k a a n diskusi buku pesan-pesan al-quran karya dr. djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks...

65
k a a n D i g i t a l P r o j e c t CARA MEMBACA AL-QURAN Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan Effendi Review Diskusi | Edisi 009, Oktober 2012

Upload: others

Post on 16-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

1

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

CARA MEMBACA AL-QURAN

Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan Effendi

Review Diskusi | Edisi 009, Oktober 2012

Page 2: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

2

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy CARA MEMBACA AL-QURAN

Bulan Juli 2012, Penerbit Serambi menerbitkan buku penting karya Dr. Djohan Effendi berjudul Pesan-Pesan Al-Quran; Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci. Buku ini menegaskan bahwa Al-Quran bukanlah sebuah dokumen ilmiah. Kisah-kisah tentang Nabi bukan pula dokumen historis. Al-Qurab adalah kitab petunjuk untuk berbuat, bekerja, berkarya, dan berjasa. Melalui buku ini, Djohan Effendi ingin berbagi pemahaman tentang intisari Al-Quran, yang diakuinya sendiri tidak berpretensi menjadi kajian ilmiah.

Page 3: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

3

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Buku ini didiskusikan di forum Ciputat School pada 19 Oktober 2012, menghadirkan penulisnya, Dr. Djohan Effendi sebagai narasumber.

Bagi Bagi Djohan, Al-Quran yang sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai teka, Al-Quran adalah satu. Namun, pemahaman kaum muslim berbeda-beda. Bahkan, tidak jarang berlawanan satu sama lain. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman kita manusia yang pasti sangat terbatas.

Di bawah ini adalah transkripsi lengkap diskusi di atas. Selamat menikmati.

Redaksi

Page 4: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

4

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

I

PENGANTAR DISKUSI

Ihsan Ali-Fauzi

Selamat malam, assalamualaikum wr. wb.

Selamat datang kembali Pak Djohan. Pak Djohan adalah guru kita. Dulu kita pernah bertemu beliau di sini, waktu presentasi Luthfi. Selamat datang juga kepada teman-teman yang baru bergabung. Ada Ira, Septa, mahasiswa falsafah Universitas Paramadina dan Ayu dari Universitas Paramadina juga. Sebelum itu ada beberapa hal yang akan disampaikan tuan rumah kita, Elza Peldi Taher.

Elza Peldi Taher

Assalamualaikum wr. wb. Teman-teman sekalian, pertemuan kali ini adalah kelanjutan dari pertemuan minggu lalu launching buku Pak Djohan sekaligus

Page 5: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

5

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

perayaan 73 tahun Pak Djohan Effendi yang jatuh pada 1 Oktober. Ini sebuah kebahagian besar bagi saya pribadi khususnya karena bagi kami Pak Djohan adalah orang tua.

Saya ingat masa-masa mahasiswa ketika buku Ahmad Wahib banyak diprotes, termasuk oleh kawan-kawan HMI, kami berkumpul di rumah Pak Djohan seminggu sekali, setiap hari Minggu dari pagi sampai sore. Ada sepuluh orang waktu itu yang rajin hadir, ada Budhy Munawar Rachman, ada Denny JA, ada Muhammad Asrun, Jojo dan kawan-kawan lain. Selama lima tahun kami diajarkan Pak Djohan untuk memahami bahwa dunia ini lebih luas daripada apa yang kami pahami selama ini.

Hal itu sangat berkesan bagi kami. Jadi ketika Proklamasi bubar karena sebagian besar sudah tidak lagi berstatus mahasiswa, kami tetap menjalin hubungan intens dengan Pak Djohan. Tahun 2009 menjelang Pak Djohan berulang tahun ke-70 kami kelompok studi proklamasi mengadakan seminar dan penerbitan buku 70 tahun Pak Djohan dan waktu

Page 6: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

6

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

itulah untuk pertama kalinya selama 27 tahun kami berkumpul kembali. Sejak itu hubungan kita dengan Pak Djohan makin dekat.

Tapi seperti yang kita tahu Pak Djohan lebih banyak diam dan mendengarkan. Beliau tak banyak menulis dan pemberitaan tentang beliau juga tak banyak dibuat media massa, tidak seperti tokoh-tokoh lain yang oleh Greg Barton dianggap sejajar dengan Pak Djohan seperti Gus Dur, Cak Nur atau Ahmad Wahib. Saya pernah cek hasil pencarian pemberitaan Gus Dur di Google hampir 2,5 juta, Cak Nur 2,6 juta, sementara Pak Djohan hanya 50.000 pemberitaan. Pak Djohan memang bukan orang yang senang diwawancarai.

Pada malam ini Pak Djohan kembali hadir di sini di usia yang ke-73, dan kira-kira tiga minggu yang lalu Pak Djohan membeli rumah di Ciputat. Saya bersama Budhy dan Neng sebagai orang yang dibina Pak Djohan sejak 29 tahun yang lalu merasa bersyukur dan insya Allah akan merawat Pak Djohan. Pak Djohan biasanya sebulan di Indonesia dan sebulan di Australia.

Page 7: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

7

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Buku Pak Djohan ini insya Allah akan best seller karena banyak mendapat pujian dari orang-orang yang memang dianggap ahlinya seperti Pak Quraish.

Ihsan Ali-Fauzi

Sekarang kita masuk ke diskusi kita malam ini. Meski kata Elza Pak Djohan jarang berbicara, tapi malam ini kita ingin Pak Djohan lebih banyak bicara tentunya. Dulu saya tidak setiap minggu datang ke Kelompok Studi Proklamasi tapi kadang-kadang saya hadir. Kalau ada panggilan shalat kita selalu diingatkan Pak Djohan untuk shalat. Saya belajar menerjemahkan dari Pak Djohan juga, terutama karya pemikir-pemikir Indo-Pakistan. Saya ingat waktu itu ada buku Qamaruddin Khan tentang “Islamic Political Thought”

Ada hal mengenai al-Quran dan Pak Djohan yang tidak pernah saya lupakan karena berpengaruh juga pada karier saya di Ulumul Quran. Saya ingat tahun 1983 di Australia National University di Canberra

Page 8: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

8

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

berlangsung kongres al-Quran dalam rangka menyambut abad ke-15 Hijriah. Dananya dari Arab Saudi dan dikelola oleh orientalis. Itu kongres tingkat dunia, Sunni maupun Syiah datang semua ke Canberra untuk membicarakan al-Quran. Saya mendapat bahan-bahannya dari rumah Mas Djohan.

Salah satu yang menarik adalah pengantar William Graham, salah satu pengaji al-Quran dari Harvard Uniersity yang menjadi pemimpin kongres waktu itu. Dia memulai kata sambutannya dengan mengutip ayat “khairukum man ta’allamal Qurana wa ‘allamahu”. Saya gemetar betul membaca itu. Artinya tak peduli dia orientalis atau apa, semua yang mempelajarial-Quran termasuk khairukum. Itu memperlebar wawasan saya pribadi yang kemudian berpengaruh ke Ulumul Qurankarena sesudah itu kami mulai memperkenalkan artikel-artikel ilmiah mengenai al-Quran salam maknanya yang luas di dalam majalah Ulumul Quran.

Salah satunya, misalnya, studi Quran itu ada tiga jenis. Pertama, studi mengenai

Page 9: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

9

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Quran sebagai kitab atau teks. Yang dipelajari adalah tajwidnya, tartilnya, penyusunannya, dan semua yang terkait dengan kitab. Kedua, studi mengenai tafsir atau bagaimana Quran ditafsirkan oleh para mufasir. Misalnya, pendekatan Quraish Shihab mengenai suatu ayat. Yang ketiga, yang lebih menarik bagi saya sekarang, adalah studi mengenai Quran dan masyarakat. Misalnya, bagaimana suatu ayat mengenai jihad bisa berpengaruh kepada Osama bin Laden melakukan serangan 9/11. Itu bisa melibatkan antropolog, sosiolog dan sebagainya.

Jadi, kalau kita bisa berimajinasi,di Fakultas Tafsir dan Hadis �itu ada yang mempelajari teksnya, ada yang mempelajari tafsirnya, tapi ada juga yang mempelajari implikasi sosiologis dari ayat al-Quran.Al-Quran itu begitu mulianya dan mestinya dipelajari semua orang. Pendekatan itulah yang kita pakai ketika saya, Budhy dan lain-lain mengelola Ulumul Quran.

Saya mendapat itu semua dari proceeding kongres al-Quranyang saya peroleh

Page 10: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

10

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

dari Pak Djohan. Nanti Pak Djohan bisa cerita lebih banyak. Pak Djohan banyak berpengaruh kepada saya termasuk sikapnya terhadap Quran. Mari kita dorong Pak Djohan supaya malam ini berbicara lebih banyak. Kita beruntung malam ini akan memperoleh petuah yang lebih banyak dari Pak Djohan. Pak Djohan jangan khawatir kalau nanti kami, anak cucu Anda ini, akan bertanya karena Pak Djohan sumber segala halnya. Pak Djohan jugalah yang menjalankan kebijakan mengenai kerukunan beragama di Indonesia. Jadi mari kita manfaatkan ini sebaik-baiknya. Silakan Pak Djohan.

