k o p i - julian adam ridjaladamjulian.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/5797/2016/10/... ·...

51
K O P I Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://adamjulian.net http://adamjulian.web.unej.ac.id/

Upload: phungkhuong

Post on 02-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

K O P I

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://adamjulian.net http://adamjulian.web.unej.ac.id/

Daftar Pustaka

Rudi Wiboyo dan Subiyono, 2005. Agribisnis Tebu. Perhepi. Jakarta

Rudi Wibowo, 2007. Revitalisasi Komoditas Unggulan Perkebunan Jawa Timur. Perhepi. Jakarta.

Rudi Wibowo. 2015. Materi Kuliah Manajemen Perusahaan Perkebunan (MPP) 1,2 dan 3. Jember.

Kabul Santoso. 2013. Tembakau : Dibutuhkan dan Dimusuhi. UPT Penerbitan UNEJ. Jember

Koentjoro. 2012. Bahan Sekolah Lapang Tembakau. Jember. (tidak dipublish)

Ade Setiawan dan Yani Trisnawati, 1993. Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Tembakau. Penebar Swadaya. Jakarta.

Susanto. 1994. Tanaman Kakao. Yogyakarta : Kanisius.

http://www.indonesia-investments.com

http://majalah.ottencoffee.co.id

http://www.cnnindonesia.com

ttp://www.antaranews.com

http://www.kemenperin.go.id

http://www.aeki-aice.org

www.bps.go.id

http://gardapatipertiwi.com

www.scalp-trading.com

Pusat Data dan Informasi Departemen

Perindustrian RI. 2007. Jakarta

Kopi Indonesia

• Kopi merupakan tanaman

perkebunan yang menjadi

komoditas unggulan untuk

ekspor, setelah sawit,

karet dan kakao.

• Secara komersial ada dua

jenis kopi yang dihasilkan

di Indonesia yaitu kopi

arabika dan kopi robusta.

• Tanaman kopi arabika

dapat tumbuh dan berbuah

optimal pada ketinggian

diatas 1.000 m diatas

permukaan laut.

• Sedangkan kopi robusta

pada ketinggian 400 –

800 m diatas permukaan

laut.

• Mengingat di Indonesia

lahan dengan ketinggian

diatas 1.000 m diatas

permukaan laut pada

umumnya berupa hutan,

maka perkembangan

tanaman kopi arabika

terbatas.

• Indonesia merupakan

negara produsen kopi

keempat terbesar

dunia setelah Brazil,

Vietnam dan

Colombia.

• Dari total produksi,

sekitar 67% kopinya

diekspor sedangkan

sisanya (33%) untuk

memenuhi kebutuhan

dalam negeri.

• Volume ekspor kopi

Indonesia rata-rata

berkisar 350 ribu ton

per tahun meliputi

kopi robusta (85%)

dan arabika (15%).

• Terdapat lebih dari 50

negara tujuan ekspor

kopi Indonesia

dengan USA, Jepang,

Jerman, Italia, dan

Inggris menjadi tujuan

utama.

Prospek Kopi

• Industri kopi di Indonesia

dalam 10 tahun terakhir

terus bergairah dengan

semakin bertambah dan

meningkatnya produksi

kopi olahan yang

dihasilkan oleh industri

pengolahan kopi,

semakin suburnya Cafe

dan Coffee Shop di kota-

kota besar

(http://www.aeki-aice.org)

• Kenaikan tingkat

konsumsi kopi di

Indonesia disebabkan

oleh gaya hidup

masyarakat.

Luas Areal dan Produksi

• Luas areal dan produksi kopi Indonesia

yang terbesar ada pada perkebunan kopi

rakyat.

• pelatihan dan pembinaan cara menanam

dan bertani kopi sehingga mendapat hasil

yang lebih tinggi dengan kualitas terbaik.

Problem Kopi ?

• Kenaikan produksi kopi Indonesia naik 1-2

persen per tahun belum mampu

menandingi Brazil, Vietnam dan Kolombia.

• Masalah lain yang dihadapi adalah mutu

kopi Indonesia tidak stabil karena petani

tidak memilik pengetahuan yang cukup

untuk mengolah kopi dengan mutu yang

sama setiap kali panen.

Peran Pemerintah dan Swasta

• Edukasi terkait proses penanaman, kadar

air dan cara pengeringan kopi sangat

diperlukan petani.

• Tugas pengusaha (swasta) dan

Pemerintah melatih/memberi edukasi

kepada petani, sehingga tidak hanya

menuntut petani hasilnya bagus tapi

kurang perhatian ke petani.

