k3 bidang manufaktur

Upload: agustina-dwi-iswahyuni

Post on 09-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bagaimana cara menerapkan aspek K3 di bidang manufaktur, sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja

TRANSCRIPT

NAMA: JUSTICA VASHTI D.KELAS: BNIM: R0011065D-III HIPERKES DAN KKK3 MANUFACTURING1. Hierarki pengendalian resiko dan contoh implementasinya.a. Eliminasi (Elimination)Merupakan suatu pengendalian resiko yang bersifat permanen dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi dapat dicapai dengan memindahkan objek kerja atau sistem kerja yang berhubungan dengan tempat kerja yang kehadirannya pada batas yang tidak dapat diterima ketentuan, peraturan dan standar baku K3 atau kadarnya melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) diperkenankan. Eliminasi merupakan pengendalian resiko yang paling baik, karena resiko terjadinya kecelakaan dan sakit akibat potensi bahaya ditiadakan. Contoh b. Subtitusi (Subtitution)Pengendalian ini dimaksudkan untuk menggantikan bahan-bahan dan peralatan yang lebih berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau yang lebih aman, sehingga pemaparannya selalu dalam batas yang masih dapat diterima. Contohnya adalah penggunaan solar yang bersifat mudah terbakar dan reaktif yang biasa dipakai untuk bahan pembersih perkakas bengkel digantikan dengan bahan deterjen atau sabun.c. Rekayasa Teknik (Engineering Control)Pengendalian atau rekayasa teknik termasuk mengubah struktur objek kerja untuk mencegah seseorang terpapar kepada potensi bahaya, seperti pemberian pengaman mesin, penutup ban berjalan, pembuatan struktur pondasi mesin dengan cor beton, pemberian absorber suara pada dinding ruang mesin yang menghasilkan kebisingan tinggi, dlld. Isolasi (Isolation)Isolasi merupakan pengendalian resiko dengan cara memisahkan seseorang dari objek kerja, seperti menjalankan mesin-mesin produksi dari tempat tertutup (control room) menggunakan remote control. e. Pengendalian Administrasi (Administration Control)Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya. Metode pengendalian ini sangat tergantung dari perilaku pekerjanya dan memerlukan pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian administrasi ini. Metode ini meliputi : rekruitmen tenaga kerja baru sesuai jenis pekerjaan yang akan ditangani, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan, penerapan prosedur kerja dan training K3.f. Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment)Alat pelindung diri (APD) secara umum merupakan sarana pengendalian yang digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara manakala sistem pengendalian yang lebih permanen belum dapat diimplementasikan. APD merupakan pilihan terakhir dari suatu sitem pengendalian resiko di tempat kerja. Contohnya bila bekerja di industri tekstil memakai masker agar debu mesin tidak masuk ke saluran pernapasan.2. Pencemaran yang timbul di proses manufacture dan pengendaliannya.Pencemaran yang timbul dalam proses manufaktur adalah pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran limbah padat. Pengendalian pencemaran air dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi pengolahan limbah, diantaranya :a. Pengolahan fisikaContohnya dengan cara pengambilan benda terapung atau yang terendap seperti pasir serta flotation yaitu dengan mengambil zat-zat dalam air yang dapat terapung, biasanya dengan cara menggelembungkan gas guna meningkatkan daya apung zat pencemar tersebut.b. Pengolahan kimiaPengendalian pencemaran air yang mengolah limbah menggunakan zat kimia seperti netralisasi yaitu menstabilkan pH dengan menambahkan asam atau basa, oksidasi dan reduksi, koagulasi yaitu menambah zat kimia untuk memperbesar ukuran partikel dalam air sehingga mudah untuk diendapkan serta flokulasi yaitu mengikat partikel satu dengan yang lain sehingga terbentuk gumpalan lebih besar dan akan mudah mengendap.c. Pengolahan biologisMengurangi bahan organik melalui mikroorganisme yang ada di dalamnya. Ada dua cara pengolahan biologis yaitu :1) Secara aerob Mengkondisikan bak/tempat limbah dapat terkena sinar matahari dan oksigen agar mikroorganisme dapat menguraikan bahan organik dalam limbah cair. Dilaksanakan dengan menyediakan kolam oksidasi, lumpur aktif, aerator dan bak sedimentasi.2) Secara AnaerobMengubah bahan organik menjadi methan dan karbon monoksida tanpa oksigen. Perubahan ini dilaksanakan dalam dua tahap menjadi asam organik dan alkohol yang mudah menguap, selanjutnya perombakan asam organik menjadi methan.Pengendalian pencemaran udara adalah dengan metode :a. Eliminir atau kurangi terjadinya polusi dari sumbernya.b. Memanfaatkan kembali atau daur ulang polutanc. Memilih teknologi kontrol polusi yang tepatd. Lepas polutan lingkungan dalm konsentrasi yang aman.Secara umum teknologi pengolah gas dan partikel polusi terdiri dari :a. CycloneYaitu dengan mengalirkan bahan buangan gas dan partikel melalui gerak setrifugal sehingga partikel yang ada di dalamnya akan membentur dinding cyclone dan terpisahkan dan