Page 11: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

11

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

II

PRESENTASI NARASUMBER

Djohan Effendi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Terima kasih. Pertama saya menyambut baik ada perkumpulan Ciputat School ini. Saya teringat ketika memulai kelompok Proklamasi. Waktu itu organisasi mahasiswa, baik ekstra maupun intra, sudah tertekan. Saya mendorong teman-teman untuk memulai gerakan mahasiswa baru yang berpikir ke depan. Itu dilakukan dengan mengadakan kelompok studi karena saya lihat semua pergerakan di Indonesia dimulai dari kelompok studi. Itu juga dilakukan untuk meng-counter tekanan pemerintah terhadap kampus dengan kebijakan NKK-nya.

Sejak di Yogyakarta saya selalu menekankan semboyan “be yourself” kepada teman-teman. Ada ungkapan dari Wahib yang menarik. Kata dia, kalau kamu menjadi antek Soekarno, kamu

Page 12: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

12

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

tak akan lebih besar dari Soekarno. Tapi kalau kamu menjadi dirimu sendiri, ada kemungkinan kamu akan lebih besar dari Soekarno. Karena itu dengan teman-teman di Proklamasi dulu saya lebih banyak diam dan memberikan kesempatan kepada teman-teman. Sering terjadi perdebatan yang sangat keras antara teman-teman. Kadang kalau sudah begitu saya masuk ke kamar saja. Tapi mereka bisa menyelesaikan dengan caranya sendiri.

Sebelum itu ada Jimly, Mansour Fakih, Kautsar dan lain-lain yang lebih tua. Tapi itu hanya sebentar. Selain itu ada juga teman-teman dari Ciputat yang berkumpul tiap Jumat dan banyak berdiskusi tentang The Message of Quran-nya Muhammad Asad. Ada juga perkumpulan yang saya sarankan supaya mempelajari kitab-kitab Melayu sampai ada yang membuat skripsi tentang itu. Di samping itu kalau ke Yogyakarta saya mesti mampir ke rumah Cici. Taufik Adnan dan Samsu Rizal adalah langganan saya dan kita bisa berdiskusi berjam-jam lamanya. Menjadi suatu kebanggaan

Page 13: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

13

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

bagi saya sekarang karena banyak teman-teman yang kini sudah terkenal. Ini untuk merespon Elza.

Menyambung cerita Ihsan. Kongres kedua setelah itu diselenggarakan di India. Ada banyak orientalis, baik yang menyerang maupun yang membela al-Quran. Waktu itu saya membuat paper. Saya mulai paper saya dengan statement, “andai Nabi Muhammad lahir sekarang dan hidup di dunia kita sekarang, saya yakin banyak hadis yang beliau buang.” Banyak hadis yang sudah ketinggalan zaman, tak cocok dengan zaman kita sekarang dan harus dirombak. Andai Nabi Muhammad lahir sekarang tentu beliau akan berbicara tentang isu-isu sekarang, soal lingkungan hidup, pemanasan global, narkoba dan sebagainya. Beliau tak akan bicara bagaimana kalau ada lalat masuk ke air minum, soal siwak, atau kalau sembahyang celananya diangkat ke atas.

Tapi selanjutnya bagaimana dengan al-Quran? Saya kira kitab suci ini juga akan lain isinya. Itu bukan hanya berlaku bagi Nabi Muhammad. Bibel pun

Page 14: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

14

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

andai Yesus datang sekarang akan lain. Tapi itu pengandaian yang mustahil. Lalu bagaimana? Kita harus mencoba menjelaskan al-Quran dengan seakan-akan dia turun sekarang. Sekian idiom dan ungkapan harus dibaca dalam konteks sekarang, bukan dalam konteks yang lalu. Inilah yang saya sebut dengan kontekstualisasi.

Kesan saya sekarang, banyak orang yang membaca al-Quran dalam konteks zaman yang lalu saja. Itu juga salah satu yang membuat saya berontak ke guru saya. Salah satu guru saya pernah bilang bahwa sekarang harus ada budak. “Bagaimana bisa dunia Islam tidak ada budak? Bagaimana kita bayar dam dengan memerdekakan budak kalau budaknya tidak ada?” katanya. Penafsiran-penafsiran itulah yang mengganjal saya. Itulah sebabnya saya tertarik untuk studi ke tempat guru Ahmadiyah. Waktu itu ada pengajian Ahmadiyah mempelajari Muhammad Ali.

Sayangnya Dawam dalam papernya memotret saya dengan potret zaman itu saja. Itu sekitar tahun 70-an. Dia tidak

Page 15: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

15

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

melihat perkembangan orang. Katanya Djohan terpengaruh Muhammad Ali dan lain-lain. Itu 40 tahun yang lalu. Katanya ustadz Quraish bilang ke Budhy, buku ini sama sekali tidak ada Ahmadiyahnya. Salah satu unsur kepercayaan Ahmadiyah itu adalah akan datangnyaal-masih. Saya mengikuti Iqbal bahwa datangnya al-Quran sebetulnya adalah datangnya akal induktif, tidak lagi deduktif. Jadi konsepnya sekarang ini tak perlu lagi datang orang dari langit yang ditunggu-tunggu orang dari berbagai agama itu. Dengan akal induktif manusia disuruh memecahkan masalahnya sendiri.

Kalau saya baca, al-Quran sebetulnya mengusung manusia yang bebas itu. Banyak pelajaran di situ yang diulang-ulang, untuk belajar pada alam, pada sejarah dan lain-lain. Itulah substansinya, yaitu menekankan kebebasan manusia tapi juga bahwa manusia itu bukan makhluk selesai, berbeda dengan hewan. Hewan sudah selesai kehewanannya dan yang berkembang hanya fisiknya. Manusia ada unsur lain di luar itu, ada unsur moral dan spiritualnya. Itulah yang berkembang. Al-Quran menekankan

Page 16: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

16

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

manusia untuk menyempurnakan dirinya sendiri melalui pengalaman dan lain sebagainya.

Dari berbagai macam hal itu, yang ingin saya simpulkan secara umum ada di lampiran lima buku ini. Pertama adalah tentang perkembangan diri manusia. Kedua adalah tentang kebebasan manusia. Manusia adalah partner Tuhan. Saya tidak bisa membayangkan orang yang bukan Muslim kalau dia sejak lahir dididik di keluarga non-Muslim lalu sampai tua meninggal dan karena ketidakislamannya dia masuk neraka. Dia tak mungkin lari dari situ. Itulah yang saya gambarkan di sana bahwa ada unsur kemampuan dan kemungkinan. Seperti orang yang diikat kaki dan tangannya lalu dilempar ke laut maka dia akan tenggelam. Apa dia berdosa karena dia tak bisa melepaskan diri? Karena itu saya tuliskan di bagian kedua tentang kebebasan manusia, konsep takdir. Itu refleksi saya dari al-Quran. Poin yang ketiga tentang pluralisme. Semua itu ujungnya adalah pembebasan dari penindasan. Itulah yang sangat kentara.

Page 17: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

17

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Al-Quran memuat banyak sekali ayat yang selalu menekankan pada kebebasan dan menolong orang yang tertindas. Sebetulnya ada hal yang agak kurang tidak sempat saya tuliskan yaitu tentang gender. Saya kira kesetaraan gender juga adalah hal yang sangat kentara dalam al-Quran.

Saya ingin ungkapkan satu hal yang menurut saya tidak terperhatikan orang. Di bagian pengantar saya sebutkan tentang perbedaan qira’at. Waktu saya membaca tentang cerita Adam dalam surat al-A’raf ayat 20 disebutkan bahwa Iblis mengatakan kepada Adam, “Hai Adam kamu dilarang memakan buah pohon ini agar kamu tidak jadi malaikat dan hidup abadi.” Menurut saya ini tak logis. Kenapa dibaca malakaini atau malaikat? Malaikat itu lebih rendah dari Adam. Dia disuruh sujud kepada Adam.

Waktu itu guru saya memberi saya pelajaran tentang qarinah mantiqiyah. Bunyi ayat Thaha 120 juga kurang lebih sama tapi di situ disebut kerajaan. Jadi ini pasti salah bacaan Quran. Saya lihat semua Quran pakai ini, apakah itu

Page 18: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

18

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Qurannya Sunni, Syiah, atau Ahmadiyah. Jadi ada dua qarinah. Pertama, qarinah mantiqiyah bahwa ini tak mungkin. Masa Adam dibujuk jadi malaikat yang lebih rendah dari dia? Ini tak mungkin. Kedua, qarinah Quraniyah. Surat Thaha mengatakan kerajaan. Kerajaan itu padanannya raja, bukan malaikat. Karena itu bacaannya seharusnya malikaini. Beda harakat atau baris saja. Memang Quran ditulis pertama kali tanpa baris dan tanpa titik.