Kopi Vietnam

• Pemerintah Vietnam memberikan subsidi

pupuk.

• Kopi diarahkan ke pertanian modern.

• Selain tanam kopi mereka siapkan

infrastrukturnya dan penyiraman,

kemudian saat panen semua sudah

dipersiapkan

(sumber:http://www.cnnindonesia.com)

• Volume ekspor kopi Indonesia rata-rata

berkisar 350 ribu ton per tahun meliputi

kopi robusta (85%) dan arabika (15%).

Terdapat lebih dari 50 negara tujuan

ekspor kopi Indonesia dengan USA,

Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris

menjadi tujuan utama.

Manajemen On-Farm Kopi

1. Keterbatasan lahan budidaya yang sesuai

pengembangan kebun kopi, terutama kopi

rakyat.

2. Kondisi pertanaman yang relatif heterogen.

3. Keterbatasan modal dan skala petani.

Manajemen Off-Farm Kopi

1. Pengembangan industri pengolahan dan industri

hilir berbahan baku biji kopi.

2. Product Development.

3. Pembinaan dan pengawasan mutu produk.

4. Pengembangan Specialty Product.

5. Peningkatan ekspor.

6. Informasi Pasar dan Promosi.

Manajemen Hilirisasi Kopi

• Peningkatan nilai

tambah komoditas

kopi melalui hilirisasi

di dalam negeri

sebelum diekspor ke

sejumlah negara.

tembakau tebu

kakao K O P I

http://adamjulian.net

Contoh Studi Kasus :

PTPN XII KEBUN KALISAT JAMPIT

BONDOWOSO

dan

PTPN XII KEBUN KALISELOGIRI

BANYUWANGI

PTPN XII KEBUN KALISAT JAMPIT

BONDOWOSO

PTPN XII KEBUN KALISAT JAMPIT

BONDOWOSO

• PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero)

Kebun Kalisat Jampit merupakan kebun

kopi arabika yang didirikan oleh bangsa

Belanda pada tahun 1990 termasuk dalam

perusahaan DBAK (Davit Barnie

Administrasi Kantor).

• Perkebunan Kalisat Jampit terletak di Desa Kalisat

Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso dengan

jarak tempuh ± 50 km dari kota Bondowoso.

• Letak geografi 96,800 LS ; 06,600 BT, ketinggian 1100 -

1550 m dpl.

• Berdasarkan data yang didapat, tanah di kebun kalisat

jampit lebih dominan tanah andosol dengan tekstur

galuh, struktur remah, porositas baik dengan pH tanah

5,5 – 6,6.

• Tipe iklim berdasarkan Schmidt dan Ferguson

digolongkan tipe iklim C (agak basah – D (sedang)

dengan curah hujan 1000 – 3000 mm/tahun. Suhu udara

maksimum 300 C dan minimum 00 C.

• Perkebunan Kalisat Jampit dipimpin oleh seorang Manajer

yang membawahi Wakil Manajer, Asisten Tanaman

(Sinder), Asisten Teknologi Pengolahan (Astekpol), Kepala

Tata Usaha, dan Mantri Kesehatan.

• Di kebun kalisat jampit terdiri dari 5 afdeling dengan luas

total 3.105,41 Ha.

• Adapun afdeling yang ada di kebun kalisat Jampit, antara

lain afdeling Kampung Baru (402,22 Ha), afdeling Kampung

Malang (491,41 Ha), afdeling Sempol (387,94 Ha), afdeling

Krepekan (386,68 Ha), dan afdeling Jampit (1.431,16 Ha)

sedangkan pabrik memiliki luas sebesar 6 Ha.

Struktur Organisasi

Manajemen Pengolahan Kopi Arabika

Dengan Metode Pengolahan Basah di PTPN

XII Kebun Kalisat Jampit Bondowoso

• Pengolahan biji kopi menghasilkan produk yang sudah siap

diperdagangkan berupa biji kopi kering yang sudah terlepas

dari daging buah, kulit tanduk, dan kulit arinya, butiran biji

kopi yang demikian ini disebut kopi pasar (market coffe).

• Metode pengolahan basah merupakan metode pengolahan

utama yang diterapkan di Pabrik pengolahan kopi arabika

PTPN XII Kebun Kalisat Jampit Bondowoso. Pengolahan

metode basah hanya digunakan untuk buah kopi yang

sudah masak penuh atau biasanya disebut merah optimal

dan juga kopi kismis.

• Pengolahan metode basah relatif lebih panjang dan sangat

kompleks. Setiap tahapan pengolahan saling berkaitan dan

memiliki pangaruh dalam membentuk cita rasa kopi.

