k3 bab 2-hukum perburuhan & ketenagakerjaan

Upload: petew5

Post on 18-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

HUKUM PERBURUHAN & KETENAGAKERJAAN

HUKUM PERBURUHAN & KETENAGAKERJAANoLeh :Chandra Rama SetyadiFeri Suryanto

Politeknik negeri JakartaDepok, 2014TUJUAN Tujuan dari bab iniadalah agar pembaca diharapkan mengerti dan memahami tentang hukum perburuhan yang ber!aku di Indonesia. Setelah membaca bab mi pembaca diharapkan mampu untuk :Menjelaskan kedudukan hukum perburuhan dalam KUH Perdata.Menjelaskan hakekat, arti, dan sifat hukum perburuhan.Menguraikan angkatan kerja dan kesempatan kerja yang ada di Indonesia pada masa sekarang dan sebelumnya.Menguraikan pertumbuhan kesempatan kerja dan penggangguran.Memaparkan beberapa masalah yantg sangat mendasar dari peningkatan kesempatan kerja? ARTI KATA, HAKEKAT, DAN SIFAT HUKUM PERBURUHAN

Arti Kata Hukum Perburuhan.Ada beberapa pendapat tentang arti kata dari Hukum Perburuhan, pendapat tersebut antara lain adalah :Molenaar, mengatakan bahwa arbeidsrecht adalah bagian dari hukum yang berlaku yang pada pokoknya mengatur hubungan antara buruh dan majikan, antara buruh dengan buruh dan antara buruh dengan penguasa. Mr.M.G. Levenbach merumuskan arbeidsrecht adalah sesuatu yang meliputi hokum yang berkenaan dengan hubungan kerja, dimana pekerjaan tersebut dilakukan dibawah pimpinan dan dengan keadaan penghidupan yang langsung bersangkut paut dengan hubungan kerja . Mr. N.E.H. van Esveld tidak membatasi lapangan arbeidsrecht pada hubungan kerja, dimana pekerjaan dilakukan di bawah pimpinan, arbeidsrecht adalah juga meliputi pula pekerjaan yang dilakukan oleh swa pekerja yang melakukan pekerjaan atas tanggung jawab dan resiko sendiri. Mok berpendapat bahwa arbeidsrecht adalah hukum yang berkenan dengan pekerjaan yang dilakukan di bawah pimpinan orang lain dan dengan keadaan penghidupan yang langsung bergandengan dengan pekerjaan itu.

Untuk memudahkan pemahaman, maka dari berbagai pendapat tersebut kita dapat merumuskan bahwa hukum perburuhan (arbeidsrecht) adalah himpunan peraturan baik tertulis maupun tidak yang berkenan dengan kejadian di mana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah .ContinuedHakekat Hukum PerburuhanDibandingkan dengan hubungan antara pembeli dan penjual barang, antara mereka yang tukar menukar barang, maka hubungan antara buruh dengan majikan adalah berbeda dalam dua hal, yaitu :Pembeli, penjual dan mereka yang tukar menukar barang. Baik yuridis maupun sosiologis adalah merdeka, bebas untuk melakukan atau tidak melakukan jual beli atau tukar menukar.Hubungan antara pembeli-penjual dan hubungan antara penukar timbul dan lenyap segera setelah masing-masing melakukan pembayaran, penyerahan dan penukaran.ContinuedKEDUDUKAN HUKUM PERBURUHAN DALAM KUH PERDATA

Hukum perburuhan dalam KUH Perdata berada dalam bab VII A, yaitu tentang perjanjian-perjanjian untuk melakukan pekerjaan yang merupakan bagian dari buku ketiga tentang perikatan.Dalam bab VII A ini diuraikan ten-tang persetujuan-persetujuan untuk melakukan pekerjaan yang terdiri dari :Bagian kesatu, yang berisikan tentang ketentuan-ketentuan umum, yang diuraikan dalam bentuk pasal dimulai dari pasal 1601 yang terdiri dari pasal 1601a sampai dengan pasal 1601c. Pada pokoknya bagian ini berisikan tentang ketentuan-ketentuan umum yang berlaku dalam persetu-juan untuk melakukan pekerjaan seperti penjelasan tentang persetujuan perburuhan, penjelasan tentang pemborong pekerjaan dan penjelasan tentang persetujuan yang mengandung tanda-tanda suatu persetujuan per-buruhan.