Dari semua Quran yang saya baca, saya hanya menemukan satu terjemahan Quran yang mengatakan raja, yaitu terjemahan Dr. Ahmad Zidan, seorang keturunan Mesir dan istrinya yang seorang Inggris. Qurannya yang saya baca menyebut kerajaan. Tapi dia tak berani mengganti harakahmalakaini menjadi malikaini, dia hanya menyebut di terjemahan saja. Zidan adalah keturunan dari Umar dan Ali. Anaknya Abdullah ibnu Umar itu kawin dengan anaknya Hasan bin Ali.

Yang ingin saya katakan adalah kalau itu menjadi dua kerajaan, artinya,

Page 19: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

19

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

pertama, Hawa atau Eva pun bisa menjadi raja. Perempuan sejak awal sudah dimungkinkan menjadi pemegang kekuasaan politik. Saya menceritakan hal ini kepada Amina Wadud. Saya kira soal gender ini sangat menarik. Kedua, bahwa perempuan bisa jadi saksi. Itu berarti bahwa perempuan tak harus di rumah terus. Bagaimana dia bisa jadi saksi kalau dia tak pernah bergaul di ruang publik?Perempuan juga manusia publik, bukan hanya manusia domestik. Perempuan itu harus bebas. Sekarang ini melenceng. Sekarang ada Muslim for Progressive Values, suatu masyarakat baru di Amerika dan Kanada di mana perempuan bisa jadi imam dan lain-lain.Di sana seorang dokter perempuan pernah ditanya, “Anda tak risih shalat di shaf di antara dua laki-laki?” Dia bilang, “saya dokter, saya sudah terbiasa menangani laki-laki.” Itu perkembangan baru di Amerika. Amina Wadud juga di situ.

Soal gender itu yang tak sempat saya ulas di buku ini. Saya juga agak ragu-ragu mengungkapkan tentang surat tadi walaupun saya singgung secara sepintas.

Page 20: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

20

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Nanti saya dianggap tidak percaya pada mushaf. Tapi saya lihat tafsir-tafsir lama juga mempersoalkan itu. Ulama dulu sudah mempersoalkan. Tapi secara keseluruhan, menurut saya tulisan terakhir di buku ini, “Quranisme versus Qarunisme” itu menjadi semacam ikhtisar. Saya kira itu kalau saya ringkas.

Page 21: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

21

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

III

SESSI TANYA JAWAB DAN KOMENTAR

Ihsan Ali-Fauzi

Terima kasih Pak Djohan sudah berbagi beberapa hal terutama yang terakhir mengenai gender. Kita dukung Pak Djohan untuk menulis bagian terakhir itu. Komar siap-siap nanti di ulang tahun ke-74 sudah ada buku baru. Kita doakan supaya Pak Djohan sehat.

Sebelum ke yang lain-lain saya minta Novri dulu. Novri pernah menulis paper yang cukup panjang dan ekstensif di pertemuan di Jaringan Islam Liberal mengenai buku ini. Silakan.

Novriantoni Kahar

Terima kasih. Saya terkesan dengan Pak Djohan dari aspek bahasanya. Saya pernah beli buku terjemahan Pak Djohan dari buku Montgomery Watt, Muhammad: Prophet and Statesman

Page 22: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

22

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

diterjemahkan Pak Djohan menjadi Muhammad: Nabi dan Negarawan. Saya suka terjemahannya, feel-nya kena, mudah dipahami dan tidak seperti bahasa intelektual sekarang yang suka merumit-rumitkan istilah. Saya baca lagi buku Pak Djohan yang ini dan saya suka juga, terutama terjemahan-terjemahan puitisnya. Mungkin ada baiknya kita baca beberapa.

Yang saya suka misalnya terjemahan “Nyala Api” atau surat Al-Masad di halaman 530. Surat ini diterjemahkan oleh Pak Djohan, “Binasa tangan Abu Lahab, sungguh binasa ia. Harta dan usahanya sedikit pun tak memberi guna. Akan dicampakkan ia ke dalam api menyala. Juga istrinya yang membawa kayu bakar pada lehernya jerat tali sabut melingkar.” Irama dan rimanya dapat.

Di paper saya mengulas bagaimana cara kita melihat pesan-pesan al-Quran ini. Saya hanya mengutip Farid Essack tentang beberapa kategori orang yang mempelajari al-Quran. Dia menganalogikan orang yang belajar al-Quran itu seperti pecinta dan yang

Page 23: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

23

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

dicintainya, lover and his/her beloved. Itu ada beberapa kategori. Yang pertama, uncritical lover. Muslim pada umumnya adalah uncritical lover yang tak bisa menjelaskan kelebihan dan kekurangan yang dicintainya dan menerima begitu saja. Yang kedua adalahscholarly lover, yaitu mereka yang mempelajari secara ilmiah dan berusaha menunjukkan bagaimana indahnya Quran. Inti misinya adalah untuk menunjukkan the beauty of his/her beloved. Yang ketiga, critical lover, yaitu orang-orang seperti Nasr Hamid Abu Zaid, Arkoun, dan dalam taraf tertentu, Abid Al-Jabiri, Asma Barlas, dan Amina Wadud. Mereka semua adalah critical lover yang memberikan kritik, perspektif baru dan tidak menerima ayat sepenuhnya begitu saja.

Saya meletakkan Pak Djohan ini manzilah bainal manzilatain. Dia mengambang antara scholarly lover yang ingin memperlihatkan the beauty of the Quran dengan tafsirnya yang sastrawi dan puitis tapi sekaligus dalam paradigmanya menyikapi Quran dia masuk juga dalam kategori critical lover.

Page 24: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

24

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Umumnya mufasir itu bertengkarnya ayat per ayat atau kata per kata. Pertarungan tafsirnya adalah bagaimana menjelaskan ayat-ayat tertentu. Pak Djohan tidak masuk ke situ. Dia seakan-akan tak mau masuk ke dalam pertengkaran untuk mencari mutiara Quran. Dia langsung ambilkan saja mutiaranya kepada pembacanya dan pembacannya tinggal ongkang-ongkang kaki menerima bersih. Saya curiga mungkin ini khas kalangan modernis. Kalau kita baca buku-buku Cak Nur, ayatnya necis-necis semua. Ayat-ayat favorit Abu Bakar Baasyir tidak diulas di situ. Ayat-ayat favorit orang-orang PKS seperti bagaimana menertibkan istri atau keluarganya tidak dikutip.

Pak Djohan juga demikian. Dia langsung saja menafsirkan.Surat Al-Maidah, misalnya, langsung dia buat ulasan umum, bagaimana pandangan umum Quran tentang perempuan. Salah satunya dia sebut di situ, tidak mengapa perempuan bekerja dan berkarier. Pak Djohan paham bahwa Quran ini contested text, teks yang dikontestasikan, tapi dia tak mau memperlihatkan bagaimana

Page 25: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

25

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

dia bertarung di situ. Jadi dia lembut saja dan menyodorkan, “menurut saya mutiara Quran itu begini, terserah kalian mau terima atau tidak.” Ini berbeda dengan kita-kita yang agak muda yang bertarung langsung ke aspek-aspek yang disebut Ulil mikroskopik, ayat per ayat dan lain-lain dan itu melelahkan sekali.

Ihsan Ali-Fauzi

Terima kasih Novri. Silakan siapa yang mau berdiskusi dengan Pak Djohan termasuk bagian-bagian tertentu dari buku ini.

Maman Imanul Haq

Saya kurang lebih sama dengan Mas Novri. Kritiknya agak keras dari kritik kelompok tradisionalis. Pertama saya ingin mengacu pada sabda nabi, bacalah Quran itu seolah Quran itu berbicara tentang dirimu, bukan tentang orang lain. Pak Djohan mencoba masuk ke sana tapi pertanyaan yang mengkristal adalah apakah ini Quran yang dipaksa oleh seorang Djohan Effendi agar sesuai dengan pesan universal atau Pak Djohan

Page 26: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

26

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

mulai mengalah sehingga menjadi seorang yang arif bicara tentang Quran?

Banyak hal yang mengambang dan tidak tuntas. Saya baca dan diskusikan dengan teman-teman saya. Ini memang harus dituntaskan oleh kita anak-anak muda. Ini problem pemaksaan Quran di satu sisi tapi problem kearifan Pak Djohan yang sudah tua. Hampir keseluruhan isi buku ini berbicara bahwa Quran itu mulia, isi pesannya bagus. Itu tidak menuntaskan pikiran kita. Padahal di pikiran kita Quran itu ada yang bermasalah. Akar kekerasan itu tidak hanya berasal dari luar teks, internal teksnya juga ada yang bermasalah. Makanya saya bilang ke Mas Gaus, saya cepat khatam Qurannya karena saya lewat ayat-ayat tentang kekerasan dan pilih ayat-ayat yang membuat indah dunia ini.