• Pengolahan kopi arabika yang dilaksanakan

di PTPN XII Kebun Kalisat Jampit Bondowoso

menggunakan fungsi manajemen dalam

melaksanakan pengolahannya, yaitu

fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan.

• Fungsi perencanaan dalam pengolahan kopi arabika di

PTPN XII Kebun Kalisat Jampit Bondowoso digunakan untuk

merencanakan seluruh jadwal kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam pengolahan kopi arabika agar sesuai

dengan tujuan diharapkan. Meliputi beberapa kegiatan yaitu

persediaan kopi arabika superior yang akan diolah,

persediaan air, pemeliharaan alat dan mesin pengolahan,

pengawasan terhadap para karyawan, menetapkan tujuan

dan target, serta memonitor dan mengukur kemajuan untuk

mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat diambil

ketika kemajuan tidak memuaskan.

• Fungsi pengorganisasian digunakan dalam menyusun organisasi

di pabrik supaya pelaksanaannya

dapat berjalan dengan lancar dan tepat.

• Fungsi pelaksanaan digunakan untuk mengatur semua hal yang

akan dijalankan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun

sebelumnya. Dimulai dari penerimaan, sortasi awal, penggilingan

(pulping), fermentasi, pencucian, penuntasan, pengeringan, uji

kadar air, tempering/conditioning, penggerbusan, pengayakan,

sortasi, pengemasan, pengambilan sampel uji mutu, dan

pengiriman.

• Fungsi pengawasan digunakan untuk mengendalikan jalannya

pengolahan kopi arabika supaya mampu bertahan secara

berkelanjutan. Mulai dari penerimaan kopi gelondong dari kebun,

penggilingan, fermentasi kopi selama 36 jam, pencucian,

pengeringan dengan menggunakan tiga cara (tradisional,

kombinasi, dan mekanis), pengujian kadar air kopi yang telah

dikeringkan, penggerbusan, pengayakan sesuai dengan ukuran,

serta sortasi sesuai dengan mutu kopi.

Struktur Organisasi Pabrik

Pengolahan Kopi Arabika PTPN XII

Kebun Kalisat Jampit Bondowoso

• Beberapa fungsi manajemen tersebut merupakan bagian

dari langkah yang diambil oleh manajer, astekpol, dan

karyawannya dalam menjalankan pengolahan kopi

arabika hingga saat ini. Beberapa fungsi manajemen

tersebut merupakan bagian dari langkah yang diambil

oleh manajer, astekpol, dan karyawannya dalam

menjalankan pengolahan kopi arabika hingga saat ini.

Skema Pengolahan Kopi Arabika Dengan Metode

Pengolahan Basah di PTPN XII Kebun Kalisat Jampit

Bondowoso

Penerimaan Kopi Gelondong di Pabrik

Kopi Gelondong di Bak Penerimaan

Kopi Gelondong di Konistank

Penggilingan Kopi Gelondong

PTPN XII KEBUN KALISELOGIRI

BANYUWANGI

PTPN XII KEBUN KALISELOGIRI

BANYUWANGI

• Kebun Kaliselogiri merupakan perkebunan milik PTPN XII

yang membudidayakan komoditas kopi robusta karena

memenuhi syarat-syarat tumbuh supaya kopi berproduksi

secara optimal. Syarat tumbuh kopi robusta yaitu tumbuh

baik pada ketinggian 400 – 700 m dpl, dengan temperatur

21-24o C. Menghendaki daerah yang memiliki bulan

kering 3-4 bulan secara berturut-turut, dengan 3-4 kali

hujan kiriman dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun.

• Kebun Kaliselogiri memiliki 3 afdeling, yaitu Afdeling

Tetelan, afdeling Alas Gedang dan Afdeling Wangkal

Secang. Dua afdeling dengan komoditi pokok kopi robusta

adalah Afdeling Tetelan dan Alas Gedang, sedangkan

Afdeling Wangkal Secang komoditi pokoknya berupa

Tanaman tebu dan tanaman semusim lainnya.