Bagian kedua, yang berisikan tentang persetujuan perburuhan umumnya, yang diuraikan dalam pasal 1601d sampai pasal 1601y (pasal yang terakhir ini sudah dicabut). Bagian kedua ini menguraikan secara rinci bagaimana persetujuan perburuhan dilakukan, yang berhak melakukan perjanjian, per-setujuan perburuhan yang dilakukan dengan pihak-pihak tertentu, menge-nai batalnya perjanjian perburuhan, masalah upah buruh dan kedudukan upah tersebut, hak-hak majikan dalam perjanjian perburuhan dan juga menguraikan resiko masing-masing pihak yang terlibat dalam perjanjian.Bagian ketiga, menjelaskan tentang kewajiban majikan, yang diuraikan dalam pasal 1602 terdiri dari 1602a sampai dengan pasal 1602z. Pasal-pasal ini menjelaskan secara rinci tentang kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang majikan dalam mempekerjakan tenaga kerja, mulai dari masalah upah sampai kepada masalah jika hubungan kerja berakhir apa yang harus dipenuhi oleh seorang majikan.

Bagian ke empat, menjelaskan tentang kewajiban buruh yang diuraikan dalam pasal 1603 meliputi pasal 1603a sampai dengan pasal 1603d. Bagian ini memberikan penjelasan bagaimana kewajiban seorang buruh yang meliputi kewajiban melaksanakan pekerjaan, kewajiban mentaati aturan-aturan yang ada dalam pekerjaan tersebut, jika buruh tinggal di rumah majikan, dan hal-hal lain yang seharusnya dilakukan oleh seorang buruh.Continued

ContinuedBagian ke lima, menjelaskan tentang bermacam-macam cara berakhirnya perjanjian (hubungan) kerja yang diterbitkan dari persetujuan. Hal ini dijelaskan mulai dari pasal 1603e sampai dengan pasal 1603w. Pasal-pasal ini pada prinsipnya menjelaskan bagaimana sebuah perjanjian kerja berakhir atau tidak berakhir, dan bagaimana hak dan kewajiban majikan dan buruh jika perjanjian kerja berakhir, hak masing-masing pihak dalam memutuskan hubungan kerja, dan faktor-faktor yang dapat dijadikan alasan sebuah perjanjian kerja berakhir.

Bagian ke lima ini ditutup yang juga sekaligus menutup pasal-pasal tentang hukum perburuhan dengan pasal 1603x sampai dengan 1603z yang menjelaskan tentang bagaimana jika salah satu pihak tidak tunduk pada pihak lain yang sudah menyepakati perjanjian kerja tersebut, dan pada akhirnya disampaikan bahwa diperlukan undang-undang yang merinci dan mengatur masalah perbu-ruhan ini.

ContinuedANGKATAN KERJA DAN KESEMPATAN KERJA DI INDONESIAPengangguran Tenaga Kerja di IndonesiaPola Pengangguran Tahun 1998, hampir separuh (49 persen) penganggur ternyata berpendidikan menengah atas (SMTA Umum dan Kejuruan). Tahun periode 1982-1998, terjadi peningkatan pengangguran berpen-didikan menengah ke atas (SMTA, Akademi dan Sarjana) secara signifi-kan dari 26 persen menjadi 57 persen, atau meningkat hampir 120 persen.Laju peningkatan pengangguran di sekolah menengah kejuruan lebih rendah daripada sekolah menengah umum, baik pada menengah pertama maupun pada menengah atas.Persentase peningkatan tingkat pengangguran berpendidikan sarjana adalah paling tinggi, yang melonjak dari 0,57 persen pada 1982 menjadi 5,02 persen pada 1998. Beberapa Sebab Secara kualitatif, kualitas tenaga kerja nasional meningkat disebabkan dua hal.Pembangunan ekonomi pada tingkat tertentu berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga masyarakat lebih mampu membiayai pendidikan formal dan mengakomodasi makanan bergizi yang membantu kualitas tenaga kerja.Berbagai kebijakan di bidang pendidikan nasional membawa peningkatan pada kualitas pendidikan formal angkatan kerja. Akan tetapi, pada saat angkatan kerja terdidik meningkat dengan pesat, lapangan kerja masih didominasi sektor-sektor subsistensi yang tidak membutuhkan tenaga kerja berpendidikan.