Yang kedua, saya tadinya ingin mendapat penjelasan tentang apa yang disebut dengan lailatul qadar. Pak Djohan berpuluh-puluh tahun menggeluti pertarungan ini. Saya tidak menemukan bagaimana tahapan lailatul qadar dalam konteks hari ini. Bukan berarti berebut

Page 27: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

27

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

seribu bulan tapi lebih ke tahapan bahwa pertama orang itu harus punya budaya membaca, baik itu ayat kauniyah maupun quraniyah. Yang kedua, setelah membaca, harus ada pembacaan yang membuat dia sadar sehingga kesadaran itu mampu mengubah dirinya terhadap mindset yang lebih baik. Dengan itulah kita akan menemukan salamun hiya hatta matlail fajr. Abad yang akan datang itu adalah abad toleransi, saling menghargai, multikulturalisme dan sebagainya. Tapi ketika saya membaca bab tentang itu tidak ada.

Zuhairi Misrawi

Terima kasih. Ketika pertama kali mendapat buku ini saya bilang buku ini akan laris karena Quran akan selalu laris. Saya sangat mengapresiasi bahwa di usia yang sudah lanjut Mas Djohan masih bisa menulis. Ketika saya membaca buku ini, saya seolah membaca syeikh Muhammad Al-Ghazali. Karyanya mirip sekali, yaitu ingin mencari saripati Quran. Buku ini memberikan itu.

Page 28: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

28

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Tapi persoalannya memang problem Quran ini adalah problem membacanya. Tadi Mas Djohan menjelaskan dengan sangat baik bahwa kita harus membacanya dengan konteks sekarang. Tapi di buku ini tak terlalu jelas problem sekarang yang dilihat Pak Djohan. Pembacaan dialog antara teks dan konteks ini yang menurut saya belum terlihat dalam tafsir ini.

Itulah sebabnya saya menulis “Quran kitab toleransi.” Saya ingin mencoba agar bagaimana Quran menjawab persoalan intoleransi di mana mereka menggunakan teks sebagai pendasaran intoleransi. Di sana saya mengambil satu tema untuk mengambil saripati dalam Quran. Saya tunjukkan mana ayat yang toleran dan mana ayat yang intoleran. Saya coba kontestasikan keduanya lalu saya simpulkan bahwa ternyata ayat toleran lebih dominan daripada ayat intoleran dan karena itu kaidahnya adalah al-aslu fil quran assalam wa tasamuh. Tesis saya adalah bahwa fundamen al-Quran itu adalah toleransi dan perdamaian. Jadi sekali lagi saya

Page 29: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

29

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

tempatkan buku ini untuk orang awam tapi bukan untuk masyarakat akademik.

Kedua, buku ini nampaknya agak bermasalah kalau diberikan kepada orang pesantren. Rujukan yang digunakan di sini tak terlihat kitab-kitab kuning yang biasa dipakai di kalangan pesantren. Sebetulnya Pak Djohan bisa melihat situs tafsir.com. Mulai dari tafsir pertama sampai tafsir paling baru ada di situ. Bahkan ada bahasa Inggrisnya. Jadi kalau seandainya tafsir-tafsir klasik bisa dihadirkan di sini, buku ini bisa menghadirkan perdebatan baru di kalangan modernis dan tradisionalis. Buku saya diterima kalangan tradisionalis NU tanpa perdebatan karena saya menggunakan literatur-literatur yang mereka gunakan.

Terakhir, kita perlu lebih fokus untuk mengambil satu nilai dalam Quran lalu bagaimana nilai itu dijadikan inspirasi untuk pembebasan yang disebut Pak Djohan tadi. Soal “Quranisme dan Qarunisme” menarik sekali kalau dieksplorasi lebih mendalam. Itu kan problem masyarakat Muslim modern

Page 30: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

30

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

dan bahkan masyarakat global. Perspektif Ahmadiyah sangat concern soal Qarunisme ini. Satu-satunya kelompok Muslim yang concern terhadap Qarunisme sampai sekarang menurut saya adalah Ahmadiyah. Sayangnya Ahmadiyah tak bisa mengeksplorasi penafsiran yang bisa diterima kalangan Muslim lain selain dirinya. Saya kira NU belum sampai memikirkan Qarunisme karena NU menikmati ini. Kalau kita ikuti pidato-pidato Jumat Ahmadiyah, mereka sangat concern terhadap soal Qarunisme ini. Tapi ketika saya Jumatan di Ciputat, temanya “hindarilah ulama-ulama modern.” Jadi tantangan Pak Djohan menurut saya adalah untuk lebih mengambil salah satu saripati dan mengeksplorasinya lebih mendalam lalu kemudian didialogkan dengan konteks sekarang.

Zezen Zainal Mutaqin

Saya sedikit berbeda dengan Zuhairi dan sebelumnya. Saya merasa Mas Djohan tidak ada pretensi untuk menjadikan buku ini sebagai studi eksegesis yang

Page 31: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

31

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

memuat perdebatan tafsir yang mempresentasikan pertarungan makna sebagaimana disampaikan Novri dan lain-lain. Tujuan awal buku ini menurut saya adalah semata-mata mempresentasikan hasil pergulatan Pak Djohan selama puluhan tahun menggeluti dunia teks Quran dan dia sajikan hasil pergulatan itu dengan bahasa yang bisa dipahami bukan hanya oleh ahli tafsir seperti Zuhairi tapi juga oleh para khatib Jumat di kampung-kampung.

Kearifan Pak Djohan saya kira bisa dilihat dari kesederhanaan kata-katanya dan kedalaman puisinya. Saya senang sekali membaca ini. Jadi pretensinya tidak untuk memunculkan seperangkat metodologi perdebatan, kontestasi makna dan lain-lain. Karena kalau seperti itu mungkin akan seperti Tafsir At-Tabari 30 jilid atau bahkan lebih banyak karena harus merekam seluruh perdebatan tafsir di masa lalu.

Kedua, saya menangkap Mas Djohan ini memang anak zamannya. Membaca tema-temanya hampir seperti saya

Page 32: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

32

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

membaca NDP Cak Nur. Perdebatan tentang takdir, misalnya, lebih mengubah mindset bahwa takdir itu bukan berarti tidak berbuat apa-apa dan semuanya tergantung Tuhan tapi lebih tentang kebebasan manusia, free will dan sebagainya. Saya lihat ada benang merah kalau kita baca terutama lampiran belakang dengan karya-karya Cak Nur.

Budhy Munawar Rachman

Pak Quraish waktu itu komentar ketika Mas Dawam mengatakan bahwa tafsir Pak Djohan khas tafsir Ahmadiyah. Kata Pak Quraish, semua mufasir sebenarnya seperti itu. Apa yang dibuat oleh Pak Djohan tidak khas Ahmadiyah. Semua tafsir kurang lebih seperti itu. Waktu itu saya juga merasa kok itu terus yang dibicarakan Mas Dawam? Padahal dia punya eksplorasi mengenai Quran yang cukup kaya seperti yang dulu ditulis di Ulumul Quran. Satu hal yang saya ingat waktu itu, hal yang tidak muncul di Pak Djohan kalau mengikuti tafsir Ahmadiyah adalah soal Ya’juj Ma’juj itu.Selain soal Qarunisme yang disebut Zuhairi, soal Ya’juj Ma’juj adalah soal yang hampir

Page 33: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

33

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

selalu muncul di Ahmadiyah. Kapitalisme global sebetulnya adalah soal itu. Hal itu sama sekali tak muncul di sini.

Saya setuju dengan Zezen berkaitan dengan cara Pak Djohan memilih bagaimana menulis buku ini. Pak Djohan dengan sadar sekali mau memberikan pesan dasar dari setiap surat dan di situ memang harus dipilih. Pak Djohan memilih dan kemudian jadilah seperti ini.Yang menarik menurut saya adalah cara Pak Djohan mengerjakan apa yang dia sebut sebagai “Pesan-pesan Quran” ini itu sebetulnya sintetik. Maksudnya, Pak Djohan langsung pada mutiara-mutiara Quran seperti buku Al-Ghazali. Saya kira Zezen betul bahwa ini adalah ciri khas generasi Pak Djohan. Kalau kita bandingkan tiga orang dari generasi ini, Cak Nur, Pak Djohan dan Dawam yang banyak membuat tulisan-tulisan mengenai Quran, ciri khasnya sama. Mas Dawam lah yang saya kenal dan waktu itu saya berkesempatan menyunting kembali pikiran-pikirannya di Ulumul Quran dan Ensiklopedi al-Quran. Isi Ensiklopedi al-Quran dengan buku Pak

Page 34: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

34

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Djohan ada kemiripannya.

