluminium
di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai
Utara, dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik yaitu dengan
bantuan komputer dengan uji X2
(Chi-Square) karena :
1. Mengukur ada tidaknya hubungan antara 2 variabel
2. Melalui skala data nominal dan ordinal
3. Hasil hipotesis sebagai berikut :
a. Jika nilai p value < alpha () atau p < (0,05), maka H0 ditolak, berarti
secara statistik terbukti ada hubungan usia, tingkat pendidikan, masa
kerja, dan status perkawinan dengan kecelakaan akibat kerja dengan
tingkat toleransi kesalahan () = 5%.
b. Jika nilai p value > alpha () atau p < (0,05), maka H0 diterima, berarti
secara statistik terbukti tidak ada hubungan usia, tingkat pendidikan,
masa kerja, dan status perkawinan dengan kecelakaan akibat kerja
dengan tingkat toleransi kesalahan () = 5%.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
37/51
37
H. Jadwal Penelitian dan Rencana Anggaran
1. Jadwal Penelitian
Waktu kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Agustus
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Jadwal Penelitian
No KegiatanTahun 2016
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Penyusunan
Proposal
Penelitian
2.Seminar
Proposal
3.Revisi
Proposal
4. PelaksanaanPenelitian
5.
Penyusunan
Laporan
Penelitian
6.Ujian
Skripsi
7.Revisi
Skripsi
8.Pengumpul
an Skripsi
2. Rencana Anggaran Penelitian
Estimasi rencana anggaran biaya yang diperlukan dalam kegiatan
penelitian adalah sebagai berikut :
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
38/51
38
Tabel 4.3
Rencana Anggaran Biaya Penelitian
No Rincian Jumlah Biaya (Rp)
1 Kertas HVS A4 4 Rim 160.000
2 Tinta printer 2 buah 100.000
3 Fotocopy - 150.000
4 ATK - 100.000
5 a. Jilid soft
cover
b. Jilid hard
cover
3 buah
3 buah
45.000
135.000
6 Transportasi - 100.0007 Lain-lain - 100.000
Total Biaya 890.000
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
39/51
DAFTAR PUSTAKA
Andriana, M. (2008). Analisis Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Industri Pembuatan
Pintu, Kusen,dan Jendela. Banjarbaru.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara. 2015.
http://hulusungaiutarakab.go.id/assets/docs/Statistik-Daerah-Kabupaten-Hulu-
Sungai- Utara-2015.pdf. Diakses tanggal 1 Febuari 2016.
Budiono Sugeng, 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan KK, Semarang: Badan
PenerbitUniversitas Diponegoro Semarang.
Daryanto.2002. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Malang: Rineka Cipta.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Penanaman Modal, Penanaman Modal dan
Koperasi Provinsi Kalimantan Selatan.2008.Pertumbuhan Ekonomi Sektor
Informal Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008.
Erliyanti, E. D. (2009). Hubungan Faktor Manusia Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Pada Industri Kayu Lapis PT. Basirih Industrial
Corporation.Banjarbaruhttp://www.depkes.go.id,2003.
http://www.depkes.go.id,2008.
http://www.depkes.go.id,2009.
http://www.depkes.go.id,2014.
Infodatin. 2014.Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan
Soekidjo Notoatmodjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar,
Jakarta: Rineka Cipta.
Sucipto, Cecep Dani. 2014.Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta :GosyenPublishing.
Sugiyono, P. D. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumamur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV Haji
Masagung.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
40/51
Triwibowo Cecep, M. E. 2013.Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogyakarta: Nuha
Medika
UU NO. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
UU NO. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
41/51
i
HUBUNGAN FAKTOR MANUSIA DENGAN TERJADINYA
KECELAKAAN KERJA DI SENTRA INDUSTRI MEUBEL
ALUMINIUMDI DESA BANYU TAJUNKECAMATAN SUNGAI PANDAN
KABUPATEN HSU
TAHUN 2016
Proposal
Skripsi Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Predikat
Sarjana Sains Terapan Kesehatan Lingkungan
Oleh :
MICHELLE SAVITRINIM : P07133212186
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
KESEHATAN LINGKUNGAN
BANJARBARU
2016
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
42/51
ii
@2016
Hak Cipta ada pada Penulis
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
43/51
iii
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI (file satunya pakai kop)
Proposal Skripsiberjudul Efektifitas Ikan Tiger Barb (Puntius tetrazona) Dan
Ikan Manfish(Pterophyllum spesies) Sebagai Predator Larva NyamukAedes
sp. Tahun 2016 telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal Skripsi
dalam rangka memperoleh predikat Sarjana Sains Terapan Kesehatan
Lingkungan.