tidak ikut terbuang ke udara.b. FilterYaitu dengan memisahkan partikel kering dari gas (udara). Aliran gas yang kotor masuk ke dalam beberapa longsongan filter yang berjajar paralel dan meninggalkan debu pada filter tersebut.c. Elektrostatistic PrecipitatorYaitu dengan peralatan yang mempunyai medan listrik dengan insesitas tinggi, yang dapat menyebabkan partikel mendapatkan beban listrik dan memaksa menuju ke suatu permukaan pengumpul sehingga partikel tidak ikut terbuang.d. ScruberYaitu dengan memisahkan gas atau partikel dengan memakai cairan untuk mengambil partikel/gas dari bahan buangan sebelum dibuang ke udara.Kemudian pengendalian limbah padat dengan melakukan pengujian terlebih dahulu untuk menentukan kandungan parameternya. Perlakuan terhadap limbah padat dapat dilakukan dengan proses pengolahan sebagai berikut :a. Proses pengurangan airBiasanya digunakan untuk mengurangi air dalam lumpur. Caranya adalah dengan :1) penyaringan alamiah, yaitu dengan menggunakan saringan yang airnya akan mengalir secara grafitasi ke bawah sehingga lumpur tertahan di atas saringan.2) Penyaringan mekanis, yaitu penyaringan yang dilakukan dengan penekanan yang menggunakan saringan bertekanan (filter press).b. Proses pengeringan air dan pembakaranDilakukan untuk mengurangi berat limbah. Beberapa cara yang digunakan yaitu :1) Pengering alamiah, dengan menggunakan sinar matahari. Setelah kering lumpur dibuang ke tempat pembuangan terakhir.2) Pengeringan dengan menggunakan bantuan panas dari bahan bakar, menggunakan sejenis oven atau yang lainnya.3) Pengolahan dengan insinerator (thermal treatment) yang harus memenuhi syarat yang ditentukan pemerintah (Spesifikasi insinerator, pengoperasian dan pemantauan, pelaporan).c. Proses pembuanganPenimbunan limbah padat harus dilakukan secara tepat, baik tempat, tata cara maupun persyaratannya. Antara lain :1) Bebas banjir;2) Mempunyai sifat kendap air;3) Tidak berpotensi bencana alam;4) Tidak merupakan daerah resapan;5) Bukan lokasi di bawahnya terdapat lapisan air (aquifier);6) Bukan merupakan daerah genangan air;7) Curah hujan rendah;8) Sesuai dengan tata ruang.3. Accident.Accident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan. Bila accident perlu dilakukan investigasi, tujuan dari investigasi tersebut adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya accident tersebut, apakah karena tindakan tidak aman (unsafe action) atau keadaan yang tidak aman (unsafe condition).4. Cara melakukan identifikasi aspek LK3 dan evaluasi dampak LK3.Identifikasi merupakan proses pada saat sekarang yang menentukan dampak dari kegiatan organisasi di masa lalu, sekarang dan yang berpotensi terjadi di masa mendatang. Berikut ini adalah cara melakukan identifikasi aspek LK3 dan evaluasi dampak LK3 secara garis besar :a. Mengidentifikasi seluruh proses/area yang ada dalam organisasi.b. Mengidentifikasi sebanyak mungkin aspek LK3 pada setiap proses/area yang telah diidentifikasi sebelumnya. Identifikasi dilakukan pada suatu proses kerja baik pada kondisi normal, abnormal, emergency dan maintenance.c. Mengidentifikasi sebanyak mungkin dampak LK3 yang berkaitan dengan setiap aspek yang diidentifikasi.d. Mengevaluasi besar kecilnya dampak untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap dampak LK3.5. Definisi cleaner production dan pendekatannya.Cleaner Production adalah suatu strategi baru pengelolaan lingkungan yang ditunjukan untuk mencegah dan atau mengurangi dampak negatif yang dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri. Bersifat preventif dan terintegrasi yang perlu diterapkan secara kontinyu di dalam proses produksi dan daur hidup produk guna mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan. Pendekatan cleaner production dalam rangka mencapai produktifitas internal adalah sebagai berikut :a. RefineAdalah pencarian alternatif bahan atau proses yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan atau proses yang telah dipunyai. Contoh : mengisi alat pemadam api ringan halon diganti dengan AF 11 atau AF 11E yang lebih ramah lingkungan.b. ReduceAdalah pengurangan jumlah limbah atau loss yang dihasilkan dengan optimalisasi proses atau operasional yang menghasilkan limbah yang mengalami pemborosan. Contoh : mencuci mobil dengan air dalam ember (tanpa disemprot) atau menggunakan air bertekanan.c. ReuseAdalah pemakaian kembali limbah untuk digunakan dalam proses yang berbeda. Contoh : melewatkan air pendingin ke cooling tower.d. RecycleAdalah memutar kembali limbah untuk proses yang sama. Contoh : oli pelumas bekas digunakan untuk melumasi baut atau chain saw.

e. RecoveryAdalah pengembalian kembali sebagian material penting dari limbah untuk pemanfaatan ulang di dalam proses atau dimanfaatkan untuk keperluan lain. Contoh : pengunaan limbah padat ex. Log menjadi block board.f. Retrieve to energyAdalah pemanfaatan limbah untuk digunakan sebagai bahan bakar atau dalam arti luas penghematan energi dalam operasional perusahaan. Contoh : kerak cat digunakan sebagai bahan bakar pengering sludge B3.