Setiap artikel di Ensiklopedi al-Quran ada subbab-subbabnya. Subbabnya itu kalau dikumpulkan bisa dibuat referensi silang sehingga orang bisa berpindah-pindah. Buku Pak Djohan ini juga seperti itu. Saya membayangkan kalau ini diacak lagi, misalnya surat Al-Baqarah dibuat beberapa subbab dan seterusnya, kalau diacak dan disusun ulang, jadinya bisa jadi Ensiklopedi al-Quran-nya Mas Dawam. Banyak isu yang dibicarakan di sini. Jadinya semacam Ensiklopedi ringkas al-Quran dan akan ada banyak isu yang dibicarakan.Kita bisa menyusun ulang berdasarkan tema-tema yang menurut Pak Djohan merupakan tema al-Quran. Cara seperti ini memang sangat membantu bagi masyarakat umum untuk mengerti lebih dalam mengenai pesan al-Quran.

Saya ingin menyebut ini sebagai cara sintetik. Bandingkan dengan cara Fazlur Rahman yang menggali tema pokok Alquran secara analitik. Saya kira tema pokok al-Quran dengan “Pesan-

Page 35: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

35

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

pesan Quran” hampir sama. Tapi Fazlur Rahman menuliskannya dengan cara yang susah sekali, dengan cara yang tidak membuat kita langsung mengerti bahwa ini tema pokok al-Quran. Saya ingat Mansour Fakih waktu itu bilang bahwa Fazlur Rahman menghina Tuhan dengan menyebut tema pokok al-Quran hanya lima tema besar saja. Pak Djohan temadan pesannya banyak sekali. Dan yang membuat sulit Fazlur Rahman adalah dia berpindah-pindah dari satu ayat ke ayat yang lain sehingga kita tak bisa langsung mendapat pandangan tentang tema pokok al-Quran secara sederhana seperti Pak Djohan ini. Cara Fazlur Rahman adalah analitik dan kesarjanaan mungkin memang bekerja dengan cara seperti itu.Jadi menjawab Zuhairi, Kang Maman dan Novri, saya kira tujuan Pak Djohan bukan untuk tujuan akademis karena itu tak bisa dibuat dengan cara seperti ini.

Maman Imanul Haq

Saya membayangkan buku ini menghadirkan sosok Djohan secara utuh, tidak lalu memaksakan beberapa

Page 36: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

36

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

pesan yang sebenarnya Pak Djohan sendiri kurang sreg. Ayah saya sering cerita siapa Pak Djohan, Mukti Ali, Wahib. Ketika saya baca ini, saya melihat bagaimana Pak Djohan “men-djohankan diri” dengan ini lalu Quran ada di dalamnya tidak kemudian ada pesan-pesan Quran yang normatif dan formal yang menurut saya Pak Djohan sendiri belum tentu setuju dengan itu tapi tiba-tiba ada yang dipaksakan supaya kelihatan Pak Djohannya. Saya rasa ini yang menjadi tantangan sehingga buku ini gagal memenuhi keinginan saya, orang kampung yang ingin membaca Quran yang dipahami Pak Djohan dan diberikan lagi ke kami. Itu saja persoalannya, jadi ini persoalan saya, bukan Pak Djohan.

Budhy Munawar Rahman

Pak Djohan menunjukkan tema besar al-Quran atau isu-isu di dalam Alquran yang saya kira secara umum orang Islam memandang al-Quran seperti ini. Pak Djohan menghindari kontroversi di sini tapi langsung pada kesimpulan mengenai apa yang menjadi pandangan Pak Djohan terkait pluralisme, gender,

Page 37: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

37

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

hak asasi manusia dan lain-lain. Semuanya langsung pada kesimpulan mendukung isu-isu yang progresif tapi tidak memasuki kontroversi dan mungkin tak perlu memasuki kontroversi karena pembaca akan bingung. Itu mirip cara Cak Nur.

Tapi kalau dilihat di lampiran, Pak Djohan sangat analitik dan itu berbeda dengan sebelumnya. Saya ingin bertanya kepada Pak Djohan, kenapa mesti digabung antara yang sintetis dan analitisi ini? Ini dua hal yang berbeda. Kalau saya sudah larut membaca cara sintetiknya Pak Djohan dan mendapat poin-poin tiba-tiba membaca lampirannya, saya langsung merasa dibawa pada problem di mana saya dituntut berpikir. Di awal saya tidak berpikir, hanya disajikan nilai-nilai Quran saja, tapi setelah di lampiran kita disuruh berpikir dan harapanmu terpenuhi di sini.

Ihsan Ali-Fauzi

Bisakah saya sebutkan yang ingin kamu katakan adalah bahwa bagian pertama itu lebih kronologis, dalam arti per surat,

Page 38: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

38

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

dan Pak Djohan mengambil beberapa tema pokok dari surat itu tapi di bagian-bagian akhir sebenarnya adalah tafsir maudu’i?

Zuhairi Misrawi

Itu yang menjadi problem karena bagian pertama dan kedua itu agak terpisah.

Ihsan Ali-Fauzi

Tapi bagus karena kita sekarang punya penulisnya.

Husni Mubarok

Salah satu kritik terhadap Islam modernis adalah bahasa mereka tidak bisa dipakai menjadi materi khutbah jumat. Sebagian ada yang bisa, sebagian lainya tidak. Apakah buku ini dimaksudkan untuk memberi bahan kepada para khatib? Pertanyaan lain yang mau saya ajukan adalah sungguhkah masyarakat kita membutuhkan buku yang bahasanya disesuaikan dengan mereka atau jangan-jangan mereka cukup cerdas untuk bisa menerima pandangan gagasan seperti

Page 39: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

39

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

pak Djohan sebelum menerbitkan buku ini?

Saya teringat ketika Ulil merespons orang di Twitter yang bunyinya“apakah sebaiknya saat ini kita tidak perlu menerbitkan buku, cukup menyebarkan melalui twitter?” Mas Ulil merespon setuju. Sungguhkah masyarakat kita membutuhkan penyederhanaan gagasan keislaman seperti yang terjadi versi Twitter?

Ihsan Ali-Fauzi

Saya kira cukup dulu pertanyaan sesi pertama. Saya persilakan Pak Djohan untuk menanggapinya.

Djohan Effendi

Sebetulnya, saya ingin menulis ensiklopedial-Quran. Saya mulai setelah ulang tahun ke-70. Saya ingin menandai hari lahir saya dengan sebuah buku. Saya mulai tahun 2010 dan selesai tahun 2011. Persis satu tahun, itu rencananya. Saya sudah kumpulkan bahan-bahan. Tapi akhirnya saya batalkan. Saya lihat

Page 40: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

40

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

sudah banyak ensiklopedial-Quran.

Tadi ada pertanyaan, mengapa saya tidak banyak mengambil rujukan kitab-kitab bahasa Arab? Saya sebetulnya [untuk keperluan buku ini] membandingkan terjemahan-terjemahan. Jadi, saya memerlukan terjemahan-terjemahan dan ulasan-ulasan yang umumnya berbahasa Inggris. Saya mengumpulkan banyak terjemahan dalam bahasa Inggris. Saya melihat bahwa mereka yang menerjemahkan al-Quran ke dalam bahasa Inggris berarti menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris sekaligus. Berbeda dengan penerjemah kita yang hanya mengerti bahasa Arab tetapi tidak mengerti bahasa Indonesia. Mereka hanya mengerti bahasa Indonesia secara natural saja.

Saya melihat karya mereka yang menulis dalam bahasa Inggris juga menguasai persoalan-persoalan moderen. Jadi ulasan-ulasan mereka menurut saya sangat baik. Karena itulah, buku ini tidak ditujukan untuk dunia pesantren. Saya ingin menunjukkan kepada generasi muda yang kurang akrab dengan dunia

Page 41: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

41

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

kepustakaan santri. Selain itu, saya memang agak kurang menempuh jalan itu. Rujukan saya dalam berbahasa Arab memang agak kurang.

Hal yang menurut saya menarik dalam al-Quran adalah bahasanya. Hal ini kurang diapresiasi oleh penerjemah-penerjemah, khususnya penerjemah Indonesia. Bukan hanya pengertiannya, bahasa al- Quran itu sendiri unik, laiknya musik. Jadi kalau kita mendengar orang membaca al-Quran, meski tidak mengerti terjemahannya, dengan bermacam-macam lagu, kita bisa merasakan keindahannya. Itu yang tidak diangkat ke dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah kita.