Banjarbaru, Maret 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Yohanes Joko S. S.KM, M.Kes Tien Zubaidah S.KM, M.KL
NIP. 19711141995031002 NIP. 197511041999032002
Mengetahui
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Banjarmasin
Rahmawati, S.KM, M.KesNIP. 196104221985032002
Susunan Tim Penguji Proposal Skripsi :
1. Yohanes Joko S. S.KM, M.Kes (...............................)
2. Gunung Setiadi S.KM, M.Sc (...............................)
3. Tien Zubaidah S.KM, M.KL (...............................)
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
44/51
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
Rahmat dan Karunia_Nya penulis dapat menyelesaikan peyusunan proposal
skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa berlimpah curahkan kepada
Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta umatnya
hingga akhir zaman. Amin.
Penulisan proposal skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat
untuk memperoleh Predikat Sarjana Sains Terapan Kesehatan Lingkungan. Judul
yang penulis ajukan adalah Hubungan Faktor Manusia Dengan Terjadinya
Kecelakaan Kerja Di Sentra Industri Meubel Aluminium Di Desa Banyu Tajun,
Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2016.
Dalam penulisan dan penyusunan proposal skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak H. Mahpolah M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin.
2. Ibu Rahmawati, S.KM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Banjarbaru.
3. Bapak Gunung Setiadi S.KM, M.Sc selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan dan nasehat dalam penulisan proposal skripsi ini.
4. Bapak Yohanes Joko S. S.KM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah
mencurahkan perhatian dan bimbingan dalam penulisan proposal skripi ini.
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
45/51
v
5. Bapak Arifin S.KM, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan saran
saran dalam penulisan propsal ini.
6. Ayah dan Ibu atas jasa-jasanya, kesabaran, memberikan doa, dan tidak
pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan ikhlas kepada
penulis semenjak kecil.
7. Teman-teman semua atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Proposal
Penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Proposal Skripsi ini. Tentunya, dengan segala saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak yang sangat peneliti harapkan demi perbaikan pada proposal
selanjutnya. Harapan peneliti semoga proposal ini dapat bermanfaat khususnya
bagi kita dan bagi pembaca lain pada umumnya. Semoga Allah SWT memberikan
balasan yang berlipat ganda bagi kita semua. Amin
Banjarbaru, Maret 2016
Peneliti
Michelle Savitri
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
46/51
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN HAK CIPTA .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
BAB. I PENDAHULUANA. Latar belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 6
C. Batasan Masalah.................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum................................................................. 7
2. Tujuan Khusus................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian................................................................. 8
E. Keaslian Penelitian ................................................................ 9
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian-pengertian ........................................................... 11
B. Teori Penyebab Kecelakaan .................................................. 12
C. Sumber Bahaya di Lingkungan Industri Aluminium ............. 13
D. Kecenderungan Untuk Celaka............................................... 14
E. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja .................................... 15
F. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja................................ 19
G. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja....................................... 25
H. Pencegahan Kecelakaan Kerja .............................................. 26
I. Kebijakan dan Undang-Undang ............................................ 29
J. Kerangka Teori ...................................................................... 31
BAB. III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep ................................................................... 32
B. Hipotesis................................................................................. 32
BAB. IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 33
B. Desain/ Rancang Bangun Penelitian....................................... 33
C. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 33
D. Populasi dan sampel penelitian............................................... 34
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................ 34
F. Metode Pengumpulan Data .................................................... 36
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
47/51
vii
G. Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 36
H. Jadwal Penelitian dan Anggaran Penelitian............................ 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
48/51
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional ..................................................................... 35
Tabel 4.2 Jadwal Penelitian .......................................................................... 37
Tabel 4.3 Anggaran Biaya Penelitian............................................................ 38
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
49/51
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................... 31
Gambar 2.2 Kerangka Konsep.................................................................. 32
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
50/51
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tahapan Penelitian
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 Peraturan undang-undang no 13 tahun 2003 tentang ketenaga
Kerjaan
Lampiran 4 Peraturan undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan
Kerja
Lampiran 5 Foto-foto kegiatan survei pendahuluan (Izin dan informasi
pengumpulan data
Lampiran 6 Kartu Konsultasi
Lampiran 7 Saran Perbaikan
-
7/25/2019 K3 Industri Meubel
51/51
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASINJalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 477326747805164781619 Fax (0511) 4882288
e-mail : [email protected], [email protected]
Jurusan Kesling (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511) 3268018 ;
Gizi (0511) 4368621 ; Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 4772718
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI
Proposal Skripsi berjudul Hubungan Faktor Manusia Dengan Terjadinya
Kecelakaan Kerja Di Sentra Industri Meubel Aluminium Di Desa Banyu
Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun
2016
telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal Skripsi dalam rangka
memperoleh predikat Sarjana Sains Terapan Kesehatan Lingkungan.
Banjarbaru, 24 Maret 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Gunung Setiadi S.KM, M,Sc Yohanes Joko S. S.KM, M.Kes
NIP. 196202061988031004 NIP. 19711141995031002
Mengetahui
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Banjarmasin
Rahmawati, S.KM, M.KesNIP. 196104221985032002
Susunan Tim Penguji Proposal Skripsi :
1. Yohanes Joko S. S.KM, M.Kes (...............................)
2 Arifin S KM M Kes ( )