Pembibitan Tanaman Kopi

• Pembersihan lahan

• Persiapan media tanam dan bedengan

• Pemilihan bahan tanam untuk dijadikan

stek

• Penyetekan kopi

• Penanaman stek pada bedengan

• Perawatan bibit

Pemeliharaan Tanaman Belum

Menghasilkan

• Pemeliharaan jalan dan saluran air

• Perbaikan teras dan pembuatan gandungan

• Pemberantasan rumput dan mekania

• Penyiangan rerumputan

• Pengendalian hama dan penyakit

• Pemupukan

• Pengaturan dan pemeliharaan tanaman naungan tetap

• Pengaturan dan pemeliharaan naungan sementara

• Pangkasan bentuk tanaman

• Penyulaman tanaman

• Penilaian tanaman

• Pada tahun ke IV diharapkan sudah masuk TM

Pemeliharaan Tanaman

Menghasilkan • Statistik pohon

• Pembuatan gandungan

• Perbaikan teras

• Pemeliharaan jalan dan saluran air

• Pengendalian gulma

• Pengendalian hama dan penyakit

• Pemupukan

• Pengaturan pohon naungan

• Pemangkasan tanaman pokok

• Penyulaman tanaman pokok

• Penyiraman

• Taksasi bunga

• Taksasi buah

Pemanenan kopi

• Persiapan sarana panen dan produksi

(saprodi)

• Pembagian wilayah pemanenan

• Pemetikan buah kopi

• Penyortiran buah kopi

• Penimbangan buah kopi

Bagan alur administrasi

dan pengupahan

Sistem Administrasi produksi

Pengolahan kopi

• Pemetikan buah

• Sortasi buah manual

• Pengolahan biji kopi

• Sortasi biji kopi

• Penyimpanan

• Uji mutu biji kopi

• Cup test

Pencabutan tanaman kopi Ruang Washer

yang terkena penyakit

Masson

Mesin Vis Pulper

Vis Drying Tungku Pengapian Vis Drying

Mesin Grader

Bak Siphon

Diagram Pengolahan

Kopi Robusta

Pengolahan Kopi robusta

• Proses Pengolahan biji kopi dapat dilakukan dengan dua

cara, yaiti cara basah (Wet Prosess) dan cara kering

(Dry Process). Pengolahan cara basah memerlukan

proses yang cukup memakan waktu dan tenaga.

• Proses pengolahan biji kopi robusta melalui beberapa

tahap yaitu: 1) proses penggilingan; 2) proses

pencucian; 3) proses pengeringan; 4) penggerbusan dan

pengayakan; 5) proses sortasi; 6) pengiriman

• Proses pengolahan kopi mempunyai kendala-kendala

yang harus di benahi misalnya dalam mesin. Mesin yang

ada harus di kontrol dengan baik. Air tidak boleh sampai

berhenti.

Klasifikasi mutu berdasarkan sistim

nilai cacat PTP Nusantara XII

Kebun Kaliselogiri

Mutu Syarat Mutu

MUTU 1 Jumlah nilai cacat maksimal 11

MUTU 4 Jumlah nilai cacat ± 70 %

MUTU K Biji normal terikut maksimal

2,50%

MUTU B Biji normal terikut maksimal

2,50%

Sumber : Kantor Pabrik Kebun Kaliselogiri

Besarnya Nilai Cacat

Kopi Robusta

No. Jenis Cacat Nilai Cacat

1 1 (satu) Biji Hitam 1(satu)

2 2 (dua) Biji Hitam Sebagian 1(satu)

3 2 (dua ) Biji Hitam Pecah 1(satu)

4 1 (satu) Biji Gelondong 1(satu)

5 4 (empat) Biji Coklat 1(satu)

6 1 (satu) Kulit Kopi (HUSK) Ukuran Besar 1(satu)

7 2 (dua) Kulit Kopi (HUSK) Ukuran Sedang 1(satu)

8 5 (lima) Kulit Kopi (HUSK) Ukuran Kecil 1(satu)

9 2 (dua) Biji Berkulit Tanduk 1(satu)

10 2 (dua) Kulit Tanduk Ukuran Besar 1(satu)

11 5 (lima) Kulit Tanduk Ukuran Sedang 1(satu)

12 10 (sepuluh) Kulit Tanduk Ukuran Kecil 1(satu)

13 5 (lima) Biji Pecah 1(satu)

14 5 (lima) Biji Muda 1(satu)

15 10 (sepuluh) Biji Berlubang Satu 1(satu)

16 5 (lima) Biji Berlubang Lebih dari Satu 1(satu)

17 10 (sepuluh) Biji Bertutul-tutul 1(satu)

18 1 (satu) Ranting, Tanah, Batu Berukuran Besar 5 (lima)

19 1 (satu) Ranting, Tanah, Batu Berukuran Sedang 2 (dua)

20 1 (satu) Ranting, Tanah, Batu Berukuran Kecil 1(satu)

Sumber : Kantor Pabrik

Kebun Kaliselogiri

See you next time

Berusaha dan Berdoa akan melancarkan kesuksesan

http://adamjulian.net http://adamjulian.web.unej.ac.id/