Memang agak aneh bahasa al-Quran ini bisa dilafalkan dengan berbagai macam cara. Dilantunkan dengan gaya Sunda bisa, Jawa bisa, dengan lagu Indonesia raya sekalipun bisa. Itu sebabnya saya memasukkan lampiran [bagian akhir dalam bukunya] ini untuk juga memperkenalkan hal itu. Saya banyak membaca terjemahan-terjemahan puitis seperti karya HB Jassin, Muhammad

Page 42: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

42

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Diponegoro, Endang Saifuddin Anshari. Saya tertarik membuatnya kelak. Itu akan menjadi projek saya yang kedua.

Ketika saya mulai, saya menulis tentang surat al-Baqarah. Itu menjadi keasyikan tersendiri. Selama setahun saya seperti tergila-gila, tiada hari tanpa mengerjakan ini. Saya juga ikut, seperti Zuhairi ke London, ke Jalsah. Rupanya orang Saudi banyak yang menjadi anggota Ahmadiyah Qodian. Ini sekedar informasi lain, saya kaget, hampir dari semua negara Arab ada, dari Yordania, Palestina, Maghribi dan Mesir. Mereka kebetulan satu asrama dengan saya dan mereka membuat syair-syair untuk memuja khalifahnya. Ada banyak bendera mereka. Ke sana pun, saya membawa naskah buku ini dan mengerjakan di sana.

Tadi ada yang menyebut Muhammad al-Ghazali. Ya, saya kira ada tafsir maudhui-nya. Sayangnya, saya memperoleh bahan itu setelah saya menulis ini di sebuah perpustaan di London.

Menurut saya, seandainya tidak turun al-Quran pun, akal kita akan menuju

Page 43: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

43

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

pesan-pesan yang ada dalam al-Quran. Saya sering bertanya kepada Cak Nur, masa tanpa surat al-Maun kita tidak membantu orang miskin? Ada atau tidak ada ayat tersebut kita akan membela orang miskin. Jadi, pesan-pesan al-Quran itu sebetulnya universal. Kita tidak lagi memerlukan orang yang turun dari langit. Kita harus memecahkan masalah kita sendiri. Jadi, saya percaya kepada manusia.

Menurut saya, eskatologi itu berperan untuk inspirasi kita membangun masyarakat kita di sini. Jadi, kita harus bangun surga di sini. Misalnya, ada ayat al-Quran yang mengisahkan bahwa di surga itu penuh dengan pepohonan, indah, damai dan seterusnya. Pesan ayat ini adalah kita harus ciptakan di sini keindahan-keindahan itu, bukan di akhirat sana. Satu atau dua bulan saya di Australia, saya boring karena semua serba teratur. Saya pikir di surga juga tidak boleh begitu. al-Quran memang menekankan eskatologi. Saya anggap itu sebagai inspirasi untuk kita bangun di sini. Apakah di sana ada atau tidak, mudah-mudahan demikian.

Page 44: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

44

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Di luar itu, yang menjadi pegangan saya saat ini ada tiga, dari jainisme. Pertama, ahimsa atau non-violence, nirkekerasan. Ada juga aparigraha, tidak terikat/melekat pada benda. Soal ‘tidak melekat pada benda’, banyak saya singgung di sini. Saya pikir soal akhirat itu soal pilihan apakah orientasi kita kepada Tuhan atau ke dunia ini. Tuhan pada dirinya tidak bisa digambarkan dalam imajinasi kita. Kalau ada orang yang menggambarkan Tuhan itu begini dan begitu, maka itu bukan Tuhan itu sendiri. Karena tidak bisa disentuh imajinasi, maka ada dan tidak adanya menjadi tipis sekali.

Kalau kita merasa memiliki, sekali waktu kita akan merasa kehilangan. Jika tidak merasa memiliki, kita tidak akan merasakan kehilangan apa-apa. Dalam tasawuf ada pribahasa: la yamliku syaian, fala yamlikuhu syaiun [kita tidak memiliki apa-apa, maka kita tidak dimiliki oleh siapa-siapa].

Ketiga, tidak memutlakkan. Jadi, kita menjadi orang relatif. Pendirian apapun tidak kita gunakan sebagai satu-satunya

Page 45: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

45

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

yang harus diikuti. Itulah pegangan saya, aqidah saya, selama ini.

Ihsan Ali-Fauzi

Soal yang kedua itu, bagaimana dengan property right? Apakah itu artinya classless society atau apa?

Djohan Effendi

Saya itu adalah orang yang selalu ditipu orang. Saya selalu berpikir bahwa itu bukan rejeki saya tapi rejeki dia. Seberapa pun besaran yang dia ambil dari saya, dia tidak akan kaya karenanya. Jadi, sekali kehilangan, saya tidak pernah stress. Kalau ada orang yang stress karena kehilangan, itu satu siksaan.

Ada satu hal yang ingin saya ceritakan mengenai al-mustadhafin dan al-mukaramun. Itu saya tulis untuk pertemuan alim ulama pada tahun 80-an. Kalau Anda baca, itu adalah ilustrasi saya untuk kekuasaaan Orde Baru pada waktu itu. Kalau orang baca dengan seksama, maka orang bisa menangkap, “Oh yang dimaksud Firaun itu Soeharto,

Page 46: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

46

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Haman itu adalah pemuka agama yang melacur kepada pemerintah, Qarun itu para pengusaha, dan Askar itu ABRI.” Lalu saya katakan, waktu itu, para ulama yang mewarisi nabi bukan mubaligh, tetapi mereka yang melawan kekuasan tiran. Itulah tugas anda sebagai pewaris nabi.

Kalau soal pluralisme, saya mengulang. Tapi semula, tulisan itu saya tulis dalam pertemuan di New Jersey. Tulisan itu adalah satu-satunya tulisan yang dimasukkan dalam buku The Encounter. Mereka mengatakan dalam pengantar bukunya itu bahwa dari Asia Selatan ada paper yang struck us. Jadi, itu semua tulisan lama.

Yang terakhir itu saya tulis untuk Paramadina. Waktu itu saya diminta menjadi pemateri dan menulis untuk program Klub Kajian Agama (KKA). Saya menulis tentang pesan-pesan al-Quran pada awal-awal al-Quran turun, mulai dari surat Iqra. Ada surat turun di Mekah awal, Mekah tengah, Mekah akhir dan Madina. Di Mekah awal itu saya ambil surat paling awal, yakni sebelum surat

Page 47: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

47

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

adh-Dhuha. Pada masa fatrah, ayat-ayat berhenti turun. Nabi saat itu gelisah dan dijawab oleh surat adh-Dhuha. Yang saya merasa aneh yang dibicarakan dalam ayat-ayat awal itu adalah soal kekikiran, kebakhilan, ketidakpedulian kepada orang miskin, anak yatim, dan bukan shalat, iman dan sebagainya. Pesan-pesan awal al-Quran menurut saya sangat revolusioner sekali.

Sebetulnya semangat itu yang mengilhami saya bahwa al-Quran itu menyuruh kita untuk melawan ketidakadilan. Nabi tidak turun pertama-tama untuk mengubah soal ketuhanan, melainkan mengenai perlawanan struktur yang tidak adil pada masa itu. Kata-kata mustadhafin hanya ditemukan pada tiga nabi: Musa, Syuaib dan Muhammad. Musa melawan Fir’aun, Syuaib melawan elit, al-malak, elit sosial yang feodal, dan Nabi Muhammad melawan masyarakat oligarki. Itulah pesan yang tidak secara eksplisit dikatakan.

Terakhir saya ingin menyinggung soal penerjemahan. Saya terjemahkan kembali beberapa ayat yang ada dalam

Page 48: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

48

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

buku ini setelah buku itu ditulis. Setelah bukunya jadi, saya edit kembali tanpa melihat lagi teks aslinya. Jadi, di situlah kesempatan saya untuk menyesuaikan dengan bahasa kita agar tidak leterlek tetapi mengikuti struktur bahasa Indonesia yang kita gunakan.

Novriantoni Kahar

Nampaknya Pak Djohan mementingkan bahasa sasaran. Bahasa sumber penting untuk mencari padanan kata yang tepat sasaran, maksudnya bahasa Indonesia. Bahasa Inggris biasanya bagus-bagus ulasannya. Silakan yang lain.

Fahd Djibran

Kalau pak Djohan mau ulang tahun ke 74, saya baru mau ulang tahun ke-25. Saya pernah hobi membaca al-Quran dan buku-buku yang membahas al-Quran. Belakangan, saya merasa capek. Jangankan membaca ulasan al-Quran, baca al-Qurannya saja saya sekarang jarang. Kadang saya berpikir dengan cara pandang yang sangat sederhana bahwa

Page 49: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

49

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

al-Quran sebagai manual book, bahan yang harus saya baca untuk keselamatan hidup. Jika saya membeli barang, sudah tidak perlu membaca manual book lagi karena sudah punya pemahaman sendiri. Kecuali kalau ada masalah, saya akan merujuk kembali ke manual book. Tapi ternyata manual book tidak lantas menyelesaikan masalah. Jadi, saya datang ke tempat service dan seterusnya. Maka, apa yang pak Djohan katakan bisa jadi benar, kalau pun al-Quran tidak ada, orang akan berpikir sebagaimana dipesankan dalam al-Quran.

Jika cara mempelajari al-Quran ada tiga, sebagaimana pak Ihsan sebutkan di awal, saya melihat jangan-jangan harus ada studi mengenai bagaimana interaksi kreatif terhadap al-Quran yang menghasilkan buku, catatan dan peradaban, termasuk buku pak Djohan ini. Kalau tadi dikatakan bahwa jika al-Quran tidak ada, dan kita akan mengarah pada pesan universalnya, maka jangan-jangan ada suara di luar sana. Kalau kata orang Roma ada genius, suara yang terus menerus memandu kita ke

Page 50: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

50

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

arah kebenaran. Dalam bahasa Salman Rushdie ada jalan cerita. Ketika saya menulis cerita, seringkali seolah-olah cerita itu ada yang membisikkan dan tidak sabar menuliskannya. Jika tidak segera dituliskan bisa hilang.

Saya ingin tanya, karena pak Djohan bergelut dengan naskah ini selama satu tahun, kemana-mana membawa ini untuk dituliskan, adakah semacam ilham, fitrah atau jalan cerita yang datang dari langit? Pengalaman personal ini menarik karena seringkali kita mengalami hal yang sama pada saat proses kreatif. Jangan-jangan ada suara yang meng-guide ke arah sana. Orang sekarang semakin setuju pada kesetaraan gender, pluralisme dan seterusnya, maka suara itu semakin jelas.

Ihsan Ali-Fauzi

Silakan yang lain. Ada yang minta agar Luthfi bicara. Ada Jamed di sini, ada Nurul dan seterusnya. Silakan.

Page 51: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

51

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Luthfi Assyaukanie

Saya hadir di sini terutama karena kemarin pada saat peluncuran saya tidak bisa hadir. Selamat atas bukunya karena buat saya menulis buku itu pekerjaan yang luar biasa. Setiap ada karya buku, terutama dari tokoh-tokoh di Indonesia maka harus dirayakan. Membacanya adalah lain hal. Kata Hamid Basyaib, buku itu untuk dirayakan.

Saya belum baca bukunya. Saya baru lihat dan membaca daftar isinya sepintas. Buku tentang Quran itu banyak sekali. Saya kira, Quran ini seperti sumber mata air yang tidak ada kering-keringnya. Selama orang Islam percaya pada kitab suci ini, maka akan terus ada. Permasalahnnya, bagaimana kita sebagai sarjana memberi pendekatan pada al-Quran ini? Sepintas, seperti dalam komentar teman-teman, tidak ada yang beda dengan buku-buku yang lain. Karya pak Djohan ini seperti tafsir atau ringkasan tafsir.

Saya terus terang saja masih terobsesi menulis tentang al-Quran, tapi terkait dengan aspek historisitasnya. Tadinya,

Page 52: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

52

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

saya berharap ada aspek itu. Mungkin buku ini lebih merupakan semacam refleksi terhadap isi al-Quran. Aspek historisitas atau historisasi al-Quran harus semakin banyak kita kerjakan. Karena semakin ke sini, anak muda saat ini seperti tidak sepenuhnya percaya bahwa al-Quran ini manual yang orang tua kita dulu yakini 100 persen. Toh, tidak ada manual ini juga kita bisa mendapat pegangan lain. Semakin anak muda terdidik, semakin banyak juga yang mempelajari al-Quran secara lebih saintifik dan ilmiah dengan perangkat disiplin lain yang makin banyak. Mungkin kajian dan pendekatan seperti itu lebih bermanfaat.

Itu obsesi saya, melakukan historisasi terhadap al-Quran. Saya melihat ada tautan antara satu agama dengan agama lain, yang oleh Karen Armstrong disebut sebagai agama axial, agama yang lahir pada zaman axial. Al-Quran itu pada dasarnya adalah photocopy dari Perjanjian Lama, khususnya kisah-kisah yang ada di dalamnya. Perjanjian Lama juga adalah photocopy dari kisah-kisah di

Page 53: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

53

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Mesopotamia, kisah mengenai bahtera Nuh dan Ibrahim. Jangan lupa bahwa Ibrahim itu orang Nippur, peradaban kota satelit di Mesopotamia. Kalau kita baca perdaban perunggu misalnya, kisah-kisahnya jelas sekali adalah ciptaan atau tradisi yang pernah berkembang pada masa sebelumnya.

Itulah obsesi saya, untuk mengkontekskan dan menghistorisasi al-Quran, yang oleh Bellah kemudian disebut sebagai kreasi manusia belaka. Bahwa apa yang kita wariskan dan agung-agungkan sebetulnya menjadi bagian dari fenomena biasa. Dari sana, kita bisa beranjak dan ada pengetahuan baru untuk menghadapi tradisi keagamaan itu.

Apakah buku semacam yang ditulis pak Djohan bermanfaat? Ya pasti bermanfaat. Seperti saya bilang tadi, orang beragama akan terus ada. Kata mas Komar, agama punya seribu nyawa, jadi tidak akan mati-mati. Zuhairi menulis 10 jilid lagi tentang al-Quran juga tetap akan laku. Ini bagian dari memenuhi kebutuhan masyarakat, dan di sisi lain kita juga perlu memenuhi kebutuhan akademis.

Page 54: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

54

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Chaidir Bamualim

Dalam realitas keagamaan, buku ini penting untuk beberapa alasan. Pertama, buku ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sebagian segmen masyarakat kita yang memang belum dipengaruhi oleh aliran atau doktrin keagamaan tertentu. Ini menarik karena hampir tidak ada kelompok modernis, neomodernis atau liberal, yang memproduksi buku seperti ini yang sederhana dan enak dibaca dan bisa diterima karena beliau menulis dari hati. Perkembangan kebudayaan intelektual orang berbeda-beda, semakin dewasa semakin bijak. Kita tidak mempersoalkan ini benar atau salah, buku yang diproduksi oleh pak Djohan atau Cak Nur di masa akhirnya lebih sejuk. Sehingga banyak para orientalis, seperti Martin van Bruinessen yang mengatakan Cak Nur semakin islamis—tapi ini pandangan keliru karena itulah perkembangan budaya intelektual seseorang dari hari ke hari semakin sejuk.

Kontribusi buku ini sangat penting

Page 55: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

55

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

dibanding dengan tafsir atau buku bacaan yang sering dibaca para khatib, yang kurang toleran, yang melihat agama sebagai identitas yang harus diperjuangkan, yang memandang agama sebagai instrumen kekuasaan. Buku ini penting dibaca para khatib yang masih independen. Saya setuju dengan Budhy tadi, di lampiran kedua itu sungguh mengganggu. Saya usul, di terbitan selanjutnya, bagian kedua diterbitkan terpisah karena bukan bacaan yang diharapkan oleh segmen buku ini.

Poin kedua, menyangkut soal urgensi al-Quran. Saya kira benar bahwa tanpa Quran manusia akan cenderung berbuat baik. Cak Nur juga sering mengatakan itu. Teologinya al-hanifiyah as-samhah. Ketika Kristen dan Yahudi mengalami krisis, orang pada masa itu tidak percaya dengan kedua agama ini setelah beberapa tahun mengalami fermentasi, munculnya kelompok hunafa. Kelompok ini bisa menemukan kebenaran tanpa Injil maupun Taurat. Maka lahirlah al-Quran.

Ada kritikus al-Quran, atau kritikus Islam,

Page 56: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

56

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

mengatakan bahwa Nabi Muhammad ini hanya memanfaatkan krisis dalam agama Kristen dan Yahudi untuk menampilkan Islam sebagai ajaran baru. Sebenarnya tidak begitu. Nabi Muhammad mencegah eksodus dari tanah Arab yang tandus itu karena peradaban Arab akan bangkrut jika ditinggal pergi. Dalam konteks itu, Nabi Muhammad tampil sebagai politisi, yang datang dengan tawaran baru: Al-Quran yang bicara mengenai Ibrahim, mengenai hunafa dan lainnya, yang relevan menggantikan Injil dan Taurat yang tengah mengalami krisis.

Saya mendiskusikan hal itu dengan seorang atheis, Jan Kolen, di Belanda. Dia mengatakan bahwa membuktikan proses pewahyuan Injil dan Taurat itu sangat sulit karena tidak cukup sumber. Sementara proses pewahyuan al-Quran itu mudah karena banyak sumber historis yang bisa diklarifikasi.

Betul bahwa tanpa al-Quran orang seperti pak Djohan akan baik. Tapi bagaimana dengan Hitler atau penguasa

Page 57: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

57

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

penindas saat ini di sini? Kalau kita bicara the history of crime of humanity, itu adalah realitas lain. Cak Nur pernah mengatakan bahwa fitrah manusia tidak cukup untuk membuat peradaban yang humanis. Karena itu, menurut Cak Nur, butuh sesuatu yang mistik. Itulah fungsi al-Quran, dan kitab suci lainnya.

Karena itu, saya tidak setuju dengan mas Luthfi. Kita tidak perlu repot-repot mempersoalkan pewahyuan kitab-kitab, bukan hanya al-Quran, karena secara sosiologis setiap masyarakat membutuhkan itu demi keseimbangan sosial. Bagaimana kalau kita hidup serba historis, tanpa mistik? Menurut saya, pasti akan kehilangan keseimbangan. Untuk kepentingan akademis, hal itu [penelusuran historisitas kitab suci] penting. Tetapi untuk kepentingan sosial, itu berbahaya. Pada titik tertentu, masyarakat membutuhkan yang mistik.

Saya juga ingin mengucapkan permohonan maaf minggu lalu tidak bisa hadir dalam peluncuran buku ini. Selamat atas terbitnya buku ini. Saya akan sangat

Page 58: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

58

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

senang sekali membacanya.

Djohan Effendi

Kalau Anda hidup di Australia, semua serba terukur. Penghasilan sekian, harus membayar ini dan itu sekian dan sebagainya sehingga tidak ada penghasilan yang mendadak. Di Indonesia lain. Misalnya, kita sering mendengar ada rejeki dadakan yang tidak dikira. Di sana serba terukur, di sini selalu membutuhkan faktor X. Itulah sebabnya orang Indonesia selalu bisa bertahan hidup karena percaya akan faktor X. Kalau tidak begitu bisa bunuh diri.

Ketika mempelajari al-Quran selalu muncul hal-hal baru. Belakangan para peneliti al-Quran di Barat melihat ada pengaruh bahasa Aramain atau Suryani dalam al-Quran. Banyak kosakata yang oleh orang Arab diakui mulanya adalah bahasa Aramain. Misalnya, kata al-hurr yang katanya berarti bidadari yang matanya indah. Dalam bahasa Aramain, kata itu berarti anggur merah, bukan bidadari.

Page 59: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

59

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Saya melihat ada kaitan antara, bukan hanya Nabi Muhammad dengan tradisi agama samawi lainnya, tetapi juga dengan agama Buddha. Saya pernah menulis untuk ulang tahun seorang teman. Saya mempelajari tiga khutbah Budha ketika mendapat pencerahan, Yesus di Bukit dan Nabi Muhammad di Arafah. Ketiganya ada garis merah yang menghubungkannya. Ketiganya dikumpulkan dalam pertemuan tokoh-tokoh agama di dunia, yang dipimpin oleh Hans Kung, Toward Global Ethic. Kalau Buddha mengatakan “manusia sedang mengalami penderitaan,” acara itu juga diawali dengan “manusia dalam keadaan sengsara.”

Jadi saya melihat sebetulnya Yesus pada masa mudanya dia lama tinggal di India. Ada tulisan seorang Rusia menemukan naskah-naskah itu yang memperlihatkan ada kemiripan antara ayat-ayat di dalam Injil dengan ujaran-ujaran Budha. Dalam cerita-cerita di Injil ada panggilan kulit putih yang menentang sistem kasta. Yang dimaksud adalah Yesus. Itulah mengapa setelah Yesus disalib, ada banyak sumber

Page 60: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

60

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

mengatakan, ia pergi ke Kashmir. Sebagian besar orang Kashmir itu orang-orang Yahudi. Sampai sekarang banyak sekali kata di sana seperti kata Sulaiman. Jadi dari 12 suku Israel eksodus, satu di antaranya ke Kashmir. Di Pakistan itu ada bukit Maria sebagai tanda bahwa Maria pernah tinggal di sana.

Saya jadi tidak bisa membayangkan jika Nabi Muhammad itu tidak mengenal agama Kristen. Kota Mekkah waktu itu kecil sekali, tidak sampai 10 ribu penduduknya. Sepupu istrinya, Waraqah, seorang Kristen. Tidak mungkin, dia tidak pernah berdiskusi menganai masalah agama. Mengapa Khadijah ketika Nabi mendapat wahyu larinya langsung ke Waraqah? Kita juga menemukan pendapat nabi Muhammad yang persis sama dengan apa yang ada di dalam Bible. Misalnya, ada hadis qudsi yang mengatakan “Aku ini lapar kenapa kamu tidak memberi makan aku, aku haus kenapa aku tidak diberi minum, aku sakit kenapa tidak disembuhkan?” dijawab: “mana mungkin Tuhan, kamu kan rabbul alamin. Ada saudaramu yang

Page 61: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

61

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

sakit, kamu tidak menengok dia, yang haus kamu tidak memberi minum, dan yang kelaparan tidak kamu kasih minum? Kalau kau berikan itu kepadanya, maka kau akan menemukan aku di sana.” Pernyataan ini jelas ada dalam Injil Matius.

Kita umat Islam selalu bersikeras bahwa nabi Muhammad itu ummi, tidak pernah membaca Bible dan tidak ada hubungan dengan agama sebelumnya. Padahal ada banyak sumber yang mengatakan hubungan itu. Saya tidak merasa keberatan jika Nabi Muhammad itu mengerti agama sebelumnya dan hal itu sama sekali tidak mengurangi kebesarannya. Sehingga dalam deskripsi orang Kristen dahulu, mereka menganggap bahwa Nabi Muhammad sebagai gereja yang menyimpang atau deviasi.

Dalam kajian akademik, pendapat-pendapat seperti itu tidak bisa dihindari. Generasi yang akan datang berbeda dengan generasi Muslim sekarang. Mungkin mereka tidak akan terganggu

Page 62: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

62

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

dengan pendapat-pendapat semacam itu. Seperti apa yang terjadi pada tradisi Kristen saat ini. Mereka tidak terganggu dengan temuan-temuan terbaru mengenai Yesus. Misalnya, Cak Nur dan Romo Magnis berbeda pendapat mengenai Yesus menikah atau tidak. Saat ini di Harvard menjadi pembicaraan yang luar biasa karena ditemukan naskah di Mesir Koptik bahwa Yesus menikah. Akan ada banyak sekali naskah-naskah seperti itu. Mereka tetap saja percaya. Seorang kardinal misalnya mengatakan kita pisahkan saja antara Yesus yang kita percayai dengan Yesus dalam sejarah.

Saya kira kita nanti akan mengalami hal itu. Studi mengenai Islam dalam waktu 40-50 tahun akan ada banyak temuan, tetapi mungkin tidak akan mengurangi iman orang yang percaya kepada al-Quran. Kenapa saya menulis ini karena saya ingin bicara dengan para pembaca Muslim.

Saya katakan kepada ustad Quraish bahwa sasaran saya adalah anak-anak muda karena mereka sudah tidak

Page 63: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

63

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

akrab lagi dengan al-Quran. Karena itu proyek selanjutnya adalah terjemahan. Kalau saya baca terjemahan, termasuk terjemahan pak Quraish sekalipun agak susah. Kita hanya membaca kata-kata biasa saja dan tidak menyentuh hati pembacanya. Ada satu hadis yang mengatakan bahwa sebaik-baik abad adalah abad-ku, kemudian abad selanjutnya dan abad selanjutnya. Al-Quran pada masa awal masih ada dalam hafalan orang-orang. Naskah pada masa itu disimpan, bukan untuk dibaca. Tetap saja waktu itu dianggap sebagai generasi terbaik betapapun al-Quran belum terkodifikasi.

Ihsan Ali Fauzi

Beberapa hal bisa kita simpulkan. Ada tugas kesarjanaan, seperti yang dikatakan Luthfi tadi. Kita dorong obsesinya terwujud menerbitkan buku mengenai historisitas al-Quran. Pak Chaidir ada tugasnya, Zuhairi ada tugasnya, begitu juga kang Maman. Pak Djohan sendiri ingin mengeluarkan terjemahan sendiri. Mudah-mudahan tahun depan kita

Page 64: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

64

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

bertemu lagi di ruangan ini dengan terjemahan al-Quran baru yang menyentuh qalbu pembaca karyanya pak Djohan.

Saya tutup diskusi ini. Mari kita ucapkan terima kasih kepada pak Djohan atas bukunya dan kehadirannya di ruang diskusi ini. Selamat malam.

Page 65: k a a n Diskusi Buku Pesan-Pesan Al-Quran karya Dr. Djohan ...sampai pada kita adalah sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab. Sebagai

65

Review Diskusi

Edisi 009, Oktober 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

© 2012

Review diskusi ini diterbitkan oleh Democracy Project, Yayasan Abad Demokrasi.Untuk berlangganan, kunjungi www.abad-demokrasi.com

Kode naskah: DJE001

Transkripsi: M. Irsyad Rhafsadi dan Husni MubarokRedaksi: Anick HT

Sumber gambar cover: www.www.quran1to1.com